PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING TIPE TANDUR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: DELLA FAUZIYAH NIM. 1112016100041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sunguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik”. (Q.S Al „Ankabut: 69)
Menjadi seorang guru adalah sebuah jalan pilihan. Menjadi guru yang berbeda juga merupakan pilihan hidup. Dan menjadi guru yang mampu memberikan pencerahan adalah pilihan kita semua.
i
ii
iii
ABSTRAK Della Fauziyah, NIM 1112016100041. “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching Tipe TANDUR dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar pada Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia”. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan IPA, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: (1) model pembelajaran quantum teaching (2) motivasi belajar (3) interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah manusia. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan. Penelitian kuasi eksperimen menggunakan rancangan desain faktorial 2 X 2. Sampel dalam penelitian ini seluruhnya 80 siswa terdiri dari 2 kelas. Variabel hasil belajar diukur melalui instrumen tes pilihan ganda, sedangkan mengukur motivasi belajar siswa dengan instrumen angket motivasi belajar. Pengujian prasyarat analisis untuk uji normalitas data menggunakan uji skewnees dan kurtosis sedangkan melihat homogenitas menggunakan uji homogenitas pada progam SPSS. Kemudian dilakukan analisis varians (Anava). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi terhadap hasil belajar siswa. Pada tabel Anava diperoleh Sig. 0,001 < 0,05 artinya terdapat interaksi antara model dan motivasi belajar yang memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah pada manusia. Demikian dapat disimpulkan (1) hasil belajar dengan menggunakan model quantum teaching lebih tinggi dibandingkan dengan model konvensional (2) hasil belajar siswa dengan motivasi tinggi menggunakan model quantum teaching lebih tinggi dari model konvensional (3) hasil belajar model quantum teaching motivasi rendah lebih rendah dari model konvensional (4) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Model Quantum Teaching, Motivasi Belajar dan Hasil Belajar.
iv
ABSTRACT Della Fauziyah (1112016100041). “The effect of instructional quantum teaching type TANDUR and learning motivation on learning outcome of student in circulation blood human system concept”. Skripsi. Department of Biology Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher Learning, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. This research purposed to see the effect of (1)instructional quantum teaching models (2) learning motivation and (3) the interaction between these two independent variables, toward the student learning outcome in circulation blood human system concept. The research utilizes the experimental method white 2x2 factorial design and conducted at the Senior High School (SMA) 8 south Tangerang city with sample of 80 students. The result of Anova sig 0,01 < 0,05. So, it can be concluded that (1) the learning outcomes for the student who learning with quantum teaching model are higher than those who learning with convensional models (2) the learning outcomes for the student who have high learning motivation, with strategy quantum teaching models are higher than those who learning convensional models (3) the learning outcomes for the student who have low learning motivation, with quantum teaching models are lower than those who learning with convensional models (4) there is an interaction effect between instructional model and student learning motivation on the learning outcomes.
Key words: Quantum Teaching Models, Learning Motivation and Learning Outcome.
v
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi robbil „alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta‟ala yang telah memberikan nikmat, rahmat dan hidayah Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah bidang pendidikan dalam bentuk skripsi ini. Shalawat dan salam kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam, para Anbiya, keluarga, sahabat-sahabatanya, dan umatnya yang tetap istiqomah dalam syariat-Nya. Skripsi ini merupakan salah satu karya ilmiah bidang pendidikan yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pendidikan oleh mahasiswa FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah pada kesempatan pengantar ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Dr. Ahmad Sofyan, M.Pd., Dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama masa bimbingan skripsi.
5.
Bapak Saiful Bahri, M.Si., sebagai dosen pembimbing II skripsi atas segala kesabaran, perhatian, dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini.
6.
Ibu Eny S. Rosyidatun S.Si, MA sebagai Dosen Penasehat Akademik yang sudah memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.
7.
Bapak dan Ibu Dosen atas ilmu, pengalaman, dan bimbingannya selama penulis mengikuti perkuliahan di Jurusan Pendidikan IPA.
vi
8.
Bapak Imam Supingi, S.Pd, MM Kepala SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk penelitian skripsi ini.
9.
Ibu Neni Handayani., S.Pd dan Melli Yunerti., S.Si, sebagai Guru Biologi SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan yang memberikan bantuan kepada penulis selama penelitian sebagai observer, beserta staf administrasi, staf pengajar, dan siswa-siswi SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan atas kerjasamanya dalam penelitian skripsi ini.
10.
Bapak Jamil dan Ibu Nengisih orang tua penulis yang telah memberikan segenap kasih sayang dan do‟a-do‟anya untuk kesuksesan penulis. Kedua adik penulis David Purwo dan Deriz Sholah serta keluarga besar Bpk. Rokman yang memberikan dorongan materil, spiritual, dan moril demi terselesaikannya skripsi ini.
11.
Kepada sahabat-sahabat seperjuangan pendidikan biologi angkatan 2012, Lembaga Dakwah Kampus periode 2015-2016, Komisariat Dakwah FITK periode 2014-2015, Forkat Asy Syams, HMPS P.Biologi, Youthcare, Rohis Alumni Sekolah (RISALAH) SMAN 1 Babelan.
12.
Kepada sahabat penyemangat perjuangan Ta‟diyah Basithoh, Putri Yuliandari, Eka Awellaya, Siti Ipah Masripah, Grup Cherry, SNSDIRRY yang sudah menyemangati dan membersamai dalam proses demi terselesaikannya skripsi ini.
Semoga hasil karya ilmiah skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya, dan memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan.
Jakarta,
Maret 2017
Penulis
vii
DAFTAR ISI SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH. ............................................... i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .............................. ii LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii ABSTRAK ..................................................................................................... iv ABSTRACT .....................................................................................................v KATA PENGANTAR ................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................ viii DAFTAR TABEL ...........................................................................................x DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................1 B. Identifikasi Masalah ..............................................................................6 C. Pembatasan Masalah .............................................................................6 D. Rumusan Masalah .................................................................................7 E. Tujuan Penelitian ..................................................................................7 F. Manfaat Penelitian ................................................................................7 BAB II DESKRIPSI TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1. Quantum Teaching ...........................................................................9 2. Hasil Belajar ...................................................................................16 3. Motivasi Belajar ..............................................................................19 4. Sistem Peredaran Darah Manusia....................................................25 B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................27 C. Kerangka Berpikir ...............................................................................30 D. Hipotesis Penelitian .............................................................................32
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................33 B. Metode dan Desain Penelitian.............................................................33 C. Populasi dan sampel Penelitian ...........................................................36 D. Instrumen Penelitian............................................................................36 E. Kalibrasi Instrumen Tes ......................................................................39 F. Teknik Analisis Data ...........................................................................42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ....................................................................45 B. Pengujian prasyarat Analisis Variansi ................................................57 C. Pengujian Hipotesis Penelitian............................................................60 D. Pembahasan Hasil Penelitian ..............................................................64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .........................................................................................70 B. Saran ....................................................................................................70 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................72 LAMPIRAN-LAMPIRAN. ..........................................................................75
ix
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Desain Penelitian........................................................................................35 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes .............................................................................37 Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar .............................................................38 Tabel 3.4 Kriteria Reabilitas Soal ..............................................................................40 Tabel 3.5 Kriteria Taraf Kesukaran ...........................................................................41 Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda .........................................................................41 Tabel 4.1 Data Statistik Rata-rata Skor Hasil Belajar ................................................45 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa dengan Model Quantum Teaching ...................................................................................................47 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa dengan Model Konvensional ..48 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Tinggi menggunakan Model Konvensional dan Model Quantum Teaching .......49 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Rendah menggunakan Model Konvensional dan Model Quantum Teaching .......50 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Tinggi menggunakan Model Quantum Teaching .................................................52 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Rendah menggunakan Model Quantum Teaching .................................................53 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Tinggi menggunakan Model Konvensional .........................................................54 Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Rendah menggunakan Model Konvensional .........................................................56
x
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa .......................................58 Tabel 4.11 Uji Homogenitas .....................................................................................60 Tabel 4.12 Uji Anava (Analisis Variansi) .................................................................61 Tabel 4.13 Hasil Uji Tukey .......................................................................................63
xi
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Desain Alur Pelaksanaan Penelitian ......................................................35 Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Siswa Model Quantum Teaching ................47 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Siswa Model Konvensional ...........................48 Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Tinggi menggunakan Model Konvensional dan Model Quantum Teaching ..50 Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Rendah menggunakan Model Konvensional dan Model Quantum Teaching ..51 Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Tinggi menggunakan Model Quantum Teaching ............................................52 Gambar 4.6 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Rendah menggunakan Model Quantum Teaching ............................................54 Gambar 4.7 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Tinggi menggunakan Model Konvensional ....................................................55 Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Rendah menggunakan Model Konvensional ....................................................56 Gambar 4.9 Grafik Interaksi antara Model Pembelajaran dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa ...............................................................62
xii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ........................................ 75 Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar ............................. 76 Lampiran 3. Instrumen Tes Hasil Belajar ........................................................ 77 Lampiran 4. Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa ................................. 93 Lampiran 5. Rekapitulasi Validitas Instrumen Tes .......................................... 96 Lampiran 6. Rekapitulasi Validitas Angket Motivasi Belajar ......................... 98 Lampiran 7. Soal Sistem Peredaran Darah Manusia ........................................ 101 Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal..................................................................... 105 Lampiran 9. Angket Motivasi Belajar Siswa ................................................... 106 Lampiran 10. Hasil Skor Angket Motivasi Kelas Kontrol............................... 108 Lampiran 11. Hasil Skor Angket Motivasi Kelas Eksperimen ........................ 111 Lampiran 12. Hasil Belajar Kelas Kontrol ....................................................... 113 Lampiran 13. Hasil Belajar Kelas Eksperimen ................................................ 114 Lampiran 14. Data Statistik Hasil Belajar Siswa ............................................. 115 Lampiran 15. Data Distribusi Frekuensi .......................................................... 117 Lampiran 16. Uji Normalitas ........................................................................... 129 Lampiran 17. Uji Homogenitas ........................................................................ 130 Lampiran 18. Uji Anava (Analisis Variansi) ................................................... 133 Lampiran 19. Uji Tukey ................................................................................... 136 Lampiran 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol........ 140 Lampiran 21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen . 152 Lampiran 22. Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 1 .................................. 166 Lampiran 23. Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 2 .................................. 169 Lampiran 24. Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) ........................................ 172
xiii
Lampiran 25. Lembar Aku Tahu ...................................................................... 174 Lampiran 26. Lembar Observasi Guru Bidang Studi ...................................... 176 Lampiran 27. Lembar Observasi Guru Kelas Eksperimen. ............................. 178 Lampiran 28. Lembar Observasi Siswa Kelas Eksperimen. ............................ 182 Lampiran 29. Lembar Observasi Guru Kelas Kontrol ..................................... 184 Lampiran 30. Lembar Observasi Siswa Kelas Kontrol .................................... 187 Lampiran 31. Lembar Uji Referensi ................................................................ 189
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan penting dalam kehidupan manusia. Manusia yang selalu belajar, kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Tidak ada zaman yang tidak berkembang, kehidupan manusia yang tidak bergerak dan manusia yang hidup dalam stagnansi peradaban. Semua bermuara pada pendidikan, karena pendidikan adalah pencetak peradaban manusia. Adanya perkembangan kehidupan, pendidikan mengalami dinamika yang semakin berkembang dan berusaha beradaptasi dengan gerak perkembangan yang dinamis. Setiap zaman akan selalu ada perubahan yang mengarah pada kemajuan pendidikan yang semakin baik. Hasil belajar siswa merupakan indikator atau gambaran keberhasilan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga masalah hasil belajar siswa merupakan salah satu problem yang tidak pernah habis dibicarakan dalam dunia pendidikan. Masalah hasil belajar yang bisa dilihat dari nilai UN menunjukkan bahwa adanya penurunan hasil belajar. Nilai UN dari tahun 2011/2012-2012/2013 menurun 0,2% dari rata-rata nilai 7,57 menjadi 6,35.1 Hasil UN pada tahun 2014 juga menurun, rata- rata nilai UN SMA/MA mengalami penurunan dari 6,35 (2013) menjadi 6,12 (2014).2 Hasil UN pada tahun 2015 nilai rata-rata SMA IPA mencapai 77,33 dan tahun 2016 memiliki nilai rata-rata 73,18. Rata-rata nilai UN SMA IPA mengalami penurunan 4,14.3 Pendidikan membutuhkan inovasi pembelajaran agar siswa menjadi bersemangat dan antusias menyambut pelajaran di sekolah. Jika siswa merasa senang memasuki kelas maka siswa pasti akan mudah dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dapat dijadikan sebagai terobosan yang patut dihargai dan diujicobakan. 1
Kemendikbud,, Hasil nilai UN 2012. http://lib.unnes.ac.id/1088/1/2668.pdf. Diakses 5 Mei
2016. 2
Kemendikbud, Laporan Hasil Ujian Nasional Tahun 2014, http://litbang.kemdikbud.go.id. Diakses 5 Mei 2016. 3 Kemendikbud, Laporan Hasil Ujian Nasional Tahun 2016, http://litbang.kemdikbud.go.id. Diakses 5 Mei 2016
1
2
Proses pembelajaran dengan metode konvensional pada umumnya kurang menarik perhatian siswa dan dapat membuat siswa cepat bosan. Metode tersebut juga dapat membuat siswa kurang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, dengan kata lain siswa bersifat pasif tidak terlibat, atau hanya mendengar, menonton, dan mencatat. Pada metode konvensional, siswa jarang mendapat kesempatan untuk mengembangkan potensi kognitif, afektif, dan psikomotoriknya secara optimal. Siswa masih jarang berkesempatan untuk berdiskusi, presentasi, berkreasi, bernalar, berkomunikasi, memecahkan masalah, dan berkolaborasi. Pola mengajar semacam ini dapat berdampak pula terhadap hasil belajar siswa. Proses belajar mengajar adalah fenomena yang kompleks. Segala sesuatunya berarti setiap kata, pikiran, tindakan dan asosiasi dan sampai sejauh mana guru mengubah lingkungan, presentasi, dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung. Hasil belajar siswa merupakan indikator atau gambaran keberhasilan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sehingga masalah hasil belajar siswa merupakan salah satu problem yang tidak pernah habis dibicarakan dalam dunia pendidikan. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, antara lain: Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam kelas, lingkungan belajar siswa dan media pembelajaran guru yang berakibat pada rendahnya hasil belajar. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, guru perlu memahami hal-hal yang mempengaruhi proses belajar siswa, baik yang menghambat maupun mendukung. Guru juga harus memahami tentang model pembelajaran yang efektif agar dapat membantu siswa untuk dapat belajar secara optimal dan mampu meningkatkan hasil belajar. Salah satu model yang memungkinkan siswa belajar secara optimal adalah model Quantum Teaching yang digagas oleh Bobbi DePorter. Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan moment belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas interaksi yang mendirikan
3
landasan dan kerangka untuk belajar”.4 Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik apabila siswa lebih banyak aktif dibandingkan guru. Asas utama pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama dan perancangan pembelajaran yang dinamis dengan tipe TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demostrasi, Ulangi dan Rayakan) membuat proses pembelajaran tetap berpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitator sehingga siswa dapat memahami konsep biologi dengan lebih mudah dan menyenangkan. Dengan tipe TANDUR, keaktifan siswa akan lebih ditingkatkan dan membuat pelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa diajak mengalami sendiri. Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi dalam kelas. Penerapan model Quantum Teaching, siswa akan diajak belajar dalam suasana yang lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya. Dengan model ini diharapkan dapat tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa yang berhubungan dengan proses pembelajaran dan terciptanya interaksi edukatif yang dapat memberi dampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing. Proses interaksi ini akan berjalan dengan baik apabila siswa lebih banyak aktif dibandingkan guru. Model Quantum Teaching diharapkan situasi pembelajaran biologi di kelas menjadi menyenangkan sehingga siswa lebih mudah mencapai kompetensi yang diharapkan.5 Hasil wawancara dengan salah satu guru Biologi SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan, hasil belajar biologi variatif dan rata-rata masih di bawah KKM. Namun secara metode yang digunakan lebih sering diskusi dan ceramah
4
Bobbi DePorter, Mark Reardon & Sarah Singer-Nourie, Quantum Teachig: Mempraktikkan Quantum Learning diRuang-ruang Kelas, terjemah Ary Nilandari, (Bandung :Kaifa, 2010), h. 32 5
Bobbi DePorter, Mark Reardon & Sarah Singer-Nourie, Quantum Teachig: Mempraktikkan Quantum Learning diRuang-ruang Kelas, terjemah Ary Nilandari, (Bandung :Kaifa, 2010), h. 39-40
4
dan juga belum pernah menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.6 Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia memiliki kompetensi dasar yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah. Dalam konsep ini terdapat cukup banyak bahasan teori dan istilah atau nama-nama yang masih asing bagi siswa seperti komponen penyusun sistem peredaran darah, bagian-bagian yang berperan dalam sistem peredaran darah dan sebagainya. Banyaknya bahasan dalam konsep ini adalah suatu hal yang perlu diperhatikan guru, karena jika model pembelajaran yang digunakan tidak menyenangkan bagi siswa, maka akan berdampak kejenuhan dalam belajar serta bisa berdampak terhadap hasil belajar. Referensi dari beberapa buku biologi yang dijadikan sumber bagi peneliti untuk mengajarkan konsep Sistem Peredaran Darah Manusia seperti: buku Biologi untuk SMA/MA Kelas XI terdapat bahasan yang cukup banyak tentang konsep ini, serta terdapat kata asing yang perlu diketahui oleh siswa agar lebih memahami tentang konsep Sistem Peredaran Darah Manusia. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah agar siswa dapat memahami konsep tersebut dengan baik melalui proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Quantum Teaching. Model pembelajaran Quantum Teaching merupakan suatu kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman daya ingat, serta belajar sebagai proses yang menyenangkan dan bermakna. Menurut Piaget “Keunggulan Quantum Teaching antara lain cocok untuk semua mata pelajaran, dapat diterapkan pada pembelajar berusia 9–24
6
Hasil wawancara dengan Neni Handayani, Guru Biologi, di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan, 8 Januari 2016.
5
tahun,
dapat
menyenangkan”.
meningkatkan
daya
serap
siswa
dan
suasana
belajar
7
Penerapan model Quantum Teaching ini dibutuhkan penguasaan materi yang baik oleh seorang guru dan mampu memfasilitasi siswa dalam memahami dan menerapkan konsep ke dalam suatu contoh dengan baik dan tepat, seorang guru harus memiliki penguasaan kelas yang baik, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan dan menimbulkan rasa simpatik pada diri siswa, seorang guru juga dituntut untuk memiliki metode belajar yang kreatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kemampuan memotivasi merupakan kemampuan yang utama yang mesti dimiliki oleh seorang pendidik, setelah itu barulah kemampuan mengajar dan ilmu yang diajarkan.8 Dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran berbagai upaya dilakukan yaitu dengan peningkatan motivasi belajar. Dalam hal belajar siswa akan berhasil jika dalam dirinya sendiri ada kemauan untuk belajar dan keinginan atau dorongan untuk belajar, karena dengan peningkatan motivasi belajar maka siswa akan tergerak, terarahkan sikap dan perilaku siswa dalam belajar. Pengenalan terhadap hasil atau kemajuan belajar adalah penting, karena dengan mengetahui hasil yang sudah dicapai maka siswa akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajarnya. Sehingga dengan demikian peningkatan hasil belajar dapat lebih optimal karena siswa tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar yang telah diraih sebelumnya. Motivasi adalah keinginan yang mendorong dan merupakan pelopor sekaligus batu penjuru bagi pembelajaran. Tidaklah membesar-besarkan jika dikatakan bahwa anak-anak memiliki energi tanpa batas untuk hidup dan belajar.9
7
Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Umum, Departemen Pendidikan Nasional, Quantum Teaching Berbasis Kompetensi, 2004, http://file.upi.edu, h. 12. Diakses 10 Mei 2016. 8
Zulfiandri, Qualitan Teaching; Cara Cerdas Menjadi Guru Mencerahkan, (Jakarta: Qualitama Tunas Mandiri, 2009), h.20 9
Wendy L. Ostroff, Memahami Cara Anak-Anak Belajar; Membawa Ilmu Perkembangan Anak Ke Dalam Kelas, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 7
6
Motivasi belajar pada siswa dapat menjadi lemah, lemahnya motivasi atau tidak adanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Dengan tujuan agar siswa memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga hasil belajar yang diraih dapat optimal. Penulis tertarik untuk mengkaji, meneliti, dan mengangkat permasalahan berorientasi
pada
pendidikan
biologi
dengan
judul
“Pengaruh
Model
Pembelajaran Quantum Teaching Tipe TANDUR dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia”. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Model pembelajaran yang digunakan pada kelas XI SMAN 8 Kota Tangerang Selatan saat ini belum cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, para guru cenderung belum mengoptimalkan penggunaan bahan ajar serta metode pembelajaran yang dapat membangun keaktifan siswa.
3.
Pengelolaan kelas yang masih sederhana dan kurang variatif membuat siswa mudah merasa bosan dan kurang nyaman belajar di dalam kelas serta kurangnya motivasi belajar.
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1.
Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan Semester I tahun ajaran 2016/2017.
2.
Penelitian ini dibatasi hanya untuk konsep Sistem Peredaran Darah Manusia dengan menggunakan model Quantum Teaching Tipe TANDUR yang terangkum dalam suatu penelitian Kuasi Eksperimen.
3. Hasil belajar pada penelitian dibatasi pada hasil belajar ranah kognitif. 4. Penelitian ini juga menyertakan aspek atribut siswa berupa motivasi belajar.
7
D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang belajar dengan model konvensional pada kelas kontrol dan model quantum teaching pada kelas eksperimen? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan model konvensional dan model quantum teaching? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah dengan model konvensional dan model quantum teaching? 4. Adakah pengaruh interaksi antara model pembelajaran quantum teaching dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa? E. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Dapat mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa pada konsep Sistem Peredaran Darah Manusia dengan model konvensional dan model quantum teaching. 2. Dapat mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan model konvensional dan model quantum teaching. 3. Dapat mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah dengan model konvensional dan model quantum teaching. 4. Dapat mengetahui interaksi antara model pembelajaran quantum teaching dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, diantaranya : 1. Bagi siswa, penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi siswa, diantaranya dapat memotivasi siswa untuk belajar serta meningkatnya hasil belajar biologi. 2. Bagi peneliti, memberikan pengalaman dalam melakukan penelitian.
8
3. Bagi guru, penelitian ini dapat berguna untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pengajaran biologi. 4. Bagi sekolah, penelitian ini dapat member masukan yang baik untuk selalu mengadakan pembaharuan, memajukan progam sekolah kearah yang lebih baik. 5. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti konkrit mengenai pembelajaran yang efektif dalam pencapaian kemampuan siswa.
BAB II DESKRIPSI TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik 1. Quantum Teaching Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum teaching adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa”.10 Interaksi quantum mengubah menjadi energi cahaya adalah interaksi-interaski yang mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi diri sendiri dan bagi orang lain. Quantum teaching menjadi sebuah paket multisensori, multi kecerdasan dan kompatibel dengan otak yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengajar dan kemampuan murid untuk berprestasi sebagai sebuah pendekatan belajar yang sangat mengalir, praktis, dan mudah diterapkan. Quantum teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar. Quantum teaching merupakan suatu proses pembelajaran dengan menyediakan latar belakang dan strategi untuk meningkatkan proses belajar mengajar dan membuat proses tersebut menjadi lebih menyenangkan.11 Cara ini membuat siswa untuk lebih berprestasi. Selain itu membuat guru meningkatkan keterampilan siswa serta memotivasi. Quantum teaching mencakup petunjuk untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif merancang pengajaran, menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar. Proses belajar alamiah dengan sengaja menggunakan musik, wewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif penyajian dan keterlibatan aktif. 10
Bobbi DePorter, Mark Reardon & Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, terjemah Ary Nilandari, (Bandung: Kaifa, 2010), h. 33 11 Ibid., h.4
9
a. Asas Utama Asas utama quantum teaching menurut Bobbi De Potter, bersandar pada konsep: “Bawalah dunia Mereka ke Dunia kita dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”. Inilah asas utama alasan dasar dibalik segala strategi dan model Quantum Teaching.12 Asas utama quantum teaching adalah mengingatkan pendidik pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama. Untuk mendapat hak mengajar, Pertama-tama harus membangun jembatan autentik memasuki kehidupan murid. Mengajar adalah hak yang harus diraih dan diberikan oleh siswa, bukan oleh departemen pendidikan. Belajar adalah kegiatan full contact dengan kata lain belajar melibatkan segala aspek kepribadian manusia. Pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh serta pengetahuan sikap, keyakinan. Jadi, memasuki dunia murid akan memberi guru izin untuk memimpin, menuntun dan memudahkan perjalanan siswa menuju kesadaran ilmu pengetahuan yang luas. Siswa bisa mengaitkan apa yang guru ajarkan dengan peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi atau akademis siswa. Setelah kaitan itu terbentuk, guru dapat membawa siswa kedalam dunia belajar untuk siap menerima pembelajaran.13 b. Prinsip-prinsip Quantum teaching juga memiliki 5 prinsip atau kebenaran tetap. Serupa dengan asas utama “Bawalah dunia Mereka ke Dunia Kita dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”. Prinsip-prinsip ini mempengaruhi seluruh aspek quantum teaching. Prinsip ini sebagai struktur dasar dari simfoni belajar, Prinsip tersebut adalah :
12
Bobbi DePorter, Mark Reardon & Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, terjemah Ary Nilandari, (Bandung: Kaifa, 2010), h. 34-35 13 Ibid., h. 35
1) Segalanya Berbicara Segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa tubuh guru, dari kertas yang guru bagikan hingga rancangan pelajaran guru, semuanya mengirim pesan tentang belajar. Apapun yang ada dikelas semua memberikan pesan tentang belajar. 2) Segalanya Bertujuan Semua yang terjadi dalam pengubahan guru mempunyai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran harus ada tujuan yang dicapai dan sesuai dengan indikator yang sudah ditetapkan. 3) Pengalaman sebelum Pemberian Nama Otak berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum siswa memperoleh nama untuk apa yang siswa pelajari. Guru menggali tentang diri siswa sebelum memulai pembelajaran sehingga sudah ada informasi sebelumnya untuk memulai pembelajaran. 4) Akui Setiap Usaha Belajar mengandung risiko. Belajar berarti melangkah ke luar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil langkah ini, siswa berhak mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri. Guru harus mengapresiasi sedikit apapun perubahan yang sudah dilakukan siswa. 5) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan Perayaan adalah sarapan pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.14
14
Bobbi DePorter, Mark Reardon & Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, terjemah Ary Nilandari, (Bandung: Kaifa, 2010), h. 36-37
c. Lingkungan dalam Quantum Teaching 1) Lingkungan sekeliling Sebuah gambar lebih berarti daripada seribu kata. Jika anda menggunakan alat peraga dalam situasi belajar, akan terjadi hal yang menakjubkan untuk mengawali proses belajar dengan cara marangsang modalitas visual. Sejak tahun 1970, telah diketahui bahwa gerakan mata selama belajar dan berpikir terikat pada modalitas visual, auditorial, dan kinestetik. Dibawah ini beberapa ide yang dapat digunakan : (a)
Poster Ikon Ciptakan ikon atau simbol untuk setiap konsep utama yang guru
ajarkan. Menempelkan poster-poster ikon tersebut didepan kelas diatas pandangan mata, memberikan gambaran keseluruhan, tinjauan global dari bahan pelajaran. Untuk melihat konsep-konsep tersamar ini pelajar harus mendongak. Ini akan membantu penciptaan, penyimpanan dan pencarian informasi secara visual. Pasang poster sampai unit pelajaran yang bersamgkutan selesai. Lalu pindahkan kebagian dinding yang lain, agar tempatnya dapat digunakan untuk poster unik berikutnya. (b)
Poster Afirmasi Buatlah atau mintalah siswa membuat poster motivasi afirmasi
dengan pesan-pesan seperti “Aku mampu mempelajarinya”, “Aku menjadi semakin pintar”. Tempatkan poster-poster itu di dinding samping setinggi mata orang duduk. Pada saat siswa memandang sekeliling ruangan, poster-poster tersebut mengucapkan afirmasi seperti dialog internal, sehingga menguatkan keyakinan tentang belajar dan tentang isi yang guru ajarkan. (c)
Gunakan Warna Gunakan warna untuk memperkuat pengajaran guru dan belajar
siswa. Gunakan warna hijau, biru, ungu, dan merah untuk kata-kata penting, jingga dan kuning untuk menggaris bawahi, serta hitam dan putih untuk kata-kata penghubung.
(d)
Alat Bantu Alat bantu adalah benda yang dapat mewakili suatu gagasan,
contoh : Gambar/poster untuk menunjukkan struktur dan sistem peredaran darah, alat bahan untuk demonstrasi lebih memudahkan untuk mengetahui struktur dan lain-lain. (e)
Pengaturan Bangku Cara pengaturan bangku memainkan peran penting dalam
pengorkestrasian belajar. Pada bagian besar ruang kelas, bangku siswa dapat disusun untuk mendukung tujuan belajar bagi tujuan pelajaran apapun yang diberikan. Untuk presentasi siswa, ajaran guru, pemutaran video, dan lain-lain atur bangku sehingga siswa menghadap kedepan untuk membantu siswa tetap fokus ke depan. Untuk berkelompok bangku diputar untuk saling berhadapan. d. Model Quantum Teaching Quantum teaching merupakan suatu proses pembelajaran dengan menyediakan latar belakang dan strategi untuk meningkatkan proses belajar mengajar dan membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan.15 Model quantum teaching hampir sama dengan sebuah simfoni. Jika menonton sebuah simfoni, ada banyak unsur yang menjadi faktor pengalaman musik pengajar. Quantum teaching dapat membagi unsurunsur tersebut menjadi 2 kategori: Konteks dan Isi (Context & Content). Konteks adalah latar untuk pengalaman guru. Konteks merupakan keakraban ruang orkestra itu sendiri (lingkungan), semangat konduktor dan para pemain musiknya (suasana), keseimbangan instrumen dan musisi dalam bekerja sama (landasan) dan interpretasi sang maestro terhadap lembaran musik (rancangan). Unsur-unsur ini berpadu dan kemudian menciptakan pengalaman bermusik yang menyeluruh, berbeda namun sama pentingnya dengan konteks. Lembaran musik itu sendiri sebagai isi, not-not nyata pada sebuah halaman, yang lebih dari sekedar not-not pada sebuah halaman. Salah satu unsur isi adalah bagaimana tipe frase musik dimainkan 15
Ibid., h.33
(penyajian). Isi juga meliputi fasilitasi ahli sang maestro terhadap orkestra, memanfaatkan bakat setiap pemain musik dan potensi setiap isntrumen. Keajaiban pengalaman menjadi terbuka karena konteksnya tepat, dan membuat musik menjadi hidup. Saat guru mengubah kesuksesan siswa, unsur-unsur yang sama tersusun dengan baik: suasana, lingkungan, landasan, rancangan, penyajian dan fasilitas.16 Tipe belajar quantum teaching yang dikenal sebagai TANDUR17 : 1) Tumbuhkan Langkah tumbuhkan ini guru harus menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa. Guru memberi tahu bahwa siswa yang bertanggung jawab atas pendidikannya, mengaitkan pelajaran dengan masa depan dan berguna dalam dunia nyata. Sehingga siswa tahu apa manfaat dari apa yang sedang dipelajari bagi diri sendiri biasannya dikenal dengan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku). 2) Alami Guru memberikan pengalaman kepada siswa dan memanfaatkan hasrat alami
otak
untuk
menjelajah.
Karena
pengalaman
membangun
keingintahuan siswa dan dapat menciptakan beberapa pertanyaan dalam benak siswa. Saat pengalaman terbentang, guru mengumpulkan informasi untuk memaknai pengalaman tersebut. Inforamsi ini membuat yang abstrak menjadi konkrit. 3) Namai Proses namai yaitu setelah membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai
pengalaman
siswa,
maka
penamaan
dapat
memuaskan
keingintahuan siswa. Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan merupakan informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya.
16
Ibid., h.8 Bobbi DePorter, Mark Reardon & Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, terjemah Ary Nilandari, (Bandung: Kaifa, 2010), h. 128-133 17
Guru menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dan sebuah masukan. 4) Demonstrasi Guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan bahwa siswa tahu. Guru memberikan peluang untuk menerjemahkan
dan
menerapkan
pengetahuan
siswa
ke
dalam
pembelajaran yang lain dan ke dalam kehidupan siswa serta mampu memperagakan tingkat kecakapan siswa dengan pengetahuan yang baru saja dimiliki. Teknik pembelajaran tanggapan terhadap demonstrasi adalah salah satu pembelajaran aktif. Setelah melaksanakan presentasi pembelajaran atau kegiatan demonstrasi, siswa diminta untuk menuliskan atau menyampaikan tanggapannya.18 5) Ulangi Siswa diberi kesempatan untuk mengajarkan pengetahuan barunya kepada orang lain. Tentunya, dengan menggunakan cara yang berbeda dari asalnya. Pengulangan memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”. Dan tentunya menunjukan siswa cara-cara mengulang materi yang telah dibahas. 6) Rayakan Langkah terakhir ini, saatnya untuk memberikan penghormatan atas usaha, keberhasilan dan ketekunan yang dilakukan dengan perayaan. Hal ini akan memperkuat kesuksesan dan memberi motivasi siswa. Perayaan disini dapat dilakukan dengan memberikan pujian, bernyanyi, bermain tepuk, pesta kelas dll. Metode Quantum teaching akan dapat menggabungkan keistimewaan belajar menuju bentuk perencanaan pelajaran yang akan meningkatkan prestasi siswa.
18
Warsono dan Hariyanto. Pembelajaran PT.Remaja Rosdakarya, 2012), h.42.
Aktif Teori dan Assesmen, (Bandung:
e. Keunggulan dan Kelemahan Quantum Teaching Model quantum teaching memiliki kelebihan dan kekurangan menurut Sunandar menyatakan sebagai berikut: Kelebihan dan kekurangan model quantum teaching sebagai berikut kelebihan quantum teaching (1) Selalu berpusat pada apa yang masuk akal bagi siswa (2) Menumbuhkan dan menimbulkan antusias siswa (3) Adanya kerjasama (4) Menawarkan ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang baik dipahami siswa (5)Menciptakan tingkah laku dan sikap kepercayaan dalam diri sendiri (6) Belajar terasa menyenangkan (7) Ketenangan psikologi (8) Adanya kebebasan dalam berekspresi. Kekurangan quantum teaching (1) Memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan yang mendukung (2) Memerlukan fasilitas yang memadai (3) Model ini banyak dilakukan di luar negeri sehingga kurang beradaptasi dengan kehidupan di Indonesia (4) Kurang dapat mengontrol siswa.19 2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki setelah siswa menerima pengalaman belajarnya.20 Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yakni tujuan pengajaran, belajar mengajar dan hasil belajar.21 Tujuan pengajaran adalah tujuan yang akan dicapai, belajar mengajar merupakan suatu proses dalam pembelajaran dan hasil belajar adalah hasil yang didapatkan siswa setelah pembelajaran.
19
Sunandar, Pengaruh Metode Quantum Teaching terhadap Hasil Belajar, Skripsi pada sarjana Universitas Negeri Lampung, 2012, http://diglib.unila.ac.id. Diakses 26 September 2016 20 Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h.22 21 Ibid., h. 2
Proses evaluasi hasil yaitu hasil akhir dari sisi guru, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut: a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan tersebut tentang fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip atau metode. b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip. d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagianbagian
sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang kecil. e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program. f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan. Pengertian hasil belajar dapat diketahui bahwa kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuankemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kategori-kategori
pada
dimensi
proses
kognitif
merupakan
pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara komperhensif yang terdapat dalam tujuan-tujuan dibidang pendidikan. Kategori ini merentang dari proses kognitif yang paling banyak dijumpai dalam
tujuan-tujuan
dibidang
(memahami),
C3
pendidikan,
yaitu
(mengaplikasikan),
C1
C4
(mengingat),
C2
(menganalisis),
C5
(mengevaluasi) dan C6 (mencipta). Mengingat berarti mengambil pengetahuan tertentu dari memori jangka panjang. Memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis dan digambar oleh guru. Mengaplikasi berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Menganalisis
berarti
memecah-mecah
materi
jadi
bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan stuktur atau tujuan. Mengevaluasi ialah mengambil keputusan berdasarkan kriteria atau standar. Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal.22 Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan siswa dalam belajar dan keberhasilan sistem belajar yang diberikan guru. Hasil belajar dalam penelitian ini lebih ditekankan pada kemampuan kognitif C1-C6. Pencapaian hasil belajar berbentuk skor atau nilai yang diperoleh dari mengerjakan soal sistem peredaran darah manusia. a)
Karakteristik Perubahan Hasil Belajar Perilaku belajar akan ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik.
Karakteristik atau ciri-ciri perubahan hasil belajar antara lain terdiri dari perubahan intensional, perubahan positif, keaktifan, serta perubahan efektif dan fungsional. Pada perubahan intensional, disini terjadi perubahan dalam proses belajar karena pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, dan bukan dengan cara kebetulan. Hal ini mengandung pengertian bahwa seseorang menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau sekurang-kurangnya merasakan adanya 22
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 44-45
perubahan dalam dirinya seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap, pandangan tertentu, keterampilan dan lain-lain. Kesengajaan belajar adalah tidak penting dan yang penting adalah cara mengelola informasi yang diterima seseorang pada saat peristiwa belajar terjadi. Proses pembelejaran pada umumnya sehari-hari menunjukkan bahwa tidak semua kecakapan yang diperoleh merupakan hasil kesengajaan belajar yang disadari. b)
Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar tersebut dibagi atas dua faktor utama, yaitu faktor yang bersumber dari diri individu yang disebut faktor internal dan faktor yang bersumber dari luar individu yang disebut faktor eksternal. Faktor internal misalnya faktor jasmani, faktor kelelahan, dan faktor psikologis. Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor eksternal seperti faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. 3. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. 23 Motivasi juga merupakan kebutuhan akan perwujudan diri. Meskipun semua kebutuhan sudah terpenuhi masih sering merasa perasaan tidak puas dan kegelisahan, kecuali apabila melakukan secara individual sesuai dirinya.24 Misalnya dalam hal hasil belajar yang rendah tentu ada motif
23
Hamzah B Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2016),
24
penerjemah Nurul Imam,
h. 23 Abraham H. Maslow, Motivasi dan Kepribadian 1, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1993), h. 56
yang mendasari dan adanya kegelisahan. Tentu ada motif juga jika mendapat nilai tinggi. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal. Berawal dari kata motif itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang mengandung tiga elemen penting, yaitu: 1) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi didalam sistem neurophysiological yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi pada manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), yang terlihat menyangkut kegiatan fisik manusia. 2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa dan afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan . Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan. Ketiga elemen diatas dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persolan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian
bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. b. Jenis-Jenis Motivasi Pengertian motivasi yang telah dibahas. Pada pokoknya motivasi dapat dibagi menjadi dua jenis25: 1) Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar, memenuhi kebutuhan dan tujuan murid. Motivasi yang sebenarnya timbul dalam diri siswa, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap
untuk
berhasil, menyenangi
kehidupan,
menyadari sumbangannya dalam usaha kelompok, keinginan diterima oranglain dan lain-lain. Jadi motivasi itu timbul dari luar. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan beguna dalam situasi belajar yang fungsional. Dalam hal ini pujian atau hadiah atau sejenisnya tidak diperlukan oleh karena tidak akan menyebabkan sisa bekerja atau belajar untuk mendapatkan pujian atau hadiah. Bahwa motivasi bersifat riil dan motivasi sesungguhnya atau disebut sound motivation. 2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah, medali persaingan. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan disekolah, sebab pengajaran disekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru sehingga para siswa mau dan ingin belajar. Usaha yang dapat dikerjakan oleh guru memang banyak, dan karena itu dalam memotivasi siswa, guru tidak akan menentukan suatu formula tertentu yang dapat digunakan setiap saat oleh guru. 25
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 162-163
c. Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor.26 Kegiatan belajar mengajar, apabila ada seorang siswa, misalnya tidak berbuat sesuatu yang dikerjakan maka perlu diselidiki penyebabnya. Sebab-sebab itu biasanya bermacam-macam, tidak senang, sakit, lapar, ada masalah pribadi dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk melakukan sesuatu, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan sebab-sebabnya kemudian mendorong seseorang siswa itu mau melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan, yakni belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya atau singkatnya perlu diberikan motivasi.27 Motivasi sangat diperlukan dalam pembelajaran. Motivation in an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pembelajaran. Jadi motivasi senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Perlu ditegaskan bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Demikian, motivasi memengaruhi adanya kegiatan: 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
26
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Edisi Revisi), (Bandung: PT Refika Aditama, 2014), h. 24 27 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), h. 73-75
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain kartu dan membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan. Motivasi mempunyai peranan penting dalam diri siswa. Seorang yang mempunyai motivasi untuk belajar, akan merasakan seluruh kegiatan belajar yang dilakukannya amat bernilai tinggi. Dalam melaksanakan proses pengajaran guru harus memperhatikan karakteristik siswa, termasuk tingkat intelegensi, minat, motivasi serta arti belajar bagi siswa. Seluruh faktor dalam diri siswa, amat berhubungan erat dengan kualitas keberhasilan proses belajar mengajar.28 Bila skor atau angka yang dicapai siswa kurang dari angka yang ditentukan, dikatakan guru tidak berhasil mencapai tujuan, dan siswa mendapat nilai buruk. Sebaliknya bila anak memperoleh nilai baik maka akan dikatakan pintar. Sehingga motivasi menjadi faktor penting yang dapat diperhitungkan dalam proses pembelajaran. Guru melakukan proses pengajaran sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
28
Anita Lie, Memudahkan Anak Belajar, (Jakarta: Kompas, 2008), h. 194
Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkatan pencapaian prestasi belajarnya.29 d. Strategi Menumbuhkan Motivasi Kegiatan belajar mengajar tentunya membutuhkan strategi untuk meningkatkan motivasi. Ada beberapa strategi untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, yakni30: 1) Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik Permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai tujuan yang akan dicapainya kepada siswa. Sehingga dalam kegiatan belajar mengajar motivasi siswa semakin besar karena mengerti tujuan belajar yang hendak dicapai. 2) Hadiah Siswa yang berprestasi diberikan hadiah. Hal ini akan memacu semangat siswa untuk belajar lebih giat. Siswa yang belum berprestasi tentu akan menjadi terpacu untuk berprestasi karena adanya hadiah yang memacu siswa untuk berpretasi. 3) Saingan/Kompetisi Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswa untuk meningkatkan prestasi belajar dan berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. Persaingan atau kompetisi dalam pembelajaran membuat siswa menjadi lebih termotivasi. 4) Pujian Pujian atau penghargaan dalam belajar mengajar menjadi sangat penting karena bersifat membangun motivasi siswa. 5) Hukuman Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diharapkan dapat membuat siswa
29
Sadirman, Op Cit, h. 84-86 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Alami, (Bandung: Refika Aditama, 2014), h. 20-21 30
berubah menjadi lebih baik. Hukuman yang diberikan harus mendidik siswa bukan dalam bentuk kekerasan. 6) Perhatian Perhatian yang diberikan guru kepada siswa agar membangkitkan dorongan kepada peserta didik untuk belajar. 7) Kebiasaan Baik Guru harus membentuk kebiasaan belajar yang baik untuk membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. 8) Membantu Dalam pembelajaran tentu akan ditemukannya kesulitan bagi siswa. Guru harus membantu kesulitan belajar peserta didik baik secara individual maupun kelompok. 9) Variasi Metode Guru harus memberikan metode belajar yang bervariasi agar tidak menimbulkan kejenuhan bagi siswa. 10) Media Media dapat digunakan menjadi pemacu motivasi siswa dalam belajar dan media yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. 4. Sistem Peredaran Darah Manusia Kehidupan
organisme
memerlukan
makanan
dan
oksigen
untuk
melangsungkan metabolisme. Proses metabolisme, selain menghasilkan zatzat yang berguna juga menghasilkan zat sisa yang harus dikeluarkan dari tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan tubuh, seperti makanan dan oksigen serta hasil metabolisme dan sisa-sisanya, diangkut dan diedarkan di dalam tubuh melalui sistem peredaran darah. Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkut dan diedarkan oleh darah ke seluruh jaringan tubuh. Sebaliknya, sisasisa metabolisme diangkut oleh darah dari seluruh jaringan tubuh menuju organ pembuangan. Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas darah dan jantung sebagai pusat peredaran darah.
1. Komponen Sistem Peredaran Darah Darah merupakan jaringan terspesialisasi yang mencakup cairan kekuningan disebut plasma darah dan sel-sel darah yang tersuspensi didalamnya. Sel-sel darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit). Komposisi plasma
dalam
darah sekitar 55%, sedangkan sel darah dan trombosit sekitar 45%. Fungsi utama darah : a)
Mengangkut oksigen ke jaringan di seluruh tubuh.
b)
Mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh.
c)
Mengangkut sisa metabolisme misalnya karbondioksida, urea dan asam laktat ke alat eksresi.
d)
Mengedarkan hormon (hasil sekresi) dari kelenjar hormon ke tempat yang membutuhkan.31
2.
Sistem Peredaran Darah Sistem peredaran darah manusia terdiri dari sistem peredaran darah besar dan sistem peredaran darah kecil. Peredaran darah kecil melalui : a. Ventrikel kanan Arteri pulmonalis Paru-paru Vena Pulmonalis Atrium kiri, atau b. Jantung Paru-paru Jantung Peredaran darah besar melalui : a.
Ventrikel kiri Aorta Arteri Arteriola Kapiler Venula Vena Vena Cava Superior dan Vena Cava Inferior Atrium kanan, atau
b.
31
Jantung Seluruh tubuh Jantung.32
Kusnadi dan Didik Priyandoko, Biologi untuk SMA dan MA kelas XI, (Jakarta: Piranti, 2007), h. 109 32 Staff LIPI, Sistem Peredaran Darah Manusia, 2009, http://www.bit.lipi.go.id. Diakses 15 Agustus 2016.
3. Sistem sirkulasi (1) Kontraksi ventrikel kanan memompa darah ke dalam paru-paru melalui (2) arteri pulmoner. Saat mengalir melalui (3) bantalan-bantalan kapiler di dalam paru-paru kiri dan kanan, darah mengambil O2 dan melepaskan CO2. Darah kaya oksigen kembali ke paru-paru melalui vena pulmoner ke (4) atrium kiri jantung. Selanjutnya, darah kaya oksigen mengalir ke dalam (5) ventrikel kiri, yang memompa darah kaya oksigen ke luar ke jaringan-jaringan tubuh melalui sirkuit sistemik. Darah meninggalkan ventrikel kiri melalui (6) aorta, yang mengantarkan darah ke arteri-arteri yang menuju ke seluruh tubuh. Cabangcabang pertama dari aorta adalah arteri koroner, yang menyuplai darah ke otot jantung itu sendiri. Cabang-cabang kemudian mengarah ke (7) bantalanbantalan kapiler di dalam kepala dan lengan (tungkai depan). Aorta kemudian turun ke dalam abdomen, menyuplai darah kaya oksigen ke arteri-arteri yang menuju (8) bantalan kapiler di dalam organ-organ abdominal dan kaki (tungkai belakang). Di dalam kapiler, terjadi difusi neto O2 dari darah ke jaringan-jaringan dan CO2 yang dihasilkan oleh respirasi selular ke dalam darah. Kapiler-kapiler bergabung kembali, membentuk venula-venula, yang mengantarkan darah ke vena. Darah miskin oksigen dari kepala, leher, dan tungkai depan disalurkan ke dalam suatu vena besar, (9) vena kava superior. Vena besar yang lain, (10) vena kava inferior, mengalirkan darah dari batang tubuh dan tungkai belakang. Kedua vena kava mengosongkan darahnya ke dalam (11) atrium kanan, tempat darah miskin oksigen mengalir ke dalam ventrikel kanan.33 B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang dilakukan Alfian Nur Dzul Qurnain dan Rr. Hapsari Peni A.T (2014), hasil penelitian menunjukkan dengan taraf signifikansi yang ditentukan sebesar α = 0.05 dan kriteria pengujiannya adalah terima Ho jika thitung < ttabel. Dalam hal lainnya Ho ditolak. Menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan teknik pembelajaran Quantum Teaching lebih unggul atau berbeda 33
Neil A. Campbell & Jane B. Reece, Biologi edisi kedelepan jilid 3, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 60-61
secara signifikan dibanding dengan hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Langsung yaitu nilai thitung = 3.543 lebih besar dari ttabel = 1.994. Dengan rata-rata nilai pada kelas yang menggunakan teknik pembelajaran Quantum Teaching = 83.47 dan 75.55 pada kelas yang menggunakan Model Pembelajaran Langsung.34 Penelitian yang dilakukan oleh Winda Ayu Jayanti, Indrawati dan Trapsilo Prihandono (2012), hasil perhitungan dengan menggunakan uji t, pada tabel Levene's Test for Equality of Variances hasil signifikansi adalah 0,051 yang berarti 0,051 ≥ 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat data bersifat homogen, maka tabel yang dibaca adalah baris Equal variances assumed diperoleh nilai thitung = 4,342, nilai t hitung ini dikonsultasikan dengan nilai ttabel yang memiliki nilai db = 76 pada taraf signifikansi 5 %. Nilai db = 76 terletak antara db = 60 dan db = 120, db = 60 mempunyai nilai ttabel = 2,00 dan db = 120 mempunyai nilai ttabel = 1,98. Sehingga nilai ttabel dengan db = 76 adalah 1,9947. Dengan demikian, nilai thitung ≥ ttabel, sehingga hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima. Dengan hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan signifikan pada perubahan pemahaman konsep antara siswa yang diajar menggunakan model Quantum Teaching disertai metode eksperimen dan diskusi dengan yang tidak diajar menggunakan model Quantum Teaching disertai metode eksperimen dan diskusi.35 Penelitian yang dilakukan Bayu Aji Prastyo (2013), menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran Quantum Teaching dalam pembelajaran Dasar Otomotif di kelas X Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Ma‟arif Al-Munawwir dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada kelas
34
Alfian Nur Dzul Qurnain dan Rr. Hapsari Peni A.T, Pengaruh Teknik Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Sistem Mikroprosesor, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 2 Nomor 03 Th 2013. http://ejournal.unesa.ac.id. Diakses 20 Juli 2016. 35
Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono, Model Quantum Teaching Disertai Metode Eksperimen Dan Diskusi Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP, Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol.1 No.1 2012. http://FKIP.unej.ac.id . Diakses 20 Juli 2016.
eksperimen. Hasil pengujian hipotesis pada data siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode Quantum Teaching menunjukkan nilai thasil > ttabel pada kedua variabel penelitian, yaitu 4,834 > 1,675 dan 14,327 > 1,675. Pengujian ini menunjukkan bahwa hipotesis H1 dan H2 dapat diterima, yaitu “ada peningkatan minat belajar siswa setelah penerapan strategi pembelajaran Quantum Teaching dalam pembelajaran Dasar Otomotif di kelas X Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Ma‟arif Al-Munawwir”, dan “ada peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan strategi pembelajaran Quantum Teaching dalam pembelajaran Dasar Otomotif di kelas X Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Ma‟arif Al-Munawwir”.36 Penelitian yang dilakukan Dewi Margadhtya, Suarjana dan Tri Agustiana (2013), hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional. Perbedaan tersebut dilihat dari hasil skor prestasi belajar IPA siswa diperoleh lebih besar dari (thitung = 20,6 > ttabel= 2,021; ά=0,05) pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian, model pembelajaran Quantum Teaching berpengaruh lebih baik terhadap prestasi belajar IPA siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.37 Penelitian yang dilakukan I ketut trimawan, Wayan Suwatra dan Gede Margunayasa (2014), menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA Kelas V SD Negeri 1 Cempaga, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014. Pada siklus I presentase hasil belajar siswa adalah 66,67% berada pada katagori baik. Namun presentase siklus I ternyata kurang dari kriteria keberhasilan penelitian yaitu 85%, sehingga penelitian dilanjutkan pada 36
Bayu Aji Prastyo, 2013, Implementasi Strategi Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Dasar Otomotif pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Ma‟arif Al-Munawwir, Journal Student UNY. 2013. http://journal.student.uny.ac.id. Diakses 20 Juli 2016. 37 Dewi Margadhtya, Suarjana dan Tri Agustiana, Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching terhadap Prestasi Belajar Ipa Siswa Kelas IV di Sd Gugus VI Kecamatan Buleleng, Ejournal undhiksa. 2013, http://ejournal.undiksha.ac.id. Diakses 20 Juli 2016.
siklus II. Ternyata terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus II menjadi 86,67% berada pada katagori sangat baik. Jadi, simpulan dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan penerapan model pembelajaran quantum teaching pada siswa Kelas V SD Negeri 1 Cempaga, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014.38 Proses dalam pembelajaran, menggunakan metode modalitas V-A-K (Visual,Audio dan Kinestetik). Modalitas adalah kinerja otak manusia termasuk dua teori tentang kinerja otak manusia, yakni, teori Tritunggal dan teori belahan otak. Teori tritunggal Mc. Leach menganggap bahwa otak manusia terdiri dari neokorteks (order pemikiran yang lebih tinggi), otak limbik (emosi dan interaksi sosial) dan batang otak (untuk bertahan hidup). Sementara, belahan otak teori sperry menekankan pada fungsi otak manusia dalam belajar. otak dibagi menjadi dua bagian otak kanan dan otak kiri. Hal ini menyebabkan cara yang berbeda dalam belajar perilaku antara peserta didik. Peserta didik dengan tiga jenis pelajar: visual, auditoria, dan kinestetik. Berdasarkan ahli, manusia cenderung memiliki tiga jenis perilaku belajar. Namun, seseorang akan lebih dominan untuk jenis tertentu perilaku belajar. Berdasarkan DePorter, seorang pembelajar visual memiliki keterampilan memori yang baik dengan bentuk visual. Pelajar dengan modalitas visual dengan menghafal informasi berdasarkan apa yang dilihatnya. Pembelajar auditoria memiliki keterampilan memori baik berdasarkan apa yang didengar. Sementara, seorang pelajar kinestetik memiliki keterampilan memori yang baik dengan melakukan gerakan tubuh dan sentuhan emosional.39 C. Kerangka Berpikir Proses belajar yang efektif dan menyenangkan bagi siswa menjadi terwujud jika menggunakan model quantum teaching. Untuk mengorkestrasi perancangan pengajaran yang dinamis, pembelajaran ini dilakukan sesuai dengan kerangka perancangan quantum teaching, yaitu TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, 38
I ketut trimawan, Wayan Suwatra dan Gede Margunayasa, Penerapan Model Quantum Teaching untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA, Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 2 No.1 Th 2014, http://download.portalgaruda.org. Diakses 21 Juli 2016 39 Paps Conaplin, The Application of Quantum Teaching Method In Teaching English As Foreign Language (Efl) In Classroom Discourse Model And Strategy, 2010, http://a-research.upi.edu. Diakses 21 Juli 2016.
Demonstrasikan, Ulangi, Rayakan). Untuk mengorkestrasi lingkungan yang mendukung, peneliti mempersiapkan alat peraga seperti poster komponen sistem peredaran darah dan sistem peredaran darah sebagai alat bantu yang tidak hanya membantu pembelajaran visual, tetapi dapat pula membantu modalitas kinestetik untuk memahami konsep keragaman pada sistem pencernan. Pengaturan bangku juga diatur sesuai dengan kondisi untuk mendukung tujuan pembelajaran yang diajarkan. Peneliti juga mencoba mengorkestrasi pembelajaran yang lebih baik dan menarik dengan mempersiapkan musik instrumen yang sesuai seperti musikmusik barok (Pachelbel, Mozart, dll), dan musik klasik untuk menambah variasi dalam tempo, irama, dan dinamika, karena musik dapat mempengaruhi kondisi fisiologis. Georgi Lozanov dalam DePorter dan Hernacki, yang teknik-teknik pemercepatan belajarnya menjadi fondasi bagi SuperCamp, setelah melakukan suatu percobaan yang intensif dengan para siswa, ia mendapatkan bahwa musik adalah kuncinya. Relaksasi yang diiringi dengan musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi.40 Dalam sebuah jurnal juga dikatakan bahwa "Guru yang efektif akan dapat mengatur musik dalam kelas, mengubah sesuatu yang tidak berguna ke lingkungan kegembiraan dan semangat untuk belajar”.41 Model quantum teaching dapat disajikan dalam bentuk power point agar siswa dapat melihat dengan jelas bentuk atau gambar dari komponen struktur, fungsi dari sistem peredaran darah manusia dan sebagainya dengan harapan akan dapat menggugah minat atau rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran biologi di kelas. Penggunaan media power point dengan LCD serta melakukan proyek pembuatan model sistem peredaran darah manusia dalam pembelajaran quantum teaching juga diharapkan dapat melengkapi pengetahuan siswa tentang konsep Sistem Peredaran Darah Manusia. Penerapan model quantum teaching yang dirancang dengan baik akan menimbulkan daya tarik tersendiri bagi siswa. Dengan demikian diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan konsep yang diajarkan juga akan semakin lebih jelas dipahami siswa, sehingga hasil belajar biologi lebih meningkat. 40
Bobbi DePorter, dan Mike Hernacki, op. cit., h. 72. Philip Gurney, Five Factors for Effective Teaching, New Zealand Journal of Teachers’ Work, Volume 4, Issue 2, 89-98, http://www.teacherswork.ac, 2007, h. 96. 41
Model pembelajaran merupakan peristiwa eksternal yang dapat mendukung proses internal dalam belajar, seperti mengarahkan perhatian, menyajikan bahan rangsangan, memberikan bimbingan belajar, memberikan umpan balik, menilai hasil belajar dan sebagainya. Motivasi belajar adalah daya penggerak yang menimbulkan kegiatan belajar dan merupakan proses internal dalam belajar. Motivasi belajar adalah motivasi intrinsik yang merupakan variabel kondisi pembelajaran yang sifatnya diterima apa adanya oleh guru. Sedangkan model pembelajaran merupakan salah satu variabel yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa serta merupakan peristiwa eksternal yang dapat mendukung proses internal siswa. Pernyataan yang sudah dipaparkan adanya pengaruh peristiwa eksternal, dimana dalam penelitian adalah model pembelajaran quantum teaching terhadap proses internal belajar, yaitu motivasi siswa terhadap hasil belajar biologi, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara model pembelajaran quantum teaching dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi . D. Hipotesis Penelitian Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil belajar siswa dengan model quantum teaching pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar model konvensional pada kelas kontrol. 2. Hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan model quantum teaching akan mendapatkan hasil lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar dengan model konvensional. 3. Hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah dengan model quantum teaching akan mendapatkan hasil yang lebih rendah dibanding siswa yang belajar dengan model konvensional. 4. Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran quantum teaching dan
motivasi
belajar
terhadap
hasil
belajar
siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.
Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan yang
beralamat Jl. Cirendeu Raya No. 5 Ciputat Kode Pos 15419. Pada Bulan November semester ganjil tahun ajaran 2016/2017. B.
Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen atau dapat diartikan
eksperimen semu. Pada penelitian kuasi eksperimen, peneliti dapat membagi grup yang ada dengan tanpa membedakan antara kontrol dan grup secara nyata dengan tetap mengacu bentuk alami yang sudah ada.42 Alasan penggunaan kuasi eksperimen dalam kelompok tersebut adalah masih banyak variabel dalam kelompok yang belum bisa dikontrol oleh peneliti. Kelompok dalam sampel penelitian adalah kelompok kelas yang sudah terbentuk sesuai dengan pembagian menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran quantum teaching, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Rancangan yang digunakan penelitian ini dengan desain faktorial 2 X 2, mempunyai dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas pertama (variabel perlakuan) adalah model pembelajaran quantum teaching, variabel bebas kedua (variabel atribut) adalah motivasi belajar, sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan desain faktorial 2 X 2 yang membandingkan model konvensional pada kelas kontrol dan model quantum teaching pada kelas eksperimen dengan menyertakan tingkat motivasi belajar siswa yang dibedakan atas motivasi tinggi dan motivasi rendah.
42
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), h. 16
33
Anova (Analysis Of Variance) atau Anava (Analisis Variansi) dua jalur untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan beberapa variabel bebas dengan sebuah variabel terikatnya.43
Dalam menetapkan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dilakukan secara acak terhadap kelas yang ada. Desain penelitian dapat dijelaskan dengan Tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian
Motivasi Belajar
Model Pembelajaran Quantum Teaching
Konvensional
(A1)
(A2)
A1B1
A2B1
A1B2
A2B2
Motivasi Tinggi (B1) Motivasi Rendah (B2)
Keterangan : A1B1
Hasil belajar biologi siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan model quantum teaching
A1B2
Hasil belajar biologi siswa yang memiliki motivasi rendah dengan model quantum teaching
A2B1
Hasil belajar biologi siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan model konvensional
A2B2
Hasil belajar biologi siswa yang memiliki motivasi rendah dengan model konvensional
43
Husaini usman dan Purnomo S. Akbar, Pengantar statistika, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 158
Identifikasi Masalah
Observasi Awal
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
Proses Pembelajaran
Model Quantum Teaching dan Angket Motivasi
Model Konvensional dan Angket Motivasi Tes Hasil Belajar
Analisis Data
Kesimpulan
Gambar 3.1 Desain Alur Pelaksanaan Penelitian
C.
Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan.
Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas XI IPA pada semester ganjil, tahun ajaran 2016/2017. Populasi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4. D.
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah berupa tes objektif atau pilihan
ganda dengan 5 pilihan jawaban pada aspek kognitif yang meliputi: pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6). Tes ini digunakan untuk memperoleh hasil belajar kognitif siswa pada konsep sistem peredaran darah manusia. Peneliti menggunakan angket atau kuisioner motivasi skala linkert untuk mengukur motivasi belajar siswa. Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar kognitif siswa. Kuisioner ini dibuat oleh peneliti dengan rujukan dari sumber dan meminta pertimbangan dari dosen pembimbing. Penelitian ini terdapat tiga variabel, dua variabel bebas (variabel yang mempengaruhi) dan satu variabel terikat (variabel yang dipengaruhi). Ada pun variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu model pembelajaran quantum teaching dan motivasi belajar. Variabel terikat yaitu hasil belajar. 1. Instrumen Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar biologi. Tes hasil belajar yaitu tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai atau memahami materi sistem peredaran darah yang telah diberikan. Tes yang akan diberikan merupakan tes objektif, dengan alasan bahwa penggunaan tes objektif dapat mencakup bahan pelajaran secara luas. Adapun bentuknya berupa soal pilihan ganda (multiple choice) yaitu terdiri dari 30 soal dengan lima pilihan. Seperti pada penelitian ilmiah lainnya, agar instrumen
penelitian ini layak digunakan sebagai alat pengumpul data, maka terlebih dahulu harus diuji coba melalui uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran dan uji daya pembeda. Berikut kisi-kisi instrumen tes dapat pada Tabel 3.2 : Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Sub konsep
Indikator C1
Kompone n sistem peredaran darah
Memahami dan menjelaskan komponen, struktur dan fungsi darah, jantung dan pembuluh darah pada manusia Mekanis Mendeskripsik me sistem an mekanisme peredaran sistem darah peredaran darah pada manusia Ganggua Menganalisis n sistem hubungan peredaran antara darah komponen, manusia mekanisme sistem peredaran darah dengan penyakit Jumlah
Aspek kognitif C2 C3 C4 C5
C6 8
Jumlah soal valid 10
1, 6,
7, 10, 11 14,
4
3, 12, 15,
30
21, 23,
26,
29, 24
20
33, 39,
34, 38,
32, 36, 48
41, 49,
40, 42, 44, 47,
43, 45, 46, 50
17
5
8
5
7
5
4
34
7
Keterangan tingkat kognitif:44 C1 (Mengingat), C2 (Memahami), C3 (Mengaplikasikan), C4 (Menganalisis), C5 (Mengevaluasi), C6 (Mencipta).
44
Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembeajaran, Pengajaran, dan Asesmen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 33
2. Angket Instrumen selanjutnya adalah angket yang diberikan kepada siswa. Maksud dari pemberian angket ini adalah untuk mengetahui tanggapan siswa dalam pembelajaran
Biologi
dan
tanggapan
terhadap
model
pembelajaran
menggunakan model quantum teaching. Penilaian menggunakan skala linkert dengan alternatif jawaban: sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan Kurang Setuju (KS). Untuk pertanyaan positif dikaitkan dengan nilai SS= 4, S=3, KS=2 dan TS= 1, dan sebaliknya untuk pertanyaan negatif maka dikaitkan dengan nilai SS=1, S=2, KS= 3, TS=4. Kisi-kisi angket untuk siswa dijelaskan pada Tabel 3.3 sebagai berikut: Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar45 No.
Indikator
Sub Indikator
1.
Adanya perhatian
2.
Dorongan percaya diri
3.
Adanya kepuasan dalam belajar
4.
Munculnya ide-ide inovatif Keaktifan -Bersemangat siswa dalam dalam belajar pembelajaran -Terlibat aktif Jumlah
5.
45
-Adanya sesuatu yang menarik bagi siswa -Siswa berkonsentrasi -Bersemangat dalam belajar -Berani menunjukkan diri -Berusaha mendapatkan nilai maksimal -Tidak mudah terpengaruh -Memunculkan hal baru
Nomor Nomor Jumlah Pernyataan Pernyataan yang Positif Negatif digunakan 2, 8 3, 11, 29 5
1,7
26
3
4, 17, 16
18, 21
5
19
20, 28
3
5, 10
24, 25
4
10
10
20
PGMI, Psikologi Belajar Edisi Pertama. (Jakarta: Learning Assitance Progam for Islamic Schools), 2009, h. 22
Rekap skor yang diberikan siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam angket minat siswa dan angket motivasi siswa dibuat dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Pernyataan dengan kriteria positif: 1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = setuju, dan 4 = sangat setuju. 2. Pernyataan dengan kriteria negatif: 1 = sangat setuju, 2 = setuju, 3 = tidak setuju, dan 4 = sangat tidak setuju. E. Kalibrasi Instrumen Tes 1. Validitas Instrumen dinyatakan valid apabila dapat mengukur apa yang diinginkan. Untuk mengukur validitas soal tes pilihan ganda diuji dengan menggunakan anatesV4. Berdasarkan hasil perhitungan anates pilihan ganda untuk jumlah butir soal sebanyak 50 soal, diperoleh butir soal yang valid sebanyak 33 butir soal, yaitu: 1, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 14, 15, 20, 21, 23, 24, 26, 29, 30, 32, 33, 34, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49 dan 50. Dari 33 butir soal yang valid hanya 30 yang digunakan karena 30 sudah mewakili semua indikator. 30 soal yang digunakan yaitu: 1, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 14, 15, 20, 21, 23, 24, 26, 29, 30, 32, 33, 34, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49 dan 50.46 Validitas angket motivasi diuji dengan menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu sebagai berikut: 47 ∑ √
∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
Keterangan: rxy
: Angka indeks korelasi “r” product moment
N
: Banyaknya peserta tes
ΣXY : Jumlah hasil perkalian skor X dengan skor Y ΣX
: Jumlah seluruh skor X
ΣY
: Jumlah seluruh skor Y
46 47
Lampiran 5, h.101 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian. (Jakarta: Rieneka Cipta, 1998), h. 213
Validasi angket menggunakan program microsoft excel. Dari hasil perhitungan menggunakan program microsoft excel untuk jumlah butir soal sebanyak 30 soal, diperoleh butir soal yang valid sebanyak 20 soal, yaitu: 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 24, 25, 26, 28, dan 29.48 2. Reliabilitas Reliabilitas soal pilihan ganda pada penelitian ini diuji menggunakan program anatesV4 (perhitungan anates pilihan ganda). Berdasarkan hasil perhitungan reliabel diperoleh informasi untuk n = 50 dari 33 butir soal yang valid tergolong reliabilitas tinggi (0,89).49 Reliabilitas angket diuji menggunakan program
microsoft excel.
Berdasarkan hasil perhitungan reliabel diperoleh informasi untuk n = 30 dari 20 butir soal yang valid tergolong reliabilitas tinggi (0,63). 50 Kriteria validitas dan reliabilitas dijelaskan pada Tabel 3.4 sebagai berikut:51
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal Nilai
Kategori
Antara 0,80-1,00
Sangat Tinggi
Antara 0,60-0,80
Tinggi
Antara 0,40-0,60
Cukup
Antara 0,20-0,40
Rendah
Antara 0,00-0,20
Sangat rendah
3. Taraf Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Soal yang dibuat terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatkan tingkat berfikirnya, sebaliknya soal yang terlalu sukar membuat siswa kurang bergairah karena terlalu jauh dari tingkat berpikirnya. Uji tingkat kesukaran hanya dilakukan pada soal pilihan ganda. Pada penelitian ini uji 48
Lampiran 6, h.103 Lampiran 5, h.101 50 Lampiran 6, h.105 51 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 25 49
tingkat kesukaran menggunakan program anatesV4 pilihan ganda. Taraf kesukaran diklasifikasikan dalam Tabel 3.5 seabagai berikut: Tabel 3.5 Kriteria Taraf Kesukaran Nilai P
Kategori
0,00-0,30
Sukar
0,31-0,70
Sedang
0,71-1,00
Mudah
Hasil perhitungan menggunakan program anatesV4 tingkat kesukaran tes pilihan ganda dari 30 butir soal yang valid diperoleh informasi bahwa klasifikasi soal sukar sebanyak 4 butir, sedang sebanyak 20 butir, dan mudah sebanyak 6 butir.52 4. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pintar (berkemampuan tinggi dalam belajar) dengan siswa yang tidak pintar (berkemampuan rendah dalam belajar). Daya pembeda butir soal hanya dilakukan untuk soal pilihan ganda. Untuk mengetahui daya pembeda pada instrumen tes digunakan program anatesV4. Klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.6 sebagai berikut: Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Nilai daya pembeda Negatif 0,00-0,20 0,21-0,40 0,42-0,70 0,71-1,00
52
Lampiran 5, h.101
Kriteria Soal dibuang (poor) Jelek (poor) Cukup (satisfactory) Baik (good) Baik sekali (excellent)
Hasil perhitungan uji daya beda menggunakan program anatesV4 (pilihan ganda) dari 30 butir soal yang valid diperoleh informasi bahwa klasifikasi butir soal jelek sebanyak 1, butir soal cukup sebanyak 8, butir soal baik sebanyak 19 dan butir soal baik sekali sebanyak 2.53 F.
Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan berupa analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif: 1. Teknik Analisis Angket Motivasi Analisis data pada angket motivasi dilakukan dengan cara memberi skor pada setiap pernyataan. Penilaian menggunakan skala linkert dengan alternatif jawaban: sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan Kurang Setuju (KS). Untuk pertanyaan positif dikaitkan dengan nilai SS= 4, S=3, KS=2 dan TS= 1, dan sebaliknya untuk pertanyaan negatif
maka
dikaitkan dengan nilai SS=1, S=2, KS= 3, TS=4. Setelah itu menjumlahkan skor dan dirata-ratakan. Hasil rata-rata perkelas untuk acuan nilai motivasi siswa. Sehingga skor dibawah nilai rata-rata dikategorikan sebagai motivasi rendah, nilai yang sama dengan rata-rata atau lebih dikatakan motivasi tinggi. 2. Teknik Analisis Hasil Belajar Analisis hasil belajar dilakukan dengan cara menghitung kemampuan kognitif siswa. Analisis statistik yang digunakan yaitu: 1. Uji Normalitas Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah data awal populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan untuk penelitian ini adalah uji Skewness dan Kurtosis dengan menggunakan SPSS. Skewness untuk mengetahui kemencengan dari data dan kurtosis untuk mengetahui puncak dari distribusi data. Adapun ketentuannya sebagai berikut:54
53
54
Lampiran 5, h.101
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, contoh dan analisis data dengan progam SPSS/LISREL dalam penelitian, ( Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010), h. 156
Normalitas Skewness dan Kurtosis dengan ketentuan -1,96 – +1,96 maka data dikatakan berdistribusi normal atau juga nilai yang didapatkan mendekati nol. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui seragam atau tidaknya varians sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas menggunakan SPSS dari hasil analisis pada tabel Levene’s Test of Equality of error Variances yaitu Sig > 0,05 maka data bersifat homogen.55 Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan program SPSS data bersifat homogen. 3. Uji Anava Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis varians 2 jalur (Anava 2 X 2). Karena jumlah n/sel sama, maka perhitungan uji lanjut memakai uji Tukey. Sebelum menggunakan Anava terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas variansi. 4. Uji Hipotesis Sampel berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji tukey. Uji Tukey adalah uji lanjutan setelah ada interaksi antara model pembelajaran dan motivasi. Ketentuan signifikansi dari uji tukey adalah Sig. < 0,05. Dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak dan ada pengaruh. Kriteria pengujian sebagai berikut: a. Hasil belajar siswa dengan model quantum teaching pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan siswa yang belajar model konvensional pada kelas kontrol. Ho: µA1 = µA2 H1: µA1 > µA2
55
Ibid., h.169
b. Hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan model quantum teaching akan mendapatkan hasil lebih tinggi dibanding siswa yang belajar dengan model konvensional. Ho: µA1B1 = µA2B1 H1: µA1B1 > µA2B1 c. Hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah dengan model quantum teaching akan mendapatkan hasil yang lebih tinggi dibanding siswa yang belajar dengan model konvensional. Ho: µA2B2 = µA1B2 H1: µA2B2 > µA1B2 d. Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran quantum teaching dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Ho: Int.A X B = 0 H1: Int.A X B ≠ 0
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian
Data yang terkumpul dari hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 4, SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan adalah berupa skor hasil ujian sistem peredaran darah yang belajar dengan model quantum teaching (A1) dan model konvensional (A2). Skor hasil belajar siswa yang belajar dengan konvensional dibedakan menjadi dua kelompok yaitu (1) Hasil belajar siswa yang menggunakan model konvensional dengan motivasi tinggi, (2) Hasil belajar siswa yang menggunakan model konvensioal dengan motivasi rendah. Begitu juga skor hasil belajar siswa yang belajar dengan model quantum teaching dibedakan menjadi dua kelompok yaitu (1) Hasil belajar siswa yang menggunakan model quantum teaching dengan motivasi tinggi, (2) Hasil belajar siswa yang menggunakan model quantum teaching dengan motivasi rendah. Hasil belajar kelas kontrol dengan model konvensional dan kelas eksperimen dengan model quantum teaching didapatkan data pada Tabel 4.1
sebagai
berikut56: Tabel 4.1 Data Statistik Rata-rata Skor Hasil Belajar A1
A2
∑A
N
20
20
40
Mean
85,55
79,50
82,18
SD
4,86
4,23
5,81
N
20
20
40
Mean
78,80
80,00
79,75
SD
4,67
5,54
4,87
N
40
40
80
Mean
82,53
79,40
80,96
SD
5,44
5,09
1,61
Data Statistik B1
B2
∑B
56
Lampiran 15, h.126
45
Keterangan: A1
: Data hasil belajar dengan menggunakan model quantum teaching
A2
: Data hasil belajar dengan menggunakan model konvensional
B1
: Data hasil belajar yang memiliki motivasi tinggi secara keseluruhan
B2
: Data hasil belajar yang memiliki motivasi rendah secara keseluruhan
A1B1 : Data hasil belajar yang memiliki motivasi tinggi dengan model quantum teaching A1B2 : Data hasil belajar yang memiliki motivasi rendah dengan model quantum teaching A2B1 : Data hasil belajar yang memiliki motivasi tinggi dengan model konvensional A2B2 : Data hasil belajar yang memiliki motivasi rendah dengan model konvensional 1. Data hasil belajar siswa yang belajar dengan model quantum teaching Butir tes hasil belajar pada penelitian ini berjumlah 30 item yang masingmasing diberi skor 1 jika benar dan 0 jika salah. Skor benar dibagi 3 dikalikan 100. Sehingga hasil belajar mempunyai skor 33-100. Data kelompok ini skor hasil belajar tertinggi adalah 93 dan terendah 73. Adapun nilai rata-rata 82,85, median 83 dan modus 80.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa dengan Model Quantum Teaching No.
Kelas Interval
Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
1.
73-75
3
7,5
2.
76-78
8
20
3.
79-81
7
17,5
4.
82-84
6
15
5.
85-87
9
22,5
6.
87-90
3
7,5
7.
91-93
4
10
Total
40
100
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebanyak 11 orang (27,5%) memperoleh nilai di bawah rata-rata, 13 orang (32,5%) memperoleh nilai rata-rata dan 16 orang (40%) memperoleh nilai di atas rata-rata. Adapun histogramnya dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai berikut: 10 9 8 Frekuensi
7 6 5 4 3 2 1 0 73-75
76-78
79-81
82-84
85-87
87-90
91-93
Kelas Interval
Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Siswa menggunakan Model Quantum Teaching
2. Data hasil belajar siswa yang belajar dengan model konvensional Butir tes hasil belajar pada penelitian ini berjumlah 30 item yang masingmasing diberi skor 1 jika benar dan 0 jika salah. Skor benar dibagi 3 dikalikan 100. Sehingga hasil belajar mempunyai skor 33-100. Data kelompok ini skor hasil belajar tertinggi adalah 86 dan terendah 73. Adapun nilai rata-rata 80, Mean 80 dan Modus 80. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa dengan Model Konvensional. No.
Kelas Interval
Frekuensi
Frekuensi Relatif
1.
73-75
7
17,5
2.
76-78
5
12,5
3.
79-81
13
32,5
4.
82-84
7
17,5
5.
85-87
8
20
Total
40
100
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebanyak 12 orang (30%) memperoleh nilai di bawah rata-rata, 20 orang (50%) memperoleh nilai rata-rata dan 8 orang (20%) memperoleh nilai di atas rata-rata. Adapun histogramnya dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut: 14 12
Frekuensi
10 8 6 4 2 0 73-75
76-78
79-81
82-84
85-87
Kelas Interval
Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Siswa menggunakan Model Konvensional
3. Hasil belajar siswa dengan motivasi tinggi menggunakan model konvensional dan model quantum teaching Butir tes hasil belajar pada penelitian ini berjumlah 30 item yang masing-masing diberi skor 1 jika benar dan 0 jika salah. Skor benar dibagi 3 dikalikan 100. Sehingga hasil belajar mempunyai skor 33-100. Data kelompok ini skor hasil belajar tertinggi adalah 86 dan terendah 73. Adapun nilai rata-rata 83, median 83 dan modus 80. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Tinggi menggunakan Model Konvensional dan Model Quantum Teaching No.
Kelas Interval
Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
1.
73-75
1
2,5
2.
76-78
2
5
3.
79-81
14
35
4.
82-84
9
22,5
5.
85-87
8
20
6.
87-90
2
5
7.
91-93
4
10
Total
40
100
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebanyak 17 orang (47,5%) memperoleh nilai dibawah rata-rata, 9 orang (22,5%) memperoleh nilai rata-rata dan 14 orang (35%) memperoleh nilai di atas rata-rata. Adapun histogramnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 sebagai berikut:
16 14
Frekuensi
12 10 8 6 4 2 0 73-75
76-78
79-81
82-84
85-87
87-90
91-93
Kelas Interval
Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Tinggi menggunakan Model Konvensional dan Model Quantum Teaching
4. Hasil belajar siswa dengan motivasi rendah menggunakan model konvensional dan model quantum teaching Butir tes hasil belajar pada penelitian ini berjumlah 30 item yang masingmasing diberi skor 1 jika benar dan 0 jika salah. Skor benar dibagi 3 dikalikan 100. Sehingga hasil belajar mempunyai skor 33-100. Data kelompok ini skor hasil belajar tertinggi adalah 86 dan terendah 73. Adapun nilai rata-rata 79, median 80 dan modus 76. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Rendah menggunakan Model Konvensional dan Model Quantum Teaching No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Relatif (%) 1.
73-75
9
22,5
2.
76-78
11
27,5
3.
79-81
6
15
4.
82-84
4
10
5.
85-87
9
22,5
6.
87-90
1
2,5
Total
40
100
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebanyak 20 orang (50%) memperoleh nilai di bawah rata-rata, 6 orang (15%) memperoleh nilai rata-rata dan 14 orang (35%) memperoleh nilai di atas rata-rata. Adapun histogramnya dapat dilihat pada Gambar 4.4 sebagai berikut: 16 14
Frekuensi
12 10 8 6 4 2 0 73-75
76-78
79-81
82-84
85-87
87-90
Kelas Interval
Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Rendah menggunakan Model Konvensional dan Model Quantum Teaching 5. Hasil belajar siswa dengan motivasi tinggi menggunakan model quantum teaching Butir tes hasil belajar pada penelitian ini berjumlah 30 item yang masingmasing diberi skor 1 jika benar dan 0 jika salah. Skor benar dibagi 3 dikalikan 100. Sehingga hasil belajar mempunyai skor 33-100. Data kelompok ini skor hasil belajar tertinggi adalah 86 dan terendah 73. Adapun nilai rata-rata 80, median 78 dan modus 76.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Tinggi menggunakan Model Quantum Teaching No.
Kelas Interval
Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
1.
73-76
1
5
2.
76-79
5
25
3.
80-83
5
25
4.
84-87
3
15
5.
88-91
2
10
6.
92-95
4
20
Total
20
100
Tabel 4.6
menunjukkan bahwa sebanyak 1 orang (5%)
memperoleh nilai di bawah rata-rata, 5 orang (25%) memperoleh nilai rata-rata dan 14 orang (70%) memperoleh nilai di atas rata-rata. Adapun histogramnya dapat dilihat pada Gambar 4.5 sebagai berikut: 6
Frekuensi
5 4 3 2 1 0 73-76
76-79
80-83
84-87
88-91
92-95
Kelas Interval
Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Tinggi menggunakan Model Quantum Teaching
6. Histogram hasil belajar siswa dengan motivasi tinggi menggunakan model quantum teaching Butir tes hasil belajar pada penelitian ini berjumlah 30 item yang masingmasing diberi skor 1 jika benar dan 0 jika salah. Skor benar dibagi 3 dikalikan 100. Sehingga hasil belajar mempunyai skor 33-100. Data kelompok ini skor hasil belajar tertinggi adalah 86 dan terendah 73. Adapun nilai rata-rata 78, median 80 dan modus 73. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Rendah menggunakan Model Quantum Teaching No.
Kelas Interval
Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
1.
73-75
3
15
2.
75-78
7
35
3.
79-81
2
10
4.
82-84
1
5
5.
85-87
6
30
6.
88-91
1
5
Total
20
100
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebanyak 10 orang (50%) memperoleh nilai di bawah rata-rata, 2 orang (10%) memperoleh nilai rata-rata dan 8 orang (40%) memperoleh nilai di atas rata-rata. Adapun histogramnya dapat dilihat pada Gambar 4.6 sebagai berikut:
8 7 Frekuensi
6 5 4 3 2 1 0 73-75
75-78
79-81
82-84
85-87
88-91
Kelas Interval
Gambar 4.6 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Rendah menggunakan Model Quantum Teaching 7. Hasil belajar siswa dengan motivasi rendah menggunakan model konvensional Butir tes hasil belajar pada penelitian ini berjumlah 30 item yang masingmasing diberi skor 1 jika benar dan 0 jika salah. Skor benar dibagi 3 dikalikan 100. Sehingga hasil belajar mempunyai skor 33-100. Data kelompok ini skor hasil belajar tertinggi adalah 86 dan terendah 73. Adapun nilai rata-rata 79, median 80 dan modus 80. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Tinggi menggunakan Model Konvensional No. Kelas Interval Frekuensi Frekuensi Relatif (%) 1.
73-75
1
5
2.
75-78
1
5
3.
79-81
9
45
4.
82-84
4
20
5.
85-87
5
25
Total
20
100
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebanyak 2 orang (10%) memperoleh nilai di bawah rata-rata, 9 orang (45%) memperoleh nilai rata-rata dan 9 orang (45%) memperoleh nilai di atas rata-rata. Adapun histogramnya dapat dilihat pada Gambar 4.7 berikut: 8 7
Frekuensi
6 5 4 3 2 1 0 73-75
75-78
79-81
82-84
85-87
Kelas Interval
Gambar 4.7 Histogram Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Tinggi menggunakan Model Konvensional 8. Hasil belajar siswa dengan motivasi rendah menggunakan model konvensional Butir tes hasil belajar pada penelitian ini berjumlah 30 item yang masing-masing diberi skor 1 jika benar dan 0 jika salah. Skor benar dibagi 3 dikalikan 100. Sehingga hasil belajar mempunyai skor 33-100. Data kelompok ini skor hasil belajar tertinggi adalah 86 dan terendah 73. Adapun nilai ratarata 80, median 78 dan modus 76.
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa dengan Motivasi Rendah menggunakan Model Konvensional No.
Kelas Interval
Frekuensi
Frekuensi Relatif (%)
1.
73-76
6
30
2.
76-79
4
20
3.
80-83
4
20
4.
84-87
3
15
5.
87-90
3
15
Total
20
100
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa sebanyak 10 orang (50%) memperoleh nilai di bawah rata-rata, 4 orang (20%) memperoleh nilai rata-rata dan 6 orang (30%) memperoleh nilai di atas rata-rata. Adapun histogramnya dapat dilihat pada Gambar 4.8 sebagai berikut: 7 6
Frekuensi
5 4 3 2 1 0 73-76
76-79
80-83
84-87
87-90
Kelas Interval
Gambar 4.8 Histogram hasil belajar siswa dengan motivasi rendah menggunakan model konvensional
B. Pengujian Prasyarat Analisis Variansi
1. Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan untuk penelitian ini adalah uji Skewness dan Kurtosis. Skewness untuk mengetahui kemencengan dari data dan kurtosis untuk mengetahui puncak dari distribusi data. Normalitas Skewness dan Kurtosis dengan ketentuan -1,96 – +1,96 maka data dikatakan berdistribusi normal atau juga nilai yang didapatkan mendekati nol. Pengujian normalitas pada penelitian ini dilakukan terhadap setiap kelompok yang ada (8 Kelompok). a. Data hasil belajar dengan menggunakan model quantum teaching b. Data hasil belajar dengan menggunakan model konvensional c. Data hasil belajar yang memiliki motivasi tinggi secara keseluruhan d. Data hasil belajar yang memiliki motivasi rendah secara keseluruhan e. Data hasil belajar yang memiliki motivasi tinggi dengan model quantum teaching f. Data hasil belajar yang memiliki motivasi rendah dengan model quantum teaching g. Data hasil belajar yang memiliki motivasi tinggi dengan model konvensional h. Data hasil belajar yang memiliki motivasi rendah dengan model konvensional Rangkuman hasil perhitungan dengan skewness dan kurtosis menggunakan SPSS dapat dilihat pada Tabel 4.10:
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa N
A1 A2 B1 B2 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
Minimu Maximu Mean m m
Sta Statistic Statistic tist ic 40 73 93 40 73 90 40 73 93 40 73 90 20 80 93 20 73 86 20 73 86 20 73 90
Std. Skewness Deviati on Statist Statistic Statist Std. ic ic Erro r 82,18 5,817 ,209 ,374 79,75 4,877 ,230 ,374 82,53 5,444 ,306 ,374 79,40 5,098 ,293 ,374 85,55 4,861 ,455 ,512 78,80 4,675 ,164 ,512 79,50 4,236 -,032 ,512 80,00 5,544 ,290 ,512
Kurtosis
Statist Std. ic Erro r -,493 ,733 -1,138 ,733 -,255 ,733 -1,241 ,733 -1,202 ,992 -1,284 ,992 -,902 ,992 -1,486 ,992
Tabel 4.10 hasil uji normalitas data hasil belajar siswa menggunakan progam SPSS, maka hasil dari skewness dan kurtosis adalah: a. Uji normalitas hasil belajar dengan menggunakan model quantum teaching (A1). Dari hasil perhitungan didapatkan hasil skewness dan kurtosis yaitu 0,20 dan -0,49. Data tersebut tidak melebihi atau masih diantara -1,96 - +1,96. Maka data tersebut dikatakan normal. b. Uji normalitas hasil belajar dengan menggunakan model konvensional (A2). Dari hasil perhitungan didapatkan hasil skewness dan kurtosis yaitu 0,23 dan -1,13. Data tersebut tidak melebihi atau masih diantara -1,96 - +1,96. Maka data tersebut dikatakan normal. c. Uji normalitas hasil belajar yang memiliki motivasi tinggi secara keseluruhan (B1). Dari hasil perhitungan didapatkan hasil skewness dan kurtosis yaitu 0,30 dan -0,25. Data tersebut tidak melebihi atau masih diantara -1,96 - +1,96. Maka data tersebut dikatakan normal.
d. Data hasil belajar yang memiliki motivasi rendah secara keseluruhan (B2). Dari hasil perhitungan didapatkan hasil skewness dan kurtosis yaitu -0,29 dan -1,24. Data tersebut tidak melebihi atau masih diantara -1,96 - +1,96. Maka data tersebut dikatakan normal. e. Data hasil belajar yang memiliki motivasi tinggi dengan model quantum teaching (A1B1). Dari hasil perhitungan didapatkan hasil skewness dan kurtosis yaitu 0,45 dan -1,20. Data tersebut tidak melebihi atau masih diantara -1,96 - +1,96. Maka data tersebut dikatakan normal. f.
Data hasil belajar yang memiliki motivasi rendah dengan model quantum teaching (A1B2). Dari hasil perhitungan didapatkan hasil skewness dan kurtosis yaitu 0,16 dan -1,28. Data tersebut tidak melebihi atau masih diantara -1,96 - +1,96. Maka data tersebut dikatakan normal.
g. Data hasil belajar yang memiliki motivasi tinggi dengan model konvensional (A2B1). Dari hasil perhitungan didapatkan hasil skewness dan kurtosis yaitu 0,03 dan -0,90. Data tersebut tidak melebihi atau masih diantara -1,96 - +1,96. Maka data tersebut dikatakan normal. h. Data hasil belajar yang memiliki motivasi rendah dengan model konvesional (A2B2). Hasil perhitungan didapatkan hasil skewness dan kurtosis yaitu 0,29 dan -1,48. Data tersebut tidak melebihi atau masih diantara -1,96 - +1,96. Maka data tersebut dikatakan normal.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui seragam atau tidaknya varians sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas menggunakan SPSS dari hasil analisis pada tabel Levene’s Test of Equality of error Variances yaitu Sig > 0,05 maka data bersifat homogen.57 Berikut uji homogenitas hasil belajar siswa pada Tabel 4.1158: Tabel 4.11 Uji Homogenitas Levene’s Test of Equality of Error Variancesa F df1 df2 Sig.
Dependent Variable A1A2 ,600 1 78 ,441 B1B2 ,077 1 78 ,762 A1B1-A2B1 ,784 1 38 ,380 A1B2-A2B2 1, 503 1 38 ,228 Ketentuan: Sig. > 0,05 maka ada pengaruh dan interaksi. Berdasarkan data tersebut maka data semua kelompok dikatakan homogen karena Sig. > 0,05. C. Pengujian Hipotesis Penelitian
1. Uji Anava Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan teknik analisis varians 2 jalur (Anava 2 X 2 ), kemudian uji lanjut Tukey. Analisis varian 2 jalur adalah suatu teknik perhitungan (Statistik Parametrik) yang bertujuan untuk menyelediki dua pengaruh, yaitu pengaruh utama dan pengaruh interaksi.
Pengaruh utama disini adalah model
konvensional dan model quantum teaching terhadap hasil belajar dan juga pengaruh perbedaan motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah. Pengaruh interaksi yang dimaksud adalah pengaruh interaksi antara model pembelajran quantum teaching dan motivasi terhadap hasil belajar siswa.
57
Ibid., h.169 Lampiran 17, h.130
58
Hasil perhitungan Anava 2 jalur ini secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini:59
Source Corrected Model Intercept MOTIVASI MODEL MOTIVASI * MODEL Error Total
Tabel 4.12 Uji Anava (Analisis Variansi) Type III Sum of df Mean F Sig. Squares Square 575,737a 3 191,912 8,152 ,000 524394,113 1 524394,113 22275,356 ,000 195,313 1 195,313 8,297 ,005 117,612 1 117,612 4,996 ,028 262,813
1
262,813
1789,150 76 526759,000 80
23,541
11,164 ,001
Ketentuan: Sig. < 0,05 maka ada pengaruh dan interaksi. Hasil analisis secara keseluruhan pada data tabel uji Anava, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perolehan skor hasil belajar siswa yang menggunakan model konvensional dengan model quantum teaching, juga ada interaksi antara model konvensional, quantum teaching dan motivasi terhadap hasil belajar siswa. Hipotesis digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh. Ketentuannya Sig < 0,05 dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima maka terdapat pengaruh. Hipotesis pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Hipotesis pertama adalah tabel uji Anava diperoleh sig. 0,28. Artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Ini terbukti hasil belajar siswa dengan menggunakan model quantum teaching (X= 82,18) lebih tinggi dari model konvensional (X= 79,75) 2. Hipotesis kedua adalah tabel uji Anava diperoleh sig. 0,005. Artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Ini terbukti hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi dengan model quantum teaching (X= 85,55) lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar motivasi tinggi siswa pada model konvensional (X= 79,50)
59
Lampiran 18, h.133
3. Hipotesis ketiga adalah tabel uji Anava diperoleh sig. 0,005. Artinya Ho ditolak dan H1 diterima. Ini terbukti hasil belajar siswa yang memiliki motivasi rendah dengan model quantum teaching (X=78,80) lebih rendah dibanding dengan hasil belajar motivasi rendah siswa pada model konvensional (X=80) 4. Hipotesis keempat adalah tabel Anava diperoleh Sig. 0,001. Artinya terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran quantum teaching dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Bentuk interaksi tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.9. Grafik interaksi antara model pembelajaran (konvensional dan quantum teaching) dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. 2. Uji Tukey Uji Tukey adalah uji lanjutan setelah ada interaksi antara model pembelajaran dan motivasi. Ketentuan signifikansi dari uji tukey adalah Sig. < 0,05. Berikut hasil uji tukey untuk mengetahui signifikansi dari setiap variabel:60
60
Lampiran 19, h.136
Tabel 4.13 Hasil Uji Tukey Multiple Comparisons Dependent Variable: HASILBELAJAR Tukey HSD (I) MOTIVASI (J) MOTIVASI Mean Std. Sig. 95% Confidence Difference Error Interval (I-J) Lower Upper Bound Bound tinggi ,50 1,534 ,988 -3,53 4,53 konvensional rendah rendah quantum 1,20 1,534 ,862 -2,83 5,23 konvensional teaching tinggi quantum -5,55* 1,534 ,003 -9,58 -1,52 teaching rendah -,50 1,534 ,988 -4,53 3,53 konvensional rendah tinggi quantum ,70 1,534 ,968 -3,33 4,73 konvensional teaching tinggi quantum -6,05* 1,534 ,001 -10,08 -2,02 teaching rendah -1,20 1,534 ,862 -5,23 2,83 konvensional rendah tinggi quantum -,70 1,534 ,968 -4,73 3,33 konvensional teaching tinggi quantum -6,75* 1,534 ,000 -10,78 -2,72 teaching rendah 5,55* 1,534 ,003 1,52 9,58 konvensional tinggi tinggi quantum 6,05* 1,534 ,001 2,02 10,08 konvensional teaching rendah quantum 6,75* 1,534 ,000 2,72 10,78 teaching Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 23,541. *. The mean difference is significant at the ,05 level.
Hasil signifikansi dari tabel 4.13 menyatakan bahwa model konvensional motivasi rendah terhadap model konvensional motivasi tinggi (Sig. 0,98), model quantum teaching motivasi rendah (Sig. 0,86) dan model quantum teaching motivasi tinggi (Sig. 0,00). Model konvensional motivasi tinggi terhadap model konvensional motivasi rendah (Sig. 0,98), model quantum teaching motivasi rendah (Sig. 0,96), dan model quantum teaching motivasi tinggi (Sig. 0,00). Model quantum teaching motivasi rendah terhadap model konvensional motivasi rendah (Sig. 0,86), model konvensional motivasi tinggi (Sig. 0,96), dan model quantum teaching motivasi tinggi (Sig. 0,00). Model quantum teaching motivasi tinggi terhadap model konvensional motivasi rendah (sig. 0,00), model konvensional motivasi tinggi (Sig. 0,00) dan model quantum teaching motivasi rendah (Sig. 0,00). Kesimpulan dari tabel tersebut adalah signifikannya model quantum teaching motivasi tinggi pada semua model quantum teaching motivasi rendah, model konvensional motivasi tinggi dan model konvensional motivasi rendah. Sedangkan pada perbandingan model yang lain signifikan jika perbandingan motivasi tinggi dengan menggunakan model quantum teaching. Bila perbandingannya dengan motivasi selainnya tidak signifikan.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembelajaran dengan model quantum teaching memberikan suasana belajar yang menyenangkan kepada siswa karena suasana kelas dirancang dengan baik, diberikan instrumen musik yang membuat suasana belajar selalu bergairah, dan semangat siswa juga senantiasa ditumbuhkan diawal pembelajaran, siswa diajak mengalami dengan melakukan suatu proyek atau belajar dengan menggunakan model alat peraga, diberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya, serta siswa senantiasa merasa dihargai oleh guru dengan penghargaan yang diberikan
disetiap
akhir
pertemuan.
Kegiatan
pembelajaran
menjadi
menyenangkan bagi siswa dengan model quantum teaching yang diterapkan oleh guru di kelas.
Model quantum teaching dengan metode TANDUR dalam penelitian ini memberikan pengaruh yang cukup baik terhadap pembelajaran yang dilakukan. Pada tahap “Tumbuhkan”, siswa terlihat lebih bergairah dan bersemangat untuk belajar karena guru menumbuhkan motivasi dengan memuaskan AMBAK (Apa Manfaat BagiKu) kepada siswa. Pada tahap ini, selain dengan AMBAK, guru juga menumbuhkan suasana belajar dengan musik instrumen sehingga siswa lebih rileks dalam menerima pelajaran. Pada tahap “Alami”, siswa diajak melakukan aktivitas seperti mengamati luka dalam bentuk gambar, merasakan bahwa darah mengalir ditubuh manusia dan sebagainya sehingga pemahaman dan aktivitas siswa menjadi lebih baik. Tahap “Namai”, guru memberikan dan menjelaskan konsep yang jelas sehingga mudah dipahami oleh siswa. Tahap ini begitu penting, karena hasil belajar siswa juga bergantung dari kejelasan guru dalam menjelaskan konsep kepada siswa. Pada tahap “Demonstrasikan”, siswa menunjukkan pemahamannya terhadap konsep yang telah diberikan melalui demonstrasi analogi komponen darah,
kegiatan presentasi, dan sebagainya, sehingga dengan ini guru bisa
mengetahui pemahaman siswa. Siswa terlihat kurang menguasai konsep yang telah diajarkan, maka pada tahap “Ulangi”, guru mengulangi kembali konsep yang telah diajarkan dengan memberikan rangkuman singkat dan menjelaskan apa yang belum dipahami siswa sehingga siswa benar-benar memahami konsep yang telah diajarkan setiap pertemuan. Pada tahap “Rayakan”, guru memberikan pujian, atau pun tepuk tangan kepada siswa atau kelompok terbaik sehingga siswa merasa bangga dan dihargai di dalam kelas. Dengan ini, siswa terlihat senang dan lebih semangat untuk belajar karena semua usaha yang dilakukan siswa dihargai oleh guru di setiap pertemuan. Hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah manusia yang menggunakan model pembelajaran quantum teaching lebih tinggi dari pada hasil belajar biologi siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada umumnya. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa model mempengaruhi hasil belajar. Quantum teaching dapat memudahkan guru agar kemampuan murid untuk
berprestasi sebagai sebuah pendekatan belajar yang mengalir, praktis dan mudah diterapkan. Quantum teaching juga menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan kurikulum dan memudahkan proses belajar.61 Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang belajar dengan menggunakan quantum teaching dan model konvensional. Secara keseluruhan hasil belajar siswa lebih tinggi menggunakan model quantum teaching. Hasil belajar dengan menggunakan model quantum teaching 85,5 dan model konvensional 79,5. Artinya bahwa Ho ditolak dan H1 diterima karena µA1 (Hasil Belajar quantum teaching) > µA2 (Hasil belajar model konvensional) Dewi Margadhtya, Suarjana dan Tri Agustiana dalam penelitiannya menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar IPA antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran quantum teaching dan siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional.62 Hal tersebut membuktikan bahwa pembelajaran yang menyenangkan, adanya interaksi aktif di dalam pembelajaran, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai dan cara efektif penyajian dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Sehingga siswa dapat membawa apa yang dipelajari dan menerapkannya. Motivasi
mempengaruhi
dalam
proses
pembelajaran.
Motivasi
dikelompokkan menjadi motivasi rendah dan tinggi. Dari dua kelompok motivasi menunjukkan perbedaan hasil belajar siswa dengan motivasi tinggi menggunakan model quantum teaching lebih tinggi dibandingkan dengan model konvensional. Rata-rata hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi yaitu 82,53 dan yang memiliki motivasi rendah yaitu 79,40. Ditegaskan juga dalam buku interaksi dan motivasi belajar mengajar yaitu belajar memang sangat diperlukan motivasi. 61
Bobbi DePorter, Mark Reardon & Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, terjemah Ary Nilandari, (Bandung: Kaifa, 2000), h. 4 62 Dewi Margadhtya, Suarjana dan Tri Agustiana, 2013, “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching terhadap Prestasi Belajar Ipa Siswa Kelas IV di Sd Gugus VI Kecamatan Buleleng”, http://ejournal.undiksha.ac.id. Diakses 20 Juli 2016.
Hasil belajar
menjadi lebih optimal jika ada motivasi. Semakin tinggi
motivasi maka semakin tinggi hasil belajar. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.63 Dari pernyataan tersebut bahwa benar motivasi mempengaruhi hasil belajar. Motivasi menjadi suatu dasar dan pengaruh mengapa siswa belajar, sehingga jika motivasi belajarnya tinggi maka belajarnya akan terarah dan meningkatkan hasil belajar. Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam individu untuk melakukan suatu tindakan dengan cara tertentu sesuai dengan tujuan yang direncanakan.64Jadi motivasi merupakan alat kejiwaan yang ada dalam diri siswa untuk bertindak melakukan sesuatu untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Hipotesis kedua dalam penelitian menunjukkan hasil belajar pada siswa motivasi tinggi dengan model quantum teaching lebih tinggi dari siswa motivasi tinggi dengan model konvensional. Rata-rata hasil belajar siswa motivasi tinggi menggunakan model quantum teaching yaitu 85,55 dan siswa motivasi tinggi dengan model konvensional yaitu 79,50. Siswa yang memiliki motivasi tinggi sesuai jika menggunakan model quantum teaching karena adanya keterlibatan aktif siswa. Siswa yang memiliki motivasi tinggi akan terpacu semangatnya dan memiliki motivasi untuk berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Artinya bahwa Ho ditolak dan H1 diterima karena karena µA1B1(Motivasi tinggi model quantum teaching) > µA2B1 (Motivasi tinggi model konvensional). Hipotesis ketiga menunjukkan hasil belajar pada siswa motivasi rendah dengan model quantum teaching lebih rendah dibandingkan dengan model konvensional. Rata-rata hasil belajar siswa motivasi rendah menggunakan model quantum teaching yaitu 78,80 dan siswa motivasi rendah dengan model konvensional yaitu 80. Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah lebih menyukai model konvensional karena tidak bersusah payah untuk melihat dan mendengar pemaparan materi pokok pembahasan karena lebih dominan guru. Sebaliknya model quantum teaching perlu usaha melatih kefokusan, aktif dalam 63
Sadirman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Depok: PT. Rajagrafindo Persada, 2014), h. 84-85 64 Kompri, Motivasi Pembelajaran; Perspektif guru dan siswa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015), h. 4
pembelajaran dan dapat mudah menerima materi dari pokok bahasan. Ini merupakan satu alasan mengapa kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar rendah lebih suka dengan model konvensional. Artinya bahwa Ho ditola dan H1 diterima karena µA2B2 (Motivasi rendah model konvensional) >
µA1B2
(Motivasi rendah model quantum teaching). Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Pada tabel Anava diperoleh Sig. 0,001 < 0,05. Ho ditolak Int.A X B = 0, H1 diterima karena Int.A X B ≠ 0. Artinya terdapat interaksi antara model dan motivasi belajar yang memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah pada manusia. Bentuk interaksi tersebut dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi pada model quantum teaching lebih tinggi dari model konvensional. Sedangkan hasil belajar siswa motivasi rendah pada model quantum teaching lebih rendah dari model konvensional. Uji tukey adalah uji lanjutan setelah ada interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil uji tukey dapat disimpulkan bahwa model quantum teaching motivasi tinggi berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan motivasi rendah pada siswa dengan model konvensional juga berpengaruh signifikan. Belajar dan mengajar sebagai suatu proses yang mengandung 3 unsur yang dapat dibedakan yakni tujuan pengajaran (intruksional), pengalaman (proses) belajar mengajar dan hasil belajar.65 Dari ketiga unsur bahwa adanya tujuan pengajaran, proses belajar mengajar dengan model pembelajaran quantum teaching
juga menciptakan lingkungan belajar yang efektif,
merancang
kurikulum, menyampaikan kurikulum dan memudahkan proses belajar. Adanya motivasi belajar siswa serta hasil belajar yang optimal karena adanya ketiga unsur tersebut. 65
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, h. 2
Hipotesis yang sudah dibuktikan menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi rendah lebih tepat menggunakan model konvensional dibandingkan dengan model quantum teaching. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi tinggi lebih tepat menggunakan model quantum teaching dibandingkan dengan model konvensional.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Model quantum teaching memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dari model konvensional. Kelompok siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dengan menggunakan model quantum teaching dibandingkan dengan model konvensional. 2. Kelompok siswa yang memiliki motivasi tinggi memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dengan menggunakan model quantum teaching dibandingkan dengan model konvensional. 3. Kelompok siswa yang memiliki motivasi rendah memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dengan menggunakan model konvensional dibandingkan dengan model quantum teaching. 4. Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran quantum teaching dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan model konvensional dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang memiliki motivasi
rendah. Pembelajaran
dengan model quantum
teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi.
B. Saran Saran yang berorientasi pada upaya pemanfaatan hasil penelitian dalam bidang pembelajaran sebagai berikut: 1. Model pembelajaran quantum teaching sebagai salah satu komponen model pembelajaran agar lebih mendapatkan perhatian guru sehingga penyampaian materi pembelajaran menarik, perhatian siswa, karena semakin menarik bahan ajar dan cara penyampaian semakin tinggi motivasi belajar siswa maka semakin tinggi hasil belajarnya.
70
2. Penerapan model pembelajaran perlu juga memperhatikan karakteristik siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar rendah lebih baik menerapkan model konvensional sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih baik menggunakan model quantum teaching. Guru atau peneliti diharapkan lebih cermat dalam mengidentifikasi karakteristik siswa bila ingin memilih model pembelajaran quantum teaching. 3. Guru bisa menerapkan model quantum teaching dengan mengatur waktu pembelajaran dengan baik karena mempersiapkan bahan pembelajaran, kelas, materi dan lain sebagainya. 4. Fasilitas sekolah yang mendukung, maka quantum teaching akan semakin mudah pelaksanaannya dan akan mencapai hasil belajar yang lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA Anderson, Lorin W. dan David R. Krathwohl. Kerangka Landasan untuk Pembeajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2010. Apriliana, Wulan. Pengaruh Pembelajaran Quantum Teaching terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII pada Materi Sistem dalam Kehidupan Tumbuhan. 2012. http://biologi.um.ac.id/?p=1724. Diakses 20 Juni 2016. Campbell, Neil A. & Jane B. Reece. Biologi edisi kedelepan jilid 3. Jakarta: Erlangga. 2008. Dahar, Ratna Wilis. Teori-teori Belajar danPembelajaran. Jakarta: Erlangga. 2011. Fathurrohman, Pupuh dan Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Alami. Bandung: Refika Aditama. 2014. Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 2014. Hamid, Sholeh. Metode Edutainment. Jogjakarta: DIVA Press. 2011. Kadir. Statistika Terapan: Konsep, contoh dan analisis data dengan progam SPSS/LISREL dalam penelitian. Jakarta: Rosemata Sampurna. 2010. Kemendikbud. Hasil nilai UN 2012. http://lib.unnes.ac.id/1088/1/2668.pdf. Diakses pada 17 Januari 2016. Kemendikbud. Laporan Hasil Ujian Nasional 2014. http://litbang.kemdikbud. go.id. Diakses 20 Juni 2016. Kompri. Motivasi Pembelajaran; Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2015. Lie, Anita. Memudahkan Anak-Anak Belajar. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara. 2008. Maslow, Abraham H. Motivasi dan Kepribadian 1. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 1993. Ostroff, Wemdy L. Memahami Cara Anak-Anak Belajar. Jakarta: PT Indeks. 2013.
72
Conaplin, Paps. The Application of Quantum Teaching Method In Teaching English As Foreign Language (Efl) In Classroom Discourse Model And Strategy. http://a-research.upi.edu. 2010. Diakses 21 Juli 2016. PGMI. Psikologi Belajar Edisi Pertama. Jakarta : Learning Assitance Progam for Islamic Schools. 2009. Philip, Gurney. Five Factors for Effective Teaching. New Zealand Journal of Teachers’ Work, Volume 4, Issue 2. 2012. http://www.teacherswork.ac. nz/journal/volume4_issue2/gurney.pdf. Diakses 5 Juni 2016. Porter, Bobbi De dkk . Mempraktikan Quantum Learning di Ruang Kelas. Bandung: Kaifa. 2010. Prastyo, Bayu Aji. Implementasi Strategi Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Dasar Otomotif pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif SMK Ma‟arif Al-Munawwir. Journal Student UNY. 2013. http://journal.student.uny.ac.id. Diakses 20 Juli 2016. Pratiwi,dkk. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga. 2013. Qurnain, Alfian Nur Dzul dan Rr. Hapsari Peni A.T. Pengaruh Teknik Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Sistem Mikroprosesor. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro. Volume 2 Nomor 03 Th 2013. http://ejournal.unesa.ac.id. Diakses 20 Juli 2016. Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Rajagrafindo Persada. 2012. Staff
LIPI. 2009. Sistem Peredaran Darah Manusia. http://www.bit.lipi.go.id. Diakses 15 Agustus 2016.
Suarjana, Dewi Margadhtya dan Tri Agustiana. Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching terhadap Prestasi Belajar Ipa Siswa Kelas IV Di Sd Gugus VI Kecamatan Buleleng. Ejournal undhiksa. 2013. http://ejournal.undiksha.ac.id. Diakses 20 Juli 2016. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2007. Suhana, Cucu. Konsep Strategi Pembelajaran (Edisi Revisi). Bandung: PT Refika Aditama. 2014.
Sunandar. 2012. Pengaruh Metode Quantum Teaching terhadap Hasil Belajar. Skripsi pada sarjana Universitas Negeri Lampung. http://diglib.unila.ac.id. Diakses 26 September 2016 Trimawan, I Ketut, Wayan Suwatra dan Gede Margunayasa. Penerapan Model Quantum Teaching untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 2 No.1 Th 2014. http://download.portalgaruda.org. Diakses 21 Juli 2016. Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara. 2016. Warsono dan Hariyanto. Pembelajaran Aktif PT.Remaja Rosdakarya. 2012.
Teori dan Assesmen. Bandung:
Wijayanti, Winda Ayu, Indrawati, Trapsilo Prihandono. Model Quantum Teaching Disertai Metode Eksperimen Dan Diskusi Dalam Pembelajaran Fisika Di SMP. Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol.1 No.1 2012. http://FKIP.unej.ac.id . Diakses 20 Juli 2016. Zulfiandri. Qualitan Teaching; Cara Cerdas Menjadi Guru Mencerahkan. Jakarta: Qualitama Tunas Mandiri. 2009.
Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Jenjang Sekolah
: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan
Mata Pelajaran
: Biologi
Standar Kompetensi
: 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada sains,lingkungan, teknologi dan masyarakat.
Kompetensi Dasar
: 3.2 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses sistem peredaran darah.
Sub konsep
Indikator
Komponen sistem peredaran darah
Mekanism e sistem peredaran darah
Gangguan sistem peredaran darah manusia
C1
C2
Memahami dan menjelaskan komponen, struktur dan fungsi darah, jantung dan pembuluh darah pada manusia Mendeskripsika n mekanisme sistem peredaran darah pada manusia
1*, 6*, 13,
7*, 10* , 11* 14* ,
2, 4*
3*, 12, 15* ,
5, 16,
8*, 9, 17
18
Jumlah soal valid 10
21* , 23* , 27
18, 22, 26* , 28
19, 29* , 24*
20*
25,
13
7
Menganalisis hubungan antara komponen, mekanisme sistem peredaran darah dengan penyakit
33* , 39* ,
31, 34* , 38* ,
32* , 36* , 48*
35, 41* , 49* ,
40* , 42* , 44* , 47* ,
37, 43* , 45* , 46* , 50* ,
19
17
6
10
9
9
7
9
50
34
Jumlah
Keterangan: *Valid
30*
Aspek kognitif C3 C4 C5
C6
Jumlah Soal
Lampiran 2
Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar No.
1.
Kondisi
Perhatian
Nomor
Nomor
Pernyataan
Pernyataan
yang
Positif
Negatif
digunakan
2*, 8*, 9
3*, 11*, 14,
(Attention) 2.
Percaya
Jumlah
Jumlah
7
5
29* Diri
1*, 13, 7*
26*, 27
5
3
4*, 12, 17*,
18*, 21*, 30
7
5
(confidence) 3.
Kepuasan (Satisfication)
16*
4.
Ide-ide inovatif
6, 19*, 23
20*, 28*,
5
3
5.
Keaktifan
5*, 10*, 22
15, 24*, 25*
6
4
15
15
30
20
Jumlah
Keterangan: *Valid
Lampiran 3 Instrumen Tes Hasil Belajar Mata Pelajaran/Materi
: Biologi / Sistem Peredaran Darah Manusia
Jumlah Soal
: 50
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
No. 1.
2.
3.
Indikator Pembelajaran Memahami dan menjelaskan komponen, struktur dan fungsi darah, jantung dan pembuluh darah pada manusia
Indikator Soal Menyebutkan Komponen darah
Jenjang Kognitif C1
Memperkirakan letak vulvula triskupidalis pada jantung
C3
Membedakan pembuluh darah arteri dan vena
C4
Pertanyaan Darah manusia terdiri atas …. a. sel darah merah dan sel darah putih b. plasma darah dan cairan darah c. plasma darah dan sel-sel darah d. sel darah merah dan hemoglobin e. sel darah dan trombosit Vulvula triskupidalis atau katup berdaun tiga gelambir pada jantung tepatnya terletak pada …. a. antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri b. antara atrium kanan dan atrium kiri c. antara atrium kanan dan ventrikel kanan d. antara atrium kiri dan ventrikel kiri e. pangkal aorta Perbedaan antara pembuluh darah arteri dan vena adalah …. pilihan Arteri Vena A tipis dan kurang tebal dan elastis elastis B aliran darah aliran darah
77
Kunci Jawaban C
No. Soal 1*
C
2
C
3*
4.
Mengurutkan proses pembekuan darah
C3
5.
Memeriksa dasar penggolongan darah
C5
6.
Mendefinisikan penyakit pelebaran pembuluh vena dari struktur yang dideskripsikan
C1
menuju jantung menjauhi jantung C mengandung banyak banyak oksigen karbondioksida D banyak terdapat sedikit mengandung klep atau katup klep atau katup E letak lebih dekat terletak di dalam ke permukaan tubuh tubuh Urutan proses pembekuan darah yang benar …. a. platelet-fibrinogen-protombin-fibrin-trombin b. platelet-protombin-trombin-fibrinogen-fibrin c. platelet-trombin-fibrinogen-protombin-fibrin d. platelet-fibrin-fibrinogen-trombin-protombin e. platelet-fibrinogen-protombin-trombin-fibrin Ada beberapa cara untuk menentukan golangan darah manusia. Golongan darah pada manusia dibedakan menjadi 4, yaitu golongan darah A, B, AB dan O. Berdasakan pernayataan tersebut, bagaimana dasar penggolongannya? a. aglutinogen dalam sel darah merah b. antigen pada permukaan luar membran sel c. aglutinin pada membrane sel darah merah d. aglutinogen pada sel darah merah e. antigen dan antibodi pada sitoplasma sel darah merah Pelebaran abnormal pembuluh vena pada daerah kaki disebut …. a. sklerosis b. varises c. wasir d. ambeien e. hemophilia
B
4*
A
5
B
6*
7.
Mendefinisikan fungsi darah
C2
8.
Merumuskan hasil golongan darah
C6
9.
Merumuskan hasil golongan darah dari percobaan
C6
10.
Menyebutkan faktor yang mempengaruhi jumlah sel darah
C2
11.
Menyimpulkan fungsi
C2
Berikut adalah fungsi darah, kecuali …. a. mengangkut gas-gas respirasi b. mengangkut sisa-sisa metabolisme c. membawa zat-zat nutrisi d. mengatur keseimbangan suhu tubuh e. menghasilkan hormone Pasangan aglutinogen dan aglutinin yang dimiliki seseorang yang bergolongan darah A …. pilihan Aglutinogen Aglutinin A A anti-B B B anti-A C A anti-A D B anti-B E anti-Ab Jika darah seseorang diteteskan pada antibodi anti-A atau aglutinin A terjadi pembekuan maka golongan darah orang tersebut adalah …. a. A b. B c. AB d. O e. Rh Negatif Jumlah sel darah merah dipengaruhi oleh beberapa faktor dibawah ini, kecuali …. a. umur b. ketinggian tempat c. konsentrasi darah d. jenis kelamin e. aktivitas Fungsi Hb pada eritrosit adalah….
E
7*
A
8*
A
9
B
10*
B
11*
Hb pada eritrosit
12.
13.
Menganalisis bentuk sel darah dari gambar
Mengetahui jumlah sel darah putih yang paling banyak
C4
C1
a. menjaga tekanan osmosis darah b. mengikat molekul o2 dan co2 c. sebagai imunitas d. mengumpulkan darah e. mengikat bahan nutrisi dalam darah Perhatikan gambar berikut untuk menjawab soal nomor 12 !
Sel darah putih yang mampu bergerak amoebosit dan memakan kuman penyakit, kecuali …. a. monosit b. neutrofil c. basofil d. eosinofil e. limfosit Sel darah putih yang jumlahnya paling banyak adalah .… a. neutrofil b. eosinofil c. basofil d. limfosit e. monosit
E
12
A
13
14.
Memahami skema golongan darah
C2
15.
Menggolongkan darah dari suatu kasus
C4
16.
Mengevaluasi terjadinya gerakan denyut nadi
C5
Berdasarkan skema di bawah ini, golongan darah manakah yang disebut donor universal ….
a. golongan darah A b. golongan darah B c. golongan darah AB d. golongan darah O e. golongan darah A dan B Jika dalam darah seseorang terdapat aglutinogen B dan aglutinin A, orang tersebut mempunyai golongan darah …. a. B b. O c. A d. AB e. A atau AB Saat memegang bagian pergelangan tangan. Kita dapat merasakan denyut nadi di tangan kita. Mengapa bisa terjadi demikian? a.
gerakan jantung memompa darah ke vena
D
14*
A
15*
C
16
b. c. d. e. 17.
Merumuskan efek denyut jantung setelah mengkonsumsi air bersoda
C6
Kontraksi jantung yang terasa sebagai detak jantung. Fungsi utamanya yaitu menerima dan memompa darah ke seluruh tubuh. Saat mengkonsumsi air yang bersoda, detak jantung akan semakin cepat. Rumuskanlah hal apakah yang terjadi sehingga detak jantung semakin cepat? a. b. c. d.
e.
18.
19.
Mendeskripsikan mekanisme sistem peredaran darah pada manusia
gerakan jantung memompa darah ke kapiler gerakan jantung memompa darah ke arteri gerakan jantung memompa darah ke seluruh tubuh gerakan paru-paru memompa darah menuju arteri E
17
minuman bersoda menghasilkan listrik yang mempercepat kerja jantung jantung tidak siap menerima minuman bersoda air bersoda membuat jantung lemah tubuh dipengaruhi karbondioksida sehingga harus segera digantikan oleh oksigen yang diangkut oleh darah yang dipompa oleh jantung air bersoda memicu kerja jantung karena terjadi perubahan pada proses metabolisme tubuh yang mempengaruhi jumlah darah yang keluar masuk jantung
Mengurutkan peredaran darah sistemik
C3
Jalur peredaran darah sistemik adalah …. a. searmbi kanan, bilik kanan, paru-paru, serambi kiri b. seluruh tubuh, bilik kanan, paru-paru, bilik kiri c. serambi kiri,bilik kiri, seluruh tubuh, serambi kanan d. seluruh tubuh, serambi kiri, bilik kiri, seluruh tubuh e. seluruh tubuh, bilik kanan, serambi kanan, paru-paru, bilik kanan
C
18
Mengidentifikasi
C4
Darah yang paling banyak mengandung O2 terdapat dalam ….
D
19
kandungan CO2 dalam darah yang paling banyak dalam tubuh
20.
Mengurutkan proses sistem peredaran darah manusia
C5
21.
Mendefinisikan dan menjelaskan sistem peredaran darah manusia
C2
22.
Mengurutkan peredarah darah kecil
C3
a. vena pulmonalis b. ventrikel c. atrium kiri d. arteri pulmonalis e. arteri pulmoner Mekanisme sistem peredaran darah manusia ada sistem peredaran darah besar dan sistem peredaran darah kecil. Bagaimanakah mekanisme sistem peredaran darah dilihat dari jalur sistem peredaran darah manusia? a. atrium kananventrikel kanan paru-paru ventrikel kiri b. seluruh tubuh ventrikel kanan paru-paru ventrikel kiri c. ventrikel kiri atrium kiri seluruh tubuh atrium kanan d. seluruh tubuh atrium kiri ventrikel kiri seluruh tubuh bilik kiri e. seluruh tubuh ventrikel kananatrium kanan paruparu ventrikel kanan Pernyataan di bawah ini adalah fungsi sistem sirkulasi pada manusia, kecuali …. a. mengangkut zat nutrisi ke seluruh jaringan tubuh b. mengatur suhu tubuh c. mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat pengeluaran d. mengedarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh e. menghantarkan rangsang ke organ-organ tubuh Eritrosit yang sudah tua akan dihancurkan oleh hati atau limpa. Hemoglobin yang terdapat dalam eritrosit akan diubah menjadi …. a. bilirubin b. urine c. zat warna merah d. protein e. getah bening
C
20*
E
21*
A
22
23.
24.
Menunjukkan gambar bagian jantung yang miskin O2
Membedakan sistem peredaran darah dan peredaran limfa
C2
Gambar berikut untuk soal nomor 23 !
B
23*
C4
Darah yang miskin CO2 dari paru-paru akan masuk kebagian jantung yang bernomor …. a. 2 b. 1 c. 3 d. 5 e. 4 Perbedaan peredaran darah dan peredan limfa yang benar adalah ….
D
24*
Pilihan A
Peredaran Darah Sistem peredaran terbuka
B
Darah bewarna putih
C D
Kontraksi otot rangka Zat yang diangkut O2, CO2, protein dan gula Jenis pembuluhnya duktus toraksikus dan limfatikus dekster
E
Peredaran Limfa Sistem peredaran darah tertutup Limfa bewarna kuning keputihan Kontraksi otot jantung Asam lemak dan gliserol Jenis pembuluhnya arteri dan vena
25.
Merumuskan proses pembekuan darah dari kekurangan vitamin K
C6
Koagulasi atau pembekuan darah melibatkan serangkaian proses enzimatik yang mengubah fibrinogen menjadi fibrin. Kekurangan vitamin K dapat menyebabkan terganggunya pembekuan darah. Vitamin ini penting dalam mempengaruhi terbentuknya suatu zat dalam pembekuan darah. Zat apakah yang dapat terbentuk dengan bantuan vitamin K dan dimanakah tempat terbentuknya? a. b. c. d. e.
26.
Mengurutkan proses peredaran darah kecil
C3
27.
Menjelaskan sistem peredaran limfa
C2
C
25
E
26*
D
27
trombin di dalam hati trombosit di dalam tulang protombin di dalam hati fibrinogen di dalam sumsum fibrin di dalam plasma darah
Aliran darah pada peredaran darah kecil melalui …. a. jantung(atrium kanan) aorta paru-paru jantung(atrium kiri) b. jantung(atrium kiri) vena pulmonalis paru-paru arteri pulmonalis jantung(atrium kanan) c. jantung(ventrikel kiri) seluruh tubuh paru-paru jantung(atrium kanan) d. jantung(ventrikel kanan) vena pulmonalis arteri pulmonalis jantung(atrium kiri) e. jantung(ventrikel kanan) arteri pulmonalis paru-paru vena pulmonalis jantung(atrium kiri) Dibawah ini pernyataan sistem peredaran limfa, kecuali …. a. membantu pertahanan tubuh b. mengabsorpsi lemak dan lacteal diusus serta mengangkutnya ke darah c. mengambil kelebihan cairan jaringan untuk dikembalikan ke darah
28.
Menunjukkan pembuluh darah yang banyak mengandung O2
C3
29.
Menganalisis proses terjadinya pembekuan darah
C4
30.
Menyebutkan bagian dari darah yang mengedarkan sari-sari makanan keseluruh tubuh
C1
Memahami penyakit dari jumlah leukosit
C2
31.
Menganalisis hubungan antara komponen, mekanisme sistem peredaran darah
d. sistem peredaran tertutup e. untuk menyaring bakteri dan mikroorganisme Pembuluh darah yang paling banyak mengandung O2 adalah …. a. vena paru-paru, vena, aorta dan arteri paru-paru b. vena paru-paru, vena dan aorta c. vena paru-paru dan aorta d. vena dan arteri paru-paru e. arteri paru-paru Saat praktikum biologi dilaboratorium Tuti terkena silet saat membedah ikan. Kemudian darah yang keluar dari tangan Tuti sangat banyak sekali. Anehnya darah yang keluar itu terus menerus dan tidak mau berhenti. Kata guru biologi yang mengajar mereka Tuti menderita penyakit Hemofilia. Benarkah apa yang dikatakan guru biologi tersebut .... a. benar, karena lukanya sangat dalam b. benar, karena darah darah sulit membeku maka mengalir terus menerus. c. salah, karena jika keluar terus manerus maka tuti akan kekurangan darah d. salah, karena tuti menderita penyakit anemia a. salah, karena tuti kelebihan darah. Setelah dicerna, sari-sari makanan akan diedarkan ke seluruh tubuh oleh …. a. sel darah merah b. sel darah putih c. keping darah d. hemoglobin e. plasma darah Bila dalam sirkulasi darah seseorang terdapat leukosit dalam jumlah besar maka orang tersebut menderita penyakit …. a. leukopenia b. leukositosis c. sianosis
C
28
B
29*
E
30*
D
31
dengan penyakit 32.
Mengimpelentasikan suatu penyakit berdasarkan jumlah sel darah
C3
33.
Menyebutkan nama penyakit akibat darah tidak dapat membeku
C1
34.
Mecontohkan penyebab penyakit eritroblastosis
C2
35.
Menganalisis penyakit karena tekanan darah
C4
36.
Mengaplikasikan zat yang kurang berdasarkan ciri suatu penyakit
C3
d. leukemia e. anemia Bila dalam sirkulasi darah seseorang terdapat eritrosit dalam jumlah kecil maka orang ini menderita penyakit …. a. leukopenia b. leukemia c. hemofilia d. anemia e. talasemia Kelainan darah karena tidak dapat membeku disebut …. a. anemia b. leukemia c. talasemia d. hemofilia e. hipertensi Eritroblastosis pada bayi dapat terjadi jika …. a. Ibu Rh- Ayah Rh+ b. Ibu Rh+ Ayah Rh+ c. Ibu Rh+ Ayah Rhd. Ibu Rh- Ayah Rhe. Rhesus tidak mempengaruhi eritroblastosis Tekanan sistol pak Joko lebih besar dari 140 mmHg dan tekanan diastol lebih dari 99 mmHg. Menurut kalian kelainan apakah pada tubuh pak Joko? a. Anemia b. Hipertensi c. Talasemia d. Leukimia e. Hemofilia Seorang anak dengan ciri-ciri sering kejang, pertumbuhan tulang tidak normal dan pembekuan darahnya lambat kemungkinan kekurangan .... a. unsure K b. unsure Ca
D
32*
D
33*
A
34*
B
35
B
36*
37.
38.
Merumuskan penyakit dari kadar LDL dan HDL
C6
Menyebutkan penyakit dari bentuk virus
C2
c. vitamin D d. unsure P e. unsure Na Angga sedang melakukan uji darah untuk mengetahui penyakitnya. Uji laboratorium terhadap sampel darah Angga menunjukkan kadar LDL melebihi normal dan kadar HDL kurang dari normal. Angga disarankan untuk memperbaiki pola makan agar terhindar dari pengerasan pada pembuluh nadinya. Manakah penyakit yang tepat dari penyataan tersebut? a. Angga terkena penyakit sklerosis karena terjadi pengerasan pembuluh nadi b. Angga terkena penyakit thrombus yaitu adanya gumpalan pada arteri koronia c. Angga mengalami hipertensi karena tekanan darahnya tinggi d. Angga terkena arteriosklerosis karena terjadi kerusakan pada pembuluh darah e. Angga mengalami hipotensi karena tekanan darahnya rendah
Gambar di samping adalah virus HIV yang menyebabkan penyakit AIDS menyerang sel darah .… a. eritrosit b. trombosit c. leukosit d. megakariosit
A
37
E
38*
39.
Mengenali penyakit dari kelainan struktur pembuluh
C1
40.
Mengevaluasi kandungan zat dalam darah dari gejala penyakit
C5
41.
Menganalisis penyakit dari jumlah sel darah
C4
42.
Memeriksa penyakit dari sel darah putih
C5
e. limfosit Membesarnya atau melebarnya pembuluh vena yang berada disekitar lubang anus disebut .… a. hemophilia b. wasir c. anemia d. talasemia e. varises Ada seorang pasien mengalami penyakit yaitu terbentuknya hemoglobin yang abnormal , eritrosit berbentuk seperti bulan sabit dan eritosit mudah pecah. Dari diagnosa tersebut pasien mengalami penyakit? a. Anemia karena penurunan kapasitas darah b. Thalasemia yaitu kelainan karena struktur Hb c. Siklemia yaitu kelainan pada hemoglobin d. Trombus terjadinya gumpalan atau bekuan darah e. Polisitemia suatu keadaan peningkatan sel darah merah Jika pada seseorang diketahui jumlah sel darah putihnya 26.000 per mm3, wajahnya pucat karena darah merahnya berkurang dapat dipastikan orang tersebut menderita …. a. Anemia b. Leukemia c. Leukositas d. Varises e. Leukopenia Pada saat pelajaran biologi Riska tiba tiba merasa badannya lemas. Kemudian dia minta izin untuk periksa ke rumah sakit. Setalah diperiksa oleh dokter ternyata pada darah Riska produksi sel drah putih secara berlebihan sehingga jumlahnya dalam darah melebihi normal. Sel darah putih yang berlebihan tidak hanya memakan bakteri tetapi
B
39*
C
40*
B
41*
D
42*
43.
Merumuskan zat yang terkandung dalam hemoglobin
C6
44.
Mengevaluasi penyebab terjadinya penyakit eritroblastosit fetalis
C5
juga memakan sel darah merah.. Menurut analisa dokter penyakit ini disebut leukimia. Benarkah analisa dokter tersebut? a. salah, karena penyakitnya anemia adalah kekurangan darah. b. benar, karena riska kekurangan hemoglobin c. benar, karena kurangnya volume darah dari normal d. benar, karena produksi seldarah putih secara berlebihan disebut leukimia e. salah, karena produksi seldarah putih secara berlebihan disebut Hipertensi. Gejala kurang darah antara lain dapat diatasi dengan pemberian suplemen zat besi. Hal ini dapat dilakukan karena zat besi berperan dalam pembentukan suatu protein khusus yang terdapat dalam hemoglobin. Hemoglobin dipecah menjadi 3 senyawa yaitu zat besi, globin dan hemin. Manakah pernyataan yang tepat untuk menunjukkan kandungan hemoglobin? a. Kandungan hemoglobin adalah zat besi karena digunakan sebagai metabolisme protein b. Kandungan globin dalam hemoglobin karena dapat membentuk Hb baru. c. Kandugan hemoglobin adalah protein hemin d. Oksihemoglobin yaitu Hb yang mengikat Oksigen e. Karbominohemoglobin yaitu Hb yang mengangkut karbondioksida Nirina menikah dengan Tono, anak pertama berhasil lahir dengan selamat tetapi anemia berat. Lalu anak kedua mereka meninggal dalam kandungan sebelum lahir yang dikenal dengan eritroblastosis fetalis, apakah yang menyebabkan anak kedua dari pasangan ini meninggal …. a. kedua orangtuanya memiliki golongan darah rhesus positif b. kedua orangtuanya memiliki golongan darah rhesus negatif c. Ibu rhesus negatif sedangkan ayahnya rhesus positif d. Ibu rhesus negatif sedangkan anaknya rhesus positif e. kelainan sel darah merah
C
43*
C
44*
45.
Merumuskan dampak akibat dari donor darah yang tidak sama
C6
Bahaya yang terjadi jika resipien menerima transfusi darah dari donor yang golongan darahnya tidak sama akan mengakibatkan .… a. b. c. d. e.
A
45*
terjadi penggumpalan darah aliran darah tidak akan berhenti jika terkena luka tubuh resipien akan melemah mengakibatkan anemia mengakibatkan intensitas darah tinggi
46.
Merumuskan akibat dari penggumpalan darah
C6
Jika seseorang memerlukan transfusi darah, perlu diketahui terlebih dulu golongan darah orang tersebut untuk menghindari terjadinya penggumpalan darah. Reaksi penggumpalan darah disebabkan oleh …. a. masuknya sel-sel darah merah b. masuknya hemoglobin c. adanya reaksi antigen antibodi d. masuknya serum darah e. masuknya trombosit
C
46*
47.
Memeriksa suatu penyakit berdasarkan jumlah leukosit
C5
C
47*
Memahami proses pembekuan darah
C3
Ada beberapa kelainan atau gangguan pada sistem peredaran darah yang disebabkan oleh faktor keturunan, kerusakan dan sebab-sebab lain. Sehingga terjadinya kelainan pada tekanan darah. Manakah penyakit yang dimaksud dari pernyataan tersebut? a. anemia b. thalasemia c. hipertensi d. polisitamia e. leukemia Seorang siswa tangannya terluka, akan tetapi beberapa menit kemudian pendarahannya terhenti. Proses berhentinya pendarahan ini melibatkan …. a. Hb mengikat O2
D
48*
48.
49.
Mengidentifikasi penyebab pembekuan darah yang tidak normal
C4
50.
Merumuskan kekurangan zat karena penyakit anemia
C6
b. albumin sebagai protein darah c. sel darah putih menghasilkan antibodi d. trombosit menghasilkan tromboplastin e. sel darah merah mengandung aglutinogen Jika proses pembekuan darah seseorang tidak normal. Maka ada beberapa kemungkinan penyebabnya, kecuali …. a. kerusakan organ hati b. tidak terbentuk protombin c. kekurangan vitamin k d. kekurangan kalium e. defisiensi kalsium Ada beberapa penyakit yang berhubungan dengan kekurangan atau kelebihan darah. Salah satunya anemia yaitu kekurangan darah. Ada beberapa proses yang menyebabkan terjadinya hal tersebut. Dari proses tersebut kekurangan zat apakah sehingga terjadi anemia? a. b. c. d. e.
globulin albumin fibrinogen hemoglobin serum
D
49*
D
50*
Lampiran 4. Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran
: BIOLOGI
Kelas/smt
: II / 1
Nama
:
Hari/tanggal
:
Petunjuk 1. Pada kuesioner ini terdapat 30 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang baru selesai kamu pelajari, dan tentukan kebenarannya. Berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu. 2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya. Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain. 3. Catat respon anda pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti petunjukpetunjuk lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban. Terima kasih. Keterangan Pilihan jawaban: STS
: Sangat Tidak Setuju
TS
: Tidak Setuju
S
: Setuju
SS
: Sangat Setuju
Pilihan Jawaban No. 1.
Pernyataan Pertama kali saya melihat pembelajaran ini, saya yakin bahwa pembelajaran ini mudah bagi saya.*
2.
Selama pembelajaran, ada sesuatu yang menarik bagi saya.*
3.
Materi pembelajaran sistem peredaran darah lebih sulit dari materi biologi yang lainnya.*
4.
Saya senang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
SS S TS STS
guru mengenai pembelajaran biologi konsep sistem peredaran darah manusia.* 5.
Jika saya menemukan soal yang sulit, maka saya akan berusaha menyelesaikannya sampai saya menemukan jawabannya.*
6.
Jelas
bagi
saya
bagaimana
hubungan
materi
pembelajaran ini dengan apa yang telah saya ketahui 7.
Saya mendapat dorongan dari orangtua, teman, dan guru
untuk
belajar
lebih
semangat
mengenai
pembelajaran biologi.* 8.
Materi pembelajaran sistem peredaran darah sangat menarik bagi saya.*
9.
Terdapat cerita, gambar atau contoh yang menunjukkan kepada saya bagaimana manfaat materi pembelajaran ini
10.
Menyelesaikan pembelajaran dengan berhasil sangat penting bagi saya.*
11.
Pembelajaran ini sangat abstrak sehingga sulit bagi saya untuk tetap mempertahankan konsentrasi saya.*
12.
Saya sangat senang pada pembelajaran ini sehingga saya ingin mengetahui lebih lanjut pokok bahasan ini
13.
Setelah mempelajari pembelajaran ini beberapa saat, saya yakin bahwa saya akan berhasil dalam tes
14.
Saya tidak antusias terhadap materi pelajaran sistem peredaran darah manusia
15.
Saya tidak aktif saat pembelajaran berlangsung
16.
Saya senang jika nilai biologi konsep peredaran darah manusia bagus.*
17.
Saya tidak terpengaruh oleh kebiasaan belajar temanteman.*
18.
Prestasi tidak terlalu penting bagi saya.*
19.
Saya sering memunculkan hal baru yang menarik dalam pembelajaran.*
20.
Saya tidak begitu memperhatikan hal baru yang muncul.*
21.
Saya tidak serius dalam menyelesaikan tugas biologi konsep sistem peredaran darah manusia yang diberikan guru.*
22.
Saya selalu bertanya pada guru jika saya belum memahami materi pembelajaran
23.
Jika kesulitan dalam mengerjakan tugas sistem peredaran darah manusia saya berdiskusi dengan teman
24.
Saya tidak suka belajar disekolah atau dirumah.*
25.
Saya mengerjakan tugas materi sistem peredaran darah jika sempat.*
26.
Saya tidak berani tampil untuk menjelaskan didepan teman-teman dalam kelas.*
27.
Saya merasa takut untuk menjawab pertanyaan dari guru
28.
Saya memilih diam daripada mengajukan pertanyaan.*
29.
Saya lebih senang berbicara dengan teman dan tidak mendengarkan penjelasn guru.*
30.
Saya merasa puas dengan hasil yang minimal asalkan lulus dari nilai ketuntasan minimal
Ket: Valid(*)
Lampiran 5. Rekapitulasi Validitas Instrumen Tes Rata-rata
= 24,83
Simpang Baku
= 8,25
Korelasi XY
= 0,80
Reabilitas Tes
= 0,89
Butir Soal
= 50
Jumlah Subyek
= 35
Butir Asli 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Daya Pembeda (%) 66,67 11,11 66,67 55,56 -22,22 22,22 44,44 55,56 -22,22 44,44 55,56 -22,22 0,00 55,56 77,78 -11,11 -44,44 -33,33 22,22 77,78 77,78 0,00 66,67 66,67
Tingkat Kesukaran Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Sangat mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sangat sukar Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang
Korelasi
Signifikasi Korelasi
0,507 -0,028 0,527 0,440 -0,268 0,291 0,503 0,512 -0,140 0,340 0,544 -0,177 0,000 0,569 0,651 -0,119 -0,351 -0,237 0,273 0,697 0,587 -0,095 0,450 0,488
Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
11,11 88,89 11,11 -11,11 44,44 88,89 11,11 33,33 66,67 66,67 -33,33 77,78 11,11 88,89 66,67 55,56 55,56 77,78 66,67 66,67 55,56 66,67 88,89 66,67 88,89 33,33
Sukar Sedang Sangat sukar Sangat sukar Mudah Sedang Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sukar Sukar Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang mudah
0,116 0,683 0,141 -0,147 0,399 0,778 0,148 0,301 0,471 0,516 -0,319 0,664 0,116 0,784 0,558 0,467 0,534 0,728 0,521 0,478 0,569 0,562 0,795 0,580 0,615 0,335
Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan
98
Lampiran 6. Rekapitulasi Validitas Angket Motivasi Belajar no item
total
Respo nden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
3
3
2
2
3
3
2
2
3
4
3
3
3
2
3
4
2
3
3
3
2
2
2
3
2
2
2
2
3
2
78
2
3
4
2
3
2
4
3
2
4
4
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
4
4
94
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
2
2
3
3
2
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
84
4
3
3
2
2
3
3
2
2
3
4
2
3
2
2
3
4
2
3
3
4
2
4
4
4
3
3
4
3
4
4
90
5
3
3
4
4
3
3
3
4
4
2
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
4
4
3
2
2
4
2
4
3
94
6
3
3
3
4
4
4
1
3
3
3
2
4
4
4
4
3
4
3
4
1
3
4
4
3
2
3
4
3
3
4
97
7
3
3
2
3
3
3
3
3
3
2
4
4
3
3
4
4
1
2
3
3
4
4
4
3
2
2
4
3
3
4
92
8
3
2
3
3
3
4
4
4
4
1
3
3
3
3
3
4
3
1
4
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
3
91
9
4
2
2
3
4
3
4
4
4
3
2
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
3
3
3
4
96
10
3
1
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
2
4
2
3
3
2
1
3
3
81
11
3
2
4
4
2
1
2
3
4
3
1
4
3
2
3
4
4
1
4
2
1
2
2
1
1
4
4
3
4
4
82
12
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
2
2
2
4
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
90
13
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
89
14
2
4
2
2
2
3
4
2
3
4
3
3
3
3
3
2
4
4
3
3
2
4
4
2
3
4
4
2
1
3
88
15
4
4
3
3
1
3
4
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
3
2
1
4
3
3
2
3
3
3
3
3
85
16
3
1
3
3
1
3
3
3
4
3
3
4
4
4
4
1
3
4
3
3
3
4
4
2
3
2
4
1
4
4
91
17
3
4
2
2
3
3
3
2
3
4
2
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
3
1
82
18
2
2
3
4
3
3
3
2
3
3
2
2
2
3
2
2
3
4
3
3
2
3
4
2
3
2
3
1
1
3
78
19
4
2
3
4
3
3
3
2
3
1
2
3
3
3
3
1
3
2
4
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
2
80
20
4
2
3
3
2
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
2
4
2
3
3
3
4
4
3
2
3
3
1
3
2
84
21
3
3
2
3
4
3
3
1
4
4
3
3
2
3
3
2
2
4
3
4
3
3
4
2
3
3
4
2
3
3
89
22
4
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
2
3
3
91
23
4
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
88
99
24
3
1
3
2
3
4
3
3
4
2
3
4
2
4
2
4
4
2
4
2
3
4
3
2
1
2
3
2
3
3
85
25
3
2
2
3
2
1
3
3
2
1
3
3
3
2
3
2
2
2
4
1
3
3
3
3
4
2
1
3
3
3
75
26
3
4
2
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
3
2
3
4
3
3
3
3
2
4
3
2
2
2
2
3
3
82
27
2
1
3
4
4
3
4
4
3
4
2
3
4
1
1
4
4
3
2
3
1
4
3
2
3
2
3
1
4
1
83
28
3
2
2
3
3
3
2
3
2
2
2
4
3
2
3
2
2
2
3
4
1
4
4
2
2
3
1
3
3
2
77
29
3
3
3
4
4
2
3
1
4
3
4
4
4
4
4
3
2
2
4
3
3
3
4
2
3
3
1
3
2
3
91
30
3
3
3
3
4
3
3
2
4
3
3
3
2
3
3
1
2
2
3
1
2
3
4
4
2
4
4
1
3
3
84
31
3
2
3
3
3
4
3
2
2
1
3
3
3
2
4
3
2
3
4
3
2
1
3
3
2
2
4
2
3
2
80
32
3
2
2
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
2
3
3
1
3
3
3
3
3
3
2
4
2
3
80
33
3
3
3
3
1
3
3
2
4
3
3
3
2
3
3
2
2
4
3
2
2
3
4
3
1
3
4
1
3
3
82
34
3
3
4
1
4
2
3
4
4
3
2
2
2
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
88
35
3
4
3
2
4
1
3
2
4
3
3
3
2
3
3
1
2
2
3
2
4
3
4
3
4
1
4
2
3
3
84
0,2 1,4 2 1,6 92
0,1 0,8 9 1,6 92
0,1 0,7 3 1,6 92
0,2 1,1 8 1,6 92
0,3 2,0 5 1,6 92
0,1 0,5 9 1,6 92
0,2 1,3 5 1,6 92
0,5 3,7 8 1,6 92
0,2 1,2 4 1,6 92
0,2 1,2 7 1,6 92
0,3 2,0 91 1,6 92
0,3 2,1 82 1,6 92
0,5 3,6 7 1,6 92
0,4 2,9 3 1,6 92
0,2 1,5 0 1,6 92
0,0 0,3 2 1,6 92
0,1 0,6 8 1,6 92
0,0 0,1 49 1,6 92
0,21 1,27 48 1,69 24
0,2 1,2 87 1,6 92
0,36 2,27 15 1,69 24
0,2 1,6 32 1,6 92
0,12 0,73 19 1,69 24
0,13 0,79 74 1,69 24
0,1 0,8 35 1,6 92
0,39 2,49 57 1,69 24
0,15 0,88 74 1,69 24
0,26
Ttabel
0,1 1,0 3 1,6 92
1,609 1,692 4
0,57 4,01 33 1,69 24
Ket
*
*
*
*
*
-
*
*
-
*
*
-
-
-
-
*
*
*
*
*
*
-
*
*
*
*
--
*
*
-
Rxy Thit
Keterangan : Valid(*)
7, 57
Reabilitas Angket Motivasi responden x Rifa U 30 Siti M 30 Chairunnisa 30 Nurul A 30 Syarifah H 35 M. Ghofur 33 Dodi 32 Risna W 36 Nur Ossa 34 Rizka F 32 Adjiwiguna 28 Irma H 31 Ufaira N 32 Debbie V 30 Farah S 29 Siti S 33 Salsa N 34 Mega R 29 Muflihah A 32 Inayatuz Z 34 Khoirunnisa 33 Munawazah 34 Dewi L 33 Rofiq 40 Hercules 33 Puji L 37 Firma 36 Jhan S 38 Imey M 35 Ziya 32 Fadlly 31 Ikhwan 30 Diyah 28 Putri 34 David 36 Reabilitas 0,504444
Y 28 33 30 32 29 29 28 26 30 30 27 33 29 29 29 23 30 25 28 23 28 28 35 40 38 35 38 35 30 32 30 27 26 30 39
x^2 900 900 900 900 1225 1089 1024 1296 1156 1024 784 961 1024 900 841 1089 1156 841 1024 1156 1089 1156 1089 1600 1089 1369 1296 1444 1225 1024 961 900 784 1156 1296
y^2 784 1089 900 1024 841 841 784 676 900 900 729 1089 841 841 841 529 900 625 784 529 784 784 1225 1600 1444 1225 1444 1225 900 1024 900 729 676 900 1521
Xy 840 990 900 960 1015 957 896 936 1020 960 756 1023 928 870 841 759 1020 725 896 782 924 952 1155 1600 1254 1295 1368 1330 1050 1024 930 810 728 1020 1404
101
Lampiran 7. Soal Sistem Peredaran Darah Manusia Tanggal
:
Nama :
Materi
: Sistem Peredaran Darah manusia
Kelas :
1. Darah manusia terdiri atas …. a. sel darah merah dan sel darah putih b. plasma darah dan cairan darah c. plasma darah dan sel-sel darah d. sel darah merah dan hemoglobin e. sel darah dan trombosit 2. Perbedaan antara pembuluh darah arteri dan vena adalah …. Pilihan Arteri A tipis dan kurang elastis B aliran darah menuju jantung C banyak oksigen D banyak terdapat klep atau katup E letak lebih dekat ke permukaan tubuh
Vena tebal dan elastic aliran darah menjauhi jantung banyak karbondioksida sedikit mengandung klep atau katup terletak di dalam tubuh
3. Urutan proses pembekuan darah yang benar …. a. platelet-fibrinogen-protombinfibrin-trombin b. platelet-protombin-trombinfibrinogen-fibrin c. platelet-trombin-fibrinogenprotombin-fibrin
d. platelet-fibrin-fibrinogen-trombinprotombin e. platelet-fibrinogen-protombintrombin-fibrin 4. Pelebaran abnormal pembuluh vena pada daerah kaki disebut …. a. sklerosis b. varises c. wasir d. ambeien e. hemophilia 5. Berikut adalah fungsi darah, kecuali …. a. mengangkut gas-gas respirasi b. mengangkut sisa-sisa metabolisme c. membawa zat-zat nutrisi d. mengatur keseimbangan suhu tubuh e. menghasilkan hormone 6. Pasangan aglutinogen dan aglutinin yang dimiliki seseorang yang bergolongan darah A …. Pilihan A B C D E
Aglutinogen A B A B -
Aglutinin anti-B anti-A anti-A anti-B anti-Ab
102
7. Jumlah sel darah merah dipengaruhi oleh beberapa faktor dibawah ini, kecuali …. a. umur b. ketinggian tempat c. konsentrasi darah d. jenis kelamin e. aktivitas 8. Fungsi Hb pada eritrosit adalah…. a. menjaga tekanan osmosis darah b. mengikat molekul O2 dan CO2 c. sebagai imunitas d. mengumpulkan darah e. mengikat bahan nutrisi dalam darah 9. Berdasarkan skema di bawah ini, golongan darah manakah yang disebut donor universal ….
a. b. c. d. e.
golongan darah A golongan darah B golongan darah AB golongan darah O golongan darah A dan B
10. Jika dalam darah seseorang terdapat aglutinogen B dan aglutinin A, orang tersebut mempunyai golongan darah …. a. B b. O c. A d. AB e. A atau AB
11. Mekanisme sistem peredaran darah manusia ada sistem peredaran darah besar dan sistem peredaran darah kecil. Bagaimanakah mekanisme sistem peredaran darah dilihat dari jalur sistem peredaran darah manusia? a. atrium kananventrikel kanan paru-paru ventrikel kiri b. seluruh tubuh ventrikel kanan paru-paru ventrikel kiri c. ventrikel kiri atrium kiri seluruh tubuh atrium kanan d. seluruh tubuh atrium kiri ventrikel kiri seluruh tubuh bilik kiri e. seluruh tubuh ventrikel kananatrium kanan paruparu ventrikel kanan 12. Pernyataan di bawah ini adalah fungsi sistem sirkulasi pada manusia, kecuali …. a. mengangkut zat nutrisi ke seluruh jaringan tubuh b. mengatur suhu tubuh c. mengangkut sisa-sisa metabolisme ke alat pengeluaran d. mengedarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh e. menghantarkan rangsang ke organ-organ tubuh
103
13. Gambar berikut untuk soal nomor 13 !
Darah yang miskin CO2 dari paru-paru akan masuk kebagian jantung yang bernomor …. a. b. c. d. e.
2 1 3 5 4
14. Perbedaan peredaran peredan limfa …. Pilihan Peredaran Darah A Sistem peredaran terbuka B Darah bewarna putih C D
E
darah
dan
Peredaran Limfa Sistem peredaran darah tertutup Limfa bewarna kuning keputihan Kontraksi otot Kontraksi otot rangka jantung Zat yang Asam lemak diangkut O2, dan gliserol CO2, protein dan gula Jenis Jenis pembuluhnya pembuluhnya duktus arteri dan vena toraksikus dan limfatikus dekster
15. Aliran darah pada peredaran darah kecil melalui …. a. jantung(atrium kanan) aorta paru-paru jantung(atrium kiri) b. jantung(atrium kiri) vena pulmonalis paru-paru arteri pulmonalis jantung(atrium kanan) c. jantung(ventrikel kiri) seluruh tubuh paru-paru jantung(atrium kanan) d. jantung(ventrikel kanan) vena pulmonalis arteri pulmonalis jantung(atrium kiri) e. jantung(ventrikel kanan) arteri pulmonalis paru-paru vena pulmonalis jantung(atrium kiri) 16. Saat praktikum biologi dilaboratorium Tuti terkena silet saat membedah ikan. Kemudian darah yang keluar dari tangan Tuti sangat banyak sekali. Anehnya darah yang keluar itu terus menerus dan tidak mau berhenti. Kata guru biologi yang mengajar mereka Tuti menderita penyakit Hemofilia. Benarkah apa yang dikatakan guru biologi tersebut .... a. benar, karena lukanya sangat dalam b. benar, karena darah darah sulit membeku maka mengalir terus menerus. c. salah, karena jika keluar terus manerus maka tuti akan kekurangan darah d. salah, karena tuti menderita penyakit anemia e. salah, karena kurang darah disebut anemia
104
17. Dibawah ini pernyataan sistem peredaran limfa, kecuali …. a. membantu pertahanan tubuh b. mengabsorpsi lemak dan lacteal diusus serta mengangkutnya ke darah c. mengambil kelebihan cairan jaringan untuk dikembalikan ke darah d. sistem peredaran tertutup e. untuk menyaring bakteri dan mikroorganisme 18. Bila dalam sirkulasi darah seseorang terdapat eritrosit dalam jumlah kecil maka orang ini menderita penyakit …. a. hipertensi b. leukemia c. hemofilia d. anemia e. talasemia 19. Kelainan darah karena tidak dapat membeku disebut …. a. anemia b. leukemia c. talasemia d. hemophilia e. hipertensi 20. Eritroblastosis pada bayi dapat terjadi jika …. a. Ibu Rh- Ayah Rh+ b. Ibu Rh+ Ayah Rh+ c. Ibu Rh+ Ayah Rhd. Ibu Rh- Ayah Rhe. Rhesus tidak mempengaruhi eritroblastosis 21. Seorang anak dengan ciri-ciri sering kejang, pertumbuhan tulang tidak normal dan pembekuan darahnya lambat kemungkinan kekurangan .... a. unsure K b. unsure Ca
c. vitamin D d. unsure P e. unsur Na 22. Bahaya yang terjadi jika resipien menerima transfusi darah dari donor yang golongan darahnya tidak sama akan mengakibatkan .… a. terjadi penggumpalan darah b. aliran darah tidak akan berhenti jika terkena luka c. tubuh resipien akan melemah d. mengakibatkan anemia e. mengakibatkan intensitas darah tinggi 23. Membesarnya atau melebarnya pembuluh vena yang berada disekitar lubang anus disebut .… a. hemophilia b. wasir c. anemia d. talasemia e. varises 24. Ada seorang pasien mengalami penyakit yaitu terbentuknya hemoglobin yang abnormal , eritrosit berbentuk seperti bulan sabit dan eritosit mudah pecah. Dari diagnosa tersebut pasien mengalami penyakit? a. Anemia karena penurunan kapasitas darah b. Thalasemia yaitu kelainan karena struktur Hb c. Siklemia yaitu kelainan pada hemoglobin d. Trombus terjadinya gumpalan atau bekuan darah e. Polisitemia suatu keadaan peningkatan sel darah merah
25. Jika pada seseorang diketahui jumlah sel darah putihnya 26.000 per mm3, wajahnya pucat karena darah merahnya berkurang dapat dipastikan orang tersebut menderita …. a. Anemia b. Leukemia c. Leukositas d. Varises e. Leukopenia 26. Pada saat pelajaran biologi Risaka tiba tiba merasa badannya lemas. Kemudian dia minta izin untuk periksa ke rumah sakit. Setalah diperiksa oleh dokter ternyata pada darah Riska produksi sel drah putih secara berlebihan sehingga jumlahnya dalam darah melebihi normal. Sel darah putih yang berlebihan tidak hanya memakan bakteri tetapi juga memakan sel darah merah.. Menurut analisa dokter penyakit ini disebut leukimia. Benarkah analisa dokter tersebut? a. salah, karena penyakitnya anemia adalah kekurangan darah. b. benar, karena riska kekurangan hemoglobin c. benar, karena kurangnya volume darah dari normal d. benar, karena produksi sel darah putih secara berlebihan disebut leukimia e. salah, karena produksi sel darah putih secara berlebihan disebut Hipertensi. 27. Gejala kurang darah antara lain dapat diatasi dengan pemberian suplemen zat besi. Hal ini dapat dilakukan karena zat besi berperan dalam pembentukan suatu protein khusus yang terdapat
dalam hemoglobin. Hemoglobin dipecah menjadi 3 senyawa yaitu zat besi, globin dan hemin. Manakah pernyataan yang tepat untuk menunjukkan kandungan hemoglobin? a. Kandungan hemoglobin adalah zat besi karena digunakan sebagai metabolisme protein b. Kandungan globin dalam hemoglobin karena dapat membentuk Hb baru. c. Kandugan hemoglobin adalah protein hemin d. Oksihemoglobin yaitu Hb yang mengikat Oksigen e. Karbominohemoglobin yaitu Hb yang mengangkut karbondioksida 28. Nirina menikah dengan Tono, anak pertama berhasil lahir dengan selamat tetapi anemia berat. Lalu anak kedua mereka meninggal dalam kandungan sebelum lahir yang dikenal dengan eritroblastosis fetalis, apakah yang menyebabkan anak kedua dari pasangan ini meninggal …. a. kedua orangtuanya memiliki golongan darah rhesus positif b. kedua orangtuanya memiliki golongan darah rhesus negatif c. Ibu rhesus negatif sedangkan ayahnya rhesus positif d. Ibu rhesus nragtif sedangkan anaknya rhesus positif e. kelainan sel darah merah
104
29. Jika seseorang memerlukan transfusi darah, perlu diketahui terlebih dulu golongan darah orang tersebut untuk menghindari terjadinya penggumpalan darah. Reaksi penggumpalan darah disebabkan oleh …. a. masuknya sel-sel darah merah b. masuknya hemoglobin c. adanya reaksi antigen antibodi d. masuknya serum darah e. masuknya trombosit 30. Seorang siswa tangannya terluka, akan tetapi beberapa menit kemudian pendarahannya terhenti. Proses berhentinya pendarahan ini melibatkan …. a. Hb mengikat O2 b. albumin sebagai protein darah c. sel darah putih menghasilkan antibodi d. trombosit menghasilkan tromboplastin e. sel darah merah mengandung aglutinog
105
Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal 1. C 2. C 3. B 4. B 5. E 6. A 7. B 8. B 9. D 10. A
11. C 12. E 13. B 14. D 15. E 16. B 17. D 18. D 19. D 20. A
21. B 22. A 23. B 24. C 25. B 26. D 27. C 28. D 29. C 30. D
106
Lampiran 9. Angket Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Nama
: BIOLOGI :
Kelas/smt Hari/tanggal
: :
Petunjuk 4. Pada kuesioner ini terdapat 20 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan dalam kaitannya dengan materi pembelajaran yang kamu pelajari, dan tentukan kebenarannya. Berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu. 5. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya. Setiap jawaban satu jangan dipengaruhi oleh jawaban pernyataan lain. 6. Catat respon anda pada lembar jawaban yang tersedia, dan ikuti petunjuk-petunjuk lain yang mungkin diberikan berkaitan dengan lembar jawaban. Terima kasih. Keterangan Pilihan jawaban: STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju
No. Pernyataan 1. Pertama kali saya melihat pembelajaran ini, saya yakin bahwa pembelajaran ini mudah bagi saya. 2. Selama pembelajaran, ada sesuatu yang menarik bagi saya. 3. Materi pembelajaran sistem peredaran darah lebih sulit dari materi biologi yang lainnya. 4. Saya senang mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru mengenai pembelajaran biologi konsep sistem peredaran darah manusia. 5. Jika saya menemukan soal yang sulit, maka saya akan berusaha menyelesaikannya sampai saya menemukan jawabannya. 6. Saya mendapat dorongan dari orangtua, teman, dan guru untuk belajar lebih semangat mengenai pembelajaran biologi. 7. Materi pembelajaran sistem peredaran darah sangat menarik bagi saya. 8. Menyelesaikan pembelajaran dengan berhasil sangat penting bagi saya. 9. Pembelajaran ini sangat abstrak sehingga sulit bagi saya untuk tetap mempertahankan konsentrasi saya.
Pilihan Jawaban SS S TS STS
107
10. 11. 12. 13. 14.
Saya senang jika nilai biologi konsep peredaran darah manusia bagus. Saya tidak terpengaruh oleh kebiasaan belajar teman-teman. Prestasi tidak terlalu penting bagi saya. Saya sering memunculkan hal baru yang menarik dalam pembelajaran. Saya tidak begitu memperhatikan hal baru yang muncul.
15.
Saya tidak serius dalam menyelesaikan tugas biologi konsep sistem peredaran darah manusia yang diberikan guru.
16.
Saya tidak suka belajar disekolah atau dirumah.
17.
Saya mengerjakan tugas materi sistem peredaran darah jika sempat.
18.
Saya tidak berani tampil untuk menjelaskan didepan teman-teman dalam kelas.
19.
Saya memilih diam daripada mengajukan pertanyaan.
20.
Saya lebih senang berbicara dengan teman dan tidak mendengarkan penjelasn guru.
108
Lampiran 10. Hasil Skor Angket Motivasi Kelas Kontrol Responden
No
No. Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Total
Ket.
1
ABHINAYA YATALAMA
4
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
3
2
2
2
4
2
2
3
4
55
Rendah
2
ALDI NUGRAHA PUTRA
3
3
3
3
3
3
2
4
4
4
3
3
2
3
3
3
2
4
3
3
61
Tinggi
3
ALVINA AULIA
3
3
2
2
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
2
3
4
3
60
Tinggi
4
ANISAH FITRIANI
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
2
3
3
4
2
4
3
4
64
Tinggi
5
ANNITA RAHMAWATI DEWI
2
3
2
2
2
3
2
3
2
4
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
55
Rendah
6
ATHALLAH SAFIR MANAF
3
1
3
2
2
3
3
4
1
4
3
2
4
4
2
3
2
4
2
2
54
Rendah
7
DIANA TRI WULANDARI
2
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
62
Tinggi
8
DIMAS MULYA PRATAMA
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
61
Tinggi
9
DINDA FITRIYANI
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
2
3
3
3
2
2
3
4
58
Tinggi
10
ELIZA DWI FAUZIAH
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
3
3
3
59
Tinggi
11
EROS YOSUA SITORUS
3
2
3
1
3
1
2
3
2
3
2
2
3
2
2
2
2
3
3
2
46
Rendah
12
ERSA LAURA ADLIA
2
3
3
3
4
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
63
Tinggi
13
FAJAR ESTHU KURNIAWAN
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
1
4
3
3
62
Tinggi
14
FARAS SHAFIRA
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
62
Tinggi
15
FIERDIAN NUCHRIZA
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
56
Rendah
16
FIKRIANSYAH EKA SAPUTRA
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
64
Tinggi
17
FITRIANI DWI RAMADHANI
3
3
2
2
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
59
Tinggi
18
HANIDA ANDHIA HAFIFAH
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
4
3
3
3
4
62
Tinggi
19
KAREEM ABDUL JABBAR
3
3
2
2
3
3
3
4
3
4
2
3
2
3
3
3
2
3
2
2
55
Rendah
20
KARINA TRIDIANTI
4
4
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
4
3
3
2
2
3
3
4
60
Tinggi
21
KEMAL RAYHANDI WIDYANTO
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
4
2
3
3
4
57
Rendah
22
MAY SINTA
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
55
Rendah
23
MIFTAH AFIFAH ZAHRANI
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
2
2
4
60
Tinggi
24
MUHAMMAD H
3
2
2
2
3
2
3
4
2
4
3
4
3
2
2
2
2
2
3
2
52
Rendah
109 25
MUHAMMAD PUTRA JUNIOR
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
60
Tinggi
26
MUHAMMAD SYAHRIAL AMIN
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
55
Rendah
27
MUHAMMAD ZULHAM
2
3
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
53
Rendah
28
MUSTIKA AGFIYANTI
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
64
Tinggi
29
MUTIARA HANIFA
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
57
Rendah
30
NABILA CHAIRUNNISA
3
2
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
53
Rendah
31
NAUFAL AKBAR
4
3
2
3
4
3
4
4
3
4
4
2
4
3
3
3
1
1
2
1
58
Tinggi
32
NI PUTU NIATI PUTRI UTAMI
3
3
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
2
3
3
3
58
Tinggi
33
RAIHAN ARYA BIMA
4
4
3
3
3
4
3
3
4
4
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
65
Tinggi
34
REIHAN NAZILA
3
3
3
2
3
4
3
3
2
4
2
4
2
4
4
4
4
4
4
4
66
Tinggi
35
RIFKI ALIFA RAMADHAN
3
2
2
3
3
2
2
4
3
3
1
3
2
3
3
3
2
3
2
3
52
Rendah
36
RISKA FAJRIYANTI
2
3
2
1
3
4
3
3
1
3
2
3
2
3
2
2
2
1
1
3
46
Rendah
37
RISYA DIANY YULINSKA
3
3
3
3
3
2
3
4
3
4
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
59
Tinggi
38
RIVALDI OKTA PRATAMA
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
55
Rendah
39
RIZKA SHALSABILA
3
3
2
3
3
3
3
4
2
3
2
3
2
2
3
3
2
3
2
3
54
Rendah
40
SHINTA OKTAVIANANDA
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
4
4
3
3
3
3
3
3
62
Tinggi
41
SONY DHARMAWAN
3
3
1
3
2
2
3
3
2
2
2
3
3
4
3
2
2
3
3
3
52
Rendah
42
SYEIFIRA CLARIZKA
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
3
2
2
3
3
2
3
2
3
53
Rendah
43
TIARA RAMADHIANTI
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
2
3
2
3
2
3
54
Rendah
44
YUDHA ANGGARA
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
2
4
3
3
2
2
3
3
54
Rendah
45
ZAHWA CAESARIA
4
2
3
1
3
4
2
2
2
4
2
4
3
2
4
3
3
3
3
4
58
Tinggi
Total
2590
rata-rata
57,55
110
Lampiran 11. Hasil Skor Angket Motivasi Kelas Eksperimen NO
Responden
No.item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Total
Ket.
1
ADAM IKHLAL FAHREZI
3
4
2
3
3
3
3
4
3
4
1
4
2
3
4
4
2
1
1
4
58
Tinggi
2
ADINDA RISKA NURLAILI
2
3
2
2
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
60
Tinggi
3
ALFANI AULIA ULFA
3
3
2
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
2
3
52
Rendah
4
ALYSSA NUR RAHMA
3
3
2
3
2
3
2
2
3
3
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
52
Rendah
5
ANGGITA MUKTI RAHAYU S
2
3
3
3
4
4
3
3
3
3
2
4
3
3
3
4
3
3
3
4
63
Tinggi
6
ANGGORO TRI HARYOTO
3
4
2
4
4
4
4
3
2
4
4
2
3
3
3
2
2
3
3
4
63
Tinggi
7
ANISYA KARIMAH
3
3
2
3
3
1
1
3
3
1
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
52
Rendah
8
ANNIDA ELSY RIANDA
3
3
2
1
1
4
3
3
4
4
2
3
2
3
4
1
2
3
3
2
53
Rendah
9
ATHIA NADHIRA HARDO
3
3
2
3
4
3
3
3
1
3
4
4
4
2
2
1
2
3
1
2
53
Rendah
10
DAFA AKUSARA
2
3
3
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
54
Rendah
11
DANANG PRASETYA HERBUMI
2
4
1
3
3
3
2
4
2
4
3
4
4
4
3
4
2
4
4
3
63
Tinggi
12
DELLA OKTAFIA
3
4
2
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
63
Tinggi
13
DHEA NOVIANTI
3
3
4
3
3
4
2
4
2
4
4
2
4
3
2
4
2
4
4
4
65
Tinggi
14
FANNI TIARA
3
3
2
2
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
2
52
Rendah
15
FAYDHAN ZILVA
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
2
50
Rendah
16
GALIH DWI NANDA RAMADHANI
3
3
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
60
Tinggi
17
GUNTUR JULYANTO
3
3
2
3
3
2
3
3
4
4
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
58
Tinggi
18
HARYA PRAVIDYA P
2
3
2
2
3
2
2
4
2
3
1
1
4
3
2
4
1
1
1
2
45
Rendah
19
HASNA ADIBA RAMBE
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
2
4
4
2
3
4
2
2
3
2
56
Rendah
20
IFFA NAILA SAFIRA WIDYAWATI
3
3
2
3
3
3
3
3
2
3
4
4
4
2
3
4
2
1
3
2
57
Rendah
21
IRGA NANDA GERALDA
3
4
2
2
3
2
3
4
4
3
1
4
2
4
4
4
3
2
4
3
61
Tinggi
22
KHANSA AMARADIENA
3
3
2
3
3
4
3
3
2
4
3
3
3
4
3
3
2
4
3
4
62
Tinggi
23
LATIFA DEWI PRAMESWARI
2
3
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
2
4
60
Tinggi
24
LINGGA ADI ATMADJA
3
3
2
3
3
4
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
56
Rendah
111 25
LUTHFI ALKHAIRI
3
2
3
2
3
3
2
3
2
4
2
3
2
2
2
3
2
3
3
3
52
Rendah
26
MEIDIANA SAFITRI
2
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2
4
2
4
3
4
2
3
3
4
58
Tinggi
27
MUCHAMAD FARHAN
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
3
2
3
3
2
2
2
2
2
3
51
Rendah
28
MUHAMMAD DAFA ALFARIZI
2
3
2
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
60
Tinggi
29
MUHAMMAD FUDHAIL FERIO S
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
56
Rendah
30
MUHAMMAD REZA NUR TOYIB
3
3
2
3
3
2
2
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
57
Rendah
31
MUHAMMAD RIFQI RIVALDI
2
4
3
3
3
3
3
4
3
4
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
60
Tinggi
32
NAUFAL AFIYAH NURRIZQI
2
3
3
2
3
3
2
3
2
2
2
3
3
3
2
3
2
2
2
3
50
Rendah
33
NUR AHMAD AKBAR MAULANA
3
3
2
3
4
3
3
4
4
4
3
3
3
3
4
4
2
4
4
4
67
Tinggi
34
RAHMATULLAH RAMADHAN
2
3
3
4
3
4
3
4
2
4
2
4
2
3
3
4
3
3
4
4
64
Tinggi
35
RAISA NURFAJRIYATI
3
3
3
2
4
3
3
3
2
4
3
4
3
3
2
3
2
3
3
2
58
Tinggi
36
RAYHAN EKA NURFAJRI
2
3
1
1
3
2
2
4
3
4
3
4
2
3
3
4
3
3
4
4
58
Tinggi
37
REBECA NAULI
1
2
1
3
4
2
3
4
3
3
2
3
4
4
3
4
4
3
2
4
59
Tinggi
38
REYHAN SAVERO AHMAD
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
4
2
3
57
Rendah
39
SALSABILLA AULIA RAHMA
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
4
65
Tinggi
40
SATRIA SULTAN IKBARI
3
3
3
3
2
4
3
4
3
3
2
3
3
3
3
2
3
2
2
2
56
Rendah
41
SYAWALUDIN SAPUTRA ZAHRA FITHRIYAH
4
3
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
56
Rendah
3
3
3
4
3
3
3
4
2
4
3
3
3
2
4
2
3
3
3
3
61
Tinggi
42
TOTAL
2413
RATA-RATA
57,5
113
Lampiran 12. Hasil Belajar Kelas Kontrol Nama
Motivasi Rendah
Hasil Belajar
1
Abhinaya Yatalama
55
80
2
Anita Rahmawati
55
86
3
Athallah Safir
54
86
4
Eros Yosua S
46
86
5
Fierdian Nuchriza
56
86
6
Kareem Abdul J
55
76
7
kemal Rayhandi
57
73
8
May Sinta
55
86
9
M. Hamzah A
52
76
10
M. Syahrial A
55
73
11
M. Zulham
53
76
12
Mutiara hanifah
57
83
13
Nabila C
53
76
14
Rifki Alifa R
52
80
15
Riska Fajrianti
46
86
16
Rivaldi Okta P
55
76
17
Rizka Shalsabila
54
76
18
Sony Dharmawan
52
90
19
Syeifira Clarizka
53
73
20
Tiara Ramadhianti
54
76
No
No
Nama
Motivasi Tinggi
Hasil Belajar
1
Aldi Nugraha
61
80
2
Alvina Aulia
60
73
3
Anisah Fitriani
64
83
4
Diana Tri W
62
83
5
Dimas Mulya
61
80
6
Dinda Fitriyani
58
80
7
Eliza Dwi
59
76
8
Ersa Laura
63
80
9
Fajar Esthu
62
80
10
Faras Shafira
62
83
11
Fikriansyah Eka P
64
80
12
Fitriani Dwi R
59
76
13
Hanida Andhia H
62
80
14
Karina Tridianti
60
73
15
Miftah Afifah Z
60
86
16
M. Putra J
60
76
17
Mustika Afgiyanti
64
86
18
Naufal Akbar
58
76
19
Ni Putu Niati P. U
58
86
20
Raihan Arya B
65
73
114
Lampiran 13. Hasil Belajar Kelas Eksperimen
No
Nama
Motivasi Rendah
Hasil Belajar No
Nama
Motivasi Tinggi
Hasil Belajar
1
Alfani Aulia
52
80
2
Alyssa Nur R
52
73
1
Adam Ikhlal F
58
80
Adinda Riska N
60
90
3
Anisya Karimah
52
73
2
4
Annida Elsy R
53
73
3
Anggita Mukti R
63
83
5
Athia Nadhira H
53
76
4
Anggoro Tri H
63
86
6
Dafa akusara
54
80
5
Danang Prasetya H
63
80
7
Fanni Tiara
52
86
6
Della Oktafia
63
83
8
Faydhan Nazila
50
76
7
Dhea Novianti
65
80
9
Harya Pravidya P
45
73
8
Galih Dwi Nanda R
60
93
10
Hasna Adiba R
56
76
9
Guntur Julyanto
58
86
Irga Nanda G
61
93
11
Iffa Naila S. W
57
80
10
12
Luthfi Alkhairi
52
80
11
Khansa Amaradiena
62
90
13
M. Farhan
51
86
12
Latifa Dewi P
60
93
14
M. Reza N
57
83
13
Meidiena Safitri
58
83
15
Naufal Afiyah N
50
86
14
M. Dafa A
60
80
16
Reyhan Savero A
57
80
15
M. Rifqi R
60
83
17
Satria Sultan I
56
73
16
Nur Ahmad Akbar
67
80
18
Syawaludin S
56
76
17
Rahmatullah R
64
86
Raisa N
58
83
19
Lingga Adi A
56
83
18
20
M. Fudhail F
56
83
19
Rayhan Eka N
58
93
20
Rebecca Nauli
59
86
114
115 Lampiran 14.
Data Statistik Hasil Belajar Siswa NO
A1 80
A2 80
90
B1 80
B2 80
A1B1 80
A1B2 80
A2B1 80
A2B2 80
73
73
86
90
73
73
86
83
83
83
86
83
73
83
86
86
83
83
86
86
73
83
86
80
80
80
86
80
76
80
86
83
80
80
76
83
80
80
76
80
76
76
73
80
86
76
73
93
80
80
86
93
76
80
86
86
80
80
76
86
73
80
76
93
83
83
73
93
76
83
73
90
80
80
76
90
80
80
76
93
76
76
83
93
80
76
83
83
80
80
76
83
86
80
76
80
73
73
80
80
83
73
80
83
86
86
86
83
86
86
86
80
76
76
76
80
80
76
76
86
86
86
76
86
73
86
76
83
76
76
90
83
76
76
90
93
86
86
73
93
83
86
73
86
73
73
76
86
83
73
76
80
80
80
80
73
86
90
73
73
86
83
73
73
86
86
73
76
86
80
76
80
76
83
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
116 86
73
80
86
76
86
93
76
73
76
86
73
76
73
93
76
80
76
90
80
80
83
93
80
86
76
83
86
83
80
80
83
86
86
83
86
80
76
80
80
73
76
86
73
76
90
83
76
83
73
93
83
83
76
86
83
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 MEAN
82,18
79,75
82,53
79,40
85,55
78,80
79,50
80,00
5,817
4,876
5,444
5,098
4,860
4,674
4,236
5,544
33,84
23,78
29,64
25,98
23,62
21,85
17,94
30,73
SD VAR
Keterangan: A1
Model Quantum Teaching
A2
Model Konvensional
B1
Motivasibelajar Tinggi
B2
Motivasi Belajar Rendah
A1B1
Motivasi Belajar Tinggi dengan Model Quantum Teaching
A1B2
Motivasi Belajar Rendah dengan Quantum Teaching
A2B1
Motivasi Belajar Tinggi dengan Model Konvensional
A2B2
Motivasi Belajar Rendah dengan Model Konvensional
117
Lampiran 15. Data Distribusi Frekuensi
Statistics A1
A2
B1
B2
A1B1 A1B2 A2B1 A2B2
Valid
40
40
40
40
20
20
20
20
Missing
41
41
41
41
61
61
61
61
Mean
82,18
79,75
82,53
79,40
85,55
78,80
79,50
80,00
Median
83,00
80,00
83,00
80,00
84,50
80,00
80,00
78,00
80
76
80
76
80a
73a
80
76
5,817
4,877
5,444
5,098
4,861
4,675
4,236
5,544
N
Mode Std. Deviation Variance
33,840 23,782 29,640 25,990 23,629 21,853 17,947 30,737
Minimum
73
73
73
73
80
73
73
73
Maximum
93
90
93
90
93
86
86
90
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Frequency Table
Frequency
Valid
Missing Total
73 76 80 83 86 90 93 Total System
5 4 10 8 7 2 4 40 41 81
A1 Percent 6,2 4,9 12,3 9,9 8,6 2,5 4,9 49,4 50,6 100,0
Valid Percent 12,5 10,0 25,0 20,0 17,5 5,0 10,0 100,0
Cumulative Percent 12,5 22,5 47,5 67,5 85,0 90,0 100,0
118
Frequency
Valid
Missing Total
73 76 80 83 86 90 Total System
6 11 9 4 9 1 40 41 81
Frequency
Valid
Missing Total
73 76 80 83 86 90 93 Total System
3 4 12 8 7 2 4 40 41 81
Frequency
Valid
Missing Total
73 76 80 83 86 90 Total System
8 11 7 4 9 1 40 41 81
A2 Percent 7,4 13,6 11,1 4,9 11,1 1,2 49,4 50,6 100,0
B1 Percent 3,7 4,9 14,8 9,9 8,6 2,5 4,9 49,4 50,6 100,0
B2 Percent 9,9 13,6 8,6 4,9 11,1 1,2 49,4 50,6 100,0
Valid Percent 15,0 27,5 22,5 10,0 22,5 2,5 100,0
Valid Percent 7,5 10,0 30,0 20,0 17,5 5,0 10,0 100,0
Valid Percent 20,0 27,5 17,5 10,0 22,5 2,5 100,0
Cumulative Percent 15,0 42,5 65,0 75,0 97,5 100,0
Cumulative Percent 7,5 17,5 47,5 67,5 85,0 90,0 100,0
Cumulative Percent 20,0 47,5 65,0 75,0 97,5 100,0
119
Frequency
Valid
Missing Total
80 83 86 90 93 Total System
5 5 4 2 4 20 61 81
Frequency
Valid
Missing Total
73 76 80 83 86 Total System
5 4 5 3 3 20 61 81
Frequency
Valid
Missing Total
73 76 80 83 86 Total System
3 4 7 3 3 20 61 81
A1B1 Percent 6,2 6,2 4,9 2,5 4,9 24,7 75,3 100,0
A1B2 Percent 6,2 4,9 6,2 3,7 3,7 24,7 75,3 100,0
A2B1 Percent 3,7 4,9 8,6 3,7 3,7 24,7 75,3 100,0
Valid Percent 25,0 25,0 20,0 10,0 20,0 100,0
Valid Percent 25,0 20,0 25,0 15,0 15,0 100,0
Valid Percent 15,0 20,0 35,0 15,0 15,0 100,0
Cumulative Percent 25,0 50,0 70,0 80,0 100,0
Cumulative Percent 25,0 45,0 70,0 85,0 100,0
Cumulative Percent 15,0 35,0 70,0 85,0 100,0
120
Frequency
Valid
Missing Total
73 76 80 83 86 90 Total System
3 7 2 1 6 1 20 61 81
A2B2 Percent 3,7 8,6 2,5 1,2 7,4 1,2 24,7 75,3 100,0
Valid Percent 15,0 35,0 10,0 5,0 30,0 5,0 100,0
Cumulative Percent 15,0 50,0 60,0 65,0 95,0 100,0
121
Perhitungan Panjang Kelas Dan Banyak Kelas Distribusi Frekuensi
Data hasil belajar model quantum teaching (A1) 1. Mencari skor terbesar dan terkecil Skor terbesar= 93 Skor terkecil = 73 2. Mencari nilai rentangan (R) R = skor terbesar – skor terkecil = 93- 73 = 20 3. Mancari banyaknya kelas (BK) BK = 1 + 3,3 Log n BK = 1 + 3,3 (log 40) BK = 1+ 3,3 (1,6) BK = 1 + 5,28 BK = 6,28 4. Mencari nilai panjang kelas I = R/BK = 20/6 = 3,3 atau 3 No.
Kelas Interval
Frekuensi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
73-75 76-78 79-81 82-84 85-87 87-90 91-93 Total
3 8 7 6 9 3 4 40
Frekuensi Relatif (%) 7,5 20 17,5 15 22,5 7,5 10 100
122
Data hasil belajar model konvensional (A2) 1. Mencari skor terbesar dan terkecil Skor terbesar = 90 Skor terkecil = 73 2. Mencari nilai rentangan (R) R = skor terbesar - skor terkecil R = 90 – 73 = 17 3. Mencari banyaknya kelas (BK) BK = 1 + 3,3 Log n BK = 1 + 3,3 (log 40) BK = 1 + 3,3 (1,60) BK = 1 + 5.28 BK = 6.28 atau 6 4. Mencari nilai panjang kelas (i) I = R/BK = 17/6 = 2.8 atau 3
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kelas Interval 73-75 76-78 79-81 82-84 85-87 Total
Frekuensi 7 5 13 7 8 40
Frekuensi Relatif 17,5 12,5 32,5 17,5 20 100
123
Data hasil belajar motivasi tinggi (B1)
1. Mencari skor terbesar dan terkecil Skor terbesar= 93 Skor terkecil = 73 2. Mencari nilai rentangan (R) R = skor terbesar – skor terkecil = 93- 73 = 20 3. Mancari banyaknya kelas (BK) BK = 1 + 3,3 Log n BK = 1 + 3,3 (log 40) BK = 1+ 3,3 (1,6) BK = 1 + 5,28 BK = 6,28 4. Mencari nilai panjang kelas I = R/BK = 20/6 = 3,3 atau 3 No.
Kelas Interval
Frekuensi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
73-75 76-78 79-81 82-84 85-87 87-90 91-93 Total
1 2 14 9 8 2 4 40
Frekuensi Relatif (%) 2,5 5 35 22,5 20 5 10 100
124
Data Hasil belajar motivasi rendah (B2) 1. Mencari skor terbesar dan terkecil Skor terbesar= 90 Skor terkecil = 73 2. Mencari nilai rentangan (R) R = skor terbesar – skor terkecil = 90- 73 = 17 3. Mancari banyaknya kelas (BK) BK = 1 + 3,3 Log n BK = 1 + 3,3 (log 40) BK = 1+ 3,3 (1,6) BK = 1 + 5,28 BK = 6,28 4. Mencari nilai panjang kelas I = R/BK = 17/6 = 2,8 atau 3 No.
Kelas Interval
Frekuensi
1. 2. 3. 4. 5. 6.
73-75 76-78 79-81 82-84 85-87 87-90 Total
9 11 6 4 9 1 40
Frekuensi Relatif (%) 22,5 27,5 15 10 22,5 2,5 100
125
Data hasil belajar motivasi tinggi kelas eksperimen(A1B1) 1. Mencari skor terbesar dan terkecil Skor terbesar= 73 Skor terkecil = 93 2. Mencari nilai rentangan (R) R = skor terbesar – skor terkecil = 93- 73 = 20
3. Mancari banyaknya kelas (BK) BK = 1 + 3,3 Log n BK = 1 + 3,3 (log 20) BK = 1+ 3,3 (1,3) BK = 1 + 4,29 BK = 5,27 4. Mencari nilai panjang kelas I = R/BK = 20/5 = 4 No.
Kelas Interval
Frekuensi
1. 2. 3. 4. 5. 6.
73-76 76-79 80-83 84-87 88-91 92-95 Total
1 5 5 3 2 4 20
Frekuensi Relatif (%) 5 25 25 15 10 20 100
126
Data hasil belajar motivasi rendah kelas eksperimen (A1B2) 1. Mencari skor terbesar dan terkecil Skor terbesar= 86 Skor terkecil = 73 2. Mencari nilai rentangan (R) R = skor terbesar – skor terkecil = 86- 73 = 13 3. Mancari banyaknya kelas (BK) BK = 1 + 3,3 Log n BK = 1 + 3,3 (log 20) BK = 1+ 3,3 (1,30) BK = 1 + 4,29 BK = 5,27 atau 6 4. Mencari nilai panjang kelas I = R/BK = 13/5 = 2,6 atau 3 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelas Interval 73-75 75-78 79-81 82-84 85-87 88-91
Frekuensi Frekuensi Relatif 3 15 7 35 2 10 1 5 6 30 1 5 20 100
127
Data hasil belajar motivasi rendah kelas kontrol (A2B1) 1. Mencari skor terbesar dan terkecil Skor terbesar= 86 Skor terkecil = 73 2. Mencari nilai rentangan (R) R = skor terbesar – skor terkecil = 86- 73 = 13 3. Mancari banyaknya kelas (BK) BK = 1 + 3,3 Log n BK = 1 + 3,3 (log 20) BK = 1+ 3,3 (1,30) BK = 1 + 4,29 BK = 5,27 4. Mencari nilai panjang kelas I = R/BK = 13/5 = 2,6 atau 3 No.
Kelas Interval
Frekuensi
1. 2. 3. 4. 5.
73-75 75-78 79-81 82-84 85-87
1 1 9 4 5 20
Frekuensi Relatif (%) 5 5 45 20 25 100
128
Data belajar motivasi rendah kelas kontrol (A2B2) 1. Mencari skor terbesar dan terkecil Skor terbesar= 90 Skor terkecil = 73 2. Mencari nilai rentangan (R) R = skor terbesar – skor terkecil = 90- 73 = 17 3. Mancari banyaknya kelas (BK) BK = 1 + 3,3 Log n BK = 1 + 3,3 (log 20) BK = 1+ 3,3 (1,30) BK = 1 + 4,29 BK = 5,27 4. Mencari nilai panjang kelas I = R/BK = 17/5 = 3,4 atau 4 No.
Kelas Interval
Frekuensi
1. 2. 3. 4. 5.
73-76 76-79 80-83 84-87 87-90
6 4 4 3 3 20
Frekuensi Relatif (%) 30 20 20 15 15 100
129
Lampiran 16. Uji Normalitas Descriptive Statistics N
Minimum Maximum
Mean
Std.
Skewness
Kurtosis
Deviation Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Std.
Statistic
Error
Std. Error
A1
40
73
93
82,18
5,817
,209
,374
-,493
,733
A2
40
73
90
79,75
4,877
,230
,374
-1,138
,733
B1
40
73
93
82,53
5,444
,306
,374
-,255
,733
B2
40
73
90
79,40
5,098
,293
,374
-1,241
,733
A1B1
20
80
93
85,55
4,861
,455
,512
-1,202
,992
A1B2
20
73
86
78,80
4,675
,164
,512
-1,284
,992
A2B1
20
73
86
79,50
4,236
-,032
,512
-,902
,992
A2B2
20
73
90
80,00
5,544
,290
,512
-1,486
,992
Valid N (listwise)
20
130
Lampiran 17. Uji Homogenitas 17.1 Hasil Belajar Siswa Dengan Model Konvensional Dan Model Quantum Teaching Between-Subjects Factors Value Label N 1 Kontrol 40 KELAS 2 Eksperimen 40 Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable: A1A2 F df1 df2 Sig. ,600 1 78 ,441 Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + KELAS Estimated Marginal Means Grand Mean Dependent Variable: A1A2 Mean Std. Error 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 80,963 ,600 79,768 82,157 17.2 Hasil belajar siswa dengan motivasi tinggi Univariate Analysis of Variance Between-Subjects Factors Value Label N rendah 40 MOTI 1 V 2 tinggi 40 Levene's Test of Equality of Error Variancesa
131
Dependent Variable: B1B2 F df1 df2 Sig. ,077 1 78 ,782 Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + MOTIV Estimated Marginal Means Grand Mean Dependent Variable: B1B2 Mean Std. Error 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 80,963 ,590 79,789 82,136 17.3 Hasil Belajar Siswa Motivasi Tinggi dengan Model Quantum Teaching dan Konvensional Univariate Analysis of Variance Between-Subjects Factors Value Label N KLS
1 2
kontrol eksperimen
20 20
Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable: A1B1A2B1 F df1 df2 Sig. ,784 1 38 ,381 Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + KLS Estimated Marginal Means Grand Mean Dependent Variable: A1B1A2B1 Mean Std. Error 95% Confidence Interval
132
82,525
Lower Bound Upper Bound ,721 81,066 83,984
17.4 Hasil Belajar Siswa Motivasi Rendah dengan Model Quantum Teaching dan Model Konvensional
Univariate Analysis of Variance Between-Subjects Factors Value Label N CLASS
1 2
Kontrol eksperimen
20 20
Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable: A1B2A2B2 F df1 df2 Sig. 1,503 1 38 ,228 Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + CLASS
Estimated Marginal Means Grand Mean Dependent Variable: A1B2A2B2 Mean Std. Error 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound 79,400
,811
77,759
81,041
133
Lampiran 18. Uji Anava (Analisis Variansi) Between-Subjects Factors Value Label
N
1
Rendah
40
2
Tinggi
40
1
Kontrol
40
2
Eksperimen
40
MOTIVASI
MODEL
Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable: HASILBELAJAR F
df1
1,415
df2 3
Sig. 76
,245
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + MOTIVASI + MODEL + MOTIVASI * MODEL
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: HASILBELAJAR Source
Type III Sum of Squares Df Mean Square
F
Sig.
a
3
524394,113
1
MOTIVASI
195,313
1
195,313
8,297 ,005
MODEL
117,612
1
117,612
4,996 ,028
MOTIVASI * MODEL
262,813
1
262,813
11,164 ,001
Error
1789,150 76
23,541
Total
526759,000 80
Corrected Model Intercept
Corrected Total
575,737
2364,888 79
a. R Squared = ,243 (Adjusted R Squared = ,214)
191,912
8,152 ,000
524394,113 22275,356 ,000
134
Estimated Marginal Means 1. Grand Mean Dependent Variable: HASILBELAJAR Mean
Std. Error
95% Confidence Interval Lower Bound
80,963
,542
Upper Bound
79,882
82,043
2. MOTIVASI Dependent Variable: HASILBELAJAR MOTIVASI
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval Lower Bound
Upper Bound
rendah
79,400
,767
77,872
80,928
tinggi
82,525
,767
80,997
84,053
3. MODEL Dependent Variable: HASILBELAJAR MODEL
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval Lower Bound
Upper Bound
Kontrol
79,750
,767
78,222
81,278
Eksperimen
82,175
,767
80,647
83,703
4. MOTIVASI * MODEL Dependent Variable: HASILBELAJAR MOTIVASI
MODEL
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval Lower Bound
Upper Bound
kontrol
80,000
1,085
77,839
82,161
eksperimen
78,800
1,085
76,639
80,961
kontrol
79,500
1,085
77,339
81,661
eksperimen
85,550
1,085
83,389
87,711
rendah
tinggi
135
Profile Plots
136
Lampiran 19. Uji Tukey
Univariate Analysis of Variance Between-Subjects Factors Value Label
N
rendah
1
20
konvensional tinggi
2
20
konvensional
MOTIVASI rendah quantum
3
20
teaching tinggi quantum
4
20
teaching
1
Konvensional
40
2
quantum teaching
40
MODEL
Levene's Test of Equality of Error Variances
a
Dependent Variable: HASILBELAJAR F
df1
1,415
df2 3
Sig. 76
,245
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + MOTIVASI + MODEL + MOTIVASI * MODEL
Estimated Marginal Means 1. Grand Mean Dependent Variable: HASILBELAJAR Mean
Std. Error
95% Confidence Interval Lower Bound
80,963
a
,542
79,882
a. Based on modified population marginal mean.
Upper Bound 82,043
137
2. MOTIVASI Dependent Variable: HASILBELAJAR MOTIVASI
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval Lower Bound
rendah konvensional tinggi konvensional rendah quantum teaching tinggi quantum teaching
Upper Bound
80,000
a
1,085
77,839
82,161
79,500
a
1,085
77,339
81,661
78,800
a
1,085
76,639
80,961
85,550
a
1,085
83,389
87,711
a. Based on modified population marginal mean.
3. MODEL Dependent Variable: HASILBELAJAR MODEL
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval Lower Bound
konvensional quantum teaching
Upper Bound
79,750
a
,767
78,222
81,278
82,175
a
,767
80,647
83,703
a. Based on modified population marginal mean.
4. MOTIVASI * MODEL Dependent Variable: HASILBELAJAR MOTIVASI
MODEL
Mean
Std. Error
95% Confidence Interval Lower Bound
konvensional
80,000
1,085
77,839
82,161
a
.
.
.
79,500
1,085
77,339
81,661
.
a
.
.
.
.
a
.
.
.
78,800
1,085
76,639
80,961
a
.
.
.
85,550
1,085
83,389
87,711
rendah konvensional quantum teaching tinggi konvensional
rendah quantum teaching
konvensional quantum teaching konvensional quantum teaching konvensional
Upper Bound
.
.
tinggi quantum teaching quantum teaching
a. This level combination of factors is not observed, thus the corresponding population marginal mean is not estimable.
138
Post Hoc Tests MOTIVASI Multiple Comparisons Dependent Variable: HASILBELAJAR Tukey HSD (I) MOTIVASI
(J) MOTIVASI
Mean Difference (I-
Std.
J)
Error
tinggi konvensional rendah quantum rendah konvensional
teaching tinggi quantum teaching rendah konvensional rendah quantum
tinggi konvensional
teaching tinggi quantum teaching rendah konvensional
rendah quantum
tinggi konvensional
teaching
tinggi quantum teaching rendah konvensional
tinggi quantum
tinggi konvensional
teaching
rendah quantum teaching
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 23,541. *. The mean difference is significant at the ,05 level.
Sig.
95% Confidence Interval Lower
Upper
Bound
Bound
,50
1,534 ,988
-3,53
4,53
1,20
1,534 ,862
-2,83
5,23
*
1,534 ,003
-9,58
-1,52
-,50
1,534 ,988
-4,53
3,53
,70
1,534 ,968
-3,33
4,73
*
1,534 ,001
-10,08
-2,02
-1,20
1,534 ,862
-5,23
2,83
-,70
1,534 ,968
-4,73
3,33
-6,75
*
1,534 ,000
-10,78
-2,72
5,55
*
1,534 ,003
1,52
9,58
6,05
*
1,534 ,001
2,02
10,08
6,75
*
1,534 ,000
2,72
10,78
-5,55
-6,05
139
Homogeneous Subsets HASILBELAJAR Tukey HSD MOTIVASI
N
Subset 1
2
rendah quantum teaching
20
78,80
tinggi konvensional
20
79,50
rendah konvensional
20
80,00
tinggi quantum teaching
20
Sig.
85,55 ,862
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 23,541. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20,000. b. Alpha = ,05.
1,000
140
Lampiran 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
Sekolah
: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan
Kelas/ Semester
: XI /Semester Ganjil
Mata Pelajaran
: Biologi
Materi Pokok
: Sistem Peredaran Darah Manusia
Pertemuan ke
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 Menit
A. Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada sains,lingkungan, teknologi dan masyarakat. B. Kompetensi Dasar 3.2 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah. C. Indikator 3.2.1 Memahami dan menjelaskan komponen, stuktur dan fungsi darah, jantung dan pembuluh darah pada manusia 3.2.2 Mendeskripsikan mekasnisme sistem peredaran darah pada manusia D. Tujuan Pembelajaran 1. Memahami dan menjelaskan komponen, stuktur dan fungsi darah, jantung dan pembuluh darah pada manusia 2. Mendeskripsikan mekasnisme sistem peredaran darah pada manusia E. Karakter Siswa yang diharapkan Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa Ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab dan peduli lingkungan.
141
F. Materi Pembelajaran
Darah adalah Cairan tubuh yang terdapat pada jantung & pembuluh darah . Fungsi darah: 1. Transportasi a. Berhubungan dg respirasi; b. Berhubungan dg nutrisi (makanan);c. berhubungan dg ekskresi; d. Yg berhubungan dg regulasi 2. Regulasi keseimbangan ph darah (7.0-7.2) mengentalkan darah karena mempunyai plasma protein (albumin, fibrinogen, globulin) 3. Regulasi keseimbangan darah dg jaringan 4. Mencegah pendarahan (trombosit) 5. Pertahanan tubuh (leukosit)
142
Komponen Darah
Alat-alat peredaran darah yaitu pembuluh dan jantung.
Proses Pembekuan Darah
143
G. Model Pembelajaran 1. Model : Kooperatif Umum 2. Metode : Diskusi, ceramah dan kuis. H. Media, alat dan Sumber Pelajaran 1. Media : Power Point, LKS 2. Alat dan Bahan : Spidol, Laptop, LCD, Papan Tulis 3. Sumber Belajar : Campbell Neil A. & Jane B. Reece. Biologi edisi kedelepan jilid 3. Jakarta: Erlangga. 2008. Mohamad Amin .Biologi. Jakarta: PT.Bumi Aksara. 2005. Pratiwi,dkk. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga. 2013. I. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal (10 Menit) Kegiatan Awal Pembuka
Apersepsi
Motivasi
Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa 1. Guru member salam 1. Siswa menjawab kemudian salam kemudian memerintahkan siswa membaca do‟a untuk membaca do‟a bersama-sama bersama-sama 2. Siswa menjawab 2. Guru mengecek pertanyaan guru kehadiran siswa sesuai kehadirannya 3. Guru menyampaikan 3. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran penyampaian guru 1. Guru membawa buah 1. Siswa memperhatikan kedondong dan guru menunjukkan kesiswa. 2. Siswa menjawab 2. Menanyakan kepada pertanyaan guru siswa ada kandungan apa dalam buah dan adakah hubungannya dengan darah? Guru memberikan motivasi Siswa termotivasi untuk pembelajaran
Alokasi Waktu 3 Menit
5 Menit
2 Menit
144
Kegiatan Inti (70 Menit) Kegiatan Inti Eksplorasi
Elaborasi Konfrimasi
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Guru Siswa 1. Memberikan gambar 1. Peserta didik 25 Menit tentang komponen mengamati gambar sistem peredaran darah tentang komponen dan dan mekanismenya mekanisme sistem kepada peserta didik peredaran darah yang bertujuan agar 2. Peserta didik peserta didik dapat mendengarkan memahami tentang penjelasan dari guru materi yang akan 3. Siswa bertanya diajarkan oleh guru 2. Memberikan pengenalan tentang materi sistem peredaran darah yang akan dibahas oleh guru. 3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa atau mempersilakan siswa bertanya Guru memberikan LKS Siswa mengerjakan LKS 30 Menit secara berkelompok Guru memanggil salah satu Siswa yang disebut 15 Menit perwakilan kelompok mewakili kelompoknya untuk mengkonfirmasi untuk konfirmasi LKS jawaban LKS
Kegiatan Akhir (10 Menit) Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Akhir Waktu Guru Siswa 1. Guru membimbing 1. Menyimpulkan materi 10 Menit Penutup siswa dalam pembelajaran menyimpulkan materi 2. Siswa menjawab tentang komponen dan pertanyaan kuis dan mekanisme sistem soal evaluasi
145
peredaran darah pada 3. Mendengarkan manusia informasi dari guru 2. Guru memberikan kuis mengenai materi dan evaluasi pembelajaran untuk 3. Menginformasikan pertemuan kepada siswa selanjutnya. mengenai materi 4. Menjawab salam. “Penyakit pada sistem peredaran darah manusia” pada pertemuan selanjutnya. 4. Menutup pembelajaran dan mengucapkan salam J. Penilaian Penilaian Kognitif Penilaian Afektif
: Tes Tertulis dan LKS (Terlampir) : Penilaian sikap saat diskusi (terlampir)
Guru Bid. Studi Biologi
Peneliti
Melli Yunerti, S.Pd
Della Fauziyah
146
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol
Sekolah
: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan
Kelas/ Semester
: XI /Semester Ganjil
Mata Pelajaran
: Biologi
Materi Pokok
: Sistem Peredaran Darah Manusia
Pertemuan ke
:2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 Menit
A. Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada sains,lingkungan, teknologi dan masyarakat. B. Kompetensi Dasar 3.2 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah. C. Indikator 2.2.3. Menganalisis hubungan antara komponen, mekanisme sistem peredaran darah dengan penyakit D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat Menganalisis hubungan antara komponen, mekanisme sistem peredaran darah dengan penyakit E. Karakter Siswa yang diharapkan Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa Ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab dan peduli lingkungan.
147
F. Materi Pembelajaran 1. Golongan Darah Dr. Landsteiner dan Donath menemukan antigen(aglutinogen) yang terdapat didalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat dalam plasma darah. Atas dasar tersebut membedakan golongan darah A, B, AB dan O. Fungsi golongan darah: a) Proses transfusi darah, b)Membantu penyelidikan. Golongan darah dan unsur pokok aglutinogen serta aglutinin.
2. Skema ProsesPeredaran Darah
3. Sistem Peredaran Limfa Sistem tubuh yang berperan utama menghasilkan imunitas (kekebalan tubuh) Memiliki 3 fumgsi : a)Mengalirkan cairan interstitial yang berasal dari ruang antar sel b)Mentraspor lemak dan vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E,K) c)Memfasilitasi reaksi imun. Jaringan limfe membangkitkan reaksi spesifik yang sangat tinggi terhadap mikroorganisme atau sel abnormal dan dihancurkan oleh limfosit dan makrofag 4. Gangguan pada jantung dan Pembuluh Darah Pelebaran pembuluh darah, hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, arterosklerosis.
148
G. Model Pembelajaran 1. Model : Kooperatif umum 2. Metode : Diskusi, ceramah dan kuis. H. Media, alat dan Sumber Pelajaran 1. Media : Power Point, LKS 2. Alat dan Bahan : Spidol, Laptop, LCD, Papan Tulis 3. Sumber Belajar : Campbell Neil A. & Jane B. Reece. Biologi edisi kedelepan jilid 3. Jakarta: Erlangga. 2008. Mohamad Amin .Biologi. Jakarta: PT.Bumi Aksara. 2005. Pratiwi,dkk. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga. 2013. I. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal (10 Menit) Kegiatan Awal Pembuka
Apersepsi
Motivasi
Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa 1. Guru memberi salam 1. Siswa menjawab kemudian salam kemudian memerintahkan siswa membaca do‟a untuk membaca do‟a bersama-sama bersama-sama 2. Siswa menjawab 2. Guru mengecek pertanyaan guru sesuai kehadiran siswa kehadirannya 3. Guru menyampaikan 3. Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran penyampaian guru Guru menanyakan suatu Siswa menjawab kasus tentang golongan pertanyaan guru darah.
Alokasi Waktu 3 Menit
Guru memberikan motivasi untuk pembelajaran
2 Menit
Siswa termotivasi
5 Menit
149
Kegiatan Inti (70 Menit) Kegiatan Inti Eksplorasi
Elaborasi Konfrimasi
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Guru Siswa 1. Guru Memberikan 1. Peserta didik 25 Menit video tentang sistem mengamati gambar peredaran darah tentang komponen dan kepada peserta didik mekanisme sistem yang bertujuan agar peredaran darah peserta didik dapat 2. Peserta didik memahami tentang mendengarkan materi yang akan penjelasan dari guru diajarkan oleh guru 3. Siswa menjawab 2. Guru memberikan pengenalan tentang materi sistem peredaran darah yang akan dibahas oleh guru. 3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa atau mempersilakan siswa bertanya Guru memberikan LKS Siswa mengerjakan LKS 30 Menit secara berkelompok Guru memanggil siswa Siswa yang disebut 15 Menit untuk mengkonfirmasi mewakili kelompoknya jawaban LKS untuk konfirmasi LKS
Kegiatan Akhir (10 Menit) Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Akhir Guru Siswa 1. Guru membimbing 1. Menyimpulkan Penutup siswa dalam materi pembelajaran menyimpulkan materi 2. Siswa menjawab tentang komponen dan pertanyaan kuis dan mekanisme sistem soal evaluasi peredaran darah pada 3. Mendengarkan manusia informasi dari guru
Alokasi Waktu 10 Menit
150
2. Guru memberikan informasi untuk ulangan harian 3. Guru memberikan kuis dan evaluasi 4. Menutup pembelajaran dan mengucapkan salam
J. Penilaian Penilaian Kognitif Penilaian Afektif
mengenai materi pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya. 4. Menjawab salam.
: Tes Tertulis dan LKS (Terlampir) : Penilaian sikap saat diskusi (terlampir)
Guru Bid.Studi Biologi
Peneliti
Melli Yunerti, S.Pd
Della Fauziyah
152
Lampiran 21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
Sekolah
: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan
Kelas/ Semester
: XI /Semester Ganjil
Mata Pelajaran
: Biologi
Materi Pokok
: Sistem Peredaran Darah Manusia
Pertemuan ke
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 45 Menit
K. Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada sains,lingkungan, teknologi dan masyarakat. L. Kompetensi Dasar 3.2 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah. M. Indikator 3.2.3 Memahami dan menjelaskan komponen, stuktur dan fungsi darah, jantung dan pembuluh darah pada manusia 3.2.4 Mendeskripsikan mekasnisme sistem peredaran darah pada manusia N. Tujuan Pembelajaran 3. Memahami dan menjelaskan komponen, stuktur dan fungsi darah, jantung dan pembuluh darah pada manusia 4. Mendeskripsikan mekasnisme sistem peredaran darah pada manusia O. Karakter Siswa yang diharapkan Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa Ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab dan peduli lingkungan.
153
P. Materi Pembelajaran
Darah adalah Cairan tubuh yang terdapat pada jantung & pembuluh darah . Fungsi darah: 6. Transportasi a. Berhubungan dg respirasi; b. Berhubungan dg nutrisi (makanan);c. berhubungan dg ekskresi; d. Yg berhubungan dg regulasi 7. Regulasi keseimbangan ph darah (7.0-7.2) mengentalkan darah karena mempunyai plasma protein (albumin, fibrinogen, globulin) 8. Regulasi keseimbangan darah dg jaringan 9. Mencegah pendarahan (trombosit) 10. Pertahanan tubuh (leukosit)
154
Komponen Darah
Alat-alat peredaran darah yaitu pembuluh dan jantung.
Proses Pembekuan Darah
155
Q. Metode Pembelajaran 1. Model : Quantum Teaching (Tipe TANDUR) 2. Metode : Diskusi, ceramah, kelompok. R. Media, alat dan Sumber Pelajaran 4. Media : Power Point, LKS, gambar/poster sistem peredaran darah manusia, stiker motivasi dimeja. 5. Alat dan Bahan : Spidol, Laptop, LCD, Papan Tulis 6. Sumber Belajar : Campbell Neil A. & Jane B. Reece. Biologi edisi kedelepan jilid 3. Jakarta: Erlangga. 2008. Mohamad Amin .Biologi. Jakarta: PT.Bumi Aksara. 2005. Pratiwi,dkk. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga. 2013. S. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal (10 Menit) Tahapan Pembelajaran Pembuka
T U M B U H K A N
4.
5. 6.
Apersepsi
3.
Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa Guru memberi 4. Siswa menjawab salam kemudian salam kemudian memerintahkan membaca do‟a siswa untuk bersama-sama membaca do‟a 5. Siswa menjawab bersama-sama pertanyaan guru Guru mengecek sesuai kehadiran siswa kehadirannya Guru 6. Siswa menyampaikan mendengarkan tujuan penyampaian pembelajaran guru Guru melihatkan 3. Siswa gambar perbedaan memperhatikan luka yang guru mengeluarkan darah 4. Siswa menjawab dan yang tidak tetapi pertanyaan guru sama-sama sakit?
Alokasi Waktu 3 Menit
5 Menit
156
Motivasi
4. Menanyakan kepada siswa apa yang terjadi? 5. hubungannya dengan darah? Guru memunculkan Siswa termotivasi gagasan tentang manfaat yang didapatkan oleh siswa setelah mempelajari materi tersebut (AMBAK). Guru memberikan motivasi untuk pembelajaran.
2 Menit
Kegiatan Inti (70 Menit) Tahapan Pembelajaran Eksplorasi
A L A M I
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Guru Siswa 4. Memberikan gambar 4. Peserta didik 15 Menit tentang komponen mengamati sistem peredaran darah gambar tentang dan mekanismenya komponen dan kepada peserta didik mekanisme yang bertujuan agar sistem peredaran peserta didik dapat darah memahami tentang 5. Peserta didik materi yang akan mendengarkan diajarkan oleh guru penjelasan dari 5. Memberikan guru pengenalan tentang 6. Peserta didik materi sistem bertanya tentang peredaran darah yang penjelasan yang akan dibahas oleh guru belum melalui video. dimengerti 6. Guru memberikan 7. Peserta didik kesempatan kepada berpikir dan peserta didik untuk menuliskan mengajukan jawaban yang pertanyaan berdasarkan sudah diketahui
157
penjelasan yang telah disampaikan.
Elaborasi
N A M A I
Elaborasi D E M O N S T R A S I
U L A N G I
Konfirmasi
sebagai pengetahuan awal. 1. Guru meminta 1. Peserta didik 5 Menit peserta didik dengan berkumpul teman sekelompoknya dengan teman dan mengutarakan sekelompok hasil pemikiran 2. Peserta didik masing-masing. menyebutkan 2. Guru alat bahan dan memperkenalkan alat beberapa istilah bahan untuk terkait sistem demonstrasi pratikum peredaran darah “analogi komponen darah” 1. Agar diskusi lebih 1. Peserta didik 30 Menit terarah maka guru berdiskusi memberikan LKS berdasarakan untuk didiskusikan pertanyaan yang berdasarkan petanyaan diberikan oleh yang telah dberikan guru secara oleh guru berkelompok 2. Guru membimbing 2. Setiap kelompok peserta didiknya dalam ada perwakilan berdiskusi atau untuk maju berdemonstrasi untuk mengisi LKS agar mendapatkan poin Guru memberikan siswa membacakan 15 Menit kesempatan untuk setiap hasil diskusinya kelompok memukakan hasil diskusinya.
Kegiatan Penutup (10 Menit) Tahapan Pembelajaran Penutup
Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa 5. Guru membimbing 5. Menyimpulkan
Alokasi Waktu 10 Menit
158
R A Y A K A N
6.
7.
8.
9.
T. Penilaian Penilaian Kognitif Penilaian Afektif
siswa dalam menyimpulkan materi tentang komponen dan mekanisme sistem peredaran darah pada manusia Guru meminta kepada peserta didik untuk menuliskan dilembar “Aku Tahu” Guru memberikan penghargaan kepada siswa atas pembelajaran hari ini. Menginformasikan kepada siswa mengenai materi selanjutnya. Menutup pembelajaran dan mengucapkan salam
6.
7.
8.
9.
materi pembelajaran Siswa menjawab pertanyaan kuis dan soal evaluasi Mendengarkan informasi dari guru mengenai materi pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya. Siswa merayakan pembelajaran dengan senang. Menjawab salam.
: Tes Tertulis dan LKS (Terlampir) : Penilaian sikap saat diskusi (terlampir)
Guru Bid. Studi Biologi
Peneliti
Neni Handayani, S.Pd
Della Fauziyah
159
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen
Sekolah
: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan
Kelas/ Semester
: XI /Semester Ganjil
Mata Pelajaran
: Biologi
Materi Pokok
: Sistem Peredaran Darah Manusia
Pertemuan ke
:2
Alokasi Waktu
: 2 x 45 Menit
K. Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada sains,lingkungan, teknologi dan masyarakat. L. Kompetensi Dasar 3.2 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah. M. Indikator 1.2.3 Menganalisis hubungan antara komponen, mekanisme sistem peredaran darah dengan penyakit N. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat Menganalisis hubungan antara komponen, mekanisme sistem peredaran darah dengan penyakit O. Karakter Siswa yang diharapkan Jujur, Kerja keras, Toleransi, Rasa Ingin tahu, Komunikatif, Menghargai prestasi, Tanggung Jawab dan peduli lingkungan.
160
P. Materi Pembelajaran 5. Golongan Darah Dr. Landsteiner dan Donath menemukan antigen(aglutinogen) yang terdapat didalam sel darah merah dan juga menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat dalam plasma darah. Atas dasar tersebut membedakan golongan darah A, B, AB dan O. Fungsi golongan darah: a) Proses transfusi darah, b)Membantu penyelidikan. Golongan darah dan unsur pokok aglutinogen serta aglutinin.
6. Skema ProsesPeredaran Darah
7. Sistem Peredaran Limfa Sistem tubuh yang berperan utama menghasilkan imunitas (kekebalan tubuh) Memiliki 3 fumgsi : a)Mengalirkan cairan interstitial yang berasal dari ruang antar sel b)Mentraspor lemak dan vitamin yang larut dalam lemak (A,D,E,K) c)Memfasilitasi reaksi imun. Jaringan limfe membangkitkan reaksi spesifik yang sangat tinggi terhadap mikroorganisme atau sel abnormal dan dihancurkan oleh limfosit dan makrofag 8. Gangguan pada jantung dan Pembuluh Darah Pelebaran pembuluh darah, hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, arterosklerosis.
161
Q. Metode Pembelajaran 3. Model : Kooperatif NHT (Numbered head together) 4. Metode : Diskusi, ceramah dan kuis. R. Media, alat dan Sumber Pelajaran 4. Media : Power Point, LKS 5. Alat dan Bahan : Spidol, Laptop, LCD, Papan Tulis 6. Sumber Belajar : Campbell Neil A. & Jane B. Reece. Biologi edisi kedelepan jilid 3. Jakarta: Erlangga. 2008. Mohamad Amin .Biologi. Jakarta: PT.Bumi Aksara. 2005. Pratiwi,dkk. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga. 2013. S. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal (10 Menit) Tahapan Pembelajaran Pembuka
T U M B U H K A N
Apersepsi
Motivasi
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Guru Siswa 4. Guru memberi 4. Siswa menjawab 3 Menit salam kemudian salam kemudian memerintahkan membaca do‟a siswa untuk bersama-sama membaca do‟a 5. Siswa menjawab bersama-sama pertanyaan guru 5. Guru mengecek sesuai kehadiran siswa kehadirannya 6. Guru 6. Siswa menyampaikan mendengarkan tujuan penyampaian guru pembelajaran Guru menanyakan Siswa menjawab 5 Menit suatu kasus tentang pertanyaan guru golongan darah. Guru memberikan motivasi untuk pembelajaran
Siswa termotivasi Note: dimeja masingmasing siswa ada stiker motivasi
2 Menit
162
Kegiatan Inti (70 Menit) Tahapan Pembelajaran Eksplorasi
Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Guru Siswa 1. Guru memberikan 1. Peserta didik 15 Menit mengamati gambar tentang gambar tentang beberapa penyakit komponen dan sistem peredaran mekanisme darah kepada peserta sistem peredaran darah didik yang bertujuan 2. Peserta didik agar peserta didik mendengarkan dapat memahami penjelasan dari tentang materi yang guru akan diajarkan oleh guru. 2.
A L A M I
Guru memberikan kesempatan kepada
peserta
didik
untuk
mengajukan pertanyaan berdasarkan penjelasan
yang
telah disampaikan. 3.
Guru memberikan kesempatan kepada
peserta
didik
untuk
mengajukan pertanyaan berdasarkan penjelasan
yang
telah disampaikan.
163
1. Guru meminta peserta didik dengan teman sekelompoknya dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing. 2. Guru memperkenalkan alat bahan untuk demonstrasi pratikum “analogi komponen darah” 1. Agar diskusi lebih terarah maka guru memberikan LKS untuk didiskusikan berdasarkan petanyaan yang telah dberikan oleh guru 2. Guru membimbing peserta didiknya dalam berdiskusi atau berdemonstrasi Guru memberikan kesempatan untuk setiap kelompok memukakan hasil diskusinya.
Elaborasi
N A M A I
Elaborasi D E M O N S T R A S I
U L A N G I
Konfrimasi
1. Peserta didik berkumpul dengan teman sekelompok 2. Peserta didik menyebutkan alat bahan dan beberapa istilah terkait sistem peredaran darah
10 Menit
1. Peserta didik berdiskusi berdasarakan pertanyaan yang diberikan oleh guru secara berkelompok 2. Setiap kelompok ada perwakilan untuk maju untuk mengisi LKS agar mendapatkan poin
30 Menit
siswa membacakan 15 Menit hasil diskusinya
Kegiatan Penutup (10 Menit) Tahapan Pembelajaran Penutup
Kegiatan Pembelajaran Guru Siswa 1. Guru 1. Menyimpulkan membimbing materi siswa dalam pembelajaran menyimpulkan 2. Siswa menjawab materi tentang pertanyaan kuis
Alokasi Waktu 10 Menit
164
mekanisme, golongan darah dan gangguan sistem peredaran darah pada manusia 2. Guru memberikan lembar “aku tahu” 3. Guru memberikan penghargaan kepada siswa terbaik berupa pujian, tepuk tangan, dan sebagainya 4. Menutup pembelajaran dan mengucapkan salam
R A Y A K A N
T. Penilaian Penilaian Kognitif Penilaian Afektif
dan soal evaluasi 3. Mendengarkan informasi dari guru mengenai materi pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya. 4. Siswa menuliskan jawaban dilembar “aku tahu”. 5. Menjawab salam.
: Tes Tertulis dan LKS (Terlampir) : Penilaian sikap saat diskusi (terlampir)
Guru Bid. Studi Biologi
Peneliti
Neni Handayani, S.Pd
Della Fauziyah
166
LEMBAR KERJA SISWA(LKS) Pertemuan 1
Hari/tgl
:
Kelas
:
Nama
:
1. 2. 3. 4. 5. A. Judul Sistem Peredaran Darah Manusia B. Kompetensi Dasar 3.2 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah. C. Tujuan Memahami dan menjelaskan komponen, stuktur dan fungsi darah, jantung dan pembuluh darah pada manusia
D. Alat dan Bahan Alat :
Bahan:
1. 2. 3. 4.
1. Air 2. Minyak goreng 3. Pewarna/kesumba merah 4. Plastisin
Rak tabung reaksi Tabung reaksi Gelas Ukur Pipet Tetes
167
E. Langkah-langkah Kerja 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Bentuk plastisin dengan bentuk bulatan kecil Masukkan 5ml minyak goreng ke dalam tabung reaksi Masukkan 3ml air ke dalam tabung reaksi yang sama Masukkan plastisin yang telah dibentuk bulatan kecil tadi ke dalam tabung reaksi tersebut. Tambahkan pewarna makanan kedalam tabung reaksi Tutup mulut tabung reaksi menggunakan ibu jari dan kocoklah campuran dalam tabung reaksi selama 10 detik. Letakkan tabung reaksi pada rak dan diamkan hingga minyak dan air terpisah kembali. Amati perubahan yang terjadi
F. Pertanyaan Diskusi 1. Tuliskan komposisi darah dari analogi percobaan dan jelaskan fungsinya!
Gambar
Bagian
Fungsi
2. Jelaskan organ apa saja yang berperan dalam sistem peredaran darah manusia?
No.
Organ
Fungsi
168
G. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA Mohamad Amin .Biologi. Jakarta: PT.Bumi Aksara. 2005. Pratiwi,dkk. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga 2013
169
LEMBAR KERJA SISWA(LKS) Pertemuan 2 Hari/tgl
:
Kelas
:
Nama
:
1. 2. 3. 4. 5. A. Judul Sistem Peredaran Darah Manusia B. Kompetensi Dasar 3.2 Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem peredaran darah. C. Tujuan 1. Peserta didik memahami cara pengujian golongan darah 2. Peserta didik dapat mendeskripsikan mekanisme sistem peredaran darah pada manusia 3. Peserta didik dapat menganalisis hubungan antara komponen, mekanisme sistem peredaran darah dengan penyakit D. Alat dan Bahan Alat :
Bahan:
1.
Lanset
1. Alkohol
2.
Kertas
2. Serum anti-A
3.
Tusuk Gigi
3. Serum anti-B
4.
Kapas/Tissue
E. Langkah-langkah Kerja 1.
Bersihkan ujung jari tengah dengan kapas yang telah dibasahi alcohol, biarkan sampai mongering
170 2.
Tusuk jari dengan lanset
3.
Bersihkan tetes pertama darah dengan tissu selanjutnya teteskan darah pada kertas
4.
teteskan reagen pada darah dan diaduk oleh tusuk gigi
5.
Lihat hasilnya 10 menit kemudian
F. Pertanyaan Diskusi 3.
Darah yang anda uji termasuk kedalam golongan darah? Jelaskan aglutinogen dan aglutininnya?
4.
Transfusi darah bisa terjadi aglutinasi. Mengapa bisa terjadi aglutinasi?
5.
Bagaimana sistem peredaran darah manusia?
171
G. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Mohamad Amin .Biologi. Jakarta: PT.Bumi Aksara. 2005. Pratiwi,dkk. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga 2013
172
Lampiran 24. Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 1 No. Soal 1. Tuliskan komposisi darah dari analogi percobaan dan jelaskan fungsinya
a.
b.
2.
Jelaskan organ apa saja yang berperan dalam sistem peredaran darah manusia?
a.
b.
Jawaban Plasma Darah : Komposisi plasma darah meliputi air, protein plasma, substansi terlarut lainnya. Berfungsi mempertahankan tekanan osmotik darah, transpor, pembekuan darah, katalisis reaksi. Sel darah (Eritrosit, Leukosit dan Trombosit) Sel darah merah (Eristrosit) komponen utama adalah Hemoglobin(Hb) untuk mengikat dan melepaskan gasgas yang terlibat dalam proses respirasi. Sel darah putih (Leukosit) untuk sistem pertahanan tubuh dan keping darah (trombosit) untuk pembekuan darah. Jantung: menerima dan memompa darah dari dan ke seluruh tubuh. Pembuluh darah: saluran untuk mengalirkan darah dari jantung ke seluruh tubuh. Ada pembuluh arteri, vena dan kapiler.
Skor 50
50
173
Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 2 No. Soal 1. Darah yang anda uji termasuk kedalam golongan darah? Bagaimana aglutinin dan aglutinogennya?
2.
Transfusi darah bisa terjadi aglutinasi. Mengapa bisa terjadi aglutinasi?
3.
Bagaimana sistem peredaran darah manusia?
Jawaban Gol.Darah AB A B O
Aglutinogen Anti-B Anti-A Anti-A dan Anti-B Kesalahan golongan darah. Aglutinasi dan aglutinogen yang tidak sesuai sehingga terjadi penggumpalan. Misalnya tranfusi golongan darah A ke golongan darah B. A mempunyai aglutinogen A dan aglutinin anti-B bertemu dengan B yang memiliki aglutinogen B dan anti-A. Sehingga terjadi penggumpalan karena anti-B bertemu dengan anti-A. Peredaran darah kecil melalui : c. Ventrikel kanan Arteri pulmonalis Paru-paru Vena Pulmonalis Atrium kiri, atau d. Jantung Paru-paru Jantung
Skor 30
Antigen A dan B A B -
Peredaran darah besar melalui : c. Ventrikel kiri Aorta Arteri Arteriola Kapiler Venula Vena Vena Cava Superior dan Vena Cava Inferior Atrium kanan, atau d. Jantung Seluruh tubuh Jantung
30
40
174
Lampiran 25. AKU TAHU
Pertemuan 1 Beri tanda (V) pada kolom jika kamu memahami konsep:
Aku tahu bahwa komponen darah terdiri dari sel darah dan plasma. Aku tahu bahwa darah memiliki beberapa fungsi : 1. ...................................................................................................................... 2. ......................................................................................................................
Aku tahu sistem apa saja yang berperan dalam sistem peredaran darah:
.............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
Tambahkan konsep aja saja yang kamu tahu?
.............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
175
AKU TAHU
Pertemuan 2 Beri tanda (V) pada kolom jika kamu memahami konsep:
Aku tahu bahwa darah bisa menggumpal pada saat melakukan transfusi Aku tahu urutan sistem peredaran darah kecil atau besar: .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. Aku tahu apa saja golongan darah: 1. 2. 3. 4.
.......................................................................................................................... .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... ..........................................................................................................................
Tambahkan konsep aja saja yang kamu tahu? .............................................................................................................................. .............................................................................................................................. ......................................................................................................................
166
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197