TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MANFAAT ASI DI BPS WAHYU PENGKOL TANON I SRAGEN TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : DESTIA KARTIKASARI NIM. B10.129
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MANFAAT ASI DI BPS WAHYU PENGKOL TANON I SRAGEN TAHUN 2013
Diajukan Oleh : DESTIA KARTIKASARI NIM. B10.129
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal
Juli 2013
Pembimbing
(Arista Apriani, SST) NIK. 201188069
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MANFAAT ASI DI BPS WAHYU PENGKOL TANON I SRAGEN TAHUN 2013
Diajukan Oleh : DESTIA KARTIKASARI NIM. B10.129
Telah dipertahankan di depan dewan penguji Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Pada tanggal
Juli 2013
Penguji I
Penguji II
(Retno Wulandari, S.ST) NIK. 200985034
(Arista Apriani, SST) NIK. 201188069
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Ka.Prodi
(Dheny Rohmatika, S.SiT) NIK. 200582015
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen”. Karya Tulis Imiah ini disusun dengan
maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Arista Apriani, SST selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis. 4. Ibu Wahyu Pimpinan BPS Wahyu yang telah memberi ijin kepada penulis untuk penelitian dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. 5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. 6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
7. Seluruh responden yang telah bersedia berpatisipasi dalam pengisian kuesioner guna penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 8. Semua teman-teman yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah. 9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Penulis
v
Juli 2013
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Destia Kartikasari B10.129 TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG MANFAAT ASI DI BPS WAHYU PENGKOL TANON I SRAGEN TAHUN 2013 xiii + 53 halaman + 16 lampiran + 8 tabel + 3 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Selain sudah terbukti bersih, ASI mengandung zat anti infeksi dan tentunya bebas dari kontaminasi. ASI mengandung zat kekebalan karena terdapat vitamin C dan zat anti peradangan sehingga dapat mencegah bayi mengalami infeksi, baik disebabkan oleh jamur, virus, bakteri atau parasit. Fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif, beredarnya mitos pemberian ASI yang kurang baik misalnya menyusui akan mengurangi keindahan payudara, serta kesibukan ibu bekerja dan singkatnya cuti melahirkan. Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di BPS Wahyu dengan melakukan wawancara terhadap 10 ibu hamil tentang manfaat ASI hanya 3 ibu hamil yang mengetahui tentang manfaat pemberian ASI, sedangkan 7 ibu hamil belum mengetahui tentang manfaat ASI Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen pada tingkat baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian : Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen pada bulan April 2013. Populasi dalam peneitian ini sebanyak 35 ibu hamil. Sampel dalam penelitian ini yaitu sejumlah 35 responden. Pengambilan sampel yaitu dengan accsidental sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu hamil tentang manfaat ASI. Analisa data menggunakan analisis univariat yang menghasilkan distribusi frekuensi. Hasil Penelitian : Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (57,1%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (31,4%). Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen tingkat pengetahuan cukup sebanyak 19 responden (57,1%)
Kata Kunci : Pengetahuan, Kehamilan, Manfaat ASI Kepustakaan : 23 literatur (tahun 2005 – 2012)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Ketika berada dalam keterpurukan, harapan adalah sesuatu yang kita bangun sendiri, bukan orang lain tapi diri kita sendiri Alaskan kepalamu di bantal kejujuran, rebahkan dirimu di kasur keikhlasan, selimutkan dirimu dengan kain kesetiaan dan tidurlah dalam keimanan Jangan takut pada masa depan dan jangan menangis untuk masa lalu
PERSEMBAHAN Karya kecilku ku persembahkan teruntuk: 1. Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 2. Bapak - Ibu yang aku sayang terima kasih atas doa nya tanpamu diriku bukanlah apaapa. 3. Ibu Arista Apriani, SST, terima kasih yang telah membimbing dengan penuh kesabaran 4. Adikku tercinta terima kasih semangatnya. 5. Sahabat-sahabatku kalian akan selalu ada di dalam jiwa, di relung hati dan di setiap langkah hidupku……. 6. Almaterku tercinta
vii
CURICULUM VITAE
BIODATA Nama
: Destia Kartikasari
Tempat / Tanggal Lahir
: Wonogiri, 22 Desember 1991
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Perum Grand Mangesti A 11, Gentan, Baki, Sukoharjo
RIWAYAT PENDIDIKAN 1.
SD Negeri Kandegan II
Lulus tahun 2004
2.
SMP Negeri 1 Bulukerto
Lulus tahun 2007
3.
SMK Penerbangan Angkasa Lanud Iswahjudi Magetan
Lulus tahun 2010
4.
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2010
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................. iv ABSTRAK .................................................................................................. MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ CURRICULUM VITAE .............................................................................. DAFTAR ISI ................................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 3 E. Keaslian Studi Kasus ................................................................. 4 F. Sistematika Penulisan ................................................................ 5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .......................................................................... 7 1. Pengetahuan ......................................................................... 7 2. Konsep Dasar Kehamilan .................................................... 17
ix
3. Konsep Dasar ASI ............................................................. 20 4. Manfaat ASI ........................................................................ 25 B. Kerangka Teori .......................................................................... 32 C. Kerangka Konsep ..................................................................... 33 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 34 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 34 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 35 D. Instrumen Penelitian ................................................................. 36 E. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................... 37 F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 38 G. Variabel Penelitian ................................................................... 39 H. Definisi Operasional ................................................................. 39 I. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 40 J. Etika Penelitian ......................................................................... 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................... 44 B. Hasil Penelitian ......................................................................... 44 C. Pembahasan .............................................................................. 48 D. Keterbatasan Penelitian ............................................................. 51 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 52 B. Saran .......................................................................................... 52 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ....................................................................... 32 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ..................................................................... 33 Gambar 4.1 Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat ASI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Kisi-kisi Pernyataan .................................................................. 36
Tabel 3.2
Definisi Operasional ................................................................. 40
Tabel 4.1
Karakteristik Responden berdasarkan umur ............................... 45
Tabel 4.2
Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan ...................... 45
Tabel 4.3
Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan ........................ 46
Tabel 4.4
Karakteristik Responden berdasarkan Umur Kehamilan............. 46
Tabel 4.5
Mean dan Standar Deviasi ......................................................... 47
Tabel 4.6
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen ..................................... 47
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3.
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4.
Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5.
Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 6.
Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 7.
Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8.
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9.
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Hasil Uji Validitas Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 14. Hasil Penelitian Lampiran 15. Distrubusi Frekuensi Lampiran 16. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 35 menjadi 34 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, namun masih jauh lebih tinggi dari target AKB dalam MDGs pada tahun 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Sementara itu, angka kematian neonatal menurun sedikit dari 20 menjadi 19 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2007. Salah satu penyebab kematian neonatus adalah disebabkan oleh masalah gangguan pemberian Air Susu Ibu (ASI) (Depkes RI dalam Sapriyudi, 2009). Selain sudah terbukti bersih, ASI mengandung zat anti infeksi dan tentunya bebas dari kontaminasi. ASI mengandung zat kekebalan karena terdapat vitamin C dan zat anti peradangan sehingga dapat mencegah bayi mengalami infeksi, baik disebabkan oleh jamur, virus, bakteri atau parasit. Manfaat ASI yang lain yaitu menangkal alergi susu. Alergi tidak mengenal usia, termasuk pada bayi dan balita itulah sebabnya pemberian ASI dapat mengurangi kemungkinan terjadi alergi. Hingga kini tidak pernah ada bayi yang alergi terhadap susu ibunya (Riksani, 2012). Para bidan dituntut berperan menggalakkan ASI eksklusif, hal itu sesuai dengan peran dan wewenang bidan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 900 / SK / VII / 2002 tentang
xiv
Registrasi dan Praktik Bidan. Dalam keputusan tersebut, diharapkan semua bidan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, khususnya para ibu hamil, melahirkan dan menyusui, senantiasa berupaya memberikan penyuluhan mengenai pemberian ASI. Fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif, beredarnya mitos pemberian ASI yang kurang baik misalnya menyusui akan mengurangi keindahan payudara, serta kesibukan ibu bekerja dan singkatnya cuti melahirkan (Roesli, 2004). Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 1997 – 2003, diketahui bahwa angka pemberian ASI eksklusif turun dari 49% menjadi 39%, sedangkan penggunaan susu formula meningkat 3 kali lipat (Prasetyono, 2009). Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen dengan jumlah ibu hamil sebanyak 33 orang pada bulan November 2012, setelah peneliti melakukan wawancara terhadap 10 ibu hamil tentang manfaat ASI hanya 3 ibu hamil yang mengetahui tentang manfaat pemberian ASI, sedangkan 7 ibu hamil belum mengetahui tentang manfaat ASI. Mengingat manfaat ASI serta suatu upaya secara dini untuk mempersiapkan ibu memberikan ASI secara Eksklusif dan ibu hamil di Pengkol Tanon I Sragen yang belum mengetahui secara benar tentang manfaat ASI, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen tahun 2013”.
xv
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen tahun 2013?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen. 2. Tujuan khusus a.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen pada tingkat baik.
b.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen pada tingkat cukup.
c.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Ilmu Pengetahuan Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam perkembangan pengetahuan dan penelitian selanjutnya.
xvi
2. Diri Sendiri Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan dan menambah wawasan serta pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian, khususnya tentang manfaat ASI. 3. Institusi a. Pendidikan Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan kebidanan khususnya tentang ASI. b. BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sebagai bahan masukan dan peningkatan pelayanan melalui penyuluhan-penyuluhan khususnya upaya memberikan ASI secara eksklusif.
E. Keaslian Penelitian Penelitian lain yang serupa dengan pernah dilakukan, yaitu : 1. Halina Julia (2008) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif di Puskesmas Padang Bulan Medan” Metode penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Hasil penelitian pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif di Puskesmas Padang Bulan, ibu yang berpengetahuan
baik
terdapat
79
responden
(81,4%).
Distribusi
berdasarkan umur mayoritas umur 20-30 tahun sebanyak 63 responden (64,9%). Distribusi berdasarkan pendidikan mayoritas SMA sebanyak 50 responden (51,1%).
xvii
2. Luwis Megawati (2012), dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ASI Eksklusif Di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi”. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dilakukan di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi pada bulan Mei 2012. Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 41 ibu hamil teknik sampling menggunakan purposive sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner dan variabel penelitian adalah pengetahuan tentang ASI Eksklusif. Analisis data yang digunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif di Desa Ngrambe Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi dapat dikategorikan
pengetahuan
baik
sebanyak
4
responden
(9,8%),
pengetahuan cukup sebanyak 29 responden (70,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (19,5%). Perbedaan penelitian ini adalah tempat, waktu dan teknik pengambilan sampel sedangkan persamaannya yaitu pada variabel penellitian yaitu tingkat pengetahuan.
F. Sistematika Penulisan Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah yaitu : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan isi karya tulis secara singkat meliputi latar belakang,
perumusan
masalah,
tujuan
penelitian,
penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
xviii
manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Berisi tinjauan teori medis tentang pengetahuan, konsep dasar kehamilan, konsep dasar ASI Eksklusif, kerangka teori dan kerangka konsep.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan data dan analisa data serta etika penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisikan tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian.
BAB V
PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran yang meliputi saran bagi pengetahuan, bagi institusi pendidikan dan peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xix
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dari Masalah yang Diteliti 1. Pengetahuan a. Definisi pengetahuan 1) Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what” (Notoatmodjo, 2010). 2) Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009). 3) Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan (Notoatmodjo, 2010). b.
Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), ada 6 tingkat pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu : 4) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
xx
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 5) Memahami (Comprehention) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 6) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 7) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan
xxi
dan seperti sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya. 8) Sintesa (Syntesis) Sintesa dalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada. 9) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. b. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari: a) Cara coba – salah (Trial and Error) Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya
xxii
dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan dengan
menggunakan
beberapa
kemungkinan
dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Cara kekuasaan atau otoritas Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama, pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
d) Berdasarkan pengalaman sendiri
xxiii
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang
kembali
pengalaman
yang
diperoleh
dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. e) Cara akal sehat (common sense) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau penyelidikan manusia.
xxiv
g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang sistematis. h) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan umat manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataanpernyataan
yang dikemukan.
Apabila
proses
pembuatan
kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. i) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan
tersebut
berdasarkan
pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke
xxv
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala. j) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataanpernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. 2) Cara ilmiah atau modern Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology). Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok : a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan. b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan. c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
xxvi
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang Menurut Erfandi (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu : 1) Pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. 2) Media masa/ informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact)
sehingga
menghasilkan
perubahan
atau
peningkatan
pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media masa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
xxvii
3) Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. 4) Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu. 5) Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
memberikan
pengetahuan
dan
keterampilan
professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.
xxviii
6) Usia Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih
banyak
melakukan
persiapan
demi
suksesnya
upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. d. Cara Pengukuran Pengetahuan Menurut Arikunto (2006), menyebutkan bahwa pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek pendidikan atau responden. Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai berikut: Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup
: Bila nilai responden mean -1 SD < x < mean + 1 SD
Kurang
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
xxix
2. Konsep Dasar Kehamilan a. Pengertian Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002). b. Tanda-tanda Kehamilan Menurut Manuaba (2010), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu : 1) Tanda dugaan kehamilan a) Amenore Amenore adalah terlambat datang bulan, karena adanya konsepsi
dan
nidasi
yang
menyebabkan
tidak
terjadi
pembentukan folikel de graff dan ovulasi. b) Mual dan mutah (emesis) Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness. c) Ngidam Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu. d) Sinkope (pingsan) Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.
xxx
e) Payudara tegang Pengaruh
estrogen-progesteron
dan
somatomamotrofin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang.
Ujung saraf tertekan
menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama. f) Sering miksi Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua gejala ini sudah menghilang. g) Konstipasi atau obstipasi Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar. h) Pigmentasi kulit Keluarnya melanphore stimulating hormone dari hipofisis anterior menyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (kloasma gravidarum), pada dinding perut (striae livide, striae nigra, linea alba makin hitam) dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu semakin menonjol). 2) Tanda kemungkinan hamil a) Perut membesar b) Uterus membesar c) Tanda hegar (hipertropi ismust, menjadi panjang dan lunak)
xxxi
d) Tanda chadwick (hipervaskularisasi pada vagina dan vulva, tampak lebih merah dan kelam) e) Tanda piscaseck (uterus membesar ke salah satu jurusan). f) Kontraksi-kontraksi kecil atau braxton hicks. g) Teraba ballotement h) Reaksi kehamilan positif (pemeriksaan urin positif) 3) Tanda pasti kehamilan a) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin dapat diraba pada kehamilan lebih tua. b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar memakai Doppler pada umur kehamilan 9 – 10 minggu dan stetoskop Leannec umur kehamilan 17 – 22 minggu. c) Pada Primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinnya pada usia kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida umur 16 minggu. d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgent kerangka janin dapat dilihat. c. Klasifikasi kehamilan Menurut Manuaba (2010), kehamilan dibagi
menjadi tiga
triwulan: 1) Kehamilan trimester 1 : umur kehamilan 0 sampai 12 minggu 2) Kehamilan trimester II : umur kehamilan 13 sampai 28 minggu 3) Kehamilan trimester III : umur kehamilan 29 sampai 40 minggu
xxxii
3. Konsep dasar ASI a. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktose dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Kristiyana, 2009). b. Jenis-Jenis ASI Menurut Prasetyo (2009), proses terjadinya pengeluaran air susu merupakan kejadian yang tidak bisa direkayasa dan sangat alami sekali, dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi pada puting susu ibu. Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir ke dalam cabangcabang besar menuju saluran ke dalam puting. Berdasarkan waktu diproduksi ASI menurut dapat dibagi menjadi 3, yaitu : 1) Colostrum Colustrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mammae yang mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mammae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak. Hal tersebut disekresi oleh kelenjar mammae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat dari masa laktasi. Ada beberapa hal penting yang terjadi ketika colostrum diproduksi, antara lain : a) Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah. b) Colostrum meruakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI mature.
xxxiii
c) Merupakan suatu laxatnif yang ideal untuk membersihkan mekonium usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima makanan selanjutnya. d) Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI mature, tetapi berlainan dengan ASI mature dimana protein yang utama adalah casein pada colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga daat memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi. e) Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI mature yang dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama. f) Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI mature. g) Total energi lebih rendah dibandingkan ASI mature yaitu 58 kalori/100 ml colostrum. h) Vitamin larut lemak lebih tinggi, sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah. i) Bila dipanaskan menggumpal, ASI mature tidak. j) PH lebih alkalis dibandingkan ASI mature. k) Lemaknya lebih banyak mengandung chelestrol dan lecsitin dibandingkan ASI mature. l) Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisis protein di dalam usus bayi menjadi kurang sempurna yang akan menambah kadar antibodi pada bayi
xxxiv
m) Volume berkisar 150 – 300 ml/24 jam. 2) Air susu masa peralihan (masa transisi) Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI mature. Diskresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi. 3) Air susu mature a) ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya yang dikatakan komposisinya relatif konstan tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke-3 sampai ke-5 ASI komposisinya baru konstan. b) Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertam bagi bayi. c) ASI merupakan makanan yang mudah didapat selalu tersedia, siap diberikan pada bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai untuk bayi. d) Merupakan
cairan
putih
kekuning-kuningan,
karena
mengandung casinenat, riboflaum dan caroten. e) Tidak menggumpal bila dipanaskan. f) Volume 300 – 850 ml/hari. g) Terdapat anti mikrobakterial factor, yaitu antibodi terhadap bakteri dan virus.
xxxv
h) Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type), enzim (lysozime, lactoperoxidese). i) Protein (lactoferin, B12 ginding protein) j) Faktor resisten terhadap staphyloccocus. c. Komposisi ASI ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Menurut Arini (2012), komposisi yang terkandung dalam ASI, yaitu : 1) Lemak Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Kadar lemak dalam ASI antara 3,5% - 4,5%. Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecahkan menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat dalam ASI. 2) Karbohidrat Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa yang kadarnya paling tinggi dibanding susu mamalia lain (7%). Laktosa mudah dipecah menjadi glukosa dan galaktrose dengan bantuan enzim laktosa sejak lahir. Lakstosa mempunyai manfaat lain yang
xxxvi
mempertinggi absorbsi kalsium dan merangsang pertumbuhan lactobacilus bifidus. 3) Protein Protein dalam ASI adalah kasein dan whey. Kadar protein ASI sebesar 0,9% sampai 60% diantaranya adalah whey yang lebih mudah dicerna dibanding kasein (protein utama susu sapi). Selain mudah di cenan, dalam ASI terdapat dua macam asam amino yang tidak terdapat dalam susu sapi yaitu sistin dan taurin. Sistin diperlukan untuk pertumbuhan somatik, sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak. 4) Garam dan mineral Ginjal neonatus dapat mengonsentrasikan air kemih dengan baik sehingga diperlukan susu dengan kadar garam dari mineral yang rendah. ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah dibanding susu sapi. Bayi yang mendapat susu sapi atau susu formula yang tidak dimodifikasi dapat menderita tetani karena hipokalsemia. Kadar kalsium dalam susu sapi lebih tinggi dibanding ASI. ASI mengandung mineral yang lengkap. Walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan. 5) Vitamin ASI mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K yang befungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat
xxxvii
dalam ASI dengan jumlah cukup dan mudah diserap. Dalam ASI juga terdapat vitamin D dan E terutama dalam kolostrum.
4. Manfaat Pemberian ASI Menurut manfaat pemberian ASI, meliputi: a. Manfaat ASI untuk Ibu 1) Aspek Kesehatan Ibu Isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin
oleh kelenjar hipofisis.
Oksitosin
membantu
involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan. Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibandingkan yang tidak menyusui (Suradi, 2004). 2) Aspek Keluarga Berencana Menyusui secara murni (eksklusif) dapat membantu menjarangkan kehamilan. Ditemukan rerata jarak kelahiran ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan hormon ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan. Ibu yang sering hamil kecuali menjadi beban bagi ibu sendiri, juga merupakan risiko tersendiri bagi ibu untuk mendapatkan penyakit seperti anemia, risiko kesakitan dan kematian akibat persalinan.
xxxviii
3) Aspek Psikologis Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya serta akan meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi. Manfaat ASI dilihat aspek psikologis Ibu menyusui harus mempunyai pikiran dan sikap yang positif tentang keberhasilannya menyusui. Salah satunya ibu harus yakin bahwa ASInya bisa mencukupi kebutuhan bayi. Rasa percaya diri inilah yang akan mempengaruhi produksi ASI. Menyusui juga dipengaruhi oleh emosi dan ikatan kasih sayang antara ibu terhadap bayi. Ikatan kasih sayang ini akan terjalin sejak kontak pertama dilakukan antara ibu dan bayi, yaitu saat pertama kalinya ibu mendekap dan menyusui bayi ketika Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berlangsung. Keadaan ini akan menumbuhkan ikatan psikologi antara ibu dan bayi. Proses ini disebut perlekatan (bounding). Ikatan ini akan berpengaruh besar terhadap perkembangan bayi (Riksani, 2012). b. Manfaat ASI untuk Keluarga 1) Aspek Ekonomi ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain. Kecuali itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat (Suradi, 2004).
xxxix
Aspek lain yang turut menjadi salah satu manfaat pemberian ASI adalah aspek penghematan secara ekonomis. Dengan pemberian ASI orang tua tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli susu formula dan segala perlengkapannya hingga bayi berusia 6 bulan. Jadi dengan memberikan ASI akan menghemat pengeluaran rumah tangga (Riksani, 2012). 2) Aspek Psikologis Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bagi dengan keluarga (Suradi, 2004). 3) Aspek Kemudahan Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol dan dot yang harus selalu dibersihkan. Tidak perlu minta pertolongan orang lain (Suradi, 2004) c. Manfaat ASI untuk Negara 1) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. Adanya faktor protektif dan nutrisi yang sesuai dalam ASI menjamin satus gizi bayi serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.
xl
2) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak yang mendapat ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan anak yang mendapatkan susu formula. 3) Menghemat devisa negara. ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp. 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu formula. 4) Peningkatan kualitas generasi penerus. Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. Menurut Roesli (2008), keuntungan menyusui meningkat seiring lama menyusu eksklusif hingga enam bulan. Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam bulan, keuntungan menyusui meningkat seiring dengan meningkatnya lama pemberian ASI sampai dua tahun atau lebih. d. Manfaat ASI untuk bayi Manfaat ASI untuk bayi menurut Roesli (2008), yaitu : 1) ASI sebagai nutrisi ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan
xli
pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. 2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi Bayi
yang
baru
lahir
secara
alamiah
mendapat
immunoglobulin dari ibunya melalui plasenta. Namun, kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Bayi ASI eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Anak yang sehat tentu akan lebih berkembang kepandaiannya dibading anak yang sering sakit terutama bila sakitnya berat. 3) ASI meningkatkan kecerdasan Faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas nutrisi secara langsung juga dapat mempengaruhi pertumbuhan, termasuk pertumbuhan otak. Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan
xlii
menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Nutrisi-nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi seperti taurin, laktosa, DHA, AA, omega 3 dan omega 6, tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi. Mengingat hal-hal tersebut, dapat dimengerti kiranya bahwa pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI secara eksklusif selama 6 bulan akan optimal dengan kualitas yang optimal pula. 4) ASI meningkatkan jalinan kasih sayang Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman dan tentram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik (Roesli, 2005). Bayi akan merasa aman dan terpuaskan karena merasakan kehangatan dari ibunya. Selama proses menyusui berlangsung, terdapat berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Sentuhan inilah yang akan mempengaruhi ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi. Pemberian ASI berbanding lurus dengan karakter positif anak. Semakin intensif pemberian ASI, karakter positif akan semakin berkembang (Riksani, 2012)
xliii
5) Menyebabkan pertumbuhan yang baik Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, dan mengurangi kemungkinan obesitas. Frekuensi menyusui yang sering (tidak dibatasi) akan menyebabkan volume ASI yang dihasilkan lebih banyak. 6) Mengurangi kejadian karies dentis Insiden karies dentis pada bayi yang mendapat ASI akan lebih sedikit dan bahkan tidak ada dibandingkan dengan pemberian susu dengan menggunakan botol dan dot, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi. 7) Mengurangi kejadian maloklusi Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab maloklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol dan dot.
xliv
B. Kerangka Teori
Pengetahuan
2. Definisi Pengetahuan 3. Tingkat Pengetahuan 4. Cara memperoleh pengetahuan 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 6. Cara pengukuran pengetahuan
Konsep Kehamilan
Konsep dasar ASI
1. Pengertian 2. Tanda-tanda Kehamilan 3. Klasifikasi kehamilan
1. Pengertian ASI 2. Jenis-Jenis ASI 3. Komposisi ASI
Manfaat ASI
1. Manfaat ASI untuk Ibu 2. Manfaat ASI untuk Keluarga 3. Manfaat ASI untuk Negara 4. Manfaat ASI untuk bayi
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: modifikasi Notoatmodjo (2010), Suradi (2009)
xlv
C. Kerangka Konsep Penelitian
Baik Pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat ASI
Cukup Kurang
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pendidikan Media masa/informasi Sosial budaya dan ekonomi Lingkungan Pengalaman Usia
Keterangan : = diteliti = tidak diteliti = mempengaruhi Gambar 2.2. Kerangka Konsep
xlvi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Desain penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kuantitatif. Menurut
Nursalam
(2008),
penelitian
deskritptif
bertujuan
untuk
mendeskripsikan (memaparkan) peristiwa-peristiwa yang penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual daripada penyimpulan. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil pengukurang maupun hasil konvensi (Nototatmodjo, 2010). Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen tahun 2013.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama penelitian berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 29 April 2013
xlvii
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berkunjung di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen pada bulan 29 April 2013 yaitu sebanyak 35 ibu hamil. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Menurut Arikunto (2006), jika populasi populasi <100 lebih baik diambil semua dan apabila jumlah populasi atau subjeknya besar, maka boleh diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung pada kemampuan peneliti. Sampel dalam penelitian ini yaitu sejumlah 35 responden. a. Kriteria Inklusi 1) Ibu hamil trimester I - III 2) Ibu yang bisa membaca dan menulis 3) Ibu bersedia menjadi responden b. Kriteria Eksklusi 1) Ibu yang tidak bersedia menjadi responden 2) Ibu yang tidak bisa membaca dan menulis. 3. Teknik sampling Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan
xlviii
keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2009). Pengambilan sampel yaitu dengan accsidental sampling. Teknik sampling pada penelitian dengan menggunakan sampling accidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang kebetulan itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2010).
D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010) Kuisioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI adalah kuesioner tertutup di mana sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih (Arikunto, 2010). Pernyataan disusun berdasarkan kisi-kisi yang diambil dari sumber teori tentang manfaat ASI. Pernyataan terdiri pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable) dengan pilihan jawaban benar dan salah. Penilaian pernyataan positif (favorable) jika benar dengan skor 1 dan jika salah dengan skor 0. Pernyataan negatif (unfavorable) jika benar dengan skor 0 dan jika salah dengan skor 1. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (¥) pada jawaban yang dianggap benar. Sehingga pernyataan dalam penelitian ini menggunakan skala guttman. Menurut Hidayat (2007), skala guttman merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
xlix
memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban “ya dan tidak”, “positif dan negatif”. Tabel 3.1Kisi-Kisi Pernyataan Pernyataan
Variabel
Sub Variabel
Tingkat pengetahuan Ibu hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen.
1. Manfaat ASI untuk Ibu 2. Manfaat ASI untuk Keluarga 3. Manfaat ASI untuk Negara 4. Manfaat ASI untuk bayi
Favourable
Unfavourable
1,2,4 6,8,10 11,12,13,14 16,18,20,
3,5 7,9,15
Jumlah Soal 5 10
17,19*,21
6
23,25*,27,29
9
22,24 26,28, 30
Jumlah
18
12
30
Ket: *) = tidak valid E. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment, yaitu:
rxy =
N . ΣXY - ΣX.ΣY 2
2
{ N ΣX 2 − (ΣX ) } {N ΣY 2 - (ΣY ) }
Keterangan: N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
l
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel. Uji Validitas dilaksanakan di BPS Dining Gabugan Tanon I Sragen terhadap 30 ibu hamil dengan 30 pernyataan. Setelah dilakukan uji validitas dengan bantuan SPSS for windows didapatkan nomor 19 dan 25 tidak valid karena nilai rhitung < 0,361, untuk selanjutnya normor 19 dan 25 tidak dipergunakan dalam penelitian. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: 2 ª k º ª Σσb º 1 r11 = « − « » » σ 2t ¼ ¬ k − 1¼ ¬
Keterangan: r11
= Reliabilitas Instrument
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
ıb2 = Jumlah varian butir ıt2
= Varians total
li
Soal dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60) (Ghozali, 2005). Uji Validitas dan reliabilitas dilaksanakan di BPS Dining Gabugan Tanon I Sragen terhadap 30 ibu hamil. Setelah dilakukan uji reliabilitas ada 28 item pernyataan yang valid dengan bantuan SPSS for windows didapatkan nilai alpha cronbach’s sebesar 0,853 > 0,60, sehingga instrumen dikatakan reliabel. F. Teknik Pengumpulan Data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari: 1. Data Primer Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2006). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari jawaban kuesioner tentang manfaat ASI oleh ibu hamil di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2006). Data sekunder didapatkan dari data rekam medik ibu hamil di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen.
lii
G. Variabel penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen.
H. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010). Tabel 3.2 Definisi Operasional Nama Variabel
Pengertian
Indikator
Alat Ukur
Skala
Tingkat pengetahuan Ibu hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen.
Kemampuan ibu hamil menjawab kuesioner tentang manfaat ASI meliputi untuk Ibu, untuk Keluarga, untuk Negara, untuk bayi di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen.
1. Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD 2. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD 3. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Kuesioner
Ordinal
I. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Menurut Notoatmodjo (2010), Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Sebelum melaksanakan analisa data beberapa tahapan harus dilakukan terlebih dahulu guna
liii
mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data tidak mendapat kendala. langkah pengolahan data yaitu: a. Editing (penyuntingan Data) Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner. b. Coding Setelah semua kuesioner diedit atau disunting selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau atau huruf menjadi data angka atau bilangan. c. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau soffware komputer. d. Pembersihan data (Cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning). 2. Analisis Data Menurut Notoatmodjo (2005), analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.
liv
Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai berikut: Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD Menurut Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu: Rumus : X =
¦x n
Keterangan : X
: rata-rata ( mean )
¦x
: Jumlah seluruh jawaban responden
n
: Jumlah responden Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat
dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya. n
¦ (x
1
Rumus : SD =
− x) 2
i =1
n −1
Keterangan: x
: nilai responden
n
: jumlah responden Menurut
Riwidikdo
(2010),
untuk
mendapatkan
distribusi
persentase pengetahuan ibu tentang manfaat ASI digunakan rumus persentase.
lv
Skor yang diperoleh responden Skor prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100% Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh
J. Etika Penelitian Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2007), meliputi : 1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden) Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. 2. Anonimity (tanpa nama) Untuk
menjaga
kerahasiaan
subyek
penelitian,
peneliti
tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
lvi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di BPS Wahyu berada Desa Pengkol Kecamatan Tanon I Kabupaten Sragen.
Pimpinan BPS Wahyu
yaitu Ibu Sri
Wahyumaningsih, Amd. Keb dengan dibantu 1 bidan. Secara umum jenis pelayanan yang diberikan BPS Wahyu meliputi ANC (Ante Natal Care), persalinan, KB, Imunisasi, KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dalam memberikan layanan kepada pasien BPS Wahyu buka 24 jam. Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan sudah cukup memadai, yaitu 3 ruang nifas dengan masing-masing kamar kapasitas 2 tempat tidur, 2 ruang bersalin, 1 ruang pemeriksaan, 1 ruang obat dan 1 kamar mandi untuk pasien. dalam memberikan layanan kepada pasien BPS Wahyu menerapkan perawatan ibu dan bayi dirawat dengan sistem rawat gabung (rooming in). Selain itu BPS Wahyu juga melayani pijat bayi, fisioterapi, USG (Ultra Sonografi).
B. Hasil Penelitian Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen”. Penelitian ini terdiri dari 35 responden, Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
lvii
1. Karakteristik Responden a. Karakteristik responden berdasarkan Umur Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu: Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan umur No
Umur
Jumlah
1 2 3
19 tahun 20 – 35 tahun > 35 tahun Total Sumber: Data Primer 2013
2 26 7 35
Persentase (%) 5,7 74,3 20,0 100
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui responden yang berumur kurang 20 tahun sebanyak 2 responden (5,7%), responden yang berumur 20 – 35 tahun sebanyak 26 responden (74,3%) dan responden yang berumur lebih dari 35 tahun sebanyak 7 responden (20,0%). b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu: Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan No
Pendidikan
Jumlah
1 2 3
Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Perguruan Tinggi Total Sumber: Data Primer 2013
lviii
19 15 1 35
Persentase (%) 54,3 42,9 2,8 100
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui responden dengan pendidikan tamat SMP sebanyak 19 responden (54,3%), tamat Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 15 responden (42,9%) dan 1 responden (2,8%) tamat Perguruan Tinggi. c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini, yaitu: Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan No
Pekerjaan
Jumlah
1 2 3
IRT Swasta PNS Total Sumber: Data Primer 2013
17 16 2 35
Persentase (%) 48,6 45,7 5,7 100
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui sebanyak 17 responden (48,6%), sebagai ibu rumah tangga (IRT), sebanyak 16 responden (45,7%), bekerja di bidang swasta dan sebanyak 2 responden (5,7%) sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). d. Karakteristik Responden berdasarkan Umur Kehamilan Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Umur Kehamilan No 1 2 3
Pekerjaan
Jumlah
Trimester I Trimester II Trimester III Total
23 7 5 35
lix
Persentase (%) 65,7 20,0 14,3 100
Berdasarkan umur kehamilan sebanyak 23 responden (65,7%) pada trimester I, kehamilan trimester II sebanyak 7 responden (20,0) dan kehamilan trimester III 5 responden (14,3%). 2. Mean dan Standar Deviasi Tabel 4.5 Mean dan Standar Deviasi Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI
Mean
Standar Deviasi
18,7
4,6
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai mean sebesar 18,7 dan standari deviasi sebesar 4,6. 3. Tingkat pengetahuan Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI dapat dikategorikan sebagai berikut : Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen No 1 2 3
Pengetahuan
4 20 11
Persentase (%) 11,5 57,1 31,4
35
100
Jumlah
Baik Cukup Kurang
Total Sumber: Data Primer, April 2013
Berdasarkan pada tabel 4.6 di atas tingkat pengetahuan ibu hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (57,1%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (31,4%). Jadi tingkat
lx
pengetahuan ibu hamil tentang manfaat ASI kebanyakan dengan tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 19 responden (54,3%). Tingkat pengetahuan respoden dapat digambarkan pada diagram batang di bawah ini, yaitu : Tingkat Pengetahuan tentang Manfaat ASI Baik
Cukup
Kurang
20 (57,1%)
11 (31,4%) 4 (11,5%)
ĂŝŬ
ƵŬƵƉ
<ƵƌĂŶŐ
Gambar 4.1 Diagram Batang Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat ASI
C. Pembahasan Berdasarkan karakteristik responden mayoritas berumur 20 – 35 tahun sebanyak 26 responden (74,3%) dan responden yang berumur lebih dari 35 tahun sebanyak 7 responden (20,0%). Menurut Erfandi (2009), usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui responden dengan pendidikan tamat SMP sebanyak 19 responden (54,3%). Menurut Erfandi (2009), diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui sebanyak 17 responden (48,6%), sebagai ibu rumah tangga (IRT), sebanyak 16 responden (45,7%), bekerja di bidang swasta dan sebanyak 2 responden (5,7%) sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Menurut Erfandi (2009), bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan
mengembangkan
dan
kemampuan
keterampilan mengambil
professional serta
keputusan
dapat
yang merupakan
manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya. Berdasarkan trimester kehamilan 23 responden (65,7%) pada trimester I, sebanyak 7 responden (20,0) pada kehamilan trimester II dan sebanyak 5 responden (14,3%) pada kehamilan trimester III. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan tingkat pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,5%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (57,1%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (31,4%)
lxii
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what” Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu (Nashrulloh, 2009). Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (57,1%). Menurut Suradi (2004), manfaat ASI untuk Ibu yaitu isapan bayi pada payudara akan merangsang terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu involusi uterus dan mencegah terjadinya
perdarahan
pasca
persalinan.
Penundaan
haid
dan
berkurangnya perdarahan pasca persalinan mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibandingkan yang tidak menyusui. Menyusui secara murni (eksklusif) dapat membantu menjarangkan kehamilan. Ditemukan rata-rata jarak kelahiran ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan hormon ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan.
lxiii
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I pada tingkat pengetahuan mereka cukup dikarenakan ibu yang bekerja di luar rumah untuk mendapatkan penghasilan di samping membesarkan dan mengurus anak di rumah sehingga berpengaruh pada tingkat pengetahuan ibu.
D. Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini mempunyai kelemahan, yaitu : 1.
Kendala Waktu pengambilan data ada sangat sulit untuk mengumpulkan responden dalam satu waktu sehingga peneliti harus menunggu pada kegiatan kunjungan ibu hamil
2.
Kelemahan Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan. Penelitian ini akan berbeda hasil jika menggunakan lebih dari satu variabel penelitian. Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab “ya” atau “tidak” dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.
lxiv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dalam bab ini penulis akan menuliskan kesimpulan hasil penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen tahun 2013”. Kesimpulan hasil penelitian ini sebagai berikut: d. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden (11,5%), e. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen tingkat pengetahuan cukup sebanyak 20 responden (57,1%) f. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang manfaat ASI di BPS Wahyu Pengkol Tanon I Sragen tingkat pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (31,4%).
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu: 4. Institusi a. Pendidikan Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk penelitian selanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas pendidikan kebidanan khususnya tentang manfaat ASI.
lxv
b. BPS Wahyu Pengkol Tanon I Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan acuan dan bahan masukan bagi BPS dalam upaya meningkatkan pengetahuan bagi pengunjung
BPS
dengan
memberikan
penyuluhan-penyuluhan
khususnya manfaat ASI. 5. Responden Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan responden tentang manfaat ASI untuk persiapan pemberian ASI secara eksklusif pada bayi 6. Peneliti Selanjutnya Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan variabel yang lain, sehingga akan didapatkan penelitian yang lebih baik.
lxvi