TINGKAT PENGETAHUAN IBU WANITA USIA SUBUR TENTANG IVA TEST DI DUSUN KAUMAN KRAGAN GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : CONNY PUTRIE NOVITASARI NIM : B11 068
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI IMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014
HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah TINGKAT PENGETAHUAN IBU WANITA USIA SUBUR TENTANG IVA TEST DI DUSUN KAUMAN KRAGAN GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2014
Diajukan Oleh : CONNY PUTRIE NOVITASARI NIM : B11 068
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal
Pembimbing
(TRESIA UMARIANTI, SST, M.Kes) NIK.201383116
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU WANITA USIA SUBUR TENTANG IVA TEST DI DUSUN KAUMAN KRAGAN GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2014 Karya Tulis Ilmiah Disusun oleh: CONNY PUTRIE NOVITASARI NIM : B11 068 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program DIII Kebidanan Pada Tanggal .............. PENGUJI I
PENGUJI II
(ANIS NURHIDAYATI, SST,M.Kes) NIK. 200685025
(TRESIA UMARIANTI, SST,M.Kes) NIK. 201383116
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka.Prodi DIII Kebidanan
(RETNO WULANDARI, S.ST ) NIK. 200985034
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur Tentang IVA Test di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar Tahun 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3.
Ibu Tresia Umarianti, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4.
Bapak Widada selaku Kepala Desa di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5.
Ibu wanita usia subur yang telah bersedia menjadi responden
iv
6.
Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7.
Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
8.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juni 2014
Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Conny Putrie Novitasari B11.068 TINGKAT PENGETAHUAN IBU WANITA USIA SUBUR TENTANG IVA TEST DI DUSUN KAUMAN KRAGAN GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2014
xiii + 56 halaman + 18 lampiran + 11 tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar belakang : Kejadian kanker serviks mencapai 12 % dari seluruh kanker pada wanita di Indonesia. Di Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua yaitu sebanyak 25,91% dan setiap tahun terdapat 500.000 kanker serviks baru dan 250.000 kematian. Tingginya angka penderita kanker serviks di Indonesia disebabkan masih rendahnya tentang deteksi dini atau screning kanker serviks dengan cara IVA Test. Hasil studi pendahuluan kepada 10 orang Wanita Usia Subur di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar diketahui bahwa sebanyak 3 orang WUS (30%) cukup mengetahui tentang pemeriksaan IVA dan 7 orang (70%) kurang mengetahui tentang pemeriksaan IVA. Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang IVA Test di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar Tahun 2014. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah wanita usia subur di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar. Sampel sebanyak 38 orang dengan teknik simple random sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data adalah analisis univariat dengan program SPSS. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang IVA Test pada kategori baik sebanyak 5 orang (13,1%), pada kategori cukup sebanyak 31 orang (81,6%). Dan pada kategori kurang sebanyak 2 orang (5,3%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur tentang IVA Test di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar Tahun 2014 dalam kategori cukup. Kata Kunci: Pengetahuan, Wanita Usia Subur, IVA Test Kepustakaan: 22 literatur (Tahun 2006 s/d 2013)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Ø Sesulit apapun pekerjaan akan mudah bila dikerjakan dengan sungguhsungguh Ø Orang sukses takkan pernah mengeluh bagaimana kalau akan gagal,namun berusaha bagaimana untuk berhasil Ø Gunakan waktu dengan sebaik-baiknya Ø Sabar memiliki dua sisi, sisi yang satu adalah sabar, sisi yang lain adalah bersyukur kepada Tuhan
PERSEMBAHAN : Kupersembahkan Karya Tulis Ilmiah ini untuk: Ø Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga terwujud karya tulis ini Ø Untuk kedua orang tuaku tercinta yang selalu member do’a, dukungan,kasih sayang dan serta nasehat untukku Ø Untuk adikku Sigit Probo Sutejo yang selalu memberi semangat dalam kuliah ini Ø Untuk teman-teman kost 99 makasih atas pertemanan selama ini kalian bukan hanya teman melainkan keluarga keduaku Ø Dan juga teman-temanku Ayu, Rina, dan Mifta yang selalu memberi semangat untukku Ø Teman– teman Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Ø Almamater tercinta
vii
CURICULUM VITAE
Nama
:
Conny Putrie Novitasari
Tempat/Tgl Lahir
:
Grobogan, 28 November 1993
Agama
:
Islam
Jenis Kelamin
:
Perempuan
Alamat
:
Dusun Jati Desa Nglobar, Purwodadi Grobogan
Institusi
:
Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Riwayat Pendidikan 1.
SD N 3 Nglobar Purwodadi
Lulus Tahun 2005
2.
SMP N 3 Purwodadi
Lulus Tahun 2008
3.
SMA Kristen Purwodadi
Lulus Tahun 2011
4.
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2011
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................
iii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
iv
ABSTRAK .......................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
vii
CURICULUM VITAE .....................................................................................
viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Perumusan Masalah ..................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
3
D. Manfaat penelitian ....................................................................
4
E. Keaslian Penelitian ...................................................................
5
F. Sistematika Penelitian ..............................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Teori ............................................................................
8
1.
Pengetahuan ......................................................................
8
2.
Kanker Serviks ..................................................................
17
3.
IVA Test ............................................................................
26
B. Kerangka Teori ........................................................................
31
C. Kerangka Konsep ....................................................................
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................
33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................
33
ix
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel ...............
34
D. Variabel Penelitian ...................................................................
34
E. Definisi Operasional .................................................................
35
F. Instrumen Penelitian .................................................................
36
G. Teknik Pengumpulan Data .......................................................
39
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .....................................
40
I. Etika Penelitian.........................................................................
42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................
44
B. Hasil Penelitian.........................................................................
44
C. Pembahasan ..............................................................................
52
D. Kendala dan Keterbatasan Penelitian .......................................
54
PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................
55
B. Saran .........................................................................................
55
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian .......................................................
35
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ..........................................................................
36
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuosioner Setelah Uji Validitas ........................................
38
Tabel 4.1 Karakteristik Responden ..................................................................
45
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ...................................
46
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ..........................
47
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ............................
47
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu WUS Berdasarkan Umur ........................
48
Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Ibu WUS Berdasarkan Pendidikan................
49
Tabel 4.7 Tingkat Pengetahuan Ibu WUS Berdasarkan Pekerjaan ..................
50
Tabel 4.8 Tingkat Pengetahuan Ibu WUS Tentang IVA Test .........................
51
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................
31
Gambar 2.2 Kerangka Konsep .......................................................................
32
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Jawaban Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas Lampiran 5. Surat Jawaban Uji Validitas Lampiran 6. Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 7. Surat Keterangan Penelitian Lampiran 8. Hasil Kuesioner Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 10. Permohonan untuk Menjadi Responden Lampiran 11. Persetujuan untuk Menjadi Responden Lampiran 12. Kuesioner Lampiran 13. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 14. Hasil Kuesioner Responden Lampiran 15. Hasil Penelitian dengan Program SPSS Lampiran 16. Perhitungan Mean dan Standar Deviasi Secara Manual Lampiran 17.Hasil Perhitungan Crosstabulasi Lampiran 18. Lembar Konsultasi
xiii
TINGKAT PENGETAHUAN IBU WANITA USIA SUBUR TENTANG IVA TEST DI DUSUN KAUMAN KRAGAN GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
CONNY PUTRIE NOVITASARI NIM : B11068
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks, sehingga jaringan di sekitarnya tidak dapat melakukan fungsi sebagaimana
mestinya.
Kanker
ini
ditularkan
melalui
HPV
(Human Pappiloma Virus). HPV ini menyerang sejak adanya kematangan seksual (Aminarti, 2013). Kanker serviks adalah penyakit kanker terbanyak kedua di seluruh dunia yang mencapai 12% dari seluruh kanker pada wanita. Di negara berkembang, kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak. Setiap tahun di dunia terdapat 500.000 kanker serviks baru dan 250.000 kematian. Di Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua yaitu sebanyak 25,91% (Wijaya, 2010). Laporan dari DINKES kabupaten/kota yang berasal dari Rumah Sakit dan Puskesmas di daerah Jawa Tengah terdapat 8.568 kasus kanker serviks sebanyak 31,59 % (Dinkes Jateng, 2008). DINKES kabupaten Karanganyar terdapat 0,021 %
kasus kanker
serviks (Dinkes Jateng, 2011). Rendahnya tentang deteksi dini atau screning kanker serviks merupakan salah satu alasan makin berkembangnya kanker serviks. Perempuan yang tidak melakukan screning secara teratur memiliki risiko berkembangnya kanker serviks lima kali lebih tinggi dibandingkan dengan 1
2
perempuan yang melakukan screning secara teratur (Depkes RI, 2008). Kanker serviks sebenarnya dapat dicegah lebih dini. Pencegahan terhadap penyakit merupakan bentuk dari gaya hidup manusia yang termasuk didalamnya pola hidup sehat (Aminati, 2013). Proses pencegahan dan deteksi dini (screning) kanker serviks dengan tes pap secara luas terbukti efektif dalam mencegah kanker serviks, namun langkah ini membutuhkan biaya relatif mahal dari pada IVA test. Begitu juga test pap smear memiliki kelemahan yaitu mendapatkan hasil yang kurang akurat, misalnya pengeluaran cairan dari vagina kurang memadai hingga sel di dalamnya tidak terlihat dan karena zat pewarnaan yang digunakan sudah kadaluwarsa (Kartikawati, 2013). Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) merupakan metode screning yang lain yang lebih praktis, murah, dan memungkinkan dilakukan di Indonesia. Namun, pemeriksaan ini dilakukan hanya untuk deteksi dini. Jika terlihat tanda yang mencurigakan, maka mendeteksi lainnya yang lebih lanjut harus segera dilakukan (Wijaya, 2010). Berdasarkan data dari dusun Kauman, Kragan, Gondangrejo, Karanganyar
pada
bulan
November
2013
dengan
jumlah
ibu
(usia 20-45 tahun) sebanyak 125 jiwa. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti tentang pemeriksaan Inpeksi Visual Asam Asetat (IVA) terhadap 10 orang ibu wanita usia subur di dapatkan 3 orang (30%) mengetahui tentang pemeriksaan IVA, 7 orang (70%) ibu wanita usia subur belum mengetahui tentang pemeriksaan IVA. Pada tahun 2008 seorang wanita meninggal
3
terkena kanker serviks dan meninggal dunia karena sudah dalam stadium lanjut sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya belum terdeteksi. Pengetahuan dan screning tentang kanker serviks sangatlah penting terhadap wanita usia subur untuk dapat mengerti dan mencegah timbulnya penyakit kanker serviks. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur Tentang IVA Test di Dusun Kauman, Kragan, Gondangrejo, Karanganyar”.
B. Perumusan Masalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu wanita usia subur tentang IVA test di dusun Kauman, Kragan, Gondangrejo, Karanganyar?”.
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan ibu wanita usia subur tentang IVA test di dusun Kauman, Kragan, Gondangrejo, Karanganyar.
2.
Tujuan Khusus a.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu wanita usia subur tentang IVA test di dusun Kauman, Kragan, Gondangrejo, Karanganyar pada tingkat baik.
4
b.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu wanita usia subur tentang IVA test di dusun Kauman, Kragan, Gondangrejo, Karanganyar pada tingkat cukup.
c.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu wanita usia subur IVA test di dusun Kauman, Kragan, Gondangrejo, Karanganyar pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Ilmu Pengetahuan Menambah wawasan dan pengetahuan bagi ilmu pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang IVA test.
2.
3.
Bagi Peneliti a.
Meningkatkan program kerja penelitian tentang IVA test.
b.
Memperdalam pengetahuan tentang IVA test.
Bagi Institusi a.
Bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta Sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut dan sebagai referensi tentang IVA test.
b.
Bagi Lahan Sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam menambah pengetahuan tentang IVA test.
5
E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, antara lain adalah sebagai berikut: 1.
Puspitasari, dkk (2010), melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Pengetahuan Wanita yang Sudah Menikah Mengenai Tes IVA dan Kanker Serviks di Desa Kertajadi Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur”. Jenis Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini pada wanita yang sudah menikah pada bulan Januari-Juni 2011 di desa Kertajadi Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur sebanyak 44 responden. Tehnik pengambilan
sampel
adalah
total
sampling.
Hasil
penelitian
menunjukkan mayoritas responden memiliki kategori pengetahuan kurang sebanyak 34 orang (77,3%), pengetahuan cukup sebanyak 8 orang (18,2%), pengetahuan baik sebanyak 2 orang (4,5%). 2.
Maulasari, U (2011), dengan judul “Faktor-faktor Berpengaruh Terhadap Kunjungan Ibu dalam Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Desa Kemujan Kabupaten Kebumen Tahun 2011”. Jenis penelitian ini adalah analitik korelasi. Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan ibu di Desa Kemujan Kabupaten Kebumen yang berjumlah 180 orang. Sampel berjumlah 64 orang dan alat yang digunakan kuesioner. Data diolah dengan cara statistic uji Chi square dengan derajat signifikansi 0,05. Analisis Chi Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan responden dengan kunjungan ibu dalam pemeriksaan
6
IVA dengan nilai p>0,05 (p=0,499), ada hubungan antara pekerjaan dengan kunjungan ibu dalam pemeriksaan IVA dengan nilai p<0,05 (p=0,040), ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kunjungan ibu dalam pemeriksaan IVA dengan nilai p<0,05 (p=0,000), ada hubungan antara pengetahuan tentang IVA dengan kunjungan ibu dalam pemeriksaan IVA dengan nilai p<0,05 (p=0,027). 3.
Putri, T (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur Tentang Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Desa Jatimulyo Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi Tahun 2012”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini wanita usia subur sebanyak 124 orang dengan jumlah sampel sebanyak 38 orang. Tehnik pengambilan sampel ini adalah Simple Random Sampling
dengan
metode
lottery
technique.
Hasil
penelitian
menunjukkan mayoritas responden memiliki kategori pengetahuan kurang sebanyak 2 responden (5,4%), pengetahuan cukup sebanyak 33 responden (89,2%), pengetahuan baik sebanyak 2 responden (5,4%). Perbedaan penelitian yang yang penulis lakukan yaitu jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, jumlah responden dan hasil penelitian.
Sedangkan
persamaan
penelitian
ini
pengambilan sampel dan instrument pengumpulan data.
adalah
tehnik
7
F. Sistematika Penelitian Sistematika penelitian KTI dalam penelitian ini terdiri 5 bab adalah : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan teori tentang pengetahuan yang meliputi pengertian, tingkat pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Teori kanker serviks meliputi pengertian, faktor penyebab, tanda dan gejala, stadium kanker serviks, pencegahan, dan pengobatan. Teori tentang IVA test meliputi pengertian, fungsi, syarat pemeriksaan, kontraindikasi, persiapan dan syarat pemeriksaan IVA, cara membuat Asam Asetat, hasil pemeriksaan IVA, kerangka teori, kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel, dan tehnik pengambilan sampel, instrumen penelitian, tehnik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data dan etika penelitian.
8
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan. BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dan saran. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1.
Pengetahuan a.
Pengetahuan (knowledge) Pengetahuan adalah hasil tahu, dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”. Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu (Notoatmodjo,2010). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Karena itu dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada
perilaku
yang
tidak
didasari
oleh
pengetahuan
(Notoatmodjo, 2010). b.
Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif berkaitan
dengan
pengetahuan
yang
bersifat
intelektual
(cara berfikir, berinteraksi, analisis, memecahkan masalah dan lainlain) yang berjenjang sebagai berikut: 1) Tahu (Knowledge) Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk kategori ini adalah kemampuan mengenali
9
10
atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang telah berhasil dihimpun atau dikenali (recall of facts). 2) Memahami (Comprehension) Pemahaman
diartikan
dicapainya
pengertian
(understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan, maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk
dalam
jenjang
kognitif
ini
misalnya
kemampuan menerjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan, mengeksplorasikan. 3) Menerapkan (Aplication) Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi untuk menjadi rincian yang terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti. 5) Sintesis (Syntesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.
11
c.
Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional (non ilmiah) yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern (ilmiah) yakni melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan seperti berikut: 1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari: a) Cara coba-salah (Trial and Error) Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya
dilakukan
dengan
coba-coba.
Cara
coba- coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Cara kekuasaan atau otoritas Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik
12
apatidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat
tradisioanal
saja,
seolah
diterima
dari
sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan
tersebut
berupa
pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan
kata
lain,
pengetahuan
tersebut
diperoleh
berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang yang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan. d) Berdasarkan pengalaman sendiri Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.
Pepatah
ini
mengandung
maksud
bahwa
pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
13
e) Cara akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f)
Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melaluipara Nabi.Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.
g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh dari manusia secara cepat sekali melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis. h) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia cara berfikir manusia juga ikut berkembang. Dari
14
sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung
melalui
pernyataan-pernyataan
yang
dikemukakan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. i)
Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum, hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
kesimpulan
tersebut
berdasarkan
pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. j)
Deduksi Deduksi
adalah
pembuatan
kesimpulan
dari
pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga
15
kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. 2) Cara ilmiah atau modern Cara baru atau memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau metode penelitian (research metodology). Cara
ini
dikembangkan
mengembangkan
metode
oleh
Francis
berpikir
Bacon
induktif
yang
kemudian
dikembangkan oleh Deobold Van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan
observasi
langsung
dan
membuat
pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok: a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan. b) Segala sesuatu yang negatif yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan. c) Gejala-gejala
yang
muncul
secara
bervariasi
yaitu
gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu. d.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang Notoatmodjo (2007), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain yaitu :
16
1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu halangan mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya.
Sebaliknya,
jika
seseorang
tingkat
pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. 2) Pekerjaaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. 3) Umur Bertambahnya umur seseorang akan menyebabkan terjadinya perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya cirri-ciri baru.Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ.
17
4) Minat Minat merupakan suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. 5) Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadianyang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif. 6) Kebudayaan lingkungan sekitar Aplikasi dalam suatu wilayah mempunyai budaya untukmenjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan. 7) Informasi Kemudahan membantu
dalam
mempercepat
pengetahuan yang baru.
memperoleh seseorang
informasi
untuk
dapat
memperoleh
18
2.
Kanker Serviks a.
Pengertian Kanker serviks adalah suatu jenis kanker yang menyerang pada
serviks
dan
jaringan-jaringan
yang
lain
yang
dapat
merusak jaringan tersebut. Penyebaran ini terjadi secara metastasis (Wijaya, 2010). Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya. Keadaan ini biasanya disertai dengan adanya perdarahan dan pengeluaran cairan vagina yang abnormal, penyakit ini dapat terjadi berulang-ulang. Kanker serviks dapat muncul pada perempuan usia 35-55 tahun (Aminati, 2013). Kanker serviks adalah tumor ganas yang ditemukan pada sistem reproduksi wanita yang menginvasi jaringan parametrium dan organ pelvis serta menyebar ke kelenjar limfe kavum pelvis (Desen, 2008). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kanker serviks adalah suatu jenis kanker atau keganasan pada serviks yang mengakibatkan kerusakan pada jaringan di sekitarnya tepatnya di organ pelvis serta menyebar ke kelenjar limfe kavum pelviks.
19
b.
Faktor penyebab kanker serviks Menurut Desen (2008), penyebab dari kanker serviks yaitu: 1) Faktor resiko perilaku Sebagian besar pasien kanker serviks uteri adalah wanita sudah menikah. Pada wanita belum menikah, khususnya biarawati sangat jarang ditemukan. Kehidupan seksual pertama terlalu dini dan mitra seksual terlalu banyak berkaitan erat dengan kanker serviks uteri. Semakin banyak mitra seksual, risiko relatif kejadian kanker serviks semakin tinggi. 2) Faktor biologis Berbagai patogen berkaitan erat dengan kanker serviks uteri, terutama adalah virus papiloma humanus (HPV), virus herpes simpleks tipe II (HSV II), sitomegalovirus humanus (HCMV), klamidia, dan virus EB. Infeksi HPV merupakan penyakit ditularkan lewat hubungan kelamin, umumnya asimtomatik, puncak infeksi pada usia 18-28 tahun, umumnya lenyap sekitar 8-10 bulan pasca infeksi, 10-15% wanita usia 35 tahun ke atas karena terus terinfeksi sehingga risiko terkena karsinoma serviks meningkat. 3) Faktor lainnya Apakah infeksi HPV dapat berkembang menjadi karsinoma serviks selain bergantung pada faktor virusnya, juga faktor hospes dan lingkungan berperan penting, faktor hospes
20
yang terpenting adalah fungsi imunitasnya. Faktor sinergis lingkungan seperti debris prepusium, vaginoservisitis kronis, merokok, konsumsi kontrasepsi oral, dan lainnya memfasilitasi terjadinya karsinoma serviks uteri. Menurut Aminati (2013), menyatakan beberapa faktor yang menjadi risiko terjadinya kanker serviks antara lain: 1) Makanan Makanan ini yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks pada wanita adalah makanan yang rendah vitamin A, vitamin C, vitamin E. 2) Merokok Tembakau adalah bahan pemicu karsinogenik yang paling baik. Asap rokok menghasilkan polycylic aromatic hydrocarbon heterocylic nitrosamines. Bahan yang berasal dari tembakau yang dihisap terdapat pada serviks yang menjadi karsinogen infeksi virus. 3) Umur Pada wanita umur 33-55 tahun masa itu sering terjadi perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim. Semakin tua umur maka kemungkinan lebih banyak kemungkinan jatuh sakit dan mudah mengalami infeksi.
21
4) Paritas Paritas
merupakan
keadaan
dimana
wanita
pernah
melahirkan bayi yang dapat hidup.Paritas ini berbahaya dengan memiliki jumlah anak lebih dari 2 orang. Jika jumlah anak yang dilahirkan melalui jalan normal banyak dapat menyebabkan terjadinya perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim dan berkembang menjadi keganasan. 5) Usia wanita saat menikah Dalam kenyataannya
menikah
usia
dini
mempunyai
beberapa risiko. Selain kurangnya kesiapan mental juga mempunyai lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel rahim masih belum matang. 6) HPV(Human Papilomavirus) HPV merupakan salah satu virus penyebab terjadinya kanker serviks yang paling sering yaitu HPV tipe 16 dan 18. Jika kekebalan tubuh berkurang, maka infeksi HPV akan mengganas dan bias menyebabkan terjadinya kanker serviks. Gejalanya tidak terlalu kelihatan pada stadium dini, itulah sebabnya kanker serviks yang dimulai dari infeksi HPV dianggap sebagai “The Silent Killer”.
22
7) Pemakaian kontrasepsi Penggunaaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu lama (5 tahun atau lebih) meningkatkan risiko kanker leher rahim sebanyak 2 kali. Sebab pil KB hanya untuk mencegah kehamilan dengan cara menghentikan ovulasi dan menjaga kekentalan lendir servikal sehingga tidak dilalui sperma. 8) Golongan ekonomi rendah Penyebab ini dikarenakan golongan ekonomi lemah tidak mampu melakukan pap smear secara rutin. Pengetahuan mereka mengenai resiko kanker
leher rahim juga sangat
minim. Oleh sebab itu mereka banyak yang terjangkit penyakit ini. c.
Tanda dan gejala Menurut Manuaba (2008), gejala klinis karsinoma servik uteri berdasarkan stadium adalah sebagai berikut: 1) Stadium dini Leukorea sulit sembuh, kontak berdarah, tanpa gejala, dijumpai kebetulan. 2) Stadium menengah Perdarahan ireguler, leukorea bercampur darah, urine darah, berak berdarah.
23
3) Stadium lanjut Leukorea berbau, perdarahan terus, urine/berak berdarah, terjadi fistula (vesiko-vagina), rektovaginal, perdarahan banyak, terrible triact, pinggang sakit, kaki bengkak, obstruksi ureter. 4) Komplikasi atau sebab kematian Perdarahan banyak, uremia, kakeksia, komplikasi metastase jauh. Menurut Wijaya (2010), menyatakan tanda dan gejala yang dirasakan oleh penderita kanker serviks pada stadium lanjut yaitu : 1) Munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan seksual. 2) Perdarahan vagina yang tidak normal, seperti perdarahan di luar siklus menstruasi, periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya, dan perdarahan setelah menopause. 3) Keputihan yang berlebihan dan tidak normal. 4) Penurunan berat badan secara drastis. 5) Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal. d.
Stadium Kanker Serviks Menurut Aminati (2013), stadium kanker serviks antara lain adalah sebagai berikut : 1) Stadium 0, stadium ini disebut juga carcinoma in situ (CIS). Tumor masih dangkal, hanya tumbuh di lapisan sel serviks.
24
2) Stadium I, kanker telah tumbuh dalam serviks, namun belum menyebar kemanapun. Stadium I dibagi menjadi : a) Stadium IA1, Dokter tidak dapat melihat kanker pada mikroskop. Kedalamannya kurang dari 3 mm dan besarnya kurang dari 7 mm. b) Stadium IA2, Dokter tidak dapat melihat kanker tanpa mikroskop. Kedalamannya antara 3-5 mm dan besarnya kurang dari 7 mm. c) Stadium IB1, Dokter dapat melihat kanker dengan mata telanjang. Ukuran tidak lebih besar dari 4 cm. d) Stadium IB2, Dokter dapat melihat kanker dengan mata telanjang. Ukuran lebih besar dari 4 cm. 3) Stadium II, Kanker berada di bagian dekat serviks tapi bukan di luar panggul. Stadium II dibagi menjadi : a) Stadium IIA, Kanker meluas sampai ke atas vagina, tapi belum menyebar ke jaringan yang lebih dalam dari vagina. b) Stadium IIB, Kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina dan serviks, namun belum sampai ke dinding panggul. 4) Stadium III, Kanker telah menyebar ke jaringan lunak sekitar vagina dan serviks sepanjang dinding panggul. Mungkin dapat menghambat aliran urine ke kandung kemih.
25
5) Stadium IV, pada stadium ini, kanker telah menyebar kebagian lain tubuh, seperti kandung kemih, rectum, atau paru-paru. Stadium IV dibagi menjadi : a) Stadium IVA, Kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih dan rectum. b) Stadium IVB, Kanker telah menyebar ke organ yang lebih jauh, seperti paru-paru. e.
Pencegahan Kanker Serviks Menurut Aminati (2013), menyatakan bahwa pencegahan kanker serviks adalah sebagai berikut: 1) Pencegahan primer adalah sebuah pencegahan awal kanker yang utama. Cara pencegahan primer adalah sebagai berikut: a) Tundalah hubungan seksual sampai usia di atas remaja b) Batasi jumlah pasangan c) Menolak berhubungan seksual dengan yang mempunyai banyak pasangan d) Menolak berhubungan seksual dengan orang terinfeksi genital warts e) Hubungan seksual yang aman, kondom tidak memproteksi infeksi HIV f)
Jika merokok hentikan merokok
26
2) Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan dengan cara uji pap smear dengan teratur. Hal itu dapat dilakukan pada: a) Semua wanita usia 18 tahun atau telah melakukan hubungan seksual b) Bila sudah tiga kali pap smear dan hasilnya normal maka pemeriksaan akan lebih jarang c) Wanita yang telah dilakukan pengangkatan rahim d) Wanita
yang
telah
menopause
masih
dibutuhkan
pemeriksaan uji pap f.
Pengobatan Kanker Serviks Pengobatan kanker serviks dapat dilakukan dengan operasi (pembedahan), terapi radiasi, kemoterapi. Tingkat keberhasilan pengobatan ini tergantung dari tingkatan kanker serviks yang dialami oleh penderita. Dari segi biaya, pengobatan kanker serviks ini tergolong mahal ( Wijaya, 2010). Saat ini, terdapat tiga jenis pengobatan standart yang sering digunakan, yaitu operasi (pembedahan), terapi radiasi, dan kemoterapi. Operasi pada kanker ini terdapat beberapa jenis yaitu: konisasi, histerektomi total, histerektomi radikal, histerektomi radikal
yang
dimodifikasi,
bilateral
Salpingo-Oophorectomy,
Eksenterasi pelvis, cryosurgery, bedah laser, Loop Elektrosurgical Excision Procedure (LEEP).
27
Keuntungan dari operasi diatas, bedah laser pada awalnya lebih disukai dari pada cryosurgery dalam menghancurkan jaringan yang terinfeksi, akan tetapi metode ini lebih mahal. Keuntungan lain dari pengobatan laser adalah ketepatannya (Wijaya, 2010). Radioterapi adalah suatu cara pengobatan kanker yang menggunakan sinar-X berenergi tinggi atau radiasi jenis lainnya untuk membunuh sel kanker atau menghambat pertumbuhan mereka. Terdapat dua jenis terapi radiasi, yaitu terapi radiasi eksternal dan internal. Efek samping terapi radiasi sangat tidak nyaman dan dapat menderita secara emosional. Radiasi ini membunuh jaringan sehingga merusak ovarium. Efek samping ini mungkin juga termasuk diare, mual, muntah, iritasi kandung kemih dan gangguan perkemihan,
kehilangan
berat
badan
dan
nafsu
makan
(Wijaya, 2010). 3.
IVA Test a.
Pengertian IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin. Alat bantu ini begitu sederhana sebab saat pemeriksaannya tidak perlu ke laboratorium (Aminati, 2013). IVA yaitu singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam Asetat yaitu metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada
28
kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks (Kartikawati, 2013) Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IVA test adalah cara yang digunakan untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin dengan cara mengoles serviks dengan menggunakan asam asetat. b.
Fungsi Deteksi dini dan diagnosis kanker serviks, dan mengetahui perubahan perkembangan sel leher rahim, sampai mengarah pada pertumbuhan sel kanker sejak dini (Widyastuti, 2009).
c.
Syarat Pemeriksaan IVA Menurut Aminati (2013), ada beberapa syarat bagi orang yang akan melakukan IVA test yaitu: 1) Setiap wanita yang sudah/pernah menikah 2) Wanita yang berisiko terkena kanker serviks, seperti perokok, menikah muda, dan sering berganti pasangan 3) Memiliki banyak anak 4) Mengidap penyakit infeksi menular seksual
d.
Kontraindikasi Tidak direkomendasikan pada wanita pasca menopause, karena daerah zona transisional seringkali terletak kanalis servikalis dan tidak tampak dengan pemeriksaan inspekulo (Rasjidi, 2009).
29
Persiapan pemeriksaan IVA tidak dianjurkan pada wanita hamil, wanita yang mengkonsumsi obat-obatan atau pil KB (Agung, 2012). e.
Persiapan Pemeriksaan Menurut Rasjidi (2009), persiapan pemeriksaan adalah sebagai berikut: Persiapan alat dan bahan 1) Sabun dan air untuk cuci tangan 2) Lampu yang terang untuk melihat serviks 3) Spekulum dengan desinfeksi tingkat tinggi 4) Sarung tangan sekali pakai atau desinfeksi tingkat tinggi 5) Meja ginekologi 6) Lidi kapas 7) Asam asetat 3-5% 8) Larutan iodium lugol 9) Larutan klorin 0,5 % untuk dekontaminasi instrumen dan sarung tangan 10) Format pencatatan
f.
Cara Membuat Asam Asetat 1) Cuka dapur (mengandung asam asetat 20%) 2) Asam asetat untuk IVA (3-5%) 3) Untuk membuat asam asetat 5% dengan cara mengambil 1 bagian cuka dapur + 4 bagian air
30
4) Untuk membuat asam asetat 3% dengan cara mengambil 2 bagian + 11 bagian air (Rasjidi, 2009) g.
Tehnik/Prosedur Pemeriksaan Menurut Rasjidi (2009), tehnik pemeriksaan IVA adalah sebagai berikut: 1) Memasang alat pelebar atau spekulum yang sebelumnya dibasuh dengan air hangat dan dimasukkan ke dalam vagina untuk melihat leher rahim. 2) Menyesuaikan pencahayaan untuk mendapatkan gambaran terbaik dari serviks atau leher rahim. 3)
Membersihkan darah, mucus, dan kotoran lain pada serviks dengan menggunakan lidi kapas.
4) Mengidentifikasi
daerah
sambungan
skuamo-columnar
(zona perforasi). 5) Mengoleskan larutan asam cuka atau lugol, menunggu 1-2 menit untuk terjadinya perubahan warna pada serviks. 6) Melihat dengan cermat dan meyakinkan daerah skuamocolumnar (zona perforasi), mencatat bila serviks mudah berdarah, melihat adanya plaque warna putih dan tebal atau epitel acetowhite bila menggunakan asam asetat atau warna kekuningan bila menggunakan larutan lugol. Membersihkan segala darah dan debris pada saat pemeriksaan.
31
7) Membersihkan sisa larutan asam asetat dan larutan lugol dengan lidi kapas atau kasa bersih. 8) Melepaskan speculum dengan hati-hati. 9) Mencatat hasil pengamatan dan gambar denah temuan. h.
Hasil pemeriksaan IVA Menurut Aminati (2013), ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah : 1) IVA negatif, maka akan menunjukkan leher rahim normal 2) IVA radang, adalah serviks dengan radang (servisitis) atau kelainan jinak lainnya (polip serviks) 3) IVA positif, adalah ditemukannya bercak putih (aceto white epithelium). Inilah gejala pra kanker. Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan screning kanker serviks dengan metode IVA. Sebab temuan ini mengarah pada diagnosis serviks-pra kanker 4) IVA-Kanker serviks, pada tahap ini pun sangat sulit menurunkan temuan stadium kanker serviks. Walaupun begitu akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila dtemukan masih pada stadium invasif dini.
32
B. Kerangka Teori Tingkat Pengetahuan: 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tahu (Knowledge) Memahami (Comprehenson) Menerapkan (Aplication) Analisis (Analysis) Sintesis (Syntesis) Evaluasi (Evaluation)
Pengetahuan
Kanker Serviks
IVA Test
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan:
1. Pengertian 2. Faktor penyebab kanker serviks 3. Tanda dan gejala 4. Stadium kanker serviks 5. Pencegahan 6. Pengobatan
1. Pengertian 2. Fungsi 3. Syarat pemeriksaan 4. Kontra indikasi 5. Persiapan pemeriksaan 6. Cara membuat asam asetat 7. Tehnik/prose dur pemeriksaan 8. Hasil pemeriksaan IVA
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pendidikan Pekerjaan Umur Minat Pengalaman Kebudayaan lingkungan sekitar 7. informasi
33
C. Kerangka Konsep
Baik Tingkat Pengetahuan Ibu tentang IVA Test
Cukup Kurang
1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur
4. Minat 5. Pengalaman 6. Kebudayaan Lingkungan Sekitar 7. Informasi
Keterangan :
: Faktor yang diteliti : Faktor yang tidak diteliti
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010), penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu dengan pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif. Menurut Riduwan (2012), kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka. Penelitian yang dilakukan mendiskripsikan tingkat pengetahuan ibu wanita usia subur tentang IVA test di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk mengambil data selama kasus berlangsung (Budiarto, 2006). Penelitian ini akan dilakukan di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar.
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2006). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2014. 34
35
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Menurut Arikunto (2010), populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu wanita usia subur yang berumur 20-45 tahun dan sudah menikah sebanyak 125 orang.
2.
Sampel Menurut Arikunto (2010), sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah sebagian ibu wanita usia subur di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar. Apabila populasi <100 diambil semua, jika populasi >100 diambil rata-rata 20-30%. Sampel penelitian di ambil 30% dari populasi yaitu sebanyak 38 orang.
3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan teknik simple random sampling. Menurut Hidayat (2007), yaitu teknik penentuan sampel dengan cara mengambil memilih sampel dengan cara diacak atau mengundi sampel. Tehnik pengambilan sampel yang dilakukan penelitian ini dengan menggunakan undian yaitu dengan mengundi populasi. D. Variabel Penelitian Menurut Arikunto (2010), variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian
36
ini, variabel yang diteliti merupakan variabel tunggal, yaitu tingkat pengetahuan ibu wanita usia subur tentang IVA test.
E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional (Nursalam, 2008).
Tabel 3. 1 Definisi Operasional Pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur Tentang IVA Test di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar Skala Variabel Definisi Alat Ukur Kriteria Pengukur Pengetahuan Ordinal IVA test adalah Kuesioner 1. Baik ibu wanita usia pemeriksaan 2. Cukup 3. Kurang subur tentang dengan mengoles IVA test serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Sumber: Data Primer, November 2013 Parameter tingkat pengetahuan menurut Riwikdido (2009) dengan rumus: 1.
Baik, bila nilai responden yang diperoleh ( x ) > mean + 1 SD
2.
Cukup, bila nilai mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
3.
Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
37
F.
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu wanita usia subur tentang IVA test. Pengetahuan menggunakan kuesioner dalam bentuk pernyataan tertutup dengan tipe memilih alternatif. Tipe ini diminta memilih satu jawaban yang dianggap terbaik seperti tipe benar salah. Pernyataan yang digunakan biasanya selalu berisi aitem dalam jumlah yang banyak, skor bagi jawaban yang benar pada setiap item pernyataan positif (favorable) adalah pernyataan yang jika jawabannya benar mendapat skor 1, jika salah mendapat skor 0. Sedangkan pernyataan negatif (unfavorable) adalah pernyataan yang jika jawabannya benar mendapat skor 0, jika salah mendapat skor 1 (Azwar, 2010). Tabel 3. 2 Kisi-kisi Kuisioner Pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur Tentang IVA Test di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar Variabel Indikator Jumlah Item soal penelitian soal Positif Negatif Pengetahuan1. Pengertian 3 1,2 3 2. Fungsi ibu wanita 2 4 5 3. Syarat Pemeriksaan usia subur 4 6,7,8 9 4. Kontraindikasi tentang IVA 3 10*,11 12,13 5. Persiapan 18 test 5 14,15,16,17 pemeriksaan 5 24 19,20,21,22*,23 6. Tehnik/prosedur 6 29,30 25,26,27,28 pemeriksaan 7. Hasil pemeriksaan IVA test Jumlah 28 19 9 Keterangan :* item yang tidak valid
38
a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Pengukuran ini melalui penyusunan kisi-kisi kuesioner yang dibandingkan pada teori, setelah itu penulis melakukan analisis item menggunakan rumus statistika koefisien korelasi product moment dari pearson dengan rumus sebagai berikut: N å XY - (å X )(å Y )
rxy =
[N å X - (å X )] 2
2
[N åY
2
- (å Y )
2
]
Keterangan :
N
: Jumlah subjek
X
: Skor setiap item
Y
: Skor total
(å X )
: Kuadrat jumlah skor item
åX
: Jumlah kuadrat skor item
2
2
(åY )
2
: Kuadrat jumlah skor total
Hasil penggunaan rumus tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS 17 for windows, dengan menggunakan taraf signifikan 5%, uji coba instrumen dilakukan di Desa Pule Karangturi Gondangrejo Karanganyar. Bila hasil penghitungan (r hitung) lebih besar dari r tabel (0,361) maka instrumen dinyatakan valid. Setelah menggunakan rumus product moment tingkat kepercayaan
39
yang digunakan 95 % , sehingga r tabel sebesar 0,361. Dari 30 pernyataan, 2 pernyataan dinyatakan tidak valid karena nilai r hitung dibawah r tabel dan 28 item dinyatakan sahih/valid. Adapun nomor pernyataan yang tidak valid
adalah nomor 10 dan 22. Selanjutnya item yang tidak valid
dihilangkan dari kuesioner yang akan digunakan untuk penelitian. Data hasil uji validitas bisa dilihat di lampiran. Tabel 3. 3 Kisi-kisi Kuisioner Setelah Uji Validitas Variabel Indikator Jumlah Item soal Positif Negatif penelitian soal Pengetahuan 1. Pengertian 3 1,2 3 ibu wanita 2. Fungsi 2 4 5 3. Syarat usia subur 4 6,7,8 9 Pemeriksaan tentang IVA 3 11 12,13 4. Kontraindikasi 14,15,16,17 test 5 18 5. Persiapan 19,20,21,23 5 24 pemeriksaan 25,26,27,28 6 29,30 6. Tehnik/prosedur pemeriksaan 7. Hasil pemeriksaan IVA test Jumlah 28 19 9
b. Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Formula statistika yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen adalah Cronbach’s Alpha, dihitung dengan rumus sebagai berikut: 2 k é å Si ù r11 = ê1 ú (k - 1) ëê St 2 ûú
(Riyanto, 2011)
40
Keterangan:
r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
å Si St 2
2
= Mean kuadrat kesalahan = Variabel total
Bila nilai Alpha Cronbach lebih ≥ konstanta (0,6), maka pertanyaan reliabel. Bila nilai Alpha Cronbach < konstanta (0,6), maka pertanyaan tidak reliabel. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Riyanto, 2011). Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas, diperoleh nilai alpha sebesar 0,868 sehingga instrument dinyatakan reliabel. Data hasil uji reliabilitas dapat dilihat di lampiran.
G.
Teknik Pengumpulan Data Menurut Arikunto (2010), data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Menurut Riwidikdo (2009), data primer adalah data yang secara langsung diambil dari subjek/objek oleh peneliti, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil pendokumentasian. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh dari responden, yaitu hasil pengisian kuisioner tentang IVA test melalui lembar kuisioner yang diisi langsung oleh responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari
41
dokumentasi di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar yang berupa jumlah ibu wanita usia subur tersebut dari kepala desa jumlahnya 125 orang.
H.
Metode Pengolahan dan Analisa Data 1.
Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data. Pengolahan data manual menurut Notoatmodjo (2010) yaitu melalui 4 tahapan diantaranya: a.
Editing Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap maka kuesioner tesebut dikeluarkan (droup out).
b.
Coding (pengkodean) Instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomor responden, dan nomor-nomor pertanyaan.
c.
Data entry (memasukkan data) Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.
d.
Tabulating (tabulasi) Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010).
42
2.
Analisa Data Analisis data yang digunakan dalam pengolahan hasil data ini menggunakan analisis univariat. Menurut Notoatmodjo (2010), analisis univariat yaitu menganalisis variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung distribusi dan presentasi dari tiap variabel. Menurut Riwidikdo (2009), untuk mengetahui nilai mean dengan rumus sebagai berikut : X=
åx
n Keterangan :
X
= nilai rata – rata
ΣX
= jumlah seluruh data
n
= banyaknya data Menurut Riwidikdo (2009), untuk mencari simpangan baku
dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (Sxi ) 2 n n -1
Sxi2 -
SD =
Keterangan : SD
= simpangan baku
Xi
= nilai dari data
n
= banyaknya data
43
Menurut Riwidikdo (2009), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu wanita usia subur tentang IVA test, maka, ditunjukkan dengan keterangan sebagai berikut : a.
Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1SD.
b.
Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD.
c.
Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) < mean – 1SD. Menurut Riwidikdo (2009), cara mengukur prosentase yang
digunakan untuk menganalisis tingkat pengetahuan yaitu dengan rumus: Skor prosentase =
Jumlah nilai responden x 100%
Jumlah total
I.
Etika Penelitian Menurut Notoadmojo (2010), etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dilakukan orang atau pengetahuan tentang adat kebiasaan orang. Masalah etika penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian dan perlu diperhatikan menurut (Hidayat, 2007) antara lain : a.
Informed Consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden diberikan lembar penelitian. Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan
44
lembar persetujuan menjadi responden. Tujuan informed consent agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden. b.
Anonymity (tanpa nama) Dalam penelitian ini, peneliti memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil pelelitian yang akan disajikan.
c.
Confidentiality (kerahasiaan) Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Dusun Kauman Kragan Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar, pada tanggal 6 Maret 2014. Adapun batasan wilayah Dusun Kauman Kragan adalah : 1.
Sebelah utara : Desa Ngabeyan, Gondangrejo Karanganyar
2.
Sebelah selatan: Desa Pule, Gondangrejo Karanganyar
3.
Sebelah timur : Desa Karangwuni, Gondangrejo Karanganyar
4.
Sebelah barat : Desa Ngasem, Gondangrejo Karanganyar Jarak antara Dusun Kauman ke Kecamatan Gondangrejo kurang lebih
10 km dan jarak antara Dusun Kauman ke Kabupaten Karanganyar kurang lebih 30 km. Waktu tempuh dari Dusun Kauman
ke Pusat Kesehatan
Pemerintah (RSUD Karanganyar) kurang lebih 1 jam, sedangkan dari Dusun Kauman ke Puskesmas kurang lebih 5 menit. Tenaga kesehatan yang ada ada di Dusun kauman Kragan ada satu Bidan Desa.
B. Hasil Penelitian 1.
Karakteristik Responden Berdasarkan analisis data, di dapat nilai Mean 20,8 dan Standar Deviasi 1,67 yang disajikan dalam tabel 4.1 berikut:
44
45
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Variabel Mean Pengetahuan Ibu 20,8 Wanita Usia Subur tentang IVA test Sumber : Data Primer, 2014
Standar Deviasi
Minimal
Maksimal
1,67
16
25
Berdasarkan nilai Mean dan Standar Deviasi di atas, maka pengetahuan ibu wanita usia subur tentang pemeriksaan IVA di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar dapat dikategorikan menjadi 3 tingkat, yaitu: 4. Baik
: ( X ) > Mean + 1 SD (X) > 20,8 + 1 x 1,67 (X) > 22,44
Jadi, pengetahuan baik bila nilai responden > 22,44 5. Cukup
: Mean – 1 SD ≤ X ≤ Mean + 1 SD 20,8 – 1 x 1,67 ≤ X ≤ 20,8 + 1 x 1,67 19,13 ≤ X ≤ 22,44
Jadi, pengetahuan cukup bila nilai responden 19,13 ≤ X ≤ 22,44 6. Kurang
: (X) < Mean – 1 SD (X) < 20,8 – 1 x 1,67 (X) < 19,13
Jadi, pengetahuan kurang bila nilai responden < 19,13
46
Karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan dan pekerjaaan yaitu : a.
Umur Karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Wanita Usia Subur di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar. Umur Jumlah Persentase (%) < 20 tahun 9 23,7 20 – 35 tahun 18 47,4 11 28,9 > 35 tahun Total 38 100 Sumber : Data primer, 2014 Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa responden yang berusia < 20
tahun sebanyak 9 orang (23,7%), responden
dengan usia 20 – 35 tahun sebanyak 18 orang (47,4%) dan responden dengan usia > 35 tahun sebanyak 11 orang (28,9%). Mayoritas usia responden adalah 20 – 35 tahun. b.
Pendidikan Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh hasil sebagai berikut :
47
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Wanita Usia Subur di Wanita Usia Subur di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar. Pendidikan Jumlah SD 9 SMP 10 SMA 14 PT 5 Total 38 Sumber : Data primer, 2014
Persentase (%) 23,7 26,3 36,8 13,2 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 9 orang (23,7%), responden dengan tingkat pendidikan SMP sebanyak 10 orang (26,3%), responden dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 14 orang (36,8%) dan responden dengan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 5 orang (13,2%). Mayoritas responden mempunyai tingkat pendidikan SMA. c.
Pekerjaan Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.4
Pekerjaan IRT Petani Guru
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Wanita Usia Subur di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar. Jumlah Persentase (%) 19 50 15 39,5 4 10,5
Total 38 Sumber : Data primer, 2014
100
48
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden yang bekerja sebagai IRT sebanyak 19 orang (50%), swasta sebanyak 15 orang (39,5%) dan
Guru sebanyak 4 orang (10,5%). Mayoritas
pekerjaan responden adalah Ibu Rumah Tangga. 2.
Pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur tentang
Inspeksi Visual Asam
Asetat. a. Tingkat Pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur Berdasarkan Umur. Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur Berdasarkan Umur. Pengetahuan Baik Umur
< 20 tahun 20 - 35 tahun > 35 tahun
Total
Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total
1 2.6% 3 7.9% 1 2.6% 5 13.2%
Cukup 7 18.4% 15 39.5% 9 23.7% 31 81.6%
Kurang 1 2.6% 0 .0% 1 2.6% 2 5.3%
Total 9 23.7% 18 47.4% 11 28.9% 38 100.0%
Sumber: Data Primer, 2014 Berdasarkan tabel 4.5 di atas, tingkat pengetahuan ibu wanita usia subur tentang IVA test berdasarkan umur di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar pada umur < 20 tahun yang berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (2,6%), berpengetahuan cukup sebanyak 7 orang (18,4%), berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang (2,6%) dan umur 20- 35 tahun yang berpengetahuan baik sebanyak 3 orang (7,9%), berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang (39,5%), berpengetahuan kurang sebanyak 0 orang (0%) serta umur
49
> 35 tahun yang berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (2,6%), berpengetahuan cukup sebanyak 9 orang (23,7%), berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang (2,6%) Jadi pengetahuan ibu wanita usia subur tentang IVA test berdasarkan umur di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar yang paling banyak pada kategori cukup pada usia 2035 tahun. b.
Tingkat
Pengetahuan
Ibu
Wanita
Usia
Subur
Berdasarkan
Pendidikan. Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur Berdasarkan Pendidikan Pengetahuan Baik Pendidikan
SD SMP SMA Perguruan Tinggi
Total
Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total
0 .0% 0 .0% 1 2.6% 4 10.5% 5 13.2%
Cukup
Kurang
8 21.1% 10 26.3% 12 31.6% 1 2.6% 31 81.6%
Total
1 2.6% 0 .0% 1 2.6% 0 .0% 2 5.3%
9 23.7% 10 26.3% 14 36.8% 5 13.2% 38 100.0%
Sumber: Data Primer, 2014 Berdasarkan
tabel 4.6 di atas, tingkat pengetahuan ibu
wanita usia subur tentang IVA test berdasarkan pendidikan
di
Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar pada pendidikan SD
yang
berpengetahuan
baik
sebanyak
0
orang
(0%),
berpengetahuan cukup sebanyak 8 orang (21,1%), berpengetahuan
50
kurang sebanyak 1 orang (2,6%) dan pendidikan
SMP
yang
berpengetahuan baik sebanyak 0 orang (0%), berpengetahuan cukup sebanyak 10 orang (26,3%), berpengetahuan kurang sebanyak 0 orang (0%)
serta pendidikan SMA yang berpengetahuan baik
sebanyak 1 orang (2,6%), berpengetahuan cukup sebanyak 12 orang (31,6%), berpengetahuan
kurang sebanyak 1 orang (2,6%) dan
Perguruan Tinggi yang berpengetahuan baik sebanyak (10,5%), berpengetahuan cukup sebanyak 1
4 orang
orang (2,6%),
berpengetahuan kurang sebanyak 0 orang (0%). Jadi pengetahuan ibu wanita usia subur tentang IVA test berdasarkan pendidikan di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar yang paling banyak pada kategori cukup pada pendidikan SMA. c.
Tingkat Pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur Berdasarkan Pekerjaan. Tabel 4.7 Tingkat Pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur Berdasarkan Pekerjaan. Pengetahuan Baik
Pekerjaan
IRT Petani Guru
Total
Count % of Total Count % of Total Count % of Total Count % of Total
Sumber : Data Primer, 2014
1 2.6% 0 .0% 4 10.5% 5 13.2%
Cukup 18 47.4% 13 34.2% 0 .0% 31 81.6%
Kurang 0 .0% 2 5.3% 0 .0% 2 5.3%
Total 19 50.0% 15 39.5% 4 10.5% 38 100.0%
51
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, tingkat pengetahuan ibu wanita usia subur tentang IVA test di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar
pada
pekerjaan
IRT yang berpengetahuan baik
sebanyak 1 orang (2,6%), berpengetahuan cukup sebanyak 18 orang (47,4%), berpengetahuan kurang sebanyak 0 orang (0%) dan pekerjaan petani yang berpengetahuan baik sebanyak 0 orang (0%), berpengetahuan cukup sebanyak 13 orang (34,2%), berpengetahuan kurang sebanyak
2 orang (5,3%)
serta pekerjaan guru yang
berpengetahuan baik sebanyak 4 orang (10,5%), berpengetahuan cukup sebanyak 0 orang (0%), Jadi pengetahuan ibu wanita usia subur tentang IVA test berdasarkan pekerjaan di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar yang paling banyak pada kategori cukup pada pekerjaan IRT. d. Tingkat Pengetahuan Secara Umum Tabel 4.8 Pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur tentang IVA Test No Pengetahuan Jumlah Prosentase (%) 1 Baik 5 13,2 31 81,6 2 Cukup Kurang 2 5,3 3 Total Sumber : Data Primer, 2014
38
100
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, tingkat pengetahuan ibu wanita usia subur tentang IVA test di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar pada kategori baik sebanyak 5 orang (13,1%), kategori
52
cukup sebanyak 31 orang (81,6%) dan kategori kurang sebanyak 2 orang (5,3%). Jadi pengetahuan ibu wanita usia subur tentang IVA test di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar yang paling banyak pada kategori cukup.
C. Pembahasan Berdasarkan
hasil
penelitian
terhadap
38
responden
tingkat
pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur (WUS) tentang IVA test di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar. Tingkat pengetahuan ibu tentang IVA test dalam kategori cukup juga dipengaruhi oleh umur responden di mana mayoritas adalah umur 20 – 35 tahun (47,4%). Umur berhubungan dengan pengalaman seseorang. Menurut Widianti, dkk (2007) menyatakan bahwa pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. Tingkat pengetahuan ibu tentang IVA test dalam kategori cukup juga dipengaruhi oleh pendidikan
responden di mana mayoritas adalah
pendidikan SMA sebanyak (36,8%). Menurut Notoadmodjo (2007), faktorfaktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
53
dimilikinya. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah bukan berarti berpengetahuan rendah pula. Mayoritas tingkat pengetahuan ibu tentang IVA Test dalam kategori cukup juga dipengaruhi oleh pekerjaan, di mana mayoritas pekerjaan ibu adalah sebagai Ibu Rumah Tangga (50%). Ibu Rumah Tangga mempunyai waktu yang lebih luang untuk mendapatkan akses informasi misalnya dengan mengobrol dengan tetangga dan memperoleh informasi dari media cetak maupun media elektronik. Berdasarkan hasil penelitian, pada kategori baik sebanyak 5 responden (13,1%), pada kategori cukup sebanyak 31 responden (81,6%) dan kategori kurang sebanyak 2 responden. Sebagian besar responden berpengetahuan cukup tentang IVA tes. Kemungkinan hal tersebut dipengaruhi oleh faktor pendidikan responden yang sebagian besar SMA dan usia responden sebagian besar 20-35 tahun serta pekerjaan responden sebagian besar IRT. Pengetahuan ibu Wanita Usia Subur (WUS) tentang pemeriksaan IVA sangatlah penting karena pengetahuan mempengaruhi perilaku kunjungan ibu WUS dalam pemeriksaan IVA. Dalam pemeriksaan IVA yang sederhana diharapkan cakupan pemeriksaan bisa lebih luas, penemuan dini lesi pra kanker serviks lebih banyak sehingga angka kematian akibat kanker serviks dapat ditekan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Puspitasari, dkk (2010), gambaran pengetahuan wanita yang sudah menikah mengenai tes IVA dan kanker serviks di Desa Kertajadi Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur
54
adalah berpengetahuan baik. Sedangkan menurut Maulasari, U (2011), faktorfaktor yang berpengaruh terhadap kunjungan ibu dalam pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Desa Kemujan Kabupaten Kebumen adalah pekerjaan, dukungan keluarga dan pengetahuan. Menurut Putri, T, tahun 2012 tingkat pengetahuan ibu Wanita Usia Subur (WUS) tentang pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Desa Jatimulyo Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan umur.
D. Kendala dan Keterbatasan Penelitian Beberapa keterbatasan dalam penelitian antara lain adalah sebagai berikut: 1.
Kendala Penelitian Kendala dalam penelitian ini yaitu peneliti harus mengumpulkan responden.
2.
Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini adalah Variabel penelitian ini variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur tentang IVA Test di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Tingkat pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur Tentang IVA Test di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar dalam kategori baik sebanyak 5 orang (13,1%).
2.
Tingkat pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur Tentang IVA Test di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar dalam kategori cukup sebanyak 31 orang (81,6%).
3.
Tingkat pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur Tentang IVA Test di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar dalam kategori kurang sebanyak 2 orang (5,3%).
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka perlu adannya untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik. Oleh karena itu peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:
55
56
1.
Bagi Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar Menjadi
masukan bagi Dusun Kauman Kragan khususnya kader
bekerjasama dengan instansi kesehatan dengan cara penyuluhan dalam upaya meningkatkan pengetahuan ibu tentang IVA Test. 2.
Bagi Ibu Wanita Usia Subur Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar Meningkatkan pengetahuan tentang IVA Test dengan mengikuti penyuluhan oleh tenaga kesehatan serta mencari informasi melalui media massa maupun media elektronik.
3.
Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan institusi pendidikan menambah literature atau bahan bacaan khususnya tentang IVA Test.
4.
Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut dengan pengembangan variabel penelitian tentang faktor yang menghambat responden tidak mau melakukan pemeriksaan IVA test.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, H. G. 2012. PAP Smear. http://greg-spog.com/pelayanan/pap-smear/. Di akses tanggal 13 November 2013. Aminati, D. 2013. Cara Bijak Menghadapi dan Mencegah Kanker Leher Rahim (serviks). Yogyakarta: Brilliant Books Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Salemba Azwar, S. 2010. Metode Penelitian. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Budiarto. 2006. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC Depkes RI, 2008. Skrining kanker leher rahim dengan Metode Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA). Jakarta: Health Technology Assessment Indonesia Departemen Kesehatan Republik Indonesia Desen, W. 2008. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Dinkes Jateng. 2008. Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Jawa Tengah: Jateng. 2011. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Karanganyar. Karanganyar: Jateng Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Kartikawati, E. 2013. Bahaya Kanker Payudara dan Kanker Serviks. Bandung: Buku Baru Manuaba. C, Manuaba IBGF, dan Manuaba IBG, 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri-Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC Maulasari, U. 2011. Faktor-faktor Berpengaruh Terhadap Kunjungan Ibu Dalam Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Desa KemujanKabupaten Kebumen. Jurnal Pendidikan Bidan. Com,13 November 2013 Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam. 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Puspitasari, dkk. 2010. Gambaran Pengetahuan Wanita Yang Sudah Menikah Mengenai Tes IVA dan Kanker Serviks di Desa Kertajadi Kecamatan Cidaun Kabupaten Cianjur. Jurnal Bidan. Com, 13 November 2013 Putri, T. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Wanita Usia Subur Tentang IVA Test di Dusun Kauman Kragan Gondangrejo Karanganyar. Jurnal Pendidikan Bidan. Com,13 November 2013 Rasjidi, I. 2009. Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker Pada Wanita. Jakarta: Sagung Seto Riduwan. 2012. Metode dan Teknik Menyusun Proposal. Bandung: Alfabeta Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Widyastuti. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya Wijaya, D. 2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta: Sinar Kejora