STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
PENGARUH INVENTORY TURN OVER,TOTAL ASSETS TURN OVER , GROSS PROFIT ,COMMON SIZE TERHADAP ABNORMAL RETURN
PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA (BEI) OLEH; SUMARYO
STIE Putra Perdana Indonesia Dosen Tetap
STIE PUTRA PERDANA INDONRSIA
ABSTRACT This study is performed to examine the influence of inventory turn over, total aset turn over, gross profit, firm size variable toward Abnormal Return in the companies those are listed in Indonesian Stock Exchange (ISX). The objective of this study is efcect of depent variable variabel inventory turn over, total aset turn over, gross profit, firm size toward Abnormal Return of the companies that is listed in ISX over period 2013.. The analysis technique used here is multiple regression and hypothesis test using t-statistic to examine partial regression coefficient with test T with level of significance 5%. In addition, classical assumption is also performed including normality test, Multicolinearity Test, Heteroscedasticity Test and Autocorrelation Test. And The Processing data with used SPSS 20.00 . From the analysis result, it indicates that the variabel inventory turn over, total aset turn over,and, firm size toward Abnormal Return variable of the companies in ISX on 2013 period on the level of significance less than 5%. While it indicate that gross profit not effect toward abnormal return variable of the companies in ISX on 2013 period on the level of significance less than 5%, Keywords: Inventory turn over, total aset turn over, gross profit, firm size terhadap Abnormal Return.
STIE Putra Perdana Indonesia ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel inventory turn over, total aset turn over, gross profit, firm size terhadap Abnormal Return pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013. Teknik analiss mengggunakan regresi berganda dan uji hipotesis menggunakan ststatistik. untuk menguji koefisien regresi parsial dengan uji tl dengan level of significance 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 575
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelas dan uji Kolmogorov Sminov dengan alat bantu apliksi SPSS versi 20.00 . Dari hasil analisis menunjukkan bahwa variabel variabel inventory turn over, total aset turn over dan, firm size terhadap Abnormal Return manufaktur di BEI periode 2013 pada level of significance kurang dari 5%. Sedangkan gross profitsecara parsial tidak berpengruh terhadap abnormal return perusahaan manufaktur di BEI periode 2013 pada level of significance kurang dari 5%. . Kata Kunci: variabel inventory turn over, total aset turn over, gross profit, firm size terhadap Abnormal Return.
STIE Putra Perdana Indonesia A. Latar Belakang Permasalahan
Pasar modal berperan besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus,yaitu sebagai fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal sebagai fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua pihak berkepentingan yaitu pihak investor dan pihak issuer. .Keberadaan pasar modal, pihak investor dapat menginvestasikan sejumlah dana dengan harapan memperoleh return, sedangkan issuer dapat memanfaatkan dana, untuk kepentingan investasi. Pasar modal sebagai fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kesempatan memperoleh return bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasinya.
Indikator kinerja perusahaan mendapat perhatian utama dari investor karena kinerja tersebut berbasis accounting. James, Earl, dan Fred (2009 : 572) menjelaskan bahwa Perusahaan terbesar di AS pada tahun 1987 mengalami penurunan sebesar 15,4% dari total asset menjadi 7,4% dari total asset di tahun 2000, karena kesalahan manajemen dalam mengelola persediaan dengan jumlah besar,akbatnya aset perusahaan terserap mencapai 40% dari total aset. Oleh sebab itu persediaan perlu dinilai dalam proses akuntansi yang benar. Selanjutnya James, Earl, dan Fred (2009 : 570) menjelaskan bahwa tujuan dari penilaian persediaan adalah untuk memberikan informasi kepada pada investor mengenai kondisi kekayaan perusahaan terakait persediaan. Pratiwi (2007) menemukan bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan kesimpulan yang sama juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Josephine (2009), yakni bahwa perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomis perusahaan dagang yang terdaftar di BEI. Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Sedangkan Belu
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 576
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
(2007) menemukan bahwa perputaran persediaan adalah berpengaruh signifikan terhadap laba kotor dan komponennya. Menurut Nur Fadjrih Asyik dan Sulistyo (2000) dalam penelitian yang dilakukan pada 50 perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta (BEJ), Total Assets Turnover (TATO) mempunyai pengaruh yang positif dan kemampuan yang signifikan dalam memprediksi pertumbuhan laba yang akan datang. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Harningsih, Dr. Raden Supriyanto, S.Si, M.Sc (2011) pada 50 bank umum konvensional yang terdaftar di BEI tahun 2002 – 2010 mendapatkan hasil bahwa TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.
STIE Putra Perdana Indonesia Laba kotor merupakan alat analisa keuangan bagi mangemen untuk memproyeksi laba kotor yang akan diperoleh di masa yang akan datang. Utari (2006) menguji kandungan informasi laba guna pengambilan keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta. Hasil analisis menunjukkan bahwa laba akuntansi berpengaruh terhadap harga dan return saham, namun secara parsial memiliki pengaruh yang berbeda. Pada tingkat signifikansi di level 10% hanya laba akuntansi yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham,Sumaryo(2009) menjelaskan bahawa perubahan laba akuntansi dari kegiatan operasional berpengaruh terhadap comumulative abnormal return artinya pertumbuhan laba opasrional suatu perusahaan direspon positif oleh investor di pasar nodal dan terjadi abnormal returni. Size perusahaan, Miswanto dan Husnan (1999) menjelaskan bahwa size perusahaan berpengaruh terhadap positif terhadap risiko bisnis. Martani (2009) asilnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi return pasar dan abnormal return. Hull (1995) mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan untuk return saham. Artinya informasi tersebut direspon postif oleh investor memicu terjadinnya pengembailan tidak normal (abnormal return).
STIE Putra Perdana Indonesia B. Perumusan Masalah
Untuk mencapai tujuan yang diharapkan peneliti merumuskan masalah sebagai dengan membuat batasan masalah sebagai berikut, yaitu :Bagaimana Inventory Turn Over. Total Asset Turn Over , Gross Profit Gross Profit dan Size perusahaan manufaktur dapat berpengaruh terhadap abnormal return. Pada perusahaan yang terdaftar pada BEI ?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka tujuan peneliti adalah sebagai berikut, yaitu : Untuk menganalisis pengaruh variabel Inventory Turn Over. Total InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 577
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Asset Turn Over, Gross Profit dan Size perusahaan terhadap abnormal return pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada BEI.
D. Metodologi penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian karena menggunakan teknik dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan laporan Inventory Turn Over. Total Asset Turn Over, Gross Profit dan Size perusahaan dan IHSG tahun 2011-2013
STIE Putra Perdana Indonesia E. Telaah Teori
William dkk (2010 : 245) Rasio Perputaran persediaan digunakan untuk mengukur kecepatan pergerakan persediaan dan perubahan penjualan dalam perusahaan. Perputaran persediaan dirumuskan sebagai berikut : Perputaran Persediaan =
HargaPokok Penjualan Rata - rata persediaan
Sedangkan menurut James, dkk (2009 : 615-616), menjelaskan bahwa perhitungan analisis Inventory Turn Over adalah untuk mengukur berapa kali dana dalam persediaan berputar selama satu tahun. ITO =
Harga Pokok Penjualan Persediaan Rata – rata
STIE Putra Perdana Indonesia Selain itu, James dkk ((2009 : 616) menjelaskan bahwa jumlah hari yanh dibutuhkan dalam penjualan dalam persediaan(the number of days sales in inventory), dapat digunakan untuk menghitung perputaran persediaan. Perhitunganya dengan cara membagi persediaan rata – rata dengan harga pokok penjualan per hari atau dapat juga dengan membagi jumlah hari dalam satu tahun dengan tingkat perputaran persediaan. Semakin tinggi angka perputaran persediaannya berarti semakin cepat perusahaan menggunakan persediaannya. Penjelasan ini berbeda dengan Eugene (2009 : 97) yang menjelaskan bahwa rasio perputaran persediaan merupakan hasil bagi antara penjualan dengan persediaan dan dirumuskan sebagai berikut :nya Rasio Perputaran Persediaan InoVasi Volume 10; Nopember 2014
=
Penjualan Persediaan Page 578
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
James M. Reeve dan Carl S. Warren, et. Al., (2008 : 738) menyebutkan bahwa : “The relationship between the volume of goods (merchandise) sold and inventory may be stated as inventory turnover. It is computed by deviding the cost of goods slod by the average inventory.”
Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat yang diberikan oleh Budi Raharjo (2007 : 124) yang menjelaskan bahwa perputaran persediaan (inventory turnover) adalah perbandingan antara jumlah penjualan dengan rata – rata jumlah persediaan selama satu tahun. PSAK 14 (revisi 2011) menjelaskan bahwa persediaan adalah aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Dengan demikian perputaran persediaan merupakan hubungan atau perbandingan antara harga pokok penjualan dengan rata – rata penjualan. Eugene (2009 :100) menjelaskan bahawa Rasio perputaran total aset (total assets turnover)dengan mengukur perputaran dari seluruh aset perusahaan, rasio ini dihitung dengan cara membagi penjualan dengan total aset.”
STIE Putra Perdana Indonesia Rasio Perputaran Total Aset Penjualan = Total Aset Fr. Xaverius Sadikin (2005 : 145) total assets turn over adalah rasio yang digunakan untuk mengukur business growth (pertumbuhan usaha) dengan persamaan :
Total Assets Turnover Sales = Total Assets Budi Rahardjo (2007 : 114),menjelaskan bahaa perputaran total aset (total assets turnover) dengan mebandingkan antara jumlah penjualan perusahaan dengan seluruh aset perusahaan. Oleh sebab itu total assets turnover merupakan rasio yang membandingkan Penjualan dengan Total Asset. . Semakin tinggi rasio ini t, maka semakin efektif mangemen dalam penggunaan asset tersebut. Sehingga manfaat nya dari TATO ini adalah untuk menganalisis efektifitas perusahaan dalam mengelola seluruh assetnya, sehingga dapat diketahui pertumbuhan usahanya. Hal ini sejalan Fr. Xaverius Sadikin (2005 : 145) yang berpendapat bahwa Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover) digunakan untuk mengukur business growth (pertumbuhan usaha). Laba kotor (gross profit ) adalah selisih antara pendapatan dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan. (James dkk, 2009 : 215). James dkk.( 2008 : 251) mennjekaskan bahwa the cost of merchandise sold is subtracted from sales to arrive at gross profit. Laba kotor diperoleh dari hasil pengurangan penjualan dengan harga pokok penjualan. Laba kotor penjualan dapat diperoleh dari selisih hitung antara penjualan bersih perusahaan dengan harga pokok penjualan. (Budi Rahardjo, 2007 :
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 579
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
80).Dengan demikian, laba kotor merupakan hasil dari pengurangan antara penjualan atau pendapatan dengan harga pokok penjualan. Ukuran perusahaan dapat menjelaskan variasi pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan. Siregar dkk (2008), semakin besar ukuran perusahaan, informasi yang tersedia untuk investor dalam pengambilan keputusan sehubungan dengan investasi saham semakin banyak. Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha lebih banyak dari pada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau kebangkrutan akan lebih kecil. Ukuran perusahaan sering dijadikan indicator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dalam ukuran lebih besar dipandang lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya. Hadri Kusuma (2005), ada tiga teori yang secara implisit menjelaskan hubungan antara ukuran perusahaan dan tingkat keuntungan, antara lain :1) Teori teknologi, yang menekankan pada modal fisik, economies of scale, dan lingkup sebagai faktor-faktor yang menentukan besarnya ukuran perusahaan yang optimal serta pengaruhnya terhadap profitabilitas.2)Teori organisasi, menjelaskan hubungan pro fitabilitas dengan ukuran perusahaan yang dikaitkan dengan biaya transaksi organisasi, didalamnya terdapat teori critical resources.3)Teori institusional mengaitkan ukuran perusahaan dengan faktor-faktor seperti sistem perundang-undangan, peraturan antitrust, perlindungan patent, ukuran pasar dan perkembangan pasar keuangan. Semakin besar suatu perusahaan maka kecenderungan penggunaan dana eksternal juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang besar memiliki kebutuhan dana yang besar dan salah satu alternatif pemenuhan dana yang tersedia menggunakan pendanaan eksternal. Perusahaan yang memiliki banyak aset akan dapat meningkatkan kapasitas produksi yang berpotensi untuk menghasilkan laba lebih baik. Total asset bersih atau total aset dapat dijadikan sebagai indikator ukuran perusahaan.Bringham dkk(2001:119) ukuran perushaan dapat dikur darai penjuan. Abnormal return merupakan selisih antara Return aktual dengan return yang diharapkan (Expected Return). Abnormal return dapat dihitung harian, bulanan dan tahunan. Abnormal return Menurut Sumaryo (2009) dirumuskan : ARi t= Ri t - E(R) t-1 Keterangan: ARi t = Abnormal Return saham, Ri t = Actual Return saham i pada periode t,E(R) = Expected return saham i pada periode t-1 Adapun expected return dapat dihitung dengan tiga cara antara lain (1) return ratarata masa lalu, (2) capital asset pricing model (CAPM), dan (3) single market model.). Return yang Diharapkan sama dengan return rata–rata masa lalu, dan pengambilannya menggunakan periode 10 hari, 20 hari dan seterusnya
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 580
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
F. Kerangka pemikiran teoritis Inventory turn over(X1)
erLaba Total Asset Turn Over (X2) Abnormal return
STIE Putra Perdana Indonesia Gross Profit (X3) Firm Size (X4)
Gambar 1.
Kerangka pemikiran teoritis
G. Pengukuran Variabel Variabel independen
STIE Putra Perdana Indonesia Variabel independen yaitu inventory turn over, Total Asset turn Over, Gross Profit, size . inventory turn ove di ukur dari perputaran persediaan dari perbandingan antara selisih harga pokok penjualan dengan jumlah persediaan rerata dari laporan posisi keuangan, total aset inventory turn over diukur dari perbandingan selsish net sales dengan total aset ,. Laba diukur dari laba kotor dalam prosentase dari sales dala laporan laba rugi, dan size perusahaan diukur dari aset bersih. Variabel Dependen Variabel dependen dari penelitian ini adalah abnormal return saham. Abnormal return saham adalah merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi dari return normal. Return normal merupakan return ekspektasi, dengan demikian return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 581
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Adapun nilai saham dalam penelitian ini diambil dari nilai saham 3 hari sebelum dan 3 hari sesudah pengumuman publikasi laporan keuangan tahunan yang tercantum dalam Indonesia Stock Exchange. Langkah-langkah yang digunakan untuk menghitung Abnormal Return Saham adalah sebagai berikut : 1. Mengitung return pasar rata- rata (mean): Persamaan return pasar rata–rata adalah: R
Rm N
STIE Putra Perdana Indonesia Keterangan: R = Return pasar rata-rata per tahun. ∑ = Jumlah Rm = Return pasar N = Banyaknya bulan 2. Mengitung varians return pasar Varians adalah ukuran penyebaran dari suatu data yang menunjukkan standar deviasi. Varians return pasar dihitung : Var ( Rm)
(( Rm Mean( Rm) ( Rm Mean( Rm)) N 1
Keterangan:
STIE Putra Perdana Indonesia Var(Rm) = Varians Return pasar per tahun. ∑ = Jumlah Rm = Return pasar(Return market) Mean(Rm) = Rata rarta return market N = Banyaknya bulan 3. Menghitung covarians return saham dan return market Covarians dapat dihitung sebagai berikut: Cov ( Ri, Rm)
(( Ri Mean( Ri ) ( Rm Mean( Rm)) N
4.Menghitung Beta
saham Beta saham adalah risiko berinvestasi. Beta saham dapat dihitung sebagai berikut: InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 582
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Cov ( Ri, Rm) Var ( Rm)
K eterangan: ß = Beta Saham Cov (Ri, Rm )= Covarians return saham i dan return pasar Ri = Return Saham Rm = Return pasar Varians ( Rm) = Varians Return pasar
STIE Putra Perdana Indonesia 4. menghitug actual return dan expected return tersebut dapat dirumuskan model abnormal return. sebagai berikut: ARit = (Rit –E(Rt))
Keterangan:
ARit = Abnormal return saham i pada periode t Rit = Actual return harga saham i pada periode t E( R)t = Expected return saham i pada periode t
H. Teknik Analisis Teknik analisis data yang digunakan untuk membuktikan hipotesa adalah metode statistik regresi linear berganda. Uji regresi berganda adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara dua atau lebih variabel bebas. Dalam penelitian ini untuk persamaan regresi ganda dirumuskan sebagai berikut (Riduwan, 2010: 253).
STIE Putra Perdana Indonesia Y = α + β1X1it + β2X2it+ β3X3it+ β4X4it
Keterangan Y = Abnormal Return saham perusahaan i pada periode t. α = Koefisien konstanta. β1-5 = Koefisien regresi variabel independent. X1it = Iventory turn Over pada periode t. X2it =total asset turn over pada periode t. X3it=perubahan laba kotor pada periode t. InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 583
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
X4it = Firm size pada periode t.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t dan uji F. akan tetapi sebelum meregresi data, penelti melakukan uji asumsi klasik regresi terlebih dahulu agar model regresi dapat menghasilkan penduga yang tidak bias (sahih), terdiri dari uji normalitas, heteroskedastisitas, multikolinearitas dan autokorelasi. Hasil dan pembahasan 1. Uji Asumsi Klasik
STIE Putra Perdana Indonesia a. Uji normalitas
Untuk menguji data berdistribusi normal atau tidak dilihat dari uji Kolmogorov Sminow. b. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan situasi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2002) deteksi heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik Scatterplot. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari grafik Scatterplot yang dihasilkan terlihat hampir semua titik menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu yang jelas serta tersebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y berrati model regresi bebas dari heteroskedastisitas
STIE Putra Perdana Indonesia c. Uji multikolonearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya satu atau lebih variabel bebas mempunyai hubungan dengan variabel bebas lainnya. Hasil pengujian menunjukkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) semua variabel independen tidak ada yang lebih besar dari 10 dan nilai Tolerance juga tidak ada yang lebih kecil dari 0,10. Sesuai dengan hasil pengujian asumsi multikolinearitas, berarti tidak ada gejala multikolinearitas antar variabel independen pada model regresi yang digunakan.
d. Uji autokorelasi Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai hitung Durbin Watson sebesar 2,299; Sedangkan besarnya DW-tabel: dl (batas luar) = 1,717; du (batas dalam) =
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 584
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
1,819; 4 – du = 2,181; dan 4 – dl = 2,283. Ini berarti nilai du 1,819 < DW 2,299 sehingga model regresi terbebas autokorelasi.
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 585
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
I.
Nopember 14
Pengujian Hipotesis
Tebel 1. Hasil Uji t Coefficientsa Unstandardiz Standar ed dized Std. Bet B Coeffici Coefficients Erro a ents 1 (Constant) 0.78 .060 r Iventory turn 0.232 0.033 7.109 Total Aset turn 0.048 0.068 1.408 over Gros iProfit -0.096 .000 .133 over Firm Size 0.045. .000 .103 a. Dependent Variable: Abnormal Return Saham Model
T
Sig.
STIE Putra Perdana Indonesia 0.000 10.23 0.177 1.872 4 1.960
.000 0.02 0.03 .063 .051
Hasil analisis regresi berganda yang diperoleh dari hasil perhitungan melalui SPSS dapat dilihat pada tabel 1 diatas. bahwa nilai konstanta sebesar 0,78, nilai koefiseens inventory turn over( b1) sebesar 0,232, nilai koefisiens total aset turn over(b2) sebesar 0,048, nilai koefisiens gross profit (b3) sebesar 0,0955, nilai koefsiens nilai Firm Size b5 sebesar 0,045, sehingga diperoleh persamaan: Y= 0,78+0,23 6X1 + 0,048 X2+ 0,048X3 - 0,096 X4 + 0,045 X5 Dari persamaan regresi di atas berrati bahwa arus inventory turn over ,total aset turn overi, dan firm size size bernilai positif,artinya ada hubungan linear dengan abnormal return,berarti setiap kenaikan 0.01 inventory turn over ,total aset turn overi, gross profit, dan firm size size akan berakibat kenaikan abnormal return sebesar nilai Standardized koefisiennya kecuali gross profit.
STIE Putra Perdana Indonesia Hipotesis 1: Inventory turn over operasi berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham. Berdasarkan hasil pengujian arah, inventory turn over menghasilkan angka 0,23 yang menandakan adanya hubungan yang positif antara variabel inventory turn over dengan abnormal return saham. Ini berarti apabila inventory turn over meningkat sebesar 1% maka tingkat abnormal return saham akan meningkat sebesar 23 % dan demikian pula sebaliknya.
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 586
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Hasil pengujian thitung diperoleh nilai Inventory turn over sebesar 0,023, nilai ini lebih kecil dari level of significant sebesar 5%. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial Inventory turn over berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham Berrati H1 diterima. Hipotesis 2: total aset turn over berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Berdasarkan hasil pengujian arah, secara keseluruhan diperoleh koefisien regresi total aset turn over menunjukkan tanda positif 0,048. Berarti, jika total aset turn over naik sebesar 1% maka abnormal return saham akan naik sebesar 4,8 % dan demikian pula sebaliknya.
STIE Putra Perdana Indonesia Dari Hasil pengujian thitung diperoleh nilai sig sebesar 0,023 nilai ini lebih kecil dari level of significant sebesar 5%. Sesuai dengan dasar pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan bahwa total aset turn over berpengaruh positif dan signifikan terhadap abnormal return saham, berarti H2 diterima. Hipotesis 3: Gross profit berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Berdasarkan hasil pengujian arah, secara keseluruhan diperoleh koefisien regresi Gross profit menunjukkan tanda negatif -0,096. berarti apabila Gross profit meningkat sebesar 1% maka tingkat abnormal return saham akan turun sebesar 9,6% dan demikian pula sebaliknya.
Dari Hasil pengujian thitung diperoleh nilai sig sebesar 0,063, nilai ini lebih besar dari level of significant sebesar 5%. Artinya variabel g ros s p rof it t ida k berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham,berarti Hipotesis 3 ditolak.
STIE Putra Perdana Indonesia Hipotesis 4: Size Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham. Dari Hasil dari pengujian nilai size perusahaan 0,045 berrati adanya hubungan antara variabel size dengan abnormal return. Berarti, jika firm size naik sebesar 1% maka akan terjadi abnormal return saham sebesar 4,5% dan demikian pula sebaliknya.
Berdasarkan hasil pengujian thitung diperoleh nilai sig firm size sebesar 0,051, nilai ini lebih kecil dari level of significant sebesar 5%. artinya secara parsial size InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 587
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
perusahaan berpengaruh signifikan terhadap abnormal return saham atau dengan kata lain bahwa Hipotesis 4 diterima.
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 588
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
J. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka simpulan penelitian ini secara parsial adalah sebagai berikut. Arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Iventory turn over berpengaruh positif signifikan terhadap saham diterima. Simpulan ini mengindikasikan bahwa perusahaan mampu menghasilkan kas yang mencukupi secara internal dari operasi untuk membayar kewajibannya tanpa harus meminjam dari pihak luar, menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sukses.
STIE Putra Perdana Indonesia Iventory turn over berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Hipotesis dua yang menyatakan bahwa Iventory turn over berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham diterima. Simpulan ini mengindikasikan bahwa peningkatan persediaan menecerminkan peningkatan operasional untuk memenuhi konusmen dan perushaan mampu untuk memenuhinya akan memberikan arus kas tambahan bagi perusahaan untuk meningkatkan pendapatannya. Adanya peningkatan pendapatan ini akan menarik investor untuk membeli sahamnya di bursa sehingga harga saham akan meningkat.Informasi ini akan direspon positif oleh pelaku pasar modal
Total asset turn Over berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Hipotesis tiga yang menyatakan bahwa total aset turn over berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham diterima. Simpulan ini mengindikasikan bahwa laporan total aset turn over arus dari aktivitas perusahaan yang mengakibatkan peningkatan jumlah aset yang digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan normal perusahaan untuk memproleh laba. Informasi ini akan direspon positif oleh pelaku pasar modal
STIE Putra Perdana Indonesia Informasi laba kotor berpengaruh negative signifikan terhadap abnormal return saham. Hipotesis empat yang menyatakan bahwa laba kotor berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham ditolak. Hal ini mengindikasikan bahwa laba kotor belum menunjukkan efektifitas dan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan tingkat keuntungan.
Informasi size perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Hipotesis pat ini menjelaskan bahwa, size perusahaan berpengaruh postif terhadap abnormal return saham diterima. Ini mencerminkan bahwa size perusahaan dengan pengukuran aset bersih mencerminkan tingkat efisiensi dalam pengelolaan aset bersih untuk memperoleh InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 589
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
laba operasional, apabila aset bersih meningkat maka akan bermanfaat bagi perusahaan.
K. Saran Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya menambah jumlah populasi dan sampel penelitian perusahaan manufaktur dan non manufaktur serta membandingkannya,selain itu harus memperhatikan faktor-faktor lain yang berpotensi berpengaruh terhadap abnormal;l return saham dipasar..
STIE Putra Perdana Indonesia Investor dalam mengambil keputusan penting terkaiat investasi dapat memperhatikan informasi dalam laporan keuangan terutama menyangkut persediaan. Total aset ,laba kotor. Karena informasi tersebut terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap abnormal return saham. Laba kotor ini adalah laba yang menunjukkan bagian laba sebelum dikurang beben operasipnal . peruasahaan, sebaiknya menganalsisi momentum yang tepat yaitu waktu kapan harus menjual atau menawarkan surat berharga (efek) kepada masyarakat keuangan sehingga memperoleh abnormal return saham yang diharapkan.
Daftar Pustaka Abbas, A.M. 2011. Is Net Income after Tax a Better Measure of Firm Performance than Taxable Income?. Asian Journal of Business Management 3(1): 23-31. ISSN: 2041-8752 Ali, Ashig. 1994. The Incremental Information Content of Earnings, Working Capital from Operation and Cash Flows. Journal of Accounting Research. Vol. 32, No. 1 (Spring): 61-67 Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia, Jakarta. Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi revisi, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
STIE Putra Perdana Indonesia Ball, R. and P. Brown. 1968. An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers. Journal of Accounting Research (Autumn). pp. 159-177 Bowen, R.M., et.al. 1986. Evidence on the Relationships Between Earnings and Various Measures of Cash Flow. The Accounting Review. Vol. LXI, No. 4. pp. 713-725 Brigham Eugene. 2009. Dasar dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat. InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 590
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Cui, R. and Wu, Y. 2007. Disentangling Liquidity and Size Effects in Stock Returns: Evidence from China. Working Paper. Dastgir, Mohsen., Sajadi, H.S. and Omid, M.A. January, 2010. The Association Between Compunent Of Income Statement, Components Of Cash Fflow Statement and Stock Returns. Business Intelligence Journal. Vol. 3, No.1. Daniati, N., Suhairi. 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, Dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham, Simposium Nasional Akuntansi 9 (Padang), K-AKPM 21, hal. 116. Darmadji, Tjiptono. dan Fakhruddin, H.M. 2001. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta. Dechow, P.M. 1994. “Accounting Earnings and Cash Flows as Measures of Firm Perfomance: The Role of Accounting Accruals. Journal of Accounting and Economics 18. Pp. 3-42. Dimitropoulos, P.E. 2009. The Relationship between Earnings and Stock Returns: Empirical Evidence from the Greek Capital Market. International Journal of Economics and Finance. Vol. 1, No. 1. Endang P., Susanto,H.M. dan Martawidjaya, S. April, 2003. Analisis Kandungan Informasi Komponen-Komponen Arus Kas Operasi, Arus Kas Investasi, Arus Kas Pendanaan dan Pengaruhnya terhadap Return Saham. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 1, No. 1. Fama, E.F. 1970. “Efficient Capital Markets: A Review of Theory and Empirical Work”. Journal of Finance 25, hal. 383-417. Fama, E.F 2004. The Capital Asset Pricing Model: Theory and Evidence. Journal of Economic Perspectives. Volume 18, Number 3, Pages 25-46. Ferry dan Erna E.W. 2004. Pengaruh Informasi Laba, Aliran Kas, dan Komponen Aliran Kas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VII (Denpasar): 1122-1133. Friend, Irwin. and Lang, L. 1990. The Size Effect on Stock Returns: It Is Simply A Risk Effect Not Adequately Reflected By the Usual Measure. Working Paper. Gaughan, P. A., Fuentes, H. and Bonanomi, L. 1995. Cash Flow Vs. Net Income In Commercial Litigation. Litigation Economics Digest 1(1), pp. 13-23. Ghozali Imam, Dr. H. M. Com. Akt. 2009. Aplikasi Analisis Multivarate dengan Program SPSS. Cetakan IV. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, D. N. 2010. Dasar-dasar Ekonometrika. Salemba Empat, Jakarta.
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 591
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Habib, Ahsan. 2008. The Role of Accruals and Cash Flows in Explaining Security Returns: Evidence from New Zealand. Journal of International Accounting, Auditing and Taxation. 51-66. Harahap, S.S. 1993. Teori Akuntansi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M., 2005. Management Accounting 7th Edition. Jakarta : Salemba Empat. Herjanto Eddy. 2007. Manajemen Operasi. Edisi ketiga. Jakarta : Grasindo. Hermansyah, I. dan Ariesanti, E. 2008. Pengaruh Laba Bersih Terhadap Harga Saham. Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1: 1907 – 9958. Hery. 2009. Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas. Akuntabilitas. Vol. 9, No. 1. ISSN 1412-0240. Hohling, Nicole. 2009. Risk and Return. Working Paper. Hull, R.M. and Pinches, G.E. 1995. Firm Size and the Information Contents of Over-the-Counter Common Stock Offerings. Working Paper. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Penyajian Laporan Keuangan No. 1. Jakarta.
STIE Putra Perdana Indonesia Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M., 2005. Management Accounting 7th Edition. Jakarta : Salemba Empat. Herjanto Eddy. 2007. Manajemen Operasi. Edisi ketiga. Jakarta : Grasindo. Hermansyah, I. dan Ariesanti, E. 2008. Pengaruh Laba Bersih Terhadap Harga Saham. Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1: 1907 – 9958. Hery. 2009. Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas. Akuntabilitas. Vol. 9, No. 1. ISSN 1412-0240. Hohling, Nicole. 2009. Risk and Return. Working Paper. Hull, R.M. and Pinches, G.E. 1995. Firm Size and the Information Contents of Over-the-Counter Common Stock Offerings. Working Paper. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Penyajian Laporan Keuangan No. 1. Jakarta. Indriantoro, N. dan Supomo, B. 1999. Metodologi Penelitian Akuntansi dan Manajemen. BPFE, Yogyakarta. Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE, Yogyakarta. Jones, C.P. 1996. Investments Analysis and Management, New York, NY: John Wiley & Sons, Inc., fifth edition. Kieso, Donald, E. and Weygandt, Jerry J. 2002. Intermediate Accounting. Erlangga, Jakarta.
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 592
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Kubota, K., Suda, K. and Takehara, H. 2007. Information Content of Net Income and Other Comprehensive Income: Investigation of Japanese Firms. Working Paper. Kusuma, H. dan Rahardjo, H.B. 2004. Kandungan Informasi Tambahan dari Laba, Modal Kerja Operasi dan Arus Kas Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 7, No. 1, Hal. 1 – 12. ISSN: 1410 – 9018. Kousenidis, D.V. 2005. Earnings-Returns Relation in Greece: Some Evidence on the Size Effect and on the Life-Cycle Hypothesis. Managerial Finance. Volume 31, Number 2. Leledakis, G., Davidson, I. and Smith, J. 2001. Does Firm Size Predict Stock Returns? Evidence from the London Stock Exchange. Working Paper. Linda dan Fazli Syam. 2005. Hubungan Laba Akuntansi, Nilai Buku, dan Total Arus Kas dengan Market Value: Studi Akuntansi Relevansi Nilai. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 8, No. 3: 286-309. Livnat, J. and Zarowin, P. 1990. The Incremental Information Content of Cash Flows Components. Journal of Accounting and Economics. Martani, D., Mulyono. and Khairurizka, R. Jun, 2009. The Effect of Financial Ratios, Firm Size, and Cash Flow From Operating Activities in The Interim Report to The Stock Return. Chinese Business Review. ISS_1 537-1 506, USA, Vol. 8, No. 6 (Serial No.72). Manullang Marihot, dan Sinaga Dearlina. 2005. Pengantar Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Andi.
STIE Putra Perdana Indonesia Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M., 2005. Management Accounting 7th Edition. Jakarta : Salemba Empat.
STIE Putra Perdana Indonesia Herjanto Eddy. 2007. Manajemen Operasi. Edisi ketiga. Jakarta : Grasindo. Hermansyah, I. dan Ariesanti, E. 2008. Pengaruh Laba Bersih Terhadap Harga Saham. Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 1: 1907 – 9958. Hery. 2009. Pengaruh Laba Bersih dan Arus Kas Operasi terhadap Dividen Kas. Akuntabilitas. Vol. 9, No. 1. ISSN 1412-0240. Hohling, Nicole. 2009. Risk and Return. Working Paper. Hull, R.M. and Pinches, G.E. 1995. Firm Size and the Information Contents of Over-the-Counter Common Stock Offerings. Working Paper. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Penyajian Laporan Keuangan No. 1. Jakarta. Indriantoro, N. dan Supomo, B. 1999. Metodologi Penelitian Akuntansi dan Manajemen. BPFE, Yogyakarta. Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. BPFE, Yogyakarta. InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 593
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Jones, C.P. 1996. Investments Analysis and Management, New York, NY: John Wiley & Sons, Inc., fifth edition. Kieso, Donald, E. and Weygandt, Jerry J. 2002. Intermediate Accounting. Erlangga, Jakarta. Kubota, K., Suda, K. and Takehara, H. 2007. Information Content of Net Income and Other Comprehensive Income: Investigation of Japanese Firms. Working Paper. Kusuma, H. dan Rahardjo, H.B. 2004. Kandungan Informasi Tambahan dari Laba, Modal Kerja Operasi dan Arus Kas Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 7, No. 1, Hal. 1 – 12. ISSN: 1410 – 9018. Kousenidis, D.V. 2005. Earnings-Returns Relation in Greece: Some Evidence on the Size Effect and on the Life-Cycle Hypothesis. Managerial Finance. Volume 31, Number 2. Leledakis, G., Davidson, I. and Smith, J. 2001. Does Firm Size Predict Stock Returns? Evidence from the London Stock Exchange. Working Paper.
STIE Putra Perdana Indonesia Linda dan Fazli Syam. 2005. Hubungan Laba Akuntansi, Nilai Buku, dan Total Arus Kas dengan Market Value: Studi Akuntansi Relevansi Nilai. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 8, No. 3: 286-309.
Livnat, J. and Zarowin, P. 1990. The Incremental Information Content of Cash Flows Components. Journal of Accounting and Economics. Martani, D., Mulyono. and Khairurizka, R. Jun, 2009. The Effect of Financial Ratios, Firm Size, and Cash Flow From Operating Activities in The Interim Report to The Stock Return. Chinese Business Review. ISS_1 537-1 506, USA, Vol. 8, No. 6 (Serial No.72).
STIE Putra Perdana Indonesia Manullang Marihot, dan Sinaga Dearlina. 2005. Pengantar Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Andi.
Martani, D., Mulyono. and Khairurizka, R. Jun, 2009. The Effect of Financial Ratios, Firm Size, and Cash Flow From Operating Activities in The Interim Report to The Stock Return. Chinese Business Review. ISS_1 537-1 506, USA, Vol. 8, No. 6 (Serial No.72). Miller, M. and Rock, K. 1985. Dividend Policy Under Asymetric Information. Journal of Finance. Miswanto and Suad Husnan. 1999. The Effect of Operating Leverage, Cyclicality and Firm Size on Business Risk, Gadjah Mada International. Journal of Business. Vol. 1, No. 1, h. 29-43.
Muqodim,Drs. Mba. Ak., 2005. Teori Akuntansi. Yogyakarta : Ekonisia.
Naim, A., dan J. Hartono., “The effect of Antirust Investigation on the management of Earnings: A further Emperical Test of Political Cost Hypothesis”, Kelola: Gajah Mada University Business Review 13 (1996), hal. 126-142.
InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 594
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Nichols, C.D. and Wahlen, J.M. 2004. How Do Earnings Numbers Relate to Stock Returns? A Review of Classic Accounting Research with Updated Evidence. Accounting Horizons. Vol.18, No. 4. pp. 263- 286. Nurhidayah Djam’an.2009. pengaruh arus kas, terhadap abnormal return pada perusahaan otomotif yang terdaftar di bersa efek Indonesia. Universitas Hasundusin.
Noor, H.F. 2007. Akuntansi Managerial. Grafindo Persada, Jakarta. Purwanto, E.A. dan Dyah, R.S. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Gava Quiros, G.P. and Timmermann, A. 1999. Firm Size and Cyclical Variations in Stock Returns. Journal of Financial Economics. Media, Yogyakarta.Pratisto Arif, S. Hut, M, Sc., 2009. Statistik Menjadi
STIE Putra Perdana Indonesia Mudah dengan SPSS 17. Jakarta : Elex Media Komputindo. Rahardjo Budi. 2007. Keuangan dan Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Reeve james M., Warren Carl S, et. Al. 2008. Priciples of Accounting Indonesia Adaptation. Jakarta : Salemba Empat. Rudianto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta : Erlangga. Sadikin Fransiscus Xaverius. 2005. Tip dan Trik Meningkatkan Efisiensi, Produktivitas, dan Profitabilitas. Yogyakarta : Andi.
Saeedi, A. and Ebrahimi, M. July, 2010 . The Role of Accruals and Cash Flows in Explaining Stock Returns: Evidence from Iranian Companies. International Review of Business Research Papers. Volume 6, Number 2. Pp. 164 -179. Santoso, S. 2010. Statistik Parametrik. PT Elex Media Koputindo, Jakarta.
Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta : Penerbit Andi. Setyowati, Widhy. 2002. Pengaruh Kandungan Informasi Keuangan terhadap Abnormal Return Saham Perusahaan: Studi Kasus Miscellaneous Industry Di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Bsnis dan Ekonomi.
STIE Putra Perdana Indonesia Stice, James D, PhD., Stice, Earl K, PhD., dan Skousen K. Fred. PhD., CPA., 2009. Intermediete Accounting. Jakarta : Salemba Empat. Siregar. 2008. “Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan (studi empiris pada perusahaan yang tercatat di bursa efek Indonesia pada tahun 2005 dan 2006).” Simposium Nasional Akuntansi 11. Sugiyono, Dr., Prof., 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Sunariyah. 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi 3. Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Supratikno., Indriana, N. dan Jogiyanto, H. September, 2005. Pengaruh Atribut Perusahaan Terhadap Relevansi Laba dan Arus Kas. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 8, No. 3: 211-234. InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 595
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
Nopember 14
Taylor, Bernard W., 2005. Management Science. Edisi 8. Jakarta : Salemba Empat.
Triyono dan Jogiyanto, H. Januari, 2000. Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas, dan Laba Akuntansi dengan Harga dan Return Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 3, No. 1: 54-68. Utari, R.A. 2006. Kandungan Informasi Laba dan Arus Kas Guna Pengambilan Keputusan Investasi di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan bisnis. Vol. 5, No I. Watson, J. and Peter, W. 2005. The Association Between Various Earnings and Cash Flow Measures of Firm Performance and Stock Returns: Some Australian Evidence. School of Accounting, University of Technology, Sydney. Widoatmodjo, Sawidji. 2000. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal: Pen getahuan Dasar. Yayasan Mpu Ajar Artha, Jakarta.
STIE Putra Perdana Indonesia Yamin Sofyan dan Kurniawan Heri. 2009. SPSS Complete – Teknik Analisis Statistik Terlengkapdengan Softwere SPSS. Jakarta : Salemba Empat.
Zahra, L., Daghani, R. and Oskou, V. 2010. The Effect of Debt Financing on Cash Flows; Evidence From Tehran Stock Exchange (TSE). International Journal Of Academic Research. Vol. 2, No. 6. Part II.
STIE Putra Perdana Indonesia InoVasi Volume 10; Nopember 2014
Page 596
STIE Putra Perdana Indonesia
STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia STIE Putra Perdana Indonesia