TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI DESA KEPUHSARI JERUKSAWIT GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : NUR FAIKA NIM. B10.039
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI DESA KEPUHSARI JERUKSAWIT GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2013
Diajukan Oleh : NUR FAIKA NIM. B10.039
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal 23 Juli 2013
Pembimbing
(DENY EKA WIDYASTUTI, SST) NIK. 201188075
ii
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI DESA KEPUHSARI JERUKSAWIT GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2013
Diajukan Oleh : NUR FAIKA NIM. B10.039
Telah dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Pada tanggal Agustus 2013
Penguji I
Penguji II
(DESY HANDAYANI, SST., M.Kes) NIK. 200884029
(DENY EKA WIDYASTUTI, SST) NIK. 201188075
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Ka.Prodi
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK. 200582015
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar”. Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Deny Eka Widyastuti, SST selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. 4. Kepala Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. 5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
iv
6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Seluruh responden yang telah ikut berpatisipasi dalam pengambilan data untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Seluruh teman-teman yang telah membantu penulis dalam rangka pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. 9. Seluruh responden yang telah bersedia diambil datanya guna penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini 10. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juli 2013
Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Nurfaika B10.039 TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI DESA KEPUHSARI JERUKSAWIT GONDANGREJO KARANGANYAR TAHUN 2013 xiii + 41 halaman + 18 lampiran + 3 tabel + 3 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Data yang diperoleh dari BKKBN tingkat Jawa Tengah per September 2009 yaitu 30.514 pria/suami pemakai alat kontrasepsi dari total seluruh pria pasangan usia subur di Jawa Tengah 125.444 pria/suami atau 24,32 % dari pengguna alat kontrasepsi pada pria/suami, sedangkan pada istri pemakaiannya mencapai 613.082 istri dari total seluruh istri pasangan usia subur yaitu 678.538 istri atau 90,35 %. Studi pendahuluan di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar setelah dilakukan wawancara pasangan usia subur 3 pasangan usia subur (30%) mengetahui tentang alat kontrasepsi kondom sedangkan 7 pasangan usia subur (70%), belum mengetahui tentang alat kontrasepsi kondom. Tujuan : Mengetahui Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar pada tingkat baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian : Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar pada tanggal 22 – 27 April 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah 34 pasangan usia subur, pengambilan sampel yaitu dengan teknik sampling jenuh. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Cara pengumpulan data berasal dari data primer dan Data Sekunder. Variabel tunggal yaitu Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Alat Kontrasepsi Kondom. Analisa menggunakan analisa univariat. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar tahun 2013 tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (23,5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (64,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (11,5%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar tahun 2013 tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (64,7%). Kata Kunci : Pengetahuan, PUS, Alat kontrasepsi kondom Kepustakaan : 21 literatur (tahun 2005 – 2012)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Jangan takut pada masa depan dan jangan pernah menangis untuk masa lalu Jarak Antara Kita Dan Sukses Harus Dipupuk Dengan Jembatan Pengembangan yaitu Pembentangan Kekuatan Yang Ada Pada Diri Kita. Jangan Dirusak Secara Sengaja Oleh Kemalasan, Keminderan Dan Ketakutan Menyeberang Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak. (Khalifah 'Ali)
PERSEMBAHAN Karya kecil ku ini kupersembahkan teruntuk: 1. Allah SWT yang telah memberi nikmat kesehatan, rezeki yang tak terduga, kelancaran dalam menempuh studi hingga selesai dengan lancar. 2. Ayah dan Bunda tanpamu aku bukanlah apa-apa, terima kasih untuk segalanya. 3. Kakakku dan adikku terima kasih atas semangat dan do’anya 4. Sahabat-sahabat ku kamu kan tetap di relung jiwa dan setiap langkahku semoga kebersamaan ini kan abadi 5. Almamaterku
vii
CURICULUM VITAE
BIODATA Nama
: Nurfaika
Tempat / Tanggal Lahir
: Tual Maluku Tenggara, 2 Juni 1992
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Watugajah RT 06/V Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD N Sibela Barat Surakarta
Lulus tahun 2004
2. SMP Warga Surakarta
Lulus tahun 2007
3. SMA N 8 Surakarta
Lulus tahun 2010
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2010
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................. iv ABSTRAK .................................................................................................. vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii CURRICULUM VITAE .............................................................................. viii DAFTAR ISI ................................................................................................ ix DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4 E. Keaslian Studi Kasus ................................................................. 4 F. Sistematika Penulisan ................................................................ 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .......................................................................... 7 1. Pengetahuan ......................................................................... 7 2. PUS .................................................................................... 14
ix
3. Alat Kontrasepsi Kondom .................................................. 14 B. Kerangka Teori .......................................................................... 21 C. Kerangka Konsep ..................................................................... 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 23 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 23 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 24 D. Instrumen Penelitian ................................................................. 25 E. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................... 26 F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 27 G. Variabel Penelitian ................................................................... 28 H. Definisi Operasional ................................................................. 28 I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 29 J. Etika Penelitian ......................................................................... 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 34 B. Hasil Penelitian ......................................................................... 34 C. Pembahasan .............................................................................. 37 D. Keterbatasan penelitian ............................................................. 38 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 40 B. Saran ........................................................................................ 41 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ....................................................................... 20 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 21 Gambar 4.1 Diagam Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Alat Kontrasepsi Kondom ........................................... 36
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Kisi-kisi Pernyataan .................................................................. 25
Tabel 3.2
Definisi Operasional ................................................................. 29
Tabel 4.2
Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar ....................................... 36
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3.
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4.
Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5.
Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 6.
Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 7.
Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8.
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9.
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas Lampiran 13. Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Data Tabulasi Penelitian Lampiran 16. Perhitungan Manual Mean dan Standar Deviasi Lampiran 17. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Lampiran 18. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
͘ dŝŶũĂƵĂŶdĞŽƌŝ
1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010). b. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu: 1) Cara Coba-Salah (Trial and Error) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil,
dicoba
kemungkinan
yang
lain.
Apabila
kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode
xiv
trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah coba-coba. 2) Cara Kekuasaan atau Otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaankebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahliahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar. 3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.
xv
4) Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. 5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology). c. Tingkat Pengetahuan di dalam Domain Kognitif Menurut Notoatmodjo (2007), dalam domain kognitif berkaitan dengan
pengetahuan
yang
bersifat
intelektual
(cara
berpikir,
berinteraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut : 1) Tahu (Knowledge) Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts).
xvi
2) Memahami (Comprehension) Pemahaman diartikan dicapainya
pengertian (understanding)
tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya
kemampuan
menerjemahkan,
menginterpretasikan,
menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan. 3) Menerapkan (Application) Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagianbagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya.
xvii
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang Menurut Erfandi (2009), faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain: 1) Pendidikan Pendidikan adalah suatu
usaha
untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif
xviii
dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut . 2) Media Massa / informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 3) Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui
penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
xix
kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 5) Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
memberikan
pengetahuan
dan
keterampilan
professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan
kemampuan
mengambil
keputusan
yang
merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. 6) Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
xx
diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. 2. Pasangan Usia Subur (PUS) Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang (Suparyanto, 2012). 3. Alat Kontrasepsi Kondom a. Pengertian Alat Kontrasepsi Kondom Kondom adalah selubung lateks tipis yang menutupi penis yang sedang ereksi dan mencegah semen masuk ke dalam vagina (Wulansari, 2007).
xxi
Sedangkan menurut Saifuddin (2010), kondom merupakan selubung / sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Menurut Suratun (2009) kondom adalah selubung atau sarung karet tipis yang dipasang pada penis sebagai tempat penampungan air mani yang dikeluarkan pria saat senggama sehingga tidak tercurah pada vagina. b. Macam-macam Kondom Menurut Hartanto (2004), macam-macam kondom, yaitu: 1) Kulit a) Dibuat dari membran usus biri-biri (caecum) b) Tidak meregang atau mengkerut c) Menjalarkan
panas
tubuh,
sehingga
mengurangi sensitivitas selama senggama. d) Lebih mahal e) Jumlahnya < 1% dari semua jenis kondom. 2) Lateks a) Paling banyak dipakai b) Murah c) Elastis 3) Plastik a) Sangat tipis (0,025 – 0,035 mm)
xxii
dianggap
tidak
b) Juga menghatarkan panas tubuh c) Lebih mahal dari kondom lateks Menutut
Hartanto
(2004),
untuk
memenuhi
kebutuhan
psikologis dan fisiologis calon akseptor, maka kondom dibuat dalam aneka ragam model, yaitu opaque, transparan, berwarna (merah, hitam, biru, kuning dan lain-lain), berujung datar atau berujung kantong /reservior, kering atau berpelumas (non toksik atau non irritans) dan bermacam-macam ukuran. c. Keuntungan dan Kerugian KB kondom 1) Keuntungan Menurut Suratun (2009) keuntungan kontrasepsi kondom yaitu: a) Murah dan dapat dibeli secara umum b) Tidak ada persyaratan untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. c) Tidak memerlukan pengawasan khusus dari tenaga kesehatan d) Mudah pemakaiannya. e) Tidak mengurangi kenikmatan bersenggama f) Tingkat proteksi yang cukup tinggi terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) g) Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten. h) Tidak mengganggu produksi ASI.
xxiii
2) Kerugian Kerugian menurut Wulansari (2007), kerugian kontrasepsi kondom yaitu: a) Angka kegagalan relatif tinggi b) Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seksual guna memasang kondom. c) Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati, dan terus menerus pada setiap senggama. d) Beberapa wanita dapat alergi terhadap bahan karet kondom sehingga menimbulkan keputihan dan iritasi. d. Indikasi dan Kontra Indikasi KB kondom Menurut
Hartanto
(2004),
indikasi dan
kontra
indikasi
kontrasepsi kondom yaitu : 1) Indikasi a) Pada pria (1)Pria dengan penyakit genitalia (2)Pria yang mempunyai sensifitas terhadap sekret wanita (3)Pria yang mengalami ejakulasi prematur. b)Pada wanita (1)Wanita yang menderita vaginitis, termasuk yang dalam pengobatan
xxiv
(2)Kontraindikasi
terhadap
kontrasepsi
oral
dan
IUD,
sedangkan pemasangan diafragma atau kap serviks secara anatomis atau psikologis tidak memungkinkan. (3)Gagal memakai kontrasepsi oral secara benar/tepat. c) Pasangan Pria dan wanita (1) Pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan (2) Senggama yang jarang (3) Penyakit kelamin (aktif atau tersangka) (4) Herpes genitalia atau kondiloma akuiminata. (5) Urethritis karena sebab apapun, termasuk yang sedang dalam terapi (6) Sistitis,
disuria
atau
pyuria,
sampai
penyebabnya
ditegakkan. 2) Kontra Indikasi Menurut
Suratun (2009),
apabila
secara
psikologis
pasangan tidak dapat menerima metoda ini, malformasi penis, apabila salah satu dari pasangan alergi terhadap karet lateks. e. Efek Samping KB Kondom Keluhan utama dari akseptor adalah berkurangnya sensitivitas dari pada penis dan alergi terhadap karet (Wulansari, 2007). Menurut Suratun (2009), efek samping penggunaan kondom yaitu kecewa karena gagal atau bocor dan alergi.
xxv
f. Penjelasan bagi akseptor KB kondom Beberapa hal yang perlu dijelaskan bagi akseptor KB kondom (Wulansari, 2007) 1) Akseptor tidak memerlukan atau membutuhkan anamnese atau pemeriksaan khusus untuk pemakaian kondom, tetapi mereka perlu diberi penjelasan lisan atau instruksi tertulis. Penjelasan lisan ataupun instruksi tertulis yang sangat penting disampaikan oleh petugas kesehatan kepada akseptor yaitu tentang syaratsyarat kontrasepsi. 2) Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya 3) Efek samping yang merugikan tidak ada 4) Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan 5) Tidak menganggu hubungan persetubuhan 6) Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas 7) Dapat diterima oleh pasangan suami isteri 8) Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama pemakaiannya. 9) Cara penggunaan sederhana 10) Informasi cara penggunaan KB kondom (a) Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual (b) Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida ke dalam kondom.
xxvi
(c) Jangan menggunakan gigi, pisau atau benda tajam lainnya pada saat membuka kemasan. (d) Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi (e) Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada bagian ujungnya, maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi. (f) Kondom di lepas sebelum penis melembek (g) Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga kondom tidak terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom di luar vagina agar tidak terjadi tumpahan cairan sperma di sekitar vagina. (h) Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai (i) Buang kondom bekas pakai pada saat yang aman (j) Sediakan kondom dalam jumlah cukup di rumah dan jangan disimpan di tempat yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom menjadi rusak atau robek saat digunakan. (k) Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom tampak rapuh / kusut. (l) Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral atau pelumas dari bahan petrolatum karena akan segera merusak kondom. ͘ <ĞƌĂŶŐŬĂdĞŽƌŝ
xxvii
Pengetahuan
Pasangan Usia Subur (PUS)
Alat Kontrasepsi Kondom : 1. Pengertian 2. Macam-macam Kondom 3. Keuntungan dan Kerugian KB kondom 4. Indikasi dan Kontra Indikasi KB kondom 5. Efek Samping KB Kondom 6. Penjelasan bagi akseptor KB kondom
Faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Media Massa / informasi 3. Sosial budaya dan ekonomi 4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. Usia
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2010), Suratun (2009)
C. Kerangka Konsep
xxviii
Baik
Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi kondom yang benar
Cukup
Kurang
Faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Media Massa / informasi 3. Sosial budaya dan ekonomi 4. Lingkungan 5. Pengalaman 6. Usia
Keterangan : = tidak diamati
= diamati Gambar 2.2 Kerangka Konsep
xxix
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Menurut
Nursalam
(2008),
penelitian
deskriptif
bertujuan
untuk
mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan. Menurut Nototatmodjo (2010), penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konversi.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama penelitian berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 – 27 April 2013.
xxx
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasangan usia subur di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar yang berjumlah 34 pasangan usia subur yang memakai alat kontrasepsi kondom. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah 34 responden. Menurut Arikunto (2006), apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua tetapi jika jumlah populasi lebih dari 100 maka dapat diambil 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih tergantung dari kemampuan peneliti. 3. Teknik sampling Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2009). Pengambilan sampel yaitu dengan sampling jenuh.
xxxi
Menurut Sugiyono (2010), sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Arikunto, (2010), kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan pasangan usia subur adalah kuesioner tertutup. Menurut Arikunto (2010) kuesioner tertutup adalah kuesioner di mana sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Pernyataan disusun berdasarkan kisi-kisi yang diambil dari sumber teori tentang alat kontrasepsi kondom. Penyataan terdiri pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable) dengan pilihan jawaban benar dan salah. Penilaian pernyataan positif (favorable) jika benar dengan skor 1 dan jika salah dengan skor 0. Pernyataan negatif (unfavorable) jika benar dengan skor 0 dan jika salah dengan skor 1. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (¥) pada jawaban yang dianggap benar. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pernyataan Pertanyaan
Variabel
Sub Variabel
Tingkat pengetahuan Pasangan usia subur tentang Alat kontrasepsi kondom
1. Pengertian alat kontrasepsi kondom 2. Macam-macam kondom 3. Keuntungan dan kerugian KB Kondom 4. Indikasi dan kontraindikasi KB Kondom
xxxii
Favourable
Unfavourable
1,2,5
3,4
Jumlah Soal 5
6,7,8,11 12*,13* 14,15,16,17 18,19,20 21,23,25,26 27*
9,10*
7
16,18
9
22,24
7
5. Efek samping KB kondom 6. Penjelasan tentang Akseptor KB Kondom Jumlah
29,30
28,31
4
32*,34,
33,35*
4
12
35
23
Keterangan: *) = pernyataan tidak valid E. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows dengan taraf signifikan 0,05. Rumus product moment adalah sebagai berikut:
rxy =
N . ΣXY - ΣX.ΣY 2
2
{N ΣX 2 − (ΣX ) }{N ΣY 2 - (ΣY ) }
Keterangan: N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Instrument dikatakan valid jika signifikan (ȡ) < (0,05). Uji validitas dilaksanakan di Desa Kopen Jeruksawi Gondangrejo, Karanganyar dengan 35 pernyataan terhadap 30 Pasangan Usia Subur pada tanggal 5 Februari
xxxiii
2013. Setelah dilakukan uji validitas dengan bantuan SPSS for windows didapatkan 6 nomor pernyataan tidak valid yaitu nomor 10, 12, 13, 27, 32 dan 35 dikarenakan nilai signifikan > 0,05, untuk selanjutnya 6 nomor pernyataan yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: 2 ª k º ª Σσb º r11 = « 1 − « » » σ 2t ¼ ¬ k − 1¼ ¬
Keterangan: r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
ıb2 = Jumlah varian butir ıt2
= Varians total Instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha cronbach’s > rkriteria
(0,60), (Ghozali, 2005).
. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah
responden 30 adalah karena kaidah umum penelitian agar diperoleh distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal. Setelah dilakukan
xxxiv
uji validitas dengan bantuan SPSS didapatkan nilai alpha cronbach’s 0,913 > 0,60, sehingga instrumen dikatakan reliabel untuk penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada pasangan usia subur di Desa
Kepuhsari
Jeruksawit
Gondangrejo
Karanganyar,
kemudian
menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari: 1. Data Primer Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner tentang alat
kontrasepsi kondom di Desa
Kepuhsari Jeruksawit
Gondangrejo Karanganyar. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari data demografi yaitu jumlah pasangan usia subur di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar.
xxxv
G. Variabel penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi kondom.
H. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010). Tabel 3.2 Definisi Operasional Nama Variabel Pengetahuan Pasangan usia subur tentang Alat kontrasepsi kondom
Pengertian
Alat Ukur
Skala
Kemampuan ibu Kuesioner Ordinal menjawab dengan benar kuesioner tentang alat kontrasepsi kondom, meliputi: 1. Pengertian 2. Macam-macam Kondom 3. Keuntungan dan Kerugian KB kondom 4. Indikasi dan Kontra Indikasi KB kondom 5. Efek Samping KB Kondom 6. Penjelasan bagi akseptor KB kondom
xxxvi
Indikator 1. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD 2. Cukup : Bila nilai responden mean 1 SD x mean + 1 SD 3. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2010)
I. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Menurut Notoatmodjo (2010), Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Sebelum melaksanakan analisa data beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data tidak mendapat kendala. Menurut Notoatmodjo (2010) pada umumnya langkahlangkah pengolahan data yaitu: a. Editing (penyuntingan Data) Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulis atau kuesioner. b. Coding Setelah semua kuesioner diedit atau disunting selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau atau huruf menjadi data angka atau bilangan. c. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau software komputer. d. Pembersihan data (Cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya
xxxvii
kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning).
2. Analisis Data Menurut Notoatmodjo (2010), analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Menurut Riwidikdo (2010), maka digunakan perhitungan sebagai berikut: Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD Mean adalah rata-rata hitung atau disebut sebagai nilai kecenderungan pusat (tendency central) (Nototadmodjo, 2007). Standar Deviasi (SD) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya (Nototatmodjo, 2007). Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu: Rumus : X =
¦x n
Keterangan : X
: rata-rata ( mean )
xxxviii
¦x
: Jumlah seluruh jawaban responden
n
: Jumlah responden
Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya (Nototatmodjo, 2007). Rumus :
¦xi − 2
SD =
(¦xi)2 n
n −1
Keterangan: x
: nilai responden
n
: jumlah responden Untuk mendapatkan distribusi persentase pengetahuan ibu tentang
alat kontrasepsi kondom digunakan rumus persentase. Menurut Silalahi (2012), rumus persentase yaitu: fi Persen = ––– x 100% n fi = Frekuensi tingkat pengetahuan n = total Responden
J. Etika Penelitian
xxxix
Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2007), meliputi : 1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden) Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. 2. Anonimity (tanpa nama) Untuk
menjaga
kerahasiaan
subyek
penelitian,
peneliti
tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
xl
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar. Secara geografis Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar berbatasan yaitu sebelah Timur Desa Kelangsuran sebelah Barat Watugajah, sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Desa Blokombo dan batas sebelah Utara berbatasan dengan desa Kopen. Jumlah penduduk Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar yaitu 292 penduduk. Sumber pendapatan penduduk Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar yaitu dari sektor Peternakan dan pertanian. Dalam usaha menunjang kesehatan bagi masyarakat Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo terdapat beberapa pusat layanan kesehatan diantaranya 2 Puskesmas Pembantu 1 Posyandu.
B. Hasil Penelitian Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar”. Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar dapat dikategorikan sebagai berikut :
xli
Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar No 1 2 3
Pengetahuan
8 22 4
Persentase (%) 23,5 64,7 11,8
34
100
Jumlah
Baik Cukup Kurang
Total Sumber: Data Primer, April 2013
Berdasarkan pada tabel 4.2 di atas tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (23,5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (64,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (11,8%). Jadi tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi
kondom di Desa
Kepuhsari Jeruksawit
Gondangrejo
Karanganyar kebanyakan dengan tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 responden (64,7%). Tingkat pengetahuan respoden dapat digambarkan pada diagram di bawah ini, yaitu :
xlii
Gambar 4.1 Diagram tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang Alat Kontrasepsi Kondom
C. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (23,5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (64,7%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (11,8%). Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8
xliii
responden (23,5%), berdasarkan jawaban responden kebanyakan responden dapat menjawab pernyataan dengan benar pada pernyataan macam-macam kondom yaitu sebanyak 31 responden. Sedangkan responden kebanyakan menjawab salah yaitu pada pernyataan tentang indikasi dan kotraindikasi yaitu sebanyak 19 responden. Masih rendahnya partisipasi pasangan usia subur khususnya pria dalam program Keluarga Berencana kemungkinan dipengaruhi juga oleh pengetahuan dan sikap atau perilaku. Rendahnya pengetahuan pasangan usia subur tersebut mempengaruhi persepsi pasangan usia subur tentang penggunaan alat kontrasepsi, karena salah satu yang menentukan persepsi seseorang adalah pengetahuan yang ia miliki. Menurut Hartanto (2004), indikasi dan kontra indikasi kontrasepsi kondom yaitu indikasi pada pria dengan penyakit genitalia, yang mempunyai sensifitas terhadap sekret wanita, pria yang mengalami ejakulasi prematur. Pada wanita yang menderita vaginitis, termasuk yang dalam pengobatan, kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, sedangkan pemasangan diafragma atau
kap
serviks secara anatomis atau psikologis tidak
memungkinkan, gagal memakai kontrasepsi oral secara benar/tepat. Kontra Indikasi Menurut Suratun (2009), apabila secara psikologis pasangan tidak dapat menerima metoda ini, malformasi penis, apabila salah satu dari pasangan alergi terhadap karet lateks. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu pendidikan, umur, dan informasi. Menurut Erfandi (2009), pendidikan akan berpengaruh
xliv
pada pengetahuan responden, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Bila sesesorang memperoleh banyak informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Menurut Erfandi (2009), tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh usia, usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya. Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur dalam penelitian kebanyakan dengan tingkat pengetahuan cukup, dikarenakan kurang mengetahui tentang indikasi dan kotraindikasi alat kontrasepsi kondom. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pekerjaan. Responden dalam penelitian ini selain bekerja di luar rumah untuk mendapatkan penghasilan juga mengurus rumah tangga, sehingga berpengaruh pada pengetahuan mereka. Masih kurangnya informasi yang didapatkan responden kemungkinan berasal dari masih kurangnya penyuluhan oleh tenaga kesehatan tentang alat kontrasepsi kondom atau kurangnya responden dalam memanfaatkan media yang ada untuk mendapatkan informasi seperti buku, majalah, internet, dan lain-lain sehingga pengetahuan responden menjadi belum baik.
xlv
D. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu : 1.
Kendala Waktu pengambilan data ada sebagian pernyataan ada yang terlewati sehingga peneliti harus mengulang untuk pengisian kuesioner.
2.
Keterbatasan Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan. Penelitian ini akan berbeda hasil jika faktor-faktor yang mempengaruhi variabel pengetahuan di teliti. Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab “benar” atau “salah” dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.
xlvi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian “Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang Alat Kontrasepsi Kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar tahun 2013”. Tingkat pengetahuan responden dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar tahun 2013 tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (23,5%) 2. Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar tahun 2013 tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (64,7%). 3. Tingkat pengetahuan Pasangan Usia Subur tentang alat kontrasepsi kondom di Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar tahun 2013 tingkat pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (11,8%).
xlvii
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu: 1. Bagi Masyarakat Diharapkan masyarakat lebih meningkatkan pengetahuan tentang alat kontrasepsi khususnya kontrasepsi kondom dengan aktif mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan tenaga kesehatan terkait sehingga pengetahuan dapat menjadi baik 2. Bagi responden / Pasangan Usia Subur Diharapkan responden / Pasangan Usia Subur (PUS) lebih meningkatkan pengetahuan khususnya alat kontrasepsi kondom dengan aktif mengikuti penyuluhan-penyuluhan atau banyak membaca dari media masa atau media elektronik. 3. Bagi Peneliti selajutnya Diharapkan untuk peneliti selanjutnya mengembangkan variabel penelitian sehinga ini akan berbeda hasil jika variabel-variabel lainnya di teliti dan lebih didapatkan hasil penelitian yang lebih baik serta penggunaan kuesioner terbuka atau wawancara sehingga akan dapat menggali pengetahuan responden secara mendalam 4. Bagi Desa Kepuhsari Jeruksawit Gondangrejo Karanganyar Diharapkan meningkatkan pengetahuan warga desa dengan lebih meningkatkan
penyuluhan-penyuluhan
kontrasepsi khususnya kontrasepsi kondom
xlviii
kepada
warga
tentang
alat
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin, 2003, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Bina Pustaka, Jakarta. Hanifa Winkjosastro, 2006. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta Hartanto, H. 2004. KB dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan : Jakarta Hidayat, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.. Indrayatna 2012 Kesalahan fatal pemakaian kondom. http://xamherbal.com/kesalah-fatal-saat-memakai-kondom/ diunduh 10 Oktober 2012 Maimunah, S.S., M.Hum., M.A. dan Iskandar Nugroho, Drs., M.A., 2011. Perilaku Seksual Berisiko dan Strategi Pencegahan IMS/HIV pada Laki-laki dengan Mobilitas TInggi di Kota Jayapura. Lembaga Peneltiian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Airlangga-Surabaya Notoatmodjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta. PT. Rineka Cipta, Jakarta Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: PT. Rineka Cipta Nugroho Setiawan, dr 2012. Inilah Untung Ruginya Pakai Kondom dalam http://forum.detik.com/inilah-untung-ruginya-pakai-kondomt419239.html. diunduh 10 Oktober 2012 Suharsimi Arikunta, 2002. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, Edisi Revisi V, PT Rineka Cipta, Jakarta. Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismail, 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Yakarta Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta. Bandung. Wulansari, 2007, Ragam Metode Kontrasepsi, EGC, Jakarta
xlix