ANALISIS PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA (ISSI) (Periode Mei 2011 – Mei 2016)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: RAHMATIKA ISTIQAMAH NIM: 1112086000030
JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M
ANALISIS PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA PERIODE MEI 2011 – MEI 2016
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Rahmatika Istiqamah NIM. 1112086000030
Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Burhanuddin Yusuf, MM.,MA NIP. 195406181031005
Rr. Tini Anggraini,ST.,M.Si NUPN. 99201000301
JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H /2016 M
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 9 Agustus 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswi: 1. 2. 3. 4.
Nama NIM Jurusan JudulSkripsi
: Rahmatika Istiqamah : 1112-086-0000-3 : EkonomiSyariah : Analisis Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Berecdar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Harga Minyak Dunia Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (Periode Mei 2011- Mei 2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ketahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Selasa 9 Agustus 2016
1. Dr. Burhanuddin Yusuf, MM.,MA NIP :195406181031005
(
2. Yoghi Citra Pratama, M.Si NIP : 198307172011011011
(
) Penguji I
) Penguji II
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Selasa, 20September 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama 2. NIM 3. Jurusan 4.JudulSkripsi
: Rahmatika Istiqamah : 1112086000030 : EkonomiSyariah : Analisis Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Harga Minyak Dunia Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (Periode Mei 2011 – Mei 2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, Selasa 21Juni2015
l. Yoghi Citra Pratama, M.Si NIP. 198307172011011011
(_____________________) Ketua
2. Dr. Burhanuddin Yusuf, MM.,MA NIP.195406181031005
(_____________________) Sekretaris
3. Ali Rama, SE.,M.Ec NIP. 198406282015031002
(_____________________) PengujiAhli
4.Dr. Burhanuddin Yusuf, MM.,MA NIP.195406181031005
(_____________________) Pembimbing I
5. Rr. Tini Anggraini, ST., M.Si NIP. 198406282015031002
(_____________________) PembimbingII
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawahini: Nama NIM Fakultas Jurusan
: Rahmatika Istiqamah : 1112086000030 : EkonomidanBisnis : EkonomiSyariah
Denganinimenyatakanbahwadalampenulisanskripsiini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggung jawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain. 3. Tidak menggunakan karyaorang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya 4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta 7, September 2016
Rahmatika Istiqamah NIM. 1112086000030
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Rahmatika Istiqamah
2. TempatTanggalLahir
: Jakarta, 30 Desember 1993
3. Alamat
: Jl. Melati Rt.003/04 No. 81 Kecamatan Jagakarsa Kelurahan Tanjung barat Jakarta Selatan
II.
4. Telepon
: 085694533778/089628937690
5. E-mail
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1. MI Fatahillah
2000-2006
2. MTs Fatahillah
2006-2009
3. MA Negeri 13 Jakarta
2009-2012
4. UIN SyarifHidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Tahun
III.
2012-2016
PENGALAMAN ORGANISASI 1. Pengurus OSIS Mts Fatahillah
2006-2007
2. Sekretaris Umum HMJ Ekonomi Syariah
2012-2014
3. Pengurus HMI Kafeis
2013-2014
4. Pengurus Kohati Cabang Ciputat
2014-2015
v
ABSTRACT This study aimed to analyze the effect of macroeconomic variables that in proxy with Inflation, Money Supply, Interest Rates and Oil Price to Indonesia Sharia Stock Index. The object of this research is the Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) at the Indonesian Stock Exchange the period May 2011- May 2016. The method used in this research is by using multiple regression analysis. From the results of simultaneous hypothesis test (test F) simultaneously that Inflation, Money Supply, Interest Rates and Oil prices have a significant effect on Indonesia Sharia Stock Index with significant value 0,000. And based on the results of partial hypothesis test (t test) in Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) indicates that the variable Money Supply and Oil Price significant effect on Sharia Stock Index and variable inflation and interest rate does not affect the Indonesian Sharia Stock Index. Keywords: Inflation, Money Supply, Interest Rates, World Oil Prices, ISSI
vi
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel makro ekonomi yang diproxikan dengan Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Harga Minyak Dunia terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia. Objek dalam penelitian ini adalah Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) di Bursa Efek Indonesia periode Mei 2011- Mei 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi berganda. Dari hasil uji hipotesis secara simultan (uji F) secara simultan bahwa Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Harga Minyak Dunia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia dengan nilai signifikansi 0,000. Dan berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial (uji t) pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menunjukkan bahwa variable Jumlah Uang Beredar dan Harga Minyak Dunia berpengaruh signifikan terhadap Indeks Saham Syariah dan variabel Inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia (SBIS) tidak berpengaruh terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia. Kata Kunci : Inflasi, Jumlah Uang Beredar, SBIS, Harga Minyak Dunia, ISSI
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT. Atas berkat rahmat, karunia, kudrat dan iradat, serta ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR, SERTIFIKAT BANK INDONESIA SYARIAH DAN HARGA MINYAK DUNIA TERHADAP INDEKS SAHAM SYARIAH INDONESIA PERIODE MEI 2011 – MEI 2016”. Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW yang membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang penuh ilmu pengetahuan. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna.Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan pengetahuan yang penulis miliki.Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan dan kekurangan yang ditemui dalam skripsi ini. Penulis
juga
menyadari
bahwa
sejak
awal
penyusunan
hingga
terselesaikannya skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materil.Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc.,M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid.
viii
Administrasi Umum dan Bapak Dr Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah memberikan jalan bagi saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Burhanuddin Yusuf, MA.,MM selaku dosen pembimbing 1 yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengaruh dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Ibu Tini Anggraini, ST., M.Si selaku dosen pembimbing 2 yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah dan Ibu Endra Kasni Laila Yuda, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah. Yang telah mengarahkan dan memberikan jalan bagi saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan kemudahan dan memberikan jalan dalam menyelesaikan skripsi ini serta bimbingannya selama saya kuliah di jurusan ekonomi syariah ini. 6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terimakasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada kami. 7. Seluruh
jajaran
karyawan
Fakultas
Ekonomi
dan
Bisnis,
ataskerjakerasnyamelayani mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra Fakultas Ekonomi dan Bisnis. 8. Ibunda saya Hj. Oom Romlah,S.Ag dan Ayahanda H. Achsanul Setiadi,S.Ag tercinta yang telah yang memberikan dukungan, kepercayaan dan doa yang tulus dari mereka yang membuat langkah saya mudah dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada mereka, dan semoga saya dapat membahagiakan keduanya, amin Ya Robbal ’Alamin.
ix
9. Kakak-kakakku Tia Laila Istianah, M. Yan Anwarul Anshori dan Chitra Dea Gemala yang telah memberikan dukungan dan pengertiannya terhadap saya selama penulisan karya ilmiah ini. 10. Sahabat saya dari SMA hingga saat ini Kartika Nurrahmah yang selalu menemani setiap suka dan duka, mendukung dan membantu dalam hal apapun yang berkaitan dengan penulisan karya ilmiah ini. 11. Sahabat saya Rifqah Amalia yang senantiasa selalu menemani setiap suka dan duka dan kesabaran dalam memberikan bantuan dalam penulisan karya ilmiah ini serta mendukung dalam setiap hal kebaikan yang saya lakukan selama ini. 12. Teman-teman seperjuangan HMJ Ekonomi Syariah angkatan 2012 Ridhaoneti Kamiela, Dita Andriana, Nunung Damar Ningsih, Rindo Khosario, dan Wisnu Dwi Cahyo yang selalu mendukung dan atas kebersamaanya selama ini. 13. Teman-teman HMI Kafeis Septi, Mahda, Aya, Ka Tari, Ka Fenny dan semua teman maupun senior-senior yang memberikan arahan, dukungan dan kebersamaannya selama ini. 14. KKN MAGIC teman berjuang bersama-sama selama sebulan mengabdi di Desa Sukamanah Kecamatan Jambe yang selalu memberikan semangat, do’a dan dukungannya. 15. Dan Terimakasih teman-teman Ekonomi Syariah angkatan 2012 dan adik-adik Ekonomi Syariah angkatan 2013 – 2015 yang tidak dapat disebutkan satupersatu atas semangat, do’a dan dukungannya. 16. Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ekonomi Syariah 2015 yang telah bekerjasama dan mendukung selama ini. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini.
x
Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik manajer investasi, dunia bisnis, dunia akademisi, dan para pembaca yang tertarikdengan dunia perbankan syariah.
Wassalamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Jakarta, 7 September 2016
Penulis
(Rahmatika Istiqamah)
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................................i LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF ...................................................ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................................iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..............................iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................v ABSTRACT ..............................................................................................................vi ABSTRAK ................................................................................................................vii KATA PENGANTAR ..............................................................................................viii DAFTAR ISI .............................................................................................................xii DAFTAR TABEL ....................................................................................................xv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................xvi DAFTAR GRAFIK ..................................................................................................xvii BAB I
PENDAHULUAN A. LatarBelakang ................................................................................ 1 B. Pembatasan Masalah ...................................................................... 12 C. Rumusan Masalah .......................................................................... 12 D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 13 E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ............................................................................... 14 1. Pasar Modal .............................................................................. 14 a. Definisi Pasar Modal ............................................................ 14 b. Instrumen Pasar Modal ........................................................ 15 2. Investasi Saham Syariah ............................................................ 17 a. Definisi Investasi Syariah ..................................................... 17 b. Sejarah Indeks Syariah ......................................................... 17 3. Teori Inflasi ............................................................................... 18 a. Definisi Inflasi ...................................................................... 18 b. Macam-macam Inflasi .......................................................... 20
xii
c. Teori Klasik Inflasi ............................................................... 21 d. Teori-teori penyebab Inflasi ................................................. 21 e. Hubungan Inflasi terhadap ISSI ............................................ 22 4. Jumlah Uang Beredar ............................................................... 23 a. Pengertian Jumlah Uang Beredar ......................................... 23 b. Klasifikasi Jumlah Uang Beredar......................................... 19 c.Faktor-faktor yang mempengaruhi JUB ................................ 25 d. Jenis-jenis JUB ..................................................................... 26 e. Hubungan JUB terhadap ISSI .............................................. 26 5. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)................................ 27 a. Definisi SBIS ........................................................................ 27 b.Karakterisik SBIS ................................................................ 28 c.Hubungan SBIS terhadap ISSI .............................................. 29 6. Harga Minyak Dunia ................................................................ 30 a. Hubungan Harga Minyak Dunia Terhadap Saham ............ 30 b. Faktor Penggerak Harga Minyak Dunia ............................ 31 B. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 32 C. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 37 D. Hipotesis......................................................................................... 38 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 39 B. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 39 C. Metode Analisis Data ..................................................................... 40 D. Analisis Regresi Linier Berganda .................................................. 41 E. Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 42 F. Uji Hipotesis .................................................................................. 45 G. Variabel Independen ...................................................................... 49
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 51 1. GambaranUmum ISSI .............................................................. 51 2. Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia ..................... 52
xiii
3. Perkembangan Inflasi ............................................................... 56 4. Perkembangan Jumlah Uang Beredar ...................................... 59 5. Perkembangan SBIS ................................................................ 62 6. Perkembangan Harga Minyak Dunia ....................................... 63 B. Pengujian dan Pembahasan ............................................................ 67 1. Uji Asumsi Klasik .................................................................... 67 a. Uji Normalitas .................................................................... 67 b. Uji Multikolinearitas .......................................................... 68 c. Uji Heteroskedasitas........................................................... 70 d. Uji Autokorelasi ................................................................. 70 2. Uji Signifikansi ........................................................................ 72 a. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ........................................... 72 b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ....................................... 76 c. Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................... 77 3. Analisis Ekonomi ..................................................................... 78 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................... 83 B. Saran .............................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 85 LAMPIRAN ................................................................................................................ 87
xiv
DAFTAR TABEL 1.1 Kapitalisasi Saham Syariah periode Mei 2011 – Mei 2016 .................................. 5 2.1 Perkembangan Inflasi, JUB, SBIS, Harga Minyak Dunia ..................................... 7 3.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 33 4.4 Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia................................................... 54 5.4 Perkembangan Inflasi ............................................................................................. 58 6.4 Perkembangan Jumlah Uang Beredar .................................................................... 60 7.4 Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah ................................................ 62 8.4 Perkembangan Harga Minyak Dunia ..................................................................... 64 9.4 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ................................................................... 68 10.4 Uji Multikolonieritas dengan Tolerance dan VIF ................................................ 69 11.4 Uji Durbin Watson ............................................................................................... 71 12.4 Uji t ...................................................................................................................... 72 13.4 Uji F...................................................................................................................... 76 14.4 Uji Adjusted R Square (R2) ................................................................................. 78
xv
DAFTAR GAMBAR 1.2 Kerangka Pemikiran ............................................................................................. 37 3.2 P-p Plot ................................................................................................................. 67 4.2 Scatterplot ............................................................................................................ 70
xvi
DAFTAR GRAFIK 1.4 Grafik Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia ..................................... 56 2.4 Grafik Perkembangan Inflasi ............................................................................... 59 3.4 Grafik Perkembangan Jumlah Uang Beredar ....................................................... 62 4.4 Grafik SBIS .......................................................................................................... 63 5.4 Grafik Harga Minyak Dunia ................................................................................ 66
xvii
DAFTAR LAMPIRAN 1. Uji Normalitas .................................................................................................. 88 2. Uji Multikolinieritas ......................................................................................... 89 3. Uji Heteroskedastisitas ..................................................................................... 90 4. Uji Autokorelasi ............................................................................................... 91 5. Tabel Model Summary,Anova ......................................................................... 92 6. Tabel Persentase Distribusi t ............................................................................ 92 7. Tabel Persentase Distribusi F ........................................................................... 92 8. UjiAdjusted R2 .................................................................................................. 92 9. Data Variabel Penelitian ................................................................................. 93 10. Daftar Saham ISSI............................................................................................ 96
xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sangat menganjurkan investasi, namum tidak semua bidang usaha diperbolean hkan dalam berinvestasi, karena Islam memiliki aturan dan batasan mana aktivitas yang halal dan haram untuk dilakukan. Memilih investasi yang aman dan menguntungkan memang menjadi tujuan semua pihak, namun tidak jarang investasi palsu, bersentuhan dengan perusahaan yang memproduksi barang haram dan alih-alih memberikan keuntungan tinggi sangat banyak dijumpai di masyarakat. Hal ini diperlukan adanya reksadana saham sesuai syariah sebagai alternatif investasi bagi investor yang beragama Islam di Indonesia, yang menginginkan investasi dengan memperoleh pendapatan dengan cara yang halalan thoyyibah. Dalam ayat al Quran di surat al Maidah (5) ayat 88 :
Artinya, “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.”
1
1
Salah satu bentuk investasi yang sesuai dengan syariah Islam adalah membeli Efek Syariah. Efek syariah tersebut mencakup Saham Syariah, Obligasi Syariah, Reksadana Syariah, dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan prinsip syariah. Investasi dengan pemilikan Efek Syariah dapat dilakukan di Pasar Modal baik secara langsung pada saat penawaran perdana, maupun melalui transaksi perdagangan sekunder dibursa. Pada
dasarnya
seseorang
melakukan
investasi
adalah
untuk
menghasilkan sejumlah dana untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Oleh karena itu mereka akan menyisihkan sebagian pendapatannya di masa produktif dan menyimpannya untuk masa depan yang umumnya kurang produktif. Terkait dengan kebutuhan yang selalu meningkat, maka perlu adanya penempatan dana dalam sesuatu yang diharapkan mampu meningkat nilainya di masa mendatang. Investasi
Merupakan
suatu
tempat
untuk
menyimpan
atau
menempatkan dana dengan harapan memperoleh keuntungan atas dana tersebut. Hampir semua investasi mengandung unsur ketidak pastian atau resiko. Dalam berinvestasi, investor tidak tahu pasti hasil yang akan diperolehnya. Hal yang bisa investor lakukan yaitu memperkirakan berapa hasil yang diharapkan dari investasinya dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya akan menyimpang dari hasil yang diharapkan. Hal inilah yang membuat setiap individu memilih investasi yang berbeda-beda, karena setiap jenis investasi memiliki beberapa karakteristik tersendiri.
2
Salah satu kegiatan investasi yang dipilih oleh investor adalah berinvestasi pada pasar modal. Pasar modal (capital market) pada prinsipnya merupakan pasar untuk sekuritas jangka panjang baik berbentuk hutang maupun ekuitas serta berbagai produk turunannya. Dalam melakukan investasi, ada banyak sekali instrument investasi yang tersedia. Ada dua jenis instrument investasi yang umumnya digunakan oleh investor dalam berinvestasi, yaitu investasi asset finansial (financial investment) seperti deposito, surat berharga komersial, saham atau obligasi, dan investasi pada asset riil (real investment) seperti tanah, emas, mesin, atau bangunan. Pasar modal ialah tempat pembelian dan penjualan surat-surat berharga (efek) dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan bagi kedua belah pihak dari sekuritas yang diperdagangkan (Burhanudin 2009:9-10). Indonesia sebagai salah satu negara muslim terbesar di dunia merupakan pasar yang sangat besar untuk pengembangan industri keuangan syariah. Investasi syariah di pasar modal yang merupakan bagian dari industri keuangan syariah, mempunyai peranan yang cukup penting untuk meningkatkan pangsa pasar industri keuangan syariah di Indonesia. Pasar modal di Indonesia telah menunjukkan bagian dari instrumen perekonomian, dimana indikasi yang dihasilkannya ditunjukkan oleh para peneliti maupun praktisi dalam menggambaran perekonomian Indonesia. Oleh karena itu komitmen Pemerintah Indonesia terhadap peran pasar modal tercermin dalam UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal, dimana
3
dinyatakan bahwa pasar modal mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional, sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat (Rustamadji, 2001:36). Perkembangan pasar modal syariah di
Indonesia mengalami
pergerakan yang cukup pesat walaupun masih tergolong baru dibandingan dengan pasar modal konvensional yang sudah berdiri sejak zaman kolonial belanda tepatnya tahun 1912 di Batavia. Dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah. Pada tanggal 12 Mei 2011 diluncurkan kembali indeks saham syariah selain JII, yaitu Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Peluncuran Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) atau Indonesia Sharia Stock Index (ISSI) yang dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi investor untuk berinvestasi di saham. Dengan peluncuran ini diharapkan dapat menjadi indikator utama yang bisa menggambarkan kinerja seluruh saham syariah yang tercatat di BEI dan membantu menghilangkan kesalahpahaman masyarakat yang menganggap bahwa saham syariah hanya terdiri dari 30 saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII).
4
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dilansir dari laman BEI, Kamis (20/6), dengan bertambahnya instrument pasar modal syariah ini diharapkan menjadi tempat yang aman dan yang terbaik untuk seseorang berinvestasi saham. Walaupun secara historis Indeks Saham Syariah ini tergolong baru, namun perkembangan ISSI ini sejak di luncurkannya pada 12 Mei 2011 sampai
Mei 2014 bergerak naik. Perkembangan ISSI ini dibandingkan
dengan indeks saham syariah yang lain seperti JII , dapat di lihat perbandingan indeks saham syariah di tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Perbandingan Saham Syariah di Bursa Efek Indonesia Tahun
ISSI
JII
2011
(Miliar Rp) 1.968.091,37
(Miliar Rp) 1.414.983,81
2012
2.451.334,37
1.671.004,23
2013
2.557.846,77
1.672.099,91
2014
2.944.676,98
1.993.172,70
2015
2.600.850,72
1.737.290,98
2016
2.742.627,46
1.845.334,35
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan
5
Pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari mulai berdirinya ISSI pada Mei 2011 tercatat sebesar 1.968.091,37 miliar rupiah hingga tahun 2014 mencapai 2.944.676,98 miliar rupiah yang. Peningkatan ISSI ini cukup tinggi di bandingkan dengan JII yang sejak diluncurkan pada tahun 2000 hanya sebesar 1.414.983,81 pada tahun 2011, dan sampai pada tahun 2014 hanya mencapai 1.993.172,70 tetap masih dibawah ISSI. Dari mulai dibentuknya ISSI pada tahun 2011, JII maupun ISSI selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya, walaupun jika dibandingkan jumlah kenaikan ISSI dengan JII tetap ISSI selalu unggul dengan JII, namun pada tahun 2015 dan tahun 2016 JII mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, untuk JII pada tahun 2015 sebesar 1.737.290,98 dan ISSI 2.600.850,72. Lalu pada tahun 2016 JII maupun ISSI mengalami peningkatan kembali , JII sebesar 3.632.945,23 dan ISSI sebesar 5.402.782,34. Dilihat dari pergerakan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang mengalami perkembangan signifikan tentu hal tersebut dipengaruhi berbagai faktor. Menurut Syahrir (1995) terdapat faktor-faktor penting yang mampu mempengaruhi perkembangan Indeks Syariah yaitu oleh beberapa variabel makro ekonomi dan moneter seperti Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Harga Minyak Dunia dan lain - lain. Sedangkan faktor internal yang mampu mempengaruhi adalah seperti kondisi ekonomi nasional, keamanan, kondisi politik, kebijakan pemerintah dan lainlain. Dalam penelitian ini variabel makro ekonomi yang digunakan yaitu
6
Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) serta Harga Minyak Dunia. Beberapa variabel tersebut diperkirakan mampu mempengaruhi fluktuasi pergerakan indeks saham syariah. Tabel 2.1 Perkembangan Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Harga Minyak Dunia, ISSI Pada Mei 2011-Mei 2016
Inflasi
(Milyar)
Harga Minyak Dunia USS Dollar /Barel
Tahun
(%)
JUB (Milyar Rupiah)
SBIS
2011
4,73
2.638.908
2.830
104,0913
2012
4,45
3.122.912
4.502
101,1213
2013
7,78
3.544.004
5.170
104,3338
2014
5,81
3.965.850
4.692
92,3625
2015
6,27
4.421.902
8.098
49,61125
2016 3,33 4.613.593 7.073 45,98 Sumber Data: Bank Indonesia, Bursa Efek Indonesia Otoritas Jasa Keuangan. Dilihat dari tabel 2.1 diatas inflasi mengalami fluktuasi setiap tahunnya inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2013 sementara inflasi terendah sementara terjadi pada tahun 2016 karena penelitian yang dilakukan penulis hanya sampai periode Mei 2016. Tingkat inflasi yang tidak terkendali menyebabkan harga-harga akan terus mengalami peningkatan secara umum. Sementara pengaruhnya terhadap saham di pasar modal ialah berkurangnya permintaan saham-saham karena pendapatan riil masyarakat. Inflasi dapat
7
memiliki dampak positif atau negatif terhadap perekonomian tergantung dari tinggi rendah inflasi. Tingkat inflasi di Indonesia yang selalu mengalami fluktuasi tidak menutup kemungkinan akan mempengaruhi tingkat investasi dipasar modal Indonesia tidak terkecuali pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Jumlah Uang Beredar mengalami fluktuasi setiap tahunnya, Jumlah Uang Beredar terbesar terjadi pada tahun 2016 dan jumlah uang beredar terendah terjadi pada tahun 2011. Fluktuasinya jumlah uang beredar dapat mempengaruhi permintaan saham karena semakin tinggi jumlah uang beredar di masyarakat akan berdampak pada meningkatnya permintaan saham-saham di pasar modal. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) mengalami fluktuasi setiap tahunnya, SBIS tertinggi terjadi pada tahun 2015 dan terendah pada tahun 2011. Fluktuasi tingkat imbalan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tersebut mampu mempengaruhi bank syariah untuk berinvestasi di Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), dengan begitu bank syariah mampu mendapatkan keuntungan dan bagi hasil pada nasabah tabungan atau deposito juga akan meningkat. Hal tersebut dapat mempengaruhi investor untuk beralih berinvestasi dibank syariah dibandingkan pasar modal syariah. Harga Minyak Dunia mengalami fluktuasi setiap tahunnya dari tahun 2011 hingga 2016. Harga Minyak Dunia Tertinggi pada tahun 2013 dan Terendah pada tahun 2016. Pergerakan harga minyak dunia yang berfluktuasi
8
juga merupakan suatu indikasi yang mempengaruhi pasar modal suatu negara. Fluktuasi harga minyak dunia mampu memberikan dampak yang besar bagi perekonomian serta pasar modal. Bagi perusahaan pengekspor yang bergerak pada sektor pertambangan ataupun sektor komoditi minyak. Meningkatnya harga minyak dunia memberikan dampak berupa meningkatnya pendapatan atau profitabilitas perusahaan. Hal tersebut mampu menarik investor untuk menginvestasikan aset atau menambah investasi yang dimiliki. Berakibat meningkatnya harga saham perusahaan tersebut yang secara langsung juga berpengaruh pada pergerakan indeks saham. Maka meningkatnya harga minyak
dunia
dianggap
mampu
meningkatkan
harga
saham
serta
meningkatkan indeks saham. (Aisyiah, 2015) Penjelasan diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa adanya pengaruh antara inflasi dan investasi. Apabila kita melakukan investasi dibidang saham, tingkat inflasi jelas juga akan berdampak pada harga saham itu sendiri. Begitu juga hubungan JUB, Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Harga Minyak Dunia yang juga berdampak terhadap investasi saham.
9
Oleh karena penjelasan yang telah dijabarkan diatas, penulis mencoba mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi ISSI, maka penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar (JUB), Sertifikat Bank Indonesia Syariah, dan Harga Minyak Dunia Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)”. diharapkan penelitian ini menarik dan perlu untuk dilakukan. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dimaksudkan untuk memperoleh pemahaman yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan agar masalah yang akan diteliti tidak terlalu meluas. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas yang digunakan adalah Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia, Harga Minyak Dunia. 2. Variabel terikat yang digunakan adalah Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). 3. Periode penelitian dari bulan Mei tahun 2011 sampai Mei 2016. 4. Objek Penelitian adalah harga Indeks Saham Syariah Indonesia. Rumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan pada latar belakang masalah diatas, ternyata perkembangan pasar modal dan khususnya pada pasar modal syariah juga dipengaruhi oleh beberapa faktor ekonomi makro dan ekonomi moneter suatu negara seperti inflasi dan jumlah uang beredar,
10
sedangkan dari sisi syariah pasar modal syariah juga dipengaruhi oleh sertifikat bank indonesia syariah (SBIS). Tingkat inflasi disuatu negara jelas menjadi masalah dalam setiap periodenya di seluruh negara agar dapat mengendalikan atau menjaga kestabilan tingkat inflasi di level terendah agar perekonomian dapat berjalan dengan baik dan investasi di negara tersebut lancar. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) yang juga merupakan instrumen syariah dibidang investasi menjadikan banyak pilihan untuk masyarakat selain pada indeks syariah, dan yang terakhir pada jumlah uang beredar (JUB) dapat dilihat dan diketahui untuk apa sajakah uang yang ada di masyarakat digunakan Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka dapat diajukan pertanyaan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesi Syariah, dan Harga Minyak Dunia berpengaruh terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia secara parsial ? 2. Apakah Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesi Syariah, dan Harga Minyak Dunia berpengaruh terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia secara simultan ? 3. Variabel manakah dari Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, dan Harga Minyak Dunia yang berpengaruh dominan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia ?
11
Tujuan Penelitian 1. Menganalisi apakah Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Harga Minyak berpengaruh terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia secara parsial 2. Menganalisi apakah Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Harga Minyak berpengaruh terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia secara simultan 3. Mengetahui Variabel manakah yang paling besar berpengaruh terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia periode Mei 2011 – Mei 2016 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, Penulis mengharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yaitu: Penulis; penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam bidang ekonomi syariah, sehingga dapat berguna bagi kegiatan akademis dan non akademis penulis di kemudian hari. Akademisi; sebagai sarana untuk memberikan kontribusi positif baik untuk tambahan khasanah ilmu mengenai Investasi, Pasar Modal dan Saham Syariah pada khususnya serta penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya; Perusahaan; penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan dan kebijakan selanjutnya;
12
Masyarakat: penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas mengenai saham syariah yang terdapat di Indonesia sehingga masyarakat dapat memahami Indeks Saham Syariah Indonesia yang dimaksud.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori a. Definisi Pasar modal Pasar Modal adalah pasar yang mempertemukan mereka yang memerlukan dana jangka panjang dan mereka yang dapat menyediakan dana tersebut. Jual beli dana jangka panjang ditunjukkan dengan kegiatan perusahaan yang menerbitkan saham, obligasi, dan sekuritas-sekuritas lain yang bersifat jangka panjang. Bursa efek merupakan bentuk kegiatan pasar modal. (achsien,2003 dalam buku Sholahuddin 2008 : 267). Dalam undang-undang pasar modal No. 8 tahun 1995, pasar modal didefinisikan sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.” Jadi di pasar modal diperjualbelikan instrumen keuangan seperti saham, obligasi, waran, right, obligasi konvertibe, dan berbagai produk turunan (derivative) seperti opsi (put atau call), maka di pasar uang diperjualbelikan antara lain Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar (SBPU), Commercial Paper Notes, Call Money, Repurchase Agreement, Banker’s Acceptence, Treasury Biils, dan lain-lain.
14
14
Sedangkan pasar modal syariah menurut fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 40/DSN-MUI/IX/2003, tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, adalah : Pasar Modal beserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya telah memenuhi prinsip-prinsip syariah. b. Instrumen Pasar Modal Syariah 1. Emiten Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan efek syariah wajib menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi prinsip-prinsip syariah dan memiliki syariah compliance officer. Dalam pasar modal, jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta cara pengelolaan perusahaan Emiten atau perusahaan Publik yang menerbitkan Efek Syariah tidak boleh bertentangan dengan prinsipprinsip syariah. Adapun jenis kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Syariah, antara lain: a.
Perjudian dan permainan yang tergolongan judi atau perdagangan yang dilarang.
b.
Lembaga keuangan konvensional (ribawi), termasuk perbankan dan asuransi konvensional.
c.
Produsen, distributor, dan/atau penyedia barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat.
15
d.
Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya
2. Efek Syariah Efek syariah mencakup saham syariah, obligasi syariah, reksadana syariah, kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIKEBA) syariah, dan surat berharga lainnya yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Saham Syariah adalah bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang memenuhi kriteria sebagaimana tercantum dalam pasal 3, dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa. 3. Obligasi Syariah Obligasi syariah adalah surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip-prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Reksadana syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip Syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harga (Shahib al-mal/Rabb al-mal) dengan manajer investasi, begitu pula pengelolaan dana investasi sebagai wakil shahib al mal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan penggunaan investasi. Sholahuddin (2008 :267-269)
16
2. Investasi Saham Syariah a. Definisi Saham Syariah Produk Investasi berupa saham pada prinsipnya sudah sesuai dengan ajaran Islam. Saham sebagai bukti kepemilikan suatu perusahaan, dapat dibedakan menurut kegiatan usaha dan tujuan pembelian saham tersebut. Saham menjadi halal jika saham tersebut kegiatan usahanya bergerak dibidang yang halal dan / atau dalam niat pembelian saham tersebut adalah untuk investasi, bukan untuk spekulasi (judi). Untuk lebih amannya, saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan saham-saham yang insya Allah sesuai syariah. Rodoni (2009: 61). b. Sejarah Indeks Syariah Indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Indeks diharapkan memiliki lima fungsi di pasar modal yaitu : a. Sebagai indikator trend saham b. Sebagai indikator tingkat keuntungan c. Sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio d. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif e. Memfasilitasi berkembangnya produk derivative Dalam kontek ekonomi Islam, pada pola investasi syariah, equity fund dan indeks saham syariah pertama kali justru diluncurkan di negara yang
17
selama ini sangat alergi terhadap Islam yaitu, Amerika Serikat. Sementara Dow Jones indeks pertama kali memperkenalkan indek syariah pada tahun 1999 dengan membentuk Dow Jones Islamic Market Indek (DJIM). Dow Jones Islamic Market Indek (DJIM) pioner indek saham Islam ini pertama kali diluncurkan pada 8 Februari 1999 di Manama, Bahrain. Pencetus dan perintis ide tersebut adalah A. Rushdi Siddiqui, yang sebelumnya bekerja sebagai analis saham di sebuah perusahaan Invesment bank di Wall Street, sebagai analis, tugas utama Siddiqui meneliti saham-saham yang listing di bursa, seperti saham perbankan, asuransi dan lembaga investasi (mutual fund). Beliau telah menelaah apakah usaha para emiten sesuai dengan ajaran Islam atau tidak. Peluncuran Indek Syariah mendapat sambutan positif. Pada tahun pertama (1999), nilai kapitalisasi pasar dari 1.708 saham hampir mencapai angka 10 triliun dolar AS. Angka tersebut mengalahkan nilai indek – indek konvensional. Rodoni (2009: 71-72). 3. Teori inflasi a.
Definisi Inflasi Menurut Sukirno (2004:27) Inflasi adalah kenaikan harga-harga secara
umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya. Inflasi merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh perekonomian. Sampai dimana
18
buruknya masalah ini berbeda diantara satu waktu ke waktu yang lain. Tingkat inflasi, yaitu presentasi kecepatan kenaikan harga-harga dalam suatu tahun tertentu, biasanya digunakan untuk menunjukan sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi (Sukirno, 2002). Inflasi merupakan proses yang dinamis. Adanya inflasi mengesankan bahwa tingkat harga dan variabel-variabel lainnya secara sistematis dan berkesinambungan selalu berada diluar keseimbangan. Muchtar (1994:315). Menurut Rahardja dan Manurung (2004:164-166) Untuk mengetahui tingkat inflasi yang berlaku dalam suatu periode tertentu ada beberapa indikator makroekonomi yang digunakan yaitu: 1. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index) Indeks
Harga
Konsumen (IHK)
adalah
angka
indeks
yang
menunjukkantingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu periode tertentu. IHK dihitung berdasarkan harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat dalam satu periode tertentu. Inflasi dapat diperoleh dengan rumus: IHK – IHKt-1 Inflasi = IHKt-1
19
b. Macam-macam inflasi Berdasarkan kepada tingkat kelajuan kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi dapat dibedakan kepada tiga golongan yaitu: inflasi merayap, inflasi sederhana (moderate) dan hiperinflasi. 1.
Inflasi Merayap adalah proses kenaikan harga-harga yang lambat jalannya. Yang digolongkan pada inflasi ini adalah kenaikan harga-harga yang tingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun. Malaysia dan Singapura adalah dua negara yang tingkat inflasinya dapat digolongkan sebagai inflasi merayap
2.
Hyperinflasi adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa yang singkat. Di Indonesia sebagai contoh, pada tahun 1965 tingkat inflasi adalah 500 persen pada tahun 1966 ia telah mencapai 650 persen. Ini berarti tingkat harga-harga naik 5 kali lipat pda tahun 1965 dan 6,5 kali lipat pada tahun 1966.
3.
Inflasi Sederhana (Moderate Inflation) adalah tingkat inflasi di negaranegara berkembang yang ada kalanya tidak mudah dikendalikan. Negaranegara tersebut tidak mengalami masalah hiperinflasi, akan tetapi juga tidak mampu menurunkan inflasi pada tingkat yang sangat rendah. Secara rata-rata di sebagian negara tingkat inflasi mencapai diantara 5 sampai 10
20
persen. Inflasi dengan tingkat seperti itu digolongkan sebagai inflasi sederhana (moderate inflation). Sukirno (2006:337). c. Teori klasik inflasi Teori ini sering kali disebut dengan “klasik” karena dikembangkan oleh para pemikir paling awal tentang permasalahan ekonomi. Sebagian besar ekonom mengandalkan teori ini untuk menjelaskan determinan jangka panjang pada tingkat harga dan tingkat inflasi. Mankiw (2012:156). d. Teori-Teori Penyebab Inflasi Sering timbul pertanyaan mengapa inflasi itu terjadi. Pertanyaan itu dapat dijawab dengan mengemukakan teori-teori inflasi. Ada tiga teori yang membahas mengapa inflasi itu terjadi, yaitu teori kuantitas, teori Keynes, dan teori struktural.
Teori Kuantitas : Sebagaimana diungkapkan sebelumnya, kaum klasik berpendapat bahwa tingkat harga ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Harga akan naik jika ada penambahan uang yang beredar. Jika jumlah barang yang ditawarkan tetap, sedangkan jumlah uang ditambah menjadi dua kali lipat, maka cepat atau lambat harga akan naik menjadi dua kali lipat.
Teori Keynes : Keynes melihat bahwa inflasi terjadi karena nafsu berlebihan dari suatu golongan masyarakat yang ingin memanfaatkan
21
lebih banyak barang dan jasa yang tersedia. Karena keinginan memenuhi kebutuhan secara berlebihan, permintaan bertambah, sedangkan penawaran tetap, yang akan terjadi adalah harga akan naik, pemerintah dapat membeli barang dan jasa dengan cara mencetak uang, misalnya inflasi juga dapat terjadi karena keberhasilan pengusaha memperoleh kredit. Kredit yang diperoleh ini digunakan untuk membeli barang dan jasa sehingga permintaan agregat meningkat, sedangkan penawaran agregat tetap. Kondisi ini berakibat pada kenaikan harga-harga.
Teori Struktural : Teori ini menyorot penyebab inflasi dari segi struktural ekonomi yang kaku. Produsen tidak dapat mengantisipasi cepat kenaikan permintaan yang disebabkan oleh pertambahan penduduk. Permintaan sulit dipenuhi ketika ada kenaikan jumlah penduduk.
e. Hubungan Inflasi Terhadap Indeks Saham Syariah Menurut Pasaribu (2013), apabila Inflasi naik, akan berpengaruh terhadap permintaan saham di pasar modal karena berkurangnya pendapatan riil masyarakat. Fluktuasi inflasi akan mempengaruhi pola investasi seseorang. Ketika inflasi tinggi, resiko seseorang untuk berspekulasi atau berinvestasi pada saham di pasar modal memiliki potensi kerugian daya beli dalam investasi, karena terjadinya kenaikan rata-rata harga konsumsi dan
22
inflasi akan mengurangi daya beli uang sehingga tingkat pengembalian setelah disesuaikan dengan inflasi dapat menurunkan hasil dari investasi tersebut. 4. Jumlah uang beredar a. Pengertian Jumlah Uang Beredar Para ahli ekonomi dan analisis keuangan menggunakan berbagai definisi yang berlainan/berbeda untuk pengertian jumlah uang beredar ini sebagian terbesar dari definisi-definisi ini dilaporkan secara berkala dalam Federal Reserve Bulletin. Pada umumnya, definisi jumlah uang beredar menyebutkan jumlah uang beredar sebagai jumlah uang kartal yang beredar ditambah dengan beberapa jenis deposito dari berbagai lembaga keuangan. b. Klasifikasi Jumlah Uang Beredar 1. Jumlah uang beredar dalam arti sempit atau disebut “Narrow Money‟ (M1), yang terdiri dari uang kartal dan uang giral (demand deposit). 2. Uang beredar dalam arti luas atau “Broad Money‟ (M2), yang terdiri dari M1 ditambah dengan deposito berjangka (time deposit). Sementara ahli lain menambahkan dengan M3, yang terdiri dari M2 ditambah dengan semua deposito pada lembaga-lembaga keuangan non bank. Dalam tulisan ini, jumlah uang beredar dibedakan menjadi dua yaitu uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar dalam arti luas (M2).
23
1. Uang Beredar Dalam Arti Sempit (Narrow Money = M1) Secara sederhana dapat dikatakan bahwa uang beredar dalam arti sempit adalah seluruh uang kartal dan uang giral yang ada di tangan masyarakat. Sedangkan uang kartal milik pemerintah (Bank Indonesia) yang disimpan di bank-bank umum atau bank sentral itu sendiri, tidak dikelompokkan sebagai uang kartal. Sedangkan uang giral merupakan simpanan rekening koran (giro) masyarakat pada bank-bank umum. Simpanan ini merupakan bagian dari uang beredar, karena sewaktu-waktu dapat digunakan oleh pemiliknya untuk melakukan berbagai transaksi. Namun saldo rekening giro milik suatu bank yang terdapat pada bank lain, tidak dikategorikan sebagai uang giral. 2. Uang Beredar Dalam Arti Luas (Broad money = M2) Dalam arti luas, uang beredar merupakan penjumlahan dari M1 (uang beredar dalam arti sempit) dengan uang kuasi. Uang kuasi atau near money adalah simpanan masyarakat pada bank umum dalam bentuk deposito
berjangka
(time
deposits)
dan
tabungan.
Uang
kuasi
diklasifikasikan sebagai uang beredar, dengan alasan bahwa kedua bentuk simpanan masyarakat ini dapat dicairkan menjadi uang tunai oleh pemiliknya, untuk berbagai keperluan transaksi yang dilakukan. Dalam sistem moneter di Indonesia, uang beredar dalam arti luas ini (M2) sering disebut dengan likuiditas perekonomian. Menurut Diulio (1998:133).
24
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar Menurut Yuliadi (2008: 86) faktor – faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar adalah sebagai berikut: a. Keadaan neraca pembayaran (surplus atau defisit) Apabila neraca pembayaran mengalami surplus, berarti ada devisa yang masuk ke dalam negara, hal ini berarti ada penambahan jumlah uang beredar. Demikian pula sebaliknya, jika neraca pembayaran mengalami defisit, berarti ada pengurangan terhadap devisa negara. Hal ini berari ada pengurangan terhadap jumlah uang beredar. b. Keadaan APBN (surplus atau defisit) Apabila pemerintah mengalami defisit dalam APBN, maka pemerintah dapat mencetak uang baru. Hal ini berarti ada penambahan dalam jumlah uang beredar. Demikian sebaliknya, jika APBN negara mengalami surplus, maka sebagian uang beredar masuk ke dalam kas negara. Sehingga jumlah uang beredar semakin kecil. c. Perubahan kredit langsung Bank Indonesia Sebagai penguasa moneter, Bank Indonesia tidak saja dapat memberikan kredit kepada bank-bank umum, tetapi BI juga dapat memberikan kredit langsung kepada lembaga-lembaga pemerintah yang lain seperti Pertamina, dan badan usaha milik negara (BUMN) lainnya. Perubahan besarnya kredit langsung ini akan berpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah uang beredar.
25
d. Perubahan kredit likuiditas Bank Indonesia Sebagai bankers bank, BI dapat memberikan kredit likuiditas kepada bank-bank umum. Sebagai contoh, ketika terjadi krisis ekonomi sejak tahun 1997 lalu, BI memberikan kredit likuiditas dalam rangka mengatasi krisis likuiditas bank-bank umum, yang jumlahnya mencapai ratusan trilyun rupiah. Hal ini berdampak pada melonjaknya jumlah uang beredar. Di samping itu, adanya pinjaman luar negeri, kebijakan tarif pajak, juga dapat mempengaruhi besar kecilnya jumlah uang beredar. d. Jenis-jenis Uang Beredar 1. Uang kartal (currencies) adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah dan atau bank sentral dalam bentuk uang kertas atau uang logam. 2. Uang giral (deposit money) adalah uang yang dikeluarkan oleh suatu bank umum. Contoh uang giral adalah cek, bilyet giro. 3. Uang kuasi meliputi tabungan, deposito berjangka, dan rekening valuta asing. Subagyo, (1997:10) e. Hubungan Jumlah Uang Beredar Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia Sebagai Ibu Kota yang menjadi pusat perputaran uang dan perekonomian Indonesia, hubungan antara jumlah uang beredar (M2) dengan tingkat investasi suatu negara menjadi menarik. Menurut Sukirno (2010), uang beredar adalah semua jenis uang yang beredar di perekonomian, yaitu jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam
26
bank-bank umum. Jumlah uang yang beredar di masyarakat akan mencerminkan
kondisi
perekonomian
negara
tersebut.
Kondisi
perekonomian inilah yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap tingkat investasi di negara yang bersangkutan. Karena sebelum memutuskan melakukan investasi di negara tersebut, para investor pasti melihat terlebih dahulu kondisi perekonomian negara tersebut. Analisa hubungan antara Jumlah Uang Beredar dengan Investasi ini diukur dengan cara melihat seberapa banyak peredaran uang yang berada di tengah-tengah masyarakat. Jumlah uang beredar di suatu negara akan mempengaruhi tingkat investasi seseorang, tidak terkecuali dengan investasi dalam keuangan syariah yaitu melalui Indeks Saham Syariah Indonesia. 5. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) a. Definisi SBIS Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga berdasarkan prinsip Syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) atau yang dulu disebut Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) diatur dalam PBI No. 2/9/PBI/2000 tanggal 23 Februari 2000 PBI No.6/7/PBI/2004 tanggal 16
Februari
2004
tentang Perubahan Atas PBI No. 2/9/PBI/2000
tentang Sertifikat Wadiah Bank Indonesia. Selain itu juga terdapat fatwa yang menguatkan SWBI, yaitu fatwa DSN No. 36/DSN-MUI/X/2002
27
yang dikeluarkan tanggal 23 oktober 2002. Pada
tahun
2008
dilakukan
penyempurnaan
kerangkaoperasi
moneter syariah yang diawali dengan introduksi Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) sebagai pengganti SWBI. Pergantian ini dilakukan secara formal pada 31 Maret 2008 10/11/PBI/2008
tentang Sertifikat
dengan
penerbitan
PBI
No.
Bank Indonesia Syariah. Salah satu
penyempurnaan yang dilakukan adalah penyempurnaan akad yang semula wa’diah menjadi ju’alah. Jualah merupakan akad yang berarti hadiah yang dijanjikan seseorang ketika berhasil mengerjakan suatu pekerjaan. Perbankan konvensional mengenal istilah SBIS dengan SBI. Perbedaan antara Sertifikat Bank Indonesia Syariah dengan Sertifikat Bank Indonesia yang digunakan dalam sistem konvensional yaitu SBI menggunakan suku bunga satu bulanan atau tiga bulanan sedangkan SBIS menggunakan bonus dari sejumlah dana yang ditanamkan di perbankan syariah. b. Karakterisik Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Menurut Wirdyaningsih, Perwataatamadja, Gemala dan Yeni (2006:149) SWBI yang sekarang disebut SBIS merupakan instrument kebijakan moneter yang bertujuan untuk mengatasi kesulitan kelebihan likuiditas pada bank yang beroperasi dengan prinsip syariah. Beberpa karakteristik SBIS sebagai berikut :
28
Menggunakan akad ju’alah ( berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Majelis Ulama Indonesia, SBIS juga dapat diterbitkan dengan menggunakan akad mudharabah, musyarakah, wadiah, qardh, dan wakalah). 1. Diterbitkan oleh bank Indonesia. 2. Merupakan tanda bukti penitipan dana berjangka pendek. 3. Berjangka waktu paling kurang 1(satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan. 4.
Satuan unit sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
5.
Diterbitkan tanpa warkat (Scripless ).
6. Merupakan instrument kebijakan moneter dan sarana penitipan dana sementara (www.bi.go.id ). 7. Tidak dapat diperdagangkan di pasar sekunder. c. Hubungan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Menurut
Aisiyah
(2015)
Tujuan
terbentuknya
SBIS
sebagai
pengendali moneter tentu perubahan kebijakan yang dibuat oleh Bank Indonesia mampu mempengaruhi bank syariah ataupun pasar modal syariah. SBIS juga berfungsi sebagai salah satu instrumen untuk membantu dalam investasi bank syariah apabila terjadi kelebihan dana (Overlikuiditas). Dalam penerbitan SBIS akad yang digunakan adalah ju’alah. Maka bank syariah yang menempatkan dana pada SBIS berhak mendapatkan upah (ujrah) atas
29
jasa membantu pemeliharaan keseimbangan moneter Indonesia. Tingkat imbalan yang diberikan oleh Bank Indonesia mengacu pada SBI konvensional, sehingga tidak akan memicu kesenjangan profit yang diperoleh dari penempatan dana tersebu oleh bank syariah. Ketika imbalan yang diperoleh bank syariah dalam melakukan investasi SBIS itu besar tentu keuntungan akan diperoleh bank syariah dan perusahaan. Selanjutnya return yang dibagi hasilkan pada DPK (Dana Pihak Ketiga) yaitu para nasabah yang menabung, deposito juga akan tinggi. Hal tersebut mampu menarik investor untuk beralih berinvestasi dibank syariah dari pada instrumens investasi lainnya yaitu pasar modal syariah. Ketika minat investor turun untuk berinvestasi dipasar modal syariah tentu hal itu akan memicu menurunya indeks saham syariah. 6. Harga Minyak Dunia. a. Hubungan Harga Minyak Dunia terhadap Saham Menurut Septian (2012) Harga minyak dunia dapat mempengaruhi harga saham, sebanyak 60% dari harga minyak saat ini adalah murni spekulasi.
Meningkatnya
harga
minyak
mentah
dunia
juga
dapat
mempengaruhi harga saham pada berbagai sektor. Pengaruh yang diberikan dapat bersifat positif dan dapat juga bersifat negatif. Selain itu dampak yang diberikan oleh meningkatnya harga minyak mentah dunia terhadap harga saham juga dapat bersifat langsung dan tidak langsung pada kegiatan operasi
30
suatu perusahaan. Maka dari itu pergerakan harga minyak dunia akan di respon secara beragam oleh saham yang tercatat di bursa efek indonesia. Naiknya minyak dunia telah membuat sebagian besar bursa dunia meningkat cukup tajam termasuk Indonesia. Harga minyak OPEC merupakan harga minyak campuran dari negara – negara yang tergabung dalam OPEC, seperti Algeria, Indonesia, Nigeria, Saudi Arabia, Dubai, Venezuela, dan Mexico. OPEC menggunakan harga ini untuk mengawasi kondisi pasar minyak dunia. Harga minyak OPEC lebih rendah karena minyak dari beberapa negara anggota OPEC memiliki kadar 61 belerang yang cukup tinggi sehingga lebih susah untuk dijadikan sebagai bahan bakar (www.opec.org). b. Faktor Penggerak Harga Minyak Dunia Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan pergerakan harga mentah minyak dunia, sebagai berikut: 1.
Kekhawatiran akan berkurangnya suplai dipasaran akibat turunnya kapasitas produksi. Minyak merupakan sumber energi yang tidak terbaharui, karenanya jumlah cadangan minyak dunia akan semakin berkurang seiring dengan bertambahnya penggunaan minyak tersebut
2.
Penutupan/perbaikan kilang minyal (refineries).
3.
Faktor cuaca badai. Bencana yang dialami Negara produsen minyak sangat mempengaruhi stok minyak dipasar. Bencana alam menyebabkan kerusakan pada instalasi produksi minyak.
31
4.
Faktor geopolitik terutama terjadi di wilayah produsen. (www.opec.org).
B. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan sebagai alat bantu dalam memberikan gambaran terkait penelitian yang akan dilakukan. Bantuan yang bisa didapat ialah berupa gambaran tentang bagaimana menyusun kerangka berpikir, bagaimana mengelola data dan memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui hasil yang telah dijabarkan dalam penelitian terdahulu. Terdapat banyak penelitian yang menjelaskan tentang variabel makro ekonomi (inflasi, jumlah uang beredar, suku bunga, harga emas dunia dan harga minyak dunia) dengan berbagai metode dan pengaruhnya terhadap indeks saham syariah tetapi, penelitian yang akan dilakukan penulis ialah tentang bagaimana pengaruh variabel makro terhadap indeks saham syariah indonesia. Penelitian terdahulu juga digunakan untuk mengetahui apakah terdapat persamaan atau perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan penulis dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut hasil review terhadap penelitian terdahulu.
32
Tabel 3.2 Penelitian Terdahulu No.
1.
Nama
Judul
Peneliti
Penelitian
Rowland Bismark Fernando Pasaribu 2013
Pengaruh variabel makro terhadap indeks saham syariah indonesia
Metodologi Penelitian Persamaan
Perbedaan
Menganalisis pengaruh variabel makro terhadap indeks saham syariah indonesia menggunakan metode regresi linear menggunakan SPSS versi 20.
Variabel harga emas dunia dan harga minyak dunia
Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel inflasi memiliki pengaruh negatif pada ISSI, suku bunga tidak memiliki pengaruh pada ISSI, sedangkan uang beredar memiliki pengaruh positif pada ISSI. Kemudian variabel secara bersamaan inflasi dan jumlah uang beredar secara signifikan berpengaruh terhadap ISSI. Sedangkan uji parsial menunjukkan bahwa hanya
33
2.
Siti Aisiyah 2015
Analisis dampak variabel makro terhadap indeks saham syariah indonesia
No.
Nama Peneliti
Judul Penelitian (buku, jurnal)
Persamaan
Perbedaan
Roma Anggara (2014)
Pengaruh Tingkat Suku Bunga The Fed dan Harga Emas
Menganalisis tingkat inflasi terhadap indeks saham syariah indonesia dengan
1.Variabel suku bunga the fed dan harga emas dunia 2.Mengguna kan bantuan
3
Menganalisis dampak variabel makro terhadap indeks saham syariah indonesia metode regresi linier
Variabel independen Kurs
Metodologi Penelitian
variabel jumlah uang beredar yang memiliki signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel inflasi dan nilai tukar memiliki negatif dan signifikan berdampak pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Namun, variabel Bank Indonesia Sertifikat Syariah (SBIS) dan harga minyak dunia, mereka tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia Hasil Penelitian
Hasil penelitian terjadi signifikan variabel inflasi terhadap indeks saham syariah
34
4
5
Bagus Ananto 2012
Yudhistira Ardana 2016
Dunia terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Analisis pengaruh inflasi, nilai tukar, dan suku bunga terhadap indeks harga saham gabungan jakarta islamic index (JII)
metode regresi linier dengan bantuan program SPSS
program SPSS 20
indonesia
Menganalisis pengaruh inflasi dan suku bunga dengan metode regresi linier berganda
1.Mengguna kan metode Vector Error Correction Model (VECM)
Pengaruh Variabel Makro ekonomi terhadap Indeks Saham Syariah
Menganalisi pengaruh inflasi, suku bunga dan harga minyak dunia terhadap indeks saham syariah
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa variabel independent mempengaruhi Indeks Harga Saham signifikan. Inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham sedangkan Suku Bunga mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham JII. Hasil akhirnya yaitu Mengukur pengaruh variabel makroekonomi terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia dalam jangka Pendek dan Jangka
2.Variabel Independen nilai tukar dan suku bunga 3.Variabel dependen IHSG JII
1.Variabel independen nilai tukar dan suku bunga 2.Mengguna kan model koreksi kesalahan (ECM)
35
panjang. Hubungan jangka pendek Terhadap indeks saham Syariah hanya Terjadi pada Nilai tukar dan SBIS,sedangka n hubungan jangka panjang terhadap indeks Saham syariah Ialah tingkat Suku bunga, SBIS dan harga minyak dunia. 6.
Septian Prima Rusbarian di 2012
Analisis pengaruh tingkat inflasi, harga minyak dunia, harga emas dunia dan kurs rupiah terhadap JII di bursa efek indonesia
Menganalisis pengaruh tingkat inflasi, harga minyak dunia dengan menggunakan metode regresi linier berganda
1.Variabel independen kurs rupiah dan harga emas dunia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Tingkat Inflasi dan Kurs 2.variabel Rupiah dependen JII. berpengaruh negatif dan 3. Data ini signifikan menggunaka terhadap JII. n aplikasi Harga Emas PASW Dunia tidak Statistic 18 berpengaruh for windows signifikan terhadap JII. Sedangkan Harga Minyak Dunia mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap JII.
36
C. Kerangka Pemikiran Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran (X1)
H1
Inflasi
H2 (X2) Jumlah Uang Beredar
(X3)
H3
Indeks Saham Syariah Indonesia
SBIS
(X5)
H4
H5
Harga Minyak Dunia
37
D. Hipotesis Berdasarkan tinjauan teoritis dan hasil temuan empiris di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Inflasi (X1) Jumlah Uang Beredar (X2) SBIS (X3) Harga Minyak Dunia (X4) Indeks Saham Syariah Indonesia (Y) 1. H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara varibel inflasi, jumlah uang beredar, sertifikat bank indonesia syariah dan harga minyak dunia terhadap indeks saham syariah indonesia secara parsial 2. Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara varibel inflasi, jumlah uang beredar, sertifikat bank indonesia syariah dan harga minyak dunia terhadap indeks saham syariah indonesia secara parsial 3. H0 : Tidak terdapat pengaruh signifikan antara varibel inflasi, jumlah uang beredar, sertifikat bank indonesia syariah dan harga minyak dunia terhadap indeks saham syariah indonesia secara simultan 4. Ha : Terdapat pengaruh signifikan antara varibel inflasi, jumlah uang beredar, sertifikat bank indonesia syariah dan harga minyak dunia terhadap indeks saham syariah indonesia secara simultan
38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah tipe penelitian kuantitatif. Adapun data objek penelitian ini diperoleh dari website Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Index Mundi . Ruang lingkup penelitian ini adalah membahas dua (2) variabel, yang terdiri dari : 1. Variabel Independen, yaitu inflasi, jumlah uang beredar, sertifikat bank indonesia syariah dan harga minyak dunia. 2. Variabel Dependen, yaitu indeks saham syariah indonesia Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data-data tersebut sudah dikumpulkan atau sudah tersedia pada suatu instansi. Observasi penelitian dimulai dari mei 2011 sampai dengan mei 2016. B. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena pada dasarnya data merupakan alat pengambilan keputusan atau pemecah suatu permasalahan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh berdasarkan informasi yang telah disusun dan di publikasikan oleh instansi tertentu.
39
39
Pada data sekunder, peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti berupa dokumen perusahaan terkait inflasi, suku bunga, jumlah beredar, harga minyak, harga emas dan indeks saham syariah indonesia yang berkaitan dengan sasaran penelitian. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Inflasi pada Mei tahun 2011- Mei 2016 bersumber dari Bank Indonesia 2. Sertifikat Bank Indonesia Syariah Mei tahun 2011 – Mei 2016 bersumber dari Bank Indonesia 3. Jumlah uang beredar Mei tahun 2011-Mei 2016 bersumber dari Bank Indonesia 4. Harga Minyak Dunia Mei tahun 2011-Mei 2016 bersumber dari Index Mundi 5. Indeks Saham Syariah Indonesia Mei tahun 2011-Mei 2016 bersumber dari Bursa Efek Indonesia C. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yaitu dimana data yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka. Untuk menguji hipotesis dari variabel-variabel
independen
yang mempengaruhi
variabel
dipenden,
penelitian ini menggunakan tekhnik analisis regresi linier berganda. Penelitian ini akan diperkuat perhitungannya dengan menggunakan bantuan dari program excel dan spss.
40
1. Analisis Regresi Linier Berganda Metode analisis regresi untuk melihat pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar, SBIS, dan Harga Minyak Dunia terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia. Metode regresi berganda adalah suatu metode analisis yang dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh independen X1,X2,X3 dan X4 terhadap dependent Y. Setelah dilakukan pengolahan regresi menggunakan regresi berganda, perlu dilihat apakah model tersebut baik atau jelek, atau bahas statistik perlu dilihat goodness of fit dari modal tersebut (Ahmad Dahlan,2014,117). Hubungan linier antara variabel independen dan dependen dapat ditulis dalam persamaan regresi sebagai berikut (Widarjono 2010:9): Y=a+β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+e Keterangan : Y
= Indeks Saham Syariah Indonesia
a
= konstanta
β1- β5 = koefisien regresi (menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada hubungan nilai variabel independen X1
= Inflasi
X2
= SBIS
X3
= Jumlah Uang Beredar
X4
= Harga Minyak Dunia
e
= Eror
41
1.
Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan empat uji, uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji T dan uji F mengasumsikan nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Salah satu cara termudah untuk melihat Normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji statistik lain yang dapat
42
digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) (Imam Ghozali, 2011:160-164). Model regresi yang baik adalah mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Uji normalitas data menggunakan Normal P-P Plot dan Uji statistik Kolmogrov-Smirnov Test, dengan membandingkan Asympotic Significance dengan α = 0,05. Dasar penarikan kesimpulan adalah data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Asympotic Significance-nya > 0,05. b. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Salah satu cara untuk mendeteksi multikolinieritas adalah dengan melihat nilai Tollerance dan VIF pada tabel coefficients. Jika nilai Tollerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat dikatakan model regresi tidak ada masalah multikolinieritas (Imam Ghozali, 2011:105-106).
43
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah apakah dalam model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas.
Model
regresi
yang
baik
adalah
homoskedastisitas. Salah
satu
cara
yang
dapat
digunakan
untuk
menguji
heteroskedastisitas adalah dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scattterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139).
44
d. Uji Autokorelasi Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dikatakan ada autokorelasi. Autokorelasi mucul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat digunakan dengan uji Durbin Watson, dimana kriteria pengujian menggunakan Durbin Watson dengan angka antara -2
Angka D-W dibawah -2 berarti terdapat autokorelasi positif
Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi
Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negative
2. Uji hipotesis Uji hipotesis dilakukan tiga pengujian, diantaranya, uji statistik t, Uji statistik F, uji koefisien determinasi (R2).
45
a. Uji Statistik t Uji Statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Imam Ghozali,2011 : 98-99). Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut : 1. Quick Look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 96 dengan derajat kepercayaan sebesar 5% maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. 2. Membandingkan nilai t dengan titik krisis menurut tabel. Apabila nilai t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan t tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Nilai t tabel di dapat dari rumus :
Dimana n adalah jumlah sampel penelitian dan k adalah jumlah variabel bebas.
46
b. Uji Statistik F Menurut (Ghozali, 2011: 98). uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini apakah Ho diterima yang berarti secara bersama-sama variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat atau H1 diterima yang berarti secara bersama-sama variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, maka dapat digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut : Uji F = (df (n - k)) Cara melakukan uji F adalah sebagai berikut : 1. Quick Look, bila nilai F lebih besar dari pada 4 maka H1 dapat diterima pada derajat kepekaan 5%. Dengan kata lain, semua variabel bebas secara serentak berpengaruh terhadap variabel terikat. 2. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Apabila nilai F hitung lebih besar dari pada F tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Nilai F tabel dapat dari rumus:
47
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) ada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi model dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Dimana jika variabel bebas lebih dari satu maka disarankan untuk menggunakan nilai adjusted R2 dikarenakan nilai R2 akan selalu meningkat jika variabel bertambah sedangkan nilai adjusted R2 dapat naik dan turun, sehingga lebih akurat dalam menjelaskan besarya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Ghozali,2011: 97) 2. operasional variabel penelitian 1. Variabel Dependen : Indeks Saham Syariah Indonesia Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dilansir dari laman BEI, Kamis (20/8), konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah yang tercatat di BEI dan terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES).
48
3. Variabel Independen Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel independen berupa nominal. Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka dan hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan indeks saham syariah maka penelitian ini menspesifikasikan variabel independen dan definisi operasional sebagai berikut : A. X1 (Inflasi) Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Dalam perekonomian masalah dan penyebab inflasi sangat kompleks. Inflasi bukan saja disebabkan oleh penawaran uang yang berlebihan tetapi juga oleh faktor lain seperti kenaikan gaji, ketidakstabilan politik, pengaruh inflasi diluar negeri dan kemerosotan nilai mata uang (Sukirno, 2000:10). B. X2 (Jumlah Uang Beredar) Menurut Sadono Sukirno (1998). “Uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di perekonomian, yaitu adalah jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum”. C. X3 (Sertifikat Bank Indonesia Syariah) Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) adalah surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
49
D. X4 (Harga Minyak) Menurut Mankiw (2003:223), pergerakan naik turunnya harga minyak dunia dipasar sangat bergantung kepada kemampuan negara – negara penghasil
minyak
dunia
yang
tergabung
dalam
memenuhi
kuota.
(www.useconomy.about.com) Alat analisis yang dipakai untuk mengetahui pengaruh variabel inflasi, suku bunga, jumlah uang beredar, harga minyak, harga emas terhadap indeks saham syariah indonesia adalah dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Regresi pada dasarnya adalah studi ketergantungan variabel diependen dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dipenden berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui.
50
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dipaparkan gambaran umum objek penelitian, dilanjutkan dengan uji asumsi klasik. Bagian berikutnya menguraikan hasil analisis data, diikuti dengan pengujian hipotesis-hipotesis yang dianjurkan dalam penelitian ini. a. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Gambaran Umum Indeks Saham Syariah Indonesia Indeks saham merupakan satuan perhitungan yang disepakati bersama, dimana perhitungan tersebut merupakan catatan pergerakan harga saham dari pertama beredar hingga sekarang. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks yang telah diluncurkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 12 Mei 2011 dan tergolong indeks baru di Indonesia. Konstituen ISSI adalah seluruh saham yang tergabung dalam Daftar Efek Syariah (DES) dan tercatat di BEI dimana pada saat ini jumlah konstituen ISSI adalah sebanyak 303 saham sampai pada saat penelitian ini dilakukan. Dengan telah diluncur kannya ISSI maka BEI memiliki 2 (dua) indeks yang berbasis saham syariah yaitu ISSI dan JII. Meski demikian, seluruh saham di JII listed di ISSI. Oleh karena Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tergolong suatu indeks yang baru maka tingkat likuiditas dari
51
51
saham-saham yang ada di ISSI masih dipertanyakan. Saham saham yang ada di ISSI cenderung fluktuatif apabila melihat dari tingkat volatilitas beta dari individual saham yang ada di ISSI. Berdasarkan portofolio sahamnya, dari 303 saham ISSI tersebut secara garis besar terbagi menjadi dua kategori portofolio saham, yaitu portofolio saham syariah yang stabil listing di ISSI dan portofolio saham syariah yang tidak stabil listing di ISSI. Pengkajian ulang akan dilakukan setiap enam bulan dimana para emitennya selalu dievaluasi, mana yang masih boleh bertahan, dan emiten mana yang harus keluar dari ISSI. Studi ini mencoba membandingkan kinerja antara saham syariah yang stabil dalam ISSI dan yang tidak stabil dalam ISSI. Penelitian ini dilakukan dari Januari 2011 sampai April 2013, dengan menggunakan data harga bulanan dari seluruh saham ISSI per waktu penelitian, data harga IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) bulanan per waktu penelitian, dan tingkat imbalan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). Teknik pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu: menghitung risk and return, menghitung varian, menghitung kovarian, menghitung beta, menghitung portofolio Sharpe index, Treynor index, dan alpha jensen index. Republika (2014). 2. Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia Perkembangan pasar modal syariah di Indonesia dimulai dengan diluncurkannya reksadana syariah untuk pertama kalinya oleh Danareksa
52
Syariah pada tahun 1997, dan disusul kemudian dengan peluncuran indeks syariah, yaitu Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2000. Selanjutnya seiring dengan dikeluarkannya Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 32/DSNMUI/IX/2002 tentang obligasi syariah, PT. Indosat untuk pertama kalinya menerbitkan obligasi syariah dengan tingkat imbal hasil sebesar 16,75%, suatu tingkat return yang cukup tinggi dibandingkan dengan rata-rata return obligasi konvensional pada waktu itu. Obligasi yang diterbitkan PT. Indosat tersebut untuk selanjutnya menjadi pioner penerbitan obligasi syariah di Indonesia. Di Indonesia, tonggak awal yang berkaitan dengan pembuatan peraturan pasar modal syariah bisa dikatakan baru dimulai pada tahun 2001, yakni bersamaan dengan dikeluarkannya fatwa DSN MUI No. 20/DSNMUI/IV/2001 tentang pedoman investasi untuk reksadana syariah. Kemudian diikuti oleh fatwa DSN MUI tahun 2002 tentang obligasi syariah, serta nota kesepahaman Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan DSN-MUI tentang pembentukan pasar modal yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah (Nasarudin dan Surya, 2007:205). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Syarif (2008:38) pada tahun 2007, dari 388 saham emiten yang tercatat di BEI pada bulan November, hanya 164 saham yang sesuai dengan prinsip syariah dan layak untuk ditransaksikan dalam pasar modal syariah. Kesesuaian dalam prinsip tersebut didasarkan kepada produk yang dihasilkan emiten dan transaksi
53
sahamnya di BEI. Sedangkan sisanya 222 saham tergolong haram atau tidak sesuai dengan prinsip syariah, seperti saham perbankan, consumer product (minuman keras) dan rokok. Dalam kerangka kegiatan pasar modal syariah, ada beberapa lembaga penting yang secara langsung terlibat dalam kegiatan pengawasan dan perdagangan, yaitu: Bapepam, Dewan Syariah Nasional (DSN), bursa efek, perusahaan efek, emiten, profesi dan lembaga penunjang pasar modal serta pihak terkait lainnya. Khusus untuk kegiatan pengawasan dilakukan bersama oleh BAPEPAM dan DSN. DSN berfungsi sebagai pusat referensi (reference center) atas semua aspek-aspek syariah yang ada dalam kegiatan pasar modal syariah. DSN bertugas memberikan fatwa-fatwa sehubungan dengan kegiatan emisi, perdagangan, pengelolaan portofolio efek-efek syariah, dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan efek syariah. Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia dapat dilihat tabel dibawah ini : Tabel 4.4 Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia (dalam satuan triliun rupiah) 2011 2012 2013 2014 2015
2016
Januari
1.307.370 1.475.100 1.444.640 1.714.970 1.448.830
Februari
1.334.500 1.576.420 1.528.780 1.743.170 1.511.470
Maret
1.387.410 1.626.410 1.573.540 1.740.980 1.559.120
April
1.399.840 1.669.120 1.588.310 1.617.100 1.574.600
54
Mei
1.238.120 1.281.160 1.698.140 1.610.810 1.670.660 1.563.510
Juni
1.242.900 1.316.100 1.642.400 1.597.470 1.579.190
Juli
1.326.880 1.378.570 1.542.020 1.673.420 1.544.970
Agustus
1.240.840 1.359.600 1.439.220 1.689.820 1.423.060
September 1.154.200 1.439.590 1.451.550 1.667.560 1.343.920 Oktober
1.226.600 1.477.750 1.513.080 1.634.120 1.409.560
November 1.210.060 1.430.370 1.430.290 1.661.050 1.397.990 Desember
1.253.560 1.449.950 1.437.060 1.686.380 1.450.610
Sumber Data : Bursa Efek Indonesia Dari hasil tabel 4.4 perkembangan indeks saham syariah indonesia selalu mengalami fluktuasi setiap bulan dan tahunnya. Dari awal berdirinya ISSI pada mei 2011 sudah mencapai nilai 1.238.120 hingga bulan mei 2016 selalu mengalami fluktuasi. Dilihat dari perkembangannya ISSI mengalami peningkatan tinggi pada bulan februari 2015 sebesar 1.743.170 dan nilai tersebut merupakan nilai terbesar Indeks Saham Syariah Indonesia. Fluktuasi yang dialami Indeks Saham Syariah Indonesia dapat dilihat grafik dibawah ini:
55
Grafik 1.4 Grafik Perkembangan Indeks Saham Syariah Indonesia (dalam satuan triliun rupiah)
ISSI 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 2011mei agustus november februari mei agustus november februari mei agustus november februari mei agustus november februari mei agustus november februari mei
0
Series 1
Column1
Column2
Sumber Data : Bursa Efek Indonesia (data diolah) 3. Gambaran Umum Penelitian a. Perkembangan Inflasi Inflasi merupakan naiknya harga barang pokok secara terus – menerus dan mempengaruhi harga barang lainnya. Hampir dari tahun ke tahun kita dapat merasakan naiknya harga suatu barang, ini tidak terlepas dari besarnya tingkat inflasi yang tercatat pada periode tersebut. Inflasi merupakan faktor paling utama penggerak perekonomian disuatu negara. Inflasi juga merupakan indikator utama untuk mengukur tingkat kestabilan perekonomian disuatu negara. Tingkat inflasi dapat diketahui dengan cara mencari selisih antara IHK tahun berjalan dengan IHK tahun sebelumnya
56
dan kemudian dibagi dengan IHK tahun berjalan. Tingkat inflasi yang cenderung stabil setiap periodenya juga dapat mencerimnkan bahwa perekonomian di negara tersebut cenderung stabil juga. Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Indikator yang sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun 2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa jenis barang/jasa di setia kota. (www.bi.go.id). Perkembangan Inflasi dari Mei 2011 – Mei 2016 dapat dilihat tabel dibawah ini:
57
Tabel 5.4 Perkembangan Inflasi (dalam satuan %) 2011 2012 2013 2014 2015
2016
Januari
3,65
4,57
8,22
6,96
4,14
Februari
3,56
5,31
7,75
6,29
4,42
Maret
3,97
5,9
7,32
6,38
4,45
April
4,5
5,57
7,25
6,79
3,6 3,33
Mei
5,98
4,45
5,47
7,32
7,15
Juni
5,54
4,53
5,9
6,7
7,26
Juli
4,61
4,56
8,61
4,53
7,26
agustus
4,79
4,58
8,79
3,99
7,18
september
4,61
4,31
8,4
4,53
6,83
oktober
4,42
4,61
8,32
4,83
6,25
november
4,15
4,32
8,37
6,23
4,89
desember
3,79
4,3
8,38
8,36
3,35
Sumber Data : Bank Indonesia Berdasarkan hasil tabel 5.4 dapat diketahui bahwa perkembangan inflasi mengalami fluktuasi setiap tahunnya, tingkat inflasi tertinggi terjadi pada Agustus tahun 2013 sebesar 8,79% pada tahun 2013 ini inflasi masih tinggi, sampai pada bulan agustus tahun 2014 inflasi turun sebesar 3,99% dan naik kembali pada bulan november, namun sempat mengalami
58
penurun tajam pada bulan november tahun 2015. Fluktuasi inflasi dapat dilihat grafik dibawah ini: Grafik 2.4 Grafik perkembangan Inflasi
Sumber : Bank Indonesia (data diolah) b. Perkembangan Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar teramat penting karena peranannya sebagai alat transaksi penggerak perekonomian. Besar kecilnya jumlah uang beredar akan mempengaruhi daya beli riil masyarakat dan juga tersedianya komoditi kebutuhan masyarakat (Setyawan, 2005:11). Jumlah uang beredar yang ada di tangan masyarakat harus berkembang secara wajar. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh positif terhadap perekonomian, namun perkembangan yang terlalu meningkat tajam akan dapat memicu inflasi yang tentunya memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, jumlah uang beredar harus dapat dikendalikan sesuai
59
dengan kapasitas perekonomian suatu negara, yaitu diupayakan agar jumlah uang
yang
beredar
tidak
terlalu
banyak,
dan
juga
tidak
terlalu
sedikit.Pengendalian jumlah uang beredar perlu dilakukan oleh Bank Sentralsebagai otoritas moneter dengan kebijakan-kebijakannya dalam mengendalikanjumlah uang beredar. Pada kenyatannya peredaran jumlah uang dipengaruhioleh aktivitas pasar, dimana Bank Sentral, Lembaga Keuangan dan masyarakatsaling berinteraksi dalam menetapkanjumlah uang yang beredar. Perkembangan jumlah uang beredar di Indonesia mengalami fluktuaktif,
dimana
setiap
perubahan
tersebut
akan
mempengaruhi
perekonomian di Indonesia. Bank Indonesia sebagai Bank Sentral di Indonesia membutuhkan informasi tentang perkembangan dan perilaku jumlah uang beredar di masyarakat. Hal ini digunakan agar Bank Indonesia selaku otoritas moneter dapat menentukan kebijakan moneter dengan baik dan tepat, sehingga roda perekonomian dapat berjalan dengan baik. Perkembangan Jumlah Uang Beredar dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 6.4 Perkembangan Jumlah Uang Beredar 2011 2012 2013 2014
2015
2016
Januari
2.854.978 3.268.789 3.652.145 1,380.856 4.498.361
Februari
2.849.796 3.280.420 3.642.809 4.218.123 4.521.951
Maret
2.911.920 3.322.529 3.660.298 4.246.361 4.561.074
60
April
2.927.259 3.360.928 3.730.101 4.275.711 4.580.760
Mei
2.475.286 2.992.057 3.426.305 3.789.058 4.288.369 4.613.593
Juni
2.522.784 3.050.355 3.413.379 3.865.758 4.358.802
Juli
2.564.556 3.054.836 3.506.574 3.895.835 4.373.208
Agustus
2.621.346 3.089.011 3.502.420 3.895.116 4.404.085
September 2.643.331 3.125.533 3.584.081 4.009.857 4.508.603 Oktober
2.677.205 3.161.726 3.576.869 4.024.153 4.443.078
November 2.729.538 3.205.129 3.614.520 4.076.294 4.452.324 Desember
2.877.220 3.304.645 3.727.887 4.170.731 4.546.743
Sumber Data : Bank Indonesia (data diolah) Dari tabel 6.4 diatas perkembangan jumlah uang beredar selalu mengalami peningkatan sampai bulan juli 2013, bulan agustus 2013 sempat menurun namun tidak terlalu tajam, bisa dilihat data tabel diatas pada bulan juli 2013 jumlah uang yang beredar sebesar 3.506.574, lalu pada bulan agustus 2013 turun menjadi 3.502.420 setelah itu bulan agustus 2013 sampai desember 2014, namun pada bulan januari 2015 mengalami penurunan yang sangat tajam sebesar 1.380.586 . Jumlah uang beredar terbesar yaitu pada bulan Mei 2016 sebesar 4.613.593 dan terendah pada bulan januari tahun 2015 sebesar 1.380.856. Fluktuasi Jumlah Uang Beredar dapat dilihat grafik dibawah ini:
61
Grafik 2.4 Grafik Perkembangan Jumlah Uang Beredar
Sumber : Bank Indonesia (data diolah) c. Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Perkembangan SBIS dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 7.4 Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah TAHUN BULAN 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Januari
10.663 4.709 5.253 8.050 6.275
Februari
4.243
5.103 5.331 9.040 7.188
Maret
6.668
5.611 5.843 8.810 6.994
April
3.825
5.343 6.234 9.130 7.683
Mei
1.656
3.664
5.423 6.680 8.858 7.225
Juni
2.734
3.936
5.443 6.782 8.858
Juli
2.576
3.036
4.640 5.880 8.163
62
Agustus
1.882
2.918
4.229 6.514 8.585
September 2.310
3.412
4.523
6.45
7.720
2.783
3.321
5.213
6.68
7.192
November 3.287
3.342
5.107
6.53
6.495
Desember
4.993
6.699 8.130 6.280
Oktober
5.408
Sumber Data : Bank Indonesia (data diolah) Dari Tabel 7.4 bisa dilihat perkembangan SBIS pada mei 2011 sampai Mei 2016 mengalami Fluktuasi . SBIS tertinggi terjadi pada bulan Januari Tahun 2012, dan terendah terjadi pada bulan September Tahun 2014. Fluktuasi SBIS dapat digambarkan pada Grafik dibawah ini. Grafik 3.4 Grafik Perkembangan Sertifikat Bank Indonesia Syariah
Sumber : Bank Indonesia ( data diolah) d. Perkembangan Harga Minyak Minyak bumi digolongkan ringan apabila massa jenisnya kecil dan berat apabila massa jenisnya besar. Minyak bumi juga digolongkan manis apabila
63
kandungan sulfurnya sedikit dan digolongkan asam apabila kandunga sulfurnya tinggi. Harga minyak bumi seperti yang disebutkan dalam berita pada umumnya mengacu pada harga spot minyak per barel (159 liter) jenis WTI (West Texas Intermediate) yang diperdagangkan pada New York Mercantile
Exchange
(NYMEX)
atau
jenis
minyak
Brent
yang
diperdagangkan pada Intercontinental Exchange (ICE). Harga satu barel minyak mentah dunia sangat tergantung pada kedua kelas tersebut, yang ditentukan oleh faktor-faktor seperti berat jenis atau API dan kandungan sulfur, serta lokasinya. Tolok ukur minyak mentah dunia lainnya yang cukup penting antara lain harga minyak OPEC, Dubai Crude, serta Tapis Crude (Singapura). wikipedia.com10/8/2016. Perkembangan harga minyak dunia bisa dilihat tabel dibawah ini: Tabel 8.4 Perkembangan Harga Minyak Dunia 2011
2012
2013
2014
2015
2016
Januari
106,89
105,04
102,25
47,45
29,92
Februari
112,7
107,66
104,82
54,93
31,05
Maret
117,79
102,61
104,04
52,83
37,34
April
113,75
98,85
104,94
57,42
40,75 45,98
Mei
108,18
104,16
99,35
105,73
62,5
Juni
105,85
90,73
99,74
108,37
61,3
64
juli
107,88
96,75
105,21
105,22
54,43
agustus
100,45
105,28
108,06
100,05
45,72
september
100,83
106,32
108,78
95,89
46,29
99,92
103,39
105,46
86,13
46,96
november
105,36
101,17
102,58
76,96
43,13
desember
104,26
101,17
105,49
60,55
36,56
oktober
Sumber Data: Index Mundi (data diolah) Dari hasil table 7.4 diatas perkembangan Harga Minyak Dunia selalu mengalami fluktuatif setiap tahunnya ada yang mengalami penurunan tajam dan ada juga yang mengalami peningkatan tajam, seperti pada bulan Mei 2011 harga minyak dunia sebesar 108,18 , lalu pada bulan oktober 2011 turun menjadi 99,92. Dilihat data table diatas harga minyak terbesar pada bulan September 2013 sebesar 108,78, dan yang terendah yaitu pada januari 2016 sebesar 29,92. Fluktuasi Harga Minyak Dunia ini dapat dilihat grafik dibawah ini :
65
Grafik 4.4 Grafik Perkembangan Harga Minyak Dunia harga minyak dunia 140 120
100 80 60 40 20
Series 2
mei
februari
november
mei
agustus
februari
november
mei
agustus
februari
agustus
november
mei
februari
november
mei
agustus
februari
november
agustus
2011mei
0
Series 3
Sumber : Index Mundi (data diolah) Dari grafik 4.4 tentang perkembangan harga minyak dunia sempat mengalami stabil di tahun 2011 , tahun 2012 mengalami penurunan dan selama tahun 2012 itu mengalami fluktuasi namun tidak terlalu tajam , namun pada bulan november 2015 mengalami penurunan yang sangat drastis dibanding tahun – tahun sebelumnya.
66
B. Pengujian dan Pembahasan 1. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Gambar 2.4 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependen Variabel : ISSI (Y)
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 Dari Grafik P-P Plot diatas terlihat bahwa sebaran data dalam penelitian ini memiliki penyebaran dan distribusi yang normal, karena data memusat pada garis diagonal P-P Plot. Maka dapat dikatakan bahwa data penilitian ini memiliki penyebaran dan terdistribusi normal. Untuk menegaskan hasil uji normalitas diatas maka peneliti melakukan uji Kolmogorov-Smirnov dengan hasil sebagai berikut:
67
Tabel 9.4 One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
61 0E-7 ,06460145 ,142 ,142 -,067 1,112 ,168
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan hasil tabel 9.4, hasil Kolmogorov-Smirnov diatas menunjukkan nilai Asymp. Sig memiliki nilai 0,168 > 0,05. Hal ini menujukkan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi normal dan model regresi tersebut layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen yaitu ISSI berdasarkan masukan variabel independen yaitu Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Harga Minyak Dunia. b. Hasil Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan dengan melihat besarnya tolerance dan variance inflation factor (VIF). Berdasarkan hasil pengujian didapat masingmasing variabel nilai tolerance > 0.10 dan nilai variance inflation factor (VIF) < 10.
68
Tabel 10.4 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
3,584
1,389
Inflasi
-,002
,006
,692
M2 SBIS hargaminyak
a
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
2,580
,013
-,038
-,393
,696
,721 1,387
,090
1,205
7,708
,000
,279 3,589
-,003
,006
-,038
-,438
,663
,924 1,082
,003
,001
,652
4,288
,000
,294 3,398
a. Dependent Variable: issi
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan tabel 10.4 Diatas terlihat bahwa nilai Tolerance semua variabel independen lebih dari 0,10 dan nilai VIF semua variabel independen dibawah 10,00, yang ditunjukkan dengan nilai Tolerance untuk inflasi sebesar 0,721, jumlah uang beredar 0,279, SBIS 0,924, harga minyak dunia 0,294 dan nilai VIF untuk inflasi 1,387, jumlah uang beredar 3,589, SBIS 1,082, harga minyak dunia 3,398. Dengan demikian dapat disimpulkan model persamaan regresi tidak terdapat multikolinieritas atau dapat dikatakan bebas dari multikolinieritas dan dapat digunakan dalam penelitian ini.
69
c. Hasil uji heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Gambar 5.4 Hasil Uji Heterokedastisitas (Scatterplot)
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
Menunjukkan bahwa titik-titik menyebar dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. d. Hasil Uji Autokorelasi Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
70
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dikatakan ada autokorelasi. Autokorelasi mucul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat digunakan dengan uji Durbin Watson. Tabel 11.4 Pengujian Autokorelasi Menggunakan Durbin Watson b
Model Summary Model
1
R
,787
R Square
a
,619
Adjusted R
Std. Error of the
Durbin-
Square
Estimate
Watson
,591
,06687
,430
a. Predictors: (Constant), hargaminyak, inflasi, SBIS, M2 b. Dependent Variable: issi
Berdasarkan hasil uji autokorelasi, nilai hitung Durbin-Watson sebesar 0,430. Dapat diperoleh nilai dalam tabel DW untuk “k=5” dan “N=61” dan besarnya dl (lower) : 1,414 dan du (upper) : 1,767 dilihat dari hasil nilai Durbin Watson sebesrar 0,430 sehingga nilai DW berada diantara -2 sampai +2. Maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi. dimana kriteria Pengujian menggunakan Durbin Watson dengan angka antara -2
Angka D-W dibawah -2 berarti terdapat autokorelasi positif
71
Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi
Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif
2. Hasil Uji Signifikan t a. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t) Uji Statistik t ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi harus lebih kecil dari 0,05 (Ghozali,2013:93). Adapun pengambilan keputusan yaitu dengan cara membandingkan antara thitung dengan ttabel dengan kriteria (Sujarweni, 2013:93). Jika thitung > ttabel = H0 ditolak dan Ha diterima Jika thitung < ttabel = H0 diterima dan Ha ditolak Tabel 12.4 Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t) a
Coefficients Model
Unstandardized Coefficients B
1
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
3,584
1,389
inflasi
-,002
,006
,692
M2 SBIS hargaminyak
T
Sig.
Beta 2,580
,013
-,038
-,393
,696
,090
1,205
7,708
,000
-,003
,006
-,038
-,438
,663
,003
,001
,652
4,288
,000
a. Dependent Variable: issi
72
Berdasarkan tabel 5.4 diatas, untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independen (Inflasi, Jumlah Uang Beredar, SBIS dan Harga Minyak Dunia) secara parsial terhadap variabel dependen (Indeks Saham Syariah Indonesia). Pembahasan mengenai hasil pengujian hipotesis adalah sebagai berikut: Hipotesis 1: Inflasi terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menunjukkan nilai signifikansi sebesar (0,696). Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,696 menunjukan bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,05, sedangkan variabel tersebut dikatakan signifikan apabila nilai signifikansinya dibawah 0,05 (0,696 > 0,05), dan nilai thitung 3,93 < ttabel 1,6706. Hal tersebut menunjukan bahwa hipotesis dalam penelitian ini menerima H0 dan menolak Ha. Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa Inflasi tidak signifikan. Hal ini berarti H1 yang menyatakan Inflasi tidak berpengaruh terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia. Hipotesis 2 : Jumlah Uang Beredar (X2) terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia menunjukkan nilai signifikasi sebesar (0,000). dilihat dari nilai signifikansi sebesar (0,000) menunjukan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), dan nilai thitung 7,708 > ttabel 1,6706. Hal tersebut menunjukan bahwa
73
hipotesis dalam penelitian ini menolak H0 dan menerima Ha. Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa Jumlah Uang Beredar mempunyai pengaruh signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Hal ini berarti H2 menyatakan Jumlah Uang Beredar berpengaruh terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Hipotesis 3 Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia. Variabel SBIS (X3) menunjukkan nilai signifikasi sebesar (0,663). dilihat dari nilai signifikansi sebesar (0,663) menunjukan bahwa nilai tersebut lebih besar dari 0,05 (0,663 > 0,05),dan nilai thitung -4,38 < ttabel 1,6706. Hal tersebut menunjukan bahwa hipotesis dalam penelitian ini menerima H0 dan menolak Ha. Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa SBIS tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Hal ini berarti H3 yang menyatakan SBIS tidak berpengaruh terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Hipotesis 4 Harga Minyak Dunia terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia. Variabel Harga Minyak Dunia (X4) menunjukkan nilai signifikasi sebesar (0,000). dilihat dari nilai signifikansi sebesar (0,000) menunjukan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05),dan nilai thitung 4,288 < ttabel
74
1,6706. Hal tersebut menunjukan bahwa hipotesis dalam penelitian ini menolak H0 dan menerima Ha. Dengan demikian hal ini menunjukan bahwa Harga Minyak Dunia mempunyai pengaruh signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Hal ini berarti H4 yang menyatakan Harga Minyak Dunia berpengaruh terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari koefisien regresi diatas, maka dapat dianut suatu persamaan regresi sebagai berikut: Y = 3,584 – 0,002X1 + 0,692X2 – 0,003X3 + 0,003X4 Keterangan : Y = Indeks saham Syariah Indonesia (ISSI) X1 = Inflasi X2 = Jumlah Uang Beredar X3 = Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) X4 = Harga Minyak Dunia Adapun interpretasi statistik penulis pada model persamaan regresi diatas adalah sebagai berikut : 1. Apabila X1, X2, X3 bernilai 0, maka Y adalah 3,584 maksudnya adalah jika Indeks Saham Syariah Indonesia tidak melakukan kegiatan operasional dapat dikatakan bahwa dalam periode Mei 2011 – Mei 2016 jumlah Indeks Saham Syariah Indonesia sebesar 35,84%.
75
2. X1 = -0,002 maksudnya adalah jika penurunan 1% X1 akan menyebabkan meningkatnya Y sebesar 0,2% dengan catatan variabel lain dianggap konstan. 3. X2 = 0,692 maksudnya adalah jika setiap kenaikan 1% X2 akan menyebabkan menurunnya Y sebesar 6,92% dengan catatan variabel lain dianggap konstan. 4. X3 = - 0,003 maksudnya adalah jika setiap penurunan 1% X3 akan menyebabkan meningkatnya Y sebesar 0,2% dengan catatan variabel lain dianggap konstan. 5. X4 = 0,003 maksudnya adalah jika setiap kenaikan 1% X4 menyebabkan menurunnya Y sebesar 0,3% dengan catatan variabel lain dianggap konstan. b. Uji Signifikasi Simultan (Uji F) Tabel 13.4 Uji Signifikan Simultan (Uji F) a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
,406
4
,102
Residual
,250
56
,004
Total
,657
60
F
Sig.
22,712
,000
b
a. Dependent Variable: issi
76
b. Predictors: (Constant), hargaminyak, inflasi, SBIS, M2
Uji F ini digunakan untuk melihat apakah secara keseluruhan variabel independen yaitu Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Harga
Minyak Dunia mempunyai kemampuan dalam
menjelaskan variabel dependen yaitu Indeks Saham Syariah Indonesia. Berdasarkan hasil output uji F pada tabel diatas diperoleh hasil bahwa
.
nilai F hitung sebesar 22,712 dengan tingkat probabilitas sebesar 0,000000 < 0,05. Maka penelitian ini menolak H0 dan membuktikan bahwa variabel yaitu Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Harga Minyak Dunia berpengaruh terhadap variabel dependen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) secara simultan. Karena tingkat probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). c.
Uji Koefisien Determinasi (R2) Dalam perhitungan statistik ini nilai R2 yang digunakan adalah adjusted R square. Adjusted R square adalah suatu indikator yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel independen ke dalam suatu persamaan regresi. Nilai adjusted R square telah
dibebaskan dari
pengaruh derajat kebebasan (degree of freedom) yang berarti nilai tersebut telah benar-benar menunjukkan bagaimana pengaruh variabel independen (Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Harga
77
Minyak Dunia) terhadap variabel dependen (Indeks Saham Syariah Indonesia). Tabel 14.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model 1
R
R Square ,787
a
Adjusted R Square
,619
,591
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2016 Berdasarkan hasil regresi table 14.4, nilai Adjusted R-squared (R2) menunjukkan bahwa pengaruh variable-variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 0,619 atau 61,9%. Semakin mendekati 100%, model akan semakin baik. Dalam penelitian ini berarti masih ada factor-faktor lain yang mempengaruhi Indeks Saham Syariah Indonesia yang belum dimasukkan ke dalam model regresi, yaitu sebesar 100% - 61,9% atau sebesar 38,1%. 3. Analisis Ekonomi Berdasarkan hasil perhitungan statistik yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa regresi yang dihasilkan cukup baik untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang diduga dapat mempengaruhi Indeks Saham Syariah Indonesia, yaitu Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah, dan Harga Minyak Dunia. Dari seluruh variabel yang diteliti menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap Indeks Saham
78
Syariah Indonesia. Namun diantara semua variabel, Inflasi dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia, sedangkan Jumlah Uang Beredar dan Harga Minyak Dunia berpengaruh signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia. a. Inflasi terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia Inflasi adalah sebuah kondisi perekonomian dimana terjadi kenaikan harga-harga secara umum dalam waktu yang sangat panjang. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian Bagus Ananto (2010) menunjukan bahwa variabel independent Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham. Inflasi tidak mempunyai pengaruh terhadap Indeks Harga Saham. Inflasi adalah tingkat rata- rata dari semua harga. Tingkat nflasi dinamakan positif, jika harga mengalami kenaikan. Sebaliknya, jika harga mengalaami penurunan, maka tingkat inflasi dinamakan negatif. Dan Hasil Penelitian yang dilakukan Rahayu (2013) juga menunjukkan bahwa tingkat inflasi secara parsial mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap indeks harga saham syariah b. Jumlah Uang Beredar Terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia Hasil ini sesuai dengan penelitian Dimas Prabowo (2013), JUB memiliki hubungan yang paling besar terhadap variabel ISSI. memiliki pola dinamis yang paling besar terhadap variabel ISSI dibandingkan variabel lainnya. Jumlah Uang Beredar. Jumlah Uang Beredar menurut Menurut
79
Sadono Sukirno (1998). “Uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di perekonomian, yaitu adalah jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum”. c. Sertifikat Bank Indonesia Syariah terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Aisyiah (2015) pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menunjukkan bahwa Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Dapat diartikan bahwa dari hasil penelitian Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) memiliki pengaruh positif terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) namun pengaruh ini tidak cukup kuat untuk mempengaruhi pergerakan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI). Ketika bank syariah mengalami kelebihan dana yang diperoleh dari Dana pihak ketiga (DPK), maka Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) merupakan salah satu instrumen alternatif investasi sebagai penyaluran dana. Dari penyaluran dana tersebut bank syariah akan mendapatkan imbalan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) yang mengacu pada tingkat diskonto. Ketika tingkat imbalan Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) tinggi ternyata menyebabkan meningkatnya investasi dipasar modal syariah. Hal ini menunjukan kedua instrumens investasi syariah ini bersinergi positif untuk meningkatkan iklim investasi. Hal tersebut terjadi karena investor pada pasar
80
modal tidak melakukan aksi pengalihan investasi dalam ke deposito ataupun tabungan pada perbankan ketika tingkat SBIS tinggi. Namun secara statistik pengaruh ini tidak berarti karena hasil uji statistik menunjukan Sertifikat Bank Syariah Indonesia (SBIS) tidak signifikan dalam mempengaruhi Indek Saham Syariah Indonesia (ISSI) selama periode penelitian. Itu berarti bahwa perubahan naik turunnya tingkat imbalan Sertifikat Bank Syariah Indonesia (SBIS) dinilai tidak mampu secara kuat mempengaruhi minat investor untuk melakukan investasi dipasar modal syariah. Selama periode penelitian perubahan pergerakan tingkat imbalan SBIS tidak terlalu fluktuatif serta nilai perubahannya bertahap tiap periode dengan rata – rata 5.84%, sehingga kecenderungan perubahanya tidak memiliki pengaruh yang berarti bagi arus investasi dipasar modal syariah. d. Harga Minyak Dunia terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia Hasil ini sesuai dengan penelitian Rusbariandi (2011) Menunjukkan variabel Harga Minyak Dunia mempunyai pengaruh terhadap indeks saham syariah karena Pergerakan harga minyak mentah dunia yang berfluktuasi juga merupakan suatu indikasi yang mempengaruhi pasar modal suatu negara. Kenaikan harga minyak mentah dunia secara tidak langsung akan berimbas pada sektor ekspor dan impor suatu negara. harga minyak mentah dunia merupakan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Karena harga minyak yang melonjak tinggi membuat para investor cenderung menginvestasikan dananya
81
ke berbagai sektor komoditi minyak dan pertambangannya. Namun jika harga minyak sedang turun para investor cenderung mencari keuntungan dengan cara menjual sahamnya.
82
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan dari penelitian mengenai analisis pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga dan Harga Minyak Dunia terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia Periode Mei 2011-Mei 2016: 1. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa : a. Variabel Inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia. b. Variabel Jumlah Uang Beredar berpengaruh signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia. c. Variabel Sertifikat Bank Indonesia Syariah tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia. d. Variabel Harga Minyak Dunia berpengaruh signifikan terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia. 2. Dapat disimpulkan hasil estimasi regresi linier berganda dapat diketahui pengujian secara simultan menunjukkan bahwa variabel Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS) dan Harga Minyak Dunia secara bersama mampu menjelaskan pengaruh terhadap
83
83
Indeks Saham Syariah Indonesia dengan probabilitas F-statistik sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5%. 3. Variabel independen yang paling dominan mempengaruhi Indeks Saham Syariah Indonesia adalah variabel Jumlah Uang Beredar. B. Saran 1. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variable independen eksternal. Saran peneliti adalah sebaiknya pada penelitian selanjutnya menggunakan faktor internal investasi khususnya pada pasar modal dan faktor eksternal (kebijakan ekonomi makro) yang lebih beragam. 2. Dalam penelitian ini periode penelitiannya adalah 2011-2016. Penelitian berikutnya diharapkan lebih memperbaharui dan menambah periode penelitian agar hasil yang didapat lebih maksimal. 3. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis regresi berganda, untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan metode yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. 4. Bagi Peneliti, hasil penelitian ini merupakan salah satu referensi yang bermanfaat untuk riset saham selanjutnya dengan memperhatikan keterbatasan yang ada.
84
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. Jumlah Uang Beredar dalam miliar Rupiah Tahun Bulanan 2003 – 2013. Jakarta: Badan Pusat Statistik Bank Indonesia. Data Inflasi Bulanan Mei 2011 – Mei 2016. Jakarta: Bank Indonesia Bursa Efek Indonesia, Table Trading by Industry Bulanan 2011– 2016. Jakarta: Bursa Efek Indonesia Dulio, Eugene A. Uang dan Bank. Alih Bahasa: Ir. Burhanuddin Abdullah. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta: 1998 Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19 (edisi kelima.) Semarang: Universitas Diponegoro. 2011 Hamid, Abdul. Pedoman Penulisan Skripsi FEB 2012. FEB UIN PRESS. Jakarta: 76 2012 Judisseno, Rimsky K. Sistem Moneter dan Perbankan Di Indonesia. PT. Garamedia Pustaka Utama. Jakarta: 2005 Karim, Adiwarman. ”Ekonomi Makro Islam” Jakarta: PT. Grafindo Persada 2008. Mankiw, Gregory.N. Pengantar Ekonomi Makro. Edisi Asia Volume 2. Jakarta Salemba Empat. 2012 Manurung, Mandala dan Prathama Rahardja. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter 2004. Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas In donesia.
85
85
Marcella. Ivahzada. Pengaruh Harga Minyak Dunia, Harga Ems Dunia, Dow jones Industrial Average dan Inflasi terhadap Index Saham Syariah. Tesis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015 Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2009 – 2010. Jakarta: Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009 Prabowo, Dimas. Analisis pengaruh inflasi, SBIS, Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Saham yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia periode 2010 -2013. skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2013 Rachman. Ainur. Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, BI RATE Terhadap Net Asset Value Reksadana Saham Syariah Jurnal Vol. 2 Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Airlangga.12 Desember 2015 Rodoni. Ahmad. Investasi Syariah. Jakarta. Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009 Santoso, Singgih. Statistik Multivariat, Jakarta : PT Gramedia. 2010 Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta: 2004 Sunariyah. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Keempat. Yogyakarta: UMP AMP YKPN 2004. Widarjono, Agus. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2010 Analisis kerangka regulasi model Shariah governance lembaga keuangan syariah di indonesia, 2015
86
Perbankan syariah dan pertumbuhan ekonomi indonesia, 2013 (reviu ekonomi, keuangan, dan perbankan islam), 2013 Monetarydynamics and commodity money: A d i s c u s s i o n i n t h e c o n t e x t o f a f i a t m o n e yv s c o m m o d i t y m o n e y http://www.bi.go.id http://www.idx.co.id www.duniainvestasi.com www.indexmundi.com www.opec.org www.wikipedia.com www.okezone.com
87
LAMPIRAN – LAMPIRAN 1. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependen Variabel : ISSI (Y)
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
88
88
One-Sampel Kolmogorof-Smirnov Tes
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
61
Normal Parameters
Mean Std. Deviation
a,b
Most Extreme Differences
0E-7 ,06460145
Absolute
,142
Positive Negative
,142 -,067
Kolmogorov-Smirnov Z
1,112
Asymp. Sig. (2-tailed)
,168
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016 d. Hasil Uji Multikolinieritas Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients Model
Unstandardized Coefficients B
1
Std. Error
(Constant)
3,584
1,389
inflasi
-,002
,006
,692 -,003
M2 SBIS
hargaminy ,003 ak a. Dependent Variable: issi
a
Standardize d Coefficients Beta
T
Sig.
Collinearity Statistics Toleranc e
VIF
2,580
,013
-,038
-,393
,696
,721
1,387
,090
1,205
7,708
,000
,279
3,589
,006
-,038
-,438
,663
,924
1,082
,001
,652
4,288
,000
,294
3,398
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
89
e. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Heterokedastisitas (Scatterplot)
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2016
90
d. Hasil Uji Autokorelasi Pengujian Autokorelasi Menggunakan Durbin Watson
b
Model Summary Model
R
1
,787
R Square
a
Adjusted R Square
,619
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
,06687
,430
,591
a. Predictors: (Constant), hargaminyak, inflasi, SBIS, M2 b. Dependent Variable: issi
a. Predictors: (Constant), hargaminyak, inflasi, sukubunga, M2 b. Variabel Dependen : issi 4. Hasil Uji Signifikan t b. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t) Coefficients Model
Unstandardized Coefficients B
1
Std. Error
(Constant)
3,584
1,389
inflasi
-,002
,006
,692
Standardize d Coefficients Beta
T
Sig.
Collinearity Statistics Toleranc e
VIF
2,580
,013
-,038
-,393
,696
,721
1,387
,090
1,205
7,708
,000
,279
3,589
-,003
,006
-,038
-,438
,663
,924
1,082
,003
,001
,652
4,288
,000
,294
3,398
M2 SBIS
a
hargaminy ak a. Dependent Variable: issi
91
b. Uji Signifikasi Simultan (Uji F) Uji Signifikan Simultan (Uji F) a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
,406
4
,102
Residual
,250
56
,004
Total
,657
60
F 22,712
Sig. ,000
a. Dependent Variable: issi b. Predictors: (Constant), hargaminyak, inflasi, SBIS, M2
d. Uji Koefisien Determinasi (R2) Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) b
Model Summary Model 1
R
R Square ,787
a
Adjusted R Square
,619
,591
a. Predictors: (Constant), hargaminyak, inflasi, SBIS, M2 b. Dependent Variable: issi
Sumber: Data Sekunder yang diolah, 2016
92
b
DATA- DATA VARIABEL
2011 januari februari Maret April Mei Juni Juli agustus september oktober november desember 2012 januari februari maret april mei juni juli agustus september oktober november desember 2013 januari februari maret april
Inflasi
JUB
SBIS
Harga Minyak Dunia
5,98 5,54 4,61 4,79 4,61 4,42 4,15 3,79
2475286 2522784 2564556 2621346 2643331 2677205 2729538 2877220
1.656 2.734 2.576 1.882 2.310 2.783 3.287 5.408
108,18 105,85 107,88 100,45 100,83 99,92 105,36 104,26
1.238.120 1.242.900 1.326.880 1.240.840 1.154.200 1.226.600 1.210.060 1.253.560
3,65 3,56 3,97 4,5 4,45 4,53 4,56 4,58 4,31 4,61 4,32 4,3
2854978 2849796 2911920 2927259 2992057 3050355 3054836 3089011 3125533 3161726 3205129 3304645
10.663 4.243 6.668 3.825 3.664 3.936 3.036 2.918 3.412 3.321 3.342 4.993
106,89 112,7 117,79 113,75 104,16 90,73 96,75 105,28 106,32 103,39 101,17 101,17
1.307.370 1.334.500 1.387.410 1.399.840 1.281.160 1.316.100 1.378.570 1.359.600 1.439.590 1.477.750 1.430.370 1.449.950
4,57 5,31 5,9 5,57
3268789 3280420 3322529 3360928
4.709 5.103 5.611 5.343
105,04 107,66 102,61 98,85
1.475.100 1.576.420 1.626.410 1.669.120
ISSI
93
mei juni juli agustus september oktober november desember 2014 januari februari maret april mei juni juli agustus september oktober november desember 2015 januari februari maret april mei juni juli agustus september oktober november desember 2016 januari
5,47 5,9 8,61 8,79 8,4 8,32 8,37 8,38
3426305 3413379 3506574 3502420 3584081 3576869 3614520 3727887
5.423 5.443 4.640 4.229 4.523 5.213 5.107 6.699
99,35 99,74 105,21 108,06 108,78 105,46 102,58 105,49
1.698.140 1.642.400 1.542.020 1.439.220 1.451.550 1.513.080 1.430.290 1.437.060
8,22 7,75 7,32 7,25 7,32 6,7 4,53 3,99 4,53 4,83 6,23 8,36
3652145 3642809 3660298 3730101 3789058 3865758 3895835 3895116 4009857 4024153 4076294 4170731
5.253 5.331 5.843 6.234 6.680 6.782 5.880 6.154 6.45 6.68 6.53 8.130
102,25 104,82 104,04 104,94 105,73 108,37 105,22 100,05 95,89 86,13 76,96 60,55
1.444.640 1.528.780 1.573.540 1.588.310 1.610.810 1.597.470 1.673.420 1.689.820 1.667.560 1.634.120 1.661.050 1.686.380
6,96 6,29 6,38 6,79 7,15 7,26 7,26 7,18 6,83 6,25 4,89 3,35
4174826 4218123 4246361 4275711 4288369 4358802 4373208 4404085 4508603 4443078 4452324 4546743
8.050 9.040 8.810 9.130 8.858 8.858 8.163 8.585 7.720 7.192 6.495 6.280
47,45 54,93 52,83 57,42 62,5 61,3 54,43 45,72 46,29 46,96 43,13 36,56
1.714.970 1.743.170 1.740.980 1.617.100 1.670.660 1.579.190 1.544.970 1.423.060 1.343.920 1.409.560 1.397.990 1.450.610
4,14
4498361
6.275
29,92
1.448.830
94
februari maret april mei
4,42 4,45 3,6 3,33
4521951 4561074 4580760 4613593
7.188 6.994 7.683 7.225
31,05 37,34 40,75 45,98
1.511.470 1.559.120 1.574.600 1.563.510
95
Daftar Saham yang Masuk dalam Perhitungan Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 1 Juni 201 (Lampira Pengumuman BEI No.: Peng-0303/BEI.OPP/05-2016 tanggal 30 Mei 2016)
96
97
98
99
100
101
102