Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia AUDIT MANAJEMEN FUNGSI PEMASARAN
PADA PT. XIN YUAN STEEL INDONESIA, BALARAJA TANGERANG – BANTEN
Oleh :
H. Bahrul Fikri, S.E., M.M. Dosen Tetap STIE PPI
ABSTRACT
STIE Putra Perdana Indonesia This research is to know and analyze the results of the audit process management to the marketing function PT. Xin Yuan Steel Indonesia, Balaraja, then provide advice and remedial measures to the problems that make the marketing function PT. Xin Yuan Steel Indonesia, Balaraja run less efficiently, effectively and economically. From the research results can be seen several strengths that can be used as an opportunity to improve the performance of the marketing department. However, in conducting its activities the marketing department has not run optimally, due to the lack of internal audits to evaluate the results that have been obtained. This is proven by their plus-minus gains realized meet the targets that have been set. It is recommended that the findings obtained in this study can be used as inputs and the policy of the management company to achieve profits segnifikan and sustainable. Keywords : Audit Management, Marketing Functions
STIE Putra Perdana Indonesia ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui dan menganalisis hasil proses audit manajemen terhadap fungsi pemasaran PT. Xin Yuan Steel Indonesia, Balaraja Tangerang, kemudian memberikan saran dan langkah-langkah perbaikan terhadap masalah-masalah yang membuat fungsi pemasaran PT. Xin Yuan Steel Indonesia, Balaraja Tangerang berjalan kurang efisien, efektif, dan ekonomis. Dari hasil penelitian dapat diketahui beberapa kekuatan yang dapat dijadikan sebagai peluang dalam meningkatkan kinerja bagian pemasaran. Namun demikian dalam melakukan kegiatannya bagian pemasaran belum berjalan secara maksimal, karena belum adanya audit internal yang melakukan evaluasi dari hasil yang telah didapatkan. Hal ini terbukti dengan adanya plus-minus keuntungan realisasi memenuhi target yang telah ditetapkan. Untuk itu disarankan agar temuan yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan menjadi kebijakan pihak manajemen perusahaan untuk meraih keuntungan yang segnifikan dan berkelanjutan.
STIE Putra Perdana Indonesia Kata Kunci : Audit Manajemen, Fungsi Pemasaran InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1089
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia I. PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah memberikan dampak bagi
setiap perusahaan dalam menentukan produk dan jasa yang hendak ditawarkan,
dimana hal ini menimbulkan pesaingan antara perusahaan semakin tinggi dan kompetitif. Kedaan ini memberikan dorongan dan upaya bagi setiap perusahaan
melakukan berbagai kebijakan, agar mampu bertahan dan dapat memenangkan persaingan bisnis dalam tataran global, dengan memanfaatkan peluang-peluang pasar serta kebutuhan konsumen. Dalam hal ini fungsi marketing (pemasaran) berperan penting dalam membaca setiap peluang yang ada. Hal ini memberikan
STIE Putra Perdana Indonesia suatu pemahaman bahwa, pemasaran memegang kunci keberhasilan dalam menggali, mempertahankan, dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan suatu perusahaan.
Fungsi pemasaran bisa dikatakan sebagai ujung tombak dari keberhasilan
perusahaan tersebut. Setiap perusahaan menginginkan tiap produk yang dihasilkan
dan jasa yang ditawarkan dapat terjual dalam jumlah besar dan dengan tingkat harga yang memberi keuntungan. Melalui produk yang dijualnya inilah perusahaan dapat mempertahankan kehidupannya atau menjaga kestabilan usahanya serta untuk dapat
berkembang. Dengan demikian, setiap perusahaan merencanakan kegiatan pemasaran produknya, seperti keputusan mengenai produk yang dibuat, pangsa
STIE Putra Perdana Indonesia pasarnya, harga, serta promosinya, jauh sebelum produk itu diproduksi sampai produk tersebut dikonsumsi oleh konsumen akhir .
Kegiatan pemasaran adalah kegiatan yang berorientasi pada kepuasan
pelanggan, sebab tujuan akhir dari konsep, kiat dan strategi pemasaran adalah
kepuasan pelanggan sepenuhnya (Total Customer Statisfaction). Kepuasan pelanggan sepenuhnya bukan berarti memberikan kepada pelanggan apa yang menurut kita keinginan dari mereka, tetapi apa yang sesungguhnya mereka inginkan serta kapan dan bagaimana mereka menginginkannya atau secara singkat adalah memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan terpenuhinya kebutuhan dan kepuasan
pelanggan maka akan memberi nilai tambah pada perusahaan sebab produk yang
STIE Putra Perdana Indonesia dihasilkan perusahaan cocok dan disukai pelanggan dan dapat terjual dengan sendirinya serta pada akhirnya akan memberikan kontribusi pada peningkatan laba
perusahaan. Jadi penekanannya adalah pada pemasaran dan bukan pada penjualan.
InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1090
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia Oleh karenanya perusahaan perlu mengarahkan kegiatan usahanya untuk menghasilkan produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan yang dapat memberikan kepuasan pelanggan. Keberhasilan ini ditentukan oleh ketepatan
produk yang dihasilkan perusahaan dalam rangka memberikan kepuasan kepada target atau sasaran konsumen yang ditentukan.
Oleh sebab itu, pemasaran (marketing) harus dilaksanakan secara efisien, ekonomis dan efektif untuk mencapai suatu kondisi perusahaan yang sehat karena fungsi ini biasanya mengerahkan sumber daya dalam jumlah yang besar dan merupakan fungsi yang menentukan volume penjualan perusahaan, sehingga apabila
STIE Putra Perdana Indonesia terjadi penyimpangan akan mengakibatkan kerugian yang cukup material dan
mempengaruhi tingkat penjualan. Alat ukur untuk mengertahui efektivitasn, efisiensi, dan penghematan ekonomi dari suatu program pemasaran perusahaan dapat diukur melalui suatu audit pemasaran (marketing audit).
Audit pemasaran (marketing audit) merupakan bagian dari pengendalian
internal yang mengaudit operasional perusahaan. Hal yang penting dalam pelaksanaan audit adalah menemukan masalah dan meyakinkan ketaatan (compliance) terhadap peraturan atau standar-standar yang berlaku di perusahaan
sehingga diharapkan perusahaan dapat mengontrol fungsi yang dimaksud secara maksimal, dalam hal ini fungsi pemasaran. Hasil dari audit ini digunakan oleh
STIE Putra Perdana Indonesia manajemen puncak sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Fungsi
utama audit pemasaran (marketing audit) adalah untuk menguji dan menilai tujuan dan kebijakan pemasaran yang akan mengarahkan perusahaan, sehingga merupakan alat bagi manajer pemasaran untuk dapat mendeteksi dan mengungkapkan permasalahan yang dihadapi. Siagian (2000:179) menyimpulkan audit pemasaran
sebagai alat peninjau dan penilain yang menyeluruh atas fungsi pemasaran untuk membantu mengungkapkan permasalahan dalam bidang pemasaran. Berdasarkan latar belakang sebagaimana dipaparkan di atas, maka penulis
mengambil topik penelitian mengenai bidang audit manajemen khususnya audit fungsi
pemasaran
dengan
judul
:
AUDIT
MANAJEMEN
FUNGSI
STIE Putra Perdana Indonesia PEMASARAN PADA PT. XIN YUAN STEEL INDONESIA, BALARAJA TANGERANG.
InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1091
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Landasan Teori
a. Audit Pemasaran
Audit pemasaran merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap segenap
program pemasaran pada suatu perusahaan atau unit bisnis secara komprehensif,
sistematis, independen, dan berkala terbukti ampuh untuk menepis fenomena tersebut dengan memberikan pendekatan yang terstruktur terhadap pengumpulan dan analisis data/informasi pada lingkungan bisnis yang kompleks dan selanjutnya dapat ditindak lanjuti dengan melakukan langkah-langkah korektif
STIE Putra Perdana Indonesia sehingga efektivitas program-program pemasaran dapat tercapai.
Pengertian Audit Pemasaran adalah pengumpulan serta pengevaluasian
bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan Kriteriakriteria yang telah ditetapkan (Alvin A.Arens
et al., 2003). Sebelum mengetahui pengertian Audit Pemasaran, terlebih dahulu
penulis jelaskan pengertian dari Audit. Pada dasarnya, Audit merupakan suatu alat perusahaan agar dapat mengerti bagaimana perusahaan berhubungan dengan lingkungan tempat perusahaan beroperasi. Audit merupakan alat perusahaan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya sebagaimana mereka berhubungan dengan peluang dan ancaman (Amin Widjaja Tunggal, 2003).
STIE Putra Perdana Indonesia Menurut Amin Widjaja Tunggal (2003) Audit Pemasaran merupakan sejumlah cara titik mulai yang benar untuk proses perencanaan pemasaran strategis,
karena melalui audit, strategis sampai pada suatu tolak ukur baik dari peluang dan ancaman lingkungan ataupun kemampuan pemasaran organisasi.
b. Bentuk Audit Pemasaran
Menurut (Amin Widjaja Tunggal, 2003) :
1) Audit eksternal berhubungan dengan variabel yang tidak dapat dikendalikan, dimulai dengan suatu pengujian informasi atas ekonomi umum dan kemudian berpindah pada pandangan atas kesehatan dan pertumbuhan dari pasar yang dilayani oleh perusahaan.
STIE Putra Perdana Indonesia 2) Audit internal berkaitan dengan variabel yang dapat dikendalikan yang
bertujuan untuk menilai sumber daya organisasi bagaimana mereka
InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1092
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia berhubungan dengan lingkungan dan berhadapan dengan sumber daya dari pesaing.
c. Ruang Lingkup Audit Pemasaran
Menurut (IBK Bayangkara, 2008) Audit pemasaran dapat mencakup enam wilayah utama dalam pemasaran sebagai berikut : 1) Audit Lingkungan Pemasaran Audit terhadap lingkungan pemasaran mencakup penilaian terhadap pelanggan, pesaing, dan berbagai faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap perusahaan. Audit ini meliputi aspek lingkungan makro seperti
STIE Putra Perdana Indonesia ekonomi, teknologi, sosial, dan politik.
2) Audit Strategi Pemasaran
Audit ini bertujuan untuk menentukan bahwa perusahaan telah menetapkan strategi yang selaras dengan tujuannya, sesuai dengan lingkungan yang
dihadapi. Sering terjadi bahwa tujuan dan strategi perusahaan tidak secara
jelas dinyatakan dan kemudian Auditor harus menentukan pernyataan tujuan untuk kepentingan pengevaluasiannya.
3) Audit Organisasi Pemasaran Audit ini menilai kemampuan organisasi pemasaran dalam mencapai tujuan perusahaan. Audit ini menentukan kemampuan tim pemasaran untuk secara
STIE Putra Perdana Indonesia efektif berinteraksi dengan bagian-bagian lain seperti litbang, keuangan, pembelian, dan sebagainya.
4) Audit Sistem Pemasaran
Audit ini menganalisis prosedur yang digunakan perusahaan untuk
memperoleh informasi perencanaan dan pengendalian operasi pemasaran.
Hal ini berhubungan dengan penilaian apakah perusahaan telah memiliki
metode yang memadai atau tidak, untuk digunakan mengerjakan tugas-tugas rutin di bidang pemasaran. 5) Audit Produktivitas Pemasaran Audit ini menganalisis produktivitas dan profitabilitas produk, kelompok
STIE Putra Perdana Indonesia pelanggan, atau unit analisis yang lain di dalam pemasaran. Analisis biaya
pemasaran adalah salah satu metode untuk menganalisis profitabilitas dan produktivitas pemasaran.
InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1093
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia 6) Audit Fungsi Pemasaran
Audit ini merupakan audit vertikal atau analisis secara mendalam terhadap setiap elemen bauran pemasaran seperti produk, harga, distribusi, tenaga penjual, periklanan, promosi, dan lain-lain.
d. Manfaat Audit Manajemen Fungsi Pemasaran
Manfaat audit manajemen fungsi Pemasaran antara lain: 1) Analisis mengenai lingkungan eksternal dan situasi internal. 2) Penilaian kinerja masa lalu dan aktivitas sekarang 3) Identifikasi peluang dan ancaman masa yang akan datang.
STIE Putra Perdana Indonesia 4) Memberikan suatu evaluasi yang independen dan tidak bias terhadap
program-program pemasaran, termasuk strategi, penawaran, dan kreatifitas suatu perusahaan.
5) Dapat mengidentifikasi area-area yang dibutuhkan dalam menigkatkan dan
menghasilkan saran-saran dan ide-ide yang spesifik serta bagaimana memperbaikinya.
6) Identifikasi tersebut termasuk beberapa cara untuk memperbaiki respons pemasaran. 7) Memberikan sebuah perusahaan ide-ide baru yang segar, teknik-teknik dan new direction pada masa mendatang.
STIE Putra Perdana Indonesia 8) Menganalisis upaya pemasaran, mengcreate serta merevisi pendekatan pemasaran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
2. Tahapan-tahapan Audit Pemasaran
Tahapan Audit Manajemen Dalam melakukan audit atas fungsi pemasaran,
Terdapat tahap tahap yang harus dilakukan (IBK.Bayangkara, 2011), antara lain : a. Audit pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek yang diaudit. Di samping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan, dan kebijakan berkaitan
STIE Putra Perdana Indonesia dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan
InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1094
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia pada perusahaan yang diaudit. Dari informasi latar belakang ini, auditor dapat menentukan tujuan audit sementara (tentative audit objektive)
Dalam tahap audit ini auditor dapat menentukan tujuan audit sementara.
b. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap
pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit sehingga dengan lebih mudahdapat diketahui potensi potensi
STIE Putra Perdana Indonesia terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan.Jika dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat pada audit pendahuluan, hasil
pengujian pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan audit sementara
tersebut menjadi tujuan audit yang sesungguhnya (definitive audit objective) atau mungkin ada beberapa tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit memperoleh) bukti-bukti untuk mendukung tujuan tersebut.
c. PemeriksaanTerinci Padatahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan. Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan
STIE Putra Perdana Indonesia dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan
tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam satu kertas kerja audit (KKA) Untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomnedasi yang diberikan.
d. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hal audit termasuk rekomnedasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang keabsahan
hasil audit dan mendorongpihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan
STIE Putra Perdana Indonesia dalam bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus
InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1095
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia disajikan dalam bahasa yang operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti.
3. Prosedur Audit Manajemen Fungsi Pemasaran Audit
fungsi
pemasaran
merupakan
pengujian
yang
sistematis
dan
terdokumentasi terhadap bagaimana perusahaan menentukan bauran pemasarannya dan apakah bauran pemasaran tersebut secara efektif dan mencapai tujuan pemasaran dan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Fungsi pemasaran melibatkan
STIE Putra Perdana Indonesia kebijakan penting dalam bauran pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Kebijakan tersebut meliputi: a. kebijakan produk, b. kebijakan harga,
c. kebijakan promosi, dan
d. kebijakan saluran distribusi.
a. Kebijakan Produk Pada fungsi pemasaran, perusahaan menyatakan secara tegas lini produknya yaitu melalui analisis order yang ada berupa tender atau non tender yang saat ini mampu mencapai tujuan dalam memuaskan kebutuhan pasar dan kontribusinya
STIE Putra Perdana Indonesia pada laba perusahaan. Lini produk yang ditetapkan perusahaan adalah merentang kedua arah yaitu pada saat posisinya di tingkat menengah tersebut
mulai diserang pesaing, perusahaan memasuki pasar di tingkat bawah atau di
tingkat atas atau mungkin secara bersamaan. Di samping itu perusahaan perlu menambah beberapa lini produknya untuk meningkatkan pangsa pasar melalui peningkatan strategi produk/jasa yang dibutuhkan pelanggan. Keputusan Lini Produk
Lini produk adalah sekelompok produk yang berkaitan erat karena memiliki fungsi yang sama, dijual untuk kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui jenis-jenis outlet yang sama atau berada dalam rentang harga tertentu. Keputusan lini produk mencakup hal-hal penting yang berkaitan dengan: (1)
STIE Putra Perdana Indonesia rentang lini produk, (2) merentangkan lini produk, (3) mengisi lini produk, (4) modernisasi lini produk, dan (5) menetapkan tampilan lini produk. Keputusan Bauran Produk
InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1096
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia Bauran produk adalah himpunan sebuah lini produk dan barang-barang yang
ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli. Empat dimensi bauran produk meliputi: (1) keluasan, (2) kepanjangan, (3) kedalaman, dan (4) konsistensi. Keempat bauran produk ini memberikan panduan untuk mendefinisikan strategi
produk perusahaan. Sehubungan dengan hal ini, perusahaan dapat meningkatkan
kinerja produknya melalui empat cara yaitu pertama-tama perusahaan menambah lini produknya, kemudian memperluas bauran produknya. Dalam cara ini lini produk baru akan membangun reputasi produk yang sudah ada. Cara yang lain perusahaan dapat memperpanjang lini produk yang sudah ada untuk
STIE Putra Perdana Indonesia menjadi perusahaan yang memiliki lini penuh. Cara yang terakhir adalah perusahaan dapat memperhatikan konsistensi lini produknya.
b. Kebijakan Harga
Dalam hal penetapan harga, perusahaan memiliki tujuan, kebijakan, strategi
dan prosedur penetapan harga yang dinyatakan secara tegas untuk pencapaian
tujuan pemasaran perusahaan. Harga adalah uang dibebankan untuk sebuah
barang atau jasa atau jumlah nilai yang konsumen pertukarkan untuk mendapatkan manfaat dari memiliki atau memanfaatkan suatu barang atau jasa. Faktor utama yang mempengaruhi strategi harga yang ditetapkan perusahaan yaitu faktor internal yang terdiri atas:
STIE Putra Perdana Indonesia 1) Tujuan pemasaran.
2) Strategi bauran pemasaran, menyangkut bagaimana setiap komponen bauran pemasaran (produk, harga, promosi, dan saluran distrbusi) ditetapkan untuk menunjang suksesnya program pemasaran secara keseluruhan.
3) Biaya. Biaya adalah dasar penentuan harga.
4) Pertimbangan organisasional, menyangkut penetuan kewenangan dari bagian yang menetapkan harga. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pertimbangan strategis dan besar kecilnya organisasi perusahaan. 5) Faktor lain (eksternal) meliputi: 6) Sifat dan permintaan pasar. Harga suatu produk sangat dipengaruhi oleh
STIE Putra Perdana Indonesia jenis pasar dimana produk tersebut dipasarkan. Pada pasar persaingan
sempurna, dimana banyak terdapat pembeli dan penjual yang sama-sama
InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1097
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia memiliki pengetahuan yang memadai tentang kondisi pasar, harga ditentukan oleh mekanisme pasar.
7) Persaingan. Harga dan penawaran yang dilakukan perusahaan harus secara cermat merespon harga dan penawaran pesaing. Konsumen tidak akan
membeli suatu produk dengan harga yang lebih tinggi jika produk tersebut tidak memberikan manfaat lebih kepada penggunanya.
8) Faktor lingkungan lainnya. Beberapa faktor lingkungan sangat berpengaruh pada penetapan harga yang dilakukan perusahaan. c.
Kebijakan Saluran Distribusi
STIE Putra Perdana Indonesia Perusahaan memiliki tujuan dan strategi distribusi yang dinyatakan secara
tegas dan dapat disosialisasikan secara memadai dan dijadikan pedoman dalam
mengambil keputusan distribusi. Saluran distribusi merupakan jaringan
organisasi yang menghubungkan produsen dengan pennguna (konsumen) akhir. Penggunaan perantara dalam pemasaran (saluran distribusi) sebagian besar disebabkan adanya keunggulan efisiensi dalam membuat barang tersedia dan mudah diperoleh di pasar dalam jumlah dan waktu yang tepat. Fungsi Distribusi Fungsi penting yang dilaksanakan oleh saluran distribusi dalam arus pemasaran meliputi: informasi, promosi, negosiasi, pemesanan, pembiayaan, pengambilan
STIE Putra Perdana Indonesia risiko, pemilikan fisik, pembayaran, da hak milik.
Keputusan Mengenai Bentuk Saluran Pemasaran
Keputusan mengenai bentuk saluran pemasaran melibatkan pertimbanganpertimbangan penting mengenai:
1) Analisis kebutuhan pelanggan
2) Penetapan tujuan saluran pemasaran
3) Identifikasi alternatif saluran pemasaran utama 4) Evaluasi alternatif saluran pemasaran utama. d. Kebijakan Periklanan, Promosi, dan Publikasi Perusahaan harus mengkomunikasikan produk dan pelayanan yang disediakan
STIE Putra Perdana Indonesia kepada pelanggan atau pelanggan potensialnya, perantara serta masyarakat
umum untuk memberikan informasi yang tepat tentang manfaat dan keberadaan
InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1098
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia produk tersebut. Suatu bauran komunikasi pemasaran (bauran promosi) dapt terdiri atas kombinasi dari komponen bauran promosi berikut:
1) Pengiklanan, mencakup semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa, oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
2) Pemasaran langsung, penggunaan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respons dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu
3) Promosi penjualan, merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk atau jasa.
STIE Putra Perdana Indonesia 4) Hubungan masyarakat dan publisitas. Berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
5) Penjualan personal, merupakan interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjuan
III.METODELOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode Studi kepustakaan (Library Research) Yaitu suatu teknik pengumpulan data melalui bacaan-bacaan atau literatur yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
STIE Putra Perdana Indonesia Data ini merupakan data tambahan untuk melengkapi bahan-bahan penyusunan laporan dalam bentuk teori dan pengertian yang sangat erat kaitannya dengan manajemen khususnya menyangkut fungsi manajemen pemasaran.
Selain itu, penilitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, karena
penelitian ini tidak menggunakan skala numerek, dalam bentuk wawancara secara langsung terhadap pihak yang terkait secara langsung dengan objek sasaran
penelitian guna mendapatkan penjelasan mengenai kebijakan perusahaan dalam program manajemen pemasaran. Serta melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian untuk memperoleh data dan informasi tambahan yang diperlukan. Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah pada bagian fungsi
STIE Putra Perdana Indonesia pemasaran PT. Xin Yuan Steel Indonesia yang beralamat di Jalan Raya Serang KM
25,5 Desa Sentul Jaya, Balaraja Kabupaten Tangerang. Sedangkan subjek
InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1099
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia penelitiannya adalah mengenai audit manajemen fungsi marketing pada PT. Xin Yuan Steel Indonesia.
Sedangkan teknik analisa data, dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut :
1. Audit Pendahuluan
2. Review Pengujian dan Pengendalian Manajemen 3. Pemeriksaan Terperinci 4. Pelaporan.
STIE Putra Perdana Indonesia IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian pemasaran dalam hal ini di wakili oleh saudara Nangcik, S.E., M.M. dan pengamatan langsung dilapangan, didapat informasi bahwa PT. Xin Yuan Steel Indonesia belum ada audit manajemen
fungsi pemasaran, dikarenakan belum adanya bagian audit internal pada perusahaan. Khusus menyangkut masalah pencapian hasil penjualan tahun 2013 – 2015 dapat digambarkan pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Data Penjualan terhadap Rencana Penjuanlan (Dalam Ribuan)
STIE Putra Perdana Indonesia PERIODE
REALISASI
RENCANA
PENJUALAN
PENJUALAN
SELISIH
%
2013
92.985.765,00
91.500.000,00
1.485.765.00
1.62 %
2014
93.750.635,00
92.750.000,00
1.000.635.00
1.08 %
2015
94.811.295,00
95.000.000,00
(188.705)
(0.12 %)
TOTAL
281.547.695.00
279.250.000,00
2.297.695
0.86 %
Sumber : PT. Xin Yuan Steel Indonesia, 2016
Dari data sebagaimna terlihat pada tabel di atas, dapat dijelaskan baahwa : 1) Realisasi penjualan terhadap rencana penjualan pada tahun 2013 memberikan keuntungan sebesar 1,62 %. Hal ini menunjukkan adanya
STIE Putra Perdana Indonesia keberhasilan bagian pemasaran, dimana realisasi penjualan melampaui rencana penjualan yang ditetapkan.
InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1100
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia 2) Untuk penjualan pada tahun 2014, mengalami sedikit penurunan dari hasil yang diperoleh pada tahun 2012, dimana nilai keuntungan yang didapatkan sebesar 1.08%.
3) Sedangkan dari data penjualan pada tahun 2015, yang semula diharapkan
akan melampau dari target penjualan yang direncanakan, ternyata mengalami penurunan yang cukup berarti, karena hasil yang didapatkan jauh dibawah rencana penjualan, dengan nilai negatif sebesar 0.12%. Terjadinya fluktuatif terhadap realisasi dari target penjualan, perlu
mendapatkan pehatian dari pihak manajemen, khususnya bagian pemasaran, agar
STIE Putra Perdana Indonesia tidak memberikan pengaruh pada bagian-bagian lain, misalnya menyangkut masalah produktivitas perusahaan.
2. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis akan membahas permasalahan
yang didapatkan dengan menggunakan tahapan audit manajemen. Tahapan-tahapan tersebut adalah :
2.1 Audit Pendahuluan. Pada tahapan ini, penulis menghimpun data yang diperlukan berdasarkan
STIE Putra Perdana Indonesia hasil wawancara, serta pengamatan langsung dilapangan. Proses audit pendahuluan, dilakukan dengan cara :
a. Pembicaraan awal dengan Manager HRD PT. Xin Yuan Steel Indonesia,
sebagai wakil perusahaan yang dapat memberikan informasi yang diperlukan.
b. Mengumpulkan data informasi mengenai sejarah pendirian perusahaan,
produk yang dihasilkan, dan struktur organisasi serta uraian tugas masingmasing bagian. c. Melakukan wawancara dengan manajer dan staf pemasaran lainnya untuk mendapatkan data pendukung.
STIE Putra Perdana Indonesia d. Melakukan pengamatan atas kegiatan pemasaran. e. Membuat ikhtisar dan temuan penting.
InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1101
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia Hasil yang diperoleh pada tahap audit pendahuluan ini, memberikan
kemudahan bagi penulis dalam melakukan analisis audit manajemen fungsi pemasaran.
2.2 Review Pengujian dan Pengendalian Manajemen
Dari hasil wawancara dan pengamatan langsung, dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya PT. Xin Yuan Steel Indonesia sudah memilki system pengendalian yang cukup baik. Meskipun demikian, bukan berarti perusahaan tidak memiliki kelemahan-kelemahan dalam hal pengendalian kegiatan perusahaan yang
STIE Putra Perdana Indonesia telah ditetapkan perusahaan.
Hasil dari review dan penilaian dari sistim pengendalian manajemen
terhadap fungsi pemasaran PT. Xin Yuan Steel Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan sudah memiliki struktur organisasi yang cukup jelas yang disertai dengan tugas serta wewenang masing-masing bagian.
b. Perusahaan telah menetapkan saluran distribusi yang tepat untuk menyalurkan produksinya. c. Perusahaan telah memiliki standar operasional secara rinci menjelaskan alur kerja setiap bagian dari perusahaan d. Letak perusahaan yang strategis, memberi kemudahan bagian pemasaran
STIE Putra Perdana Indonesia dalam menjalankan fungsi pemasaran produk perusahaan.
e. Perusahaan belum memiliki pedoman baku sistim akuntansi dan sistim
pemasaran secara tertulis sebagai acuan dalam menjalankan fungsi dan kedudukannya.
f. Perusahaan tidak melakukan rotasi karyawan secara berkala terhadap bagian pemasaran.
g. Terdapat rangkap jabatan pada beberapa staff bagian pemasaran. h. Perusahaan belum memiliki auditor internal dan staff akuntan yang berfungsi sebagai internal auditor.
STIE Putra Perdana Indonesia 2.3 Pemeriksaan Terperinci dan Rekomendasi
Atas dasar temuan audit dalam penelitian yang dilakukan, maka dapat
dijelaskan secara terperinci dan dikembangkan lebih lanjut, kemudian diberikan
InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1102
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia rekomendasi. Tahapan ini merupakan bagian yang sangat kritis dari tindakan manajemen audit, karena mekanisme yang berjalan harus dapat meyakinkan dan mempengaruhi manajemen untuk mengambil kebijakan yang disarankan.
Beberapa temuan audit yang telah teridentifikasi dari tahapan-tahapan audit
sebelumnya dan bentuk rekomendari yang diberikan dapat digambarkan secara rinci berikut ini :
Tabel 4.2. Hasil Pengujian Terperinci PT. Xin Yuan Steel Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia KONDISI Terjadi rangkap jabatan oleh beberapa karyawan
KRITERIA Tidak boleh terjadi rangkap jabatan
SEBAB Terjadi rangkap jabatan oleh beberapa karyawan
AKIBAT Memberikan kesempatan untuk melakukan kecurangan dan membuat beban kerja yang berlebihan
Perusahaan tidak memberikan pelatihan kerja karyawan
Perusahaan seharusnya mengadakan pelatihan yang memadai
Perusahaan tidak mengadakan pelatihan kerja karyawan
Perusahaan tidak melakukan rotasi karywan
Perusahaan seharusnya melakukan rotasi karyawan secara berkala untuk mencegah serta memperkecil kesempatan melakukan kecurangan
Perusahaan tidak melakukan rotasi karyawan secara berkala
Karyawan menjadi kurang terlatih. Sehingga tidak memahami fungsi yang harus dijalankan dan susah beradaptasi pada lingkungan kerja. Kinerja karyawan kurang maksimal Karyawan bersangkutan dapat melakukan kecurangan dalam menjalankan tugasnya serta mengakibatkan tingkat kejenuhan yang tinggi dalam bekerja
REKOMENDASI Melakukan pemisahan jabatan secara jelas dari masing-masing karywan. Selain itu, perusahaan disarankan untuk menambah jumlah karyawan dengan tujuan menutupi kekurangan karyawan pada posisi tertentu Melaksanakan pelatihan karyawan yang memadai secara berkala untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian kerja karyawan
STIE Putra Perdana Indonesia Melakukan rotasi karyawan pada posisi-posisi jabatan yang ada secara berkala. Seperti pada posisi penjualan dan pemasaran
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1103
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia KONDISI Perusahaan tidak memiliki pedoman baku secara tertulis
KRITERIA Perusahaan seharusnya memiliki pedoman baku secara tertulis
SEBAB Perusahaan tidak memiliki pedoman baku secara tertulis
AKIBAT Karyawan bersangkutan dapat tidak mematuhi atau mengikuti peraturan, kebijakan serta prosedur yang telah dibuat oleh perusahaan
Perusahaan tidak memiliki internal auditor
Perusahaan seharusnya memiliki auditor
Perusahaan tidak memiliki aditor internal
Hasil Pemeriksaan yang dilakukan akuntan dan laporan yang dibuat diragukan kebenarannya
REKOMENDASI Perusahaan harus membuat pedoman baku secara tertulis, supaya karyawan mematuhi prosedur, peraturan, dan kebijakan yang dibuat oleh perusahaan Perusahaan diharapkan merekrut auditor internal yang bertugas membantu manajemen melaksanakan tanggung jawab dalam member analisis, saran, penilaian, dan komentar mengenai pemeriksaan yang dilakukannya.
STIE Putra Perdana Indonesia Demikian beberapa temuan audit dan rekomendasi yang dapat disampaikan kepada pihak manajemen PT. Xin Yuan Steel Indonesia. Dengan adanya temuan dan rekomendasi ini, maka pihak manajemen dapat melakukan perbaikan dari kelemahan dan kekurangan perusahaan.
STIE Putra Perdana Indonesia 2.4 Pelaporan
Hasil akhir dari manajemen audit adalah tahap pelaporan hasil audit. Pada
tahapan ini temuan dan rekomendasi untuk perbaikan kelemahan dan kekurangan
perusahaan dilaporkan kepada pihak manajemen perusahaan sebagai dasar untuk mendorong dilakukannya tindakan perbaikan dan atau untuk bahan informasi.
Keputusan untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dari pelaporan
ini, sepenuhnya ada pada pihak manajemen. Hanya saja bila kelemahan-kelemehan tersebut tidak segera diperbaiki, dapat saja berakibat pada kondisi yang lebih buruk pada bagain pemasaran, dan pada akhirnya akan memberikan kerugian perusahaan.
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1104
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia V. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara serta analisis yang telah
dilakukan terhadap fungsi pemasaran (marketing) melalui tahapan audit manajemen
bagian pemasaran, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa aktivitas fungsi pemasaran PT. Xin Yuan Steel Indonesia telah berjalan dengan baik, meskipun ada beberapa hal yang perlu disempurnakan agar plus minus hasil bidang pemasaran dapat diatasi. .
STIE Putra Perdana Indonesia 2. Saran
Setelah melakukan peneltian dengan mengikuti tahapan audit manajemen,
maka penulis dapat memberikan saran pada PT. Xin Yuan Steel Indonesia, Balaraja Tangerang, sebagai berikut :
1) Perusahaan agar melakukan pemisahan jabatan secara jelas dari masingmasing karyawan. Selain itu, perusahaan disarankan untuk menambah jumlah karyawan dengan tujuan menutupi kekurangan karyawan pada posisi tertentu 2) Perusahaan agar melaksanakan pelatihan karyawan yang memadai secara berkala untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian kerja karyawan
STIE Putra Perdana Indonesia 3) Perusahaan agar melakukan rotasi karyawan pada posisi-posisi jabatan yang ada secara berkala. Seperti pada posisi penjualan dan pemasaran
4) Perusahaan harus membuat pedoman baku secara tertulis, supaya karyawan mematuhi prosedur, peraturan, dan kebijakan yang dibuat oleh perusahaan
5) Perusahaan diharapkan merekrut auditor internal yang bertugas membantu manajemen melaksanakan tanggung jawab dalam member analisis, saran, penilaian, dan komentar mengenai pemeriksaan yang dilakukannya
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1105
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, Gunawan, 2010, Manajemen Pemasaran, Analisis Untuk Perancangan Strategi Pemasaran, UPP STIM YKPN, Yogyakarta
Alvin A. Arens et al., 2003, Auditing dan Pelayanan Verifikasi : Pendekatan Terpadu, Edisi 9, Jilid 1, Jakarta : PT. INDEKS Kelompok Gramedia.
Amin Widjaja Tunggal, 2003, Audit Manajemen Kontemporer, Edisi revisi, Jakarta : Penerbit Harvarindo. Ayu Dwi Rahmaniyah, 2013, Operational Audit of Marketing Function, study case
STIE Putra Perdana Indonesia at collective life insurance Bumiputera 1012 of Surabaya Region
Defriana, Lia (2010) Audit Manajemen Atas Fungsi Pemasaran Untuk Pengembangan Kinerja Pemasaran (Studi Kasus pada PT. Arindo Garmentama). Other thesis, UNIKA SOEGIJAPRANATA.
Ginting, Nembah E. Hartimbul, 2011, Manajemen Pemasaran, Yaama Widya, Bandung
IBK Bayangkara, 2008, Audit Manajemen : Prosedur dan Implementasi, Penerbit Salemba empat.
IBK Bayangkara, 2011, Audit Manajemen : Prosedur dan Implementasi, Penerbit Salemba empat Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2008, Manajemen Pemasaran, Erlangga
STIE Putra Perdana Indonesia Jakarta
Kotler, Phlip et al, 2004, Manajemen Pemasaran : Perspektif Asia, Edisi 3, Jilid 1, Penerbit PT. INDEKS Kelompok Gramedia.
Moeleong, J. Lexy. 2009. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya Mulyadi dan Kanaka Purwadiredja. 1998. AuditingEdisi kelima. Salemba Empat. Jakarta
Sugiyono, 2015, Metode Penelitian & Pengembangan Research and Development. Alfabeta, Bandung Tjiptono, Fandy, 2008. Strategi Pemasaran. Edisi ke 3. Yogyakarta: Andi Trisno Musanto, 2004, “Faktor-faktor Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas
STIE Putra Perdana Indonesia Pelanggan : Studi Kasus pada CV. Sarana Media Advertising Surabaya”, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 6, No. 2:123-136.
InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1106
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Des 16
STIE Putra Perdana Indonesia Wilson Arafat, 2005, The Real Power of Marketing Audit, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Yuni Syahirman dan Umiyati Idris, 2009, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Citrabooks Indonesia, Palembang
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 14 ; Des 2016
Page 1107