TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KANKER PAYUDARA DI DESA BAKALAN KELURAHAN KENTENG KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
TUTIK LESTARI NINGSIH NIM : B11.055
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014
1
HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KANKER PAYUDARA DI DESA BAKALAN KELURAHAN KENTENG KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014
Diajukan Oeh :
Tutik Lestari Ningsih NIM : B11.055 Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal
Pembimbing
ANIS NURHIDAYATI, S.ST, M.Kes NIK. 200685025
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KANKER PAYUDARA DI DESA BAKALAN KELURAHAN KENTENG KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014 Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh : Tutik Lestari Ningsih NIM : B11.055 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program Studi D III Kebidanan Pada tanggal 2014 PENGUJI I
PENGUJI II
AMBARSARI, S.ST
ANIS NURHIDAYATI, S.ST, M.Kes NIK. 200685025
NIK. 201087048
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka.Prodi DIII Kebidanan
RETNO WULANDARI, S.ST NIK.200985034 iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang Kanker Payudara di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014“.Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan di Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itupenulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Anis Nurhidayati, S.ST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Agus Santoso, selaku Kepala Desa Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali, yang telah bersedia memberikan ijin dalam penelitian. 5. Wanita Usia Subur di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali yang telah berkenan menjadi responden dalam penelitian ini. 6. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. iv
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran dan kritik yang membnagun demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta,
Penulis
v
Mei 2014
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Mei 2014 Tutik Lestari Ningsih B11.055 TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KANKER PAYUDARA DI DESA BAKALAN KELURAHAN KENTENG KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2014
xiii + 55 halaman + 18 lampiran + 8 tabel + 3 gambar ABSTRAK Latar belakang : Penderita kanker payudara di Indonesia sudah mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Sekitar 60% pasien kanker payudara di Indonesia baru mengetahui penyakitnya saat sudah memasuki stadium lanjut. Tingginya angka penderita kanker payudara di Indonesia disebabkan masih rendahnya kesadaran wanita untuk melakukan deteksi dini kanker payudara dengan cara breast screening. Hasil studi pendahuluan kepada 10 orang Wanita Usia Suburdi Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali diketahui bahwa sebanyak 3 orang WUS (30%) cukup mengetahui tentang kanker payudara dan 7 orang (70%) kurang mengetahui tentang kanker payudara. Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang kanker payudara di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014 pada kategori baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian :Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali pada tanggal 7 Maret 2014.Populasi dalam penelitian adalah wanita usia subur di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali yang berjumlah 362 orang.Sampel sebanyak 78 orang dengan teknik simple random sampling.Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data adalah analisis univariat dengan program SPSS. Hasil Penelitian : Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang kanker payudara pada tingkat baik sebanyak 12 orang (15,4%), pada tingkat cukup sebanyak 42 orang (66,7%) dan pada tingkat kurang sebanyak 14 orang (17,9%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang kanker payudara di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014 dalam kategori cukup. Kata Kunci: Pengetahuan, kanker payudara, wanita usia subur Kepustakaan: 20 literatur (Tahun 2007 s/d 2013)
vi
MOTTO
Perjuangan yang berat dan melelahkan akan berakhir dengan kebahagiaan. Sebagian besar manusia merasakan susah ketika kehilangan hartanya, akan tetapi sedikit manusia yang sedih ketika umurnya semakin berkurang.
PERSEMBAHAN : Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan untuk: 1. Tuhan
Yang
Maha
Esa
yang
senantiasa
melimpahkan rahmad dan hidayah-Nya yang luar biasa. 2. Papa, Mama dan Adik-adikku terima kasih atas support, saran, kasih sayang serta motivasinya dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah sehingga dapat terselesaikan
tepat waktu dan semoga saya
bisa menjadi orang yang kalian banggakan. 3. Ibu Anis Nurhidayati, S.ST, M.Kes, terima kasih atas bimbingannya selama ini dalam mengerjakan Karya Tulis Ilmiah. 4. Keluarga dan semua saudaraku, terima kasih atas support dan saran selama ini. 5. Teman-teman, terima kasih atas support dan kerjasamanya selama ini. 6. Almamater tercinta vii
CURICULUM VITAE
Nama
:
Tutik Lestari Ningsih
Tempat/Tgl Lahir
:
Sungai Buluh, 14 November 1992
Agama
:
Islam
Jenis Kelamin
:
Perempuan
Alamat
:
Bakalan Rt 05/Rw 01 Kenteng, Nogosari, Boyolali
Institusi
:
Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Riwayat Pendidikan 1. SD N No 192/II Sungai Buluh
Lulus Tahun 2005
2. MTs N Ngemplak Boyolali
Lulus Tahun 2008
3. SMA N 1 Ngemplak Boyolali
Lulus Tahun 2011
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2011
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................. iv ASBSTRAK................................................................................................. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii CURRICULUM VITAE ............................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................... x DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian...................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4 E. Keaslian Penelitian ................................................................... 4 F. Sistematika Penelitian .............................................................. 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ......................................................................... 8 1.
Pengetahuan ...................................................................... 8
2.
Wanita Usia Subur (WUS) ................................................ 18 ix
3.
Kanker Payudara ............................................................... 23
B. Kerangka Teori......................................................................... 31 C. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................... 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 33 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 33 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 34 D. Variabel Penelitian ................................................................... 35 E. Definisi Operasional ................................................................. 36 F. Instrumen Penelitian ................................................................. 36 G. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 40 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 41 I. Etika Penelitian........................................................................ ... 43 J. Jadwal Penelitian ...................................................................... 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................... 45 B. Hasil Penelitian ....................................................................... 45 C. Pembahasan ............................................................................. 50 D. Keterbatasan ............................................................................. 53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 43 B. Saran ........................................................................................ 43 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
36
Tabel 3.2 Kisi Kisi Kuisioner (Sebelum Uji Coba Kuesioner)
37
Tabel 3.3 Kisi Kisi Kuisioner Penelitian
39
Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Wanita Usia Subur di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali
46
Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Wanita Usia Subur 46 di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Wanita Usia Subur di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali 46 Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS
48
Tabel 4.5Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Kanker Payudara di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali................ 49
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori……………………………………………...
31
Gambar 2.2 Kerangka Konsep…………………………………………...
32
Gambar 4.1Grafik Batang Tingkat Pngetahuan Wanita Usia Subur Tentang Kanker Payudara …………………………………
49
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Jawaban Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas Lampiran 5. Surat Jawaban Uji Validitas Lampiran 6. Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian Lampiran 8. Lembar Kuesioner Uji coba instrumen Lampiran 9. Hasil Kuesioner Uji coba instrumen Lampiran 10. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 11. Permohonan untuk Menjadi Responden Lampiran 12. Persetujuan untuk Menjadi Responden Lampiran 13. Kuesioner Lampiran 14. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 15. Hasil Kuesioner Responden Lampiran 16. Hasil Penelitian dengan Program SPSS Lampiran 17.Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Secara Manual Lampiran 18. Lembar Konsultasi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kanker payudara adalah tumor ganas yang bermula dari sel-sel payudara. Kanker payudara merupakan jenis kanker umum yang terjadi pada wanita (Pamungkas, 2011). Menurut WHO kanker payudara adalah jenis kanker yang paling banyak ditemui pada perempuan dan penyakit ini merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia (Wahyuningsih, 2012). WHO (World Health Organization) tahun 2010 memperkirakan bahwa angka kejadian kanker payudara
adalah 11 juta dan tahun 2030 akan
bertambah menjadi 27 juta kematian akibat kanker. Angka penderita kanker payudara di Indonesia pada tahun 2010 menurut Departemen Kesehatan sebesar 876.665 orang dengan rata-rata penderita kanker payudara di Indonesia adalah 10 dari 100.000 perempuan (Desanti, dkk, 2010). Kasus penyakit kanker payudara di Jawa Tengah adalah 12,28 per 1000 penduduk (Hidayati, dkk, 2012). Penderita kanker payudara di Indonesia sudah mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Kebanyakan penderita adalah usia menopause tapi kini tidak lagi demikian. Data WHO juga menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas, sedangkan 5% diantaranya terjadi pada wanita usia kurang dari 40 tahun, namun banyak juga para wanita berusia sekitar 30 tahun terkena kanker payudara(Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
1
2
Saat ini belum diketahui penyebab pasti kanker payudara, karena penyakit kanker berhubungan dengan multifaktor, seperti faktor gaya hidup (lifestyle) seseorang, terutama mengonsumsi makanan tidak sehat (junk food), merokok, alkohol atau karena telat menikah dan faktor risiko lainnya. Saat ini banyak wanita yang lebih mementingkan karier sehingga terlambat menikah, dan hal tersebut bisa menjadi faktor risiko karena akan melahirkan anak di usia 35 tahun ke atas (Memey, 2012). Sekitar 60% pasien kanker payudara di Indonesia baru mengetahui penyakitnya saat sudah memasuki stadium lanjut. Tingginya angka penderita kanker payudara di Indonesia disebabkan masih rendahnya kesadaran wanita untuk melakukan deteksi dini kanker payudara dengan cara breast screening atau biasa disebut pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) (Memey, 2012). Masalah lainnya dalam penanggulangan kanker payudara adalah rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara. Penyebaran informasi mengenai faktor risiko kanker payudara dan pemeriksaan dini payudara mungkin kurang tersebar di masyarakat. Masih banyak remaja yang belum menyadari pentingnya melakukan deteksi dini (Lenggogeni, 2011). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 28 Oktober 2013 di Desa Bakalan, Kenteng, Nogosari Boyolali terdiri dari 2 RT, berdasarkan hasil monografi September 2013 didapatkan data jumlah Wanita Usia Subur sebanyak 362 orang orang dan dari hasil wawancara kepada 10 Wanita Usia Suburdi Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali diketahui
3
bahwa sebanyak 3 orang WUS (30%) cukup mengetahui tentang kanker payudara dan 7 orang (70%) kurang mengetahui tentang kanker payudara. Berdasarkan latar belakang di atas, pengetahuan tentang kanker payudara perlu diketahui oleh WUS supaya dapat mengerti dan memahami serta sadar dan bisa mencegah timbulnya penyakit kanker payudara, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Kanker Payudara di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Kanker Payudara di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang kanker payudara di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang kanker payudara di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014 pada tingkat baik.
4
b. Mengetahui tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang kanker payudara di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014pada tingkat cukup. c. Mengetahui tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang kanker payudara di Desa Bakalan Kelurahan Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2014pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan tentang kanker payudara. 2. Bagi Peneliti Mendapat pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan. 3. Bagi InstitusiPendidikan Sebagai referensi dan sumber bacaan mengenai pengetahuan tentang kanker payudara serta dapat dijadikan sebagai wawasan penelitian selanjutnya.
E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Nurhayati (2010), dengan judul “Pengetahuan Ibu PKK Tentang Kanker Payudara di Desa Arapayung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten
5
Serdang Bedagai Tahun 2010”. Desain penelitian menggunakan deskriptif, dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 30 responden dengan menggunakan total sampling. Teknik analisis data menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ibu PKK berpengetahuan
baik
yaitu
sebanyak
22
orang
(73,3%)
dan
berpengetahuan kurang sebanyak 8 orang (26,7%). 2. Rohmi, AA (2013), dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (20- 45 Tahun) Tentang Kanker Payudara di RT 12 RW 11 Kedungdoro Surabaya”. Desain penelitian adalah deskriptif. Jumlah sampel sebesar 54 orang dengan teknik simple random sampling. Teknik analisis
data
menggunakan
deskriptif
dalam
bentuk
distribusi
frekuensi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 27 orang (50,0%) wanita usia subur memiliki tingkat pengetahuan kurang, sebanyak 16 orang (29,6%) memiliki pengetahuan baik dan sebanyak 17 orang (20,4%) memiliki pengetahuan cukup. 3. Wahyuni, D, (2012) dengan judul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Kanker
Payudara di Karang Taruna Dusun Tugu Desa Jatiwarno
Kecamatan Jatipuro Kabupaten Karanganyar Tahun 2012”. Jenis penelitian
adalah deskriptif kuantitatif. Jumlah sampel sebanyak 32 remaja putri, dengan teknik pengambilan sampel sampling jenuh. Teknik analisis data menggunakan univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri
tentang kanker payudara pada tingkat baik
6
sebanyak 6 responden (18,75%), cukup sebanyak 22 responden (68,75%) dan kurang sebanyak 4 responden (12,5%). Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah pada lokasi penelitian, responden penelitian dan teknik pengambilan sampel.Sedangkan persamaannya adalah pada jenis dan rancangan penelitian, variabel penelitian, teknik analisis data dan hasil penelitian. F. Sistematika Penelitian Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah dalam penelitian ini adalah: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penelitian
BAB II.
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisitinjauan teori tentang pengetahuan yang meliputi pengertian, tingkat pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan, cara mengukur pengetahuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan.
Teori
tentang
kanker
payudara
meliputi
pengertian,tanda dan gejala, faktor yang mempengaruhi dan pencegahan. Bab ini juga berisi kerangka teori dan kerangka konsep. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,
7
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian dan jadwal penelitian. BAB IV. HASIL PENELITIAN Bab ini terdiri dari gambaran lokasi penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian. BAB V.
PENUTUP Bab ini terdiri dari simpulan dan saran dari hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi pengetahuan Notoatmodjo (2010) mendefinisikan pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what. Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan
merupakan
domain
yang
sangat
penting
untuk
terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior) (Putri, 2011) b. Tingkatan pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007) ada enam tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. 8
9
2) Memahami (comprehention) Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukumhukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (analysys) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatuobjek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatustruktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat
menggambarkan,
sepertisebagainya.
membedakan,
Analisis
mengelompokkan
merupakan
untukmengidentifikasi,memisahkan dan sebagainya.
dan
kemampuan
10
5) Sintesa (syntesis) Sintesa
adalah
ataumenggabungkan
suatu
kemampuan
bagian-bagian
untuk
didalam
meletakkan
suatu
bentuk
keseluruhan yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. c. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo, (2010) cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari: a) Cara coba – salah (trial and error) Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin
sebelum
adanya
peradaban
apabila
seseorang
11
menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan dengan
menggunakan
beberapa
kemungkinan
dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. b) Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Cara kekuasaan atau otoritas Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
12
d) Berdasarkan pengalaman sendiri Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali
pengalaman
yang
diperoleh
dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. e) Cara akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu
dan bukan karena
penyelidikan manusia.
hasil usaha penalaran atau
13
g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intutif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis. h) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan
yang
dikemukan.
Apabila
proses
pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. i) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan
tersebut
berdasarkan
pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke
14
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. 2) Cara ilmiah atau modern Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok : a) Segala sesuatu yang positif yakni gejal tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan. b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan. c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
15
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang Pada dasarnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Menurut Widianti, dkk, (2007). pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1) Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang 2) Tingkat pendidikan Pendidikan dapat
membawa wawasan atau pengetahuan
seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. 3) Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya
pembuktian
terlebih
dahulu.
Keyakinan
ini
bisa
mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif 4) Fasilitas Fasilitas–fasilitas
sebagai
sumber
informasi
yang
dapat
mempengaruhi pengetahuann seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku.
16
5) Penghasilan Seseorang yang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas– fasilitas sumber informasi. 6) Sosial budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu. Notoatmodjo (2010), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain yaitu : 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. 2) Pekerjaan Lingkungan
pekerjaan
dapat
menjadikan
seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
17
3) Umur Bertambahnya umur seseorang akan menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya cirri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. 4) Minat Minat merupakan suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. 5) Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam
berinteraksi
dengan
lingkungannya.
Ada
kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akn timbul kesan yang membekasa dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif. 6) Kebudayaan lingkungan sekitar Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.
18
7) Informasi Kemudahan
memperoleh
informasi
dapat
membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru e. Pengukuran pengetahuan Menurut Riwidikdo (2009), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut : 1)
Pengetahuan baik
: (x) > mean + 1SD
2)
Pengetahuan cukup
: mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
3)
Pengetahuan kurang : (x) < mean – 1SD
2. Wanita Usia Subur (WUS) a. Pengertian Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki
kesempatan
95%
untuk
hamil.
Pada
usia
30-an
persentasenya menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki usia 40, kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40 wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk hamil. Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui. Dimana dalam masa wanita subur ini harus menjaga dan merawat
personal
hygiene
yaitu
pemeliharaan
keadaan
alat
kelaminnya dengan rajin membersihkannya oleh karena itu WUS dianjurkan untuk merawat diri (Suparyanto, 2011).
19
b. Tanda-tanda Wanita Usia Subur (WUS) Suparyanto (2011), menyatakan bahwa untuk mengetahui tandatanda wanita subur antara lain : 1) Siklus haid Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya subur. Satu putaran haid dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari sebelum haid datang kembali, yang biasanya berlangsung selama 28 hingga 30 hari. Oleh karena itu siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama untuk menandai seorang wanita subur atau tidak. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu esterogen dan progesteron. Hormon-hormon ini menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh, perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks), perubahan pada serviks, panjangnya siklus menstruasi (metode kalender) dan indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara. 2) Alat pencatat kesuburan Kemajuan teknologi seperti ovulation thermometer juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi kesuburan seorang wanita. Thermometer ini akan mencatat perubahan suhu badan saat wanita mengeluarkan benih atau sel telur. Bila benih keluar, biasanya thermometer akan mencatat kenaikan suhu sebanyak 0,2 derajat celsius selama 10 hari. Namun jika wanita tersebut tidak mengalami
20
perubahan suhu badan pada masa subur, berarti wanita tersebut tidak subur. 3) Tes Darah Wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seperti datangnya haid tiga bulan sekali atau enam bulan sekali biasanya tidak subur. Jika dalam kondisi seperti ini, beberapa tes darah perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab dari tidak lancarnya siklus haid. Tes darah dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon yang berperan pada kesuburan seorang wanita. 4) Pemeriksaan fisik Seorang wanita subur atau tidak dapat diketahui dari organ tubuh seorang wanita. Beberapa organ tubuh, seperti buah dada, kelenjar tiroid pada leher, dan organ reproduksi. Kelenjar tiroid yang mengeluarkan hormon tiroksin berlebihan akan mengganggu proses pelepasan sel telur. Sedangkan pemeriksaan buah dada ditujukan untuk mengetahui hormon prolaktin di mana kandungan hormon prolaktin yang tinggi akan mengganggu proses pengeluaran sel telur. Selain itu, pemeriksaan sistem reproduksi juga perlu dilakukan untuk mengetahui sistem reproduksinya normal atau tidak. 5) Track record Wanita yang pernah mengalami keguguran, baik disengaja ataupun tidak, peluang terjangkit kuman pada saluran reproduksi akan tinggi. Kuman ini akan menyebabkan kerusakan dan penyumbatan saluran reproduksi.
21
c. Penyakit yang sering terjadi pada Wanita Usia Subur Edi (2011) menyatakan beberapa penyakit yang sering dialami perempuan : 1) Keputihan Keputihan (flour albus) adalah cairan yang berlebih keluar dari vagina, baik fisiologis maupun patologis. Hal ini terjadi karena adanya banyak faktor baik faktor dari dalam (endogen) maupun dari luar (eksogen) (Mariana, 2012). Keputihan disebabkan karena infeksi seperti infeksi jamur, kuman, parasit, virus. Bisa juga karena adanya kanker pada leher rahim. Keputihan bisa bervariasi warna, bentuk dan baunya itu menandakan adanya penyakit dalam diri si perempuan. Bila cairan yang keluar jernih, berlendir banyak dan tidak bau ini normal terjadi. Biasanya keputihan normal akan dialami jika perempuan menjelang menstruasi, sedang stress atau sering dijumpai juga pada wanita hamil. 2) Endometriosis Endometriosis adalah jaringan yang semestinya terletak di dalam(endo) rahim(metrium), bertumbuh di tempat lain seperti pada lapisan otot rahim, luar rahim, saluran telur, ovarium, usus, kulit bahkan otak. Penyakit ini biasa ditandai dengan rasa nyeri yang sangat hebat saat haid dan jumlah darah menstruasi lebih banyak dari biasanya.
22
Penyakit endometriosis bisa menyebabkan kemandulan dan infertilitas. Penyebab utamanya belum diketahui tapi faktor keturunan menjadi salah satu faktor risiko penyakit ini. Prinsip terapi endometriosis mengurangi keluhan nyeri pasien, mengecilkan atau memperlambat
pertumbuhan
jaringan
abnormal
dan
mempertahankan kesuburan (fertilitas) 3) Kista Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan pada indung telur yang dibungkus oleh semacam selaput dari lapisan terluar ovarium. Cairan dalam kista berupa darah yang keluar akibat luka yang terjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Banyak perempuan tidak menyadari bila dirinya menderita kista. Rasa nyeri pada perut bagian bawah dan pinggul biasanya keluhan yang sering dirasakan penderita kista. Pada usia subur kista akan menghilang dengan sendirinya. Jika kista tumbuh membesar maka perlu dilakukan operas pengangkatan dan biasanya berpotensi menjadi kanker. 4) Kanker Payudara Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Berikut adalah faktor yang meningkatkan risiko menderita kanker payudara : genetik (faktor keturunan), usia (terjadi pada wanita usia diatas 60 tahun), tidak memiliki anak, faktor hormonal (estrogen maupun androgen), pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen, obesitas pasca menopause, pengguna alkohol, menarche(mentruasi pertama)
23
sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.Pengobatan kanker payudara bisa melalui pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah terapi antibodi monoklonal yang bertujuan untuk memusnahkan atau membatasi penyebaran serta menghilangkan gejala-gejala yang menimbulkan kanker. 5) Kanker Serviks Penyakit ini disebabkan karena infeksi menetap sehingga terjadi pertumbuhan sel abnormal yang akhirnya mengarah pada perkembangan kanker. Perkembangan ini membutuhkan waktu 520tahun. Banyak faktor penyebabnya terutama hubungan seksual dengan banyak pasangan. Pemeriksaan yang teratur sangat diperlukan untuk mengetahui adanya perubahan awal sel-sel kanker. Pemeriksaan dianjurkan untuk dilakukan dua tahun sekali dan waktu yang baik untuk melakukan tes ini seminggu atau 2 minggu setelah haid.
3. Kanker Payudara a. Pengertian Kanker adalah kelompok penyakit, dimana sel tubuh berkembang, berubah dan menduplikasi diri di luar kendali. Biasanya, nama kanker diberikan berdasarkan bagian tubuh dimana kanker pertama kali tumbuh, sehingga kanker payudara merujuk pada pertumbuhan serta
24
perkembang biakan sel abnormal yang muncul pada jaringan payudara (Chyntia, 2009). Kanker payudara adalah tumor (kanker) ganas yang bermula dari sel-sel payudara (Pamungkas, 2011). Kanker payudara adalah tumor ganas pada payudara atau salah satu payudara, kanker payudara juga merupakan benjolan atau massa tunggal yang sering terdapat di daerah kuadran atas bagian luar, benjolan ini keras dan bentuknya tidak beraturan dan dapat digerakkan (Olfah, dkk, 2013). b. Tanda dan Gejala Kanker Payudara Tanda dan gejala umum yang menjadi keluhan terdiri dari keluhan benjolan atau massa di payudara, rasa sakit, keluar cairan dari putting susu, timbulnya kelainan kulit, pembesaran kelenjar getah bening atau tanda metastasis jauh. Menurut Olfah (2013), berdasarkan fasenya tanda dan gejala kanker payudara terdiri dari : 1) Fase awal kanker payudara asimptomatik (tanpa tanda gejala). Tanda dan gejala yang paling umum adalah benjolan dan penebalan pada payudara. Kebanyakan sekitar 90% ditemukan oleh penderita sendiri. Pada stadium dini, kanker payudara tidak menimbulkan keluhan. 2) Fase lanjut a) Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya b) Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati.
25
c) Eksim pada putting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau diobati. d) Putting susu sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari putting atau keluar air susu pada wanita yang sedang hamil atau tidak menyusui. e) Putting susu tertarik ke dalam f) Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peud d’orange) 3) Metastase luas, berupa : a) Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikla dan servikal b) Hasil rontgen thorax abnormal dengan atau tanpa efusi pleura c) Peningkatan alkali fosfatase atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang d) Fungsi hati abnormal c. Stadium Kanker Payudara Menurut Olfah, dkk (2012), stadium kanker payudara berdasarkan berat dan ringannya yaitu : 1) Stadium I : tumor terbatas pada payudara dengan ukuran < 2 cm, tidak terfiksasi pada kulit atau otot pektoralis, tanpa dugaan metastasis aksila. 2) Stadium II : tumor dengan diameter < 2 cm dengan metastasis aksila atau tumor dengan diameter 2-5 cm dengan atau tanpa metastasis aksila. 3) Stadium Illa : tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih bebas dari jaringan sekitarnya dengan atau tanpa metastasis aksila yang masih
26
bebas satu sama lainnya atau tumor dengan metastasis aksila yang melekat. 4) Stadium IIIb : tumor dengan metastasis infra atau supra klavikula atau tumor yang telah menginfiltrasi kulit atau dinding toraks. 5) Stadium IV : tumor yang telah mengadakan metastasis jauh. d. Faktor yang Mempengaruhi Kanker Payudara Menurut Olfah, dkk (2013), terdapat banyak faktor yang diperkirakan
mempunyai
pengaruh
terhadap
terjadinya
kanker
payudara, diantaranya : 1) Usia Wanita yang berumur lebih dari 30 tahun mempunyai kemungkinan yang besar untuk mendapat kanker payudara dan resiko ini akan bertambah sampai umur 50 tahun dan setelah menopause. 2) Lokasi geografis dan ras Eropa Barat dan Amerika Utara, lebih dari 6 – 10 kali keturunan Amerika Utara perempuan Afrika-Amerika sebelum usia 40 tahun. 3) Status Perkawinan Perempuan tidak menikah 50% lebih sering terkena kanker payudara. 4) Paritas Wanita yang melahirkan anak pertama setelah usia 30 tahun atau yang belum pernah memiliki resiko lebih besar daripada yang melahirkan anak pertama di usia belasan tahun.
27
5) Riwayat Menstruasi Wanita yang mengalami menstruasi pertama (menarche) pada usia kurang dari 12 tahun memiliki resiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih besar daripada wanita dengan menarche yang datang pada usia lebih dari 12 tahun. Wanita dengan menopause terlambat yaitu pada usia lebih dari 50 tahun memiliki resiko 2,5 hingga 5 kali lipat lebih tinggi. 6) Riwayat Keluarga Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara beresiko 2-3 kali lebih besar, sedangkan apabila yang terkena bukan saudara perempuan maka risiko menjadi 6 kali lebih tinggi. 7) Bentuk Tubuh Obesitas atau setiap penambahan 10 kg maka 80% lebih besar terkena kanker payudara. 8) Penyakit payudara lain Wanita yang mengalami hiperplasia duktus dan lobules dengan atipia memiliki risiko 8 kali lebih besar terkena kanker payudara. 9) Terpajan radiasi Peningkatan resiko untuk setiap radiasi pada perempuan muda dan anak-anak bermanifestasi setelah usia 30 tahun. 10) Kanker primer kedua Adanya kanker ovarium primer, resiko kanker payudara 3-4 kali lebih besar, dengan kanker endometrium primer resiko kanker payudara 2 kali lebih besar dan dengan kanker colorectal resiko kanker payudara 2 kali lebih besar.
28
e. Pencegahan Kanker Payudara Kanker payudara dapat menyebar secara signifikan dan sering tidak menimbulkan gejala yang berarti, karena pengobatan terkadang tidak memberikan hasil yang baik atau terlambat dalam memberikan terapinya,
maka
pencegahan
merupakan
langkah
yang
diperlukan.Pencegahan yang aman dan efektif lebih dipilih daripada menjalani terapi dengan menggunakan radiasi dan agen sitotoksit yang meskipun efektif menimbulkan berbagai efek samping (Supari dan Aziz, 2009).Pencegahan kanker payudara terdiri dari : 1) Pencegahan Primer Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan padaorang sehat melalui upaya menghindari terjadinya dari paparan berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat (Olfah, dkk, 2013). Bentuk-bentuk pencegahan primer terdiri dari : a) Promosi dan edukasi pola hidup sehat b) Menghindari faktor risiko (riwayat keluarga, tidak punya anak, tidak menyusui, mempunyai riwayat tumor jinak sebelumnya, obesitas, kebiasaan makan tinggi lemak kurang serat, perokok aktif dan pasif, pemakaian obat hormonal > 5 tahun)(Supari dan Aziz, 2009).
29
2) Pencegahan Sekunder Pencegahan sekunder dilakukan terhadap
individu yang
memiliki risiko untuk terkena kanker payudara.Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini dengan melalui beberap ametode seperti mamografi atau SADARI (periksa payudara sendiri) (Olfah, dkk, 2013). Beberapa bentuk pencegahan sekunder antara lain adalah : a) Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) b) Pemeriksaan
klinik
payudara
(CBE/Clinical
Breast
Examination), untuk menemukan benjolan, ukuran kurang dari 1 cm. c) USG untuk mengetahui batas-batas tumor dan jenis tumor. d) Mammografi menemukan adanya kelainan sebelum adanya gejala tumor dan adanya keganasan (Supari dan Aziz, 2009). 3) Pencegahan Tertier Pencegahan tertier yaitu pencegahan yang lebih diarahkan kepada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat pada kanker payudara sesuai stadiumnya akan dapat mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan (Olfah, dkk, 2013).
30
Menurut Supari dan Aziz (2009), beberapa bentuk pencegahan tertier antara lain : a) Pelayanan di Rumah Sakit (diagnosa dan pengobatan) Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. b) Perawatan paliatif Perawatan paliatif artinya meringankan penderitaan si pasien yang sudah sakit parah dan tidak dapat disembuhkan, tujuannya agar penderita dapat menjalani hari-hari sakitnya dengan semangat dan tidak putus asa serta memberi dukungan agar mampu melakukan hal-hal yang masih bisa dilakukan dan bermanfaat bagi spiritual pasien.Perawatan paliatif dititikberatkan pada pengendalian gejala dan keluhan, serta bukan terhadap penyakit utamanya karena penyakit utamanya tidak dapat disembuhkan. Dengan begitu pasien terbebas dari penderitaan akibat keluhan dan bisa menjalani akhir hidupnya dengan nyaman.
31
B. Kerangka Teori
Tingkat pengetahuan : 1. Tahu 2. Memahami 3. Aplikasi 4. Analisis 5. Sisntesis 6. Evaluasi
Pengetahuan
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap pengetahuan: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10)
2. Pengalaman Tingkat pendidikan Keyakinan Fasilitas Penghasilan Sosial budaya Pekerjaan Umur Minat Informasi
WUS
Teori WUS: 1. Pengertian 2. Tanda-tanda WUS yang 3. Penyakit diderita WUS
Kanker Payudara
Teori kanker payudara : 1. Pengertian 2. Tanda dan Gejala yang 3. Faktor mempengaruhi 4. Pencegahan
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Widianti, dkk (2007), Notoatmodjo (2010), Olfah, dkk (2013), Supari dan Aziz (2009)
32
C. Kerangka Konsep
Baik Tingkat Pengetahuan WUS Tentang Kanker Payudara
Cukup
Kurang
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat, yang telah direncanakan sampai matang ketika persiapan penelitian disusun dan datanya berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Sugiyono, 2010). Penelitian yang dilakukan mendeskripsikan tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang kanker payudara.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Desa Bakalan, Kenteng, Nogosari, Boyolali. 2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 2014. 33
34
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Wanita Usia Subur di DesaBakalan, Kenteng, Nogosari Boyolali yang berjumlah 362 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Sugiyono, 2010). Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan : N : Besar populasi n : Besar sampel d : Tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan ( 0% - 10% ) (Hidayat, 2007). n
362 1 36 362 (0,10) 2
362 4,62
78,3 7
78 7
35
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 78 Wanita Usia Subur di Bakalan, Kenteng, Nogosari Boyolali. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode Simple random sampling yaitu dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2010). Pengambilan sampel random dalam penelitian dapat menggunakan undian (untung-untungan), ordinal (tingkatan sama) dan menggunakan tabel bilangan random (Arikunto, 2010). Teknik acak dalam penelitian ini menggunakan undian (untung-untungan), yaitu peneliti membagi nama subjek yang terbagi ke dalam 2Rukun Tetangga (RT), kemudian menuliskan nama subjek pada kertas-kertas kecil sesuai dengan RT masing-masing,
kemudian
kertas
tersebut
digulung
dan
peneliti
mengambil sebanyak 39 respondenpada tiap RT di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali. Nomor yang tertera pada gulungan kertas yang terambil itulah yang merupakan sampel penelitian.
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu pengetahuan Wanita Usia Subur tentang kanker payudara.
36
E. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau
pengertian variabel-variabel
yang
diamati
atau
diteliti
(Notoatmodjo, 2010).Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variabel Pengetahuan WUS tentang kanker payudara
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Parameter dan Alat ukur kriteria Segala sesuatu informasi yang diketahui dan dimengerti oleh WUS tentang pengertian, tanda dan gejala, stadium, faktor yang mempengaruhi dan pencegahan tentang kanker payudara
Baik bila (x) > mean + 1 SD
Skala pengukuran
Kuesioner Ordinal
Cukup : bila mean - 1 SD x mean + 1 SD Kurang : bila (x) < mean – 1 SD
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang halhal yang diketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010). Jenis kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, dimana responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan oleh peneliti yaitu untuk pengetahuan benar dan salah.
37
Skala pengukuran data yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan : ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah (Hidayat, 2007).Jenis pernyataan kuesioner berupa favourable yaitu pernyataan positif dimana jika benar nilai 1 (satu) jika salah nilai 0 (nol) sedangkan pernyataan unfavourable yaitu pernyataan negatif jika benar nilai 0 (nol) jika salah nilainya 1 (satu). Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar. Kisi-kisi kuesioner tingkat pengetahuan WUS tentang kanker payudara antara lain : Tabel 3.2. Kisi Kisi Kuesioner (Sebelum Uji Coba Kuesioner) Variabel Sub Variabel No. item No. item Jumlah Favourable unfavourable Total Item Tingkat a. Pengertian 1,2 3 3 pengetahuan b. Tanda dan 4,5,6,7,8*,9, 11,12 9 WUS tentang gejala 10 kanker c. Stadium 13,14 15,16 4 payudara d. Faktor yang 17,18*,19,2 21,22,24,25 11 mempengaruhi 0,23,26,27 e. Pencegahan
28,29*,30,3 1 22
32,33
6
11
33
*item tidak valid Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur yang sahih atau tidak, maka perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji coba instrumen kepada sebanyak 30 wanita usia subur di Desa Kenteng Kelurahan Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali pada tanggal
38
2Desember 2013. Menurut Sugiyono (2010), bahwa beberapa ahli menggunakan 30 orang sebagai sampel dalam uji coba instrumen. 1. Uji Validitas Validitas
adalah suatu ukuran yang
tingkatkevalidan
atau
dapat
kesahihan sesuatu
menunjukkan
instrumen.
Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Untuk mengetahui validitas item dalam penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus korelasi product moment. Rumus korelasi product moment adalah:
rxy
xy - ( x . y) n.(( xy) {n x 2
2
x }{n y 2 -
2
y }
Keterangan: rxy
: Koefisien korelasi product moment
n
: Jumlah responden
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel (0,361) pada taraf signifikan 0,05 (Ghozali, 2009). Hasil uji coba insrumen diperoleh hasil bahwa sebanyak 33item pernyataan dinyatakan valid karena (r hitung > 0,361) sedangkan sebanyak 3pernyataan yaitu item pernyataan nomor 8, 18 dan 29dinyatakan tidak valid karena r hitung < 0,361 sehingga ke tiga item ini selanjutnya
39
dikeluarkan dan tidak digunakan dalam angket penelitian. Adapun kisi-kisi kuesioner setelah uji validitas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3.2. Kisi Kisi Kuesioner Penelitian Sub Variabel No. item No. item Favourable unfavourable
Variabel
Tingkat pengetahuan WUS tentang kanker payudara
a. Pengertian 1,2 b. Tanda dan gejala 4,5,6,7,8,9 c. Stadium 12,13 d. Faktor yang 16,17,18,19, mempengaruhi 22,25 e. Pencegahan 26,27,28 19
3 10,11 14,15 20,21,23,24
Jumlah Total Item 3 8 4 10
29,30 11
5 30
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: r11
k k 1
1
b2 2 t
Keterangan: r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2
= Jumlah varian butir
40
σt2
= Varians total
Dinyatakan reliabel apabila nilai alpha cronbach’s > rkriteria(0,70) (Ghozali, 2009).Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai Alpha (0,865) > (0,70) sehingga dinyatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa–peristiwa atau hal sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian (Arikunto, 2010). Pada teknik pengumpulan data dalam penelitian ini data yang diperoleh terdiri dari : 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh sacara langsung diambil dari obyek atau subyek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari responden berupa hasil pengisian kuesioner pengetahuan WUS tentang kanker payudara. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang didapatkan tidak secara langsung dari subyek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder dalam penelitian ini berupa data yang diperoleh dari dokumentasi desa yang berupa jumlah Wanita Usia Subur di Desa BakalanKelurahan Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali yaitu 362 orang.
41
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010), adalah: a. Editing Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi. b. Coding Kegiatan ini memberi kode pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar mudah dalam pengolahan data selanjutnya. c. Entry data Kegiatan ini memasukkan data dalam program komputer untuk dilakukan analisis lanjut. d. Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel. 2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
42
Menurut Riwidikdo (2009), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ditunjukan pada skala pengukuran sebagai berikut : a. Pengetahuan baik
: (x) > mean + 1SD
b. Pengetahuan cukup
: mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
c. Pengetahuan kurang
: (x) < mean – 1SD
Sebelum menentukan tingkat pengetahuan terlebih dahulu peneliti menghitung nilai mean dan Standard Deviation. Menurut Riwidikdo (2009), rumus menghitungnilai mean dan Standard Deviationyaitu : a. Mean
Keterangan :
n : jumlah responden xi : nilai responden b. Standard Deviation
Keterangan : SD : Standard Deviation xi
: nilai responden
n
: jumlah responden
43
Perhitungan mean dan standar deviasi menggunakan Program SPSS (Statistical Package for Social Science) Versi 16,0. Setelah didapatkan hasil nilai mean dan Standard Deviation tiap responden kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan untuk menghitung distribusi frekuensi responden. Rumus untuk menghitung prosentase menurut Riwidikdo (2009), sebagai berikut: Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan Skor Prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% Jumlah responden
I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), masalah etika penelitian yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Informed consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Infomed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Apabila responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. 2. Anonimity (tanpa nama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
44
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J.
Jadwal Penelitian Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian terlampir.
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian DesaBakalan merupakan salah satu bagian Kelurahan Kenteng Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali dengan luas wilayah sekitar 5,4 Ha. Jumlah penduduk sebanyak 1.244 orang yaitu 615 laki-laki dan 629 perempuan. Dari jumlah perempuan tersebut terdiri dari 65 anak, 147 remaja putri, 362 wanita usia subur dan 55 menopause. Batas wilayah Desa Bakalan, Kenteng, Nogosari Boyolali meliputi : 1. Sebelah utara
: Desa Kenteng
2. Sebelah selatan
: Desa Mangu
3. Sebelah timur
: Desa Polo
4. Sebelah barat
: Desa Cengklik
Di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolali belum terdapat tenaga kesehatan sehingga masyarakat yang ingin berobat biasanya datang ke desa lain yang terdekat dari rumah.
B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden a. Umur Karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh hasil sebagai berikut : 45
46
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Umur Jumlah Persentase (%) 20 – 28 tahun 25 32,1 39 50,0 29 – 37 tahun 38 – 45 tahun 14 17,9 Total 78 100 Sumber : data primer Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden yang berusia 20 – 28 tahun sebanyak 25 orang (32,1%), responden dengan usia 29 – 37 tahun sebanyak 39 orang (50,0%) dan responden dengan usia 38 – 45 tahun sebanyak 14 orang (17,9%). Mayoritas usia responden adalah 29 – 37 tahun. b. Pendidikan Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Jumlah Persentase (%) SD 5 6,4 15 19,2 SMP SMA 45 57,7 PT 13 16,7 Total 78 100 Sumber : data primer Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 5 orang (6,4%), responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 15 orang (19,2%), responden dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 45 orang (57,7%) dan responden dengan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak
47
13orang
(16,7%).
Mayoritas
responden
mempunyai
tingkat
pendidikan SMA. c. Pekerjaan Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah Persentase (%) IRT 37 47,4 Swasta 25 32,1 Wiraswasta 12 15,4 PNS 4 5,1 Total 78 100 Sumber : data primer Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang bekerja sebagai IRT sebanyak 37 orang (47,4%), swasta sebanyak 25 orang (32,1%), wiraswasta 12 orang (15,4%) dan PNS sebanyak 4 orang (5,1). Mayoritas pekerjaanresponden adalah Ibu Rumah Tangga. 2. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Payudara Hasil penelitian tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang kanker
payudara
di
Desa
Bakalan
Kenteng
Nogosari
Boyolalimenggunakan program SPSS Versi 16. Sebelum dihitung tingkat pengetahuan tersebut maka dicari terlebih dahulu nilai mean dan standar deviasi. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
48
Tabel 4.4 Nilai Mean dan Standar Deviasi dengan Program SPSS N Mean Std. Deviation Total Kuesioner Sumber : data primer
78
18,91
4,39
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut diketahui bahwa nilai mean sebesar 18,91 dan nilai standar deviasi sebesar 4,39. Hasil tersebut kemudian digunakan untuk perhitungan tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang kanker payudara di Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolaliyaitu sebagai berikut : Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean+1 SD : (x) >18,91 + 1 (4,39) : (x) >23,30
Nilai responden dikatakan baik bila nilai (x) >23,30 Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD :18,91 – 1 (4,39) : 14,52
x
x
+ 1 SD
18,91 + 1 (4,39)
x 23,30
Nilai responden dikatakan cukup bila :14,52 x 23,30 Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean–1 SD : (x) <18,91 – 1 (4,39) : (x) <14,52 Nilai responden dikatakan kurang bila nilai (x) <14,52 Hasil penelitian tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang kanker payudara Desa Bakalan Kenteng Nogosari Boyolalidi dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
49
Tabel 4.5. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Kanker Payudara di DesaBakalan Kenteng Nogosari Boyolali Jumlah
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total Sumber : data primer
12 52 14 78
Prosentase (%) 15,4 66,7 17,9 100
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang kanker payudara dalam kategori baik sebanyak 17 orang (15,4%), cukup sebanyak 52 orang (66,7%) dan baik sebanyak 14 orang (17,9%) sehingga mayoritas tingkat pengetahuan wanita usia subur tentangt kanker payudara dalam kategori cukup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik histogram sebagai berikut :
60
Jumlah responden
50 40 30 20 10 0
Series1
Baik 12
Cukup 52
Kurang 14
Gambar 4.1 Grafik Batang Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Payudara
50
C. Pembahasan Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Masalah kesuburan alat reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui. Dimana dalam masa wanita subur ini harus menjaga dan merawat personal hygiene yaitu pemeliharaan keadaan alat kelaminnya dengan rajin membersihkannya oleh karena itu WUS dianjurkan untuk merawat diri (Suparyanto, 2011). Salah satu penyakit yang dapat terjadi pada Wanita Usia Subur adalah kanker payudara. Menurut Edi (2011), penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui. Faktor yang meningkatkan risiko menderita kanker payudara adalah genetik (faktor keturunan), usia (terjadi pada wanita usia diatas 60 tahun), tidak memiliki anak, faktor hormonal (estrogen maupun androgen), pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen, obesitas pasca menopause, pengguna alkohol, menarche(mentruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil.
51
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang kanker payudara dalam kategori baik sebanyak 12 orang (15,4%), cukup sebanyak 52 orang (66,7%) dan baik sebanyak 14 orang (17,9%) sehingga mayoritas tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang kanker payudara dalam kategori cukup. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Nurhayati (2010)dengan hasil bahwa Ibu PKK di Desa Arapayung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdangberpengetahuan baik tentang kanker payudara yaitu sebanyak 22 orang (73,3%). Hasil penelitian ini juga berbeda dengan penelitian Rohmi, AA (2013) dengan hasil bahwa sebanyak 27 orang (50,0%) wanita usia subur di RT 12 RW 11 Kedungdoro Surabayamemiliki tingkat pengetahuan kurang tentang kanker payudara, tetapi penelitian ini mendukung penelitian Wahyuni, D, (2012) dengan hasil bahwa tingkat pengetahuan remaja putri di Dusun Tugu Desa Jatiwarno Jatipuro Karanganyar tentang kanker payudara pada tingkat cukup sebanyak 22 responden (68,75%). Notoatmodjo
(2010),
menyatakan
mempengaruhi pengetahuan seseorang
bahwa
faktor-faktor
yang
antara lain adalah pendidikan,
pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi. Sedangkan menurut Widianti, dkk, (2007) pengetahuan seseorang dapat
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor,
yaitu
:
pengalaman,
tingkatpendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan dan sosial budaya
52
Menurut Notoatmodjo (2010), pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar seseorang dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
Berdasarkan penelitian, responden yang berpendidikan SD
sebanyak 5 orang (6,4%), yang mempunyai pengetahuan baiktidak ada, pengetahuan cukup 1 orang dan pengetahuan kurang sebanyak 4 orang. Responden yang berpendidikan SMP sebanyak 15 orang (19,2%), yang berpengatahuan baiktidak ada, pengetahuan cukup sebanyak 9 orang dan pengetahuan kurang sebanyak 6 orang. Responden yang berpendidikan SMA sebanyak 45 orang (57,7%), yang berpengetahuan baik sebanyak 9 orang, pengetahuan cukup sebanyak 32 orang dan pengetahuan kurang sebanyak 4 orang. Responden yang berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 13 orang (16,7%), yang berpengetahuan baik sebanyak 3 orang dan sebanyak 10 orang mempunyai pengetahuan cukup. Bertambahnya
umur
seseorang
akan
menyebabkan
terjadinya
perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Umur seseorang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Hasil karakteristik responden berdasarkan usia diperoleh hasil bahwa responden yang berusia 20 – 28 tahun sebanyak 25 orang (32,1%), usia 29 – 37 tahun sebanyak 39 orang (50,0%) dan usia 38 – 45 tahun sebanyak 14 orang (17,9%).
53
Responden dengan usia 20 – 28 tahun diketahui bahwa sebanyak 2 orang berpengetahuan baik, pengetahuan cukup sebanyak 20 orang dan pengetahuan kurang sebanyak 3 orang. Responden dengan usia 29 –37 tahun diketahui bahwa sebanyak 9 orang berpengetahuan baik, pengetahuan cukup sebanyak 25 orang dan pengetahuan kurang sebanyak 5 orang. Responden dengan usia 38 – 45 tahun diketahui bahwa sebanyak 1 orang berpengetahuan baik, pengetahuan cukup sebanyak 7 orang dan pengetahuan kurang sebanyak 6 orang. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam, dengan semakin banyak pengalaman maka pengetahuan juga akan meningkat, budaya dapat
mempengaruhi sikap seseorang dalam berperilaku sedangkan
kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang bekerja sebagai IRT sebanyak 37 orang (47,4%), swasta sebanyak 25 orang (32,1%), wiraswasta 12 orang (15,4%) dan PNS sebanyak 4 orang (5,1). Responden sebagai Ibu Rumah Tangga diketahui sebanyak 4 orang berpengetahuan baik, pengetahuan cukup sebanyak 26 orang dan pengetahuan kurang sebanyak 7 orang. Responden yang bekerja di sektor swasta diketahui sebanyak 5 orang berpengetahuan baik, pengetahuan cukup sebanyak 15 orang dan pengetahuan kurang sebanyak 5 orang.Responden yang bekerja di
54
sektor wiraswasta diketahui sebanyak 3 orang berpengetahuan baik, pengetahuan cukup sebanyak 8 orang dan pengetahuan kurang sebanyak 1 orang.Responden yang bekerja sebagai PNS diketahui pengetahuan cukup sebanyak 3 orang dan pengetahuan kurang sebanyak 1 orang.
D. Keterbatasan 1. Kendala Penelitian Kendala dalam penelitian ini adalah pada saat pengisian kuesioner, ibu kurang memahami bahasa ilmiah dalam kesehatan yang digunakan dalam kuesioner. 2. Keterbatasan penelitian a. Keterbatasan variabel Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan. b. Keterbatasan kuesioner Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya menjawab benar atau salah dan tidak dapat mengukur pengetahuan responden secara mendalam.
55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang kanker payudara pada tingkat baik sebanyak 12 orang (15,4%). 2. Tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang kanker payudara pada tingkat cukup sebanyak 52 orang (66,7%). 3. Tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang kanker payudara pada tingkat kurang sebanyak 14 orang (17,9%).
B. Saran Saran yang dapat diberikan antara lain adalah sebagai berikut : 1. Bagi Wanita Usia Subur Wanita Usia Subur (WUS) perlu meningkatkan pengetahuan mengenai kanker payudara dengan cara mengikuti pendidikan kesehatan atau penyuluhan dari tenaga kesehatan atau melalui media cetak maupun elektronik sehingga mengetahui upaya pencegahan dan mengetahui jenis pengobatan yang tepat untuk penyembuhan kanker payudara. 2. Bagi Tempat Penelitian Perlu
mengadakan
memberikan
kerjasama
penyuluhan
dengan
kesehatan
instansi
dalam
kesehatan
upaya
pengetahuan Wanita Usia Subur tentang kanker payudara. 55
untuk
meningkatkan
56
3. Bagi tenaga kesehatan Tenaga kesehatan perlu memberikan penyuluhan kepada Wanita Usia Subur tentang kanker payudara sehingga WUS mendapatkan tambahan pengetahuan dalam mencegah terjadinya kanker payudara. 4. Bagi Institusi Pendidikan Institusi pendidikan hendaknya menambah referensi tentang kanker payudara sehingga dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa dan dapat menjadi pedoman bagi mahasiswa di saat praktik di masyarakat. 5. Bagi penelitian selanjutnya Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan variabel penelitian sehingga didapatkan hasil yang lebih baik, pengumpulan datanya menggunakan kuesioner terbuka supaya hasilnya lebih bervariasi.
57
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta Chyntia, E. 2009. Akhirnya Aku Sembuh dari Kanker Payudara. Yogyakarta : Maximus Desanti, OI, dkk. 2010. Persepsi Wanita Berisiko Kanker Payudara tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri di Kota Semarang, Jawa Tengah. Berita Kesehatan Masyarakat Ghozali, I. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Hidayat, M. 2011. Kanker Payudara Banyak Diderita Perempuan Muda.. http://pasarinternet.co.id. 7 Oktober 2013. Hidayati, A, dkk. 2012. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Metode Ceramah dan Demonstrasi dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kanker Payudara dan Ketrampilan Praktik Sadari (Studi pada Siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak), Jurnal Kebidanan. Vol 1 No. 1 Isdaryanto. 2012. Cara Mencegah Kanker Serviks. http://www.isdaryanto.com. 14 November 2012 Lenggogeni, P. 2011. Faktor–Faktor Yang Berhubungan Dini Kanker Payudara Oleh Mahasiswi Jalur A Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Unand Padang Tahun 2011, Padang : Program Studi Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Memey. 2012. Gawat. Kanker Payudara Serang ABG. http://padangekspres.co.id. 7 Oktober 2013 Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. _____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Olfah, Y., dkk. 2013. Kanker Payudara dan Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika
58
Pamungkas, Z. 2011. Deteksi Dini Kanker Payudara : Kenali Sebab-Sebab dan Cara Antisipasinya. Yogyakata: Buku Biru Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yokyakarta : Mitra Cendekia Press. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Suryaningsih, E. K., dan Sukaca, B. E. 2009. Cara Pencegahan Kanker Payudara. Yogyakarta : Paradigma Indonesia Wahyuningsih, M. 2012. Jumlah Penderita Kanker di Dunia Naik 300 Persen Pada Tahun 2030. http://health.detik.com. 7 Oktober 2013 Widiawaty, N. 2011. Hubungan Tingkat Pendidikan Formal Dan Tingkat Pengetahuan Wanita Tentang Kanker Payudara Dengan Kejadian Kanker Payudara Di Borokulon Banyuurip. Jurnal Komunikasi Kesehatan. Vol. 2 No. 2 Widianti, E, dkk. 2007. Pengetahuan Pasien Mengenai Gangguan Psikosomatik dan Pencegahannya di Puskesmas Tarogong Garut. Laporan Penelitian. Bandung : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran.