PENGUASAAN KATA DEPAN DI, KE DAN AWALAN DI-, KEDALAM PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DI MADRASAH ALIYAH ANNAJAH JAKARTA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh Utami Setiawati Darmadi 107013000657
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI Skripsi berjudul ,,PenguasaanKata depan di, ke dan Awalan cli-, kedalam Paragraf Narasi Siswa Kelas X Semester Ganjil Tahun Pelajaran 20lll20l2 di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta disusunoleh Utami Setiawati Darmadi, NIM
107013000657 diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada tanggal 25 November 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperolehgelar Sarjana 51 (S.Pd) dalam bidang PendidikanBahasadan SastraIndonesia. Jakarta.25 Novembet 201I Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Sidang (Ketua Jurusan/ProgramStudi)
Talrggal
Dra Mahmudah Fitriyah ZA. M.Pd.
2 001 NIP 19640212199703 Sekretaris(sekretarisJurusan/Prodi) Dra. Hindun. M.Pd. 2009122 001 NIP 19701215
$ -'t:--l,r11
PengujiI Makvun Subuki.M.Hum N IP 1 9 8 0 0 3 0250 0 9 0 11 0 15 PengujiII Dra. MahmudahFitrivah ZA. M.Pd. 2 00r NrP 19640212199703
b- r z- Tott
Mengetahui: DekanFakultaslimularbiyah danKeguruan
2001 198603 NIP 19591020
LEMBAR PENGESAHANPEMBIMBING
PENGUASAAN KATA DEPAI\ DI, KE DAN AWALAN DI-, KEDALAM PARAGRAF NARASI SISWA I(ELAS X SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN zAll/zAIzDI MADRASAH ALIYAH ANINAJAH JAKARTA
DiajukankepadaFakultasIlmu TarbiyahdanKeguruansebagaiSalahSatuSyarat untuk MemperolehGelarSarjanaPendidikan
Oleh Utami SetiawatiDarmadi NIM 107013000657
NIP 19701215
L22 001
JURUS$I PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH D.A.IY KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HID.A,YATULLAH JAKARTA 20ll
i
ABSTRAK
Utami Setiawati Darmadi. 2011. Penguasaan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa Kelas X Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta. Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Bahasa memiliki peran penting dalam pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia, meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, seperti mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan satu aspek yang tersulit bagi siswa. Saat menulis dibutuhkan keterampilan siswa dalam memahami segala aspek yang ada dalam EYD. Penguasaan dalam hal pemahaman dan penulisan kata depan dan awalan merupakan hal yang harus dikuasai siswa saat membuat tulisan. Salah satu jenis kata depan dan awalan adalah di, ke dan di-, ke-. Keduanya serupa tetapi tak sama cara penulisannya. Selama ini banyak siswa yang belum menguasai sepenuhnya tentang hal tersebut. Meskipun materi itu telah diajarkan sejak jenjang SD, tetap saja masih terdapat kekeliruan yang dilakukan siswa, baik itu pemahaman maupun penulisannya. Dalam penelitian ini, masalah yang dikaji adalah penguasaan siswa dalam pemahaman dan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi siswa. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh informasi yang akurat tentang pemahaman dan kemahiran penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- siswa kelas X. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Semester Ganjil tahun pelajaran 2011/2012 di Madrasah Aliyah Annajah. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah studi dokumenter, wawancara, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman siswa kelas X di MA Annajah terhadap penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi sebesar 50,4%, sedangkan persentase kekeliruan keseluruhan adalah sebesar 46, 9%. Artinya, tingkat pemahaman siswa pada penguasaan kata depan di, ke dan di-, ke- dalam paragraf narasi sudah cukup bagus. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menguasai penulisan dan pemahaman kata depan di, ke dan awalan di-, ke-. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penguasaan siswa tentang materi kata depan di, ke dan awalan di-, ke- menunjukkan hasil yang cukup bagus. Selain itu, terdapat beberapa faktor penyebab kekeliruan siswa dalam penulisan kata depan dan awalan tersebut. Berdasarkan hasil tersebut dapat disarankan hendaknya guru memilih, menggunakan metode yang tepat, dan melatih siswa tentang penggunaan kata depan di, ke dan awalan di-, ke-. Selain itu, sebaiknya siswa memperhatikan dan fokus saat guru menjelaskan materi tentang kata depan dan awalan tersebut.
ii
ABSTRACT
Utami Setiawati Darmadi. 2011. The word mastery Home 'in, into' and prefix 'in-, to-' in the Narrative Paragraphs Student Class Lesson X Semester Odd Years 2011/2012 in Madrasah Aliyah Annajah Jakarta. Thesis, Department of Education Indonesian Language and Literature, Faculty of Science and Teaching Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. Language has an important role in learning. Learning Indonesian Language, covering four aspects of language skills, such as listening, speaking, reading, and writing. Writing is one of the most difficult aspects for students. When the writing skills students need to understand every aspect of the EYD. Mastery in terms of understanding and writing of prepositions and prefixes are things that must be mastered when students make writing.One type of preposition and prefix are in, to and in-, to-. Both are similar but not as a way of writing. During this time many students who have not mastered fully about it. Although the material had been taught since elementary school level, that would still have oversight of the student, whether it's understanding and writing. In this study, which examined the issue is student mastery in understanding and writing the next word in, to and prefix in-, into-the students' narrative paragraphs. The purpose of this study was to obtain accurate information about understanding and proficiency in writing of the preposition to and the prefix in-, to-student class X. Objects in this study is the class X Odd Semester 2011/2012 school year at Madrasah Aliyah Annajah. Data collection techniques this research is the study of documentary, interviews, and observation. The results showed that the level of understanding of class X in MA Annajah to writing the next word in, to and prefix in-, into-the narrative paragraphs of 50.4%, while the overall percentage of error amounted to 46, 9%. That is, the level of student understanding on the mastery of prepositions in, to and in-, into-the narrative paragraph is pretty good. These results indicate that most students master the writing and understanding of prepositions in, to and prefix in-, to-. It can be concluded that students mastery of the material in front of the word, to and prefix in-, the show pretty good results. In addition, there are several factors that cause errors in student writing the preposition and prefix. Based on these results should be advised to choose a teacher, using appropriate methods, and train students about the use of prepositions in, to and prefix in-, to. In addition, students should pay attention and focus when the teacher explains the material about the preposition and prefix.
iii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis sanjungkan ke hadirat Allah SWT. Karena beliau telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penguasaan Kata Depan (di, ke) dan Awalan (di-, ke-) dalam Paragraf Narasi Siswa Kelas X Tahun Pelajaran 2011/2012 di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.). Selain itu, juga untuk melatih keterampilan menulis penulis. Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini juga karena bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Nurlena Rifa’i, M.A.,PH.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mempermudah penyelesaian skripsi ini. 2. Ibu Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah melancarkan penyelesaian skripsi ini. 3. Ibu Dra. Hindun, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah sabar, teliti, dan meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingannya kepada penulis.
iv
4. Segenap dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang juga memberikan masukan berharga bagi penulis. 5. Bapak Drs. H. Ashari, M.M. selaku Kepala MA Annajah yang menjabat hingga tahun 2011 karena telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah binaannya. 6. Bapak Drs. Bukhori selaku Kepala MA Annajah yang menjabat mulai 2011, segenap guru, staf Tata Usaha, dan siswa-siswa MA Annajah karena telah meneruskan izin penulis melakukan penelitian di MA Annajah dan membantu menyelesaikan skripsi ini. 7. Ibunda, Ayahanda, kakak-kakakku, keempat keponakanku, sahabat, dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan materil, moril, dan semangat sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu; dan 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini tanpa dapat dituliskan satu per satu. Penulis telah berusaha untuk menyusun skripsi ini dengan sebaikbaiknya. Namun, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna, karena pengetahuan penulis belum seberapa. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Jakarta, 25 Oktober 2011
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................i ABSTRACT ..............................................................................................................ii KATA PENGANTAR ..............................................................................................iii DAFTAR ISI .............................................................................................................v DAFTAR TABEL ....................................................................................................x DAFTAR BAGAN ....................................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR DAN SKEMA.......................................................................xiv BAB I
PENDAHULUAN ....................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1 B. Identifikasi Masalah ...............................................................................4 C. Pembatasan Masalah ..............................................................................4 D. Perumusan Masalah ...............................................................................4 E. Tujuan Penelitian ...................................................................................5 F. Manfaat Penelitian .................................................................................5 G. Tinjauan Pustaka ....................................................................................6 H. Sistematika Penulisan ............................................................................8
BAB II
ACUAN TEORETIS ...............................................................................10 A. Pengertian Kata Depan ..........................................................................10 B. Jenis-jenis Kata Depan ...........................................................................11 1. Kata Depan Tunggal ........................................................................13
vi
a. Kata Depan atau Preposisi yang Berupa Kata Dasar .................13 b. Kata Depan yang Berupa Kata Berafiks ....................................14 2. Kata Depan Majemuk atau Gabungan .............................................14 a. Kata Depan yang Berdampingan ...............................................14 b. Kata Depan yang Berkorelasi ....................................................15 C. Kata Depan di, ke ...................................................................................15 1. Kata Depan di ...................................................................................16 2. Kata Depan ke ..................................................................................17 D. Pengertian Awalan .................................................................................17 E. Jenis-jenis Awalan .................................................................................18 1. Awalan me- ......................................................................................19 2. Awalan di-........................................................................................19 3. Awalan ber- .....................................................................................21 4. Awalan ke- .......................................................................................21 5. Awalan ter- ......................................................................................22 6. Awalan pe- .......................................................................................22 7. Awalan per- .....................................................................................23 8. Awalan se- .......................................................................................23 F. Paragraf Narasi ......................................................................................23 G. Fungsi Paragraf ......................................................................................24 H. Syarat Paragraf yang Baik .....................................................................25 1. Kesatuan...........................................................................................25 2. Koherensi atau Kepaduan ................................................................26
vii
a. Penggunaan atau Pengulangan Kata Kunci ...............................26 b. Penggunaan Kata Ganti .............................................................27 c. Penggunaan Konjungsi Transisi Kalimat ..................................27 3. Kelengkapan ....................................................................................28 4. Pengembangan .................................................................................28 5. Bahasa yang Baik dan Benar ...........................................................29 I. Jenis-jenis Paragraf ................................................................................29 1. Paragraf Pembuka ............................................................................29 2. Paragraf Penghubung .......................................................................30 3. Paragraf Penutup ..............................................................................30 a. Paragraf Deduktif .............................................................................31 b. Paragraf Induktif ..............................................................................31 c. Paragraf Campuran (Deduktif-Indiktif) ...........................................31 1) Eksposisi (paparan) ..........................................................................32 2) Persuasi (ajakan) ..............................................................................33 3) Argumentasi .....................................................................................33 4) Deskripsi (gambaran atau lukisan)...................................................33 5) Narasi ...............................................................................................34 a) Pengertian Narasi .......................................................................34 b) Jenis-Jenis Narasi .......................................................................35
Narasi Ekspositoris ............................................................35
Narasi Sugestif ...................................................................36
c) Ciri-Ciri Narasi ..........................................................................37
viii
d) Langkah-Langkah Menulis Narasi .............................................37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................38 1. Metode Penelitian ..................................................................................38 2. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................39 3. Objek dan Sampel Penelitian .................................................................39 4. Teknik Pengumpulan Data.....................................................................40 5. Teknik Pengolahan dan Ananlisis Data .................................................42 BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................44 A. Sejarah Berdiri Madrasah Aliyah Annajah Jakarta ................................44 B. Visi dan Misi MA Annajah ....................................................................45 C. Kurikulum MA Annajah ........................................................................46 D. Sarana dan Prasarana MA Annajah .......................................................50 1. Sumber Belajar .................................................................................50 2. Sarana/Ruang Penunjang .................................................................52 3. Prasarana ..........................................................................................53 E. Nama Guru-guru dan Tugasnya .............................................................53 F. Kegiatan Ekstrakulikuler Siswa MA Annajah .......................................54 G. Struktur Organisasi MA Annajah ..........................................................55 H. Deskripsi Data Hasil Penelitian .............................................................56 I. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................105 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN .....................................................................108 A. Simpulan ................................................................................................108 B. Saran ......................................................................................................109
ix
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... LAMPIRAN ..............................................................................................................
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Struktur Kurikulum Kelas X ........................................................................47 Tabel 2. Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII IPA ..................................................48 Tabel 3. Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII IPS ..................................................49 Tabel 4. Sarana Sumber Belajar di MA Annajah .......................................................50 Tabel 5. Sarana Ruang Penunjang di MA Annajah ...................................................52 Tabel 6. Prasarana di MA Annajah ............................................................................53 Tabel 7. Nama Guru-guru dan Tugasnya ...................................................................53 Tabel 8. Nama Lengkap dan Inisial Siswa Sampel ....................................................56 Tabel 9. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa MRR ......................................................................57 Tabel 10. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa SFN .......................................................................58 Tabel 11. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa MVR .....................................................................61 Tabel 12. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa AR .........................................................................62 Tabel 13. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa NH .........................................................................64 Tabel 14. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa LN .........................................................................66
xi
Tabel 15. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa MR ........................................................................68 Tabel 16. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa AA .........................................................................69 Tabel 17. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa FRP........................................................................70 Tabel 18. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa MAD .....................................................................72 Tabel 19. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa LA .........................................................................74 Tabel 20. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa RA .........................................................................76 Tabel 21. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa YNS.......................................................................79 Tabel 22. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa H ............................................................................81 Tabel 23. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa SR ..........................................................................83 Tabel 24. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa SDR .......................................................................84 Tabel 25. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa SRA .......................................................................86
xii
Tabel 26. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa SAH.......................................................................87 Tabel 27. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa KFF .......................................................................88 Tabel 28. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa MMAR ..................................................................90 Tabel 29. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa SJG ........................................................................92 Tabel 30. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa EZ ..........................................................................94 Tabel 31. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa FA..........................................................................95 Tabel 32. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa NA .........................................................................96 Tabel 33. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa DI ..........................................................................99 Tabel 34. Kekeliruan Penulisan Kata Depan ‘di, ke’ dan Awalan ‘di-, ke-‘ dalam Paragraf Narasi Siswa IAS ........................................................................100 Tabel 35. Klasifikasi Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa .....................................................................102 Tabel 36. Persentase Kekeliruan Siswa dalam Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke- dalam Paragraf Narasi .....................................................103
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Kunci mudah penulisan kata depan ‘di, ke’ ................................................16 Bagan 2. Kunci mudah penulisan awalan ‘di-‘ ..........................................................21 Bagan 3. Kunci mudah penulisan awalan ‘ke-‘ .........................................................22
xiv
DAFTAR GAMBAR DAN SKEMA
Gambar 1. MA Annajah .............................................................................................44 Skema 1. Struktur Organisasi MA Annajah ...............................................................55
1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi dari satu
pihak ke pihak lain, atau dari seseorang kepada lawan bicaranya. Tanpa bahasa, manusia tidak mungkin dapat menciptakan hubungan satu sama lainnya, dan untuk terjadinya hubungan baik tersebut diperlukan penguasaan penggunaan bahasa yang baik pula. Dalam bahasa Indonesia, ada empat keterampilan berbahasa yang berhubungan erat, yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan berbicara dan menulis sering dianggap sulit karena merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada keterampilan atau kemahiran menulis. Dalam suatu pengertian, “Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambanglambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.”1 Menulis merupakan suatu kegiatan yang tidak alami bagi manusia karena diperlukan proses berlatih untuk menghasilkan suatu tulisan.
1
Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa, 2008), Edisi Revisi, hlm. 22.
2
Sesuatu dapat dikatakan tulisan tidak selalu yang sudah menjadi sebuah produk, seperti puisi, cerpen, novel, naskah drama, dan sebagainya. Sebuah paragraf juga dapat disebut sebagai tulisan karena telah terdiri dari satu kesatuan kalimat dan memiliki topik tertentu. Dalam bahasa Indonesia, terdapat berbagai jenis paragraf berdasarkan penggolongannya masing-masing. Salah satu jenis paragraf yang ada adalah paragraf narasi. Paragraf narasi dapat dijumpai dalam berbagai jenis tulisan, seperti novel, cerpen, dan biografi. Jenis paragraf ini dipelajari siswa sejak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Sesuatu yang diceritakan siswa kemudian dituangkan kembali dalam tulisan. Hal tersebut sudah dapat disebut sebagai paragraf narasi. Dalam menghasilkan suatu tulisan, diperlukan kemahiran untuk menggunakan tata bahasa yang sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia. Salah satu kemahiran tersebut adalah pemahaman, penggunaan dan penulisan kata depan dan awalan secara tepat. Kata depan dan awalan memiliki
berbagai
jenis
yang penggunaan
dan penulisannya
memiliki
kaidah/aturan sesuai EYD. Siswa lebih sering mengenal dan memakai bentuk kata depan di, ke, dan awalan di-, ke-. Pada umumnya, pengenalan dan pemakaian bentuk-bentuk tersebut juga kurang sepenuhnya dikuasai oleh siswa. Berdasarkan pengalaman peneliti saat melakukan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT), seringkali siswa keliru bahkan salah dalam memahami, menggunakan, dan menuliskan kata depan dan awalan. Hal ini sering terjadi pada hasil tulisan seseorang, terutama siswa-siswa di sekolah.
3
Kekeliruan tersebut dapat dialami siswa dalam hal pemahaman maupun penulisannya dalam suatu paragraf maupun karangan yang dibuatnya. Namun, penulisanlah yang seringkali ditemui kekeliruannya dari hasil pengoreksian tugas/tes siswa. Dalam hal pemahaman, terkadang siswa keliru menentukan di, ke tersebut mana yang termasuk kata depan dan awalan. Selanjutnya, dalam hal penulisan siswa cenderung „bingung‟ dalam menentukan penulisan mana yang harus dipisah atau disambung dengan kata yang mengikutinya antara kata depan di, ke dan awalan di-, ke-. Kata depan di, ke yang seharusnya ditulis secafra terpisah
dari
kata
yang
mengikutinya,
siswa
menuliskannya
dengan
diserangkaikan denagn kata yang mengikutinya. Sebaliknya, awalan di-, ke- yang seharusnya ditulis serangkaian dengan kata yang mengikutinya, siswa cenderung menuliskan dengan cara dipisahkan dari kata yang mengikuti Kekeliruankekeliruan tersebutlah yang akan didata dan diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk membahasnya dalam skripsi yang berjudul “Penguasaan Kata Depan „di, ke‟ dan Awalan „di-, ke-„ dalam Paragraf Narasi Siswa Kelas X Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012 di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta”.
4
B.
Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini di antaranya:
1. Tiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam keterampilan menulis, khususnya paragraf narasi. 2. Terdapat banyak jenis kata depan dan awalan yang menyebabkan siswa sulit untuk memahaminya. 3. Kemiripan di, ke menyebabkan siswa sulit untuk menentukan mana yang disebut kata depan atau awalan.
C.
Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, hal yang menjadi batasan
dalam penelitian ini adalah: 1. Pemahaman siswa tentang jenis kata depan dan awalan bahasa Indonesia. 2. Penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi siswa kelas X di MA Annajah yang akan dilihat melalui tugas dalam materi paragraf narasi.
D.
Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: “Bagaimana penguasaan siswa terhadap pemahaman dan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi?”
5
E.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini di
antaranya: 1. Memperoleh informasi yang akurat tentang pemahaman siswa kelas X di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta dalam hal kata depan dan awalan. 2. Mengetahui kemahiran siswa kelas X di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta menuliskan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi.
F.
Manfaat Penelitian Selain ingin mencapai tujuan di atas, peneliti berharap agar
penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini di antaranya: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan informasi dan masukan bagi pengembangan kemahiran penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, kedalam setiap tulisan, khususnya paragraf narasi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Bahasa Indonesia Hasil penelitian ini dapat memberi masukan kepada guru Bahasa Indonesia tentang pentingnya memperhatikan penggunaan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- yang tepat saat pengajaran berlangsung.
6
b. Bagi Siswa Siswa diharapkan mampu untuk tidak keliru lagi dalam penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- di setiap tugas-tugas, terutama materi paragraf narasi. c. Bagi peneliti Dapat memotivasi agar peneliti lebih mahir untuk menguasai kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam penulisan di setiap tulisan yang dihasilkan. d. Bagi peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan, rujukan, dan pertimbangan peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian tentang jenis kata depan dan awalan pada kesempatan mendatang.
G.
Tinjauan Pustaka Kata depan di, ke dan awalan di-, ke- merupakan suatu kajian yang
terdapat dalam morfologi. Keduanya digunakan dalam setiap tulisan. Bermacammacam paragraf dalam bahasa Indonesia selalu menggunakan kedua kata depan dan awalan tersebut, misalnya paragraf narasi. Untuk mengetahui perbedaan pengkajian kata depan, awalan dan paragraf narasi tersebut, peneliti menjadikan beberapa sumber sebagai pegangan dalam melaksanakan penelitian ini. Pertama, peneliti melihat skripsi Dewi Prabawati, 106013000293, mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, 2010 yang berjudul Penggunaan Kata Depan dalam Karangan Deskripsi (Sebuah Analisis Kesalahan
7
pada Siswa Kelas VII SMP Waskito Tahun Pelajaran 2010/2011). Skripsi tersebut berbeda dengan skripsi yang peneliti buat. Perbedaannya, Dewi Prabawati membahas keseluruhan jenis kata depan yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa dalam karangan deskripsi serta menggunakan acuan teoretis yang berbeda pula. Kedua, peneliti melihat skripsi Nurul Hidayah, mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang, 2007 yang berjudul Analisis Preposisi dalam Karangan Siswa Kelas IV SD Negeri Kasin Kota Malang Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi tersebut membahas tentang ketepatan dan ketidaktepatan penggunaan preposisi atau kata depan dalam karangan siswa SD Negeri Kasin Kota Malang. Nurul Hidayah tidak membatasi jenis karangan yang akan dipakai untuk menganalisis penggunaan preposisi tersebut. Ketiga, penulis melihat skripsi Lisda Oktaviantina, A. 310050138, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009 yang berjudul Pemakaian Prefiks dalam Cerita Pendek di Majalah ANEKA. Skripsi tersebut menjabarkan hal mengenai pemakaian prefiks atau awalan dalam cerita pendek di majalah Aneka yang mencakup fungsi prefiks, pemaknaan prefiks, dan prefiks yang dominan digunakan dalam cerpen tersebut. Peneliti sendiri membahas tentang penguasaan siswa terhadap pemahaman dan penulisan kata depan dan awalan yang dibatasi hanya di, ke di dalam paragraf, khususnya narasi. Ketiga skripsi di atas, umumnya membahas
8
keseluruhan kata depan dan awalan di berbagai jenis tulisan pula yang berbeda dengan skripsi milik peneliti. Perbedaan-perbedaan di atas memungkinkan dapat menambah pengetahuan dalam dunia pendidikan, terutama tentang kebahasaan. Oleh karena itu, diharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan secara lebih mendalam dari sebelumnya.
H.
Sistematika Penulisan Untuk mempermudah proses penelitian dan pembahasan hasil
penelitian ini, maka peneliti menyusun sistematika penelitian ke dalam lima bagian, yaitu: BAB I
PENDAHULUAN Bagian pertama merupakan pendahuluan yang meliputi: latar
belakang, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. BAB II
ACUAN TEORETIS Bagian kedua merupakan acuan teoretis yang meliputi: pengertian
kata depan, jenis kata depan, kata depan di, ke, pengertian awalan, jenis-jenis awalan, pengertian paragraf, kegunaan paragraf, syarat paragraf yang baik, jenisjenis paragraf, pengertian narasi, jenis-jenis paragraf narasi, ciri-ciri narasi dan langkah-langkah menulis narasi.
9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga merupakan metodologi penelitian yang berisi metode penelitian, waktu dan tempat penelitian, objek dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data. BAB IV HASIL PENELITIAN Bagian keempat merupakan hasil penelitian di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta yang meliputi: sejarah berdiri Madrasah Aliyah Annajah, visi misi, kurikulum, sarana dan prasarana sekolah, nama-nama guru dan tugasnya, kegiatan ekstrakulikuler siswa, dan struktur organisasi sekolah di Madrasah Aliyah Annajah. Selain itu, terdapat pula deskripsi data hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian. BAB V
SIMPULAN DAN SARAN Bagian kelima merupakan penutup yang berisi simpulan dan saran,
serta dilengkapi daftar pustaka dan lampiran yang dianggap penting.
10
BAB II ACUAN TEORETIS
A.
Pengertian Kata Depan Kata depan atau preposisi berasal dari ―bahasa Latin yang dibentuk
oleh kata prae berarti ‗sebelum‘ dan kata ponere berarti ‗menempatkan, tempat‘.‖1 Dalam bahasa Inggris kata depan disebut preposition, sedangkan ―dalam bahasa Belanda disebut voorzetsel.‖2 Mengapa disebut sebagai kata depan? Karena ―kata depan digunakan di muka kata benda untuk merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain.‖3 Kata depan lebih dikenal dengan sebutan preposisi. Terdapat beberapa definisi mengenai kata depan atau preposisi yang diungkapkan oleh para ahli bahasa atau penulis yang berkecimpung dalam bidang kebahasaan, misalnya preposisi adalah kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina dengan verba di dalam suatu klausa. Menurut Kridalaksana, kata depan dijelaskan sebagai ―kategori yang terletak di depan kategori lain (terutama nomina) sehingga terbentuk frase eksosentrik direktif.‖4 Pada umumnya, kata depan merangkaikan kata benda atau yang dibendakan dengan jenis kata lain. Seperti yang tertulis dalam sebuah buku bahwa 1
Wikipedia Indonesia, ―Preposisi‖, artikel diakses pada 3 November 2010, pukul 15.23 WIB dari http://id.wikipedia.org/wiki/Preposisi 2 J.S. Badudu, Membina Bahasa Indonesia Baku (Bandung: Pustaka Prima, 1988), hlm. 65. 3 Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet. ke-1, hlm. 122 4 Harimurti Kridalaksana, Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Gramedia, 2007), Cet. ke-5, hlm. 95.
11
―A preposition connects a noun structure to some other word in the sentence.‖5 Artinya, ―Kata depan berfungsi menghubungkan sebuah struktur kata benda untuk kata lain dalam suatu kalimat.‖ Karena fungsinya sebagai kata, maka penulisannya selalu dipisahkan dengan kata yang mengikutinya. Jadi, dapat penulis tarik secara garis besar bahwa kata depan adalah suatu kata yang digunakan untuk merangkaikan kata benda dengan jenis kata lain dan penulisannya selalu dipisahkan dari kata yang mengikutinya, seperti kata benda, kata keterangan tempat, dan kata keterangan waktu. ―Kata depan mempunyai fungsi sangat penting sebab turut serta mengarahkan arti atau maksud kalimat.‖6 Maksudnya, jika suatu kalimat harus menggunakan kata depan, tetapi kata itu tidak digunakan, maka arti kalimat akan berubah bahkan ada yang tidak dipahami lagi maknanya. Contoh: Rahma berjalan kaki dari rumahnya ke sekolah. Contoh tersebut menunjukkan jika kata depan dari dan ke dihilangkan atau tidak digunakan, maka maknanya pun akan rancu atau tidak sesuai dengan makna yang dituju.
B.
Jenis-jenis Kata Depan J.S. Badudu menggolongkan kata depan sebagai berikut: 1. ―Kata depan sejati, yaitu: di, ke, dari. 2. Kata depan majemuk, yaitu gabungan kata depan sejati dengan kata lain, misalnya: di dalam, di luar, di atas, di bawah, ke muka, ke belakang, dari samping, dari depan, kepada, daripada.
5
Marcella Frank, Modern English Exercises for Non-Native: Part 1 Parts of Speech (New Jersey: Prentice-Hall, 1972), hlm. 181. 6 Sudarno dan Eman A. Rahman, Kemampuan Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: PT Hikmat Syahid Indah,1986), hlm. 30.
12
3. Kata depan yang tak tergolong pada 1 dan 2, seperti tentang, perihal, akan, dengan, oleh, antara, bagi, untuk.‖7
Adapun Harimurti Kridalaksana menuliskan dalam buku Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia bahwa ada tiga jenis kata depan atau preposisi, yaitu: ―(1) preposisi dasar, (2) preposisi turunan, dan (3) preposisi yang berasal dari kategori lain.‖8 Berikut ini merupakan penjabaran dari ketiga jenis kata depan di atas: 1. Preposisi dasar tidak dapat mengalami proses morfologis. 2. Preposisi turunan yang dapat dibagi lagi menjadi: a). gabungan preposisi dan preposisi, seperti di dalam; b). gabungan preposisi dan non-preposisi, seperti di balik. 3. Preposisi yang berasal dari kategori lain, seperti pada, tanpa, semenjak, sepanjang, sesuai. Berikut ini merupakan sembilan kata depan yang digolongkan berdasarkan fungsinya, yaitu kata depan yang menyatakan: (1) tempat berada, yaitu di, pada, dalam, atas, dan antara (2) arah asal, yaitu dari (3) arah tujuan, yaitu ke, kepada, akan, dan terhadap (4) pelaku, yaitu oleh (5) alat, yaitu dengan dan berkat (6) perbandingan, yaitu daripada (7) hal atau masalah, yaitu tentang dan mengenai 7
J.S. Badudu, Pelik-Pelik Bahasa Indonesia (Bandung: Pustaka Prima, 1981), Cet. ke-18, hlm. 149. 8 Harimurti Kridalaksana, op. cit., hlm. 95-97
13
(8) akibat, yaitu hingga dan sampai (9) tujuan, yaitu untuk, buat, guna, dan bagi Pembagian kata depan atau preposisi seperti di atas juga disebut sebagai peran semantis preposisi, karena menyatakan makna-makna tertentu. Kemudian berdasarkan bentuknya, kata depan dibagi menjadi dua macam, yaitu kata depan tunggal dan kata depan majemuk. Berikut ini adalah penjabarannya: 1.
Kata Depan Tunggal Kata depan tunggal adalah ―preposisi yang hanya terdiri atas satu
kata.‖9 Bentuk kata depan tunggal tersebut dapat berupa kata dasar dan kata berimbuhan. a.
Kata depan atau preposisi yang berupa kata dasar Kata depan dalam kelompok ini hanya terdiri dari satu morfem.
Artinya, kata depan ini tidak diikuti oleh imbuhan apapun, baik awalan, akhiran, sisipan, maupun gabungan awalan dan akhiran. Berikut ini adalah kata dasar yang menjadi kata depan, yaitu ―akan, antara, bagi, buat, dari, demi, dengan, di, hingga, ke, kecuali, lepas, lewat, oleh, pada, per, peri, sampai, sejak/semenjak, seperti, serta, tanpa, tentang, dan untuk.‖10 Berikut ini beberapa contoh penggunaan kata depan yang berupa kata dasar dalam kalimat: (a) Rani tidak takut akan kegelapan. (b) Terlihat sekali perbedaan antara kakak dan adik itu. (c) Skripsi wajib dikerjakan bagi para mahasiswa S1. (d) Kak Ami berasal dari Solo. (e) Tadi siang, Mila
9
Hasan Alwi, et. al, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Cet. ke-5, hlm. 288 10 Ibid., hlm. 289.
14
terlihat duduk di bangku taman. Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa kata depan ini hanya terdiri dari satu morfem saja. b.
Kata depan yang berupa kata berafiks ―Kata depan dalam kelompok ini dibentuk dengan menambahkan
afiks pada bentuk dasar yang termasuk kelas kata verba, adjektiva, atau nomina.‖11 Artinya, pembentukan kata depan ini mengalami proses penambahan awalan (prefiks), akhiran (sufiks), atau gabungan antara keduanya (konfiks). Berikut ini yang termasuk kata depan berupa kata berimbuhan, seperti bersama, beserta, menjelang, menuju, menurut, sekeliling, sekitar, selama, sepanjang, seputar, seluruh, dan terhadap. 2.
Kata Depan Majemuk atau Gabungan Kata depan majemuk atau gabungan merupakan preposisi yang
berupa gabungan dari beberapa preposisi tunggal. Kata depan ini terdiri dari dua kata depan yang berdampingan dan dua kata depan yang berkorelasi. a.
Kata depan yang berdampingan Kata depan jenis ini terdiri dari dua kata depan yang letaknya
berurutan. Kata depan gabungan ini tetap ditulis terpisah dari kata selanjutnya atau di belakangnya. Berikut ini contoh kata depan yang berdampingan: daripada, kepada, oleh karena, oleh sebab, sampai ke, sampai dengan, dan selain dari. Berikut ini beberapa contoh kata depan yang berdampingan dalam kalimat: (a) Rifka lebih tinggi daripada adiknya. (b) Permen-permen itu diberikan
11
Hasan Alwi, et. al., loc. cit.
15
kepada anak-anak jalanan. (c) Konser Titi DJ berlangsung mulai pukul 19.00 sampai dengan 21.00 WIB. b.
Kata depan yang berkorelasi Kata depan ini terdiri dari dua unsur yang dipakai berkorelasi atau
berpasangan, tetapi terpisah oleh kata atau frasa lain. Artinya, antara kata depan pertama dan kedua terdapat jurang pemisah, jadi keduanya tidak berpasangan secara penuh. Contohnya, antara …… dengan, antara …… dan, dari …… hingga, dari …. sampai dengan, dari …. sampai ke, dari … ke, dari …. sampai, sejak …. hingga, sejak …. sampai. Berikut ini beberapa contoh kata depan yang berkorelasi dalam kalimat: (a) Antara Fifi dan kakaknya terdapat perbedaan sifat yang mencolok. (b) Ayah bekerja keras dari pagi hingga petang.
C.
Kata Depan di, ke Dalam penulisannya, kata depan di, ke harus dipisah dari kata yang
mengikutinya. Inilah yang membedakannya dengan imbuhan dan sering membuat siswa keliru dalam menuliskannya. Ada kunci yang dapat diingat siswa, yaitu penulisan kata depan di, ke dipisahkan dari kata selanjutnya jika diikuti oleh keterangan tempat, keterangan waktu, dan kata benda. Di bawah ini merupakan bagan dari kunci mudah memahami penulisan kata depan di, ke, yaitu:
16
kata depan di, ke + kata keterangan tempat kata depan di, ke + kata keterangan waktu
penulisan dipisahkan
kata depan di, ke + kata benda Bagan 1. Kunci mudah penulisan kata depan ‘di, ke’
1.
Kata depan di Dalam kata depan, di dihitung sebagai satu kata. Pada umumnya,
kata depan di dikenal sebagai penunjuk keterangan tempat. Namun, keterangan tempat itu dibagi-bagi menurut aturan seperti yang terdapat dalam Abdul Chaer, 2000: 122—124, seperti: a. untuk menyatakan ‗tempat berada‘. Contoh: ―Kami belajar di kelas 7.17.‖ b. untuk menyatakan aspek ‗diam‘ atau ‗berhenti‘. Contoh: ―Kami sedang beristirahat di hotel berbintang lima.‖ c. tidak digunakan sebelum kata ganti orang, kata nama diri, kata nama jabatan, kata nama perkerabatan, dan kata nama waktu. Kata depan yang lebih tepat digunakan adalah pada. Contoh: ―Novelmu ada di saya‖. (sebaiknya: ―Novelmu ada pada saya‖). d. tidak langsung digunakan di depan kata yang menyatakan karangan, tulisan, atau nama buku, majalah, dan koran. Kata depan di ditambahkan dengan kata depan dalam. Misalnya, ―Dimuat di dalam surat kabar.‖
17
2.
Kata Depan ke Kata depan ke juga biasa dikenal untuk menyatakan ‗tujuan‘. Sama
halnya seperti di, kata depan ke juga memiliki aturan ‗tujuan‘ yang dimaksud, di antaranya: a. untuk menyatakan ‗tempat tujuan‘. Contoh: ―Ibu pergi ke kantor pos.‖ b. untuk menyatakan aspek ‗gerak‘ atau ‗bergerak‘. Contoh: ―Apa maksudmu datang ke sini sepagi ini?‖ c. sebaiknya tidak digunakan di depan kata ganti, kata nama diri, kata nama jabatan, kata nama perkerabatan. Dalam hal ini, lebih tepat digunakan kata depan kepada. Contoh: ―Saya meminjam uang ke saudara.‖ (sebaiknya: ―Saya meminjam uang kepada saudara.‖). ―Dalam masyarakat sunda, sering kita dengar pemakaian kata depan di, ke di depan kata ganti orang, seperti di saya, di kita, ke ibu, ke dia, dan lain-lain, malah bentuk seperti itu diberi lagi afiks di-kan menjadi: dikesayakan, dikeibukan. Bentukan seperti ini boleh kita katakana bahasa Indonesia dialek Sunda, yang dipengaruhi oleh struktur bahasa Sunda.‖12
D.
Pengertian Awalan Dalam bahasa Indonesia, ada beberapa jenis afiks atau imbuhan,
yaitu awalan (prefiks) ialah imbuhan yang diletakkan di awal kata dasar; sisipan (infiks) adalah imbuhan yang disisipkan di tengah kata dasar; akhiran (sufiks) merupakan imbuhan yang diletakkan di akhir kata dasar; dan imbuhan gabungan (konfiks), yakni gabungan antara imbuhan awalan dan akhiran pada kata dasar.
12
J.S. Badudu, Pelik-Pelik Bahasa Indonesia (Bandung: Pustaka Prima, 1985), Cet. ke-18, hlm. 152.
18
Berdasarkan jenis-jenis tersebut, berikut ini akan dijelaskan lebih lengkap mengenai salah satunya, yaitu awalan atau prefiks. Istilah awalan prefiks berasal dari bahasa Latin, yaitu praefixus. Kata prae berarti ‗sebelum‘ dan kata fixus, figere bearti ‗sebelum sesuatu‘.13 Awalan disebut juga prefiks. Awalan merupakan ―afiks yang ditempatkan di bagian muka suatu kata dasar.‖14 ―Prefixes are bound morphemes that are attached to the initian position of the free morphemes.‖15 Artinya, ―Prefiks adalah morfem terikat yang melekat pada posisi awal morfem bebas‖. Pengertian lain menyebutkan, ―prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal sebuah kata dasar.‖16 Penulisan awalan selalu dirangkaikan dengan kata dasar yang mengikutinya. Jadi, dapat penulis katakan bahwa awalan atau prefiks adalah salah satu jenis imbuhan (afiks) yang berada di depan suatu kata dasar dan penulisannya diserangkaikan dengan kata yang mengikutinya.
E.
Jenis-jenis Awalan Dalam bahasa Indonesia, seperti halnya kata depan, awalan juga
memiliki berbagai jenis dengan fungsinya masing-masing, di antaranya: me-, di-, ber-, ke-, ter-, pe, per, se-.
13
Deny Arnos Kwary, ‖Analisis Afiks Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Bahasa
Inggris‖, artikel ini diakses pada 30 Maret 2011, pukul 14.04 WIB dari http://bit.ly/j5aVPr 14
Hasan Alwi, et. al, op. cit., hlm. 31. Muhammad Farkhan, An Introduction Linguistics (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. ke-1, hlm. 57. 16 Wikipedia Indonesia, ―Prefiks‖, artikel diakses pada 30 Maret 2011, pukul 13.57 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Prefiks 15
19
1.
Awalan meAwalan me- berfungsi membentuk kata kerja (verba), kata sifat
(ajektiva), dan interogativa. Awalan ini mengalami proses morfofonemik berupa: ―a. pengekalan fonem; b. penambahan fonem; dan c. peluluhan fonem.‖17 a.
Pengekalan fonem Pengekalan ini hanya dapat terjadi bila bentuk kata dasarnya diawali
dengan konsonan /r, l, w, y, m, n, ng, dan ny/. Contoh: merona, melawan, mewujud, meminum, menunggu, menganga, menyala. b.
Penambahan fonem Penambahan yang dilakukan adalah dengan menyelipkan fonem
nasal /m, n, ng, dan nge/. Fonem /m/ ditambahkan bila bentuk dasarnya dimulai dengan konsonan /b/ dan /f/. Contoh: membawa, memfosil. Penambahan fonem /n/ bila bentuk kata dasarnya dimulai dengan konsonan /d/. Contoh: mendaur, mendorong. Penambahan fonem /ng/ bila bentuk kata dasarnya dimulai dengan kosonan dan vokal /g, h, kh, a, i, u, e, dan o/. Contoh: menggusur, mengharap, mengkhitan, mengangkat, mengintip, mengungkap. Penambahan fonem /nge/ bila bentuk kata dasarnya tiga huruf saja. Contoh: mengetik, mengecat. c.
Peluluhan fonem Ini terjadi bila awalan me- diimbuhkan pada kata dasar yang diawali
dengan konsonan /k, t, s, p/. Contoh: mengutip, menawar, menyambut, memukul. 17
Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses) (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Cet. ke-1, hlm. 47.
20
2.
Awalan diTiap kata dasar yang digabung awalan atau prefiks di- tidak
mengalami perubahan bentuk. Karena awalan ini tidak mengalami proses morfofonemik yang serumit awalan me-, ber-, pe-, per-, dan ter-. Awalan diberfungsi memasifkan verba berawalan me-. Dengan kata lain, awalan di- sebagai kata kerja pasif yang dapat diubah menjadi kata kerja aktif dengan menggantinya dengan awalan me-. ―Afiks di- hanya memiliki satu fungsi, ialah membentuk kata kerja pasif, berbeda dengan afiks meN- yang mempunyai fungsi membentuk kata kerja aktif., sedangkan maknanya ialah menyatakan makna[sic!] ‗suatu perbuatan yang pasif‘.‖18 Misalnya:
dimakan
memakan
digunting
menggunting
dimarahi
memarahi
digantikan
menggantikan
Awalan di- jarang dirangkaikan dengan kata benda, kata bilangan, kata sifat dalam konteks kalimat tertentu. Hal tersebut dikarenakan akan terdengar rancu jika dirangkaikan. Seperti pada contoh berikut ini: - ―Batu-batu disusun supaya dirumah. - Kata orang, tanah itu akan ditinggi. - Karena ingin segera sampai, lari mereka dicepat. - Kayu itu diketam akan dikecil.”19 Jika ingin merangkaikannya dengan kata benda, kata sifat, dan kata bilangan, maka awalan di- harus dirangkaikan juga dengan imbuhan lainnya, 18
M. Ramlan, Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif (Yogyakarta: CV. Karyono, 2001), Cet. ke-12, hlm. 116—117. 19 Sudarno dan Eman A. Rahman, Kemampuan Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: PT. Hikmat Syahid Indah, 1986), hlm. 36.
21
seperti pada contoh: dibukukan, diperkecil, dipercepat, ditinggikan, dan lain-lain. Berikut ini merupakan kunci mudah dalam penulisan awalan di-: awalan di- + kata kerja
penulisan diserangkaikan
Bagan 2. Kunci mudah penulisan awalan ‘di-‘ 3.
Awalan berPada awalan ber-, terdapat tiga proses pengimbuhan di antaranya: a.
Penghilangan fonem. Contoh: be[r]kerja, be[r]serta, dan lain-lain.
b.
Perubahan fonem. Awalan ber- bila diikuti oleh kata dasar tertentu, maka akan mengalami perubahan fonem menjadi bel-. Contoh: belajar.
c. 4.
Pengekalan fonem. Contoh: bersama, berdua, berharap, dan lain-lain.
Awalan kePada umumnya, awalan ke- melekat pada bentuk dasar yang
termasuk golongan kata bilangan, misalnya keempat, kelima, keenam, ketujuh, dan seterusnya. Ada juga yang melekat pada bentuk dasar yang bukan kata bilangan, ada tetapi jumlahnya terbatas, ialah kehendak, ketua, kekasih, dan ketahu. Awalan ke- berfungsi membentuk kata kerja (verba), kata benda (nomina), dan kata bilangan (numeralia). Pada kata kehendak, ketua, dan kekasih, awalan ke- berfungsi membentuk kata nomina; pada kata kedua, ketiga, dan seterusnya, awalan ke- berfungsi membentuk kata numeralia; pada ketahu, awalan ke- berfungsi membentuk pokok kata, yang terdapat pada kata mengetahui, diketahui, dan pengetahuan; sedangkan fungsi verba dalam awalan ke- hanya terdapat pada ragam bahasa tidak baku, seperti kebaca, kebawa, ketabrak, dan lain-lain.
22
Awalan ke- mempunyai dua makna, yaitu: a. Menyatakan kumpulan yang terdiri dari jumlah yang tersebut pada bentuk dasar. Misalnya: a). kedua (orang): bermakna ‗kumpulan yang terdiri dari dua orang‘ b). ketiga (orang): bermakna ‗kumpulan yang terdiri dari tiga orang‘ c). keempat (pasang): bermakna ‗kumpulan yang terdiri dari empat pasang‘ b. Menyatakan urutan Berikut ini merupakan kunci mudah dalam penulisan awalan ke-: awalan ke- + kata kerja penulisan diserangkaikan awalan ke- + kata bilangan Bagan 3. Kunci mudah penulisan awalan ‘ke-‘ 5.
Awalan terAwalan ini berfungsi membentuk kata kerja pasif dan kata sifat. Hal
yang bermakna ‗tidak sengaja melakukan‘, seperti tertidur, termakan, terbawa, dan lain-lain. Pada kata sifat, awalan ter- memberikan makna ‗paling‘, seperti tercantik, terpandai, terbawah, dan lain-lain. 6.
Awalan peAwalan ini berfungsi membentuk kata benda (nomina) dan pada
umumnya menyatakan makna ‗yang biasa/pekerjaannya/gemar melakukan pekerjaan yang tersebut dalam kata dasar‘. Contohnya: petani, petinju, pedagang, dan lain-lain. Afiks pe- pada umumnya bertalian dengan kata kerja berafiks ber-:
23
pedagang bertalian dengan berdagang, pejuang bertalian dengan berjuang, dan lain-lain. 7.
Awalan perAwalan ini berfungsi membentuk kata benda (nomina) dan pokok
kata. Awalan per- yang membentuk kata nomina ―hanya terdapat pada kata pelajar dan pertapa.‖20 Awalan per- yang membentuk pokok kata, biasanya berupa kata sifat, seperti: perbanyak, perjelas, perpanjang, dan lain-lain; kata bilangan, seperti: perempat, perlima, dan lain-lain; kata nomina, seperti: perbudak, peristri, dan lain-lain. 8.
Awalan se―Pemberian prefiks se- pada semua dasar ajektiva memberi makna
gramatikal ‗sama (dasar) dengan nomina yang mengikutinya‘.‖21 Contoh: sepintar, semurah, sehijau, dan lain-lain.
F.
Paragraf Narasi Sebelum membahas tentang paragraf narasi, perlu juga kita
mengetahui tentang seluk-beluk paragraf. Kata paragraf diserap ke dalam bahasa Indonesia dari kata dalam bahasa Inggris, yaitu paragraph. Kata paragraph tersebut dibentuk dari suatu kata dalam bahasa Yunani, yakni para- yang berarti ‗sebelum‘ dan –grafien ‗menulis, menggores‘. Dalam bahasa Indonesia, terdapat banyak pengertian tentang paragraf, di antaranya: (1) ―paragraf adalah seperangkat kalimat yang 20 21
Ibid., hlm. 132. Ibid., hlm. 170.
24
membicarakan suatu gagasan atau topik.‖22 (2) ―paragraf bukan seke[sic!]dar kumpulan kalimat.‖23 (3) ―paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.‖24 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut paragraf adalah sekumpulan kalimat yang terdiri dari satu kalimat topik atau gagasan dan beberapa kalimat penjelas yang saling padu, dan berkaitan satu sama lainnya. Di
atas
dipaparkan
bahwa
kalimat-kalimat
dalam
paragraf
memperlihatkan memiliki keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Namun, terdapat juga paragraf yang hanya terdiri dari satu kalimat. ―Paragraf satu kalimat ini dapat dipakai sebagai peralihan antarparagraf, sekaligus memperbesar efek dinamika bahasa.‖25 Namun demikian, untuk memperoleh ide yang utuh dan lengkap, paragraf hendaklah dibentuk dari sekelompok kalimat yang saling berkaitan dan padu dalam mengembangkan satu gagasan.
G.
Fungsi Paragraf Paragraf bukan hanya sekadar sebuah tulisan yang dituangkan oleh
penulisnya. Paragraf juga mempunyai fungsi tertentu. Sebagaimana yang
22
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: Akademika Pressindo, 2009), Cet. ke-10, hlm. 115. 23 Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), Cet. ke-1, hlm. 129. 24 Niknik M. Kuntarto, Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2010), Cet ke-8, hlm. 153. 25 Alek A. dan Achmad H. P., Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. ke-1, hlm. 208.
25
dituliskan oleh Alek A. dan H. Achmad H. P., paragraf memiliki beberapa fungsi sebagai berikut: 1. ―Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran dan perasaan ke dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan. 2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru bagi karangan yang terdiri dari beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pikiran. 3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis dan memudahkan pemahaman bagi pembacanya. 4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang lebih kecil. 5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karangan yang terdiri dari beberapa variabel.‖26
H.
Syarat Paragraf yang Baik Agar memperoleh paragraf yang baik, seorang penulis dituntut untuk
memperhatikan syarat-syarat paragraf yang baik. Syarat-syarat itu di antaranya: 1.
Kesatuan Kesatuan paragraf merupakan salah satu unsur yang membangun
sebuah paragraf. Kesatuan dalam paragraf, yaitu ―semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, [sic!] suatu tema tertentu.‖27 Kesatuan ini maksudnya di dalam satu paragraf hanya terdiri dari satu topik saja yang berupa kalimat utama dan juga terdapat beberapa kalimat penjelas. Topik tersebut diungkapkan di dalam sebuah kalimat utama yang berada di awal atau akhir atau gabungan keduanya. Kalimat utama tersebut makin diperjelas oleh beberapa kalimat lain yang disebut kalimat penjelas. Contoh:
26 27
Ibid, hlm. 209. Alek A. dan Achmad H. P., op.cit. hlm. 214.
26
―Jateng sukses. Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah selesai pertandingan final Kejurnas Tinju Amatir, Minggu malam, di Gedung Olahraga Jateng, Semarang. Pernyataan itu dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapat tewujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu. Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh ke tangan Jateng. Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pernah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.‖28 2.
Koherensi atau kepaduan Koherensi adalah ―kekompakkan hubungan antara sebuah kalimat
dan kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu.‖29 Koherensi maksudnya, dalam sebuah paragraf tidak boleh ada kalimat yang menyimpang dari paragraf itu. Jadi, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok atau topik paragraf itu. Jika ada kalimat yang menyimpang dari topik itu, maka kalimat itu harus dikeluarkan dari paragraf. ―Kepaduan
atau
koherensi
paragraf
dapat
terlihat
melalui
penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antarkalimat.‖30 Untuk mencapai kepaduan yang baik, diperlukan strategi dalam merangkai kalimat sehingga berhubungan secara logis dan padu. Strategi tersebut di antaranya: a.
Penggunaan pengulangan kata atau kata kunci Kata kunci (keyword) adalah kata yang diulang untuk mengaitkan
antara satu kalimat dengan kalimat lainnya. Contoh: ―Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupannya, manusia secara kodrat tidak dapat hidup sendiri. Sejak dilahirkan, 28
E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, op. cit., hlm. 117. Alek A. dan Achmad H. P., op. cit., hlm. 218. 30 E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, op. cit., h. 117. 29
27
manusia sudah membutuhkan ibu-bapaknya sebagai tempat bergantung. Ketika dapat berkomunikasi dengan lingkungan sosial, manusia memerlukan masyarakat luas untuk bersosialisasi.‖31 b.
Penggunaan kata ganti Kata ganti adalah kata yang dapat menggantikan nomina atau frase,
misalnya dia, beliau, saya, engkau (kata ganti orang/pronomina persona), itu, ini, di sana, di sini, di situ (kata ganti penunjuk/pronomina demonstratif), nya, -ku, -mu (kata ganti sasaran/pronomina objektif). c.
Penggunaan konjungsi transisi kalimat Konjungsi antarkalimat adalah ―kata penghubung yang digunakan
pengarang untuk menyambungkan ide satu kalimat dengan ide kalimat lain dalam paragraf, baik menyambungkan antara kalimat utama dengan kalimat penjelas, maupun antara kalimat dengan kalimat penjelas.‖32 Berikut ini contoh paragraf yang padu: ―David Beckham adalah seorang pemain sepak bola yang sukses. Buktinya, suami Victoria Beckham ini selalu bergelimang kekayaan dan kepopuleran. Walaupun masih terikat kontrak dengan real Madrid sampai Juni 2007, mantan kapten Timnas Inggris ini sudah mengumumkan secara resmi kepindahannya ke LA Galaxy di liga Amerika Serikat. Bahkan, pemain yang memiliki tendangan jarak jauh yang mematikan lawan ini sudah meneken kontrak transfer 250 juta dolar AS. Selain menerima gaji 250 euro per tahun hingga Juni 2007 dari Real Madrid, ia juga akan menerima 250 juta dolar AS dari LA Galaxy. Akibat pemberitaan ini, lelaki yang pernah berselisih dengan pelatihnya di Manchester United ini mendapatkan banyak kritikan dan laporan tidak sedap tentang dirinya di berbagai media masa, tetapi ayah dari Brooklyn, Romeo, dan Cruz ini tetap menjadi pemain sepak bola yang terpopuler dan menjadi buah bibir di jagat persepakbolaan dunia.‖33
31
Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani, op. cit., hlm. 130. Ibid., h. 131. 33 Ninik M. Kuntarto, op. cit., hlm. 155. 32
28
3.
Kelengkapan Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila di dalamnya terdapat
kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran atau kalimat utama. Ciri-ciri kalimat penjelas, yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh, dan lain-lain. Selain itu, kalimat penjelas berarti apabila dihubungkan dengan kalimat-kalimat di dalam paragraf. Kalimat penjelas memerlukan kata penghubung, baik kata penghubung intrakalimat maupun kata penghubung antarkalimat. Contoh: ―Indonesia adalah negeri pahlawan, sosok yang dikagumi karena keberaniannya berkorban bagi bangsa. Pada masa prakemerdekaan pahlawan dituntut memiliki keberanian membela kaum terjajah dan menantang kaum penjajah. Berbeda dengan pahlawan pada prakemerdekaan, pahlawan yang diperlukan di masa pascakemerdekaan adalah pahlawan kebajikan, pahlawan-pahlawan kehidupan. Pahlawan akan dikenang bukan karena berani mati, melainkan juga karena mengabdi hidup demi kesejahteraan bangsa.‖34 4.
Pengembangan Sebelumnya dijelaskan bahwa paragraf memiliki kalimat utama dan
kalimat penjelas. Sebuah kalimat utama yang berisi suatu topik tidak akan menjadi sebuah paragraf bila tidak dikembangkan dengan kalimat penjelas dalam bentuk berupa contoh, alasan, angka-angka, atau lainnya. ―Memberi perincian, penjelasan, penjabaran, terhadap kalimat utama itulah yang dmaksud dengan pengembangan paragraf.‖35
34
Ibid., hlm. 160—161. Sudarno dan Eman A. Rahman, Terampil Berbahasa Indonesia (Jakarta: PT. Hikmat Syahid Indah, t.t), hlm. 126. 35
29
5.
Bahasa yang baik dan benar Paragraf dapat disebut sebagai alat utama sebuah karangan,
sedangkan paragraf menjadikan bahasa sebagai alat utamanya. Agar dapat membentuk suatu paragraf yang memenuhi syarat, hendaklah menggunakan bahasa yang baik dan benar. Bahasa yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai norma kemasyarakatan yang berlaku, dalam arti pemakaiannya sesuai dengan situasi, sedangkan bahasa yang benar ialah bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Jadi, bahasa yang baik yang benar, yaitu ―bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku dan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.‖36
I.
Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan sifat dan tujuannya, paragraf dapat dibedakan atas:
1.
Paragraf pembuka Paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian
pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan disajikan di paragraf selanjutnya. Karena paragraf pembuka merupakan pengantar untuk sampai ke pembicaraan inti. Salah satu cara menarik perhatian pembaca, yakni dengan mengutip pernyataan dari tokoh terkenal, kutipan itu tentu saja yang membangun, dan merangsang minat pembaca. Berikut ini merupakan contoh paragraf pembuka: 36
E. Zaenal Arifin dan Farid Hadi, 1001 Kesalahan Berbahasa (Jakarta: Akademika Pressindo, 2009), Cet. ke-4, hlm. 11—12.
30
―Psikolog Jhon Powell pernah mengatakan, manusia bisa berbagi perasaa, pikiran, bahkan berbagi tubuh. Namun, sering sekali proses berbagi ini tidak selalu sungguh-sungguh memberikan penyatuan sejati yang membahagiakan antarmanusia….‖37 2.
Paragraf penghubung Paragraf
ini
disebut
juga
paragraf
pengembang.
Paragraf
penghubung terletak antara paragraf pembuka dan paragraf terakhir sekali di dalam bab atau anak bab. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang akan dikemukakan. Paragraf dapat dikembangkan dengan cara ekspositoris, deskriptif, naratif, dan argumentatif. Contoh: ―Sebaliknya, tidak adanya komunikasi perasaan menciptakan keterpisahan dan keterkucilan. Keterpisahan dan keterkucilan inilah yang akan membelitkan rasa nyeri dan penderitaan. Penderitaan dan rasa nyeri amat kondusif untuk memunculkan iri hati dan dendam. Lebih dari itu, penderitaan dan iri hati akan memicu berbagai masalah lain, semisal perseteruan, kecurigaan, dan keputusasaan. Akumulasi berbagai perasaan itu lama-kelamaan menjadi gunung dendam yang setiap saat bisa meledak dalam wujud tindak kekerasan dan agresif yang destruktif.‖38 3.
Paragraf penutup Paragraf penutup adalah ―paragraf yang terdapat pada akhir
karangan. Pada umumnya, paragraf penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dikemukakan pada bagian-bagian sebelumnya.‖39 Contoh: ―Dalam keseharian bisa dilihat dengan jelas problem hubungan antarinsan oleh karena tipisnya komunikasi perasaan. Baik pada tataran relasi antarteman, relasi suami-istri, relasi pemimpin dan anak buahnya, bahkan pada tataran relasi masyarakat luas, bangsa, dan negara.‖40
37
Iis Wiati, Bahasa dan Sastra Indonesia: program Studi Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Sosial untuk SMA Kelas XII (Depok: Arya Duta, 2005), Cet. ke-1, hlm. 27. 38 Iis Wiati, op. cit., hlm. 28. 39 Alek A. dan Achmad H. P., op. cit., hlm. 210—213. 40 Iis Wiati, loc. cit.
31
Adapun berdasarkan letak topiknya, paragraf digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu: a.
Paragraf deduktif Paragraf deduktif memiliki kalimat utama/gagasan utama yang
diletakkan di awal paragraf. Contoh: ―Tugas yang diemban Pak Slamet ini tidak ringan. Pak Slamet harus siap 24 jam. Ia harus siap dihubungi kapan dan di mana saja. Sore itu ketika beberapa karyawan berbenah diri untuk pulang, Pak Slamet masih dengan tegar mondar-mandir di kantornya sambil mengontrol gangguan-gangguan yang mungkin terjadi. Karena tugasnya tersebut, Pak Slamet sering pulang pukul 22.00 WIB.‖41 b.
Paragraf induktif Paragraf induktif memiliki kalimat utama/gagasan utama yang
diletakkan di akhir paragraf. Contoh: ―Sebenarnya, masa penyesuaian dengan pekerjaan akan lebih cepat pada perusahaan yang menyiapkan masa orientasi atau perkenalan bagi karyawan barunya. Namun, jika tidak ada orientasi, kumpulkanlah sebanyak mungkin informasi yang bersifat membantu masa penyesuaian dengan pekerjaan. Misalnya, melalui rekan-rekan, bisa saja mengumpulkan nama dan kontak karyawan yang memiliki keterampilan khusus. Jadi, ketika mulai bekerja menjumpai hambatan, bisa menghubungi lebih dari satu orang untuk menjawab semua masalah yang muncul.‖42 c.
Paragraf campuran (deduktif-induktif) Paragraf campuran memiliki kalimat utama/gagasan utama yang
diletakkan di awal dan akhir paragraf. Kalimat utama di awal paragraf berfungsi sebagai pembuka ide yang akan diikuti uraian berupa contoh, kejadian, atau perincian khusus tentang pikiran utama. Kemudian pikiran utama itu ditegaskan 41
E. K. Djuharmie dan Asep Juanda, Bahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI (Bogor: Regina, 2005), Cet. ke-1, hlm. 22. 42 Ibid., hlm. 23.
32
lagi pada akhir paragraf dengan menggunakan kalimat yang tidak sama dengan kalimat utama pertama. Contoh paragraf campuran: ―Antara dan berpikir ada hubungan yang erat. Berbahasa ialah menyatakan yang dipikir, dirasa, atau dikehendaki. Bila orang belajar berbahasa, ia belajar berpikir lebih baik dan lebih halus. Sebaliknya orang berpikir bermakna ia menambah kosa kata serta menggunakannya secara teratur. Kemajuan bahasa adalah juga kemajuan dalam berpikir. Bahasa dan berpikir berkembang bersamasama. Oleh karena itu, bahasa dan berpikir tidak dapat dipisahpisahkan.‖43 Jika dilihat dari isinya, paragraf dibagi menjadi lima, di antaranya: 1)
Eksposisi (paparan) Paragraf eksposisi merupakan suatu bentuk tulisan memaparkan
suatu informasi agar dapat memperluas wawasan dan pengetahuan pembaca. Tulisan eksposisi ini bersifat tidak memaksa pembacanya. Jenis paragraf eksposisi dapat dibaca dalam tulisan opini, tips, maupun berita. Contoh: “Khasiat Rebusan Angkak Angkak adalah suatu jenis tumbuhan dari Cina yang memiliki menfaat untuk tubuh, di antaranya menurunkan tekanan darah dan menaikkan jumlah trombosit bagi penderita demam berdarah. Angkak tersebut dapat digunakan dengan cara: a). Siapkan butiran angkak yang banyak dijual di supermarket; b). Rebus dua gelas air ditambah setengah sendok teh angkak dan tunggu hingga mendidih; c). Setelah mendidih, matikan kompor dan saring air rebusan itu; d). Tunggu hingga hangat dan siap diminum. Khasiat rebusan angkak itu dapat dirasakan kira-kira setelah dua kali meminumnya. Selamat mencoba!‖44
43
Sudarno dan Eman A. Rahman, Terampil Berbahasa Indonesia (Jakarta: PT. Hikmat Syahid Indah, t.t), hlm. 130. 44 Utami Setiawati Darmadi, ―Khasiat Rebusan Angkak‖, artikel ini diakses pada 26 Mei 2011, pukul 20.20 WIB dari http://utamiindonesia.blogspot.com
33
2)
Persuasi (ajakan) Paragraf persuasi berusaha meyakinkan pembaca agar melakukan
sesuatu yang diingini oleh penulis. Persuasi dapat dijumpai dalam tulisan iklan penawaran, iklan layanan masyarakat, iklan pendidikan, maupun politik. Contoh: ―Salah satu penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolahraga.‖45 3)
Argumentasi Paragraf argumentasi merupakan suatu bentuk tulisan yang berusaha
memengaruhi pembaca dengan cara menggabungkan fakta-fakta yang didapat dengan pendapat penulis. Argumentasi bertujuan membuat pembaca menyetujui pendapat penulis tentang topik yang dituliskannya. Contoh: ―Jangan berani membandingkan antara perpustakaan yang dimiliki oleh beberapa instansi, sekolah, perguruan tinggi, maupun perpustakaan pusat dengan perpustakaan yang ada di perpustakaan [sic!] di Inggris. Mengapa? Hal ini akan membuat kita sedih. Bagaimana tidak, perpustakaan Inggris selalu dibanjiri oleh para pembaca karena koleksi bacaan yang dimilikinya. Sementara beberapa perpustakaan di negeri kita masih perlu pembenahan, baik dalam hal pengayaan koleksi maupun pelayanan yang ada. Yang lebih menyedihkan, di perpustakaan Inggris ini ditemukan berbagai naskah yang juga sangat pantas ada di perpustakaan Indonesia, salah satunya sebuah repsoduksi 510 gambar arkeologis. Adakah perpustakaan di Indonesia yang memiliki koleksi yang sama?46
4)
Deskripsi (gambaran atau lukisan) Paragraf deskripsi merupakan suatu tulisan yang menggambarkan
atau melukiskan sesuatu, baik itu manusia, hewan, keadaan, maupun peristiwa 45
Elvi Susanti, ―Argumentasi dan Persuasi‖, (Handout Mata Kuliah Menulis Lanjut Pertemuan IV dan V, 2011), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, hlm. 6. 46 Iis Wiati, op. cit., hlm.106—107.
34
serinci-rincinya hingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan merasakan hal yang dituliskan penulis. Contoh: ―Ruang kelas itu berukuran 8 x 6 m. Cahaya masuk dari arah kiri mahasiswa. Deretan kursi kuliah masing-masing 5 buah ke kiri dan 5 buah ke kanan. Sedangkan dari muka ke belakang dijejerkan masingmasing 8 buah kursi. Meja dan kursi dosen berada di sudut kanan ruang kuliah. Papan tulis yang berukuran 3 x 1,20 m tertempel kokoh pada dinding tembok depan ruang itu.‖47 5)
Narasi
a)
Pengertian Narasi Pada umumnya, narasi sering dikaitkan dengan cerita atau kisah.
Secara singkat, paragraf narasi berarti tulisan yang berisi cerita. Paragraf narasi merupakan ―salah satu jenis paragraf yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan urutan waktu.‖48 Atar Semi menyatakan bahwa ―narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.‖49 Sedangkan Mahsusi menyatakan bahwa ―narasi adalah bentuk karangan yang menceritakan, mengisahkan, atau menyejarahkan.‖50 Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa paragraf narasi adalah salah satu jenis tulisan yang menceritakan secara jelas kepada pembaca tentang suatu peristiwa atau kejadian berdasarkan urutan waktu.
47
Sudarno dan Eman A. Rahman, Terampil Berbahasa Indonesia (Jakarta: PT. Hikmat Syahid Indah, t.t), hlm. 135. 48 Muhammad Alfiyansyah, ―Paragraf Narasi‖, artikel ini diakses pada Minggu, 4 April 2010, pukul 14.32 dari http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/paragraf-narasi.html 49 Caray, ―Karangan Narasi dengan Segala Macamnya‖, artikel ini diakses pada Sabtu, 14 Mei 2011, pukul 16.08 WIB dari http://bit.ly/lH5kuR 50 Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia (Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2004), hlm. 230.
35
Paragraf narasi memiliki beberapa prinsip, yaitu alur, penokohan, latar, dan sudut pandang. Keempat prinsip tersebut harus ada dalam paragraf, sehingga itu dapat disebut sebagai paragraf narasi. b)
Jenis-jenis Narasi (a) Narasi Ekspositoris Narasi ekspositoris merupakan salah satu jenis narasi yang
menceritakan peristiwa yang benar-benar terjadi. Misalnya, cerita perjuangan pahlawan, riwayat atau laporan perjalanan, biografi, dan autobiografi. Narasi ekspositoris bersifat fakta yang disajikan dengan bahasa denotatif dan tujuan utamanya bukan menimbulkan daya imajinasi, melainkan menambah pengetahuan pembaca dengan pemaparan yang rasional. ―Narasi ekspositoris pertama-tama bertujuan menggugah pikiran pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan.‖51 Sebagai sebuah bentuk narasi, narasi ekspositoris memersoalkan tahap-tahap kejadian, rangkaian-rangkaian perbuatan kepada pembaca atau pendengar. Runtun kejadian tersebut untuk menyampaikan informasi yang dapat memperluas pengetahuan pembaca atau pendengar, secara lisan maupun tertulis. Contoh narasi ekspositoris: ―Melalui tulisan ini, saya ingin bercerita tentang pengalaman saya ketika berada si Korea Selatan pada bulan Oktober 2009. Saat itu, saya dan kelima anggota keluarga lainnya pergi ke Korea Selatan untuk menemani dan kakak lelaki saya yang akan menikahi seorang gadis Korsel tepatnya dari kota Daegu. Sebelum menginjakkan kaki di Daegu, saya singgah sebentar di Seoul karena pesawat yang saya tumpangi mendarat di Inc Cheon International Airport. Saya dan keluarga berada di Daegu selama 8 hari 7 malam. Meski hanya sebentar di sana, namun banyak hal yang dapat 51
136.
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi (Jakarta: PT. Gramedia, 2001), Cet. ke-13, hlm.
36
saya pelajari dan teladani dari masyarakat di sana, seperti ketegasan para petugas imigrasi bandara, kebersihan lingkungannya dan kesejukan udara di sana, ketertiban dan kedisiplinan masyarakatnya, ketepatan waktu masyarakatnya, budaya menghormati dan mendahulukan orang yang lebih tua, dan kemandirian Costumer Mc‘Donald Korsel (pembeli bukanlah raja).‖52 (b) Narasi Sugestif Narasi ini menceritakan suatu hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang dan bersifat fiksi. ―Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca.‖53 Melalui narasi sugestif, kita dapat menyampaikan peristiwa pada suatu waktu
dengan makna tersirat atau tersurat dengan bahasa yang lebih
condong ke bahasa figuratif dengan penggunaan kata-kata konotatif. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Berikut ini contoh narasi sugestif: ―Pada zaman dahulu di sebuah kampung di kaki sebuah gunung tersebutlah sepasang suami istri yang sudah lama bertapa untuk memohon kepada Yang Kuasa agar diberi wiji widayat. Berkat kesungguhan serta kesabarannya, maka pada tengah malam, tatkala hujan rintik-rintik membasahi bumi, Yang Kuasa menurunkan mayat Dewi Sri di pangkuan dua makhluk yang teguh iman itu. Mereka disuruh memakamkan mayat Dewi Sri dengan sebaik-baiknya. Makan jangan dibiarkan kering. Dan ternyata pada pagi yang kedelapan kedua suami istri melihat beberapa batang widayat tumbuh di makam itu. Lalu dengan meminta izin kepada Yang Kuasa, kedua suami istri tani tadi mencabut dan menanamkan kembali widayat di sawah. Tiga bulan kemudian ibu dan bapak tani sudah memetik ratussan tangkai widayat. Akhirnya tersebarlah makanan pokok yang kini disebut padi. (dari Cerita Rakyat)‖54
52
Utami Setiawati Darmadi, ―Pengalaman Berharga dari Negeri Ginseng‖, artikel ini diakses pada 24 Mei 2011, pukul 19.08 WIB dari http://utamiindonesia.blogspot.com 53 Gorys Keraf, op. cit., hlm. 137. 54 Sudarno dan Eman A. Rahman, Kemampuan Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: PT Hikmat Syahid Indah,1986), hlm. 156—157.
37
c)
Ciri-ciri Narasi Agar dapat dibedakan dengan jenis paragraf lainnya, narasi memiliki
ciri-ciri sebagai berikut: (a) (b) (c) (d)
―Menonjolkan unsur perbuatan atau tindakan. Dirangkai dalam urutan waktu. Berusaha menjawab pertanan ―apa yang terjadi?‖ Ada konfliks.‖55
d) Langkah-Langkah Menulis Narasi Suatu paragraf narasi dapat lebih mudah dibuat jika mengikuti langkah-langkah berikut: (a) ―Tentukan dulu tema dan amanat yang akan disampaikan. (b) Tetapkan sasaran pembaca. (c) Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur. (d) Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita. (e) Rincian-rincian peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita. (f) Susun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.‖56
55
Gorys Keraf, op. cit., hlm. 136. Wikipedia Indonesia, ―Narasi‖, artikel ini diakses pada Sabtu, 14 Mei 2011, pukul 16.12 WIB dari http://id.wikipedia.org/wiki/Narasi 56
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
“Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.”1 Tidak seperti penelitian kuantitatif, “penelitian kualitatif [sic!] perhatian lebih banyak ditujukan pada pembentukan teori substantif berdasarkan dari konsep-konsep yang timbul dari data empiris.”2 Proses penelitian kualitatif terbagi menjadi tiga tahap, di antaranya: “1. Tahap orientasi atau deskripsi. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan ditanyakan. 2. Tahap reduksi atau fokus. Pada tahap ini peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama. 3. Tahap selection. Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci.”3
1
hlm. 1.
2
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), Cet. ke-1,
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), Cet. ke-6, hlm. 35. 3 Sugiyono, op.cit., hlm. 17.
39
B.
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di MA Annajah Petukangan Selatan.
Sekolah ini berlokasi di sebelah selatan Jakarta, tepatnya di Jalan Ciledug Raya nomor 10 Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Pengumpulan Pengumpulan data penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2011, sedangkan studi dokumenter dilakukan mulai Juli 2011.
C.
Objek dan Sampel Penelitian “Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,
tetapi oleh Spradley dinamakan “social situasion” atau situasi sosial.”4 Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi” di dalamnya. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah para siswa MA Annajah tahun pelajaran 2011/2012. Sampel ialah “sebagai[sic!] bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu.”5 Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Semester Ganjil di MA Annajah tahun pelajaran 2011/2012. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purporsive sampling merupakan “teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.”6 Dalam purposive sampling, “pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui 4
Sugiyono, op. cit., hlm. 49. S. Margono, op. cit., hlm. 121. 6 Sugiyono, op. cit., hlm. 53—54. 5
40
sebelumnya.”7 Di MA Annajah terdapat dua (2) kelas X, yaitu XA dan XB. Peneliti akan mengambil 50% dari jumlah siswa tiap kelasnya berdasarkan nilai pelajaran Bahasa Indonesia dalam rapor SMP/MTs mereka. Jadi, peneliti memilih siswa yang memiliki nilai rata-rata pelajaran Bahasa Indonesia 70-90 dari tiap kelas.
D.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang akan diteliti. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang melancarkan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dan pengolahan data dengan beberapa teknik, di antaranya: 1. Teknik dokumenter atau studi dokumenter, yaitu “cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lainlain yang berhubungan dengan masalah penelitian.”8 Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan tugas menulis narasi yang telah dikerjakan siswa sampel. 2. Wawancara, yakni “proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan oleh dua orang atau lebih, bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan7 8
S. Margono, op. cit., hlm. 128. Ibid, hlm. 181.
41
keterangan.”9 Dalam pengertian lain, “wawancara sering disebut sebagai proses komunikasi dan interaksi.”10 Jenis wawancara yang akan digunakan adalah wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur, yaitu pewawancara telah menyusun serentetan pertanyaan yang akan diajukan dan mengendalikan percakapan sesuai dengan arah pertanyaan-pertanyaan. Peneliti mewawancarai 1). Kepala Sekolah atau Kepala/staf TU tentang profil sekolah mencakup keadaan sekolah, visi misi, kurikulum sekolah, struktur di sekolah; 2). Guru Bahasa Indonesia tentang perkembangan siswa kelas X dalam belajar bahasa Indonesia, kecenderungan kesalahan siswa dalam kata depan dan awalan; dan 3). Ketua OSIS tentang kegiatan ekstrakulikuler di sekolah; 4). beberapa siswa tentang pemahamannya mengenai kata depan dan awalan. Dalam menentukan siswa yang akan diwawancarai, peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan fotokopi nilai rapor terakhir masingmasing. Dengan cara itu, dapat ditentukan siswa yang akan diwawancara. Jumlah siswa yang akan diwawancarai, yakni sebesar 30% dari jumlah sampel siswa yang diteliti. 3. Observasi, yaitu “cara pengumpulan data berdasarkan pengamatan yang menggunakan mata atau telinga secara langsung tanpa melalui
9
Cholid Narbuko dan Abu Achadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: Bumi Aksara, 1999),
hlm. 83.
10
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial berbagai Alternatif Pendekatan, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. ke-5, hlm. 69.
42
alat bantu yang terstandar.”11 Peneliti mengobservasi profil sekolah, kurikulum, sarana dan prasarana, nama-nama guru serta tugasnya, kegiatan ekstrakulikuler siswa, dan struktur organisasi di sekolah.
E.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan data dalam penelitian kualitatif dilakukan bersamaan
dengan pengumpulan data. Saat masuk ke tempat penelitian, peneliti memasuki tahap deskripsi, yakni peneliti mendeskripsikan bagaimana asal mula sekolah tersebut, keadaan sekolah, dan juga bertanya-tanya kepada guru bahasa Indonesia tentang kemampuan siswa dalam materi narasi yang memperhatikan kata depan dan awalan secara tepat. Tahap selanjutnya adalah reduksi atau fokus, yaitu “proses analisis untuk memilih, memusatkan perhatian, menyederhanakan, mengabstraksikan serta mentransformasikan data yang muncul dari catatan-catatan lapangan.”
12
Reduksi
ini seperti memberikan kode-kode tertentu pada data penelitian yang dikumpulkan. Tujuannya, agar memudahkan peneliti dalam mengolah data tersebut. Selanjutnya, peneliti melakukan selection. Peneliti menguraikan secara rinci dan mendalam mengenai temuan-temuan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi masing-masing siswa.
11
M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), Cet. ke-1, hlm. 143. 12 Departemen Pendidikan Nasional “Pengolahan dan Analisis Data Penelitian”, tulisan diakses pada Kamis, 25 Agustus 2011, pukul 20.00 dalam http://bit.ly/pNY2ew
43
Dalam mengolah atau menganalisis data yang diperoleh, peneliti membatasi kriteria analisis pada cara penulisannya, yaitu: 1. Dipisah untuk kata depan di. 2. Dipisah untuk kata depan ke. 3. Diserangkaikan atau disambung untuk awalan di-. 4. Diserangkaikan atau disambung untuk awalan ke-. 5. Jumlah 5 paragraf dalam tiap karangan siswa. Dari data yang nanti diperoleh, peneliti menghitung persentase kemahiran siswa dalam penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dengan rumus sebagai berikut: P=
𝐹 𝑁
× 100%
P = Persentase pemahaman siswa F = Frekuensi kesalahan/kekeliruan N = Jumlah kriteria analisis
44
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.
Sejarah Berdiri Madrasah Aliyah Annajah Jakarta
Gambar 1. Madrasah Aliyah Annajah
Sejarah Yayasan Annajah dimulai sejak tanggal 10 Syawal tahun 1948. Pada masa itu didirikan suatu lembaga pendidikan bernama Lembaga
45
Pendidikan Raudhatul Athfal yang diprakarsai dan didirikan oleh KH. Abdillah Amin. Pada tahun 1985, atau tepatnya 12 April 1985, Yayasan Annajah yang memfokuskan pada unit usaha di bidang pendidikan, ekonomi dan sosial ini dikukuhkan secara hukum oleh KH. Abdillah Amin dan H. Diedy Faried Wadjdy dengan akte notaris No.21 yang dibuat di hadapan R. Soerojo Wongsowidjojo, S.H. di Jakarta. Lembaga Pendidikan ini kemudian diberi nama Balai Pendidikan Darun Najah Petukangan Jakarta yang berarti tempat keberhasilan/tempat kesuksesan. Perkembangan selanjutnya, tahun 2006 tepat tanggal 1 Muharam 1427 H, semua lembaga pendidikan Darun Najah Petukangan dari tingkat TK, SD, MTs, dan MA menyesuaikan diri dengan nama yayasan pengelolanya, yakni Annajah yang berarti “keberhasilan/kesuksesan”. Yayasan Annajah yang terdiri TK, Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Islam, Madrasah Tsanawiah/SMP, dan Madrasah Aliah/SMA berkembang pesat dan telah memiliki ribuan alumnus yang tersebar di pelosok tanah air.
B.
Visi dan Misi MA Annajah Sebagai suatu lembaga pendidikan yang baik dan berkompeten,
Madrasah Aliah Annajah juga memiliki visi dan misi yang menjadi pedoman dan target pencapaian prestasi. Visi misi tersebut di antaranya:
46
1.
Visi Cerdas, inovatif, mandiri, kreatif, berwawasan IPTEK dan berlandaskan IMTAQ.
2.
Misi a. Meningkatkan IMTAQ b. Meningkatkan kualitas akademik. c. Mengembangkan penelitian untuk mendapatkan gagasan baru yang berorientasi ke masa depan. d. Menumbuhkan life skill dan jiwa wirausaha yang kompetitif. e. Mengembangkan kreativitas siswa dalam kegiatan intra dan ekstrakulikuler. f. Menumbuhkan
semangat
belajar
untuk
mengembangkan
IPTEK
berlandaskan IMTAQ.
C.
Kurikulum MA Annajah MA Annajah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) 2006 yang sederajat dengan Kurikulum Departemen Agama, Diknas dan juga disesuaikan dengan kurikulum nasional di Indonesia. Dalam kurikulum tersebut dimasukkan juga muatan lokal, dan pengembangan diri. Berikut adalah struktur kurikulum MA Annajah kelas X, XI IPA/IPS, dan XII IPA/IPS:
47
Tabel 1 STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH ALIYAH ANNAJAH KELAS X1 Alokasi Waktu Komponen
Kelas X Smt 1
Smt 2
1. Al-Qur‟an Hadits
2
2
2. Fiqih
2
2
3. Aqidah Akhlak
1
1
4. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
5. Bahasa Indonesia
4
4
6. Bahasa Arab
2
2
7. Bahasa Inggris
4
4
8. Matematika
4
4
9. Fisika
2
2
10. Biologi
2
2
11. Kimia
2
2
12. Sejarah
2
2
13. Geografi
2
2
14. Ekonomi
2
2
15. Sosiologi
2
2
16. Seni Budaya
1
1
17. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2
2
18. Teknologi Informasi dan Komunikasi
2
2
19. Keterampilan/Bahasa Asing
-
-
20. Bahasa Jepang
2
2
Pengembangan Diri
2*)
2*)
48
48
A. Mata Pelajaran
B.
C.
Muatan Lokal
Jumlah
Catatan: Tanda *): diberikan sore hari waktu-waktu tertentu 1
Huldi (Kepala Tata Usaha MA Annajah), diakses pada 23 Mei 2011 pukul 09.00 WIB
48
Tabel 2 Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPA2
2
Ibid.
49
Tabel 3 Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPS3
3
Ibid.
50
D.
Sarana dan Prasarana di MA Annajah Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dan memberikan
kenyamanan warga sekolah saat berada di sekolah, MA Annajah menyediakan sarana dan prasarana sebagai berikut:
1.
Sumber belajar Suatu
institusi
pendidikan haruslah memiliki
sesuatu
yang
mendukung terwujudnya kegiatan belajar mengajar yang baik. Semua itu bertujuan untuk meningkatkan prestasi peserta didik di dalamnya. Sesuatu yang mendukung tersebut salah satunya adalah sumber belajar. Berikut ini sumber belajar yang dimiliki Madrasah Aliyah Annajah: Tabel 4 Sarana Sumber Belajar di MA Annajah Jumlah Ruang
Luas Ruangan
Baik
Ruang Perpustakaan
1
21
√
Ruang Laboratorium a. IPA b. IPS c. Bahasa d. Komputer
1 1 1
49 49 49
1
3.
Ruang Kesenian/Keterampilan
4.
Ruang media/ruang audio visual
5.
Rumah kaca/green house
No. 1.
2.
Jenis Sumber Belajar
Kurang Baik
Tidak Ada
√ √ √
-
-
21
√
-
-
1
49
√
-
-
-
-
-
-
-
51
6.
Ruang Olah Raga
-
-
-
-
-
7.
Lapangan olah raga
1
500
√
-
-
Kuantitas No.
Jenis Sumber Belajar
8.
Buku Perpustakaan a. Fiksi b. Non Fiksi c. Referensi Alat Peraga/Alat Bantu Pembelajaran a. Matematika b. IPA c. IPS d. Bahasa Alat Praktik a. Kesenian b. Keterampilan c. Pendidikan Jasmani Media Pendidikan a. OHP b. Audio Player/Radio c. Video Player/Televisi d. Slide Projector e. Komputer Untuk pembelajaran f. LCD g. Papan Display/majalah dinding Software a. Kaset Pembelajaran b. VCD Pembelajaran
9.
10.
11.
12.
Kondisi
Cukup
Kurang
Tidak Ada
Baik
Kurang
√ √ √
-
-
√ √ √
-
√ √ √ √
-
-
√ √ √ √
-
√ √ √
-
-
√ √ √
-
√ √ √ √ √ √ √
-
-
√ √ √ √ √ √ √
-
√ √
-
-
√ √
-
52
2.
Sarana/ruang penunjang Sesuatu yang mendukung kegiatan belajar mengajar selain sumber
belajar adalah sarana penunjang di sekolah. Di bawah ini daftar sarana penunjang di Madrasah Aliyah Annajah: Tabel 5 Sarana/Ruang Penunjang di MA Annajah Ada, Kondisi No.
Jenis Sarana
Tidak Keterangan
Baik
Kurang Baik
Ada
1.
Ruang Kepala Sekolah
√
-
-
-
2.
Ruang Wakil Kepala Sekolah
√
-
-
-
3.
Ruang Guru
√
-
-
-
4.
Ruang Tata Usaha
√
-
-
-
5.
Ruang Bimb. Konseling
√
-
-
-
6.
Ruang OSIS
√
-
-
-
7.
Ruang Komite Sekolah
√
-
-
-
8.
Ruang Aula/Serba guna
√
-
-
-
9.
Ruang Kesehatan/UKS
√
-
-
-
10.
Ruang Ibadah/Musholah
√
-
-
-
11.
Ruang Keamanan/Satpam
√
-
-
-
12.
Lapangan Upacara
√
-
-
-
13.
Ruang Tamu
√
-
-
-
14.
Ruang Koperasi
√
-
-
-
15.
Kantin
√
-
-
-
16.
Toilet/WC, Jumlah 8
√
-
-
-
53
3.
Prasarana Prasarana juga sangat mendukung terciptanya suatu kegiatan, dalam
hal ini adalah kegiatan belajar mengajar. Berikut ini merupakan prasarana di Madrasah Aliyah Annajah: Tabel 6 Prasarana di MA Annajah
No. 1. 2. 3. 4. 5.
E.
Keberadaan Ada Tidak Ada
Jenis
√ √ √ √ √
Instalasi Air Jaringan Listrik Jaringan Telepon Internet Akses Jalan
Baik √ √ √ √ √
-
Fungsi Tidak Baik -
Nama Guru-guru dan Tugasnya Suatu institusi tidak dapat disebut sekolah jika tidak ada tenaga
pengajar yang disebut guru. Sebab guru yang mengajar dan mendidik para peserta didik di sekolah. Di bawah ini nama-nama guru beserta tugasnya di Madrasah Aliyah Annajah: Tabel 7 Nama Guru-guru dan Tugasnya NO. 1 2 3
Masa
Mulai Tugas
Tugas
Drs. H. Ashari, MM
1985
26 Tahun
Drs. Warsono
2011
0 Tahun
Drs. Nur Ali
1985
26 Tahun
NAMA
Bidang Studi PPKN dan SKI Bahasa Indonesia Aqidah Akhlak
Jabatan Guru Wakepsek/ Guru Guru
54
H. Tamzis, S. Pd
1985
26 Tahun
Matematika
Guru
4
Drs. Bukhori
1992
19 Tahun
B.Indonesia
Guru
5
Yuniati, S. Pd
1997
14 Tahun
B. Inggris
Guru
6
Abdul Hamid Magfur, S.Pd
1998
13 Tahun
Sosiologi
Guru
7
Ulfah Shihah, S. Ei
2001
10 Tahun
Ekonomi
Guru
8
2001
10 Tahun
Bahasa Arab
Guru
2005
6 Tahun
Fisika
Guru
10
Muhamad Zuhri, S. Ag Yunita Titi Wahyuni, S. Pd Dra. Titin Rahmawati
1998
13 Tahun
Quran Hadits
Guru
11
Muhamad Ikhlas, S.Pd
2000
11 Tahun
Biologi
Guru
12
Hadromi, S. Ag
2002
9 Tahun
BP
Guru
13
Imawati, S. Pd
2005
6 Tahun
Matematika
Guru
14
Muhamad Mauluddin,S.Pd
1993
14 Tahun
Sejarah Nasional
Guru
15
Asep Djaka Maya
2006
5 Tahun
Penjaskes
Guru
16
Arfan Fitriyadi, S. Si
2007
4 Tahun
Fisika
Guru
17
Maulina Kusuma, S. Si
2007
4 Tahun
Kimia
Guru
18
Muh. Selam, S. Pd
2007
4 Tahun
Bahasa Jepang
Guru
Lestari
2011
0 Tahun
Ekonomi
Guru
Eka Syahrudin, S. Pd
1993
18 Tahun
TIK
Guru
21
Fajar Al Munawar, S. Pd
2007
4 Tahun
Geografi
Guru
22 23
Widiastuti Rahayu P.
2008
3 Tahun
Laboran/IPA
Guru
24
Huldi
1995
16 Tahun
TU
TU
9
19 20
F.
Kegiatan Ekstrakulikuler Siswa MA Annajah Kegiatan ekstrakuliler merupakan kegiatan pengembangan bakat dan
penyaluran hobi siswa di sekolah. Kegiatan ekstrakulikuler ini dikelola oleh OSIS. Di MA Annajah, OSIS dibina oleh Bapak Abdul Hamid Magfur dan diketuai oleh
55
siswa yang bernama Revy Vamela kelas XI IPA. Berikut ini berbagai jenis ekstrakulikuler di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta: Paskibra, Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), Muhadharah (Latihan Berpidato), Marawis, Tari Saman, Basket Ball, Futsal.
G.
Struktur Organisasi MA Annajah Setiap lembaga maupun sekolah manapun haruslah memiliki struktur
organisasi yang baik agar kegiatan di lembaga atau sekolah tersebut berlangsung dengan baik pula. Berikut ini adalah struktur organisasi Madrasah Aliyah Annajah Jakarta:
KEPALA MADRASAH DEWAN KOMITE SEKOLAH
KOMITE WK.U. SEKOLAH KURIKULUM
TATA USAHA WK.U.SARANA & PRASARANA
WK.U. KESISWAAN
WK.U. HUMAS
JABATAN
WALI KELAS
GURU
WALI KELAS
GURU
GURU
WALI KELAS
GURU
GURU
SISWA MASYARAKAT
Skema 1. Struktur Organisasi MA Annajah
56
H.
Deskripsi Data Hasil Penelitian Pada deskripsi data, peneliti akan menjabarkan tentang kekeliruan-
kekeliruan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- siswa kelas X di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta yang dijadikan sampel berjumlah 26 orang. Adapun nama lengkap dan inisial mereka sebagai berikut: Tabel 8 Nama Lengkap dan Inisial Siswa Sampel No.
Nama Lengkap
Inisial
1.
Muhamad Rafif Ridwansyah
MRR
2.
Shela Farhatun N.
SFN
3.
Muhammad Viqi Rifai
MVR
4.
Aqsha Reno
AR
5.
Nur Hasanah
NH
6.
Lia Nurrohmah
LN
7.
Moch. Rachmatullah
MR
8.
Amalia Alfath
AA
9.
Fahmi Rifli Pradana
FRP
10.
M. Aldi Dwi Hermawan
11.
Liniati Adilah
LA
12.
Robiatul Adawiyah
RA
13.
Yeni Novita Sari
YNS
14.
Husain
H
15.
Siti Romlah
SR
16.
Sarah Dwi Rahayu
SDR
17.
Shelma Rizky Amalia
SRA
18.
Said Al Hudri
SAH
19.
Kiki Fahrial Fiqri
KFF
20.
M. M. Amra Rinaldi
MADH
MMAR
57
21.
Santowan Jaya Gumelar
SJG
22.
Elma Zulianita
EZ
23.
Fenny Auliyanti
FA
24.
Nursafira Asfarina
NA
25.
Dede Imanulloh
DI
26.
Irwan Amri Syaifulloh
IAS
Setelah ditemukan kekeliruan-kekeliruan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke-, kemudian dianalisis dan disajikan sebagai berikut: Tabel 9 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa MRR Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 _ √ _ √ √
Cara Penulisan A2 A3 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
A4 _ _ _ _ _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke-
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa — = tanda tidak dilakukan kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa MRR: Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi siswa MRR yang berjudul
58
“Futsal Annajah Cup 2010” sebanyak 3 kali. Kekeliruan tersebut terletak pada paragraf kedua, keempat, dan kelima. Pada paragraf kedua, kekeliruan terjadi pada kalimat kelima, baris kedelapan belas yang bertuliskan: [salah] “Mereka semua mempunyai skill diatas rata-rata.” [benar] “Mereka semua mempunyai skill di atas rata-rata.” Paragraf
keempat, kekeliruan terletak pada kalimat ketiga, baris
kedelapan belas, yaitu: [salah] “Kami bermain cukup baik diparuh pertama dengan skor 2-0.” [benar] “Kami bermain cukup baik di paruh pertama dengan skor 2-0.” Kemudian, paragraf kelima juga ditemukan kekeliruan yang dilakukan oleh siswa MRR. Kekeliruan tersebut ada di kalimat ketiga, baris kedua puluh tujuh, yaitu: [salah] “Akhirnya Tim kami masuk ke final diperebutan juara III kami melawan Tim dari SMP 10 November.” [benar] “Akhirnya Tim kami masuk ke final di perebutan juara III kami melawan Tim dari SMP 10 November.”
Tabel 10 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa SFN Paragraf satu
A1 _
Cara Penulisan A2 A3 _ √
A4 _
59
_ _ _
dua tiga empat lima
_ _ _
√ √√√ √√
_ √ _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke-
— = tanda tidak dilakukan kekeliruan = siswa tidak membuat paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa SFN: Berdasarkan tabel 10, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi siswa SFN yang berjudul “Waktu Mos Mts” sebanyak 8 kali. Kekeliruan tersebut terletak pada keempat paragraf yang dibuat oleh siswa tersebut. Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi pada kalimat dan baris keempat yang bertuliskan: [salah] “Saya di suruh lari-larian di sawah.” [benar] “Saya disuruh lari-larian di sawah.” Paragraf
kedua, kekeliruan terletak pada kalimat ketiga, baris
kedelapan, yaitu: [salah] “Pas saya di pos pertama, saya di suruh jalan ngerangkak kaya anak bayi, sampe pos kedua.”
60
[benar] “Pas saya di pos pertama, saya disuruh jalan ngerangkak kaya anak bayi, sampe pos kedua.” Kemudian, paragraf ketiga ditemukan kekeliruan yang dilakukan oleh siswa SFN pada kalimat pertama, baris kesebelas hingga ketiga belas; dan kalimat ketiga, baris keempat belas, yaitu: [salah] “Waktu saya nyampe di pos ke dua, di suruh nyanyiin yel-yel kelompok saya dan di kasih pertanyaan.” [benar] “Waktu saya nyampe di pos kedua, disuruh nyanyiin yel-yel kelompok saya dan dikasih pertanyaan.” [salah] “Pas saya nyampe di pos ketiga, saya di suruh makan permen dari mulut ke mulut.” [benar] “Pas saya nyampe di pos ketiga, saya disuruh makan permen dari mulut ke mulut.” Selain ketiga paragraf di atas, siswa SFN juga melakukan kekeliruan penulisan awalan di- pada paragraf keempat, yakni kalimat pertama, baris kedelapan belas; dan kalimat keenam, baris kedua puluh empat. Kedua kalimat tersebut masing-masing berbunyi: [salah] “Pas waktu saya nyampe di pos keempat, saya di suruh nyebur ke kali.” [benar] “Pas waktu saya nyampe di pos keempat, saya disuruh nyebur ke kali.” [salah] “dan di pos lima saya dan kelompok saya cuma di suruh tunjukkan yel-yel, dan akhirnya selesai juga.”
61
[benar] “dan di pos lima saya dan kelompok saya cuma disuruh tunjukkan yel-yel, dan akhirnya selesai juga.”
Tabel 11 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa MVR Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 _ _ _ _ √
Cara Penulisan A2 A3 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
A4 _ _ _ _ _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke-
— = tanda tidak dilakukan kekeliruan = siswa tidak membuat paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa MVR: Berdasarkan tabel 11, siswa MVR hanya melakukan satu kekeliruan penulisan kata depan di pada paragraf narasinya yang berjudul “Salah Sangka”. Kekeliruan tersebut terletak di paragraf kelima, yakni kalimat pertama, baris ketiga puluh tujuh, yakni:
62
[salah] “Keesokan harinya ketika saya sedang nonton TV dirumah tiba-tiba ada pak dahlan datang.” [benar] “Keesokan harinya ketika saya sedang nonton TV di rumah tiba-tiba ada pak dahlan datang.”
Tabel 12 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa AR Paragraf satu dua tiga empat lima Keterangan:
A1 √ √ _ √√√
Cara Penulisan A2 A3 √ _ √√ _ _ _ √ _
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke-
A4 _ _ _ _
— = tanda tidak dilakukan kekeliruan = siswa tidak membuat paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa AR: Berdasarkan tabel 12, kekeliruan penulisan kata depan di, ke dalam paragraf narasi siswa MRR yang berjudul “Pergi ke Rumah Kakek” sebanyak 9 kali.
63
Paragraf pertama, kekeliruan terdapat pada kalimat pertama, baris pertama; dan kalimat ketiga, baris ketiga. Masing-masing kalimat tersebut berurutan berbunyi sebagai berikut: [salah] “Pada hari Sabtu saya diajak bapak saya pergi kerumah kakek.” [benar] “Pada hari Sabtu saya diajak bapak saya pergi ke rumah kakek.” [salah] “Dan sampainya saya dirumah kakek saya melihat rumah kakek saya besar.” [benar] “Dan sampainya saya di rumah kakek saya melihat rumah kakek saya besar.” Paragraf kedua, ditemukan kekeliruan penulisan pada kalimat kedua, baris ketujuh; dan kalimat kedua, baris kedelapan, seperti: [salah] “Saya langsung masuk kerumah kakek bersama-sama.” [benar] “Saya langsung masuk ke rumah kakek bersama-sama.” [salah] “Setibanya saya didalam kami menaiki liv untuk kelantai atas.” [benar] “Setibanya saya di dalam kami menaiki liv untuk ke lantai atas.” Paragraf keempat, kekeliruan terletak pada kalimat pertama, baris kelima belas; kalimat kedua, baris keenam belas; dan kalimat keempat, baris ketujuh belas. Kekeliruan tersebut di antaranya: [salah] “Dan saya diajak kehotel punya nenek saya yang berada di daerah Senayan.” [benar] “Dan saya diajak ke hotel punya nenek saya yang berada di daerah Senayan.” [salah] “Dan setibanya saya disana saya disuruh tidur dihotelnya.”
64
[benar] “Dan setibanya saya di sana saya disuruh tidur di hotelnya.” [salah] “Dan saya menginap disana 1 hari.” [benar] “Dan saya menginap di sana 1 hari.”
Tabel 13 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa NH Paragraf satu dua tiga empat lima Keterangan:
A1 √√ _ _ _ √√
Cara Penulisan A2 A3 _ _ _ _ √ _ √√ _ √√ _
A4 _ _ _ _ _
A1= penulisan dipisah untuk kata depan di A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa — = tanda tidak dilakukan kekeliruan Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa NH: Berdasarkan tabel 13, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata depan di, ke dalam paragraf narasi siswa NH yang berjudul “Pelepasan Siswa/i Kelas IX di Bandung, Lembang” sebanyak 9 kali. Siswa NH melakukan kekeliruan hampir di setiap paragraf yang dibuatnya.
65
Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi pada kalimat kedelapan, baris ketiga belas yang bertuliskan: [salah] “Disaat itulah kami semua tertawa riang, bercanda bersama kejadian itu mungkin tidak akan terjadi lagi karena kita akan berpisah.” [benar] “Di saat itulah kami semua tertawa riang, bercanda bersama kejadian itu mungkin tidak akan terjadi lagi karena kita akan berpisah.” [salah] “Mungkin disuatu saat kita akan berkumpul lagi. Amien.” [benar] “Mungkin di suatu saat kita akan berkumpul lagi. Amien.” Kemudian, paragraf ketiga ditemukan kekeliruan yang dilakukan oleh siswa NH pada kalimat pertama, baris kedua puluh empat, seperti: [salah] “Sehabis main aku masuk kamar lalu aku mengobrol di atas kasur, tiba-tiba kita semua merasakan ketakutan lalu aku dan temantemanku langsung pergi kekamar temanku yang satunya.” [benar] “Sehabis main aku masuk kamar lalu aku mengobrol di atas kasur, tiba-tiba kita semua merasakan ketakutan lalu aku dan temantemanku langsung pergi ke kamar temanku yang satunya.” Berlanjut ke paragraf keempat, siswa NH melakukan kekeliruan pada kalimat kedua, baris kedua puluh tujuh; dan kalimat ketiga, baris kedua puluh delapan, yaitu: [salah] “rasanya aku tidak mau balik lagi kerumah.” [benar] “rasanya aku tidak mau balik lagi ke rumah.” [salah] “Beberapa menit kemudian aku langsung pergi ketempat Tangkuban Perahu.”
66
[benar] “Beberapa menit kemudian aku langsung pergi ke tempat Tangkuban Perahu.” Pada paragraf kelima, yakni kalimat pertama, baris kedua puluh sembilan dan ketiga puluh; serta kalimat ketiga, baris ketiga puluh tiga. Kedua kalimat tersebut masing-masing berbunyi: [salah] “Saat aku tiba disana, tiba-tiba hujan turun dengan deras, tetapi aku tetap naik keatas Tangkuban Perahu ketika aku naik aku terjatuh bersama teman-temanku.” [benar] “Saat aku tiba di sana, tiba-tiba hujan turun dengan deras, tetapi aku tetap naik ke atas Tangkuban Perahu ketika aku naik aku terjatuh bersama teman-temanku.” [salah] “Sudah 1 jam aku menunggu disitu, waktu aku pulang dan kembali kebis.” [benar] “Sudah 1 jam aku menunggu di situ, waktu aku pulang dan kembali ke bis.” Tabel 14 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa LN Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 √
Cara Penulisan A2 A3 _ √√
A4 √√
67
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
— = tanda tidak dilakukan
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke-
kekeliruan = siswa tidak membuat paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa LN: Berdasarkan tabel 14, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata depan di dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi siswa LN yang tidak diberikan judul tersebut sebanyak 5 kali. Siswa LN bukan hanya melakukan kekeliruan penulisan terhadap kata depan di, awalan di-, tetapi juga keliru menggunakan kata depan ke yang seharusnya memakai awalan yang tepat. Kekeliruan tersebut ada pada kalimat keempat, baris kedelapan, dan sembilan; kalimat ketujuh, baris kesembilan belas dan kedua puluh; dan kalimat kedelapan, baris kedua puluh enam. Masing-masing kekeliruan itu sebagai berikut: [salah] “........sesampai di jalan tempat air mancur ada salah satu temen saya kepeleset dan temen-temen saya pada ketawa dan sesampai tempat air mancur saya dan temen-temen saya langsung main air semua.” [benar] “........sesampai[sic!] di jalan tempat air mancur ada salah satu temen saya terpeleset dan temen-temen saya pada tertawa dan sesampai tempat air mancur saya dan temen-temen saya langsung main air semua.”
68
[salah] “Saya dan teman saya pada langsung ke sana truz saya dan teman saya bentuk barisan dan tunggu gililran eh tukeran kado mata temen saya di tutup dan dapat kadonya yang snack trus giliran saya di panggil dan mata saya ditutup.....” [benar] “Saya dan teman saya pada langsung ke sana truz saya dan teman saya bentuk barisan dan tunggu giliran eh tukeran kado mata temen saya ditutup dan dapat kadonya yang snack trus giliran saya dipanggil dan mata saya ditutup.....” [salah] “dan sesudah itu teman-teman saya pda kelelahan semua dan akhir nya sampai deh kerumah masing-masing.” [benar] “dan sesudah itu teman-teman saya pda kelelahan semua dan akhir nya sampai deh ke rumah masing-masing.”
Tabel 15 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa MR Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 √ _
Cara Penulisan A2 A3 _ _ _ _
A4 _ _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
— = tanda tidak dilakukan
69
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke-
kekeliruan = siswa tidak membuat paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa MR: Berdasarkan tabel 15, dapat dilihat bahwa siswa MR hanya melakukan 1 kali kekeliruan penulisan untuk kata depan di dalam paragraf narasinya yang berjudul “Bulan Ramadhan”. Kekeliruan tersebut terdapat pada paragraf pertama, kalimat kedua, baris ketiga. Kalimat tersebut berbunyi: [salah] “Dimulai dari saya bangun sahur, sahur pertamaku selama aku tinggal dipanti asuhan anak ANNAJAH {PSAA}.” [benar] “Dimulai dari saya bangun sahur, sahur pertamaku selama aku tinggal di panti asuhan anak ANNAJAH {PSAA}.”
Tabel 16 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa AA Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 √ _
Cara Penulisan A2 A3 _ _ _ _
A4 _ _
70
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke-
— = tanda tidak dilakukan kekeliruan = siswa tidak membuat paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa AA: Berdasarkan tabel 16, dapat dilihat bahwa siswa AA hanya melakukan 1 kali kekeliruan penulisan untuk kata depan di dalam paragraf narasinya yang berjudul “Survey SMA”. Kekeliruan tersebut terdapat pada paragraf pertama, kalimat kedelapan, baris kesepuluh. Kalimat tersebut berbunyi: [salah] “Disana kami bertiga foto-foto dengan gaya kami yang rada narsis.” [benar] “Di sana kami bertiga foto-foto dengan gaya kami yang rada[sic!] narsis.”
Tabel 17 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa FRP Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 _ √ √ √ √
Cara Penulisan A2 A3 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
A4 _ _ _ _ _
71
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
√ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke
dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di-
— = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke-
kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa FRP: Berdasarkan tabel 17, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata depan di dalam paragraf narasi siswa FRP yang berjudul “Berlibur” sebanyak 4 kali. Pertama, di paragraf kedua, kekeliruan terjadi pada kalimat pertama, baris kesembilan yang bertuliskan: [salah] “Didalam pesawat saya menikmati pemandangan dan mendengarkan musik.” [benar] “Di dalam pesawat saya menikmati pemandangan dan mendengarkan musik.” Kemudian, paragraf ketiga ditemukan kekeliruan yang dilakukan oleh siswa FRP pada kalimat ketiga, baris kedelapan belas, seperti: [salah] “Dikapal perjalanan menuju Lombok adalah 3 jam.” [benar] “Di kapal perjalanan menuju Lombok adalah 3 jam.” Berlanjut ke paragraf keempat, siswa FRP melakukan kekeliruan pada kalimat ketiga, baris kedua puluh tiga, yaitu: [salah] “Disana kami menghabiskan waktu selama 2 hari.” [benar] “Di sana kami menghabiskan waktu selama 2 hari.”
72
Selain ketiga paragraf di atas, siswa NH juga melakukan kekeliruan penulisan kata depan di pada paragraf kelima, yakni kalimat pertama, baris ketiga puluh yang berbunyi: [salah] “Sesampainya dirumah saya sudah ditunggu oleh beberapa teman dan saudara yg membawakan saya kue dan hadiah.” [benar] “Sesampainya di rumah saya sudah ditunggu oleh beberapa teman dan saudara yg membawakan saya kue dan hadiah.”
Tabel 18 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa MADH Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 √ _ _ _ √
Cara Penulisan A2 A3 _ _ _ √ _ _ √ _ _ _
A4 _ _ _ _ _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
√ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke
dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di-
— = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke-
kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa MADH:
73
Berdasarkan tabel 18, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata depan di, ke dan awalan di- dalam paragraf narasi siswa MADH yang berjudul “Bertemu dedemit (hantu)” sebanyak 5 kali. Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi pada kalimat kedua, baris keenam yang bertuliskan: [salah] “Saya merencanakan jalan-jalan ini pada jam 01.30 pada saat saya begadang dirumah teman saya.” [benar] “Saya merencanakan jalan-jalan ini pada jam 01.30 pada saat saya begadang di rumah teman saya.” Kemudian, paragraf kedua ditemukan kekeliruan yang dilakukan oleh siswa MADH pada kalimat pertama, baris ketujuh, seperti: [salah] “Pada ke esokan harinya saya di hampiri oleh saudara dan teman saya.” [benar] “Pada ke esokan harinya saya dihampiri oleh saudara dan teman saya.” Selanjutnya di paragraf keempat, siswa MADH melakukan kekeliruan penulisan kata depan ke pada kalimat kedua, baris kedua puluh tiga, yaitu: [salah] “Sesudah itu saya langsung pulang kerumah.” [benar] “Sesudah itu saya langsung pulang ke rumah.” Selain ketiga paragraf di atas, siswa MADH juga melakukan kekeliruan penulisan kata depan di pada paragraf kelima, yakni kalimat ketiga, baris kedua puluh delapan; dan kalimat keenam, baris ketiga puluh enam, seperti:
74
[salah] “Pada ditengah perjalanan teman saya ingin menabrak kucing.” [benar] “Pada di tengah perjalanan teman saya ingin menabrak kucing.” [salah] “lalu rizal mengambil kain itu dan pada saat itu rizal tidak tahu bahwa diatas pohon itu ada kuntilanak sedang menggerakkan kakinya.” [benar] “lalu rizal mengambil kain itu dan pada saat itu rizal tidak tahu bahwa di atas pohon itu ada kuntilanak sedang menggerakkan kakinya.”
Tabel 19 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa LA Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 √ √ _ √ _
Cara Penulisan A2 A3 _ _ _ _ _ _ √√ _ _ _
A4 _ _ _ _ _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
√ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke
dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di-
— = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke-
kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa LA:
75
Berdasarkan tabel 19, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata depan di, ke dalam paragraf narasi siswa LA yang berjudul “Liburan yang menyeramkan” sebanyak 5 kali. Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi di kalimat dan baris pertama yang bertuliskan: [salah] “Hari itu dimana semua anak merasa senang, hari yang ditunggutunggu oleh semua orang bukan hanya anak kecil hari itu adalah hari libur lebaran.” [benar] “Hari itu di mana semua anak merasa senang, hari yang ditunggutunggu .....” Kemudian, paragraf kedua ditemukan kekeliruan yang dilakukan oleh siswa LA pada kalimat ketiga, baris kesebelas, seperti: [salah] “Dijalan aku melihat pemandangan yang indah dan nan hijau.” [benar] “Di jalan aku melihat pemandangan yang indah dan nan hijau.” Berlanjut ke paragraf keempat, kekeliruan dilakukan oleh siswa LA pada kalimat ketiga, baris kedua puluh delapan dan kedua puluh sembilan; dan kalimat keempat, baris ketiga puluh, yaitu: [salah] “sedangkan yang lain pada keluar dari mobil melihat apa yang terjadi mobil kami disebelah kiri jalan.” [benar] “sedangkan yang lain pada ke luar dari mobil melihat apa yang terjadi mobil kami di sebelah kiri jalan.”
76
[salah] “Setelah itu Ibu dan bapak ku keluar dari mobil dan mereka kaget karena ban belakang sebelah kiri kami hilang dan setelah dicari tahunya ban sebelah kiri berada di sebelah kanan jalan.” [benar] “Setelah itu Ibu dan bapak ku ke luar dari mobil dan mereka kaget .....”
Tabel 20 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa RA Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 √√√√√√√√ √√ √√√√
Cara Penulisan A2 A3 _ _ _ _ _ _
A4 _ _ _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke-
— = tanda tidak dilakukan kekeliruan = siswa tidak membuat paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa RA: Berdasarkan tabel 20, siswa RA melakukan kekeliruan sebanyak 14 kali dari 3 paragraf yang dibuatnya. Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi
77
pada kalimat dan baris pertama; kalimat dan baris kedua; kalimat keempat baris kelima; kalimat kedelapan baris keempat belas; kalimat keempat belas baris kedua puluh; dan kalimat kelima belas baris kedua puluh satu yang bertuliskan: [salah] “Pada waktu saya duduk dikelas 9 saya bersekolah di MTs. Darunnajah.” [benar] “Pada waktu saya duduk di kelas 9 saya bersekolah di MTs. Darunnajah.” [salah] “Saya sangat senang berada disana, karena disana banyak teman yang sangat baik dan memperdulikan kesehatan teman semua.” [benar] “Saya sangat senang berada di sana, karena di sana banyak teman yang sangat baik dan memperdulikan kesehatan teman semua.” [salah] “disana kita juga mempergunakan kekompakan dalam melaksanakan apapun.” [benar] kata depan di yang ada di dalam kalimat tersebut dituliskan sebagai berikut: “di sana kita juga mempergunakan kekompakan dalam melaksanakan apapun.” [salah] “Disana banyak sekali pengalaman yang sangat mengesankan.” [benar] “Di sana banyak sekali pengalaman yang sangat mengesankan.” [salah] “Akhirnya, saya menempati kelas X disekolah MA Annajah.” [benar] “Akhirnya, saya menempati kelas X di sekolah MA Annajah.” [salah] “Disana juga banyak teman yang asyik.” [benar] “Di sana juga banyak teman yang asyik.”
78
Pada paragraf kedua, kekeliruan dilakukan siswa RA dalam kalimat pertama, baris kedua puluh tiga, yakni: [salah] “Pada awalnya saya merasa tidak betah berada disini tapi, setelah saya tahu teman-teman saya disini ternyata orangnya asyik dan suka bercanda.” [benar] “Pada awalnya saya merasa tidak betah berada di sini tapi, setelah saya tahu teman-teman saya di sini ternyata orangnya asyik dan suka bercanda.” Selanjutnya, paragraf ketiga yang dibuat oleh siswa RA juga terdapat kekeliruan penulisan kata depan di. Kekeliruan tersebut terletak pada kalimat ketiga, baris keempat puluh lima; kalimat keempat, baris keempat puluh enam; kalimat kelima, baris keempat puluh delapan; dan kalimat keenam, baris keempat puluh sembilan. Isi dari kekeliruan tersebut sebagai berikut: [salah] “Dan saya juga senang dengan teman-teman saya disini.” [benar] “Dan saya juga senang dengan teman-teman saya di sini.” [salah] “Terkadang saya sedih mengingat waktu saya bersama-sama teman yang ada dipesantren darunnajah karena terlalu banyak kenangan terindah dalam hidup saya.” [benar] “Terkadang saya sedih mengingat waktu saya bersama-sama teman yang ada di pesantren darunnajah ....” [salah] “Tetapi, sekarang sudah terobati dengan adanya teman-teman saya disini.”
79
[benar] “Tetapi, sekarang sudah terobati dengan adanya teman-teman saya di sini.” [salah] “hampir sama seperti disana.” [benar] “hampir sama seperti di sana.”
Tabel 21 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa YNS Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 √ √ _ _ _
Cara Penulisan A2 A3 _ _ _ √ _ _ _ _ _ _
A4 √ _ √√ _ √
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
√ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke
dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di-
— = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke-
kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa YNS: Berdasarkan tabel 21, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi siswa YNS yang tidak berjudul ini sebanyak 7 kali. Kekeliruan dilakukan siswa YNS ada di paragraf satu, dua, tiga, dan lima.
80
Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi pada kalimat dan baris pertama serta kalimat kedua baris keempat sebagai berikut: [salah] “Waktu ulang tahun ku yang ke 13 aku sedang sekolah kebetulan aku masuk siang.” [benar] “Waktu ulang tahun ku yang ke-13 aku sedang sekolah kebetulan aku masuk siang.” [salah] “Pas istirahat teman-temanku yang masuk pagi masih ada disekolah mereka berkata ingin memberi kejutan.” [benar] “Pas istirahat teman-temanku yang masuk pagi masih ada di sekolah mereka berkata ingin memberi kejutan.” Kemudian, paragraf kedua ditemukan kekeliruan yang dilakukan oleh siswa YNS pada kalimat ketiga, baris kesepuluh; dan kalimat keempat baris kesebelas, seperti: [salah] “tapi ternyata aku di bawa ke ruang kelas tempat yang lain berkumpul.” [benar] “tapi ternyata aku dibawa ke ruang kelas tempat yang lain berkumpul.” [salah] “disana mereka sudah menyiapkan kue untukku dan menyanyikan lagu-lagu.” [benar] “di sana mereka sudah menyiapkan kue untukku dan menyanyikan lagu-lagu.”
81
Berlanjut ke paragraf ketiga, kekeliruan dilakukan oleh siswa YNS pada kalimat pertama baris ketujuh belas; dan kalimat kedua baris kedelapan belas, yakni: [salah] “waktu ulang tahunku yang ke 14.” [benar] “waktu ulang tahunku yang ke-14.” [salah] “ulang tahunku yang ke 14 aku di sekolah baru dan beberapa temanku sepakat mengerjaiku.” [benar] “uang tahunku yang ke-14 aku di sekolah baru dan beberapa temanku sepakat mengerjaiku.” Kekeliruan yang dilakukan siswa YNS pada paragraf narasi urutan kelima tidak jauh berbeda dengan kekeliruan di paragraf sebelumnya. Siswa YNS keliru dalam hal penulisan awalan ke-, yakni: [salah] “Semoga Ulang tahun ku yang ke 15 lebih berkesan.” [benar] “Semoga Ulang tahun ku yang ke-15 lebih berkesan.”
Tabel 22 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa H Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 √√ _ _ _ _
Cara Penulisan A2 A3 √ _ _ _ _ _ _ _ _ _
A4 _ _ _ _ _
82
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
√ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke
dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di-
— = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke-
kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa H: Berdasarkan tabel 22, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata depan di, ke dalam paragraf narasi siswa H, yaitu sebanyak 3 kali. Kekeliruan dilakukan siswa H terdapat di paragraf satu saja, yaitu pada kalimat keempat, baris keenam: [salah] “Akhirnya dia datang kesana.” [benar] “Akhirnya dia datang ke sana.” Masih di baris yang sama, kekeliruan berikutnya terdapat pada kalimat kelima, yaitu: [salah] “Sampai disana wanita itu menjadi bersemangat karena disana dia melihat pria tampan dan dia berharap bertemu pria ganteng yang bisa berbahasa Inggris.” [benar] “Sampai di sana wanita itu menjadi bersemangat karena di sana dia melihat pria tampan dan dia berharap bertemu pria ganteng yang bisa berbahasa Inggris.”
83
Tabel 23 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa SR Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 _ √ _
Cara Penulisan A2 A3 _ √ _ _ _ _
A4 _ _ _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke-
— = tanda tidak dilakukan kekeliruan = siswa tidak membuat paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa SR: Berdasarkan tabel 23, dapat diketahui bahwa siswa SR sebanyak 2 kali melakukan kekeliruan terhadap penulisan kata depan di dan awalan di-. Kekeliruan tersebut terdapat pada paragraf pertama dan kedua. Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi di kalimat kedua, baris kesepuluh yang bertuliskan: [salah] “..... aku yang berumur 5 tahun menjadi 6 tahun kelas ku dan sekolah ku pun di renovasi waktu aku berumur 6 tahun.”
84
[benar] “..... aku yang berumur 5 tahun menjadi 6 tahun kelas ku dan sekolah ku pun direnovasi waktu aku berumur 6 tahun.” Kemudian, paragraf kedua ditemukan kekeliruan yang dilakukan oleh siswa SR pada kalimat keenam, baris kedua puluh tujuh, seperti: [salah] “Pacar itu gampang untuk dicari walaupun aku selalu diperhatikan sama pacar aku tapi perhatian dan kasih sayang orang tua beda banget pacar selalu ga ada disaat aku butuhkan tapi ibu selalu ada...” [benar] “Pacar itu gampang untuk dicari walaupun aku selalu diperhatikan sama pacar aku tapi perhatian dan kasih sayang orang tua beda banget pacar selalu ga ada di saat aku butuhkan tapi ibu selalu ada...”
Tabel 24 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa SDR Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 _ _ _ √ _
Cara Penulisan A2 A3 _ _ _ √ _ _ _ √√√ _ √
A4 _ _ _ _ _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
√ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke
dilakukan siswa
85
A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke-
— = tanda tidak dilakukan kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa SDR: Berdasarkan tabel 24, siswa SDR sebanyak 6 kali melakukan kekeliruan terhadap penulisan kata depan di dan awalan di-. Kekeliruan tersebut dilakukan siswa SDR di dalam paragraf dua, empat, dan lima. Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi di dalam kalimat keenam, baris kesembilan belas yang bertuliskan: [salah] “Di tempat parkiran saya di datangi oleh pelatih paskibraka.” [benar] “Di tempat parkiran saya didatangi oleh pelatih paskibraka.” Kemudian, paragraf kedua ditemukan kekeliruan yang dilakukan oleh siswa SDR pada kalimat pertama, baris kedua puluh sembilan, seperti: [salah] “Akhirnya keesokan harinya saya di suruh ke dokter.” [benar] “Akhirnya keesokan harinya saya disuruh ke dokter.” Kekeliruan selanjutnya di paragraf empat, yakni pada kalimat kedua, baris ketiga puluh; dan kalimat keempat, baris ketiga puluh satu sebagai berikut: [salah] “Saya tidak mau karena pasti nanti di beri obat yang banyak.” [benar] “Saya tidak mau karena pasti nanti diberi obat yang banyak.” [salah] “Disekolah saya muntah-muntah dan pelajaran yang dijelaskan oleh guru hanya sedikit yang di mengerti.” [benar] “Di sekolah saya muntah-muntah dan pelajaran yang dijelaskan oleh[sic!] guru hanya sedikit yang dimengerti.”
86
Kemudian di dalam paragraf kelima yang dibuat oleh siswa SDR juga ditemukan kekeliruan penulisan awalan di- pada kalimat pertama, baris keempat puluh sebagai berikut: [salah] “..... Ibu saya untuk berhenti paskibraka sekarang mungkin saya terkena penyakit tipes dan harus di rawat di rumah sakit.” [benar] “..... Ibu saya untuk berhenti paskibraka sekarang mungkin saya terkena penyakit tipes dan harus dirawat di rumah sakit.”
Tabel 25 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa SRA Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 _ _ _ _ _
Cara Penulisan A2 A3 _ _ _ _ _ √ _ _ _ _
A4 _ _ _ _ _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
√ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke
dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di-
— = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke-
kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa SRA:
87
Berdasarkan tabel 25, dapat dilihat bahwa siswa SRA melakukan kekeliruan terhadap penulisan awalan di- hanya 1 kali dalam paragraf narasinya yang berjudul “Pengalaman Nyata Ku”. Kekeliruan tersebut terdapat dalam paragraf kedua kalimat pertama, baris kelima, yaitu: [salah] “Sekitar jam 11.00 WIB kami mulai membenahi pakaian yang ingin di bawa.” [benar] “Sekitar jam 11.00 WIB kami mulai membenahi pakaian yang ingin dibawa.”
Tabel 26 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa SAH Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 _ _ _ _ _
Cara Penulisan A2 A3 √√√ _ _ _ _ _ _ _ _ _
A4 _ _ _ _ _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
√ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke
dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di-
— = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke-
kekeliruan
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa SAH:
88
Berdasarkan tabel 26, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata depan ke dalam paragraf narasi siswa SAH yang berjudul “Sahabat” sebanyak 3 kali. Kekeliruan tersebut masing-masing terdapat pada kalimat dan baris ketiga; kalimat keenam, baris kelima dan keenam sebagai berikut: [salah] “Tp kadang ngeselin, dlu saya kemana-mana selalu bersama dia.” [benar] “....... dlu saya ke mana-mana selalu bersama dia.” [salah] “dia sering main kerumah saya dan saya jg sering main kerumahnya.” [benar] “dia sering main ke rumah saya dan saya jg sering main ke rumahnya.”
Tabel 27 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa KFF Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 √√√ _ √ √ √
Cara Penulisan A2 A3 _ _ √ _ _ _ _ _ √ _
A4 _ _ _ _ _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di
√ = tanda kekeliruan yang
A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke
dilakukan siswa
A3= penulisan disambung untuk awalan di-
— = tanda tidak dilakukan
A4= penulisan disambung untuk awalan ke-
kekeliruan
89
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa KFF: Berdasarkan tabel 27, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata depan di, ke dalam paragraf narasi siswa KFF yang berjudul “Hari Yang Sial” sebanyak 8 kali. Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi pada kalimat dan baris pertama; dan kalimat ketiga, baris ketiga dan keempat yang bertuliskan: [salah] “Suatu hari dipagi hari, saat bangun saya sudah merasakan hari ini akan menjadi hari buruk bagi saya.” [benar] “Suatu hari di pagi hari, saat bangun saya sudah merasakan hari ini akan menjadi hari buruk bagi saya.” [salah] “Saat dikamar mandi ada sabun dilantai sayapun terpeleset dan punggungku sangat sakit.” [benar] “Saat di kamar mandi ada sabun di lantai sayapun terpeleset dan punggungku sangat sakit.” Kemudian, paragraf kedua ditemukan kekeliruan yang dilakukan oleh siswa KFF pada kalimat pertama, baris kelima, seperti: [salah] “5 menit kemudian, sayapun bergegas kesekolah, dan sial inipun berlanjut.” [benar] “5 menit kemudian, sayapun bergegas ke sekolah, dan sial inipun berlanjut.” Berlanjut ke paragraf ketiga, siswa KFF melakukan kekeliruan pada kalimat pertama, baris ketujuh, yaitu:
90
[salah] “Sayapun dihukum untuk hormat didepan kelas selama pelajaran pertama dan kedua.” [benar] “Sayapun dihukum untuk hormat di depan kelas selama pelajaran pertama dan kedua.” Kemudian paragraf keempat, kekeliruan dilakukan oleh siswa KFF pada kalimat kedua, baris kesembilan. Kalimat yang terdapat kekeliruan di dalamnya berbunyi: [salah] “Saat dijalan pulang sial ini terus berlanjut -_-.” [benar] “Saat di jalan pulang sial ini terus berlanjut -_-.” Paragraf kelima, siswa KFF keliru dalam penulisan kata depan di, ke pada kalimat pertama, baris kedua belas, dan kalimat kedua, baris ketiga belas. Kekeliruan tersebut di dalam kalimat-kalimat berikut: [salah] “Sayapun sampai dirumah, saya capek.” [benar] “Sayapun sampai di rumah, saya capek.” [salah] “Saya tidak berani keluar lagi.” [benar] “Saya tidak berani ke luar lagi.”
Tabel 28 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa MMAR Paragraf satu dua tiga
A1 √ _ _
Cara Penulisan A2 A3 _ _ _ _ _ _
A4 _ _ √
91
empat lima
_
_
√√
_
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke-
— = tanda tidak dilakukan kekeliruan = siswa tidak membuat paragraf narasi
√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa MMAR: Berdasarkan tabel 28, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata depan di dan awalan di- dalam paragraf narasi siswa MMAR yang berjudul “Ditemenin[sic!] Kompetisi Futsal Sama Orang yang Saya Suka” sebanyak 4 kali. Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi pada kalimat dan baris pertama yang bertuliskan: [salah] “Waktu liburan Tahun lalu Saya berlibur dibandung Selama kurang lebih dua Minggu.” [benar] “Waktu liburan Tahun lalu Saya berlibur di bandung Selama kurang lebih dua Minggu.” Pada paragraf ketiga, siswa MMAR keliru dalam memahami penggunaan awalan. MMAR menggunakan awalan ke- yang seharusnya adalah awalan ber-, yakni: [salah] “dia menjawab lagi „Sampe ketemu ya di lapangan‟.” [benar] “dia menjawab lagi „Sampe bertemu ya di lapangan‟.”
92
Kemudian, dalam paragraf keempat ditemukan juga kekeliruan awalan di- pada kalimat pertama, baris kedua puluh dua; dan kalimat ketiga, baris kedua puluh tiga dan kedua puluh empat, seperti: [salah] “Pukul 15.30 pertandingan akan segera di mulai.” [benar] “Pukul 15.30 pertandingan akan segera dimulai.” [salah] “Saya di temanin sama perempuan yang saya suka sampai dengan saya masuk ke Final.” [benar] “Saya ditemani sama perempuan yang saya suka sampai .....”
Tabel 29 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa SJG
Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 _ _ _
Cara Penulisan A2 A3 √ √ _ _ _ √√√
A4 _ _ _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa
— = tanda tidak dilakukan kekeliruan = siswa tidak membuat paragraf narasi
93
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa SJG: Berdasarkan tabel 29, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata depan ke dan awalan di dalam paragraf narasi siswa SJG yang berjudul “Pulang Kampung” sebanyak 5 kali. Pada paragraf pertama, kekeliruan terjadi pada kalimat ketiga, baris keempat; dan kalimat keempat, baris keempat belas yang bertuliskan: [salah] “Pada saat perjalanan biasa-biasa saja tetapi ketika keluar dari pintu tol cikampek mobil saya mogok, dan .......” [benar] “Pada saat perjalanan biasa-biasa saja tetapi ketika ke luar dari pintu tol cikampek mobil saya mogok, dan .......” [salah] “dan akhirnya saya kekenyangan dan akhirnya saya ketiduran di tempat makan sampai-sampai saya di tinggalin dan akhirnya orang tua ku kembali menjemputku.” [benar] “...... saya ketiduran di tempat makan sampai-sampai saya ditinggal dan akhirnya orang tua ku kembali menjemputku.” Paragraf ketiga, siswa SJG keliru dalam penulisan awalan di- pada kalimat kedua, baris kesembilan belas; dan kalimat ketiga, baris kedua puluh dan kedua puluh satu. Kalimat-kalimat tersebut sebagai berikut: [salah] “Sampai akhirnya saya di omelin oleh orang tuaku.” [benar] “Sampai akhirnya saya diomeli oleh orang tuaku.” [salah] “Ketika selesai di omelin saya langsung main PS sampai di omelin kembali karena saya lupa sholat isya, karna pada saat itu .....”
94
[benar] “Ketika selesai diomeli saya langsung main PS sampai diomeli kembali karena saya lupa sholat isya, karna pada saat itu .....”
Tabel 30 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa EZ Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 _ _ _ _ _
Cara Penulisan A2 A3 √ _ _ _ _ _ _ _ _ _
A4 _ _ _ _ _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa — = tanda tidak dilakukan kekeliruan Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa EZ: Berdasarkan tabel 30, siswa EZ hanya melakukan kekeliruan penulisan kata depan ke di dalam paragraf narasi miliknya. Kekeliruan penulisan kata depan ke yang dilakukan siswa EZ terdapat pada kalimat kedelapan belas yang berbunyi:
95
[salah] “tetapi saat-saat itu sudah tidak bisa saya rasakan lagi setelah saya keluar dari pondok pesantren.” [benar] “tetapi saat-saat itu sudah tidak bisa saya rasakan lagi setelah saya ke luar dari pondok pesantren.”
Tabel 31 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa FA Paragraf judul satu dua tiga empat lima
A1 _ _ _ _ _ _
Cara Penulisan A2 A3 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
A4 √ _ _ _ _ _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke— = tanda tidak dilakukan kekeliruan √ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa FA: Berdasarkan tabel 31, paragraf narasi yang berjudul “Naik Fixie Kejebur Selokan” dibuat oleh siswa FA. Dalam tulisan tersebut, siswa FA
96
melakukan 1 kali kekeliruan saja. Itupun kekeliruan dalam hal pemahaman awalan. Kekeliruan tersebut ada pada kalimat judul, yaitu: [salah] “Naik Fixie Kejebur Selokan”. [benar] “Naik Fixie Tercebur Selokan”.
Tabel 32 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa NA Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 √√ √√√
Cara Penulisan A2 A3 _ √ √ √
A4 _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa — = tanda tidak dilakukan kekeliruan = siswa tidak membuat paragraf narasi Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa NA:
97
Berdasarkan tabel 32, dapat dilihat bahwa kekeliruan penulisan kata depan ke dan awalan di dalam paragraf narasi siswa NA yang berjudul “Acara perpisahan kelas yang diadakan di Ciawi, Bogor” sebanyak 8 kali. Kekeliruan pertama terdapat pada kalimat pertama, baris kedua; kalimat keenam, baris kedelapan; dan kalimat kesepuluh, baris kelima belas dengan bunyi kalimat sebagai berikut: [salah] “Pada waktu menjelang kelulusan SMP, sekolah saya mengadakan acara perpisahan anak kelas IX didaerah Ciawi, Bogor.” [benar] “Pada waktu menjelang kelulusan SMP, sekolah saya mengadakan acara perpisahan anak kelas IX di daerah Ciawi, Bogor.” [salah] “Saat perjalanan saya bersama teman-teman saya asyik & seru-seruan didalam bis, ada yang mengobrol, berisik, pokoknya macem-macem dah.” [benar] “Saat perjalanan saya bersama teman-teman saya asyik & seru-seruan di dalam bis, ada yang mengobrol, berisik, pokoknya macem-macem dah.” [salah] “Guru saya tidur ditutupin sarung kaya orang lagi ngeronda malemmalem.” [benar] “Guru saya tidur ditutupi sarung kaya orang lagi ngeronda malemmalem.” Pada paragraf kedua, kalimat pertama, baris kedua puluh empat; kalimat ketiga belas, baris ketiga puluh tiga; kalimat keempat belas, baris ketiga
98
puluh delapan; kalimat kelima belas, baris keempat puluh; dan kalimat kedelapan belas, baris keempat puluh delapan. Kalimat-kalimat tersebut berbunyi: [salah] “Biar gak ketawan dan diomelin sama Guru, si Surya nutupin mulutnya aldi yang mangap lebar itu pake sarung, ....” [benar] “Biar gak ketawan dan diomeli sama Guru, si Surya nutupin mulutnya aldi yang mangap lebar itu pake sarung, ....” [salah] “Singkat, pada malam harinya semua siswa termasuk guru2 makan malam bersama diaula yang besar, setelah selesai makan diadakan games tukar kado dengan cara ......” [benar] “Singkat, pada malam harinya semua siswa termasuk guru2 makan malam bersama di aula yang besar, setelah selesai makan diadakan games tukar kado dengan cara ......” [salah] “Salah satu teman saya ada yang dikerjai disuruh teman saya untuk jongkok dan mengambil kadonya dibawah, tapi .........” [benar] “Salah satu teman saya ada yang dikerjai disuruh teman saya untuk jongkok dan mengambil kadonya di bawah, tapi .........” [salah] “Ada juga temen saya yang jalan sampai keluar pintu, sambil matanya ditutup nyari kado, pokoknya lucu deh.” [benar] “Ada juga temen saya yang jalan sampai ke luar pintu,
sambil
matanya ditutup nyari kado, pokoknya lucu deh.” [salah] “Ya ampun muka putih penuh terigu semua, dah gitu ngelepasin lakbannya sakit banget nempel dialis, rasanya alis pengen rontok semua.”
99
[benar] “Ya ampun muka putih penuh terigu semua, dah gitu ngelepasin lakbannya sakit banget nempel di alis, rasanya alis pengen rontok semua.”
Tabel 33 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa DI Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 _ _ _ _
Cara Penulisan A2 A3 _ _ _ _ _ √ _ _
A4 _ _ _ _
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa — = tanda tidak dilakukan kekeliruan = siswa tidak membuat paragraf narasi
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa DI:
100
Berdasarkan tabel 33, dapat dilihat bahwa siswa DI hanya melakukan 1 kali kekeliruan di dalam paragraf narasi miliknya. Kekeliruan tersebut berada di paragraf ketiga, kalimat kedua, baris keenambelas yang berbunyi: [salah] “Jadi saya tidak di marahi padahal boneka 2x berceceran di jalan.” [benar] “Jadi saya tidak dimarahi padahal boneka 2x berceceran di jalan.”
Tabel 34 Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa IAS Paragraf satu dua tiga empat lima
A1 √ √ _
Cara Penulisan A2 A3 √ √ _ _ _ √
Keterangan: A1= penulisan dipisah untuk kata depan di A2= penulisan dipisah untuk kata depan ke A3= penulisan disambung untuk awalan diA4= penulisan disambung untuk awalan ke√ = tanda kekeliruan yang dilakukan siswa — = tanda tidak dilakukan kekeliruan =siswa tidak membuat paragraf narasi
A4 _ _ _
101
Berikut ini deskripsi data mengenai paragraf narasi siswa IAS: Berdasarkan Tabel 34, dapat dilihat bahwa siswa IAS 3 kali kekeliruan penulisan kata depan di maupun ke pada paragraf narasinya yang berjudul “Liburan Bersama Keluarga”. Paragraf pertama, kekeliruan terdapat pada kalimat pertama, baris kedua; dan kalimat ketiga baris keempat, yaitu [salah] “Waktu itu pada saat bulan Juni sampai Mei saya libur, dan pada saat liburan saya pergi kerumah lilik saya.” [benar] “Waktu itu pada saat bulan Juni sampai Mei saya libur, dan pada saat liburan saya pergi ke rumah lilik saya.” [salah] “Saat saya sampai dirumahnya saya pun langsung bermain sepak bola di sana bersama teman2 saudara saya.” [benar] “Saat saya sampai di rumahnya saya pun langsung bermain sepak bola di sana bersama teman2 saudara saya.” Pada paragraf ketiga, terjadi kekeliruan dalam kalimat kedua, baris ketiga belas, yaitu [salah] “Setelah saya sampai di pasir putih saya disana langsung ganti baju...” [benar] “Setelah saya sampai di pasir putih saya di sana langsung ganti baju....” Analisis data di atas menjabarkan tentang kekeliruan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- yang dilakukan para siswa kelas X di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta. Data selanjutnya yang disajikan peneliti sebagai berikut:
102
Tabel 35 Klasifikasi Kekeliruan Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, kedalam Paragraf Narasi Siswa No.
Klasifikasi
Frekuensi
Peringkat
Kekeliruan
Kekeliruan
1.
Dipisah untuk kata depan di
59
1
2.
Dipisah untuk kata depan ke
22
3
3.
Diserangkaikan atau disambung
29
2
9
5
12
4
untuk awalan di 4.
Diserangkaikan atau disambung untuk awalan ke-
5.
Jumlah 5 paragraf dalam tiap karangan siswa.
Kekeliruan telah diketahui, selanjutnya dideskripsikan dengan kategori persentase sebagai berikut: 0%—10%
sangat kecil
11%—49%
sebagian kecil
50%
separuh
51—100%
sebagian besar atau seluruhnya
103
Tabel 36 Persentase Kekeliruan Siswa dalam Penulisan Kata Depan di, ke dan Awalan di-, ke- dalam Paragraf Narasi
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.
Paragraf
Nama Siswa
1
2
3
4
MRR SFN MVR AR NH LN MR AA FRP MADH LA RA YNS H SR SDR SRA SAH KFF MMAR SJG EZ FA NA DI IAS Jumlah
0 1 0 2 2 5 1 1 0 1 1 8 2 3 1 0 0 3 3 1 2 1 1 3 0 3 45
1 1 0 3 0 0 1 1 1 2 2 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 5 0 1 21
0 4 0 0 1 1 0 0 4 2 0 0 0 1 0 1 1 3 0 0 1 1 20
1 2 0 4 2 1 1 3 0 0 4 0 0 1 2 0 0 0 21
5
Jumlah Kekeliruan
Persentase (%)
1 1 4 1 0 0 0 0 1 0 0 2 0 0 10
3 8 1 9 9 5 1 1 4 3 5 14 6 3 2 6 1 3 8 4 5 1 1 8 1 5 112
33% 88% 11% 100% 100% 55% 11% 11% 44% 33% 55% 155% 66% 33% 22% 66% 11% 33% 88% 44% 55% 11% 11% 88% 11% 55% 49,6%
Tingkat Pemahaman (%) 67% 12% 89% 0% 0% 45% 89% 89% 56% 67% 45% -55% 34% 67% 78% 34% 89% 67% 12% 56% 45% 89% 89% 12% 89% 45% 50,4%
Keterangan: - siswa tidak membuat lanjutan paragraf narasi Berdasarkan tabel 36, bahwa persentase kekeliruan siswa dalam penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi, yaitu sebesar 49,6%. Seperti kategori yang telah disebutkan sebelumnya bahwa jika
104
persentase kekeliruan pada rentang 11% — 49%, berarti kategori kekeliruannya sebagian kecil saja. Dengan demikian, jumlah persentase itu juga menunjukkan bahwa tingkat pengusaan siswa kelas X di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta terhadap pemahaman dan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi sudah cukup bagus, yakni sebesar 50,4%. Beberapa siswa tersebut memiliki tingkat pemahaman yang sama, yaitu pada tingkat 56% sebanyak 2 orang, 67% sebanyak 4 orang, dan 89% sebanyak 7 orang. Meskipun begitu, masih terdapat beberapa orang yang mempunyai persentase kekeliruan lebih besar dari siswa lainnya, seperti 100% sebanyak 2 orang, bahkan ada 1 orang yang mencapai 155%. Akibatnya persentase pemahaman siswa-siswa tersebut menjadi lebih kecil dibandingkan dengan yang lainnya, di antaranya 0% dan -55%. Catatan khusus: 1. Siswa AR memiliki persentase kekeliruan 100% atau tingkat pemahamannya 0%. Ini terbukti dari kekeliruannya dalam menggunakan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- pada paragraf narasinya. Dari 5 paragraf yang peneliti minta, AR hanya mengerjakan 4 paragraf dan paragraf terakhir juga tidak sesuai dengan syarat-syarat paragraf. Hal tersebut dapat dianalisis bahwa AR selain belum memahami kata depan di, ke dan awalan di-, ke-, siswa ini juga belum mengerti tentang syarat-syarat penulisan paragraf yang baik.
105
2. Siswa NH memiliki persentase kekeliruan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- sama seperti AR, yakni 100% dengan tingkat pemahaman 0%. Namun, NH membuat 5 paragraf sesuai dengan permintaan peneliti. 3. RA adalah siswa sampel peneliti yang memiliki kekeliruan terbanyak pada penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasinya. Persentase kekeliruannya sebesar 155% sehingga tingkat pemahamannya hanya -55%. Hasil tersebut sangat memprihatinkan karena di jenjang menengah atas, RA masih sangat tidak memahami materi kata depan di, ke dan awalan di-, ke-. Selain itu, tentang pemahamannya mengenai paragraf juga masih kurang, karena RA hanya membuat 3 paragraf dari perintah 5 paragraf yang diminta peneliti. 4. Berdasarkan tabel 35, masih terdapat siswa selain AR dan RA yang membuat paragrafnya kurang dari jumlah yang diperintahkan. Siswa tersebut di antaranya SFN, LN, MR, AA, SR, MMAR, SJG, NA, DI, IAS.
I.
Pembahasan Hasil Penelitian 1. Berdasarkan deskripsi yang telah dijelaskan di atas, diketahui bahwa pemahaman siswa tentang penguasaan kata depan di, ke dan awalan di-, kedalam paragraf narasi sudah cukup bagus. Hal tersebut terbukti dari rendahnya frekuensi kekeliruan yang dilakukan oleh masing-masing siswa ketika menggunakan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasinya. Dari 5 paragraf yang peneliti minta pada siswa, kekeliruan
106
terbanyak dilakukan oleh RA, yakni sebanyak 14 kali; AR dan NH sebanyak 9 kali. Adapun kekeliruan siswa lainnya tidak terlalu banyak, bahkan ada yang hanya 1 kali. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa persentase kekeliruan keseluruhan adalah sebesar 46, 9%. Artinya, tingkat pemahaman siswa pada penguasaan kata depan di, ke dan di-, ke- dalam paragraf narasi sudah cukup bagus. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menguasai penulisan dan pemahaman kata depan di, ke dan awalan di-, ke-, misalnya MRR, MVR, MR, AA, FRP, MADH, H, SR, SRA, SAH, MMAR, EZ, FA, dan DI. Selain itu, sebagian siswa juga telah mampu memahami syarat paragraf yang baik, meskipun ada beberapa siswa yang masih belum memahaminya, di antaranya siswa MRR, MVR, NH, FRP, MADH, LA,YNS, H, SDR, SRA, SAH, KFF, EZ, dan FA. 2. Berdasarkan tabel 35, kekeliruan terbanyak yang dilakukan para siswa adalah pada penulisan kata depan di. Kata depan seharusnya ditulis terpisah dari kata lain yang mengikutinya, bukan disambung seperti yang dituliskan oleh sebagian siswa. Hal tersebut juga berlaku untuk kata depan ke, tetapi tingkat kekeliruannya berada di peringkat ketiga. Di peringkat kedua, terlihat awalan di- yang menempatinya. Kekeliruan itu terjadi karena terdapat kemiripan bunyi antara kata depan di dan awalan di-. Selain itu, pemahaman siswa memasangkannya dengan kata lainnya masih kurang tepat. Misalnya pada kata dasar peleset, jika ingin memakainya dalam
107
makna „tidak sengaja‟, seharusnya menggunakan awalan ter- (terpeleset) bukan awalan ke- (kepeleset). 3.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, diketahui bahwa siswa yang melakukan kekeliruan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, kedisebabkan oleh beberapa hal, yakni kemiripan bunyi dan ejaan “di, ke”, pemahaman yang kurang sejak jenjang sebelum menengah atas, pemantapan dan penerapan yang kurang dari guru pelajaran Bahasa Indonesia di jenjang sebelum MA maupun di MA itu sendiri, serta kesan “mudah” yang dibangun siswa membuat siswa tidak lagi memperhatikan saat guru menjelaskan materi ini.
108
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan
kajian
teoretis
dan
hasil
penelitian
mengenai
penguasaan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi siswa kelas X di Madrasah Aliyah Annajah Jakarta tahun pelajaran 2011/2012, maka penulis dapat mengemukakan beberapa simpulan dan saran.
A.
Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di MA
Annajah, maka penulis mengemukakan beberapa simpulan, di antaranya: 1.
Penguasaan siswa tentang materi kata depan di, ke dan awalan di-, kemenunjukkan hasil yang cukup bagus. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa frekuensi kekeliruan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi yang dibuat siswa tidak terlalu banyak secara keseluruhan. Persentase kekeliruan keseluruhannya, yaitu sebesar 49,6%. Artinya penguasaan siswa dalam memahami dan menuliskan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi sudah cukup bagus. Dalam bentuk persentase, tingkat pemahaman keseluruhannya sebesar 50,4%. Jika dijabarkan, sebagian besar siswa memiliki tingkat pemahaman sebasar 56%, 67%, dan 89%. Hasil persentasi tersebut menunjukkan bahwa sebagian
109
besar siswa mampu menguasai pemahaman dan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi secara cukup tepat. 2.
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian, observasi, dan wawancara dapat diketahui faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kekekeliruan pada penulisan kata di, ke dan awalan di-, ke- dalam paragraf narasi. Faktorfaktor di antaranya kemiripan bunyi dan ejaan “di, ke”, pemahaman yang kurang sejak jenjang sebelum menengah atas, pemantapan dan penerapan yang kurang dari guru pelajaran Bahasa Indonesia di jenjang sebelum MA maupun di MA itu sendiri, serta kesan “mudah” yang dibangun siswa membuat siswa tidak lagi memperhatikan saat guru menjelaskan materi ini.
B.
Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa
saran sebagai berikut: 1.
Hendaknya guru memilih dan menggunakan metode yang tepat saat menjelaskan materi tentang kata depan di, ke dan awalan di-, ke-. Guru juga sebaiknya lebih sering melatih dan memberi tugas pada siswa dalam materi menulis. Selain itu, guru juga seharusnya membiasakan menuliskan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- secara tepat saat menjelaskan maupun saat mengoreksi tugas siswa.
2.
Sebaiknya siswa memperhatikan dan fokus saat guru menjelaskan materi tentang kata depan. Selain itu, siswa hendaknya kembali membaca buku-buku yang berkaitan dengan kata depan dan awalan. Siswa hendaknya berlatih juga
110
membiasakan menggunakan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- secara tepat setiap membuat suatu tulisan sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulisnya.
DAFTAR PUSTAKA
A., Alek dan HP., Achmad. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana, Cet. ke-1, 2010. Alfiyansyah, Muhammad. “Paragraf Narasi”, artikel ini diakses pada Minggu, 4 April 2010, pukul 14.32 WIB dari http://www.sentraedukasi.com/2010/04/paragraf-narasi.html
Alwi, Hasan. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, Cet. ke-5, 2003.
Arifin, E. Zaenal dan Hadi, Farid. 1001 Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Akademika Pressindo, Cet. ke-4, 2009.
Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo, Cet. ke-10, 2009.
Badudu, J.S. Pelik-pelik Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Prima, 1985.
Membina Bahasa Indonesia Baku. Bandung: Pustaka Prima, 1988. Caray. “Karangan Narasi dengan Segala Macamnya”, artikel ini diakses pada Sabtu, 14 Mei 2011, pukul 16.08 WIB dari http://bit.ly/lH5kuR
Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. ke-1, 2000.
Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta, Cet. ke-1, 2008.
Darmadi, Utami Setiawati. “Pengalaman Berharga dari Negeri Ginseng”, artikel diakses pada 24 Mei 2011, pukul 19.08 WIB dari http://utamiindonesia.blogspot.com “Khasiat Rebusan Angkak”, artikel ini diakses pada 26 Mei 2011, pukul 20.20 WIB dari http://utamiindonesia.blogspot.com
Djuharmie, E. K. dan Juanda, Asep. Bahasa Indonesia untuk SMA Kelas XI. Bogor: CV Regina, Cet. ke-1, 2005.
Farkhan, Muhammad. An Introduction to Linguistics. Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet. ke-1, 2006.
Fitriyah, Mahmudah dan Gani, Ramlan Abdul. Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: UIN Jakarta Press, Cet.ke-1, 2007.
Frank, Marcella. Modern English Excercise for Native Speakers: Part 1 Part of Speech. New Jersey: Prentice-Hall, 1972. Indonesia, Wikipedia. “Preposisi”, artikel ini diakses pada 3 November 2010, pukul 15.23 WIB dari http://id.wikipedia.org/wiki/Preposisi “Prefiks”, artikel ini diakses pada 30 Maret 2011, pukul 15.23 WIB http://id.wikipedia.org/wiki/Prefiks “Narasi, artikel ini diakses pada Sabtu, 14 Mei 2011, pukul 16.12 WIB dari http://id.wikipedia.org/wiki/Narasi
Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Cet. ke-13, 2001.
Kridalaksana, Harimurti. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Cet. ke-5, 2007.
Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Cet. ke-5, 2009.
Kuntarto, Niknik M. Cermat dalam Berbahasa Teliti dalam Berpikir. Jakarta: Mitra Wacana Media, Cet. ke-8, 2010. Kwary, Deny Arnos. ”Analisis Afiks Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris”, artikel ini diakses pada 30 Maret 2011, pukul 14.04 WIB dari http://bit.ly/j5aVPr
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. ke-6, 2009.
Mahsusi. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UIN Jakarta, 2004.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara, 1999.
Ramlan, M. Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV Karyono, Cet. ke-12, 2001.
Sekawan, Redaksi Lima Adi. EYD Plus. Jakarta: Limas, Cet. ke-11, 2007.
Subana, M. dan Sudrajat. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia, Cet. ke-1, 2001.
Sudarno dan Rahman, Eman A. Kemampuan Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT Hikmat Syahid Indah, 1986.
Terampil
Berbahasa
Indonesia.
Jakarta:
PT
Hikmat Syahid Indah, t.t.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta, Cet. ke-1, 2005.
Susanti, Elvi. “Argumentasi dan Persuasi”, (Handout Mata Kuliah Menulis Lanjut Pertemuan IV dan V, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah), 2011.
Suyanto, Bagong dan Sutinah, ed. Metode Penelitian Sosial berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: kencana, Cet. ke-5, 2010.
Wiati, Iis. Bahasa dan Sastra Indonesia: Program Studi Ilmu Alam dan Ilmu Sosial untuk SMA Kelas XII. Depok: Arya Duta, Cet. ke-1, 2005.