PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UPAYA PENINGKATAN PERCAYA DIRI SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPERIENTIAL LEARNING PADA SISWA SMP (Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Tahun Ajaran 2015/2016)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh : Ruri Puspita Sari NIM : 121114007
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UPAYA PENINGKATAN PERCAYA DIRI SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPERIENTIAL LEARNING PADA SISWA SMP (Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling pada Siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Tahun Ajaran 2015/2016)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh : Ruri Puspita Sari NIM : 121114007
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan Karena itu bila kau sudah selesai (mengerjakan yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu. (Q.S Al Insyirah: 6-8)
Sebuah tantangan akan selalu menjadi beban, jika itu hanya dipikirkan. Sebuah cita-cita juga adalah beban, jika itu angan-angan
Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1. Allah SWT 2. Ibu dan Ayah 3. Kakakku 4. Dosen Pembimbing (Ibu Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si.) 5. Teman-teman Prodi BK USD angkatan 2012
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK UPAYA PENINGKATAN PERCAYA DIRI SISWA MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPERIENTIAL LEARNING PADA SISWA SMP (Penelitian Tindakan Bimbingan dan Knseling pada Siswa Kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016) Ruri Puspita Sari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Penelitian ini bertujuan; 1) meningkatkan percaya diri siswa melalui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning; 2) membandingkan hasil ukur peningkatan percaya diri siswa dalam tiap siklus; 3) mengetahui ada tidaknya peningkatan percaya diri siswa secara signifikan. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK). Penelitian ini dilakukan di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta. Subjek penelitian ini berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi dan setiap siklus beralokasi 1X45 menit yang terdiri dari berbagai kegiatan bimbingan kelompok. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan observasi dan angket percaya diri. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan percaya diri siswa dari kondisi awal sebelum diberi tindakan yaitu rata-rata skor 57, menjadi 62,6 pada siklus I, dan pada siklus II meningkat menjadi 63,5. Hasil uji hipotesis antara pra penelitiansiklus I adalah -2.260 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0.024. Pada pra penelitiansiklus II diperoleh nilai Z adalah -2.518 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0.012. Pada sikus I-siklus II diperoleh nilai Z sebesar 0,627 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0,627.Maka Ho diterima dan tidak terdapat perbedaan di siklus I-siklus II.Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa terdapat peningkatan signifikan percaya diri siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan antar siklus pra tindakan dengan siklus I maupun siklus II, namun tidak signifikan pada siklus I dan siklus II. Kata kunci: percaya diri, experiential learning, dan bimbingan kelompok.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT STUDENTS SELF CONFIDANCE ESCALATION EFFORT TROUGH GROUP COUNSELING WITH EXPERIENTIAL LEARNING METHOD ON JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS (Guidance and Counselling Action Research on 2nd Year Students of Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Junior High School Yogyakarta Class of 2015/2016) RuriPuspita Sari Sanata Dharma University Yogyakarta This research aims to; 1) escalate the students’ self-confidence through group counselling service by using experiential learning method; 2) compare the measurement results of students’ self-confidence escalation in each cycle; 3) identify whether there is any significant escalation on the students’ self-confidence. This research is a Guidance and Counselling Action Research. The research is held in Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Junior High School, Yogyakarta. The subjects are 20 students of the school, consist of 10 female students and 10 male students. There are two cycles of performing the research, each cycle is held by planning, implementing, observing, and reflecting. Each cycle lasts for 45 minutes for group counselling activities. Data collection technique used for this research is by using observation and self-confidence questionnaire. The data collected from this research is analyzed inquantitative descriptive. The result of this research shows that there is self-confidence escalation on the students compared to the previous time before the actions are taken. The average score escalates from 57 to 62.6 in cycle I, and escalates to 63.5 in cycle II. Hypothesis testing on the pre-research of cycle I is -2.260 and Asymp Sign (2-tailed) is 0.024. On the pre-research of cycle II, the Z value obtained is 0.627 and Asymp Sign (2-tailed) is 0.627. Therefore, Ho is accepted and there is no difference between cycle I and cycle II. Thus, it can be concluded that there is a significant escalation on Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Junior High School 2nd year students’ self-confidence between pre-action cycle and cycle I and cycle II, but it is not significant in cycle I and cycle II.
Keyword: self-confidence, experiential learning, and group counselling.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur atas berkah dan rahmat Allah SWT, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. Penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu guna perbaikan penulisan skripsi ini diharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sebagai bahan masukan untuk menghasilkan karya ilmiah yang lebih baik di masa yang akan datang. Dalam penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang turut membantu dalam berupa semangat dan doa dari berbagai pihak yang sangat mendukung. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, oleh sebab itu rasa syukur dan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada: 1. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan memberikan kelancaran dalam proses penyelesaian skripsi ini. 2. Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si. Selaku dosen pembimbing yang selalu meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dan ketekunan dalam membimbing dan mendapingi setiap tahap dan seluruh proses penyusunan skripsi ini.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan dan membagi ilmunya selama masa studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma. 4. Drs. Budi Angkoso selaku kepala sekolah SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan yang telah berkenan memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan . 5. Drs. Tri Widiyanto selaku guru bimbingan dan konseling yang bersedia membantu, membimbing, dan mengarahkan dalam melaksanakan penelitian. 6. Seluruh siswa SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan khususnya siswa kelasa VIII C Tahun Ajaran 2015/2016 atas kebersamaan dan kebahagiaanya saat melaksanakan penelitian. 7. Kedua orangtua tersayang, Bapak Tugiran dan Ibu Sri Astuti atas motivasi, nasehat, kepercayaan, doa dan segalanya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 8. Kakak tercinta, Anton Kurniawan yang selalu mendukung dengan semangat dan doa-doanya. 9. Gaudensius Gasim yang selalu memberikan doa, dukungan dan motivasi 10. Seluruh mahasiswa BK USD angkatan 2012 yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan kebahagiaan. 11. Mas Stefanus Priyatmoko yang telah sabar dalam mebantu mengurus administrasi perkuliahan serta penyelesaian skripsi ini. 12. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL……………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………….. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………….. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………………... v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………………………. vi ABSTRAK………………………………………………………………………… vii ABSTRACT………………………………………………………………………. viii KATA PENGANTAR……………………………………………………………. ix DAFTAR ISI……………………………………………………………………… xi DAFTAR TABEL………………………………………………………………… xiv DAFTAR GRAFIK……………………………………………………………….. xv DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………… xvi DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. ……. xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………. 1 B. Identifikasi Masalah……………………………………………………… 3 C. Pembatasan Masalah……………………………………………………… 4 D. Rumusan Masalah………………………………………………………… 4 E. Tujuan Penelitian………………………………………………………….. 5 F. Manfaat Penelitian………………………………………………………… 5
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Definisi Operasional Variabel…………………………………………….. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Percaya Diri 1. Pengertian Percaya Diri……………………………………………. 8 2. Aspek-aspek Percaya Diri…………………………………………. 9 3. Ciri-ciri Percaya Diri………………………………………………. 10 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Percaya Diri….. 11 5. Tingkah Laku Orang yang Tidak Percaya Diri……………………. 14 B. Hakikat Metode Experiential Learning 1. Pengertian Experiential Learning…………………………………. 16 2. Tujuan Experiential Learning……………………………………… 17 3. Manfaat Experiential Learning……………………………………. 18 C. Hakikat Bimbingan Kelompok 1. Pengertian Bimbingan Kelompok…………………………………. 18 2. Tujuan Bimbingan Kelompok…………………………………….. 19 3. Manfaat Bimbingan Kelompok…………………………………… 20 D. Metode Experiential Learning dalam Layanan Bimbingan Kelompok...
22
E. Hasil Penelitian-penelitian yang Relevan………………………………… 23 F. Kerangka Pikir…………………………………………………………… 24 G. Hipotesis Tindakan……………………………………………………….. 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian……………………………………………… 28 B. Setting (Lokasi dan Waktu Penelitian)…………………………………… 29 C. Subjek Penelitian…………………………………………………………. 29 D. Jenis Tindakan dan Indikator Keberhasilan………………………………. 29 E. Instrumen Penelitian ……………………………………………………… 30 F. Prosedur Penelitian……………………………………………………….. 38 G. Teknik Analisis Data……………………………………………………… 41 xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian…………………………………………………………… 45 1. Proses Pelaksanaan Penelitian…………………………………… 45 2. Hasil Observasi Perilaku Siswa……………………………………. 55 3. Hasil Pengolahan Angket Percaya Diri……………………………. 56 B. Pembahasan………………………………………………………………. 71 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……………………………………………………………… 74 B. Saran……………………………………………………………………… 75 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 76 LAMPIRAN………………………………………………………………………. 78
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Keberhasilan…………………………………………………… 30 Tabel 3.2 Kisi-kisi Panduan Observasi Kiraan Sifat……………………………… 31 Tabel 3.3 Kisi-kisiSkalaPercayaDiri……………………………………………..
33
Tabel 3.4 Hasil Kompetensi Validitas Skor Percaya Diri .………………………. 35 Tabel 3.5 Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas……..……………………………… 37 Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Reliabilitas……………….…………………………. 37 Tabel 3.7 Kategorisasi Skor Tingkat Percaya Diri Subjek ……………………… 40 Tabel 3.8 Kategorisasi Skor Butir-butir Percaya Diri ……………………………. 42 Tabel 4.1 Tahapan Langkah experiential learning………………………………… 48 Tabel 4.2 Tahapan Langkah experiential learning………………………………… 52 Tabel 4.3 Penggolongan Skor Percaya Diri pada Data Awal……………………… 58 Tabel 4.4 Penggolongan Capaian Skor Butir-butir Percaya Diri pada Data Awal… 59 Tabel 4.5 Penggolongan Skor Percaya Diri Subjek pada Siklus I………………... 61 Tabel 4.6 Penggolongan Capaian Skor Butir-butir Skala Percaya Diri Siklus I….. 62 Tabel 4.7 Penggolongan Capaian Skor Percaya Diri Subjek pada Siklus II……… 65 Tabel 4.8 Penggolongan Capaian Skor Butir-butir Skala Percaya Diri Siklus II…. 66 Tabel 4.9 Capaian Skor Percaya Diri Antar Siklus………………………………… 70 Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis……………………………………….. 70
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Hasil Observasi Perilaku Percaya Diri dan Tidak Percaya Diri……… 56 Grafik 4.2 Penggolongan Skor Subjek Pra Tindakan…………………………….. 58 Grafik 4.3 Skor Subjek Pra Tindakan…………………………………………….. 59 Grafik 4.4 Hasil Pengolahan Data Skala Percaya Diri Siswa…………………….. 60 Grafik 4.5 Penggolongan Skor Subjek Pra Tindakan dan Siklus I………………
61
Grafik 4.6 Skor Subjek Tahap Siklus I…………………………………………... 62 Grafik 4.7 Penggolongan Data Angket Percaya Diri Siswa……………………… 63 Grafik 4.8 Skor Subjek Pada Siklus I dan Siklus II………………………………. 65 Grafik 4.9 Perkembangan Skor Subjek pada Siklus I dan Siklus II……………… 66 Grafik 4.10 Pengolahan Data Angket Percaya DiriSiswa……………………….. 67 Grafik 4.11 Perkembangan Butir-butir Percaya Diri Siwa Antar Siklus………… 68 Grafik 4.12 Perkembangan Jumlah Rata-rata Skor Percaya Diri Antar Siklus…... 69
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Siklus Model Experiential Learning………………………………… 17 Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Model Hopkins……………….. 38
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Satuan Pelayanan Bimbingan………………………………………… 79 Lampiran 2 Lembar Observasi…………………………………………………….. 87 Lampiran 3 Angket Percaya Diri Siswa…………………………………………….88 Lampiran 4 Tabulasi Pengolahan Data Angket……………………………………. 92 Lampiran 5 Hasil Uji Validitas Angket……………………………………………. 98 Lampiran 6 surat Ijin Penelitian…………………………………………………... 101 Lampiran 7 Surat Keterangan Penelitian………………………………………….. 102
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi istilah. A. Latar Belakang Masalah Percaya diri merupakan suatu bentuk kepribadian yang ditandai dengan sikap percaya dan yakin terhadap diri sendiri. Percaya diri sangat penting bagi kehidupan individu agar individu memiliki arah dan tujuan dalam hidupnya, sehingga individu tersebut menjadi pribadi yang mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Individu yang memiliki sikap percaya diri dapat bertanggung jawab dan berani menerima resiko dari perbuatannya. Hal inidapat nampak pada diri individu, seperti berani mengemukakan pendapat, yakin akan kemampuan yang ia miliki, berani mengambil keputusan sendiri, berani melakukan suatu hal baru, dan bertanggung jawab atas keputusan serta hal-hal yang ia lakukan. Individu yang tidak memliki rasa percaya diri, akan merasa minder, ragu-ragu, dan selalu takut
dalam melakukan suatu hal
.Gejala rasa kurang percaya diri ini dapat ditandai dengan nada bicara yang gagap, gemetaran, dan menjadi pribadi yang pasif. Kurangnya rasa percaya diri invidu disebabkan karena kurang percaya pada potensi atau kemampuan yang ia miliki, dan dipengaruhi oleh lingkungan,
khususnya lingkungan
sekolah. Lingkungan sekolah sangat mempunyai pengaruh yang signifikan dalam pembentukkan sikap percaya diri siswa dan masih banyak faktor-faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
lain yang mempengaruhi kurangnya rasa percaya diri siswa yang tidak dibahas di dalam penelitian ini. Berdasarkan pengalaman selama mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan, terdapat 4 siswa yang kurang percaya diri. Hal ini dibuktikan pada saat melakukan layanan bimbingan klasikal, banyak siswa yang malu, enggan mengemukakan pendapatnya di depan umum, ragu-ragu untuk bertanya, dan tidak beraniketika disuruh maju ke depan kelas. Masalah kepercayaan diri yang dialami oleh siswa perlu ditingkatkan agar tidak membuat prestasi belajar siswa menurun sehingga siswa dapat berkembang secara optimal. Upaya menumbuhkan rasa percaya diri dimulai dari dalam diri sendiri, sehingga diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan rasa percaya diri, diantaranya dapat dilakukan dengan menggunakan metode experiential learning. Adanya metode experiential learning banyak kegiatan yang dapat merubah rasa kurang percaya diri siswa karena dalam metode ini siswa dapat terjun langsung dalam kegiatan tersebut sehingga siswa dapat menambah pengetahuan dan pengalaman. Misalnya, dengan melalui berbagai kegiatan seperti permainan, membaca puisi, menonton video, sharing dan refleksi dari berbagai kegiatan yang dialami siswa menjadi paham dengan potensi yang dimiliki sehingga siswa tidak merasa minder, tidak merasa malu, tidak sungkan dan berani mengemukakan pendapatnya di depan umum. Di sekolah, guru adalah panutan bagi para siswa untuk berkembang. Guru selayaknya memberikan panutan yang baik kepada para siswanya oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
sebab itu guru mampu bersikap baik dan kreatif dalam memberikan bimbingan dan layanan, khususnya guru BK yang membimbing siswa agar siswa menjadi pribadi yang memiliki rasa percaya diri tanpa harus merasakan perasaan minder di lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya di sekolah. Dalam layanan bimbingan kelompok yang berfokus pada pengembangan karakter atau pembentukkan kepribadian, guru BK harus memberikan strategi penyampaian yang menyenangkan, mudah dipahami oleh siswa, dan kreatif yaitu dengan menggunakan metode pendekatan belajar melaui pengalaman (experiential learning). Oleh sebab itu, layanan bimbingan kelompok akan menjadi kegiatan yang tidak membosankan dan menarik bagi siswa karena cara penyampaian yang diberikan guru BK tidak monoton dan tidak mengandalkan ceramah. Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah dipaparkan di atas, maka akan diadakan penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Percaya Diri Siswa Menggunakan Metode Experiential Learning dalam Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa SMP” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dilakukan identifikasi masalah sebagai berikut: 1.
Tingkat kepercayaan diri siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan perlu ditingkatkan.
2.
Belum diketahui secara pasti faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya percaya diri siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
3.
Perilaku kurang percaya diri siswa terjadi pada beberapa siswa yang nampak pada perilaku kurang berani menyampaikan pendapat dan perasaannya di depan umum.
4.
Metode bimbingan sangat berngaruh pada tingkat percaya diri siswa.
C. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada kajian upaya peningkatan percaya diri siswa melalui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning. D. Rumusan Masalah Berangkat dari beberapa kondisi yang melatarbelakangi penelitian ini, dirumuskan permasalahan yang menjadi fokus sorot PTBK sebagai berikut: 1.
Apakah percaya diri siswa dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan keompok dengan menggunakan metode experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan?
2.
Seberapa tinggikah peningkatan percaya diri siswa Kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan mealui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning dalam tiap siklus?
3.
Apakah terdapat peningkatan percaya diri siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan yang signifikan dengan penggunaan metode experiental learning antar siklus?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatkan percaya diri siswa melalui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan.
2.
Mengetahui hasil ukur peningkatan percaya diri siswa Kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan mealui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning dalam tiap siklus.
4.
Mengetahui ada tidaknya peningkatan kepercayaan diri siswa VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan yang signifikan dengan penggunaan metode experiental learning antar siklus.
F. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan mengembangkan pengetahuan dalam memberikan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning.
2.
Manfaat Praktis a. Bagi guru BK Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh guru BK sebagai dasar untuk memberikan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning. b. Bagi peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
Prosedur penelitian ini memberi kesempatan kepada peneliti untuk berlatih
mengaplikasikan
prosedur
penelitian
tindakan
dalam
Bimbingan dan Konseling guna meningkatkan rasa kepercayaan diri siswa setelah mengikuti bimbingan kelompok melalui metode experiential learning. c. Bagi siswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa. d. Bagi peneliti lain Prosedur penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain untuk mengaplikasikan metode experiential learning. G. Definisi Operasional Variabel Supaya tidak salah pengertian dan salah penafsiran maksud dari judul penelitian ini, maka peneliti merasa perlu memberikan penegasan-penegasan batasan istilah dalam judul penelitian ini: 1. Percaya diri merupakansuatu kepercayaan diri terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya, serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri. 2. Bimbingan kelompok merupakan bantuan yang diberikan kepada individu sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh siswa yang dilaksanakan dalam situasi kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
3. Experiential Learning merupakan proses belajar, proses perubahan yang menggunakan pengalaman sebagai media belajar atau pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam babini dipaparkan tentang hakikat percaya diri, faktor-faktor percaya diri, gejala kurang percaya diri, memupuk rasa percaya diri, layanan bimbingan kelompok dalam metode Experiential Learning. A. Hakikat Percaya Diri 1. Pengertian Percaya Diri Banyak orang pernah mengalami masalah dengan rasa percaya diri.Hal ini terkait dengan soal keberanian yang ada pada dalam dirinya. Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Berikut beberapa pengertian percaya diri menurut para ahli: Lauster
(2002:4)
mengungkapkan
bahwa
kepercayaan
diri
merupakan suatu sikap atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki dorongan prestsasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Rakhmat (2000:109) mengungkapkan bahwa kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya, serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Hakim (2002:6) mengungkapkan bahwa kepercayaan diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya. Berdasarkan pengertian kepercayaan diri menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri merupakan sikap keyakinan individu terhadap kemampuan sendiri untuk bertingkah laku sesuai yang diharapkan sebagai suatu perasaaan yang yakin pada tindakannya, bertanggung jawab terhadap tindakannya, dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain. 2.
Aspek-aspek Kepercayaan Diri Ghufron (2011:35) menyebutkan beberapa aspek-aspek rasa percaya diri, yaitu: a. Keyakinan akan kemampuan diri yaitu sikap positif anak tentang dirinya bahwa anak mengerti sungguh-sungguh akan apa yang dilakukannya. Anak yang memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya maka, anak akan menyadari akan kemampuan yang dimilikinya. b. Optimis yaitu sikap positif anak yang selalu berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan kemampuannya. Anak yang memiliki sikap optimis dalam dirinya, maka anak berani mencoba hal-hal yang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
c. Obyektif yaitu anak yang percaya diri memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri. d. Bertanggung jawab yaitu kesediaan anak untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya, sehingga anak tersebut berani menghadapi tantangan dalam dirinya. e. Rasional yaitu analisa terhadap sesuatu masalah, sesuatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akan dan sesuai dengan kenyataan. Anak yang memiliki pikiran rasional, maka anak tersebut dapat berpikir positif tentang dirinya maupun lingkungan disekitarnya. 3.
Ciri-ciri Individu yang Memiiki Percaya Diri Hakim (2002:5) menyebutkan bahwa ciri-ciri orang yang mempunyai kepercayaan diri antara lain: a. Selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu; b. Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai; c. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi; d. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi; e. Memiliki
kondisi
mental
dan
fisik
yang
penampilannya; f. Memiliki kecerdasan yang cukup; g. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup;
cukup
menunjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
h. Memiliki
keahlian
atau
keterampilan
lain
yang
menunjang
kehidupannya, misalnya keterampilan bahasa asing; i. Memiliki kemampuan bersosialisasi; j. Memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik; k. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup; l. Selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya dengan tetap tegar, sabar dan tabah; Nasution (2000:73) mengungkapkan bahwa rasa kurang percaya diri pada individu dapat dilihat dengan gejala-gejala tertentu yang dapt ditunjukkan dalam berbagai perilaku. Gejala-gejala perilaku kurang percaya diri yaitu suka melamun, kelakuan tidak baik, berlebihan untuk menunjukkan kebaikan keadaan emosi, keadaan seperti gagap dan ngompol, serta gejala lainnya.kurang percaya diri ini dengan berbagai faktor menyebabkan mungkin timbul kelakuan menarik diri atau negative, seperti malas, menyendiri, pengecut dan sebagainya. 4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Percaya Diri Hakim (2002:121) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi terbentuknya percaya diri, yaitu: a.
Faktor internal 1) Konsep diri Konsep diri merupakan penilaian mengenai diri sendiri. Terbentuknya konsep diri pada seseorang diawali dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam sosialisasi dengan lingkungan. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya memiliki konsep diri yang negatif, sebaliknya seseorang yang memiliki rasa percaya diri akan memiliki konsep diri yang positif. 2) Kondisi fisik Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada kepercayaan diri. Penampilan fisik dan ketidakmampuan fisik seseorang juga bisa menyebabkan rasa rendah diri pada diri orang tersebut. 3) Pengalaman hidup Kepercayaan diri yang terbentuk dalam diri setiap orang merupakan hasil dari pengalamannya sepanjang hidup. Biasanya orang
yang
memiliki
pengalaman
mengecewakan,
akan
menyebabkan timbulnya rasa rendah diri pada dirinya. Terlebih jika pada dasarnya seseorang memilih rasa tidak aman, kurang kasih sayang, dan kurang perhatian. b.
Faktor eksternal 1) Pendidikan Tingkat pendidikan yang rendah cenderung akan membuat seseorang dibawah kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi akan lebih mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Seseorang tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
akan mampu memenuhi keperluan hidup dengan rasa percaya diri dan kekuatannya. 2) Lingkungan Lingkungan
disini
merupakan
lingkungan
keluarga
dan
masyarakat. Dukungan yang diterima dari lingkungan keluarga, seperti anggota keluarga yang saling berinteraksi dengan baik akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi pada diri seseorang. Begitu juga dengan lingkungan masyarakat yang memberikan dampak positif, maka seseorang akan berkembang menjadi lebih baik. Krisis percaya diri adalah persoalan yang sangat penting untuk diselesaikan, karena kepercayaan diri adalah modal awal untuk siapa saja dalam menghadapi hidup yang penuh dengan persaingan. Tentu saja banyak cara yang dapat dilakukan bahkan dilatih untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam jangka waktu panjang. Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional, maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri.Hal ini sangat
penting
mengingat
bahwa
hanya
individu
yang
bersangkutan yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Setiawan Pongky (2014:46) menyatakan cara memupuk rasa percaya diri yaitu, menilai dari secara objektif, beri penghargaan yang jujur terhadap diri, positive thinking, berani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
mengambil resiko, dan belajar mensyukuri dan menikmati rahmat tuhan. 5.
Tingkah Laku Orang yang Tidak Percaya Diri Individu yang memiiki rasa rendah diri atau tidak percaya diri, individu tersebut akan menjadi pribadi yang tidak mandiri dan individu tersebut akan bergantung pada orang lain. Kelemahan yang dimiliki oleh seseorang baik berasal dari luar maupun dari dalam dirinya dapat menimbulkan perasaan rendah diri. Orang yang merasa rendah diri dapat nampak dari tingkah lakunya.Setiawan Pongky (2014:21) menyebutkan tingkah laku orang yang rendah diri antara lain sebagai berikut: a.
Penyendiri Selalu menyendiri dan menarik diri dari pergaulan. Orang yang menganggap dirinya tidak mempunyai kemampuan yang berarti biasanya tidak mau bergaul dan menarik dari pergaulan. Mereka mungkin menganggap dirinya tidak berharga dibanding orang lain yang mereka anggap lebih baik dalam setiap aspek.
b.
Peragu Selalu ragu dalam bertindak. Orang yang merasa tidak memiliki kemampuan yang berarti akan selalu ragu-ragu dalam bertindak, perasaan seperti itu akan merugikan diri sendiri.
c.
Lemah dalam persaingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
Orang yang rendah diri tidak ingin bersaing positif.Ia merasa tidak mampu untuk mengikuti persaingan seperti orang lain. Karena ia merasa tidak mempunyai kemampuan atas dirinya sendiri. d.
Tidak sportif Orang yang rendah diri menolak untuk berpartisipasi dalam semua jenis kompetisi, di mana kemampuan mereka akan diuji melawan orang lain. Meski ia melakukannya, sikap yang suka mencela sepertinya akan muncul. Meski begitu, dia sangat menikmati kemenangan, waktu itu mungkin bukan atas usahanya sendiri.
e.
Sangat sensitif Orang yang memiliki rasa rendah diri, maka orang tersebut akan sangat sensitif terhadap pujian dan kritikan. Jika dipuji, dia akan mempertanyakan ketulusan dari orang yang memuji, dan jika dikritik, dia akan segera mempertahankan diri. Dia tidak bisa merespon humor ringan dengan baik.
f.
Memancing pujian Orang yang rendah diri itu sangat suka memancing pujian dari orang lain. Akan tetapi, terkadang, meski ingin sekali dipuji, dia mungkin tidak ingin menerimanya dan percaya bahwa orang yang memuji tersebut hanyalah karena dipancing.
g.
Rendah diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Orang yang rendah diri juga takut untuk mencoba sesuatu yang baru, karena jauh di dalam hatinya dia sangat takut membuat kesalahan sehingga akan terus menerus teringat dengan kesalahannya tersebut. B. Hakikat Metode Experiential Learning 1. Pengertian Experiential Learning Banyak sekali metode pendekatan belajar yang digunakan dalam penyampaian materi agar tidak monoton dan lebih menarik.Salah satunya melalui
metode
pendekatan
belajar
menggunakan
pengalaman
(experiential learning). Berikut pengertian experiential learning menurut para ahli: Konsep experiential learning pertama kali dicetuskan oleh Kolb (1984). Kolb mengatakan “experiential learning: experience as the source of learning and development”. Dalam pernyataan tersebut, makna pengalaman nyata peserta didik. Peserta didik berperan secara aktif mengeksplorasi, dan membuat catatan tentang peristiwa yang terjadi. Berdasarkan unsur experiential learning di atas, dapat disimpulkan bahwa experiential learning adalah suatu metode belajar di mana siswa teribat secara personal dalam proses belajar sehingga siswa mengalami apa yang mereka pelajari yang diharapkan dapat membangun pengetahuan yang diperoleh dari perpaduan antara memahami dan mentransformasi pengalaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
PENGALAMAN
IMPLEMENTASI
REFLEKSI
KONSEP
Gambar 2.1. Siklus Model Experiential Learning 2. Tujuan Experiential Learning Baharudin dan Wahyuni (2012:165) menyatakan bahwa tujuan dari model ini adalah untuk mempengaruhi siswa dengan tiga cara, yaitu: a.
Mengubah struktur kognitif siswa,
b.
Mengubah sikap siswa,
c.
Memperluas keterampilan-keterampilan siswa yang telah ada, Ketiga elemen tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi
secara keseluruhan, tidak terpisah-pisah, karena apabila salah satu elemen tidak ada, maka kedua elemen lainnya tidak akan efektif. Model experiential
learning
memberi
kesempatan
kepada
siswa
untuk
memutuskan pengalaman apa yang menjadi fokus mereka, keterampilanketerampilan apa yang mereka ingin kembangkan, dan bagaimana cara mereka membuat konsep dari pengalaman yang mereka alami tersebut. Hal ini berbeda dengan pendekatan belajar tradisional di mana siswa menjadi pendengar pasif dan hanya guru yang mengendalikan proses belajar tanpa melibatkan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
3. Manfaat Experiential Learning Manfaat model experiential learning secara individual antara lain: a.
Meningkatkan kesadaran akan rasa percaya diri,
b.
Meningkatkan
kemampuan
berkomunikasi,
perencanaan
dan
pemecahan masalah, c.
Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan untuk menghadapi situasi yang buruk,
d.
Menumbuhkan dan meningkatkan rasa percaya antar sesama anggota kelompok,
e.
Menumbuhkan
dan
meningkatkan
semangat
kerjasama
dan
kemampuan untuk berkompromi, f.
Menumbuhkan dan meningkatkan komitmen dan tanggung jawab,
g.
Menumbuhkan dan meningkatkan kemauan untuk memberi dan menerima bantuan,
h.
Mengembangkan ketangkasan, kemampuan fisik dan koordinasi
C. Hakikat Bimbingan Kelompok 1. Pengertian Bimbingan Kelompok Seorang guru BK wajib memberikan layanan bimbingan kepada siswanya. Hal ini terkait dengan kebutuhan siswa di sekolah. Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu bantuan dalam situasi kelompok yang diberikan oleh guru BK kepada siswa untuk membahas masalah-masalah atau kebutuhan yang dihadapi siswa. Berikut beberapa pengertian bimbingan kelompok menurut para ahli:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Juntika (2006:23) mengungkapan bahwa bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Hartinah (2009:13) mengungkapkan bahwa bimbingan kelompok adalah kegiatan yang diberikan kepada kelompok individu yang mengalami masalah, dimana kelompok sebagai wadah isi bimbingan konseling yang disurahkan. Winkel & Sri Hastuti (2004:547) mengungkapkan bahwa bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk usaha pemberian bantuan kepada orang-orang yang mengalami masalah. Prayitno (1999:61) mengungkapkan bahwa bimbingan kelompok adalah sutu layanan bimbingan yang di berikan kepada siswa secara bersama-sama atau kelompok itu menjadi besar, kuat dan mandiri. Berdasarkan pengertian bimbingan kelompok menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah salah satu teknik dalam bimbingan konseling untuk memberikan bantuan kepada siswa yang dilakukan oleh seorang pembimbing atau konselor melalui kegiatan kelompok yang dapat berguna untuk mencegah berkembangnya masalahmasalah yang dihadapi siswa. 2. Tujuan Bimbingan Kelompok Prayitno (2004:2-3) menyebutkan beberapa tujuan bimbingan kelompok, yakni: a. Tujuan umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Tujuan
umum
dari
layanan
bimbingan
kelompok
adalah
berkembangnya sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi anggota kelompok. Melalui layanan bimbingan kelompok hal-hal yang mengganggu atau menghimpit perasaan yang diungkapkan, diringankan melalui berbagai cara dan dinamika melalui berbagai masukan dan tanggapan baru. Selain bertujuan sebagaimana bimbingan kelompok, juga bermaksud mengentaskan masalah klien dengan memanfaatkan dinamika kelompok. b. Tujuan khusus Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik tertentu. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi verbal maupun non verbal ditingkatkan. 3. Manfaat Bimbingan Kelompok Manfaat bimbingan kelompok memang sangat besar dan manfaat bimbingan kelompok menurut Hartinah (2009:8) antara lain: a.
Tenaga pembimbing masih sangat terbatas dan jumlah murid yang perlu dibimbing begitu banyak sehingga pelayanan bimbingan secara perseorangan tidak akan merata.
b.
Melalui bimbingan kelompok, murid dilatih menghadapi suatu tugas bersama atau memecahkan suatu masalah bersama. Dengan demikian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
sedikit banyak didik untuk hidup secara bersama. Hal tersebut akan diperlukan/dibutuhkan selama hidupnya. c.
Dalam mendiskusikan suatu bersama, murid didorong untuk berani mengemukakan pendapatnya dan menghargai pendapat orang lain. Selain itu, beberapa murid akan lebih berani membicarakan kesukarannya dengan penyuluh sekolah mereka mengerti bahwa teman-temannya juga mengalami kesukaran tersebut.
d.
Banyak informasi yang dibutuhkan oleh murid dapat diberikan secara kelompok dan cara tersebut lebih ekonomis.
e.
Melalui bimbingan kelompok, beberapa murid menjadi lebih sadar bahwa mereka sebaiknya menghadap penyuluh untuk mendapat bimbingan secara lebih mendalam.
f.
Melalui bimbingan kelompok, seorang ahli bimbingan yang baru saja diangkat dapat memperkenalkan diri dan berusaha mendapat kepercayaan dari murid. Dalam
sejarah
perkembangan
bimbingan
kelompok
mula-
mulaperhatian diarahkan kepada penyebaran informasi/keterangan yang berkenaan dengan bimbingan belajar dan bimbingan jabatan.Kemudian, diusahakan pula untuk memasukkan penjelasan mengenai perkembangan pribadi yang sehat, kesehatan mental, pergaulan yang sehat, kesehatan mental, dan pergaulan sosial yang baik. Dengan demikian, jenis bimbingan pribadi juga mendapatkan perhatian.Dalam memberikan pelayanan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
D. Metode Experiential Learning dalam Layanan Bimbingan Kelompok Layanan
bimbingan
kelompok
dengan
menggunakan
metode
experiential learning adalah metode pendekatan belajar melalui pengalaman yang disajikan dalam kelompok, sehingga siswa dapat meningkatkan peran sosial dan membentuk relasi antar siswa yang satu dengan yang lainnya. Layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning bertujuan untuk meningkatkan akan rasa percaya diri siswa, siswa dapat memecahkan masalah yang terjadi di dalam kelompok, menumbuhkan dan meningkatkan rasa percaya antar sesama anggota kelompok. Metode experiential learning dalam layanan bimbingan kelompok sangat efektif digunakan kepada siswa yang memiliki masalah kurang percaya diri, Karena di dalam kelompok siswa harus bisa meningkatkan semangat kerjasama dan kemampuan untuk berkompromi antar teman kelompok. Selain itu, siswa dapat berbicara di depan umum karena setelah kegiatan selesai siswa dapat menceritakan pengalaman yang terkait dengan kegiatan tersebut. Bentuk pelaksanaan metode experiential learning
dalam layanan
bimbingan kelompok adalah kegiatan belajar dengan menggunakan media belajar sebagai pengalaman sesuai dengan topik bimbingan yang akan dilaksanakan, sehingga siswa dapat memperoleh makna dan pengalaman dari kegiatan tersebut. Guru menyiapkan media belajar yang digunakan dalam memberi bimbingan kelompok. Misalnya guru menggunakan media kertas dan pulpen.Sebenarnya media bisa disiapkan oleh guru atau siswa itu sendiri, tetapi jika siswa yang menyiapkan harus dibentuk kelompok terlebih dahulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
sebelum pelaksanaan bimbingan kelompok. Misalnya topik bimbingan yang akan dibawakan oleh guru adalah siapa aku, jadi guru bisa meminta masigmasing siswa menuliskan sifat-sifat positif yang diketahui oleh semua orang lain dan sifat yang tidak diketahui oleh orang lain. Selanjutnya masingmasing siswa menuliskan sifat-sifat positif masing-masing-masing teman kelompoknya.Ini poin positif untuk siswa agar siswa bisa lebih mengenal diri sendiri baik dari pribadi sendiri maupun dari teman-teman.Selain itu, siswa dapat memandang dirinya secara positif sehingga siswa bisa percaya diri dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Dalam pelaksanaan kegiatan experiential learning, guru dapat meminta siswa untuk menceritakan pengalaman positif apa saja yang didapatkan selama mengikuti kegiatan. E. Hasil Penelitian-penelitian yang Relavan 1. Penelitian Ade Syarifah Hasil penelitian ini yaitu: 1) Kepercayaan diri siswa dapat ditingkatkan melalui metode experiential learning. Peningkatan kepercayaan diri dibuktikan dengan perolehan rata-rata pre test sebesar 95,00 dan 135,03 adanya peningkatan sebesar 40,03 poin. 2) Proses meningkatkan kepercayaan
diri
mengidentifikasi
melalui aspek-aspek
experiential
learningyaitu
kepercayaan
diri
dengan kemudian
mempraktikannya melalui teknik diskusi kelompok, permainan dan bermain peran (role play).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
2. Penelitian Yusika Dwi Marthafani Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan antara pre-test dan posttest, dimana terdapat penaikan skor item dan skor subjek pada setiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat adanya peningkatan kepercayaan diri secara signifikan pada siswa kelas VIII ASMP Kanisius Kalasan Yogyakarta setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok melalui layanan bimbingan kelompok berbasis outbound. Hasil uji hipotesis pada pra penelitian-Siklus I adalah -3,245 dan Asymp Sign (2tailed) adalah 0,001. Pada siklus I-siklus II nilai Z adalah -3,216 dan AsympSign (2-tailed) adalah 0,001. Pada siklus II-siklus III nilai Z adalah -3,151 dan Asymp Sign (2.tailed) adalah 0,002. Pada pra penelitian-siklus III nilai Z adalah -4,244 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0,00. Dari hasil uji hipotesis disimpulkan bahwa 0,00 < 0,05 maka Ho ditolak . hal ini menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan diri pada siswa kelas VIII A SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta dapt ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok berbasis aktivitas outbound. F. Kerangka Pikir
Rendah diri
Bimbingan Kelompok menggunakan experiential learning
Siswa dapat berpartisipasi dalam menemukan dan menyelesaikan sendiri masalah terkait kegiatan bimbingan kelompok (sesuai dengan topik bimbingan) yaitu: 1. Keinsafan diri dan Jendela Johari 2. Aku dan kelebihanku
1. 2. 3. 4. 5.
Aspek kepercayaan Diri: Keyakinan akan kemampuan diri Optimis Obyektif Bertanggung jawab Rasional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Telah dipaparkan beberapa teori penelitian. Penelitian ini telah mengkaji teori dalam konteks kepercayaan diri. Penelitian ini menghubungkan antara kepercayaan diri ,experiential learning, dan bimbingan kelompok, dimana ketiganya saling berkaitan dan berkesinambungan, kepercayaan diri siswa akan
ditingkatkan
melalui
layanan
bimbingan
kelompok
dengan
menggunakan metode experiential learning. Kegiatan dan aktivitas dari metode experiential learningakan memberikan pengalaman-pengalaman bagi siswa untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada di dalam permainan yang akan meningkatkan kepercayaan dirinya. Untuk itu dalam layanan bimbingan kelompok perlu ada sebuah metode belajar yang dilakukan dengan sebuah kegiatan agar membuat kepercayaan diri siswa benar-benar tinggi. Salah satu metode yang dimungkinkan mampu membuat kepercayaan diri siswa tinggi ialah metode experiential learning yang didalamnya terdapat beberapa aktivitas yang memberikan pengalaman bagi siswa untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Metode experiential learning
memiliki
keunggulan
dalam
memotivasi
belajar
siswa,
membangkitkan semangat, minat dan yang terutama membangkitkan rasa kepercayaan diri siswa. Sehingga siswa merasa tidak bosan dan jenuh dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning, dan muncul perilaku yang menunjukkan kepercayaan diri setelah mengikuti kegiatan tersebut. Jika sudah ada perilaku yang menunjukkan kepercayaan diri dalam diri siswa, maka hal ini akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
berdampak pada perilaku di kelas maupun dilingkungan masyarakat. Berikut ciri-ciri perilaku siswa yang memiliki kepercayaan diri antara lain selalu bersikap tenang di dalam mengerjakan segala sesuatu,mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai, mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di dalam berbagai situasi, mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi, memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya, memiliki kecerdasan yang cukup, memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup, memiliki keahlian atau keterampilan lain yang menunjang kehidupannya, misalnya keterampilan bahasa asing, memiliki kemampuan bersosialisasi, memiliki latar belakang pendidikan keluarga yang baik, memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. selalu bereaksi positif di dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya dengan tetap tegar, sabar dan tabah. Hal ini juga akan membuat siswa mau dan mampu meresapi setiap pengalaman yang terjadi dalam kegiatan, sehingga para siswa dapat berkembang dengan optimal sesuai dengan aspek kepribadian, belajar, karier, dan sosial dalam kehidupan sehari-hari. G. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai beriku: Ho: Percaya diri siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan tidak dapat ditingkatkan melalui bimbingan kelompok dengan menggunakan metote experiential learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Ha: Percaya diri siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan dapat ditingkatkan melalui bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi paparan mengenai jenis penelitian, setting penelitian, subjek penelitian, jenis tindakan dan indikator keberhasilan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik analisis data. A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) yang dilaksanakan berdasasrkan prosedur penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas atau Classsroom Action Research (CAR) adalah proses pengkajian masalah bimbingan di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut (Sanjaya, 2009: 26). Menurut Kusumah, (2010:9) penelitian tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan”, yang dilakukan dalam rangkaian guna memecahkan masalah. Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas dalam konteks proses pelaksanaan bimbingan. Penelitian ini mengkaji masalah kepercayaan diri siswa yang masih rendah.Selanjutnya
diberikan
tindakan
perbaikan
berupa
penerapan
bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning sebagai upaya peingkatan percaya diri siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
B. Setting (Lokasi dan Waktu Penelitian) 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII C SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan
2.
Waktu Penelitian Semester II tahun ajaran 2015/2016 dimulai bulan awal April 2016 sampai dengan bulan awal Mei 2016.
3.
Partisipan dalam penelitian Pada pelaksanaan penelitian ini dibantu oleh mitra kolaboratif yaitu: a.
Mitra Kolaboratif 1 Nama
: Drs. Tri Widiyanto
Jabatan : Guru BK SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan b.
Mitra Kolaboratif 2 Nama
: Bernadet Dwi Atmi N.
NIM
: 121114040
Status
: Mahasiswa BK USD
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Kelas ini terdiri dari 20 siswa dengan 10 siswi perempuan dan 10 siswa laki-laki. D. Jenis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Jenis Tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Jenis tindakan yang diberikan dalam penelitian ini adalah bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning. yang di dalamnya terdapat berbagai kegiatan pendukung menjadi salah satu kegiatan bimbingan kelompok, siswa dapat langsung mendapatkan pengalaman dari kegiatan experiential learning yang ia ikuti. 2. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan pada setiap akhir siklus. Tindakan dalam penelitian ini dikatakan berhasil jika hasil yang dicapai oleh siswa melebihi kriteria yang dihasilkan pada data awal. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut. Tabel 3.1 Kriteria Keberhasilan Kriteria Keberhasilan Indikator Percaya diri
a.
Rata-rata skor percaya diri siswa.
b.
Peningkatan yang terjadi tiap siklus
PreTest 57
Target Sikus I 60
Capaian Siklus I 62,6
Target Siklus II 61
Capaian Sikus II 63,5
20 anak
14 anak
20 anak
17 anak
F. Instrumen Penelitian Penyusunan instrumen dalam penelitian ini berdasarkan aspek-aspek kepercayaan diri yang telah dipaparkan pada bab II, disusun instrumen untuk mengungkap tingkat kepercayaan diri siswa di kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
1.
Lembar Observasi Observasi
dilaksanakan
untuk
mengetahui
perubahan-perubahan
langsung menyangkut ada tidaknya indikasi perubahan perilaku siswa dalam mengikuti bimbingan kelompok, maka dalam penelitian ini digunakan satu lembar oservasi yaitu lembar observasi perilaku siswa selama pelaksanaan metode experiential learning. Lembar observasi digunakan sebagai pedoman peneliti dalam melakukan observasi pelaksanaan metode tersebut termasuk di dalam aktivitas siswa pada saat kegiatan berlangsung sehingga kegiatan tidak terlepas dari konteks permasalahan dan tujuan penelitian. Hasil observasi ini juga digunakan sebagai tolak ukur tindakan berikutnya. Berikut contoh tabel pedoman observasi: Tabel 3.2 Kisi-kisi Panduan Observasi Kiraan Sifat No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Waktu Perilaku Berani berbicara Mendengarkan Bertanya Memperhatikan Menjawab pertanyaan Berani mengacungkan jari Berani maju ke depan kelas Berani menunjukan hasil pekerjaan Diam saja Gugup jika berbicara Menundukan kepala Tidak mau menunjukan hasil pekerjaan Malu menjawab Takut maju kedepan
Menit 1-10
Menit 11-20
Menit 21-30
Menit 31-40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
2.
Angket Menurut
Sugiyono
(2010:199)
angket
merupakan
teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket yang digunakan merupakan Skala Percaya Diri yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori yang telah dipaparkan oleh ahli. Angket digunakan untuk mengukur kepercayaan diri siswa seteah mengikuti bimbingan kelompok menggunakan metode experiental learning pada tiap siklus. Skala dibagikan disetiap akhir siklus sesudah pelakasanaan kegiatan bimbingan kelompok. Angket
yang digunakan
adalah kuesioner tertutup dengan alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS). Siswa mengisi angket dengan memberikan tanda √ (chek list) sesuai kondisi yang dialami siswa terhadap pernyataan. Berikut isi kisi-kisi angket percaya diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Percaya Diri Siswa No 1
Aspek Memiliki keyakinan
Indikator a.
b.
2
Optimis
a. b.
3
Berperilaku Obyektif
a.
b.
4
Bertanggung Jawab
a.
b. 5
Rasional
a. b.
Siswa bersungguhsungguh akan apa yang ingin dilakukannya Siswa menyadari akan kemampuan yang dimilikinya Siswa mampu bersikap yakin terhadap dirinya Siswa mau mencoba untuk hal yang baru Siswa mampu memandang permasalahan sesuai dengan kebenaran Siswa mampu memandang sesuatu menurut dirinya sendiri Siswa mampu menanggung konsekuensi dari kesalahannya Siswa berani menghadapi tantagan Siswa mampu berpikir positif tentang dirinya Siswa mampu menyesuaikan dirinya
Item Favorable 1,2
Item Unfavorable 31
3
3,4,32
5
4
6,7
33
3
8,9,10,34 13,14,15
11,12 35
6 4
16,17,18, 36 19,20,37
Jumlah
4
21
4
22,23,24, 38 25,26,39
4 27
4
28,40
29,30
4
3. Uji Validitas Menurut Wina (2009:41), pada penelitian tindakan kelas, validitas itu adalah ketepatan alat ukur sebagai instrument dalam proses penelitian. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada kuesioner percaya diri.Penelaah butir-butir pada instrumen (expert judgement) dilakukan oleh ahli yaitu Dra. M.J Retno Priyani, M.Si. Hasil yang diperoleh ditelaah ahli yaitu perlu dilakukan perbaikan pada butir-butir instrumen agar setiap butir instrumen menjadi kalimat yang efektif sehingga mudah dipahami dan butir instrument menjadi kalimat yang efektif sehingga mudah dipahami dan butir instrumen juga secara logis sesuai dengan kisi-kisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
kuesioner. Dari hasil penelaah ahli, berdasarkan kesesuaian butir pernyataan dengan kisi-kisi instrumen maka kuesioner dinyatakan siap untuk digunakan dalam penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling ini.Pengujian validitas dilakukan dengan uji coba terpakai.Teknik uji yang digunakan melalui pendekatan analisis korelasi Pearson Product moment. ∑
Formula; √
∑
∑
∑
∑ ∑
– ∑
Keterangan: =Korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir N =Jumlah subyek X =Skor item kuesioner Y =Skor total butir-butir kuesioner XY =Hasil perkalian antara skor X dan skor Y Tahap pelaksanaannya menggunakan program komputer SPSS 16 Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,300. Bila harga korelasi di bawah 0,300 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang Sugiyono (2010:179). Pelaksanaan uji coba terhadap instrumen (uji empirik) dilakukan pada bulan April-Mei 2016.Hasil uji coba kemudian dihitung menggunakan rumus Pearson Product Moment dengan jumlah subjek (N) 20 siswa. Berikut adalah hasil keputusan pengujian validitas konstruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Tabel 3.4 Hasil Kompetensi Validitas Skor Percaya Diri Nomor Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
r hitung 0,876 0,940 0,838 0,760 0,860 0,697 0,865 0,779 0,705 0,816 0.890 0,893 0.693 0,037 0,448 0,905 0,896 0,376 0.682 -0,086 0,337 0,855 0,787 0,809 0,549 0,667 0,083 0,784 0,305 0,623 0,370 0,089 0,394 0,879 0,550 -0,161 0,457 0,662 0,668 0,794
Signifikansi .000 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .001 .877 .047 .000 .000 .102 .001 .719 .146 .000 .000 .000 .012 .001 .728 .000 .191 .003 .109 .708 .086 .000 .012 .497 .043 .001 .001 .000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
4.
Uji Reliabilitas Angket Percaya Diri Realibilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur (Azwar, 2011: 83).Realibilitas mengukur sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Bila dilakukan pengukuran di waktu yang berbeda pada kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relative sama. Untuk mengukur realibilitas kuesioner rumus yang digunakan adalah rumus dari Pearson yaitu rumus korelasi product-moment. Hasil dari perhitungan rumus Pearson kemudian dimasukan ke dalam rumus Spearmen Brown.Rumus koefisien skor-skor belahan ganjil-genap dengan teknik korelasi product-moment disajikan sebagai berikut: Rumus Korelasi Product-Moment (Pearson) ∑ √
∑
∑
∑
∑ ∑
– ∑
Keterangan: =Korelasi skor-skor total kuesioner dan total butir-butir N =Jumlah subyek X =Skor item kuesioner Y =Skor total butir-butir kuesioner XY =Hasil perkalian antara skor X dan skor Y Koefisien korelasi antar item-item ganjil dan item-item genap yang diperoleh dari hasil perhitungan rumus di atas baru mencerminkan taraf reliabilitas separuh atau setengah tes. Untuk memperoleh taraf reliabilitas satu tes digunakan formula koreksi dari Spearmen Brown.Rumusnya adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
r1 = keterangan: r1 = Reliabilitas internal seluruh instrument rb = Korelasi belahan ganjil-genap kemudian ditentukan derajat reliabilitas dengan berpedoman dengan daftar indeks korelasi reliabilitas (Masidjo, 1995: 209) seperti yang disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.5 Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas Koefisien Korelasi
Kualifikasi
±0,91 - ±1,00 ±0,71 - ±0,90 ±0,41 - ±0,70 ±0,20 - ±0,40 0,00 - ±0,20
Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Berdasarkan perhitungan reliabilitas, diperoleh nilai koefisien atau nilai reliabilitas intrumen sebesar 0,970. Dengan demikian instrument penelitian masuk dalam kategori sangat tinggi untuk nilai reliabilitasnya.
Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach
N of
's Alpha
Items
.970
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
G. Prosedur Penelitian (Deskripsi Siklus Penelitian) Prosedur kerja dalam
penelitian tindakan
ini
meliputi
tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini, dilaksanakan dalam 2 siklus. Sebelum masuk ke siklus I, dilakukan observasi terlebih dahulu untuk mengetahui situasi kelas dan kepercayaan diri siswa. Prosedur penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
PERENCANAAN
PELAKSANAAN N SIKLUS 1
PENGAMATAN
REFLEKSI PELAKSANAAN
PERENCANAAN
SIKLUS 2
PENGAMATAN
REFLEKSI
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 1. Pra Siklus Saat pra siklus dilakukan observasi perilaku siswa saat di kelas dan membagikan angket untuk mengetahui tingkat percaya diri siswa di kelas. 5. Siklus I a. Tahap Perencanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
1) Mempersiapkan Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB). Topik yang disiapkan ialah siapa aku?. Topik ini diberikan agar siswa dapat menilai dirinya secara positif. 2) Mempersiapkan jenis dan alat permainan. 3) Mempersiapkan instrumen penelitian berupa angket kepercayaan diri, lembar observasi, dan pedoman wawancara. b. Tahap Pelaksanaan 1) Pengenalan awal dan penjelasan mengenai materi dengan topik Percaya Diri. 2) Tanya jawab dan penjelasan singkat terkait dengan materi yang disampaikan. 3) Melaksanakan kegiatan 4) Refleksi kegiatan yang telah dilaksanakan 5) Penutupan berupa pengisian angket percaya diri Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan sesuai dengan yang ada pada SPB. Terlampir catatan waktu dalam SPB tercatat 45 menit. c. Tahap Pengamatan Pada tahap ini mitra kolaboratif mengamati proses jalannya bimbingan kelompok. Pengamatan dilakukan guna mendapatkan rekam data mengenai layanan bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan. d. Tahap Refleksi Pada tahap penelitian ini, dan mitra kolaboratif berdiskusi mengenai proses jalannya bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan. Melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
data observasi maka akan didapatkan rekam data untuk mendukung angket kepercayaan diri. Diharapkan melalui diskusi ini, peneliti mendapatkan umpan balik sehingga akan didapatkan hasil refleksi yang akan digunakan sebagai upaya perbaikan siklus selanjutnya. 3. Siklus II Setelah melakukan refleksi dan evaluasi dari upaya perbaikan siklus I maka disusun upaya perbaikan siklus II sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan 1) Menyiapkan SPB sebagai skenario proses jalannya layanan bimbingan kelompok. Topik yang akan digunakan pada siklus ini ialah aku dan kelebihanku. Topik ini diberikan agar siswa mengetahui dan sadar akan potensi yang dimilikinya. 2) Menyiapkan instrumen penelitian berupa angket kepercayaan diri, lembar observasi, dan pedoman wawancara. b. Tahap pelaksanaan Pelaksanaan upaya perbaikan siklus II dilakukan sesuai tahapan dalam SPB dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. Layanan bimbingan kelompok pada siklus II diharapkan proses metode experiential learning yang terjadi lebih padu, siswa lebih terlibat dalam seluruh kegiatan, dan aktif. c. Tahap Pengamatan Tahap ini, mitra kolaboratif mengamati proses jalannya kegiatan layanan bimbingan kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
d. Tahap Refleksi Seperti upaya perbaikan siklus I, setelah selesai pelaksanaan, bersama mitra kolaboratif melakukan diskusi untuk mendapatkan umpan balik dari upaya perbaikan yang telah dilaksanakan. H. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini teknik yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan komperatif. Analisis deskriptif adalah suatu teknik pengolahan data yang bertujuan untuk menggambarkan atau melukiskan kelompok data dari populasi yang diamati. Sedangkan komperatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu. Berikut rincian teknik analisa data dalam penelitian ini. 1. Teknik Analisis Data Observasi a.
Data Observasi Hasil data observasi diolah dan dianalisis setelah penelitian tindakan diberikan, hasil data diolah secepat mungkin agar dapat menjadi rujukan bagi siklus berikutnya. Hasil observasi yang diterima dari hasil
pengamatan
meningterpretasikan
kolabolator data
yang
kemudian telah
dianalisis
diberikan.
Setelah
dan itu
didiskusikan dengan mitra kolaboratif mengenai siklus yang telah dilakukan. Kemudian didiskusikan mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
2. Menentukan Skor Data Kuesioner Percaya Diri Kuesioner percaya diri siswa terdiri dari 40 butir pertanyaan. Skoring kuesioner untuk butir item favourable (+) adalah 4 untuk jawabansangat sesuai, 3 untuk jawaban sesuai, 2 untuk jawaban kurang sesuai, dan 1 untuk jawaban tidak sesuai. Untuk butir unfavourable (-) adalah 1 untuk jawaban sanagat sesuai, 2 untuk jawaban sesuai, 3 untuk jawaban kurang sesuaidan 4 untuk jawaban tidak sesuai. 3. Menentukan Kategori Distribusi Normal Angket percaya diri pada penelitian ini dianalisis dengan menggunakan pengkategorisasian 3 jenjang ordinal yaitu tinggi, sedang dan rendah. Azwar (2011:6) menjelaskan mengkategorikan subjek dan butir item berdasarkan kriteria kategori. Oleh karena itu perlu dihitung untuk mendapatkan
rentang
kategori
subjek
dan
kategori
butir
item.
Perhitungannya adalah sebagai berikut: a.
Kategori Skor Subjek Kategori ini untuk menentukan nilai skor tiap subjek berada dalam daerah kategori tertentu. Kategori skor subjek didapatkan berdasasarkan perhitungan sebagai berikut: Skor maksimal teoritik
: 140
Skor minimal teoritik
: 35
Luas jarak
: 140-35= 105
Standar deviasi (sd/σ)
: 105:6= 17
Mean toritik (µ)
: (140+35):2= 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Tabel 3.7 Kategorisasi Skor Tingkat Percaya Diri Subjek No
Formula Kriteria
1 2 3
b.
[
[ ]
] [
]
[
]
Rentang Skor 104 < X 70 < X ≤ 104 X ≤ 70
Kategori Tinggi Sedang Rendah
Kategori Skor Item Kategori skor item ini bertujuan agar mudah untuk menentukan tinggi atau rendahya suatu item, dengan jumlah 35 item. Sehingga jika item itu rendah maka item tersebut digunakan sebagai pedoman perbaikan pada siklus selanjutnya. Kategori skor item didapatkan melalui perhitungan sebagai berikut: Skor maksimal teoritik
: 80
Skor minimal teoritik
: 20
Luas jarak
: 80-20 = 60
Standar deviasi (sd/σ)
: 60:6 = 10
Mean toritik (µ)
: (80+20):2 = 50
Tabel 3.8 Kategorisasi Skor Butir-butir Tingkat Percaya Diri No 1 2 3
Formula Kriteria [
[ ]
] [ [
] ]
Rentang Skor < 60 40 < X ≤ 60 X ≤ 40
Kategori Tinggi Sedang Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
4. Uji Hipotesis Uji hipotesis merupakan tahap akhir pengujian data untuk mendapatkan hasil uji beda penelitian tiap siklusnya. Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan Uji Wilcoxon. Singgih (2012) menjelaskan Ho sitolah jika ada nilai asymp < nilai Z.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
BAB IV HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN Bab ini berisi uraian tentang hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. A. Hasil Penelitian 1.
Proses Pelaksanaan Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konselng a.
Data Awal Penelitian (Pra Tindakan) Sebelum tindakan dilaksanakan, peneliti mengumpulkan data awal (pra tindakan) pada hari Jumat, 22 April 2016, pukul 07.00 – 07.40 WIB.Subjek yang digunakan adalah siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta.Jumlah siswa yang hadir pada saat itu sebanyak 20 orang.Pengumpulan data dilakukan dengan observasi perilaku siswa yang dilakukan oleh dua orang mitra kolaboratif sebagai observer dan angket percaya diri siswa yang diisi oleh siswa. Topik
yang
diberikan
pada
saat
pre-test
yaitu
“Kepemimpinan”.Alasan guru pembimbing memberikan topik “Kepemimpinan” agar siswa memiliki jiwa sebagai seorang pemimpin selain itu dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa, karena untuk menjadi seorang pemimpin harus memiliki sikap percaya diri. Metode yang digunakan oleh guru pembimbing adalah ceramah dan tanya jawab. Guru pembimbing meminta masingmasing siswa untuk mengisi pertanyaan di papan tulis tentang ciriciri pemimpin yang baik. Dari kegiatan ini sudah terlihat mana siswa yang sangat aktif dan mana siswa yang tidak aktif.Pada saat itu siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
takut dan ragu-ragu untuk maju dan menunjukkan sikap kurang percaya diri, tetapi guru pembimbing terus mengajak siswa untuk berani maju mengisi beberapa pertanyaan di papan tulis.Setelah guru pembimbing mengajak siswa akhirnya ada salah satu siswa yang berani untuk maju menjawab pertanyaan di papan tulis.Guru BK senang sekali melihat ada salah satu siswa yang berani maju menjawab
pertanyaan
di
papan
tulis.Kemudian,
Guru
BK
memberikan penegasan bahwa kegiatan ini diberikan untuk melatih kepercayaan diri siswa. Setelah materi selesai diberikan, siswa diberikan angket percaya diri pada saat mengikuti bimbingan kelompok.Kemudian peneliti melakukan evaluasi dan refleksi dengan dua orang mitra kolaboratif yang bertindak sebagai observer untuk mencari penyebab siswa kurang percaya diri pada saat kegiatan bimbingan kelompok. b.
Siklus I 1) Tahap Perencanaan Sebelum melaksanakan tindakan siklus I, terlebih dahulu disusun rencana kegiatan berupa penggunaan Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB).Metode yang digunakan untuk menyampaikan materi bimbingan yaitu experiential learning.Peneliti yang juga bertindak sebagai guru pembimbing dalam kelas menyiapkan media
yang dibutuhkan.
Topik
yang
diberikan
“Siapa
aku?”.Topik ini diberikan karena sesuai dengan kebutuhan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
yang diungkapkan oleh siswa melalui angket percaya diri yang diisi oleh siswa saat pra tindakan. Selain
menyiapkan
SPB
dan
media,
peneliti
juga
menyiapkan pedoman observasi perilaku siswa yang akan diisi oleh dua orang observer dan juga menyiapkan angket percaya diri siswa yang akan diisi oleh para siswa. Pedoman observasi dan angket percaya diri siswa akan digunakan selama kegiatan bimbingan klasikal berlangsung. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus I berlangsung pada hari Jumat, 24 April 2016, pukul 07.00-07.40 WIB di ruang kelas VIII C. Jumlah siswa yang hadir pada saat siklus I sebanyak 20 orang. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti membuat runcian kegiatan sevagai berikut: a) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal, peneliti membuka kegiatan dengan salam pembuka dan memberikan pengantar tentang metode serta materi yang akan diberikan. Peneliti juga menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa selama kegiatan berlangsung. b) Kegiatan Inti Pada siklus I, peneliti memberikan materi dalam kelompok besar, pada saat itu siswa yang hadir berjumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
20 orang. Materi yang diberikan mengenai “Siapa Aku?” menggunakan media kertas dan alat tulis. Sebelum memulai kegiatan, peneliti memberikan pengantar singkat tentang kegiatan yang dilaksanakan. Peneliti membagikan kertas berjumlah lima lembar pada masing-masing siswa lalu menjelaskan
aturan
dan
waktu
pengerjaan.
Siswa
diperbolehkan memulai menulis beberapa sifat yang masing-masing siswa pikir dan diketahui oleh orang-orang lain (Daerah Terbuka) serta beberapa sifat yang masingmasing siswa pikir tidak diketahui oleh orang-orang lain yang hadir di sini (Daerah Tersembunyi) di selembar kertas. Setelah siswa selesai menulis, siswa yang berada di dalam kelas dibagi menjadi 5 kelompok dan dibagi secara acak agar siswa tidak memilih-memilih teman dan mampu beradaptasi dengan teman sekelompoknya. Masing-masing peserta mengambil lima lembar kertas. Masing-masing siswa
menuliskan
dua
sifat
positif
teman-teman
sekelompok di setiap kertas. Selanjutnya, masing-masing siswa menuliskan dua sifat positif yang tidak diketahui oleh orang lain (Daerah tersembunyi). Sesudah siswa selesai siswa dapat mengumpulkan semua kertas, selanjutnya peneliti mengocok kertas tersebut dan meletakkannya di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
tengah kelompok dengan bagian yang bertuliskan nama masing-masing siswa menghadap ke bawah. Secara bergiliran, masing-masing siswa mengambil mengambil satu kertas sampai kertas itu habis dan membacakan isinya tanpa melihat nama pemiliknya. Tabel 4.1 Tahapan langkah experiential learning dalam layanan bimbingan kelompok Tahapan Uraian Siswa terlibat dalam kegiatan keinsafan Pengalaman dan jendela johari tersebut. Siswa membagikan hasil pengalaman Refleksi dari kegiatan yang telah dialami kepada teman-teman kelompok Siswa diajak untuk membantu dan memecahkan masalah secara bersama Konsep sehingga siswa dapat memaknai tanggapan-tanggapan yang muncul. siswa sungguh-sungguh menangkap manfaat bimbingan yang baru ia jalanin, Implementasi serta menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari.
c) Kegiatan Penutup Peneliti memberikan peneguhan pada masing-masing siswa dan menyimpulkan keseluruhan kegiatan, meminta siswa menuliskan refleksi pribadi dan mengisi angket percaya diri siswa. 3) Tahap Monitoring Observasi perilaku siswa dilakukan oleh mitra kolaboratif yaitu 2 orang rekan peneliti. Kedua observer ini bertugas mengamati dan menuliskan hasil observasi terhadap perilaku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
siswa sela proses penelitian di dalam kelas berlangsung. Hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa masih ada beberapa siswa yang masih menunjukkan indikasi perilaku kurang percaya diri dalam kegiatan bimbingan klasikal.Beberapa siswa yang masih ada yang ragu-ragu dalam menceritakan sifatnya di dalam kelompok, menganggap dirinya memiliki banyak kekurangan dan melihat dirinya dari satu sisi saja.Namun, sebagian siswa lainnya ada yang berfikiran positif tentang dirinya
dan
berani
menceritakan
sifatnya
di
dalam
kelompok.Jumlah siswa yang menunjukkan perilaku kurang percaya diri berkurang menjadi 2 siswa dibandingkan dengan perilaku
siswa
sebelum
diberikan
tindakan
dengan
menggunakan metode experiential learning. 4) Tahap Refleksi dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan pengolahan data hasil observasi perilaku siswa dan angket percaya diri siswa untuk memperoleh data yang akurat dan dapat dijadikan acuan untuk penelitian tindakan siklus selanjutnya.Hasil refleksi dan evaluasi dengan mitra kolaboratif pada siklus I ini adalah peneliti kesulitan manajemen kelas, dan masih ada beberapa siswa yang pasif maka untuk siklus berikutnya dibuat perubahan dan sebaiknya mengajak siswa ikut terlibat aktif dari berbagai kegiatan yang diberikan. Ada beberapa butir item percaya diri siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
terindikasi rendah, yaitu butir pada indikator memandang sesuatu menurut dirinya sendiri yang memiliki skor rata-rata terendah berjumlah 3,5, selain itu menanggung konsekuensi dari kesalahannya yang memiliki skor rata-rata terendah berjumlah 3, dan memandang permasalahan sesuai dengan kebenaran yang memiliki skor rata-rata terendah berjumlah 2,5, maka untuk siklus berikutnya peneliti akan memberikan layanan yang lebih menarik percaya diri siswa c. Siklus II 1) Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pada siklus I yaitu ada 12 siswa yang kurang memahami kelebihan atau potensi yang dimilikinya, peneliti mengadakan pemantapan kembali pada penelitian tindakan siklus II. Peneliti menyusun Satuan Pelayanan
Bimbingan
(SPB) dengan
topik “Aku dan
Kelebihanku”.Topik ini diberikan berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan hasil observasi yang dilakukan peneliti selama memberikan tindakan di siklus I, masih ada beberapa siswa yang kurang yakin dan percaya dengan kelebihan yang dimilikinya. Peneliti menyiapkan media yang dibutuhkan yaitu alat tulis dan kertas.Pada penelitian siklus II ini, peneliti membuat kegiatan diantaranya siswa menulis kelebihan yang dimilikinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
di bidang non akademik.Hal ini bertujuan agar siswa yang tidak memiliki prestasi di bidang akademik tidak merasa minder dan tetap yakin bahwa mereka memiliki kelebihan di dalam dirinya.Cara ini diharapkan dapat meningkatkan butir-butir item yang menurun pada hasil pengolahan dan angket percaya diri pada penelitian tindakan siklus I. Selain
menyiapkan
SPB
dan
media,
peneliti
juga
menyiapkan pedoman observasi perilaku siswa yang akan diisi oleh dua orang observer dan juga menyiapkan angket percaya diri yang akan digunakan selama kegiatan bimbingan kelompok berlangsung. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan Tindakan siklus II berlangsung pada hari Jum’at, 13 Mei 2016, pukul 07.00-07.45 WIB di ruang kelas VIII C. Jumlah siswa yang hadir pada siklus II sebanyak 20 orang. Pada pelakasanaan tindakan siklus II, peneliti membuat rincian kegiatan sebagai berikut: a) Kegiatan Awal Pada kegiatan awal peneliti membuka kegiatan dengan salam pembuka dan memberikan pengantar tentang materi yang akan diberikan. Peneliti juga menjelaskan tugas yang harus dikerjakan siswa selama kegiatan berlangsung. b) Kegiatan Inti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Pada
siklus
II,
peneliti
memberikan
materi
mengenai “Aku dan Kelebihanku” menggunakan media kertas dan alat tulis.Seperti pada siklus I, siswa yang berada di kelas dibagi menjadi 4 kelompok, peneliti membagi secara acak agar siswa mampu bersosialisasi, mampu beradaptasi dengan teman sekelompok, dan tidak memilihmilih teman. Kertas dibagikan kepada setiap siswa lalu menjelaskan
kegiatan
yaitu
masing-masing
siswa
menuliskan potensi yang dimilikinya. Setelah siswa menulis
siswa
dapat
mensharingkan
potensi
yang
dinilikinya di dalam kelompok, sehingga kelompok dapat memberikan keyakinan terhadap potensi yang dimiliki oleh teman sekelompoknya. Tabel 4.2 Tahapan langkah experiential learning dalam layanan bimbingan kelompok Tahapan Uraian Masing-masing siswa menuliskan Pengalaman potensi yang dimilikinya. Siswa mensharingkan potensi yang Refleksi dinilikinya di dalam kelompok Kelompok dapat memberikan keyakinan terhadap potensi yang dimiliki oleh Konsep teman sekelompoknya. sehingga siswa dapat memaknai tanggapan-tanggapan yang muncul. siswa sungguh-sungguh menangkap manfaat bimbingan yang baru ia jalanin, Implementasi serta menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
c) Kegiatan Penutup Peneliti
menyimpulkan
keseluruhan
kegiatan,
memberikan peneguhan dan keyakinan terhadap potensi yang dimiliki setiap siswa, meminta siswa menuliskan refleksi pribadi dan mengisi angket percaya diri. 3) Tahap Monitoring Observasi terhadap perilaku siswa dilakukan oleh mitra kolaboratif yaitu 2 orang rekan peneliti. Kedua observer ini bertugas mengamati dan menuliskan hasil observasi terhadap perilaku siswa selama proses penelitian berlangsung. Hasil observasi pada siklus II menunjukkan bahwa jumlah siswa yang menunjukkan indikasi perilaku kurang percaya diri sudah berkurag.Siswa nampak percaya diri dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok yang diberikan oleh peneliti. 4) Tahap Refleksi dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan pengolahan data hasil observasi perilaku siswa dan angket percaya diri untuk memperoleh data yang akurat.Hasil evaluasi dan refleksi pada siklus II ini adalah siswa nampak percaya diri dan bersemangat karena topik yang diberikan sangat menarik sehingga siswa menjadi sadar dan yakin terhadap potensi yang dimilikinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
2.
Hasil Observasi Perilaku Siswa Pada pertemuan pra tindakan, observasi dilakukan peneliti bersama mitra kolaboratif.Oservasi ini dipandu oleh pedoman perilaku kegiatan bimbingan, selain itu peneliti juga memiliki catatan lapangan. Berdasarkan pengamatan, pada kegiatan bimbingan antarsiklus, banyak hal yang peneliti amati, seperti anak yang lebih banyak diam, mengobrol dengan teman sebaya, sibuk main handphone, dan ada juga yang menyendiri tidak mau bergabung dengan temannya. Ada juga beberapa anak yang sulit diatur, karena ia hanya bercanda dengan temannya selama kegiatan berlangsung. Beberapa hal inilah yang menjadi catatan untuk peneliti. Observer mendapatkan data melalui lembar observasi terstuktur yang menjadi pegangan selama kegiatan bimbingan berlangsung.Siswa yang memiliki kepercayaan diri dilihat dari keaktifannya saat mengikuti kegiatan, perilaku aktif dalam hal ini adalah siswa mampu bertanya, mendengarkan,
memperhatikan,
menjawab
pertanyaan.Perilaku
memperhatikan teramati oleh peneliti, bahwa beberapa anak ada yang tidak memperhatikan dan beberapa anak memperhatikan peneliti.Hasil observasi perilaku siswa tersebut kemudian dihitung dan dianalisis.Hasil analisis antarsiklus digunakan untuk melihat perkembangan perilaku siswa selama diberi tindakan.Berikut ini disajikan grafik observasi perkembangan perilaku siswa selama penelitian berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
pre test sikuls I siklus II
Grafik 4.1 Hasil Observasi Perilaku Percaya Diri dan Tidak Percaya Diri
Grafik 4.1 menunjukkan indikator-indikator perilaku siswa yang menunjukkan percaya diri dan kurang percaya diri dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.Perilaku-perilaku tersebut diamati oleh observer. Data grafik 4.1 nampak jelas menggambarkan jumlah siswa yang kurang percaya diri menjadi semakin berkurang pada setiap siklusnya dan jumlah siswa yang menunjukkan perilaku percaya diri semakin meningkat pada setiap siklusnya. 3.
Hasil Pengolahan Angket Percaya Diri Siswa Peneliti
mengumpulkan
data
percaya
diri
siswa
dengan
membagikan angket percaya diri siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok yang diisi oleh siswa yang berjumlah 20 siswa. Dari hasil angket dari pra penelitian diperoleh data skor subjek dan skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
item. Data yang diperoleh kemudian dianalisis hasilnya sehingga dapat memaparkan secara jelas pengingkatan percaya diri siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning. Hasil analisis data menunjukkan bahwa percaya diri siswa mengikuti kegiatan bimbingan kelompok mengalami peningkatan setelah diberi tindakan. Berikut ini dipaparkan secara rinci perkembangan percaya diri siswa mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. a.
Data Awal Penelitian (Pra Tindakan) Data ini dikategorikan atas tiga (3) kategori penggolongan skor subjek percaya diri siswa dan butir-butir percaya diri mengikuti kegiatan bimbingan kelompok berdasarkan dari jumlah skor total, yaitu kategori tinggi, kategori sedang, dan kategori rendah. 1) Data Skor Subjek Data skor subjek merupakan data yang bertujuan untuk mengetahui percaya diri siswa. Materi bimbingan yang digunakan pada pra tindakan ini adalah kepemimpinan dengan metode ceramah dan tanya jawab. Berikut grafik data skor subjek pada penelitian pra tindakan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Tabel 4.3 Penggolongan Capaian Skor Tingkat Percaya Diri Subjek pada Data Awal No 1
Rentang Skor 104 < X
Kategori Tinggi
2
70 < X ≤ 104
Sedang
3
X ≤ 70
Rendah Jumlah
No Subjek 3,5,7,8,9,10,11,13 ,15,17,20 2,12,16,18,19
Jumlah Subjek 11
Persentase 55%
5
25%
1,4,6,14
4 20
20% 100%
Grafik 4.2 Penggolongan Skor Subjek Tahap Pra Tindakan 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Tinggi
Sedang
Rendah
Hasil pengkategorian capaian skor tingkat percaya diri menunjukkan bahwa sebagian besar 11 (55%) siswa memiliki percaya diri mengikuti kegiatan bimbingan kelompok pada kategori tinggi, 5 (25%) pada kategori sedang, dan sisanya 4 (20%) berada pada kategori rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
160 140 120 100 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Grafik 4.3 Grafik Skor Subjek Tahap Pra Tindakan
2) Data Skor Item Data Skor item merupakan data yang bertujuan untuk perbaikkan untuk siklus selanjutnya. Berikut ini disajikan tabel penggolongan butir-butir item angket percaya diri siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Tabel 4.4 Penggolongan Capaian Skor Butir-butir Angket Percaya Diri pada Data Awal No
Rentang Skor
Kategori
1
X < 60
Tinggi
2
40 < X ≤ 60
3
X ≤ 40
No Item
6,7,9,13,15,16,18,19, 25,31,37,39 Sedang 1,2,3,4,5,8,10,11,12,17,21,22, 23,24,26,28,29,30,33,34,35, 38,40 Rendah Jumlah
Jumlah Item 12
Persentase
23
65,7%
35
100%
34,3%
Hasilpengkategorian skor butir-butir item angket percaya diri menunjukkan bahwa, terdapat 12 (34,3%) butir item angket
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
percaya diri dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok yang capaian skornya berada pada kategori tinggi, 23 (65,7%) pada kategori sedang, dan tidak ada butir item yang berada pada kategori rendah. Hasil pengolahan butir-butir item angket percaya diri siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok yang diisi oleh siswa menunjukkan jumlah rata-rata sebesar 57. Berikut disajikan grafik line untuk mengetahui hasil pengolahan data angket percaya diri siswa. 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1
3
5
7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
Grafik 4.4 Hasil Pengolahan Data Angket Percaya Diri Siswa
b. Data Hasil Angket Siklus I 1) Data Skor Subjek Hasil analisis capaian percya diri siswa pada siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
subjek pada pra tindakan. Hasil analisis skor subjek percaya diri siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5 Penggolongan Skor Percaya Diri Subjek pada Siklus I No 1
Rentang Skor 104 < X
kategori Tinggi
2
70 < X ≤ 104
Sedang
3
X ≤ 70
Rendah Jumlah
No Subjek 3,4,5,6,7,8,9,10,11,13 ,14,15,17,20 1,2,12,16,18,19
Jumlah Subjek 14
Persentase 70%
6
30%
-
0 20
100%
Grafik 4.5 Grafik Pengglongan Skor Subjek pada Tahap Pra dan Siklus I 1.2 1
0.8 #REF!
0.6
Siklus I 0.4
0.2 0 Tinggi
Sedang
Rendah
Hasil pengkategorian capaian skor tingkat percaya diri pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat 14 (70%) siswa memiliki percaya diri pada kategori tinggi, 6 (30%) pada kategori sedang, dan tidak ada capaian skor tingkat percaya diri siswa pada kategori rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
160 140 120 100 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Grafik 4.6 Grafik Skor Subjek Tahap Siklus I 2) Data Skor Item Data skor item bertujuan untuk menunjukkan item yang memiliki nilai kurang sehingga hal ini akan dijadikan titik fokus perbaikkan untuk siklus selanjutnya. Berikut tabel data skor item siklus I: Tabel 4.6 Penggolongan Capaian Skor Butir-butir Angket Percaya diri pada Siklus I No
Rentang Skor
kategori
No Item
1
X < 60
Tinggi
2
40 < X ≤ 60
Sedang
3
X ≤ 40
1,2,3,4,6,7,8,9,10,13,15,16 ,17,18,19,22,23,24,25, 26,28,34,37,39,40 5,11,12,21,29,30,31,33, 35,38 -
Rendah Jumlah
Jumlah Item 25
Persentase
10
28,6%
35
100%
Hasil pengkategorian skor butir-butir item angket percaya diri pada siklus I menunjukkan bahwa, terdapat 25
71,4%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
(71,4%) butir item angket percaya diri yang capaian skornya berada pada kategori tinggi, 10 (28,6%) pada kategori sedang, dan tidak ada butir item yang berada pada kategori rendah. Angket percaya diri yang diisi oleh siswa menunjukkan adanya peningkatan dari data awal (pra tindakan). Jika data sebelumnya menunjukkan jumlah rata-rata 57, pada penelitian tindakan siklus I rata-rata meningkat menjadi 62,6. Berikut ini disajikan grafik lineuntuk mengetahui hasil pengolahan item angket percaya diri siswa.
80 70 60 50 Pree Test
40
Sikus I
30 20 10 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39
Grafik 4.7 Hasil Pengolahan Data Angket Percaya Diri Siswa Grafik 4.7 menunjukkan bahwa ada 3 butir item yang capaian skornya mengalami penurunan yaitu, item nomor 18, 31, 35.Item nomor 18 merupakan item dari indikator memandang sesuatu menurut dirinya sendiri, lalu item nomor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
31 merupakan item dari indikator menanggung konsekuensi dari kesalahannya, sedangkan item nomor 35 merupakan item dari indikator memandang permasalahan sesuai dengan kebenaran. Hasil pengolahan data di atas, dijadikan acuan untuk penelitian berikutnya, yaitu dengan memperbaiki capaian skor item yang masih belum ada peningkatan atau bahkan menurun. Item angket tersebut antara lain: a) Item no 18: Saya bangga pada diri sendiri jika berhasil dalam mengerjakan sesuatu. b) Item no 31: Ketika saya tidak bisa mengerjakan tugas saya lebih baik meniru pekerjaan teman saya agar tugas tersebut dapat terselesaikan. c) Item no 35: Dalam menyelesaikan suatu masalah saya hanya berusaha untuk menguntungkan diri saya tanpa memikirkan orang lain. Untuk memperbaiki capaian skor pada tiga item yang teridentifikasi menurun, yaitu nomor 18, 31, dan 35 maka peneliti mengajak siswa untuk aktif dalam kegiatan bimbingan kelompok dengan metode experiential learning.Penelitian tindakan siklus I menunjukkan peningkatan skor yang cukup signifikan. c.
Data Hasil Angket Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
1) Data Skor Subjek Hasil analisis capaian percaya diri siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan capaian skor subjek pada siklus I. Berikut hasil analisis skor subjek percaya diri siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan: Tabel 4.7 Penggolongan Capaian Skor Percaya Diri Subjek pada Siklus II No 1
Rentang Skor 104 < X
Kategori Tinggi
2
70 < X ≤ 104
Sedang
3
X ≤ 70
No Subjek 1,3,4,5,6,7,8,10, 11,13,14,15,16, 17,18,19,20 2,8,12
Jumlah Subjek 17
Persentase 85%
3
15%
-
20
100%
Rendah Jumlah
90% 80% 70% 60%
50%
Siklus I
40%
Siklus II
30% 20% 10% 0% Tinggi
Sedang
Rendah
Grafik 4.8 Skor Subjek pada Tahap Siklus I dan Siklus II Hasil pengkategorian capaian skor tingkat percaya diri pada siklus II menunjukkan bahwa terdapat 17 (85%) siswa memiliki percaya diri pada kategori tinggi, 3 (15%) pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
kategori sedang, dan tidak ada capaian skor tingkat percaya diri siswa pada kategori rendah. Grafik 4.9 Grafik Perbaningan Skor Subjek pada Tahap Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II 600 500 400 Pra 300
Siklus I Siklus II
200 100 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
2) Data Skor Item
Tabel 4.8 Penggolongan Capaian Skor Butir-butir Angket Percaya Diri pada Siklus II No
Rentang Skor
Kategori
No Item
1
X < 60
Tinggi
2
40 < X ≤ 60
Sedang
3
X ≤ 40
Rendah Jumlah
1,2,3,4,6,7,8,9,13,15,16 ,17,18,19,22,24,25,26,2 8,31,37,39,40 5,10,11,12,21,23,29,30, 33,34,35,38 -
Jumlah Item 23
Persentase
12
34,3%
35
100%
65,7%
Hasil pengkategorian skor butir-butir item angket percaya diri pada siklus II menunjukkan bahwa, terdapat 23 (65,7%) butir item angket percaya diri yang capaian skornya berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
pada kategori tinggi, 12 (34,3%) pada kategori sedang, dan tidak ada butir item yang berada pada kategori rendah. Angket percaya diri yang diisi oleh siswa, menunjukkan adanya peningkatan dari data pada penelitian tindakan siklus I. Jika data sebelumnya menunjukkan jumlah rata-rata-rata 62,6 pada penelitian tindakan siklus II rata-rata meningkat menjadi 63. Berikut ini disajikan grafik line untuk mengetahui hasil 3 pengolahan item angket percaya diri siswa. 90 80 70 60 50
Sikus I
40
Siklus II
30 20 10 0 1 3 5 7 9 111315171921232527293133353739
Grafik 4.10 Hasil Pengolahan Data Angket Percaya Diri Siswa Pada grafik 4.4 menunjukkan bahwa ada 8 butir item yang mengalami penurunan yaitu item nomor 4,10,17,22,26,29,30,33. Hasil pengolahan data di atas menunjukkan bahwa terdapat penurunan pada siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Penelitian terakhir pada siklus II dengan pertimbangan bahwa dari hasil skor rata-rata keseluruhan penelitian tindakan siklus I hingga siklus II sudah menunjukkan berada diatas skor rata-rata data pra tindakan atau data awal sebelum dilakukan penelitian. Untuk memperoleh gambar yang jelas secara keseluruhan mengenai perkembangan percaya diri siswa, berikut disajikan grafik perkembangan percaya diri siswa antarsiklus dan juga grafik perkembangan jumlah rata-rata skor percaya diri siswa antar siklus. 90 80 70 60 50
Pree Test
40
Sikus I
30
Siklus II
20 10 0 1 3 5 7 9 111315171921232527293133353739
Grafik 4.11 Perkembangan Butir Percaya Diri Siswa Antar Siklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
64 63 62 61 60
Pretest
59
siklus I
58
siklus II
57 56 55 54 Pretest
siklus I
siklus II
Grafik 4.12 Perkembangan Jumlah rata-rata Skor Percaya Diri Siswa antar Siklus Pada grafik 4.12 dapat terlihat peningkatan percaya diri siswa dalam
mengikuti
kegiatan
bimbingan
kelompok
dengan
menggunakan metode experiential learning.Setiap masing-masing siklus mengalami kenaikan jumlah rata-rata percaya diri siswa setelah diberi tindakan lebih meningkat dibandingkan jumlah ratarata sebelum diberi tindakan. Berikut ini disajikan tabel ketercapaian skor percaya diri siswa berdasarkan kriteria keberhasilah yang ditentukan sebelumnya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Tabel 4.9 Capaian Skor Percaya Diri Antar Siklus Kriteria Keberhasilan Indikator Percaya diri
a.
Rata-rata skor percaya diri siswa.
b.
Peningkatan yang terjadi tiap siklus
PreTest 57
Target Sikus I 60
Capaian Siklus I 62,6
Target Siklus II 61
Capaian Sikus II 63,5
20 anak
14 anak
20 anak
17 anak
d. Hasil Uji Hipotesis Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Test Statistic(b)
Z Asymp Sig 2tailed)
SikusIPra -2.260(a)
SikusIIPra -2.518(a)
SikusISiklusII -486((a)
.024
.012
.627
a. Based on negative ranks b. Wilcoxon Signed Ranks Test Output SPSS menjelaskan nilai Z pada pra penelitiansiklus I adalah -2.260 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0.024.Jika 0,024 < 0,05 maka Ho ditolak jadi, kesimpulannya ada peningkatan kepercayaan diri siswa melaui bimbingan keompok menggunakan metode experiential learning pada kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan. Pada pra penelitian-siklus II nilai Z adalah -2.518 dan Asymp Sign (2tailed) adalah 0.012.Jika 0,012 < 0,05 maka Ho ditolak jadi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
kesimpulannya ada peningkatan kepercayaan diri siswa melalui
bimbingan
keompok
menggunakan
metode
experiential learning pada siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan. Pada sikus I-siklus II adalah 0,627 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0,627.Maka Ho diterima dan tidak terdapat perbedaan di siklus I-siklus II.Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa perlakuan tidak mempengaruhi percaya diri siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan secara signifikan B. Pembahasan Kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh setiap orang dalam kehidupannya, serta bagaimana orang tersebut memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri (Rahmat,2000:109).Hal ini dapat terlihat dari hasil angket dan hasil observasi yang sudah dilakukan. Pada siklus I siswa diberikan topik bimbingan dengan materi “Siapa Aku?” beserta kegiatannya dan pada siklus II siswa diberikan topik bimbingan “Aku dan kelebihanku” beserta kegiatannya sehingga siswa mampu memandang dirinya secara utuh. Berdasaarkan deskripsi hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, dapat diketahui bahwa telah dilaksanakan langkah-langkah bimbingan kelompok menggunakan metode experiential learning secara maksimal. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pelakasanaan layanan bimbingan kelompok menggunakan metode experiential learning dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
meningkatkan percaya diri siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. Peningkatan kepercayaan diri ini dapat diketahui dari hasil observasi selama proses bimbingan kelompok berlangsung. Selain itu dapat diperoleh dari hasil angket yang dibagikan pada pra tindakan . siklus I, dan siklus II. Berikut perolehan hasil angket pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II: 1.
Pada pra tindakan terdapat 4 anak yang memiliki percaya diri rendah dengan persentase 20% dan 5 anak memiliki percaya diri sedang dengan persentase 25%. Pada pra tindakan ini terdapat anak yang memiliki percaya diri tinggi sejumlah 11 anak dengan persentase 55%.
2.
Pada siklus I terdapat 6 anak yang memiliki percaya diri sedang dengan persentase 30%. Pada siklus I ini terdapat anak yang memiliki percaya tinggi sejumlah 14 anak dengan persentase 70%.
3.
Pada siklus II terdapat 3 anak yang memiliki percaya diri sedang dengan persentase 15%. Pada siklus II ini terdapat anak yang memiliki percaya diri tinggi sejumlah 17 anak dengan persentase 85%. Pada hasil observasi dapat terlihat peningkatan percaya diri siswa dari
tiap siklus, dan perilaku tidak percaya diri berkurang pada tiap siklus. Anak sudah mulai menunjukkan rasa percaya percaya diri dan terjadi peningkatan data setiap siklusnya. Hasil ini menunjukkan bahwa sudah terjadi peningkatan percaya diri pada masing-masing siswa. Berdasarkan hasil angket dan observasi yang dicapai anak pada setiap tindakan terlihat bahwa terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
perningkatan percaya diri siswa dengan layanan bimbingan kelompok menggunakan metode experiential learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini memuat kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pebelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa: 1.
Tingkat percaya diri siswa dalam proses bimbingan kelompok menggunakan
metode
experiential
learning
dapat
meningkat.
Kesimpulan tersebut dapat dibuktikan dengan membandingkan data akhir siklus. Dari data hasil angket percaya diri pada akhir siklus diperoleh kenaikan nilai yang signifikan, artinya layanan bimbingan kelompok menggunakan metode experiential learning memiliki rata-rata dengan hasil pra tindakan 57, siklus I 62,6, siklus II 63,5. 2.
Adannya peningkatan capaian skor percaya diri antar siklus melaui layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning. dari hasil akhir siklus diperoleh adanya eningkatan percaya diri yang signifikan, anak yang memiliki skor percaya diri tinggi dengan persentase 85%.
3.
Hasil uji hipotesis Hasil uji hipotesis pada pra penelitian-siklus I adalah -2.260 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0.024.Jika 0,024 < 0,05 maka Ho ditolak jadi, kesimpulannya ada peningkatan kepercayaan diri siswa melaui bimbingan keompok menggunakan metode experiential learning pada kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan. Pada pra penelitian-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
siklus II nilai Z adalah -2.518 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0.012.Jika 0,012 < 0,05. Pada sikus I-siklus II adalah 0,627 dan Asymp Sign (2-tailed) adalah 0,627.Maka Ho diterima dan tidak terdapat perbedaan di siklus I-siklus II. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa perlakuan tidak mempengaruhi percaya diri siswa kelas VIII SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan secara signifikan B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini dikemukakan saran-saran untuk beberapa pihak: 1.
Bagi guru pembimbing Guru
pembimbing
dapat
memberikan
bimbingan
dengan
mempertimbangkan hasil penelitian ini, sehingga dapat menyampaikan materi bimbingan dengan metode pendekatan belajar yang kreatif dan variatf. 2.
Bagi siswa Siswa dapat lebih aktif dalam mengikuti bimbingan kelompok dengan menggunakan metode experiential learning, maupun kegiatan bimbingan yang diberikan oleh guru pembimbing.
3.
Bagi peneliti lain Penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti lain untuk menumbuhkan percaya diri siswa dengan menggunakan metode pendekatan belajar experiential learning.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
DAFTAR PUSTAKA
Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.DarwynSyah. (2007). Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam.Jakarta: PT. Gaung Persada Press. Ade, Syarifah. (2013). Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Melalui Metode Experiential Leaning Pada Siswa Kelas X Kayu A SMK Negeri 1 Kalasan. http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/1851/90/206 Di unduh 10 Maret 2015. Arikunto, Suharsimi. (2005). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Ed. Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Azwar, S. (2011). Penyusunan Skala Psikologis yogyakarta:Pustaka Pelajar. Baharudin, Wahyuni. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: ArRuzz Media. Dwi, Yusika. (2015). Upaya Peningkatan Percaya Diri Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Berbasis Aktivitas Out Bound pada Siswa SMP. http://usd.ac.id/546/2/101114062_ful.pdf Di unduh 10 Maret 2015. Ghufron, Ali. (2011). Teori-teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-ruzz Media Hatimah, I. (2000). Strategi dan Metode Pembelajaran. Bandung: Adira Hakim, Thursan. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa Swara Hartinah, Sitti. (2009). Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: PT Refika Aditama Juntika. Achmad. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bndung: PT rafika Aditama Kolb, David A.. (1984). Experiential Learning. New Jersey: Prentice Hall. Inc, Englewood Cliffs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
Kusumah, Wijaya. (2010)). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks Lauster. (2002). Tes Kepribadian (Ahli Bahasa): D.H Gulo). Edisi Bahasa Indonesia. Cetakan Ketigabelas. Jakarta: Bumi Aksara. Masidjo, Ign. (1995). Penilaian Pencapaian Hasi Beajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta: Kanisisus Nasution, S. (2000). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Nasution, S. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Bumi Aksara Nunur Yuliana. (2012). Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Meaui Layanan Bimbingan Keompok Pada Siswa Keas X www.e-jurnal.com/2014/05/upaya-meningkatkan-kepercayaandiri.html?m=1 Di unduh 10 Maret 2015 Prayitno dan Amti, Erman. (1994). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Prayitno. (2004). Layanan Bimbingan Kelompok Dan KonselingKelompok. Padang: Universitas Negeri Padang. Rakhmat. (2000). Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabetha Sanjaya, Wina. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kencana Prenada Media Group Setiawan, Pongky. (2014). Siapa Takut Tampil Percaya Diri. Yogyakarta: Parasmu Winkel, WS., Hastuti, Sri. (2004). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (revisi). Yogyakarta: Media Abadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
Lampiran 1 SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN SIKLUS I
A. Pokok Bahasan
: Siapa Aku?
B. Bidang Bimbingan
: Bimbingan Pribadi
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman, pencegahan, pemeliharaan dan pengembangan
E. Tugas Perkembangan
: Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas
F. Standar Kompetensi
: siswa memiliki pemahaman tentang dirinya
G. Kompetensi Dasar
: siswa mampu memahami dirinya sendiri
H. Indikator
: Siswa dapat menyebutkan cara-cara untuk memahami dirinya.
I. Sasaran
: Siswa kelas VIII
J. Materi Pelayanan
: Keinsafan diri dan jendela johari
K. Metode
: Experiential learning
L. Kegiatan dan Langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
Kegiatan Sesi
1
2
3
Waktu Guru Pembimbing
Siswa
a. Membuka kegiatan dengan salam b. Memberikan pengantar materi a. Membentuk dan berdinamika dengan kelompok b. Meminta siswa untuk sharing a. Memberikan soal evaluasi dan refleksi b. Menutup kegiatan
a. Mendengarkan
5 menit
b. Mendengarkan a. Berdinamika
25 menit
b. Sharing
5 menit
a. Mengerjakan
10 menit
b. Doa
Total
45 menit
M. Tempat Penyelenggaraan
: Ruang Kelas
N. Waktu
: 1 x 45 menit
O. Penyelenggaraan Pelayanan
: Praktikan
P. Alat dan Bahan
: Kertas dan pulpen
Q. Evaluasi
: Nilai apa yang kamu dapatkan setelah berdinamika dalam kelompok?
R. Rencana Tindak Lanjut
:-
S. Daftar pustaka
: Reader Komunikasi Antar Pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
HANDOUT KEINSAFAN DIRI DAN JENDELA JOHARI
A. Cara-cara Meningkatkan Keinsafan Diri dan Jendela Johari Keinsafan diri juga merupakan langkah pertama ke arah pemahaman diri dan pembuatan keputusan apakah kita berniat mengubah pola perilaku tertentu yang kita miliki kini, kea rah pola perilaku baru yang lebih efektif. Ada dua cara untuk menjadi lebih memahami diri sendiri, antara lain: 1. Mendengarkandiri kita sendiri agar mengenal bagaimana perasaan dan reaksi kita, serta apa yang menyebabkan perasaan-perasaan dan reaksireaksi kita. 2. Meminta umpan balik dari orang lain tenatang pandangan mereka terhadap diri kita dan bagaimana reaksi mereka terhadap perilaku kita. Joe Luft dan Harry Ingham melukiskan diri kita ibarat sebuah ruangan berserambi empat yang mereka sebut Jendela Johari sesuai nama depan mereka. Serambi pertama berisi hal-hal yang kita ketahui dan diketahui oleh orang lain, maka disebut Daerah Terbuka. Serambi kedua berisi hal-hal yang tidak kita ketehaui namun diketahui oleh orang lain, maka disebut Daerah Buta. Serambi ketiga berisi hal-hal yang kita ketahui namun tidak diketahui oleh orang lain, maka disebut Daerah Tersembunyi. Serambi keempat berisi hal-hal yang tidak diketahui baik oleh diri kita sendiri maupun oleh orang lain, dan disebut Daerah Tak Sadar (Gambar;Johnson,1981).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
DIRI SENDIRI
Tahu
Tahu
Tidak Tahu
1 Daerah Terbuka
2 Daerah Buta
3 Daerah Tersembunyi
4 Daerah Tak Sadar
Orang LAIN Tidak Tahu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN SIKLUS II
A. Pokok Bahasan
: Aku dan Kelebihanku
B. Bidang Bimbingan
: Bimbingan Pribadi
C. Jenis Layanan
: Bimbingan Kelompok
D. Fungsi Bimbingan
: Pemahaman, pencegahan, pemeliharaan dan pengembangan
E. Tugas Perkembangan
: Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas
F. Standar Kompetensi
: siswa memiliki pemahaman tentang dirinya
G. Kompetensi Dasar
: siswa mampu memahami dirinya sendiri
H. Indikator
: a. Siswa memiliki pemahaman baru mengenai kelebihan b. Siswa memiliki pemikiran positif tentang kelebihan yang dimiliki
I. Sasaran
: Siswa kelas VIII
J. Materi Pelayanan
: Aku dan kelebihanku
K. Metode
: Experiential learning
L. Kegiatan dan Langkah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Kegiatan Sesi
1
2
3
Waktu Guru Pembimbing
Siswa
c. Membuka kegiatan dengan salam d. Memberikan pengantar materi c. Membentuk dan berdinamika dengan kelompok d. Meminta siswa untuk sharing c. Memberikan soal evaluasi dan refleksi d. Menutup kegiatan
c. Mendengarkan
5 menit
d. Mendengarkan c. Berdinamika
25 menit
d. Sharing
5 menit
c. Mengerjakan
10 menit
d. Doa
Total
45 menit
M. Tempat Penyelenggaraan
: Ruang Kelas
N. Waktu
: 1 x 45 menit
O. Penyelenggaraan Pelayanan
: Praktikan
P. Alat dan Bahan
: Kertas dan pulpen
Q. Evaluasi
: Nilai apa yang kamu dapatkan setelah berdinamika dalam kelompok?
R. Rencana Tindak Lanjut
:-
S. Daftar pustaka
:
www.bukucatatan.net/2016/02/tipscara-mengenali-kelebihan-dan,html?m=1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
HANDOUT AKU DAN KELEBIHANKU
A. Cara Mengetahui Kelebihan Cara untuk mengetahui kelebihan yang terdapat pada dalam diri anda dapat dilakukan dengan cara: 1. Intropeksi Diri Kita harus bisa untuk mengenal lebih dalam mengenai diri kita sendiri, dengan begitu nantinya kita bisa menggali potensi-potensi yang
ada
pada
diri
kitadan
bisa
mengembangkan
potensi
tersebutmenjadi hal yang bisa memberi manfaat pada diri kita. Tanyakan hal ini pada diri kita? apa yang kita miliki?. Carilah potensipotensi yang ada di dalam diri kita yang kita rasa kalau itu adalah hal yang kita senangi dan dirasa cocok untuk kita lakukan. Hal-hal yang pernah kita lakukan dan mendapat suatu pujian atau pengakuan dari orang lain. Pelajari diri kita mulai sejak kecil sampai sekarang pencapaian apa saja yang telah dilakukan dan bisa membawa kebahagiaan pada diri kita dan juga oa\rang lain karena mungkin itulah hal yang menjadi kelebihan anda. 2. Bertanya pada Orang di Sekitar Anda Terkadang orang lain lebih bisa menilai tentang kita daripada diri kita sendiri, jadi tanyakan pada mereka apakah yang menjadi kelebihan kita yang mereka akui dan hargai. 3. Ciptakan dan Bentuk Sendiri Kelebihan Anda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
Sebenarnya kelebihan tidak hanya suatu bakat alamiah, tetapi kelebihan itu dibentuk oleh orang itu sendiri melalui usaha dan proses yang tidak mudah. Oke mulai sekarang yakinkah diri kita kalau kita itu hebat. Katakana pada diri sendiri kalau kita istimewa. Misalnya katakana “Saya Orangnya Bijaksana”. Percaya pada kemampuan yang kita miliki untuk bisa menjadi seperti yang kita inginkan, untuk bisa menciptakan kelebihan kita sendiri dan untuk bisa mengubah hidup kita sendiri. 4. Yakinlah pada Sesuatu yang Kita anggap Sebagai Kelebihan Maksudnya kita harus lebih menghargai diri sendiri dan percaya akan kemampuan yang kita miliki. Berikan sugesti positif pada diri kita dan selalu yakin pada potensi yang kita miliki sekarang. Jadi ketika anda merasa kalau anda itu memang cerdas dan jadikanlah kecerdasan ini sebagai kelebihan anda. 5. Lakukan Apa yang Kita Sukai dengan Sungguh-sungguh Apapun yang kita sukai pasti akan enak dan juga nyaman untuk dikerjakan karena kita cenderung merasa bahagia dan senang ketika melakukannya. Untuk itu jadikanlah hal yang kita sukai tersebut menjadi kelebihan kita. Kita cuma perlu mengembangkan apa yang kita sukai tadi menjadi hal yang bisa bermanfaat bagi kita.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Lampiran 2 LEMBAR OBSERVASI
No
Waktu
Menit
Menit
Menit
Perilaku
1-10
11-20
21-30
1
Berani berbicara
2
Mendengarkan
3
Bertanya
4
Memperhatikan
5
Menjawab pertanyaan
6
Berani mengacungkan jari
7
Berani maju ke depan kelas
8
Berani menunjukan hasil pekerjaan
9
Diam saja
10
Gugup jika berbicara
11
Menundukan kepala
12
Tidak mau menunjukan hasil pekerjaan
13
Malu menjawab
14
Takut maju kedepan
Menit 31-40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Lampiran 3 Petunjuk Pengisian : 1. mohon lembar kuisioner tidak dicorat-coret. 2. sebelum menjawab, saya meminta kesediaan adik-adik untuk membaca dan memahami setiap pernyataan. 3. Pilih salah satu dari empat jawaban yang tersedia, yaitu: a. SS
: Sangat Sesuai
b. S
: Sesuai
c. TS
: Tidak Sesuai
d. STS
: Sangat Tidak Sesuai
4. Berikan jawaan setiap pernyataan dengan memberi tanda check ( √ ) pada kolom jawaban yang tersedia pada lembar jawab sesuai dengan keadaanmu saat ini. Contoh : NO 1
PERNYATAAN
SS
Saya selalu bersikap tenang dalam mengerjakan sesuatu
√
SELAMAT MENGERJAKAN
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
NO 1 2
3 4 5 6
PERNYATAAN Saya selalu bersikap tenang dalam mengerjakan sesuatu Pada saat mengerjakan soal ulangan saya yakin jika jawaban yang saya kerjakan benar Saya menganggap diri saya ini mampu dalam mengerjakan sesuatu Saya yakin saya mempunyai kemampuan yang khusus dalam diri saya Saya ragu-ragu dalam bertindak
7
Saya tegar dalam menghadapi berbagai permasalahan Saya yakin dengan apa yang saya lakukan
8
Saya suka tantangan
9
Saya yakin bahwa tidak ada kata terlambat jika ada kemauan untuk belajar Saya merasa tertantang jika saya mendapatkan hal baru untuk saya kerjakan Saya takut untuk mencoba hal yang baru
10
11 12 13 14 15
16 17
18 19
Saya ragu-ragu dalam mengemukakan pendapat Saya membiasakan diri untuk bijaksanan dan terbuka dalam menghadapi masalah Saya merasa lebih yakin jika saya mengetahui sesuatu secara langsung Dengan meminta pendapat teman-teman timbul harapan saya dapat menyelesaikan masalah yang saya hadapi Jika mau mencobanya saya yakin pasti bisa Jika kesulitan dalam mengerjakan sesuatu saya berusaha semaksimal mungkin menyelesaikannya Saya bangga pada diri sendiri jika berhasil dalam mengerjakan sesuatu Saya mau mengakui kesalahan yang saya
SS
S
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
22
lakukan Jika berbuat salah kepada orang lain saya minta maaf Saya tidak mau mengambil resiko dari tindakan yang saya perbuat Saya suka melakukan hal-hal yang baru
23
Saya berani tampil di depan umum
24
Saya berani bertanya jika saya tidak mengerti dengan materi yang dijelaskan oleh guru Saya bersyukur atas apa yang saya miliki
20 21
25 26 27 28 29 30 31
32
33
34
35
36 37
Saya mampu berpenampilan yang maksimal di depan umum Saya bersikap rendah diri di depan umum Saya mampu bergaul dengan lingkungan disekitar Saya lebih baik diam bila sedang berada di lingkungan yang baru Saya malu bila saya berhadapan di depan orang banyak Ketika tidak bisa mengerjakan tugas saya lebih baik meniru pekerjaan teman agar tugas tersebut dapat terselesaikan Saya merasa lebih maju dari teman-teman saya ketika mendapatkan nilai ulangan yang memuaskan Setelah mendapatkan hasil ulangan yang buruk saya menganggap diri saya tidak pintar Saya merasa tertantang untuk mencoba menjawab pertanyaan yang di berikan oleh guru Dalam menyelesaikan suatu masalah saya hanya berusaha untuk menguntungkan diri saya tanpa memikirkan orang lain Saya merasa termotivasi ketika saya mendapatkan pujian Ketika saya tidak mengerjakan PR
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
38
39 40
(Pekerjaan Rumah) saya bersedia di hukum Ketika mengalami keraguan dalam mengerjakan sesuatu saya mencoba untuk tidak mengerjakan hal tersebut Ketika saya mengalami suatu kegagalan saya tidak mudah pantang menyerah Saya membiasakan diri untuk bersikap aktif di dalam kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Lampiran 4 Pre Test Subjek/Item
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
1
1
1
2
2
1
3
2
1
2
1
1
1
3
4
2
2
2
2
3
4
2
1
2
2
3
2
3
2
1
1
2
3
1
2
4
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
4
4
3
3
2
2
2
2
2
3
3
3
3
2
2
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
2
3
2
4
4
3
2
3
3
3
3
3
3
4
2
1
2
1
1
2
2
1
2
1
1
1
3
3
4
1
1
4
3
4
1
1
1
2
3
1
1
2
2
1
3
3
2
5
4
3
3
3
3
3
3
2
3
2
4
3
3
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
4
2
1
3
1
3
4
1
2
6
1
1
1
3
1
1
2
1
2
2
1
2
2
3
3
1
2
4
3
3
2
2
1
1
3
2
1
2
2
2
2
3
1
7
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
3
1
3
2
3
3
2
3
8
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
2
1
3
2
3
3
2
3
9
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
2
1
3
2
3
3
2
3
10
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
2
4
2
3
4
3
1
3
3
2
3
3
3
11
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
3
4
3
3
3
4
2
12
3
3
2
3
2
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
2
3
1
3
1
3
2
3
3
3
3
13
4
4
4
4
4
3
4
2
4
3
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
2
3
3
3
4
3
2
4
4
4
4
4
4
14
2
1
2
2
2
2
1
1
3
1
1
1
2
4
2
2
1
3
3
4
1
2
1
1
2
2
1
2
3
1
4
3
3
15
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
1
3
3
3
3
3
2
3
2
1
4
3
2
16
3
3
2
2
2
3
3
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
17
4
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
4
3
2
4
3
3
3
4
3
18
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
3
2
2
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
19
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
2
3
3
3
4
3
2
4
2
3
3
2
4
20
3
4
3
4
2
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
3
3
4
2
3
4
4
4
4
4
1
2
1
1
4
2
1
Jumlah
59
55
55
59
52
62
61
51
62
52
57
54
61
64
62
61
59
71
70
72
45
55
51
58
68
54
35
59
45
47
61
54
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Pre Test Subjek/Item 33 34 35 36 37 38 39 40 Jumlah 1
1
2
1
2
3
1
2
1
77
2
2
3
3
2
3
2
3
3
115
3
3
3
3
2
3
2
4
3
119
4
2
1
2
2
3
3
1
1
76
5
2
3
4
2
3
3
4
4
122
6
1
1
4
2
3
2
2
2
79
7
3
3
3
2
3
3
4
3
122
8
3
3
3
2
3
3
4
3
121
9
3
3
3
2
3
3
4
3
121
10
3
3
3
2
2
3
4
3
123
11
2
4
3
1
4
3
4
4
143
12
3
3
3
2
3
3
3
3
114
13
4
3
4
2
4
4
3
3
140
14
3
1
1
1
3
1
3
3
79
15
2
3
2
2
3
2
4
3
120
16
2
3
3
2
3
3
3
3
106
17
3
3
3
1
4
3
4
4
139
18
3
3
2
3
3
2
2
3
106
19
4
3
2
2
3
3
1
3
116
20
1
4
4
2
4
4
4
3
129
50
55
56
38
63
53
63
58
Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
SIKLUS I Subjek/Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 JUMLAH
1 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 66
2 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 67
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 63
4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 69
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 4 3 3 3 58
6 4 3 4 3 3 4 3 2 2 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 65
7 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 72
8 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 3 4 2 3 4 64
9 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 71
10 11 4 2 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 1 4 3 3 2 2 3 3 4 61 60
12 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 3 2 3 1 3 3 3 4 58
13 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 67
14 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 68
15 2 2 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 3 4 65
16 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 72
17 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 4 70
18 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 69
19 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 74
20 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 72
21 2 1 2 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 1 1 1 3 1 1 3 44
22 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
SIKLUS I Subjek/Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 JUMLAH
23 3 2 2 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 4
24 2 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 2 3 4 3 2 3 2 2 4
25 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4
26 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 2 4
27 2 3 2 2 1 2 2 1 1 4 4 3 3 4 1 1 3 2 2 1
28 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 3 3
61
62
76
66
44
66
29 2 1 3 2 1 2 3 4 4 3 3 2 4 1 4 1 3 2 2 4 51
30 1 2 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 1 3 1 3 2 4 4
31 1 1 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 1 4 1 3 2 2 4
32 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 2 4 2 3
33 1 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 1 3 2 3 3 4 4
34 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 2 4 4 3 2 3 3 3 4
35 1 1 3 4 4 4 2 3 3 3 3 2 4 1 3 2 2 1 2 3
36 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 3 1 2 2 2
54
55
58
60
64
51
37
37 4 3 3 3 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 68
38 1 1 3 3 3 4 3 4 3 4 1 2 4 1 2 2 3 2 2 4 52
39 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 2 4 4 67
40 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 68
Jumlah 108 107 118 125 131 131 120 145 140 130 146 112 145 126 121 98 130 110 117 145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
SIKLUS II Subjek/Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah
1 2 3 4 5 6 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 2 2 68 66 66 61 60 67
7 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 73
8 3 2 2 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 62
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 4 3 1 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 1 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 1 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 1 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3 1 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 1 3 3 3 4 4 1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 1 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 2 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 2 4 2 3 3 2 1 4 4 4 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 2 73 56 58 57 65 74 73 73 66 73 75 75 58 64 58 68 77 62 35 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
SIKLUS II Subjek/Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah
29 30 31 32 2 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 2 2 3 2 3 4 4 4 1 1 4 3 2 1 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 1 3 4 2 44 48 61 56
33 34 35 36 37 38 39 3 3 3 2 3 3 4 2 3 1 1 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 2 3 2 2 3 3 4 2 3 4 4 2 3 3 2 4 3 4 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 1 4 3 4 3 3 2 2 2 3 4 1 4 2 1 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 2 2 4 2 4 4 4 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 1 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 2 3 2 3 3 4 3 4 3 1 4 1 4 54 60 59 35 65 57 69
40 Jumlah 4 127 4 112 3 120 3 124 4 125 3 133 4 127 3 108 4 127 3 121 4 144 3 116 4 143 4 122 3 123 4 120 4 134 4 127 4 127 4 129 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas No Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Parameter Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Hasil Hitung .876” .000 20 .940” .000 20 .838” .000 20 .760” .000 20 .860” .000 20 .697” .000 20 .865” .000 20 .779” .000 20 .705” .001 20 .816” .000 20 .890” .000 20 .893” .000 20 ..693” .001 20 .037 .877 20 .448” .047 20 .905” .000 20
Kesimpulan
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.896” .000 20 .376 .102 20 .682” .001 20 -.086 .719 20 .337 .146 20 .855” .000 20 .787” .000 20 .809” .000 20 .549” 012 20 .667” .001 20 .083 .728 20 .784” .000 20 .305 .191 20 .623” .003 20 .370 .109 20 .089 .708 20 .394 .086 20 .879” .000 20
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
35
36
37
38
39
40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.550’ .012 20 .161 .497 20 .457’ .043 20 .662” .001 20 .668” .001 20 .794” .000 20
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI