ii
HALAMAN PERETUJUAN Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KEPUTIHAN DI PUSKESMAS MIRI SRAGEN TAHUN 2013
Diajukan Oleh: RIA SUCIATI NIM : B10 043 Telah diperiksa dan disetujui Padatanggal:
ii
Juli 2013
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KEPUTIHAN DI PUSKESMAS MIRI SRAGEN TAHUN 2013 Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh : RIA SUCIATI NIM B10 043 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada Tanggal : Juli 2013
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) di Puskemas Miri Sragen tahun 2013”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Ibu dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta
2.
Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta.
3.
Ibu Ernawati, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4.
Seluruh Dosen dan Staf Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
5.
Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
6.
Orang tua dan semua keluarga tercinta, terima kasih atas dukungan dan motivasi yang tiada habisnya dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini. iv
v
7.
Teman-teman dan sahabat yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Penulis
v
2013
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Ria Suciati B10.043 TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KEPUTIHAN DI PUSKESMAS MIRI SRAGEN TAHUN 2013 xiii + 42 halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 3 gambar ABSTRAK Latar belakang : Keputihan atau Flour Albus adalah salah satu diantara tiga masalah wanita yang pada umumnya masih dianggap ringan, keputihan yang tidak segera di obati bisa mengakibatkan kemandulan dan kanker. Hasil studi pendahuluan dengan wawancara langsung kepada 10 WUS diketahui 2 berpengetahuan baik, 2 berpengetahuan sedang dan 6 berpengetahuan kurang. Tujuan : mengetahui tingkat pengetahuan WUS di Puskesmas Miri Sragen tentang keputihan dalam tingkat baik, cukup dan kurang.. Metode Penelitian : jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di Puskemas Miri Kabupaten Sragen pada bulan Maret 2013. Sampel sebanyak 60 wanita usia subur dengan teknik sampling jenuh. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data adalah analisis univariat dengan program SPSS. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang keputihan di dalam kategori baik sebanyak 8 responden (13,3%). Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang keputihan dalam kategori cukup sebanyak 36 responden (60,0%). Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang keputihan dalam kategori kurang sebanyak 16 responden (26,7%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang keputihan di Puskesmas Miri Sragen dalam kategori cukup sebanyak 36 responden (60,0%) Kata Kunci: Pengetahuan, wanita usia subur, keputihan Kepustakaan: 24 literatur (Tahun 2006 s/d 2012)
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Jadilah lilin yang berani hancur demi menerangi kegelapan” (Penulis) “Saya lakukan yang terbaik setahu saya, yagn terbaik sebisa saya dan saya berniat terus begitu” (Abraham Lincon)
PERSEMBAHAN : Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada : 1. Ayah dan Ibuku, yang telah memberikan motivasi dan doa 2. Saudara-saudaraku
yang
telah
memberikan
semangat dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah. 3. Seseorang yang telah memberi motivasi. 4. Teman-teman seperjuangan yang telah bersamasama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini 5. Almamater tercinta
vii
viii
CURICULUM VITAE
Nama
: Ria Suciati
Tempat/ Tanggal Lahir : Jakarta, 09 Maret 1992 Agama
: Islam
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl. Raya Solo – Pacitan Rt 004/002
Institusi
:Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Riwayat Pendidikan 1.
SD N Belah 1
Lulus Tahun 2004
2.
SMP N 1 Donorojo
Lulus Tahun 2007
3.
SMA N 1 Punung
Lulus Tahun 2010
4.
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Angkatan
viii
2010
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv ABSTRAK ...................................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii CURRICULUM VITAE ................................................................................ viii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................
1
B. Perumusan Masalah .................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................
4
E. Keaslian Penelitian ..................................................................
4
F. Sistematika Penulisan ...............................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .........................................................................
7
1. Pengetahuan .........................................................................
7
ix
x
2. Wanita Usia Subur ...............................................................
11
3. Keputihan .............................................................................
13
B. Kerangka Teori ........................................................................
19
C. Kerangka Konsep .....................................................................
20
BAB III METODE PENELITIAN A.
Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................
21
B.
Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................
21
C.
Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............
22
D.
Instrumen Penelitian ..............................................................
23
E.
Teknik Pengumpulan Data ....................................................
27
F.
Variabel Penelitian ................................................................
27
G.
Definisi Operasional ..............................................................
28
H.
Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................
29
I.
Etika Penelitian ......................................................................
31
J.
Jadwal Penelitian....................................................................
31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ......................................................
33
B. Hasil Penelitian ...........................................................................
35
C. Pembahasan ................................................................................
37
D. Keterbatasan................................................................................
39
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................
41
B. Saran ...........................................................................................
41
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x
xi
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Kisi – kisi Kuesioner ......................................................................
24
Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel .........................................................
28
Tabel 4.1. Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan program SPSS ................
35
Tabel 4.2. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Keputihan di Puskesmas Miri Sragen Tahun 2013 ..............................................
35
xi
xii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Kerangka Konsep............................................................ 19 Gambar 2.2. Kerangka Teori................................................................ 20 Gambar 4.1..Grafik Batang Tingkat Pengetahuan WUS tentang Keputihan ................................................................
xii
36
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Jawaban Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas Lampiran 5. Surat Jawaban Uji Validitas Lampiran 6. Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian Lampiran 8. Hasil Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 10. Permohonan untuk Menjadi Responden Lampiran 11. Persetujuan untuk Menjadi Responden Lampiran 12. Kuesioner Lampiran 13. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 14. Hasil Kuesioner Responden Lampiran 15. Hasil Analisis Lampiran 16. Hasil Uji Kuesioner Pengetahuan WUS tentang Keputihan Lampiran 17. Lembar Konsultasi
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kesehatan reproduksi merupakan salah satu topik yang cukup ramai dibicarakan di Indonesia sejak awal tahun 2000, antara lain dampak gencarnya penyelenggaraan pertemuan regional dan internasional yang membahas secara lebih cermat masalah-masalah kependudukan dan pembangunan. Masalah reproduksi menyajikan fakta, baik positif maupun negatif. Hal ini mendorong berbagai pihak untuk mengambil peran aktif dalam mensosialisasikan sekaligus memberikan jalan keluar yang tepat atas masalah kesehatan reproduksi yang terjadi (BKKBN, 2008). Salah satu penyebab kematian wanita di dunia adalah kanker serviks dan di Indonesia kanker serviks menduduki peringkat pertama penyebab kematian wanita usia subur (WHO, 2010). Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tedapat pada endometrium (lapisan rahim). Kanker leher rahim merupakan penyakit mematikan yang umumnya menyerang banyak wanita pada usia produktif yaitu 30-50 tahun. Setiap tahun, terdapat lebih dari 15.000 kasus kanker leher rahim dan lebih dari 8000 orang meninggal dunia. Setiap 1 jam, seorang wanita di Indonesia meninggal dunia karena kanker leher rahim. Penyakit ini baru dirasakan oleh penderita setelah mencapai stadium lanjut.
1
2
Sekitar 95% kasus kanker leher rahim pada wanita Indonesia ditandai dengan keputihan (Aulia, 2012). Keputihan atau Flour Albus adalah salah satu diantara tiga masalah wanita yang pada umumnya masih dianggap ringan, keputihan yang tidak segera di obati bisa mengakibatkan kemandulan dan kanker. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita di dunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup dan 45% diantaranya bisa mengalaminya sebanyak dua kali atau lebih (Anolis, 2011). Keputihan di definisikan sebagai cairan dari kelamin perempuan (vagina) yang berlebihan selain air kencing atau darah. Sifatnya bisa Fisiologis dan Patologis (Indriatmi, 2007). Vagina yang sehat memproduksi cairan untuk membersihkan vagina dari benda-benda asing yang tidak diinginkan. Cairan tersebut juga berfungsi sebagai pelumas dalam hubungan seksual untuk membantu penetrasi penis.serta membantu fungsi reproduksi. Sekresi alami tersebut bisa cair seperti air atau kadang-kadang agak berlendir, umumnya cairan yang keluar sedikit, jernih dan tidak berbau (Anolis, 2011). Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui, wanita usia subur harus menjaga dan merawat personal hygiene dimana wanita usia subur (WUS) keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada WUS berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun (Suparyanto, 2011).
3
Peran bidan dalam mengatasi keputihan di Puskesmas Miri Sragen yaitu dengan cara pemberian KIE, pemberian antibiotik pada pasien yang menderita keputihan dan penatalaksanaan cara mengatasi keputihan. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Miri Sragen bulan September-November 2012 didapat 60 WUS dengan cara wawancara langsung kepada 10 WUS, Dengan hasil hanya 2 berpengetahuan baik, 2 berpengetahuan sedang dan 6 berpengetahuan kurang. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan WUS tentang Keputihan di Puskesmas Miri Sragen” dengan harapan dapat diketahui tingkat pengetahuan WUS di Puskesmas tersebut.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
di
atas
maka
perumusan
masalah
“Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan WUS tentang keputihan di Puskesmas Miri Sragen Tahun 2012 ?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan WUS di Puskesmas Miri Sragen tentang keputihan. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan WUS di Puskesmas Miri Sragen tentang keputihan pada tingkat baik.
4
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan WUS di Puskesmas Miri Sragen tentang keputihan pada tingkat cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan WUS di Puskesmas Miri Sragen tentang keputihan pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Untuk menambah ilmu pengetauan yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan WUS tentang keputihan. 2. Bagi Peneliti Menambah ilmu pengetahuan, wawasan dan sekaligus untuk mengetahui penatalaksanaan tentang keputihan pada WUS. 3. Bagi Puskesmas Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai tambahan wacana serta wadah untuk penatalaksanaan pencegahan dan pengetahuan keputihan bagi tenaga kesehatan dan WUS.
E. Keaslian Penelitian Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya antara lain : Sequtih (2007), dengan judul “Perilaku remaja putri kelas II dalam menangani keputihan Di SMA N 1 Lampung Selatan” mengungkapkan bahwa sebanyak 60 orang siswi di temukan 60 orang (100%) yang mengalami keputihan dan
5
dari 60 orang ada 3 orang (5%) yang mengalami keputihan dengan ciri-ciri keluar cairan dengan jumlah banyak, kental, dan gatal di sekitar vagina, dan keputihan keluar bukan pada saat menjelang dan sesudah menstruasi. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah pada lokasi
penelitian,
sampel,
teknik
pengambilan
sampel
sedangkan
persamaannya adalah pada jenis dan rancangan penelitian, variabel penelitian serta teknik analisis data. F. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui secara menyeluruh Proposal Karya Tulis ini penulis menguraikan sistematika penulisan yang terdiri dari 3 BAB yaitu: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian,
manfaat
penelitian,
keaslian
penelitian,
sistematika penelitian, sehingga pembaca dapat memperoleh informasi secara ringkas dari Proposal Karya Tulis Ilmiah ini. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab
ini
berisi
pengetahuan,
mengenai
tingkat
teori-teori
pengetahuan,
tentang
pengertian
faktor-faktor
yang
mempengaruhi pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan, cara mengukur pengetahuan, pengertian WUS, tanda-tanda WUS, pengertian keputihan, klasifikasi keputihan, cara pencegahan keputihan, pengobatan penelitian.
akibat
yang
keputihan,
sering kerangka
terjadi teori,
karena
keputihan,
kerangka
konsep
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan dibahas tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu
penelitian. populasi, sampel dan teknik
pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian, jadwal penelitian. BAB IV. HASIL PENELITIAN Bab ini terdiri dari gambaran lokasi penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian. BAB V. PENUTUP Bab ini terdiri dari simpulan dan saran dari hasil penelitian. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil ’’tahu’’ dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan ”what’’dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatdmodjo (2010), dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berintraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut : 1) Tahu (Knowledge) Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali
7
8
atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di himpun atau dikenali sebelumnya (recall of facts). 2) Memahami (Comprehension) Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya
kemampuan
menterjemahkan,
menginterprestasikan,
menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan. 3) Menerapkan (Aplication) Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti. 5) Sintesis (Syntesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.
9
6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1) Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. 2) Tingkat Pendidikan Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. 3) Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya
pembuktian
terlebih
dahulu.
Keyakinan
ini
bisa
mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.
10
4) Fasilitas Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku. 5) Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas - fasilitas sumber informasi. 6) Sosial Budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu. d. Pengukuran Pengetahuan Menurut Arikunto (2006), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita sesuaikan
dengan
tingkatan-tingkatannya.
Sedangkan
menurut
Riwidikdo (2010), cara pengukuran pengetahuan menggunakan rumus : Baik
: Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
Cukup
: Bila nilai mean – 1 SD x mean + 1 SD
Kurang
: Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
11
2. Wanita Usia Subur (WUS) a. Pengertian Wanita Usia Subur (WUS) Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun (Suparyanto, 2011). b. Tanda-tanda wanita subur antara lain : 1) Siklus haid Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya subur. Satu putaran haid dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari sebelum haid datang kembali, yang biasanya berlangsung selama 28 hingga 30 hari. Oleh karena itu siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama untuk menandai seorang wanita subur atau tidak. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu esterogen dan progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh, perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks), perubahan pada serviks, panjangnya siklus menstruasi (metode kalender) dan indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara.
12
2) Alat pencatat kesuburan Kemajuan teknologi seperti ovulation thermometer juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi kesuburan seorang wanita. Thermometer ini akan mencatat perubahan suhu badan saat wanita mengeluarkan benih atau sel telur. Bila benih keluar, biasanya thermometer akan mencatat kenaikan suhu sebanyak 0,2 derajat celsius selama 10 hari. Namun jika wanita tersebut tidak mengalami perubahan suhu badan pada masa subur, berarti wanita tersebut tidak subur. 3) Tes Darah Wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seperti datangnya haid tiga bulan sekali atau enam bulan sekali biasanya tidak subur. Jika dalam kondisi seperti ini, beberapa tes darah perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab dari tidak lancarnya siklus haid. Tes darah dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon yang berperan pada kesuburan seorang wanita. 4) Pemeriksaan fisik Untuk mengetahui seorang wanita subur juga dapat diketahui dari organ tubuh seorang wanita. Beberapa organ tubuh, seperti buah dada, kelenjar tiroid pada leher, dan organ reproduksi. Kelenjar tiroid yang mengeluarkan hormon tiroksin berlebihan akan mengganggu proses pelepasan sel telur. Sedangkan pemeriksaan buah dada ditujukan untuk mengetahui hormon prolaktin di mana
13
kandungan hormon prolaktin yang tinggi akan mengganggu proses pengeluaran sel telur. Selain itu, pemeriksaan sistem reproduksi juga perlu dilakukan untuk mengetahui sistem reproduksinya normal atau tidak. 5) Track record Wanita yang pernah mengalami keguguran, baik disengaja ataupun tidak, peluang terjangkit kuman pada saluran reproduksi akan tinggi. Kuman ini akan menyebabkan kerusakan dan penyumbatan saluran reproduksi (Suparyanto, 2011). 3. Keputihan a. Pengertian Keputihan. Keputihan adalah keluarnya cairan berlebihan dari liang senggama (vagina) yang terkadang disertai rasa gatal, nyeri, rasa terbakar di bibir kemaluan, kerap disertai bau busuk, dan menimbulkan rasa nyeri sewaktu buang air kecil atau bersenggama (Aulia, 2012). Keputihan merupakan pengeluaran cairan pervaginam yang tidak berupa darah yang kadang merupakan sebuah manifestasi klinik dari infeksi yang selalu membasahi dan menimbulkan iritasi, rasa gatal dan gangguan rasa aman pada penderitanya (Manuaba, 2010). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keputihan adalah keluarnya cairan yang bukan darah dari vagina dan merupakan sebuah gejala-gejala klinis dari penyakit infeksi yang menimbulkan keluhan subyektif pada penderita (Bahari, 20120.
14
b. Klasifikasi keputihan. Menurut Bahari (2012), keputihan di bagi menjadi 2 yaitu : 1) Keputihan fisiologis. Keputihan fisiologis biasanya terjadi menjelang dan sesudah menstruasi, mendapatkan rangsangan seksual, mengalami stres berat, sedang hamil, atau mengalami kelelahan. Adapun cairan yang keluar berwarna jernih atau kekuning-kuningan dan tidak berbau. Hal-hal
yang
dapat
menyebabkan
terjdinya
keputihan
fisiologis, antara lain : a) Bayi baru lahir sampai umur 10 hari. Disebabkan karena masih ada pengaruh estrogen dari plasenta terhadap uterus dan vagina. b) Wanita dewasa saat mendapatkan rangsangan seksual. Sebuah mekanisme peralihan vagina secara fisiologis. Dinding vagina bagian dalam mengeluarkan lendir yang akan diserap kembali oleh mulut vagina dan berfungsi untuk memudahkan hubungan seksual dan mencegah gesekan penis yang dapat menyebabkan luka. c) Wanita dengan penyakit menahun. d) Pada wanita hamil. Disebabkan karena perubahan hormon yang menaikkan tingkat keasaman vagina. e) Waktu ovulasi, sebelum dan sesudah menstruasi.
15
2) Keputihan patologi. Keputihan patologi dapat ditandai dengan keluarnya lendir dalam jumlah banyak. Selain itu, lendir tersebut berwarna putih atau kekuningan dan memiliki bau yang sangat menyengat. Keputihan jenis ini ditandai dengan rasa gatal, dan terkadang terasa nyeri. Bahkan, rasa nyeri tersebut sering kali dirasakan ketika berhubungan seksual. Daerah vagina yang terinfeksi pun mengalami bengkak. Akibatnya, hubungan seksual menjadi terganggu. Faktor-faktor
yang
menyebabkan
terjadinya
keputihan
patologis yaitu : a) Infeksi vaginal. Infeksi yang terjadi karena kuman, jamur, virus dan parasit. b) Tumor, kanker, dan keganasan alat kelamin. c) Benda asing dalam vagina (Manuaba, 2010). Keputihan patologis juga dapat disebabkan oleh posisi rahim yang berubah-ubah misalnya, terjadi pada perempuan sesudah bersalin (Anolis, 2011). c. Cara perawatan dan pencegahan keputihan. Ada beberapa cara untuk menghindari terjadinya keputihan menurut Bahari (2012), antara lain : 1) Mengenakan pakaian berbahan sintetis yang tidak ketat, sehingga ruang yang ada memadai dan tidak terjadi peningkatan kelembaban maupun iritasi.
16
2) Jangan menggunakan WC yang kotor, karena memungkinkan adanya bakteri yang dapat mengotori organ kewanitaan. 3) Mengganti celana dalam secara rutin terutama jika berkeringat. 4) Hindari bertukar celana dalam atau handuk dengan orang lain. 5) Mengurangi mengkonsumsi gula dan makanan yang terbuat dari karbohidrat buatan seperti mie, biskuit dan roti. 6) Mengurangi penggunaan pembersih vagina karena penggunaan yang terlalu sering akan membunuh mikroorgnisme normal dalam vagina. 7) Hindari untuk tidak menggaruk organ kewanitaan. 8) Hindari berganti-ganti pasangan. 9) Mengurangi aktifitas fisik yang angata melelahkan, sehingga daya tahan tubuh melemah. 10) Hindari penggunaan tissu berparfum yang terlalu sering. d. Akibat yang sering terjadi karena keputihan. Keputihan akan menimbulkan gangguan psikologi, kuman penyebab keputihan dapat juga menimbulkan infeksi pada daerah yang dilalui mulai dari muara kandung kemih, bibir kemaluan sampai uterus dan saluran indung telur sehingga menimbulkan penyakit radang panggul dan dapat menyebabkan infertile (Sianturi, 2007). 1) Gangguan psikologis. Respon
psikologis
seseorang
terhadap
keputihan
akan
menimbulkan kecemasan yang berlebihan dan membuat seseorang
17
merasa kotor serta tidak percaya diri dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari (Clayton, 2007). 2) Infeksi. Macam-macam infeksi alat genital. a) Vulvitis. Sebagian besar dengan gejala keputihan dan tanda infeksi lokal. Penyebab secara umum jamur. Bentuk vulvitis adalah infeksi kulit berambut dan infeksi kelenjar bartholini. (1) Infeksi kulit berambut Terjadi perubahan warna, membengkak, terasa nyeri, kadangkadang tampak bernanah, menimbulkan kesukaran bergerak. (2) Infeksi kelenjar bartholini Terletak dibagian bawah vulva, warna kulit berubah, membengkak, terjadi penimbunan nanah didalam kelenjar, penderita sukar jalan dan duduk karena sakit. b) Vaginitis Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri parasit atau jamur. Infeksi ini sebagian besar terjadi karena hubungan seksual. Tipe vaginitis yang sering dijumpai adalah vaginitis karena jamur dan trikomonas vaginalis. c) Servitis Merupakan infeksi dari servik uteri. Infeksi servik sering terjadi karena hubungan seksual. Keluhan yang dirasakan terdapat
18
keputihan, mungkin terjadi kontak berdarah (saat berhubungan seksual terjadi perdarahan). d) Penyakit radang panggul (PID: Pelvic Inflammatory Dicase) Merupakan infeksi alat genital bagian atas wanita, terjadi akibat hubungan seksual. Penyakit ini dapat bersifat akut atau menahun atau akhirnya akan menimbulkan berbagai penyulit yang berakhir dengan terjadinya perlekatan sehingga dapat menyebabkan kemandulan. Tanda-tandanya : (1) Nyeri menusuk-nusuk dibagian bawah abdomen (2) Mengeluarkan keputihan bercampur darah (3) Suhu tubuh meningkat (4) Nadi meningkat, pernafasan bertambah dan tekanan darah dalam batas normal. Penentuan jenis infeksi genital ini lebih akurat bila dilakukan pemeriksaan dan pap smear untuk memungkinkan keganasan (Manuaba, 2009). e. Pengobatan Keputihan Menurut Anolis (2012), pengobatan keputihan meliputi sebagai penawar saja, pemusnah dan penghancuran lokal pada kutil leher rahim, liang senggama, bibir kemaluan atau melakukan pembedahan. Pemberian obat penawar dengan cara memberikan betadine vaginal kit, Dettol, yang sekedar membersihkan cairan keputihan dari liang senggama tapi tidak membunuh kuman penyebab
19
keputihan. Selain itu dapat dilakukan penyinaran dengan radio aktif atau penyuntikan sitostatistika. Sedangkan obat pemusnah misalnya, vaksinasi,tetrasiklin, penisilin, thiamfenikol, dokdisiklin, eritromisin. Bisa juga dilakukan pengangkatan seluruh badan kandungan yang disebut histerektomi (jika ada prakanker leher rahim atau kanker leher rahim).
B. Kerangka Teori Pengetahuan
Faktor - faktor yang mempengaruhi 1. Pengalaman 2. Tingkat Pendidikan 3. Keyakinan 4. Fasilitas 5. Penghasilan 6. Sosial budaya
Wanita Usia
Keputihan
Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Keputihan 1. Pengertian Keputihan 2. Klasifikasi Keputihan 3. Perawatan dan pencegahan keputihan 4. Akibat yang sering terjadi karena keputihan 5. Penaganan Keputihan
Gambar 2.1. Kerangka Teori Tingkat Pengetahuan Keputihan Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2010), Manuaba (2007), Hutabarat (2007).
20
C. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsekonsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010).
BAIK
Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang
CUKUP
Keputihan KURANG
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Rancangan penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu penelitian yang di dalamnya tidak ada analisis hubungan antar variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat, bersifat umum yang membutuhkan jawaban dimana, kapan, berapa banyak, siapa dan analisis statistik yang digunakan adalah deskriptif (Hidayat, 2011). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini mengamati populasi, dan selanjutnya akan menggambarkan tentang Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang keputihan di Puskesmas Miri Sragen Tahun 2013.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah merupakan rencana tentang tempat yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2008). Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Miri Sragen.
21
22
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian merupakan rencana tentang waktu yang akan dilakukan oleh peneliti dalam
melaksanakan kegiatan penelitiannya
(Hidayat, 2008).Waktu penelitian ini dilakukan pada 22 – 27 Maret 2013.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek
yang
dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut (Hidayat, 2007). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh WUS yang ada di Puskesmas Miri Sragen sebanyak 60 responden. 2.
Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2010). Dengan kriteria apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah 60 responden.
23
3.
Tehnik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel dengan cara Total sampling, yaitu: pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Hidayat, 2007).
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Kuesioner tertutup adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010). Untuk mengetahui tingkat pengetahuan WUS di Puskesmas Miri Sragen, dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup maksudnya dimana sudah terdapat pilihan jawabannya dan skala yang digunakan adalah skala Guttman, skala Guttman merupakan skala pengukuran dengan jawaban ya atau tidak, setuju atau tidak, benar atau salah sehingga responden tinggal memilih jawaban yang tersedia (Hidayat, 2007). Pada favorable atau pernyataan positif yaitu pernyataan yang jawabannya benar semua, sehingga apabila responden menjawab “benar” maka mendapat skor 1, dan jika menjawab “salah” mendapat skor 0. Pada pernyataan unfavorable atau pernyataan negatif yaitu pernyataan yang jawabannya salah,
24
sehingga apabila responden menjawab “benar” maka mendapat skor 0 dan jika menjawab “salah” maka diberi skor 1. Tabel 3.1. Kisi-kisi Kuesioner Variabel
Aspek
Pernyataan Favorable
Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Keputihan
Unfavorable
Pengertian 2,3,4 1 Keputihan Klasifikasi 7,9,10 5*,6,8,11 Keputihan Cara perawatan 12,15,16* 13,14 dan pencegahan keputihan 17,18,21,22 Akibat Keputihan 19,20 Pengobatan Keputihan Jumlah Item
Jumlah Item 4 6 4
6
23,25
24
3
12
11
23
*kuesioner tidak valid Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (¥) pada jawaban yang dianggap benar. Kuesioner diambil dari sumber teori tentang keputihan. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita gunakan sebagai alat ukur yang sahih atau tidak, maka perlu diajukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas akan dilaksanakan di Puskesmas Gemolong 2 kepada 30 Wanita Usia Subur. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkattingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan menggunakan rumus
25
product moment, dengan bantuan SPSS for Windows. Dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel. Rumus Product moment adalah:
rxy =
N . ΣXY- ΣX.ΣY 2
2
{N ΣX2 − (ΣX) }{NΣY2 - (ΣY) }
Keterangan: N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
X
: Skor pertanyaan
Y
: Skor total
XY
: Skor pertanyaan dikalikan Skor total setelah memperoleh harga
rxy hasilnya dikonsultasikan dengan r tabel jika harga rxy lebih besar dari r tabel maka dikatakan butir soal valid. Setelah diperoleh nilai rxy, kemudian hasilnya dikonsultasikan dengan harga kritik product moment, jika rhitung > rtabel maka dikatakan butir soal ini valid jika rhitung > rtabel dikatakan butir soal tidak valid. Hasil uji validitas menunjukkan dari 25 kuesioner diketahui sebanyak 23 kuesioner dinyatakan valid karena nilai r hitung > r tabel (0,361). Sedangkan sebanyak 2 kuesioner yaitu nomor 5 dan 16 diperoleh nilai r hitung < r tabel (0,361) sehingga dinyatakan tidak valid. Berdasarkan hal tersebut maka item kuesioner yang tidak valid di drop dan tidak digunakan dalam kepentingan penelitian.
26
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan. Reliabel dapat diartikan ajeg, artinya alat ukur memiliki prinsip keajegan, dimana dipakai pada waktu dan tempat yang berbeda mempunyai kemampuan mengukur yang sama (Riwidikdo, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Cronbach dengan bantuan program komputer SPSS for windows yang dapat digunakan baik untuk instrument yang jawabannya berskala maupun bersifat dikotomis (hanya mengenal jawaban yang benar dan salah). Rumusnya adalah sebagai berikut: Σσb 2 º ª k ºª r11 = « − 1 « σ 2 t »¼ ¬ k − 1 »¼ ¬
Keterangan: r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
ıb2
= Jumlah varians butir
ıt2
= Varians total Dengan menggunakan Alpha Croncbach, kuesioner dikatakan reliabel
apabila nilai alpha > 0,750 (Riwidikdo, 2010). Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai alpha cronbach yaitu sebesar 0,854 > 0,60.
27
E. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner kepada WUS di Puskesmas Miri Sragen, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek atau subjek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2009). Data primer pada penelitian ini di dapatkan dari kuesioner yang langsung diisi oleh responden. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder dari penelitian ini didapatkan dari Kepala Bagian Ibu dan Anak di Puskesmas Miri Sragen yaitu data jumlah Wanita Usia Subur sebanyak 60 responden.
F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2011). Dalam penelitian ini hanya ada variabel tunggal yaitu Tingkat Pengetahuan WUS (Wanita Usia Subur) tentang keputihan di Puskesmas Miri Sragen.
28
G. Definisi Operasional Definisi
operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati ketika melakukan pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan menggunakan parameter yang jelas (Hidayat, 2007). Tabel 3.2 Tabel Definisi Operasional No
Variabel
Definisi Operasional
1. Tingkat Kemampuan Wanita Pengetahuan WUS Usia Subur (WUS) (Wanita Usia Subur) untuk menjawab tetang keputihan
Alat Ukur Kuisioner
Kategori
1. Baik : Bila Ordinal nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD 2. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD 3. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Sumber: Hidayat (2007)
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Notoatmodjo (2010), adalah:
Skala
29
a.
Editing Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu sunting (edit) terlebih dahulu. Jika ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (droup out).
b.
Coding sheet Lembaran atau kartu kode adalah instrument berupa kolom – kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu koding berisi nomor responden dan nomor – nomor pertanyaan.
c.
Data Entry Data entry yaitu mengisi kolom – kolom atau kotak – kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing – masing pertanyaan.
d.
Tabulating Tabulating yaitu membuat table – table data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.
2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
30
Menurut Riwidikdo (2010), untuk mencari nilai rata-rata diperoleh dengan rumus:
¦
n
xi
i :1
X=
n
Keterangan: xi : nilai dari data n : jumlah data Untuk membuat tiga kategori yaitu baik, cukup, kurang maka menggunakan parameter: 1) Baik, bila nilai responden (x) > mean + 1 SD 2) Cukup, bila nilai mean – 1 SD x mean + 1 SD 3) Kurang, bila nilai responden (x) < mean – 1 SD Sedangkan untuk mencari SD (Simpangan Deviasi) menggunakan : (Σ xi ) 2 n n − 1
Σ x i2 −
SD =
Keterangan: SD : Simpangan baku (Standard deviation) xi
: Nilai responden
n
: Jumlah responden Menurut Riwidikdo (2010), untuk mengkategorikan data interval
dalam beberapa kategori, dapat menjadi 3 kategori atau 4 kategori. Prosentase ini sering digunakan dalam analisis deskriptif tingkat
31
pengetahuan dengan rumus untuk memperoleh skor prosentasenya adalah sebagai berikut: Skor prosentase =
n x 100% N
Keterangan:
I.
n
: Skor yang diperoleh responden
N
: Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh
Etika Penelitian Etika Penelitian menurut Hidayat (2007), etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia maka segi etika penelitian harus diperhatikan antara lain sebagai berikut : a.
Inform Consent Inform Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian mengetahui dampaknya . Jika responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.
b.
Anonimity (tanpa nama ) Anonimity merupakan pemberian jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan / mencantumkan nama
32
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitiam yang akan disajikan. c.
Kerahasiaan (Confidentiality) Kerahasiaan merupakan etika dalam pemberian jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J.
Jadwal Penelitian Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Tabel jadwal penelitian (terlampir).
33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian Puskesmas Miri terletak di desa Gilirejo, Kecamatan Miri Kabupaten Sragen. Puskesmas Miri Sragen menjalankan tiga fungsi pokok dari Puskesmas yaitu sebagai : 1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan, yaitu Puskesmas selalu memantau pelaksanaan pembangunan di wilayah kerjanya agar senantiasa memperhatikan segi aspek / dampak kesehatan. 2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat, yaitu membina masyarakat di wilayah kerja untuk berperan serta aktif dan diharapkan mampu menolong diri sendiri dibidang kesehatan. 3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama, yaitu memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh yang bermutu, merata, berkesinambungan dan terjangkau oleh masyarakat. Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas Miri meliputi
:
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Bertolak dari keempat pelayanan tersebut diatas maka usaha pokok Puskesmas Miri bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan
kesehatan
tingkat
33
pertama.
Upaya
kesehatan
tersebut
34
dikelompokkan menjadi dua yakni Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan. Upaya Kesehatan Wajib meliputi: a. Upaya Promosi Kesehatan b. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana. c. Upaya Perbaikan Gizi. d. Upaya Kesehatan Lingkungan. e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular f. Upaya Pengobatan Sedangkan Upaya Kesehatan Pengembangan meliputi: a. Upaya Kesehatan Sekolah b. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat c. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut d. Upaya Kesehatan Jiwa e. Upaya Kesehatan Mata f. Upaya Kesehatan Usia Lanjut g. Pelayanan UGD dan Rawat Inap (K. Bersalin). Upaya pelayanan penunjang dari kedua upaya tersebut di atas antara lain upaya laboratorium medis sederhana dan upaya laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya pencatatan pelaporan. Puskesmas Miri memiliki fasilitas kesehatan yang cukup, diantaranya adalah seperti: tempat pendaftaran, kasir (administrasi), Poli Umum (BP), Poli KIA/KB, Poli Gigi, Laboratorium dan Apotek.
35
B. Hasil Penelitian 1. Nilai Mean dan Standar Deviasi Hasil penelitian tingkat pengetahuan WUS tentang keputihan di Puskesmas Miri Sragen menggunakan program SPSS untuk mencari nilai mean dan standar deviasi. Adapun hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS Variabel Tingkat pengetahuan WUS tentang keputihan di Puskesmas Miri Sragen Sumber : Data primer, Juli 2013
Mean
Std. Deviation
14,80
3,50
Hasil perhitungan mean dan standar deviasi dengan program SPSS diperoleh nilai mean sebesar 14,80 dan nilai standar deviasi sebesar 3,50. 2. Tingkat Pengetahuan WUS tentang Keputihan Hasil penelitian tingkat pengetahuan WUS tentang keputihan di Puskesmas Miri Sragen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Keputihan di Puskesmas Miri Sragen Tahun 2013 Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total Sumber : Data primer, Juli 2013
Jumlah (orang) 8 36 16 60
Persentase (%) 13,3 60,0 26,7 100,00
36
Berdasarkan tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) di Puskesmas Miri Sragen dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 8 responden (13,3%), pengetahuan cukup sebanyak 36 responden (60,0%) dan pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (26,7%). Berdasarkan hal tersebut maka mayoritas tingkat pengetahuan responden tentang keputihan adalah dalam kategori cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik batang sebagai berikut :
Gambar 4.1 Grafik Batang Tingkat Pengetahuan WUS tentang Keputihan
37
C. Pembahasan Penelitian tentang tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang keputihan ini dilakukan di Puskesmas Miri Kabupaten Sragen. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas tingkat pengetahuan responden tentang keputihan dalam kategori cukup yaitu sebanyak 36 responden (60,0%). Tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang keputihan ini diukur berdasarkan indikator yang meliputi: pengertian keputihan, klasifikasi, cara perawatan dan pencegahan, akibat dan pengobatan keputihan, Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Menurut Aulia (2012) keputihan adalah keluarnya cairan berlebihan dari liang senggama (vagina) yang terkadang disertai rasa gatal, nyeri, rasa terbakar di bibir kemaluan, kerap disertai bau busuk, dan menimbulkan rasa nyeri sewaktu buang air kecil atau bersenggama (Aulia, 2012). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pengetahuan Wanita Usia Subur tentang keputihan ini dilakukan di Puskesmas Miri Kabupaten Sragen dipengaruhi pendidikan, lingkungan dan informasi. Semakin tinggi tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan
yang
dimilikinya,
sebaliknya
jika
seseorang
tingkat
pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan seseorang terhadap penerimaan, informasi, dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Lingkungan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik
38
secara langsung maupun secara tidak langsung dan dengan adanya informasi melalui media cetak dan media elektronik maka wanita usia subur juga dapat memperoleh pengetahuan tentang keputihan. Tingkat pengetahuan ibu tentang keputihan di Puskemas Miri Kabupaten Sragen dengan pengetahuan cukup sebanyak 36 responden (60,0%). Tingkat pengetahuan cukup dipengaruhi oleh pendidikan responden, dimana lokasi yang cukup jauh dengan institusi pendidikan menjadi hambatan bagi masyarakat untuk dapat memperoleh pendidikan yang baik, akan tetapi hal
tersebut
menjadi
penambah
motivasi
bagi
masyarakat
untuk
meningkatkan pengetahuannya melalui pendidikan sehingga lokasi yang cukup jauh dengan institusi pendidikan tidak menjadi penghalang bagi masyarakat. Faktor lingkungan juga mempengaruhi pengetahuan. Lingkungan sosial wanita usia subur yang mayoritas adalah bekerja baik sebagai PNS, swasta, wiraswasta ataupun pedagang membuat responden sering melakukan interaksi sosial dengan masyarakat lain, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dari responden. Keberadaan bidan desa juga membantu responden untuk meningkatkan pengetahuannya tentang keputihan di mana masyarakat dapat bertanya secara langsung tentang keputihan. Halhal tersebut mempengaruhi pengetahuan yang cukup tentang keputihan. Faktor informasi dapat mempengaruhi pengetahuan wanita usia subur tentang keputihan. Wanita usia subur dapat memperoleh pengetahuan dari puskesmas, BPS ataupun masyarakat lain yang lebih mengerti tentang
39
keputihan. Informasi tentang tanda-tanda keputihan juga dapat diakses dengan media cetak maupun media elektronik, seperti televisi, radio, juga sudah tersedia sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi baru dan memberikan pemahaman yang baru tentang keputihan. Faktor pendidikan, lingkungan dan informasi yang dijelaskan diatas mempengaruhi pengetahuan wanita usia subur tentang keputihan dengan kategori cukup baik. Adanya pengetahuan yang cukup baik diharapkan mempengaruhi ibu dalam mengenali tanda-tanda keputihan dan dapat melakukan pencegahan ataupun melakukan tindakan pengobatan untuk mengatasi kejadian keputihan tersebut.
D. Keterbatasan 1. Kendala Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian, responden banyak bertanya kepada peneliti, hal ini disebabkan banyak ibu kurang mengetahui maksud dari kuesioner tentang keputihan, sehingga peneliti harus menjelaskan terlebih dahulu sebelum ibu menjawab pertanyaan tersebut. 2. Kelemahan Penelitian a. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu hanya meneliti tingkat pengetahuan saja.
40
b. Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup sehingga tidak melakukan wawancara mendalam dengan responden, selain itu dengan kuesioner tertutup yang hanya tinggal menjawab benar atau salah dapat membuat responden memilih secara asal-asalan.
41
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang keputihan di Puskesmas Miri Sragen dalam kategori baik sebanyak 8 responden (13,3%). 2. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang keputihan di Puskesmas Miri Sragen dalam kategori cukup sebanyak 36 responden (60,0%). 3. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang keputihan di Puskesmas Miri Sragen dalam kategori kurang sebanyak 16 responden (26,7%).
B. Saran Saran yang dapat diberikan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Bagi Wanita Usia Subur Hendaknya wanita usia subur meningkatkan pengetahuan tentang keputihan melalui media cetak maupun media elektronik sehingga mengetahui tentang cara mencegah keputihan, merawat dan mengobati apabila terjadi keputihan. 2. Bagi Puskesmas Hendaknya tenaga kesehatan di Puskesmas dapat memberikan pemahaman kepada wanita usia subur dengan cara memberikan pelayanan melalui pendidikan kesehatan tentang keputihan. 41
42
3. Bagi Institusi Pendidikan Hendaknya mahasiswa meningkatkan pemahaman tentang keputihan melalui literatur yang ada di institusi pendidikan maupun melalui media cetak dan elektronik. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya hendaknya melakukan penelitian selain dengan menggunakan kuesioner juga melakukan wawancara mendalam dengan responden sehingga didapat hasil yang lebih maksimal.
43
DAFTAR PUSTAKA
Anolis, Andhita Cahya.2011. 17 Penyakit wanita yang paling mematikan. Yogyakarta: Buana Pustaka. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. _______, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Aulia,
2012. Serangan penyakit-penyakit terjadi.Yogyakarta: Buku Biru.
khas
wanita
paling
sering
Bahari, H. 2012. Cara Mudah Atasi Keputihan. Yogyakarta: Buku Biru BKKBN 2008. Data Penduduk sasaran program pembangunan kesehatan 20112014.Jakarta: Pusat data dan Informasi Kementrian Kesehatan Indonesia. Clayton, C, 2007, Keputihan dan Jamur kandida lain, ECG, Jakarta Emzir, 2007.Metodologi Penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara. Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. _______, A.A. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika. Indriatmi, Wresti. 2007.Infeksi Menular Seksual. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Manuaba, I. G. B, 2010,Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB, EGC, Jakarta Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. ___________, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Riwidikdo, H. 2009. Statistik untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama. ________, H. 2010. Statistik untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
44
http://id.wikipedia.org//dr-suparyanto.com/2011/10/wanita-usia-subur-wus.html. 20 Oktober 2012. http://www.kamusbesar.com/15755/jadwal. 20 Oktober 2012 Sequtih. 2007. Perilaku remaja putri kelas II dalam menangani keputihan di SMA N Lampung 1. Sugiyono. 2011. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.