STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia EVALUASI PERBANDINGAN VOLUME PRODUKSI DAN PENJUALAN SEBELUM DAN SETELAH PENERAPAN ISO 9001 PADA PT HI-LEX PARTS INDONESIA H. Juanda,SE.,SH.,MM. (Ketua STIE PPI) Abstrak
STIE Putra Perdana Indonesia Penyebab besarnya perbandingan sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 adalah pada bagian ordering, pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC), adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu. Penyebab besarnya perbandingan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (international standard for organization (ISO) 9001 : 2000) adalah pada bagian ordering, pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi, dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik.
STIE Putra Perdana Indonesia Kata kunci : Volumen Produksi ; Penjualan ; International Standard for Organization (ISO) 9001 A. Latar Belakang Masalah
Didalam era globalisasi sekarang ini, telah terbentuk suatu sistem di dalam bidang perekonomian dan perdagangan yaitu sistem perdagangan bebas antar Negara, terjadilah suatu persaingan ketat antara perusahaan lokal maupun perusahaan asing. Persaingan yang terjadi, sangatlah mendorong masing-masing perusahaan untuk menjadi posisi yang teratas. Mulai dari persaingan harga, pelayanan, ataupun kualitas produk yang baik. Perusahaan terus berusaha untuk bersaing, supaya mendapatkan pasar yang seluas-luasnya. Belakangan ini, sudah banyak perusahaan yang menerapkan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000). Dengan menerapkan sistem tersebut, suatu perusahaan pun dapat bersaing secara global tentunya.
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 33
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia
Berdasarkan penguraian yang telah dijelaskan di atas, Maka dari itu peneliti berminat untuk mengevaluasi dan membahas perbandingan volume produksi dan volume produksi sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Pada PT. HI-LEX PARTS INDONESIA. Peneliti memilih pengevaluasian dan pembahasaan Perbandingan Volume Produksi dan Volume Penjualan Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Pada PT. HI-LEX PARTS INDONESIA., karena peneliti beranggapan dengan adanya penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) maka volume produksi dan volume penjualan akan meningkat yang disebabkan keinginan pelanggan yang semakin bertambah.
STIE Putra Perdana Indonesia B. Kajian Teoritis 1. Produksi
Proses produksi adalah suatu aktivitas membuat produk jadi dari bahan baku yang melibatkan 5M (Man, Money, Material, Machine, Method). Proses produksi biasanya terdiri dari beberapa sub proses produksi, misalnya pengolahan bahan baku menjadi komponen, proses perakitan komponen menjadi sub assembling dan proses perakitan sub assembling menjadi produk jadi. Kegiatan produksi akan melibatkan pengubahan dan pengolahan berbagai macam sumber daya produksi menjadi barang dan jasa untuk dijual. Jadi, tanggung jawab manajer produksi adalah membuat keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber daya menjadi hasil yang dapat dijual. Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kegiatan dan pengendalian sistem produksi akan menentukan peningkatan efisiensi operasinya, perencanaan dan pengawasan kuantitas serta kualitas produknya, dan kemampuan sistem tersebut. Produksi merupakan konsep yang lebih luas daripada pengolahan karena pengolahahan ini hanyalah sebagai bentuk khusus dari produksi. Pengertian produksi menurut Basu Swastha DH. (1995 : 280) adalah: “ Pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen, hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa”. Menurut Herlina (2001 : 54) “Berbagai macam bahan-bahan dasar yang diolah untuk menjadi suatu output yang dapat berguna”. Sedangkan pengertian produksi menurut Sofyan Assauri (1999 : 11) adalah: “Secara umum adalah suatu kegiatan atau proses yang mentranformasikan input menjadi output, dalam arti luas adalah suatu kegiatan yang mentransformasikan input menjadi output yang tercakup semua aktivitas yang menghasilkan barang jadi dan jasa serta kegiatan lain yang menunjang. Dalam arti sempit adalah suatu kegiatan yang menghasilkan barang baik setengah jadi maupun bahan industri”.
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia Page 34
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia
Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan produksi itu adalah pengelolahan input berupa sumber – sumber untuk menjadi output berupa barang ataupun jasa.
2. Sifat Proses Produksi Penggolongan proses menurut Basu Swastha DH. (1995 : 282) produksi berdasarkan sifat proses produksi menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam pengolahan suatu produk. Berdasarkan sifatnya, proses produksi dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu. a. Proses extraktif adalah suatu proses produksi yang mengambil bahanbahan langsung dari alam. Seperti : proses penambangan batu bara, biji besi, biji eas, pengeboran minyak, dan sebaginya. b. Proses analistik adalah suatu proses pemisahan dari suatu ahan menjadi beberapa macam barang yang hamper menyerupai bentuk / jenis aslinya. c. Proses fabrikasi adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk. Seperti contoh : proses pembuatan pakaian, sepatu, jenis mebel tertentu, dan sebagainya. d. Proses sintetik adalah mengkombinasikan beberapa bahan kedalam suatu bentuk produk. Seperti dalam pengolahan baja, gelas/kaca, produk akhirnya sangat berbeda dengan aslinya.
STIE Putra Perdana Indonesia Menurut Basu Swastha DH. (1995 : 283) beberapa macam proses produksi dapat ditentukan menurut periode waktu dalam mana fasilitas produksi digunakan. Dalam hal ini, proses produksi digolongkan menjadi dua macam yaitu: a. Proses produksi terus menerus, istilah proses terus menerus digunakan untuk menunjukan suatu keadaan manufaktur dimana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang akan dipakai. Dalam hal ini, banyak atau semua mesin akan melaksanakan operasi yang sama dalam waktu tidak terbatas. Contoh proses terus – menerus adalah : produksi mobil, dimana perubahan model hanya terjadi sekali dalam satu tahun. Istilah proses terus - menerus ini juga terdapat didalam industri yang hanya mempunyai satu saat operasi yaitu pada pagi sampai sore hari, sedangkan malam hari tidak beroperasi. Selain itu juga terdapat dalam industri yang mempunyai kegiatan terus – menerus tanpa berhenti selama periode waktu yang lama seperti : pabrik textile. b. Proses terputus – putus, hal ini terdapat dalam keadaan manufaktur dimana mesin – mesin itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi untuk membuat produk lain yang berbeda. Jadi, alat yang sama dapat digunakan untuk membuat beberapa macam produk sesuai dengan keinginan sesuai dengan pesanan konsumen, sebagai contohnya alat – alat untuk pengecoran logam, setiap saat, bentuk alat ini dapat dirubah.
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 35
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia
Menurut Basu Swastha DH. (1995 : 284) masalah – masalah yang dihadapi oleh manajer produksi adalah : a. Perencanaan produksi, adalah menciptakan barang dan jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. b. Organisasi produksi, merupakan tanggung jawab untuk memproduksi barang berada pada bagian produksi, didalam bagian tersebut terdapat para spesialis yang ahli dalam perencanaan, supervise, atau pelaksanaan tahap – tahap dalam proses produksi. c. Pengendalian produksi, merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produktif (pekerja, mesin, peralatan, dan material) ke dalam satu aliran dimana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum ongkos terendah, dan kemungkinan waktu tercepat. d. Pengendalian persediaan bahan baku, merupakan masalah yang cukup dominant dibidang produksi.
STIE Putra Perdana Indonesia Pengertian penjualan menurut Gunawan Adisaputro dkk (1990 : 4) adalah “Suatu proyeksi teknis daripada permintaan langsung, potensial untuk waktu tertentu, jadi penjualan adalah suatu usaha untuk mengetahui dengan jelas dan tepat mengenai jumlah produk yang akan dijual pada masa yang akan datang berdasarkan pengalaman pada masa lalu” Sedangkan menurut Gerald A. Michaelson dkk (2004 : 267) adalah: “Diplomasi tingkat akhir dalam keterlibatan bisnis, dimana semua aktivitas ada untuk mendukungnya” Dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan penjualan adalah proses transaksi dari suatu aktivitas yang telah terjadi, dan telah disepakati sebelumnya yang menguntungkan, dari kedua belah pihak antara produsen dan konsumen.
STIE Putra Perdana Indonesia 3. Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000)
Pengertian Manajemen Sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) menurut Vincent Gaspersz (2004 : 6) adalah “Suatu cara untuk meningkatkan performasi secara terus menerus pada setiap level operasi atau proses” a. Pengertian manajemen sistem mutu menurut Alfrits B. Tumiwa (2006 : 14) adalah: “Mengelola organisasi secara menyeluruh untuk mendapatkan keunggulan setiap dimensi produk dan jasa yang penting bagi pelanggan”Pengertian mutu menurut nevizond chatab (1997 : 2000) adalah “Gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat”.
STIE Putra Perdana Indonesia Page 36
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia
Menurut Bambang H. Hadiwiardjo dkk (2000 : 17) adalah “Perpaduan antara sifat-sifat dan karakteristik yang menentukan sampai seberapa jauh keluaran dapat memenuhi kebutuhan pembeli”. Sedangkan pPengertian mutu menurut Barry Render dkk (2001 : 92) adalah “Totalitas bentuk dan karakteristik barang atau jasa yamg menunjukan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang tampak jelas maupun tersembunyi”. Dengan demikian dapat simpulkan bahwa mutu adalah keunggulan ataupun kualitan yang dapat memberikan kepuasan yang dibutuhkan oleh konsumen Ada berbagai jenis pengertian International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 yang peneliti kutip dari beberapa buku, antara lain: a. Pengertian International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 menurut M. Nur Nasution (2004 : 293) adalah: “Model sistem jaminan kualitas dalam desain pengembangan, produksi, instalasi, dan pelayanan”. b. Pengertian International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 menurut Nevizond Chatab (1997 : 9) adalah: “Sistem mutu-model untuk pemastian mutu dalam desain, pengembangan, produksi, pemasangan dan pelayanan”. c. Menurut Nevizond Chatab (1997 : 8), International Standard for Organization (ISO) 9001 mempunyai 16 klausal yang paling, yaitu sebagai berikut : 1) Peran manajemen, yang meliputi 5 klausal sebagai berikut : a) Tanggung jawab manajemen b) Sistem mutu c) Tindakan Koreksi dan pencegahan d) Audit mutu internal e) Pelatihan
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia 2) Pengendalian proses, yang meliputi 6 klausal sebagai berikut : a) Pengendalian rancangan b) Pengendalian dokumen dan data c) Identifikasi dan mampu telusur produk d) Pengendalian proses e) Penanganan, penyimpangan, pengemasan, pengawetan dan penyerahan f) Pelayanan. 3) Verifikasi, yang meliputi 6 klausal sebagai berikut : a) Inspeksi dan pengujian b) Pengendalian alat inspeksi, ukur dan pengujian c) Status inspeksi dan uji
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 37
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia d) Pengendalian produk yang tidak sesuai e) Pengendalian rekaman mutu f) Teknik statistic
4) Berhubungan dengan pihak luar, (misalnya untuk pembelian baranga atau dengan pihak penerima jasa), yang meliputi 3 klausal sebagai berikut : a) Tinjauan kontrak b) Pembelian c) Pengendalian produk pasokan pelanggan.
STIE Putra Perdana Indonesia C. Evaluasi dan Pembahasan 1. Pendahuluan
PT. HI-LEX PARTS INDONESIA yang telah memproduksi berbagai macam produknya yang dimulai dari perusahaan tersebut itu berdiri hingga sekarang. Berbagai peristiwa yang telah dialami oleh perusahaan tersebut, mulai dari menurunnya jumlah order produksi hingga kenaikan pemesanan produk oleh pelanggan, atau pun bertambahnya jumlah pelanggan yang memesan produk yang dibutuhkan dari perusahaan tersebut. Kejadian yang paling dikhawatirkan oleh perusahaan tersebut adalah krisis ekonomi yang terjadi sekitar tahun 1997, ini merupakan situasi yang paling menegangkan untuk semua perusahaan di indonesia. Namun PT. HI-LEX PARTS INDONESIA telah bertahan dari situasi dan kondisi tersebut. Perusahaan ini telah bertahan sebab perusahaan ini melakukan export produknya ke berbagai negara di luar negeri, disamping itu juga PT. HILEX PARTS INDONESIA berusaha meningkatkan kualitas mutu produknya, dengan suatu standarisasi manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000), PT. HI-LEX PARTS INDONESIA melakukan hal tersebut supaya dapat mempertahankan jumlah produk yang dijual dengan harga terjangkau tetapi mutu dari produk yang dihasilkan tidak menurun.
STIE Putra Perdana Indonesia 2. Besarnya Volume Produksi dan Volume Penjualan Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000).
Berbagai jenis produk yang diproduksi dan di jual ke pelanggan lokal maupun pelanggan internasional, merupakan produk yang memiliki mutu sesuai standarisasi dari manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000). Berikut adalah data produksi :
STIE Putra Perdana Indonesia Page 38
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia Tabel 1 Data Volume Produksi dan Volume Penjualan (1994 – 2000) (unit)
TAHUN
PRODUKSI
PENJUALAN
PLASTIK
KARET
METAL
PLASTIK
KARET
METAL
1994
86.301
4.228.730
12.945.091
85.882
4.208.230
12.882.338
1995
91.024
4.460.179
13.653.609
90.621
4.440.411
13.593.095
1996
102.603
5.027.567
15.390.512
102.264
5.010.917
15.339.541
STIE Putra Perdana Indonesia 1997
111.363
5.456.793
16.704.467
110.946
5.436.345
16.641.873
1998
92.731
4.543.802
1999
126.051
6.176.514
13.909.598
92.376
4.526.439
13.856.446
18.907.696
125.751
6.161.812
18.862.690
2000
166.401
8.153.645
24.960.138
166.026
8.135.296
24.903.967
Sumber : Data yang telah diolah
3. Evaluasi
Dari hasil data yang telah didapat dan telah diproses untuk dievaluasi, seperti data volume produksi dan penjualan dari tahun 1994 hingga tahun 2000 di gunakan untuk pengavaluasian didalam bab IV dan untuk lebih jelasnya PT. HILEX PARTS INDONESIA menerapkan manajemen sistem mutu (Internaational Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada tahun 1997, dan sistem tersebut dapat mempengaruhi mutu produk yang kemudian perusahaan pelanggan melihat dan terpengaruhi bahwa produk yang dijual oleh dari PT. HI-LEX PARTS INDONESIA memiliki mutu yang baik dengan harga yang terjangkau. Maka dari itu perusahaan pelanggan berkomitmen untuk terus memesan produk yang dibutuhkan dari dari PT. HI-LEX PARTS INDONESIA tersebut, berikut adalah evaluasi lebih lanjut dari hasil data yang sudah didapat.
STIE Putra Perdana Indonesia a. Evaluasi Perbandingan Volume Produksi Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000)
Selanjutnya dari data volume produksi tahun 1994 hingga tahun 2000, peneliti mencoba mengevaluasi perbandingan volume produksi dari tahun 1994 hingga tahun 1996 dan menjumlahkan volume produksi dari tahun 1997 hingga tahun 2000, yang bertujuan untuk mengetahui penyebab besarnya perbandingan volume produksi sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) dan untuk lebih jelasnya PT. HI-LEX PARTS INDONESIA menerapkan manajemen sistem mutu (Internaational Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada tahun 1997 INDONESIA.
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 39
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia
1) Evaluasi Perbandingan Volume Produksi Plastik Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000).
Berikut adalah evaluasi perbandingan volume produksi plastik sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) dari tahun 1994 hingga tahun 2000, dan untuk lebih jelasnya PT. HI-LEX PARTS INDONESIA menerapkan manajemen sistem mutu (Internaational Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada tahun 1997:
STIE Putra Perdana Indonesia Tabel 2. Perbandingan Volume Produksi Plastik Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) (1994 – 1996) (unit) Tahun PLASTIK 1994 86.301 1995 91.024 1996 102.603 Total 279.928 Sumber : Data yang telah diolah
STIE Putra Perdana Indonesia Tabel 3. Perbandingan Volume Produksi Plastik Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) (1998 – 2000) (unit) Tahun PLASTIK 1997 111.363 1998 92.731 1999 126.051 2000 166.401 Total 496.546 Sumber : Data yang telah diolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik berikut:
STIE Putra Perdana Indonesia Page 40
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia Gambar 2. Grafik
Perbandingan Volume Produksi Plastik Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000)
500000 400000
STIE Putra Perdana Indonesia 300000 200000 100000
0
Sebelum ISO 9001 : 2000
Sesudah ISO 9001 : 2000
Keterangan :
a) Volume produksi plastik sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 279928 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering plastik, pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi plastik, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC) plastik, adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery plastik banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu.
STIE Putra Perdana Indonesia b) Volume produksi plastik sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 496546 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering plastik pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi plastik, dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) plastik klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery plastik, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik.
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 41
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia
2) Evaluasi Perbandingan Volume Produksi Karet Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000)
Berikut adalah evaluasi perbandingan volume produksi karet sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) dari tahun 1994 hingga tahun 2000, dan untuk lebih jelasnya PT. HI-LEX PARTS INDONESIA menerapkan manajemen sistem mutu (Internaational Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada tahun 1997:
STIE Putra Perdana Indonesia Tabel 4. Perbandingan Volume Produksi Karet Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) (1994 – 1996) (unit) Tahun KARET 1994 422.8730 1995 4.460.179 1996 5.027.567 Total 13.716.476 Sumber : Data yang telah diolah.
Tabel 5. Perbandingan Volume Produksi Plastik Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) (1998 – 2000) (unit)
STIE Putra Perdana Indonesia Tahun 1997 1998 1999 2000 Total Sumber : Data yang telah diolah.
KARET 5.456.793 4.543.802 6.176.514 8.153.645 24.330.754
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik berikut:
STIE Putra Perdana Indonesia Page 42
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia Gambar 3. Grafik
Perbandingan Volume Produksi Karet Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000)
25000000 20000000
STIE Putra Perdana Indonesia 15000000 10000000 5000000 0
Sebelum ISO 9001 : 2000
Sesudah ISO 9001 : 2000
Keterangan :
a) Volume produksi karet sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 13716476 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering karet, pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi karet, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC) karet adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery karet banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu.
STIE Putra Perdana Indonesia b) Volume produksi karet sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 24330754 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering karet, pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian karet, produksi dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) karet klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery karet pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik.
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 43
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia
3) Evaluasi Perbandingan Volume Produksi Metal Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Berikut adalah evaluasi perbandingan volume produksi metal sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) dari tahun 1994 hingga tahun 1996 tahun 2000 dan untuk lebih jelasnya PT. HI-LEX PARTS INDONESIA menerapkan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada tahun 1997:
STIE Putra Perdana Indonesia Tabel 6. Perbandingan Volume Produksi Metal Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) (1994 – 1996) (unit) Tahun METAL 1994
1995 1996 Total Sumber : Data yang telah diolah.
12.945.091 13.653.609 15.390.512 41.989.212
STIE Putra Perdana Indonesia Tabel 7. Perbandingan Volume Produksi Metal Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) (1998 – 2000) (unit) Tahun 1997 1998
1999 2000 Total Sumber : Data yang telah diolah.
METAL 1.704.467 13.909.598 18.907.696 24.960.138 74.481.899
STIE Putra Perdana Indonesia Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik berikut :
Page 44
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia Gambar 4. Grafik Perbandingan Volume Produksi Metal Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000).
80000000 70000000 60000000 50000000
STIE Putra Perdana Indonesia 40000000 30000000 20000000 10000000 0
Sebelum ISO 9001 : 2000
Sesudah ISO 9001 : 2000
Keterangan :
a) Volume produksi metal sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 13716476 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering metal pembelian bahan baku quantity, untuk rata – rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi metal, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian, quality control (QC) metal adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery metal banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu.
STIE Putra Perdana Indonesia b) Volume produksi metal sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 24330754 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering metal pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian metal produksi dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian, quality control (QC) metal klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery metal, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik.
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 45
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia
b. Evaluasi Perbandingan Volume Penjualan Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000).
Kemudian dari data volume penjualan tahun 1994 hingga tahun 2000, peneliti mencoba mengevaluasi perbandingan volume penjualan dari tahun 1994 hingga tahun 1996 dan menjumlahkan volume penjualan dari tahun 1997 hingga tahun 2000, yang bertujuan untuk mengetahui penyebab besarnya perbandingan volume penjualan sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Pada PT. HI-LEX PARTS INDONESIA.
STIE Putra Perdana Indonesia 1) Evaluasi Perbandingan Volume Penjualan Plastik Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000). Berikut adalah evaluasi perbandingan volume penjualan plastik sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) dari tahun 1994 tahun 2000, dan untuk lebih jelasnya PT. HI-LEX PARTS INDONESIA menerapkan manajemen sistem mutu (Internaational Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada tahun 1997: Tabel 8. Perbandingan Volume Penjualan Plastik Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) (1994 – 1996) (unit) Tahun PLASTIK 1994 85.882 1995 90.621 1996 102.264 Total 278.767 Sumber : Data yang telah diolah.
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia Page 46
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia Tabel 9. Perbandingan Volume Penjualan Plastik Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) (1998 – 2000) (unit) Tahun PLASTIK 1997 110.946 1998 92.376 1999 125.751 2000 166.026 Total 495.099 Sumber : Data yang telah diolah.
STIE Putra Perdana Indonesia Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik berikut:
Gambar 5. Grafik Perbandingan Volume Penjualan Plastik Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000).
500000 400000
STIE Putra Perdana Indonesia 300000 200000 100000 0
Sebelum ISO 9001 : 2000
Sesudah ISO 9001 : 2000
Keterangan :
a) Volume penjualan plastik sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 278767 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering plastik, pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi plastik, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC) plastik adanya klaim atau
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 47
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia
keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery plastik banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu.
b)
Volume penjualan plastik sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 495099 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering plastik pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi plastik dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian, quality control (QC) plastik klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery plastik, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik.
STIE Putra Perdana Indonesia 2) Evaluasi Perbandingan Volume Penjualan Karet Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) Berikut adalah evaluasi perbandingan volume penjualan karet sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) dari tahun 1994 tahun 2000, dan untuk lebih jelasnya PT. HI-LEX PARTS INDONESIA menerapkan manajemen sistem mutu (Internaational Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada tahun 1997: Tabel 10. Perbandingan Volume Penjualan Karet Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu ( International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) (1994 – 1996) (unit) Tahun KARET 1994 4.208.230 1995 4.440.411 1996 5.010.917 Total 13.659.558 Sumber : Data yang telah diolah.
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia Page 48
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia Tabel 11. Perbandingan Volume Penjualan Karet Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) (1998 – 2000) (unit) Tahun KARET 1997 5.436.345 1998 4.526.439 1999 6.161.812 2000 8.135.296 Total 24.259.892 Sumber : Data yang telah diolah.
STIE Putra Perdana Indonesia Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik berikut: Gambar 6. Grafik
Perbandingan Volume Penjualan Karet Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000).
25000000 20000000
STIE Putra Perdana Indonesia 15000000 10000000 5000000 0
Sebelum ISO 9001 : 2000
Sesudah ISO 9001 : 2000
Keterangan :
a) Volume penjualan karet sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 13659558 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering karet, pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi karet, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian, quality control (QC)
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 49
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia
karet adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery karet banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu.
b) Volume penjualan karet sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 24259892 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering karet pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi karet dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) karet klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery karet, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik.
STIE Putra Perdana Indonesia 3) Evaluasi Perbandingan Volume Penjualan Metal Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000). Berikut adalah evaluasi perbandingan volume penjualan Metal sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) dari tahun 1994 tahun 2000, dan untuk lebih jelasnya PT. HI-LEX PARTS INDONESIA menerapkan manajemen sistem mutu (Internaational Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada tahun 1997:
STIE Putra Perdana Indonesia Tabel 12. Perbandingan Volume Penjualan Metal Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) (1994 – 1996) (unit) Tahun METAL 1994 12.882.338 1995 13.593.095 1996 15.339.541 Total 41.814.974 Sumber : Data yang telah diolah.
STIE Putra Perdana Indonesia Page 50
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia Tabel 13. Perbandingan Volume Penjualan Metal Sebelum Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) (1998 – 2000) (unit) Tahun METAL 1997 16.641.873 1998 13.856.446 1999 18.862.690 2000 24.903.967 Total 74.264.976 Sumber : Data yang telah diolah.
STIE Putra Perdana Indonesia Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik berikut: Gambar 7. Grafik
Perbandingan Volume Penjualan Metal Sebelum dan Sesudah Penerapan Manajemen Sistem Mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000).
80000000 70000000 60000000 50000000
STIE Putra Perdana Indonesia 40000000 30000000 20000000 10000000 0
Sebelum ISO 9001 : 2000
Sesudah ISO 9001 : 2000
Keterangan :
a) Volume penjualan metal sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 41814974 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering metal, pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi metal, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC) metal adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 51
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia
tinggi. Pada bagian delivery metal banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu.
b) Volume penjualan metal sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 74264976 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering metal pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi metal, dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) metal klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery metal, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik.
STIE Putra Perdana Indonesia 4. Analisa dan Pembahasan
Dari hasil evaluasi perbandingan volume produksi dan volume penjualan sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada PT. HI-LEX PARTS INDONESIA, didapat bahwa terdapat penyebab besarnya perbandingan - perbandingan volume produksi dan volume penjualan sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada PT. HI-LEX PARTS INDONESIA dari hasil evaluasi diatas bahwa : a. Volume produksi plastik sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 279928 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering plastik, pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi plastik, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC) plastik, adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery plastik banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu.
STIE Putra Perdana Indonesia b. Volume produksi plastik sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 496.546 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering plastik pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi plastic, dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) plastik klaim atau keluhan
STIE Putra Perdana Indonesia Page 52
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia
pelanggan berkurang. Pada bagian delivery, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik.
c. Volume produksi karet sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 13716476 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering karet, pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi karet, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC) karet adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery karet banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu.
STIE Putra Perdana Indonesia d. Volume produksi karet sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 24330754 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering karet, pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian karet, produksi dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) karet klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery karet pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik.
STIE Putra Perdana Indonesia e. Volume produksi metal sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 13716476 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering metal pembelian bahan baku quantity, untuk rata – rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi metal, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian, quality control (QC) metal adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery metal banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu.
f. Volume produksi metal sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 24.330.754 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering metal pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian metal produksi dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian, quality control (QC) metal klaim
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 53
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia
atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery metal, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik.
g. Volume penjualan plastik sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 278.767 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering plastik, pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi plastik, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC) plastik adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery plastik banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu.
STIE Putra Perdana Indonesia h. Volume penjualan plastik sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 495.099 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering plastik pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi plastik dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian, quality control (QC) plastik klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery plastik, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik.
STIE Putra Perdana Indonesia i. Volume penjualan karet sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 13.659.558 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering karet, pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi karet, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian, quality control (QC) karet adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery karet banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu.
j. Volume penjualan karet sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 24.259.892 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering karet pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi karet dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke
STIE Putra Perdana Indonesia Page 54
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia
seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) karet klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery karet, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik.
k. Volume penjualan metal sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 41.814.974 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering metal, pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi metal, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC) metal adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery metal banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu.
STIE Putra Perdana Indonesia l. Volume penjualan metal sesudah penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 74.264.976 unit hal ini disebabkan pada bagian ordering metal pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi metal, dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) metal klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery metal, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik.
STIE Putra Perdana Indonesia m. Perbandingan volume produksi dan volume penjualan ssebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000), untuk lebih jelasnya lihatlah table berikut:
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 55
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia Tabel 14 Perbandingan Volume Produksi dan Penjualan (1994 – 2000) (unit)
PRODUKSI
YANG TIDAK TERJUAL
PENJUALAN
TAHUN PLASTIK
KARET
METAL
PLASTIK
KARET
METAL
PLASTIK
KARET
METAL
1994
86301
4228730
12945091
419
20500
62753
85882
4208230
12882338
1995
91024
4460179
13653609
403
19768
60514
90621
4440411
13593095
1996
102603
5027567
15390512
339
16650
50971
102264
5010917
15339541
1997
111363
5456793
16704467
417
20448
62594
110946
5436345
16641873
1998
92731
4543802
13909598
355
17363
53152
92376
4526439
13856446
1999
126051
6176514
18907696
300
14702
45006
125751
6161812
18862690
2000
166401
8153645
24960138
375
18349
56171
166026
8135296
24903967
STIE Putra Perdana Indonesia Sumber : Data yang telah diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masih terdapat produk plastik, karet, dan metal yang belum terjual, untuk plastik pada tahun 1994 sebesar 419 unit, tahun 1995 sebesar 403 unit, tahun 1996 sebesar 339 unit, tahun 1997 sebesar 417 unit, tahun 1998 sebesar 355 unit, tahun 1999 sebesar 300 unit, dan tahun 2000 sebesar 375 unit. Untuk karet pada tahun 1994 sebesar 20500 unit, tahun 1995 sebesar 19768 unit, tahun 1996 sebesar 16650 unit, tahun 1997 sebesar 20448 unit, tahun 1998 sebesar 17363 unit, tahun 1999 sebesar 14702 unit, dan tahun 2000 sebesar 18349 unit. Untuk metal pada tahun 1994 sebesar 62753 unit, tahun 1995 sebesar 60514 unit, tahun 1996 sebesar 50971 unit, tahun 1997 sebesar 62594 unit, tahun 1998 sebesar 17363 unit, tahun 1999 sebesar 45006 unit, dan tahun 2000 sebesar 56171 unit.
STIE Putra Perdana Indonesia D. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan
Dari data volume produksi sebelum dan volume penjualan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) pada PT. HI-LEX PARTS INDONESIA yang telah diolah dan yang telah dievaluasi oleh peneliti serta berbagai permasalahaan yang ada, serta hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap manajemen sistem mutu (ISO 9001 : 2000) dan volume penjualan di PT. HI-LEX PARTS INDONESIA,maka dapat disimpulkan bahwa:
STIE Putra Perdana Indonesia Page 56
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia a. Dari volume produksi dapat diketahui :
Tabel 15 Volume Produksi Sebelum dan Sesudah ISO 9001 : 2000 (1994 – 2000) (unit)
Keterangan
Plastik
Karet
Metal
Sebelum ISO 9001 : 2000 Sesudah ISO 9001 : 2000
279928 496546
13716476 24330754
41989212 74481899
Sumber : Data yang telah diolah
STIE Putra Perdana Indonesia Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa volume produksi plastik sebelum penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 279928 unit, sedangkan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 496546 unit. Volume produksi karet sebelum penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 13716476 unit, sedangkan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 24330754 unit. Volume produksi metal sebelum penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 41989212 unit, sedangkan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 74481899 unit. b. Dari volume penjualan dapat diketahui :
STIE Putra Perdana Indonesia Tabel 16 Volume Penjualan Sebelum dan Sesudah ISO 9001 : 2000 (1994 – 2000) (unit)
Sebelum ISO 9001 : 2000 Sesudah ISO 9001 : 2000
Plastik
Karet
Metal
278767 495099
13659558 24259892
41814974 74264976
Sumber : Data yang telah diolah
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa volume penjualan plastik sebelum penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 278767 unit, sedangkan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 495099 unit. Volume penjualan karet sebelum penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 13659558 unit, sedangkan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 :
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 57
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia
2000 sebesar 24259892 unit. Volume penjualan metal sebelum penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 41814974 unit, sedangkan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000 sebesar 74264976 unit.
Penyebab besarnya perbandingan volume produksi dan volume penjualan sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000) adalah: a. Sebelum penerapan manajemen sistem mutu international standard for organization (ISO) 9001 : 2000, pada bagian ordering, pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian 2 sampai 2,5 bulan dan tidak ada sistem yang menjamin penerimaan barang. Pada bagian produksi, time proses belum terukur semua dan sistem pengecekan belum ada check sheet record, serta pengiriman keseksi lain tidak terdata. Pada bagian quality control (QC), adanya klaim atau keluhan pelanggan yang masih tinggi. Pada bagian delivery banyak pengiriman yang masih tidak tepat waktu.
STIE Putra Perdana Indonesia b. Sesudah penerapan manajemen sistem mutu (international standard for organization (ISO) 9001 : 2000), pada bagian ordering, pembelian bahan baku quantity untuk rata – rata pemakaian maximal 1,5 bulan, dan evaluasi serta bimbingan pemasok dilaksanakan. Pada bagian produksi, dibuatnya time proses, sistem pengecekan proses, dan pengiriman ke seksi lain ada surat jalan. Pada bagian quality control (QC) klaim atau keluhan pelanggan berkurang. Pada bagian delivery, pengiriman menjadi tepat waktu karena proses-proses sebelumnya diatur sudah diatur dengan baik.
STIE Putra Perdana Indonesia Diketahui bahwa setiap tahun masih terdapat produk plastik, karet, dan metal yang belum terjual.
2. Saran
Dari semua hal-hal yang telah didapat oleh peneliti, mengenai evaluasi perbandingan volume produksi dan volume penjualan sebelum dan sesudah penerapan manajemen sistem mutu (International Standard for Organization (ISO) 9001 : 2000), saran yang dapat diberikan oleh peneliti didalam penelitian adalah : a. Sebaiknya tidak ada produk yang tidak terjual, untuk plastik, karet, maupun metal. b. Untuk menekan jumlah produk yang tidak terjual, hendaknya perusahaan memproduksi hanya sesuai dengan jumlah pesanan dari pelanggan saja. c. Untuk data klaim atau keluhan dari pelanggan pada bagian quality control (QC) dalam sebaiknya dalam bentuk grafik misalnya, hal ini untuk mempermudah pengamatan seberapa tinggi keluhan pelanggan.
STIE Putra Perdana Indonesia Page 58
InoVasi Volume 3; Mei 2010
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia d.
Pada bagian delivery hendaknya jangan terpaku pada satu jalur pengiriman saja, tetapi semestinya ada jalan alternative lain yang terhindar dari hambatan macet, banjir, dan sebagainya.
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 3; Mei 2010
Page 59
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi Mei 2010 STIE Putra Perdana Indonesia DAFTAR PUSTAKA
Adi, Prayogo. 1992. Pengantar Manajemen Operasional I. Persada Sakti, semarang Adisaputro, Gunawan. dkk. 1990. Anggaran Perusahaan. BPFE, Yogyakarta : Assauri, Sofyan. 1999.Manajemen Produksi dan Operasi. CV. Karya, Jakarta. Chatab, Nevizond. 1997. Mendokumentasikan Sistem Mutu ISO. Andi, Yogyakarta. Gaspersz, Vincent. 2004. Total Quality Manajement. H. Hadiwiyardjo, Bambang. Dkk. 2000. ISO 9000 (Sistem Manajemen Mutu). Yudistira Hani, T., Handoko. 1997. Dasar-Dasar Manajemen Produksi Dan Operasi. BPFE, Yogyakarta. Hendra, A. 1991. Manajemen Operasional, (Proses Produksi Dasar). Andromeda, Bandung. Herlina. 2001. Pengantar Bisnis (Dasar – Dasar Berbisnis). Sekar, Surabaya : Michaelson, A. 2004.Gerald, Sun Tzu (Strategi Untuk Penjualan). Batam Centre Karisma Publishing Group, Batam. Nasution, M. Nur. 2004. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Control). Ghalia, Indonesia. Nazir, Moh. 1998. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta Render, Barry. dkk. 2001.Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Salemba 4, Jakarta. Sudaryono, A. 1998. Dasar – Dasar Bisnis. Cahaya, Jakarta. Swastha, Basu, DH. 1995. Pengantar Bisnis Modern, (Pengantar ekonomi Perusahaan Modern). Liberty, Yogyakarta. Tumiwa, Alfrits B. 2006. Total Quality Manajement LPFE USAKTI, Jakarta Barat. Zidan, M. 2001. Kegiatan Produksi Oleh Perusahaan Industri Dan Jasa. Cipta Mandiri, Lampung.
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia Page 60
InoVasi Volume 3; Mei 2010