TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KONTRASEPSI MAL DI RSUD KOTA SURAKARTA TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh: PUPUT LESTARI NIM. B10 040
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi MAL DI RSUD Kota Surakarta Tahun 2013”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai syarat untuk dapat menyusun tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis berterima kasih kepada: 1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Hutari Puji Astuti, S.SiT., M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan bantuan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Direktur Rumah Sakit Umum Kota Surakarta, yang telah bersediakan ijin kepada penulis dalam pengambilan data. 5. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis memperoleh referensi dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 6. Seluruh dosen dan staff Prodi Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang diberikan. 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu selesainya skripsi ini. iv
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Tulis Ilmiah
Karya
ini, untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun saya
harapkan. Surakarta,
Juli 2013
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Puput Lestari B10.040
ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KONTRASEPSI MAL DI RSUD KOTA SURAKARTA TAHUN 2013 Xiii + 43 Halaman + 16 Lampiran + 4 Tabel + 2 Gambar Latar belakang: Menyusui eksklusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama klien belum mendapat haid dan waktunya kurang dari enam bulan pasca persalinan. Efektifnya dapat mencapai 98%. MAL efektif bila menyusui lebih dari delapan kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan per laktasi. Metode Amenorea Laktasi (MAL) di Indonesia pencapaiannya masih rendah. Hal ini diukur dari tingkat pencapaian pemberian ASI eksklusif yang masih rendah. Rendahnya pemberian ASI eksklusif disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI dan gencarnya promosi susu formula membuat banyak ibu gagal menyusui. Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL di RSUD Kota Surakarta tahun 2013 pada kategori baik, cukup, dan kurang. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Populasi adalah seluruh ibu nifas yang melakukan persalinan di RSUD Kota Surakarta pada bulan Maret-April 2013. Rata-rata persalinan tiap bulan sebanyak 60 ibu bersalin. sampel dengan jumlah 60 ibu bersalin. Teknik Pengambilan menggunakan teknik Quota sampling. Instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan menggunakan analisa univariat. Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL dengan kategori pengetahuan baik sebanyak 14 responden (23,3%).Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL dengan kategori pengetahuan cukup sebanyak 33 responden (55,0%). Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL dengan kategori pengetahuan kurang sebanyak 13 responden (21,7%). Kesimpulan: tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL di RSUD Kota Surakarta tahun 2013 sebagian besar dengan kategori pengetahuan cukup sebanyak 33 responden (55,0%).
Kata Kunci Kepustakaan
: Pengetahuan, Nifas, Kontrasepsi MAL : 22 literatur (tahun 2003s/d 2011)
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
‘Ikhtiar menuju tawakal,dan berakhir keterharuan atas kesabaran” “Tidak ada kata menyerah sebelum bertanding” “Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keikhlasan, (YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH )”
PERSEMBAHAN 1.
2.
3. 4.
5.
6.
7.
ALLAH SWT yang selalu memberikan perlindungan dan selalu memberi kemudahan dalam setiap langkahku. Ayah dan bunda tercinta yang selalu memberikan do’a, kasih sayang dan semangat. Selalu memberikan yang terbaik buat aku dan selalu bekerja keras demi kebahagiaan anakmu. Adik–adikku tercinta yang selalu memberi semangat dan kasih sayang. Seluruh dosen dan staf STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA, Ibu Hutari Puji Astuti, ibu Ernawati terima kasih atas bimbingan, masukan dan motivasinya. Untuk sahabat-sahabatku princes (defi, dika, evi, iga) dan 3 serangkai ( Andi, Ali, Adi ) terimakasih atas support kalian dan sudah menjadi sahabat yang baik. Teman-teman angkatan 2010 yang selalu memberikan dukungan dan semangat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini Alamamaterku tercinta
vii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
iv
ABSTRAK .....................................................................................................
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
vii
CURRICULUM VIATE ................................................................................
viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ..................................................................
4
E. Keaslian Penelitian .................................................................
5
F. Sistematika Penulisan .............................................................
7
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ...........................................................................
8
B. Nifas .......................................................................................
13
C. Kontrasepsi ............................................................................
14
D. Metode Amenore Laktasi .......................................................
16
E. Kerangka Teori .......................................................................
20
F. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................
21
ix
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian..............................................
23
B. Lokasi dan Tempat Penelitian ................................................
23
C. Populasi, sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ..............
24
D. Instrumen Penelitian ...............................................................
25
E. Validitas dan Reliabilitas........................................................
26
F. Teknik Pengumpulan Data .....................................................
29
G. Variabel Penelitian ................................................................
29
H. Defini Operasional..................................................................
30
I.
Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................
30
J.
Etika penelitian ......................................................................
33
K. Jadwal Penelitian ....................................................................
35
BAB IV PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ...................................................................
36
B. Hasil Penelitian .......................................................................
36
C. Pembahasan ...........................................................................
38
D. Keterbatasan Penelitian .........................................................
40
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................
42
B. Saran .......................................................................................
42
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1.
Kisi-Kisi Kuesioner ...............................................................
26
Tabel 3.2.
Definisi Operasional. .............................................................
30
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi MAL di RSUD Kota Surakarta ................................................................................
37
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi Mal Di RSUD Kota Surakarta .......................................................
37
Tabel 4.2
xi
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1.
Kerangka Teori.......................................................................
21
Gambar 2.2
Kerangka Konsep Penelitian ..................................................
22
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
Lampiran 2
Surat Permohonan Ijin Studi pendahuluan
Lampiran 3
Surat Keterangan Studi pendahuluan
Lampiran 4
Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5
Surat Keterangan Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6
Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 7
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 8
Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10 Kuesioner Lampiran 11 Kunci Jawaban Lampiran 12 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 13 Tabel R Product Moment Lampiran 14 Hasil Tabulasi Data Penelitian Lampiran 15 Hasil Lampiran Perhitungan Lampiran 16 Lembar Konsultasi
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat tertentu kesejahteraan rakyat (BKKBN, 2009). Visi Keluarga Berencana Nasional adalah “Keluarga Berkualitas”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai
upaya
integral
dalam
meningkatkan
kualitas
keluarga
(Saifuddin, 2006). Saat ini tersedia banyak metode atau alat kontrasepsi meliputi: IUD, suntik, pil, implant, kontap, kondom. Metode-metode tersebut merupakan metode kontrasepsi modern. Pencapaian peserta KB aktif semua metode kontrasepsi pada tahun 2011 di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 4.778.608 yang terdiri atas peserta AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) sebanyak 498.366 (10.4%), peserta MOP (Medis Operasi Pria) sebanyak 68.473
1
2
(1.4%), peserta MOW (Medis Operasi Wanita) sebanyak 291.035 (6.1%), peserta implant sebanyak 442.778 (9.3%), peserta suntikan 2.560.039 (53.6%), peserta pil 862.307 (18%), peserta kondom sebanyak 55.610 (1.2%). Pencapaian tertinggi pada suntikan (53.6%) dan pencapaian terendah pada kondom (1.2%) (BKKBN Jawa Tengah, 2012). Selain metode kontrasepsi modern di atas, ada jenis kontrasepsi sederhana yaitu dengan memanfaatkan masa menyusui yang disebut dengan ada metode Amenorea Laktasi (MAL). Menyusui eksklusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif, selama klien belum mendapat
haid dan waktunya kurang dari enam bulan pasca persalinan.
Efektifnya dapat mencapai 98%. MAL efektif bila menyusui lebih dari delapan kali sehari dan bayi mendapat cukup asupan per laktasi (Saifuddin, 2006). Metode Amenorea Laktasi (MAL), untuk menggunakan metode ini, pengeluaran ASI yang dipengaruhi hormon oksitosin haruslah lancar, yang menurut penelitian sebesar 75 % lancarnya pengeluaran ASI dipengaruhi oleh kondisi psikis ibu itu sendiri. MAL kemungkinan digunakan di beberapa negara berkembang jauh sebelum penelitian mengonfirmasi bahwa kehamilan jarang terjadi selama 6 bulan pertama setelah melahirkan diantara wanita menyusui dan wanita yang memberi ASI ditambah susu botol. Ovulasi dapat dihambat oleh kadar prolaktin yang tinggi. Ringkasan 13 penelitian dari 8 negara telah memunculkan kesimpulan yang dikenal sebagai “Pernyataan Konsensus Bellagio”, bahwa pemberian ASI mencegah kehamilan > 98% selama 6 bulan pertama setelah melahirkan bila ibu menyusui atau memberi
3
ASI dan belum pernah mengalami perdarahan pervaginam setelah hari ke-56 pascapartum (Varney, 2006). Metode Amenorea Laktasi (MAL) di Indonesia pencapaiannya masih rendah. Hal ini diukur dari tingkat pencapaian pemberian ASI eksklusif yang masih rendah. Menurut Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan Slamet Riyadi Yuwono menyebutkan, berdasarkan data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) tahun 2010, baru ada 33,6 % bayi umur 0 Ͳ 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif. Bahkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menyebutkan, hanya 15,3% bayi umur kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif. Rendahnya pemberian ASI eksklusif disebabkan karena masih kurangnya pengetahuan tentang manfaat ASI dan gencarnya promosi susu formula membuat banyak ibu gagal menyusui (Muryanto, 2012). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Oktober 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta diperoleh informasi rata-rata terdapat 50 persalinan tiap bulan dan dengan pencapaian ASI eksklusif sebanyak 25 %. Hasil wawancara terhadap 10 ibu nifas diperoleh informasi, 6 ibu nifas (60%) tidak mengetahui tentang kontrasepsi MAL, dan 4 ibu nifas (40%) mengetahui kontrasepsi MAL. Ibu nifas menyatakan mengetahui ASI eksklusif
tetapi
tidak
mengetahui
manfaatnya
sebagai
kontrasepsi.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL di RSUD Kota Surakarta tahun 2013.
4
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian sebagai berikut “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL di RSUD Kota Surakarta tahun 2013?”.
C. Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL di Kota RSUD Surakarta tahun 2013.
2.
Tujuan Khusus a.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL pada tingkat baik.
b.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL pada tingkat cukup.
c.
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat digunakan tambahan kajian pustaka mengenai metode kontrasepsi dan khususnya kontrasepsi MAL.
5
2.
Bagi Institusi Kesehatan RSUD Kota Surakarta Dapat digunakan gambaran tentang pengetahuan masyarakat mengenai tingkat keberhasilan dan tingkat pengetahuan masyarakat tentang kontrasepsi MAL yang dilihat dari keberhasilan capaian ASI eksklusif.
3.
Bagi Peneliti Dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peneliti mengenai kontrasepsi MAL.
E. Keaslian Penelitian 1.
Arbai’in, 2011, penelitian dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Ibu-ibu Nifas tentang Kontrasepsi Metode Amenore Laktasi di Wilayah kerja Puskesmas Pemaron Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes”. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pemaron terhadap 48 responden ibu nifas yang baru saja melahirkan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Pemaron Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes sebanyak 93 orang pada bulan Juli-Agustus 2011. Teknik sampling yang digunakan adalah proporsional random sampling dengan jumlah 48 orang. Hasil penelitian, yaitu pengetahuan ibu-ibu nifas tentang kontrasepsi metode amenore laktasi (MAL) di wilayah Puskesmas Pemaron Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes baik yaitu sebanyak 23
6
orang (47,9 %), berpengetahuan cukup ada 16 orang (33,3%), dan responden yang berpengetahuan kurang baik ada 9 orang (18, 8%). 2.
Bangun (2010) penelitian dengan judul “Pelaksanaan Metode Amenore Laktasi pada Ibu Pasca Nifas di Klinik Bersalin Kasih Ibu Binjai Utara Tahun 2010”. Desain penelitian ini yang digunakan adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 30 orang dengan metode total sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember-Mei 2010, dengan instrumen penelitian berupa kuisioner yang meliputi data karakteristik. data pelaksanaan MAL berupa pengertian, alasan memilih MAL, lamanya amenore, frekuensi menyusui, berhubungan seksual, perdarahan bercak selama menggunakan MAL, dan kejadian kehamilan. Hasil penelitian ini didapat yang mengerti tentang MAL (53,3%), alasan memilih MAL mudah (76,7%), hubungan seksual tidak bermasalah, lama amenore > 6 bulan (96,7%), frekuensi menyusui < 4 jam (86,7%), tidak terjadi perdarahan bercak (100%), tidak terjadi kehamilan selama 6 bulan (100%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden melakukan metode kontrasepsi MAL secara benar walaupun secara pengertian masih rendah. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah judul penelitian, tempat dan lokasi penelitian, subjek penelitian, dan teknik sampling. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah objek penelitian sama-sama meneliti kontrasepsi penelitian dan teknik analisa data.
MAL, metode
7
F. Sistematika Penelitian Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini disusun menjadi 5 BAB. Adapun penyusunannya sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini menjelaskan landasan teori dari masalah yang akan diteliti meliputi teori medis seperti pengetahuan, nifas, kontrasepsi, metode amenore laktasi (MAL), kerangka teori, dan kerangka konsep. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini menjelaskan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi, sampel, dan teknik
pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan data, etika penelitian, dan jadwal penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan.
8
BAB V PENUTUP Bab ini terdiri kesimpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan pencapain seseorang dalam memperoleh informasi dan dapat mengingat kembali informasi tersebut. Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak et al, 2007). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan indra peraba. Akan tetapi, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Novita, 2011). 2. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif ada 6 tingkatan yaitu:
9
10
a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan,
mendefinisikan,
menyatakan,
dan
sebagainya. b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui
dan
dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. c. Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi nyata.
11
d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada. 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Mubarak et al (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu: a. Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat
12
dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya, sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan seseorang terhadap
penerimaan,
informasi,
dan
nilai-nilai
yang
baru
diperkenalkan. b. Pekerjaan Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. c. Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang semakin matang dan dewasa. d. Minat Minat sebagai suatu kecenderunagan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
13
e. Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderunagan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun juka pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya. f. Kebudayaan lingkungan sekitar Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga
kebersihan
lingkungan,
karena
lingkunagn
sangat
berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang. g. Informasi Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. 4. Cara Pengukuran Pengetahuan Cara mengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara, angket atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden (Mubarak, 2007).
14
Hasil pengukuran tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo (2010) dibagi menjadi: a.
Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah X > mean+ 1SD
b.
Cukup,
bila
nilai
responden
yang
diperoleh
adalah
yang
diperoleh
adalah
mean - 1SD X mean + 1 SD c.
Kurang,
bila
nilai
responden
X< mean - 1SD.
B. Nifas Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan atau berarti masa sesudah melahirkan (Saleha, 2009).
Sedangkan menurut Saifudin,
AB,
(2006) masa nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira selama 6 minggu. Masa puerperium atau masa nifas dimulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi alat genital akan pulih kembali
seperti
sebelum
ada
kehamilan
dalam
waktu
3
bulan
(Winkjosastro, 2005). Periode pascapartum adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga
kembalinya
(Varney, 2006).
traktus
reproduksi
wanita
tidak
hamil
lagi
15
C. Kontrasepsi 1.
Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara dapat juga bersifat permanen (Prawirohardjo, 2008). Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik menurut Hartanto (2004) adalah: a.
Aman/tidak berbahaya.
b.
Dapat diandalkan.
c.
Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter.
2.
d.
Murah.
e.
Dapat diterima oleh orang banyak.
f.
Pemakaian jangka lama (contiunation rate tinggi).
Akseptabilitas Akseptabilitas suatu cara kontrasepsi ditentukan beberapa faktor, menurut (Prawirohardjo, 2008), faktor-faktor tersebut antara lain: a.
Dapat dipercaya.
b.
Tidak ada efek samping atau hanya ada efek samping ringan.
c.
Tidak mempengaruhi koitus
d.
Mudah penggunaanya.
e.
Harga obat/kontrasepsi terjangkau.
16
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Kontrasepsi Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pemakaian
kontrasepsi
(Hartanto, 2004). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang menggunakan kontrasepsi, diantaranya adalah : a.
Faktor Pasangan 1) Umur 2)
Gaya hidup
3) Frekuensi senggama 4) Jumlah keluarga yang diinginkan 5) Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu 6) Sikap kewanitaan 7) Sikap kepriaan b.
Faktor Kesehatan 1) Status kesehatan 2) Riwayat haid 3) Riwayat keluarga 4) Pemeriksaan fisik 5) Pemeriksaan panggul
c.
Faktor Metode Kontrasepsi 1) Efektivitas 2) Efek samping minor 3) Kerugian 4) Komplikasi-komplikasi yang potensial 5) Biaya
17
D. Metode Amenore Laktasi 1.
Pengertian MAL Metode amenore laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya (Saiffudin, 2006). Cara kerja MAL yaitu penundaan/penekanan ovulasi. MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila:
2.
a.
Menyusui secara penuh, lebih efektif bila pemberian 8 x sehari
b.
Belum haid
c.
Umur bayi kurang dari 6 bulan.
Keuntungan dan Keterbatasan MAL Metode amenore laktasi (MAL) mempunyai keuntungan dan keterbatasan, adapun keuntungan dan keterbatasan menurut Sujiyatini dan Arum (2009) sebagai berikut: a.
Keuntungan 1) Keuntungan Kontrasepsi a)
Efektivitas tinggi ( keberhasilan 98% pada enam bulan pascapersalinan).
b)
Segera efektif.
c)
Tidak mengganggu senggama.
d)
Tidak ada efek samping secara sistematik
e)
Tidak perlu pengawasan medis.
f)
Tidak perlu obat atau alat.
g) Tanpa biaya.
18
2) Keuntungan Nonkontrasepsi a)
Untuk Bayi (1) Mendapat
kekebalan
pasif
(mendapatkan
perlindungan lewat ASI). (2) Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal. (3) Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air, susu lain atau formula atau alat minum yang dipakai. b) Untuk Ibu (1) Mengurangi perdarahan persalinan. (2) Mengurangi resiko anemia. (3) Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi. b.
Keterbatasan metode amenore laktasi : 1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar
segera
menyusui dalam 30 menit pasca persalinan. 2) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial 3) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/AIDS. 3.
Indikasi dan Kontraindikasi MAL Indikasi
dan
kontraindikasi
Sujiyatini dan Arum, (2009) sebagai berikut:
MAL
menurut
19
a.
Indikasi MAL yaitu ibu yang menyusui secara eksklusif, bayinya berumur kurang dari 6 bulan, dan belum mendapat haid setelah melahirkan.
b.
Kontraindikasi kontrasepsi MAL, yaitu: 1) Sudah mendapat haid setelah bersalin. 2) Tidak menyusui secara ekslusif. 3) Bayinya sudah berumur 6 bulan. 4) Bekerja dan terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.
4.
Hal yang disampaikan kepada Ibu Nifas Hal
yang
disampaikan
kepada
ibu
nifas
menurut
Saiffudin, (2006) sebagai berikut: a.
Seberapa sering harus menyusui. Bayi yang disusui secara on demand (menurut kebutuhan bayi).
Biarkan
bayi
menyelesaikan
menghisap
dari
satu
payudara sebelum memberikan payudara slain, supaya bayi mendapat
cukup banyak susu akhir (hind milk). Bayi hanya
membutuhkan sedikit ASI dari payudara berikut atau sama sekali tidak memerlukan lagi. Ibu dapat memulai dengan memberikan payudara memproduksi banyak susu. b.
Waktu antara 2 pengosongan payudara tidak lebih dari 4 jam.
c.
Biarkan bayi menghisap sampai dia sendiri yang melepaskan hisapannya.
20
d.
Susui bayi ibu juga pada malam hari karena menyusui waktu malam membantu mempertahankan kecukupan persediaan ASI.
e.
Bayi terus disusukan walau ibu/bayi sedang sakit.
f.
ASI dapat disimpan dalam lemari pendingin.
g.
Kapan mulai memberikan makanan padat sebagai makanan pendamping ASI. Selama bayi tumbuh dan berkembang dengan baik serta kenaikan berat badan cukup, bayi tidak memerlukan makanan selain ASI sampai dengan umur 6 bulan, (Berat badan naik sesuai umur, sebulan BB naik minimal 0,5 kg, ngompol sedikitnya 6 kali sehari).
h.
Apabila ibu menggantikan ASI dengan minuman atau makanan lain, bayi akan menghisap kurang sering danv akibatnya menyusui tidak lagi efektif sebagai metode kontrasepsi.
i.
Haid Ketika ibu mulai dapat haid lagi, itu pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai menggunakan metode KB lainnya
21
E. Kerangka Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : a. Umur b. Intelegensi c. Lingkungan d. Sosial budaya e. Pendidikan f. pengalaman a. Pengertian b. keuntungan
Pengetahuan ibu Nifas
Kontrasepsi MAL
dan keterbatasan c. Indikasi dan kontraindikasi d. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh ibu nifas
Tingkat Pengetahuan : a. Tahu b. Paham c. Aplikasi d. Analisa e. Sintesis f. Evaluasi
Gambar 2.1 Kerangka Teori Modifikasi dari: Notoatmodjo (2010) dan Mubarak (2007)
22
F. Kerangka Konsep Penelitian
Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL
a. Baik b. Cukup c. Kurang
Faktor- Faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1. Umur 2. Intelegensi 3. Lingkungan 4. Sosial budaya 5. Pendidikan 6. Pengalaman 7. Lingkungan 8. Sosial budaya
Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti
Gambar : 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran/deskriptif suatu keadaan secara obyektif, sedangkan kuantitatif artinya pemaparan data statistik (data berbentuk) angka. Kemudian melakukan analisa dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL di RSUD Kota Surakarta tahun 2013. B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1.
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data selama penelitian berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Surakarta.
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilakasakan (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Maret sampai dengan 25 April 2013.
23
24
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang melakukan persalinan di RSUD Kota Surakarta pada bulan Maret-April 2013. Rata-rata persalinan tiap bulan sebanyak 60 ibu bersalin.
2.
Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti
(Notoatmodjo,
dan 2005).
dianggap Sampel
mewakili
adalah
bagian
seluruh dari
populasi
jumlah
dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010) Menurut Arikunto (2010), apabila jumlah populasi atau subjeknya besar, maka dapat diambil 10-15% atau 20-30% tergantung pada kemampuan peneliti. Jika populasi kecil (<100) maka semua anggota populasi mejadi sampel. Pada penelitian sampel dengan jumlah 60 ibu bersalin. Sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, sebagai berikut: a.
Kriteria Inklusi Merupakan batasan ciri atau karakter umum pada suatu obyek penelitian Hidayat (2011), yaitu:
25
1) Ibu nifas normal yang dirawat di RSUD Kota Surakarta 2) Ibu nifas bersedia menjadi responden. b.
Kriteria Ekslusi Adalah sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi, harus dikeluarkan dari penelitian karena berbagai sebab yang dapat mempengaruhi hasil penelian (Hidayat, 2011). Adapun kriteria eksklusif sebagai berikut: 1) Ibu nifas dengan komplikasi persalinan. 2) Tidak bersedia menjadi responden.
3.
Teknik Pengambilan Sampel. Teknik Pengambilan Sampel adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Karena keterbatasan waktu dan dana, maka pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Quota sampling yaitu pengambilan sampel dengan menentukan ciri-ciri tertentu sampai terpenuhi jumlah kuota yang telah ditentukan (Hidayat, 2011).
D. Instrumen Penelitian. Penelitian ini menggunakan cara kuesioner tertutup yang diisi langsung oleh responden. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang hal-hal yang diketahui dan sudah disediakan jawabannya. Sistem
26
penilaian pertanyaan dengan kriteria apabila pernyataan positif (favorable) jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0.
Untuk
pernyataan negatif (unfavorable) jawaban benar diberi nilai 0 dan jawaban salah diberi nilai 1. Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Tentang Kontrasepsi MAL Variabel Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL
Indikator Pengertian kontrasepsi MAL
Pernyataan Favorable Un Favorable 3 1, 2
Jumlah 3
Keuntungan kontrasepsi MAL
4,5,6,7,8
9, 10
7
Keterbatasan kontrasepsi MAL
11,12
13, 14
4
15, 16, 17*, 22*, 23, 24, Indikasi dan 18, 19, 20, 21 25* kontraindikasi kontrasepsi MAL Total
11
25
* adalah aitem pernyataan yang tidak valid E. Validitas dan Reliabilitas Uji validitas diperlukan untuk mengetahui kuesioner untuk penelitian ini berkualitas. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terlebih dahulu dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. 1.
Uji Validitas Sebelum instrumen/alat ukur digunakan untuk mengumpulkan data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari
27
kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2008). Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2010). Instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi, dan instrumen yang kurang valid maka dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skore total, dengan rumus product moment (Arikunto, 2010): Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik produk moment. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut r
^N ¦ x
N ( ¦ xy ) ( ¦ x. ¦ y ) 2
^
( ¦ x) 2 N ¦ y 2 ( ¦ y ) 2
``
Keterangan: r
: koefisien korelasi
x
: pernyataan
y
: skor total
xy
: skor pernyataan
N
: Jumlah sampel Secara keseluruhan uji validitas didapat jika rhitung > rtabel maka,
Item pernyataan dinyatakan valid, dan jika rhitung < rtabel maka item pernyataan dikatakan tidak valid. Uji validitas telah dilakukan terhadap 30 ibu nifas pada tanggal 20 Desember 2012 yang dilakukan di RS Slamet Riyadi Surakarta.. Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan 3 item pernyataan yaitu pernyataan no 17 dengan r hitung 0.055 < r tabel 0.361, pernyataan no 22 dengan r hitung 0.141 < r tabel 0.361, pernyataan no 25 dengan r hitung
28
0.256 < r tabel 0.361, sehingga ketiga pernyataan sehingga dinyatakan tidak valid 2.
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah keajegan alat ukur, artinya konsistenitas alat ukur, alat ukur digunakan saat ini pada waktu dan tempat tertentu akan sama
apabila
digunakan
pada
waktu
dan
tempat
berbeda
(Riwidikdo, 2010). Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010). Rumus untuk mengukur reliabel atau tidaknya instrumen penelitian
menggunakan pendekatan rumus Alpha Cronbach adapun
rumusnya sebagai berikut:
r i
2º ª « ¦ Si » 1 » k 1 «« S2 » t ¼ ¬ k
Keterangan: r1
= Reliabilitas internal seluruh instrumen
k
= mean kuadrat antara subjek
¦S
S2 t
2 = jumlah mean kuadrat kesalahan i
= varian total Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Alpha Chronbach
minimal 0,7 (Riwidikdo, 2010). Instrumen dikatakan reliabel jika nilai
29
Alpha Chronbach minimal 0,7 (Riwidikdo, 2008). Hasil uji reliabilitas didapatkan nilai koefisien alpha sebesar 0,980. Hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien alpha (0,956) > (0,700) sehingga instrumen penelitian dinyatakan reliabel
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data (Hidayat, 2011). 1.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner (Hidayat, 2011). Sebelum mengisi kuesioner responden diberi penjelasaan tentang cara mengisi kuesioner dan selanjutnya memberikan informed concent yang diikuti penyerahan kuesioner. Setelah kuesioner diterima oleh responden, responden langsung mengisi kuesioner yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang ada.
2.
Data Sekunder adalah pengumpulan data yang didapat dari orang atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri (Hidayat, 2011). Data yang digunakan berasal dari hasil penelitian di RSUD Kota Surakarta. Data sekunder berupa data jumlah ibu nifas RSUD Kota Surakarta, dan data pendidikan, informasi, pengalaman.
G. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010)
30
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2008). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL.
H. Definisi Operasional
Definisi
Operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati ketika melakukan pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan menggunakan parameter yang jelas (Hidayat, 2011). Definisi pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut. Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian
I.
No
Variabel
1.
Tingkat Pengetah uan ibu nifas tentang kontrasep si MAL
Definisi Operasional Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu nifas tentang kontrasepsi MAL
Alat Ukur Kuesioner
Skala Hasil Ukur Ukur Ordinal a. Baik: apabila X > X + SD b. Cukup: apabila X - SD X X + SD c. Kurang : apabila skor X < X - SD (Riwidikdo, 2010).
Metode Pengolahan dan Analisa Data
1.
Pengolahan Data a.
Editing Menurut
Hidayat
(2011),
editing
adalah
memeriksa
daftar
pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data,
31
pemeriksaan daftar pertanyaan yang telah selesai ini dilakukan terhadap: 1) Kelengkapan jawaban, apakah tiap pertanyaan sudah ada jawabannya, meskipun jawaban hanya hanya berupa tidak tahu atau tidak mau menjawab. 2) Keterbacaan
tulisan,
tulisan
yang
tidak
terbaca
akan
mempersulit pengolahan data atau berakibat pengolah data salah membaca. 3) Relevansi jawaban, bila ada jawaban yang kurang atau tidak relevan maka editor harus menolaknya. Pada penelitian ini peneliti melakukan editing pada saat menerima kuesioner yang telah di isi oleh responden, di periksa kebenaran dan kelengkapannya. Bila didapatkan seorang responden yang belum lengkap maka peneliti meminta responden tersebut untuk melengkapinya. b.
Coding Coding adalah memberikan kode dalam hubungan dengan pengolahan data jika akan menggunakan komputer. Dalam hal ini pengolah data memberikan kode pada semua variabel, kemudian mencoba menetukan tempatnya di dalam coding sheet/ coding form (Arikunto, 2006). Coding pada penelitian ini peneliti memberikan kode atau tanda pada setiap jawaban untuk mempermudah dalam pengolahan dan analisis data serta berpedoman pada definisi operasional.
32
c.
Tabulating Tabulasi adalah pekerjaan menyusun tabel mulai dari penyusunan tabel utama
yang berisi seluruh data dan informasi
yang berhasil dikumpulkan dengan daftar pertanyaan sampai dengan tabel khusus yang telah benar-benar ditentukan bentuk dan isinya sesuai dengan tujuan penelitian. Yang termasuk dalam kegiatan tabulasi ini antara lain: memberi skor terhadap aitem- aitem yang perlu diberi scor, memberi kode, mengubah jenis data, memberikan kode (Arikunto, 2010). 2.
Analisis Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariat yaitu menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan maka, ditunjukan dengan prosentase dengan keterangan sebagai berikut : a.
Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah X > X + SD
b.
Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean X - SD X X + SD
c.
Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah X < X - SD (Riwidikdo, 2010).
Nilai rata-rata diperoleh dengan rumus berikut:
(Riwidikdo, 2010) sebagai
33
X X
¦ Xi n : nilai rata-rata
¦ Xi : n
jumlah nilai total dari data
: jumlah data
Standar deviasi dihitung dengan rumus
(Riwidikdo, 2010) sebagai
berikut:
¦ Xi Xi
2
¦
SD
¦ Xi : n
n
n 1
jumlah nilai total dari data
: jumlah data
Prosentase diperoleh dengan rumus (Arikunto, 2010):
Besar prosentase
f x100% n
Keterangan:
J.
f
: jumlah atau distribusi frekuensi
n
: jumlah total data
Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2011) Setiap penelitian yang menggunakan obyek
34
manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, kemudian kuesioner dikirim ke subyek yang diteliti dengan menekankan pada masalah etika penelitian. Untuk penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi: 1.
Informent Consent Informent consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informent consent ini berupa lembar persetuan untuk menjadi responden. Pemberian informent consent ini bertujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut (Hidayat, 2011). Pada penelitian ini semua responden akan di beri lembar persetujuan.
2.
Anonimity (Kerahasiaan nama/ identitas) Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data ( Hidayat, 2011)
3.
Confidentiality (kerahasiaan hasil) Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,hanya kelompok data
35
tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2007) Dalam
penelitian
ini
kerahasiaan
hasil/
informasi
yang
telah
dikumpulkan dari setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.
K. Jadwal Penelitian
Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoadmodjo, 2010). Jadwal penelitian terlampir.
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Kota Surakarta, yang terletak di di Jalan Lettu Sumarto Ngipang Kadipiro Banjarsari Surakarta. Merupakan rumah sakit daerah yang dikelola oleh pemerintah Kota Surakarta. RSUD Kota Surakarta dengan pelayanan kesehatan meliputi: pemeriksaan kehamilan (ANC), pelayanan KIA dan KB, imunisasi, mata, poliklinik gigi dan penyakit umum. Jumlah tenaga kesehatan di RSUD Kota Surakarta terdiri dari 1 dokter spesialis kandungan, 8 dokter umum, 16 bidan, 21 perawat, 1 apoteker, 1 ahli gizi, 5 tenaga laboratorium, dan 3 tenaga rekam medik. Fasilitas pendukungan sudah cukup memadai. Pelayanan rawat inap persalinan terdiri dari 1 ruang bersalin dengan 4 tempat tidur, 1 ruang periksa, 2 ruang nifas dengan masingmasing terdiri dari 6 tempat tidur.
B. Hasil Penelitian . Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL di RSUD Kota Surakarta tahun 2013. Sampel dalam penelitian sebanyak 60 responden. Hasil penelitian diperoleh nilai mean, dan stándar deviasi yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:
36
37
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi MAL di RSUD Kota Surakarta Variabel Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL Sumber: SPSS versi 15.00.
Mean 16,13
Standar Deviasi 3,01
Prosentase masing-masing tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL di RSUD Kota Surakarta dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi Mal Di RSUD Kota Surakarta No 1 2 3
Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total Sumber: Data Primer (Maret, 2013).
Jumlah 14 33 13 60
Persentase (%) 23,.33 55,00 21,67 100
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL di RSUD Kota Surakarta, dimana responden dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 responden (23,33%), responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 33 responden (55,00%), dan responden dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 13 responden (21,67%).
C. Pembahasan Hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL di RSUD Kota Surakarta, dengan hasil sebagian besar responden tingkat pengetahuannya cukup, yaitu sebanyak 33 responden
38
(55,0%). Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL di RSUD Kota Surakarta diukur berdasarkan indikator yang meliputi: pengertian kontrasepsi MAL, keuntungan kontrasepsi MAL, keterbatasan kontrasepsi MAL, serta indikasi dan kontraindikasi kontrasepsi MAL. Menurut Notoatmodjo (2007) memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Tingkat
pengetahuan
ibu
nifas
tentang
kontrasepsi
MAL,
kemungkinan dipengaruhi tingkat pendidikan ibu, informasi, umur, dan pekerjaan. Menurut Mubarak (2007) Umur dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Tingkat pendididikan sesoerang sangat mempengaruhi pengetahuannnya. Hal ini disebabkan semakin baik pendidikan yang diterima, maka semakin mudah dalam menyerap informasi yang diterima. Makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya, sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan seseorang terhadap penerimaan, informasi, dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan
39
seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung (Mubarak, 2007). Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi menurut Mubarak (2007) dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut. Kemudahan memperoleh informasi tanpa didukung oleh pendidikan yang baik, maka informasi yang baru aku sulit untuk terserap. Pendidikan yang baik akan membantu ibu dalam menyerap setiap informasi yang diberikan mengenai tanda-tanda persalinan. Hal ini sejalan dengan pendapat Mubarak (2007) pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan
yang
dimilikinya,
sebaliknya
jika
seseorang
tingkat
pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan seseorang terhadap penerimaan, informasi, dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
40
Hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL Di RSUD Kota Surakarta, dengan hasil sebagian besar responden tingkat pengetahuannya cukup, yaitu sebanyak 33 responden (55,0%). Kebanyakan responden hanya mampu menjawab 51-75% dari seluruh item kuesioner yang dipengaruhi oleh faktor pendidikan, informasi dan pengalaman. Di RSUD Kota Surakarta rata-rata yang melakukan persalinan adalah golongan menengah ke bawah, yaitu pasien pengguna jampersal. Golongan ini dengan rata-rata pendidikan menengah dan dasar, informasi dari data RSUD Kota Surakarta rata-rata pendidikannya adalah SMP dan SMA. Hal ini mempengaruhi pengetahuan yang cukup tentang kontrasepsi MAL pada ibu nifas. Hal ini juga dipengaruhi oleh informasi, dikarenakan responden kurang aktif dalam mencari sumber informasi yang bisa didapatkan dari media internet, media cetak, dan media elektronik serta kurang aktif dalam mengikuti berbagai penyuluhan. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor pengalaman, yaitu juga mempengaruhi hasil pengetahuan responden.
D. Keterbatasan Penelitian 1. Kendala Penelitian a.
Ibu kurang begitu antusias dalam mengisi lembar kuesioner yang diberikan karena kondisi ibu yang tidak memungkinkan.
41
b.
Peneliti sulit menemui responden, karena ada keluarganya yang menolak untuk dijadikan responden dan memerlukan penjelasan yang lebih lama agar mau menjadi responden.
2. Keterbatasan variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan ibu tentang kontrasepsi MAL. Instrumen dalam penelitian ini hanya dengan menggunakan kuesioner tertutup sehingga peneliti tidak dapat menggali informasi yang secara mendalam.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL di RSUD Kota Surakarta dengan jumlah 60 responden, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL dengan kategori pengetahuan baik sebanyak 14 responden (23,3%).
2.
Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL dengan kategori pengetahuan cukup sebanyak 33 responden (55,0%).
3.
Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi MAL dengan kategori pengetahuan kurang sebanyak 13 responden (21,7%).
B. Saran 1.
Bagi Responden Diharapkan untuk ibu nifas mendapatkan informasi yang benar tentang kontrasepsi MAL untuk meningkatkan pengetahuan serta ibu nifas rajin melakukan pemeriksaan setelah persalinan.
2.
Bagi RSUD Kota Surakarta Bidan atau petugas kesehatan diharapkan lebih aktif membantu memberikan informasi yang benar mengenai
ASI eksklusif dan
manfaatnya termasuk dapat digunakan sebagai metode kontrasepsi. 42
43
3.
Penelitian selanjutnya Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang sejenis dengan menambah variabel dan jumlah sampel penelitian sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arbai’in, 2011. Gambaran Pengetahuan Ibu-ibu Nifas tentang Kontrasepsi Metode Amenore Laktasi di Wilayah kerja Puskesmas Pemaron Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes. Karya Tulis Ilmiah. Semarang: Program Studi D III Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang Arikunto, S. 2010. Prosedur Peelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Bangun. F.K. 2010. Pelaksanaan Metode Amenore Laktasi pada Ibu Pasca Nifas di Klinik Bersalin Kasih Ibu Binjai Utara Tahun 2010. Karya Tulis Ilmiah. Medan: Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara BKKBN, 2012. Data Statistik KB Provinsi Jawa Tengah tahun 2002-2006, Biro Pusat Statistik Jawa Tengah, www.bps-jateng.go.id diakses tanggal 18 Oktober 2012 Budiarto, E. 2003. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Hartanto H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta.: Pustaka Sinar Harapan Hidayat, A.A. 2011. Metode Penelitian Kesehatan. Surabaya: Health Books Publissing Mubarak, I. M., dkk. 2007. Promosi Kesehatan:Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu Mochtar Rustam.2008. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC Muryanto, 2012. Amenore Laktasi sebagai Metode BerǦKB Serta Urgensinya Terhadap PP 33 Tahun 2012. www.kulonprogokab.go.id/.../getfile.php?...Amenore-Laktasi-... diakses tanggal 18 Pktober 2012 Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Novita. 2011. Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba medika. Prawirohardjo, 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Riwidgdo. 2010. Statistika Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama Saifuddin, dkk. (2003). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika Sujiyatini dan Arum. DNS. 2009. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Jogjakarta : Nuha Medika Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Winkjosastro, H. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Varney, H. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 1. Jakarta : EGC. Varney, H. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4 volume 2. Jakarta : EGC