PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV Di Madrasah Ibtidaiyah Al Wasliyah Jakarta Timur Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar SarjanaPendidikan
Oleh Miftahul Janah NIM 809018300794
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DANKEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
MOTTO Wa man yattaqilaaha yaj’al lahuu makhrojaa wa yarzuqhu min haisu laa yahtasib.. wa man yattaqillaaha yaj’al lahu min amrihi yusroo.. wa man yattaqillaaha yukaffir ‘anhu sayyi-aatihii wa yu’dhim lahuu ajroo..” “Barangsiapa bertakwa pada Allah, maka Allah memberikan jalan keluar kepadanya dan memberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.. Barangsiapa yang bertaqwa pada Allah, maka Allah jadikan urusannya menjadi mudah.. barangsiapa yang bertaqwa pada Allah akan dihapuskan dosa-dosanya dan mendapatkan pahala yang agung” (QS. Ath-Thalaq: 2, 3, 4).
Jika ada kemamuan dan niat, pasti ada jalan Tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha dan berdoa, semua kembali kepada Allah, Allah yang menentukan segalanya (Penulis)
i
PERSEMBAHAN Dengan segala kerendahan hati, cinta dan kasih saying karya sederhana ini aku persembahkan untuk : Kedua Orang tuaku tercinta Alm. Edi Junaedi dan Ida Farida Saudara-saudara kandungku Putri Asari, Dian Alawiyah, Luki Fadilah, Lia Janika, Noviyanti Ilsani Teman dekatku Arif Awaludin, Novriati Utami M, Sepi, Jafar, Agus Almamaterku UIN Syarif Hidayatullah Jakarrta Teman-teman seperjuanganku PGMI Dual Mode Kelas 5.10 Angkatan 2009
ii
ABSTRAK Miftahul Janah Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achivement Divison (STAD) terhadap Hasil Belajar IPA Siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran STAD terhadap hasil belajar. Penelitian ini dilakukan di MI AL-Wasliyah Jakarta Timur pada bulan April 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen, sampel diambil secara purposive sampling dari 60 siswa yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah non-equivalent control group design. Instrumen yang digunakan adalah instrumen hasil belajar. Hasil belajar siswa kelompok eksperimen (rata-rata = 83,33 dan simpang baku = 7,80) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (rata-rata = 41,17 dan simpang baku = 11,79) dan setelah dilakukan uji “t” diperoleh nilai sebesar 10,22 sedangkan pada taraf signifikasi 0,05 sebesar 1,99 atau > . Maka dapat disimpulkan menolak . Dan yang menyatakan terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran STAD terhadap hasil pembelajaran IPA siswa diterima, hal ini menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran STAD memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa.
Kata Kunci : Model Pembelajaran STAD, Hasil Belajar Siswa, Sumber Daya Alam.
iii
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillahi robbil 'alamin. Segala puji hanya milik Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV di MI Al Wasliyah Jakarta Timur”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar S1 pada Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta yang tengah penulis laksanakan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak terutama Alm. ayah dan ibu tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Kepada segenap pembimbing yang telah memberikan arahan, dukungan serta kesabaran dalam memberikan bimbingan kepada penulis, rasanya tiada kata yang pantas diucapkan selain terima kasih yang tak terhingga. Tiada gading yang tak retak andaipun retak jadikanlah sebagai ukiran, begitupun dengan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu melalui kata pengantar ini penulis sangat terbuka menerima kritik serta saran yang membangun sehingga secara bertahap penulis dapat memperbaikinya. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca baik sebagai referensi maupun untuk menambah wawasan mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran STAD terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV”. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, Juli 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI HALAMAN MOTTO ………………………………………………….…….
i
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………..
ii
ABSTRAK …………………………………………………………….……..
iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….
iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...
v
DAFTAR TABEL …………………………………………………………...
viii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………...
x
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………...
xi
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………
1
A. Latar Belakang Masalah ………………………………….………
1
B. Identifikasi Masalah ……………………………………….…….
6
C. Pembatasan Masalah …………………………………….………
6
D. Rumusan Masalah …………………………………….………….
6
E. Tujuan Penelitian …………………………………………………
7
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
8
PENELITIAN ……………………………………………………………….. A. Kajian Pustaka ……...........……………………………….………
8
1. Pembelajaran Kooperatif ……………………………………..
8
2. Pengertian Model Pembelajaran STAD………………..……..
10
a. Karakteristik pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ..….…
11
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD ………..…..
14
c. Keunggulan Model Pembelajaran STAD ……………........
17
3. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar ……………………………
19
a. Pengertian Belajar ………………………………………..
19
b. Masalah-masalah Belajar ………………………………..
26
c. Pengertian Hasil Belajar ………………………………….
27
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ………..
29
e. Pengaruh Metode Cooperative Learning Tipe STAD
31
Terhadap Hasil Belajar …………………………………
v
B. Hasil Penelitian Yang Relevan …………………………………...
35
C. Kerangka Berfikir ………………………………………………...
36
D. Hipotesis Penelitian ………………………………………………
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………………
40
A. Waktu dan Tempat Penelitian …………………………..……….
40
B. Metode Penelitian …………………………………….…………..
40
1. Metode ………………………………………………………..
40
2. Desain Penelitian ……………………………………………..
40
C. Populasi dan Sampel …………….………………………………..
41
1. Populasi ……………………………………………………….
41
2. Sampel ………………………………………………………..
42
D. Variabel Penelitian ………………………………………………..
42
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………..
43
Instrumen Pengumpulan Data …………..………………………..
44
a. Validitas Instrumen ……………….………………………
45
b. Reliabilitas Instrumen …………………………………….
46
c. Tingkat Kesukaran ………………………………………..
47
d. Daya Pembeda Soal ………………………………………
48
F. Prosedur Penelitian ……………………………………………….
48
G. Teknik Analisa Data ……………………………………………...
49
1. Pengujian Prasyarat Penelitian ……………………………….
49
a. Uji Normalitas ……………………………………………
49
b. Uji Homogenitas ………………………………………….
50
2. Pengujian Hipotesis dengan Uji-t …………………………….
51
H. Hipotesis Statistik ………………………………………………...
51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………….
53
A. Deskripsi Data …………………………………………………….
53
1. Deskripsi Data Nilai Kelompok Eksperimen …………………
53
2. Deskripsi Data Nilai Kelompok Kontrol ……………………..
54
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ……………………………….
54
1. Uji Normalitas ………………………………………………..
54
vi
a. Uji Normalitas Pretes Kelompok Eksperimen …………..
54
b. Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol …………….…
55
c. Uji Normalitas Postes Kelompok Eksperimen ………..…
55
d. Uji Normalitas Postes Kelompok Kontrol ……………….
55
2. Uji Homogenitas …………………………………………..….
56
a. Uji Homogenitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol
56
b. Uji Homogenitas Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol
56
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ……………………………
57
1. Analisis Data ………………………………………………….
57
2. Pembahasan …………………………………………………..
57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………..
61
A. Kesimpulan ………………………………………………………
61
B. Saran ……………………………………………………………..
61
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..
62
LAMPIRAN …………………………………………………………………
63
vii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Skor Perkembangan Siswa ........................................................
17
Tabel 2.2. Perbandingan Model Pembelajaran STAD dengan Konvensional
17
Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................................
40
Tabel 3.2 Variabel Penelitian .........................................................................
42
Tabel 3.3 Teknik Pengumpulan Data .............................................................
43
Tabel 3.4 Instrumen Tes Pilihan Ganda Materi Sumber Daya Alam ..........
44
Tabel 3.5 Pembelajaran yang menggunakan STAD ...................................
45
Tabel 3.6. Kelompok tingkat kesukaran ....................................................
47
Tabel 3.7 Klasifikasi daya pembeda ..........................................................
48
Tabel 4.1 Data Nilai Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .......
53
Tabel 4.2 Rekap Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen .......................
54
Tabel 4.3 Rekap Hasil Belajar IPA Kelompok Kontrol ..............................
54
Tabel 4.4 Uji Normalitas Pretes Kelompok Eksperimen ............................
55
Tabel 4.5 Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol ..................................
55
Tabel 4.6 Uji Normalitas Postes Kelompok Eksperimen ............................
55
Tabel 4.7 Uji Normalitas Postes Kelompok Kontrol ...................................
56
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal (pretes) ....................
56
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol ..
56
Tabel 4.10 Hasil Uji “t” Kemampuan Awal Siswa (Pretes) ........................
57
Tabel 4.11 Hasil Uji “t” Hasil Belajar Siswa Setelah Pembelajaran (postes)
57
viii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Penempatan pada Meja Turnamen .......................................
15
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berfikir Penelitian .....................................
38
ix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. RPP Kelas Eksperimen ..............................................................
65
Lampiran 2. RPP Kelas Kontrol .....................................................................
93
Lampiran 3. Kisi-kisi Uji Coba Instrumen dan Pemetaan Soal Validasi ........
97
Lampiran 4. Rekapitulasi Validitas, Relibilitas, Daya Beda dan Tingkat
105
Kesukaran ........................................................................................................ Lampiran 5. Uji Normalitas Pretes Kelompok Eksperimen dan Kontrol ........ 106 Lampiran 6. Uji Normalitas Postes Kelompok Eksperimen dan Kontrol .......
107
Lampiran 7. Uji Homogenitas Pretes Kelompok Eksperimen dan Kontrol ....
108
Lampiran 8. Uji Homogenitas Postes Kelompok Eksperimen dan Kontrol ...
109
Lampiran 9. Proporsi Jawaban Pretes Kelas Eksperimen ...............................
114
Lampiran 10. Proporsi Jawaban Pretes Kelas Kontrol ....................................
115
Lampiran 11. Proporsi Jawaban Postes Kelas Eksperimen ............................. 116 Lampiran 12. Proporsi Jawaban Postes Kelas Kontrol .................................... 117 Lampiran 13. Uji “t” Pretes dan Postes ...........................................................
118
Lampiran 14. Instrumen penelitian Sumber Daya Alam .................................
120
Lampiran 15. Nama Kelompok STAD ...........................................................
123
Lampiran 16. Sertifikat ...................................................................................
124
Lampiran 17. Data Nilai Kelompok Eksperimen dan Kelomopok Kontrol ...
125
Lampiran 18. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................
126
Lampiran 19. Uji Referensi ............................................................................
127
x
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam memajukan bangsa, sehingga pemerintah menaruhperhatian yang sangat besar terhadap dunia pendidikan.Usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan mutupendidikan nasional adalah dengan berupayamemperbaiki berbagai sistem dengan struktur yangterkait dengan dunia pendidikan. Antara lain yaitudengan mengembangkan mutu tenaga pendidik atau guru. Sesuai undang-undang tentang sistem pendidikan nasional, bab 1 ketentuan umum pada pasal 1point 6 menyatakan bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain sesuai kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.1 No teacher, No Education! Tidak Ada Guru, Tidak Ada Pendidikan. Demikian slogan yang kerap kita dengar di Vietnam. Di Vietnam juga muncul slogan , No Education, No Economic and Social Development! Tidak Ada Pendidikan, Tidak Ada Pembangunan Ekonomi dan Sosial.2 Hasil kajian terhadap beberapa literatur menunjukan bahwa ada beberapa
elemen
kapasitas
untuk
meningkatkanmutu
pendidikan
persekolahan, yaitu (1) guru yang profesional; (2) motivasi siswa; (3) meteri kurikulum; (4) kualitas dan tipe orang-orang yang mendukung proses pembelajaran di kelas dan laboratorium; (5) kualitas dan kuantitas interaksi para pihak pada tingkat organisasi sekolah atau universitas; (6) sumbersumber materil; (7) organisasi dan alokasi sumber-sumber sekolah atau universitas di tingkat lembaga.3 1
Abdul Rozak, Fauzan, dkk, Kompilasi Undang-undang & Peraturan BidangPendidikan, (FITK Press Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN:2010) h. 4 2 Sudarwan Danin, Pengembangan Profesi Guru dari Pra-Jabatan, Induksi ke Profesional Madani, (Kencana Prenada Media Group: 2011) h. 100 3 Ibid, h. 100-101
2
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, seorangguru tidak hanya memiliki jenjang pendidikan yangtinggi tetapi dituntut untuk menciptakan suatupembelajaran yang kreatif dan inovatif. Oleh karena itu, guru mempunyai
tugas
professionalitasnya
dan
kewajiban
dalammenciptakan
yang suatu
beratsehingga
menuntut
pembelajaran.
Guru
dapatmengembangkan pembelajaran berpusat pada siswadengan langkahlangkah pembelajaran yang kreatif daninovatif, sehingga proses pembelajaran dapat bermakna. Perkembangan pendidikan memikirkan apa yangselalu menjadi kendala peserta didik dalam menempuhkecapaian belajar. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yangtidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatuprofesi atau jabatan, tetapi menyelesaikan masalah-masalahyang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.4 Pendidikan dalam agama islam merupakan hal yang sangat diutamakan. Melalui proses pendidikan yang baik dan inovatif diharapkan mampu membangun manusia seutuhnya, baik dalam kaitan manusia sebagai makhluk hidup maupun sebagai makhluk sosial. Kelebihan orang yang berilmu digambarkan dalam hadist Nabi Muhammad S.A.W yang didalamnya menjelaskan bahwa manusia yang berilmu akan menjadi manusia yang lebih tinggi derajadnya baik di dunia maupun di akhirat. Pendidikan bertujuan agar seorang menjadi manusia ideal. Sosok manusia tersebut antara lain adalah manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, bermoral/beraakhlak mulia, cerdas, berperasaan, berkemampuan, mampu berkarya dst. Di pihak lain, manusia memiliki potensi untuk mampu berbuat baik, potensi cipta rasa, karsa, dan potensi karya, sebab itu manusia akan dapat dididik karena ia memiliki potensi untuk menjadi manusia ideal.5
4
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik, (Jakarta Prestasi Pustaka : 2007) h.1 5 Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, (Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI:2009) h. 22
3
Proses pembelajaran bukanlah sekedar menyampaikan informasi pada siswa, tetapi membutuhkan keterlibatan siswa secara mental maupun fisik. Karena itu, suatu pengetahuan tidak akan bertahan lama jika proses belajar pada siswa hanya sekedar menerima informasi dari guru atau menghafal materi dari buku. Pengetahuan akan lebih tertanam dalam diri siswa jika pembelajaran dilakukan dengan bermakna. Artinya siswa belajar secara aktif, siswa menggunakan pemikiran mereka untuk menggunakan ide, memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Salah satu dalam prinsip “quantum learning” adalah bahwa belajar itu harusnya mengasyikan dan berlangsung dalam suasana gembira sehingga pintu masuk untuk informasi baru akan lebih lebar dan terekam dengan baik. Konsep ini akan mudah terlihat dalam cara belajar anak-anak dan dalam dunia olahraga. Mereka melakukan aktivitasnya dengan gembira, mereka belajar secara spontan dan tanpa beban dan hasilnya sangat efektif. Sebuah kegagalan atau kekalahan dalam bertanding akan diterima secara wajar dan dijadikan umpan balik positif dan dijadikan motivasi ke arah pencapaian yang lebih baik. Ini bisa terjadi karena telah menyatu antara perasaan dan aktifitas bermain, belajar dan bekerja yang tak bisa lagi dipisahkan. Jika suasana batin semacam ini bisa tumbuh dalam proses pendidikan, maka hasilnya akan sangat positif dan belajar menjadi suasana yang menyenangkan. Dan disinilah salah satu agenda pokok yang harus dipecahkan oleh fakultas pendidikan, bagaimana mencetak guru-guru yang bisa mengubah kelas menjadi suasana yang kompetitif, aktif dan menggembirakan.6 Rendahnya aktifitas belajar siswa menjadi salah satu masalah yang dihadapi seorang guru, hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Suyadianto mahasiswa program studi pendidikan guru sekolah dasar, Universitas Tanjungpura. Berdasarkan kenyataan yang terjadi di lapangan, proses pembelajaran IPA sangat diperlukan secara serius bagi murid kelas VI 6
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Pustaka Insani Madani:2009)
4
Sekolah Dasar Negeri 11 Air Upas. Kenyataan yang terjadi dalam proses pembelajaran IPA di Sekolah SD 11 Air Upas hasilnya menurun sehingga criteria ketuntasan minmal (KKM) tidak dapat terlampaui dan tingkat kelulusan sangat rendah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh melalui penelitian peningkatan aktifitas pembelajaran IPA dengan model kooperatif tipe STAD pada murid kelas IV SDN 11 Air Upas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan aktifitas belajar murid, aktifitas pembelajaran IPA dengan menggunakan Model STAD meningkat dengan rata-rata pada tiap siklus.7 Permasalahan lain yang dihadapi adalah penggunaan pembelajaran konvensional yang dimana guru adalah sebagai pusat pembalajaran (teacer center), hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil observasi di SMK Muhammadiyah Prambanan terhadap kegiatan belajar mengajar mata pelajaran menggunakan alat ukur yang diperoleh melalui wawancara dengan guru terungkap beberapa permasalahan. Penyebab rendahnya prestasi hasil belajar di SMK Muhammadiyah Prambanan, khususnya jurusan Teknik Pemesinan pada mata pelajaran menggunakan alat ukur salah satunya adalah pembelajaran yang masih menggunakan pembelajaran konvensional dimana guru sebagai pusat pembalajaran. Guru cenderung menerapkan kegiatan menulis di papan, ceramah, mencatat bahkan tidak jarang bercerita di luar materi. Pembelajaran seperti ini tidak salah hanya saja terlalu monoton dan kurang menarik. Untuk mengatasi permasalahan diatas adalah salah satunya dengan pembelajaran yang efektif. Rendahnya hasil belajar siswa juga merupakan salah salah satu masalah yang dialami oleh seorang guru, hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Djoko Santoso dan Umi Rochayati, Jurusan Pendidikan Teknik Elektronikan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, penelitian 7
yang
dilakukan
bertujuan
untuk
meningkatkan
kualitas
Suyadianto, “Peningkatan Aktifitas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD”, dalam Jurnal Pendidikan dan PembelajaranVolume 2, No.7, Juli 2013
5
pembelajaran dan hasil belajar serta tanggapan mahasiswa terhadap implementasi pembelajaran kooperatif model STAD. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendekatan pembelajaran kooperatif model STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran rangkaian listrik. Hasil belajar diekspresikan dalam tes mahasiswa mengalami peningkatan, dari rerata 67,17 siklus I menjadi 72,28 siklus II dan menjadi 74,93 pada siklus III.8
Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan untuk mendorong siswa terlibat aktif dalam pembelajaran adalah model pembelajaran Cooperative Learning. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran ini adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa.9 Dalam penelitian ini, tipe pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah tipe STAD. Hal ini dikarenakan STAD merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dikatakan demikian, karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih dekat kaitannya dengan pembelajaran konvensional. STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu prentasi kelas, kerja tim, kuis, skor perbaikan individu, dan penghargaan tim. Tipe STAD dalam kelompok menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah tiap kelompok 4-5 orang.10 Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan bahwa pendekatan model pembelajaran kooperatif memiliki langkah-langkah pembelajaran yang mendorong siswa belajar dengan aktif. Pembelajaran model tersebut diduga 8
Djoko Santoso dan Umi Rochayati, Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, dalam Penelitian yang berjudul “Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Rangkaian Listrik Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD” November 2009. 9 Isriani Hardini,S.S.,M.A, Strategi Pembelajaran Terpadu, (Yogyakarta : Familia 2012) h. 144 10 Hamzah B, Nurdin, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, ( Jakarta : Bumi Aksara 2012) h.107
6
memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti mengangkat judul
sebagai
berikut.
"PENGARUH
PENERAPAN
MODEL
PEMBELAJARAN (STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION) STAD TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DI MI AL WASLIYAH JAKARTA TIMUR".
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah pada penelitian ini dapat diidentifikasikan bahwa pembelajaran yang selama ini diterapkan adalah pembelajaran konvensional yang monoton, sehingga sebagian besar dari siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan digunakan/dimanfaatkan, hal ini akan berimbas pada hasil belajar siswa yang rendah bahkan kemungkinan hasil belajar siswa menurun.
C. Pembatasan Masalah Agar masalah dalam penelitian dibahas dengan jelas dan tidak meluas, maka penulis membatasi penelitian ini yaitu bahwa metode Student Teams Achivement Division (STAD) dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan hasil tes kognitif, dan materi IPA yang menjadi objek penelitian ini dibatasi hanya pada konsep Sumber Daya Alam.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, peneliti merumuskan masalah yang menjadi dasar penelitian ini dilakukan
melalui
pertanyaan,
yaitu:
Adakah
pengaruh
metode
7
pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA?
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Student Teams Achivement Divison (STAD) terhadap hasil belajar IPA siswa. Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti tentang penelitian pendidikan dan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang akan menjadi bekal untuk diaplikasikan dalam kehdupan nyata setelah menyelesaikan studinya. 2. Bagi guru, mata pelajaran khususnya IPA, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif pilihan untuk menggunakan pendekatan metode STAD dalam pembelajaran yang lebih aktif dan efektif. 3. Bagi siswa, diharapkan dapat belajar secara aktif dan efektif dalam meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran IPA di MI.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Pembelajaran Kooperatif Menurut pendapat Eggen, dkk pembelajaran kooperatif adalah sekumpulan strageti mengajar yang digunakan guru agar saling membantu dalam mempelajari sesuatu, oleh karena itu belajar kooperatif juga dinamakan “belajar teman sebaya”.1 Sedangkan menurut Abdul Majid dalam bukunya “Strategi Pembelajaran” mengemukakan bahwa, pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif, yang anggotanya terdiri dari 4 sampai dengan 6 orang, dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.2 Pada hakikatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok. Oleh karena itu, banyak guru yang menyatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam cooperative learning, karena mereka telah biasa melakukan pembelajaran cooperative learning dalam bentuk belajar kelompok, walaupun tidak semua belajar kelompok disebut sebagai cooperative learning, Pembelajaran Kooperatif dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta didik, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama antar peserta didik itu sendiri.3
1
Eggen dan Kauchak (Sunaryo). Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Bumi Aksara
2006) 2
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2013) h. 174-
175 3
Abdulhak, Cooperative learning, (Jakarta : Gramedia 2001) h.19-20
8
Nurul Hayati berpendapat bahwa Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam suatu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam system belajar kooperatif, siswa belajar kerja bersama anggota lainnya.4 Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk
menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nur, semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial. Sementara itu menurut Wina Sanjaya, model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam strategi pembelajaran kooperatif, yaitu adanya peserta dalam kelompok, adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan adanya tujuan yang harus dicapai.5 Sementara menurut Anita Lie dalam Cooperative Learning, model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan
adanya
kelompok-kelompok
serta
di
dalamnya
menekankan kerjasama.6
4
Fadhly. MD.I. “Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw” diambil dari Http.//sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/modeljigsaw.pdf 5 Wina Sanjaya “Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan). (Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2008) 6 Anita Lie.”Cooperative Learning (Mempraktikan Cooperative Learning di Ruangruang Kelas). (Jakarta: Grasindo 2007)
9
Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk mengerjakan materi yang kompleks dan dapat membantu guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang berdimensi sosial dan hubungan antara manusia, misalnya membuat siswa menghargai perbedaan dan keberagaman. Selain itu, model pembelajaran koperatif juga dapat memotivasi seluruh siswa untuk belajar dan membantu saling belajar, berdiskusi, berdebad, dan menggeluti ide-ide, konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan, memanfaatkan energi sosial siswa, saling mengambil tanggung jawab, belajar menghargai satu sama lain dan dapat dipahami bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa memiliki 2 tanggung jawab yaitu belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota untuk belajar.
2. Pengertian Model Pembelajaran (STAD) Abdul Majid dalam bukunya yang berjudul “Strategi Pembelajaran Kooperatif” mengemukakan bahwa, pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achivement Division) dikembangkan pertama kali oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins, dan merupakan model pembelajran kooperatif yang paling sederhana. Masingmasing kelompok memiliki kemampuan akademik yang heterogen, sehingga dalam satu kelompok akan terdapat satu siswa berkemampuan tinggi, dan dua orang berkemampuan sedang dan satu siswa lagi berkemampuan rendah.7 Menurut Erman Suherman STAD mrupakan, Pembelajaran kooperatif dalam suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sentral tim untuk menyelesaikan masalah, menyelesaikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama lainnya.8
7
Ibrahim, Muslimin, dkk. ”Pembelajaran Kooperatif”. (Surabaya : University Press
8
Erman Suherman. “Strategi Pembelajaran Kontemporer” ( Bandung: JICA –Universitas Pendidikan Indonesia 2003)
2006)
10
Selanjutnya menurut Pradyo Wijayanti, STAD (Student Teams Achievement Division) adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari kelompok belajar heterogen beranggotakan 4-5 orang siswa dan setiap siswa saling bekerja sama, berdiskusi dalam menyelesaikan tugas dan memahami bahan pelajaran yang diberikan. Ada beberapa tipe model pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah STAD. STAD merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pendekatan yang baik untuk guru yang baru memulai menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam kelas.9 Menurut Tutuhatunewa, bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen
dengan
memperhatikan
adanya perbedaan
kemampuan
akademis. Selain itu siswa saling membantu dalam memahami konsep, berdiskusi dan menyelesaikan soal atau tugas-tugas yang diberikan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat membantu guru dalam melakukan proses belajar mengajar di dalam kelas karena sifatnya yang mudah diaplikasikan dan dapat membantu siswa berinteraksi dengan teman sebayanya yang mempunyai latar belakang, jenis kelamin dan nilai akademik yang heterogen yang mengakibatkan timbulnya keaktifan dalam proses belajar yang berujung pada meningkatnya hasil belajar siswa.
a. Karakteristik pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pembelajaran kooperatif berbeda dengan pembelajaran yang lain. Pembelajaran tersebut lebih terfokus pada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah peningkatan kemampuan akademik, melalui kerja sama antar peserta didik yang satu dengan yang lain.
9
Pradnyo Wijayanti. “ Pembelajaran Kooperatif STAD” (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya 2002).
11
Slavin,
Awrami,
dan
Chambers
(1996)
berpendapat
pembelajaran melalui kooperatif mempunyai beberapa prespektif: a) prespektif social artinya saling membantu dalam belajar atay bekerja secara tim, b) kognitif artinya adanya interaksi antara anggota untuk mengolah informasi, dan c) kolaborasi kognitif artinya setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan. STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.10 Para guru menggunakan
model
pembelajran
STAD
untuk
mengajarkan
informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui pengajaran verbal maupun tertulis. Menurut Slavin STAD terdiri atas lima komponen utama; presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. Secara rinci pembahasannya sebagai berikut: 11
1) Presentasi Kelas Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang seringkali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga memasukan presentasi audiovisual. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa adalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memperhatikan selama dalam presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis individu, dan skor kuis individu mereka akan menentukan skor tim mereka. 10
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media 2009) h. 143 11 Ibid., h. 143-146
12
2) Kerja Tim Tim terdiri dari empat atau lima yang mewakilii seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas yang dipilih secara heterogen. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kerja yang telah disediakan oleh guru sebelumnya atau materi lainnya. Yang paling sering terjadi, pembelajaran itu melibatkan pembahasan permasalahan bersama, membandingkan jawaban, dan mengkoreksi tiap kesalahan pemahaman apabila anggota tim ada yang membuat kesalahan. Tim adalah hal yang paling penting dalam STAD. Pada tiap pointnya, yang ditekankan adalah membuat anggota kelompok melakukan yang terbaik untuk kelompok, dan kelompok pun harus melakukan yang terbaik untuk tiap anggotanya. Tim ini memberikan dukungan bagi kinerja akademik dalam pembelajran, dan itu untuk memberikan perhatian dan saling menghargai satu sama lain agar meningkatkan hubungan antar kelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap siswa-siswa mainstream. 3) Kuis Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu satu sama lain dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami meterinya. 4) Skor Perbaikan Individu Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dicapai apabila mereka bekerja lebih rajin dan memberikan kinerja yang lebih baik daripada
13
sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tak ada siswa yang melakukannya tanpa memberikan usaha maksimal bagi kelompoknya. Tiap siswa diberikan skor “awal” yang diperoleh dari rata-rata kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis yang sama. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka. 5) Penghargaan TIM Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk pengharagaan yang lain apabila skor rata-rata tim mencapai kriteria tertentu. Skor kelmpok siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka. Dalam STAD, guru berperan dalam menetapkan dengan jelas tujuan-tujuan pembelajaran, membuat keputusan mengenai penempatan siswa dan mahasiswa, menetapkan dengan jelas tugas, struktur tujuan dan kegiatan belajar siswa dan mahasiswa, memantau efektifitas kelompok belajar kooperatif dan mengintervensi untuk memberikan tugas bantuan seperti menjawab pertanyaan dan keterampilan-keterampilan tugas mengajar untuk meningkatkan keterampilan-keterampilan kelompok dan interpersonal dan mengevaluasi prestasi siswa dan mahasiswa dan juga membantu diskusi –diskusi kolaborasi antar siswa dan mahasiswa satu dengan yang lain.
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD Sebelum menggunakan model pembelajran STAD terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan. Slavin mengemukakan langkahlangkah yang terdapat dalam pembelajaran STAD adalah sebagai berikut:12 12
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media 2009) h. 149-151
14
1) Tempatkan siswa ke dalam tim yang masing-masing beranggotakan empat atau lima. Untuk menempatkan siswa tersebut, tentukan peringkat mereka mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah berdasarkan ukuran kinerja akademik tertentu (misalnya nilai masa lalu atau nilai ujian) dan bagi daftar yang sudah diberi peringkat tersebut menjadi empat kelompok, dengan menempatkan setiap siswa yang lebih ke kelompok tengah, kemudian masukan satu siswa ke masing-masing tim, sambil memastikan bahwa tim-tim tersebut sangat seimbang dalam jenis kelamin dan kesukuan.
A-1 Tinggi
Meja Turnamen 1
B-1 Tinggi
B-2 Sedang
A-2 Sedang
Meja Turnamen 2
B-3 Sedang
B-4 Rendah
A-3 Sedang
A-4 Rendah
Meja Turnamen 3
C-1 Tinggi
C-2 Sedang
Meja Turnamen 4
C-3 Sedang
C-4 Rendah
Gambar 2.1. Penempatan pada Meja Turnamen
2) Buat lembar kerja dan ujian kecil pada pelajaran yang direncanakan untuk diajarkan. Selama studi tim, tugas anggota-anggota tim tersebut ialah menguasai bahan yang disajikan dalam pelajaran dan membantu teman-teman satu tim mereka menguasai bahan tersebut. Siswa mempunyai lembar kerja atau bahan studi lainnya yang dapat mereka
15
gunakan untuk melatih kemampuan yang sedang diajarkan dan menilai diri sendiri dan taman-teman satu tim mereka. 3) Ketika memperkenalkan STAD kepada kelas, bacakan tugas-tugas tim. a) Mintalah teman-teman satu tim menyatukan meja mereka atau pindahkan ke meja tim, dan biarkan siswa sekitar 10 menit memutuskan nama tim. b) Membagikan lembar kerja atau bahan studi lainnya. c) Siswa dalam masing-masing tim bekerja berdua atau bertiga mengerjakan soal tersebut dan kemudian memeriksa bersama pasangannya. Apabila salah satu orang tidak dapat menjawab pertanyaan, teman satu tim siswa tersebut mempunyaui tanggung jawab
menjelaskannya,
apabila
mengerjakan
pertanyaan-
pertanyaan dengan jawaban singkat, mereka dapat menguji satu sama lain, dengan pasangan yang saling bergiliran memegang kertas jawaban atau mencoba menjawab pertanyaan tersebut. d) Siswa tidak berhenti belajar hingga mereka yakin bahwa semua teman satu tim akan menghasilkan 100 persen dalam ujian tersebut. e) Pastikan siswa memahami bahwa kertas kerja adalah untuk belajar bukan untuk diisi dan diserahkan. Itulah sebabnya penting bagi siswa mempunyai lembar jawabann untuk memeriksa jawaban diri sendiri dan teman satu tim mereka ketika mereka belajar. f) Siswa menjelaskan satu sama lain bukan hanya memeriksa satu sama lain berdasarkan lembar jawaban. g) Apabila siswa mempunyai pertanyaan mintalah mereka agar menanyakan terlebih dahulu kepada teman satu tim kelopok sebelum bertanya kepada guru. h) Pada saat siswa bekerja dalam tim, guru memantau sambil memuji tim yang bekerja dengan baik dan duduk bersama masing-masing tim untuk mendengar cara anggota-anggotanya bekerja. 4) Guru membagikan ujian tersebut atau tugas lainnya, dan memberikan siswa waktu yang memadai untuk menyelesaikannya. Jangan biarkan
16
siswa bekerja sama dalam ujian tersebut, siswa harus memperhatikan apa yang telah dipelajari sebagai individu. 5) Menghitung nilai perorangan dan tim. Nilai tim dalam STAD didasarkan
kepada
peningkatan
anggota-anggota
tim,
nilai
perkembangan individu dalam kelompok dapat dihitung dengan menggunakan tabel berikut ini : 13 Tabel 2.1. Skor Perkembangan Siswa Skor Siswa
Poin Perkembangan
Lebih dari sepuluh poin dibawah skor dasar
5
10 poin hingga 1 poin dibawah skor dasar
10
Skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar
20
Lebih 10 poin diatas skor dasar
30
Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal)
30
6) Hargai keberhasilan tim, guru yang sudah menghitung angka bagi masing-masing
siswa
dan
menghitung
nilai
tim
kemudian
menyediakan penghargaan bagi setiap tim yang mencpai peningkatan 20 atau lebih. Penting membantu siswa menghargai keberhasilan tim, antusiasisme seorang guru terhadap nilai tim akan membantu, apabila guru memberikan lebih dari satu ujian dalam satu minggu, gabungkanlah hasil ujian tersebut ke dalam satu nilai mingguan.
c.
Keunggulan Model Pembelajaran STAD Berdasarkan pengertian dan langkah-langkah STAD di atas dapat
kita rumuskan keunggulan STAD jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional sebagai berikut : Tabel
2.2.
Perbandingan
Model
Pembelajaran
STAD
dengan
Konvensional 13
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media 2009) h. 159
17
No.
Hal yang diperbandingkan
Pembelajaran Konvensional
Model Pembelajaran STAD Student Centered
1
Paradigma Pembelajaran
Teacher Centered
2
Peran Guru di Kelas
Presentator awal hingga akhir
3
Pemerataan pemahaman siswa
Kurang meratanya siswa yang paham dengan pembelajaran
4
Peran siswa dalam pembelajaran Dampak pembelajaran terhadap siswa Semangat belajar di kelas
Siswa lebih pasif
Sedikit presentator diawal, selebihnya sebagai fasilitator hingga akhir pembelajaran Siswa yang paham dengan pembelajaran lebih merata Siswa lebih aktif
Kemampuan siswa kurang dieksplorasi
Kemampuan siswa lebih tereksplorasi
Tidak terjadi persaingan tim, sehingga semangat siswa dikelas belajar biasa saja
Terjadi persaingan tim, sehingga semangat belajar siswa dikelas untuk belajar lebih tinggi
5
6
Pembelajaran konvensional lebih mengutamakan guru sebagai pusat dari pembelajaran (teacher centered). Guru pun lebih banyak bergerak sebagai presentator sehingga siswa lebih pasif dan kemampuan yang mereka miliki kurang dieksplorasi, akhirnya hal ini akan berdampak pada pemerataan pemahaman siswa dengan materi ajar, dikarenakan hanya sebagian saja siswa yang akan paham, yaitu mereka yang mau belajar dengan
memperhatikan,
sedangkan
bagi
mereka
yang
tidak
memperhatikan akan menjadi siswa yang terabaikan. Di dalam pembelajaran konvensional pun tidak memasukan persaingan tim sebagai pengangkat minat belajar pada siswa di kelas tersebut. Hal ini berbeda sekali dengan pembelajaran pada model pembelajaran STAD yaitu pembelajaran yang lebih mengutamakan pada pembelajaran yang terpusat pada siswa (Student centered). Guru hanya
18
sebagai presentator diawal pembelajaran saja, selebihnya hanya sebagai fasilitator hingga akhir pelajaran, sehingga siswa lebih aktif dan lebih mengeksplorasi kemampuan dirinya dalam kelompok dan hal ini akan berdampak pada pemerataan pemahaman pada siswa di kelas, dikarenakan di dalam model pembelajaran STAD terdapat persaingan tim yang akan membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar di kelas dan saling mengajarkan kepada teman satu kelompoknya agar paham dengan materi ajar saat itu. Inilah yang menjadi keunggulan model pembelajaran STAD dalam pembelajaran di kelas dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
3. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar
pada
hakekatnya
adalah
suatu
aktifitas
yang
mengharapkan perubahan tingkah laku (behaviora change) pada individu yang belajar. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi karena usaha individu yang bersangkutan. Belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor sepeerti: bahan yang dipelajari, instrumen, lingkungan dan kondisi individu si pelajar.14 Belajar
dikatakan
berhasil
manakala
seseorang
mampu
mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya.Untuk lebih memahami pengertian belajar, berikut ini dikemukakan secara ringkas pengertian dan makna belajar menurut pandangan para ahli pendidikan dan psikologi. a) Belajar Menurut Pandangan Skinner Belajar menurut B.F. Skinner dalam dalam Dimyati dan Mudjiono adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responnya 14
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung 2011) hal.225
19
menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak belajar, maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut: Pertama, kesempatan terjadinya peristiwa yang menimbulkan respons pembelajar. Kedua, respons pembelajar itu sendiri.Ketiga, konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut.Pemerkuat terjadi
pada
stimulus
yang
menguatkan
konsekuensi
tersebut.Sebagai ilustrasi perilaku respons yang baik diberi hadiah.Sebaliknya, perilaku respons yang tidak baik diberi teguran dan hukuman.15 b) Belajar Menurut Pandangan Robert M. Gagne Belajar adalah suatu proses yang kompleks, sejalan dengan itu menurut Robert M. Gagne seperti yang dikutip Dimyati dan Mudjiono, “belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas.. Setelah belajar orang memiliki keterampilan,
pengetahuan,
sikap
dan
nilai”.16,
timbulnya
kapabilitas disebabkan oleh: 1.) Stimulasi yang berasal dari lingkungan. 2.) Proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar, setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai, Dengan demikian dapat ditegaskan, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi dan menjadi kapabilitas baru. Belajar terjadi bila ada hasilnya yang dapat diperlihatkan, anakanak demikian juga dewasa, dapat mengingat kembali kata-kata yang telah didengar atau dipelajarinya. c) Belajar Menurut Pandangan Piaget Jean Piaget dengan seorang psikologi Swiss dalam Hamzah berpendapat bahwa, “bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari 3
tahapan,
yakni
asimilasi,
15
akomodasi
dan
equilibrasi
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), Cet. Ke-5, hlm. 9 16 Ibid., hlm. 10
20
(penyeimbang)”.17 Berikut adalah penjelasan tentang tiga proses belajar kognitif anak yaitu: 1) Proses “assimilation” dalam proses ini menyesuaikan atau mencocokkan informasi yang baru itu dengan apa yang telah ia ketahui. 2) Proses
“accommodation”
yaitu
anak
mengasuh
dan
membangun kembali atau mengubah apa yang telah diketahui sebelumnya
sehingga
imformasi
yang
baru
itu
dapat
disesuaikan dengan lebih baik. Piaget melihat perkembangan kognitip
tersebut
sebagai
hasil
perkembangan
saling
melengkapi antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah apa yang telah diketahui. Asimilasi tetap dan menambah terhadap yang ada dan menghubungkannya dengan yang telah lalu. 3) Poses “equilibration” adalah penyesuaian berkesinambungan antara tahap asimilasi dan akomodasi. d) Belajar menurut pandangan Carl R. Rogers `Menurut pandangan Carl R Rogers (ahli psikoterapi) seperti yang dikutip oleh Saiful praktek pendidikan menitik beratkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar.Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya menghapalkan pelajaran. Alasan pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran adalah: i. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan wajar untuk belajar siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya. ii. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya. ii. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru, sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
17
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. Ke-4, h. 10
21
iii. Belajar yang bermakna bagi masyarakat modern berarti belajar tentang proses-proses belajar, keterbukaan belajar mengalami sesuatu, bekerja sama dengan melakukan perubahan diri terus menerus. iv. Belajar yang optimal akan terjadi, bila siswa berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam proses belajar.18
e) Belajar Menurut Pandangan Bandura Pemodelan merupakan konsep dasar dari teori belajar sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Menurut Bandura seperti yang dikutif Trianto, “sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain”.19 Seseorang pembelajar menurut teori ini dilakukan dengan mengamati tingkah laku orang lain (model), hasil pengamatan
itu
menghubungkan
kemudian pengalaman
dimantapkan baru
dengan
dengan
cara
pengalaman
sebelumnya atau mengulang-ulang kembali. Dengan jalan ini memberi
kesempatan
kepada
pembelajar
tersebut
untuk
mengeksperikan tingkah laku yang dipelajarinya. Berdasarkan pola perilaku tersebut, selanjutnya Bandura dalam Trianto mengklasifikasikan empat fase pembelajaran pemodelan tersebut, yaitu fase perhatian, fase retensi, fase reproduksi, dan fase motivasi.20 Berikut adalah pemaparan empat fase tersebut: 1.) Fase atensi. Fase atensi adalah fase memberikan perhatian pada suatu model. Dalam pembelajaran guru yang bertindak sebagai model bagi siswanya harus dapat menjamin agar siswa memberikan perhatian pada kepada bagian-bagian penting dari pelajaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyajikan 18
Ibid., hlm. 29. Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 30-31 20 Ibid., hlm. 31 19
22
materi pelajaran secara jelas dan menarik, memberikan penekanan pada bagian-bagian yang penting, atau dengan mendemonstrasikan suatu kegiatan pembelajaran. 2.) Fase retensi. Pada fase ini bertanggung jawab atas pengkodean tingkah laku model dan menyimpan kode-kode itu di dalam ingatan (memori jangka panjang). Dalam pembelajaran guru dapat menyediakan waktu pelatiahan, yang memungkinkan siswa mengulang keterampilan baru secara bergiliran baik secara fisik maupun secara mental. 3.) Fase reproduksi. Pada fase ini kode-kode dalam memori membimbing penampilan yang sebenarnya dari tingkah laku yang baru diamati. Derajat tertinggi dalam belajar mengamati adalah apabila tindakan terbuka mengikuti pengulangan secara mental.
Fase
reproduksi
dipengaruhi
oleh
tingkat
perkembangan imdividu. 4.) Fase motivasi. Pada fase ini pengamat akan termotivasi untuk meniru model, sebab mereka merasa bahwa dengan berbuat seperti model, mereka akan memperoleh penguatan. Aflikasi fase ini dalam pembelajaran sering berupa pujian atau pemberian nilai. f) Belajar Menurut Pandangan Vygotsky Teori belajar menurut Vygotsky lebih menekankan pada aspek sosial dalam pembelajaran. Menurut teori ini dalam Trianto, “proses pembelajaran akan terjadi jika anak bekerja atau menangani tugas-tugas yang belum dipelajari, namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka disebut dengan zone of proximal development, yakni daerah tingkat perkembangan sedikit di atas daerah perkembangan seseorang saat ini”. 21 Dengan demikian teori belajar ini yakin bahwa fungsi mental lebih tinggi 21
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 27
23
pada umumnya muncul dalam percakapan dan kerja sama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu itu tersebut. Menurut Trianto, “satu lagi yang penting dari Vyotsky adalah scaffolding, yakni pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah anak dapat melakukannya”.22 Dengan demikian dalam proses pembelajaran
teori
ini
mengharuskan
kepad
guru
untuk
memberikan tugas kepasa siswa tugas-tugas yang kompleks, sulit dan realistik dan kemudian diberikan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas-tugas itu. g) Belajar Menurut Pandangan David Ausubel Menurut Trianto, “inti dari teori Ausubel tentang belajar adalah belajar bermakna. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaikannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang”.23 Berdasarkan teori ini, dalam membantu siswa menanamkan pengetahuan baru dari suatu materi, sangat diperlukan konsepkonsep awal yang sudah dimiliki siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Sehingga jika dikaitkan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah, maka siswa dalam mengatasi atau menjawab permasalahan yang autentik sangat memerlukan konsep awal yang sudah dimiliki siswa sebelumnya untuk suatu penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata. Arti
penting
belajar
dipandang
sebagai
suatu
menurrut usaha
Ensiklopedia
untuk
mengerti
belajar tentang
sesuatu.Usaha untuk mengerti tentang sesuatu tersebut, dilakukan 22
Ibid., hlm. 27 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. Ke-3, hlm. 37 23
24
secara aktif oleh pembelajar.Keaktifan tersebut dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempraktekkan, mengabaikan dan respon-respon yang lainnya guna mencapai tujuan.Para psikolog kognitif
berkeyakinan
bahwa
pengetahuan
yang
dipunyai
sebelumnya, sangat menentukan terhadap perolehan belajaryang berhasil
dipelajari,
kemudian
dikeluarkan
kembali
oleh
pembelajar.Menurut teori ini suatu informasi yang berasal dari lingkungan pembelajar, pada awalnya diterima oleh reseptor. Reseptor-reseptor tersebut memberikan simbol-simbol informasi yang ia terima, dan kemudian diteruskan ke registor penginderaan yang terdapat pada saraf pusat. Dengan demikian, informasiinformasi yang diterima oleh registor penginderaan telah mengalami transformasi. Informasi yang masuk ke dalam syaraf pusat tersebut. Ada beberapa ahli yang belum merasa puas terhadap penemuan-penemuan para ahli sebelumnya mengenai belajar sebagai proses hubungan stimulus-respon-reinforcement. Mereka berpendapat bahwa tingkah laku tidak hanya dikontrol oleh reward dan
reinforceent.
Mereka
adalah
para
ahli
jiwa
aliran
kognitif. Menurut pendapat mereka, tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh instight untuk pemecahan masalah.Jadi kaum kognitif berpandangan bahwa tingkah laku seseorang lebih bergantung kepada insight terhadap hubungan-hubungan yang ada dalam suatu
situasi
keseluruhan
adalah
lebih
dari
bagian-
bagiannya. Mereka memberi tekanan pada organisasi pengamatan pada stimulus di dalam lingkungan serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengamatan.
25
Menurut psikologi kognitif belajar dipandang sebagai suatu usaha
untuk mengerti tentang sesuatu. Usaha untuk mengerti
tentang sesuatu tersebut dilakukan secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan tersebut dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi,
memecahkan
masalah,
mencermati
lingkungan,
mempraktekan, mengabaikan respon-respon yang lain guna mencapai tujuan. Para psikologi kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dipunyai sebelumnya sangat menentukan terhadap perolehan belajar.Salah satu teori belajar dari psikologi kognitif adalah teori pemerosesan informasi. Menurut teori ini belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi dalam otak manusia.
b. Masalah-masalah Belajar Menurut Abdul Majid dalam bukunya, masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh seseorang murid dan menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tersebut itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang terbelakang saja, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas.Pada dasarnya masalah-masalah belajar dapat digolongkan atas :24 a) Sangat cepat dalam belajar, yaitu murid-murid yang tampaknya memiliki bakat akademik yang cukup tinggi, memiliki IQ 130 atau lebih, dan memerlukan tugas-tugas khusus yang terencana. b) Keterlambatan akademik, yaitu murid-murid yang tampaknya memiliki intelegensi normal tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara baik. 24
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung 2011) hal.226-227
26
c) Lambat belajar, yaitu murid-murid yang tampak memiliki kemampuan yang kurang memadai. Mereka memiliki IQ sekitar 70-90 sehingga perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan bantuan khusus. d) Penempatan kelas, yaitu murid-murid yang umur, kemampuan, ukuran, dan minat-minat sosial yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk kelas yang ditempatinya. e) Kurang motif dalam belajar, yaitu murid-murid yang kurang semangat dalam belajar, mereka tampak jera dan malas. f) Sikap dan kebiasan buruk, yaitu murid-murid kegiatan atau perbuatan belajarnya berlawanan atau tidak sesuai dengan yang seharusnya seperti suka marah, menunda-nunda tugas, belajar pada saat akan ujian saja. g) Kehadiran di madrasah, yaitu murid-murid yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga kehilangan sebagian besar kegiatan belajarnya.
c. Pengertian Hasil Belajar Menurut Dimayanti dan Mudjiono, Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar baik dengan ulangan maupun tes. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pembelajaran dalam periode tertentu dan merupakan puncak dari proses belajar.25 Proses pembelajaran yang baik akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar menurut penulis merupakan tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran sebagai akibat dari perubahan prilaku setelah mengikuti proses pembelajaran berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Hasil belajar itu akan diukur dengan sebuah tes. 25
Dimayanti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, h. 3-4.
27
Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Menurut Nana Sudjana (2006:22) menyatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Oemar Hamalik berpendapat bahwa, Hasil belajar tampak sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri siswa yang dapat diamati dan dapat diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan lain sebagainya.26 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) Keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, (e) keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom secara garis besar membaginya membagi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.27 Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya, 26
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, h. 155 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung 2009) hal.22-23 27
28
karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan mengubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Sedangkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu hasil belajar yang dicapai oleh seseorang setelah mengalami proses interaksi pembelajaran mata pelajaran IPA.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah yang secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal siswa. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa (Eksternal) terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental; sedangkan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa (Internal) adalah berupa faktor fisiologis dan faktor psikologis pada diri siswa. a) Faktor-Faktor Lingkungan Faktor luingkungan siswa ini dapat dibagui menjadi dua bagian yakni : Faktor lingkungan alam/non sosial dan faktor lingkungan sosial. Yang termasuk faktor lingkungan non sosial/alami ini ialah seperti : keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat letak gedung sekolah, dan sebagainya. Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan presentasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar. b) Faktor-Faktor Instrumental Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum /materi pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.
29
c) Faktor-Faktor Kondisi Internal Siswa Faktor kondisi siswa ini sebagaimana telah diuraikan di atas ada dua macam yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologis siswa. Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan pendengaran. Adapun
faktor
psikologis
yang
akan
mempengaruhi
keberhasilan belajar siswa adalah faktor minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan presepsi, ingatan, berfikir, dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan appersepsi) yang dimiliki siswa.28 Menurut Abdul Majid, dalam bukunya yang berjudul “Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru” pada dasarnya masalah itu dapat terjadi oleh berbagai faktor dan dapat digolongkan atas : Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga dan faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah.29 a. Faktor yang bersumber dari murid: (1) Tingkat kecerdasan rendah, (2) Kesehatan sering terganggu,
(3) Alat
penglihatan dan pendengaran kurang berfungsi dengan baik, (4) Ganguan alat preseptual, (5) Tidak menguasai cara-cara belajar yang baik. b. Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga: (1) Kemampuan ekonomi keluarga kurang memadai, (2) Anak kurang mendapatkan perhatian dan pengawasan dari
28
Drs. H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya 2010) hal.59-60 29 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (PT Remaja Rosdakarya: Bandung 2011) hal.232-238
30
orangtua (3) Harapan orangtua terlalu tinggi terhadap anak, (4) Orang tua pilih kasih terhadap anak. c. Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah/Madrasah dan masyarakat: (1)membantu murid dalam mengatasi masalah belajar, (2) Program perbaikan, bagaimana cara yang ditempuh dan materi dan waktu pelaksanaan program perbaikan Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar individu. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar tidak hanya berkaitan dengan proses belajar saja, tetapi juga faktor lain yang bisa membawa dampak terhadap pencapaian hasil belajar yang optimal.
e. Pengaruh Metode Cooperative Learning Tipe STAD terhadap Hasil Belajar Pembelajaran kooperatif, salah satu model pembelajaran yang saat ini mendapatkan perhatian karena mengingat jangkauannya bukan hanya membantu siswa untuk belajar dari segi akademik namun juga belajar dari segi keterampilan dan juga melatih siswa untuk tujuantujuan hubungan sosial dimana model pembelajaran ini memfokuskan pada pengaruh-pengaruh pengajaran seperti pembelajaran akademik khususnya
menumbuhkan
penerimaan
antar
kelompok
serta
keterampilan sosial antar kelompok. Semua metode pembelajaran kooperatif menyumbangkan ide bahwa siswa yang bekerja sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap teman satu timnya mampu membuat diri mereka belajar sama baiknya. Sebagai tambahan terhadap gagasan tentang kerja kooperatif, metode Student Team Learning (Pembelajaran Tim Siswa) PTS menekankan penggunaan tujuan-tujuan tim dan sukses tim, yang hanya akan dapat dicapai apabila semua anggota tim bisa belajar mengenai
31
pokok bahasan yang telah diajarkan. Oleh sebab itu, dalam metode PTS tugas-tugas yang diberikan pada siswa bukan melakukan sesuatu sebagai sebuah tim, tetapi belajar sesuatu sebagai sebuah tim.30 Student Team Achievement Division (STAD), dalam STAD para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri dari empat orang yang berbedabeda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis mengenai materi secara sendiri-sendiri, di mana saat itu mereka tidak diperbolehkan lagi untuk saling membantu.31 STAD telah digunakan dalam berbagai mata pelajaran yang ada, mulai dari matematika, bahasa, seni, sampai dengan ilmu sosial dan ilmu pengetahuan ilmiah lain, dan telah digunakan mulai dari siswa kelas dua sampai perguruan tinggi. Metode ini paling sesuai untuk mengajarkan bidang studi yang sudah terdefinisikan dengan jelas, seperti matematika, berhitung, dan studi terapan, penggunaan dan mekanika bahasa, geografi dan kemampuan peta, dan konsep-konsep ilmu pengetahuan ilmiah. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin para timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu tim nya untuk mempelajari materinya. Mereka harus saling mendukung teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik, menunjukan norma bahwa belajar itu penting, berharga, dan menyenangkan. Para siswa bekerja sama setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Meski para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling bantu dalam mengerjakan kuis. Tiap siswa harus tau meterinya. Tanggung jawab individual seperti ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan 30
Robert E. Slavin., Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media : Juli 2009) hal.10 31 Ibid, hal.11
32
baik satu sama lain, karena satu-satu nya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai informasi atau kemampuan yang diajarkan.32 Berpijak pada karakteristik pembelajaran di atas, diasumsikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mampu memotivasi siswa dalam melaksanakan berbagai kegiatan, sehingga mereka merasa tertantang untuk menyelesaikan tugas-tugas bersama secara kreatif. Model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pembelajaran di berbagai bidang studi atau mata pelajaran, baik untuk topik-topik yang bersifat abstrak maupun yang bersifat konkrit Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gul Nazir Khan dan Dr Muhammad Hafiz Inamullah, Institut Pendidikan dan Penelitian, Universitas
Peshawar,
Pakistandengan
judul
“Pengaruh
Team
Achievement Division Mahasiswa (STAD) padaPrestasi Akademik Mahasiswa” menunjukan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran STAD terhadap hasil belajar siswa,Temuan penelitian menunjukkan bahwa perbedaan antara kelompok dalam hal kinerja mereka di posttest tidak signifikan.Akibatnya, model pembelajaran Student Teams Achivement Division (STADseharusnya digunakan sebagai teknik pembelajaran untuk pengajaran kimia untuk kelas -12, terlepas dari nilai siswa.33 Penelitian lain oleh Adeneye Olarewaju Adeleye Awofala, Alfred Olufemi Fatade, Samuel Adejare Ola-Oluwamenunjukan terdapatnya pengaruh penggunaan model belajar STAD terhadap hasil belajar siswa, dengan judul “Achievement in Cooperative versusIndividualistic GoalStructured Junior SecondarySchool Mathematics Classrooms in Nigeria”, Temuan ini menguatkanmengenai efektivitas daristruktur insentif dan tugas yang terkait dengan STAD / TGT,keduanya memerlukan studi 32
Ibid, hal.12 Gul Nazir Khan dan Dr Muhammad Hafiz Inamullah, “Pengaruh Team Achievement Division Mahasiswa (STAD) padaPrestasi Akademik Mahasiswa” www.ccsenet.org / assIlmu Sosial AsiaDiterbitkan oleh Pusat Kanada Sains dan Pendidikan, Vol. 7, No 12, Desember 2011 33
33
kelompok
dan
penghargaan
kelompok
bagi
individubelajar. Bagi
merekapembelajaran kooperatif memberikan lebih banyak ruang dan kesempatan
untuksiswa
untuk
berdiskusi,
memecahkan
masalah,
menciptakan solusi, memberikanide dan saling membantu. 34 Penelitian lain dilakukan oleh Rinda Warawudhi, Fakultas Humaniora dan Ilmu Sosial, Burapha University, Chon Buri, Thailand. Dengan judul English Reading Achievement:Student Teams-Achievement Division (STAD) vs.Lecture Method for EFL Learners, Setelah menganalisis respon siswa dari Kelompok belajar STAD, hasil menunjukkan bahwa siswa tersebut menikmati metode ini pembelajaran menjadi aktif. Dapat disimpulkan bahwa metode STAD dapat mendorong keterlibatan kelas siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa dan sikap terhadap belajar bahasa Inggris, dan meningkatkan partisipasi siswa di dalam kelasbaik dalam hal interaksi antara siswa sendiri dan antara siswa dan guru mereka.35 Penelitian lain dalam artikel yang ditulis oleh Haroun Siregar yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk meningkatkan aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Kimia” yang dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjung Pura Tahun 2012/2013 menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.36
34
Adeneye Olarewaju Adeleye Awofala, Alfred Olufemi Fatade, Samuel Adejare OlaOluwa, “Pengaruh Team Achievement Division Mahasiswa (STAD) padaPrestasi Akademik Mahasiswa” dalam International Journal of Tren Matematika dan Teknologi-ISSN: 22315373 http://www.internationaljournalssrg.org, Volume3 Issue1-2012 35 Rinda Warawudhi, Fakultas Humaniora dan Ilmu Sosial,Burapha University, Chon Buri, Thailand. English Reading Achievement:Student Teams-Achievement Division (STAD) vs.Lecture Method for EFL Learner,Journal of Institutional Research South East Asia, Volume 10 Number 1 May/June 2012. 36 Haroan Siregar, “Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa SMA pada Pembelajran Kimia” dalam Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, Volume 2, nomor 1, Juni 2013. h. 40-52
34
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Sebelum meneliti tentunya peneliti mencari terlebih dahulu penelitianpenelitian terdahulu mengenai pembelajaran kooperatif maupun model pembelajaran STAD, agar penelitian yang akan dilakukan memiliki dasar pemikiran yang cukup kuat. Dengan pertimbangan di atas maka peneliti menuliskan berbagai penelitian terdahulu antara lain : 1. Penelitian lain oleh Asneli Lubis dalam artikel “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada Materi Pokok Gerak Lurus” menjunjukan bahwa pengaruh model STAD dalam pembelajaran gerak lurus pada siswa kelas X di SMA Swasta UISU Medan tahun ajaran 2010/2011 terdapat pengaruh yangsignifikan pada penggunaan model STAD terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pokok gerak lurus.37 2. Penelitian lain oleh Retelit Lubis dalam artikel “Meningkatkan Aktifitas Siswa Melalui Model Pembelajaran Tipe STAD untuk Menumbuhkan Sikap Kritis Siswa SMA Negeri di Medan” yang dilakukan pada kelas XII SMA Negeri 16 Medan, disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas model dan kelas guru dengan menerapkan perangkat pembelajaran berbasis konstruktivisme melalui model STAD sebesar 72,8, aktifitas belajar siswa pada SMA N 16 dikategorikan aktif yaitu termasuk kategori penilaian aktif dengan rata-rata 71,3.38 3. Penelitian lain oleh N.D. Muldayanti dalam Jurnal “Pembelajaran Biologi Model STAD dan TGT Ditinjau dari Keingintahuan dan Minat Belajar Siswa” penelitian dilakukan pada kelas VIII A sampai VIII F MTsN Nogosari Boyolali, disimpulkan bahwaTerdapat interaksi antara metode STAD dan TGT dengan keingintahuan terhadap prestasi belajar materi sistem pencernaan makanan. Penerapan metode STAD dan TGT, 37
Asneli Lubis, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Materi Pokok Gerak Lurus” dalam Jurnal Pendidikan Fisika, Volume 1, nomor 1, Juni 2012. H. 27-32 38 Retelit Tarigan, “Meningkatkan Aktifitas Siswa Melalui Model Pembelajaran Tipe STAD untuk Menumbuhkan Sikap Kritis Siswa SMA” dalam Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika, Volume 4, nomor 1, Juni 2012. h. 19-24
35
keingintahuan tinggi atau rendah, dan minat belajar tinggi dan rendah mempengaruhi prestasi, dan memberikan interaksi secara bersamaan dalam meningkatkan prestasi belajar.39 4. Penelitian lain dilakukan oleh Suherman dalam artikel “Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions di SMA N STABAT” penelitian dilakukan pada siswa XI IA-1 SMA Negeri 1 Stabat, berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil belajar siswa dan ketuntasan belajar siswa menggunakan Metode pembelajaran Kooperatif tipe STAD dapat meningkat setiap siklusnya. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pelajaran FIsika di kelas XI IA-1 SMA Negeri 1 stabat.40 5. Penelitian lain dilakukan oleh Armani, dengan judul penelitian “Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Melalui Model Kooperatif Tipe STAD pada Pembelajaran IPA di SD” peneliti dapat mengambil kesimpulan
secara
umum
bahwa
dengan
menggunakan
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belaja peserta didik di kelas VB Sekolah Dasar Negeri 36 Kecamatan Pontianak Selatan.41
C. Kerangka Berfikir Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan dan juga sudah menjadi harapan masyarakat. Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa 39
N.D Muldayanti, “Pembelajaran Biologi Model STAD dan TGT Ditinjau dari Keingintahuan dan Minat Belajar Siswa” dalam Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, JPII 2 (1) (2013) h. 12-17 40 Suherman, “Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions di SMA N STABAT” dalam Jurnal Pendidikan Fisika, Volume 1. Nomor 2, Des 2012 41 Armani, “Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Melalui Model Kooperatif Tipe STAD pada Pembelajaran IPA di SD” , Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, No.7 Juli 2012
36
dengan informasi-informasi dan pengetahuan. Guru perlu bersikap atau setidaknya dipandang oleh siswa sebagai yang maha tahu dan sumber informasi. Buruknya lagi, siswa belajar dalam situasi yang membebani dan menakutkan karena dibayangi oleh tuntutan-tuntutan mengejar hasil belajar yang tinggi. Nampaknya perlu ada perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar siswa dan interaksi antara guru. Sudah semestinya kegiatan pembelajaran untuk lebih mempertimbangkan siswa. Selain itu arus proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnya. Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur seperti sistem pembelajaran kooperatif. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai fasilitator dan siswa dituntut untuk lebih aktif. Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan ini secara aktif mereka menggunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi mata pelajaran, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang baru mereka pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Dengan belajar aktif ini, siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak cuma mental tetapi melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Pada model cooperative learning Tipe STAD siswa akan diajak untuk berperan
aktif
dalam
mengembangkan
pemahaman
mengenai
Ilmu
Pengetahuan Alam melalui diskusi, siswa pun akan diajak untuk melihat langsung bagaimana gambaran nyata pada bahasan IPA itu, baik melalui demonstrasi maupun media pembelajaran lain yang berbentuk presentasi. Dalam model cooperative learning Tipe STAD ini, peran guru akan lebih banyak sebagai fasilitator, moderator dan sedikit presentator di awal.
37
Berdasarkan uraian di atas, diduga hasil belajar IPA akan berbeda antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada kelas IV di MI.
Aktifitas Siswa
Kondisi Awal
Guru :
Rendah
Belum Menerapkan
Hasil Belajar Siswa Rendah
Tindakan
Kondisi yang diharapkan : Aktifitas Siswa tinggi
Guru :
Aktifitas Siswa Rendah Hasil Belajar Siswa
Menerapkan Model Pembelajaran STAD
Rendah
Guru :
Aktifitas Siswa Rendah
Menerapkan Model Pembelajaran Konvensional
Hasil Belajar Siswa
Dan Hasil Belajar Siswa mencapai KKM memenuhi ketuntasan klasikal
Gambar : 2.2 Bagan Kerangka Berfikir Penelitian
38
Rendah
D. Hipotesis Penelitian
Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran STAD terhadap hasil belajar IPA pada materi Sumber Daya Alam.
39
40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan April 2013 pada semester 2, tahun ajaran 2012/2013, di MI Al-Washliyah Jakarta Timur, Jl. Pondok Kopi Timur RT.08 Rw11 No.1 Kel. Pondok Kopi Kec. Duren Sawit Jakarta Timur.
B. Metode Penelitian 1. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen yang bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya. Dalam penelitian ini peneliti ingin menyelidiki pengaruh penerapan model STAD terhadap hasil belajar IPA Siswa dengan cara menerapkan satu kondisi perlakuan kepada satu kelompok eksperimen dan memperbandingkan hasilnya dengan satu kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.1 2. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control group design. Pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara rendom. 2 Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelompok
Pretes
Postes
T1
Perlakuan (Metode Belajar) STAD
Eksperimen Kontrol
T1
KONVENSIONAL
T2
T2
1
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 2005) h.
38 1
Sugiono. Metode Penelitian (Bandung:Alfabeta 2009), h.79
Pendidikan
Kuantitatif,
Kualitatif,
dan
R&D.
41
Prosedur Penelitian : a. Memilih sampel dari populasi b. Menggolongkan sampel menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang dikenai perlakuan X, yakni model cooperative learning tipe STAD, dan kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan X yakni menggunakan pembelajaran yang biasa guru lakukan disekolah tersebut c. Memberikan pre-test (T1) kepada kedua kelompok. d. Mempertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok agar tetap sama, kecuali pada satu hal yaitu kelompok eksperimen dikenai perlakuan X, untuk jangka waktu tertentu. e. Memberikan postes (T2) kepada kedua kelompok. f. Menghitung nilai pretes dan postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. g. Tetapkan tes statistik yang cocok untuk menentukan apakah perbedaan ini signifikan, yaitu cukup besar untuk menolak hipotesis nol. Pada kelompok eksperimen akan digunakan sistem belajar dengan menggunakan model STAD. Sedangkan pada kelas kontrol akan digunakan sistem belajar yang digunakan guru selama ini di sekolah tersebut yaitu presentasi dan ceramah. Sehingga akan terlihat pengaruh model STAD di sekolah tersebut sebagai sekolah yang diteliti.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas
obyek/subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
42
kesimpulannya.3Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MI AL-Washliyah Jakarta, sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di MI AL-Washliyah Jakarta. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh pupulasi tersebut.4 Sampel dalam penelitian ini adalah siswa MI ALWashliyah Jakarta Kelas IV-A dan IV-B, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampleyaitu teknik pengambilan subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.5 Pertimbangan yang dilakukan dalam pengambilan sampel ini berdasarkan nilai akademik. Pemilihan kelas eksperimen yaitu kelas IV-A sedangkan kelas IV-B sebagai kelas kelompok kontrol.
D. Variabel Penelitian Penelitian quasi eksperimen ini memiliki dua variabel, dua variabel tersebut yaitu, variabel bebas dan variabel terikat, dimana variable bebas adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan variable terikat adalah hasil belajar. Definisi konseptual dan operasional dari variable bebas dan terikat dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel. 3.2 Variabel Penelitian Variable
Definisi Konseptual
Penelitian Model
Pendekatan model pembelajaran
Pendekatan model
Pembelajaran
STAD melibatkan siswa bekerja
pembelajaran STAD
Kooperatif tipe
secara berkolaborasi untuk
merupakan suatu bentuk proses
STAD
mencapai tujuan bersama.
belajar mengajar yang
STAD adalah salah satu tipe
membentuk siswa menjadi
(Variabel
3
-
Definisi Operasional
-
Ibid, h. 80 Ibid, h. 81 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : PT Rineka Cipta 2010) h. 183 4
43
bebas)
model pembelajaran kooperatif
mandiri dan kreatif dalam
yang terdiri dari kelompok
menyelesaikan suatu
belajar heterogen beranggotakan
permasalahan sehingga siswa
4-5 orang siswa dan setiap
dituntut aktif dalam mengikuti
siswa saling bekerja sama,
kegiatan belajar mengajar.
berdiskusi dalam menyelesaikan
Siswa diharapkan dapat
tugas dan memahami bahan
memecahkan masalah dan
pelajaran yang diberikan.
dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Guru merancang pembelajaran sesuai dengan pembelajaran STAD, kemudian keberhasilan siswa diukur dari hasil belajar.
Hasil
belajar
Hasil belajar merupakan peristiwa
Hasil belajar adalah skor yang
siswa (Variabel
yang bersifat internal pada diri
diperoleh oleh siswa melalui tes
terikat)
seseorang. Peristiwa tersebut dimulai
pilihan ganda setelah
dari
untuk
mengalami proses belajar
kemudian berpengaruh pada perilaku.
mengajar. Sehingga hasil
adanya
pengetahuan
belajar IPA merupakan hasil yang dicapai siswa pada mata pelajaran IPA setelah mengalami proses mengajar.
E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua cara pengumpulan data yaitu melalui tes soal. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber data, kemudian
jenis
data,
teknk
pengumpulan,
dan
instrument
yang
digunakan.Secara lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.3. Teknik Pengumpulan Data Sumber Data
Siswa
Guru dan siswa
Jenis Data Hasil belajar siswa sebelum terlibat dalam Model pembelajaran STAD Hasil belajar siswa setelah terlibat dalam Model pembelajaran STAD Penerapan model Pembelajaran STAD
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen
Melaksanakan pretest Butir pilihan ganda Melaksanakan posttest
Observasi
Lembar Obsevasi
44
Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur variabel hasil belajar adalah tes pilihan ganda, instrumen tes yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.2. berikut : Tabel 3.4. Instrumen Tes Pilihan Ganda Materi Sumber Daya Alam No. 1 2 3 4 5 6
7 8 9
10
11
12 13 14 15
Indikator Memberi contoh berbagai jenis sumber daya alam di Indonesia. Menjelaskan sumber daya alam penghasil energy Menyebutkan sumber daya alam penghasil bahan baku. Menunjukkan sumber daya alam penghasil bahan baku. Menjelaskan sumber daya alam untuk kenyamanan Menerapkan persamaan sumber daya alam yang kekal dalam kehidupan sehari-hari Menjelaskan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Menunjukan sumber daya alam yang dapat diperbaharui Menunjukan jenis dan tempat sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui Menerapkan persamaan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dalam kehidupan sehari-hari Menjelaskan asal, hasil dan sifat sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui Menujukkan sumber daya alam nonhayati Menyebutkan pengertian dan macammacam sumber daya alam nonhayati Menujukkan sumber daya alam hayati Menerapkan persamaan sumber daya alam hayati dalam kehidupan seharihari Jumlah Soal
C1 1,2,3
C2
C3
4,5
Jumlah 3 2
6,7,8,
3
9
1
10, 11, 12 13
3
17
1
14,15
2
16,18
3
19,20
2
21,2 2, 23 24,25 , 26
3
27,28 , 29
3
30,31
2 32,33
34. 35
3
2 2
35
45
Untuk melihat pelaksanaan model pembelajaran Student Teams Achivement Division (STAD)digunakan lembar observasi/angket yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.5. Pembelajaran yang menggunakan STAD No 1
Kegiatan Awal
TahapanTahapan STAD Penempatan Kelompok
2
Kegiatan Inti
Pemberian Tugas TIM
3
a.
Kegiatan
Penutupan
Perlakuan Guru
Perlakuan Siswa
Waktu
Pembuatan daftar penempatan siswa, tim dibagi 4 atau 5 orang, berdasarkan kinerja akademik, dan membagikan daftar tersebut kepada siswa - Memperkenalkan model pembelajaran STAD kepada kelas, dengan membacakan tugas-tugas tim. - membagikan lembar kerja untuk Tim - Memonitoring pada saat siswa bekerja dalam tim - membagikan lembar kerja individual
Membuat kelompok berdasarkan daftar yg diberikan oleh guru
5’
- menyatukan meja berdasarka daftar tim. - membuat nama tim - bekerjasama dengan tim untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh guru - mengerjakan soal individual yang diberikan oleh guru - refleksi
60’
Mendengarkan pengumuman hasil belajar tim.
5’
- menghitung nilai tim dan perorangan berdasarkan skor perkembangan siswa - pemberian penghargaan bagi siswa yang mencapai peningkatan 20 atau lebih
Validitas Instrumen Suatu instrumen baru dapat dipergunakan dalam penelitian bilamana telah dinyatakan valid. Instrumen dikatakan valid jika memiliki validitas yang tinggi, yaitu bila instrumen tersebut telah dapat mengukur apa yang diukur.
46
Untuk mengukur validitas tes IPA dilakukan dengan uji Point Biserial menggunakan rumus sebagai berikut : 6
Keterangan:
b. Reliabilitas Instrumen Persyaratan lain yang berlu dipenuhi oleh suatu instrumen adalah reliabilitas. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen terebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur dan hasil tes menunjukan ketepatan. Dengan kata lain, jika hasil penelitian yang diberikan oleh instrumen tersebut konsisten memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya, dan jika kepada siswa diberikan tes yang sama pada waktu berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (rangkaian) yang sama dalam kelompoknya. Untuk mnengetahui realibilitas instrumen tes hasil belajar siswa digunakan rumus Kuder-Richardson (K-R 20) dengan rumus sebagai berikut:7
6
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Penilaian Praktik” Edisi Revisi 2010 (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010) h. 326 7 Suharsimi Arikunto, “Dasar-dasar evauasi” h. 100
47
Keterangan : = realiibilitas tes secara keseluruhan p
= proporsi subjek yang menjawab item benar
q
= proporsi subyek yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji validitas itemnya (q = 1 – p ) = jumlah hasil perkalian antara p dan q = jumlaah butir dalam perangkat tes
s
c.
= standar deviasi skor-skor tes
Tingkat Kesukaran Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal. Soal yang baik adalah yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Rumus untuk mencari indeks kesukaran suatu soal adalah sebagai berikut:8
Keterangan : P = Indeks Kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab benar N = Jumlah peserta tes
Adapun tingkat kesukaran soal dapat dibagi dalam 3 kelompok, yaitu mudah, sedang, dan sukar. Tabel 3.6 Kelompok tingkat kesukaran
8
Ibid, h. 208
Tingkat Kesukaran
Nilai p
Sukar
0,00 - 0,25
Sedang
0,26 - 0,75
Mudah
0,76 - 1,00
48
d. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai atau berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh atau berkemampuan rendah.9 Rumus daya pembeda adalah sebagai berikut:10 D = P (atas) - P (bawah) Keterangan : D
= daya pembeda
P (atas)
= indeks kesukaran kelompok atas
P (bawah)
= indeks kesukaran kelompok bawah
Adapaun klasifikasi daya pembeda sebagai berikut : Tabel 3.7 Klasifikasi daya pembeda Klasifikasi daya pembeda
Indeks daya pembeda
0,00 - 0,20
Buruk
0,20 - 0,40
Cukup
0,40 - 0,70
Baik
0,70 - 1,00
Baik Sekali
<0,00 (negatif)
Tidak baik (diabaikan)
F. Prosedur Penelitian Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui beberapa cara pengumpulan data, yaitu : 1. Tahap Persiapan Persiapan yang dilakukan berupa penyesuaian waktu belajar di sekolah dengan satuan pelajaran dan alokasi waktu yang telah ditetapkan. Juga berupa penyusunan materi mengajar dengan menggunakan model 9
Suharsimi Arikunto, “Dasar-dasar evauasi” h. 211 Ibid, h. 213
10
49
pembelajaran cooperative learning teknik STAD dan tahap-tahap pembuatan serta pengujian instrumen penelitian pada kelas berbeda berupa tes objektif. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan dimulai dengan memberikan protes pada kelomppok eksperimen dan kelompok kontrol, untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap konsep, sebelum diadakannya proses belajar. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan. Setelah proses pembelajaran selesai, maka diadakan postes, untuk mengetahui penguasaan konsep siswa setelah dilakukan kegaitan belajar, untuk mengetahui perbedaan hasil belajar diantara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang didapat kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan. 3. Tahap Pelaporan Tahap pelaporan merupakan tahap akhir dari penelitian. Pada tahap ini dikemukakan proses berlangsungnya penelitian dan hasil penelitian. Secara umum, teknik penulisan laporan hasil penelitian mengacu pada buku pedoman yang diterbitkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yeng terdapat di dalam buku pedoman akademik.
G. Teknik Analaisa Data Karena terdapat dua buah data yang berbeda yaitu data yang diperoleh dari instrumen tes dan data dari instrumen nontes, maka terdapat pula dua buah teknik analisis data. Data yang dihasilkan dari instrumen tes akan dianalisis untuk menguji hipotesis. Data yang dihasilkan dari hasil observasi akan dianalisis untuk mengukur kualitas pembelajaran selama diberi perlakuan berupa model pembelajaran STAD pada masing-masing kelompok eksperimen. 1. Pengujian Prasyarat Penelitian a. Uji Normalitas
50
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi sampel yang diteliti. Uji normalitas yang digunakan yaitu dengan rumus Chi-Kuadrat. Langkah-langkah
penggunaan
uji
normalitas
dengan
menggunakan Chi Kuadrat adalah :11 1. Menentukan kelas interval 2. Menentukan panjang kelas interval 3. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi 4. Menghitung
(Frekuensi yang diharapkan)
5. Memasukan harga-harga
ke dalam tabel kolom
sekaligus menghitung harga-harga merupakan harga Chi-Kuadrat (
,
. Harga hitung
6. Membandingkan harga Chi-Kuadrat hitung engan Chi-Kuadrat tabel. Bila harga Chi-Kuadrat hitung lebih kecil daripada harga Chi-Kuadrat tabel maka dinyatakan berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan pada skor prete dan skor postes. Peengujian dilakukan dengan uji homogenitas dua varians, rumus uji homogenitas yang digunakan adalah uji F, yaitu: 12
Langkah-langkah uji homogenitas dengan menggunakian uji Fisher adalah: 13 1. Menentukan Varians 2. Setelah F hitung didapat selanjutnya dibandingkan dengan dk pembilang =
- 1 dan dk penyebut =
- 1.
3. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel maka sampel homogen
11
Sugiono, Statistik untuk Penelitian. (Bandung : Alfabeta 2009). h. 80-82 Ibid, h. 174-175 13 Ibid, h. 175 12
51
2. Pengujian Hipotesis dengan Uji-t Jika sampel berdistribusi normal dan homogen, maka digunakan uji parametik untuk menguji hipotesis dengan rumus uji-t dengan taraf signifikasi
.
Dua pretes kemudian di uji-t untuk melihat perbedaaan kemampuan awal siswa di kelas yang dijadikan sampel. Sedangkan data postes yang diperoleh kemudian digunakan untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t dengan rujmus : 14
Keterangan : = t hasil perhitungan = Rata-rata kelompok eksperimen = Rata-rata kelompok kontrol = Varians gabungan kelas kontrol dan kelas eksperimen = Jumlah siswa kelas eksperimen = Jumlah siswa kelas kontrol Ho ditolak apabila
>
, dan HO diterima apabila
<
H. Hipotesis Statistik : :
14
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung : Alfabeta 2010). h. 181
52
Dengan : ; Rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD pada pembelajaran IPA siswa. ; Rata-rata hasil belajar siswa yang tidak menggunakan model cooperative learning tipe STAD pada pembelajaran IPA siswa.
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil belajar siswa berupa aspek kognitif diketahui berdasarkan hasil tes pilihan ganda sebanyak 20 soal yang dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran. Instrumen tes pilihan ganda ini sebelumnya telah diuji validitas dan reliabilitasnya pada kelas V-I MI Al Wasliyah Jakarta, butir soal juga telah diuji tingkat kesukarannya dan daya bedanya sehingga instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian ini, adapun jumlah butir soal yang valid sejumlah 20 soal berdasarkan perhitungan program anates. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MI Al-Wasliyah Jakarta pada kelas IV-1 dan IV-2 diperoleh data kelompok siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran STAD dan kelompok siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional (presentasi dan ceramah) setelah melakukan pretes dan postes (tabel 4.1). Rekapitulasi hasil pretes dan postes dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Rekap Nilai Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol 1 Nilai Tinggi Rendah Rata-rata SD
Kelompok Eksperimen Pretes Postes 10,00 70,00 45,00 95,00 25,50 83,33 7,80
7,35
Nilai Tinggi Rendah Rata-rata SD
Kelompok Kontrol Pretes Postes 10,00 20,00 35,00 65,00 22,00 41,17 6,64
11,79
1. Deskripsi Data Nilai Kelompok Eksperimen Dari tabel 4.1 diperoleh nilai rata-rata skor pretes dan postes hasil belajar mata pelajaran IPA materi Sumber Daya Alam, tingkat penguasaan
1
Lampiran 17 hal.125
54
konsep siswa sebelum pembelajaran sebesar 24,67, sedangkan setelah pembelajaran penguasaan konsep siswa mengalami kenaikan rata-rata menjadi 87,17. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar siswa secara langsung terlihat dari kenaikan rata-rata tersebut. Tabel 4.2 Rekap Hasil Belajar IPA Kelompok Eksperimen Data N Rata-Rata SD
Pretes 30 25,50 7,80
Postes 30 87,17 5,67
2. Deskripsi Data Nilai Kelompok Kontrol Dari tabel 4.1. diperoleh nilai rata-rata skor pretes dan postes hasil belajar
pada mata pelajaran IPA materi Sumber Daya Alam, tingkat
penguasaan materi sebelum pembelajaran rata-rata sebesar 22,00, sedangkan setelah penguasaan materi siswa mengalami kenaikan rata-rata menjadi 41,17. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar siswa secara langsung terlihat dari kenaikan nilai rata-rata tersebut.
Tabel 4.3 Rekap Hasil Belajar IPA Kelompok Kontrol Data N Rata-Rata SD
Pretes 30 22,00 6,64
Postes 30 41,17 11,79
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan sebagai uji prasyarat data sebelum melakukan uji hipotesis statistik. Uji normalitas yaitu utnuk mengetahui sampel berdistribusi normal atau tidak, dengan syarat jika Chi-Kuadrat hitung lebih kecil dari Chi-Kuadrat tabel maka sampel berdistribusi
55
normal, dan sebaliknya. Jika Chi-Kuadrat hitung lebih besar dari ChiKuadrat tabel maka sempel tidak berdistribusi normal. a.
Uji Normalitas Pretes Kelompok Eksperimen Pada pretes kelompok eksperimen, uji normalitas dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat, berdasarkan perhitungan (lampiran 5), hasil data dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4 Uji Normalitas Pretes Kelompok Eksperimen N 30
b.
hitung 5,50
Kesimpulan
tabel 11,070
hitung < tabel, sehingga sampel berdistribusi normal
Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol Pada pretes kelompok kontrol, uji normalitas dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat, berdasarkan perhitungan (lampiran 5), hasil data dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.5. Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol N 30
c.
hitung 5
Kesimpulan
tabel 11,070
hitung < tabel, sehingga sampel berdistribusi normal
Uji Normalitas Postes Kelompok Eksperimen Pada postes kelompok eksperimen, uji normalitas dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat, berdasarkan perhitungan (lampiran 6), hasil data dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.6 Uji Normalitas Postes Kelompok Eksperimen N 30
hitung 9
Kesimpulan
tabel 11,070
hitung <
tabel, sehingga
sampel berdistribusi normal
56
d.
Uji Normalitas Postes Kelompok Kontrol Pada postes kelompok kontrol, uji normalitas dilakukan dengan uji Chi-Kuadrat, berdasarkan perhitungan (lampiran 6), hasil data dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.7 Uji Normalitas Postes Kelompok Kontrol N 30
hitung 53.5
Kesimpulan
tabel 11,070
hitung>
tabel, sehingga sampel
berdistribusi tidak normal
2. Uji Homogenitas Pada uji homogenitas ini dilakukan uji dengan rumus fisher terhadap pretes dan postes, syarat dalam uji homogenitas ini yaitu jika lebih kecil dari lebih besar dari
maka kedua kelompok homogen dan jika maka kedua kelompok tidak homogen.
a. Uji Homogenitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan perhitungan (lampiran 7), hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal (pretes) N
Keterangan
30
1,380882
1,85
<
, maka kedua
kelompok homogen.
b. Uji Homogenitas Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan perhitungan (lampiran 8), hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol N 30
Keterangan 0,37926
1,85
< , makakeduakelompokhomogen.
57
C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan 1. Analisis Data Setelah dilakukan analisis uji persyaratan data berupa uji normalitas dan uji homogenitas, maka diperoleh kesimpulan bahwa kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) berdistribusi normal dan homogen. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat dilanjutkan analisis data dengan menggunakan uji-t. Uji-t dilakukan pada nilai pretes dan postes. Uji-t pada nilai postes dilakukan
untuk
menguji
hipotesis
yang
diajukan.
Berdasarkan
perhitungan (lampiran 13) dapat dilihat hasil uji-t terdapat nilai pretes dan postes pada tabel 4.10 dan 4.11. Tabel 4.10 Hasil Uji “t” Kemampuan Awal Siswa (Pretes) Variabel Kemampuan awal
Kesimpulan 18,52
18,52
belajar kognitif
>
, maka
Ditolak
Tabel 4.11 Hasil Uji “t” Hasil Belajar Siswa Setelah Pembelajaran (postes) Variabel Hasil belajar kognitif
Kesimpulan 217,327 18,52
>
, maka
Ditolak
2. Pembahasan Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model cooperative learning tipe STAD, sedangkan variabel terkaitnya adalah hasil belajar IPA siswa pada materi Sumber Daya Alam. Berdasarkan nilai rata-rata, dapat dilihat bahwa penggunaan model pembelajaran STAD lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode ceramah dan presentasi biasa. Nilai rata-rata kelas eksperimen
58
sebesar 83,33sedangkan kelas kontrol sebesar 41,17 (tabel 4.1). Tingginya rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol disebabkan penggunaan model pembelajaran STAD ini dapat menjadikan jumlah siswa yang antusias dalam belajar lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol. Untuk
mengetahui
apakah
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran STAD berpengaruh terhadap hasil belajar IPA Siswa pada materi Sumber Daya Alam digunakan hipotesis statistik. Sebelum melakukan uji hipotesis, data pretes dianalisis dengan menggunakan uji-t untuk melihat perbedaan kemampuan awal sampel yang teliti. Berdasarkan hasil uji prasyarat penelitian dilakukan bahwa pretes dari kedua kelompok berdistribusi normal
dan homogen. Hal ini dapat
menunjukan bahwa sampel yang diambil memiliki kondisi awal yang relatif sama atau tidak berbeda nyata. Kemudian berdasarkan data hasil uji hipotesis,diperoleh harga
sebesar 217,327, sedangkan harga
sebesar 0,95. Berdasarkan hasil ini maka
>
, maka
ditolak, dan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA pada materi sumber daya alam kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Oleh karena itu, maka hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh penerapan model cooperative learning tipe STAD terhadap hasil belajar IPA pada meteri sumber daya alam diterima. Pada dasarnya hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh guru, minat belajar, kesehatan, perhatian, ketenangan jiwa, kepekaan alat-alat indra dalam belajar, lingkungan belajar (Suasana kelas), cuaca, letak sekolah (di tempat yang ramai atau tidak, faktor interaksi social dengan teman sebangku, interaksi peserta didik dengan pendidiknya, media pembelajaran, media pendidikan, metodologi mengajar yang digunakan, buku-buku yang dipakai dan lain sebagainya. Semua ini akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pada kelas eksperimen proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Pada
59
tahap awal STAD yaitu penyajian materi, penelitian menggunakan lembar kerja siswa, diharapkan semangat atau minat belajar siswa serta perhatian siswa lebih baik dan pembelajaran pun menjadi lebih inovatif. Pada tah ap kedua STAD dilakukan diskusi kelompok agar pembelajaran efektif dan merata, tidak hanya diikuti secara antusias oleh beberapa siswa saja, hal ini dikarenakan dalam diskusi kelompok setiap siswa harus bekerja dan belajar bersama dalam waktu yang telah ditentukan serta mencari solusi secara bersama-sama. Pada tahap ketiga diberikanlah tes individu kepada setiapsiswa, dan nilai dari tes individu ini akan memberikan konstribusi bagi nilai kelompoknya, sehingga siswa pun menjadi lebih antusias dan semangat dalam diskusi kelompok pada tahap sebelumnya. Pada tahap keempat
diberikan
penghargaan
bagi
masing-masing
kelompok.
Penghargaan ini akan memberikan dorongan bagi setiap kelompok untuk belajar dan juga untuk mendapat predikat kelompok super, kelompok sangat baik atau kelompok baik. Pada pembelajran di kelas eksperimen ini siswa lebih aktif membaca saat diskusi kelompok, lebih aktif bertanya pada tahap penyajian materi. Hal ini disebabkan adanya persaingan untuk menjadi kelompok terbaik yang dilihat dari nilai tesindividu. Sehingga siswa banyak bertanya mengenai materi yang diajarkan. Selain itu pada kelas eksperimen pembelajaran lebih perpusat kepada siswa, sehingga siswa dapat belajar bersama dengan teman sebayanya. Belajar bersama dengan teman sebaya sangat baik untuk memberikan motivasi siswa untuk belajar, karena mereka relatif lebih akrab dan tidak canggung dalam bertanya, berpendapat dan memberikan solusi untuk mengisi lembar kerja yang telah disediakan guru sebelum pembelajaran dimulai. Pada kelas eksperimen juga siswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengeksplorasi pengetahuan dari berbagai sumber saat diskusi kelompok berjalan. Mereka dapat mencari informasi dari buku, internet, maupun sumber informasi lainnya, sehingga pembelajaran menjadi semakin efektif.
60
Penerapan model cooperative learning tipe STAD ini dapat membuat pembelajaran di kelas menjadi lebih produktif dan semakin ramai, dan itu membuat siswa semakin senang dalam proses pembelajaran. Adanya sikap saling membantu antara siswa yang paham dengan yang belum paham pada tahap diskusi kelompok memberikan kontribusi positif juga peningkatan hasil belajar siswa yang lebih merata. Sedangkan pada kelas control terjadi kesenjangan antara siswa pintar dengan yang belum paham. Bagi siswa yang paham, maka pembelajaran akan menjadi efektif. Namun, bagi mereka yang belum paham mungkin menjadi tidak efektif, hanya mereka yang pintar dan mau belajar saja yang akan mendapatkan hasil belajar yang baik.
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa pada materi sumber daya alam, hal ini berdasarkan perhitungan statistik, nilai sebesar 217,327, dan signifikasi 0,95, karena
2,045 sebesar 0,95 dengan taraf
>
maka Ha diterima.
B. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1.
Pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD ini, akan lebih baik jika guru menggunakan program Microsoft office excel dalam perhitungan tes individu, agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien waktu.
2.
Bagi peniti selanjutnya diharapkan menggunakan inovasi-inovasi yang baru dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD ini, karena dalam penerapannya model pembelajaran ini sangat fleksibel untuk digunakan berbagai media pembelajaran pada tahap penyajijan materi.
66
62
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S., Dasar-dasar Evaluasi. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010. Arikunto, S., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2010. Armani, “Peningkatan Aktivitas Belajar Peserta Didik Melalui Model Kooperatif Tipe STAD pada Pembelajaran IPA di SD”, dalam Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, No.7 Juli 2012. Danin, S., Pengembangan Profesi Guru dari Pra-Jabatan, Induksi ke Profesional Madani. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012. Hamzah B, Nurdin, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta : Bumi Aksara, 2012. Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi karsa, 2012. Hardini, Isriani, Strategi Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta : Familia, 2012. Harmoko, “Penerapan Pembelajaran STAD ditinjau dari Keaktifan Siswa dan Hasil Belajar Siswa” dalam Jurnal Lumbung Pustaka Unv. Negeri Yogyakarta, Januari 2013. Khan, G.N. dan Inamullah, M.H., “Pengaruh Team Achievement Division Mahasiswa (STAD) pada Prestasi Akademik Mahasiswa” dalam www.ccsenet.org/assIlmu Sosial Asia Diterbitkan oleh Pusat Kanada Sains dan Pendidikan, Vol. 7, No 12, Desember 2011. Lubis, A., “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Materi Pokok Gerak Lurus” dalam Jurnal Pendidikan Fisika, Volume 1, nomor 1, Juni 2012. Majid, A., Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mariana, M. A., Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. Jakarta: PPPPTK IPA untuk Program Bermutu, 2009. Muldayanti, N.D., “Pembelajaran Biologi Model STAD dan TGT Ditinjau dari Keingintahuan dan Minat Belajar Siswa” dalam Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, JPII 2 (1) (2013).
63
Olarewaju, A. dan Awofala, A., “Pengaruh Team Achievement Division Mahasiswa (STAD) pada Prestasi Akademik Mahasiswa” dalam International Journal of Tren Matematika dan Teknologi-ISSN: 22315373 http://www.internationaljournalssrg.org, Volume3 Issue1-2012. Richey, Robert W. Planing For Teaching An Introduction to Education, Unitted State of America : Mcgraw-Hill Inc, 1968. Rozak A, dan Fauzan, Kompilasi Undang-undang & Peraturan Bidang Pendidikan. Jakarta : FITK Press Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN, 2010. Sabri, A., Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010. Santoso, D. dan Rochayati, U,, Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta, dalam Penelitian yang berjudul “Meningkatkan Proses dan Hasil Belajar Rangkaian Listrik Melalui Pembelajaran Kooperatif Model STAD” November 2009. Silberman, M., Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Jakarta: Pustaka Insani Madani, 2009. Siregar, H. “Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa SMA pada Pembelajran Kimia” dalam Jurnal Penelitian Tindakan Kelas, Volume 2, nomor 1, Juni 2013. Slavin, Robert E., Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media, 2009. Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009. Sudjiono, A., Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009. Sugiono, Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta, 2009. Suherman, “Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions di SMA N STABAT” dalam Jurnal Pendidikan Fisika, Volume 1. Nomor 2, Des 2012.
64
Suryabrata, S., Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2005. Suyadianto, “Peningkatan Aktifitas Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD”, dalam Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Volume 2, Juli 2013. Syarifudin, T., Landasan Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009. Tarigan, R., “Meningkatkan Aktifitas Siswa Melalui Model Pembelajaran Tipe STAD untuk Menumbuhkan Sikap Kritis Siswa SMA” dalam Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika, Volume 4, nomor 1, Juni 2012. Uno, Hamzah B., Belajar dengan Pendekatan PAILKEM . Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012. Warawudhi, R., Fakultas Humaniora dan Ilmu Sosial,Burapha University, Chon Buri, Thailand. English Reading Achievement: Student TeamsAchievement Division (STAD) vs.Lecture Method for EFL Learner, Journal of Institutional Research South East Asia, Volume 10 Number 1 May/June 2012. Wyk, M.M.V., Department of Curriculum Studies, Faculty of Education, University of the Free State, Bloemfontein, South Africa “Do Student Teams Achievement Divisions EnhanceEconomic Literacy? An Quasiexperimental Design”, Kamla-Raj 2010 J Soc Sci, 23(2): 83-89 (2010).
65
Lampiran 1. RPP Kelas Eksperimen
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen) Sumber Daya Alam
Disusun Oleh : Miftahul Janah 8090 18300 794
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH / DUAL MODE JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
66
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester
: IV/2
Materi Pokok
: Sumber Daya Alam
Waktu
: 2 x 35 menit
I.
Standar Kompetensi 11.
:
Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
II. Kompetensi Dasar 11.1. Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan
III. Indikator Memahami peta konsep tentang sumber daya alam Memahami sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhah manusia meliputi tumbuhan, hewan dan bahan alam tidak hidup. Mengelompokkan benda yang berasal dari tumbuhan. Mengelompokkan benda yang berasal dari hewan. Mengelompokkan benda yang berasal dari bahan alam tidak hidup.
IV. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Memahami peta konsep tentang sumber daya alam Siswa dapat Memahami sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhah manusia meliputi tumbuhan, hewan dan bahan alam tidak hidup. Siswa dapat Mengelompokkan benda yang berasal dari tumbuhan. Siswa dapat Mengelompokkan benda yang berasal dari hewan. Siswa dapat Mengelompokkan benda yang berasal dari bahan alam tidak hidup.
67
V.
Materi Essensial Kelompok benda berdasarkan asalnya
Benda yang berasal dari tumbuhan
Benda yang berasal dari hewan
Benda yang berasal dari bahan alam tidak hidup
VI. Media Belajar
Buku SAINS SD/MI Kelas IV, PT. Erlangga
Gambar – gambar Sumber Daya Alam (berdasarkan manfaatnya, ketersediaannya)
Jaringan Internet.
1. Pengertian Sumber Daya Alam Semua bahan berasal dari alam. Manusia dengan akal pikiran dan usahanya mampu memanfaatkan bahan yang disediakan dari alam yang dimanfaatkan unuk memnuhi kebutuhan manusia disebut Sumber Daya Alam. Sumber daya alam meliputi tumbuhan, hewan, dan bahan alam tidak hidup. Kita akan mempelajari bahwa berbagai benda dibuat dari bahan yang disediakan alam. Oleh karena itu alam harus kita lestarikan. Kerusakan alam mengakibatkan bencana bagi kita. 2. Pengelompokan Benda Berdasarkan Asalnya Berbagai benda terlihat sangat berbeda satu sama lainnya. Akan tetapi, jika ditelusuri, benda0benda itu hanya berasal dari beberapa sumber daya alam saja yaitu : 1. Benda yang berasal dari tumbuhan Seluruh bagian tumbuhan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Yaitu akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Bagian tumbuhan dapat dibuat menjadi berbagai macam benda : a. Bahan Pangan b. Bahan Sandang c. Peralatan rumah tangga d. Produk kesehatan dan perawatan tubuh 2. Benda yang berasal dari hewan Hampir semua bagian tubuh hewan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Daging, susu, telur, kulit, tulang dan rambut (bulu). Setelah mengalami pengolahan bagian tubuh hewan itu dapat dibuat menjadi berbagai macam benda. a. Bahan pangan
68
b. Bahan sandang c. Produk kesehatan 3. Benda yang berasal dari benda alam yang tidak hidup Bahan alam tidak hidup yang bermanfaat bagi manusia antara lain, tanah, batuan dan bahan tambang. Pada umumnya sebagian bahan ini dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan peralatan rumah tangga. 3. Proses Pembuatan Benda 4. Dampak Pengambilan Bahan Alam Tanpa Pelestarian 5. Menghemat Energi dan Mengurangi Pencemaran VII. Model/Pendekatan/Metode Pembelajaran
STAD (Student Teams Achivement Division)
Reading guide (bacaan terbimbing)
Information search (mencari informasi)
Small group discussion (diskusi kelompok kecil)
Tanya Jawab
Tugas
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Ke-1 Pengantar Pembelajaran Pretest Pertemuan Ke-2 Langkah-langkah KBM (2 Jam Pelajaran) No.
1.
Tahapan Pembelajaran dan Alokasi Waktu A. Kegiatan Awal (15 Menit)
Deskripsi Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Guru mengucapkan salam Guru Mengabsen siswa
Guru Menjelaskan SK, KD, Indikator secara implisit dan menjelaskan sistem pembelajaran hari ini serta memberikan penawaran sistem penilaian untuk kelompok terbaik dan seterusnya.
Siswa mengucapkan salam Siswa menyebutkan teman yang tidak hadir Siswa kesepakatan
menyetujui
69
Guru memberikan apresiasi dengan bertanya “Apa yang kamu ketahui tentang Sumber dadya Alam?”
Siswa pertanyaan
Guru membenarkan jawaban siswa
Siswa memperhatikan
2.
b. Kegiatan Inti (65 Menit)
Guru menuliskan seluruh jawaban dari siswa, kemudian memisahkan jawaban yang tepat dan yang kurang tepat. Sambil menjelaskan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhah manusia meliputi tumbuhan, hewan dan bahan alam tidak hidup. Dan memperlihatkan gambar-gambar yang ditempel di papan tulis ataupun melalui komputer. Guru mengajak siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 yang telah dibuat oleh guru secara heterogen.
Guru membagikan lembar kerja pada tiap kelompok dan kertas jawaban untuk tes individu yang telah dibuat oleh guru sebelumnya untuk di isi. Guru mempresentasikan materi Sumber Daya Alam (10 Menit) Guru meminta kelompok untuk mengadakan diskusi kelompok untuk menjawab lembar kerja siswa dan saling mengajarkan kepada teman sekelompoknya (25 Menit) Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk mengumpulkan lembar kerja
menjawab
Siswa membentuk kelompok, dan duduk berkelompok.
Siswa mengambil lembar kerja
Siswa memperhatikan
Siswa berperan aktif dalam diskusi untuk mengisi lembar kerja (25 Menit)
Siswa mengumpulkan lembar kerja
70
c.Kegiatan penutup (10 Menit)
3.
IX.
Siswa mengerjakan tugas individu selama 10 menit
Siswa mengumpulkan tes dan menukarkan dengan kelompok sebelah untuk dieriksa.
Siswa menyebutkan nilai siswa yang dipanggil. Siswa memperhatikan.
Siswa dibantu oleh guru untuk menyimpulkan materi hari ini Guru memberikan tugas rumah
Siswa dibantu oleh guru untuk menyimpulkan materi hari ini Siswa menerima tugas rumah
Sebelum diambil kesimpulan akhir guru memberi tes individu dan siswa tidak diperkenankan untuk bekerjasama dalam kelompok. (10 menit) Guru meminta seluruh siswa mengumpulkan tes individu dan menemukarnya dengan kelompok sebelahnya untuk diperiksa. Guru menilai dengan mengabsen nama siswa. Guru mengumumkan kelompok terbaik sementara (pertemuan 1)
Penilaian: Indikator Pencapaian Kompetensi
Memberi contoh berbagai jenis sumber daya alam di Indonesia. Menggolongkan benda menurut asalnya.
Teknik
Bentuk
Penilaian Instrumen Tugas
Uraian
Individu
Objektif
dan kelompok
Instrumen/ Soal Sebutkanlah contoh berbagai jenis sumber daya alam di Indonesia. Sebutkanlah cara Menggolongkan benda menurut asalnya.
71
FORMAT KRITERIA PENILAIAN PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. Aspek Kriteria 1. Konsep * semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah
Skor 4 3 2 1
LEMBAR PENILAIAN Performan Nama No Siswa Pengetahuan Praktek 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nilai Akhir:
Skor yang diperoleh ____________ Skor maksimal
Sikap
Produk
Jumlah Skor
Nilai
x 100
Pedoman Penilaian Kepribadian Tanggung Peduli Jujur jawab a B c d e a b C d e a b c d e a b c d e Tekun
Nama Siswa 1. 2. 3. 4. 5. Keterangan :
a b c d e
= = = = =
sangat baik baik cukup baik kurang baik sangat kurang Jakarta, April 2013 Peneliti,
MIFTAHUL JANAH NIM. 809018300794
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester
: IV/2
Materi Pokok
: Sumber Daya Alam
Waktu
: 2 x 35 menit
I.
Standar Kompetensi : 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
II. Kompetensi Dasar 11.2. Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan III. Indikator Memahami peta konsep tentang sumber daya alam Memahami proses pembuatan 1. Kertas 2. Roti 3. Nasi 4. Bahan sandang. IV. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Memahami peta konsep tentang sumber daya alam Siswa dapat Memahami proses pembuatan 1. Kertas 2. Roti 3. Nasi 4. Bahan sandang. V. Materi Essensial *Proses pembuatan benda Daun pisang banyak digunakan sebagai pembungkus makanan tradisional. Kue tradisional yang dibungkus dengan daun pisang, antara lain kue pisang, kue bugis, dan lemper. Daun pisang juga digunakan untuk membungkus nasi timbel dan lontong. Banyak sekali benda yang berubah dari be ntuk asalnya. Benda-benda itu telah melalui proses panjang dari pohon pisang. Bentuk daun pisang hampir tidak berubah dari bentuk asalnya. Akan tetapi, banyak sekali bentuk benda yang berubah dari bahan asalnya. Bendabenda itu telah melalui proses panjang dari bahan asalnya sampai menjadi benda seperti
73
itu. Untuk mengetahui proses yang dilalui benda-benda itu, mari kita pelajari uraian berikut : 1. Kertas bersal dari kayu Kertas dibuat dari selulosa. Selulosa adalah zat serat yang berasal dari tumbuhan. Selulosa banyak terkandung dalam batang berkayu. Setelah kayu dikupas kulitnya, potongan kayu dicampur dengan bahan kimia menjadi pulp (bubur kayu). Pulp dibersihkan dengan bahan pemutih untuk menghhasilkan kertas putih. Kemudian, pulp dicampur dan dikocok dengan air. Dalam tahap itu, berbagai bahan lain ditambahkan untuk mengingkatkan mutu kertas. Akhirnya berbagai bahan yang telah dicampur tadi dimasukan kedalam mesin pembuat kertas. Pengisap dalam mesin pembuat membuang kelebihan air sehingga menjadi bahan berbentuk lembaran. Lembaran yang masih basah ini digilas untuk menghasilkan kertas yang sempurna. 2. Roti berasal dari gandum Roti dibuat dari campuran tepung terigu, air, ragi dan gula pasir. Ragi adalah bahan yang dapat mengembangkan adonan (campuran bahan-bahan itu) tahukah kamu, dari mana asal gula pasir? Gula pasir berasal dari sari batang tebu yang dipadatkan. Dari mana asal tepung? Tepung terigu berasal dari biji gandum yang dihancurkan. Gandum adalah tumbuhan berbiji yang mirip dengan padi. Jadi setelah dikupas, biji gandum digiling dan dihancurkan menjadi tepung gandum atau terigu. 3. Nasi berasal dari padi Pernahkah kamu memperhatikan orang mrmasak nasi? Nasi dibuat dari beras yang dimasak dengan air mendidih. Beras berasal dari biji padi yang telah dikupas kulitnya. Jika ditelusuri prosesnya, biji padi dirontokan dari batang padi. Biji padi yang masih terbungkus kulit ini disebut gabah. Gabah dimasukan dalam mesin pengupas menjadi beras. Beras siap dimasak dengan air menjadi nasi. 4. Bahan sandang berasal dari kapas, wol dan sutra Jika kamu jalan-jalan ke toko kain atau tekstil, kamu akan melihat banyak sekali jenis tekstil disana. Tekstil (bahan sandang) dapat dibuat dari berbagai bahan yaitu kapas, wol dan sutra. Kapas, wol dan sutra diperoleh dari tumbuhan dan hewan. Kapas berasal dari buah kapas. Wol berasal dari rambut biri-biri. Sutra berasal dari kepompong ulat sutra.
74
VI. Media Belajar Buku SAINS SD/MI Kelas IV, PT. Erlangga Buku LKS Persada Ilmu – Solo Gambar – gambar Sumber Daya Alam dan Teknologi Jaringan Internet. VII. Model/Pendekatan/Metode Pembelajaran STAD (Student Team Achivement Division) Reading guide (bacaan terbimbing) Small group discussion (diskusi kelompok kecil) Tanya Jawab Tugas
VII. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Ke-3 Langkah-langkah KBM (2 Jam Pelajaran) No.
1.
Tahapan Pembelajaran dan Alokasi Waktu A. Kegiatan Awal (15 Menit)
Deskripsi Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Guru mengucapkan salam Guru Mengabsen siswa
Guru Menjelaskan SK, KD, Indikator secara implisit dan menjelaskan sistem pembelajaran hari ini serta memberikan penawaran sistem penilaian untuk kelompok terbaik dan seterusnya.
Siswa kesepakatan
Guru memberikan apresiasi, Guru bertanya tentang materi yang akan dipelajari siswa “ siapakah yang bisa menyebutkan teknologi yang berhubungan dengan sumber daya alam?” dan pertanyaan-pertanyaan yang lainnya, yang dapat memancing daya pikir siswa.
Siswa merspon pertanyaan guru.Dengan antusisas Siswa menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh guru, sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki.
Siswa mengucapkan salam Siswa menyebutkan teman yang tidak hadir menyetujui
75
2.
b. Kegiatan Inti (65 Menit)
Guru menuliskan seluruh jawaban dari siswa, kemudian memisahkan jawaban yang tepat dan yang kurang tepat. Sambil menjelaskan, agar Siswa dapat Memahami peta konsep tentang sumber daya alam a. Memahami proses pembuatan kertas. Kayu gelondong kayu dipotong pulp mesin pembuat kertas. b.Memahami proses pembuatan roti. Tepung terigu + air + ragi + gula pasir roti c. Memahami proses pembuatan nasi. Padi beras dimasak dengan air nasi d.Memahami proses pembuatan kertas bahan sandang. - Buah kapas dipintal gulungan benang Kapas - Rambut domba dipintal gulungan benang wol - Ulat sutera sutera e. Tumbuhan, hewan dan bahan alam tidak hidup. Dan memperlihatkan gambargambar yang ditempel di papan tulis ataupun melalui komputer. Guru mengajak siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 yang telah dibuat oleh guru secara heterogen.
Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru dan sesekali bertanya apa yang menurut mereka tidak mengerti.
Siswa mengambil lembar kerja
Guru membagikan lembar kerja pada tiap kelompok dan kertas jawaban untuk tes individu yang telah dibuat oleh guru sebelumnya untuk di isi. Guru mempresentasikan materi Sumber Daya Alam
Siswa membentuk kelompok, dan duduk berkelompok.
Siswa memperhatikan
76
3.
c.Kegiatan penutup (10 Menit)
X.
(10 Menit) Guru meminta kelompok untuk mengadakan diskusi kelompok untuk menjawab lembar kerja siswa dan saling mengajarkan kepada teman sekelompoknya (25 Menit) Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk mengumpulkan lembar kerja Sebelum diambil kesimpulan akhir guru memberi tes individu dan siswa tidak diperkenankan untuk bekerjasama dalam kelompok. (10 menit) Guru meminta seluruh siswa mengumpulkan tes individu dan menemukarnya dengan kelompok sebelahnya untuk diperiksa. Guru menilai dengan mengabsen nama siswa. Guru mengumumkan kelompok terbaik sementara (pertemuan 1)
Siswa berperan aktif dalam diskusi untuk mengisi lembar kerja (25 Menit)
Siswa mengumpulkan lembar kerja
Siswa mengerjakan tugas individu selama 10 menit
Siswa mengumpulkan tes dan menukarkan dengan kelompok sebelah untuk dieriksa.
Siswa menyebutkan nilai siswa yang dipanggil. Siswa memperhatikan.
Siswa dibantu oleh guru untuk menyimpulkan materi hari ini Guru memberikan tugas rumah
Siswa dibantu oleh guru untuk menyimpulkan materi hari ini Siswa menerima tugas rumah
Penilaian:
Indikator Pencapaian Kompetensi Memberi contoh berbagai jenis sumber daya alam di Indonesia. Menggolongkan benda menurut asalnya.
Teknik Bentuk Instrumen/ Soal Penilaian Instrumen Tugas Uraian Sebutkanlah contoh Individu Objektif berbagai jenis sumber daya dan alam di Indonesia. kelompok Sebutkanlah cara Menggolongkan benda menurut asalnya.
77
FORMAT KRITERIA PENILAIAN PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. Aspek Kriteria 1. Konsep * semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah LEMBAR PENILAIAN Performan Nama Jumlah No Produk Siswa Skor Pengetahuan Praktek Sikap 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nilai Akhir:
Skor yang diperoleh ____________ Skor maksimal
Skor 4 3 2 1 Nilai
x 100
Pedoman Penilaian Kepribadian Tanggung Peduli Jujur jawab a B c d e a b C d e a b c d e a b c d e Tekun
Nama Siswa 1. 2. 3. 4. 5. Keterangan :
a b c d e
= = = = =
sangat baik baik cukup baik kurang baik sangat kurang
Jakarta, April 2013 Peneliti,
MIFTAHUL JANAH NIM. 809018300794
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen)
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester
: IV/2
Materi Pokok
: Sumber Daya Alam
Waktu
: 2 x 35 menit
I.
Standar Kompetensi : 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
II. Kompetensi Dasar 11.3. Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan.
III. Indikator Mengumpulkan informasi tentang dampak pengambilan sumber daya alam tanpa ada usaha pelestarian terhadap lingkungan. Memahami peta konsep tentang sumber daya alam Memahami dampak pengambilan bahan alam tanpa pelestarian Memahami langkah pelestarian alam Memahami cara menghemat energi dan mengurangi pencemaran udara, tanah dan air
IV. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Mengumpulkan informasi tentang dampak pengambilan sumber daya alam tanpa ada usaha pelestarian terhadap lingkungan. Siswa dapat Memahami peta konsep tentang sumber daya alam Siswa dapat Memahami dampak pengambilan bahan alam tanpa pelestarian Siswa dapat Memahami langkah pelestarian alam Siswa dapat Memahami cara menghemat energi dan mengurangi pencemaran udara, tanah dan air
79
V.
Materi Essensial Sumber Daya Alam Dampak pengambilan bahan alam tanpa pelestarian. Bahan Alam bisa diambil langsung dari sumbernya. Tanah, pasir, dan batu tinggal digali dan diangkut ke tempat tujuan yang membutuhkan, Demikian pula bahan tambang, meskipun prosesnya lebih rumit. Pada intinya semua bahan alam siap diambil dan dibawa ke tempat yang membutuhkan. Sesungguhnya saat kita mengambil sesuatu dari alam, ada harga yang harus dibayar. Apa maksudnya? Jika kamu mengambil kue disupermarket, kamu harus membayarkan sejumlah uang ke supermarket, demikian pula, saat mengambil bahan alam, ada sesuatu yang harus kita lakukan, kita tidak boleh meninggalkannya begitu saja. Seharusnya setiap proses pengambilan bahan alam haru diikuti dengan tindakan pelestarian. Tanah yang telah digali haru dibenahi. Sedapat mungkin mengurangi kemiringan tanah. Untuk mngembalikan kesuburan tanah, tanah perlu di pupuk lalu ditnami dengan tanaman yang sesuai. Tindakan penghijauan lahan ini dapat menjaga lingkungan dari kerusakan. Menghemat energi dan mengurangi pencemaran. Bahan yang diambil dari alam dan langsung digunakan tidak akan mengotori lingkungan. Akan tetapi, benda-benda yang dibuat manusia sebagaian besar akan mengotori lingkungan. Semua sisa makhluk hidup akan diuraikan oleh makhluk hidup mengurai. Misalnya, kulit pisang dan bangkai tikus akan diuraikan oleh cacing dan makhluk kecil lainnya. Zat yang teklah diuraikan bercampur kembali ke tanah sehingga tanah menjadi subur. Untuk menyelamatkan lingkungan dari tumpukan sampah, kamu dapat memulainya dengan melakukan hal-hal sederhana berikut ini : 1. Kurangilah penggunaan kantong plastik baru 2. Lakukan pemisahan sementara bahan yang terurai dan tidak terurai saat membuang sampah. 3. Manfaatkan benda semaksimak mungkin, sehingga mengurangi sampah, 4. Olah sampah basah menjadi pupuk kompos untuk menyuburkan tanah.
80
VI. Media Belajar Buku SAINS SD/MI Kelas IV, PT. Erlangga Buku LKS Persada Ilmu – Solo Gambar – gambar dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan. Jaringan Internet
VII. Model/Pendekatan/Metode Pembelajaran STAD (Student Teams Achivement Division) Information search (mencari informasi) Small group discussion (diskusi kelompok kecil) Tanya Jawab Tugas
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Ke-4 Langkah-langkah KBM (2 Jam Pelajaran) No.
1.
Tahapan Pembelajaran dan Alokasi Waktu A. Kegiatan Awal (15 Menit)
Deskripsi Pembelajaran Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Guru mengucapkan salam Guru Mengabsen siswa
Guru Menjelaskan SK, KD, Indikator secara implisit dan menjelaskan sistem pembelajaran hari ini serta memberikan penawaran sistem penilaian untuk kelompok terbaik dan seterusnya.
Siswa kesepakatan
Guru memberikan apresiasi, Mengajukan pertanyaan tentang dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan.
Menjawab pertanyaan guru sesuai apa yang mereka ketahui.
Siswa mengucapkan salam Siswa menyebutkan teman yang tidak hadir menyetujui
81
Guru bertanya tentang materi yang akan dipelajari siswa “ siapa yang tau dampak apa saja yang ditimbulkan pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan?” dan pertanyaan-pertanyaan yang lainnya, yang dapat memancing daya pikir siswa.
Guru menuliskan seluruh jawaban dari siswa, kemudian memisahkan jawaban yang tepat dan yang kurang tepat. Sambil menjelaskan, agar siswa: a. Memahami dampak pengambilan bahan alam tanpa pelestarian – Tanah menjadi tidak subur – Tanah terbuka tanpa tumbuhan lebih mudah terkena erosi b.Memahami langkah pelestarian alam - Memahami cara menghemat energi dan mengurangi pencemaran udara, tanah dan air. Dan memperlihatkan gambar-gambar yang ditempel di papan tulis ataupun melalui komputer.
2.
b. Kegiatan Inti (65 Menit)
Siswa merspon pertanyaan guru. Dengan antusisas Siswa menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh guru,sesuai dengan pengetahuan awal yang siswa miliki.
Siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru dan sesekali bertanya apa yang menurut mereka tidak mengerti.
Guru mengajak siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 yang telah dibuat oleh guru secara heterogen.
Siswa membentuk kelompok, dan duduk berkelompok.
Guru membagikan lembar kerja pada tiap kelompok dan kertas jawaban untuk tes individu yang telah dibuat oleh guru sebelumnya untuk di isi. Guru mempresentasikan materi Sumber Daya Alam
Siswa mengambil lembar kerja
Siswa memperhatikan
82
3.
c.Kegiatan penutup (10 Menit)
IX.
(10 Menit) Guru meminta kelompok untuk mengadakan diskusi kelompok untuk menjawab lembar kerja siswa dan saling mengajarkan kepada teman sekelompoknya (25 Menit) Guru mempersilahkan setiap kelompok untuk mengumpulkan lembar kerja Sebelum diambil kesimpulan akhir guru memberi tes individu dan siswa tidak diperkenankan untuk bekerjasama dalam kelompok. (10 menit) Guru meminta seluruh siswa mengumpulkan tes individu dan menemukarnya dengan kelompok sebelahnya untuk diperiksa. Guru menilai dengan mengabsen nama siswa. Guru mengumumkan kelompok terbaik sementara (pertemuan 1)
Siswa berperan aktif dalam diskusi untuk mengisi lembar kerja (25 Menit)
Siswa mengumpulkan lembar kerja
Siswa mengerjakan tugas individu selama 10 menit
Siswa mengumpulkan tes dan menukarkan dengan kelompok sebelah untuk dieriksa.
Siswa menyebutkan nilai siswa yang dipanggil. Siswa memperhatikan.
Siswa dibantu oleh guru untuk menyimpulkan materi hari ini Guru memberikan tugas rumah
Siswa dibantu oleh guru untuk menyimpulkan materi hari ini Siswa menerima tugas rumah
Penilaian:
Indikator Pencapaian Kompetensi Memberi contoh berbagai jenis sumber daya alam di Indonesia. Menggolongkan benda menurut asalnya.
Teknik Bentuk Instrumen/ Soal Penilaian Instrumen Tugas Uraian Sebutkanlah contoh Individu Objektif berbagai jenis sumber daya dan alam di Indonesia. kelompok Sebutkanlah cara Menggolongkan benda menurut asalnya.
83
FORMAT KRITERIA PENILAIAN PRODUK ( HASIL DISKUSI ) No. Aspek Kriteria 1. Konsep * semua benar * sebagian besar benar * sebagian kecil benar * semua salah LEMBAR PENILAIAN Performan Nama Jumlah No Produk Siswa Skor Pengetahuan Praktek Sikap 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Nilai Akhir:
Skor yang diperoleh ____________ Skor maksimal
Skor 4 3 2 1 Nilai
x 100
Pedoman Penilaian Kepribadian Tanggung Peduli Jujur jawab a B c d e a b C d e a b c d e a b c d e Tekun
Nama Siswa 1. 2. 3. 4. 5. Keterangan :
a b c d e
= = = = =
sangat baik baik cukup baik kurang baik sangat kurang
Jakarta, April 2013 Peneliti,
MIFTAHUL JANAH NIM. 809018300794
84
Lampiran 1B LEMBAR KERJA KELOMPOK (Pertemuan 1) SUMBER DAYA ALAM Tujuan Kamu dapat membuat daftar sumber daya alam dan kegunaannya. Langkah Kerja Buatlah tabel pengamatanmu, seperti tabel berikut.
Jawablah pertanyaan berikut. 1. Diskusikanlah bersama teman-temanmu, bagaimana cara mengambil manfaat setiap sumber daya alam tersebut! 2. Apakah yang dimaksud dengan sumber daya alam? 3. Berikan contoh sumber daya alam yang berasal dari tumbuhan!
85
TES INDIVIDU (Pertemuan 1)
Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar. 1. Bahan dari alam yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut . . . . . a. Sumber daya alam b. Ekosistem c. Lingkungan d. Alam sekitar 2. Bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia adalah . . . kecuali a. Akar b. Batang c. Daun d. Besi 3. Bahan berikut ini yang berasal dari tumbuhan adalah . . . . a. Benang sutra b. Wol c. Kapuk d. Gading 4. Biji kedelai merupakan bahan dasar untuk membuat . . . . a. Mentega b. Cokelat c. Gula d. Tahu 5. Bahan baku utama agar-agar berasal dari . . . . . a. Cokelat b. Gandum c. Sagu d. Rumput laut 6. Kain katun terbuat dari . . . . . a. Serat kapas b. Serat kapuk c. Serat wol d. kepompong 7. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan untuk peralatan rumah tangga adalah . . . . . a. daun b. akar c. kayu d. dahan
86
8. Bahan berikut yang terbuat dari hewan adalah . . . . a. Kain sutra dan wol b. Baskom dan sendok c. Batu bata dan pasir d. Minyak dan gas 9. Bahan pakaian yang terbuat dari kepompong ulat adalah . . . . a. katun b. sutra c. wol d. nilon 10. Bahan seperti gambar dibawah ini terbuat dari getah pohon ..... a. kemboja b. kenari c. karet d. pepaya
KUNCI JAWABAN 1. a
6. a
2. d
7. c
3. c
8. a
4. d
9. b
5. d
10. c
87
LEMBAR KERJA KELOMPOK (Pertemuan 2)
TABEL PEMBAGIAN SUMBER DAYA ALAM BERDASARKAN DAPAT TIDAKNYA DIPERBAHARUI Nama Siswa : …………………..
Mata Pelajaran
:
IPA
: …………………..
Hari / Tanggal
:
……………….
Kelas
SUMBER DAYA ALAM DAPAT DIPERBAHARUI
TIDAK DAPAT DIPERBAHARUI
1.
1.
2.
2.
3.
3.
4.
4.
5.
5.
Catatan : Bila kamu mengalami kesulitan dalam mengisi tugas diatas, gunakan gambargambar yang dibagikan oleh guru.
88
TES INDIVIDU (Pertemuan 2) Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar. 1. Kekayaan alam yang berupa makhluk hidup merupakan sumber daya alam yaitu . . . a. Biotik b. Abiotik c. Hutan d. Minyak bumi 2. Dibawah ini yang termasuk sumber daya alam yang dapat diperbaharui adalah . . . . a. Minyak b. Batubara c. Gas d. Tumbuhan 3. Hewan, tumbuhan, air, udara, dan zat hara termasuk kedalam sumber daya alam yang . . . . a. Susah di dapat b. Dapat diperbaharui c. Tidak dapat diperbaharui d. Mudah di dapat 4. Dibawah ini sumber daya alam yang dipergunakan untuk bahan pangan antara yaitu . . . . a. Gandum, kayu dan Minyak b. Pasir, batubara dan minyak bumi c. Kayu, kedelai, dan pasir d. Kedelai, gandum, sapi dan ayam 5. Dibawah ini yang termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah . . . . a. Minyak bumi b. Tumbuhan c. Hewan d. Hutan\ KUNCI JAWABAN: 1. A 2. D 3. B 4. D 5. A
89
LEMBAR KERJA KELOMPOK (Pertemuan 3) Pengolahan Sumber Daya Alam Tujuan Kamu dapat menunjukkan hasil yang dapat diperoleh dari sumber daya alam. Langkah Kerja Tuliskanlah pasangan nama sumber daya alam (kotak A) dengan hasilnya (kotak B) di buku latihanmu.
Contoh: Sapi menghasilkan susu. Susu diperoleh dengan memerah susu dari sapi.
90
TES INDIVIDU (Pertemuan 3) Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar. 1. Perabot keramik dibuat dari sumber daya alam berupa . . . . a. Kayu b. Pasir c. Semen d.Tanah Liat 2. Logam yang digunakan untuk membuat kabel adalah . . . . a. Besi b. Perak c. Tembaga d. Timah putih 3. Adonan roti dapat mengembang kerena menggunakan . . . . a. Terigu b. Pengawet c. Ragi d. Gula 4. Pulp merupakan bagian dari proses pembuatan . . . . a. Sutra b. Roti c. Kapas d. Kertas 5. Setelah dimasak padi akan berubah menjadi . . . . a. Beras b. Nasi c. Gandum d. Umbi KUNCI JAWABAN 1. D 2. C 3. C 4. D 5. B
91
LEMBAR KERJA KELOMPOK (Pertemuan 4) Pelesterian Lingkungan Tujuan Kamu dapat mengetahui tumbuhan dan hewan langka yang ada di Indonesia. Langkah Kerja o Sebutkan dampak apa saja yang terjadi jika pengambilan bahan alam tanpa disertai dengan pelesterian alam ? o Sebutkan upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan untuk pelestarian lingkungan ? o Carilah informasi mengenai tumbuhan dan hewan langka yang ada di Indonesia! o Jangan lupa sertakan habitat tumbuhan dan hewan tersebut! o Catatlah seperti dalam tabel berikut! No
Nama
Jenis
Habitat
1
Badak Bercula Satu
Hewan
Ujung Kulon, Jawa Barat
2
Bunga Raflesia
Tumbuhan
Sumatera
3 4 5
92
TES INDIVIDU (Pertemuan 4) Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang benar. 1. Salah satu manfaat kompos adalah . . . . a. Menghilangkan bau sampah b. Menyuburkan tanah c. Mengurangi sampah plastik d. Memperbanyak pertumbuhan lalat 2. Sumber daya alam berupa air harus dilestarikan, salah satunya dengan cara a. mencuci kendaraan setiap hari b. mandi sesering mungkin c .melakukan penghijauan lingkungan d. menutup semua lahan dengan semen 3. Salah satu penyebab banjir adalah . . . . a. Menanam pohon b. Membuang sampah pada tempatnya c. Membuang sampah ke sungai/kali d. Membersihkan saluran air 4. Dengan cara apa kita melakukan penyelamatan lingkungan dari tumukan sampah . . . . a. Kurangilah penggunaan kantong plastik b. Melakukan pemisahan sampah c. Manfaatkan benda semaksimal mungkin d. a, b, dan c Benar 5. dibawah ini merupakan cara yang baik untuk melestarikan lingkungan, yaitu dengan cara . . . a. membuang sampah sembarangan b. menanam pohon yang banyak c. menebang pohon sembarangan d. menumpuk benda-benda yang tidak terpakai KUNCI JAWABAN 1. b 2. c 3. c 4. d 5. b
93
Lampiran 2. RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol) Sumber Daya Alam
Disusun Oleh : Miftahul Janah 8090 18300 794
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DANKEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( KONVENSONAL )
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )
Kelas/Semester
: IV/2
Materi Pokok
: Sumber Daya Alam
Waktu
: 6 x 35 menit
I. Standar Kompetensi : 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat
II. Kompetensi Dasar 11.1.
Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan Lingkungan
11.2.
Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan
11.3.
menjelaskan hubungan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan.
III. Indikator a. Mampu menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan Lingkungan b. Mampu menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan c. Mampu menjelaskan hubungan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan.
IV. Tujuan Pembelajaran a. Siswa mampu menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan b. Siswa mampu menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan c. Siswa mampu menjelaskan hubungan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan.
95
V. Materi Essensial 1. Sumber daya alam dan lingkungan 2. Sumber daya alam dan teknologi 3. Dampak pengambilan bahan alam terhadap kelestarian lingkungan.
VI. Media Belajar Buku SAINS SD/MI Kelas IV
VII.
Model/Pendekatan/Metode Pembelajaran Ceramah Penugasan
VIII. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama 1. Kegiatan Awal (5 menit) Guru dan siswa bertanya jawab tentang sumber daya alam dan lingkungan. 2. Kegiatan Inti (25 menit) Siswa mempelajari sumber daya alam dan lingkungan. 3. Kegiatan Akhir (5 menit) Guru menilai dan mengevaluasi hasil pekerjaan siswa.
Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Awal (5 menit) Guru dan siswa bertanya jawab tentang sumber daya alam dan teknologi. 2. Kegiatan Inti (25 menit) Siswa mempelajari sumber daya alam dan teknologi. 3. Kegiatan Akhir (5 menit) Guru menilai dan mengevaluasi hasil pekerjaan siswa.
96
Pertemuan Ketiga 1. Kegiatan Awal (5 menit) Guru dan siswa bertanya jawab tentang dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan. 2. Kegiatan Inti (25 menit) -
Siswa mempelajari dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan
-
Siswa mengerjakan ulangan harian.
3. Kegiatan Akhir (5 menit) Guru menilai dan mengevaluasi hasil pekerjaan siswa.
IX. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik
:
tes unjuk kerja, tes tulis
2. Bentuk
:
tes uji petik prosedur dan produk, tes uraian
3. Instrumen :
tugas: Carilah contoh sumber daya alam disekitarmu dan tentukan termasuk kedalam jenis sumber daya alam apa? Dan buatlah seperti tampak dalam tabel yang ada dibuku bacaan! Jakarta, ………………… Guru Mata Pelajaran,
( …………………….. )
97
Lampiran 3. Kisi-kisi Uji Cobba Instrumen dan Pemetaan Soal Validasi Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Alam
Jumlah Soal
: 35 Butir
Bentuk Soal
: Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat Sub Materi Sumber Daya Alam Berdasarkan Manfaatnya
Indikator Menyebutkan kelompok sumber daya alam berdasarkan manfaatnya
Butir Soal
Jawaban
Jenjang
Status
1. Sumber daya alam berdasarkan manfaatnya dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu … a. Penghasil energi, penghasil bahan baku, dan penghasil makanan b. Penghasil bahan baku, penghasil energi, dan untuk kenyamanan. c. Penghasil limbah, penghasl energi, dan untuk kenyamanan. d. Penghasil energi, penghasil bahan-bahan, dan penghasil minyak
B
C1
Tidak Valid
2. Yang termasuk kedalam kelompok sumber daya alam berdasarkan manfaatnya adalah … a. Sumber daya alam yang kekal b. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui c. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui d. Sumber daya alam penghasil energi
D
C1
Tidak Valid
98
Menjelaskan sumber daya alam penghasil energi
Menyebutkan sumber daya alam penghasil bahan baku.
3. Berdasarkan manfaatnya hutan termasuk sumber daya alam penghasil … a. Kenyamanan c. Bahan baku b. Bahan tidak baku d. Energi
C
C1
Tidak Valid
4. Angin, air, dan gas bumi merupakan sumber daya alam penghasil … a. Energi c. Kenyamanan b. Bahan Baku d. Bahan tidak baku
A
C2
Valid
5. Energi air digunakan manusia sebagai alternatif pengganti listrik, yaitu sebagai … a. Sebagai penggerak traktor. b. Sebagai penggerak kincir angin turbin. c. Sebagai penggerak baling-baling d. Sebagai penggerak mesin pabrik.
B
C2
Tidak Valid
6. Contoh sumber daya alam penghasil bahan baku adalah … a. Angin, laut, dan tanah c. Tanah, laut, dan hutan b. Hutan, matahari, dan laut d. Gas, tanah, dan Air
C
C1
Tidak Valid
7. Yang di sebut hutan heterogen adalah … a. Hutan buatan c. Hutan tumbuh b. Hutan indah d. Hutan alam
D
C1
Valid
8. Contoh bahan baku yang dihasilkan dari laut, diantaranya … a. Ikan, kepiting, dan kedelai b. Rumput laut, kepiting, dan ikan c. kepiting, padi, dan ikan d. jagung, ikan, dan cumi
B
C1
Valid
99
Menunjukkan sumber daya alam penghasil bahan baku.
Menjelaskan sumber daya alam untuk kenyamanan
9. Gambar dibawah ini termasuk sumber daya alam berdasarkan manfaatnya, dari penghasil …
C
C1
Valid
10. Sumber daya alam untuk kenyamanan digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan … a. Rohaninya c. Jasmaninya b. Raganya d. semua salah
A
C1
Valid
11. Pemandangan alam adalah sumber daya alam yang digunakan manusia untuk … a. Penghasil energi c. Rekreasi b. Konsumsi d. Kebutuhan bahan Baku
C
C1
Valid
12. Gambar dibawah ini menunjukan sumber daya alam untuk … a. Enregi b. Kenyamanan c. Bahan baku d. Bahan tidak baku
B
C1
Valid
(hutan)
a. Cahaya c. Bahan baku b. Energi d. Kenyamanan
(pemandangan alam)
100
Sumber Daya Alam Berdasarkan Ketersediaannya di Alam
Menerapkan persamaan sumber daya alam yang kekal dalam kehidupan seharihari
13. Jika terjadi kerusakan dalam sistem jaringan listrik, maka sumber daya alam kekal yang dapat dipergunakan adalah … a. Matahari dan tumbuhan c. Air dan angin b. Hewan dan air d. Arus laut dan gas
C
C1
Valid
Menjelaskan sumber daya alam yang dapat diperbaharui.
14. Sumber daya alam yang dapat diperbahrui merupakan sumber daya alam yang ... a. Dapat dibentuk c. Dapat digunakan b. Dapat diambil d. Dapat dimanfaatkan
A
C2
Valid
15. Telur adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui karena … a. Berasal dari hewan bertelur b. Berasal dari makhluk hidup c. Berasal dari hewan yang dapat diternakan d. Berasal dari hewani
C
C2
Tidak Valid
16. Tumbuhan dan hewan adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui, dilihat berdasarkan … a. Manfaatnya c. Tempatnya b. Jenisnya d. Ketersediaannya
D
C2
Valid
17. Pelestarian hewan komodo berada di provinsi … a. Jawa Tengah c. Nusa Tenggara Timur b. Kalimantan Barat d. Lampung
C
C1
Tidak Valid
Menunjukan sumber daya alam yang dapat diperbaharui
101
A
C2
Valid
B
C2
Valid
C
C2
Tidak Valid
D
C3
Tidak Valid
B
C3
Tidak Valid
A
C3
Tidak Valid
18. Gambar disamping menujukan sumber daya alam … (peternakan sapi)
a. Dapat diperbaharui b. Kekal c. Tidak dapat diperbaharui d. Abadi Menunjukan jenis dan tempat sumber 19. Tempat sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, daya alam yang yaitu … tidak dapat a. Pertanian c. Perindustrian diperbaharui b. Pertambangan d. Perikanan 20. Jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah … a. Telur c. Batu bara b. Susu sapi d. Pohon jati Menerapkan 21. Batu bara digunakan oleh masyarakat sebagai pengganti … persamaan sumber a. Gas c. Mineral daya alam yang b. Minyak bumi d. Minyak Tanah tidak dapat diperbaharui dalam kehidupan sehari- 22. Penambangan pasir dilereng gunung dapat menimbulkan hari bencana … a. Gempa bumi c. Gunung Meletus b. Longsor d. Banjir
23. Selain emas bahan tambang lain yang juga dijadikan
102
perhiasan dan asesoris adalah … a. Perak c. Tembaga b. Nikel d. Timah Menjelaskan asal, hasil dan sifat sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
24. Berikut ini yang bukan merupakan hasil olahan mnyak bumi adalah … a. Bensin c. Minyak kayu putih b. LPG d. Minyak Tanah 25. Minyak bumi berasal dari … a. Mikroplanton b. Cacing
C
C2
Valid
A
C2
Valid
D
C2
Valid
c. Rumput laut d. Lumut
26. Pengeboran minyak bumi dari dalam bumi digunakan untuk membuat … a. Peralatan rumah tangga c. Makanan b. Mesin motor d. Bahan Bakar
103
Sumber Daya Alam Berdasarkan Jenisnya
Menujukkan sumber daya alam nonhayati
Menyebutkan pengertian dan macam-macam sumber daya alam nonhayati
27. Berikut ini yang termasuk sumber daya alam nonhayati … a. Ikan laut c. cumi-cumi b. Emas d. gandum
B
C2
Valid
28. Polusi udara dapat disebabkan oleh … a. Kebakaran hutan c. Awan mendung b. Hujan d. Petir
A
C2
Valid
29. Yang termasuk kedalam logam mulia adalah … a. Baja c. Emas b. Besi d. Almunium
C
C2
Tidak Valid
30. Yang dimaksud sumber daya alam non hayati adalah … a. Meliputi berbagai makhluk hidup b. Meliputi makhluk hidup dan benda mati c. Segala sesuatu yang bukan makhluk hidup d. a, b, dan c salah
C
C1
Valid
A
C1
Valid
C
C2
Valid
B
C2
Valid
31. Sumber daya alam nonhayati meliputi … a. Baja, besi, dan logam c. Jagung, nikel, dan bauksit b. Sagu, emas, dan udara d. Almunium, timah, dan air Menujukkan sumber daya alam hayati
32. Berikut ini yang termasuk sumber daya alam hayati adalah … a. Titanium c. Ayam petelur b. Buksit d. Batu padas
104
33. Sumber daya alam hayati dilihat berdasarkan … a. Manfaatnya c. Kesediaanya b. Jenisnya d. Teknologi Menerapkan persamaan sumber daya alam hayati dalam kehidupan sehari-hari
34. Keramba merupakan petakan berupa jarring didanau atau waduk yang digunakan untuk … a. Memelihara ikan c. Melindungi ikan b. Menjaga ikan d. Mengawasi ikan 35. Bahan makanan yang tidak tepat untuk menggantikan nasi adalah … a. Gandum c. Jagung b. Ikan d. Ketela pohon
A
C3
Valid
B
C3
Valid
105 LAMPIRAN 4. REKAPITULASI VALIDITAS, RELIBILITAS, DAYA BEDA DAN TINGKAT KESUKARAN REKAP ANALISIS BUTIR ===================== Rata2= 27,70 Simpang Baku= 4,89 KorelasiXY= 0,81 Reliabilitas Tes= 0,89 Butir Soal= 35 Jumlah Subyek= 30 Nama berkas: E:\SKRIPSI REV AGUSTUS 2013\DATA MITA ANATES SOAL.ANA Btr Baru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
Btr Asli D.Pembeda(%) 1 37,50 2 -25,00 3 0,00 4 25,00 5 25,00 6 25,00 7 87,50 8 50,00 9 50,00 10 62,50 11 50,00 12 62,50 13 75,00 14 50,00 15 25,00 16 50,00 17 12,50 18 37,50 19 25,00 20 12,50 21 25,00 22 25,00 23 12,50 24 50,00 25 37,50 26 50,00 27 12,50 28 25,00 29 12,50 30 25,00 31 25,00 32 25,00 33 37,50 34 37,50 35 37,50
T. Kesukaran Sedang Mudah Sangat Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Mudah Sedang Mudah Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Mudah Mudah Mudah Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Sangat Mudah Mudah Sangat Mudah Mudah Mudah Mudah
Korelasi 0,255 -0,215 0,011 0,326 0,251 0,228 0,687 0,458 0,530 0,568 0,326 0,559 0,431 0,341 0,221 0,441 0,177 0,465 0,404 0,158 0,282 0,282 0,187 0,438 0,480 0,512 0,323 0,511 0,206 0,419 0,326 0,396 0,368 0,333 0,359
Sign. Korelasi Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
106 Lampiran 5. Uji Normalitas Pretes Kelompok Eksperimen dan Pretes Kelompok Kontrol Jika
hitung <
tabel maka sampel berdistribusi normal
a. Uji Normalitas Pretes Kelompok Eksperimen Interval
-
10.00 - 15.00
4.00
1.00
3.00
9.00
1.00
16.00 - 21.00
7.00
4.00
3.00
9.00
2.25
22.00 - 27.00
8.00
10.00
2.00
4.00
0.40
28.00 - 33.00
6.00
10.00
4.00
16.00
1.60
34.00 - 39.00
3.00
4.00
-1.00
1.00
0.25
40.00 - 45.00
2.00
1.00
1.00
1.00
1.00
Jumlah
30.00
30.00
0.00
5.50
hitung = 5.50 tabel = 11,070 hitung < tabel, sehingga sampel berdistribusi normal b. Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol Interval
-
10.00 - 14.00
1
1
0
-
-
15.00 - 19.00
8
4
4
16
4
20.00 - 24.00
8
10
(2)
4
0.4
25.00 - 29.00
6
10
(4)
16
1.60
30.00 - 34.00
5
4
1
1
0.25
34.00 - 39.00
2
1
1
1
1
Jumlah
30
30
0.00
hitung = 5 tabel = 11,070 hitung < tabel, sehingga sampel berdistribusi normal
5
107
Lampiran 6. Uji Normalitas Postes Kelompok Eksperimen dan Pretes Kelompok Kontrol Jika
hitung <
tabel maka sampel berdistribusi normal
a. Uji Normalitas Postes Kelompok Eksperimen Interval
-
70.00 - 74.00 75.00 - 79.00
-
80.00 - 84.00 85.00 - 89.00 90.00 - 94.00 95.00 -99.00 Jumlah
hitung = 9 tabel = 11,070 hitung < tabel, sehingga sampel berdistribusi normal b. Uji Normalitas Postes Kelompok Kontrol Interval 25.00 - 31.00 32.00 - 38.00 39.00 - 45.00 46.00 - 52.00 53.00 - 59.00 60.00 -66.00 Jumlah
-
hitung = 53,5 tabel = 11,070 hitung < tabel, sehingga sampel berdistribusi normal
108
L ampiran 7. Uji Homogenitas Pretes Kelompok Eksperimen dan Kontrol a. Kelas Ekserimen No. Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 RataRata Jumlah
Xi
S² =
60,94827586
45,00 35,00 35,00 35,00 20,00 20,00 25,00 25,00 30,00 15,00 30,00 30,00 25,00 20,00 40,00 30,00 30,00 25,00 15,00 20,00 20,00 20,00 10,00 25,00 25,00 20,00 15,00 25,00 25,00 30,00 25,50 765,00
(Xi-X) 19,50 9,50 9,50 9,50 -5,50 -5,50 -0,50 -0,50 4,50 -10,50 4,50 4,50 -0,50 -5,50 14,50 4,50 4,50 -0,50 -10,50 -5,50 -5,50 -5,50 -15,50 -0,50 -0,50 -5,50 -10,50 -0,50 -0,50 4,50
(Xi-X)² 380,25 90,25 90,25 90,25 30,25 30,25 0,25 0,25 20,25 110,25 20,25 20,25 0,25 30,25 210,25 20,25 20,25 0,25 110,25 30,25 30,25 30,25 240,25 0,25 0,25 30,25 110,25 0,25 0,25 20,25 1767,50
109
b. Kelas Kontrol No. Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata-rata Jumlah
Xi 30,00 30,00 35,00 30,00 20,00 15,00 25,00 15,00 25,00 15,00 25,00 30,00 20,00 15,00 35,00 25,00 30,00 20,00 15,00 20,00 15,00 20,00 10,00 25,00 25,00 20,00 15,00 20,00 15,00 20,00 22,00 660,00
(Xi-X)
(Xi-X)²
8,00 8,00 13,00 8,00 -2,00 -7,00 3,00 -7,00 3,00 -7,00 3,00 8,00 -2,00 -7,00 13,00 3,00 8,00 -2,00 -7,00 -2,00 -7,00 -2,00 -12,00 3,00 3,00 -2,00 -7,00 -2,00 -7,00 -2,00
S² = 44,13793 F=
Varians Terbesar/Varians Terkecil
=
60,948/44,137
=
1,380882 F= (a, 0,05) db 1, db2
64,00 64,00 169,00 64,00 4,00 49,00 9,00 49,00 9,00 49,00 9,00 64,00 4,00 49,00 169,00 9,00 64,00 4,00 49,00 4,00 49,00 4,00 144,00 9,00 9,00 4,00 49,00 4,00 49,00 4,00 1280,00
110
db1
= 30-1=29
db2
= 30-1=29
F Tabel
<
= 1,85
, Maka kedua kelompok homogen
111
Lampiran 8. Uji Homogenitas Kemampuan Awal (Postes) Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol a. Kelas Ekserimen No. Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata-Rata Jumlah S² =
Xi 90,00 90,00 85,00 85,00 90,00 70,00 80,00 85,00 80,00 90,00 85,00 90,00 80,00 80,00 80,00 80,00 95,00 85,00 90,00 90,00 75,00 80,00 85,00 75,00 90,00 75,00 75,00 95,00 70,00 70,00 83,00 2490,00 52,75862069
(Xi-X)
(Xi-X)²
7,00 7,00 2,00 2,00 7,00 -13,00 -3,00 2,00 -3,00 7,00 2,00 7,00 -3,00 -3,00 -3,00 -3,00 12,00 2,00 7,00 7,00 -8,00 -3,00 2,00 -8,00 7,00 -8,00 -8,00 12,00 -13,00 -13,00
49,00 49,00 4,00 4,00 49,00 169,00 9,00 4,00 9,00 49,00 4,00 49,00 9,00 9,00 9,00 9,00 144,00 4,00 49,00 49,00 64,00 9,00 4,00 64,00 49,00 64,00 64,00 144,00 169,00 169,00 1530,00
112
b. Kelas Kontrol No. Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Rata-rata Jumlah
Xi
(Xi-X)
50,00 50,00 35,00 30,00 60,00 55,00 55,00 40,00 35,00 50,00 30,00 35,00 35,00 50,00 40,00 60,00 65,00 25,00 45,00 35,00 40,00 50,00 25,00 30,00 40,00 25,00 25,00 30,00 55,00 35,00
8,83 8,83 -6,17 -11,17 18,83 13,83 13,83 -1,17 -6,17 8,83 -11,17 -6,17 -6,17 8,83 -1,17 18,83 23,83 -16,17 3,83 -6,17 -1,17 8,83 -16,17 -11,17 -1,17 -16,17 -16,17 -11,17 13,83 -6,17
(Xi-X)² 78,03 78,03 38,03 124,69 354,69 191,36 191,36 1,36 38,03 78,03 124,69 38,03 38,03 78,03 1,36 354,69 568,03 261,36 14,69 38,03 1,36 78,03 261,36 124,69 1,36 261,36 261,36 124,69 191,36 38,03
41,17 1.235,00
4034,17
113
S² =139,1092 F= = = db1 db2
<
Varians Terbesar/Varians Terkecil 52,75862/139,1092
0,37926 F= (a, 0,05) db 1, db2 = 30-1=29 = 30-1=29 =1,85 , Maka kedua kelompok homogen
114
Lampiran 9 Proporsi Jawaban Pretes Kelas Eksperimen NO
NAMA
Butir Soal 1
2
3
4
5
6
7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jumlah
1
Siswa '1
1
0
1
1
1
0
1
0 0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
9
2
Siswa '2
1
0
1
0
1
0
1
0 0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
7
3
Siswa '3
1
1
0
1
0
0
0
0 0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
7
4
Siswa '4
0
1
1
1
1
0
1
0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
7
5
Siswa '5
0
1
0
0
0
0
0
1 0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
4
6
Siswa '6
1
0
1
0
0
0
0
0 0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
4
7
Siswa '7
0
1
0
0
0
0
0
0 0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
5
8
Siswa '8
1
0
1
0
1
0
1
0 0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
9
Siswa '9
1
0
1
0
1
0
0
0 0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
6
10
Siswa '10
1
0
0
0
0
0
0
0 1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
3
11
Siswa '11
1
0
1
0
1
0
1
0 1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
6
12
Siswa '12
1
1
1
0
0
0
0
1 0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
6
13
Siswa '13
1
0
0
1
0
1
0
1 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
5
14
Siswa '14
1
0
1
0
1
1
0
0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
15
Siswa '15
1
0
0
0
0
1
1
0 1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
8
16
Siswa '16
1
1
0
0
1
0
1
1 0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
6
17
Siswa '17
0
0
0
0
1
0
0
0 0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
6
18
Siswa '18
1
0
0
0
0
1
0
0 0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
0
0
5
19
Siswa '19
1
0
0
0
1
0
0
0 0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
3
20
Siswa '20
0
1
0
1
0
0
0
0 0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
4
21
Siswa '21
1
1
0
1
0
0
0
0 0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
4
22
Siswa '22
1
1
0
0
0
0
0
0 0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
4
23
Siswa '23
1
0
1
0
0
0
0
0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
24
Siswa '24
1
0
1
0
0
0
1
0 1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
5
25
Siswa '25
1
0
0
0
1
1
1
0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
5
26
Siswa '26
1
0
1
0
0
0
0
0 0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
4
27
Siswa '27
1
0
0
1
0
1
0
0 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
28
Siswa '28
1
0
0
0
1
0
0
0 0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
1
5
29
Siswa '29
0
1
0
0
0
0
1
1 0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
5
30
Siswa '30
1
0
1
0
1
0
0
0 0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
6
Jumlah
24 10 13 7
13 6 10 5 4
4
4
6
5
9
3
2 10
7
2
9
153
115
Lampiran 10 Proporsi Jawaban Pretes Kelas Kontrol NO
Butir Soal
NAMA
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
Siswa '1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
6
2
Siswa '2
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
6
3
Siswa '3
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
7
4
Siswa '4
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
6
5
Siswa '5
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
4
6
Siswa '6
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
3
7
Siswa '7
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
5
8
Siswa '8
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
9
Siswa '9
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
5
10
Siswa '10
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
3
11
Siswa '11
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
5
12
Siswa '12
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
6
13
Siswa '13
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
4
14
Siswa '14
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
15
Siswa '15
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
7
16
Siswa '16
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
5
17
Siswa '17
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
6
18
Siswa '18
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
4
19
Siswa '19
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
3
20
Siswa '20
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
4
21
Siswa '21
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
3
22
Siswa '22
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
4
23
Siswa '23
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
24
Siswa '24
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
5
25
Siswa '25
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
5
26
Siswa '26
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
4
27 28
Siswa '27 Siswa '28
1 1
0 0
0 0
1 0
0 1
1 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 1
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 1
3 4
29
Siswa '29
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
3
30
Siswa '30 Jumlah
1 18
0 10
0 9
0 9
0 11
0 6
0 8
1 4
0 4
0 4
0 4
0 7
1 5
0 8
0 3
0 1
1 8
0 3
0 1
0 9
4 132
116
116
Lampiran 11 Proporsi Jawaban Postes Kelas Eksperimen
NO
Butir Soal
NAMA
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
Siswa '1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
18
2
Siswa '2
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
18
3
Siswa '3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
16
4
Siswa '4
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
17
5
Siswa '5
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
16
6
Siswa '6
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
14
7
Siswa '7
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
16
8
Siswa '8
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
17
9
Siswa '9
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
16
10
Siswa '10
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
18
11
Siswa '11
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
17
12
Siswa '12
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
18
13
Siswa '13
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
16
14
Siswa '14
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
16
15
Siswa '15
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
16
16
Siswa '16
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
19
17
Siswa '17
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
17
18
Siswa '18
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
18
19
Siswa '19
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
18
20
Siswa '20
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
15
21
Siswa '21
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
16
22
Siswa '22
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
17
23
Siswa '23
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
15
24
Siswa '24
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
18
25
Siswa '25
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
18
26
Siswa '26
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
15
27
Siswa '27
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
15
28
Siswa '28
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
19
29
Siswa '29
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
14
30
Siswa '30
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
14
30
28
28
21
23
19
23
24
23
27
25
25
25
27
24
26
23
25
29
22
497
Jumlah
117
Lampiran 12 Proporsi Jawaban Postes Kelas Kontrol
NO
Butir Soal
NAMA
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1
Siswa '1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
10
2
Siswa '2
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
10
3
Siswa '3
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
7
4
Siswa '4
1
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
6
5
Siswa '5
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
12
6
Siswa '6
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
11
7
Siswa '7
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
11
8
Siswa '8
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
0
0
0
8
9
Siswa '9
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
7
10
Siswa '10
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
0
0
10
11
Siswa '11
1
0
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
6
12
Siswa '12
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
7
13
Siswa '13
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
7
14
Siswa '14
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
10
15
Siswa '15
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
8
16
Siswa '16
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
12
17
Siswa '17
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
13
18
Siswa '18
1
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
5
19
Siswa '19
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
9
20
Siswa '20
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
7
21
Siswa '21
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
8
22
Siswa '22
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
10
23
Siswa '23
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
5
24
Siswa '24
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
6
25
Siswa '25
1
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
8
26
Siswa '26
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
5
27
Siswa '27
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
28
Siswa '28
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
6
29
Siswa '29
0
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
11
30
Siswa '30
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
0
7
24
14
13
12
13
9
13
7
13
12
17
11
14
11
11
15
13
247
Jumlah
8
8
9
118
118
Lampiran 13. Uji “t” Hipotesis Pretes dan Postes Pretes Kelompok Eksperimen dan Kontrol Rumus : Sg = ( -1) Sg + ( (
+
-1) Sg
-2)
=
-
Sg
= (30-1) 7,80 + (30-1) 6,64 (29+29-2) = 29. 7,80 + 29. 6,64 56
+ = 25,50 - 22,00
2,735. (2/29)
= 3,5 /2,735.0,06 = 3,5/0,189
= 226,2 + 192,56
= 18,52
56 = 418,76/56 = 7,4778 =√
= 2,735
dengan derajad bebas 29 dan taraf signifikansi 0,95 adalah 2,045. Karena besar dari
lebih
Maka, H0 ditolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara skor pretes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
119
Postes Kelompok Eksperimen dan Kontrol Rumus : Sg = ( -1) Sg + ( (
+
-1) Sg
-2)
-
Sg
= (30-1) 7,35 + (30-1) 11,79 (29+29-2)
56 = 9,912
+ = 88,33 - 41,17
3,148. (2/29)
= 29. 7,35 + 29. 11,79
=√
=
= 47,16 /3,148.0,069 = 47,16 /0,217 = 217,327
= 3,148
dengan derajad bebas 29 dan taraf signifikansi 0,95 adalah 217,327. Karena lebih besar dari
Maka, H0 ditolak. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara skor postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
120
Lampiran 14. Instrumen Penelitian Sumber Daya Alam (Pretes dan Postes) SK
: 11. Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat
1. Angin, air, dan gas bumi merupakan sumber daya alam penghasil … a. Energi b. Bahan Baku c. Kenyamanan d. Bahan tidak baku 2. Yang di sebut hutan heterogen adalah … a. Hutan buatan c. Hutan tumbuh b. Hutan indah d. Hutan alam 3. Contoh bahan baku yang dihasilkan dari laut, diantaranya … a. Ikan, kepiting, dan kedelai b. Rumput laut, kepiting, dan ikan c. kepiting, padi, dan ikan d. jagung, ikan, dan cumi 4. Gambar dibawah ini termasuk sumber daya alam berdasarkan manfaatnya, dari penghasil … a. Cahaya c. Bahan baku b. Energi d. Kenyamanan
(hutan)
5. Sumber daya alam untuk kenyamanan digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan … a. Rohaninya c. Jasmaninya b. Raganya d. semua salah 6. Pemandangan alam adalah sumber daya alam yang digunakan manusia untuk … a. Penghasil energi c. Rekreasi b. Konsumsi d. Kebutuhan bahan Baku 7. Gambar dibawah ini menunjukan sumber daya alam untuk … a. Enregi b. Kenyamanan c. Bahan baku d. Bahan tidak baku (pemandangan alam)
121
8. Jika terjadi kerusakan dalam sistem jaringan listrik, maka sumber daya alam kekal yang dapat dipergunakan adalah … a. Matahari dan tumbuhan c. Air dan angin b. Hewan dan air d. Arus laut dan gas 9. Sumber daya alam yang dapat diperbahrui merupakan sumber daya alam yang ... a. Dapat dibentuk c. Dapat digunakan b. Dapat diambil d. Dapat dimanfaatkan 10. Tumbuhan dan hewan adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui, dilihat berdasarkan … a. Manfaatnya c. Tempatnya b. Jenisnya d. Ketersediaannya 11. Gambar disamping menujukan sumber daya alam … a. Dapat diperbaharui b. Kekal c. Tidak dapat diperbaharui d. Abadi (peternakan sapi)
12. Tempat sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, yaitu … a. Pertanian c. Perindustrian b. Pertambangan d. Perikanan 13. Berikut ini yang bukan merupakan hasil olahan mnyak bumi adalah … a. Bensin c. Minyak kayu putih b. LPG d. Minyak Tanah 14. Minyak bumi berasal dari … a. Mikroplanton b. Cacing
c. Rumput laut d. Lumut
15. Pengeboran minyak bumi dari dalam bumi digunakan untuk membuat … a. Peralatan rumah tangga c. Makanan b. Mesin motor d. Bahan Bakar 16. Berikut ini yang termasuk sumber daya alam nonhayati … a. Ikan laut c. cumi-cumi b. Emas d. gandum
122
17. Polusi udara dapat disebabkan oleh … a. Kebakaran hutan c. Awan mendung b. Hujan d. Petir 18. Yang dimaksud sumber daya alam non hayati adalah … a. Meliputi berbagai makhluk hidup b. Meliputi makhluk hidup dan benda mati c. Segala sesuatu yang bukan makhluk hidup d. a, b, dan c salah 19. Sumber daya alam nonhayati meliputi … a. Baja, besi, dan logam c. Jagung, nikel, dan bauksit b. Sagu, emas, dan udara d. Almunium, timah, dan air 20. Berikut ini yang termasuk sumber daya alam hayati adalah … a. Titanium c. Ayam petelur b. Buksit d. Batu padas
123
Lampiran 15. Nama Kelompok Kelas Eksperimen (IV-1)
No
Hewan
Tmbuhan
Hayati
Rohani
Biotik
Abiotik
1
Ahmad Rifai
Deden Jaenudin
Raman
Rudi Firdaus
Bambang R
Roni Syahroni
2
Marzuki
Agus Rusmanto
Sandi Prasetio
Rizki Maulana
Fajar Hambali
Andi H
3
Siti Zakiyah
Hermansyah
Zulkifli
Dewi Ratu
Deni Gustanto
Gita septiani
4
Silvia Nasution
Fitriyani
Indah N
Utami F
Bella Andini
Citra Anggraini
5
Zaskia a
Lia Nurlaeli
Maesyaroh
Dewanti Syarifah
Novi Z
Diah Farah
124
Lampiran 16. Sertifikat
1ST STAD (Studen Teams Achievement Division) AWARD
MI AL-Wasliyah Jakarta