TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B TAHAP PERTAMA PADA BAYI DI DESA NGEMBAT PADAS SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Akhir Pendidikan D III Kebidanan
Disusun Oleh : ELY VERIANI NIM : B10.017
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
ii
ii
iii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi di desa Ngembat Padas Sragen “. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapakan terima kasih kepada : 1.
Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2.
Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada.
3.
Ibu Desy Handayani, S.ST ,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan dan bimbingan kepada penulis.
4.
Bapak Priyono, S.Sos., MM, selaku Kepala Desa Ngembat Padas Sragen yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
5.
Ibu yang mempunyai bayi di Posyandu desa Ngembat Padas Sragen yang telah bersedia menjadi responden.
6.
Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
iv
v
7.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juli 2013
Penulis
v
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah , Juli 2013 Ely Veriani B10 017
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI HEPATITIS B TAHAP PERTAMA PADA BAYI DI DESA NGEMBAT PADAS SRAGEN TAHUN 2013 xiii + 34 halaman + 15 lampiran + 4 tabel + 2 gambar
Latar belakang : Imunisasi merupakan suatu progam yang dengan sengaja memasukan antigen lemah agar merangsang antibody keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan di posyandu desa Ngembat Padas Sragen pada 10 ibu yang mempunyai bayi terdapat 7 ibu tidak mengetahui tentang imunisasi Hepatitis B tahap pertama dan 3 ibu sudah mengetahui tentang imunisasi Hepatitis B tahap pertama. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi Hepatitis B tahap pertama pada bayi di posyandu desa Ngembat Padas Sragen. Metode penelitian : Jenis penelitian yang dipakai adalah deskriptif kuantitatif, penelitian ini dilaksanakan di posyandu desa Ngembat Padas Sragen, pada tanggal 15 April 2013, sampel pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi berjumlah 32 responden dengan teknik pengambilan sampel yaitu sampel jenuh. Selanjutnya instrument penelitian menggunakan kuesioner tertutup yang sudah diuji validitaskan dan teknik analisis data menggunakan teknik univariat. Hasil penelitian : Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi Hepatitis B pada bayi di desa Ngembat Padas Sragen tahun 2013 adalah 9 orang (23,13%) berpengetahuan baik, 18 orang (56,25%) berpengetahuan cukup dan 5 orang (15,62%) berpengetahuan kurang. Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis b tahap pertama pada bayi di Desa Ngembat Padas Sragen sebagian besar berpengetahuan cukup 18 orang (56,25%). Kata kunci : Pengetahuan, imunisasi hepatitis B Kepustakaan : 22 Literatur (tahun 2002-2012)
vi
vii
MOTTO
Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya. (Terjemahan Q.S. Al Baqoroh : 286) Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah sebaik-baiknya pelindung. (Terjemahan Q.S. Ali Imron : 173) Jangan hiraukan perkataan orang lain yang membuat kamu menyerah tetapi tunjukan kamu tak seperti yang dia katakan Jangan takut pada masa depan dan jangan menangis untuk masa lalu
PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada: 1. Ayah dan Ibu tercinta atas segala doa restu, perhatian, cinta dan kasih sayang yang selalu tercurah serta kesabaran dalam membimbingku, terima kasih atas semua pengorbanan dan doa ayah dan ibu agar aku menjadi orang yang sukses. 2. My sister dan kedua adikku Adi, dan Rama yang sudah mendukung dan membantuku selama ini. 3. My love yang sudah menemani hidupku 4. My best friend dewi ambar (dewos), kau selalu menemani aku dan mendukung aku, kita selalu bersama melewati hari-hari untuk menuntut ilmu dalam susah maupun senang , 5. Seluruh teman-teman DIII kebidanan STIKes Kusuma Husada angkatan 2010, suka dan duka kita lewati bersama 6. Almamater tercinta vii
viii
viii
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iii
KATA PENGANTAR...............................................................................
iv
ABSTRAK.................................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................
vii
CURICULUM VITAE..............................................................................
viii
DAFTAR ISI .............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang.....................................................................
1
B. Perumusan Masalah .............................................................
2
C. Tujuan Penelitian .................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ...............................................................
3
E. Keaslian Penelitian ..............................................................
4
F. Sistematika Penulisan ..........................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .....................................................................
6
1. Pengetahuan...................................................................
6
ix
x
BAB III
2. Imunisasi……………………………………………. .....
8
3. Imunisasi Hepatitis B......................................................
10
B. Kerangka Teori......................................................................
16
C. Kerangka Konsep..................................................................
16
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian.........................................
17
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................
17
C. Populasi, Sampel, Teknik Pengambilan Sampel ................
18
D. Instrumen Penelitian .........................................................
19
E. Metode Pengumpulan Data ...............................................
22
F. Variabel Penelitian............................................................
23
G. Definisi Operasional .........................................................
23
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ...............................
24
I. Etika Penelitian.................................................................
26
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum lokasi penelitian ........................................... 28 B. Hasil penelitian ......................................................................... 28 C. Pembahasan .............................................................................. 29 D. Keterbatasan penelitian ............................................................. 32 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 33 B. Saran ........................................................................................ 33 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................................................... 16 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ................................................................. 16
xi
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi Hepatitis B……………………………………. 15 Tabel 3.1 Kisi-kisi Pertanyaan ....................................................................
20
Tabel 3.2 Definisi Operasional....................................................................
23
Tabel 4.1 tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis b tahap pertama pada bayi di posyandu desa ngembat padas sragen 2013.................................................................................
xii
29
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3.
Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4.
Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5.
Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 6.
Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 7.
Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8.
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9.
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12. Hasil Uji Validitas Lampiran 13. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 14. Data Tabulasi Kuesioner Penelitian Lampiran 15. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xiii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Imunisasi merupakan suatu progam yang dengan sengaja memasukan antigen lemah agar merangsang antibody keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu ( Proverawati, 2010 ). Melalui penilaian vaksinasi yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu menentukan besaran masalah yang akan dicegah dengan vaksin, kajian vaksin yang akan dipergunakan secara masal, menjaga keberadaan jumlah vaksin yang telah beredar dan menghitung keuntungan serta kerugian dalam menerima vaksin baru. Pemberian vaksinasi pada seorang bayi lebih banyak manfaatnya daripada kerugiannya. Imunisasi hepatitis B pada bayi dapat mencegah kejadian hepatocarcinoma pada umur produktif (30-40 tahun ). Sekitar 90% bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan infeksi hepatitis B aktif akan mengalami infeksi virus hepatitis B, 95 % di antaranya akan berkembang menjadi kronik dan menjadi kanker hati di kemudian hari (Ranuh, 2011). Infeksi virus hepatitis B (VHB) menyebabkan sedikitnya satu juta kematian/tahun. Saat ini di seluruh dunia terdapat 350 juta penderita kronis dengan 4 juta kasus baru/tahun. Infeksi pada anak umumnya asimtomatis terapi 80%-95% akan menjadi kronis dan dalam 10 – 20 tahun akan menjadi sirosis dan atau Karsinoma Hepato Selular (KHS). Di negara endemis, 80% KHS disebabkan oleh VHB. Risiko KHS ini sangat tinggi bila infeksi terjadi
1 17
2
pada usia dini. Dilain pihak terapi anti virus belum memuaskan terlebih pada pengidap yang terinfeksi secara vertikal atau pada usia dini (Ranuh, 2011). Berdasarkan data dari dinas kesehatan Sragen tahun 2012, terdapat beberapa puskesmas yang masih dibawah target HB0 (Target s/d Bln April: 30%) diantaranya yaitu Plupuh II (29,8%), Gemolong (29,7%), Sambung macan I (28,6%), Miri (27,8%) dan Sumberlawang (27,8%). Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti di Desa Ngembat Padas Sragen pada bulan Oktober, jumlah ibu yang mempunyai bayi 32 orang. Selanjutnya dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap 10 ibu yang mempunyai bayi, terdapat 7 ibu yang tidak mengetahui tentang imunisasi Hepatitis B tahap pertama dan tidak mengetahui bila bayinya sudah diberi imunisasi Hepatitis B tahap pertama sedangkan 3 ibu sudah mengetahui tentang imunisasi Hepatitis B tahap pertama serta mengetahui bila bayinya sudah sudah diberi imunisasi Hepatitis B tahap pertama. Berdasarkan latar belakang di atas ,diketahui bahwa masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi,maka penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Hepatitis B Tahap Pertama pada Bayi di Desa Ngembat Padas Sragen”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi di Desa Ngembat Padas Sragen?”
3
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi di desa Ngembat Padas Sragen. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi di desa Ngembat Padas Sragen dengan kategori baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi di desa Ngembat Padas Sragen dengan kategori cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi di desa Ngembat Padas Sragen dengan kategori kurang.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Untuk menambah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B. 2. Bagi Diri Sendiri Mendapatkan pengalaman yang nyata di masyarakat untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B.
4
3. Bagi Institusi a. Pendidikan Untuk menambah referensi bacaan serta meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa dan pembaca pada umumnya tentang imunisasi hepatitis B. b. Desa Untuk meningkatkan pendidikan kesehatan terhadap masyarakat. Khususnya pendidikan kesehatan tentang imunisasi pada bayi.
E. Keaslian Penelitian Sejauh pengetahuan penulis belum ada penelitian yang sama dengan penelitian yang penulis lakukan. Adapun penelitian yang menyerupai ini adalah : Penelitian yang pernah dilakukan oleh Nesti Nurdianasari (2012) dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio pada Bayi di BPS Warti Suwaji Tawangsari Sukoharjo“. Desain penelitian metode deskriptif kuantitatif. Berdasarkan analisis dan interpretasi data dapat diketahui bahwa dari 30 responden diketahui 7 orang (23,33%) berpengetahuan baik, 19 orang (63,33%) berpengetahuan cukup dan 4 orang (14,33%) berpengetahuan kurang. Perbedaan antara keaslian dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis yaitu terletak pada sampel, jumlah sampel, hasil penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian. Sedangkan persamaannya dengan peneliti ini tidak ada.
5
F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab yaitu : Bab 1
PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang rumusan masalah , tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II
TINJAUANPUSTAKA Dalam bab ini terdiri dari tinjauan teori meliputi pengetahuan, imunisasi, imunisasi hepatitis B, kerangka teori, dan kerangka konsep.
Bab III
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, alat/instrument penelitian, pengumpulan data, variable penelitian, definisi operasional, metode pengolahan data dan analisa data serta etika penelitian.
Bab IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisikan tentang hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian serta keterbatasan penelitian.
Bab V
PENUTUP Dalam bab ini menjelaskan kesimpulan dari penelitian dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “Apa”. Apabila pengetahuan mempunyai sasaran tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis dan diakui secara umum, maka terbentuklah ilmu pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada di kepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain pengalaman kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu oleh orang lain. Pengetahuan juga dari tradisi (Prasetyo, 2007). b. Tingkatan Pengetahuan Menurt Notoadmojo (2007), tingkat pengetahuan seseorang secara rinci dibagi menjadi enam tingkatan yaitu : 1) Tahu (Know) Kemampuan mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 2) Memahami (Comprehention) Kemampuan untuk memperjelas obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. 6
7
3) Aplikasi (Aplication) Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya. 4) Analisis (Analysis) Kemampuan menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam stuktur organisasi tersebut. 5) Sintesis (Synthesis) Kemampuan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru untuk menyusun suatu formulasi-formulasi. 6) Evaluasi (Evaluation) Kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian-penilaian ini berdasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang menurut Notoadmodjo (2007), meliputi : 1) Pendidikan Merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan. 2) Pengalaman Sesuatu
yang
pernah
dialami
seseorang
akan
menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal. 3) Informasi Orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah media masa.
8
4) Lingkungan budaya Dalam hal ini faktor keturunan dan bagaimana orang tua mendidik sejak kecil mendasari pengetahuan yang dimiliki oleh remaja dalam berfikir selama jenjang hidupnya. 5) Sosial ekonomi Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keterbatasan biaya untuk menempuh pendidikan, sehingga pengetahuannya pun rendah.
2. Imunisasi a. Pengertian Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut tidak menjadi sakit (Ranuh, 2011). Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit (Proverawati, 2010). b. Jenis Imunisasi Menurut Marimbi (2010), jenis imunisasi yaitu : 1) Imunisasi aktif Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri.
9
2) Imunisasi pasif Imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. c. Tujuan Imunisasi Tujuan imunisasi adalah untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit (Proverawati, 2010). d. Manfaat Imunisasi Menurut Marimbi (2010), manfaat imunisasi adalah : 1) Untuk Anak : mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian. 1) Untuk Keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanakkanak yang nyaman 2) Untuk Negara : memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara. e. Macam – macam imunisasi pada bayi Menurut Achmadi (2006), walaupun imunisasi sangat penting, namun pemerintah mewajibkan lima jenis imunisasi pada anak usia di bawah satu tahun yang harus dilakukan : 1) BCG yaitu imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit TBC. 2) Hepatitis B yaitu imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit hepatitis B.
10
3) DPT yaitu imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis dan Tetanus. 4) Polio yaitu imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit polio. 5) Campak yaitu imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit campak.
3. Imunisasi Hepatitis B a. Pengertian Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi yang ditujukan untuk memberi kekebalan terhadap penyakit hepatitis B yaitu penyakit yang menyerang organ hati (Proverawati, 2010). Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang berakibat pada hati (Marimbi, 2010). Imunisasi Hepatitis B adalah imunisasi yang paling kontroversial karena vaksin Hepatitis B merupakan vaksin pertama yang diterima oleh kebanyakan anak pada hari pertama kehidupannya atau segera setelah lahir untuk mencegah penyakit menular di mana virus hepatitis B menginfeksi dan meradangkan hati (Cave, 2003). b. Penularan Hepatitis B Virus Hepatitis B disebarkan melalui kontak dengan cairan tubuh (darah, air liur, air mani) penderita ini, atau dari ibu ke anak pada saat melahirkan (Proverawati, 2010).
11
Semua orang yang mengandung HbsAg positif potensial infeksius. Transmisi terjadi melalui kontak parenteral, hubungan seksual dan transmisi antar anak merupakan modus yang sering terjadi. VHB dapat melekat dan bertahan di permukaan suatu benda selama kurang lebih 1 minggu tanpa kehilangan daya tular. Darah bersifat infeksius beberapa minggu sebelum awitan, menetap selama fase akut berlangsung. Daya tular pasien VHB kronis bervariasi, sangat infeksius bila HbsAg positif (Ranuh, 2011). c. Gejala Hepatitis B Gejala yang ditimbulkan yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam, urine menjadi kuning dan sakit perut (Proverawati, 2010). Gejala hepatitis B bisa berkisar dari tidak ada, ringan, atau parah. Selama dua sampai empat minggu sebelum hati terlibat, seseorang yang terkena hepatitis B bisa mengalami hilangnya selera makan, mual, muntah, demam, keletihan, dan gejala-gejala seperti flu. Ini bisa dilanjutkan dengan tanda-tanda bahwa hati sedang terinfeksi, termasuk air kemih berwarna gelap, kulit tampak kuning, demam, tinja pucat, gatal, dan hati yang membesar serta nyeri tekan (Cave, 2003). d. Pemberian vaksin Hepatitis B Vaksin Hepatitis B diberikan dalam waktu kurang dari 24 jam sejak bayi lahir untuk mencegah timbulnya penyakit Hepatitis B pada
12
bayi sehat. Vaksin Hepatitis B diberikan secara intramuskular yaitu pada otot paha (Achmadi, 2006). Imunisasi Hepatitis B tahap pertama diberikan sedini mungkin dalam waktu 12 jam setelah lahir sebelum bayi berumur 7 hari. Diberikan 1 jam setelah pemberian vit.K pada bayi (Sunarti, 2012). Pemberian imunisasi hepatitis B berdasarkan status HbsAg ibu pada saat melahirkan menurut Wahab (2002), adalah sebagai berikut : 1) Bayi yang lahir dari ibu yang tidak diketahui status HbsAg nya mendapatkan 0,5ml vaksin rekombinan atau 0,5ml vaksin asal plasma dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan pada umur 1-2 bulan dan dosis ketiga pada umur 6 bulan. Kalau kemudian diketahui ibu mengidap HbsAg positif maka segera berikan 0,5 ml HBIG (sebelum anak berusia satu minggu). 2) Bayi yang lahir dari ibu HbsAg positif mendapatkan 0,5ml imunoglobulin hepatitis B (HBIG) dalam waktu 12 jam setelah lahir dan 0,5 ml vaksin rekombinan. Bila digunakan vaksin yang berasal dari plasma, diberikan 0,5ml intramuskular dan disuntikkan pada sisi yang berlainan. Dosis kedua diberikan pada umur 1-2 bulan dan dosis ketiga pada umur 6 bulan. 3) Bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg negatif diberi dosis minimal 0,25 vaksin rekombinan, sedangkan kalau digunakan vaksin berasal dari plasma, berikan dosis 0,5ml intramuskular pada saat lahir
13
sampai usia 2 bulan. Dosis kedua diberikan pada umur 1-4 bulan, dan dosis ketiga pada umur 6-18 bulan. 4) Ulangan imunisasi hepatitis B diberikan pada umur 10-12 tahun. e. Efektifitas Efektifitas vaksin dalam mencegah infeksi VHB adalah 90%95%. Memori sistem imun menetap minimal sampai 15 tahun pasca imunisasi namun secara teoritis menetap seumur hidup sehingga pada anak normal, tidak dianjurkan untuk imunisasi booster (Ranuh, 2011). f. Kontra Indikasi Imunisasi tidak dapat diberikan kepada bayi yang menderita sakit batuk pilek, sedang mendapatkan pengobatan radioterapi atau kemoterapi,
menderita sakit yang menurunkan imunitas (leukimia,
kanker, HIV/AIDS), apabila bayi sedang mengkonsumsi obat prednison 2 mg/kgbb/hari maka dianjurkan untuk menunda imunisasi 1 bulan setelah selesai pengobatan (IDAI, 2009) Menurut Wiradharma (2012), pada umumnya tidak ada kontra indikasi yang mutlak untuk pemberian vaksin, akan tetapi ada beberapa keadaan di mana seseorang sebaiknya tidak diimunisasi atau imunisasinya ditunda, yaitu : 1) Sedang sakit dalam keadaan stadium akut, seperti infeksi saluran nafas atas dan atau diare. Dalam keadaan ini sebaiknya imunisasi ditunda.
14
2) Sebelumnya pernah mengalami reaksi lokal yang hebat seperti kemerahan pada tempat suntikan. Menurut Cave (2003), kontraindikasi imunisasi hepatitis B atau harus menundanya adalah bayi yang sakit tingkat menengah atau parah pada saat vaksin dijadwalkan, dan harus menunda suntikan sampai mereka sudah sembuh. Menurut Proverawati (2010), kontraindikasi imunisasi hepatitis B ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang. Menurut Ranuh
(2011), kontraindikasi
imunisasi hepatitis B ini tidak boleh diberikan kepada bayi dengan berat lahir rendah atau berat badan bayi sangat kecil (<1000 gram), maka imunisasi ditunda sampai bayi berusia 2 bulan atau berat badan sudah mencapai 2000 gram. g. Efek Samping Efek samping yang terjadi pada umumnya berupa reaksi lokal yang
ringan
dan
bersifat
sementara.
Kadang-kadang
dapat
menimbulkan demam ringan selama 1-2 hari (Sunarti, 2012). Efek samping berupa reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembekakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari (Proverawati, 2010).
15
h. Jadwal Imunisasi Jadwal imunisasi adalah informasi mengenai kapan suatu jenis vaksinasi atau imunisasi harus diberikan kepada anak (Marimbi, 2010). Adapun jadwal imunisasi dapat dilihat pada : Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi Hepatitis B No
Vaksin
Pemberian Imunisasi
1.
Hepatitis B
HB 0 HB 1 HB 2 HB 3 Sumber : Depkes (2011)
Umur 0 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan
i. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi Hepatitis B Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) merupakan reaksi yang terjadi setelah imunisasi. Apabila terjadi demam dan timbul kemerahan, pembengkakan, nyeri, rasa mual dan nyeri sendi sebaiknya bekas suntikan diberi kompres, diberi minum lebih banyak (ASI atau air putih) (Sunarti, 2012).
16
B. Kerangka Teori Kerangka teoritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Bayi usia (0 – 12 bulan)
Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi
Faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Informasi 4. Lingkungan budaya 5. Sosial ekonomi
Imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi meliputi : 1. Pengertian 2. Penularan hepatitis B 3. Gejala hepatitis B 4. Pemberian vaksin hepatitis B 5. Efektivitas 6. Kontra indikasi 7. Efek samping 8. Jadwal imunisasi 9. Kejadian ikutan paska imunisasi hepatitis B
Gambar 2.1. Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2007), Proverawati (2010)
C. Kerangka Konsep Baik Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama
Cukup
pada bayi Kurang
Gambar 2.2. Kerangka Konsep
17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto (2010), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2010). Penelitian ini mendeskripsikan tentang tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi.
B. Lokasi dan waktu penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah rencana tentang tempat yang akan digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011). Lokasi penelitian ini dilaksanakan di desa Ngembat Padas Sragen. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian adalah rencana tentang waktu yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011). Penelitian ini dilaksanakan tanggal 15 April 2013.
17
18
C. Populasi, Sampel dan Teknik pengambilan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2010). Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi umur 0-12 bulan di desa Ngembat Padas Sragen yang berjumlah 32 orang. 2. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011). Besarnya sampel yang harus diambil, apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehinga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya lebih dari 100 bisa 10%-15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2010). Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 32 responden, maka semua responden diambil semua untuk penelitian. 3. Teknik sampling Tenik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011). Dalam penelitian ini teknik pengmbilan sampel menggunakan sampling jenuh. Menurut Hidayat (2011), Sampling jenuh adalah cara pengambilan sampel ini dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel.
19
D. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner (Notoadmodjo, 2010). Kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, di mana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu. Dalam penelitian ini, kuesioner yang akan digunakan untuk mengetahui pengetahuan ibu adalah kuesioner tertutup dengan jawaban benar dan salah. Jika jawaban benar dengan pernyataan positif (favorable) dan jawaban salah jika pernyataan negatif (unfavorable) mendapat nilai 1. Jika jawaban yang salah dengan pernyataan positif (favorable) dan jawaban benar dengan pernyataan negatif (unfavorable) mendapat nilai 0. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar. Dalam instrumen ini terdapat 28 pernyataan. Untuk mengetahui kuesioner dalam penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Instrumen penelitian ini diuji validitas dan reliabilitas di Posyandu desa Kwangen Sragen dengan 30 responden, kemudian diolah dan dianalisa dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution).
20
Adapun kisi-kisi kuesioner pada penelitian ini yaitu : Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pertanyaan
Variabel Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi
Sub Variabel 1. 2. 3. 4.
Pengertian Penularan hepatitis B Gejala Hepatitis B Pemberian Vaksin hepatitis B 5. Efektivitas
6. 7. 8. 9.
Kontra indikasi Efek samping Jadwal Imunisasi KIPI Jumlah
Pertanyaan Favourable Unfavourabl e 1,2 3 4,5 6,8,10,11,1 9,12*,25 3,23,26 15
7,14,16,17 19 21,22,24 27,28 23
18 20*
5
Jumlah Soal 2 1 2 10 1
5 2 3 2 28
Keterangan: *) : pernyataan tidak valid
1. Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Suatu instrumen penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2010). Uji validitas dilakukan di Desa Kwangen Sragen terhadap 30 ibu yang mempunyai bayi umur 0-12 bulan dengan 28 pernyataan. Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat, digunakan rumus pearson product moment. Rumus Pearson Product Moment adalah:
21
rxy =
N . ΣXY - ΣX.ΣY {N ΣX − (ΣX ) } {N ΣY 2 - (ΣY ) } 2
2
2
Keterangan: N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat menggunakan program SPSS for windows. Instrumen dikatakan valid apabila nilai instrumen ini memenuhi taraf signifikansi 5%. Setelah dilakukan uji validitas terhadap 30 responden dengan 28 pernyataan terdapat 2 item pernyataan yang tidak valid yaitu nomor 12 dan nomor 20, untuk selanjutnya item pernyataan yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian sehingga untuk penelitian menggunakan 26 pernyataan. 2. Uji Reliabilitas Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan . Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,2010). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha chronbach. Instrument dikatakan reliable bila nilai Alpha chronbac kriteria (0,60) (Ghozali, 2005). Rumus Alpha chronbach adalah sebagai berikut :
22
2 k Σσb r11 = 1 − σ 2t k − 1
Keterangan : r11
: Reliabilitas instrument
k
: Banyaknya butir pertanyaan ataubanyaknya soal
ѫb2 : Jumlah varian butir Ѫt2
: Varians total
Setelah dilakukan uji reliabilitas didapatkan nilai Alpha chronbach sebesar 0,910 > 0,60 ,sehingga instrument dikatakan reliable.
E. Metode Pengumpulan Data Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2011). Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu : 1. Data Primer Data primer bila pengumpulan data dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap sasaran yaitu dengan cara menyebar kuesioner. Selanjutnya data tersebut diolah, dianalisis, disajikan, dan dilaporkan oleh peneliti (Hidayat, 2011). Data primer dalam penelitian ini adalah hasil jawaban dari pernyataan responden dalam bentuk kuesioner dan wawancara 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek peneliti (Riwidikdo, 2009). Data sekunder dalam penelitian ini adalah
23
buku daftar imunisasi di Desa Ngembat Padas Sragen pada tahun 2012 2013.
F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi.
G. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoadmojo, 2010). Tabel 3.2 Difinisi Operasional Nama
Pengertian
Variabel
Indikator
Alat
Skala
Ukur
Pengetahuan Kemampuan ibu tentang
ibu menjawab
imunisasi
dengan benar
hepatitis B
kuesioner
tahap
tentang
pertama
imunisasi
pada bayi
hepatitis B tahap pertama pada bayi
1. Baik : Bila nilai Kuesioner responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD 2. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD 3. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2009)
Ordinal
24
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan data Setelah semua data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan data secara manual menurut Notoatmodjo (2010), adalah sebagai berikut: a. Editing (penyuntingan data) Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (droup out). b. Membuat lembar kode (coding sheet) atau kartu kode (coding sheet) Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomor responden, dan nomor-nomor pertanyaan. c. Memasukkan data (data entry) Yakni menhisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. d. Tabulasi Yakni membuat table-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.
25
2. Analisis data Analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoadmojo, 2010). Peneliian ini hanya mendeskripsikan pengeahuan responden tentang Tingkat Pengetahuan tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama. Menurut Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai berikut: Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD x mean + 1 SD Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD Menurut Riwidikdo (2009), rumus mean yaitu: Rumus : X =
∑x n
Keterangan : X
: rata-rata ( mean )
∑x
: Jumlah seluruh jawaban responden
n
: Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden
Menurut Riwidikdo (2009), Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-ratanya. Rumus : (Σ xi ) 2 n n −1
Σ x i2 −
SD =
26
Keterangan: SD
: Simpangan baku (Standard deviation)
xi
: Nilai responden
n
: Jumlah responden Untuk mendapatkan distribusi persentase pengetahuan ibu tentang
imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi mengunakan rumus persentase. Menurut Silalahi (2012), rumus persentase yaitu: Persen =
%
Keterangan : fi : frekuensi n : total kasus
I. Etika Penelitian Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi : 1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden) Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden peneliian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan tujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subjek tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak responden.
27
2. Anonimity (tanpa nama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (confidentiality) Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini di desa Ngembat Padas Sragen
yang
masyarakatnya sudah mulai memahami tentang pentingnya kesehatan. Batas wilayah desa Ngembat Padas yaitu sebelah utara yaitu wilayah Kecamatan Gemolong, sebelah Timur ada rel kereta api, sebelah selatan berbatasan dengan dusun dempul, dan sebelah barat dengan dusun kaloran. Di Desa desa Ngembat Padas Sragen ada 3 Posyandu dipimpin oleh 1 Bidan yang ditunjuk oleh puskesmas yaitu bidan Nunik, Amd.Keb dan dibantu oleh 5 kader kesehatan yang terdiri dari ibu-ibu yang suka rela mau membantu bidan dalam kegiatan posyandu, yaitu Posyandu Melati terdapat 11 ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 12 bulan, sedangkan di Posyandu Mawar terdapat 9 ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 12 bulan dan di Posyandu Sedap Malam terdapat 12 ibu yang mempunyai bayi umur 0 – 12 bulan,
B. Hasil Penelitian Penelitian ini mengambil judul “Tingkat pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi di Desa Ngembat Padas Sragen tahun 2013” responden dalam penelitian ini terdiri dari 32 ibu yang mempunyai bayi usia 0-12 bulan mendapatkan hasil tingkat pengetahuan ibu tentang imunissi Hepatitis B tahap pertama pada bayi dalam tabel dibawah ini:
28
29
Tabel 4.1 Tingkat Pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B Di Posyandu desa Ngembat Padas Sragen 2013 No Pengetahuan Jumlah(orang) Persentase (%) 1 Baik 9 28,13 2 Cukup 18 56,25 3 Kurang 5 15,62 Total 32 100 Sumber: Data Primer, 2013 Berdasarkan tabel 3.2 diatas dapat dikategorikan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 18 responden (56,25%), tingkat pengetahuan baik sebanyak 9 responden (28,13%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (15,62%). Jadi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi di posyandu desa Ngembat Padas Sragen tahun 2013 mayoritas pada tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 18 responden (56,25%).
C. Pembahasan Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
dilakukan
pada
responden
menunjukkan hasil kategori cukup sebanyak 18 responden (56,25%), kategori baik sebanyak 9 responden (28,13 %), dan kategori kurang sebanyak 5 responden (15,62%). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, responden dengan pengetahuan baik rata – rata sudah mengetahui tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi yang meliputi pengertian, penularan, gejala, pemberian, efektivitas, kontra indikasi, efek samping dan
jadwal
imunisas. Namun masih kurang mengetahui dalam hal Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
30
Selanjutnya untuk responden dengan pengetahuan cukup, sebagian besar sudah mengetahui tentang pengertian, pemberian, efektivitas, kontra indikasi, efek samping, jadwal imunisasi. Akan tetapi masih kurang mengetahui tentang penularan, gejala, dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Kemudian responden dengan pengetahuan kurang, sudah mengetahui tentang pengertian, penularan, efektivitas, efek samping dan jadwal imunisasi. Akan tetapi belum mengetahui tentang pemberian, gejala, kontra indikasi, dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi . Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Tingkah laku manusia merupakan hasil dari pengetahuan manusia. Jika pengetahuan baik, maka seseorang akan bertingkah laku baik dan langgeng. Menurut Proverawati (2010), Penularan Virus Hepatitis B disebarkan melalui kontak dengan cairan tubuh (darah, air liur, air mani) penderita ini, atau dari ibu ke anak pada saat melahirkan. Menurut Cave (2003), Gejala hepatitis B bisa berkisar dari tidak ada, ringan, atau parah. Selama dua sampai empat minggu sebelum hati terlibat, seseorang yang terkena hepatitis B bisa mengalami hilangnya selera makan, mual, muntah, demam, keletihan, dan gejala-gejala seperti flu. Ini bisa dilanjutkan dengan tanda-tanda bahwa hati sedang terinfeksi, termasuk air
31
kemih berwarna gelap, kulit tampak kuning, demam, tinja pucat, gatal, dan hati yang membesar serta nyeri tekan . Menurut Achmadi (2006), Vaksin Hepatitis B diberikan dalam waktu kurang dari 24 jam sejak bayi lahir untuk mencegah timbulnya penyakit Hepatitis B pada bayi sehat. Vaksin Hepatitis B diberikan secara intramuskular yaitu pada otot paha. Menurut Wiradharma (2012), pada umumnya tidak ada kontra indikasi yang mutlak untuk pemberian vaksin, akan tetapi ada beberapa keadaan di mana seseorang sebaiknya tidak diimunisasi atau imunisasinya ditunda, yaitu: sedang sakit dalam keadaan stadium akut, seperti infeksi saluran nafas atas dan atau diare. Dalam keadaan ini sebaiknya imunisasi ditunda dan sebelumnya pernah mengalami reaksi lokal yang hebat seperti kemerahan pada tempat suntikan. Menurut Sunarti (2012), Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi merupakan reaksi yang terjadi setelah imunisasi. Apabila terjadi demam dan timbul kemerahan, pembengkakan, nyeri, rasa mual dan nyeri sendi sebaiknya bekas suntikan diberi kompres, diberi minum lebih banyak (ASI atau air putih). Dari hasil analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama pada bayi di Desa Ngembat Padas Sragen masih kurang terutama mengenai penularan, gejala, pemberian , kontra indikasi dan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi. Oleh karena itu, perlu adanya penyuluhan dari tenaga kesehatan untuk membina ibu di posyandu desa Ngembat Padas Sragen terutama tentang imunisasi hepatitis B tahap pertama.
32
D. Keterbatasan Penelitian 1. Kendala penelitian Kendala dalam penelitian ini adalah penelitian dilakukan dalam waktu sehari, kemudian untuk pengisian kuesioner ada sebagian responden yang belum mengisi daftar pertanyaan kuesioner secara lengkap dan terlanjur sudah pulang ke rumah. Maka dari itu peneliti harus mencari alamat rumah responden dan berkunjung meminta responden untuk melengkapi daftar pertanyaan kuesioner yang belum lengkap. 2. Kelemahan / keterbatasan selama proses penelitian a. Variabel dalam penelitian ini merupakan variable tunggal, sehingga penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja. b. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sehingga responden hanya bisa menjawab ya atau tidak saja, dan jawaban responden belum bisa mengetahui pengetahuan responden secara mendalam.
33
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Hepatitis B Tahap Pertama Pada Bayi di Desa Ngembat Padas Tahun 2013. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 32 responden sehingga penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Hepatitis B Tahap Pertama Pada Bayi di Desa Ngembat Padas Sragen Tahun 2013 pada tingkat pengetahuan baik sebanyak 9 responden ( 28,13 % ). 2. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Hepatitis B Tahap Pertama Pada Bayi di Desa Ngembat Padas Sragen Tahun 2013 pada tingkat pengetahuan cukup sebanyak 18 responden ( 56,25 % ). 3. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Hepatitis B Tahap Pertama Pada Bayi di Desa Ngembat Padas Sragen Tahun 2013 pada tingkat pengetahuan kurang sebanyak 5 responden ( 15,62 % ).
B. Saran 1. Bagi Penulis Selanjutnya Dapat mengembangkan variabel penelitian sehingga didapatkan hasil yang lebih baik, mengembangkan karakteristik reponden penelitian agar lebih dapat
menggambarkan
hasil
penelitian,
33
pengumpulan
datanya
34
menggunakan kuesioner terbuka supaya hasilnya lebih baik lagi dan bahasa ilmiah dalam kesehatan lebih baik tidak digunakan supaya hasilnya lebih valid. 2. Bagi responden Diharapkan responden yang mempunyai bayi lebih memahami tentang imunisasi dan mengikuti promosi kesehatan atau penyuluhan-penyuluhan tentang imunisasi yang diadakan oleh petugas kesehatan setempat. 3. Desa Diharapkan masyarakat lebih sering mengikuti penyuluhan atau promosi kesehatan mengenai kesehatan ibu dan anak terutama imunisasi hepatitis B di desa Ngembat Padas Sragen.
35
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, U. F. 2006. Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cave, S. 2003. Orang Tua Harus Tahu tentang Vaksinasi Anak. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Dinkes
Sragen. 2011. Cakupan Imunisasi Kota Sragen. http://www.dinkessragen.or.id/cakupan-imunisasi-kotasragen/artikel.asp?q=2009310095322. Diakses tanggal 25 Oktober 2012.
DepKes RI. 2011. Buku KIA. http://www.depkes.go.idI/downloads/jica/cover.pdf. Diakses 10 November 2012 Ghozali, Imum. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hidayat. 2011. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. IDAI,
2009. Kontraindikasi Imunisasi. http://www.idai.or.id/imunisasi/artikel.asp?q=2009310095322. Diakses tanggal 20 November 2012.
Marimbi, H. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. Notoadmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. ______________. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nurdianasari, N. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio Pada Bayi Di BPS Warti Suwaji Tawangsari Sukoharjo. DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta. Karya Tulis Ilmiah (Tidak Dipubikasikan) Prasetyo. 2007. MPKT MODUL 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI.
36
Proverawati A, Dwi Andini, C.S. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Offset. Ranuh, I.G.N. 2011. Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia. Riwidikdo. 2009. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rahana. Sudarti, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. Sunarti. 2012. Pro Kontra Imunisasi. Yogyakarta: Hanggar Kreator. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Silalahi, N. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refika Aditama. Wahab, dkk. 2002 .Sistem Imun,Imunisasi, Dan Penyakit Imun. Jakarta: Widya Medika. Wiradharma, dkk. 2012. Konsep Dasar Vaksinasi. Jakarta: CV Sagung Seto.