STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
ANALISIS KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG DAN RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM KATAGORI KOMPAS 100 TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2008-2013 WAHYU YULIANTO WIBOWO Dosen Tetap pada STIE Putra Perdana Indonesia
ABSTRACT
STIE Putra Perdana Indonesia Tujuan Dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel dividen,
kebijakan hutang dan profitabilitas, dengan harga saham. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini berlaku dua kali lipat analisis regresi linear untuk mengukur kebijakan
seberapa besar dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas (margin laba usaha, laba atas
aset, retur n on equity), dapat menjelaskan variabel dependen harga saham. uji hipotesis
dilakukan dengan uji F dan uji T untuk menguji pengaruh variabel independen secara simultan dan parsial. Koefisien nilai Penentuan / penentu koefisien (R²) untuk nilai return saham 0572 (atau sama dengan 57,2%). Hasil penelitian dari secara simultan menunjukkan bahwa ada rasio pengaruh dividen kebijakan, kebijakan hutang, dan rasio
STIE Putra Perdana Indonesia profitabilitas (margin laba usaha, laba atas aset, return on equity), dengan harga saham di mana nilai F signifikansi 0,000 lebih kecil dari pada tingkat signifikan 5% (μ = 0,05).
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel independen kebijakan dividen, kebijakan hutang, marjin laba usaha, laba atas aset, return on equity memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen harga saham. Hasil penelitian ini diharapkan
memiliki kontribusi untuk sisi regulator dalam hal citra tentang pelaksanaan harga saham, pada perusahaan publik di Indonesia bersama dengan faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian ini diharapkan juga mampu menjadi masukan ke sisi regulator untuk melakukan implementasi harga saham pada companys di Indonesia.
Key Words: harga saham , kebijakan dividen , margin laba usaha , laba atas aset , laba
STIE Putra Perdana Indonesia atas ekuitas
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 956
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
PENDAHULUAN
Dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan.
Semakin tinggi nilai perusahaan
mengambarkan semakin sejahtera peula pemegang
saham. Nilai perusahaan yang sudah go public di pasar modal tercermin dalam harga saham perusahaan. Total pengembalian (return) kepada pemegang saham selama waktu tertentu terdiri dari peningkatan harga saham ditambah dividen yang diterima. Jika perusahaan
STIE Putra Perdana Indonesia menetapkan dividen yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya, maka return yang diperoleh investor akan semakin tinggi. Selain itu kebijakan hutang juga dapat dihubungkan dengan nilai perusahaan. Kebijakan hutang merupakan kebijakan
perusahaan tentang seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan hutang.
Dengan adanya hutang, semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham perusahaan tersebut. Suatu perusahaan untuk dapat melangsungkan aktivitas operasinya,
haruslah berada dalam keadaan yang menguntungkan/profitable. Tanpa adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan diminati sahamnya oleh investor. Sehingga, dengan demikian profitabilitas dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Dalam
STIE Putra Perdana Indonesia memutuskan kebijakan keuangan, tidak terlepas dari peran penting pihak manajerial. Para pemilik saham atau investor memberikan kepercayaan kepada pihak manajerial dalam
mengelola perusahaan termasuk mengambil keputusan-keputusan bisnis yang diharapkan dapat meningkatkan kekayaan pemilik modal. Kepemilikan manajerial adalah situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan.
Kebijakan dividen dapat dihubungkan dengan nilai perusahaan. Pengertian kebijakan dividen yang optimal (optimal dividend policy) adalah kebijakan dividen yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan di masa mendatang sehingga memaksimumkan harga saham perusahaan.
STIE Putra Perdana Indonesia Dapatkah pembayaran dividen tunai mempengaruhi kesejahteraan atau kekayaan pemegang saham. Jika demikian
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
beapakah rasio pembayaran dividen yang akan
Page 957
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
memaksimalkan kesejahteraan mereka. Untuk mengevaluasi pertanyaan apakah rasio pembayaran dividen mempengaruhi kesejahteraan pemegang saham. Pertama prlu mempelajari kebijakan dividen perusahaan sebagai keputusan pendanaan yang elibatkan penahanan laba, James C. Van Horne dan John M. Wachowicz (2010:269). Permasalahan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pengaruh kebijakan dividen
yang diproksi dengan Dividend Payout Ratio, Kebijakan hutang yang diproksi oleh Debt to Equity Ratio dan profitabilitas yang diproksikan oleh Return on Equity terhadap harga
STIE Putra Perdana Indonesia saham.
Perusahaan yang masuk dalam kompas 100, adalah 100 perusahaan yang masuk dalam
bursa efek indonesia, memiliki likuiditas tinggi, serta nilai kapitaisasi yang besar, juga merupakan perusahaan yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik. KAJIAN TEORI
Kebijakan Dividen Kebijakan deviden sering dianggap sebagai signal bagi investor dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal ini disebabkan karena kebijakan deviden dapat membawa pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Terdapat beberapa pandangan mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan: a.
STIE Putra Perdana Indonesia Pandangan 1: Kebijakan dividen tak relevan Pandangan ini berasumsi bahwa tidak ada hubungan antara kebijakan dividen dan nilai saham. Seperti yang dijelaskan oleh Eugene F Brigham dan Joel F Houston (2007:480) dividend irrelevance theory is a firm’s
dividend policy has no effect on either its value or its cost of capital. Miller dan
Modligiani menjelaskan bahwa berdasarkan keputusan investasi perusahaan, rasio
pembayaran dividen hanyalah rincian dan tidak mempengaruhi kesejahteraan pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan hanya oleh kemampuan menghasilkan laba dari asetaset perusahaan atau kebijakan investasinya, dan cara aliran laba dipecah antara dividen dan laba ditahan tidak mempengaruhi nilai ini. b. Pandangan 2: Kebijakan dividen yang relevan Myron Gordon dan John Lintner dalam Eugane F Brigham & Joel F Houston
STIE Putra Perdana Indonesia (2007:480) mengatakan dividen lebih pasti daripada perolehan modal, disebut juga dengan teori bird in the hand, yaitu kepercayaan bahwa pendapatan
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 958
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
dividen memiliki nilai lebih tinggi bagi investor daripada capital gains, teori ini mengasumsikan bahwa dividen lebih pasti daripada pendapatan modal. c. Efek informasi
(information content, or signaling hypothesis) Signal is an action taken by a firm’s management that provides clues to investors about how management views the firm’s prospects, Fred J Weston dan Eugene F Brigham (2005:199). Sedangkan pengertian information content adalah teori yang menyatakan bahwa investor menganggap perubahan dividen sebagai pertanda bagi perkiraan manajemen atas laba. Information
STIE Putra Perdana Indonesia assymetry merupakan perbedaan kemampuan mengakses informasi antara manajemen dan investor yang bisa mengakibatkan harga saham lebih rendah daripada yang akan
terjadi pada kondisi pasti. d. Clientele effect Clientele effect adalah kecenderungan perusahaan untuk menarik jenis investor yang menyukai kebijakan dividennya. Argumen
Miller dan Modligiani menyatakan bahwa suatu perusahaan menetapkan kebijakan
pembagian dividen khusus, yang selanjutnya menarik sekumpulan peminat atau clientele yang terdiri dari para investor yang menyukai kebijakan dividen khusus tersebut, Fred J Weston dan Eugene F Brigham (2005:199).
Kebijakan Hutang Kebijakan hutang merupakan kebijakan perusahaan tentang seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan hutang. Terdapat beberapa
STIE Putra Perdana Indonesia teori tentang pendanaan hutang dengan hubungan terhadap nilai perusahaan yaitu: a.
Teori struktur modal dari Miller dan Modligiani (Capital structure theory) Pada teori ini mereka berpendapat bahwa dengan asumsi tidak ada pajak, bancruptcy cost, tidak adanya
informasi asimetris antara pihak manajemen dengan para pemegang saham, dan pasar
terlibat dalam kondisi yang efisien, maka value yang bisa diraih oleh perusahaan tidak terkait
dengan bagaimana perusahaan melakukan strategi
pendanaan. Setelah
menghilangkan asumsi tentang ketiadaan pajak, hutang dapat menghemat pajak yang
dibayar (karenahutang menimbulkan pembayaran bunga yang mengurangi jumlah penghasilan yang terkena pajak) sehingga nilai perusahaan bertambah. b. Trade off theory Pada teori ini menjelaskan bahwa semakin tinggi perusahaan melakukan pendanaan menggunakan hutang maka semakin besar pula resiko mereka untuk mengalami kesulitan
STIE Putra Perdana Indonesia keuangan karena membayar bunga tetap yang terlalu besar bagi para debtholders setiap tahunnya dengan kondisi laba bersih yang belum pasti (bancruptcy cost of debt). c.
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 959
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
Pendekatan teori keagenan (Agency approach) Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara
pemegang asaham dengan manajer sebenarnya adalah konsep free cash flow. Tetapi ada kecenderungan bahwa manajer ingin menahan sumber daya (termasuk free cash flow) sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai
cara untuk mengurangi konflik keagenan terkait free cash flow. Jika perusahaan menggunakan hutang maka manajer akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari
STIE Putra Perdana Indonesia perusahaan (untuk membayar bunga). d. Teori signalling Jika manajer memiliki keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham
meningkat, manajer tersebut tentunya ingin mengkomunikasikan hal tersebut kepada para
investor. Manajer bisa menggunakan utang yang lebih banyak, yang nantinya berperan sebagai sinyal yang lebih terpercaya. Ini karena perusahaan yang meningkatkan utang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa yang
akan datang. Investor diharapkan akan menangkap sinyal tersebut, sinyal yang mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai prospek yang prospektif di masa depan. Jadi, kita dapat menyimpulkan dari penjelasan diatas bahwasanya hutang merupakan tanda atau signal positif dari perusahaan.
STIE Putra Perdana Indonesia Profitabilitas Rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang pada hasil-hasil operasi Brigham dan Houston (2003: 107). Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan. Hasilnya, investor dapat melihat seberapa efisien perusahaan menggunakan asset dan dalam melakukan operasinya untuk menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan.
Saham
STIE Putra Perdana Indonesia Pengertian Saham
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 960
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
Husnan (2001)1: “Saham adalah tanda bukti kepemilikan suatu perusahaan”. Jogiyanto (2003)2: “tanda kepemilikan perusahaan yang memiliki beberapa hak dalam perusahaan”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memberikan hak-hak tertentu kepada pemegang saham. Jenis-jenis Saham Jenis saham menurut Jones (2000)3. 1). Prefeerred stock. An equity security with and intermediate claim (between
the
STIE Putra Perdana Indonesia bondholders and the stockholders) on a firm’s assets and earnings. 2). Common stock An equity security representing the ownership interest in a corporation. Sedangkan menurut
Siamat (2000), saham terbagi atas : 1). Saham biasa (common stock). a). Deviden dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. b). Memiliki hak suara (one share one vote). c). Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut
dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. 2). Saham preferen (preffered stock). a). Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen. b). Tidak memiliki hak suara. c).Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus. d). Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditor apabila perusahaan dilikuidasi. e). Kemudian dapat memperoleh
STIE Putra Perdana Indonesia tambahan dari pembangunan laba perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap.
Penilaian Harga Saham
Penilaian harga saham menurut Husnan (2001)4 yaitu: 1). Analilsis Fundamental.
Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang
dengan cara mengestimasikan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham yang akan datang. Dalam membuat peramalan harga saham, langkah yang penting adalah mengidentifikasi faktor-faktor fundamental seperti penjualan, pertumbuhan 1
Opcit Husnan 2001
STIE Putra Perdana Indonesia 2
Jogiyanto, 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta
3
Opcit Jones 2000
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 961
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
penjualan kebijakan dividen, dan sebagainya.
Juni 16
2). Analisis Teknikal. Analisis teknikal
merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham(kondisi pasar) dengan mengamati
perubahan harga saham tersebut (kondisi pasar dimasa lalu). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah kebijakan pemerintah, pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga SBI dan sebagainya. Jones (2000)5 ada dua pendekatan yang digunakan untuk menganalisa dan meyeleksi common stock, yaitu: 1). Tekhnikal Analisis. Merupakan suatu metodologi peramalan
STIE Putra Perdana Indonesia fluktuasi harga saham, yang bergerak pada trends yang ditentukan oleh perubahan
perilaku investor terhadap keanekaragaman ekonomi moneter, politik dan faktor
psikologis. Technical analysis disebut juga market analysis, karena menggunakan catatan yang ada dipasar untuk menaksir/menilai permintaan dan penawaran pada sebagian
saham atau pada seluruh pasar. Technical analysis mengandalkan pada market data yang diterbitkan (berisi harga saham / tingkat indeks pasar, volume saham yang diperdagangkan dan technical indicator, primarily price dan volume data) untuk memprediksi individual saham yamg akan datang, karena harga saham bergerak
mengikuti trend dan pola perubahannya dapat dikelompokkan dan dikategorikan. 2) Analisis fundamental dalam analisis ini dinyatakan bahwa saham memiliki nilai
STIE Putra Perdana Indonesia intrinsik tertentu (nilai yang seharusnya). Analisis ini akan membandingkan nilai intrinsik
suatu saham dengan harga pasarnya guna menentukan apakah harga pasar saham tersebut sudah mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum. Nilai intrinsik suatu saham ditentukan oleh faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. a.
Ide dasar pendekatan ini adalah, bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh
kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan itu sendiri dipengaruhi oleh kondisi industri dan perekonomian secara makro. Data yang dipakai dalam analisis fundamental menyangkut
data-data historis yaitu data-data yang telah lewat. Analisis ini sering disebut dengan Company Analysis (Robert Ang, 2001). Didalamnya menyangkut analisis tentang kekuatan dan kelemahan dari perusahaan, bagaimana kegiatan operasionalnya dan juga
STIE Putra Perdana Indonesia bagaimana prospeknya di masa yang akan datang.
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 962
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
Harga Saham
Menurut Pandji dan Piji (2003:58) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a.
Harga Nominal
b.
Harga saham perdana
c.
Harga pasar
STIE Putra Perdana Indonesia KERANGKA PEMIKIRAN
KEBIJAKAN DIVIDEN (DPR) X1
KEBIJAKAN HUTANG (DER) X2 PROFITABILITAS
OPERATING PROFIT MARGIN X3 RETURN ON EQUITY X4 RETURN ON ASSET X5
HARGA SAHAM (CLOSE PRICE) Y
STIE Putra Perdana Indonesia Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan H2 : Kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan H3 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan
H4 : Kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas bersama-sama berpengaruh positif terhadap harga saham perusahaan.
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 963
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
Pengujian Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis penelitian bertujuan untuk membuktikan adanya
pengaruh antara perubahan Dividen payout Ratio (X1), Debt equity ratio (X2), Operating Profit Margin (X3), Return on Equity (X4), Return on asset (X5) terhadap harga Saham (Y). Pengujian dilakukan secara pooled data baik secara simultan dan secara parsial terhadap masing-masing variabel penelitian. Hasil analisis regresi dengan α = 5%
STIE Putra Perdana Indonesia Kebijakan Dividen
Dividen saham (stock dividen) semata-mata merupakan pembayaran berupa saham
biasa tambahan kepada para pemegang saham. Dividen ini tidak lebih dari sekadar perpindahan catatan pembukuan dalam akun ekuitas pemegang saham di neraca
perusahaan. Proporsi kepemilikan pemegang saham dalam perusahaan tetap tidak
berubah. Badan pengatur akuntansi membedakan antara dividen saham kecil (smallpercentage stock dividen) dengan dividen saham besar (large-percentge stock dividens). Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya, laba tersebut bisa dibagi menjadi dividen atau ditahan
STIE Putra Perdana Indonesia untuk diinvestasikan kembali.
Kebijakan deviden sering dianggap sebagai signal bagi investor dalam menilai baik
buruknya perusahaan, hal ini disebabkan karena kebijakan deviden dapat membawa
pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Terdapat beberapa pandangan mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan:
a. Pandangan 1: Kebijakan dividen tak relevan Pandangan ini berasumsi bahwa tidak ada hubungan antara kebijakan dividen dan nilai saham. Seperti yang dijelaskan oleh Eugene F Brigham dan Joel F Houston
STIE Putra Perdana Indonesia (2007:480) dividend irrelevance theory is a firm’s dividend policy has no effect on either
its value or its cost of capital. Miller dan Modligiani menjelaskan bahwa berdasarkan
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 964
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
keputusan investasi perusahaan, rasio pembayaran dividen hanyalah rincian dan tidak mempengaruhi kesejahteraan pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan hanya oleh
kemampuan menghasilkan laba dari aset-aset perusahaan atau kebijakan investasinya, dan cara aliran laba dipecah antara dividen dan laba ditahan tidak mempengaruhi nilai ini.
b. Pandangan 2: Kebijakan Myron Gordon dan John Lintner dalam Eugane F Brigham & Joel F Houston
STIE Putra Perdana Indonesia (2007:480) mengatakan dividen lebih pasti daripada perolehan modal, disebut juga
dengan teori bird in the hand, yaitu kepercayaan bahwa pendapatan dividen memiliki nilai lebih tinggi bagi investor daripada capital gains, teori ini mengasumsikan bahwa dividen lebih pasti daripada pendapatan modal.
c. Efek informasi (information content, or signaling hypothesis) Signal is an action taken by a firm’s management that provides clues to investors about how management views the firm’s prospects, Fred J Weston dan Eugene F Brigham (2005:199). Sedangkan pengertian information content adalah teori yang menyatakan
STIE Putra Perdana Indonesia bahwa investor menganggap perubahan dividen sebagai pertanda bagi perkiraan
manajemen atas laba. Information assymetry merupakan perbedaan kemampuan mengakses informasi antara manajemen dan investor yang bisa mengakibatkan harga saham lebih rendah daripada yang akan terjadi pada kondisi pasti.
d. Clientele effect
Clientele effect adalah kecenderungan perusahaan untuk menarik jenis investor yang menyukai kebijakan dividennya. Argumen Miller dan Modligiani menyatakan bahwa suatu perusahaan menetapkan kebijakan pembagian dividen khusus, yang selanjutnya
STIE Putra Perdana Indonesia menarik sekumpulan peminat atau clientele yang terdiri dari para investor yang menyukai kebijakan dividen khusus tersebut, Fred J Weston dan Eugene F Brigham (2005:199).
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 965
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
Kebijakan Hutang
Seberapa jauh perusahaan menggunakan pendanaan melalui hutang, atau pengungkit
keuangan (fanancial leverage), untuk selanjutnya memiliki 3 implikasi penting: (1)Dengan
memperoleh
dana
melalui
utang,
para
pemegang
saham
dapat
mempertahankan kendali mereka akan perusahaan tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan. (2) kreditor akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri, sebagai suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi dari
STIE Putra Perdana Indonesia jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka semakin kecil risiko yang harus dihadapioleh kreditor. (3) jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar, atau “diungkit”.
Kebijakan hutang merupakan kebijakan perusahaan tentang seberapa jauh sebuah
perusahaan menggunakan pendanaan hutang. Terdapat beberapa teori tentang pendanaan hutang dengan hubungan terhadap nilai perusahaan yaitu:
a. Teori struktur modal dari Miller dan Modligiani (Capital structure theory)
STIE Putra Perdana Indonesia Pada teori ini mereka berpendapat bahwa dengan asumsi tidak ada pajak, bancruptcy
cost, tidak adanya informasi asimetris antara pihak manajemen dengan para pemegang
saham, dan pasar terlibat dalam kondisi yang efisien, maka value yang bisa diraih oleh perusahaan tidak terkait dengan bagaimana perusahaan melakukan strategi pendanaan.
Setelah menghilangkan asumsi tentang ketiadaan pajak, hutang dapat menghemat pajak yang dibayar (karenahutang menimbulkan pembayaran bunga yang mengurangi jumlah penghasilan yang terkena pajak) sehingga nilai perusahaan bertambah. b. Trade off theory Pada teori ini menjelaskan bahwa semakin tinggi perusahaan melakukan pendanaan
menggunakan hutang maka semakin besar pula resiko mereka untuk mengalami kesulitan
STIE Putra Perdana Indonesia keuangan karena membayar bunga tetap yang terlalu besar bagi para debtholders setiap tahunnya dengan kondisi laba bersih yang belum pasti (bancruptcy cost of debt).
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 966
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
c. Pendekatan teori keagenan (Agency approach)
Menurut pendekatan ini, struktur modal disusun untuk mengurangi konflik antar
berbagai kelompok kepentingan. Konflik antara pemegang asaham dengan manajer
sebenarnya adalah konsep free cash flow. Tetapi ada kecenderungan bahwa manajer ingin menahan sumber daya (termasuk free cash flow) sehingga mempunyai kontrol atas sumber daya tersebut. Hutang bisa dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan terkait free cash flow. Jika perusahaan menggunakan hutang maka manajer
STIE Putra Perdana Indonesia akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan (untuk membayar bunga). d. Teori signalling
Jika manajer memiliki keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya
ingin agar harga saham meningkat, manajer tersebut tentunya ingin mengkomunikasikan hal tersebut kepada para investor. Manajer bisa menggunakan utang yang lebih banyak,
yang nantinya berperan sebagai sinyal yang lebih terpercaya. Ini karena perusahaan yang meningkatkan utang bisa dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Investor diharapkan akan menangkap sinyal tersebut, sinyal yang mengindikasikan bahwa perusahaan mempunyai prospek yang prospektif di masa depan. Jadi, kita dapat menyimpulkan dari penjelasan diatas
STIE Putra Perdana Indonesia bahwasanya hutang merupakan tanda atau signal positif dari perusahaan.
Profitabilitas
Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang
dilakukan oleh perusahaan.
Rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang pada hasil-hasil operasi Brigham dan Houston (2006: 107). Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari kegiatan bisnis yang dilakukan. Hasilnya, investor dapat melihat
STIE Putra Perdana Indonesia seberapa efisien perusahaan menggunakan asset dan dalam melakukan operasinya untuk
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 967
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas merupakan hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. profitabilitas
Variabel Independen (X) Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel stimulus atau variabel
STIE Putra Perdana Indonesia yang mempengaruhi variabel lain, Jonathan Sarwono (2010:38). Pada penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah kebijakan dividen, kebijakan hutang, dan profitabilitas.
Kebijakan Dividen (X1)
Proxy dari kebijakan dividen yang dipilih untuk penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio (DPR), dengan alasan bahwa, DPR lebih dapat menggambarkan perilaku oportunistik manajerial yaitu dengan melihat berapa besar keuntungan yang dibagikan kepada shareholders sebagai dividen dan berapa yang disimpan di perusahaan. Rumus
STIE Putra Perdana Indonesia dividend payout ratio adalah sebagai berikut:
Kebijakan Hutang (X2)
Proxy dari kebijakan hutang pada penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). Tujuan dari rasio ini adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
hutang-hutang yang dimilikinya dengan modal atau ekuitas yang ada. Rumus debt to equity ratio adalah sebagai berikut:
STIE Putra Perdana Indonesia Profitabilitas (X3) a.
Operating profit margin.
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 968
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
Operating profit margin mengukur berapa laba usaha yang dihasilkan dari penjualan atau
pendapatan. Semakin rendah rasio ini, semakin kurang baik karena biaya-biaya operasi naik. Kemungkinan hal ini terjadi karena ada pemborosan. Perhitungan operating profit margin. Sawir (2003)
Operating Profit Operating profit margin =
Sales
STIE Putra Perdana Indonesia b.
Return On Investment. X4
Return On Investment mengukur keuntungan yang dihasilkan dari seluruh aktiva yang
dimiliki perusahaan. Rasio yang rendah menunjukkan kinerja yang buruk atas pemanfaatan aktiva yang buruk oleh manajemen, sedangkan rasio tinggi menunjukkan kinerja atas penggunaan aktiva yang baik.
Operating Income
Sales
STIE Putra Perdana Indonesia ROA =
X
Sales
c.
Total Asets
Return On Equity. X5
Sawir (2003) Return On Equity mengukur seberapa banyak laba bersih yang dapat dihasilkan dari investasi para pemegang saham dalam perusahaan. Rasio yang rendah dapat diartikan bahwa manajemen kurang efisien dalam penggunaan modal, sedangkan rasio yang tinggi dapat menunjukkan bahwa sebagian besar modal diperoleh dari pinjaman atau manajemen sangat efisien. Untuk menghitung Return On Equity digunakan
STIE Putra Perdana Indonesia rumus sebagai berikut;
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 969
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
Net Profit
Return On Equity = Owner Equity
STIE Putra Perdana Indonesia Rasio profitabilitas menghitung kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan.
Dalam penelitian ini digunakan proxy Return on Equity (ROE) untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Rasio ROE adalah rasio laba bersih terhadap ekuitas saham
biasa, yang mengukur tingkat pengembalian atas investasi dari pemegang saham biasa. Rumus ROE dapat dihitung sebagai berikut:
Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah variabel yang variabel diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah harga saham perusahaan.
STIE Putra Perdana Indonesia Harga saham Perusahaan (Y)
Menurut Pandji dan Piji (2003:58) harga saham dapat dibedakan menjadi 3 yaitu : a.
Harga Nominal
b.
Harga saham perdana
c.
Harga pasar
Pengujian Hipotesis
STIE Putra Perdana Indonesia Pengujian terhadap hipotesis penelitian bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh
antara perubahan dividen policy (X1), Debt equity ratio (X2), Operating Profit Margin
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 970
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
(X3), Return on Equity (X4), Return on asset (X5) terhadap harga Saham (Y). Pengujian
dilakukan secara pooled data baik secara simultan dan secara parsial terhadap masingmasing variabel penelitian. Hasil analisis regresi dengan α = 5%
Hasil Analisa Model Summaryb
STIE Putra Perdana Indonesia Model
R
1
.601a
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
R Square
.52
.338 13163.77747
.510
a. Predictors: (Constant), roe, dpr, opm, roa, der b. Dependent Variable: close price ANOVAb Sum of Model
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
STIE Putra Perdana Indonesia 1
Regression
6.861E9
5
1.372E9
Residual
1.837E10
106
1.733E8
Total
2.523E10
111
7.19
.000a
a. Predictors: (Constant), roe, dpr, opm, roa, der b. Dependent Variable: closeprice
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 971
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
Coefficientsa
Standardize
Model
Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
t
Sig.
STIE Putra Perdana Indonesia 1
(Constant
22008.170
4487.855
5.572
.000
dpr
-1.369E-5
.000
-.139
-.80
.0023
der
-921.473
720.031
-.183
-1.21
.0019
opm
-529.672
110.235
-.524
-5.77
.000
roa
505.972
226.494
.338
2.19
.0014
roe
71.938
71.993
.090
1.85
.0027
)
STIE Putra Perdana Indonesia a. Dependent Variable: closeprice
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 972
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 973
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 974
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
2
Koefisien Determinasi (R )
2
Besarnya koefisien determinasi (R ) menunjukkan sampai seberapa besar variasi perubahan variabel independen mampu menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Semakin besar nilai koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan sebagai prediktor nilai variabel dependen memiliki
STIE Putra Perdana Indonesia ketepatan prediksi yang semakin tinggi. Berdasarkan hasil uji regresi pada Tabel di
atas, diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,601. Hal ini menunjukkan
bahwa variabel independen [Dividen Policy (X1), Debt equity ratio (X2), Operating Profit Margin (X3), Return on Equity (X4), Return on asset (X5) terhadap harga Saham (Y)] mampu menjelaskan variasi perubahan variabel dependen (harga
Saham) sebesar 52%, sedangkan sisanya sebesar 48% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Hasil Uji Regresi Berganda (Uji F) Pengujian regresi berganda bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh secara
STIE Putra Perdana Indonesia simultan Dividen Policy (X1), Debt equity ratio (X2), Operating Profit Margin (X3), Return on Equity (X4), Return on asset (X5) terhadap harga Saham (Y). Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel di atas, pengujian secara simultan menghasilkan nilai F
hitung sebesar 7,19. dengan tingkat signifikansi 0,000. oleh karena probabilitas sig lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi harga saham. Hal ini dapat menyatakan bahwa variabel independen secara bersama – sama berpengaruh terhadap variabel dependen.
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 975
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
Hasil Uji Regresi Sederhana (Uji t)
Y = 22008,17 – 1.369E-5 DPR - 921.473 DER – 529.672 OPM + 505.972 ROA + 71.938 ROE Dari persamaan regresi linear berganda diatas diperoleh informasi bahwa: 1. Konstanta sebesar 22008.17 menyatakan bahwa jika variabel independen dianggap konstan (tetap), maka harga saham sebesar 22008.17.
STIE Putra Perdana Indonesia 2. Koefisien regresi Dividen Policy sebesar -1.369E-5 menyatakan bahwa setiap penambahan Dividen Policy 1 satuan akan menurunkan harga saham sebesar 1.369E-5
3. Koefisien regresi debt equity ratio sebesar -921,473 menyatakan bahwa setiap penambahan debt equity ratio sebesar 1 satuan akan menurunkan
harga
saham sebesar 921,473. 4. Koefisien regresi Operating profit margin sebesar - 529,672 OPM menyatakan bahwa setiap penambahan Operating profit margin
1 satuan akan
menurunkan harga saham sebesar 529,672
STIE Putra Perdana Indonesia 5. Koefisien regresi return on equity sebesar 71,938 menyatakan bahwa setiap penambahan return on equity
1 satuan akan meningkatkan harga saham
sebesar 71,938.
6. Koefisien regresi return on asset sebesar 505,972 menyatakan bahwa setiap penambahan return on asset
1 satuan akan meningkatkan harga saham
sebesar 505,972.
Uji t digunakan untuk membuktikan adanya pengaruh secara parsial Dividen Policy (X1), Debt equity ratio (X2), Operating Profit Margin (X3), Return on Equity (X4),
STIE Putra Perdana Indonesia Return on asset (X5) terhadap harga Saham (Y)
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 976
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
1.
Juni 16
Dividen Policy (X1) terhadap harga Saham
Pengujian secara parsial Dividen Policy (X1) terhadap harga Saham
menghasilkan t-Hitung sebesar -0,80 dan diperoleh angka signifikan 0,023 karena
probabilitas dibawah level of significant 5% (= 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Dividen Policy berpengaruh terhadap harga Saham, hal ini berarti pula hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya terdapat pengaruh antara Dividen Policy terhadap harga Saham. Penelitian ini konsisten dengan Kennedy JSP (2003), meneliti pengaruh Earning Per Share terhadap return saham. Sampel yang digunakan adalah
STIE Putra Perdana Indonesia LQ 45 di BEJ tahun 2001 dan 2002. Dengan menggunakan teknik analisis regresi hasil yang diperoleh menunjukkan hanya variabel Net Profit Margin memberikan 2.
Debt Equity Ratio (X2) terhadap harga Saham
Pengujian secara parsial Debt Equity Ratio (X2) terhadap harga
Saham
menghasilkan t-Hitung sebesar -1,21dan diperoleh angka signifikan 0,002. Karena
probabilitas dibawah level of significant 5% (= 0,05), hal ini menunjukkan bahwa Debt Equity Ratio (X2) berpengaruh terhadap harga Saham. Hal ini berarti pula hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya terdapat pengaruh antara Debt Equity Ratio (X2) terhadap harga Saham.
STIE Putra Perdana Indonesia Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2006), dimana dalam penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel Debt Equity Ratio tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return Saham.
Hasil penelitian ini konsisten dengan Kennedy (2003) meneliti pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return saham. Sampel yang digunakan adalah LQ 45 di BEJ
tahun 2001 dan 2002. Dengan menggunakan teknik analisis regresi hasil yang
diperoleh menunjukkan hanya variabel debt to equity ratio memberikan hubungan yang nyata dengan return saham. Natarsyah S. (2002) menganalisis pengaruh beberapa faktor fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan studi terhadap 16
STIE Putra Perdana Indonesia industri barang konsumsi yang go public di pasar modal dalam periode 8 tahun (1990—1997) dengan mengasumsikan bahwa harga saham merupakan fungsi dari
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 977
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
ROA, ROE, beta, book value, debt/equity dan required rate of return. Setelah
melakukan pengujian terhadap hipotesis diperoleh hasil bahwa, debt to equity ratio berpengaruh terhadap harga saham perusahaan.
Hal ini mengindikasikan bahwa rasio DER menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan. Hal ini konsisten dengan penelitian Natarsyah (2002) yang menyatakan bahwa Debt Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham.
STIE Putra Perdana Indonesia 3.
Operating Profit Margin (X3) terhadap harga Saham
Pengujian secara parsial Operating Profit Margin (X3) terhadap harga
Saham menghasilkan t-Hitung sebesar -5,7 dan diperoleh angka signifikan 0,000 karena probabilitas diatas level of significant 5% (= = 0,05).
Hal ini
menunjukkan bahwa Operating Profit Margin (X3) tidak berpengaruh terhadap harga Saham, hal ini berarti pula hipotesis alternatif (Ha) ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh antara Operating Profit Margin terhadap Return Saham. Penelitian ini konsisten dengan Kennedy JSP (2003), meneliti pengaruh Earning Per
Share terhadap return saham. Sampel yang digunakan adalah LQ 45 di BEJ tahun
STIE Putra Perdana Indonesia 2001 dan 2002. Dengan menggunakan teknik analisis regresi hasil yang diperoleh
menunjukkan hanya variabel Net Profit Margin memberikan hubungan yang nyata dengan return saham.
4.
Return On Assets (X4) terhadap harga Saham
Pengujian secara parsial Return On Assets (X4) terhadap Return Saham menghasilkan t-Hitung sebesar -2,19 dan diperoleh angka signifikan 0,014. Karena probabilitas diatas level of significant 5% (= 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa Return On Assets (X4) tidak berpengaruh terhadap harga Saham, hal ini berarti
STIE Putra Perdana Indonesia pula hipotesis alternatif (Ha) ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh antara Return On Assets (X4) terhadap harga Saham.
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 978
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Penelitian ini
Juni 16
tidak konsisten dengan Kennedy JSP (2003) pengaruh ROA
terhadap Return saham. Sampel yang digunakan adalah LQ 45 di BEJ tahun 2001
dan 2002. Dengan menggunakan teknik analisis regresi hasil yang diperoleh menunjukkan hanya variabel ROA memberikan hubungan yang nyata dengan return saham. Natarsyah S. (2002) menganalisis pengaruh beberapa faktor fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham. Penelitian ini merupakan studi terhadap 16 industri barang konsumsi yang go public di pasar modal dalam periode 8
STIE Putra Perdana Indonesia tahun (1990—1997) dengan mengasumsikan bahwa harga saham merupakan fungsi dari ROA, ROE, beta, book value, debt/equity dan required rate of return.
Setelah melakukan pengujian terhadap hipotesis diperoleh hasil bahwa return on assets berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Variabel return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan.
Hasil ini tidak konsisten dengan teori dan pendapat Mogdiliani dan Miller (MM) yang menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh oleh perusahaan. Hal ini berdampak pada peningkatan nilai
STIE Putra Perdana Indonesia perusahaan yang dalam hal ini return saham satu tahun ke depan.
5.
Return On Equity (X5) terhadap harga Saham
Pengujian secara parsial Return On Equity (X5) terhadap harga Saham
menghasilkan t-Hitung sebesar 1,85 dan diperoleh angka signifikan 0,087. Karena probabilitas diatas level of significant 5% (= 0,05).
Hal ini
menunjukkan bahwa Return On Equity (X5) tidak berpengaruh terhadap harga Saham, hal ini berarti
pula
hipotesis alternatif (Ha) ditolak, artinya tidak
terdapat pengaruh antara Return On Equity terhadap harga Saham.
STIE Putra Perdana Indonesia Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Anastasia, Gunawan, dan Wijiyanti (2003), dimana dalam penelitian yang
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 979
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
dilakukan menunjukkan bahwa variabel Return On Equity mempunyai pengaruh signifikan terhadap Return Saham.
Hasil positif dan signifikan tersebut konsisten dengan penelitian Wirawati (2008) yang menunjukkan bahwa variabel ROE berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap profitabilitas perusahaan. Dampak positif pangsa pasar terhadap profitabilitas telah didasarkan pada argumentasi teori seperti: ekspansi, pengeluaran yang lebih besar untuk pemasaran dan penetrasi pricing dan aktivitas lain yang membutuhkan biaya relatif besar, sehingga penjualan yang terlalu agresif terbukti
STIE Putra Perdana Indonesia berpengaruh positif signifikan terhadap ROE. Peningkatan aktiva dan atau ekuitas yang diimbangi dengan tingkat penjualan yang memadai cenderung menguntungkan
bagi perusahaan. Jadi pihak manajemen sebaiknya lebih memfokuskan pada tingkat penjualan secara bertahap seiring dengan peningkatan assets.
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 980
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang diuraikan dalam pembahasan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Hasil uji secara simultan menunjukan bahwa variabel dividen policy, debt equity ratio, return on assets, return on equity,
operating profit margin,
STIE Putra Perdana Indonesia memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa secara
keseluruhan variabel dividen policy, debt equity ratio, return on assets, return on equity, operating profit margin dapat dipergunakan untuk memprediksi harga saham satu tahun kedepan.
Hasil uji menunjukkan bahwa debt equity ratio memiliki pengaruh terhadap
harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa rasio hutang menyebabkan perubahan harga saham satu tahun ke depan. Konsisten dengan penelitian Bandhari (1998) yang menyimpulkan hubungan debt equity ratio dengan harga saham. Hasil uji menunjukkan bahwa return on assets tidak memiliki pengaruh terhadap
STIE Putra Perdana Indonesia harga saham. Hasil ini tidak konsisten dengan teori dan pendapat Mogdiliani dan
Miller, yang menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power
dari aset perusahaan.. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian terdahulu Ulupui (2006), Kennedy (2003).
Return on equity tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham karena mencerminkan efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam mendapatkan laba
bersih berdasarkan jumlah modal yang tersedia. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu, antara lain Natarsyah (2002), Kennedy (2003), Wirawati (2008) Anastasia (2003).
STIE Putra Perdana Indonesia Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Miller dan Modligiani yang menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 981
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
karena menurut mereka rasio pembayaran dividen hanyalah rincian dan tidak mempengaruhi kesejahteraan pemegang saham. Meningkatnya nilai dividen tidak selalu diikuti dengan meningkatnya harga saham perusahaan. Karena nilai
perusahaan ditentukan hanya oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset-aset perusahaan atau kebijakan investasinya. Setelah memasukkan variabel kontrol dalam model persamaan tidak membuat perbedaan yang signifikan pada arah koefisien kebijakan dividen terhadap harga saham perusahaan. Hasil hipotesis menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh
STIE Putra Perdana Indonesia positif dan tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan.
Kebijakan hutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. Tetapi setelah menambahkan variabel kontrol kedalam model persamaan regresi, perubahan terlihat pada nilai koefisien yang menjadi negatif.
Sedangkan pengaruhnya tetap tidak signifikan. Hasil dari penelitian ini mengalami perubahan setelah menambahkan variabel insider ownership kedalam
model persamaan. Hal ini terjadi dikarenakan adanya agency problem dimana muncul antara kreditur (pemberi hutang), contohnya pemegang obligasi perusahaan (bondholders) dengan pemegang saham (stockholders) yang diwakili oleh manajemen perusahaan. Konflik tersebut muncul karena manajemen
STIE Putra Perdana Indonesia mengambil
proyek-proyek
yang resikonya
lebih besar daripada
yang
diperkirakan oleh kreditur atau karena perusahaan
meningkatkan jumlah hutang hingga mencapai tingkatan yang lebih tinggi
daripada yang diperkirakan kredito Profitabilitas memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil uji tersebut tetap sama saat model persamaan regresi menambahkan variabel kepemilikan manajerial. Hal ini berarti semakin tinggi nilai profit yang didapat maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Karena profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek
STIE Putra Perdana Indonesia perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan
permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat.
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 982
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
SARAN
1. Kepada investor stock market sebaiknya dalam berinvestasi melihat
rentang waktu yang panjang, selama 5 sampai dengan 10 tahun, sehingga kebijakan dividen dari perusahaan dapat di terima investor. 2. Pada penelitian ini, masing-masing variabel hanya diukur dengan menggunakan satu proksi. Penulis menyarankan untuk penelitian lebih
STIE Putra Perdana Indonesia lanjut sebaiknya menggunakan lebih banyak proksi yang dapat
digunakan, seperti kebijakan dividen: dividen yield, dividend per share; kebijakan hutang seperti: debt to total asset ratio profitabilitas seperti: margin laba atas penjualan.
3. Penelitian ini dilakukan dalam periode 2008-2013. Dengan ukuran sampel 22 sampel. Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya perlu memperbesar ukuran sampel misalnya dengan menambah periodisasi
penelitian sehingga diperoleh sampel yang lebih besar dan memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk memperoleh kondisi yang sebenarnya. 4. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan objek lain, tidak hanya pada
STIE Putra Perdana Indonesia perusahaan yang didalam katagori Kompas 100 yang terdaftar di BEI, karena hanya 100 perusahaan terbaik pilihan koran kompas, dengan meneliti perusahaan katagori Morgan Stanley Composit Index (MSCI) yang terdaftar di bursa internasional.
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 983
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
Daftar pustaka
Bangun, Nurainun dan Sinta Wati. 2007. Analisis Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Perdagangan, Jasa dan Investasi
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi/Tahun XI, No 2, p 107120. Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2006. Fundamentals of Financial Management: Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Buku Satu Edisi Kesepuluh.
STIE Putra Perdana Indonesia Jakarta: Salemba Empat.
Brown, K. C. Dan F. K. Reilly. 2009. Analisis of Investment and management of portofolios. Edisi 9. Canada: South-western, a part of Cengage Learning.
Bygrave, William. 2003. The Portable MBA inEntrepreneurship. New York, NY: John
Data Monografi Kecamatan Plered, Purwakarta,Juli 2003.Hisrich, Robert D. & Peters, Michael P. 2001.
Entrepreneurship. 3rded. New York, NY:McGraw-Hill.Higgins, James M. 1995. The Handbook of NewIdeas for Business: 101 Creative ProblemSolving Techniques. Kuala Lumpur: Abdul Majeed & Co.
STIE Putra Perdana Indonesia Ghozali, I.
2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Gitman, L. J. 2009. Principles of managerial finance. Edisi 12. New York: Pierson Prentice Hall.
James Van Horne dan John M. Wachowicz, JR 2010 Fundamental of Financial
Managemen, Prinsip- prinsip Manajemen Keuangan, Edisi 12 Jakarta , Salemba Empat,
STIE Putra Perdana Indonesia Margareta, Farah. 2004. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan: Investasi dan Sumber Dana Jangka Pendek. Jakarta: PT. Grasindo.
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 984
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
Milkovich, G.T. & Boudreau, J.W. 1997. HumanResources Management. Boston, MA:Prentice Hall International Inc.
Robbins, Stephen P. 2001. OrganizationalBehavior. 9thed. Englewood Cliffs, NJ: Sarwono, Jonathan. 2010. PASW Statistics 18: Belajar Statistik Menjadi Mudah dan Cepat. Yogyakarta: CV Andi Offset. Sayidah, Nur dan Diyah Pujiati. 2008. Corporate Governance dan Rasio Utang
STIE Putra Perdana Indonesia Perusahaan. Ventura Vol. 11, p. 299-315.
Siregar, B. 2005. Hubungan Antara Dividen, Leverage keuangan, dan Investasi. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol 16, No. 3, Hlm 135-148
Suad Husnan, 2009 Materi pokok manajemen keuangan, Edisi kedua, Universitas Terbuka Jakarta
Suryabrata, Sumadi. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Usunariyah. 2003. Pengantar Pasar Modal. Yogyakarta: UPP MPP YKPN. Weston, Fred J dan Eugene F Brigham. 2005. Dasar-Dasar Manajemen
STIE Putra Perdana Indonesia Keuangan Jilid 2 9th ed. Jakarta: Erlangga. Wiley & Sons, Inc.
Wuryaningsih D. L 2004 Pengujian Pengaruh Capital Structure pada Debt Policy (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia) Benefit, Vol 8, No2 Hlm 139-150
Yeniatie dan N. Destriana 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 12 No. 1 Hlm. 1-16
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 985