HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA SIDOREJO KECAMATAN SUKOSEWU KABUPATEN BOJONEGORO Fitria Rizky Kurniawati , Faizzatul Ummah Abstrak Kanker payudara merupakan penyakit yang dapat dideteksi dini dengan SADARI. Akan tetapi sebagian besar masyarakat yang terkena kanker payudara datang untuk berobat sudah pada stadium lanjut . Keterlambatan pasien berobat disebabkab oleh beberapa hal, antara lain kurangnya pengetahuan masyarakat tentang SADARI dan tidak dilakukannya perilaku SADARI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana hubungan pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku SADARI. Desain penelitian yang dugunakan adalah metode analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel yang diambil sebanyak 130 responden, pemilihan sampel dilakukan dengan cara random sampling,. Data penelitian ini diambil dengan kuesioner untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku. Setelah ditabulasi data yang ada dianalisis dengan meggunakan uji sperman rho.. Setelah dilakukan uji statstik dengan meggunakan uji spearman rho diperoleh hasil ada hubungan pengetahuan tentang SADARI dengan perilaku SADARI. Ada beberpa hal yang memepengaruhi pengetahuan dan perilaku seseorang terhadap tindakan SADARI, antara lain karena factor pendidikan, informasi, pengalaman, pekerjaan, kesadaran dan sikap petugas kesehatan yang tidak proaktif. Melihat hasil penelitian ini maka perlu dilakukan penyuluhan-penyuluhan pada masyarakat untuk meningkatkan informasi pada masyarakat tentang kanker payudara dan SADARI dan skrining deteksi dini pada kanker payudara. Kata Kunci
: Pengetahuan, perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Kanker payudara dinyatakan sebagai pembunuh ke 2 setelah kanker leher rahim. Menurut WHO (Word Health Organisation) kanker payudara merupakan problem kesehatan yang sangat serius karena jumlah penderita meningkat 20% per tahun. Di Indonesia diperkirakan sekitar 100 dari 100.000 jiwa per tahun terkena penyakit kanker payudara (Fitria, 2007:21). Selama 3 tahun terakhir ini di Kabupaten Bojonegoro, insiden kanker payudara mengalami peningkatan sekitar 15%. Data yang diperoleh dari RSUD Kabupaten Bojonegororo jumlah penderita kanker payudara baik yang menjalani rawat jalan atau rawat inap mulai bulan Januari sampai bulan Juli tahun 2008 berjumlah 198 pasien dan 1(0,5%) pasien meninggal dunia, dari rata-rata pasien yang datang sudah pada stadium lanjut (Data Rekam Medik RSUD Kab. Bojonegoro). Berdasarkan laporan bidan desa Sidorejo bahwa di Kecamatan Sukosewu selama 5 tahun terakhir ini
1. Pendahuluan Keberhasilan pembangunan dengan bertambahnya usia harapan hidup,menyebabkan manusia makin menghadapi kemungkinan keganasan dapat disebabkan kontak dengan bahan karsinogenik sebagai akibat perkembangan industri. Salah satu bentuk keganasan yang dapat menyebabkan kematian adalah kanker payudara. Kanker payudara merupakan penyakit yang dapat dideteksi secara dini dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Ironisnya masyarakat datang untuk memeriksakan diri, sebagian besar sudah dalam stadium lanjut sehingga pengobatan adekuat tidak dapat diberikan (Manuaba, 2001:627). Keterlambatan pasien datang untuk berobat disebabkan karena banyak hal antara lain kurangnya pengetahuan masyarakat tentang SADARI (Fitria, 2007:21). SADARI merupakan salah satu bentuk metode sederhana untuk mendeteksi dini kanker payudara.
Faizzatul Ummah STIKES Muhammadiyah Lamongan. SURYA
25
Vol. 1, No,2, Maret 2009
Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Wanita Usia Subur Di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro terdapat 5 kasus kanker payudara dan semua pasien tersebut meninggal. Di desa Sidorejo terdapat 2 pasien kanker payudara, 1(25%) pasien meninggal dan 1(25%) pasien mendapatkan penanganan pada stadium lanjut. Dari survey awal yang dilakukan peneliti pada 10 responden dengan menggunakan metode wawancara sementara diketahui 2 orang (20%) dapat menjawab tentang pengertian SADARI dan mengatakan pernah melakukan SADARI, 8 orang (80%) tidak dapat menjawab pengertian tentang SADARI dan tidak pernah melakukan SADARI. Menurut Pitra (2006) bahwa 85% benjolan di payudara ditemukan oleh wanita sendiri melalui SADARI (http://Homepedin.com). Sebenarnya cukup waktu untuk memeriksakan diri sejak kelainan dapat diraba sendiri oleh wanita sendiri atau suami (Manuaba, 2004:494). Akan tetapi pada kenyataanya 70% pasien datang untuk berobat sudah pada stadium lanjut. Keterlambatan pasien datang untuk berobat disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain adalah takut operasi, kemoterapi dan radiasi, masih percaya dengan pengobatan tradisoinal (dukun, paranormal atau orang pintar),tidak percaya bahwa kanker payudara dapat disembuhkan, tidak menyadari akan penyakit yang diderita, sosial-ekonomi, tidak mengetahuinya/kurangnya pengetahuan tentang pemeriksaan rutin payudara (Fitria, 2007:20). Ketidaktahuan tentang pemeriksaan rutin kanker payudara juga disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kecerdasan, pengalaman, motivasi dari diri sendiri dan keluarga terhadap pelaksanaan pemeriksaan payudara sendiri, serta peran aktif petugas kesehatan terhadap masalahmasalah kesehatan yang muncul di masyarakat. Hal-hal seperti tersebut diatas yang menambah banyaknya dan parahnya tingkatan penderita kanker payudara (Fitria, 2007:20). Pencegahan kanker payudara berupa pencegahan primer dan sekunder (http://Homepedin.org.com, 2006). Adapun bentuk pencegahan primer berupa promosi kesehatan pada orang yang sehat dengan SURYA
upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat melalui memberikan penyuluhan-penyuluhan dan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) (Manuaba, 2001:630). Sedangkan pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan sekunder dapat dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Salah satunya dengan SADARI dan mamografi (http://Homepedin.org.com .2008) pada wanita yang asimtomatik juga harus disertai dengan pemeriksaan fisik secara keseluruhan (Hecker, 2002 :484). Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik mengadakan penelitian kepada ibu-ibu khususnya pada wanita usia subur (WUS) mengenai “Hubungan pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri pada wanita usia subur di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro”. Tujuan penelitian di atas untuk mengetahuii hubungan pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri pada wanita usia subur di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro. 2. Metodologi Penelitian Jenis Penelitian adalah analitik dengan pendekatan crossectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur di desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro sedangkan sampel penelitian ini adalah sebagian populasi yang memenuhi kriteria inklusi dengan besar sampel 130 wanita usia subur. Variabel independent penelitian ini adalah penetahuan WUS tentang SADARI dan variabel dependent adalah perilaku WUS dalam pelaksanaan SADARI. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji spearman rho untuk mengetahui hubungan dua variabel.
26
Vol. 1, No,2, April 2009
Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Wanita Usia Subur Di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro pengetahuan dengan perilaku pemerksaan payudara sendri pada 130 responden yang disajikan dalam bentuk tabel 3.
3. Hasil Penelitian a. Krakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang SADARI Pada bagian ini akan dibahas tentang pengetahuan di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro.
Tabel 3 Tabulasi silang pengetahuan dengan perilaku SADARI pada WUS di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro tahun 2008
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang SADARI pada WUS di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro 2008 No 1 2 3
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah
f 10 30 90 130
Dari hasil tabulasi silang pada tabel 3 menunjukkan bahwa dari 130 responden, responden yang berpengetahuan kurang seluruhnya tidak pernah melakukan SADARI, responden yang bepengetahuan cukup seluruhnya tidak pernah melakukan SADARI. Sedangkan responden yang berpengetahuan baik, sebagian responden pernah melakukan SADARI tetapi tidak teratur dan sebagian responden tidak pernah melakukan SADARI.
% 7,7 23,1 69,2 100
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 90 orang (69,2%). b. Karakteristik Responden Berdasarkan perilaku SADARI. Perilaku SADARI pada WUS yang didapat dari 130 responden berdasarkan perilaku WUS melakukan SADARI dengan teratur atau tidak. Distribusi perilaku SADARI disajikan dalam tabel berikut.
Dari hasil perhitungan SPSS, dengan menggunakan uji spearmen rank didapatkan nilai koefisien korelasi Spearman (rs) = 0,438 dan nilai Sig 2 tailed p = 0,000, dimana nilai p 0,000 < 0,05 sehingga H1 diterima yang artinya terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku SADARI pada WUS.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi perilaku SADARI pada WUS di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro 2008. No 1 2 3
Perilaku SADARI Melakukan SADARI teratur tiap bulan. Melakukan SADARI tetapi tidak teratur Tidak pernah melakukan SADARI Jumlah
f 0
% 0
6
4,6
124
95,4
130
100
4. Pembahasan a. Pengetahuan WUS tentang SADARI Dari hasil penelitian terhadap 130 responden di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro, didapatkan hasil 90 responden (69,2%) berpengetahuan kurang tentang SADARI. Adanya pengetahuan responden yang kurang kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor. Antara lain karena faktor pendidikan responden baik pendidikan formal maupun informal. Tingkat pendidikan responden sebagian besar SMP (41,5%), sebagian responden berpendidikan SD (31,5%), hanya sebagian kecil responden yang berpendidikan SMA (19,2%) dan
Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa hamper keseuruhan responden berperilaku salah sebanyak 125 responden (96,2%). c. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku SADARI pada WUS. Tabulasi silang SURYA
27
Vol. 1, No,2, April 2009
Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Wanita Usia Subur Di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro Perguruan Tinggi (7,8%). Menurut Sarwono (2002) yang dikutip dari Nursalam (2001:130), bahwa pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang oleh orang lain menuju ke arah suatu cita-cita. Jadi pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya tentang masalah kesehatan, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup. Semakin tinggi pendidikan seseorang dapat mempengaruhi kemampuan seorang dalam menerima informasi yang dapat menambah pengetahuan seseorang dalam meningkatkan kualitas hidup.
Menurut iqbal Mubarak (2007) dan Winkel (1998) bahwa pegetahuan juga terbentuk dari pengalaman, semakin banyak pengalaman yang diperoleh seseorang maka akan mendorong seseorang untuk banyak mencari informasi. Disini hampir sebagian besar responden belum pernah mendapatkan pengalaman tentang kanker payudara, maka merupakan hal yang wajar bila hampir sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang, karena sebagian besar responden tidak memiliki pengalaman tentang kanker payudara maka responden juga tidak berusaha mencari informasi tentang kanker payudara.
Sebagian besar pendidikan responden sebenarnya sudah cukup tetapi karena tidak ada motivasi dari responden sendiri dan keluarga serta kurangnya pendidikan informal yang diperoleh responden juga mempengaruhi pengetahuan, salah satunya kurangnya peran aktif petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan-penyuluhan pada masyarakat.
Faktor keempat yang mempengaruhi pengetahuan adalah pekerjaan. Menurut Iqbal Mubarak (2007) bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun seacara tidak langsung. Disini hampir sebagian besar (61,3%) responden tidak bekerja (ibu rumah tangga), hal ini yang menyebabkan kurangnya pengetahuan pada responden karena lingkungan responden yang kurang mendungkung untuk mendapatkan informasi dan pengalaman tentang kanker payudara dan SADARI. Sehingga sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang tentang SADARI dan kanker payudara.
Faktor kedua yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah informasi yang diperoleh oleh orang tersebut. Di Desa Sidorejo pernah ada penyuluhan tentang SADARI tetapi tidak ada follow up dari petugas kesehatan, sehingga petugas tidak mengetahui apakah informasi yang telah diberikan apakah diimplementasiakan atau tidak oleh masyarakat. Menurut Iqbal mubarak (2007), semakin baik informasi yang diperoleh oleh seseorang maka akan membantu mempercepat seseorang untuk mendapatkan pengetahuan, karena informasi merupakan salah satu media yang baik untuk mendapatkan pengetahuan. Dari hasil penelelitian sebagian besar responden mengatakan tidak pernah melakukan payudara sendiri, disini responden tidak menyimpan informasi dan tidak mengimplementasikan informasi yang telah disampaikan oleh petugas kesehatan
Faktor kelima yang mempengaruhi pengetahuan adalah usia. Menurut Iqbal Mubarak (2007) bahwa dengan bertambahnya usia seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan: 1). Perubahan ukuran, 2). Proporsi, 3). Hilangnya cirri-ciri lama, 4). Timbulnya cirri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsin organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Akan tetapi menurut Notoatmodjo (2003) bahwa semakin bertambahnya usia seseorang maka akan menyebabkan semakin menurunnya daya
Faktor ketiga yang mempengaruhi pengetahuan adalah pengalaman. Dalam hal ini pengalaman mempengaruhi pengetahuan. SURYA
28
Vol. 1, No,2, April 2009
Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Wanita Usia Subur Di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro ingat sehingga menyebabkan semakin sulit untuk menerima informasi. Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden (62,3%) berusia 26-45 tahun. Hal ini yang menyebabkan sebagian besar responden memilki pengetahuan kurang karena semakin bertambahnya usia sesseorang akan semakin sulit untuk menerima informasi yang ada. Walaupun mungkin responden mendapatkan informasi tentang kanker payudara dan SADARI, responden tidak dapat mengingat dengan baik informasi yang telah didapat.
dikutip oleh Notoatmodjo (2003) bahwa kesadaran seseorang yang baik dalam hal kesehatan akan mempengaruhi pembentukan perilaku kesehatan yang benar, karena semakin tingginya kesadaran yang dimiliki orang tersebut semakin tinggi pula motivasi dalam diri orang tersebut. b. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku SADARI. Dari hasil penelitian didapatkan hasil sebagai berikut, bahwa responden berpengetahuan baik sebanyak 7,7%, Dari keseluruhan responden yang berpengetahuan baik tidak ada yang berperilaku baik dalampemeriksaan payudara sendiri, sedangkan 60% responden yang berpengetahuan baik memiliki perilaku cukup dalam SADARI dan 40% responden memiliki perilaku kurang dalam SADARI. Reponden yang berpengetahuan cukup sebanyak 23,1%, keseluruhan responden (100%) responden yang berpengetahuan cukup memiliki perilaku kurang dalam SADARI. Dari keseluruhan responden yang berpengetahuan cukup tidak ada yang berperilaku baik dan cukup dalam SADARI. Responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 69,2%, keseluruhan (100%) responden yang berpengetahuan kurang memiliki perilaku kurang dalam SADARI. Dari keseluruhan responden yang berpengetahuan kurang tidak ada yang berperilaku baik dan cukup dalam SADARI. Dan dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji spearman rho didapatkan hasil bahwa nilai p = 0,000 maka nilai p < 0,05 yang artinya terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku SADAR.
b
Perilaku WUS tentang SADARI Dari hasil penelitian terhadap 130 responden di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro, didapatkan hasil 124 responden (95,4 %) tidak pernah melakukan SADARI. Di depan sudah disebutkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan kurang, maka bila banyak responden yang tidak pernah melakukan SADARI merupakan hal yang wajar. Sesuai dengan teori Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan faktor predisposisi dalam pembentukan perilaku seseorang. Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah sikap dan peran aktif petugas kesehatan. Di Desa Sidorejo pernah dilakukan penyuluhan oleh petugas kesehatan tentang kanker payudara dan SADARI akan tetapi tidak pernah dilakukan follow up oleh petugas kesehatan. Dikatakan Green yang dikutip Notoatmodjo (2003) bahwa sikap dan peran aktif petugas kesehatan merupakan faktor pendorong dalam pembentukan perilaku kesehatan. Sikap petugas kesehatan yang aktif dalam memberikan informasi pada masyarakat dapat mendorong masyarakat untuk berperilaku benar dalam kesehatan.
Dari hasil pembahasan didepan dijelaskan bahwa pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi mempengaruhi perilaku sesorang. Bila hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan kurang dan berperilaku salah merupakan hal yang wajar. Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapakan oleh Sarwono (2002) yang dikutip oleh Notoatmojo (2001:120), bahwa semakin tinngi pendidikan seseorang dapat
Faktor lain yang mempengaruhi perilaku adalah kesadaran masyarakat untuk melakukan SADARI, karena sebagian besar masyarakat belum memiliki pengalaman dengan kanker payudara maka kesadaran masyarakat untuk melakukan SADARI masih kurang. Menurut Robert Kwick yang SURYA
29
Vol. 1, No,2, April 2009
Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Wanita Usia Subur Di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menerima informasi dan akan menambah pengetahuan seseorang dalam meningkatkan kualitas hidup . Dan menurut Green yang dikutip oleh Notoatmodjo(2003). Bahwa pengetahuan sendiri merupakan faktor predispossisi dalam pembentukan perilaku. Dimana seseorang tidak pernah melakukan perilaku SADARI karena orang tersebut tidak pernah mendapat informasi dan tidak tahu tentang SADARI. Jadi Pengetahuan dengan perilaku merupakan dua hal yang saling berhubungan.
diharapkan dapat bertindak dengan cepat bila ada pasien atau masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dengan segera. 3. Bagi Mahasiswa Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan dasar acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Dengan melihat pentingnya untuk mencegah terlambatnya penanganan terhadap kanker payudara. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Pada penelitian selanjutnya, diharapkan peneliti dapat melanjutkan penelitian tentang kanker payudara tetapi dengan variabel yang lain. Dengan menggunakan pendekatan casecontrol disini peneliti merekomendasikan judul “ Hubungan Motivasi Keluarga Dengan Pelaksanaan SADARI”.
5. Kesimpulan dan Saran a. Kesimpulan 1) Sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang tentang pemeriksaan payudara sendiri. 2) Hampir keseluruhan responden tidak pernah melakukan SADARI. 3) Terdapat hubungan antara an perilaku SADARI pada wanita usia subur di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro. b.Saran 1. Bagi Responden Diharapakan responden aktif mengikuti penyuluhan-penyulahan tentang kesehatan, karena sangat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan pada masyarakat. Dengan pengetahuan yang baik akan menambah wawasan pada masyarakat dalam berperilaku kesehatan. Khususnya tentang kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan yang mengalami peningkatan tiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmad. (2007). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta Ana Fitria.( 2007). Paduan Lengkap Kesehatan Wanita. Yogyakarta: Gala Ilmu Alex Sobur. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia Data Rekam Medik RSUD Kabupaten Bojonegoro. (2008). Hacker, Neville. (2002). Essentials of Obstetri ang Gynekology. Jakarta: Hipocrates Memahami IGB, Manuaba. (1998). Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC IGB, Manuaba. (2001). Kapita Selekta Penatalaksaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB. Jakarta: EGC IGB, Manuaba. (2004). Dasar-Dasar Teknik Operasi Ginekologi. Jakarta: EGC Kartini Kartono. (1992). Psikologi Wanita (jilid 2). Jakarta: Mandar Maju Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
2. Bagi Bidan atau Tenaga Kesehatan Lainnya Tenaga kesehatan yang berhadapan langsung dengan masyarakat diharapkan berperan aktif dalam dalam memberikan pelayanan pada masyarakat dan memberikan penyuluhan-penyuluhan pada masyarakat, khususnya tentang kanker payudara dan SADARI karena kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang dapat dideteksi dini dengan SADARI . Dan petugas kesehatan SURYA
30
Vol. 1, No,2, April 2009
Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Wanita Usia Subur Di Desa Sidorejo Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro Varney, Hellen. (2006). Buku Ajar Asuahn Kebidanan. Jakarta: EGC Wahid Iqbal Mubarak. (2007). Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu Winkel, WS. (1998). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Fitria Yulia. (2008). Demo SARARI. http//www. Akbidypsdmi. Net Hidup Sehat. (2008). Hidup Sehat. http//www. Media Sehat. Com/utama007. php Pitra. (2008). Kampanye Kanker Payudara. http//www. Homepedin. Org Tripid Nusa Indah. (2008). Tips Kanker Payudara. http//nusaindah. Tripid. Com. /tips kanker payudara Yayasan Kanker Payudara Yogyakarta. Kanker Payudara. (2008). hhtp//www. Borobudurbiz. Com/artindo/articles/32/Kanker Payudara/page 1. html
Keperawatan . Jakarta: Salemba Medika Rayburn, William F. (2001). Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika Soekidjo Notoatmodjo. (2002). Metodologi Jakarta: Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta Soekidjo Notoatmodjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta Soekidjo Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Suharsimi Arikunto. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Sjamsuhidayat, R. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC Tri Rusli Widyatun. (1999). Ilmu Perilaku. Jakarta: EGC
SURYA
31
Vol. 1, No,2, April 2009