TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VI TENTANG MENARCHE DI SD N 3 PLOSOREJO PURWODADI
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh IMA KHABIB DIYASTUTI NIM B12 131
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VI TENTANG MENARCHE DI SD N 3 PLOSOREJO PURWODADI
Diajukan Oleh : Ima Khabib Diyastuti NIM B12 131
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal
Juli 2015
Pembimbing
Yunia Renny A, S.ST NIK. 201188092
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VI TENTANG MENARCHE DI SD N 3 PLOSOREJO PURWODADI Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh : Ima Khabib Diyastuti NIM B12 131
Telah diperiksa di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada Tanggal
Juli 2015
PENGUJI I
PENGUJI II
Arista Apriani, S.ST., M.Kes
Yunia Renny A, S.ST
NIK. 201188069
NIK. 201188092
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST NIK. 200985034
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melipahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VI TENTANG MENARCHE DI SD N 3 PLOSOREJO PURWODADI TAHUN 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta 2. Ibu Retno Wulandari, S.ST selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta 3. Ibu Yunia Renny A, S.ST selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis 4. Bapak Tabut, S.Pd selaku Kepala Sekolah di SD N 3 Plosorejo Purwodadi yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis dalam penelitian ini. 5. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan 6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta,
Penulis
iv
2015
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015 Ima Khabib Diyastuti B. 12 131 TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS VI TENTANG MENARCHE DI SD N 3 PLOSOREJO PLOSOREJO PURWODADI (xii + 42 halaman + 20 lampiran + 5 tabel + 2 gambar)
ABSTRAK Latar Belakang : Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan masa kanak – kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial. Menstruasi pertama atau menarche adalah hal yang wajar yang pasti dialami oleh wanita normal dan tidak perlu digelisahkan. Ketika muncul menarche, seorang individu akan merasakan adanya keluhan – keluhan fisiologis maupun kondisi psikologis yang tidak stabil. Hal ini karena ketidaktahuan remaja tentang perubahan – perubahan fisiologis yang terjadi pada awal kehidupan seorang remaja wanita, maka mestruasi dianggap sebagai sesuatu hal tidak baik. Studi pendahuluan dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2014 di SD N 3 Plosorejo Purwodadi kepada 30 siswi kelas VI didapatkan belum mengalami menarche. Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi dalam tingkat baik, cukup, dan kurang. Metode Penelitian : Jenis penelitian deskriptif kuantitatif, penelitian dilakukan pada tanggal 2 Mei 2015 dengan jumlah responden 30 siswi, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reabilitasnya. Menggunakan analisa data univariat. Hasil Penelitian : Hasil penelitian terhadap 30 siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi diperoleh hasil yang pengetahuan baik sejumlah 5 responden (16,7%), cukup sejumlah 18 responden (60,0%), dan kurang sejumlah 7 responden (23,3%). Simpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi mempunyai pengetahuan yang cukup tentang menarche yaitu sebanyak 18 responden (60,0%)
Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja, Menarche Kepustakaan : 20 literatur (2007 – 2014)
v
MOTTO
·
Kemalasan adalah suatu bagian dari zona nyaman yang selalu menjagamu dari kemajuan dan kesuksesan.
·
Sukses yang sempurna itu dimana kita bisa diterima baik dan mudah beradaptasi kepada lingkungan dimanapun kita berdiri saat itu.
·
Kebahagiaan yang sempurna adalah dimana kita selalu mendapat kasih sayang, cinta dan do’a oleh semua orang, terlebih pada orang yang kita kasihi.
·
Aturan dan etika membangun kepribadian yang baik dan berkualitas.
PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan: 1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi kemudahan dan keajaiban setiap kesulitan yang saya hadapi. 2. Bapak dan ibuku tercinta yang telah memberikan dukungan, perhatian baik moril maupun materiil. 3. Kakakku (Ali dan Nurul), Adikku (Lufita) dan kakak” Q ipar (kurniawan dan kholisatun) yang telah memberiku semangat dan do’anya J 4. Keluarga besar “green kost” khususnya mb desy dan mita, terima kasih canda tawa kalian. 5. Teman – teman Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta, terima kasih canda tawa, suka duka, kekonyolan, kesombongan, keegoisan dan perbedaan yang menyatukan kita menjadi saudara dari kita berjumpa hingga lepas. 6. Almamater tercinta
vi
CURICULUM VITAE
Nama
: Ima Khabib Diyastuti
Tempat / Tanggal Lahir
: Grobogan, 13 Desember 1993
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Ds Plosorejo Rt 05/01 Kec. Tawangharjo Kab.Grobogan
Riwayat Pendidikan : 1. SD N 1 Plosorejo
Lulus Tahun 2006
2. SMP Al Muayyad Surakarta
Lulus Tahun 2009
3. SMA Al Muayyad Surakarta
Lulus Tahun 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2012
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN .........................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN ...........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................
vi
CURICULUM VITAE ...................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................
1
B. Perumusan Masalah .................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................
4
E. Keaslian Penelitian ...................................................................
4
TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori .........................................................................
6
1. Pengetahuan ......................................................................
6
2. Remaja ..............................................................................
13
3. Menarche ...........................................................................
17
B. Kerangka Teori ........................................................................
21
C. Kerangka Konsep Penelitian ...................................................
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...............................................
23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................
23
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...............
24
D. Variabel Penelitian ..................................................................
25
viii
E. Definisi Operasional ................................................................
25
F. Instrumen Penelitian ................................................................
26
G. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
29
H. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ...........................
30
I. Etika Penelitian ........................................................................
34
J. Jadwal Penelitian .....................................................................
35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Gambaran Umum dan Tempat Penelitian .................................
36
B. Hasil Penelitian ..........................................................................
36
C. Pembahasan ...............................................................................
38
D. Keterbatasan ..............................................................................
40
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................
42
B. Saran ..........................................................................................
43
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL Tabel2.1 KarakteristikPerubahanFisikRemaja..............................................
14
Tabel 3. 1 Definisi Operasional ...................................................................
25
Tabel 3. 2 Kisi – kisi Kuesioner ..................................................................
27
Tabel 4. 1 Hasil Pengolahan Data .................................................................
37
Tabel 4. 2 Kuantitas Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VI Tentang Menarche .............................................
x
38
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Kerangka Teori ......................................................................
22
Gambar 2.2
Kerangka Konsep Penelitian .................................................
23
xi
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3.
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4.
Surat Permohonan Ijin Uji Validitas
Lampiran 5.
Surat Balasan Ijin Uji Validitas
Lampiran 6.
Surat Permohonan Ijin Tempat Penelitian
Lampiran 7.
Surat Balasan Ijin Tempat Penelitian
Lampiran 8.
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9.
Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10.
Kuesioner Penelitian
Lampiran 11.
Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12.
Tabulasi Kuesioner Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VI Tentang Menarche Di SD N 3 Plosorejo
Lampiran 13.
Hasil Uji Validitas
Lampiran 14.
Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15.
Tabulasi Kuesioner Penelitian
Lampiran 16.
Hasil Uji Statistik Perhitungan Penelitian
Lampiran 17.
Perhitungan Manual Penelitian
Lampiran 18.
Tabel R Product Moment
Lampiran 19.
Dokumentasi Penelitian (foto)
Lampiran 20.
Lembar Konsul
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Survey Demografi Kesehatan Indonesia (2012), menunjukkan jumlah remaja putri 30 % dari jumlah penduduk atau sekitar 1,2 juta jiwa. Jumlah remaja usia 10 sampai dengan 19 tahun di Indonesia adalah 21.279.147
jiwa
sedangkan
di Jawa
Tengah
ada
2.761.577
jiwa
(Sensus Penduduk, 2010). Masa remaja adalah proses melewati masa pubertas yang merupakan tahap seorang individu beranjak dewasa. Hal tersebut yang ditandai dengan perubahan ciri - ciri fisik dan sifat yang memungkinkannya untuk mampu bereproduksi. Pada remaja putri pubertas terlihat saat dimulainya perkembangan payudara pada usia 8 sampai 10 tahun dan mencapai puncaknya saat terjadi menstruasi. Usia rata – rata untuk menstruasi pertama (menarche) adalah kurang lebih 12 tahun (Heffner dan Schust, 2008). Pengetahuan tentang menstruasi sangat dibutuhkan oleh remaja putri karena masalah fisik seperti infeksi saluran kemih (ISK). Hal tersebut dapat timbul karena kurangnya hygienetas secara personal, walaupun menstruasi pertama (menarche) adalah hal yang wajar dan pasti dialami oleh setiap perempuan normal, tetapi tidak setiap mereka memperhatikan personal hygiene (Proverawati dan Misaroh, 2009).
1
2
Keluhan – keluhan fisiologis yang timbul pada menarche seperti sakit kepala, sakit pinggang, mual, muntah maupun kondisi psikologis yang tidak stabil seperti bingung, sedih, stres, cemas, mudah tersinggung, marah, emosional. Hal ini dapat terjadi karena ketidaktahuan remaja tentang perubahan – perubahan fisiologis yang terjadi pada dirinya. Pemberian informasi yang benar tentang perubahan masa – masa remaja oleh orang tua maupun guru disekolah sangat diperlukan, agar dapat mengurangi ketidaktahuan bagi remaja (Mansur dan Budiarti, 2014). Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 29 Oktober 2014 di SD N 3 Plosorejo Purwodadi didapatkan jumlah seluruh siswa kelas VI sebanyak 48 anak, terdiri dari siswa laki-laki sebanyak 18 anak dan siswi perempuan sebanyak 30 anak. Penulis melakukan wawancara kepada 10 siswi kelas VI dengan pertanyaan seperti pengertian menarche itu apa, ganti pembalut berapa kali sehari dan saat haid melakukan keramas tidak. Dari hasil wawancara tersebut terdapat 3 siswi (30%) tahu tentang menarche dan 7 siswi lainnya (70%) tidak tahu tentang menarche. Berdasarkan studi pendahuluan tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VI tentang Menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi Tahun 2014”. Karena dari hasil wawancara didapatkan masih banyak siswi yang belum tahu tentang menarche.
3
B. Perumusan Masalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VI tentang Menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi Tahun 2014?”.
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi tahun 2014.
2.
Tujuan Khusus a.
Untuk Mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi tahun 2014 pada tingkat pengetahuan baik.
b.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi tahun 2014 pada tingkat pengetahuan cukup.
c.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi tahun 2014 pada tingkat pengetahuan kurang.
4
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat menambah wacana kepustakaan mengenai menarche dan memberi sumbang pikiran bagi penelitian serupa dikemudian hari dan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya.
2.
Bagi Penulis Dapat mengaplikasikan ilmu dibangku kuliah dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian khususnya tingkat pengetahuan tentang menarche.
3.
Bagi Institusi Dapat dijadikan bahan bacaan dan wawasan bagi mahasiwa serta sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian yang akan datang, khususnya tentang menarche.
E. Keaslian Penelitian 1.
Micky Ardilla Sari (2011), Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
dengan
judul
“Gambaran
Tingkat
Pengetahuan
Siswi
Usia 10-12 Tahun Tentang Menarche di Sekolah Dasar Negeri 1 Sinyoharjo Eromoko Wonogiri”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Sampel ini diambil dengan menggunakan total sampling. Sampling jenuh (total jenuh) sejumlah 30 responden siswi SD Negeri 1 Sinyoharjo Eromoko Wonogiri. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, teknik analisis data yang digunakan adalah univariat. Hasil penelitian ini didapat bahwa tingkat pengetahuan terhadap 30 siswi usia
5
10-12 tahun di SD Negeri 1 Sinyoharjo Eromoko tentang menarche diperoleh hasil 7 siswi (23,33%) dalam kategori baik, 20 siswi (66,67%) dalam kategori cukup, 3 siswi (10%) dalam kategori kurang. 2.
Puspitasari Ati (2009), Fakultas Kedokteran Prodi D IV Kebidanan Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menarche Pada Siswi Sekolah Dasar Negeri III Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner pada sejumlah 30 siswi Sekolah Dasar kelas V dan VI, dengan menggunakan teknik pengambilan sampelnya yaitu sampling jenuh. Hasil penelitian 30 responden diperoleh hasil 9 siswi (30,0%) dalam kategori baik, 18 siswi (60,0%) dalam kategori cukup, 3 siswi (10,0%) dalam kategori kurang. Perbedaan penelitian yang penulis buat dengan peneliti sebelumnya yaitu terletak pada tempat, subyek dan waktu penelitian, persamaan
penelitian
yang
dilakukan
penulis
dengan
peneliti
sebelumnya terletak pada variabel yaitu meneliti tentang menarche.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1.
Pengetahuan a.
Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba terhadap suatu objek tertentu (WHO, dikutip Nursalam, 2013). Pengetahuan manusia merupakan hasil dari berbagai pemeriksaan, penyelidikan dan mengetahui (mengenal) benda (Jalal, 2010).
b.
Tingkat Pengetahuan Terdapat 6 tingkat domain kognitif pengetahuan, yaitu : 1) Tahu (know) Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk dalam pengetahuan tingkat
ini
adalah
mengingat
kembali
terhadap
suatu
rangsangan yang telah diterima. 2) Memahami (comprehenzion) Memahami
(comprehension)
yaitu
kemampuan
untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
6
7
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan terhadap obyek yang dipelajari. 3) Aplikasi (applicatoin) Aplikasi
(application)
merupakan
kemampuan
untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi kondisi riil atau pengalaman yang sebenarnya. 4) Analisis (analysis) Analisis (analysis) kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu subyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis (synthesis) merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam bentuk keseluruhan yang baru. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi (evaluation) merupakan kemampuan untuk menilai suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan kriteria yang telah ada atau kriteria yang ditentukan sendiri. (Wawan dan Dewi, 2010).
8
c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 1) Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup, dengan pendidikan tinggi seseorang akan mendapat informasi dan pengetahuan yang semakin banyak. Perlu diketahui pula bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak hanya diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu objek juga mengandung dua aspek. Inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap objek tertentu. 2) Media Massa / informasi Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai
bentuk media massa seperti televisi,
9
radio, surat kabar majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat menggerakkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. 3) Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Dengan
demikian
seseorang
akan
bertambah
pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan
berpengaruh
terhadap
proses
masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
10
5) Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulangi kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan ketrampilan profesional serta pengalaman belajar
selama
bekerja
akan
dapat
mengembangkan
kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar serta ilmiah dan etika yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. 6) Usia Mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi kesuksesannya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua sikap tradisional mengenai jalannya
11
perkembangan selama hidup: a)
Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.
b) Tidak dapat mengerjakan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat dipikirkan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia (Health, 2009). d.
Cara Memperoleh Pengetahuan Untuk
mengetahui
kebenaran
rasa
ingin
taunya,
manusia
menggunakan 2 cara, yaitu: 1) Cara tradisional Cara kuno tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis adalah dengan cara non ilmiah, tanpa melalui penelitian. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi:
12
a)
Cara coba salah (trial and eror) Cara digunakan
yang paling tradisional, yang pernah
oleh
manusia
dalam
memperoleh
ilmu
pengetahuan adalah melalui cara coba salah atau dengan kata lain “Trial and Eror”. Cara ini merupakan cara yang paling tradisional, yaitu upaya pemecahannya dilakukan dengan cara coba- coba, bila satu cara tidak berhasil dicoba cara yang lain. b) Cara kekuasaan (otoritas) Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dalam tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan secara turun menurun dari generasi ke generasi berikutnya.
Pengetahuan
diperoleh
pada
otoritas
pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun ahli ilmu pengetahuan. c)
Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru paling baik, maksud pepatah ini bahwa pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulangi kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang
13
dihadapi pada masa lalu. 2) Cara modern Cara
baru
atau
modern
dalam
memperoleh
pengetahuan dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut penelitian ilmiah atau metodologi penelitian. Selanjutnya diadakan penggabungan antara proses berpikir deduktif, induktif, verifikatif, maka lahirlah suatu cara peneliti yang dikenal dengan metode penelitian ilmiah (Wawan dan Dewi, 2010).
2.
Remaja a.
Pengertian Remaja adalah suatu tahapan antara masa kanak - kanak dengan
masa dewasa.
Istilah ini menunjukkan
masa dari
awal pubertas sampai terjadinya kematangan, biasanya mulai dari
14
tahun
pada
pria
dan
12
tahun
pada
wanita
(Proverawati dan Misarah, 2009). Remaja merupakan masa transisi atau peralihan masa kanak- kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial (Marmi, 2014).
14
b.
Karakteristik Perubahan Fisik Remaja
Tabel 2.1 Karakteristik Perubahan Fisik Remaja Karakteristik Remaja Wanita Pertumbuhan payudara Pertumbuhan rambut kemaluan (pubic hair) pertumbuhan badan / tubuh Menarche Bulu ketiak
Usia 8-13 8-14 9,5-14,5 10-16,5 1-2 tahun setelah tumbuhnya pubic hair
Sumber : Mansur dan Budiarti (2014) Ciri-ciri perubahan fisik remaja terbagi menjadi 2 macam, yaitu: 1) Ciri-ciri kelamin primer a)
Mulai berfungsinya organ reproduksi Organ reproduksi pada laki-laki (testis) mulai berfungsi menghasilkan hormon testosteron. Testosteron berfungsi untuk merangsang testis untuk menghasilkan sperma. Organ reproduksi perempuan (ovarium) mulai memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Hormon ini
mempengaruhi
perkembangan
organ
reproduksi
perempuan. Selain itu, juga mempengaruhi ovulasi, yaitu pematangan sel telur dan pelepasan sel telur dari ovarium. b) Laki-laki
mengalami
mimpi
basah
dan
perempuan
mengalami menstruasi. Produksi sperma yang meningkat pada anak lakilaki terjadi mimpi basah. Mimpi basah pertama dapat menjadikan tanda bahwa seorang laki-laki telah akil baliq
15
sedangkan organ reproduksi pada anak perempuan ditandai dengan terjadinya menstruasi dan indung telur (ovarium) pada perempuan mulai aktif dan mampu menghasilkan sel telur (ovum). 2) Ciri-ciri kelamin sekunder Ciri-ciri
kelamin sekunder berupa perubahan fisik,
terjadi pada anak laki-laki dan perempuan. Ciri-ciri kelamin sekunder pada perempuan, antara lain payudara tumbuh membesar, tumbuhnya rambut di ketiak dan disekitar alat kelamin,
serta membesarnya panggul sedangkan ciri-ciri
kelamin sekunder anak laki-laki adalah tumbuhnya kumis dan jambang, tumbuhnya alat
kelamin,
serta
rambut diketiak dan disekitar dada
menjadi
lebih
bidang
(Proverawati dan Misaroh, 2009). c.
Perubahan Psikologi pada Remaja Perubahan yang berkaitan dengan kejiwaan pada remaja adalah: 1) Perubahan emosi sensitif atau peka, misalnya mudah marah, menangis, cemas, frustasi, dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. 2) Perkembangan integelensia. 3) Cenderung mengembangkan cara pikir yang abstrak, suka memberi kritik. 4) Cenderung ingin tahu hal-hal yang baru, sehingga muncul
16
perilaku ingin mencoba-coba (Kumalasari dan Andhyantoro 2012). d.
Faktor mempengaruhi perilaku Remaja Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku remaja menurut Hunlock adalah: 1) Faktor dari dalam Dalam pandangan ini dinyatakan bahwa perubahan- perubahan fisik maupun psikis dipengaruhi oleh faktor dari dalam yang bersifat herediter yang diturunkan oleh orang tuanya, misalnya postur tubuh, bakat minat, kecerdasan, kepribadian, dan sebagainya. 2) Faktor dari luar Dalam pandangan ini dinyatakan bahwa perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh faktor - faktor yang berada dari luar individu yang mencakup berupa kondisi sekolah atau pendidikan formal yang cukup berperan terhadap perkembangan remaja dalam mencapai kedewasaannya. 3) Faktor dari masyarakat Dalam pandangan ini dinyatakan bahwa perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh faktor - faktor yang berada dari masyarakat individu yang berupa adat kebiasaan, pergaulan dan
perkembangan
disegala
bidan
khususnya
yang dicapai (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
teknologi
17
3.
Menarche a.
Pengertian Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi dalam rentang usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja
di tengah masa pubertas sebelum memasuki masa
reproduksi. Hal tersebut merupakan suatu tanda awal adanya perubahan seperti pertumbuhan payudara, pertumbuhan rambut daerah pubis dan aksila, serta lemak pada daerah pinggul (Proverawati dan Misaroh, 2009). Remaja putri mulai mengalami pertumbuhan tubuh pada usia rata-rata 8-9 tahun dan mengalami menarche rata-rata pada usia 12 tahun. Menarche adalah perdarahan dari uterus karena perubahan hormonal yang teratur atau berdaur teratur, kira-kira empat minggu sekali (Marmi, 2014). b.
Fisiologi menarche Fisiologi menarche diantaranya, meliputi: 1) Peningkatan pelepasan follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) dari kelenjar hipofisis. 2) Pengenalan dan respons ovarium terhadap gonadrotopin sehingga memungkinkan terjadinya produksi steroid ovarium (estrogen dan progesteron).
18
3) Terbentuknya peraturan umpan balik positif pada kelenjar hipotalamus dan hipofisis oleh estrogen (Heffner dan Schust, 2008). c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi menarche Beberapa faktor yang mempengaruhi menarche antara lain: 1) Aspek Psikologi yang menyatakan bahwa menarche merupakan bagian dari masa pubertas. Menarche merupakan suatu proses yang melibatkan sistem anatomi dan fisiologi dari proses pubertas yaitu sebagai berikut: a)
Diskresikannya hormon estrogen oleh ovarium yang distimulasi oleh hormon ptuitari.
b) Hormon estrogen menstimulasi pertumbuhan uterus. c)
Fluktuasi
tingkat hormon yang dapat
perubahan
suplai
darah
yang
adekuat
menghasilkan ke
bagian
endometrium d) Kematian beberapa jaringan endometrium dari hormon ini dan adanya peningkatan fluktuasi suplai darah ke desidua. 2) Menarche dan kesuburan Pada sebagian besar wanita, menarche bukanlah sebagai tanda terjadinya ovulasi. Secara tidak teratur menstruasi terjadi selama 1-2 tahun sebelum terjadi ovulasi yang teratur. Adanya ovulasi yang teratur menandakan interval yang konsisten dari lamanya menstruasi dan perkiraan waktu
19
datangnya kembali untuk mengukur tingkat kesuburan seorang wanita. 3) Pengaruh waktu terjadinya menarche Menarche biasanya terjadi sekitar dua tahun setelah perkembangan payudara. Namun akhir-akhir ini menarche terjadi pada usia yang lebih muda dan tergantung dari pertumbuhan individu tersebut, diet dan tingkat kesehatannya. 4) Menarche dan lingkungan sosial Lingkungan
sosial
berpengaruh
terhadap
waktu
terjadinya menarche. Lingkungan keluarga yang harmonis dan adanya keluarga besar yang baik dan dapat mencegah terjadinya menarche dini sedangkan anak yang tinggal ditengah-tengah keluarga yang tidak harmonis dapat mengakibatkan terjadinya menarche dini. 5) Umur menarche dan status sosial ekonomi Menarche terlambat terjadi pada kelompok sosial ekonomi sedang sampai tinggi yang memiliki selisih sekitar 12 bulan. Orang yang non-vegetarian menarchenya lebih awal dari pada yang vegetarian. d.
Tanda yang menyertai menarche Beberapa tanda yang menyertai menarche antara lain: 1) Rasa tidak nyaman 2) Sakit kepala
20
3) Pegal-pegal di kaki dan pinggang untuk beberapa jam 4) Kram perut dan sakit perut 5) Perasaan suntuk,marah dan sedih (Erna, 2008). e.
Reaksi Remaja Wanita terhadap Menarche Reaksi remaja wanita terhadap datangnya haid pertama (menarche) terbagi menjadi 2, yaitu: 1) Reaksi negatif, yaitu seorang remaja wanita ketika dirinya memandang kurang baik terhadap munculnya menstruasi pertama yang mengalami keluhan-keluhan fisiologis maupun kondisi psikologis yang tak stabil. 2) Reaksi positif, yaitu individu yang mampu memahami, menghargai, dan menerima adanya menstruasi pertama sebagai tanda kedewasaan seorang wanita. Ditandai dengan konsep diri (self concept) yang positif, yakni memiliki kemampuan untuk melihat
gambaran
diri
mengenai
kelebihan
dan
kekurangan diri sendiri sehingga mereka mampu mengevaluasi diri (self awareness) (Mansur dan Budiarti, 2014).
21
B. Kerangka Teori
Pengetahuan
Remaja
1.
Pengertian
2.
Tingkat
3.
Faktor
4.
Cara Memeroleh
1.
Pengertian
2.
Karakteristik perubahan fisik
3.
Perubahan psikologis
4.
Faktor perkembangan
Menarche 1.
Pengertian
2.
Fisiologis
3.
Faktor
4.
Tanda yang Menyertai
5.
Reaksi Remaja
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Health (2009), Proverawati dan Misaroh (2009)
22
C. Kerangka Konsep Penelitian
Baik
Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VI Di SD N
Cukup
3 Plosorejo Purwodadi
Kurang
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Informasi/media masa 3. Sosial budaya dan ekonomi 4. Lingkungan 5. Pengetahuan 6. usia
: Diteliti : Tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka konsep Penelitian Sumber : Riwidikdo (2013)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode Deskriptif Kantitatif. Deskriptif Kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Hidayat, 2014). Penelitian ini meneliti tingkat pengatahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi penelitian tersebut dilakukan. Lokasi ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut (Mubarok, 2007). Lokasi penelitian ini dilakukan di SD N 3 Plosorejo Purwodadi.
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu penelitian tersebut dilakukan (Mubarok, 2007). Waktu penelitian ini dimulai dari bulan September 2014 sampai bulan Mei 2015.
23
24
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Santjaka, 2011). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswi kelas VI di SD N 3 Plosorejo Purwodadi sebanyak 30 siswi.
2.
Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Santjaka, 2011). Jumlah sampel yang diambil jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10% 15% atau 20% - 25% atau lebih (Hidayat, 2010). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 responden.
3.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2014). Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi anggota sampel (Hidayat, 2014).
25
D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Mubarok, 2007). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo Purwodadi.
E. Definisi Operasional Definisi
operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2014) Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel No 1.
Variabel Tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 plosorejo purwodadi
Definisi Operasional
Alat Ukur
Kemampuan atau Kuesioner pengetahuan responden untuk menjawab pertanyaan yang di berikan yang berkaitan dengan menarche pada lembar observasi kuesioner yang meliputi : 1. Pengertian menarche 2. Fisiologi menarche 3. Faktor yang mempengaruhi menarche 4. Tanda yang menyertai menarche 5. Reaksi remaja terhadap menarche
Skala Ukur Ordinal
Hasil Ukur a. Baik : Bila nilai responden (X) > mean + 1 SD b. Cukup : Bila nilai mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD c. Kurang : Bila nilai responden (x) < mean -1 SD (Riwidikdo, 2013)
26
F. Instrument Penelitian Instrumen penelitian adalah alat – alat yang digunakan untuk pengumpulan data (Hidayat, 2007). Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
kuesioner,
yaitu
daftar
pertanyaan
yang
sudah
tersusun
dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban (Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup maksudnya dimana sudah terdapat pilihan jawabannya dan skala yang digunakan adalah skala Guttman, skala Guttman merupakan skala pengukuran dengan jawaban ya atau tidak, setuju atau tidak, benar atau salah sehingga
responden tinggal
memilih jawaban
yang tersedia
(Hidayat, 2014). Ada dua pernyataan dalam penskoran, yaitu pernyataan favorable (positif) dan pernyataan unfovarable (negatif), kriteria penilaian pada pernyataan favorable adalah skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Sedangkan penilaian pada pernyataan unfovarable adalah skor 0 jika jawaban benar dan skor 1 jika jawaban salah (Hidayat, 2014). Untuk memudahkan dalam penyusunan instrumen, maka diperlukan kisi – kisi dari instrumen dalam penelitian ini :
27
Tabel 3.2 Kisi – kisi Kuesioner Variabel Variabel
Indikator
Favorable
Unfavorable
Tingkat pengetahu an siswi kelas VI tentang manarche di SD N 3 plosorejo purwodadi
1. Pengertian menarche 2. Fisiologi menarche 3. Faktor yang mempengaruhi menarche 4. Tanda yang menyertai menarche 5. Reaksi remaja terhadap menarche Jumlah Item
1,2,5,6
4, 3
Jumlah Item 6
7, 17
8, 33*
4
10, 12
9, 11
4
14,16,18,19,21 ,22,24,25,26, 27*,28,30 31, 34*
13,15,20,29,32
17
17, 35
4
22
13
35
Kuesioner penelitian ini terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya memiliki ciri-ciri responden dari tempat dimana penelitian tersebut akan dilaksanakan (Riwidikdo, 2013). Uji coba instrument penelitian ini akan dilakukan di SD N 1 Jono Purwodadi. 1.
Uji Validitas Validitas didefinisikan sebagai ukuran seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya. Test hanya dapat melakukan fungsinya dengan cermat kalau ada “sesuatu” yang diukurnya. Jadi, untuk dikatakan valid, test harus mengukur sesuatu dan melakukannya dengan cermat.Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Riwidikdo, 2013).
28
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik product moment, dengan rumus sebagai berikut :
ݎൌ
ேǤσ Ǥିσ Ǥσ
ඥሼσ ଶିሺσ ሻమሽሼσೊ ଶିሺσ ሻమ ሽ
Keterangan : r
: koefisien korelasi
x
: pernyataan
y
: skor total
xy
: skor pernyataan
N
: jumlah sampel Penghitungan dilakukan dengan rumus pearson product
moment. Instrumen di katakan valid jika nilai Rhitung > Rtabel, yaitu Rhitung > 0,361. Uji validitas dilakukan di SD N 1 Jono dengan jumlah responden 30 orang. Penghitungan uji validitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan
menggunakan
program
komputer
SPSS
(Riwidikdo, 2013). Hasil dari uji validitas didapatkan 32 soal valid dan 3 soal yang tidak valid. Nomor soal yang tidak valid ditandai dengan tanda bintang. Soal yang tidak valid akan dihapus didalam kuesioner. 2.
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Riwidikdo, 2013). Untuk mengetahui bahwa kuesioner dapat dipercaya sebagai alat
29
pengumpul data, maka dilakukan uji reliabilitas dengan rumus koefisien reliabilitas alpha cronbach dengan bantuan program komputer SPSS yang dapat
digunakan
baik
untuk
instrumen
yang jawabannya
berskala maupun hanya bersifat dikotomis (hanya mengenal jawaban yang benar dan salah). Rumusnya adalah sebagai berikut :
ݎଵଵୀ
σ ܾܽ ଶ ݇ ൨ ቈͳ െ ଶ ܽ ݐ ݇െͳ
Keterangan ͳͳݎ
: Reabilitas instrumen
k
: Jumlah butir pertanyaan atau banyaknya soal
σ ߪܾʹ
ܽʹ ݐ
: Jumlah varian butir : Varian total Kuesioner dinyatakan reliabel atau baik bila nilai alpa
cronbach’s dengan kriteria minimal 0,7 dengan menggunakan rumus alpa cronbach, angket dikatakan baik apabila nilai alpa lebih dari 0, 7 (Riwidikdo, 2013). Hasil dari uji reabilitas dengan rumus alpha cronbach yang dibantu oleh aplikasi SPSS yaitu dikatakan baik karena didapatkan hasil 0,860 yang diartikan bahwa nilai alfa cronbach lebih besar dari 0,7.
G. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner kepada siswi
30
kelas VI di SD N 3 Plosorejo, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari : 1.
Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek atau subjek
penelitian oleh
organisasi (Riwidikdo, 2013). Data
peneliti primer
perorangan maupun
pada
penelitian ini di
dapatkan dari kuesioner yang langsung diisi oleh responden. 2.
Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder dari penelitian ini didapatkan dari Kepala Bagian Tata Usaha untuk mengetahui jumlah siswi kelas VI di SD N 3 Plosorejo.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1.
Metode Pengolahan Data Setelah pengumpulan data selesai, langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah penggolahan data. Langkah - langkah pengolahan data adalah sebagai berikut :
31
a.
Editing (Penyuntingan Data) Hasil
angket
atau
pengamatan dari lapangan harus
dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner tersebut. Pada penelitian ini peneliti melakukan editing dilapangan, semua data kuesioner dari responden terisi dengan lengkap. b.
Coding Coding adalah mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Kode yang dipakai adalah angka yaitu 0 dan 1, untuk pernyataan positif (favorable) bila jawaban benar nilai 1 dan jawaban salah nilai 0, sedangkan
untuk pertanyaan
negatif (unfavorable) bila jawaban benar nilai 0 dan bila jawaban salah nilai 1. Pada penelitian ini peneliti melakukan coding dilapangan, semua data kuesioner dari responden terisi dengan lengkap. c.
Data Entry (Memasukan Data) atau Processing Data entry yaitu mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pernyataan. Setelah dilakukan penelitian, peneliti memasukkan jawaban dari semua kuesioner yang telah diisi dengan lengkap oleh responden, kemudian dihitung peneliti dengan bantuan computer SPSS.
32
d.
Tabulasi Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peniliti. Pada penelitian ini peneliti menggunakan tabel, karena berguna untuk mempermudah dalam penyusunan kedalam instrumen.
e.
Pembersihan Data (Cleaning) Cleaning yaitu mengecek kembali data dari sumber data atau responden untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya kemudian dilakukan pembetulan dan koreksi. Pada penelitian ini, peneliti bisa langsung mengecek atau meneliti kuesioner ditempat tersebut jika ada kesalahan kode atau ketidak lengkapan dalam mengisi. (Hidayat, 2007).
2.
Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat mendiskripsikan
(Analisis atau
Deskriptif
menjelaskan
)
yang bertujuan
karakteristik
setiap
untuk variabel
penelitian. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari setiap variabel (Hidayat, 2007). Dari data tentang hasil pengukuran tingkat pengetahuan tersebut dapat dikategorikan dalam beberapa kategori, seperti baik, cukup dan kurang. Ketentuan tersebut menggunakan aturan normatif yang
menggunakan
rata-rata
(mean)
(standard deviation) (Riwidikdo, 2013).
dan
simpangan
baku
33
a.
Pengetahuan baik
: Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
b.
Pengetahuan cukup
: Bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
c.
Pengetahuan kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD Menurut Riwidikdo (2013), rumus untuk menghitung nilai
mean dan standard deviation yaitu : 1.
Mean Untuk mencarinilai rata-rata(means) di perolehdenganrumus : Rumus Keterangan
σ௫
X
: Rata-rata (mean)
σݔ
: Jumlah seluruh jawaban responden
n
2.
: ൈൌ
: Jumlah maksimal yang harus di peroleh responden
Standard Deviation
SD :
σ ೣ మ ሻ
σೣ ଶିሺ
ඨ
Keterangan :
ିଵ
SD
: Standard Deviation / Simpangan Baku
Xi
: Nilai Responden
n
: Jumlah Responden
Menurut Riwidikdo (2013), untuk mengkategorikan data interval dalam beberapa kategori. Prosentase ini sering digunakan dalam analisis deskriptif tingkat pengetahuan dengan rumus untuk memperoleh skor prosentasenya adalah sebagai berikut:
34
Skor prosentase = Keterangan:
I.
ே
ͲͲͳݔΨ
n
: Skor yang diperoleh responden
N
: Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh
Etika Penelitian Masalah etika penelitian kebidanan merupakan penting dalam penelitian, karena penelitian ini berhubungan langsung dengan manusia, maka dari segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah : 1.
Informed consent Informed
consent
merupakan
bentuk
persetujuan
antara
peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. 2.
Anonimity (Tanpa Nama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
35
3.
Confidentiality (Kerahasiaan) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalahmasalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2014).
J.
Jadwal Penelitian Dalam jadwal kegiatan diuraikan langkah-langkah pembuatan Karya Tulis Ilmiah, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Hidayat, 2010). Jadwal kegiatan dan penelitian ini terlampir.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Sekolah Dasar Negeri 3 Plosorejo yang terletak di Dukuh Ploso, Kelurahan Plosorejo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan. Secara umum, keadaan lingkungan SD N 3 Plosorejo terlihat bersih dan tertata rapi dengan luas ±16.608 m2. Batas sebelah timur, selatan dan utara dibatasi pemukiman penduduk sedangkan batas sebelah barat dibatasi oleh jalan raya. SD N 1 Plosorejo terdiri dari 6 ruang kelas, 1 kantor guru, 1 ruang perpustakaan, 1 sekolah TK, 1 mushola, 1 kantin, 1 kamar mandi siswa, 1 kamar mandi guru dan halaman. Jumlah siswa di SD N 3 Plosorejo adalah 298 siswa terdiri dari 146 siswa dan 152 siswi. Jumlah siswa kelas VI adalah 48 siswa, terdiri dari 18 siswa dan 30 siswi.
B. Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif
dimana
pengambilan data penelitian menggunakan kuesioner mengenai pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche. Penelitian ini dimulai dari penyebaran kuesioner setelah data terkumpul, langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2015 terhadap 30 responden siswi kelas VI di SD N 3 Plosorejo.
36
37
Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program
SPSS
berdasarkan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4. 1 Mean dan Standar Deviasi Variabel Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VI SD Tentang Menarche Sumber : SPSS (2013)
Mean
Standar Devisiasi
21, 7
4, 7
Dari data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel kuantitas responden, berdasarkan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang yaitu sebagai berikut: Tabel 4.2 Kuantitas Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VI Tentang Menarche di SD N 3 Plosorejo. No 1 2 3
Kategori Baik Cukup Kurang Jumlah Sumber : Data Primer (2015)
Jumlah 5 18 7 30
Prosentase (%) 16,7 60,0 23,3 100
Menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo dengan kategori baik ada 5 responden (16,7%), kategori cukup ada 18 responden (60,0%), dan kategori kurang ada 7 responden (23,3%).
38
C. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo, didapatkan bahwa pengetahuan siswi tentang menarche dalam kategori baik ada 5 responden (16,7%), kategori cukup ada 18 responden (60,0%), dan kategori kurang ada 7 responden (23,3%). Kategori pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo dalam kategori cukup 18 responden (60,0%) memungkinkan faktor usia, pengalaman, lingkungan, informasi, sosial budaya dan ekonomi. Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan menurut Health (2009), yang menyebutkan bahwa usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik seperti halnya informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Selain itu ada faktor lingkungan yaitu segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dilingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan merespon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. Dengan itu masih banyak adanya anggapan orang tua yang salah bahwa menarche merupakan hal yang tabu untuk diperbincangkan dan menganggap bahwa anak akan tahu dengan sendirinya
39
dan sosial ekonomi keluarga yang rendah sehingga pengetahuannya cukup tentang menarche. Hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Health (2009) yang menyebutkan bahwa kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang – orang tanpa melalui penalaran tentang yang dilakukan itu baik atau buruk. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu. Dengan baiknya tingkat pengetahuan siswi kelas VI SD tentang menarche diharapkan siswi siap dalam menghadapi menstruasi pertama. Reaksi positif terhadap menarche dapat dirasakan remaja putri sebagai indeks kedewasaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Micky Ardila Sari (2011), dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswi Usia 10-12 Tahun Tentang Menarche di Sekolah Dasar Negeri 1 Sukoharjo Eromoko Wonogiri”, hasil penelitiannya yaitu dalam kategori baik (23,3%), kategori cukup (66,6%), kategori kurang (10,0%), dan penelitian dari Puspita Ati (2009), dengan
judul ”Gambaran Tingkat Pengetahuan
Remaja Putri Tentang Menarche Pada Siswi Sekolah Dasar Negeri III Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo”, diperoleh hasil dalam kategori baik (30,0%), kategori cukup (60,0%), kategori kurang (10,0%). Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian dengan mayoritas berpengetahuan cukup disebabkan kemungkinan oleh beberapa faktor yaitu faktor usia, pengalaman, lingkungan, informasi,
40
sosial budaya dan ekonomi sehingga sangat diperlukan tenaga kesehatan untuk memberi pemahaman dan informasi lebih baik tentang menarche.
D. Keterbatasan Dalam penelitian ini pun mempunyai keterbatasan, yaitu : 1. Kendala Penelitian Penelitian ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan belajar mengajar sehingga harus mencari waktu diluar kegiatan pembelajaran. 2. Keterbatasan Penelitian a. Peneliti ini hanya mengukur tingkat pengetahuan siswi kelas VI SD tentang menarche. Jadi penelitian tidak melakukan intervensi secara langsung terhadap responden. b. Penelitian ini ada kelemahan dalam menyusun alat (kuesioner) yang menggunakan jawaban tertutup sehingga tidak dapat mengurai jawaban selain dari jawaban yang tersedia.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian, perhitungan hasil dan pembahasan, maka penulis menyimpulkan bahwa hasil penelitian tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo adalah sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak 5 siswi (16,7%). 2. Tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo termasuk dalam kategori cukup yaitu sebanyak 18 siswi (60,0%). 3. Tingkat pengetahuan siswi kelas VI tentang menarche di SD N 3 Plosorejo termasuk dalam kategori kurang yaitu sebanyak 7 siswi (23,3%). Bardasarkan hasil tersebut maka Tingkat Pengetahuan Siswi Kelas VI Tentang Menarche di SD N 3 Plosorejo tertinggi adalah pada tingkat cukup yaitu sebesar 18 siswi (60%).
41
42
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan siswi kelas VI SD tentang menarche, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah : 1. Bagi Siswi Diharapkan siswi lebih aktif mencari informasi tentang menarche baik dari orang tua, guru maupun media massa agar siswi lebih siap dalam menghadapi menarche dan tidak menimbulkan kecemasan. 2. Bagi SD N 3 Plosorejo Diharapkan dapat memberikan penyuluhan dan menjalin kerjasama dengan tenaga kesehatan (bidan wilayah kerja setempat/ Puskesmas) untuk
memberikan
penyuluhan
tentang
kesehatan
reproduksi
khususnya menarche. 3. Bagi Institusi Kampus Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk menambah bahan pustaka serta meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa serta pembaca khususnya tentang tingkat pengetahuan menarche. 4. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan
bisa
memberikan
penyuluhan
tentang
reproduksi terlebih tentang perubahan fisik dan menarche.
kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Ardila Sari, M. 2011.Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswi Usia 10 – 13 Tahun Tentang Menarche Di SD Negeri 1 Sinyoharjo Eromoko Wonogiri. Surakarta. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada. Karya Tulis Ilmiah. Ati, P. 2009. Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang menarche pada siswi sekolah dasar Blimbing III Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo. Surakarta. Fakultas Kedokteran Prodi IV Kebidanan Universitas Sebelas Maret. KaryaTulis Ilmiah. Erna. 2008. Menarche Pada Remaja Putri. Error! Hyperlink reference not valid. faktor - yang- mempengaruhi. Health. 2009. Pengetahuan dan Faktor - faktor Yang Mempengaruhi. http://forbetterhealth.worddpress.com/2009/04/14/21 menarche - pada remaja Heffner, Lj dan Schust. 2008. Ata Gland : Sistem Reproduksi. Surabaya : Erlangga. Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. . 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. . 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Jalal, A. 2010. Pengertian Pengetahuan (knowledge) (http:// forbetterhealth. wordpress. com/20/09/10//24/ pengertian – pengetahuan - knowledge. Kumalasari, I dan Andhiyantoro, I. 2012. Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Mansur, H dan Budiarti, T. 2014. Psikologi ibu dan Anak. Jakarta : Salemba Medika. Marmi. 2014. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Mubarok. I. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Nursalam. 2013. Pengertian Pengetahuan (knowledge) http:// forbetterhealth. wordpress. com/26/12/13//14/ pengertian – pengetahuan – knowledge.. Proverawati, A dan Misaroh, S. 2009. MENARCHE Menstruasi Pertama Penuh Makna.Yogyakarta: Nuha Medika. Riwidikdo, H. 2013. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama. SDKI,
2012. http://www.kalyanamitra.or/2013/09/kesehatanremaja/8 agustus 2014.
reproduksi-
Sensus Penduduk, 2010. Jumlah- penduduk –jawa-tengah (penduduk jawa tengah –knowledge. Santjaka, A. 2011. Statistik untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.