Jurnal Ilmiah Maksitek Vol. 2 No. 2 Mei 2017 ISSN-2548 – 429x PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA KAMPUNG NANGKA GABUNGAN KECAMATAN LAWE BULAN ACEH TENGGARA FATWIANY DOSESN TETAP AKADEMI KEBIDANAN SEHAT ABSTRACT Family planning (KB) is an action that helps couples of childbearing age to avoid unwanted pregnancies, get a very desirable birth, arrange intervals between pregnancies, control the time of birth in relation to the age of husband and wife and determine the number of children in the family. The tools for KB are called contraceptives, which include IUDs, Implants, Pills and Injection. This study is descriptive that describes the knowledge of women of childbearing age about the selection of contraceptives in Kampung Nangka Village Joint District Lawe Bulan Aceh Tenggara by using questionnaires distributed directly to the respondents. The total population in this study was 330 people and the number of samples was 66 people with a sample random sampling technique. The results of this study indicate that the majority of respondents are less knowledgeable in the 21-35 years age group as much as 19.7%, junior high school education as much as 21.2%, information from the electronic media as much as 24.3% and based on the work of farmers as much as 30.3 %. To improve the knowledge of women of reproductive age about the choice of contraceptives, women of childbearing age are encouraged to follow the extension of dipuskesmas and the surrounding environment. Keywords: Knowledge, Female Age, Contraception, Southeast Aceh PENDAHULUAN Masalah kependudukan adalah bagian dari masalah pembangunan nasional. Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas merupakan satu modal dasar dan faktor dominan pembangunan nasional (Niken, 2010). Jumlah penduduk yang sangat tinggi tentu akan mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejateraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar pula usaha yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Program Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan penduduk agar tercapai kesejahteraan masyarakat (Saiffudin, 2006). KB merupakan tindakan untuk membantu pasangan suami istri dalam menghindarkan kehamilan yang tidak di inginkan, untuk mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu kelahiran anak sehubungan dengan umur suami istri serta untuk menentukan jumlah anak dalam keluarga (Suratun, 2008). Hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan jalan pemberian nasihat perkawinan, pengobatan dan penjarangan kelahiran (Depkes RI, 2007). KB juga dapat menurunkan risiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan, menunda kehamilan dengan cara peningkatan usia hamil, menjarangkan kehamilan atau membatasi kehamilan bila anak di anggap cukup (Suratun, 2008). Tiap wanita berhak memperoleh informasi tentang berbagai metode KB sehingga mereka dapat memilih metode yang mereka anggap efektif, aman, terjangkau dan juga metode-metode pengendalian kehamilan yang tidak bertentangan dengan hukum dan perundangundangan yang berlaku. Alat untuk KB disebut dengan alat kontrasepsi, yang meliputi UD, Implan, Pil dan Suntik (Saroha, 2009). IUD yaitu kontrasepsi jangka panjang, selama 10 tahun. Implan yaitu dengan cara memasukkan tabung kecil dibawah kulit pada bagian tangan dengan jangka waktu pemakaian 3 tahun. Pil berisi gabungan hormon estrogen dan progesteron, sedangkan kontrasepsi suntikan hanya mengandung progestin. Alat kontrasepsi ini dapat mencegah kehamilan sehingga dapat tercapai Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Keluarga yang sejahtera artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan dan pendidikan serta produktif dari segi ekonomi (Everett, 2008).
13
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol. 2 No. 2 Mei 2017 ISSN-2548 – 429x Di tingkat dunia, Gerakan KB telah berhasil menurunkan jumlah anak pada tiap keluarga dari 3,9% menjadi 2% orang anak, khususnya di negara maju. Perkembangan KB di Indonesia juga mengalami perkembangan pesat. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia telah berhasil melaksanakan gerakan Keluarga Berencana Nasional dengan mengikut sertakan semua komponen bangsa (Manuaba, 2008). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa angka kelahiran total (Total Fertility Rate/TFR) masih di angka 2,6% atau rata-rata Wanita Usia Subur (WUS) memiliki 3 anak. Angka usia melahirkan pada wanita usia 20-24 tahun juga mengalami peningkatan dari 135 menjadi 138 kelahiran. Masih tingginya TFR juga dipengaruhi karena tingkat pemakaian alat KB (Contraceptive Prevalence Rate/CPR) yang rendah. Hal ini terjadi karena banyak peserta KB yang mengalami kegagalan (drop out). Diperkirakan angka kegagalan tersebut mencapai 20-40% untuk seluruh metode kontrasepsi. Selain itu, penggunaan alat kontrasepsi justru didominasi oleh yang pemakaiannya untuk jangka pendek, seperti suntik dan pil, yakni masing-masing 31% dan 13%, sedangkan yang untuk jangka panjang seperti IUD hanya 3,9%. Pemakaian alat kontrasepsi pada wanita menikah juga rendah, yakni hanya 0,5% dalam lima tahun, padahal ditargetkan 1% setiap tahun. Kelahiran usia muda juga turut berpengaruh kepada angka kematian bayi yang penurunannya kecil yakni dari 34 hanya menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2012). Jumlah penduduk Aceh Tenggara berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 2013 mencapai 5 juta jiwa. Selama 3 tahun terakhir jumlah penduduk Aceh Tenggara telah mengalami peningkatan hingga 2 persen. BKKBN menilai saat ini jumlah masyarakat pemakai alat kontrasepsi secara teratur masih tergolong rendah. Pelaksana tugas BKKBN Aceh Tenggara menyatakan bahwa hal ini dapat terjadi karena sampai saat ini kesadaran masyarakat untuk menggunakan alat kontrasepsi masih minim. Hal itu mungkin dikarenakan faktor menikah di usia dini serta latar belakang pendidikan dan sosial yang rendah. BKKBN Aceh Tenggara menargetkan jumlah peserta keluarga berencana baru di Aceh Tenggara mencapai 150 ribu orang pada tahun 2015 (Rismanita, 2013). Survei pendahuluan di Desa Kampung Nangka Gabungan Aceh Tenggara tahun 2013 menunjukkan bahwa para wanita usia subur yang ada di Desa Kampung Nangka Gabungan Aceh Tenggara memiliki pengetahuan yang berbeda tentang pemilihan alat kontrasepsi. Hal ini yang mendorong peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Pemilihan Alat Kontrasepsi di Desa Kampung Nangka Gabungan Aceh Tenggara. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengetahuan wanita usia subur tentang pemilihan alat kontrasepsi di Desa Kampung Nangka Gabungan Aceh Tenggara. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengetahuan wanita usia subur tentang pemilihan alat kontrasepsi di Desa Kampung Nangka Gabungan Aceh Tenggara. TINJAUAN PUSTAKA WANITA USIA SUBUR Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun. Puncak kesuburan pada wanita adalah pada rentang usia 20-29 tahun, dimana pada usia 20-29 tahun wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil. Memasuki usia 40, kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40 wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk hamil (Supryanto, 2011). KELUARGA BERENCANA (KB) KB adalah tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang di inginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran serta menentukan jumlah anak dalam keluarga (Saroha, 14
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol. 2 No. 2 Mei 2017 ISSN-2548 – 429x 2009). KB dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak melalui pengendalian kelahiran sehingga ibu memiliki waktu yang cukup untuk istirahat serta dapat merencanakan kehamilan lebih baik lagi, mengurangi terjadinya resiko kematian pada bayi dan meningkatkan kesehatan bayi. Bagi keluarga manfaat KB adalah meningkatkan keharmonisan dan kesejahteraan keluarga (Handayani, 2010). ALAT KONTRASEPSI Tujuan kontrasepsi adalah untuk menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur dengan sel sperma (Suratun, 2008). Kontrasepsi dapat dilakukan dengan berbagai metode, baik yang secara alamiah (sederhana) ataupun yang secara efektif. Cara yang alamiah (sederhana) tidak menggunakan alat. Cara alamiah meliputi metode senggama terputus, metode kalender, suhu basal, lendir serviks dan penggunaan Kondom. Cara yang efektif menggunakan alat (Ailla, 2007). Alat untuk KB disebut dengan alat kontrasepsi (Saroha, 2009). Alat kontrasepsi terdiri dari Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / Intra Uterine Device (IUD), Implant/ Susuk, Pil KB dan KB Suntik. IUD merupakan kontrasepsi yang sangat efektif pemakaiannya. Implant adalah alat kontrasepsi yang di pasang dibawah kulit. Pil merupakan alat kontrasepsi yang relatif mudah didapat dan digunakan dengan cara per oral. Alat kontrasepsi yang kerjanya efektif dan cara pemakaiannya praktis adalah KB Suntik (Ailla, 2007). PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI Pemilihan kontrasepsi dapat dilakukan secara rasional berdasarkan fase-fase kebutuhan seperti masa menunda kehamilan, masa mengatur / menjarangkan kehamilan dan masa mengakhiri kesuburan. Keluarga perlu mengadakan konsultasi ke tenaga kesehatan dalam memilih metode kontrasepsi yang paling sesuai dengan kondisi suami istri. Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya dilakukan oleh pasangan yang istrinya belum mencapai usia 20 tahun karena usia di bawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak karena berbagai alasan, termasuk untuk menunggu bertambahnya kesuburan. Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan pada masa ini adalah Pil KB, AKDR dan cara efektif. Umur terbaik bagi ibu untuk melahirkan adalah usia antara 20-30 tahun. Kriteria kontrasepsi yang diperlukan pada masa mengatur (menjarangkan) kelahiran yaitu yang memiliki efektifitas tinggi dan reversibilitas tinggi karena pasangan masih mengharapkan punya anak lagi. Kontrasepsi yang cocok dan disarankan menurut kondisi ibu pada masa ini yaitu AKDR, Suntikan KB, Pil KB, atau Implant. Pasangan keluarga dalam kondisi masa nifas dan postpartum secara khusus dapat memilih metode kontrasepsi seperti kondom bagi suami, dan bagi ibu dapat menggunakan suntik KB, Implant ataupun IUD. Pada keluarga yang telah mempunyai 2 anak dan umur istri lebih 30 tahun sebaiknya ibu tidak hamil lagi. Kondisi keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang mempunyai efektifitas tinggi agar tidak terjadi kehamilan dengan risiko tinggi bagi ibu dan anak karena kegagalan. Jika pasangan akseptor tidak mengharapkan anak lagi, kontrasepsi yang cocok dan disarankan adalah: metode kontap, AKDR, Implant, Suntikan KB, dan Pil KB (Suratun, 2008). Waktu yang baik untuk ber- KB adalah pada masa nifas, post abortus/ saat menstruasi dan masa subur. Pada masa nifas alat kontrasepsi yang di anjurkan untuk dipakai adalah Suntik KB, implant/ susuk, AKDR/ IUD, dan Pil KB yang mengandung hormon progesteron. Pada masa post abortus dan saat menstruasi juga dianjurkan memakai alat kontrasepsi Suntik KB, Implant/ susuk, dan AKDR/ IUD. Alat kontrasepsi yang di anjurkan untuk dipakai pada masa subur adalah Suntik KB, Implant/ Susuk, dan AKDR/ IUD (Manuaba, 2008).
15
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol. 2 No. 2 Mei 2017 ISSN-2548 – 429x
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu untuk menggambarkan pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Pemilihan Alat Kontrasepsi di Desa Kampung Nangka Gabungan Kecamatan Lawe Bulan Aceh Tenggara. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lingkungan Desa Kampung Nangka Gabungan Kecamatan Lawe Bulan Aceh Tenggara. Penelitian di lakukan pada bulan Juni-Juli 2013. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wanita usia subur di Desa Kampung Nangka Gabungan Kecamatan Lawe Bulan Aceh Tenggara sebanyak 330 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari wanita usia subur (WUS) di Desa Kampung Nangka Gabungan kecamatan Lawe Bulan Aceh Tenggara yang terbagi di 2 RT, yaitu di RT 1 ada 140 orang (42, 4%) dan RT 2 ada 190 orang (57, 6%). Besar sampel dalam penelitian ini sesuai dengan rumus Arikunto, jika jumlah populasi >100 maka dapat diambil rumus 20-25%. Berdasarkan rumus tersebut maka besar sampel dalam penelitian ini adalah 20% x 330= 66 WUS. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Simpel Random Sampling. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data di lakukan dengan menggunakan kuesioner yang di sebarkan langsung kepada responden yang telah berisi pertanyaan yang telah di persiapkan oleh peneliti berdasarkan teori yang ada. Analisis Data Analisa data dilakukan dengan cara deskriptif dengan melihat presentasi data yang telah di kumpulkan dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Distribusi Frekuensi Responden Wanita Usia Subur Berdasarkan Umur, Pendidikan, Pekerjaan, dan Sumber Informasi Dari 66 responden didapatkan berdasarkan umur mayoritas berada pada kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 47 orang (71,2%), berdasarkan pendidikan mayoritas SMA sebanyak 35 orang (53%), berdasarkan pekerjaan mayoritas petani sebanyak 46 orang (69,7%) dan berdasarkan sumber informasi mayoritas dari media elektronik sebanyak 38 orang (57,7%). Minoritas berada pada kelompok umur >35 tahun sebanyak 19 orang (28,8%), pendidikan Perguruan Tinggi ada 5 orang (7,6%), pekerjaan PNS ada 5 orang (7,6%) dan sumber informasi dari media cetak ada 8 orang (12,1%). Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Pemilihan Alat Kontrasepsi Tingkat pengetahuan responden tentang pemilihan alat kontrasepsi mayoritas memiliki pengetahuan kurang sebanyak 27 orang (40,9%), diikuti dengan pengetahuan cukup sebanyak 23 orang (34,8%) sedangkan yang berpengetahuan baik hanya sebanyak 16 orang (24,2%). Pengetahuan Responden Tentang Pemilihan Alat Kontrasepsi Berdasarkan Umur Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden sebanyak 15 orang (22,7%) berpengetahuan kurang yang didapati pada kelompok umur 20-35 tahun. Hasil penelitian pada saat ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siringo-ringo pada tahun 2010 dan Pasaribu pada tahun 2012. Siringo-ringo meneliti tentang pengetahuan dan sikap 16
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol. 2 No. 2 Mei 2017 ISSN-2548 – 429x pasangan usia subur terhadap pemilihan alat kontrasepsi di Puskesmas Padang Bulan Medan dan mendapatkan hasil bahwa responden yang berumur 20-35 tahun memiliki pengetahuan baik. Hasil penelitian Pasaribu tentang gambaran pengetahuan ibu pasangan usia subur tentang pemilihan alat kontrasepsi di Pangkalan Sesai Dumai Barat juga menunjukkan bahwa responden yang berumur 20-35 tahun memiliki pengetahuan baik. Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Pemilihan Alat Kontrasepsi berdasarkan Tingkat Pendidikan Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berpengetahuan kurang yang didapatkan pada yang berpendidikan sekolah menegah pertama (SMP) sebanyak 14 orang (21,2%). Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil yang didapatkan oleh Siregar. Menurut penelitian Siregar pada tahun 2011 tentang tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang alat kontrasepsi Implant di Lingkungan III Kelurahan Dwikora Medan menunjukkan didapatkan bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Perbedaan hasil penelitian tersebut mungkin disebabkan oleh perbedaan lokasi penelitian. Penelitian yang dilakukan peneliti dilakukan di daerah pedesaan, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Siregar dilakukan didaerah pekotaan yang tingkat pendidikan dan akses informasi tentang pengetahuan jauh lebih maju. Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Pemilihan Alat Kontrasepsi berdasarkan Pekerjaan Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas pengetahuan responden kurang yang didapatkan pada pekerjaan petani sebanyak 20 orang (30,3%). Menurut pendapat Notoadmodjo (2007), pekerjaan sangat erat kaitanya dengan hubungan sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup, pengetahuan akan bertambah apabila seseorang sering berinteraksi dengan orang lain sehingga lebih banyak menerima atau mendapat pengetahuan jika dibandingkan dengan orang yang tidak bekerja. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Notoadmodjo yang mana peneliti mendapatkan bahwa semua yang pekerjaannya PNS berpengetahuan baik sedangkan responden yang pekerjaannya petani dan wiraswasta memiliki pengetahuan kurang. Menurut penelitian Ayu (2010) tentang Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Suntik di Kecamatan Pagar Merbau menunjukan bahwa responden yang memiliki pekerjaan yang baik juga memiliki pengetahuan yang baik. Ayu melakukan penelitian tersebut di daerah perkotaan dengan pekerjaan yang lebih banyak adalah PNS dan pegawai swasta yang lebih sering berinteraksi dengan orang lain yang ada dilingkungan kerjanya yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan wawasan yang jauh lebih baik. Hal tersebut berbanding balik dengan responden yang di teliti oleh peneliti yang melakukan penelitian di daerah pedesaan yang respondennya lebih banyak bekerja sebagai petani dan wiraswasta yang hanya sedikit berinteraksi dengan orang lain. Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Pemilihan Alat Kontrasepsi berdasarkan Sumber Informasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan kurang didapati pada responden yang sumber informasinya adalah dari media elektronik yaitu sebanyak 16 orang (24,3%). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Notoadmodjo (2007) yang menyatakan bahwa kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Menurut peneliti hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat kepedulian dan keingintahuan wanita usia subur tentang pemilihan alat kontrasepsi walaupun sudah mendapat informasi dari tenaga medis, sehingga tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh responden sangat kurang.
17
Jurnal Ilmiah Maksitek Vol. 2 No. 2 Mei 2017 ISSN-2548 – 429x KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Pemilihan Alat Kontrasepsi di Desa Kampung Nangka Gabungan Kecamatan Lawe Bulan Aceh Tenggara didapati bahwa paling banyak wanita usia subur memiliki pengetahuan kurang. Saran Disarankan bagi Masyarakat agar memilih alat kontrasepsi dengan cara berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan, mengikuti penyuluhan- penyuluhan dipusat pelayanan kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Ailla (2007). Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Kontrasepsi. Karya Ilmiah. Arikunto, S. A (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Enam. Rineka Cipta. Jakarta. Ayu, D. (2010). Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Suntik di Kecamatan Pagar Merbau. Karya Ilmiah. Depkes RI. (2007). Peta Kesehatan Indonesia / Pusat Data dan Informasi. Jakarta. . (2012). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Jakarta. Everett, S (2008). Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. EGC. Jakarta. Handayani, S (2010). Buku Ajaran Pelayanan Keluarga Berencana. Pustaka Rihana. Jogjakarta Manuaba, I, A (2008). Gawat Darurat dan dan Obstetri–Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. EGC. Jakarta. Nazir. (2009). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Niken. (2010). Pelayanan Keluarga Berencana. Fitramaya Yogjakarta Notoadmodjo, S (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta. Jakarta. . (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. (2010). Ilmu Perilaku dan kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi penelitian Ilmu keperawatan. Edisi kedua Salemba Medika. Jakatra. Pasaribu, R, K. (2012). Gambaran Pengetahuan Ibu Pasanagan Usia Subur Tentang Pemilihan Alat kontrasepsi dikelurahan Pangkalan Sesai Kecamatan Dumai Barat. . Skripsi Rismanita, E. (2013). BKKBN dan KIA Aceh Tenggara. http://wwwportalkbr.com. Diakses 26 April 2013. Saiffudin. (2006). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka. Jakarta. Saroha, P (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Edisi Pertama. Trans Info Media. Jakarta. Siregar, Y. (2011) Tingkat Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi Implant di Lingkungan III Kelurahan Dwikora Medan. Skripsi Siringo-ringo, L. (2010). Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Terhadap Alat kontrasepsi. Karya Ilmiah Suratun. (2008). Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi, Trans Info Media. Jakarta.
18