HUBUNGAN ANTARA KEMAHIRAN MEMBACA CEPAT DENGAN KEMAMPUAN MENEMUKAN FRASA PADA OPINI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MAITREYAWIRA TANJUNGPINAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017
ARTIKEL E-JOURNAL
diajukan guna memenuhi sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH RATIH PUSPITA SARI NIM 130388201012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017
ABSTRAK
Ratih Puspita Sari. 2017. Hubungan Antara Kemahiran Membaca Cepat dengan Kemampuan Menemukan Frasa Pada Opini Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Maitreyawira Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Tanjungpinang: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I : Indah Pujiastuti, M.Pd. Pembimbing II : Legi Elfitra, M.Pd. Membaca cepat merupakan satu dari empat aspek kebahasaan yang dipelajari dan diajarkan di sekolah. Kemahiran membaca cepat ini merupakan aspek yang digunakan untuk memahami bacaan dengan cepat dan tepat. Dalam praktiknya siswa masih belum bisa membaca dengan kecepatan tinggi dan memahami isi bacaan minimal 70% dari pemahaman. Selain itu siswa juga masih belum bisa menemukan frasa dalam sebuah paragraf, siswa hanya paham pengertian dan contoh sederhana. Peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Maitreyawira Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017, untuk mengetahui bagaimanakah kemahiran membaca cepat siswa dan kemampuan menemukan frasa pada opini, serta bagaimanakah hubungan antara membaca cepat dan kemampuan menemukan frasa tersebut. Pada penelitian ini jumlah populasi sebanyak 128 siswa. Peneliti menggunakan teknik random sampling untuk menentukan sampel penelitian. Sehingga dari total populasi di atas, sampel yang digunakan 25 siswa saja. Metode yang digunakan dalah metode studi korelasi, dengan instrumen penelitian berupa tes. Untuk mengetahui hubungan antara kemahiran membaca cepat dengan kemampuan menemukan frasa pada opini, peneliti menggunakan rumus product moment. Dengan taraf signifikansi 5% hipotesis nol terdapat hubungan antara kemahiran membaca cepat dengan kemampuan menemukan frasa pada opini siswa kelas VIII SMP Maitreyawira Tanjungpinang Tahun pelajaran 2016/2017 berada pada 0,000-0,199 dengan r yaitu -0,098 dalam interpretasi koefisien korelasi sangat rendah. Kata kunci : Kemahiran Membaca Cepat, kemampuan Menemukan Frasa, Opini.
ABSTRACT
Ratih Puspita Sari. 2017. The correlate between skillfulness of Reading with skilfulnees of Finding Frase On Opinion Paragraph for Students Class VIII Junior High School Maitreyawira Tanjungpinang. Departement of Education of Indonesian’s Language and Literature. Faculty of Teacher Training and Education. University Maritim Raja Ali Haji. Tutor I: Legi Elfitra, M.Pd. Tutor II: Indah Pujiastuti, M.Pd. Speed Reading is one from four aspects language which is studied and tought. Skillfulness of fast reading is aspect which is used to understand text fastly and correctly. In practic, students had not been able read fastly and understood the text from about 70%. The students still had not been found frase from the paragraph, they only understood from the simple example. Researcher did the research from grade VIII Junior High School of Maitreyawira Tanjungpinang year lesson 2016/2017 where was porpused to describe how the skillfulness of fast reading and finding frase from opinion paragraph. The total of population was 128 students. Researcher used random sampling techinique for taking the sample. So that from that population, the research’s sample was 25 stundets. Method of correlation studying was used, and the instrument was test. For knowing the correlatioan between skillfulness of fast reading and skilfullness of finding frase from opinion text, researcher used product momen. With degree of significance 5% was found hypothesis zero which was correlation between skilfullness of fast reading and skilfulness of finding frase from opinion text grade VIII Junior High School Maireyawira Tanjungpinang year lesson 2016/2017 with 0,000 – 0,1999. And r value is -0,098 which instrepration is the correlation very low. Keywords: Skillfulness of speed reading, skillfulness of finding frase, Opinian.
1. Pendahuluan Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran terpenting di sekolah. Nilai merah pada rapor mata pelajaran bahasa Indonesia akan mempengaruhi kenaikkan bahkan tidak naik kelas. Menurut Tarigan (2008:1) di dalam pembelajaran bahasa Indonesia terbagi menjadi empat kemahiran berbahasa yaitu, berbicara, menyimak, membaca dan menulis. Menurutnya empat kemahiran berbahasa tersebut merupakan satu kesatuan. Berdasarkan pendapat tersebut, keempat aspek kemahiran harus dikusai siswa yang satu diantaranya adalah membaca. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia siswa diajarkan untuk memahami suatu tulisan dengan membaca. Membaca dilakukan tidak hanya sekedar melafalkan apa yang dilihat, namun bisa memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis. Seperti pengertian membaca yang dikemukakan oleh
Tarigan (2008:7) menyatakan bahwa “membaca
merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis”. Membaca terdiri dari beberapa jenis satu diantaranya yaitu membaca cepat. Peneliti mengutip pengertian membaca cepat yaitu suatu kegiatan merespon lambang-lambang cetak atau lambang tulis dengan pengertian yang tepat dan cepat, Hernowo (dalam Hidayah, 2012:14). Membaca cepat sudah diterapkan pada siswa sekolah menengah pertama, tetapi berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia, siswa masih kurang dalam membaca cepat. Jika membaca dengan kecepatan tinggi saja siswa sudah bisa tetapi siswa belum bisa menyimpulkan apa yang dibaca itu artinya siswa hanya sekedar membaca dengan cepat tanpa tau apa yang dibaca. Penyebab dari siswa yang belum bisa memahami isi bacaan tersebut adalah siswa dalam membaca masih menggerakkan bibir atau bersuara lirih. Selanjutnya menggelengkan kepala mengikuti baris tulisan, menunjuk bacaan dengan tangan atau alat tunjuk, kedua hal tersebut dapat menghampat kecepatan membaca serta memahami suatu bacaan. Hal yang mempengaruhi selanjutnya adalah siswa tidak
konsentrasi dalam membaca masih
terpengaruh dengan fokus lain. Jika faktor penyebab tersebut bisa dihindari siswa maka siswa bisa membaca cepat dengan baik. Sesuai yang diungkapkan Soedarso (Hidayah, 2012:20) bahwa dalam membaca cepat terkandung di dalamnya pemahaman yang cepat pula. Setiap tingkatan sekolah memiliki kecepatan standar masing-masing untuk sekolah menengah pertamayaitu 200 KPM. Yang dapat dihitung dengan rumus yang diungkapkan oleh Dalman (2014 : 46-47). Kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan memahami isi, maka dalam mengukur kemampuan membaca yang perlu diperhatikan adalah dua aspek tersebut. Pada umumnya kecepatan membaca diukur dengan menggunkan rumus sebagai berikut : 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒕𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒂𝒄𝒂
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑲𝑷𝑴 = 𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒄𝒂 𝒙 𝟔𝟎
Kemampuan membaca cepat dapat menjadi jembatan untuk mempermudah kemahiran yang lain. Dengan mahirnya membaca cepat siswa diharapkan mampu memiliki pemahaman yang cepat. Hal ini bisa diterapkan dengan menemukan frasa yang terdapat pada sebuah bacaan. Frasa merupakan kelompok kata yang terdiri dua kata atau lebih, Suhardi (2013:19). Setiap bacaan atau tulisan di dalamnya terdapat frasa. Menemukan frasa pada sebuah bacaan dapat diterapkan dengan membaca cepat. Karena mencari frasa dalam sebuah bacaan diperlukan ketelitian dan pemahaman yang tinggi, sesuai dengan pengertian membaca cepat yaitu membaca dengan kecepatan tinggi serta tidak melupakan ketelitian dan pemahaman isi bacaan. Frase memiliki jenis-jenis yang dikutip dari Chaer (2009:39-42) sebagai pengisi fungsi-fungsi sintaksis frase-frase juga mempunyai kategori. Maka kita mengenal adanya frase nominal, seperti adik saya, sebuah meja, rumah batu, dan rumah makan, yang mengisi fungsi S (subjek) atau fungsi O (objek). Adanya frase adjektifal seperti sangat indah, bagus sekali, merah muda, sangat senang sekali, dan merah jambu yang mengisi fungsi P (predikat). Adanya frase preposisional seperti di pasar, ke Surabaya, dari gula dan ketan, kepada polisi, dan pada tahun 2007, yang mengisis fungsi keterangan. Dari permasalahan siswa dalam menemukan frasa di atas dapat disimpulkan siswa masih belum bisa menemukan frasa pada sebuah kalimat. Membaca cepat juga menjadi salah satu faktor penyebab siswa sulit menemukan frasa dalam kalimat. Jika membaca cepat sudah baik maka diharapkan pula siswa dapat menemukan frasa dalam sebuah kalimat. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan hubungan antara kemahiran membaca cepat dengan kemampuan menemukan frasa pada opini siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Maitreyawira Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan positif antara variabel bebas membaca cepat terhadap variabel terikat kemampuan menemukan frasa pada opini siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Maitreyawira Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017. Penelitian ini dilakukan di SMP maitreyawira Tanjungpinang Jalan Ir. Sutami Nomor 38 Kepu;auan Riau. Adapun populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII SMP Maitreyawira Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017 berjumlah 128 siswa. Populasi tersebut terbagi menjadi empat kelas. Dalam menentukan sampel peneliti menggunakan random sampling, seperti yang diungkapkan oleh Arikunto (2006:134) apabila subjeknya kurang dari seratus maka lebih baik diambil semua. Selanjutnya jika jumlah subjeknya banyak atau lebih dari seratus maka sampel di ambil 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung kepada kemampuan peneliti. Adapun persentase pengambilan sampel yang dilakukan peneliti yaitu 20% dari total populasi, sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 20 siswa. Adapun teknik yang dilakukan peneliti yaitu teknik korelasional. Instrumen yang peneliti gunakan yaitu tes. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda dan tes subjektif. Tes dilakukan sebanyak duakali, pilihan ganda digunakan sebagai alat untuk mengukur kemahiran membaca cepat dan tes subjektif digunakan untuk mengukur kemampuan menemukan frasa pada opini siswa kelas VIII SMP Maitreyawira Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Data hasil penelitian ini adalah hasil rekapitulasi nilai tes membaca cepat dan kemampuan menemukan frasa siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Maitreyawira Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017. PERSENTASE PEMAHAMAN MEMBACA CEPAT SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG sangat baik
baik
cukup
kurang
sangat kurang
0% 12% 28% 32% 28%
Berdasarkan Diagram di atas menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai antara 80-100 dengan kualifikasi sangat baik berjumlah 7 siswa atau 28 % dari jumlah sampel, siswa yang memperoleh nilai antara rentang nilai 66-79 dengan kualifikasi baik berjumlah 7 siswa atau 28 % dari jumlah sampel, siswa yang memperoleh nilai antara 56-65 dengan kualifikasi cukup berjumlah 8 siswa atau 32 % dari jumlah sampel, siswa yang memperoleh nilai antara 40-55 dengan kualifikasi nilai antara 12 % berjumlah 3 siswa dari jumlah sampel. Adapun nilai rata-rata kemahiran membaca cepat siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Maitreyawira Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017 71,2 berkualifikasi baik, karena berada pada rentang nilai 66-79. PERSENTASE KEMAMPUAN MENEMUKAN FRASA PADA OPINI SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG
sangat baik
baik
cukup
kurang
0%
16% 44%
sangat kurang
12% 28%
Berdasarkan Diagram di atas menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh rentang nilai antara 80-100 dengan kualifikasi baik sekali berjumlah 4 siswa atau 16% dari jumlah sampel, siswa yang memperoleh rentang nilai antara 56-65 dengan kualifikasi cukup berjumlah 3 siswa atau 12% dari jumlah sampel, siswa yang memperoleh rentang nilai antara 40-55 dengan kualifikasi kurang berjumlah 7 atau 28 % dari jumlah sampel, siswa yang memperoleh rentang nilai antara ≤39 dengan kualifikasi sangat kurang berjumlah 11 siswa atau 44% dari jumlah sampel. Adapun nilai rata-rata kemampuan menemukan frasa siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Maitreyawira Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017 sebesar 47,68. Dari nilai tersebut diketahui bahwa kemampuan menemukan frasa siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Maitreyawira Tanjungpinang tahun Pelajaran 2016/2017 berkualifikasi kurang, karena berada pada rentang nilai 40-55. Berdasarkan hasil tes kemahiran membaca cepat dan kemampuan menemukan frasa pada opini yang telah dipaparkan sebelumnya maka dapat diketahui jumlah dari masingmasing nilai kemahiran tersebut. Pada kemahiran membaca cepat tes objektif jumlah keseluruhan nilai yang diperoleh siswa sebesar 1780 dengan rata-rata sebesar 71,2 berasa pada rentan nilai 66-79 masuk dalam katagori baik. Sedangkan pada kemampuan menemukan frasa pada opini jumlah nilai yang diperoleh siswa sebesar 1192 dengan jumlah rata-rata 47,68 masuk pada rentang nilai 40-55 berada pada kategori kurang. Dari kedua hasil tes tersebut dapat pula diketahui besarnya hubungan atau koefisien korelasi diantara keduanya. Dengan rumus product moment rxy yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka diketahui nilai hubungan kemahiran membaca cepat dengan kemampuan menemukan frasa pada opini sebesar -0,098 dengan tingkat hubungan sangat rendah. Berdasarkan hasil tersebut maka hipotesis pada bab II ditolak dan terima Ho. Artinya tidak ada hubungan antara kemahiran membaca cepat dengan kemampuan menemukan frasa pada opini siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Maitreyawira Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017.
4. Simpulan dan Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan hubungan antara kemahiran membaca cepat dengan kemampuan menemukan frasa pada opini siswa kwlas VIII Sekolah Menengah Pertama Maitreyawira Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2016/2017 tidak memiliki korelasi karena t hitung ≥ t tabel sehingga tolak Ha danHo diterma. Dari kesimpulan ini, maka peneliti mengemukakan beberapa saran, yaitu guru mata pelajaran bahasa Indonesia diharapkan mampu menumbuhkan minat dan semangat belajar siswa sebelum kegiatan proses belajar mengajar berlangsung sehingga, dapat memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran, guru mata pelajaran bahasa Indonesia diharapkan mampu meningkatkan kemahiran membaca cepat siswa melalui kegiatan latihan maupun praktik secara langsung, siswa diharapkan mampu mengembangkan keterampilan berbahasa khususnya membaca, karena keterampilan ini merupakan jembatan untuk mengetahui pesan yang disampaikan penulis kepada pembaca dan juga sangat bermanfaat dalam aktifitas kehidupan, siswa juga diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dalam menemukan frasa pada opini dengan terus belajar dan latihan, guru harus mampu menjadi fasilitator bagi siswa dalam upaya meningkatkan kemahiran memabaca cepat dan kemampuan menemukan frasa siswa. 5. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (pendekatan proses). Jakarta: RINEKA CIPTA. Hidayah, Aniatul. 2012. Membaca Super Cepat. Jakarta: Laskar Aksara. Nurhadi. 2010. Membaca Cepat dan Efisien. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Sintaksis. Bandung: ANGKASA.