TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI RUMAH SAKIT BERSALIN FITRI CANDRA WONOGIRI TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : RIRIN YULIANA NIM : B10.045
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2013
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI RUMAH SAKIT BERSALIN FITRI CANDRA WONOGIRI TAHUN 2013
Diajukan Oleh : RIRIN YULIANA NIM : B10 045
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal : 01 Juli 2013
Pembimbing
(RETNO WULANDARI, SST) NIK. 200985034
ii
HALAMAN PENGESAHAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI RUMAH SAKIT BERSALIN FITRI CANDRA WONOGIRI TAHUN 2013
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh : RIRIN YULIANA B10 045 Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program D III Kebidanan Pada Tanggal:
22 Juli 2013
PENGUJI I
PENGUJI II
ERLYN HAPSARI, SST
RETNO WULANDARI, SST
NIK. 200683018
NIK. 200985034
Tugas akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui Ka. Prodi D III Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK. 200582015
iii
CURRICULUM VITAE
Nama
: Ririn Yuliana
Tempat/Tanggal Lahir
: Sragen, 31 Agustus 1992
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jati Tengah, Sukodono, Sragen
Riwayat Pendidikan
:
1. SDN Jati Tengah 1
Lulus Tahun 2004
2. SMPN 1 GESI
Lulus Tahun 2007
3. MAN 1 Sragen
Lulus Tahun 2010
4. Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2010
iv
MOTTO v Kemenangan yang seindah – indahnya dan sesukar – sukarnya yang boleh direbut manusia ialah menundukan diri sendiri (ibu kartini). v Harapan kosong itu lebih menyakitkan daripada kenyataan yang pahit sekalipun. v Manusia tak selamanya benar dan tak selamanya salah, kecuali ia yang selalu mengoreksi diri dan membenarkan kebenaran orang lain. v Segala yang indah itu belum tentu baik, tetapi segala yang baik itu sudah tentu indah. v Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles) v Ketika kamu mencoba tapi gagal itu berati kau sudh berusaha, dan gagal itu adalah kesuksesan yang tertunda (treey.Articulated)
PERSEMBAHAN Ø Allah SWT yang senangtiasa melindungi dan memberi kesehatan, kemudahan dan kemulyaan setiap langkahku. Ø Bapak dan ibu tercinta yang selalu mencukupi kebutuhanku dengan usaha yang tak pernah kata lelah dan senangtisa memberikan aku doa dan semangat untuk menggapai cita-cita dengan penuh kasih sayang. Ø Keluarga besar tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan dalam mencapai cita-citaku Ø Teman-teman tercinta yang mendukung dan berjuang bersama-sama selama selama 3 tahun, teman-teman kos wisma kusuma (pik uu,mb nopell, vdy,mb purr, tammi serta mas kos) Ø Almamater tercintaG
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum di Rumah Sakit Bersalin FITRI CANDRA Wonogiri tahun 2013“. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Retno Wulandari, S.S.T, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberi petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. dr. Dian Pamastuti, selaku Direktur RSB Fitri Candra Wonogiri yang telah bersedia memberikan ijin untuk melakukan studi kasus. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan. 6. Ibu-ibu yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
vi
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Juli 2013
Penulis
vii
STIKES Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Ririn Yuliana B.10.045 TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI RUMAH SAKIT BERSALIN FITRI CANDRA WONOGIRI TAHUN 2013 11 i + 52 hal + 8 tabel + 2 gambar + 19 lampiran ABSTRAK Latar Belakang: Menurut Survei Demogravi Kesehatan Indonesia (SDKI) 228 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2007.Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (28%), eklamsi (24%), infeksi (11%), partus lama (5%), abortus (5%) Sedangkan target Millennium Development Goals (MDGs) padatahun 2015, AKI dapat diturunkan menjadi 120 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2011). Hasil studi pendahuluan di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri tentang Perawatan luka perineum dengan tehnik wawancara diperoleh data yaitu dari 10 ibu nifas didapatkan bahwa ibu mempunyai pengetahuan baik 3 orang (30%), ibu mempunyai pengetahuan cukup 3 orang (30%) dan mempunyai pengetahuan kurang 4 orang (40%). Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Bersalin Firti Candra Wonogiri tahun 2013. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri pada tanggal 09 Februari 2013 sampai 09 Maret 2013 dan populasi dalam penelitian ini adalah selurauh ibu nifas hari ke 0-3 yang memiliki luka perineum di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri tanggal 09 Februari sampai 09 Maret 2013 yang berjumlah 30 ibu nifas. Sampel pada penelitian ini adalah ibu nifas 0-3 hari post partum yang dirawat di Rumah Sakit Fitri Candra Wonogiri sebanyak 30 responden diambil dengan menggunakan teknik Total Sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Teknik pengumpulan data diperoleh dari data primer dan data skunder. Variabel yang diteliti adalah variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan software Statistical Progam Social Science (SPSS). Hasil penelitian: Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri dari 30 responden, responden berpengetahuan baik 1 responden (3,3%), responden berpengetahuan cukup 22 responden (73,4%), responden berpengetahuan kurang 7 responden (23,3%).
Kesimpulan : Dari data diatas dapat disimpulkan bahwaTingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri terbanyak pada katagori cukup yaitu 22 responden (73,4%). Kata kunci Pustaka
: Pengetahuan, Ibu Nifas, Luka Perineum. : 30 pustaka (2004-2012)
viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
CURICULUM VITAE .....................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
v
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vi
ABSTRAK .......................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xi
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xiii
BAB I.
BAB II.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang..........................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................
3
D. Manfaat Penelitian ..................................................................
4
E. Keaslian Penelitian ...................................................................
4
F. Sistematika Penulisan ...............................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .........................................................................
6
1. Pengetahuan ......................................................................
6
2. Nifas ................................................................................
12
ix
BAB III.
BAB IV
BAB V
3. Perawatan Luka perineum ................................................
22
B. Kerangka Teori ........................................................................
30
C. Kerangka Konsep ....................................................................
31
METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ........................................................................
32
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................
32
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................
33
D. Instrumen Penelitian .................................................................
34
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................
37
F. Variabel Penelitian .................................................................
38
G. Definisi Operasional ................................................................
38
H. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ...........................
39
I. Etika Penelitian ........................................................................
42
HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .......................................
43
B. Hasil Penelitian .........................................................................
43
C. Pembahasan ..............................................................................
47
D. Keterbatasan .............................................................................
49
PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................
51
B. Saran .........................................................................................
52
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Teori .........................................................................
30
Gambar 2.2. Kerangka Konsep .......................................................................
31
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tinggi fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi .....
15
Tabel 3.1. Kisi-kisi Kuesioner .......................................................................
34
Tabel 3.2. Definisi Operasional ......................................................................
39
Tabel 4.1 Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan umur responden ...
44
Tabel 4.2 Distribusi
frekuensi
karakteristik
berdasarkan
pendidikan
responden ...................................................................................... Tabel 4.3 Distribusi
frekuensi
karakteristik
berdasarkan
44
Pekerjaan
responden ......................................................................................
45
Tabel 4.4 Mean dan Standar Devisiasi ..........................................................
46
Tabel 4.5 Distribusi tingka pengetahuan ibu tentang perawatan luka perineum .......................................................................................
xii
47
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Surat Permohonan ijin Study Pendahuluan
Lampiran 2.
Surat Balasan Study Pendahuluan
Lampiran 3.
Surat
ijin
Uji
Validitas
dan
Realibilitas
kepala
badan
Kesbanglinmas Lampiran 4.
Surat Balasan Uji Validasi dan Realibilitas dari Kesbanglinmas
Lampiran 5.
Surat ijin Uji Validitas dan Realibilitas RSU Marga Husada Wonogiri
Lampiran 6.
Surat Balasan Uji Validasi dan Realibilitas dari RSU Marga Husada
Wonogiri
Lampiran 7.
Surat ijin penggunanaan lahan penelitian
Lampiran 8.
Surat Balasan dari lahan penelitian
Lampiran 9.
Permohonan menjadi responden
Lampiran 10 Surat persetujuan menjadi responden Lampiran 11 Lembar Kuesioner Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Fitri Candra Wonogiri Lampiran 12. Kunci Jawaban Kuesioner Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Fitri Candra Wonogiri Lampiran 13. Data Tabulasi uji Validitas Lampiran 14. Hasil Uji Validitas Lampiran 15. Hasil Uji Reliabilitas Lampiran 16. Data Tabulasi Penelitian Lampiran 17. Hasil Penelitian Lampiran 18. Jadwal Penelitian Lampiran 19. Lembar Konsultasi
xiii
BAB I PENDAHALUAN
A. Latar Belakang Derajat kesehatan suatu Negara ditentukan oleh beberapa indikator, salah satu indikator tersebut adalah Angka Kematian Ibu (AKI). AKI menurut Survei Demogravi Kesehatan Indonesia (SDKI) 228 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2007. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (28%), eklamsi (24%), infeksi (11%), partus lama (5%), abortus (5%) (SDKI, 2007). Sedangkan target Millennium Development Goals (MDGs) padatahun 2015, AKI dapat diturunkan menjadi 120 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2011). AKI Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,01/ 100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2010 sebesar 104,97/100.000 kelahiran hidup (Dinkes jateng, 2011). Kematian ibu dapat disebabkan oleh masalah pengetahuan ibu tentang pra dan pasca persalinan, faktor pelayanan kesehatan, faktor gizi. Faktor penyebab kematian ibu nifas diantaranya sepsis puerperalis, perdarahan, perlukaan jalan lahir, trombo embolismus (Wiknjosastro, 2005). Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari
1
2
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Persalinan sering kali menyebabkan perlukaan jalan lahir. Luka yang terjadi ringan tetapi sering kali juga terjadi luka yang berbahaya. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarangjuga persalinan berikutnya. Luka perineum terjadi akibat ekstensi dengan cunam, lebih-lebih kalau kepala bayi harus diputar (Sumarah, 2009). Pada pasca persalinan dapat terjadi masalah kesehatan diantaranya infeksi yang dapat menyebabkan kematian. Faktor penyebab terjadinya infeksi nifas bisa berasal dari perlukaan jalan lahir yang merupakan faktor yang baik untuk perkembanganya kuman. Hal ini bisa disebabkan daya tahan tubuh yang rendah setelah melahirkan perawatan yang kurang baik dan kebersihan yang kurang terjaga (Manuaba, 2009). Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum yang baik seperti mencuci luka perineum dengan air sabun, mengeringkan daerah genetalia setelah BAK dan BAB dan melakukan cebok dari depan ke belakang akan mencegah infeksi perineum. Pengetahuan rendah atau kurang kemungkinan terjadi infeksi akan lebih besar karena kesalahan dalam perawatan luka perineum (Manuaba, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri dengan tehnik wawancara diperoleh data yaitu dari 10 ibu nifas didapatkan bahwa ibu mempunyai pengetahuan baik 3 orang (30%), ibu mempunyai pengetahuan cukup 3 orang (30%) dan mempunyai pengetahuan kurang 4 orang (40%).
3
Berdasarkan data tersebut di atas pengetahuan ibu tentang perawatan luka perineum masih relatif kurang maka penulis tertarik untuk mengambil judul tentang “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan luka perineum Di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri Tahun 2013”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah ”Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu nifas Tentang Perawatan Luka Perineum di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri tahun 2013?”.
C. TujuanPenelitian 1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Bersalin Firti Candra Wonogiri. 2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang Perawatan Luka Perineum dalam tingkat baik. b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum dalam tingkat cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum dalam tingkat kurang.
4
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi ilmu pengetahuan Menambah informasi dan wawasan mengenai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum untuk peneliti selanjutnya. 2. Bagi diri sendiri Mengaplikasikan teori dari perkuliahan, meningkatkan wawasan mengenai tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum. 3. Bagi instituti a. Bagi institusi pendidikan Menambah sumber bacaan dan meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada ibu nifas tentang perawatan luka perineum. b. Bagi Rumah Sakit Bersalin Penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan untuk meningkatkan kualitas dalam pelayanan kebidanan di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri.
E. Keaslian Penelitian Handayani (2012), dengan judul “gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum yang benar di RSUD Surakarta”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif teknik penggunaan sampel dengan metode purposive sampling. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 120 orang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner. Analisis yang digunakan adalah univariat. Hasil penelitian pengetahuan baik yaitu 23 responden (76,7%), pengetahuan cukup 3 responden (10%), pengetahuan kurang 4 responden (13,3%).
5
Persamaan penelitian ini adalah jenis penelitian. Perbedaan dengan penelitian adalah judul, tempat, waktu, tehnik pengambilan sampel dan hasil penelitian.
F. Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB: BAB I
PENDAHALUAN Didalam pendahuluan BAB ini dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Dalam BAB ini dijelaskan mengenai teori pengetahuan, masa nifas, perawatan luka perineum, kerangka teori, kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam BAB ini menjelaskan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sample, intrumen penelitian, tehnik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam BAB ini berisi gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian, pembahasan dan keterbatas. BAB V
PENUTUP Dalam BAB ini berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TEORI 1. Pengetahuan a. Definisi Pengetahuan merupakan hasil “tahu” penginderaan manusia terhadap suatuobyek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior)(Notoatmodjo, 2010). b. Tingkat Pengetahuan di dalam domain kognitif Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berfikir, berinteraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain). Yang berjenjang sebagai berikut : 1) Tahu (knowledge) Menunjukan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya termasuk dalam katagori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts).
6
7
2) Memahami (Comphehension) Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya
kemampuan
menterjemahkan,
menginterprestasikan,
menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan. 3) Menerapkan (Aplication) Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai. 4) Analisa (Analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti. 5) Sintesis (syntesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagianbagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lenkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya (Notoatmodjo, 2010).
8
c. Pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatantingkatan di atas (Notoatmojo,2007). Menurut Riwidikdo (2009), untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum maka digunakan perhitungan sebagai berikut: 1) Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
2) Cukup
: Bila nilai responden mean – 1 SD ≤ x ≤ + 1 SD
3) Kurang
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1) Pendidikan Merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan (Notoatmodjo, 2007). 2) Pengalaman Suatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang suatu yang bersifat nonformal (Notoatmodjo, 2010). 3) Informasi Orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah media masa (Notoatmodjo, 2007).
9
4) Umur Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa (Mubarak, 2007). 5) Lingkungan budaya Dalam hal ini faktor keturunan dan bagaimana orang tua mendidik sejak kecil mendasari pengetahuan yang dimiliki oleh remaja dalam berfikir selama jenjang hidupnya (Notoatmodjo, 2007). 6) Tingkat sosial ekonomi Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keterbatasan biaya untuk menempuh pendidikan, sehingga pengetahuan pun rendah (Notoatmodjo, 2007). e. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmojo (2010), ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu : 1) Cara Coba-salah (trial and error) Cara
coba-coba
ini
dilakukan
dengan
menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan kemungkinan
kedua
ini
gagal
yang lain. Apabila
pula, maka
dicoba dengan
kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut
10
dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut trial(coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba salah coba-coba. 2) Secara kebetulan Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan. 3) Cara Kekuasaan atau otoritas Dalam
kehidupan
kebiasaan-kebiasaan
dan
manusia
sehari-hari,
tradisi-tradisi
yang
banyak dilakukan
sekali oleh
orang,tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun menurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan poda otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-hli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukakan adalah benar. 4) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman
adalah
guru
yang
baik,
demikian
bunyi
pepatah.Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
11
merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan. 5) Cara akal sehat Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasehat orang tuanya atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah, misalnya dijewer telinganya atau dicubit. Ternyata cara menghukum anak ini sampai sekarang berkembang menjadi teori kebenaran bahwa hukuman merupakan metode untuk mendidik anak. 6) Kebenaran melalui Wahyu Ajaran dan agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang bersangkuatan. 7) Kebenaran secara intuitif Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis.
12
8) Melalui Jalan Pikiran Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalaranya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi. 9) Induksi Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum. Hal ini berati dalam berfikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra. Bahwa induksi beranjak dari hal konkret ke hal abstrak. 10) Deduksi Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan umum ke
khusus.
Silogisme
yaitu
suatu
bentuk
dedukasi
yang
memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik. 2. Masa Nifas a. Definisi 1) Nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Marmi, 2012).
13
2) Nifas (puererium) dimulai setelah partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Sarwono, 2006). b. Tujuan Asuhan Masa Nifas Menurut Marni (2012), tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk : 1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis. 2) Melakukan skrinning secara komprehensif, deteksi dini mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi. 3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari. 4) Memberikan pelayanan keluarga berencana. 5) Mendapatkan kesehatan emosi. c. Periode Masa Nifas Periode nifas menurut Wulandari (2010), dibagi menjadi 3 periode, yakni : 1) Puerperium diniyaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari. 2) Puerperiumintermedinalyaitu kepulih menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu.
14
3) Remote Puerperium yaitu waktu yang diperlukan pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. d. Perubahan fisiologis pada ibu nifas 1) Tanda Vital a) Suhu badan Suhu badan pada 24 jam post partum akan naik 37,5˚C -38˚C sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan, apabila keadaan normal suhu badan akan biasa lagi. b) Nadi Denyut nadi normal pada orang dewasa 60 – 80 kali permenit. Sehabis melahirkan biasanya nadi akan lebih cepat. Setiap denyut nadi yang melebihi 100 kali permenit adalah abnormal hal ini mungkin disebabkan oleh infeksi atau perdarahan post partum yang tertunda. Tekanan darah biasanya tidak berubah. c) Tekanan darah Tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan darah tinggi pada post partum dapat menandakan terjadinya preeklamsi post partum. d) Pernafasan Pernafasan normal orang dewasa adalah 16-24 kali per menit. Pada ibu post partum biasanya pernafasan lambat atau normal karena ibu dalam keadaan istirahat (Wulandari, 2010).
15
2) Sistem reproduksi Involusio uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat berkisar 60 gram (Wulandari, 2010). a) Perubahan tinggi dan berat uterus Tabel 2.1.Perubahan tinggi dan berat uterus masa nifas Involusi Uteri Tinggi Fundus Berat Uteri Uterus Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 7 hari (minggu 1) Pertengahan pusat 500 gram dan simpisis 14 hari (minggu Tidak teraba 350 gram 2) 6 minggu Normal 60 gram Sumber : (Marmi, 2012)
Diamete r Uterus 12,5 cm 7,5 cm 5 cm 2,5 cm
b) Bekas implantasi plasenta Pada pemulaan nifas bekas plasenta megandung banyak pembuluh darah besar yang tersmbat oleh trombus. Luka bekas implantasi plasenta tidak meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endomerium baru dibawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka (Anggraini, 2010). c) perubahan pada servik Servik mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan yang terdapat pada servik post partum adalah bentuk servik yang akan menyangga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan servik
16
tidak berkontraksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan servik uteri berbentuk semacam cincin (Marmi, 2012). 3) Lochea Lochea adalah eksresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa atau alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal (Marmi, 2012). Jenis Lochea menurut Wulandari (2010), yaitu : a) Lochea rubra / merah : lochea ini muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa post partum, Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi, lanugo (rambut bayi) dan mekonium. b) Lochea sanguilenta : Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai hari ke 7 post partum. c) Lochea serosa : Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leokosit dan robekan atau laserasi plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai hari ke 14 post partum. d) Lochea alba : Mengandung leokosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendir servik dan serabut jaringan mati. Lochea alba bisa berlangsung selama 2 sampai 6 minggu post partum.
17
4) Perubahan Vagina dan perineum a) Vagina Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae (lipatanlipatan atau kerutan-kerutan) kembali. b) Perubahan pada perineum Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi saat perineum mengalami robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi dengan indikasi tertentu. Pada post natal hari ke 5, Perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan (Marmi, 2012). 5) Luka robekan perineum Tingkat / Derajat robekan perineum Menurut Sumarah (2009), robekan perineum dibagi atas empat tingkat / derajat antara lain : a) Derajat I Robekan terjadi pada mukosa vagina, fauchette posterior dan juga kulitperineum. b) Derajat II Robekan mengenai mukosa vagina, fauchette posterior dan otot perineum.
18
c) Derajat III Robekan mengenai mukosa vagina, fauchette posterior, otot-otot perineum, otot spinter ani dan juga dinding rektum anterior. d) Derajat IV Robekan mengenai mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum, otot perineum, otot spinter ani eksterna, dinding rektum anterior. 6) Perubahan pada sistem pencernaan Perubahan kadar hormon dan gerakan tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya fungsi usus, sehingga ibu tidak merasa atau sulit BAB (Buang Air Besar). Terkadang muncul wasir atau ambein pada ibu setelah melahirkan kemungkinan karena kesalahan cara mengejan saat bersalin juga karena sembelit berkepanjangann sebelum dan setelah melahirkan. Dengan memperbanyak asupan serat (buah-sayur) dan senam nifas akan mengurangi dan menghilangkan keluhan ambein ini (Anggraini, 2010). 7) Perubahan perkemihan Setelah
melahirkan
kadar
steroid
menurun
sehingga
menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Fungsi ginjal kembali normal pada dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. Urine dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah melahirkan (Marni, 2012).
19
8) Perubahan pada sistem hematologi Pada hari pertama post partum kadar fibrinogen dan plasma akan
sedikit
menurun
tetapi
darahlebih
mengental
dengan
peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah (Marmi, 2012). e. Kebutuhan dasar ibunifas 1) Nutrisi Seorang ibu nifas memerlukan nutrisi yang bergizi dan cukup kalori. Karena sangat penting dalam membantu penyembuhan ibu dan dan produksi ASI, yaitu dengan : a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari. b) Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, dan vitamin yang cukup. c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari dan dianjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui. d) Zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi selama 40 hari pasca bersalin. e) Minum vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI-nya (Wulandari, 2010). 2) Mobilisasi Merupakan
suatu
kebijakan
untuk
selekas
mungkin
membimbing ibu keluar dari tempat tidur. Mobilisasi dilakukan secara bertahap dimulai dengan gerakan miring kekanan dan kekiri,
20
pada hari kedua ibu dapat melakukan duduk, hari ketiga ibu telah dapat menggerakan kaki yaitu dengan jalan-jalan. Dengan mobilisasi mempunyai keuntungan sebagai berikut: a) Memperlancar pengeluaran lochea. b) Mempercepat involusi alat kandungan. c) Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan. d) Meningkatkan kelancaran dan pengeluaran sisa metabolisme (Marmi, 2012). 3) Eliminasi Pengeluaran urin akan meningkat pada 24-48 jam pertama sampai sekitar hari ke-5 setelah melahirkan. Ini terjadi karena volume darah ekstra yang dibutuhkan waktu hamil tidak diperlukan setelah persalinan. Kadang-kadang kesulitan kencing juga terjadi pada ibu post partum ini dikarenakan spingter uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muscular spingter ani selama persalinan atau adanya odema kandung kemih selama proses persalinan. Kesulitan kencing bisa mencapai 3 hari namun bila kandung kencing penuh dilakukan katerisasi. Jika hari ketiga atau keempat ibu belum buang air besar maka dilakukan klisma gliserin (Anggraini, 2010). 4) Perawatan mammae Perawatan mammae atau payudara dimulai sejak hamil supaya puting lemas dan tidak keras. Begitupun perawatan masa nifas
21
sangatlah penting dalam membantu mempelancar pengeluaran ASI, yaitu dengan: a) Menjaga payudara tetap bersih, terutama bagian puting susu. b) Menggunakan BH yang menyongkong payudara. c) Apabila puting susu lecet oleskan kolustrum atau ASI yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. d) Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat setiap 5 menit dan urut payudara dari arah pangkal menuju puting, kemudian keluarkan ASI sebagian dari
bagian depan
payudara sehingga puting susu menjadi lunak. e) Susukan bayi setiap 2 - 3 jam, apabila tidak dapat menghisap seluruh ASI sisanya dikeluarkan dengan tangan (Marmi, 2012). 5) Perawatan perineum Perawatan luka perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa nifas(Morison, 2003). 6) Komplikasi yang Terjadi pada Masa Nifas a) Perdarahan Perdarahan yaitu darah yang keluar lebih dari 500 – 600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir. Menurut Eny dan Diah (2009), perdarahan dibagi menjadi dua, yaitu:
22
(1) Perdarahan
post
partum
primer(Eaely
post
partum
hemorrhage) yaitu terjadi pada 24 jam pertama.Penyebab perdarahan post partum primer adalah antonia uteri, retensio plaseta, sisa plasenta, laserasi jalan lahir dan involusio uteri. (2) Perdarahan post partum sekunder (Late post partum hemorrhage)
yaitu
terjadi
setelah
24
jam.Penyebab
perdarahan sekunder adalah sub involusio uteri, retensio sisa plasenta, infeksi nifas. b) Infeksi Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh kuman yang masuk dalam organ genital pada saat persalinan dan masa nifas (Sulisyawati, 2010). 3. Perawatan Luka Perineum a. Definisi 1) Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Hidayat, 2004). 2) Perawatan
perineum
adalah
pemenuhan
kebutuhan
untuk
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genitik seperti pada waktu sebelum hamil (Morison, 2003).
23
b. Tujuan Perawatan Luka Perineum Perawatan khusus perineal bagi wanita setelah melahirkan mengurangi
rasa
ketidaknyamanan,
mencegah
infeksi,
dan
meningkatkan penyembuhan. Memberikan rasa nyaman pada ibu, meningkatkan kesehatan ibu, menurunkan Angka Kematian Ibu akibat perawatan luka yang salah (Ariyanti, 2009). c. Bentuk luka perineum 1) Rupture Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan (Sumarah, 2009). 2) Episiotomi Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina yang sedang keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestesi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestesi epidural. Insisi episiotomi dapat dilakukan di garis tenggah atau mediolateral. Insisi garis tengah mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (Derek, 2012).
24
d. Faktor-faktor yang mempengarui penyembuhan luka perineum Menurut Suwiyoga (2004), faktor-faktor penyembuhan luka perineum yaitu: 1) Gizi Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengarui terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan sangat membutuhkan protein. 2) Keturunan Sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat terjadi penipisan protein-kalori. 3) Sarana prasarana Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan prasarana dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam menyediakan antiseptik. 4) Budaya dan Keyakinan Budaya dan keyakinan akan mempengaruhi penyembuhan perineum, misalnya larangan makan telur, ikan dan daging ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat mempengarui penyembuhan luka.
25
e. Waktu Perawatan Luka Perineum Pengamatan dan perawatan khusus diperlukan untuk menjamin agar daerah tersebut sembuh dengan cepat dan mudah. Pencucian daerah perineum memberikan kesempatan untuk melakukan inspeksi secara seksama pada daerah tersebut danmengurangi sakitnya. Waktu perawatan menurut Farrer (2009), adalah sebagai berikut: 1) Saat mandi, pada saat mandi ibu post partum pasti melepas pembalut setelah terbuka maka kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut demikian pula pada perineum ibu untuk itu perlu dilakukan pembersihan perineum. 2) Setelah BAK (Buang Air Kecil), pada saat buang air kecil kemungkinan besar bisa terjadi kontaminasi air seni pada rectum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum. 3) Setelah BAB(Buang Air Besar), pada saat buang air besar diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perinium yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan. f. Cara merawat luka perineum Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki terbuka, Alat yang digunakan adalah botol, baskom dan gayung atau
26
shower air hangat dan handuk bersih. Sedagkan bahan yang digunakan adalah air hangat, sabun, waslap, handuk kering dan basah, pembalut nifas dan celana dalam yang bersih (Nurhayati, 2010). Ataupun langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu post partum adalah sebagai berikut: 1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum. 2) Menganjurkan ibu untuk bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang kemudian membersihkan daerah setitar anus, nasehati ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai buang air besar atau kecil. 3) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya 2 kali sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari dan di setrika. 4) Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya. 5) Jila ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi sarankan pada ibu untuk menghindari menyentuh daerah tersebut (Salemba, 2009). g. Cara pengobatan luka perineum Cara pengobatan luka perineum menurut Suster Nada (2007), adalah sebagai berikut:
27
1) Persiapan a) Ibu Post partum Perawatan perineum sebaiknya dilakukan di kamar mandi dengan posisi ibu jongkok jika ibu telah mampu atau berdiri dengan posisi kaki terbuka. b) Alat dan bahan : (1) Betadine (2) Kassa steril (3) Pembalut bersih (4) Air cebok anti septik/air rebusan daun sirih (5) Celana dalam yang bersih 2) Penatalaksanaan a) Melakukan cuci tangan b) Mengatur posisi ibu yang nyaman : jika di tempat tidur posisi semifowler/ fowler, lutut ditekuk membuka baju bagian bawah c) Membersihkan paha bagian atas dan keringkan (kiri dan kanan) d) Bersihkan lipatan bagian atas (labia mayora). Tangan kiri menarik lipatan ke atas, tangan kanan membersihkan dengan hati-hati lipatan kulit. Usap dari perineum kearah anus. Ulangi pada sisi yang berlawanan e) Regangkan lipatan bagian atas (labia mayora) dengan tangan kiri. Tangan kanan yang lain membersihkan dari area bagian atas lipatan (pubis) ke lubang tempat buang air besar (anus)
28
dengan satu kali usapan. Gunakan kapas yang berbeda. Area yang dibersihkan yaitu lipatan bagian dalam(labia minora, klitoris dan oripicium vagina) f) Tuangkan air hangat ke area perineum dan keringkan g) Merubah posisi dengan posisi miring h) Bersihkan area anus dari kotoran dan feses jika ada. Bersihkan dari arah depan (vagina) ke belakang (anus) dengan satu usapan. Ulangi dengan kapas yang berbeda sampai bersih i) Keringkan dengan handuk. Pasang pembalut pada celana dalam. Celupkan pada kassa steril ke dalam larutan bethadine, peras lembab dan tempelkan di daerah perineum (bila ada jahitan) atau bila ada salep oleskan j) Pasang celana dalam yang sudah dipasang pembalut, kemudian dirapihkan k) Pakai pakaian bawah h. Dampak dari perawatan perineum yang tidak benar Perawatan perineum yang dilakukan dengan tidak tepat dapat mengakibatkan hal berikut ini : 1) Infeksi Kondisi perineum yang terkena lochea dan lembab akan sangaat menunjang perkembangan bakteri timbulnya infeksi pada perineum.
yang dapat
menyebabkan
29
2) Komplikasi Munculnya infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir. 3) Kematian ibu post partum Penanganan komlikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post partum mengingat ibu post partum masih lemah (Suwiyoga, 2004).
30
B. Kerangka Teori
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum
1. Definisi perawatan perineum 2. Tujuanperawatan luka perineum 3. Bentuk luka perineum 4. Faktor-faktor yang mempengrui penyembuhan luka perineum 5. Waktu perawatan luka perineum
Faktor - faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1) Pendidikan 2) Pengalaman 3) Umur 4) Lingkungan Budaya 5) Tingkat Sosial Ekonomi 6) Informasi
6. Cara merawat luka perineum 7. Cara pengobatan luka perineum 8. Dampak dari perawatan luka perineum yang tidak benar
Gambar 2. 1 KerangkaTeori Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2007), Hidayat (2004), Marison (2003), Halminton (2002), Ariyanti (2009), Farrer (2009), Nuryati (2010)
31
C. Kerangka Konsep
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perinium
Baik Cukup Kurang
Faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1) Pendidikan 2) Pengalaman 3) Umur 4) Lingkungan Budaya 5) Tingkat Sosial Ekonomi 6) Informasi
keterangan : : Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2. 2 Kerangka Konsep Penelitian Sumber : Notoatmodjo (2007), Riwidikdo (2010)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan penelitian Ditinjau dari penelitian akan di capai, jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2005), deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara obyektif. Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang atau yang sedang terjadi. Kuantitatif yaitu data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka (Riwidikdo, 2009).
Penelitian ini
menggambarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri Tahun 2013.
B. Lokasi dan waktu penelitian 1. Lokasi Lokasi merupakan tempat atau lokasi yang digunakan untuk pengambilan kasus observasi (Notoadmodjo, 2010). Lokasi penelitian dilakukan di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri. 2. Waktu Waktu penelitian adalah rentang waktu digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 09 Februari 2013 sampai dengan tanggal 09 Maret 2013.
32
33
C. Populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh ibu nifas hari ke 0-3 yang memiliki luka perineum di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri tanggal 09 Februari 2013 sampai dengan tanggal 09 Maret 2013 yang berjumlah 30 ibu nifas. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap
mewakil
dianggap
mewakili
seluruh
populasi
(Notoatmodjo, 2010). Apabila jumlah populasi besar, maka dapat diambil 10-15% atau 20-30% tergantung pada kemampuan peneliti. Jika populasi kecil
(<100)
maka
semua
anggota
populasi
menjadi
sampel
(Arikunto, 2006). Karena jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 30 ibu nifas maka sampel sebanyak 30 responden. 3. Teknik pengambilan sampel Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Total Sampling yaitu jika jumlah populasi dijadikan sampel dalam penelitian (Arikunto, 2010).
34
D. Instrumen penelitian Instrumen penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden. Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang halhal yang ia ketahui dan sudah disediakan jawabannya (Arikunto, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang berbentuk pernyataan dimana dalam pernyataan tersebut disediakan pilihan jawaban “benar” atau “salah” dan responden diminta memilih salah satu jawaban tersebut. Pernyataan positif (favourabel) bila responden menjawab benar nilainya 1 dan menjawab salah nilainya 0. Pernyataan negatif (unfavourabel) bila responden menjawab benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1. Adapun pengisian kuesioner ini dengan cara memberikan tanda centang (√) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan. Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisikisi. Berikut Kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini. Tabel 3.1. Kisi-kisi kuesioner Variabel Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum
No. Soal unfavourab Favourabel el 1, 2 -
2
Tujuan perawatan luka perineum
3, 4 ,5
3
Bentuk luka perineum
6
1
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum
10, 11
12, 13
4
Waktu perawatan luka perineum
17
14, 15, 16
4
Indikator Pengertian
Jumlah soal
35
Cara merawat luka perineum
21, 22, 24, 25, 26
18, 19, 23
8
Cara pengobatan luka perineum
27, 29
-
2
33
6
30, 31, 32, Dampak dari perawatan luka 34, 35 perineum yang salah JUMLAH
30
Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, maka kuesioner diujikan terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas. 1. Uji validitas Uji Validitas untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut valid. Valid artinya ketepatan mengukur atau alat tersebut tepat untuk mengukur sebuah variabel yang akan diukur (Riwikdikdo, 2010). Uji validitas dilakukan denangan menggunakan komputerisasi rumus product moment, yaitu :
Keterangan: N : Jumlah responden rxy : Koefisien korelasi product moment x : Skor pertanyaan y : Skor total xy
: Skor pertanyaan dikalikan skor total
36
Untuk melihat apakah suatu item pernyataan valid, maka angka korelasi harus dibandingkan dengan angka kritik tabel. Suatu pernyataan dinyatakan valid jika nilai rhitung > rtabel, dengan taraf signifikan 0,05 (Arikunto, 2010). Berdasarkan hasil validitas kuesioner terhadap 30 ibu nifas hari ke 03 yang memiliki luka perineum di Rumah Sakit Marga Husada Wonogiri dengan tingkat pengetahuan ibu nifas normal 0-3 hari tentang perawatan luka perineum. Dari 35 item pernyatan diperoleh 30 pernyataan dinyatakan valid (rhitung>rtabel). Berdasarkan pada pengolahan data dengan bantuan computer progam SPSS diperoleh koefisien item pernyataan 7, 8, 9, 20 dan 28 kurang dari 0,361 sehingga kelima item peryataan tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak digunakan untuk penelitian selanjutnya. Kuesioner untuk penelitian selanjutnya hanya terdiri dari 30 peryataan. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoadmojo, 2005). Reliabilitas internal menunjukan keadaan intrumment yang diperoleh berdasarkan uji coba data dan instrument tesebut. Dalam penelitian terhadap tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum hanya dilakukan uji coba reliabilitas internal dalam satu kali pengetesan terhadap responden. Menurut Arikunto (2010), teknik perhitunganya dengan rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
37
Keterangan: r11
: Reliabilitas Instrumen
k
: Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb² : Jumlah varians butir σt²
: Varians total Jika koefisien reliabilitas lebih besar dari koefisien pembanding
(0,75) maka maka dapat dikatakan kelompok variabel yang mendukung sebuah faktor relatif konsisten (Riwidikdo, 2010). Uji validitas dan uji reliabilitas ini dilakukan di Rumah Sakit Marga Husada Wonogiri. Hasil pengujian reabilitas dengan rumus koefisien reabilitas alpha yang dilakukan pada 30 ibu nifas dengan perhitungan SPSS (Statistical Product and Servise Solution) vertion 16.0 for windows 7 didapatkan nilai alpha (α 0,962) yang berarti lebih dari koefisien pembanding (0,75). Berarti item pernyataan reliabel digunakan sebagai instrument penelitian.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data (Hidayat, 2007). Pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner pada Ibu nifas di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
38
1. Data Primer Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2006). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari hasil jawaban pengisian kuesioner pengetahuan tentang perawat luka perineum. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2006). Data sekunder pada penelitian ini yaitu diperoleh dari data rekam medik ibu nifas di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri.
F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2007). Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum.
G. Definisi Opersional Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).
39
Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel Definisi Alat operasional Pengetahuan Segala Kuesioner ibu nifas sesuatu yang diketahui ibu tentang nifas tentang perawatan luka perawatan perineum luka perineum
Skala ukur Ordinal
Hasil Ukuran 1. Baik : bila nilai kuesioner responden (x) > mean + 1SD 2. Cukup : bila nilai mean-SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 3. Kurang : bila nilai responden (x) < mean-1 SD
Sumber : (Riwidikdo, 2010).
H. Metode Pengolahan dan Analisa data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010), adalah: a. Editing Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai segera dilengkapi. b. Coding Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.
40
c. Tabulating Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam tabel. 2. Analisis Data Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisa univariat. Menurut Notoatmodjo (2010), analisa univariat adalah menganalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel. untuk mengetahui tingkat pengetahuan menurut
Riwidikdo
(2010), adalah sebagai berikut: a.
Baik
: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
b.
Cukup
: Bila nilaai responden mean – 1 SD ≤ x ≤ + 1 SD
c.
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Keterangan: (X)
: Adalah besaran / nilai dari data
Mean : Nilai rata-rata diperoleh dari menjumlahkan semua data yang ada kemudian membagi dengan jumlah data yang ada SD
: Simpangan baku, Artinya seberapa data tersebut menyimpang dari rata-rata
Menurut Riwidiko (2009), rumus mean yaitu:
41
Keterangan: X
: Rata-rata (mean)
∑x
: Jumlah seluruh jawaban responden
n
: Jumlah responden
Sedangkan untuk memperoleh simpangan baku dengan rumus menurut Riwidikdo (2010) :
Keterangan : SD : Simpangan baku Xi : nilaidari data n
: jumlah data Untuk mendapatkan distribusi presentase pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri digunakan rumus persentase. Menurut Silalahi (2012), rumus persentase yaitu : Persen =
x 100
Keterangan : F1
: Frekuensi
n
: Total Kasus
42
I.
Etika Penelitian Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut (Hidayat, 2007), meliputi: 1. Informed Consent (lembar persetujuan menjadi responden) Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya. 2. Anonimity (tanpa nama) Untuk
menjaga
kerahasiaan
subyek
penelitian,
peneliti
tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi nomor pada masing-masing lembar tersebut. 3. Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasian semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
J.
Jadwal Terlampir
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri yang beralamat Jl. Raya Solo-Wonogiri, Kaliancar, Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah 57652, No. Telp. (0273) 532889. Secara umum jenis pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan masalah kesehatan ruang poli kandungan, penyakit umum, ruang bersalin, ruang nifas dan rawat inap penyakit umum. Fasilitas yang ada pada Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri yaitu : 3 ruang periksa lengkap dengan ruang obat, 5 ruang persalinan, 20 ruang inap, 1 mushola, 24 kamar mandi. Tenaga medis di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri, adalah sebagai berikut : Dr. SpOG. 2 orang Dokter umum 4 orang, Bidan 15 orang, Perawat 10 orang, Analisis kesehatan 4 orang, Pelaksana gizi 4 orang, Apoteker 4 orang
B. Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas dengan luka perineum yang ada di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 09 Februari 2013 sampai 09 Maret 2013. Adapun jumlah responden sebanyak 30 orang dengan menggunakan kuesioner tertutup.
43
44
1. Deskriptif karakteristik responden Responden dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas dengan luka perineum dengan jumlah 30 responden. Setelah dilakukan pengumpulan data dapat dibedakan karakteristik responden yang meliputi : a. Umur responden Deskriptif umur responden menunjukkan usia responden pada saat penelitian dilakukan yang terbagi dalam 2 kelompok umur yaitu umur <20 tahun, 20-35 tahun. Tabel 4.1. Distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan umur responden. No Umur Frekuensi Prosentase (%) 1 <20 tahun 5 responden 16,67 2 20-35 tahun 25 responden 83,33 Jumlah 30 responden 100% Sumber : Data Primer, 2013 Hasil distribusi frekuensi responden berdasarkan umur responden dari 30 responden. Responden yang mempunyai umur < 20 Tahun 5 responden (16,67%), umur 20-35 tahun 25 responden (83,33 %). b. Pendidikan responden Diskripsi pendidikan terakhir responden pada saat penelitian yang terbagi dalam 4 kelompok yaitu ; SD, SMP, SMA dan Perguruan tinggi. Tabel 4.2. Distribusi frekuensi karakteristik responden. No Pendidikan Frekuensi 1 SD 3 responden 2 SMP 13 responden 3 12 responden SMA 4 Perguruan Tinggi 2 responden Jumlah 30 responden Sumber : Data Primer, 2013
berdasarkan pendidikan Prosentase (%) 10 43,33 40 6,67 100%
45
Hasil distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yang pernah ditempuh dari 30 responden. Responden yang mempunyai tingkat pendidikan SD 3 responden (10%), SMP 13 responden (43,33 %), SMA 12 responden (40%), perguruan tinggi 2 responden (6,67%). c. Pekerjaan responden Deskriptif pekerjaan responden pada saat penelitian dilakukan yang terbagi dalam 3 kelompok yaitu IRT, Swasta dan Pegawai Negeri. Tabel 4.3. Distribusi frekuensi karakteristik responden. No Pekerjaan Frekuensi 1 IRT 25 responden 2 Swasta 2 responden 3 Pegawai Negeri 3 responden Jumlah 30 responden Sumber : Data Primer, 2013 Hasil
distribusi
responden
berdasarkan pekerjaan Prosentase (%) 83,33 6,67 10 100%
berdasarkan
tingkat
pekerjaan
responden dari 30 responden. Responden yang mempunyai pekerjaan IRT sebanyak 25 responden (83,33 %), swasta 2 responden (6,67%), Pegawai Negeri 3 responden (10%). 2. Analisis Data Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas normal 0-3 hari pada post partum. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel berikut :
46
Tabel 4.4. Mean dan standar devisiasi Variabel Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineumdi Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri
N 30
Min 10
Max 29
Mean 21,03
Standar Deviasi 6,25
Berdasarkan tabel diatas pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri tahun 2013 menjadi 3 yaitu : Baik
: (x) > mean + 1 SD x > 21,03 + (1 . 6,25) x > 27,28 Jadi pengetahuan baik jika nilai responden > 27,28
Cukup : mean - 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 21,03 – (1 . 6,25) ≤ x ≤ 21,03 + (1 . 6,25) 14.78 ≤ x ≤ 27,28 Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 14,78 ≤ x ≤ 27,28 Kurang : (x) < mean – 1 SD x < 21,03 – (1 . 6,25) x < 14,78 Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden x < 14,78
47
Tabel 4.5. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri. Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik 1 3,3 Cukup 22 73,4 Kurang 7 23,3 Jumlah 30 100 % Sumber : Data Primer, 2013 Berdasarkan tabel 4.1. di atas diperoleh hasil tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum dari 30 responden, responden berpengetahuan baik 1 responden (3,3%), responden berpengetahuan cukup 22 responden (73,4%), responden berpengetahuan kurang 7 responden (23,3%).
C. Pembahasan Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30 responden menunjukkan hasil tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri tahun 2013 terdapat
1 responden (3,3%) yang berpengetahuan baik, 22
responden (73,4%) yang berpengetahuan cukup, 7 responden (23,3%) yang berpengetahuan kurang. Dari hasil penelitian diatas bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri terdapat pengetahuan yang cukup pada responden yaitu 22 responden (73,4 %). Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan hasil “tahu” penginderaan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses penginderaan
48
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihat, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behaviour). Tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan informasi. Dengan bertambahnya umur menimbulkan perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental), diiringi dengan pendidikan yang tinggi akan berpengaruh pada penerimaan informasi baru. Selain itu lingkungan pekerjaan memberikan pengalaman yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan. Berdasarkan tabel 4.1. dari 30 responden dapat diketahui sebagian besar responden dengan umur 20 - 35 tahun yaitu sebanyak 25 responden (83,33%). Menurut Mubarok (2007), dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Berdasarkan tabel 4.2. dari 30 responden dapat diketahui sebagian besar responden dengan pendidikan SMP yaitu sebanyak 13 responden (43,33%). Menurut
Notoatmodjo
(2007),
pendidikan
merupakan
upaya
untuk
memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan. Berdasarkan tabel 4.3 dari 30 responden dapat diketahui sebagian besar responden bekerja sebagai IRT yaitu sebanyak 25 responden (83,33%). Menurut Notoatmojo (2010), pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat
49
menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dari pembahasan di atas dapat diketahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang luka perineum di Rumah Sakit Fitri Candra Wonogiri tahun 2013 adalah cukup, sebagian responden tidak paham tentang cara perawatan luka perineum. Cara perawatan luka perineum yaitu dengan menganjurkan ibu menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama perineum, menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut 2 kali sehari, mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya, membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air dan menganjurkan ibu untuk tidak menyentuh daerah luka (Salemba, 2009). Sedangkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Handayani (2012) dengan judul Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum Yang Benar di RSUD Surakarta diperoleh hasil pengetahuan baik, dengan sebagian responden telah mengetahui cara perawatan luka perineum yang benar.
D. Keterbatasan 1.
Kendala Waktu pengambilan data peneliti tidak bisa menyebarkan kuesioner hanya dalam waktu sehari, sehingga peneliti harus menyebarkan kuesioner berhari-hari untuk mendapatkan sejumlah responden yang dibutuhkan.
50
2.
Kelemahan Variabel ini merupakan variable tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, sehingga responden hanya bisa menjawab ya atau tidak dan jawaban responden belum bisa mengukur pengetahuan secara mendalam.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri, sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan ibu nifas secara keseluruhan tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 1 responden (3,3%). 2. Tingkat pengetahuan ibu nifas secara keseluruhan tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (73,4%). 3. Tingkat pengetahuan ibu nifas secara keseluruhan tentang perawatan luka perineum di Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 7 responden (23,3%).
51
52
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang diberikan penulis sebagai berikut : 1. Responden Diharapkan ibu lebih aktif mencari informasi tentang perawatan luka perineum baik dari media cetak, media elektronik maupun penyuluhan yang diadakan oleh petugas kesehatan. 2. Bagi Institusi a. Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri Diharapkan tenaga kesehatan di Rumah Sakit Fitri Candra Wonogiri untuk meningkatkan penyuluhan kesehatan pada pada pasien tentang tentang perawatan luka perineum. b. Institusi Pendidikan Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi dan menambah sumber referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan perawatan luka perineum. 3. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang faktor lain dan menambah variabel-variabel
penelitian
berhubungan
dengan
perawatan
perineum, sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
luka
53
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati. E. R. 2010. Ashan Kebidanan Nifas. Yogjakarta : Mitra Cendika Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihama Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rineka Cipta Ariyanti. H. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Pustaka Rihama Depkes, RI. 2011. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta : Dirjen PP & PL Eny. S dan Diah . N . 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendika Farrer, H. 2009. Perawatan Maternitas. Jakarta : ECG Handayani. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang perawatan luka perineum Yang Benar di RSUD Surakarta. Surakarta: Progam D III Kebidanan Kusuma Husada surakarta. Karya Tulis Ilmiah. Hidayat, A. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Manuaba. 2008. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC Marison, Moya J. 2003. Manajemen luka. Jakarta : ECG Marmi, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Mubarak. I, dkk. 2007. Promosi kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogjakarta : Graha ilmu Notoatmodjo, S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
54
2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nurhayati. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Prawirohardjo, S. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina pustaka Riwidikdo, H. 2006. Statistik untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Rihama 2009. Statistik untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Rihama 2010. Statistik untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Rihama Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendika Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta Sulistyawati. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Jakarta : Andi offset Sumarah, dkk. 2009. Perawatan ibu bersalin. Yokjakarta: Fitramaya Suster nada. 2007. Perawatan Ibu Nifas. Jakarta : Rineka Cipta Suwiyoga. 2004. Asuhan Kebidadan Ibu Nifas. Yogyakarta : Katahati Wiknjosastro,H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP. Wulandari. D, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Edisi 3. Yogyakarta : Mitra Cendikia