PENGARUH PENGUNGKAPAN DIRI KEPADA KELUARGA DAN KELOMPOK SEBAYA DALAM MEMILIH PERGURUAN TINGGI (Survei pada Mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Dwi Isti Anggraini NIM: 109051000022
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya, yang diajukan untuk memenuhi syarat salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli karya saya atau merupakan tiruan dari karya orang lain (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Depok, 8 Juli 2013
Dwi Isti Anggraini
ABSTRAK Dwi Isti Anggraini 109051000022 Pengaruh Pengungkapan Diri Kepada Keluarga dan Kelompok Sebaya dalam Memilih Perguruan Tinggi (Survei pada Mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Pengungkapan diri adalah membagi informasi mengenai pribadi secara jujur. Pengungkapan diri memiliki kaitan erat dengan pengambilan keputusan. Pada remaja, memilih perguruan tinggi membutuhkan dampingan orang lain. Keluarga dan kelompok sebaya dianggap paling memengaruhi. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga memiliki peranan fundamental dalam memengaruhi keputusan seorang anak. Di lain sisi, pada usia remaja pengakuan dari kelompok sebaya pun dianggap penting. Pengambilan keputusan terjadi dalam keseharian kita. Apalagi pada usia remaja yang baru memasuki masa pendewasaan. Sehingga muncul pertanyaan dari penulis, Apakah pengungkapan diri kepada keluarga dan kelompok sebaya memiliki pengaruh simultan dalam memilih perguruan tinggi? Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara pengungkapan diri kepada keluarga dan kelompok sebaya dalam memilih perguruan tinggi? Kemudian, manakah di antara keluarga dan kelompok sebaya yang memiliki pengaruh lebih besar dalam memilih perguruan tinggi? Pengungkapan diri di dasarkan pada teori De Vito yang berdimensi jumlah, valensi, kecermatan dan kejujuran, maksud dan tujuan, dan keakraban. Sedangkan, proses pengambilan keputusan sebagaimana dikemukan oleh Mondy dan Premeaux yaitu, mengidentifikasi masalah, membuat alternatif, mengevaluasi alternatif, implementasi keputusan, dan mengevaluasi keputusan. Penelitian ini merupakan penelitian explanatory research dengan metode penelitian survei. Analisis yang digunakan adalah metode regresi linier berganda. Jumlah responden dihitung dengan rumus Slovin dengan taraf kepercayaan sampel 95% atau taraf kesalahan 5%. Penyebaran dilakukan dengan teknik proportional random sampling. Berdasarkan hasil analisis diketahui pengungkapan diri kepada keluarga dan kelompok sebaya secara simultan (uji F) berpengaruh dalam memilih perguruan tinggi. Berdasarkan uji t, pengungkapan diri dengan keluarga lebih berpengaruh dibandingkan kelompok sebaya. Riset ini pun menunjukkan 20,6% pengambilan keputusan dipengaruhi oleh pengungkapan diri dengan keluarga dan kelompok sebaya, sedangkan sebesar 79,4% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah kepada keluarga dan kelompok sebaya memiliki sedikit pengaruh terhadap pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi. Kata kunci: pengungkapan diri, keluarga, teman sebaya, pengambilan keputusan, dan perguruan tinggi. i
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-Nya serta limpahan anugerah yang tak terhitung penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengungkapan Diri Kepada Keluarga dan Kelompok Sebaya Dalam Memilih Perguruan Tinggi (Survei pada Mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)” dengan baik. Salawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Rasulullah Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan yang baik kepada seluruh umat manusia. Skripsi ini penulis persembahkan khusus kepada ayahanda tercinta Almarhum Hari Wahyono dan ibunda tercinta Endang Budiningsih serta kakak tersayang Mardiana Hayati Solehah. Terima kasih untuk semua kasih sayang dan dukungan yang diberikan kepada penulis. Dan penulis pun mengucapkan terima kasih sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan dosen pembimbing yang telah memberikan banyak bantuan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Wakil Dekan I. Drs. Mahmud Djalal, MA selaku Wakil Dekan II. Drs. Study Rizal, LK, MA selaku Wakil Dekan III. 3. Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. ii
4. Ibu Hj. Umi Musyarofah, MA selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 5. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmunya dengan tulus dan ikhlas. Khususnya Ibu Bintan Humeira, Prof. Dr. Andi Faisal Bakti, Bapak Suhaimi, Ibu Ana Shabana Azmy, Bapak Rahmat Baihaky yang bersedia berbagi ilmunya dengan cara amat mudah dipahami sehingga menambah cakrawala keilmuan penulis. 6. Keluarga besar Himpunan Mahasiswa Jurusan KPI, Dewan Eksekutif Mahasiswa FIDKOM, Komunitas Edukasi Seni Tari Saman (SKETSA) yang akan selalu menjadi “Rumah Berproses” bagi penulis. 7. Sahabat-sahabat tersayang yang tak pernah berhenti menemani hari-hari penulis, Ayu, Nani, Nurani, Irmalia, Alyssa, Ika, dan teman-teman lain di kelas KPI A. Juga untuk mereka yang senantiasa mendukung serta membantu tetapi tidak bisa disebutkan satu per satu. Akhir kata penulis mengucapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi insiprasi kepada pembaca. Depok, 8 Juli 2013
Dwi Isti Anggraini
iii
DAFTAR ISI ABSTRAK ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. iv DAFTAR TABEL. ...................................................................................................viii DAFTAR GAMBAR................................................................................................. x
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................1 B. Identifikasi, Batasan, dan Rumusan Masalah ................................6 C. Hipotesis ........................................................................................8 D. Tujuan Penelitian ...........................................................................8 E. Manfaat Penelitian .........................................................................9 F. Tinjauan Pustaka ...........................................................................10 G. Sistematika Penulisan ...................................................................11
BAB II
KAJIAN TEORI A. Pengungkapan Diri 1. Pengertian Pengungkapan Diri ..............................................13 2. Dimensi Pengungkapan Diri ..................................................14 3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengungkapan Diri...........16 4. Fungsi Pengungkapan Diri......................................................19 5. Komunikasi Antarpribadi dan Pengungkapan Diri.................21 B. Remaja 1. Pengertian Remaja .................................................................22 2. Ciri Khas Remaja ...................................................................23 3. Pengungkapan Diri Remaja dengan Keluarga .......................24 4. Pengungkapan Diri Remaja dengan Kelompok Sebaya..........26
iv
C. Pengambilan Keputusan 1. Pengertian Pengambilan Keputusan ......................................28 2. Jenis Keputusan .....................................................................29 3. Proses Pengambilan Keputusan .............................................31 4. Komunikasi Antarpribadi dan Pengambilan Keputusan ........35 D. Kerangka Berpikir ........................................................................36
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ..........................................................................38 B. Jenis dan pendekatan Penelitian ...................................................38 C. Populasi dan Sampel ....................................................................39 D. Data dan Sumber Data .................................................................41 E. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................42 F. Definisi Operasional Variabel ......................................................42 G. Skala Pengukuran .........................................................................47 H. Teknik Analisis Data 1. Pengujian Instrumen ..............................................................49 2. Analisis Regresi Linier Berganda ..........................................52 3. Pengujian Hipotesis ...............................................................53
BAB IV
GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ....57 B. Struktur Organisasi dan Personalia ..............................................60 C. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Serta Strategi ............................62 D. Jurusan/Program Studi 1. Komunikasi dan Penyiaran Islam ........................................66 2. Konsentrasi Jurnalistik ..........................................................67 3. Bimbingan dan Penyuluhan Islam ........................................67 4. Manajemen Dakwah .............................................................68 v
5. Konsentrasi Manajemen Haji dan Umroh ..............................69 6. Pengembangan Masyarakat Islam ..........................................69 7. Kesejahteraan Sosial ..............................................................70 E. Data dan Informasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi .......................................................................................................72
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Alat Ukur ....................................................................73 B. Uji Coba Alat Ukur .....................................................................76 C. Validitas dan Reliabilitas ............................................................77 D. Analisis Regresi Linier Berganda ...............................................84 E. Uji Koefisien Determinasi (R2) ..................................................85 F. Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Simultan (Uji F) ....................................................86 2. Pengujian Parsial (Uji t) .........................................................87 G. Pembahasan ................................................................................89 H. Keterbatasan Penelitian ..............................................................95
BAB VI
PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................. 96 B. Implikasi Penelitian 1. Implikasi Akademis ...............................................................97 2. Implikasi Sosial ......................................................................97 C. Rekomendasi Penelitian .............................................................98
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................99 LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Proporsi Jumlah Mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah ........ 5
Tabel 2.1
Karakteristik/Ciri Khas Remaja .......................................................... 23
Tabel 3.1
Gambaran Populasi Mahasiswa FIDKOM angkatan 2012 ................... 40
Tabel 3.2
Gambaran Sampel Mahasiswa FIDKOM angkatan 2012..................... 41
Tabel 3.3
Operasionalisasi Variabel Pengungkapan Diri...................................... 44
Tabel 3.4
Operasionalisasi Variabel Pengambilan Keputusan.............................. 46
Tabel 3.5
Blue Print Self-disclosure Mahasiswa dengan Keluarga ...................... 48
Tabel 3.6
Blue Print Self-disclosure Mahasiswa dengan Kelompok Sebaya ...... 48
Tabel 3.7
Blue Print Pengambilan Keputusan memilih perguruan tinggi ............ 49
Tabel 3.8
Bobot Nilai ............................................................................................ 49
Tabel 5.1
Sebaran Aitem Skala Self-disclosure Mahasiswa dengan Keluarga ..... 74
Tabel 5.2
Sebaran Aitem Skala Self-disclosure Mahasiswa dengan Peer Group. 75
Tabel 5.3
Sebaran Aitem Skala Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi ................................................................................................... 76
Tabel 5.4
Jadwal Pelaksanaan Pre-test.................................................................. 77
Tabel 5.5
Indeks Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga N = 20 .................................................... 78
Tabel 5.6
Distribusi Butir Aitem Valid dan Gugur Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga................................................................. 78
Tabel 5.7
Indeks Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga N = 14 .................................................... 79
Tabel 5.8
Distribusi Aitem Valid Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga ............................................................................................... 79
Tabel 5.9
Indeks Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Kelompok Sebaya N = 20...................................... 80
vii
Tabel 5.10 Distribusi Butir Aitem Valid dan Gugur Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Kelompok Sebaya.................................................. 80 Tabel 5.11 Indeks Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Kelompok Sebaya N = 14...................................... 81 Tabel 5.12 Distribusi Aitem Valid Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Kelompok Sebaya ................................................................................. 81 Tabel 5.13 Indeks Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi N = 30 ....................................................... 82 Tabel 5.14 Distribusi Butir Aitem Valid dan Gugur Skala Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi ................................................................... 82 Tabel 5.15 Indeks Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi N = 19........................................................ 83 Tabel 5.16 Distribusi Aitem Valid Skala Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi................................................................................... 83 Tabel 5.17 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................................... 84 Tabel 5.18 Koefisien Determinasi .......................................................................... 85 Tabel 5.19 Uji F
.................................................................................................. 86
Tabel 5.20 Uji t
................................................................................................... 87
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Proporsi Jumlah Mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah ....... 6 Gambar 2.1 Dimensi Pengungkapan Diri ................................................................ 16 Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan ........................................................... 31 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................ 36 Gambar 4.1 Struktur Organisasi dan Personalia Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ..................................... 61
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam sepanjang hidupnya manusia selalu
dihadapkan
pada
pilihan-
pilihan dan pengambilan keputusan. Pilihan-pilihan tersebut biasanya berkaitan dengan alternatif dalam penyelesaian masalah.1 Hal yang paling mudah, misalnya akan mengenakan pakaian apa hari ini, hendak makan siang dengan siapa, apa yang dilakukan disela-sela waktu luang, bagaimana cara melunasi hutang-hutang ketika sudah habis masa tempo, dan lain-lain. Disadari ataupun tidak, pengambilan keputusan erat sekali dalam kehidupan keseharian kita. Pengambilan keputusan yang efektif dapat menunjang keberhasilan dari hasil yang ingin dicapai. Begitu pun sebaliknya, bila sembarang dalam pengambilan keputusan maka akan mendapatkan hasil jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan kemampuan dalam mempertimbangkan plus-minus, menganalisis konsekuensi yang akan dihadapi, serta melakukan prediksi sebelum keputusan diimplementasikan.2 Sehingga, keputusan
yang dihasilkan mendatangkan
kelemahan minimal dan manfaat yang maksimal. Pengambilan keputusan tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi dihadapi juga oleh remaja. Usia remaja identik dengan kecorobohan dalam pengambilan keputusan. Tetapi, pada masa ini, remaja lebih sering mengambil keputusan dalam 1
Rosemarie S, Pengambilan Keputusan Menentukan Kelangsungan Hidup Setiap Organisasi (Jurnal Universitas Kristen Maranatha, 2010). 2 Siagian, Teori dan Praktik Pengambilan Keputusan (Jakarta: CV Haji Masagung, 1990), h. 76-88.
1
2
hidupnya secara mandiri.3 Usia remaja sering dihadapkan pada keputusan untuk bergaul dengan siapa, menyelesaikan persoalan asmara, menjadi populer di sekolah, bagaimana meningkatkan nilai rapor pada semester mendatang, dan lainlain. Kredibilitas remaja sebagai dewasa awal dalam mengambil keputusan sangat dibutuhkan disini. Pada remaja salah satu pengambilan keputusan untuk melanjutkan pendidikan merupakan hal yang cukup penting. Di mana seorang remaja harus memilih antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Perguruan Tinggi Swasta (PTS) maupun Diploma dengan segala keuntungan dan kerugiannya.4 Ada beberapa tips memilih universitas yang tepat, yaitu: (1) melihat kegiatan akademis dan non-akademis yang ditawarkan. Karena Anda akan berada dan berinteraksi di dalamnya selama 3-4 tahun ke depan, (2) jarak dari tempat tinggal sebaiknya yang mudah dijangkau. Karena, mahasiswa memiliki mobilitas yang tinggi dan menuntut untuk pulang dan pergi dengan cepat, (3) durasi studi pun memiliki peranan yang dirasa cukup penting, serta (4) mengenal dengan baik universitas yang dituju. Jangan merasa malu dalam bertanya, ungkapkan apa yang menjadi keingintahuan kalian.5 Pengungkapan diri remaja memiliki kaitan yang sangat erat dengan pemecahan masalah pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi. Hal itu 3
Yusi Elsiano Rohmansyah, “Tips Mendampingi Anak Remaja”, http://www.perkembangananak.com/2012/05/tips-mendampingi-anak-remaja/ diakses pada 12 september 2013. 4 Hendi Setiawan, “Ketika Remaja Memilih Perguruan Tinggi”, http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/02/26/ketika-remaja-memilih-perguruan-tinggi/ diakses pada 17 Januari 2013. 5 Caroline Demanik, “4 Tips Memilih Universitas yang Tepat”, http://edukasi.kompas.com/read/2013/03/07/15222285/4.tips.memilih.universitas.yang.tepat.untuk .studi diakses pada 12 September 2013.
3
dikarenakan remaja belum pernah menghadapi permasalahan ini sebelumnya. Meskipun mereka sudah menghadapi pengambilan keputusan memilih jenjang pendidikan di tingkat SD, SMP, atau SMA namun ini berbeda karena perguruan tinggi merupakan gerbang penentu masa depannya, sehingga bila pengambilan keputusan tidak tepat akan berdampak negatif. Beberapa dampak tersebut adalah kekecewaan dari remaja, rasa malas dalam menjalankan program studi yang ditawarkan, bahkan memutuskan untuk pindah perguruan tinggi di tahun berikutnya. Tentunya hal itu akan mengakibatkan pemborosan waktu, tenaga, dan biaya. Pengungkapan remaja dalam proses memilih perguruan tinggi antara lain: keterbukaan dalam mengungkapkan masalah yang dihadapi, mengutarakan pilihan perguruan tinggi yang diminati, berdiskusi untuk melihat kelebihan dan kelemahan dari alternatif yang dibuat, menerima masukan dari orang lain, maupun kesediaan mengubah sikap atau pendapat untuk mendapatkan hasil keputusan yang mendatangkan manfaat paling besar.6 Keterbukaan remaja biasanya didasarkan pada keakraban dan intensitas bertemu. Keluarga dan kelompok sebaya merupakan lingkungan yang diakrabi oleh remaja. Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat di mana ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya. Keluarga memang merupakan satuan terkecil dalam masyarakat tetapi menempati kedudukan yang primer dan fundamental, oleh sebab itu keluarga mempunyai peranan yang besar dan vital
6
Suranto, Komunikasi Interpersonal (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 21.
4
dalam mempengaruhi kehidupan seorang anak, terutama pada tahap-tahap perkembangan anak.7 Masa remaja pun diwarnai dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil beranggota teman sebaya yang memiliki kesamaan terhadap hal tertentu. Minat berkelompok menjadi bagian dari proses tumbuh kembang remaja. Minat ini bukan hanya membentuk kelompok biasa, melainkan sebuah kelompok yang memiliki kekhasan orientasi, nilai-nilai, norma, dan kesepakatan yang secara khusus hanya berlaku dalam kelompok tersebut. Biasanya anggota kelompok berisi anak-anak berusia sebaya dan akrab disebut peer group.8 Bahkan tidak jarang remaja lebih akrab dengan teman sebayanya daripada harus berinteraksi dengan orang tua. Hal itu dikarenakan dalam kelompok sosialnya remaja dinilai sebagai individu yang lepas dari pengaruh ikatan keluarga. Dalam kelompok sebaya lebih dihargai kemampuan pribadi yang dimiliki tiap-tiap anggota kelompok, berbeda bila dibandingkan dengan kondisi di rumah. Setiap anak harus mengikuti segala peraturan yang dibuat orang tua. 9 Bahkan sikap penerimaan dan penolakan dari peer group pun merupakan hal penting bagi remaja. Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya, apabila remaja dapat diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan
7
Asfriyati, Pengaruh Keluarga terhadap Kenakalan Anak (Jurnal Universitas Sumatera Utara, Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2003). 8 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004), hal. 125. 9 Psikologi Remaja, Karaketristik dan permasalahannya http://netsains.net/2009/04/psikologi-remaja-karakteristik-dan-permasalahannya/ diakses pada 17 Januari 2013.
5
memiliki kehormatan dalam dirinya.10 Maka tidak diherankan sama sekali bila seorang anak cenderung mengikuti kegiatan kelompoknya daripada kegiatan di dalam keluarganya. Sebagai objek dalam penelitian ini adalah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) merupakan salah satu Fakultas favorit di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Hal itu terbukti karena bertambahnya peminat atau calon-calon mahasiswa yang ingin masuk Fakultas ini setiap tahunnya. Tabel 1.1 Proporsi Jumlah Mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah
2010/2011
2011/2012
2012/2013
Mendaftar
1562
1861
2048
Diterima
536
574
756
Registrasi
419
463
526
Sumber : AIS FIDKOM
10
Eka Mulyani, Masalah-masalah pada remaja, http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/masalah-masalah-pada-masa-remaja/ diakses pada 17 Januari 2013.
6
Grafik 1.1 Proporsi Jumlah Mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah
Mendaftar Diterima Registrasi
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Pengungkapan Diri Kepada Keluarga dan Kelompok Sebaya dalam Memilih Perguruan Tinggi (Survei pada Mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”
B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Sebelum membatasi masalah, peneliti akan terlebih dahulu memberikan identifikasi masalah seputar judul yang diangkat. Masalah yang ditemukan peneliti dalam judul ini adalah seputar pengaruh pengungkapan diri mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kepada keluarga dan kelompok sebaya dalam memilih perguruan tinggi. Untuk mengetahui secara pasti berapa besar pengaruh pengungkapan diri keluarga dan
7
kelompok sebaya dalam memilih perguruan tinggi, maka digunakan suatu teknik analisis yaitu, regresi berganda. Isu yang kedua, peneliti menemukan bahwa teori yang kiranya tepat untuk dijadikan rujukan adalah teori pengungkapan diri (self-disclosure) menurut Joseph A. Devito dan dielaborasi dengan teori pengambilan keputusan Mondy dan Premeaux. Teori tersebut dapat menjadi pijakan yang kuat bagi permasalahan-permasalahan yang diteliti oleh peneliti. 2. Batasan Masalah Pada penelitian ini, pembatasan masalah diambil agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan terperinci. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini dibatasi pada remaja akhir yang telah mengambil keputusan melanjutkan ke perguruan tinggi yaitu mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2012. Kemudian melihat apakah dan seberapa besar pengungkapan diri antara mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan keluarga dan kelompok sebaya memengaruhi proses pengambilan keputusan dalam memilih perguruan tinggi. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat penulis rumuskan: a. Apakah terdapat pengaruh secara simultan dari pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan keluarga dan kelompok sebaya terhadap pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi?
8
b. Apakah terdapat pengaruh secara parsial dari dari pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan keluarga dan
kelompok sebaya terhadap pengambilan keputusan
memilih perguruan tinggi? c. Manakah diantara keluarga dan kelompok sebaya yang lebih berpengaruh terhadap pengambilan keputusan mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memilih perguruan tinggi?
C. Hipotesis 1. Diduga bahwa pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan keluarga (X1) dan kelompok sebaya (X2) mempunyai pengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam memilih perguruan tinggi. 2. Diduga bahwa pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan keluarga (X1) lebih berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dalam memilih Perguruan Tinggi.
D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan dari pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan keluarga dan kelompok sebaya terhadap pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi.
9
2. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial dari pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan keluarga dan kelompok sebaya terhadap pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi. 3. Untuk menganalisis manakah di antara keluarga dan kelompok sebaya yang lebih berpengaruh terhadap pengambilan keputusan mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memilih perguruan tinggi.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Menambah khazanah dan referensi bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, melalui kajian pengaruh pengungkapan diri kepada keluarga dan kelompok sebaya dalam memilih perguruan tinggi (survei pada mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). 2. Manfaat Praktis Kajian ini dapat memberikan informasi bahwa Mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memilih perguruan tinggi sedikit dipengaruhi oleh pengungkapan diri dengan keluarga dan/atau kelompok sebaya.
10
F. Tinjauan Pustaka Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian ini. Maka dalam tinjauan pustaka ini peneliti mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu. Denis Christian, menemukan pengaruh kelompok acuan (teman dan keluarga) terhadap pengambilan keputusan pembelian adalah sebesar 36,8% sedangkan sisanya sebesar 63,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Persamaannya adalah sama-sama menguji adakah pengaruh dari teman dan keluarga dalam pengambilan keputusan serta menggunakan alat analisis yang sama. Perbedaannya dari teori yang digunakan serta objek penelitiannya. 11 Ainur Rohmah, menemukan
pengaruh kelompok acuan (keluarga, peer
group, dan rekan kerja) terhadap pengambilan keputusan adalah sebesar 9,5% sedangkan sisanya sebesar 80,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Persamaannya adalah sama-sama menguji adakah pengaruh dari keluarga dan peer group/kelompok sebaya dalam
pengambilan keputusan serta
menggunakan alat analisis yang sama. Perbedaannya dari teori yang digunakan serta objek penelitiannya.12
11
Denis Christian, Pengaruh Kelompok Acuan (Teman dan Keluarga) Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Produk Rokok Sampoerna A Mild (Suatu Survei pada Pelanggan PT. HM Sampoerna tbk di Unikom Bandung) (Skripsi Universitas Komputer Indonesia, Jurusan Manajemen, 2005). 12 Ainur Rohmah, Pengaruh Kelompok Acuan (Keluarga, Peer Group, dan Rekan Kerja) terhadap Keputusan Pembelian Handphone Nokia (Studi Kasus pada Konsumen Handphone Nokia Professional Center Cabang Malang) (Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Jurusan Manajemen, 2008).
11
G. Sistematika Penulisan Agar penulisan skripsi ini tersusun dengan rapi, maka diperlukan sistematika penulisan. Penulisan skripsi ini terdiri atas enam bab dan setiap bab memiliki sub bab. Adapun sistematika penulisannya yaitu: Dimulai dari BAB I Pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah yang membahas mengenai keterkaitan antara pengungkapan diri remaja kepada keluarga dan kelompok sebaya yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan, khususnya memilih perguruan tinggi. Pada bab I ini, penulis menjabarkan secara singkat gambaran keseluruhan skripsi kepada pembaca dengan menyertakan jawaban sementara (hipotesis). Selanjutnya, kajian teori pada BAB II yang membahas mengenai teori pengungkapan diri yang diungkapkan oleh De Vito, teori pengambilan keputusan, penjelasan mengenai remaja, maupun urgensi pengungkapan diri dengan keluarga dan teman sebaya bagi remaja. Tidak lupa disertakan kerangka berpikir untuk menggambarkan alur berpikir dari penelitian ini. Disusul oleh BAB III Metode Penelitian yang menjelaskan proses pengumpulan data yang dilakukan sampai dengan analisis. Dapat dijelaskan bahwa penelitian ini merupakan jenis explanatory reasearch dengan pendekatan kuantitatif dan diolah dengan teknik analisis regresi liner berganda. Peneliti memisahkan metode penelitian menjadi bab tersendiri, karena ingin menuliskan secara lebih jelas alur penelitian yang digunakan dalam riset ini. Berikutnya asalah BAB IV yang berisi gambaran umum Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang menjadi objek penelitian berlangsung. Pada
12
bab ini membahas sejarah singkat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, struktur organisasi dan personalia, visi, misi, tujuan, dan sasaran serta strategi, sampai dengan ulasan singkat mengenai jurusan/program studi yang berada di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Dilanjutkan pada BAB V yaitu hasil penelitian dan pembahasan. Semua data yaitu, kuesioner yang berisi indikator keterbukaan diri dan pengambilan keputusan dikumpulkan, kemudian diolah dengan SPSS 13, dan dianalisis menggunakan teori yang terdapat pada bab II. Pada bab ini pun, dijelaskan mengenai keterbatasan penelitian. Akhirnya pada BAB VI yaitu, Penutup dimuat kesimpulan, implikasi penelitian, dan rekomendasi untuk penelitian yang akan datang. Penelitian ini pun dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran sebagai bahan pendukung dan penjelas.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengungkapan Diri 1. Pengertian Pengungkapan Diri Terdapat beberapa pengertian tentang pengungkapan diri (self-disclosure). Menurut Johnson sebagaimana dikutip A. Supratiknya, self-disclosure adalah bagaimana pengungkapan individu terhadap situasi yang sedang dihadapinya serta kesediaan memberikan informasi mengenai masa lalu yang sesuai dan berguna dalam memahami tanggapan individu tersebut.1 Arti berikutnya dikemukakan oleh Joseph A. Devito yang menyebut pengungkapan diri sebagai suatu bentuk komunikasi dimana informasi pribadi yang biasanya disimpan atau disembunyikan, dikomunikasikan kepada orang lain.2 Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan, yaitu informasi yang disampaikan haruslah baru yang belum didengar orang tersebut sebelumnya. Kemudian
informasi
tersebut
haruslah
informasi
yang
biasanya
disimpan/dirahasiakan. Hal terakhir adalah dalam penyampaian informasi kepada orang lain haruslah secara lisan maupun tulisan.
1
A. Supratiknya, Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis (Jakarta: Kanisius, 1995), h.
14. 2
Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia, Alih Bahasa: Ir. Agus Maulana (Tangerang Selatan: Karisma, 2011), h. 64.
13
14
Tubbs dan Moss mendefinisikan pengungkapan diri sebagai upaya memberitahukan informasi diri sendiri. Lalu menurut Fisher, pengungkapan diri adalah membeberkan informasi pribadi kepada orang lain di mana hanya orang tertentu yang mengetahui.3 Jadi dapat disimpulkan bahwa pengungkapan diri (self-disclosure) adalah bentuk komunikasi interpersonal yang di dalamnya terdapat pemberian ide, gagasan, informasi mengenai diri sendiri yang bersifat rahasia dan belum pernah diungkapkan kepada orang lain yang dipercaya secara jujur dan tanpa dibuat-buat.
2. Dimensi Pengungkapan Diri Menurut Devito sebagaimana dikutip Yosal Iriantara terdapat lima dimensi dalam pengungkapan diri yaitu: a. Ukuran/Jumlah Pengungkapan Diri (Amount) Kuantitas pengungkapan diri berkaitan dengan seberapa banyak jumlah informasi diri kita yang diberikan. Jumlah dapat diukur berdasarkan frekuensi dan durasi. Maksud frekuensi adalah seberapa sering kita menyampaikan pesan-pesan terkait diri sendiri, sedangkan durasi adalah berapa lama kita mengungkapkan informasi diri.
3
Yosal Iriantara, Komunikasi Antarpribadi (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 3.23.
15
b. Valensi Pengungkapan Diri (Valence) Valensi pengungkapan diri dapat dibagi menjadi 2, yaitu: positif dan negatif. Valensi positif adalah penyingkapan informasi diri yang dikemas dengan menyenangkan, penuh humor, dan menarik. Sebaliknya valensi negatif adalah mengungkapkan informasi pribadi dengan penuh kritik, sindiran, maupun sifat tidak menyenangkan. c. Kecermatan dan Kejujuran (Accuracy/Honesty) Kecermatan dari pengungkapan diri individu dibatasi oleh tingkat dimana individu mengetahui dirinya sendiri. Apabila kita mengenal dengan baik diri kita maka kita akan mampu melakukan pengungkapan diri dengan cermat. Pengungkapan diri dapat berbeda dalam hal kejujuran. Individu dapat saja jujur secara total atau dilebih-lebihkan, melewatkan bagian penting atau berbohong. Untuk hal-hal yang bersifat pribadi, banyak orang memilih untuk berbohong atau melebih-lebihkan. Namun keterbukaan diri yang kita lakukan amat bergantung pada kejujuran kita. d. Maksud dan Tujuan (Intention) Dalam setiap pengungkapan diri pasti ada maksud dan tujuan yang ingin dicapai. Tidak mungkin sesorang membeberkan informasi yang amat pribadi mengenai dirinya sendiri apabila tidak memiliki maksud dan tujuan. Dengan menyadari maksud dan tujuan yang ingin dicapai maka seseorang dapat melakukan kontrol atas pengungkapan yang dilakukan..
16
Melebih-lebihkan atau berbohong bisa dipandang sebagai salah satu bentuk kontrol agar tujuan dari pengungkapan diri bisa tercapai. e. Keakraban (Intimacy) Keakraban memiliki kaitan erat dengan pengungkapan diri. Pengungkapan yang dilakukan bisa saja bersifat sangat pribadi misalnya, mengenai ideologi, perasaan, keuangan, maupun hal yang umum.4 Gambar 2.1 Dimensi Pengungkapan Diri
3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengungkapan Diri Menurut Devito sebagaimana dikutip Yosal Iriantara ada beberapa faktor yang memengaruhi pengungkapan diri yaitu: a. Efek Diadik Secara umum pengungkapan diri adalah hubungan timbal balik. Dyadic effect menyatakan secara bahwa dalam proses ini terdapat efek 4
Yosal Iriantara, Komunikasi Antarpribadi (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 3.27.
17
spiral (saling berhubungan), di mana setiap pengungkapan diri individu memberikan stimulus untuk pengungkapan diri dari orang yang lain. Dalam hal ini, pengungkapan diri antar kedua individu akan semakin baik jika pendengar bersikap positif dan menguatkan. Secara umum, individu cenderung menyukai orang lain yang mengungkapkan cerita rahasianya pada jumlah yang kira-kira sama. b. Ukuran Khalayak Pengungkapan
diri
lebih
besar
kemungkinan
terjadi
dalam
komunikasi dengan khalayak kecil, seperti komunikasi antarpribadi atau komunikasi kelompok kecil. Dengan khalayak yang besar maka feedback yang diciptakan akan beraneka ragam sehingga sulit mengontrol situasi. Berbeda dengan pengungkapan diri dengan khalayak yang kecil, kita dapat mengontrol situasi komunikasi dan melihat umpan balik dengan cermat. c. Topik Bahasan Dalam Struktur Kepribadian yang dikembangkan Irwin Altman dan Dalmas Taylor dengan Teori Penetrasi Sosial-nya sebagaimana dikutip Ristiana Kadarsih digambarkan bahwa kepribadian manusia itu seperti bawang, yang memiliki lapisan-lapisan.5 Pada awalnya individu akan lebih menyukai topik yang berhubungan dengan pekerjaan atau hobi untuk
5
Ristiana Kadarsih, Teori Penetrasi Sosial dan Hubungan Interpersonal (Jurnal Dakwah Vol. X No 1, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, 2009), h. 54.
18
dibagi daripada topik terkait kehidupan seks atau kesulitan keuangan pada orang yang baru saja kita kenal atau orang yang tidak kita akrabi betul. d. Valensi Umumnya manusia cenderung lebih menyukai pengungkapan diri positif daripada pengungkapan diri negatif. Terlebih lagi kepada seseorang yang belum kita kenal secara baik. Namun, apabila kita sudah mengenal orang yang kita ajak berkomunikasi secara lebih personal maka pengungkapan diri negatif bisa saja dilakukan. e. Jenis Kelamin Umumnya, pria lebih kurang terbuka daripada wanita. Meskipun bisa dipandang sebagai ungkapan stereotipikal namun, beberapa riset sudah menunjukkan bahwa wanita dinilai lebih terbuka dibandingkan laki-laki. Namun, bukan berarti bahwa pria tidak melakukan pengungkapan diri sama sekali. f. Ras, Nasionalitas, dan Usia Hal ini pun bisa dipandang sebagai bentuk stereotip dari ras, nasionalitas, dan usia. Namun, pada kenyataannya memang terdapat ras tertentu
yang
lebih
sering
melakukan
pengungkapan
diri
bila
dibandingkan dengan ras lainnya. Selain itu juga terdapat perbedaan frekuensi pengungkapan diri dalam kelompok usia. Pengungkapan diri pada teman dengan gender berbeda meningkat dari usia 17-50 tahun dan menurun kembali.
19
g. Mitra dalam Hubungan Kita akan melakukan pengungkapan diri kepada mereka yang kita anggap sebagai orang yang memiliki kedekatan dengan kita misalnya suami/istri, teman dekat, atau sesama anggota keluarga. Di samping itu, kita juga akan memandang bagaimana respon mereka. Apabila kita pandang mereka sebagai orang yang hangat dan penuh perhatian maka kita akan terus melakukan keterbukaan diri, apabila feedback yang diterima tidak sesuai espektasi kita maka kita akan lebih menutup diri. 6
4. Fungsi Pengungkapan Diri Selain untuk meningkatkan komunikasi, pengungkapan diri memiliki beberapa fungsi lainnya. Menurut Derlega dan Grzelak ada lima fungsi pengungkapan diri, yaitu: a. Ekspresi (expression) Senang, sedih, kecewa maupun bahagia merupakan emosi yang sering sekali terjadi dalam kehidupan setiap manusia, baik menyangkut pekerjaan ataupun hal lainnya. Dengan berbagi perasaan kepada orang yang
dipercaya
dapat
membuang
semua
kekesalan.
Dengan
mengungkapkan diri semacam ini, manusia dapat mengekspresikan perasaannya.
6
Yosal Iriantara, Komunikasi Antarpribadi (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 3.31.
20
b. Penjernihan diri (self-clarification) Setelah menceritakan masalah dan perasaan yang dialami kepada orang yang dipercaya, manusia berharap agar diberikan penjelasan dan pemahaman orang lain atas masalah yang dihadapi sehingga kita akan lebih baik dalam melihat suatu perkara. c. Keabsahan sosial (social validation) Setelah selesai mengungkapkan perasaan maupun masalah yang dihadapi kepada orang lain, pendengar biasanya akan memberikan pendapat, saran, ataupun masukan yang membantu dalam proses penyelesaian masalah. Sehingga dengan demikian, akan mendapatkan informasi yang bermanfaat. d. Kendali sosial (social control) Setiap individu memiliki pilihan untuk mengungkapkan atau menyembunyikan informasi mengenai dirinya. Individu pun dapat menekan topik, kepercayaan atau ide sehingga membentuk pesan yang baik pada pendengar terhadap dirinya. Dengan demikian pandangan pendengar akan baik terhadap dirinya.
21
e. Perkembangan hubungan (relationship development) Dengan berbagi permasalahan maupun informasi penting kepada orang lain dapat meningkatkan kepercayaan dalam suatu hubungan sehingga semakin meningkatkan derajat keakraban.7
5. Komunikasi Antarpribadi dan Pengungkapan Diri Seperti yang kita ketahui pengungkapan diri dalam prosesnya bersifat timbal balik. Artinya, keterbukaan kita akan diimbangi juga oleh lawan komunikasi kita. Berdasarkan pandangan ini maka pengungkapan diri tidak akan terjadi apabila salah satu pihak yang terlibat dalam komunikasi menunjukkan ketertutupan dirinya. Dengan demikian, apabila kita ingin melangsungkan komunikasi antarpribadi yang mengembangkan relasi pribadi yang baik maka diperlukan pengungkapan diri dari kedua belah pihak. Oleh karena itu, Tubbs dan Moss menyatakan bahwa pengungkapan diri merupakan bagian penting dari komunikasi di antara dua orang sekaligus menjadi ciri dari komunikasi antarpribadi.8 Keterbukaan
dalam
menjalin
hubungan
interpersonal
berfungsi
meminimalisir kesalahpahaman dan kecurangan. Dengan demikian hubungan interpersonal akan semakin erat. Keakraban hubungan interpersonal dapat
7
David O. Sears, Jonathan L. Freedman, & L. Anne Peplau, Psikologi Sosial Jilid Pertama Edisi Kelima. Terjemahan Michael Adryanto & Saviti Soekrisno (Jakarta: Erlangga, 1994), h. 254. 8 Yosal Iriantara, Komunikasi Antarpribadi (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 3.26.
22
ditandai dengan saling percaya, terbuka, dan tidak takut mengungkapkan persoalan pribadi.9 Keakraban dan saling percaya merupakan hal penting dalam membangun komunikasi antarpribadi yang saling mendukung dan memberikan manfaat positif bagi pihak-pihak yang berkomunikasi. Oleh karena itu, self-disclosure yang positif diperlukan sehingga komunikasi antarpribadi yang bertujuan untuk pengembangan diri masing-masing dapat berlangsung dengan baik.
B. Remaja 1. Pengertian Remaja Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Kemudian istilah tersebut berkembang dan mempunyai arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.10 WHO pun memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual. Definisi tersebut dikemukakan dalam tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. Secara lengkap definisi tersebut berbunyi: a. Perkembangan individu dari awal menunjukkan tanda-tanda seksual sampai sudah mencapai kematangan. 9
Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), h. 31. Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2005), h. 178. 10
23
b. Mengalami perkembangan psikologis, berupa pola identifikasi dari kanakkanak menjadi dewasa. c. Terjadi perubahan terhadap ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.11 Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan perubahan dari segi biologis, psikologis, dan sosial ekonomi agar tercapainya kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
2. Ciri Khas Remaja WHO membagi kurun usia remaja ke dalam dua bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-24 tahun. Terdapat perbedaan ciri khas/karakteristik yang signifikan dari kedua kelompok remaja tersebut, yaitu: Tabel 2.1 Karakterisrik/Ciri Khas Remaja 12
Remaja Awal (10-14 tahun) Status tidak menentu Emosional Tidak stabil keadaannya Mempunyai banyak masalah Masa yang kritis
Remaja Akhir (15-24 tahun) Kestabilan bertambah Lebih matang dalam menghadapi masalah Campur tangan dari orang lain berkurang Ketenangan emosional bertambah Realistis bertambah Pada kategori mahasiswa sebagai remaja akhir, dianggap sudah lebih realistis dalam menghadapi masalah, hal ini dikarenakan bertambahnya 11
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja (Jakarta; RajaGrafindo Persada, 2007), h. 9. Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2005), h. 186. 12
24
pengalaman dan kemampuan berpikir yang semakin baik lagi. Letupanletupan emosi pun sudah mulai dapat diredam. Hal itu tentu saja baik dalam menghadapi permasalahan pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi. Tentunya hal ini tidak lepas dari bimbingan dan motivasi dari lingkungan di mana tumbuh dan berkembang seperti keluarga maupun kelompok persahabatan.
3. Pengungkapan Diri Remaja dengan Keluarga Komunikasi keluarga sangatlah penting dalam perkembangan remaja menuju tahap kedewasaan. Remaja sangat membutuhkan pendampingan keluarga terutama orang tua untuk menghadapi tuntutan, baik dari dalam dirinya maupun lingkungan. Remaja membutuhkan jalinan komunikasi yang baik yang dapat bebas mengutarakan isi hatinya dengan jujur. Salah satu aspek penting dalam komunikasi keluarga adalah pengungkapan diri (selfdisclosure).13 Pengungkapn diri dirasa penting untuk mengetahui pikiran, perasaan remaja akan sesuatu dengan jujur dan kemudian pikiran dan perasaan tersebut akan diterima dengan bebas oleh anggota keluarga lain. oleh karena itu dibutuhkan hubungan interpersonal yang baik antar anggota keluarga.
13
Singgih dan Yulia D. Gunarsa, Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga (Jakarta: Gunung Mulia, 2004), h. 48.
25
Menurut Jalaluddin Rakhmat terdapat faktor-faktor yang menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik yaitu: a. Percaya (trust) “Percaya” akan meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikasi untuk mencapai maksudnya. Tanpa adanya percaya tidak akan ada pengertian, tanpa pengertian terjadi kegagalan komunikasi. Hilangnya kepercayaan pada orang lain akan menghambat perkembangan hubungan interpersonal yang akrab. b. Sikap Suportif Sikap sportif dapat mengurangi sikap defensif dalam berkomunikasi. Seseorang yang memiliki sikap defensif akan sulit menerima orang lain, tidak jujur, dan pada akhirnya mendangkalkan hubungan interpersonal. Sikap defensif yaitu, melindungi diri dari segala ancaman yang mengakibatkan pesan tidak tersampaikan secara utuh. c. Sikap Terbuka Sikap terbuka adalah lawan dari dogmatisme. Dengan adanya sikap terbuka dapat menilai pesan secara objektif, melihat dari beberapa sisi, bahkan kesediaan mengubah kepercayaannya.14
14
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), h. 129.
26
Dijelaskan lebih dalam oleh Suranto Aw, bahwa sikap terbuka (open mindedness) amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Dengan adanya keterbukaan kita dapat menerima masukan dari orang lain, serta berkenan menyampaikan informasi penting kepada orang lain.15 Melalui keterbukaan orang tua dapat berbagi pengalaman secara luas dan terbuka kepada remaja dan nantinya remaja akan menentukan sikap maupun mengambil keputusan dengan tepat. Namun, apabila dalam keluarga tidak diberlakukan proses pengungkapan diri antara remaja dan orang tua, maka remaja akan mencari figur lain supaya dapat membuka diri dengan bebas dan mendapatkan timbal balik.
4. Pengungkapan Diri Remaja dengan Kelompok Sebaya Kelompok teman sebaya adalah suatu komunitas berisi individu-individu yang memiliki banyaknya kesamaan dibidang usia, kebutuhan, perasaan, minat, tujuan, dan lain-lain. Dengan kesamaan itu semakin menguatkan individu di dalam kelompok ketika menjalankan hubungan. Untuk lebih menjelaskan makna dari kelompok sebaya maka peneliti memaparkan hakikat kelompok sebaya, yaitu:
15
Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal (Yogyakarta; Graha Ilmu, 2011), h.82.
27
a) Kelompok sebaya terbentuk dari kelompok informal menjadi organisasi. Semula individu
bukan merupakan
anggota kelompok sekarang
membentuk suatu kelompok dan bertumbuh di dalamnya. b) Kelompok sebaya memiliki aturan-aturan yang dibuat sendiri, baik ke dalam maupun ke luar. c) Kelompok sebaya menunjukkan tradisi, kebiasaan, nilai, norma. Bahkan bahasa mereka. Adapun contohnya dalam kelompok itu ada standar tertentu dalam berpakaian, berbicara antar anggota kelompok dan dalam bertingkah laku. d) Pembentukan kelompok sebaya sepenuhnya disetujui oleh orang dewasa. Dengan adanya kelompok sebaya maka, orang tua akan lebih mudah mengawasi anaknya ataupun disetujui oleh guru sebagai sarana pembelajaran bersosialisasi di dalam kelompok. e) Kelompok sebaya pun bisa dijadikan lembaga kedua yang utama untuk sosialisasi. Di mana dunia sosial anak meluas dari lingkungan keluarga menuju lingkungan sosial.16 Suatu kebutuhan yang nyata sekali pada anak adalah dukungan dari teman-teman sebaya. Remaja ingin sekali menjadi populer dan disenangi di kalangan teman-teman. Terjadi perubahan sikap pada remaja, ia lebih mengikuti norma kelompok dan mulai membebaskan dari ketergantungan
16
Slamet Santosa, Dinamika Kelompok (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 82-89.
28
pada orang tua.17 Di dalam kelompok sebaya, individu merasa menemukan dirinya serta dapat mengembangkan rasa sosial sesuai dengan kepribadiannya. Dalam kelompok seorang anak lebih nyaman karena teman sebaya biasanya yang lebih mengerti persoalan yang dihadapi. Mereka saling menumpahkan segala perasaan dan permasalahan hidup yang tidak dapat mereka ceritakan pada orang tua maupun guru. Kebersamaan inilah yang menyebabkan tali persahabatan antar anggota makin kuat. Mereka tidak segan untuk memceritakan hal-hal seperti percintaan, persahabatan sampai dengan permasalahan keluarga.
C. Pengambilan Keputusan 1. Pengertian Pengambilan Keputusan Terdapat beberapa definisi pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh beberapa pakar. Robin sebagaimana dikutip dalam Syafaruddin, berpendapat bahwa pengambilan keputusan ialah proses memilih dua alternatif atau lebih untuk diimplementasikan dalam suatu tindakan tertentu.18 Demikian pula Drummond berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan usaha menciptakan dan membentuk masa depan (peristiwaperistiwa pada saat pemilihan dan sesudahnya). Mondy dan Premeaux
17
Elfi Yuliani Rochmah, Psikologi Perkembangan (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2005), h.188. 18 Syafaruddin & Anzizah, Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan (Jakarta; Gramedia, 2004), h. 45.
29
menjelaskan bahwa “decision making is the process of generating and evaluating alternatives and making choices among them”. Pendapat ini menegaskan bahwa pengambilan keputusan adalah proses menghasilkan dan mengevaluasi alternatif untuk membuat keputusan dari alternatif di antaranya.19 Sejalan dengan pendapat di atas, Prajudi mengemukakan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses dari suatu sistem tindakan yang memiliki beberapa komponen di dalamnya.20 Bertolak dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah proses (langkah-langkah) pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternatif (bukan satu alternatif) untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan (disengaja).
2. Jenis Keputusan a. Keputusan yang diprogramkan (program decision) Keputusan ini adalah keputusan yang dibuat berdasarkan pada masalah yang diketahui secara baik (well-structured problems). Informasi juga tersedia secara mencukupi untuk digunakan dalam mengambil keputusan. Masalah yang hendak dipecahkan pun bersifat teknis, biasanya 19
Syafaruddin & Anzizah, Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan (Jakarta; Gramedia, 2004), h. 46. 20 Prajudi Atmosudirjo, Pengambilan Keputusan (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1997), h. 45.
30
prosedur dan langkah-langkah yang perlu ditempuh telah dituangkan dalam suatu pedoman.21 b. Keputusan yang tidak diprogramkan (non-programmed decision) Keputusan ini adalah keputusan yang diambil atau dibuat berdasarkan masalah yang tidak diketahui secara jelas (ill-structured problems). Merupakan usaha dalam memecahkan masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif, sukar mengenali bentuk, informasi kurang tersedia, dan belum mengetahui dampak yang akan dihadapi.22 Pengambilan keputusan dalam memilih perguruan tinggi merupakan jenis Keputusan yang tidak diprogramkan meskipun informasi yang diterima bisa cukup banyak dari berbagai sumber, namun tidak ada pedoman baku yang mengatur dalam pengambilan keputusan ini. Lagipula ini merupakan usaha memecahkan kasus baru yang belum pernah dialami oleh remaja akhir sebelumnya, sehingga membutuhkan daya nalar yang tinggi digabungkan dengan tindakan yang berorientasi pada efektivitas pemecahan.
21
25. 26 - 27.
22
Siagian, Teori dan Praktik Pengambilan Keputusan (Jakarta: CV Haji Masagung, 1990), h. Siagian, Teori dan Praktik Pengambilan Keputusan (Jakarta: CV Haji Masagung, 1990), h.
31
3. Proses Pengambilan Keputusan Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.2 Proses Pengambilan Keputusan
Identifikasi Masalah
Membuat Alternatif
Evaluasi Alternatif
Implementasi Alternatif
Sumber: Syafaruddin (2004: 55-57)
Dari gambar tersebut bisa dijelaskan bahwa proses yang perlu dilewati dalam mencapai pengambilan keputusan yang efektif melewati lima tahap, yaitu: a. Identifikasi masalah Mempelajari atau mengenali masalah yang dihadapi. Oleh karena itu faktor-faktor yang menjadi peluang (kekuatan dan kelemahan) harus diidentifikasi sedemikian rupa melalui analisis rasional dan sistematis. Dalam tahap ini pun penting dilakukan perumusan masalah, yang berfungsi sebagai penentu tindakan yang akan diambil. Kalau masalah tidak dirumuskan dengan benar, bisa mengakibatkan tindakan yang salah bahkan menciptakan masalah baru. Masalah itu harus memberikan tekanan untuk bertindak. Karena masalah tanpa tekanan untuk bertindak menjadi masalah yang dapat ditunda.23
23
Stephen P. Robbins & Mary Coulter, Manajemen Jilid Pertama Edisi Ketujuh. Terjemahan T. hermayana & Harry Slamet (Jakarta: PT INDEKS, 2004), h. 150.
Evaluasi Keputusan
32
Tekanan dalam memilih perguruan tinggi dapat berupa harapan maupun berupa batas waktu dalam memilih perguruan tinggi, harapan orang tua untuk masuk ke perguruan tinggi favorit, maupun peluang perguruan tinggi yang sedikit sehingga memacu untuk belajar semakin giat lagi. b. Membuat alternatif-alternatif Membuat sejumlah alternatif yang diperkirakan akan dapat menjadi jawaban dalam pemecahan masalah adalah sangat penting. Sebab berbagai alternatif yang dibuat akan dipilih mana yang paling menguntungkan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Pada tahap ini tidak ada usaha yang dilakukan untuk mengevaluasi alternatif-alternatif itu, hanya mendaftar saja.24 Untuk mempermudah dan memperkaya dalam pembuatan alternatif maka dibutuhkan informasi-informasi yang sesuai dengan permasalahan. Syarat dari informasi yang efektif, yaitu: mutakhir, lengkap, dapat dipercaya, bersumber dari data yang terolah dengan baik, dan disajikan dalam bentuk yang mudah dipahami.25 Terdapat beberapa sumber informasi yang dapat digunakan dalam membuat alternatif yaitu, sumber pribadi, komersial, publik, maupun
24
Stephen P. Robbins & Mary Coulter, Manajemen Jilid Pertama Edisi Ketujuh. Terjemahan T. hermayana & Harry Slamet (Jakarta: PT INDEKS, 2004), h. 151. 25 Siagian, Teori dan Praktik Pengambilan Keputusan (Jakarta: CV Haji Masagung, 1990), h. 81.
33
pengalaman.26 Sumber informasi tersebut bisa digunakan dalam memilih perguruan tinggi seperti: Sumber pribadi : keluarga, teman, guru, tetangga, kenalan Sumber komersial : iklan Sumber publik : brosur, pamflet, dan internet Sumber pengalaman : pengalaman dan masukan dari orang lain yang sudah memilih perguruan tinggi c. Mengevaluasi alternatif Dalam proses ini individu harus dapat menilai keuntungan dan kerugian atau kelemahan dan kekuatan dari masing-masing alternatif. Salah satu upaya yang dapat membantu adalah pembuatan kriteria tertentu berdasar standar yang dimiliki atau pun yang diharapkan individu. Pemberian bobot dalam tiap-tiap alternatif berdasarkan kriteria yang paling penting pun dapat membantu secara nyata dalam pengevaluasian alternatif.27 Misalnya kriteria dari perguruan tinggi yang diharapkan adalah; sesuai dengan minat, biaya yang murah, peluang pekerjaan yang terbuka lebar, akreditasi yang baik, banyaknya beasiswa, dll. Maka kita dapat memberikan bobot berkisar 1-10 berdasarkan preferensi pribadi.
26
Noer, “Sumber Informasi Konsumen Produksi Rotan”, http://noerdblog.wordpress.com/2012/06/18/sumber-informasi-konsumen-produk-kursi-rotan/ diakses pada 16 September 2013. 27 Stephen P. Robbins & Mary Coulter, Manajemen Jilid Pertama Edisi Ketujuh. Terjemahan T. Hermayana & Harry Slamet (Jakarta: PT INDEKS, 2004), h. 152.
34
Dengan begitu dapat terlihat peguruan tinggi mana yang mewakili kriteria kita dan “paling baik” untuk kita pilih. d. Mengimplementasi alternatif Meskipun proses pemilihan telah terjadi dalam langkah sebelumnya, keputusan tersebut masih dianggap gagal apabila belum direalisasikan dalam bentuk tindakan. Tentu saja yang keputusan yang diaplikasikan adalah alternatif terbaik yang mendatangkan manfaat paling besar atau membuahkan kerugian yang paling kecil dari sejumlah alternatif yang telah melewati tahapan evaluasi. Perlu adanya keyakinan diri sendiri, bahwa keputusan yang dipilih merupakan keputusan yang tepat dan benar, yang apabila dilaksanakan dengan tepat akan memberikan manfaat yang diharapkan. 28 Diperlukan pula komitmen dan konsistensi dari individu dalam menjalankan keputusan yang telah diambil. e. Mengevaluasi keputusan Keputusan yang ditetapkan dan telah dilaksanakan haruslah dievaluasi apakah hasil yang diharapkan sebelumnya dengan hasil yang nyatanya dicapai berbanding lurus atau bahkan terbalik. Tiap pengambil keputusan akan langsung merasakan manfaat maupun akibat dari keputusan yang dia ambil. Jika keputusan belum sesuai maka, tindakan
28
248.
Siagian, Teori dan Praktik Pengambilan Keputusan (Jakarta: CV Haji Masagung, 1990), h.
35
perlu diperbaiki dan kembali melihat alternatif yang diajukan atau menambah kembali daftar alternatif untuk keputusan yang akan diambil berikutnya. Pengambilan keputusan dapat terjadi di mana-mana dan dilakukan oleh setiap orang dalam setiap harinya. Pengambilan keputusan sesungguhnya bersifat dinamis dan siklikal, yaitu bila individu sudah memilih, menjalankan, dan merasakan konsekuensi dari pilihan yang sebelumnya dia buat maka dia akan mengulang kembali proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan manfaat yang paling optimal dan membuahkan pilihan yang paling minimal. Begitu seterusnya.
4. Komunikasi Antarpribadi dan Pengambilan Keputusan Fungsi
komunikasi
perannya dalam
antarpribadi/interpersoanl
berhubungan
dengan
mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi
memberikan informasi yang diperlukan individu atau kelompok untuk mengambil keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif. Komunikasi antarpribadi pun berfungsi sebagai sarana untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung (menggunakan media). Dalam prinsip komunikasi, ketika pihak komunikan
36
menerima pesan atau informasi, berarti komunikan telah mendapatkan pengaruh yang menungkinkan terjadinya perubahan sikap.29 Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarpribadi dapat memengaruhi proses pengambilan keputusan melalui fungsinya sebagai pemberi informasi maupun sarana mengubah sikap, pendapat, atau perilaku dari individu yang melakukan pengambilan keputusan.
D. Kerangka Berpikir Bagan 2.2 Kerangka Berpikir
Pengungkapan diri kepada Keluarga X1
Memilih Perguruan Tinggi
Pengungkapan diri kepada kelompok sebaya
Y
X2
Keterangan: 1) Pengungkapan diri kepada keluarga (X1) merupakan variabel bebas yang memiliki pengaruh dengan memilih perguruang tinggi. 2) Pengungkapan diri kepada kelompok sebaya (X2) merupakan variabel bebas yang memiliki pengaruh dengan memilih perguruan tinggi. 29
Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, (yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) h.21.
37
3) Pengungkapan diri kepada keluarga (X1) dan kelompok sebaya (X2) merupakan variabel bebas yang secara bersama-sama memiliki pengaruh dengan memilih perguruan tinggi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang berada di Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Telp (62-21) 740152, Fax (62-21) 7402982.
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis explanatory research atau penelitian penjelasan yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh variabel-variabel, yaitu keluarga dan kelompok sebaya. Menurut Burhan Bungin, penelitian eksplanasi dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh suatu variabel dengan variabel lain. Karena itu penelitian eksplanasi menggunakan sampel dan hipotesis.1 Dalam pelaksanaannya, explanatory research ini menggunakan metode penelitian survei. Pada format eksplanasi survei, peneliti diwajibkan membangun hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan melalui kuesioner sebagai alat pengumpul data. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Prosesnya berawal dari teori, selanjutnya diturunkan menjadi hipotesis penelitian 1
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif ( Jakarta: Kencana, 2009), h. 38.
38
39
yang disertai pengukuran dan operasional konsep, kemudian generalisasi empiris yang bersandar pada statistik, sehingga dapat disimpulkan sebagai temuan penelitian.
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 penentuan populasi ini menjadi sangat penting karena melalui penentuan populasi seluruh kegiatan penelitian dapat terarah. Populasi penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah angkatan 2012, pemilihan subjek tersebut dilakukan dengan pertimbangan: 1. Mahasiswa FIDKOM UIN angkatan 2012 merupakan kategori dari remaja akhir, karena memiliki kisaran umur antara 15-24 tahun. 2. Mahasiswa FIDKOM UIN angkatan 2012 merupakan angkatan yang baru saja memilih perguruan tinggi pada saat penelitian ini berlangsung, pada tahun 2013, sehingga peneliti bisa mendapatkan informasi secara baik. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 438 mahasiswa yang terdiri dari 164 mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, 56 mahasiswa Konsentrasi Jurnalistik, 30 mahasiswa Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, 35 mahasiswa
2
h. 80.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009),
40
Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, 58 mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah, 55 mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial, dan 40 mahasiswa Jurusan Manajemen Haji dan Umroh. Tabel 3.1 Gambaran Populasi Mahasiswa FIDKOM angkatan 2012
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Jurusan/Konsentrasi Pria Wanita Jumlah Komunikasi dan Penyiaran Islam 80 84 164 Jurnalistik 26 30 56 Pengembangan Masyarakat Islam 18 12 30 Bimbingan dan Penyuluhan Islam 12 23 35 Manajemen Dakwah 41 17 58 Kesejahteraan Sosial 26 29 55 Manajemen Haji dan Umroh 25 15 40 Jumlah 228 210 438 Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Kesimpulan dari sampel akan digeneralisasikan pada populasi.3 Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik proportional random sampling. Proportional dimaksudkan agar komposisi sampel yang diambil dari tiap bidang memiliki prosentase yang seimbang, sedangkan random dimaksudkan agar setiap anggota populasi yang ada di tiap bidang dan memenuhi karakteristik subjek penelitian, akan mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 209 orang. Pengambilan jumlah sampel didasarkan atas perhitungan menggunakan rumus Slovin dengan taraf kepercayaan sampel terhadap populasi sebesar 95% atau taraf kesalahan 5%.
3
h. 80.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009),
41
Rumus perhitungan besaran sampel:
Keterangan: n
:Jumlah sampel yang dicari
N
: Jumlah populasi
e
:Batas toleransi kesalahan (error tolerence) dalam penelitian ini sebesar 0,05.4 Tabel 3.2 Gambaran Sampel Mahasiswa FIDKOM angkatan 2012
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Jurusan/Konsentrasi Komunikasi dan Penyiaran Islam Jurnalistik Pengembangan Masyarakat Islam Bimbingan dan Penyuluhan Islam Manajemen Dakwah Kesejahteraan Sosial Manajemen Haji dan Umroh Jumlah
Pria 36 12 8 6 19 12 12 105
Wanita 42 15 6 11 9 14 7 104
Jumlah 78 27 14 17 28 26 19 209
D. Data dan Sumber Data Sumber data penelitian adalah subyek dimana data dapat diperoleh. 5 Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian.6 Dalam penelitian ini data primer menggunakan kuesioner, dan sumber data diperoleh dari responden, yaitu orang yang 4
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif ( Jakarta: Kencana, 2009), h. 105. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 129. 6 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif ( Jakarta: Kencana, 2009), h. 122. 5
42
merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti. Responden dalam penelitian ini, diambil dari mahasiswa FIDKOM UIN angkatan 2012.
E. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Menurut Sugiyono, kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.7 Dalam penelitian ini, jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner akan diberikan kepada mahasiswa FIDKOM UIN angkatan 2012 yang diminta untuk menjawab beberapa pertanyaan yang telah disusun oleh peneliti.
F. Definisi Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen) 1. Variabel bebas (independen) Variabel bebas adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel terikat. Variabel bebas berada pada posisi yang lepas dari “pengaruh” variabel terikat.8 Adapun yang menjadi variabel bebas adalah:
7
h. 142.
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009), Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif ( Jakarta: Kencana, 2009), h. 62.
43
Pengungkapan Diri (X) Pengungkapan diri adalah bentuk komunikasi interpersonal yang didalamnya terdapat pengungkapan ide, gagasan, informasi mengenai diri sendiri yang bersifat rahasia dan belum pernah diungkapkan kepada orang lain secara jujur. Pengungkapan diri pada subjek diukur melalui Skala Pengungkapan Diri yang disusun berdasarkan aspek-aspek menurut De Vito. Adapun aspek-aspek tersebut adalah: ukuran/jumlah (amount), valensi (valency), kecermatan dan kejujuran (accuracy and honesty), maksud dan tujuan (intention), dan keakraban (intimacy). 9 Penelitian ini bertujuan mencari pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat dan membandingkan variabel bebas mana yang lebih berpengaruh, sehingga variabel bebas dibagi menjadi: Pengungkapan diri mahasiswa dengan Keluarga (X1) dan Pengungkapan diri mahasiswa dengan Peer group (X2) Tinggi rendahnya pengungkapan diri dapat diketahui berdasarkan skor yang diperoleh dari skala pengungkapan diri. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan bahwa pengungkapan dirinya semakin tinggi, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan semakin rendah pulapengungkapan dirinya.
9
Yosal Iriantara, Komunikasi Antarpribadi (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 3.27.
44
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Pengungkapan Diri
Variabel
Dimensi 1) Amount (kuantitas)
Indikator a) Frekuensi b) Durasi
a.
b.
Selfdisclosure (X)
2) Valensi (Kualitas positif/negatif)
a) Valensi positif b) Valensi negatif
a. b.
3) Accurancy/Honesty (Kecermatan/Kejujuran)
a) Cermat b) Jujur
a. b.
4) Intention (maksud & tujuan)
a) Kesediaan membagi informasi b) Kesadaran mengontrol informasi
a.
5) Intimacy (keintiman)
b.
a) Mengungkap a. detail paling intim b.
Deskriptor Mampu menemukan tempat berbagi ketika menghadapi masalah Mampu mengatur seberapa lama dalam berbagi cerita Mampu mengutarakan kenyataan yang baik Mampu mengutarakan kenyataan yang buruk Memahami kapasitasi diri Menyatakan sesuatu dengan jujur tanpa kebohongan ataupun melebihkan bagian yang dianggap penting Mampu mengambil sikap dan perilaku yang sesuai Mampu mempertimbangkan konsekuensi atas keputusan yang dilakukan Mampu memilih/menentukan individu tempat berbagi Mampu menjalin keakraban dengan orang lain
45
2. Variabel terikat (dependen) Variabel terikat adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.10 Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah: Pengambilan Keputusan (Y) Pengambilan keputusan adalah proses (langkah-langkah) pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa alternatif (bukan satu alternatif) untuk menetapkan suatu tindakan dalam mencapai tujuan yang diinginkan (disengaja). Terdapat langkah-langkah dalam pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi yang dikemukakan oleh Mondy dan Premeaux. Adapun langkah-langkahnya, adalah: mengidentifikasi masalah, membuat alternatif-alternatif, mengevaluasi alternatif, mengimplementasikan alternatif, dan mengevaluasi keputusan.11 Tinggi rendahnya efektivitas pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi dapat diketahui berdasarkan skor yang diperoleh dari skala langkah-langkah pengambilan keputusan. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan bahwa pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi semakin efektif, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh menunjukkan semakin tidak efektif pula pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi.
10
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif ( Jakarta: Kencana, 2009), h. 62. Syafaruddin & Anzizah, Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan (Jakarta: Gramedia, 2004), h. 55. 11
46
Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Pengambilan Keputusan
Variabel Pengambilan Keputusan
Langkah-langkah 1) Identifikasi Masalah
2) Membuat Alternatif
3) Evaluasi Alternatif
4) Implementasi Alternatif
5) Evaluasi Keputusan
Indikator Deskriptor a) Mengenali a. Individu harus sadar masalah akan masalah yang b) Melihat dihadapinya kekuatan dan b. Melihat kelebihan dan kelemahan kekurangan untuk masalah melihat peluang atas c) Membuat keputusan perumusan c. Perumusan masalah masalah sebagai pedoman akan tindakan yang diambil a) Mendiskusikan a. Menerima masukan dari masalah orang lain b) Mengumpulkan b. Informasi yang diterima informasi dapat membantu c) Mendaftar mengambil berbagai alternatif langkah c. Mendata sejumlah alternatif agar memiliki berbagai opsi dalam mengambil keputusan a) Mengevaluasi a. Menilai keputusan yang kelebihan dan menghasilkan manfaat kelemahan paling besar dan alternatif kekurangan paling b) Membuat minimal kriteria/prioritas b. Membuat kriteria tertentu berdasar prefensi pribadi. a) Memilih a. Yakin bahwa memilih keputusan keputusan yang terbaik b) Melaksanakan b. Konsisten dalam alternatif/keputu menjalankan hasil san keputusan a) Bertanggung a. Menilai hasil keputusan jawab apakah sesuai dengan yang diharapkan b. Menerima konsekuensi maupun manfaatdari keputusan yang diambil
47
G. Skala Pengukuran Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval. Metode pengukuran menggunakan skala Likert yang telah dimodifikasi dengan menghilangkan jawaban tengah. Dengan demikian, pada setiap skala yang disusun terdapat enam alternatif jawaban yang ditawarkan. Upaya menghilangkan jawaban tengah tersebut berpijak pada tiga alasan, yaitu: a. Jawaban tengah memiliki arti ganda sebab responden belum dapat memutuskan atau memberikan jawaban yang pasti sehingga ia memberikan jawaban netral atau ragu-ragu. b. Adanya alternatif jawaban tengah dapat menimbulkan kecenderungan untuk memilih jawaban tersebut (Central Tendency), terutama pada responden yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawabannya. c. Penghilangan alternatif jawaban tengah memberikan kesempatan untuk melihat kecenderungan jawaban responden ke arah positif atau negatif. 12 Dalam hal ini skala yang digunakan adalah 1 sampai 6 dengan keterangan sebagai berikut: STS
= Jika Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
TS
= Jika Tidak Setuju dengan pernyataan
12
Hadi, Metodologi Research, Jilid 1 (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, 1989), h. 19-20.
48
ATS
= Jika Agak Tidak Setuju dengan pernyataan
AS
= Jika Agak Setuju dengan pernyataan
S
= Jika Setuju dengan pernyataan
SS
= Jika Sangat Setuju dengan pernyataan
Penyusunan aitem pengungkapan diri mahasiswa dengan keluarga dan kelompok sebaya serta pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi disusun berdasarkan aitem-aitem yang berbentuk positif (favorable) dan aitem yang berbentuk negatif (unfavorable). Tabel 3.5 Blue Print Self-disclosure Mahasiswa dengan Keluarga
No
Aspek
Nomor Aitem Fav Unfav 2 2
Jumlah
Bobot (%)
4
20 %
1
Ukuran/jumlah
2
Valensi
2
2
4
20 %
3
Kecermatan/Kejujuran
2
2
4
20 %
4
Maksud
2
2
4
20 %
5
Keintiman
2
2
4
20 %
10
10
20
100%
Total
Tabel 3.6 Blue Print Self-disclosure Mahasiswa dengan Kelompok Sebaya
No
Aspek
Nomor Aitem Fav Unfav 2 2
Jumlah
Bobot (%)
4
20 %
1
Ukuran/jumlah
2
Valensi
2
2
4
20 %
3
Kecermatan/Kejujuran
2
2
4
20 %
4
Maksud
2
2
4
20 %
5
Keintiman
2
2
4
20 %
10
10
20
100%
Total
49
Tabel 3.7 Blue Print Pengambilan Keputusan memilih perguruan tinggi
No
Nomor Aitem Fav Unfav 3 3
Jumlah
Bobot (%)
6
20 %
1
Aspek Identifikasi Masalah
2
Membuat Alternatif
3
3
6
20 %
3
Mengevaluasi Alternatif
3
3
6
20 %
4
Implementasi
3
3
6
20 %
5
Evaluasi Keputusan
3
3
6
20 %
15
15
30
100%
Total
Penilaian dari 5 kategori jawaban dapat dilihat pada table di bawah ini: Tabel 3.8 Bobot Nilai
Pilihan STS (Sangat Tidak Setuju) TS (Tidak Setuju) ATS (Agak Tidak Setuju) AS (Agak Setuju) S (Setuju) SS (Sangat Setuju)
Favorable 0 1 2 3 4 5
Pernyataan Unfavorable 5 4 3 2 1 0
H. Teknik Analisis Data 1. Pengujian Instrumen a. Uji Validitas Uji validitas bertujuan melihat sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur.13 Sementara Arikunto menjelaskan bahwa
13
Masri Singaribun & Sofian Effendi (Editor), Metode Penelitian Survai (Jakarta: LP3S, 1995), hal. 122.
50
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.14 Terdapat tiga kategori besar validitas, yaitu
content validity (validitas isi)
construct validity (validitas konstrak)
criterion-related validity (validitas berdasarkan kriteria). Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan yaitu validitas isi. Validitas
isi merupakan validitas yang diestimasi melalui pengujian isi tes atau aitem pada alat ukur dengan analisis rasional atau melalui professional judgement. Pertanyaan yang dicari jawabannya adalah sejauh mana aitem-aitem tes mewakili komponen-komponen yang hendak diukur dan sejauh mana aitemaitem tes mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur. Untuk menguji validitas skala, peneliti menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment, yaitu dengan rumus:
rxy
N xy x y
N x
2
x N y 2 y 2
2
Keterangan : rxy
: koefisien korelasi antara item dengan total item
∑xy
: jumlah penelitian item dengan total item
∑x
: jumlah skor masing-masing item
14
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 163-169.
51
∑y
: jumlah skor total item
N
: jumlah subjek Perhitungan validitas pada skala penelitian ini dihitung dengan
menggunakan program Statistical Packages for Social Sciences (SPSS) versi 13.0. Fungsi perhitungan ini adalah untuk menyeleksi aitem yang layak dipakai dengan nilai batas 0,3. Apabila aitem mempunyai koefisien korelasi lebih besar dari 0,3 maka aitem tersebut akan lolos seleksi dan digunakan sebagai bagian dari skala dalam bentuk final, tetapi apabila koefisien korelasi kurang dari 0,3 maka aitem dianggap mempunyai daya diskriminasi rendah dan tidak diikutkan dalam skala bentuk final. b. Uji Reliabilitas Menurut Arikunto, reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih.15 Teknik untuk mengukur reliabilitas instrumen dengan menggunakan skala Likert dapat menggunakan rumus koefisien reabilitas Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai alpha cronbach (α) > 0,6 yaitu bila dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan variabel yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Tetapi sebaliknya bila alpha < 0,6 maka dianggap kurang handal, artinya bila variabel-variabel 15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 171.
52
tersebut dilakukan penelitian ulang dengan waktu dan variabel yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Perhitungan reliabilitas pada skala penelitian ini dihitung dengan menggunakan program Packages for Social Sciences (SPSS) versi 13.0.
2. Analisis Regresi Linier Berganda Untuk menemukan pengaruh pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN angkatan 2012 terhadap keluarga dan kelompok sebaya dengan pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi dapat dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda. Analisis Regresi Linear Berganda yaitu suatu metode yang digunakan untuk memeriksa kuatnya pengaruh yang terjadi antara variabel independen (x) terhadap variabel dependen (y).16 Rumus regresi linier berganda adalah:
Y ab1X1b2X 2 Keterangan :
Y
: Pengambilan keputusan dalam memilih perguruan tinggi
a
: konstanta
b1, b2
: Koefisiensi regresi
X1
: Pengungkapan diri dengan keluarga
X2
: Pengungkapan diri dengan kelompok sebaya 16
h. 250.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009),
53
3. Pengujian Hipotesis a. Uji F (Uji simultan) Menurut Sugiyono, uji F digunakan untuk mengetahui apakah secara simultan koefisien variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabe terikat.17 Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas (pengungkapan diri dengan keluarga dan kelompok sebaya) terhadap variabel terikatnya (memilih perguruan tinggi). Untuk menguji F tes dengan rumus :
Keterangan : F
: Besarnya F hitung
N
: Jumlah sampel
K
: Jumlah variabel
R2
: Koefisien determinasi
Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : Pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN dengan keluarga dan kelompok sebaya secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi.
17
h. 250.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009),
54
Ha : Pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN dengan keluarga dan kelompok
sebaya
secara
bersama-sama
berpengaruh
terhadap
pengambilan keputusan perguruan tinggi. Kriteria pengujiannya adalah : 1) Dengan membandingkan F hitung dengan F tabel Apabila F tabel > F hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak, apabila F tabel < F hitung, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2) Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi Apabila probabilitas signifikasi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, apabila probabilitas signifikasi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jika F hitung > F tabel dan signifikan, maka hipotesis ANOVA dapat diterima bahwa semua variabel bebas (pengungkapan diri dengan keluarga dan kelompok sebaya) layak untuk menjelaskan variabel terikat (memilih perguruan tinggi) yang dianalisis.
b. Uji t (Uji parsial) Menurut Sugiyono, uji t digunakan untuk mengetahui masing-masing sumbangan variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat, menggunakan uji masing– masing koefisien regresi variabel bebas apakah mempunyai pengaruh yang bermakna atau tidak terhadap variabel terikat.18
18
h. 223.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2009),
55
Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (pengambilan keputusan dengan keluarga dan kelompok sebaya) terhadap variabel terikat (memilih perguruan tinggi) secara terpisah atau parsial. Uji t dicari dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan : r
: Koefisien korelasi
n
: Jumlah sampel
Hipotesis yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut: 1. Hipotesis pengungkapan mahasiswa FIDKOM UIN dengan keluarga. Ho
: Pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN dengan keluarga tidak ada pengaruh terhadap pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi.
Ha
: Pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN dengan keluarga
berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan
memilih perguruan tinggi.
2. Hipotesis pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN dengan kelompok sebaya.
56
Ho
: Pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN dengan kelompok sebaya tidak ada pengaruh terhadap pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi.
Ha
: Pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN dengan kelompok
sebaya
berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan memilih perguruan tinggi. Kriteria pengujiannya adalah: 1) Dengan membandingkan nilai t hitungnya dengan t tabel Apabila t tabel > t hitung, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Apabila t tabel < t hitung, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 2) Dengan menggunakan angka probabilitas signifikasi Apabila angka probabilitas signifikasi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Apabila angka probabilitas signifikasi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
BAB IV GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dimulai dari berdirinya Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) pada 1 Juni 1957.1 ADIA memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Pendidikan Agama, Jurusan Bahasa Arab, dan Jurusan Da’wah wal Irsyad, yang dibuka pada tahun 1959. Pada 1960 sesuai Peraturan Presiden No. 11 Tahun 1960 maka penggabungan ADIA di Jakarta dan PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri) di Jogjakarta menjadi IAIN (Institut Agama Islam Negeri) dan Jurusan Da’wah wal Irsyad dimasukkan ke dalam Fakultas Tarbiyah.2 Namun hal itu tidak berlangsung lama, karena pada 1961, dalam rangka melengkapi fakultas-fakultas yang ada di IAIN Cabang Jakarta maka diputuskan untuk membuka Fakultas Ushuluddin berdasarkan SK Menteri Agama RI No.66 tahun 1962 tepat tanggal 5 November 1962 dengan hanya memiliki satu jurusan, yaitu Jurusan Dakwah. Pembukaan Fakultas Dakwah dilakukan melalui persiapan matang. Dosendosen Fakultas Ushuluddin yang memiliki basis kompetensi di bidang ilmu
1
Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2009-2010 (Jakarta: UIN Press, 2009), h. 180. 2 Pedoman Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006-2007 (Jakarta: Dakwah Press, 2006), h. 2.
57
58
dakwah berdiskusi, mempersiapkan adimintrasi, merumuskan kurikulum, dan silabi untuk kepentingan pembukaan Fakultas Dakwah. Pada 1990, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta meresmikan berdirinya Fakultas Dakwah. Fakultas ini mulai menerima mahasiswa pada tahun akademik 1990/1991. Pada pertama kali dibuka Fakultas Dakwah memiliki satu jurusan, yaitu Jurusan Penyiaran dan Penerangan Agama
(PPA) yang berganti menjadi
Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) pada tahun akademik 1996-1997. Pada tahun 1992-1993 kembali dibuka jurusan di Fakultas Dakwah, yaitu Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Masyarakat (BPM)
yang pada tahun 1996-1997
berganti nama menjadi Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI). Pada tahun akademik 1997-1998 dibuka Jurusan Manajemen Dakwah (MD) sebagai salah satu jurusan di Fakultas Dakwah. Setahun kemudian pada 19981999, di buka Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) di Fakultas Dakwah.3 Pada tahun akademik 2003-2004, dalam rangka menjawab tuntutan terhadap sarjana muslim terhadap banyaknya masalah dan konflik sosial maka Fakultas Dakwah membuka konsentrasi Kesejahteraan Sosial (Kessos) di bawah Jurusan PMI. Namun sejak tahun 2010 Kessos sudah menjadi Program studi tersendiri, tidak lagi menginduk ke Program Studi PMI.4 Pada tahun 2004-2005, Fakultas
3
Pedoman Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006-2007 (Jakarta: Dakwah Press, 2006), h. 4. 4 Imron Fauzi, Profil Prodi Kesejahteraan Sosial, http://ks.fidik.uinjkt.ac.id/index.php/profil diakses pada 19 Juli 2013.
59
Dakwah membuka Konsentrasi Jurnalistik yang berada di bawah Jurusan KPI yang dimaksudkan untuk mencetak jurnalis Muslim yang melayani mass media Islam yang semakin besar jumlahnya. Sesuai Keppres No. 31 Tahun 2002 tepat pada tanggal 20 Mei 2002, IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Perubahan ini diikuti pula dengan perubahan nama-nama fakultas di lingkungan UIN Jakarta. Berdasarkan SK tersebut Fakultas Dakwah secara resmi menjadi Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Sejak berdiri pada tahun akademik 1990-1991, Fakultas Dakwah mengalami pergantian pimpinan (dekan) sebagai berikut: 5 1) Periode 1990-1993, Dekan Prof. Dr. H.R Husnul Aqib Suminto, Pembantu Dekan Dra. Hj. Elidar Husein 2) Periode 1994-1996, Pjs. Dekan Prof. Dr. H. Muh. Ardani, Pembantu Dekan Bidang Akademik Dra. Hj. Elidar Husein, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum Drs. Daud Effendi AM, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Drs. Hj. Nurbaiti Nurut. 3) Periode 1997-2000, Dekan Prof. Dr. HM. Yunan Yusuf, Pembantu Dekan Akademik Prof. Dr. Hj. Ismah Salman, M.Hum, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum Drs. Harun Asfar, MA, Pembantu Dekan Bidang Kemahasisaan Drs. H. Daud Effendi, AM.
5
Pedoman Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006-2007 (Jakarta: Dakwah Press, 2006), h. 5.
60
4) Periode 200-2005, Dekan Prof. Dr. HM. Yunan Yusuf, Pembantu Dekan Akademik Prof. Dr. Syamsir Salam, MS, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum Drs. Harun Asfar, MA, Pembantu Dekan Bidang Kemahasisaan Drs. H. Daud Effendi, AM. 5) Periode 2005-2009, Dekan Dr. H. Murodi, MA, pembantu Dekan Bidang Akademik Drs. Arief Subhan, MA, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum Drs. H. Mahmud, MA, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Drs. Study Rizal LK, MA. 6) Periode 2009-2013, Dekan Dr Arief Subhan, MA, Pembantu Dekan Bidang Akademik Drs. Wahidin Saputra, MA, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum Drs. Mahmud Jalal, MA, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Drs. Study Rizal LK, MA.
B. Struktur Organisasi dan Personalia Untuk memperlancar kegiatan Fakultas dalam proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, maka perlu adanya pembagian tugas yang jelas. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya saling tumpah tindih pekerjaan dan wewenang. Oleh karena itu perlu diciptakan suatu team kerja yang kompak, saling membantu dan saling ,menunjang satu dengan lainnya. Adapun struktur Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai berikut :
61
62
C. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Serta Srategi 1. Visi Visi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) adalah: Meneguhkan komitmen sebagai pusat keunggulan (center of excellence) pendidikan, riset, dan pengembangan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi untuk generasi muda muslim Indonesia yang cerdas dan kompetitif, mengintrodusir pendekatan interdisiplin berbasis teknologi modern untuk gerakan dakwah Islam baru (new Islamic da’wa movement). 6
2. Misi Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) adalah: a. Menjadikan ahlaq al-karimah sebagai karakter utama mahasiswa yang di atasnya berdiri kokoh kapasitas ilmu pengetahuan, leadership, dan life skills. b. Menyelenggarakan sistem pendidikan dan pembelajaran (education and learning system) berkualitas, berbasis keragaman media modern, bidang ilmu dakwah dan ilmu komunikasi. c. Mengembangkan dan memfasilitasi penelitian dengan pendekatan interdisiplin yang mengkombinasikan kekuatan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi.
6
Borang Akreditasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta, BAN-PT: Portofolio FIDKOM UIN Jakarta, 2010), h. 4.
63
d. Memfasilitasi implementasi model-model baru pengabdian kepada masyarakat yang dibangun di atas basis ilmu dakwah dan ilmu komunikasi. e. Membangun jaringan (networking) dengan lembaga pendidikan, kajian, dan gerakan sosial, di dalam dan luar negeri, untuk memperkuat kapasitas kelembagaan fakultas, memperluas dan mempertajam kajian-kajian integrasi ilmu. 7
3. Tujuan Tujuan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) adalah: a. Terciptanya generasi muda Muslim yang baik, anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan bidang ilmu dakwah dan ilmu komunikasi. b. Terwujudnya riset-riset bidang ilmu dakwah, ilmu komunikasi, dan kemungkinan integrasi keduanya, serta menyebarluaskan hasil-hasil riset tersebut
untuk
meningkatkan
taraf
kehidupan
masyarakat
dan
memperkaya kebudayaan nasional. c. Terwujudnya sumber daya manusia fakultas berkualitas, baik tingkat akademik maupun administratif, untuk mendukung terselenggaranya
7
Borang Akreditasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta, BAN-PT: Portofolio FIDKOM UIN Jakarta, 2010), h. 4.
64
proses pembelajaran, riset, dan pengabdian masyarakat yang sejalan dengan tuntutan kontemporer. d. Terbentuknya kelembagaan fakultas yang memiliki kapasitas dan kekuatan untuk mendukung perkembangan dan kemajuan yang sejalan dengan perubahan pada tingkat lokal, nasional, dan global. 8
4. Sasaran dan Strategi Pencapaian Dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan tersebut, maka ditetapkan beberapa sasaran penyelenggaraan pendidikan pada Fakultas Imu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai berikut: a. Terwujudnya sarjana muslim yang memiliki keahlian profesional dalam bidang ilmu dakwah dan ilmu komunikasi baik menggunakan pendekatan penyuluhan agama, manajemen dakwah modern, komunikasi dan jurnalistik kontemporer, maupun berbasis advokasi dan pengembangan masyarakat. b. Terwujudnya sarjana muslim yang memiliki moralitas, kepekaan sosial serta dedikasi pada pengembangan dakwah. c. Terwujudnya pendekatan berbagai model dakwah inovatif dan kreatif yang berguna sebagai solusi pelbagai problem keagamaan, keindonesiaan dan kemanusiaan secara lebih luas.
8
Borang Akreditasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta, BAN-PT: Portofolio FIDKOM UIN Jakarta, 2010), h. 5.
65
d. Terwujudnya hasil-hasil riset, laboratorium sosial dan pengembangan keilmuan dakwah dan komunikasi yang berbasis kebutuhan masyarakat. 9 Untuk mencapai sasaran-sasaran di atas, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menetapkan langkah-langkah strategis, sistematis dan terukur, diantaranya dengan penataan dan penyempurnaan struktur kelembagaan serta tata pamong, kepemimpinan, penjaminan mutu, sistem perekrutan/seleksi mahasiswa masuk, kurikulum dan akademik, sistem informasi dan komunikasi, sistem peningkatan sumber daya manusia, baik tenaga pendidik dan kependidikan, pemberdayaan lulusan, kerjasama, kelembagaan, dan iklim akademik kefakultasan.10
D. Jurusan/Program Studi Di dalam lingkungan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdapat 5 (lima) jurusan/program studi dan 2 (dua) konsentrasi. Pertama, Jurusan/Program Studi Komunikasi dan Penyiaran (KPI). Di bawah jurusan ini terdapat Konsentrasi Jurnalistik (dipersiapkan menjadi program studi). Kedua, Jurusan/Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI). Ketiga, Jurusan/Program Studi Manajemen Dakwah (MD). Di bawah jurusan ini terdapat Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah. Keempat,
9
Borang Akreditasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta, BAN-PT: Portofolio FIDKOM UIN Jakarta, 2010), h. 5. 10 Borang Akreditasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah (Jakarta, BAN-PT: Portofolio FIDKOM UIN Jakarta, 2010), h. 6.
66
Jurusan/Program
Studi
Pengembangan
Masyarakat
Islam
(PMI).
Dan
Jurusan/Progran Studi Kesejahteraan Sosial. 1. Komunikasi dan Penyiaran Islam [Akreditasi BAN-PT A] Program Studi Komunikasi dan Penyiaran (KPI) bertujuan menghasilkan output sarjana yang memiliki keahlian dalam bidang komunikasi dan penyiaran Islam, cakap di bidang ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, mampu mengkomunikasikan nilai-nilai/ajaran Islam dalam konteks perkembangan dunia modern. Tidak kalah pentingnya, mereka mampu memanfaatkan media komunikasi modern sebagai media dakwah Islam.11 Perkembangan ilmu komunikasi yang sangat pesat bersamaan dengan banyaknya media komunikasi membawa akibat penting bagi Jurusan KPI. Realitas itu mengantarkan Jurusan KPI menjadi jurusan yang paling banyak diminati di lingkungan FIDKOM. Kompetensi: Lulusan Jurusan/Program Studi KPI diproyeksikan memiliki kompetensi di bidang komunikasi dan penyiaran Islam secara profesional lisan, tulisan dan aksi; Prospek Profesi: Muballigh, Presenter Acara Keagamaan, Juru Penerang Agama, Pekerja Media (Cetak dan Elektronik).
11
Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 20092010 (Jakarta: UIN Press, 2009), h. 182.
67
2. Konsentrasi Jurnalistik Konsentrasi Jurnalistik berada di bawah Jurusan/Program Studi KPI. Konsentrasi Jurnalistik berawal dari kebebasan pers di Indonesia setelah reformasi politik. Situasi tersebut mendorong kemunculan sejumlah mass media baru baik cetak maupun elektronik. Hal ini mendorong meningkatnya jumlah calon mahasiswa yang ingin menekuni ilmu jurnalistik jenjang S1. Konsentrasi Jurnalistik ingin mengembangkan sebuah model jurnalistik Islami.12 Kompetensi: Lulusan Konsentrasi Jurnalistik diproyeksikan memiliki kompetensi di bidang jurnalistik media cetak dan elektronik. Prospek Profesi: Wartawan, Redaktur, dan pengelola media.
3. Bimbingan dan Penyuluhan Islam [Akreditasi BAN-PT A] Program Studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) bertujuan menyiapkan ilmuwan dakwah yang bermoral tinggi serta memiliki keterampilan dalam memberikan bimbingan dan Penyuluhan agama Islam baik dalam keluarga maupun masyarakat Muslim secara profesional.13
12
Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 20092010 (Jakarta: UIN Press, 2009), h. 190. 13 Imron Fauzi, Profil Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam, http://bpi.fidik.uinjkt.ac.id/ diakses pada 31 Juli 2013.
68
Kompetensi: Lulusan Jurusan/Program Studi BPI diproyeksikan memiliki kompetensi di bidang bimbingan dan penyuluhan dengan berbasis prinsipprinsip psikologi dan ajaran Islam. Prospek Profesi: Tenaga konseling di rumah sakit, panti-panti sosial, lembaga pemasyarakatan, karyawan Departemen Agama, dan memberikan layanan konseling kepada masyarakat.
4. Manajemen Dakwah [Akreditasi BAN-PT A] Jurusan/program Studi Manajemen Dakwah bertujuan menyiapkan ilmuwan dakwah yang bermoral tinggi serta memiliki keterampilan sebagai manajer dalam mengelola lembaga-lembaga dakwah dan kemasyarakatan dengan pendekatan manajemen secara profesional.14 Kompetensi: Lulusan Jurusan/Program Studi MD diproyeksikan memiliki kompetensi di bidang manajemen lembaga-lembaga keislaman, baik yang bersifat profit maupun non-profit. Prospek Profesi: Manajer lembaga keuangan Islam (Bank Syari'ah dan Asuransi Syari'ah), manajer lembaga pengelola zakat, dan konsultan pengelolaan lembaga-lembaga Islam.
14
Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 20092010 (Jakarta: UIN Press, 2009), h. 186.
69
5.
Konsentrasi Manajemen Haji dan Umrah Konsentrasi
Manajemen
Haji
dan
Umrah
berada
di
bawah
Jurusan/Program Studi Manajemen Dakwah. Konsentrasi MHU didesain untuk memenuhi kebutuhan tenaga terampil di bidang manajemen haji dan umrah.15 Kompetensi: Lulusan Konsentrasi MHU diproyeksikan memiliki kompetensi di bidang manajemen penyelenggaran haji dan umrah, baik untuk memenuhi kebutuhan tenaga di Departemen Agama maupun lembaga-lembaga penyelenggara haji dan umrah swasta. Prospek Profesi: Pegawai Departemen Agama bidang haji, penyelenggara haji dan umrah, dan pembimbing haji.
6. Pengembangan Masyarakat Islam [Akreditasi BAN-PT A] Jurusan/Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) bertujuan menyiapkan ilmuwan dakwah yang bermoral tinggi serta memiliki keterampilan sebagai pekerja sosial (social worker) dan pengembangan komunitas (community development) dalam mendorong pertumbuhan keluarga dan masyarakat secara profesional.16
15
Profil Manajemen Haji dan Umroh, http://www.uinjkt.ac.id/index.php/fakultas/fidikom/info-fakultas.html, diakses pada 31 Juli 2013. 16 Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 20092010 (Jakarta: UIN Press, 2009), h. 188.
70
Kompetensi: Lulusan Jurusan/Program Studi PMI diproyeksikan memiliki kompetensi di bidang pengembangan masyarakat dengan menggabungkan pendekatan Islam dan ilmu-ilmu sosial. Prospek Profesi: Karyawan Departemen Sosial, Tenaga Pendamping Masyarakat, Pekerja di Lembaga-lembaga swadaya masyarakat, analis sosial, dan konsultan pengembangan masyarakat.
7.
Kesejahteraan Sosial (Kessos) Program Studi Kesejahteraan Sosial (Kessos) merupakan buah kerjasama antara Departemen Agama, UIN Jakarta dan Yogyakarta, CIDA (Canadian International Development Agency), dan Universitas McGill Kanada dalam proyek IISEP (IAIN Indonesia Social Equity Project). Konsentrasi Kessos dibuka sejak 2002 di bawah Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam. Sarjana Konsentrasi Kessos diproyeksikan menjadi ahli dalam bidang kesejahteraan sosial (social work) yang mampu mengintegrasikan antara teori-teori kesejahteraan sosial, keislaman, dan keindonesiaan. Para sarjana Konsentrasi Kessos akan bekerja di Departemen Sosial, dinas-dinas sosial, dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat. Di samping itu, mereka juga
71
dapat menjadi pekerja sosial profesional yang bersifat independen dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.17 Kompetensi: Lulusan Konsentrasi Kesejahteraan Sosial diproyeksikan memiliki kompetensi di bidang kejahteraan sosial dengan memadukan pendekatan Islam dan ilmu kejahteraan sosial. Prospek Profesi: Pegawai Departemen Sosial, Dinas-dinas Sosial, Pantipanti Sosial, pekerja sosial, analis sosial, dan konsultan kesejahteraan sosial.
17
Imron Fauzi, Profil Prodi Kesejahteraan Sosial, http://ks.fidik.uinjkt.ac.id/index.php/profil diakses pada 19 Juli 2013.
72
E. Data dan Informasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi IDENTITAS Nama Perguruan Tinggi
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat
: Jl. Ir. H. Juanda No.95 Ciputat Tangerang Selatan 15412
No. Telepon/Faksimili
: (62-21) 7401925/ (62-21) 7402982
Website
: www.uinjkt.ac.id
E-mail
: uinjkt.net.id
SK Pendirian Institusi
: Keputusan Presiden RI Nomor 031 tahun 2002
Pejabat yang menerbitkan SK
: Presiden RI
Nama Fakultas
: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Alamat
: Jl. Ir. H. Juanda No.95 Ciputat Tangerang Selatan 15412
No. Telepon/Faksimili
: (62-21) 7432728/(62-21) 74703580
Website
: www.uinjkt.ac.id; http://fdkuinjakarta.ac.id/
E-mail
:
[email protected]
SK Pendirian Fakultas
: Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam No. E/48/1999
Pejabat yang menerbitkan SK
: Direktur Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI DAN PERSONALIA FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA keterangan Garis Kordinasi GarisPertanggungjawaban
DEKAN Dr. Arief Subhan. MA NIP 19660110 199303 1 00 4
PUDEK AKADEMIK Drs. Wahidin Saputra. MA NIP 19700903 199603 1 001
SENAT FAKULTAS
PUDEK ADM. UMUM Drs. H. Mahmud Jalal. MA NIP 19520422 198103 1 002
PUDEK KEMAHASISWAAN Drs. Study Rizal LK. MA NIP 19640428 199303 1 002
KABAG TU Dra. Mahmudah Tasyrifatun NIP 19600606 198703 2 001
KASUB AKAD&KEMAH Helmi Halimatul Udhmah S.Sos NIP 19680719 198903 2 002
KASUB UMUM Drs. Gazali NIP 19611210 199403 1 001
KAJUR KPI Drs. Jumroni. M.Si NIP 19630515 199203 1 006
KAJUR BPI Dra. Rini Laili Prihatini. M.Si NIP 19690607 199503 2 003
KAJUR MD Drs. Cecep Castrawijaya. MA NIP 19670818 199803 1 002
SEKJUR KPI Hj. Umi Musyarofah. MA NIP 19710816 199703 2 002
SEKJUR BPI Drs. Sugiharto. MA NIP 19660806 199603 1 001
SEKJUR MD H. Mulkanasir. BA. S.Pd. MM NIP 19550101 198302 1 001
KA KONS JURNALISTIK Rubiyannah. MA 197308221998032001
DOSEN
KASUB KEPEG&KEU Dra. Rosmayeni. M.Si NIP 19670525 199103 2 002
KAJUR PMI Wati Nilamsari. M.Si NIP 196710520 199903 2 002 SEKJUR PMI M. Hudri. M.Ag NIP 19720606 199803 1 003
KAJUR KESSOS Siti Napsiyah. S.Ag. MSW NIP 19740101 200112 2 003
SEK PROGRAM NR Dra. Hj. Musfirah. MA 19710412 200003 2001
KA. LABORATORIUM Drs. Masran. M.Ag NIP 19601202 199503 1 002
KA. PERPUSTAKAAN Dra. Hj. Miswarti Yaumin NIP 19531217 198003 2 001
PUSAT-PUSAT STUDI P3ID, P2KM, LAZIZ, PPKS
LEMBAGA MAHASISWA DEMAF, HMJ, HMK, BEMNR
73
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Alat Ukur Persiapan dan penyusunan alat ukur dimulai dari pemilihan definisi teoritis, aspek dan indikator perilaku variabel penelitian, kemudian dibuat suatu definisi operasional untuk mendapatkan pengertian yang tepat dari variabel-variabel tersebut dan diteruskan dengan pembuatan aitem-aitem sesuai dengan indikator. Dalam penelitian ini digunakan tiga skala, yaitu skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga, skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Kelompok Sebaya, dan skala Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi. Ketiga skala tersebut disusun dalam bentuk kuesioner dan diuji coba kepada subjek penelitian. Kuesioner uji coba diserahkan, ditinggal, diisi, dan dikembalikan. Pada saat uji coba, peneliti dibantu oleh beberapa rekan mahasiswa dalam penyebaran kuesioner uji coba. Setelah diuji coba, aitem-aitem diolah dengan menggunakan SPSS versi 13.0 untuk menentukan aitem yang valid dan gugur. 1) Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga Skala pengungkapan diri mahasiswa dengan keluarga ini terdiri atas 20 aitem pernyataan yang mewakili seluruh aspek pengungkapan diri yang disusun oleh peneliti, yaitu ukuran/jumlah, valensi, kecermatan/kejujuran,
74
maksud, dan keintiman. Skala ini disusun dengan menggunakan model skala Likert dengan modifikasi alternatif jawaban menjadi enam respon, yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), ATS (Agak Tidak Setuju), AS (Agak Setuju), S (Setuju), dan SS (Sangat Setuju). Komposisi dan sebaran aitem untuk masing-masing komponen dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.1 Sebaran Aitem Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga
Nomor Aitem Fav Unfav
Jumlah
Bobot (%)
2, 12
4
20 %
4, 13
3, 14
4
20 %
Kecermatan/Kejujuran (Accuracy/Honesty)
6, 15
5, 16
4
20 %
4
Maksud (Intention)
8, 17
7 , 18
4
20 %
5
Keintiman (Intimacy)
19 , 20
9 , 10
4
20 %
10
10
20
100%
No
Aspek
1
Ukuran/jumlah (Amount)
1, 11
2
Valensi (Valency)
3
Total
2) Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Kelompok Sebaya Skala pengungkapan diri mahasiswa dengan kelompok sebaya ini terdiri atas 20 aitem pernyataan yang mewakili seluruh aspek pengungkapan diri yang
disusun
oleh
peneliti,
yaitu
ukuran/jumlah,
valensi,
kecermatan/kejujuran, maksud, dan keintiman. Skala ini disusun dengan menggunakan model skala Likert dengan modifikasi alternatif jawaban menjadi enam respon, yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), ATS (Agak Tidak Setuju), AS (Agak Setuju), S (Setuju), dan SS (Sangat
75
Setuju). Komposisi dan sebaran aitem untuk masing-masing komponen dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5.2 Sebaran Aitem Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Kelompok Sebaya
No 1
Aspek Ukuran/jumlah (Amount)
Nomor Aitem Fav Unfav
Jumlah
Bobot (%)
1, 2
11, 12
4
20 %
2
Valensi (Valency)
3, 13
4, 14
4
20 %
3
Kecermatan/Kejujuran (Accuracy/Honesty)
15, 16
5, 6
4
20 %
4
Maksud (Intention)
7,8
17 , 18
4
20 %
5
Keintiman (Intimacy)
19 , 20
9 , 10
4
20 %
10
10
20
100%
Total
3) Skala Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Skala pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi terdiri atas 30 aitem pernyataan yang mewakili seluruh aspek pengambilan keputusan yang disusun oleh peneliti, yaitu identifikasi masalah, membuat alternatif, mengevaluasi alternatif, implementasi, dan evaluasi keputusan. Skala ini disusun dengan menggunakan model skala Likert dengan modifikasi alternatif jawaban menjadi enam respon, yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju), ATS (Agak Tidak Setuju), AS (Agak Setuju), S (Setuju), dan SS (Sangat Setuju). Komposisi dan sebaran aitem untuk masing-masing komponen dapat dilihat pada tabel berikut.
76
Tabel 5.3 Sebaran Aitem Skala Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi
No 1 2 3
Aspek Identifikasi Masalah Membuat Alternatif Mengevaluasi Alternatif
Nomor Aitem Fav Unfav
Jumlah
Bobot (%)
1, 21, 22
2, 3, 4
6
20 %
6, 8, 23
5, 7, 24
6
20 %
10, 11, 26
9, 12, 25
6
20 %
4
Implementasi
13, 14, 16
15, 27, 28
6
20 %
5
Evaluasi Keputusan
18, 20, 30
17, 19, 29
6
20 %
Total
15
15
30
100%
B. Uji Coba Alat Ukur Sebelum digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk mengetahui indeks daya beda aitem dan keterpercayaan alat ukurnya. Pre-test dilaksanakan kepada mahasiswa 2012 UIN Fakutas lain, selain mahasiswa FIDKOM yang berjumlah 40 mahasiswa yang terdiri dari 23 mahasiswa perempuan dan 17 mahasiswa laki-laki. Fakultas yang terpilih sebagai subjek pre-test setelah melalui proses acak adalah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dan Adab dan Humaniora. Adapun pembagiannya sebagai berikut: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik berjumlah 12 mahasiswa yang terdiri atas 7 laki-laki dan 5 perempuan, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan berjumlah 14 mahasiswa yang terdiri atas 2 laki-laki dan 12 perempuan, dan Fakultas Adab dan Humaniora berjumlah 14 mahasiswa yang terdiri atas 8 laki-laki dan 6 perempuan.
77
Dalam pelaksanaannya peneliti dibantu rekan mahasiswa dari tiap fakultas untuk menyebarkan skala kepada subjek peneliti. Hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan peneliti dalam penyebaran skala. Jadwal pre-test terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.4 Jadwal Pelaksanaan Pre-test
No
Fakultas
Tanggal Pelaksanaan Mulai
Selesai
Jumlah
1
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Kamis, 23 Mei 2013
Jumat, 24 Mei 2013
12 orang
2
Tarbiyah dan Keguruan
Kamis, 23 Mei 2013
Senin, 27 Mei 2013
14 orang
3
Adab dan Humaniora
Rabu, 22 Mei 2013
Senin, 27 Mei 2013
14 orang
C. Validitas dan Reliabilitas Untuk mengetahui keakuratan aitem pernyataan maka digunakan uji validitas. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsinya sebagai alat ukur. Suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi, apabila instrumen tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai atau dapat dipercaya (akurat). Batas validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan kesepakatan umum yang digunakan para ahli yaitu ≥ 0,3. Aitem yang mencapai koefisien korelasi minimum 0,3 dipandang mempunyai validitas yang memuaskan. Sedangkan untuk mengetahui konsistensi jawaban dari responden digunakan uji reliabilitas. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika mempunyai koefisiensi keandalan ≥ 0,6. Untuk perhitungan validitas den reliabilitas alat ukur masingmasing variabel penelitian dilakukan dengan menggunakan SPSS 13.0
78
1) Validitas dan Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga Skala pengungkapan diri mahasiswa dengan keluarga untuk uji coba terdiri dari 20 aitem. Indeks daya beda aitem sebelum diseleksi berkisar antara -0,139 - 0,640. Aitem dengan daya beda minimal 0,3 dinyatakan valid. Ringkasan indeks daya beda dan reliabilitas disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 5.5 Indeks Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga N = 20
Skala
Rix Min
Rix Max
Koefisien Reliabilitas
Self-disclosure mahasiswa dengan keluarga
-0,139
0.640
0.750
Berdasarkan hasil analisis didapat 14 aitem valid dan 6 aitem gugur. Aitem-aitem yang gugur tersebut mempunyai koefisien korelasi daya beda aitem di bawah 0,3. Aitem-aitem valid dan gugur dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.6 Distribusi Butir Aitem Valid dan Gugur Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga
No 1 2 3
Aspek Ukuran/jumlah (Amount) Valensi (Valency) Kecermatan/Kejujuran (Accuracy/Honesty)
4
Maksud (Intention)
5
Keintiman (Intimacy) Total
Nomor Aitem
Jumlah Valid Gugur
Total
Valid 1, 2, 11, 12
Gugur -
4
0
4
4, 13
3, 14
2
2
4
5, 15, 16
6
3
1
4
7, 17
8, 18
2
2
4
9, 19, 20
10
3
1
4
14
6
20
79
Koreksi terhadap koefisien daya . penyebaran beda aitem menyebabkan indeks berubah menjadi antara 0,313 - 0,646. Penyebaran komposisi lima aspek cukup merata, meskipun besarnya persentase tidak sesuai dengan blueprint. Hal tersebut dikarenakan peneliti ingin mencapai koefisien reliabilitas paling tinggi. Hasil dari perhitungan terhadap reliabilitas Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,828 sehingga skala sebagai alat ukur dapat dikategorikan andal. Ringkasan selengkapnya tersaji dalam tabel berikut: Tabel 5.7 Indeks Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga N = 14
Skala
Rix Min
Rix Max
Koefisien Reliabilitas
0,313
0.646
0.828
Self-disclosure mahasiswa dengan keluarga
Aitem-aitem yang telah dikoreksi dapat digunakan kembali untuk penelitian dengan susunan sebagai berikut: Tabel 5.8 Distribusi Aitem Valid Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga
Nomor Aitem Fav Unfav
Jumlah
Bobot (%)
2 (6) , 12 (14)
4
29 %
4 (2) , 13 (7)
-
2
14 %
Kecermatan/Kejujuran (Accuracy/Honesty)
15 (8)
5 (3) , 16 (12)
3
21,5 %
4
Maksud (Intention)
17 (9)
7 (4)
2
14 %
5
Keintiman (Intimacy)
19 (10) , 20 (13)
9 (5)
3
21,5 %
14
100%
No
Aspek
1
Ukuran/jumlah (Amount)
1 (1) , 11 (11)
2
Valensi (Valency)
3
Total
Keterangan : Tanda () dan ditebalkan adalah nomor baru untuk aitem valid
80
2) Validitas dan Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri mahasiswa dengan Kelompok Sebaya Skala pengungkapan diri mahasiswa dengan kelompok sebaya untuk uji coba terdiri dari 20 aitem. Indeks daya beda aitem sebelum diseleksi berkisar antara 0,060 - 0,499. Aitem dengan daya beda minimal 0,3 dinyatakan valid. Ringkasan indeks daya beda dan reliabilitas disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 5.9 Indeks Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Kelompok Sebaya N = 20
Skala Self-disclosure
mahasiswa
dengan
Kelompok Sebaya
Rix Min
Rix Max
Koefisien Reliabilitas
0,060
0.499
0.733
Berdasarkan hasil analisis didapat 14 aitem valid dan 6 aitem gugur. Aitem-aitem yang gugur tersebut mempunyai koefisien korelasi daya beda aitem di bawah 0,3. Aitem-aitem valid dan gugur dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.10 Distribusi Butir Aitem Valid dan Gugur Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Kelompok Sebaya
No
Aspek
Nomor Aitem Valid
Gugur
Jumlah Valid Gugur
Total
1
Ukuran/jumlah (Amount)
1, 2, 12
11
3
1
4
2
Valensi (Valency)
3, 4, 13
14
3
1
4
3
Kecermatan/Kejujuran (Accuracy/Honesty)
5,6
15, 16
2
2
4
4
Maksud (Intention)
7, 18
8, 17
2
2
4
5
Keintiman (Intimacy)
9, 10, 19, 20
-
4
0
4
14
6
20
Total
81
Koreksi terhadap koefisien daya . penyebaran beda aitem menyebabkan indeks berubah menjadi antara 0,318 - 0,504. Penyebaran komposisi lima aspek cukup merata, meskipun besarnya persentase tidak sesuai dengan blueprint. Hal tersebut dikarenakan peneliti ingin mencapai koefisien reliabilitas paling tinggi. Hasil dari perhitungan terhadap reliabilitas Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Kelompok Sebaya menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0, 770 sehingga skala sebagai alat ukur dapat dikategorikan andal. Ringkasan selengkapnya tersaji dalam tabel berikut: Tabel 5.11 Indeks Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Kelompok Sebaya N = 14
Skala
Rix Min
Rix Max
Koefisien Reliabilitas
0,318
0.504
0.770
Self-disclosure mahasiswa dengan Kelompok Sebaya
Aitem-aitem yang telah dikoreksi dapat digunakan kembali untuk penelitian dengan susunan sebagai berikut: Tabel 5.12 Distribusi Aitem Valid Skala Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Kelompok Sebaya
No 1
Aspek Ukuran/jumlah (Amount)
Nomor Aitem Fav Unfav
Jumlah
Bobot (%)
1 (1) , 2 (6)
12 (11)
3
21,5 %
2
Valensi (Valency)
3 (2) , 13 (12)
4 (7)
3
21,5 %
3
Kecermatan/Kejujuran (Accuracy/Honesty)
-
5 (3) , 6 (8)
2
14 %
4
Maksud (Intention)
7 (4)
18 (9)
2
14 %
5
Keintiman (Intimacy)
19 (13) , 20 (14)
9 (5) , 10 (10)
4
29 %
14
100%
Total
Keterangan : Tanda () dan ditebalkan adalah nomor baru untuk aitem valid
82
3) Validitas dan Reliabilitas Skala Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Skala pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi terdiri dari 30 aitem. Indeks daya beda aitem sebelum diseleksi berkisar antara -0,231 0,579. Aitem dengan daya beda minimal 0,3 dinyatakan valid. Ringkasan indeks daya beda dan reliabilitas disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 5.13 Indeks Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi N = 30
Skala
Rix Min
Rix Max
Koefisien Reliabilitas
Pengambilan Keputusan Memilih -0,231 0.579 0.712 Perguruan Tinggi Berdasarkan hasil analisis didapat 19 aitem valid dan 11 aitem gugur. Aitem-aitem yang gugur tersebut mempunyai koefisien korelasi daya beda aitem di bawah 0,3. Aitem-aitem valid dan gugur dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.14 Distribusi Butir Aitem Valid dan Gugur Skala Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi
No
Nomor Aitem
Aspek
Valid
Gugur
Jumlah Valid Gugur
Total
1
Identifikasi Masalah
3, 4, 22
1, 2, 21
3
3
6
2
Membuat Alternatif
5, 6, 8, 24
7, 23
4
2
6
3
Mengevaluasi Alternatif
25
9, 10, 11, 12, 26
1
5
6
4
Implementasi
13, 14, 15, 16, 27, 28
-
6
0
6
5
Evaluasi Keputusan
17, 18, 20, 29, 30
19
5
1
6
19
11
30
Total
Koreksi terhadap koefisien daya . penyebaran beda aitem menyebabkan indeks berubah menjadi antara 0,287 - 0,722. Penyebaran komposisi lima
83
aspek cukup merata, meskipun besarnya persentase tidak sesuai dengan blueprint. Hal tersebut dikarenakan peneliti ingin mencapai koefisien reliabilitas paling tinggi. Hasil dari perhitungan terhadap reliabilitas Skala Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,816 sehingga skala sebagai alat ukur dapat dikategorikan andal. Ringkasan selengkapnya tersaji dalam tabel berikut: Tabel 5.15 Indeks Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi N = 19
Skala
Rix Min
Rix Max
Koefisien Reliabilitas
Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi
0,287
0.722
0.816
Aitem-aitem yang telah dikoreksi dapat digunakan kembali untuk penelitian dengan susunan sebagai berikut: Tabel 5.16 Distribusi Aitem Valid Skala Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi
Nomor Aitem No 1 2 3
Aspek Identifikasi Masalah Membuat Alternatif Mengevaluasi Alternatif
Bobot (%)
Fav
Unfav
Jumlah
22 (10)
3 (1) , 4 (6)
3
16 %
6 (7) , 8 (11)
5 (2) , 24 (14)
4
21 %
-
25 (3)
1
5%
4
Implementasi
13 (4) , 14 (8) , 16 (15)
15 (12) , 27 (17) , 28 (19)
6
32 %
5
Evaluasi Keputusan
18 (9) , 20 (13) , 30 (18)
17 (5) , 29 (16)
5
26 %
19
100%
Total
Keterangan : Tanda () dan ditebalkan adalah nomor baru untuk aitem valid
84
D. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk membuktikan hipotesis mengenai adanya pengaruh variabel Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga (X1), Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Kelompok Sebaya (X2), secara parsial maupun bersama-sama terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi (Y). Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan SPSS versi 13.0. Hasil pengolahan SPSS selengkapnya ada pada lampiran dan selanjutnya diringkas sebagai berikut: Tabel 5.17 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) 35.513 4.770 SD Kel. Sebaya .323 .105 SD Keluarga .454 .083 a Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
Standardized Coefficients Beta .200 .354
t 7.446 3.081 5.457
Sig.
Collinearity Statistics Tolerance VIF
.000 .002 .000
.916 .916
1.092 1.092
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel independen Pengungkapan Diri Mahasiswa FIDKOM UIN dengan Keluarga (X1) berpengaruh positif terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi (Y) dengan nilai koefisien sebesar 0,354. 2. Variabel independen Pengungkapan Diri Mahasiswa FIDKOM UIN dengan Kelompok Sebaya (X2) berpengaruh positif terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi (Y) dengan nilai koefisien sebesar 0,200.
85
E. Uji Koefisien Determinasi (R2) R menunjukkan korelasi berganda, yaitu korelasi antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1. Jika nilainya mendekati 1, maka hubungan erat. Sebaliknya jika mendekati 0, maka hubungan lemah. R2 menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini merupakan persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 5.18 Koefisien Determinasi Model Summary(b) Adjusted R
Std. Error of
Model
R
R Square
Square
the Estimate
Durbin-Watson
1
.454(a)
.206
.199
9.674
1.594
a Predictors: (Constant), SD Keluarga, SD Peer Group b Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
Angka R didapat 0,454, artinya korelasi antara variabel Pengungkapan Diri Mahasiswa FIDKOM UIN dengan Keluarga dan Pengungkapan Diri Mahasiswa FIDKOM UIN dengan Kelompok Sebaya terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi sebesar 0,454. Hal ini terjadi hubungan tidak cukup erat karena nilai yang diperoleh diantara 0 dan 1. Sedangkan nilai R2 sebesar 0,205, artinya persentase sumbangan pengaruh variabel Pengungkapan Diri Mahasiswa FIDKOM UIN dengan Keluarga dan Pengungkapan Diri Mahasiswa FIDKOM UIN dengan Kelompok Sebaya terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi sebesar 20,5%, sedangkan sisanya sebesar 79,5% dipengaruhi variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini.
86
F. Pengujian Hipotesis 1) Pengujian Simultan (Uji F) Pengujian hipotesis secara bersama-sama atau simultan dilakukan dengan menggunakan Uji F. Uji F dilakukan untuk menguji hubungan signifikansi antara variabel independen dan variabel dependen secara keseluruhan. Hasil pengujian diperoleh sebagai berikut : Tabel 5.19 Uji F ANOVA(b)
1
Model Regression Residual Total
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Sig.
26.780
.000(a)
5013.020
2
2506.510
19280.492
206
93.595
24293.512
208
a Predictors: (Constant), SD Keluarga, SD Peer Group b Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
Hipotesis : Ho : Pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN dengan keluarga dan kelompok sebaya secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap keputusan memilih perguruan tinggi. Ha : Pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN dengan keluarga dan kelompok sebaya secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan memilih perguruan tinggi. Hasil pengujian model regresi untuk keseluruhan variabel menunjukkan nilai F hitung = 26,780 dengan signifikansi 0,000. Dengan menggunakan
87
batas signifikansi 0,005, maka signifikansi 0,000 < 0,05. Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian
hipotesis
yang
menyatakan
bahwa
variabel
Pengungkapan Diri Mahasiswa FIDKOM UIN dengan Keluarga dan Pengungkapan Diri Mahasiswa FIDKOM UIN dengan Kelompok Sebaya secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi dapat diterima.
2) Pengujian Parsial (Uji t) Untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Berikut ini akan dijelaskan pengujian masing-masing variabel secara parsial. Tabel 5.20 Uji t Coefficients(a)
1
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta (Constant) 35.513 4.770 SD Kel. Sebaya .323 .105 .200 SD Keluarga .454 .083 .354 a Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
t
Sig.
7.446 3.081 5.457
.000 .002 .000
Collinearity Statistics Tolerance VIF .916 .916
1.092 1.092
a) Variabel Pengungkapan Diri Mahasiswa FIDKOM UIN dengan Keluarga Hipotesis: Ho
: Pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN dengan keluarga tidak ada pengaruh terhadap pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi.
88
Ha
: Pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN dengan keluarga
berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan
memilih perguruan tinggi. Hasil pengujian regresi untuk variabel Pengungkapan Diri Mahasiswa FIDKOM UIN dengan Keluarga terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi menunjukkan nilai t hitung = 5,457 dengan nilai signifikansi 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Maka Ha diterima. Dengan demikian Pengungkapan Diri Mahasiswa FIDKOM UIN dengan keluarga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi. b) Variabel Pengungkapan Diri Mahasiswa FIDKOM UIN dengan Kelompok Sebaya Hipotesis Ho
: Pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN dengan kelompok sebaya tidak ada pengaruh terhadap pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi.
Ha
: Pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN dengan kelompok
sebaya
berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan memilih perguruan tinggi. Hasil pengujian regresi untuk variabel Pengungkapan Diri Mahasiswa FIDKOM UIN dengan Kelompok Sebaya terhadap Pengambilan
89
Keputusan Memilih Perguruan Tinggi menunjukkan nilai t hitung = 3,081 dengan nilai signifikansi 0,002. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, nilai signifikansi 0,002 < 0,05. Maka Ha diterima. Dengan demikian Pengungkapan Diri Mahasiswa FIDKOM UIN dengan Kelompok Sebaya berpengaruh terhadap pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi.
G. Pembahasan Hasil Penelitian Interpretasi data secara statistik telah dilakukan guna menjelaskan secara lebih rinci sesuai rumusan masalah penelitian. Berdasarkan hasil interpretasi secara statistika maka kajian pembahasan lebih mendalam dapat disajikan sebagai berikut. 1. Pengaruh Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga dan Kelompok Sebaya secara simultan terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Hasil pengujian secara statistik (Tabel 5.19) dapat dikemukakan bahwa pengungkapan diri mahasiswa dengan keluarga dan kelompok sebaya mempunyai pengaruh terhadap pengambilan keputusan. Hal ini mendukung terhadap hipotesis menyatakan Pengungkapan Diri Mahasiswa FIDKOM UIN dengan Keluarga dan Kelompok Sebaya secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi.
90
Hal ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Derlega dan Grzelak mengenai fungsi pengungkapan diri yaitu keabsahan sosial (social validation), setelah membicarakan masalah yang dihadapi pendengar akan memberikan tanggapan mengenai masalah tersebut sehingga dengan demikian, akan mendapatkan informasi yang bermanfaat tentang kebenaran akan pandangan. Penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Suranto, fungsi komunikasi
interpersonal
berhubungan
dengan
perannya
dalam
mempermudah pengambilan keputusan. Dengan memberikan informasi yang dibutuhkan dan sarana mengubah sikap, pendapat, dan perilaku. Penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Syafarudin, dalam pengambilan keputusan dibutuhkan sumber informasi yang andal untuk pembuatan alternatif. Salah satu sumber informasi adalah sumber pribadi yaitu keluarga, teman, guru, tetangga, kenalan, dan lain-lain. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Denis Christian (2005) yang menyatakan bahwa teman dan keluarga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Tetapi penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan Ainur Rohmah (2008) yang menyatakan bahwa keluarga, peer group, dan rekan kerja tidak mempengaruhi pengambilan keputusan. 2. Pengaruh Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga dan Kelompok Sebaya secara parsial terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi
91
a) Pengaruh Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Keluarga terhadap Pengambilan Keputusan Memilih perguruan Tinggi Keluarga merupakan kelompok terdekat bagi mahasiswa. Dimana keluarga mempunyai intensitas bertemu yang lebih tinggi dibandingkan yang lain. Sehingga untuk melakukan diskusi mengenai masalah yang dihadapi oleh anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak. Mengingat dalam proses pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi membutuhkan informasi untuk mempermudah dan memperkaya dalam pembuatan alternatif. Hasil pengujian secara statistika (Tabel 5.20) menunjukkan bahwa keluarga mempunyai pengaruh terhadap pengambilan keputusan. Artinya keterbukaan diri mahasiswa dengan keluarga dapat memberikan informasi dan dorongan yang membantu dalam pemecahan masalah memilih perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN dengan keluarga
berpengaruh
terhadap
pengambilan
keputusan
memilih
perguruan tinggi. Penelitian ini mendukung teori pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Syafarudin, sumber informasi yang efektif sangatlah dibutuhkan dalam menunjang pengambilan keputusan. Salah satu sumber yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan memilih perguruan
92
tinggi adalah sumber pribadi yaitu keluarga, teman, guru, tetangga, dan kenalan. Penelitian ini pun mendukung teori yang dikemukakan oleh Suranto, komunikasi interpersonal berfungsi sebagai sarana untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung (menggunakan media). ketika komunikan mendapatkan pesan atau informasi, berarti komunikan telah mendapatkan pengaruh yang memungkinkan terjadi perubahan sikap. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Denis Christian (2005) yang menyatakan bahwa teman dan keluarga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Tetapi penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan Ainur Rohmah (2008) yang menyatakan bahwa keluarga, peer group, dan rekan kerja tidak mempengaruhi pengambilan keputusan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keterbukaan mahasiswa FIDKOM UIN dalam keluarga dapat mendorong untuk mengikuti saran yang diberikan anggota keluarga dalam memutuskan untuk memilih perguruan tinggi. b) Pengaruh Pengungkapan Diri Mahasiswa dengan Kelompok Sebaya terhadap Pengambilan Keputusan Memilih perguruan Tinggi
93
Kelompok sebaya adalah kelompok yang berisi orang-orang yang memiliki banyaknya kesamaan dibidang usia, kebutuhan, perasaan, minat, tujuan, dan lain-lain. Dengan kesamaan itu semakin menguatkan individu dalam kelompok ketika menjalankan hubungan. Hasil pengujian secara statistika (Tabel 5.20) menunjukkan bahwa kelompok sebaya mempunyai pengaruh terhadap pengambilan keputusan. Artinya keterbukaan diri mahasiswa dengan kelompok sebaya dapat memberikan informasi dan dorongan yang membantu dalam pemecahan masalah memilih perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM
UIN
dengan
kelompok
sebaya
berpengaruh
terhadap
pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi. Penelitian ini mendukung teori pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Syafarudin, sumber informasi yang efektif sangatlah dibutuhkan dalam menunjang pengambilan keputusan. Salah satu sumber yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi adalah sumber pribadi yaitu keluarga, teman, guru, tetangga, dan kenalan. Penelitian ini pun mendukung teori yang dikemukakan oleh Suranto, komunikasi interpersonal berfungsi sebagai sarana untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung
94
(menggunakan media). ketika komunikan mendapatkan pesan atau informasi, berarti komunikan telah mendapatkan pengaruh yang memungkinkan terjadi perubahan sikap. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Denis Christian (2005) yang menyatakan bahwa teman dan keluarga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Tetapi penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan Ainur Rohmah (2008) yang menyatakan bahwa keluarga, peer group, dan rekan kerja tidak mempengaruhi pengambilan keputusan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengungkapan diri mahasiswa FIDKOM UIN dalam kelompok sebaya dapat mendorong untuk mengikuti saran yang diberikan anggota keluarga dalam memutuskan untuk memilih perguruan tinggi. 3. Pengaruh Paling Dominan terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Berdasarkan analisis secara statistik (Tabel 5.20) dapat diperoleh informasi bahwa keluarga merupakan variabel yang lebih dominan dalam memengaruhi pengambilan keputusan. Informasi ini sebagai bukti bahwa keterbukaan anggota keluarga dan informasi yang diberikan keluarga mempunyai pengaruh yang lebih tinggi dibandingkan peer group.
95
H. Keterbatasan Penelitian Banyak sekali keterbatasan-keterbatasan yang peneliti miliki dalam penelitian tentang pengaruh pengungkapan diri mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dengan keluarga dan peer group, keterbatasan tersebut antara lain: 1. Kualitas Alat Ukur Penelitian ini menggunakan validitas isi (content validity) yang seharusnya melalui proffesional judgement untuk menilai sejauh mana aitem-aitem mewakili komponen yang akan diukur. Namun peneliti tidak mendapatkan masukan dari ahli untuk menilai kualitas alat ukur yang peneliti buat sudah baik atau belum. 2. Kemampuan Peneliti Keterbatasan selanjutnya adalah kemampuan peneliti yang minim untuk mengolah data statistik melalui perangkat lunak SPSS. Karena pihak kampus sebelumnya belum membekali peneliti dalam teknik pengolahan data SPSS tersebut. 3. Waktu Keterbatasan yang lain dalam penelitian ini adalah, keterbatasan waktu dari responden. Proses pengumpulan data bertepatan dengan masa Ujian Akhir Semester (UAS), sehingga peneliti harus terburu-buru dan mencuri waktu disela-sela masa UAS mereka agar proses pengumpulan data tepat waktu, tidak terhambat libur akhir semester.
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengungkapan diri mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah dengan keluarga dan kelompok sebaya secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi. 2. Pengungkapan diri mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah dengan keluarga dan kelompok sebaya secara individual (parsial) memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi. 3. Pengungkapan diri mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah dengan keluarga lebih berpengaruh terhadap pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi dibandingkan dengan pengungkapan diri mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif dengan kelompok sebaya.
96
97
B. Impilkasi Penelitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, impilkasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Impilkasi Akademis Penggunaan konsep pengungkapan diri sebagai bagian dari teori komunikasi antarpribadi sebagai kerangka pemikiran dalam penelitian ini sudah mampu menggambarkan bahwa keterbukaan mahasiswa (remaja akhir) Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi angkatan 2012 dengan keluarga dan kelompok sebaya dapat memberikan masukan informasi, membantu dalam pengevaluasian alternatif, maupun sebagai sarana pengubah pendapat sehingga mempengaruhi proses pengambilan keputusan memilih perguruan tinggi secara signifikan 2. Implikasi Sosial Penelitian ini telah cukup menggambarkan bahwa keterbukaan mahasiswa (remaja akhir) dengan keluarga terhadap proses pengambilan keputusan, khususnya dalam memilih perguruan tinggi, masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok sebaya. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa (remaja akhir) masih membutuhkan jalinan komunikasi yang baik dengan keluarga terutama orang tua sehingga bebas mengutarakan isi hatinya dengan jujur. Keluarga pun sebaiknya menerapkan komunikasi yang jujur, sikap suportif, dan saling terbuka agar remaja merasa nyaman dalam mengungkapkan diri dan tidak mencari figur lain.
98
C. Rekomendasi Penelitian -
Pengambilan keputusan dalam memilih perguruan tinggi sangat terbuka untuk diteliti dengan menggunakan perspektif lain di luar komunikasi antarpribadi khususnya pengungkapan diri (self-disclosure), misalnya dengan pendekatan efek komunikasi seperti terpaan media massa.
-
Untuk penelitian selanjutnya bisa menggunakan pendekatan kualitatif untuk melihat lebih dalam mengapa keluarga masih berpengaruh terhadap pengambilan keputusan mahasiswa (remaja akhir) dalam memilih perguruan tinggi dan bagaimana proses komunikasi antarpribadi yang berlangsung antar anggota keluarga dalam memecahkan masalah.
99
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta; Rineka Cipta. 2006. Asfriyati. Jurnal Pengaruh Keluarga terhadap Kenakalan Anak, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Atmosudirjo, Prajudi. Pengambilan Keputusan. Jakarta; Ghalia Indonesia. 1997. Aw, Suranto. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta; Graha Ilmu. 2011. Borang Akreditasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta; BAN-PT : Portofolio FIDKOM UIN Jakarta. 2010 Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta; Kencana. 2009. Devito, Joseph A. Komunikasi Antarmanusia. Alih Bahasa: Ir. Agus Maulana. Tangerang Selatan; Karisma. 2011. Gunarsa, Singgih dan Yulia D. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta; Gunung Mulia. 2004. Hadi. Metodologi Research. Yogyakarta; Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. 1989. Jilid 1. Hurlock, E.B. Psikolgi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta; Penerbit Erlangga.1991. Liliweri, Alo. Komunikasi Antarpribadi. Bandung; Citra Aditya Bakti.1991 Iriantara, Yosal. Komunikasi Antarpribadi. Jakarta; Universitas Terbuka. 2009. Pedoman Akademik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2006-2007. Jakarta; Dakwah Press. 2006 Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2009-2010. Jakarta; UIN Press. 2009 Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung; Remaja Rosdakarya. 2009.
100
Robbins, Stephen P. & Mary Coulter. Manajemen. Terjemahan T. hermayana & Harry Slamet. Jakarta; PT INDEKS. 2004. Jilid Pertama Edisi Ketujuh. Rochmah, Elfi Yuliani. Psikologi Perkembangan. Ponorogo; STAIN Ponorogo Press. 2005. Santosa, Slamet. Dinamika Kelompok. Jakarta; Bumi Aksara.1999 Sarwono, Sarlito Wirawan. Psikologi Remaja. Jakarta; RajaGrafindo Persada. 2007. Sears, David O. Jonathan L. Freedman, & L. Anne Peplau. Psikologi Sosial. Terjemahan Michael Adryanto & Saviti Soekrisno, S.H. Jakarta: Erlangga. 1994. Jilid Pertama Edisi Kelima. Siagian. Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta; CV Haji Masagung. 1990. Singaribun, Masri & Sofian Effendi (Editor). Metode Penelitian Survai. Jakarta, LP3S. 1995. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2009. Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2004. Supratiknya. Komunikasi Antarpribadi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kanisius. 1995. Syafaruddin & Anzizah. Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan. Jakarta; Gramedia. 2004.
101
Sumber online: http://bpi.fidik.uinjkt.ac.id/ http://kampus.okezone.com/read/2012/06/01/367/639791/pertimbangan-memilihperguruan-tinggi http://ks.fidik.uinjkt.ac.id/index.php/profil http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/02/26/ketika-remaja-memilih-perguruantinggi/ http://netsains.net/2009/04/psikologi-remaja-karakteristik-dan-permasalahannya/ http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/masalah-masalah-pada-masa-remaja/ http://www.psychologymania.com/2012/03/pengambilan-keputusan-padaremaja.html http://www.uinjkt.ac.id/index.php/fakultas/fidikom/info-fakultas.html
LAMPIRAN 1 Skala Self-disclosure Mahasiswa FIDKOM UIN dengan keluarga dan Peer Group terhadap Pengambilan Keputusan Memilih Perguruan Tinggi UJI COBA KUESIONER MEMILIH PERGURUAN TINGGI
I. Identitas Responden Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
: (Laki-laki / Perempuan)
Jurusan / Fakultas
:
Angkatan
:
II. Petunjuk Pengisian a. Pada lembar ini terdapat beberapa pernyataan yang harus Saudara/i isi. Kemudian Saudara/i diminta untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada dengan jujur dan sebenar-benarnya b. Dalam menjawab pernyataan-pernyataan ini tidak ada jawaban yang salah. Oleh karena itu diminta tidak ada jawaban yang dikosongkan
Pilihlah jawaban dengan memberi tanda ( X ) pada salah satu jawaban yang benar-benar menggambarkan keadaan diri Anda. Penelitian dilakukan dengan skala berikut: STS
= Jika Sangat Tidak Setuju dengan pernyataan
TS
= Jika Tidak Setuju dengan pernyataan
ATS
= Jika Agak Tidak Setuju dengan pernyataan
AS
= Jika Agak Setuju dengan pernyataan
S
= Jika Setuju dengan pernyataan
SS
= Jika Sangat Setuju dengan pernyataan
Contoh: No. 1
Pernyataan Saya menyukai olahraga renang
STS
TS
ATS
AS
S X
SS
Jika ingin mengganti jawaban, maka berilah coretan berupa satu garis mendatar pada kolom yang sebelumnya diberi tanda silang (X) dan berilah tanda silang (X) pada kolom lain, yang benar-benar menggambarkan diri anda No. 1
Pernyataan Saya menyukai olahraga renang
BAGIAN I STS = Sangat Tidak Setuju TS = Tidak Setuju ATS = Agak Tidak Setuju AS = Agak Setuju S = Setuju SS = Sangat Setuju
STS
TS X
ATS
AS
S X
SS
NO.
PERNYATAAN
1
Ketika Saya sedih saya mencari teman ngobrol
2
Selesai perkuliahan saya menceritakan kepada sahabat saya tentang kejadian yang saya alami di kelas Saya tidak malu menceritakan kesalahan saya kepada teman Ketika menghadapi masalah dengan teman saya meluapkannya dengan berteriak-teriak Saya menutupi nilai ujian saya yang jelek dari teman-teman saya Saya lebih memilih diam ketika ada pembicaraan diantara teman-teman yang tidak saya ketahui Untuk menghilangkan kepenatan saya mencari teman untuk berbagi Saya lebih memilih menceritakan kejelekan saya daripada diceritakan orang lain Saya menghindari obrolan yang bersifat pribadi dari teman saya Hanya teman akrab yang mengetahui kebiasaan buruk saya Saya membatasi teman saya untuk mengetahui kehidupan pribadi saya Saya enggan berlama-lama dalam mencurahkan isi hati saya kepada teman Saya tetap tenang ketika mendapat nama panggilan/julukan dari teman-teman Saya mengabaikan kritik yang diberikan oleh teman-teman Saya meminta bantuan teman kalau ada pelajaran yang tidak saya kuasai Saya tidak akan menutupi-nutupi kesalahan yang telah saya perbuat dengan sahabat saya Saya terpaksa berbohong agar tidak dijauhi teman-teman saya Saya merahasiakan tentang perasaan tidak suka saya terhadap dosen kepada teman-teman karena takut dibocorkan Saya mempunyai beberapa teman yang saya percaya untuk berbagi masalah pribadi Saya bersedia menceritakan ketakutan saya kepada teman saya
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
19 20
STS
TS
ATS
AS
S
SS
BAGIAN II NO 1 2
3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
17
18 19 20
PERNYATAAN Ketika merasa bersalah saya bercerita kepada keluarga Saya enggan menyempatkan diri untuk bercerita dengan keluarga mengenai kejadian yang saya alami sehari-hari Saya suka menyendiri bila ada masalah Saya ikut tersenyum ketika orangtua menceritakan masa lalu saya yang memalukan Saya menutupi hal-hal yang membuat saya tersinggung dan sakit hati dari keluarga saya Saya bertanya bila ada perbincangan anggota keluarga yang tidak saya ketahui Saya merahasiakan pada orangtua saya saat menyukai lawan jenis karena takut dimarahi Saya berdiskusi dengan orangtua saya tentang pilihan Perguruan Tinggi untuk tambahan informasi Saya malu menceritakan masalah pribadi pada orangtua Hanya keluarga yang mengetahui cita-cita saya Saya nyaman berlama-lama mengobrol dengan keluarga Saya mengakhiri pembicaraan dengan keluarga bila mulai menyangkut persoalan pribadi Saya memberitahu orangtua saya mengenai kegagalan yang saya alami dengan tenang Ketika mendapat tekanan dari keluarga saya meluapkannya dengan menangis Saya mengungkapkan dengan jelas kepada keluarga hal apa saja yang tidak saya sukai Saya melewatkan bagian yang memalukan ketika bercerita mengenai pengalaman saya kepada orangtua Saya lebih memilih memberitahu nilai jelek kepada orangtua daripada diketahui pada saat pembagian rapor Karena takut mengecewakan orangtua, saya selalu mengikuti kemauan mereka Saya bersedia menceritakan pengalaman buruk saya kepada orangtua Saya memiliki keluarga yang saya percaya untuk berbagi rahasia
STS
TS
ATS
AS
S
SS
BAGIAN III NO 1 2 3 4 5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17
18 19
PERNYATAAN Saya memilih Perguruan Tinggi yang saya merasa asyik ketika belajar di dalamnya Saya enggan memilih PT dimana saya tidak akan bisa menyesuaikan diri di dalamnya Saya takut memilih Perguruan Tinggi yang banyak pesaingnya Saya ragu karena pilihan Perguruan Tinggi untuk peminatan saya terbatas Saya takut mengungkapkan pilihan Perguruan Tinggi yang saya buat Saya berani menghadapi perbedaan pendapat dalam memilih Perguruan Tinggi dengan teman saya Saya tidak bertanya kepada orang lain dalam memutuskan Perguruan Tinggi Saya mencari informasi lewat internet untuk membantu menentukan Perguruan Tinggi yang akan saya pilih Saya mengikuti kemauan keluarga dalam memilih Perguruan Tinggi Saya memilih Perguruan Tinggi yang menghasilkan banyak alumni yang sukses Saya mempertimbangkan pemilihan Perguruan Tinggi dengan peluang mendapatkan pekerjaan Saya enggan memilih Perguruan Tinggi yang membutuhkan biaya banyak Saya berani menjalankan pilihan Perguruan Tinggi yang saya buat Saya yakin pilihan Perguruan Tinggi saya adalah yang terbaik Saya merasa ragu bila pilihan Perguruan Tinggi saya berbeda dengan teman-teman saya Saya berkomitmen dalam menjalankan pilihan Perguruan Tinggi yang saya buat Saya memutuskan pindah Perguruan Tinggi saat saya mengalami kesulitan dalam menjalankan proses belajar Saya tidak akan menyalahkan orang lain terhadap pilihan Perguruan Tinggi yang telah saya buat Saya mencari kegiatan lain bila saya bosan menjalani pilihan Perguruan Tinggi yang saya buat
STS
TS
ATS
AS
S
SS
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Saya siap menghadapi resiko akan pilihan Perguruan Tinggi yang saya buat Saya lebih memilih Perguruan Tinggi yang jaraknya dekat dengan rumah saya Saya lebih memilih Perguruan Tinggi yang banyak mendapatkan peluang beasiswa Saya memiliki beberapa Perguruan Tinggi yang saya minati Saya memilih Perguruan Tinggi secara spontan Saya memilih Perguruan Tinggi karena mengikuti kemauan teman kelompok Saya lebih memilih Perguruan Tinggi yang terakreditasi baik Saya takut dalam menjalankan pilihan Perguruan Tinggi yang saya buat Saya takut menerima konsekuensi terhadap pilihan Perguruan Tinggi yang saya buat Saya malas kuliah karena pilihan Perguruan Tinggi saya tidak tepat Saya puas terhadap pilihan Perguruan Tinggi yang saya ambil
TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA
LAMPIRAN II Sebaran Data Hasil Uji Coba Variabel Self-disclosure dengan Keluarga No. Aitem
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
No. Subjek 1 5 3 5 4 4 2 2 2 4 5 4 3 3 3 4 4 2 5 4 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 2 1 2 2 3 5 1
2 4 4 3 3 4 2 3 2 4 1 1 3 4 3 4 3 1 5 3 3 4 5 3 2 5 4 1 1 4 2 3 1 3 3 4 3 2
3 2 1 0 2 1 2 2 2 5 1 1 2 2 1 2 1 1 2 4 2 3 0 0 4 4 0 1 1 1 1 2 3 1 0 4 1 4
4 4 3 1 1 4 4 3 3 5 5 2 2 3 2 4 5 4 5 1 1 4 5 5 4 5 5 4 1 4 4 4 0 0 4 2 2 4
5 3 3 1 1 4 1 1 2 1 3 0 3 2 1 4 0 1 0 0 2 2 1 3 3 5 5 1 0 1 1 0 1 1 2 1 1 1
6 4 4 5 4 4 4 2 4 5 5 5 3 4 4 4 3 4 5 3 4 3 0 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4
7 4 4 1 1 4 1 2 2 4 3 0 4 3 3 2 4 2 0 3 3 4 4 5 2 5 5 5 5 4 4 2 1 1 3 1 0 4
8 5 4 5 4 5 5 4 2 4 5 5 4 5 4 1 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5
9 1 2 1 2 4 1 1 2 4 3 0 4 4 3 4 2 0 4 2 4 2 1 2 2 5 1 1 4 4 5 2 0 1 3 2 1 2
10 2 4 5 5 4 3 2 3 4 1 1 0 5 2 4 1 2 4 3 0 3 3 5 0 2 5 5 4 4 5 5 3 3 2 4 4 2
11 5 4 5 3 4 2 2 3 5 5 1 5 2 4 4 4 2 5 4 5 5 3 3 5 5 5 4 5 4 5 4 2 4 4 5 5 5
12 4 1 1 2 4 2 1 2 4 1 0 4 3 1 4 4 0 4 2 4 3 5 3 3 4 4 1 4 1 5 3 1 3 4 4 1 2
13 5 5 5 2 4 5 5 2 5 5 0 0 2 2 3 3 4 5 2 4 4 4 2 5 5 4 5 5 4 4 3 2 2 2 3 2 4
14 3 3 5 5 5 5 5 2 1 2 4 4 4 1 1 0 0 0 4 1 2 5 0 2 0 4 2 2 5 5 1 2 2 1 3 0 1
15 3 5 0 4 4 3 3 2 5 5 1 3 3 4 3 2 2 5 4 5 2 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4
16 4 2 2 1 1 2 1 1 1 3 0 3 2 1 4 1 0 0 1 5 3 0 5 2 2 4 1 4 1 4 2 3 1 1 3 3 2
17 4 4 1 4 4 0 0 2 5 4 1 3 4 4 5 5 4 5 2 4 4 0 4 4 5 4 5 5 4 2 4 3 4 5 4 3 4
18 3 4 5 3 4 3 3 2 4 1 1 3 2 3 4 1 1 0 1 2 2 1 4 5 1 1 1 5 1 2 1 1 2 1 1 1 1
19 3 4 0 3 1 1 1 2 5 5 1 3 4 3 4 1 2 1 3 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4
20 4 4 5 2 5 4 3 2 5 5 4 4 4 4 4 5 2 5 5 5 5 4 4 3 5 4 4 5 4 5 2 3 4 5 5 5 5
38 39 40
0 1 3
0 3 4
1 5 1
4 2 2
5 1 1
1 4 4
4 2 5
2 3 1
0 1 5
5 2 5
2 2 1
1 2 4
4 3 0
1 0 5
5 5 0
3 2 3
4 2 1
2 3 1
0 4 4
0 3 4
16 17 4 2 5 2 4 0 2 1 2 1 3 3 4 2 2 1 4 2 4 3 5 3 3 0 3 5 2 4 4 2 0 4 4 1 5 4 3 3 0 2 4 2 5 1 3 1 4 4 4 3 5 1 3 4 1 0 3 5 2 2 3 3 1 5 4 4
18 4 3 3 4 4 4 5 0 0 4 5 3 1 1 4 4 1 5 3 5 3 1 4 4 3 3 2 3 4 5 3 2 3
19 5 5 5 3 3 4 4 3 5 5 5 3 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 1 3 2 1 5
20 4 4 4 3 1 5 4 3 3 5 5 3 3 3 4 4 4 5 4 4 3 5 4 2 5 5 5 4 1 4 3 2 5
Sebaran Data Hasil Uji Coba Variabel Self-disclosure dengan Peer Group No. Aitem
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
1 5 2 5 4 1 5 4 0 0 5 5 1 3 4 1 4 2 2 0 0 5 5 4 5 5 1 4 4 1 0 2 5 4
2 3 1 0 3 1 3 3 3 5 5 5 1 3 3 1 3 1 1 0 0 4 4 4 3 5 1 3 4 1 4 1 1 4
3 3 1 0 4 0 2 0 2 5 4 5 4 0 2 2 3 4 4 2 2 0 0 3 4 4 0 3 1 1 5 3 0 2
4 4 0 0 3 4 4 4 1 1 5 5 5 1 4 4 5 1 5 5 3 3 0 0 5 5 2 4 4 2 2 0 5 4
5 4 4 3 4 1 3 4 2 1 3 5 0 4 0 4 2 2 4 2 4 2 1 3 3 2 3 3 4 2 5 3 2 3
6 2 4 3 5 1 2 3 2 0 2 4 1 3 1 2 5 0 4 0 2 2 0 3 2 4 3 3 2 1 5 3 1 3
7 3 2 1 5 0 2 1 3 2 0 5 3 2 2 0 3 4 5 3 4 3 2 4 5 4 0 4 4 3 5 2 4 2
8 3 1 4 3 4 3 4 2 0 1 4 4 1 1 4 4 5 5 2 4 2 4 3 0 4 5 3 4 3 2 3 2 4
9 2 0 5 4 1 3 1 2 3 4 4 2 3 2 2 4 0 4 2 1 2 0 3 3 1 4 3 4 2 3 3 0 4
No. Subjek 10 11 12 4 3 3 1 1 2 4 5 4 3 5 1 1 0 0 0 2 4 3 5 1 1 5 0 2 0 4 3 1 5 5 0 2 5 3 2 4 4 4 1 2 3 1 1 1 1 4 2 5 1 0 5 4 5 0 0 2 0 1 2 1 3 3 2 1 5 2 0 0 3 5 5 0 1 4 0 4 3 3 3 3 2 4 4 1 1 1 1 0 1 3 4 3 0 1 0 1 1 3
13 3 0 5 2 0 3 4 1 0 3 1 5 1 1 3 4 5 3 1 2 4 0 5 4 4 0 4 4 1 5 3 4 5
14 4 5 5 2 2 2 3 1 2 1 1 4 0 1 1 2 3 5 4 0 0 0 5 5 3 4 2 2 1 1 3 2 4
15 4 4 3 3 0 1 1 4 4 0 5 3 4 0 3 5 5 2 4 3 2 1 5 4 5 3 4 2 3 0 3 4 3
34 35 36 37 38 39 40
2 4 5 4 2 4 1
4 4 4 2 1 4 4
4 4 4 4 1 2 3
4 5 5 0 0 5 5
1 4 3 2 3 4 5
0 1 4 0 2 2 5
5 3 5 0 2 4 5
4 3 2 0 4 5 1
3 3 1 1 3 1 3
0 2 2 1 1 1 5
3 2 0 3 4 1 5
3 1 4 1 2 1 5
5 2 5 2 2 0 5
3 4 4 4 3 4 5
5 4 4 4 3 3 0
3 3 3 1 5 5 0
4 1 1 0 0 4 5
3 4 4 4 4 3 5
5 4 5 4 4 2 5
3 4 4 4 4 4 2
Sebaran Data Hasil Uji Coba Variabel Pengambilan Keputusan Ait em 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
No. Subjek 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
4 1 0 4 4 4 3 3 5 5 5 3 4 4 2 4 5 5 4 4 3 4 5 5 4 5 1 4 4 5
3 1 5 1 1 1 1 2 0 0 0 3 2 3 1 5 0 0 0 4 0 0 0 1 0 0 4 1 1 0
4 4 5 5 5 3 3 2 4 3 1 4 4 3 0 0 0 4 0 5 2 5 2 3 3 4 5 4 1 0
3 1 5 4 4 4 3 3 4 3 1 4 4 3 3 4 0 4 3 4 2 4 2 5 3 4 3 4 1 4
3 5 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 2 2 4 0 4 1 4 4 5 4 1 4 4 4 1 3 4
3 5 5 4 4 4 5 3 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 2 1 4 4
3 4 5 4 4 4 2 3 1 0 5 3 2 3 1 4 3 0 4 3 2 3 3 1 1 0 3 4 4 5
4 4 5 5 5 4 3 3 3 3 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 2 5 4 4 4 5 4
4 4 2 4 4 1 3 3 5 5 0 3 3 3 3 1 0 0 1 4 1 5 0 1 1 1 2 1 1 5
2 1 5 5 4 1 1 4 5 5 5 2 2 4 1 2 2 2 2 2 5 4 3 3 5 4 2 5 5 5
3 1 5 2 5 5 2 2 5 5 5 3 3 3 2 4 2 5 5 1 4 5 4 3 5 4 3 3 5 5
3 4 1 0 4 2 1 1 5 5 5 0 3 3 3 2 0 0 3 1 1 0 1 3 1 1 4 1 0 3
3 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 4 4 2 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 1 4 5 5
5 5 5 5 4 3 3 4 5 5 5 4 4 4 3 3 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 1 4 5
4 5 5 5 4 1 2 4 5 4 1 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 5 1 5 3 4 4 1 1 5
3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 3 4 4 5 4 5 4 5
2 5 5 3 4 4 3 4 4 4 0 3 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 1 5
4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5
2 1 1 0 4 1 1 2 1 0 0 2 1 1 3 1 0 4 1 1 1 0 1 2 0 1 1 4 1 0
5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 1 4 4
1 1 3 2 3 2 2 2 2 3 4 2 1 4 3 1 2 0 4 1 5 0 3 2 4 1 4 1 4 4
2 1 3 3 5 2 3 3 5 5 5 2 0 0 3 1 4 5 4 2 4 5 4 4 5 5 2 2 4 4
3 4 5 4 5 4 4 3 5 5 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4
4 4 5 1 5 2 1 3 3 3 3 4 4 3 1 4 3 4 5 2 3 5 4 4 3 1 1 4 4 5
4 4 5 1 5 1 1 1 3 0 1 1 3 3 4 4 3 5 5 5 4 5 4 1 5 4 4 4 4 5
3 4 2 4 5 4 5 4 5 5 5 2 4 4 4 4 4 5 5 3 4 5 5 4 5 5 1 4 5 3
3 5 5 5 4 3 3 3 3 4 3 5 4 3 4 3 3 5 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5
3 4 0 5 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 5 4 4 4 5 3 5 3 4 4 4 4 5
4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 2 2 3 3 2 2 3 5 4 4 5 0 4 5 5 4 4 4 4 5
4 5 3 5 4 5 2 4 5 5 5 4 3 0 0 0 0 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
5 4 4 3 4 5 5 4 4 4
0 1 1 5 0 0 0 1 0 1
2 3 3 2 4 3 3 4 0 5
2 3 3 3 3 2 3 4 2 5
3 3 3 3 4 3 4 4 3 5
4 4 4 3 4 4 3 4 2 5
4 3 3 4 1 3 5 4 3 4
5 4 4 5 2 5 3 3 2 5
3 1 3 4 4 2 1 3 2 1
5 4 4 5 4 2 5 1 3 5
5 4 4 5 2 2 5 4 3 3
0 4 3 1 1 1 3 1 1 2
5 4 4 4 4 4 4 4 2 4
5 4 3 5 4 5 5 4 3 4
4 4 3 1 4 4 4 4 3 5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 3 3 5 4 1 1 2 5
4 4 4 5 5 5 4 4 1 4
2 1 1 1 4 1 0 1 2 0
4 4 4 4 4 4 1 4 2 3
5 3 2 3 0 1 1 1 2 0
4 4 2 4 4 4 5 2 3 5
4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
2 4 3 2 1 5 2 4 2 5
2 4 3 3 5 5 5 4 1 5
5 4 4 5 5 4 5 4 4 5
3 4 3 2 4 4 5 4 1 5
3 4 3 2 5 3 5 4 0 5
5 4 3 2 5 5 5 2 0 5
4 3 3 3 4 5 0 2 1 3
LAMPIRAN III Validitas dan Reliabilitas Self-disclosure dengan Keluarga Putaran I Reliability Statistics Cronbach's Alpha .750
N of Items 20 Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted
Scale Mean if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
item1
56.60
120.297
.520
.724
item2
57.05
123.690
.444
.731
item3
58.15
135.721
-.002
.763
item4
56.80
124.113
.330
.739
item5
58.25
125.679
.306
.740
item6
56.30
133.241
.133
.751
item7
57.08
120.020
.446
.729
item8
55.65
133.926
.096
.753
item9
57.68
116.789
.569
.718
item10
56.83
133.481
.046
.762
item11
56.18
118.046
.640
.717
item12
57.33
117.815
.564
.720
item13
56.60
123.323
.355
.736
item14
57.53
140.256
-.139
.783
item15
56.48
124.102
.398
.734
item16
57.88
125.958
.315
.740
item17
56.58
123.584
.352
.737
item18
57.80
131.036
.147
.752
item19
56.83
120.507
.481
.727
item20
55.98
124.128
.470
.730
Putaran II Reliability Statistics Cronbach's Alpha .828
N of Items 14 Item-Total Statistics
item1
Scale Mean if Item Deleted 39.00
Scale Variance if Item Deleted 104.513
Corrected Item-Total Correlation .478
Cronbach's Alpha if Item Deleted .816
item2
39.45
107.382
.411
.820
item4
39.20
104.421
.414
.820
item5
40.65
106.849
.361
.824
item7
39.48
101.333
.508
.813
item9
40.08
100.635
.552
.810
item11
38.58
101.225
.646
.805
item12
39.73
100.717
.580
.808
item13
39.00
107.385
.315
.827
item15
38.88
105.446
.457
.817
item16
40.28
108.717
.313
.826
item17
38.98
103.769
.444
.818
item19
39.23
102.487
.522
.812
item20
38.38
107.676
.441
.818
Validitas dan Reliabilitas Self-disclosure dengan Peer Group Putaran I Reliability Statistics Cronbach's Alpha .733
N of Items 20 Item-Total Statistics
item1
Scale Mean if Item Deleted 53.35
Scale Variance if Item Deleted 140.951
Corrected Item-Total Correlation .329
Cronbach's Alpha if Item Deleted .720
item2
53.68
144.225
.317
.721
item3
53.93
141.917
.355
.718
item4
53.25
140.038
.326
.721
item5
53.50
143.897
.419
.715
item6
54.05
138.356
.499
.706
item7
53.45
140.151
.413
.713
item8
53.43
154.251
.060
.741
item9
53.95
142.869
.435
.713
item10
54.35
140.797
.389
.715
item11
54.03
149.204
.143
.737
item12
53.88
141.958
.367
.717
item13
53.58
137.943
.414
.712
item14
53.68
144.328
.301
.723
item15
53.35
153.669
.062
.742
item16
53.23
153.666
.077
.740
item17
53.98
151.666
.112
.738
item18
53.10
145.836
.332
.721
item19
52.28
147.692
.353
.721
item20
52.65
148.438
.345
.721
Putaran II Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.771
15 Item-Total Statistics
item1
Scale Mean if Item Deleted 39.60
Scale Variance if Item Deleted 112.349
Corrected Item-Total Correlation .311
Cronbach's Alpha if Item Deleted .766
item2
39.93
112.481
.388
.758
item3
40.18
110.456
.421
.755
item4
39.50
110.462
.337
.764
item5
39.75
114.397
.422
.756
item6
40.30
109.446
.501
.748
item7
39.70
111.600
.397
.757
item9
40.20
114.318
.407
.757
item10
40.60
112.554
.361
.760
item12
40.13
112.574
.371
.759
item13
39.83
108.148
.440
.753
item14
39.93
116.379
.253
.770
item18
39.35
114.644
.388
.758
item19
38.53
117.333
.378
.760
item20
38.90
119.169
.319
.764
Putaran III Reliability Statistics Cronbach's Alpha .770
N of Items 14 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
item1
36.93
101.353
.318
.764
item2
37.25
100.295
.437
.751
item3
37.50
100.154
.410
.754
item4
36.83
99.533
.344
.762
item5
37.08
103.610
.422
.754
item6
37.63
98.804
.504
.745
item7
37.03
100.846
.399
.755
item9
37.53
103.435
.411
.754
item10
37.93
102.379
.343
.760
item12
37.45
101.638
.377
.757
item13
37.15
98.387
.416
.753
item18
36.68
104.430
.366
.758
item19
35.85
106.797
.360
.759
item20
36.23
108.076
.323
.762
Validitas dan Reliabilitas Pengambilan Keputusan Putaran I Reliability Statistics Cronbach's Alpha .712
N of Items 30 Item-Total Statistics
item1
Scale Mean if Item Deleted 97.28
Scale Variance if Item Deleted 146.922
Corrected Item-Total Correlation -.024
Cronbach's Alpha if Item Deleted .721
item2
99.93
154.122
-.231
.743
item3
98.23
132.487
.330
.697
item4
98.00
137.744
.319
.699
item5
97.68
137.199
.328
.699
item6
97.13
138.779
.369
.698
item7
98.20
148.728
-.090
.729
item8
97.10
139.990
.306
.701
item9
98.78
139.666
.149
.712
item10
97.75
133.474
.344
.696
item11
97.50
135.795
.337
.697
item12
99.20
143.292
.052
.720
item13
96.98
136.487
.472
.693
item14
96.90
137.528
.440
.695
item15
97.55
134.767
.371
.695
item16
96.98
142.692
.391
.703
item17
97.58
137.430
.305
.700
item18
97.08
136.276
.529
.691
item19
99.88
151.804
-.194
.731
item20
97.18
139.840
.319
.701
item21
98.93
148.122
-.072
.727
item22
97.80
132.985
.377
.693
item23
97.15
142.951
.259
.705
item24
97.95
135.638
.331
.697
item25
97.75
133.885
.311
.698
item26
96.98
145.410
.056
.714
item27
97.35
134.541
.579
.688
item28
97.53
137.999
.308
.700
item29
97.45
134.767
.354
.696
item30
97.63
128.035
.447
.686
Putaran II Reliability Statistics Cronbach's Alpha .813
N of Items 21 Item-Total Statistics
item3
Scale Mean if Item Deleted 74.18
Scale Variance if Item Deleted 120.302
Corrected Item-Total Correlation .366
Cronbach's Alpha if Item Deleted .808
item4
73.95
126.767
.313
.809
item5
73.63
125.676
.344
.807
item6
73.08
126.789
.411
.805
item8
73.05
128.459
.322
.808
item10
73.70
125.087
.263
.813
item11
73.45
126.972
.258
.812
item13
72.93
124.276
.530
.800
item14
72.85
126.131
.456
.803
item15
73.50
123.231
.390
.805
item16
72.93
131.251
.405
.809
item17
73.53
125.076
.352
.807
item18
73.03
124.538
.567
.799
item20
73.13
128.317
.335
.808
item22
73.75
120.756
.420
.803
item24
73.90
125.169
.311
.809
item25
73.70
121.754
.346
.809
item27
73.30
121.856
.669
.795
item28
73.48
125.692
.355
.807
item29
73.40
122.451
.400
.804
item30
73.58
116.866
.459
.801
Putaran III Reliability Statistics Cronbach's Alpha .816
N of Items 19 Item-Total Statistics
item3
Scale Mean if Item Deleted 67.13
Scale Variance if Item Deleted 101.599
Corrected Item-Total Correlation .407
Cronbach's Alpha if Item Deleted .808
item4
66.90
108.964
.312
.811
item5
66.58
107.994
.342
.810
item6
66.03
108.333
.447
.805
item8
66.00
111.231
.287
.812
item13
65.88
107.446
.489
.804
item14
65.80
108.882
.429
.806
item15
66.45
103.997
.456
.803
item16
65.88
113.753
.350
.812
item17
66.48
105.999
.409
.806
item18
65.98
106.999
.563
.801
item20
66.08
109.558
.381
.808
item22
66.70
106.318
.314
.813
item24
66.85
107.926
.293
.813
item25
66.65
103.926
.356
.811
item27
66.25
103.526
.722
.793
item28
66.43
107.020
.396
.807
item29
66.35
104.695
.409
.806
item30
66.53
100.204
.443
.805
LAMPIRAN V Correlations Pengambilan Keputusan Pengambilan Keputusan
Pearson Correlation
SD Peer Group 1
Sig. (2-tailed) N SD Peer Group
SD Keluarga
Pearson Correlation
SD Keluarga
.303(**)
.412(**)
.000
.000
209
209
209
.303(**)
1
.290(**)
Sig. (2-tailed)
.000
N
209
209
209 1
Pearson Correlation
.000
.412(**)
.290(**)
Sig. (2-tailed)
.000
.000
N
209
209
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
209
LAMPIRAN VI Regresi Linier Berganda Variables Entered/Removed(b)
Model 1
Variables Entered
Variables Removed
Method
SD Keluarga, SD Peer Group(a)
.
Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Pengambilan Keputusan Model Summary(b)
Model 1
R
Adjusted R Square
R Square
Std. Error of the Estimate
.454(a) .206 .199 a Predictors: (Constant), SD Keluarga, SD Peer Group b Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
Durbin-Watson
9.674
1.594
ANOVA(b)
Model 1
Regression Residual
Sum of Squares 5013.020 19280.492
df 2
Mean Square 2506.510
206
93.595
F 26.780
Sig. .000(a)
Total
24293.512 208 a Predictors: (Constant), SD Keluarga, SD Peer Group b Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
Unstandardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) 35.513 4.770 SD Peer Group .323 .105 SD Keluarga .454 .083 a Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
Coefficients(a) Standardized Coefficients t Beta 7.446 .200 3.081 .354 5.457
Sig. .000 .002 .000
Collinearity Statistics Tolerance VIF .916 .916
1.092 1.092
Collinearity Diagnostics(a) Condition Index
Model Dimension
Variance Proportions
Eigenvalue 1.000
(Constant) .00
SD Peer Group .00
11.153
.06
.28
.93
.012 15.427 a Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
.94
.72
.06
1
1
2.964
2
.024
3
SD Keluarga .00
Residuals Statistics(a)
Predicted Value Std. Predicted Value
Minimum 57.18
Maximum 85.99
Mean 68.13
Std. Deviation 4.909
-2.230
3.639
.000
1.000
209
.671
2.609
1.103
.357
209
Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value
N 209
57.01
86.07
68.12
4.913
209
-29.014
21.580
.000
9.628
209
Std. Residual
-2.999
2.231
.000
.995
209
Stud. Residual
-3.018
2.250
.000
1.002
209
-29.390
21.947
.010
9.761
209
-3.080
2.272
.000
1.006
209
Mahal. Distance
.005
14.132
1.990
2.207
209
Cook's Distance
.000
.059
.005
.008
209
.068
.010
.011
209
Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
Centered Leverage Value
.000 a Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
charts
Scatterplot
Dependent Variable: Pengambilan Keputusan
Regression Studentized Residual
4
2
0
-2
-4 -3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
3
4