Tahun Ke-XV
Disebarkan Secara Gratis
Tahun Ke-XV
Dalam suatu siaran TV yang menghadirkan Benny Mamoto, dari BNN atau Badan Narkotika Nasional, dan Thurman Hutapea kepala Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, terkesan masalah narkoba di Indonesia belum bahkan tak akan teratasi kalau saja upaya pencegahan hanya ditangani oleh petugas law enforcement negara. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan peredaran gelap Narkoba, disamakan sebagai fenomena gunung es, karena hanya dilihat pada sisi luarnya, sementara pada bagian dalamnya, sulit terdeteksi. Kepedulian dan keterlibatan masyarakat dalam mencegah peredaran gelap Narkoba perlu dilakukan, sehingga seluruh jalur peredarannya, dapat dicegah. Pak Benny Mamoto lebih detail menyatakan ada 4 juta masyarakat di Indonesia yang harus menjalani proses rehabilitisasi sebagai budak pecandu narkoba. Namun sayang jutaan pecandu tersebut tidak mendapatkan penanganan penyembuhan secara layak dan maksimal, karena Pemerintah hanya mempunyai 4 tempat rehabilitasi dengan kapasitas 15,000. Empat lokasi rehabilitasi yang ada baru di Lido, Jawa Barat, Baddoka di Makassar, Samarinda dan Riau. Salah satu upaya penting dalam pencegahan dan penyalahgunaan peredaran gelap Narkoba adalah peran orang tua dalam mengawasi aktifitas anak-anaknya. Penulis sebagai orang awam berpendapat masalah Narkoba di antara pemuda pemudi Advent di Indonesia tidak ada atau insignifikan kendati mereka terexpose. Umumnya mereka tidak terjebak walaupun tekanan external sangat besar. Keterlibatan orang tua, gereja, sekolah-sekolah kita semuanya mempunyai bagian penting untuk menjaga anak-anak muda kita. Satu bentuk pencegahan adalah mengadakan penunggu pagi dan malam, dan membuat acara vesper Jumat sore saat membuka Sabat atau Sabtu sore saat menutup hari Sabat. Adalah harapan kami edisi REBUSKA minggu ini bisa menjadi bahan bacaan saat anda dan keluarga membuka hari Sabat yang suci.
JAMES WAWOROENDENG
Disebarkan Secara Gratis
Agustus 2013
30
DUA BERKAT ALLAH BAGI MANUSIA – KELUARGA DAN HARI SABAT OLEH NATASHA T. SINAGA - NANGOY Jemaat GMAHK Babussalam, Duri
M
aka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burungburung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Kejadian 1:27-28. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-
Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. Kejadian 2: 2-3. Sejak kecil, hari Jumat merupakan hari yang penuh dengan kesibukaan— setelah bekerja/belajar selama seminggu. Semua orang di rumah mulai mempersiapkan baju gereja, bersih-bersih rumah, dan tentu saja memasak makanan spesial menyambut Sabat. Setelah semua
kesibukaan selesai, tepat sebelum mata hari terbenam kami sekeluarga akan berkumpul dan mulai menyanyikan lagu penyambutan hari Sabat. Salah satu lagu kesukaan keluarga kami disaat mengadakan 3
Agustus 2013
renungan buka Sabat terdapat di Lagu Sion No. 242 “Enam Hari Sudah Lalu”. “Enam hari sudah lalu, Sabat yang baru tibalah; Bergemarlah hai jiwaku, Pada hari Sabat indah. Puji Tuhan yang tentukan, perhantian sedap itu; Bagi jiwa dan pikiran, pada hari yang ketujuh.” Lirik lagu ini benar-benar tepat menggambarkan perasaan senang dan tenang yang dirasakan saat keluarga kami berkumpul menyambut Sabat. Sungguh baik Allah kita, semua yang diciptakan-Nya memiliki maksud dan arti yang mendalam. Dari semua hal yang diciptakan Allah di dunia ini, ada dua hal yang khusus diberkati-Nya— keluarga dan hari yang ketujuh. Allah menciptakan keluarga agar manusia memiliki: 1. Sarana untuk membagi kasih sayang 2. Sarana untuk berbagi secara spiritual, emosional, dan fisikal. 3. Sarana untuk merasakan pentingnya ada hubungan antara satu sama lain (yang juga menggambarkan pentingnya ada hubungan antara manusa dan Allah). Hari Sabat diberikan Allah dengan maksud agar manusia mendapatkan: 1. Istirahat dari rutinitas pekerjaan selama enam hari, sama seperti Allah beristirahat setelah enam hari menciptakan dunia ini. 2. Kesempatan untuk menikmati dan mensyukuri ciptaanciptaan Tuhan, sama seperti Allah menikmati akan hasil ciptaan-Nya. 3. Kebahagiaan berkumpul bersama keluarga dan umat Tuhan. Memperbaiki hubungan keluarga yang direnggangkan oleh kesibukaan masing-masing. 4. Yang terutama, adalah menjalin komunikasi dan hubungan erat dengan Allah yang telah menciptakan kita.
Markus 2: 27 menyatakan: Lalu kata Yesus kepada mereka: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat,” Di dunia kita sekarang yang penuh dengan kesibukan pekerjaan dan belajar, kecanggihan teknologi, kemacetan, dan kepadatan jadwal yang tak hentihentinya—kita memerlukan istirahat. Layaknya computer atau alat elektronik lainnya, jika terlalu lama digunakan akan panas dan “shutdown” dengan sendirinya. Manusia juga perlu waktu untuk “cooling down” menenangkan diri dari segala kesibukan. Allah telah memikirkan hal ini disaat penciptaan, disaat ia menguduskan hari yang ketujuh Ia telah menyediakan bagi kita hari dimana kita dapat menenangkan diri dari semua kesibukan dunia. Hari dimana kita dapat mengucap syukur atas berkat pekerjaan yang telah diberikan selama seminggu, mengucap syukur atas berkat penyertaan Tuhan, atas keluarga, sahabat, kesehatan dan karunia Tuhan yang terbesar—hidup. Hari dimana kita dapat mengadakan pembaruan komitment kita terhadapap Tuhan. Namun terkadang, kita gagal mensyukuri akan berkat Tuhan Allah ini. Hari Sabat hanya menjadi rutinitas yang melelahkan saat tugas tanggung jawab gereja menjadi fokus utama kita, bukannya hubungan kita dengan Allah. Hari Sabat tidak lagi disucikan saat kita ke gereja dengan perasaan marah, dengki atau iri hati. Hari Sabat tidak lagi dihormati saat tugas dan tanggung jawab kantor/kuliah menjadi lebih penting daripada perbaktian kepada Tuhan. Yesaya 58 : 13-14 berbunyi, “Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan”, dan hari kudus Tuhan “hari yang mulia”; apabila engkatu menghormatinya dengan tidak
30
menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena Tuhan, dan Aku akan membuat engkau melinasi puncak bukit-bukitdi bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhan yang mengatakannya. Hari ini, marilah kita kembali mengingat bahwa Tuhanlah yang telah memberikan kita berkat pekerjaan selama enam hari, memberikan kita karunia nafas kehidupan dan kesehatan. Ia telah berjanji jika kita menyucikan hari Sabat, kebahagiaan dan kesuksesan akan menjadi milik kita. Dan jika semua persiapan Sabat telah selesai, marilah dengan girang kita berkumpul bersama sanaksaudara, keluarga, sahabat dan umat Tuhan menyanyikan lagu pujian bagiNya yang telah menciptakan kita.
[Saat ini Keluarga Sinaga Nangoy bergereja di Jemaat Babussalam Duri]
4
Agustus 2013
30
TERUS MEMBANGUN Sampai TUHAN Datang idak mudah menggalang semangat anggota untuk maksud mulia membangun sebuah bangunan Gereja. Pekerjaan besar yang seperti mustahil ini secara manusia memang sulit untuk di laksanakan. Tapi mempunyai tujuan yang besar dengan anggaran ratusan juta rupiah akan terasa ringan dan menyenangkan bila dikerjakan oleh semua anggota Jemaat dengan sehati sepikir (Pilipi 2:2, Kisah 4:32, 1 Kor.1:10 ) sehingga sukacita membangunan akan selalu meluap-luap dihati.
T
Semangat membangun itu tidak datang sendirinya. Hal itu perlu direncanakan dan diupayakan dengan banyak permintaan doa. Sangat sering kita dengarkan bahwa usaha anggota jemaat yang dipadukan dengan kuasa Ilahi akan mendatangkan hasil yang luarbiasa. Hal ini adalah benar serta telah terbukti dibanyak jemaat. Untuk memenuhi maksud suci ini memang perlu waktu, ya waktu yang ditabelkan sesuai rencana Jemaat. Semangat membangun perlu dijaga, dirawat dan ditingkatkan setiap sabat.
PDT. MOLDY R. MAMBU TK Manado
Hari Sabat kemarin di Jemaat Permata Klabat yang terletak 12 km utara Kota Manado pada jalan potong Paniki Bawah arah Maumbi sebagian tahapan Jemaat untuk pembangunan gereja berangsur jadi kenyataan. Sekitar lima tahun lalu jemaat kecil di kompleks perumahan sederhana ini di organizer dengan 31 jumlah anggota. Waktu itu Jemaat masih menumpang dirumah salah satu anggota. Seperti banyak pembangunan yang uangnya belum ada tapi semangat anggota sudah 100% bulat. Kemudian inisiatip mempunyai sebuah bangunan gereja yang representatip di ikhtiarkan. Anggota jemaat ini datang dari kalangan biasa dengan kemampuan ekonomi yang tidak seberapa. Apa yang dibuat? Sdr. Hanny Sualang, seorang guru gereja menerangkan bahwa semuanya telah dimulai dengan berpuasa dan doa. Rencana membangun sebuah gereja berukuran 10 x 15 meter dibawa kepada Yesus memohon agar diberikan kepada Jemaat persatuan menghadapi rencana besar. Praise the Lord, katanya setelah 5 tahun berlalu, jemaat tetap komit pada citacita pembangunan gereja dengan sehati dan sepikir. 5
Agustus 2013
30
Sekarang ini keadaan bangunan sudah sekitar 50%, sebagian dinding telah dipasang, atap sudah ditutup, lantai sebagian sudah di semen sebagian masih tanah dan minggu kemarin untuk pertama kali Jemaat berSabat ditempat itu. Satu kebanggaan yang menjadi kekuatan Jemaat dalam membangun adalah komitmen membangun yang tidak kendor ungkapnya. Sumbangan tetap dari setiap keluarga walau kecil setiap bulan tetap diberikan, kerja bakti mingguan telah menjadi rutin yang dijalankan dengan sukacita. Jemaat yang maju adalah jemaat yang para pemimpinnya mempunyai tujuan yang dijabarkan dalam program kerja. Ada banyak tujuan yang dipikirkan oleh jemaat menjadi tujuan jangka panjang seperti mempunyai dan mengoperasikan sebuah sekolah gereja, memiliki sebuah pastori, membuat bangunan gereja yang baru atau renovasi bangunan lama, membuka wilayah kerja baru. Ada juga tujuan jemaat jangka pendek seperti rencana KKR, retreat jemaat dan pengadaan sarana yang semuanya dapat dilakukan pada tahun berjalan. Where there is no vision, the people are unrestrained, But happy is he who keeps the law. (Amsal 29:18.) Melihat dan merencanakan kedepan menjadi utama disini karena bila tidak ada visi orang menjadi acuh, tidak punya pegangan serta tujuan, malahan rakyat menjadi liar. Disini jemaat yang direpresentasi oleh pemimpin sangat krusial untuk melakukan sesuatu didalam Tuhan. Banyak rencana mulia kandas ditengah jalan, semangat kedodoran karena mudah dirongrong oleh kabar kabur mengenai uang, bahan bangunan dan issue lainnya. Menjadi tidak sehati dan sepikir dapat berlaku kalau bukan Tuhan yang dikedepankan, itu sebabnya yang menjadi pendorong semangat pemimpin dan anggota jemaat pada pembangunan apa saja di jemaat adalah “Semuanya untuk kemulian Tuhan” karena pekerjaan ini bukanlah milik kita. Jikalah bukan Tuhan yang membangun rumah sia-sialah orang yang membangunNya (Mazmur 127:1). Pembangunan fisik maupun pembangunan rohani di Jemaat akan berjalan terus sampai Tuhan datang. Tetaplah teguh dan jangan goyah pada komitmen yang telah diambil dan bergiatlah terus dalam membangun di manapun kita berada. (1 Koritus 15:58).
By Mrs. Ellen G. White
RUNNING A RACE TO WIN In referring to these races as a figure of the Christian warfare, Paul emphasized the preparation necessary to the success of the contestants in the race--the preliminary discipline, the abstemious diet, the necessity for temperance. "Every man that striveth for the mastery," he declared, "is temperate in all things." The runners put aside every indulgence that would tend to weaken the physical powers, and by severe and
continuous discipline trained their muscles to strength and endurance, that when the day of the contest should arrive, they might put the heaviest tax upon their powers. How much more important that the Christian, whose eternal interests are at stake, bring appetite and passion under subjection to reason and the will of God! Never must he allow his attention to be diverted by amusements, luxuries, or ease. All his habits and passions must be brought under the strictest discipline. Reason, enlightened by the teachings of God's word and guided by His Spirit, must hold the reins of control. And after this has been done, the Christian must put forth the utmost exertion in order to gain the victory. In the Corinthian games the last few strides of the contestants in the race were made with agonizing effort to keep up undiminished speed. So the Christian, as he nears the goal, will press onward with even more zeal and determination than at the first of his course. Paul presents the contrast between the chaplet of fading laurel received by the victor in the foot races, and the crown of immortal glory that will be given to him who runs with triumph the Christian race. "They do it," he declares, "to obtain a corruptible crown; but we an incorruptible." To win a perishable prize, the Grecian runners spared themselves no toil or discipline. We are striving for a prize infinitely more 6
Agustus 2013
valuable, even the crown of everlasting life. How much more careful should be our striving, how much more willing our sacrifice and self-denial! In the epistle to the Hebrews is pointed out the single-hearted purpose that should characterize the Christian's race for eternal life: "Let us lay aside every weight, and the sin which doth so easily beset us, and let us run with patience the race that is set before us, looking unto Jesus the author and finisher of our faith." Hebrews 12:1, 2. Envy, malice, evil thinking, evilspeaking, covetousness--these are weights that the Christian must lay aside if he would run successfully the race for immortality. Every habit or practice that leads into sin and brings dishonor upon Christ must be put away, whatever the sacrifice. The blessing of heaven cannot attend any man in violating the eternal principles of right. One sin cherished is sufficient to work degradation of character and to mislead others. "If thy hand cause thee to stumble," the Saviour said, "Cut it off: it is good for thee to enter into life maimed, rather than having thy two hands to go into hell, into the unquenchable fire. And if thy foot cause thee to stumble, cut it off: it is good for thee to enter into life halt, rather than having thy two feet to be cast into hell." Mark 9:43-45, R.V. If to save the body from death, the foot or the hand should be cut off, or even the eye plucked out, how much more earnest should the Christian be to put away sin, which brings death to the soul! Th competitors in the ancient games, after they had submitted to self-denial and rigid discipline, were not even then sure of the victory. "Know ye not," Paul asked, "that they which run in a race run all, but one receiveth the prize?" However eagerly and earnestly the runners might strive, the prize could be awarded to but one. One hand only could grasp the coveted garland. Some might put forth the utmost effort to obtain the prize, but as they reached forth the hand to secure it, another, an instant before them, might grasp the coveted treasure. Such is not the case in the Christian warfare. Not one who complies with the conditions will be disappointed at the end of the race. Not one who is earnest and persevering will fail of success. The race is not to the swift, nor the battle to the strong. The weakest saint, as well as the strongest, may wear the crown of immortal glory. All may win who, through the power of divine grace, bring their lives into conformity to the will of Christ. The practice, in the details of life, of the principles laid down in God's word, is too often looked upon as unimportant--a matter too trivial to demand attention. But in view of the issue at stake, nothing is small that will help or hinder. Every act casts its weight into the scale that determines life's victory or defeat. And the reward given to those who win will be in proportion to the energy and earnestness with which they have striven. The apostle compared himself to a man running in a race, straining every nerve to win the prize. "I therefore so run," he says, "not as uncertainly; so fight I, not as one that beateth the air: but I keep under my body, and bring it into subjection: lest that by any means, when I have preached to others, I myself should be a castaway." That he might not run uncertainly or at random in the Christian race, Paul subjected himself to severe
30
training. The words, "I keep under my body," literally mean to beat back by severe discipline the desires, impulses, and passions. The Acts of The Apostles
Pembaharuan Roh & Pikiran Efesus 4:20-24 Saudara, kalau kita terus mengingat dalam konteks ayat 2024 dari Efesus 4, disini akan nampak bagaimana Tuhan sedang menuntut melalui rasul Paulus, perubahan dari manusia lama menuju manusia baru. Kekristenan adalah pergeseran dari seseorang yang hidup dibawah belenggu manusia lama menuju kepada kemerdekaan yang dibentuk di dalam format manusia baru dan dicipta menurut kehendak Allah dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Tetapi antara kondisi manusia lama menuju manusia baru dibutuhkan proses pembaharuan yang terusmenerus. Dan dalam proses itu, kita justru akan mengalami satu kondisi konfliks yang oleh Augustinus disebut sebagai The 3th State (kondisi ketiga) dalam proses kehidupan kita sebagai anak Tuhan. Ketika kita membaca ayat 23, bahasa dari LAI memisahkan kata Roh dan pikiran yang dilihat sebagai dua aspek berbeda dimana keduanya perlu diperbaharui yaitu rohani (spiritualitas kita) dan pikiran kita. Roh yang dulunya mati, terbelenggu dosa dan tidak dapat bersekutu dengan Allah yang adalah Roh, kini dimerdekakan. Sehingga ketika kita berdoa dan memuji Tuhan, maka pujian terhadap Allah tersebut keluar dari roh yang sungguh-sungguh sudah diperbaharui menuju Roh yang sejati, yaitu Allah. Ini yang dikatakan oleh Tuhan Yesus ketika Ia bertemu dengan perempuan Samaria dalam Yoh 4:21-23. Ketika saudara datang dalam ibadah gereja, apa yang menjadi dorongan saudara untuk beribadah? Apakah saudara beribadah karena itu merupakan peraturan gereja atau karena merasa ada yang kurang jika hari minggu tidak datang ke gereja? Kalau alasan kita seperti itu, apakah itu yang dinamakan ibadah? Ibadah sejati adalah ketika roh kita diperbaharui dan mendorong kita untuk bertemu dengan Roh yang sesungguhnya dalam satu ibadah bersama. 7
Agustus 2013
Ketika kita mengkaitkan hal ini, kita melihat bagaimana Roh Tuhan memperbaharui roh dan pikiran kita. Bukan karena ritual-ritual kristen yang menjadikan kita sebagai orang Kristen lalu kita mulai menformat diri kita bagaimana mencocokkan diri supaya saya dapat kelihatannya seperti orang Kristen. Itu adalah pikiran yang diformat dari luar melalui tekanan, keinginan dan tuntutan orang lain terhadap kita. Jawaban Kekristenan bukan demikian tetapi justru melalui pembaharuan pikiran kita dari dalam. Ketika Tuhan memperbaharui pikiran kita dari dalam maka terjadi perombakan konsep berpikir sehingga kita mulai menampilkan satu pikiran yang bereksistensi di dalam kehidupan saya. Ketika kita memuji Tuhan atau bahkan ketika kita hidup seperti apa, itu semua karena kita menginginkan hal itu terjadi dalam hidup kita. Persoalannya, apakah ini terjadi di dalam hidup kita? Apa yang menjadikan engkau berbeda dari orang lain? Benarkah ketika saudara dan saya menjadi Kristen karena kita diperbaharui roh dan pikiran kita ataukah ketika itu saya tetap menjadi orang Kristen yang humanis materialis yang pikiran dan rohnya tidak berubah? Mari kita mulai berubah di dalam aspek yang paling mendasar. Reformed Theologi menekankan hal ini dengan keras dimana iman Kristen harus mulai dari kedaulatan Allah, pemerintahan Allah atas hidup kita dan Dialah yang mengontrol hidup saudara dan saya. Saya sedih kalau melihat Kekristenan yang sudah lumpuh dan tidak tahu lagi mengapa ia harus hidup di tengah jaman ini. Layakkah kita menyebut diri kita Kristen kalau demikian? Apa yang menjadi orientasi hidup ketika kita datang di hadapan Tuhan pada setiap pagi, awal hari kita? Saya bersyukur kalau gereja dimulai pada hari pertama minggu. Pada awal minggu kita mulai dengan ibadah sehingga seluruh hidup kita dipimpin dengan Firman. Pernahkah kita berdoa, di dalam berbagai cobaan, kita boleh tetap dituntun dan diajar hidup lurus dihadapan Tuhan. Supaya sepanjang hari kita boleh menyenangkan dan tidak mempermalukan Tuhan. Yosua diminta oleh Tuhan berdoa seperti itu. Benarkah roh pikiran seperti ini yang mempengaruhi dan membentuk hidup kita? Ini hanyalah salah satu contoh yang saya coba angkat, bagaimana kita mengevaluasi hidup kita sepanjang hari. Kalau kita perbandingkan dalam kata aslinya (Yunani), maka kata pikiran merupakan bentuk genetif kata roh. Sehingga jika kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia sesungguhnya, "Supaya kamu diperbaharui di dalam roh pikiranmu (The spirit of your mind)." Namun dalam bahasa Inggrisnya, kata spirit diganti dengan kata attitude. Karena kata spirit (pneuma) selain berarti roh juga semangat, jiwa yang berkeinginan, dorongan hati atau sikap. Maka NIV menafsirkan dan menggunakan kata itu sebagai attitude of your mind yang artinya sikap daripada pikiranmu. Tetapi kata yang tepat digunakan adalah the spirit of your mind. Dalam bahasa Inggrisnya lebih ditekankan bahwa itu merupakan satu dorongan roh yang membentuk pikiran kita.
30
Pembaharuan iman kristen adalah pembaharuan didalam roh pikiran karena itu pembentukan dari dalam keluar. Namun yang terjadi di tengah kekristenan justru terbalik. Betapa mengerikan kalau justru roh pikiranmu tidak mengalami pembaharuan. Pembaharuan inti iman Kristen haruslah dimulai dari semangat pikiran kita. Menjadi Kristen, kita perlu mempunyai semangat pikiran yang diubah oleh Tuhan sehingga seluruh dorongan pikiran kita tidak sama dengan dorongan pikiran dunia. Dorongan pikiran inilah yang menjadikan kunci bagaimana anda mampu memproses iman Kristen anda dengan sungguhsungguh, sukses sama seperti bagaimana dorongan pikiran yang mampu membuat anda sukses dalam hal lain. Suatu bangsa yang mentalitasnya telah dilumpuhkan akan menjadi bangsa yang tidak dapat maju. Kalau kita ingin maju, kita perlu mempunyai dorongan yang mulai dengan satu semangat dari roh pikiran yang sudah dibentuk dan mempunyai mental berjuang keras untuk mencapai kesuksesan. Di tengah dunia, rahasia ini banyak dimengerti. Orang yang hidup dalam kesulitan dan tekanan namun mereka bangun secara mental, akan sukses tetapi mereka yang tidak gigih mentalnya akan hancur. Mengapa kita seringkali tidak berjuang secara maksimal? Kekristenan tidak diajar untuk memperbadingkan diri dengan orang lain. Kalau kita diberi sejumlah talenta, mengapa kita tidak berjuang sampai mencapai titik maksimum yang kita mampu lakukan? Itu semua membutuhkan semangat pikiran yang membentuk dan memajukannya. Mari kita belajar dari sejarah, ketika Kekristenan diberi segala fasilitas maka saat itulah kekristenan menjadi lumpuh. Seperti halnya di Eropa dan Amerika, ketika kekristenan menjadi mayoritas maka saat itu akan hancur dan tidak mempunyai kekuatan. Tetapi seperti di negara komunis yang ditekan dan dianiaya, Kekristenan justru semakin kuat dan keluar seperti minyak zaitun. Itu keluar daripada satu semangat pikiran yang tidak pernah dapat dikalahkan oleh situasi apapun. Inilah yang menjadikan kita dibentuk dan diubah! Saya selalu berharap muncul orangorang Kristen yang mempunyai semangat pikiran sangat kuat. Kekristenan menuntut pembaharuan seperti itu, kekristenan tidak dapat tunduk dan dijepit dengan tekanan luar. Kekristenan sejati dimana ada atau tidaknya tekanan luar, itu tidak memberi pengaruh yang terlalu besar karena semangat itu keluar dari dalam yang dicipta dan dibentuk oleh Tuhan untuk menerobos kebenaran dan kekudusan yang sejati. Berapa banyak orang Kristen hari ini yang mempunyai jiwa dan semangat pikiran yang menerobos seperti ini? Saya rindu Tuhan pakai setiap kita untuk boleh berjuang dalam satu semangat pikiran yang Tuhan bentuk berdasarkan kelahiran baru dan Tuhan perkenankan kita alami. Kalau saudara boleh dipertobatkan dan diubah menjadi anak Tuhan, biarlah roh pikiran saudara juga diubah, bukan memperjuangkan hal yang didunia tetapi
8
Agustus 2013
memperjuangkan iman Kriten dengan semangat pikiran yang seperti itu. Yang terakhir, waktu saudara dan saya berjuang, kita berhadapan dengan situasi paradoks yang harus digarap dengan serius ditengah kita hidup. Ketika saya berjuang dalam manusia baru, sementara manusia lama saya tetap berusaha menarik saya. Saya harus berubah sambil menanggalkan manusia lama saya. Semangat ini adalah semangat yang harus membuat kita semakin berdayaguna, berjuang keras ketika hidup di tengah dunia. Seringkali orang hidup di dalam kondisi yang sangat linier. Dengan pemikiran yang akhirnya membuat kita hidup dalam dualisme, seolah-olah kalau ingin menjadi orang Kristen yang baik, kita tidak dapat menjadi pengusaha dan sebaliknya. Mengapa harus didualismekan? Seringkali muncul tekanan yang menuntut kita secara ekstrim dari dua arah. Itu bukan cara pikir kekristenan! Cara pikir Kekristenan merupakan cara pikir yang paradoks dimana semangat mau sungguh-sungguh setia dan taat pada Tuhan, itu harus mulai memproses kehidupan kita meskipun belum sempurna. Alkitab berkata, pembaharuan spirit pikiran kita itu harus dipakai oleh Tuhan untuk kembali terjun ditengahtengah masyarakat. Dalam Yoh 17:15-18 Tuhan Yesus berdoa, "…, sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia." Apa artinya kalau kita mempunyai spirit pikiran tetapi tidak ada sesuatupun yang perlu kita perjuangkan kecuali kita kembali ke tengah dunia, menjadi terang dan garam yang diproses waktu demi waktu. Seringkali banyak orang Kristen yang dituntut berproses tetapi gagal. Terdapat dua ekstrim yang seringkali membuat orang gagal. 1). Karena salah bersikap. Kadangkala kita kejam sekali dengan menuntut orang lain harus sempurna dalam tempo singkat tanpa melihat proses yang dia lalui. Padahal apabila hal itu diperlakukan sama terhadap kita, belum tentu kita dapat melakukannya juga. 2). Banyak orang Kristen yang bertamengkan istilah proses. Disatu pihak Tuhan memang tidak menuntut kita secara instant tetapi dilain pihak tetap menuntut adanya proses pembaharuan yang terus-menerus dijalankan. Spirit pikiran itu harus terus-menerus terlihat mendorong, mendobrak dan membentuk hidup kita sehingga akhirnya hidup kita boleh diperbaharui. Sehingga hidup kita dapat menjadi satu hidup yang indah dan penuh dinamika serta perjuangan. Kalau kita hidup sedemikian maka kita benar-benar hidup di dalam kekuatan yang daripada Tuhan. Mari kita berjuang, kalau itu dapat kita kerjakan maka semakin indah dan menjadi saksi dalam dunia. Setiap proses dan pergumulan yang kita hadapi harus dipakai sebagai batu loncatan supaya kita dapat mengerti dan melompat lebih tinggi lagi. Dalam semuanya itu berjuang, bukan apa yang saya mau namun bertanya proses apa yang Tuhan kehendaki kita lakukan dan berjuang demi kemuliaan Tuhan. Mau saudara? Amin.? Sutjipto Subeno
30
RAPTURE OLEH: SAM KAMUH, TK NEW ENGLAND Mari kita baca: 1 Tesalonika 5:2 “karena kamu sendiri tahu benarbenar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam” dan 1 Tesalonika 4:16,17 “Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; (17) sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan”.
O
leh karena dinyatakan dalam ayat ini bahwa Tuhan akan datang seperti pencuri, muncullah paham yang mengatakan bahwa kedatangan Tuhan akan terjadi secara diam-diam dan rahasia. Jadi umat-umat Allah menurut mereka akan terangkat tiba-tiba, tanpa kita disadari, tanpa ada yang melihat dan tanpa ada keributan sedikitpun, alias lenyap seketika. Pandangan inilah yang secara populer disebut sebagai Rapture. Apa sebetulnya pengertian ayat-ayat tersebut diatas? Mari kita teliti lebih jauh. Kita teruskan membaca 1 Tesalonika 5: 6-11: (6) Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar. (7) Sebab mereka yang tidur, tidur waktu malam dan mereka yang mabuk, mabuk waktu malam. (8) Tetapi kita, yang adalah orang-orang siang, baiklah kita sadar, berbajuzirahkan iman dan kasih, dan berketopongkan pengharapan keselamatan. (9) Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, (10) yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia. (11) Karena itu nasihatilah seorang akan yang lain dan saling membangunlah kamu seperti yang memang kamu lakukan. 9
Agustus 2013
Jelas sekali konteks ayat-ayat ini adalah amaran bagi kita untuk tetap setia. Rasul Paulus memberi amaran bagi mereka yang tidak perduli dengan firman Allah hingga kedatangan Kristus. Rasul Paulus memperingatkan mereka yang tetap berbuat dosa oleh karena berpikir bahwa Tuhan Yesus masih lama lagi akan datang. Kedatangan Yesus akan sama seperti pencuri bagi mereka bila tidak ada pertobatan saat ini. Rasul Paulus mengatakan bahwa kita harus tetap percaya kepada Allah, tetap kasih akan Allah, tetap memiliki pengharapan untuk diselamatkan pada waktu kedatangan-Nya. Bilamana kita tetap berbuat dosa atau hilang kepercayaan, maka kedatangan Kristus bagaikan pencuri diwaktu malam bagi kita.
Lalu bagaimana dengan cara kedatangan-Nya? Apakah diamdiam? Rahasia ? Tiba-tiba hilang tanpa dilihat orang? Mari kita baca Matius 24:30-31 “Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. (31) Dan Ia akan menyuruh keluar malaikatmalaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain.” Jelas sekali ayat-ayat ini membantah keselamatan umat –umat Allah atau orang-orang pilihan secara rahasia, diam-diam, tiba-tiba menghilang, dll, melainkan semua mata akan melihat, malaikat-malaikat surga
30
akan meniupkan sangkakala yang dahsyat bunyinya. Umatumat Allah akan dikumpulkan secara serentak dari keempat penjuru dunia. Dikelompok manakah saudara dan saya pada saat itu? Apakah saudara dan saya termasuk orang-orang pilihan yang siap sedia pada waktu kedatangan Kristus? Orang-orang pilihan yang telah membasuhkan dosa-dosa mereka melalui darah Anak Domba itu dan tetap setia menuruti akan firman-Nya? Ataukah saudara dan saya termasuk diantara orang-orang yang terus melanggar hukum Allah/berdosa, belum ingin bertobat, masih ingin menikmati kepelesiran dunia ini, hingga kedatangan Kristus mengagetkan saudara dan saya, bagaikan kedatangan pencuri diwaktu malam? Mulailah sekarang mempelajari Alkitab dengan baik agar kita tidak mudah diombang-ambingkan oleh doktrindoktrin populer saat ini.
Kejujuran adalah perhiasan jiwa yang lebih bercahaya daripada berlian. Berbuat baiklah kepada orang lain seperti berbuat baik kepada diri sendiri. Sifat orang yang berilmu tinggi adalah merendahkan hati kepada manusia dan takut kepada Tuhan.
10
Agustus 2013
30
ARTI CINTA BAGI
WANITA dan PRIA [BAGIAN II]
C
inta Sejati.
Sudah kita tegaskan sebelumnya bahwa cumbu rayu(romans) adalah komoditas yang diperlukan dalam pernikahan dewasa ini, namun CINTA jauh lebih berarti ketimbang perasaan yang diungkapkan dalam tindakan kasih sayang. Tetapi keduanya itu adalah penting. Dr. Carl Menninger, seorang psikiater besar, menyatakannya seperti ini: “Kita bukanlah jatuh cinta; melainkan bertumbuh terhadap cinta.” Cinta dalam pernikahan mematangkan kedua pasangan itu untuk menerapkan asas cinta dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, CINTA SEJATI itu adalah melampaui perasaan cinta dan menjadi suatu dasar atau asas yang harus dipraktikkan. Kita tidak boleh hanya berharap untuk diperlakukan dengan cinta dan perhatian, tetapi kita harus BERTINDAK dengan cinta dan perhatian.
PDT. H.M. SIAGIAN SDA Stranmore - Sydney
Memang saudaraku, mungkin sukar bagi kita mengungkapkan cinta kita secara konsisten(terus menerus) setiap hari. Tidak banyak diantara kita yang merasa senang untuk berlaku lembut, bijak, penuh perhatian, dan siap menolong setiap hari dalam kehidupan kita. Oleh sebab apa?. Oleh sebab perasaan kita mudah berubah. Mungkin oleh makanan yang kita makan, oleh karena cuaca, penyakit, reaksi dari pasangan kita ataupun sejumlah faktor 11
Agustus 2013
30
yang lain. Karena perasaan itu tidak stabil maka orang yang menganggap bahwa cinta itu adalah suatu perasaan akan membuat kasih sayang itu juga menjadi tidak stabil. Memang perasaan adalah bagian dari cinta. Cinta itu tidak akan menarik atau menyenangkan jika kita tidak memiliki “perasaan itu”. Sesungguhnya penarikan pertama antara kedua pribadi itu utamanya terletak pada perasaan, dan hubungan cinta akan sulit terjadi kecuali timbul rasa cinta. Namun demikian,..dalam pernikahan sebagian dari perasaan mula-mula dari cinta yang masih muda itu menurun. Pada saat-saat seperti ini kita harus menjalankan prinsip cinta yang diperagakan. Dengan melaksanakan prinsip-prinsip cinta, maka cinta yang masih muda itu dapat bertumbuh matang menjadi cinta yang lebih sajati yang akan mempertautkan kedua hati dan hidup bersama-sama –untuk melawan perasaan-perasaan yang negatif. ASAS-ASAS CINTA YANG SEJATI Mari kita coba pelajari tentang 6(enam) asas-asas cinta yang sejati. 1. Cinta sejati meliputi sebuah komitmen. Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri yang tercermin dalam tindakan kita. Oleh karena itu janji harus dipertahankan sampai akhir. Untuk berada dalam hubungan yang berkomitmen, komitmen pertama yang harus kita lakukan adalah komitmen kepada diri sendiri, jujur pada diri sendiri. Belajar untuk mengasihi diri sendiri adalah kunci untuk menyembuhkan ketakutan akan komitmen. Saat kita mengasihi diri sendiri, kita akan di isi dengan cinta dan Anda akan memiliki lebih banyak cinta untuk dibagikan kepada pasangan Anda. Komitmen merupakan sebuah kemantapan hati untuk melakukan sesuatu/hal yang sangat penting dan urgent. Kepada suami/istri, disanalah komitmen cinta kita berlabuh. Tidak ada tempat lain yang lebih aman dan nyaman selain biduk rumah tangga yang dijalin bersama. Komitmen merupakan janji, malah lebih dekat dengan sumpah. Komitmen melibatkan akal dan perasaan, ketika keduanya menyatu dalam suatu ikatan pernikahan yang kudus. Cinta akan berhasil kalau kita memeliharanya dalam suatu komitmen seumur hidup. Ada sebuah sanjak komitmen dan cinta sebagai berikut: “Disaat kamu ingin melepaskan seseorang, ingatlah pada saat kamu ingin mendapatkannya. Disaat kamu mulai tidak mencintainya, ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta padanya. Disaat kamu mulai bosan dengannya, ingatlah selalu saat terindah bersamanya. Disaat kamu ingin menduakannya, bayangkan jika dia selalu setia. Disaat kamu ingin membohonginya, ingatlah saat dia jujur padamu”. 2. Cinta sejati tidak bersyarat. Sebuah cinta yang mengandung syarat itu bukanlah sejati. Cinta suami kepada istrinya bukan didasarkan jika sang istri membuat rumah dalam keadaan bersih dan rapi sepanjang waktu. Atau sebaliknya sang istri baru mau memenuhi kebutuhan seks suaminya bila suaminya itu melaksanakan kewajiban-kewajiban sebelumnya atau memenuhi standar-standar perilaku tertentu. Pertunjukan yang sempurna dari cinta tanpa syarat tidak konsisten dengan perilaku manusia. Kelemahan-kelemahan emosional dan psikologis menghalangi kita untuk samasekali bebas membagikan cinta tanpa syarat kepada orang lain. Namun cinta tanpa pamrih menyediakan sesuatu yang ideal terhadap mana kita bisa berusaha. 3. Cinta sejati berusaha memenuhi kebutuhan orang lain. Disini ada sebuah “ujian cinta “ : Seseorang harus bersikap lembut sekalipun pasangannya telah berbuat sesuatu hal yang tidak bijaksana. Abila kita dapat mengabdikan diri untuk memenuhi kebutuhan orang lain meski kebutuhan kita sendiri terabaikan, berarti kita sedang menunjukkan cinta sejati. 4. Cinta sejati menyanggupkan kita untuk mencintai diri sendiri. Alkitab menyuruh kita untuk mencintai sesama seperti diri sendiri. Hal ini jelas : Apa pun yang kita ingin lakukan demi orang lain harus juga kita lakukan kepada diri sendiri. Dalam 12
Agustus 2013
30
hubungan pernikahan, ini berarti bahwa kita berbuat demi pasangan kita apa yang juga kita perbuat untuk diri sendiri. Namun harus kita ketahui bahwa mencintai diri sendiri tidak harus berarti kesombongan ataupun tekebur. Sebaliknya itu perasaan aman berkat adanya rasa kecukupan. Bilamana seseorang memiliki harga diri seperti itu, maka dia menghargai martabatnya sendiri. 5. Cinta yang sejati membiarkan orang lain menjadi dirinya sendiri. Cinta tidak ingin menang sendiri. Jadi, cinta yang sejati itu mengakui keunikan pribadi di mana suami-istri memberi kebebasan kepada pasangannya untuk menjadi dirinya sendiri. Tidak berusaha untuk menguasai ataupun memanipulasi orang lain. Hal itu juga berarti bahwa kita memelihara kebebasan pasangan kita untuk merenungkan pemikirannya sendiri, menjaga perasaannya sendiri, dan membuat keputusannya sendiri. 6. Cinta sejati itu abadi. Cinta tidak pernah gagal. Agar tidak rapuh, maka diperlukan disiplin diri untuk benar-benar mencintai seseorang. Jangan pernah lupa definisi tentang pernikahan ialah: “komitmen seutuhnya dari pribadi yang utuh demi kehidupan seutuhnya.” Kata kuncinya disini adalah komitmen, yang pada gilirannya menghasilkan keabadian. Jangan biarkan perasaan dan keadaan mengubah cinta Anda. Perasaan romantis bisa saja luntur, namun cinta sejati diantara pasangan biarlah selalu mengikat pasangan itu melalui masa-masa sulit. Rahasia untuk mempraktikkan prinsip-prinsip sejati itu ialah tidak mementingkan diri. Supaya dicintai haruslah mencintai. Tuhan berkata: “Berilah maka kepadamu juga akan diberi,”, dan pengajaran ini berlaku juga dalam pernikahan. Jika Anda ingin memiliki hubungan yang saling mencintai, mulailah lebih mencintai pasangan Anda. Gantinya menunggu sampai pasangan Anda yang menunjukkan rasa sayang pada Anda, biarlah Anda yang memulainya. Cari tahulah apa yang diinginkan pasangan Anda dan mulailah memenuhi hal itu sekarang!. TUHAN MEMBERKATI !
13
Agustus 2013
30
“Peran Reputasi Dalam Komunikasi Keluarga.”(Amsal 10 :7)
ADVENTIST WORLD RADIO - DISKUSI KOMUNIKASI DALAM KELUARGA NO 133 Oleh Nico J.J. Koroh
(Ayura) Selamat bertemu kembali sdr pendengar tercinta dari Radio Suara Pengharapan sekalian dalam ruangan komunikasi keluarga dari ruangan studio radio kami ini, mudah-mudahan saudara sekalian berada dalam keadaan sehat walafiat, dan senantiasa diberkati Tuhan. Kembali kami berdua saya Ayura dan Bpk Nico J.J.Koroh nara sumber kami dalam acara ini telah berada dalam studio ini.Apa kabar pak Nico? (Nico) Terimakasih Ayura, saya berada dalam keadaan sehat walafiat, harapan kami juga kiranya semua pendengar siaran ini juga berada dalam keadaan sehat walafiat semuanya bukan?” (Ayur) Ya tentu pak Nico, itu yanag senantiasa kita harapkan selalu. Wah rupanya sampai saat ini pak Nico, masih juga sangat senang dengan ayat-ayat dalam Amsal untuk dikaitkan dengan pembicaraan kita dalam komunikasi keluarga (Nico) Ya betul sekali Ayura, seperti saya sudah katakan sebelumnya, ayat-ayat dalam Amsal Soleiman ini, banyak sekali terisi dengan mutiara-mutiara yang indah mengenai komunikasi keluarga. (Ayura) Nah kalau begitu , mutiara indah seperti apa yang ingin pak Nico bagikan sekarang untuk dibahas pak?
(Nico) Ya saya sangat tertarik dengan salah satu ayat yang terdapat dalam Amsal 10 :7, apa boleh Ayura tolong bacakannya?” (Ayura) Tentu saja pak, nah inilah yang tertulis dalam Amsal 10 : 7 “Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tapi nama orang fasik menjadi busuk.” Kalau saya boleh tanya pak Nico, apa sebenarnya hubungan antara orang benar atau orang busuk dengan komunikasi keluarga pak, barangkali boleh bapak terangkan? (Nico) Tentu kalau kita membahas hal seperti ini, sebaiknya kita mulai dengan arti kata reputasi itu sendiri, nah banyak sekali sebenarnya arti atau makna dari reputasi ini, tetapi kalau saya ingin simpulkan, dari beberapa kamus kebanyakan menyimpulkannya sebagai suatu karakter yang spesisik dari karakter seseorang atau suatu benda. Baik itu dihubungkan dengan keahliannya, kemampuannya, atau sifatnya. Apa jelas kira-kira Ayura? (Ayura) Kalau begitu, reputasi seseorang atau sesuatu tidak selalu bermakna positif bukan? (Nico) Ya benar sekali Ayura, tapi dengan sendirinya seseorang atau suatu benada akan menjadi terkenal dengan 14
Agustus 2013
keberadaanya tersebut, apakah hal itu positif ataupun negatif, contoh saja seorang pembunuh terkenal atau seorang perampok hebat , bisa saja menjadi terknela bukan? (Ayura) Wah benar juga pak Nico, kalau demikian, sebaiknya setiap anggota keluarga harus selalu berusaha untuk mendapatkan reputasi yang positif bukan pak? (Nico) Nah ini yang menjadi persoalan Ayura, sebab ternyata dalam kenyataan hidup tidak selalu demikian. Karena setiap orang yang hidup dalam dunia ini, tidak selalu merasakan bahwa dimana pun dia berada, dia akan membawa nama keluarganya. (Ayura) Mengapa dapat terjadi hal seperti itu pak? Bukankah setiap orang selalu merasa terkait dengan keluarganya bukan? Namun sebelum kita lanjutkan diskusi ini , sebaiknya kita dengarkan lagu selingan berikut ini, selamat mendengarkan. (Ayura) Bagaimana pak kira-kira masalah yang sudah saya ajukan tadi pak? (Nico) Ternyata Ayura, tidak selalu demikian bukan? Ada yang merasa selalu ia dekat dengan keluarganya, tapi ada juga bahkan mungkin jumlahnya cukup banyak yang merasa tidak perlu untuk selalu terikat dengan keluarganya, bahkan ia lebih senang untuk menjadi seorang yang “solitaire” (Ayura) Yang saya tahu pak “solitaire” itu semacam permainan kartu bukan?” (Nico) Benar ayura, tapi adakalanya manusia mau seperti dia hanya sendirian saja di dalam dunia ini, bahkan kadang ia tidak mau mengakui bahwa ia mempunyai keluarga.
30
terkenal seperti Paulus, menurut hemat kami reputasi yang yang dia dapatkan karena dia yang tadinya terkenal sebagai pembenci orang Kristen, tetapi kemudian berubah menjadi pelayan Kristus yang terkenal. (Ayura) Tapi pak Nico, bukannya karena dia atau rasul Paulus itu dipanggil oleh Tuhan sendiri pak? (Nico) Benar sekali itu Ayura, tapi dia juga dapat menolak panggilan itu bukan? Bagaimana dengan Yudas misalnya? Bahkan Yudas sudah bersma-sama dengan Yesus, sedangkan Rausl Paulus barangkali tidak pernah bersama-sama dengan Yesus secara fisik bukan? Tapi dia melakukan pilihan yang benar bukan seperti Yudas. (Ayura) Wah dengan kata lain, kalau misalnya rasul Paulus tidak memilih Yesus, barngkali nasibnya juga sama dengan Yudas bukan begitu pak Nico? (Nico) Ya barangkali kalau kita boleh berspekulasi mungkin memang seperti itu, tapi akhirnya kita beroleh dus jenis kenangan bukan Ayura?kenangan terhadap Paulus sebagai orang benar, dan kenangan kepada Yudas sebagai orang yang menjual Yesus, tentu kita dapat memilih mana nama yang baik dan benar dan mana nama yang busuk. (Ayura) Wah terimakasih pak Nico membawakan topik diskusi ini, mudah-mudahan para pendengar kita dapat semuanya menyimak bahwa “Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tapi nama orang fasik menjadi busuk” dan itu bisa dikembangkan dalam komunikasi keluarga. Dari studio kami ucapkan selamat berpisah, kiranya Tuhan memberkati kita semua, Terima kasih.
(Ayura) Kalau demikian orang seperti itu barangkali sedang sakit atau mungkins aja sakit jiwa bukan? (Nico) Memang seperti itu Ayura, tetapi didalam kehidupan sehari-hari ada juga orang yang mau hidup menyendiri, dan bahkan begitu ulet untuk melaksanakan kehidupan seperti itu, tapi sering juga kearah yang positif, dan akhirnya ia menjadi tenar atau populer oleh karena berhasil untuk melakukan sesuatu hal, banyak misalnya seniman yang berhasil mengembangkan karya-karyanya, tapi akhirnya diketahui bahwa ia tidak memiliki hubungan baik dengan keluarganya. Sebenarnya yang pokok dari apa yang disampaikan dalam pembahasan kita bahwa “ Kenangan kepada orang benar” akan membawa berkat. Jadi seseorang sebenarnya selalu haris dapat mempertahankan reputasi nya di dalam keluarga, sebab dimana pun dia berada berarti dia membawa nama sebuah keluarga. (Ayura) Mungkin pak Nico dapat memberikan contoh dari orang-orang seperti itu pak? (Nico) Ya tidak usah terlalu jauh misalnya, coba Ayura atau kita semua perhatikan Rasul perjanjian baru yang sangat 15
Agustus 2013
30
HASIL IMAN Dalam II Korintus 5:7, Tuhan mengajarkan supaya kita hidup bukan dengan melihat, melainkan dengan percaya. Mengapa? Sebab kalau kita hidup kemudian melihat segala hal yang terjadi (kegagalan, masalah, orang yang menyebalkan bagi kita), maka pasti yang ada adalah kekecewaan, kuatir, sakit hati, dan depresi.
Saat kita mengalami masalah, kadang-kadang tidak ada satupun orang di sekitar yang bisa menyemangati dan memberi jalan keluar karena mereka tidak merasakan seperti yang kita rasakan. Syukur kepada Allah, yang sanggup memberikan semangat bagi kita yang tak berdaya, seperti yang dikatakan Firman-Nya, "Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya" (Yesaya 40:29).
Seorang anak Tuhan di-PHK dari pekerjaannya. Hal ini nampaknya buruk bagi dia. Akan tetapi di balik peristiwa tersebut ternyata Tuhan memberikan pekerjaan baru yang hasilnya jauh lebih banyak dan lebih baik. Ini tidak berarti bahwa kita harus tunggu di-PHK dulu, baru berhasil. Tetapi di sini kita diajar supaya jangan pernah meragukan pemeliharaan Tuhan dan selalu bersyukur dalam segala keadaan.
Tuhan memberkati kita.
Amsal 3:5 Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
BERJALANLAH DENGAN PENUH IMAN SETIAP HARI, MAKA ANDA AKAN BERBAHAGIA DAN MENIKMATI HASIL DARI IMAN ITU.
LORAN NAPITUPULU
16
Agustus 2013
30
MUDA MUDI
SALAH BERGAUL, SALAH BERTEMAN OLEH: PDTM. DALE SOMPOTAN
Orang bijak berkata : “Tunjukanlah temanmu maka saya akan menunjukan siapa sebenarnya engkau.” Sedikit banyak siapa kita ditentukan oleh siapa teman-teman kita, siapa diri kita ditentukan oleh bagaimana pergaulan kita bersama teman-teman kita. Sangat mudah untuk menerka siapa diri kita, dan ukuran yang dipakai adalah dengan melihat siapa teman kita dan dengan siapa kita bergaul.
3.
Evil companionship deprave good manners and morals and character
Sahabat-sahabat orang muda, berhati-hatilah memilih teman dalam pergaulan, ingat hanya gara-gara salah bergaul, dan salah bertemen itu akan menjerumuskan kita ke dalam hal – hal yang tidak baik, pergaulan dengan teman yang salah akan merusak kebiasaan baik yang mungkin sudah dipupuk dari rumah oleh orang tua, sudah didik disekolah sudah diajarkan di Gereja oleh Pendeta dan tua tua jemaat. Ahlak kita yang tadinya baik akan juga bisa dirusak hanya gara-gara salah berteman dan salah bergaul dengan orang-orang yang tidak beres. Bergaul dengan teman yang jahat, nakal sama seperti kita bergaul dengan Evil (Iblis, Kejahatan). Dan itu akan merusak moral serta karakter kita.
Firman Tuhan menasihatkan kita dalam 1 Korintus 15:33 : “Janganlah kamu sesat, pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik.” Dalam terjemahan Bahasa Indonesia Seharihari disebut :”Janganlah tertipu! Pergaulan yang buruk merusakkan ahlak yang baik.” Lalu dalam terjemahan English Amplified : “Do not be so deceived and misled! Evil companionships (communion, associations) corrupt and deprave good manners and morals and character.” Penekanan penekanan khusus diberikan dalam setiap terjemahan menyangkut masalah pergaulan yang buruk, dan semua penekanan itu dapat didaftarkan seperti berikut ini : 1. Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik 2. Pergaulan yang buruk merusak Ahlak
Temukanlah teman – teman yang baik didalam Gereja anda, bertemanlah dengan mereka sehingga karakter, moral, kebiasaan dan ahkal yang baik akan terus dipupuk ke arah kesempurnaan, dan berhati-hatilah hindarkan diri bergaul dalam pergaulan yang salah dengan teman-teman yang salah. Ingat, masa depan akan terancam garagara salah bergaul ketika masih muda. Sebaliknya masa depan cerah apabila kita bergaul dengan teman teman yang menjadi pengikut Kristus sejati.
17
Agustus 2013
7.
GLOBAL PARTNERSHIP IN NURSING – 10TH CONFERENCE, BALI 31 JULY – 5 AGUSTUS 2013 DILAPORKAN OLEH: MELVIN SIMATUPANG – TK DURI DENPASAR [KADNET] - Pada tgl 31 July – 5 Agustus 2013 yang lalu telah diadakan konfrensi perawat advent sedunia di Bali-Indonesia dengan tema “The future of Nursing: Global Adventist perspectives”. Konfrensi ini dihadiri 117 oleh Perawat dari 14 negara. Para perawat ini berasal dari Institusi pendidikan dan rumah sakit advent juga ada undangan dari Non institusi Advent. Adapaun ke 14 negara yang hadir antara lain: USA, Peru, Australia, India, Jepang, Korea selatan, Malaysia, Pilipina, Thailand, China, Botsawa, Pakistan, Nepal dan tuan rumah Indonesia. Indonesia mengirimkan lebih 22 peserta yang terdiri dari utusan: PTASN, RSA Medan, RSA Bandar Lampung, RSA Bandung, UNAI dan undangan kusus dari Universal Care Club. Sementara dari RSA Manado dan UNKLAB berhalangan hadir. Acara ini didanai oleh Ralph and Carolyn Thomson Charitable foundation serta di dukung oleh co sponsor: 1. Loma linda university school of nursing, USA 2. Saniku Gakuin college department of nursing, Japan 3. Penang Adventist hospital college of nursing, Malaysia 4. Indonesian Adventist University school of nursing, Indonesia 5. Asia pacific International University faculty of nursing, Thailand 6. Adventist university of The Philippines college of nursing, Philippines
8.
30
Avondale College of higher education faculty of nursing and health, Australia General conference of seventh-day Adventist health ministries department, USA
Ini adalah konfrensi perawat global ke 10 yang sudah diselenggarakan, adapaun sebelumnya diselenggarakan ditempat tempat sebagai berikut: Thailand Juli 1999 Brazil Desember 2000 China Maret 2001 Africa Agustus 2002 Romania Juli 2003 Inggris Juli 2004 Thailand Agustus 2007 Genewa Agustus 2007 Malawi September 2012 Indonesia Agustus 2013 Dalam konfrensi di Bali disampaikan seperti apa perspektif perawat advent secara global oleh Patricia Jones professor perawat dari Lomalinda school of nursing dan juga merupakan Health ministry General Conference, juga dipaparkan oleh beberapa utusan mengenai perspektif perawatan di Negara masing masing untuk masa mendatang. Untuk Indonesia disampaikan oleh Lyna Hutape, Delam Fakultas keperawatan UNAI. Selain mendengarkan presentasi serta renungan dan sharing program program spot lite dari berbagai Negara maka ada topic diskusi penting yang dibahas dalam 11 kelompok dengan fokus diskusi “essential of Adventist nursing”. Diskusi ini dilakukan selama tiga hari dan pada hari terakhir disampaikan oleh masing masing group lalu disummarykan oleh panitia yang nantinya akan di share keseluruh peserta.
18
Agustus 2013
30
Tujuan akhir diskusi adalah semua peserta dapat kembali fokus akan esensi perawat advent yang sesungguhnya, bagaimana tetap mempertahankan dan menghidupkan nilai nilai Kepercayaan gereja masehi advent hari ke 7 dalam dunia perawatan adven. Sehingga perawat advent tetap berbeda dan memiliki nilai lebih dibandingkan perawat lainnya termasuk bagamana cara mendidik para mahasiswa perawat agar mereka dapat membawa perbedaan saat terjun sebagai perawat kelak dan siap menghadapai tantangan dimasa mendatang. Bagi para peserta dari Indonesia, selain mengikuti konferensi maka atas inisiatif Ibu Joan Rantung PHD mantan dosen keperawatan UNAI, kesempatan langka ini dipergunakan untuk urun rembuk agar kelak dapat bersama sama menyelenggarakan konvensi perawat advent Indonesia. Karena profesi perawat memiliki sumbangsih yang besar dalam pekerjaan Tuhan di Indonesia, ada 4 rumah sakit advent dan 3 perguruan tinggi yang mendidik perawat tapi sampai saat ini belum pernah ada sekalipun diadakan Konfrensi perawat advent se Indonesia.
(Tarian poco poco dari kontingan indonesia dengan kostum beragam baju daerah)
Di malam penutupan diadakan cultural nite, dimana masing masing Negara menampilkan acaranya baik berupa nyanyian ataupun tarian. Perserta Indonesia menampilkan penampilan angklung dan kolintang yang dipinjam dari SD Advent Denpasar, juga menyampaikan tarian poco poco dengan mempergunakan pakaian dari masing masing daerah utusan Indonesia. Adalah harapan kita bersama, baik Institusi pendidikan yang menghasilkan perawat maupun Rumah Sakit Advent yang mempekerjakan perawat dapat kembali kepada tujuan mula mula gereja Advent, dapat tetap mempertahankan nilai nilai kepercayaan GMHK dalam proses pendidikan maupun dalam pelayanan sebagai seorang perawat Advent.
(Peserta Indonesia berfoto bersama Prof Pat Jones, Dire Global Nursing, Ass Health Dept GC SDA)
2 S (SALANTINI DAN SUMENDAP) MENGUATKAN PEMUDA/PEMUDI MANOKWARI BARAT LEWAT KKR “SENANG SEHAT SUCI” DILAPORKAN OLEH: PAUL HARRY S, TK PAPUA BARAT
(Permainan angklung dan kolintang dipimpin Oleh Ibu Merry Nusawakan)
PAPUA BARAT [KADNET] - Bertempat di Aula Pemuda Gedung KNPI Provinsi Papua Barat, KKR Pemuda dengan tema “Senang Sehat Suci” dilaksanakan mulai dari tanggal 2531 Agusutus 2013 dengan Pembicara Pdt. Stephen Salainti MTh dan Pdt. DR. Brian Sumendap. KKR yang dibuka oleh Bupati Kab. Manokwari DR. Bastian Salabay, STh ini sangat memberikan kekuatan kepada seluruh pemuda bahkan semua anggota jemaat dan para tamu yg hadir dari malam kemalam. 19
Agustus 2013
30
[Pdt. Salantini] Alhasil dari KKR ini pada sabat tgl 31 Agusutus 2013 bertempat di pantai dengan pasir putih yang indah “ Pantai Yanbebay “ telah dibaptiskan 18 jiwa hasil dari KKR ini, 4 Pendeta urapan mengambil bagian dalam upacara Baptisan ini, mereka adalah Pdt. Donald Gonie ( Pendeta Wilayah Manokwari), Pdt. Petrus Wirajaya ( Pendeta Jemaat Wosi, Sanggeng, dan Reremi Puncak), Pdt. Tonny Mayai ( Dir. PA Daerah Misi Papua Barat) dan Pdt. Stephen Salainti
Dalam sambutannya Bupati DR. Bastian Salabay yang juga mantan ketua Sekolah Tinggi Theologia Erickson – Tritt ( salah satu perguruan tinggi keagamaan yang sangat berpengaruh di Manokwari) mengatakan bahwa tema yang diambil oleh Pemuda/pemudi Advent dalam KKR ini adalah tema yg sangat Paripurna dalam kehidupan umat manusia, karena sebagai seorang mahluk hidup yang ingin masuk kedalam kerajaan surga dan masih berada di dunia yg penuh dengan dosa ini maka tentunya ingin kehidupan mereka SENANG, dan ingin tubuh mereka SEHAT namun memiliki kerinduan rohani yg tetap SUCI. Sepanjang KKR telah diisi seminar yang sangat bermanfaat bagi pemuda oleh Pdt. Stephen Salainti, Pdt. Tonny Mayai dan Harry Salainti. Walaupun harus berakhir sampai pada pukul 22.30 setiap malamnya dan sedikit dihantui ketakutan terkait keamanan kota Manokwari akhir2 ini, namun dari malam ke malam hampir seluruh ruangan yg berkapasitas 600 tempat duduk tersebut dipenuhi oleh para pengunjung KKR. Dengan menggunakan 3 Bus Pemprov Papua Barat panitia berusaha agar semua anggota dapat hadir sehingga dapat dikuatkan kerohaniannya lewat KKR ini, dalam KKR ini sebagai ungkapan syukur dan bentuk dukungan Pemerintah Kabupaten kepada kegiatan orang muda di Kab. Manokwari maka Bupati telah menyumbangkan dana sebesar Rp. 20 juta untuk kegiatan ini.
[Pdt. Bryan Sumendap]
20
Agustus 2013
30
Pendidikan Advent Papua Barat, dan MG. Manasye Letlora menjadi koordinator Adventurer di SD Advent Manokwari.
[Pengukuhan Klub Pathfinder] Direktur Pathfinder DMPB MG. Toni Mayai memberi tantangan kepada Direktur Klub SD/SMP/SMA Advent Manokwari guna dapat mempersiapkan para pathfinder untuk mengikuti Jambore Pathfinder se- Divisi Asia Pasifik Bagian Selatan yang akan dilaksanakan di cibubur pada pertengahan 2014 nanti, namun sebelumnya akan dilakukan Pra-Cibubur I se-Papua barat pada bulan November 2013 di Kab. Tamrauw.
Tolong doakan ke-18 jiwa yang baru dibaptiskan dalam KKR ini karena sebagian diantaranya merupakan orang-orang muda, terlebih ada 1 baptisan yang mendapat tantangan dari kedua orang tuanya dan dia masih duduk di kelas 3 SMP namun dengan berani dia menyatakan dirinya utk mengikut Yesus walaupun akibat yg harus ditanggungnya cukup berat, dimana orang tuanya tidak akan membiayai pendidikannya
DIREKTUR PATHFINDER UKIKT DAN DIR PATHFINDER DMPB MENGUKUHKAN KLUB PATHFINDER DAN ADVENTURER SD/SMP/SMA ADVENT MANOKWARI
Sabat 31 Agusutus 2013 sore telah dilaksanakan pengukuhan Klub Pathfinder dan adventurer SD/SMP/SMA Advent Manokwari oleh Direktur Pathfinder UKIKT bersama Direktur Pathfinder DMPB, dalam arahan pengukuhannya Pdt. Salainti mengatakan perihal pentingnya sekolah memiliki wadah yang dapat melatih mental, fisik dan spirituil para siswa dan itu dapat diperoleh lewat wadah Pathfinder dan Adventurer. MG. Alpharis Padingian, telah dipilih oleh Dewan Guru SD/SMP/SMA Advent Manokwari sebagai Direktur Klub Pathfinder di sekolah yang diwadahi oleh Perkumpulan
[Penyalaan lilin pada acara pengukuhan klub Pathfinder SMP/SMA Manokwari, Papua] Selamat kepada pengurus Klub Pathfinder SD/SMP/SMA Advent Manokwari, selamat bekerja mempersiapkan orangorang muda di lingkungan sekolah guna menjadi pemimpinpemimpin yang tangguh dan dipersiapkan bagi kerajaan surga
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT (Pelkesmas) DI KARANGREJO-MAGETAN DILAPORKAN OLEH: PDTM. DALE D. SOMPOTAN – GEMBALA JEMAAT SSC KARANGREJO
21
Agustus 2013
KARANGREJO [KADNET] - Pelayanan Kesehatan Masyarakat diselenggarakan oleh Sekolah Sabat Cabang (SSC) Karangrejo untuk masyarakat di wilayah Karangrejo dan Barat, khusus ditujukan untuk warga sekitar Gereja Advent Karangrejo dan sahabat, keluarga, tetangga dan kenalan dari Warga Gereja.
Hari Minggu Pagi 1 September 2013 kegiatan ini dimulai oleh Sdr. Oki Vitson yang bertindak sebagai pembawa acara pada hari itu didalam Gereja, dimana hampir sebagian peserta yang diundang sudah datang, Sdr. Oki menerangkan semua acara yang akan dilaksanakan sampai dengan siang hari nanti, yaitu diawali dengan kesehatan untuk 4 materi, kemudian pemeriksaan kesehatan gratis, konsultasi serta makan bersama siang hari.
Setelah pembukaan, acara langsung dimulai dengan pemaparan 4 materi yaitu Tekanan Darah Tinggi, Kolesterol, Asam Urat, dan Diabetes. Dengan menggunakan tampilan layar LCD dipaparkan penyebab-penyebabnya, gejala-gejala yang ditimbul bagi penderita, dan solusi atau cara menanganinya, sudah tentu secara alami. Dalam setiap sesi 4 bagian tersebut diselingi dengan menyanyi lagu mars kesehatan, pijat sehat, yel yel WIN Wellness, Hidup sehat, umur panjang. Hidup
30
benar, hidup kekal. Dan semua diikuti oleh seluruh peserta dengan antusias.
Sekitar pukul 11 siang seluruh rangkaian seminar selesai untuk 4 topik, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan, yang diperiksa tak lepas dari 4 pembahasan yang sudah dipaparkan yaitu tensi, gula darah, asam urat, kolesterol, semua dilakukan secara gratis untuk semua peserta. Tenaga-tenaga medis yang bertugas diantara, Sdr. Yohan, Ibu Eko dan kawan-kawan.
Lalu setelah pemeriksaan kesehatan, konsultasi bagi yang didapati agak tinggi tensinya, atau asam urat dll, lalu didoakan, dalam konsultasi diulangi lagi pemaparan yang sudah diberikan dalam seminar awal acara, tetapi kali ini lebih menyorot soal solusinya, yaitu merubah gaya hidup, bagi yang sudah selesai langsung diberikan kesempatan menikmati makanan sehat yang sudah disiapkan oleh Kel. Ari Santoso, yang juga sebagai sponsor acara ini. Ibu Ibu Karangrejo yaitu Ibu Mardi, Ibu Tuk, Ibu Hari, Ibu Gud, dan Ibu Topo, yang membawa cukup banyak tamu pada hari itu, dengan sigap melayani tamu tamu untuk makan siang sambil melihat video kesehatan yang diputar untuk disaksikan secara bersama 22
Agustus 2013
sambil menunggu antrean pemeriksaan dan sambil menikmati makanan yang sudah disediakan bagi yang sudah selesai periksa.
30
Thousands of Seventh-day Adventists took to the streets as activists against abuse in scores of cities throughout South America last Saturday.
Menurut Bpk. Gudiarso sebagai koordinator SSC Karangrejo yang sedianya akan di organisir tanggal 21 September 2013 oleh Pdt. JS. Perangin-angin - Ketua UIKB, banyak yang diberkati dengan acara ini, dan gereja sekaligus menjadi berkat bagi lingkungan Gereja Cabang Sekolah Sabat Karangrejo yang sudah berdiri kurang lebih 40 tahun belakangan ini, dan acara ini merupakan acara pelayanan kesehatan yang pertama dilaksanakan didalam Gereja tersebut. Disediakan juga secara gratis dalam acara itu kepada seluruh peserta Buku Kemenangan Akhir, Traktat Kesehatan dan Majalah majalah lainnya.
Adventists in Brazil march in one of dozens of parades held throughout South America to promote abuse awareness on Saturday, August 24. [photos courtesy South American Division]
Semua data pemeriksaan kesehatan peserta sudah dicopy lewat printer untuk kemudian diadakan follow up terutama kepada mereka yang bermasalah kesehatan dalam pemeriksaan tersebut.
The church’s campaign “Breaking the Silence” brought marches and motorcades along avenues, hosted dramatic performances in plazas, and partnered with school districts and public safety agencies to offer educational talks about preventing domestic violence, sexual abuse and cyber bullying. The initiative was part of the Adventist world church’s Abuse Prevention Emphasis Day, which is typically held the fourth Saturday of every August. The campaign was established by the denomination’s Executive Committee in 2001. World church leaders launched the initiative noting that occurrences of domestic violence and sexual abuse happen in Christian homes at rates similar to the general population. The first steps to fight abuse, they said, are awareness and education. The campaign has been implemented by the Adventist Church with varying degrees of success, depending on the world region or congregation.
Adventists stage anti-abuse campaigns throughout South America Aug 29, 2013 Brasília, Brazil - ANN staff
23
Agustus 2013
Adventist youth in Vitória, Espírito Santo, Brazil, are interviewed by a local TV news agency on Saturday, August 24. [photo: Francis Matos] In 2009, Adventist News Networkreported that many leaders and local congregations still hadn’t heard of the initiative, while in other regions, top church officials directed each congregation in their administrative territory to hold abuseprevention campaigns. “Many world regions have taken the initiative and turned it into one of their most effective days of community outreach,” said Raquel Arrais, associate Women’s Ministries director for the world church. In recent years, the Adventist Church has also developed similar initiatives. In 2009, the church launched in partnership with the Adventist Development and Relief Agency the “EndItNow” campaign to combat violence against women. Also, Adventist Risk Management last year unveiled the “The Seven Campaign” to help bring awareness and reduce child abuse. The denomination’s South American Division is one region that has continued to highlight Abuse Prevention Emphasis Day since its 2001 launch, often in a coordinated and largescale way. Local campaigns are often dramatic and gain the attention of top news agencies. Local “Breaking the Silence” campaigns this year were reported in more than a dozen cities by media outlets such as Agence France-Presse, Globo TV, and Uruguay’s largest circulation newspaper, El País.
30
In Montevideo, Uruguay, some 500 Adventists demonstrated near the city's busiest intersections. This group wore tape over their mouths to represent abuse victims who feel they can't speak out to ask for help. In Montevideo, Uruguay, a TV news station reported live as 500 Adventists stood at traffic intersections with tape over their mouths to represent those who suffer abuse and are afraid to speak up. South American Division President Erton Köhler said he felt it was important for the Adventist Church to continue talking about the subject even beyond the once-a-year day of emphasis. “One event per year will not produce many results, but more will happen through a process of ongoing projects, publications and other means of publicity about how terrible abuse is and how it can be avoided,” Köhler said. Indeed, in the southern Brazilian state of Rio Grande do Sul, several “Breaking the Silence” marches were held in April and May. “The participation of the members is strategic because problems happen not only in families outside the church, but in the church, too,” Köhler said. This year’s campaigns partnered with top officials in several municipal and federal governments. Peru’s Minister of Women’s Affairs, Ana Jara Velasquez, joined Adventist Women’s Ministries leaders last week at a campaign. In Brazil’s state of Goiás, Secretary of Public Safety Renata Cheim said at a campaign, "The violence worries all of us, and as the representative of the Goiás government I am very 24
Agustus 2013
30
pleased to know that the Seventh-day Adventist Church has a project to prevent violence, which together with the government initiatives helps to discourage the violence.” In Piraquara, Paraná, Brazil, lectures were held at two schools, drawing approximately 2,500 students. "We have noticed here in Piraquara many cases of sexual abuse,” said Joslaine Beninca, a teacher at Dr. Gilberto Alves do Nascimento State College. “The lectures helped to identify some cases because we see some reactions of students who need help.”
A choir from Korea's Voice of Prophecy provided main music for the Sabbath, August 31, worship service at the International Mission Conference in Jeju Island, Republic of Korea. [photos by Mark A. Kellner/Adventist Review] Pastor Ted N.C. Wilson, president of the Seventh-day Adventist world church, issued the appeal in an August 31 sermon heard by over 4,000 gathered at the Jeju International Conference Center on this island off the southern coast of South Korea. In a shopping center in Aparecida de Goiania, Brazil, Adventists offered free massages to draw shoppers into a counseling and education center as part of an abuse awareness initiative. Adventists distributed thousands of fliers on abuse awareness around plazas, squares and shopping centers. In the city of Aparecida de Goiania, Adventists used live musicians and free, seated massages to draw shoppers to their display, resources and licensed psychologists. After receiving a seated massage, nearby shop owner, Marilda Oliverira, said, “I was being informed what to do if you suffer violence or abuse, and even how to counsel someone who is in this situation. “I’ve never seen a project like this,” she said.
‘Go Into Harvest Field,’ Wilson tells North Asia Adventists Sep 02, 2013 Jeju Province, South Korea Mark A. Kellner, Adventist Review Seventh-day Adventists attending morning worship at the 2013 Northern Asia-Pacific Division International Mission Conference were challenged to “go forward into the harvest field” and tell the world about Jesus and His soon coming.
Recalling the morning’s varied activities: the Sabbath school lesson, choral music, a sand “painting” done on a lightbox in front of the congregation, young children’s spirited performance that “told us about Abraham’s faith,” and a “wonderful testimony from China about the faithfulness of the people of the division,” Wilson praised the efforts he called but a prelude for the congregation. “All of this is pointing to God’s call to you and to me, people who accept God’s commandments and the faith of Jesus, to go forward into the harvest field, all through the power of the Holy Spirit,” Wilson said. In an impassioned message, Wilson discussed the three angels’ messages of Revelation 14 and their link to today’s world. He implored his hearers to lovingly and cheerfully share these messages with others to help “call out” those attentive to God’s word at the end of time. He tied the First Angel’s message, a summons to worship the Creator of the Universe, to the keeping of the Bible Sabbath: “The call to worship God as the Creator automatically places upon people the responsibility to observe the day that honors His creative act,” Wilson said. “A created being cannot honor his Creator while defying the command to keep Saturday, the Sabbath, the seventh day of the week, holy, which God Himself set aside as a memorial of His creation. During the time of trouble that immediately precedes Jesus’ return, the seventh-day Sabbath will be the central issue of conflict in the great controversy.” 25
Agustus 2013
Adventist Church President Ted N. C. Wilson, left, reminded International Mission Conference participants that the Lord's return is soon. Wilson was accompanied by a language interpreter as he spoke at during the morning worship service on Saturday, August 31. Wilson added that this first message is also tied to the issue of origins: “But there is more to recognizing and worshiping God as the Creator. To worship God as the Creator means there must be a willingness to reject false theories about the origin of life, such as evolution,” he said. “It is impossible to believe in evolution and say that God is Creator of heaven and earth and all the life they contain. The two concepts do not mix. In essence, evolution is not a science; it is a false form of religion.” The Adventist leader noted that the Second Angel’s message is a plea to abandon a dead, false and fallen religious system: “God’s people who are still in Babylon are called out so they will not be guilty of participating in her sins and will not receive the plagues that are to be poured out upon her,” Wilson said. “Therefore, Babylon is constituted by churches that teach many of the theological errors passed down through the church of the middle ages.”
30
A gathering estimated at 4,000 people filled the main hall at the Jeju International Convention Center for Sabbath worship on August 31. “We are so grateful for the religious freedom that is available in many countries around the world. Thank God for it; we need to use our religious liberty to defend religious liberty,” he told the congregation. “However, according to Bible prophecy, the time is coming when religious freedom will be reduced and churches will so control the government that the government will pass laws that will fulfill the wishes of the apostate churches. Anyone who disagrees with what this church/state relationship stands for will be persecuted. Don’t be afraid of that day. Lean on Jesus today and you will lean on Him in the future.” The four-day event opened Wednesday evening, August 28. The opening ceremony began against a backdrop of 600 LCD video screens merged to form a giant display, a virtual “choir” comprised of videos of individual Adventists in the region singing “My Lord is Coming Soon” blended to offer a hymn of commitment in a division with both tremendous enthusiasm on the part of its people, but also incredible challenges in reaching others. In a region encompassing “one quarter of the world’s population, we have a responsibility to spread the gospel,” a slide read. Slides, in English, Korean, Chinese, and Japanese, then noted the countries under the division’s aegis, reflecting that “the tears of North Koreans, God remembers,” as that country’s images were shown. For China, that nation’s prosperity was noted, along with the comment that Christians have a “heavier” burden of “carrying the cross” in a nation of booming economic prosperity. Chinese Adventist believers performed a song, which included a performance on a traditional flute, as their cultural contribution.
Noting that those who reject the Sabbath will be angered by the support of Adventists and others for the biblical day of rest, part of the Third Angel’s message, Wilson said a time of testing will follow.
On opening night of the conference, Adventist women wearing traditional Korean costumes and waving fans in a traditional folk dance captivated the audience in the first of the evening’s cultural elements.
26
Agustus 2013
Japan, whose Adventists enthusiastically participated in the opening ceremonies, was dubbed “the land of the god of money—Mammon,” where “secular men have closed their hearts.” Notwithstanding, leaders from the Japan Union Mission wore T-shirts emblazoned with “Jesus@Tokyo” as emblematic of their effort to reach one of the world’s largest cities. Participants from Taiwan and Mongolia were heartily welcomed, particularly by the hundreds of Adventist believers from China who were seated just before the convention center’s main stage. The presentation noted the “wilderness” nature of much of Mongolia; while in Taiwan the need for growing “the root of faith and Christian culture” was emphasized. The appearance of Taiwan brought together two presidents of the mission field on the: Steven Wu, current mission field president, and Robert S. Folkenberg, Jr., former president, who now leads the China Union Mission from offices in Hong Kong. Later, leaders of each administrative region, along with division president Jaiyrong Lee, reaffirmed the commitment in their regions to spreading the good news. In turn, Kisung Bang, Jeju Island’s provincial governor, gave an impassioned word of welcome, speaking for five minutes in recognition of Seventh-day Adventists and greeting those who traveled to this spot off the southern tip of the Republic of Korea.
In Japan, 10th APACT Conference fights Asia’s tobacco epidemic Aug 29, 2013 Silver Spring, Maryland, United States ANN staff\
30
APACT Secretary-General Kyoichi Miyazaki, center, at the organization’s 10th conference in Tokyo last week. Miyazaki, an Adventist, is continuing the church’s anti-tobacco legacy through his work with APACT. [photos courtesy Kyoichi Miyazaki] The call came during the 10th APACT Conference, which drew more than 700 delegates from 40 countries to Tokyo last week, among them Seventh-day Adventists. The trade partnership, delegates said, would give tobacco companies more traction to sue countries over advertising bans or other public health measures designed to restrict the sale of cigarettes and other tobacco products. Several major tobacco companies recently sued the Thai government for increasing the size of graphic health warnings on cigarette packs from 55 percent to 85 percent. “APACT was organized to protect Asia from the tobacco industry,” said Kyoichi Miyazaki, secretary-general of the nongovernmental organization and Adventist Church member. “We are dedicated to continuing that legacy and ending the tobacco epidemic in Asia.” Indeed, APACT was established in 1989 to fight trade sanctions designed to promote the free sale of tobacco products in Korea, Japan, Thailand and Taiwan. Since then, the organization has worked to stem the flow of tobacco to developing countries in Asia by implementing aggressive tobacco control programs, including bans on cigarette smoking, restriction of smoking in public places and comprehensive educational and intervention programs, Miyazaki said. APACT founder Dr. David Yen was a major advocate for emerging tobacco control in the region and lobbied aggressively for anti-tobacco legislation, Miyazaki said during a keynote speech to honor the late leader.
Public health advocates in the Asia-Pacific region want tobacco excluded from the products covered by a proposed regional free trade agreement. The Trans Pacific Partnership Agreement would otherwise undermine international efforts to curb cigarette companies’ advertising, the Asia Pacific Association for the Control of Tobacco (APACT) said in a statement August 20.
Actor Jackie Chan, left, in the studio with APACT founder Dr. David Yen, a trailblazer for emerging tobacco control in Asia. Chan starred in the late Dr. Yen’s anti-tobacco initiative called “Strike Back Against Tobacco” in 2001. Dr. Yen frequently enlisted actors and other celebrities to raise awareness of the dangers of smoking, among them Jackie Chan, who starred in an anti-tobacco initiative called “Strike Back Against Tobacco” in 2001.
27
Agustus 2013
Still, Asia remains a challenging region for tobacco control, Miyazaki and other advocates said. As developed counties toughen their restrictions on smoking, tobacco companies increasingly focus on developing countries, where they face less resistance. Trade agreements that classify tobacco as a legal commodity make it difficult for small countries to fight these efforts. “The [Trans Pacific Partnership Agreement] does not recognize tobacco as a uniquely harmful product or provide safe harbor for nations to regulate in order to reduce tobacco use,” a statement released last week by the Campaign for Tobacco-Free Kids said. “The tobacco industry and its allies in government increasingly use trade and investment agreements to challenge legitimate tobacco control measures.” Miyazaki agreed, noting that the current political party in Japan does not favor tobacco control. But despite the challenges, he said advocates “can have a great impact on the Japanese government by showing how many Asian countries have been negatively affected by the tobacco industry in Japan.” The Adventist Church was an early leader fighting tobacco. As far back as 1848, church co-founder Ellen White wrote about the health risks associated with smoking. In Asia, the church continues to host smoking-cessation programs and stop smoking clinics. Miyazaki, who previously served as Health Ministries director for the Adventist Church in Japan, was active in launching some of these efforts. Dr. Peter Landless, Health Ministries director for the Seventhday Adventist world church, attended the APACT conference and applauded Miyazaki’s decades of temperance and antitobacco work in the region. “This event and the leading role of a Seventh-day Adventist in anti-tobacco work in this very challenging region is big news, Landless said. “We are often chided that our church and its members have lost the vision in opposing tobacco; here is news to the contrary.”
Tanzanian government grants charter to Adventist university Aug 28, 2013 Arusha, Tanzania Lusekelo E. Mwakalindile Tanzanian President Jakaya Kikwete granted a charter to the University of Arusha, giving the Seventh-day Adventist Church in the country an institution of higher learning with the highest academic accreditation. The ceremony took place at the State House in Dar es Salaam on August 20. Kikwete handed the certificate of approval to Chancellor Godwin Lekundayo, who also serves as president of the Adventist Church in Tanzania.
30
Officials from the Tanzanian government and eight universities pose for a Daily News photojournalist following a ceremony that granted a charter to each of the educational institutions. One entity was the Adventist Church’s University of Arusha. [Daily News photo used with permission] “We thank God for this development and pray that the university will continue to uplift the name of God and the Adventist Church,” said Andrew M. Mutero, Education director for the denomination’s East-Central Africa Division, based in Nairobi, Kenya. Representatives from seven other universities receiving a charter also participated in the ceremony. Twenty of the country’s 50 universities are now formally licensed by the federal government. Kikwete challenged the representatives of the institutions to increase the number of students who graduate with master’s and doctoral degrees, which could increase the number of students who might later return as university lecturers. Kikwete advised the newly-established universities to also consider recruiting international teaching staff as a temporary strategy. He said this would reduce the practice of having one lecturer teaching in more than one university. "University professors should have permanent areas so that they can concentrate and produce quality professionals who will compete in the global market," he said. University of Arusha began in 1974 as Arusha Adventist Seminary, which offered ministerial courses and health courses. In 2003, then known as Tanzania Adventist College, the school was permitted to adopt the use a name “University of Arusha” and start the process of becoming a university. In 2007 it was offered a provisional license by the Tanzania Commission for Universities. The University of Arusha, which today serves more than 2,700 students, is also accredited by the Adventist Accreditation Association. Currently, the University of Arusha offers certificates, undergraduate degrees and master’s degrees. Besides its main campus at Usa River, it operates the Arusha Extensional Centre in Arusha City and Buhare Extensional Centre in Musoma, in the northern part of the country. There are more than 450,000 Adventist Church members in Tanzania.
28
Agustus 2013
30
KORUPSI Korupsi merupakan kata yang sangat sering kita dengar di koran, televisi, radio, maupun buku. Untuk mendapat dukungan, setiap calon presiden pasti mengusung isu pemberantasan korupsi sebagai salah satu program. Sebut saja perhelatan Caleg tahun 2014 di Indonesia dimana para caleg ramairamai mengobral janji berantas korupsi. Apa itu Korupsi? Korupsi adalah penyakit masyarakat yang tidak mudah diberantas hanya dengan penegakan hukum dan pemberian sanksi yang berat. Untuk menghilangkan keinginan korupsi diperlukan perjumpaan pribadi dengan Tuhan. 2000 tahun lalu, Zakheus sudah melakukan korupsi. Ia memanfatkan jabatan sebagai kepala pemungut cukai untuk mengumpulkan uang bagi diri sendiri. Ia memungut lebih dari yang ditentukan dan sisanya masuk kantong sendiri. Zakheus pun menjadi kaya raya dan terkenal. Namun di tengah kesuksesan, ia merasa hidupnya kosong dan tidak bahagia. Orang-orang membenci dan menjauhinya. Ia dicap sebagai pengkhianat bangsa karena bekerja
untuk pemerintah penjajah dan orang berdosa. Melalui perjumpaan dengan Yesus, hidup Zakheus berubah. Ia tidak lagi mencintai uang dan melakukan korupsi, tapi mencintai Tuhan lebih dari segalanya. Sebagai bukti pertobatannya, ia berjanji memberi separuh hartanya pada orang miskin dan mengembalikan uang 4 kali lipat kepada orang yang pernah diperasnya. Melihat itu, Yesus berkata, “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini.” John D. Rockefeller, seorang terkaya di dunia pada masa lalu, setelah bertobat berkata, “Saya percaya kemampuan mencari uang adalah karunia Tuhan untuk digunakan bagi kebaikan sesama.” Kita perlu bertanya pada diri sendiri. Apakah saya pernah Korupsi? Tak ayal dalam hati mungkin kita berkata tidak! Tetapi sekiranya jawab anda pernah!
berseruh dengan tulus minta pengampunan atas kehidupan yang tidak berkenan, maka jawaban Tuhan akan sama seperti jawaban kepada Zakheus , “Hari ini telah terjadi keselamatan di rumah ini.” Selamat Sabat pembaca setia Rebuska, Tuhan memberkati.
BREDLY SAMPOUW TK RSA BANDUNG
Anda perlu berseru dalam doa kepada Tuhan seperti berikut ini: “Tuhan, ajar saya mengasihi Enghkau lebih dari materi dan kesenangan dunia karena engkaulah sumber kebahagiaan yang sejati.” Ketika Tuhan melihat hati kita 29
Agustus 2013
30
~ Saksikan Mimbar Agama Advent di TVRI Nasional, Hari Sabtu, 7 September 2013, jam 12:05 wib. Narasumber : Ev. Stevanus Suwandi Widjaja & Yenlie Sitia Widjaja Topik : "Makna Kemerdekaan" Lagu Pujian : The Cherished "Orphan of God" Mohon bantuannya untuk di forward kepada banyak orang, agar berkat Tuhan tersebar. Salam pelayanan, PEGGY ISKANDAR WOWOR Jemaat Ekklesia
Selamat HUT Tim Kadnet September Ceria Mengucapkan Selamat HUT bagi Tim Kadnet merayakan di bulan September ceria:) :
yang
06 - Christian Sihotang 06 - Jerry Wauran 09 - Dewi Tjhin Muskita 12 - Stenly Keles 13 - Amir Manurung 16 - Megawaty Waworuntu 16 - Stephen Salainti 17 - Denny Sondakh 19 - Dickson Simanungkalit 20 - Kedy Malonda
Keep Praying, Keep Shining and Keep Smiling! You are all very special in GOD’s eyes! From all of us in KADNet Family, with all the best. Ivan Kembuan, KADNet Design & Layout Jakarta
Semoga panjang umur, sehat sejahtera dan senantiasa dalam lindungan Tuhan... 30
Agustus 2013
30
TEAM KADNET INTERNATIONAL - 2012 - 2013 Los Angeles, CA: Eric Sumanti; Highland, CA: Roger Tauran;Torrance, CA: Jerry Kiroyan; Seattle, WA: Glen Walean, Eddie E. Saerang, Hendrik Padmasana, Jobby Nelwan; Toledo, Ohio: Lina Cantwell; Thousand Oaks, CA: Lim T. Swee; Laguna, CA:Kenneth Mambo, Ferdie Santosa; New Jersey, NJ: Frederik Wantah, Roosye Mawuntu; San Bernardino, CA: Blihert Sihotang; Denver, CO: Megawaty Waworuntu Nielson Assa, Eli W aworundeng, Wayne Rumambi; SSD & Manila, Philippines:Moldy R. Mambu, Yane Sinaga; AIIAS, AUP& Manila: Richard Sabuin, Bruce Mauri, Franklin Hutabarat; Bryan Sumendap; Sydney, Australia: Irma Hill; Bangkok, Thailand: Sam Carolus;Africa: Max Langi; Jakarta: Peggy Iskandar-Wowor, Wilhon Silitonga, Bonar Panjaitan, Samuel Pandiangan, Ivan Kembuan, Erick Tumetel, W illy W uisan, Early Hutapea, Joy Sitompul, Dewi Muskita, Christo Tambingon, Ramlan Sormin, Stevanus W ijaya, Jannus Hutapea, Amir Manurung, Handry Sigar, Sondang Panjaitan -Sirait, Edison Mawikere, W isyanti Siahaan, Lorraine Lesiasel, Stance Triwandono-Mambu, Arieta Pulumahuny, Ketty Sunarto, Gunawan Tjokro, Muriel Siagian, Ronie Panambunan, Michael Mangowal, Leonora Manullang, May Linda Manurung, Joice Manurung, Ricky Lomboan, Sonny Situmorang, Harry Legoh, Philips Marbun, Marvin R. Sigar, Joe Laluyan, Alvin Lumbanraja, Melati Silalahi, Lianto Napitupulu, Fransisca Manurung, Frankie Tambingon, Dolly Rumagit, Yoshen Danun, Lorraine Poneke, Eldrin Kumendong, Donald W eley, Randolp Glamond Manurung, Bruce Sumendap, David Panjaitan, Ri chard Tamba; Franklin Tambunan, Edmund Situmorang, Dave Sampouw, Jerry Karundeng, Reuben Supit; Denpasar, Bali: Bobby Lalamentik; Nusa Tenggara: James Ulyreke; Riau: Melvin Simatupang, Christian Sihotang, Royke Sundalangi; Kepulauan Riau: Donly Sinaga; Manado:Boldwin Sampouw, Yotam Bindosano, Lucky Mangkey, Robert Walean Jr., Tommy Pantouw, Caddy Malonda, Royke Yonathan, Refly Ompi; Herschel Najoan, Glen Rumalag, Stephen Salainti, Linda Sumarauw, Janette Sepang, Bryan Sumendap; Bolaang Mongondow: Swingly D. Suak; UNKLAB: Douglas Sepang, Green Mandias, Cherry Lumingkewas, Freddy Kalangi; Sangihe Talaud: Brussi Soriton; Minahasa: Jimi Pinangkaan, Hentje Suoth; RSA Manado: Jeinner Jenry Rawung; Makassar: W iesye Schrim, Davy Politon, Edwin Tumangkeng; Luwu-Tana Toraja: Irma Pakasi, Hartoyo Tismail Manokwari: Harry Salainti, Hendy Sahetapy; Jayapura: Bruce Mauri; Palembang, Sumatera Selatan: Lin Saputra, Dickson Simanungkalit, Pdt. Victor Sinaga; Medan: Loran Napitupulu; Surabaya: Henky Wijaya, Kristiyono Sarjono, Jerry W auran, Debby Muntu, Hendra Kurniawan; UNAI, Bandung: Iim Heriyana, Albinur Limbong, Elmor Wagiu, Nelson Pandjaitan, Josua Tobing; Balikpapan: Adiat Sarman, Yance Pua, Larry Martosiswoyo, Ronald Setiobowo, Meilien Langi; Bontang: Robby Tengor; RSA Bandung: Reynold Malingkas, Bradly Sampouw, Indra Malingkas; Jawa Tengah: Supriyono Sarjono; Bandung: Athinson Naibaho, Nico Simbolon; Caruban, Jatim:Dale Sompotan; Jatim: Fabyo Rumagit; Pematang Siantar: Rudolf W. Sagala; Timika:Frangky W atulingas, Harold Oijaitou, Herold Somba; Kuala Kencana: Samuel Rorimpandey, Stanly Keles; Sorong: Benny Yandeday Cimahi: Denny Kalangi, Albert Marbun; IPH, Bandung: Roy Hutasoit; Batam: Jonathan Wagiran, Jones Napitupulu, Hadi Waluyo; Solo: Ari Palgunadi; Salatiga: W iendy Kusuma; Tomohon:Larry W enur, Janice Losung; SLA Kawangkoan: Daniel Lasut; Ontario-Bloomington, CA: Hudyard Muskita; Silver Spring, MD: Ellen Missah, Jonathan Kuntaraf; Azusa, CA: Harlond Naibaho; Sacramento, CA:Richard H. Hutasoit; Loma Linda, CA:Jackie Sihotang, Deborah Panggabean-Pardede, Shally Lendeng-Halim, Charles Pakpahan, Martein Moningka, W iddy W iditora, Denny Sondakh, Hamonangan Tambunan, Alberth Situmorang, Richard Legoh, Karen Wemay, James Waworoendeng. Ghuangzou, China: Janette Najoan.
KADNet media ministry is a non-profit media project We publish religious news and articles for the Indonesian Seventh-Day Adventist community and their friends worldwide. Articles selected and the staff of KADNet support the beliefs and doctrines of the Seventh-day Adventist Church. Subscription is free. KADNet adalah proyek nirlaba. Penerbit, tulisan dan staff KADNet mendukung dan menghormati kepercayaan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, GMAHK.
31