TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG RESIKO TINGGI JARAK KEHAMILAN KURANG DARI 2 TAHUN DI PANGGUNGREJO SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Hana Lestari Wijayanti NIM B.12 019
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 i
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG RESIKO TINGGI JARAK KEHAMILAN KURANG DARI 2 TAHUN DI PANGGUNGREJO SURAKARTA
Diajukan Oleh : Hana Lestari Wijayanti NIM B.12 019
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal.........................
Pembimbing
Ika Budi Wijayanti, SST.,M.Sc NIK. 200680024
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG RESIKO TINGGI JARAK KEHAMILAN KURANG DARI 2 TAHUN DI PANGGUNGREJO SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh : Hana Lestari Wijayanti NIM B.12 019
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III kebidanan Pada Tanggal ............
PENGUJI I
PENGUJI II
Ambarsari, S.ST
Ika Budi Wijayanti, SST.,M.Sc
NIK. 201087048
NIK. 200680024
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan
RetnoWulandari, S.ST NIK 200985034
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpah kanrahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Resiko Tinggi Jarak kehamilan Kurang Dari 2 Tahun Di Panggungrejo, Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Ika Budi Wijayanti, SST., M.Sc, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak Joko Prasetyo, selaku Ketua RW 23 desa Panggungrejo yang telah memberikan ijin penggunaan lahan. 5. Ibu Heru selaku ketua PKK RW 23 desa Panggungrejo, Surakarta yang telah memberi ijin melakukan penelitian. 6. Seluruh wanita usia subur di desa panggungrejo, Surakarta yang bersedia menjadi responden dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi Karya Ilmiah ini. 8. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas bantuan yang telah diberikan. 9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Penulis
v
Juli 2015
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015 Hana Lestari Wijayanti NIM : B 12.019 TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG RESIKO TINGGI JARAK KEHAMILAN KURANG DARI 2 TAHUN DI PANGGUNGREJO SURAKARTA
viii+ 51 Halaman + 17 Lampiran + 7 Tabel + 2 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Wanita Usia Subur adalah wanita yang berumur 15 49 tahun baik yang berstatus kawin maupun yang belum kawin atau janda. Kehamilan resiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. Resiko kehamilan kurang dari 2 tahun yaitu resiko perdarahan trimester III, Plasenta previa, anemia, ketuban pecah dini, endometriosis masa nifas, kematian saat melahirkan. Pentingnya wanita usia subur mengetahui resiko tinggi akibat jarak kehamilan kurang dari 2 tahun adalah supaya ibu mampu mengatur jarak kehamilan yang aman dan ibu serta janin sehat pada masa kehamilan sampai pada persalinan. Tujuan : Mengetahui Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Resiko Tinggi Jarak Kehamilan Kurang Dari 2 Tahun Di Desa Panggungrejo, Surakarta. Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di Desa Panggungrejo, Surakarta pada tanggal 13-16 April 2015. Jumlah sampel sebanyak 36 wanita usia subur, dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan analisis univariat yang menghasilkan distribusi frekuensi. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko jarak kehamilan kurang dari 2 tahun di Panggungrejo, wanita usia subur dengan pengetahuan baik sebanyak 8 responden (22,22%), pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (61,11%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (16,67%). Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan wanita usia subur tentang resiko jarak kehamilan kurang dari 2 tahun di Panggungrejo sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 22 responden (61,11%). Kata Kunci
: Pengetahuan, Wanita Usia Subur, Kehamilan, Resiko Tinggi Akibat Kehamilan Kurang Dari 2 Tahun Kepustakaan : 20 Literatur (tahun 2005 s/d 2014)
vi
MOTTO
1. Keberhasilan bukanlah semata-mata mempunyai banyak materi namun keberhasilan ada mampu membuat orang disekitar kita bahagia. 2. Selalu setia pada proses bagaimana pun perjuangannya, karena hasil tidak pernah mengkhianati proses. 3. Keajaiban adalah hasil dari sebuah usaha. 4. Jangan pernah dengarkan kata mereka, karena keberhasilan ada ditangan kita sendiri bukan dari mulut mereka.
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan : 1. Kepada Tuhan YME karena atas segala karunia dan kemudahan dalam karya tulis ilmiah ini. 2. Papa dan Mama yang selalu memberikan doa, nasehat dan semangat yang selalu mengalir. 3. Kakakku tercinta Maria anna Widyaningrum, SS dan adikku Nona Pratiwi Sukmajati tersayang yang selalu menghiburku disaat suka dan duka. 4. Sahabatku dan keluargaku Diana, Suci, Lina, Linda, dan Wisnu yang selalu ada disaat aku butuh penyemangat. 5. Untuk teman 3A yang selalu menebarkan canda tawanya. 6. Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Hana Lestari Wijayanti
Tempat / Tanggal Lahir
: Surakarta, 20 Februari 1994
Agama
: Kristen
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Panggungrejo Rt 02 Rw 23, Jebres, Surakarta.
Riwayat Pendidikan 1. TK Kristen Ngoresan Surakarta
LULUS TAHUN 2000
2. SD Negeri Bulukanti Surakarta
LULUS TAHUN 2006
3. SMP Negeri 8 Surakarta
LULUS TAHUN 2009
4. SMA Kristen Widya Wacana
LULUS TAHUN 2012
5. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
iv
ABSTRAK ....................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................
vii
CURICULUM VITAE .................................................................................
viii
DAFTAR ISI .................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................
5
E. Keaslian Penelitian .................................................................
6
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ........................................................................
8
B. Kerangka Teori .......................................................................
25
C. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................
26
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian..............................................
27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................
27
C. Populasi, Sampel danTeknik Pengambilan Sampel ...............
28
D. Variabel Penelitian .................................................................
29
E. Definisi Operasional ...............................................................
29
F. Instrumen Penelitian ...............................................................
30
G. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
35
H. Metode Penelitian dan Analisis Data .....................................
36
I. Etika Penelitian .......................................................................
38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .....................................
40
B. Hasil Penelitian .......................................................................
40
C. Pembahasan ............................................................................
44
D. Keterbatasan ...........................................................................
48
PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................
49
B. Saran .......................................................................................
50
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ...................................................... 33 Tabel 3.2 Kisi–Kisi Kuesioner Tingkat Pengetahuan Wanita Usia subur Tentang Resiko Tinggi Jarak kehamilan Kurang dari 2 Tahun ... 35 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ............................... 42 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ...................... 42 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ........................ 43 Tabel4.4 Meandan Standar Deviasi ............................................................ 44 Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan ...... 45
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 29 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 30
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran2.
Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran3.
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran4.
Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran5.
Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6.
Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7.
Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran8.
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran9.
Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Keusioner Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian (foto) Lampiran 17. Lembar Konsultasi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah-masalah kesehatan yang banyak terjadi diIndonesia diantaranya adalah tingginya angka pertumbuhan penduduk, disparitas, status kesehatan, beban ganda penyakit, yang mana data epidemiologi menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi penyakit, baik penyakit menular yang baru dan lama (pre-emerging dan new emerging diseases) maupun tidak menular, dan penyakit degenarif (noncommunicable diseases), peningkatan kematian akibat kecelakaan, dan menurunnya mutu kesehatan keluarga, terutama kesehatan ibu dan anak (WHO). Angka Kematian Ibu (AKI) mangacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Laporan survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) terakhir memperkirakan angka kematian ibu adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Bahkan WHO, UNICEF, UNFPA, dan World Bank memperkirakan angka kematian ibu yang lebih tinggi, yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup (Trisnantoro, 2011). Menurut Depkes RI (2009), menyatakan penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklamsi (24%) dan
1
2
infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah Kurang Energi Kronik (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). Resiko tinggi kehamilan adalah suatu kehamilan dimana jiwa dan kesehatan dan kesehatan ibu dan atau bayi dapat terancam. Kehamilan resiko tinggi merupakan suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari biasanya (baik dari ibu maupun bayinya) yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan (Nurcahyono, 2007). Jumlah ibu hamil resiko tinggi/komplikasi diprovinsi Jawa Tengah tahun 2011 adalah sebanyak 125,841 ibu hamil atau sebesar 99,46 dari target ibu hamil resti (20% ibu hamil). Cakupan komplikasi kebianan yang ditangani tahun 2011 adalah 57,78%, untuk tahun-tahun sebelumnya yang dihitung hanya cakupan tahun ini masih dibawah target yaitu 80 % tetapi diharapkan target tersebut bisa tercapai sebelum tahun 2015 (DinKes Provinsi Jawa Tengah, 2011). Menurut Prasetyawati (2012), Penyebab langsung kematian ibu adalah kurang lebih 90% disebabkan karena komplikasi. Dan penyebab komplikasi tersebut dapat timbul akibat “ Tiga Terlambat “, yaitu terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat mendapatkan pertolongan di fasilitas kesehatan. Menurut Prasetyawati (2012), Penyebab kematian langsung adalah “ Empat Terlalu”, yakni terlalu muda punya anak (< 20 tahun), terlalu banyak melahirkan (>3 anak), terlalu rapat jarak melahirkan (<2 tahun) dan terlalu tua
3
untuk mempunyai anak (> 35 tahun). Sejumlah sumber mengatakan bahwa jarak ideal kehamilan sekurang-kurangnya 2 tahun. Proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu dengan prioritas 1-3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal lebih banyak. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya (Rofiq, 2008). Wanita yang melahirkan dengan jarak yang sangat berdekatan (<2tahun) akan mengalami resiko antara lain : Resiko perdarahan trimester III, Plasenta previa, Anemia, Ketuban pecah dini, Endometriosis masa nifas, Kematian saat melahirkan (Yolan, 2007). Berdasarkan data studi pendahuluan pada bulan November 2014 di Desa Panggungrejo terdapat 120 Wanita usia subur dengan umur 19 tahun- 49 tahun, peneliti melakukan wawancara kepada 3 wanita usia subur sebagai sampel didapatkan hasil 1 wanita usia subur bisa menjawab dan 2 wanita usia subur tidak bisa menjawab tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun. Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Resiko Tinggi Jarak Kehamilan Kurang Dari 2 Tahun Di Desa Panggungrejo, Surakarta”
4
B. Perumusan Masalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Tentang Resiko Tinggi Kehamilan Kurang Dari 2 Tahun Di Desa Panggungrejo, Surakarta?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun di desa panggungrejo, Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi kehamilan kurang dari 2 tahun berdasarkan kategori baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi kehamilan kurang dari 2 tahun berdasarkan kategori cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usi subur tentang resiko tinggi kehamilan kurang dari 2 tahun berdasarkan kategori kurang. d. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat maupun pendukung tentang pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi kehamilan kurang dari 2 tahun.
5
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Sebagai bahan referensi dan sumber pengetahuan tentang resiko tinggi akibat jarak kehamilan kurang dari 2 tahun. 2. Bagi Peneliti Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman peneliti tentang tingkat pengetahuan ibu tentang resiko tinggi akibat jarak kehamilan kurang dari 2 tahun serta untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam bangku kuliah dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian. 3. Bagi Institusi a. Bagi Masyarakat Desa Panggungrejo Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang resiko tinggi akibat jarak kehamilan kurang dari 2 tahun yang lebih baik kepada masyarakat/wanita usia subur di desa Panggungrejo. b. Bagi Pendidikan Sebagai referensi bagi peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi kehamilan kurang dari 2 tahun.
E. Keaslian Penelitian Berikut ini penelitian-penelitian yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang resiko tinggi yang pernah dilakukan sebelumnya
6
1. Tri Wulandari dari STIKES Kusuma Husada dengan judul Pengetahuan Ibu Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Di PKD Ngudi Waras Jabung Sragen (2012). Rancangan penelitian yang digunakan yaitu deskriptif. Teknik pengambilan sample secara accidental dengan jumlah sample yang digunakan sebanyak 30 orang. Tingkat resonden tidak baik tidak ada, responden dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 23.3%, responden dengan tingkat cukup baik 76,7 %. Dengan responden usia reproduktif yaitu umur antara 20-35 tahun76,7% dengan latar belakang pendidikan SMA 66,7%. Pekerja mayoritas sebagai petani/buruh 50% dan sumber informasi yang diperoleh mayoritas melalui tenakes/posyandu 76.6%. 2. Marlina dari POLTEKKES Bandung dengan judul “Pengetahuan ibu hamil dengan Resiko Tinggi Kehamilan di RB An Nur Kuncen Salatiga Tahun 2008”. Jenis penelitian deskriptif analitik obsevasional dengan pendekatan secara cross sectional. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 40 responden ibu hamil ternyata yang mempunyai pengetahuan baik 64 %, yang berpengetahuan cukup 28 % dan yang berpengetahuan kurang 8 %. Perbedaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah responden, waktu, lokasi penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah wanita usia subur. Lokasi penetian ini dilakukan di Desa Panggungrejo dan penelitian ini dilakukan pada bulan April.
7
Persamaan dengan penelitian yang penulis lakukan adalah pembahasan tentang resiko tinggi kehamilan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan telinga (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena itu prngalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2012). a. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berinteraksi, analisis, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut: 1) Tahu (know) Menunjukan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali
8
9
atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil dihimpun atau dikenali (recall of fack). 2) Memahami (Comprehansion) Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menerjemahkan, , menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan. 3) Menerapkan (Application) Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami kedalam situasi dan kondisi yang sesuai. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti. 5) Sintesis (Syntesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.
10
6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Ariani (2014), adalah 1) Faktor Internal a) Umur Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia dilahirkan hingga berulang tahun. Jika seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan memiliki pola pikir dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya akan semakin baik. b) Jenis Kelamin Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya adalah adanya perbedaan tingkat kesadaran antara laki-laki dan perempuan. Pada umumnya perempuan memiliki kesadaran yang baik dalam mencaritahuin formasi dari pada laki-laki baik itu secara formal maupun informal.
11
c) Tingkat Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang di dapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Pendidikan digolongkan sebagai berikut: a) Tamat SD (Sekolah Dasar) b) Tamat SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) c) Tamat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) d) Tamat Perguruan Tinggi (Notoatmodjo, 2012). d) Pekerjaan Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari–hari artinya makin cocok jenis pekerjaan yang
12
diemban, makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh (Notoatmodjo, 2012). e) Pengalaman Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat informal (Notoatmodjo, 2012). 2) Faktor eksternal a) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan kedalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik atau pun yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. b) Sosial Budaya Sosial budaya merupakan suatu kebiasaan atau tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. c) Status Ekonomi Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status social ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.
13
d) Sumber Informasi Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuanya itu media massa. Menurut Notoatmodjo, pengetahuan bisa didapat dari beberapa sumber antara lain media cetak, elektronik, media papan (Billboard), keluarga, teman dan penyuluhan. e) Kriteria Tingkat Pengetahuan Menurut Arikunto, pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di interpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif yaitu: i) Pengetahuan baik, jika presentase jawaban 76-100% ii) Pengetahuan cukup, jika presentase jawaban 56-76% iii) Pengetahuan kurang, jika presentase jawaban < 56% a. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu: 1) Cara Tradisional a) Cara Coba-Salah (Trial and Error) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan yang dua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan yang ketiga, dan apabila
14
kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and errors (gagal atau salah) atau metode salah coba-coba. b) Cara Kekuasaan atau Otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan itu baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsipini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris atau pun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar. c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman
15
itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan. d) Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya
dalam
memperoleh
pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. 2) Cara Modern Dalam Memperoleh Pengetahuan Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian (research methodology). b. Pengukuran Pengetahuan Menurut Riwidikdo (2009), kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan kategori dibawah ini: 1) Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh (x) >Mean + 1 SD 2) Tingkat pengetahuan cukup bila nilai Mean –1 SD ≤ x ≤ Mean + 1 SD 3) Tingkat pengetahuan kurang bila nilai responden yang diperoleh (x) <Mean –1SD
16
2. Pengertian Wanita Usia Subur (WUS) Wanita Usia Subur adalah wanita yang berumur 15-49 tahun baik yang berstatus kawin maupun yang belum kawin atau janda (BKKBN, 2012). Wanita Usia Subur adalah semua wanita yang telah memasuki usia antara 15-49 tahun tanpa memperhitungkan status perkawinannya (Depkes RI, 2009). 3. Kehamilan a. Definisi Kehamilan Kehamilan adalah suatu kejadian yang fisiologis dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 10 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Manuaba, 2007). b. Kehamilan Resiko Tinggi 1) Definisi Kehamilan
resiko
tinggi
adalah
keadaan
yang
dapat
mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 2012). 2) Klasifikasi Kehamilan Resiko Tinggi Menurut (Nurcahyo, 2007) kehamilan berisiko adalah setiap faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan kematian maternal
17
Kehamilan beresiko dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu : a) Kehamilan beresiko rendah sama dengan keadaan normal b) Kehamilan beresiko sedang pada ibu hamil yang tidak langsung dapat menimbulkan kematian ibu antara lain : (1) TB <145 (2) Pendidikan ibu, pengetahuan keluarga rendah (3) Tingkat sosial ekonomi rendah (4) Hb rendah <8 gr % (5) Hypertensi (tekanan darah 130/90 mmhg) (6) Jarak antara kehamilan/kelahiran <2 tahun (7) Partus lebih dari 5 kali (8) Primigravida pada usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun c. Kehamilan beresiko tinggi dapat menyebabkan 1) Keguguran 2) Kematian ibu dan janin 3) Persalinan prematury 4) Kelahiran dengan berat badan rendah 5) Penyakit janin d. Faktor kehamilan dengan resiko tinggi Menurut (Hutabara, 2012), yang dimaksud kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan dengan faktor resiko sebagai berikut : 1) Komplikasi Obstetrik
18
a) Usia kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35 tahun b) Paritas, primigravida tua primer atau sekunder dan grandemultipara c) Riwayat persalinan, abortus lebih dari 2 kali, partus prematur 2 kali atau lebih, riwayat kematian janin dalam rahim, perdarahan pasca persalinan dengan tindakan operasi 2) Komplikasi Medis Kehamilan yang disertai anemia, hipertensi, penyakit jantng, hamil dengan diabetes militus, obesitas, penyakit hepar, dan penyakit paru. 4. Jarak Kehamilan Yang Aman Kehamilan merupakan saat yang paling tepat untuk saling berbagi dan merencanakan apa yang akan dilakukan sebagai calon orangtua. Upaya perencanaan dalam keluarga yakni menentukan jumlah anak dan jarak kehamilannya merupakan hal yang umum dilakukan, terutama oleh keluarga keluarga muda baik diperkotaan maupun di pedesaan. Kesadaran akan pentingnya perencanaan keluarga ini biasanya dikaitkan dengan konsep perencanaan keluarga, pasangan muda dianggap lebih siap baik secara mental, spiritual maupun finansial dalam menata masa depan anak-anak mereka. Tentu saja pandangan ini masih bisa di pertanyakan mengingat penataan masa depan keluarga sangat berkaitan dengan banyak faktor (Sugiri,2007).
19
Di masyarakat masih berlaku kebiasaan dimana sebagian besar suami istri hanya berbincang tentang ukuran keluarga ketika ingin menambah jumlah anak, tetapi tidak detail hingga menyentuh masalah kesiapan istri untuk menerima kehamilan baru (Rahima, 2003). Secara medis, rahim sebenarnya sudah siap untuk hamil kembali tiga bulan setelah melahirkan. Namun berdasarkan catatan statistik penelitian bahwa jarak kelahiran yang aman antara anak satu dengan lainnya adalah 27 sampai 32 bulan. Pada jarak ini si ibu akan memiliki bayi yang sehat serta selamat saat melewati proses kehamilan (Agudelo, 2007). Penelitian The Demographic and Health Survey, menyebutkan bahwa anak-anak yang dilahirkan 2-5 tahun setelah kelahiran anak sebelumnya, memiliki kemungkinan hidup sehat 2,5 kali lebih tinggi dari pada yang berjarak kelahiran kurang dari 2 tahun, maka jarak kehamilan yang aman adalah 2-5 tahun (Yolan,2007). 5. Resiko Kehamilan Kurang dari 2 Tahun Menurut (Yolan, 2007), Wanita yang melahirkan dengan jarak yang sangat berdekatan (<2tahun) akan mengalami resiko antara lain : 1) Resiko perdarahan trimester III Perdarahan pervagina pada kehamilan 28 minggu atau lebih 2) Plasenta previa a) Definisi Plasenta Previa adalah plasenta ada di depan jalan lahir (prae=didepan, Vias=jalan). Jadi yang dimaksud adalah plasenta
20
yang implantasinya tidak normal ialah rendah sekali sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium internum. Implantasi plasenta yang normal adalah pada dinding depan atau dinding belakang rahim didaerah fundus uterus Kejadian Plasenta Previa lebih sering terdapat pada multi gravide dari umur yang lanjut, sebab dari plansenta previa terjadi kalau keadaan endometrium kurang baik misalnya karena otrofi endometrium. Bisa juga Plasenta Previa disebabkan implantasi telur yang rendah. Keadaan misalnya terdapat pada : Multipara, terutama kalau jarak antar kehamilan pendek (Yulianti, 2014) 3) Anemia a) Definisi Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin/Hb) dibawah normal. Penyebabnya biasa karena kurangnya zat gizi untuk pembentuka darah, misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia kekurangan zat besi (Yulianti, 2014). Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil, didasarkan pada kriteria WHO
21
ditetapkan 3 kategori yaitu : normal>11 gr/dl, ringan 8-11 gr/dl, berat <8 gr/dl (Yulianti, 2014). 4) Ketuban pecah dini Ketuban Pecah Dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan (Yulianti, 2014). 5) Endometriosis masa nifas 6) Kematian saat melahirkan 7) Kehamilan dengan jarak yang terlalu jauh juga dapat menimbulkan resiko tinggi antara lain persalinan lama. Dengan adanya resiko dalam menentukan jarak kehamilan maka diperlukan penelitian tentang hubungan umur, pendidikan maupun ekonomi terhadap penentuan jarak kehamilan. 6. Perencanaan Kehamilan yang Sehat Perencanaan berkeluarga yang optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tak hanya menyelamatkan ibu dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan psikologis keluarga (Sugiri, 2007).
22
Salah satu perencanaan kehamilan antara lain dengan mengikuti program Keluarga Berencana (KB). KB memberi kepada pasangan pilihan tentang kapan sebaiknya mempunyai anak, berapa jumlahnya, jarak antar anak yang satu dengan yang lain, dan kapan sebaiknya berhenti mempunyai anak (Yolan, 2007). a. Fase-fase dalam mengatur kehamilan Dalam mengatur jarak kehamilan kita dapat menggunakan kontrasepsi sesuai dengan fase-fase berikut ini yaitu
1) Fase menunda kehamilan Pada fase ini, pasangan dapat memilih metode kontrasepsi antara lain : a) Metode sederhana yaitu dengan menggunakan kondom, pantang berkala,pemakaian spermisid, dan senggama terputus b) Pil KB yaitu pil progestin atau pil kombinasi c) Suntikan KB yaitu suntikan progestin atau suntikan kombinasi 2) Fase menjarangkan kehamilan a) Metode sederhana yaitu dengan menggunakan kondom, pantang berkala,pemakaian spermisid, dan senggama terputus
23
b) Metode mekanis yaitu Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) c) Metode MKE kecuali kontap 3) Fase mengakhiri kehamilan Metode MKE termasuk kontap 8. Pelayanan Antenatal Menurut Depkes RI (2010), pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan. Pengertian antenatal care adalah perawatan kehamilan. Pelayanan perawatan kehamilan merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal care yang sudah ditetapkan. Sedangkan tujuan pelaksanaan pelayanan antenatal antara lain:
1.
Memantau kemajuan kehamilan serta memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
2.
Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan social ibu serta janin
3.
Mengenali secara dini kelainan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil
4.
Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat dan mengurangi sekecil mungkin terjadinya trauma pada ibu dan bayi
24
5.
Mempersiapkan ibu untuk menjalani masa nifas dan mempersiapkan pemberian ASI eksklusif
6.
Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran dan tumbuh kembang bayi.
C. Kerangka Teori
Pengetahuan
Wanita Usia Subur
Kehamilan
Resiko Tinggi jarak kehamilan Kurang Dari 2 Tahun :
Faktor
yang
1. Resiko perdarahan trimester III 2. Plasenta Previa 3. Anemia 4. Ketuban Pecah dini 5. Endometriosis masa nifas 6. Kematian saat melahirkan
mempengaruhi
pengetahuan : 1. Faktor internal a. Umur b. Jenis kelamin c. Pendidikan d. Pekerjaan e. Pengalaman 2. Faktor Eksternal a. Lingkungan b. Sosial budaya c. Status ekonomi d. Sumber informasi e. Kriteria tingkat pengetahuan
Gambar : 2.1 Kerangka Teori Sumber : Notoatmojo, (2011) , Manuaba (2007)
25
D. Kerangka Konsep Penelitian Baik Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Resiko Kehamilan Jarak Kurang Dari 2 Tahun
Cukup
Kurang
Faktor yang mempengaruhi: 1. Faktor internal a. Umur b. Jenis kelamin c. Pendidikan d. Pekerjaan e. pengalaman 2. Faktor eksternal a. Lingkungan b. Sosial budaya c. Status ekonomi d. Sumber informasi e. Kriteria tingkat pengetahuan
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian Sumber : Ariani (2014) Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2012), deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif suatu keadaan secara objektif. Sedangkan kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk
angka-angka (Riwidikdo, 2010). Pada penelitian ini
mendeskripsikan tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi kehamilan kurang dari 2 tahun.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasi penelitian merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian yang berguna untuk membatasi ruang lingkup penelitian (Notoatmodjo,
2012).
Lokasi
penelitian
ini
dilakukan
di
Desa
Panggungrejo, Surakarta 2. Waktu Waktu penelitian adalah waktu penelitian tersebut akan dilakukan. (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakanakan pada bulan April tahun 2015.
26
27
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah tentang siapa atau golongan mana yang menjadi sasaran penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Populasi yang diteliti adalah semua wanita usia subur di Desa Panggungrejo, Surakarta yang berjumlah 120 wanita usia subur. 2. Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Jika populasi kurang dari 100, maka diambil seluruhnya sebagai sampel, tetapi jika populasi lebih dari 100, maka diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2006). Dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga maka peneliti mengambil sampel 27% dari 120 wanita usia subur yaitu 36 wanita usia subur. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subyek penelitian (Nursalam, 2008). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara Non Random Sampling dengan teknik Sampling Jenuh. Menurut Ariani (2014), Total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
28
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2012). Variabel pada penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi kehamilan kurang dari 2 tahun.
E. Definisi Operasional Menurut Notoatmodjo (2012), definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti. Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel
Definisi Skala Operasional Tingkat Kemampuan Ordinal pengetahuan responden untuk Wanita menjawab: 1. Pengertian subur Wanita Usia tentang Subur resiko tinggi 2. Usia yang jarak kehamilan termasuk faktor kurang dari resiko 2 tahun kehamilan 3. Pengertian resiko tinggi 4. Resiko kehamilan akibat jarak persalinan kurang dari 2 tahun
Alat Ukur Kategori Kuisioner 1. Baik bila nilai reponden yang diperoleh (x) ≥ mean + 1 SD 2. Cukup bila nilai responden yang diperoleh mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 3. Kurang bila nilai responden yang
29
a. Perdarahan trimester III b. Plasenta Previa c. Anemia d. KPD (Ketuban Pecah Dini)
diperoleh (x) <mean – 1 SD (Riwidikdo, 2010).
5. Perencanaan kehamilan yang sehat 6. Pelayanan Antenatal
F. Instrumen Penelitian Alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi kehamilan kurang dari 2 tahun adalah kuisioner. Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012). Penelitian ini menggunakan kuisioner tertutup, yang berbentuk pernyataan dimana dalam pernyataan tersebut disediakan pilihan jawaban yang “benar” atau “salah” tentang resiko tinggi kehamilan akibat kehamilan kurang dari 2 tahun dan responden diminta memilih salah satu jawaban tersebut. Cara penskoran untuk pernyataan positif (favourabel) bila responden menjawab “benar” nilainya 1 dan menjawab “salah” nilainya 0. Pernyataan negatif (unfavourabel) bila responden menjawab “benar” nilainya 0 dan menjawab “salah” nilainya 1. Adapun pengisian kuisioner ini dengan cara memberikan tanda silang (X) pada lembar kuisioner yang sudah disediakan.
30
Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi. Berikut kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini: Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuisioner Uji Coba Instrumen Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Resiko Kehamilan Kurang Dari 2 Tahun Variabel penelitian Tingkat pengetahuan Wanita subur tentang resiko tinggi akibat jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
Indikator 1. Pengertian Wanita Usia Subur 2. Usia yang termasuk faktor resiko kehamilan 3. Pengertian resiko tinggi 4. Resiko kehamilan akibat jarak persalinan kurang dari 2 tahun a. Perdarahan trimester III b. Plasenta Previa c. Anemia d. KPD (Ketuban Pecah Dini) 5. Perencanaan kehamilan yang sehat 6. Pelayanan Antenatal
Jumah Ket : * Tidak Valid
Nomor pernyataan Favorable Unfavorable 1 2, 3 6, 7 4, 5
Jumlah 3 4
12 8,9 10
14,15 16,18*,19 23,24,25 28* 30
2 2
11
1
13 17 20,21,22
3 4
26,27*
6 3
29
2
30
31
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuisioner Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Resiko Kehamilan Kurang Dari 2 Tahun Variabel penelitian Tingkat pengetahuan Wanita subur tentang resiko tinggi akibat jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
Indikator 1. Pengertian Wanita Usia Subur 2. Usia yang termasuk faktor resiko kehamilan 3. Pengertian resiko tinggi 4. Resiko kehamilan akibat jarak persalinan kurang dari 2 tahun e. Perdarahan trimester III f. Plasenta Previa g. Anemia h. KPD (Ketuban Pecah Dini) 5. Perencanaan kehamilan yang sehat 6. Pelayanan Antenatal
Jumah
Nomor pernyataan Favorable Unfavorable 1 2, 3 6, 7 4, 5
Jumlah 3 4
12 2
10
14,15 16,18 22,23,24
11
27
1
8,9
2
13 17 19,20,21
3 2 6
25
1
26
2
27
1. Uji Validitas Sebelum instrumen atau alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuisioner untuk mencari kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2009). Uji validitas adalah suatu
32
ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2012). Uji validitas dilakukan di RW 25, Jebres Tengah, pada bulan April 2015 dengan jumlah responden 32. Uji validitas instrumen dengan menggunakan rumus pearson product moment (Riwidikdo, 2009). Rumus Mencari Koefisien Korelasi Product Moment ݎൌ Keterangan:
ܰǤ ᎂǤ െ ᎂǤ ᎂ
ඥሼᎂ ଶ െ ሺᎂሻଶ ሽሼᎂ ଶ െ ሺᎂሻଶ ሽ
N
: jumlah responden
࢘
: koefisien korelasi product moment
X
: skor pertanyaan
Y
: skor total
XY
: skor pertanyaan dikalikan skor total
Untuk mengetahui apakah harga korelasi valid, maka angka korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel (Arikunto, 2012). Butir soal dinyatakan valid apabila R hitung>R tabel, (0,361) dengan taraf signifikan 0,05. Adapun untuk pernyataan yang tidak valid nomor 18 (0,329), 27 (0,360), 28 (0,361), karena nilai R hitung < R tabel maka ketiga pernyataan tersebut dihilangkan dan tidak digunakan untuk penelitian. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah keajegan alat ukur, artinya konsistenitas alat ukur. Alat ukur digunakan pada saat ini pada waktu dan tempat tertentu akan sama apabila digunakan pada waktu dan tempat berbeda
33
(Riwidikdo, 2009). Reliabilitas menunjukkan kepada suatu pengertian instrumen cukup dapat dipercaya digunakan untuk sebagai pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar sesuai kenyataan, maka berapa kalipun diambil akan tetap sama hasilnya (Arikunto,
2012).
Untuk
menguji
reliabilitas instrument
peneliti
menggunakan Alpha Chronbach dengan bantun program computer SPSS for windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
keterangan:
r11 = ሾ
ሿሾͳ െ
ିଵ
ఀఙ మ ఙ௧ మ
ሿ
K
= Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal
r11
=Reliabilitas instrumen
Σσb2
= Jumlah varian butir pernyataan
σt2
= Varians total
Pernyataan dikatakan reabilitas apabila α : 0,7.
G. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa atau hal dengan sebagai atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian (Arikunto, 2010). Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar kuisioner pada wanita usia subur dan ibu yang hamil dengan jarak kurang dari 2 tahun, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden diminta untuk mengisi kuisioner sampai selesai dan kuisioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
34
1. Data Primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek/subjek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2010). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuisioner tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari objek penelitian.Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain (Riwidikdo, 2010). Data sekunder didapatkan dari data wanita usia subur di desa Panggung rejo sebanyak 120 orang.
H. Metode Pengolahan atau Analisis Data 1. Pengolahan Data Setelah semua data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut (Notoatmodjo, 2012), adalah: a. Editing Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuisioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Jika ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuisioner tersebut dikeluarkan.
35
b. Coding Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomor responden, nomor-nomor pertanyaan, skor pernyataan. c. Entry Memasukkan data (data entry) yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. d. Tabulating Tabulating adalah membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. e. Pembersihan atau cleaning Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan dan kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. 2. Analisis Data Data
yang telah diolah baik
pengolahan
manual
maupun
menggunakan bantuan komputer, tidak akan bermakna tanpa dianalisis. Analisis yang digunakan oleh peneliti adalah analisis univariat. Menurut Notoatmodjo (2010), analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil ditunjukan sebagai berikut:
36
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) >mean + 1 SD, dengan nilai (x) > 23. b. Cukup, bila nilai responden diperoleh mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD, dengan nilai 9 ≤ x ≤ 23. c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) <mean – 1 SD (Riwidikdo, 2010), dengan nilai (x) < 9. Menurut Riwidikdo (2010), untuk menghitung mean dan SD menggunakan rumus: Meanൌ
ᎂ௫ ୬
Keterangan: Ɖ݅ݔ
: Jumlah nilai responden
݊
: Banyaknya responden SD = ට
୶୧ᎂ୶మ ିሺ୶ሻమ Ȁ୬
Keterangan :
୬ିଵ
݅ݔƉݔ2 : Jumlah nilai responden dikuadratkan Ɖݔ
: Jumlah nilai responden
݊
: Banyaknya responden
Setelah didapatkan hasil nilai mean dan Standard Deviation tiap responden, kemudian hasil tersebut dimasukkan dalam skala pengetahuan yang sudah tercantum diatas. Menurut Riwidikdo (2010), untuk memperoleh skor prosentase untuk jumlah Orang tua menurut tingkat pengetahuan yaitu sebagai berikut: Skor prosentase:
ᎂ௨௨௨௧௧௧௧௨ ௨௦ௗ
ͳͲͲΨ
37
I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2010) dalam melakukan penelitian pada responden peneliti memperlihatkan etika penelitian antara lain: 1. Informed consent Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. 2. Anonymity (tanpa nama) Penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Confidentiality memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015 di Desa Panggungrejo. Secara geografis batas wilayah Panggungrejo pada bagian Timur Desa Ngoresan, Sebelah utara Desa Ngasinan, Sebelah barat Desa Jebres Tengah, Sebelah Selatan Desa Sabrang Lor. Jumlah seluruh wanita di Panggung rejo 260 orang dan jumlah wanita usia subur sebanyak 120 orang dan yang menjadi sampel 36 orang. Mata pencaharian penduduk Desa Panggungrejo sebagian besar adalah wiraswasta.
B. Hasil Penelitian Penelitian Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dilaksanakan di Panggungrejo, Surakarta dengan jumlah responden 36 orang, penelitian ini dibantu oleh kader dan ibu-ibu PKK setempat yang ada di desa Panggungrejo, yang sebelumnya dilakukan persamaan persepsi. 1. Karakteristik Responden Setelah dilakukan pengumpulan data dapat diketahui karakteristik responden yang meliputi:
38
39
a. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur No. Responden Frekuensi Prosentase (%) 1 <20 6 16,67 2 20-35 28 77,78 3 >35 2 5,55 Total 36 100% Sumber: data primer, 2015 Berdasarkan tabel diatas kelompok umur responden < 20 tahun sebanyak 6 responden (16.67%), 20-35 tahun sebanyak 28 responden (77,78%), dan >35 tahun sebanyak 2 responden (5,55%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa umur responden terbanyak adalah 20-35 tahun yaiutu 28 responden (77,78%) b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan No. Responden Frekuensi Prosentase (%) 1 SD 3 8,33 2 SMP 13 36,11 3 SMA 17 47,22 4 Perguruan Tinggi 3 8,33 Total 36 100% Sumber : data primer, 2015 Berdasarkan
tabel
diatas
kelompok
responden
berpendidikan SD sebanyak 3 responden (8,33%), SMP sebanyak 13 responden (36,11%), SMA sebanyak 17 responden (47,22%), dan perguruan tinggi sebanyak 3 responden (8,33%). Dari data diatas dapat disimpulkan
40
bahwa pendidikan terakhir responden paling banyak adalah SMA yaitu 17 responden (47,22%). c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan No. Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%) 1 IRT 10 27,78 2 Pegawai Swasta 10 27,78 3 PNS 2 5,55 4 Wiraswasta 14 38,89 Total 36 100% Sumber : Data primer, 2015 Berdasarkan tabel diatas kelompok responden bekerja sebagai IRT sebanyak 10 responden (27,78%), Pegawai swasta sebanyak 10 responden (27,78%), PNS sebanyak 2 responden (5,55%), Wiraswasta sebanyak 14 responden (38,89%). Dari data diaras dapat disimpulkan bahwa pekerjaan responden paling banyak sebagai Wiraswasta yaitu 14 responden (38,89%). 2. Hasil Penelitian Setelah dilakukan analisis data didapat nilai mean 16,1667 dan standar deviasi 6,68687, seperti tertera pada tabel 4.4
Variable
Tabel 4.4 Mean dan Standar deviasi Mean Standart Deviasi
Tingkat pengetahuan wanita usia 16,1667 6,68687 subur tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun
41
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden maka digunakan perhitungan sebagai berikut: 1. Baik
: (x) > mean + 1 SD (x) > 16,1667 + 1.6,68687 (x) > 22,85 (x) > 23 Jadi pengetahuan baik jika nilai responden (x) > 23
2. Cukup
: mean – 1SD £ x £mean + 1 SD 16,1667 – 1.6,68687 £ x £ 16,1667 + 1.6,68687 9,47 £ x £ 22,85 9 £ x £ 23 Jadi pengetahuan cukup bila nilai responden 9 £ x £ 23
3. Kurang
: (x) < mean – 1SD (x) < 16,1667 – 1.6,68687 (x) < 9,47 (x) < 9 Jadi pengetahuan kurang bila nilai responden (x) < 9
Hasil penelitian tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:
42
Tabel 4.5 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan No. Tingkat Pengetahuan 1 Baik 2 Cukup 3 Kurang Total Sumber: Data primer, 2015
Frekuensi 8 22 6 36
Prosentase (%) 22,22 61,11 16,67 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun di Desa Panggungrejo tahun 2015, yang berpengetahuan baik sebanyak 8 orang wanita usia subur (22,22%), berpengetahuan cukup sebanyak 22 orang wanita usia subur (61,11%), berpengetahuan kurang sebanyak 6 orang wanita usia subur (16,67%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun terbanyak pada kategori cukup yaitu 22 orang wanita usia subur (61,11%).
C. Pembahasan Menurut Notoatmojo (2011), Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba melalui kulit, pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).
43
Salah satu pengetahuan yang harus diketahui wanita usia subur adalah pengetahuan tentang resiko tinggi yang ditimbulkan akibat jarak kehamilan kurang dari 2 tahun. Resiko tinggi dari jarak kehamilan kurang dari 2 tahun antara lain resiko perdarahan trimester III, endometriosis masa nifas, plasenta previa, anemia, ketuban pecah dini, kematian saat melahirkan. Bila ada tanda bahaya resiko tersebut, biasanya ibu perlu mendapat pertolongan segera di rumah sakit (hospital emergency). Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun di desa Panggungrejo sebanyak 6 wanita usia subur (16,67%) berpengetahuan baik, 22 wanita usia subur (61,11%) berpengetahuan cukup, 8 wanita usia subur (22,22%) berpengetahuan kurang. Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh data responden yang memiliki umur <20 sebanyak 6 responden yang memiliki pengetahuan baik 4 responden, cukup 2 responden. Responden yang memiliki umur 20-35 tahun sebanyak 28 responden yang memiliki pengetahuan baik ada 4 resonden dan berpengetahuan cukup ada 24 responden. Responden yang memiliki umur >35 tahun sebanyak 2 responden dan yang berpengetahuan kurang ada 2 responden. Hal tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan Ariani (2014), Jika seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan memiliki pola pikir dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diperolehnya akan semakin baik.
44
Karakteristik
responden berdasarkan pendidikan diperoleh data
responden yang berpendidikan SD sebanyak 3 responden, yang memiliki pengetahuan baik 0 responden, cukup 0 responden dan kurang 3 responden. Responden yang berpendidikan SMP sebanyak 13 responden, yang memiliki pengetahuan baik 0 responden, cukup 10 resonden dan kurang 3 responden. Responden yang berpendidikan SMA sebanyak 17 responden, yang memiliki pengetahuan baik 5 responden, cukup 12 responden, kurang 0 responden. Responden yang berpendidikan Perguruan Tinggi ada 3 responden, yang memiliki pengetahuan baik 3 responden, cukup 0 responden, kurang 0 responden. Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pendidikan mempengaruhi pengetahuan. Hal tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Ariani (2014), dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan berpendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Karakteristik
responden
berdasarkan
pekerjaan
diperoleh
data
responden yang bekerja (PNS, Wiraswata, Pegawai Swasta) sebanyak 26 responden, yang memiliki pengetahuan baik ada 8 responden, cukup 18 responden, dan kurang 0 responden. Responden yang tidak bekerja (IRT) sebanyak 10 responden, yang memiliki pengetahuan baik 0 responden, cukup 4 responden dan kurang 6 responden. Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa pekerjaan mempengaruhi pengetahuan. Hal tersebut sesuai
45
dengan teori yang disampaikan oleh Notoatmodjo (2012), Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari–hari artinya makin cocok jenis pekerjaan yang diemban, makin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh Selain faktor diatas, faktor lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu pengalaman sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat informal. Informasi yang diperoleh melalui kenyataan (melihat dan mendengar sendiri), serta melalui surat kabar, radio, TV dapat menambah pengetahuan agar lebih luas. Budaya yang ada di masyarakat dan kondisi politik juga mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan seseorang. Lingkungan seseorang akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi berkaitan dengan pendidikan. Apabila status ekonomi baik tingkat pendidikan juga akan tinggi dan diiringi oleh meningkatnya pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden berpengetahuan cukup tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun 22 responden (61,11%). Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi. Pengetahuan tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun sangat mutlak untuk diketahui, karena dengan mengetahui resiko akibat jarak kehamilan kurang dari 2 tahun, segala resiko yang akan terjadi dapat terantisipasi dengan baik.
46
D. Keterbatasan Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa kendala dan kelemahan/keterbatasan: 1. Kendala penelitian Pada penelitian ini kendala peneliti yaitu ibu yang tidak bisa dan tidak mau membaca dan menulis, sehingga peneliti harus membacakan dan menuliskan jawaban kuesioner. 2. Kelemahan / keterbatasan a. Variabel penelitian ini adalah variabel tunggal, sehingga hasil penelitian ini terbatas pada tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun. b. Kuesioner yang digunakan dengan jawaban tertutup sehingga responden tidak bisa menguraikan jawaban selain jawab yang tersedia. c. Dalam penelitian ini hanya menggambarkan pengetahuan tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun tanpa adanya tindak lanjut terhadap hasil penelitian yang diperoleh.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisi data dan hasil tujuan dalam penelitian ini, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dalam kategori baik sebanyak 8 responden wanita usia subur (22,22%) 2. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dalam kategori cukup sebanyak 22 responden wanita usia subur (61,11%) 3. Tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dalam kategori kurang sebanyak 6 responden wanita usia subur (16,67%) Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan wanita usia subur tentang resiko tinggi jarak kehamilan kurang dari 2 tahun terbanyak pada kategori cukup dengan 22 responden (61,11%)
B. Saran Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
47
48
1. Bagi Wanita usia subur Bagi wanita usia subur diharapkan mengikuti penyuluhan-penyuluhan dari tenaga kesehatan dan mencari informasi baik dari media cetak maupun media elektronik sehingga dapat menambah pengetahuan wanita usia subur tentang resiko kehamilan dengan jarak kurang dari 2 tahun dan dapat mencegah segala resiko yang dapat terjadi, serta wanita usia subur mampu mengatur jarak kehamilan dengan baik. 2. Bagi Institusi a. Pelayanan kesehatan Bagi pelayanan kesehatan diharapkan lebih meningkatkan kualitas pelayanan penyuluhan khususnya tentang resiko tinggi kehamilan kurang dari 2 tahun sehingga pasien dapat segera melakukan pemeriksaan rutin ke tenaga kesehatan b. Pendidikan Bagi institusi pendidikan diharapkan menyediakan sumber bacaan yang terbaru terutama tentang resiko tinggi akibat kehamilan kurang dari 2 tahun yang dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dan lebih mengembangkan variabel penelitian dengan masalah yang ada dengan subjek penelitian yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, A.P. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika. Arikunto. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Aksara. Depkes BKKBN. 2011. Rencana Strategi Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia 2001-2011. Jakarta. Hidayat. A. Aziz Alimun. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kebidanan, dan KB. Jakarta: Rineka Cipta. WHO. UNICEF, UNFPA, and The World Bank Estimates. Trends in Maternal Mortality: 1990-2010. Geneva: WHO; 2012 Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Riwidikdo, H. 2013. StatistikaUntuk Penilaian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama SDKI. 2012. Angka Kematian Ibu dan Bayi Di IndonesiaTinggi. Online (available): Http/batavise.co.id//contenct//angka-kematian-ibu-di-indonesia tinggi.html. diakses tanggal 5 Oktober 2014 Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Yulianti. 2014. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: TIM. Kumalasari. 2012. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Arsita. 2012. Kesehatan dan Ibu Anak Dalam Millenium Development. Yogyakarta: Nuha Medika. Elisabet, S. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru BKKBN. Survey Demografi Kesehatan Indonesia. 2012. Jakarta: BKKBN. Angka Kematian Ibu. Dinkes Provinsi Jateng. Profil Kesehatan 2012. Semarang: Dinkes; 2012. Angka
Kematian Ibu. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Manuaba, Ida Ayu Chandra, dkk. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC. 2010. Prawiroharjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo; 2007.