HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW XI KELURAHAN SENDANGMULYO KECAMATAN TEMBALANG Manuscript
Oleh :
Siti Nurul Izah G2A009097
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2013
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Manuscript dengan judul
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW XI KELURAHAN SENDANGMULYO KECAMATAN TEMBALANG Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan Semarang, September 2013
Pembimbing I
Ns. Tri Nurhidayati, S.Kep, M.Med.Ed
Pembimbing II
Ir. Agustin Syamsianah, M.Kes
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RW XI KELURAHAN SENDANGMULYO KECAMATAN TEMBALANG Siti Nurul Izah1, Tri Nurhidayati2, Agustin Syamsianah 3 1
Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Fikkes UNIMUS Dosen Keperawatan Komunitas Gerontik Fikkes UNIMUS 3 Dosen Jurusan Fakultas Gizi UNIMUS 2
Abstrak Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di RW IX Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang. Penyebab utama dari demam berdarah dengue adalah perilaku masyarakat yang tidak menjaga kebersihan lingkungan dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang demam berdarah dengue. Peran Ibu sangat penting dalam mencegah terjadinya demam berdarah dengue karena, guru pertama dalam keluarga sosok ibu. Namun ada beberapa orang yang tinggal di RW IX Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang tidak menerapkan perilaku pencegahan demam berdarah dengue. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan ibu tentang demam berdarah dengue dengan perilaku pencegahan demam berdarah dengue di RW IX Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan disain penelitian korelasi yang menggunakan rancangan cross sectional. Responden yang menjadi subjek penelitian ini adalah Ibu-Ibu yang tinggal di RW IX Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang. Tehnik sampling berupa proportional random sampling dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 89 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data diproses dengan menggunakan dan tehnik statistik Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan Ibu tentang demam berdarah dengue adalah baik (52,8%) dan perilaku pencegahan ibu dalam mencegah demam berdarah dengue adalah jarang melakukan (48,3%). Hasil uji Rank Spearman menunjukan adanya hubungan pengetahuan ibu tentang demam berdarah dengue dengan perilaku pencegahan demam berdarah dengue (p = 0,000, p<0,05) Ibu-ibu dapat meningkatkan pengetahuan tentang demam berdarah dengue serta menerapkan pencegahan demam berdarah dengue dengan cara membentuk kelompok kerja kesehatan masyarakat. Kata Kunci : Pengetahuan, perilaku, demam berdarah dengue Daftar Pustaka : 31 (1999 – 2012)
Kata Kunci : faktor resiko, Hipertensi. Daftra pustaka : 107 (2001-2012). Abstrak Dengue fever is one of diseases that still being a health problem in Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang. The main reason of dengue fever are people habits who do not keep the environment clean and undercommunication of people’s knowledge about dengue fever. Mother role is an importantly needed in preventing dengue fever because the first teacher on a family is mother. But, many people who live in RW IX Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang don’t applying dengue fever preventive behavior. The aim of the research is to know the relationship between mothers knowledge about dengue fever and dengue fever preventive behavior at RW XI Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang. This research is quantitative with correlation design using cross sectional. The respondents who are subject of this research are mothers who live in RW IX Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang. The sampling technique is proportional random sampling and got sample total 89 respondents. The instruments used questionnaire which validity and reliability have been tested. The data is analyzed by using statistics Rank Spearman.
The result shows that mother’s knowledge about dengue is good (52,8%) and dengue fever preventive behavior are seldom (48,3%). The test result Rank Spearman shows indication of mother’s knowledge about dengue fever and dengue fever preventive behavior (p = 0,000, p<0,05). The mothers can increase their knowledge about dengue fever and prevent dengue fever by applying it to create society health group. Keywords Bibliography
: Knowledge, behavior, dengue fever : 31 (1999 – 2012)
PENDAHULUAN Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang dipengaruhi oleh lingkungan dan perilaku masyarakat. Penyakit demam berdarah disebut juga Dengue Haemorragic Fever (DHF) karena disertai gejala demam dan perdarahan. DHF akan menyebabkan kematian sebanyak 5%, dan terdapat lebih banyak di daerah urban dari pada daerah rural (Slamet, 2004). Penyakit ini termasuk kedalam sepuluh penyebab perawatan di rumah sakit dan kematian pada anak-anak di delapan negara tropis Asia. Setiap tahun, diperkirakan terdapat 200 juta kasus infeksi dengue di dunia (WHO, 1999). Demam berdarah merupakan penyakit endemis dan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Sejak tahun 1968 jumlah kasusnya cenderung meningkat dan penyebarannya bertambah luas (Depkes RI, 2005). Sampai saat ini demam berdarah telah ditemukan di seluruh propinsi di Indonesia, dan lebih dari 200 kota telah melaporkan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) (Slamet, 2004). jawa tengah merupakan wilayah tertinggi kasus kejadian DBD, pada tahun terakhir 2012 jumlah kasus penderita DBD mencapai 6.988. Keadaan ini erat kaitannya dengan peningkatan mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya transportasi serta tersebar luasnya virus dengue dan nyamuk Aedes aegypti (penular penyakit DBD) di berbagai wilayah di Indonesia. Berdasarkan data dari dinas kesehatan kota Semarang kasus Demam Berdarah di kota Semarang, pada tahun terakhir 2012 jumlah kasus penderita demam berdarah dengue (DBD) mencapai 1.250. wilayah Kota Semarang angka kejadian terbesar ada di wilayah kerja puskesmas kedungmundu yaitu mencapai 125 kasus penderita DBD (Dinkes Kota Semarang, 2012). Hasil yang didapatkan di puskesmas kedungmundu bahwa kelurahan sendangmulyo merupakan privalensi wilayah paling tinggi angka kejadian DBD yang berada di RW IX Sendangmulyo, yaitu sebesar 43 kasus penderita (Dinkes Kota Semarang, 2011). Pengetahuan dapat dimiliki oleh siapapun. Contohnya Ibu, ibu merupakan bagian masyarakat yang memiliki kontribusi dan pengaruh besar terhadap keluarga dan lingkungan itu sendiri. Pengetahuan yang di peroleh oleh masyarakat terutama ibu yang cenderung sering di rumah dan dekat dengan anak-anak akan membantu membentuk perilaku seseorang yang
dapat diwujudkan dengan melakukan tindakan, pentingnya pengetahuan tersebut hendaknya masyarakat di beritahukan pengetahuan mengenai upaya pencegahan DBD, sehingga masyarakat dapat melakukan upaya pencegahan dilingkungan sekitarnya tanpa bantuan dari petugas puskesmas kedungmundu kecamatan tembalang kota semarang terhadap bahaya yang di akibatkan dari aedes aegypti (Kustyaningrum, 2006). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan terhadap 10 orang ibu di RW IX Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang. 6 orang ibu mengatakan belum begitu memahami tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) dan 4 orang ibu lainya sudah mengetahui tentang Demam Berdarah Dengue (DBD). Perilaku pencegahan masyarakat akan DBD di wilayah kerja puskesmas kedungmundu kecamatan tembalang kota Semarang sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan masyarakat yang sebagian besar masih kurang mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD). Proses terjadinya pengetahuan menjadi masalah yang mendasar dalam upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah kerja puskesmas kedungmundu kota Semarang (Kustyaningrum, 2006) . Upaya tersebut akan berhasil bila didukung oleh seluruh lapisan masyarakat, Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang sebagai salah satu daerah endemis di Kota Semarang memungkinkan untuk terjadi wabah. Namun sampai saat ini peran serta masyarakat dalam praktek pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) belum optimal. Berdasarkan hasil data laporan pemantauan jentik di rumah warga Kelurahan Sendangmulyo di RW IX yang terdiri dari 10 RT, tiga bulan terakhir dari bulan April terdapat 206 rumah, Mei 172 rumah , Juni 277 rumah, dari laporan pemantauan jentik tiga bulan terakhir bulan juni mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disain penelitian korelasi yang menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang tinggal dan berdomisili di Sendangmulyo RW IX
Kecamatan Tembalang Kota
Semarang sebanyak 320 Ibu. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 89 ibu. Teknik pengambilan sampel dengan proportional random sampling berdasarkan RT. Penelitian ini dilakukan di dilakukan di RW IX Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Alat pengumpulan data menggunakan metode survei menggunakan lembar kuesioner, kuesioner telah dilakukan uji validitas terlebih dahulu dan hasilnya valid.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni sampai September 2013, data dianalisis secara bivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.1 Distribusi Umur, Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, Status Perkawinan, Pengalaman DBD selama 1 tahun terakhir Di RW IX Kelurahan Sendangmulyo, bulan September 2013 (n:89) NO 1
Variabel
Frekuensi (f)
Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi
1 2 18 42 26
(ibu
89
1,1 2,2 20,2 47,2 29,2
89
56
62,9
13 4 16
14,6 4,5 18,0
82 7
92,1 7,9
89
11 78
12,4 87,6
89
89
Status Perkawinan a. Menikah b. Janda
5
55,1 44,9
Pekerjaan a. Tidak bekerja rumah tangga) b. Karyawan swasta c. Wiraswasta d. PNS/TNI/POLRI
4
49 40
Tingkat Pendidikan a. b. c. d. e.
3
N (Total)
Umur a. Pasangan usia subur b. Lanjut usia
2
Persentase (%)
Pengalaman DBD 1 Tahun Terakhir a. Ya b. Tidak
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu di RW IX Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang, Bulan September 2013 (n:89) Pengetahuan
Frekuensi
Presentase (%)
Kurang
8
9,0
Cukup
34
38,2
Baik
47
52,8
Jumlah
89
100
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Perilaku pencegahan kejadian DBD Ibu di RW IX Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang bulan September 2013 (n:89) Perilaku
Frekuensi
Persentase (%)
Tidak pernah Melakukan Jarang melakukan
28
31,5
43
48,3
Sering melakukan
18
20,2
Jumlah
89
100
Tabel 4.4 Hubungan pengetahuan ibu dengan perilaku pencegahan kejadian demam berdarah dengue (DBD) di RW IX Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang, Bulan September 2013 (n:89) Variabel
N
R
p
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pencegahan
89
0,423
0,000
Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan korelasi Rank Spearman didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,423 dengan nilai p sebesar 0,00 (P < 0,05), sehingga dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku pada ibu di RW IX Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan
bahwa sebagian besar pengetahuan ibu
adalah dalam kategori baik yaitu sebanyak 52,8%. Hal ini menunjukan bahwa ibu-ibu yang menjadi responden penelitian memiliki pengetahuan yang baik yang ditunjukan dari hasil jawaban pada kuisioner. Hasil penelitian ini sesuai dengan Penelitian Roger (1974) terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain dan melalui informasi-informasi yang didapat, pengetahuan juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan sikap yang positif (Notoatmodjo, 2010). Menurut (Notoatmodjo, 2010), Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, juga dapat diperolah dari pendidikan, pengalaman, informasi media massa dan lingkungan. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan atau stimulasi terhadap tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2011).
Hasil penelitian dari (Tanjung, 2012), pengetahuan kader mengenai PSN DBD 3M Plus dikatakan cukup baik, namun dalam upaya plusnya belum sampai di tingkat tahu karena sebagian besar informan belum mengetahui apa saja upaya plus dalam 3M Plus. Penelitian ini sebagian besar responden memiliki pendidikan setingkat SMA. Hal ini akan berpengaruh terhadap pengetahuan responden tetang demam berdarah dengue, karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin banyak informasi yang diperoleh sehingga akan meningkatkan pengetahuan. Demam berdarah termasuk penyakit yang dapat menimbulkan wabah dengan angka kematian yang cukup tinggi sehingga akan menimbulkan keingintahuan untuk mencari informasi tentang demam berdarah yang akhirnya akan meningkatkan pengetahuan. Hasil skor tingkat pengetahuan dari kuisioner item pengetahuan skor tertinggi dalam kategori tanda gejala DBD sejumlah 555 dan skor terendah penyebab DBD sejumlah 536. Hasil skor tingkat pengetahuan dari kuisioner dengan sub variabel pengertian DBD, penyebab DBD, cara penularan DBD, tanda gejala DBD, dan pencegahan DBD
dengan rata-rata 20
%. Hasil penelitian ini menunjukkan, perilaku ibu dalam mencegah demam berdarah dengue mayoritas adalah jarang melakukan
yaitu 43 responden (48,3%) lebih besar
dibandingkan dengan responden yang memiliki perilaku tidak pernah melakukan yaitu 28 responden (31,5%) dan perilaku sering melakukan yaitu 18 responden (20,2%). Penelitian ini responden sebagian besar juga memiliki pengetahuan yang baik tentang demam berdarah dengue. Menurut Notoatmodjo (2003), tindakan atau perilaku kesehatan dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang terhadap suatu masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2011). Hasil penelitian (Asniawati & dkk, 2008),terdapat hubungan positif antara peranmedia massa dengan perilaku pencegahan DBD yang berarti semakin tinggi peran media massa akan semakinmendukung perilaku pencegahan DBD. Hasil skor tingkat perilaku dari kuisioner item perilaku skor tertinggi dalam kategori menguras sejumlah 818 dan skor terendah 3M Plus sejumlah 261. Hasil skor tingkat perilaku dari kuisioner dengan sub variabel menguras, menutup, mengubur, dan M plus, dengan skor tertinggi perilaku menguras sejumlah 31% dan terendah perilaku M plus sejumlah 10 %. Pengetahuan responden tentang demam berdarah dengue
yang meliputi penyebab,
tanda dan gejala serta pencegahan dari demam berdarah akan meningkatkan kesadaran bahwa sangat penting untuk mencegah demam berdarah dengue seperti menjaga pola hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan. Sehingga pengetahuan sangat berpengaruh terhadap perilaku atau tindakan seseorang berkaitan dengan pencegahan demam berdarah dengue. Kebiasaan
yang melakukan pola hidup bersih juga akan meningkatkan perilaku dalam mencegah demam berdarah. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman didapatkan koefisien korelasi sebesar 0,423 dengan nilai P sebesar 0,00 (P<0,05), sehingga dapat dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan pada ibu-ibu di RW IX Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang. Hasil penelitian ini nilai kekuatan korelasi masuk dalam kategori sedang (0,40-0,599) Sesuai dengan Makna Nilai Korelasi Product Moment. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian rahardian (2012) tentang perbedaan tingkat pengetahuan ibu dan tindakan pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah endemis dan non endemis didapatkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan tindakan pencegahan DBD. Hubungan tersebut menunjukkan hubungan positif, sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik pengetahuan responden tentang demam berdarah dengue maka semakin baik pula praktek responden dalam mencegah demam berdarah dengue. Hal ini sesuai dengan pendapat Skinner sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo (2003), bahwa tindakan atau perilaku merupakan hasil dari stimulus dan respon (Notoatmodjo, 2011). PENUTUP Pengetahuan ibu sebagian besar adalah kategori baik yaitu sebanyak 47 responden (52,8%). Perilaku pencegahan sebagian besar adalah kategori jarang melakukan yaitu sebanyak 43 responden (48,3%). Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku penegahan pada ibu-ibu di RW IX Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang dengan nilai p sebesar 0,000.
DAFTAR PUSTAKA Asniawati, & dkk. (2008). Peran Media Massa Terhadap Perilaku Ibu Dalam Upaya Pencegahan Demam Berdarah Pada Rumah Tangga Di Kota Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat , 103-110. Depkes, R.I (2005). Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Ditjend PPdan PL. DKK. (2011). Program Pencegahan Penyakit Menular DBD Di Dinas Kesehatan Kota Semarang. Semarang: Dinas Kesehatan Kota.
DKK. (2012). Laporan Hasil Kegiatan Seksi P2B2. Semarang: Dinas Kesehatan Kota. Kustyaningrum, Y. (2006). Hubungan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Demam Berdarah Dengue dengan Perilaku Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonosalam I Kecamatan Wonosalam Kabupaten Demak. Notoatmojo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2011). Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rinika Cipta. Rahardian, D. A. (2012). Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Dan Tindakan Pencegahan Demam Berdarah Dengue Di Wilayah Endemis Dan Non Endemis. Media Medika Muda , 1-15. Slamet, S. (2004). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada Universuty Press. Tanjung, M. O. (2012). Perilaku Kader Jumantik Dalam Melaksanakan PSN DBD 3M Plus Di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari. http://jurnal1.undip.c.id/index.php/Jkm , 1, 1061-1067. WHO. (1999). Demam Berdarah Dengue: diagnosia, pengobatan, pencegahan dan engendalian / Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) : alih bahasa, Monic Ester ; editor edisi bahasa indonesia, Yasmin Asih, edisi :2 . Jakarta : EGC.