TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG PERAWATAN BAYI DI PUSKESMAS NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
GALUH POPY YULIA SUSIANTI NIM B11 022
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG PERAWATAN BAYI DI PUSKESMAS NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
GALUH POPY YULIA SUSIANTI NIM B11 022
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014
i
ii
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : Tentang Perawatan Bayi
”Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara
Di Puskesmas Ngaringan Grobogan Tahun 2014”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Ambarsari, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Bapak M. Abdul Rauf,S.Kep, selaku Kepala Puskesmas Ngaringan, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melakukan penelitian. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta,...................2014
Penulis
iv
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014 Galuh Popy Yulia Susianti B110 22
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG PERAWATAN BAYI DI PUSKESMAS NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2014 Xii + 50 halaman + 16 lampiran + 3 tabel + 2 gambar
ABSTRAK Latar Belakang : Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Tengah tahun 2012 menurut Ringkasan Eksekutif Data Informasi Kesehatan Provinsi Jawa Tengah ada 32 AKB per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012).Tingkat pemahaman masyarakat yang masih rendah dan adanya mitos yang keliru tentang perawatan bayi menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian bayi. Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Diskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian di ambil di Puskesmas Ngaringan Grobogan pada tanggal 1 Maret 2014. Jumlah sample sebanyak 40 ibu nifas primipara, dengan menggunakan tehnik sample Sampling Jenuh. Instrument yang di gunakan adalah kuisioner, sedangkan untuk analisa data dilakukan dengan analisis univariat yang menghasilkan distribusi frekuensi. Hasil penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Grobogan dapat di kategorikan pengetahuan baik sebanyak 10 responden (25%), pengetahuan cukup 14 responden (35%), dan pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (40%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di puskesmas Ngaringan Grobogan sebagian besar dalam kategori kurang yaitu sebanyak 16 responden (40%).
Kata kunci : Pengetahuan, ibu nifas primipara, perawatan bayi. Keperpustakaan : 26 literatur (Tahun 2003 s/d 2010)
v
MOTTO DANPERSEMBAHAN
MOTTO à Ketika berada dalam keterpurukan, harapan adalah sesuatu yang kita bangun sendiri, bukan orang lain tapi diri kita sendiri à Jangan tetap tinggal dimasa lalu, atau bermimpi tentang masa depan, namun pusatkan perhatian anda pada masa sekarang à Sukses bukanlah akhir dari segalanya, kegagalan bukanlah sesuatu yang fatal: namun keberanian untuk meneruskan kehidupanlah yang diperhatikan à Latihan adalah hal terbaik dari semua pelatih yang ada.
PERSEMBAHAN Karya
Tulis
Ilmiah
ini
penulis
persembahan kepada : Allah SWT yang atas rahmat-Nya KTI ini bisa terselesaikan, Papa dan Mama, terima kasih
atas
do’a dan kasih saying yang
tulus sehingga aku mampu seperti ini. Adikku
tercinta
Andreana
terimakasih
atas suportnya. Aan Istichan yang selalu mendewasakanku dan menjadi semangat bagiku
dalam
pembuatan
KTI
ini.
Sahabatku D’Bandys : Iis, Ajeng, Tutik, Hendry, Aziz, Samsul, Nurul yang samasama berjuang membuat KTI demi wisuda bersama, semoga ini akan abadi, semoga perjalanan ini menjadikan kita semakin dewasa. Serta Almamater tercinta.
vi
CURICULUM VITAE
Nama
: Galuh Popy Yulia Susianti
Tempat / Tanggal Lahir
: Grobogan, 19 Juli 1993
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Dsn. Krajan 2/1 Ds. Sumberagung, Kec. Ngaringan, Kab. Grobogan
Riwayat Pendidikan 1. SD N 4 Sumberagung
tahun 2005
2. SMP N 1 Wirosari
tahun 2008
3. SMA N 1 Wirosari
tahun 2011
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan2011
vii
DAFTAR ISI
halaman HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
HALAM PERSETUJUAN ...........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iv
ABSTRAK ....................................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................
vi
CURICULUM VITAE ..................................................................................
vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL .........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Perumusan Masalah .........................................................................
3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ..........................................................................
4
E. Keaslian Penelitian .........................................................................
5
F. Sistematika Penulisan ......................................................................
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .................................................................................
9
1. Pengetahuan ...............................................................................
9
2. Masa Nifas ...............................................................................
17
3. Ibu Nifas Primipara ....................................................................
24
4. Perawatan Bayi ..........................................................................
24
B. Kerangka Teori ................................................................................
32
C. Kerangka Konsep ...........................................................................
33
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ................................................................................
34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................
34
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .......................
35
D. Variabel Penelitian ..........................................................................
36
E. Definisi Operasional ........................................................................
36
F. Instrumen Penelitian ........................................................................
37
G. Teknik Pengambilan Data ...............................................................
41
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................
42
I. Etika Penelitian ................................................................................
44
J. Jadwal Penelitian .............................................................................
45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ..............................................
46
B. Hasil Penelitian ................................................................................
46
C. Pembahasan .....................................................................................
49
D. Keterbatasan ....................................................................................
52
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................................
54
B. Saran ................................................................................................
54
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Tabel......................................................... 37 Tabel 3.2 Kisi – kisi Kuesioner ................................................................. 38 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ………………… 47 Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan……………. 47 Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ……………... 48 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Tentang Perawatan Bayi Di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014 ........................................................................................... 48
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Kerangkat Teori ..............................................................
32
Gambar 2.2. Kerangka Konsep ............................................................
33
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian (Dalam Bentuk Tabel) Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent) Lampiran 10. Kuesioner Penelitian Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesione Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas dan Data Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 14. Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 15. Product Moment Lampiran 16. Lembar Konsultasi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 Angka Kematian Bayi (AKB) didunia 54 per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2006 menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian bayi di Indonesia masih
tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka ini merupakan salah satu indikator derajat kesehatan bangsa. Tingginya angka Kematian bayi ini dapat menjadi petunjuk bahwa pelayanan maternal dan noenatal kurang baik, untuk itu dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut. Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Tengah tahun 2012, menurut Ringkasan Eksekutif Data Informasi Kesehatan Provinsi Jawa Tengah ada 32 AKB per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012). Sedangkan target MDGs ( Millenium Development Goals) ke-4 diharapkan tahun 2015 yaitu 23/1000 per kelahiran hidup. Penyebab kematian bayi di Indonesia seperti halnya di negara lain yaitu asfiksia neonaturum 49 60%, infeksi 24 - 34%, premature / Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 15 – 20%, Trauma persalinan 2 – 7%, dan cacat bawaan 1 – 3% (Manuaba, 2007) . Masa nifas terbagi dalam beberapa fase, yaitu fase pertama puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
1
2
Pandangan agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. Fase kedua adalah puerperium intermedial, merupakan kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. Fase ketiga adalah remote puerperium, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan (Mochtar, 2003). Ibu nifas primipara yaitu seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang viabel untuk pertama kali. Pengetauan ibu nifas primipara dalam merawat bayinya adalah sangat penting karena dengan pengetahuan yang cukup, maka ibu nifas mampu melakukan perawatan bayinya dengan benar (Wiknjosastro, 2007). Perawatan yang diperlukan oleh bayi sangat membawa perubahan dalam kehidupan ibu dan ayah, serta anggota keluarga lain. Saat-saat yang tidak dapat ditentukan, bayi menuntut diberi minum, diganti popok dan menangis. Akan tetapi sulit membedakan, terutama dalam minggu-minggu pertama antara tangisan lapar, ketidaksukaan dan tangisan memanggil ibu. Menghadapi masalah ini, orang tua sering kali kurang mengetahui dan memahami tentang kebutuhan bayi, sehingga orang tua akan merasa bahwa tuntutan bayi terlalu berlebihan (Damanik, 2004). Merawat bayi sehari-hari merupakan tugas yang harus dikuasai dan mampu dilakukan oleh setiap orang tua. Dukungan emosional dan bantuan dalam ketrampilan merawat, sangat dibutuhkan oleh mereka. Perawatan bayi
3
yang terpenting didalamnya mencegah komplikasi akibat perawatan yang kurang baik. Faktor terpenting dalam perawatan setiap hari adalah memandikan bayi dengan tujuan membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa lemak tubuh serta keringat, merangsang peredaran darah dan memberi rasa segar dan nyaman (Bobak, 2005). Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 1 November 2013 di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan di dapatkan jumlah ibu nifas selama bulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2013 di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan di dapatkan jumlah ibu nifas 660 ibu nifas, diantaranya ibu nifas primipara 400 (60,60%), ibu nifas multipara 260 (39,39%). Rata-rata kunjungan tiap bulannya 66 ibu nifas, ibu nifas primipara 40 (60,60%), ibu nifas multipara 26 (39,39%), setelah dilakukan wawancara terhadap 10 ibu nifas primipara dengan 5 pertanyaan yang sama tentang perawatan bayi maka di dapatkan hasil 4 ibu nifas primipara dapat menjawab lebih dari 3 pertanyaan yang di berikan, dan 6 ibu nifas primipara hanya dapat menjawab pertanyaan kurang dari 3 pertanyaan. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti "Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Tentang Perawatan Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014".
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu nifas
4
primipara tentang perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014 pada tingkat baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014 pada tingkat cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014 pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Hasil penelitian dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai cara merawat bayi yang baik dan benar.
5
2. Bagi diri sendiri Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh saat perkuliahan dan mendapat pengalaman nyata dalam melakukan penelitian. 3. Bagi institusi pendidikan a. Institusi STIKes Kusuma Husada Surakarta Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah referensi tentang perawatan bayi yang baik dan benar. b. Puskesmas Ngaringan Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat pada petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan informasi-informasi mengenai perawatan bayi yang baik dan benar. c. Masyarakat Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang perawatan bayi yang baik dan benar di masyarakat setempat.
E. Keaslian Penelitian Penelitian serupa tentang tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi antara lain : 1.
Dwi Hastuti (2010), dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Dengan Perilaku Mencegah Infeksi Tali Pusat di RSUD Surakarta”. Penelitian inimenggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan Cross sectional. Dari 64 responden,
mayoritas
responden
berpengetahuan
yinggi
tentang
6
perawatan tali pusat yaitu 37 responden (59%). Dan responden berperilaku baik dan cukup baik dalam mencegah infeksi tali pusat yaitu sebanyak 27 responden (43%) dari 63 responden. Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat dengan perilaku pencegahan infeksi tali pusat dengan perilaku pencegahan infeksi tali pusat pada bayi di buktikan nilai p value 0,003<0,005. 2.
Dewi Lestari (2011), “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir Di BPS Ny.Ari Wahyu Desa Tenggulan”. Metode penelitian ini adalah diskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu post partum di BPS Ny.Ari Wahyu Desa Tenggulan pada bulan Juni-Juli sebanyak 17 responden yang di ambil secara total sampling. Variabel penelitian ini adalah pengetahuan ibu post partum tentang perawatan bayi baru lahir. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisa data dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa 8 ibu post partum (47,1%) berpengetahuan cukup dan 4 orang ibu pos partum berpengetahuan baik (23,5%). Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan yaitu waktu, lokasi, sampel, dan analisis data. Persamaan penelitian diatas dengan
penelitian
pengambilan sampel.
yang
dilakukan
adalah
variable
dan
tehnik
7
F. Sistematika Penulisan Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yaitu : BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah,tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan diteliti yaitu tinjauan teori, kerangka teori, kerangka konsep, dan variabel penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang jenis dan desain penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi, sample dan tehnik sampling, variabel penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, tehnik pengumpulan data, cara pengolahan dan analisa data, etika penelitian, dan jadwal penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian, pembahasan, dan keterbatasan.
8
BAB V
PENUTUP Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2007).
b. Tingkat pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang tercakup dalam kawasan kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu : 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu
tahu
merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
apa yang
dipelajari antara lain:
9
menyebutkan,
10
menguraikan, memdefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (Comprehension) Memahami menjelaskan
diartikan
tentang
sebagai
obyek
yang
suatu
kemampuan
diketahui,
dan
dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan
contoh,
menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi
diartikan
sebagai
kemampuan
untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (Analisys) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja. 5) Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukan pada suatu
kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian dalam suatu
11
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah sebuah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi – forrmulasi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada. c. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni: 1) Cara tradisional (nonilmiah) a) Cara coba salah (Trial and error) Cara ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang pun metode ini masih sering digunakan, terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi. b) Cara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
12
c) Cara kekuasaan atau otoritas Dalam kehidupan manusia sehari - hari, banyak sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau buruk. Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas baik
tradisi, pemerintahan, pemimpin agama
maupun ahli ilmu pengetahuan. d) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.
Pepatah
ini
mengandung
maksud
bahwa
pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun
dapat
digunakan
sebagai
upaya
memperoleh
pengetahuan. e) Cara akal sehat Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Pemberian hadiah dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan. f) Kebenaran melalui wahyu Ajaran dan dogma adalah suatu kebenaran yang
13
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut - pengikut agama yang bersangkutan, terlepas apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak. g) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berpikir. h) Melalui jalan pikiran Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dengan
kata
lain,
dalam
memperoleh
kebenaran
pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. i) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan - pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berfikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. j) Deduksi Deduksi
adalah
pembuatan
kesimpulan
dari
pernyataan - pernyataan umum ke khusus. Didalam proses
14
berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. Disini terlihat proses berpikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus. 2) Cara ilmiah Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut metodolgi penelitian research methodology. d. Cara mendeskripsikan tingkat pengetahuan Menurut Riwidikdo (2013), untuk mengetahui tingkat pengetahuan seseorang dapat dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu : baik, cukup, kurang dengan menggunakan parameter : 1) Baik: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD 2) Cukup: Bila nilai responden mean – 1SD ≤ x≤ mean + 1SD 3) Kurang: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1SD e. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan Menurut Hendra (2008), ada 7 faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang : 1) Umur Bertambahnya umur seseorang dpat berpengaruh
15
pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umur – umur tertentu atau menjelang uasia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. 2) Intelegensi Intelegensi diartikan sebagai kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang
akan
berpengaruh
pula
terhadap
tingkat
pengetahuan. 3) Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan
seseorang.
Lingkungan
memberikan pengaruh pertama bagi seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal – hal yang baik dan juga hal – hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang.
16
4) Sosial budaya Sosial
budaya
mempunyai
pengaruh
pada
pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungan dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. 5) Pendidikan Pada
umumnya
semakin
tinggi
pendidikan
seseorang semakin baik pula pengetahuannya. 6) Informasi Informasi
akan
memberikan
pengaruh
pada
pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan rendah tetapi bila mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio, atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. 7) Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengetahuan itu suatu cara untuk memperoleh pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.
17
2. Masa Nifas a. Pengertian Masa Nifas Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil (Mochtar, 2003). Periode pasca partum adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir dari periode intrapartum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil (Varney, 2007). b. Menurut Mochtar (2003), Periode Masa Nifas terdiri dari : 1)
Puerperium Dini Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Pandangan agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2)
Puerperium Intermedial Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3)
Remote Puerperium Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
18
c.
Menurut Mochtar (2003), Involusi Alat Kandungan terdiri dari : 1) Uterus Setelah janin lahir, tinggi fundus uteri setinggi pusat. Setelah uri lahir, tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat. Satu minggu postpartum, tinggi fundus uteri pertengahan pusat simfisis. Dua minggu postpartum, tinggi fundus uteri sudah tidak teraba diatas simfisis. Delapan minggu postpartum, tinggi fundus uteri sebesar normal. 2) Bekas Implantasi Uri Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah dua minggu menjadi 3,5 cm, pada minggu keenam 2,4 cm. Dan akhirnya pulih. 3) Luka-Luka Pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari. 4) Rasa Sakit Disebut after pains, disebabkan kontraksi rahim. Biasanya berlangsung 2-4 hari postpartum. 5) Lochea Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas. a)
Lochea Rubra Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
19
verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum. Selama dua hari postpartum. b)
Lochea Sanguinolenta Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7 postpartum.
c)
Lochea Serosa Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke 7-14 postpartum.
d)
Lochea Alba Cairan putih, setelah 2 minggu.
6) Serviks Setelah persalianan, bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadangkadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim. Setelah dua jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari. 7) Ligamen-Ligamen Ligamen, fasia dan difragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum menjadi kendor.
20
d. Menurut Mochtar (2003), Perawatan Pasca Persalinan antara lain : 1)
Mobilisasi Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke dua diperbolehkan duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari ke empat atau lima sudah diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
2)
Diet Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan-makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
3)
Miksi Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena spingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus sphincter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi.
21
4)
Defekasi Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rectal. Jika masih belum bias dilakukan klisma.
5)
Perawatan Payudara (Mammae) Perawatan mammae telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.
6)
Laktasi Bila bayi mulai disusui, isapan pada putting susu merupakan
rangsangan
psikis
yang
secara
reflektoris
mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi Air Susu Ibu (ASI) akan lebih banyak. Sebagai efek positif adalah involusi uteri akan lebih sempurna. Disamping ASI merupakan bahan makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya, menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih sayang antara ibu dan anaknya. 7)
Pemeriksaan Pasca Persalinan Wanita yang bersalin secara normal, sebaiknya dianjurkan untuk kembali 6 minggu sesudah melahirkan. Namun bagi wanita
22
dengan persalinan luar biasa harus kembali untuk kontrol seminggu kemudian. Pemeriksaan pasca persalinan meliputi: a)
Pemeriksaan keadaan umum: tekanan darah, nadi, suhu badan, selera makan, keluhan dan lain-lain.
e.
b)
Keadaan payudara dan putting susu.
c)
Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektum.
d)
Sekret yang keluar (lochea, flour albus)
e)
Keadaan alat-alat kandungan (cervix, uterus, adnexa)
Menurut Saleha (2009), Tujuan Asuhan Masa Nifas adalah : 1)
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.
2)
Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3)
Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4)
Memberikan pelayanan keluarga berencana.
f. Menurut Saleha (2009), Program dan Kebijakan Teknis adalah : Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. 1)
Kunjungan Pertama (6 jam-2 hari postpartum) Tujuan:
23
a)
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b)
Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan (rujuk bila perdarahan berlanjut).
c)
Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d)
Pemberian ASI awal.
e)
Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f)
Menjaga bayi tetap hangat dengan cara mencegah hipotermi.
2)
Kunjungan Kedua (3-7 hari postpartum) Tujuan: a)
Memastikan invousi uterus berjalan normal (uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau).
b)
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal.
c)
Memasikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
d)
Memastikan ibu
menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit. e)
Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat
24
bayi sehari-hari. 3)
Kunjungan Ketiga (8-28 Postparum) Tujuan sama seperti tujuan kunjungan kedua (6 hari postpartum).
4)
Kunjungan keempat (29-42 hari postpartum) Tujuan: a)
Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami.
b)
Memberikan konseling untuk KB secara dini.
3. Ibu Nifas Primipara Ibu nifas primipara yaitu seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi yang viabel untuk pertama kali. Pengetauan ibu nifas primipara dalam merawat bayinya adalah sangat penting karena dengan pengetahuan yang cukup, maka ibu nifas mampu melakukan perawatan bayinya dengan benar (Wiknjosastro, 2007).
4
Perawatan Bayi Perawatan bayi bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi dan tetanus neonaturum pada bayi serta menurunkan angka mortalitas dan morbilitas (Dep Kes RI, 2005). Ada beberapa factor yang diperlukan dalam perawatan bayi adalah kasih saying, makanan yang cukup gizi, serta lingkungan higienis (Dep Kes RI, 2005).
25
a. Memandikan Bayi Memandikan bayi adalah suatu cara untuk menjaga kebersihan, memberikan rasa segar, dan memberikan rangsangan pada kulit (Dewi dan Sunarsih, 2011). Tujuan memandikan bayi itu sendiri adalah membersihkan tubuh bayi, memberikan rasa nyaman serta menghindarai terjadinya infeksi dan iritasi. Beberapa hal yang perlu di perhatikan sebelum memandikan bayi adalah mengukur suhu tubuh bayi, jika kurang dari 36,50 C sebaiknya hangatkan dulu, sebelum mandi kita perlu mempersiapkan peralatan mandi serta baju ganti, kemudian menyiapkan air hangat secukupnya (Yunita, 2012). Menurut Yunita (2012), langkah-langkah memandikan bayi yaitu : 1) Mempersiapkan peralatan mandi yaitu 1 ember berisi air hangat, sabun mandi, sampo bayi, handuk bayi, kassa steril, pakaian bayi lengkap, minyak telon, bedak dan sisir. 2) Mencuci tangan dengan sabun kemudian mengeringkan tangan. 3) Mendekatkan semua peralatan 4) Jika bayi masih tidur bangunkan bayi dengan memberikan rangsangan ke bayi, misalnya menepuk perlahan pada telapak kaki. 5) Membersihkan kotoran bayi (jika ada) dengan kapas yang sudah di basahi air atau tisu basah.
26
6) Meletakkan bayi pada tempat yang sudah disediakan yang sudah di beri handuk atau bedong bekas yang dipakai. 7) Membersihkan mata dengan kapas yang sudah di basahi dengan air bersih dan hangat, dari ujung mata ke pangkal hidung. 8) Membasuh dan membersihkan muka tanpa sabun. 9) Membersihkan tubuh bayi dengan sabun mulai dari kepala, telinga, leher, dada, perut, lengan, punggung dan terakhir alat kelamin dengan menggunakan waslap dan sabun. 10) Meletakkan bayi kedalam ember bayi secara pelan-pelan. Cara memegang bayi dengan cara menyisipkan lengan bayi pada sela-sela jari dengan kepala bayi berada pada lengan bawah lipat siku. 11) Membilas tubuh bayi secara pelan-pelan sampai bersih. 12) Mengeringkan bayi dengan handuk sambil memperhatikan kemungkinan adanya kelainan-kelainan. 13) Meletakkan
bayi
pada
tempat
yang
sudah
disiapkan
(gedong,baju, dan popok). 14) Merawat tali pusat dengan kassa steril. 15) Memakaikan popok tanpa bedak, baju serta sarung tangan dan sarung kaki. 16) Membedong bayi dengan benar, menyisir rambutnya dan kenakan topi pada kepala bayi.
27
17) Meletakkan bayi di tempat yang nyaman atau bayi disusui oleh ibunya. 18) Membereskan dan mengembalikan alat. 19) Mencuci tangan. b. Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat adalah merawat tali pusat dalam keadaan steril, bersih, kering, agar terhindar dari infeksi tali pusat (Irawan, 2011). Tujuan perawatan tali pusat adalah mencegah masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, pemakaian obat-obatan bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga mengakibatkan infeksi (DepKes RI, 2009). Prinsip perawatan tali pusat ialah jangan membungkus atau mengoles tali pusat dengan ramuan, sedangkan menggunakan alcohol atau betadin masih diperkenankan sepanjang menyebabkan tali pusat basah atau lembab (Sodikin, 2009). Menurut DepKes RI (2008), langkah-langkah perawatan tali pusat antara lain : 1) Jangan membungkus punting tali pusat atau mengoleskan cairan / bahan apapun ke punting tali pusat. 2) Lipat popok dibawah punting tali pusat. 3) Jika punting tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air hangat dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih. 4) Bungkus tali pusat kembali dengan kassa steril.
28
5) Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan ke petugas dan fasilitas kesehatan, jika tali pusat berdarah, menjadi merah, bernanah dan berbau. c.
Kebersihan Popok Hal-hal yang diperhatikan dalam mengganti popok yaitu popok bersih serta salep jika bayi mengalami ruam popok (Juwono, 2004). Menurut Maharani (2009), langkah-langkah mengganti popok yaitu : 1) Menggulung pakaian atas agar tidak kotor. 2) Jika bayi menggunakan popok kain, lepaskan popok kain dengan perlahan, dan jika bayi menggunakan popok sekali pakai, langsung lepaskan perekatnya pada sisi kanan dan kiri bayi. 3) Memegang pergelangan kaki bayi dengan satu tanggan dan angkat pantatnya, lipat popok yang kotor (bagian yang kotor didalam). 4) Membersihkan pantat bayi dengan air hangat dan kapas atau kassa atau dengan tisu basah. 5) Untuk bayi perempuan, bersihkan pantat bayi dari depan ke belakang supaya kuman tidak masuk ke dalam saluran kencing bayi. 6) Memasang popok bersih dan kencangkan perekat atau pasang pengikatnya dengan benar.
29
d. Merawat Kuku Kuku bayi harus senantiasa dijaga kebersihanya karena kuku bayi lembab sehingga kuman dan jamur akan bersarang dalam kuku bayi (Juwono,2004). Menurut Yuanita (2012), langkah-langkah dalam memotong kuku yaitu : 1) Mempersiapkan alat-alat : gunting khusus bayi, alcohol, kapas, air hangat. 2) Sebelum gunting kuku digunakan,
sebaiknya di bersihkan
terlebih dahulun dengan alcohol 70%. 3) Memegang salah satu telapak tangan bayi dengan tangan kiri, kemudian lebarkan jarak jari-jari tangan bayi. 4) Menggunting kuku bayi dengan tangan kanan secara perlahan dan hati-hati. 5) Membersihkan
kotoran
yang
ada
dibalik
kuku
dengan
menggunakan kapas yang sudah dibasahi dengan air hangat. 6) Jangan terlalu sering menggunting kuku bayi, karena akan mempermudah terjadinya kerusakan kulit disekitar kuku. 7) Jika saat memotong kuku bayi terjadi luka pada jari dan kuku bayi, bersihkan daerah dengan kapan dan berikan obat antiseptik. e. Merawat Kulit Kulit bayi sangat rentan terhadap gangguan kulit hal ini disebabkan karena sensitifnya kulit bayi. Untuk itu diperlukan adanya
30
perawatan yang cermat terhadap kulit bayi. Ketidak cermatan dalam perawatan kulit bayi dapat menyebabkan berbagai gangguan terhadap kulit bayi yang disebabkan oleh biang keringat atau ruam popok. Bayi baru lahir sangat rentan terhadap intisari dari bahan kimia yang ada dalam pakaian baru, dari sisa sabun atau deterjen yang menempel pada pakaian yang sudah dicuci (Juwono, 2004). Menurut Yunita (2012), langkah-langkah merawat kulit bayi yaitu : 1) Membiasakan bayi mandi secara teratur sebaiknya dua kali sehari sekali menggunakan sabun khusus untuk bayi. 2) Setelah bayi selesai mandi, keringkan dengan handuk bayi yang lembut dan pastikan bahwa daerah yang tertutup maupun lipatan benar-benar kering. 3) Menggunakan pakaian bayi yang berbahan katun karena katun bersifat ramah kulit, memiliki pori-pori dan menyerap kelambaban. 4) Setiap bayi berkeringat usap daerah yang berkeringat dengan kain atau tisu basah dan lembut,kemudian keringkan dengan kain bersih dan menaburkan bedak bayi yang lembut secara tipis pada kulit bayi. 5) Gunakan bedak dan minyak telon setelah mandi keseluruh tubuh bayi untuk menjaga kulit bayi dari iritasi. 6) Sebaiknya bayi diletakkan dalam ruang yang memiliki ventilasi yang cukup untuk pertukaran udara. 7) Jangan memaksa bayi memakai popok terlalu lama, segera mengganti popok jika sudah basah dan penuh.
31
f. Pemberian ASI Pemberian ASI pada bayi sebaiknya tidak dijadwalkan waktunya, berikan sesuai kebutuhan bayi. Diusahakan memberikan ASI eksklusif pada bayi sampai dengan usia 6 bulan (Vivian, 2012). ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain (Dewu dan Sunarsih, 2011). Manfaat ASI ada berbagai macam antara lain : sebagai nutrisi, sebagai daya tahan tubuh, meningkatkan kecerdasan, meningkatkan jalinan kasih saying, menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi lebih baik (Dewu dan Sunarsih, 2011). Menurut Varney (2007), beberapa posisi menyendawakan bayi yang benar ialah menggendong bayi di bahu dan duduk dipangkuan. Menggendong bayi di bahu ialah bayi di gendong dibahu dengan posisi tegak, kemudian menggosok atau menepuk punggung bayi dengan lembut sampai bayi bersendawa. Jika perlu meletakkan selembar kain dibahu untuk menjaga pakaian agar tidak kotor. Sedangkan dengan duduk dipangkuan caranya dudukkan bayi dipangkuan dan sedikit dicondongkan kedepan kemudian menggosok dan menepuk punggung bayi dengan lembut sampai bersendawa. Jangan lupa menopang kepala bayi dengan tangan karna lehernya masih lemah. g. Menjaga Kehangatan Bayi Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dapat dilakukan dengan cara melakukan kontak kulit, cara ini digunakan untuk
32
semua bayi. Tempelkan kulit bayi langsung pada permukaan kulit ibu misalnya dengan merangkul, menggendong atau pada saat menyusui. Letakkan bayi jangan dekat dengan jendela, kipas angin serta jika popoknya basah segera mengganti popok (Karyuni dan Meilya, 2003).
B. Kerangka Teori Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Bayi
Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Umur Intelegensi Lingkungan Sosial budaya Pendidikan Informasi pengalaman
Perawatan Bayi : a. b. c. d. e. f. g.
Memandikan Bayi Perawatan Tali Pusat Kebersihan Popok Merawat Kuku Merawat Kulit Pemberian ASI Menjaga Kehangatan Bayi
Gambar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi Notoatmodjo (2007), Anggraini dan Martini (2012), Saifuddin (2010)
33
C. Kerangka Konsep
Baik Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Tentang Perawatan Bayi
Cukup
Kurang
Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan : 1. Umur 2. Intelegensi 3. Lingkungan 4. Sosial budaya Keterangan : 5. Pendidikan 6. Informasi 7. pengalaman
: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, jenis penelitian yang akan digunakan yaitu penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek apa adanya. Penelitian ini sering disebut penelitian non-ekperimen karena peneliti tidak melakukan kontrol dan tidak memanipulasi variabel penelitian. Kuantitatif yaitu penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik (Sangadji dan Sopiah, 2010).
B. Lokasi dan waktu penelitian 1. Lokasi penelitian Lokasi penelitian menjelaskan tempat atau lokasi dilakukan penelitian tersebut. Lokasi penelitian sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut, misalnya apakah ditingkat provinsi, kabupaten, kecamatan, atau tingkat institusi tertentu (Notoatmodjo, 2010). Lokasi penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan. 2. Waktu penelitian Waktu
penelitian
adalah
rentang
terlaksananya penelitian (Notoatmodjo, 2010).
34
waktu
yang
digunakan
35
Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan pada tanggal 1-28 Maret 2014.
C. Populasi, Sampel dan Teknik pengambilan sampel 1. Populasi Menurut Notoatmodjo (2010), populasi penelitian
adalah
keseluruhan objek penelitian atau objek yang di teliti. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ibu nifas primipara yang ada di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan data rata-rata setiap bulannya 40 ibu nifas primipara. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Menurut Arikunto (2010), apabila jumlah populasi atau subjeknya besar, maka diambil 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih tergantung pada kemampuan peneliti. Jika populasi kecil (<100) maka semua anggota populasi menjadi sampel. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah ibu nifas primipara yang ada di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan data rata-rata setiap bulannya 40 ibu nifas primipara. 3. Teknik pengambilan sampel Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Cara cara yang di tempuh dalam mengambil
36
sample yang benar- benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2009). Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Sampling Jenuh yaitu dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Sangadji dan Sopiah, 2010).
D. Variabel penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi.
E. Definisi operasional Definisi operasional adalah definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel – variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).
37
Tabel 3.1. Definisi operasional Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Tentang Perawatan Bayi D
I
Puskesmas
Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014 Variabel Tingkat pengetahu an ibu nifas primipara tentang perawatan bayi
Pengertian Kemampuan ibu untuk menjawab kuesioner tentang perawatan bayi : Memandikan Bayi, Perawatan Tali Pusat, Kebersihan Popok, Merawat Kuku, Merawat Kulit, Pemberian ASI, Menjaga Kehangatan Bayi
Alat ukur Kuesioner
Kategori a. Baik, bila (x) > mean +1SD b. Cukup, bila mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD c. Kurang, bila x < mean -1SD
Skala Ordinal
(Riwidikdo,2013)
F. Intrumen penelitian Instrumen penelitian adalah alat – alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal – hal yang responden ketahui (Sangadji dan Sopiah, 2010) . Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
38
Jawaban yang tersedia dalam kuesioner ada 2 pilihan jawaban yaitu benar dan salah. Untuk pernyataan positif (favorable) yaitu pernyataan yang jawabannya benar, jika responden menjawab benar maka skornya 1, jika responden menjawab salah maka diberi skor 0. Dan pernyataan negatif (unfavorable) yaitu pernyataan yang jawabannya salah, jika responden menjawab benar maka skornya 0, jika menjawab salah maka skornya 1. Pengisian kuisioner dengan memberi tanda √ pada jawaban yang dianggap benar (Hidayat, 2007). Tabel.3.2 Kisi – kisi Kuisioner Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Tentang Perawatan Bayi DI Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014 Variabel
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas primipara tentang perawatan bayi
Indikator
a. b. c. d. e. f. g.
Pernyataan
Favorable (+) Memandikan 1,2,3,5* Bayi 7,8,9,10*,11* Perawatan Tali 14,15,16,18 Pusat 19,20,21 Kebersihan Popok 24,25,26,27 Merawat Kuku 29,30,32*,34 35,36,37*,38, Merawat Kulit Pemberian ASI 39 Menjaga Kehangatan Bayi
Jumlah item
29
Jumlah item
Unfavorable (-) 4,6 12,13 17 22,23 28 31,33 40
11
Keterangan : * pernyataan yang tidak valid. berkualitas, maka terlebih dahulu akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap karakteristik sejenis diluar lokasi penelitian yaitu di Puskesmas Wirosari 1 Kabupaten Grobogan
6 7 5 5 5 6 6
40
39
1. Uji validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar – benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap – tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut (Notoatmodjo, 2010). Dilaksanakan di Puskesmas Wirosari 1 Grobogan dengan jumlah 30 ibu nifas primipara dan menggunakan 40 item pernyataan. Instrumen di katakan valid jika nilai Rhitung > Rtabel (0,361) (Ghozali, 2009). Penghitungan dapat dilakukan dengan rumus korelasi pearson product moment (Riwidikdo, 2013). Rumus pearson product moment adalah :
rxy =
N . SXY - SX.SY {N SX - (SX ) } {N SY 2 - (SY ) } 2
2
2
Keterangan : N : Jumlah responden rxy : Koefisien skorelasi product moment x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Hasil uji validitas korelasi item* total dengan person product moment diperoleh hasil r hitung P5 =-0,098, P10=-199, P11=0,241, P32=-0,230,
40
P37=0,096. Karena niali r hitung (P5, P10, P11, P32, dan P37) < r tabel (r tabel n3 =0,361) maka dapat di artikan bahwa soal P5, P10, P11, P32, dan P37 tidak valid. Pertanyaan P5, P10, P11, P32, dan P37 yang tidak valid dihapus dari instumen penelitian karena sudah terwakili pada pertanyaan sebelumnya. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur sama. Perhitungan reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan – pertanyaan yang sudah memiliki validitas. Dengan demikian harus menghitung validitas terlebih dahulu sebelum menghitung reliabilitas (Notoatmodjo, 2010). Untuk
menguji
reliabilitas
instrumen,
peneliti
menggunakan rumus Alpha chronbach adalah sebagai berikut: 2 é k ù é Ssb ù r11 = ê ú ê1 - s 2 t ú 1 k ë ûë û
Keterangan: r11
: Reliabilitas Instrument
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
akan
41
σ ߪܾ2
ߪt2
: Jumlah varian butir : Varians total
Kuasioner atau angket dikatakan reliabilitas jika memiliki nilai alpha chronbach minimal 0,7 (Riwidikdo,2010). Hasil uji reliabilitas di peroleh nilai Alpha 0,752, karena niali Alfa > 0,6 maka dapat diartikan semua pertanyaan pada kuisioner telah reliable / konsisten.
G. Teknik pengumpulan data Cara pengumpulan data akan dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada ibu nifas primipara di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini ada 2, yaitu : 1. Data primer Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek / objek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2013). Data primer dalam penelitian yang akan dilakukan diperoleh dari jawaban atas pertanyan yang sudah disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang perawatan bayi yang baik dan benar. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang di dapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2013).
42
Data sekunder dalam penelitian yang akan dilakukan di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan yang dapat menunjang pelaksanaan penelitian ini, berupa data jumlah ibu nifas primipara di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan pada tahun 2014.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data terdiri dari 4 tahap: a. Editing (Penyuntingan Data) Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu
disunting (edit) terlebih
dahulu. Apabila ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut dikeluarkan (drop out). b. Coding Sheet (Lembaran Kode) Setelah semua kuesioner telah diedit atau disunting selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan. c. Data Entry (Memasukkan Data) Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan
43
kedalam program atau software computer. d. Tabulasi Tabulasi yaitu membuat tabel – tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. e. Cleaning (Pembersihan Data) Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan
kode,
ketidak
lengkapan
dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning). 2. Analisis data Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian adalah Analisis Univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk
menghasilkan
distribusi
frekuensi
dan
presentase dari variabel (Notoatmodjo, 2010). Menurut Riwidikdo (2013), hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi, ditunjukan dengan rentang nilai dengan keterangan sebagai berikut : 1) Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD 2) Cukup : Bila nilai responden mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD 3) Kurang: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD Untuk memperoleh nilai rata – rata (mean) dengan rumus menurut Riwidikdo (2013), yaitu:
44
Keterangan :
=ݔ
σݔ
݊
ഥ ݔ
: Nilai rata – rata
n
: Banyaknya data
σݔ
: Jumlah seluruh data
Untuk mencari simpangan baku dengan rumus menurut Riwidikdo (2013), yaitu : n
å (x
1
SD:
- x) 2
i =1
n -1
Keterangan : SD
: Simpangan baku
xi
: Nilai dari data
ഥ ݔ
: Nilai rata – rata
n
: Banyaknya data Untuk memperoleh prosentase menurut Riwidikdo (2010),
yaitu sebagai berikut: ୱ୩୭୰ୱୣ୪୳୰୳୦୰ୣୱ୮୭୬ୢୣ୬ x 100% Skor prosentase = ୲୭୲ୟ୪୰ୣୱ୮୭୬ୢୣ୬
I. Etika Penelitian (Landasan Hukum) Etika penelitian atau pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi : 1. Informed consent (Lembar Persetujuan) Pemberian informed consent ini bertujuan agar responden
45
mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut. 2. Anonymity (Tanpa Nama) Bentuk penulisan kuesioner dengan tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data. 3. Confidentiality (Kerahasiaan) Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.
J. Jadwal Penelitian Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah dari mulai menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. Biasanya jadwal kegiatan disusun dalam suatu “gant‘s chart” (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian terlampir.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
GAMBARAN UMUM Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan. Secara umum jenis pelayanan kesehatan ada rawat inap dan rawat jalan, yang meliputi loket pendaftaran, ruang pemeriksaan, apotek, KIA, KB, laboratorium, ruang tata usaha, pelayanan Gigi, imunisasi, mata, UGD, dan penyakit umum. Fasilitas yang mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan sudah cukup memadai yaitu 1 ruang bersalin dengan 2 tempat tidur, 1 ruang periksa, dan 1 ruang nifas dengan 2 tempat tidur, dan perawatan nifas di Puskesmas Ngaringan berlangsung 3 hari setelah itu ibu di perbolehkan pulang jika kondisinya baik. Puskesmas Ngaringan terletak di Desa Tanjung Harjo, Kecamatan Ngaringan, Kabupaten Grobogan dengan batas wilayah sebelah barat adalah Kecamatan Wirosari, timur dan utara adalah Kabupaten Blora, serta sebelah selatan adalah Kecamatan Kradenan.
B.
HASIL PENELITIAN Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Tentang Perawatan Bayi di Puskesmas Ngarigan Kabupaten
46
47
Grobogan Tahun 2014”. Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi dapat di lihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1 Karakteristik Responden Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Tentang Perawatan Bayi DI Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014 Berdasarkan Umur No Umur Jumlah Prosentase (%) 1 16 - 18 15 37,5 2 19 - 21 15 37,5 3 22 - 25 10 25 Total 40 100 Berdasarkan tabel 4.1 diatas karakteristik responden berdasarkan umur 16-18 tahun sebanyak 15 responden (37,5%), umur 19-21 tahun sebanyak 15 responden (37,5%), dan umur 22-25 tahun sebanyak 10 responden (25%). Mayoritas umur responden yaitu 16-21 tahun. Tabel 4.2 Karakteristik Responden Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Tentang Perawatan Bayi DI Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014 Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Jumlah Prosentase (%) 1 SD 17 42,5 2 SMP 16 40 3 SMA 7 17,5 Total 40 100 Berdasarkan tabel 4.2 diatas karakteristik responden berdasarkan pendidikan yaitu tingkat pendidikan SD sebanyak 17 responden (42,5%), tingkat pendidikan SMP sebanyak 16 responden (40%), dan tingkat pendidikan SMA sebanyak 7 responden (17,5%). Mayoritas tingkat pendidikan responden yaitu SD dengan 17 responden (42,5%).
48
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Tentang Perawatan Bayi DI Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014 Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%) 1 Buruh 8 20 2 Industri 4 10 3 Pedagang 8 20 4 IRT 20 50 Total 40 100 Berdasarkan tabel 4.3 diatas karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yaitu bekerja sebagai buruh sebanyak 8 responden (20%), bekerja di industri sebanyak 4 responden (10%), bekerja sebagai pedagang sebanyak 8 responden (20%), dan bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 20 responden (50%). Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Tentang Perawatan Bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014 No 1 2 3
Tingkat Pengetahuan Jumlah Prosentase (%) Baik 10 25 Cukup 14 35 Kurang 16 40 Total 40 100 Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang
perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Grobogan dapat di kategorikan pengetahuan baik sebanyak 10 responden (25%), pengetahuan cukup 14 responden (35%), dan pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (40%). Jadi tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Grobogan sebagian besar berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 16 responden (40%).
49
C.
PEMBAHASAN Berdasarkan
tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang
perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Grobogan dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 10 responden (25%), pengetahuan cukup 14 responden (35%), dan pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (40%). Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Grobogan dapat di kategorikan pengetahuan baik sebanyak 10 responden (25%) sebagian besar responden mengenyam pendidikan di bangku SMA serta berusia antara 22-25 tahun, pengetahuan cukup 14 responden (35%) responden mengenyam pendidikan di bangku SD dan SMP serta jarang yang melanjutkan sampai bangku SMA sebagian besar berusia antara 1921 tahun dan mempunyai pekerjaan sebagai pedagang dan ibu rumah tangga saja, dan pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (40%) responden mayoritas hanya mengenyam pendidikan SD serta masih jarang yang melanjutkan pendidikan sampai ke bangku SMP ataupun SMA mereka berusia rata- rata 16-18 tahun sehingga mereka hanya mampu bekerja sebagai buruh dan bahkan ada yang tidak bekerja. Dalam hal ini
50
pengetahuan responden di pengaruhi oleh umur, informasi, pendidikan, pekerjaan, lingkungan dan pengalaman. Menurut Notoatmodjo (2010), bahwa pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh umur. Bertambahnya umur seseorang dpat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umur – umur tertentu atau menjelang uasia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. Dalam penelitian ini sebagian besar responden berusia 16-25 tahun. Menurut
Notoatmodjo
(2010),
faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan antara lain ingkungan. Lingkungan merupakan salah satu faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan
seseorang.
Lingkungan
memberikan pengaruh pertama bagi seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal – hal yang baik dan juga hal – hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. Dalam penelitian ini mayoritas masyarakatnya menganggap bahwa wanita tidak perlu berpendidikan tinggi. Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan di pengaruhi oleh pendidikan. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya. Dalam penelitian ini sebagian besar responden mengenyam pendidikan SD, SMP dan hanya beberapa yang mengenyam pendidikan SMA. Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan seseorang di pengaruhi
51
oleh informasi. Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan rendah tetapi bila mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio, atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Dalam penelitian ini mayoritas responden belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara merawat bayi. Menurut Notoatmodjo (2010), lingkungan merupakan salah satu faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan
seseorang.
Lingkungan
memberikan pengaruh pertama bagi seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal – hal yang baik dan juga hal – hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. Dalam penelitian ini lingkungan setempat tidak mempunyai kebiasaan membaca buku tentang perawatan bayi. Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan seseorang dapat di pengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengetahuan itu suatu cara untuk memperoleh pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Dalam penelitian ini responden yang di teliti adalah ibu yang baru pertama kalinya melahirkan bayi hidup atau anak pertama.
52
Dari hasil pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa mayoritas Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di puskesmas Ngaringan Grobogan dapat di kategorikan berpengetahuan kurang dengan jumlah responden sebanyak 16. Pengaruh pengetahuan kurang pada responden adalah mayoritas hanya mengenyam pendidikan SD serta masih jarang yang melanjutkan pendidikan sampai ke bangku SMP ataupun SMA mereka berusia rata- rata 16-18 tahun sehingga mereka hanya mampu bekerja sebagai buruh dan bahkan ada yang tidak bekerja. D.
KETERBATASAN PENELITIAN. 1. Kendala Penelitian a.
Pelaksanaan penelitian ibu nifas pada bulan Maret, tempatnya berjauhan, letak geografisnya pegunungan, sarana transportasi terbatas, tidak bisa di lewati kendaraan sehingga harus melewati jalur lain seperti persawahan atau sungai, kondisi psikologis responden,
b.
Banyak responden yang bertanya kepada peneliti tentang maksud dan isi kuesioner tentang perawatan bayi sehingga peneliti harus menjelaskan kembali meskipun peneliti sudah menjelaskan sebelum responden mengisi jawaban kuesioner.
53
2. Keterbatasan penelitian a. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu hanya meneliti tingkat pengetahuan saja sehingga kurang mendalam dalam mengetahui pengetahuan responden. b. Kuasioner dalam penelitian ini adalah kuasioner tertutup sehingga tidak melakukan wawancara mendalam dengan responden, selain itu dengan kuasioner tertutup yang hanya tinggal menjawab benar atau salah dapat membuat responden memilih asal-asalan.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Tentang Perawatan Bayi Di Puskesmas Ngaringan Kabupatern Grobogan Pada Tahun 2014”. Kesimpuan dari hasil penelitian ini yaitu : 1. Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di puskesmas Ngaringan Grobogan pengetahuan baik sebanyak 10 responden (25%). 2. Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di puskesmas Ngaringan Grobogan pengetahuan cukup sebanyak 14 responden (35%). 3. Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di puskesmas Ngaringan Grobogan pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (40%).
B. SARAN 1. Bagi Responden Diharapkan perlu adanya keaktifan dari ibu-ibu untuk mengikuti penyuluhan kesehatan khususnya ibu nifas primipara yang mempunyai bayi sehingga dengan pengetahuan yang baik diharapkan akan merubah perilaku kunjungan ibu ke puskesmas.
54
55
2. Bagi Petugas Kesehatan Bagi petugas kesehatan khususnya bidan dan perawat diharapkan mencari waktu yang tepat dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan tentang pentingnya perawatan bayi di daerah setempat. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Di harapkan ada penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain dan variable-variabel yang berhubungan dengan perawatan bayi seiring dengan bertambahnya pengetahuan. 4. Bagi Institusi Pendidikan Stikes Kusuma Husada Surakarta Di harapkan hasil penelitian ini dapat menambah referensi penelitian khususnya tentang perawatan bayi sehingga dapat untuk memperluas pengetahuan mahasiswa dalam penelitian serupa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta: Rineka Cipta. APN. 2010. Asuhan Persalinan Normal. From: Error! Hyperlink reference not valid.diakses 2 September 2013 Karyuni dan Meilya. 2003. Cara Perawatan Tali Pusat. From: Error! Hyperlink reference not valid. Diakses 5 September 2013
Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Juwono. 2004. Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita. Yogyakarta : Moncer Publisher. Dewu dan Sunarsih. 2011. Masalah Perawatan Pada Bayi Prematur. Pelatihan Perawatan Neonatologi. Depkes RI. 2005. Gerakan Partipasif Penyelamatan Ibu Hamil, Menyusui dan Bayi. Jakarta : Depkes RI. Faisal. 2008. Perdarahan Pasca Persalinan. http://www.scribd.com/ doc/8649214 . diakses pada tanggal 8 September 2013 Anggraini dan Martini. 2012. Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba Medika. Saifudin. 2010. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta: Puspa Swara.
Kemenkes. 2012. Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.
Notoatmodjo. 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Mochtar. 2003. Sinopsis Obstetry Jilid I. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Riwidikdo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Damanik. 2004. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Bobak . 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grasindo.
Hendra. 2008. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Rumpiati. 2004. Hubungan antara teknik menyusui dengan keberhasilan laktasi pada ibu nifas primipara di wilayah puskesmas Kaibon kabupaten Madiun. Jurnal penelitian kesehatan suara Forikes volume III Nomor 1, Januari 2012 From: http://suaraforikes.webs.com/volume3%20nomor1.pdf. Diakses 16 Juni 2013. Saifuddin. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. YBPSP. Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Siti Fatimah. 2009. Hubungan Dukungan Suami Dengan Kejadian Postpartum Blues Pada Ibu Primipara Di Ruang Bugenvile RSUD Tugurejo Semarang. From: http://eprints.undip.ac.id/10729/1/ARTIKEL.pdf diakses 16 Juni 2013. Yuanita. 2009. Panduan Mempersiapkan Kehamilan dan Kelahiran untuk Calon Ibu dan Ayah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. Maharani . 2009. Keperawatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC.
Yunita. 2012. Panduan Perawatan Bayi. Jakarta: Rineka Cipta.
Varney. 2007. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.