TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN GENETALIA DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh : NURUL ARIYANI BO9 O39
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
MOTTO
•
Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya atau miskin, maka Allah lebih tahu kebaikannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. ( An-Nisa 4 : 135 )
•
Semua manusia berada dalam keadaan merugi apabila dia tidak mengisi waktunya dengan perbuatan – perbuatan baik (Q.S. Al’Ashr)
•
Ilmu itu lebih baik dari pada Harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga Harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan Harta terhukum. Harta itu berkurang apabila di belanjakan tapi Ilmu bertambah bila di belanjakan. ( Ali bin Abi Talib ra )
•
Aku adalah orang yang belum selesai dan aku menyelesaikan lewat anugerahanugerah yang Tuhan berikan untukku. ( W.S. Rendra )
•
Perasaan negatif muncul dari rasa takut, makin takut anda akan hidup, makin banyak pikiran negatif dalam diri anda. Jika anda takut akan sesuatu, lakukan dan kerjakan sesuatu itu. Rasa takut adalah bagian dari hidup namun kita memiliki pilihan untuk tidak membiarkan rasa takut menghentikan langkah kita. ( Penulis )
v
PERSEMBAHAN Karya kecil ini penulis persembahkan untuk :
•
Allah SWT, Dzat Maha sempurna, Maha mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-NYA, Maha mendengar do’a hamba-NYA, serta Maha pengampun atas dosa-dosa hamba-NYA.
•
Bapak dan ibu tersayang. Terimakasih atas kasih sayang serta doa tulus ikhlas yang telah kalian berikan untukku. Tak pernah sedikitpun kata keluhan dan sesalan terucap dari bibir manis kalian dalam mencukupi semua kebutuhanku. Baru ini yang bisa saya persembahkan buat semua yang telah bapak ibu berikan dan korbankan untukku.
•
Mas Thoyib, abangku tersayang yang selalu menjagaku, memanjakanku sejak kecil hingga aku dewasa ini. Yang telah membangkitkan semangatku kembali disaat aku hampir putus asa.
•
Keluarga besarku. Nasihat dan
harapan besar yang ditanamkan padaku
menjadi semangat buatku. •
Mas Erwin, yang selalu menjadi motivator terbaikku dalam mengerjakan karya tulis ini. Terimakasih selalu senantiasa mencintai, menyayangi dan selalu sabar menghadapiku. Doa dan kesabaranmu menyertai kesuksesanku.
•
Sahabatku sekaligus teman seperjuanganku, Aliah, Sisca, Ratih, Ambar, Nur, Made, Ayu, Musrifah, Mbk novi, Riki dan semua sahabat-sahabatku di kelas 3A. Selama 3 tahun ini kalian telah memberi motivasi bagiku dan memberi arti tentang persahabatan.
•
Teman-teman Kos : Dhek Putri, Dhek Iren dan Yoga, Dhek dedek, Mbk Erma, Mbk Ibet, Mbk Tina, Mbk Shopie, Mbak Icha, Mbk Leony. Mengenalmu suatu
anugrah bagiku,
Bersamamu
merupakan
kebahagian untukku.
Terimakasih selalu memberi semangat serta senyuman hangat untukku. •
Seluruh dosen, staf, dan almamaterku STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA, terutama dosen akbid terima kasih atas bimbingan selama ini.
•
Semua Inspirasiku di dunia ini dan para pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu ( Nama kalian akan terukir dihatiku ). vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “ Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Genetalia di RSU ASSALAM Gemolong ”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Rahajeng Putriningrum, S.S.T, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberi petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Ibu dr. Wiwiek Irawati, M.Kes selaku Direktur RSU ASSALAM Gemolong yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 6. Ibu-ibu yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
vii
7. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan berupa doa dan kasih sayang kepada penulis. 8. Teman-teman angkatan 2009 Prodi Diploma III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Penulis
viii
2012
Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2012 Nurul Ariyani B09 039 TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN GENETALIA DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2012 xv + 48 halaman + 8 tabel + 2 gambar + 17 lampiran ABSTRAK Latar Belakang : Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia antara lain disebabkan oleh perdarahan, eklamsia dan infeksi, abortus, komplikasi masa nifas (Depkes RI, 2007). Menurut data yang diperoleh dari rekam medik di RSU ASSALAM Gemolong Sragen selama 1 tahun dari bulan Januari 2010 sampai Desember 2010 terdapat 944 ibu nifas, dengan 19 orang mengalami infeksi nifas, yaitu 1 orang infeksi luka perineum, 1 orang infeksi payudara, 2 orang infeksi septikemia, 5 orang infeksi luka abdominal, 10 orang infeksi tromboflebitis. Berdasarkan data diatas bahwa masih ada 1 ibu nifas yang mengalami infeksi perineum, sehingga peneliti tertarik menggambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen”. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen. Metode Penelitian : Jenis Penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di RSU ASSALAM Gemolong Sragen pada tanggal 29 Mei sampai 20 Juni 2012 dengan sampel yaitu ibu nifas sebanyak 36 orang menggunakan teknik pengambilan sampel dengan teknik sampling jenuh. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner sedangkan teknik analisa statistik deskriptif (menggambarkan). Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen dapat dikategorikan pengetahuan baik tentang perawatan genetalia sebanyak 7 responden (19,4%), pengetahuan cukup tentang perawatan genetalia sebanyak 23 responden (63,9%), pengetahuan kurang tentang perawatan genetalia sebanyak 6 responden (16,7%). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen adalah cukup yaitu sebanyak 23 responden (63,9%). Kata kunci : Pengetahuan Ibu Nifas, Perawatan Genetalia. Kepustakaan : 26 literatur (2002 – 2011)
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iii
CURICULUM VITAE .............................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...........................................................
v
KATA PENGANTAR ..............................................................................
vii
ABSTRAK ................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ............................................................................................
x
DAFTAR TABEL ....................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .....................................................................
1
B. Perumusan Masalah ............................................................
3
C. Tujuan Penelitian ................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ..............................................................
4
E. Keaslian Penelitian .............................................................
5
F. Sistematika Penulisan .........................................................
6
x
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori ......................................................................
7
1. Tinjauan Tentang Pengetahuan .......................................
7
a. Pengetahuan ..............................................................
7
b. Tingkat Pengetahuan ................................................
7
c. Cara Memperoleh Pengetahuan .................................
9
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ......
11
2. Teori Nifas ......................................................................
12
a. Pengertian Nifas (Puerperium) .................................
12
b. Pembagian Nifas .......................................................
12
c. Tujuan Asuhan Masa Nifas .......................................
13
d. Perubahan-Perubahan Masa Nifas .............................
13
3. Alat Genetalia pada Wanita .............................................
16
a. Alat Kelamin Luar (Genetalia Eksterna) ...................
17
b. Alat Kelamin Dalam (Genetalia Interna) ...................
19
4. Tujuan Perawatan Genetalia pada Ibu Masa Nifas ...........
21
5. Cara Perawatan Genetalia pada Ibu Nifas ........................
21
6. Cara agar vagina bersih ...................................................
22
7. Cara-Cara untuk Menjaga Alat Reproduksi Sehari-Hari bagi Ibu Nifas ..................................................................
23
B. Kerangka Teori ..................................................................
25
C. Kerangka Konsep Penelitian ................................................
26
xi
BAB III
BAB IV
BAB V
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...........................................
27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...............................................
27
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............
27
D. Instrumen Penelitian ............................................................
28
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................
31
F. Variabel Penelitian ..............................................................
32
G. Definisi Operasional ............................................................
32
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data .................................
33
I. Etika Penelitian ...................................................................
35
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ...................................
37
B. Hasil Penelitian ...................................................................
38
C. Pembahasan ........................................................................
41
D. Keterbatasan Penelitian .......................................................
45
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .............................................................................
47
B. Saran ...................................................................................
47
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi .............................................................................
14
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner ...................................................................
31
Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian ..................................................
33
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur ..................................
38
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan .........................
38
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ...........................
39
Tabel 4.4 Mean dan Standar Deviasi .........................................................
39
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen .....................................
xiii
40
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1
Kerangka Teori .................................................................
25
Gambar 2.2
Kerangka Konsep Penelitian .............................................
26
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Jadwal Penelitian
Lampiran 2.
Surat Studi Pendahuluan
Lampiran 3.
Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4.
Surat Permohonan Responden
Lampiran 5.
Surat Persetujuan Responden
Lampiran 6.
Lembar Kuesioner dan Lebar Jawaban
Lampiran 7.
Surat Ijin Uji Validitas
Lampiran 8.
Surat Balasan Ijin Uji Validitas
Lampiran 9.
Hasil Uji Validitas
Lampiran 10. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 11. Tabel Nilai R Product Moment Lampiran 12. Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 13. Pemberian Ijin Penelitian Lampiran 14. Data Tabulasi Kuesioner Lampiran 15. Distribusi Frekuensi Lampiran 16. Mean dan Standart Deviasi Lampian 17. Lembar Konsultasi
xv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Asuhan kebidanan selama periode pascanatal secara tradisional ditentukan oleh kesehatan wanita pasca partum. Pasca partum ini, walaupun menderita nyeri dan tidak nyaman, kelahiran bayi biasanya merupakan peristiwa yang menyenangkan karena dengan berakhirnya masa kehamilan yang telah lama ditunggu-tunggu, dan dimulainya suatu kehidupan baru. Kelahiran bayi juga merupakan suatu masa kritis bagi kesehatan ibu, dimana bisa timbul masalah atau penyulit, yang bila tidak ditangani segera dengan efektif dapat membahayakan kesehatan atau mendatangkan kematian bagi ibu. Lebih dari separuh kematian ibu terjadi pada masa nifas, sehingga masa nifas ini sangat penting untuk dipantau oleh bidan (Pusdiknas, 2003). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menempati urutan tertinggi di ASEAN yaitu 228/100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukan penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menginginkan terjadi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 226/100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia antara lain disebabkan oleh perdarahan, eklamsia dan infeksi, abortus, komplikasi masa nifas (Depkes RI, 2007).
1
Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya (JHPEIGO, 2003). Hal ini merupakan bagian integral dari proses melahirkan, dan harus dimanfaatkan sebagai suatu kesempatan untuk memberikan perawatan pada ibu dan bayinya. Semua masalah di masa nifas termasuk infeksi genetalia pada ibu nifas harus di diagnosis dan diobati dengan segera. Hal ini tidak memerlukan keterampilan atau peralatan klinis yang canggih, dan dapat ditangani dengan mudah (WHO,2003). Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ–organ seksual/reproduksi, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan wanita. Organ seksual/reproduksi wanita bersih dan segar, menjadikan seorang wanita akan lebih nyaman untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Menjaga kebersihan bagi ibu nifas sangatlah penting, karena ibu nifas sangat rentan terhadap kejadian infeksi, sehingga ibu perlu selalu menjaga kebersihan seluruh
tubuhnya,
pakaian
yang
dikenakannya,
serta
kebersihan
lingkungannya (Sujiyatini dkk, 2010). Menurut data yang diperoleh dari rekam medik di RSU ASSALAM GEMOLONG selama 1 tahun dari bulan Januari 2010 sampai Desember 2010 terdapat 944 ibu nifas, dengan 19 orang mengalami infeksi nifas, yaitu 1 orang infeksi luka perineum, 1 orang infeksi payudara, 2 orang infeksi septikemia, 5 orang infeksi luka abdominal, 10 orang infeksi tromboflebitis. Banyaknya tenaga kesehatan yang telah ada serta perkembangan teknologi dan informasi, seharusnya jumlah ibu nifas yang terkena infeksi pada alat genetalia itu tidak ada. Alat genetalia merupakan organ wanita
2
yang sangat rentan terkena infeksi penyakit, maka kesehatan dan kebersihanya harus dijaga, apalagi kalau ibu nifas tersebut bersalin normal lewat jalan lahir yang memungkinkan terjadi robekan pada jalan lahir, apabila kebersihan dan kesehatanya tidak terjaga akan terjadi infeksi pada genetalia. Berdasarkan kenyataan di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul karya tulis ilmiah “ Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen “
B.
Perumusan Masalah Berdasarkan judul penelitian serta latar belakang yang telah dirumuskan maka perumusan masalah penelitian ini adalah “ Bagaimana Tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan genetalia di RSU
ASSALAM Gemolong Sragen ?”
C.
Tujuan Penelitian 1.
Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen.
2.
Tujuan Khusus a.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan genetalia pada tingkat baik.
b.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan genetalia pada tingkat cukup. 3
c.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan genetalia pada tingkat kurang.
D.
Manfaat Penelitian 1.
Bagi ilmu pengetahuan a.
Hasil penelitian
ini diharapkan dapat menambah
wacana
kepustakaan mengenai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan genetalia. b.
Memberikan sumbangan pemikiran bagi penelitian serupa di kemudian hari dan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya.
2.
Bagi diri sendiri Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.
3.
Bagi institusi a.
Rumah Sakit Untuk memberikan masukan bagi bidan dalam penyusunan kebijakan program pelayanan kebidanan khususnya tentang perawatan genetalia pada ibu nifas.
b. Pendidikan Untuk menambah wacana dan informasi mengenai perawatan genetalia pada ibu nifas.
E.
Keaslian Penelitian Dari penelusuran pustaka, peneliti menemukan penelitian yang serupa dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu: 1. Wiwik Supartini (2009), Politeknik Kesehatan Depkes Malang dengan judul “Gambaran Pengetahuan tentang Cara Perawatan Genetalia pada Ibu Nifas di BPS Ny. Retno Hidayatin A.Md.Keb Desa Watugadang Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk”. Desain penelitian ini dengan menggunakan metode diskriptif kuantitatif teknik pengambilan sampling dengan Acidental sampling dan teknik pengambilan data dengan membagikan angket sejumlah 15 pertanyaaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang tujuan perawatan genetalia pada ibu nifas, tanda – tanda infeksi genetalia pada ibu nifas, cara perawatan genetalia pada ibu nifas, perawatan genetalia pada ibu nifas. Hasil penelitian dari tujuan perawatan genetalia pada ibu nifas kategori baik 9 (90 %), kategori cukup 1 (10%), tanda – tanda infeksi genetalia pada ibu nifas kategori baik 7 (70%), kategori cukup 3 (30%), cara perawatan genetalia pada ibu nifas katagori baik 6 (60%), kategori cukup 2 (20%), kategori kurang 2 (20%). perawatan genetalia pada ibu nifas kategori baik 8 (80%), kategori cukup 2 (20%).
F.
Sistemasika Penulisan Sistematika penelitian Karta Tulis Ilmiah ini secara berurutan meliputi : BAB I
PENDAHULUAN Bab ini menguraikan gambaran tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang diteliti, kerangka teori, kerangka konsep penelitian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu pengumpulan
penelitian, populasi, sampel dan teknik sampel,
instrumen
penelitian,
teknik
pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian. BAB 1V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian.
BAB V
PENUTUP Bab ini berisi tentang simpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep Teori 1.
Tinjauan Tentang Pengetahuan a.
Pengetahuan ( knowledge ) Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, raba dengan sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil pengetahuan panca indra, yang berbeda sama sekali dengan kepercayaan (belief), takhayul (superstitions), dan peneranganpenerangan yang keliru (misinformations) (Soekanto, 2007).
b.
Tingkat Pengetahuan Pengetahuan atau Kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Wawan & Dewi, 2011).
Pengetahuan yang cukup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu : (Notoadmodjo, 2010) 1) Tahu (Know) Mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh badan yang telah dipelajari atau yang telah diterima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2) Memahami (Comprehention) Memahami diartikan sebagai suatu
kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagaimana terhadap suatu objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain. 5) Sintesis (Syntesis) Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru. Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. 6) Evaluasi (Evalution) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri dan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. c.
Cara memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003) yang dikutip oleh Wawan dan Dewi (2011), cara untuk memperoleh pengetahuan meliputi:
1) Cara Kuno Memperoleh Pengetahuan a) Cara coba salah ( Trial and Eror ) Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah itu dapat dipecahkan. b) Cara kekuasaan atau otoritas Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpinpemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegangan pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri. c) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan pemasalahan yang dihadapi masa lalu. 2) Cara Modern Memperoleh Pengetahuan Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular disebut
metodologi
penelitian.
Cara
ini
mula-mula
dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Lahirlah suatu cara yang kita kenal dengan penelitian ilmiah yang merupakan suatu pengajaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. d.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Soekanto (2007), faktor–faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1) Tingkat Pendidikan Upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. 2) Informasi Seseorang mendapat informasi yang lebih banyak akan menambah pengetahuan yang lebih luas. 3) Pengalaman Sesuatu yang pernah dilakukan seseorang dapat menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal. 4) Budaya Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan. 5) Sosial Ekonomi Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan.
2.
Teori Nifas a.
Pengertian Nifas (puerperium ) 1) Masa nifas (postpartum/puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “Puer” yang artinya bayi dan “parous” yang berarti melahirkan yaitu, masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama pada masa ini berkisar 6-8 minggu (Sujiyati dkk, 2010). 2) Nifas (puerperium) mulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Winkjosastro, 2005). 3) Masa nifas ( puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kirakira 6 minggu (Saifuddin, 2002).
b.
Pembagian Nifas Nifas terbagi menjadi 3 periode : 1) Puerperium
dini,
yaitu
kepulihan
dimana
ibu
telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan, serta menjalankan aktivitas layaknya wanita normal lainnya (Dewi & Sunarsih, 2011).
2) Puerperium intermedial, yaitu kepulihan yang menyeluruh organ reproduksi yang lamanya 6-8 minggu (Kurniawati & Mirzanie, 2009). 3) Remot puerperium, waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi (Suherni dkk, 2009). c.
Tujuan Asuhan Masa Nifas Semua kegiatan mempunyai tujuan agar kegiatan tersebut terarah dan diadakan evaluasi dan penilaian. Menurut Dewi & Sunarsih (2011), Ada beberapa tujuan asuhan masa nifas, yaitu : 1) Mendeteksi adanya perdarahan masa nifas 2) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya 3) Melaksanakan skrining secara komprehensif 4) Memberikan pendidikan kesehatan diri 5) Memberikan pendidikan mengenai laktasi dan perawatan payudara 6) Konseling mengenai KB
d.
Perubahan- perubahan Masa Nifas 1) Perubahan Uterus Pada uterus terjadi proses involusi. Proses involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah
plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus (Dewi & Sunarsih, 2011). Berangsur-angsur uterus akan mengecil (involusi). Hari pertama setelah melahirkan ukurannya masih cukup besar ( fundus setinggi pusat atau 2 jari dibawah pusat), kemudian berangsur
mengecil
mendekati
ukuran
sebelum
hamil
(Kurniawati & Mirzanie, 2009). Tabel 2.1 : Tinggi Fundus Uterus dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi Involusi Bayi Lahir Uri Lahir 1 minggu 2minggu 6 minggu 8 minggu
Tinggi Fundus uterus Setinggi Pusat 2 jari bawah pusat Pertengahan pusat simfisis Tidak teraba diatas simfisis Bertambah kecil Sebesar normal
Berat Uterus 1000 gram 750 gram 500 gram 350 gram 50 30
gram gram
Keadaan seviks Lembek Beberapa hari setelah post partum dapat dilalui 2 jari akhir minggu pertama dapat dimasuki 1 jari
Setelah persalinan bekas implantasi plasenta berupa luka kasar dan menonjol ke dalam cavum uteri, dari cavum uteri keluar cairan sekret disebut lochia. Lochia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lochia mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita.
Menurut Dewi & Sunarsih (2011), pengeluaran lochia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya diantaranya sebagai berikut : a) Lochia Rubra/merah (kruenta) Lochia ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga postpartum. Warnanya biasanya berwarna merah dan mengandung darah dari perobekan/luka pada plasenta. b) Lochia sanguinolenta Lochia ini merah kekuningan berisi darah dan lender karena pengaruh plasma darah, pengeluarannya pada hari ke 3-5 postpartum. c) Lochia serosa Lochia ini muncul pada hari ke 5-9 postpartum.Warnanya biasanya kekuningan atau kecoklatan. d) Lochia alba Lochia ini muncul lebih dari hari ke-10 postpartum. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan. e) Lochia purulenta Lochia ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk. f) Lochiastasis Bila pengeluaran lochia tidak lancar.
2) Perubahan pada Vagina dan Perineum a) Vagina Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae ( lipatan-lipatan atau kerutan-kerutan) kembali. b) Perlukaan Vagina Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan luka perineum tidak sering dijumpai. Perlukaan ini mungkin ditemukan setelah persalinan biasa, tetapi sering timbul terjadi sebagai akibat ekstrasi dengan cunam, terlebih apabila kepala janin harus diputar. Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan speculum (Suherni dkk, 2009). c) Perubahan pada Perineum Terjadi robekan perineum pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin terlahir terlalu cepat (Suherni dkk, 2009). 3.
Alat Genetalia pada Wanita Secara umum organ genetalia wanita dibagi atas 2 yaitu alat kelamin luar (genetalia eksterna) dan alat kelamin dalam (genetalia interna).
a.
Alat Kelamin Luar (Genetalia Eksterna) 1) Mons Veneris Adalah bagian yang menonjol diatas simfisis dan pada wanita dewasa ditutup oleh rambut kemaluan. Pertumbuhan rambut kemaluan ini tergantung dari suku bangsa dan juga dari jenis kelamin. Pada wanita umumnya batas atasnya melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan kebawah sampai sekitar anus dan paha (Wiknjosastro, 2005). 2) Labia Mayora (bibir-bibir besar) Labia mayora berasal dari mons veneris, bentuknya lonjong menjurus ke bawah dan bersatu dibagian bawah. Bagian luar labia mayora terdiri dari kulit berambut, kelenjar lemak, dan kelenjar keringat, bagian dalamnya tidak berambut dan mengandung kelenjar lemak, bagian ini mengandung banyak ujung saraf sehingga sensitif saat berhubungan seks (Manuaba, 2009). 3) Labia Minora (bibir-bibir kecil) Labia minora merupakan lipatan kecil di bagian dalam labia mayora. Bagian depannya mengelilingi klitoris. Kedua labia ini mempunyai pembuluh darah, sehingga dapat menjadi besar saat keinginan seks bertambah. Labia ini analog dengan kulit skrotum pada pria (Manuaba, 2009).
4) Klitoris Merupakan bagian yang erektil, seperti penis pada pria, mengandung banyak pembuluh darah dan syaraf, sehingga sangat sensitif saat berhubungan seks (Manuaba, 2010). 5) Vulva Vulva membentuk lonjong dengan ukuran panjang dari muka ke belakang dan dibatasi di muka oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil, dan di belakang oleh perineum. Di vulva 1-1,5 cm di bawah klitoris ditemukan orifisium uretra eksternum (lubang kemih) berbentuk membujur 4-5 mm dan sukar ditemukan oleh karena tertutup oleh lipatan-lipatan selaput vagina (Wiknjosastro, 2005). 6) Vestibulum Vagina (Serambi) Bagian kelamin ini dibatasi oleh kedua labia kanan-kiri dan bagian atas oleh klitoris serta bagian belakang pertemuan labia minora. Bagian vestibulum terdapat muara vagina (liang senggama), saluran kencing, kelenjar bartholini, dan kelenjar sken (kelenjar-kelenjar ini akan mengeluarkan cairan pada saat permainan pendahuluan dalam hubungan seks sehingga memudahkan penetrasi penis) (Manuaba, 2009). 7) Hymen (selaput dara) hymen merupakan selaput tipis yang menutupi sebagian lubang vagina luar. Umumnya hymen berlubang sehingga
menjadi saluran aliran darah menstruasi atau cairan yang dikeluarkan oleh kelenjar rahim dan kelenjar endometrium ( lapisan dalam rahim). Saat berhubungan seks pertama hymen akan robek dan mengeluarkan darah. Setelah melahirkan hymen merupakan tonjolan kecil (Manuaba, 2010). 8) Perineum Terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm (Wiknjosastro, 2005). b.
Alat Kelamin Dalam (Genetalia Interna) 1) Vagina (liang kemaluan) Vagina adalah saluran berotot yang dilapisi oleh sel-sel penghasil mucus. Lapisan otot memiliki vaskularisasi tinggi. Otot-otot vagina dipersyarafi oleh saraf motorik. Vagina dalam keadaan normal adalah suatu ruang kolaps yang akan melebar selama behubungan kelamin untuk mengakomodasi penis dan selama proses persalinan (Corwin, 2009). 2) Rahim (uterus) Uterus adalah suatu organ berongga yang terdiri atas tiga lapisan : sebuah lapisan endometrium di sebelah dalam, sebuah lapisan otot polos di bagian tengah, dan sebuah lapisan jaringan ikat di sebelah luar. Uterus pada wanita yang tidak hamil berbentuk seperti buah pir dan ukurannya sekitar
sekepalan tangan wanita. Selama kehamilan ukuran uterus bertambah beberapa kali lipat (Corwin, 2009). 3) Tuba Falloppii Tuba Fallopii adalah saluran yang dibentuk oleh otototot polos yang terbuka disalah satu sisi ke corpus uterus dan disisi lain ke rongga peritoneum (Corwin, 2009). Tuba fallippii terdiri atas : a) pars interstisialis, bagian yang terdapat di dinding uterus; b) pars ismika, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya ; c) pars ambullaris, bagian yang terbentuk sebagai saluran agar lebar, tempat konsepsi terjadi ; d) infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka kearah abdomen dan mempunyai fimbria (Winkjosastro, 2005). 4) Ovarium (Indung Telur) Indung telur terletak antara rahim dan dinding panggul. Indung telur merupakan sumber hormonal wanita yang paling utama, sehingga mempunya dampak kewanitaan dalam pengatur proses menstruasi. Indung telur mengeluarkan telur (ovum ) setiap bulan silih berganti kanan dan kiri. Disaat telur atau ovum dikeluarkan wanita disebut “ dalam masa subur .“ Pada masa menopause semua telur menghilang (Manuaba, 2010).
4.
Tujuan Perawatan Genetalia pada Ibu Masa Nifas Adapun tujuan untuk perawatan genetalia pada ibu nifas adalah : a.
Menjaga kebersihan seluruh tubuh ibu dan bayi
b.
Mencegah infeksi pada organ reproduksi
c.
Mencegah kontaminasi dari rectum
d.
Meningkatkan kenyamanan ibu nifas
e.
Meningkatkan penyembuhan jaringan
f.
Mencegah masuknya mikroorganisme melalui vulva yang terbuka (Sujiyatini dkk, 2010).
g.
Memenuhi kebutuhan belajar ibu kebersihan diri dan perawatan perineum (Bahiyatun, 2009).
5.
Cara Perawatan Genetalia pada Ibu Nifas Perawatan diri pada alat kelamin yang dimaksud adalah pada alat kelamin perempuan, yaitu perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri atas mons veneris, terletak di depan simfisis; labia mayora, yang merupakan dua lipatan besar yang membentuk vulva; labia minora, yang merupakan dua lipatan kecil di atas labia mayora; klitoris (sebuah jaringan erektil yang serupa dengan penis laki-laki); kemudian bagian yang terkait di sekitarnya, seperti uretra, vagina, perineum dan anus (Manuaba, 2009). Cara perawatan genetalia pada ibu nifas adalah sebagai berikut : a. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah membersihkan daerah kelamin
b. Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat c. Tuangkan air hangat yang ada dalam botol dan di usap keseluruh perineum d. Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air setiap kali selesai BAK atau BAB e. Mengganti pembalut paling tidak dua kali sehari. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan kebawah mengarah ke rectum dan letakkan pembalut tersebut kedalam kantung plastik f. Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyentuh daerah kelamin g. Jika ibu terdapat luka episiotomi atau laserasi beritahu ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka episiotomi dan laserasi h. Pada ibu post Section Caesaria (SC) luka tetap dijaga agar tetap bersih dan kering i. Keringkan perineum dengan menggunakan tisu dari depan ke belakang, posisikan dengan baik hingga tidak bergeser j. Cuci kembali tangan (Sujiyatini dkk, 2010). 6.
Cara Agar Vagina Bersih Beberapa cara agar vagina tetap merasa bersih : a. Siram vagina dan anus dengan air setiap kali habis BAK dan BAB. Air yang digunakan tak perlu matang asal bersih. Basuh hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel di sekitar vagina, baik
kotoran dari air seni, darah nifas, maupun fases, karena bisa menimbulkan infeksi pada luka robekan atau jahitan. b. Cara membilas yang benar adalah dari depan ke belakang, bukan sebaliknya. Proses membersihkan dari belakang ke depan dapat mengakibatkan bakteri dan kuman yang ada di anus masuk ke vagina sehingga kemungkinan infeksi bisa menjadi lebih besar. c. Keringkan bibir vagina dengan handuk lembut, lalu gantilah pembalut. Perlu dicermati, pembalut mesti diganti setiap habis BAK atau BAB atau minimal 3 jam sekali atau bila sudah dirasa tak nyaman. Apabila tidak sering diganti, daerah seputar vagina akan lembab serta penuh kuman yang menyebabkannya rawan terinfeksi. Pilih pembalut yang higienis, antitoksik, dan cukup menampung darah nifas. 7.
Cara-Cara untuk Menjaga Alat Reproduksi Sehari-Hari Bagi Ibu Nifas Ada tiga cara membersihkan vulva : a. ibu berada diatas pispot, tuangkan air hangat diatas vulva dan perineum bila perlu gunakan lap sekali pakai b. Dudukkan ibu diatas toilet dan tuangkan air hangat pada vulva dan perineum dari tempat air c. Dudukan ibu diatas bidet ( menghadap kearah manapun tergantung mobilitas dan kenyamanan daerah perineum). Hal-hal penting yang harus diperhatikan: air harus hangat, bukan panas; percikan air secara perlahan, jangan disemprot, agar air tidak masuk keliang
vagina; setelah selesai membersihkan, perineum harus dikeringkan dengan cermat menggunakan lap sekali pakai. (Johnson & Taylor, 2005). Kompres dengan kantong es dilakukan sesuai kebutuhan. Kompres ini sangat bermanfaat untuk mengurangi pembengkakan dan membuat perineum baik pada periode segera pasca partum. Es harus selalu dikompreskan pada laserasi derajat 3 atau 4, dan jika ada edema perineum. Manfaat optimum dicapai dengan kompres dingin selama 30 menit. Anestetis topical adalah sprai dermoplas, salep nopercaine. Jika menggunakan salep wanita harus diajarkan untuk mencuci tangan sebelum mengoleskannya. Salep dioleskan selama beberapa hari pertama pasca partum selama periode penyembuhan akut, baik karena jahit perineum. Wanita perlu melanjutkan penggunaan salep ini setelah beberapa hari harus dilihat untuk menentukan apakah muncul masalah lain (Varney, 2007).
B.
Kerangka Teori Fakto-faktor yang memepengaruhi pengetahuan : - Tingkat pendidikan - Informasi - Pengalaman - Budaya - Sosial ekonomi
Nifas : Pengetahuan : -
Tahu Paham Aplikasi Analisa Sintesis evaluasi
- Pengertian nifas (puerperium ) - Pembagian Nifas - Tujuan Asuhan Masa Nifas - Perubahanperubahan Masa Nifas
uterus
Vagina dan perineum Perawatan genetalia
Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Notoatmodjo ( 2010 )
C.
Kerangka Konsep
Pengetahuan
Nifas
Perawatan genetalia
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Sumber : Notoatmodjo ( 2010 )
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis dan Rancangan Penelitian Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat, yang telah direncanakan sampai matang ketika persiapan penelitian disusun dan datanya berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Sugiyono, 2011).
B.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di RSU ASSALAM Gemolong Sragen, dan data untuk penelitian diambil pada tanggal 29 Mei sampai 20 Juni 2012.
C.
Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan data untuk populasi adalah seluruh ibu nifas yang bersalin di RSU ASSALAM Gemolong Sragen pada tanggal 29 Mei sampai 20 Juni 2012 sebanyak 36 orang.
2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diamati dari keseluruhan obyek yang diteliti
dan
dianggap
mewakili
keseluruhan
populasi
(Notoatmodjo, 2010). Pengambilan data untuk sampel adalah seluruh ibu nifas hari ke-2 yang bersalin di RSU ASSALAM Gemolong Sragen pada tanggal 29 Mei sampai 20 Juni 2012 sebanyak 36 orang. 3. Tehnik Pengambilan Sampel Tehnik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Sampling Jenuh yaitu tehnik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
D.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011). Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah terdapat jawabannya, sehingga mereka tinggal memilih. Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas menggunakan pilihan jawaban “Benar” atau “Salah”. Jenis pernyataan dalam kuesioner ini bisa pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan positif, apabila responden memilih pilihan jawaban “benar” mendapat skor 1 dan apabila responden memilih pilihan jawaban “salah” mendapat skor 0. Sedangkan untuk pernyataan negatif, apabila responden memilih pilihan jawaban “salah”
mendapat skor 1 dan apabila responden memilih pilihan jawaban “benar” mendapat skor 0. Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas atau tidak, dengan karakteristik sejenis di luar lokasi penelitian. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalitan atau keaslian suatu instrumen (Arikunto, 2010). Uji validitas dilakukan pada bulan April sampai Mei 2012 dengan jumlah responden 30 orang. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment. Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel , dimana nilai rtabel = 0,361. Rumus product moment adalah:
rxy =
N . ΣXY- ΣX.ΣY {N ΣX2 − (ΣX) }{N ΣY2 - (ΣY) } 2
2
Keterangan: N
: Jumlah responden
rxy
: Koefisien korelasi product moment
x
: Skor pertanyaan
y
: Skor total
Pengujian validitas dilakukan dengan data sebanyak 30 responden di RSUD SURAKARTA pada taraf signifikansi 0,05. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows 13.0. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa dari 35 pertanyaan kuesioner terdapat 5 nomor yang tidak valid yaitu pertanyaan nomor 1, 18, 22, 23, dan 35. Dengan demikian kelima pertanyaan tidak digunakan dalam kuesioner. 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensis, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2006). Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan rumus Alpha Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut: 2 k ∑ si ri = 1 − k − 1 ∑ st2
Keterangan: ri
: koefisien reliabilitas yang dicari
k
: jumlah butir pertanyaan
si²
: variable butir-butir pertanyaan
st²
: variable skor total test Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SPSS for
Windows 13.0 diperoleh nilai alpha sebesar 0,854. Oleh karena nilai Alpha > 0,7 maka disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.
3. Kisi – kisi kuesioner. Tabel. 3.1 . Kisi – kisi kuesioner No Variabel Indikator No Soal Favorable Unfavorable 1. Pengetahuan Pengertian 2 1⃰ ibu nifas nifas. tentang perawatan Pengertian 3, 4 genetalia pengetahuan
Jumlah (soal) 2
2
Pengertian genetalia
5
1
Pengertian perawatan genetalia
6
1
7,8,9,12,13, 10,11 Tujuan perawatan 14,15,16 genetalia pada ibu nifas
10
Cara perawatan 17,21,22⃰, genetalia pada 23⃰,27,28, 29,30,33,35⃰ ibu nifas
18⃰,19,20, 24,25,26, 31,32,34,
JUMLAH (Sumber : Sujiatini dkk, 2010 dan Manuaba, 2010)
19
35
Keterangan : ⃰ soal yang tidak valid
E.
Teknik pengumpulan data Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket pada ibu nifas yang bersalin di RSU ASSALAM Gemolong Sragen, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Sumber data menurut Riwidikdo (2007) meliputi :
1. Data Primer Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti. Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang pengetahuan perawatan genetalia pada ibu nifas. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu sumber data yang tidak langsung diberikan kepada peneliti. Data sekunder didapatkan dari data ibu nifas yang bersalin di RSU ASSALAM Gemolong Sragen, yang diambil dari rekam medik.
F.
Variabel Penelitian Variabel adalah sebuah konsep yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang bersifat kuantitatif dan kualitatif sebagai contoh, variabel kuantitatif adalah variabel berat badan, umur, tinggi badan. Sedangkan variabel kualitatif diantaranya persepsi, respons, sikap, dan lain-lain (Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan tentang perawatan genetalia pada ibu nifas.
G.
Definisi Operasional Definisi
Operasional
adalah
mendefinisikan
variabel
secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati ketika melakukan
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan menggunakan parameter yang jelas ( Hidayat, 2008). Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian Definisi Skala No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur Operasional Ukur 1. Tingkat Segala Kuesioner Ordinal a. Baik : ( x ) > Pengetahuan sesuatu yang mean + 1SD. Ibu Nifas diketahui oleh b.Cukup : Tentang ibu nifas mean –SD≤ perawatan tentang x ≤ mean + Genetalia Perawatan 1SD. Genetalia c.Kurang : ( x ) < mean–1 SD Sumber : Riwidikdo, 2007
H.
Metode Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah
pengolahan
data.
Menurut
Notoatmodjo
(2010),
proses
pengolahan data ada 4 yaitu: a. Editing Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai dapat segera dilengkapi. b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. c. Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel. d. Cleaning Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinankemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. 2. Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan statistik deskriptif (menggambarkan), yaitu statistika yang membahas cara-cara meringkas, menyajikan, dan mendeskripsikan suatu data dengan tujuan agar mudah di mengerti dan mempunyai makna. Hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan genetalia, maka ditunjukan dengan rentang nilai perhitungan sebagai berikut :
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) > mean + 1 SD
b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah ( x ) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2007).
I.
Etika Penelitian Melaksanakan penelitian itu, khususnya jika yang menjadi subjek penelitian adalah manusia, peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian
yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi
kebebasan manusia (Hidayat, 2007). Menurut Hidayat (2007), etika penelitian atau pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi : 1. Informed Consent Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. 2. Anonimity (tanpa nama) Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.
Semua
informasi
yang
telah
dikumpulkan
dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSU ASSALAM Gemolong. Rumah sakit RSU ASSALAM Gemolong berdiri pada tahun 2003 dengan nama Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) ASSALAM yang beralamat di Desa Ngembat Padas Gemolong Sragen Jawa Tengah. Guna memberikan pelayanan kesehatan berkualitas kepada masyarakat, maka RSIA ASSALAM pada akhir tahun 2008 berbenah untuk mengembangkan statusnya menjadi Rumah Sakit Umum (RSU). Pada tanggal 15 Juni 2011 status badan hukum RSU ASSALAM berpindah dari KOPINKES ASSALAM menjadi PT. Wahyu Isma Putra untuk menyelenggarakan Rumah Sakit Umum (RSU) ASSALAM selama 5 tahun. RSU ASSALAM memberikan pelayanan yaitu pelayanan Medik Rawat Jalan, pelayanan Medik Rawat Inap yang terdiri dari bangsal umum/anak yang memiliki kamar VIP kelas I, II, III dan ruang Isolasi, bangsal Kebidanan dan Kandungan, kamar bayi (Perinatologi), kamar bersalin dan kamar operasi. Pelayanan medik terdiri dari Laboratorium, Radiologi, Instalasi Farmasi (Apotik) dan Pemeriksaan EKG.
B.
Hasil Penelitian
1. Karakteristik responden a. Karakteristik responden berdasarkan umur Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur
Persentase No
Umur
Jumlah (%)
1
< 20 tahun
2
5,6
2
20 – 35 tahun
29
80,6
3
> 35 tahun
5
13,9
Total
36
100
Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 4.1 di atas umur kurang dari 20 tahun terdapat sebanyak 2 responden (5,6%), umur 20 – 35 tahun sebanyak 29 responden (80,6%) dan umur lebih dari 35 tahun sebanyak 5 responden (13,9%). b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Persentase No
Pendidikan
Jumlah (%)
1
SD
1
2,8
2
SMP
10
27.8
3
SMA
23
63,9
4
PT (Perguruan Tinggi)
2
5,6
Total
36
100
Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan karakterisik pendidikan di atas pendidikan SD terdapat sebanyak 1 responden (2,8%), pendidikan SMP sebanyak 10 responden (27,8%), pendidikan SMA sebanyak 23 responden (63,9%) dan Perguruan tinggi terdapat sebanyak 2 responden (5,6%) c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Persentase Pekerjaan
No
Jumlah (%)
1
IRT
20
55,6
2
Swasta
13
36,1
3
PNS
3
8,3
Total
36
100
Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sebanyak 20 responden (55,6%) sebagai IRT, sebanyak 13 responden (36,1%) bekerja di swasta dan sebanyak 3 responden (8,3%) sebagai PNS.
2.Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen
Penelitian ini setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen, mendapatkan hasil mean 19,6 dan standart deviasi 4,9. Tabel. 4.4 Mean dan Standar Deviasi Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen
Baik
Mean
Standar Deviasi
19,6
4,9
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean+1 SD. x > 19,6 + 1 . 4,9 = x > 24,5 Jadi pengetahuan baik jika nilai responden x > 24,5
Cukup
: Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD.
19,6 – 1 . 4,9 ≤ x ≤ 19,6 + 1 . 4,9 = 14,7 ≤ x ≤ 24,5 Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 14,7 ≤ x ≤ 24,5 Kurang
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean–1 SD.
( x ) < 19,6 – 1 . 4,9 = x < 14,7 Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden < 14,7
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen Persentase No
Pengetahuan
Jumlah (%)
1
Baik
7
19,4
2
Cukup
23
63,9
3
Kurang
6
16,7
Total
36
100
Sumber: Data Primer, 2012
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen dapat dikategorikan pengetahuan baik tentang perawatan genetalia sebanyak 7 responden (19,4%), pengetahuan cukup tentang perawatan genetalia sebanyak 23 responden (63,9%) dan pengetahuan kurang tentang perawatan genetalia sebanyak 6 responden (16,7%), sehingga tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen termasuk dalam kategori pengetahuan cukup yaitu sebanyak 23 responden (63,9%).
C.
Pembahasan
Penelitian yang dilakukan adalah berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen. Penelitian ini dilakukan pada ibu nifas hari ke-2 di RSU ASSALAM Gemolong Sragen, dan didapatkan hasil dengan kategori pengetahuan baik tentang perawatan genetalia sebanyak 7 responden (19,4%), pengetahuan cukup tentang perawatan genetalia sebanyak 23 responden (63,9%) dan pengetahuan kurang tentang perawatan genetalia sebanyak 6 responden (16,7%). Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, raba dengan sendiri. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Menurut Soekanto (2007), pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil pengetahuan panca indra, yang berbeda sama sekali dengan kepercayaan (belief), takhayul (superstitions), dan peneranganpenerangan yang keliru (misinformations). Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berpendidikan SMA sebanyak 23 responden (63,9%). Menurut Soekanto (2007), faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan, makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan. Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan umur kebanyakan responden berumur umur 20 – 35 tahun sebanyak 29 responden (80,6%). Menurut Soekanto (2007), bahwa umur mempengaruhi tingkat penerimaan informasi yakni semakin tua umur sesorang ingatannya semakin berkurang, sehingga sulit menerima informasi yang diberikan, sebaliknya semakin muda umur akan mudah menerima informasi yang didapat dan akan lebih tertarik untuk mengetahui sesuatu hal. Menurut Wawan & Dewi (2011), pengetahuan dicakup dalam domain kognitif. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh badan yang telah dipelajari atau yang telah diterima, oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Menurut Wawan dan Dewi (2010), yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang untuk menentukan citacitanya, menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai
keselamatan
dan
kebahagiaannya,
adapun
faktor
lain
yang
mempengaruhinya, antara lain adalah faktor pekerjaan yaitu usaha keras yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan keluarganya,
faktor umur adalah tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dan kekuatan seseorang akan lebih matang beraktivitas dalam bekerja. Tujuan dari asuhan masa nifas yaitu mendeteksi adanya perdarahan masa nifas, menjaga kesehatan ibu dan bayinya, melaksanakan skrining secara komprehensif, memberikan pendidikan kesehatan diri, memberikan pendidikan mengenai laktasi dan perawatan payudara, konseling mengenai KB. Perawatan diri pada alat kelamin yang dimaksud adalah pada alat kelamin perempuan, yaitu perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri atas mons veneris, terletak di depan simfisis; labia mayora, yang merupakan dua lipatan besar yang membentuk vulva; labia minora, yang merupakan dua lipatan kecil di atas labia mayora; klitoris (sebuah jaringan erektil yang serupa dengan penis lakilaki); kemudian bagian yang terkait di sekitarnya, seperti uretra, vagina, perineum dan anus (Manuaba, 2009).
Cara perawatan genetalia pada ibu nifas menurut Sujiyatini, dkk (2010) adalah sebagai berikut : 1. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah membersihkan daerah kelamin 2. Mengisi botol plastik yang dimiliki dengan air hangat 3. Tuangkan air hangat yang ada dalam botol dan di usap keseluruh perineum 4. Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air setiap kali selesai BAK atau BAB
5. Mengganti pembalut paling tidak dua kali sehari. Buang pembalut yang telah penuh dengan gerakan kebawah mengarah ke rectum dan letakkan pembalut tersebut kedalam kantung plastik 6. Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum menyentuh daerah kelamin 7. Jika ibu terdapat luka episiotomi atau laserasi beritahu ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka episiotomi dan laserasi 8. Pada ibu post Section Caesaria (SC) luka tetap dijaga agar tetap bersih dan kering 9. Keringkan perineum dengan menggunakan tisu dari depan ke belakang 10. Cuci kembali tangan. Hasil penelitian yang telah dilakukan di RSU ASSALAM Gemolong Sragen didapatkan hasil yang paling banyak adalah pengetahuan ibu nifas tentang cara perawatan genetalia pada ibu nifas dalam kategori cukup yaitu sebanyak 23 responden (63,9%). Hal ini disebabkan karena kebanyakan responden berumur 20 – 35 tahun sebanyak 29 responden (80,6%)
dan berdasarkan pendidikan
kebanyakan pendidikan SMA sebanyak 23 responden (63,9%) serta kebanyakan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan sebanyak 20 responden (55,6%) sebagai IRT. Menurut Wawan dan Dewi (2010), adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, antara lain adalah faktor pekerjaan yaitu usaha keras yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan keluarganya. Menurut Wawan dan Dewi (2010), faktor umur adalah tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dan kekuatan seseorang akan lebih
matang beraktivitas dalam bekerja, semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik, sehingga akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca.
D.
Keterbatasan Penelitian 1. Kendala Penelitan a. Penelitian ini memerlukan waktu yang lama karena tidak setiap hari bisa menemukan ibu nifas dalam jumlah yang banyak dan jumlah ibu nifas dalam sehari tidak bisa ditentukan. b. Masih ada beberapa ibu nifas yang tidak bisa membaca sehingga harus dibantu pihak keluarga untuk membacakan soal kuesionernya. 2. Keterbatasan Penelitian a. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja. b. Kuesioner Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab “benar” atau “salah” dan jawaban mereka belum bisa mengukur pengetahuan secara mendalam.
BAB V PENUTUP A.
Simpulan Penelitian ini dilakukan di RSU ASSALAM Gemolong Sragen dan responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas hari ke-2 yang bersalin di RSU ASSALAM Gemolong Sragen yaitu sejumlah 36 responden dengan tingkat pengetahuan sebagai berikut : 1. Pengetahuan ibu nifas pada tingkat pengetahuan baik tentang perawatan genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen sebanyak 7 responden (19,4%). 2. Pengetahuan ibu nifas pada tingkat pengetahuan cukup tentang perawatan genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen sebanyak 23 responden (63,9%). 3. Pengetahuan ibu nifas pada tingkat pengetahuan baik tentang perawatan genetalia di RSU ASSALAM Gemolong Sragen sebanyak 6 responden (16,7%).
B.
Saran 1. Bagi Rumah Sakit Meningkatkan kualitas pelayanan dalam hal pemberian pendidikan kesehatan terutama mengenai cara perawatan genetalia pada ibu nifas 2. Bagi Responden Diharapkan untuk lebih aktif lagi dalam mencari informasi tentang cara perawatan genetalia pada ibu nifas melalui ikut penyuluhan, media masa maupun media elektronik.