PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR (WUS) TENTANG KANKER SERVIKS DI DESA PINGIT PRINGSURAT TEMANGGUNG.
ARTIKEL
Oleh : RATNA PUSPITA SARI NIM. 040112a039
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2015
1
Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang Kanker Serviks di Desa Pingit Pringsurat Temanggung The Knowledge about Cervical Cancer in Women of the Reproductive Age At Pingit Village, Pringsurat, Temanggung Ratna Puspita Sari1, Anggun Trisnasari, S. SiT, M. Kes2, Yulia Nur Khayati, S.SiT3
[email protected] Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran ABSTRAK Salah satu penyebab angka kematian ibu (AKI) adalah kanker serviks. Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi ada lebih dari 15.000 kasus kanker serviks. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita usia subur tentang kesehatan reproduksi khususnya mengenai kanker serviks. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat.Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi sejumlah 806 wanita usia subur. Besar sampel sejumlah 90 wanita usia subur. Dengan teknik pengambilan sampel Stratified Random Sampling berjenis Proportionate Stratified Ramdom Sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Analisa data univariat dengan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini di dapatkan sebagian besar karakteristik responden berdasarkan umur adalah usia dewasa sebanyak 31 responden (44,9%) dengan pengetahuan kurang. Berdasarkan pendidikan wanita usia subur sebagian besar adalah berpendidikan dasar sebanyak 28 responden (50,0%) berpengetahuan kurang. Berdasarkan pekerjaan wanita usia subur sebagian besar adalah tidak bekerja sebanyak 20 responden (48,8%) berpengetahuan kurang. Berdasarkan pengalaman skrining sebagian wanita usia subur adalah tidak pernah skrining sebanyak 37 responden (56,1%). Saran bagi wanita usia subur, diharapkan wanita usia subur agar lebih mencari informasi dengan cara mengikuti penyuluhan yang diadakan dari puskesmas maupun dinas kesehatan kabupaten. Kata Kunci : Pengetahuan, Kanker Serviks. Kepustakaan : 20 (2004-2014)
1
2
ABSTRACT
Cervical cancer is one of the causes of maternal mortality rate (MMR). In Indonesia, in every year there are more than 15,000 cases of cervical cancer has detected. This is due to lack of knowledge of women in reproductive age about reproductive health, especially regarding cervical cancer. The purpose of this study is to find the description of knowledge of women in reproductive age about cervical cancer at Pingit Village Pringsurat Sub-district. This was a descriptivecorrelative study with cross sectional approach. The population in this study was 806 women in reproductive age. The samples in this study were 90 respondents. The data sampling used stratified random sampling with the type of proportionate stratified random sampling technique. The daya instrument used questionnaires. The data were analyzed by univariate analysis in the form of frequency distributions table. The results of this study indicate that the characteristics of respondents by age shows that most of respondents is adult as many as 31 respondents (44.9%) with poor knowledge. Based on the education, women in reproductive age are mostly having primary education as many as 28 respondents (50.0%) with poor knowledge. Based on the occupation, most of women in reproductive age are not working as many as 20 respondents (48.8%) with poor knowledge. Based on the experience of screening, most of women in reproductive age are never get screening as many as 37 respondents (56.1%). The women in reproductive are expected to seek more information through participating in the counseling program which managed by local health centers and health offices. Keywords Bibliographies
: Knowledge, Cervical cancer : 20 (2004-2014)
PENDAHULUAN Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan utama baik di dunia maupun di indonesia. Menurut data WHO tahun 2013, penyakit kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012.Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012.
Di Indonesia, setiap tahun terdeteksi ada lebih dari 15.000 kasus kanker serviks dan sekitar 8.000 kasus diantaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks tertinggi di dunia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi kanker di indonesia adalah sekitar 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Berdasarkan estimasi Globocan, International Agency for
3
Research on Cancer (IARC) tahun 2012, angka kejadian kanker serviks (leher rahim) 17 per 100.000 perempuan. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit 2010, kasus kanker leher rahim 5.349 kasus (12,8%). Kanker merupakan masalah kesehatan utama bagi masyarakat di seluruh dunia, salah satunya kanker serviks. Menurut data dari organisasi kesehatan dunia (World Health Organization atau WHO), kanker serviks merupakan penyebab kanker yang menyebabkan kematian nomor dua di dunia pada kaum hawa dari seluruh penyakit kanker yang ada. Setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia karena penyakit ini (Wijaya, 2010). Melihat tingginya angka penderita, maka tidak mengherankan bila penyakit ini merupakan momok yang menakutkan bagi perempuan. Padahal kanker serviks termasuk jenis kanker yang mudah dideteksi secara dini dan dapat dicegah atau diobati sebelum berkembang ke stadium lanjut, namun lebih dari 70% penderita datang memeriksakan diri dalam stadium lanjut sehingga banyak pasien meninggal karena terlambat ditemukan dan diobati (Aziz, 2009). Pencegahan kanker serviks merupakan tindakan preventif sekunder, yaitu deteksi lesi prakanker melalui tes pap smear dan rangkaian tindak lanjut, misalnya pemeriksaan kolposkopi, biopsi. Pengalaman di negara maju menunjukkan bahwa konsep tersebut baru efektif jika cakupan populasi yang di periksan tes pap mencapai sebagian besar populasi yang berisiko. Namun, implementasi hal
tersebut membutuhkan tidak hanya biaya, tetapi juga sumber daya manusia dan logistik peralatan yang besar (Samadi, 2011). Berdasarkan studi pendahuluan di Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Tahun 2014 terdapat 86 kasus kanker serviks, dengan penderita umur 25-44 tahun. Dari 86 kasus yang terjadi pada tahun 2013 sampai 2014, 36 penderita berasal dari Kecamatan Pringsurat. Dari 10 wanita usia subur, 2 diantaranya mengetahui tentang kanker serviks, dan 8 wanita usia subur tidak mengetahui tentang kanker serviks, 4 diantaranya terkena kanker serviks. Berdasarkan permasalahan diatas maka peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia subur (wus) tentang kanker serviks di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Serviks di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Karakteristik Wanita Usia Subur yang terdiri dari Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Pengalaman Skrining di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat. b. Untuk Mengetahui Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Serviks di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat. c. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Serviks
4
berdasarkan Umur di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat. d. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Serviks berdasarkan Pendidikan di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat. e. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Serviks berdasarkan Pekerjaan di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat. f. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Serviks berdasarkan Pengalaman Skrining di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Peneliti dapat menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan peneliti tentang gambaran pengetahuan wanita usia subur (WUS) tentang kanker serviks. 2. Bagi Masyarakat Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dan informasi kepada WUS dalam pengetahuan mengenai kanker serviks. 3. Bagi Tempat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan referensi dalam memberikan penyuluhan pada wanita usia subur tentang kanker serviks. 4. Bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan referensi khususnya tentang pengetahuan kanker serviks dan dapat digunakan sebagai lahan untuk melanjutkan penelitian lebih dalam bagi peneliti lain. BAHAN DAN CARA Penelitian ini menggunakan Desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi sejumlah 806 wanita usia subur. Besar sampel sejumlah 90 wanita usia subur. Dengan teknik pengambilan sampel Stratified Random Sampling berjenis Proportionate Stratified Ramdom Sampling. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada wanita usia subur dan data sekunder diperoleh dari Desa Pingit. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Analisa data univariat dengan tabel distribusi frekuensi. HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi tentang Umur Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Pingit Pringsurat. Umur <20 Tahun 20-35 Tahun >35 Tahun Jumlah
Frekuensi Presentase (%) 8 8,9 69 76,7 13 14,4 90 100
5
2. Pendidikan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi tentang Pendidikan Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Pingit Pringsurat. Pendidikan Dasar Menengah Tinggi Jumlah
Frekuensi 56 29 5 90
Presentase (%) 62,2 32,2 5,6 100
3. Pekerjaan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi tentang Pekerjaan Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Pingit Pringsurat. Pekerjaan Bekerja Tidak Bekerja Jumlah
Frekuensi
Persentase
49 41
54,4 45,6
90
100
4. Pengalaman Skrining Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi tentang Skrining Wanita Usia Subur (WUS) di Desa Pingit Pringsurat. Skrining Frekuensi Presentase (%) Tidak 66 73,3 Pernah Pernah 24 26,7 Jumlah 90 100
B. Analisis Univariat 1. Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Serviks Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan tentang Kanker Serviks pada Wanita Subur (WUS) di Desa Pingit Pringsurat.
Pengetahuan
Frekuensi
Kurang Cukup Baik Jumlah
37 26 27 90
Persentase (%) 41,1 28,9 30,0 100
PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa, dari 90 orang responden Wanita Usia Subur di Desa Pingit Temanggung sebagian besar berusia 20-35 tahun. Kanker serviks menyerang wanita yang pernah atau sekarang aktif secara seksual. Biasanya kanker ini menyerang wanita yang telah berumur 35-55 tahun. Namun tidak mustahil wanita yang lebih muda dapat menderita penyakit ini jika mempunyai faktor risikonya. Wanita yang aktif secara seksual pada usia 20-35 tahun dan terinfeksi oleh Human Papilloma Virus (HPV) akan menderita kanker serviks dalam periode waktu 10-20 tahun. Wanita yang menikah sebelum berusia 20 tahun berisiko terkena kanker serviks karena pada usia tersebut organ seksual belum siap untuk hubungan seksual pada usia dini (Syatriani, 2011) 2. Pendidikan Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa, dari 90 orang responden Wanita Usia Subur di Desa Pingit Temanggung sebagian berpendidikan Dasar sebanyak 56 responden (62,2%). Hal ini disebabkan masyarakat desa dahulu
6
beranggapan bahwa anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi karena nantinya pasti akan bekerja di dapur dan mengurus anak. Sebab lain juga dikarenakan oleh faktor ekonomi dimana orang tuanya hanya seorang petani yang penghasilannya kecil sehingga setelah lulus SD, sebagian besar bekerja atau menikah (Pangesti dkk, 2012). Pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilainilai yang baru diperkenalkan. Dan Seseorang yang berpendidikan kurang akan rentan terhadap penjelasan yang tidak rasional, dengan pendidikan terlalu rendah akan sulit menerima pesan dan informasi yang disampaikan (Nursalam, 2004). 3. Pekerjaan Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa, sebagian Pekerjaan Wanita Usia Subur di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Temanggung yaitu wanita usia subur yang bekerja sebanyak 49 orang responden (54,4%). Responden bekerja dengan tujuan untuk membantu tugas suami yaitu menambah pendapatan keluarga mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Hal ini memang sesuai dengan Soegianto (2005), kegiatan rutinitas yang dilakukan oleh seorang ibu untuk membantu, dan membiayai kehidupan keluarga serta menunjang kebutuhan rumah tangganya. Bagi responden yang tidak bekerja mereka hanya berdiam diri dengan kesibukan mengurusi
rumah tangganya, membersihkan rumah, memasak mengurus anak dan suaminya. Hal ini sesuai dengan Nugroho (2002) dalam Silawati (2007), peran gender perempuan dalam anggapan masyarakat luas pada awalnya adalah mengelola rumah tangga, sehingga banyak perempuan yang menanggung beban kerja domestik lebih banyak dan lebih lama dibanding kaum laki-laki, karena kaum perempuan memiliki sifat memelihara dan rajin, serta tidak cocok menjadi kepala rumah tangga. 4. Pengalaman Skrining Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa, sebagian Pengalaman Skrining Wanita Usia Subur yaitu dari 90 orang responden 66 responden (73,3%) tidak pernah melakukan skrining kanker serviks, 24 responden (26,7%) pernah melakukan skrining kanker serviks. Kanker Serviks dapat dikenali pada tahap prakanker, salah satunya dengan melakukan pemeriksaan screening yang berarti pemeriksaan dilakukan tanpa menunggu munculnya keluhan terlebih dahulu. Saat ini telah dikenal beberapa metode screening antara lain Pap Smear, IVA, tes HPV DNA, Thin prep, dan koloskopi. Pap smear kanker serviks dapat dimulai dari tahap prakanker, sehingga jika sel kanker dapat terdeteksi pada tahap awal ini, maka kanker akan dapat disembuhkan dengan sempurna (Wijaya,2010).
7
B. Analisis Univariat 1. Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Serviks. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa, sebagian besar pengetahuan wanita usia subur di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kecamatan Temanggung dalam kategori kurang. Dari 90 responden di dapatkan sejumlah 37 orang (41,1%) berpengetahuan kurang, 27 orang (30,0%) berpengetahuan baik. Berdasarkan pengakuan responden bahwa pengetahuan wanita usia subur didukung oleh beberapa hal diantaranya : penyuluhan yang dilaksanakan oleh Bidan Desa Pingit pada ibuibu PKK, selain itu mereka juga mendapatkan pengetahuan tentang kanker serviks dari media elektronik khususnya televisi yang sekarang sudah banyak memberikan himbauan-himbauan tentang kanker melalui iklan komersial maupun non komersial. Melalui media televisi tersebut wanita usia subur dapat menambah pengetahuannya. Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui indera manusia terutama indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
2. Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Serviks berdasarkan Umur Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 90 responden 69 orang responden berumur dewasa lebih banyak mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 31 responden (44,9%), pengetahuan cukup sebanyak 21 responden (30,4%), pengetahuan baik sebanyak 17 responden (24,6%). 13 responden yang berumur tua memiliki pengetahuan baik sebanyak 7 orang responden (53,8%), 3 orang responden (23,1%) memiliki pengetahuan cukup, dan 3 orang responden (23,1%) memiliki pengetahuan kurang. 8 orang responden yang berumur remaja, 3 responden (37,5%) berpengetahuan baik, 3 responden (37,5%) berpengetahuan kurang, dan 2 responden (25%) berpengetahuan cukup. Pengetahuan kurang sebagian besar dalam kategori Dewasa (20-35 tahun) dengan jumlah responden 31 responden (44,9%). Dan dari 31 responden tersebut 3 responden (15,7%) menjawab benar pada pernyataan no 18 tentang “Pemeriksaan kanker serviks dapat dilakukan setiap 3 bulan sekali selama 1 tahun pertama, selanjutnya pap smear dilakukan 6 bulan sekali.”. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden belum mengetahui pemeriksaan kanker serviks. Hal ini tidak sesuai Notoatmodjo (2010), umur merupakan salah satu faktor yang dapat menggambarkan kematangan seseorang baik psikis, fisik, dan sosial. Semakin bertambahnya usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
8
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pengetahuan baik sebagian besar dalam kategori Tua (> 35 tahun) dengan jumlah 7 responden (53,8%). Dan dari 7 responden tersebut 7 responden (100%) menjawab salah pada pernyataan negatif no 7 tentang” Kanker serviks diketahui dengan pemeriksaan alat kelamin”. Hal ini menunjukan bahwa responden tidak mengerti cara pendeteksian kanker serviks. Hasil penelitian ini selaras dengan teori Wahyuni (2003), yang mengatakan bahwa informasi juga didapatkan lewat media massa seperti televisi, majalah, surat kabar, radio, maupun internet yang dikemas dengan sangat menarik dan bisa didapatkan kapan saja serta dimana saja kapanpun responden mau. 3. Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Serviks berdasarkan Pendidikan. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa wanita usia subur dengan pendidikan dasar lebih banyak memiliki pengetahuan yang kurang tentang kanker serviks sejumlah 28 orang (50,0%), 14 orang (25,0%) memiliki pengetahuan cukup, 14 orang (25%) memiliki pengetahuan baik. 29 wanita usia subur dengan pendidikan menengah lebih bnyak memiliki pengetahuan cukup sebanyak 11 orang (37,9%), 10 orang (34,5%) memiliki pengetahuan baik, 8 orang (27,6%) memiliki pengetahuan kurang. 5 wanita usia subur berpendidikan tinggi 3 orang (60,0%) berpengetahuan baik, 1 orang (20,0%) berpengetahuan cukup, dan
1 orang (20,0%) memiliki pengetahuan kurang. Dilihat dari pendidikan dari sebagian responden berpendidikan rendah (SD/SMP) sejumlah 56 orang (62,2%), Hal ini didukung Notoatmodjo dalam Wawan dan Dewi (2011), bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan nonformal. Dimana pengetahuan tentang kanker serviks tidak hanya didapatkan dari bangku sekolah saja, akan tetapi juga dapat didapatakan melalui media informasi, penyuluhan, dan situasi lingkungan. Menurut Ketut (2007) pendidikan rendah berisiko terjadinya kanker serviks. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ali Akbar (2002) yang menyatakan pendidikan rendah berhubungan dengan terjadinya kanker serviks dengan OR = 2,8. Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan rendah berisiko terhadap terjadinya kanker serviks, karena tingkat pendidikan berhubungan dengan pengetahuan dan kesadaran terhadap kesehatan. Hasil penelitian pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks berdasarkan pendidikan juga menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan yang baik tentang kanker serviks dalam kategori pendidikan tinggi (tamat perguruan tinggi) dengan jumlah 3 responden (60%), hal ini sesuai dengan yang dijelskan oleh Healt (2009) yaitu semakin tinggi
9
pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut untuk mendapatkan informasi. 4. Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Serviks berdasarkan Pekerjaan Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa wanita usia subur dengan responden 90 orang, 49 orang diantaranya bekerja. Wanita usia subur yang bekerja banyak memiliki pengetahuan yang baik tentang kanker serviks sejumlah 19 orang (38,8%), 17 orang (34,7%) wanita usia subur yang bekerja berpengetahuan kurang, dan 13 orang (26,5%) memiliki pengetahuan cukup. 41 orang diantaranya tidak bekerja, 20 orang (48,8%) berpengetahuan kurang, 13 orang (31,7%) berpengetahuan cukup, 8 orang (19,5%) berpengetahuan baik. Hasil penelitian pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks berdasarkan pekerjaan juga menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan yang kurang tentang kanker serviks dalam kategori tidak bekerja dengan jumlah 20 responden (48,8%). Hasil penelitian pengetahuan wanita usia subur tentang kanker serviks berdasarkan pekerjaan juga menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan yang baik tentang kanker serviks dalam kategori bekerja dengan jumlah 19 responden (38,8%). Faktor pekerjaan juga mempengaruhi pengetahuan, seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas dari pada seseorang yang tidak
bekerja, karena dengan bekerja seseorang akan banyak memperoleh informasi (Khusniyah, 2011). 5. Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur tentang Kanker Serviks berdasarkan Pengalaman Skrining Dalam Penelitian ini didapatkan hasil bahwa dari 90 responden 66 orang responden tidak pernah melakukan skrining kanker serviks, 37 orang (56,1%) responden yang tidak pernah melakukan skrining kanker serviks berpengetahuan kurang, 22 orang (33,3%) berpengetahuan cukup, 7 orang (10,6%) berpengetahuan baik. 24 orang responden pernah melakukan skrining kanker serviks 20 orang (83,3%) diantaranya berpengetahuan baik, 4 orang (16,7%) berpengetahuan cukup. Dilihat dari hasil penelitian, sebagian besar wanita usia subur yang tidak pernah melakukan skrining kanker serviks berpengetahuan kurang sebanyak 37 orang (56,1%), sedangkan wanita usia subur yang pernah melakukan skrining kanker serviks sebagian besar memiliki pengetahuan baik sebanyak 20 orang (83,3%). Kanker Serviks dapat dikenali pada tahap prakanker, salah satunya dengan melakukan pemeriksaan screening yang berarti pemeriksaan dilakukan tanpa menunggu munculnya keluhan terlebih dahulu. Saat ini telah dikenal beberapa metode screening antara lain Pap Smear, IVA, tes HPV DNA, Thin prep,
10
dan koloskopi. Pap smear kanker serviks dapat dimulai dari tahap prakanker, sehingga jika sel kanker dapat terdeteksi pada tahap awal ini, maka kanker akan dapat disembuhkan dengan sempurna (Wijaya,2010). Pencegahan Kanker Serviks yang terbaik adalah dengan melakukan vaksinasi (pencegahan primer) dan skrining berupa pap smear (pencegahan sekunder) untuk menjangkau infeksi virus HPV karena jangkauan perlindungan vaksinasi tidak mencapai 100% yaitu hanya sekitar 89%. Vaksinasi tidak bertujuan untuk terapi melainkan mencegah infeksi yang bekerja dg cara meningkatkan antibodi tubuh. Skrining pap smear mampu mendeteksi perubahan pada serviks secara dini sebelum berkembang menjadi kanker sehingga dapat disembuhkan dengan segera (Andrijono, 2009). PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik umur responden sebagian besar berusia 20-35 tahun sebanyak 69 responden (76,7%), pendidikan responden sebagian besar pendidikan dasar sebanyak 56 responden (62,2%), pekerjaan responden sebagian besar
2.
3.
4.
5.
6.
bekerja sebanyak 49 responden (62,2%), pengalaman skrining responden sebagian besar tidak pernah melakukan skrining sebanyak 66 responden (73,3%). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan wanita usia subur di Desa Pingit Pringsurat sebagian besar berpengetahuan kurang sebanyak 37 responden (41,1%). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan wanita usia subur berdasarkan umur di Desa Pingit Pringsurat sebagian besar usia 20-35 tahun sebanyak 31 responden (44,9%) berpengetahuan kurang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan wanita usia subur berdasarkan pendidikan di Desa Pingit Pringsurat sebagian besar berpendidikan dasar sebanyak 28 responden (50,0%) berpengetahuan kurang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan wanita usia subur berdasarkan pekerjaan di Desa Pingit Pringsurat sebagian besar tidak bekerja sebanyak 20 responden (48,8%) berpengetahuan kurang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan wanita usia subur berdasarkan pengalaman skrining di Desa Pingit
11
Pringsurat sebagian besar tidak pernah melakukan skrining sebanyak 37 responden (56,1%) berpengetahuan kurang. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas maka peneliti mempunyai pandangan yang dapat dijadikan saran yaitu sebagai berikut : 1. Bagi Bidan Diharapkan bidan dapat memberikan penyuluhan mengenai kanker serviks agar wanita usia subur menyadari pentingnya pemeriksaan kanker serviks dengan menggunakan media yang mudah dimengerti oleh wanita usia subur. 2. Bagi Puskesmas Diharapkan dapat meningkatkan promosi kesehatan khususnya kanker serviks. 3. Bagi Peneliti Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar melanjutkan penelitian mengenai variabel yang lain yang berhubungan dengan kanker serviks seperti sosial agar penelitian mengenai kanker serviks terus berkembang. DAFTAR PUSTAKA Aziz. (2009). Saat Kanker Menyerang Leher Rahim dari http : //www.forumkami.com/foru m/kesehatan Samadi, Heru Priyanto. (2011). Yes, I Know Everything about Kanker Serviks. Solo: PT
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Wijaya, Delia. (2010). Pembunuh Ganas itu Bernama Kanker Serviks. Jakarta : Sinar Kejora. Nursalam. (2004). Konsep Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: EGC Syatriani, Sri. (2011). Faktor Risiko Kanker Serviks di Rumah Sakit Umum Pemerintah Dr. Wahidin Sudirohusodo. Makasar. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Wawan Dewi. (2010). Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Andrijono. (2009). Sinopsis Kanker Ginekologi. Jakarta: Pustaka Spirit Hadi, et al. (2008). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Remaja Jakarta tentang Seks Aman dan Faktor yang Berhubungan. Skripsi. Jakarta: FK-UPN