TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG SPA BAYI DI BPM INDAH FEBRIYANTI KEMIRI, KEBAK KRAMAT, KARANGANYAR
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
LINA HAPSARI NIM B12026
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015
i
HALAMAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG SPA BAYI DI BPM INDAH FEBRIYANTI KEMIRI, KEBAK KRAMAT, KARANGANYAR
Diajukan Oleh : Lina Hapsari NIM B.12 026
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal.........................
Pembimbing
Anis Nurhidayati ,S.ST.,M.Kes NIK. 200685025
ii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG SPA BAYI DI BPM INDAH FEBRIYANTI KEMIRI, KEBAK KRAMAT, KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah Disusun Oleh : Lina Hapsari NIM B.12 026 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III kebidanan Pada Tanggal ............ PENGUJI I
PENGUJI II
Ambarsari, S.ST
Anis Nurhidayati, S.ST.,M.Kes
NIK. 201087048
NIK. 200685025
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan
RetnoWulandari, S.ST NIK 200985034 iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang SPA Bayi di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar”. Karya Tulis Ilmiah ini dibuat dengan maksud memenuhi salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, karya tulis ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta 2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta 3. Ibu Anis Nurhidayati, S.ST.,MKes, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis 4. Ibu Indah Febriyanti Amd.Keb selaku pemilik BPM Indah Febriyanti Kebak Kramat Karanganyar yang telah memberi ijin kepada penulis untuk penelitian 5. Seluruh
responden
yang
telah
berpartisipasi
dalam
pengisian
kuesioner guna penulisan Karya Tulis Ilmiah 6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan 7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak Surakarta, Juni 2015 Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Lina Hapsari NIM : B 12.026 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG SPA BAYI DI BPM INDAH FEBRIYANTI KEMIRI, KEBAK KRAMAT, KARANGANYAR xii + 55 Halaman + 19 Lampiran + 2 Tabel + 8 Gambar ABSTRAK Latar Belakang : Zaman sekarang aktifitas bayi dan anak-anak mulai bermacam-macam. Anak-anak dituntut untuk banyak beraktivitas yang mungkin menyebabkan anak-anak mengalami stres. Sehingga perlu adanya suatu terapi bagi bayi dan anak agar mendapatkan ketenangan, kenyamanan, menghilangkan rasa capek dan memberikan rasa tenang, nyaman, dan segar. Hantaman air yang ditimbulkan dari air yang bergolak dapat memberikan sensasi dan pijatan yang menghilangkan lelah, melancarkan peredaran darah dan menciptakan relaksasi, sehingga tidur bayi akan menjadi tenang, segar dan merasa lebih sehat sehingga akan semakin meningkatkan kualitas tidur bayi, baik siang maupun malam. Tujuan : Mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang SPA Bayi Di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar pada kategori baik, cukup dan kurang. Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi dan waktu penelitian di BPM Indah Febriyanti pada bulan Maret 2015. Jumalah sampel sebanyak 33 responden, dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel total sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisis data dilakukan dengan analisis univariat yang menghasilkan distribusi frekuensi. Hasil Penelitian : Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu tentang SPA bayi pada kategori baik sebanyak 8 responden (24,24%), berpengetahuan cukup sebanyak 19 responden (57,57%), dan yang pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (18,18%). Kesimpulan : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang SPA Bayi Di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar sebagian besar dalam kategori cukup yaitu 19 responden (57,57%) Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu, SPA Bayi Kepustakaan : 20 Literatur (tahun 2004-2014)
vi
MOTTO 1. Kecerdasan bukanlah tolak ukur kesuksesan, tetapi dengan menjadi cerdas kita bisa menggapai kesuksesan. 2. If you can dream it, you can do it. 3. Lakukan yang terbaik dan Tuhan akan memberikan yang terbaik.
PERSEMBAHAN Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan : 1. Kepada Allah SWT karena atas segala karunia dan kemudahan dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini. 2. Mama Papa yang selalu memberikan doa, nasehat dan semangat yang selalu mengalir. 3. Kakakku tercinta Susi, Nova, Kakaci, Eko dan keponakan tersayang Fahry dan dika yang selalu menghiburku disaat suka dan duka. 4. Herry yang selalu membantu dan memberiku semangat. 5. Sahabat2ku tercinta Suci, Diana, Hana, Linda, Rina, Laseh, dan Adiktya yang selalu membantu disaat penulis butuh penyemangat. 6. Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
Nama
: Lina Hapsari
Tempat / Tanggal Lahir
: Karanganyar, 29 November 1993
Agama
: Islam
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Kramat RT 03 RW 05 Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar
Riwayat Pendidikan 1. SD Kemiri 03 Karanganyar
LULUS TAHUN 2006
2. MTS PPMI Assalaam Sukoharjo
LULUS TAHUN 2009
3. SMA PPMI Assalam Sukoharjo
LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................
iii
KATA PENGANTAR ......................................................................
iv
ABSTRAK . ......................................................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .....................................................
vii
CURICULUM VITAE .....................................................................
viii
DAFTAR ISI ...................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .............................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang ................................................
1
B.
Perumusan Masalah .........................................
3
C.
Tujuan Penelitian ............................................
3
D.
Manfaat Penelitian ...........................................
4
E.
Keaslian Penelitian ..........................................
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori ...................................................................
6
B. Kerangka Teori ..................................................................
28
C. Kerangka Konsep Penelitian ...............................................
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ..........................................
31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................
32
ix
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ..............
33
D. Variabel Penelitian ............................................................
33
E. Definisi Operasional ..........................................................
33
F. Instrumen Penelitian ..........................................................
34
G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................
37
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................
38
I.
Etika Penelitian .................................................................
42
J.
Jadwal Penelitian ...............................................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian. ..................................
44
B. Hasil Penelitian . ...............................................................
44
C. Pembahasan ......................................................................
48
D. Keterbatasan . ....................................................................
52
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan . ..................................................................... .
54
B. Saran . .............................................................................. .
55
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional. ........................................................... 34 Tabel 3.2 Kisi – Kisi Kuesioner Uji Coba Pada Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang SPA Bayi ............................................................... 35 Tabel 3.3 Kisi – Kisi Kuesioner Penelitian Pada Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang SPA Bayi ............................................................... 35 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur . ........................ 45 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan . ................ 45 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan . .................. 46 Tabel 4.4 Mean dan Standar Deviasi . .................................................. 46 Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan . . 48
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori ................................................................
29
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian .............................................
30
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent) Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Keusioner Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian (foto) Lampiran 19. Lembar Konsultasi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Masyarakat di Indonesia sebenarnya sejak dahulu sudah mengenal istilah spa yang berkaitan dengan perawatan tubuh. Spa atau perawatan tubuh sudah menjadi suatu budaya yang ada di dalam masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia percaya bahwa dengan perawatan tubuh akan
dapat
mempertahankan
kondisi
kesehatan
sekaligus
dapat
meningkatkan kualitas kesehatan tubuh (Anonim, 2013). Pada saat ini, masyarakat makin peduli akan pentingnya menjaga perawatan tubuh secara menyeluruh, salah satunya dengan memanfaatkan jasa spa. Tidak hanya orang dewasa akan tetapi bayi dan anak-anak pun juga dapat melakukan perawatan tubuh dengan spa, perawatan spa dapat
dilakukan dari umur 2 bulan sampai 12 bulan. Spa bayi (baby spa) merupakan perawatan tubuh bayi yang dilakukan secara menyeluruh mulai dari baby massage atau pijatan selama 30 menit lalu baby swim atau berenang kemudian diberi pijatan kembali selama 15 menit (Widodo, 2013).
Zaman sekarang aktifitas bayi dan anak-anak mulai bermacammacam. Anak-anak dituntut untuk banyak beraktivitas yang mungkin menyebabkan anak-anak mengalami stres. Sehingga perlu adanya suatu
1
2
terapi bagi bayi dan anak agar mendapatkan ketenangan, dan kenyamanan. Manfaat dari Spa bayi untuk menghilangkan rasa capek dan memberikan rasa tenang, nyaman, dan segar. Hantaman air yang ditimbulkan dari air yang bergolak dapat memberikan sensasi dan pijatan yang menghilangkan lelah, melancarkan peredaran darah dan menciptakan relaksasi. Manfaat dari spa bayi antara lain tidur bayi akan menjadi tenang, segar dan merasa lebih sehat sehingga akan semakin meningkatkan kualitas tidur bayi, baik siang maupun malam. Pada saat tidur, terjadi peningkatan pengeluaran hormon pertumbuhan, sehingga bayi akan semakin cepat mengalami pertumbuhan (Widodo, 2013). Di Indonesia saat ini hanya beberapa orang tua yang memberi perawatan spa bayi pada anakya, dikarenakan biayanya yang cukup mahal dan pengetahuan pada orang tua yang kurang. Akan tetapi, sebenarnya spa bayi dapat dilakukan dengan mudah di rumah tanpa mengeluarkan banyak biaya, dengan syarat orang tua telah memahami bagaimana cara melakukan spa bayi tersebut (Aditya, 2014). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 1 November 2014 di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat,
Karanganyar, diperoleh data ibu yang memiliki bayi pada bulan JanuariSeptember 2014 berjumlah 300 orang. Rata-rata kunjungan setiap bulan ibu yang memiliki bayi adalah 33 orang. Hasil wawancara yang dilakukan pada 15 orang ibu yang memiliki bayi, dapat disimpulkan 2 ibu berpengetahuan baik, 5 ibu berpengetahuan cukup dan 8 ibu berpengetahuan kurang.
3
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa Spa bayi sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, tetapi sebagian besar ibu belum mengetahui tentang Spa bayi, sehingga penulis tertarik mengambil judul: “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Spa Bayi di
BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang Spa Bayi di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar?”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang Spa Bayi di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar. 2. Tujuan Khusus a.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang Spa Bayi di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar pada tingkat baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang Spa Bayi di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar pada tingkat cukup.
4
c.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang Spa Bayi di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar pada tingkat kurang.
D.
Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Penelitian ini dapat dijadikan wacana dan menambah wawasan pengetahuan tentang spa bayi. 2. Bagi Peneliti Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di institusi pendidikan yaitu metodologi penelitian dan statistik kesehatan serta dapat menambah pengalaman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian kesehatan khususnya tingkat pengetahuan ibu tentang spa bayi. 3. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat menambah referensi atau sumber bacaan mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang spa bayi. 4. Bagi Instansi Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kebijakan dalam usaha promosi kesehatan khususnya tentang spa bayi.
5
E. Keaslian Penelitian Berdasarkan pengetahuan peneliti, sampai saat ini belum ada penelitian yang serupa dengan penelitian yang dilakukan yaitu “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang SPA Bayi”
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjaun Teori 1. Pengetahuan a.
Pengertian pengetahuan Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan
terhadap
suatu
objek
tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2012). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan yang tercukup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaittu : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari
sebelumnya.
Termasuk
ke
dalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang bersifat spesifik dari seluruh bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
6
7
Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2) Memahami (Comprehension) Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang telah dipelajari. 3) Aplikasi (applicasion) Aplikasi
diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan sebagai konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata - kata kerja misalnya dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
8
5) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi yang ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi
ini
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
melakukan justivikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu criteria yang telah ditentukan sendiri, atau menggunakan criteriakriteria yang telah ada. c.
Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh pengetahuan dikelompokkan menjadi 2, yaitu : 1) Cara memperoleh kebenaran non ilmiah a) Cara Coba Salah (Trial and eror) Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,
bahkan
mungkin
sebelum
adanya
peradapan. Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang metode ini masih sering digunakan, terutama bagi mereka yang belum
9
atau tidak mengetahui suatu cara dalam memecahkan masalah yang dihadapi. b) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak sengaja oleh orang yang bersangkutan. c) Cara kekuasaan atau otoritas Dalam
kehidupan
sehari-hari,
banyak
sekali
kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskn turun temurun dari generasi ke generasi. Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin masyarakat, baik formal atau informal. Para pemegang otoritas pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama didalam penemuan
pengetahuan
dan
orang
lain menerima
pendapat tersebut tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenerannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman
10
yang diperoleh untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. e) Cara akal sehat (common sence) Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenran. Sebagai contoh, pemberian
hadiah
dan
hukuman
(reward
and
punishment) yang dilakukan orang tua jaman dulu untuk mendisiplinkan anaknya dalam kontek pendidikan. f)
Kebenaran melalui wahyu Ajaran
agama
adalah
suatu
kebenaran
yang
diwahyukan oleh Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini haru diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama
yang
bersangkutan,
terlepas
dari
apakah
kebenaran tersebut raional atau tidak. g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran ini diperoleh manusia ecara cepat diluar keadaran dan tanpa melalui prose penalaran atau berpikir. Keberan ini ukar dipercaya karena tidak menggunakan cara-cara yang raional dan sistematis. h) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang.
11
Disini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. i)
Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaan umum khusus ke pertanyaan yang berisifat umum.
j)
Deduksi Deduksi
adalah
pembuatan
kesimpulan
dari
pertanyaan-pertanyaan umum ke khusus. Didalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. 2) Cara memperoleh kebenaran ilmiah Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau populer disebut metodologi penelitian (research methodology). Cara ini dikembangkan
oleh
Franci
Bacon
(1561-1626)
yang
kemudian dilanjutkan oleh Deobold Van Dallen yang berhasil membuat pencatatan yang mencakup tiga hal pokok, yaitu :
12
a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada saat dilakukan pengamatan. b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul pada saat dilakukan pengamatan. c) Gajala-gejala yang muncul secara bervariasi, yakni gejala-gejala yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Wawan dan Dewi (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ada 2 yaitu : 1) Faktor Internal a) Pendidikan Pendidikan
berarti
bimbingan
yang
diberikan
seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya, hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas
hidup.
pendidikan informasi.
Pada
seseorang
umumnya makin
semakin
mudah
tinggi
menerima
13
b) Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Sebaliknya orang yang tidak memiliki pekerjaan mereka tidak akan memiliki pengalaman yang banyak dan relasi sehingga pengetahuan yang didapat juga sangat kurang. Semakin tinggi tingkat ekonomi sosial seseorang akan menambah tingkat pengetahuan. c) Umur Umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. 2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia
dan
pengaruhnya
yang
dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
14
b) Sosial Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi
informasi.
Budaya
dari
sikap
terkadang
dalam
menerima
mengekang
tingkat
pengetahuan seseorang, berbagai kepercayaan ataupun kebiasaan dalam adat terkadang membuat seseorang dilarang untuk mencoba melakukan sesuatu hal. e.
Cara Mengukur Pengetahuan Menurut Riwidikdo (2013), cara pengukuran pengetahuan menggunakan rumus : Baik
: Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
Cukup
: Bila nilai mean – 1 SD ≤ x≤ mean + 1 SD
Kurang
: Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD
2. Bayi a.
Pengertian Bayi Bayi adalah anak yang berusia 12 bulan. Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi (Hidayat, 2008).
15
b. Tumbuh Kembang Bayi 1) Pengertian Tumbuh Kembang bayi Tumbuh kembang merupakan proses tumbuh kembang anak dimulai sejak anak berusia 3 bulan dalam kandungan (tepatnya setelah sel-sel janin). Fase itu terus berlangsung hingga anak berumur 3 tahun. Pada proses tumbuh kembang anak sangat cepat dan menentukan perkembangan anak dimasa depan dan fase ini biasa disebut golden period (Mahayu, 2014). Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi hingga tumbuh dewasa. Tumbuh kembang meliputi tiga hal, yaitu (Aditya, 2014): a) Tumbuh kembang fisik, misal bertambah berat badan atau tinggi badan b) Tumbuh
kembang
intelektual,
misal
kepandaian
berkomunikasi, ketrampilan bermain, dll. c) Tumbuh mengelola
kembang
emosional,
misal
kemampuan
emosi.
2) Pertumbuhan Bayi Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran berbagai organ yang bisa diukur dengan ukuran berat atau ukuran panjang. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau keahlian dalam struktur dan fungsi yang
16
kompleks dan dalam pola yang teratur sebagai hasil dari pematangan (Aditya, 2014). Pertumbuhan adalah proses bertambah sempurnanya fungsi dari alat tubuh. Pertumbuhan anak dikatakan normal jika sesuai dengan fase tumbuh kembang anak (Jitowiyono dan Dewi, 2013). Pertumbuhan bayi meliputi: a) Tinggi badan Pada usia 0-6 bulan bayi akan mengalami pertambahan tinggi badan sekitar 2,5 cm setiap bulan, sedangkan pada usia 6-12 bulan mengalami penambahan tinggi badan hanya sekitar 1,25 cm setiap bulan (Hidayat, 2008). b) Berat Badan Berat badan bayi normal baru lahir adalah 2500-4000 gr. Untuk usia 0-6 bulan pertumbuhan berat badan akan mengalami pertambahan setiap minggu sekitar 140-200 gram, dan berat badan bayi akan menjadi dua kali lipat pada bulan ke-6. Sedangkan pada usia 6-12 bulan terjadi penambahan setiap minggu sekitar 25-40 gram (Hidayat, 2008). c) Lingkar kepala Ukuran lingkar kepala normal sekitar 30-37 cm, ketika berusia 0-3 bulan bisa bertambah 2 cm, lalu pada usia
17
4-6 bulan bertamah sekitar 1 cm per bulan. Pada usia 6
bulan
selanjutnya
lingkar
kepala
bertambah
bayi 0,5
menjadi cm
40
per
cm, bulan
(Jitowiyono dan Weni, 2011). d) Organ Penglihatan Berikut tahapan perkembangan penglihatan anak (Mahayu, 2014): (1) Ketika baru dilahirkan Bayi sudah mampu melihat pola terang dan gelap, namun fokusnya masih kabur, sudah mampu juga merespons wajah orang, khususnya wajah ibunya yang menatapnya dari jarak dekat. (2) Memasuki 4-6 bulan Bayi mulai mampu menggerakkan kepalanya, tidak hanya mengikuti objek bergerak, melainkan juga ketika melihat ke arah objek lain. (3) Memasuki 6-8 bulan Penglihatan pada bayi sudah mulai mantap dan lurus, juga dapat melihat warna secara lengkap, meraih
objek,
karena
kedua
matanya
sudah
berkoordinasi dengan baik, maka gerakan matanya mulai terkontrol.
18
(4) Usia 8-12 bulan Bayi mulai menggunakan kedua matanya secara bersamaan
untuk
menilai
jarak
sekaligus
mengembangkan persepsi kedalaman. 3) Perkembangan Bayi Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tingkat kematangan organ dan perubahan bentuk, mulai dari aspek sosial, emosional, hingga intelektual (Mahayu, 2014). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau keahlian dalam struktur dan fungsi yang kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari kematangan (Aditya, 2014) . Menurut Mahayu (2014), perkembangan bayi, meliputi : a) Usia 0-28 hari Bayi bisa tersenyum, dan mulai menatap muka untuk mengenali seseorang. b) Usia 1-4 bulan (1) Mulai bisa mengamati tangan, (2) Tersenyum spontan dan membalas senyum bila diajak tersenyum, (3) Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak,
19
(4) Waktu tidur dalam sehari lebih sedikit daripada waktu terjaga, (5) Membedakan wajah-wajah yang dikenal dan tidak dikenal. c) Usia 4-8 bulan (1) Merasa takut dan terganggu dengan keberadaan orang asing, (2) Mulai bermain dengan mainan, (3) Mudah frustrasi, serta (4) Memukul-mukul lengan dan kaki jika sedang kesal. d) Usia 8-12 bulan (1) Kemampuan bertepuk tangan, (2) Menyatakan keinginan dengan cara menunjuk suatu benda atau menanggis, (3) Sudah mulai minum dengan cangkir, (4) Menirukan kegiatan orang lain, serta (5) Bermain bola atau mainan lainnya dengan orang lain. Supariasa (2007), menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor internal seperti biologis, termasuk genetik, dan faktor eksternal seperti status gizi.
20
a) Faktor Internal (Genetik) Faktor internal (genetik) antara lain termasuk berbagai faktor bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan ras atau suku bangsa. Apabila potensi genetik ini dapat berinteraksi dengan baik dalam lingkungan, maka pertumbuhan optimal akan tercapai (Supariasa, 2007). b) Faktor Eksternal Faktor-faktor
eksternal
yang
mempengaruhi
pertumbuhan antara lain keluarga, kelompok teman sebaya,
pengalaman
hidup,
kesehatan
lingkungan,
kesehatan prenatal, nutrisi, istirahat, tidur dan olah raga, status kesehatan, serta lingkungan tempat tinggal (Perry & Potter, 2005). Faktor keluarga merupakan faktor utama dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Masa bayi merupakan masa emas, sehingga perlu keluarga perlu memberikan
stimulasi
yang
memadai.
Melakukan
stimulasi yang memadai artinya merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak (Depkes, 2012).
Wong, dkk (2008), menerangkan bahwa nutrisi memiliki pengaruh paling penting pada pertumbuhan
21
dan perkembangan. Bayi dan anak-anak memerlukan kebutuhan kalori relatif besar, hal ini dibuktikan dengan peningkatan tinggi dan berat badan. c) Kebutuhan Dasar Bayi Kebutuhan dasar bagi bayi meliputi kebutuhan fisik, kebutuhan
emosi
dan
kebutuhan
stimulasi
(Aditya, 2014). 1) Kebutuhan Fisik Pemenuhan gizi yang baik dan seimbang akan membawa dampak positif bagi anak, antara lain: perkembangan otak, dan kekebalan tubuh sehingga mencegah memengaruhi
penyakit-penyakit
yang
dapat
perkembangan
kecerdasan
serta
keterampilan fisiknya. Makanan bergizi adalah makanan yang cukup secara kualitas dan kuantitasnya. Di samping itu, makanan bergizi juga harus mengandung unsurunsur yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. 2) Kebutuhan Emosional. Perhatian dan kasih sayang yang kita tunjukkan kepada bayi akan menimbulkan rasa aman dan
22
nyaman. Hal-hal yang perlu ditunjukkan kalau ibu menyayangi bayinya, seperti: a) Memperhatikan dan menghargainya. b) Selalu meluangkan waktu untuknya. c) Dukung apa yang anak lakukan selama itu positif. 3) Stimulasi dini Memberikan stimulasi untuk bayi bisa dilakukan setiap hari. Ibu bisa memberikan rangsangan ke semua sistem indranya, yaitu: indra pendengaran, penglihatan, peraba, pembauan, dan pengecap. Selain itu, ibu juga harus merangsang gerak kasar dan gerak halus kedua kakinya, tangan dan jarijarinya, serta merangsang perasaannya agar terus bahagia.
3. Spa Bayi a.
Pengertian Spa merupakan suatu singkatan kata yang berasal dari kata Solus Per Aqua (Solus = Pengobatan atau Perawatan, Per = Dengan dan Aqua = Air), sehingga pengertian spa dapat dijabarkan sebagai perawatan atau pengobatan dengan air. Istilah spa berasal dari kota Spa di Belgia, secara tradisional digunakan
23
untuk menunjuk sebuah tempat di mana terdapat sumber air yang diyakini memiliki sifat menyehatkan. Biasanya berupa sebuah pemandian air panas atau mineral (Yahya, 2011). Menurut ASPI (Asosiasi Spa Indonesia), spa dimaknai dengan bahasa Indonesia menjadi “Husada Tirta” (Yahya, 2011), sedangkan Permenkes No. 1205/Menkes/X/2004, menyatakan bahwa spa berarti “sehat pakai air” merupakan upaya tradisional yang menggunakan pendekatan holistic, melalui perawatan menyeluruh dengan menggunakan metode kombinasi antara hidroterapi (terapi air) dan massage (pijat) yang dilakukan secara terpadu untuk menyeimbangkan tubuh, pikiran, serta perasaan (Menkes, 2004). Spa bayi (baby spa) adalah perawatan tubuh bayi yang dilakukan secara menyeluruh mulai dari baby massage atau pijatan selama 30 menit lalu baby swim atau berenang kemudian diberi pijatan kembali selama 15 menit (Widodo, 2013). b. Tujuan Spa Bayi Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi
anak
untuk
membantu
proses
tumbuh
kembang anak, sebagaimana tujuan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 1205, penyelenggaraan spa sebagai upaya meningkatkan kesehatan secara tradisional (Menkes, 2004).
24
c.
Manfaat Spa Bayi Menurut Permenkes No. 1205/Menkes/X/2004, Spa pada dasarnya mempunyai 3 fungsi utama yaitu (Menkes, 2004): 1) Hidroterapi Hidroterapi tidak hanya terbatas pada mandi air panas atau
air
mineral
saja
tetapi
meliputi
berbagai cara
penggunaan air untuk membersihkan badan, kebugaran, memperbaiki dan mempertahankan kesehatan. Hidroterapi adalah penggunaan air dan atau dengan ramuan bahan alam (tumbuhan, mineral, minyak atsiri, garam, susu, lumpur, lulur) untuk perawatan kesehatan tubuh dengan mengatur suhu, tekanan, arus, kelembaban serta kandungan air (Menkes, 2004). Penggunaan air panas dan dingin secara bergantian dapat merangsang sistem hormonal untuk metabolisme tubuh yang lebih baik. Air dingin akan merangsang pembuluh darah untuk mengirim darah ke organ dalam, sedangkan air hangat akan menyebabkan pembuluh darah melebar sehingga aliran darah menjadi lancar, segala jenis racun serta sisa-sisa zat metabolik dalam tubuh akan terbuang bersama aliran darah. Air hangat memiliki pH (derajat keasaman) yang dapat membantu menyeterilkan kulit (Yahya, 2011).
25
Ketika anak dalam posisi mengambang saat hidroterapi, hal itu memungkinkan anak mengeksplorasi pergerakan tubuh. Pergerakan tubuh bagi anak tidak bisa dilakukan dalam aktivitas di darat, karena anak belum kuat melawan gravitasi. Ketika di dalam air, gaya berat anak berkurang, sehingga tungkai lengan dan kaki mudah untuk digerakkan dalam air (Tim Galenia MCC, 2014). 2) Aromaterapi Aromaterapi
adalah
teknik
perawatan
dengan
menggunakan/ memanfaatkan minyak atsiri (essential oil) yang
berkhasiat,
dapat
dengan
cara
penghirupan,
pengompresan, pengolesan di kulit, perendaman dan akan lebih
efektif
disertai
dengan
pijatan
(Yahya,
2011).
Aromaterapi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran natural yang bertujuan untuk menyembuhkan berbagai kelainan di dalam tubuh dan jiwa (body and mind). Bahan alami yang digunakan berupa minyak atsiri/esensial yang akan meningkatkan immunitas alami dan sebagai sumber untuk melawan segala bentuk penyakit, dapat menimbulkan relaksasi, meningkatkan energi, mengurangi stres dan menyeimbangkan badan, jiwa dan sukma. Penggunaan minyak essensial pada aromaterapi ini dapat dilakukan melalui penciuman (inhalasi) dalam bentuk diffuser, oil
26
burner, atau diteteskan pada bantal atau air mandi (Syahdina, 2010). Aromaterapi paling efektif apabila dilakukan melalui massage, karena kulit merupakan organ terbesar yang menutup permukaan tubuh dan minyak esensial terbukti dapat
menembus
hingga
lapisan
kulit
paling
dalam
(Syahdina, 2010). 3) Pijat (Terapi Sentuhan) Pijat mempunyai manfaat yang banyak bagi bayi, diantaranya : a) Pijat
berpengaruh
pada
pola
tidur
yang
teratur,
pengenalan terhadap lingkungan, serta ketenangan emosi yang lebi baik. b) Pijat membantu merangsang dan menyeimbangkan hormon-hormon pada tubuhnya, yaitu hormon kortisol dan oksitoksin. c) Pijat
dapat
memperbaiki
sistem
imunitas
serta
menambah jumlah produksi darah putih. d) Pijat akan menstimulasi enzim-enzim yang ada dalam perut, sehingga penyerapan nutrisi akan lebih optimal. e) Pijat dapat memperlacar peredaran darah dan membantu menguatkan otot-otot bayi. (Tim Galenia MCC, 2014).
27
d. Langkah-Langkah Spa Bayi Tahapan spa bayi yang harus dilakukan adalah pemijatan, berenang, dan perawatan tubuh (Tim Galenia MCC, 2014). 1) Pemijatan dilakukan dengan sedikit tekanan pada bayi agar kulit, otot, dan saraf anak terstimulasi. Hal ini untuk memberikan efek relaksasi, melancarkan peredaran darah, dan peredaran getah bening. Bagian tubuh yang harus dipijat adalah alis mata, bawah telinga, bagian dada, dan bagian perut. Sedangkan kaki, sebagai permulaan memijat karena kaki adalah bagian yang paling tidak sensitif. 2) Selanjutnya adalah berenang atau mandi ceria. Dengan menggunakan bak mandi kecil berukuran 1 x 1 meter dan kedalamn 1 meter dengan suhu 31-34 derajat Celcius, bayi harus menggunakan pelampung yang dikenakan di leher membuat bayi mengambang dan tidak menimbulkan tekanan pada leher. Sebelum anak berenang, harus diawali dengan menyentuhkan kaki anak ke dalam air, untuk membiasakan sehingga anak tidak akan terkejut saat seluruh tubuhnya dimasukkan ke dalam air. Bayi sebaiknya didampingi tenaga profesional yang akan membantu bayi melakukan gerakangerakan tertentu yang dapat merangsang semua ototnya untuk bekerja.
28
3) Setelah berenang, maka dilanjutkan dengan perawatan tubuh. Pada tahap ini, sebaiknya menggunakan produk yang dapat menstimulasi otak anak, biasanya digunakan minyak atsiri yang harum, sehingga memberikan efek aromaterapi.
29
B. Kerangka Teori Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan 2. Tingkat pengetahuan 3. Cara memperoleh pengatahuan 4. Faktor-faktor yang
Konsep Bayi PP
SPA Bayi
1. Pengertian Bayi
1. Pengertian Spa Bayi
2. Tumbuh Kembang
2. Tujuan Spa Bayi
Bayi 3. Faktor yang Mempengaruhi
3. Manfaat Spa Bayi 4. Langkah-Langkah Spa Bayi
Tumbuh Kembang Bayi
mempengaruhi pengetahuan Gambar 2.1 Kerangka teori Sumber : Modifikasi dari Notoatmodjo 2012, Yahya 2011, Tim Galenia MCC 2014.
30
C. KERANGKA KONSEP Baik Tingkat Pengetahuan Cukup
Ibu tentang Spa Bayi
Kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Faktor Internal a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Umur 2. Faktor Eksternal a. Lingkungan b. Sosial budaya Keterangan : : Diteliti : Tidak Diteliti Gambar 2.2 Kerangka konsep Sumber : Wawan dan Dewi 2011, Riwidikdo 2011
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi suatu keadaan secara objektif. Deskriptif yaitu penelitian yang didalamnya tidak ada analisis hubungan antar variabel, tidak ada variabel bebas dan terikat, bersifat umum yang membutuhkan jawaban dimana, kapan, berapa banyak, siapa dan analisis statistik yang digunakan adalah deskriptif (Hidayat, 2007). Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2013). Penelitian yang dilakukan menggambarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang SPA Bayi di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi dilakukan penelitian dan sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar.
31
32
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk melakanakan
penelitian
(Notoatmodjo,
2012).
Penelitian
ini
dilaksanakan pada bulan Maret 2015.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Menurut Arikunto (2013), populasi adalah keseluruhan subjek yang diteliti. Sedangkan menurut Saryono (2011), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi yang berkunjung di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar pada bulan Maret 2015 dengan jumlah populasi 33 ibu. 2. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009). Dengan kriteria apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2013). Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah ibu yang memiliki bayi
33
yang datang ke BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar, pada bulan Maret dengan jumlah 33 ibu. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling yaitu pengambilan sampel semua kasus atau responden yang tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2012).
D. Variabel Peneltian Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang memiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep penelitian tertentu (Notoatmodjo, 2012). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang SPA Bayi di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar.
E. Definisi Operasional Definisi
operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2007).
34
Tabel 3.1 Definisi Operasional No. 1
Nama
Definisi
Variabel
Operasional
Tingkat
Kemampuan
Pengetahuan
Ibu untuk
Ibu tentang
menjawab
Spa Bayi
tentang Spa bayi yang meliputi
Indikator 1. Baik : (x) mean + 1 SD
Alat ukur
Skala
Kuesioner
Ordinal
2. Cukup : mean – 1 SD ≤ mean + 1 3. Kurang : (x) < mean – 1 SD
Pengertian, Manfaat, Tujuan, LangkahLangkah Spa bayi
Sumber : Riwidikdo, 2013 F. Instrumen Penelitian Menurut Notoatmodjo (2012), instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Pada penelitian ini instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner. Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa daftar pertanyaan. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup (closed ended) atau terstruktur dimana angket tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada). Cara pengisian kuesionar dengan cara memberikan tanda (√) pada jawaban yang
35
dianggap benar. Dengan pernyataan positif (favourable) jika jawaban benar mendapatkan nilai 1 dan jawaban salah mendapatkan nilai 0 dan pertanyaan negatif (unfavourable) jika jawaban salah mendapatkan nilai 1 dan jika jawaban benar mendapatkan nilai 0 (Hidayat, 2007). Untuk Berikut kisi-kisi dari uji coba dan instrumen penelitian. Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner uji validitas tentang Spa bayi Variabel
Sub variable
Tingkat
Pengertian Spa Bayi
Pengetahuan
Pernyataan
Jumlah
Favourable
Unfavourable
Soal
1,2*,3
4,5*,6,
6
Tujuan Spa Bayi
7,8,9,10
11,12*,13,
7
Ibu Tentang
Manfaat Spa Bayi
14,15,16,17
18,19,20,21
8
Spa bayi
Langkah-Langkah
22,23,24,25,26
29,30,31,32
14
27,28
33,34,35
Spa Bayi Jumlah
35
Keterangan * = Tidak Valid Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner penelitian tentang Spa bayi Variabel
Sub variable
Tingkat
Pengertian Spa Bayi
Pengetahuan
Pernyataan
Jumlah
Favourable
Unfavourable
Soal
1,2,
3,4,
4
Tujuan Spa Bayi
5,6,7,8,
9,10,
6
Ibu Tentang
Manfaat Spa Bayi
11,12,13,14
15,16,17,18,
8
Spa bayi
Langkah-Langkah
19,20,21,22,23
26,27,28,29,
14
24,25
30,31,32
Spa Bayi Jumlah
Pada penyusunan kuesioner, salah satu kriteria kuesioner yang baik adalah valid dan reliabel. Uji validasi dan reliabilitas dilakukan di tempat yang berbeda, tetapi karakteristiknya sama (Riwidikdo, 2013). Uji coba instrumen dilaksanakan di BPM Wuni Desa Miri, Kebak Kramat,
32
36
Karanganyar dengan jumlah responden 30 ibu yang memiliki bayi pada bulan Februari 2015. Dikarenakan jumlah responden untuk uji coba minimal 30 responden (Riwidikdo, 2013). 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2013). Suatu instrument dikatakan valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Sebuah
instrument
dikatakan
valid
apabila
dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat digunakan rumus product moment. Rumus product moment yaitu :
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi setiap item dengan skor total.
N
: Jumlah responden
X
: Skor pertanyaan
Y
: Skor total
XY
: Skor pertanyaan dikalikan skor total Instrumen dinyatakan valid apabila rhitung > rtabel (0,361) dengan
taraf signifikasi 5%. Setelah dilakukan uji validitas di BPM Wuni Desa Miri, Kebakkramat, Karanganyar kepada 30 responden ibu yang memiliki bayi, hasil validitas dari 35 pernyataan terdapat 32
37
yang valid dan 3 pernyataan tidak valid. Pernyataan yang tidak valid yaitu nomor 2 (rhitung -102), nomor 5 (rhitung 295), nomor 12 (rhitung 300). Pernyataan yang tidak vaid sebanyak 3 pernyataan dihilangkan karena sudah terwakili dengan pernyataan lain. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Saryono dan Ari, 2011). Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha Cronbach dengan bantuan program komputer SPSS 17 for windows yang dapat digunakan baik untuk instrument yang jawabannya berskala maupun bersifat dikotomis (hanya mengenal jawaban yang benar dan salah). Rumusnya adalah sebagai berikut :
Keterangan : rxy
: Reliabilitas instrument
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ϭb2
: Jumlah varians butir
ϭt2
: Varians total Dengan menggunakan Alpha Croncbach, kuesioner dikatakan
reliabel apabila nilai alpha > 0,7 (Riwidikdo, 2013). Hasil dari olah data nilai Alpha Croncbach tentang pengetahuan ibu mengenai spa
38
bayi adalah 0,934 jadi instrumen dalam penelitian ini reliabel karena nilai alpha 0,934 > 0,7
G. Teknik PengumpulanData Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada ibu yang memiliki bayi yang datang ke BPM Indah Desa Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar. Kemudian menjelaskan sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian
dengan
menggunakan
alat
pengukuran
atau
alat
pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Arikunto, 2013). Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari responden pada pengisian kuesioner pengetahuan ibu tentang spa bayi. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh peneliti dari subjek penelitian (Arikunto, 2013). Pada penelitian ini data sekunder diperoleh dari dokumentasi di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar yang berupa
39
jumlah ibu bayi yang berkunjung pada bulan Januari-September 2014 yang berjumlah 300 orang.
H. Metode Pengolahan Dan Analisi Data 1. Pengolahan Data Menurut Notoatmodjo (2012), proses pengolahan data melalui tahap-tahap antara lain: a.
Penyuntingan (Editing) Hasil
wawancara
atau
angket
yang
diperoleh
atau
dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Kalau ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (droub out), tetapi dengan memperhatikan beberapa hal dalam pemeriksaan yaitu: 1) Kesesuaian jawaban responden dengan pernyataan 2) Kelengkapan pengisian daftar pernyataan 3) Mengecek macam isian data b. Pengkodean (coding) Setelah penyuntingan diselesaikan, kegiatan selanjutnya yang
dilakukan
memberi
kode
dalam
hubungan
dengan
pengolahan data jika akan menggunakan komputer, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
40
c.
Memasukkan data (Data Entry) Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing.
d. Tabulating Membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. e.
Pembersih Data (Cleaning) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan,
perlu
dicek
kembali
untuk
melihat
kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan,
dan
sebagainya,
kemudian
dilakukan
pembetulan atau korelasi. 2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan komputer dengan bantuan aplikasi SPSS 17 for windows. Untuk variabel pengetahuan Ibu yang memiliki bayi dikumpulkan melalui kuesioner kemudian ditabulasi dan dikelompokkan lalu diberi skor. Menurut Riwikdikdo (2013), cara pengukuran pengetahuan menggunakan rumus :
41
1) Baik, bila nilai responden (x) > mean +1 SD 2) Cukup, bila nilai mean -1 SD ≤ x ≤ mean +1 SD 3) Kurang, bila nilai responden (x) < mean -1 SD Menurut Riwidikdo (2013), untuk mencari nilai rata-rata diperoleh dengan rumus :
Rumus : X = Keterangan : X
: Rata-rata (mean) : Jumlah seluruh jawaban responden
N
: Jumlah seluruh responden Menurut
Riwidikdo
(2013),
simpangan
baku
(standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rataratanya. Rumus : SD = Keterangan: SD
: Simpangan baku (standard deviation).
X1
: Nilai responden
n
: Jumlah responden
42
Menurut Riwidikdo (2013), skor prosentase digunakan untuk mengkategorikan data interval dalam beberapa kategori. Rumus Skor prosentase =
I.
Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan masalah manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Masalah etika yang baru diperhatikan antara lain : 1. Informed Concent Informed Concent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden
penelitian
dengan
memberikan
lembar
persetujuan. Informed concent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed concent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.
43
2.
Anonymity (tanpa nama) Anonymity merupakan jaminan dalam mengguanakan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencatumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality) Kerahasiaan (confidentiality) masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J.
Jadwal Kegiatan Dalam jadwal kegiatan diuraikan langkah-langkah kegiatan ini dari mulai menyusun proposal penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsung tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal kegiatan penelitian terlampir.
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini di laksanakan di BPM Indah Febriyanti yang beralamat di Kemiri Rt 03 Rw 05, Kebak Kramat, Karanganyar. Di BPM Indah Febriyanti ada 1 orang bidan. Sarana prasarana yang ada antara lain 1 ruang periksa, 1 ruang bersalin dan 2 ruang nifas. Pelayanan yang di berikan yaitu persalinan, ANC, KB dan kesehatan Ibu dan Balita. Jadwal pemeriksaan di BPM pagi pukul 06.00 sampai 07.00 WIB dan sore mulai 15.00 sampai 20.00 WIB, untuk persalinan dilayani 24 jam.
B. Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi di BPM Indah Febriyanti. Jumlah responden yang dijadikan sampel adalah 33 responden. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden kemudian kuesioner dikembalikan kepada peneliti untuk diolah. Hasil penelitian tingkat pengetahuan responden tentang SPA bayi dapat dilihat dalam tabel dibwah ini :
45
1. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur No. Responden Frekuensi 1 <20 8 2 20-35 4 3 >35 21 Total 33 Sumber: data primer, 2015
Prosentase (%) 24,25 12,12 63,63 100%
Berdasarkan tabel 4.1 diatas kelompok umur responden < 20 tahun sebanyak 8 responden (24,25%), 20-35 tahun sebanyak 4 responden (12,12%) dan >35 tahun sebanyak 21 responden (63,63%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa umur responden terbanyak adalah >35 tahun yaitu 21 responden (63,63%). 2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan No. 1 2 3 4
Responden SD SMP SMA Perguruan Tinggi
Frekuensi 2 4 12 15
Total 33 Sumber : data primer, 2015 Berdasarkan
tabel
4.2
Prosentase (%) 6,06 12,12 36,37 45,45 100%
diatas
kelompok
responden
berpendidikan SD sebanyak 2 responden (6,06%), SMP sebanyak 4 responden (12,12%), SMA sebanyak 12 responden (36,37%) dan Perguruan Tinggi sebanyak
46
15 responden (45,45%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan terakhir responden paling banyak adalah Perguruan Tinggi yaitu 15 responden (45,45%).
3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaa Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan No. 1 2
Pekerjaan IRT Pegawai Swasta PNS Wiraswasta
Frekuensi 12 7
3 6 4 8 Total 33 Sumber : Data primer, 2015
Prosentase (%) 36,36 21,21 18,19 24,24 100%
Berdasarkan tabel 4.3 diatas kelompok responden bekerja sebagai IRT sebanyak 12 responden (36,36%), Pegawai swasta sebanyak 7 responden (21,21%), PNS sebanyak 6 responden (18,19%) dan Wiraswasta sebanyak 8 responden (24,24%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan responden paling banyak sebagai IRT yaitu 12 responden (36,36%). 4. Hasil Penelitian Setelah dilakukan analisis data didapat nilai mean 18,3030 dan standar deviasi 6,68246 , seperti tertera pada tabel 4.4 Tabel 4.4 Mean dan Standar deviasi Mean Standart Deviasi Tingkat pengetahuan ibu tentang 18,3030 6,68246 SPA bayi di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar
Variabel
47
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden maka digunakan perhitungan sebagai berikut: a. Baik
: (x) > mean + 1 SD (x) > 18,3030 + 1.6,682 46 (x) > 24,98546 (x) > 25 Jadi pengetahuan baik jika nilai responden (x) > 25
b. Cukup : mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 18,3030 – 1.6,68246 ≤ x ≤ 18,3030 + 1.6,68246 11,62054 ≤ x ≤ 24,98546 12 ≤ x ≤ 25 Jadi pengetahuan cukup bila nilai responden 12 ≤ x ≤ 25 c. Kurang : (x) < mean – 1SD (x) < 18,3030 – 1.6,68246 (x) < 11,62054 (x) < 12 Jadi pengetahuan kurang bila nilai responden (x) < 12
48
Hasil penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang SPA Bayi dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan No.
Tingkat Pengetahuan
Frekuensi
1 2 3
Baik Cukup Kurang Total Sumber: Data primer, 2015
8 19 6 33
Prosentase (%) 24,24 57,58 18,18 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui tingkat pengetahuan ibu tentang SPA bayi di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar yang berpengetahuan baik sebanyak 8 orang ibu (24,24%), berpengetahuan
cukup
sebanyak
19
orang
ibu
(57,58%)
dan
berpengetahuan kurang sebanyak 6 orang ibu (18,18%). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang SPA bayi terbanyak pada kategori cukup yaitu 19 orang ibu (57,58%).
C. Pembahasan Menurut Notoatmodjo (2011), Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi
melalui
panca
indra
manusia,
yakni
indra
penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit, pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).
49
Salah satu pengetahuan yang harus diketahui ibu yang memiliki bayi adalah pengetahuan tentang SPA bayi. SPA bayi adalah perawatan tubuh bayi yang dilakukan secara menyeluruh mulai dari baby message atau pijat selama 30 menit lalu baby swim atau berenang kemudian diberi pijatan kembali selama 15 menit Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Wawan dan Dewi (2010) ada 2 yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi (tingkat pendidikan, pekerjaan, umur) dan faktor eksternal (lingkungan, sosial budaya, status ekonomi, sumber informasi, kriteria tingkat pengetahuan). Karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh data responden yang memiliki umur <20 tahun sebanyak 8 responden yang memiliki pengetahuan baik 0 orang, cukup 5 orang dan kurang 3 orang. Responden yang memiliki umur 20-35 tahun sebanyak 4 responden yang memiliki pengetahuan baik 2 orang, cukup 1 orang dan kurang 1 orang. Responden yang memiliki umur >35 tahun sebanyak 21 responden yang memiliki pengetahuan baik 6 orang, cukup 13 orang dan kurang 2 orang. Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa usia mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
Hal
tersebut
sesuai
dengan
teori
yang
disampaikan oleh Wawan dan Dewi (2010), semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.
50
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh data responden yang berpendidikan SD sebanyak 2 responden yang memiliki pengetahuan baik 0 orang, cukup 0 orang dan kurang 2 orang. Responden yang berpendidikan SMP sebanyak 4 responden yang memiliki pengetahuan baik 2 orang, cukup 2 orang dan kurang 0 orang. Responden yang berpendidikan SMA sebanyak 12 responden yang memiliki pengetahuan baik 3 orang, cukup 8 orang dan kurang 1 orang. Responden yang berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 15 responden yang memiliki pengetahuan baik 1 orang, cukup 10 orang dan kurang 4 orang. Berdasarkan
data
diatas,
dapat
diketahui
bahwa
pendidikan
mempengaruhi pengetahuan. Hal tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Wawan dan Dewi (2010), pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya, hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Karakteristik
responden
berdasarkan
pekerjaan
diperolah
data
responden yang bekerja (PNS, Wiraswasta, Pegawai Swasta) sebanyak 21 responden yang memiliki pengetahuan baik 8 orang, cukup 13 orang
51
dan kurang 0 orang. Responden yang tidak bekerja (IRT) sebanyak 12 responden yang memiliki pengetahuan baik 0 orang, cukup 6 orang, kurang 6 orang. Berdasarkan data diatas, dapat didiketahui bahwa pekerjaan mempengaruhi pengetahuan. Hal tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Wawan dan Dewi (2010), lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Sebaliknya orang yang tidak memiliki pekerjaan mereka tidak akan memiliki pengalaman yang banyak dan relasi sehingga pengetahuan yang didapat juga sangat kurang. Semakin tinggi tingkat ekonomi sosial seseorang akan menambah tingkat pengetahuan. Selain faktor-faktor
diatas, faktor lain yang dapat mempengaruhi
pengetahuan yaitu pengalaman, informasi, lingkungan dan budaya. Pengalaman yaitu sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat informal. Informasi yang diperoleh melalui kenyataan (melihat dan mendengar sendiri), serta melalui surat kabar, radio, TV dapat menambah pengetahuan agar lebih luas. Budaya yang ada di masyarakat dan kondisi politik juga mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan seseorang. pengetahuan
Lingkungan seseorang,
seseorang sedangkan
akan
mendukung
ekonomi
berkaitan
tingginya dengan
pendidikan. Apabila status ekonmi baik tingkat pendidikan juga akan tingga dan diiringi oleh meningkatnya pengetahuan.
52
Seorang ibu seharusnya mengetahui tentang manfaat SPA bayi. Menurut Menkes, 2004, manfaat SPA bayi pada dasarnya mempunyai 3 fungsi utama yaitu: Hidroterapi bermanfaat untuk perawatan kesehatan tubuh bayi, penggunaan air panas dan dingin secara bergantian dapat merangsang sistem hormonal untuk metabolisme tubuh yang lebih baik. Aromaterapi merupakan minyak atsiri/esensial yang akan meningkatkan immunitas alami untuk melawan segala bentuk penyakit, dapat menimbulkan relaksasi dan ketenangan bagi bayi. Pijat (Terapi Sentuhan) mempunyai manfaat pada bayi antara lain pola tidur bayi yang teratur, pengenalan terhadap lingkungan, serta ketenangan emosi yang lebih baik, memperlacar peredaran darah dan membantu menguatkan otot-otot bayi. Jadi dapat disimpulkan, tingkat pengetahuan ibu tentang SPA bayi di BPM Indah Febriyanti pada kategori cukup yaitu sebanyak 19 responden (57,57%). Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pekerjaan, umur. Pengetahuan tentang SPA bayi bagi ibu yang memiliki bayi sangat mutlak untuk diketahui, karena dengan mengetahui tujuan dan manfaat SPA bayi, ibu akan melakukan SPA bayi pada bayinya.
D. Keterbatasan Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa kendala dan kelemahan/keterbatasan: 1. Kendala penelitian
53
Pada penelitian ini kendala peneliti yaitu ada beberapa ibu yang tidak bisa menulis dan tidak mau membaca, sehingga peneliti harus membacakan dan menuliskan jawaban kuesioner. 2. Kelemahan / keterbatasan a. Variabel penelitian ini adalah variabel tunggal, sehingga hasil penelitian ini terbatas pada tingkat pengetahuan ibu tentang SPA bayi b. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner dengan jawaban tertutup sehingga responden tidak bisa menguraikan jawaban selain jawaban yang tersedia.
54
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisi data dan hasil tujuan dalam penelitian ini, maka hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan ibu SPA bayi di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar dalam kategori baik sebanyak 8 responden ibu memiliki bayi (24,24%) 2. Tingkat pengetahuan ibu tentang SPA bayi di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar dalam kategori cukup sebanyak 19 responden ibu memiliki bayi (57,57%) 3. Tingkat pengetahuan ibu tentang SPA bayi di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar dalam kategori kurang sebanyak 6 responden ibu memiliki bayi (18,19%) Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang SPA bayi di BPM Indah Febriyanti Kemiri, Kebak Kramat, Karanganyar terbanyak pada kategori cukup dengan 19 responden (57,57%).
55
B. Saran Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi Ibu Yang Memiliki Bayi Bagi ibu yang memiliki bayi diharapkan mengikuti penyuluhanpenyuluhan dari tenaga kesehatan dan mencari informasi baik dari media cetak maupun media elektronik sehingga dapat menambah pengetahuan ibu tentang SPA bayi dan ibu bersedia untuk melakukan SPA pada bayinya. 2. Bagi Instansi Pelayanan kesehatan Bagi pelayanan kesehatan diharapkan lebih meningkatkan kualitas pelayanan penyuluhan khususnya tentang SPA bayi sehingga mampu meningkatkan ketrampilan mestimulasi bayi melalui SPA bayi dan memberikan pelayanan SPA bayi. 3. Bagi Institusi Pendidikan Bagi institusi pendidikan diharapkan menyediakan sumber bacaan yang terbaru terutama tentang SPA bayi yang dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dan lebih mengembangkan variabel dan kuesioner penelitian.
56
DAFTAR PUSTAKA Aditya, N. 2014. Handbook for newmom panduan Lengkap Merawat Bayi Bru Lahir. Jogjakarta: Stiletto Book. Anonim, 2010. Sejarah Spa Indonesia. http://spa-java.com/ Diakses tanggal 21 Februari 2010. Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Hidayat, A. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba Medika. Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Mahayu, P. 2014. Imunisasi dan Nutrisi. Jogjakarta: BUKUBIRU. Menkes, 2004. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1205 Tahun 2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA). Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Potter & Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses &. Praktek. Edisi 4. Vol 1. Jakarta : EGC. Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Candikia Press. Saryono, Ari. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan. Jakarta: Binarupa Aksara.. Supariasa, IDN., 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC Syahdina, 2010. Seluk Beluk dan Fungsi Spa. http://sytisahdina.com/2010/07/seluk-beluk-dan-fungsi-spa.html. Diakses 5 November 2014. Tim Galenia MCC, 2014. Home Baby Spa. Jakarta: Penebar Plus.
57
Wawan, A. Dewi, M. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogjakarta: Muha Medika. Widodo, A. 2013. Efetivitas Baby Spa Terhadap Lamanya Tidur Bayi Usia 3 -4 Bulan, Surakarta: Fisioterapi UMS. Wong, et al. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik ed.6 volume 1, Jakarta: EGC. Yahya, N. 2011, Spa Bayi & Anak, Solo: Metagraf.