KUALITAS PELAYANAN PENGASUHAN LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK DAN KESIAPANNYA DALAM PELAKSANAAN PERMANENCY PLANNING DI PANTI SOSISAL ASUHAN ANAK (PSAA) PUTRA UTAMA 3 CEGER
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Disusun Oleh:
SAIYIDAH NAFISAH 1112054100025 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016 M
ABSTRAK Saiyidah Nafisah 1112054100025 Kualitas Pelayanan Pengasuhan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan Kesiapannya dalam Pelaksanaan Permanency Planning di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger Menurut Save The Children bahwa anak-anak yang tinggal di panti adalah anak yang tidak mendapat pengasuhan dari orang tua atau keluarganya dan 90% masih memiliki kedua orang tua dan dikirim dengan alasan utama untuk melanjutkan pendidikan karena orang tua/ keluarganya tidak mampu. PSAA PU 3 Ceger adalah tempat pengasuhan pelayanan bagi anak yang mengalami masalah sosial dan butuh perlindungan agar dapat hidup layak. Setelah anak mendapatkan pelayanan pengasuhan, solusi terakhir dalam penempatan anak untuk mendapatkan pengasuhan berkelanjutan yaitu dengan perencanaan permanensi sebagai bentuk dari tindak lanjut anak. Perumusan masalah skripsi ini adalah bagaimana kualitas pelayanan pengasuhan anak lembaga kesejahteraan sosial anak panti sosial asuhan anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger dan bagaimana kesiapan pelaksanaan permanency planning lembaga kesejahteraan sosial anak panti sosial asuhan anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil lokasi di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 ceger. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara terhadap pegawai panti, pekerja sosial, anak asuh dengan teknik Purposive Sampling dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan memberikan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan dan disajikan lalu penarikan kesimpulan. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan cara melakukan triangulasi dan uraian rinci. Hasil penelitian menunjukkan PSAA PU 3 Ceger memberikan pelayanan pengasuhan berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) sesuai dengan Standar Nasional Pengasuhan untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 30/HUK/2011 yaitu memenuhi 18 indikator dari 20 indikator standar pelayanan berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak. Dua indikator yang tidak terlaksana yaitu dalam melakukan pelayanan bimbingan keseharian anak dan perlindungan anak dari tindakan kekerasan karena pengasuh mengalami kendala menghadapi anak yang susah diatur, kondisi keuangan panti saat ini menurun dan sedang mengalami kekurangan SDM serta PSAA PU 3 Ceger belum siap melakukan permanency planning sebagai solusi pengasuhan pasca anak keluar dari panti.
Kata Kunci: kualitas, Pelayanan, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, Permanency Planning.
i
KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan nikmat yang banyak, terutama nikmat sehat wal afiat sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat teriring salam semoga tetap tercurah kepada Qudwah Hasanah kita, Rasulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah sampai akhir zaman dan yang membawa ajaran Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin Peneliti menyadari sepenuh hati bahwa penulisan skripsi masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan baik dari segala materi, maupun pembahasan, dan tata bahasa. Hal ini disebabkan kemampuan peneliti yang masih perlu belajar ilmu pengetahuan. Untuk itu, kritikan dan saran yang bertujuan membangun sungguh merupakan masukan bagi peneliti demi kesempurnaan skripsi ini. Oleh karena itu, sudah sepantasnya peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan para staf yang membantu Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi. 2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M. Si selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial dan dosen pembimbing skripsi dengan kesabarannya membimbing penulis dan rela meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan serta motivasi kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
ii
3. Ibu Hj. Nunung Khairiyah, MA selaku Sekretaris Kesejahteraan Sosial dan Ibu Siti Napsiyah Ariefuzzaman, MSW selaku dosen pembimbing akademik angkatan 2012 yang telah meluangkan dan mengorbankan waktunya untuk memberikan perhatian, bimbingan, arahan, kritik dan saran yang bermanfaat serta motivasi yang sangat besar kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Para dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan seluruh Civitas Akademika yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan dan membimbing peneliti selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan PSAA PU 3 Ceger, terima kasih karena sudah membantu memberikan referensi buku untuk skripsi penulis. 6. Ibu Khomsiatun, S. Sos, selaku satuan pelaksana tugas sosial di PSAA PU 3 Ceger yang telah memberikan izin dan informasi kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di PSAA PU 3 Ceger. 7. Ibu Ningrum, Ibu Lasmi, Ibu Ola, Ibu Gura, Ka Angger dan teman-teman di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger yang telah membantu memberikan informasi dan data-data untuk peneliti dalam mengerjakan skripsi. 8. Terima kasih kepada kedua orangtuaku tercinta, Drs. Erfan Gunandar dan Ummi Yesiana Yuslich, yang penuh kasih sayang serta perhatiannya telah memberikan dukungan moral dan materi, serta do’a terbaiknya yang senantiasa dipanjatkan demi kesuksesan dan tercapainya cita-cita peneliti.
iii
9. Terima kasih untuk kaka-kakaku, Ummu Khonsa SE, Abdullah Azzam SE, Afifah Kamalia, dan Adik-adikku tercinta, Fadhilah Salma, Usamah Ahmad Muflih, Abu Bakar Shiddiq dan Muhammad Hilmi Al-‘abqori, terima kasih karena selalu mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis. 10. Terima kasih kepada keluarga besar Hasnah Satiri yang selalu mendoakan tanpa henti agar peneliti menjadi orang yang sukses dan berhasil serta selalu dimudahkan dalam setiap menjalani pekerjaan. 11. Terima kasih ibu Siti Rosyihat SE dan bapak Fachrizal yang selalu memberikan semangat dan mendoakan penulis agar dimudahkan dalam menulis skripsi ni. 12. Terima kasih kepada keluarga besar Bapak H. Data S. Pd dan Ibu Hj. Juariah, S. Pd yang telah mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 13. Sahabat-sahabat setia penulis, Fatimah Az Zahrah, Ananda Nur Fauziyyah, Shefira Salsabila, Baniyatul Husna, Imaturrusyda, Azizah Aktaviani Dwarte, Kasyifa Fikriyah, Salimah Zahro, Rifdah Afifah, Faradilla Andriani, Ira Rahmawati, dan Ulfah Zakiyah Mubarok yang selalu ada untuk membantu, memotivasi dan memberikan semangat disaat penulis mengalami kesusahan dan kebingungan dalam mengerjakan skripsi. Serta dengan adanya canda dan tawa dari mereka membuat hati penulis terhibur sehingga mengurangi rasa penat penulis saat penyusunan skripsi ini. 14. Teman-teman
seperjuang
di
Kesejahteraan
Sosial
angkatan
2012
terimakasih atas dukungan, semangat dan juga kesempatan menjadi teman dan keluarga selama kurang lebih empat tahun di UIN dan semoga
iv
selamanya akan menjadi keluarga dan tetap menjaga komunikasi walaupun akan berpisah untuk berjuang di jalan masing-masing. 15. Serta keluarga besar LDK Syahid yang selalu memberikan doa dan semangat kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi. 16. Terima kasih kepada keluarga kecil Asma binti Abu Bakar yang senantiasa membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi. 17. Teman-teman praktikum I PSBR Rosidah, Rani, Mala, Garsha, dan Irvan yang telah bekerjasama dalam
menyelesaikan tugas hingga penulis
mendapatkan banyak manfaat selama praktikum. 18. Serta teman-teman praktikum II Cianjur Selatan Desa Warga Asih Nur Intan Saputri, Rosidah, Annisa Dian NMS, Widya Ayu, Angga Setio M, M. Hikmah Nikmatullah, Fanhari dan Fajri Yanuar yang telah memberikan warna dengan perjuangan menempuh tugas praktikum selama 1 bulan sehingga penulis dapat mengambil pelajaran selama praktikum. 19. Terakhir kepada semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan namanya, namun telah ikut berpartisipasi membantu dan mendoakan penulis dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini. Dengan tak mengurangi rasa
hormat, penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih.
Demikianlah skripsi ini peneliti buat dan peneliti persembahkan. Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan semua pembaca pada umumnya terutama dalam memajukan Bidang Kesejahteraan Sosial. Sekali lagi peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
v
memberikan semua perhatiannya, motivasi dan bantuan selama ini. Semoga apa yang telah diberikan menjadi amal sholeh disisi Allah SWT. Aamiin
Ciputat, 26 September 2016
Saiyidah Nafisah 1112054100025
vi
DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ......................................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................................... 9 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 10 1. Manfaat Akademis ............................................................................. 10 2. Manfaat Praktis .................................................................................. 11 D. Metodologi Penelitian ............................................................................... 11 1. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 11 2. Jenis Penelitian ................................................................................... 13 3. Tempat dan Waktu .............................................................................. 14 4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 15 a. Observasi ...................................................................................... 15 b. Wawancara ................................................................................... 16 c. Studi Dokumentasi ........................................................................ 16 5. Teknik Pemilihan Informan ................................................................ 17 6. Macam Data ....................................................................................... 18 7. Teknik Analisis Data ......................................................................... 18 8. Keabsahan Data .................................................................................. 19 9. Teknik Pencatatan Data ...................................................................... 20 E. Tinjauan Pustaka ...................................................................................... 20 F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 22 BAB II LANDASAN TEORI A. Pelayanan Pengasuhan Anak .................................................................... 24
vii
1. Pengertian Pelayanan Pengasuhan Anak ............................................ 24 2. Standar Pelayanan Pengasuhan .......................................................... 26 a. Tujuan Standar ............................................................................. 26 b. Pendekatan yang Mendasari Standar ........................................... 27 3. Standar Pelayanan Pengasuhan Berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak .................................................. 31 4. Standar Pelaksana Pengasuhan ........................................................... 57 5. Standar Evaluasi serta Pengakhiran Pelayanan dan Pengasuhan untuk Anak ..................................................................... 63 B. Perencanaan Permanensi ......................................................................... 64 1. Pengertian Perencanaan Permanensi ................................................... 64 2. Pentingnya Perencanaan Permanensi .................................................. 66 3. Teori-teori Perencanaan Permanensi .................................................. 68 4. Pedoman Perencanaan Permanensi ..................................................... 76 C. Prosedur Perencanaan Permanensi .......................................................... 77 1. Memulai Perencanaan Permanensi ...................................................... 78 2. Menilai Kasus untuk Perencanaan Permanensi ................................... 80 3. Menentukan Pilihan Ketetapan Lainnya ............................................. 80 BAB III GAMBARAN UMUM A. Profil PSAA PU 3 Ceger .......................................................................... 82 1. Identitas, Sejarah, Visi dan Misi, Maksud dan Tujuan ....................... 82 2. Pendanaan PSAA PU 3 Ceger ............................................................ 86 3. Sumber Daya Manusia ....................................................................... 86 4. Sarana dan Prasarana ......................................................................... 87 B. Profil Anak PSAA PU 3 Ceger ................................................................ 90 C. Struktur dan Organisasi ............................................................................ 93 D. Sasaran dan Persyaratan PSAA PU 3 Ceger ............................................. 94 BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Pelayanan Pengasuhan Anak yang diberikan PSAA PU 3 Ceger .............. 99 B. Pelayanan Pengasuhan PSAA PU 3 Ceger Berbasis LKSA ..................... 100
viii
C. Standar Pelaksana Pengasuhan PSAA PU 3 Ceger ................................... 150 D. Evaluasi serta Pengakhiran Pelayanan dan Pengasuhan untuk Anak ........ 161 E.
Perencanaan Permanensi ......................................................................... 166
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................ 171 B. Saran ....................................................................................................... 173 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 175 LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL Tabel 1 Rancangan Informan ........................................................................................ 17 Tabel 2 Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................................ 86 Tabel 3 Sarana dan Prasarana Ruangan ........................................................................ 87 Tabel 4 Sarana dan Prasarana Peralatan ........................................................................ 88 Tabel 5 Data Anak Asuh Berdasarkan Latar Belakang Keluarga ................................... 90 Tabel 6 Data Anak Asuh Berdasarkan Usia ................................................................... 91 Tabel 7 Data Anak Asuh Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................................... 92 Tabel 8 Jadwal Kegiatan Anak Asuh di PSAA PU 3 Ceger .......................................... 98
x
DAFTAR TABEL Tabel 1 Rancangan Informan ........................................................................................ 17 Tabel 2 Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................................................ 86 Tabel 3 Sarana dan Prasarana Ruangan ........................................................................ 87 Tabel 4 Sarana dan Prasarana Peralatan ........................................................................ 88 Tabel 5 Data Anak Asuh Berdasarkan Latar Belakang Keluarga ................................... 90 Tabel 6 Data Anak Asuh Berdasarkan Usia ................................................................... 91 Tabel 7 Data Anak Asuh Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........................................... 92 Tabel 8 Jadwal Kegiatan Anak Asuh di PSAA PU 3 Ceger .......................................... 98
x
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan anak menjadi perhatian besar dari sejak lama. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik tahun 2006, jumlah anak Indonesia usia di bawah 18 tahun mencapai 79.898.000 jiwa, dan mengalami peningkatan menjadi 85.146.600 jiwa pada tahun 2008. Sementara itu, Kementerian Sosial melalui Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA), sejak tahun 2005 sampai 2013, rata-rata baru bisa menangani 3,7% atau sekitar 170.000 anak/tahun. 1 Jumlah anak terlantar semakin meningkat, sebanyak 5,4 juta anak. Jumlah anak jalanan juga tidak sedikit yakni sekitar 420.000 anak seluruh Indonesia. Meningkatnya jumlah anak telantar dan anak jalanan di Indonesia disebabkan oleh himpitan kemiskinan yang mendera para orangtua sehingga memaksa anak-anak mereka untuk dieksploitasi, bekerja di jalanan demi menafkahi keluarga.
Dengan demikian
pemerintah dituntut untuk lebih serius membenahi masalah kesejahteraan sosial anak.2 Dengan meningkatnya jumlah anak terlantar dan anak jalanan di Indonesia, Kementerian Sosial bermitra dengan seluruh Dinas Sosial tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. Kementerian Sosial juga memiliki 1
Mulia Astuti, dkk, Kebijakan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak. Studi Kasus: Evaluasi Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) di Provinsi DKI Jakarta, DI. Yogyakarta dan Provinsi Aceh (Jakarta: P3KS Press, 2013), h. 1. 2 Indonesia.ucanews.com, 5,4 juta anak Indonesia terlantar, diakses pada tanggal 27 Januari 2016 pukul 14.31
2
12 Tim Reaksi Cepat (TCR) dan 28 Lembaga Perlindungan Anak (LPA). Tercatat 175.611 anak menerima bantuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan sebanyak 5.127 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) memperoleh dukungan finansial dan peningkatan kapasitas untuk melayani anak. 3 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak adalah organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.4 Menelantarkan dan menyia-nyiakan anak sangat dilarang agama, dalam Al-Qur’an Allah berfirman:5
Artinya: “Sungguh rugi mereka yang membunuh anak-anaknya karena kebodohan tanpa pengertahuan, dan mengharamkan rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka dengan semata-mata membuat kebohongan terhadap Allah. Sungguh, mereka telah sesat dan tidak mendapat petunjuk” (QS. Al-An’am: 140).
Dari ayat tersebut anak merupakan amanah Allah untuk diasuh, dididik dan dibimbing menjadi anak yang saleh dan saleha. Rasulullah 3
Indonesia.ucanews.com, 5,4 juta anak Indonesia terlantar, diakses pada tanggal 27 Januari 2016 pukul 14.31 4 Undang-Undang No. 11 tentang Kesejahteraan Sosial 5 Mushaf al Quran (al Quran dan Terjemahnya, Islam House) page 356
3
SAW adalah orang yang sangat perhatian pada anak-anak dan cucucucunya dengan memberikan curahan kasih sayang kepada mereka. Oleh karena itu, memberikan kasih sayang dan perlindungan kepada anak adalah sebuah kewajiban. Kasih sayang bukan berarti memberikan kecukupan materi tetapi lebih penting dari itu adalah mendengarkan suara dan tuntunan mereka serta mendampinginya dalam proses tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang dewasa.6 Dalam konteks tersebut, Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger Jakarta Selatan menjadi salah satu tempat penampungan anak yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap anak dari keterlantaran, agar mereka dapat tumbuh kembang secara wajar dan mengembalikan anak dari ketelantaran ke dalam kehidupan yang layak dan normatif. Sehingga dengan berdirinya panti ini anak-anak yang mengalami masalah sosial dapat teratasi. Upaya yang dilakukan Panti Sosial Asuhan Anak adalah memberikan pelayanan sosial berupa perawatan, pengasuhan dan pembinaan kepada anak terlantar (tidak mempunyai orang tua, ayah, ibu atau keluarga serta tidak mampu secara ekonomi), sehingga dengan memberikan pelayanan, maka anak-anak terlantar memiliki IPTEK, IMTAQ, sehat jasmani dan rohani serta dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan dapat hidup layak secara normatif.7
6
Ibnu Ansori, Perlindungan Anak menurut Perspektif Islam (Jakarta: Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), 2007), h. 3. 7 Leaflet Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger
4
Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger sebagai lembaga perlindungan anak memiliki stuktur organisasi yang terdiri dari Kepala Panti, Kasubag TU, Kepala Identifikasi dan Asesmen, Kepala Bimbingan dan Penyaluran, Pekerja Sosial, Ibu Asrama, Psikolog, Petugas Keamanan, dan Petugas Dapur. Dana operasional panti berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta setiap tahunnya untuk pendanaan pendidikan, kesehatan, permakanan dan program pelayanan. 8 Upaya Panti Sosial Asuhan Anak dalam menyiapkan Anak Asuh untuk dapat hidup layak adalah dengan memberikan bentuk pelayanan kesejahteraan sosial, diantaranya pelayanan pengasramaan, pelayanan kebutuhan pangan, pelayanan konseling, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, pelayanan keterampilan, pelayanan keagamaan, pelayanan rekreasi dan hiburan, pelayanan transportasi, pelayanan tabungan, dan pelayanan bimbingan lanjut.9 Namun beberapa masalah pengasuhan yang dilakukan oleh LKSA ditemukan oleh penelitian Save the Children bekerjasama dengan Departemen Sosial RI dan Unicef, yaitu:10 a. Panti Sosial Asuhan Anak lebih berfungsi sebagai lembaga yang menyediakan akses pendidikan kepada anak dari pada sebagai lembaga alternatif terakhir pengasuhan anak yang tidak dapat diasuh oleh orangtua atau keluarganya.
8
Ibid Ibid 10 Mulia Astuti, dkk, Kebijakan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak, h. 39. 9
5
b. Anak-anak yang tinggal di panti umumnya (90 persen) masih memiliki kedua orangtua dan dikirim ke panti dengan alasan utama untuk melanjutkan pendidikan. c. Berdasarkan tujuan panti ke arah pendidikan, anak-anak harus tinggal lama di panti sampai lulus SLTA dan harus mengikuti pembinaan dari pada pengasuhan yang seharusnya mereka terima. d. Pengurus panti tidak memiliki pengetahuan memadai tentang situasi anak yang seharusnya diasuh di dalam panti, dan pengasuhan yang idealnya diterima anak. Data di atas menunjukkan sebagian besar orangtua anak terlantar masih ada, terutama ibu yang paling berperan dalam pengasuhan, namun karena faktor kemiskinan mereka sibuk bekerja di luar rumah baik di sektor pertanian, jasa maupun perdagangan. Keluarga miskin ini pada umumnya
pendidikannya
juga
rendah.
Sehubungan
dengan
itu
kapasitasnya dalam pengasuhan anak masih rendah. Untuk memperoleh akses pendidikan sebagian mereka menitipkan di panti sosial asuhan anak, baik milik masyarakat maupun pemerintah. Panti sosial pun belum fokus pada peran pengasuhan secara ideal hanya dalam hal pemenuhan kebutuhan makan, tempat tinggal, akses pendidikan, dan kesehatan. 11 Sebagai respon terhadap hasil penelitian tersebut tentang masalah pengasuhan anak di dalam panti atau lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA), Kementerian Sosial Republik Indonesia telah menetapkan standar pengasuhan melalui Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia
11
Ibid., h. 40.
6
Nomor 30/HUK/2011 tentang Standar Nasional Pengasuhan Anak untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial. Peraturan menteri ini mengatur tentang prinsip-prinsip utama pengasuhan alternatif untuk anak, standar penentuan respon yang tepat bagi anak (standar peran LKSA dalam pelayanan bagi anak dan standar perencanaan pengasuhan), standar pelayanan pengasuhan (standar pendekatan awal dan penerimaan rujukan, standar pelayanan pengasuhan oleh LKSA, standar pelayanan berbasis LKSA, standar pelaksana pengasuhan dan standar evaluasi dan pengakhiran pelayanan), standar kelembagaan yang mencakup visi, misi, perizinan, dan fasilitas.12 Materi yang terkandung dalam Standar Nasional Pengasuhan berbasis LKSA tersebut merupakan cermin dari perubahan paradigma pengasuhan dari yang berbasis panti ke arah pengasuhan yang berbasis non panti. Anak sebagai penerima manfaat dari Panti Kesejahteraan Sosial Anak memiliki jaminan dari pemerintah untuk memperoleh edukasi, informasi, dan layanan agar mampu hidup sehat dan bertanggung jawab. Ketentuan tersebut dilaksanakan berdasarkan pertimbangan moral, nilai, dan agama. Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3Ceger Jakarta Timur berdiri pada tahun 1993 dengan luas tanah 12.000 m² dan luas bangunan 2.300 m². Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Ceger adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta yang memiliki tugas pokok dan fungsi memberikan pelayanan
12
Ibid., h. 59.
7
sosial berupa perawatan, pengasuhan dan pembinaan bagi anak-anak yang mengalami masalah sosial. Sejak berubahnya nama panti menjadi Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger pada tahun 1996, panti ini belum memiliki akreditasi dari Badan Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial (BALKS) karena PSAA PU 3 dibawah UPT Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta dan belum terdaftar di BALKS. Proses untuk terdaftar di BALKS membutuhkan waktu dan prosedur yang lama sesuai dengan tahapantahapannya.13 Kondisi anak asuh di PSAA PU 3 Ceger dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif atau turun naik. Jumlah anak yang lulus dan kembali kepada orang tua paling banyak terjadi pada tahun 2011 sebanyak 21 anak dan pada tahun 2013 sebanyak 28 anak. Sedangkan pada tahun 2016 hanya 18 anak yang lulus dan kembali kepada orang tua, 6 anak ditarik pihak keluarga dan 4 anak dirujuk ke instansi lain. 14 Seperti yang sudah dibahas di atas, anak memiliki masa atau waktu terbatas selama mereka ada di panti, PSAA Putra Utama 3 Ceger menyediakan fasilitas pembinaan sampai lulus masa pendidikannya yaitu tingkat SMA/SLTA. Setelah menyiapkan anak asuh dengan berbagai macam pelayanan, mereka akan dikembalikan kepada keluarga masingmasing yang disebut dengan reunifikasi. Kembalinya anak kepada orang tuanya memiliki beberapa tahapan yaitu 1) Bimbingan kesiapan kembali 13
Wawancara pribadi dengan Kak Angger Pambudi (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 14 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016
8
ke keluarga. Bimbingan ini merupakan kegiatan dimana anak segera dikembalikan ke keluarga mereka. Persiapannya berupa persiapan psikologi, mental, sosial dan finansial. 2) Penyaluran ke lapangan kerja. 3) Bimbingan lanjut. Setelah anak selesai menempuh pendidikannya, PSAA PU 3 Ceger tidak dilepas begitu saja, anak diberi bimbingan lanjut dengan berbentuk pemberian motivasi hidup mandiri.15 Namun, tidak semua anak mempunyai orang tua atau keluarga yang siap menerima mereka kembali, akhirnya anak dirujuk ke panti lain. Padahal masih ada solusi untuk anak yang tidak bisa kembali kepada orang tua atau keluarganya yaitu Permanency Planning.16 Perencanaan permanensi adalah proses sistematis, dalam periode waktu yang singkat, guna melaksanakan satu rangkaian kegiatan yang dirancang untuk membantu anak-anak hidup dalam keluarga yang menawarkan kesinambungan hubungan dengan orangtua atau pemberi asuhan yang merawat serta kesempatan untuk membangun hubungan seumur hidup.17 Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan permanensi adalah sebuah proses atau perencanaan yang sistematis atau teratur guna membantu anak mendapatkan pengasuhan permanen pasca keluar dari panti sebagai bentuk dari tindak lanjut anak. Sejak terbitnya standar pelayanan pengasuhan tahun 2011 sayangnya, belum ada sosialisasi terkait standar pelayanan pengasuhan ke 15
Wawancara pribadi dengan Ibu Junita (sekretaris di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 13 Januari 2016 16 Selanjutnya disebut Perencanaan Permanensi 17 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 30/HUK/2011, Standar Nasional Pengasuhan Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, h. 15.
9
Dinas Sosial DKI Jakarta. Dinas Sosial membuat standar pelayanan sendiri dan standar pelayanan yang diterapkan dari masing-masing panti berbedabeda tergantung sasaran pantinya. 18 Namun demikian, Kementerian Sosial kerap melakukan Training dan Pelatihan yang mengundang perwakilan dari LKSA-LKSA dalam rangka mengukuhkan pengesahan paradigma tersebut di atas, oleh karena itu, penelitian ini hendak melihat kembali kualitas pelayanan pengasuhan di PSAA PU 3 Ceger pasca perubahan paradigma
tersebut
dengan
berdasarkan
pada
standar
pelayanan
pengasuhan berbasis LKSA. Berkaitan dengan hal tersebut peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan Kualitas Pelayanan Pengasuhan Anak Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan Kesiapannya dalam Pelaksanaan Permanency Planning di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger Jakarta Timur. B. Batasan dan Rumusan Masalah 1.
Batasan Masalah Dengan melihat latar belakang di atas, maka masalah yang akan penulis angkat pada penelitian ini dibatasi hanya pada Kualitas Pelayanan Pengasuhan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan Kesiapannya dalam Pelaksanaan Permanency Planning di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger Jakarta Timur.
2. Rumusan Masalah
18
Wawancara pribadi dengan Kak Angger Pambudi (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016
10
Berdasarkan pembatasan masalah serta pengkajian permasalahan dalam latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah pada: a.
Bagaimana kualitas pelayanan pengasuhan anak lembaga kesejahteraan sosial anak panti sosial asuhan anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger?
b.
Bagaimana kesiapan pelaksanaan permanency planning lembaga kesejahteraan sosial anak panti sosial asuhan anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian a.
Untuk mendeskripsikan kualitas pelayanan pengasuhan anak lembaga kesejahteraan sosial anak yang dilakukan oleh Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger terhadap anak asuh.
b.
Untuk mendeskripsikan kesiapan pelaksanaan permanency planning di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger.
2.
Manfaat Penelitian a.
Manfaat Akademis Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai pelayanan pengasuhan lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) yang dilakukan oleh Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger dan kesiapannya dalam pelaksanaan permanency planning.
b.
Manfaat Praktis
11
1)
Memberikan masukan saran untuk para praktisi di lembaga pelayanan kesejahteraan anak untuk meningkatkan mutu pelayanan kesejahteraan anak terlantar.
2)
Merupakan masukan untuk peneliti-peneliti lebih lanjut, khususnya penelitian terapan yang berkaitan dengan perencanaan permanensi terhadap anak-anak terlantar.
3)
Memberikan sumbangan pemikiran bagi pembuat kebijakan Kesejahteraan Sosial yang berkaitan dengan perencanaan permanensi atau kestabilan pelayanan pengasuhan anak terlantar di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger.
4)
Merupakan masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya di pekerjaan sosial terkait pelayanan tindak lanjut anak terlantar di Panti Sosial Anak Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger.
D. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dan menganalisa data. 19 Sumber yang didapat akan digunakan untuk menjawab permasalahan yang peneliti teliti. 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti 19
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 8
12
adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.20 Penelitian
kualitatif
adalah
prosedur
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dari orangorang atau perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik. 21 Pendekatan kualitatif dapat diartikan juga sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring informasi, dari kondisi sewajarnya dalam kehidupan suatu objek, dihubungkan dengan pemecahan suatu masalah, baik dari sudut pandang teoritis maupun praktis. Penelitian kualitatif dimulai dengan mengumpulkan informasi-informasi dalam situasi sewajarnya, untuk dirumuskan menjadi suatu generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat manusia.22 Pendekatan
ini
bertujuan
untuk
mendeskripsikan
atau
menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diteliti.23 Menurut beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah sebuah proses menjaring informasi yang menghasilkan gambaran fenomena yang diteliti. Pertimbangan penulis 20
Ibid, hal. 9 Prof. Dr. I Wayan Koyan, Metode Penelitian Kualitatif (Singaraja: UNDIKSHA, ), h. 2 22 Nurbani Ulfah, Evaluasi Program Art Therapy bagi Pasien Dual Diagnosis di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 14 23 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 9 21
13
menggunakan
pendekatan
kualitatif,
penulis
berharap
dapat
menyajikan data yang akurat dan menggambarkan kondisi sebenarnya dengan jelas. Adapun data yang dikumpulkan dari metode deskriptif ini adalah kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. 2. Jenis Penelitian Jenis
penelitian
deskriptif
yaitu
suatu
metode
untuk
memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melakukan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. 24 Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode
kualitatif.
Selain
itu,
semua
yang
dikumpulkan
berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang telah diteliti.25 Sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan, maka dalam penelitian ini akan menggambarkan tentang kualitas peyalanan pengasuhan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan kesiapannya dalam pelaksanaan Permanency Planning di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger Jakarta Timur.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
24
Lexy J. Moleong, M.A. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 11 25 Ibid, h. 11
14
Penelitian ini dilaksanakan di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger Jakarta Timur. Lokasinya di Jalan Bina Marga RT 02/RW 04 Nomor 57 Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Untuk penelitian di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger penulis harus meminta izin kepala kesatuan bangsa dan politik (kesbangpol) Jakarta Timur di Walikota Jakarta Timur. Penelitian ini berlangsung pada bulan April 2016 sampai dengan bulan September 2016. Menurut penulis pelayanan pengasuhan yang dilakukan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) menarik untuk diteliti karena belum ada yang pernah meneliti tentang kualitas peyalanan pengasuhan anak Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dan penelitian ini berdasarkan Standar Nasional Pengasuhan Anak untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang di atur oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia. Dalam hal ini penulis meneliti kualitas pelayanan pengasuhan Lembaga Kesejahteraan Sosial
Anak
(LKSA)
dan
kesiapannya
dalam
pelaksanaan
Permanency Planning di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger. Selain itu, lokasi penelitian mudah dijangkau oleh penulis.
4. Teknik Pengumpulan Data
15
Pengumpulan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan teknik kondisi yang alami, sumber data primer, dan lebih banyak pada teknik observasi berperan serta, wawancara mendalam dan dokumentasi.26 Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut: a.
Observasi Observasi yaitu suatu pengamatan kepada objek penelitian untuk mencari informasi tentang gejala-gejala yang timbul dari masalah yang sedang diteliti dengan harapan memperoleh sebuah data.27 Observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan
dan
catatan.
Dalam
observasi
ini
peneliti
menggunakan pengamatan atau penginderaan langsung terhadap suatu benda, kondisi, situasi, peristiwa, proses atau perilaku.28 Dalam observasi yang dilakukan di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger, penulis menggunakan observasi tidak berstruktur yang merupakan observasi yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat hal yang menarik, melakukan analisis dan membuat kesimpulan. 26
Ibid, h. 12 Ibid, h. 13 28 Faisal Sanapiah, Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi (Malang: YA3, 1999), h. 79. 27
16
b. Wawancara Wawancara merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal yang memiliki tujuan dan karakteristik yang khas, dengan kata lain wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan tersebut dilaksanakan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan
yang
diwawancarai
(interviewee)
yang
memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.29 Wawancara
yang
dilakukan
penulis
adalah
dengan
menggunakan wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang pertanyaan yang akan diajukan telah ditetapkan oleh peneliti sendiri secara jelas dalam bentuk catatan. c.
Studi Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, kalender agenda dan sebagainya. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, foto dan lain-lain.30 Dokumen yang terdapat di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger dan penulis jadikan sumber penelitian adalah dokumen internal berupa brosur, leaflet, artikel dan lain-lain.
d. Tehnik pemilihan informan atau wawancara
29
Ibid, h. 189. Suharmi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal. 206. 30
17
Tehnik pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik purposive sampling yaitu memilih informan yang
dipilih
secara
sengaja
yang
diambil
karena
ada
pertimbangan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.31 Penulis dalam memilih informan Warga Binaan Sosial (WBS) berdiskusi dengan pekerja social mengenai anak-anak yang bisa dijadikan informan. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah 1 orang Satuan Pelaksana Tugas Sosial, 2 orang Bimbingan dan Penyaluran, 3 orang Pekerja Sosial dan 5 orang WBS. Berikut tabel rancangan informan: Tabel 1 Rancangan Informan No. 1.
2.
3.
4.
Informasi Yang Dicari Pelayanan pengasuhan di PSAA PU 3 Ceger, peran PSAA PU 3 Ceger, perlindungan anak Perkembangan anak, identitas anak, relasi anak, partisipasi anak Kegiatan anak, akses pendidikan dan kesehatan, privasi anak, makanan dan pakaian Kegiatan anak partisipasi anak, relasi anak, perlindungan anak
Informan Jumlah Satuan 1 Orang Pelaksana Tugas Sosial Pekerja Sosial
3 Orang
Bimbingan dan 2 Orang Penyaluran
WBS
5 Orang
e. Macam Data 1)
Data Primer adalah berbagai informasi dan keterangan yang diperoleh langsung dari sumbernya, yaitu para pihak yang
31
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, h. 52
18
dijadikan informan penelitian. Data primer ini diperoleh melalui pengamatan, dan wawancara informan. 2)
Data sekunder adalah sumber data dari berbagai teori dan informasi yang diperoleh tidak langsung dari sumbernya Data dapat berupa buku harian, laporan, notulen rapat, catatan kasus dan juga data lainnya yang relevan dengan kebutuhan.32
5. Teknik Analisis Data Analisis data kualitatif sudah dilakukan secara bersamaan pada saat peneliti mengumpulkan data, caranya dengan memilah-milah data yang sesuai untuk menjawab fokus yang diteliti. Artinya, dalam penelitian kualitatif analisis data memang seharusnya dikerjakan bersamaan dengan pengumpulan data kemudian dilanjutkan setelah pengumpulan data selesai dikerjakan. 33 Analisis
data
mencakup
kegiatan
dengan
data,
mengorganisasikannya, memilih, mencari pola-pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang akan dipaparkan kepada orang lain. Ada tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif, yaitu:34 1. Reduksi data
32
Dr. Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2011), h. 71 33 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 211 34 Ibid, h. 211
19
Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya. 2. Paparan data Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdaasarkan hasil analisis data. Berdasarkan analisis interactive model, kegiatan pengumpulan data, reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi merupakan proses siklus dan interaktif. 6. Keabsahan Data Untuk memeriksa keabsahan data, peneliti menggunakan teknik sebagai berikut:35 a) Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. b) Uraian rinci, teknik ini dilakukan dengan cara uraian rinci. Peneliti melaporkan hasil penelitiannya sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti mungkin dan secermat mungkin. Dalam
35
Lexy J. Moleong, M.A. Metode Penelitian Kualitatif, h. 337
20
penelitian ini peneliti membuat uraian rinci dalam bentuk sebuah laporan akhir yang disebut skripsi. 7. Teknik Pencatatan Data Pencatatan data yang sering dilakukan peneliti adalah catatan lapangan. Di lokasi penelitian peneliti melakukan pengamatan dan membuat cacatan lapangan. Isi dari catatan tersebut berupa coretan penting mengenai fokus penelitian yang diteliti. Catatan lapangan ini merupakan apa yang didengar, apa yang dilihat, dan apa yang dipikirkan dalam rangka pengumpulan data kemudian refleksi data. 6
Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini, penulis melakukan tinjauan pustaka pada skripsi yang berjudul: Nama
: Pipit Febrianti
NIM
: 1110054100013
Judul Skripsi : Pelayanan Kesejahteraan Sosial Terhadap Anak Terlantar di Panti Sosial Anak Anak (PSAA) Putra Utama 3 Tebet Jakarta Selatan Jurusan
: Kesejahteraan Sosial
Tahun
: 1436 H/ 2014 M
Skripsi tersebut menjelaskan pelayanan kesejahteraan sosial terhadap anak terlantar di PSAA Putra Utama 3 Tebet. Melakukan tinjauan pustaka pada skripsi tersebut merupakan ketertarikan penulis dalam kualitas pelayanan pengasuhan anak lembaga kesejahteraan sosial anak
21
(LKSA) dan kesiapannya dalam pelaksanaan permanency planning di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger Jakarta Timur. Penelitian tentang kualitas pelayanan pengasuhan anak lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) dan kesiapannya dalam pelaksanaan permanency planning di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger untuk memposisikan skripsi ini sebagai kelanjutan dari penelitian sebelumnya. Penulis juga melakukan tinjauan pustaka pada jurnal nasional dan internasional, diantaranya: 1. Information Sheet Permanency Planning dengan alamat di https://www.dcp.wa.gov.au/Resources Penulis menggunakan jurnal ini untuk menjelaskan pengertian perencanaan permanensi. Menurut Government of Western Australia Department for Child Protection and Family Support bahwa lembaga anak berperan untuk membantu anak-anak kembali ke rumah dalam jangka waktu yang disepakati atau untuk menetapkan opsi jangka panjang alternatif untuk anak. 2. Effective Permanency Planning for Children in Foster Care dengan alamat sebagai berikut http://sw.oxfordjournals.org/content/35/3/220.short Jurnal ini penulis gunakan untuk menambah referensi terkait permanency planning terutama untuk anak-anak di lingkungan panti.
22
3. Permanency
Planning
Guidelines
dengan
alamat
di
www.googlescholar.com Penulis menggunakan jurnal pada skripsi ini dengan berjudul Permanency Planning Guidelines dengan pembahasan pentingnya perencanaan permanensi, penulis menyimpulkan bahwa kebutuhan anak akan pengasuhan, rasa aman, kondusif, dilayani dan dibimbing
oleh
keluarga
menjadi
faktor
utama
dalam
perkembangan anak. 4. Permanency Planning in Foster Care: A Research Review and Guidelines
For
Practitioners
di
alamat
http://journalsonline.tandf.co.uk Penulis menggunakan jurnal ini untuk menjelaskan pengertian dari Permanency Planning. Menurut jurnal ini perencanaan permanensi bukan hanya tentang penempatan tetapi tentang hubungan, identitas dan rasa memiliki. E. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan dalam skripsi ini, penulis menyusunnya ke dalam bab-bab yang masing-masing memiliki sub-sub bab, dengan penyusunan sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan. Merupakan bab yang diawali dengan menjelaskan Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metedologi Penelitian serta Sistematika Penelitiian.
23
BAB II
: Tinjauan Teoritis. Menjelaskan kerangka teoritis yang melandasi pemikiran teori-teori yang berkaitan dengan pelayanan pengasuhan lembaga kesejahteraan sosial anak dan perencanaan permanensi terhadap anak asuh.
BAB III
: Gambaran Umum Lembaga. Bab ini menggambarkan sejarah berdirinya panti, visi dan misi panti, struktur organisasi panti, kerjasama panti dan yang berkaitan dengan lembaga.
BAB IV
: Temuan dan Analisa Hasil Penelitian yang merupakan gabungan dari hasil pengumpulan data dengan beberapa konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini.
BAB V
: Penutup. Bab ini terdiri dari kesimpulan peneliti tentang kualitas
pelayanan
kesejahteraan
sosial
pengasuhan anak
dan
anak kesiapannya
lembaga dalam
pelaksanaan permanency planning di panti sosial asuhan anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger dan saran-saran untuk perbaikan pelayanan pengasuhan kedepan bagi panti, peneliti, fakultas atau jurusan kesejahteraan sosial.
24
BAB II LANDASAN TEORI A. Pelayanan Pengasuhan Anak 1. Pengertian Pelayanan Pengasuhan Anak Pelayanan pengasuhan adalah berbagai jenis pelayanan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan anak akan pengasuhan, terpenuhinya hak-hak anak baik dalam keluarganya maupun keluarga pengganti. 1 Pengasuhan anak dalam kerangka hak anak, keluarga adalah tempat pengasuhan yang utama. Selain itu dalam kerangka hak anak, pengasuhan bukan karena anak adalah properti/milik orangtua, tetapi lebih karena duty (kewajiban). Dalam kerangka hak anak, pengasuhan tidak hanya ada di tangan orangtua yang melahirkannya, tetapi bisa dilakukan oleh “orangtua” yang lain yang bisa menjamin anak akan tumbuh dan berkembang dengan layak.2 Pelayanan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.3
1
Mulia Astuti, dkk, Kebijakan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak. Studi Kasus: Evaluasi Program Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) di Provinsi DKI Jakarta, DI. Yogyakarta dan Provinsi Aceh (Jakarta: P3KS Press, 2013), h. 8. 2 Ibid, h. 8. 3 Farid Ahmad, Pedoman Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) 2011, h. 9. Diakses pada tanggal 26 Juni 2016 pukul 10.30 www.sribd.com
25
Pelayanan diartikan juga sebagai tindakan nyata atau aktivitas yang dilakukan oleh individu, kelompok, masyarakat dan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.4 Dasar-dasar pengasuhan anak menurut al-Quran tercermin dalam firman Allah swt. yang berikut:5
Artinya:
“dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur” (QS. An-Nahl: 78). Dari ayat di atas menjelaskan bahwa pendidikan anak dipengaruhi oleh faktor pembawaan sejak lahir dan faktor empiris, yakni pola pengasuhan sejak lahir mencapai kematangan dan kedewasaan. 6 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan pengasuhan anak adalah upaya pemberian layanan yang ditujukan kepada anak asuh untuk membantu memenuhi hak dasar anak, terpenuhinya segala kebutuhan anak serta perkembangan dan pertumbuhannya.
4
Pipit Febrianti, Pelayanan Kesejahteraan Sosial terhadap Anak Terlantar di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Tebet h. 32. 5 Mushaf al Quran (al Quran dan Terjemahnya, Islam House) page 558 6 Asep Usman Ismail, Al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial (Tangerang, Lentera Hati: 2012), h. 155.
26
Pengasuhan berbasis
Lembaga
Kesejahteraan
Sosial Anak
merupakan alternatif terakhir dari pelayanan pengasuhan alternatif untuk anak-anak yang sudah tidak bisa diasuh di dalam keluarga inti, keluarga besar, kerabat atau keluarga pengganti.7 Penempatan anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak merupakan solusi sementara sambil mengupayakan solusi pengasuhan alternatif berbasis keluarga pengganti. 2. Standar Pelayanan Pengasuhan a. Tujuan Standar Standar
pelayanan
pengasuhan
merupakan
salah
satu
kebijakan untuk memperbaiki kualitas pelayanan panti asuhan dan bagian dari upaya mendorong transformasi peran panti asuhan. 8 Penulis berpendapat bahwa standar pelayanan pengasuhan adalah tolak ukur yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan pengasuhan dan acuan penilaian kualitas pelayanan. Standar pengasuhan untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak ini bertujuan untuk:9 1) Memperkuat pemenuhan hak anak untuk mendapatkan pengasuhan dalam keluarganya 2) Memberikan pedoman bagi Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dalam melaksanakan perannya sebagai alternatif terakhir dalam pengasuhan anak 7
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 30/HUK/2011, Standar Nasional Pengasuhan Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, h. 22. 8 Ibid, h. 5. 9 Ibid, h. 7.
27
3) Mengembangkan pelayanan langsung untuk mendukung keluarga
yang
menghadapi
tantangan-tantangan
dalam
pengasuhan anak 4) Mendukung pengasuhan alternatif berbasis keluarga melalui orang tua asuh, perwalian, dan adopsi 5) Memfasilitasi instansi yang berwenang untuk mengembangkan sistem pengelolaan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yang sesuai dengan kebutuhan anak dan keluarganya, termasuk dalam hal pengambilan keputusan tentang pengasuhan, perijinan pendirian Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, monitoring dan evaluasi kinerja Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak. b. Pendekatan yang mendasari Standar 1) Pendekatan Ekologi dan Psikososial, Perspektif Kekuatan serta Perlindungan Hak Anak Standar dikembangkan dengan memanfaatkan pendekatan ekologi, psikososial, perspektif kekuatan dan perlindungan anak. Dengan memadukan pendekatan-pendekatan tersebut, anak diposisikan sebagai aktor dalam lingkungan sosialnya yang dipengaruhi oleh dan mempengaruhi berbagai sistem, baik keluarga, komunitas, masyarakat maupun kebijakankebijakan yang mendukung kehidupan anak. Posisi ini pula yang
memungkinkan
mendapatkan
anak
kesempatan
dihargai untuk
secara
individual,
berpartisipasi
dan
28
terpenuhinya
hak-hak
mereka
sebagai
anak
yang
membutuhkan perlindungan.10
Pendekatan Ekologi dan Psikososial Pendekatan
ekologi
mendasarkan
pada
sinergi
berbagai pihak agar dapat bekerja demi kepentingan terbaik anak. Berdasarkan pemikiran tersebut, penyusunan standar dilakukan dengan mempertimbangkan situasi anak dan keluarga, serta kondisi komunitas dimana anak berada. Sejalan dengan hal itu pula, respon terhadap kebutuan anak dan keluarganya harus disesuaikan dengan konteks kehidupan serta latar belakang anak dan keluarga.11 Di sisi lain, pendekatan psikososial memungkinkan pihak-pihak yang kompeten dan berkepentingan untuk melakukan asesmen yang akurat terhadap anak dan keluarganya.
Hasil
asesmen
sangat
penting
bagi
pengambilan keputusan pengasuhan anak dan dukungan yang perlu diberikan baik bagi anak maupun keluarganya. Melalui pendekatan ini,
standar
merekomendasikan
dilakukannya asesmen terhadap aspek fisik (bio), psiko, sosial dan spiritual anak, orang tua atau anggota keluarga lainnya dan calon keluarga pengganti.12
10
Ibid, h. 8. Ibid, h. 8. 12 Ibid, h. 9. 11
29
Perspektif Kekuatan Pendekatan ini terfokus pada kekuatan dan sumber daya yang dimiliki anak, keluarga juga komunitas di sekitar mereka. Kinerja tenaga profesional dibutuhkan sebatas untuk membantu memaksimalkan kekuatan dan sumber daya ini, guna menyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak dan keluarganya serta mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber di sekitar mereka. Pelayanan melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yang di dalamnya melibatkan tenaga profesional dimaksudkan untuk memfasilitasi dan memampukan anak, keluarga, dan komunitas
dalam
mengatasi
permasalahan
melalui
berbagai sumber daya yang menjadi kekuatan, untuk kemudian
bersama-sama
mencapai
tujuan
yang
diharapkan.13
Perlindungan Hak Anak Perlindungan terhadap hak anak menjadi basis bagi pendekatan sebelumnya (pendekatan ekologi, psikososial dan perspektif kekuatan). Hal ini juga yang menjadi fondasi bagi keseluruhan kerangka kerja yang digunakan dalam memberikan pelayanan bagi anak dan keluarga.
13
Ibid, h. 9.
30
Empat prinsip dalam perlindungan hak anak yang menjadi dasar bagi rumusan standar, yaitu:14
Non diskriminasi. Semua bentuk pelayanan berkaitan dengan pengasuhan baik di dalam keluarga, keluarga pengganti maupun melalui Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dilaksanakan tanpa diskriminasi, dari sisi usia, jenis kelamin, ras, agama dan budaya, dan bentuk diskriminasi lainnya.
Kepentingan terbaik anak. Kepentingan terbaik anak menjadi prioritas dalam pelayanan yang dilakukan oleh semua pihak yang bekerja dalam pengasuhan anak.
Keberlangsungan hidup dan perkembangan. Upaya untuk mencari solusi pengasuhan dilakukan dengan memperhatikan perkembangan anak sesuai usia mereka masing-masing
Partisipasi. Keputusan tentang pengasuhan anak dilakukan semaksimal mungkin dengan melibatkan partisipasi anak, sesuai dengan kapasitas mereka dan kapan pun anak mau.
14
Ibid, h. 10.
31
Pendekatan legal Standar menggunakan acuan perundang-undangan dan kebijakan lainnya yang terkait yaitu:15
Konveksi Hak Anak, Ratifikasi Pemerintah Indonesia Tahun 1990 dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on the Rights of the Child (Konvensi tentang Hak-Hak Anak)
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 107/HUK/2009 tentang Akreditasi Lembaga di bidang Kesejahteraan Sosial
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 108/HUK/2009 tentang Sertifikasi bagi Pekerja Sosial Profesional dan Tenaga Kesejahteraan Sosial.
3. Standar Pelayanan Pengasuhan Berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Standar pelayanan pengasuhan berbasis LKSA merupakan alternatif pengasuhan yang bersifat sementara untuk anak-anak yang
15
Ibid, h. 11.
32
tidak bisa diasuh di dalam keluarga inti, keluarga besar, kerabat atau keluarga pengganti. Ada beberapa standar pelayanan yaitu standar pendekatan awal dan penerima rujukan, standar pelayanan pengasuhan oleh LKSA, standar pelayanan berbasis LKSA, standar pelaksana pengasuhan dan standar evaluasi serta pengakhiran pelayanan dan pengasuhan untuk anak. Berikut ini, sebagai acuan atau kerangka pemikiran penelitian ini akan diuraikan standar pelayanan berbasis lembaga kesejahteraan sosial anak:16 a. Pelayanan pengasuhan dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Anak yang ada di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak merupakan anak yang tidak mendapatkan pengasuhan dari keluarga, kerabat, atau keluarga pengganti, maka alternatif terakhir adalah pengasuhan berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak. 17 b. Peran panti sebagai pengganti orang tua 1) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus berperan sebagai pengganti orang tua untuk sementara bagi anak-anak yang ditempatkan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan bertanggung jawab untuk memenuhi pemenuhan hak-hak mereka.18 2) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memahami bahwa setiap aspek hak anak tidak dapat dipisahkan dan pemenuhan hak-hak anak harus dilakukan secara menyeluruh.19 16
Ibid, h. 54. Ibid, h. 54. 18 Ibid, h. 54. 19 Ibid, h. 54.
17
33
c. Martabat anak sebagai manusia Berikut indikator pelayanan berdasarkan Standar Nasional Pengasuhan Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak:20
1) Setiap anak harus diakui, diperlakukan dan dihargai sebagai individu yang utuh, memiliki karakter yang unik, memiliki perndapat, pilihan dan kapasitas serta kemampuan masingmasing. 2) Setiap anak harus dihargai martabatnya sebagai manusia. 3) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menjamin bahwa anak terhindar dan terlindungi dari semua bentuk perlakuan, termasuk perkataan dan hukuman yang dapat mempermalukan atau merendahkan martabat mereka. 4) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menjamin setiap anak terhindar dari segala bentuk diskriminasi, antara lain berdasarkan jenis kelamin, status sosial, etnisitas, budaya, agama, atau kecacatan, baik dari orang dewasa maupun antar anak sendiri. d.
Perlindungan anak 1) Perlindungan dari segala bentuk tindak kekerasan dan hukuman fisik21 Lembaga
Kesejahteraan
Sosial
Anak
melarang
digunakannya segala bentuk kekerasan dan hukuman fisik
20 21
Ibid, h. 55. Ibid, h. 56.
34
dengan alasan apapun termasuk untuk penegakkan disiplin. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak memiliki kebijakan dan prosedur tertulis untuk mencegah, melaporkan, dan merespon segala tindakan kekerasan pada anak yang didiseminasikan kepada setiap pengurus, petugas, dan relawan yang bekerja atau memiliki kontak dengan anak dan kepada anak. Dalam mencegah dan merespon kekerasan dan hukuman fisik,
Lembaga
Kesejahteraan
Sosial
Anak
harus
memperhatikan isu spesifik yang terkait dengan usia, gender, dan kecacatan. 2) Mekanisme pelaporan22 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menyediakan mekanisme pelaporan yang aman da rahasia yang memungkinkan anak melaporkan kekerasan atau tindakan yang tidak senonoh pada pihak yang berwenang. Anak harus memperoleh informasi dan penjelasan tentang bagaimana
mereka
dapat menggunakan mekanisme
tersebut untuk melaporkan kecurigaan atau kasus yang mereka alami, lihat, atau dengar pada instansi yang berwenang.
22
Ibid, h. 57.
35
3) Kapasitas pengurus, petugas, dan relawan dalam merespon kekerasan23 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memastikan bahwa setiap pengurus, petugas, dan relawan yang bekerja tidak memiliki catatan kriminal, sejarah kekerasan atau perilaku tidak pantas terhadap anak. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memastikan bahwa semua pengurus, petugas, dan relwan menerima pelatihan, dan kegiatan komunikasi, informasi, dan pendidikan lainnya untuk mencegah dan memberi respon yang efektif dan tepat terhadap kekerasan. Review terhadap kinerja pengurus, petugas, dan relawan harus dilakukan dengan melihat kapasitas mereka untuk bekerja secara pantas dan memadai bersama anak, termasuk mempertimbangan umpan balik dari anak dalam proses review. 4) Prosedur pemberian hukuman disiplin Prosedur pemberian hukuman disiplin harus dijalankan untuk
pengurus,
Kesejahteraan
petugas,
Sosial
Anak
dan yang
relawan
Lembaga
telah
dilaporkan
melakukan kekerasan terhadap anak, termasuk berhenti
23
Ibid, h. 58.
36
sementara selama investigasi jika dibutuhkan untuk memastikan perlindungan bagi anak. 24 Setiap kecurigaan atau kasus harus dicatat dan dilaporkan kepada instansi/Dinas Sosial dan ketika kasus tersebut digolongkan sebagai tindak kriminal, harus dilaporkan kepada pihak Kepolisisan dan Kementerian Sosial RI.25 Jika pengurus, petugas dan relawan terbukti melakukan tindakan kekerasan, maka prosedur penegakan disiplin harus berjalan sesuai tingkat keseriusan dari kasus tersebut,
mulai
dari
peringatan
tertulis,
larangan
melaksanakan tugas sampai ada keputusan lebih lanjut, dan pemecatan.26 5) Lingkungan yang aman dari kekerasan dan hukuman fisik27 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menjamin lingkungan yang kondusif dan aman bagi keselamatan anak untuk mencegah terjadinya kekerasan dan hukuman fisik melalui peraturan, prosedur dan mekanisme yang berlaku di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, kegiatan pelayanan dan sarana dan prasarana. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memfasilitasi keterlibatan masyarakat untuk secara aktif mencegah, merespon, dan melaporkan kekerasan dan hukuman fisik. 24
Ibid, h. 58. Ibid, h. 59. 26 Ibid, h. 59. 27 Ibid, h. 59.
25
37
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memiliki mekanisme untuk mendiskusikan kasus kekerasan dan hukuman fisik pada anak di lingkungan sekolah dengan pihak
yang
memiliki
kewenangan
dalam
bidang
pendidikan. 6) Pencegahan dan respon terhadap kekerasan dan hukuman fisik antar anak28 Lembaga
Kesejahteraan
Sosial
Anak
harus
memberlakukan kebijakan untuk mencegah dan merespon terhadap segala bentuk tindakan kekerasan dan hukuman fisik antar anak, termasuk pemerasan, ancaman, dan bullying. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus melakuakn berbagai upaya pencegahan melalui membangkitkan kesadaran akan dampak dari kekerasan dan hukuman fisik, membangun kapasitas untuk menyelesaikan konflik tanpa menggunakan kekerasan dan berbagi pengetahuan tentang hak asasi manusia dan perlindungan anak. 7) Kerahasiaan laporan tentang kekerasan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menyediakan mekanisme pelaporan yang aman dan rahasia untuk anak melaporkan kekerasan pada pihak yang berwenang.29
28 29
Ibid, h. 60. Ibid, h. 61.
38
8) Pemahaman pekembangan anak Pengasuh harus memahami tahapan perkembangan anak sehingga dapat memberikan respon yang tepat terhadap kebutuhan anak sebagai individu, termasuk kebutuhan untuk berpartisipasi sesuai kematangan anak.30 e.
Perkembangan anak31 1) Anak perlu didukung keterlibatannya dalamberbagai kegiatan dengan
tujuan untuk
meningkatkan
percaya
diri dan
membangun konsep diri yang baik. 2) Anak perlu memperoleh tanggung jawab sesuai kematangan usia mereka, sehingga diakui kapasitasnya untuk membuat pilihan dan berpartisipasi dalam pembuatan keputusan. 3) Kegiatan dan pendekatan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus dilakukan dengan pemahaman bahwa masa remaja adalah kunci bagi tahapan sosialisasi sehingga remaja perlu memperoleh ruang dan kesempatan yang fleksibel untuk bersosialisasi secara aman dan bertanggung jawab. f.
Identitas anak 1) Kelengkapan identitas anak32 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memastikan bahwa setiap anak memiliki identitas legal yang jelas,
30
Ibid, h. 61. Ibid, h. 63. 32 Ibid, h. 63.
31
39
termasuk akta kelahiran dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak perlu mendukung keluarga untuk melengkapi akta kelahiran, kartu keluarga dan KTP. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dilarang mengganti identitas asal anak, termasuk nama, agama dan etnisitas. 2) Identitas anak33 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak perlu menjaga keakuratan dan memperbarui data yang terkait dengan keluarga anak setiap saat untuk memastikan anak tidak kehilangan identitas dan kontak dnegan keluarga. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak perlu mendukung anak untuk memiliki pemahaman yang baik tentang identitas diri dan latar belakang keluarganya melalui berbagai media untuk mengekspresikan identitas diri mereka
seperti lewat penulisan life
history,
juga
pengumpulan foto atau gambar. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus melakukan penelusuran dan reunifikasi untuk kasus anak yang mengalami keterpisahan dari keluarganya. Anak perlu didukung untuk mengekspresikan identitas, budaya, bahasa, etnisitas serta agama mereka dengan
33
Ibid, h. 63.
40
mendukung penggunaan simbol-simbol identitas dan praktek berbagai kegiatan untuk memahami dan bersikap toleran terhadap keragaman identitas agama dan budaya tersebut. g.
Relasi anak 1) Dukungan relasi antara anak dengan keluarga/kerabat34 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memfasilitasi komunikasi sesering mungkin antara anak yang tinggal di dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dengan orang tua/keluarga/ kerabat dan teman-teman dari lingkungan rumah. Dukungan bagi anak untuk berelasi dengan orang tua/keluarga/kerabat dan teman dari lingkungan rumah perlu diberikan sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan terbaik anak. 2) Kunjungan anak kepada orangtua/keluarga/kerabat/teman Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak perlu memfasilitasi anak untuk mengunjungi orang tua/keluarga/kerabat/teman di rumah sesering mungkin, minimal satu kali per bulan untuk menjaga keeratan relasi anak dengan lingkunganasal dan untuk menyiapkan anak kembali ke rumah.35
34 35
Ibid, h. 64. Ibid, h. 65.
41
3) Kunjungan oleh keluarga/kerabat/teman36 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memfasilitasi keluarga/kerabat/teman
untuk
berkunjung
sesering
mungkin untuk menjaga keeratan relasi dengan anak, juga untuk mengetahui perkembangan anak dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus mendukung terjalinnya hubungan yang erat antara anak dan calon keluarga pengganti untuk anak yang sama sekali tidak memiliki keluarga, dengan mengunjungi atau dikunjungi oleh calon keluarga pengganti sesering mungkin. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak perlu menunjukkan penerimaan yang ramah, menyediakan lingkungan yang nyaman, dan tidak membatasi kunjungan supaya orang tua/keluarga/kerabat dan teman merasa nyaman saat berkunjung. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak perlu emfasilitasi pertemuan bersama antara anak dan keluarga untuk membahas situasi anak dan keluarga supaya anak memahami pentingnya makna keluarga. 4) Kedekatan antara anak dan keluarga/kerabat/masyarakat Anak harus ditempatkan dekat dengan tempat tinggal keluarganya/komunitas dan tidak dipindahkan jauh dari
36
Ibid, h. 66.
42
lingkungan tersebut untuk menjaga relasi yang erat antara anak dan lingkungannya.37 5) Relasi antar anak di dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak38 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus mendukung relasi
persaudaraan
diantara
ank-anak
dengan
memperlakukan setiap anak secara adil dalam pemenuhan hak dan tanggung jawab, membiasakan untuk saling berbagi dan menghargai, juga untuk saling berdiskusi dan membuat keputusan bersama. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menghindari hubungan kekuasaan yang tidak sehat antara anak, termasuk memberi wewenang pada anak yang lebih tua untuk melaporkan pelanggaran dan mendisiplinkan anak yang lebih muda. 6) Relasi yang positif dan pantas antara laki-laki dan perempuan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menjadi lingkungan yang positif untuk mendukung anak mendiskusikan aspek positif dan aman dari relasi antara laki-laki dan perempuan serta membangun pemahaman untuk melakukan pilihan yang bertanggung jawab dari relasi tersebut.39
37
Ibid, h. 67. Ibid, h. 68. 39 Ibid, h. 69.
38
43
7) Relasi dengan pengasuh/pengurus Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus mendukung terbangunnya relasi individul antara anak dengan pengasuh sebagai pengganti orang tua sehingga anak mendapat perhatian secara individual dari pengasuh, dapat menemui pengasuh jika memerlukan dukungan ketika menghadapi masalah atau sekedar ingin berbicara secara pribadi.40 8) Relasi dengan pihak di luar lembaga (guru, teman dari sekolah dan lingkungan sekitar)41 Anak harus didukung untuk menjalin relasi yang baik dan positif dengan pihak lain di luar lembaga termasuk guru, teman sekolah, dan lingkungan sekitar dengan mendorong anak
untuk
terlibat
dalam
berbagai
kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah dan kegiatan di lingkungan masyarakat. Anak harus didukung untuk menjalin relasi dengan guru/teman
sekolah/teman
dari
komunitas,
dengan
membuka akses untuk berkomunikasi secara pribadi melalui surat, telepon serta untuk mengunjungi dan dikunjungi oleh mereka. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menyediakan lingkungan yang positif agar guru/teman sekolah/teman
40 41
Ibid, h. 69. Ibid, h. 70.
44
dari lingkungan sekitar merasa nyaman saat berkunjung ke Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak. Semua kesempatan anak untuk berelasi dengan pihak luar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak diberikan sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan terbaik anak. h.
Partisipasi anak 1) Suara anak Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus mendorong anak untuk menyampaikan pendapat dan ikut serta dalam membahas berbagai hal penting yang menyangkut kepentingan mereka, antara lain dalam penyusunan dan pelaksanaan aturan untuk penegakan displin, memberikan masukan bagi pelayanan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak,
serta
dalam
perencanaan
dan
pengambilan
keputusan pengasuhan, termasuk berapa lama anak akan tinggal dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan tujuan dari penempatan anak. 42 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menyediakan kesempatan, informasi dan lingkungan yang aman dan kondusif agar anak dapat menyampaikan pendapat dan ikut serta dalam pembahasan-pembahasan berbagai hal penting tersebut.43
42 43
Ibid, h. 71. Ibid, h. 72.
45
Keputusan yang diambil dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, baik yang terkait dengan kehidupam seharihari anak harus mencerminkan suara, ide dan pendapat anak.44 2) Pilihan anak Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus mendukung kapasitas anak dalam menentukan pilihan untuk berbagai keputusan dalam hidup mereka, sesuai dengan usia perkembangan
anak,
sebagai
bagian
dari
fungsi
pengasuhan dan pelaksanaan peran orang tua yang harus direfleksikan dalam pengasuhan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.45 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus mampu mendukung kapasitas anak untuk berpikir dan membuat alasan, memahami pilihan-pilihan yang mereka ambil dan konsekuensi dari pilihan tersebut.46 i.
Makanan dan pakaian 1) Makanan47 Pola makan
Anak harus mengkonsumsi makanan yang terjaga kualitas gizi dan nutrisinya sesuai kebutuhan usia dan tumbuh kembang mereka selama tinggal di dalam
44
Ibid, h. 72. Ibid, h. 72. 46 Ibid, h. 73. 47 Ibid, h. 75.
45
46
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, dalam jumlah dan frekuensi yang memadai – makanan utama minimal 3 kali dalam sehari dan snack minimal 2 kali dalam sehari.
Makanan harus disediakan dengan memperhatikan selera anak dan dilakukan secara teratur dengan waktu yang fleksibel sesuai situasi anak etrkait waktu kepulangan anak dari sekolah atau kegiatan lainnya.
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak menjamin anak dengan kebutuhan nutrisi khusus, antara lain karena sakit mendapat makanan khusus sesuai kebutuhan mereka.
Anak dapat mengakses air minum matang dengan bebas bahkan di malam hari sekalipun.
Situasi Makan
Lembaga
Kesejahteraan
Sosial
Anak
perlu
menciptakan situasi makan yang menyenangkan agar anak bisa makan dengan santai, baik didampingi maupun tanpa didampingi oleh pengasuh, sehingga saat makan dapat menjadi sarana bagi anak untuk menjalin komunikasi dan relasi yang erat layaknya dalam keluarga.48
48
Ibid, h. 75.
47
Untuk
mencapai
tujuan
tersebut,
Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak juga harus menghindari diskriminasi atas dasar apapun, baik berdasarkan jenis kelamin, usia maupun kecacatan dalam menyediakan pelayanan makan bagi anak, misalnya dengan membuat aturan untuk anak laki-laki atau anak yang lebih tua untuk makan lebih dahulu.49
Anak tidak boleh terlibat dalam penyiapan makan kecuali dalam bentuk pembekalan keterampilan hidup yang bersifat tambahan bagi petugas masak dan dilakukan
pada
waktu
dan
cara
yang
tidak
mengganggu waktu belajar dan istirahat anak. 50 Review menu dan kebutuhan nutrisi Menu dan penyiapan makan harus direview bersama pihak yang memiliki kewenangan dalam bidang kesehatan secara reguler minimal 6 bulan sekali, untuk memastikan terpenuhinya standar gizi dan kesehatan bagi anak dengan tetap bersifat fleksibel terhadap ketersediaan produk lokal.51 2) Pakaian Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memenuhi kebutuhan pakaian untuk setiap anak secara memadai, dari
49
Ibid, h. 75. Ibid, h. 76. 51 Ibid, h. 76.
50
48
segi
jumlah,
fungsi,
ukuran
dan
tampilan
yang
memperhatikan keinginan anak. 52 Lembaga
Kesejahteraan
Sosial
Anak
harus
mengalokasikan anggaran untuk memenuhi kebutuhan pakaian anak. 53 j.
Akses terhadap pendidikan dan kesehatan 1) Akses terhadap pendidikan Kondisi dan akses terhadap pendidikan Pendidikan
formal,
non
formal/vokasional
dan
informal yang diterima anak yang tinggal dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak adalah bagian dari rencana pengasuhan anak sehingga harus disesuaikan dengan jenis pengasuhan dan jangka waktu anak tinggal di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, baik dalam pengasuhan darurat (maksimal 3 bulan), pengasuhan jangka pendek (3 sampai 18 bulan) dan pengasuhan jangka panjang (lebih dari 18 bulan).54 Seleksi dan pilihan pendidikan
Lembaga
Kesejahteraan
Sosial
Anak
harus
mendukung anak untuk memperoleh akses pada pendidikan formal, non formal dan informal sesuai perkembangan usia, minat, dan rencana pengasuhan
52
Ibid, h. 77. Ibid, h. 77. 54 Ibid, h. 77.
53
49
mereka selama tinggal di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.55
Lembaga
Kesejahteraan
Sosial
Anak
harus
mendukung tercapainya tujuan akademis pendidikan bagi anak selama mereka tinggal di dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, dengan memfasilitasi penyediaan berbagai fasilitas penunjang pendidikan seperti
peralatan
belajar,
sarana
transportasi,
bimbingan belajar dan fasilitas lainnya. 56
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak mendukung anak untuk melakukan pilihan yang terkait dengan pendidikan mereka selama tinggal di dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, dengan memberikan informasi memadai dan pertimbangan bagi pilihan anak, memfasilitasi diskusi untuk membahas berbagai alternatif pilihan.57
Lembaga harus mendukung tercapainya fungsi sosial pendidikan bagi anak selama tinggal dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, melalui keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan dalam kegiatan sosial lain yang diselenggarakan oleh lembaga
55
Ibid, h. 79. Ibid, h. 79. 57 Ibid, h. 79.
56
50
pendidikan sekurang-kurangnya dengan pemberian ijin, fleksibilitas waktu dan dukungan dana. 58 Review perkembangan pendidikan anak59
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memberi perhatian pada perkembangan pendidikan anak, dengan melakukan review secara berkala bersama dengan penyelenggara pendidikan dimana anak bersekolah minimal 3 bulan sekali.
Pengurus dan petugas Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus membuka diri untuk dihubungi sewaktuwaktu oleh pihak penyelenggara pendidikan untuk mendiskusikan perkembangan dan hambatan terkait dengan pendidikan anak.
Keterlibatan orang tua dan keluarga dalam pendidikan anak Lembaga
Kesejahteraan
Sosial
Anak
harus
melibatkan orang tua/wali dan anak dalam membuat berbagai keputusan tentang pendidikan anak. 60 2) Akses terhadap kesehatan Kondisi dan akses pelayanan kesehatan anak
Kondisi kesehatan atau kecacatan anak tidak boleh menjadi pertimbangan bagi Lembaga Kesejahteraan
58
Ibid, h. 79. Ibid, h. 80. 60 Ibid, h. 80.
59
51
Sosial Anak untuk menolak memberikan pelayanan bagi anak, kecuali ada bukti secara jelas bahwa perawatan anak dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak akan bertentangan dengan kepentingan terbaik mereka karena Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak tidak memiliki fasilitas untuk menyediakan pelayanan kesehatan khusus yang dibutuhkan anak.61
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menjalin kerja sama dengan lembaga atau perorangan yang bisa memberikan dukungan fasilitas kesehatan.62
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus melakukan review tentang kebutuhan kesehatan anak dan kesesuaiannya dengan pelayanan kesehatan yang diberikan lembaga oleh tenaga yang berwewenang dalam
bidang
kesehatan
dan
Kementerian
Kesehatan.63 Respon terhadap masalah kesehatan anak
Anak
harus
segera
mendapatkan
pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan jika terdapat gejala-gejala yang menunjukkan bahwa anak sakit.64
61
Ibid, h. 80. Ibid, h. 81. 63 Ibid, h. 81. 64 Ibid, h. 81.
62
52
Lembaga
Kesejahteraan
Sosial
Anak
memiliki
prosedur untuk merespon keluhan kesehatan anak jika sakit termasuk dalam situasi darurat.65
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memiliki prosedur untuk anak yang meninggal di Lembaga Kesejahteraan
Sosial
Anak,
yaitu
melaporkan
kematian anak kepada keluarganya, Pemerintah setempat, Kepolisian dan lembaga kesehatan jika diperlukan, serta Dinas Sosial/Instansi Sosial.66 Pelayanan kesehatan
Anak harus memperoleh pemeriksaan kesehatan secara reguler dari tenaga profesional di bidang kesehatan untuk merekam catatan perkembangan kesehatannya.67
Lembaga menjadwalkan pelayanan kesehatan reguler minimal sebulan sekali baik yang diselenggarakan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak maupun bekerjasama dengan lembaga pelayanan kesehatan setempat.68
Orang tua/keluarga harus mendapat informasi tentang kondisi dan perkembangan kesehatan anak selama tinggal di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak,
65
Ibid, h. 82. Ibid, h. 82. 67 Ibid, h. 82. 68 Ibid, h. 83.
66
53
terlibat dalam perawatan anak yang sakit, dan pembuatan keputusan yang terkait dengan tindakan kesehatan pada anak, termasuk ketika anak perlu dioperasi.69
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak memfasilitasi akses anak kepada program perlindungan kesehatan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat.70
Lembaga
Kesejahteraan
Sosial
Anak
harus
memastikan bahwa setiap anak menerima vaksinasi, imunisasi,
vitamin,
obat cacing,
dan berbagai
kebutuhan lain sesuai dengan usia dan kebutuhan tumbuh kembang mereka. 71
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak menyediakan peralatan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) untuk kebutuhan darurat, yang diperiksa secara reguler dan diperbarui isinya jika habis/kadaluarsa. 72
Promosi kesehatan diri dan reproduksi73
Lembaga
Kesejahteraan
Sosial
Anak
harus
mempromosikan dan menyediakan berbagai fasilitas yang diperlukan untuk mendukung perilaku hidup
69
Ibid, h. 83. Ibid, h. 83. 71 Ibid, h. 83. 72 Ibid, h. 83. 73 Ibid, h. 84.
70
54
bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.
Lembaga
Kesejahteraan
Sosial
Anak
harus
memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi, bahaya merokok dan narkoba sesuai perkembangan usia anak.
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak melakukan identifikasi dan tindak pencegahan bagi penyakitpenyakit yang potensial menjadi epidemi di daerah sekitar Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, seperti malaria, TBC, demam berdarah, kaki gajah, atau chikungunya melalui pemberian informasi pada anak dan berbagai tindakan yang diperlukan.
k.
Privasi/kerahasiaan pribadi anak 1) Menjaga kerahasiaan pribadi anak74 Pengurus dan staf Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus
memperoleh
pelatihan
dan
dukungan
untuk
menghargai dan menjaga semua informasi tentang anak yang sifatnya rahasia dan mengatur sistem untuk memastikan kerahasiaan informasi tersebut. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung privasi anak.
74
Ibid, h. 85.
55
2) Menghargai privasi anak Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak memiliki peraturan untuk melindungi privasi dan hal-hal yang bersifat pribadi bagi anak, yang diberlakukan bagi anak dan pengasuh. 75 l.
Pengaturan waktu anak 1) Jadwal harian, waktu bermain dan istirahat anak76 Anak, dengan didukung oleh pengasuh menyusun jadwal harian untuk membantu mereka melaksanakan kegiatan sehari-hari yang memerlukan bertanggung jawab seperti sekolah,
belajar,
ibadah,
dan piket;
namun tetap
proporsional dengan kesempatan anak untuk beristirahat dan bermain. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memberikan kesempatan dan mengalokasikan waktu yang cukup bagi anak untuk bermain dan rekreasi. Jadwal harian anak bersifat fleksibel dan disesuaikan dengan kepentingan individual anak dan direview minimal setiap 6 bulan serta dapat diubah sesuai kepentingan anak berdasarkan hasil evaluasi mereka. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak perlu menyediakan waktu dan kesempatan untuk anak berekreasi di luar lembaga minimal sekali dalam 6 bulan supaya mengenal dan memahami lingkungan dan komunitas di sekitarnya. 75 76
Ibid, h. 86. Ibid, h. 87.
56
2) Respon terhadap kebutuhan istirahat dan bermain anak77 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menyediakan berbagai fasilitas istirahat dan bermain bagi anak, tanpa diskriminasi sesuai dengan minat mereka. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menyediakan anggaran untuk memperbaharui atau mengganti berbagai fasilitas bermain anak jika sudah tidak layak digunakan. m. Kegiatan/pekerjaan anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak 1) Larangan mempekerjakan anak Anak dilarang dipekerjakan dalam pekerjaan berbahaya atau yang termasuk bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak, termasuk praktek sejenis perbudakan, eksploitasi, dan yang membahaykan kesehatan, keselamatan, atau moral anakanak.78 2) Keterlibatan anak dalam pekerjaan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Anak tidak dilibatkan dalam pekerjaan di Lembaga Kesejahteraan
Sosial
Anak
yang
dapat
menghambat
pemenuhan kebutuhan dan hak-hak anak.79 n.
Aturan, displin dan sanksi80 1) Anak-anak bersama-sama pengurus dan staf merumuskan berbagai aturan yang mereka anggap penting untuk kehidupan
77
Ibid, h. 88. Ibid, h. 89. 79 Ibid, h. 90. 80 Ibid, h. 90.
78
57
bersama mereka, untuk kepentingan terbaik anak dan bukan semata-mata untuk menciptakan keteraturan dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak. 2) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memahami bahwa penegakkan aturan dan disiplin, termasuk bagaimana cara disiplin
tersebut
ditegakkan,
merupakan
upaya
untuk
mendukung perilaku positif dan penghargaan terhadap orang lain. 3) Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus melarang segala bentuk perilaku atau hukuman yang memalukan atau merendahkan anak, dan memberikan sanksi yang tegas kepada pengurus, staf, atau pengasuh yang terbukti melakukan perilaku atau hukuman semacam itu 4.
Standar Pelaksana Pengasuhan a.
Orang tua dan keluarga 1) Peran orang tua dan keluarga81 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menentukan bahwa orang tua bisa menjalankan tanggung jawab legalnya terhadap anak karena orang tua merupakan sumber pengasuhan utama bagi anak. Tanggung jawab tersebut tidak boleh terputus karena penempatan anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak
81
Ibid, h. 91.
58
kecuali ada keputusan pengadilan yang mencabut kuasa asuh orang tua terhadap anak tersebut. 2) Perlibatan orang tua dan keluarga dalam pengambilan keputusan penting Orang tua atau wali yang sah harus bertanggung jawab dan terlibat dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan pengasuhan anak termasuk untuk review penempatan, kecuali bertentangan dengan kepentingan terbaik anak. 82 b.
Pengasuh 1) Peran pengasuh83 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menyediakan pengasuh yang bertanggungjawab terhadap setiap anak asuh dan melaksanakan tugas sebagai pengasuh serta tidak merangkap
tugas
lainnya
untuk
mengoptimalkan
pengasuhan. Setiap
pengasuh
harus
memiliki
kompetensi
dan
pengalaman dalam pengasuhan anak serta kemauan untuk mengasuh yang dalam pelaksanaannya mendapatkan supervisi
daripekerja
sosial
atau
Dinas
Sosial/Kesejahteraan Sosial. Pengadaan pengasuh harus mempertimbangkan isu gender serta kebutuhan anak berdasarkan usia dan tahap perkembangan mereka. 82 83
Ibid, h. 92. Ibid, h. 93.
59
2) Lingkungan pengasuhan keluarga84 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menciptakan lingkungan tempat tinggal yang menyerupai keluarga dan memungkinkan anak asuh untuk memperoleh pengasuhan dari pengasuh tetap/tidak berubah-ubah seperti halnya dari orang tua. Lembaga
Kesejahteraan
Sosial
Anak
harus
mempertimbangkan jumlah anak untuk ditempatkan dalam sistem keluarga atau wisma sesuai dengan menempatkan pengasuh untuk setiap keluarga atau wisma. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memfokuskan relasi dan pengambilan keputusan dalam sistem keluarga atau wisma untuk memungkinkan anak mengembangkan kedekatan yang bermakna terhadap orang dewasa dan teman sebaya. 3) Perbandingan anak dengan pengasuh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menyediakan minimal satu orang pengasuh untuk lima anak baik dalam sistem keluarga maupun wisma.85
84 85
Ibid, h. 94. Ibid, h. 95.
60
4) Pengasuhan 24 jam dan kontinu86 Pengasuh harus melaksanakan pengasuhan dalam rentang waktu 24 jam kecuali bertentangan dengan kepentingan terbaik anak. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus menetapkan aturan tertulis tentang pengasuhan yang mencakup kesediaan pengasuh, pergantian tugas pengasuh, dan keberadaan
pengasuh
yang
tinggal
di
Lembaga
Kesejahteraan Sosial Anak untuk memastikan pengasuhan kepada anak dilakukan secara tetap dan tidak terputus. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus melakukan review pelaksanan tugas pengasuhan anak secara periodik setiap enam bulan sekali. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus segera memutuskan pengasuhan anak oleh pengasuh yang diindikasikan mengancam/membahayakan keamanan dan keselamatan anak dan mempertimbangkan statusnya sebagai pengasuh. 5) Mendukung hubungan anak dengan pengasuh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak tidak mengganti atau memindahkan pengasuh anak tanpa perencanaan agar tidak menghambat kedekatan anak dengan pengasuh.87
86 87
Ibid, h. 95. Ibid, h. 95.
61
Penggantian pengasuh harus disertai dengan penyerahan catatan pengasuhan anak dari pengasuh yang akan meninggalkan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak kepada pengasuh baru yang diketahui oleh kepala Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan Dinas Sosial. 88
c.
Pekerja sosial profesional 1) Fungsi dan peran pekerja sosial profesional89
Pekerja sosial profesional yang bekerja atau ditempatkan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak adalah mereka yang memiliki latar belakang pendidikan pekerjaan sosial dan memiliki kualifikasi untuk bekerja dalam bidang pelayanan anak.
Pekerja sosial profesional harus melaksanakan fungsi dan peran/tugas secara langsung dengan klien ataupun tidak langsung yaitu mencakup fungsi penanganan masalah anak dan keluarganya, fungsi pengelolaan sumber dan fungsi edukasi. 2) Manajemen kasus Pekerja sosial melakukan penanganan masalah mulai dari asesmen; merumuskan rencana pengasuhan baik darurat, jangka pendek dan jangka panjang; melakukan intervensi untuk mengatasi masalah-masalah khusus yang dialami anak dan keluarganya; serta mendukung pelayanan dan 88 89
Ibid, h. 96. Ibid, h. 96.
62
pengasuhan keseharian yang disediakan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak.90
Pekerja sosial harus mendukung keluarga untuk lebih memahami pentingnya pengasuhan keluarga, memperkuat keluarga dan membangun dukungan masyarakat terhadap pengasuhan keluarga.91
Pekerjaan sosial harus membangun jaringan dengan berbagai sumber untuk mengoptimalkan dukungannya terhadap penguatan keluarga, penanganan masalah anak, pelaksanaan pengasuhan oleh keluarga alternatid, dan pelayanan dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak. 92 3) Jaminan ketersediaan kompetensi pekerjaan sosial Jika tidak tersedia pekerja sosial profesional, Lembaga Kesejahteraan
Sosial Anak
harus
menyediakan tenaga
kesejahteraan sosial yang telah mendapatkan pelatihan tentang sistem pengasuhan anak dan mendapatkan supervisi yang regular dari pekerjaan sosial profesional atau dari lembaga sosial yang ditunjuk atau dari Dinas Sosial.93
90
Ibid, h. 97. Ibid, h. 98. 92 Ibid, h. 98. 93 Ibid, h. 99.
91
63
4) Supervisi Pelaksanaan tugas pekerja sosial harus disupervisi oleh pekerja sosial yang memiliki kualifikasi kompetensi dan pengalaman bekerja lebih tinggi dalam pelayanan anak. 94 5.
Standar Evaluasi serta Pengakhiran Pelayanan dan Pengasuhan untuk Anak a.
Review penempatan dan pengasuhan Pemenuhan kebutuhan anak terhadap pengasuhan harus selalu dimonitor dan dievaluasi secara reguler agar anak tetap mendapatkan pengasuhan yang optimal. 95
b.
Pelaporan anak yang melarikan diri atau pengasuhannya diakhiri Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus melaporkan anakanak yang melarikan diri atau yang dikeluarkan kepada Dinas Sosial dan bertanggung jawab untuk memastikan keberadaan, keselamatan, dan keamanan anak. 96
c.
Pengakhiran pelayanan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus melakukan pengakhiran pelaynan, setelah anak dipastikan mendapatkan solusi pengasuhan yang permanen. 97
94
Ibid, h. 99. Ibid, h. 100. 96 Ibid, h. 101. 97 Ibid, h. 101.
95
64
B. Perencanaan Permanensi (Permanency Planning) 1. Pengertian Perencanaan Permanensi (Permanency Planning) Di bidang perlindungan anak, perencanaan permanensi adalah proses membuat perawatan jangka panjang, pengaturan untuk anakanak dengan keluarga yang menawarkan hubungan seumur hidup dan rasa memiliki. Perencanaan permanensi bukan hanya tentang penempatan tetapi tentang hubungan, identitas dan rasa memiliki. Hal ini diakui bahwa kontinuitas dan stabilitas tidak hanya ditemukan melalui penempatan, tetapi dapat juga ditemukan dalam hubungan melalui kontak keluarga, koneksi masyarakat dan lingkungan di sekolah. Terdapat tiga aspek permanensi yaitu fisik (aman, lingkungan hidup stabil), relasional (stabil, hubungan emosional tanpa syarat), dan hukum (resmi ditentukan oleh pengadilan sesuai kesejahteraan anak).98 Perencanaan permanensi adalah Departemen Perlindungan Anak dan Dukungan Keluarga memungkinkan anak-anak untuk memiliki rumah yang stabil dan aman, dan terhubung dengan orang-orang yang paling penting bagi mereka. Hal ini karena anak-anak membutuhkan pengaturan perawatan yang aman, berkelanjutan dan stabil, hubungan seumur hidup dan rasa memiliki. Peran departemen adalah membuat ketetapan dan stabilitas prioritas dari saat departemen menjadi terlibat dalam merawat anak sehingga ada rencana yang jelas untuk masa depan mereka. Hal ini juga departemen berperan untuk memberikan
98
Clare Tilbury dan Jennifer Osmond, “Permanency Planning In Foster Care: A Research Review and Guidelines For Practitioners” (meadowbrook Q 4131 Australia; Griffith University; 2006), h. 3. diakses pada tanggal 20 Juni 2016 pukul 10.15
65
anggota keluarga dukungan sebanyak mungkin untuk membantu anakanak kembali ke rumah dalam jangka waktu yang disepakati atau untuk menetapkan opsi jangka panjang alternatif untuk anak.99 Perencanaan permanensi adalah filosofi praktek pekerja sosial yang mendukung adanya tempat tinggal tetap: untuk setiap anak yang masuk ke dalam sistem lembaga, dengan usia tua, dengan siapa dia melanjutkan, perpindahan hak asuh dan dalam waktu yang sudah ditentukan.100 Perencanaan permanensi adalah proses sistematis, dalam periode waktu yang singkat, guna melaksanakan satu rangkaian kegiatan yang dirancang untuk membantu anak-anak hidup dalam keluarga yang menawarkan kesinambungan hubungan dengan orang tua atau pemberi asuhan yang merawat serta kesempatan untuk membangun hubungan seumur hidup.101 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan permanensi adalah proses kembalinya anak kepada kedua orang tuanya setelah mendapat pelayanan dari lembaga perlindungan anak atau sering disebut dengan reunifikasi. Lembaga perlindungan anak menyediakan tempat dan fasilitas bagi anak terlantar dari keluarganya. Anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhinya kebutuhan seperti
99
Government of Western Australia Department for Child Protection and Family Support, “Information Sheet Permanency Planning”, h. 1. Diakses pada tanggal 2 Februari 2016 pukul 21:50 100 North Carolina Division of Social Services, “Family Services Manual: Child Placement,” Volume 1: Children’s Services (December: 2009), h. 1. Diakses pada tanggal 2 Februari 2016 pukul 22.23 101 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 30/HUK/2011, Standar Nasional Pengasuhan Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, h. 15.
66
sekolah, keamanan, kenyamanan dan haknya sebagai anak. Di lembaga perlindungan anak, anak asuh dipersiapkan untuk dapat hidup layak setelah kembali kepada orang tuanya, anak asuh juga mendapatkan pelayanan kesejahteraan sosial diantaranya pelayanan kebutuhan pangan, pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan. 2. Pentingnya Perencanaan Permanensi (Permanency Planning) Anak-anak perlu dan pantas untuk tumbuh dengan rasa memiliki dalam keluarga yang berkomitmen untuk memberikan keamanan, perawatan, rangsangan, kontinuitas, dan timbal balik. Lingkungan ini diperlukan anak-anak untuk tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat dan dapat mencapai potensi mereka. Anak-anak memiliki kebutuhan dasar yang sama. Bagi sebagian besar anak-anak kebutuhan ini disediakan oleh keluarga dimana anak lahir. Namun untuk beberapa anak-anak, keluarganya tidak dapat atau tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar. Dalam kasus ini, pekerja sosial harus fokus kepada keselamatan mereka tetapi juga harus peduli pada kebutuhan dasar lainnya yang harus dipenuhi. 102 Anak-anak membutuhkan perawatan yang memenuhi kebutuhan dasar mereka untuk keselamatan fisik, makanan, pakaian, tempat tinggal dan penyediaan perawatan medis yang diperlukan. Anak-anak membutuhkan stimulasi yang mencakup interaksi emosional dan fisik yang membantu anak belajar tentang dunia. Anak-anak juga membutuhkan kontinuitas yang menjamin bahwa perawatan mereka 102
North Carolina Division of Social Services, “Family Services Manual: Child Placement,”, h. 2.
67
akan diberikan oleh orang yang sama dari waktu ke waktu. Anak-anak butuh timbal balik yang berasal dari hubungan yang stabil, interaktif, dan saling percaya dengan orang yang signifikan. Dalam hubungan timbal balik, anak tidak hanya menerima cinta tetapi juga belajar untuk memberikan cinta. Perawatan, memelihara, kontinuitas, timbal baik dan komitmen. Seorang anak layak tumbuh dari pengasuhan yang mempunyai komitmen. Seorang anak juga mampu membentuk hubungan yang terikat dengan pengasuhnya ketika kebutuhan untuk perawatan dan stimulasi terpenuhi. Perkembangan harga diri anak akan terjadi ketika ia terlibat dalam hubungan timbal balik dan komitmen secara terus menerus.103 Sebuah rumah permanen memberikan komitmen dan kontinuitas hubungan anak untuk menjadi dewasa secara emosional stabil, mampu memberikan cinta kepada orang lain, mempercayai adanya suatu hubungan, dan anak-anak membutuhkan pengasuhan yang konsisten. Ketika rasa keabadian kurang, anak akan mengalami keraguan, ketidakpastian yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.104 Dari pernyataan tersebut penulis menyimpulkan bahwa kebutuhan anak akan pengasuhan, rasa aman, kondusif, dilayani dan dimbing oleh keluarga menjadi faktor utama dalam perkembangan anak. Anak cenderung lebih nyaman dengan kondisi keluarga yang saling menyayangi, saling mengasihi dan saling mendukung. Anak akan 103 104
Ibid., h. 2. Ibid., h. 3.
68
tumbuh dengan percaya diri yang tinnggi ketika keluarganya mengasuh dengan penuh cinta dan kasih sayang, adanya hubungan timbal balik antar anak dan orang tuanya. 3. Teori-teori Perencanaan Permanensi (Permanency Planning) Anak-anak membutuhkan dukungan di dalam perundingan terkait beberapa masa peralihan yang memerlukan perawatan dan dukungan ini tidak semua disediakan oleh departemen. Perencanaan permanensi harus komprehensif, melintasi semua aspek sehingga anak menjadi baik. Berikut beberapa teori yang berkaitan dengan perencanaan permanensi: a.
Teori Kelekatan Howe (Attachment) Teori ini bermula dari kerja Howe yang meneliti tentang perilaku seseorang yang dilihat dari pertumbuhan seseorang sejak masa kecil dan hubungannya dengan orang tua. Teori ini berdasarkan atas bukti bahwa pengalaman kelekatan masa kecil mempengaruhi tingkat kenyamanan dan keamanan seseorang. Pengalaman itu menjadi dasar bagi anak untuk mengembangkan kapasitas dan kompetensi sosial di masa tuanya. Manusia membentuk identitas diri mereka dalam hubungan sosial melalui proses pembelajarannya tentang bagaimana berhubungan dengan orang lain. Kehangatan, kerja sama, dukungan dan keamanan merupakan kualitas hubungan yang cenderung untuk menciptakan konsep diri yang sempurna dan terstruktur di kemudian hari. Jadi, teori
kelekatan (attachment)
digunakan
untuk
menangani
69
permasalahan
yang
berkaitan
dengan
kehilangan
yang
dikembangkan secara lebih modern.105 Teori kelekatan (attachment) memberikan landasan teoritis utama untuk perencanaan keabadian. Menurut Levy & Orlans “...Attachment adalah hubungan yang mendalam dan abadi didirikan antara anak dan pengasuh dalam kehidupan beberapa tahun pertama...” 106 . Kualitas attachment ini berdampak pada fungsi sosial individu, kesejahteraan, kompetensi dan dapat berpengaruh besar pada setiap aspek kehidupannya. Berk dan Bowlby mengatakan bahwa faktor respon anak paling berpengaruh di tiga tahun pertama kehidupan, dimana ada empat tahapan attachment. Tahap perkembangan tidak selalu lurus dan anak-anak akan mengalami konstektual perbedaan dalam berbagai usia, yaitu:107 a)
Tahap pra-attachment (umumnya 6-8 minggu)
b) Tahap dalam membuat kelekatan baru (umumnya 6-8 minggu untuk 6-8 bulan) c)
Tahap kelekatan yang jelas (umumnya 6-8 bulan sampai 18 bulan, dan sampai 3 tahun)
d) Tahap pembentukan hubungan timbal balik (umumnya 18 bulan untuk 2-3 tahun dan seterusnya)
105
Siti Napsiyah Ariefuzzaman & Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori Pekerjaan Sosial (Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidyatullah Jakarta: Oktober, 2011), h. 33. 106 Clare Tilbury dan Jennifer Osmond, “Permanency Planning In Foster Care: A Research Review and Guidelines For Practitioners”, h. 5. 107 Ibid., h. 6.
70
Bagaimana seorang anak mengalami tahapan ini tidak hanya menetapkan gaya ketertarikan mereka dengan pengasuh tetapi juga telah terbukti mempengaruhi kepribadian dan persepsi diri. Jadi seorang anak yang mengalami responsif, pemeliharaan dan pengasuhan yang konsisten adalah lebih memiliki citra diri positif. Pandangan optimis diri juga meluas kepada orang lain yang dianggap dapat dipercaya, peduli dan protektif. Sebaliknya anak yang mengalami pengasuhan yang tidak konsisten, tidak responsif
atau
tidak
sensitif
dalam
pengasuhan
dapat
menyebabkan lingkungan dan orang lain negatif atau tidak dapat dipercaya. Teori attachment menyoroti pentingnya anak-anak memiliki
kesempatan
untuk
mengalami
dan
memelihara
hubungan positif. Pengetahuan tentang gaya yang berbeda dari ketertarikan pada anak-anak memfasilitasi pemahaman tentang beberapa anak yang menunjukkan reaksi ekstrim saat terjadinya pemisahan (protes, kesedihan) setelah mereka dibina kemudian dihadapkan dengan kembali ke keluarga asli. 108 Jadi, teori kelekatan (attachment) ini digunakan untuk hubungan antara anak dan pengasuh yang harus dibagun. Teori kelekatan juga memiliki tahapan kelekatan yang terjadi pada anak berdasarkan usia dan tentu saja menjadi bahan pengetahuan tentang reaksi anak bila terjadi perpisahan setelah mendapat pembinaan.
108
Ibid, h. 7.
71
b.
Teori Perkembangan Anak Perkembangan adalah perubahan dan stabilitas yang terjadi pada
diri
seseorang
sepanjang
hidupnya.
Secara
umum
perkembangan dalam diri seseorang terdiri dari 3 aspek utama, yaitu:109 a)
Perkembangan fisik Meliputi pertumbuhan dan kesehatan fisik, kemampuan inderawi, peningkatan atau penurunan kemampuan gerak.
b) Perkembangan kecerdasan Perubahan yang berkaitan dengan proses-proses mental seperti belajar, bahasa, kreatifitas, pemahaman nilai dan norma, ingatan dan proses berfikir. c)
Perkembangan psikososial Perubahan dalam emosi, kepribadian, keterampilan dan hubungan interpersonal, kemampuan untuk mengontrol emosi, peran yang dijalani dalam institusi keluarga dan masyarakat. Dalam perkembangannya anak memiliki kesamaan tertentu,
mereka melalui tahapan-tahapan perkembangan yang sama. Meskipun
demikian
keunikan
masing-masing
anak
dan
lingkungan tempatnya tinggal turut mempengaruhi proses perkembangannya.
109
Departemen Sosial RI, Modul Pelayanan Sosial Anak Terlantar Luar Panti (Jakarta, Departemen Sosial RI: 2006), h. 18
72
Dengan demikian, kesejahteraan anak dipengaruhi oleh karakteristik individu anak plus keluarga, sosial, budaya dan faktor politik. Teori bio-ekologi sangat relevan untuk memahami pengalaman
anak-anak dalam
sistem
kesejahteraan
anak,
menyoroti tidak hanya pentingnya kelekatan anak, tetapi juga keterkaitan individu dan pengaruh lingkungan dari pengalaman seperti kualitas lingkungan, masyarakat dan kebijakan sosial pada perkembangan anak.110 c.
Perencanaan Serentak (Concurrent Planning) Perencanaan serentak adalah model yang relatif baru dari perencanaan permanensi yang melibatkan bekerja dengan keluarga menuju reunifikasi sementara juga mengembangkan ketetapan rencana.alternatif 111 Manfaat utama dari ini adalah untuk mendorong pertimbangan rencana permanen dari awal penempatan, berpikir jangka pendek dan jangka panjang. Perencanaan Concurrent dikaitkan dengan kerangka waktu yang dipercepat dan dasar pemikirannya berkaitan dengan lamanya waktu yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan secara hukum pengaturan permanen seperti adopsi. Hal ini bertujuan untuk
110
menghindari
keterlambatan
waktu
terkait
dengan
Clare Tilbury dan Jennifer Osmond, “Permanency Planning In Foster Care: A Research Review and Guidelines For Practitioners”, h. 8. 111 Ibid., h. 9.
73
perencanaan yang berurutan dengan menilai kemungkinan reunifikasi ketika anak pertama memasuki rumah perawatan.112 d.
Teori Sistem Teori sistem dalam pekerjaan sosial berasal dari teori sistem secara umum yang dikembangkan tahun 1940an dan 1950an dalam ilmu managemen dan psikologi yang disempurnakan oleh Von Bertalanffy. 113 Teori biologis ini melihat semua organisme sebagai sistem yang dibentuk dari sub sistem dan sebaliknya adalah bagian dari super sistem. Teori sistem berlaku dalam sistem sosial, seperti kelompok, keluarga dan masyarakat serta sistem biologis. Teori sistem menguntungkan pekerjaan sosial karena menyatukan faktor-faktor sosial seperti juga keberfungsian psikologis dalam kehidupan manusia, menyeimbangkan dua unsur paling penting dari tujuan-tujuan pekerjaan sosial. Dibandingkan dengan para praktisi dalam perawatan kesehatan, psikologis klinis atau konseling, para pekerja sosial memandang individu-individu dalam konteks keseluruhan keluarga dan lingkungan sosial mereka. Profesi-profesi lain menekankan seorang individu fokal; yang lainnya adalah latar belakang, dimana keluarga, komunitas atau lembaga-lembaga lainnya membantu atau merintangi kesehatan atau kesejahteraan pasien.
112
Ibid., h. 10. Siti Napsiyah Ariefuzzaman dan Lisma Diawati Fuaida, Belajar Teori Pekerjaan Sosial, h. 65. 113
74
Pekerjaan sosial menekankan interkoneksi individual dengan individu-individu dan kelompok-kelompok lain dalam lingkungan mereka. 114 Pekerjaan sosial menggunakan gagasan-gagasan sistem untuk mencakup berbagai faktor, yang berinteraksi dalam cara berbeda, dalam sistem yang mereka kerjakan, tetapi sulit untukmelihat bagaimana teori ini membantu mengenali dan mencapai hasilhasil. Teori sistem mengatakan bahwa segala sesuatu saling terkait, sehingga kita dapat mengintervensi dalam sistem. Di lain pihak, kita dapat membuat sebuah perubahan dalam anggota sebuah sistem, sebuah keluarga misalnya, dan pengaruhnya bisa menyebar, mencapai gerakan yang berarti.115 Teori sistem adalah suatu aspek reaksi yang menentang teori psikodinamika sepertinya
pada untuk
tahun
1970-an.
menghantam
Fokus
sosiologisnya
kegagalan-kegagalan
psikodinamika dalam berurusan dengan aspek ‘sosial’ dalam pekerjaan sosial. Selain itu, penerapannya yang luas memasukkan ide-ide sosial tampaknya menjadi pandangan baru dari pekerjaan sosial sebagai suatu entitas profesional tunggal daripada sebuah layanan spesialis. Fokus teori sistem kepada ‘keseluruhan’ dan integrasi lalu menjadi kontribusi menarik bagi pekerjaan sosial. Sumber pengaruh lainnya adalah pentingnya teori sistem dalam
114
Malcolm Payne, Teori Pekerjaan Sosial Modern (Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru, 2016), h. 154 115 Ibid., h. 155.
75
terapi keluarga, yang merembes ke dalam pekerjaan sosial di pertengahan tahun 1970-an. Disini, teori sistem adalah suatu perspektif utama karena menyediakan sebuah cara untuk memahami bagaimana semua anggota keluarga dapat saling mempengaruhi satu sama lain.116 Berdasarkan analisis Pincus dan Minahan menyatakan terdapat empat sistem dasar dalam praktek kesejahteraan sosial, yaitu:117 1) Sistem agen perubahan yaitu pekerja sosial dan organisasi yang bekerja secara terencana 2) Sistem klien yaitu orang, kelompok, keluarga, komunitas yang terlibat menjadi penerima pelayanan berdasarkan kontrak dengan pekerja sosial 3) Sistem sasaran/target yaitu sekelompok orang yang dijadikan sasaran perubahan untuk mencapai tujuan perubahan. 4) Sistem aksi yaitu istilah ini dipakai untuk menggambarkan dengan siapa saja pekerja sosial bekerja dalam mencapai tujuan perubahan. Teori sistem menekankan kepada proses, yaitu bagaimana hubungan dan interaksi terjadi, sebagaimana juga muatan dan hasil
118
. Pekerja sosial melakukan identifikasi mengenai
kelebihan atau keterampilan seseorang 116
dalam kehidupannya
Ibid., h. 160. Siti Napsiyah Ariefuzzaman dan Lisma Dyawati Fuaida, Belajar Teori Pekerjaan Sosial, h. 68. 118 Ibid., h. 70. 117
76
kemudian hal yang positif ini digunakan dalam situasi yang lain dimana ia merasa kesulitan. Jadi, teori sistem membantu kita untuk
memahami
kompleksitas
hubungan
manusia,
dan
merupakan proses sinergi antara satu orang dengan yang lain untuk menjalin hubungan yang kuat dalam satu ikatan. Teori sistem juga membantu untuk menciptakan fokus yang menghadirkan komunikasi di antara penghuni dalam lembaga (panti), baik sebagai cara untuk menjelaskan permasalahan dalam situasi tersebut atau sebagai cara untuk mengintervensi. 119Semua orang yang berada di panti hidup secara bersama-sama. Panti merupakan sistem perbaikan diri yang merupakan tempat berlindung dari segala macam gangguan untuk belajar mengetahui kapasitas
diri,
mengeksplorasi
diri,
mengembangkan
keterampilan, dan belajar memahami situasi. Hal ini dilakukan agar seseorang mengupayakan diri untuk melakukan hal yang produktif dan menjadi lebih baik juga berarti. Di dalam panti juga diberlakukan aturan berdasarkan norma-norma yang berlaku dimasyarakat untuk menciptakan lingkungan yang stabil dan menghindari segala hal yang tidak diinginkan. 4. Pedoman Perencanaan Permanensi Ikhtisar Pedoman Perencanaan Permanensi adalah sumber daya latihan yang dirancang untuk memudahkan diri belajar secara
119
Ibid., h. 71.
77
langsung. Pekerja sosial dan manajer dapat menggunakannya dalam berbagai cara, termasuk:120 1) menggunakan peta proses sebagai alat perencanaan untuk mengidentifikasi langkah-langkah kunci yang harus diikuti untuk perencanaan permanensi yang efektif. 2) menggunakan dokumen untuk meningkatkan kesadaran praktik perencanaan permanensi dan kasus ulasan. 3) Menggunakan jaringan untuk mengakses informasi prosedural yang tepat untuk perencanaan permanensi dan manajemen kasus Proses
perencanaan
permanensi
adalah
rekursif
dan
berkelanjutan. Pedoman menggambarkan proses standar dalam perencanaan permanensi dan membantu pekerja sosial untuk memahami hubungan antara proses-proses tersebut. C. Prosedur Perencanaan Permanensi Pekerja sosial harus mempertimbangkan bagaimana stabilitas dan permanensi dapat dicapai untuk anak sesegera mungkin setelah intervensi perlindungan anak dimulai. Berikut informasi dalam bagian ini menggambarkan tiga tahap kegiatan perencanaan permanensi, yaitu memulai perencanaan permanensi, menilai kasus perencanaan permanensi dan untuk mencapai permanensi.121
120
NSW Department of Community Services “Permanency Planning Guidelines”, (Oktober 2008). Diakses pada tanggal 21 Juni 2016 pukul 13.30 121 Clare Tilbury dan Jennifer Osmond, “Permanency Planning In Foster Care: A Research Review and Guidelines For Practitioners”, h. 8.
78
1.
Memulai perencanaan permanensi a.
Memulai intervensi pelindung dan penilaian Pekerja sosial perlu mengumpulkan informasi penilaian awal menentukan apakah anak atau orang muda ini perlu intervensi pelindung. Informasi yang diperoleh dalam fase ini akan
memberikan
kontribusi
pada
penilaian
yang
komprehensif, mencakup:122
informasi
awal
yang
akan
terkumpul
untuk
menginformasikan keputusan tentang penempatan dan kontak pengaturan awal
risiko untuk anak
kemampuan keluarga dan kemauan untuk melindungi anak
kebutuhan terkait usia anak dan setiap keadaan khusus misalnya kondisi medis
kekuatan dari keluarga, termasuk hubungan dengan anggota keluarga dan masyarakat
122
identitas orang tua dan kelahiran anak
warisan budaya dan agama anak
bahasa yang disukai oleh anak dan keluarga mereka
hubungan kunci, termasuk saudara
potensi yang dimiliki
Clare Tilbury dan Jennifer Osmond, “Permanency Planning In Foster Care: A Research Review and Guidelines For Practitioners”, h. 8.
79
b.
Perencanaan Kasus Perencanaan dimulai segera setelah intervensi. Rencana kasus berbasis catatan penilaian, akurat dan up-to-date dari tindakan yang diperlukan untuk mengatasi kebutuhan anak. Fokus dari rencana kasus adalah untuk memenuhi kebutuhan anak dalam jangka pendek atau jangka panjang.123
c.
Pertimbangan Penempatan Pertimbangan penempatan didasarkan pada kebutuhan anak. Ketika tidak mungkin bagi seorang anak untuk tinggal dengan keluarga mereka, pekerja sosial bekerja sama dan memastikan anak tersebut dirawat di lingkungan yang aman oleh pengasuh yang berwenang. Pilihan penempatan harus didiskusikan dengan orang tua anak termasuk pertimbangan penempatan mungkin dengan anggota kerabat/kekeluargaan. Penempatan dengan anggota kerabat/kekeluargaan harus dipertimbangkan kesesuaian orang itu sebagai penjaga, yang meliputi pengecekan integritas dan moral.
Hal
ini
penting
untuk
petugas
sosial
mempertimbangkan opsi penempatan yang menawarkan potensi terbaik untuk kehidupan permanen. Perencanaan permanensi
membutuhkan
mempertimbangkan
123
Ibid., h. 9.
pekerja
ketersediaan
layanan
sosial yang
untuk dapat
80
mendukung penempatan, meminimalkan gangguan lebih lanjut terhadap anak.124 2.
Menilai kasus untuk perencanaan permanensi Pada fase perencanaan permanensi, petugas sosial menganalisis informasi yang dikumpulkan dalam proses penilaian sebagai pertimbangan awal mereka untuk kebutuhan jangka panjang anak.125 Tentunya menilai sebuah kasus itu dengan asesmen yang didasarkan pada kekuatan keluarga dan mencakup berbagai jenis penilaian, diantaranya: penilaian perkembangan anak dan keluarga, penilaian orang tua dalam pengambilan keputusan dan penilaian kekerabatan.
3.
Menentukan Pilihan ketetapan lainnya Jika ditentukan bahwa penempatan alternatif tidak solutif bagi anak, maka peran petugas sosial yaitu:126
memastikan
bahwa
kebutuhan
penempatan
anak
telah
diidentifikasi
pekerja sosial bekerja sama dengan saudara anak jika mereka berada di luar rumah perawatan
pekerja sosial terlibat dalam mengidentifikasi opsi penempatan dan menyediakan informasi yang cukup untuk memfasilitasi pencocokan penempatan
124
Ibid., h. 10. Ibid., h. 12. 126 Ibid., h. 13 125
81
memastikan bahwa calon wali telah dinilai dan disetujui untuk memberikan perawatan permanen
mendiskusikan pilihan masa depan anak dengan pengasuh termasuk salah satunya orangtua dan keluarga adopsi
mempersiapkan anak dan pengasuh untuk transisi menjadi penempatan permanen
menilai kebutuhan dana dan bantuan lainnya, termasuk bagi semua anak-anak yang telah dinilai memiliki cacat intelektual, fisik, psikologis, psikiatri atau sensorik.
82
BAB III GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL ASUHAN ANAK (PSAA) PUTRA UTAMA 3 CEGER A. Profil Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger 1. Identitas, Sejarah, Visi dan Misi, Maksud dan Tujuan a. Pengertian PSAA Kementerian Sosial Republik Indonesia menjelaskan bahwa Panti Sosial Asuhan Anak adalah
suatu lembaga usaha
kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan
dan
pengentasan
anak
terlantar,
memberikan
pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental, dan sosial pada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagiaan dari generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif di dalam bidang pembangunan nasional.1 Fink melihat layanan terhadap anak mempunyai tanggung jawab, antara lain untuk mendukung kehidupan keluarga, pencegahan dan perlindungan terhadap anak agar mereka tidak diterlantarkan ataupun dianiaya. Layanan semacam ini dilakukan
1
CSI Surjastuti, “landasan konseptual perencanaan dan perancangan panti asuhan anak terlantar di Yogyakarta” (2012, e-journal.uajy.ac.id), diakses pada tanggal 25 Mei 2016 Pukul 13:10
83
oleh berbagai macam lembaga yang bertujuan untuk menyediakan cara agar anak dapat tumbuh dalam lingkungan yang sehat.2 Dari pernyataan di atas, Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger merupakan lembaga usaha kesejahteraan sosial milik Pemerintah Propinsi karena di bawah Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta yang berperan aktif dalam pengentasan anak terlantar
dengan
memberikan
pelayanan-pelayanan
berupa
pelayanan fisik, mental dan sosial sampai anak tumbuh sehat, mandiri dan dapat kembali kepada kedua orang tuanya. Lingkup atau wilayah kerja Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger mencakup wilayah propinsi DKI Jakarta.3 Jenis panti ini adalah residential, anak diberikan pengasuhan dan tinggal di panti. Sedangkan alamat Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) PU 3 Ceger di Jalan Bina Marga RT/02 RW/04 Nomor 57 Kelurahan Ceger, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Kode Pos 13820. Fax/Telp (021) 8447728. Email:
[email protected] b. Sejarah PSAA Pada tahun 1993 berdirilah Panti Sosial Taman Penitipan Anak (PSTPA) Bina Insan Nusantara. Panti ini sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kanwil Departemen Sosial Provinsi DKI Jakarta.4Dahulu panti ini digunakan khusus untuk orang-orang yang menderita penyakit kusta dan panti rehabilitasi hasil razia. 2
Isbandi Rukminto Adi, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial (FISIP UI Press, Gedung A Lantai 2: 2005), h. 129 3 Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger pada tanggal 25 April 2016 4 Ibid
84
Namun masyarakat lingkungan sekitar panti tidak setuju dan merasa risih dengan adanya orang-orang yang berpenyakit kusta karena takut tertular penyakit tersebut. Dari banyaknya keluhan masyarakat yang tinggal di sekitar panti sehingga nama panti berubah menjadi Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) pada tahun 1996.5 Nama Panti Sosial Asuhan Anak ini kemudian berubah lagi menjadi Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Ceger, perubahan ini berdasarkan adanya Peraturan Gubernur Nomor 61 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama. PSAA Putra Utama 3 Ceger Cipayung ini mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan dan perlindungan terhadap anak dari keterlantaran. Tujuannya agar mereka dapat tumbuh kembang secara wajar dan memiliki kehidupan yang layak dan normatif.6 Karena adanya pelelangan jabatan yang terjadi pada Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Ceger oleh Gubernur DKI Jakarta, saat ini Panti Sosial Asuhan Anak Ceger digabungkan dengan Panti Sosial Asuhan Anak yang ada di Tebet, panti ini menjadi satu manajemen dan namanya disamakan yaitu Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 dengan pembagian panti di Ceger khusus anak laki-laki dan panti di Tebet khusus anak perempuan. Kurang lebih Panti Sosial Asuhan Anak Putra 5 6
Ibid Ibid
85
Utama 3 Ceger ini sudah melakukan 11 kali pergantian perubahan pimpinan dari tahun 1996 sampai sekarang. c. Visi dan Misi 1) Visi Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 ceger mempunyai visi yaitu “Warga Binaan Sosial Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 yang Mandiri dan Sejahtera”. 7 2) Misi Adapun misi Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Ceger yaitu: a) Peningkatan kualitas pelayanan terhadap anak asuh. b) Peningkatan harkat dan martabat serta kualitas hidup anak asuh. c) Peningkatan
dan
penumbuhan
kesadaran
dan
tanggungjawab pribadi, sosial dan keluarga bagi anak asuh.8 d. Maksud dan Tujuan PSAA Maksud dan tujuan Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Ceger adalah sebagai berikut:9 1) Maksud PSAA Maksud Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Ceger adalah memberikan pelayanan kepada anak terlantar (tidak
7
Leaflet Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger Ibid 9 Ibid 8
86
ada orang tua, ayah, ibu atau keluarga) dan tidak mampu secara ekonomi. 2) Tujuan PSAA Tujuan Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Ceger adalah anak-anak yang terlantar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan hidup layak serta normatif. 2. Pendanaan PSAA Dana operasional Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Ceger berasal dari Subsidi Pemerintah yaitu Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta setiap tahunnya untuk pendanaan pendidikan, kesehatan, dan permakanan. Hal ini karena panti di bawah naungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. PSAA Putra Utama 3 Ceger juga mendapatkan sumbangan dari badan sosial lain yang bersedia membantu panti memenuhi kebutuhan para klien. Salah satunya adalah Jakarta Internasional Korean School (JIKS) yang letak sekolahnya tepat di samping panti. Sekolah ini membantu panti dengan memberikan fasilitas seperti meja, kursi dan beberapa peralatan olahraga. 10 Adapun sumbangan sosial lain yang membantu menyelenggarakan
pemeriksaan
gratis
untuk
kesehatan
WBS,
pemberian sandang dan pangan. 3. Sumber Daya Manusia Jumlah seluruh pegawai panti sebanyak 43 orang, jumlah pegawai laki-laki lebih banyak dibanding jumlah pegawai perempuan. Terdiri 10
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger pada tanggal 25 April 2016
87
dari beragam tingkat pendidikan, tingkat pendidikan yang paling tinggi yaitu Magister (S2), yang paling kecil program paket dan pendidikan yang paling banyak jumlahnya adalah SMA/SMK/SMPS. Berikut tabel pegawai berdasarkan tingkat pendidikan:11 Data Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger Tahun 2016
JenisKelamin Tingkat Pendidikan Laki-Laki
Perempuan
Magister (S2) 0 Sarjana (S1) 2 Diploma Empat (D4) 2 Diploma Tiga (D3) 0 SMA/SMK/SMPS 14 SMP 2 SD 2 Paket 1 Jumlah 23 Sumber: Data Profil Lembaga PSAA PU 3 Ceger
2 6 1 1 9 1 0 0 20
4. Sarana dan Prasarana a. Ruangan kantor, ruangan umum dan ruangan pelayanan Fasilitas yang ada di PSAA PU 3 Ceger sudah lengkap dan layak digunakan, juga mendukung untuk pelaksanaan pelayanan pengasuhan. Berikut tabel sarana dan prasarana ruangan kantor, ruangan umum dan ruangan pelayanan:12
11 12
Ibid Ibid
88
Sarana dan Prasarana Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger Tahun 2016 No. Jenis Sarana 1. Asrama 2. Ruang Dapur
3.
Rumah Dinas
4.
Ruang Kantor
5.
Ruang Gudang
6.
Ruang Komputer/Ruang Perpustakaan Ruang Aula MCK/Toilet Lapangan Olahraga
7. 8. 9.
Jumlah Peruntukan 7 Ruang tidur anak asuh 2 Kegiatan masak memasak untuk makan pegawai dan anak asuh 4 Staf yang tinggal di dalam panti 2 Sub Bag TU, Seksi, Staf dan pramu 3 Penyimpanan barangbarang 1 Ruang belajar komputer dan membaca anakasuh 1 13 2
Rapat dan pertemuan Mandi dan mencuci Kegiatan olahraga anak asuh 10. Musholla 1 Kegiatan Ibadah anak asuh 11. Halaman kebun 4 Bercocoktanam 12. Taman 4 Menanambunga 13. Ruang asesmen 1 Kegiatan Asesmen 14. Ruang klinik 1 Pengecekan kesehatan anakasuh 15. Ruang makan 2 Kegiatan makan anakasuh 16. Ruang music 1 Kegiatan main band, musik dan angklung anakasuh 17. Tempat cuci pakaian 1 Mencuci pakaian Sumber: Data Profil Lembaga PSAA PU 3 Ceger b. Peralatan kantor, peralatan tranportasi, peralatan komunikasi, peralatan pelayanan dan peralatan pendukung Semua fasilitas yang sudah tersedia memerlukan peralatan, peralatan yang disediakan oleh PSAA PU 3 Ceger berkapasitas 100
89
orang. Berikut tabel sarana dan prasarana peralatan kantor, peralatan transportasi, dll:13 Sarana dan Prasarana Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger Tahun 2016 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Jenis Sarana Komputer Mesin TIK Mesin Fax Meja Kursi Lemari berkas Mobil Telepon Handphone Internet Peralatan belajar
Jumlah 20 1 1 64 64 10 1 1 1
Keterangan
Pribadi Papan tulis, kertas, spidol, pulpen, pensil penghapus, penggaris
12. 13.
Peralatan bermain 5 Peralatan kesenian 5 dan berolahraga 14. P3K 1 15. Peralatan mandi 3 16. Sarana tidur 7 17. Peralatan 5 kebersihan kamar mandi 18. Peralatan 5 kebersihan ruangan 19. Televisi 1 20. Peralatan dapur 20 21. Peralatan makan 100 Sumber: hasil wawancara dengan Ibu Lasmi c. Sistem tempat tinggal yang panti terapkan adalah sistem asrama/barak, jumlah ruang tidur ada 7 kamar, rata-rata anak per
13
Wawancara pribadi dengan Ibu Lasmi, Jakarta 5 Juli 2016
90
ruang tidur relatif jumlahnya tergantung klasifikasinya, satu anak mendaptkan satu kasur.14 B. Profil Anak PSAA PU 3 Ceger Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger memeiliki kriteria khusus yaitu hanya menempatkan anak laki-laki. Jumlah anak asuh di PSAA PU 3 Ceger sebanyak 97 pada tahun 2016. Daya tampung maksimal panti berjumlah 100 anak, panti menyediakan 7 asrama untuk tempat tinggal anak, setiap anak memiliki pengasuh dan dari hasil wawancara tidak ada daftar tunggu anak yang akan masuk ke panti. 15 Berdasarkan latar belakang anak asuh di PSAA PU 3 Ceger kategori terbanyak adalah yang masih memiliki orang tua dan kategori yang paling sedikit adalah yatim piatu.Berikut tabel jumlah anak asuh berdasarkan latar belakang anak asuh:16 Jumlah Anak Asuh Berdasarkan Latar Belakang Keluarga Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger Tahun 2016 No
Latar Belakang Anak
Jumlah
1
Rujukan keluarga : a. Yatim b. Piatu c. Yatim Piatu d. Korban perceraian e. Kurangmampu/Lengkap
9 4 2 17 42
2
Anak Negara/Rujukan Dari Panti/Terlantar
23
3
Anak Korban KDRT/diperlakukan Salah Jumlah Keseluruhan
97
Sumber: Data Profil Lembaga PSAA Putra Utama 3 Ceger 14
Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger pada tanggal 25 April 2016 15 Wawancara pribadi dengan Ibu Gura, Jakarta 5 Juli 2016 16 Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger pada tanggal 25 April 2016
91
Berdasarkan jenjang usia anak ada 4 jenjang, jumlah yang paling banyak adalah anak yang berumur 16-17 tahun dan jumlah yang paling sedikit adalah anak yang berumur 12-13 tahun. Lamanya anak di panti tergantung pendidikannya, jika anak masuk panti saat SMP maka anak tinggal di panti selama 6 tahun, sedangkan jika anak masuk panti saat SMA maka lamanya anak tinggal di panti yaitu 3 tahun sampai tamat sekolah menengah atas. Berikut tabel anak asuh berdasarkan usia:17 Data Anak Asuh Berdasarkan Usia Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Ceger Tahun 2016 Jumlah
Usia 12 – 13
12
14 – 15
23
16 – 17
37
18 – 19
25 97
Jumlah
Sumber : Data Profil Lembaga PSAA Putra Utama 3 Ceger Jumlah anak berdasarkan tingkat pendidikan, anak yang berada pada
pendidikan
SMP/MTS
lebih
mendominasi dari pendidikan
SMA/SMK. Di tingkat SMP/MTS siswa kelas IX lebih banyak sedangkan di tingkat SMA/SMK siswa kelas X dan XII sama jumlahnya. Berikut tabel anak asuh berdasarkan tingkat pendidikan:18
17
Hasil wawancara dengan Ibu Gura (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta 5 Juli 2016 18 Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger pada tanggal 25 April 2016
92
Data Anak Asuh Berdasarkan Tingkat Pendidikan Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Ceger Tahun 2016 No.
1.
Pendidikan SMP/MTS a. Kelas VII b. Kelas VIII c. Kelas IX
Jumlah 12 12 20
SMA/SMK a. Kelas X 18 2. 17 b. Kelas XI c. Kelas XII 18 Jumlah 97 Sumber : Data Profil Lembaga PSAA Putra Utama 3 Ceger Kondisi anak saat ini ada beberapa anak yang terganggu kesehatan mentalnya, ada anak yang keluar panti dan ada juga anak yang dirujuk ke panti lain. Alasan anak yang keluar panti yaitu kembali kepada kedua orang tuanya dengan jumlah anak sebanyak 6 orang anak. Sedangkan anak yang dirujuk ke panti lain alasannya anak sudah tidak mau sekolah akhirnya panti memutuskan merujuk mereka ke Panti Sosial Bina Remaja dengan jumlah anak yang dirujuk sebanyak 4 orang anak. 19 Intensitas anak yang menerima kunjungan dari orang tua atau keluarganya terhitung sebulan atau dua bulan sekali atau jarang. Sedangkan anak yang melakukan kunjungan ke orang tuanya dalam satu tahun terakhir terhitung 2 pekan sekali atausering. Jadi, anak-anak asuh di PSAA PU 3 Ceger lebih sering anak yang pulang dibandingkan keluarga yang menjenguk.
19
Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016
93
C. Struktur Organisasi Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Ceger memiliki struktur organisasi kepegawaian untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawab. Tercapainya tujuan secara maksimal dan mengatur peranan sesuai fungsinya. Dalam struktur organisasi ada pembagian kerja, fungsi dan koordinasi dari setiap kegiatan. Dalam struktur juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan, saluran perintah hingga penyampaian laporan. Berikut struktur organisasi Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Ceger: Struktur Organisasi Kepegawaian PSAA Putra Utama 3 Ceger
KEPALA PANTI
KA. SUB. BAG TATA USAHA
SATPEL PELAYANAN SOSIAL
SATPEL PEMBINAAN SOSIAL
PENGELOLA SASANA
Bagan di atas adalah gambaran struktur organisasi Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Ceger secara garis besar. Terdiri dari kepala panti yang membawahi satuan pelaksana tugas sosial dan kepala subbag tata usaha. Garis putus menunjukkan pengelola, staf, pramu sosial, petugas
94
keamanan, petugas kebersihan, dan juru masak tidak koordinasi secara langsung. D. Sasaran dan Persyaratan PSAA 1. Sasaran Pelayanan PSAA Sasaran Pelayanan Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Ceger adalah anak laki-laki berusia 12 s/d 18 tahun, berasal dari keluarga yang mengalami masalah atau disfungsi sosial, masalah biologis serta permasalahan sekolah. Di dalamnya termasuk anak terlantar, anak negara dan anak yang menjadi korban tindak kekerasan atau anak yang diperlakukan salah seperti sering mendapat perlakuan yang berakibat secara fisik atau psikologis.20 2. Persyaratan Persyaratan untuk menjadi Warga Binaan Sosial di PSAA Putra Utama 3 Ceger adalah21 1) Anak yatim, piatu, yatim piatu, anak terlantar dari keluarga miskin. 2) Laki-laki usia 12 tahun sampai 19 tahun. 3) Diprioritaskan warga atau penduduk provinsi DKI Jakarta. 4) Surat keterangan dari kelurahan yang menyatakan betul anak terlantar atau tidak mampu. 5) Surat akte kelahiran. 6) Surat keterangan sehat dari Puskesmas. 7) Mengisi formulir data anak dan melampirkan kartu keluarga.
20 21
Leaflet Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger Ibid
95
Kriteria klien dari usia 12 sampai 19 tahun adalah usia yang menduduki bangku sekolah jenjang SMP sampai jenjang SMA atau SMK. Bagi klien yang telah memenuhi syarat akan mendapatkan pelayanan yang diberikan panti dan disekolahkan di beberapa sekolah yang sudah bekerja sama dengan panti. 3. Program Pelayanan Klien Program pelayanan yang disediakan oleh Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Ceger merupakan bagian dari perlindungan, pemulihan dan pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial bagi anak asuh. Dengan adanya program-program panti seperti pembinaan dan bimbingan maka potensi yang dimiliki klien akan berkembang. Pelayanan ini dilakukan secara terorganisir, sistematis dan profesional guna memenuhi hak anak untuk kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi.22 Program yang diberikan tersebut berupa beberapa jenis kegiatan baik yang dilakukan di dalam panti maupun di luar panti. Adapun jenis-jenis program tersebut antara lain:23 1. Bimbingan Fisik Tujuan dari bimbingan fisik ini guna untuk memelihara dan mewujudkan kesejahteraan dan kebugaran klien. Bimbingan ini disesuaikan dengan kondisi klien dan didampingi oleh
22
Wawancara pribadi dengan Kak Angger Pambudi (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 23 Data diambil dari file yang diberikan oleh pihak Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger pada tanggal 25 April 2016
96
instruktur yang mengusai dalam bidangnya. Dilakukan secara teratur atau reguler. Berikut bentuk bimbingan fisik antara lain: a. Kegiatan Olah Raga Futsal b. Senam Kesehatan Jasmani (SKJ) c. Kegiatan Pencak Silat 2. Bimbingan Mental Spiritual Bimbingan mental dan spiritual memiliki tujuan untuk meningkatkan keimanan klien dan menumbuhkan kebiasaan berperilaku sesuai kaidah-kaidah keagamaan. Tentu kita tahu bahwa akhlak yang baik berasal dari keimanan yang baik. Akhlak yang baik bisa ditanam sejak dini dengan kaidah keagamaan. Mayoritas klien di PSAA beragama Islam. Adapun bentuk-bentuk bimbingan mental yaitu: a. Sholat berjama’ah b. Pengajian c. Ceramah d. Yasinan 3. Bimbingan Pendidikan Bimbingan pendidikan ini untuk meningkatkan aspek kognitif dan melatih kemandirian klien. Bimbingan ini berupa pendidikan formal (SMP, SMA, dan SMK) dan bimbingan belajar yang didampingi oleh pramu. Panti menunjang kegiatan pendidikan klien dengan memberikan uang SPP, uang
97
transport,
biaya
penunjang
pendidikan
lainnya,
serta
memfasilitasi peralatan permainan edukatif dan perpustakaan. Pendidikan formal dilaksanakan setiap hari sesuai jadwal sekolah
masing-masing.
sedangkan
bimbingan
belajar
dilakukan setiap hari pukul 19.00-21.00 WIB di kamar masingmasing dan didampingi oleh pramu. 4. Bimbingan Kesenian Bimbingan kesenian bertujuan untuk menyalurkan bakat, minat, hobi, dan kreativitas klien. Bimbingan ini melatih klien untuk komunikatif dan rekreatif. Bentuk kegiatan bimbingan kesenian sebagai berikut: a. Kegiatan Seni Musik Angklung b. Kegiatan Musik Band c. Kegiatan Marawis 5. Bimbingan Rekreasi Bimbingan ini melibatkan dunia luar dalam pembelajaran klien. Dilakukan di dalam panti dan di luar panti dengan bentuk permainan, kunjungan tempat bersejarah sampai wisata alam. Biasanya semua klien dan pegawai terlibat dalam kegiatan rekreasi tersebut. 6. Bimbingan Aktivitas Sehari-hari Bimbingan
aktivitas
sehari-hari
meningkatkan tanggung jawab
bertujuan
klien dalam
untuk
melakukan
aktivitasnya sehri-hari. Bimbingan ini berupa kegiatan bersih-
98
bersih lingkungan, menjaga keamanan dan kenyamanan berdasarkan tata tertib yang telah disepakati bersama. Adapun kegiatan klien setiap harinya adalah sebagai berikut: Jadwal Kegiatan Anak Asuh Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger No
Hari
Pukul
1
Senin
16.00-17.30 WIB 19.00-20.00 WIB
2
Selasa
16.00-17.30 WIB
3
Rabu
16.00-17.30 WIB
4
Kamis
19.00-20.00 WIB 20.00-21.30 WIB
5
Jum’at
16.00-17.30 WIB
6
Minggu
08.00-09.30 WIB
Kegiatan Kegiatan Angklung Pembinaan Mental Spiritual Olah Vokal, Band, Komputer, Pengajian Alquran Kegiatan Pencat Silat Pembinaan Mental Spiritual Kegiatan Marawis/Hadroh Senam Kesegaran Jasmani, Pengajian Iqro Kegiatan Olah Raga Futsal
7 Rabu-Jum’at 19.00-21.00 WIB Bimbingan Belajar Sumber: Data Profil PSAA Putra Utama 3 Ceger.
99
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA Pada bab IV ini penulis mendeskripsikan temuan-temuan dari hasil pengamatan di PSAA PU 3 Ceger. Temuan tersebut kemudian dianalisis sesuai dengan teori dan Standar Nasional Pelayanan Pengasuhan untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yang terdapat di bab II. Berikut temuan hasil observasi dan wawancara serta analisis data sebagai berikut: A. Pelayanan Pengasuhan Anak yang diberikan Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger Pelayanan pengasuhan anak memiliki berbagai jenis pelayanan yang diberikan kepada anak asuh untuk memenuhi kebutuhan anak akan pengasuhan, terpenuhinya hak-hak anak baik dalam keluarga maupun keluarga pengganti seperti yang sudah di jelaskan di bab II halaman 32. Dari hasil penelitian, penulis menemukan pada hasil observasi dan wawancara bahwa pengasuhan yang diterapkan oleh Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) PU 3 Ceger adalah berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak yang merupakan pelayanan pengasuhan alternatif terakhir bagi anak asuh, meskipun Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) PU 3 Ceger belum terdaftar di Badan Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (BALKSA). Hal ini dibuktikan dari hasil temu lapangan wawancara dengan Ibu Atun sebagai berikut: “...memang anak yang masuk ke panti yang mempunyai keluarga sekalipun kurang mendapat pengasuhan karena bagi yang mempunyai keluarga anggota keluargamya tidak lengkap,
100
rata-rata dari keluarga broken, yatim piatu dan ada juga yang tinggalnya hanya dengan nenek atau kakeknya.”1 Penulis juga menemukan pada hasil observasi bahwa pelayanan pengasuhan di PSAA PU 3 Ceger bersifat sementara, artinya anak asuh memiliki batas waktu tinggal di panti yakni sampai anak lulus SMP/SMK. Hal ini juga berkaitan dengan yang diungkapkan oleh Ibu Atun bahwa anak yang masuk ke panti berada pada situasi keluarga anak yang tidak memberikan pengasuhan yang memadai, keadaan anak yang tidak memiliki keluarga atau keluarganya tidak diketahui keberadaannya. Di dalam dokumen rahasia pribadi anak juga terdapat rekaman sejarah anak, asal muasal keluarga dan mengapa anak bisa sampai ke PSAA PU 3 Ceger. Hasil asesmen saat anak masuk ke panti menunjukkan bahwa anak harus ditempatkan di pengasuhan alternatif yang terakhir yaitu pengasuhan berbasis residental (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak). Dengan begitu, terbukti bahwa benar pelayanan pengasuhan di PSAA PU 3 Ceger adalah berbasis LKSA. B. Pelayanan Pengasuhan Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Ceger Berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak 1. Pelayanan pengasuhan dalam Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Anak-anak yang menerima pelayanan pengasuhan di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) PU 3 Ceger adalah anak-anak yang tidak
1
Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016
101
mendapatkan pengasuhan dari orang tua dan keluarga. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Anak yang masuk ke PSAA PU 3 Ceger adalah anak-anak yang terlantar di DKI Jakarta dan yang paling diutamakan yaitu rujukan dari Dinas Sosial DKI Jakarta. Adapun anak yang masuk PSAA PU 3 dari hasil penjangkauan dari PSBI kategori anjal (anak jalanan) dan terakhir dari masyarakat langsung. Jadi, memang anak yang masuk ke panti yang mempunyai keluarga sekalipun kurang mendapat pengasuhan karena bagi yang mempunyai keluarga anggota keluargamya tidak lengkap, rata-rata dari keluarga broken, yatim piatu dan ada juga yang tinggalnya hanya dengan nenek atau kakeknya.2 Hal ini juga sebagaimana diungkapkan oleh Kak Angger sebagai berikut: Anak yang masuk ke panti adalah anak yang membutuhkan pengasuhan. Biasanya orang tua/keluarga anak tidak mampu memenuhi kebutuhan mereka termasuk menyekolahkan mereka.3 Dapat dilihat dari dua pernyataan tersebut bahwa anak kurang mendapat pengasuhan dari orang tua/keluarganya. Latar belakangnya karena orang tua/keluarga berasal dari keluarga tidak mampu, ada anak yang dari kecilnya sudah tinggal di panti dan ada juga orang tua/keluarga anak yang sudah tidak lengkap sehingga menyebabkan hak-hak anak tidak terpenuhi. Lalu untuk mengantisipasi anak yang terlantar dari pengasuhan orang tua/keluarganya, panti bekerja sama dengan Dinas Sosial dan masyarakat untuk menjangkau anak-anak terlantar.
2
Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016 3 Wawancara pribadi dengan Kak Angger (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
102
Seperti yang ditetapkan dalam standar pelayanan pengasuhan berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dalam hal anak tidak mendapatkan pengasuhan dari keluarga, kerabat, atau keluarga pengganti, maka alternatif terakhir adalah pengasuhan berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak seperti yang sudah disebutkan di bab II halaman 32. 2. Peran Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) PU 3 Ceger Peran PSAA PU 3 Ceger sebagai utusan dari Dinas Sosial untuk memberikan pelayanan pengasuhan dengan tujuan memenuhi hak-hak mereka sebagai anak, yaitu hak yang tidak mereka dapatkan dari orang tua maupun keluarga. Hal ini seperti diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: PSAA PU 3 Ceger dari UPT Dinas Sosial mempunyai visi misi, kami disini punya program rehabilitasi, pelayanan pengasuhan, pelayanan sosial, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan permakanan dsb.4 Hal ini juga sebagaimana diungkapkan oleh Kak Angger sebagai berikut: Kami disini berperan sebagai pengganti orang tua untuk sementara selama anak tinggal di panti.5 Hal ini juga sebagaimana diungkapkan oleh klien E sebagai berikut: Peran pengasuh mah sebagai pengganti orang tua kita disini, tapi ya disitu menurut saya bimbingan mereka kurang.6
4
Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016 5 Wawancara pribadi dengan Kak Angger (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 6 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016
103
Dari hasil wawancara di atas PSAA PU 3 Ceger tidak hanya berperan sebagai utusan dari Dinas Sosial tetapi berperan juga sebagai pengganti orang tua bagi anak yang tinggal di panti. Artinya panti memberikan pelayanan untuk memenuhi hak-hak anak yang tidak diberikan oleh orang tua/keluarga sebagai pengasuh utama. Pengurus PSAA PU 3 Ceger memahami bahwa meskipun anakanak ditempatkan di panti akan tetapi hak-hak mereka tetap harus dipenuhi. Hak-hak anak meliputi hak terhadap perlindungan, hak terhadap tumbuh kembang, hak terhadap partisipasi, serta memenuhi hak anak terhadap kelangsungan hidup seperti yang sudah penulis jabarkan di bab II halaman 33. 3. Martabat Anak sebagai Manusia a. PSAA PU 3 Ceger mengakui dan menghargai anak sebagai manusia yaitu anak yang berhak mendapatkan hak yang sama dengan anak yang berada di luar panti. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu Atun, sebagai berikut: Kita pastikan mereka mempunyai dan mendapatkan hak yang sama dengan anak-anak lain di luar panti, yaitu hak mendapat kasih sayang, bimbingan pendidikan, bimbingan kesehatan, bimbingan jasmani dan rohani dan kebutuhan lainnya.7 Hal yang lain disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Saya merasa diperlakukan sebagai manusia, dikasih makan minum dibimbing disekolahin biar pinter biar punya masa depan.8
7
Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016 8 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016
104
Hal lain juga disampaikan oleh klien AH sebagai berikut: Iya ka diasuh kayak anak yang lain, dikasih makan, diasuh mau berangkat sekolah dan pulang sekolah.9 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa dengan memberikan hak-hak anak adalah bentuk panti mengakui dan menghargai anak sebagai manusia. Anak yang bermacammacam latar belakangnya, sifatnya, kebutuhannya tetap panti berikan pelayanan dan bimbingan seperti yang sudah disebutkan di bab II halaman 33. b. Seluruh pegawai PSAA PU 3 Ceger mengakui dan menghargai anak sebagai manusia, di panti anak tidak diperlakukan semenamena dan sembarangan, panti juga membuat peraturan atau tata tertib
bagi seluruh pegawai panti.
Hal ini sebagaimana
diungkapkan oleh Ibu Atun, sebagai berikut: Kita tentu mengakui dan menghargai anak disini. Kita juga melakukan tarik ulur, kita memberikan bimbingan disini dalam memenuhi hak mereka sesuai dengan perkembangan usianya dan mempunyai peraturan yang harus dipatuhi artinya tidak boleh semena-mena dalam mengasuh dan menangani anak apalagi pake tangan.10 Hal ini juga diungkapkan oleh Kak Angger sebagai berikut: Semua anak yang tinggal di panti diperlakukan sama seperti manusia biasa. Saling bertukar kasih sayang, bebas berpendapat, dan mendapat hak-haknya sebagai anak.11
9
Wawancara pribadi dengan Klien AH Jakarta, 24 Agustus 2016 Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016 11 Wawancara pribadi dengan Kak Angger (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 10
105
Hal lain juga diungkapkan oleh klien E sebagai berikut: Pasti diajak, kita musyawarah dulu ka biasanya di mushola, pengennya seperti apa baru nanti nyepakatin bersama biar kita sama-sama enak. Barulah nanti bikin peraturan sesuai kesepakatan itu, apapun peraturannya kita gak keberatan karena udah sepakat. Kecuali kalo bikin peraturan sendiri, itu kita keberatan. Tapi ini kan peraturan yang lebih banyak tentang anaknya, kalo peraturan intern panti kayak pulang gak boleh malem, gak boleh panjat pager dll itu panti sendiri yang bikin tapi diterima anakanak.12 Hal lain juga diungkapkan oleh klien U sebagai berikut: Sebenarnya gak semua anak, yang sering diajak bikin peraturan ya anak osisnya. Nama osisnya OPS disini.13 Hal lain juga diungkapkan oleh klien AH sebagai berikut: Enggak ka, paling anak osis yang diajak.14 Dari pernyataan di atas, anak asuh di PSAA PU 3 Ceger diperlakukan seperti manusia. Yang berhak mendapat hak-haknya sebagai anak dan sesuai dalam standar pelayanan pengasuhan berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak bahwa panti memastikan staf dan pengasuh menghargai pendapat, pilihan, kemampuan dan kapasitas dari setiap anak sehingga segala aturan dan jadwal anak mewakili suara mereka seperti yang sudah disebutkan dalam bab II halaman 34. c. PSAA PU 3 Ceger dalam menjamin anak terhindar dari semua bentuk perlakuan yang merendahkan martabat dengan memiliki pegawai yang sudah ahli dalam bidang pengasuhan anak atau
12
Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016 Wawancara pribadi dengan Klien U Jakarta, 24 Agustus 2016 14 Wawancara pribadi dengan Klien AH Jakarta, 24 Agustus 2016 13
106
pendamping ahli. Para pengasuh tidak membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lainnya, diasuh menggunakan hati dan kasih sayang sehingga anak tidak merasa direndahkan martabatnya. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun, sebagai berikut: Tentunya kita disini sudah ahli (pendamping ahli) tentu mengasuhnya pakai hati, dengan kasih sayang, tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya.15 Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Di panti kita dilarang hukum anak seenaknya dan gak pernah ada ngasih hukuman yang sampe parah. Anak suka dihukum bersihin rumput di halaman belakang panti pake cangkul tapi anak gak jera-jera malah seneng kayak cocok tanem jadinya, justru anak jeranya kalo dikasih hukuman merangkum pelajaran 5 buku.16 Hal lain juga disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Disini terjamin dari perlakuan merendahkan, selama kitanya ngejaga perilaku yang baik.17 Hal lain juga disampaikan oleh klien U sebagai berikut: Ya kalo itu kan di jamin disini ka, semua ada peraturannya juga ka.18 Dari pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa anak yang tinggal di panti bukan anak yang bermartabat rendah, anak yang mendapat pengasuhan sementara di panti adalah anak yang sama dengan anak yang tinggal dengan pengasuh utama atau di luar panti. Bedanya hak-hak mereka diberikan oleh pengasuh di panti tetapi orang tua/keluarga tetap berperan sebagai pengasuh 15
Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016 16 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 17 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016 18 Wawancara pribadi dengan Klien U Jakarta, 24 Agustus 2016
107
utama dan panti tidak membatasi relasi antar anak dan orang tua/keluarganya. Disinilah panti harus menjamin tidak ada unsur perlakuan atau perkataan yang merendahkan martabat anak seperti yang sudah disebutkan di bab II halaman 34. d. PSAA PU 3 Ceger menjamin anak terhindar dari segala bentuk diskriminasi dengan membuat tata tertib selama di panti, setiap kamar diberikan 3-4 pengasuh dan di setiap kamar anak SMP dan SMA digabung, harapannya pengasuh dapat memantau dan memonitor setiap kegiatan anak dan bagi anak-anak SMA dapat memberikan contoh yang baik kepada adik-adiknya. Sebagaimana telah diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Kita disini mempunyai barak/asrama yang terdiri dari 7 kamar, di setiap kamar ada 3-4 pengasuh agar pengasuh lebih dekat dengan anak dan anak mudah terpantau. Supaya diantara mereka tidak terjadi diskriminasi masing-masing kamar disatukan yang SMP dengan SMA dengan harapan yang SMA bisa memberikan contoh kepada adik-adiknya, agar bisa mendidik dan menyayangi adik-adiknya.19 Hal ini juga disampaikan kak Angger sebagai berikut: Setiap kamar ada 3-4 pengasuh buat mengontrol dan mencegah terjadinya tindakan kekerasan antar anak.20 Hal lain juga disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Ya gitu paling kita ngerasa beda dunia aja gitu antara dunia kerja sama dunia anak.21
19
Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016 20 Wawancara pribadi dengan Kak Angger (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 21 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016
108
Peraturan yang dibuat oleh panti merupakan peraturan yang melarang segala bentuk tindakan yang merendahkan martabat anak, termasuk perkataan dan sebutan yang dapat mempermalukan, menyinggung atau melecehkan martabat anak dan melarang semua jenis perlakuan diskriminasi yang dilakukan oleh orang dewasa dan antar anak atas dasar jenis kelamin, usia, status sosial, etnisitas, budaya, agama, atau kecacatan. Aturan yang ditegakkan dalam panti dilakukan dengan tujuan untuk mendukung perilaku positif dan menghargai orang lain seperti yang sudah disebutkan di bab II hal 34. 4. Perlindungan anak a. PSAA PU 3 Ceger melindungi anak dari segala bentuk tindak kekerasan dan hukuman fisik PSAA PU 3 Ceger sangat melarang adanya bentuk tindak kekerasan dan hukuman fisik, selama ini panti mempunyai aturan bagi siapapun yang melanggar aturan akan ditindak lanjuti. Pelanggaran yang selama ini dilakukan oleh anak-anak, panti memberikan sanksi tetapi masih dalam batas kewajaran. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Hukuman fisik disini masih dalam batas kewajaran, walaupun begitu jika ada yang melakukan kekerasan kita panggil karena kita mempunyai aturan disini.22
22
Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016
109
Hal ini juga disampaikan oleh kak Angger sebagai berikut: Panti punya sanksi bagi siapapun yang melanggar peraturan tapi selama ini panti gak sampe ngasih hukuman yang berat-berat.23 Hal lain juga disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Kalo tindakan kekerasan dari luar mah kita aman tapi ya itu tindakan dari dalem yang bikin gak betah, kadang-kadang ada yang gak kuat terus keluar mungkin di luar dia jadi gelandangan kali. Kita juga sedih tapi mau gimana lagi kita juga masih belum punya apa-apa buat dibagi. Rata-rata karena peraturan sih kalo dulu masih enak, tapi sekarang anggaran panti udah dibabat abis jadi anak-anak yang melenceng yang menyimpang dan gak bisa ikutin aturan udah langsung dikeluarkan. Sekarang mudah banget anak dikeluarin dulu mah masih dipertahankan anak yang melanggar itu, dulu ada temen saya kabur 2 minggu terus dicariin sekarang mah udah nggak. Itu lah yang saya sebut kurang bimbingan ka kurang perhatian, di kamar itu pengasuh gak stand by, adanya kalo pagi sore sama ada kegiatan aja.24 Hal lain juga disampaikan oleh klien U sebagai berikut: Aman ka dari para pengasuh pun aman, buat yang ditindak fisik emang dari anaknya kadang suka susah diatur.25 Bu Ningrum juga menyampaikan sebagai berikut: “..anak suka dihukum bersihin rumput di halaman belakang panti pake cangkul tapi anak gak jera-jera malah seneng kayak cocok tanem jadinya, justru anak jeranya kalo dikasih hukuman merangkum pelajaran 5 buku.”26 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa PSAA PU 3 Ceger mempunyai kebijakan untuk mencegah segala bentuk tindak kekerasan terhadap anak. Aturan yang dibuat oleh 23
Wawancara pribadi dengan Kak Angger (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 24 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016 25 Wawancara pribadi dengan Klien U Jakarta, 24 Agustus 2016 26 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016
110
panti tidak hanya ketua panti dan pengurus panti saja yang terlibat, tetapi anak asuh juga terlibat di dalamnya. Sehingga kebijakan atau aturan yang ada di panti mewakili suara anak. Seperti yang sudah dijabarkan di bab II halaman 34 bahwa pelayanan pengasuhan yang dilakukan PSAA PU 3 Ceger mencerminkan ketiga point tersebut. Namun ada sebagian anak yang masih mengeluhkan adanya tindakan kekerasan dari pengasuh, hal ini dialami oleh anak-anak osis yang selalu mendapat keluhan dari anak-anak di panti. Tindakan yang diambil oleh temen-temen osis adalah menyampaikan keluhan-keluahan tersebut dalam forum rapat bersama ketua panti. b. Mekanisme pelaporan yang berlaku di PSAA PU 3 Ceger Mekanisme pelaporan yang berlaku di PSAA PU 3 Ceger anak bisa melaporkan ke wali kamar, jika wali kamar tidak bisa menangani maka diserahkan ke pengasuhnya, karena setiap anak memiliki pengasuh. Setelah itu jika pengasuh tidak bisa menangani, panti mempunyai tim yaitu tim peksos dan tim psikolog khusus untuk menangani kasus anak. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Kami disini mempunyai tim, ada tim psikolog dan tim peksos. Jika anak tidak bisa ditangani oleh wali kamar diserahkan ke pengasuh, jika pengasuh juga tidak bisa kita akan serahkan ke tim peksos dan tim psikolog.27
27
Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016
111
Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Setiap anak memiliki pendamping atau pengasuh di panti, segala hal yang menyangkut anak yang tau duluan itu pendampingnya.28 Hal lain juga diungkapkan oleh Klien E sebagai berikut: Biasanya ke pengasuh lapornya terus kalo responnya lama langsung ke bu Atun atau bu Uchu sebagai kepala panti.29 Hal lain juga diungkapkan oleh Klien AH sebagai berikut: Ya ngomong langsung ka ke pengasuh sama orang kantor30 Dari pernyataan di atas penulis menyimpulkan bahwa mekanisme pelaporan yang diterapkan panti tepat sesuai dengan indikator mekanisme pelaporan yang ada di bab II halaman 34. Artinya anak yang berada di panti diberi arahan untuk bekerjasama dalam mekanisme pelaporan yang bersifat rahasia. Disini anak tahu kepada siapa dia harus melapor atas apa yang dialami/lihat/dengar tanpa harus merasa takut akan ancaman dari beberapa pihak. Dari hasil observasi penulis tahu bahwa setiap pengasuh menyimpan data-data yang menyangkut privasi anak dan salah satu tugas sebagai pengasuh adalah menjaga privasi anak asuhnya. Pengasuh juga bertanggung jawab untuk selalu mendukung dan melindungi anak dari segala bentuk gangguan yang akan meresahkan anak.
28
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 29 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016 30 Wawancara pribadi dengan Klien AH Jakarta, 24 Agustus 2016
112
c. Kapasitas pengurus, petugas, dan relawan PSAA PU 3 Ceger dalam merespon kekerasan Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak harus memastikan bahwa setiap orang yang akan bekerja di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak termasuk relawan yang terbukti pernah melakukan tindak kekerasan kepada anak tidak akan direkrut. Setelah orang yang akan bekerja di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak resmi direkrut, mereka harus mengikuti pelatihan tentang pengasuhan dan perlindungan anak, tahapan perkembangan anak, praktek pengasuhan, termasuk menjadi orang tua yang efektif, memberikan disiplin positif, serta mencegah dan merespon kekerasan terhadap anak. Pengurus, petugas, dan relawan yang akan bekerja di PSAA PU 3 Ceger di asesmen terlebih dahulu, setelah itu dilihat perkembangan kinerjanya selama bekerja di panti. Para pekerja sosial di PSAA PU 3 Ceger mengikuti program yang diberikan oleh Dinas Sosial, seperti pelatihan hypnoteraphy, pelatihan psikososial, dan terapi membuang emosi negatif. Program yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial merupakan bekal untuk para pekerja sosial dalam meningkatkan kualitas mengasuh anak. Setelah itu kinerja para pengurus, petugas dan relawan dievaluasi oleh kepala panti. Evaluasi yang dilakukan dengan cara mengevaluasi laporan harian (case record) berupa aktivitas yang sudah dilakukan yang dibuat oleh seluruh pegawai panti dari pagi
113
hingga pulang kerja. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Semua pekerja disini sebelum menjadi pegawai sudah di asesmen, terus kita liat perkembangannya selama menjadi pegawai. Kalo jaman Ahok sekarang bahkan sesama teman aja saling mengawasi, artinya semakin kesini semakin ketat. Dari dinas sosial ada pelatihan untuk para peksos dan ada programnya seperti pelatihan hypnoteraphy, pelatihan psikososial, dan pelatihan terapi membuang emosi negatif. Evaluasi yang dilakukan masing-masing pegawai membuat jadwal harian atau laporan harian (case record) dari pagi sampai pulang. Apa yang dia lakukan, bagaimana perkembangan anak asuhnya, dsb.31 Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Pengasuh dikasih pelatihan langsung dari dinas sosial, jadwalnya biasanya sabtu atau minggu. Buat nambah wawasan, keterampilan, nanganin anak yang baik.32 Hal lain juga diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Orang yang mau masuk panti biasanya diliat dia ada pengalaman kerja di panti gak sebelumnya, terus harus punya pengalaman mengasuh atau kerja selama setahun.33 Hal lain juga diungkapkan oleh klien E sebagai berikut: Ada ka kasus kekerasan dari orang kantor jaman saya SMP 3 tahun yang lalu, itu terjadi sama anak lama ka. Tapi alhamdulillah tindakan kekerasan makin kesini makin menurun. Mungkin karena waktu saya ngejabat jadi osis 2 tahun kepengurusan saya kokoh, adik-adik saya udah ngerti jadinya. Adanya tindakan seperti itu terjadi antara pengasuh ke anak. Kalo anak ke anak kan wajar namanya juga sebaya tapi cepet akur lagi paginya berantem siangnya temenan lagi. Kalo dari pengasuh kan 31
Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016 32 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 33 Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
114
jatohnya penyiksaan contohnya ke muka gitu, nah kalo udah terjadi begini anak-anak pasti menghindar, kalo anak-anak menghindar pengasuh itu malah gak mau nyamperin dibiarin aja dan sampe musuhan gak ada kontak. Anak-anak yang mengalami itu masih ada disini mencakup anak lama semua. Nah saya juga pernah mengalami adu kontak fisik, kejadiannya malem muka saya berdarah terus diobatin, orang itu saya samperin ke kantor saya tanya maunya gimana terus besoknya orang itu mengundurkan diri udah gak ada di panti.34 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa dalam menyeleksi pengurus baru panti sangat selektif dalam memilih dan kapasitas yang dimiliki pelamar minimal sudah pernah memiliki pengalaman bekerja selama setahun. Setelah itu para pekerja dan pengasuhnya diberikan pelatihan rutin, panti bekerjasama dengan Dinas Sosial untuk terus menambah wawasan dan keterampilan para pekerja dan pengasuh. Setelah itu, panti juga rutin melakukan evaluasi kinerja para pegawainya seminggu sekali oleh kepala panti dan satpel dengan melihat case record yang dibuat oleh seluruh pegawai panti. Dari hasil penyampaian anak asuh berbeda dengan para pegawainya, pernah ada kasus yang menimpa ketua osis sendiri, aduk fisik terjadi saat itu dan pelaku pun tanggung jawab kemudian mengundurkan diri dari panti. Artinya pegawai yang melanggar pun sadar atas perbuatannya dan memilih untuk pindah kerjaan dari panti. Sedangkan dari hasil observasi penulis menemukan para pengurus banyak yang melanjutkan pendidikan dan spesialisasinya, ini dilakukan untuk menunjang kualitas pengasuhan panti ke 34
Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016
115
depannya. Hal ini berkaitan dengan indikator kapasitas pengurus yang telah penulis sebutkan dalam bab II halaman 35 bahwa PSAA PU 3 ceger memenuhi dan menjalankan indikator tersebut sesuai dengan Standar Nasional Pelayanan Pengasuhan untuk LKSA. d. Prosedur pemberian hukuman disiplin PSAA PU 3 Ceger memiliki prosedur penanganan kekerasan pada anak yang harus dijalankan oleh pengurus, petugas dan relawan. Apabila ditemukan pengurus, petugas dan relawan melakukan tindakan kekerasan maka akan diberi peringatan dengan peneguran lisan, dipanggil dan diserahkan kepada kepala panti. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Sejauh ini kami tidak menemukan kasus seperti itu, artinya masih dalam batas kewajaran tetapi kami tetap melakukan peneguran lisan kepada pengasuh.35 Dari hasil observasi penulis menemukan kasus pegawai melanggar aturan panti, ada pegawai atau pengasuh yang sampai memperlakukan anak tidak senonoh atau ada unsur perilaku kekerasan. Hal ini disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Ada ka kasus kekerasan dari orang kantor jaman saya SMP 3 tahun yang lalu, itu terjadi sama anak lama ka.36 Hal lain juga disampaikan oleh klien AH sebagai berikut: Ada, terjadi antara pengasuh ke anak misal pukulan.37 35
Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016 36 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016 37 Wawancara pribadi dengan Klien AH Jakarta, 24 Agustus 2016
116
Namun panti menganggap semua masih dalam batas kewajaran seperti teguran dari pengasuh kepada anak asuhnya, pemberian sanksi untuk membuat anak jera,dll. Artinya ketua panti dan seluruh pegawai bertanggung jawab dan konsisten terhadap aturan kedisiplinan. e. Lingkungan yang aman dari kekerasan dan hukuman fisik PSAA PU 3 Ceger menjamin lingkungan panti aman dari kekerasan dan hukuman fisik dengan membuat case record bagi tiap pekerja, pengasuh dan relawan juga mencatat buku pelanggaran bagi anak yang melanggar. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Untuk semua orang disini, kita masing-masing memiliki laporan harian, siapa melakukan apa, tiap minggu case record dan buku pelanggaran anak dievaluasi sama kepala panti atau satpel.38 Hal serupa juga disampaikan Ibu Ningrum sebagai berikut: Setiap pengurus punya kewajiban menulis case record yang isinya kegiatan kita seharian penuh.39 Hal lain disampaikan oleh klien AH sebagai berikut: Aman ka dari para pengasuh pun aman, buat yang ditindak fisik emang dari anaknya kadang suka susah diatur.40 Hal lain disampaikan oleh klien U sebagai berikut: Ya kalo itu kan di jamin disini ka, semua ada peraturannya juga ka.41 38
Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016 39 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 40 Wawancara pribadi dengan Klien AH Jakarta, 24 Agustus 2016 41 Wawancara pribadi dengan Klien U Jakarta, 24 Agustus 2016
117
Dari dua penyataan tersebut penulis menyimpulkan bahwa cara panti untuk menjaga kestabilan panti yang aman dari kekerasan adalah dengan membuat rekaman kegiatan
masing-masing
pegawai. Setiap anak juga dipantau dan ditulis perkembangannya oleh masing-masing pengasuh, jika anak melanggar maka akan ditulis di buku pelanggaran. Sehingga jelas lingkungan panti terasa nyaman dan aman dari tindakan kekerasan. Sedangkan dari hasil observasi penulis menemukan hanya lingkungan dalam panti saja yang dimonitoring oleh panti dari tindakan kekerasan tetapi panti kurang melibatkan masyarakat dalam mencegah dan merespon kekerasan terhadap anak, panti kurang mensosialisasikan kepada masyarakat tentang pencegahan dan penganan terhadap perilaku kekerasan. Dalam hal ini panti terbukti belum memenuhi dua dari tiga indikator tentang lingkungan yang aman dari kekerasan yang ada di bab II halaman 36. f. Pencegahan dan respon terhadap kekerasan dan hukuman fisik antar anak PSAA PU 3 Ceger memberlakukan kebijakan dalam mencegah dan merespon tindakan kekerasan jika sudah melewati batas kewajaran dan akan ditindak oleh tim peksos dan psikolog. Sedangkan dalam membangkitkan kesadaran anak akan dampak kekerasan PSAA PU 3 Ceger memberikan bimbingan berupa kegiatan, edukasi dan jadwal piket agar anak memiliki rasa
118
tanggung jawab dan mandiri. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Kebijakan yang berlaku disini selama masih dalam batas kewajaran kita masih bisa tolerir tapi tentunya kita sudah warning jangan sampe kejadian atau benar-benar terjadi. Tentunya biar anak sadar dengan kekerasan, kita kasih mereka bimbingan berupa kegiatan, edukasi, kita berikan jadwal piket juga agar anak mempunyai rasa tanggung jawab dan mandiri.42 Dari hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa anak diberikan tanggung jawab terhadap dirinya sendiri sebagai bentuk pelajaran agar mereka menghindar dari perilaku kekerasan, agar mereka selalu bersikap positif dan menghargai orang lain baik itu relasi antara anak dengan pengasuhnya atau anak dengan anak. g. Kerahasiaan laporan tentang kekerasan PSAA PU 3 Ceger memiliki prosedur untuk anak melaporkan segala hal yang dilihat/didengar kepada pengasuh. Pengasuh disini ahli dalam memelihara rahasia anak asuhnya. Kemudian dibantu oleh tim peksos dan tim psikolog untuk menanganinya. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Prosedurnya kita mempunyai tim disini, pengasuh lalu tim peksos dan tim psikolog terakhir kepala panti.43 Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Setiap pendamping dan tim peksos merahasiakan privasi anak dan ada tata tertib yang berlaku di panti.44
42
Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016 43 Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016
119
Dari pernyataan di atas penulis menyimpulkan adanya kerjasama antara pengasuh dengan anak bimbingannya untuk saling memberi dukungan dan perlindungan. Kerahasiaan pun terjamin karena panti memiliki tim khusus untuk menangani kasus yang serius seperti perilaku kekerasan terhadap anak. h. Pemahaman perkembangan anak Saat anak masuk ke panti demi bisa memberikan respon yang tepat maka pengasuh terlebih dahulu fokus pada kebutuhan anak sebagai individu sehingga anak mendapatkan pengasuhan sesuai dengan tahap perkembangannya. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Pertama, komunikasi dengan anak. Kedua, catatan laporan perkembangan anak. Kita juga membuat daftar kebutuhan anak dari segi fisik, sosial, piskologis.45 Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Anak berkembang sesuai dengan kebutuhannya. Jadi pengasuh harus menyesuaikan pemberian pelayanan dengan kebutuhannya kepada anak.46 Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa penting sekali bagi pengasuh untuk memahami perkembangan anak
bimbingannya
karena
hal
itu
mempengaruhi
faktor
pemenuhan kebutuhannya.
44
Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 45 Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 46 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016
120
5. Perkembangan Anak PSAA PU 3 Ceger dalam mengupayakan perkembangan anak panti memfasilitasi anak untuk aktif dalam kegiatan sekolah yaitu dengan menyediakan
transportasi
yang
bekerjasama
dengan
dinas
perhubungan, panti juga sigap dalam segala hal kebutuhan yang diperlukan oleh anak di sekolah seperti bahan-bahan keterampilan, tugas fotokopi dll. Namun dalam hal mengelola uang saku dan buku tabungan anak asuh di PSAA PU 3 Ceger belum dikatakan mampu karena mempertimbangkan kematangan usia anak dan penggunaan uang yang belum bijaksana. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Lasmi sebagai berikut: Panti bekerjasama dengan sekolah di luar panti. Semua anak-anak diberikan jadwal bimbel semua mata pelajaran.47 Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Setiap anak diberikan perlengkapan ATK, tas, sepatu, seragam. Anak mendapatkan fasilitas kendaraan sekolah yaitu dari kerjasama dengan dinas perhubungan untuk mengantar anak sekolah, biasanya pengasuh juga memberikan motivasi ke anak supaya semangat bersekolah.48 Dari pernyataan di atas, penulis menyimpulkan bahwa pelayanan pengasuhan di panti disesuaikan dengan tahap perkembangan anak, bahkan panti sangat teliti bahwa dalam dunia pendidikan anak akan menemui kesulitas dalam pelarannya, maka dari itu panti menyediakan
47
Wawancara pribadi dengan Ibu Lasmi (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016 48 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016
121
les/bimbel untuk semua anak asuh. Panti juga tidak hanya memberikan pelayanan di dalam panti saja melainkan panti juga mendukung anak untuk menjalin relasi dengan teman sebayanya di sekolah. 6. Identitas Anak a. Kelengkapan identitas anak Anak-anak yang akan masuk PSAA PU 3 Ceger tentu melewati tahap pengecekan data identitas oleh panitia penerimaaan. Beberapa identitas yang dicek yaitu: akte kelahiran, Kartu Keluarga, rapor dan KTP orang tua. Jika ada anak yang tidak lengkap identitasnya maka panti membantu untuk melengkapi identitas anak. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Anak yang akan masuk ke panti di periksa kelengkapan identitasnya, antara lain akte, KK, rapor, KTP orang tua jika ada. Jika anak tidak memiliki KTP maka akan dibantu oleh panti.49 Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Tentunya kalo anak negara itu karena sebelumnya sudah di panti jadi surat sudah lengkap, kalo dari masyarakat langsung kita kroscek dengan home visit.50 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa anak yang masuk ke panti tidak sembarang orang, artinya seleksi sangat ketat dan tepat sasaran karena PSAA PU 3 Ceger adalah panti yang pelayanan pengasuhannya bersifat sementara, tetap
49
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 50 Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016
122
pengasuh utama bagi anak adalah orang tua/keluarga. Data kelengkapan identitas anak dan keluarga juga dibutuhkan untuk anak daftar sekolah jadi bukan untuk kepentingan panti saja melainkan semuanya untuk kepentingan anak. b. Identitas anak PSAA PU 3 Ceger dalam menjaga keakuratan data dengan keluarga anak maka panti melakukan home visit, guna untuk menjalin relasi yang lebih kuat dengan keluarga anak dan dapat mengenal lebih jauh tentang kondisi keluarga anak serta kepribadian anak. Home visit juga diperlukan untuk kroscek data identitas yang ada. PSAA PU 3 Ceger juga mendukung anak mengekspresikan identitas dirinya dengan pembebasan budaya dan bahasa yang anak bawa ke dalam panti. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Kita melakukan home visit, kita setidaknya tau alamat lengkap dan meminta identitas legal. Dari kunjungan tersebut kita bisa tau kondisi keluarga dan karakter anak. Kita juga disini membebaskan anak tentang budaya dan bahasanya sendiri, artinya mendukung keberagaman budaya yang anak bawa.51 Tentunya keakuratan data anak sangat berpengaruh pada proses pelayanan anak. Pengasuh juga butuh koordinasi dengan orang tua atau keluarga untuk membahas perkembangan anak. Keakuratan data sangat berpengaruh terhadap asesmen anak mulai dari kondisi keluarga, karakter anak, bakat anak dll. Kemudian Dalam hal 51
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
123
mendukung budaya anak PSAA PU 3 Ceger tentunya mendukung pelaksanaan praktek budaya
sesuai identitas anak seperti
menggunakan bahasa daerah, menari, menyanyi, dan memasak makanan daerah. Namun hal ini belum sepenuhnya PSAA PU 3 Ceger lakukan. 7. Relasi Anak a. Dukungan relasi antara anak dengan keluarga/kerabat PSAA
PU
3
Ceger
memfasilitasi
anak
agar
dapat
berkomunikasi dengan keluarga/kerabat dengan menyediakan fasilitas dan sarana komunikasi seperti telepon, anak diberikan jadwal pulang sebulan sekali dan pengasuh mengingatkan orang tua untuk menjenguk anaknya ke panti. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Panti melakukan komunikasi lewat telepon, sebulan sekali anak boleh pulang untuk bertemu keluarganya dan mengingatkan orang tua untuk menjenguk anaknya.52 Hal yang sama juga dungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Kita kasih jadwal anak boleh pulang sebulan sekali, nelpon orang tua sesuai kebutuhan anak.53 Hal lain juga disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Orang tua boleh lah ngejenguk kesini panti kan terbuka kapan pun, kalo orang tuanya mau ketemu asal koordinasi dulu sama anaknya atau pengasuhnya misal mau ke panti hari minggu berarti ngasih kabarnya sabtu
52
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 53 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016
124
biar anaknya gak ngilang-ngilang kan suka pada maen bola biasanya.54 Hal lain juga disampaikan oleh klien AH sebagai berikut: Saya pulang sebulan sekali kecuali waktu kakek saya meninggal saya izin pulang kemarin. Saya jarang komunikasi ka, orang tua juga gak pernah nelpon. Kalo kangen ya saya pulang tapi saya gak pernah nelpon.55 Hal lain juga disampaikan oleh klien U sebagai berikut: Orang tua boleh ka kesini, tapi kalo saya gak mau dijenguk saya aja yang pulang ke rumah, kalo saya disini mah udah aman jadi gak usah jenguk kasian jauh juga kalo kesini.56 Dukungan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger sudah sesuai dengan standar nasional pengasuhan untuk LKSA di bab II halaman 40. Anak diberikan waktu untuk mengunjungi keluarga, diberikan fasilitas handphone untuk menghubungi keluarga, dan membiayai ongkos pulang agar anak sampai di rumah dengan selamat. Itu semua adalah bentuk panti dalam mendukung relasi anak terhadap keluarganya. b. Kunjungan anak kepada orang tua/keluarga/kerabat/teman PSAA PU 3 Ceger dalam hal mendukung anak untuk menjenguk orang tuanya di rumah dengan memfasilitasi hari libur anak dan jadwal pulang anak. Panti juga memberikan ongkos untuk anak-anak agar anak sampai tujuan dengan selamat dan menjamin keselamatan mereka. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: 54
Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016 Wawancara pribadi dengan Klien AH Jakarta, 24 Agustus 2016 56 Wawancara pribadi dengan Klien U Jakarta, 24 Agustus 2016
55
125
Ada waktu khusus memberikan jatah untuk setiap anak asuh mengunjungi orang tuanya. Setiap libur semester panti memberikan waktu untuk pulang dan anak diberikan ongkos.57 Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Yang lebih sering mengunjungi malah anakanaknya dibanding orang tuanya. Jadi anak lebih sering pulang tapi kalo orang tuanya jarang banget ke panti paling yang rajin jenguk ke panti bisa dihitung jari.58 Dari hasil wawancara dan observasi penulis melihat intensitas kunjungan orang tua ke panti sangat minim, sehingga anak yang lebih sering pulang ke rumah. Orang tua yang sering menjenguk ke panti alasannya karena jarak rumahnya lebih dekat dengan panti dibanding yang lain dan ada anak yang tidak mau orang tua atau keluarganya repot-repot datang ke panti lebih baik anaknya yang pulang. c. Kunjungan oleh keluarga/kerabat/teman PSAA PU 3 Ceger memfasilitasi keluarga/kerabat/teman anak yang berkunjung ke panti dengan menyediakan ruang tamu, saung dan waktu kunjungan yang tidak dibatasi waktu kunjungannya. Hal ini agar tamu merasa nyaman berkunjung ke panti. Panti juga memfasilitasi pertemuan rutin minimal sekali dalam sebulan untuk membahas pentingnya pengasuhan dalam keluarga. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut:
57
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 58 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016
126
Kita sediakan ruang tamu, waktu kunjungan juga bisa kapanpun 24 jam. Kita juga punya ruangan untuk pertemuan dengan orang tua dalam membahas perkembangan anak.59 Hal yang sama juga dungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Biasanya kita suruh orang tua dateng dan kita ajak ngobrol di ruang tamu tentang perkembangan anak.60 Hal lain juga dungkapkan oleh klien U sebagai berikut: Anak sekolah sering pada main di atas di saung biasanya pada main pada kumpul.61 Hal lain juga dungkapkan oleh klien AH sebagai berikut: Boleh kak temen-temen main kesini tapi jarang tapi ka.62 Hal lain juga dungkapkan oleh klien E sebagai berikut: Boleh kapanpun, tapi ya liat jam kalo jam sekolah sebaiknya jangan. Kayak etika bertamu di rumah orang aja ada jam-jam tertentu tapi setiap hari memang boleh main kesini.63 Dari hasil wawancara dan observasi penulis menyimpulkan bahwa PSAA PU 3 Ceger tidak membatasi waktu kunjungan bagi siapapun
termasuk
orang
tua/keluarga/teman
selama
tidak
mengganggu jam anak sekolah. Panti juga siap melayani kunjungan selama 24 jam dan memfasilitasi kunjungan dengan ruang tamu dan saung. Pegawai panti juga terlihat ramah, antusias dan menghargai menyambut tamu yang datang berkunjung. Namun PSAA PU 3 Ceger belum maksimal dalam melaksanakan 59
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 60 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 61 Wawancara pribadi dengan Klien U Jakarta, 24 Agustus 2016 62 Wawancara pribadi dengan Klien AH Jakarta, 24 Agustus 2016 63 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016
127
pertemuan dengan orang tua karena hanya beberapa orang tua/keluarga saja yang ruting mengunjungi anaknya ke panti sebulan sekali, padahal ketua panti berharap para orang tua/keluarga bisa menjenguk anaknya di panti minimal sebulan sekali. d. Kedekatan anak dan keluarga/kerabat/masyarakat Point ini membahas tentang pentingnya penempatan anak yang dekat dengan orang tua/keluarganya. PSAA PU 3 Ceger dalam menentukan kebijakan mengenai penempatan anak apakah harus ditempatkan di panti yang jauh dari rumahnya atau ditempatkan di panti dekat rumahnya itu semua tergantung kepala panti dari PSAA PU 3 Ceger. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Kalo masalah penempatan anak dimananya sih tergantung keputusan kepala panti.64 Dari hasil wawancara dan observasi tempat yang ideal untuk penempatan anak yaitu anak ditempatkan yang paling dekat dengan keluarga atau komunitasnya, jika anak ditempatkan di luar kabupaten/kota/provinsi maka orang tua/keluarganya akan jarang mengunjungi anaknya karena jaraknya jauh dan biaya ongkos yang mahal.
64
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
128
e. Relasi antar anak di dalam PSAA PU 3 Ceger PSAA PU 3 Ceger dalam mendukung relasi antar anak dengan menempatkan anak SMP dan SMA dalam satu kamar yaitu menempatkan anak yang lebih tua dengan anak yang lebih muda. Hal ini dilakukan agar terciptanya hubungan atau relasi persaudaraan antar anak. Kemudian anak dilatih untuk bertanggung jawab dengan diberikan jadwal piket agar tidak ada yang merasa lebih berwewenang di panti, semuanya sama mempunyai tugas masing-masing. PSAA PU 3 Ceger juga menghindari adanya hubungan kekuasaan yang tidak sehat antara anak dengan memberikan pemahaman kepada anak yang usianya lebih tua. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Pertama di buat asrama, kedua anak diberi jadwal piket untuk menumbuhkan tanggung jawab anak. Sedangkan untuk memenuhi hak anak kami memberikan fasilitas kegiatan pembinaan seperti angklung, silat, komputer, pengajian, futsal dan senam bersama. Di dalam satu kamar, anak SMP dan SMA dicampur. Untuk anak yang lebih dewasa diberikan pemahaman untuk menyayangi adik-adiknya.65 Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Kita dukung mereka dengan membuat mereka sekamar biar lebih akrab dan dibuat jadwal piket biar mereka saling mengingatkan. Setiap anak punya pendamping dan wali kamar jadi anak bisa curhat kalo ada masalah.66
65
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 66 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016
129
Hal ini juga disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Didukung, kadang adek kelas juga suka pada curhat sama kakak kelasnya selain ke pengasuh.67 Dari hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa PSAA PU 3 Ceger dalam mendukung relasi antar anak sudah sesuai dengan indikator membangun relasi antar anak di bab II halaman 42. Hasil observasi menunjukkan penempatan anak yang lebih tua dengan anak yang lebih muda dalam satu kamar menjadi solusi terbaik dan menjadi sarana diskusi bagi anak untuk saling terbuka dan bercerita. f. Relasi yang positif dan pantas antara anak laki-laki dan perempuan Dari hasil observasi penulis menyimpulkan bahwa dalam menciptakan lingkungan yang positif dan aman dari relasi antara laki-laki dan perempuan PSAA PU 3 Ceger dikhususkan untuk anak laki-laki sedangkan PSAA PU 3 Tebet khusus perempuan. Hal ini menjadi bahan pelajaran dan diskusi untuk anak-anak berkaitan dengan hubungan dekat dengan lawan jenis. Namun panti belum melakukan diskusi dengan anak-anak dalam membahas isu hubungan seksual. g. Relasi dengan pengasuh/pengurus PSAA PU 3 Ceger mendukung terbangunnya relasi anak dengan pengasuhnya. Intensitas pengasuh dalam berkomunikasi dengan anak dengan tujuan anak terbuka dengan pengasuh dan dapat bercerita secara terbuka. Setiap pengasuh juga selalu 67
Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016
130
menyediakan waktu untuk anak asuhnya misal saat mereka siapsiap berangkat ke sekolah dan saat anak pulang dari sekolah. Pengasuh juga memberikan perhatian khusus untuk anak asuhnya. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Pengasuh sering komunikasi dengan anak, memberikan perhatian khusus kepada anak asuhnya.68 Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Membangun relasi dengan anak kita mendampingi mereka dari bangun tidur sampe mau tidur, diperhatikan kukunya panjang atau nggak, rambutnya gondrong apa nggak, baju sekolanya udah siap apa belum buat besok sekolah, dll.69 Hal lain disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Alhamdulillah saya deket sama semuanya. Tapi kalo terbuka ke beberapa orang aja yang jadi kepercayaan saya, saya deket sama mak wiwik soalnya mak wiwik udah lama juga disini dari saya baru masuk panti.70 Hal lain disampaikan oleh klien U sebgai berikut: Ya kalo dibilang udah bagus sih belum gitu ka, gak terlalu ketat pembinaannya. Pokoknya ngerasa kurang lah pengasuhannya disini. Pengasuh juga punya keluarga sendiri jadi waktu bareng kita disini sedikit.71 Dari hasil wawancara dan observasi penulis menyimpulkan bahwa
setiap
pengasuh berusaha
selalu
ada untuk anak
bimbingannya, pengasuh selalu bisa ditemui setiap saat oleh anak. Penulis juga mengamati setiap anak pulang sekolah pengasuh selalu memperhatikan anak bimbingannya, kebutuhannya dan 68
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 69 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 70 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016 71 Wawancara pribadi dengan Klien U Jakarta, 24 Agustus 2016
131
keperluannya termasuk jika anak ada kendala. Namun tidak semua anak merasa dekat dengan pengasuhnya, karena keterbatasan waktu dari kedua belah pihak. Namun ada beberapa pengasuh yang hanya menemui anak asuhnya saat piket saja. h. Relasi dengan pihak di luar lembaga (guru, teman dari sekolah dan lingkungan sekitar) Dari hasil observasi penulis menemukan bahwa PSAA PU 3 Ceger sangat mendukung anak dalam menjalin relasi dengan pihak di luar panti. Anak diberikan izin mengikuti kegitan di sekolah dan di masyarakat. Panti juga memberikan fasilitas dan sarana untuk anak dapat berkomunikasi dengan pihak luar panti seperti telepon, untuk penggunaan telepon ini hanya boleh digunakan sesuai keperluan anak saja. Anak juga diajak untuk mengatur dan menyepakati waktu kunjungan di luar sekolah agar tidak mengganggu jadwal rutin sekolah mereka. 8. Partisipasi Anak a. Suara anak PSAA
PU
3
Ceger
dalam
mendorong
anak
untuk
menyampaikan pendapat dan ikut serta dalam membahas berbagai hal penting yang menyangkut kepentingan mereka dibentuklah organisasi khusus anak-anak panti. Organisasi itulah semua anak bebas menyampaikan pendapat. Namun dalam rapat khusus dengan ketua panti dalam membahas berbagai hal yang penting, hanya yang tergabung secara resmi di organisasi lah yang dapat
132
mengikuti rapat tersebut. Jadi hanya perwakilan beberapa anak saja yang diikutsertakan dalam rapat bersama kepala panti. Tentunya dari hasil rapat tersebut segala keputusan yang terkait dengan kehidupan sehari-hari anak mencerminkan suara, ide, dan pendapat anak. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Di panti anak asuh punya organisasi. Biasanya anak yang tergabung dalam organisasi ini ikut rapat sama kepala panti dan disana anak bebas berpendapat. Kalo panti mengadakan sosialisasi barulah seluruh anak terlibat.Anak dapat menyampaikan pendapat melalui organisasi anak asuh di panti nanti dalam rapat dengan ketua panti pendapat anak-anak akan disampaikan oleh organisasi anak tersebut. Setiap anak memiliki pendamping atau pengasuh di panti, segala hal yang menyangkut anak yang tau duluan itu pendampingnya jadi kalo ada keputusan yang menyangkut anak sudah mewakili suara, ide dan pendapat anak.72 Hal ini juga diungkapkan oleh klien A sebagai berikut: Saya kadang-kadang ngisi kotak saran yang ada di depan kantor. Di kertas itu saya ngisi pendapat kadang tentang fasilitas yang udah rusak belum diperbaiki, misalnya lapangan.73 Hal lain juga diungkapkan oleh klien I sebagai berikut: Hmm harapannya fasilitas silatnya ditingkatin lagi, biar tambah lengkap dan bikin semangat.kalo ada peralatannya, silat seniyang belum lengkap soalnya belum dibeliin peralatannya.74
72
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 73 Wawancara pribadi dengan Klien A Jakarta, 24 Agustus 2016 74 Wawancara pribadi dengan Klien I Jakarta, 24 Agustus 2016
133
Hal lain juga diungkapkan oleh klien E sebagai berikut: Iya sering diajak, tapi perwakilan aja anak-anak osis yang dateng. Kadang rapat di tebet kadang di ceger. Suka ngomongin acara, terus peraturan panti sama nyampein masukan dari anak asuh yang lain.75 Hal lain juga diungkapkan oleh klien AH sebagai berikut: Enggak ka, paling anak osis yang diajak. Anak osis juga pasti nyampein saran sama keluhan dari anak-anak.76 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa PSAA PU 3 Ceger memastikan suara dan ide anak menjadi pertimbangan dan prioritas utama dalam pengambilan berbagai keputusan. Wujud dari panti menghargai pendapat anak yaitu dengan membuat kotak saran di depan kantor, diadakannya pertemuan atau rapat yang dihadiri oleh anak, ada tata tertib bagi para pegawai atau pengasuh untuk menghargai pendapat anak, dan pengasuh yang bisa ditemui anak kapan saja. b. Pilihan anak PSAA PU 3 Ceger dalam mendukung kapasitas anak dalam menentukan pilihan yaitu dengan mengadakan tes minat dan bakat saat anak masuk ke panti. Sementara itu cara panti mendukung pilihan yang mereka ambil yaitu dengan berdiskusi untuk membahas
bersama-sama
mempertimbangkan
resiko
terkait yang
anak
isu
dan
pilih
dll.
sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut:
75 76
Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016 Wawancara pribadi dengan Klien AH Jakarta, 24 Agustus 2016
pilihan, Hal
ini
134
Panti mendukung kapastitas anak dengan mengadakan tes bakat dan minat saat anak masuk ke panti.Cara mendukung pilihan yang mereka ambil, pengasuh berdiskusi dengan anak lalu memberikan arahan terkait pilihan yang mereka buat.77 Hal lain juga diungkapkan oleh klien I sebagai berikut: Saya sering diskusi sama pengasuh saya tentang pendidikan saya, saya minat di IT jadi saya minta saran dan pendapatnya.78 Hal lain juga diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Cara mendukung pilihan yang mereka ambil, pengasuh berdiskusi dengan anak lalu memberikan arahan terkait pilihan yang mereka buat.79 Hal lain juga diungkapkan oleh klien E sebagai berikut: Kalo pemilihan sekolah pertama tergantung nem kita ka, nem kita tinggi atau nggaknya. Kalo nem kita tinggi mau sekolah dimana aja pasti didukung ka. Kebalikannya kalo kita mau milih sekolah mana aja yang swasta tapi nem kita kecil, nah itu bisa panti yang bantu cariin.80 Dari hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa PSAA PU 3 Ceger memfasilitasi pengasuh diskusi dengan anak untuk membahas pilihan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari ataupun masa depan mereka. 9. Makanan dan Pakaian a. Makanan PSAA PU 3 Ceger memiliki staff khusus dapur yang mengatur segala tentang permakanan. Untuk kualitas gizi makanan yang 77
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 78 Wawancara pribadi dengan Klien I Jakarta, 24 Agustus 2016 79 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 80 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016
135
diberikan panti sudah terpenuhi sesuai perkembangan anak dan memenuhi standar gizi bagi kesehatan anak, karena panti bekerjasama dengan puskesmas kecamatan. Khusus untuk anak yang sakit, pihak dapur selalu membuatkan bubur dan makanan yang dianjurkan oleh dokter. Semua anak asuh mendapatkan fasilitas makan yang lengkap dan nyaman tetapi fasilitas seperti bangku dan meja makan sering tidak mereka gunakan karena ankanak lebih suka makan lesehan karena anak merasa lebih nyaman, pengasuh juga sering ikut makan dengan anak asuhnya. Kemudian tentang evaluasi menu makanan dirombak setiap setahun sekali, makanan yang mayoritas anak tidak suka diganti dengan menu lain yang sesuai dengan standar gizi di Puskermas Kelurahan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Lasmi sebagai berikut: Kualitas gizi sudah terpenuhi sesuai perkembangan anak, panti bekerjasama dengan puskesmas tingkat kecamatan, sudah sesuai takaran atau standar kesehatan. Kalo sakitnya parah dirujuk ke rumah sakit dan dikasih obat. Panti biasanya memberikan susu setiap dua minggu sekali, untuk sehari-harinya empat sehat terpenuhi. Jika anak sakit juga diberikan bubur. Anak makan tidak dibatasi jadi bisa ambil sendiri, anak-anak juga lebih suka makan lesehan padahal udah disedian meja makan sama bangku jadi suka ngariung lah gitu bahasa sundanya mah.Setiap setahun sekali ada kroscek, makanan yang anak-anak bosan dituker. Biasanya anak-anak gak suka lauk ikan, tapi kalo tuna lumayan suka.81
81
Wawancara pribadi dengan Ibu Lasmi (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016
136
Hal ini disampaikan juga oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Pemberian makanan terpenuhi sesuai perkembangan anak, kita sebelum bikin jadwal makanan konsultasi dulu ke ahli gizi di puskesmas kecamatan.82 Hal lain juga disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Ada juru masak 3 orang, masakannya juga enak kayak masakan di rumah aja gitu ka istimewa, masakannya juga pasti 4 sehat 5 sempurna. Kalo ikan anak-anak kurang suka. Dapet makan 3 kali sehari, pagi siang malem. Kalo menu juga gak ada yang protes sih soalnya kita udah dikasih makan bersyukur.83 Dari hasil wawancara dan observasi penulis menyimpulkan bahwa PSAA PU 3 Ceger memenuhi standar gizi bagi anak dan diperkuat dengan konsultasi oleh ahli gizi. Panti juga sudah bagus dalam memberikan fasilitas makan anak, mulai dari menu yang sesuai dengan standar gizi, berhasil menciptakan situasi makan seperti kekeluargaan serta pengasuh yang mendampingi anak ketika makan. b. Pakaian PSAA PU 3 Ceger sudah memberikan kebutuhan pakaian secara memadai, panti melakukan pengadaan pakaian setiap 3 bulan sekali, anak-anak juga dilibatkan dalam memilih pakaian berdasarkan ukuran, warna dan model yang sesuai dengan selera anak. Namun anak-anak di PSAA PU 3 Ceger ada yang tidak merawat baju yang sudah diberikan karena berasalan malas nyuci. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Lasmi sebagai berikut: 82
Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 83 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016
137
Kalo memadai sudah cuman anak itu gak mau merawat barang-barangnya. Kebanyakan malas nyuci mungkin karena laki-laki jadi beda dengan perempuan. Kalo seragam dikasih per semester, kalo baju harian 3 bulan sekali.84 Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Semua anak mendapat bantuan baju sesuai ukuran dan selera anak, anak bisa piih-pilih baju yang cocok menurut dia.85 Hal lain juga disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Kalo seragam mah pasti dikasih. Kalo baju biasa ada yang dikasih dari panti ada juga baju yang dibawa dari rumah atau beli sendiri. Ya kan orang tua juga masih berperan masih tetep ngasih tanggung jawabnya buat kita.86 Dari hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa adanya keterlibatan anak dalam memenuhi kebutuhan pakaian, anak dilibatkan untuk memilih ukuran, warna, model dan sesuai selera mereka. 10. Akses terhadap Pendidikan dan Kesehatan a. Akses terhadap pendidikan PSAA PU 3 Ceger memfasilitasi anak memperoleh pendidikan formal di luar panti, panti bekerjasama dengan beberapa sekolah untuk memfasilitasi anak menempuh pendidikannya seperti anak yang lain di luar panti. Panti juga menyiapkan bimbel untuk semua anak dalam membantu proses belajar mereka di dalam panti. Setiap
84
Wawancara pribadi dengan Ibu Lasmi (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 85 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 86 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016
138
anak diberikan fasilitas untuk kelancaran pendidikan mereka seperti uang transportasi, kendaraan sekolah, ATK, baju seragam dan sepatu. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Panti bekerjasama dengan sekolah di luar panti. Semua anak-anak diberikan jadwal bimbel semua mata pelajaran.Setiap anak diberikan perlengkapan ATK, tas, sepatu, seragam. Anak mendapatkan fasilitas kendaraan sekolah yaitu bus sekolah dari kerjasama dengan dinas perhubungan untuk mengantar anak sekolah, biasanya pengasuh juga memberikan motivasi ke anak supaya semangat bersekolah.87 Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Lasmi sebagai berikut: Kita sekolah tiap hari sama pembimbing dikasih ongkos transport ka, terus kalo ada tugas kita tinggal bilang ke pengasuh kita buat dibeliin peralatan tugasnya.88 Hal lain diungkapkan oleh klien U sebagai berikut: Iya suka dikasih, dulu 10 ribu sekarang berhubungan anggarannya gak ada jadi 3 ribu setiap anak. Kalo menurut saya cukup sih kan buat jajan doang.89 Hal lain diungkapkan oleh klien E sebagai berikut: Kita pake fasilitas mobil sama bis aja kalo buat kegiatan di luar panti. Udah dari anggaran dari dulu ka, tapi kalo sekarang gak ada anggaran uang jajan gitu, uang pendidikan juga dibatasi. Tapi yang kita rasain disini anggarannya kurang lah ka. Dulu ada peningkatan 3 ribu, 5 ribu, 15 ribu, 20 ribu terus turun lagi 15 ribu dan akhirnya sekarang jadi 3 ribu. Itu katanya karena masa pemerintahannya ahok, udah dibabat abis anggaran semua. Mungkin anak-anak dapet anggaran buat pendidikan ya buat operasional sekolah tapi sekarang gak ada anggaran buat ongkos dan jajan. Jadi kalo mau jajan 87
Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 88 Wawancara pribadi dengan Ibu Lasmi (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 89 Wawancara pribadi dengan Klien U Jakarta, 24 Agustus 2016
139
pinter-pinternya nyimpen buat jajan. Kalo ke sekolah kita naik bis sekolah.90 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa fasilitas yang diberikan panti untuk kepentingan pendidikan anak sudah memenuhi standar dari Kementerian Sosial, walaupun tahun ini banyak anggaran pendidikan yang dikurangi salah satunya uang jajan anak asuh sehingga anak asuh tidak bisa menyisihkan sebagian uang jajannya untuk menabung yang akan diambil setelah anak selesai menempuh pendidikan sekolah. Dampak ini tidak hanya dirasakan oleh para pegawai panti namun berdampak juga terhadap anak asuh.
Seleksi dan pilihan pendidikan PSAA PU 3 Ceger mendukung anak dalam menentukan pilihan pendidikan anak dengan melakukan tes minat dan bakat ketika masuk ke panti. Setiap anak juga memiliki pengasuh yang
selalu
pengambilan
membantu
memberi
keputusan
pendidikan
pertimbangan anak.
Panti
dalam juga
memberikan informasi tentang sekolah-sekolah yang bisa diakses oleh anak dan menyediakan bimbel untuk membantu anak mewujudkan pilihannya. Dalam hal dukungan sosial pendidkan anak, para pengasuh melakukan school visit untuk membagun relasi dengan pihak sekolah untuk mengetahui perkembangan anak. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: 90
Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016
140
Panti mendukung anak dalam menentukan pilihan sesuai dengan minat anak ketika masuk panti. Panti mendukung fungsi sosial anak dengan mengadakan school visit, pengasuh ketemu sama guru BK dan wali kelas untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah.91 Dari hasil wawancara dan observasi PSAA PU 3 Ceger memberikan informasi yang memadai tentang akses pendidikan anak, penyediaan les atau bimbel juga membantu anak dalam mengatasi kesulitan belajar dan mendukung anak mewujudkan impiannya masuk ke sekolah yang diinginkan anak.
Review perkembangan pendidikan anak Dalam memberi perhatian pada perkembangan anak, PSAA PU 3
Ceger
melakukan
school visit, para
pengasuh
bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah terkait perkembangan anak terutama kepala sekolah dan wali kelas anak.
Pengasuh juga
memberikan motivasi dan
mengadakan seminar untuk perkembangan anak dan termasuk konsultasi ke psikolog.Panti juga sigap jika sewaktu-waktu pihak sekolah memanggil panti untuk membahas pelanggaran anak jika anak terbukti melakukan pelanggaran, misal anak pamit pergi dari panti untuk berangkat ke sekolah tetapi pihak sekolah tidak menemukan anak tersebut di sekolah. Dalam kasus tersebut panti bertanggung jawab mencari anak yang tidak datang ke sekolah dan mencarinya ke tempat tongkrongan
91
Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016
141
anak-anak. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Pengasuh memberikan motivasi, mengadakan seminar dan konsultasi ke psikolog. Konsultasi ke psikolog ini diadakan 2 minggu sekali. Kalo dihubungi sama pihak sekolah pengasuh langsung dateng ke sekolah. Pihak panti dengan sekolah selalu koordinasi. Biasanya kalo pihak sekolah nelpon, minta dikroscek anak-anak yang gak dateng sekolah apa mereka di panti atau nongkrong. Nanti pihak panti langsung nyari anak-anak ke tempat-tempat nongkrong, biasanya di mesjid al falah anak-anak nongkrongnya.92 Hal lain juga diungkapkan oleh klien A sebagai berikut: Saya pernah gak naik kelas ka, pengasuh saya dipanggil ke sekolah tapi tetep dukung saya baik banget.93 Hal lain juga diungkapkan oleh klien AH sebagai berikut: Saya betah di sekolah cuma saya sering bosen gurunya galak terus saya suka bolos.94 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa
pengasuh
sangat
mendukung
pendidikan
anak,
membantu mencari solusi jika anak mengalami kesulitan dalam pendidikannya. Pemberian motivasi dan perhatian untuk anak selalu pengasuh lakukan untuk membangkitkan anak sekolah bahkan dengan anak yang tidak naik kelas pun pembimbingnya tetap memberikan dukungan dan perhatian penuh kepada anak. Sehingga anak merasakan kemudahan dalam menghadapi situasi yang menurutnya sulit.
92
Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 93 Wawancara pribadi dengan Klien A Jakarta, 24 Agustus 2016 94 Wawancara pribadi dengan Klien AH Jakarta, 24 Agustus 2016
142
Keterlibatan orang tua dan keluarga dalam pendidikan anak PSAA PU 3 Ceger selalu memberikan informasi terkait perkembangan pendidikan anak, panti juga memfasilitasi pertemuan orang tua dengan anak dalam membahas berbagai keputusan tentang pendidikan anak. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Pengasuh biasanya koordinasi dengan orang tua anak, memberi tahu perkembangan anak di panti. Kadang orang tuanya yang melakukan kunjugan ke panti tapi gak semua orang tua sering berkunjung, bisa dihitung jari orang tua yang datang ke panti padahal kepala panti maunya orang tua berkunjung ke panti sebulan sekali.95 Hal lain juga diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Setiap pengasuh selalu koordinasi dengan orang tua/keluarga dalam membahas perkembangan anak terutama pendidikannya.96 Dari hasil wawancara dan observasi penulis menyimpulkan bahwa perkembangan anak tidak hanya pengasuh saja yang terlibat melainkan orang tua/keluarga juga terlibat dalam hal pendidikan anak. Selain menginformasikan secara intensif terkait perkembangan anak, pengasuh juga memberikan kelonggaaran kepada orang tua/keluarga sebagai pengasuh utama untuk turut memberikan solusi mengenai masalah pendidikan anak.
95
Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 96 Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
143
b. Akses terhadap kesehatan Kondisi sarana dan prasarana kesehatan di PSAA PU 3 Ceger sudah lengkap, ada ruang klinik, P3K dan dokter yang dijadwalkan setiap hari kamis untuk pemeriksaan kesehatan. Panti juga bekerjasama dengan instansi lain seperti puskesmas dan rumah sakit apabila anak membutuhkan pertolongan yang lebih serius. Dalam hal merespon anak yang menunjukkan gejala-gejala sakit serius panti sigap dalam menangani anak dengan membawanya ke puskesmas lalu di rujuk ke Rumah Sakit Haji Pondok Gede. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Panti punya klinik dan alat-alat P3K, tiap kamis juga ada dokter. Jika anak mengalami sakit parah kita kerjasama dengan puskesmas. Responnya kita sangat tanggap, misal kalo anak ngeluh terus diliat kondisinya terus ke klinik di kasih obat.Kalo darurat dibawa ke puskesmas dulu terus dirujuk ke RS Haji Pondok Gede.97 Hal lain disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Iya pasti diurusin ka kalo sakit, di puskesmas depan panti. Ada juga yang sampe masuk RS.98 PSAA
PU
3
Ceger
memfasilitasi
anak
mendapatkan
pengasuhan kesehatan dengan menyediakan ruang klinik, dokter dan pembuatan dokumen riwayat penyakit anak. Setiap bulan anak diperiksa kesehatannya dengan diukur BB dan tinggi badannya. Tidak hanya itu, panti juga memberikan susu seminggu sekali dan menyediakan sarana pengingat bagi anak untuk selalu menjaga 97
Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 98 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016
144
kesehatannya dan kesehatan lingkungannya dengan memajang papan tulisan di semua wilayah panti, memberikan bimbingan untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan. Panti juga sangat mendukung adanya program bimbingan kesehatan reproduksi, bahaya merokok dan narkoba dengan membuat acara seminar, menghadiri undangan acara dari BNN dan selalu bekerjasama dengan kepolisian. Sedangkan dalam hal tindakan pencegahan bagi penyakit yang berpotensial menular panti melakukaan fogging, gerakan 3 M dan kerja bakti. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Kita ada ruang klinik dan P3K. Setiap anak di panti punya buku riwayat penyakit. Anak-anak tiap bulan di cek kesehatannya, diukur BB dan tinggi badannya. Ada banyak papan tulisan di lingkungan panti contohnya jagalah kebersihan, buanglah sampah pada tempatnya, dll. Kemudian anak juga diberikan bimbingan menjaga kesehatan. Bentuknya ada seminar, diundang menteri, dan kerjasama dengan kepolisian.bentuk pencegahannya panti melakukan fogging, tindakan 3M dan kerja bakti.99 Hal lain juga diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Dokter yang kita libatkan dalam pengasuhan anak memang dibagi jadwalnya dengan PSAA PU 3 Tebet karena dikepalai satu kepala panti dengan PSAA PU 3 Ceger.100 Dari hasil wawancara dan observasi selain adanya fasilitas kesehatan yang mendukung, catatan kesehatan anak juga lengkap, tenaga ahli juga disiapkan untuk membantu memberikan pelayanan
99
Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 100 Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016
145
kesehatan terhadap anak asuh yang tinggal di panti, meski tenaga ahlinya dijadwal namun panti tetap memberikan yang terbaik bagi anak. 11. Privasi/Kerahasiaan Pribadi Anak Di PSAA PU 3 Ceger yang boleh mengakses informasi anak hanyalah pengasuh dan pekerja sosial, panti memiliki lemari khusus untuk menyimpan data rahasia anak. Panti juga memiliki tata tertib bagi seluruh pengurus dan staf panti untuk merahasiakan informasi tentang anak. Jika anak mengalami masalah dan butuh dirahasiakan maka biasanya anak menghubungi pengasuhnya untuk menceritakan hal yang terjadi, selain itu ada kotak saran yang panti sediakan. Peraturan yang dimiliki panti dibuat berdasarkan dengan kondisi anak. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Setiap pendamping dan tim peksos merahasiakan privasi anak dan ada tata tertib yang berlaku di panti. Kami menyediakan kotak saran di depan kantor untuk bisa digunakan oleh anak asuh di panti, dan setiap anak mempunyai pengasuh yang sangat merahasiakan privasi anak..Panti membuat peratuan sesuai dengan kondisi anak.101 Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Setiap pegawai punya tupoksi masing-masing jadi selama ini rahasia anak aman di tangan para pengasuhnya.102 Dari hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa para pengasuh sangat menghargai privasi anak, antar sesama pengasuh pun mereka 101
Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 102 Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
146
sangat hati-hati dalam merahasiakan privasi anak bimbingannya. Anak asuh pun terbuka dengan pengasuhnya setiap anak memiliki masalah. Dalam indikator menjaga kerahasiaan pribadi anak pada bab II halaman 55 panti memenuhi syarat tersebut yaitu memastikan kerahasiaan informasi, menyediakan fasilitas yang mendukung privasi anak, dan menghargai privasi anak. 12. Pengaturan Waktu Anak PSAA PU 3 Ceger dalam menyusun jadwal anak sehari-hari dengan menyesuaikan kebutuhan anak termasuk istirahat dan bermain. Anak diberikan jadwal sehari-hari agar meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Waktu untuk anak bermain diberikan sehabis pulang sekolah sampai waktu ashar, sorenya aktivitas anak diisi dengan keterampilan. Waktu rekreasi juga diberikan panti untuk anak asuh setahun sekali. Namun jadwal kegiatan seperti keterampilan yang sudah ditetapkan tidak bisa diubah kecuali anak izin tidak mengikuti keterampilan karena ada tambahan kelas, sakit dll. Fasilitas istirahat anak sudah disediakan yaitu kamar, sedangkan untuk bermain sudah disediakan lapangan dan koridor serta alat-alat bermain. Jika peralatan bermain sudah rusak panti memberikan anggaran bagi sarana yang rusak dan harus diganti dengan syarat waktu satu tahun pergantiannya. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Panti menyusun jadwal kegiatan sehari-hari sesuai dengan kondisi anak dan melibatkan anak. Senin angklung, Selasa band dan komputer, Rabu silat, Kamis yasinan,
147
Jum’at senam, malem Sabtu baca Iqro’ dan Al-Qur’an, Ahad futsal. Kegiatan rekreasi di rencanakan setahun sekali, tahun ini rencananya ke dufan. Sedangkan waktu buat anak-anak main abis pulang sekolah sampe ashar. Anak juga gak boleh keluar malem kecuali malem minggu dan batasnya sampe jam 9. Jadwal kegiatan gak bisa dirubah kecuali anak izin. Kalo dirubah instruktur kegiatannya bingung. Setahun sekali panti merencanakan rekreasi dengan anak-anak, tahun lalu masih boleh rekreasi di luar Jakarta tapi tahun ini gak boleh rekreasi di luar Jakarta. Panti menyediakan kamar, lapangan dan koridor untuk mereka istirahat dan bermain. Inventaris kalo udah setahun boleh diganti,karena ada anggarannya.103 Hal lain juga diungkapkan oleh klien I sebagai berikut: Saya dikasih waktu main sehabis pulang sekolah sampe adzan ashar, sorenya saya ada kegiatan silat.104 Hal lain diungkapkan oleh klien E sebagai berikut: Sebenarnya sih panti udah bikin peraturan jam segini harus ngapain, udah ngatur kewajiban anak-anak dari bangun pagi selebihnya individual. Ada yang punya jadwal sendiri ada yang nggak, ngikut kebiasaan aja gitu.105 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa indikator pengaturan waktu anak di bab II halaman 56 tercapai. Penyusunan jadwal melibatkan anak dan menyesuaikan dengan waktu anak sekolah, waktu anak bermain dan waktu anak istirahat. Semua jadwal yang sudah ditentukan bagi anak tidak sulit untuk mengikutinya karena jadwal tersebut atas kesepakatan bersama.
103
Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 104 Wawancara pribadi dengan Klien I Jakarta, 24 Agustus 2016 105 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016
148
13. Kegiatan/Pekerjaan Anak di PSAA PU 3 Ceger PSAA PU 3 Ceger sangat melarang adanya unsur mempekerjakan anak. Panti sendiri melarang karena sudah ada undang-undang larangan mempekerjakan anak. Isi dari undang-undang tersebut yaitu 106 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 182 “bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak” adalah: 1) Segala bentuk perbudakan atau praktek sejenis perbudakan seperti penjualan dan perdagangan anak; 2) Pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk pelaacuran, untuk produksi pornografi; 3) Pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk kegiatan terlarang, khususnya untuk produksi dan perdagangan obat-obatan; 4) Pekerjaan yang sifatnya membahayakan keehatan, keselamatan atau moral anak-anak Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Memang sangat tidak boleh untuk mempekerjakan anak, sudah ada undang-undangnya larangan mempekerjakan anak.107 Sedangkan di dalam panti, anak tidak dilibatkan dalam pekerjaan yang menghambat pemenuhan kebutuhan dan hak-hak anak. Panti hanya memberikan tugas piket yang tujuannya untuk menumbuhkan
106
Standar Nasional Pelayanan Pengasuhan untuk LKSA h. 89 Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016 107
149
rasa tanggung jawab pada anak dan yang bersifat lifeskill. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Anak sama sekali tidak dilibatkan dalam pekerjaan, cuma diberikan jadwal piket agar anak mempunyai rasa tanggung jawab.108 14. Aturan, Disiplin dan Sanksi PSAA PU 3 Ceger dalam merumuskan berbagai aturan untuk kehidupan bersama selalu berkoordinasi dengan anak dan menyepakati bersama. Dalam memahami adanya peraturan yang harus dipatuhi oleh seluruh penghuni panti, para pengasuh selalu berdiskusi dengan anak terkait kedisiplinan dalam menjalani aturan yang ada. Panti juga memberikan reward terhadap anak yang berhasil meraih peringkat 110 di sekolah. Ini merupakan dukungan panti terhadap perilaku positif anak yang mau diatur dan menegakkan kedisiplinan. Dengan adanya peraturan berarti ada sanksi yang harus diterima oleh setiap pelanggarnya dan semua warga di panti menyepakati aturan dan sanksi tersebut. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Kita koordinasi sama anak dan menyepakati ketertiban panti.Kita biasanya diskusi dengan anak lewat pengasuh dengan memberikan pemahaman kepada anak untuk disiplin, memberikan reward bagi anak yang teladan dan yang berprestasi di sekolah dari rangking 1-10.109
108
Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016 109 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016
150
Hal ini juga disampaikan oleh klien U sebagai berikut: Iya ka suka ngasih hadiah, cuman saya belum pernah dapet belum pernah juara di kelas.110 Hal lain juga disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Pasti diajak, kita musyawarah dulu ka biasanya di mushola, pengennya seperti apa baru nanti nyepakatin bersama biar kita sama-sama enak. Barulah nanti bikin peraturan sesuai kesepakatan itu, apapun peraturannya kita gak keberatan karena udah sepakat. Kecuali kalo bikin peraturan sendiri, itu kita keberatan. Tapi ini kan peraturan yang lebih banyak tentang anaknya, kalo peraturan intern panti kayak pulang gak boleh malem, gak boleh panjat pager dll itu panti sendiri yang bikin tapi diterima anak-anak.111 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa panti bekerjasma dengan anak asuh untuk merumuskan peraturan yang berlaku di panti. Adanya peraturan untuk ditegakkan secara disiplin, para pengasuh mengajak anak untuk diskusi pentingnya hidup disiplin dalam menegakkan aturan, dukungan panti juga terlihat ketika memberikan reward kepada anak yang berprestasi dan mau berperilaku disiplin. C. Standar Pelaksana Pengasuhan 1. Orang tua dan keluarga PSAA PU 3 Ceger sangat mendukung orang tua atau keluarga untuk tetap melaksanakan perannya sebagai orang tua selama anak tinggal di panti, pengasuh sering mengajak orang tua atau keluarga untuk berdiskusi tentang pengasuhan yang terbaik untuk anak. Saat anak masuk panti, panti melakukan diskusi dengan para orang tua 110 111
Wawancara pribadi dengan Klien U Jakarta, 24 Agustus 2016 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016
151
bahwa pengasuhan dalam panti tidak selamanya, pengasuhan di panti bersifat sementara dan yang paling berpengaruh terhadap anak tetap pengasuhan dari orang tua atau keluarga. Panti juga mengajak para orang tua untuk diskusi saat panti telah selesai memberikan pengasuhan terhadap anak dengan penuh tanggung jawab dan kembali mengingatkan bahwa pengasuhan yang utama adalah dari orang tua atau keluarga. Jika ada persoalan pengasuhan yang dihadapi anak dengan keluargamya panti akan memberikan penguatan kepada anak, memberikan kasih sayang, rasa simpati dan empati. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Pertama orang tua diajak diskusi tentang kondisi anak sebelum masuk ke panti, kedua orang tua diajak diskusi jika panti sudah memberikan tanggung jawab penuh. Jika ada persoalan dalam keluarga kami memberikan penguatan kepada anak, kasih sayang, simpati dan empati.112 Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Ada anak yang cerita dia punya keluarga tapi nantinya kalo dia udah lulus dia gak mau balik ke keluarganya, disitu pengasuh peksos cari solusi dan tanya langsung ke keluarganya.113 PSAA PU 3 Ceger melibatkan orang tua dalam pengambilan keputusan yang penting terkait pengasuhan bagi anak dengan menyerahkan berita acara, agar orang tua timbul kesadarannya akan pentingnya keterlibatan mereka dalam proses pengambilan keputusan.
112
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 113 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 5 Juli 2016
152
Keputusan bersama terdapat pada keterlibatan orang tua dan pekerja sosial atau pengasuh. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Kami memberikan berita acara penyerahan anak,dan keputusan apakah anak lanjut atau tetap di panti.114 Dari hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa pengasuhan yang ideal yang dilakukan oleh panti adalah pengasuhan yang melibatkan pengasuh utamanya. Dalam hal ini pengasuh melatih orang tua/keluarga untuk merespon persoalan yang dihadapi anak, agar orang tua/keluarga
faham
pentingnya
keterlibatan
mereka
dalam
pengambilan keputusan masa depan anak. 2. Pengasuh a. Peran pengasuh PSAA
PU
3
Ceger
menyediakan
pengasuh
yang
bertanggung jawab dengan memberikan tupoksi kepada masingmasing pengasuh dan sudah diwujudkan dalam bentuk kesepakatan kerja tertulis sebagai pengasuh. Para pengasuh juga memiliki kompetensi sebagai lulusan SMA dan Kesejahteraan Sosial serta pengalaman sebelumnya saat bekerja di panti. Para pengasuh juga mendapatkan pelatihan dalam hal pengasuhan dan perlindungan serta izin untuk melanjutkan kempetensi profesionalnya. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut:
114
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
153
Masing-masing pengasuh diberikan tupoksi, diberikan pelatihan tentang pengasuhan anak.Kompetensi yang dimiliki setiap pengasuh yaitu lulusan SMA dan Kesejahteraan Sosial dan mempunyai pengalaman bekerja di panti sebelumnya.115 Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Semua pekerja disini sebelum menjadi pegawai sudah di asesmen, terus kita liat perkembangannya selama menjadi pegawai.116 Dari
hasil
wawancara
penulis
menyimpulkan
bahwa
penyediaan pengasuh di PSAA PU 3 Ceger sesuai dengan indikator peran pengasuh di bab II halaman 59. Panti menyeleksi calon pengasuh menyesuaikan dengan kebutuhan panti, saat ini di panti lebih banyak pengasuh perempuannya dibanding pengasuh lakilaki walaupun anak asuh di PSAA PU 3 Ceger dikhususkan untuk laki-laki namun kebutuhan terhadap pengasuh perempuan lebih besar karena dinilai lebih efektif untuk anak mendapatkan sentuhan dari seorang Ibu. Namun dari hasil wawancara dengan anak asuh di panti mengenai peran pengasuh ada sebagian anak yang merasa belum maksimal dalam melakukan bimbingan terhadap anak. Hal ini disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Peran pengasuh mah sebagai pengganti orang tua kita disini, tapi ya disitu menurut saya bimbingan mereka kurang. Yang pertama, buat anak-anak yang melenceng misal loncat pagar, pulang malem pasti ditindaknya gitu pake fisik, saya paham kalo anak dikasih tindakan keras 115
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 116 Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016
154
buat jera tapi itu kekerasan namanya harus ada batasnya. Kalo anak ke anak kan wajar namanya juga sebaya tapi cepet akur lagi paginya berantem siangnya temenan lagi. Kalo dari pengasuh kan jatohnya penyiksaan contohnya ke muka gitu, nah kalo udah terjadi begini anak-anak pasti menghindar, kalo anak-anak menghindar pengasuh itu malah gak mau nyamperin dibiarin aja dan sampe musuhan gak ada kontak.117 Hal lain juga disampaikan oleh klien U sebagai berikut: Ya kalo dibilang udah bagus sih belum gitu ka, gak terlalu ketat pembinaannya. Pokoknya ngerasa kurang lah pengasuhannya disini. Pengasuh juga punya keluarga sendiri jadi waktu bareng kita disini sedikit.118 Hal lain juga disampaikan oleh klien AH sebagai berikut: Sebagai pendidik dan orang tua pengganti ka. Cuman saya gak deket sama pengasuh soalnya jarang ketemu. Ketemunya kalo pengasuh lagi piket aja 3 kali seminggu ketemunya.119 Hasil dari wawancara tersebut merupakan bahan evaluasi panti dalam memberikan pelayanan kepada anak asuh, pengasuh harus lebih ekstra lagi dalam melakukan pelayanan terhadap anak terutama respon yang tepat disaat anak membutuhkan solusi permasalahannya. Pengasuh juga dituntut untuk bisa membagi waktunya sehingga anak merasa pengasuh selalu ada untuknya. b. Lingkungan pengasuhan keluarga PSAA PU 3 Ceger berusaha menciptakan lingkungan yang menyerupai
keluarga
meskipun
bentuk
tempat
tinggalnya
asrama/barak dengan menempatkan pengasuh sebanyak 3-4 orang di setiap kamar guna untuk memberikan dukungan individual 117
Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016 Wawancara pribadi dengan Klien U Jakarta, 24 Agustus 2016 119 Wawancara pribadi dengan Klien AH Jakarta, 24 Agustus 2016
118
155
kepada anak. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Mengelompokkan anak asuh di 7 asrama, setiap asrama memiliki 3-4 wali kamar.120 Dari hasil observasi penulis menyimpulkan bahwa sistem asrama yang digunakan panti tidak membatasi relasi antara pengasuh dan anak, karena meskipun pengasuh tidak tinggal dengan anak masih ada petugas piket malam untuk mengontrol anak di setiap kamar. Namun hal ini masih menjadi tugas panti untuk terus meningkatkan relasinya dengan anak mengingat waktu yang diberikan pengasuh hanya pada saat piket saja. c. Pengasuhan 24 jam dan kontinu Pengasuhan yang dilakukan oleh PSAA PU 3 Ceger selama 24 jam. Namun bagi pengasuh perempuan diberlakukan piket 12 jam karena anak yang di asuh di PSAA PU 3 Ceger adalah laki-laki. Jadi pengasuh laki-laki tetap melakukan tugas pengasuhannya selama 24 jam. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Pengasuh diberikan jadwal piket selama 12 jam bagi pengasuh perempuan dan 24 jam bagi pengasuh lakilaki.121 Hal lain juga disampaikan oleh Kak Angger sebagai berikut: Pengasuh perempuan dibatasi hanya sampai jam 8 malam, selanjutnya diganti oleh pengasuh laki-laki dan ditemani satpam sampai pagi.122 120
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 121 Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
156
Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Kita mempunyai standar operasional jadi evaluasi dijalankan sesuai dengan SOP tersebut. Kemudian cara kita memonitor pengasuhan anak yaitu dengan case record yang dibuat oleh para pengasuh.123 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa selain adanya pembagian piket untuk mengawasi anak selama 24 jam, panti juga mengevaluasi dengan case record para pengasuh yang isinya semua kegiatan pengasuh dari pagi hingga sore dan catatan perkembangan anak. d. Mendukung hubungan anak dengan pengasuh Setiap anak memiliki pengasuh, hubungan mereka jelas terlihat kedekatannya karena pengasuh diberikan tanggung jawab selalu ada untuk anak setelah anak pulang sekolah, PSAA PU 3 Ceger tentu mendukung kedekatan antara anak dan pengasuhnya dengan memberikan tanggung jawab sepenuhnya kepada pengasuh.PSAA PU 3 Ceger melakukan pergantian pengasuh setahun sekali, perpindahan asuhan dari pengasuh tetap ke pengasuh pengganti disertai
dengan
catatan
dan
data
tentang
perkembangan
pengasuhan anak asuh yang menjadi tanggung jawabnya kepada pengasuh pengganti. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut:
122
Wawancara pribadi dengan Kak Angger (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 123 Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016
157
Setiap setahun sekali ada pergantian pengasuh, setiap anak memiliki catatan kasus dan diberikan kepada pengasuh yang baru.124 Hal lain juga disampaikan oleh Kak Angger sebagai berikut: Setiap pengasuh punya catatan perkembangan anak, kalo ada pergantian pengasuh catatan tersebut diserahkan ke pengasuh anak yang baru.125 Hal lain juga disampaikan oleh klien A sebagai berikut: Dulu saya deket banget sama pengasuh saya tapi pengasuh saya pindah jadi sekarang saya terlalu deket dengan pengasuh kayak dulu.126 Hal lain juga disampaikan oleh klien E sebagai berikut: Ya pasti ada setahun sekali, tapi ya kayak kita aja gitu harus bisa adaptasi manfaatin lingkup baru harus berbaur. Pengasuh baru adaptasi sama anak-anak, anakanak juga adaptasi sama pengasuh baru. Kalo anak sih liatnya dari sifat ka sama karakternya kalo baik ya anakanak juga nyambutnya baik tapi kalo sangar ya itu yang anak-anak kurang suka.127 Dari hasil wawancara dan observasi penulis menyimpulkan bahwa pergantian pengasuh mempengaruhi terhadap hubungan antara pengasuh dengan anak, jika memang ketentuan panti dalam setahun
sekali
ada
pergantian
pengasuh
sebaiknya
anak
diberitahukan terlebih dahulu mengenai kabar pengasuhnya akan pindah.
124
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 125 Wawancara pribadi dengan Kak Angger (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 126 Wawancara pribadi dengan Klien A Jakarta, 24 Agustus 2016 127 Wawancara pribadi dengan Klien E Jakarta, 24 Agustus 2016
158
3. Pekerja Sosial Profesional a. Fungsi dan peran pekerja sosial profesional PSAA
PU
3
Ceger
memiliki
satu
pekerja
sosial
professional.Fungsi dan peran pekerja sosial profesional adalah sebagai penanganan masalah yang dialami anak dan keluarganya, melakukan manajemen kasus dan menggunakan jaringan untuk membantu pengasuhan anak, sebagai penyebar informasi yang akurat tentang pengasuhan anak dan menjadi supervisor para pekerja sosial di panti. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Kita berperan sebagai konselor tempat anak diskusi dan tempat anak meminta pendapat. Berperan juga sebagai motivator yang selalu mendukung anak dalam keadaan apapun. Sebagai broker melindungi anak dari gangguan lingkungan sekitar. Menjadi fasilitator agar anak dapat mencapai cita-citanya.128 Hal lain juga diungkapkan oleh Kak Angger sebagai berikut: Peksos disini lebih ke penanganan masalah anak dan keluarganya. Disupervisi oleh pekerja sosial profesional.129 Dari hasil wawancara dan observasi penulis menyimpulkan bahwa pekerja sosial profesional melaksanakan fungsi/perannya tidak hanya membantu pekerja sosial dalam menangani masalah anak tetapi juga turut membantu perkembangan anak yang dilakukan oleh seluruh pengasuh. Pekerja sosial profesional juga 128
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 129 Wawancara pribadi dengan Kak Angger (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
159
berperan mendorong pekerja sosial dan pengasuh untuk melakukan kegiatan edukasi kepadaorang tua/keluarga dalam mengasuh anak yang baik. Sebagaimana penulis telah menyebutkan indikator fungsi dan peran pekerja sosial profesional yang terdapat di bab II halaman 62. b. Manajemen kasus Pekerja sosial dalam melakukan penanganan masalah terhadap anak adalah dengan merancang pendekatan dan asesmen.Dalam penanganan ini anak terlibat untuk mecari solusi penanganan masalahnya, disini pekerja sosial hanya membantu mengarahkan, memberikan informasi dan berbagai pertimbangan, hasil akhirnya anak yang tetap menngambil keputusan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Pertama kita kenali dulu masalahnya apakah masalah ini berkaitan dengan temannya, gurunya, sekolahnya atau keluarganya.Kedua tentu kita ajak anak diskusi gimana cara menyelesaikan masalahnya, disini kita rencanain bareng menyelesaikannya dalam bentuk apa. Ketiga kita pantau dan support anak dalam melaksanakan cara penyelesaian yang kita sepakati tujuannya untuk menyelesaikan masalah. Keempat kita evaluasi apakah anak ini merasa puas atau tidak dalam menyelesaikan masalahnya, apakah masih kurang atau memang dia sudah merasa jauh lebih baik.130 Dapat dilihat bahwa peran pekerja sosial adalah mendampingi dan membantu anak dalam memecahkan masalahnya sendiri. Dalam melakukan penanganan masalah pekerja sosial sudah
130
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
160
mengacu pada indikator pertama manajemen kasus di bab II halaman 63. Pekerja
sosial
membantu
keluarga
dalam
memahami
pentingnya pengasuhan keluarga dengan memberikan kesempatan kepada anak dan keluarga untuk saling berkunjung. Panti juga memperkuat pengasuhan keluarga dengan melakukan home visit atau pemanggilan keluarga ke panti untuk membahas pentingnya pengasuhan keluarga. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Panti melakukan home visit atau pemanggilan keluarga ke panti dan memberikan arahan pentingnya pengasuhan keluarga.131 Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Setiap sebulan sekali orang tua/keluarga dihimbau kepala panti untuk menjenguk anaknya sekaligus kita kasih pemahaman tentang pengasuhan keluarga.132 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa adanya tujuan dari relasi yang dibentuk antara pengasuh dan keluarga sebagai bentuk penguatan keluarga dalam mengasuh anak yang baik di dalam keluarga sebagaimana dijabarkan di bab II halaman 63. Dalam hal membangun jaringan untuk mendukung keluarga, panti sudah bekerja sama dengan beberapa elemen yaitu psikolog
131
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 132 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
161
untuk membantu memberi arahan tentang pengasuhan anak yang baik dalam keluarga, bekerja sama dengan pihak bimbingan belajar untuk membantu anak dalam bidang pendidikan, bekerja sama dengan komunitas sekitar panti (misalnya bola) untuk mendukung relasi anak dengan orang-orang di luar panti. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Kalo dalam hal penguatan keluarga biasanya yang memberi arahan memang dari panti. Ketika di awal kita bilang pelayanan yang paling mengena itu adalah pengasuhan dari keluarga karena ada ikatan darah dan sangat berpengaruh sama keberhasilan anak. Kalo penanganan masalah anak kita kerjasama dengan psikolog untuk memberikan arahan tentang pengasuhan anak yang baik dalam keluarga.Kalo pelayanan anak kita kerjasama di bidang akademik misalnya bimbel atau pelajaran tambahan.Semuanya ini adalah bentuk dukungan kepada keluarga.133 Dari hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa tujuan dari membangun jaringan tersebut adalah bekal bagi orang tua/keluarga dalam mengatasi kesulitan pengasuhan anak di dalam keluarga. D. Evaluasi serta Pengakhiran Pelayanan dan Pengasuhan untuk Anak 1. Review penempatan dan pengasuhan PSAA PU 3 Ceger melakukan monitoring dan evaluasi agar anak mendapatkan pengasuhan yang optimal.Caranya pengasuh membuat laporan kinerja pengasuh dan laporan perkembangan anak setiap harinya.Sebulan sekali diadakan pertemuan seluruh pengasuh untuk mengevaluasi pelayanan pengasuhan yang sudah diberikan dan
133
Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
162
kemungkinan adanya perubahan rencana pengasuhan.Perubahan rencana pengasuhan terjadi apabila situasi dalam keluarga dan lingkungan anak menunjukkan adanya perubahan positif dalam kapasitas pengasuhan sehingga anak harus segera dikembalikan kepada pengasuhan keluarga. Hasil evaluasi tersebut kemudian disampaikan kepada anak asuh dan orang tuanya, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Kita memonitor anak setiap hari, setiap anak punya pengasuh. Kalo evaluasi sebulan sekali kita adain Case Conference yaitu pertemuan seluruh pengasuh. Di pertemuan itu kita ngebahas kelanjutan pengasuhan anak termasuk anak yang ditarik oleh keluarganya karena orang tua merasa mampu untuk membiayai kebutuhan anak.ada juga anak yang kita rujuk ke PSBR karena anak sudah tidak mau sekolah lagi.134 Hal lain juga diungkapkan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Cara panti dalam memonitor pelayanan pengasuhan yaitu dengan membuat laporan kinerja pengasuh dan laporan perkembangan anak setiap harinya, jadi kita punya catetan kegiatan dari pagi sampe sore.Kalo mengevaluasi pelayanan pengasuhan sebulan sekali ada pertemuan seluruh pengasuh.135 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa pentingnya monitoring dan evaluasi adalah mengukur seberapa jauh pelaksanaan pengasuhan yang sudah dilakukan dan untuk memenuhi kebutuhan anak sebagaimana diterangkan pada bab II halaman 64. Kemudian Anak yang di asuh di PSAA PU 3 Ceger mendapat penjelasan terkait kemungkinannya kembali kepada keluarga atau tetap 134
Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 135 Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
163
berada di panti apabila hasil evaluasi menunjukkan anak masih perlu tinggal di PSAA PU 3 Ceger. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Ya, anak diberikan penjelasan akan kembali kepada keluarganya. Ada juga anak yang punya keluarga tapi mau tetep tinggal di panti jadi panti ngasih kesempatan buat mereka yang masih pengen tinggal di panti sampe dua bulan dan sampe dia kerja.136 Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Ya anak diberitahu setelah mereka selesai menempuh masa studi mereka akan kembali ke keluarga.137 Dari hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa ketika anak masuk panti, anak diberitahukan jika pelayanan pengasuhan berdifat sementara dan pengasuh utama tetap orang tua atau keluarga. Setelah anak menyelesaikan sekolahnya, panti akan mengembalikan mereka kepada keuarganya masing-masing. 2. Pelaporan anak yang melarikan diri atau pengasuhannya diakhiri Selama ini PSAA PU 3 Ceger belum pernah mendapati anak yang melarikan diri. Hanya saja beberapa kali anak memanjat pagar kemudian kembali lagi ke panti pada hari itu juga.Namun panti tetap mengantisispasi dengan keamanan yang ketat seperti perizinan, penjagaan oleh satpam dan sanksi serta buku pelanggaran. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Selama ini anak belum ada yang kabur dan tidak kembali lagi ke panti, hanya panjat pagar saja. Dulu ada 136
Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 137 Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
164
anak yang kabur membawa uang tabungannya tapi dia balik lagi ke panti karena merasa bersalah.138 Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Memang belum ada anak yang sampai kabur dan gak balik lagi ke panti, tapi panti punya aturan bagi yang melanggar tata tertib.139 Dari hasil wawancara dan evaluasi penulis menyimpulkan bahwa panti sangat menjamin keberadaan, keselamatan dan keamanan anak di panti.Perizinan anak juga cenderung ketat dan satpam selalu berjaga dan berkeliling di sekitar panti. 3. Pengakhiran pelayanan Lamanya anak tinggal di panti batasnya sampai anak lulus sekolah tingkat SMP/SMK. Disini anak terlibat dalam merencanakan pengakhiran pelayanan dan kelanjutannya, karena ada anak yang mempunyai orang tua tetapi anak tidak mau kembali kepada orang tuanya.PSAA PU 3 Ceger mempersiapkan anak meninggalkan panti dengan diberikan motivasi hidup mandiri. Panti juga memfasilitasi dan melibatkan orang tua dalam kepulangan anak karena ada upacara resmi penyerahan anak kembali kepada orang tua/keluarga. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Mereka di panti sampe lulus SMP/SMA. Khusus anak yang mempunyai orang tua bisa kembali ke keluarganya dan ada yang melanjutkan kuliah ada juga yang kerja. Kalo anak Negara jika dia tidak kuliah dan tidak bekerja bisa lanjut ke panti selanjutnya yaitu PSBR Tebet disana semua keterampilan sudah ada, jika mereka sudah mandiri dan bekerja dianggap sudah selesai. 138
Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016 139 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
165
Harus melibatkan orang tua memang, kalo memfasilitasi kalo anak yang mempunyai keluarga kita adakan pemanggilan kepada orang tua, kita kasih sosialisasi dulu bahwasanya kalo memang sudah selesai akan dikembalikan ke keluarga dan segala sesuatunya tentu akan diserahkan kembali ke keluarga contohnya berkas-berkas file ijazah, baju apa yang udah dapet dari panti silahkan boleh dibawa pulang. Jadi memang ada sosialisasi dulu, ada perjanjian dulu karena kita resmi ada ceremonialnya, itu udah setiap tahun seperti itu.140 Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Ningrum sebagai berikut: Ya kita melibatkan orang tua karena ada penyerahan berita acara dan penyerahan berkas termasuk ijazah.141 Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Ola sebagai berikut: Iya kita memfasilitasi ruangan dan ada penyerahan berita acara saat kepulangan anak.Kita juga membuat acara resmi yaitu ada upacara perpisahan.142 Dari hasil wawancara penulis menyimpukan bahwa panti memiliki rencana pengakhiran pelayanan untuk setiap anak. Orang tua dan anak terlibat dalam rencana pengakhiran pelayanan tersebut. Panti mempersiapkan anak yang akan kembali kepada keluarganya dengan memberikan motivasi dan arahan kepada anak untuk menggapai citacitanya. Namun panti belum menemui solusi yang pas untuk anak Negara yang tidak kembali kepada keluarganya, satu-satunya solusi adalah merujuknya ke panti bagi anak yang belum mempunyai pekerjaan dan belum bias hidup mandiri. Sedangkan dalam standar nasional pelayanan pengasuhan untuk LKSA yang ada di bab II 140
Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016 141 Wawancara pribadi dengan Ibu Ningrum (Bimbingan dan Penyaluran di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016 142 Wawancara pribadi dengan Ibu Ola (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
166
halaman 65 anak harus dipastikan mendapatkan solusi pengasuhan yang permanen. E. Perencanaan Permanensi 1. Pengertian Perencanaan Permanensi Perencanaan permanensi merupakan perencanaan jangka panjang mengenai pengasuhan anak, ada tiga unsur mengenai pengasuhan permanensi yaitu fisik (aman, lingkungan hidup stabil), relasional (stabil, hubungan emosional tanpa syarat) dan hukum (resmi ditentukan oleh pengadilan sesuai kesejahteraan anak) yang sudah penulis sebutkan di bab II halaman 65. Dari hasil wawancara penulis berpendapat bahwa pegawai di PSAA PU 3 Ceger belum mengetahui tentang perencanaan permanensi sebagai solusi dalam penempatan anak setelah anak keluar dari panti. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Gura sebagai berikut: Kita belum pernah tau kalo ada solusi selain mengembalikan anak ke keluarga, memang kita punya banyak PR terutama anak Negara yang gak punya orang tua terus abis dari panti kemana. Yang kita sering lakukan anak Negara setelah dari panti kita bantu carikan pekerjaan terus dia mandiri terus kan panti ada program bina lanjut untuk memantau kehidupan anak setelah keluar dari panti.143 Hal lain disampaikan oleh Kak Angger sebagai berikut: Jujur sih baru tau kalo ada solusi penempatan anak, emang banyak disini anak Negara cuma setelah keluar dari panti biasanya mereka langsung kerja dan mandiri.144 143
Wawancara pribadi dengan Ibu Gura (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 25 September 2016 144 Wawancara pribadi dengan Kak Angger (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 22 Agustus 2016
167
Selain itu, panti juga berperan untuk memberikan anggota keluarga dukungan sebanyak mungkin untuk membantu anak-anak kembali ke rumah dalam jangka waktu yang disepakati atau untuk menetapkan opsi jangka panjang alternatif untuk anak sebagaimana telah penulis sebutkan di bab II halaman 65. Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Gura sebagai berikut: Jangka waktu anak di panti itu batasnya sampai anak lulus kelas 12 SMA. Setelah itu anak diberikan resosialisasi untuk persiapan, pelaksanaan, bina lanjut dan terminasi. Persiapannya kayak persiapan mental, terus dikasih arahan tentang dunia kerja.145 Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Kalo yang punya orang tua kembali ke orang tua, tapi kalo anak Negara untuk sementara emang ditampung di panti sampe dia bisa bekerja dan mandiri. Untuk sementara alternatif untuk membantu anak Negara pasca lulus sih baru itu, tapi tetep dikasih batas waktu dia boleh tinggal di panti sampai kapan.146 Dari hasil wawancara tersebut penulis menyimpulkan bahwa panti belum memikirkan perencanaan jangka panjang untuk anak asuh, jadi penulis memberi saran kepada satpel dan pekerja sosial untuk membahas perencanaan permanensi. Yang penulis dapatkan daril hasil observasi ada dua anak negara yang masih tinggal di panti yang telah dinyatakan selesai dari mendapatkan pelayanan pengasuhan, dua anak asuh tersebut diberikan waktu selama 2 bulan tinggal di panti sampai mereka mendapatkan pekerjaan dan dapat menyewa kos-kosan. Hal
145
Wawancara pribadi dengan Ibu Gura (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 25 September 2016 146 Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016
168
tersebut menjadi bahan evaluasi panti untuk memberikan solusi kepada dua anak tersebut yang dikategorikan belum mapan, apakah baiknya dua anak tersebut mendapatkan solusi penempatan yang baik yaitu di rujuk ke panti lain atau melakukan perencanaan permanensi. Jika dikaitkan dengan teori attachment yang telah penulis sebutkan di bab II halaman 70 tentang pentingnya anak-anak memiliki kesempatan untuk mengalami dan memelihara hubungan positif, teori ini memberi pemahaman tentang gaya ketertarikan anak yang menunjukkan reaksi ekstrim saat terjadinya pemisahan yaitu protes dan rasa sedih yang mendalam setelah mereka dibina kemudian dihadapkan kembali dengan keluarga asli. Teori ini menjadi dasar atau pegangan PSAA PU 3 Ceger dalam melakukan pemutusan hubungan dengan anak asuh. 2. Pentingnya Perencanaan Permanensi Anak-anak membutuhkan perawatan yang memenuhi kebutuhan dasar mereka untuk keselamatan fisik, makanan, pakaian, tempat tinggal dan penyediaan perawatan medis yang diperlukan. Anak-anak membutuhkan stimulasi yang mencakup interaksi emosional dan fisik yang membantu anak belajar tentang dunia. Anak-anak juga membutuhkan kontinuitas yang menjamin bahwa perawatan mereka akan diberikan oleh orang yang sama dari waktu ke waktu. Anak-anak butuh timbal balik yang berasal dari hubungan yang stabil, interaktif, dan saling percaya sebagaimana telah penulis jelaskan di bab II halaman 66.
169
Menurut penulis perencanaan ini penting untuk menunjang anak dalam mendapatkan pengasuhan yang berkelanjutan. Pastinya anak yang dikembalikan kepada keluarga tetap mendapat pengasuhan lanjut dari pengasuh intinya yaitu orang tua dan keluarga. Tetapi berbeda dengan anak negara yang setelah keluar dari panti, mereka tidak tahu siapa keluarganya dan akan tinggal dimana. Sedangkan perkembangan anak terus tumbuh sesuai dengan tumbuh kembang usia anak. Perkembangan
tersebut
diantaranya
ada
perkembangan
fisik,
perkembangan kecerdasan dan perkembangan psikososial. Penulis telah menyebutkan di bab II halaman 71 bahwa perkembangan psikososial ini sangat dipengaruhi oleh keunikan masing-masing anak, lingkungan tempat tinggal anak dan peran yang dijalani dalam institusi keluarga serta masyarakat. Hal ini lah yang membuat penulis merasa perencanaan permanensi adalah bagian dari solusi penempatan anak yang ideal. Meskipun anak negara yang keluar dari panti dibentuk untuk hidup mandiri, mendapatkan pekerjaan dan ngekos. Dari hasil wawancara penulis menyimpulkan bahwa panti belum siap melaksanakan perencanaan permanensi dilihat dari kebutuhan pantinya. Namun ada baiknya perencanaan permanensi ini panti tinjau kembali keefektifannya ketika nanti diperankan di panti, apakah solutif atau tidak. Hal ini diungkapan oleh Ibu Gura sebagai berikut: Panti berpikir bahwa usia anak 18 tahun sudah bukan anak-anak lagi yang butuh pengasuhan dari orang tua atau keluarga dan sudah dewasa untuk hidup mandiri. Dari itu panti berpikir tidak ada solusi lain selain mengembalikan anak ke keluarganya dan membantunya mencari pekerjaan supaya hidup mandiri. Tapi bisa aja
170
kalo permanensi ini dikaji buat jadi alternatif solusi penempatan anak nantinya.147 Hal lain juga disampaikan oleh Ibu Atun sebagai berikut: Rencana pengasuhan jangka panjang setelah anak keluar dari panti adalah dengan kembalinya anak ke pengasuhan keluarga dengan anak sudah diberi bekal pendidikan dan keterampilan. Untuk anak Negara panti masih bertanggung jawab sampai anak bisa hisup mandiri dan memiliki pekerjaan. Bahkan untuk anak Negara panti membantu mereka dalam mencarikan pekerjaan. Kalo kita belum pernah nyari keluarga yang mau mengadopsi anak untuk anak-anak di PSAA PU 3 Ceger ini karena anak dinilai sudah dewasa dan mandiri.148 Jadi, penulis memberikan saran kepada panti untuk meninjau kembali perencanaan permanensi sebagai solusi penempatan anak asuh pasca kembalinya anak kepada orang tua atau pasca anak menerima pelayanan pengasuhan di panti.
147
Wawancara pribadi dengan Ibu Gura (Pekerja Sosial di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 25 September 2016 148 Wawancara pribadi dengan Ibu Atun (Satuan Pelaksana di PSAA PU 3 Ceger) Jakarta, 26 Agustus 2016
171
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Kualitas pelayanan pengasuhan di PSAA PU 3 Ceger sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 30/HUK/2011 tentang Standar Pelayanan Berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak, Standar Pelaksana Pengasuhan dan Standar Evaluasi serta Pengakhiran Pelayanan dan Pegasuhan untuk Anak. Artinya PSAA PU 3 Ceger memenuhi standar pelayanan dengan terlaksananya 13 dari 14 indikator standar pelayanan berbasis lembaga kesejahteraan sosial anak, terlaksananya 2 dari 3 indikator standar pelaksana pengasuhan dan memenuhi ketiga indikator dalam standar evaluasi serta pengakhiran pelayanan dan pengasuhan untuk anak, jadi dari 20 indikator tersebut hanya dua indikator yang tidak terlaksana yaitu indikator perlindungan anak dan indikator pengasuhan. Penyebab tidak terlaksananya indikator perlindungan anak karena ada beberapa anak yang sudah tinggal lama di panti masih mengeluhkan pengasuh melakukan tindakan kekerasan dan panti kurang bersosialisasi serta melibatkan masyarakat dalam merespon pencegahan dan penanganan kekerasan anak. Sedangkan penyebab tidak terlaksananya indikator pengasuhan yang sesuai dengan standar dari Kementerian Sosial adalah renggangnya pelayanan bimbingan keseharian terhadap anak asuh karena dibatasi oleh jam kerja dan piket, pengasuh kesulitan bekerja sama dengan orang tua karena intensitas kunjungan orang tua
172
atau keluarga anak jarang. Idealnya pengasuh membutuhkan orang tua/keluarga anak untuk berdiskusi terkait perkembangan anak selama anak menerima pelayanan pengasuhan di panti namun realitanya bisa dihitung jari orang tua/keluarga yang rutin menjenguk anaknya dan diskusi dengan pengasuhnya sebulan sekali. Pengasuh juga mengalami kendala saat menghadapi anak yang susah diatur sehingga menjadi faktor kejenuhan sendiri bagi para pengasuh dan kondisi keuangan panti saat ini sedang menurun serta sedang mengalami kekurangan SDM. 2. PSAA PU 3 Ceger dalam melakukan pengakhiran pelayanan belum menemukan solusi yang tepat selain mengembalikan anak kepada orang tua atau keluarganya dan bagi anak negara dirujuk ke panti lain. Bagi anak yang masih memiliki orang tua atau keluarga panti mempersiapkan anak untuk kembali kepada pengasuhan orang tua atau keluarganya. Bagi anak negara panti merujuk anak ke panti lain jika anak belum memiliki pekerjaan atau mandiri. Ketika anak selesai pengasuhannya dan kembali kepada orang tua atau keluargnya panti kurang memonitoring perkembangan anak. Panti juga belum mendapatkan solusi pengasuhan yang permanen bagi anak selain merujuk anak ke panti lain. Artinya panti belum siap dalam melaksanakan perencanaan permanensi bagi anak dan anak dinilai cukup dewasa untuk hidup mandiri tidak butuh keluarga sebagai pengasuh.
173
B. Saran 1. Untuk mencapai kualitas pelayanan terbaik, PSAA PU 3 Ceger harus terpacu dengan adanya Standar Nasional Pelayanan Pengasuhan LKSA untuk mengatasi segala kendala dan kekurangan panti. Dalam mengatasi kendala dalam perlindungan anak, panti harus bekerja sama dengan lingkungan panti dan masyarakat untuk mencegah dan merespon kekerasan terhadap anak. Panti juga harus sering diskusi dengan anak terkait dengan tindakan kekerasan mana yang wajar dan mana yang tidak wajar., mengapa kekerasan tidak boleh dilakukan, apa dampaknya, ciri-ciri perilaku kekerasan seperti apa, dll. Kerjasama antar anak dengan pengasuh juga penting dalam merespon dan mencegah tindakan kekerasan. Sedangkan kendala dalam pengasuhan anak, panti harus selalu mendukung peran orang tua/keluarga bahwa mereka tetap menjadi pengasuh utama bagi anak meskipun anak tinggal di panti. Sehingga intensitas kunjungan orang tua dan keluarga ke panti menjadi lebih sering. Penulis memberikan saran terkait longgarnya pengasuhan selama 24 jam antara anak dan pengasuh dengan mengubah sistem tempat tinggal panti yang tadinya berbentuk asrama menjadi cottage yaitu sistem tempat tinggal anak bersama pengasuh. Jadi, satu rumah diisi pengasuh dan anak asuh sehingga pengasuhan yang diberikan oleh pengasuh terhadap anak tidak dibatasi oleh jam kerja dan piket saja. 2. PSAA PU 3 Ceger harusnya dalam melakukan pengakhiran pelayanan menjamin anak mendapat pengasuhan selanjutanya dengan layak dan
174
memenuhi haknya sebagai anak. Panti harus mencari solusi terbaik kemana dan bagaimana anak setelah keluar dari pengasuhan PSAA PU 3 Ceger terutama untuk anak negara yang tidak memiliki keluarga, penulis memberikan saran yaitu panti mengkaji dan melakukan perencanaan permanensi dengan berpegang pada prosedur perencanaan permanensi yang ada di bab II halaman 77 dan jurnal yang sudah menguji coba tentang perencanaan permanensi.
175
DAFTAR PUSTAKA BUKU: Adi, Isbandi Rukminto. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial Jakarta: FISIP UI Press, 2005. Ansori, Ibnu. Perlindungan Anak menurut Perspektif Islam Jakarta: Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), 2007. Ariefuzzaman, Siti Napsiyah dan Fuaida, Lisma Dyawati. Belajar Teori Pekerjaan Sosial Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Arikunto, Suharmi. Prosedur Penelitia: Suatu Pendekatan Praktek Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Astuti, Mulia, dkk. Kebijakan Kesejahteraan dan Perlindungan Anak. Studi Kasus: Evaluasi Program Kesejahteran Sosial Anak (PKSA) di Provinsi DKI Jakarta, DI. Yogyakarta dan Provinsi Aceh Jakarta: P3KS Press, 2013. Departemen Sosial RI, Modul Pelayanan Sosial Anak Terlantar Luar Panti Jakarta: Departemen Sosial RI, 2006. Febrianti, Pipit. Pelayanan Kesejahteraan Sosial terhadap Anak Terlantar di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 3 Tebet Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Gunawan, Iman. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktek Jakarta: Bumi Aksara, 2013 Koyan, Wayan I. Metode Penelitian Kualitatif Singaraja: UNDHIKSA, 2011. Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010. Payne, malcolm. Teori Pekerjaan Sosial Modern Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru, 2016. Sanapiah, Faisal. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar dan Aplikasi Malang: YA3, 1999. Soehartono, Irawan. Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnya Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011.
176
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Alfabeta, 2013.
Bandung:
Ulfah, Nurbani. Evaluasi Program Art Therapy bagi Pasien Dual Diagnosis di Rumah Sakit Ketergantungan Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Undang-Undang No. 11 tentang Kesejahteraan Sosial Usmail, Asep Usman. al Quran dan Kesejahteraan Sosial Tangerang, Lentera Hati: 2012.
INTERNET Indonesia.ucanews.com, 5,4 juta anak Indonesia terlantar, diakses pada tanggal 27 Januari 2016 pukul 14.31 Islam House, al Quran dan Terjemahnya, page 356. Diakses pada tanggal 2 Juli 2016 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 30/HUK/2011, Standar Nasional Pengasuhan Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak. Diakses pada tanggal 24 Juni 2016 Farid Ahmad, Pedoman Pelayanan Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) 2011, h. 9. Diakses pada tanggal 26 Juni 2016 pukul 10.30 di www.scribd.com. Pada jurnal ini penulis mengutip pengertian pelayanan anak. Clare Tilbury dan Jennifer Osmond, “Permanency Planning In Foster Care: A Research Review and Guidelines For Practitioners” (meadowbrook Q 4131 Australia; Griffth University; 2006), h. 3. Diakses pada tanggal 20 Juni 2016 pukul 10.15. Pada jurnal ini penulis mengambil pengertian perencanaan permanensi dan prosedur perencanaan permanensi. Menurut jurnal ini perencanaan permanensi bukan hanya tentang penempatan tetapi tentang hubungan, identitas dan rasa memiliki. Government of Western Australia Department for Child Protection and Family Support, “Information Sheet Permanency Planning”, di https://www.dcp.wa.gov.au/Resources. Diakses pada tanggal 2 Februari 2016 pukul 21.50. Pada jurnal ini penulis mengutip tentang pengertian perencanaan permanensi. Menurut jurnal ini lembaga berperan untuk memberikan dukungan kepada anggota keluarga anak dan membantu anak untuk kembali ke rumah.
177
North Carolina Division of Social Services, “Family Services Manual: Child Placement”, Volume 1: Children’s Services (December:2009), h. 1. Diakses pada tanggal 2 Februari 2016 Pukul 22.23. Dalam jurnal ini penulis mengutip tentang pengertian dan pentingnya perencanaan permanensi untuk dilakukan. Menurut jurnal ini seorang anak layak tumbuh dari pengasuhan yang mempunyai komitmen yang kuat. NSW Department of Community Services “Permanency Planning Guidelines” (Oktober, 2008). Di www.googlescholar.com Diakses pada tanggal 21 Juni 2016 pukul 13.30. Dalam jurnal ini penulis mengutip tentang pedoman perencaan permanensi. Menurut jurnal ini perencanaan permanensi bersifat berkelanjutan, pedoman perencanaan permanensi menggambarkan proses standar dalam melakukan perencanaan permanensi dan membantu pekerja sosial untuk emahami hubungan antara proses-proses tersebut. CSI Surjastuti, “Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan Panti Asuhan Anak Terlantar di Yogyakarta” (2012, e-journal.uajy.ac.id), diakses pada tanggal 25 Mei 2016 Pukul 13:10. Pada jurnal ini penulis mengutip tentang pengertian panti sosial asuhan anak (PSAA) menurut Kementerian Sosial Republik Indonesia.
PEDOMAN OBSERVASI Lokasi : Alamat : Hari, Tanggal Observasi : Pukul : I. Kualitas Pelayanan Pengasuhan Anak No. Subjek Observasi Materi Observasi 1.
Satuan Pelaksana
Pelayanan pengasuhan dalam
Tugas Sosial
Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak di PSAA PU 3 Ceger Peran sebagai pengganti orang tua Martabat anak sebagai manusia Perlindungan anak
2.
2 Pekerja Sosial
Perkembangan anak Identitas anak Relasi anak Pekerja sosial profesional Partisipasi anak Standar pelaksana pengasuhan
3.
2 Bagian
Makanan dan pakaian
Bimbingan dan
Akses terhadap pendidikan dan
Penyaluran
kesehatan Privasi/kerahasiaan pribadi anak Pengaturan waktu anak Kegiatan/ pekerjaan anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Aturan, disiplin, dan sanksi Relasi anak
4.
5 WBS
Kegiatan/pekerjaan anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Aturan, disiplin, dan sanksi Partisipasi anak Relasi anak
Hasil
II.
Kesiapan Pelaksanaan Perencanaan Permanensi
No. Subjek Observasi 1.
Materi Observasi
Satuan Pelaksana
Review penempatan dan pengasuhan
Tugas Sosial
Pelaporan anak yang melarikan diri atau pengasuhannya diakhiri Pengakhiran pelayanan
2.
2 Pekerja Sosial
Review penempatan dan pengasuhan Pelaporan anak yang melarikan diri atau pengasuhannya diakhiri Pengakhiran pelayanan
3.
Bagian
Review penempatan dan pengasuhan
Bimbingan dan
Pelaporan anak yang melarikan diri
Penyaluran
atau pengasuhannya diakhiri Pengakhiran pelayanan
Hasil
I.
PEDOMAN WAWANCARA Kualitas Pelayanan Pengasuhan Anak 1. Apakah anak tidak mendapatkan pengasuhan dari keluarga, kerabat atau keluarga pengganti? 2. PSAA PU 3 berperan sebagai apa bagi anak-anak yang ditempatkan di panti? 3. Bagaimana PSAA PU 3 dalam memahami hak anak? 4. Bagaimana PSAA PU 3 mengakui, memperlakukan anak dan menghargai anak sebagai manusia? 5. Bagaimana PSAA PU 3 menjamin anak terhindar dari semua bentuk perlakuan yang merendahkan martabat? 6. Bagaimana PSAA PU 3 menjamin anak terhindar dari segala bentuk diskriminasi? 7. Bagaimana PSAA PU 3 dalam mencegah dan merespon kekerasan dan hukuman fisik? 8. Bagaimana PSAA PU 3 dalam menyediakan mekanisme pelaporan yang aman dan bersifat rahasia bagi anak yang melaporkan kekerasan? 9. Bagaimana PSAA PU 3 memastikan setiap pengurus, petugas, dan relawan yang bekerja tidak memiliki catatan kriminal, sejarah kekerasan atau perilaku tidak pantas terhadap anak? 10. Bagaimana PSAA PU 3 memastikan setiap pengurus, petugas, dan relawan menerima pelatihan untuk mencegah kekerasan? 11. Bagaimana PSAA PU 3 melakukan review terhadap kinerja pengurus, petugas, dan relawan yang bekerja di panti? 12. Bagaimana PSAA PU 3 dalam menjalankan prosedur pemberian hukuman kedisiplinan? 13. Bagaimana PSAA PU 3 menjalankan prosedur pemberian hukuman kedisiplinan jika pengurus, petugas dan relawan terbukti melakukan kekerasan? 14. Bagaimana PSAA PU 3 menjamin lingkungan panti kondusif dan aman bagi keselamatan anak untuk mencegah terjadinya kekerasan? 15. Bagaimana PSAA PU 3 memberlakukan kebijakan dalam mencegah dan merespon segala bentuk tindakan kekerasan antar anak? 16. Bagaimana PSAA PU 3 dalam membangkitkan kesadaran anak akan dampak dari kekerasan? 17. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan mekanisme pelaporan yang aman dan rahasia untuk anak melaporkan kekerasan? 18. Bagaimana PSAA PU 3 memahami tahapan perkembangan anak sehingga dapat memberikan respon yang tepat terhadap kebutuhan anak? 19. Bagaimana PSAA PU 3 memastikan setiap anak memiliki identitas legal yang jelas, termasuk akta kelahiran, dan KTP? 20. Bagaimana PSAA PU 3 dalam menjaga keakuratan data dengan keluarga anak? 21. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak untuk mengekspresikan identitas dirinya (budaya, bahasa, etnisitas dan agama)? 22. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi anak agar dapat berkomunikasi dengan orang tua/keluarga/kerabat dan temannya?
23. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak untuk mengunjungi orang tua/keluarga/kerabat di rumah? 24. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi orang tua/keluarga/kerabat dan teman yang berkunjung ke panti? 25. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi pertemuan anak dan keluarga dalam membahas situasi anak? 26. Bagaimana kebijakan PSAA PU 3 dalam hal penempatan anak? 27. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung relasi persaudaraan diantara anakanak dalam pemenuhan hak dan tanggung jawab? 28. Bagaimana PSAA PU 3 menghindari hubungan kekuasaan yang tidak sehat antara anak? 29. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung terbangunnya relasi individual antara anak dengan pengasuh sebagai pengganti orang tua anak? 30. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak untuk menjalin relasi yang baik dan positif dengan pihak lain di luar panti? 31. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan lingkungan yang positif agar guru/teman sekolah/ teman dari lingkungan sekitar mereka merasa nyaman saat berkunjung ke panti? 32. Bagaimana PSAA PU 3 mendorong anak untuk menyampaikan pendapat dan ikut serta dalam membahas kepentingan mereka, antara lain: penyusanan dan pelaksanaan aturan, memberikan masukan bagi pelayanan panti, perencanaan dan pengambilan keputusan pengasuhan dan berapa lama anak tinggal di panti? 33. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan kesempatan, informasi dan lingkungan yang aman dan kondusif agar anak dapat menyampaikan pendapat dan ikut serta dalam pembahasan berbagai hal yang penting? 34. Bagaimana PSAA PU 3 dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan anak dengan mencerminkan suara, ide dan pendapat anak? 35. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung kapasitas anak dalam menentukan pilihan untuk berbagai keputusan dalam hidup mereka? 36. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung kapasitas anak untuk berpikir dan membuat alasan, memahami pilihan yang mereka ambil dan konsekuensi dari pilihan tersebut? 37. Bagaimana PSAA PU 3 dalam memberikan makanan dan menjaga kualitas gizi dan nutrisi sesuai kebutuhan usia dan tumbuh kembang anak? 38. Bagaimana PSAA PU 3 menjamin anak dengan kebutuhan nutrisi khusus, contohnya jika anak sakit? 39. Bagaimana PSAA PU 3 menciptakan situasi makan yang menyenangkan agar anak bisa makan dengan santai, baik anak didampingi maupun tanpa didampingi oleh pengasuh? 40. Bagaimana PSAA PU 3 mereview menu dan penyiapan makan agar terpenuhinya standar gizi dan kesehatan bagi anak? 41. Bagaimana PSAA PU 3 memenuhi kebutuhan pakaian anak secara memadai, dari segi jumlah, fungsi, ukuran dan tampilan? 42. Bagaimana PSAA PU 3 membantu anak mengakses pendidikannya? 43. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi untuk kelancaran proses pendidikan anak?
44. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak memperoleh akses pendidikan formal, non formal dan informal sesuai perkembangan usia, minat dan rencana pengasuhan mereka selama tinggal di panti? 45. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak dalam menentukan pilihan yang terkait dengan pendidikan mereka selama tinggal di panti? 46. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung tercapainya fungsi sosial pendidikan bagi anak selama tinggal di panti? 47. Bagaimana PSAA PU 3 dalam memberi perhatian pada perkembangan pendidikan anak? 48. Bagaimana PSAA PU 3 merespon jika sewaktu-waktu dihubungi oleh pihak penyelenggara pendidikan? 49. Bagaimana PSAA PU 3 dalam melibatkan orang tua/wali dan anak dalam membuat berbagai keputusan tentang pendidikan anak? 50. Bagaimana kondisi dan akses pelayanan kesehatan bagi anak di PSAA PU 3? 51. Bagaimana PSAA PU 3 merespon anak yang menunjukkan gejala-gejala anak sakit? 52. Bagaimana prosedur pemeriksaan kesehatan yang dimiliki oleh PSAA PU 3 dalam merespon situasi darurat? 53. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi pemeriksaan kesehatan? 54. Apakah PSAA PU 3 memfasilitasi pembuatan dokumen riwayat kesehatan setiap anak? 55. Bagaimana PSAA PU 3 mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari? 56. Bagaimana PSAA PU 3 memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi, bahaya merokok dan narkoba? 57. Bagaimana PSAA PU 3 melakukan identifikasi dan tindak pencegahan bagi penyakit yang ptensial seperti malaria, DBD, kaki gajah atau chikungunya? 58. Bagaimana pengurus dan staf PSAA PU 3 dalam menjaga kerahasiaan pribadi anak? 59. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan fasilitas yang mendukung privasi anak? 60. Bagaimana peraturan yang dimiliki PSAA PU 3 dalam melindungi privasi dan hal-hal yang bersifat pribadi bagi anak? 61. Bagaimana PSAA PU 3 menyusun jadwal kegiatan sehari-hari? 62. Bagaimana PSAA PU 3 memberikan kesempatan dan mengalokasikan waktu yang cukup bagi anak untuk bermain dan rekreasi? 63. Apakah jadwal harian dapat berubah sesuai kepentingan dan evaluasi anak? 64. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan waktu dan kesempatan anak untuk berekreasi di luar panti? 65. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan fasilitas istirahat dan bermain bagi anak berdasarkan minat mereka? 66. Apakah PSAA PU 3 menyediakan anggaran untuk memperbaharui atau mengganti fasilitas bermain anak jika sudah tidak layak digunakan? 67. Bagaimana PSAA PU 3 menanggapi larangan mempekerjakan anak? 68. Apakah di PSAA PU 3 anak dilibatkan dalam pekerjaan?
69. Bagaimana PSAA PU 3 merumuskan berbagai aturan untuk kehidupan bersama? 70. Bagaimana PSAA PU 3 memahami penegakkan aturan dan disiplin dan bagaimana cara disiplin tersebut ditegakkan? 71. Bagaimana PSAA PU 3 melarang segala bentuk perilaku atau hukuman yang merendahkan anak? 72. Bagaimana dukungan PSAA PU 3 kepada orang tua agar bisa menjalankan tanggung jawabnya sebagai pengasuh utama bagi anak? 73. Bagaimana PSAA PU 3 merespon berbagai persoalan pengasuhan yang dihadapi anak dalam keluarga anak? 74. Bagaimana PSAA PU 3 dalam melibatkan orang tua dan keluarga dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan pengasuhan anak? 75. Bagaimana PSAA PU 3 dalam menyediakan pengasuh yang bertanggungjawab terhadap setiap anak asuh dan melaksanakan tugas sebagai pengasuh? 76. Apa saja kompetensi dan pengalaman yang harus dimiliki oleh setiap pengasuh yang ada di PSAA PU 3? 77. Bagaimana PSAA PU 3 menciptakan lingkungan tempat tinggal yang menyerupai keluarga dan mendapatkan pengasuhan? 78. Bagaimana PSAA PU 3 mempertimbangkan jumlah anak dengan menempatkan pengasuh di setiap barak? 79. Bagaimana PSAA PU 3 melaksanakan pengasuhan 24 jam dan kontinu? 80. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung hubungan anak dengan pengasuh? 81. Bagaimana jika ada pergantian pengasuh di PSAA PU 3? 82. Bagaimana fungsi dan peran pekerja sosial profesional di PSAA PU 3? 83. Bagaimana pekerja sosial melakukan penanganan masalah? 84. Bagaimana pekerja sosial mendukung keluarga untuk memahami pentingnya pengasuhan keluarga? 85. Bagaimana pekerja sosial membangun jaringan dengan berbagai sumber untuk mendukung keluarga terhadap penguatan keluarga, penanganan masalah anak dan pelayanan anak? 86. Apakah pelaksanaan tugas pekerja sosial disupervisi oleh pekerja sosial yang memiliki kualifikasi kompetensi dan pengalaman dalam pelayanan anak? II. Perencanaan Permanensi 1. Bagaimana PSAA PU 3 memonitor dan mengevaluasi pengasuhan agar anak mendapatkan pengasuhan yang optimal? 2. Bagaimana PSAA PU 3 bertindak dalam pelaporan anak yang melarikan diri? 3. Bagaimana PSAA PU 3 dalam melakukan pengakhiran pelayanan setelah anak dipastikan mendapatkan solusi pengasuhan yang permanen? 4. Apakah anak diberikan penjelasan tentang kemungkinannya kembali kepada keluarga atau tetap berada di panti apabila hasil review menunjukkan anak masih perlu tinggal di panti? 5. Apakah PSAA PU 3 memfasilitasi dan melibatkan orang tua dalam kepulangan anak?
PEDOMAN WAWANCARA LEMBAGA Sejak kapan PSAA PU 3 Ceger didirikan? Bagaimana latar belakang berdirinya PSAA PU 3 Ceger? Apa visi dan misi PSAA PU 3 Ceger? Fasilitas apa saja yang tersedia di PSAA PU 3 Ceger? Bagaimana struktur kepemimpinan di PSAA PU 3 Ceger? Apa saja program pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? 7. Siapa saja target layanan PSAA PU 3 Ceger? 8. Apakah PSAA PU 3 Ceger memiliki kriteria dalam memilih WBS? 9. Bagaimana proses penjangkauan dan perekrutan WBS di PSAA PU 3 Ceger? 10. Bagaimana alur penerimaan WBS di PSAA PU 3 Ceger? 11. Bagaimana latar belakang pendidikan staff atau pegawai yang bekerja di PSAA PU 3 Ceger? 12. Bagaimana PSAA PU 3 Ceger melakukan monitoring dan evaluasi? 13. Dari mana sumber dana PSAA PU 3 Ceger? 1. 2. 3. 4. 5. 6.
PEDOMAN WAWANCARA INFORMAN A. Wawancara dengan Satuan Pelaksana Tugas Sosial 1. Apakah anak tidak mendapatkan pengasuhan dari keluarga, kerabat atau keluarga pengganti? 2. PSAA PU 3 berperan sebagai apa bagi anak-anak yang ditempatkan di panti? 3. Bagaimana PSAA PU 3 dalam memahami hak anak? 4. Bagaimana PSAA PU 3 mengakui, memperlakukan anak dan menghargai anak sebagai manusia? 5. Bagaimana PSAA PU 3 menjamin anak terhindar dari semua bentuk perlakuan yang merendahkan martabat? 6. Bagaimana PSAA PU 3 menjamin anak terhindar dari segala bentuk diskriminasi? 7. Bagaimana PSAA PU 3 dalam mencegah dan merespon kekerasan dan hukuman fisik? 8. Bagaimana PSAA PU 3 dalam menyediakan mekanisme pelaporan yang aman dan bersifat rahasia bagi anak yang melaporkan kekerasan? 9. Bagaimana PSAA PU 3 memastikan setiap pengurus, petugas, dan relawan yang bekerja tidak memiliki catatan kriminal, sejarah kekerasan atau perilaku tidak pantas terhadap anak? 10. Bagaimana PSAA PU 3 memastikan setiap pengurus, petugas, dan relawan menerima pelatihan untuk mencegah kekerasan? 11. Bagaimana PSAA PU 3 melakukan review terhadap kinerja pengurus, petugas, dan relawan yang bekerja di panti? 12. Bagaimana PSAA PU 3 dalam menjalankan prosedur pemberian hukuman kedisiplinan?
13. Bagaimana PSAA PU 3 menjalankan prosedur pemberian hukuman kedisiplinan jika pengurus, petugas dan relawan terbukti melakukan kekerasan? 14. Bagaimana PSAA PU 3 menjamin lingkungan panti kondusif dan aman bagi keselamatan anak untuk mencegah terjadinya kekerasan? 15. Bagaimana PSAA PU 3 memberlakukan kebijakan dalam mencegah dan merespon segala bentuk tindakan kekerasan antar anak? 16. Bagaimana PSAA PU 3 dalam membangkitkan kesadaran anak akan dampak dari kekerasan? 17. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan mekanisme pelaporan yang aman dan rahasia untuk anak melaporkan kekerasan? B. Wawancara dengan Bimbingan dan Penyaluran 1. Bagaimana PSAA PU 3 dalam memberikan makanan dan menjaga kualitas gizi dan nutrisi sesuai kebutuhan usia dan tumbuh kembang anak? 2. Bagaimana PSAA PU 3 menjamin anak dengan kebutuhan nutrisi khusus, contohnya jika anak sakit 3. Bagaimana PSAA PU 3 menciptakan situasi makan yang menyenangkan agar anak bisa makan dengan santai, baik anak didampingi maupun tanpa didampingi oleh pengasuh? 4. Bagaimana PSAA PU 3 mereview menu dan penyiapan makan agar terpenuhinya standar gizi dan kesehatan bagi anak? 5. Bagaimana PSAA PU 3 memenuhi kebutuhan pakaian anak secara memadai, dari segi jumlah, fungsi, ukuran dan tampilan? 6. Bagaimana PSAA PU 3 membantu anak mengakses pendidikannya? 7. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi untuk kelancaran proses pendidikan anak? 8. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak memperoleh akses pendidikan formal, non formal dan informal sesuai perkembangan usia, minat dan rencana pengasuhan mereka selama tinggal di panti? 9. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak dalam menentukan pilihan yang terkait dengan pendidikan mereka selama tinggal di panti? 10. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung tercapainya fungsi sosial pendidikan bagi anak selama tinggal di panti? 11. Bagaimana PSAA PU 3 dalam memberi perhatian pada perkembangan pendidikan anak? 12. Bagaimana PSAA PU 3 merespon jika sewaktu-waktu dihubungi oleh pihak penyelenggara pendidikan? 13. Bagaimana PSAA PU 3 dalam melibatkan orang tua/wali dan anak dalam membuat berbagai keputusan tentang pendidikan anak? 14. Bagaimana kondisi dan akses pelayanan kesehatan bagi anak di PSAA PU 3? 15. Bagaimana PSAA PU 3 merespon anak yang menunjukkan gejalagejala anak sakit? 16. Bagaimana prosedur pemeriksaan kesehatan yang dimiliki oleh PSAA PU 3 dalam merespon situasi darurat? 17. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi pemeriksaan kesehatan?
18. Apakah PSAA PU 3 memfasilitasi pembuatan dokumen riwayat kesehatan setiap anak? 19. Bagaimana PSAA PU 3 mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari? 20. Bagaimana PSAA PU 3 memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi, bahaya merokok dan narkoba? 21. Bagaimana PSAA PU 3 melakukan identifikasi dan tindak pencegahan bagi penyakit yang ptensial seperti malaria, DBD, kaki gajah atau chikungunya? 22. Bagaimana pengurus dan staf PSAA PU 3 dalam menjaga kerahasiaan pribadi anak? 23. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan fasilitas yang mendukung privasi anak? 24. Bagaimana peraturan yang dimiliki PSAA PU 3 dalam melindungi privasi dan hal-hal yang bersifat pribadi bagi anak? 25. Bagaimana PSAA PU 3 menyusun jadwal kegiatan sehari-hari? 26. Bagaimana PSAA PU 3 memberikan kesempatan dan mengalokasikan waktu yang cukup bagi anak untuk bermain dan rekreasi? 27. Apakah jadwal harian dapat berubah sesuai kepentingan dan evaluasi anak? 28. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan waktu dan kesempatan anak untuk berekreasi di luar panti? 29. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan fasilitas istirahat dan bermain bagi anak berdasarkan minat mereka? 30. Apakah PSAA PU 3 menyediakan anggaran untuk memperbaharui atau mengganti fasilitas bermain anak jika sudah tidak layak digunakan? 31. Bagaimana PSAA PU 3 menanggapi larangan mempekerjakan anak? 32. Apakah di PSAA PU 3 anak dilibatkan dalam pekerjaan? 33. Bagaimana PSAA PU 3 merumuskan berbagai aturan untuk kehidupan bersama? 34. Bagaimana PSAA PU 3 memahami penegakkan aturan dan disiplin dan bagaimana cara disiplin tersebut ditegakkan? 35. Bagaimana PSAA PU 3 melarang segala bentuk perilaku atau hukuman yang merendahkan anak? 36. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi anak agar dapat berkomunikasi dengan orang tua/keluarga/kerabat dan temannya? 37. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak untuk mengunjungi orang tua/keluarga/kerabat di rumah? 38. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi orang tua/keluarga/kerabat dan teman yang berkunjung ke panti? 39. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi pertemuan anak dan keluarga dalam membahas situasi anak? 40. Bagaimana kebijakan PSAA PU 3 dalam hal penempatan anak? 41. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung relasi persaudaraan diantara anakanak dalam pemenuhan hak dan tanggung jawab? 42. Bagaimana PSAA PU 3 menghindari hubungan kekuasaan yang tidak sehat antara anak?
43. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung terbangunnya relasi individual antara anak dengan pengasuh sebagai pengganti orang tua anak? 44. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak untuk menjalin relasi yang baik dan positif dengan pihak lain di luar panti? 45. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan lingkungan yang positif agar guru/teman sekolah/ teman dari lingkungan sekitar mereka merasa nyaman saat berkunjung ke panti? C. Wawancara dengan Pekerja Sosial 1. Bagaimana PSAA PU 3 memahami tahapan perkembangan anak sehingga dapat memberikan respon yang tepat terhadap kebutuhan anak? 2. Bagaimana PSAA PU 3 memastikan setiap anak memiliki identitas legal yang jelas, termasuk akta kelahiran, dan KTP? 3. Bagaimana PSAA PU 3 dalam menjaga keakuratan data dengan keluarga anak? 4. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak untuk mengekspresikan identitas dirinya (budaya, bahasa, etnisitas dan agama)? 5. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi anak agar dapat berkomunikasi dengan orang tua/keluarga/kerabat dan temannya? 6. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak untuk mengunjungi orang tua/keluarga/kerabat di rumah? 7. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi orang tua/keluarga/kerabat dan teman yang berkunjung ke panti? 8. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi pertemuan anak dan keluarga dalam membahas situasi anak? 9. Bagaimana kebijakan PSAA PU 3 dalam hal penempatan anak? 10. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung relasi persaudaraan diantara anakanak dalam pemenuhan hak dan tanggung jawab? 11. Bagaimana PSAA PU 3 menghindari hubungan kekuasaan yang tidak sehat antara anak? 12. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung terbangunnya relasi individual antara anak dengan pengasuh sebagai pengganti orang tua anak? 13. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak untuk menjalin relasi yang baik dan positif dengan pihak lain di luar panti? 14. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan lingkungan yang positif agar guru/teman sekolah/ teman dari lingkungan sekitar mereka merasa nyaman saat berkunjung ke panti? 15. Bagaimana PSAA PU 3 mendorong anak untuk menyampaikan pendapat dan ikut serta dalam membahas kepentingan mereka, antara lain: penyusanan dan pelaksanaan aturan, memberikan masukan bagi pelayanan panti, perencanaan dan pengambilan keputusan pengasuhan dan berapa lama anak tinggal di panti? 16. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan kesempatan, informasi dan lingkungan yang aman dan kondusif agar anak dapat menyampaikan pendapat dan ikut serta dalam pembahasan berbagai hal yang penting?
17. Bagaimana PSAA PU 3 dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan anak dengan mencerminkan suara, ide dan pendapat anak? 18. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung kapasitas anak dalam menentukan pilihan untuk berbagai keputusan dalam hidup mereka? 19. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung kapasitas anak untuk berpikir dan membuat alasan, memahami pilihan yang mereka ambil dan konsekuensi dari pilihan tersebut? 20. Bagaimana dukungan PSAA PU 3 kepada orang tua agar bisa menjalankan tanggung jawabnya sebagai pengasuh utama bagi anak? 21. Bagaimana PSAA PU 3 merespon berbagai persoalan pengasuhan yang dihadapi anak dalam keluarga anak? 22. Bagaimana PSAA PU 3 dalam melibatkan orang tua dan keluarga dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan pengasuhan anak? 23. Bagaimana PSAA PU 3 dalam menyediakan pengasuh yang bertanggungjawab terhadap setiap anak asuh dan melaksanakan tugas sebagai pengasuh? 24. Apa saja kompetensi dan pengalaman yang harus dimiliki oleh setiap pengasuh yang ada di PSAA PU 3? 25. Bagaimana PSAA PU 3 menciptakan lingkungan tempat tinggal yang menyerupai keluarga dan mendapatkan pengasuhan? 26. Bagaimana PSAA PU 3 mempertimbangkan jumlah anak dengan menempatkan pengasuh di setiap barak? 27. Bagaimana PSAA PU 3 melaksanakan pengasuhan 24 jam dan kontinu? 28. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung hubungan anak dengan pengasuh? 29. Bagaimana jika ada pergantian pengasuh di PSAA PU 3? 30. Bagaimana fungsi dan peran pekerja sosial profesional di PSAA PU 3? 31. Bagaimana pekerja sosial melakukan penanganan masalah? 32. Bagaimana pekerja sosial mendukung keluarga untuk memahami pentingnya pengasuhan keluarga? 33. Bagaimana pekerja sosial membangun jaringan dengan berbagai sumber untuk mendukung keluarga terhadap penguatan keluarga, penanganan masalah anak dan pelayanan anak? 34. Apakah pelaksanaan tugas pekerja sosial disupervisi oleh pekerja sosial yang memiliki kualifikasi kompetensi dan pengalaman dalam pelayanan anak? D. Wawancara dengan WBS 1. Indikator WBS Dalam hal ini penulis menuliskan latar belakang informan yang terdiri dari: a. Nama WBS b. Nama Ayah c. Nama Ibu d. Usia e. Alamat rumah/tempat tinggal f. Pekerjaan Ayah
g. Pekerjaan Ibu h. Pendidikan i. Agama 2. Indikator Kualitas Pelayanan Pengasuhan Anak di PSAA PU 3 Ceger a. Bagaimana perasaan anda berada di PSAA PU 3 Ceger? b. Sudah berapa lama anda berada di PSAA PU 3 Ceger? c. Apakah menurut anda sarana dan prasarana yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger sudah baik? d. Apakah anda berhubungan baik dengan pendamping di PSAA PU 3 Ceger? e. Bagaimana hubungan anda dengan teman-teman di PSAA PU 3 Ceger? f. Apakah menurut anda pelayanan pengasuhan yang diberikan sudah baik? g. Bagaimana perasaan anda sebelum mengikuti kegiatan pelayanan pengasuhan? h. Apakah anda pernah bosan pada saat mengikuti kegiatan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? i. Bagaimana tahapan pelaksanaan kegiatan pelayanan pengasuhan di PSAA PU 3 Ceger? j. Apakah anda selalu didampingi selama melakukan kegiatan di PSAA PU 3 Ceger? k. Apakah kegiatan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger sulit diikuti? l. Apakah ada hambatan bagi anda dalam mengikuti kegiatan yang diberikan? m. Kegiatan apa yang paling berkesan menurut anda? n. Media apa saja yang digunakan selama kegiatan berlangsung? o. Apakah menurut anda peralatan yang digunakan dalam setiap kegiatan sudah memadai? p. Apakah pendamping memberikan pengetahuan kepada anda selama kegiatan dilaksanakan? q. Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti kegiatan pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? r. Apakah anda puas dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? s. Manfaat apa yang anda rasakan dari kegiatan pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? t. Apa harapan anda ke depannya dalam menjalani kegiatan pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? u. Apakah anda diajarkan cara mencari dan mendapat pekerjaan? v. Motivasi apa yang pendamping berikan kepada anda saat kegiatan pelayanan pengasuhan dilaksanakan? w. Apakah motivasi yang diberikan tersebut memberikan pengaruh besar bagi kekuatan diri anda dalam menjalani kegiatan pelayanan pengasuhan?
x. Apakah ada perubahan secara fisik, psikis dan sosial yang anda rasakan setelah anda selesai menempuh pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger?
PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI No. Materi 1. 2. 3. 4.
Dokumentasi
1
TRANSKIP WAWANCARA LEMBAGA Nama: Ibu Khomsiatun, S. Sos Jabatan: Satpel Pelayanan Sosial Tanggal: 26 Agustus 2016 1. Sejak kapan PSAA PU 3 Ceger didirikan? Sejak tahun 1993 2. Bagaimana latar belakang berdirinya PSAA PU 3 Ceger? Dulu PSAA namanya Panti Sosial Taman Penitipan Anak (PSTPA) Bina Insan Nusantara. Panti ini dibawah UPT Kanwil Departemen Sosial Provinsi DKI Jakarta.Panti ini dulu digunakan khusus untuk orang-orang yang menderita penyakit kusta dan panti rehabilitasi hasil razia. Lalu masyarakat lingkungan sekitar pantimerasa risih takut penyakit kustanya menular. Jadi nama panti berubah menjadi Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) pada tahun 1996. 3. Apa visi dan misi PSAA PU 3 Ceger? Visinya yaitu “Warga Binaan Sosial Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 yang Mandiri dan Sejahtera” kalo misinya ada 3 yaitu peningkatan kualitas pelayanan anak, peningkatan harkat dan martabat anak, dan peningkatan serta penumbuhan kesadaran dan tanggung jawab pribadi, sosial dan keluarga. 4. Fasilitas apa saja yang tersedia di PSAA PU 3 Ceger? Banyak ada kamar tidur, ruang makan, ruang kantor, ruang kesehatan, perpustakaan dan komputer, lapangan, saung, aula, mushola, dll 5. Bagaimana struktur kepemimpinan di PSAA PU 3 Ceger? Strukturnya ada kepala panti yang membawahi kepala bagian tata usaha, satuan pelaksanaan pelayanan dan satuan pelaksanaan pembinaan sosial kemudian di paling bawah ada pengelola sasana. 6. Apa saja program pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? Ada bimbingan fisik, bimbingan mental dan spiritual, bimbingan pendidikan, bimbingan kesehatan, bimbingan kesenian, bimbingan rekreasi, bimbingan aktivitas sehari-hari. 7. Siapa saja target layanan PSAA PU 3 Ceger? Targetnya anak laki-laki yatim atau piatu berusia 12 sampai 19 tahun, dan penduduk provinsi DKI Jakarta. 8. Apakah PSAA PU 3 Ceger memiliki kriteria dalam memilih WBS? Iya ada, bisa diliat di file panti yah. 9. Bagaimana proses penjangkauan dan perekrutan WBS di PSAA PU 3 Ceger? Proses penjangkauannya yaitu kita kerjasama dengan lembaga yang menampung anak jalanan dan rujukan dari Dinas Sosial DKI Jakarta. 10. Bagaimana alur penerimaan WBS di PSAA PU 3 Ceger? Alurnya ada 3 yaitu: hasil rujukan dari Dinas Sosial DKI Jakarta, kedua hasil penjangkauan dari lembaga yang menampung anak jalanan, dan ketiga dari masyarakat langsung.
2
11. Bagaimana latar belakang pendidikan staff atau pegawai yang bekerja di PSAA PU 3 Ceger? Pegawai yang bekerja disini berlatar belakang SD, SMA, D3, D4, S1 dan S2.Ada juga yang dari paket B. 12. Bagaimana PSAA PU 3 Ceger melakukan monitoring dan evaluasi? Kita mempunyai standar operasional jadi evaluasi dijalankan sesuai dengan SOP tersebut. Kemudian cara kita memonitor pengasuhan anak yaitu dengan case record yang dibuat oleh para pengasuh. 13. Dari mana sumber dana PSAA PU 3 Ceger? Dari pihak pertama yaitu dari Dinas Sosial DKI Jakarta, pihak kedua yaitu dari panti, pihak ketiga dari rekanan panti. TRANSKIP WAWANCARA INFORMAN A. Wawancara dengan Satuan Pelaksana Tugas Sosial (Ibu Atun) Nama: Ibu Khomsiatun, S. Sos Jabatan: Satpel Pelayanan Sosial Tanggal: 26 Agustus 2016 1. Apakah anak yang masuk ke panti tidak mendapatkan pengasuhan dari keluarga, kerabat atau keluarga pengganti? Anak yang masuk ke PSAA PU 3 Ceger adalah anak-anak yang terlantar di DKI Jakarta dan yang paling diutamakan yaitu rujukan dari Dinas Sosial DKI Jakarta. Adapun anak yang masuk PSAA PU 3 dari hasil penjangkauan dari PSBI kategori anjal (anak jalanan) dan terakhir dari masyarakat langsun. Jadi, memang anak yang masuk ke panti yang mempunyai keluarga sekalipun kurang mendapat pengasuhan karena bagi yang mempunyai keluarga anggota keluargamya tidak lengkap, rata-rata dari keluarga broken, yatim piatu dan ada juga yang tinggalnya hanya dengan nenek atau kakeknya. 2. PSAA PU 3 berperan sebagai apa bagi anak-anak yang ditempatkan di panti? PSAA PU 3 Ceger dari UPT Dinas Sosial mempunyai visi misi, kami disini punya program rehabilitasi, pelayanan pengasuhan, pelayanan sosial, pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan permakanan dsb. 3. Bagaimana PSAA PU 3 dalam memahami hak anak? Kita pastikan mereka mempunyai dan mendapatkan hak yang sama dengan anak-anak lain di luar panti, yaitu hak mendapat kasih sayang, bimbingan pendidikan, bimbingan kesehatan, bimbingan jasmani dan rohani dan kebutuhan lainnya. 4. Bagaimana PSAA PU 3 mengakui, memperlakukan anak dan menghargai anak sebagai manusia? Kita tentu mengakui dan menghargai anak disini. Kita juga melakukan tarik ulur, kita memberikan bimbingan disini dalam memenuhi hak mereka sesuai dengan perkembangan usianya dan mempunyai
3
peraturan yang harus dipatuhi artinya tidak boleh semena-mena dalam mengasuh dan menangani anak apalagi pake tangan . 5. Bagaimana PSAA PU 3 menjamin anak terhindar dari semua bentuk perlakuan yang merendahkan martabat? Tentunya kita disini sudah ahli (pendamping ahli) tentu mengasuhnya pakai hati, dengan kasih sayang, tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya. 6. Bagaimana PSAA PU 3 menjamin anak terhindar dari segala bentuk diskriminasi? Kita disini mempunyai barak yang terdiri dari 7 kamar, di setiap kamar ada 3-4 pengasuh agar pengasuh lebih dekat dengan anak dan anak mudah terpantau. Supaya diantara mereka tidak terjadi diskriminasi masing-masing kamar disatukan yang SMP dengan SMA dengan harapan yang SMA bisa memberikan contoh kepada adikadiknya, agar bisa mendidik dan menyayangi adik-adiknya. 7. Bagaimana PSAA PU 3 dalam mencegah dan merespon kekerasan dan hukuman fisik? Hukuman fisik disini masih dalam batas kewajaran, walaupun begitu jika ada yang melakukan kekerasan kita panggil karena kita mempunyai aturan disini. 8. Bagaimana PSAA PU 3 dalam menyediakan mekanisme pelaporan yang aman dan bersifat rahasia bagi anak yang melaporkan kekerasan? Kami disini mempunyai tim, ada tim psikolog dan tim peksos. Jika anak tidak bisa ditangani oleh wali kamar diserahkan ke pengasuh, jika pengasuh juga tidak bisa kita akan serahkan ke tim peksos dan tim psikolog. 9. Bagaimana PSAA PU 3 memastikan setiap pengurus, petugas, dan relawan yang bekerja tidak memiliki catatan kriminal, sejarah kekerasan atau perilaku tidak pantas terhadap anak? Semua pekerja disini sebelum menjadi pegawai sudah di asesmen, terus kita liat perkembangannya selama menjadi pegawai. Kalo jaman Ahok sekarang bahkan sesama teman aja saling mengawasi, artinya semakin kesini semakin ketat. 10. Bagaimana PSAA PU 3 memastikan setiap pengurus, petugas, dan relawan menerima pelatihan untuk mencegah kekerasan? Dari dinas sosial ada pelatihan untuk para peksos dan ada programnya seperti peltihan hypnoteraphy, pelatihan psikososial, dan pelatihan terapi membuang emosi negatif. 11. Bagaimana PSAA PU 3 melakukan review terhadap kinerja pengurus, petugas, dan relawan yang bekerja di panti? Evaluasi yang dilakukan masing-masing pegawai membuat jadwal harian atau laporan harian (case record) dari pagi sampai pulang. Apa yang dia lakukan, bagaimana perkembangan anak asuhnya, dsb 12. Bagaimana PSAA PU 3 dalam menjalankan prosedur pemberian hukuman kedisiplinan? Kita memiliki prosedur,kita kasih kesempatan ke pendamping jika tidak bisa ke tim peksos dan tim psikolog terus terakhir ke kepala panti.
4
13. Bagaimana PSAA PU 3 menjalankan prosedur pemberian hukuman kedisiplinan jika pengurus, petugas dan relawan terbukti melakukan kekerasan? Sejauh ini kami tidak menemukan kasus seperti itu, artinya masih dalam batas kewajaran tetapi kami tetap melakukan peneguran lisan kepada pengasuh. 14. Bagaimana PSAA PU 3 menjamin lingkungan panti kondusif dan aman bagi keselamatan anak untuk mencegah terjadinya kekerasan? Untuk semua orang disini, kita masing-masing memiliki laporan harian, siapa melakukan apa, tiap minggu case record dan buku pelanggaran anak dievaluasi sama kepala panti atau satpel. 15. Bagaimana PSAA PU 3 memberlakukan kebijakan dalam mencegah dan merespon segala bentuk tindakan kekerasan antar anak? Kebijakan yang berlaku disini selama masih dalam batas kewajaran kita masih bisa tolerir tapi tentunya kita sudah warning jangan sampe kejadian atau benar-benar terjadi. 16. Bagaimana PSAA PU 3 dalam membangkitkan kesadaran anak akan dampak dari kekerasan? Tentunya biar anak sadar dengan kekerasan kita kasih mereka bimbingan berupa kegiatan, edukasi, kita berikan jadwal piket juga agar anak mempunyai rasa tanggung jawab dan mandiri. 17. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan mekanisme pelaporan yang aman dan rahasia untuk anak melaporkan kekerasan? Prosedurnya kita mempunyai tim disini, pengasuh lalu tim peksos dan tim psikolog terakhir kepala panti. 18. Bagaimana PSAA PU 3 memonitor dan mengevaluasi pengasuhan agar anak mendapatkan pengasuhan yang optimal? Kita mempunyai standar operasional jadi evaluasi dijalankan sesuai dengan SOP tersebut. Kemudian cara kita memonitor pengasuhan anak yaitu dengan case record yang dibuat oleh para pengasuh. 19. Bagaimana PSAA PU 3 bertindak dalam pelaporan anak yang melarikan diri? Selama ini anak belum ada yang kabur dan tidak kembali lagi ke panti, hanya panjat pagar saja. Dulu ada anak yang kabur membawa uang tabungannya tapi dia balik lagi ke panti karena merasa bersalah. 20. Bagaimana PSAA PU 3 dalam melakukan pengakhiran pelayanan setelah anak dipastikan mendapatkan solusi pengasuhan yang permanen? Mereka di panti sampe lulus SMP/SMA. Khusus anak yang mempunyai orang tua bisa kembali ke keluarganya dan ada yang melanjutkan kuliah ada juga yang kerja. Kalo anak Negara jika dia tidak kuliah dan tidak bekerja bisa lanjut ke panti selanjutnya yaitu PSBR Tebet disana semua keterampilan sudah ada, jika mereka sudah mandiri dan bekerja dianggap sudah selesai. 21. Apakah anak diberikan penjelasan tentang kemungkinannya kembali kepada keluarga atau tetap berada di panti apabila hasil review menunjukkan anak masih perlu tinggal di panti?
5
Kalo memang masa pendidikannya sudah selesai tentunya anak-anak sudah tau dan kita kasih penjelasan. 22. Apakah PSAA PU 3 memfasilitasi dan melibatkan orang tua dalam kepulangan anak? Harus melibatkan orang tua memang, kalo memfasilitasi kalo anak yang mempunyai keluarga kita adakan pemanggilan kepada orang tua, kita kasih sosialisasi dulu bahwasanya kalo emmang sudah selesai akan dikembalikan ke keluarga dan segala sesuatunya tentu akan diserahkan kembali ke keluarga contohnya berkas-berkas file ijazah, baju apa yang udah dapet dari panti silahkan boleh dibawa pulang. Jadi memang ada sosialisasi dulu, ada perjanjian dulu karena kita resmi ada ceremonialnya, itu udah setiap tahun seperti itu. 23. Menurut ibu penting gak sih adanya perencanaan permanensi? Rencana pengasuhan jangka panjang setelah anak keluar dari panti adalah dengan kembalinya anak ke pengasuhan keluarga dengan anak sudah diberi bekal pendidikan dan keterampilan. Untuk anak Negara panti masih bertanggung jawab sampai anak bisa hisup mandiri dan memiliki pekerjaan. Bahkan untuk anak Negara panti membantu mereka dalam mencarikan pekerjaan. Kalo kita belum pernah nyari keluarga yang mau mengadopsi anak untuk anak-anak di PSAA PU 3 Ceger ini karena anak dinilai sudah dewasa dan mandiri. B. Wawancara dengan Bimbingan dan Penyaluran Nama: Ibu Ningrum Jabatan: Bimbingan dan Penyaluran Tanggal: 22 Agustus 2016 1. Bagaimana PSAA PU 3 dalam memberikan makanan dan menjaga kualitas gizi dan nutrisi sesuai kebutuhan usia dan tumbuh kembang anak? Kualitas gizi sudah terpenuhi sesuai perkembangan anak, panti bekerjasama dengan puskesmas tingkat kecamatan, sudah sesuai takaran atau standar kesehatan. 2. Bagaimana PSAA PU 3 menjamin anak dengan kebutuhan nutrisi khusus, contohnya jika anak sakit? Kalo sakitnya parah dirujuk ke rumah sakit dan dikasih obat. Panti biasanya memberikan susu setiap dua minggu sekali, untuk sehariharinya empat sehat terpenuhi. Jika anak sakit juga diberikan bubur. 3. Bagaimana PSAA PU 3 menciptakan situasi makan yang menyenangkan agar anak bisa makan dengan santai, baik anak didampingi maupun tanpa didampingi oleh pengasuh? Anak makan tidak dibatasi jadi bisa ambil sendiri, anak-anak juga lebih suka makan lesehan padahal udah disedian meja makan sama bangku jadi suka ngariung lah gitu bahasa sundanya mah. 4. Bagaimana PSAA PU 3 mereview menu dan penyiapan makan agar terpenuhinya standar gizi dan kesehatan bagi anak?
6
Setiap setahun sekali ada kroscek, makanan yang anak-anak bosan dituker. Biasanya anak-anak gak suka lauk ikan, tapi kalo tuna lumayan suka. 5. Bagaimana PSAA PU 3 memenuhi kebutuhan pakaian anak secara memadai, dari segi jumlah, fungsi, ukuran dan tampilan? Kalo memadai sudah cuman anak itu gak mau merawat barangbarangnya. Kebanyakan malas nyuci mungkin karena laki-laki jadi beda dengan perempuan. Kalo seragam dikasih per semester, kalo baju harian 3 bulan sekali. 6. Bagaimana PSAA PU 3 membantu anak mengakses pendidikannya? Panti bekerjasama dengan sekolah di luar panti. Semua anak-anak diberikan jadwal bimbel semua mata pelajaran. 7. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi untuk kelancaran proses pendidikan anak? Setiap anak diberikan perlengkapan ATK, tas, sepatu, seragam. Tahun ini anak-anak ikut program KJP (Kartu Jakarta Pintar), sudah daftar dari tahun kemarin tapi belum cair dananya. 8. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak memperoleh akses pendidikan formal, non formal dan informal sesuai perkembangan usia, minat dan rencana pengasuhan mereka selama tinggal di panti? Anak mendapatkan fasilitas kendaraan sekolah yaitu dari kerjasama dengan dinas perhubungan untuk mengantar anak sekolah, biasanya pengasuh juga memberikan motivasi ke anak supaya semangat bersekolah. 9. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak dalam menentukan pilihan yang terkait dengan pendidikan mereka selama tinggal di panti? Panti mendukung anak dalam menentukan pilihan sesuai dengan minat anak ketika masuk panti. 10. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung tercapainya fungsi sosial pendidikan bagi anak selama tinggal di panti? Panti mendukung fungsi sosial anak dengan menagadakan school visit, pengasuh ketemu sama guru BK dan wali kelas untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah. 11. Bagaimana PSAA PU 3 dalam memberi perhatian pada perkembangan pendidikan anak? Pengasuh memberikan motivasi, mengadakan seminar dan konsultasi ke psikolog. Konsultasi ke psikolog ini diadakan 2 minggu sekali. Minggu lalu tim psikolog memberikan bimbingan sosial yaitu terapi individu dan kelompok. 12. Bagaimana PSAA PU 3 merespon jika sewaktu-waktu dihubungi oleh pihak penyelenggara pendidikan? Kalo dihubungi sama pihak sekolah pengasuh langsung dateng ke sekolah. Pihak panti dengan sekolah selalu koordinasi. Biasanya kalo pihak sekolah nelpon, minta dikroscek anak-anak yang gak dateng sekolah apa mereka di panti atau nongkrong. Nanti pihak panti langsung nyari anak-anak ke tempat-tempat nongkrong, biasanya di mesjid al falah anak-anak nongkrongnya.
7
13. Bagaimana PSAA PU 3 dalam melibatkan orang tua/wali dan anak dalam membuat berbagai keputusan tentang pendidikan anak? Pengasuh biasanya koordinasi dengan orang tua anak, memberi tahu perkembangan anak di panti. Kadang orang tuanya yang melakukan kunjugan ke panti tapi gak semua orang tua sering berkunjung, bisa dihitung jari orang tua yang datang ke panti padahal kepala panti maunya orang tua berkunjung ke panti sebulan sekali. 14. Bagaimana kondisi dan akses pelayanan kesehatan bagi anak di PSAA PU 3? Panti punya klinik dan alat-alat P3K, tiap kamis juga ada dokter. Jika anak mengalami sakit parah kita kerjasama dengan puskesmas. 15. Bagaimana PSAA PU 3 merespon anak yang menunjukkan gejalagejala anak sakit? Responnya kita sangat tanggap, misal kalo anak ngeluh terus diliat kondisinya terus ke klinik di kasih obat. 16. Bagaimana prosedur pemeriksaan kesehatan yang dimiliki oleh PSAA PU 3 dalam merespon situasi darurat? Kalo darurat dibawa ke puskesmas dulu terus dirujuk ke RS Haji Pondok Gede 17. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi pemeriksaan kesehatan? Kita ada ruang klinik dan P3K 18. Apakah PSAA PU 3 memfasilitasi pembuatan dokumen riwayat kesehatan setiap anak? Setiap anak di panti punya buku riwayat penyakit. Anak-anak tiap bulan di cek kesehatannya, diukur BB dan tinggi badannya. 19. Bagaimana PSAA PU 3 mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari? Ada banyak papan tulisan di lingkungan panti contohnya jagalah kebersihan, buanglah sampah pada tempatnya, dll. Kemudian anak juga diberikan bimbingan menjaga kesehatan. 20. Bagaimana PSAA PU 3 memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi, bahaya merokok dan narkoba? Bentuknya ada seminar, diundang menteri, dan kerjasama dengan kepolisian. 21. Bagaimana PSAA PU 3 melakukan identifikasi dan tindak pencegahan bagi penyakit yang potensial seperti malaria, DBD, kaki gajah atau chikungunya? Bentuk pencegahannya panti melakukan fogging, tindakan 3M dan kerja bakti. 22. Bagaimana pengurus dan staf PSAA PU 3 dalam menjaga kerahasiaan pribadi anak? Setiap pendamping dan tim peksos merahasiakan privasi anak dan ada tata tertib yang berlaku di panti. 23. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan fasilitas yang mendukung privasi anak? Kami menyediakan kotak saran di depan kantor untuk bisa digunakan oleh anak asuh di panti, dan setiap anak mempunyai pengasuh yang sangat merahasiakan privasi anak..
8
24. Bagaimana peraturan yang dimiliki PSAA PU 3 dalam melindungi privasi dan hal-hal yang bersifat pribadi bagi anak? Panti membuat peratuan sesuai dengan kondisi anak. 25. Bagaimana PSAA PU 3 menyusun jadwal kegiatan sehari-hari? Panti menyusun jadwal kegiatan sehari-hari sesuai dengan kondisi anak dan melibatkan anak. Senin angklung, Selasa band dan komputer, Rabu silat, Kamis yasinan, Jum’at senam, malem Sabtu baca Iqro’ dan Al-Qur’an, Ahad futsal. 26. Bagaimana PSAA PU 3 memberikan kesempatan dan mengalokasikan waktu yang cukup bagi anak untuk bermain dan rekreasi? Kegiatan rekreasi di rencanakan setahun sekali, tahun ini rencananya ke dufan. Sedangkan waktu buat anak-anak main abis pulang sekolah sampe ashar. Anak juga gak boleh keluar malem kecuali malem minggu dan batasnya sampe jam 9. 27. Apakah jadwal harian dapat berubah sesuai kepentingan dan evaluasi anak? Jadwal kegiatan gak bisa dirubah kecuali anak izin. Kalo dirubah instruktur kegiatannya bingung. 28. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan waktu dan kesempatan anak untuk berekreasi di luar panti? Setahun sekali panti merencanakan rekreasi dengan anak-anak, tahun lalu masih boleh rekreasi di luar Jakarta tapi tahun ini gak boleh rekreasi di luar Jakarta. 29. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan fasilitas istirahat dan bermain bagi anak berdasarkan minat mereka? Panti menyediakan kamar, lapangan dan koridor untuk mereka istirahat dan bermain. 30. Apakah PSAA PU 3 menyediakan anggaran untuk memperbaharui atau mengganti fasilitas bermain anak jika sudah tidak layak digunakan? Inventaris kalo udah setahun boleh diganti, ada anggaran. 31. Bagaimana PSAA PU 3 menanggapi larangan mempekerjakan anak? Memang sangat tidak boleh untuk mempekerjakan anak, sudah ada undang-undangnya larangan mempekerjakan anak. 32. Apakah di PSAA PU 3 anak dilibatkan dalam pekerjaan? Anak sama sekali tidak dilibatkan dalam pekerjaan, cuma diberikan jadwal piket agar anak mempunyai rasa tanggung jawab. 33. Bagaimana PSAA PU 3 merumuskan berbagai aturan untuk kehidupan bersama? Kita koordinasi sama anak dan menyepakati ketertiban panti. 34. Bagaimana PSAA PU 3 memahami penegakkan aturan dan disiplin dan bagaimana cara disiplin tersebut ditegakkan? Kita biasanya diskusi dengan anak lewat pengasuh dengan memberikan pemahaman kepada anak untuk disiplin, memberikan reward bagi anak yang teladan dan yang berprestasi di sekolah dari rangking 1-10. 35. Bagaimana PSAA PU 3 melarang segala bentuk perilaku atau hukuman yang merendahkan anak?
9
Di panti kita dilarang hukum anak seenaknya dan gak pernah ada ngasih hukuman yang sampe parah. Anak suka dihukum bersihin rumput di halaman belakang panti pake cangkul tapi anak gak jerajera malah seneng kayak cocok tanem jadinya, justru anak jeranya kalo dikasih hukuman merangkum pelajaran 5 buku 36. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi anak agar dapat berkomunikasi dengan orang tua/keluarga/kerabat dan temannya? Kita kasih jadwal anak boleh pulang sebulan sekali, nelpon orang tua sesuai kebutuhan anak. 37. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak untuk mengunjungi orang tua/keluarga/kerabat di rumah? Ya kita kasih anak pulang sebulan sekali. 38. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi orang tua/keluarga/kerabat dan teman yang berkunjung ke panti? Kita sediakan ruang tamu dan panti melayani kunjungan 24 jam. 39. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi pertemuan anak dan keluarga dalam membahas situasi anak? Biasanya kita suruh orang tua dateng dan kita ajak ngobrol di ruang tamu tentang perkembangan anak. 40. Bagaimana kebijakan PSAA PU 3 dalam hal penempatan anak? Penempatan anak diliat dulu situasi dan kebutuhannya, kalo perempuan ke tebet tapi kalo laki-laki ke ceger. Kalo anaknya gak mau sekolah kita rujuk ke panti lain. 41. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung relasi persaudaraan diantara anakanak dalam pemenuhan hak dan tanggung jawab? Kita dukung mereka dengan membuat mereka sekamar biar lebih akrab dan dibuat jadwal piket biar mereka saling mengingatkan. 42. Bagaimana PSAA PU 3 menghindari hubungan kekuasaan yang tidak sehat antara anak? Setiap anak punya pendamping dan wali kamarjadi anak bisa curhat kalo ada masalah. 43. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung terbangunnya relasi individual antara anak dengan pengasuh sebagai pengganti orang tua anak? Membangun relasi dengan anak kita mendampingi mereka dari bangun tidur sampe mau tidur, diperhatikan kukunya panjang atau nggak, rambutnya gondrong apa nggak, baju sekolanya udah siap apa belum buat besok sekolah, dll. 44. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak untuk menjalin relasi yang baik dan positif dengan pihak lain di luar panti? Panti ngadain turnamen dengan pihak luar contonya silat dan futsal, anak-anak juga bisa koordinasi sama mereka yang berada di luar panti. 45. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan lingkungan yang positif agar guru/teman sekolah/ teman dari lingkungan sekitar mereka merasa nyaman saat berkunjung ke panti? Kita sediakan ruang tamu, ada juga saung yang bisa dipake buat nyantai buat ngobrol bareng temen-temennya. Panti juga menerima waktu kunjungan selama 24 jam.
10
46. Bagaimana PSAA PU 3 memonitor dan mengevaluasi pengasuhan agar anak mendapatkan pengasuhan yang optimal? Kita memonitor anak setiap hari, setiap anak punya pengasuh. Kalo evaluasi sebulan sekali kita adain Case Conference yaitu pertemuan selurus pengasuh. 47. Bagaimana PSAA PU 3 bertindak dalam pelaporan anak yang melarikan diri? Kita ada tim penegak disiplin dan buku catatan anak bagi yang melanggar. Baisanya kalo malem ada petugas malem dan satpam untuk berjaga-jaga. 48. Bagaimana PSAA PU 3 dalam melakukan pengakhiran pelayanan setelah anak dipastikan mendapatkan solusi pengasuhan yang permanen? Bagi anak yang mempunyai keluarga anak kembali kepada keluarganya dan bagi anak yang tidak mempunyai keluarga akan dirujuk ke PSBR tebet atau lintas panti. 49. Apakah anak diberikan penjelasan tentang kemungkinannya kembali kepada keluarga atau tetap berada di panti apabila hasil review menunjukkan anak masih perlu tinggal di panti? Ya, anak diberikan penjelasan akan kembali kepada keluarganya. Ada juga anak yang punya keluarga tapi mau tetep tinggal di panti jadi panti ngasih kesempatan buat mereka yang masih pengen tinggal di panti sampe dua bulan dan sampe dia kerja. 50. Apakah PSAA PU 3 memfasilitasi dan melibatkan orang tua dalam kepulangan anak? Ya, karena ada penyerahan berita acara dan penyerahan berkas termasuk ijazah.
Wawancara dengan Bimbingan dan Penyaluran Nama: Ibu Lasmi Jabatan: Bimbingan dan Penyaluran Tanggal: 26 Agustus 2016 1. Panti bekerjasama dengan siapa untuk pendidikan anak? Panti bekerjasama dengan sekolah di luar panti. Semua anak-anak diberikan jadwal bimbel semua mata pelajaran. 2. Apakah makanan di PSAA PU 3 Ceger sudah sesuai dengan standar gizi puskesmas? Kualitas gizi sudah terpenuhi sesuai perkembangan anak, panti bekerjasama dengan puskesmas tingkat kecamatan, sudah sesuai takaran atau standar kesehatan. 3. Bagaimana PSAA PU 3 Ceger merespon anak ketika anak sakit? Kalo sakitnya parah dirujuk ke rumah sakit dan dikasih obat. Panti biasanya memberikan susu setiap dua minggu sekali, untuk sehariharinya empat sehat terpenuhi. Jika anak sakit juga diberikan bubur. 4. Bagaimana PSAA PU 3 Ceger menciptakan situasi makan anak dengan nyaman?
11
Anak makan tidak dibatasi jadi bisa ambil sendiri, anak-anak juga lebih suka makan lesehan padahal udah disedian meja makan sama bangku jadi suka ngariung lah gitu bahasa sundanya mah.Setiap setahun sekali ada kroscek, makanan yang anak-anak bosan dituker. Biasanya anak-anak gak suka lauk ikan, tapi kalo tuna lumayan suka. 5. Apakah PSAA PU 3 Ceger memberikan pakaian yang memadai? Kalo memadai sudah cuman anak itu gak mau merawat barangbarangnya. Kebanyakan malas nyuci mungkin karena laki-laki jadi beda dengan perempuan. Kalo seragam dikasih per semester, kalo baju harian 3 bulan sekali. C. Wawancara dengan Pekerja Sosial (Ibu Ola) Nama: Ibu Elkanaraola Khairunnisa, S. ST Jabatan: Pekerja Sosial Tanggal: 22 Agustus 2016 1. Bagaimana PSAA PU 3 memahami tahapan perkembangan anak sehingga dapat memberikan respon yang tepat terhadap kebutuhan anak? Pertama, komunikasi dengan anak Kedua, catatan laporan perkembangan anak Kita juga membuat daftar kebutuhan anak dari segi fisik, sosial, piskologis 2. Bagaimana PSAA PU 3 memastikan setiap anak memiliki identitas legal yang jelas, termasuk akta kelahiran, dan KTP? Anak yang akan masuk ke panti di periksa kelengkapan identitasnya, antara lain akte, KK, rapor, KTP orang tua jika ada. Jika anak tidak memiliki KTP maka akan dibantu oleh panti. 3. Bagaimana PSAA PU 3 dalam menjaga keakuratan data dengan keluarga anak? Kita melakukan home visit, kita setidaknya tau alamat lengkap danmeminta identitas legal. Dari kunjungan tersebut kita bisa tau kondisi keluarga dan karakter anak. 4. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak untuk mengekspresikan identitas dirinya (budaya, bahasa, etnisitas dan agama)? Kita disini membebaskan anak tentang budaya dan bahasanya sendiri, artinya mendukung keberagaman budaya yang anak bawa. 5. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi anak agar dapat berkomunikasi dengan orang tua/keluarga/kerabat dan temannya? Panti memfasilitasi komunikasi lewat telepon, sebulan sekali anak boleh pulang untuk bertemu keluarganya dan mengingatkan orang tua untuk menjenguk anaknya. 6. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak untuk mengunjungi orang tua/keluarga/kerabat di rumah? Ada waktu khusus memberikan jatah untuk setiap anak asuh mengunjungi orang tuanya. Setiap libur semester panti memberikan waktu untuk pulang dan anak diberikan ongkos.
12
7. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi orang tua/keluarga/kerabat dan teman yang berkunjung ke panti? Kita sediakan ruang tamu, waktu kunjungan juga bisa kapanpun 24 jam. 8. Bagaimana PSAA PU 3 memfasilitasi pertemuan anak dan keluarga dalam membahas situasi anak? Kita punya ruangan untuk pertemuan dengan orang tua dalam membahas perkembangan anak. 9. Bagaimana kebijakan PSAA PU 3 dalam hal penempatan anak? Kebijakan penempatan anak tergantug dari kepala panti. 10. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung relasi persaudaraan diantara anakanak dalam pemenuhan hak dan tanggung jawab? Pertama di buat asrama, kedua anak diberi jadwal piket untuk menumbuhkan tanggung jawab anak. Sedangkan untuk memenuhi hak anak kami memberikan fasilitas kegiatan pembinaan seperti angklung, silat, komputer, pengajian, futsal dan senam bersama. 11. Bagaimana PSAA PU 3 menghindari hubungan kekuasaan yang tidak sehat antara anak? Di dalam satu kamar, anak SMP dan SMA dicampur. Untuk anak yang lebih dewasa diberikan pemahaman untuk menyayangi adik-adiknya. 12. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung terbangunnya relasi individual antara anak dengan pengasuh sebagai pengganti orang tua anak? Pengasuh sering komunikasi dengan anak, memberikan perhatian khusus kepada anak asuhnya. 13. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung anak untuk menjalin relasi yang baik dan positif dengan pihak lain di luar panti? Memberikan waktu untuk bersosialisasi setelah pulang sekolah dan hari libur sesuai waktu yang ditentukan oleh setiap pengasuh. 14. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan lingkungan yang positif agar guru/teman sekolah/ teman dari lingkungan sekitar mereka merasa nyaman saat berkunjung ke panti? Panti memberikan fasilitas ruangan aula atau saung untuk tamu yang berkunjung. 15. Bagaimana PSAA PU 3 mendorong anak untuk menyampaikan pendapat dan ikut serta dalam membahas kepentingan mereka, antara lain: penyusanan dan pelaksanaan aturan, memberikan masukan bagi pelayanan panti, perencanaan dan pengambilan keputusan pengasuhan dan berapa lama anak tinggal di panti? Di panti anak asuh punya organisasi. Biasanya anak yang tergabung dalam organisasi ini ikut rapat sama kepala panti dan disana anak bebas berpendapat. Kalo panti mengadakan sosialisasi barulah seluruh anak terlibat. 16. Bagaimana PSAA PU 3 menyediakan kesempatan, informasi dan lingkungan yang aman dan kondusif agar anak dapat menyampaikan pendapat dan ikut serta dalam pembahasan berbagai hal yang penting? Anak dapat menyampaikan pendapat melalui organisasi anak asuh di panti nanti dalam rapat dengan ketua panti pendapat anak-anak akan disampaikan oleh organisasi anak tersebut.
13
17. Bagaimana PSAA PU 3 dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan anak dengan mencerminkan suara, ide dan pendapat anak? Setiap anak memiliki pendamping atau pengasuh di panti, segala hal yang menyangkut anak yang tau duluan itu pendampingnya jadi kalo ada keputusan yang menyangkut anak sudah mewakili suara, ide dan pendapat anak. 18. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung kapasitas anak dalam menentukan pilihan untuk berbagai keputusan dalam hidup mereka? Panti mendukung kapastitas anak dengan mengadakan tes bakat dan minat saat anak masuk ke panti. 19. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung kapasitas anak untuk berpikir dan membuat alasan, memahami pilihan yang mereka ambil dan konsekuensi dari pilihan tersebut? Cara mendukung pilihan yang mereka ambil, pengasuh berdiskusi dengan anak lalu memberikan arahan terkait pilihan yang mereka buat. 20. Bagaimana dukungan PSAA PU 3 kepada orang tua agar bisa menjalankan tanggung jawabnya sebagai pengasuh utama bagi anak? Pertama orang tua diajak diskusi tentang kondisi anak sebelum masuk ke panti, kedua orang tua diajak diskusi jika panti sudah memberikan tanggung jawab penuh. 21. Bagaimana PSAA PU 3 merespon berbagai persoalan pengasuhan yang dihadapi anak dalam keluarga anak? Jika ada persoalan dalam keluarga kami memberikan penguatan kepada anak, kasih sayang, simpati dan empati. 22. Bagaimana PSAA PU 3 dalam melibatkan orang tua dan keluarga dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan pengasuhan anak? Kami memberikan berita acara penyerahan anak,dan keputusan apakah anak lanjut atau tetap di panti. 23. Bagaimana PSAA PU 3 dalam menyediakan pengasuh yang bertanggungjawab terhadap setiap anak asuh dan melaksanakan tugas sebagai pengasuh? Masing-masing pengasuh diberikan tupoksi, diberikan pelatihan tentang pengasuhan anak. 24. Apa saja kompetensi dan pengalaman yang harus dimiliki oleh setiap pengasuh yang ada di PSAA PU 3? Kompetensi yang dimiliki setiap pengasuh yaitu lulusan SMA dan Kesejahteraan Sosial dan mempunyai pengalaman bekerja di panti sebelumnya. 25. Bagaimana PSAA PU 3 menciptakan lingkungan tempat tinggal yang menyerupai keluarga dan mendapatkan pengasuhan? Mengelompokkan anak asuh di 7 asrama, setiap asrama memiliki 3-4 wali kamar. 26. Bagaimana PSAA PU 3 mempertimbangkan jumlah anak dengan menempatkan pengasuh di setiap barak? Sesuai dengan jumlah tempat tidur yang ada di setiap asrama dan berkapasitas 100 orang.
14
27. Bagaimana PSAA PU 3 melaksanakan pengasuhan 24 jam dan kontinu? Pengasuh diberikan jadwal piket selama 12 jam bagi pengasuh perempuan dan 24 jam bagi pengasuh laki-laki. 28. Bagaimana PSAA PU 3 mendukung hubungan anak dengan pengasuh? Panti memberikan tanggung jawab kepada pengasuh setiap anak pulang sekolah pengasuh harus sudah berada di asrama. 29. Bagaimana jika ada pergantian pengasuh di PSAA PU 3? Setiap setahun sekali ada pergantian pengasuh, setiap anak memiliki catatan kasus dan diberikan kepada pengasuh yang baru. 30. Bagaimana fungsi dan peran pekerja sosial profesional di PSAA PU 3? Sebagai konselor, motivator, broker, fasilitator 31. Bagaimana pekerja sosial melakukan penanganan masalah? pertama kita kenali dulu masalahnya apakah masalah ini berkaitan dengan temannya, gurunya, sekolahnya atau keluarganya. Kedua tentu kita ajak anak diskusi gimana cara menyelesaikan masalahnya, disini kita rencanain bareng menyelesaikannya dalam bentuk apa. Ketiga kita pantau dan support anak dalam melaksanakan cara penyelesaian yang kita sepakati tujuannya untuk menyelesaikan masalah. Keempat kita evaluasi apakah anak ini merasa puas atau tidak dalam menyelesaikan masalahnya, apakah masih kurang atau memang dia sudah merasa jauh lebih baik. 32. Bagaimana pekerja sosial mendukung keluarga untuk memahami pentingnya pengasuhan keluarga? Panti melakukan home visit atau pemanggilan keluarga ke panti dan memberikan arahan pentingnya pengasuhan keluarga. 33. Bagaimana pekerja sosial membangun jaringan dengan berbagai sumber untuk mendukung keluarga terhadap penguatan keluarga, penanganan masalah anak dan pelayanan anak? Kalo dalam hal penguatan keluarga biasanya yang memberi arahan memang adri panti. Ketika di awal kita bilang pelayanan yang paling mengena itu adalah pengasuhan dari keluarga karena ada ikatan darah dan sangat berpengaruh sama keberhasilan anak. Kalo penanganan masalah anak kita kerjasama dengan psikolog untuk memberikan arahan tentang pengasuhan anak yang baik dalam keluarga.Kalo pelayanan anak kita kerjasama di bidang akademik misalnyabimbel atau pelajaran tambahan.Semuanya ini adalah bentuk dukungan kepada keluarga. 34. Apakah pelaksanaan tugas pekerja sosial disupervisi oleh pekerja sosial yang memiliki kualifikasi kompetensi dan pengalaman dalam pelayanan anak? Iya disini para pramu sosial disupervisi oleh pekerja sosial professional yaitu bu Gura. 35. Bagaimana PSAA PU 3 memonitor dan mengevaluasi pengasuhan agar anak mendapatkan pengasuhan yang optimal? Cara panti dalam memonitor pelayanan pengasuhan yaitu dengan membuat laporan kinerja pengasuh dan laporan perkembangan anak setiap harinya, jadi kita punya catetan kegiatan dari pagi sampe
15
sore.Kalo mengevaluasi pelayanan pengasuhan sebulan sekali ada pertemuan seluruh pengasuh. 36. Bagaimana PSAA PU 3 bertindak dalam pelaporan anak yang melarikan diri? Pertama ada panggilan untuk anak, kedua kita mencatatat permasalahan anak terkait anak yang melarikan diri, ketiga menandatangani buku catatan kasus anak, keempat menyetuji isi perjanjian di buku catatan kalo lebih dari 3 kali pelanggaran maka tahap selanjutnya dilaporkan ke satpel. 37. Bagaimana PSAA PU 3 dalam melakukan pengakhiran pelayanan setelah anak dipastikan mendapatkan solusi pengasuhan yang permanen? Dilakukan terminasi dan penyerahan berita acara anak kepada keluarganya.Terus anak dikasih 3 pilihan yaitu, pertama anak kembali ke keluarga, kedua anak dirujuk ke panti lain untuk mendapat bekal keterampilan, ketiga anak bekerja di perusahaan yang sudah bekerjasama dengan panti. 38. Apakah anak diberikan penjelasan tentang kemungkinannya kembali kepada keluarga atau tetap berada di panti apabila hasil review menunjukkan anak masih perlu tinggal di panti? Iya tentu selalu kitakasih pemahaman kalo di panti itu gak selamanya, artinya panti ini tempat tinggal sementara bagi anak-anak sampai mereka lulus sekolah dan mampu bekerja dan kembali ke kedua orang tua. 39. Apakah PSAA PU 3 memfasilitasi dan melibatkan orang tua dalam kepulangan anak? Iya kita memfasilitasi ruangan dan ada penyerahan berita acara saat kepulangan anak.Kita juga membuat acara resmi yaitu ada upacara perpisahan.
Pekerja Sosial Nama: Angger Pambudi, S. ST Jabatan: Pekerja Sosial Tanggal: 15 Juli 2016 1. Apakah anda mengetahui tentang perencanaan permanensi? Jujur sih baru tau kalo ada solusi penempatan anak, emang banyak disini anak Negara cuma setelah keluar dari panti biasanya mereka langsung kerja dan mandiri 2. Peran peksos di PSAA PU 3 Ceger seperti apa? Peksos disini lebih ke penanganan masalah anak dan keluarganya. Disupervisi oleh pekerja sosial profesional. 3. Bagaimana jika ada pergantia pengasuh? Setiap pengasuh punya catatan perkembangan anak, kalo ada pergantian pengasuh catatan tersebut diserahkan ke pengasuh anak yang baru. 4. Bagaimana panti melakukan pengawasan 24 jam?
16
Pengasuh perempuan dibatasi hanya sampai jam 8 malam, selanjutnya diganti oleh pengasuh laki-laki dan ditemani satpam sampai pagi.
Pekerja Sosial Nama: Ibu Gura, S. ST Jabatan: Pekerja Sosial Tanggal: 25 Agustus 2016 1. Apakah anda mengetahui tentang perencanaan permanensi? Apakah tepat jika dilaksakan di PSAA PU 3 Ceger? Panti berpikir bahwa usia anak 18 tahun sudah bukan anak-anak lagi yang butuh pengasuhan dari orang tua atau keluarga dan sudah dewasa untuk hidup mandiri. Dari itu panti berpikir tidak ada solusi lain selain mengembalikan anak ke keluarganya dan membantunya mencari pekerjaan supaya hidup mandiri. Tapi bisa aja kalo permanensi ini dikaji buat jadi alternatif solusi penempatan anak nantinya. 2. Berapa lama anak tinggal di panti? Tindakannya apa saja setelah anak keluar dari panti? Jangka waktu anak di panti itu batasnya sampai anak lulus kelas 12 SMA. Setelah itu anak diberikan resosialisasi untuk persiapan, pelaksanaan, bina lanjut dan terminasi. Persiapannya kayak persiapan mental, terus dikasih arahan etntang dunia kerja. 3. Apakah perencanaan permanensi penting untuk dilaksanakan Kita belum pernah tau kalo ada solusi selain mengembalikan anak ke keluarga, memang kita punya banyak PR terutama anak Negara yang gak punya orang tua terus abis dari panti kemana. Yang kita sering lakukan anak Negara setelah dari panti kita bantu carikan pekerjaan terus dia mandiri terus kan panti ada program bina lanjut untuk memantau kehidupan anak setelah keluar dari panti.
D. Wawancara dengan WBS 1.1 Indikator WBS Dalam hal ini penulis menuliskan latar belakang informan yang terdiri dari: Nama WBS: I Nama Ayah: Tidak diketahui Nama Ibu: Tidak diketahui Usia: 14 Tahun Alamat rumah/tempat tinggal: Tidak diketahui Pendidikan: 3 SMP di SMPN 180 Agama: Islam Latar belakang: I dari kecil sudah tinggal di panti balita, sampai umur 14 tahun ini tempat tinggalnya sebatas lintas panti saja. Belum diketahui orang tuanya, namun I pernah diasuh oleh orang tua angkat.
17
1.2 Indikator Kualitas Pelayanan Pengasuhan Anak di PSAA PU 3 Ceger 1) Bagaimana perasaan anda berada di PSAA PU 3 Ceger? Hmm perasaannya kadang seneng kadang sedih, senengnya kalo diajak jalan-jalan, main, kalo sedihnya ya kadang bête aja gitu sepi kalo sabtu saya libur yang lain sekolah jadi bête suka sepi. Kalo udah bête saya paling nonton tv, main komputer di perpustakaan. 2) Sudah berapa lama anda berada di PSAA PU 3 Ceger? Kalo di panti ini udah 3 tahun tapi saya emang dari kecil udah tinggal di panti, sebelumnya saya di panti balita tunas bangsa terus SD nya di panti klender daerah duren sawit terus SMP SMKnya di rujuk ke PSAA PU 3. 3) Apakah menurut anda sarana dan prasarana yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger sudah baik? Hmm udah sih udah baik udah bagus, udah lengkap ada kamar, lapangan, dapur, perpus dll. 4) Apakah anda berhubungan baik dengan pendamping di PSAA PU 3 Ceger? Hubungannya baik, gak ada masalah 5) Bagaimana hubungan anda dengan teman-teman di PSAA PU 3 Ceger? Baik-baik aja hubungannya, gak ada selek atau cekcok 6) Apakah menurut anda pelayanan pengasuhan yang diberikan sudah baik? Sudah ka, dikasih perhatian, kasih sayang dll. 7) Bagaimana perasaan anda sebelum mengikuti kegiatan pelayanan pengasuhan? Biasa aja sih soalnya udah terbiasa di panti, tapi setelah ikut kegiatan disini jadi punya keahlian, saya ikut kegiatan angklung sama silat jadi seru. 8) Apakah anda pernah bosan pada saat mengikuti kegiatan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? Nggak sih ka, kalo lagi kegiatan seru aja gitu kan ikut silat terus angklung juga. Kalo diem-diem aja gak ada kegiatan malah bosen ka. 9) Bagaimana tahapan pelaksanaan kegiatan pelayanan pengasuhan di PSAA PU 3 Ceger? Kalo pagi saya disamperin bu ningrum pendamping saya, tapi karena di kamar ada 4 wali kamar jadi ganti-gantian tiap pagi dibantu buat persianpan berangkat sekolah, ntar pulang sekolah juga udah ditungguin sama pendamping buat ditemenin kadang ditanya-tanya di sekolah sibuk apa. Kalo berangkat sekolah kita ada angkutan khusus tapi kalo pulang naik angkutan sendirisendiri. 10) Apakah anda selalu didampingi selama melakukan kegiatan di PSAA PU 3 Ceger?
18
Kalo angklung sih iya suka didampingi tapi kalo silat jarang kecuali pelatihnya. 11) Apakah kegiatan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger sulit diikuti? Gak sulit, saya nurut-nurut aja ka. 12) Apakah ada hambatan bagi anda dalam mengikuti kegiatan yang diberikan? Gak ada ka. 13) Kegiatan apa yang paling berkesan menurut anda? Yang paling berkesan kegiatan silat saya suka dan seneng sama silat. 14) Media apa saja yang digunakan selama kegiatan berlangsung? Ruangan, lapangan, angklungnya lengkap. 15) Apakah menurut anda peralatan yang digunakan dalam setiap kegiatan sudah memadai? Udah cukup ka. 16) Apakah pendamping memberikan pengetahuan kepada anda selama kegiatan dilaksanakan? Pengasuh kan kalo dampingin suka ngabsen doang, asal diliat terus udah gitu. Kalo dikasih arahan terus diskusi sama pendamping sering. 17) Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti kegiatan pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? Iya saya merasa punya keluarga disini, pengasuh yang paling deket bagi saya itu bu ningrum dia juga orangnya baik ka. 18) Apakah anda puas dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? Puas ka, cukup. 19) Manfaat apa yang anda rasakan dari kegiatan pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? Dapet kemampuan baru, pemahaman baru, punya banyak temen, nambah wawasan dan pengalaman, jadi kedepannya biar bisa dapet kerjaaan dari keterampilan yang udah didapet dari sini. Nanti ke depannya pengen jadi ahli IT, insyaAllah ka. 20) Apa harapan anda ke depannya dalam menjalani kegiatan pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? Hmm harapannya fasilitas silatnya ditingkatin lagi, biar tambah lengkap dan bikin semangat.kan ada peralatan untuk silat seni Cuma belum lengkap belum dibeliin peralatannya. 21) Apakah anda diajarkan cara mencari dan mendapat pekerjaan? Belom ka, soalnya masih SMP masih disuruh belajar yang rajin. 22) Motivasi apa yang pendamping berikan kepada anda saat kegiatan pelayanan pengasuhan dilaksanakan? Motivasi tentang sekolah biar tambah rajin dan pinter. Terus sering dikasih motivasi buat bersihin kamar biar rapi dan gak jorok.
19
23) Apakah motivasi yang diberikan tersebut memberikan pengaruh besar bagi kekuatan diri anda dalam menjalani kegiatan pelayanan pengasuhan? iya ka berpengaruh banget buat saya, pesan-pesannya positif sekali buat saya. 24) Apakah ada perubahan secara fisik, psikis dan sosial yang anda rasakan setelah anda selesai menempuh pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? Ada ka pasti perubahannya makin sehat, kalo psikisnya ya jadi seneng terus periang kalo dari sosial jadi banyak temen, akur sama temen, main bareng tidur bareng dan belajar bareng-bareng. 2.1 Indikator WBS Dalam hal ini penulis menuliskan latar belakang informan yang terdiri dari: Nama WBS: A Nama Ayah: Tidak diketahui Nama Ibu: Tidak diketahui Usia: 18 Tahun Alamat rumah/tempat tinggal: Tidak diketahui Pendidikan: 1 SMK di SMK Cita Darma Jurusan Administrasi Perkantoran Agama: Islam Latar belakang: A dari kecil sudah tinggal di panti balita, ia punya orang tua tapi tersesat sampai akhirnya tinggal di panti balita tunas bangsa. Sd nya A tinggal di panti klender lalu SMP dan SMK nya dirujuk ke PSAA PU 3 Ceger. Sampai sekarang A belum pernah bertemu dengan kedua orang tuanya. A juga sempat mengalami tidak naik kelas. 2.2 Indikator Kualitas Pelayanan Pengasuhan Anak di PSAA PU 3 Ceger 1) Bagaimana perasaan anda berada di PSAA PU 3 Ceger? Seneng, punya temen banyak ka, tempat belajar saya, jadi punya prinsip dan semangat. 2) Sudah berapa lama anda berada di PSAA PU 3 Ceger? Kurang lebih 3 atau 4 tahun ka. 3) Apakah menurut anda sarana dan prasarana yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger sudah baik? Udah lumayan baik sih ka. 4) Apakah anda berhubungan baik dengan pendamping di PSAA PU 3 Ceger? Iya hubungannya baik, selalu nurut kalo dikasih perintah. 5) Bagaimana hubungan anda dengan teman-teman di PSAA PU 3 Ceger? Alhamdulillah kalo sama temen-temen bisa akur, pernah sempet punya masalah sama temen tapi baikan lagi, biasanya kalo
20
diejekin terus suka gak terima jadi kesel terus berantem dan jadi masalah gitu ka. 6) Apakah menurut anda pelayanan pengasuhan yang diberikan sudah baik? Menurut saya pelayanannya sudah baik, manfaatnya kerasa, berbau positif pokoknya. 7) Bagaimana perasaan anda sebelum mengikuti kegiatan pelayanan pengasuhan? Ya gitu ka dari kecil udah di panti jadi udah terbiasa sama suasana panti. 8) Apakah anda pernah bosan pada saat mengikuti kegiatan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? Iya suka bosen, apalagi tahun ini ongkos sekolah dikurangin, malahan saya suka jalan kaki ke sekolah pulangnya baru naik angkot. Kalo kearah sekolahan saya bis jemputan gak bisa masuk jadi jalan sendiri. 9) Bagaimana tahapan pelaksanaan kegiatan pelayanan pengasuhan di PSAA PU 3 Ceger? Lancar ka kegiatannya, selama saya disini saya merasa para pengasuh itu udah mulia banget mau ngurusin saya sama yang lain jadi saya terpacu semangatnya karena selalu didampingi, saya anggap pengasuh itu orang tua saya karena kepedulian mereka. 10) Apakah anda selalu didampingi selama melakukan kegiatan di PSAA PU 3 Ceger? Iya saya selalu didampingi, pengasuh say aka ola jadi tempat curhat saya selalu motivasiin saya. 11) Apakah kegiatan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger sulit diikuti? Nggak sulit ko ka, soalnya sesuai minat. 12) Apakah ada hambatan bagi anda dalam mengikuti kegiatan yang diberikan? Ada ka, saya termasuk yang suka terlambat di setiap kegiatan.Karena saya emang suka keteteran masalah waktu kadang suka nyia-nyiain waktu buat main, saya juga suka tidur kebanyakan tidur jadi suka telat. 13) Kegiatan apa yang paling berkesan menurut anda? Komputer,angklung, hadroh, dan futsal. 14) Media apa saja yang digunakan selama kegiatan berlangsung? Lapangan, komputer, dll 15) Apakah menurut anda peralatan yang digunakan dalam setiap kegiatan sudah memadai? Tahun ini banyak peralatan yang rusak tapi belum diganti jadi kurang memadai peralatannya. 16) Apakah pendamping memberikan pengetahuan kepada anda selama kegiatan dilaksanakan? Iya pengasuh suka ngasih motivasi, nasihat, dukungan.
21
17) Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti kegiatan pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? Hm seneng, dapet pengetahuan baru, nambah keterampilan juga ka. 18) Apakah anda puas dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? Puas ka, kayak orang tua sendiri aja disini diasuh dan diperhatiin. 19) Manfaat apa yang anda rasakan dari kegiatan pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? Saya jadi penurut, jadi bisa jaga diri, jadi tau saya tuh males kebanyakan tidur. 20) Apa harapan anda ke depannya dalam menjalani kegiatan pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? Harapannya bisa lulus sekolah dengan baik, jadi siswa yang rajin, dan bisa ngatur waktu. 21) Apakah anda diajarkan cara mencari dan mendapat pekerjaan? Belum, saya masih sering dikasih nasehat yang rajin sekolahnya, pokoknya fokus sekolah aja dulu. 22) Motivasi apa yang pendamping berikan kepada anda saat kegiatan pelayanan pengasuhan dilaksanakan? Motivasinya disuruh belajar yang rajin biar punya kerjaan dan hidup mandiri. 23) Apakah motivasi yang diberikan tersebut memberikan pengaruh besar bagi kekuatan diri anda dalam menjalani kegiatan pelayanan pengasuhan? Berpengaruh banget, pokoknya yang positif semua kalo pengasuh ngasih motivasi jadi saya lebih semangat perbaiki diri.Kalo lagi dinasehatin saya dengerin.Terus motivasi yang sering dan selalu diinget jangan jorok, harus rajin bersih-bersih. 24) Apakah ada perubahan secara fisik, psikis dan sosial yang anda rasakan setelah anda selesai menempuh pelayanan pengasuhan yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger? Ada perubahan pasti ka, kalo fisik ya tumbuh dengan baik dan sehat, kalo psikis saya jadi lebih senang happy banyak temennya. Kalo sosial berhubungan baik sama temen, pengasuh, sama guruguru di sekolah. 3.1 Indikator WBS Dalam hal ini penulis menuliskan latar belakang informan yang terdiri dari: Nama WBS: E Usia: 18 Tahun Alamat rumah/tempat tinggal: Karawang Pendidikan: 3 SMA Agama: Islam Latar belakang: E masih mempunyai orang tua namun sudah bercerai, tinggal di panti atas saran dari tantenya agar bisa sekolah
22
mendapatkan pendidikan. Keluarga E berasal dari keluarga yang tidak mampu. 3.2 Indikator Kualitas Pelayanan Pengasuhan Anak di PSAA PU 3 Ceger 1) Kalo pengasuhan disini seperti apa? Disini kan ada PNS sama pramu sosial, ada yang dibidang tata usaha, bagian penyaluran dan bimbingan anak-anak terus pramu juga ngasuh anak-anak. Kalo ada kegiatan mereka bimbing kita, selalu ngedampingin. Tapi dari semua kegiatan itu ada yang gak ngikutin atau ngejalanin dari dua belah pihak, dari pihak kita gak ngikut kegiatan dari pihak pengasuh juga gak ngikutin. 2) Disini boleh bawa kendaraan gak sih? Disini gak boleh, kita pake fasilitas mobil sama bis aja kalo buat kegiatan di luar panti 3) Disini yang memilih sekolah siapa? Kalo pemilihan sekolah pertama tergantung nem kita ka, nem kita tinggi atau nggaknya. Kalo nem kita tinggi mau sekolah dimana aja pasti didukung ka. Kebalikannya kalo kita mau mili sekolah mana aja yang swasta tapi nem kita kecil, nah itu bisa panti yang bantu cariin. 4) Kalo uang saku darimana? Udah dari anggaran dari dulu ka, tapi kalo sekarang gak ada anggaran uang jajan gitu, uang pendidikan juga dibatasi. Tapi yang kita rasain disini anggarannya kurang lah ka. Dulu ada peningkatan 3 ribu, 5 ribu, 15 ribu, 20 ribu terus turun lagi 15 ribu dan akhirnya sekarang jadi 3 ribu. Itu katanya karena masa pemerintahannya ahok, udah dibabat abis anggaran semua. Mungkin anak-anak dapet anggaran buat pendidikan ya buat operasional sekolah tapi sekarang gak ada anggaran buat ongkos dan jajan. Jadi kalo mau jajan pinter-pinternya nyimpen buat jajan. Kalo ke sekolah kita naik bis sekolah 5) Apakah orang tua boleh menjenguk? Orang tua boleh lah ngejenguk kesini panti kan terbuka kapan pun, kalo orang tuanya mau ketemu asal koordinasi dulu sama anaknya atau pengasuhnya misal mau ke panti hari minggu berarti ngasih kabarnya sabtu biar anaknya gak ngilang-ngilang kan suka pada maen bola biasanya. 6) Tinggal di panti keinginan siapa? Pertama dari tante atau ua tapi itu kan sebelum saya tau panti. Nah pas udah tau panti saya ingin sendiri karena ada peluang jadi orang berpendidikan itu kan penting ka. Selagi ada peluang kenapa gak kita manfaatkan, jadi motivasi sendiri. 7) Apakah orang tua boleh komunikasi dengan anak? Lewat apa? Boleh ka, lewat telpon dari pengasuh 8) Kegiatan apa aja yang ada di panti? Ada band musik, angklung, pengajian, senam, futsal, bimbingan pribadi
23
9) Apa peran pengasuh? Peran pengasuh mah sebagai pengganti orang tua kita disini, tapi ya disitu menurut saya bimbingan mereka kurang. Yang pertama, buat anak-anak yang melenceng misal loncat pagar, pulang malem pasti ditindaknya gitu pake fisik, saya paham kalo anak dikasih tindakan keras buat jera tapi itu kekerasan namanya harus ada batasnya. Jangan hanya sekalinya nemu anak yang ngelanggar terus emosinya meluap-luap dan melampiaskan ke anak-anak. Kalo tipe anak yang kesel mah dia bisa aja lapor ke orang tuanya pak saya diginiin nih di panti, cuman kan orang tua berharap anaknya ditaro di panti buat sekolah. Ada ka kasus kekerasan dari orang kantor jaman saya SMP 3 tahun yang lalu, itu terjadi sama anak lama ka. Tapi alhamdulillah tindakan kekerasan makin kesini makin menurun. Mungkin karena waktu saya ngejabat jadi osis 2 tahun kepengurusan saya kokoh, adik-adik saya udah ngerti jadinya. Adanya tindakan seperti itu terjadi antara pengasuh ke anak. Kalo anak ke anak kan wajar namanya juga sebaya tapi cepet akur lagi paginya berantem siangnya temenan lagi. Kslo dari pengasuh kan jatohnya penyiksaan contohnya ke muka gitu, nah kalo udah terjadi begini anak-anak pasti menghindar, kalo anak-anak menghindar pengasuh itu malah gak mau nyamperin dibiarin aja dan sampe musuhan gak ada kontak. Anak-anak yang mengalami itu masih ada disini mencakup anak lama semua. Nah saya juga pernah mengalami adu kontak fisik, kejadiannya malem muka saya berdarah terus diobatin, orang itu saya samperin ke kantor saya tanya maunya gimana terus besoknya orang itu mengundurkan diri udah gak ada di panti. 10) Ada hukuman apa aja buat yang melanggar peraturan? Ada hukuman yang pasti yang bermanfaat, nyabutin rumput, nyangkul, bikin taneman bayem singkong kangkung gitu, bersihbersih halaman, ngerangkum juga ada, kalo anaknya susah dibilangin kontak fisik pasti ada. 11) Ada hukuman fisik gak? Ada ka kasus kekerasan dari orang kantor jaman saya SMP 3 tahun yang lalu, itu terjadi sama anak lama ka. Saya juga pernah ngalamin waktu ngejabat jadi ketua osis disini. 12) Ada jadwal rekreasi gak? Dulu ada, cuman sekarang gak ada. Gak ada anggarannya kali ka paling cuma ke TMII 13) Temen-temen yang di luar panti boleh main ke panti gak? Boleh kapanpun, tapi ya liat jam kalo jam sekolah sebaiknya jangan. Kayak etika bertamu di rumah orang aja ada jam-jam tertentu tapi setiap hari memang boleh main kesini. 14) Kalo panti lagi buat peraturan anak diajak gak? Pasti diajak, kita musyawarah dulu ka biasanya di mushola, pengennya seperti apa baru nanti nyepakatin bersama biar kita sama-sama enak. Barulah nanti bikin peraturan sesuai kesepakatan itu, apapun peraturannya kita gak keberatan karena udah sepakat.
24
Kecuali kalo bikin peraturan sendiri, itu kita keberatan. Tapi ini kan peraturan yang lebih banyak tentang anaknya, kalo peraturan intern panti kayak pulang gak boleh malem, gak boleh panjat pager dll itu panti sendiri yang bikin tapi diterima anak-anak. 15) Anak asuh suka di ajak rapat gak? Iya sering diajak, tapi perwakilan aja anak-anak osis yang dateng. Kadang rapat di tebet kadang di ceger. Suka ngomongin acara, terus peraturan panti sama nyampein masukan dari anak asuh yang lain. 16) Ada kotak saran gak? Ada di depan kantor, tapi gak dipake 17) Kalian nyaman gak makan di ruang makan? Nyaman sih sambil ngobrol apalagi lesehan, ada pengasuh atau gak ada pengasuh nyaman-nyaman aja. 18) Setiap anak punya jadwal individu gak? Sebenarnya sih panti udah bikin peraturan jam segini harus ngapain, udah ngatur kewajiban anak-anak dari bangun pagi selebihnya individual. Ada yang punya jadwal sendiri ada yang nggak, ngikut kebiasaan aja gitu. 19) Yang masak makanan siapa? Enak gak masakannya? Ada juru masak 3 orang, masakannya juga enak kayak masakan di rumah aja gitu ka istimewa, masakannya juga pasti 4 sehat 5 sempurna. Kalo ikan anak-anak kurang suka. Dapet makan 3 kali sehari, pagi siang malem. Kalo menu juga gak ada yang protes sih soalnya kita udah dikasih makan bersyukur. 20) Kalo pulang ke rumah berapa kali? Sebulan sekali, kalo dua kali sebulan paling kalo yang di rumahnya ada acara keluarga atau ada keluarga yang sakit. 21) Kalian disini merasa diperlakukan sebagai apa? Saya merasa diperlakukan sebagai manusia, dikasih makan minum dibimbing disekolahin biar pinter biar punya masa depan 22) Disini terjamin gak anak dari perlakuan yang merendahkan martabat? Terjamin selama kitanya ngejaga perilaku yang baik 23) Disini terjamin gak anak terhindar dari segala bentuk diskriminasi? Ya gitu paling kita ngerasa beda dunia aja gitu antara dunia kerja sama dunia anak 24) Disini terjamin gak anak terhindar dari tindakan kekerasan dan hukuman fisik? Kalo tindakan kekerasan dari luar mah kita aman tapi ya itu tindakan dari dalem yang bikin gak betah, kadang-kadang ada yang gak kuat terus keluar mungkin di luar dia jadi gelandangan kali. Kita juga sedih tapi mau gimana lagi kita juga masih belum punya apa-apa buat dibagi. Rata-rata karena peraturan sih kalo dulu masih enak, tapi sekarang anggaran panati udah dibabat abis jadi anak-anak yang melenceng yangmenyimpang dan gak bisa ikutin aturan udah langsung dikeluarkan. Sekarang mudah banget dikeluarkan dulu mah masih dipertahankan anak yang melanggar
25
itu, dulu ada temen saya kabur 2 minggu terus dicariin sekarang mah udah nggak. Itu lah yang saya sebut kurang bimbingan ka kurang perhatian, di kamar itu pengasuh gak stand by, adanya kalo pagi sore sama ada kegiatan aja. 25) Kalo ada tindakan kekerasan terus anak takut melapor, panti nyiapin cara khusus gak sih buat ngelaporin? Biasanya ke pengasuh lapornya terus kalo responnya lama langsung ke bu Atun atau bu Uchu sebagai kepala panti 26) Ngerasa didukung gak berhubungan sama keluarga atau teman? Didukung, kadang adek kelas juga suka pada curhat sama kakak kelasnya selain ke pengasuh 27) Suka dikasih pakaian gak? Apa aja yang dikasih? Kalo seragam mah pasti dikasih. Kalo baju biasa ada yang dikasih dari panti ada juga baju yang dibawa dari rumah atau beli sendiri. Ya kan orang tua juga masih berperan masih tetep ngasih tanggung jawabnya buat kita. 28) Kalo sakit diurusin gak? Dikasih apa aja biasanya? Iya pasti diurusin ka kalo sakit, di puskesmas depan panti. Ada juga yang sampe masuk RS. 29) Terbuka gak sama pengasuh? Deket gak sama pengasuh? Alhamdulillah saya deket sama semuanya. Tapi kalo terbuka ke beberapa orang aja yang jadi kepercayaan saya, saya deket sama mak wiwik soalnya mak wiwik udah lama juga disini dari saya baru masuk panti. 30) Panti suka ngasih reward gak buat anak yang berprestasi disekolah? Iya suka ngasih hadiah kalo ada lomba-lomba gitu 31) Ada pergantian pengasuh gak? Ya pasti ada setahun sekali, tapi ya kayak kita aja gitu harus bisa adaptasi manfaatin lingkup baru harus berbaur. Pengasuh baru adaptasi sama anak-anak, anak-anak juga adaptasi sama pengasuh baru. Kalo anak sih liatnya dari sifat ka sama karakternya kalo baik ya anak-anak juga nyambutnya baik tapi kalo sangar ya itu yang anak-anak kurang suka. 32) Kesannya apa selama tinggal di panti? Kita disini ngerasa ada dua dunia, yang di atas dunia kantor di bawah dunia anak-anak. Jalur yang mau ke bawah ke asrama itu selalu sepi kayak dianggap gak ada jadi anak-anak punya dunia sendiri. Pengasuh atau orang-orang kantor sih ada yang berbaur ada yang nggak. Di kantor selalu ada orang yang piket tapi ya gitu jarang ke asrama. 4.1 Indikator WBS Dalam hal ini penulis menuliskan latar belakang informan yang terdiri dari: Nama WBS: AH Usia: 16 Tahun Alamat rumah/tempat tinggal: Depok Pendidikan: 1 SMK
26
Agama: Islam Latar belakang: AH masih mempunyai orang tua namun sudah bercerai, tinggal di panti atas saran dari ibunya agar bisa sekolah mendapatkan pendidikan. Keluarga AH berasal dari keluarga yang tidak mampu.
4.2 Indikator Kualitas Pelayanan Pengasuhan Anak di PSAA PU 3 Ceger 1) Betah gak disini? Betah ka 2) Disini karena keinginan siapa? Orang tua, keinginan ibu buat anaknya bisa sekolah disini. Kalo saya ngikutin kemauan ibu aja 3) Disini kegiatannya ada apa aja sih? Angklung, komputer, silat 4) Kamu ikut kegiatan apa? Futsal, jadi penyerang ka 5) Pengasuhan disini kayak apa sih? Di asuh dikasih makan, kalo ada masalah dibantuin. Tapi gak tiap hari ketemu pengasuh cuma 3 hari ka kalo pengasuh piket doang. 6) Kalo curhat biasanya ke siapa? Kalo curhat kadang ke pengasuh kadang ke bang angger 7) Deket gak sama pengasuh? Kalo pengasuh saya gak terlalu, saya lebih deket sama yang lain 8) Kalo sekolah dipilihin atau pilih sendiri? Kalo saya dipilihin sama pengasuh, saya betah di sekolah cuma saya sering bosen gurunya galak terus saya suka bolos 9) Orang tua sering dateng gak? Nggak cuma sekali ka waktu saya kelas 3 SMP 10) Kamu sering pulang gak? Saya pulang sebulan sekali kecuali waktu kakek saya meninggal saya izin pulang kemarin 11) Disini suka komunikasi gak sama orang tua? Saya jarang komunikasi ka, orang tua juga gak pernah nelpon. Kalo kangen ya saya pulang tapi saya gak pernah nelpon. 12) Peran pengasuh disini seperti apa ya? Sebagai pendidik dan orang tua pengganti ka. Cuman saya gak deket sama pengasuh soalnya jarang ketemu. Ketemunya kalo pengasuh lagi piket aja 3 kali seminggu ketemunya 13) Temen-temen kamu boleh main kesini gak? Boleh kak temen-temen main kesini tapi jarang tapi ka 14) Ada hukuman apa aja disini buat yang melanggar? Nyangkul, ngerangkum, jalan jongkok, push up. Saya suka dihukum jalan jongkok gara-gara pulang malem ka 15) Disini ada kotak saran gak? Ada kak depan kantor tapi gak dipake 16) Kalo ada masukan buat panti kamu nyampeinnya gimana? Ya ngomong langsung ka ke pengasuh sama orang kantor
27
17)
Kalo fasilitas disini udah lengkap belum? Iya lumayan lengkap ka 18) Kamu punya jadwal individu gak? Gak punya ka, ikutin aja alur yang ada kadang juga mikir sendiri harus ini harus itu 19) Yang gak boleh dilakukan sama panti apa aja? Panjat tembok, pulang malem, ngelawan, ngerokok, kabur, bolos sekolah 20) Disini ada tindakan kekerasan gak sih? Ada, terjadi antara pengasuh ke anak misal pukulan 21) Menurut kamu disini aman gak sih dari tindakan kekerasan atau penganiayaan? Aman ka dari para pengasuh pun aman, buat yang ditindak fisik emang dari anaknya kadang suka susah diatur 22) Apakah kamu merasa pengasuhan disini anak diasuh sebagai manusia? Iya ka diasuh kayak anak yang lain, dikasih makan, diasuh mau berangkat sekolah dan pulang sekolah 23) Deket gak sama pengasuh? Nggak deket ka, males aja gitu ketemunya juga 3 kali seminggu kalo dia piket aja 24) Disini suka dikasih pakaian gak? Iya ka suka dikasih, ada juga baju yang bawa dari rumah ada juga yang beli 25) Kalo sakit suka diurusin gak? Iya ka, kadang dibawa ke puskesmas terdekat terus dikasih obat 26) Disini ada hukuman fisik gak? Gak ada, kalo dipukul dijewer ya itu emang anaknya suka kelewatan aja kali, anaknya nakal makanya digituin. Saya juga pernah dipukul ka tapi emang saya nya yang salah 27) Ada jadwal rekreasi gak disini? Gak ada sih ka tahun ini, terus juga jarang 28) Suka diajak diskusi gak sama pengasuh? Gak, jarang ka 29) Kalo panti bikin peraturan anak ikutan gak? Enggak ka, paling anak osis yang diajak. Anak osis juga pasti nyampein saran sama keluhan dari anak-anak 30) Kalo makanan disini enak gak? Enak kak, ada tiga juru masak disini. Pokoknya lauk yang saya gak suka soto, lauk yang paling saya suka ayam 31) Panti suka ngasih hadiah gak buat anak yang berprestasi? Iya suka ngasih, tapi saya belum pernah dapet ka hehe 32) Menurut kamu panti kurangnya dimana? Kurang ngasih uang jajan ka tapi emang karena pemerintahan ahok sih.
28
5.1 Indikator WBS Dalam hal ini penulis menuliskan latar belakang informan yang terdiri dari: Nama WBS: U Usia: 16 Tahun Alamat rumah/tempat tinggal: Bogor Pendidikan: 1 SMK PGRI 16 jurusan pemasaran Agama: Islam Latar belakang: U masih mempunyai orang tua namun sudah bercerai, tinggal di panti atas saran dari abangnya agar bisa sekolah mendapatkan pendidikan. Keluarga U berasal dari keluarga yang tidak mampu. 5.2 Indikator Kualitas Pelayanan Pengasuhan Anak di PSAA PU 3 Ceger 1) Kamu sering pulang gak? Iya ka sebulan sekali, cuman kadang-kadang semester sekali saya baru pulang ka kalo lagi libur panjang 2) Disini boleh bawa kendaraan gak sih? Gak boleh ka disini mah, kan ada bis sekolah 3) Orang tua boleh jenguk? Orang tua boleh ka kesini, tapi kalo saya gak mau dijenguk saya aja yang pulang ke rumah, kalo saya disini mah udah aman jadi gak usah jenguk kasian jauh juga kalo kesini 4) Suka dikasih uang saku gak disini? Iya suka dikasih, dulu 10 ribu sekarang berhubungan anggarannya gak ada jadi 3 ribu setiap anak. Kalo menurut saya cukup sih kan buat jajan doang 5) Tinggal di panti keinginan siapa? Abang sama saya, abang kan di panti werdha kerjanya jadi saya suka maen 6) Sering komunikasi gak sama orang tua? Sering ka, sering nelpon malah lewat hp. Saya bawa hp disini biasanya kalo pagi hpnya suka dikumpulin tapi sekarang kayak bebas gitu anak pegang hp 7) Kegiatan apa aja yang ada disini? Pencak silat, rohis, angklung, band, futsal. Saya ikut pencak silat ka disini 8) Pengasuh sering ke kamar gak? Sering ka, saya deket sama pengasuh saya 9) Kalo hukuman disini buat para pelanggar apa aja? Jalan jongkok, nyapu halaman, nanem taneman. Kalo saya sih gak pernah dihukum ka 10) Ada hukuman fisik gak disini? Hmm sebenarnya kalo sampe ada yang dipukul terus dijewer berarti anaknya keterlaluan ka susah diatur
29
11) Disini ada jadwal rekreasi gak sih? Ada, kadang ke snow bay, terus tahun kemarin juga ke jogja 12) Kalo temen-temen kamu boleh main ke panti gak? Boleh ka, anak sekolah sering pada main di atas di saung biasanya pada main pada kumpul 13) Kalo panti lagi bikin peraturan anak suka diajak gak sih? Sebenarnya gak semua anak, yang sering diajak bikin peraturan ya anak osisnya. Nama osisnya OPS disini. 14) Disini ada kotak saran gak sih? Ada ka, di depan kantor cuma gak pernah dipake 15) Kalo masak disini siapa ya? Enak gak masakannya? Ada bu kokom, bu ratin dan bu jengker. Enak kak masakannya. Saya paling suka menu ayam, kalo yang gak saya suka itu daging. 16) Nyaman gak tinggal disini? Kalo makan bareng pengasuh nyaman gak? Nyaman ka, makan ada atau nggak ada pengasuh juga nyaman 17) Setiap anak punya jadwal individu gak? Ada yang punya ada yang nggak ka tergantung sama diri masingmasing kalo saya sendiri punya jadwal kegiatan individu 18) Apa aja yang gak boleh dilakukan selama di panti? Manjat tembok, gak boleh tawuran. Pernah ada yang ikutan tawuran terus sama panti dikasih kesempatan sekali kalo ikutan tawuran lagi dikeluarin. 19) Menurut kamu pengasuhan disini udah bagus belum sih? Ya kalo dibilang udah bagus sih belum gitu ka, gak terlalu ketat pembinaannya. Pokoknya ngerasa kurang lah pengasuhannya disini. Pengasuh juga punya keluarga sendiri jadi waktu bareng kita disini sedikit. 20) Disini dijamin gak anak-anak terlindung dari kekerasan dan tindakan diskriminasi? Ya kalo itu kan di jamin disini ka, semua ada peraturannya juga ka 21) Kalo ada tindakan kekerasan biasanya kamu lapor ke siapa sih? Ya pertama kita beresin dulu dari pihak anaknya kalo terbukti pengasuh yang salah dan emosian baru lah kita lapor dibantu temen-temen osis 22) Disini suka dikasih pakaian gak? Iya suka dikasih baju sekolah, celana maen dll. Ada juga baju bawa dari rumah ada juga yang kita beli 23) Kalo sakit suka diurusin gak? Kalo sakit kalo cuman panas paling ditengok terus berobat ke puskesmas 24) Kamu terbuka gak sama pengasuh? Iya saya terbuka, kalo ada masalah saya cerita ka tipenya 25) Panti suka ngasih hadiah gak buat anak yang berprestasi? Iya ka suka ngasih hadiah, cuman saya belum pernah dapet belum pernah juara di kelas 26) Kalo menurut kamu pengasuhan disisni kayak gimana sih?
30
Ya bangun tidur suka ada yang bangunin kalo pagi, terus diurusin persiapan mau sekolah, beres-beres kamar, kerja bakti buat yang masuk siang. Kalo sore dibimbing sesuai jadwal 27) Kesannya apa selama di panti? Hm fasilitas udah tercukupi, harapan ke depannya panti lebih baik lagi, generasi anak-anaknya lebih baik lagi.
PEDOMAN STUDI DOKUMENTASI No. Materi
Dokumentasi
1.
Buku catatan kasus anak
Ada
2.
Catatan harian (case record)
Ada
3.
Catatan kesehatan
Ada
4.
Papan tata tertib panti
Ada
5.
Papan struktur panti
Ada
HASIL OBSERVASI Observasi Lokasi PSAA PU 3 Ceger Tanggal: 13 Januari 2016 Penulis melakukan survei tempat penelitian di PSAA PU 3 Ceger, disana penulis bertemu dengan sekretaris panti bu Junita di kantornya. Penulis menanyakan prosedur izin penelitian di panti tersebut, lalu penulis diarahkan ke Kesbangpol di Kantor Wali Kota Jakarta Timur. Setelah mendapatkan surat izin dari Kesbangpol penulis ke kelurahan ceger untuk memberikan surat izin tersebut sebagai bukti telah diizinkan untuk mengadakan penelitian di PSAA PU 3 Ceger. Penulis kembali ke panti dan menghadap Satpel Pelayanan Sosial yaitu Ibu Atun, disana penulis memberikan surat izin dari Kesbangpol dan kelurahan Ceger untuk mendapatkan disposisi dari surat tersebut. Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Panti penulis melakukan pendekatan dengan pegawai panti dan melihat-lihat fasilitas yang tersedia di PSAA PU 3 Ceger. Menurut penulis fasilitas di panti sudah lengkap tinggal anak asuh yang ada di panti merawat dengan baik. Ruangan pun lengkap, ada ruang makan, ruang tidur, mushola, lapangan, tempat nyuci baju, halaman belakang, kantor, ruang komputer dll. Observasi Kegiatan Sore di PSAA PU 3 Ceger Tanggal: 26 Agustus 2016 Penulis melakukan observasi kegiatan anak asuh pada sore hari, saat itu terlihat para pengasuh menggiring anak asuhnya ke lapangan untuk melaksanakan kegiatan senam. Instruktur senam juga terlihat antusias dalam memimpin senam
anak-anak asuh di panti. Ada sebagian anak asuh yang baru pulang sekolah mengisi kegiatan mereka dengan bersih-bersih diri dan kamarnya, ada juga yang langsung mengerjakan tugasnya dibantu dengan pengasuh dan guru bimbelnya. Kegiatan panti memang dimulai pada sore hari saat nak asuh pulang sekolah, terlihat para pengasuh sibuk mengurusi anak asuhnya. Namun ada juga yang terlihat seperti sedang mendisiplinkan anak asuhnya karena melanggar aturan panti seperti tidak mengikuti kegiatan rutin. Saat adzan maghrib anak asuh sudah siap untuk melaksanakan shalat maghrib dan isya, setelah itu disambung dengan makan malam di ruang makan.
Foto-foto Kegiatan
Ini adalah koridor panti ke arah aula dan kantor PSAA PU 3 Ceger, di sebelah kanan aula ada lapangan dan saung yang disediakan untuk siapa saja yang ingin menikmati tempat sejuk di bawah pohon. Ruang aula selain menjadi tempat acara anak-anak juga sering digunakan untuk case conference para pengasuh dalam membahas perkembangan anak asuhnya.
Salah satu kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh PSAA PU 3 Ceger adalah senam di sore hari setelah anak pulang sekolah dipimpin oleh instruktur senam serta ditemani oleh para pengasuh di barisan belakang dan kerja bakti membersihkan lingkungan asrama saat anak libur sekolah.
Fasilitas yang diberikan oleh PSAA PU 3 Ceger dalam mendukung kegiatan pelayanan pengasuhan yaitu panti menyediakan fasilitas ruang makan, ruang dapur, ruang tidur, koridor, televisi, mushola dan lapangan di depan asrama.
Gambar di atas ini adalah jadwal kegiatan anak asuh setiap harinya, ada jadwal anak asuh yang masuk pagi dan ada jadwal anak asuh yang masuk siang. Semuanya rata kegiatannya termasuk kegiatan keterampilan.