TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh : LIA YULIANA ASTUTI NIM : B10 089
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra. Agnes Sri Hartati, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Eni Rumiyati, SST selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis. 4. Ibu Suratini Soewarno selaku pemilik BPS yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data. 5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala batuan yang telah diberikan. 6. Kedua orang tua yang senantiasa mendoakan.
iv
7. Ibu-ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta selaku responden yang telah membantu memberi informasi tentang pijat bayi 8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
Mei 2013
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2013 Lia Yuliana Astuti B10 089 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SURATINI SOEWARNO MOJOSONGO SURAKARTA TAHUN 2013 xvi + 59 halaman + 17 lampiran + 9 tabel + 47 gambar ABSTRAK Latar Belakang : Pertumbuhan dan perkembangan bayi yang dipengaruhi dari stimulus luar berperan bagi pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional anak. Salah satu stimulus yang bagus adalah dengan terapi pijat bayi. Berdasarkan studi pendahuluan di BPS Suratini Soewarno dengan cara wawancara kepada 15 ibu bayi tentang pijat bayi didapatkan 2 ibu bayi (13,33%) mempunyai pengetahuan baik, 7 ibu bayi (46,67%) mempunyai pengetahuan cukup dan 6 ibu bayi (40%) mempunyai pengetahuan kurang tentang pijat bayi. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta. Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif Kuantitatif, lokasi penelitian diambil di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta pada tanggal 11 Februari sampai 15 Maret 2013. Jumlah sampel sebanyak 31 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Analisa data dengan cara manual sesuai dengan rumus yang ada. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi paling banyak pada kategori cukup sebanyak 19 responden (61%), kategori kurang sebanyak 7 responden (23%), sedangkan paling sedikit pada kategori baik sebanyak 5 responden (16%). Kesimpulan : Dari penelitian disimpulkan tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta berpengetahuan cukup sebanyak 19 responden (61%) yang dipengaruhi oleh umur, pendidikan dan paritas. Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Bayi, Pijat Bayi. Kepustakaan : 22 literatur (Tahun 2002 s/d 2012)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO v Baik telihat karena ada buruk, sukses terasa karena ada gagal, naik indah kalau pernah turun, kesucian bergetar karena keluar dari kotoran (Franklin P. Jones). v Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan atau diperbuatnya (Ali Bin Abi Tholib). v Pendidikan merupakan perlengkapan yang paling baik untuk hari tua (Aristoteles). v Tuhan telah menciptakan rejeki kita, bukan pada jumlahnya tetapi pada syaratnya. Maka jadikanlah dirimu pandai, rajinkanlah dirimu, jujurkanlah dirimu, jadikanlah yang kau lakukan sebagai bukti kebenaran yang kau katakan. Dan janganlah kau katakan yang tidak pernah kau lakukan, setialah pada yang benar (Mario Teguh). v Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat, tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan (Penulis).
PERSEMBAHAN
v Allah SWT yang senantiasa menyertai di setiap langkah hidupku. v Bapak, Ibuku tercinta setiap tetes keringatmu, serta ketulusan doamu yang tak pernah henti-hentinya selalu engkau panjatkan untukku. Hanya terima kasih yang bisa ku ucapkan kepadamu dan kado kecil untuk bapak dan ibu yaitu menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya. v Buat adikku (Agung dan Puput) terima kasih selalu memberiku semangat dan supportnya. v Buat sahabatku (Iin) yang selalu bersama menemaniku kesana kemari untuk
vii
v
v v
v
menyelesaikan semua syarat ujian dan selalu ada di setiap suka dan duka. Dosen Pembimbing KTI “Ibu Eni Rumiyati, SST.” terima kasih atas segala bimbingannya, dari awal hingga akhir pembuatan tugas akhir Karya Tulis Ilmiah. Dosen Pembimbing Akademik “Ibu Desy Handayani, SST.M.Kes.” atas acc askebnya. Buat teman-temanku tingkat 3 angkatan 2010 yang selalu kompak. Semoga setelah lulus kita mendapat pekerjaan dan jangan lupa tetap menjaga frensip kita ya. SEMANGAT.... Almamater tercinta.
viii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv ABSTRAK ....................................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii CURICULUM VITAE ..................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Perumusan Masalah .................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4 D. Manfaat penelitian .................................................................... 5 E. Keaslian Penelitian ................................................................... 6 F. Sistematika Penulisan ............................................................... 6
x
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuan Teori ............................................................................ 8 1.
Pengetahuan ...................................................................... 8
2.
Bayi ................................................................................... 12
3.
Pijat Bayi ........................................................................... 13
B. Kerangka Teori ........................................................................ 35 C. Kerangka Konsep .................................................................... 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian................................................ 37 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 37 C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengumpulan Sampel ............... 37 D. Instrumen Penelitian ................................................................. 38 E. Teknik Pengambilan Data ........................................................ 43 F. Variabel Penelitian ................................................................... 43 G. Definisi Operasional ................................................................. 44 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ...................................... 45 I. Etika Penelitian ......................................................................... 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum ..................................................................... 49 B. Hasil Penelitian ......................................................................... 50 C. Pembahasan .............................................................................. 51 D. Keterbatasan ............................................................................. 53
xi
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 54 B. Saran ......................................................................................... 54 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner ......................................................................... 39 Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner ......................................................... 41 Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ..................................................... 42 Tabel 3.4 Data Operasional Penelitian ............................................................ 44 Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Data .................................................................... 50 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan tentang Pijat Bayi ....................................................... 50
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Gambar Kaki (Perahan Cara India) .............................................. 20 Gambar 2.2 Gambar Kaki (Peras dan Putar) .................................................... 20 Gambar 2.3 Gambar Kaki (Telapak Kaki) ...................................................... 20 Gambar 2.4 Gambar Kaki (Tarikan Lembut Jari) ............................................ 21 Gambar 2.5 Gambar Kaki (Gerakan Peregangan) ........................................... 21 Gambar 2.6 Gambar Kaki (Titik Tekanan) ...................................................... 21 Gambar 2.7 Gambar Kaki (Punggung Kaki) ................................................... 21 Gambar 2.8 Gambar Kaki (Peras dan Putar Pergelangan Kaki) ...................... 22 Gambar 2.9 Gambar Kaki (Perahan Cara Swedia) ......................................... 22 Gambar 2.10 Gambar Kaki (Gerakkan Menggulung)...................................... 22 Gambar 2.11 Gambar Kaki (Gerakan Akhir) ................................................... 22 Gambar 2.12 Gambar Perut (Mengayuh Sepeda) ............................................ 23 Gambar 2.13 Gambar Perut (Mengayuh Sepeda dengan Kaki Diangkat) ....... 23 Gambar 2.14 Gambar Perut (Ibu Jari ke Samping) ......................................... 23 Gambar 2.15 Gambar Perut (Bulan Matahari) ................................................ 23 Gambar 2.16 Gambar Perut (Gerakan I Love You) ......................................... 24 Gambar 2.17 Gambar Perut (Gelembung atau Jari-Jari Berjalan) ................... 25 Gambar 2.18 Gambar Dada (Jantung Besar) .................................................. 25 Gambar 2.19 Gambar Dada (Kupu-Kupu) ...................................................... 25 Gambar 2.20 Gambar Tangan (Memijat Ketiak) ............................................. 26 Gambar 2.21 Gambar Tangan (Perahan Cara India) ........................................ 26 Gambar 2.22 Gambar Tangan (Peras dan Putar) ............................................ 26 Gambar 2.23 Gambar Tangan (Membuka Tangan) ......................................... 26 Gambar 2.24 Gambar Tangan (Putar Jari-Jari) ................................................ 27 Gambar 2.25 Gambar Tangan (Punggung Tangan) ......................................... 27 Gambar 2.26 Gambar Tangan (Peras dan Putar Pergelangan Tangan) ............ 27 Gambar 2.27 Gambar Tangan (Perahan Cara Swedia) ................................... 27 xiv
Gambar 2.28 Gambar Tangan (Gerakan Menggulung) ................................... 28 Gambar 2.29 Gambar Muka (Dahi: Menyetrika Dahi) .................................... 28 Gambar 2.30 Gambar Muka (Alis: Menyetrika Alis) ..................................... 28 Gambar 2.31 Gambar Muka (Hidung: Senyum I) ........................................... 29 Gambar 2.32 Gambar Muka (Mulut Bagian Atas: Senyum II) ........................ 29 Gambar 2.33 Gambar Muka (Mulit Bagian Bawah: Senyum III) ................... 29 Gambar 2.34 Gambar Muka (Lingkaran Kecil di Rahang) ............................. 30 Gambar 2.35 Gambar Muka (Belakang Telinga) ............................................. 30 Gambar 2.36 Gambar Punggung (Gerakan Maju Mundur) ............................ 30 Gambar 2.37 Gambar Punggung (Gerakan Menyetrika) ................................. 30 Gambar 2.38 Gambar Punggung (Gerakan Menyetrika dan Mengangkat) ..... 31 Gambar 2.39 Gambar Punggung (Gerakan Melingkar) .................................. 31 Gambar 2.40 Gambar Punggung (Gerakan Menggaruk) ................................. 31 Gambar 2.41 Gerakan Peregangan Lembut (Menyilangkan Tangan) ............ 33 Gambar 2.42 Gerakan Peregangan Lembut (Membentuk Diagonal Tangan Kaki .............................................................................. 33 Gambar 2.43 Gerakan Peregangan Lembut (Menyilangkan Kaki) ................. 33 Gambar 2.44 Gerakan Peregangan Lembut (Menekuk Kaki Bergantian) ....... 34 Gambar 2.45 Gerakan Peregangan Lembut (Menekuk Kaki Bersamaan) ....... 34 Gambar 2.46 Kerangka Teori ........................................................................... 35 Gambar 2.47 Kerangka Konsep ...................................................................... 36
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
Lampiran 2
Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3
Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 4
Surat Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5
Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6
Surat Ijin Penelitian
Lampiran 7
Surat Balasan dari Lahan Penelitian
Lampiran 8
Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10
Kuesioner Penelitian
Lampiran 11 Kunci Jawaban Kuesioner Lampiran 12 Data Validitas Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Lampiran 13 Data Reliabilitas Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi Lampiran 14 Data Tabulasi Hasil Penelitian Lampiran 15 Hasil Perhitungan Manual Mean dan Standart Deviasi Lampiran 16 Hasil Perhitungan Persentase Jumlah Ibu menurut Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta Lampiran 17 Lembar Konsultasi
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Anak memiliki nilai yang sangat tinggi untuk keluarga dan bangsa. Setiap orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh. Tercapainya pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik, lingkungan, perilaku dan rangsangan atau stimulasi yang berguna (Dasuki, 2003). Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan
Indonesia
Nomor
Praktik Bidan
menyebutkan bahwa bidan berwenang memantau tumbuh kembang bayi melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang. Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan oleh masyarakat adalah dengan pijat bayi (Sujudi, 2002). Ikatan batin yang sehat (secure attachment) sangat penting bagi anak terutama dalam usia 2 tahun pertama yang akan menentukan perkembangan kepribadian anak selanjutnya. Selain faktor bawaan yang dianugerahkan Tuhan sejak lahir, stimulus dari luar juga berperan bagi
1
2
pertumbuhan fisik dan perkembangan emosional anak (Prasetyono, 2009). Stimulus yang bagus salah satunya dengan pijat bayi (Roesli, 2008). Pertumbuhan bayi sangat cepat terutama pada aspek kognitif, motorik dan sosial serta pembentukan rasa percaya diri anak melalui perhatian
dan
pemenuhan
kebutuhan
dasar
dari
orang
tua
(Soetjiningsih, 2012). Salah satu cara untuk memberikan rangsangan motorik, sensorik dan kognitif adalah dengan terapi sentuhan dan pijat bayi. Lewat pijat bayi akan tercipta suatu hubungan khusus yang positif antara orang tua dengan bayi. Pijat bayi sebaiknya dilakukan oleh orang tua, keluarga atau paling tidak pengasuh yang sehari-hari merawatnya (Prasetyono, 2009). Pijat bayi adalah terapi sentuhan tertua dan terpopuler yang dikenal manusia, yang juga merupakan seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktikkan sejak berabad-abad silam. Pijat bayi telah lama dilakukan hampir di seluruh dunia termasuk di Indonesia dan diwariskan secara turun temurun. Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi (Roesli, 2008). Pijat bayi sudah digunakan sejak dahulu sebagai teknik pengobatan sederhana dengan sentuhan yang memberikan kenyamanan bagi tubuh. Sebagai terapi sentuh, pijat bayi pijat bayi secara rutin memberi rasa rileks sekaligus sebagai cara yang luar biasa untuk berkomunikasi dan
3
mempererat ikatan emosi antara ibu atau anggota keluarga lain dengan bayi (Suririnah, 2009). Pijat bayi bermanfaat untuk mempererat hubungan batin antar ibu dan anak, membantu tidur lebih lelap, membantu pencernaan dengan menyembuhkan kembung dan membantu membentuk perkembangan mental bayi (Suririnah, 2009). Ilmu kesehatan tentang pijat bayi ini masih belum diketahui oleh masyarakat, dikarenakan masyarakat masih mempercayakan pijat bayi pada dukun bayi dan kurangnya pengetahuan masyarakat untuk melakukan pijat bayi kepada tenaga kesehatan. Faktor lain yang menyebabkan masyarakat lebih memilih pijat bayi kepada dukun adalah karena faktor adat istiadat yang masih dipegang teguh dan berkembang secara turun temurun (Roesli, 2008). Di Indonesia pemijatan tidak hanya dilakukan bila bayi sehat, tetapi juga saat bayi sakit atau rewel dan sudah menjadi rutinitas perawatan bayi setelah lahir (Sari, 2004). Data dari BPS Suratini Soewarno dari bulan Januari 2012 sampai September 2012 terdapat 915 ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung untuk memijatkan bayinya. Rata-rata tiap bulannya terdapat 102 ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung untuk memijatkan bayinya. Beberapa di antaranya ada yang hanya memijatkan bayinya jika rewel ataupun saat sedang sakit. Ada juga ibu yang memijatkan bayinya hanya pada tenaga kesehatan dan tidak berani melakukannya sendiri di rumah. Berdasarkan
4
studi pendahuluan dengan cara wawancara kepada 15 ibu bayi tentang pijat bayi terdapat 2 ibu bayi (13, 33%) mempunyai pengetahuan baik, 7 ibu bayi (46,67%) mempunyai pengetahuan cukup dan 6 ibu bayi (40%) mempunyai pengetahuan kurang tentang pijat bayi. Dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
tersebut
maka
dirumuskan
permasalahan sebagai berikut “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta dalam kategori baik.
5
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta dalam kategori cukup. c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta dalam kategori kurang.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan terutama dalam ruang lingkup kesehatan anak tentang pijat bayi. 2. Bagi Peneliti Memperoleh pengalaman nyata dan menambah wawasan dalam penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta. 3. Bagi Institusi a. Bagi BPS Meningkatkan mutu pelayanan dan sebagai masukan bagi petugas kesehatan dalam memberikan konseling khususnya pijat bayi.
6
b. Bagi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi sebagai dokumentasi, bahan pustaka, dan sebagai bahan referensi di perpustakaan.
E. Keaslian Penelitian Andini, Y (2011), dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi Usia 0-6 Bulan di BPS Wiwid Sidoarjo”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sampel yang digunakan adalah ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan sebanyak 32 responden. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan 5 responden (15,62%) mempunyai pengetahuan baik, 10 responden (31,25%) mempunyai pengetahuan cukup dan 17 responden (53,12%) mempunyai pengetahuan kurang. Adapun persamaan dengan peneliti adalah variabel tunggal, jenis penelitian deskriptif dan sama-sama tentang pijat bayi. Perbedaan dengan peneliti adalah tempat, waktu, jumlah sampel, teknik pengambilan sampel dan hasil penelitian.
7
Sistematika Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan gambaran tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian,
keaslian
penelitian,
dan
sistematika penelitian. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan tentang konsep-konsep yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang meliputi teori dari masalah yang diteliti, kerangka teori dan kerangka konsep penelitian.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian yang meliputi jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian.
8
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan gambaran umum tempat penelitian,
hasil
penelitian,
pembahasan
dan
keterbatasan. BAB V
PENUTUP Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori dari Masalah yang Diteliti 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan
terhadap
suatu
obyek
tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011). b. Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur 8
9
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antar lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai sutu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan
contoh,
menyimpulkan,
meramalkan terhadap obyek yang dipelajari. 3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti dalam menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.
10
5) Sintesis (synthesis) Sintesis
menunjuk
pada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi
ini
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang Menurut
Notoatmodjo
(2011),
pengetahuan
seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya: 1) Informasi Seseorang dengan sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. 2) Kultur (Budaya dan Agama) Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring kira-kira
11
sesuai atau tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut. 3) Pendidikan Semakin tinggi pendidikan maka akan mudah menerima dan menyesuaikan diri dengan hal-hal yang baru. 4) Pengalaman Berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, bahwa pendidikan yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan semakin tua umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak. 5) Sosial Ekonomi Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan ekonomi baik, tingkat pendidikan akan tinggi sehingga pengetahuan akan tinggi pula. 6) Umur Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup yaitu semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. d. Cara Mengukur Pengetahuan Pengukuran
pengetahuan
dapat
dilakukan
dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
12
ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan (Notoatmodjo, 2011). 2. Bayi a. Pengertian Bayi adalah anak usia 0-12 bulan (Roesli, 2008). b. Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi 1) Pertumbuhan Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel tubuh dan juga bertambah besarnya sel. Pertumbuhan dimulai dari aktifitas pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-50 kali per menit, penyesuaian dengan denyut jantung antara 120-160 kali per menit, dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandingkan dengan rongga dada, kemudian terjadi aktifitas (pergerakan) bayi yang mulai meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi seperti menangis, memutar-mutar kepala dan menghisap (rooting reflek) dan menelan (Hidayat, 2005). 2) Perkembangan Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
13
yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (Nursalam dkk, 2008). Menurut Hidayat (2005), kriteria perkembangan dibagi menjadi empat, yaitu: a) Perkembangan motorik kasar dapat diawali tanda gerakan seimbang pada tubuh, mulai mengangkat kepala. b) Perkembangan
motorik
halus
dimulai
tanda-tanda
kemampuan untuk mampu mengikuti garis tengah bila kita memberikan respon terhadap gerakan jari atau tangan. c) Perkembangan bahasa ditunjukkan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara dan bel. d) Perkembangan adaptasi sosial ditunjukkan adanya tandatanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengenali seseorang. 3. Pijat Bayi a. Pengertian 1) Pijat bayi adalah suatu pengungkapan rasa kasih sayang antara orang tua dengan anak lewat sentuhan pada kulit yang dapat memberikan dampak yang sangat luar biasa (Dewi, 2012). 2) Pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam (Santi, 2012).
14
3) Pijat bayi adalah perawatan untuk menjalin kebersamaan dan saling bersentuhan antara orang tua dengan anak secara fisik dan emosi (Heath, 2004). b. Manfaat Menurut Roesli (2008), manfaat pijat bayi adalah: 1) Dampak biokimia yang positif a) Menurunkan kadar hormon stress (catecholamine). b) Meningkatkan kadar zat daya tahan tubuh (imunoglobulin) terutama IgG, IgA dan IgM. c) Meningkatkan kadar serotonin. 2) Dampak klinis yang positif a) Mengubah gelombang otak secara positif. b) Memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan. c) Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan. d) Meningkatkan kenaikan berat badan. e) Mengurangi depresi dan ketegangan. f) Membuat tidur lelap. g) Mengurangi rasa sakit. h) Mengurangi kembung dan sakit perut. i) Meningkatkan hubungan orang tua dan bayi. j) Meningkatkan volume ASI.
15
c. Mekanisme Dasar Pemijatan (Fisiologi Pijat bayi) Menurut Santi (2012), ada beberapa mekanisme yang dapat menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, antara lain pengeluaran beta endorphin, aktifitas nervus vagus, produksi serotonin dan mengubah gelombang otak. 1) Pengeluaran beta endorphin Pengeluaran beta endorphin dapat menyebabkan terjadinya kondisi: a) Penurunan enzim ODC (Ornithine decarboxylase), suatu enzim yang peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan. b) Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan. c) Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormon pertumbuhan. Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan pengeluaran neurochemical beta-endhophine yang akan mempengaruhi pembentukan hormon pertumbuhan karena menurunnya jumlah dan aktifitas ODC jaringan. 2) Aktifitas nervus vagus Bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang akan menyebabkan peningkatkan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Dengan demikian penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya
16
mengapa berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak daripada yang tidak dipijat. 3) Produksi serotonin Pemijatan akan meningkatkan aktifitas neurotransmitter serotonin, yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat
glucocorticoid
(adrenalin).
Proses
ini
akan
menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stress). Penurunan kadar hormon stress ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG. 4) Mengubah gelombang otak Pijat
bayi
akan
membuat
bayi
tidur
lebih
lelap,
meningkatkan kesiagaan (alertness) dan konsentrasi. Ini karena pijatan akan mengubah gelombang otak, yaitu dengan penurunan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha. Perubahan gelombang otak ini dapat dibuktikan dengan pemeriksaan EEG (electro encephalogram). d. Waktu Mulai Pijat Bayi Pijat bayi dapat dilakukan segera setelah bayi lahir. Jadi, dapat dimulai kapan saja sesuai keinginan. Bayi akan mendapat keuntungan lebih besar bila pemijatan dilakukan tiap hari sejak lahir sampai usia enam atau tujuh bulan. Pemijatan dapat dilakukan pagi hari sebelum mandi. Bisa juga malam hari sebelum bayi tidur sehingga bayi dapat tidur lebih nyenyak (Santi, 2012).
17
e. Persiapan Sebelum Memijat Menurut Aurelia (2011), ada beberapa hal yang harus disiapkan sebelum melakukan pemijatan, di antaranya adalah sebagai berikut: 1) Mencuci tangan dan tangan dalam keadaan hangat. 2) Hindari kuku panjang dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi. 3) Ruang untuk memijat usahakan hangat dan tidak menguap. 4) Bayi selesai makan atau tidak berada dalam keadaan lapar. 5) Usahakan tidak diganggu dalam waktu lima belas menit untuk melakukan semua tahap pemijatan. 6) Baringkan bayi di atas kain rata yang lembut dan bersih. 7) Ibu atau ayah duduk dalam posisi nyaman dan tenang. 8) Siapkan handuk, popok, baju ganti dan minyak bayi. 9) Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara. 10) Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zaitun, minyak telon atau baby oil. Jangan gunakan minyak aroma terapi karena telalu keras untuk kulit bayi.
18
f. Hal-hal yang Dilakukan Selama Pemijatan Menurut Aurelia (2011), selama pemijatan dianjurkan untuk selalu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Memandang mata bayi. 2) Bernyanyilah atau putarkan lagu-lagu yang tenang atau lembut untuk membantu menciptakan suasana kasih sayang sehingga selama pemijatan tenang selama pemijatan berlangsung. 3) Awalilah pemijatan dengan melakukan sentuhan berlangsung ringan, kemudian secara bertahap tambahkanlah tekanan pada sentuhan yang dilakukan, khususnya apabila Anda sudah merasa yakin bahwa bayi mulai nyaman dengan pemijatan yang sedang dilakukan. 4) Sebelum melakukan pemijatan, lumurkan lotion yang lembut sesering mungkin. 5) Sebaiknya pemijatan dimulai dari kaki bayi, umumnya bayi lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Dengan demikian, akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Oleh karena itu, urutan pemijatan dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka dan diakhiri pada bagian punggung. 6) Tanggaplah pada isyarat yang diberikan oleh bayi, seperti menangis. Cobalah menenangkan bayi sebelum melakukan pemijatan lebih keras. Hentikan pemijatan karena mungkin
19
bayi mengharapkan untuk digendong, disusui atau sudah sangat ingin tidur. 7) Mandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa lebih segar dan bersih setelah terlumuri minyak bayi. Namun, apabila pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi cukup diseka dengan air hangat agar bersih dari minyak bayi. 8) Lakukan konsultasi pada dokter atau perawat untuk lebih lanjut tentang pemijatan bayi. 9) Hindarkan mata bayi dari baby oil atau lotion. g. Hal-hal yang Tidak Dianjurkan Selama Pemijatan Menurut Santi (2012), hal-hal yang tidak dianjurkan selama pemijatan sedang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Memijat bayi langsung setelah selesai makan. 2) Membangunkan bayi khusus untuk pemijatan. 3) Memijat bayi pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat. 4) Memijat bayi pada saat bayi tidak mau dipijat. 5) Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi. h. Teknik Pijat Bayi Secara umum, pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi. Permulaan seperti ini akan memberikan kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Itu sebabnya urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian
20
kaki, kemudian perut, dada, tangan muka dan diakhiri pada bagian punggung (Dewi, 2012). Berikut ini adalah gambar-gambar teknik pijat bayi menurut Roesli (2008):
1) Kaki
a) Perahan Cara India (1) Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul soft ball. (2) Gerakkan
Gambar 2.1
tangan
ke
bawah
secara
bergantian, seperti memerah susu. b) Peras dan Putar (1) Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan. (2) Peras putar kaki bayi dengan lembut
Gambar 2.2 dimulai dari pangkal paha ke arah mata kaki. c) Telapak Kaki Urutlah telapak kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari di seluruh telapak kaki. Gambar 2.3
21
d) Tarikan Lembut Jari Pijatlah jari-jari satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri Gambar 2.4
dengan tarikan yang lembut pada tiap ujung jari. e) Gerakan Peregangan (1) Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari ke arah tumit, kemudian
Gambar 2.5
ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah tumit. (2) Dengan
jari
tangan
lain
regangkan
dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki ke arah tumit. f) Titik Tekanan Tekan-tekanlah
kedua
ibu
jari
secara
bersamaan di seluruh permukaan telapak kaki Gambar 2.6
dari arah tumit ke jari-jari. g) Punggung Kaki Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung dari pergelangan kaki ke arah jari-jari secara
Gambar 2.7
bergantian.
22
h) Peras dan Putar Pergelangan Kaki Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari dan jari-jari lainnya di pergelangan kaki bayi. Gambar 2.8
i) Perahan Cara Swedia (1) Peganglah pergelangan kaki bayi. (2) Gerakkan tangan secara bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha.
Gambar 2.9
j) Gerakkan Menggulung (1) Pegang pangkal paha dengan kedua tangan. (2) Buatlah
Gambar 2.10
gerakan
menggulung
dari
pangkal paha menuju pergelangan kaki. k) Gerakan Akhir (1) Setelah semua gerakan dilakukan pada kaki kanan dan kiri, rapatkan kedua kaki
Gambar 2.11
bayi. (2) Letakkan kedua tangan secara bersamaan pada pantat dan pangkal paha.
23
2) Perut
a) Mengayuh Sepeda Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh pedal sepeda dari atas ke bawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan kiri.
Gambar 2.12 b) Mengayuh Sepeda dengan Kaki Diangkat (1) Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan. (2) Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi Gambar 2.13
dari perut bagian atas sampai ke kaki jari kaki. c) Ibu Jari ke Samping (1) Letakkan kedua ibu jari di samping kanan dan kiri pusar perut.
Gambar 2.14
(2) Gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut kan dan kiri. d) Bulan Matahari (1) Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah ke atas, kemudian kembali
Gambar 2.15
ke
daerah
kanan
bawah,
seolah
membentuk gambar matahari beberapa kali.
24
(2) Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi, seolah membentuk gambar bulan. (3) Lakukan
kedua
bersama-sama. membuat sedangkan
gerakan Tangan
bulatan tangan
ini
secara
kiri
selalu
penuh kanan
(matahari), membuat
gerakan setengah lingkaran (bulan). e) Gerakan I Love You (1) “I”. Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan Gambar 2.16
jari-jari tangan kanan membentuk huruf “I”. (2) “LOVE”. Pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah. (3) “YOU”. Pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan bawah ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah dan berakhir di perut kiri bawah.
25
f) Gelembung atau Jari-Jari Berjalan (1) Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan. Gambar 2.17
(2) Gerakkan jari-jari pada perut bayi dari bagian
kanan
ke
bagian
kiri
guna
mengeluarkan gelembung udara. 3) Dada
a) Jantung Besar (1) Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua telapak tangan di tengah dada atau ulu hati.
Gambar 2.18 (2) Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka lalu ke bawah membentuk jantung dan kembali ke ulu hati. b) Kupu-Kupu (1) Buatlah
gerakan
diagonal
seperti
gambaran kupu-kupu dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat Gambar 2.19
menyilang dari tengah dada. (2) Gerakkan tangan kiri ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati.
26
4) Tangan
a) Memijat Ketiak Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah. b) Perahan Cara India
Gambar 2.20
(1) Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi. (2) Gerakkan tangan mulai
dari
bagian
Gambar 2.21 pundak ke arah pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak ke arah pergelangan tangan. (3) Gerakkan tangan kanan dan kiri ke bawah secara bergantian dan berulang-ulang seolah memerah susu sapi. c) Peras dan Putar Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke pergalangan tangan. Gambar 2.22 d) Membuka Tangan Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan ke arah jari-jari.
Gambar 2.23
27
e) Putar Jari-Jari (1) Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju ke arah ujung jari dengan gerakan Gambar 2.24
memutar. (2) Akhiri gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari. f) Punggung Tangan (1) Letakkan tangan bayi di antara kedua tangan kita. (2) Usap
Gambar 2.25
punggung
tangannya
dari
pergelangan tangan ke arah jari-jari dengan lembut. g) Peras dan Putar Pergelangan Tangan Peraslah
sekeliling
pergelangan
tangan
dengan ibu jari dan jari telunjuk. Gambar 2.26
h) Perahan Cara Swedia (1) Gerakkan tangan kanan dan kiri kita secara bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak. (2) Lanjutkan
dengan
pijatan
Gambar 2.27 pergelangan kiri bayi ke arah pundak.
dari
28
i) Gerakan Menggulung (1) Peganglah lengan bayi bagian atas atau bahu dengan kedua telapak tangan. Gambar 2.28
(2) Bentuklah pangkal
gerakan lengan
menggulung menuju
ke
dari arah
pergelangan tangan atau jari-jari. 5) Muka
a) Dahi: Menyetrika Dahi (1) Letakkan
kedua
jari
tangan
pada
pertengahan dahi. (2) Tekan dahi dengan lembut dari dahi bagian tengah ke luar ke samping kanan Gambar 2.29
dan kiri. (3) Gerakkan ke bawah ke daerah pelipis, membuat lingkaran kecil di daerah pelipis kemudian gerakkan ke bawah melalui daerah pipi di bawah mata b) Alis: Menyetrika Alis (1) Letakkan kedua ibu jari di antara kedua alis mata. (2) Gunakan kedua ibu jari untuk memijat
Gambar 2.30 secara lembut pada alis mata dan di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.
29
c) Hidung: Senyum I (1) Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis. (2) Tekankan ibu jari kita dari pertengahan Gambar 2.31
kedua alis turun melalui hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke samping dan
ke
atas
seolah
membuat
bayi
tersenyum. d) Mulut Bagian Atas: Senyum II (1) Letakkan kedua iu jari di atas mulut di bawah sekat hidung. (2) Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke Gambar 2.32
samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum. e) Mulut Bagian Bawah: Senyum III (1) Letakkan kedua ibu jari di tengah dagu. (2) Tekankan kedua ibu jari kita pada dagu dengan gerakan dari tengah ke samping
Gambar2.33 kemudian ke atas ke arah pipi seolah membuat bayi tersenyum.
30
f) Lingkaran Kecil di Rahang Dengan jari kedua tangan membuat lingkaran kecil di daerah rahang bayi. Gambar 2.34
g) Belakang Telinga (1) Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut pada daerah belakang teling kanan dan kiri. (2) Gerakkan ke arah pertengahan dagu di
Gambar 2.35 bawah dagu. 6) Punggung a) Gerakan Maju Mundur (1) Tengkurapkan bayi melintang di depan kita dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan kita. Gambar 2.36
(2) Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan
maju
mundur
menggunakan
kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher. b) Gerakan Menyetrika (1) Pegang pantat bayi dengan tangan kanan. (2) Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah sampai bertemu dengan Gambar 2.37
tangan kanan yang menahan pantat bayi.
31
c) Gerakan Menyetrika dan Mengangkat Ulangi gerakan menyetrika punggung, tangan kanan memegang kaki bayi dan gerakan Gambar 2.38
dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi. d) Gerakan Melingkar (1) Dengan jari-jari kedua tangan, buatlah gerakan-gerakan
melingkar
kecil-kecil
mulai dari batas tengkuk turun ke bawah Gambar 2.39
di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai di daerah pantat. (2) Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat. e) Gerakan Menggaruk (1) Tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan kita pada punggung bayi. (2) Buat
gerakan menggaruk ke bawah
Gambar 2.40 memanjang sampai ke pantat bayi.
32
i. Gerakan Relaksasi dan Peregangan Lembut 1) Gerakan Relaksasi Gerakan relaksasi ini dapat berupa goyangan-goyangan ringan, tepuk-tepukkan halus atau ayunan-ayunan lembut. Teknik sentuhan relaksasi mudah dan sederhana. Dapat dikerjakan bersama-sama pijat bayi atau secara tersendiri. Misalnya, waktu ibu mulai memijat bagian kaki bayi, ternyata kakinya menegang dan kaku. Untuk mengatasinya, gunakanlah sentuhan relaksasi dan suara ibu agar kaki bayi menjadi lemas dan rileks (Aurelia, 2011). Gerakan relaksasi ini dapat dilakukan di setiap bagian badan bayi seperti di daerah tangan, pundak dan perut dengan cara yang sama. Untuk bagian pundak misalnya, tepuktepuklah dan goyangkan secara halus kedua pundak dengan kedua tangan sambil mengajaknya bicara. Gerakan relaksasi ini juga dapat dipakai untuk memulai gerakan pada setiap bagian badan bayi (Roesli, 2008). 2) Gerakan Peregangan Lembut Gerakan-gerakan sederhana yang meregangkan tangan dan kaki bayi, dapat berupa sentuhan pada bagian perut bayi dan panggul serta gerakan yang bertujuan meluruskan tulang belakang. Peregangan lembut ini dilakukan pada akhir pemijatan atau di antara pijatan. Setiap gerakan peregangan
33
dapat dilakukan sebanyak 4-5 kali. Berikut ini adalah gambar gerakan peregangan lembut menurut Roesli (2008):
a) Menyilangkan Tangan (1) Pegang kedua pergelangan tangan bayi dan silangkan keduanya di dada. (2) Luruskan kembali kedua tangan bayi ke Gambar 2.41
samping. Ulangi gerakan ini sebanyak 4-5 kali. b) Membentuk Diagonal Tangan-Kaki (1) Pertemukan ujung kaki kanan dan ujung tangan kiri bayi di atas tubuh bayi sehingga membentuk garis diagonal. Selanjutnya,
Gambar 2.42
tarik kembali kaki kanan dan tangan kiri bayi ke posisi semula. (2) Pertemukan ujung kaki kiri dengan ujung tangan
kanan
di
atas
tubuh
bayi.
Selanjutnya, tarik kembali tangan dan kaki bayi ke posisi semula.
34
c) Menyilangkan Kaki (1) Pegang pergelangan kaki kanan dan kiri bayi, lalu silangkan ke atas. Buatlah Gambar 2.43
silangan sehingga mata kaki kanan luar bertemu mata kaki kiri dalam. Setelah itu, kembalikan posisi kaki pada posisi semula. (2) Pegang kedua pergelangan kaki bayi dan silangkan kedua kakinya ke atas sehingga mata kaki kanan dalam bertemu dengan mata kaki kiri luar. Setelah itu, kembalikan pada posisi semula. d) Menekuk Kaki Bergantian (1) Pegang pergelangan kaki kanan bayi dalam posisi kaki lurus, lalu tekuk lutut kaki perlahan menuju arah perut.
Gambar 2.44
(2) Pegang kaki kiri bayi dalam posisi kaki lurus, tekuk lutut kaki perlahan menuju arah perut. e) Menekuk Kaki Bersamaan Gerakkan seperti menekuk kaki bersamaan.
Gambar 2.45
secara
35
B. Kerangka Teori
Pengetahuan Ibu Tentang Pijat Bayi
Pijat Bayi: 1. Pengertian pijat bayi 2. Manfaat pijat bayi 3. Mekanisme dasar pemijatan (fisiologi pijat bayi) 4. Waktu pijat bayi 5. Persiapan pijat bayi 6. Hal-hal yang dilakukan selama pemijatan 7. Hal-hal yang tidak dianjurkan selama pemijatan 8. Teknik pijat bayi 9. Gerakan relaksasi dan peregangan lembut
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Informasi 2. Kultur (budaya dan agama) 3. Pendidikan 4. Pengalaman 5. Sosial ekonomi 6. Usia
Gambar 2.46 Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2011) dan Roesli (2008)
36
C. Kerangka Konsep
Baik Pengetahuan ibu tentang pijat bayi
Cukup Kurang
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang: 1. Informasi 2. Kultur (Budaya dan Agama) 3. Pendidikan 4. Pengalaman 5. Sosial Ekonomi 6. Umur 7.
Keterangan: : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.47 Kerangka Konsep
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitaf. Deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu fenomena dengan bentuk angka-angka (Hidayat, 2007).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta. Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2013 sampai 15 Maret 2013.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini populasinya adalah semua ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta
37
38
untuk memijatkan bayinya pada tanggal 11 Februari sampai 15 Maret 2013 sebanyak 31 ibu bayi. 2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang mewakili suatu populasi (Arikunto, 2010). Sampel pada penelitian ini adalah sesuai dengan Arikunto (2010), apabila jumlah populasi yang kurang dari 100 diambil semuanya, tetapi jika lebih dari 100 dapat diambil 20-30% atau lebih. Sampel yang diambil adalah 31 ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta untuk memijatkan bayinya. 3.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007). Penelitian ini menggunakan teknik sampel total sampling.
Menurut
Suyanto
(2008),
total
sampling
adalah
pengambilan sampel dengan mengambil semua anggota populasi untuk dijadikan sampel.
D. Instrumen Penelitian Alat pengumpul data atau istrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan pijat bayi dalam penelitian ini adalah kuesioner. Menurut Arikunto (2010), kuesioner adalah sejumlah
39
pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai hal-hal yang diketahui dan sudah disediakan jawabannya. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. Menurut
Arikunto
(2010), kuesioner tertutup adalah kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawabannya. Responden diminta untuk memilih salah satu jawaban (Benar atau Salah) atas pernyataan tentang pijat bayi. Dalam penelitian ini ada dua pernyataan yaitu pernyataan favorabel (positif) dan pernyataan unfovarabel (negatif). Adapun kriteria penskoran pada pernyataan favorabel adalah skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah. Sedangkan penskoran pada pernyataan unfavorabel adalah skor 0 jika jawaban benar dan skor 1 jika jawaban salah. Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini: Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner tentang Pijat Bayi Variabel
Indikator
Tingkat
Pengertian pijat bayi
pengetahuan
Manfaat pijat bayi
ibu
tentang Mekanisme pijat bayi
pijat bayi
Waktu pemijatan Persiapan pemijatan Hal-hal
yang
boleh
Jumlah
Favorabel
Unfavorabel
1, 2
-
2
3, 5, 6
4, 7
5
8, 9, 10
-
3
11, 13
12
3
14, 15, 17
16
4
19, 21
18, 20
4
25
22, 23, 24
4
Item
dilakukan selama pemijatan Hal-hal yang tidak boleh
40
dilakukan selama pemijatan Teknik pemijatan Gerakan
relaksasi
dan
27, 28
26
3
30, 34
35
3
Total
31
peregangan lembut
Agar diperoleh data yang valid dan reliabel, maka kuesioner diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji coba instrumen dilaksanakan di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta dengan jumlah responden 30 ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung untuk memijatkan bayinya. Menurut Mahfoed (2007), alasan jumlah responden 30 adalah karena kaidah umum penelitian agar diperoleh distribusi nilai hasil penelitian mendekati kurva normal. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur. Untuk mengetahui validitas item digunakan rumus Pearson Product Moment. Suatu item dikatakan valid apabila nilai rhitung > rtabel (0,355) (Hidayat, 2007).
41
Rumus Pearson Product Moment adalah sebagai berikut:
rxy Keterangan: rxy : Koefisien korelasi x
: Skor item atau pertanyaan
y
: Skor total (item)
N : Jumlah responden Hasil uji coba kuesioner kepada 30 ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta untuk memijatkan bayinya adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Jumlah Item Valid (Item)
Variabel Pengetahuan
ibu
35
tentang pijat bayi
31
Tidak Valid (Item) 4 (pernyataan no: 29, 31, 32, 33)
Tabel 3.2 menunjukkan bahwa pada item pernyataan untuk variabel pengetahuan ibu tentang pijat bayi dari 35 item pernyataan terdapat 31 item pernyataan yang valid karena nilai rhitung > 0,355 dan 4 item pernyataan yang tidak valid karena nilai rhiting < 0,355. Dalam penelitian ini, perhitungan validitas dengan taraf signifikan 5% dilakukan dengan bantuan SPSS. Untuk item yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian ini.
42
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur
dapat
dipercaya
atau
dapat
diandalkan
(Notoatmodjo, 2010). Untuk menguji reliabilitas pada instrumen ini menggunakan Alpha Cronbach. Menurut Riwidikdo (2010) suatu item dikatakan reliabilitas bila nilai alpha cronbach > rkriteria (0, 75). Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut: r11 = Keterangan: r11
: Reabilitas instrumen
k
: Jumlah butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb²
: Jumlah varian butir
σt²
: Jumlah varian total Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Variabel Alpha Cronbach
Pengetahuan ibu tentang pijat bayi
0,816
Keterangan Reliabel
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua variabel dalam penelitian ini memiliki alpha cronbach (0,816) > 0,75 sehingga kuesioner yang disusun untuk variabel dalam penelitian ini reliabel.
43
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Hidayat (2007): 1. Data primer Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya dan diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden. 2. Data sekunder Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari obyek penelitian, peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara baik secara komersial ataupun non komersial. Data sekunder dari penelitian ini diperoleh dari data yang dimiliki bidan mengenai berapa jumlah ibu yang memiliki bayi yang berkunjung ke BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta.
F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi.
44
G. Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena (Hidayat, 2007).
No
1
Tabel 3.4 Definisi Operasional Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi Skala Variabel Definisi operasional Alat Ukur Hasil Ukur Ukur Pengetahuan Kemampuan ibu tentang responden pijat bayi menjawab:
Kuesioner untuk
a. Pengertian pijat bayi b. Manfaat c. Mekanisme dasar pemijatan d. Waktu pemijatan e. Persiapan pemijatan f. Hal-hal yang dilakukan selama pemijatan g. Hal yang tidak dianjurkan selama pemijatan h. Teknik pemijatan i. Gerakan relaksasi dan peregangan lembut
Ordinal
a. Baik: bila nilai responden (x) > mean + 1 SD b. Cukup: bila nilai mean – 1 SD ≤ x £ mean + 1 SD c. Kurang: bila nilai responden (x) < mean – 1 SD (Riwidikdo, 2010)
45
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Metode Pengolahan Data Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data kemudian dilakukan pengolahan data. Hal ini disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. Menurut Notoatmodjo (2010), langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: a. Editing (Penyuntingan Data) Editing ialah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan atau setelah data terkumpul. b. Coding (Membuat Lembaran atau Kartu Kode) Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Lembaran atau kartu kode berisi nomor responden dan nomor-nomor pertanyaan. c. Data Entry (Memasukkan Data) Data entry adalah mengisi kolom-kolom lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. d. Tabulasi Tabulasi adalah membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. 2. Analisis Data Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap variabel dari hasil tiap penelitian untuk
46
menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel (Notoatmodjo,
2010).
Pengambilan
kesimpulan
diambil
dari
prosentase angka hasil pengumpulan data yang dinilaikan. Menurut Riwidikdo (2010), data dimaknai dengan parameter yang telah ditentukan, yaitu sebagai berikut: a. Pengetahuan baik
: Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD
b. Pengetahuan cukup
: Bila nilai mean – 1 SD ≤ x £ mean + 1 SD
c. Pengetahuan kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD Sebelum menentukan tingkat pengetahuan ibu terlebih dahulu peneliti menghitung nilai mean dan simpangan baku. Menurut Riwidikdo (2010), rumus untuk menghitung nilai mean dan simpangan baku yaitu: a. Mean X= Keterangan: X
: Mean atau nilai rata-rata
n
: Jumlah responden
∑xi
: Jumlah
nilai yang diperoleh tiap responden
47
b. Simpangan Baku
sd =
Keterangan: sd
: Simpangan baku
xi
: Nilai yang diperoleh tiap responden
∑xi
: Jumlah
n
: Jumlah responden
nilai yang diperoleh tiap responden
Setelah didapatkan hasil nilai mean dan simpangan baku tiap responden
kemudian
hasil
tersebut
dimasukkan
dalam
skala
pengetahuan yang sudah tercantum di atas. Adapun
rumus
untuk
mengetahui
skor
prosentase
(Riwidikdo, 2010) yaitu: Skor prosentase =
x 100%
Sedangkan rumus prosentase untuk jumlah ibu yang memijatkan bayinya berdasarkan tingkat pengetahuannya (Riwidikdo, 2010) adalah sebagai berikut: Skor prosentase =
× 100%
48
I. Etika Penelitian Dalam
melakukan
penelitian
pada
responden
peneliti
harus
memperlihatkan etika penelitian. Menurut Hidayat (2007), etika dalam penelitian yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Informed Consent (Lembar Persetujuan) Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan sebelum penelitian dilakukan. Tujuan dari informed consent adalah agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subyek berasedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika subyek tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien dan tidak boleh memaksa. 2. Anonimity (Tanpa Nama) Anonimity adalah tidak mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner dan hanya menuliskan kode pada lembar kuesioner. 3. Confidentiality (Kerahasiaan) Confidentiality adalah memberikan jaminan kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum BPS Suratini Soewarno beralamat di Jl. Sumbing Raya No. 14, Kismoyoso, RT 2 RW 10 Mojosongo, Surakarta. Secara umum jenis pelayanan yang diberikan di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta meliputi ANC, persalinan normal, pelayanan KB, imunisasi, pelayanan KIA dan juga pijat bayi. Pelayanan kesehatan dilaksanakan setiap hari sejak pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB kecuali pertolongan persalinan dilayani 24 jam. Pelayanan imunisasi dilaksanakan setiap hari kecuali imunisasi BCG dan campak yaitu setiap minggu kedua pada setiap bulannya. Pijat bayi dilaksanakan setiap hari rabu dan jumat pukul 15.30 WIB sampai pukul 17.00 WIB dan hari minggu pukul 07.30 WIB sampai pukul 12.00 WIB. Tenaga kesehatan di BPS Suratini Soewarno terdiri dari 3 bidan dan 2 fisioterapi. Fasilitas yang mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan sudah cukup memadai yaitu 4 ruang nifas, 1 ruang bersalin, 1 ruang perika dan 1 ruang untuk tenaga kesehatan, sedangkan fasilitas yang mendukung pelayanan pijat bayi yaitu disediakan alat fisioterapi untuk bayi dan balita.
49
50
B. Hasil Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi yang berkunjung di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberi kuesioner kepada responden dan kemudian kuesioner dikembalikan kepada peneliti untuk selanjutnya data tersebut diolah.
N Pengetahuan ibu tentang pijat bayi
31
Tabel 4.1 Hasil Pengolahan Data Minimum Maksimum 11
30
Mean
SD
21,1
5,5
Sumber: Data Primer, Februari 2013 Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil penelitian yang dilakukan pada 31 ibu yang mempunyai bayi yang berkunjung di BPS Suratini Soewarno didapatkan hasil tingkat pengetahuan sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang Pijat Bayi No Tingkat Pengetahuan Jumlah Prosentase Responden (%) 1
Baik
5
16
2
Cukup
19
61
3
Kurang
7
23
Total
31
100
Sumber: Data Primer, Februari 2013
51
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi paling banyak pada kategori cukup sebanyak 19 responden (61%), kategori kurang sebanyak 7 responden (23%) dan paling sedikit pada kategori baik sebanyak 5 responden (16%). C. Pembahasan Penelitian tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi dan berkunjung di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta yang paling banyak yaitu tingkat pengetahuan yang cukup tentang pijat bayi yaitu sebanyak 19 responden (61%) kemudian sebanyak 7 responden (23%) mempunyai tingkat pengetahuan tentang kurang tentang pijat bayi dan paling sedikit 5 responden (16%) mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang pijat bayi. Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2011). Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan responden paling banyak yaitu
berpengetahuan
cukup.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengetahuan responden antara lain: umur, pendidikan dan paritas. Menurut Notoatmodjo (2011), salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur. Umur mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bartambah umur seseorang maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Dari hasil penelitian faktor yang mempengaruhi adalah pendidikan. Menurut Notoatmodjo (2011), faktor
52
yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya adalah pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Sosial ekonomi seseorang dapat dilihat dari pendidikan, jika pendidikan semakin tinggi maka pengetahuan akan lebih baik. Jumlah anak yang dilahirkan dapat berhubungan dengan pengalaman sehingga pengetahuan akan lebih baik. Menurut Notoatmodjo (2011), pengalaman dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Karena dengan pengalaman akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal. Seseorang yang memiliki pengalaman sebelumnya maka pengetahuannya akan lebih baik. Pijat bayi adalah pengungkapan rasa kasih sayang antara orang tua dengan anak lewat sentuhan kulit yang dapat memberikan dampak yang luar biasa (Dewi, 1012). Manfaat pijat bayi diantaranya dapat meningkatkan berat badan, membuat tidur lelap, mengurangi rasa sakit, meningkatkan hubungan orang tua dengan anak dan dapat meningkatkan volume ASI. Dari penelitian ini responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup. Sebagian besar belum mengetahui tentang hal-hal yang dianjurkan selama pemijatan. Menurut Aurelia (2011), hal-hal yang dianjurkan selama pemijatan antara lain yaitu memandikan bayi segera setelah pemijatan berakhir agar bayi merasa lebih segar dan bersih setelah terlumuri minyak bayi. Namun, apabila pemijatan dilakukan pada malam hari, bayi cukup diseka dengan air hangat agar bersih dari minyak bayi.
53
Tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi diharapkan baik agar bayi dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sebaiknya ibu yang memiliki bayi meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti penyuluhan dan mencari informasi dari media baik media cetak maupun elektronik agar pengetahuan menjadi baik.
D. Keterbatasan Penulis menyadari terdapat keterbatasan dalam menyusun karya tulis ilmiah ini, yaitu: 1. Dalam penelitian ini terdapat kendala yaitu: Responden, yaitu dalam sekali penyebaran kuesioner tidak bisa langsung mendapatkan responden dalam jumlah banyak dan setiap responden membutuhkan waktu yang berbeda-beda dalam mengisi kuesioner. 2. Dalam penelitian ini terdapat kelemahan diantaranya adalah: a. Variabel penelitian merupakan variabel tunggal sehingga penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu. b. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab ya atau tidak dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan secara mendalam.
54
c. Lokasi penelitian yang digunakan adalah BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan di tempat lain.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan yang baik tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta sebanyak 5 responden (16%). 2. Tingkat pengetahuan yang cukup tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta sebanyak 19 responden (61%). 3. Tingkat pengetahuan yang kurang tentang pijat bayi di BPS Suratini Soewarno Mojosongo Surakarta sebanyak 7 responden (23%).
B. Saran 1. Bagi Responden Diharapkan
responden
khususnya
orang
tua
bayi
lebih
meningkatkan pengetahuan tentang pijat bayi misalnya dengan mengikuti penyuluhan tentang pijat bayi, mencari informasi tentang pijat bayi baik melalui media (televisi, radio, buku, majalah, koran) atau bertanya pada tenaga kesehatan setempat. Mempelajari teknik
54
55
pijat bayi sehingga responden dapat melakukan pijat bayi sendiri di rumah. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menambah atau melengkapi sumber bacaan khususnya tentang pijat bayi. 3. Bagi BPS Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan pemberikan konseling tentang manfaat pijat bayi. 4. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan pembinaan peran
serta
masyarakat
dibidang
kesehatan
bayi,
khususnya
memberikan pendidikan kesehatan atau penyuluhan tentang pijat bayi agar masyarakat mengetahui manfaat dilakukannya pijat bayi. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut mengenai pengetahuan pijat bayi dengan menambah variabel penelitian tidak hanya satu variabel yang berhubungan dengan pijat bayi, agar memperoleh hasil penelitian yang bervariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, Y. 2011. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi Usia 0-6 Bulan di BPS Wiwid Sidoarjo. Surabaya: Karya Tulis Ilmiah. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Aurelia, E. 2011. Tips Agar ibu Cepat Hamil. Yogyakarta: Trimedia. Dasuki, M. 2003. Pengaruh Pijat Bayi terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi I Umur 4 Bulan. Yogyakarta: Tesis Program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Gizi dan Kesehatan. Dewi, S. 2012. Pijat dan Asupan Gizi Tepat Untuk melejitkan Tumbuh Kembang Anak. Yogyakarta: Pustaka Baru. Heath, A. 2004. Baby Massage Kekuatan Menenangkan dari Sentuhan. Jakarta: Dian Rakyat. Hidayat, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba Medika. ___________ 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Mahfoed, I. 2007. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. _____________ 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika. Prasetyono, D. 2009. Teknik-Teknik Memijat Bayi Sendiri. Yogyakarta: DIVA Press (Anggota IKAPI). Puspita, A. 2006. Menata Kamar Bayi. Surabaya: Niaga Swadaya. Riwidikdo, 2010. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihana. Roesli, U. 2008. Pedoman Pijat Bayi Prematur dan Bayi Usia 0-3 Bulan. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Santi, E. 2012. Buku Pintar Pijat Bayi untuk Tumbuh Kembang Optimal Sehat dan Cerdas. Yogyakarta: Pinang Merah Publisher. Sari, I. 2004. Efektivitas Ceramah dan Demonstrasi untuk Meningkatkan Pengetahuan Ibu tentang Pijat Bayi di Dusun Banyusumurup Girirejo Imogiri Bantul Tahun 2004. Yogyakarta: KTI. Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Kedokteran EGC. Sujudi, A. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan. (online). Pdf: www.scribd.com/doc/47409102/Kepmenkes-Registrasi-dan-PraktekBidan. html 4 Desember 2012. Suririnah, 2009. Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Suyanto, 2008. Riset Kebidanan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.