Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
STIE Putra Perdana Indonesia PENGUJIAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL OLEH AUDIT INTERNAL ATAS AKTIVITAS PEMBELIAN OBAT KIMIA
LABORATORIUM DI BAGIAN UMUM PADA PT CARUSRIN
Sukiranto
Dosen Tetap pada STIE Putra Perdana Indonesia
ABSTRACT
STIE Putra Perdana Indonesia Tujuan penelitian ini ,untuk mengidentifikasi desain pengujian pengendalian terhadap sistem pengendalian intern atas pelaksanaan aktivitas pembelian bahan
obat kimia laboratorium berjalan efektif dan efisiensi pada PT Casurin. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, observasi serta studi literaur Penliti menggunakan metode fixed sample size attribute sampling, Data yang diperoleh kemduian
diakumulasi selanjutnya di analisis dengan
metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil pengujian pengendalian yang dilakukan, bahawa pengendalian intern atas aktivitas pembelian bahan baku obat kimia untuk laboratorium berjalan efektif dan efiensi di bagian umum
STIE Putra Perdana Indonesia Key Words: Sistem Pengendalian Intern, Sistem Pembelian dan attribute sampling
PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi kuartal pertrama di tahun 2015 dan usaha di Indonesia
yang lambat sebesar 4.75 %. Membutuhkan monitoring dan control terhadap seluruh
aktivitas perusahaan. Sebagian besar perusahaan tidak mampu bertahan dalam melakukan
kegiatan usahanya disebabkan sistem pengendalian internal dimiliki
perusahaan tersebut tidak memadai. Sistem pengenedalian yang baik yaitu suatu sistem yang memberikan gambaran mengenai informasi akuntansi di dalam
STIE Putra Perdana Indonesia perusahaan yang berguna untuk membantu perusahaan dalam menjalankan usahanya.
PT Casurin sebagai perusahaan jasa lab tambang . Dalam menjalankan
usahanya perusahaan ini melakukan pembelian bahan bahan obat kimia dari pemasok
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 925
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
STIE Putra Perdana Indonesia tetap dan menyimpannya dalam gudang persediaan selanjutnya digunkana dalam
pemeriksaan kandungan batu bara dan coal dan mineral. Hal ini berarti perusahaan melakukan transaksi pembelian bahan kimia dagangan secara kredit dengan pemasok
tetap. Pada PT Casurin transaksi pembelian merupakan salah satu bagian dari siklus
pengeluaran yang menjadi aktivitas yang bersifat rutin. Mengingat begitu pentingnya sistem pembelian barang tersebut bagi perusahaan tersebut, maka perlu diadakannya sistem pengendalian yang baik dan efektif, sehingga dapat mengatasi kecurangan
yang mungkin terjadi, ketidakefisienan, dan melindungi kelemahan manusia dari kemungkinan terjadinya kesalahan atau ketidakberesan. Untuk mengetahui baik
STIE Putra Perdana Indonesia tidaknya suatu sistem, maka dapat dilakukan pengujian adanya ketaatan terhadap pengendalian intern sistem tersebut.
Pengujian adanya ketaatan terhadap pengendalian intern dapat dilakukan
dengan cara pengujian pengendalian terhadap tingkat kepatuhan pengendalian intern. Pada pengujian pengendalian tingkat kepatuhan tersebut, auditor tidak hanya
berkepentingan terhadap eksistensi unsur-unsur pengendalian intern. Namun, auditor juga berkepentingan terhadap tingkat kepatuhan klien terhadap pengendalian intern. Pemeriksaan bukti transaksi dapat dilakukan dengan pemeriksaan secara sampling (audit sampling) yaitu dengan melakukan pengujian terhadap karakteristik sebagian bukti (sample) untuk membuat kesimpulan dari seluruh bukti (populasi).
STIE Putra Perdana Indonesia Penelitian yang dilakukan terhadap prosedur pembelian secara kredit
menggunakan model pengujian fixed sample size attribute sampling, sedangkan
dokumen yang digunakan dalam pengujian ini yaitu dokumen purchase order tahun 2014. Pengujian ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian intern
sistem pembelian secara kredit pada PT Casurin Berkaitan dengan efektivitas
pengendalian intern sistem pembelian PT Carsurin. maka masalah pokok penelitian ini adalah: desain pengujian pengendalian terhadap sistem pengendalian intern atas pelaksanaan aktivitas pembelian bahan obat kimia laboratorium berjalan efektif dan efisiensi pada PT Casurin.
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 926
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
STIE Putra Perdana Indonesia Landasan Teori
Audit Setiap badan usaha baik yang bertujuan untuk memaksimalkan laba maupun nirlaba membutuhkan audit. Audit dapat dilakukan oleh Auditor eksternal atau auditor internal. Biasanya auditor eksternal melakukan audit atas laporan keuangan
suatu perusahaan dengan tujuan untuk menjamin keandalan laporan keuangan perusahaan tersebut. Sedangkan audit yang dilakukan oleh pihak internal selain
STIE Putra Perdana Indonesia bertujuan juga untuk menjamin keandalan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh manajemen perusahaan, audit tersebut bertujuan untuk menjamin bahwa perusahaan
telah melaksanakan peraturan dan perundangan. Audit internal dapat juga dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan. Mengingat penting audit
atas asersi suatu entitas, maka audit harus dilaksanakan dengan menggunakan tahaptahap yang terstruktur. Proses audit Internal atas sistem pengendalian internal dibagi
dalam tahap-tahap berikut: 1. Penerimaan penugasan dari mangemen. 2. Perencanaan Audit: Setelah auditor internal menerima penugasan, langkah berikutnya yang perlu ditempuh adalah merencanakan audit. Tahap-tahap yang harus dilakukan dalam merencanakan audit adalah memahami sistem pengendalian internal
membuat
STIE Putra Perdana Indonesia program audit. 3) Pelaksanaan Pengujian pengendalian Audit: Tahap pelaksanaan
pengujian disebut juga dengan pekerjaan lapangan. Tujuan utama pelaksanaan pekerjaan lapangan ini adalah untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas
pengendalian intern klien 4. Pelaporan Audit: Tahap akhir pekerjaan audit atas
laporan keuangan adalah pelaporan audit berbentuk managemen latter. Pelaksanaan
tahap ini harus mengacu ke standar pelaporan. Ada dua langkah penting yang dilaksanakan oleh auditor dalam pelaporan audit ini: (1) menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik simpulan,
Pengertian Pengendalian Intern COSO(Committee of Sponsoring Organizations) yaitu suatu proses yang dipengaruhi
STIE Putra Perdana Indonesia oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang
dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam halhal berikut:
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 927
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
STIE Putra Perdana Indonesia a. Keandalan pelaporan keuangan.
b. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku. c. Efektivitas dan efisiensi operasi.
Romney dan John (2004:229) “pengendalian intern adalah rencana organisasi dan
metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan handal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan”. Komponen-Komponen Pengendalian Intern
STIE Putra Perdana Indonesia COSO menyatakan adanya lima komponen struktur pengendalian intern yang saling berkaitan, yaitu:
a. Lingkungan Pengendalian Lingkungan
pengendalian
mempengaruhi
suasana
suatu
organisasi,
mempengaruhi kesadaran tentang pengendalian kepada orang-orangnya dan
merupakan landasan bagi komponen-komponen pengendalian lainnya, dengan menciptakan disiplin dan struktur.
b. Pengendalian Risiko Perhitungan risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko suatu perusahaan berkenaan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku
STIE Putra Perdana Indonesia umum.
c. Pemgendalian Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi yang berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang
mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metoda dan catatan-catatan yang digunakan
untuk
mengidentifikasi,
menggabungkan,
menganalisis,
menggolongkan, mencatat, dan melaporkan transaksi perusahaan (termasuk pula kejadian-kejadian dan kondisi) dan menyelenggarakan pertanggungjawaban atas
aktiva dan kewajiban yang bersangkutan. Komunikasi menyangkut pemberian pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggung jawab masing-masing individu berkenaan dengan struktur pengendalian intern atas pelaporan keuangan.
STIE Putra Perdana Indonesia d. Pengendalian aktivitas
pengendalian aaktivitas meliputi kebijakan dan prosedur yang membantu
meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan prosedur
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 928
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
STIE Putra Perdana Indonesia tersebut membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan.
e. Pengendalian Pemantauan
Pemantauan adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian intern sepanjang masa. Hal itu menyangkut penilaian tentang rancangan dan pelaksanaan operasi pengendalian oleh orang yang tepat untuk setiap periode waktu tertentu, untuk menentukan bahwa struktur pengendalian intern telah berjalan sesuai dengan yang dikehendaki dan bahwa modifikasi yang diperlukan
STIE Putra Perdana Indonesia karena adanya perubahan-perubahan kondisi telah dilakukan. Ada dua tipe pengujian pengendalian yaitu:
a. Concurrent tests of control yaitu pengujian pengendalian yang dilaksanakan auditor seiring dengan prosedur untuk memperoleh pemahaman mengenai struktur pengendalian intern klien.
b. Pengujian pengendalian tambahan atau yang direncanakan (additional or
planned tests of control) yaitu pengujian yang dilaksanakan auditor selama pekerjaan lapangan. Ada empat prosedur untuk melaksanakan pengujian pengendalian, yaitu:
STIE Putra Perdana Indonesia 1) Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan .
2) Pengamatan terhadap karyawan klien dalam melaksanakan tugasnya. 3) Flow chart. 4) Narrative
Adapaun teknik nya.
a. Pengujian pertanyaan kepada para karyawan berkaitan dengan kinerja tugas mereka.
b. Pengamatan atau observasi terhadap personel dalam melaksanakan tugas mereka. c. Menginspeksi dokumen dan catatan. d. Melakukan penghitungan kembali atau reperforming. e. Konfirmasi
STIE Putra Perdana Indonesia f. Analisis
g. Tracing atau pengusutan
h. Vouching atau penelusura
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 929
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
STIE Putra Perdana Indonesia Pengujian Pengendalian
Pengujian Pengendalian adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk menentukan efektifitas desain dan/atau operasi pengendalian intern.
a. Pengujian Pengendalian Bersamaan (Concurrent Tests of Controls)
Pengujian pengendalian bersamaan dilaksanakan oleh auditor bersamaan waktunya dengan usha pemerolehan pemahaman atas pengendalian intern. Pengujian ini dilakukan oleh auditor, baik dalam strategi pendekatan terutama substantif maupun dalam pendekatan risiko pengendalian rendah.
STIE Putra Perdana Indonesia b. Pengujian Pengendalian Tambahan atau Pengujian Pengendalian yang Direncanakan
Pengujian pengendalian dilakukan oleh auditor dalam pekerjaan lapangan. Pengujian
pengendalian ini dapat memberikan bukti tentang penerapan semestinya kebijakan dan prosedur pengendalian secara konsisten sepanjang tahun yang diaudit. c. Jenis Pengujian Pengendalian
Jenis pengujian pengendalian yang dapat dipilih auditor dalam pelaksanaan pengujian pengendalian adalah: (1) Permintaan keterangan, (2) Pengamatan, (3) Inspeksi, (4) Pelaksanaan kembali. d. Waktu Pelaksanaan Pengujian Pengendalian
STIE Putra Perdana Indonesia Waktu pelaksanaan pengujian pengendalian berkaitan dengan kapan prosedur
tersebut dilaksanakan dan bagian periode akuntansi dimana prosedur tersebut berhubungan. Pengujian pengendalian tambahan dilaksanakan dalam pekerjaan intern, yang dapat dalam jangka waktu beberapa bulan sebelum akhir tahun yang diaudit.
e. Lingkup Pengujian Pengendalian
Semakin luas lingkup pengujian pengendalian yang dilakukan oleh auditor, akan dapat dikumpulkan bukti lebih banyak mengenai efektifitas pengendalian intern. Semakin banyak orang yang dimintai keterangan tentang pengendalian intern atas asersi tertentu, semakin banyak bukti yang dapat dikumpulkan oleh auditor untuk
STIE Putra Perdana Indonesia menilai efektifitas pengendalian intern atas asersi tersebut. f. Program Audit untuk Pengujian Pengendalian
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 930
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
STIE Putra Perdana Indonesia Keputusan yang diambil oleh auditor berkaitan dengan jenis, lingkup, dan saat
pengujian pengendalian harus didokumentasikan dalam suatu program audit dan kertas kerja yang bersangkutan.
g. Kerja Sama Dengan Auditor Intern Dalam Pengujian Pengendalian
Bilamana auditor independen melakukan audit atas laporan keuangan entitas yang memiliki fungsi audit intern, auditor independen dapat (1) melakukan koordinasi pekerjaan auditnya dengan auditor intern, dan/atau (2) menggunakan auditor intern untuk menyediakan bantuan langsung dalam audit.
STIE Putra Perdana Indonesia h. Pengujian dengan tujuan ganda (dual-purpose tests)
Jenis pengujian semacam ini diebut dengan istilah “pengujian dengan tujuan ganda”. Bilamana jenis pengujian ini dilaksanakan, auditor harus mendesain pengujiannya sedemikian rupa sehingga ia dapat mengumpulkan bukti tentang efektifitas pengendalian intern sekaligus mendapatkan bukti tentang kekeliruan moneter dalam akun
Populasi dan sampel Sebelum melakukan pengujian, baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif, auditor harus mengumpulkan bukti. Bukti yang dapat digunakan sebagai pendukung laporan audit adalah seluruh data akuntansi dan informasi
STIE Putra Perdana Indonesia penguat yang digunakan oleh perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. Seluruh bukti ini merupakan populasi bukti audit. Menurut Copper dan Schindler ( 2006:112) Populasi merupakan kumpulan seluruh obyek yang ingin kita ketahui
besaran karakteristiknya. Pengujian dengan menggunakan seluruh anggota populasi dapat menghasilkan hasil yang akurat, karena dikumpulkan dari semua bukti. Tetapi penggunaan populasi memakan waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang tinggi. Untuk menghemat waktu sekaligus menghemat biaya, dan
mendapatkan informasi yang dapat digeneralisir dengan data populasi, auditor dapat menggunakan sampel Menurut PSA No. 26 Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari seratus persen unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi
STIE Putra Perdana Indonesia dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut. Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam audit sampling yaitu non statistical dan statistik. Pada non statistical, auditor tidak InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 931
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
STIE Putra Perdana Indonesia menggunakan teknik menggunakan teknik statistik untuk menentukan ukuran sampel, pemilihan sampel dan atau pengukuran risiko sampling pada saat mengevaluasi hasil sampel. Sedangkan sampling statistik (statistical sampling) menggunakan
hukum
probabilitas
untuk menghitung ukuran
sampel
dan
mengevaluasi hasil sampel, dengan demikian memungkinkan auditor untuk
menggunakan ukuran sampel yang paling efisien dan mengkuantifikasi risiko sampling untuk tujuan mencapai kesimpulan statistik atas populasi. Sampling pada pengujian Statistical Sampling
STIE Putra Perdana Indonesia Models Statistical sampling dibagi menjadi dua: attribute sampling dan variabel
sampling. Attribute sampling atau disebut pula proportional sampling digunakan
terutama untuk menguji efektivitas pengendalian intern (dalam pengujian pengujian.
Attribute Sampling Model: Ada tiga model attribute sampling: 1. Fixed-sample-size attribute sampling 2. Stop or go sampling 3. Discovery sampling Attribute Sampling
Sampling atribut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu “menggunakan rumus statistik” dan “menggunakan tabel”. Yang dipelajari pada modul ini adalah metode sampling atribut yang menggunakan tabel. Dalam metode ini, penentuan unit sampel serta evaluasi hasil samplingnya ditetapkan dengan menggunakan tabel.
STIE Putra Perdana Indonesia Tahapan dan proses pelaksanaan Sampling Atribut yang menggunakan table dilaksanakan sebagai berikut: 1)
Menyusun Rencana Audit
2) Menetapkan Jumlah/Unit Sampel 3) Memilih Sampel 4) Menguji Sampel
5) Mengestimasi Keadaan Populasi 6) Membuat Simpulan Hasil Audi
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
STIE Putra Perdana Indonesia Pengujian Ketaan terhadap pengendalian intern.
Pengumpulan dan pendokumentasian informasi tentang desain operasional pengendalian intern yang berlaku di perusahaan dilakukan dengan Kuesioner
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 932
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
STIE Putra Perdana Indonesia pengendalian intern baku (standart internal control questionnaire). Pertanyaan kuesioner pengendalian intern baku diajukan kepada bagian terkait dengan sistem pembelian barang dagang. Berdasarkan prosedur permintaan pembelian, order
pembelian, penerimaan barang dan pencatatan utang, Dari 25 pertanyaan yang diajukan, sebanyak 23 pertanyaan tentang pengendalian intern perusahaan dijawab “Ya” dan 2 pertanyaan dijawab “tidak dapat diterapkan”. Hasil wawancara melalui kuesioner pengendalian intern tersebut, unsur-unsur yang dipenuhi oleh PT Carsurin adalah:
STIE Putra Perdana Indonesia a.Struktur Organisasi
Struktur organisasi pada PT Carsurin dalam analisis eksistensi sistem pengendalian intern sistem pembelian barang dagang dapat diketahui sebagai berikut:
1) Fungsi pembelian terpisah dari fungsi penerimaan barang. 2) Fungsi pembelian terpisah dari fungsi akuntansi. 3) Fungsi pembelian terpisah dari fungsi gudang. 4) Fungsi gudang terpisah dari fungsi akuntansi. 5) Fungsi penerimaan barang terpisah dari fungsi akuntansi.
6) Transaksi pemesanan barang dagang, pencatatan transaksi pembelian dan
STIE Putra Perdana Indonesia pencatatan hutang dagang dilaksanakan sesuai dengan tugas dan wewenang fungsi yang terkait.
b.Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
1) Surat permintaan pembelian dan purchase order diotorisasi oleh bagian yang terkait.
2) Pencatatan terjadinya utang didasarkan pada bukti kas keluar yang didukung dengan purchase order, delivery order, dan invoice dari pemasok.
3) Pencatatan ke dalam kartu utang dan register bukti kas keluar
(voucher
register) diotorisasi oleh fungsi akuntansi. c. Praktik yang Sehat 1) Penggunaan formulir purchase order menggunakan formulir bernomor urut
STIE Putra Perdana Indonesia tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian.
2) Terdapat pengecekan terhadap harga, syarat pembelian, dan ketelitian perkalian dalam faktur dari pemasok sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar.
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 933
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
STIE Putra Perdana Indonesia 3) Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam buku besar.
4) Pembayaran faktur dari pemasok dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai.
5) Bukti kas keluar beserta dokumen pendukungnya distempel “lunas” oleh fungsi pengeluaran kas setelah cek dikirim kepada pemasok.
Berdasarkan pengamatan, wawancara yang telah dilakukan melalui kuesioner pengendalian intern dan informasi yang telah didapat, pada PT Carsurin terdapat
STIE Putra Perdana Indonesia desain operasional pengendalian intern terkait sistem pembelian barang dagang yang
berjalan sesuai dengan kebijakan perusahaan meskipun telah ditemukan beberapa
penyimpangan yang terjadi pada sistem tersebut. Salah satu penyimpangan yang terjadi yaitu perangkapan tugas dan wewenang bagi fungsi logistik. Fungsi logistik
merangkap dua fungsi yaitu fungsi gudang dan fungsi penerimaan barang. Seharusnya kedua fungsi tersebut dipegang oleh dua bagian yang berbeda dengan
tujuan untuk menciptakan kontrol kerja antar pegawai. Hal ini sesuai dengan salah satu syarat organisasi untuk kontrol pengendalian intern yang baik yaitu tidak diperbolehkan satu individu untuk memegang kekuasaan dan tanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan. Analisis Efektivitas atas pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
STIE Putra Perdana Indonesia Evaluasi dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut:
Penentuan Attribute untuk Menguji Efektivitas Pengendalian Intern
Attribute adalah karakteristik yang bersifat kualitatif suatu unsur yang membedakan unsur tersebut dengan unsur yang lain. Dalam hubungannya dengan pengujian
pengendalian, attribute adalah penyimpangan dari atau tidak adanya unsur tertentu
dalam suatu pengendalian intern yang seharusnya ada. Beberapa attribute yang dapat diselidiki dalam sistem pembelian barang dagang di PT Carsurin yaitu: 1. Nomor urut dokumen purchase order tercetak dan dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian.
STIE Putra Perdana Indonesia 2. Tanda tangan otorisasi dokumen purchase order dari fungsi pembelian. Penentuan populasi yang Akan Diambil Sampelnya
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 934
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
STIE Putra Perdana Indonesia Populasi adalah keseluruhan jumlah subyek atau obyek yang akan diteliti. Populasi
yang akan diambil dalam pengujian pengendalian sistem pembelian barang dagang
ini adalah arsip dokumen purchase order produk forvita. Arsip dokumen purchase order yang digunakan merupakan dokumen surat pesanan pembelian produk forvita pada tahun 2014. Penentuan Besarnya Sampel Dalam menentukan besarnya sampel yang akan diambil dari populasi secara statistik,
STIE Putra Perdana Indonesia maka harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini:
1) Penentuan tingkat keandalan (Reliability Level) atau confidence level atau disingkat
R%.
Tingkat
keandalan
adalah
probabilitas
benar
dalam
mempercayai efektivitas pengendalian intern. Berdasarkan penilaian awal
tentang desain operasional pengendalian intern, diketahui sistem pengendalian intern PT Carsurin dapat diandalkan. Keyakinan ini didasarkan atas pendapat
yang menyatakan bahwa jika kepercayaan terhadap pengawasan intern cukup diandalkan, disarankan menggunakan tingkat keandalan R% = 95%. 2) Penaksiran persentase terjadinya attribute dalam populasi. Informasi yang tersedia mengenai besarnya taksiran persentase tingkat kesalahan dalam populasi pada PT Carsurin yaitu 1%.
STIE Putra Perdana Indonesia 3) Penentuan batas ketepatan atas yang diinginkan atau DUPL (Desired Upper Precision Limit). Penentuan DUPL didasarkan pada kebiasaan dalam statistical sampling model. Pada tingkat keandalan R = 95%, telah ditentukan DUPL sebesar 5%.
4) Penentuan besarnya sampel.
Besarnya sampel dapat ditentukan menggunakan tabel penentuan besarnya sampel dengan tingkat keandalan (confidence level) sebesar 95%.
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 935
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
STIE Putra Perdana Indonesia Hasil Pemeriksaan Attribute Sampling
Nomor
Keterangan Attribute
Attribute 1.
Nomor
urut
dokumenpurchase
order
Jumlah
Jumlah
Sampel
Kesalahan
110
1
110
0
110
1
tercetak dan dipertanggungjawabkan oleh fungsi pembelian.obat kimia laboratorium yng dilakukan oleh bagian Umum 2.
Tanda tangan otorisasi dokumen purchase
STIE Putra Perdana Indonesia order dari fungsi pembelian.di bagian umum
3.
Kelngkapan dokumen dari fungsi terakiat atas pembelian obat kimia lab di bagian umum
Sumber: PT Carsurin, 2014
6. EvaluasiHasil Pemeriksaan terhadap Attribute Anggota Sampel
Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota sampel dilakukan dengan menggunakan tabel evaluasi hasil yang memiliki tingkat keandalan sesuai yang digunakan untuk menentukan besarnya sampel yang lalu yaitu 95%. Dengan tabel tersebut dapat ditemukan berapa achieved upper precision limit (AUPL).
STIE Putra Perdana Indonesia Pencarian AUPL dilakukan dengan cara sebagai berikut: a.
Menggunakan tabel Evaluasi Hasil: Keandalan 95% terdapat pada lampiran E.
b.
Pencarian angka besarnya sampel yang telah dipilih terdapat pada kolom sample size, dalam hal ini sample size adalah 100.
c.
Dari angka sample size 100 tersebut kemudian pencarian berjalan ke kanan
secara horizontal untuk menemukan angka kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap sampel. d.
Dari angka kesalahan tersebut yang kalau ditarik horizontal ke kiri didapati sample size, kemudianditarik vertikal ke atas untuk menemukan achieved
STIE Putra Perdana Indonesia upper precision limit.
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 936
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
STIE Putra Perdana Indonesia Tabel Evaluasi Hasil: Keandalan 95%
Upper Precision Limit: Percent Rate of Occurence
Sample Size
1
2
3
4
5
6
7
10 20 -
STIE Putra Perdana Indonesia -
100
0
1
Sumber: Mulyadi, 2012
AUPL ini kemudian dibandingkan dengan DUPL untuk menilai apakah unsur pengendalian intern efektif. Sistem pengendalian intern dikatakan efektif, jika
STIE Putra Perdana Indonesia AUPL lebih kecil dari DUPL. Sebaliknya, sistem pengendalian intern dikatakan tidak efektif jika AUPL lebih besar dari DUPL.
Berikut hasil evaluasi pemeriksaan pengendalian intern sistem pembelian barang dagang pada PT Carsurin.
Evaluasi Hasil Pemeriksaan
Nomor
Jumlah
Jumlah
AUPL
DUPL
Efektif
Attribute
Sampel
Kesalahan
1.
100
1
4%
5%
Ya
2.
100
0
3%
5%
Ya
3.
100
1
4%
5%
ya
(Ya/Tidak)
Sumber: PT Carsurin 2014
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 937
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
Dari data diatas, diketahui kedua attribute tersebut mempunyai nilai AUPL yang
lebih kecil dari DUPL. Oleh karena itu pengendalian intern sistem pembelian barang dagang pada PT Carsurin dinilai efektif berdasarkan hasil pengujian pengendalian dengan metode fixed sample size attribute sampling.
Dari dokumen yang digunakan dalam proses pembelian, penerimaan dan persediaan bahan baku terdapat kelemahan yaitu tidak terdapat surat penawaran harga. Penawaran harga hanya dilakukan dengan melakukan negosiasi melalui
STIE Putra Perdana Indonesia telepon, e-mail, atau faximile tampa menggunakan suatu dokumen, hal ini dapat menyebabkan terjadi kesenjangan pada setiap bagian yang terlibat langsung dalam
pengadaan obat kimia karena tidak terbuka dalam hal penentuan harga sebenarnya dalam pembelian .
Dalam proses pembelian kepada pemasok, bagian umum yang ditugaskan
untuk melakukan pembelian tidak menggunakan surat order purchase (sop), setelah material planning memberikan surat permintaan pembelian (spp), personal pembelian segara membuat purchase order (PO) yang kemudian dikirim kepada pemasok melalui e-mail untuk mendapatkan feddbackdari pemasok. Pembelian bahan baku dilakukan secara sistem SP2, dan tidak menggunakan dokumen
STIE Putra Perdana Indonesia pembelian yang memadai, hal ini dapat saja terjadi kecurangan pada proses
pembelian, karena tidak adanya kontrol yang memadai dalam proses pembelian tersebut, terlihat bahwa yang mengetahui tingkat harga dan kuantiti pembelian yang
sebenarnya terbatas pada bagian tersebut dan accounting saja tanpa dokumen surat order pembelian yang berangkap tujuh seperti dalam teori yang di kemukakan pada bab dua.
Proses otorisasi dokumen pada PT Surya Grafitek Cemerlangtelah berjalan sesuai dengan tangga kepemimpinan artinya semua dokumen hanya di otorisasi oleh pimpinan yang berwenang sesuai dengan fungsinya, dan berdasarkan pengamatan lapangan serta pemeriksaan dokumen-dokumen secara berkala maka no urut dokumen tersebut dapat dipantau atau dikendalikan, dalam hal ini PT Surya Grafitek
STIE Putra Perdana Indonesia Cemerlang telah menggunakan dokumen dan formulir yang bernomor urut cetak.
InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 938
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
Di dalam proses penerimaan dan persediaan bahan baku yang di teliti
melalui penelitian dikumen, studi lapangan, dan pengamatan flowchart yang ada, peneliti menyimpulkan bahwa Dari serangkaian alur proses penerimaan hingga
persedian obat kimia baku di PT Carusrin terlihat proses pengendalian intern yang sudah memadai hanya saja pada bagian gudang ini terdapat dua konsentrasi fungsi atau fungsi ganda sehingga dapat mengurangi tingkat efektivitas karyawan dalam bekerja, pada proses penerimaan material tidak terdapat surat penerimaan material secara jelas, petugas gudang hanya mencocokan dengan surat jalan saja, tanpa
STIE Putra Perdana Indonesia menbuat dokumen atau list tanda bukti penerimaan sebagai arsip gudang dan laporan kepada bagian pembelian, hal ini dapat menimbulkan minimnya ketelitian
dalam kuntiti jumlah yang diterima sebenarnya, dan dapat menimbulkan tindak kecurangan pada operator penerimaan dengan admin penerimaan.
Pada proses persediaan yang bertindak dalam menyusun, menjaga, dan
memelihara material releaseadalah mesih menjadi tanggung jawab dan wewenang operator penerimaan gudang, sehingga terdapt fungsi ganda yang membuat fungsi logistik akan sulit untuk dicapai, pada proses persediaan tidak di cantumkan utau up date ke dalam kartu stok, petugas hanya mencocokannya dengan sistem yang ada tanpa tertulis di kartu stok, brerapa jumlah material masuk, jumlah material keluar
STIE Putra Perdana Indonesia dan jumlah sisa stok yang ada, sehingga dalam prosesnya dilapangan seringkali
terjadi kekeliruan terhadap jumlah stok yang ada sebenarnya, hal ini menjadi salah
satu pengaruh besar dalam jumlah kuantiti pembelian, dalam penyaluran material ke
produksi berfokus pada daysheet yang ada, bon pemakaian bahan baku, dan bon pemakaian tambahan bahan baku, dengan pengendalian FIFO, sehingga proses
supportke produksi sangat di perhatikan sekali. Hal ini menjadi pengendalian yang di utamakan dalam persedian stok material yang ada dalam gudang material. Selain itu terdapat bon return produksi yang langsung mengembalikan stok dan menambah
stok bahan baku yang ada, baik secara sistem maupun aktual fisik material, hal ini berpengaruh dalam mengurangi jumlah material yang akan di beli.
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 939
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
Solusi Permasalahan
Setelah peneliti melakukan penelitian dan pengamatan langsung pada PT
carsurin terhadap sistem pembelian obat kimia , maka peneliti memberikan solusi permasalahan sebagai berikut : 1.
Berdasarkan fungsi bagian umum sebaikknya ada petrsonel khususu yang melakukan pengendalian obat kimia yang ada. sebaiknya fingsi penerimaan dan penyimpanan obat kimia terpisah secara fungsional sehingga keakuratan data penerimaan dan persediaan dapat diuji dengan baik, dan dapat
STIE Putra Perdana Indonesia meningkatkan keefektifan dalam bekerja.
2.
dibuat surat order pembelian berangkap sehingga semua bagian mengetahui
secara jelas mengenai data-data pembelian.
3. dibuatnya surat tanda penerimaan bahan baku dan kartu stok sehingga pada proses penerimaan dapat terkontrol denga bagian dan stok persedian yang ada dapat terjaga keakuratannya sehingga pembelian dapat terkendali.
4. Membuat form pengendalian FIFO sehingga keluar masuknya obat dapat terkendali. 5. mengontrol inventori level dengan mengadakan audit secara berkala agar tidak terjadi penumpukan bahan baku di gudang.
STIE Putra Perdana Indonesia KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dan telah dibahas pada bab sebelumnya,maka peneliti dapat meberikan simpulan bahwa;
1. sistem pengendalian intern terhadap persediaan bahan baku di PT Carusrin telah
dilakukan dengan kategori cukup memadai. Hal ini dapat dilihat dari nilai korealsi atas seluruh unsur unsur dalam sistem pengendalian
2. Proses pembelian terhadap peneriamaan dan penyimpanan dan penggunaan persediaan obat kimia PT Carusrin dilakukan dengan efektif
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 940
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Juni 16
SARAN
Setelah peneliti melakukan penelitian dan pengamatan langsung pada PT Carsurin
terhadap aktivitas pembelian obat kimia maka peneliti memberikan saran sebagai berikut :
1. Berdasarkan fungsi gudang yang ada sebaiknya fungsi penerimaan
dan
perediaan obat kimia terpisah secara fungsional sehingga keakuratan data penerimaan dan persediaan dapat diuji dengan baik, dan dapat meningkatkan keefektifan dalam bekerja.
STIE Putra Perdana Indonesia 2. Dibuat surat order pembelian berangkap sehingga semua bagian mengetahui secara jelas mengenai data-data pembelian.
3. Dibuatnya surat tanda penerimaan bahan baku dan kartu stok sehingga pada
proses penerimaan dapat terkontrol denga bagian dan stok persedian yang ada dapat terjaga keakuratannya.
4. Membuat form pengendalian FIFO sehingga keluar masuknya obat kimia dapat terkendali.
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 13 ; Juni 2016
Page 941