TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU PKK TENTANG KANKER SERVIKS (STUDI DI RW XI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA TAHUN 2009) Oleh: Henik Istikhomah1) dan Wulan Rahayu1) 1)
Dosen Akademi Kebidanan Mamba ‘Ul’Ulum Surakarta ABSTRACT
TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU PKK TENTANG KANKER SERVIKS (STUDI DI RW XI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA TAHUN 2009). Ketidak mengertian masyarakat terutama wanita untuk melakukan skrining, menjadi salah satu penyebab bertambahnya insiden kanker serviks, apalagi didukung dengan rendahnya sosial ekonomi masyarakat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu-ibu PKK tentang kanker serviks di RW XI Kalurahan Sangkrah SurakartaTahun 2009. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan cross sectional, populasi dalam penelitian ini semua ibu-ibu PKK di RW XI Kalurahan Sangkrah Surakarta. Teknik pengambilan sampel secara accidental sampling dengan jumlah sampel 19 responden. Alat pengumpulan dengan menggunakan kuesioner yang telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas lalu dilakukan analisa data yang diolah menggunakan standart deviation dan disajikan dalam bentuk tabel dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian didapatkan tentang karakteristik sebagian ibu-ibu PKK tentang kanker serviks di RW XI Kalurahan Sangkrah Surakarta Tahun 2009 adalah 11 responden (57,89%) tamatan SD, 14 responden (73,68%) berusia antara 40-49 tahun. Pengetahuan tentang kanker serviks dengan kategori baik 4 responden (21,05%) cukup baik 12 responden (63,16%), dan kurang baik 3 responden (15,79%). Kesimpulannya pengetahuan ibu-ibu PKK tentang kanker serviks di RW XI Kalurahan Sangkrah Surakarta Tahun 2009 cukup baik. Kata kunci: Pengetahuan, Ibu PKK, Kanker serviks. PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Masalah Kanker serviks merupakan jenis kanker terbanyak kedua pada wanita dan menjadi penyebab lebih dari 250.000 kematian pada tahun 2005. Kurang lebih 80% kematian tersebut terjadi di negara berkembang, diperkirakan kematian akibat kanker serviks akan meningkat 25% dalam 10 tahun mendatang dan diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru di seluruh dunia (Rosjidi, 2007 : 6) Kanker serviks uteri di Rumah Sakit Kanker “Dharmais”, berada di urutan kedua setelah kanker payudara untuk kunjungan pasien. Sedangkan estimasi kejadian kasus baru di Indonesia adalah 80-100 kasus baru per 100.000 penduduk (Sjamsudin, 2007:1) Insiden kanker serviks, menurut perkiraan Departemen Kesehatan, 100 per 100.000 penduduk per tahun, sedangkan dari Laboratorium Patologi Anatomi seluruh Indonesia frekuensi kanker serviks adalah paling tinggi diantara kanker yang ada di Indonesia maupun di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Bila dilihat penyebarannya terlihat bahwa 92,4 % terakumulasi di Jawa dan Bali (Yatim, 2005 : 51).
Selama dua dekade terakhir, kanker masih menduduki urutan pertama diantara kanker yang terjadi pada wanita Indonesia. Kanker ini di temukan pada wanita usia 25-34 tahun dan puncaknya pada usia 45-54 tahun (Indart, 2004 : 21). Perkembangan keganasan kanker serviks berjalan sangat lambat tetapi ironisnya, sebagian besar kedatangan penderita sudah dalam stadium lanjut. Hal ini berhubungan dengan ketidakmengertian masyarakat yaitu wanita jarang menjalani skrining seperti Pap Smear dan IVA test secara teratur dengan alasan kalau Pap Smear akan menyatakan mereka menderita kanker sehingga mereka lebih memilih tidak mengetahuinya dan menghindarinya, ada juga kelompok wanita gelisah yang terlalu malu, khawatir atau cemas untuk menjalani Pap Smear dan IVA test (Evennet, 2003 : 87). Dan rendahnya sosial ekonomi meliputi makanan kekurangan nilai gizi, protein, vitamin, dan folik asid, terjadi infeksi menahun sekitar serviks, menurunnya PH serviks dan menimbulkan perubahan neoplastik sel skuanosa serviks (Manuaba, 2001 : 632). Selain itu hingga saat ini program skrining belum lagi memasyarakat di negara berkembang, sehingga mudah dimengerti mengapa insiden kanker serviks masih tetap tinggi (Saiffudin, 2001 : 442). Peneliti telah melakukan studi pendahuluan pada bulan Maret 2009 di Rumah Bp. RT. 04 RW. XI Kalurahan Sangkrah Surakarta. Peneliti mengambil sampel 13 ibu PKK untuk diwawancarai tentang pengetahuan kanker serviks meliputi pengertian dan tanda gejala kanker serviks hanya 5 orang (38,46%) ibu yang menjawab benar. Sehingga masih banyak ibu PKK di RW XI yang belum mengerti tentang kanker serviks. Berdasarkan fenomena tersebut di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu PKK Tentang Kanker Serviks di RW XI Kalurahan Sangkrah Surakarta Tahun 2009”. 2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu PKK Tentang Kanker Serviks di RW XI Kalurahan Sangkrah Surakarta Tahun 2009”. 3. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk megetahui tingkat pengetahuan ibu-ibu PKK tentang kanker serviks di RW XI Kalurahan Sangkrah Surakarta Tahun 2009, sedangkan tujuan khususnya adalah : (a) untuk mengetahui karakteristik responden meliputi tingkat pendidikan dan umur (b) untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kanker serviks. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu
keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2002 : 138). Kuantitatif adalah penelitian yang banyak dituntut dengan menggunakan angka mulai dari pengumpulan data penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006 : 12). Rancangan cross sectional yaitu metode yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada suatu saat, dilakukan dengan cepat dan sekaligus bisa menggambarkan individu (Arikunto, 2006 : 82). Dalam penelitian ini menulis hanya mendeskripsikan mengenai tingkat pengetahuan ibu-ibu PKK tentang kanker serviks. 2. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya (Notoatmodjo, 2002 : 70). Dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu-ibu PKK tentang kanker serviks di RW XI Kalurahan Sangkrah dengan sub variabel tingkat pendidikan dan umur. 3. Definisi Operasional Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Alimul, 2007 : 87). Tabel 1 Definisi Operasional Variabel Penelitian Nama Definisi Kategori Alat ukur Skala variabel Operasional a. Pendidikan Pendidikan Tidak tamat Kuesioner Ordinal 5 terakhir responden SD point Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat PT Jumlah tahun yang dihabiskan sejak lahir sampai ulang tahun terakhir
20-29 tahun 30-39 tahun 40-49 tahun 50-59 tahun
Kuesioner
Interval
b. Umur 4. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2002 : 79). Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005 : 55). Populasi dalam penelitian ini adalah semu ibu-ibu PKK yang ada di RW XI Kalurahan Sangkrah bulan Mei 2009 jumlah angota 23 orang. Sementar sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006 : 131). Teknik sampling yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan berdasrkan kebetulan atau siapa saja yang ditemui asalkan sesuai dengan persyaratan data yang diinginkan (Notoatmodjo, 2002 : 89). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu yang hadir dalam pertemuan PKK RW XI Kalurahan Sangkrah tanggal 13 Mei 2009 yaitu 19 orang. 5. Alat dan Metode Pengumpulan Data Alat pengumpulan data adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan data instrumen penelitian yang dapat berupa kuesioner, formulir, observasi dan sebagainya (Notoatmodjo, 2002 : 48). Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah bolpoint, buku tulis, kalkulator, komputer. Kuesioner adalah jumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau halhal yang ia ketahui (Arikunto, 2006 : 151). Alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid, maka perlu uji validitas dan reliabilitas. 5.1 Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2002 : 129). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan analisis butir adalah skor-skor yang ada pada butir-butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total, selanjutnya dihitung dengan rumus product moment sebagai berikut. rxy=
∑ { ∑
(∑ )(∑ )
(∑ ) }{ ∑
(∑ ) }
Keterangan : rxy
: Koefisien antara x dan Y
∑x
: Jumlah skor setiap item
∑y
: Jumlah skor total
∑x2
: Jumlah x2
∑y2
: Jumlah y2
N
: Jumlah responden
xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
Setelah diperoleh harga rxy kemudian hasilnya dikonsultasikan dengan nilai r product moment. Jika rxy ≥ r table dengan taraf signifikan 5%, sehingga dikatakan butir soal itu valid. Uji validitas akan dilakukan pada tiap item pertanyaan kuesioner yang disebar pada responden (Arikunto, 2006 : 168-178). Peneliti sudah melakukan uji validitas kepada ibu-ibu PKK RW X Kalurahan Sangkrah pada tanggal 12 April 2009 sebanyak 20 responden. Dari hasil perhitungan uji validitas kepada 20 responden, didapatkan hasil untuk 30 item adalah rxy > rtabel atau antara 0,453 – 0,813 > 0,444, sehingga dapat dikatakan bahwa semua item adalah valid.
5.2 Uji Reabilitas Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan (Notoatmodjo, 2005 : 133). Untuk mengukur reabilitas instrument yang digunakan dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20 sebagai berikut : {
r11 =
∑
}
Keterangan : r11
: Reabilitas instrument
K
: Banyaknya butir pertanyaan
Vt
: Varians total
P : Proporsi yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi subyek yang mendapat skor 1) 1
q:
(
)
(Arikunto, 2006 : 188)
=
∑
−
(∑ )
Keterangan : Vt
: Varians total
y
: Score total
n
: Jumlah responden
Dengan menggunakan rumus tersebut akan diketahui tingkat reabilitas instrumen yang digunakan dengan kategori rhitung ≥ rtabel dinyatakan reliable dan rhitung ≤ rtabel maka dinyatakan tidak reliable (Notoadmodjo, 2002 : 163). Dari perhitungan reabilitas didapatkan hasil r11 > rtabel atau 0,9366449 > 0,444, maka dapat disimpulkan bahwa angket sudah reliable, sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya. 5.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data adalah cara atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa wawancara, observasi, pengambilan data sekunder dan sebagainya (Notoatmodjo, 2002 : 47). Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data hasi pengumpulan sendiri. Cara pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan teknik kuesioner (Machfoed, 2004 : 9). Jenis kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup dimana angket tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada (Alimul, 2007 :98). Kuesioner ini berisikan pertanyaan tentang pengetahuan kanker serviks yang terdiri dari pengertian, etiologi, factor resiko, tanda gejala, patologi, stadium, diagnosis, penatalaksanaan dan pencegahan. Dengan pengertian bahwa bila jawaban responen benar maka diberikan skor 1 dan bila jawaban responden salah diberikan skor 0 (Notoatmodjo, 2003:95). 6. Metode pengolahan Data Analisis Data 6.1 Proses Pengolahan Data 6.11 Editing Adalah upaya untuk memeriksa kembal kebenaran data yang diperoleh atau dikumoulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Alimul, 2007 : 121). Dalam hal ini untuk meneliti kembali apakah isian data pada lembar pengumpulan data atau kuisioner sudah cukup baik, semua pertanyaansudah terisi atau terjawab dengan lengkap, adalah kesesuaian antara pertanyaan dengan jawaban. Kuesioner yang disebarkan terdiri atas 1 variabel terdiri atas 30 pertanyaan. Dari sejumlah kuesioner yang sudah disebar kemudian dikumpulkan kembali, selanjutnya dilakukan pemerksaan oleh penelit, terhadap berkas-berkas kuesioner. Apabila semua pertanyaan sudah terisi dengan jawaban. Kemudian dinilai kesesuaian jawaban dan pertanyaan. Berdasarkan kegiatan hasil editing tersebut makan dapat dilanjutkan dengan pemberian kode (cooding). 6.1.2 Cooding Merupakan kegiatan pemberia kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan computer (Alimul, 2007 : 122). Menggunakan skala ordinal ialah skala yang didasarkan pada ranking, diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya (Riduwan, 2009 : 7). Member kode jawaban dengan cara angka atau kode lain yaitu benar (B) dan salah (S). 6.1.3 Skoring Kegiatan yang dilakukan dengan memberikan skor pada setiap jawaban kuesioner dari responden. Pemberian scoring yaitu jawaban enar nilainya 1 dan salah nilainya 0. 6.1.4 Data Entry Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master table atau database computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat table kontingensi (Alimul, 2007 : 122).
6.2 Analisis Data Analisis statistic untuk suatu variable (variable tunggal), menggunakan jenis analisis deskriptif, yang didalamnya menggunakan analisis distribusi frekuensi, yaitu bentuk analisis Yang menyampaikan sebaran atau distribusi dalam bentuk frekuensi yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tujuan dari analisis ini adalah memaparkan data secara sederhana sehingga dapat dibaca dan dianalisis secara sederhana ( Riwidikdo, 2007 : 39). Untuk karakteristik responden pada penelitian ini dianalisa menggunakan distribusi frekuensi yang merupakan penataan data kualitatif seperti jenis kelamin laki-laki dan perempuan dan lain-lain, data kualitatif dihitung dalam bentuk proporsi atau persentase maka menjadi distribusi frekuensi relatif dengan rumus berikut : Distribusi frekuensi relatif :
100
Keterangan : f : Frekuensi N : Jumlah seluruh observasi (Budiarto, 2001 :37) Untuk tingkat pengetahuan dalam penelitian ini menggunakan variabel yang berskala Ordinal (kategorial) maka perlu mencari nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (standard deviation), kemudian dalam penyajian tabel dihitung menggunakan distribusi frekuensi. Perhitungan statistik dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. 6.2.1 Mean Adalah nilai rata-rata dari jumlah nilai yang diperoleh dari suatu sampel dibagi jumlah banyaknya pengamatan dalam suatu sampel secara sistematik dapat ditulis dengan rumus sebagai berikut : Σ
Rata-rata hitung ( ) = Keterangan : ( ) : Rata-rata hitung sampel : Nilai dalam suatu sampel n : Total banyaknya pengamatan dalam suatu sampel (Alimul, 2007 :123) 6.2.2 Simpangan Baku ( Standard Devisiotion) Adalah jumlah seluruh selisih hasil pengamatan dengan rata-rata yang telah dipangkatkan dan dibagi dengan jumlah pengamatan (varians) kemudian varians ini ditarik akarnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa deviasi standard merupakan akar dari varians (Budiarto, 2001 :93). Sehingga rumus untuk mencari simpangan baku untuk sampel adalah :
=
Σ
Keterangan :
Σ
S : Simpangan Baku Σ : Jumlah dari kuadrat ( adalah variabel X yang jumlahnya sebanyak i ) (Σ )2 : Hasil penjumlahan dari X kemudian dikuadratkan n : Banyaknya sampel yang diteliti (Riwidikdo, 2007 : 41-42). Selanjutnya peneliti mengkatagorikan dalam 3 kategori yaitu Baik, Cukup, dan Kurang dengan ketentuan tersebut menggunakan aturan normatif yang menggunakan rata-rata (mean) dan simpangan baku (Standard Devisiation), parameternya adalah : a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + SD b. Cukup, bila nilai mean – 1 SD < x < mean + 1 SD c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD Keterangan : X : Jumlah nilai atau jawaban yang didapat dari setiap responden Mean : Jumlah nilai yang diperoleh dari seluruh responden dibagi jumlah responden SD : Simpangan Baku (Riwidikdo, 2007 :43) Hasil dari jawaban responden tingkat pengetahuan responden dapat dikategorikan menjadi: a. Baik : Bila X > 27,73 b. Cukup : Bila 24,59 X < 27,73 c. Kurang : Bila X < 24,59 HASIL DAN PEMBAHASAN 1.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 13 mei 2009, subjek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu PKK bulanan RW XI Kelurahan Sangkrah Surakarta sebanyak 19 responden. Gambaran umum lokasi penelitian batas wilayah RW XI adalah sebelah utara berbatasan dengan jalan sungai Bantaran, sebelah selatan berbatasan dengan RT 03, 04, 05, RW X, sebelah timur berbatasan dengan sungai Bengawan Solo, sebelah barat berbatasan dengan RW VIII dan di RW XI teerbagi menjasi 5 RT dengan jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) 169 orang. Kegiatan organisasi yang rutin dilakukan setiap bulan dilakukan pada penduduk RW XI adalah PKK dengan jumlah anggota 32 orang. Hasil penelitian sebagai berikut. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Ibu-Ibu PKK RW XI Kelurahan Sangkrah Surakarta Tahun 2009 Berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat PT Jumlah Sumber : Data primer diolah (2009)
Frekuensi 4 11 2 2 0 19
Presentase 21,05 57,89 10,53 10,53 0 100
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan tingakat pendidikan terbanyak yaitu tamatan SD 11 orang (57,89%) dan terendah yaitu tamatan Perguruan Tinggi 0 (0%). Tabel 3 Distribusi Frekuensi Ibu-Ibu PKK RW XI Kelurahan Sangkrah Surakarta Tahun 2009 Berdasarkan Umur Umur 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59 Jumlah Sumber : Data primer diolah (2009)
Frekuensi 1 1 14 3 19
Presentase 5,26 5,26 73,68 15,8 100
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan umur terbanyak adalah umur 40-49 tahun yaitu 14 orang (73,68%) dan terendah pada umur 20-29 tahn dan 30-39 tahun yaitu 1 orang (5,26%). Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu XI Kalurahan Sangkrah Surakarta Tahun 2009 Kategori Frekuensi Baik 4 Cukup Baik 12 Kurang Baik 3 Jumlah 19 Sumber : Data Primer Tahun 2009
PKK Tentang Kanker Serviks di RW Persentase 21,05 63,16 15,79 100
Berdasarkan tabel 4 sebagian besar adalah kategori cukup baik sejumlah 12 orang (63,16%) dan kategori kurang baik berjumlah 3 orang (15,79%). Tabel 5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu PKK Tentang Kanker Serviks di RW XI Kalurahan Sangkrah Surakarta Tahun 2009 berdasarkan Karakteristik Tingkat Pendidikan Pendidikan Baik Cukup Kurang f % f % f % Tidak tamat 2 10,53 2 10,53 0 0 SD Tamat SD 1 5,26 7 36,84 3 15,79 Tamat SMP 1 5,26 1 5,26 0 0 Tamat SMA 0 0 2 10,53 0 0 Tamat PT 0 0 0 0 0 0 Jumlah 4 21,05 12 63,16 3 15,79 Sumber : Data Primer Diolah (2009) Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa pendidikan tamatan SD terbanyak yaitu dengan kategori cukup 7 responden (36,84%).
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu-ibu PKK Tentang Kanker Serviks di RW XI Kalurahan Sangkrah Surakarta Tahun 2009 berdasarkan Karakteristik Umur Umur Baik Cukup Kurang f % f % f % 20-29 1 5,26 0 0 0 0 30-39 0 0 1 5,26 0 0 40-49 2 10,53 10 52,63 2 10,53 50-59 1 5,26 1 5,26 1 5,26 Jumlah 4 21,05 12 63,16 3 15,79 Sumber : Data Primer Diolah (2009)
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan berdasarkan karakteristik umur terbanyak yaitu pada umur 40-49 tahun dengan kategori cukup sebanyak 10 responden (52,63%). 2. Pembahasan Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengetahuan terhadap obyek tertentu (Notoatmojo,2003:121). Menurut Riwidikdo (2007) pengetahuan di kategorikan menjadi tiga, cukup baik dan kurang baik. 2.1 Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu PKK Tentang Kanker Serviks di RW XI Kalurahan Sangkrah Surakarta Tahun 2009 Berdasarkan Karakteristik Penidikan Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan kanker serviks berdasarkan karakteristik pendidikan yaitu pendidikan tamatan SD terbanyak yaitu dengan kategori cukup 7 responden (36,84%) dan tamatan perguruan tinggi tidak ada (0%). Secara teoritis mengatakan bahwa pendidikan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekanto (2000) yang mengatakan bahwa seorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas. Tingkat pendidikan responden yang relatif tinggi akan berpengaruh terhadap pola pikir dan daya serapnya terhadap informasi yang semakin baik. Dengan pola pikir yang relatif tinggi, maka tingkat pengetahuan responden ridak hanya sekedar thu (know) yaitu mengingat kembali akan tetapi mampu memahami (comprehention), bahkan sampai tingkat aplikasi (application), yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi kebenarannya. Hal ini menyebabkan semakin efektifnya akan informasi diserap dipahami sehingga tingkat pengetahuan akan relatif tinggi. Dalam penelitian ini responden didominasi oleh pendidikan tamatan SD dan tamatan PT tidak ada, sehingga secara pasti tingkat pengetahuan paling banyak adalah responden tamatan SD. Selain itu, ada responden yang berpengetahuan baik yaitu 2 responden dengan pendidikan tidak tamat SD, mereka beranggapan bahwa ilmu atai informasi yang dimiliki sekarang kurang sehingga dia menutup kekurangannya itu dengan aktif dalam menggali berbagai informasi melalui dari banyak bertanya atau rasa keingintahuan dalam mendapatkan informasi dari berbagai media, baik elektronik dan cetak seperti televisi, radio, koran dan majalah serta adanya kegiatan di RW XI Kalurahan Sangkrah seperti karang tarunna , dasa wisma dan PKK juga dapat meningkatkan pengetahuannya, 2.2 Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu PKK Tentang Kanker Serviks di RW XI Kalurahan Sangkrah Surakarta Tahun 2009 Berdasarkan Karakteristik Umur Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang kanker serviks sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup baik. Responden yang memiliki pengetahuan tentang kanker serviks dalam kategori cukup baik berada dalam kelompok umur 40-49 tahun yaitu sebanyak 10 responden 52,63 %. Menurut Wiknjosastro (2002) pada usisa
ini wanita meiliki kematangan sexual, emosional maupun sosial sehingga mereka lebih mudah menerima informasi yang mereka butuhkan. Menurut Soekanto (2000) pengetahuan bisa dari pengalaman atau sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan. Dari hasil penelitian umur 40-49 tahun lebih baik pengetahuannya dibandingkan umur 20-29 tahun. Hal ini dikarenakan responden mempunyai kesempatan berinteraksi lebih banyak dengan individu lain sehingga mereka lebih banyak untuk memperoleh informasi kesehatan, baik melalui kenyataan atau pengalaman dengan melihat, mendengar dan membaca sendiri. Namun, ada responden ada juga responden berpengetahuan baik yaitu i responden berumur antara 20-29 tahun, ini dikarenakan responden tersebut merupakan anggota PKK inti sehingga dia lebih aktif dipertemukan PKK itu sendiri untuk mendapatkan informasi yang baru, serta 1 responden berumur antara 50-59 tahun responden ini beranggapan sudah merasa tua dan daripada dirumah tidak melakukan aktifitas lebih baik dia mengikuti perkumpulan PKK untuk mengisi waktu luangnya sehingga dia akan mendapatkan atau menambah pengetahuannya dari saling bercengkerama atau saling tukar pikiran dengan orang lain. Selain itu masih ada 2 responden yang berumur 40-49 tahun dengan pengetahuan kurang baik dimungkinkan daya serap dalam menerima infromasi seseorang berbeda-beda. 2.2 Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu PKK Tentang Kanker Serviks di RW XI Kelurahan Sangkrah Surakarta Tahun 2009 Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang kanker serviks dapat dikatakan cukup baik yaitu sebanyak 12 responden (63,16%), yang berpengetahuan kategori baik sejumlah 4 orang (21,05%) dan berpengetahuan ketegori kurang baik 3 orang (15,79%), yang berarti responden sudah mengerti tentang kanker serviks. Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan juga bisa diperoleh dari pengalaman pribadi yang dapat menjadi sumber pengetahuan untuk menarik kesimpulan dari pengalaman yang benar. Pengetahuan juga dapat diperoleh dari pengalaman orang lain, misalnya pengetahuan sebagai akibat pengaruh dari hubungan dengan orang tua, kakak, tetangga, dan teman-teman. Apabila pengaruh atau pengalaman-pengalaman tadi disusun secara sistematis oleh otak maka hasilnya adalah pengetahuan (Soekanto, 2000:10). Dari hasil penelitian didapatkan masih ada 3 responden dengan pengetahuan kategori kurang baik, hal ini dikarenakan tingkat pendidikan responden masih rendah yaitu hanya tamatan SD, unsur yang sudah tua antara 40-49 tahun dan 50-59 tahun, kurangnya kesadaran dan kemampuan atau tanggap terhadap hal-hal baru yang berkaitan dengan kesehatan. Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan penelitian ini menggunakan tehnik pengumpulan dan kuesioner yaitu hanya sebatas yang ditulis dalam jawaban kuesioner oleh responden tanpa melakukan wawancara yang mendalam untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih lengkap. Dan tidak menutup kemungkinan dalam pengisian kuesioner responden saling bertanya dengan sesame responden., sehingga apa yang telah dituliskan sebagai jawaban belum tentu hasil pemikirannya sendiri. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari tingkat pengetahuan ibu-ibu PKK tentang kanker serviks di RW XI Kelurahan Sangkrah Surakarta Tahun 2009 dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SD (57,89%) dengan tingkat pengetahuan tentang kanker serviks adalah cukup (63,16%). 2. Saran Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan, sebaiknya mampu meningkatkan atau memberikan informasi tentang kanker serviks dengan baik dan benar sesuai dengan ilmu
yang sudah didapat sehingga nantinya dapat menciptakan masyarakat yang berkualitas dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sementara itu, bagi masyarakat khususnya ibu-ibu PKK di RW XI Kelurahan Sangkrah Surakarta, mampu meningkatkan kesadaran tentang informasi kesehatan khususnya tetang kanker seviks sehingga nantinya mampu melakukan deteksi dini untuk menghambat terjadinya kanker serviks. Pada peneliti berikutnya hendaknya dalam mengumpulkan data, penggunaan subjek penelitian dan referensi lebih luas dan lebih banyak untuk memperkuat hasil penelitian sehingga diharapkan dapat tercapai hasil yang lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Alimul, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan. Jakarta : Rineka Cipta Anonim, 2004. Kanker Rahim. http://medicastore.com/med/detail_pyk.php?iddtl=1047&keyword=kanker;rahim;endometriu m;histerektomi;biopsi;stadium;terapi;radiasi;internal;eksternal;hormonal;prog&idktg= 21&UID=20071119095210202.162.33.202, 4 Maret 2009, Jam 17.10 WIB Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Budiarto, 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC Evement, K. 2003. Pop Smear : Apa Yang Perlu Anda Ketahui ? . Jakarta : Arcan. Fitriati, M. 2005. Angka Kejadian Kanker Serviks Di RSU Dr. Moewardi Surakarta Periode I Januari-31 Desember 2005. KTI. DIII : Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta Gracia.
2007.
Periksa
Dini
!
Cegah
Kanker
Mulut
Rahim
i.
http://www.tanyadokteranda.com/node/82, 4 Maret 2009, Jam 17.10 WIB Indarti, J. 2004. Panduan Kesehatan Wanita. Jakarta : Puspa Suara. Jong, W. D. 2004. Kanker Apakah Itu ? Pengetahuan, Harapan Hidup Dan Dukungan Keluarga. Jakarta : Arcan Machfoedz, I. DRG. 2007. Statistik Deskriptif. Yogyakarta : Fitra Maya. Mansjoer, A. M. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III, Jakarta : Media Aesculapius. Manuaba, I. 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obsteri Ginekologi Dan KB. Jakarta : EGC. Notoatmodjo. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta _____. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta _____. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Puspitasari,
I.
2007.
Mencegah
Kanker
Leher
Rahim.
http://www.imcy.org/2007/06/13/mencegah-kanker-leher-rahim/, 4 Maret 2009, Jam 17.15 WIB
Ramli, M dkk. 2002. Deteksi Dini Kanker. Jakarta : FKUI. Rasjidi, I. 2007. Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi Berdasarkan Evidence Base. Jakarta. EGC. Ridwan. 2009. Skala Pengukuran Variabel – Variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta. Riwidikdo, H. 2007. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendika Press Saifuddin, A. B. 2006. Buku Acuan Nasional Onkologi Ginekologi. Jakarta : YBP-SP. Sjamsuddin, S. 2007. Peran Jenis Histologik Dan Umur Pada Kanker Serviks Uteri Di RS Kanker “Dharmais”. http://www.dharmais.co.id/majalah/PERAN-JENIS-HISTOLOGIK-DAN-UMURPADA.htm, 04 Maret 2009, Jam 17.00 WIB. Soekanto. 2000. Sosiologi Budaya Dasar. Jakarta : Raja Gravindo Persada Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta _____. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta Tiran, D. 2005. Kamus Saku Bidan. Jakarta : EGC. Weddingku. 2009. Gardasil Vaksin (Utk Kanker Cerviks) http://discussion.weddingku.com/discussionclass.asp?zona=JKT&discussionID=28382&disc ussionTypeID=2, 4 Maret 2009, Jam 17.00 WIB Yatim, F. 2005. Penyakit Kandungan. Jakarta : Pustaka Populer Obor.