TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA GANTIWARNO MOJOKERTO KEDAWUNG SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun
Disusun Oleh :
Dwi Kurniasih NIM B12123
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA GANTI WARNO MOJOKERTO KEDAWUNG SRAGEN
Diajukan oleh :
Dwi Kurniasih NIM B12123
Telah diperiksa dan disetujui Pada Tanggal 07 Juli 2015
Pembimbing
Deny Eka Widyastuti, SST. M.Kes NIK. 201188075
ii
HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA GANTIWARNO MOJOKERTO KEDAWUNG SRAGEN
Karya Tulis Ilmiah Disusun oleh: Dwi Kurniasih NIM B12 123 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program DIII Kebidanan Pada Tanggal
Juli 2015
PENGUJI I
PENGUJI II
Ernawati SST, M.Kes
Deny Eka Widyastuti, SST, M.Kes
NIK. 200886033
NIK. 201188075
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka.Prodi DIII Kebidanan
Retno Wulandari, SST NIK. 200985034
i
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Tingkat Pengetahuan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen Tahun 2015”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari program studi D III Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah tidak dapat di selsaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Ibu dra. Agnes Sri harti M. si, selaku ketua STIkes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Ibu Retno Wulandari SST, selaku ketua program studi D III Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta.
3.
Ibu Deny Eka Widyastuti, SST, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4.
Bapak Sulityo Budi Wijayanto, selaku Kepala Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5.
Bapak Siswanto, S.Pd., MH selaku Kepala Desa Jetak, Sidoharjo, Sragen, yang telah memberikan ijin untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas.
6.
Kepada seluruh responden yang telah bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian ini .
7.
Seluruh dosen
dan staff Prodi D III Kebidana STIkes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan. 8.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelsaikan pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
ii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat.
Surakarta,
Juni 2015
Penulis
iii
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Dwi Kurniasih B12 123 TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA GANTIWARNO MOJOKERTO KEDAWUNG SRAGEN Xiii + 57 halaman + 17 lampiran + 20 tabel + 4 gambar ABSTRAK Latar belakang : Pemberian makanan terbaik untuk bayi dan anak menurut ilmuwan terbaik dunia yang telah menjadi rekomendasi WHO adalah hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja pada bayi yang baru lahir sampai dengan umur 6 bulan dan meneruskan ASI sampai umur 24 bulan. Hal ini didukung oleh keberadaan Undang – undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 128 “mengamanatkan setiap bayi berhak mendapat ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan”. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dari 10 0rang suami, hanya 2 orang suami yang mengetahui tentang pengertian, manfaat dan cara pemberian ASI Eksklusif, sedangkan yang 8 orang hanya mengetahui tentang pengertian ASI saja. Tujuan : Mengetahui Tingkat Pengetahuan Suami dalam pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, dalam kategori baik cukup kurang, dan faktor penghambat pendorong Metode Penelitian :Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dilakukan di Desa Gantiwarno, Mojokerto , Kedawung, Sragen pada 24 april – 7 juni 2015. Jumlah sampel sebanyak 32 kepala keluarga, tehnik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrument penelitian dengan kuisioner, sedangkan analisis data menggunakan analisis univariat dengan menggunakan aplikasi SPSS for Windows. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen dalam kategori baik sebanyak 4 responden (12,5 %), kategori cukup 22 responden (68,8%) dan kategori kurang sebanyak 6 responden (18,8%) serta faktor pendorong, pendidikan, pekerjaan,dan pengalaman pribadi faktor penghambat, informasi, sosial budaya, umur, dan minat. Kesimpulan : Jadi tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen dalam kategori cukup, sebanyak 22 responden (68,8%) Faktor pendorongnya pendidikan dan pekerjaan serta faktor penghambatnya umur dan informasi. Kata Kunci : Pengetahuan, suami, ASI Eksklusif. Kepustakaan : 16 literatur (Tahun 2007 s/d 2015)
iv
MOTTO 1. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS. Al-Insyiroh : 6). 2. Kesulitan yang engkau alami, hanyalah cara Tuhan menguji usaha dan kesabaranmu. 3. Tanpa restu kedua orang tua maka restu Alloh yang kuasa ialah sebuah angan belaka (Penulis). 4. Perjuangan yang abadi ialah perjuangan yang yang bisa mengendalikan dirinya dalam setiap tindakan (Penulis). PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan hati, karya tulis ini penulis persembahkan : 1. Alloh SWT yang senantiasa memberikan perlindunganNya dan selalu memberikan kemudahan dalam setiap langkah panjangku sehingga terciptalah sebuah karya kecil ini. 2. Teruntuk kedua orang tuaku, Ayah Ibu dengan, perhatian harapan dan panjatan doa yang senantiasa mereka lantunkan dalam sholatnya. 3. Kakak dan adik ku tercinta yang selalu memberikan perhatian dan doanya 4. Ibu Megayana Yessy SST, selaku pembimbing Akademik serta Ibu Deny Eka Widyastuti SST, M.kes selaku pembimbing KTI, terima kasih waktu luang yang telah diberikan dalam perjalanan serta perjuangan ku selama kuliah. 5. Seseorang yang selalu mencurahkan semangat dan perhatianya. 6. Teman yang selalu memberikan kecerian selama diperantauan. 7. Teman angkatan 2012 yang selama ini telah berjuang bersama – sama. 8. Teruntuk almamaterku tercinta.
v
CURRICULUM VITAE
Nama
: Dwi Kurniasih
Hari/Tgl. Lahir
: Tanjung Pandan, 5 Agustus 1994
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Gunung Riting RT. 01 RW. 01, Kec Membalong, Kab Belitung
Riwayat Pendidikan 1. SD N 16 Membalong, Belitung
Tahun 2006
2. SMP N 01 Membalong, Belitung
Tahun 2009
3. SMA N 01 Membalong, Belitung
Tahun 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Tahun 2012
vi
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
vii
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................
1
B. Rumusan Masalah ..................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ...................................................................
4
D. Manfaat Penelitian .................................................................
4
E. Keaslian Penelitian .................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ........................................................................
7
B. Kerangka Teori.......................................................................
33
C. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................
34
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................
35
B. Lokasi dan Waktu penelitian..................................................
35
C. Populasi, sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...............
36
D. Variabel Penelitian .................................................................
37
E. Defenisi Operasional ..............................................................
37
F. Instrumen penelitian ...............................................................
38
G. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
41
H. Metode Pengolahan dan Analisis ...........................................
43
I.
Etika penelitian.......................................................................
46
J.
Jadwal Penelitian....................................................................
47
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ......................................
48
B. Hasil Penelitian ......................................................................
48
C. Pembahasan .............................................................................
53
D. Keterbatasan ............................................................................
56
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan..............................................................................
57
B. Saran ........................................................................................
58
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian .......................................................
37
Tabel 3.2 Kisi – Kisi kuesioner ........................................................................
38
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ...................................
47
Tabel 4.2 Hasil Crosstabulasi Umur Dengan Pendidikan ................................
48
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ..........................
49
Tabel 4.4 Hasil Crosstabulasi Pendidikan Dengan Pengetahuan .....................
49
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ............................
50
Tabel 4.6 Hasil Crosstabulasi Pekerjaan dengan Pengetahuan ........................
50
Tabel 4.7 Mean dan Standar Deviasi ...............................................................
51
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi ........................................................................
53
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori .............................................................................
33
Gambar 2.2 Kerangka Konsep .......................................................................
34
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
Lampiran 2
Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4
Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Realibilitas
Lampiran 5
Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Realibilitas
Lampiran 6
Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7
Surat Ijin Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9
Surat Persetujuan Menjadi Responden (informed consent)
Lampiran 10 Kuisioner Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 11 Kunci Jawaban Kuisioner Lampiran 12 Kuisioner Penelitian Lampiran 13 Kunci Jawaban Kuisioner Lampiran 14 Data Tabulasi Uji Validitas dan Uji Relibilitas Lampiran 15 Data Hasil Uji Validitas Lampiran 16 Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 17 Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 18 Perhitungan Standar Deviasi dan Mean Secara Manual Lampiran 19 Frekuensi Karakteristik Responden Lampiran 20 Dokumentasi Penelitian Lampiran 21 Lembar Konsultasi
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Pemberian makanan terbaik untuk bayi dan anak menurut ilmuwan terbaik dunia yang telah menjadi rekomendasi WHO adalah hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja pada bayi yang baru lahir sampai dengan umur 6
bulan
dan meneruskan ASI
sampai
umur 24 bulan.
Hal ini didukung oleh keberadaan Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang
kesehatan
pasal
128
“mengamanatkan
setiap
bayi
berhak
mendapat ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan” (Pusat Komunikasi Publik, 2011). Di Indonesia walaupun sejak tahun 1992 telah dilakukan kegiatan Rumah Sakit Sayang Bayi, namun situasi menyusui masih belum seperti yang diharapkan. Harapannya adalah di Indonesia pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan pada tahun 2010 menjadi 80% (Prawirohardjo, 2009). Akhir – akhir ini kebanyakan wanita Indonesia khususnya para ibu muda yang gencar untuk menggalakan program ASI Eksklusif, tentunya hal ini merupakan kecendrungan yang sangat positif , karena kebutuhan makanan bayi pada 6 bulan pertama memang diperoleh ASI. Sayangnya, fakta menunjukkan bahwa pemberian ASI Eksklusif masih belum maksimal (Prasetyono, 2009). Kenyataanya pada hasil dari SDKI (Survei Demografi Kesehatan Indonesia) 2012 belum menunjukkan pencapaian sebanyak 80%. Meskipun
1
2
adanya kenaikan hingga 10 % sejak pemberlakuan Peraturan Pemerintah (PP) No 33/2012 tentang pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan hasil SDKI 2012 jumlah ibu yang menyusui sudah mencapai 42 %. Angka tersebut naik sekitar 10 % dari angka sebelumnya. Pada daerah jawa tengah juga belum terpenuhi 80 % sejak tahun 2011 hanya sebesar 45,48 %, pada tahun 2012 49,46 % dan pada tahun 2013 sebesar 57,67 % Hal ini memperlihatkan masih rendahnya cakupan ASI eksklusif terutama di jawa tengah (Dinkes, 2013). ASI sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang diberikan oleh
seorang
ibu
pada
anak
yang
baru
dilahirkannya
(Prawihardjo, 2009). ASI eksklusif didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang diterima
oleh bayi yang berasal dari makanan ataupun
minuman lainnya termasuk air putih, kecuali pemberian cairan melalui mulut baik dalam bentuk tetesan maupun sirup yang terdiri dari, vitamin mineral maupun obat yang diberikan kepada bayi sejak lahir (0 bulan) hingga bayi berusia 6 bulan (WHO, 2009). Dr Dien Santoyo Besar Sp.A. juga menerangkan bahwa bayi baru lahir harus langsung diberikan ASI maksimal satu jam setelah lahir. Namun dalam kenyataannya bayi diberi susu formula lantaran ASI belum keluar. Pemberian ASI eksklusif ini sangat penting di lakukan oleh seorang ibu karena manfaat bagi bayi dapat memulai kehidupannya yang baik (Prasetyono, 2009). Bayi mendapatkan ASI mempuyai kenaikan berat badan baik setelah lahir,
pertumbuhan
setelah
priode
perinatal
baik
dan
mengurangi
kemungkinan obesitas (Kristiyanasari, 2011). Namun disisi lain pemberian
3
ASI tidak hanya didominasi oleh kaum ibu melainkan peran seorang suami, bahkan sebagian besar suami belum mengetahui pengertian ASI Eksklusif, padahal figur utama seorang suami yang memberikan dukungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif bagi bayinya (Prasetyono, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 26 November 2014 dari data yang didapat berupa jumlah kepala keluarga sebanyak 130 orang. Hasil wawancara terhadap 10 orang suami di Desa Gantiwarno. Suami yang mengerti dan paham tentang pengertian, manfaat dan cara pemberian ASI eksklusif, hanya 2 (20%) orang suami sedangkan yang 8 (80%) orang suami hanya mengetahui tentang pengertian ASI eksklusif saja tanpa mengetahui manfaat dan cara pemberian ASI eksklusif. Mengingat pentingnya pemberian ASI eksklusif dan masih rendahnya cakupan keberhasilan pemberian ASI Eksklusif maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Suami dalam Pemberian ASI Esklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana Tingkat Pengetahuan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno, sragen?”
4
C. Tujuan Penelitan 1.
Tujuan umum Mengetahui tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno Sragen.
2.
Tujuan khusus a.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Esklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen pada tingkat pengetahuan baik.
b.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Esklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen pada tingkat pengetahuan cukup.
c.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Esklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen pada tingkat pengetahuan kurang.
d.
Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Esklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1.
Ilmu pengetahuan Menambah
perkembangan
ilmu
pengetahuan
pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif.
mengenai
tingkat
5
2.
Diri Sendiri Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian tentang ASI Eksklusif.
3.
Institusi Pendidikan Dapat digunakan sebagai referensi dan sumber bacaan mengenai tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif serta sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
4.
Desa Gantiwarno Sebagai bahan masukan dan pengetahuan para suami tentang manfaat ASI Eksklusif yang dapat meningkatkan kualitas kesehatan pada bayi mereka.
E. Keaslian Penelitian Penelitian yang serupa pernah dilakukan oleh : 1.
Asari Fitri (2013), judul penelitian “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang ASI Eksklusif di Rumah Bersalin Marga Waluya Surakarta”, Metode penelitian bersifat diskriptif kuantitatif, jumlah responden 32 ibu hamil, instrument penelitian menggunakan kuisioner, analisis
data
menggunakan
analisis
univariat.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif di RB Marga Waluyo Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 5 orang responden (15,62%), pengetahuan cukup sebanyak 21 orang
6
responden (65,63%) dan pengatahuan rendah sebanyak 6 orang responden (18,75%). 2.
Wardani Hayatun 2012, judul penelitian “Gambaran Pendidikan, Motivasi, dan Pengetahuan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh” Tahun 2012. Jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cros sectional. Tehnik pengumpulan data dengan accidental sampling dengan menggunakan kuisioner. Di dapat hasil dari 14 responden yang berpendidikan tinggi 8 (57,2%) responden yang istrinya memberikan ASI Eksklusif, sedangkan dari 17 responden yang memotivasi tinggi memberikan ASI Ekskulusif sebanyak 10 (58,8%) responden, dan dari 18 responden yang berpengatahuan rendah yaitu mayoritas istrinya tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 14 (77,8%) responden. Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian sebelumnya adalah instrument penelitian, metode penelitian sedangkan perbedaan dengan peneliti terdahulu yaitu responden, lokasi, dan waktu penelitian serta tehnik pengambilan sampel, hasil penelitian serta variabel penelitian. .
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1.
Pengetahuan a.
Defenisi pengetahuan Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia
apa
alam
dan
sebagainya
(Notoatmodjo,
2012).
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pada
waktu
penginderaan
sampai
menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011). b.
Tingkat Pengetahuan Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Dari pengalaman dan penelitian ternyata prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada prilaku yang tidak didasari oleh pengetauan. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu. (Notoatmodjo, 2011).
7
8
1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling lincah. Kata kerja untuk mengukur bahwa
orang
tahu
tentang
apa
yang
dipelajari
yaitu
menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (Comperehention) Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat menginterpretasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan
contoh,
menyimpulkan,
meramalkan
dan
sebagainya terhadap suatu objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application ) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks situasi yang lain.
9
4) Analisis (Analysis) Analis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5) Sintesis (synthesis) Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian – bagian didalam suatu keseluruhan yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada. c.
Cara Memperoleh Pengetahuan Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip oleh Notoatmodjo , (2011) sebagai berikut : 1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan
10
a) Cara coba salah (Trial and error) Cara ini ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut yang dapat dipecahkan. b) Cara Kekuasaan atau Otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpinpemimpin masyarakat baik formal maupun atau informal, ahli agama, pemegang pemerintahan, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri. c) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu. d) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu
11
contoh adalah penemuan enzim urease oleh summers pada tahun 1926. e) Cara akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang – kadang dapat menemukan teori atu kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasehat orang tuanya, atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat masalah, misalnya dijewer atau dicubit. Ternyata cara menghukum anak seperti ini sampai sekarang berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman adalah merupakan metode (meski bukan yang paling baik) bagi mendidik anak. Pemberian hadiah dan hukuman (reward and punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f)
Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah
12
sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia. g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis. Kebenaran ini diperoleh sesorang berdasarkan intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja. h) Melalui jalan pikiran Sejalan
dengan
perkembangan
kebudayaan
umat
manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain dalam memperoleh
kebenaran
pengetahuan
manusia
telah
menggunkan jalan pikirnya baik menggunakan induksi maupun deduksi. i)
Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai pernyataan – pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berfikir induksi
13
pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalamanpengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. j)
Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan – pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322SM) mengembangkan cara berfikir deduksi ini kedalam suatu cara yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik. Di dalam proses berfikir deduksi berlaku bahwa sesuatu dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenaranya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap termasuk dalam kelas itu.
2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan Cara ini disebut sebagai metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitan ilmiah. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok yakni : a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamtan.
14
b) Segala sesatu yang negative, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan. c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi, yaitu gejalagejala yang berubah-ubah pada kodisi tertentu. d.
Faktor – faktor mempengaruhi pengetahuan Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang terdiri dari
faktor internal dan eksternal sebagai berikut
(Wawan,2011). 1) Faktor Internal a)
Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan manusia untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
b) Pekerjaan Pekerjaan keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang
kehidupannya
dan
kehidupan
keluarga.
Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakam cara mencari nafkah yang mebosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja
15
umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. c) Umur Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat lahir sampai berulang tahun (Elisabeth 2003). Menurut Huclock (1998)
semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kemtangan jiwa. 2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan Menurut Ann Mariner yang dikutip oleh nursalam, lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan prilaku orang atau kelompok. b) Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi orang atau kelompok.
16
c) Minat Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam (Mubarak, 2007). d) Pengalaman Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkunganya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaanya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupanya (Mubarak, 2007). e) Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan
dimana
kita
hidup
dan
dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap slalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam
17
pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang (Mubarak, 2007). f) Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2007). 2.
ASI Eksklusif a.
Pengertian ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, tim, kecuali vitamin, mineral dan obat. Selain itu, pemberian ASI Eksklusif juga berhubungan dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat (Prasetyono, 2009). Untuk itu pemberian ASI Eksklusif harus dimaksimalkan mungkin
merupakan
kegiatan
yang
paling
penting
dalam
pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa yang akan datang. ASI memiliki nilai nilai yang ekonomis, hiegenis, alami, menyehatkan, dan multiguna (Proverawati, 2010).
18
b.
Manfaat menyusui Menurut Mulyani (2013), manfaat pemberian ASI, meliputi : 1) Manfaat ASI untuk Ibu a) Aspek Kontrasepsi Ibu mungkin tidak menyadari bahwa ASI yang ibu berikan dengan cara menyusui dapat memberikan aspek kontrasepsi bagi ibu. Hal ini dapat terjadi karena hisapan mulut bayi pada puting susu ibu merangsang ujung saraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan proklaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen akibatnya tidak ada ovulasi. Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien selam 6 bulan pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi menstruasi kembali. Tapi jika ibu sudah mengalami
menstruasi
maka
ibu
diwajibkan
untuk
menggunakan alat kotrasepsi lain karena diharapkan sebagai alat kontrasepsi sudah dianggap gagal dengan adanya tanda menstuasi tadi. b) Aspek Kesehatan Ibu Isapan
bayi
pada
payudara
akan
merangsang
terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya
19
perdarahan
pasca
persalinan.
Penundaan
haid
dan
berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defesiensi besi, kejadian karsinoma mammae pada ibu yang tidak menyusui. Selain itu, mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang
menyusui
anaknya
secar
eksklusif.
Penelitian
membuktikan bahwa ibu memberikan ASI secara eksklusif memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih kecil daripada yang tidak menyusui secara eksklusif. c) Aspek Penurunan berat badan Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil badan bertambah besar, selain karena ada janin, juga karena penimbunan lemak pada tubuh, cadangan lemak ini sebenarnya memang sengaja disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI. Dengan menyusui tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai, dan jika timbunan lemak ibu menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan sebelum hamil. Menyusui juga membakar ekstra
20
kalori sebanyak 200 – 500 kalori perhari. Ini sama saja dengan seorang ibu yang sedang berenang beberapa jam atau naik sepeda selama satu jam. d) Ungkapan kasih sayang ibu Menyusui juga merupakan ungkapan kasih sayang nyata dari seorang ibu kepada bayinya. Hubungan batin antara ibu dan bayi akan terjalin erat karena saat menyusui bayi menempel pada tubuh ibu dan bersentuhan antar kulit bayi. Bayi juga bisa mendengarkan detak jantung ibu dan dekapan ibu. e) Ibu Sehat Cantik dan Ceria Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oksitosinnya akan bertambah, sehingga dapat mengurangi jumlah darah yang keluar setelah melahirkan. Kandungan dan perut bagian bawah juga lebih cepat menyusut kembali kebentuk normalnya. Ibu menyusi lebih banyak menguras kalori, maka akan lebih cepat pulih keberat badan sebelumnya. 2) Manfaat Bagi Bayi a) Dapat memulai kehidupannya yang baik. Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal yang baik dan mengurangi kemungkinan obesitas.
21
b) Mengandung Antibodi Bayi
baru
lahir
secara
alamiah
mendapatkan
immunoglobulin (zat kekebalan atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan cepat menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup
saat
mencapai
usia
4
bulan.
Pada
saat
immunoglobulin bawaan dari ibu menurun yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah suatu periode
kesenjangan
immunoglobulin
pada
bayi.
Kesenjangan tersebut hanya dihilangkan atau dikurangi dengan pemberian ASI. Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai berikut, apabila mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antibodi dan disalurkan dengan bantuan jaringan limfosit. Antibody di payudara disebut mammae associated immunocompetent lymphoid tissue (MALT) dan untuk penyakit saluran pencernaan ditransfer melalui Gut Associated immunocompetent Lymphoid Tissue (GALT). c) ASI mengandung komposisi yang baik Dimaksud dengan ASI mengandung komposisi yang tepat adalah karena ASI berasal dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi terdiri dari proporsi yang
22
seimbang dan cukup kualitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6 bulan pertama. Setelah usia 6 bulan bayi baru diberikan makanan pendamping ASI seperti buah-buahan (pisang, papaya, jeruk, tomat, dan alpukat) ataupun makanan lunak dan lembek (bubur susu atau nasi tim) karena pada usia ini kebutuhan zat gizi menjadi semakin bertambah dengan petumbuhan dan perkembangan bayi sedangkan produksi ASI semakin menurun. d) Memberi Rasa Aman dan Nyaman Pada Bayi Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik. Hormon yang terdapat dalam ASI juga dapat memberikan rasa kantuk dan rasa nyaman. Hal ini dapat membantu menenangkan bayi dan membuat bayi tertidur pulas. Secara psikologis menyusui juga baik bagi bayi dan meningkatkan dengan ibu. e) Terhindar dari Alergi Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian susu formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan akan mengurangi alergi.
23
f)
ASI Meningkatkan Kecerdasan Bagi Bayi Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pemtangan sel – sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI Eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dar rangsangan kejang sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf, menyusui juga membutuhkan perkembangan otak anak. Bayi diberi ASI rata – rata memilik IQ 6 poin lebih tinggi dibandingkan dengan baki yang mengkosumsi susu formula. Berdasarkan hasil studi Horwood & Fergusson tahun 1998 terhadap 100 anak berusia 13 tahun di Selandia Baru, tampak kecendrungan kenaikan lama pemberian ASI sesuai dengan peningkatn IQ, hasil tes kecendrungan standar.
3) Bagi Keluarga a) Aspek Ekonomi Memberikan ASI kepada bayi, dapat mengurangi pengeluaran keluarga ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Penghematan juga disebabkan karena bayi mendapat ASI lebih jarang sakit dan mengurangi berobat.
24
b) Aspek Psikologi Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan dengan keluarga. c) Aspek Kemudahan Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain. Jika bayi menangis tengah malam, ibu tidak perlu bangun dan membuatkan susu, cukup dengan menyusui bayinya dengan sambil berbaring, hal ini lebih praktis daripada memberikan bayi susu formula. 4) Bagi Negara a) Menurunkan Angka kesakitan dan kematian bayi Adanya faktor protektif dan nutrisi yang sesuai dalam ASI menjamin status gizi baik serta kesakitan dan kematian anak
menurun.
Beberapa
penelitian
epidemiologi
menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi misalnya diare, otitis, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah. b) Menghemat Devisa Negara ASI dapat dianggap sebagai kekekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui, diperkirakan dapat menghemat devisa
25
Rp 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula. c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit Subsidi rumah berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perwatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih jarang dirawat dirumah sakit dibandingkan anak yang mendapat susu formula. d) Peningkatan Kualitas Generasi Penerus Anak yang mendapatkan ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. Anak yang diberikan ASI juga memiliki IQ, EQ, dan SQ yang baik yang merupakan kualitas yang baik sebagai penerus bangsa. 5) Bagi Bumi, menyukseskan perlindungan alam ASI bersuhu alami segar bebas bakteri, maka tak perlu dipanaskan dan disteril, bisa mengurangi pemborosan bahan bakar, selain itu untuk memenuhi kebutuhan susu bubuk yang berlebihan, dunia kita membutuhkan berapa alam hijau, bahkan memnebang pohon pelindung hutan, untuk memelihara sapi perah lebih banyak. Melepaskan ASI susu dan menggunakan
26
ASI, bisa menghemat berapa banyak sampah botol dan kaleng susu yang dibuang. Jika setiap wanita setelah melahirkan mau . menyusui dengan ASI selama 2 tahun. Tentunya akan menghemat beberapa banyak pembalut wanita. c.
Komponen ASI Adapun komponen ASI menurut Rahmawati (2010) sebagai berikut: 1) Kolostrum Cairan susu kental berwarna kekuning – kuningan yang dihasilkan oleh sel alveoli payudara ibu. Sesuai untuk kapasitas pencernaan bayi dan kemampuan ginjal baru lahir yang belum mampu menerima makanan dalam volume besar. Jumlahnya tidak terlalu tetapi kaya akan gizi dan sangat baik. Kolostrum banyak mengandung vitamin A yang sangat tinggi. Tetapi sayangnya dengan ketidaktahuan, dan berpendapat bahwa susu tersebut basi karena berwarna kuning, sehingga sengaja dibuang. 2) Protein Protein dalam ASI terdiri dari casein (protein yang sulit dicerna) dan whey (protein yang mudah dicerna). ASI lebih banyak mengandung whey daripada casein sehingga protein ASI mudah dicerna, sedangkan pada susu sapi kebalikannya. Untuk itu pemberian ASI Eksklusif wajib diberikan sampai bayi berumur 6 bulan.
27
3) Lemak Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan komponen zat gizi yang sangat bervariasi. Lebih mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Penelitian OSBORN membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih banyak menderita penyakit jantung koroner diwaktu muda. 4) Laktosa Merupakan karbohidrat utama pada ASI, fungsinya sebagai sumber energi, menigkatkan absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan lactobacillus bifidus 5) Vitamin A Konsentrasi vitamin A berkisar pada 200 IU/DL 6) Zat Besi Meskipun ASI mengandung sedikit zat besi (0.5-1,0 mg/liter), bayi yang menyusui jarang kekurangan zat besi (anemia). Hal ini dikarenakan zat besi pada ASI yang lebih mudah diserap. 7) Taurin Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neurotransmitter, berperan penting dalam maturasi otak bayi. DHA dan ARA merupakan bagian dari kelompok molekul yang dikenal sebagai omega fatty acids. DHA (docosahexaenoic acid) dadalah sebuah blok bangunan utama dari otak lebih dari 2 tahun pertama
28
kehidupan. ARA (arhcidonic acid) yang ditemukan diseluruh tubuh
dan
bekerja
bersama-sama
dengan
DHA
untuk
mendukung visual dan perkembangan mental bayi. 8) Lactobacillus Berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti E. coli yang sering menyebabkan diare pada bayi. 9) Lactoferin Sebuah besi-batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri dalam intensitas, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu berkembang. Memiliki efek langsung pada antibiotik berpotensi berbahaya seperti bakteri staphycocci dan E coli. Hal ini ditemukan dalam kosentrasi tinggi dalam kolostrum, tetapi berlangsung sepanjang seluruh tahun pertama bermanfaat menghambat bakteri stapylococus
dan jamur
candida. 10) Lisozim Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insiden caries dentis dan maloklusi (kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu dengan botol dan dot). Enzim pencernaan yang kuat yang ditemukan dalam air susu ibu pada tingkat 50 kali lebih tinggi daripada dalam rumus. Lysozyme menghancurkan bakteri berbahaya dan akhirnya
29
mempengaruhi keseimbangan rumit bakteri yang menghuni usus yang menghuni sistem. d. Cara menyusui yang benar Usahakan memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Bayi diberikan ASI selama 2,5 – 3 jam sekali. Berikut cara menyusui yang benar menurut Kristiyanasari, (2011). 1) Posisi menyusui Ada banyak cara untuk memposisikan diri dan bayi selama proses menyusui berlangsung. Sebagian ibu memilih menyusui dalam posisi berbaring miring sambil merangkul bayinya. Sebaian lagi duduk dikursi dengan punggul diganjal bantal dan kaki diatas bangku kecil. Setiap ibu mempunyai posisi menyusui sesuai dengan kenyamanan posisi yang tercapai. Ada posisi yang khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti memegang bola, dimana kedua bayi disusui bersamaan kanan dan kiri. Pada ASI yang memancar (penuh) bayi di tengkurapkan diatas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak tersedak. 2) Langkah – langkah menyusui yang benar : a) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada putting dan sekitar kelang payudara. Cara
30
ini
bermanfaat
sebagai
disinfektan
dan
menjaga
kelembaban puting susu. b) Bayi diletakkan menghadap perut ibu (1) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu
menggantung
dan
punggung
ibu
bersandar
disandaran kursi. (2) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkungan siku ibu (kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan. (3) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang bada ibu, dan yang satu didepan. (4) Perut bayi menempel pada perut ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi) (5) Telinga dan lengan terletak pda satu garis lurus (6) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang c) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang bawah, jangan menekan puting susu. d) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (1) Menyentuh pipi dengan putting susu (2) Menyentuh sisi mulut bayi
31
e) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu serta areola payudara dimasukkan ke mulut bayi. (1) Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada dibawah langit – langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak dibawah kalang payudara. Posisi salah yaitu apabila bayi hanya menghisap pada puting saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan putting susu lecet. (2) Setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu dipegang ataupun disanggah. 3.
Pengertian suami Suami adalah pemimpin dan pelindung istrinya, maka kewajiban suami terhadap istrinya ialah mendidik mengarahkan serta mengertikan istri kepada kebenaran kemudian memberinya nafkah lahir batin, mempergauli serta menyantuni dengan baik (Haryawan, 2007).
4.
Dukungan suami dalam pemberian ASI Faktor utama pendukung untuk memutuskan dan melakukan pemberian ASI adalah orang - orang terdekat ibu terutama suamiyang mau terlibat dalam perawatan bayi dan memberi ketenangan pada ibu (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008).
32
Faktor utama pendukung untuk memutuskan dan melakukan pemberian ASI adalah orang - orang terdekat ibu terutama suamiyang mau terlibat dalam perawatan bayi dan memberi ketenangan pada ibu (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008). Berdasarkan penelitian Abdullah (2001) dalam juherman, (2008) di Kota Bogor diketahui bahwa ayah atau ayah bayi merupakan pihak yang paling banyak diajak diskusi sebelum mengambil keputusan pemberian ASI eksklusif, namun pada kenyataannya saat pengambilan keputusan ayah berperan sangat kecil sekali dan banyak dilakukan oleh ibu. Pengambilan keputusan yang didominasi oleh ibu diduga karena masih adanya stereotip bahwa masalah domestik merupakan urusan ibu, sehingga ketika berdiskusi lebih banyak membicarakan hal perawatan anak secara umum dan menyerahkan sepenuhnya keputusan yang akan diambil kepada ibu. Lebih lanjut Roesli (2008) menjelaskan bahwa di Australia dan di beberapa negara bagian di Amerika, selain empat bulan cuti ibu melahirkan, ada juga cuti bagi ayah yang mempunyai bayi baru lahir selama 2-4 minggu. Sedangkan di Swedia, Finlandia, Swiss, Austria, dan Kanada, tidak ada cuti ibu atau ayah yang mempunyai bayi baru lahir. Namun, cuti orangtua tersebut dibayar selama satu tahun penuh. Syaratnya, mereka tidak boleh cuti bersama, ibu harus cuti empat bulan pertama dengan dibayar penuh. Setelah itu, ayah cuti selama dua bulan selanjutnya yang dibayar 80-90%.
33
B. Kerangka Teori
Pengetahuan 1. 2. 3. 4.
Pengertian Tingkat Faktor Cara memperoleh pengetahuan
Suami 1. Pengertian 2. Dukungan suami dalam Pemberian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif 1. Pengertian ASI Eksklusif 2. Manfaat ASI Eksklusif 3. Komponen ASI 4. Cara Menyusui yang Benar
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Teori Penelitian Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2012), Kristiyanasari, (2011), Prasetyono, (2009)
34
C. Kerangka konsep Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Umur 3. Pekerjaan
Baik Tingkat Pengetahuan Cukup
suami dalam pemberian ASI
Eksklusif di desa
Kurang
Gantiwarno, Faktor Penghambat dan Pendorong
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1.
2. 3. 4.
Informasi/media masa Sosial bidaya dan ekonomi Lingkungan Pengetahuaan
: Diteliti : Tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Di tinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut notoatmodjo (2012) penelitian deskriptif
adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Menurut Arikunto (2010), penelitian kuantitatif dituntut menggunakan angka , mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Rancangan dalam sectional. Menurut
penelitian ini, mengambil rancangan survei cross notoatmodjo (2012) cross sectional adalah suatu
penelitian dimana variabel – variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel – variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama. Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo, 2012). Penelitian di laksanakan di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen.
35
36
2.
Waktu Waktu
penelitian ialah kegiatan yang di mulai dari pembuatan
proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada 30 Mei 2014 – 5 Juni 2015.
C. Populasi, sampel dan tehnik pengambilan data 1.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti (Hidayat, 2014). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini semua kepala keluarga (suami) yang ada di Desa gantiwarno sebanyak 130 orang suami yang didapat dari dokumentasi Desa Gantiwarno.
2.
Sampel Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2012). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subjek lebih dari 100 maka dapat diambil 10% - 15 % atau 20% - 25%. Dari data yang didapat maka peneliti mengambil sampel sebanyak (130 x 15%= 32). Sehingga sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 orang suami.
3. Tehnik Pengambilan Sampling Tehnik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada (Hidayat, 2014).
37
Dalam penelitan ini peneliti mengambil tehnik pengambilan sampelnya dengan menggunakan sampling aksidental dimana pengambilan sampel dengan kebetulan bertemu dengan responden(Hidayat, 2014). D. Variabel penelitian Menurut Arikunto (2010), variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti merupakan variabel tunggal yaitu pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif. E. Defenisi operasional Defenisi operasional adalah mendefenisikan variabel secara opersional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2014). Tabel 3.1 Defenisi Opersional Tingkat Pengetahuan No
Variabe Defenisi l operasional
1
Pengeta huan suami dalam pember ian ASI Eksklus if
Alat ukur
Kemampuan Kuisioner responden untuk menjawab 1. Pengetahuan tentang ASI Eksklusif, 2. Komposisi ASI 3. Manfaat ASI Eksklusif 4. cara menyusui yang benar 5. Dukungan ayah dalam pemberian ASI Eksklusif
Sumber : Riwidikdo, 2012
Skala ukur Ordinal
Hasil ukur a. Baik : bila nilai responder (x)> mean + 1 SD b. Cukup : bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + SD
c. Kurang : bila nilai responden (x) < mean – 1
38
F. Instrumen penelitian Instrumen penelitian adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuisioner, kuisioner adalah tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012). Kuesioner yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup mengenai pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya, sehingga responden tinggal memilih. Responden hanya tinggal memberi tanda chek (√) saja pada jawaban yang dipilih. Untuk pernyataan favourable (+) jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0. Untuk pernyataan unfavourable (-) jawaban benar diberi nilai 0 dan jawaban salah diberi nilai 1 (Arikunto, 2010). Tabel 3.2 Kisi – Kisi Kuisioner Uji Coba Instrument Indikator 1. Pengertian ASI Eksklusif 2. Manfaat ASI Eksklusif 3. Komposisi ASI Eksklusif 4. Cara menyusui yang benar 5. Dukungan suami dalam pemberian ASI Eksklusif Total Soal *: Jumlah item tidak valid
No. Soal Favourable Unfavourable 1,3,13,30
Jumlah 4
2,4,6,9*,10.11, 12*,5 16,18*,21,27,29, 34* 15,17,19,20,25,
7,8,22,28,35
24,33
7
14*,23,26,32,31
7
5
28
13 6
35
39
Kuisioner ini terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya memiliki ciri – ciri yang sama dari responden dari tempat dimana penelitian tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Uji coba Validitas dan Reliabilitas penelitian ini dilakukan di Desa Jetak Pabrik, Jetak, Sidoharjo tanggal 25 – 26 Mei 2015 dengan jumlah responden 32 orang kepala keluarga (suami). Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah responden 32 orang karena kaidah penelitian agar diperoleh distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal. 1.
Uji validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Instrumen dikatakan valid jika nilai p < 0,05. Menurut Arikunto (2013), rumus product moment adalah:
ଡ଼ଢ଼ ൌ
σ െ ሺσ ሻሺσ ሻ
ඥሼ σ ଶ െ ሺσ ଶ ሻሽሼ σ ଶ െ ሺσ ଶ ሻሽ
Keterangan : N
: Jumlah responden
rxy
:
x
: Skor pertanyaan
Koefisien kolerasi product moment
40
y
: Skor total
xy
: Skor
pertanyaan dikalikan skor total
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan dari 35 pernyataan didapatkan hasil yang valid sebanyak 30 pernyataan dan yang tidak valid sebanyak 5 pernyataan, yaitu pada nomor pernyataan 9, 12, 14, 18, 34 dikarenakan dengan nilai
p > 0,05. Jika
salah satu dari kuisioner
dinyatakan tidak valid, maka pernyataan tersebut dihilangkan atau diperbaiki. Pernyataan kuisioner dihilangkan apabila salah satu indikator dalam kisi – kisi tersebut sudah terwakili. 2.
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoadmodjo, 2012). Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha (α) minimal 0,7 (Riwidikdo, 2013). ͳͳ ൌ ቆ
σߪ ʹ ݇ ቇ ቆͳ െ ʹܾ ቇ ሺ݇ െ ͳሻ ߪݐ
Keterangan : r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
41
σ ߪܾʹ = Jumlah varian butir
ߪʹݐ
= Varians total
Instrument
dikatakan
jika
nilai
alpha
(α)
minimal
0,7
(Riwidikdo, 2013). Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas yang dilakukan dari 35 pernyataan didapatkan hasil yang valid sebanyak 30 pernyataan dan yang tidak valid sebanyak 5 pernyataan, yaitu pada nomor pernyataan 9, 12, 14, 18, 34 dikarenakan dengan nilai p > 0,05. Jika salah satu dari kuisioner dinyatakan tidak valid, maka pernyataan tersebut dihilangkan atau diperbaiki. Pernyataan kuisioner dihilangkan apabila salah satu indikator dalam kisi – kisi tersebut sudah terwakili. Berdasarkan uji reliabilitas didapatkan nilai alpha (α) 0,876. Nilai ini > 0,7 sehingga instrument dikatakan reliabilitas.
G. Tehnik pengumpulan data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan (informed consent) dan membagikan kuisioner pada responden, kemudian menjelaskan tentang cara pengisian. Responden diminta mengisi kuisioner dan kuisioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Jenis data yang diperoleh terdiri dari : 1.
Data primer Data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan dan organisasi (Riwidikdo, 2009).
42
Data primer dalam penelitian ini ialah suami yang berada di Desa Gantiwarno Sragen didapat dari pengisian kuisioner yang telah diisi oleh suami tersebut. 2.
Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder pada penelitian ini adalah jumlah keseluruhan kepala keluarga yang didapat dari dokumentasi kantor Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen.
H. Metode pengolahan dan analisa data 1.
Metode pengolahan data Dalam suatu penelitian, pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini disebabkan karena data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa - apa dan belum siap untuk disajikan. Menurut hidayat, (2014) langkah – langkah pengolahan data, dapat dilakukan sebagai berikut. a.
Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperlukan atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
43
b.
Coding Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan computer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code
book)
untuk memudahkan
kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dan suatu variabel. c.
Tabulasi Tabulasi ialah membuat tabel – tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.
d.
Data entry Data entry adalah kegiatan memasukkan
data
yang telah
dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigengsi. e.
Pembersihan data ( cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan – kemungkinan adanya kesalahan – kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
2.
Analisa data Dalam penlitian ini, peneliti menggunakan analisa data univaritate yang bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan setiap variabel
44
penelitian (Notoatmodjo, 2012). Pengambilan kesimpulan data dari prosentase angka hasil pengumpulan data yang dinilaikan, selanjutnya data dimaknai dengan parameter yang telah ditentukan, yaitu sebagai berikut. a.
Pengetahuan baik
: bila nilai yang diperoleh responden (x) > mean + 1 SD
b.
Pengetahuan cukup : bila nilai yang diperoleh responden mean – 1 SD ≤ x ≤ + 1 SD
c.
Pengetahuan kurang : bila nilai responden (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2013). Sebelum menentukan tingkat pengetahuan suami dalam pemberian
ASI Eksklusif terlebih dahulu peneliti menghitung mean dan standar deviation. Menurut riwidikdo, (2013). Rumus untuk menghitung mean dan standar deviation yaitu : a.
Mean തതത ൌ െ ሺሻ
Keterangan :
σ ୧
തതത = rata – rata hitung sampel ሺܺሻ
xi = nilai dalam satu sampel
n = total banyaknya pengamatan dalam satu sampel b.
Standar deviation ሺσ ୧ ሻଶ ଶ ඨσ ୧ െ ൌ െͳ
45
Keterangan : SD
= simpangan baku
xi
= nilai dari data
n
= banyaknya data
Menurut Riwidikdo (2013), cara mengukur prosentase yang digunakan untuk menganalisis tingkat pengetahuan yaitu dengan rumus : ൌ
I.
ͳͲͲΨ
Etika penelitian Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang memperoleh dampak dari hasil penelitian tersebut (Notoatmdjo, 2012). bukunya bahwa masalah etika
Menurut hidayat (2014), dalam
penelitian harus diperhatikan antara lain
sebagai berikut : 1.
Informed consent (persetujuan) Informed consent adalah bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden, penenelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent itu diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
2.
Antonym (Tanpa nama ) Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
46
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan 3.
Confidentiality (Kerahasiaan) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah – masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J.
Jadwal Penelitian Jadwal penelitian ialah kegiatan yang di mulai dari pembuatan proposal
penelitian
sampai
dengan
penulisan
laporan
penelitian
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya setiap kegiatan tersebut sesuai dengan jadwal yang terlampir (Notoatmodjo, 2012).
BAB IV PENELITIAN
A. Gambaran Umum Penelitian ini dilakukan di Desa Gantiwarno, Kelurahan Mojokerto, Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen. Desa Gantiwarno mempunyai luas wilayah 760,893 ha/m2 , Desa Gantiwarno terdiri dari 2 RT. Batas wilayah Desa Gantiwarno antara lain : sebelah timur berbatasan dengan Desa Sewurejo, sebelah utara berbatasan dengan Desa Nglaban. Sebelah barat berbatasan dengan desa Brambang sebelah selatan berbatasan dengan desa Mojokerto. Desa Gantiwarno mempunyai fasilitas kesehatan berupa 1 Poliklinik Kesehatan Desa, 1 orang Bidan dan 2 Posyandu.
B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Setelah dilakukan pengumpulan data dapat diketahui karakteristik responden meliputi : a. Karakteristik Berdasarkan Umur Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No Responden 1 22 – 23 Tahun 2 33 – 43 Tahun 3 44 – 55 Tahun Total Sumber : Data Primer, 2015
Frekuensi 9 9 14 32
47
Persentase % 28, 1 28, 1 43, 8 100,0
48
Berdasarkan dari tabel 4.1 diatas kelompok umur responden 22 – 23 Tahun sebanyak 9 responden (28,1%), umur 33 – 43 Tahun sebanyak 9 responden
(28,1 %), umur 44 –55 Tahun sebanyak 14 responden
(43, 8%). Dari data yang didapat bisa disimpulkan responden dengan kelompok umur 44 – 55 Tahun merupakan responden terbanyak yaitu 14 responden ( 43,8 %). Tabel 4.2 Hasil Crosstabulasi Umur dengan Pendidikan Umur
Kurang N % 22 – 33 Tahun 1 5,21 33 – 43 Tahun 2 10,42 44 – 55 Tahun 3 10,05 Jumlah 6 25,68 Sumber : Data Primer, 2015
Cukup N % 6 18,73 7 21,86 9 28,16 22 68,75
N 2 0 2 4
Baik % 6,24 0,00 6,26 12,502
Total N % 9 28,1 9 28,1 14 43,8 32 100.0
Berdasarkan tabel diatas kelompok umur 22 – 33 tahun yang berpengetahuan kurang 1 responden (5,21%), pengetahuan cukup 6 responden (18,73%), dan pengetahuan baik sebanyak 2 responden (6,24%). Kelompok umur 33 – 43 tahun 2 responden (10,42%) pengetahuan kurang, 7 responden (21,86%) pengetahuan cukup dan 0 responden (0%) pengetahuan baik. Kelompok umur 44 – 55 tahun pengetahuan kurang 6 responden (10,05%), pengetahuan cukup 9 responden (28,16%) dan pengetahuan baik sebanyak 2 responden (6,26%).
49
b. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No
Responden
Frekuensi
1 SD 2 SMP 3 SMA 4 Perguruan Tinggi Total Sumber : Data Primer, 2015
Persentase % 12,5 21,9 50,0 15,6 100,0
4 7 16 5 32
Berdasarkan Tabel 2.2 diatas dapat responden yang berpendidikan SD sebanyak 4 responden ( 12,5%), pendidikan SMP sebanyak 7 responden (21,9%), berpendidikan SMA sebanyak 16 responden (50,0%), dan yang berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 5 responden (15,6%). Dari data diatas
dapat
disimpulkan
responden
yang
paling
banyak
ialah
berpendidikan SMA sebanyak 16 responden (50,0%). Tabel 4.4 Hasil Crosstabulasi Pendidikan dengan Pengetahuan Pendidikan
Kurang Cukup N % N % SD 2 23,45 2 6,25 SMP 1 3,12 6 18,77 SMA 3 8,79 12 37,50 PT 0 0 2 6,24 Jumlah 6 38.94 22 62,52 Sumber : Data Primer, 2015
N 0 0 1 3 4
Baik % 0,00 0,00 3,13 9,36 3,125
Total N 4 7 16 5 32
% 12,5 21,9 50,0 15.6 100,0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil crosstab pengetahuan berdasarkan pendidikan, kelompok pendidikan SD sebanyak 2 responden (23,45%)
pengetahuan
kurang,
sedangkan
2
responden
(6,25%)
pengetahuan cukup dan 0 responden (0,00%) pengetahuan baik. Kelompok pendidikan SMP sebanyak 1 responden (6,70%) pengetahuan kurang, 6
50
repsonden (18,77%) pengetahuan cukup, dan 0 responden (0,00%) pengetahuan baik. Sedangkan kelompok pendidikan SMA sebanyak 3 responden (8,79%) pengetahuan kurang, sebanyak 12 responden (37,50%), dan sebnayak 3 orang (3,12%) pengetahuan cukup. Serta kelompok PT sebanyak 0 responden tingkat pengetahuan kurang, sebanyak 2 responden (6,24%) pengetahuan cukup, dan sebanyak 3 responden (9,36%) pengetahuan baik. c.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No Responden 1 Wiraswasta 2 Swasta 3 PNS Total Sumber : Data Primer, 2015
Frekuensi 15 15 2 32
Persentase % 46,9 46,9 6,2 100,0
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diperoleh data karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, wiraswasta sebanyak 15 responden (46,9%), swasta sebanyak 15 responden (46,9%), dan PNS sebanyak 2 responden (6,2%). Dari data diatas dapat simpulkan paling banyak karakteristik responden yaitu wiraswasta 15 responden (46,9%) dan swasta 15 responden (46,9%). Tabel 4.6 Hasil Crosstabulasi Pekerjaan dengan Pengetahuan Pekerjaan
Kurang N % Wiraswasta 3 9,38 Swasta 3 9,38 PNS 0 0 Jumlah 6 18,76 Sumber : Data Primer, 2015
Cukup N % 11 34,39 11 34,39 0 0 22 68,29
N 1 1 2 4
Baik % 3,13 3,13 6,20 12,453
N 15 15 2 32
Total % 46,9 46,9 6,2 100,0
51
Berdasarkan
data tabel diatas hasil crosstab tingkat pengetahuan
dengan pekerjaan, pada kelompok wiraswasta sebanyak 3 reponden (9,38%) pengetahuan kurang, 11 responden (34,39%) pengetahuan cukup, dan 1 orang responden (3,13%) pengetahuan baik. Pada kelompok pekerjaan swasta terdapat 3 responden (9,38%) pengetahuan
kurang,
sebanyak 11 responden (34,39%) pengetahuan cukup, dan sebanyak 1 responden (3,13%) pengetahuan baik. Pada kelompok pekerjaan PNS didapatkan hasil berupa 2 responden (6,20%) pengetahuan baik. 2. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil Penelitian dapat diketahui nilai Mean dan Standar Deviasi seperti tabel berikut ini : Tabel 4.7 Mean dan Standar Deviasi Variabel Tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif
Mean
Standar Deviasi
16,75
4,38
Sumber : Data Primer, 2015 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif No Pengetahuan 1 Baik 2 Cukup 3 Kurang Total Sumber : Data Primer 2015
Jumlah 4 22 6 32
Persentase % 12,5 68,8 18,8 100,0
Berdasarkan tabel diatas, tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung Sragen pada
52
kategori keadaan baik sebanyak 4 responden (12,5 %), pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (68,8%), dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (18,8%)
C.
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 4 responden (12,5 %), pengetahuan
cukup
sebanyak
22
responden
(68,8
%),
dan
yang
berpengetahuan kurang sebanyak 6 responden (18,8 %). Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia apa alam dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011). Menurut Mubarak, (2007) faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan, pekerjaan, umur, dan informasi. Faktor pertama adalah pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal – hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita – cita tertentu yang
53
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan manusia untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan (Wawan, 2011). Berdasarkan hasil penelitian, responden yang kategori baik adalah sebanyak 4 responden yaitu pendidikan SMA dan Perguruan Tinggi. Mayoritas berpengetahuan cukup adalah SMA sebanyak 16 responden, sedangkan responden pada kategori kurang sebanyak 4 responden yaitu pendidikan SD. Hal ini berkaitan dengan faktor yang mempengaruh tingkat pengetahuan seseorang yang mengatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula untuk menerima informasi, dan pada akhirnya membuat semaikin baiknya pengetahuan. Faktor kedua adalah pekerjaan, pekerjaan yaitu lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung (Mubarak, 2007). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, sebanyak 32 responden terbagi menjadi 3 kategori pekerjaan sebanyak 15 responden pekerjaan sebagai wiraswasta, 11 responden berpengetahuan cukup dan 1 responden berpengetahuan baik, sedangkan pekerjaan PNS sebanyak 2 responden berpengetahuan baik, dan sebanyak 6 responden pekerjaan swasta dan wiraswasta berpengetahuan kurang. Dapat disimpulkan seseorang yang bekerja akan membuat banyak pergaulan sehingga akan mendapatkan informasi yang lebih banyak lagi. Ini merupakan salah satu faktor penghambat dalam pengetahuan. Faktor ketiga adalah umur, umur semakin cukup, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
54
kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang lain yang belum tinggi kedewasaanya. Hal ini sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebagian besar kelompok umur, berumur 44 – 55 tahun yaitu 14 responden (43, 8%). Faktor keempat Informasi, informasi yaitu kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Mubarak, 2007). Berdasarkan tempat lokasi penelitian yang dilakukan kurangnya sarana kesehatan, maka kurang juga informasi tentang kesehatan didesa tersebut, dan ini membuat informasi menjadi salah satu faktor penghambat dalam pengetahuan tentang kesehatan tersebut, terutama dalam pemberian ASI Eksklusif. Dari penelitian yang dilakukan Asari Fitri (2013), Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif di RB Marga Waluyo Surakarta dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 5 orang responden (15,62%), pengetahuan cukup sebanyak 21 orang responden (65,63%) dan pengatahuan rendah sebanyak 6 orang responden (18,75%). Sedangkan penelitian yang dilakukan Wardani Hayatun 2012, judul penelitian “Gambaran Pendidikan, Motivasi, dan Pengetahuan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh” Tahun 2012 didapatkan hasil dari 14 responden yang berpendidikan tinggi 8 (57,2%) responden yang istrinya memberikan ASI Eksklusif, sedangkan dari 17 responden yang memotivasi tinggi memberikan ASI Ekskulusif sebanyak 10 (58,8%) responden, dan dari 18 responden yang berpengathuan rendah yaitu
55
mayoritas istrinya tidak memberikan ASI Eksklusif sebanyak 14 (77,8%) responden.
D. Keterbatasan 1. Kendala Kendala dalam penelitian ini adalah untuk menemui responden dikarenakan
rata
–
rata
responden
pekerjaannya. Karena kepala keluarga
memiliki
kesibukan
dalam
Desa Gantiwarno mempunyai
beragam pekerjaan sehingga sulit untuk menemui dan mengumpulkan seluruhnya yang menjadi salah satu kendala dalam penelitian. 2. Kelemahan/keterbatasan selama penelitian a. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga penelitian hanya sebatas pada tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif. b. Kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab benar atau salah, dan jawaban responden belum bisa mengetahui pengetahuan responden secara mendalam.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen dalam kategori baik sebanyak 4 responden (12,5 %). 2. Tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen dalam kategori cukup sebanyak 22 responden (68,8 %). 3. Tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen dalam kategori kurang sebanyak 6 responden (18,8 %). 4. Faktor Penghambat dan Pendorong Tingkat pengetahuan suami dalam pemberian ASI Eksklusif di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen. Berdasarkan dari hasil penelitian faktor pendorong adalah pendidikan, pekarjaan dan faktor penghambat adalah umur dan informasi.
56
57
B. Saran 1. Lahan Penelitian Diharapkan Desa Gantiwarno dengan adanya penelitian ini, dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan untuk memberikan penyuluhan khususnya tentang ASI Eksklusif. sehingga dari penyuluhan tersebut dapat memperoleh pengetahuan pentingnya pemberian ASI Ekslusif. 2. Bagi Suami Bagi suami di Desa Gantiwarno, Mojokerto, Kedawung, Sragen, semoga dengan adanya penelitian ini bisa menambah pengetahuan pada para suami, terutama pada pemberian ASI Eksklusif. 3. Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menambah atau melengkapi sumber bacaan tentang ASI Eksklusif, serta dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 4. Bagi Peneliti Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini, bisa membuat peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih jauh, dengan metode penelitian berbeda sehingga mendapatkan hasil penelitian lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2013. :RinekeCipta.
ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik.
Jakarta
DinkesRI.2013.AngkaMenyusuiMasihRendah.Available:http://www.dinkesjateng prov.co.id. Diaksestanggal 15 November 2014. Hidayat , A. 2014. Metode Penelitian dan Tehnik Analisis Data. Jakarta Selatan :Salemba Medika. Juherman, Y. N . 2008.Pengetahuan Sikap Dan Peranan Ayah Terhadap Pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Gizi Mayarakat dan Sumber Daya Manusia Vol.1, No.1, Juli 2008. Bagian Litbang Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kristiyanasari, w. 2011.ASI, Menyusuidan Sadari. Yogjakarta :Nuha Medika. Mulyani, S.M. 2013. ASI dan Pedoman Menyusui. Jogjakarta: Nuha Medika. Notoatmdojo, S. 2012.Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineke Cipta. Prasetyono, D.S. 2009.Buku Pintar ASI Ekslkusif. Jogjakarta: Diva Pres Proverawati, A, Rahmawati, E. 2010.Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Jogjakarta: Nuha Medika. Prwawihardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Riwidikdo, H. 2013. Statisitk Untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi Program R dan SPSS.Yogjakarta :Pusataka Rihana Sartono, A. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Pendidikan Ibu dan Dukungan Suami dengan Praktek Pemberian ASI Ekslusif di Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Telogosari Kota Semarang. Jurnal Gizi Universitas Muhammadiyah Vol.1, No.1, November 2012. Bagian Litbang Univerisitas Muhammadiyah Semarang. Semarang. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :Alfabeta, Cv. Wahyuningsih. D, Macmudah. 2013. Dukungan suami dalam pemberian ASI Eksklusif. Jurnal Keperawatan Maternitas Vol.1, No.2 November 2013. Bagian Litbang Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang.
Hayatun, Wardani. 2013. Gambaran Pendidikan Motivasi dan Pengetahuan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Ulee Kareng Kota Banda Aceh.Jurnal Kebidanan‘ U’Budiyah. Vol. 1, No.1, Februari 2012. STIKES ‘ U’Budiyah Aceh. Aceh. Wawan, A, Dewi, M. 2011.Teori Pengetahuan, Sikap dan Prilaku Manusia. Jogjakarta: Nuha medika.