IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian
2. URUSAN PERTANIAN Pembangunan urusan pertanian menempati prioritas utama dalam pembangunan ekonomi nasional maupun daerah. Kedudukan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi daerah adalah cukup nyata dilihat dari kontribusinya terhadap penyediaan pangan, penyediaan bahan baku industri, penyediaan lapangan kerja, PDRB, peningkatan pendapatan petani dan kelestarian lingkungan hidup. Pada tahun 2013 kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Wonosobo sebesar 45,94% yang merupakan sumbangan terbesar dibandingkan sektor-sektor lain. Paradigma pembangunan pertanian ke depan adalah pertanian berkelanjutan yang berada dalam lingkup pembangunan manusia. Pembangunan pertanian perlu dirumuskan sejalan dengan paradigma baru pembangunan pertanian, yaitu peningkatan kualitas dan profesionalitas sumberdaya manusia tani sebagai pelaku aktif pembangunan pertanian. Pembangunan pertanian dengan paradigma baru ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat perdesaan yang akan menjadi pendorong pertumbuhan sektor non pertanian. Keterkaitan sektor pertanian dan non pertanian di perdesaan akan semakin cepat terjadi bila tersedia prasarana ekonomi yang mendukung kegiatan ekonomi pertanian di perdesaan. Selaras dengan hal tersebut program prioritas urusan pertanian sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Wonosobo Tahun 2010-2015 adalah: 1) Pembangunan/ rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi 2) Peningkatan produktifitas pertanian, 3) Pengendalian dampak perubahan iklim. Prioritas pembangunan sebagaimana dituangkan dalam RKPD Kabupaten Wonosobo Tahun 2013 adalah meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas pangan hortikultura, meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas perkebunan rakyat serta meningkatnya populasi ternak, kuantitas dan kualitas produksi ternak.
a. Program dan Kegiatan Untuk mendukung pelaksanaan urusan pertanian, pada tahun 2013 telah dialokasikan anggaran sebesar Rp 13.335.625.630,00 dan terealisasi sebesar Rp 11.248.209.780,00 atau 84,35% dari rencana. Proporsi realisasi belanja urusan pertanian tersebut adalah 1,14% dari total realisasi belanja APBD Tahun 2013 yang berjumlah Rp 988.103.772.409,00. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.C.2.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Pertanian Tahun 2013 No.
Program
A
Belanja Langsung
1
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
2 3
LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
Alokasi (Rp)
Realisasi (Rp)
6.062.344.630
4.326.632.115
20.000.000
8.150.000
155.000.000
55.595.000
2.823.959.230
2.421.522.400
248
IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian
No.
Program
4
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan
5
Program Pengembangan Agribisnis
6
B
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Belanja Tidak Langsung
1
Alokasi (Rp)
Realisasi (Rp)
35.000.000
32.096.100
230.000.000
86.315.000
94.000.000
91.841.000
1.453.000.000
491.802.500
20.000.000
18.500.000
50.000.000
49.425.000
810.068.000
733.872.291
371.317.400
337.512.824
7.273.281.000
6.921.577.665
Belanja Pegawai
7.273.281.000
6.921.577.665
a
Belanja Gaji dan Tunjangan
6.587.889.000
6.330.595.065
b
Tambahan Penghasilan PNS
685.392.000
590.982.600
c
Insentif
-
-
2
Belanja Hibah dan Bantuan Sosial
-
-
3
Belanja Tak Terduga
-
-
13.335.625.630
11.248.209.780
7 8 9 10 11
Jumlah Total Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2013 (diolah)
b. Realisasi Program dan Kegiatan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan aparatur pegawai sehingga mempunyai dedikasi dan kemampuan sesuai dengan bidang masingmasing. Sasaran program ini adalah tercapainya peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dan kinerja. Adapun kegiatan yang telah dilkukan meliputi : 1) Penilaian Angka Kredit Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 35/Permentan/OT.140/7/2009 tentang Juknis Pelaksanaan Penyuluh Pertanian, angka kredit digunakan sebagai salah satu syarat bagi PNS dengan jabatan Fungsional khusus (PPL) untuk kenaikan pangkat, penjenjangan dan alih jenjang, yaitu dengan pembuatan Hasil Penilaian Angka Kredit dan atau Penetapan Angka Kredit PPL. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Peningkatan kesejahteraan petani merupakan salah satu dari empat isu strategis sukses pembangunan pertanian, menuju pembangunan industrialisasi berbasis pertanian. Adapun kegiatan yang telah dilakukan meliputi :
LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
249
IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian
1) Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Tahun 2014 Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah menyediakan acuan dasar dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian di tingkat Kabupaten Wonosobo dan tingkat Balai Penyuluhan Pertaian (Kecamatan) serta mewujudkan acuan bagi penyuluh di tingkat Kabupaten Wonosobo dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam menyusun Rencana Kegiatan Penyuluhan Pertanian (RKKP) dalam melaksanakan penyuluhan pertanian. Kegiatan berupa penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Kabupaten Wonosobo sebanyak 8 buku dan penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat BPP (15 BPP) sebanyak 75 buku. 2) Pelatihan dan Kursus Wanita Tani Pembinaan kelompok tani maupun petani dan wanita tani diarahkan pada penerapan system agribisnis peningkatan peranan, peran serta petani, wanita tani dan anggota masyarakat pedesaan lainnya, dengan menumbuhkembangkan kerjasama antar petani dan pihak lainnya yang terkait untuk mengembangkan usaha taninya dengan tetap berdasarkan pada kelestarian sumberdaya alam di sekitarnya. Kegiatan yang dilaksanakan berupa pelatihan dan kursus bagi wanita tani di Desa Binangun, Kecamatan Watumalang dengan peserta sejumlah 40 orang. 3) Pengembangan Kampung Tani Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta perubahan sikap petani dalam penerapan tekologi budidaya sayuran, meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman sayuran dan meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan keluarga petani. Kegiatan berupa pelatihan dan kursus tani, demplot pembibitan tanaman sayuran dan penanaman jambu biji di Desa Wulungsari Kecamatan Selomerto. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan Tujuan dan sasaran program ini adalah untuk meningkatkan produksi tanaman pertanian/perkebunan dengan cara meminimalkan input produksi dan penggunaan teknologi. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi : 1) Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pedesaan Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan petani dalam hal peningkatan produksi pertanian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang harmonis dengan alam dan lingkungannya sehingga keberlanjutannya dapat terjaga. Kegiatan berupa pengiriman petani untuk pelatihan di Balai Diklat Petani dan magang petani di Joglotani, Sleman, Yogyakarta 2) Pengawasan Pupuk dan Pestisida Pupuk dan pestisida merupakan sarana produksi yang sangat menentukan dalam pencapaian sasaran produksi nasional, oleh karena itu pupuk dan pestisida harus tersedia sesuai dengan prinsip 6 tepat sampai ke petani. Kegiatan berupa rapat koordinasi KP3 Kabupaten dan Kecamatan serta monitoring dan evaluasi, dengan tujuan terpantaunya harga dan ketersediaan pupuk dan pestisida.
LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
250
IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian
3) Demfam Padi Varietas Baru Demfarm Varietas Unggul Baru bertujuan mendorong penyebarluasan informasi tentang VUB kepada masyarakat petani. Kegiatan dilaksanakan melalui demfarm padi varietas unggul baru yaitu varietas Mekongga 1,4 Ha, varietas Inpari Sidenuk 1,6 Ha, jumlah 3 Ha di Kelompok Tani Desa Tumenggunggan Kecamatan Selomerto. 4) Demplot Intensifikasi Padi Ketan Padi ketan di Kabupaten Wonosobo mempunyai produktivitas yang cukup tinggi dan didukung dengan pasar yang baik dan harga yang cukup menguntungkan. Permasalahannya adalah dalam hal budidaya padi ketan di Kabupaten Wonosobo belum menerapkan teknologi dengan baik dan efektif. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kelompok Tani Desa Sojokerto Kecamatan Leksono sebagai percontohan cara budidaya padi ketan yang baik bagi kelompok tani di Kecamatan Leksono. 5) Pengembangan Buah-buahan Kegiatan ini bertujuan menyediakan bibit manggis bermutu bagi pengembangan di kawasan manggis. Kegiatan berupa bantuan bibit manggis sebanyak 835 batang kepada petani di kawasan budidaya manggis di Desa Timbang, Kecamatan Leksono. 6) Pengembangan Salak dan Bawang Putih Kegiatan ini bertujuan menyediakan bibit bawang putih dan salak madu bermutu. Kegiatan dilaksanakan dengan pengadaan bawang putih 290 kg, bibit salak madu 209 batang dan pupuk kandang 1.181 kg. Bantuan bibit diberikan di Desa Kalikunang Kecamatan Kalikajar (Bawang Putih) dan Desa Pucungwetan Kecamatan Sukoharjo (Salak). 7) Budidaya Tanaman Karet (Bantuan Provinsi) Kegiatan bertujuan untuk menjaga kelestarian Waduk Wadaslintang baik pada daerah tangkapan air maupun daerah sekitar waduk serta untuk menopang perekonomian masyarakat. Kegiatan berupa bantuan bibit karet untuk budidaya sebanyak 12.500 batang kepada kelompok tani di Kecamatan Wadaslintang dan Kaliwiro. 8) Peremajaan Tanaman Kelapa (Bantuan Provinsi) Kegiatan bertujuan untuk meremajakan tanaman kelapa yang sudah tua, meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas kelapa serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Kegiatan berupa bantuan bibit kelapa sebanyak 25.000 batang kepada kelompok tani di Kecamatan Leksono, Selomerto dan Kaliwiro. 9) Jalan Usaha Tani (Bantuan Provinsi) Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung pertanian serta mengembangkan dan meningkatkan usaha tani. Kegiatan berupa pembangunan Jalan Usaha Tani Dusun Cengklok Desa Butuh Kecamatan Kalikajar, Desa Sawangan Kecamatan Leksono, Dusun Welahan Kelurahan Wonoroto Kecamatan Watumalang.
LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
251
IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian
10) Sumur Resapan (Bantuan Provinsi) Kegiatan bertujuan untuk mencegah atau meminimalkan air yang hilang sebagai aliran permukaan dan menyimpannya secara maksimal ke dalam tubuh bumi serta untuk meningkatkan rehabilitasi dan konservasi tanah dan air. Kegiatan berupa pembangunan sumur resapan di beberapa desa di Kecamatan Wonosobo, Kecamatan Selomerto, Kecamatan Leksono, Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Watumalang. 11) Pengadaan Alat Pengolah/Mesin Perajang Tembakau dan Penggilas (DBHCHT) Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan mutu hasil olahan tembakau dan untuk meningkatkan pendapatan para petani pengolah hasil tembakau. Kegiatan berupa bantuan alat mesin perajang tembakau serta penggilas tembakau yang diberikan kepada kelompok tani tembakau di Desa Kapencar, Pagerejo, Bowongso, Butuh kidul, Kalikuning, Lamuk dan Wonosari. 12) Padat Karya Infrastruktur di Wilayah Penghasil Tembakau (DBHCHT) Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan sarana dan prasarana perkebunan serta menata lingkungan kebun melalui terbangunnya infrastruktur menuju area perkebunan. Kegiatan berupa sosialisasi terbuatnya jalan rolak sehingga memudahkan/menurunkan harga satuan bahan baku tanaman perkebunan dan pembuatan jalan rolak di 8 desa yaitu Desa Kapencar, Reco, Damarkasian (Kertek), Desa Kaliputih (Selomerto), Desa Ropoh (Kepil), Desa Banyumudal (Sapuran) dan Desa Sembungan, Patak banteng (Kejajar). 13) Pemurnian Benih Tembakau (DBHCHT) Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas bahan baku tembakau serta meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas tembakau. Kegiatan berupa bantuan perlengkapan kegiatan pemurnian benih tembakau, pengadaan pupuk dan pestisida serta penggantian pohon tembakau terpilih di Desa Kapencar (Kertek) dan desa Bowongso (Kalikajar). 14) Kebun Bibit Sekolah Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan kondisi lahan dan lingkungan dan meningkatkan produksi pertanian/perkebunan. Kegiatan berupa bantuan benih dan polybag untuk 15 sekolah di 15 kecamatan di Wonosobo. 15) Bantuan Bibit Kopi dan Jemitri Kegiatan bertujuan untuk menjaga kelestaraian sumber daya hutan dan meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas kopi. Kegiatan berupa bantuan bibit Kopi Arabika 7.000 batang, Robusta 12.540 batang dan bibit Jemitri 11.000 batang untuk kelompok tani di Kalikajar dan Kertek. 16) Bantuan Pupuk Organik kepada LMDH Kegiatan bertujuan untuk menjaga kelestarian hutan dan lahan, meningkatkan kapasitas kelembagaan LMDH serta memberikan bantuan ekonomi produktif bagi LMDH. Kegiatan berupa bantuan pupuk organik sebanyak 48.750 kg kepada 2 LMDH di Kecamatan Kejajar, 1 LMDH di Kecamatan Watumalang.
LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
252
IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian
17) Pelatihan Ketrampilan Peningkatan Kualitas Bahan Baku Tembakau (DBHCHT) Kegiatan bertujuan untuk membina petani sebagai penyedia bahan baku industri hasil tembakau. Kegiatan berupa pelatihan petani tembakau (pembuatan pupuk organik) dan sosialisasi peningkatan mutu tembakau untuk kelompok tani komoditas tembakau di Desa Reco, Purbosono (Kertek), Desa Kalikuning, Butuh lor (Kalikajar), Siwuran , Jengkol, Tambi (Kejajar) dan Desa Krinjing (Watumalang). 18) Fasilitasi Pembinaan Pengembangan Kayu dan Izin Usaha Perkebunan (Bantuan Provinsi) Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan tertib penatausahaan kayu dan membina perizinan bagi petani penangkar bibit perkebunan. Kegiatan berupa sosialisasi tentang izin usaha industri primer hasil hutan kayu dan fasilitasi/pembinaan tentang perizinan penangkar bibit perkebunan.
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan Penyuluhan pertanian dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas dari Kementerian Pertanian dalam pembangunan pertanian seringkali diungkapkan sebagai ujung tombak. Hal ini berarti bahwa ujung tombaklah yang akan/harus membawa dan menggerakkan bagian-bagian lainnya ke arah sasaran penyuluhan. Dalam hal ini kemampuan dari penyuluh pertanian menjadi sangat penting. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi : 1) Pelatihan Teknis bagi PPL Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan para PPL baik teori maupun praktek serta meningkatkan kemampuan PPL dalam menyusun perencanaan dan melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian. Kegiatan berupa pelaksanaan training/ pelatihan bagi PPL setiap bulan sekali di 6 lokasi. 2) Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan Kegiatan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyuluh kehutanan serta sinkronisasi programa penyuluhan kehutanan tingkat kabupaten. Kegiatan berupa penyusunan programa penyuluhan kehutanan tingkat kabupaten, penyusunan programa penyuluhan kehutanan tingkat kecamatan dan bintek.
Program Pengembangan Agribisnis Program Pengembangan Agribisnis dimaksudkan untuk mengoperasionalkan pembangunan sistem dan usaha-usaha agribisnis, yang mengarahkan agar seluruh sub sistem agribisnis dapat secara produktif dan efisien menghasilkan berbagai produk pertanian yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi : 1) Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Kegiatan yang dilaksanakan berupa pendampingan Gapoktan penerima BLM-PUAP sejumlah 204 Gapoktan, Pelatihan Manajemen Lembaga Keungan Mikro Agribisnis (LKM-A) Gapoktan (satu unit = 35 orang) dan Rapat Koordinasi Tim Teknis PUAP Tingkat Kecamatan dan Kabupaten (dua kali).
LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
253
IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian
2) Pasar Lelang dan Agro Tujuan kegiatan ini adalah tercapainya pengembangan agribisnis di tingkat kelompok tani/Gapoktan. pertanian. Kegiatan berupa pasar lelang komoditas agro, temu usaha, ekspo di Soropadan dan Kabupaten Wonosobo. 3) Pembinaan Manajemen KKP-E, KUPS dan Kredit Mikro Kegiatan ini ditujukan untuk mendidik dan melatih kemandirian peternak sapi dan kambing. Kegiatan berupa pembinaan kelembagaan peternak. 4) Sosialisasi Peningkatan Kesadaran Konsumsi Daging dan Susu Segar serta Telur sebagai Bahan Makanan Bernilai Nutrisi Tinggi. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya makanan yang memiliki nilai nutrisi tinggi. Kegiatan berupa pembagian produk olahan daging, susu dan telur kepada masyarakat.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak Tujuan dari program ini adalah mencegah penyebaran penyakit ternak serta menanggulangi penyebab penyakit yang dapat menyebabkan penyakit hewan menular termasuk yang bersifat zoonosis dan penurunan produksi ternak. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pengendalian kondisi kesehatan ternak/hewan dengan harapan kesehatan ternak akan tetap terjaga antara lain : 1) Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular, berupa pengadaan obat-obatan ternak dan alat perlengkapannya, serta jasa laboratorium. Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit hewan kepada manusia. Kegiatan berupa penyemprotan desinfektan 36 kali, survey dan respon kasus AI 15 kali, pemeriksaan hewan kurban 2 kali, monitoring peredaran daging 10 kali, monitoring lalu lintas ternak 8 kali, perlengkapan kegiatan 1 paket, sampel bahan pangan 30 sampel dan pengobatan ternak sebanyak 24 kali. 2) Pengadaan Rumah Timbangan Ternak Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi unit timbangan ternak yang ada sehingga timbangan ternak dapat berfungsi secara baik. Keluaran kegiatan berupa konstruksi rumah timbangan ternak untuk pasar hewan Wonolelo Wonosobo.
Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ternak sehingga akan menjamin ketersediaan pangan dan menghasilkan nilai tambah ekonomi bagi petani. Program ini diharapkan mampu meningkatkan produksi dan produktivitas ternak di Kabupaten Wonosobo. Kegiatan yang dilakukan berupa : 1) Peningkatan Pelayanan RPH Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pelayanan, penanganan dan pengawasan produk pangan asal hewan di Kabupaten Wonosobo. Kegiatan berupa pengadaan alat listrik dan elektronik, peralatan kebersihan, pakaian kerja, rehab RPH Kertek dan pengadaan printer.
LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
254
IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian
2) Penguatan Kelembagaan Peternak Kelembagaan petani masih sangat lemah dan untuk itu perlu dilakukan peningkatan kelembagaan agar produk yang dihasilkannya mampu berdaya saing di pasaran. Kegiatan berupa sosialisasi, pemberian hadiah dan piagam. 3) Pengembangan Ternak Ruminansia Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ternak kambing. Output dari kegiatan ini berupa ternak kambing jantan 3 ekor, kambing betina 19 ekor dan 1 paket obat-obatan hewan. 4) Optimalisasi Pengelolaan Ternak Lokal Kegiatan dilaksanakan guna meningkatkan kualitas dan kuantitas ternak domba yang adan di Kabupaten Wonosobo. Kegiatan berupa bantuan ternak domba jantan 2 ekor, domba betina 18 ekor dan 1 paket obat-obatan hewan. 5) Pengembangan Ternak Kambing Kegiatan ini dilaksanakan untuk menjaga dan meningkatkan populasi ternak kambing. Kegiatan berupa 45 ekor ternak kambing betina dan 6 ekor ternak kambing jantan serta 1 paket obat-obatan yang dibagikan pada 3 kelompok tani ternak yaitu KUT Mandiri Desa Sukoreno Kecamatan Kaliwiro, KTT Karya Sejahtera Desa Purwosari Kecamatan Kaliwiro dan KTT Mina Usaha Desa Kaligowong Kecamatan Wadaslintang. 6) Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan Peternak Etawa Kegiatan ini dilaksanakan agar kelembagaan kelompok dan populasi ternak kambing tetap terjaga sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggota kelompok tani ternak. Output kegiatan berupa 24 ekor ternak kambing betina dan 2 ekor ternak kambing jantan yang dibagikan untuk 2 kelompok tani ternak yaitu Kelompok Tani Ternak Langgeng Sae Desa Gadingrejo Kecamatan Kepil dan Kelompok Tani Ternak Ngudi Mandiri Desa Winongsari Kecamatan Kaliwiro. 7) Pelatihan dan Pengembangan Produksi Pakan Ternak Kegiatan ini dilaksanakan guna meningkatkan ketrampilan peternak dalam rangka pengembangan produksi pakan ternak agar hasil akhirnya lebih berkualitas. Kegiatan berupa pelatihan terhadap 35 orang petani ternak.
Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Tujuan program ini adalah dalam rangka meningkatkan pemasaran produksi hasil pertanian dengan cara promosi untuk meningkatkan daya saing dan kemitraan. Kegiatan yang dilakukan berupa : 1) Pengembangan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran minum air susu sapi bagi masyarakat. Kegiatan berupa program minum susu sapi di sekolah-sekolah. 2) Pengendalian Kualitas Hasil Ternak Kegiatan ini dilaksanakan untuk tujuan memberikan jaminan kebersihan daging sapi. Kegiatan berupa pengadaan peralatan kebersihan, pengadaan mesin semprot dan pengadaan komputer. LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
255
IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Kegiatan yang dilakukan berupa penguatan SDM dan peningkatan kapasitas pemeliharaan ternak. Latar belakang kegiatan ini adalah SDM Peternakan di Kabupaten Wonosobo rata-rata masih rendah, sehingga perlu dilakukan peningkatan melalui kegiatan penguatan SDM. Kegiatan berupa pelatihan peternakan terpadu.
Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah penyediaan jasa surat menyurat, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa administrasi keuangan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan, penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor, penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor, penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan, penyediaan makanan dan minuman, rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah, penyediaan jasa kebersihan dan keamanan, penyelesaian pekerjaan kantor dan penyediaan jasa pelayanan umum pemerintahan. Hasil dan manfaat yang diraih dalam penyelenggaraan program pelayanan administrasi perkantoran adalah terlaksananya kegiatan pelayanan administrasi perkantoran sehingga menunjang dan memperlancar pelayanan pekerjaan, serta tersedianya sarana dan prasarana pelayanan administrasi perkantoran yang mendukung pelayanan umum pemerintahan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program ini mencakup pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas, pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional, pemeliharaan rutin/berkala meubelair, pengadaan meubelair, pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kantor, pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan kantor, pengaspalan/pavingisasi halaman kantor serta rehabilitasi sedang/berat gedung kantor. Hasil dan manfaat yang diraih dalam penyelenggaraan program peningkatan sarana dan prasarana aparatur adalah terlaksananya pemeliharaan gedung kantor, rumah dinas, kendaraan dinas operasional, meubelair, alat kantor, perlengkapan kantor sehingga menunjang dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan, tersedianya meja dan kursi tamu yang layak, serta terehabilitasinya gedung kantor dan teraspalnya halaman kantor yang mendukung kenyamanan dan mempercepat pelaksanaan tugas dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
c. Capaian Kinerja Urusan Pertanian Capaian kinerja urusan Pertanian berdasarkan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah (EKKPD) dapat dilihat pada beberapa indikator sebagai berikut :
LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
256
IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian
Tabel IV.C.2.2 Capaian kinerja Urusan Pertanian Tahun 2013 berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan pemerintahan daerah
No. 1
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Berdasarkan EKPPD Produktivitas padi atau bahan pangan utama (Produksi tanaman padi (ton) / luas areal tanaman padi (ha)
2012 =162.980/30.025 =5,43
Kontribusi sektor pertanian terhadap =977.489,44/2.075.562,0 PDRB (jumlah kontribusi PDRB dari 3 sektor pertanian / jumlah total PDRB) x 100% x 100% =47,10% Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan (2014) 2
2013 =149.771/28.361 =5,28 =1.001.035,61/2.179.015,39 x 100% =45,94
Capaian kinerja urusan pertanian dapat dilihat dari produktivitas padi atau bahan pangan utama di mana tahun 2013 produktivitasnya menurun sebesar 0,15% dibandingkan tahun 2012. Penurunan produktivitas ini terjadi karena menurunnya produksi sebesar 8,10% dan menurunnya luas panen sebesar 5,54%. Penurunan luas areal tanaman padi sebanding dengan penurunan luas lahan budidaya pertanian, yaitu dari 64,38 ribu hektar di tahun 2012 menjadi 64,28 ribu hektar di tahun 2013. Penurunan luas lahan budidaya pertanian disebabkan oleh makin maraknya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Selain ancaman terhadap penurunan jumlah produksi pertanian/pangan, alih fungsi lahan pertanian juga berdampak pada hilangnya investasi yang telah dilakukan untuk membangun irigasi dan prasarana lainnya. Produktivitas padi di tahun 2013 adalah 5,28, di bawah target capaian tahun 2013 yaitu 5,9. Demikian pula, produksi tanaman padi di tahun 2013 yaitu 149.771 ton di bawah target capaian tahun 2013 yaitu 174.640. Walaupun produktivitas pertanian menurun, namun masih dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Kabupaten Wonosobo. Sedangkan bila dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, pada tahun 2013 mencapai 45,94% yang merupakan kontribusi terbesar dari delapan sektor lainnya. Untuk meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, setiap komoditas pertanian yang hendak dijual baik di tingkat lokal maupun ekspor harus dalam bentuk barang jadi sehingga ada nilai tambah dari komoditas pertanian tersebut. Sedangkan untuk capaian RPJMD 2010-2015 adalah sebagai berikut :
Tabel IV.C.2.3 Data Indikator Kinerja Urusan Pertanian berdasarkan RPJMD 2010-2015
No.
Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
1
Tanaman pangan (ton)
2
Kondisi awal RPJMD 2010-2014
2012
2013
Naik/Turun
482.418
483.453
478.540
- 1,02 %
Hortikultura (kw)
3.939.742
4.478.779
3.949.905
- 11,81 %
3
Daging (kg)
5.418.948
6.297.677
7.771.000
23,39 %
4
Telur (kg)
2.532.009
2.239.896
1.429.000
- 36,20 %
LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
257
IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian
No.
Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
5
Susu (lt)
6
Kondisi awal RPJMD 2010-2014
2012
2013
Naik/Turun
556.316
966.487
910.000
- 5,84 %
Populasi sapi (ekor)
30.703
27.975
21.970
-21,46%
7
Populasi sapi perah (ekor)
359
1.841
1.032
-43,94%
8
Populasi kambing (ekor)
135.573
143.493
149.619
4,27%
9
Populasi domba (ekor)
86.098
89.865
91.613
1,95%
10
Populasi kerbau (ekor)
4.093
2.163
1.846
-14,65%
11
Populasi ayam buras (ekor)
663.338
683.764
1.045.333
52,88%
12
Populasi ayam petelur (ekor)
19.514
21.486
33.910
57,82%
13
Populasi kelinci (ekor)
21.696
24.949
28.904
15,85%
14
Populasi entog (ekor)
45.443
42.977
55.682
29,56%
15
Populasi puyuh (ekor)
182.579
180.760
166.410
-7,94%
Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Peternakan dan Perikanan (analisis, 2014)
Berdasarkan capaian tahun 2013, produksi daging mengalami peningkatan. Tanaman pangan dan hortikultura mengalami penurunan produksi, hal ini terjadi karena terjadi penurunan luas areal tanaman pangan dan hortikultura. Produksi telur mengalami penurunan karena banyak ayam petelur yang tidak sedang dalam masa produksi. Produksi susu mengalami penurunan disebabkan menurunnya jumlah populasi ternak perah yang laktasi. Populasi ternak yang mengalami peningkatan adalah kambing, domba, ayam buras, ayam petelur, kelinci dan entog. Peningkatan populasi ayam buras merupakan dampak dari upaya pengobatan ternak unggas sehingga angka kematian ayam buras dapat ditekan cukup banyak. Populasi ayam petelur mengalami peningkatan karena ada tambahan peternak baru. Populasi ternak yang mengalami penurunan adalah sapi, sapi perah, kerbau dan puyuh. Penurunan populasi sapi disebabkan banyak ternak yang dijual keluar daerah untuk alih usaha dan banyak pula yang dipotong namun tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah kelahiran. Penurunan populasi ternak perah diakibatkan oleh adanya pemotongan Peranakan Fries Holland (PFH) jantan yang notabene masih masuk dalam kelompok sapi perah. Ternak perah jantan tersebut banyak terdapat di Kecamatan Watumalang. Penurunan populasi puyuh disebabkan beberapa peternak puyuh beralih usaha ke ayam petelur. Menurunnya populasi beberapa ternak menunjukkan bahwa perlu keseimbangan antara ternak program penggemukan untuk tujuan pemotongan dengan ternak yang akan digunakan untuk pembibitan. Penyelamatan ternak bibit unggul melalui program pembibitan juga diperlukan agar ternak yang ada Kabupaten Wonosobo tidak menurun kualitasnya.
LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
258
IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian
d. Permasalahan dan Solusi Permasalahan umum yang muncul pada urusan pertanian antara lain : Produksi dan produktivitas pertanian menurun; Pengendalian hama kurang karena semangat petani dalam memberantas hama (misal dengan gropyokan) menurun; Penurunan harga pada beberapa komoditas saat sedang panen raya; Bantuan diberikan kurang tepat waktu (sudah lewat masa tanamnya); Perda pola tanam sudah tidak ada lagi, sehingga petani menanam tidak mengikuti pola tanam; Paguyuban Petani Pemakai Air (P3A) kurang berfungsi; Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan belum ada Peraturan Daerah, sehingga alih fungsi lahan semakin banyak;
Upaya mengatasi permasalahan dalam penyelenggaraan urusan pertanian di Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut : Dalam mengatasi penurunan produktivitas perlu dilakukan penyiapan lahan, penerapan tata cara budidaya yang benar, cara panen yang tepat dan pengolahan pasca panen yang bagus; Pengendalian hama secara serempak sehingga hama tidak berkali-kali muncul kembali; Diversifikasi hasil produk pertanian sehingga saat terjadi panen raya produk pertanian bisa diolah, tidak menumpuk dan mengakibatkan penurunan harga; Penyesuaian jadwal pemberian bantuan dengan masa tanam; Perda pola tanam perlu dibuat kembali agar petani mematuhi pola tanam yang ditetapkan; Paguyuban Petani Pemakai Air (P3A) difungsikan kembali agar penyaluran dan pengaturan air irigasi yang akan dialirkan ke persawahan dilakukan dengan baik; Perda Perlindunan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan perlu dibuat agar tidak terjadi alih fungsi lahan yang semakin meluas;
LKPJ 2013 Bab IV – Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah
259