TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG ABORSI DI SMKN 1 PACITAN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : Nunung Fitri Undari NIM B12 091
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG ABORSI DI SMKN 1 PACITAN
Disusun oleh : Nunung Fitri Undari B12.091
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal
Juni 2015
Pembimbing
Arista Apriani S.ST, M.Kes NIK 201188069
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG ABORSI DI SMKN 1 PACITAN
Karya Tulis Ilmiah Disusun oleh: Nunung Fitri Undari NIM B12091
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian akhir program DIII Kebidanan Pada tanggal
Penguji I
Penguji II
Rahajeng Putriningrum, SST. M.Kes
Arista Apriani, SST. M.Kes
NIK 200884032
NIK 201188069
Tugas akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memeperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST NIK 200985034
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Aborsi di SMKN 1 Pacitan Tahun 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta 2. Ibu Retno Wulandari SST, selaku Ka Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Arista Apriani, SST. M.Kes selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah. 4. Dosen dan Staf Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis. 5. Bapak Sunaryono,S.Pd.,M.Pd Selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Pacitan yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan pengambilan data awal dan pengambilan kasus di tempat praktek. 6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, Juni 2015 Penulis
iv
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Nunung Fitri Undari TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG ABORSI DI SMKN 1 PACITAN TAHUN 2015 xiv + halaman + 16 lampiran + 4 tabel + 2 gambar Latar belakang : Kasus aborsi kalangan remaja di Indonesia, diperoleh 2,5 juta jiwa pertahun. Survey BKKBN pada tahun 2014 menyebutkan kasus aborsi di Jawa Timur setiap tahunnya mengalami peningkatan 5% dan 30% pelakunya adalah remaja. Hal ini dikarenakan banyaknya kejadian seks di luar nikah yang menjadi salah satu faktor penyebab aborsi. Studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis pada bulan September 2015 di SMKN 1 Pacitan. Berdasarkan informasi dari bagian kemahasiswaan hampir setiap tahun ada kejadian siswa yang hamil diluar nikah yang menyebabkan siswa harus berhenti sekolah. Hasil wawancara yang telah dilakukan pada 10 siswa di SMKN 1 Pacitan hanya 4 siswa yang mengetahui tentang bahaya aborsi melalui pengetahuan non formal, seperti internet, majalah dan media lainnya dan 6 siswa belum terlalu mengerti bahaya aborsi. Tujuan : Tujuan umum untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2014, sedangkan tujuan khusus untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan pada tingkat baik, cukup, kurang, faktor pendorong dan penghambat. Metode penelitian : penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Pacitan pada tanggal 28 september 2014.besarnya populasi 489 responden dan jumlah sample 50 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan sample random sampling. Instrument yang digunakan kuesioner tertutup. Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisa Univarat. Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 5 responden (16,7%), pengetahuan cukup sebanyak 19 responden (63,3%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (20,0%), faktor pendorong dan penghambat yaitu umur dan sumber informasi yang di dapat. Kesimpulan : Tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2014 dikategorikan berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 19 responden (63,3%). Serta faktor pendorong dan penghambat yaitu umur dan sumber informasi yang didapat. Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Remaja, Aborsi. Kepustakaan : 16 literatur (2009-2014)
v
MOTTO “ Tiada dia yang lebih indah selain do’a agar Karya Tulis Ilmiah ini cepat selesai” “ kuolah kata,kubaca makna,kuikat dalam alenia,kuikat dalam bab sejumlah lima, jadilah mahakarya, gelar ahli madya kuterima, orang tua pun bahagia” “ wisuda setelah 6 semester adalah kesuksesan yang kuterima nantinya” “ saya dating, saya bombing, saya ujian, saya revisi dan saya menang “ PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini peneliti persembahkan kepada: ·
Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
·
Ibu dan Ayah tercinta terima kasih atas segala do’a, dukungan, pengorbanan dan kasih sayang yang ikhlas selama ini.
·
Kakak ku tersayang terima kasih atas segala do’a dan dukungannya.
·
Sahabat-sahabatku tersayang Chasy, Dhona, Helida, Indah, dan marantika yang selalu memberi dukungan, bantuan dan semangat.
·
Almamater tercinta STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberi banyak ilmu, wawasan dan pengalaman kepada penulis.
vi
CURICULUM VITAE
BIODATA Nama
: Nunung Fitri Undari
Tempat / Tanggal Lahir
: Pacitan, 30 Maret1994
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Semen RT 02/RW 05,Gondang,Nawangan,Pacitan
RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD Negeri Gondang III
LULUS TAHUN 2006
2. SMP 2 Pacitan
LULUS TAHUN 2009
3. SMKN 1 Pacitan
LULUS TAHUN 2012
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan tahun 2012
vii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................
iv
ABSTRAK ....................................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................
vi
CURICULUM VITTAE ..............................................................................
vii
DAFTAR ISI .................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
3
D. Manfaat Penelitian .................................................................
3
E. Keaslian Penelitian ................................................................
4
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .......................................................................
6
1. Pengetahuan.....................................................................
6
2. Remaja ............................................................................
15
3. Aborsi ..............................................................................
19
B. Kerangka Teori .......................................................................
22
C. Kerangka Konsep ..................................................................
23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................
24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................
24
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ..............
25
viii
D. Variabel penelitian .................................................................
26
E. Definisi Operasional ...............................................................
26
F. Instrumen Penelitian ..............................................................
27
G. Teknik Pungumpulan Data ....................................................
30
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ...................................
31
I. Etika Penelitian .......................................................................
33
J. Jadwal Penelitian ...................................................................
34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian………………………...
36
B. Hasil Penelitian ……………………………………………….
36
C. Pembahasan …………………………………………………..
39
D. Keterbatasan Penelitian……………………………………….
41
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan …………………………………………………
41
B. Saran ………………………………………………………..
42
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................
27
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ..........................................................................
28
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur ..........................................
37
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi .....................
37
Tabel 4.3 Mean dan Standar Deviasi ...............................................................
38
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Aborsi ............................................ .............................................................................
x
38
DAFTAR GAMBAR
Halaman Tabel 2.1 Kerangka Teori .............................................................................
22
Tabel 2.2Kerangka Konsep .............................................................................
23
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Jadwal Penelitian Lampiran 2 : Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3 : Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4 : Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 5 : Surat Persetujuan Responden Lampiran 6 : Kuesioner Penelitian Lampiran 7 : Pedoman Penskoran Kuesioner Lampiran 8 : Lembar Konsultasi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Remaja yang sudah berkembang kematangan seksualnya, jika kurang mendapatkan pengaruh dari guru dan orang tua, maka akan mudah terjebak dalam masalah hubungan seks di luar nikah, penggunaan obat-obatan terlarang, dan mengalami kehamilan yang tidak dikehendaki (KTD) yang bisa saja berakhir aborsi (Abrori, 2014). Terhitung sejak tahun 2012 hingga 2014, bulan Juli kasus aborsi di Indonesia mencapai 2,5 juta orang dengan rician per tahun kasus aborsi 750 atau 7 ribu dalam sehari dan 30 % pelakunya adalah remaja SMP dan SMA. Sementara itu di Jawa Timur kasus aborsi setiap tahunnya terus mengalami peningkatan 5 % dan 30% adalah remaja (Surabayanews, 2014). Banyak remaja memilih untuk mengakhiri kehamila.Bermula dari hubungan seks pranikaah atau seks bebas terjadi kehamilan yang tidak diharapkan (KTD). Ada 2 hal yang bisa dilakukan oleh remaja, yaitu mempertahankan kehamilan dan mengakhiri kehamilan.Semua tindakan tersebut membawa dampak baik fisik, psikis, sosial dan ekonomi (Widyastuti, 2009). Banyak faktor yang rumit pada proses pengambilan keputusan remaja yang hamil diluar nikah seperti nilai, kepercayaan, sikap, dukungan keluarga, pasangan, dan bahkan perubahan hormone dari perkembangan kehamilan.
1
2
Pemecah kehamilan dipengaruhi oleh sikap remaja terhadap aborsi, persepsi remaja terhadap sikap orang tua dan teman-teman terhadap kehamilannya, keinginan orang tua dan seberapa dekat dengan pacar (abrori, 2014 ). Studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis pada bulan Oktober 2014 di SMKN 1 Pacitan dengan jumlah seluruh murid 1556 murid. Berdasarkan informasi dari bagian kesiswaan hampir setiap tahun ada kejadian siswi hamil di luar nikah karena ketidaktahuan remaja tentang bahaya aborsi
dan menyebabkan siswi harus berhenti sekolah. Hasil
wawancara tidak struktur yang telah dilakukan pada 10 siswa di SMKN 1 Pacitan hanya 4 siswa yang bias menjawab tentang aborsi melalui informasi, seperti internet, majalah, media lain dan 6 siswa tidak bias menjawab tentang aborsi. Berdasarkan uraian di atas pengetahuan remaja tentang bahaya aborsi dapat menyebabkan pergeseran perilaku para remaja, sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan RemajaTentang Aborsi di SMKN 1 Pacitan”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu “ Bagaimana pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2015?“.
3
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN1 Pacitan tahun 2015.
2.
Tujuan khusus a.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN1 Pacitan tahun 2015 pada tingkat Baik.
b.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN1 Pacitan tahun 2015 pada tingkat Cukup.
c.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN1 Pacitan tahun 2015 pada tingkat Kurang.
d.
Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2015.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Untuk menambah informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas khususnya mengenai Aborsi. 2. Bagi peneliti Mengerti dan menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman dalam menerapka ilmu kebidanan khususnya tentang aborsi, metodologi penelitian, dan biostatistik.
4
3. Bagi Institusi a. SMKN 1 Pacitan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukkan bagi institusi sekolah untuk kerjasama dengan instasi kesehatan dalam penyuluhan tentang Aborsi. b. Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan memperbanyak referensi pustaka serta meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa khususnya tentang Aborsi.
E. Keaslian Adapun beberapa jenis penelitian yang sudah pernah dilakukan yang ada hubungan dengan penelitian ini adalah : 1. Lilis pra utari (2013) dengan judul : Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Bahaya Aborsi dikelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen .Tekhnik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner. Hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil Pengetahuan Remaja di SMK Muhammadiyah tentang Bahaya Aborsi sebagian besar adalah pengetahuan cukup sebanyak 41 responden (60,3%), pengetahuan baik sebanyak 16 responden (23,6%), pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (16,1%).
5
2.Muhammad reza husein (2012) dengan judul :tingkat pengetahuan dan sikap remaja putrid tentang bahaya aborsi di SMAN 1 Manado. Tehnik pengambilan sampel menggunakan concecutive sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner. Hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil Pengetahuan Remaja di SMAN 1 Manado tentang Aborsi sebagian besar adalah pengetahuan cukup sebanyak 37 responden (38,9%),
pengetahuan
baik
sebanyak
53
responden
(55,8%),
pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (5,3%). Perbedaan penelitian yang penulis buat dengan peneliti sebelumnya yaitu terletak pada tempat, subjek dan waktu. Persamaan penelitian yang dilakukan penulis dengan peneliti sebelumnya terletak pada variabel yaitu pengetahuan tentang aborsi.
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI 1.
Pengetahuan a.
Definisi pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2010).
b.
Cara memperoleh pengetahuan Menurut (Notoatmodjo, 2012), untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu cara tradisional (non alamiah) yaitu tanpa melaui penelitian dan cara modern (ilmiah) yaitu melalui proses penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Cara Tradisional (non ilmiah) terdiri dari a)
Cara coba-salah (Trial and error) Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan
dalam
memecahkan
apabila kemungkinan tersebut tidak
6
masalah,
dan
berhasil, dicoba
7
kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan
apabila
kemungkinan
ketiga
gagal
dicoba
kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah coba- coba. b) Cara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh yang bersangkutan. c)
Cara kekuasaan atau otoritas Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan- kebiasaan dan tradisi-tradisi
yang
dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaankebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan
tersebut
diperoleh
berdasarkan
pada
otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli - ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima pendapat uang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,
8
tanpa
terlebih
dulu
menguji
atau
membuktikan
kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakannya adalah benar. d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru terbaik, oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. e)
Cara akal sehat (Common Sense) Kadang kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dan konteks pendidikan.
f)
Kebenaran secara intuiti Diperoleh manusia secara cepat sekali melaui proses diluar kesadaran tanpa melalui proses penalaran/berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakkan cara cara yang rasional dan sistematis. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkamn intuisi adtau suara hati / bisikan hati saja.
9
g) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperolah pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperolah kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melelui induksi maupun deduksi. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung
melalui
pernyataan
pernyataan
yang
dikemukakan, kemudian dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan – pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan – pernyataan umum kepada yang khusus. h) Induksi Proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan
10
kedalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. i)
Deduksi Pembuatan kesimpulan dari pernyataan pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
2) Cara ilmiah / modern Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih populer disebut metodologi penelitian (research methodology). Pencatatan ini mencakup 3 hal pokok: a)
Segala sesuatu yang positif yaitu gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukakan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif yaitu gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukakan pengamatan. c)
Gejala gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala gejala yang berubah ubah ubah pada kondisi kondisi tertentu.
11
c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Mubarak (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu : 1) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya.
Sebaliknya
jika
seseorang
tingkat
pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. 2) Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. 3) Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikoplogis. Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada 4 kategori pertumbuhan. Pertama, perubahan ukuran; kedua, perubahan proporsi; ketiga, hilangnya cirri-ciri lama; keempat, timbulnya cirri-ciri baru. Ini terjadi
12
akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. 4) Minat Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam. 5) Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dioalami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya. 6) Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan
dimana
kita
hidup
dan
dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan
13
lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap, pribadi atau sikap seseorang. 7) Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat
seseorang
untuk
memperoleh
pengetahuan yang baru. d.
Tingkat pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif sangat penting menentukan tindakan seseorang. Pengetahuan yang termasuk dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: 1) Tahu (Knowledge) Diartikan sebagain recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. 2) Memahami (Comprehension) Diartikan sebagai memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut. 3) Menerapkan (Aplication) Diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.
14
4) Analisa (Analisys) Adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antar komponen komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. 5) Sintesis (Syntesis) Menunjukkan
suatu
kemampuan
seseorang
untuk
merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi formulasi yang telah ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini berdasarkan suatu kriteria kriteria yang ditentukan masyarakat.
sendiri
atau
norma-norma
yang
berlaku
di
15
2.
Remaja a. Pengertian remaja Menurut Widyastuti (2009), bahwa remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescene, berasal dari bahasa latin adolescene yang artinya
“tumbuh
ke
arah
kematangan”
istilah
adolescene
sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencangkup kematangan fisik, social, dan psikologis. b. Klasifikasi remaja Menurut Depkes RI (2007), masa remaja dibedakan menjadi 3 yaitu: 1)
Masa remaja awal Masa remaja awal yaitu umur 10-13 tahun. Psikososial merupakan manifestasi perubahan faktor-faktor emosi, sosial dan intelektual. Maka akibat perubahan tersebut yaitu: a) Cemas terhadap penampilan badannya yang berdampak pada meningkatnya kesadaran diri (Self Consciousness). b) Perubahan hormonal berdampak sebagai individu yang mudah berubah-ubah
emosinya
seperti
mudah
marah,
mudah
tersinggung atau menjadi agresif. c) Menyatakan kebebasan berdampak bereksperimen dalam berpakaian, berdandan trendi dan lain-lain. d) Perilaku memberontak membuat remaja sering konflik dengan lingkungannya.
16
e) Kawan lebih penting sehingga remaja berusaha menyesuaikan dengan mode teman sebayanya. f) Perasaan memiliki terhadap berdampak punya geng/kelompok sahabat, remaja tidak mau berbeda dengan teman sebayanya. g) Sangat menuntut keadilan dari sisi pandangnya sendiri dengan membandingkan segala sesuatunya sebagai buruk hitam atau baik/putih berdampak sulit bertoleransi dan sulit berkompromi. 2) Masa remaja tengah Masa remaja tengah adalah umur 14-16 tahun yang ciri-cirinya sebagai berikut: a) Lebih mampu untuk berkompromi, berdampak tenang,sabar dan lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain. b) Belajar
berfikir
independen
dan
memutuskan
sendiri
berdampak menolak mencampur tangan orang lain termasuk orang tua. c) Bereksperimen untuk mendapatkan citra diri yang dirasa nyaman berdampak baju,gaya rambut,sikap dan pendapat berubah-ubah. d) Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru walaupun beresiko berdampak mulai bereksperimen dengan merokok, alkohol, seks bebas dan mungkin NAPZA. e) Tidak lagi berfokus pada diri-sendiri berdampak lebih bersosialisasi dan tidak lagi pemalu.
17
f) Membangun
nilai,
norma
dan
moralitas
berdampak
mempertanyakan kebenaran ide, norma yang dianut keluarga. g) Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan solidaritas berdampak
ingin
banyak
menghabiskan
waktu
untuk
berkumpul dengan teman-teman. h) Mulai membina hubungan dengan lawan jenis berdampak berpacaran tetapi tidak menjurus serius. i) Mampu berfikir secara abstrak mulai berhipotesa berdampak mulai peduli yang sebelumnya tidak terkesan dan ingin mendiskusikan atau berdebat. 3) Masa remaja akhir Masa remaja akhir yaitu umur 17-19 tahun yang ciri-cirinya sebagai berikut: a) Ideal berdampak cenderung menggeluti masalah sosial politik termasuk agama. b) Terlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan di luar keluarga berdampak mulai belajar mengatasi stress yang dihadapi dan sulit diajak berkumpul dengan keluarga. c) Lebih mampu membuat hubungan stabil dengan lawan jenis berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak menyita waktu.
18
d) Lebih mampu membuat hubungan stabil dengan lawan jenis berdampak mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak menyita waktu. e) Merasa
sebagai
orang
dewasa
berdampak
cenderung
mengemukakan pengalaman yang berbeda dengan orang tuanya. f) Hampir siap menjadi orang dewasa yang mandiri berdampak mulai nampak ingin meninggalkan rumah atau hidup sendiri. c. Masalah remaja Perilaku seksual pada remaja merupakan segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual. Bentuk – bentuk tingkah laku ini bisa bermacam – macam, mulai dari perasaa tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Pada perilaku seksual mempunyai dampak yang bisa cukup serius, seperti pada para gadi – gadis yang terpaksa menggugurkan kandungannya ( Sarwono, 2005 ). Dampak dari perilaku seksual pada remaja yaitu terganggunya kesehatan, penyakit menular seksual akibat berganti – ganti pasangan, gangguan pada psikologis, kehamilan yang tidak di inginkan dan berujung pada tindakan aborsi,sehingga banyak remaja yang putus sekolah diakrenakan hamil pada usia muda (Sarwono, 2005). Oleh sebab itu dibutuhkan sikap yang sangat bijaksana dari para orang tua, pendidik, dan masyarakat pada umumnya serta tentunya
19
dari para remaja itu sendiri, agar mereka dapat melewati masa transisi itu dengan selamat (Sarwono, 2005 ). 3.
Aborsi a.
Pengertian Aborsi
adalah
penghentian
kehamilan
dengan
cara
menghilangkan atau merusak janin sebelum masa kelahiran yang bisa dikeluarkan secara spontan atau dikeluarkannya janin secara paksa (Abrori, 2014 ). b. Tindakan aborsi yang berbahaya Menurut Kusmiran (2011), tindakan aborsi membawa resiko cukup tinggi, terutama apabila dilakukan tidak sesuai standar profesi medis. Tindakan aborsi yang berbahaya yaitu : 1) Menggunakan ramuan penggugur kandungan seperti peluruh rahim. 2) Manipulasi fisik dengan tehnik pijatan. 3) Menggunakan alat bantu tradisional yang tidak steril dapat berakibat negatif pada rahim. c. Resiko aborsi Menurut abrori (2014), aborsi dapat membahayakan keselamatan kesehatan wanita, antara lain :
20
1) Resiko terhadap kesehatan fisik. a) Kematian mendadak karena perdarahan hebat : leher rahim robek atau terbuka lebar akan menimbulkan perdarahan hebat yang dapat membahayakan keselamatan ibu. b) Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal. c) Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan dan rahim yang sobek. d) Kerusakan leher rahim yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya. e) Kanker payudara karena ketidakseimbangan hormon estrogen. f) Kanker indung telur g) Kanker leher rahim. h) Kanker hati. i) Kelainan pada plasenta/ari-ari yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan perdarahan hebat pada kehamilan berikutnya. j) Mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi. k) Infeksi pada rongga panggul. l) Infeksi pada lapisan rahim. 2) Resiko terhadap kesehatan mental Aborsi bukan saja proses yang berisiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan fisik,tetapi juga memiliki risiko yang sangat hebat terhadap keadaan mental perempuan. Dalam dunia
21
psikologi gejala ini disebut post abortion syndrome. Pada dasarnya perempuan yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti ini : a)
Kehilangan harga diri (82%).
b) Berteriak teriak histeris (51%). c)
Mimpi buruk berkali kali mengenai bayinya (63%).
d) Ingin bunuh diri (28%). e)
Mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%).
f)
Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%). Diluar hal-hal tersebut,perempuan yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak akan hilang selama berahun-tahun dalam hidupnya(Abrori 2014).
22
B. Kerangka teori Pengetahuan
1.Definisi pengetahuan 2.Cara memperoleh pengetahuan 3.Faktor yang mempengaruhi pengetahuan 4.Tingkat pengetahuan
Remaja
Aborsi
1.Pengertian remaja 2.Klasifikasi remaja 3.Masalah remaja
1. Pengertian aborsi 2. Tindakan aborsi 3. Resiko aborsi
Sumber : Notoadmojo (2010),Abrori(2014),Sarwono(2010) Gambar 2.1. Kerangka teori
23
C. Kerangka Konsep
Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Aborsi
Baik Cukup Kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Minat 5. Pengalaman 6. Kebudayaan lingkungan sekitar 7. Informasi
Keterangan
: Diteliti : tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2013). Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengolah data penelitian berupa angkaangka (Riwidikdo, 2012). Penelitian yang dilakukan meneliti tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan .
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Lokasi oleh
penelitian
penelitian
dalam
adalah
tempat
melaksanakan
yang
dilakukan
kegiatan
penelitian
(Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini akan dilakukan di SMKN 1 Pacitan. 2.
Waktu Penelitian Waktu
penelitian
adalah
rencana
tentang
jadwal
yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitiannya (Hidayat, 2007). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Juni 2015.
24
25
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2013). Dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah seluruh siswa di SMKN 1 Pacitan yaitu 1556 siswa tahun ajaran 2014/2015.
2.
Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah
dari
karakteristik
yang
dimiliki
populasi
(Hidayat, 2010). Sampel yang di ambil yaitu pada siswa kelas XI dengan jumlah 489 murid.
Untuk kelas X sedang dalam
melaksanakan tugas praktek sekolah dan kelas XII melaksanakan Ujian Sekolah,sehingga pihak sekolah hanya mengijinkan peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas XI dengan jumlah siswa 489 murid. Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%- 15% atau 20%- 25% atau lebih (Arikunto, 2013). Sehingga sampel dalam penelitian dengan perhitungan (489 × 10% = 50). Jadi sampel dalam penelitian ini di ambil 50 dari 489 siswa SMKN 1 Pacitan.
26
3.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian,sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling adalah pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi. Pengambilan sampel bias dilakukan secara lotre, akan tetapi pengambilannya diberikan nomor urut (Hidayat, 2011).
D. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Aborsi di SMKN 1 Pacitan.
E. Definisi Operasional Definisi Operasional merupakan uraian tentang batasan variabel yang dimaksut, atau tentang apa yang di ukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoadmojo,2012). Definisi pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :
27
Table 3.1 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Aborsi
di SMKN 1 Pacitan. Definisi Operasional Tingkat Pemahaman pengetahuan respoden remaja remaja tentang tentang aborsi aborsi di SMKN meliputi: 1 Pacitan 1.Pengertian aborsi. 2.Tindakan aborsi yang berbahaya 3.Resiko aborsi
Kategori
Nama Variabel
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD b. Cukup, bila nilai responden mean - 1 SD £ x £ mean + 1 SD c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD Sumber : Riwidikdo (2010)
Alat Skala Ukur Kuesioner Ordinal
F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yaitu bentuk pernyataan yang sudah disediakan jawabanya sehingga responden tinggal memilih. Jenis pernyataan ini adalah favorable dan unfavorable. Dalam penelitian ini menggunakan pilihan ”Benar” dan ”Salah” untuk pernyataan positif (favorrable) bila jawaban benar nilai 1 dan jawaban salah nilai 0 dan untuk pernyataan negative (unfavorable) bila jawaban benar nilai 0 dan jawaban salah nilainya 1.
28
Tabel 3.2 Kisi-kisi pernyataan kuesioner penelitian Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Aborsi di SMKN 1 Pacitan No. Soal Variabel
Indikator
Tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi
1. Pengertian aborsi 2. Tindakan aborsi yang berbahaya 3. Resiko aborsi Jumlah
Positif (favorable) 2,20,34*
Negatif (Unfavorable) 1,24
6,14,29
28*
3,4,5,8,11*,12,15 7,9,10,13,17,182 ,16*,19,21,22,30, 3,25,26,27 31,32,33 21 13
Jumlah soal 5 4
25
34
Keterangan : yang menggunakan tanda *(tidak valid) Untuk mengetahui apakah kuisioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas di tempat yang karakteristik respondennya sama dengan sampel akan dilakukan di SMKN 1 Pacitan pada 30 responden yang tidak digunakan sebagai sampel. 1. Uji Validitas Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Riwidikdo, 2013). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus korelasi pearson product moment dengan bantuan program SPSS 16. Instrument ini dikatakan valid jika nilai r hitung> rtabel. Rumus : Rumus product moment adalah:
σ ଡ଼ଢ଼ିσ ଡ଼Ǥσ ୷ ୶୷ୀ ඥሼ σ ୶మ ିሺσ ଡ଼ሻ;ሽሼ σ ଢ଼మȂሺσ ଢ଼ሻ;ሽ
29
Keterangan: N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total Uji validitas yang telah diujikan di SMKN 1 Pacitan dari 34 soal hasilnya 30 soal dinyatakan valid dan 4 soal dinyatakan tidak valid yaitu nomor 11,16,28,34. Utuk soal yang tidak valid kemudian dihapus, karena pernyataan yang lain sudah mewakili.
2.
Uji Reliabilitas Reabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012). Untuk
menguji
reabilitas
Alpha Chonbach adalah sebagai berikut :
ri = ቂെͳቃ ͳ െ
Keterangan :
σʹ ʹ
൨
instrumen
digunakan
30
ri
: Reliabilitas Instrument
k
: Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ si2
: Jumlah varian butir
st2
: Varians total
Menurut Riwidikdo (2012) instrument dikatakan reliabel bila nilai Alpha Chonbach> r
kriteria
(0.7). Dari hasil penelitian
didapatkan nilai alpha crombach 0,892 maka kuesioner penelitian dikatakan reliabel.
G. Tehnik pengumpulan data Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mendapatkan data (Sugiono,2012). Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagi kuesioner pada sampel di SMKN 1 Pacitan yang diperoleh dari : 1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian kuesioner. Data primer didapatkan dari kuesioner tentang Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Aborsi di SMKN 1 Pacitan . 2. Data Sekunder adalah pengumpulan data yang diperoleh dari orang atau tempat lain bukan dilakukan oleh peneliti sendiri. Data sekunder didapatkan dari instansi pendidikan, yang digunakan untuk data yaitu jumlah kelas dan jumlah siswa di SMKN 1 Pacitan.
31
H. Pengolahan dan Analisis Data 1.
Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Notoatmodjo (2012) adalah : a. Editing Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isi formulir atau kuesioner. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di tempat penelitian sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak di tempat penelitian sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi. b. Coding Coding merupakan mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Kegiatan ini member kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. Untuk pengetahuan remaja tentang aborsi. c. Data Entry
32
Jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk ‘kode’ (angka atau huruf) dimasukkan kedalam program SPSS for window. d. Cleaning Semua data dari setiap sumber data atau responden selesai di masukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. 2.
Analisis Data Menurut
Notoadmojo
(2012),
analisa
univariat
yaitu
menganalisa terhadap tiap variable dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variable. Penelitian ini hanya mendeskripsikan
pengetahuan responden
tentang tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya aborsi. Menurut Riwidikdo (2013), maka digunakan perhitungan sebagai berikut : Baik
: Bila niali responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD < x < mean + 1 SD Kurang : Bila responden yang diperoleh (x) < mean -1 SD Menurut Riwidikdo (2013), rumus mean yaitu : Rumus :X =
Keterangan :
σݔ ݊
33
X
: Rata-rata (mean)
∑x
: Jumlah seluruh jawaban responden
n
: Jumlah responden Menurut
Riwidikdo
(2013)
simpangan
baku
(standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai data terhadap rata-ratanya. Rumus :
SD =
ඨσʹ െ
൫σ൯ ʹ
െͳ
Keterangan : SD
: Standar Deviasi
x
: Nilai responden
n
: Jumlah responden Selanjutnya untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja
maka, ditunjukkan dengan prosentase dan keterangan sebagai berikut: Prosentase = Jumlah responden pada Tingkat pengetahuan X 100 Jumlah responden
I.
Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2010), etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian. Meningat penelitian berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus berlangsung diperhatikan. Yang perlu diperhatikan antara lain :
34
1.
Informed concent Merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti
dengan
responden penelitiandengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan sebelum penelitian. Dilakukan dengan member lembar persetujuan oleh responden. Tujuannya agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika responden bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan. 2.
Anonymity (kerahasiaan nama/ identitas) Merupakan pemberian jaminan dalam penggunaan subjek penelitian. Dengan cara tidak mencamtumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
3.
Confidentiality (kerahasiaan hasil) Merupakan etika dalam pemberian jaminan kerahasiaan hasil penelitian. Baik informasi ataupun masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Hanya pada kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal penelitian Dalam bagian ini diuraikan langkah–langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian terlampir.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMKN 1 Pacitan yang beralamat di Jl. R. Soeprapto No. 53 Telp. (0357) 881309, Kode Pos 63515 Pacitan. Secara umum, SMKN 1 Pacitan ini terletak ditengah kota Pacitan. Luas sekolah ini ± 2000 meterdan keadaan lingkungan di sekolah bersih. SMKN 1 Pacitan berdiri pada tahun 1992. SMK ini mempunyai 12 program Keahlian yaitu Multimedia, Animasi, Busana Butik, Kecantikan, Usaha Perjalanan wisata, Teknik Komputer dan Jaringan, Tehnik Gambar Dan Bangunan, Rekayasa Perangkat lunak, Desain Visual, Desain tekstil, Desain kulit. Jumlah pelajar yang ada di SMKN 1 Pacitan ini pada tahun 2014/2015 adalah 1556 siswa, diantaranya 565 siswa kelas X, 489 siswa kelas XI dan kelas XII berjumlah 502 siswa, sedangkan jumlah tenaga pengajar di sekolah ini adalah 59 pengajar. Terdapat sarana dan prasaran ruang Labolatorium, Ruang Multimedia, ruang kecantikan, ruang computer, ruang bahasa dan perpustakaan.
35
36
B. Hasil Penelitian Gambaran pengetahuan responden 1.
Karakteristik responden a. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur No
Responden
Frekuensi
Prosentase (%)
1
14 tahun
13
26
2
15tahun
19
38
3
16 tahun
18
36
50
100
Jumlah
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, kelompok umur responden 14 tahun sebanyak 15 responden (26%), umur 16 tahun sebanyak 19 responden (38%) dan umur 16 tahun sebanyak 18 responden (36%). b. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi yang di dapat Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi yang didapat No 1
2 3 4
Responden Frekuensi Media Massa : 33 Internet, Surat Kabar, Televisi dan Radio Orang Tua Guru 11 Teman 6
Prosentase (%) 66
22 12
Jumlah 50 100 Berdasarkan tabel 4.2 diatas, karakteristik responden berdasarkan sumber informasi yang di dapat dari media massa sebanyak 11 responden (22%), Orang Tua 0 responden, Guru 11 responden (22%) dan dari Teman 6 responden (12%).
37
1. Analisis data penelitian Responden dalam penelitian ini adalah siswa SMKN 1 Pacitan dengan jumlah 30 responden. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17. Berdasarkan perhitungan diperoleh sebagai berikut : Table 4.3 Nilai Mean dan Standar Deviasi Variabel
Mean
Tingkat Pengetahuan Remaja
Standar Deviasi
22,1333
6,3611
Tentang Aborsi
Table 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Aborsi Di SMKN 1 Pacitan No
Pengetahuan 1.
Baik
2. 3.
Jumlah
Prosentase (%) 7
14
Cukup
32
64
Kurang
11
22
Total
50
100
Sumber : Data Primer Berdasarkan perhitungan dengan SPSS versi 17 diperoleh hasil tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2015 dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 7 responden (14%), pengetahuan cukup sebanyak 32 responden (64%) dan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (22%). Mayoritas Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2015 dapat dikategorikan pengetahuan cukup yaitu sebanyak 32 responden (64%).
38
C. Pembahasan Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2015 dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 7 responden (14%), pengetahuan cukup sebanyak 32 responden (64%) dan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (22%). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lilis Pra Utari (2013), dengan judul Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Bahaya Aborsi di Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 sragen Tahun 2013, berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden berpengetahuan cukup yaitu 41 responden (60,3%). Berdasarkan penelitian didaptkan Tingkat Pengetahuan baik 7 responden (14%), cukup 32 responden (64%), dalam hal ini kategori cukup jika tingkat pengetahuan responden diatas rata-rata. Hasil wawancara bagian kesiswaan di SMKN1 Pacitan belum pernah diadakan penyuluhan tentang bahaya aborsi, mereka mampu menjawab kuesioner berdasarkan apa yang mereka tau melalui media massa. Hasil data yang diperoleh responden sebagian besar memperoleh informasi dari media massa seperti internet, majalah, dan televisi. Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan domain yang sangat penting akan terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Menyambung apa yang disampaikan menunjukkan rasa keingintahuan yang
39
tinggi sebagai respon terhadap suatu kasus. Rasa keingintahuan bukan merupakan faktor utama berpengaruh pada tingkat pengetahuan seseorang, tetapi masih ada faktor lain yaitu umur, pendidikan, pengalaman, dan social ekonomi. Dalam hal ini sosial lebih dapat memberikan informasi lebih baik. Menurut Mubarak (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, informasi adalah orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Sumber informasi pengajar maupun media, sikap kepercayaan, budaya masyarakat sangat dibutuhkan para siswa guna memperluas pengetahuan. Pengalaman pribadi serta perilaku seseorang akan dijadikan sumber pengetahuan, begitu pula dengan tingkat kemampuan seseorang akan menambah pengetahuan informasi. Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan siswa tentang aborsi disebabkan oleh beberapa faktor lain yaitu umur dan sumber informasi yang di dapat (Mubarak, 2007). Sehingga sangat diperlukan peran serta tenaga kesehatan untuk dalam memberikan pemahaman dan informasi yang lebih baik tentang Aborsi.
40
D. Keterbatasan Penelitian 1. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi yang tidakdi uji secara statistik. Penelitian ini akan berbeda hasil jika faktor yang mempengaruhi diteliti. 2. Kuesioner yang digunakan tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab “ ya” atau “ tidak “ dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.
41
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Penelitian
yang
telah
dilakukan
dengan
judul
“Tingkat
Pengetahuan Remaja tentang Aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2015”. Sehingga dapat diambil kesimpulan yaitu : 1. Tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2015 dalam kategori baik yaitu sebanyak 7 responden (14,0%). 2. Tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2015 dalam kategori cukup yaitu sebanyak 32 responden ( 64,0%). 3. Tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2015 dalam kategori kurang yaitu sebanyak 11 responden (22,0%). 4. Faktor penghambat dan pendorong Tingkat pengetahuan remaja tentang aborsi di SMKN 1 Pacitan tahun 2015 yaitu umur dan sumber informasi yang di dapat.
B. Saran 1. Bagi Institusi Terkait a. Bagi responden Diharapkan remaja SMKN 1 Pacitan memiliki tingkat pengetahuan yang baik serta kompleks. Hal ini siswa harus pro aktif dalam mencari berbagai pengetahuan dan sumber-sumber lain
41
42
yang dapat menambah pengetahuan, seperti dari surat kabar, internet, televisi, radio dan lain-lain. b. Bagi SMKN 1 Pacitan Diharapkan Guru Pembimbing bekerjasama dengan petugas kesehatan atau instasi kesehatan mengadakan penyuluhan tentang bahay aborsi dan seksualitas atau memberikan penambahan pelajaran kesehatan reproduksi dengan tujuan agar siswa mendapat informasi serta pengetahuan yang lengkap seputar kesehatan reproduksi dan seksualitas, sehingga siswa dan siswi tidak melakukan penyimpangan seksual. c. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan menambah sumber informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pengetahuan aborsi.
DAFTAR PUSTAKA Abrori. 2014. Di Simpang Jalan Aborsi. Semarang. Gigih Pustaka Mandiri. Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. ________. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Depkes RI. 2007. Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja(PKPR). Jakarta : Depkes RI. Hidayat, A.A. 2010. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba medika. Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. ___________. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Riwidikdo. 2013. Statistik Kesehatan Dengan Aplikasi SPSS dalam Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Rohma Press. Riwidikdo. 2012. Statistik Kesehatan Belajar Mudah TEhnik Analisa Data Dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Sarwono, 2005. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Surabayanews. 2014. 30 Persen Kasus Aborsi Di Jawa Timur Pelakunya Remaja. http://surabayanews.co.id/2014/08/18/3745/30-persen-kasus-aborsi-dijatim-pelakunya-remaja.html.Diakess 18 Agustus 2014 Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. Widyastuti, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya.
Prautari, L. 2013. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Bahaya Aborsi di Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen. Surakarta : Stikes Kusuma Husada Surakarta. Husein, M.K, dkk. 2012. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Bahaya Aborsi Di SMAN 1 Manado. Manado : Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.