PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAMPINGAN IMAN ORANG MUDA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA KATOLIK PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK, KALIMANTAN TIMUR
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Yohana Susmi NIM: 121124038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Dengan hati yang tulus dan bahagia, kupersembahkan skripsi ini kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria sebagai penolongku, sahabat dan teman sejati dalam prosesku menulis skripsi ini.
Spesial kepada Bapak Benidiktus Asen & alm mamak Anatasya Juwita; Kakak Akam Susanto, Agustina & Yuliana Susanti. Orang muda muda Katolik serta seluruh umat Paroki Kristus Raja Barong Tongkok, Kalimantan Timur.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Serahkan segala kekawatiranmu kepada-nya, sebab ia memelihara kamu” (1 Petrus 5:7)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul PENDAMPINGAN IMAN ORANG MUDA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA KATOLIK PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK, KALIMANTAN TIMUR dipilih berdasarkan pengamatan penulis bahwa orang muda Katolik kurang terlibat dalam hidup menggereja, Padahal orang muda Katolik merupakan generasi penerus masa depan Gereja. Orang muda Katolik mempunyai tugas dan tanggungjawab yang besar dalam mengembangkan Gereja. Akan tetapi, pada kenyataannya orang muda Katolik masih kurang terlibat dalam hidup menggereja. Persoalan pokok dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana membantu orang muda Katolik Paroki Krisrtus Raja Barong Tongkok untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja melalui pendampingan iman. Dalam penulisan skripsi ini, untuk mengkaji lebih lanjut persoalan yang dihadapi orang muda Katolik Paroki Krisus Raja Barong Tongkok tentang pendampingan dan peranan pendampingan iman bagi orang muda Katolik. dengan itu, penulis melakukan studi pustaka yang bersumber dari Kitab Suci, dokumen-dokumen Ajaran Gereja dan pandangan para ahli. Untuk membantu orang muda Katolik meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja, penulis melakukan penelitian melalui pengamatan dan penyebaran kuesioner untuk memperoleh data tentang gambaran hidup menggereja dari orang muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Hasil penelitian menunjukan keterlibatan orang muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok dalam hidup menggereja masih kurang karena berbagai alasan seperti tugas sekolah, kuliah, pekerjaan dan rasa malas untuk terlibat. Di sisi lain, orang muda Katolik mempunyai harapan diadakan pendampingan iman untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja. Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi ini, penulis memberikan usulan kegiatan pendampingan iman dengan bentuk weekend orang muda Katolik. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat membantu orang muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok dalam meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja, sehingga dapat mewujudkan cita-cita Gereja dan nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah dunia.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The undergraduate thesis entitled MENTORING YOUTH’S FAITH AS AN EFFORT TO INCREASE THE INVOLVEMENT OF YOUNG PEOPLE IN THE CATHOLIC CHURCH IN PARISH KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK, EAST BORNEO is chosen based on the writer observation that the youth of Catholic in Parish Kristus Raja Barong Tongkok are less involved in the church. Besides, the youth of Catholic are future successors of Church. The youth of Catholic have a big responsibility to develop Church. Meanwhile, in the reality the youth of Catholic are less involved in the church. The main problem in this thesis is how to help the youth of Catholic in Parish Kristus Raja Barong Tongkok to increase the involvement in the church through faith assistance. In the thesis writing, to review a problem that faced by the youth of Catholic in Parish Kristus Raja Barong Tongkok about mentoring and the role of mentoring faith for the youth of Catholic, therefore, the writer did a literature review which is sourced from Holy Bible, documents of Church Doctrines and point of view of the experts. In order to help the youth of Catholic to increase their involvement in the church, the writer did a research through an observation and distribution of questionnaires to collect the data about a description of life in the church from the youth of Catholic in Parish Kristus Raja Barong Tongkok. The result of the research showed that the involvement of young people in the Catholic Church at Parish Kristus Raja Barong Tongkok toward the life in the church is less because of many reasons as school’s task, lecture, job, and laziness. On the other side, the youth of Catholic hope that there will be a faith assistance activity to increase their involvement in the church. Because of that, in writing of the thesis, the writer gives an idea to conduct an activity of mentoring faith with a model of young people of Catholic weekend. This activity is expected to be able to help the youth of Catholic in Parish Kristus Raja Barong Tongkok in increasing their involvement in the church so that they are being able to accomplish Church’s aspiration and values of Kingdom of God in the center of the world.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji dan syukur berlimpah penulis haturkan kehadirat Allah Yang Esa yang telah menganugerahkan rahmat dan bimbingan-Nya kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul: PENDAMPINGAN IMAN ORANG MUDA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA KATOLIK PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK, KALIMANTAN TIMUR. Skripsi ini dilatarbelakangi oleh keperihatinan penulis terhadap situasi hidup menggereja orang muda Katolik di paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Menurut hasil pengamatan penulis, orang muda cenderung sibuk dengan kegiatan sekolah, kuliah dan kerja. Mereka kurang bertanggungjawab akan tugas dan panggilannya sebagai orang muda Katolik yang seharusnya menjadi pembaharu Gereja dan masyarakat. Oleh karena itu, penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk
membantu
orang muda Katolik
semakin menyadari
tugas dan
tanggungjawabnya sebagai penerus masa depan Gereja. Penulis menyadari dalam penyelesaian skripsi ini melibatkan banyak pihak. Oleh karena itu, pantaslah pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Dr. B. A. Rukiyanto, S. J. Selaku Kaprodi Program Studi Pendidikan Agama Katolik, yang senantiasa memberikan dukungan dan kemudahan untuk menyelesaikan skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.
Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, S. J., M. Ed., selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan setia dan penuh kesabaran membimbing, memberikan motivasi dan masukan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.
3.
Y.H. Bintang Nusantara, SFK, M. Hum, selaku dosen pembimbing Akademik dan dosen Pembimbing ke II yang telah bersedia memberikan dukungan, semangat, meluangkan waktu untuk mempelajari dan memberikan masukkan sehubungan dengan skripsi ini.
4.
Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd selaku dosen penguji III dan sekretaris panitia penguji yang telah memberikan semangat, bersedia meluangkan waktu untuk mempelajari dan memberikan masukkan demi semakin baiknya skripsi ini.
5.
Segenap Staf Dosen, Karyawan, dan Mahasiswa Prodi PAK, Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik, membimbing, memudahkan, serta mendukung penulis selama belajar sampai selesainya skripsi ini.
6.
Keluarga Benidiktus Asen, Kakak Akam Susanto, Agustina, Yuliana Susanti yang dengan setia mendukung penulis baik secara materi, perhatian, cinta, dan doa.
7.
Yohanes Caesar K.P S. Pd. terima kasih
untuk kesetiaan, kesabaran
mendampingi dan menemani penulis, kritik, saran, sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini. 8.
Stepanus Ardi P. S. Pd. terima kasih atas dukungan dan semangat selama proses skripsi ini.
9.
Orang Muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok yang telah meluangkan waktu untuk membantu penulis dalam penelitian. xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN .................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................... vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................... vii ABSTRAK ..................................................................................................... viii ABSTRACT ....................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ...................................................................................... x DAFTAR ISI ...................................................................................................xiii DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xvii BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Rumusa Masalah ................................................................................ 5 C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 5 D. Manfaat Penulisan .............................................................................. 5 E. Metode Penulisan ............................................................................... 6 F. Sistematika Penulisan ......................................................................... 6 BAB II. PENDAMPINGAN IMAN ORANG MUDA DAN HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA KATOLIK ................................... 8 A. Pendampingan Iman ........................................................................... 8 1. Pemahaman tentang Pendampingan ............................................. 8
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Pengertian Pendampingan ...................................................... 8 b. Tujuan Pendampingan ............................................................ 9 2. Pemahaman tentang Iman .......................................................... 10 B. Orang Muda Katolik ........................................................................ 12 1. Pengertian Orang Muda Katolik ................................................ 12 2. Gambaran Situasi Orang Muda katolik Zaman Sekarang .......... 13 3. Ciri-ciri Orang Muda ................................................................... 15 4. Gambaran Perkembangan Orang Muda ..................................... 16 a. Perkembangan Fisik ............................................................. 17 b. Perkembangan Intelektual .................................................... 17 c. Perkembangan Emosianal .................................................... 18 d. Perkembangan Sosial ........................................................... 19 e. Perkembangan Moral ........................................................... 19 f. Perkembangan Religius ........................................................ 20 C. Pendampingan Iman Orang Muda ......................................................... D. Hidup Menggereja ............................................................................ 21 1. Situasi Hidup Menggereja Orang Muda Katolik ........................ 21 2. Relevansi Pendapingan Iman Orang Muda Katolik dalam Meningkatkan Keterlibatan Hidup Menggereja ........................ 24 BAB III. GAMBARAN KETERLIBATAN ORANG MUDA KATOLIK DALAM HIDUP MENGGEREJA PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK .................................................................... 28 A. Gambaran Umum Paroki Kristus Raja Barong Tongkok ................ 29 1. Sejarah Paroki ............................................................................ 29 2. Letak Geografis Paroki Kristus Raja Barong Tongkok ............. 30 3. Situasi Umum Umat Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok ......................................................................... 31 4. Karya-karya Pastoral Paroki Kristus raja Barong Tongkok ....... 33 B. Penelitian tentang Pendampingan Iman Orang Muda Sebagai Upaya Meningkatkan Keterlibatan Hidup Menggereja Orang Muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok ................................. 34
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Desain Penelitian ........................................................................ 35 a. Latar Belakang Penelitian .................................................... 35 b. Tujuan Penelitian ................................................................. 37 c. Jenis Penelitian ..................................................................... 37 d. Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 37 e. Responden Penelitian ........................................................... 38 f. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 38 g. Variabel Penelitian ............................................................... 39 h. Kisi-kisi Penelitian ............................................................... 39 2. Laporan dan Pembahasan Hasil Penelitian ................................ 40 a. Identitas Responden ............................................................. 41 b. Pemahaman Hidup Menggereja ........................................... 42 c. Keterlibatan Hidup Menggereja Orang Muda Katolik ......... 45 d. Pendukung dan penghambat dalam Meningkatkan Keterlibatan Hidup Menggereja ........................................... 47 e. Pendampingan Iman Orang Muda Katolik yang Relevan .... 49 3. Pendalaman Lebih Lanjut terhadap Hasil penelian .................... 52 a. Identitas Responden ............................................................. 53 b. Pemahaman Hidup Menggereja ............................................ 53 c. Katerlibatan Hidup Menggereja Orang Muda Katolik ......... 55 d. Pendukung dan penghambat dalam Meningkatkan Keterlibatan Hidup Menggereja ........................................... 57 e. Pendampingan Iman Orang Muda Katolik yang Relevan .... 58 4. Kesimpulan Hasi Penelitian ....................................................... 60 BAB IV. UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN ORANG MUDA KATOLIK DALAM HIDUP MENGGEREJA PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK ....................... 63 A. Pentingnya Keterlibatan dalam Hidup Menggereja bagi Orang Muda Katolik ........................................................................ 64 B. Upaya Meningkatkan Keterlibatan Orang Muda Katolik dalam Hidup Menggereja Paroki Kristus Raja Barong Tongkok ............... 65
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Alasan Pemilihan Weekend Orang Muda katolik ....................... 66 2. Weekend Orang Muda katolik .................................................... 66 a. Tujuan Week end .................................................................. 66 b.
Waktu, Tempat, dan Peserta ................................................ 66
C. Usulan Program Weekend ................................................................ 67 1. Latar Belakang Kegiatan ............................................................ 67 2. Tema dan Tujuan Week end ....................................................... 67 3. Gambaran Persiapan Weekend Orang Muda Katolik ................. 68 BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 85 A. Kesimpulan ..................................................................................................... 85 B. Saran ................................................................................................................ 86 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 88 LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian ................................. (1) Lampiran 2: Surat Keterangan Selesai Penelitian .............................. (2) Lampiran 3: Kuisioner Tertutup ......................................................... (3) Lampiran 4: Contoh Jawaban Responden .......................................... (7) Lampiran 5: Data Umat Paroki Kristus Raja Barong Tongkok ....... (85) Lampiran 6: Data Orang Muda Katolik ........................................... (86) Lampiran 7: Out bound .................................................................... (87) Lampiran 8: Teks Lagu .................................................................... (91) Lampiran 9: Teks Kitab Suci ........................................................... (92)
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci Seluruh Singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini Mengikut Kitab Suci Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Mrk
: Markus
Luk
: Lukas
Yoh
: Yohanes
Yak
: Yakobus
B. Singkatan Dokumen AA
: Apostolicam Actuositatem, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kerasulan Awam, 7 Desember 1965.
CL
: Christifideles Laici (Amanat Apostolik Yohanes Paulus II tentang Panggilan dan Tugas Kaum Awam Beriman di dalam Gereja di dalam Dunia, 12 Maret 1989).
C. Singkatan Lain Art
: Artikel
IYD
: Indonesian Youth Day
KWI
: Konferensi Waligereja Indonesia
KKKWI
: Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia
MCK
: Mandi, Cuci dan Kakus
OMK
: Orang Muda Katolik xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Menjadi orang muda Katolik yang dewasa adalah proses penemuan diri, dan menggali panggilan Tuhan yang harus ditempa melalui pengalaman sepanjang hidup. Proses pendewasaan diri sangat dipengaruhi oleh berbagai situasi. Oleh karena itu, pendampingan bagi orang muda Katolik yang objektif menuntut pengenalan secara mendalam tentang orang muda Katolik itu sendiri. Shelton, (1988: 22) menegaskan “salah satu ciri khas orang muda yang dewasa secara Kristiani adalah perkembangan dan mendalamnya hubungan dengan Yesus Kristus”. Oleh karena itu, Gereja sangat mengharapkan pendampingan orang muda yang relevan sehingga pertumbuhan hidup menggereja bukan semata-mata di ruang lingkup Gereja namun diwujudkan dengan tindakan konkret di tengah-tengah masyarakat. Orang muda pada umumnya memiliki kepribadian yang dinamis karena selalu berpikir dan bergerak maju seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman. Orang muda juga memiliki bakat, potensi, dan kreativitas yang tinggi dan mampu mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan seluruh potensi yang dimilikinya itu. Orang muda Katolik diharapkan dapat bijaksana dalam menanggapi kemajuan zaman. Oleh karena itu, setiap orang muda Katolik baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah menyelesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang sangat diandalkan untuk mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan Gereja dan bangsa di masa depan. Orang muda Katolik memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan Gereja. Kehidupan orang muda sekarang ini makin hari dari jalan yang sebenarnya. Banyak orang muda Katolik sudah mulai menjadi korban pengaruh negatif perkembangan zaman. Orang muda tidak lagi memikirkan kepentingan Gereja, masyarakat, ataupun keluarga, mereka terjerumus ke dalam sikap individualisme, materialisme, hedonisme, konsumtifisme dan menghilangkan daya kritis bahkan mengalami krisis moral. Orang muda berada dalam krisis pencarian iman untuk membangun relasinya dengan Allah. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian orang muda Katolik untuk melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan liturgi Gereja. Orang muda lebih tertarik mengikuti mode yang semakin berkembang dari pada terlibat aktif dalam hidup menggereja (Hardjana, 1993: 62). Tentu Gereja tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Gereja juga telah berupaya untuk menanggapi persoalan yang dihadapi orang muda pada saat ini. Melalui media sosial dan internet orang muda diajak supaya dapat mengekspresikan dirinya dan dapat menggunakannya secara selektif untuk menjalin relasi dengan sesama dan mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Generasi muda juga diharapkan mampu menjadi yang terdepan dalam memanfaatkan teknologi komunikasi. Pengaruh kemajuan ilmu teknologi, yang secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak tersendiri bagi orang muda Katolik. Di satu pihak, perkembangan
ilmu
teknologi
menawarkan
suatu
nilai
positif
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menggembirakan yang salah satunya dapat berfungsi sebagai sarana pewartaan Injil dan komunikasi antar-orang muda Katolik. Akan tetapi di lain pihak, perkembangan ilmu teknologi membawa akibat negatif yang seringkali menghilangkan kreativitas dan bahkan menurunkan nilai-nilai moral yang bisa menghancurkan iman Kristiani, terutama dapat menghambat keaktifan orang muda Katolik dalam hidup menggereja. Selain itu, dunia dewasa ini muncul sebuah trend, dimana orang muda Katolik tidak lagi tertarik pada agama aslinya (agama yang dianutnya saat ini). Ketidakpastian hidup yang diakibatkan oleh berbagai krisis yang melanda kehidupan sosial mereka, membuat mereka frustrasi, tidak tahu harus berbuat apa. Hal ini kerapkali membuat mereka mengambil jalan pintas dengan mengambil sebuah keputusan negatif, yang akhirnya membuat mereka melupakan Tuhan, sehingga orang muda tidak lagi percaya pada Tuhan dan mereka menjadi mudah terjerumus ke dalam ketergantungan pada obat-obat terlarang, perjudian, pelacuran, minuman keras dan banyak gaya hidup lain yang membuat mereka berpaling dari Allah, sehingga proses pekembangan iman orang muda di zaman sekarang tidak hanya semata-mata soal pemahaman akan konsep ke Tuhanan, namun iman yang dihayati diharapkan mengarah pada tindakan konkret. Iman yang dihayati merupakan pengalaman hidup sehari-hari, maka penghayatannya juga dilakukan dalam kehidupan shari-hari. Iman yang dihayati hendaknya terwujud dalam tindakan nyata baik dalam Gereja, masyarakat ataupun keluarga. Dalam Kitab Suci sangat jelas disampaikan bahwa iman tidak disertai perbuatan, maka pada hakekatnya adalah mati (Yak 2:17). Kelompok orang muda Katolik juga telah berpartisipasi untuk mewujudkan penghayataan iman melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
keanggotaannya sebagai anggota OMK, dengan cara aktif dalam kegiatan sehingga mampu untuk melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang diadakan di Gereja dan masyarakat. Orang muda adalah harapan masa depan Gereja dan bangsa, maka mereka diharapkan memiliki iman yang tangguh dan mendalam, bukan hanya rajin ke gereja, doa lingkungan, koor, dll. Sebagai orang muda beriman sudah selayaknya menghayati iman dalam seluruh aspek kehidupan, bukan hanya seputar altar Gereja namun aktif, dinamis dan bergerak maju. Oleh karena itu, orang muda Katolik harus berani untuk melangkah karena orang yang beriman tidak akan takut melangkah maju melakukan hal-hal yang baik. Hal ini perlu diperhatikan dengan sungguhsungguh agar pelaksanaan pendampingan yang dilaksanakan sungguh-sungguh relevan dengan kehidupan mereka, sehingga pendampingan iman mengarah pada perwujudan iman dalam kehidupan sehari-hari. Selama berdomisili di paroki Kristus Raja Barong Tongkok, kesan penulis bahwa kurangnya pelaksanaan pendampingan bagi orang muda. Pelaksanaan pendampingan biasanya diadakan pada saat-saat tertentu misalnya bulan Kitab Suci dan bulan Rosario tidak ada pendampingan secara khusus bagi orang muda. Sarana yang digunakan sangat terbatas. Tenaga maupun pengetahuan katekese juga sangat terbatas. Padahal kita tahu bahwa orang muda sangat menyukai hal-hal baru dan menarik jika pendampingan iman dilaksanakan dengan monoton maka mereka akan merasa bosan dan tidak tertarik lagi untuk terlibat. Dalam rangka menanggapi keprihatinan dan harapan orang muda Katolik Kristus Raja Barong Tongkok. Sehingga penulis tergerak untuk menulis tugas akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
dengan judul: PENDAMPINGAN IMAN ORANG MUDA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA KATOLIK PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran hidup menggereja orang muda Katolik pada zaman sekarang? 2. Seberapa jauh orang muda Katolik Paroki Kristus Raja terlibat dalam hidup menggereja? 3. Pendampingan iman orang muda macam apa yang dapat membantu meningkatkan keterlibatan orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok dalam hidup menggereja. C. Tujuan Penulisan 1. Menguraikan gambaran hidup menggereja orang muda Katolik di zaman sekarang. 2. Mengungkapkan permasalahan yang dihadapi orang muda Katolik di paroki Kristus raja, Barong Tongkok. 3. Memberi sumbangan pemikiran melalui pendampingan iman yang relevan bagi orang muda Katolik Paroki Kristus Raja, Barong Tongkok untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja. D. Manfaat Penulisan Penulisan skripsi ini juga diharapkan akan memberi sumbangan pemikiran untuk membantu meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda katolik. Adapun harapan tersebut antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1. Bagi orang muda Katolik dapat menambah wawasan dalam menghayati tugas sebagai anggota Gereja dan mampu terlibat aktif dalam hidup menggereja sebagai wujud iman katolik. 2. Bagi Gereja, skripsi ini sebagai masukan khususnya bagi para pemimpin Gereja untuk memberi pendampingan iman yang relevan bagi orang muda dalam usaha meningkatkan keterlibatan hidup menggereja. 3. Bagi penulis sendiri agar lebih memahami dan menghayati tugas sebagai calon pewarta Sabda Allah kepada umat, khususnya orang muda Katolik, sehingga mampu membuka wawasan baru dan juga semakin mampu terlibat aktif dalam hidup menggereja. E. Metode Penulisan Dalam skripsi ini penulis menggunakan metode deskripsi analisis yang bertujuan untuk memaparkan menggambarkan hidup menggereja orang muda Katolik di zaman sekarang. Penulis juga akan mengumpulkan data untuk mengetahui tingkat kedalaman hidup menggereja orang muda Katolik. Melalui data yang diperoleh tersebut, penulis mencoba menganalisis dan memberikan sumbangan pemikiran mengenai pendampingan iman yang dapat membantu orang muda guna meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja mereka. F. Sistematika Penulisan Bab I berupa latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat, metode dan sistematika penulisan. Bab II membahas pendampingan iman orang muda sebagai upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik. Bab ini berisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
tentang pemahaman pendampingan, gambaran orang muda Katolik dan hidup menggereja. Bab III berisi mengenai keterlibatan orang muda Katolik dalam hidup menggereja, paroki Kristus Raja, Barong Tongkok yang meliputi sejarah paroki dan situasi umat di paroki Kristus Raja, penelitian pendampingan orang muda sebagai upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok, Kalimantan Timur. Bab IV membahas upaya meningkatkan katerlibatan hidup menggereja orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok yang dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertama mendalami pentingnya keterlibatan dalam hidup menggereja. Bagian kedua menguraikan upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja melalui pendampingan iman orang muda. Bagian ketiga berisi usulan program pendampingan iman orang muda model Weekend orang muda Katolik untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok, yang di dalamnya latar belakang program, tema dan tujuan program dan gambaran satuan pendampingan Weekend orang muda Katolik. Bab V berisi penutup yang mencakup dua bagian. Bagian pertama kesimpulan untuk menjawab rumusan permasalahan, tujuan penulisan skripsi serta didukung oleh data hasil penelitian. Bagian kedua berisikan saran yang ditujukan kepada pihak paroki Kristus Raja Barong Tongkok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENDAMPINGAN IMAN ORANG MUDA DAN HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA KATOLIK
Dalam bab II penulis membahas tentang pendampingan iman orang muda dan hidup menggereja orang muda Katolik. Dalam pembahasan penulis membaginya menjadi tiga bagian. Bagian pertama menguraikan mengenai pendampingan iman, yang di dalamnya mencakup pemahaman tentang pendampingan dan pemahaman tentang iman. Bagian kedua membahas mengenai orang muda Katolik, yang mencakup pengertian orang muda Katolik, gambaran situasi orang muda Katolik zaman sekarang, ciri-ciri orang muda, dan gambaran perkembangan orang muda. Bagian ketiga mengemukakan mengenai hidup menggereja yang meliputi situasi hidup menggereja orang muda Katolik dan relevansi pendampingan iman orang muda Katolik dalam meningkatkan keterlibatan hidup menggereja.
A. Pendampingan Iman 1. Pemahaman tentang Pendampingan a. Pengertian Pendampingan Secara umum pendampingan dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dapat dilakukan seseorang untuk membantu orang muda mempersiapkan dirinya menuju kedewasaan dan masa depannya. Membantu dalam hal ini berarti menemani orang muda yang didampingi beserta segala kemampuan yang ada dalam dirinya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
mencapai suatu tujuan hidup. Dengan demikian orang muda yang didampingi menjadi semakin berkembang (Manguhardjana, 1986: 21-22). Secara tegas Tangdilintin (1984: 13) mengatakan jika usaha pendampingan untuk “menggiring dan ‘menjinakkan’ orang muda, maka akan mengurangi potensi yang mereka miliki”, jika pendampingan iman orang muda mengarah pada kata ‘penjinak’ berarti peranan seorang pendamping hanya menjadi “pemimpin” tetapi pada akhirnya mendikte seluruh hidup orang muda. Istilah yang tepat dalam mempersiapkan diri orang muda menuju masa depannya adalah usaha pendampingan. Magunhardjana juga sependapat dengan hal ini, meskipun dalam pendampingan tidak lepas dari seorang pemimpin namun pemimpin juga perlu memiliki unsur “pelayanan” (Mangunhardjana, 1985: 398). Unsur pelayanan yang mendalam menjadikan peserta diterima dan disapa, dicintai sebagai pribadi orang muda, memiliki potensi yang besar bagi masa depan bangsa dan Gereja. b. Tujuan Pendampingan Hakikat dari pendampingan adalah untuk menolong orang muda dalam menghadapi permasalahan hidupnya sehingga orang muda dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya untuk mencapai cita-cita dan harapannya. Pendampingan memiliki tujuan untuk membantu orang muda yang haus akan informasi, kecakapan, sikap, dan perilaku hidup baik hidup pribadi, keluarga, Gereja, maupun masyarakat (Magunhardjana, 1986: 26-28), sehingga nantinya mereka mampu berperan demi kemajuan Gereja dan masyarakat. Artinya pendampingan dilaksanakan untuk membantu orang muda menumbuhkan sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
yang peka, penuh perhatian, serta mempunyai kerelaan untuk meluangkan waktu, menyumbangkan tenaga, pikiran, pengetahuan, dan ilmu, serta kecakapan untuk meningkatkan kesejahteraan Gereja dan masyarakat. Komisi Kepemudaan KWI (2014: 65) menegaskan bahwa tujuan pendampingan harus mengingat pada perutusan Yesus Kristus. Pendampingan orang muda juga perlu memusatkan diri pada peserta yang didampingi dengan memperhatikan tiga hal berikut: 1) Membangun dan menguatkan hubungan orang muda Katolik dengan Yesus Kristus. 2) Memusatkan pada pertumbuhan pribadi orang muda Katolik yang mengacu pada relasi dengan diri sendiri, orang lain dan Tuhan. 3) Menyadarkan orang muda akan pentingnya keterlibatan mereka dalam komunitas-komunitas Gerejawi dan juga komunitas masyarakat umum. 2. Pemahaman tentang Iman Iman dalam bahasa Yunani disebut pistis atau bahasa Latin fides dan bahasa Inggris faith diartikan sebagai keyakinan dan penerimaan akan wahyu Allah. Dalam bahasa Indonesia “beriman” lebih dimaksudkan dalam hubungan pribadi manusia dengan Allah (Madya Utama, 2002: 47). Iman adalah tanggapan atas panggilan dan tawaran penyertaan diri dari Allah. Pengertian iman sebaiknya dimulai dari pemahaman kita atas wahyu Allah (Madya Utama, 2002: 47). Iman yang diyakini seseorang diharapkan mengarah pada suatu tindakan konkret dalam setiap perjalanan hidupnya, apakah ia mengandalkan Allah ataukah mengandalkan dirinya sendiri. Maka iman merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
keputusan manusia itu sendiri. Iman memerlukan keterlibatan secara konkret dalam setiap perjalanan hidup manusia. Iman adalah keputusan dari pihak manusia. Iman berdasarkan pada pemahaman. Dalam beriman manusia menyadari keadaan diri dan memahami Tuhan sebagai satu-satunya jalan yang dapat diandalkan untuk mendatangkan kebaikan pada-Nya (Hardjana, 1993: 58-59). Iman adalah keterlibatan. Orang beriman sejati menyerahkan diri kepada Tuhan. Kepada Tuhan orang beriman mempercayakan hidup dan masa depannya. Karena itu, iman memerlukan keterlibatan. Dia bersedia melakukan apa saja yang harus ia lakukan agar hidup dan masa depannya mencapai kepenuhan. Ia mengikuti dan melaksanakan kehendak dan perintah Tuhan yang bermaksud membawanya kepada kepenuhan hidup. Orang beriman membiarkan dirinya di bawah bimbingan Tuhan. Dengan demikian, ketaatan kepada Tuhan bukan hanya pada saat-saat tertentu atau pada hal-hal tertentu saja, seperti saat berdoa dan beribadah, tetapi dalam seluruh proses kehidupannya. Oleh karena itu, iman tidak hanya menyangkut budi, tetapi seluruh diri manusia (Harjana, 1993: 59). Sedangkan inti dari hidup beriman bukan terletak pada orang yang rajin ke Gereja, doa lingkungan, pengakuan dosa, dan hidupnya baik, melainkan juga orang yang berkata “Amin” berarti “Ya” kepada Tuhan, yang menyatakan Tuhan adalah penyelamat. Iman perlu diwujudkan dalam tindakan nyata dan kesetiaan kepada Tuhan secara nyata pula dalam kehidupan sehari-hari yang kita alami (Hardjana, 1993: 60-61).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Pendampingan Iman Orang Muda Pengertian pendampingan orang muda tidak beda jauh dari pengertiaan pendampingan pada umumnya. Pada prinsipnya, pendampingan iman orang muda sama dengan pendampingan pada umumnya dilihat dari segi teknik dan bentuk pendampingan. Namun, pendampingan orang muda mempunyai ciri khasnya sendiri, yaitu soal iman yang menjadi materi pendampingannya. Karena materi pendampingan orang muda adalah soal iman, maka teknik dan bentuk pendampingan perlu disesuaikan dengan cara-cara yang berkaitan dengan iman dan situasi khas orang muda (Mangunhardjana: 1986: 21). Pendampingan iman orang muda merupakan wujud nyata dari keprihatinan Gereja, yakni untuk mengarahkan pribadi orang muda menuju kedewasaan Kristiani. Menurut Tangdilintin ada dua dimensi untuk mengembangkan pribadi orang muda: "dimensi vertikal (hubungan orang muda dengan Ilahi atau Tuhan) dan dimensi horizontal (hubungan orang muda dengan sesama dan alam pada umumnya)” Tangdilintin (1984: 12). Pendampingan iman orang muda diartikan sebagai usaha untuk membimbing dan mengarahkan iman orang muda serta sebagai usaha pewartaan Gereja kepada orang muda. Pendampingan iman orang muda bertujuan membantu orang muda agar imannya semakin mendalam dan mau terlibat dalam dinamika hidup menggereja. Iman adalah tanggapan manusia terhadap Wahyu Allah. Oleh karena itu, pendampingan iman mengandaikan kebebasan dan kesediaan pribadi untuk menanggapi rahmat Tuhan. Perkembangan iman orang muda tidak pernah terlepas dari perkembangan manusiawinya dan kedewasaan Kristiani. Oleh karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
itu, pendampingan iman orang muda mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam pendampingan orang muda diusahakan bertitik tolak dari situasi kehidupan orang muda. Karena orang muda berada pada taraf pencarian arti hidup dan pencariaan identitas diri. Masa pencariaan ini dapat digunakan sebagai titik tolak mengisi hidup mereka supaya lebih berarti bukan hanya dengan teori-teori saja, tetapi dengan perwujudannya. Dalam pendampingan iman orang muda diharapkan bersifat aktif dan dinamis dan yang menjadi dasar ialah Yesus Kristus dalam Yesus, Allah telah menjadi manusia dan dalam diri Yesus itu pula, Allah telah menjadi seorang pemuda. Dengan kehidupan manusiawinya Yesus merencanakan Kerajaan Allah dalam kepenuhan kehendak Bapa (KKKWI, 2014: 51). Demikian pula, orang muda diharapkan mencapai kepenuhan diri yaitu untuk mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah dunia.
B. Orang Muda Katolik 1. Pengertian Orang Muda Katolik Istilah orang muda, golongan kelompok orang muda mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung dari sudut pandang dan konteks penggunaannya. Oleh karena itu ada berbagai macam pendapat para ahli mengenai batasan-batasan “orang muda”, seperti yang diungkapkan oleh Mangunhardjana bahwa orang muda adalah orang yang berusia 15 tahun sampai dengan 24 tahun dan lajang (Mangunhardjana, 1986 : 11). Tangdilitian (1984: 5) mengutip pendapat Dr. J. Riberu yang menyebut orang muda dengan istilah “muda-mudi” dengan batasan kelompok umur sexenium ketiga dan keempat dalam hidup manusia (± 12-24 tahun). Bagi yang bersekolah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
usia ini sesuai dengan usia sekolah lanjutan dan Perguruan Tinggi. Ditinjau dari segi sosiologis, seringkali patokan usia di atas perlu dikoreksi dengan unsur status sosial seseorang dalam masyarakat tertentu (kedewasaan psikologis). Status sosial yang dimaksud ialah hak dan tugas orang dewasa diberikan kepada seseorang sesuai dengan status berdikari di bidang nafkah dan status keluarga. Unsur status sosial ini menyebabkan seseorang yang menurut usianya masih dalam jangkauan usia mudamudi, bisa dianggap sudah dewasa dan sebaliknya orang sudah melampaui usia tersebut toh masih dianggap muda-mudi. Persekutuan para psikiater Amerika dalam
Psychiatric Glossary
memberikan batasan tentang orang muda sebagai berikut: orang muda adalah suatu periode kronologis yang dimulai dengan proses psikis dan emosional yang membawanya kepada kematangan seksual dan psikososial, diakhiri dengan terbentuknya seseorang individu yang telah mencapai kebebasan dan produktivitas sosial (Hurlock 1980: 206). Menurut buku pedoman karya pastoral orang muda adalah mereka yang berusia 13-35 tahun dan belum menikah. Usia 13-35 tahun sudah layak menjadi subjek pengembalaan (KWI, 1998: 8). Orang muda bukan lagi kanak-kanak dan juga bukan orang dewasa namun orang muda menurut penulis, yaitu seseorang yang tidak lagi bersikap seperti kanak-kanak dan mampu membuat keputusan sendiri serta bertanggungjawab atas segala perbuatan yang dilakukannya. 2. Gambaran Situasi Orang Muda Katolik Zaman Sekarang Masa muda adalah proses peralihan dari masa anak-anak menjadi masa dewasa. Masa ini juga merupakan masa yang paling menentukan perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
manusia di bidang emosional, moral, spiritual, fisik. Masa muda juga merupakan masa perkembangan dan perubahan, masa goncangan dan penuh pemberontakan. Maka pada masa-masa ini banyak orang muda kehilangan pegangan dalam usaha menemukan jati diri, sehingga menyebabkan mereka mudah terjerumus pada tindakan-tindakan yang kurang bertanggungjawab dan merugikan diri mereka sendiri. Shelton (1987: 66) berpendapat bahwa masa muda merupakan saat hidup yang paling penting dimana masalah identitas harus dihadapi. Identitas berhubungan dengan tahap perkembangan hidup seseorang dalam mendapatkan perasaan, harga diri, sifat khas mereka sendiri. Dalam usaha menemukan identitas diri, orang muda mulai menentukan pilihan dan mengambil tanggungjawab pribadi untuk menggerakkan diri. Peran orang muda dalam hidup bersama, digambarkan oleh Konsili Vatikan II dalam AA art. 12. Artikel tersebut menegaskan bahwa orang muda merupakan kekuatan terpenting dalam masyarakat sekarang. Pernyataan ini menekankan bahwa peran orang muda sangat dibutuhkan dalam masyarakat karena mereka merupakan tulang punggung bangsa dan Gereja. Merekalah yang menentukan perkembangan bangsa dan Gereja di kemudian hari. Dengan semakin bertambah perannya dalam masyarakat mereka juga dituntut menjadi rasul-rasul pertama bagi orang muda di kalangan mereka sendiri (KKWI, 2014: 58). Dengan keterlibatan mereka, baik dalam lingkup Gereja maupun masyarakat luas, mereka mampu menampakkan iman akan Yesus Kristus dalam sikap dan tindakan yang mereka lakukan, sehingga dapat menjadi teladan bagi umat. Dengan demikian kehadiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
mereka sungguh memberi makna bagi kehidupan orang lain khususnya dalam memperbaharui hidup bersama. Gereja memandang orang muda memiliki potensi yang luar biasa bagi perkembangan Gereja. Dalam rangka perkembangan itulah Gereja memandang sebagian dirinya ada dalam orang muda. Orang muda tidak boleh lagi dipandang sebagai objek perhatian pastoral bagi Gereja. Orang muda harus didorong aktif, atas nama Gereja, sebagai tokoh-tokoh terkemuka di dalam evangelisasi dan peserta dalam pembaharuan masyarakat. Dengan demikian masa muda adalah masa penemuan jati diri dan pilihan hidup yang intensif dan istimewa, dan masa pertumbuhan yang seharusnya berkembang maju dalam kebijaksanaan (CL, art. 46). 3. Ciri-ciri Orang Muda Orang muda pada umumnya kreatif, mampu bertanggungjawab dan penuh semangat. Orang muda mampu membuat pembaharuan bagi Gereja dan bangsa. Orang muda mampu menggerakkan dunia dengan inovasi-inovasi baru. Mereka mampu menggerakkan industri kreatif yang mendunia. Ledakan energi orang muda yang membuat mereka semakin kreatif menciptakan hal-hal yang baru bagi masa depan dunia. Maka orang muda diharapkan menjadi pembaharu Gereja dan bangsa dengan pola pikir yang kreatif dan penuh sinergi. Ledakan energi orang muda menjadikan mereka penuh semangat. Jika Gereja dan bangsa memiliki orang muda yang bersemangat, penuh kasih, bertanggungjawab, berwatak luhur, beriman, maka sebagian besar umat Kristiani tentu sepakat bahwa Gereja memiliki masa depan yang cerah dan Gereja bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
calon museum di masa mendatang. Tanggungjawab orang muda ikut menentukan masa depan itu, sebagaimana telah dididik oleh para pendahulu kita sampai menjadi seperti sekarang ini. Orang muda Katolik memerlukan bimbingan dari para pendamping (Dwi Harsanto, 2012: 1). Maka orang muda Katolik perlu diberi dukungan dan motivasi agar mampu meneruskan misi Gereja masa kini dan masa yang akan datang. Serentak dengan itu semua, orang muda juga berhadapan dengan zaman yang semakin maju dengan berbagai dampak positif dan negatif, misalnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi yang luar biasa. Namun di balik itu semua, modernitas juga membawa pengaruh buruk bagi perkembangan orang muda Katolik (Hardjana, 1993: 61), sehingga muncul paham-paham baru seperti konsumerisme dan hedonisme. Konsumerisme berasal dari bahasa Latin consumer, yang berarti memakan, menghabiskan, menelan. Konsumerisme adalah sikap dan dorongan untuk memakan dan menghabiskan produk-produk yang ditawarkan. Sedangkan Hedonisme berasal dari bahasa Yunani hedone yang berarti kenikmatan. Hedonisme merupakan sikap dan dorongan untuk mendapatkan kenikmatan melalui pemanfaatan segala yang dikira dapat mendatangkan kenikmatan dan kepuasan (Hardjana, 1993: 63). Produk-produk teknologi membuat orang muda semakin gaya dan trendi. Mereka tidak lagi duduk manis menonton televisi dan membaca koran di rumah seperti yang dilakukan generasi delapan puluhan yang gagap teknologi, karena mereka cukup search berita di ponsel pintarnya. Mereka juga tidak berminat dengan urutan berita yang disajikan media, mereka lebih suka gaya hidup yang instan. Gaya hidup instan adalah cara mereka untuk mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
sesuatu yang diinginkan dengan mudah dan cepat tanpa harus bekerja keras untuk mendapatkannya. Hal ini merupakan gaya hidup generasi sembilan puluhan yang bisa disebut generasi Y dan generasi dua ribuan yang disebut generasi Z (Christovita Wiloto, 2016: 1). 4. Gambaran Perkembangan Orang Muda Orang muda sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai manusia menuju masa dewasa. Mereka sedang mengalami proses pertumbuhan fisik dan perkembangan mental, emosional, sosial, moral dan religius dan segala permasalahannya.
Berikut
ini
penulis
menyampaikan
berbagai
macam
perkembangan orang muda yang sedang dihadapi dalam masa pertumbuhan. a. Perkembangan Fisik Perkembangan fisik merupakan gejala paling nampak pada orang muda. Berkat pertumbuhan fisik itu, anak laki-laki makin menampakkan diri sebagai pria dan anak-anak perempuan sebagai wanita. Berkaitan dengan pertumbuhan fisik itu orang muda mempersoalkan cepat-lambatnya pertumbuhan. Mereka dicemaskan oleh tingkat kecepatan yang tidak biasa, tidak ideal, entah karena terlalu lambat tidak besar-besar, entah karena terlalu cepat tiba-tiba menjadi besar. Mereka juga mempersoalkan baik-buruknya hasil pertumbuhan fisik mereka. Orang muda sering gelisah karena pertumbuhan itu tidak mendatangkan hasil seperti yang mereka harapkan: kaki terlalu panjang, tangan terlalu besar, rambut di kepala sulit diatur. Mereka sering kali mengeluh karena bentuk pertumbuhan fisik tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Bersama dengan pertumbuhan fisiknya orang muda juga mulai menghadapi masalah-masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
sehubungan dengan seks dan pergaulan dengan lawan jenis. Mereka belum mampu mengambil prilaku yang sesuai dalam mengatasi problem-problem yang ada di dalamnya. Secara bologis mereka sudah cukup matang untuk pengalaman seksual, tetapi mereka belum sanggup bertanggungjawab atas hidup perkawinan (Mangunhardjana,1986: 12). b. Perkembangan Intelektual Perkembangan intelektual tampak pada gejala-gejala perubahan dalam perkembangan mental, dalam cara berpikir. Dengan meninggalkan masa kanakkanak dan orang muda mulai berpikir dengan sikap orang dewasa. Mereka tidak hanya berpikir dengan konsep-konsep konkret saja, tetapi juga dengan konsepkonsep yang lebih abstrak. Konsep yang lebih abstrak ini akan nampak pada katakata yang mereka ucapkan dan pertambahan kosakata yang mereka gunakan dalam pergaulannya. Mereka mulai bersikap dan berpikir secara kritis. Dengan kecakapan berpikir abstrak dan kritis itu, orang muda menggali pengertian tentang diri mereka sendiri, membentuk gambaran mereka, panggilan hidup dan masa depan mereka. Maka, untuk bisa mendapatkan keberanian mental semacam ini, orang muda harus mencoba membawa diri ke kehidupan yang lebih baik, jujur dan dapat dipercaya (Mangunhardjana,1986:13). c. Perkembangan Emosional Perkembangan emosional orang muda ada hubungannya dengan perkembangan fisik. Karena dengan perkembangan fisik terjadilah perubahan pada keseimbangan hormon-hormon dalam tubuh mereka. Perkembangan emosional nampak pada semangat mereka yang menggebu-gebu, perpindahan gejolak hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
yang cepat (mungkin dalam suatu saat penuh semangat, tetapi tiba-tiba semangat itu hilang sama sekali), terjadinya sikap-sikap masa bodoh, keras kepala dan tingkah laku yang tidak menunjukan keceriaan atau lesu. Dengan munculnya berbagai macam gejolak yang mereka rasakan, lama-lama mereka dapat menangkap berbagai emosi dan memahami arti kata-kata yang berhubungan dengan perasaan-perasaan positif seperti: bahagia, senang, bersemangat, puas, berani, optimis, cinta, percaya diri, terharu, terdukung, bangga, dan perasaan negatif seperti: marah, malu, bingung, sepi, takut pesimis, cemas, apatis. Masalah yang dihadapi orang muda di sekitar perkembangan emosionalnya adalah bagaimana menilai baik buruknya emosi dan bagaimana menguasai dan mengarahkannya. Dalam rangka perjuangan di sekitar emosi yang meluap-luap dalam hatinya itu, orang muda kerap nampak mengambil berbagai macam tingkah laku, entah untuk mengatasi
emosi
atau
sekedar
untuk
menghindari
dan
melupakannya
(Mangunhardjana, 1986: 13). d. Perkembangan Sosial Perkembangn sosial orang muda menyangkut perluasan jalinan hubungan dengan orang lain. Dengan melewati umur kanak-kanak dan berkat pertumbuhan fisik mereka, pergaulan orang muda tidak terbatas lagi dengan orang-orang dalam lingkungan keluarga, tetapi meluas ke teman-teman sebaya, orang-orang di lingkungan tempat tinggal dan masyarakat luas. Masalah-masalah penting yang dihadapi orang muda sehubungan dengan perkembangan sosial ialah masalahmasalah di sekitar pergaulan mereka dengan teman-teman seperti: cara masuk dalam kelompok, bergaul dengan kelompok, sikap serta cara menghadapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
pengaruh-pengaruh kelompok dan peranan mereka dalam kelompok, seperti: penerimaan diri oleh kelompok, penghargaan kelompok dan macam keterlibatan yang diberikan kepada mereka oleh kelompok (Mangunhardjana, 1986: 14). e. Perkembangan Moral Perkembangan moral membawa orang muda ke dalam tingkat hidup yang lain dari pada masa sebelumnya. Pada masa kanak-kanak, bagi mereka hidup terasa sederhana. Ada hal-hal yang jelas-jelas baik dan buruk. Ada tindakan-tindakan yang jelas-jelas benar dan salah. Dan semua itu ada jaminannya pada orang tua, guru, atau tokoh lain seperti para pemuka kemasyarakatan dan keagamaan. Dengan bertambah umur dan masuk dalam kelompok orang muda, para muda-mudi mengalami perubahan sikap. Mereka mempertanyakan dan ingin mengetahui dasardasar mengapa hal-hal dan tindakan-tindakan itu baik atau buruk. Mereka ingin mendapat kejelasan mengapa tokoh-tokoh itu mempunyai kewibawaan untuk menentukan apa yang baik dan apa yang buruk. Tambahan pula dengan bertambah luasnya pergaulan, orang muda melihat bahwa pandangan orang mengenai apa yang baik dan benar tidak sama. Patokan yang dipegang orang untuk menentukan mana yang baik dan benar serta mana yang tidak baik dan tidak benar berbeda-beda. Akibatnya sikap dan tindakan mereka juga berbeda-beda. Itu semua menghadapkan orang muda pada masalah pencarian patokan moral, yang dapat mereka pergunakan sebagai alat untuk menentukan mana yang baik dan tidak, mana yang tidak baik dan tidak benar serta penentuan pegangan yang dapat mereka gunakan sebagai pedoman hidup. Masalah-masalah moral tidak hanya terbatas pada diri mereka, tetapi meluas pada masalah moral dalam hidup masyarakat, seperti: kejahatan dalam masyarakat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
keadilan, hak asasi manusia, kebebasan agama, kepentingan umum dan peranan yang diharapkan dari mereka. Dari sisi lain, muncul masalah panggilan hidup. Oleh karena menghadapi berbagai kenyataan hidup dan harus mengambil keputusankeputusan moral itu, orang muda mengalami berbagai ketegangan batin (Mangunhardjana, 1986: 14). f. Perkembangan Religius Perkembangan religious menyangkut hubungan manusia dengan Yang Mutlak (Tuhan). Pada masa kanak-kanak kegiatan keagamaan dilakukan karena diperintah oleh orang tua dan tokoh-tokoh yang mempunyai pengaruh pada diri mereka. Pada umur-umur menjelang dewasa, praktek keagamaan atau ajaran agama, bahkan mengenai Yang Mutlak sendiri mulai dipertanyakan. Hal ini dilakukan bukan karena ingin memberontak, tetapi dalam upaya memperoleh kejelasan perkara dan mencapai taraf kesejatian dalam hubungan dengan Yang Mutlak. Hal ini membawa orang muda ke suatu krisis yang harus dijawab secara mendalam. Karena mereka ingin mengetahui segi-segi yang paling mendalam tentang Yang Mutlak, hubungannya dengan manusia dan dunia, pengaruh-Nya dengan hidup sekarang dan yang akan datang (Mangunhardjana, 1986: 15-16). C. Hidup Menggereja 1. Situasi Hidup Menggerja Orang Muda Katolik Masa muda pada umumnya dapat dipandang sebagai tahap dalam pembentukkan kepribadian manusia dalam proses mencari jati diri. Posisi generasi muda dalam Gereja dan bangsa adalah sebagai penerus cita-cita perjuangan Gereja dan bangsa. Masa depan Gereja dan bangsa terletak pada generasi muda, sebab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
merekalah
yang
akan
menggantikan
generasi
sebelumnya
dan
akan
memperkembangkan Gereja dan bangsa. Keterlibatan orang muda dalam Gereja umumnya sama dengan peranan kaum awam yaitu sebagai warga Gereja yang tidak ditahbiskan atau orang-orang yang beriman Kristen, karena pembaptisan menjadi anggota Tubuh Kristus. Orang muda Katolik mempunyai tugas yang penting bagi tumbuh kembangnya Gereja dan bangsa masa kini. Oleh sebab itu, sangatlah penting untuk menyadarkan orang muda pentingnya hidup menggereja bukan hanya di altar Gereja namun sampai pada tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari (Papo, 1990: 40). Semakin banyak orang muda yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan Gereja itu berarti hidup menggereja orang muda dikatakan hidup dan berkembang. Hidup menggereja adalah hidup menampakkan iman. Setiap kegiatan mengambil bagian dalam hidup beriman adalah hidup menggereja. Dalam Gereja Katolik, hidup menggereja merupakan wujud nyata dari tugas-tugas Gereja. Ada 5 Tugas Gereja, yakni Gereja yang menguduskan (liturgia), Gereja yang mewartakan (kerygma), Gereja yang mempersatukan (koinonia), Gereja yang melayani (diakonia), dan Gereja yang memberi kesaksian (martyria). Sebagai orang muda Katolik yang juga merupakan bagian dari anggota Gereja perlu mengambil bagian dan terlibat dalam kehidupan menggereja. Dalam hidup menggerja orang muda Katolik dapat terlibat dalam perayaan-perayaan liturgis (liturgia) seperti memimpin ibadat sabda, menjadi lektor dan pemazmur, memeriahkan perayaan ekaristi sebagai koor dan organis. Orang muda Katolik juga turut serta dalam mengembangkan tugas pewartaan kabar gembira (kerygma) seperti mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
pendalaman iman baik sebagai fasilitator maupun peserta, mendampingi katekese para calon baptis dan komuni pertama maupun penguatan. Menghadirkan dan membangun persekutuan dalam kelompok orang muda Katolik (koinonia) juga perlu diwujudkan seperti kegiatan Indonesia Youth Day (IYD) untuk memperkokoh persatuan. Orang muda Katolik juga dapat mengambil bagian dalam tugas pelayanan terhadap sesama (diakonia) seperti membuat posko sosial, kunjungan ke rumah sakit, penjara, dan tempat rehabilitasi. Sebagai murid-murid Kristus, para orang muda Katolik juga dapat menjalankan tugas Gereja untuk memberi kesaksian (martyria) misalnya mewujudnyatakan amal kasih dalam kehidupan sehari-hari. Kelima tugas Gereja inilah dasar dari hidup menggereja yang perlu diperhatikan dan diupayakan oleh setiap umat beriman terutama orang muda Katolik sebagai penerus dan harapan masa depan Gereja (Bagiyowinadi, 2003: 133). Pernyataan di atas menunjukkan bahwa orang muda perlu mengambil bagian dalam lima tugas Gereja, namun yang menjadi pokok bahasan pada bagian ini adalah koinonia dan diakonia. Penulis merasa dua tugas Gereja tersebut menjadi bagian yang khas dari orang muda. Orang muda memiliki energi untuk membangun persaudaraan dalam paguyuban. Di sisi lain mereka juga memiliki semangat yang membara untuk melayani sesama di sekitar tempat mereka berada. Tugas Gereja mempersatukan (koinonia) merupakan tugas untuk menghimpun dan menjalin persaudaraan murid-murid Kristus. Hidup dalam persaudaraan berarti membina himpunan hidup yang saling mengasihi. Bersatu atas dasar relasi dengan Kristus. Persaudaraan yang diharapkan adalah persaudaraan yang sepakat bagi keselamatan semua orang (Siauwarjaya, 1987: 25). Orang muda membentuk panguyuban yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
berpusat pada kehadiran Yesus Kristus seperti persatuan manusia dengan Allah melalui Yesus Kristus dalam kuasa Roh Kudus. Paguyuban ini dilakukan dalam menghayati hidup menggereja baik dalam Gereja maupun masyarakat. Oleh karena itu, orang muda Katolik diharapkan dapat menciptakan kesatuan dengan sesama baik itu antar umat lingkup Gereja maupun lingkungan tempat tinggal. Orang muda menjadi pemeran utama dalam menjalin paguyuban untuk saling melayani, mengupayakan perdamaian, cinta kasih, kerukunan baik dalam Gereja maupun masyarakat luas. Tugas Gereja melayani (diakonia) merupakan tugas supaya umat Katolik terlebih orang muda mampu untuk mewujudkan imannya. Perwujudan iman dapat dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari. Wujud nyata dari tugas pelayanan ini adalah amal kasih seperti tertulis dalam Injil Matius 25:35-36,40. Pesan Injil inilah yang seharusnya sebagai pendorong dan semangat pelayanan oleh orang muda. Melalui aneka kegiatan amal kasih Kristiani khususnya pada mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel diharapkan mampu merasakan perasaan, kegelisahan dan keluh kesah orang yang dilayani. Oleh karena itu orang muda Katolik diharapkan bekerjasama dalam kasih, terbuka, penuh empati, partisipatif dan penuh keikhlasan hati untuk melayani sesama demi kepentingan seluruh umat dan Kerajaan Allah semakin dirasakan oleh seluruh umat manusia di dunia. 2. Relevansi Pendampingan Iman Orang Muda Katolik Demi Peningkatan Keterlibatan Hidup Menggereja Orang muda merupakan ahli waris dan masa depan Gereja dan bangsa. Mereka adalah harapan generasi penerus dan pembaharu. Kaum muda akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
menerima tongkat estafet bangsa dan Gereja (Magunradharjana, 1986: 1). Orang muda akan menjadi pemegang peranan yang utama dalam memperkembangkan bangsa sehingga bangsa menaruh harapan penuh kepada mereka. Di samping itu, mereka juga merupakan harapan Gereja untuk meneruskan tugas perutusan di dunia yaitu mewujudkan Kerajaan Allah bagi semua umat seperti dalam Injil Matius 28: 19 “pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku” (Cahyadi, 2009: 21). Karena peranan orang muda sangat penting bagi perkembangan Gereja dan bangsa, maka mereka sangat perlu disiapkan dan didampingi untuk mempersiapkan diri mengemban tugas perutusan. Pendampingan iman orang muda perlu secara relevan dan tetap menghormati segi pontesi yang ada dalam diri, sehingga mereka sampai pada kedewasaan Kristiani. Pendampingan orang muda mempunyai peranan yang sangat penting tidak hanya untuk mendapatkan informasi, tetapi juga menjadi penggerak perubahan ke arah yang lebih baik, pemberi harapan, pembangun perdamaian dan menjadi suara hati yang jernih bagi masyarakat. Pendampingan tersebut diusahakan bagi orang muda dalam mempersiapkan mereka sebagai pribadi-pribadi yang siap menjadi pelaku pembaharuan dalam masyarakat dan Gereja (KKKWI, 2014: 70). Pendampingan iman orang muda Katolik merupakan tugas pastoral Gereja yang bertujuan untuk melibatkan diri dalam hidup, pelayanan, karya Gereja dan masyarakat. Karya pastoral orang muda hendaknya mendorong orang muda Katolik meninggalkan zona nyaman dan menuju zona yang penuh cahaya, semangat untuk memperbaiki situasi kehidupan mereka dan terlibat aktif dalam setiap karya pelayanan Gereja (KKKWI, 2014: 70) seperti yang dikatakan Yesus sendiri “Putera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
manusia tidak datang untuk dilayani namun untuk melayani, untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mrk 10: 45). Pendampingan iman juga diharapkan mengarah pada hidup beriman secara penuh. Hidup beriman yang dimaksud di sini bukan hanya memahami kehendak Tuhan dalam segala bidang. Orang beriman bukan hanya orang yang rajin berdoa dan tertib menaati aturan doa dan ibadat. Orang beriman juga bukan hanya orang yang hidup moralnya baik. Hidup beriman bukan hanya ditandai oleh perilaku hidup etika dan moral yang bercirikan agama yang dianutnya. Memang itu semua baik, namun bukan merupakan inti dari hidup beriman. Inti hidup beriman adalah berkata “ya” secara total pada Tuhan. Dia mengakui dan menerima Tuhan sebagai satu-satunya penyelamat. Orang beriman adalah orang yang terlibat dan setia pada Tuhan secara nyata dalam hidupnya (Hardjana, 1993: 60). Artinya iman yang dapat membawa seseorang untuk bertindak secara nyata untuk melayani sesama. Hidup beriman bukan hanya sebatas ruang lingkup Gereja atau hidup keagamaan yang sempit saja. Akan tetapi meliputi sikap dan tindakan kita dalam hidup sehari-hari. Maka, karya pelayanan orang muda tidak hanya menanggapi panggilan Kristus namun juga turut serta mewartakan kesaksian iman bahwa Allah menjumpai manusia dalam dan melalui pribadi Yesus Kristus (KKKWI, 2014: 54) Dengan demikian pendampingan iman orang muda mempunyai peranan yang penting dalam membantu meningkatkan dan mengarahkan orang muda agar mereka menghayati imannya yang terlibat aktif dalam hidup menggereja maupun masyarakat. Selain itu kaum muda mempunyai hak dan kewajiban mendapatkan pendampingan serta dukungan dalam upaya menanggapi tugas perutusan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Kristus. Bukan berarti orang muda dapat diperintah untuk melaksanakan segala tugas dari orang yang lebih dewasa. Orang muda memiliki tanggungjawab sendiri dalam menjalankan tugas mereka dalam menentukan sendiri cara dan jalan manakah yang paling baik dan benar untuk mengarahkan dunia dengan semangat Injil. Maka dalam pendampingan mereka juga perlu dihormati sebagai orang muda. Pendampingan iman orang muda Katolik tidak hanya hal yang berbau rohani saja, tetapi mereka juga dipersiapkan sebagai pribadi-pribadi yang dewasa yang siap melayani sesama sebagai anggota Gereja dan masyarakat. Pendampingan iman orang muda Katolik perlu mengarah pada semangat dan sikap pelayanan Yesus Kristus sebagai teladan umat beriman. Oleh karena itu, mereka dituntut untuk bersikap seperti Yesus Kristus baik dalam hubungan dengan Tuhan dan pelayanan terhadap sesama. Dari uraian di atas disimpulkan bahwa pendampingan iman orang muda Katolik sangat penting dalam membantu orang muda menuju kematangan Kristiani, yaitu bertumbuh serupa dengan Kristus dan benar-benar mengikuti teladan-Nya sampai wafat di kayu salib dan bangkit. Pendampingan iman orang muda merupakan tugas utama Gereja dalam mempersiapkan mereka sebagai penerus kehidupan Gereja di masa yang akan datang. Untuk melaksanakan tugas tersebut, maka diperlukan pendampingan yang sesuai dan memadai bagi mereka dalam upaya menanggapi kebutuhan dan keprihatinan yang dialami orang muda Katolik saat ini (KKKWI, 2014: 72).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III KETERLIBATAN ORANG MUDA KATOLIK DALAM HIDUP MENGGEREJA PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK, KALIMANTAN TIMUR Pada bab ini, penulis akan menguraikan gambaran umum paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Situasi yang penulis sampaikan berdasarkan pengamatan penulis sendiri dan dokumen yang diperoleh dari paroki, karena dalam dokumen tersebut terdapat jumlah umat, stasi dan lingkungan dari paroki itu sendiri sehingga penulis dapat mengetahui situasi umat berdasarkan dokumen dan pengamatan penulis secara langsung. Pokok permasalahan yang akan diangkat dalam bab III ini adalah sejauh mana orang muda Katolik sudah keterlibatan dalam hidup menggereja. Pada bab III ini, penulis membagi menjadi dua pokok bahasan. Bahasan pertama memaparkan gambaran umum paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Kemudian, pokok bahasan yang kedua membahas penelitian mengenai pendampingan iman orang muda sebagai upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Pokok bahasan pertama berisi gambaran umum situasi geografis, sejarah, situasi umat paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Kemudian, pokok bahasan kedua berisi mengenai desain penelitian, laporan dan pembahasan hasil penelitian, pendalaman lebih lanjut hasil penelitian menurut masing-masing variabel yang telah diteliti dan kesimpulan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
A. Gambaran umum Paroki Kristus Raja Barong Tongkok 1. Sejarah Singkat Paroki Roedy Haryo Widjono (2012: 13) “buku Kenangan Hut Paroki ke 75” menguraikan awal mula berdirinya paroki hingga sekarang. Sejarah Gereja Katolik di Kalimantan Timur yang dimulai pada tahun 1907 di desa Laham yang mengutamakan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat sekitarnya karena masyarakat di desa Laham merupakan suku Dayak di pedalaman yang belum mendapatkan perhatian dari pemerintah. Tahun 1929 pusat Misi dipindahkan dari Laham ke Tering dengan program yang sama. Tahun 1936 diadakan peluasan wilayah Misi, sampai pada dataran Tunjung dengan Pastor M. Schoots, MSF sebagai pastor pertama yang diangkat oleh pastor M. Gloudemans, MSF. Pada tanggal 14 April 1936 pastor M. Schoots, MSF mengadakan kunjungan pertamanya selama 3 minggu dengan berjalan kaki. Beliau mendapat kesan yang baik dari umatnya dan ia sempat membaptis beberapa orang yang berada dalam sekratul maut. Kunjungan Mgr. H. Valenberg (Administrator Apostolik) pada bulan Februari 1937 amat mendukung dibukanya Misi di Dataran Tunjung dengan pusat di Barong Tongkok. Tanggal 20 Juni 1937 pastor MSF mengunjungi Raden Amojoyo (camat Melak) untuk meminta ijin membuka paroki dan sekolah, dan dia diberi ijin. Tanggal 3 Agustus 1937 pastor J. Romeiji, MSF (kepala MSF), pastor M. Schoots, MSF (pastor paroki) dan pastor A. Gielens, MSF (pengawas sekolahsekolah Katolik) mengunjungi Barong Tongkok dari Melak untuk meneruskan batas tanah bangunan pusat Misi yang juga disetujui oleh Residen Tenggarong dan mengeluarkan “perjanjian sewa”
(Huurovereenkomst). Setelah mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
persetujuan tersebut, misi dimulai pada tanggal 28 Desember 1937 oleh pastor M. Schoorts, MSF pindah ke Barong Tongkok dan mulai saat itu didirikannya paroki di Barong Tongkok yang meliputi seluruh daerah Tunjung. Sebagi pelindung Pastor memilih nama “Kristus Raja” dengan harapan bahwa Kristuslah yang merajai daerah Tersebut. Pastor-pastor yang pernah berkarya di paroki “Kristus Raja” Barong Tongkok, adalah pastor M. Schoorts, MSF (1936-1939 di lanjutkan 1948- 1953), pastor J. Romeijin, MSF (1939-1952), pastor J. Wiegers, MSF (1950-1965), pastor F. Huneker, MSF (1952-1954 dilanjutkan tahun 1960-61), pastor Padberg, MSF (1953-1954 dilanjutkan 1959-1961), pastor J. Spitters, MSF (1953-1954), pastor L. ernsend, MSF (1954-1959 dilanjutkan 1961-1962), pastor H.V. Sombroek, MSF (1962-1962), pastor W. Tax, MSF (1964-1965), pastor M. Coomans, MSF (19651969) pastor H. V. kleijnenbreugel (1965-1993), pastor P. Sinnema, MSF (19932005) pasror Andi Savio Mering, MSF (Tahun 2005-2007), pastor Cahyo Yosoutomo, MSF tanggal 1 Desember (2007-2012) dan pastor Muratmo dari tahun 2013 hingga sekarang. 2. Letak Geografis Paroki Kristus Raja Barong Tongkok Paroki Kristus Raja Barong Tongkok berada di daerah dataran tinggi Tunjung tepat di pusat kota kabupaten Kutai Barat yang berjarak sekitar 300 km dari kota Samarinda tempat Keuskupan berada. Paroki ini berada di tengah pemukiman masyarakat karena di sekitarnya terdapat rumah-rumah warga. Di sebelah Timurnya terdapat Sekolah Dasar Katolik dan di sebelah Utaranya terdapat Sekolah Menengah Pertama Katolik. Gereja Kristus Raja Barong Tongkok berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
di pusat Kota dan mudah dijangkau oleh umat karena berada di pinggir jalan persimpangan antara jalan menuju ke Busur dan Simpang Raya. 3. Situasi Umum Umat Kalotik di Paroki Kristus Raja Barong Tongkok Untuk mendapat gambaran situasi umat di paroki, penulis menggunakan sumber dari dokumen paroki yaitu data umat paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Umat Katolik di paroki Kristus Raja Barong Tongkok secara keseluruhan berjumlah 2265 KK. Jumlah umat yang sudah cukup banyak ini terdiri dari 22 stasi yang berada di luar pusat Kota dan 3 wilayah berada di dalam pusat Kota. Tiga wilayah tersebut wilayah Sentrum, Busur dan Simpang Raya. Sedangkan 22 stasi yang berada di laur pusat kota yaitu stasi Ombau, Geleo, Ngenyan, Bohoq, Mencimai, Eheng, Terajuq, Temula, Keay, Tepulang, Jengan Danum, Lumpaq Dahuq, Muara Tokong, Benung, Engkuni-Pasek, Samarinda 2, Asa, Juas Asa, Pepas Asa, Gesaliq dan Sentaral. Untuk mendapat gambaran situasi umat secara keseluruhan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis dan dari dokumen paroki, bahwa jarak stasi dengan paroki sangat jauh. Hal demikian sangat memperihatinkan bagi tenaga yang ada di paroki karena hanya ada 1 pastor paroki, 1 frater dan 1 bruder. Tentu tenaga yang sedikit ini tidak mampu melayani secara penuh. Bahkan ada beberapa stasi yang memang sulit dijangkau sama sekali apalagi terhambat oleh musim hujan. Stasi-stasi yang sulit yang jauh tersebut biasanya di layani oleh katekis relawan dari stasi itu sendiri. Terkadang frater atau bruder dan juga kadang-kadang pastor paroki melayani stasi-stasi di luar kota tersebut. Kegiatan yang biasanya dilakukan di paroki antara lain misa mingguan di paroki dan Ibadat Sabda di stasi-stasi, Ibadat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Sabda biasanya di pimpin oleh katekis volunteer/relawan, misa Jumat pertama, misa Jumat pertama juga biasanya dilaksanakan di sekolah-sekolah (SD, SMP, STM), kursus persiapan perkawinan (KPP), sekolah minggu, latihan koor, doa kelompok misdinar, komunitas kaum muda (Komka), pendalaman iman bagi pasangan suami istri (pasutri). Ada juga kegiatan yang tidak rutin biasanya dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan paroki atau hari raya a. Mata Pencaharian Umat Mata pencaharian umat paroki Kristus Raja Barong Tongkok bervariasi mulai dari guru, pegawai, pedagang toko, buruh, dan petani. Mayoritas mata pencaharian umat paroki Kristus Raja Barong Tongkok adalah petani, pegawai, guru, buruh dan pedagang toko. Yang bekerja sebagai pegawai adalah umat yang tinggal di daerah kota sedangkan buruh dan petani adalah umat yang tinggal di daerah desa. a. Segi-segi Kehidupan Umat 1) Segi ekonomi Kehidupan ekonomi umat paroki Kristus Raja Barong Tongkok termasuk menengah ke bawah hal ini terlihat dari pemukiman penduduk yang berada di daerah yang jauh dari pusat paroki dengan rumah kayu dengan kualitas yang bagus dan tidak bagus. Sedangkan umat yang termasuk golongan menengah dan menengah ke atas adalah guru, pegawai, pengusaha, pedagang toko. Sedangkan golongan bawah adalah buruh dan petani. Golongan menengah ke bawah sangat membutuhkan perhatian dari paroki terutama bagi anak-anak mereka yang membutuhkan biaya untuk pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
perbedaan ekonomi umat paroki Kristus Raja Barong Tongkok tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk menjalin persaudaraan dan kebersamaan dalam Kristus Roedy Haryo Widjono (2012: 32). 2) Segi Pendidikan Tingkat ekonomi sosial umat mempunyai pengaruh bagi tingkat pendidikan. Ada yang memiliki pendidikan tinggi ada pula yang hanya sampai pada tingkat pendidikan SD, SMP, dan SMA. Pengaruh itu disebabkan oleh tingkat pendapatan ekonomi rumah tangga yang berbeda-beda, sehingga sangat mempengaruhi segi pendidikan. Memiliki pendapatan ekonomi yang lebih tinggi dapat memberikan pendidikan kepada anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan yang memiliki pendapatan rendah berat untuk memberikan pendidikan untuk anakanaknya ke jenjang lebih tinggi dan anak-anak sering mengutamakan membantu orangtua mereka dari pada belajar di Sekolah. Namun sekarang pemerintah mengharuskan tercapainya program wajib belajar 9 tahun. Maka, Pemerintah Daerah memberikan bantuan bagi anak-anak SD dan SMP dengan sekolah gratis. Sedangkan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi di Kutai Barat telah ada Politeknik Sendawar, dengan jurusan administrasi bisnis, teknik sipil dan teknik mesin. Lulusan Poltek sudah banyak yang bekerja di Kutai Barat. Diharapkan seiring perkembangan, kelak ada perguruan tinggi Negeri dan Sekolah Tinggi Kateketik di Kutai Barat Roedy Haryo Widjono (2012: 32).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
4. Karya-karya Pastoral Paroki Kristus Raja Barong Tongkok a. Karya Patoral Paroki Karya pastoral yang diselenggarakan paroki Kristus Raja Barong Tongkok cukup banyak. Berbagai kegiatan yang sering diadakan oleh paroki yang merupakan bagian dari karya pastoral yaitu Natal, Paskah, Misa pemuda, Rosario, pendalaman Kitab Suci, dan sering juga diadakannya lomba-lomba untuk merayakan bulan Kitab Suci setiap bulan September dengan berbagai kegiatan, misalnya lomba baca Kitab Suci, kuis Kitab Suci. Kemudian untuk memperingati Hut Paroki biasanya diadakan perlombaan olahraga seperti volleyball, futsal, dan badminton. Pada Hut Paroki sering diadakan pembagian sembako bagi orang-orang miskin. Namun bukan sampai di situ saja pastor paroki juga turut serta melayani umat yang ada di Stasi. Dalam setiap kunjungan pastor selalu mengikut sertakan seksi pewartaan untuk melatih nyanyian, memutar slide mengajar anak-anak sekolah minggu, dan mengajar agama pada anak-anak, remaja, dan orang tua. Pada saat kunjungan di stasi-stasi yang jauh dari pusat paroki biasanya pastor tidak hanya memimpin Misa, tetapi berbagai kegiatan dilakukan guna membantu umat supaya semakin berkembang, misalnya dengan belajar agama dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu, memutar slide tentang ekonomi, agama, dan tentang keluarga berencana Roedy Haryo Widjono (2012: 34).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
b. Karya Pastoral Orang Muda Katolik Pada umumnya karya pastoral Gereja diselenggarakan untuk membangun empat fungsi Gereja. Keempat fungsi Kereja yang dimaksudkan adalah koinonia, kerygma, leiturgia dan diakonia. Kedua fungsi tersebut yang dimaksud adalah bidang persekutuan, bidang pewartaan, bidang persekutuan dan bidang pelayanan. Karya pastoral yang akan penulis paparkan di sini merupakan karya-karya yang termuat dalam “buku kenangan Hut Paroki ke 75 tahun” Roedy Haryo Widjono (2012: 38). 1) Bidang Persekutuan (Koinonia) Bagi orang muda Katolik, koinonia merupakan fungsi dasariah yang amat penting bagi perkembangan Gereja. Koinonia merupakan pangkal dan tujuan Gereja karena orang muda Katolik merupakan tulang punggung masa depan Gereja, sehingga mereka mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk menghimpun orang-orang yang percaya akan Allah dalam diri Kristus. Sebagai pangkal dan tujuan Gereja koinonia bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga bagi kepentingan semua orang. Keterlibatan orang muda dalam usaha mewujudkan diri sebagai persekutuan para murud di tengah masyarakat menjadi tugas semua orang beriman. Melalui bidang karya ini, orang muda diharapkan dapat menciptakan kesatuan antar orang muda sendiri, antar umat, dan antar masyarakat. Panguyuban ini diwujudkan dalam keterlibatan orang muda dalam hidup menggereja. Dalam tugas membangun suatu panguyuban umat beriman. Orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok membentuk suatu komunitas yaitu KOMKA dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
komunitas ini diharapkan orang muda Katolik dapat membangun persekutuan cinta kasih antar pribadi-pribadi di dalam komunitas tersebut. Dan diharapkan akan terus berkembang hingga tercapai suatu panguyuban umat beriman di seluruh dunia. 2) Bidang Perwartaan (Kerygma) Tugas pewartaan Kabar Gembira merupakan tugas seluruh umat Kristiani. Tugas tersebut diemban sejak peneriman sakramen baptis. Pewartaan di sini dimengerti bukan sebagai bentuk kegiatan mempertobatkan orang lain menjadi Katolik tetapi pewartaan sebagai usaha yang terus menerus memperbaharui dan memperdalam hubungan orang muda dengan Tuhan. Jadi maksud pewartaan di sini lebih pada memperdalam penghayatan iman orang muda Katolik akan Kristus. Adapun kegiatan pewartaan orang muda Katolik di paroki Kristus Raja Barong Tongkok antara lain: pendalaman Kitab Suci yang diadakan seminggu sekali dan doa Rosario diadakan dua kali dalam seminggu. 3) Bidan Liturgi/Perayaan (Leiturgia) Fungsi Gereja dalam bidang liturgi adalah merayakan karya penyelamatan Allah terhadap manusia yang terwujud dalam diri Yesus Kristus. Dalam liturgi orang muda mengungkapkan iman akan karya Allah sekaligus bersyukur atas segala rahmat yang diterimanya. Adapun bentuk kegiatan antara lain: Misa mingguan, pendalaman Kitab Suci, doa Rosario, masa Adven dan masa Prapaskah, dan turut serta terlibat dalam doa lingkungan. 4) Bidang Pelayanan (Diakonia) Gereja sebagai persekutuan orang-orang beriman yang percaya akan Kristus dituntut untuk mengikuti sikap dan semangat Kristus. Kristus datang ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
dunia bukan untuk dilayani melainkan melayani. Dengan demikian orang muda Katolik dituntut untuk melaksanakan tugas dan pelayanan Kristus. Pelayanan yang dimaksud bukan hanya terbatas dalam ruang linggup Gereja saja tetapi juga untuk masyarakat umum. Orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok diharapkan dapat mengambil peran dalam hal pelayanan baik dalam Gereja maupun di luar Gereja. Bentuk kegiatan yang mengarah pada Gereja seperti membuat posko sosial membagikan sembako kepada umat yang miskin. Ikut serta dalam kunjungan pastor paroki ke stasi-stasi yang jauh, membuat teks misa mingguan, kunjungan kepada rekan yang sakit, dan meminta sumbangan kepada umat untuk berpartisipasi dalam perayaan Natal dan Paskah stasi-stasi. B. Penelitian tentang Keterlibatan Hidup Menggereja Orang Muda Katolik di Paroki Kristus Raja Barong Tongkok, Kalimantan Timur. Gambaran umum Paroki Kristus Raja Barong Tongkok, Kalimantan Timur telah diuraikan pada bagian pertama dan akan dilengkapi dengan bahasan yang kedua. Bahasan yang kedua memaparkan penelitian mengenai pendampingan iman orang muda sebagai upaya meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik di paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Secara khusus akan dipaparkan mengenai desain penelitian, latar belakang, tujuan, jenis instrumen pengumpulan data, tempat dan alokasi waktu, kemudian dilengkapi dengan variabel dan kisi-kisi penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
1. Desain penelitian a. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan pengamatan penulis bahwa Paroki Kristus Raja memiliki orang muda Katolik yang mempunyai energi untuk membangun Gereja dan menjadi pembaharu masa depan Gereja. Namun sejauh ini penulis melihat bahwa orang muda kurang mendapat perhatian dan pendampingan dari para orang tua maupun Gereja sehingga orang muda kurang memahami tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota Gereja. Dengan demikian, pemahaman orang muda dalam hidup menggereja hanya sebatas ruang lingkup Gereja/altar Gereja saja. Orang muda Katolik memahami hidup menggereja sebagai keterlibatan di dalam Gereja, misalnya misdinar, koor, lektor, organis, rosario, dan pendalaman, namun tidak lanjutkan dengan kegiatan yang ada di masyarakat, misalnya kerja bakti, karangtaruna dan membangun kerukunan antar umat. Orang muda Katolik tidak hanya terlibat dalam kegiatan di Gereja tetapi juga perlu ditindak lanjuti di dalam kegiatan yang ada di masyarakat. Melihat situasi ini, penulis berpendapat bahwa kurangnya keterlibatan orang muda dalam hidup menggereja terutama dalam kegiatan yang diadakan di masyarakat. Hidup menggereja bukan hanya sebatas terlibat di dalam Gereja namun turut serta terlibat aktif dalam kegiatan yang ada di masyarakat sebagai bentuk perwujudan iman dalam hidup sehari-hari. Kurangnya keterlibatan orang muda dalam hidup menggereja menimbulkan kesan kurangnya kepedulian dan tanggungjawab diri orang muda dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
perkembangan Gereja dan masyarakat. Memang di tingkat paroki maupun di stasistasi beberapa orang muda cukup aktif dalam kegiatan rutin seperti koor, ibadat sabda, dan lain-lain. Akan tetapi yang hadir dalam kegiatan-kegiatan tersebut hanya orang-orang tertentu dan jumlahnya sangat minim. Berdasarkan keperihatinan paroki terhadap orang muda maka penulis ingin membantu orang muda Katolik semakin menyadari tugas dan tanggungjawabnya sebagai anggota Gereja. Saat ini orang muda Katolik kurang memahami tugas dan tanggungjawabnya sebagai anggota Gereja yang harus menjalankan tugas-tugas Gereja dalam kehidupan sehari-hari sebagi perwujudan iman Katolik. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui pemahaman hidup menggereja bagi orang muda, faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan orang muda dan pendampingan macam apa yang mereka harapkan supaya mereka dapat terlibat aktif dalam hidup menggereja. Dengan demikian penulis melakukan sebuah penelitian. Penelitian ini berusaha memperoleh data mengenai bentuk penghayatan iman orang muda dan tingkat pemahaman orang muda akan arti hidup menggereja, kesulitan-kesulitan yang dihadapi orang muda untuk terlibat aktif dalam hidup menggereja serta harapan orang muda untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja. Kemudian dari hal tersebut penulis mencoba memahami dan menjawab persoalan-persoalan yang berkaitan dengan hidup menggereja orang muda. Dengan demikian orang muda semakin meningkat keaktifannya dalam hidup menggereja dan semakin dapat berkembang menjadi “terang” dan “garam”di tengah-tengah Gereja dan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Tujuan Penelitian 1) Mendapatkan gambaran tingkat pemahaman hidup menggereja orang muda Katolik. 2) Mendapatkan gambaran sejauh mana orang muda Katolik terlibat aktif dalam hidup menggereja. 3) Mendapatkan gambaran mengenai faktor pendukung dan penghambat keterlibatan orang muda Katolik dalam hidup menggereja 4) Mendapatkan gambaran mengenai harapan pendampingan iman yang relevan bagi orang muda Katolik. c. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang didukung oleh data-data kuantitatif. Sebab bukan data statistik atau sebagainya tetapi dalam penelitian ini penulis ingin mendapatkan gambaran data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati (Moleong, 2008: 6), yang benar-benar terjadi dan dialami oleh orang muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Dari hasil penelitian nantinya akan mendapatkan data yang berupa angka dalam bentuk persentase, tetapi penelitian ini tidak termasuk dalam penelitian kuantitaf. d. Instrumen Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup, yang ditujukan kepada orang muda di Paroki Kristus Raja Barong Tongkok,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Kalimantan Timur. Data yang diperoleh melalui penggunaan kuesioner adalah data yang dikategorikan sebagai data faktual. Penulis akan menggunakan kuesioner bersifat tertutup artinya setiap pertanyaan sudah ditentukan jawaban yang dapat dipilih, dan responden tidak diberi kesempatan untuk memberi jawaban lain (Saifudin Anzuar, 2009: 101). e. Responden Penelitian Penelitian mengambil populasi orang muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah purposive sampel. Teknik ini dipilih guna mengambil beberapa sampel dari keseluruhan responden obyek penelitian berdasarkan pertimbangan tertentu, sehingga dapat menghemat waktu (Riduwan, 2011: 63). Berdasarkan data paroki, jumlah orang muda Katolik adalah 236 orang. Dalam penelitian ini, penulis tidak mengambil seluruh junlah orang muda Katolik yang ada di paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Penulis hanya mengambil 20 responden untuk diteliti dengan alasan bahwa setiap responden yang dipilih dari masing-masing orang muda Katolik merupakan orang-orang yang aktif dan cukup mengetahui tentang hidup menggereja. Dari 11 lingkungan, penulis mengambil 3 lingkungan untuk diteliti yaitu Lingkungan Ave Maria Ngenyan Asa, Lingkungan St. Mikael Jaras, dan dari Lingkungan St. Maria Simpang Raya. f. Tempat dan Waktu Penelitian Mengacu pada judul skripsi yang penulis angkat, maka tempat penelitian ini dilaksanakan di Paroki Kristus Raja Barong Tongkok, Kalimantan Timur. Penelitian dilaksanakan dari 11-22 November 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
g. Variabel Penelitian Secara teoritis variabel dapat didefinisikan atribut seseorang atau obyek yang mempunyai “variasi” antara satu dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek lain (Sugiyono, 2014: 38). Variabel yang akan di teliti dalam penelitian mengenai pendampingan orang muda dan hidup menggereja orang muda Katolik: 1) Pemahaman hidup menggereja. 2) Keterlibatan orang muda Katolik dalam hidup menggereja. 3) Faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan keterlibatan orang muda Katolik dalam hidup menggereja. 4) Harapan pendampingan iman yang relevan upaya meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja orang muda Katolik. h. Kisi-kisi Penelitian Tabel 1 kisi-kisi No
Variabel
No Item
Jumlah
1
Identitas responden Pemahaman pemahaman orang muda hidup menggereja Keterlibatan Orang Muda Katolik (OMK) dalam hidup menggereja. Faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan keterlibatan orang muda Katolik terhadap hidup menggereja Harapan pendampingan iman orang muda Katolik yang relevan
1–3
3
4–6
3
7– 11
5
12 – 15
4
16 – 20
5
2 3 4 5
Jumlah
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Laporan dan Pembahasan Hasil Penelitian Pada bagian ini penulis akan memaparkan hasil penelitian dan pembahasan berkaitan dengan hidup menggereja orang muda Katolik di paroki Kristus Raja Barong Tongkok berdasarkan data yang penulis peroleh melalui kuesioner. Data diolah oleh penulis dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi relatif dengan maksud menghitung jumlah jawaban yang dipilih responden dibagi total jumlah responden yang diteliti, dikalikan seratus (Sutrisno Hadi, 1986: 229). Rumus yang digunakan dalam penghitungan kuesioner tertutup adalah: F ____ X 100 N F=
Frekuensi yang memilih alternatif jawaban tertentu pada setiap item.
N=
Jumlah Responden.
100= Bilangan Konstanta Berikut akan penulis paparkan data frekuensi jawaban yang diberikan para responden terhadap setiap pernyataan yang ada pada kuesioner. Dari tabel data yang ada, penulis mencoba menafsirkan dalam bentuk deskripsi untuk mengungkapkan fakta yang diperoleh di lapangan. Namun terlebih dahulu penulis ingin menyampaikan beberapa hal. Khususnya pada item nomor 4, 5, 10, 12, 13, 15, 17 dan 19. Pada item nomor tersebut, setiap responden dapat memilih lebih dari satu jawaban yang disediakan dalam kuesoner. Nomor 4 dan 5 digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman arti dan penghayatan hidup menggereja orang muda Katolik sesuai aspek yang telah diungkapkan pada pokok bahasan sebelumnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
seperti koinonia dan diakonia. Selain orang muda memahami dan terlibat dalam suatu aspek seperti koinonia dan juga terlibat dan memahami aspek lainnya seperti liturgia dan diakonia. Kemudian nomor 10, 12, 13, dan 15 digunakan untuk mengukur tingkat keterlibatan, kesulitan, dan upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja. Artinya, di sisi lain orang muda tidak hanya mengalami satu bentuk keterlibatan, kesulitan, dan satu upaya yang dapat dilakukan tetapi ada juga keterlibatan, kesulitan, dan upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan orang muda Katolik dalam hidup menggereja. Sedangkan untuk nomor 17 dan 19 digunakan untuk mengetahui harapan apa saja yang ingin orang muda usulkan berkaitan dengan hidup menggereja orang muda Katolik. Maka jawaban dari jumlah nomor yang telah disebutkan di atas tentu lebih dari jumlah responden yang telah ditentukan yakni 20 dan persentasenya lebih dari 100%. a. Identitas Responden Tabel 2 Identitas Reponden (N=20) No. Item 1 Jenis kelamin. a. Laki-laki. b. Perempuan. 2 Usia. a. b. c. d. 3
13 – 15 tahun. 16 – 19 tahun. 20 – 24 tahun. 25 – 35 tahun.
Status. a. SMP.
Pernyataan
Jumlah
Pesentase %
10 10
50% 50%
5 10 2 3
25% 50% 10% 15%
4
20%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
b. SMA. c. Kuliah. d. Kerja.
9 4 3
45% 20% 15%
Item 1 adalah jenis kelamin responden. Melihat tabel di atas jumlah responden laki-laki 50% tidak memiliki selisih angka dengan responden perempuan 50% berdasarkan data yang terungkap. Penulis berpendapat bahwa tidak ada perbedaan antara jumlah laki-laki dan perempuan. Item 2 adalah usia responden berdasarkan tabel di atas. Mayoritas responden 50% berusia 16 sampai 19 tahun. 25% berusia 13-15 tahun. 10% berusia 20 sampai 24 tahun. Dan 15 % berusia 25 sampai 35 tahun. Melihat data di atas, penulis berpendapat bahwa perbedaan usia orang muda tidak terlalu jauh. Item 3 adalah tingkat pendidikan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagaian besar dari responden 45% SMA, 20% responden SMP, 20% kuliah dan sisanya adalah bekerja. Berdasarkan data yang terungkap, penulis berpendapat bahwa banyak orang muda memiliki tingkat pendidikan SMA dibandingkan perguruan tinggi dan bekerja. Tetapi dari data tersebut pula rata-rata mereka yang sedang mengenyam pendidikan dari tingkat pendidikan menengah sampai perguruan tinggi hingga yang bekerja. b. Pemahaman Orang Muda terhadap Hidup Menggereja. Tabel 3 Pemahaman Orang Muda terhadap Hidup Menggereja (N=20)
No. Item
Pernyataan
Jumlah
Pesentase %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
4
5
6
Arti hidup menggereja bagi saya. a. Kegiatan yang menampakkan hidup beriman dalam setiap aktivitas Gerejani dan kehidupan sehari-hari. b. Kegiatan yang menampakkan hidup doa dan perayaan sakramen dalam Gereja. c. Kegiatan yang menampakkan persekutuan dan pewartaan iman Kristiani. d. Kegiatan yang menampakkan pelayanan dan kesaksian iman Kristiani. Penghayatan hidup menggereja yang paling tepat untuk saya. a. Partisipasi orang muda Katolik untuk ambil bagian dalam kegiatan internal Gereja. b. Keterlibatan orang muda Katolik di tengah masyarakat. c. Perwujudan iman Kristiani dalam lingkup Gereja maupun masyarakat. d. Panggilan umat Kristiani untuk selalu hidup dalam doa. Tujuan saya keterlibatan dalam hidup menggereja. a. Demi nilai pelajaran agama di sekolah maupun penghargaan dari teman kerja. b. Mewujudkan iman dalam hidup sehari-hari. c. Mencari pasangan hidup. d. Menemukan jati diri.
16
80%
6
30%
6
30%
8
40%
9
45%
9
45%
11
55%
7
35%
2
10%
16 2
80% 10%
Melihat kembali uraian pada bab sebelumnya, telah dikatakan bahwa hidup meggereja mencakup 5 unsur yakni liturgia, kerygma, koinonia, diakonia dan martyria. Item 4 membicarakan arti hidup menggereja yang dipahami orang muda. Tabel di atas menunjukkan bahwa 80% responden memahami hidup menggereja adalah kegiatan yang menampakkan hidup beriman dalam setiap aktivitas Gerejani dan kehidupan sehari-hari. 40% memahami sebagai kegiatan yang menampakkan pelayanan dan kesaksian iman Kristiani. Sedangkan yang lainnya memahami bahwa hidup menggereja sebagai kegiatan yang menampakkan hidup doa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
perayaan sakramen dalam Gereja serta suatu kegiatan yang menampakkan persekutuan dan pewartaan iman Kristiani. Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas, penulis berpendapat bahwa orang muda lebih banyak memahami arti hidup menggereja sebagai bentuk keterlibatan secara aktif dalam setiap kegiatan yang menampakkan hidup beriman dalam setiap aktivitas Gerejani dan kehidupan seharihari. Item 5 berbicara tentang penghayatan hidup menggereja orang muda. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa 55% responden memahami penghayatan hidup menggereja melalui perwujudan iman Kristiani dalam lingkup Gereja maupun masyarakat. 45% telah menghayati hidup menggereja melalui partisipasi orang muda Katolik untuk ambil bagian dalam kegiatan internal Gereja serta keterlibatan orang muda Katolik di tengah masyarakat. Sedangkan yang lainnya menghayati hidup menggereja melalui hidup doa. Berdasarkan aspek yang terungkap dalam penelitian, dapat dikatakan bahwa penghayatan hidup menggereja sebagai bentuk perwujudan iman di tengah Gereja dan masyarakat telah ada di paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Akan tetapi, bentuk penghayatan hidup menggereja orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok itu perlu ditingkatkan, supaya semakin mampu diwujudkan melalui keterlibatan di dalam lingkup Gereja dan masyarakat luas. Item 6 berbicara mengenai tujuan orang muda terlibat dalam hidup menggereja. Melihat tabel di atas, lebih banyak 80% responden memilih tujuan hidup menggereja adalah untuk mewujudkan iman dalam hidup sehari-hari. 10% responden memilih tujuan hidup menggereja adalah untuk memenuhi nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
pelajaran agama di sekolah maupun penghargaan dari teman kerja dan menemukan jati diri. Berdasarkan data ini, penulis berpendapat bahwa tujuan orang muda Katolik dalam hidup menggereja sungguh-sungguh untuk mewujudkan iman dalam kehidupan sehari-hari. c. Keterlibatan Orang Muda Katolik (OMK) dalam Hidup Menggereja. Tabel 4 Keterlibata Orang Muda Katolik (OMK) dalamHidup Menggereja. (N=20) No. Pernyataan Item 7 Alasan saya terlibat hidup menggereja. a. Keinginan diri sendiri. b. Didukung orangtua. c. Ikut teman. d. Terpaksa. 8
9
10
11
Jumlah
Pesentase %
17 2 1
85% 10% 5%
-
-
Sikap yang mendukung keterlibatan dalam hidup menggereja. a. Melaksanakan dengan segenap hati. b. Melaksanakan dengan sesuka hati. c. Melaksanakan dengan terpaksa. d. Melaksanakan dengan setia
16 4
80%
Perasaan saya dalam hidup menggereja. a. Senang. b. Biasa saja. c. Bingung. d. Tidak tahu.
19 1 -
95% 5% -
12 3 5
60% 15% 25%
12
60%
13 7
65% 35%
Bentuk keterlibatan saya dalam hidup menggereja. a. Mengikuti misa dan pendalaman iman. b. Bakti sosial dan karang taruna. c. Pertemuan OMK, pendalaman iman dan bakti sosial. d. Mengikuti misa, pendalaman iman, pertemuan OMK, bakti sosial dan karang taruna. Tanggungjawab saya dalam hidup menggereja a. Terlibat kegiatan Gereja b. Terlibat kegiatan Gereja dan Masyarakat c. Mewartakan sabda Allah
20%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
d. Melayani sesama
-
-
Item 7 berbicara mengenai alasan orang muda terlibat dalam hidup menggereja. Tabel di atas menunjukkan bahwa paling besar 85% alasan responden karena keinginan diri sendiri dan yang lainnya karena dukungan dari orangtua serta ikut teman. Melalui data ini dapat dikatakan bahwa orang muda Katolik di paroki Kristus Raja Barong Tongkok memiliki keinginan dari dalam diri utuk terlibat dalam hidup menggereja. Item 8 berbicara mengenai sikap yang mendukung keterlibatan dalam kegiatan hidup menggereja. 80% responden menjawab dengan segenap hati. 20% responden menjawab melaksanakan dengan setia. Dari data di atas, dapat dikatakan bahwa setiap orang muda memiliki rasa tanggungjawab untuk menjalankan kegiatan hidup menggereja dengan segenap hati dan setia. Hal ini sangat menggembirakan dan perlu dipertahankan demi perkembangan Gereja. Item 9 membicarakan tentang perasaan dalam hidup menggereja. Hasil penelitian di atas 95% menunjukkan perasaan senang dan 5% menunjukkan perasaan biasa saja. Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok hampir semua senang ketika terlibat aktif dalam kegiatan hidup menggereja. Hal ini dapat menjadi kekuatan tersendiri bagi orang muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok untuk semakin terlibat aktif dalam hidup menggereja. Item 10 berbicara mengenai bentuk keterlibatan orang muda Katolik dalam hidup menggereja. Tabel di atas menunjukkan bahwa 60% responden mengikuti misa, pendalaman iman, pertemuan OMK, bakti sosial dan karang taruna. 25%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
memilih terlibat dalam pertemuan OMK, pendalaman iman dan bakti sosial dan yang lainnya memilih terlibat dalam bakti sosial dan karang taruna. Melalui data ini, dapat dikatakan bahwa orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok sudah terlibat dalam pelayanan terhadap sesama dan perlu ditingkatkan lagi, supaya orang muda Katolik semakin menghayati imannya dan dapat diwujud secara konkret dalam hidup sehari-hari. Item nomor 11 berbicara mengenai tanggungjawab orang muda Katolik dalam hidup menggereja. 65 % responden menjawab terlibat dalam kegiatan Gereja dan masyarakat. 35% responden menjawab mewartakan Sabda Allah. Berdasarkan data di atas, penulis berpendapat bahwa orang muda Katolik merasa bertanggungjawab untuk terlibat aktif dalam kegiatan hidup menggereja bukan hanya di ruang linggup Gereja saja, namun turut serta terlibat aktif dalam kegiatan di masyarakat sebagai wujud nyata iman Kristiani. d. Pendukung dan Hambatan dalam Meningkatkan Keterlibatan Orang Muda Katolik dalam Hidup Menggereja. Tabel 5 Pendukung dan Hambatan dalam Meningkatkan keterlibatan Orang Muda Katolik dalam Hidup Menggereja (N=20) No. Pernyataan Jumlah Item 12 Faktor pendukung yang dapat meningkatkan keterlibatan hidup menggereja OMK. a. Kegiatan-kegiatan yang diadakan menarik. 12 b. Fasilitas yang memadai. 1 c. Dukungan dari orangtua. 6 d. Kesadaran dari dalam diri. 15 13 Upaya saya untuk meningkatkan keterlibatan hidup menggereja. a. Mengatur jadwal.
4
Pesentase %
60% 5% 30% 75%
20%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
14
15
b. Ikut kumpulan orang muda. c. Berupaya terlibat doa lingkungan . d. Berupaya terlibat di Gereja dan masyarakat.
8 4 13
40% 20% 65%
Faktor penghambat keterlibatan hidup menggereja OMK. a. Tempat tinggal yang jauh. b. Tugas sekolah/kuliah atau pekerjaan. c. Kurangnya dukungan dari orangtua. d. Malas dan tidak mau terlibat.
2 10 2 6
10% 50% 10% 30%
Upaya untuk mengatasi hambatan dalam meningkatkan keterlibatan hidup menggereja OMK. a. Mencari informasi dari internet. b. Bertanya pada teman. c. Ikut kumpulan orang muda. d. Mohon bimbingan pastor.
2 6 9 9
10% 30% 45% 45%
Item 12 mengungkapkan faktor yang pendukung meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik. Melihat tabel di atas 75% orang muda terdorong karena kesadaran dari dalam diri mereka sendiri. Hanya selisih beberapa angka dari orang muda yang memilih karena terdorong oleh kegiatan-kegiatan yang diadakan menarik. Sedangkan yang lainnya memilih jawaban terdorong karena mendapat dukungan dari orangtua serta terdorong karena fasilitas yang memadai. Penulis berpendapat bahwa orang muda memiliki kesadaran akan keterlibatan dalam hidup menggereja. Item 13 berbicara mengenai upaya yang dilakukan orang muda Katolik dalam meningkatkan keterlibatan hidup menggereja. Berdasarkan tabel di atas 65% responden berupaya terlibat di Gereja dan masyarakat. 40% responden berupaya mengikuti kumpulan orang muda dan 20 % memilih mengatur jadwal dan berupaya terlibat dalam doa lingkungan. Dari data di atas penulis berpendapat bahwa orang muda Katolik telah berupaya untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
menggereja namun hendaknya upaya tersebut dilakukan dalam bentuk tindakan konkret. Item 14 berbicara mengenai faktor penghambat keterlibatan dalam hidup menggereja orang muda Katolik. Hasil penelitian menunjukkan 50% responden mengalami hambatan karena tugas sekolah/kuliah atau bekerja. 30% resonden malas dan tidak mau terlibat. Dan yang lainnya kurang dukungan dari orangtua. Penulis berpendapat bahwa hampir sebagian orang muda masih sibuk dengan urusannya masing-masing. Item 15 berkaitan dengan upaya mengatasi hambatan yang dialami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya 45% responden sudah ada upaya untuk mengatasi hambatan tersebut dengan upaya mengikuti kumpulan orang muda dan mohon bimbingan dari pastor. 30% responden berupaya mengatasi hambatan dengan bertanya pada teman. Dan yang lainnya memilih upaya mencari informasi dari internet. Dari data di atas penulis berpendapat bahwa orang muda Katolik sudah berupaya mengatasi hambatan-hambatan yang mereka alami dalam meningkatkan keterlibatan hidup menggereja. e. Harapan Pendampingan Iman Orang Muda Katolik yang Relevan. Tabel 6 Pendampingan Iman Orang Muda Katolik yang Relevan (N=20) No. Pernyataan Jumlah Item 16 Harapan pelaksanaan pendampingan iman orang muda. a. Tidak pernah dilaksanakan. 4 b. Sekali dalam seminggu. 8 c. Sekali dalam sebulan. 5
Pesentase %
20% 40% 25%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
17
18
19
20
d. Sekali dalam setahun.
3
15%
Metode pendampingan iman orang muda yang diharapkan. a. Outbound. b. Noton film. c. Sharing pengalaman. d. Meditasi-renungan.
4 13 15 7
20% 65% 75% 35%
Tempat pendampingan iman orang muda diharapkan. a. Pantai. b. Wisama. c. Asrama. d. Gereja.
5 6 7 2
25% 30% 35% 10
6 6 14 8
30% 30% 70% 40%
16
80%
4 -
20% -
Bentuk pendampingan iman orang muda yang sangat diharapkan. a. Retret. b. Rekoleksi. c. Camping rohani. d. Weekend OMK. Tema pendampingan iman orang muda yang diharapkan. a. Keterlibatan diri dalam hidup menggereja dan masyarakat. b. Keterlibatan diri dalam hidup doa. c. Keterlibatan diri dalam hidup menggereja. d. Keterlibatan diri dalam hidup bermasyarakat.
Item 16 berbicara mengenai pelaksanaan pendampingan orang muda di paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40% responden memilih pendampingan dilaksanakan sekali dalam seminggu. 25% responden sekali dalam sebulan. Dan yang lainnya mengatakan bahwa sekali dalam setahun serta pelaksanaan pendampingan iman tidak pernah dilaksanakan sama sekali. Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan pendampingan pada umumnya dilaksanakan seminggu sekali. Hal ini sudah cukup baik dan perlu ditingkatkan lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Item 17 berbicara mengenai metode pendampingan iman yang diharapkan. Hasil peelitian mengungkapkan bahwa 75% responden menjawab sharing pengalaman. 65% nonton film. Dan yang lainnya menjawab metode pendampingan iman yang diharapkan yaitu outbound dan meditasi-renungan. Dari data di atas pnulis berpendapat bahwa metode pendampingan iman yang mereka harapkan sudah sesuai dengan harapan mereka sehingga perlu ditindak lanjuti dan ditingkatkan lagi. Item 18 berbicara mengenai tempat kegiatan pendampingan iman yang diharapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memilih Wisma. Kemudian yang lainnya memilih Pantai, Asrama dan Gereja. Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa orang muda di paroki Kristus Raja Barong Tongkok pada umumnya orang muda ingin melakukan suatu kegiatan di luar supaya lebih menarik. Item 19 berbicara mengenai pendampingan iman yang sangat orang muda harapkan. Dari hasil penelitian sebagian besar responden menjawab pendampingan iman yang diharapkan adalah camping rohani. Sedangkan responden lainnya menjawab weekend OMK, retret dan rekoleksi. Dari data tersebut di atas, penulis berpendapat bahwa pada umumnya pendampingan iman yang relevan bagi mereka yaitu camping rohani. Item 20 berbicara mengenai tema pendampingan iman yang diharapkan dapat membantu meningkatkan keterlibatan hidup menggereja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80% orang muda menjawab tema pendampingan iman yang mereka harapkan adalah keterlibatan diri dalam hidup menggereja dan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Sedangkan 20% berpendapat bahwa tema yang dapat membantu hidup menggereja adalah keterlibatan diri dalam hidup doa. Dari data tersebut, penulis berpendapat bahwa tema di atas dapat membantu orang muda Katolik dalam meningkatkan keterlibatan dalam kegiatan hidup menggereja. 3. Pendalaman Lebih Lanjut terhadap Hasil Penelitian Menurut Masingmasing Variabel. Kerangka pendalaman terhadap hasil penelitian ini pertama-tama mengacu pada tugas pelayanan orang muda dalam hidup menggereja yang telah dibahas pada bab II, seperti tugas untuk menghimpun dan menjalin persaudaraan murid-murid Kristus dan semakin disempurnakan dengan melayani sesama demi kepentingan seluruh umat sehingga Kerajaan Allah sungguh dirasakan oleh seluruh umat manusia di dunia. Kerangka pendalaman di atas mengartikan bahwa hidup menggereja berasal dari himpunan umat yang saling melayani. Berkaitan dengan penjelasan di atas maka hasil penelitian yang telah di uraikan sebelumnya akan dibahas lebih lanjut untuk memperjelas gambaran hidup menggereja orang muda paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Pembahasan berikut akan menyampaikan pendapat penulis terhadap tiap-tiap variabel yang telah di uraikan yang meliputi identitas responden, pemahaman orang muda terhadap hidup menggereja, keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik, peluang dan hambatan dalam meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik dan pendampingan iman yang relevan bagi orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok, Kalimantan Timur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
a. Identitas Responden Reponden penelitian hidup menggereja orang muda terdiri dari 10 laki-laki dan 10 perempuan. Sebagian besar mereka berusia 16 sampai 19 tahun, di bawah 15 dan di atas 25 tahun hanya sedikit. Melihat dari tingkat usia yang ada dapat dikatakan usia orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok tergolong usia sekolah menengah atas. Mereka sibuk dengan pekerjaan kantor dan urusan sekolah. Hasil jawaban dari penelitian bahwa jumlah terbesar status tingkat pendidikan orang muda Katolik adalah tingkat sekolah menengah atas. Hal ini sangat berbeda dengan jumlah orang muda yang berpendidikan sekolah menengah pertama dan perguruan tinggi. Perbedaan tingkat pendidikan tidak begitu menjadi permasalahan bagi mereka, mereka tetap bisa bekerjasama dengan baik. b. Pemahaman akan Hidup Menggereja Data yang penulis peroleh bahwa sebagian besar responden memahami arti hidup menggereja sebagai kegiatan yang menampakkan hidup beriman dalam setiap kegiatan menggereja dan kehidupan sehari-hari. Pemahaman orang muda akan hidup menggereja sudah cukup mendalam, karena telah disampaikan pada bab II hidup menggereja adalah kegiatan menampakkan iman dalam setiap aktivitas Gereja dan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian 16 responden sudah memahami pengertian hidup menggereja tersebut. Data yang penulis peroleh sebagian besar responden menghayati hidup menggereja sebagai perwujudan iman Kristiani dalam lingkup Gereja maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
masyarakat. Penghayatan orang muda dalam hidup menggereja sudah cukup mendalam terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 11 responden yang sungguh menghayati hidup menggereja sebagai perwujudan iman Kristiani dalam lingkup Gereja maupun masyarakat. Berdasarkan penelitian yang terungkap di atas, secara umum tingkat penghayatan orang muda dalam hidup menggereja cukup mendalam dan perlu ditingkatkan lagi, sehingga bukan hanya sampai pada pemahaman saja namun sampai pada tindakan nyata dalam hidup sehari-hari. Hasil penelitian menyebutkan bahwa tujuan yang mendorong orang muda dalam hidup menggereja adalah demi mewujudkan iman dalam hidup sehari-hari. Beberapa di antaranya demi nilai pelajaran agama di sekolah maupun mendapat penghargaan dari teman kerja dan menemukan jati diri. Menanggapi jawaban di atas, penulis berpendapat pada umumnya orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok belum menyadari tugas dan tanggungjawabnya sebagai anggota Gereja, sehingga mereka terlibat dalam suatu kegiatan hanya untuk memenuhi tugas sekolah atau mendapat penghargaan dari teman kerja. Melihat seluruh aspek yang sudah terungkap, penulis dapat mengatakan bahwa tingkat pemahaman orang muda akan hidup menggereja sudah baik. Namun diharapkan bukan sekedar pemahaman tetapi sungguh-sungguh diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Melihat hasil penelitian ini, penulis berpendapat bahwa orang muda Katolik sudah memahami pengertian hidup menggereja, namun hidup menggereja bukan hanya sebatas memahami saja tetapi diwujudnyatakan dalam tindakan dan keterlibatan dalam hidup sehari-hari. Kebanyakan dari orang muda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Katolik memahami bahwa hidup menggereja hanya sebatas keterlibatan dalam ruang lingkup Gereja Saja. Hal demikian menjadi keprihatinan bagi orang muda karena hidup menggereja bukan hanya di depan altar Gereja tetapi juga terlibat aktif dalam lingkungan masyarakat sebagai tindak lanjut dari hidup menggereja. c.
Keterlibatan Orang Muda Katolik dalam Hidup Menggereja Dilihat dari segi alasan orang muda terlibat dalam hidup menggereja.
Mayoritas orang muda terlibat karena keinginan sendiri. Menurut penulis alasan seperti ini sudah baik. Artinya orang muda melaksanakan hidup menggereja bukan karena paksaan dari pihak manapun tetapi sungguh-sungguh terdorong oleh diri sendiri. Hasil penelitian menunjukkan 17 orang memiliki kesadaran diri untuk terlibat dalam hidup menggereja. Berkaitan dengan alasan responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden merasa terdorong oleh diri sendiri untuk terlibat aktif dalam hidup menggereja. Dilihat dari segi sikap. Mayoritas orang muda melaksanakan hidup menggereja dengan segenap hati dan penuh kesetiaan. Menurut penulis sikap orang muda seperti ini sudah baik. Artinya orang muda melaksanakan kegiatan hidup menggereja dengan segenap hatinya tidak ada keterpaksaan dari pihak manapun. Melihat hasil penelitian ini, penulis berpendapat bahwa melaksanakan kegiatan hidup menggereja dengan segenap hati dan setia merupakan tanggungjawab sebagai orang muda Katolik. Artinya orang muda Katolik sadar bahwa keterlibatan dalam hidup menggereja harus dilakukan dengan segenap hati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Dilihat dari segi perasaan. Sebagian besar orang muda merasa senang melaksanakan hidup menggereja. Menurut penulis berkaitan dengan perasaan orang muda, hasil penelitian menunjukkan 19 responden merasa senang apabila terlibat dalam hidup menggereja. Menurut penulis secara umum bahwa responden merasa senang apabila dapat terlibat aktif dalam kegiatan hidup menggereja. Hasil penelitian berkaitan dengan bentuk keterlibatan dalam hidup menggereja di paroki Kristus Raja Barong Tongkok mengungkapkan bahwa mereka sudah terlibat. Bentuk keterlibatan yang sering orang muda Katolik lakukan adalah mengikuti misa, pendalaman iman, pertemuan orang muda Katolik, bakti sosial, dan karang taruna. Berdasarkan pemahaman penulis hal tersebut dapat meningkatkan persaudaraan namun hal ini tidak bisa terjadi begitu saja, membutuhkan semangat dan kerjasama untuk menjalin persaudaraan sejati. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan agar bentuk kegiatan persekutuan dan pewartaan dapat ditingkatkan lagi. Jawaban orang muda mengenai pelaksanaan tanggungjawab sebagai orang muda Katolik. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tanggungjawab orang muda Katolik adalah teribat dalam kegiatan Gereja dan masyarakat dan terlibat untuk mewartakan sabda Allah kepada semua orang. Dari hasil penelitian ini, penulis berpendapat bahwa orang muda Katolik sudah memahami tugas dan tanggungjawabnya sebagai anggota Gereja yang harus terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang ada di Gereja maupun masyarakat sebagai perwujudan iman dalam hidup sehari-hari. Hal ini sangat baik untuk dikembangkan lagi agar tidak hanya sebatas memahami saja tetapi terlibat aktif secara konkret.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
d. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan Keterlibatan Orang Muda Katolik terhadap Hidup Menggereja Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor yang dapat mendukung orang muda meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja. Faktor terbesar yaitu munculnya kesadaran dari dalam diri orang muda itu sendiri untuk terlibat aktif dalam hidup menggereja. Beberapa di antaranya memilih karena kegiatankegiatan yang diadakan menarik dan hanya sedikit yang menjawab karena dukungan dari orangtua. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang muda sudah memiliki kesadaran dari dalam diri untuk terlibat aktif dalam hidup menggereja. Hal ini perlu ditingkatkan lagi agar orang muda semakin sadar akan tugasnya sebagai orang muda Katolik. Hasil penelitian menunjukkan upaya untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja. Secara umum orang muda sudah berupaya untuk meningkatkan keterlibatan dengan terlibat dalam Gereja dan masyarakat. Dan yang lainnya memilih upaya ikut kumpulan orang muda, terlibat dalam doa lingkungan dan mengatur jadwal. Berdasarkan pengalaman penulis ketika terlibat dalam kegiatan yang diadakan oleh lingkungan yang terlibat hanya orang tua saja sedangkan orang muda minim. Berdasarkan hasil penelitian faktor penghambat yang dialami oleh orang muda untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja. Dari sejumlah besar orang muda mengalami kesulitan dalam meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja karena sibuk dengan tugas sekolah/kuliah atau pekerjaan. Kesibukan orang muda dengan tugas sekolah/kuliah atau pekerjaan kantor menyebabkan mereka kurang memiliki waktu untuk terlibat. Kesulitan ini dialami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
oleh orang muda Katolik yang mayoritas masih sekolah. Ditambah lagi dengan yang lain mengalami kesulitan karena malas dan tidak mau terlibat. Berdasarkan hasil penelitian upaya yang dapat dilakukan orang muda untuk mengatasi hambatan keterlibatan dalam hidup menggereja. Secara umum orang muda Katolik berupaya dengan mengikuti perkumpulan orang muda Katolik dan mohon bimbingan dari pastor. Yang lainnya berupaya mengatasi hambatan dengan bertanya pada teman dan mencari informasi dari internet. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang muda sudah berupaya mengatasi hambatan yang mereka alami. Hal ini perlu ditingkatkan secara lebih lanjut supaya orang muda semakin aktif terlibat dalam hidup menggereja. e. Harapan Pendampingan Iman Orang Muda Katolik Yang Relevan Berkaitan dengan pelaksanaan pendampingan iman orang muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan pendampingan iman orang muda dilaksanakan sekali dalam seminggu. Penulis berpendapat bahwa kegiatan pendampingan iman sudah cukup baik dilaksanakan setiap minggu karena dapat membantu orang muda semakin berkembang dalam imannya. Hasil penelitian menunjukkan metode pendampingan iman bahwa sebagian besar responden menjawab pendampingan yang mereka harapkan adalah sharing pengalaman dan yang lainnya menjawab dengan nonton film. Penulis berpendapat bahwa metode pendampingan iman yang diharapkan oleh orang muda untuk membantu meningkatkan keterlibatan mereka yaitu sharing pengalaman. Hasil penelitian menyebutkan bahwa lebih banyak orang muda memilih tempat di Wisma kasih di Mapan untuk melaksanakan pendampingan iman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
sedangkan yang memilih di pantai hanya beberapa orang saja. Hal ini cukup baik bagi orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok bahwa pendampingan iman tidak hanya dilaksanakan di ruang lingkup Gereja saja, namun bisa dilaksanakan di luar supaya lebih menarik. Namun hal semacam ini akan menjadi suatu yang baru bagi mereka karena sebelumnya selalu diadakan di ruang lingkup Gereja saja. Pendampingan iman diharapkan dapat memikat karena pendampingan iman merupakan salah satu kegiatan pastoral bagi orang muda Katolik guna membantu orang muda Katolik semakin menghayati dan mewujudkan imannya dalam hidup sehari-hari baik di Gereja maupun di masyarakat luas. Berkaitan dengan bentuk pendampingan iman yang diharapkan oleh orang muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 14 responden memilih camping rohani yang mereka harapkan sebagai upaya dalam meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja. Sedangkan yang lainnya memilih weeked OMK, retret dan rekoleksi. Menurut pengamatan penulis selama tinggal di paroki Kristus Raja Barong Tongkok camping rohani sudah sering dilaksanakan oleh orang muda Katolik, sehingga penulis merasa lebih baik pendampingan iman model lain yang belum pernah dilakukan di paroki seperti rekoleksi dan weekend OMK. Jawaban orang muda mengenai tema pendampingan iman yang diharapkan. Responden yang menjawab tema keterlibatan diri dalam hidup menggereja dan masyarakat 18 orang. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis selama berdomisili di paroki Kristus Raja Barong Tongkok, kegiatan pendampingan iman sangat membantu orang muda dalam memperkembangkan imannya, namun temanya terkesan biasa saja tidak menarik sehingga orang muda merasa malas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
untuk mengikutinya. Dengan demikian orang muda merasa tema pendampingan iman seringkali tidak sesuai dengan kehidupan mereka, sehingga orang muda tidak tertarik untuk mengikuti pendampingan iman. Gereja menaruh harapan besar pada orang muda Katolik, karena orang mudalah yang akan membangun Gereja di masa yang akan datang dan orang muda diharapkan dapat membina hidup yang saling mengasihi. Bersatu atas dasar relasi dengan Kristus sehingga mereka mampu mewujudkan imannya dalam hidup seharihari. Wujud nyata dari iman adalah pelayanan orang muda kepada semua umat khususnya mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel. Oleh karena itu, orang muda diharapkan bekerjasama dalam kasih, terbuka, penuh empati, dan penuh keikhlasan hati untuk melayani sesama demi kepentingan seluruh umat sehingga nilai-nilai Kerajaan Allah semakin dirasakan oleh seluruh umat manusia. 4. Kesimpulan Hasil Penelitian Pada bagian ini penulis akan menyampaikan beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian. Pertama pemahaman hidup menggereja orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok sudah baik tetapi dalam segi penghayatan masih kurang. Penghayatan orang muda Katolik akan hidup menggereja perlu ditingkatkan lagi terutama pada tindakan konkretnya supaya hidup menggereja tidak sebatas dipahami saja, melainkan harus dilaksanakan dalam hidup sehari-hari sebagai wujud nyata iman Katolik. Kedua orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok ingin terlibat dalam hidup menggereja. Hampir semua orang muda memberikan jawaban bahwa mereka sangat ingin terlibat dalam hidup menggereja. Adapun alasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
mereka mau terlibat aktif dalam hidup menggereja karena terdorong oleh kesadaran yang muncul dari dalam diri mereka sendiri untuk terlibat. Selain itu merekapun menyadari bahwa terlibat aktif di lingkup Gereja, merupakan tugas dan tanggungjawab sebagai orang muda Katolik dan merupakan perwujudan iman dalam hidup sehari-hari sehingga iman mereka semakin nyata dan dirasakan oleh semua orang. Ketiga orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok mengalami kesulitan untuk terlibat dalam hidup menggereja. Hampir semua dari mereka memberikan jawaban bahwa mereka sibuk dengan tugas sekolah/kuliah atau pekerjaan kantor. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok kebanyakan masih usia sekolah sehingga mereka kurang terlibat karena mereka disibukkan dengan tugas sekolah dan urusannya masing-masing. Keempat orang muda Katolik memiliki harapan besar berkaitan dengan kegiatan pendampingan iman demi meningkatkan hidup menggereja orang muda. Harapan itu sehubungan dengan model pendampingan yang mereka rasa sangat membantu mereka dalam mewujudkan cita-cita dan harapan Gereja. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan gambaran bentuk pendampingan iman yang relevan bagi orang muda. Melalui kegiatan pendampingan iman yang akan dilaksanakan diharapkan membantu orang muda Katolik mampu melayani sesama terutama mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATA DALAM HIDUP MENGGEREJA ORANG MUDA KATOLIK PAROKI KRISTUS RAJA BARONG TONGKOK Pada bab III penulis telah memaparkan hasil penelitian mengenai keterlibatan orang muda Katolik dalam hidup menggereja. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat: pertama, tingkat kedalaman pemahaman dan penghayatan hidup menggereja orang muda Katolik sudah cukup baik. Kedua, orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok sangat ingin meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja. Ketiga, orang muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok mengalami kesulitan untuk terlibat dalam kegiatan menggereja oleh karena alasan sibuk dengan tugas sekolah/kuliah sehingga mereka kurang terlibat dalam hidup menggereja. Keempat, oarng muda Katolik memiliki harapan besar berkaitan dengan kegiatan pendampingan iman, khususnya model, tempat, bentuk, dan metode. Pada bab IV ini, penulis memaparkan upaya yang diharapkan dapat semakin meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok berdasarkan kajian pustaka pada bab II dan hasil penelitian bab III. Upaya yang penulis ajukan pada bab ini lebih berfokus pada dua aspek hidup menggereja yakni koinonia dan diakonia. Sebab berdasarkan hasil penelitian, dua aspek tersebut sangat diperlukan guna meningkatkan keterlibatan orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Penulis akan membagi bab IV ini dalam tiga bagian: Pertama pentingnya keterlibatan orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Kedua, contoh program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
yang dapat mendukung upaya tersebut. Ketiga, penjelasan lebih rinci mengenai usulan program dalam bentuk satuan program Weekend orang muda Katolik. A. Pentingnya Ketelibatan Dalam Hidup Menggereja bagi Orang Muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok Orang muda merupakan ahli waris dan masa depan Gereja dan bangsa. Mereka adalah harapan generasi penerus dan pembaharu bagi Gereja dan bangsa (Mangunhardjana 1986: 1). Orang muda akan menjadi pemegang peranan penting bagi tumbuh kembangnya Gereja, sehingga Gereja menaruh harapan penuh kepada mereka. Di samping itu, mereka juga harapan masa depan Gereja untuk meneruskan tugas perutusan di dunia yaitu mewujudkan Kerajaan Allah bagi umat manusia (Mat 28: 19). Orang muda memegang tugas dan tanggungjawab sebagai anggota Gereja yang nantinya akan mengembangkan Gereja. Oleh karena itu, keterlibatan orang muda dalam hidup menggereja dan turut serta dalam mengembangkan lima tugas Gereja (liturgia, kerygma, koinonia, diakonia, dan martyria) adalah dasar hidup menggereja yang perlu diperhatikan dan diupayakan setiap orang muda Katolik sebagai penerus dan harapan masa depan kereja kini dan nanti (Bagiyowinadi, 2013: 133). Dalam penlitian penulis mengambil dua bagian dari lima tugas pokok Gereja yaitu koinonia dan diakonia. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kedua fungsi ini menunjukkan hasil yang kurang maksimal. Fungsi koinonia atau persaudaraan Kristiani adalah persaudaraan yang dihimpun oleh karena Kristus. Hidup dalam persaudaraan membina himpunan yang saling mengasihi demi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Kristus dan dalam Kristus (Bagiyowinadi, 2013: 133). Artinya persaudaraan yang nampak di dunia senantiasa berdasarkan pada Kristus dan dicurahkan bagi keselamatan semua orang. Persatuan ini dilakukan untuk menghayati hidup menggereja baik dalam Gereja maupun masyarakat. Sebuah komunitas beriman akan semakin hidup jika aspek diakonia sungguh-sungguh dipahami oleh setiap anggotanya. Sebab aspek ini menjadi pintu masuk bagi aspek-aspek lainnya. Ia menjadi sarana keempat fungsi lainnya demi perkembangan dan kemajuan Gereja. Orang
muda
Katolik
paroki
Kristus
Raja
Barong
Tongkok
mengembangkan bentuk persekutuan atau koinonia melalui kegiatan OMK. Namun pada kenyataannya fungsi koinonia masih kurang dihayati karena orang muda Katolik kurang terlibat. Begitu juga dengan fungsi diakonia dan yang lainnya. Orang muda Katolik diharapkan dapat turut serta dalam tugas persekutuan Gereja melalui dua aspek kegiatan inti menjalin persaudaraan antar orang muda Katolik (koinonia) dan pelayanan terhadap sesama (diakonia). Kedua fungsi tersebut telah dilakukan dan dikembangkan oleh orang muda Katolik, tetapi belum berjalan dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan suatu bentuk kegiatan pendampingan iman untuk meningkatkan keterlibatan orang muda Katolik dalam hidup menggereja. B. Upaya Meningkatkan Keterlibatan Hidup Menggereja Orang Muda Katolik Paroki Kristus Raja Barong Tongkok Setelah menyadari pentingnya keterlibatan dalam hidup menggereja guna meningkatkan keaktifan dalam hidup menggereja orang muda Katolik, kini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
penulis akan memaparkan kegiatan untuk menghadapi hal tersebut. Untuk itu penulis mengajukan suatu kegiatan pembinaan yaitu Weekend orang muda Katolik. 1. Alasan Pemilihan Weekend Orang Muda Katolik Upaya yang penulis ajukan yaitu pendampingan bentuk Weekend Orang Muda Katolik. Kegiatan ini diusulkan oleh penulis sendiri dan orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Maka dari itu kegiatan Weekend perlu dilaksanakan guna membantu orang muda dalam meningkatkan keterlibatan hidup menggereja, bukan hanya di ruang lingkup Gereja namun ditindak lanjuti dengan kegiatan yang ada di masyarakat. 2. Weekend Orang Muda Katolik a. Tujuan Kegiatan Weekend Weekend orang muda Katolik ini bertujuan untuk melihat kembali perjalanan hidup sebagai orang muda Katolik dan mencoba mengajak orang muda mengenali diri mereka, dan mencoba memahami apa yang harus dilakukan sebagai pertanggungjawaban akan iman khususnya dalam keterlibatan orang muda Katolik sebagai anggota Gereja. Dalam Weekend ini orang muda diharapkan menyadari akan cinta kasih Tuhan kepadanya dan supaya mereka terlibat aktif dalam berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan iman akan Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
b. Waktu, Tempat, dan Peserta Weekend ini akan dilaksanakan pada tanggal 7-8 Juli hari Sabtu dan Minggu. Berkaitan dengan tempat pelaksanaannya Weekend orang muda Katolik akan dilaksanakan di Gua Maria Mapan dan pesertanya adalah orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok. C. Usulan Program Weekend Orang Muda Katolik 1. Latar Belakang Kegiatan Pendampingan iman merupakan suatu kegiatan pastoral menitik beratkan pada pengalaman hidup sehari-hari, sehingga mampu menguatkan iman peserta masing-masing, Kegiatan pendampingan iman ini menjadikan orang muda semakin akrab dengan sabda Tuhan sebagai pedoman hidupnya. Orang muda diharapkan semakin peduli dengan keadaan sekitar serta mampu berbuat sesuatu demi Kerajaan Allah. Berdasarkan hasil penelitian keterlibatan orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok dalam hidup menggereja masih kurang. Oleh karena berbagai alasan, sibuk dengan tugas sekolah/kuliah dan pekerjaan kantor, sehingga mereka sulit untuk membagi waktu. Akan tetapi Gereja sangat mengharapkan muda mampu bertanggungjawab atas tugas dan panggilannya sebagai anggota Gereja. Orang muda perlu terlibat aktif dalam hidup mnggereja karena orang muda merupakan tokoh-tokoh utama yang akan meneruskan masa depan Gereja ke arah yang lebih baik, sehingga kerajaan Allah sungguh dirasakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
oleh semua umat. Oleh karena itu, untuk mewujudkan harapan tersebut diperlukan sebuah pendampinganm yang relevan dengan situasi orang muda zaman sekarang. Pendampingan iman orang muda Katolik diharapkan dapat membawa orang muda sampai pada kedewasaan Kristiani. Maka dari itu, penulis mengusulkan program pendampingan iman model Weekend untuk membantu meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik. Dengan demikian, orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok diharapkan sungguh-sungguh memiliki komitmen dan niat kuat untuk mengupayakan keterlibatan dalam hidup menggereja. Dengan demikian, Weekend orang muda ini diharapkan dapat membantu orang muda Katolik untuk semakin menyadari tugas dan tanggungjawabnya sebagai penerus masa depan Gereja dan masyarakat. 2. Tema dan Tujuan Weekend Penulis mengusulkan tema Weekend orang muda Katolik yakni “Iman Tanpa Perbuatan Hakikatnya Mati” artinya orang muda Katolik diharapkan menyadari potensi imannya kepada Kristus. Segala bentuk kegiatan yang berhubungan dengan perkembangan iman harus diutamakan dengan demikian orang muda Katolik semakin mampu memancarkan hidup yang sesuai dengan hidup Yesus sebagai jalan, kebenaran dan hidup. Orang muda Katolik harus mampu meneladani sikap-sikap Yesus yang Ia lakukan semasa hidup-Nya, misalnya semangat berbagi dan melayani sesama. Maka melalui teladan-Nya orang muda Katolik diharapkan dapat menjawab tuntutan Gereja akan harapan yang besar kepada mereka untuk menjadi penerus Gereja. Dengan demikian orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
muda Katolik semakin dipertebal imannya kepada Allah yang hadir dalam diri Yesus Kristus serta semakin terlibat aktif dalam hidup menggereja. 3.
Gambaran kegiatan Orang Muda Katolik
a. Tema
: Iman tanpa Perbuatan Hakikatnya Mati
b. Tujuan
: Membantu orang muda Katolik agar tetap setia pada imannya
akan
Yesus
Kristus
dan
semakin
menumbuh
kembangkan imannya sebagai orang muda Katolik melalui keterlibatannya dalam hidup menggereja. c. Susunan Acara Waktu
Acara 7 Juli 2017
9.00-9.30
Snack dan Presensi peserta
9.30-9.50
Pengantar dari pembimbing Weekend OMK
9.50-10.00
Doa Pembuka
10.00-13.00
Perjalanan menuju Gua Maria Mapan
13.00-13.30
Makan siang dalam kelompok
13.30-14.30
- Istirahat - Snack
14.30-16.00
Sesi 1: Refleksi Pengalaman Keterlibatan - Perkenalan - Refleksi - Sharing pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
- Pengambilan tema Pentas seni 16.00-17.00
MCK
17.00- 19.30
Persiapan pentas seni
19.30-20.00
Makan malam
20.00-22.30
Sesi 2: Menjalin Persaudaraan 8 Juli 2017
5.30-6.00
- Senam pagi - Ibadat singkat
6.00-7.00
MCK
7.00-7.30
Sarapan
7.30-12.00
Sesi 4: Outbound -
Pengantar singkat dari pendamping
-
Koran yang terluka
-
Sharing pengalaman
-
Adu balon
-
Sharing pengalaman
-
Lilin kehidupan
-
Sharing pengalaman
12.00-13.00
MCK
13.00-13.30
Makan siang
13.30-15.00
- Istirahat - Snack
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
15.00-16.00
Sesi 4: Iman tanpa perbuatan adalah mati
16.00-16.30
Sharing kelompok
16.30-17.30
Misa
17.30-18.00
Foto bersama dan sayonara
d. Pelaksanaan Waktu
Rincian kegiatan Salam dan kata pembukaan
9.30-9.50
Ketua panitia mengucapkan selamat datang kepada semua peserta dan berterima kasih atas kedatangan mereka, serta kepada pembimbing atas kesediaannya mendampingi Weekend orang muda Katolik ini. Kemudian menyampaikan harapan agar Weekend ini memampukan peserta untuk semakin menyadari Karya Allah, cara kerja serta bimbingan-Nya dan tanggapan terhadap karya Allah itu; terutama sebagai orang muda Katolik yang perlu bertanggungjawab atas tugasnya sebagai pembaharu Gereja.
9.50-10.00
Doa Pembukaan Doa pembuka: Allah yang Maha kasih, kami menghadap-Mu secara bersamasama untuk memaknai perjalanan hidup kami dan kami mau belajar dari teladan-Mu bagimana menjadi orang muda Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
yang baik yang mampu melayani sesama sebagai wujud iman kami akan Yesus Kristus. Ya Bapa bantulah kami agar kami dapat memahami akan pentingnya persaudaraan di antara kami, dan mampukan kami jadi pengikut Kristus yang setia dan mampu melayani sesama kami tanpa memandang suku dan agama, miskin dan kaya karena kami percaya Engkau hadir melalui mereka. Demi Kristus Tuhan dan Juru selamat kami. Amin 10.00.13.00
Perjalanan menuju Gua Maria Mapan Dalam Weekend orang muda Katolik ini kita akan melakukan perjalanan dari paroki menuju Gua Maria Mapan, dalam perjalanan diharapkan kita mampu memaknai apa yang kita temui dan dapat menjalin kekompakkan dalam kelompok serta dapat membantu sesama yang membutuhkan pertolongan kita.
13.00-13.30
Makan siang
13.30-14.30
Istirahat, Snack
14.30-16.00
Perkenalan OMK Dalam Weekend ini kita akan masuk ke dalam sesi perkenalan di mana kita diajak untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya. Dengan demikian kita dapat saling dekat dan dapat bekerjasama dalam tim untuk membangun Gereja dan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Refleksi dan Sharing pengalaman Pendamping mengajak peserta untuk bersama-sama mengingat kembali perjalanan yang telah mereka lalui selama menjadi OMK.
Peserta
dalam
kelompok
besar
bersama-sama
mensharingkan pengalamannya selama menjadi OMK dengan panduan pertanyaan: 1. Sejauh mana saya terlibat dalam hidup menggereja? 2. Apa yang saya peroleh selama terlibat dalam berbagai kegiatan dalam hidup menggereja? Pengambilan tema pentas seni Pendamping meminta peserta mengambil tema pensi yang akan mereka tampilkan sesuai dengan tema yang telah ditentukan oleh pendamping secara acak. Dalam pensi ini peserta diajak memaknai perjalanan yang mereka lakukan hari ini dan dihubungkan dengan keterlibatan mereka dalam hidup menggereja. 16.00-17.00
MCK
17.00-19.30
Persiapan pentas seni Peserta dipersilahkan untuk latihan pensi dalam kelompok masing-masing sesuai tema.
19.30-20.00
Makan malam
20.00-22.30
Menjalin Persaudaraan: Api Unggun dan Pentas Seni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
-
Pendamping mengajak peserta hening dan peserta diajak untuk menutup mata dengan selayer lalu peserta diajak menuju ke tempat api unggun yang telah disiapkan sebelumnya dengan mata tertutup. Peserta berjalan di dampingi oleh satu pendamping dalam masing-masing kelompok dengan suasana doa.
-
Setelah semua kelompok sampai, pendamping meminta peserta
membuka
mata
dan
bergadengan
tangan
mengelilingi api unggun untuk doa bersama. -
Pendamping mempersilahkan peserta untuk menampilkan kreativitas yang mereka pelajari sesuai dengan tema yang masing-masing kelompok dapatkan dalam kelompok besar
-
Acara bebas 8 Juli 2017
5.30-6.00
Senam pagi, ibadat singkat - Pendamping mengajak peserta untuk senam pagi di lapangan dan dipimpin oleh pendamping. - Inti doa adalah mensyukuri malam yang sudah berlalu, karena diberi kesehatan, diberi hari yang baru yang cerah, dan mohon berkat perlindungan dan penyertaan selama kegiatan hari ini.
6.00-7.00
MCK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
7.00-7.30
Sarapan
7.30-12.00
Sesi 4: Outbound Teman-teman terkasih, hari ini kita akan bersama-sama melakukan kegiatan outbound. Outbound sendiri berarti out of boundaries atau keluar dari batas. Outbound dilakukan dengan permainan-permainan yang memanfaatkan alam, sekaligus sebagai bahan pelajaran bagi OMK, dengan sifat permainan yang menantang (untuk keluar batas). Tetapi tiap kegiatan atau jenis permainan yang dilakukan memiliki pesan yang diterjemahkan oleh masing-masing OMK, untuk membuka paradigma OMK yang melakukannya. Tiap kegiatan terdapat tema atau materi, yang diterjemahkan dalam bnetuk-bentuk permainan. Pembina memberi kail pada OMK lewat kegiatan yang dilakukan, OMK sendiri yang akan memancing makna dari kegiatan tersebut dengan kegiatan ini, OMK lebih mengenal batas dirinya dari kegiatan yang dilakukan, ketika sudah mengenal batas dirinya, hal tersebut dijadikan titik tolak untuk keluar batasnya, sehingga dapat membuka cara pandang yang kemudian menentukan cara pikir selanjutnya menentukan cara bertindak dan mendapatkan hasilnya, menjadi OMK dengan paradigma yang lebih positif. Outbound mengajak semua orang untuk sungguh terlibat dan mengalami segala macam dinamika yang ditawarkan sebagai upaya membongkar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
konsep ini menjadi berarti. Di sisi lain perlu disadari bahwa manusia
adalah
pribadi
kreatif.
Manusia
dianugrahi
kemampuan dan potensi yang kaya. Oleh karenanya potensi disebut menjadi berarti jika sungguh-sungguh dihidupi. Dihidupi yang dimaksud adalah potensi-potensi yang ada itu disadari dan dikembangkan demi membuat hidupnya berarti. Dengan
daya
imajinasi
yang
dimiliki
manusia
dapat
menghasilkan berbagai macam bentuk kreasi yang dapat menjadi inspirasi baru dalam meningkatkan keterlibatan hidup menggereja. Pendamping mengajak peserta untuk berdialog bersama dengan panduan pertanyaan: a. Koran yang Terluka 1) Perasaaan apa yang kalian rasakan dalam permainan tadi? Mengapa? 2) Nilai-nilai apa saja yang dapat kalian ambil dari permainan tadi? 3) Apa makna permainan ini bagi kalian? 4) Aksi apa yang akan kalian lakukan dalam kelompok sebagai OMK? b. Adu Balon 1) Perasaan apa yang kalian rasakan dalam permainan tadi? Mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
2) Nilai-nilai apa saja yang dapat kalian ambil dari permainan ini? 5) Apa makna permainan ini bagi kalian? Dan inspirasi apa yang kalian dapat untuk meningkatkan keterlibat dalam hidup menggereja? c. Lilin kehidupan 1) Apa yang teman-teman rasakan ketika mengikuti permainan tadi 2) Nilai-nilai apa saja yang teman-teman dapatkan dari permainan tadi? 3) Makna apa yang teman-teman dapatkan dari permainan tadi? 4) Tantangan apa saja yang teman-teman alami ketika mengikuti permainan tadi? Dan tantangan apa yang teman-teman alami ketika terlibat dalam kegiatan hidup menggereja? 5) Bagaimana cara teman-teman mengatasi tantangan dalam
permainan
tadi?
Bagaimana
teman-teman
mengatasi hambatan unuk terlibat aktif dalam hidup menggereja? Peserta diajak menjawab pertanyaan dan mensharingkan pengalamannya selama permainan tadi. 12.00-13.00
MCK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
13.00-13.30
Makan siang
13.30-15.00
Istirahat , Snack
15.00-16.00
Sesi 5: Iman Tanpa Perbuatan Adalah Mati “Iman tanpa perbuatan adalah mati” Sebagai seorang beriman Katolik, kita memiliki iman kepada Yesus Kristus. Namun iman tersebut tidak sebatas menjadi milik kita pribadi dengan Allah sendiri, tidak sebatas ditunjukkan lewat kehadiran di Gereja setiap minggunya. Iman akan Yesus perlu ditunjukkan lewat sesuatu yang lebih konkret yaitu keterlibatan dalam kehidupan menggereja juga dalam kehidupan bermasyarakat. Lewat Weekend ini, orang muda diajak untuk menyadari akan pentingnya perwujudan
penghayatan iman.
iman,
ungkapan
Bersama-sama
iman
mencoba
serta
menggali
pemahaman sehingga mampu menyadari ungkapan dalam suatu ayat Kitab Suci bahwa “iman tanpa perbuatan adalah mati” sehingga pada akhirnya mereka dapat menunjukkan imannya sebagai orang Katolik dengan mengambil bagian dalam gerak hidup menggereja dan masyarakat. Iman (faith) : percaya, teguh, kuat, kokoh, tak tergoyahkan Beriman: mempercayakan diri pada keandalan di luar diri kita dan pada kenyataan itu kita bergantung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
-
Iman adalah ANUGERAH
Manusia mampu beriman (mengenal dan berhubungan dengan Tuhan) semata-mata karena kebaikan Tuhan. Dengan iman, manusia
menjawab
dan
menanggapi
Tuhan
yang
memperkenalkan sabda, kehendak, perintah, dan diri-Nya. -
Iman adalah KEPUTUSAN
Dengan pemahamannya, manusia menyadari dirinya. Dalam iman manusia menyadari Tuhan sebagai yang paling dapat diandalkan dan diharapkan mendatangkan kebaikan. Di tengah-tengah keadaan dan situasi yang berat, manusia ditantang untuk menentukan sikap: apakah akan mengandalkan Tuhan sebagai dasar dan tujuan hidup atau tidak. -
Iman adalah KETERLIBATAN
Orang beriman sejati menyerahkan diri (mempercayakan hidup dan masa depannya) kepada Tuhan. Penyerahan dirinya berdampak pada keterlibatan manusia untuk mencapai kepenuhan hidup dan masa depannya. Iman yang menuntut keterlibatan membawa kesetiaan. Terikat pada Tuhan dan kehendak-Nya sepanjang hidup. Inti hidup beriman bukan terletak pada orang yang rajin berdoa, beribadat, dan tekun ke Gereja semata. Tetapi juga orang yang berkata ‘ya’ kepada Tuhan, mengakui dan menerima Tuhan sebagai satu-satunya penyelamat. Iman perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
diwujudkan dalam keterlibatan dan kesetiaan kepada Tuhan secara nyata dalam hidup sehari-hari. Sharing pengalaman Pendamping membagi peserta dalam kelompok kecil dan sharing dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil tersebut dengan pertanyaan: 1. Apa tugas dan tanggungjawab saya sebagai orang muda Katolik? 2. Apakah
iman
yang
saya
yakini
sudah
saya
wujudnyakatkan melalui tindakan? Bentuk tindakan macam apa? Pleno + tanya jawab Masing-masing kelompok memplenokan hasil sharing mereka kepada kelompok besar dan kemudian ditanggapi oleh peserta yang lain. Pendamping mengajak peserta merenungkan kembali Peserta diminta berefleksi dengan pertanyaan tuntunan : 1. Sejauh mana aku telah terlibat dalam kehidupan menggereja? 2. Apa yang menjadi hambatanku untuk terlibat selama ini? Lalu peserta diminta untuk membuat niat-niat yang akan dilakukan sebagai bentuk perwujudan iman di tengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
masyarakat. Peserta diajak untuk mengungkapkan niat-niat yang telah dibuat dalam kelompok besar. Pendamping merangkup sharing dan memberikan peneguhan. Persaudaraan sejati dan kerjasama berpola pada persaudaraan dan kerjasama Yesus dan para rasul. Komunitas yang ingin kita bangun adalah komunitas sejati yang dibangun oleh Yesus sendiri beserta para muridnya, Maka diperlukan bagi kita untuk melihat secara mendalam apa yang
menjadi
dasar,
pengikat
dan
unsur-unsur
yang
mempersatukan dalam komunitas Yesus sendiri. Dengan merenungkan hal itu, kita dapat menimba semangat di dalamnya
untuk
memajukan
persaudaraan
sejati
dan
kerjasama, sehingga pada akhirnya kita mampu semakin terlibat dalam hidup menggereja. -
Komunitas persaudaraan kasih ( Luk 22:14-29)
Sebelum
Yesus
mengumpulkan
menderita para
sengsara,
murid-Nya
di
Ia
sekali
lagi
suatu
tempat
dan
mengadakan perjamuan malam terakhir. Pada saat-Nya yang terakhir, Yesus ingin menekankan kepada para murid-Nya semangat dan dasar persaudaraan sejati yang harus mereka teruskan dalam jemaat selanjutnya. Pesan utama itu adalah kasih yang diwujudkan dalam beberapa ungkapan yang perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
dilanjutkan oleh orang muda: -
Pelayanan (Yoh 13:1-17)
Dalam perjamuan teakhir, Yesus melayani dengan membasuh kaki para murid. Cinta diwujudkan dalam pelayanan kepada orang yang kita cintai. Tanpa pelayanan, cinta tidak akan terwujud, persaudaraan dan persatuan tidak akan terjadi. Itulah yang juga terjadi dalam wilayah. Hanya lewat pelayanan saling melayani, maka hidup bersama dalam persaudaraan akan terwujud. -
Melaksanakan kehendak Bapa
Waktu para murid menunjukkan dan bertanya siapa ibu dan saudara Yesus, Yesus menjawab “Mereka yang melaksanakan kehendak Bapa-Ku yang di surga”. Bagi Yesus, saudara dan ibunya adalah setiap orang yang mendengar dan melaksanakan kehendak Bapa. Ini berarti kita semua dapat menjadi sahabat, saudara, dan ibu –Nya; asal kita melaksanakan kehendak Allah dalam hidup ini. Salah satu kehendak Allah adalah agar kita mencintai Tuhan dan sesama kita. Melalui teks ini kita ditunjukkan bahwa kita adalah sahabat bagi siapapun bila mengerjakan kehendak Bapa. Mereka yang berkehendak baik, mencari Allah di dalam perjalanan dunia ini adalah saudara kita juga. Ini menjadi landasan kerjasama kita dengan setiap umat beriman dalam lingkungan, stasi, Gereja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
ini. -
Titik tolak : Yakobus 2 “Iman tanpa perbuatan adalah MATI”
Hidup menggereja adalah hidup menampakkan iman kepada Yesus Kristus. Setiap kegiatan yang menampakkan iman adalah hidup mengereja. Jika seseorang menampakkan imannya di dalam masyarakat, orang itu menggereja dalam masyarakat. Sebagai orang beriman, kita dituntut untuk menampakkan kehadiran Yesus di tengah keluarga dan masyarakat kita. Kehadiran Yesus dapat dialami oleh orang lain bila kita menampakkannya dalam kesaksian hidup kita. Kesaksian hidup kita adalah salah satu wujud pewartaan kabar gembira kepada orang-orang yang belum mengenal Yesus. Dalam hidup-Nya, Yesus senantiasa mengambil bagian dan terlibat dalam hidup manusia. Sebagai pengikut Yesus kita juga dipanggil untuk ambil bagian dalam hidup menggereja. Kesadaran ini menuntut dari kita siap sedia untuk melibatkan diri secara aktif dalam kegiatan Gereja dan masyarakat. Contohnya: mengikuti doa lingkungan, pendalaman iman lingkungan, koor lingkungan, dst. -
Pendamping mempersilahkan peserta membicarakan niatniat dalam kelompok kecil yang dapat diwujudkan secara pribadi
maupun
bersama.
Niat
tersebut
akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
16.30-17.30
dipersembahkan dalam Misa penutup Weekend orang muda Katolik ini. Misa penutup Misa penutup dengan tema “Jangan lelah bekerja di ladang Tuhan” Lagu pembuka “Panggilan Tuhan”(MB 456) Doa pembuka dengan inti bersyukur atas penyertaan Tuhan selama Weekend berlangsung dan mohon Tuhan membuka hati para orang muda Katolik untuk menyadari pentingnya keterlibatan dalam hidup menggereja dan masyarakat sehingga mereka mau dengan senang hati melayani sesama dalam hidup sehari-hari sebagai wujud iman Kristiani. Bacaan dari Yak 2: 14-18 dan Injil Matius 7: 17-21. Kothbah berisi adalah buah-buah rohani selama Weekend yang telah diperoleh peserta selama Weekend serta niat-niat yang telah dibuat. Sesudah doa umat diadakan prosesi pembacaan niat dan rencana setiap orang muda Katolik yang hendak
17.30-18.00
mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Lagu penutup “Jadilah Saksi Kristus” (MB 455). Foto bersama dan Sayonara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP Pada bagian akhir dari karya tulis ini, penulis mencoba melihat secara keseluruhan berdasarkan rumusan permasalahan dan tujuan penulisan ini. Dengan dikuatkan oleh hasil penelitian dan wawancara. Kemudian pada bagian berikutnya berisi saran bagi semua pihak yang terkait dengan penulisan karya tulis ini. A. Kesimpulan Sumbangan pendampingan iman bagi orang muda Katolik untuk kmeningkatkan keterlibatan hidup menggereja meliputi dua aspek yaitu: koinonia dan diakonia. Dalam dua aspek tersebut, pendampingan iman membantu orang muda untuk mewujudkan nilai-nilai Kerajaan Allah di dalam kehidupan. Pendampingan iman membantu semangat persaudaraan sebagai suatu panguyuban umat
beriman
yang
mengimani
Kristus
(koinonia),
dan
menyadarkan
tanggungjawab pribadi sebagai orang muda Katolik terhadap kesejahteraan bersama atas dasar cinta kasih, saling melayani serta bersedia menjadi pengikut setia Kristus, dengan mewujudkan cita-cita Kerajaan Allah (diakonia). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemahaman hidup menggereja dalam orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok sudah cukup baik. Akan tetapi masih perlu untuk ditingkatkan lagi. Dari segi keterlibatan hidup menggereja dapat dikatakan bahwa keterlibatan orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok masih belum menampakkan keterlibatan dari segi aspek koinonia. Permasalahan lain yang muncul adalah kesulitan pembagian waktu yang berbenturan dengan berbagai kegiatan sekolah, kuliah, dan pekerjaan, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
orang muda kurang memiliki waktu untuk terlibat dalam kegiatan hidup menggereja. Berdasarkan hasil penlitian masih diperlukan upaya untuk meningkatkan keterlibatan orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok dalam hidup menggereja. Upaya yang dapat dilakukan ialah melalui Weekend orang muda Katolik. Melalui program Weekend ini diharapkan orang muda semakin menyadari tugas dan tanggungjawabnya dalam hidup menggereja demi mewujudkan Kerajaan nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah-tengah dunia. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan. Penulis memberikan beberapa saran sebagai hasil refleksi dalam meningkatkan keterlibatan bagi orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok. 1. Pengurus Paroki Pihak pengurus paroki bekerjasama dengan ketua lingkungan dan komisi kepemudaan untuk menindaklanjuti program yang telah penulis usulkan yaitu Weekend orang muda Katolik. Program ini diyakini mampu memotivasi orang muda Katolik untuk terlibat aktif dan bertanggungjawab dalam berbagai kegiatan yang ada di stasi, paroki, dan masyarakat. Hal ini didasari bahwa pertumbuhan dan perkembangan Gereja tergantung pada keterlibatan orang muda sebagai penerus masa depan Gereja, maka Gereja harus berani mencoba hal-hal baru untuk menemukan sesuatu yang baru demi menghidupkan kembali iman orang muda yang hampir padam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Pengurus paroki perlu mengevaluasi dan merefleksikan kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Apakah kegiatan-kegiatan tersebut sungguh berguna dan berdampak positif atau tidak. Di sisi lain, orang muda Katolik perlu meningkatlkan kesadaran diri untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan dan memeberikan diri secara totalitas untuk melayani Gereja. 2. Pendamping Pendampingan Iman Berkaitan dengan pendampinagan iman yang dilaksanakan di paroki Kristus Raja Barong Tongkok, hendaknya pihak paroki mengkader pendamping pendampingan iman lebih banyak lagi sehingga pendampingan iman dilaksanakan secara rutin dan terprogram. Dan perlu diingat bahwa pendampingan dilaksanakan dalam suasana hati penuh kegembiraan, terbuka dan bukan karena keterpaksaan sehingga masing-masing orang dapat menungkapkan pengalaman imannya secara bebas dan dapat memetik buah-buah rohani dari pendampingan iman sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud nyata iman Kristiani.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Didik Bagiyowinandi, F.X. (2003). Menghidupi Tradisi Katolik. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. Dwi Harsanto, Yohanes. http://www.katolisitas.org/bagaimana-membentuk-omkdan-pendamping-omk-yang-ideal. Diakses pada tanggal 19 Agustus 2016. ____________. http://katolisitas.org/6165/orang-muda-katolik-omk-di-tengaharus-hubungan-antar-agama-dan-kepercayaan-hak. Diakses pada 23 April 2016. Harjadjana. AM. (1993). Penghayatan Agama: Yang Otentik dan Tidak Otentik. Yogyakarta: Kanisius. Hurlock. Elizabet B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. Komisi Kepemudaan KWI. (1998). Pedoman Pastoral Kaum Muda, Yogyakarta: Kanisius. ____________. (2014). Pedoman Karya Pastoral Orang Muda Katolik Indonesia. Jakarta: Komisi Kepemudaan KWI. Konsili Vatikan II. (1993). Dokumen Konsili Vatikan II. (R. Hardawirjana Penerjemah). Jakarta: Obor. Krispurwana Cahyadi. (2009). Pasroral Gereja: Paroki dalam Upaya Membangun Gereja yang Hidup. Yogyakarta: Kanisius. Madya Utama, I. (2002). Dinamika Hidup Beriman: Bunga Rampai Refleksi Teologis. Yogyakarta: Kanisius. Manguradharjana, A.M. (1986). Pendampingan Kaum Muda, Sebuah Pengantar. Yogyakarta: Kanisius. Moleong, L.J. (2008). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Perbedaan Antara Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Seri Pastoral no 393), Kanisius: Yogyakarta. Papo, Yakob. (1990). Pendidikan Hidup Beriman dalam Lingkup Sekolah. Ende: Nusa Indah. Roedy Haryo Widjono, AMZ, (2012). 75 Tahun Paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Kebun Anggur di Tanah Tunjung. Panitia Perayaan 75 Tahun Paroki Kristus Raja, Barong Tongkok. Saifudin Anzsuar, MA, Dr. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Shelton, Charles M. (1987). Sepritualitas Kaum Muda. Yogyakarta: Kanisius. ____________. (1988). Moralitas Kaum Muda, Yogyakarta: Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Siauwarjaya, Afra. (1987). Membangun Gereja Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sutrisno Hadi, Prof., Drs, MA. (1982). Metodologi Research I. Yogyakarta: Adi Offset. Suwito P. (2005). Tri Tugas Kristus dan Panca Tugas Gereja, Malang: Dioma. Tangdilintin, Philip. (1984). Pembinaan Generasi Muda Visi dan Latihan. Jakarta: Obor. Wiloto Christovita. http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/03/29/ 16333462 6/ Generasi.Y.Z.dan.Matinya.Middle.Man. diakses pada tanggal 19 Agustus 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian
(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2: Surat Pernyataan Pelaksanaan Penelitian
(2)