PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENGARUH MATA KULIAH PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK PAROKI TERHADAP PANGGILAN MAHASISWA MENJADI SEORANG KATEKIS DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Aditya Prabowo NIM: 111124012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI PENGART'H MATA KULIAH PROGRAM PENGALAMAN LAPAI\IGA}I PENDIDIKAIT AGAMA KATOLIK PAROKI TERIIADAP PANGGILAIi MAIIASISWA MtrNJAI}I SEORANG KATEKIS DI PROGRAM STUI}I PENI}IDIKAIY AGAMA KATOLIK I.]NTVERSITAS SANATA DIIARMA YOGYAKARTA
Oleh:
Adifa
Prabowo
NIh{: 1lll240l2
Telah riisetujui oleh:
Pembimbing
-.
,' r'/J-/
/
/lf,t
.,)
/.'.,.
,/ I
ti
Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A.
Tanggal 14 Januari 2016
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI PENGARUH MATA KULIAII PROGRAM PENGALAMAN LAPAF{GAN PENDIDIKAFI AGAMA KATOLIK PAROKI TER}IADAP PAI{GGILAI{ MAHASISWA MENJADI SEORANG KATEKIS DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAI\I AGAMA KATOLIK INTYERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA Dipersiapkan dan ditulis oleh
Aditya Prabowr:
NIM: 1lll240l2 Telah dipertalrankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 28
April
201 6
dari dinyatakan rnemenuhi syarat
SUSUNAN P.{NI'I'IA PENGIjJT Nama Ketua
: Ilrs. F.X. Heryatro W.V/., S.J., M.Ed.
Sekretaris
: Ycseph
Anggota
: l. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A"
Kristiantc, SFK., M.Fd.
2. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum. 3. P. Banyu Dewa Hs, S.Ag., M.Si.
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan kesehatan dan kekuatan selama penulisan skripsi ini, Untuk bapakku Ngatino, ibuku Maria Theodora Sri Lestari, adik-adik yang tercinta: Yohanes Bagus Wahyuda dan Kresensia Citra Senja Kinanti, serta kekasihku Maria Vinsensia Asriyati.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku? Maka sahutku: Inilah aku, utuslah aku!”
(Yes 6:8)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yattg telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,
z&
lqtl
Aditya Prabowo
VI
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
\-ans bertanda di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma \-aryaliarta:
\ama
:
Aditya Prabowo
\-IM
:
llll240l2
Drmi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Lniresitas
Sanata Dharma karya
FE\-GARTIH MATA
ilmiah sayayalgberjudul:
KULIAH
PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN
PE}{DIDIKAN AGAMA KATOLIK PAROKI TERHADAP PANGGILAN },fAHASISWA MENJADI SEORANG KATEKIS
DI
PROGRAM STUDI
Ptr}IDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA \-OGYAKARTA, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian sava memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan ''[ata alsndistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya nnaupun memberikan royalti kepada saya selamatetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta, 2$
foril
2016
Yang menyatakan
+4
{ditya Prabowo
v11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Skripsi ini berjudul PENGARUH MATA KULIAH PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK PAROKI TERHADAP PANGGILAN MAHASISWA MENJADI SEORANG KATEKIS DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA. Judul skripsi ini dipilih berdasarkan refleksi penulis terhadap mata kuliah PPL PAK Paroki yang ada di Prodi PAKUSD. Selain sebagai hasil refleksi, skripsi ini ditulis berdasarkan keingintahuan penulis mengenai peran mata kuliah PPL PAK Paroki terhadap mahasiswa yang telah melaksanakan PPL PAK Paroki secara khusus pada panggilan mereka sebagai katekis. Mata kuliah PPL PAK Paroki yang ada di Prodi PAK-USD merupakan mata kuliah yang berperan sebagai motor atau penggerak bagi mahasiswa supaya memiliki gambaran akan peran dan tugas seorang katekis yang dipanggil dan dipilih oleh Allah. Mata kuliah PPL PAK Paroki ini sangat penting bagi mahasiswa. Maka untuk mengetahui kontribusi mata kuliah PPL PAK Paroki penting bagi mahasiswa, penulis mengadakan penelitian di lapangan. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa IPPAK yang sudah menempuh mata kuliah PPL PAK Paroki. Instrumen yang penulis gunakan adalah kuesioner yang bersifat tertutup (closed questionare). Dalam penelitian tersebut terdapat dua bagian variabel dan dua variabel tersebut menjadi sasaran penulis dalam penelitian. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki memberi kontribusi bagi mahasiswa, yaitu membantu mahasiswa dalam menanggapi panggilannya sebagai katekis. Namun dalam hal kematangan atau kemantapan menjadi seorang katekis belum dirasakan oleh mahasiswa. Katekis adalah pembina iman. Katekis adalah orang beriman yang dipanggil secara khusus oleh Allah melalui Gereja diutus untuk memperkenalkan Kristus, menumbuh kembangkan dan mengembangkan iman umat baik dalam komunitas basis, teritorial maupun kategorial. Panggilan sebagai katekis adalah undangan Allah yang ditunjukan kepada manusia untuk menjadi seorang katekis yang mendapat tugas dari Gereja untuk memperkenalkan Kristus, menumbuhkan dan mengembangkan iman umat baik dalam komunitas basis, teritorial maupun kategorial. Seorang katekis perlu menyadari makna adikodrati dan gerejawi dari panggilannya Mengingat identitas mahasiswa adalah calon-calon katekis dan akan menjadi katekis, kemantapan dalam hal panggilan sangat penting bagi mereka, maka mata kuliah PPL PAK Paroki ini perlu ditingkatkan kembali agar semakin memberikan kontribusi bagi mahasiswa dalam memantapkan panggilannya sebagai katekis. Dalam rangka meningkatkan mata kuliah PPL PAK Paroki ini, penulis mengusulkan program rekoleksi model Shared Christian Praxis sebagai upaya meningkatkan kesadaran mahasiswa akan panggilannya sebagai seorang katekis. Rekoleksi ini dilaksanakan pada akhir semester yakni setelah mahasiswa melaksanakan PPL PAK Paroki di semester VI. viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT This thesis titled EFFECT OF COURSE PROGRAM FIELD EXPERIENCE RELIGIOUS EDUCATION STUDENTS CATHOLIC PARISH OF CALLS TO BE CATECHIST STUDY PROGRAM IN CATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION Sanata Dharma University in Yogyakarta. Thesis title have been based on reflection the author of the course PPL Parish PAK in Prodi PAK-USD. In addition as a result of reflection , this paper was written based on the author 's curiosity about the role of PPL Parish PAK courses to students who have carried out PPL Parish PAK specifically to their calling as a catechist. PPL Parish PAK courses in Prodi PAK-USD is a subject which acts as a motor or drive for students in order to have an overview of the role and duties of a catechist who are called and chosen by God. PPL Parish PAK course is very important for students. Then to determine the contribution of PPL PAK Parish subjects important for students, the authors conducted research in the field. This type of research that I use is quantitative. The sample was IPPAK students who are already taking courses PPL Parish PAK. The instrument that I use is a questionnaire that is closed (closed questionare). In that study, there are two variable and two variable parts that were targeted in the study author. Based on the research data showed that subjects PPL Parish PAK contribute to students, which helps students in response to his call as a catechist. But in terms of maturity or stability became a catechist has not been felt by the students. Catechists is a faith builder. Catechists are people of faith who are specifically called by God through the church sent out to introduce Christ, cultivate and develop the good faith of the people in the community base, territorial and categorical. Call as a catechist is God's invitation addressed to the man to be a catechist who had the duty of the Church to introduce Christ, to grow and develop the good faith of the people in the community base, territorial and categorical. A catechist need to recognize the supernatural and ecclesial significance of vocation. Given the identity of the students are candidates for catechists and will be catechists , stability in terms of the call is very important to them , then the course of this PPL Parish PAK needs to be scaled back in order to further contribute to the student in establishing vocation as catechist . In order to improve the course of this PPL Parish PAK, the authors propose a model program recollection Christian Shared Praxis as an effort to increase awareness of students will vocation as a catechist . This recollection held at the end of the semester the students carry after PPL Parish PAK in semester VI.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan anugerah yang berlimpah diberikan kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul PENGARUH MATA KULIAH
PROGRAM
PENGALAMAN LAPANGAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK PAROKI TERHADAP PANGGILAN MAHASISWA MENJADI SEORANG KATEKIS DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini lahir berawal dari refleksi penulis terhadap mata kuliah PPL PAK Paroki yang ada di Prodi PAK-USD dan berdasarkan keingintahuan penulis mengenai peran mata kuliah PPL PAK Paroki terhadap mahasiswa yang telah melaksanakan PPL PAK Paroki secara khusus pada panggilan mereka sebagai katekis. Sebagai hasilnya penulis tuangkan dalam bentuk karya ilmiah yaitu skripsi. Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan dukungan semua pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen utama penulisan skripsi dan sekaligus dosen pembimbing akademik, yang telah membimbing, meluangkan waktu, memberikan pengarahan, kritik dan saran serta motivasi kepada penulis dalam menyusun skripsi dari awal hingga akhir penulisan. 2. Drs. L. Bambang Hendarto Y., M.Hum., selaku dosen penguji kedua, yang penuh kesabaran dan tulus hati telah memberikan perhatian, dukungan,
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
motivasi dan masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi dari awal hingga akhir penulis. 3. P. Banyu Dewa Hs, S.Ag., M.Si., selaku dosen penguji ketiga, yang telah memberikan bimbingan, dukungan, motivasi dan masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi dari awal hingga akhir penulisan. 4. Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed., selaku Kaprodi dan Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd. selaku Wakaprodi, yang telah bersedia memberikan dukungan, perhatian dan motivasi kepada penulis selama belajar di Prodi PAK. 5. Keluarga tercinta Bapak Ngatino, Ibu Maria Theodora Srilestari, adik-adik tercinta Yohanes Bagus Wahyuda dan Krisensia Citra Senja Kinanti yang selalu dengan ketulusan hati mendokan dan memberikan dukungan sepenuhnya bagi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan. 6. Kekasihku Maria Vinsensia Asriyati, yang telah dengan setia mendampingi, mendoakan dan mendukung bersama-sama selama menempuh studi di Prodi IPPAK. 7. Segenap staf dosen dan karyawan Prodi PAK-USD yang begitu banyak membantu penulis dengan ilmu pengetahuan, perhatian, dukungan, bimbingan serta senyuman yang selalu menguatkan penulis menjalani proses studi di kampus IPPAK ini. 8. Sahabat-sahabat tercinta mahasiswa angkatan 2011 dan lintas angkatan yang telah mendukung dan berdinamika bersama dalam suka dan duka sehingga menciptakan suasana
kekeluargaan besar
persaudaraan.
xi
PAK
yang penuh dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9.
Teman-teman angkatan 2010,
20ll
dan 2012 yang dengan tulus membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Semua pihak yang telah terlibat yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu
terima kasih atas dukungan dan bantuanya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi kekurangan. Oleh karena
itu
penulis mengharapkan
ini
masih banyak
kritik dan
membangun dari setiap pembaca demi perbaikan skripsi
semoga skripsi
ini
saran yang
ini. Penulis berharap
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan.
Yogyakarta,
Z, A?fiI
Penulis,
Ar+ Aditya Prabowo
x11
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAM JUDUL ...........................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
MOTTO .........................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..........................................
vii
ABSTRAK .....................................................................................................
viii
ABSTRACT .....................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................
x
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN ...............................................................................
xviii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang .......................................................................................
1
B. Rumusan Permasalahan ..........................................................................
5
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................
5
D. Manfaat Penulisan ...................................................................................
6
1. Bagi Mahasiswa PAK-USD Yogyakarta ...........................................
6
2. Bagi Peneliti .......................................................................................
6
E. Metode Penulisan ....................................................................................
6
F. Sistematika Penulisan .............................................................................
7
BAB II. PENELITIAN TENTANG SITUASI MATA KULIAH PPL PAK PAROKI BAGI MAHASISWA DI PRODI IPPAK .......................
9
A. Gambaran Perkuliahan PPL PAK Paroki di IPPAK ...............................
10
1. Pembekalan Selama Kuliah Tatap Muka ...........................................
11
2. Membuat Persiapan Katekese ............................................................
12
3. Melaksanakan Katekese di Kelas .......................................................
13
4. Melaksanakan Katekese di Lingkungan .............................................
14
5. Refleksi dan Evaluasi PPL PAK Paroki .............................................
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Penelitian tentang Pengaruh Mata Kuliah PPL PAK Paroki ..................
16
1. Latar Belakang Penelitian ..................................................................
16
2. Permasalahan Penelitian .....................................................................
17
3. Tujuan Penelitian................................................................................
18
4. Metodologi Penelitian ........................................................................
18
a. Jenis Penelitian ..............................................................................
18
b. Tempat dan Waktu.........................................................................
19
c. Responden Penelitian ....................................................................
19
d. Variabel .........................................................................................
20
e. Tehnik Analisis Data .....................................................................
21
5. Hasil Penelitian dan Pembahasan .......................................................
22
a. Hasil Penelitian tentang Mata Kuliah PPL PAK Paroki................
22
1) Variabel Penelitian Mengenai Pengertian dan Proses Mata Kuliah PPL PAK Paroki ..................................................
23
2) Tujuan PPL PAK Paroki ...........................................................
25
3) Hambatan/Kesulitan dalam Mengikuti Proses Perkuliahan......
26
4) Variabel Penelitian Mengenai Panggilan Menjadi Katekis ......
27
5) Mata Kuliah PPL PAK Paroki dalam Membantu Mahasiswa dalam Menanggapi Panggilannya sebagai Katekis ...................
31
b. Pembahasan Hasil Penelitian .........................................................
34
1) Pengertian dan Proses Mata Kuliah PPL PAK Paroki ..............
34
2) Tujuan PPL PAK Paroki ...........................................................
36
3) Hambatan/Kesulitan dalam Mengikuti Proses Perkuliahan......
36
4) Panggilan Mahasiswa sebagai Katekis .....................................
36
5) Mata Kuliah PPL PAK Paroki dalam Membantu Mahasiswa dalam Menanggapi Panggilannya sebagai Katekis ...................
38
c. Kesimpulan ...................................................................................
41
BAB III. MATA KULIAH PPL PAK PAROKI SEBAGAI PENDUKUNG PANGGILAN MAHASISWA SEBAGAI KATEKIS DI PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK ...............
45
A. Gambaran Prodi IPPAK ..........................................................................
45
1. Sejarah Prodi IPPAK ..........................................................................
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prodi IPPAK ....................................
49
B. Mata Kuliah PPL PAK Paroki dalam Kurikulum ...................................
51
1. Kurikulum di Prodi PAK....................................................................
51
2. Tujuan dan Materi Mata Kuliah PPL PAK Paroki .............................
54
a. Tujuan Mata Kuliah PPL PAK Paroki ..........................................
54
b. Materi Mata Kuliah PPL PAK Paroki ...........................................
55
C. Panggilan Mahasiswa PAK Sebagai Katekis Paroki ..............................
56
1. Pengertian Umum Panggilan ..............................................................
57
2. Pengertian Panggilan Menurut Kitab Suci .........................................
57
3. Pengertian Katekis Paroki ..................................................................
58
a. Pengertian Panggilan Sebagai Katekis Paroki ...............................
59
b. Kekhasan Panggilan Katekis .........................................................
59
c. Peran Katekis Paroki .....................................................................
60
4. Tugas-tugas Katekis Paroki ................................................................
62
5. Spiritualitas Katekis ...........................................................................
63
a. Pengertian Spiritualitas ..................................................................
63
b. Spiritualitas Seorang Katekis.........................................................
65
c. Pengertian Spiritualitas Katekis.....................................................
66
d. Perlunya Spiritualitas bagi Katekis dengan Berguru pada Yesus Kristus ........................................................................
67
e. Macam-macam Spiritualitas Katekis Paroki .................................
68
1) Sedia Diutus ..............................................................................
68
2) Semangat Menggereja...............................................................
69
3) Menjadi Murid ..........................................................................
69
4) Berakar dan Berbuah ................................................................
70
5) Semangat Misioner ...................................................................
71
D. Peran Mata Kuliah PPL PAK Paroki Dalam Mendukung Panggilan Mahasiswa PAK Sebagai Katekis Paroki ...............................................
72
1. Mengembangkan Keterampilan dalam Melaksanakan Katekese .......
72
a. Keterampilan Berkomunikasi ........................................................
73
b. Keterampilan Berefleksi ................................................................
73
2. Memberi Sumbangan Pengetahuan tentang Katekese .......................
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Pengetahuan tentang Katekese ......................................................
74
b. Pengetahuan tentang Metode Katekese .........................................
75
c. Pengetahuan tentang Situasi/Keadaan Umat .................................
76
d. Pengetahuan menyangkut Konteks................................................
76
3. Memberi Sumbangan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) .......................................................................................
77
a. Pengertian Shared Christian Praxis (SCP) ...................................
77
1) Shared .......................................................................................
78
2) Christian ..................................................................................
79
3) Praxis .......................................................................................
80
a) Aktivitas ..............................................................................
81
b) Refleksi ...............................................................................
81
c) Kreativitas ...........................................................................
82
b. Langkah-langkah Shared Christian Praxis (SCP) ........................
82
1) Langkah 0: Pemusatan Aktivitas .............................................
82
2) Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta .........
83
3) Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta ................
84
4) Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani ................
85
5) Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkret ....................................................................................
86
6) Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret ....................
87
BAB IV. USULAN PROGRAM REKOLEKSI MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN MAHASISWA AKANPANGGILANNYA SEBAGAI SEORANG KATEKIS ................................................
88
A. Latar Belakang Penyusunan Program .....................................................
89
B. Alasan Pemilihan Tema ..........................................................................
90
C. Pedoman Pelaksanaan Program ..............................................................
92
1. Model Rekoleksi ................................................................................
92
2. Pendamping Rekoleksi .......................................................................
93
3. Peserta Rekoleksi ...............................................................................
93
4. Waku Rekoleksi .................................................................................
94
5. Sarana dan Metode Rekoleksi ............................................................
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Tempat ................................................................................................
95
D. Contoh Persiapan Rekoleksi Model Shared Chritian Praxis .................
95
1. Identitas .............................................................................................
95
2. Pemikiran Dasar .................................................................................
98
3. Pengembangan Langkah-langkah ......................................................
99
a. Pembukaan ....................................................................................
99
b. Doa Pembuka .................................................................................
100
c. Pengantar tema singkat ..................................................................
101
d. Sesi Pertama: “Mengungkapkan dan merefleksikan pengalaman dalam PPL PAK Paroki” ...............................................................
102
e. Sesi Kedua: “Menggali Pengalaman Iman dan Menerapkan Iman Dalam Panggilan Sebagai Katekis” ...............................................
102
f. Sesi Tiga: “Menerapkan Aksi Konkret Bagi Masa Depan Panggilan Katekis di Prodi IPPAK” ..............................................
105
g. Penutup ..........................................................................................
107
BAB V. PENUTUP ........................................................................................
108
A. Kesimpulan ............................................................................................
109
B. Saran .......................................................................................................
110
1. Bagi Prodi PAK ..................................................................................
111
2. Bagi Mata Kuliah PPL PAK Paroki ...................................................
111
a. Materi Mata Kuliah PPL PAK Paroki ...........................................
111
b. Pendamping Mata Kuliah PPL PAK Paroki ..................................
111
4. Bagi Mahasiswa .................................................................................
112
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
113
LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian ......................................
(1)
Lampiran 2: Surat Keterangan Selesai Penelitian ...................................
(2)
Lampiran 3: Contoh Kuesioner ..............................................................
(3)
Lampiran 4: Contoh Hasil Kuesioner Penelitian ....................................
(6)
DAFTAR SINGKATAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini diambil dari Kitab Suci Perjanjian Lama dan Penrjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka Pelita IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8.
B. Singkatan Dokumen Gereja AA
: Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.
AG
: Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner Gereja, 7 Desember 1965.
CT
: Catechesi Tradendae, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para Uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang Katekese Masa Kini, 16 Oktober 1979.
DKU
: Direktorium Kateketik Umum, Kongregasi Suci untuk Para Klerus, 24 Oktober 1991
GS
: Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.
LG
: Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.
RM
: Redemptoris Missio, Ensiklik Paus Yohanes Paulus II Mengenai Keabsahan Tetap Mandat Pengutusan Gereja, 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Desember 1990.
C. Singkatan Lain AKKI
:
Akademi Kateketik Katolik Indonesia
ASG
:
Ajaran Sosial Gereja
Baksos
:
Bakti Sosial
BAN
:
Badan Administrasi Negara
Dekdiknas
:
Departemen Pendidikan Nasional
DPP
:
Dewan Pengurus Paroki
FIPA
:
Fakultas Ilmu Pendidikan Agama
FKIP
:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
JP
:
Jam Pertemuan
IPPAK
:
Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
KAS
:
Keuskupan Agung Semarang
KLMTD
:
Kaum Lemah Miskin Tersingkir Divabel
Komkat
:
Komisi Kateketik
KWI
:
Konferensi Waligereja Indonesia
LPTK
:
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
MAWI
:
Majelis Agung Waligereja Indonesia
MBB
:
Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat
MKB
:
Mata Kuliah Keahliah Berkarya
MKK
:
Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan
MPB
:
Mata Kuliah Perilaku Berkarya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MPK
:
Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
PAK
:
Pendidikan Agama Katolik
PIA
:
Pendampingan Iman Anak
PKKI
:
Pertemuan Kateketik Antar Keuskupan Se-Indonesia
PPL
:
Program Pengalaman Lapangan
Prodi
:
Program Studi
PUSKAT
:
Pusat Kateketik
SJ
:
Serikat Jesus
SK
:
Surat Keputusan
SKS
:
Satuan Kredit Semester
STFK
:
Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik
USD
:
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengikuti arus perkembangan dan perubahan jaman (globalisasi dan demokratisasi). Demikian juga prodi PAK-USD selalu berusaha untuk merumuskan jati dirinya secara baru menuju perkembangan pembangunan hidup manusia yang modern di satu sisi dan perkembangan diri manusia. Nilai-nilai hidup manusia yang menekankan aspek pengetahuan, pembangunan dan pembinan hidup rohani bagi mahasiswa menjadi perhatian utama dan mendasar. Sebagai seorang yang nantinya akan mewartakan Sabda Allah dan menjadi pendidik iman bagi orang lain, mahasiswa ditempa dengan berbagai ilmu pengetahuan, pembinaan demi perkembangan kepribadian dan berbagai pengalaman lapangan yang dilakukan di paroki/Lingkungan atau pun di sekolah. Perkembangan aspek diri yang mendalam baik menyangkut hidup kerohanian adalah bagian terpenting dalam hidup manusia. Atas dasar kenyataan itu, selanjutnya melatih hidup rohani dengan melakukan katekese di Lingkungan merupakan bentuk aktual yang konkret dalam mengembangkan kemampuan kerohanian setiap pribadi manusia. Tujuan pendalaman iman sendiri ialah membangun Gereja (Lalu, 2005: 74). Manusia tidak diselamatkan sendiri-sendiri melainkan dipanggil sebagai anggota umat Allah. Dengan menjalankan katekese manusia dituntut untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
berbagi pengalaman iman akan Yesus Kristus. Dengan berdialog bersama yang dasarnya Kristus sendiri maka mengaktualisasikannya lewat sikap dan tindakan hidup sehari-hari. Calon katekis dituntut secara terus menerus untuk melatih hidup kerohanian dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di Lingkungan seperti kegiatan katekese. Menyadari pentingnya melatih hidup kerohani ini, maka PPL PAK Paroki merupakan salah satu mata kuliah yang tepat diberikan pada mahasiswa dalam rangka mempersiapkan diri menjadi seorang katekis. Persiapan diri yang dimaksud lebih ditekankan pada kemampuan memimpin katekese di Lingkungan seperti mengajak dan mendorong umat untuk berdialog, tanya jawab, sharing pengalaman iman, dan berefleksi mengenai pergulatan dan perjalan hidup masingmasing pribadi umat. Pergulatan hidup pribadi itu dapat dicurahkan dalam sebuah pertemuan katekese, sharing bersama yang menuju perkembangan iman bersama yang utuh. Pentingnya mengasah kemampuan menjadi seorang pemimpin/pemandu dalam suatu pertemuan katekese, menjadi ciri khas dalam mata kuliah PPL PAK Paroki. PPL PAK Paroki merupakan implementasi dari visi dan misi prodi PAK, yaitu membangun manusia yang berilmu dan bijaksana dalama rangka menyiapkan katekis yang terampil membantu sesama orang beriman dalam mengembangkan imannya. Adapun mahasiswa IPPAK itu terdiri dari biarawanbiarawati (suster, bruder) dan awam. Berkaitan dengan pengolahan ini, sebagai mahasiswa penulis mendapat kesan bahwa belum semua mahsiswa PAK bisa menjadi pemimpin/pemandu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dalam suatu pertemuan katekese secara baik dan mendalam (khususnya kaum awam). Selama ini pandangan umat beriman mengenai katekis adalah orang baik, beriman, tahu tentang ilmu agama, dan bisa memimpin suatu pertemuan katekese. Peristiwa demi peristiwa pun terjadi dalam dinamika kehidupan mahasiswa PAK. Ada beberapa mahasiswa yang bahkan jatuh ke dalam dunia pergaulan bebas. Mahasiswa merasa sudah dewasa, jauh dari orangtua mereka yang berasal dari luar pulau jawa, sehingga hidup di kota Yogyakarta seolah-olah menjadi suatu kebebasan yang lepas dari pengawasan orangtua. Akibatnya mereka lupa akan tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan oleh orangtuanya, akhirnya berpengaruh pada nilai dan prestasi akademik yang semakin menurun, kuliah pun menjadi tidak selesai tepat pada waktunya. Tentu saja kejadian ini menyedihkan perasaan banyak pihak, terutama orangtua. Penyesalan pun datang terlambat, namun sudah tidak berguna. Yang ada kini adalah mempertanggung jawabkannya secara penuh. Keprihatinan yang lainnya adalah kurangnya keterlibatan mahasiswa di Lingkungan. Pihak kampus mengharapkan agar para mahasiswa aktif terlibat dalam hidup menggereja, khususnya di Lingkungan tempat tinggal. Pada kenyataannya, mahasiswa hanya mau terjun ke Lingkungan apa bila ada tugas wajib dari kampus. Ada juga mahasiswa yang tidak jujur dalam melaksanakannya, mahasiswa sudah menyiapkan persiapan katekese yang akan dilaksanakan di suatu Lingkungan namun mereka tidak mempraktikannya. Padahal kesempatan itu merupakan suatu kesempatan untuk melatih seorang mahasiswa calon katekis dalam melaksanakan suatu pertemuan, bekal baik untuk melatih kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kerohanian diri berkumpul bersama dengan umat dan bersharing pengalaman iman. Namun masih ada mahasiswa yang tidak jujur dan tidak sungguh-sungguh melaksanakannya. Problem-problem semacam ini terjadi karena faktor pribadi dari calon katekis itu sendiri. Sejauh mana para mahasiswa menghayati motivasi menjadi katekis sebagai suatu pilihan (anugerah) berdasarkan iman yang mendalam dan kesadaran dari diri sendiri secara penuh. Sikap tidak jujur, malas, dan tidak peduli menyebabkan mahasiswa merasa terasing dan kesepian, tentu saja hal ini semakin memperburuk keadaan. Penulis mendapat kesan bahwa peristiwa-peristiwa itu mungkin tidak akan terjadi apa bila mahasiswa benar-benar mau jujur melakasanakan tugas-tugas dalam mata kuliah PPL PAK Paroki. Menyiapkan tenaga yang terampil dalam membangun hidup jemaat benarbenar dituntut kemampuan yang profesional dalam bidangnya, di Prodi PAK melalui mata kuliah PPL PAK Paroki berusaha menjawab kebutuhan tersebut. Artinya para calon katekis yang belajar di lembaga ini, sebagai kader internal Gereja akan diarahkan dan dilatih kemampuannya dalam memimpin suatu pertemuan katekese yang dilaksanakan di kelas dan di Lingkungan. Melalui mata kuliah PPL PAK Paroki mahasiswa diharapkan dapat menjadi seorang pribadi yang terampil dalam mempersiapkan dan memimpin suatu pertemuan katekese atau pendalaman iman, terlebih lagi mahasiswa juga diharapkan benar-benar menghayati panggilan hidupnya sebagai seorang katekis. Berdasarkan uraian di atas penulis perlu untuk mengetahui secara lebih jauh tentang PENGARUH MATA KULIAH
PROGRAM PENGALAMAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
LAPANGAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK PAROKI TERHADAP PANGGILAN MAHASISWA MENJADI SEORANG KATEKIS DI PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN
AGAMA
KATOLIK
UNIVERSITAS
SANATA
DHARMA YOGYAKARTA. Melalui penulisan ini penulis ingin merefleksikan kembali proses mata kuliah PPL PAK Paroki yang berlangsung di Prodi PAK USD.
B. Rumusan Permasalahan Dari beberapa keprihatinan yang diuraikan dalam latar belakang, maka dirumuskan permasalahan skripsi yakni: 1. Apa yang terjadi di PPL PAK Paroki? 2. Apa yang dimaksud dengan panggilan, katekis, peran katekis, tugas-tugas katekis, kekhasan panggilan katekis serta spiritualitas katekis? 3. Upaya-upaya apa yang perlu digunakan demi meningkatkan kesadaran mahasiswa akan panggilannya sebagai sebagai seorang katekis?
C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan apa yang terjadi di PPL PAK Paroki. 2. Menjelaskan arti dari panggilan, katekis, peran katekis, tugas-tugas katekis, kekhasan panggilan katekis, serta spiritualitas katekis. 3. Menjelaskan upaya-upaya yang perlu digunakan demi meningkatkan kesadaran mahasiswa akan panggilannya sebagai sebagai seorang katekis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Mahasiswa PAK-USD Yogyakarta Hasil penelitian ini akan sangat membantu dan meneguhkan para mahasiswa PAK dalam mencapai panggilannya sebagai seorang katekis dalam melaksanakan tugas dan karyanya kelak bila berada di tengah umat atau di Paroki dimana mereka berkarya dalam berkatekese ditengah umat.
2. Bagi Peneliti Dengan melaksanakan penelitian ini diharapkan pengetahuan dan pemahaman peneliti tentang pengaruh PPL PAK Paroki terhadap panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis di Prodi-PAK semakin diteguhkan. Selain itu, melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan bekal yang baik untuk peneliti dalam proses menjadi pewarta yang semakin berkompeten dan teguh akan panggilan.
E. Metode Penulisan Guna memperoleh data dan kajian yang mendukung penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif. Yang dimaksud dengan metode ini adalah suatu cara penulisan yang dilakukan dengan landasan pengalaman dan diperkaya kajian teori yang disertai dengan analisis tentang permasalahan yang dibahas. Penulisan ini juga disertai dengan data penelitian sederhana untuk mengetahui pengaruh mata kuliah PPL PAK Paroki terhadap panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis di Prodi PAK-USD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
F. Sistematika Penulisan Penulis PROGRAM
memilih
judul
PENGALAMAN
skripsi
PENGARUH
LAPANGAN
MATA
KULIAH
PENDIDIKAN
AGAMA
KATOLIK PAROKI TERHADAP PANGGILAN MAHASISWA MENJADI SEORANG KATEKIS DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA yang akan diuraikan dalam lima bab sebagai berikut: Bab I dalam skripsi ini adalah pendahuluan. Bab ini berisikan pendahuluan yang meliputi latar belakang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II ini adalah penelitian tentang situasi mata kuliah PPL PAK Paroki bagi mahasiswa di prodi PAK. Bab ini memaparkan tentang gambaran perkuliahan PPL PAK Paroki di PAK yang meliputi pembekalan selama kuliah tatap muka, membuat persiapan katekese, melaksanakan katekese di kelas, melaksanakan katekese di Lingkungan, refleksi dan evaluasi PPL PAK Paroki. Penelitian tentang pengaruh mata kuliah PPL PAK Paroki yang meliputi latar belakang penelitian, permasalahan penelitian dan tujuan penelitian. Metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu, responden, variabel, tehnik analisis data, hasil penelitian dan pembahasan, pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan. Bab III ini menuliskan tentang mata kuliah PPL PAK Paroki sebagai pendukung panggilan mahasiswa sebagai katekis di Prodi PAK. Pada bab ini penulis menggali lebih dalam kajian pustaka tentang tiga pembahasan yaitu mengenai gambaran Prodi PAK yang meliputi sejarah Prodi PAK, visi, misi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
tujuan dan sasaran Prodi PAK, kemudian mengenai mata kuliah PPL PAK Paroki dalam kurikulum yang meliputi kurikulum di prodi PAK. Bagian ketiga mengenai panggilan mahasiswa PAK sebagai katekis di Paroki yang meliputi pengertian umum panggilan, pengertian panggilan menurut Kitab Suci, pengertian katekis paroki, pengertian panggilan sebagai katekis paroki, kekhasan panggilan katekis, peran katekis paroki, tugas-tugas katekis paroki, spiritualitas katekis, pengertian spiritualitas, spiritualitas seorang katekis, pengertian spiritualitas katekis, perlunya spiritualitas bagi katekis dan macam-macam spiritualitas, dan tentang peran mata kuliah PPL PAK Paroki dalam mendukung panggilan mahasiswa PAK sebagai katekis paroki. Bab IV berisikan tentang usulan program rekoleksi model Shared Christian Praxis sebagai upaya meningkatkan kesadaran mahasiswa akan panggilannya sebagai katekis. Pada bab ini memaparkan mengenai usulan program yang meliputi latar belakang penyusunan program, alasan pemilihan tema, pedoman pelaksanaan program dan contoh persiapan rekoleksi model Shared Christian Praxis. Bab V ini berisikan tentang penutup. Bagian terakhir penulisan skripsi ini, menyampaikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan yang dibuat ini mencangkup mengenai isi dari bab I sampai bab IV. Saran yang dibuat ini berisikan masukanmasukan bagi Prodi PAK dan juga bagi mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II PENELITIAN TENTANG SITUASI MATA KULIAH PPL PAK PAROKI BAGI MAHASISWA DI PRODI IPPAK
Dalam rangka proses pewartaan Injil, Prodi IPPAK memberikan sumbangan keterlibatan dalam mengembangkan karya pastoral Gereja, dengan cara mendidik dan menghantarkan mahasiswa untuk menggali panggilannya sebagai katekis. Untuk menjadi pewarta kabar gembira seperti katekis di jaman sekarang ini bukanlah sesuatu yang mudah. Profesi yang menggeluti bidang kerohanian ini sangat membutuhkan keutamaan-keutamaan seperti sikap redah hati, mampu bekerja sama dengan orang lain, mampu menghargai hasil karya orang lain, dan mengerti orang-orang yang ada di sekitarnya. Keutamaankeutamaan semacam ini dibutuhkan tidak hanya saja agar dapat diterima dan menerima rekan kerja yang ada, tetapi juga untuk dapat mengerti dan memahami jemaat yang dilayani karena di dalam berproses bersama dengan umat memerlukan suasana yang komunikatif dan saling terbuka satu sama lain. Di dalam mata kuliah PPL PAK Paroki, mahasiswa diperkenalkan dan dilatih untuk menjadi seorang pemimpin suatu pertemuan katekese sebagai bentuk pelayanan dari tugas seorang katekis. Tujuan serta isi dari mata kuliah PPL PAK Paroki antara lain, mendalami dan melaksanakan pendalaman iman orang dewasa atau bisa disebut sebagai pertemuan katekese, yang membahas pokok-pokok tentang kekhasan tujuan, orientasi jemaat, sharing pengalamn iman, metode-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
metode dalam pendalamn iman orang dewasa, dan penerapannya dalam katekese umat, khususnya dalam model Shared Christian Praxis (Sumarno Ds., 2014: 1).
A. Gambaran Perkuliahan PPL PAK Paroki di IPPAK PPL PAK Paroki merupakan salah satu mata kuliah yang wajib dilaksanakan oleh semua mahasiswa di Prodi IPPAK, salah satu mata kuliah bersyarat yang dituntut untuk lulus dalam pelaksanaanya. Untuk bisa mengambil mata kuliah PPL PAK Paroki ini mahasiswa harus menempuh mata kuliah yang wajib lulus di semester-semester sebelumnya seperti mata kuliah Pengantar PAK Paroki, PAK Paroki dan Pastoral Paroki. Mata kuliah PPL PAK Paroki yang ada di Prodi PAK, mendalami dan mempersiapkan mahasiswa untuk melaksanaan katekese, khususnya katekese orang dewasa atau pendalaman iman orang dewasa. Mata kuliah PPL PAK Paroki memaparkan pokok-pokok tentang kekhasan tujuan, orientasi jemaat, sharing pengalaman iman, metode-metode dalam pendalaman iman orang dewasa, dan penerapannya dalam katekese umat khususnya dalam model Shared Christian Praxis (SCP). Maka tujuan mata kuliah PPL PAK Paroki membantu mahasiswa untuk menemukan perannya sebagai seorang pemimpin dalam katekese atau sebagai seorang katekis yang tugasnya sebagai pemimpin katekese yang terampil dalam melakasanakan suatu pertemuan katekese. Dengan melaksanakan PPL PAK Paroki, diharapkan mahasiswa semakin mantap akan panggilan hidupnya sebagai seorang katekis (Sumarno Ds., 2014: 1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Akan tetapi pada prosesnya mahasiswa masih mengalami hambatan atau kesulitan selama mengikuti proses perkuliahan. Hambatan atau kesulitan nampak dari luar diri yaitu ketika mahasiswa merasa bosan dengan metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajar mata kuliah PPL PAK Paroki, merasa bingung dan kesulitan dalam proses bimbingan, karena masing-masing dosen memiliki pandangan yang berbeda-beda. Sedangkan hambatan atau kesulitan yang nampak dari dalam diri yaitu rasa malas dan selalu menunda-nunda mengerjakan tugas, sehingga
dalam
melaksanakan
katekese
mahasiswa
belum
benar-benar
melaksanakan PPL PAK Paroki ini dengan jujur dan penuh tanggung jawab, masih banyak mahasiswa yang melaksanakan PPL PAK Paroki ini karena tuntutan kuliah. Maka tak jarang ketika mendapati mahasiswa yang tidak jujur dalam melakasanakan PPL PAK Paroki, mahasiswa belum benar-benar melaksanakan PPL sebagai suatu tuntutan panggilan menjadi seorang katekis.
1. Pembekalan Selama Kuliah Tatap Muka Mempersiapkan satuan pertemuan katekese memang tidak mudah, maka para dosen memberikan waktu khusus kepada mahasiswa untuk kuliah pembekalan/pelatihan tatap muka yang berlangsung selama 12-13 pertemuan. Dengan diadakannya pembekalan atau pelatihan diharapkan mahasiswa memahami maksud dan tujuan terselenggarakanya mata kuliah PPL PAK Paroki. Tujuan mata kuliah ini adalah mahasiswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang bermacam cara dan metode dalam pendalaman iman, khususnya pendalaman iman orang dewasa, sehingga mahasiswa memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
keterampilan untuk melaksanakan pendalaman iman umat dalam tingkat paroki (Sumarno Ds., 2014: 2). Kuliah PPL PAK Paroki menawarkan model katekese yang dapat digunakan mahasiswa dalam melakasanakan katekese di Lingkungan, seperti model pengalaman hidup, model biblis, model campuran biblis dan pengalaman hidup, dan model Shared Christian Praxis (SCP). Dengan adanya berbagai model katekese tersebut diharapkan mahasiswa dapat menguasai salah satu yang ditawarkan dalam perkuliahan PPL PAK Paroki. Dalam perkuliahan PPL PAK Paroki ini, mahasiswa hanya difokuskan dalam model katekese yang dapat merangkul semua kalangan, dari orang muda, orang dewasa bahkan para orang tua yang sudah lanjut usia yaitu berfokus dengan model Shared Christian Praxis (SCP). Mahasiswa diwajibkan untuk menempuh mata kuliah ini di semester VI dengan kuliah tatap muka sebagai pembekalan, kemudian mahasiswa dituntut agar melakasanakan katekese di Lingkungan umat.
2. Membuat Persiapan Katekese Sebelum mempraktikan katekese mahasiswa harus membuat satuan persiapan katekese yang akan dipraktikan di Lingkungan, persiapan PPL PAK Paroki dibuat sebanyak 2 (dua) lembar, 1 (satu) lembar persiapan diserahkan kepada dosen pembimbing dalam bentuk lembar yang asli bukan fotocopy dan 1 (satu) lembar untuk mahasiswa yang bersangkutan sendiri. Dalam pembuatan satuan persiapan PPL PAK Paroki, tema yang akan digunakan dalam pelaksanakaan katekese pada prinsipnya diambil dari bacaan Injil pada hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pelaksanaan PPL PAK Paroki yang ditentukan. Namun, mahasiswa bisa menggunakan tema dan bacaan dari Kitab Suci yang lain apabila ada permintaan secara tertulis dari pimpinan umat di mana PPL PAK Paroki yang akan dilaksanakan. Dalam membuat satuan persiapan mahasiswa harus mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing minimal 1 (satu) minggu sebelum pelaksanaan katekese. Mahasiswa bisa melaksanakan katekese bila satuan persiapan sudah mendapatkan persetujuan dengan tandatangan dari dosen pembimbing, minimal memperoleh tanda tangan pensil dengan konsekuensi harus direvisi, atau dengan tanda tangan pena atau tanpa direvisi (Sumarno Ds., 2014: 40).
3. Melaksanakan Katekese di Kelas Mata kuliah PPL PAK Paroki memberikan banyak kesempatan bagi semua mahasiswa di semester VI untuk melaksanakan katekese secara langsung di hadapan dosen pembimbing dan teman-teman kelompok. Proses yang berlangsung selama melaksanakan katekese di kelas dilaksanakan satu minggu sekali, dengan syarat mahasiswa sudah membuat satuan persiapan PPL PAK Paroki. Bacaan Injil yang diguanakan untuk melaksanakan katekese di kelas, diambil dari hari Minggu sebelum PPL Kelas yang ditentukan. Tujuan dilaksanakannya PPL di kelas selain sebagai bekal yang berguna untuk secara langsung melaksanakan PPL PAK Paroki yaitu di Lingkungan tempat tinggal umat, juga sebagai pembelajaran bagi mahasiswa pelaksana katekese dalam mengasah kemampuan atau keterampilan berbicara dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
menguasai alat atau sarana yang ada. Dengan melaksanakan PPL di kelas juga untuk melihat sejauh mana mahasiswa pelaksana katekese di kelas diuji kemampuannya, semangat dan tenang menghadapi kemungkinan terburuk serta yang paling terpenting melihat sejauh mana mahasiswa pelaksana katekese di kelas mampu mewartakan Yesus.
4. Melaksanakan Katekese di Lingkungan Mata kuliah PPL PAK Paroki tidak berhenti dengan melaksanakan katekese di kelas saja. Setelah melaksanakan katekese di kelas dan sudah mendapatkan sedikit pengalaman bersama teman-teman di kelas, para mahasiswa dituntut untuk terjun langsung ke Lingkungan tempat tinggal umat. Tujuan dari melaksanakan katekese di Lingkungan tempat tinggal umat antara lain yaitu diharapkan para mahasiswa mendapatkan
banyak pengalaman terutama
pengalaman berlajar bersama-sama dengan umat, pengalaman memimpin pendalman iman dengan model katekese yang ditawarkan, pengalaman melatih keterampilan, serta yang paling penting pengalaman untuk mengasah panggilan masing-masing mahasiswa menjadi seorang katekis bersedia untuk melayani umat. Dalam melaksanakan katekese di Lingkungan mahasiswa tidak lepas begitu saja, melainkan ada seorang evaluator dan pendukung. Seorang evaluator ini tidak dipilih oleh dosen, melainkan dipilih sendiri oleh mahasiswa yang bersangkutan. Evaluator ini diwajibkan adalah mahasiswa yang masih menempuh mata kuliah PPL PAK Paroki, atau mahasiswa yang sudah menempuh mata kuliah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
PPL PAK Paroki. Sedangkan pendukung merupakan mahasiswa semester IV yang sedang menempuh mata kuliah PAK Paroki, hal ini bertujuan agar mahasiswa semester IV memperoleh pengalaman atau gambaran tentang ber-PPL PAK Paroki.
5. Refleksi dan Evaluasi PPL PAK Paroki Melalui PPL PAK Paroki mahasiswa merasa semakin diperkaya dengan berbagai pengalaman baru. Pengalaman-pengalaman baru masing-masing mahasiswa dituliskan di dalam sebuah kertas refleksi. Refleksi ini nantinya akan menjadi sebuah pegangan agar selalu direfleksikan oleh masing-masing mahasiswa. Secara keseluruhan banyak refleksi mahasiswa yang mengatakan bahwa PPL PAK Paroki ini sangat membantu mereka dalam melaksanakan kegiatan katekese, selain membantu dalam menyelesaikan tugas karena tuntutan matakuliah, juga membantu dalam hal melatih keterampilan masing-masing mahasiswa dan juga membantu melatih berkomunikasi dengan umat. Adapun pokok-pokok yang direfleksikan oleh pelaksana katekese yaitu tema, tujuan, proses pengembangan langkah-langkah, komunikasi iman, sarana dan metode, suasana katekese dalam kelompok, tanggapan dan keterlibatan peserta, penguasaan bahan dan hal-hal yang perlu ditingkatkan untuk pelaksanaan katekese berikutnya. Setelah melaksanakan katekese bersama umat, mahasiswa pelaksana katekese juga harus mengadakan evaluasi, evaluasi dilakukan bisa bersama dengan umat/umum bisa juga bersama teman yang dipilih menjadi evaluator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Tujuan diadakanya evaluasi antara lain untuk mengukur kesesuaian tema yang digunakan, tujuan/rencana dengan kenyataan yang ada dan menyusun perbaikan untuk pelaksanaan katekese berikutnya. Adapun pokok-pokok yang dievaluasi yaitu mengenai tema katekese, tujuan katekse, jalannya pertemuan katekese, keterampilan katekis, tanggapan peserta katekese, kesan dan sarana untuk perbaikan lebih lanjut serta hal-hal yang perlu ditingkatkan dalam katekese berikutnya (Sumarno Ds., 2014: 30)
B. Penelitian tentang Pengaruh Mata Kuliah PPL PAK Paroki Pada bagian ini akan menguraikan mengenai seberapa besar pengaruh mata kuliah PPL PAK Paroki dalam upaya meningkatkan panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis di Prodi IPPAK USD. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya, penulis mengadakan penelitian untuk mahasiswa di Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang di dalamnya menguraikan tentang latar belakang penelitian, permasalahan penelitian, tujuan penelitian dan metodologi penelitian.
1. Latar Belakang Penelitian Penulis merasa prihatin melihat sebagian mahasiswa (khususnya mahasiswa awam) di prodi PAK yang kurang mendalami panggilannya sebagai katekis. Penulis melihat ada beberapa permasalahan yang mereka hadapi. Permasalahan itu misalnya seperti mereka sulit meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan di Lingkungan, mereka disibukkan oleh kegiatan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
masing-masing. Mereka mengikuti kegiatan di Lingkungan bila hanya ada tugas dari kampus saja, misalnya tugas dalam mata kuliah PPL PAK Paroki, dan yang lebih memprihatinkan lagi masih ada mahasiswa yang tidak jujur dalam melaksanakan tugasnya itu, contoh kecilnya ketika membuat satuan pertemuan mereka tidak membuat satuan pertemuan itu dengan sungguh-sungguh atau dengan hasil karya sendiri melainkan hanya copy paste pekerjaan yang sudah ada atau dari kakak tingkat. Sikap tidak jujur lain yaitu memang mereka sudah mempersiapkan persiapan pelaksanaan suatu pertemuan katekese, namun pada pelaksanaannya ada mahasiswa yang tidak melaksanakannya, melainkan hanya meminta tandatangan dan cap agar terlihat sudah melaksanakan pertemuan itu. Hal itu lah yang sangat memprihatinkan dari situasi mahasiswa sekarang ini. Padahal kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di Lingkungan sangatlah baik demi memperkuat dan meneguhkan panggilan mahasiswa sebagai katekis, dan juga sebenarnya tugastugas yang diberikan dari pihak kampus juga sangat bagus dan sangat membantu misalnya tugas PPL PAK PAK Paroki, mahasiswa diminta menjadi seorang pemimpin pertemuan katekese, tugas-tugas itu sangatlah baik demi meneguhkan akan panggilannya sebagai katekis.
2. Permasalahan Penelitian a. Bagaimana pandangan mahasiswa IPPAK tentang pengertian mata kuliah PPL PAK Paroki? b. Bagaimana pandangan mahasiswa PAK tentang tujuan mata kuliah PPL PAK Paroki?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. Bagaimana pandangan mahasiswa PAK tentang hambatan/kesulitan selama mengikuti proses mata kuliah PPL PAK Paroki? d. Sejauh mana peran mata kuliah PPL PAK Paroki dalam membantu mahasiswa untuk memupuk panggilan sebagai seorang katekis di paroki?
3. Tujuan Penelitian a. Mengetahui pandangan mahasiswa PAK mengenai pengertian mata kuliah PPL PAK Paroki. b. Mengetahui pandangan mahasiswa PAK mengenai tujuan mata kuliah PPL PAK Paroki. c. Mengetahui pandangan mahasiswa PAK mengenai hambatan/kesulitan dalam mengikuti proses mata kuliah PPL PAK Paroki d. Mengetahui sejauh mana peran mata kuliah PPL PAK Paroki dalam membantu mahasiswa memupuk panggilan sebagai seorang katekis di paroki
4. Metodologi Penelitian Bagian ini akan menguraikan metodologi penelitian yang mencakup beberapa hal antara lain jenis penelitian, tempat dan waktu, responden, variabel serta pembahasan hasil penelitian.
a. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat ex-post facto. Riduwan (2010:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
50) mengutip pendapat Sugiyono bahwa penelitian ex-post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Untuk memperoleh data penelitian, penulis menggunakan kuesioner. Metode kuesioner tipe pilihan merupakan suatu tehnik pengumpulan
dengan
menyerahkan
atau
mengirimkan
daftar
pertanyaan/pernyataan untuk diisi oleh responden (Sutrisno Hadi, 2004: 178). Jenis kuesioner yang digunakan yaitu kuesioner tertutup (closed questionare), artinya kuesioner disusun dengan menyediakan pilihan jawaban, sehingga responden hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
b. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Kampus Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Jl. Ahmad Jazuli no. 02, Kotabaru-Yogyakarta. Sedangkan waktu pelaksanaannya adalah bulan Juli 2015.
c. Responden Penelitian Responden penelitian adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristis tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (Hasan Iqbal, 2002: 58). Sedangkan populasi adalah keseluruhan subjek peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa PAK-USD dari angkatan 2010 sampai dengan angkatan 2012 yang sudah menempuh mata kulaih PPL PAK Paroki di semester VI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Peneliti mengambil sampel dengan menggunakan tehnik sampling insidental. Pengambilan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2009: 85). Berdasarkan presensi mata kuliah PPL PAK Paroki, jumlah mahasiswa angkatan 2010/2011 yaitu sebanyak 39 mahasiswa, jumlah mahasiswa angkatan 2011/2012 yaitu sebanyak 41 mahasiwa, dan jumlah mahasiswa angkatan 2012/2013 yaitu sebanyak 65 mahasiswa. Jadi total jumlah mahasiswa dari tiga angkatan tersebut sebanyak 145 mahasiswa. Dari setiap angkatan dipilih 25 mahasiswa dari setiap angkatan yang dipandang kaya akan informasi untuk dijadikan sebagai bahan studi yang mendalam (Azwar Saifuddin 2006: 01). Maka berdasarkan cara ini, peneliti mengambil subyek penelitian dengan komposisi jumlah responden terdiri dari angkatan 2010/2011 dipilih 25 mahasiswa, 2011/2012 dipilih 25 orang mahasiswa, dan angkatan 2012/2013 dipilih 25 orang mahasiswa, jadi jumlahnya yaitu 75 orang mahasiswa.
d. Variabel Variabel adalah gejala-gejala yang menunjukan variasi, baik dalam jenis maupun dalam tingkat (Sutrisno Hadi, 2012: 250). Aspek-aspek yang akan diteliti sehubungan dengan upaya meningkatkan panggilan mahasiswa PAK-USD sebagai seorang katekis. Penulis mengelompokkan varibel dalam penilitian ke dalam tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Tabel 1. Variabel Penelitian Tentang Mata Kuliah PPL PAK Paroki No 1 2 3
Aspek variabel Item Soal Pengertian dan proses mata 1,2,3,4,5, kuliah PPL PAK Paroki 6,7,8,9,10 Tujuan PPL PAK Paroki 11,12,13 Hambatan/Kesulitan dalam 14,15,16,17 mengikuti proses perkuliahan Jumlah Soal
Jumlah 10 3 4 17
Tabel 2. Variabel Penelitian Mengenai Panggilan menjadi Katekis No 1
2
Aspek variabel Panggilan mahasiswa sebagai katekis
Item Soal 18,19,20, 21,22,23,24 25,26,27 Mata kuliah PPL PAK Paroki 28,29,30,31, dalam membantu mahasiswa 32,33,34, dalam menanggapi 35,36,37,38, panggilanya sebagai katekis 39,40 Jumlah Soal
Jumlah 10
13
23
e. Tehnik Analisis Data Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari sumber yakni kuesioner. Setelah mendapat data, peneliti mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga
tetap
berada
di
dalamnya.
Untuk
selanjutnya
peneliti
mengkategorisasikan serta melakukan koding. Sebagai tahap akhir peneliti mengadakan pemeriksaan data kembali setelah itu menafsirkan data dan memakai dalam bentuk teori yang sesungguhnya berdasarkan hasil penelitian (Sugiono, 2019 : 149). Dalam memperoleh prosentase suara responden diperoleh dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
cara membagi frekuensi suara responden (F) dengan jumlah responden keseluruhan (N) kemudian dikalikan dengan 100% atau dengan rumus:
Keterangan: F : Suara Responden N : Jumlah Respomden
5. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bahasan ini, akan menjelaskan hasil penelitian yang telah dilakukan kemudian akan membahas hasil dari penelitian tersebut. Penelitian tentang pengaruh mata kuliah PPL PAK Paroki terhadap panggilan mahasiswa sebagai katekis di prodi PAK-USD. Penelitian ini dilakukan guna untuk melihat sejauh mana mata kuliah PPL PAK Paroki berpengaruh dan membantu mahasiswa dalam menanggapi panggilannya sebagai katekis.
a. Hasil Penelitian Tentang Mata Kuliah PPL PAK Paroki Melalui penelitian dengan cara penyebaran kuesioner langsung kepada mahasiswa yang sudah mengalami dan menempuh mata kuliah PPL PAK Paroki menghasilkan sebuah data temuan. Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 75 kuesioner yang tersebar secara tersusun atau dikhususkan untuk angkatan 2012/2013, angkatan 2011/2012, dan angkatan 2010/2011 sehingga mampu terkumpul semua dengan jumlah yang sama dengan apa yang sudah direncanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
1) Variabel Penelitian Mengenai Pengertian dan Proses Mata Kuliah PPL PAK Paroki Tabel 3. Pengertian dan Proses Mata Kuliah PPL PAK Paroki (N: 75) No. Pernyataan (1) (2) 1 Mata kuliah PPL PAK Paroki mendalami dan melaksanakan pendalaman iman orang dewasa
2 (1)
Mata kuliah PPL PAK Paroki mengajarkan mahasiswa dalam hal (2) Berkatekese
3
PPL PAK Paroki adalah mata kuliah yang mengajarkan tentang bermacam cara dan metode berkatekese
4
PPL PAK Paroki merupakan mata kuliah yang mengajarkan keterampilan untuk melaksanakan pendalaman iman umat
5
Mahasiswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman selama mengikuti proses mata kuliah PPL PAK Paroki
6
Mahasiswa dituntut untuk mengikuti proses pelatihan/pembekalan dengan kuliah tatap muka di kelas
7
Mata kuliah PPL PAK Paroki menuntut mahasiswa untuk melaksanakan praktik di kelas dan di lingkungan
8
Pelaksanaan praktik di lingkungan
Pilihan (3) SS S R TS STS SS S (3) R TS STS
Jumlah (4) 33 36 6 0 0 41 33 (4) 1 0 0
% (5) 44 48 8 0 0 54,7 44 (5) 1,3 0 0
SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS
34 35 5 1 0 35 40 0 0 0 38 33 3 1 0 46 28 1 0 0 45 21 8 1 0 32
45,3 46,7 6,7 1,3 0 46,7 53,3 0 0 0 50,7 44 4 1,3 0 61,3 37,4 1,3 0 0 60 28 11 1,3 0 42,7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
(1)
(2) mengharuskan mahasiswa praktikan di dampingi oleh pendukung pelaksanaan dari semester IV
9
Mata kuliah PPL PAK Paroki menuntut mahasiswa untuk melakukan praktik minimal 4 kali
10
Mahasiswa yang ditunjuk sebagai evaluator maupun sebagai pendukung sangat membantu dalam perbaikan pelaksanaan praktik berkatekese
(3) S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS
(4) 28 13 2 0 36 24 10 5 0 27 36 11 1 0
(5) 37,4 17,3 2,6 0 48 32 13,3 6,7 0 36 48 14,7 1,3 0
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner diketahui beberapa pengertian mengenai PPL PAK Paroki. Sebanyak (44%) mahasiswa sangat setuju dan (48%) setuju bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki mendalami dan melaksanakan pendalaman iman orang dewasa. Kemudian sebanyak (54,7%) mahasiswa sangat setuju bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki mengajarkan mahasiswa dalam hal berkatekese. Selain itu, mata kuliah PPL PAK Paroki mengajarkan tentang bermacam cara dan metode berkatekese. Sebanyak (45,3%) mahasiswa sangat setuju dan (46,7%) setuju dengan pernyataan tersebut. Kemudian sebanyak (46,7%) mahasiswa sangat setuju dan (53,3%) setuju bahwa PPL PAK Paroki merupakan mata kuliah yang mengajarkan keterampilan untuk melaksanakan pendalaman iman umat. Melalui mata kuliah PPL PAK Paroki, mahasiswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman. Sebanyak (50,7%) mahasiswa sangat setuju dan (44%) setuju dengan pernyataan ini. Sebanyak (61,3%) mahasiswa sangat setuju dan (37,4%) setuju bahwa dalam melaksanakan PPL
PAK
Paroki,
mahasiswa
dituntut
untuk
mengikuti
proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
pelatihan/pembekalan dengan tatap muka di kelas. Selain itu, (60%) mahasiswa sangat setuju bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki menuntut mahasiswa untuk melaksanakan praktik di kelas dan lingkungan. Sebanyak (42,7%) mahasiswa sangat setuju dan (34,7%) setuju bahwa pelaksanaan
praktik
di
lingkungan
mengharuskan
mahasiswa
praktikan
didampingi oleh pendukung pelaksanaan dari semester IV. Pelaksanaan praktik katekese dilaksanakan sebanyak minimal 4 kali. Sebanyak (48%) mahasiswa sangat setuju dan (32%) mahasiswa setuju dengan pernyataan tersebut. Kemudian sebanyak (36%) mahasiswa sangat setuju serta (48%) setuju bahwa mahasiswa yang ditunjuk sebagai evaluator maupun pendukung sangat membantu dalam perbaikan praktik berkatekese.
2) Tujuan PPL PAK Paroki Tabel 4. Tujuan PPL PAK Paroki (N= 75) No. Pernyataan (1) (2) 11 Mata kuliah PPL PAK Paroki bertujuan untuk membantu mahasiswa mengetahui berbagai jenis model-model katekese
12
Matakuliah PPL PAK Paroki menuntut mahasiswa supaya mampu melaksanakan katekese
13
Mata kuliah PPL PAK Paroki bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa agar terampil dalam melakasanakan suatu pertemuan katekese
Pilihan (3) SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS
Jumlah (4) 29 33 12 1 0 38 33 4 0 0 41 32 1 1 0
% (5) 38,7 44 16 1,3 0 50,7 44 5,3 0 0 54,7 42,7 1,3 1,3 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Tujuan PPL PAK Paroki adalah untuk membantu mahasiswa mengetahui berbagai jenis model-model katekese. Sebanyak (38,7%) mahasiswa sangat setuju, (44%) mahasiswa setuju, (16%) mahasiswa ragu-ragu dan (1,3%) mahasiswa tidak setuju dengan pernyataan ini. Sedangkan sebanyak (50,7%) mahasiswa sangat setuju, (44%) mahasiswa setuju dan (5,3%) mahasiswa raguragu bahwa matakuliah PPL PAK Paroki menuntut mahasiswa supaya mampu melaksanakan katekese. Tujuan lain dari PPL PAK Paroki adalah untuk mempersiapkan mahasiswa agar terampil dalam melaksanakan suatu pertemuan katekese. Sebanyak (54,7%) mahasiswa sangat setuju, (42,7%) setuju, (1,3%) mahasiswa ragu-ragu dan (1,3%) tidak setuju dengan pernyataan ini.
3) Hambatan/Kesulitan dalam Mengikuti Proses Perkuliahan Tabel. 5 Hambatan/Kesulitan dalam Mengikuti Proses Perkuliahan (N= 75) No. Pernyataan (1) (2) 14 Metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajar mata kuliah PPL PAK Paroki terlalu sulit
15
Jadwal pertemuan mata Kuliah PPL PAK Paroki terlalu sedikit
16
Sedikitnya waktu untuk bertemu dosen pembimbing/bimbingan dalam mempersiapkan satuan pertemuan katekese
Pilihan (3) SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS
Jumlah (4) 3 17 29 21 5 2 14 30 26 3 14 21 19 20 1
% (5) 4 22,6 38,7 28 6,7 2,7 18,7 40 34,6 4 18,7 28 25,3 26,7 1,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
(1) 17
(2) Saya terkadang masih merasa bingung dan kesulitan dalam proses bimbingan, karena masing-masing dosen memiliki pandangan yang berbeda-beda
(3) SS S R TS STS
(4) 30 32 10 3 0
(5) 40 42,7 13,3 4 0
Pendapat mahasiswa mengenai hambatan dalam proses perkuliahan yang berkaitan dengan metode pembelajaran cukup beragam. Sebanyak 4% mahasiswa sangat setuju, (22,6%) mahasiswa setuju, (38,7%) ragu-ragu, (28%) tidak setuju dan (6,7%) mahasiswa sangat tidak setuju bahwa metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajar mata kuliah PPL PAK Paroki terlalu sulit. Hambatan dari segi jadwal kuliah menunjukkan (2,7%) mahasiswa yang sangat setuju, (18,7%) mahasiswa setuju, (40%) mahasiswa ragu-ragu, (34,6%) tidak setuju dan (4%) sangat tidak setuju bahwa jadwal pertemuan mata Kuliah PPL PAK Paroki terlalu sedikit. Kemudian, (18,7%) mahasiswa sangat setuju, (28%) setuju, (25,3%) ragu-ragu dan (1,3%) mahasiswa sangat tidak setuju bahwa sedikitnya waktu untuk bertemu dosen pembimbing/bimbingan dalam mempersiapkan satuan pertemuan katekese. Dalam proses bimbingan masih terdapat (40%) mahasiswa yang sangat setuju, (42,7%) mahasiswa setuju, (13,3%) ragu-ragu dan (4%) tidak setuju bahwa meraka terkadang masih merasa bingung dan kesulitan karena masing-masing dosen memiliki pandangan yang berbeda-beda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
4) Variabel Penelitian mengenai Panggilan menjadi Katekis Tabel 6. Panggilan Mahasiswa sebagai Katekis (N= 75) No. Pernyataan (1) (2) 18 Katekis dipanggil untuk mewartakan sabda, merenungkan sabda dan memberi kesaksian atas sabda
19
Bagi seorang katekis kesadaran akan tugas sebagai suatu panggilan merupakan unsur esensial atau paling pokok sebagai seorang yang terpanggil
20
Katekis adalah orang yang berkarya dalam karya pewartaan Gereja
21
Sebagai pewarta sabda katekis dituntut untuk memahami ajaran tentang iman katolik dan memiliki hidup yang baik meliputi rela berkorban, hidup sederhana, rendah hati, dan semangat melayani Katekis harus mampu mengkomunikasikan imannya dan membatu memperkembangkan iman umat yang dipercayakan kepadanya lewat aneka bentuk kegiatan Katekis yang menyadari akan tugasnya dituntut untuk terbuka pada kehendak Allah bersedia untuk terus belajar sehingga pewartaanya dipertanggugjawabkan Berkatekese merupakan tugas utama dari seorang katekis
22
23
24
25
Mata kuliah PPL PAK Paroki sungguh membantu saya dalam melaksanakan tugas dan karya di tengah-tengah umat
Pilihan (3) SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS
Jumlah (4) 23 41 11 0 0 23 42 10 0 0 30 35 5 5 0 40 30 5 0 0 31 39 5 0 0 31 41 3 0 0 18 30 15 10 2
% (5) 30,6 54,7 14,7 0 0 30,6 56,1 13,3 0 0 40 46,6 6,7 6,7 0 53,3 40 6,7 0 0 41,3 52 6,7 0 0 41,3 54,7 4 0 0 24 40 20 13,3 2,7
SS S R
26 41 3
34,6 54,7 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(1)
(2)
26
Bagi seorang katekis berkatekese berarti merencanakan katekese, menjalankan proses katekese, mengevaluasi proses katekese dan menindak lanjuti proses katekese Dalam berkatekese katekis dituntut untuk memiliki sikap percaya diri dan berkomitmen yang tinggi
27
(3) TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS
(4) 5 0 26 39 10 0 0 36 28 11 0 0
(5) 6,7 0 34,7 52 13,3 0 0 48 37,3 14,7 0 0
Pada pernyataan 18 diketahui bahwa (30,6%) mahasiswa sangat setuju, (54,7%) setuju dan (14,7%) mahasiswa ragu-ragu bahwa katekis dipanggil untuk mewartakan sabda, merenungkan sabda dan memberi kesaksian atas sabda. Kemudian sebanyak (30,6%) mahasiswa sangat setuju, (56,1%) setuju dan (13,3%) ragu-ragu bahwa bagi seorang katekis kesadaran akan tugas sebagai suatu panggilan merupakan unsur esensial atau paling pokok sebagai seorang yang terpanggil. Katekis adalah orang yang berkarya dalam karya pewartaan Gereja. Sebanyak (40%) mahasiswa sangat setuju, (46,6%) mahasiswa setuju, (6,7%) ragu-ragu dan (6,7%) mahasiswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Pernyataan 21 menunjukkan bahwa (53,3%) mahasiswa sangat setuju, (40%) setuju dan (6,7%) mahasiswa ragu-ragu bahwa sebagai pewarta sabda katekis dituntut untuk memahami ajaran tentang iman katolik dan memiliki hidup yang baik meliputi rela berkorban, hidup sederhana, rendah hati, dan semangat melayani.
Sedangkan
dalam
pernyataan
katekis
harus
mampu
mengkomunikasikan imannya dan membantu memperkembangkan iman umat yang dipercayakan kepadanya lewat aneka bentuk kegiatan, sebanyak (41,3%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
mahasiswa sangat setuju, (52%) setuju dan (6,7%) mahasiswa masih merasa ragu-ragu. Pada pernyataan 23 diketahhui bahwa (41,3%) mahasiswa sangat setuju, (54,7%) setuju dan (4%) mahasiswa ragu-ragu bahwa katekis yang menyadari akan tugasnya dituntut untuk terbuka pada kehendak Allah bersedia untuk terus belajar sehingga pewartaannya dipertanggungjawabkan. Selain itu, sebanyak (24%) mahasiswa sangat setuju, (40%) setuju, (20%) ragu-ragu, (13,3%) tidak setuju dan (2,7%) mahasiswa sangat tidak setuju bahwa berkatekese merupakan tugas utama dari seorang katekis. Dalam melaksanakan panggilan sebagai katekis, sebanyak (34,6%) mahasiswa sangat setuju, (54,7%) mahasiswa setuju, (4%) mahasiswa ragu-ragu dan (6,7%) tidak setuju bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki sungguh membantu dalam melaksanakan tugas dan karya di tengah-tengah umat. Pernyataan 26 menunjukkan (34,7%) mahasiswa sangat setuju, (52%) mahasiswa setuju dan (13,3%) mahasiswa ragu-ragu bahwa bagi katekis berkatekese berarti merencanakan katekese, menjalankan proses katekese, mengevaluasi proses katekese dan menindaklanjuti proses katekese. Kemudian pernyataan 27 menunjukkan (48%) mahasiswa sangat setuju, (37,3%) setuju dan (14,7%) mahasiswa ragu-ragu bahwa dalam katekese katekis dituntut untuk memiliki sikap percaya diri dan berkomitmen yang tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
5) Mata Kuliah PPL PAK Paroki dalam Membantu Mahasiswa dalam Menanggapi Panggilannya sebagai Katekis Tabel 7. Mata Kuliah PPL PAK Paroki dalam Membantu Mahasiswa dalam Menanggapi Panggilannya sebagai Katekis (N= 75) No. Pernyataan (1) (2) 28 Mata kuliah PPL PAK Paroki telah membantu saya menanggapi secara mantap panggilan saya sebagai seorang katekis 29
Mata kuliah PPL PAK Paroki telah membantu saya berkembang menjadi seorang katekis
30
Mata kuliah PPL PAK Paroki telah membatu saya dalam mengembangkan keterampilan dalam melaksanakan katekese umat sebagai salah satu dari tugas katekis
31
PPL PAK Paroki memotivasi serta sungguh-sungguh menjadi tempat memupuk panggilan saya menjadi seorang katekis
32
Dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki yang di tempuh pada semester VII membantu saya dalam pengetahuan dan pengalaman berkatekese entah praktik di dalam kelas mau pun di lingkungan umat Dengan adanya Mata kuliah PAK PAK saya semakin berani tampil di depan umat
33
34
Mata kuliah PPL PAK Paroki membantu saya dalam melaksanakan katekese umat
Pilihan (3) SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS
Jumlah (4) 15 34 21 5 0 20 36 15 4 0 21 44 10 0 0
% (5) 20 45,3 28 6,7 0 26,7 48 20 5,3 0 28 58,7 13,3 0 0
SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S
20 30 20 5 0 25 42 8 0 0 30 31 13 1 0 31 35
26,7 40 26,7 6,6 0 33,3 56 10,7 0 0 40 41,3 17,4 1,3 0 41,3 46,7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
(1)
(2)
35
Mata kuliah PPL PAK Paroki mendorong saya untuk aktif berkegiatan/berkatekese di lingkungan
36
Dengan adanya PPL PAK Paroki saya semakin tahu dan memahami modelmodel katekese
37
Mata kuliah PPL PAK Paroki sungguh membatu saya dalam melaksanakan tugas dan karya di tengah umat
38
Mata kuliah PPL PAK Paroki membantu saya untuk mengenal banyak umat
39
Dengan adanya PPL PAK Paroki saya semakin tahu permasalahanpermasalahan di tengah umat
40
Dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki saya semakin diperkaya dan diteguhkan untuk selalu meningkatkan kualitas semangat iman
(3) R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS SS S R TS STS
(4) 9 0 0 19 30 21 5 0 26 40 8 1 0 21 48 5 1 0 25 40 10 0 0 21 41 12 1 0 26 41 8 0 0
(5) 12 0 0 25,3 40 28 6,7 0 34,7 53,3 10,7 1,3 0 28 64 6,7 1,3 0 33,4 53,3 13,3 0 0 28 54,7 16 1,3 0 34,6 54,7 10,7 0 0
Pernyataan 28 menunjukkan (20%) mahasiswa sangat setuju, (45,3%) mahasiswa setuju, (28%) mahasiswa ragu-ragu dan (6,7%) mahasiswa tidak setuju bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki telah membantu menanggapi secara mantap panggilan sebagai seorang katekis. Mata kuliah PPL PAK Paroki juga telah membantu berkembang menjadi seorang katekis. Sebanyak (26,7%) mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
sangat setuju, (48%) mahasiswa setuju, (20%) ragu-ragu dan (5,3%) mahasiswa tidak setuju dengan pernyataan ini. Selain itu, sebanyak (28%) mahasiswa sangat setuju, (58,7%) mahasiswa setuju dan (13,3%) ragu-ragu bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki telah membantu dalam mengembangkan keterampilan dalam melaksanakan katekese umat sebagai salah satu dari tugas katekis. PPL PAK Paroki juga memotivasi serta sungguh-sungguh menjadi tempat memupuk panggilan menjadi seorang katekis. Pernyataan ini ditanggapi oleh sebanyak (26,7%) mahasiswa yang sangat setuju, (40%) mahasiswa setuju, (26,7%) mahasiswa ragu-ragu dan (6,6%) tidak setuju. Pernyataan 32 menunjukkan (33,3%) mahasiswa sangat setuju, (56%) mahasiswa setuju dan (10,7%) mahasiswa ragu-ragu bahwa dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki yang ditempuh di semester VI membantu dalam pengetahuan dan pengalaman berkatekese baik praktik di kelas maupun di lingkungan umat. Pernyataan 33 menunjukkan (40%) mahasiswa sangat setuju, (41,3%) setuju, (17,4%) ragu-ragu dan (1,3%) tidak setuju bahwa dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki mahasiswa semakin berani tampil di depan umat. Melalui PPL PAK Paroki, sebanyak (41,3%) mahasiswa sangat setuju, (46,7%) setuju dan (12%) ragu-ragu bahwa mahasiswa terbantu dalam melaksanakan katekese umat. Selain itu, sebanyak (25,3%) mahasiswa sangat setuju, (40%) setuju, (28%) raguragu dan (6,7%) tidak setuju bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki mendorong untuk aktif berkegiatan di Lingkungan. Pernyataan 36 menunjukkan (34,7%) mahasiswa sangat setuju, (53,3%) setuju, (10,7%) ragu-ragu dan (1,3%) tidak setuju bahwa dengan adanya PPL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
PAK Paroki semakin tahu dan memahami model-model katekese. Pernyataan 37 menunjukkan (28%) mahasiswa sangat setuju, (64%) setuju, (6,7%) ragu-ragu dan (1,3%) mahasiswa tidak setuju bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki sungguh membantu dalam melaksanakan tugas dan karya di tengah umat. Pernyataan 38 menunjukkan (33,4%) mahasiswa sangat setuju, (53,3%) setuju dan (13,3%) raguragu bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki membantu untuk mengenal banyak umat. Pernyataan 39 menunjukkan (28%) mahasiswa sangat setuju, (54,7%) setuju, (16%) ragu-ragu dan (1,3%) tidak setuju bahwa dengan adanya PPL PAK Paroki semakin tahu permasalahan-permasalahan di tengah umat. Pernyataan 40 menunjukkan (34,6%) mahasiswa sangat setuju, (54,7%) setuju dan (10,7%) raguragu bahwa dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki semakin diperkaya dan diteguhkan untuk selalu meningkatkan kualitas semangat iman.
b. Pembahasan Hasil Penelitian Bedasarkan data-data di atas, diperoleh gambaran berkaitan dengan hasil penelitian dan melaporkannya, pada bagian ini akan memaparkan mengenai pembahasan hasil penelitian berdasarkan laporan penelitian yang sudah dipaparkan di atas.
1) Pengertian dan Proses Mata Kuliah PPL PAK Paroki Hasil pengisian kuesioner memperlihatkan bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan mata kuliah yang mendalami dan melaksanakan pendalaman iman, hal ini terbukti pada tabel 3 mahasiswa menyatakan sangat setuju sebanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
(44%) dan menyatakan setuju (48%). Selain itu juga mata kuliah PPL PAK Paroki mengajarkan keterampilan untuk melaksanakan pendalaman iman umat. Semua mahasiswa sangat setuju sebanyak (46%) dan setuju sebanyak (53,3%) dengan pernyataan ini. Selain itu, mata kuliah PPL PAK Paroki mengajarkan mahasiswa dalam hal berkatekese, mendalami dan melaksanakan pendalaman iman orang dewasa, serta mengajarkan bermacam cara dan metode berkatekese. Proses pembelajaran mata kuliah PPL PAK Paroki dilaksanakan dengan pembelajaran di kelas dan praktik berkatekse. Pada awal pembelajaran mahasiswa dituntut untuk mengikuti proses pelatihan atau pembekalan dengan kuliah tatap muka di kelas. Dalam pembekalan, mahasiswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman berkaitan dengan katekese sebanyak (50,7%) mahasiswa menyatakan sangat setuju dan sebanyak (44%) mahasiswa menyatakan setuju. Setelah memiliki pengetahuan yang cukup, mahasiswa dituntut untuk melaksanakan praktik di kelas dan lingkungan. Praktik memandu katekese didampingi oleh pendukung dari mahasiswa semester IV dan minimal dilaksanakan sebanyak 4 kali sebanyak (42,7%) mahasiswa menyatakan sangat setuju dan sebanyak (37,4%) mahasiswa menyatakan setuju. Selain itu, mahasiswa yang ditunjuk sebagai evaluator maupun sebagai pendukung sangat membantu dalam perbaikan pelaksanaan praktik berkatekese dalam pernyataan ini semua mahasiswa menyatakan sangat setuju sebanyak (36%) dan menyatakan setuju sebanyak (48%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2) Tujuan PPL PAK Paroki Hasil pengisian angket menunjukkan bahwa PPL PAK Paroki memiliki tujuan untuk membantu mahasiswa mengetahui berbagai jenis model-model katekese melalui pernyataan ini mahasiswa yang menyatakan sangat setuju sebanyak (38,7%) dan setuju sebanyak (44%). Selain itu, mata kuliah PPL PAK Paroki menuntut mahasiswa supaya mampu melaksanakan katekese mahasiswa menyatakan sangat setuju sebanyak (50,7%) dan menyatakan setuju (44%). Dengan demikian, PPL PAK Paroki dapat mempersiapkan mahasiswa agar terampil dalam melaksanakan suatu pertemuan katekese berdasarkan hasil kuesioner menunjukan bahwa semua mahsiswa menyatakan sangat setuju sebanyak (54,7%) dan menyatakan setuju sebanyak (42,7%).
3) Hambatan/Kesulitan dalam Mengikuti Proses Perkuliahan Dalam mengikuti mata kuliah PPL PAK Paroki, mahasiswa mengalami beberapa hambatan antara lain, hambatan yang paling banyak dialami adalah adanya rasa bingung dan kesulitan dalam proses bimbingan karena masingmasing dosen memiliki pandangan yang berbeda-beda. Hambatan ini dirasakan oleh sebagian besar mahasiswa yang menyatakan sangat setuju sebanyak (40%) dan setuju sebanyak (42,7%). Hambatan lain yang dirasakan oleh mahasiswa adalah sedikitnya waktu untuk bertemu dosen pembimbing/bimbingan dalam mempersiapkan suatu pertemuan katekese. Sebanyak (28%) mahasiswa merasa setuju bahwa sedikitnya waktu bimbingan menjadi faktor penghambat, sedangkan (26,7%) merasa tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
setuju dengan pernyataan tersebut. Kemudian dari segi metode pembelajaran menurut sebagian besar mahasiswa tidak menjadi hambatan. Sebanyak (38,7%) mahasiswa merasa ragu-ragu bahwa metode pembelajaran yang digunakan dalam mengajar mata kuliah PPL PAK Paroki terlalu sulit, sedangkan (22,6%) mahasiswa setuju bahwa metode pembelajaran yang digunakan terlalu sulit. Berdasarkan banyaknya jadwal pertemuan, sebanyak (40%) mahasiswa merasa ragu-ragu bahwa jadwal pertemuan mata kuliah PPL PAK Paroki terlalu sedikit. Namun demikian sebanyak (2,7%) sangat setuju dan (18,7%) setuju bahwa jadwal pertemuan mata kuliah terlalu sedikit.
4) Panggilan Mahasiswa sebagai Katekis Hasil pengisian kuesioner menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa setuju bahwa katekis dipanggil untuk mewartakan sabda, merenungkan sabda dan memberi kesaksian atas sabda. Berdasarkan tabel 6, mahasiswa menyatakan sangat setuju (30,6 %) dan mneytakan setuju (54,7 %), bahwa katekis dipanggil untuk mewartakan sabda. Bagi mahsiswa yang menyatakan ragu-ragu (14,7 %) perlu dipahami bahwa katekis dipanggil oleh Allah, di mana melalui Gereja Allah memanggil katekis untuk menjalankan karya pewartaan Gereja. Sebagai pewarta sabda, katekis dituntut untuk memahami ajaran tentang iman katolik dan memiliki hidup yang baik meliputi rela berkorban, hidup sederhana, rendah hati dan semangat melayani. Kemudian katekis harus mampu mengkomunikasikan imannya dan membantu memperkembangkan iman umat yang dipercayakan kepadanya lewat aneka bentuk kegiatan. Selain memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
sosok katekis dari segi panggilannya, mahasiswa juga telah memahami penghayatan katekis dalam menghayati panggilannya sebagai katekis. Dengan pemahaman tersebut akan sangat membantu mahasiswa dalam memaknai panggilannya sebagai katekis. Katekis yang menyadari akan panggilan dan akan tugasnya juga dituntut untuk terbuka pada kehendak Allah bersedia untuk terus menerus belajar sehingga pewartaannya dipertanggungjawabkan. Berdasarkan penghayatan akan menyadari panggilan dan tugasnya itu , mahasiswa menyatakan sangat setuju (41, 3%), menyatakan setuju (54,7%) dan ragu-ragu (4%).
5) Mata Kuliah PPL PAK Paroki dalam Membantu Mahasiswa dalam Menanggapi Panggilannya sebagai Katekis Berdasarkan tabel 7 telah diperoleh data mengenai mata kuliah PPL PAK Paroki dalam membantu mahasiswa dalam menanggapi panggilannya sebagai katekis, dalam pelaksanaannya memang diharapkan bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki dapat membantu mahasiswa dalam memupuk dan memantapkan panggilannya sebagai seorang katekis. Maka berdasarkan pertanyaan diperoleh data bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki telah membantu mahasiswa menanggapi secara mantap panggilan mahasiswa sebagai seorang katekis, mahasiswa menyatakan sangat setuju (20%) dan setuju (45,3%). Dengan kesadaran tersebut mahasiswa diharapkan mengenal dan memahami sosok katekis yang meliputi panggilannya, tugasnya, perannya dalam Gereja serta kualitas hidup katekis. Bagi mahasiswa yang menyatakan ragu-ragu (28%) dan tidak setuju (6,7%) perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
disadarai bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam menanggapi panggilannya sebagai katekis. Mata kuliah PPL PAK Paroki, membantu mahasiswa berkembang menjadi seorang katekis. Atas pernyataan tersebut dalam tabel 7, mahasiswa menyatakan sangat setutu (26,7%) dan setuju (48%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa mahasiswa benar-benar terbantu dan berkembang menjadi seorang katekis melalui mata kuliah PPL PAK Paroki. Sedangkan mahasiswa yang menyatakan ragu-ragu (20%) dan tidak setuju (5,3%) perlu disadari bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan sebuah sarana untuk membantu mahasiswa berkembang menjadi seorang katekis. Dengan menyadari hal itu diharapkan mahasiswa memiliki gambaran kedepan yang meliputi gambaran akan tuntutan dan tugas-tugasnya di tengah-tengah umat, seorang katekis
harus
memiliki kemampuan dan keterampilan, keterampilan dalam melaksanakan katekese umat yang sebagai salah satu dari tugas katekis. Atas pernyataan tersebut mahasiswa yang menyatakan sangat setuju (28%) dan setuju (58,7%). Hal ini menandakan bahwa mahasiswa sudah benar-benar menyadari bahwa seorang katekis harus memiliki kemampuan dan keterampilan, terutama keterampilan dalam melaksanakan katekese umat yang salah satu tugas dari katekis. Sedangkan mahasiswa yang menyatakan ragu-ragu (13,3%). Ini perlu ditegaskan bahwa pelaksanaan mata kuliah PPL PAK Paroki bertujuan untuk membantu dan mengembangkan keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan katekese umat yang sebagai salah satu tugas katekis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Mata kuliah PPL PAK Paroki memotivasi serta sungguh-sungguh menjadi tempat memupuk panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis. Berdasarkan tabel 7 mahasiswa yang menyatakan sangat setuju (26,7%) dan menyatakan setuju (40%). Dengan demikian sudah jelas, mahasiswa sudah menyadari dan mengalami bahwa proses mata kuliah PPL PAK Paroki sungguh menjadi tempat untuk memupuk panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis. Sedangkan mahasiswa yang menyatakan ragu-ragu (26,7%) dan yang menyatakan tidak setuju (6,6%). Hal ini perlu ditekankan bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan sebuah wadah bagi mahasiswa untuk memupuk panggilan mendai seorang katekis. Dengan adanya mata kuliah PPL PAK Poroki membantu mahasiswa dalam pengetahuan dan pengalaman berkatekese di dalam kelas dan di Lingkungan tempat tinggal umat. Berdasarkan tabel 7 mahasiswa yang menyatakan sangat setuju (33,3%) dan menyatakan setuju (65%), selama proses mata kuliah PPL PAK Paroki mahasiwa diharuskan berpraktik di kelas itu sebagai suatu latihan agar nantinya bila berpraktik di Lingkungan umat, mahasiswa tidak mengalami kesulitan itu merupakan tujuan dari mata kuliah PPL PAK Paroki. Sedangkan mahasiswa yang menyatakan ragu-ragu (10,7%) hal ini perlu disadari bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki memiliki tujuan agar mahasiswa berpraktik secara langsung di kelas dan di Lingkungan umat yang memiliki maksud mahasiswa mendapatkan pengalaman serta gambaran bahwa katekis memiliki tanggungjawab dalam penyelenggaraan katekese umat, dan juga suapaya di dalam diri masing-masing mahasiswa tertanam keberanian untuk tampil di depan umat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dan pada akhirnya kembali lagi bahwa terselenggaranya mata kuliah PPL PAK Paroki supaya dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan katekese umat. Dengan melihat tabel 7 dapat disimpulkan bahwa sebagaian dari mahasiswa menyetujui bahwa dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki mendorong diri mahasiswa untuk aktif berkegiatan di Lingkungan, serta dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki mahasiswa semakin tahu dan memahami model-model katekese. Dalam penyelenggaraan mata kuliah PPL PAK Paroki mahasiswa merasa sangat terbantu dalam melaksanakan tugas dan karya di tengah umat, terutama tugas-tugas sebagai seorang katekis. Dalam tabel 7 juga dikatakan bahwa mahasiswa sangat setuju (28%) dan menyatakan setuju (54,7%) dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki mahasiswa semakin tahu permasalahanpermasalahan yang ada di tengah umat. Dengan demikian mahasiswa juga semakin diperkaya dan diteguhkan
agar untuk selalu meningkatkan kualitas
semangat iman.
c. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan, serta pembahasan hasil penelitian mengenai pengaruh mata kuliah PPL PAK Paroki terhadapa panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis di Prodi PAK-USD, memperoleh kesimpulan dari proses yang telah dilalui. Kesimpulan ini sekaligus menjawab apa yang menjadi tujuan dari penelitian. Dari hasil penelitian dapat disampaikan bahwa pengaruh mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan suatu usaha atau tindakan yang dilakukan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
terjadwal melalui proses belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas mau pun secara pribadi melaksanakan program pengalaman lapangan yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang menyangkut hidup rohani, pengalaman lapangan, wawasan/ilmu, keterampilan, dalam rangka mendidik dan meneguhkan panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis. Proses belajar yang diterima mahasiswa selama belajar tatap muka di dalam kelas mendalami dan melaksanakan pendalaman iman orang dewasa atau katekese, proses mata kuliah PPL PAK Paroki memang semata mengajarkan mahasiswa dalam hal berkatekese, menyampaikan atau mengajarkan tentang bermacam cara dan metode berkatekese. Sehingga tujuan dari mata kuliah PPL PAK Paroki adalah untuk membantu mahasiswa mengetahui berbagai jenis dan model katekese, serta menuntut mahasiswa supaya mampu melaksanakan katekese. Dengan demikian, mata kuliah PPL PAK Paroki dapat mempersiapkan mahasiswa agar terampil dalam melaksanakan suatu pertemuan katekese. Dalam mengikuti proses mata kuliah PPL PAK Paroki, mahasiswa pernah mengalami beberapa hambatan antara lain hambatan yang paling banyak dialami oleh para mahasiswa adalah rasa bingung dan kesulitran dalam proses bimbingan, hal itu disebabkan karena dari masing-masing dosen memiliki pandangan yang berbeda-beda. Hambatanhambatan lain adalah sedikitnya waktu yang diberikan untuk bertemu dosen pembimbing untuk melakukan bimbingan dalam pembuatan satuan persiapan pertemuan katekese. Kemudian dari segi metode pembelajaran dari sebagian besar mahasiswa tidak menjadi sebuah hambatan, mahasiswa merasa nyaman dan senang dengan metode yang digunakan oleh para dosen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Bila dilihat dari pengertian dan tujuan mata kuliah PPL PAK Paroki, sangat berkaitan dengan panggilan yang dijalani oleh mahasiswa sendiri. Seorang katekis dipanggil oleh Allah untuk melaksanakan tugasnya yaitu sebagai pewarta, kesadaran akan panggilan dan tugas sebagai katekis merupakan suatu panggilan khusus yang berasal dari Allah. Katekis adalah orang yang berkarya dalam karya pewartaan Gereja, maka sebagai pewarta sabda katekis dituntut untuk memahami ajaran tentang iman katolik dan memiliki hidup yang baik seperti rela berkorban, hidup sederhana, rendah hati, dan harus memiliki semangat untuk melayani. Di dalam
hidup
bermasyarakat
juga
seorang
katekis
harus
mampu
mengkomunikasikan imannya dan membantu memperkembangkan iman umat dengan cara lewat aneka ragam bentuk kegiatan yang ada di Lingkungan umat seperti, kegiatan katekese atau pendalaman iman. Sehingga berkatekese merupakan tugas utama dari seorang katekis yang terpanggil untuk berkembang bersama umat. Maka dengan adanya mata kuliah PPL PAK Paroki yang proses pembelajarannya tidak semata berhenti dengan penyampaian materi, melainkan menuntut mahasiswa untuk melaksanakan praktik di dalam kelas dan juga praktik di lingkungan tempat tinggal umat mampu menjadi sebuah alat atau sarana dalam mengembangkan dan memupuk panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis. Akan tetapi bukan hanya mengenal sosok katekis saja, melainkan memahami lebih dalam sosok katekis yang meliputi penggilannya, tugas dan perannya dalam Gereja serta memiliki kualitas hidup sebagai katekis. Maka melalui mata kuliah PPL PAK Paroki juga mahasiswa dibantu menjadi soerang katekis yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
sikap melayani dengan sungguh dan berkembang menjadi seorang katekis yang memiliki pandangan ke depan pandangan akan gambaran tugas-tugas sebagi katekis di tengah umat. Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki sungguh menjadi tempat untuk memupuk panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis. Hal ini ditegaskan berdasarkan data hasil penelitian menjukan bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki sudah berperan membantu dan memupuk mahasiswa dalam menanggapi secara mantab panggilannya menjadi seorang katekis yang nantikan akan berkarya di tengah umat yang Tuhan percayakan di dalam hidup masing-masing mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III MATA KULIAH PPL PAK PAROKI SEBAGAI PENDUKUNG PANGGILAN MAHASISWA SEBAGAI KATEKIS DI PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
Dalam rangka pewartaan Injil, Program Studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) mempunyai visi mendidik calon Sarjana Pendidikan Agama Katolik yang beriman tangguh dan profesional demi terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat (Prodi IPPAK, 2013: 1). Dalam usaha mewujudkan Gereja, Prodi PAK melaksanakan pembaharuan katekese dan pelaksanaannya pada pelayanan hidup umat beriman, usaha tersebut ditempuh dengan mendidik calon-calok katekis yang profesional dan berkualitas (memiliki kemampuan, keterampilan dan spiritualitas). Dalam hal mendidik katekis yang profesional ini Prodi IPPAK memiliki berbagai cara, salah satunya yaitu melalui mata kuliah PPL PAK Paroki yang mempelajari dan mendalami serta melaksanakan pendalaman iman (katekese) orang dewasa dengan harapan sebagai pendukung panggilan mahasiswa sebagai katekis.
A. Gambaran Prodi IPPAK Prodi PAK menapaki usia yang ke enam puluh dua tahun, artinya kiprah maupun sepak terjang dalam mengupayakan katekis yang profesional sangatlah serius. Keseriusan tersebut terlihat dalam perjuangan mengupayakan pendidikan bagi para calon-calon katekis. Sebelum membicarakan jauh mengenai keseriusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Prodi PAK dalam mengupayakan pendidikan bagi para calon katekis, terlebih dahulu akan membicarakan mengenai sejarah, visi misi, tujuan dan sasarannya, gambaran kurikulum, tujuan mata kuliah PPL PAK Paroki dan pelaksanaan mata kuliah PPL PAK Paroki di prodi PAK.
1. Sejarah Prodi IPPAK Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (sekarang Konferensi Waligereja Indonesia) merencanakan usaha-usaha dalam meningkatkan pelayanan di bidang katekese yakni perubahan pada diri katekese dan pelaksanaannya pada pelayanan hidup umat beriman. MAWI menyerahkan rencana tersebut kepada Rm. F. Heselaars, SJ yang kemudian bekerjasama dengan Rm. C. Carry, SJ. Pada tahun 1960 Rm. F. Heselaars, SJ mendirikan Pusat Kateketik dengan kegiatan-kegiatan antara lain penerbitan buku, penataran guru dan ceramah-ceramah untuk kelompok-kelompok kategorial lainnya. Pada saat itu pula telah disadari akan kurangnya tenaga-tenaga lapangan yang terdidik (katekis), maka pada 1 Agustus 1962 Rm. F. Heselaars, SJ mendirikan Yayasan Akademi Kateketik Katolik Indonesia (AKKI) yang bertempatan di Jln. P. Senopati 20 Yogyakarta (Staf Dosen IPPAK, 2010: 1) Atas prakarsa Justinus Kardinal Darmoyuwono Pr, kedua lembaga tersebut menempati gedung sendiri di Jln. Abubakar Ali no. 1 Yogyakarta. Yayasan tersebut menyelenggarakan pendidikan tinggi Kateketik untuk memenuhi kebutuhan jemaat Gereja Katolik akan tenaga-tenaga katekis yang berkualitas guna menopang dan mengembangkan hidup jemaat karena jemaat yang dihadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
adalah jemaat yang hidup, terus berkembang, kebutuhan jemaat akan pendampingan-pendampingan dalam pendalaman iman yang handal dan semakin kuat arus sekularisme (Staf Dosen IPPAK, 2010: 1). Pada 3 April 1964, AKKI diserahkan dengan Akte Notaris R.M. Soejanto Partaningrat SH. Pada 11 Mei 1965, AKKI memperoleh satus terdaftar dari mentri PTIP. Pada 1966 diselenggarakan uji tingkat Sarjana Muda untuk pertama kalinya. Setelah beberapa kali menyelengarakan ujian negara, pada 31 Desember 1969 AKKI memperoleh kenaikan status dari terdaftar menjadi diakui dari Metri P dan K dengan Sk No. 0170 Tahun 1996. Pada tahun 1969 dibuka tingkat sarjana lengkap yang mendorong perubahan nama lembaga, maka pada 31 Maret 1971 dengan Akte Notaris R.M. Soejanto Partaningrat Sh, AKKI berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Kateketik Pradyawidya. Pada 23 Juni 1971 tingkat sarjana Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya memperoleh status terdaftar dari Direktoral Pendidikan Tinggi Departemen P dan K dengan SK No. 227/DPT/B/71 (Staf Dosen IPPAK, 2010: 1-2). Pada semester gasal tahun akademik 1984-1985 dilaksanakan proses perubahan jenjang dan program pendidikan serta dilakukan penataan kembali nama unit jurusan/program studi dengan status diakui di lingkungan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V, DIY. Berdasarkan proses itu, Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya yang semula terdiri dari dua unit yaitu sarjana muda dan sarjana penuh dipadukan kedalam bentuk baru berupa program sarjana satu (S1) dengan nama Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik Pradnyawidya. Program sarjana itu berstatus diakui dengan SK Mendikbud No. 043/0/1985 tertanggal 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Januari 1985. STFK Pradnyawidya memperoleh penetapan kembali status diakui pada 14 Mei 1986 dengan SK Mendikbud No. 0362/0/1986. Pada tahun akademik 1991/1992, tepatnya 26 Desember 1991, STFK Pradnyawidya memperoleh status disamakan dengan SK No. 660/0/1991 (Staf Dosen IPPAK, 2010: 2-3). Dengan adanya peraturan baru dari pemerintah bahwa lulusan dari LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan), atau yang memiliki akta mengajar dapat secara langsung sah menjadi guru, maka STFK Pradnyawidya memerlukan perubahan jalur dari non pendidikan menjadi jalur pendidikan. Perubahan tersebut mengantar STFK Pradnyawidya kedalam proses merger Akademik dan Administrasi kepada FIPA USD. Setelah melalui proses merger yang cukup lama, berdasarkan SK Mendikbud No. 08/D/O/1995, tertanggal 14 Februari 1995 STFK Pradnyawidya berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma dengan status disamakan. Berdasarkan SK BAN PT Depdikbud RI No. 02/ABN-PT/AK-II/XII/1998 tertanggal 22 Desember 1998 FIPA USD telah terakreditasi B. Pada tahun 1999, pemerintah mengadakan penataan kembali nama-nama program studi di lingkungan PTS di seluruh Indonesia yang memuat status FIPA USD berubah menjadi Program Studi “Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik” (IPPAK) dan menjadi bagian FKIP USD. Pada tahun 2003 IPPAK mengajukan akreditasi kembali. Berdasarkan SK BAN PT Depdiknas RI No. 14/BAN-PT/AkVII/SI/IV/2004 IPPAK mendapat peringkat A. Pada tahun 2008 IPPAK kembali mengajukan akreditasi. Berdasrkan SK BAN PT Depdiknas RI nomor 015/BAN PT/ AkXII/S1/VI/2009 IPPAK kembali mendapat peringkat A (Staf Dosen IPPAK, 2010:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3). Kemudian pada Desember 2013, IPPAK marger dengan Universitas Sanata Dharma secara total . 2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prodi IPPAK Visi adalah pandangan kedepan tentang apa yang akan atau harus terjadi dalam kurun masa depan yang dibayangkan. Yang dibayangkan masa depan bisa terjadi di masa lalu tetapi belum terwujud di masa sekarang dan tinggal menekuni saja karena mempunyai nilai lestari. Bisa juga apa yang dibayangkan di masa lalu belum terwujud di masa sekarang, maka langkah yang perlu diambil sungguh merupakan langkah yang kreatif dan proaktif. Visi tersebut perlu dituangkan dalam sebuah rumusan yang berfungsi meningkatkan sekaligus juga sebagai motivasi untuk mencapai tujuan (Putranto, 2006: 1). Prodi IPPAK sebagai lembaga pendidikan memiliki visi, misi dan tujuan berdirinya lembaga ini sehingga pada akhirnya akan mencapai sasaran yang diinginkan. Ada pun visi Prodi IPPAK adalah mendidik calon Sarjana Pendidikan Agama Katolik yang beriman tangguh dan profesional demi terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat (Prodi IPPAK, 2013: 1). Usaha dalam mewujudkan Gereja, Prodi IPPAK memprosesnya melalui pembaruan pada diri katekese dan pelaksanaannya pada pelayanan hidup umat beriman. Usaha tersebut diproses melalui penerbitan buku, penataan guru, ceramah-ceramah untuk kelompok-kelompok kategorial lainnya, dan mendidik tenaga-tenaga lapangan yang terdidik (katekis) dan berkualitas guna menopang dan mengembangkan hidup jemaat, karena jemaat yang dihadapi adalah jemaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
hidup, terus berkembang, kebutuhan jemaat akan pendamping-pendamping dalam pendalaman iman yang handal dan semakin kuat arus sekularisme. Misi Prodi IPPAK yaitu mendidik kaum muda menjadi Sarjana Pendidikan Agama Katolik yang dapat berprofesi sebagai Guru Agama Katolik, Katekis dan pengembang karya katekese dalam konteks Gereja Indonesia yang semakin bermartabat dan Mengembangkan karya katekese dalam Gereja demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat (Prodi IPPAK, 2013: 4). Yang ingin dicapai dalam misi tersebut dalam profil alumni yang dihasilkan yakni guru agama, katekis dan sarjana katekese. Guru agama lebih berkiprah dalam lingkup persekolahan dengan segala kondisinya yang khas (kelas, staf sekolah, kurikulum dan lain-lain). Katekis lebih berkiprah dalam bidang kejemaatan baik dalam tataran keuskupan, paroki, stasi maupun lingkungan dan kondisinya yang khas (pendalaman iman, doa lingkungan, seksi pewartaan dan lain-lain). Sarjana katekese dipahami sebagai orang yang mampu memikirkan secara lebih jauh dan mendalam kegiatan katekese, merefleksikannya serta mencari jalan yang sesuai dan lebih baik. Orang ini bukan hanya sebagai pelaksana tetapi juga sebagai pemikir. Lingkup yang digelutinya komisi kateketik, pengisian jurnal-jurnal pastoral dan kateketik dan lain-lain. Tujuan Prodi IPPAK adalah mengahasilkan sarjana pendidikan yang beriman mendalam, berkompeten, berkepribadian dan berintegritas dengan sikap yang unggul dapat membantu sesama umat beriman mengembangkan imannya, yang dapat berprofesi menjadi Guru Agama Katolik, Katekis dan pengembang karya katekese melalui kerjasama dengan tokoh-tokoh umat dan pemimpin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
gerejawi lainnya (Prodi IPPAK, 2010: 3). Lulusan Prodi IPPAK tidak hanya memiliki keterampilan saja tetapi juga memiliki integritas yang tinggi artinya dia akan menjadi panutan umat dalam perjalanan iman mereka. Bidang iman, penghayatan iman dan pengembangan iman adalah bidang yang menuntut seluruh pribadi oleh karena itu katekis haruslah beriman dan bergulat dalam imannya. Pengalaman pergumulan iman dalam hidupnya direfleksikan dengan bantuan ilmunya agar dapat menjadi bekal dan sarana untuk membantu orang lain dalam menggumuli iman mereka. Dalam mendampingi orang lain dituntut keutuhan pribadi, kemahiran dan kebiasaan berefleksi. Sasaran Prodi PAK adalah menghasilkan lulusan yang kompeten untuk menjadi Guru Agama di sekolah maupun
menjadi katekis atau fasilitator katekese dalam jemaat (Staf Dosen
IPPAK, 2008: 3).
B. Mata Kuliah PPL PAK Paroki dalam Kurikulum 1. Kurikulum di Prodi PAK Kurikulum merupakan suatu terjemahan cita-cita pendidikan ke dalam suatu sistem berproses di tengah situasi yang konkret dari masyarakat. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (Samana, 1994: 30). Dalam proses pengembangan kurikulum selalu akan melibatkan visi, wawasan tentang kondisi konkret peserta didik, dan transparannya akan potensi-potensi pengembangan. Konstruksi kurikulum Prodi PAK mencakup unsur kateketik, teologi, Kitab Suci, pendidikan dan keguruan dan keterampilan-keterampilan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
membantu dalam pelayanan kepada jemaat. Beban kurikulum di Prodi IPPAK sebanyak 148 sks, yang terdiri dari teori 116 sks (78,38%), persiapan praktek 18 sks (12,16%) dan Praktek Pengalaman Lapangan 14 sks (9,46%). Konstruksi kurikulum Prodi IPPAK dibagi ke dalam 4 (empat) rumpun mata kuliah, yang pertama rumpun mata kuliah PAK (Pendidikan Agama Katolik) sebanyak 54 sks (36,47%), kedua rumpun mata kuliah Teologi dan Kitab Suci sebanyak 44 sks (29,735%), ketiga rumpun mata kuliah Pendidikan sebanyak 32 sks (21,62%) dan keempat rumpun mata kuliah ilmu Pendukung sebanyak 18 sks (12,16%) (Prodi IPPAK, 2013: 43). Kurikulum Prodi IPPAK dibagi ke dalam 5 (lima) kelompok mata kuliah, yang pertama mengenai mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) 8 sks (5,41%) yang di dalamnya menyangkup mata kuliah Pendidikan Agama, Teologi Moral, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Kedua, mata kuliah keilmuan dan keterampilan (MKK) 42 sks (28,375%) yang di dalamnya menyangkup mata kuliah Pengantar Pendidikan, Pengantar Kitab Suci, Pengantar Syahadat, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Psikologi Remaja, Psikologi Belajar dan Pembelajaran, Managemen Sekolah, Kristologi, Ekklesologi I, Ekklesiologi II, Sakramentologi, Liturgi I, Pengantar Hukum Gereja, Pendidikan Agama Katolik I, Pendidikan Agama Katolik II, Pendidikan Agama Katolik III, Pengantar PAK Sekolah, Pengantar PAK Paroki, PAK AV I, Sejarah PAK Umum dan Sejarah PAK Indonesia. Ketiga, mata kuliah keahlian berkarya (MKB) 54 sks (36,48%) yang menyangkup mata kuliah antara lain Kitab Taurat dan Kitab Sejarah, Kitab Kebijaksanaan, Kitab Nabi-nabi, Injil Sinoptik, Injil Yohanes, Surat-surat Paulus,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Moral Perkawinan, Moral Sosial, Hukum Gereja Perkawinan, Sejarah Gereja, PAK Pendidikan Dasar, PAK Pendidikan Menengah, PAK Paroki, PAK dan Kitab Suci, PAK dan AV II, Pastoral Sekolah, Pastoral Paroki, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Penelitian Pendidikan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris I, Bahasa Inggris II, Pendidikan Iman Anak dan Tugas Akhir. Keempat, mata kuliah perilaku berkarya (MPB) 38 sks (25,67%) yang menyangkup mata kuliah Etika Profesi Pendidikan, Spiritualitas Kristiani, Liturgi II, PPL PAK Pendidikan Dasar, PPL PAK Pendidikan Menengah, PPL PAK Paroki, PPL Pendidikan Kader, Pengajaran Mikro, Persiapan Karya Bakti Paroki, Pelaksanaan Karya Bakti Paroki, Evaluasi Karya Bakti Paroki, Dirigen, Pendidikan Teater, Perencanaan Pengajaran, Strategi Pembelajaran, Media Pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Seminar Pendidikan. Kelima, mata kuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB) 6 sks (4,05%) yang meliputi mata kuliah Analisis Sosial, Islamologi dan Sosiologi Agama (Staf Dosen IPPAK, 2010: 80-83) Dalam mengupayakan kurikulum tentunya selalu melibatkan wawasan tentang konsisi konkret peserta didik. Dalam hal ini melalui mata kuliah PPL PAK Paroki yang merupakan salah satu mata kuliah perilaku berkarya (MPB) para mahasiswa diharapkan semakin diteguhkan dan mempunyai komitmen untuk menanggapi panggilannya sebagai seorang katekis yang akan berkarya di tengah masyarakat sebagai salah satu pilihan hidupnya, sekaligus membantu mahasiswa dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelaksanaan pendidikan agama Katolik di paroki dengan memperhatikan dan menggunakan berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
model pendekatan pendidikan agama Katolik, terutama dalam hal yang menyangkut dengan kegiatan katekese bersama-sama dengan umat (Staf Dosen IPPAK, 2010: 69).
2. Tujuan dan Materi Mata Kuliah PPL PAK Paroki Tujuan dan materi dalam mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan karena saling mendukung dan berintegrasi satu sama lain sehingga dalam hal ini hendak dipaparkan satu persatu dari tujuan dan materi dari mata kulaih PPL PAK Paroki.
a. Tujuan Mata Kuliah PPL PAK Paroki Dalam sebuah lembaga pendidikan, Prodi PAK berperan dalam pewartaan Gereja Indonesai sesui dengan visi dan misinya. Prodi PAK sebagai lembaga pendidikan ketekis dan pengembangan karya katekese di Indonesia menjadi sebuah jembatan bagi mahasiswa untuk belajar, mengembangkan kepribadian, memantapkan dan meneguhkan panggilannya sebagai calon-calon katekis harapan Gereja. Di Prodi PAK mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan bentuk perkuliahan praktik lapangan yang menuntut mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan katekese di tengah jemaat. Dalam mata kuliah PPL PAK Paroki, yang dikembangkan pada diri mahasiswa adalah keterampilan dalam melaksanakan pendalaman iman umat dalam tingkat paroki dengan semangat pelayanaan dan kesediaan demi jemaat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lebih khusus lagi mata kuliah PPL PAK Paroki dipahami sebagai peneguh dan pembentukan mahasiswa dalam menanggapi panggilan sebagai katekis yang terampil dan mandiri di lapangan. Mata kuliah PPL PAK Paroki bertujuan menghantar mahasiswa supaya memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang bermacam cara dan metode dalam pendalaman iman, khususnya bagi orang dewasa, sehingga memiliki keterampilan untuk melaksanakan pendalaman iman umat (lingkup teritorial dan kategorial) dalam tingkat paroki (Sumarno Ds., 2014: 1).
b. Materi Mata Kuliah PPL PAK Paroki Mata kuliah PPL PAK Paroki yang ditempuh di semester VI yang memiliki botot dua (2) sistem kredit semester (SKS) dan setiap satu minggu diadakan pertemuan/kuliah tatap muka dengan alokasi waktu dua (2) jam petemuan (JP) memiliki materi yang disajikan untuk para mahasiswa. Adapun pokok bahasan yang diberikan antara lain mengenai arah tujuan pendalaman iman orang dewasa, orientasi pendalaman iman orang dewasa, sharing pengalaman dalam pendalaman iman orang dewasa, katekese umat dalam pendalaman iman orang dewasa, langkah-langkah pada umumnya dalam pendalaman iman orang dewasa, Shared Christian Praxis (SCP) sebagai alternatif katekese umat model pengalaman hidup dan persiapan dan evaluasi dalam pendalaman iman orang dewasa. Pokok-pokok bahasan yang disajikan atau diberikan kepada mahasiswa tidaklah terlalu banyak, masing-masing pokok bahasan memiliki kaitan satu sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
lain. Tujuan pokok bahasan mengenai tujuan, orientasi, sharing pengalaman dan katekese umat dalam pendalaman iman merupakan pokok materi penghantar untuk menuju ke pokok bahasan yang menjadi tolak utama dari mata kuliah PPL PAK Paroki. Setelah memperoleh materi pengajaran teori mengenai katekese, mahasiswa dihantar untuk melihat langkah-langkah yang perlu dipahami dalam melaksanakan pendalaman iman, kemudian menawarkan salah satu model yang menjadi alternatif untuk melaksanakan katekese yaitu katekese dengan model Shared Christian Praxis (SCP). Alternatif katekese umat model pengalaman hidup ini yang akan digunakan selama mahasiswa melaksanakan pertemuan katekese di Lingkungan umat (Sumarno Ds., 2014: 14).
C. Panggilan Mahasiswa PAK Sebagai Katekis Paroki Manusia pada dasarnya
telah dipanggil oleh Allah, dan tentu saja
panggilan yang diterima itu berbeda-beda. Untuk bisa memahami mengenai panggilan tersebut akan dijelaskan mengenai hal-hal yang diungkap meliputi pengertian panggilan, pengertian panggilan menurut Kitab Suci.
1. Pengertian Umum Panggilan Panggilan berasal dari kata memanggil (vocare) artinya memanggil atau menyerukan nama seseorang. Panggilan dapat dipahami sebagai suatu undangan dari Allah yang ditujukan kepada manusia yang dipilih-Nya. Panggilan tersebut menunjukan hasrat dan keinginan seseorang untuk mengabdikan hidupnya dalam pelayanan Allah (Koseng, 1995: 8). Maka panggilan adalah undangan Allah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
ditujukan kepada manusia yang dipilih-Nya agar menyerahkan dan mengabdikan diri secara utuh kepada Allah demi tugas pelayanan.
2. Pengertian Panggilan Menurut Kitab Suci Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, panggilan merupakan dasar yang paling penting dalam perwahyuan Allah dan sejarah keselamatan manusia. Panggilan yang diterima oleh para nabi bersumber dari Allah, maka sikap para nabi adalah menerima panggilan itu dengan tulus hati. Dengan panggilan yang diterima dan dilaksanakan dengan setulus hati mampu membawa perubahan hidup pada diri manusia karena Allah sendiri mengajak manusia masuk ke dalam pengalaman-Nya, kehidupan-Nya, batin-Nya, dan situasi-Nya. Dalam Perjanjian Baru, Yesus memanggil kedua belas rasul dengan tujuan untuk membantu dalam pewartaan-Nya (Mat 10:1-15). Yesus sebelum mengutus para rasul, terlebih dahulu Ia melakukan pembinaan terhadap mereka. Pembinaan tersebut meliputi ambil bagian dalam hidup-Nya, tugas-Nya, dan pengajaran secara pribadi. Setelah Yesus wafat di kayu salib, bangkit dan terangkat kesurga, para rasul baru menjalankan tugas penggilannya yaitu mewartakan Injil (Dister, 1987: 125-126). Jadi panggilan para rasul adalah tugas perutusan untuk mewartakan Injil. Para nabi dan para rasul mendapat panggilan, tugas dan tujuan yang sama yaitu mewartakan warta keselamatan Allah. Pewartaan yang dilakukan para nabi dan para murid bertujuan untuk membangun Kerajaan Allah di bumi yang tampak dalam Gereja Kristus. Berdasarkan keterangan panggilan para nabi dan para murid, maka panggilan adalah undangan dari Allah yang ditujukan kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
manusia untuk ikut ambil bagian dalam rencana keselamatan manusia dengan cara mewartakan karya keselamatan.
3. Pengertian Katekis Paroki Katekis adalah orang-orang yang dalam semangat Roh melibatkan diri dalam perluasan dan perwujudan Kerajaan Allah di dunia (Komisi Kateketik KWI, 2005: 99). Katekis adalah pembina iman (Telaumbanua, 2005: 6). Katekis adalah orang beriman yang dipanggil secara khusus oleh Allah melalui gereja diutus
untuk
memperkenalkan
Kristus,
menumbuh
kembangkan
dan
mengembangkan iman umat baik dalam komunitas basis, teritorial maupun kategorial (Komisi Kateketik KWI, 2005: 17). Atas pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa katekis paroki adalah orang beriman yang melibatkan diri dalam pembinaan iman umat dengan semangat Roh dipanggil secara khusus oleh Allah yang mendapat tugas dari gereja untuk menyampaikan Sabda, menumbuhkan dan mengembangkan iman umat baik dalam komunitas basis, teritorial maupun kategorial. Dari pengertian katekis di atas dapat terlihat juga mengenai ciri-cirinya. Ciri-ciri tersebut menunjukan akan keberadaan Gereja, yaitu sebagai orang yang dipanggil Allah, diutus oleh Gereja, dan akan bekerjasama dalam tugas perutusan apostolik dari uskup dan memiliki hubungan khusus dengan kegiatan misioner Gereja. Ciri-ciri tersebut menjadi identitas katekis dan sekaligus membedakan dengan orang-orang yang bekerja di Gereja (koster, prodiakon, dll) dan itu semua diakui dalam megisterium dan hukum Gereja (Komisi Kateketik KWI, 2005: 16).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
a. Pengertian Panggilan Sebagai Katekis Paroki Pada bagian di atas sudah dijelaskan mengenai pengertian panggilan dan pengertian katekis, maka dapat disimpulkan panggilan sebagai katekis adalah undangan Allah yang ditunjukan kepada manusia untuk menjadi seorang katekis yang mendapat tugas dari Gereja untuk memperkenalkan Kristus, menumbuhkan dan mengembangkan iman umat baik dalam komunitas basis, teritorial maupun kategorial. Seorang katekis perlu menyadari makna adikodrati dan gerejawi dari panggilannya, sehingga ia bisa menjawab “Sungguh aku datang” (Ibr 10:7), atau “Ini aku, utuslah aku” (Yes 6:8). Dengan begitu katekis akan sungguh-sungguh menghidupi panggilannya dan penuh tanggungjawab dalam menjalankan tugas panggilannya tersebut.
b. Kekhasan Panggilan Katekis Sebagai seorang awam, tentunya katekis memiliki panggilan yang khas, dimana ia dipanggil dan diutus mewartakan Injil dalam sifat keduniawiannya di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, ikut ambil bagian dalam pergumulan dan perkembangan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, ia juga berperan sebagai pewarta sabda dengan menghadirkan sosok Yesus Kristus yang diimaninya dengan menampilkan kasih Allah melalui perkataan dan perbuatan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat dengan harapan agar semakin banyak orang yang percaya dan beriman kepada-Nya (Prasetya, 2007: 30).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
c. Peran Katekis Paroki Peran seorang katekis dalam karya pewartaan Gereja sangat vital, maka Gereja perlu mengkualifikasi katekis-katekis yang bekerja dalam karya pewartaan. Seorang katekis yang menyadari panggilannya tentu akan menyadari perannya dalam Gereja. Penulis melihat ada 5 (lima) peran katekis dalam Gereja yang terlibat perluasan dan perwujudan Kerajaan Allah di dunia. Peran pertama, berkatekese berarti mewartakan visi dan pembentukan communio. Dalam mewartakan visi, ia berperan mengajarkan ajaran Yesus kepada orang-orang yang mau bertobat mau pun kepada orang yang telah bertobat. Pengajaran ini dilakukan secara berkesinambungan yaitu dari tahap pengajaran sampai ketahap pendewasaan (CT, art. 20). Tahap pengajaran bertujuan membantu mereka untuk semakin mengenal, mencintai dan mengimani Yesus Kristus, sedangkan tahap pendewasaan bertujuan agar mereka berani bersaksi atas iman akan Yesus Kristus (Prasetya, 2007: 33-34). Dalam mewujudkan communio diharapkan katekis memiliki sikap keberpihakannya terhadap mereka yang tersingkirkan oleh masyarakat (KLMTD) sebagai upaya Allah dalam mewujudkan communio (Komisi Kateketik KWI, 2005: 99-100). Kedua, mempertahankan kegandaan wajah Gereja dengan tetap hadir sebagai agen pastoral awam. Perlu disadari bahwa communio Gereja tidak hanya terdiri dari para klerus dan biarawan-biarawati melainkan juga kaum awam yang tidak hanya terdiri dari laki-laki dan perempun. Pereduksian Gereja pada kaum klerus dan laki-laki perlu diatasi dengan pembentukan katekis laki-laki dan katekis perempuan agar mereka memiliki kepercayaan diri dan komitmen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
terhadap kehidupan Gereja. Jelas sekali dua tuntutan dasar bagi katekis, yaitu percaya diri dan komitmen. Percaya diri adalah sikap yang lahir dari kesadaran akan panggilan diri sebagai sarana perwujudan impian Allah bagi umat-Nya, sedangkan komitmen adalah kesetiaan untuk melaksanakan tanggungjawab termasuk di dalamnya kesetiaan turut memikirkan bersama rencana pastoral dan ketelatenan melaksanakannya (Komisi Kateketik KWI, 2005: 100-102). Ketiga, katekis berperan dalam mencegah pereduksian Kristianitas pada persoalan ibadat. Katekis diharapkan menyadari martabatnya sebagai awam yang tidak membatasi pada urusan ibadat. Sehubungan dengan itu, dalam AA art. 5 menyatakan bahwa: Oleh sebab itu perutusan Gereja tidak saja membawakan warta Kristus dan rahmat-Nya kepada manusia, tetapi juga meresapi dan menyempurnakan tata dunia dengan semangat Injil. Jadi para awam yang melaksanakan perutusan Gereja ini, menjadikan kerasulannya baik dalam Gereja mau pun di dalam dunia, baik dalam tata rohani mau pun dalam tata dunia. Dari pernyataan di atas sangatlah jelas bahwa katekis dapat menangani bidang lain, yaitu pelayanan karitatif dan pelayanan advokasi. Pelayanan karitatif adalah pelayanan dalam bentuk kasih sayang dan perhatian, misalnya memberi pelayanan yang mengarah kepada orang-orang sakit dan miskin, sedangkan pelayanan advokasi adalah pelayanan yang mengarah kepada penciptaan kondisi yang mencegah orang untuk menjadi sakit, misalnya baksos. Keempat, katekis berperan dalam pelayanan yang memberdayakan solidaritas umat beriman, yakni membangkitkan kesadaran, semangat, dan keteladanan dalam pelayanan. Sebagai petugas pastoral yang juga mengambil bagian langsung dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
bermasyarakat, katekis memiliki peluang untuk menyemangati masyarakat dengan semangat pelayanan yang menjiwainya (Komisi Kateketik KWI 2005: 102-104). Kelima, katekis berperan dalam menghidupi pluralitas di bidang pelayanan Gereja. Kenyataan menunjukan bahwa katekis dapat menjalankan berbagai macam profesi. Hal ini terlihat oleh katekis-katekis yang sudah tidak bekerja lagi di paroki atau keuskupan karena mereka bekerja pada lembaga atau intansti di luar Gereja. Walaupun mereka sudah tidak berprofesi sebagai katekis, mereka tetap merasa dan menyebut diri sebagai katekis. Hal ini didasarkan pada kenyataan akan panggilannya sebagai katekis yang didukung oleh komitmen yang sungguhsungguh. Dengan bantuan mereka, Gereja dapat menjalani hubungan dan kerjasama yang baik dengan lembaga atau instansi di luar Gereja. Maka relasi dan kerjasama antara Gereja dengan dunia luar semakin terbuka lebar, dengan demikian Gereja dapat memberikan pelayanan secara leluasa dan bebas tanpa ada satu halangan yang membatasi keduanya (Komisi Kateketik KWI, 2005: 104105).
4. Tugas-tugas Katekis Paroki Bila dilihat dalam rumusan PKKI II no. 4 yang berhubungan dengan katekese, katekis bertugas sebagai pemimpin katekese yang bertindak terutama sebagai pengarah dan pemudah (fasilitator). Katekis bertugas sebagai pelayan yang menciptakan suasana yang komunikatif, yang membangkitkan gairah supaya para peserta berani berbicara secara terbuka. Dalam memimpin katekese, seorang katekis tidak membawakan diri sebagai pembesar, yang mengindultrinasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
bawahanya, katekis pun tidak boleh memberi kesan seakan-akan dia yang pandai menyampaikan pengetahuan/pandangan kepada para peserta yang bodoh. Katekis menghayati contoh Kristus; “Aku di tengah-tengahmu sebagai pelayan” (Lalu 2005: 71). Dalam hubungan dengan Katekese Umat, rumusan PKKI II no.4 seperti yang disebut oleh Lalu (2005 :71), menegaskan bahwa tugas seorang katekis sebagai pemimpin suatu pertemuan katekese adalah a. Mengusahakan suasana Kristen dalam kelompok, di mana setiap anggota dipercaya, setian peserta ditantang oleh harapan akan sumbangannya, semua dihargai tanpa pandang bulu. Suasana saling mendengarkan, saling menghargai dengan perhatian khusus pada anggota-anggota yang “hina” entah karena watak yang kurang menarik, entah karena lidah yang kuranglincah, dan sebagainya, suasana begitulah yang harus terus menerus diusahakan oleh seorang katekis. b. Mengarahkan pembicaraan kelompok agar kelompok tidak melarikan diri dari salib dengan menghibur diri dalam pembicaraan yang dangkal. c. Melayani para peserta katekese yang mengalami kesulitan dengan memberi semangat, membantu merumuskan, memuji usaha, menentramkan ketegangan. d. Mencari atau memberikan input yang dimintakan oleh kelompok. e. Mengatur waktu dan tempat kalau kelompok sendiri tidak melakukan. Dengan demikian seorang katekis dalam memimpin Katekese Umat membantu kelompok untuk mengalami katekese sebagai pengalaman tulen Gereja, karena kebersamaan yang dihadiahkan oleh panggilan Kristus.
5. Spiritualitas Katekis a. Pengertian Spiritualitas Kata spiritualitas berasal dari bahasa Latin, yaitu spiritus yang berarti Roh. Roh ini merupakan dasar hidup manusia. Spiritualitas dimengerti sebagai semangat hidup dan perjuangan yang menjadi cara pandang atau pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dalam pengolahan hidup (Staf Dosen, 2010: 29). Heuken (2002: 11) menyatakan bahwa spiritualitas mempunyai dua segi, yaitu askese atau usaha melatih diri secara teratur supaya terbuka dan peka terhadap sapaan Allah. Askese menandakan jalan dan mistik sebagai tujuan hidup keagamaan manusia. Lebih lanjut ia berpendapat bahwa manusia dipanggil untuk mengenal Dia yang ilahi yang hadir dalam batinnya yang mana terjalin relasi berdasarkan kasih. Dengan demikian spiritualitas menyangkut keberadaan orang beriman sejauh dialami sebagai anugerah Roh Kudus yang meresapi seluruh dirinya. Bagi umat Kristiani, spiritualitas selalu berhubungan dengan Roh Allah atau Roh Kudus yang mendorong, menggerakkan, menjiwai, menguatkan dan menyemangati umat manusia. Yesus menyebut-Nya sebagai “Penolong, Roh Penolong” (Yoh 14:16-17), dan Paulus menyebut-Nya sebagai “Roh Allah atau Roh Kudus” (1 Kor 12:3). Roh Kudus itulah yang turun dan memenuhi para murid pada hari Pentakosta (Kis 2:1-4). Van Lierav (1994: 7) menyatakan bahwa spiritualitas adalah keadaan seseorang atau kelompok yang didorong, dimotivasi, disemangati, dijiwai dan digerakkan oleh Roh Allah. Dengan demikian spiritualitas adalah suatu gerak di mana seseorang senantiasa membiarkan dan membuka dirinya untuk dipimpin, dibimbing, diterangi, digerakkan, dan dikuasai oleh Roh Allah. Untuk dapat mengalami kehadiran Roh Allah dibutuhkan suatu kepekaan hati agar Roh Allah diam di dalam kita (Rm 8:1-17).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
b. Spiritualitas Seorang Katekis Spiritualitas merupakan unsur yang paling pokok yang harus dimiliki oleh katekis, karena spiritualitas inilah yang membantu katekis tetap bersemangat dalam menjalankan tugas panggilannya. Dalam Dokumen Direktorium Kateketik Umum (DKU) no. 114, berkata perihal spiritualitas katekis, sebagai berikut: Tugas yang dipercayakan pada katekis menuntut diripadanya suatu kehidupan sakramental dan rohani yang bersemangat, suatu penghayatan doa dan perasaan yang mendalam akan keunggulan wanita kristiani dan kekuatan yang dimilikinya untuk mengubah kehidupan seseorang; tugas ini menuntut juga diripadanya sikap mencari cinta kasih, kerendahan hati dan kebijaksanaan, yang memberikan Roh Kudus untuk melengkapi pekerjaannya yang penuh hasil dalam diri mereka yang diajar. Spiritualitas katekis berkaitan erat dengan hal-hal yang dituntut dalam menunaikan panggilan sebagai katekis. Karena spiritualitasnya diturunkan dari pelayanannya, namun spiritualitas katekis banyak juga tergantung dengan pada temperamen, lingkungan, dan terutama pada karunia Roh. Seorang bisa agak pendiam atau lebih komunikatif, agak mengasingkan diri atau lebih melibatkan diri. Seperti setiap orang kristiani yang lain, katekis juga berkembang dalam iman, pengharapan, dan cinta kasih; menantang yang jahat dalam diri sendiri atau di sekitarnya; berjuang dan bangkit dari jatuh, mengadakan pembaruan terus menerus, bersemangat rendahati, miskin dalam Roh, taat, murni, bijaksana; menyembah, bersyukur, dan bermohon. Sejauh ia melibatkan diri dalam pendidikan iman, ia harus melibatkan diri dalam pendidikan iman, ia harus mengongkritkan hidup spiritual kristianinya melalui pembinaan (Telaumbanua, 2005: 170).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Sebelum berbicara mengenai macam-macam spiritualitas katekis, terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pengertian spiritualitas, pengertian spiritualitas katekis, dan perlunya spiritualitas bagi katekis dengan berguru pada Yesus Kristus.
c. Pengertian Spiritualitas Katekis Dasar spiritualitas katekis adalah spiritualitas kristiani, dimana setiap orang kristiani terpanggil untuk mewujudkan secara nyata kehidupan Kristus yang diimaninya sebagai Tuhan dan Penyelamat dengan cara mengintegrasikannya dalam kehidupan sehari-hari (Sarjumunarsa, 1985: 23). Spiritualitas katekis dapat diartikan sebagai hidup rohani seorang katekis, sebagai orang kristiani yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang agama yang cukup mengkomunikasikan apa yang diketahui dan dialami kepada orang lain dan dapat menjadi saksi iman di tengah-tengah umat melalui kesaksian hidup yang nyata (Heuken, 2002: 12). Dengan demikian spiritualitas katekis adalah hidup rohani seorang katekis yang senantiasa didorong, dimotivasi, dibimbing, dipimpin, dijiwai, diterangi, dan digerakkan oleh kekuatan Roh Allah yang berpengetahuan dan berpengalaman di bidang agama, memiliki kesaksian iman dan mengkomunikasikannya kepada umat di tengah-tengah kehidupan nyata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
d. Perlunya Spiritualitas bagi katekis dengan Berguru pada Yesus Kristus Setiap kegiatan akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan daya dorong yang mendasarinya. Daya dorong tersebut adalah spiritualitas. Seorang katekis dalam menjalankan tugas panggilannya perlu memiliki spiritualitas katekis. Sumber spiritualitas para katekis adalah Yesus Kristus. Katekis harus memiliki sikap pengharapan akan kualitas hidup kristiani dengan menjadikan Yesus sebagai pedoman hidup. Yohanes Paulus II mengharapkan agar para katekis menimba spiritualitas katekis dari Sang Guru yakni Yesus Kristus. Banyak hal yang dapat dipelajari dari Yesus Kristus yang merupakan katekis ulung di mana kesuksesan dan keberhasilan terlihat dari banyaknya orang yang menjadi pengikut, percaya, dan bertobat. Kesetiaan Yesus terhadap tugas terlihat dari apa yang dilakukan-Nya, di mana Ia tidak henti-hentinya terus mengajar (CT, art 9). Apa yang diajarkan-Nya sungguh memberikan teladan yang mendalam bagi para pendengar-Nya, dan tidak terlepas dari kenyataan hidup-Nya. Tindakan yang Ia lakukan sungguh-sungguh menunjukan karya penebusan bagi dosa manusia yang merupakan perwujudan nyata atas sabda-Nya dan sekaligus sebagai pemenuhan wahyu. Para katekis diharapkan memiliki dan meneladani apa yang dilakukan oleh Yesus dalam mengajar. Hal ini dilakukan agar para katekis menemukan sinar terang dan kekuatan untuk secara otentik memperbaharui katekese (Komisi Kateketik KWI, 2009: 30-31).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
e. Macam-macam Spiritualitas Katekis Paroki Spiritualitas katekis merupakan sumber dan pedoman prilaku yang menopang tugas katekis sehubungan dengan panggilannya yang khusus. Spiritualitas menyangkut hubungan pribadi antara katekis dengan Allah yang tampak dalam hidup sehari-hari. Dalam kenyataan hidup katekis, banyak sekali macam-macam spiritualitas katekis yang bisa dipelajari, namun dalam pembahasan ini penulis hanya membatasi pada empat macam spiritualitas katekis yang harus dimiliki oleh katekis, yaiutu sedia diutus, semangat menggereja, menjadi murid, dan berakar dan berbuah.
1) Sedia Diutus Katekis sebagai fungsionaris Gereja memiliki spiritualitas sedia diutus oleh Gereja. Sikap sedia diutus oleh Gereja yang hidup dalam diri katekis pada dasarnya mengalir dari panggilan yang dikehendaki oleh Yesus sendiri. Dalam hidup merasul-Nya, Yesus sanggup mendorong dan mempengaruhi banyak orang unruk mendalami hidup rohani yang dalam. Demikian pula katekis dipanggil untuk mempunyai hidup rohani yang mendalam, yaitu menjalankan kehidupan doa, latihan rohani, membaca Kitab Suci, dan devosi (Sarjumunarsa, 1982: 23). Ketekis menyadari kesediaan diri untuk sedia diutus oleh Gereja karena ia merasa dipanggil untuk mengikuti cara hidup Yesus yang setia diutus oleh Bapa-Nya sampai pada akhir hayat-Nya. Demikian pula katekis yang sedia diutus terlihat dalam keterlibatannya yang formal dalam perutusan Gereja. Maka dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
menyangkut tugasnya katekis menyatakan kepada masyarakat akan kehadiran gereja yang tumbuh di tengah-tengah masyarakat sampai pada akhir hayatnya (Sarjumunarsa, 1982: 34)
2) Semangat Menggereja Seorang katekis tentunya memiliki sikap semangat menggereja yang mendalam yakni bergerak dalam komunitas iman jemaat. Katekis yang bergerak dalam komunitas iman jemaat tentu saja harus memiliki sikap dan sifat komunikatif. Sikap dan sifat tersebut terlihat dalam keterbukaannya untuk sedia dan setia mendengarkan sabda Tuhan, karena tugas khusus katekis dalam rangka menggereja yang bergerak dalam komunikasi iman jemaat, maka ia harus memiliki semangat dan cita-cita untuk menggerakkan seluruh anggota Gereja dalam mengkomunikasikan imannya. Dalam komunikasi iman jemaat yang integral akan terwujud Gereja yang hidup, nyata, dan damai (Sarjumunarsa, 1982: 34-35).
3) Menjadi Murid Yesus sebelum mengakhiri tugas-Nya dan terangkat ke surga, Ia mendekati para murid dan berkata: Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat 28:18-20).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Dalam ayat-ayat tersebut, sangatlah jelas bahwa Yesus memberi kuasa dan tugas kepada para murid, yaitu menjadi murid sekaligus sebagai pengajar. Kaitannya dengan ayat-ayat tersebut semua orang kristiani termasuk katekis adalah murid Yesus, maka betapa pun katekis memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam mengajar ia tetap murid Yesus. Dalam Injil Matius 11:29 dikatakan “Belajarlah kepda-Ku karena Aku lemah lembut dan rendah hati”, ayat tersebut mengajak kepada katekis untuk selalu setia belajar agar ia memiliki sikap lemah lembut dan rendah hati, artinya terbuka pada berbagai pengalaman, pendapat, siap menerima kritik dan tidak malu bertanya (Sarjumunarsa, 1982: 3536).
4) Berakar dan Berbuah Katekis dikatakan berhasil mengembangkan spiritualitasnya apa bila iman Gereja semakin mengakar dan berbuah di dalam kehidupan jemaat. Hal ini bertolak dari perkataan Yesus yang terdapat dalam Mat 7:6 yaitu; “Dari buahnya lah kamu akan mengenal mereka”. Gereja semakin berakar mengandung arti Gereja bertumbuh, berkembang, dan menyatakan dirinya di dalam seluruh aspek kehidupan jemaat baik itu dari segi kebudayaan, sosial, ekonomi, keagamaan, dan kehidupan sehari-hari dengan demikian seluruh aspek kehidupan masyarakat merasakan dan menjiwai semangat iman Kristiani. Sedangkan Gereja semakin berbuah mengandung arti tindakan umat yang nyata (perbuatan baik). Tindakan baik ini ditujuakan bukan hanya kepada sesama jemaat tetapi juga kepada masyarakat luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Kebaikan yang dilakukan jemaat akan masuk ke dalam jiwa masyarakat sehingga menimbulkan dorongan kepada masyarakat luas untuk berbuat baik dan beramal kasih kepada sesama (Sarjumunarsa, 1982: 36-37). Dorongan yang dilakukan umat untuk tetap bersatu dalam iman sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan masing-masing.
5) Semangat Missioner Mengingat pembabtisan dan panggilan khusus mereka, para katekis yang hidup dalam pergaulan sehari-hari dengan sejumlah besar orang bukan Kristiani, sebagaimana halnya yang terjadi di wilayah misi, tidak bisa tidak digugah oleh Sabda Kristus: “Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini, dan domba-domba ini harus Kutuntut juga” (Yoh 10:16) dan “pergilah keseluruh dunia dan beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk 16:15). Para katekis harus memiliki semangat kerasulan yang tinggi, suatu semangat yang akan efektif jika mereka menjadi yakin akan apa yang mereka lihat dan menjadi penuh semangat dan berani, tanpa merasa malu akan Injil. Para katekis akan menjadi seperti gembala yang mencari dombanya yang hilang “sampai menemukannya” (Luk 15:4). Keyakinan mereka seharusnya menjadi sumber semangat kerasulan mereka. Semangat bernyala-nyala seperti St. Paulus perlu mengilhami mereka para katekis untuk mengobarkan semangat mereka, yang merupakan tanggapan atas panggilan mereka, dan yang akan membantu mereka untuk berani memberikan Kristus dengan berani dan bekerja giat demi perkembangan Gereja (Sumarno Ds., 2015: 28-29).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
D. Peran Mata Kuliah PPL PAK Paroki Dalam Mendukung Panggilan Mahasiswa PAK Sebagai Katekis Paroki Pendidikan yang ditawarkan oleh Program Studi PAK memang dikhususkan untuk mendukung dan sekaligus memupuk panggilan para mahasiswa sebagai seorang yang terpanggil untuk menjadi pelayan sabada sebagai seorang katekis. Sebagai orang awam, tentunya katekis memiliki panggilan yang khas, di mana ia dipanggil dan diutus mewartakan Injil dalam sifat keduniawiannya di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat (Komisi Kateketik KWI, 2009: 15). Dalam kehidupannya di masyarakat ia ikut ambil bagian dalam pergumulan dan perkembangan masyarakat. Sebagai anggota masyarakat, ia juga berperan sebagai pewarta sabda dengan menghadirkan sosok Yesus Kristus yang diimaninya dengan menampilkan kasih Allah melalui perkataan dan perbuatan di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat dengan harapan agar semakin banyak orang percaya dan beriman kepada-Nya (Prasetya, 2007: 30).
1. Mengembangkan Keterampilan dalam Melaksanakan Katekese Seorang katekis diharapkan mempunyai keterampilan dakam berkatekese. Pewartaan seorang katekis dilakukan dengan cara berdialog (berkomunikasi) dengan umat dan mengajak uamat untuk berefleksi. Jadi keterampilan berkomunikasi dan berefleksi merupakan keterampilan yang penting dan harus dikuasai oleh katekis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
a. Keterampilan Berkomunikasi Seorang katekis harus mampu berkomunikasi dengan umat, dalam pengalaman tertentu, dalam situasi tertentu yang dilatarbelakangi kebudayaan tertentu. Katekis juga perlu dapat mengungkapkan diri, berbicara dan mendengarkan umat, hal ini menunjukan bahwa ia juga terbuka dengan umat. Dengan keterampilan berkomunikasi yang baik tentunya akan sangat mudah bagi katekis dalam mengumpulkan, menyatukan, dan mengarahkan umat pada suatu tindakan nyata. Selain itu juga mampu menciptakan suasana yang memudahkan umat untuk mengungkapkan diri, berdialog dan mendengarkan pengalaman orang lain sehingga diantara umat sendiri tidak ada saling curiga satu sama lain (Lalu, 2005: 8).
b. Keterampilan Berefleksi Suatu pertemuan pendalaman iman hendaknya menjadi sebuah komunikasi iman yakni kesaksian iman. Katekis diharapkan mampu memberikan kesaksian akan pengalaman imannya, karena kesaksian yang diungkapkan menjadi bahan untuk direfleksikan dan sekaligus menjadi peneguh atas apa yang ia katakan kepada umat. Maka untuk bisa berefleksi dibutuhkan keterampilan berefleksi, keterampilan berefleksi adalah kemampuan untuk menentukan nilai-nilai manusiawi dalam pengalaman hidup sehari-hari, menemukan nilai-nilai Kristiani dalam Kitab Suci, ajaran Gereja, dan Tradisi Kristiani, serta memadukan nilainilai Kristiani dengan nilai-nilai manusiawi dalam pengalaman hidup sehari-hari (Lalu, 2005: 8). Dalam melatih keterampilan berefleksi katekis perlu melakukannya setiap hari sebagai suatu bentuk tanggungjawab atas panggilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
yang sudah mereka jalani dan mereka terima oleh karena rahmat Allah. Sebagai pewarta sabda ia juga merenungkan dan merefleksikan sabda yang ia wartakan di dalam hidupnya. Dari sabda yang ia wartakan dan renungkan, ia juga bersaksi atas sabda dan imannya karena dengan kesaksiannya itu dapat menjadi teladan dan contoh bagi kehidupan orang-orang lain. Buah dari pewartaan, permenungan, dan kesaksian ia wujudnyatakan dalam tingkah laku dan perbuatan di dalam kehidupan sehari-harinya.
2. Memberi Sumbangan Pengetahuan tentang Katekese Katekis adalah seorang pewarta dan saksi iman maka ia harus memiliki pengetahuan yang memadai seputar tugasnya, yaitu pengetahuan tentang katekese, pengetahuan tentang metode katekese, pengetahuan terhadap situasi atau keadaan umat dan pengetahuan yang menyangkut konteks. Kesemua pengetahuan tersebut harus dikuasai secara benar dan tepat. Tanpa pengetahuan-pengetahuan tersebut katekis tidak bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan bahkan bisa gagal. Dalam hal ini mata Kuliah PPL PAK Paroki memberikan sumbangan pengetahuan.
a. Pengetahuan tentang Katekese Pengetahuan tentang katekese yang harus dimiliki oleh katekis meliputi: pengetahuan akan Kitab Suci, Kristologi, dan Eklesiologi. Pertama, pengetahuan akan Kitab Suci; katekis harus memiliki pengetahuan yang tepat tentang Kitab Suci sebagai Kitab yang berisi Firman Allah yang ditujukan kepada manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Kedua, Kristologi; apa yang diwartakan oleh katekis adalah Yesus sendiri, maka terlebih dahulu katekis harus mengenal, mendalami secara pribadi dan menjadikan Yesus sebagai pola hidup (Lalu, 2005: 118-119) Ketiga, Eklesiologi (Gereja); katekis harus mampu mengartikan Gereja secara benar dan tepat, yaitu Gereja sebagai umat Allah. Communio dan tanda keselamatan yang nyata hadir di tengah-tengah dunia. Keempat adalah Ajaran Sosial Gereja (ASG); katekis harus mengetahui dan memahami apa yang menjadi ajaran Gereja, khususnya keberpihakan Gereja terhadap kaum lemah, miskin, tersingkir, dan difabel (KLMTD). Selain itu juga pengetahuan lain yang harus diketahui dan dikuasai katekis adalah Sakramentologi, Mariologi, liturgi dan lainlain (Lalu, 2005: 119). Mengingat umat zaman ini semakin pintar, kritis, dan serba ingin tahu maka kesemua pengetahuan tersebuat harus dikuasai dan dipahami secara benar oleh katekis.
b. Pengetahuan tentang Metode Katekese Metode merupakan cara atau prosedur untuk melaksanakan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan secara efektif. Berbicara mengenai metode katekese, tentunya katekis harus mengetahui metode dalam sebuah katekese. Pengetahuan ini harus dipelajari berdasarkan uraian-uraian yang sudah ada tau pun berdasarkan pengembangan metode secara pribadi. Katekis harus memiliki pengetahuan semacam ini. Dengan kemampuannya mengolah sebuah metode katekese tentunya akan dengan mudah ia menganalisis situasi, menyusun rencana tindak lanjut dan berkreasi dalam mengolah katekese itu sendiri (Lalu, 2005: 119-120).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
c. Pengetahuan tentang Situasi/Keadaan Umat Katekis ketika menjalankan sebuah pertemuan katekese ia juga perlu memperhatikan situasi atau keadaan umat. Situasi atau keadaan yang dimaksud di sini adalah keadaan pribadi seseorang dan latar belakang umat. Selain itu juga katekis diharapkan mampu mengenali psikologi dan konteks peserta (Lalu, 2005: 120). Dengan demikian iman umat akan semakin mengakar, tumbuh dan berkembang di dalam kehidupan bermasyarakat dan juga di dalam kehidupan menggereja.
d. Pengetahuan Menyangkut Konteks Katekis juga perlu memiliki pengetahuan yang menyangkut konteks. Konteks yang dimaksud di sini adalah situasi atau keadaan yang sedang terjadi di dalam dunia faktual yang bersifat nasional. Misanya saja kejadian-kejadian yang terjadi di dalam negeri maupun di luar negeri: bencana alam, kerusuhan, dan lainlain (Lalu, 2005: 120). Kejadian yang terjadi dalam dunia faktual dapat membantu, mendukung dan menjadi sumber inspirasi yang mendukung dalam pewartaan katekis di tengah-tengah umat yang sedang mengalami perubahan zaman dan serba ingin tahu akan situasi yang sedang terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
3. Memberi Sumbangan Katekese Umat Model Shared Christian Praxis (SCP) Shared Christian Praxis (SCP) bermula dari kebutuhan para katekis untuk menentukan suatu pendekatan berkatekese yang handal dan efektif, artinya suatu pendekatan yang mempunyai dasar teologis yang kuat, menggunakan model pendidikan yang “progresif”, dan memiliki keprihatinan pelayanan pastoral yang aktual. Groome (1997: 1), mengatakan bahwa: Shared Christian Praxis (SCP) menekankan proses berkatekse yang bersifat dialogis-partisipastif supaya dapat mendorong peserta, berdasarkan komunikasi antar “tradisi” dan visi hidup mereka dengan “tradisi” dan visi kristiani, sehingga baik secara pribadi maupun bersama mengadakan penegasan dan pengambilan keputusan demi makin terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan manusia. Model ini bermula dari pengalaman hidup peserta yang selanjutnya direfleksikan secara kristis supaya ditemuka maknanya yang kemudian dikonfrontasikan dengan pengalman hidup iman kristiani supaya muncul pemahaman, sikap, dan kesadaran baru yang memberi motivasi pada keterlibatan baru pula. Dengan kata lain sejak awal orientasi pendekatan ini adalah praksis, maka pendekatan ini juga disebut sebagai model praksis (Groome, 1997: 1).
a. Pengertian Shared Christian Praxis (SCP) Katekese dengan model Shared Christian Praxis (SCP) ini pertama kali diperkenalkan oleh Thomas H. Groome, seorang ahli katekese melalui bukunya yang berjudul Shared Christian Praxis (SCP): Suatu Model Berkatekese, berusaha mencari pendekatan katekese yang handal dan efektif untuk menjawab kebutuhan para katekis dalam membantu umat demi perkembangan iman mereka, yaitu suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
model yang sungguh mempunyai dasar teologis yang kuat, mampu memanfaatkan perkembangan ilmu pendidikan dan memiliki keprihatinan pastoral yang aktual. Model Shared Christian Praxis (SCP) merupakan suatu alternatif katekese model pegalaman hidup yang menekankan proses berkatekese yang bersifat dialogis dan partisipasif, berawal dari pengalaman iman dan visi Kristiani (idealitas) supaya muncul pemahaman, sikap dan kesadaran baru (aktualitas) yang memberi motivasi pada keterlibatan baru. Pada akhirnya baik secara pribadi maupun bersama mampu mengadakan penegasan dan pengambilan keputusan demi semakin terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah (Groome, 1997: 1). Orientasi model ini adalah praksis peserta sebagai subyek yang bebas dan bertanggungjawab. Sesuai dengan tiga huruf (S-C-P), model ini memiliki tiga komponen yakni shared, christian, praxis.
1) Shared Istilah shared atau sharing mengundang pengertian komunikasi timbal balik, partisipasi aktif dan kritis dari semua peserta. Istilah ini juga merupakan proses katekese yang menekankan unsur dialog partisipasif peserta yang ditandai dengan suasana kebersamaan, persaudaraan, keterlibatan dan solidaritas. Dalam sharing semua peserta diharapkan untuk ikut aktif, terbuka, siap mendengarkan dengan hati pengalaman orang lain dan berkomunikasi dengan kebebasan hati (Groome, 1997: 4). Dikatakan pula bahwa sharing berarti berbagi rasa, pengetahuan serta saling mendengarkan pengalaman orang lain. Ada dua unsur penting yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
membicarakan dan mendengrkan. Arti dari membicarakan disini adalah lebih pada menyampaikan atau mengungkapkan pengalamn hidup yang didasari oleh sikap terbuka,
kepercayaan
dan
kerendahan
hati
untuk
mengungkapkan
penhuangalaman dan pengetahuan yang nyata dalam dirinya. Sedangkan maksud mendengarkan adalah berarti mendengar dengan hati yang disharingkan. Mendengarkan berarti melibatkan keseluruhan diri sehingga dalam mendengarkan timbullah gerak hati, empati terhadap apa yang disharingkan oleh peserta lainya (Sumarno DS., 2013: 16-17).
2) Christian Christian atau Kristiani dalam Shared Christian Praxis (SCP) adalah mengusahaka agar kekayaan iman Kristiani sepanjang sejarah dan visinya semakin terjangkau dan relevan untuk kehidupan peserta. Kekayaan iman Kristiani yang ditekankan dalam model ini adalah pengalaman iman tradisi Kristiani sepanjang sejarah dan visinya (Groome, 1997: 2). Tradisi mengungkapkan realitas iman jemaat yang hidup dan sungguh dihidupi. Ini mengungkapkan tanggapan manusia terhadap perwahyuan diri Allah yang terlaksana dalam hidup mereka sebagai realitasiman, tradisi senantiasa mengundang keterlibatan praktis. Tradisi (dengan huruf besar T) dalam Gereja bukan berarti hanya sejarah naratif atau adat istiadat ritual masa lampau saja, tetapi keseluruhan pengalamn iman umat dalam bentuk apapun yang sudah dibakukan oleh Gereja dalam rangka menanggapi perwahyuan Allah di dunia ini. Orang tidak bisa begitu saja menciptakan Tradisi sendiri. Bahkan dalam Gereja tidak semua tradisi yang ada diterima sebagai Tradisi (Sumarno Ds., 2013: 17).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Sedangkan Visi menegaskan tuntutan dan janjian Allah yang terkandung di dalam tradisi, tanggungjawab dan pengutusan orang Kristiani sebagai jalan untuk menghidupi semangat dan sikap kemuridan. Visi yang paling hakiki adalah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan manusia (Groome, 1997: 3). Tradisi dan Visi tidak dapat dipisahkan karena Visi bukan hanya pengetahuan saja melainkan kenyataan hadirnya dalam bentuk konkret dari Tradisi dan merupakan jawaban hidup bagi orang beriman terhadap janji Allah yang terungkap dalam pengalaman dan Tradisi Kristiani. Visi merupakan wujud konkret dari jawaban manusia terhadap janji Allah yang terwujudkan dalam sejarah atau Tradisi (Sumarno Ds., 2013: 17).
3) Praxis Praxis adalah suatu tindakan manusia yang sudah direfleksiakan sebagai tindakan. Praxis meliputi seluruh keterlibatan manusia dalam dunia yang mempunyai tujuan untuk mencapai perubahan hidup yang meliputi kesatuan antar praktek dan teori, atara refleksi kristiani dan kesadaran historis, sintesis pratek dan teori akan membentuk suatu kreatifitas, sedangkan refleksi kritis dan kesadaran historis akan mengarahkan pada keterlibatan baru. Praxis mempunyai tiga unsur yaitu aktivitas, refleksi dan kreativitas. Ketiga unsur itu membangkitkan berkembangnya imajinasi, meneguhkan kehendak dan mendorong praksis baru yang dapat dipertangungjawabkansecara etis dan moral (Sumarno Ds., 2013: 15).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
a) Aktivitas Aktivitas meliputi kegiatan masa kini yang meliputi mental dan fisik, kesadaran, tindakan personal dan sosial, hidup pribadi dan kegiatan publik yang merupakan medan untuk perwujudan diri sebagai manusia atau subyek dari kegiatan yang sedang dilakukan baik untuk dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Karena bersifat historis, aktivitas hidup manusia perlu ditempatkan di dalam konteks waktu dan tempat (Groome, 1997: 2).
b) Refleksi Refleksi menekankan refleksi kritis terhadap tindakan historis pribadi dan sosial dalam masa lampau terhadap pribadi dan kehidupan masyarakat serta terhadap “tradisi” dan “visi” iman Kristiani sepanjang sejarah. Refleksi kritis dalam mengevaluasi masa sekarang untuk mengerti apa yang “nyata” dalam masa kini, sehingga manusia tidak jatuh dalam sikap menerima pasif apa yang sudah terjadi begitu saja. Dengan akal budi, manusia mau mencari apa yang terjadi dalam “yang nyata”, mencari maksud dari kenyataan masa kini dan mengkritik, menilai baik-buruknya “yang nyata” dalam masa sekarang (Sumarno Ds., 2013: 15) Unsur selanjutnya adalah imaginasi kritis dalam menyikap masa lalu dalam masa sekarang, dan imaginasi kreatif untuk menghadapi masa depan dalam masa sekarang dengan menggunakan daya imaginasi untuk mengaktifkan masa lampau dengan mengingat-ingat apa yang terjadi dalam tindakan dan memberi arti tindakan itu secara pribadi dan sosial (Sumarno Ds., 2013: 15).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
c) Kreativitas Kreativitas merupakan perpaduan atara aktivitas dan refleksi yang menekankan transendensi manusi dalam dinamika menuju masa depan yang terus berkembang sehingga melahirkan praksis baru (Groome, 1997: 2). Praksis baru merupakan hal yang akan dilakukan pada masa depan setelah melihat aktivitas dan merefleksikannya, sehingga tercipta hal baru yang membawa perubahan lebih baik dan berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
b. Langkah-langkah Shared Christian Praxis (SCP) Shared Christian Praxis (SCP) sebagai suatu model model katekese yang berpusat pada pengalaman hidup konkret antar peserta, dalam prosesnya memiliki 5 (lima) langkah-langkah yang berurutan dan terus mengalir yang didahului dengan langkah 0 (nol) sebagai pemusatan aktivitas (Sumarno Ds., 2013: 18). Lima langkah yang saling berurutan dapat saling tumpang tindih, terulang kembali, atau langkah yang satu digabungkan dengan yang lain (Groome, 1997: 5). “Yang paling pokok adalah bahwa semua langkah itu mengalir dalam satu kesatuan yang menyelruh dan bukan langkah-langkah yang terlepas” (Sumarno Ds., 2013: 23).
1) Langkah 0: Pemusatan Aktivitas Langkah 0 (nol) ini tidak harus ada. Kekhasan dari langlah ini adalah bertolak dari kebutuhan kenkret peserta. Tujuan pada langakah ini adalah untuk mendorong umat menentukan topik pertemuan yang bertolak dari kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
konkret yang selanjutnya diolah menjadi tema dasar pertemuan sehingga tema dasar ini sungguh-sungguh mencerminkan pokok-pokok hidup, keprihatinan, permasalahan, dan kebutuhan hidup peserta. Pada langkah ini peserta diminta untuk berperan aktif dalam pertemuan sehingga mampu menentukan tema dasar yang sesuai dengan situasi atau keadaan peserta (Sumarno Ds., 2013: 18-19).
2) Langkah I: Mengungkapkan Pengalaman Hidup Peserta Kekhasan dalam langkah ini adalah sharing, dimana peserta membagikan (to sahre) pengalaman hidup yang sungguh-sungguh dialami dan tidak boleh ditanggapi sebagai suatu laporan. Langkah ini bertujuan mendorong peserta sebagai subyek utama untuk menemukan topik pertemuan yang bertolak dari hidup konkret yang selanjutnya menjadi tema dasar pertemuan. Dengan demikian tema dasar pertemuan dapat sungguh-sungguh mencerminkan pokok-pokok hidup, keprihatinan, permasalahan dan kebutuhan peserta. Dalam dialog ini, peserta boleh diam karena “diam” pun merupakan salah satu cara berdialog. “Diam” tidak sama dengan tidak terlibat. Pada tahap ini pendamping berperan sebagai fasilitator yang menciptakian suasana pertemuan menjadi hangat dan mendukung peserta untuk membagikan praxis hidupnya berkaitan dengan tema dasar. Pada langkah ini pendamping juga berperan untuk merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang jelas, terarah, tidak menyinggung harga diri seseorang, sesuai dengan latar belakang peserta, dan bersifat terbuka dan obyektif misalnya: gambarkan, likiskan, atau ceritakan apa yang anda temuai, lihat, dengar, dan lakukan (Sumarno Ds., 2013: 19-20).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
3) Langkah II: Mendalami Pengalaman Hidup Peserta Kekhasan pada langkah ini adalah refleksi kritis atas sharing pengalaman hidup faktual peserta. Pada langkah kedua ini, tujuannya adalah memperdalam saat refleksi dan mengantar peserta pada kesadaran kritis akan pengalaman hidup dan tindakannya yang meliputi: pemahaman kritis dan sosial (alasan, minat, asumsi), kenangan analitis dan sosial (sumber-sumber historis) dan imajinasi kreatif dan sosial (harapan konsekuensi historis). Peserta diminta untuk aktif dalam merefleksikan pengalaman hidupnya maupun pengalaman hidup orang lain yang mempengaruhi cara hidupnya. Kemudian menentukan arah refleksi bagi masa lampau, sekarang maupun masa depan. Pada tahap ini pembimbing bertanggungjawab: Pertama, menciptakan suasana pertemuan yang menghormati dan mendukung setiap gagasan serta sumbang saran peserta; Kedua, mengundang refleksi kritis setiap peserta; Ketiga, mendorong peserta supaya mengadakan dialog dan penegasan bersama yang bertujuan memperdalam, menguji pemahaman, kenangan dan imajinasi peserta; Keempat, mengajak peserta untuk berbicara tetapi tidak memaksa; Kelima, menggunakan pertanyaan yang menggali tidak mengintrogasi dan mengganggu harga diri dan apa yang dirahasiakan peserta; Keenam, menyadari kondisi peserta, lebih-lebih mereka yang tidak bisa melakukan refleksi kritis terhadap pengalaman hidupnya (Sumarno Ds., 2013: 20).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
4) Langkah III: Menggali Pengalaman Iman Kristiani Pokok pada langlah ini adalah menyampaikan supaya Tradisi dan Visi Kristiani lebih terjangkau dan lebih mengena untuk kehidupan peserta yang konteks dan latar belakang kebudayaan berbeda. Tradisi dan Visi Kristiani mengungkapkan pewahyuan Diri dan kehendak Allah yang memuncak dalam misteri hidup dan karya Yesus serta mengungkapkan tanggapan manusia atas pewahyuan tersebut. Sifat pewahyuan Ilahi yaitu dialogal, menyejarah dan normatif, maka perlu ditafsirkan supaya menjadi relevan. Tujuan yang ingin dicapai dalam langlah ini yaitu mengkomunikasikan nilai-nilai Tradiisi dan Visi Kristiani agar lebih terjangkau dan lebih mengena untuk kehidupan peserta yang konteks dan latar belakang kebudayaannya berlainan. Peserta sangat berperan dalam langkah ini. Peserta diminta untuk membagikan pengalaman hidupnya berdasarkan Tradisi Gereja ataupun Kitab Suci yang sesuai dengan tema dan tujuan. Peran pendamping pada langkah ini membantu peserta dalam menafsirkan Tradisi Gereja atau Kitab Suci agar peserta terbantu dalam menemukan nilai-nilai Tradisi dan Visi Kristiani. Pendamping juga harus menggunakan metode yang tepat tidak bersikap “menggurui”, namun harus bersikap sebagai seorang “murid” yang siap untuk belajar bersama. Sebagai pendampin juga harus mau memberikan kesaksian iman, harapan, dan hidupnya sendiri dalam memberikan tafsiran dan juga pastinya harus membuat persiapan yang matang (Sumarno Ds., 2013: 20-21).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
5) Langkah IV: Menerapkan Iman Kristiani dalam Situasi Peserta Konkret Langkah ini lebih menekankan interpretasi yang dialektis antara tradisi dan visi faktual peserta dengan Tradisi dan Visi Kristiani yang akan melahirkan kesadaran sikap dan niat baru sebagai jemaat Kristiani. Yang menjadi kekhasan dalam langkah ini adalah mengajak peserta sampai pada pengalaman iman. Langkah ini bertujuan untuk mengajak peserta, berdasarkan nilai Tradisi dan Visi Kristiani untuk menemukan sikap dan nilai hidup yang hendak dipertahankan dan dikembangkakan. Pada langlah ini, peserta diminta untuk mendialogkan hasil pengolahan mereka pada langkah pertama dan kedua dengan isi pokok langkah ketiga. Peserta diminta untuk aktif bertanya, bagaimana nilai-nilai Tradisi dan Visi Kristiani meneguhkan, mengkritik atau mempertanyakan dan mengundang mereka untuk melangkah pada kehidupan yang lebih baik dengan semangat, nilai, dan iman yang baru demi terwujudnya Kerajaan Allah baik itu dengan tulisan, simbol atau ekspresi artistik, dsb. Peran pendamping adalah (a) menghormati kebebasan dan hasil penegasan peserta, termasuk peserta yang menolak tafsiran pendamping; (b) meyakinkan peserta bahwa mereka mampu mempertemukan nilai pengalaman hidup dan visi mereka dangan Tradisi dan Visi Kristiani; (c) mendorong peserta untuk merubah sikap dari pendengar pasif menjadi pihak aktif; (d) menyadari bahwa tafsiran pendamping bukan mati; dan (e) mendengar dengan hati tanggapan, pendapat, dan pemikiran peserta (Sumarno Ds., 2013: 21-22).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
6) Langkah V: Mengusahakan Suatu Aksi Konkret Kekhasan pada langkah terakhir ini adalah mengusahakan tindakan konkret dan niat-niat bersama. Peserta diajak untuk sampai kepada keputusan praktis yakni mendorong keterlibatan baru dengan jalan mengusahakan pertobatan pribadi dan sosial yang kontinyu. Sesui dengan tujuan langkah ini, pendamping harus sungguh-sungguh mengusahakan agar peserta sampai pada keputusan pribadi dan bersama. Pendamping berperan untuk dapat merangkum hasil langkah keempat, supaya dapat lebih membantu peserta dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini pendamping perlu menekankan pada peserta sikap optimis dan realistis terhadap masa depan yang lebih baik dengan kesadaran bahwa Allah senantiasa hadir dalam situasi apapun (Sumarno Ds., 2013: 22).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
BAB IV USULAN PROGRAM REKOLEKSI MODEL SHARED CHRISTIAN PRAXIS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KESADARAN MAHASISWA AKAN PANGGILANNYA SEBAGAI SEORANG KATEKIS
Suatu kegiatan yang akan dilaksanakan di lapangan dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila dipersiapan dengan matang dan terencana. Para pendamping perlu membuat suatu program pendampingan. Mangunhardjana (1985: 16) menyatakan program adalah prosedur yang dijadikan landasan untuk menentukan isi dan urutan acara-acara pembinaan yang akan dilaksanakan. Program juga merupakan serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis guna mempermudah pendamping dalam rangka menyusun kegiatan secara terperinci dan menyeluruh yang dijabarkan sesuai tema yang telah ditentukan. Dalam kehidupan sehari-hari, peristiwa-peristiwa hidup yang manusia alami seringkali berlalu begitu saja tanpa sempat disadari dan direfleksikan, sehingga kita tidak mengetahui makna di balik peristiwa tersebut. Salah satu kegiatan yang dapat membantu dalam menyadari dan merefleksikan peristiwa hidup adalah rekoleksi. Rekoleksi menjadi salah satu bagian untuk menyadari, merefleksikan peristiwa hidup dan menemukan rencana Tuhan dalam hidup pribadi masing-masing manusia. Mata kuliah PPL PAK Paroki yang dialami dan dilaksanakan oleh mahasiswa Prodi PAK sebagai peristiwa formal yang belum direfleksikan, sehingga dampak dari pelaksanaan PPL PAK Paroki ini tidak dirasakan dan belum direfleksikan secara sungguh-sungguh dan mendalam oleh mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PAK. Di Prodi PAK perlu diadakan program rekoleksi model Shared Christian Praxis sebagai upaya meningkatkan kesadaran mahasiswa akan penggilannya sebagai seorang katekis. Uraian dalam bab ini terbagi menjadi lima bagian yaitu latar belakang pemilihan program, alasan pemilihan tema atau tujuan, petunjuk pelaksanaan program dan contoh persiapan rekoleksi model Shared Christian Praxis.
A. Latar Belakang Penyusunan Program Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di kampus PAK bagi mahasiswa yang telah melaksanakan dan mengalami mata kuliah PPL PAK Paroki, penulis dapat mengetahui bahwa mahasiswa PAK cukup memahami bahwa mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan sarana untuk memotivasi serta menjadi tempat untuk memupuk panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis. Namun dengan pemahaman yang ada tersebut, ternyata mahasiswa PAK belum sepenuhnya mampu mengahayati dan memaknai akan peran dari mata kuliah PPL PAK Paroki sebagai penumbuh kembang panggilannya sebagai katekis, mahasiswa belum sungguh-sungguh merefleksikan proses yang terjadi selama melaksanakan mata kuliah PPL PAK Paroki. Bagi penulis, kondisi ini cukup memperihatinkan mengingat peranan mata kuliah PPL PAK Paroki belum direfleksikan
dengan
sungguh-sungguh
oleh
mahasiswa.
Berdasarkan
keprihatinan tersebut, penulis mencoba untuk memberikan usulan program rekoleksi model Shared Christian Praxis yang diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memaknai dan merefleksikan sungguh-sungguh pelaksanaan dari mata kuliah PPL PAK Paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Rekoleksi model Shared Christian Praxis merupakan ajakan kepada para mahasiswa untuk menumbuh kembangkan panggilannya sebagai katekis dan menumbuh kembangkan hidup rohani. Pencapaian hidup rohani ini diproses melalui keheningan, penenangan pikiran dan penenangan batin. Hal ini dimaksudkan agar dalam suasana hening, pikiran yang tenang dan batin yang tenang mahasiswa semakin mengarahkan hatinya kepada Allah. Selain menumbuhkan panggilan sebagai katekis dan hidup rohani, rekoleksi juga menjadi kesempatan mahasiswa untuk mengingat dan mengumpulkan kembali materi-materi yang telah diajarkan dalam mata kuliah PPL PAK Paroki dan mengajak mahasiswa untuk melakasnakan serta melakukan kebiasaan hidup yang baik dan semakin terlibat di Lingkungan bersama dengan jemaat.
B. Alasan Pemilihan Tema Tema program rekoleksi yang diusulkan tidak terlepas dari tema dan tujuan sentral yang ingin dicapai dalam mata kuliah PPL PAK Paroki. Dalam membuat tema-tema rekoleksi juga menyesuaikan dengan keadaan karakteristik dan situasi mahasiswa serta harapan mahasiswa terhadap mata kuliah PPL PAK Paroki. Maka dengan keterangan di atas mengusulkan tema untuk program rekoleksi ini adalah “Menjadi katekis adalah Panggilan Hidupku”. Tema menjadi katekis adalah panggilan hidupku merupakan tema yang tepat yang penulis usulkan. Tema ini dipilih bertujuan supaya mahasiswa semakin menyadari bahwa menjadi katekis adalah panggilan hidup yang terdorong dari pelaksanaan mata kuliah PPL PAK Paroki yang dialami langsung oleh mahasiswa bersama umat di Lingkungan tempat tinggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Tema ini dijabarkan dalam 3 (tiga) sesi yaitu: mengungkapkan dan merefleksikan pengalaman dalam PPL PAK Paroki, mendalami peran PPL PAK Paroki dalam panggilan sebagai katekis, dan menerapkan usaha konkret dan aksi bagi masa depan panggilan sebagai katekis di Prodi IPPAK. Sesi pertama diangkat karena ingin mengungkapkan kembali situasi pengalaman mahasiswa dalam melaksanakan PPL PAK Paroki dan merefleksikan dengan sungguhsungguh akan pengalaman yang sudah dilaksanakan oleh mahasiswa, maka melalui sesi ini diharapkan mahasiswa dapat mengungkapkan kembali pengalaman-pengalaman
selama
melaksanakan
PPL
PAK
Paroki
dan
merefleksikan sebagai ungkapan syukur atas pengalaman yang sudah didapatkan. Sesi yang kedua diangkat karena ingin melihat bagaimana mahasiswa mendalami peranan mata kuliah PPL PAK Paroki dalam meneguhkan panggilan mahasiswa sebagai seorang katekis, maka melalui sesi ini diharapkan mahasiswa dapat menyebutkan peran PPL PAK Paroki dalam meneguhkan panggilannya sebagai seorang katekis. Sesi ketiga diangkat supaya mahasiswa dapat menerapkan usaha konkrit dalam aksi bahwa panggilan menjadi katkis adalah panggilan yang dianugerahi oleh Allah, sehingga mahasiswa semakin terdorong untuk lebih aktif dalam berkegiatan di Lingkungan sebagai bentuk menanggapi panggilan tersebut. Melalui pengalaman mereka yang telah melaksanakan dan mengalami mata kuliah PPL PAK Paroki mahasiswa dapat mengungkapkan usaha dan aksi konkrit dalam menanggapi panggilan dengan aktif di Lingkungan tempat tinggal bersama dengan umat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
C. Pedoman Pelaksanaan Program Petunjuk pelaksanaan dalam sebuah program rekoleksi sangatlah penting, karena dengan adanya petunjuk, program rekoleksi akan berjalan dengan lancar. Petunjuk pelaksanaan rekoleksi yang ditawarkan meliputi pendamping, peserta, waktu, metode dan sarana, tempat dan evaluasi rekoleksi.
1. Model Rekoleksi Dalam sebuah rekoleksi, menentukan model rekoleksi merupakan hal yang penting. Dalam kaitannya dengan hal ini model rekoleksi yang akan digunakan adalah rekoleksi model Shared Christian Praxis. Rekoleksi model Shared Chritian Praxis dipilih dan digunakan karena lebih menekankan proses katekese yang bersifat dialogal dan partisipatif, berawal dari pengalaman iman dan visikristiani (idealis) supaya muncul pemahaman, sikap dan kesadaran baru (aktual) yang memberi motivasi pada keterlibatan baru dan pada ahirnya baik secara pribadi maupun bersama mampu mengadakan penegasan dan pengambilan keputusan demi semakin terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah (Groome, 1997: 1). Dalam rekoleksi ini mengambil model Shared Christian Praxis karena model ini menekankan dialog, maka sangat cocok untuk kebutuhan mahasiswa yang senang melakukan sharing dan berdialok. Langkah-langkah dalam model Shared Christian Praxis terdiri dari 5 langkah: langkah 1 (pertama) mengungkapkan pengalaman hidup peserta, langkah 2 (kedua) mendalami pengalaman hidup peserta, langkah 3 (ketiga) menggali pengalaman iman Kristiani, langkah 4 (keempat) menerapkan iman Kristiani dalam situasi peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
konkrit, dan langkah 5 (kelima) mengusahakan suatu aksi konkrit. Dalam rekoleksi yang akan dilaksanakan ini menggunakan penggabungan langkahlangkah, penggabungan langkah-langkah yang digunakan antara lain langkah 1 (satu) dan 2 (dua), langkah 3 (tiga) dan 4 (empat), kemudian langkah 5 (lima).
2. Pendamping Rekoleksi Dalam sebuah rekoleksi keberadaan seorang pendamping sangatlah penting karena berperan sebagai pemudah, pelancar, fasilitator bagi jalannya proses rekoleksi serta membantu peserta dalam mencapai cita-cita setelah mengikuti rekoleksi (Mangunhardjana, 1985: 70). Dalam konteks rekoleksi yang dimaksud, pendamping berperan dalam mengarahkan mahasiswa pada kedalaman hidup rohani serta mengarah pada panggilan mahasiswa sebagai katekis. Dalam memilih pendamping rekoleksi, hendaknya melihat segi kualitas yang dimiliki seorang pendamping. Pendamping yang memiliki kualitas dimaksudkan agar sungguh-sungguh menjadi fasilitator, pemudah, pelancar dan pencapaian cita-cita. Maka pendamping dalam rekoleksi ini adalah pendamping yang memiliki pengetahuan yang luas dan pendamping yang memiliki kedalaman iman yang mendalam tentang kehidupan, dekat dengan Tuhan dan memiliki integritas yang tinggi.
3. Peserta Rekoleksi Para peserta dalam rekoleksi bisa bermacam-macam, yakni ada pelajar, pengusaha, guru dan lain-lain. Peserta dalam rekoleksi di sini adalah mahasiswa IPPAK. Maka mahasiswa PAK yang menjadi peserta adalah mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
khususnya mahasiswa yang telah mengalami dan melaksanakan mata kuliah PPL PAK Paroki. Maka kebutuhan mereka adalah pada pengebangan dan pemantapan diri akan panggilan menjadi seorang katekis yang dipanggil oleh Allah. hal yang demikian merupaan bagian dari kebutuhan peserta. artinya kebutuhan mahasiswa adalah kerinduan dan cita-cita mereka.
4. Waktu Rekoleksi Waktu rekoleksi dimengerti dalam arti kapan diadakan atau dilaksanakan rekoleksi dan berapa lama rekoleksi diadakan. Rekoleksi biasa diadakan di pagi hari, siang, sore dan malam hari. Waktu kapan rekoleksi diadakan akan mempengaruhi bagi jalannya proses rekoleksi karena akan mempengaruhi pada kesegaran peserta ataupun pendamping. Dari segi waktu, rekoleksi bisa diadakan selama beberapa jam atau satu hari penuh. Bisa juga rekoleksi ini dilaksanakan sesuai dengan kesepakatan bersama supaya menemukan jalan tengah yang baik dari kesiapan pendampingnya sendiri maupun kesiapan para peserta dan para peserta disini adalah pihak dari mahasiswa. Pelaksanaan rekoleksi dalam hal ini akan dilaksanakan selama satu hari penuh mulai pukul 08:00 WIB sampai dengan 14:30 WIB dan dilaksanakan pada hari Sabtu atau pada Minggu terakhir sebelum ujian akhir semester sebagai penutupan dari mata kuliah PPL PAK Paroki.
5. Sarana dan Metode Rekoleksi Sarana dan metode adalah bagian dari penunjang bagi kelancaran maupun keberhasilan dalam sebuah kegiatan rekoleksi. Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan agar tercapai suatu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
dikehendaki. Metode diartikan sebagai cara-cara memikirkan dan memeriksa suatu hal menurut suatu rencana tertentu, atau cara melakukan sesuatu. Dalam hal ini metode yang akan digunakan dalam rekoleksi yakni dialog, sharing, informasi dan tanya jawab. Sarana adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan. Sehubungan dengan rekoleksi ini maka sarana yang digunakan adalah Kitab Suci, alat tulis, madah bakti, LCD, laptop dan gitar.
6. Tempat Tempat yang akan digunakan dan dijadikan tempat untuk kegiatan rekoleksi menjadi salah satu penunjang akan keberhasilan rekoleksi. Karena tempat rekoleksi akan mempengaruhi suasana, sikap dan keikut sertaan peserta dalam mengukuti rekoleksi. Tempat yang bisa dijadikan sebagai tempat rekoleksi adalah di dalam ruangan ataupun di alam terbuka (Mangunhardjana, 1985: 34-35). Maka tempat yang akan digunakan dalam rekoleksi ini adalah di dalam ruangan yakni di kapel Maria Della Strada kampus PAK-USD.
D. Contoh Persiapan Rekoleksi Model Shared Christian Praxis 1. Identitas a. Tema
: Menjadi Katekis adalah Panggilan Hidupku
b. Tujuan
: Bersama pendamping mahasiswa semakin menyadari bahwa menjadi katekis adalah panggilan hidup, sehingga mahasiswa terdorong aktif dalam kegiatan di Lingkungan sebagai wujud dari pelaksanaan mata kuliah PPL PAK Paroki yang dialami langsung oleh mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
c. Peserta
: Mahasiswa IPPAK semester VI yang telah mengalami dan melaksanakan mata kuliah PPL PAK Paroki.
d. Tempat
: Di kapel Maria Della Strada kampus PAK-USD
e. Waktu
: 08:00-14.30 WIB
f. Model
: Shared Christian Praxis
g. Metode
: - Sharing pengalaman - Hening - Informasi - Membaca Kitab Suci - Tanya Jawab - Renungan
h. Sarana
: - Kitab Suci - Alat tulis dan kertas - Madah Bakti - LCD - Laptop - Gitar - Teks lagu
i. Sumber Bahan
: - Mrk 2:13-17 - Sumarno,
Ds,
M.
(2014).
Program
Pengalaman
Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki. Diktat Mata Kuliah Program Pengalaman Lapangan Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Agama Katolik Paroki untuk mahasiswa semester VI Prodi IPPAK, hal. 15 - Groome, Thomas H. (1997). Shared Christian Praxis (SCP): Suatu Model Berkatekese (F.X. heryatno Wono Wulung,
Penyadur).
Yogyakarta:
Lembaga
Pengembangan Kateketik Puskat. (Buku asli diterbit kantahun 1991), hal. 28. j. Jadual
: 08.00-10.15: Lagu dan doa Pembuka. 08.15-10.30: Sesi pertama: “Mengungkapkan dan merefleksikan pengalaman dalam PPL PAK Paroki” 08.15-08.40: Menuliskan dan merefleksikan pengalaman Suka duka dibantu dengan beberapa pertanyaan 08.40-09.15: Sharing dalam kelompok kecil 09.15-09.45: Menyampaikan hasil Sharing 09.45-10.30: peneguhan dari pembimbing 10.30-11.00: Istirahat 11.00-13.00: Sesi kedua : “Menggali Pengalaman Iman dan Menerapkan Iman dalam Panggilan Sebagai Katekis ”. 11.00-11.30: “panggilan Lewi dalam mengikuti Yesus” (merenungkan bacaan Kitab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Suci Mrk 2:13-17) 11.30-12.00: Sharing dalam kelompok 12.00-12.45: Pleno 12.45-13.00: pendamping memberikan tafsir 13.00-13.30: Istirahat 13.30-14.20: Sesi ketiga: “Menerapkan Aksi Konkrit Bagi Masa Depan Panggilan Katekis di Prodi IPPAK”. 13.30-13.40: Rangkuman 13.40-13.55: Peserta merenungkan sendiri niat-niat 13.55-14.10: Mendiskusikan niat bersama 14.10-14.20: Menyampaikan niat pribadi dan niat bersama 14.20-14.30: Penutup.
2. Pemikiran Dasar Mahasiswa PAK diharapkan dapat menghayati panggilannya sebagai seorang katekis agar mereka dapat menjalankan tugas perutusan dengan baik. Melalui mata kuliah PPL PAK Paroki yang sudah dilaksanakan dan dialami langsung oleh mahasiswa dengan harapan dapat membantu menumbuh kembangkan panggilannya sebagai katekis. Tetapi pada kenyataannya masih ada mahasiswa yang belum sepenuhnya merefleksikan dan memaknai pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
tersebut sebagai suatu pengalaman yang dapat menumbuh kembangkan panggilannya sebagai seorang katekis. Sebagai murid Kristus mahasiswa perlu merefleksikan dan memahami panggilannya sebagai seorang katekis. Melalui bacaan Injil yang diambil dari Injil Mrk 2:13-17 kita diajak untuk melihat bahwa Yesus memanggil semua orang untuk mengikuti-Nya sekali pun orang itu pendosa. Mahasiswa PAK yang sudah mengalami dan melaksanakan PPL PAK Paroki tentu memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Melalui pengalaman yang berbeda-beda tersebut, mahasiswa semakin diperkaya satu sama lain melalui pengalaman yang sudah dialami oleh masing-masing pribadi. Dari pertemuan ini diharapkan kita semakin bisa menyadari dan merefleksikan bahwa pengalaman yang sudah dialami melalui mata kuliah PPL PAK Paroki direfleksikan dan dihayati dengan sungguh-sungguh sebagai pengalaman yang meneguhkan panggilan sebagai seorang katekis yang dipilih oleh Allah untuk mewartakan Kerajaan Allah di tengah-tengah umat yang dipercayakan. Sehingga mahasiswa tergerak aktif dalam kegiatan-kegiatan yang ada di Lingkungan sebagai wujud dari tanggapan akan panggilan menjadi katekis yang sudah diterima.
3. Pengembangan Langkah-langkah
a. Pembukaan Dibuka dengan lagu pembukaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
“Jangan Lelah” Jangan lelah bekerja di ladang-Nya Tuhan Roh Kudus yang bri kekuatan Yang mengajar dan menopang Tiada lelah bekerja bersama-Mu Tuhan Yang slalu mencukupkan....atas segalanya Ratakan tanah bergelombang Timbunlah tanah yang berlubang Menjadi siap dibangun, di atas dasar iman (2x)
Sumber: http://lyriklagurohani.blogspot.co.id/2008/12/jangan-lelah.html#
b. Doa Pembukaan Bapa yang maha-baik, kami bersyukur dan berterimakasih atas rahmat yang telah Engkau berikan kepada kami sampai saat ini. Secara khusus, kami juga mengucapkan banyak terimakasih karena pada kesempatan ini kami juga kau kumpulkan dalam satu ikatan persaudaraan dalam Kristus Sang Juru Selamat kami. Pada hari ini kami kan bersama-sama menggali, dan merefleksikan bersama pengalaman melaksanakan mata kuliah PPL PAK Paroki yang sudah dilaksanakan oleh kami masing-masing. Melalui pengalalaman bersama dengan umat di Lingkungan yang kami laksanakan ini kami hendak menggali kembali dan memaknai pengalaman tersebut sebagai pengalaman yang dapat menumbuhkembangkan panggilan kami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
sebagai seorang katekis. Bimbinglah dan hantarlah kami agar kami bisa menyadari dan merefleksikan dengan sungguh-sungguh sebagai pengalaman yang meneguhkan panggilan kami sebagai seorang katekis. Kami persembahkan segala perbicaraan kami kepada-Mu, semoga Engkau berkenan memberkati usaha kami ini. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
c. Pengantar tema singkat Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, pada pagi hari ini kita berkumpul di sini untuk bersama-sama merefleksikan pengalaman kita masingmasing dalam melakasnakan mata kuliah PPL PAK Paroki yang sudah kita laksanakan dan kita alami bersama di Lingkungan bersama dengan umat, pertemuan pada hari ini kita akan bersama-sama membicarakan tentang “Menjadi Katekis adalah Panggilan Hidupku”. Hal ini menjadi penting bagi kita, karena kita akan bersama-sama saling meneguhkan dman merefleksikan sungguh-sungguh akan panggilan kita sebagai seorang katekis yang terdorong atas pengalaman akan pelaksanaan mata kuliah PPL PAK Paroki yang sudah di alami langsung oleh pribadi masing-masing bersama dengan umat di Lingkungan tempat tinggal. Pertemuan ini bertujuan supaya kita semakin menyadari dan memahami bahwa menjadi katekis adalah panggilan hidup yang kita terima dari Allah. Sehingga kita dapat terdorong aktif dalam mengikuti kegiatan yang ada di Lingkungan sebagai wujud dari pelaksanaan mata kuliah PPL PAK Paroki yang sudah kita alami dan laksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
d. Sesi pertama: “Mengungkapkan dan merefleksikan pengalaman dalam PPL PAK Paroki” (08.15-10.30) 1) Peserta diarahkan untuk hening secara pribadi, mengingat dan menuliskan kembali pengalaman perjalanan selama melaksnakan PPL PAK Paroki dengan panduan pertanyaan: (08.15-08.40) a) Ceritakan pengalaman suka duka menjadi seorang katekis selama melaksanakan PPL PAK Paroki? b) Bagaimana teman-teman memaknai pengalaman suka duka tersebut sehubungan dengan panggilan teman-teman sebagai katekis? 2) Setelah peserta hening pribadi, mengingat dan menuliskan pengalaman suka duka, maka peserta dipersilahkan untuk sharing atas pengalaman suka duka dalam kelompok kecil. (08.40-09.15) 3) Kemudian peserta dipersilahkan menyampaikan hasil sharing. (09.15-09.45) 4) Kemudian pembimbing memberikan peneguhan atas sharing peserta. (09.4510.30) 5) Istirahat (10.30-11.00)
e. Sesi kedua: “Menggali pengalaman iman dan menerapkan iman dalam panggilan sebagai katekis ” (11.00-12.30) 1) Membaca dan merenungkan bacaan Kitab Suci “panggilan Lewi dalam mengikuti Yesus”. Salah seorang peserta dimohon bantuannya untuk membacakan perikop langsung dari Kitab Suci, Injil Markus 2: 13-17. Kepada peserta lain dibagikan teks yang sudah difotocopy. Peserta diminta untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
merenungkan Kitab Suci dari Injil Markus 2: 13-17, dibantu dengan pertanyaan penuntun sebagai berikut; (11.00-11.30) a) Ayat-ayat mana yang menunjukan panggilan hidup? b) Dalam perikop tersebut sikap mana yang menunjukkan sikap untuk dipanggil? c) Apa relevansi panggilan Lewi itu, bila dikaitan bagi Anda sebagai mahasiswa supaya terdorong untuk aktif di Lingkungan? 2) Peserta diajak untuk membentuk kelompok untuk mensharingkan dan mendiskusikan dalam kelompok atas tiga pertanyaan di atas. 11.30-12.00 3) Kemudian peserta diberikesempatan untuk menyampaikan hasil sharing dan diskusi dalam pleno. 12.00-12.45 4) Setelah para peserta mendengarkan dan merenungkan bacaan dari Kitab Suci serta menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menyampaikan hasil permenungan kemudian pendamping memberikan pengarahan dari tafsir, misalnya sebagai berikut (12.45-13.00) Perikop ini menggambarkan seorang pendosa yang dipanggil Yesus untuk menjadi murid-Nya. Yesus tidak pernah membeda-bedakan siapa yang akan Dia panggil untuk dijadikan murid. Panggilan sebagai murid Kristus, yakni mereka yang siap sedia untuk setia menjadi murid-Nya, mengikuti karya-karya Yesus di dunia. Kita sebagai seorang yang terpanggil menjadi seorang katekis juga harus siap sedia, walau dalam pelayanan kita sering mendapatkan tanggapan yang kurang mengenakan bahkan sampai ditolak, kita harus teguh dan harus selalu siap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
sedia dengan setia menjalankan karya perutusan kita di tengah-tengah umat yang dipercayakan kepada kita. Ayat 14 misalnya, ayat itu menunjukkan bahawa Yesusu telah memanggil Lewi pemungut cukai untuk makan dan minum bersama Yesus, dengan segera ia meninggalkan pekerjaannya untuk mengikuti Yesus. Ayat tersebut mengingatkan kita bahwa murid Yesus dipanggil untuk siap sedia, walalu pun iya sedang bekerja atau melakukan kegiatan apa pun harus siap sedia dan rela meninggalkan pekerjaannya demi mengikuti Yesus. Ayat 17, menunjukkan bahwa Yesus justru mecari para pendosa supaya mengikuti-Nya. Seperti yang diungkapkan Yesus: “bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit”. Perikop tersebut memberi semangat kepada kita sebagai seorang katekis yang terpanggil untuk memahami bahwa mengikuti Yesus berarti makan mereka, terutama Ekaristi mereka. Kita diajak untuk menyadari kelemahan dan kebutuhan kita agar kelak kita mendapatkan penyembuhan hidup dalam arti semakin setia akan panggilan yang kita terima sebagai pengikut Kristus yakni menjadi sorang katekis. Dalam mengikuti Yesus Kristus sikap yang harus kita miliki ialah berani membela kebenaran, mau menerima orang-orang di sekitar kita sekalipun mereka adalah orang yang pernah melukai kita maupun orang tersebut pendosa. Sikap yang dapat kita contoh dari Yesus demi panggilan sebagai seorang katekis yaitu sikap saling mengasihi sesama kita siapa pun mereka. Melalui sikap yang Yesus ajarkan kepada kita , diharapkan kita sebagai seorang yang memang dipanggil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
semakin mampu menjalankan tugas perutusan kita demi mengembangkan panggilan yang sudah kita miliki. Tuhan Yesus adalah seorang Guru yang Sejati, Yesus telah memberikan petunjuk dan menyadarkan kita dan memanggil kita agar kita semakin yakin dan mantap akan panggilan hidup sebagai seorang katekis yang kita laksanakan melalui mata kuliah PPL PAK Paroki. Sama halnya juga dengan panggilan seorang Lewi, Yesus tidak memandang siapa murid-Nya kita hanya dituntut untuk tekun dan setia dengan panggilan kita. Marilah kita kembali menyadari akan peran dan tugas kita sebagai seorang katekis yang dipanggil oleh Allah agar kita semakin diteguhkan dan dimantabkan akan panggilan kita. Salah satu caranya dengan aktif dan mau terlibat di dalam kegiatan apa pun, terutama kegiatan yang ada di Lingkungan tempat tinggal kita agar kita semakin dewasa imannya dan teguh akan panggilan sebagai seorang katekis. 5) Istirahat (13.00-13.30)
f. Sesi tiga: “Mengusahakan aksi konkret bagi masa depan panggilan katekis di Prodi IPPAK” (13.30-14.20) 1) Rangkuman (13.30-13.40) Saudara-saudari yang terkasih, pengalaman yang sudah kita reflesikan bersama diharapkan sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita selanjutnya terlebih demi masa depan panggilan katekis di Prodi PAK. Kita sudah mendalami dengan mengingat kembali pengalaman-pengalaman selama melaksanakan dan menjalani mata kuliah PPL PAK Paroki, pengalaman suka dan duka dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
mengikuti dan menjani PPL PAK Paroki telah kita refleksikan dan sharingkan bersama. Melalui mata kuliah PPL PAK Paroki kita semakin diteguhkan dan dimantapkan akan panggilan sebagai seorang katekis. Banyak pengalaman yang masing-masing pribadi alami dan itu semua menjadi pengalaman yang meneguhkan dan memantapkan akan panggilan sebagai seorang katekis. Kita semua juga sudah disadarkan melalui bacaan Kitab Suci Mrk: 2:13-17 yang kita baca dan renungkan bersama-sama, melalui bacaan Kitab Suci kita semua semakin diteguhkan dan dikuatan akan pengalaman panggilan kita sebagai seorang katekis. Kita juga sudah menemukan sikap-sikap yang diajarkan Yesus kepada kita, agar kita selalu meneladani sikap Yesus tesebut untuk perkembangan diri terutama iman dan peneguhan atas panggilan sebagai seorang katekis yang kita wujudkan dalam bentuk keterlibatan kita mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di Lingkungan. Melalui langkah-langkah tersebut dapat membuat kita untuk menemukan dan membuat niat-niat atau usaha-usaha konkrit yang akan kita laksanakan dan demi perkembangan panggilan di Prodi PAK . 2) Peserta merenungkan niat-niat pribadi dengan panduan pertanyaan penuntun untuk membantu peserta dalam membuat niat. (13.40-13.55) Tindakan-tindakan apa yang dapat kita usahakan agar kita dapat aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di Lingkungan umat demi menumbuh kembangkan panggilan sebagai seorang katekis? 3) Setelah
membuat
niat-niat
secara
pribadi,
mendiskusikan niat bersama. (13.55-14.10)
peserta
diarahkan
untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
4) Peserta dipersilahkan untuk menyampaikan niat-niat pribadi dan niat-niat bersama didalam pleno. (14.10-14.20)
g. Penutup 1) Doa Penutup Tuhan Yesus Kristus pewarta Kerajaan Allah yang setia, kami mengucap syukur atas pewartaan yang Engkau berikan kepada kami sehingga kami dapat mengikuti Engkau sebagai orang Kristiani yang sedang berjuang di dunia ini. Engkau telah menuntun dan menemani kami bersama untuk mengingatkan kami melalui pengalaman kami selama menjalani mata kuliah PPL PAK Paroki melalui sharing bersama menemukan pengalaman suka duka dalam menjalani PPL PAK Paroki, dan menyadarkan kami bahwa kami semua dipanggil untuk menjadi seorang katekis. Kami juga telah Kau sadarkan melalui bacaan Injil yang kami renungkan bersama mengenai panggilan orang Lewi yang telah menyadarkan kami bahwa menjadi seorang katekis harus aktif dalam kegiatan yang ada di Lingkungan. Kami juga sudah membuat sebuah niat dalam diri pribadi dan bersama demi kemajuan panggilan sebagai katekis di Prodi PAK, kami mohon kepada-Mu agar Engkau juga mengabulkan semua niat-niat yang sudah kami buat. Semoga kami selalu melaksanakan dan mau terlibat dalam kehidupan menggereja, selalu melaksanakan tugas-tugas yang Engkau percayakan kepada kami, sebab Engkaulah Raja yang mulia dan berkuasa kini dan sepanjang masa. Amin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Panggilan yang diterima oleh katekis pada dasarnya bersumber dari Allah. Melalui Gereja, Allah memanggil mereka untuk mewartakan sabda Allah kepada umat. Pewartaan Sabda oleh katekis diproses melalui katekese. Maka katekese merupakan tugas pokok dari seorang katekis. Sebagai orang awam yang terpanggil, katekis memiliki perutusan dan panggilan yang khas yakni dipanggil dan diutus dalam sifat keduniawiannya. Agar perutusan dan tugasnya berjalan dengan lancar, katekis harus meliliki pengetahuan dan keterampilan. Keberadaan katekis dewasa ini tidak dapat dipungkiri akan manfaatnya bagi proses pewartaan Gereja. Berkat bantuan mereka iman umat semakin tumbuh dan berkembang. Namun di satu sisi juga keberadaan mereka dewasa ini semakin berkurang. Langkah yang tepat dalam mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan kaderisasi terhadap anak-anak muda untuk menjadi seorang katekis. Dalam menanggapi kebutuhan akan pewarta sabda atau katekis, Prodi PAK memilki tugas dalam mendidik dan membina anak-anak muda supaya menjadi seorang katekis. Proses pembinaan ini ditempuh melalui pembelajaran dan melalui mata kuliah yang ada di Prodi PAK, salah satunya yaitu melalui mata kuliah PPL PAK Paroki. Mata kuliah PPL PAK Paroki yang ada di PAK merupakan salah satu mata kuliah yang menunjang mahasiswa untuk melaksanakan program pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
lapangan yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang menyangkut hidup rohani, pengalaman lapangan, wawasan/ilmu, keterampilan dalam rangka mendidik dan meneguhkan panggilan mahasiswa menjadi seorang katekis. Mata kuliah PPL PAK Paroki yang mahasiswa peroleh selama belajar tatap muka mendalami dan melaksanakan pendalaman iman orang dewasa atau katekese, proses mata kuliah PPL PAK Paroki memang semata mengajarkan mahasiswa dalam hal berkatekese, menyampaikan atau mengajarkan tentang bermacam cara dan metode berkatekese. Sehingga tujuan dari mata kuliah PPL PAK Paroki adalah untuk membantu mahasiswa mengetahui berbagai jenis dan model katekese, serta menuntut mahasiswa supaya mampu melaksanakan katekese. Dengan demikian, mata kuliah PPL PAK Paroki dapat mempersiapkan mahasiswa agar terampil dalam melaksanakan suatu pertemuan katekese. Mata kuliah PPL PAK Paroki yang ada di Prodi PAK ini agar semakin membantu mahasiswa dalam mendalami panggilannya sebagai katekis, penulis mengusulkan program rekoleksi model Shared Christian Praxis sebagai upaya meningkatkan kesadaran mahasiswa akan panggilannya sebagai seorang katekis Penempatan program rekoleksi ini ditempatkan sebagai tindak lanjut atas pelaksanaan PPL PAK Paroki yang telah mahasiswa laksanakan. Pelaksanaan rekoleksi dilaksanakan diakhir sebagai penutupan dari mata kuliah PPL PAK Paroki.
B. Saran Dengan perkembangan zaman yang semakin modern Prodi PAK sebagai lembaga yang mendidik anak muda untuk menjadi seorang katekis harus tetap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
eksis dan terus-menerus mendidik dan mengembangkan katekis yang sungguhsungguh menghayati panggilannya sebagai katekis. Mata kuliah PPL PAK Paroki sebagai salah satu mata kuliah perlu menciptakan pembinaan suasana yang benarbenar
membantu
mahasiswa
secara
kontekstual
dalam
menumbuhkan
panggilannya sebagai katekis. Maka dari itu agar mata kuliah PPL PAK Paroki sungguh-sungguh membantu mahasiswa penulis memberikan saran. Saran tersebut yakni bagi Prodi PAK, bagi mata kuliah PPL PAK Paroki dan bagi mahasiswa sendiri.
1. Bagi Prodi IPPAK Mata kuliah PPL PAK Paroki merupakan terjemahan dari visi dan misi Prodi PAK. Terjemahan tersebut belum sepenuhnya dipahami oleh mahasiswa. Maka dari itu, Prodi PAK perlu mensosialisasikan kembali visi dan misinya sehubungan dengan keterkaitan atau keterhubungannya dengan mata kuliah PPL PAK Paroki. Hal itu bertujuan agar mahasiswa memahami keterhubungannya tersebut sehingga mahasiswa tidak memandang mata kuliah PPL PAK Paroki ini sebagai mata kuliah yang memiliki beban sks saja. Selama ini PPL PAK Paroki dikhususkan untuk pendalaman iman orang dewasa, masih dipisahkan untuk anakanak, orang muda, dan orang tua. Prodi PAK perlu merubah dan menyatukan mata kuliah seperti PIA dan Kaderisasi menjadi satu dalam PPL PAK Paroki agar pelaksanaan mata kuliah PPL PAK Paroki menjadi intensif serta lebih merangkul semua kalangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
2. Bagi Mata Kuliah PPL PAK Paroki Saran yang penulis usulkan bagi pelaksanaan mata kuliah PPL PAK Paroki mencangkup mater mata kuliah PPL PAK Paroki, pendamping, dan mahasiswa.
a. Materi Mata Kuliah PPL PAK Paroki Materi mata kuliah PPL PAK Paroki hendaknya disajikan semenarik mungkin, supaya mahasiswa mudah menangkap materi yang disampaikan oleh dosen. Untuk mengantisipasi tindak kecurangan atau ketidak jujuran mahasiswa dalam membuat satuan persiapan katekese atau hanya copypaste hasil pekerjaan kakak tingkat, materi mata kuliah PPL PAK Paroki hendaknya perlu ditentukan satu tema besar yang berbeda-beda di setiap tahun ajaran dan satu tema besar tersebut akan dipakai dan dilaksanakan selama PPL PAK Paroki berlangsung, misanya tema “Mengasihi dalam Keluarga” mahasiswa serentak menggunakan tema tersebut dan memakainya selama mahasiswa melaksanakan mata kuliah PPL PAK Paroki bersama dengan umat.
b. Pendamping Mata Kuliah PPL PAK Paroki Pendamping mata kuliah PPL PAK Paroki yang penulis sarankan adalah pendamping yang memotivator, dekat dengan mahasiswa, mau direpotkan serta hendaknya pendamping mata kuliah PPL PAK Paroki saling berkerjasama dan berkoordinasi dengan baik antar dosen yang satu dengan dosen yang lain, agar memiliki pandangan yang sama dan tidak menyulitkan mahasiswa ketika melaksanakan bimbingan dalam hal mempersiapkan satuan pertemuan katekese.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Pendamping mata kuliah PPL PAK Paroki perlu mengantisipasi dan mencegah tindak kecurangan dalam hal pelaksanaan katekese terutama di Lingkungan, dengan cara memilih atau menunjuk seorang evaluator yang bisa dipercaya yang tugasnya tidak hanya mengevaluasi saja tetapi mengawasi dengan jujur dan berani melaporkan bila ada tindak kecurangan.
3. Bagi Mahasiswa Mahasiswa Prodi PAK perlu memahami mata kuliah PPL PAK Paroki bukan hanya sekedar sebagai mata kuliah yang memiliki beban sks semata, tetapi sebagai salah satu bentuk pengembangan dalam menyadari dan memantapkan panggilan sebagai seorang katekis. Selain itu juga mahasiswa jangan memandang materi mata kuliah PPL PAK Paroki hanya sebagai teori tetapi perlu mahasiswa sendiri perlu ada aktualisasi materi dalam kehidupan sehari-hari seperti aktif di Lingkungan dan ikut andil bagian dalam berkegiatan bersama dengan umat. Mahasiswa juga perlu menanamkan sikap yang jujur dalam hal pembuatan satuan persiapan katekese dan saat melaksanakan katekese, jangan hanya copy paste dan meminta tanda tangan berserta capnya saja tetapi benar-benar membuat dan melaksanakan pertemuan katekese secara jujur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
DAFTAR PUSTAKA Azwar Saifuddin. (2006). Reabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dister, Nico Syukur. (1987). Kristologi: Sebuah Sketsa. Yogyakarta: Kanisius. Groome, Thomas H. (1997). Shared Christian Praxis (SCP): Suatu Model Berkatekese (F.X. Heryatno Wono Wulung, Penyadur). Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat. (Buku asli diterbitkan tahun 1991) Hasan Iqbal. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bandung: Ghalia. Heuken, A. (2002). Spiritualitas Kristiani. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. Komisi Katekik KWI. (2005). Identitas Katekis di Tengah Arus Perubahan Jaman. Jakarta: Komkat KWI. _________. (2009). Pedoman untuk Katekis. Yogyakarta: Kanisius. Konggregasi Suci untuk para Klerus. (1991). Direktorium Kateketik Umum. (Thom Wignyata & Lukas Lege, Penerjemah). Ende: Nusa Indah. (Dokumen asli diterbitkan tahun 1971). Konsili Vatikan II (1993a). Dokumen Konsili Vatikan II (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Obor. (Dokumen asli terbitan tahun 1966). _________. (1993b). Ad Gentes. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI (dokumen asli diterbitkan tahun1964). _________. (1993c). Apostolicam Actuositatem. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI. (Dokumen asli terbitan tahun 1997). _________. (1993d). Lumen Gentium. (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI. (Dokumen asli terbitan tahun 1964). Koseng, Anton. (1995). Menjawab Panggilan Tuhan. Jakarta: Obor. Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat. Jakarta: Komkat KWI. Mangunhardjana, A.M. (1985). Membimbing Rekoleksi. Yogyakarta: Kanisius. Prasetya, L. (2007). Menjadi Katekis Siapa Takut. Yogyakarta: Kanisius. Prodi IPPAK. (2013). Laporan Evaluasi-Diri. Buku Panduan Laporan EvaluasiDiri tahun 2013 Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Putranto, C. B. (2006). Pemikiran Dasar Kurikulum 2006. Buku Panduan untuk Kurikulum tahun 2006 Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Samana, dkk. (1994). Kamus Pendidikan. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Sarjumunarsa, Th. (1982). Spiritualitas Katekisi. Yogyakarta: Kanisius. _________. (1985). Komunikasi Iman dan Evaluasi Katekese. Yogyakarta: PUSKAT. Staf Dosen IPPAK. (2004). Panduan Akademik: Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. Buku Panduan Akademik yang diterbitkan tahun 2008 oleh Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Staf Dosen IPPAK. (2004). Panduan Akademik: Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik. Buku Panduan Akademik yang diterbitkan tahun 2010 Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA. Sumarno, Ds., M. (2013). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki. Diktat Mata Kuliah Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk mahasiswa semester VI. Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. _________. (2014). Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki. Diktat Mata Kuliah Program Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki untuk mahasiswa semester VI. Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. _________. (2015). Karya Bakti Paroki Persiapan, Pelaksanaan dan Evaluasi. Diktat Mata Kuliah Karya Bakti Paroki untuk mahasiswa semester VII. Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Sutrisno Hadi. (2004). Metodologi Research Jilid I. Yogyakarta: Andi. _________. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif R&D. Bandung: ALFABETA. Telaumbanua, Marinus OFMCap. (2005). Ilmu Kateketik. Jakarta: Obor. van Lierap. (1994). Mengenal Spiritualitasku. Manado: YAFA. Yohanes Paulus II. (2011). Catechesi Tradendae, (Penyelenggaraan Katekese). (R. Hardawiryana, Penerjemah). Jakarta: Dokpen KWI. (Dokumen asli terbitan tahun 1979).