TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) USIA 25 - 30 TAHUN TENTANG MENOPAUSE DINI DI KAMPUNG GAMBIRSARI KELURAHAN KADIPIRO SURAKARTA TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh:
Evi Indriyani NIM B11 137
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 - 30 tahun tentang menopause dini di kampung Gambirsari kelurahan Kadipiro Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3.
Arista Apriani, S.ST., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4.
Ibu drg. Riesmalia, selaku Kepala UPTD Puskesmas Gambirsari Surakarta, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5.
Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta,
Juni 2014
Penulis
iv
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Evi Indriyani B11137 TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) USIA 25 – 30 TAHUN TENTANG MENOPAUSE DINI DI KAMPUNG GAMBIRSARI KELURAHAN KADIPIRO SURAKARTA TAHUN 2014 xii + 54 halaman + 16 lampiran + 6 tabel + 3 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Wanita mengalami banyak proses pertumbuhan dan perkembangan mulai dari bayi hingga masa menopause. Menopouse merupakan kejadian alami yang terjadi pada wanita usia 45 - 60 tahun. Menopause dini adalah masa menopause yang datangnya lebih awal dibandingkan dengan masa menopause pada umumnya. Wanita dikatakan mengalami menopause dini apabila mengalami menopause dibawah usia 40 tahun. Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di kampung Gambirsari kelurahan Kadipiro surakarta dengan melakukan wawancara terhadap 10 wanita usia subur (wus) usia 25 – 30 tahun tentang menopause dini hanya 4 wus yang mengetahui menopause dini, sedang 6 wus belum mengetahui tentang menopause dini. Tujuan : untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25-30 Tahun tentang Menopause Dini di kampung Gambirsari kelurahan Kadipiro Surakarta pada tingkat baik, cukup, dan kurang. Metode Penelitian : jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di kampung Gambirsari kelurahan Kadipiro Surakarta pada tanggal 30 Maret 2014. Dalam penelitian ini jumlah populasi wanita usia subur (WUS) usia 25 – 30 tahun adalah 38 wus dengan jumlah sampel 38 responden dengan tehnik pengambilan sampel simpling jenuh. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan variabel yang digunakan adalah variabel tunggal Hasil penelitian : Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 – 30 Tahun tentang Menopause Dini Di Kampung Gambirsari Kecamatan Kadipiro Surakarta pada kategori baik sebanyak 7 responden (18,4%), kategori cukup sebanyak 21 responden (55,3%), dan kategori kurang sebanyak 10 responden (26,3%). Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 – 30 Tahun tentang Menopause Dini Di Kampung Gambirsari Kecamatan Kadipiro Surakarta yaitu, pada kategori baik sebanyak 7 responden (18,4%), pada kategori cukup sebanyak 21 responden (55,3%), dan pada kategori kurang sebanyak 10 resposden 10 responden (26,3%). Kata Kunci : Pengetahuan, WUS, Menopause, Menopause Dini Kepustakaan : 18 literatur (2009 – 2013)
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Hari ini harus lebih indah dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan” (Penulis)
“Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut manusia ialah menundukan diri sendiri” (Ibu Kartini)
“Pendidikan merupakan pelengkap paling baik untuk hari tua” (Ariestoteles) PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini kupersembahkan kepada : 1.
Allah SWT yang telah memberikan karunia, rahmat, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya.
2.
Almarhumah Ibu yang tiada pernah terganti oleh yang lain. Evi sayang Ibu. Tak lupa untuk Ayah tercinta. You are my super dad.
3.
Nenek dan kakek tercinta, terima kasih atas segala do’a, motivasi, cinta, dan kasih sayang yang luar biasa.
4.
Adikku tercinta yang njengkelin tapi lebih banyak ngangeninnya.
5.
Keluarga keduaku, Bebeb (Sri Yeningsih) yang selama 3 tahun menemani tidurku, Caput (Putri Wulandari) si maknae kita yang cantik, and Ipin (Fitria Wulandari) lope u ipin ^_^.
6.
Teman-teman khususnya 3 C yang selalu membuat harihari di kampus terasa indah.
7.
Pembimbing akademikku tercinta Bu Fitri dan Bu Mutiah, terima kasih Bu.
vi
CURICULUM VITAE
Nama
: Evi Indriyani
Tempat / Tanggal Lahir
: Sapta Mulia, 27 Oktober 1993
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Merak RT 36 / RW 08 Sapta Mulia, Rimbo Bujang, Tebo, Jambi
Riwayat Pendidikan 1.
SD N 168 / IV Kabupaten Tebo
LULUS TAHUN 2005
2.
SMP N 18 Kabupaten Tebo
LULUS TAHUN 2008
3.
SMA N 9 Kabupaten Tebo
LULUS TAHUN 2011
4.
Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada
ANGKATAN 2011
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
iv
ABSTRAK ....................................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................
vi
CURICULUM VITAE .................................................................................
vii
DAFTAR ISI ................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Perumusan Masalah ...............................................................
4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
4
D. Manfaat Penelitian .................................................................
5
E. Keaslian Penelitian .................................................................
5
F. Sistematika Penelitian ...........................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .......................................................................
7
1. Pengetahuan ......................................................................
7
2. Wanita Usia Subur (WUS) ..............................................
17
3. Menopause ........................................................................
19
4. Menopause Dini................................................................
22
B. Kerangka Teori .......................................................................
31
C. Kerangka Konsep Penelitian .................................................
32
BAB III METODOLOGI A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................
33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................
33
viii
BAB IV
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............
34
D. Variabel Penelitian ................................................................
35
E. Definisi Operasional ..............................................................
35
F. Instrumen Penelitian ..............................................................
36
G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................
40
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................
41
I. Etika Penelitian ......................................................................
43
J. Jadwal Penelitian ...................................................................
44
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum ....................................................................
45
B. Hasil Penelitian .....................................................................
46
C. Pembahasan ...........................................................................
49
D. Kelemahan .............................................................................
52
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................
53
B. Saran ......................................................................................
53
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional .....................................................................
36
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner .......................................................................
37
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ..........................
46
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ............................
47
Tabel 4.3 Mean dan Standart Deviasi ............................................................
47
Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 – 30 Tahun tentang Menopause Dini Di Kampung Gambirsari Kelurahan Kadipiro Surakarta ......................................................
x
48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori .........................................................................
31
Gambar 2.2 Kerangka Konsep .....................................................................
32
Gambar 4.1 Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 – 30 Tahun tentang Menopause Dini .............
xi
49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian (dalam bentuk tabel) Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan lahan Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan lahan Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent) Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 16. Lembar Konsultasi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Wanita sebagai makhluk yang tercipta dengan keindahan dan kelembutan. Setiap wanita akan menjaga keindahan yang telah dikaruniakan Tuhan dan akan merasakan cemas jika tidak bisa tampil indah lagi. Dalam perjalanan hidupnya, wanita mengalami banyak proses pertumbuhan dan perkembangan mulai dari bayi hingga masa menopause (Mulyani, 2013). Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama. Pada bayi perempuan, jumlah folikel primodial (nongrowing) dalam kedua ovarium sudah terbentuk sebanyak 750.000 butir dan tidak akan bertambah lagi. Tuba uterus, vagina dan genitalia eksternal sudah terbentuk sempurna. Masa bayi adalah masa yang sesungguhnya, meskipun seluruh masa kanak-kanak merupakan masa dasar (Jhaquin, 2010). Secara garis besar masa perkembangan kanak-kanak dibagi atas dua bagian besar, yakni fase perkembangan awal kanak-kanak (2 - 6 tahun) dan kahir kanak-kanak (6 - 12 tahun). Pada masa perkembangan kanak-kanak, anak lebih senang bermain dalam bentuk kelompok, seperti anak perempuan bermain masak-masakan dengan teman sebaya mereka. Perkembangan fisik pada usia akhir kanak-kanak tidak lagi pesat sebagaimana yang terjadi pada usia awal kanak-kanak. Perkembangan akan menjadi lebih kembali ketika anak memasuki usia pubertas (Pieter dan Lubis, 2010)
1
2
Pubertas (pubes) merupakan usia menuju kedewasaan. Perubahan fisik yang paling nyata adalah terjadi kematangan pada organ seksual untuk mencapai kemampuan reproduksi. Pubertas merupakan pembagi antara kanak-kanak dengan masa remaja (Pieter dan Lubis, 2010). Batasan usia seseorang sudah masuk remaja adalah usia 16 atau 17 tahun sampai usia 21 tahun. Seseorang disebut remaja apabila sudah ditandai dengan kematangan seksual, mampu menentukan masa depannya, dan sudah mencapai usia matang. Masa remaja disebut sebagai masa peralihan antara masa pubertas menuju masa dewasa (Pieter dan Lubis, 2010). Dewasa (adultus) adalah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Seseorang dikatakan dewasa apabila telah mampu menyesuaikan pertumbuhan dan menerima kedudukan yang sama dengan masyarakat atau orang dewasa lainnya. Masa dewasa akhir wanita ditandai dengan memasuki fase menopause (Pieter dan Lubis, 2010) Menopouse merupakan kejadian alami yang terjadi pada wanita usia 45 - 60 tahun. Secara mudah, menopause merupakan suatu tahap fisiologis dimana seorang wanita tidak lagi mendapatkan siklus menstruasi. Apabila menopause terjadi pada usia di bawah 40 tahun, maka wanita tersebut mengalami gangguan hormonal, yaitu menopause dini (Masni, 2012). Menopause dini adalah masa menopause yang datangnya lebih awal dibandingkan dengan masa menopause pada umumnya. Wanita dikatakan mengalami menopause dini apabila mengalami menopause di bawah usia 40 tahun. Banyak wanita yang belum mengetahui tentang menopause dini,
3
sehingga wanita tersebut tidak mengetahui tentang pencegahan dan penatalaksanaan
menopause
dini.
Seorang
wanita
yang
mengalami
menopause dini akan mengalami gangguan pada tingkat kesuburannya. Pentingnya pengetahuan wanita usia subur tentang menopause dini agar dapat mencegah
terjadinya
menopause
dini
dan
mengetahui
bagaimana
penatalaksanaan tentang menopause dini (Ruliandri, 2013). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan didapatkan data jumlah seluruh Wanita Usia Subur (WUS) di Kelurahan Kadipiro adalah sebanyak 16.746 jiwa. Kampung Gambirsari, merupakan salah satu kampung yang terdapat di Kelurahan Kadipiro. Jumlah WUS usia 25 - 30 tahun di Kampung Gambirsari adalah sejumlah 38 orang. Dari 38 WUS usia 25 - 30 tahun tersebut, dilakukan wawancara tentang menopause dini pada 10 orang WUS dan dihasilkan 4 orang WUS mengetahui menopause dini dan 6 orang WUS belum mengetahui menopause dini. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 - 30 Tahun tentang Menopause Dini di Kampung Gambirsari Kelurahan Kadipiro Surakarta”.
4
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 - 30 Tahun tentang Menopause Dini di Kampung Gambirsari Kelurahan Kadipiro Surakarta?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 - 30 Tahun tentang Menopause Dini di Kampung Gambirsari Kelurahan Kadipiro Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 - 30 Tahun tentang Menopause Dini di Kampung Gambirsari Kelurahan Kadipiro Surakarta pada tingkat baik. b. untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 - 30 Tahun tentang Menopause Dini di Kampung Gambirsari Kelurahan Kadipiro Surakarta pada tingkat cukup. c. untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 - 30 Tahun tentang Menopause Dini di Kampung Gambirsari Kelurahan Kadipiro Surakarta pada tingkat kurang.
5
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Sebagai sarana perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian selanjutnya tentang menopause dini. 2. Bagi Peneliti Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah wawasan serta memberi pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian khususnya tentang menopause dini. 3. Bagi Institusi a. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai sumber referensi pustaka untuk mahasiswa kebidanan dalam melakukan penelitian selanjutnya khususnya tentang menopause dini. b. Bagi Pelayanan Kesehatan Agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien, serta memberikan penyuluhan terhadap wanita usia subur.
E. Keaslian Penelitian Peneliti belum menemukan penelitian serupa yang dilakukan oleh penelitian lain.
6
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terbagi dalam 5 BAB, yaitu: BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab
ini
berisi
tentang
tinjauan
teori
tentang
pengertian
pengetahuan, wanita usia subur, menopause, menopause dini, kerangka teori dan kerangka konsep penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel,variabel
penelitian,definisi
operasional,
instrumen
penelitian, teknik pengambilan data, metode pengolahan data, dan analisis data, etika penulisan, serta jadwal penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum daerah penelitian, hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. BAB V
PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what” dan ini terjadi setelah orang melakukan melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia
diperoleh
melalui
mata
dan
telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya
tindakan
seseorang
(over
behavior)
(Notoadmodjo, 2012). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), dalam tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang lain tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Oleh
7
8
sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
9
5) Sintesis (Synthesis) Kemapuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagianbagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dinamakan sintesis. Dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada, seperti
dapat
menyusun,
merencanakan,
meringkas,
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan masalah yang telah ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. c. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni: 1) Cara Memperoleh Pengetahuan Non Ilmiah Cara kuno atau tradisional ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan metode ilmiah atau
10
metode sitematika atau logis dengan cara nonilmiah, tanpa melalui penelitian. Cara-cara penemuan pada periode ini meliputi: a) Cara coba salah (trial and error) Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu cara coba salah, seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah / coba-coba. b) Secara Kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi tidak sengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contohnya penemuan enzim urease oleh Summers tahun 1926. Pada suatu hari Summers sedang bekerja dengan ekstrak ecetone dan karena terburu-buru ingin bermain tenis, maka ekstrak ecetone tersebut disimpan dalam lemari kulkas. Keesokan harinya ketika ia ingin meneruskan percobaannya, ternyata
11
ekstrak ecetone yang disimpan dalam kulkas tersebut timbul kristal-kristal yang disebut enzim urease. c) Cara kekuasaan atau otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Misalnya, mengapa harus ada upacara selapanan dan turun tanah pada bayi, mengapa ibu yang sedang menyusui harus minum jamu, mengapa anak tidak boleh makan telur dan sebagainya. Kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal,
ahli
agama,
pemegang
pemerintahan
dan
sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
12
d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, yang bermakna bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. e) Cara akal sehat (Common Sense) Akal sehat kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan berkembang, para orang tua jaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasihat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata cara menghukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik) mendidik anak. f) Melalui wahyu Ajaran
agama
merupakan
kebenaran
yang
di
wahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang
13
bersangkutan, terlepas dari kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia. g) Secara intitutif Cara ini diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran manusia dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Cara ini sukar dipercaya karena tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan sistematis. Cara ini diperoleh berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja. h) Melalui jalan pikir Manusia telah mampu menggunakan penalaran dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya. i) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang di mulai dari peryataan-pernyatan khusus dari pernyataan umum. Hal ini, berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman empiris yang di tangkap oleh indra proses berpikir induksi dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat
14
dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang kongkrit kepada hal-hal yang abstrak. j) Deduksi Deduksi merupakan pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu. 2) Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan Cara ilmiah atau cara modern ini disebut dengan penelitaian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bocon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Debold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dikenal dengan penelitian ilmiah. Memperoleh kesimpulan dilakukan dengan observasi langsung dan membuat pencatatan. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yakni : a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan. b) Gejala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan. c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejalagejala yang berubah-ubah pada kondisi tertentu.
15
d. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Wawan dan Dewi (2010), faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut : 1) Faktor Internal a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi, misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB Mantra yang dikutip Notoatmodjo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. b) Pekerjaan Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang
16
membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. c) Umur Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun dan semakin cukup umur. Tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih dewasa
dipercaya
dari
orang
yang
belum
tinggi
kedewasaannya. Hal ini adalah bagian dari pengalaman dan kematangan jiwa. 2) Faktor Eksternal a) Lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. b) Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi sikap dalam menerima informasi. e. Kriteria Tingkat Pengetahuan Menurut Riwidikdo (2013), kategori, yaitu:
pengetahuan dibagi dalam 3
17
1) Baik
: Bila nilairesponden (x) > mean + 1 SD.
2) Cukup : Bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD. 3) Kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD. 2. Wanita Usia Subur (WUS) a. Pengertian Wanita Usia Subur (WUS) Wanita Usia Subur ( WUS ) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20 - 45 tahun. Puncak kesuburan wanita ada pada rentang usia 20 - 29 tahun. Pada usia tersebut wanita memiliki kesempatan 95% untuk bisa hamil (Suparyanto, 2011). b. Tanda-tanda Wanita Subur Menurut Suparyanto (2011), tanda-tanda wanita subur yaitu: 1) Siklus Haid Wanita yang mempunyai siklus haid teratur setiap bulan biasanya subur. Satu putaran haid dimulai dari hari pertama keluar haid hingga sehari sebelum haid datang kembali, yang biasanya berlangsung selama 28 hingga 30 hari. Sel telur berovulasi atau keluar dari indung telur pada pertengahan masa haid, atau sekitar hari ke-14 sampai ke-16 dihitung dari hari pertama haid. Jadi, 3 hari sebelum hari ke-14 dan 3 hari setelah hari ke-16 adalah perkiraan masa subur. Oleh karena itu, siklus haid dapat dijadikan indikasi pertama untuk menandai seorang wanita subur atau tidak. Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu esterogen dan progesteron.
18
Hormon esterogen dan progesteron menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh perempuan yang dapat dilihat melalui beberapa indikator klinis seperti, perubahan suhu basal tubuh, perubahan sekresi lendir leher rahim (serviks), perubahan pada serviks, panjangnya siklus menstruasi (metode kalender) dan indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara. 2) Alat Pencatat Kesuburan Ovulation thermometer dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi kesuburan seorang wanita. Wanita dikatakan subur bila thermometer mencatat kenaikan suhu sebanyak 0,2°C. 3) Tes Darah Tes darah hanya dilakukan pada wanita yang siklus haidnya tidak teratur, seperti haid tiga bulan atau enam bulan sekali. 4) Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan fisik dapat digunakan untuk mengetahui kesuburan wanita, seperti pemeriksaan pada buah dada, kelenjar tiroid pada leher, dan organ reproduksi. 5) Track record (riwayat kecelakaan) Wanita subur yang pernah mengalami keguguran, baik disengaja ataupun tidak, peluang terjangkit kuman pada saluran reproduksi akan tinggi. Kuman ini akan menyebabkan kerusakan dan penyumbatan saluran reproduksi.
19
3. Menopause a. Pengertian Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa Yunani (men yang berarti “bulan” dan peuseis yang berarti “penghentian sementara”) yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid (Sarwono, 2008). Menurut Purwasari dan Maryanti (2009), menopause adalah masa berhentinya haid secara alami, yaitu pada usia 45 - 60 tahun. b. Periode Menopause Menurut Mulyani (2013), periode menopause terbagi menjadi empat, yaitu: 1) Klimaterium / pra menopause Kimakterium terjadi 4 - 5 tahun sebelum menopause yang ditandai dengan keluhan siklus haid yang memanjang dan relatif banyak. Klimakterium dimulai pada usia 40 tahun. 2) Perimenopause Perimenopause yaitu saat menjelang menopause pada umur 48 tahun. 3) Menopause Menopause adalah wanita yang sudah tidak haid selama satu tahun. Menopause terjadi pada usia 49 - 51 tahun.
20
4) Senium / pasca menopause Senium adalah masa seorang wanita telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya. Menopause berlangsung 3-4 tahun setelah menopause, yaitu pada usia 65 tahun. c. Jenis-jenis Menopause Menurut Sukarni (2013), jenis-jenis menopause yaitu: 1)
Menopause Alamiah Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya pada usia 45 - 55 tahun. Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Lamanya sekitar 5 - 10 tahun. Selama itu, menstruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. Menopause berjalan lamban sehingga tubuh dapat menyesuaikan diri.
2)
Menopause Dini Menurut dr. Ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta “menopause dini adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun”. Kalau wanita itu sudah berusia antara 41 - 45 tahun, maka tidak dikategorikan menopause dini, karena usia tersebut telah masuk kedalam fase klimaterium. Menurut Mulyani (2013), jenis-jenis menopause terbagi
menjadi 3, yaitu: 1) Menopause Premature Menopause premature yaitu menopause yang terjadi dibawah usia 40 tahun.
21
2) Menopause Normal Menopause normal yaitu menopause yang terjadi pada usia diatas 40 tahun. 3) Menopause Terlambat Menopause terlambat yaitu menopause yang terjadi pada usia diatas 52 tahun. d. Faktor yang Mempengaruhi Menopause Menurut
Mulyani
(2013),
faktor
yang
mempengaruhi
menopause adalah: 1) Usia saat haid pertama kali ( menarche ) Jika seorang wanita pertama kali mengalami menstruasi terbilang dalam usia yang masih belia, maka menopause yang akan terjadi semakin lama. 2) Faktor psikis Mereka para wanita yang sudah menikah dan bekerja sangat mempengaruhi menopause itu lebih cepat terjadi dibanding dengan mereka yang tidak menikah dan tidak bekerja. Hal ini sangat mempengaruhi keadaan psikis wanita. 3) Jumlah anak Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa wanita yang melahirkan banyak anak, cenderung lebih mudah dan lebih cepat mengalami menopause dini dan mereka makin dekat dengan masa menopause.
22
4) Usia melahirkan Ketika seorang wanita melahirkan atau memiliki seorang anak dalam usia yang cukup tua, misalnya memiliki anak di usia 35 tahun, maka semakin lama wanita tersebut memasuki usia menopause. Hal ini disebabkan oleh ketika seorang dalam masa kehamilan dan persalinan di usia yang cukup tua akan berpengaruh pada lambannya proses sistem kerja dari organ reproduksi dan memperlambat proses menopause. 5) Sosial ekonomi Pendidikan
dan
pekerjaan
yang
rendah
akan
mempengaruhi status gizi. Status gizi yang rendah akan mempengaruhi terjadinya menopause lebih cepat. 4. Menopause Dini a. Pengertian Menopause dini adalah menopause yang terjadi dibawah usia 40 tahun. Menopause dini ditandai dengan apabila terjadi penghentian masa menstruasi sebelum tepat pada waktunya disertai dengan adanya hot flushes serta peningkatan kadar hormon gonadotropin (Mulyani, 2013). b. Proses Menopause dini Menurut Sukarni (2013), menopause yang normal terjadi akibat penurunan produksi hormon estrogen, menopause dini juga terjadi karena gangguan hormonal. Menopause dini karena penyakit
23
tertentu sehingga indung telurnya harus diangkat maupun gaya hidup yang selalu ingin instan dan mengonsumsi obat-obatan pelangsing dengan cara yang salah dapat memicu terjadinya menopause dini. Proses kejadian menopause dini pada wanita muda dimulai dengan penurunan fungsi indung telur, yang membuat produksi hormon estrogen dan progesteron menurun. Menurunnya produksi hormon estrogen dan progesteron menyebabkan haid menjadi tidak teratur dan lama-lama menjadi berhenti di usia yang masih muda. Tidak teraturnya haid terjadi karena hormon estrogen merupakan materi utama pembentukan haid. Jika hormon estrogen tidak terbentuk, maka menstruasi tidak akan terjadi. Setelah haid berhenti selama setahun, akan muncul keluhan-keluhan seperti sulit tidur, jantung berdebardebar, rasa panas pada wajah, pelupa, mudah lelah, emosi labil, sulit menahan buang air kecil, libido seks menurun, perasaan panas pada hebat yang kadang diakhiri dengan keringat banyak. Keluhan lainnya berupa nyeri sendi, sering terbangun tidur pada malam hari, kulit menjadi keriput, mudah iritasi, payudara kendur, rahim mengecil, vagina menipis karena kehilangan jaringan lemak dan vagina mengering karena menurunnya produksi selaput lendir. Jangka panjang dapat menyebabkan tulang rapuh, jantung koroner, depresi, alzeimer, dan stroke. Berhentinya haid pada wanita menopause dini juga menyebabkan kesuburan terganggu sehingga wanita tidak mungkin hamil lagi.
24
c. Penyebab Menopause dini Menurut Sukarni (2013), pada menopause dini, kadar estrogen rendah tetapi kadar hormon hipofisa yang merangsang ovarium (terutama FSH) tinggi sebagai usaha untuk merangsang ovarium. Menopause dini bisa disebabkan oleh: 1) Adanya riwayat menopause dini dalam keluarga. 2) Adanya infeksi virus saat seorang wanita masih berada dalam rahim ibu. Infeksi virus saat hamil akan mempengaruhi jumlah telur yang dimiliki oleh bayi tersebut kelak. Analoginya, wanita dengan jumlah telur yang lebih sedikit telurnya akan cepat habis daripada wanita pada umumnya. Sehingga, ia akan akan mengalami henti haid lebih awal. 3) Menopause
akibat
pembedahan.
Pembedahan
seperti
pengangkatan rahim, saluran telur, maupun indung telur dapat menurunkan fungsi ovarium sehingga produksi hormon estrogen dapat menurun secara mendadak. 4) Menopause dikarenakan terapi kanker. Terapi kanker bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker tetapi berakibat buruk pada selsel yang masih sehat juga terbunuh, seperti sel pencernaan, sel ovarium, dan sel rambut. 5) Infeksi seperti seperti gondok dan TBC berpengaruh pada ovarium.
25
Menurut Sukarni (2013), Faktor predisposisi penyebab terjadinya menopause dini, diantaranya: 1) Faktor psikologis Mereka para wanita yang belum menikah dan bekerja sangat mempengaruhi menopause itu lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang belum menikah dan tidak kerja. Hal ini sangat mempengaruhi keadaan psikis wanita. 2) Usia melahirkan Ketika seorang wanita melahirkan seorang anak dalam usia yang cukup tua, misalnya memiliki anak di usia 35 tahun, maka semakin lama wanita tersebut memasuki usia menopause. Hal ini disebabkan oleh ketika seorang dalam masa kehamilan dan persalinan diusia yang cukup tua akan akan berpengaruh pada lambannya proses sistem kerja dari organ reproduksi dan memperlambat proses menopause. 3) Makan cepat saji Adanya perubahan pola makan sehat, terlalu sering mengkonsumsi makan cepat saji, seperti penyedap rasa maupun pewarna makanan. 4) Terlalu diet Pengaruh obat-obatan seperti obat pelangsing dan jamujamu yang tidak jelas zat kimianya dan pemakaian yang tidak sesuai dengan anjuran pakai.
26
d. Gejala dan Tanda Menopause Dini Menurut Sukarni (2013), tanda dan gejala menopause dini adalah: 1) Ketidakteraturan siklus haid Perdarahan yang terjadi dalam rentang waktu beberapa bulan yang kemudian akan berhenti sama sekali. Ada yang frekuensi haidnya menjadi tidak normal, keluar darahnya bisa banyak dan lebih lama atau berubah menjadi sangat sedikit. Ketidakteraturan itu bisa berakhir beberapa bulan atau malah beberapa tahun sebelum haid berhenti secara permanen. 2) Gejolak rasa panas (hot flush) Pada saat memasuki menopause wanita akan mengalami rasa panas yang menyebar dari wajah menyebar keseluruh tubuh. Rasa panas terutama terjadi pada dada, wajah, dan kepala. Rasa panas sering diikuti timbulnya warna kemerahan kulit dan berkeringat. 3) Keluar keringat di malam hari Keluar keringat pada malam hari disebabkan oleh hot flusheh. 4) Kekeringan vagina Gejala pada vagina muncul akibat perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Vagina menjadi lebih kering dan
27
kurang elastis. Kekeringan pada vagina disebabkan karena penurunan hormon estrogen. 5) Perubahan kulit Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti, maka kulit menjadi terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada sekitar wajah, leher, dan lengan. 6) Perubahan pada mulut Pada saat menopause kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi mudah tanggal. 7) Kerapuhan tulang Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur. 8) Badan menjadi gemuk Banyak wanita menjadi gemuk selama menopause, rasa letih yang biasanya dialami pada saat menopause, diperburuk dengan prilaku makan yang sembarang. 9) Penyakit sistemik Meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dalam tulang. Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause dini: 1) Ingatan menurun
28
2) Kecemasan 3) Mudah tersinggung 4) Stress 5) Depresi e. Pencegahan Menopause Dini Menurut
Sukarni
(2013),
upaya
mencegah
terjadinya
menopause dini adalah: 1) Hindari makanan instan Makanan cepat saji tidak mengandung gizi seimbang. Kandungan kolestrol tinggi dalam makanan tersebut akan menurunkan kebugaran. 2) Perbanyak makanan mengandung fitoestrogen Fitoestrogen bisa ditemukan pada buah-buahan seperti pepaya, bengkoang, teh hijau, dan kacang kedelai. Bisa juga didapat dari biji-bijian gandum, wijen, biji bunga matahari dan kacang tunggak. 3) Terapkan pola hidup sehat Terapkan pola hidup sehat, yakni mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, tidak merokok, tidak minum-minuman keras, dan cukup istirahat. 4) Olahraga teratur Selain membuat tubuh segar, olahraga teratur juga melancarkan peredaran darah, menguatkan tulang, dan membantu produksi hormon.
29
5) Perbanyak konsumsi buah dan sayur Buah dan sayur mengandung banyak serat yang baik bagi kesehatan. e. Penanganan Menghadapi Menopause Dini Menurut Mulyani (2013), penanganan menghadapi menopause dini yaitu: 1) Terapi Sulih Hormon (TSH) Terapi Sulih Hormon (TSH) adalah pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita yang muncul pada saat menopause dengan cara pemberian terapi pengganti hormon yang kurang kadarnya karena tidak diproduksi secukupnya lagi oleh organ endokrin hormon. TSH berguna untuk mencegah keluhan seperti vagina kering. Terapi Sulih Hormon (TSH) harus dilakukan oleh tenaga medis. 2) Terapi Sulih Hormon Alami Terapi sulih hormon alami, yaitu dengan cara alami tanpa bantuan tenaga medis. Terapi sulih hormon alami dapat dilakukan dirumah, yaitu dengan cara menyeimbangkan hormon dengan fitoestrogen, contohnya buah-buahan seperti pepaya, bengkoang, teh hijau, dan kacang kedelai. Bisa juga didapat dari biji-bijian gandum, wijen, biji bunga matahari dan kacang tunggak.
30
3) Terapi Komplamenter Terapi komplamenter, yaitu: a) Akrupresur, yaitu akupuntur tanpa jarum yang dapat meningkatkan hormon estrogen b) Menggunakan kekuatan aroma, yaitu minyak esensial yang menghasilkan relaksasi dan rasa tenang c) Penyembuhan homeopati, yaitu berasal dari tumbuhan, hewan, logam, dan sumber mineral yang dibuat menjadi larutan. d) Pijat Refleksi Pijat refleksi akan menghilangkan rasa stress. e) Teknik Relaksasi Contoh teknik relaksasi adalah yoga. 4) Mengatasi Panas atau Hot Flush Cara untuk mengatasi hot flush, adalah: a) Membatasi atau berhenti mengkonsumsi alkohol b) Mengurangi atau berhenti mengkonsumsi kopi c) Memperhatikan berat badan d) Berhenti merokok e) Banyak bergerak f) Berpakaian yang tepat.
31
B. Kerangka Teori Tingkat Pengetahuan 1) Tahu (Know) 2) Memahami (Comprehension) 3) Aplikasi (Aplication) 4) Analisis (Analysis) 5) Sintesis (Syntesis) 6) Evaluasi (Evaluation)
Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 – 30 Tahun
Menopause Dini 1) Pengertian Menopause Dini 2) Proses Menopause Dini 3) Penyebab Menopause Dini 4) Gejala dan Tanda Menopause Dini 5) Pencegahan Menopause Dini 6) Penanganan Menghadapi Menopause Dini
Faktor-faktor yang mempengaruhi: 1) Faktor Internal a) Pendidikan b) Pekerjaan c) Umur 2) Faktor Eksternal a) Lingkungan b) Sosial Budaya
Gambar 2.1. Kerangka Teori Tingkat Pengetahuan Menopause Dini Sumber: Modifikasi Wawan dan Dewi (2010), Sukarni (2013), Mulyani (2013).
32
C. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplifikasi dari kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012).
Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS)Usia 25-30 Tahun tentang menopause Dini
Baik Cukup Kurang
Faktor yang mempengaruhi 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Paritas 4. Intelegasi 5. Sosial budaya
Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Sumber: Modifikasi Riwidikdo (2013)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian Deskriptif Kuantitatif, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2012). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang hanya akan menggambarkan / mendeskripsikan variabel tertentu dalam suatu penelitian tanpa mencari hubungan antar variabel (Saryono, 2011). Kuantitatif adalah penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiono, 2012). Penelitian ini meneliti tentang tingkat pengetahuan wanita usia subur (wus) usia 25 – 30 tahun tentang menopause dini di Kampung Gambirsari Kelurahan Kadipiro Surakarta.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut akan dilakukan. Lokasi ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Lokasi penelitian ini dilakukan di kampung Gambirsari kelurahan Kadipiro Surakarta.
33
34
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu penelitian tersebut akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Waktu pengambilan data ini dilakukan pada tanggal 10 Desember - 30 Maret 2014.
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2012). Populasi yang akan digunakan adalah seluruh Wanita Usia Subur (WUS) usia 25 - 30 tahun di Kampung Gambirsari Kelurahan Kadipiro Surakarta yang berjumlah 38 orang. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2012). Jumlah sampel yang akan diambil, jika populasi kurang dari 100, lebih baik semua. Tetapi, jika populasi lebih dari 100, dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% (Arikunto, 2010). Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah Wanita Usia Subur (WUS) usia 25 - 30 tahun di Kampung Gambirsari Kelurahan Kadipiro Surakarta yang berjumlah 38 orang.
35
3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011). Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi anggota sampel (Hidayat, 2011).
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi fokus dalam penelitian. Variabel menunjukkan atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan lain dalam satu kelompok (Saryono, 2011). Dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) usia 25 - 30 tahun tentang menopause dini.
E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2012).
36
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) usia 25 - 30 tahun tentang menopause dini
Definisi operasional Alat ukur Kemampuan atau Kuesioner pengetahuan responden untuk tentang menjawab menopause dini meliputi: 1. Pengertian menopause dini 2. Proses menopause dini 3. Penyebab menopause dini 4. Gejala dan tanda menopause dini 5. Pencegahan menopause dini 6. Penanganan menghadapi menopause dini
Skala ukur Hasil ukur Ordinal a. Baik : bila nilai responden (x) > mean + 1 SD b. Cukup : bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD c. Kurang : bila nilai responden (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2013)
F. Instrumen Penelitian Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah tekhnik pengumpulan data yang digunakan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada respunden untuk dijawab (Sugiono, 2012). Penelitian ini menggunakan kuesioner berbentuk pilihan/tertutup. kuesioner berbentuk pilihan adalah kuesioner yang jawabannya telah disediakan (closed ended item), responden tinggal memilih jawaban yang tersedia (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian, responden diminta untuk memilih jawaban “benar atau salah” atas pernyataan tentang menopause dini.
37
Dalam penelitian ini ada dua pernyataan, yaitu pernyataan positif (favorable), yaitu penskoran pada pernyataan favorable adalah skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. sedangkan pernyataan negatif (unfavorable), yaitu penskoran pada pernyataan unfavorable adalah skor 0 jika jawaban benar dan skor 1 jika jawaban salah (Saryono, 2011). Responden diminta untuk memberi tanda (√) pada jawaban yang dianggap tepat dan benar (Arikunto, 2010). Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi kisi dari tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) usia 25 - 30 tahun tentang menopause dini, yaitu dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Variabel
Indikator
Favorable
Tingkat 1. Pengertian 1, 2 pengetahuan menopause Wanita Usia dini 5, 6 Subur (WUS) 2. Proses usia 25 - 30 menopause dini tahun tentang 9, 10* menopause 3. Penyebab dini menopause dini 4. Gejala dan 14, 18*, 19, 20, 22, tanda 24, 25 menopause dini 5. Pencegahan 27, 28, 31, 32, 33 menopause dini 35, 36 6. Penanganan menghadapi menopause dini Jumlah Ket: *) = tidak valid
3, 4
Jumlah Item 4
7, 8
4
11, 12
4
13, 15, 16*, 17, 21, 23
13
26, 29, 30
8
34, 37, 38
5
Unfavorable
38
38
Pada penyusunan kuesioner, salah satu kriteria kuesioner yang baik adalah validitas dan reabilitas kuesioner. Tujuan pengujian pengujian validitas dan reabilitas adalah untuk menyakinkan bahwa kuesioner yang disusun akan benar-benar baik dalam mengukur gejala dan menghasilkan data yang valid (Riwidikdo, 2013). Uji validitas harus melakukan uji coba pada beberapa responden (Riwidikdo, 2013). Uji validitas dan reliabilitas instrument penelitian ini akan dilakukan di Kampung Gebang dengan jumlah 33 orang Wanita Usia Subur (WUS) usia 25 - 30 tahun. 1.
Uji Validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu untuk mengukur apa yang ingin diukur (Riwidikdo, 2013). Untuk mengetahui validitas item digunakan rumus Pearson Product Moment. Suatu item dikatakan valid jika rhitung > rtabel (Riwidikdo, 2013). Rumus Pearson Product Moment adalah sebagai berikut:
rxy =
ேǤσ ିσ Ǥσ
ඥሼσ మ ିሺσ ሻమ ሽሼே σ మ ିሺσ మ ሻሽ
Keterangan: r
: Koefisien korelasi
ܰ
: jumlah responden
ܺ
: jumlah skor butir
ܻܺ
: jumlah perkalian skor dengan skor kuadrat
ܻ
: jumlah skor total
39
ሺܺሻଶ : jumlah kuadrat skor butir
ሺܻሻଶ : jumlah kuadrat skor total
Uji validitas dilaksanakan di Kampung Gebang Kelurahan kadipiro Surakarta terhadap 33 wanita usia subur (wus) usia 25 – 30 tahun dengan 38 pernyataan. Setelah dilakukan uji validitas dengan SPSS for windows didapatkan nomor 10, 16, dan 18 tidak valid karena nilai rhitung < 0,344, untuk selanjutnya nomor 10,16, dan 18 tidak dipergunakan dalam penelitian. 2.
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat peraga dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama (Saryono, 2011). Untuk menguji reliabilitas pada variabel penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach. Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:
r11 = ቂ
ିଵ
ቃ ቂͳ െ
Keterangan:
σ ఙమ ఙ௧ మ
ቃ
r11
: Reliabilitas instrumen
k
: Jumlah butir pertanyaan atau banyaknya soal
Ɖσb2 : Jumlah varian butir σt2
: jumlah varian total
40
Berdasarkan rumus tersebut akan diketahui, tingkat realibilitas instrument yang digunakan dengan kategori Alpha Cronbach > rkriteria (0,7) (Riwidikdo, 2012). Uji validitas dan reliabilitas dilaksanakan di Kampung Gebang Kelurahan Kadipiro Surakarta terhadap 33 wanita usia subur (wus) usia 25 – 30 tahun. Setelah dilakukan uji reliabilitas ada 35 item pernyataan yang valid dengan bantuan SPSS for windows didapatkan nilai alpha cronbach’s sebesar 0,897 > 0,7, sehingga instrumen dinyatakan reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik fakta ataupun angka (Arikunto, 2010). Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner pada wanita usia subur (wus) usia 25 - 30 tahun di Kampung Gambirsari, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Menurut Riwidikdo (2012), teknik pengumpulan data yaitu: 1.
Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini didapatkan dari jawaban tentang menopause dini yang telah diisi oleh Wanita Usia Subur (WUS) usia 25 - 30 tahun tentang menopause dini di Kampung Gambirsari Kelurahan Kadipiro Surakarta.
41
2.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, data tersebut merupakan data yang sudah jadi dan dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersil ataupun nonkomersil. Data sekunder pada penelitian ini didapat dari data Kampung Gambirsari Kelurahan Kadipiro Surakarta tentang jumlah wanita usia subur (WUS) usia 25 – 30 tahun.
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Metode Pengolahan Data Sebelum dianalisis, data diolah terlebih dahulu. Kegiatan dalam mengolah data menurut Saryono (2011), meliputi: a.
Editing Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data. Tujuan editing adalah untuk mengurangi
kesalahan
atau
kekurangan
yang
ada
didaftar
pertanyaan. b.
Coding Coding
adalah
mengklasifikasikan
jawaban
dari
para
responden kedalam kategori. c. Scoring Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang perlu diberi penilaian atau scoring.
42
d. Tabulating Tabulating adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban-jawaban yang telah diberi kode kemudian dimasukkan kedalam tabel. 2. Analisis Data Menurut Notoatmodjo (2012), analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis univariate (analisis deskriptif) yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskriptifkan karakteristik setiap variabel penelitian. Menurut Riwidikdo (2013), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan WUS usia 25 – 30 tahun tentang menopause dini dapat dilihat: a. Baik
: Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD.
b. Cukup
: Bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD.
c. Kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD. Ketentuan
tersebut
menggunakan
aturan
normatif
yang
menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku (standart deviation) (Riwidikdo, 2013). Menurut Riwidikdo (2013), rumus untuk menghitung nilai mean dan Standard Deviation yaitu : a. Mean
ݔൌ
σ సబ ௫
Keterangan : x
: Mean
43
xi
: Nilai responden
n
: Jumlah responden
b. Standard Deviation σ౮మష SD =ඨ
ሺσ౮ሻమ
୬ିଵ
Keterangan : SD
: Standard Deviation
xi
: Nilai responden
n
: Jumlah respoden sedangkan, menurut Riwidikdo (2013), untuk rumus prosentase
jumlah Wanita Usia Subur (WUS) berdasarkan tingkat pengetahuannya adalah sebagai berikut : Skor Prosentase =
Jumlah Responden pada setiap kategori Total jumlah Responden
X 100%
I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007) dalam buku Saryono (2011), penelitian menggunakan objek manusia yang memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Prinsip etika penelitian merupakan standar etika dalam melakukan penelitian, yaitu: 1.
Informed consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian. Peneliti memberikan lembar persetujuan
44
yang diberikan sebelum penelitian dilakukan apakah responden bersedia atau tidak. 2.
Anonymity Masalah etika penelitian merupakan masalah oleh karena itu peneliti memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang dicapai.
3.
Confidentiality (kerahasiaan) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data yang dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal Penelitian Jadwal penelitian merupakan sesuatu yang harus dilakukan karena dapat memberikan rencana secara jelas dalam proses pelaksanaan penelitian. Jadwal penelitian meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan penyusunan laporan penelitian (Hidayat, 2011). Jadwal penelitian ini terlampir.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis katulistiwa dan berada diantara benua Asia dan Australia. Jumlah Provinsi di Indonesia berjumlah 34 Provinsi, 403 Kabupaten dan 98 Kota. Jawa Tengah merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang terletak di tengah pulau Jawa. Luas wilayahnya 34.548 km2 atau 28,94% luas pulau Jawa. Surakarta adalah kota yang terletak di Provinsi Jawa Tengah dengan jumlah penduduk 503.421 jiwa (2010) dan luas kota 44 km2. Banjarsari adalah Kecamatan yang terletak di pusat Kota Surakarta dengan luas wilayah 14,81 km2 dan jumlah penduduk 157.438 jiwa (2010). Kadipiro adalah sebuah Kelurahan di Kecamatan Banjarsari dengan luas wilayah 508,80 Ha. Kelurahan Kadipiro berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar pada wilayah utara, Kecamatan Jebres pada daerah timur, Kelurahan Nusukan pada daerah Selatan, dan Kelurahan Banyuanyar dan Kabupaten boyolali pada daerah barat. Jumlah penduduk Kelurahan Kadipiro pada tahun 2013 adalah 48.805 jiwa dan 13.094 kepala keluarga. Kampung Gambirsari merupakan salah satu kampung yang terletak di Kelurahan Kadipiro dengan luas 20,6 Ha. Kampung Gambirsari berbatasan dengan Kampung Bakalan pada daerah utara, Kampung Tegalharjo pada daerah timur, Kelurahan Nusukan pada daerah selatan, dan Kampung Joglo pada daerah barat. Jumlah penduduk Kampung Gambirsari adalah 5068 jiwa dan
45
46
1096 kepala keluarga. Di kampung Gambirsari terdapat satu puskesmas, tiga masjid, satu gereja dan satu wihara. Jalan di Kampung Gambirsari sudah beraspal dan sebagian besar rumahnya sudah permanen.
B. Hasil Penelitian Penelitian ini mengambil judul “ Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 – 30 Tahun tentang Menopause Dini di Kampung Gambirsari Kelurahan Kadipiro Surakarta”. Penelitian ini terdiri dari 38 responden, tingkat pengetahuan wanita usia subur (wus) usia 25 – 30 tahun tentang menopause dini dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 1. Karakteristik Responden a. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu: Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan No 1 2 3 4 5
Pendidikan
SD SMP SMA D III S1 Total Sumber : Data Primer 2014
Jumlah 4 11 19 3 1 38
Persentase (%) 10,5 28,9 50 7,9 2,6 100
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui responden dengan pendidikan tamat SD sebanyak 4 responden (10,5%), tamat SMP sebanyak 11 responden (28,9%), tamat SMA sebanyak 19 responden
47
(50%), tamat D III sebanyak 3 responden (7,9%), dan tamat S1 sebanyak 1 responden (2,6%). b. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu: Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan No
Pekerjaan
Jumlah
1 2
IRT Swasta Total Sumber : Data Primer 2014
11 27 38
Persentase (%) 28,9 71,1 100
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat di ketahui sebanyak 11 responden (28,9%) sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) dan sebanyak 27 responden (71,1%) bekerja di bidang swasta. 2. Mean dan Standart Deviasi Tabel 4.3 Mean dan Standart Deviasi Variabel Mean Tingkat Pengetahuan Wanita 24,5 Usia Subur (WUS) Usia 25 – 30 Tahun tentang Menopause Dini
Standar Deviasi 5,9
Setelah dilakukan dilakukan perhitungan didapatkan nilai mean sebesar 24,5 dan standart deviasi sebesar 5,9.
48
3. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan nilai mean dan standart deviasi Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 – 30 Tahun tentang Menopause Dini dapat dikategorikan sebagai berikut: Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 – 30 Tahun tentang Menopause Dini Di Kampung Gambirsari Kelurahan Kadipiro Surakarta No
Pengetahuan
1 2 3
Baik Cukup Kurang Total Sumber : Data Primer, Maret 2014
Jumlah 7 21 10 38
Persentase (%) 18,4 55,3 26,3 100
Berdasarkan pada tabel 4.4 di atas, Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 – 30 Tahun tentang Menopause Dini Di Kampung Gambirsari Kecamatan Kadipiro Surakarta, responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 responden (18,4%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 21 responden (55,3%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 10 responden (26,3%). Jadi, tingkat pengetahuan wanita usia subur (wus) usia 25 – 30 tahun tentang menopause dini kebanyakan dengan tingkat pengetahuan cukup yaitu 21 responden (55,3%).
49
Tingkat pengetahuan responden dapat dilihat pada diagram batang di bawah ini, yaitu:
Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 - 30 Tahun tentang Menopause Dini 25 20 15 10 5 0 Series1
Baik 7
Cukup 21
Kurang 10
Gambar 4.1 Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Usia 25 – 30 Tahun tentang Menopause Dini
C. Pembahasan Berdasarkan karakteristik pendidikan pada tabel 4.1 di atas diketahuai responden dengan pendidikan tamat SD sebanyak 4 responden (10,5%), tamat SMP sebanyak 11 responden (28,9%), tamat SMA sebanyak 19 responden (50%), tamat D III sebanyak 3 responden (7,9%), dan tamat S1 sebanyak 1 responden (2,6%). Menurut Erfandi (2009), diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka akan semakin luas pula pengetahuannya. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Menurut data pendidikan responden di Kampung Gambirsari sebagian besar berpendidikan SMA.
50
Sesuai jenjang pendidikan nasional, SMA termasuk pendidikan menengah atas. Maka, sesuai hasil penelitian tingkat cukup yang berpengaruh dari sebagian besar responden yang berpendidikan SMA. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin tinggi tingkat pengetahuannya. Berdasarkan tabel 4.2 di atas diketahui 11 responden (28,9%) sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) dan sebanyak 27 responden (71,1%) bekerja di bidang swasta. Menurut Erfandi (2009), bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan
dan
kemampuan
profesional
serta
dapat
mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. Menurut data pekerjaan di Kampung Gambirsari adalah sebagian besar swasta. Pekerjaaan swasta memungkinkan responden untuk saling bertukar informasi, sehingga menambah pengetahuan. Semakin tinggi tingkat pekerjaan seseorang, maka semakin tinggi dan luas wawasannya. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan tingkat pengetahuan wanita usia subur (wus) usia 25 – 30 tahun tentang menopause dini di Kampung Gambirsari Kelurahan Kadipiro Surakarta responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 responden (18,4%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 21 responden (55,3%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 10 responden (26,3%). Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden berpengetahuan cukup. Hal ini disebabkan oleh pendidikan yang sebagian besar tamat SMA, pekerjaan yang sebagian besar swasta, dan
51
ekonomi yang sebagian besar cukup. Seseorang akan tinggi tingkat pengetahuannya, jika memiliki pendidikan yang tinggi, pekerjaan yang tinggi, dan pemenuhan kebutuhan gizi yang seimbang. Menurut Nashrulloh (2009), pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Menurut Saryono (2011), ilmu pengetahuan dipengaruhi oleh dua faktor, yakni usaha manusia untuk memperbaiki hidupnya dengan menakhlukkan fenomena alam dan hasrat manusia untuk ingin mengerti dan menerangkan segala fenomena alam. Berdasarkan penelitian mayoritas tingkat pengetahuan responden tentang menopause dini pada tingkat cukup, yaitu 21 responden (55,3%). Menurut Mulyani (2013), Menopause dini adalah menopause yang terjadi dibawah usia 40 tahun. Menurut Sukarni (2013), menopause dini terjadi karena pengangkatan indung telur, gaya hidup yang tidak sehat, dan mengkonsumsi obat pelangsing maupun jamu yang tidak jelas zat kimianya. Cara untuk mencegah terjadinya menopause dini adalah dengan menghindari makanan instan, mengkonsumsi makanan yang mengandung fitoestrogren, menerapkan pola hidup yang sehat, olahraga teratur serta memperbanyak konsumsi buah dan sayur (Sukarni, 2013).
52
D. Keterbatasan 1. Kendala Penelitian Sulitnya mencari waktu yang tepat untuk mengumpulkan responden dalam satu tempat dan waktu yang sama. 2. Kelemahan Penelitian a.
Variabel dalam penelitian adalah variabel tunggal hanya meneliti tingkat pengetahuan saja tanpa ada tindakan lanjut.
b.
Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup sehingga tidak melakukan wawancara mendalam dengan responden, selain itu dengan kuesioner tertutup yang hanya menjawab benar atau salah dapat membuat responden memilih secara asal-asalan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa : 1.
Tingkat pengetahuan wanita usia subur usia 25-30 tahun dalam kategori baik sebanyak 7 responden (18,4%).
2.
Tingkat pengetahuan wanita usia subur usia 25-30 tahun dalam kategori cukup sebanyak 21 responden (55,3%).
3.
Tingkat pengetahuan wanita usia subur usia 25-30 tahun dalam kategori kurang sebanyak 10 responden (26,3%).
B. Saran 1. Bagi peneliti Diharapkan peneliti mampu menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah wawasan serta memberi pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian khususnya tentang menopause dini. 2. Bagi Institusi a.
Bagi Institusi Pendidikan STIKes Kusuma Husada Surakarta Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara
53
53
keseluruhan dan penelitian selanjutnya khususnya tentang menopause dini. b.
Bagi Pelayanan Kesehatan Diharapkan
bagi
petugas
kesehatan
dapat
memberikan
dan
meningkatkan penyuluhan atau informasi pada para wanita usia subur tentang menopause dini. 3. Bagi Wanita Usia Subur Hendaknya wanita usia subur meningkatkan pengetahuan tentang menopause dini melalui media cetak atau media elektronik sehingga mengetahui tentang cara mencegah menopause dini.