60
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, April 2016
PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG KANKER SERVIKS 1
Elvika Fit Ari Shanti , Dewi Zholekhah
2
1
Prodi D III Kebidanan , Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Jl. Ringroad Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman, D.I.Yogyakarta E-mail:
[email protected] ABSTRACT Background:Cervical cancer is a type of malignancy disease that is often found among women in Indonesia. It has a relatively high frequency until 25.6%. According to the Ministry of Health, there are about 100 cases per 100 thousand population or 200 thousand cases annually, and the cases of cervical cancer in Central Java increase year to year. The high mortality rate of cervical cancer in Indosnesia due to the lack of general knowledge about the dangers of cancer, the early signs of cancer, the risks factors for cancer, the ways to overcome it correctly, as well as to familiarize themselves with a healthy lifestyle. The treatment as early as possible is an important thing by giving counseling and information about Cervical Cancer. It is one of promoted action to prevent and reduce the cervical cancer. The long-term goal of this research is to analyze and explore health issues within the scope of midwifery. Objectif This study has the specific purpose of analyzing the effect of health education on maternal knowledge about Cervical Cancer In the village of Tambakrejo, Tempel, Sleman, Yogyakarta. This study is a part of an effort to deepen the understanding of health knowledge among the community, especially in the obstetrics field. Result : This study is a quasi-experimental approach to one group pre-test to post-test design. The populations in this study are all couples of reproductive age in the village of Tambakrejo, Tempel, Sleman Yogyakarta. Conclusion The statistical test used is paired samples test. The research results show that there are differences in knowledge before and after giving health education about cervical cancer (p = 0.0001 <0.05). The knowledge of cervical cancer when pre-test with a category is 3% increased to 37% at post-test. Health education provides increase the knowledge of cervical cancer among the fertile age couples. Keywords: Health Education, knowledge, Cervical Cancer .
PENDAHULUAN Kanker keganasan
lainnya adalah : a) aktivitas seksual terlalu
serviks
yang
merupakan
sering
jenis
ditemukan
di
muda< 16 tahun, b) jumlah pasangan seksual banyak, c) adanya riwayat menderita infeksi
kalangan wanita Indonesia. Kanker serviks
penyakit
mempunyai frekuensi relatif tertinggi (25,6%)
defisiensi vitamin A, C, dan E e) Jarak
di
kehamilan terlalu dekat, f) pemakaian IUD
Indonesia.
Menurut
Departemen
Kesehatan, terdapat sekitar 100 kasus per
seksual
seperti
kondiloma,
d)
karena iritasi tali.( 3 )
100 ribu penduduk atau 200 ribu kasus setiap
Untuk mengendalikan kejadian kanker
tahunnya. Data dari bagian patologi anatomi
leher rahim perlu dimasyarakatkan upaya
FKU UGM tahun 2010 tercatat penderita
pengenalan secara dini dengan screening.
kanker leher rahim di DIY sebanyak 172
Kebijakan
kasus. Lebih dari 95 % kanker leher rahim
Kanker
berkaitan erat dengan infeksi HPV (Human
penanggulangan
Papiloma Virus ) yang ditularkan melalui
mengadakan berbagai program dan kegiatan
aktivitas seksual. Selain infeksi HPV, faktor
di bidang promotif,
penetapan
Indonesia
program
(YKI)
Yayasan
mengupayakan
kanker
dengan
preventif, kuratif, dan
61
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, April 2016
suportif,
serta
menekankan
pentingnya
deteksi kanker secara dini. Untuk mengatasi masalah
yang
ada
perlu
screening kanker leher rahim
melakukan dengan IVA
(inspeksi Visual Asam Asetat) dan Pap Smear.
(2)
dilakukan di Desa Tambakrejo Kecamatan Gamping Kabupaten Sleman Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh pasangan
usia
pengambilan sampling.
Peran
bidan
sampel Data
(PUS)
dengan
menggunakan
dikumpulkan
total
dengan
menghadapi
menggunakan kuesioner. Analisis bivariat
masalah tersebut dapat diwujudkan melalui
untuk melihat perbedaan pre test dan post
tugasnya memberikan pelayanan kesehatan
test menggunakan uji statistik paired sample
tentang
t-test. Data yang telah dianalisis disajikan
reproduksi,
dalam
subur
khususnya
pada
pasangan usia subur dengan cara mengkaji
dalam
masalah
membahas
dan kebutuhan pelayanan, serta
bentuk
tabel
hasil
dan
narasi
penelitian.
untuk
Responden
memberi prioritas kebutuhan. Hal ini sesuai
diberikan pendidikan kesehatan dan buku
dengan
saku pada pasangan usia subur tentang
kebijakan
teknis
pemerintah
mengenai program kesehatan reproduksi
kanker
meliputi: peningkatan promosi kesehatan/
penyuluhan dan buku saku ibu mengisi
penyuluhan reproduksi, peningkatan kegiatan
kuesioner
konseling yang memiliki masalah khusus,
penyuluhan bari diberikan kuesioner post
peningkatan dukungan kegiatan yang positif
test. (4)
(3)
serviks,
pre
sebelum
test
dan
diberikan
setelah
diberi
Salah satu faktor yang memengaruhi
pelaksanaan screening pemeriksaan Kanker
HASIL DAN PEMBAHASAN
Serviks adalah pengetahuan. Pengetahuan
Penelitian ini dilakukan dengan cara
sangat berpengaruh terhadap sikap. Wanita
pengumpulan
yang memiliki pengetahuan baik secara tidak
menggunakan kuesioner pre test dan post
langsung sadar akan pentingnya screening
test pada responden yang berjumlah 30
sehingga
untuk
orang. Hasil penelitian berdasarkan kelompok
melakukan screening. Sedangkan wanita
umur didapatkan sebagian besar berumur 41-
yang memiliki pengetahuan kurang, perlu
65 tahun sejumlah 18 orang (60 %), dan jika
informasi melalui penyuluhan tentang kanker
dilihat
serviks.
mempunyai
dorongan
(1)
dari
data
pendidikan
primer
dengan
sebagian
besar
pendidikan SMA sejumlah 11 (36.7%). Tingkat pengetahuan kanker serviks sebelum
BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah
diberi penyuluhan. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan hasil
eksperimental semu dengan pendekatan one
bahwa
sebagian
besar
memiliki
tingkat
group pre test-post test design. Penelitian
pengetahuan kurang sebanyak 19 orang (63
62
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, April 2016
%), pengetahuan cukup sebanyak 9 orang
tentang kanker serviks mengakibatkan ibu
(30%)
dapat terkena kanker stadium lanjut. (10)
dan
terendah
memiliki
tingkat
pengetahuan baik sebanyak 2 orang (1 %). Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Sebelum Diberikan Penyuluhan Kanker Serviks Pengetahuan
Frekuensi
Presentase(%)
Baik Cukup Kurang Jumlah
2 9 19 30
7 30 63 100
Pengetahuan
responden
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Setelah Diberikan Penyuluhan Kanker Servik Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah
Frekuensi 10 11 9 30
Prosentase (%) 33 37 30 100
sebelum
Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar
adalah
tingkat pengetahuan cukup sebanyak 11
kurang. Hal ini dapat dipengaruhi oleh
orang (37 %), pengetahuan baik sebanyak 10
beberapa faktor, misalnya tingkat intelektual
orang (33 %), dan terendah memiliki tingkat
responden satu dengan yang lainnya tidak
pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (30
sama, pendidikan yang diperoleh responden
%).
diberikan
baik
pendidikan
secara
formal
kesehatan
maupun
nonformal
Sesudah
dilakukan
pendidikan
masing-masing responden berbeda. Selain
kesehatan, pengetahuan ibu-ibu lebih baik
itu, intensitas responden dalam memperoleh
dibandingkan sebelum dilakukan pendidikan
informasi mengenai kanker serviks juga tidak
kesehatan.
sama. Hal ini menyebabkan pengetahuan
menghasilkan luaran yang positif karena ibu
pasangan usia subur kurang. Berdasarkan
dapat merespons dan menerima apa yang
data yang diperoleh dari pasangan usia subur
sudah didapatkannya dalam hal ini informasi
bahwa informasi yang mereka dapat dari
tentang kanker serviks. Dengan masukan
tenaga kesehatan masih kurang. Kurangnya
dan proses yang baik akan menghasilkan
informasi dari tenaga kesehatan tentang
luaran yang baik pula. Hal ini dapat terjadi
kanker
karena pada panca inderanya dan faktor
serviks
pada
pasangan
subur,
sehingga mereka tidak mengerti bagaimana cara mendeteksi dini. Peran
Pendidikan
kesehatan
dapat
psikologis juga mendukung. (8)
(11)
responden
Pengaruh pendidikan kesehatan yang dalam
mencari
diberikan peneliti melalui media buku saku
bisa
tentang kanker serviks akan lebih jelas dan
ditingkatkan mencari informasi dengan cara
mendalam dalam penerimaan informasi jika
mengikuti penyuluhan dari leaflet, poster,
diberikan secara continue dan dalam bentuk
media elektronik, dan mealui pengalaman
tanya jawab yang dapat menambah tingkat
orang lain.
pengetahuan ibu-ibu. Hal ini sesuai dengan
informasi tentang kanker serviks
Pengetahuan yang kurang
63
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, April 2016
pendapat.(5)yang penyaluran
menyatakan
pendidikan
menciptakan
kesehatan
informasi
dan
bahwa
dengan kesadaran melakukan pemeriksaan
akan
dini kanker serviks dan menghindari perilaku
menambah
yang dapat menyebabkan kanker serviks. (3)
pengetahuan ke dalam otak manusia melalui indera mata yaitu 85% dan sisanya indera yang lain Menurut
Effendy, 2006, penyuluhan
kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang
Tabel 3. Hasil Uji Paired t Test Post Test dan Pre Test Pengetahuan Tentang Kanker Servik Komponen Pre test – Post test
Tf 8.543 9
Sig.(2-tailed) 2 0.001
Dari tabel di atas nilai p = 0,001
dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, sehingga
(p<0,05), artinya ada beda rata-rata antara
masyarakat tidak saja tahu dan mengerti,
nilai setelah penyuluhan (post test) dengan
tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu
sebelum penyuluhan (pre test). Nilai negatif
anjuran yang ada hubungannya dengan
dalam perhitungan nilai t menunjukkan nilai
kesehatan.
pre test lebih kecil daripada nilai post test.
menanamkan
keyakinan,
Penyuluhan
kesehatan
gabungan
berbagai
kesempatan
yang
prinsip
belajar
keadaan,
di
kelompok, keseluruhan
kegiatan
mana
ingin
dan
suatu
sesudah pemberian pendidikan kesehatan
keluarga,
tentang kanker serviks di Desa Tambakrejo
masyarakat hidup
efektif untuk meningkatkan pengetahuan. Dari hasil penelitian sebelum dan
mencapai individu,
Hal tersebut menandakan bahwa penyuluhan
prinsip-
berlandaskan
untuk
atau
adalah
sehat,
secara
Tempel
Sleman Yogyakarta nilai signifikan
tahu
0,0001 64
(p
<
0,05)
yang
ada
sebelum
dan
bagaimana caranya dan melakukan apa yang
perbedaan
bisa dilakukan, secara perseorangan maupun
sesudah pemberian pendidikan kesehatan
secara kelompok, dan meminta pertolongan
tentang kanker. Hal ini sesuai dengan
bila perlu.4)
pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
Penyuluhan dengan
tujuan
kesehatan untuk
diberikan
meningkatkan
pengetahuan
artinya
faktor internal dan eksternal. (7) Faktor
internal
merupakan
pengetahuan ibu tentang kanker serviks.
kemampuan alamiah individu yang tidak
Pengetahuan
dapat dilakukan intervensi, sedang faktor
yang
diberikan
meliputi
pengertian dari kanker serviks. Penyebab
eksternal
kanker serviks, akibat kanker serviks, upaya
masyarakat, yaitu di antaranya pemberian
pencegahan, dan pengobatan kanker serviks.
informasi
Harapan yang ingin dicapai adalah ibu dapat
pendidikan kesehatan. Peneliti melakukan
menerapkan
intervensi
pengetahuan
yang
dimiliki
dalam perilaku hidup sehat, di antaranya
tentang
terdapat
melalui
paparan
dengan kanker
campur
media
pemberian
serviks
tangan
dalam
atau
informasi bentuk
64
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, April 2016
pendidikan
kesehatan
yang
disampaikan
dengan metode ceramah dan tanya jawab. Analisis
menunjukkan
(5)
Dengan
masih
tingginya
angka
kejadian kanker serviks dan masih rendahnya
setelah
pengetahuan tentang kanker serviks, maka
pendidikan kesehatan terdapat peningkatan
peneliti merasa perlu memberikan saran
pengetahuan yang berarti secara statistik.
kepada
Pendidikan
dilakukannya
kesehatan
dipengaruhi
oleh
pihak-pihak
terkait
untuk
tindakan-tindakan
perventif
beberapa faktor yaitu materi, lingkungan,
dengan sosialiasi bahaya kanker serviks dan
instrumental, dan subjek belajar.7 Materi
pentingnya
dalam penelitian yaitu mengenai kanker
deteksi dini pada pasangan usia subur
serviks
adalah
tentang kanker serviks guna meningkatkan
Pasanagan usia subur desa Tambakrejo
tingkat pengetahuan pasangan usia subur
Tempel Sleman Yogyakarta yang diundang
tentang kanker serviks.
di
peneliti
mana
untuk
pesertanya
menghadiri
kesadaran untuk melakukan
Penyuluhan
Kesehatan terhadap Pengetahuan tentang Kanker Serviks pada Pasangan Usia Subur.
KEPUSTAKAAN 1. Departemen Kesehatan RI
tahun 2007,
Instrumental meliputi fasilitator, media, dan
Pencegahan Penyakit Kanker Leher Rahim
metode. Subjek belajar merupakan individu
Dan
yang
Pengendalian
memiliki
bervariasi
tingkat
sehingga
dimungkinkan
ada
berpengaruh.
kecerdasan dalam faktor
Pengetahuan
yang
penelitian lain
yang
ibu
tentang
kanker leher rahim merupakan pengetahuan
Kanker
Payudara Penyakit
Direktorat
Tidak
Menular
Direktorat Jendral PP dan PL 2. Romuali dan Vindari. Kesehatan Reproduksi . Yogyakarta : Nuha Medika. 2011 3. Wahidin Mugi
SKM M.,Epid , Deteksi Dini
yang baru bagi mereka yang belum pernah
Kanker Leher Rahim Dan Kanker Payudara
mendengar
di Indonesia ‘ Buletin dan Jendela Data dan
dan
Pengetahuan tertentu
seseorang
sangatlah
bagaimana
mengetahuinya.
orang
terhadap
memegang tersebut
objek
Informasi Kesehatan . Jakarta. 2015
peranan
4. Anwar Effendy. Dasar- dasar Keperawatan
mengambil
Kesehatan Masyarakat, Buku Kedokteran,
keputusan terutama yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi seorang wanita.
(11)
EGC, Jakarta. 2006 5. Notoadmodjo, S.
Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2010 KESIMPULAN
6. Arikunto.
Ada perbedaan pengetahuan sebelum dan
sesudah
pemberian
kesehatan tentang kanker serviks.
pendidikan
Prosedur
penelitian
suatu
pendekatan Praktik. Jakarta. 2006 7. Notoatmodjo,
S.
Metodologi
Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 2003
65
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, April 2016
8. Departemen Kesehatan RI
tahun 2009,
11. Massad, L. S., Einstein, M. H., Huh, W. K.,
Penyegahan Penyakit Kanker Leher Rahim
Katki, H. A., Kinney, W. K., Schiffman, M., ...
Dan
Direktorat
& Lawson, H. W. (2013). updated consensus
Menular
guidelines for the management of abnormal
Kanker
Pengendalian
Payudara Penyakit
Tidak
Direktorat Jendral PP dan Pl 9. Satriyo Danny dr 2014. ”Kumpulan Artikel Kedokteran Lengkap ”. http://dannysatriyo.blogspot.co.id/2014/10/ka nker-serviks-ca-cervix.html 10. Emilia, Ova, dr.Yudha I Putu, dr. Kusumanto Dhanu dan Freitag Harry. Bebas ancaman kanker Serviks. Yogyakarta. Media Presindo. 2010
cervical cancer screening tests and cancer precursors. Obstetrics & Gynecology, 2012. 121(4), 829-846 12. Nugroho Taufan Dr,.Mph dan Utama Indra B Dr.SpoG (K). Masalah Kesehaan Reproduksi Wanita
:
Penerbit
Nuha
Medika.
2014