PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MANFAAT VIDEO SIARAN PENYEJUK IMANI KATOLIK INDOSIAR SEBAGAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN PAROKI SANTO ALBERTUS AGUNG JETIS YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Progam Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Sheilla Putri Nur Sagita NIM: 121124008
PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada
Kedua Orang tuaku “Bapak Haryadi dan Mama Nursi” Adik-adikku tersayang “Joan Wibisono, Rizky Aditya Wardhana, Nabilla Cintya Bilqis” Penyemangat dan Kekasihku “Heronimus Galih Priyambada” Sahabat Seperjuanganku “Monica Alusiana Karisa Putri, Lidya Herawati, Andreas Sigit Kurniawan” “Progam Studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dan memberikan pengalaman terindah di dalam hidupku” “Bangsa Indonesia dan tanah kelahiranku Yogyakarta”
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya (Mazmur 23:1-3)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Skripsi ini berjudul MANFAAT VIDEO SIARAN PENYEJUK IMANI KATOLIK INDOSIAR SEBAGAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN PAROKI SANTO ALBERTUS AGUNG JETIS YOGYAKARTA. Judul ini dipilih beranjak dari realitas mengenai perkembangan teknologi yang pesat dari zaman ke zaman, sehingga terus memengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Perkembangan teknologi yang saat ini akrab yaitu media audio-visual salah satunya adalah televisi. Manusia menggunakan televisi sebagai sarana yang menarik karena menggabungkan antara suara dan gambar menjadi satu. Televisi menyuguhkan berbagai tayangan pengetahuan, informasi/berita, bahkan membawa misi tersendiri terhadap para penikmatnya. Berdasarkan realitas zaman, panggilan dalam mewartakan Kerajaan Allah mulai diusahakan sedemikian rupa agar menjawab kebutuhan yang ada saat ini. Salah satunya adalah munculnya progam televisi Penyejuk Imani Katolik (PIK) Indosiar dengan menyuguhkan nilai-nilai religius menggunakan bahasa televisi yang penuh dengan simbol, gambar, nyanyian, dan ceritera. Hal tersebut di atas, mendorong penulis untuk mengetahui sejauh mana materi video siaran PIK Indosiar sebagai media audio-visual dapat dimanfaatkan dalam mewartakan Kerajaan Allah. Oleh sebab itu, penulis merancang sebuah progam katekese umat dengan memanfaatkan materi video siaran PIK Indosiar yang dipilih sesuai dengan tema yang diangkat dan melaksanakannya untuk dapat merancang penelitian dengan tujuan mengetahui seberapa besar manfaat yang muncul atas eksperimen ini. Penelitian campuran yang menggabungkan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif dipilih oleh penulis agar dapat saling melengkapi hasil dari penelitian yang ingin dibuktikan. Penulis mewawancarai ketua lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodingiratan dan 2 responden dari 27 responden yang mengisi kuesioner untuk memperkaya dan memperkuat informasi yang terekam dalam kuesioner. Dari hasil penelitian yang dilakukan terbukti adanya manfaat dari penggunaan video siaran PIK Indosiar sebagai sarana audio-visual dalam katekese umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan. Hasil wawancara dan hasil kuesioner semakin memperkaya temuan yang ada dalam penelitian ini. Penulis merekomendasikan kepada lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan untuk menunjang kegiatan katekese melalui usaha peningkatan kemampuan katekis, sinergi dan keterbukaan umat lanjut usia, dan sikap bijaksana anak-anak dan orang muda dalam memanfaatkan teknologi. Penulis juga merekomendasikan agar SAV PUSKAT meningkatkan promosi dan membuat akses yang mudah bagi umat untuk memanfaatkan materi video siaran PIK sebagai sarana pewartaan. Progam studi PAK USD mendorong agar seluruh dosen dan karyawan untuk memanfaatkan media audio-visual sebagai sarana berkatekese dalam berbagai kegiatan akademik di kampus maupun pembelajaran di luar kampus, khususnya para mahasiswa dapat memanfaatkan materi video siaran PIK sebagai sarana berkatekese dalam praktik di lapangan. vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT This thesis is entitled THE BENEFITS OF PENYEJUK IMANI KATOLIK TV PROGRAMS ON INDOSIAR AS MEDIA FOR CATECHESIS AMONG THE PEOPLE IN THE COMMUNITY OF SAINT IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN, THE PARISH OF SAINT ALBERTUS AGUNG JETIS YOGYAKARTA. This title is chosen based on the reality that the development of technology is very rapid from age to age and it affects all aspects of human life. One of the most popular communication technology is television. Television is attractive, because it combines audio and visual which affects the emotion of the people. Television broadcast various contents such as science, information, news, entertainment etc. and sometimes it has special mission to the audiences. Based on this development, the proclamation of the kingdom of God is done in a way that answers the need of the people. One of them is Penyejuk Imani Katolik (PIK) programs on Indosiar. This program proclaims the religious values using television language which is full of symbol, pictures, songs and stories. The reality mentioned above motivated the writer to do a research on the benefits of Penyejuk Imani Katolik TV Program in proclaiming the kingdom of God. That is why the writer designed a process of catechesis in a catholic community using PIK TV programs. The themes were chosen based on the need of the community. The writer integrated two research methods, i.e. qualitative and quantitative as well. The quantitative approach was used to complement the result of qualitative approach. Total respondents who filled up the questionnaires were 27 people. The writer interviewed two of them and also the chairman of the community of St. Ignatius Loyola in order to enrich and strengthen the information written in the questionnaires. The result of the research showed that there were some benefits of using PIK TV Programs as media for catechesis among the members of the community of St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan. The result of the interview and their answer in the questionnaires strengthen the findings. The writer recommends that the community of Saint Ignatius Loyola Cokrodiningratan supports the process of catechesis by improving the skill of the catechists, synergy and openness of the elder members, and motivates the children and adolescents in using technology wisely. The writer also recommends that SAV PUSKAT should improve the promotion and make access easier for the faithful to get the PIK program as a means of catechesis. The departments of PAK USD is recommended to encourage all lecturers and staff to use audio-visual media as a means of catechesis in various academic activities in campus and outside the campus as well. The students should be encouraged to take advantage of the material video broadcast of PIK as means of catechesis during their experiment in their respective schools.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Bapa karena kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul MANFAAT VIDEO SIARAN PENYEJUK IMANI KATOLIK INDOSIAR SEBAGAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO IGNATIUS LOYOLA
COKRODININGRATAN
PAROKI
SANTO
ALBERTUS
AGUNG JETIS YOGYAKARTA. Skripsi ini ditulis dengan maksud memberikan sumbangan pemikiran mengenai manfaat video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual
dalam
katekese
umat
di
lingkungan
Ignatius
Loyola
Cokrodiningratan. Selain itu, skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis dengan setulus hati mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, SJ. M.Ed. selaku Kaprodi PAK Universitas Sanata Dharma yang telah memberi dukungan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Drs. Y. Ispuroyanto Iswarahadi, SJ, M.A. selaku dosen pembimbing utama yang telah memberikan perhatian, meluangkan waktu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memberi masukan-masukan dan kritikan-kritikan,
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga penulis dapat lebih termotivasi dalam menuangkan gagasan-gagasan dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini. 3. Bapak Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang terus menerus mendampingi penulis dan memberikan dukungan sampai selesainya penulisan skripsi ini. 4. Bapak P. Banyu Dewa H.S., S.Ag., M.Si. selaku dosen penguji skripsi yang telah mendukung penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini. 5. Segenap Staf Dosen Prodi PAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar hingga selesainya skripsi ini. 6. Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan Prodi PAK, dan seluruh karyawan bagian lain yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam skripsi ini. 7. Bapak Wahyu Suherman selaku Ketua Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan dan segenap umat yang telah memberi dukungan dalam katekese umat dan penelitian dalam proses penulisan skripsi ini. 8. Angkatan 2012 yang telah memberikan pengalaman indah sebagai satu keluarga selama perjalanan studi di prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 9. Bapak, mamah, dan adik-adikku yang telah memberi motivasi dan semangat dalam menempuh studi di prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 10.Sahabat hidupku Heronimus Galih Priyambada yang telah memberikan semangat dan menemani waktu-waktuku dengan tulus.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL .............................................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................
ii
PENGESAHAN ...............................................................................................
iii
PERSEMBAHAN ............................................................................................
iv
MOTTO ............................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...........................................................
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ...........
vii
ABSTRAK .......................................................................................................
viii
ABSTRACT .......................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ......................................................................................
x
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xix
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................
xxi
BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang Penulisan Skripsi ................................................................
1
B. Rumusan Permasalahan ...............................................................................
4
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................
4
D. Manfaat Penulisan .......................................................................................
5
E. Metode Penulisan ........................................................................................
7
F. Sistematika Penulisan ..................................................................................
10
BAB II VIDEO SIARAN PENYEJUK IMANI KATOLIK INDOSIAR SEBAGAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM KATEKESE UMAT ..............................................................................................
11
A. Pengertian Media Audio-Visual ..................................................................
11
1. Media .....................................................................................................
11
2. Alasan Penggunaan Media ....................................................................
12
3. Budaya Media ........................................................................................
13
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Audio-Visual .........................................................................................
15
5. Kemungkinan dan Keterbatasan Audio-Visual .....................................
15
6. Media Siaran ..........................................................................................
17
7. Televisi sebagai Media Audio-Visual ...................................................
18
B. Sejarah Video Siaran Penyejuk Imani Katolik (PIK) Indosiar ....................
19
C. Komunikasi Media Televisi .........................................................................
21
1. Komunikasi ............................................................................................
21
2. Komunikasi Media Televisi ...................................................................
22
D. Komunikasi dalam Pewartaan Iman ............................................................
23
E. Komunikasi Iman dalam Katekese Umat ....................................................
25
1. Sejarah singkat Katekese Umat .............................................................
25
2. Komunikasi Iman dalam Katekese Umat ..............................................
27
F. Media Audio-Visual dalam Berkatekese .....................................................
29
1. Audio-visual dan Katekese ....................................................................
29
2. Katekese Audio-Visual ..........................................................................
30
3. Konsekuensi Penggunaan Media Audio-Visual dalam Berkatekese .....
34
BAB III PENELITIAN KEMUNGKINAN PENGGUNAAN VIDEO SIARAN PENYEJUK IMANI KATOLIK INDOSIAR SEBAGAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN PAROKI SANTO ALBERTUS AGUNG JETIS YOGYAKARTA ................................................
36
A. Situasi Umum Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta .................
37
1. Sejarah Singkat Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta .........
37
2. Letak Geografis Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta ........
39
Situasi Umum Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan .......................................................................................
40
1. Sejarah dan Perkembangan Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan ..................................................................................
40
2. Situasi Umum Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan ..................................................................................
42
B.
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Jumlah Umat di Lingkungan di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan .............................................................................
42
b. Situasi Sosial dan Ekonomi Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan .................................................................
43
3. Karya-karya Pastoral di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan ..................................................................................
43
C. Analisis Kebutuhan dan Usulan Tema-tema Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta .............................................................
44
1. Analisis Kebutuhan Umat ....................................................................
44
2. Usulan Tema-tema Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta ...........................................................................................
47
a. Membangun Solidaritas Terhadap Sesama ......................................
47
b. Pendidikan Iman bagi Anak dan Remaja .........................................
47
D. Analisis Video Siaran PIK sebagai Media Audio-Visual dalam Kegiatan Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta ......................................................
48
1. Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar yang Terpilih sebagai Media Audio-Visual dalam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta ...........................................................................................
49
2. Analisis Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar .....................
50
a. Membangun Solidaritas terhadap Sesama ........................................
50
1) Judul yang terpilih .........................................................................
50
2) Tanggal Siaran ...............................................................................
50
3) Nomor Siaran PIK .........................................................................
50
4) Kesan dan Makna yang Didapat dalam Video Progam Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar ...................................................
50
5) Bagian-bagian Penting dari Keseluruhan Tayangan .....................
52
6) Simbol-simbol dalam Tayangan ...................................................
54
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7) Manfaat yang Diperoleh serta Kebutuhan yang Terpenuhi ...........
54
8) Siapa yang Diuntungkan oleh Progam Semacam ini? ...................
55
b. Pendidikan bagi Anak dan Remaja ...................................................
56
1) Judul yang terpilih .........................................................................
56
2) Tanggal Siaran ...............................................................................
56
3) Nomor Siaran PIK .........................................................................
56
4) Kesan dan Makna yang Didapat dalam Video Progam Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar ...................................................
56
5) Bagian-bagian Penting dari Keseluruhan Tayangan .....................
59
6) Simbol-simbol dalam Tayangan ...................................................
59
7) Manfaat yang Diperoleh serta Kebutuhan yang Terpenuhi ...........
60
8) Siapa yang Diuntungkan oleh Progam Semacam ini? ...................
61
E. Usulan Progam Katekese Umat ...................................................................
61
1. Pemikiran Dasar Progam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan .......................................................
62
a. Membangun Solidaritas terhadap Sesama.........................................
62
b. Pendidikan bagi Anak dan Remaja...................................................
62
2. Tujuan Progam Katekese Umat ............................................................
63
3. Progam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan ..................................................................................
65
4. Satuan Pendampingan ..........................................................................
69
a. Pertemuan 1 ......................................................................................
69
b. Pertemuan 2 ......................................................................................
75
5. Panduan Evaluator Progam Katekese Umat .........................................
80
BAB IV PELAKSANAAN, EVALUASI DAN PENELITIAN PROGAM KATEKESE UMAT DENGAN MEMANFAATKAN VIDEO SIARAN PENYEJUK IMANI KATOLIK INDOSIAR SEBAGAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO IGNATIUS LOYOLA xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
COKRODININGRATAN PAROKI SANTO ALBERTUS AGUNG JETIS YOGYAKARTA ...................................................
82
A. Pelaksanaan Progam Katekese Umat dengan Memanfaatkan Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai Media Audio-Visual di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta dan Evaluasi Progam Katekese Umat ...
82
1. Laporan Pelaksanaan Progam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta ..............................................................................................
82
a. Pertemuan Pertama: “Membangun Solidaritas terhadap Sesama” ......
82
b. Pertemuan Kedua: “Pendidikan bagi Anak dan Remaja” ...................
90
2. Hasil Wawancara dengan Narasumber terkait dengan Evaluasi Progam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta ........
93
B. Penelitian tentang Manfaat Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai Media Audio-Visual dalam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta ................................................................
97
1. Persiapan Penelitian .................................................................................
97
a. Permasalahan Penelitian ........................................................................
97
b. Tujuan Penelitian ..................................................................................
98
c. Jenis Penelitian ......................................................................................
98
d. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................................
99
e. Responden Penelitian ............................................................................
99
f. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................
99
g. Teknik Analisis Data .............................................................................
100
h. Variabel Penelitian ................................................................................
100
1). Variabel .............................................................................................
101
2). Penyusunan Kisi-Kisi ........................................................................
101
2. Laporan Hasil Penelitian tentang Manfaat Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai Media Audio-Visual dalam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta .................................................
106
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Laporan Kuesioner ................................................................................
106
1). Pengetahuan dan Peranan Media Audio-Visual ................................
106
2). Materi Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar .....................
108
3). Pemahaman dan Proses Katekese Umat ............................................
110
b. Kesimpulan Hasil Penelitian .................................................................
114
1). Media Audio-Visual ..........................................................................
114
2). Materi Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar .....................
115
3). Katekese Umat ...................................................................................
116
c. Refleksi Pastoral Kateketis ....................................................................
117
1). Aspek Pastoral Kateketis dari Media Audo-Visual ...........................
117
2). Aspek Pastoral Kateketis dari Materi Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar ......................................................................
118
3). Aspek Pastoral Kateketis dari Katekese Umat ..................................
120
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................
125
A. Kesimpulan ..................................................................................................
125
B. Saran ............................................................................................................
128
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
130
LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian
(1)
Lampiran 2: Hasil Evaluasi Penelitian dari Petugas Evaluator
(2)
Lampiran 3: Contoh Lembar Kuesioner
(10)
Lampiran 4: Contoh Hasil Kuesioner
(13)
Lampiran 5: Presensi Progam Katekese Umat
(16)
Lampiran 6: Dokumentasi Penelitian
(18)
Lampiran 7: Surat Keterangan Selesai Penelitian
(23)
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.
Jumlah Umat Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Umat ............................................................................
42
Tabel 2.
Progam Katekese Umat .............................................................
63
Tabel 3.
Satuan Perencanaan Progam Katekese Umat dengan Tema Membangun Solidaritas terhadap Sesama..................................
65
Satuan Perencanaan Progam Katekese Umat dengan Tema Pendidikan bagi Anak dan Remaja ............................................
67
Tabel 5.
Kisi-kisi Penelitian ....................................................................
101
Tabel 6.
Kuesioner Penelitian Manfaat Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai Media Audio-visual dalam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta ........................
102
Tabel 7.
Pengetahuan dan Peranan Media Audio-Visual.........................
106
Tabel 8.
Materi Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar..............
109
Tabel 9.
Katekese Umat............................................................................
111
Tabel 4.
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Teks Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia.
Mat.
: Matius
Mark.
: Markus
Luk.
: Lukas
Yoh.
: Yohanes
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja DOKPEN
: Dokumentasi dan Penerangan
KOMSOS
: Komunikasi Sosial
KOMKAT
: Komisi Kateketik, Perangkat keuskupan yang membantu uskup dalam karya katekese
KWI
: Konfrensi Waligereja Indonesia adalah Organisasi Gereja Katolik yang beranggotakan para Uskup di Indonesia
PKKI
: Pertemuan Komisi Kateketik Keuskupan se-Indonesia
SAGKI
: Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia
xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Singkatan Lain SAV
: Studio Audio-Visual
SCJ
: Sacerdotum a Sacro Corde Jesu (Imam-imam Hati Kudus Yesus)
SJ
: Serikat Jesus
Pr
: Praja
Rm
: Romo
OMI
: Oblat Maria Imaculatta
ST.
: Santo/Santa
PUSKAT
: Pusat Kateketik
PIK
: Penyejuk Imani Katolik
PAK
: Pendidikan Agama Katolik
USD
: Universitas Sanata Dharma
TV
: Televisi
SFT
: Sekolah Tinggi Filsafat Telologi
KU
: Katekese Umat
KBG
: Kelompok Basis Gerejani
EO
: Event Organizer
Km2
: Kilometer Persegi
TNI
: Tentara Nasional Indonesia
POLRI
: Kepolisian Republik Indonesia
OMK
: Orang Muda Katolik
SMA
: Sekolah Menengah Atas xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TK
: Taman Kanak-kanak
SEKAMI
: Serikat Kepausan Anak dan Remaja Misioner
LCD
: Liquid Crystal Display
SS
: Sangat Setuju
S
: Setuju
RR
: Ragu-Ragu
TS
: Tidak Setuju
R
: Responden
P
: Pertanyaan
L/P
: Laki-laki/ Perempuan
WIB
: Waktu Indonesia Barat
NO
: Nomor
DIY
: Daerah Istimewa Yogyakarta
xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan Skripsi Perkembangan teknologi komunikasi dan telekomunikasi mengalami perubahan besar pada zaman ini. Budaya komunikasi dan informasi mengalami perubahan pesat dari zaman ke zaman dan mampu memengaruhi sikap dan cara pandang pengguna teknologi di dalam kehidupannya. Pertumbuhan teknologi di zaman baru disemarakkan dengan adanya media komunikasi, terutama televisi yang mampu memersatukan seluruh dunia menjadi sebuah “desa dunia”. Informasi mampu diakses dengan mudah dalam waktu yang relatif singkat dan didukung gambar serta suara yang nyata, sehingga mampu menggambarkan keadaan yang terjadi pada sebuah peristiwa misalnya: tsunami, tindakan kriminal, kejuaraan, dll (Iswarahadi, 2013:79). Perkembangan media juga hadir melengkapi dunia dengan perangkat teknologi seperti komputer dan hand-phone yang dapat diintegrasikan dengan telekomunikasi, sehingga semakin menunjang komunikasi yang serba digital. Hal pokok yang perlu dicermati dari pertumbuhan teknologi adalah cara manusia dalam memanfaatkan perangkat komunikasi menjadi sarana komunikasi yang tepat bagi kebutuhan manusia ke arah yang positif demi kesejahteraan umum (Iswarahadi, 2013:20). Gereja Katolik telah menyadari pentingnya media komunikasi untuk penyebaran iman dan mendukung persatuan jemaat. Pernyataan tersebut semakin ditegaskan melalui instruksi pastoral yang berkaitan dengan pewartaan dan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
misalnya di dalam dokumen Communio et Progressio, Evangelii Nuntiandi, Aetatis Novae, dll (Iswarahadi, 2013:21). Gereja Katolik memandang bahwa media massa seperti televisi sangat berguna untuk mewartakan nilai-nilai Injil. Gereja
Katolik
senantiasa
menganjurkan
orang-orang
Kristiani
untuk
menggunakan media sebagai sarana menyebarkan nilai Kristiani dan bertindak lebih aktif bersama agama-agama lain guna menjamin kehadiran nilai-nilai religius di tengah arus kegiatan komunikasi massa (Iswarahadi, 2002:10). Video Siaran Penyejuk Imani Katolik (PIK) sebagai hasil karya dari Studio Audio Visual Puskat, Sinduharjo, Yogyakarta (SAV Puskat) yang disiarkan sejak Februari 1995 di stasiun televisi Indosiar membuktikan bahwa perkembangan teknologi telah memengaruhi perubahan dalam cara mewartakan nilai-nilai religius di Indonesia. Pemanfaatan media televisi bagi pewartaan di zaman modern ditunjukkan melalui hasil produksi yang terus dikembangkan oleh SAV Puskat. Perubahan cara berkomunikasi tersebut digunakan agar pewartaan semakin terbuka dan peka terhadap hadirnya generasi baru yang membutuhkan sapaan yang tepat dalam berkomunikasi (Iswarahadi, 2002:6). Oleh sebab itu setelah disiarkan di stasiun televisi Indosiar, sebagian siaran PIK ditayangkan juga lewat alamat website www.savpuskat.or.id. Media televisi saat ini masih menjadi media yang menarik bagi penikmatnya. Dalam televisi orang tidak hanya membaca melainkan dapat secara lengkap mendengarkan (audio) dan melihat (visual), sehingga dapat merasakan dan telibat pada suatu fenomena tertentu (Iswarahadi, 2003:29). Kemajuan yang ditunjukkan
dalam
media
televisi
membawa
perubahan
dalam
upaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mengaplikasikan fungsi-fungsi dasar komunikasi untuk tujuan-tujuan praktis (Badmomolin, 2003:31). Isi sajian yang diangkat dari progam siaran Penyejuk Imani Katolik di Indosiar mengarah pada kegiatan katekese yang dikemas melalui media audiovisual yang menarik dan kreatif untuk disuguhkan kepada penikmat televisi. Konsep dari sajian tersebut mengingatkan kita tentang konsep dasar katekese yang secara jelas diungkap melalui anjuran apostolik dalam buku yang berjudul: “Catechesi Trandendae” artikel 1 (Sri Paus Yohanes Paulus II, 1992:9) yaitu Tidak lama kemudian istilah “katekese” digunakan untuk merangkum seluruh usaha dalam Gereja untuk memperoleh murid-murid, untuk membantu umat mengimani bahwa Yesus itu Putera Allah, supaya dengan beriman mereka beroleh kehidupan dalam nama-Nya, dan untuk membina serta mendidik mereka dalam peri hidup itu, dan dengan demikian membangun Tubuh Kristus. Tidak pernah Gereja berhenti mencurahkan tenaganya untuk menunaikan tugas itu. Katekese memiliki tujuan khas untuk mengembangkan iman dan memantapkan pendewasaan iman umat. Dengan kata lain katekese digunakan untuk mengembangkan pengertian tentang misteri Kristus dalam cahaya firman Allah, sehingga seluruh pribadi manusia diresapi oleh firman itu. Dengan kata lain seluruh proses katekese menjadi tahap pengajaran dan pendewasaan iman (Sri Paus Yohanes Paulus II, 1992:25).Oleh sebab itu, melalui skripsi ini penulis bermaksud ingin mengetahui sejauh mana manfaat video siaran Penyejuk Imani Katolik di Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat yang dirasakan oleh lingkungan Santo Ignasius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta. Penulis mengangkat judul skripsi “Manfaat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar Sebagai Media Audio-Visual Dalam Katekese Umat Di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta”.
B. Rumusan Permasalahan Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa itu media audio-visual? 2. Apa itu video siaran Penyejuk Imani Katolik di Indosiar? 3. Apa itu katekese umat? 4. Sejauh mana manfaat video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta? 5. Apa yang perlu diusahakan agar video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar semakin bermanfaat sebagai media audio-visual dalam katekese umat?
C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penelitian ini di antaranya: 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan media audio-visual. 2. Mengetahui arti dan seluk beluk video siaran Penyejuk Iman Katolik di Indosiar. 3. Mengetahui arti dari katekese umat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
4. Mengetahui manfaat video siaran Penyejuk Imani Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta. 5. Mengetahui usaha yang perlu dilakukan agar video siaran Penyejuk Imani Indosiar semakin bermanfaat sebagai media audio-visual dalam katekese umat.
D. Manfaat Penulisan Ada beberapa manfaat yang bisa dipetik dari penulisan skripsi ini. Bagi Peneliti: 1. Penulis dapat menyelesaikan penelitian mengenai manfaat video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta sebagai tugas akhir studi. 2. Penulis memiliki pengalaman baru sebagai bekal dalam memanfaatkan video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual yang dapat digunakan dalam proses katekese. 3. Penulis dapat mengetahui manfaat dari video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Bagi Studio Audio Visual Puskat, Sinduharjo, Yogyakarta: 1. Memberikan data ilmiah berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai manfaat video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audiovisual dalam katekese umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta. 2. Sebagai bahan refleksi bagi Studio Audio Visual dalam mengembangkan komunikasi iman melalui video siaran Penyejuk Imani Katolik di Indosiar.
Bagi Progam Studi Ilmu Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma:
1. Memberikan data ilmiah penelitian bagi para mahasiswa PAK USD sebagai hasil penelitian akhir studi. 2. Memberikan sumbangan pemikiran mengenai penggunaan media visual yang dapat digunakan dalam proses katekese.
Bagi Pembaca: 1. Memberikan informasi mengenai manfaat video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat. 2. Sebagai bahan refleksi mengenai manfaat video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat. Bagi Umat: 1. Membagikan
pengalaman
dan
informasi
mengenai
penelitian
yang
mengungkap tentang manfaat video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
sebagai media audio-visual dalam katekese umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta. 2. Sebagai bahan refleksi dalam memanfaatkan sarana teknologi untuk kegiatan katekese umat di lingkungan Gereja. 3. Memberikan dorongan untuk memanfaatkan koleksi video siaran PIK Indosiar untuk kegiatan katekese.
E. Metode Penulisan Dalam tugas akhir ini penulis menggunakan penelitian campuran yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif yang dipadukan untuk saling melengkapi.
Teknik
pengumpulan
data
yang
akan
diusahakan
untuk
melaksanakan penelitian di antaranya wawancara, angket (kuesioner), dan observasi. Fokus penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana manfaat dari video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta. Beberapa video Penyejuk Imani Katolik akan dipilih sesuai dengan kebutuhan umat. Penelitian sejenis yang pernah dilakukan antara lain: 1) A Case Study of TV for Evangelization: The SAV PUSKAT Catholic Programs on Indosiar (Yoseph Ispuroyanto, SJ. University of the Philippines Diliman, Quezon City. Oktober 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
2) Penelitian Penilaian Pemirsa terhadap Penyejuk Imani Katolik di Indosiar (Studio Audio Visual Puskat, Yogyakarta 2011). Tahap penelitian yang dilakukan adalah: 1) Survai situasi umat: Survai dilakukan di lingkugan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta pada Sabtu, 09 April 2016 untuk mengetahui situasi nyata umat yang menjadi sasaran penelitian. Proses yang dilakukan dalam bentuk wawancara dengan mempersiapkan pedoman pertanyaan. Hasil dari wawancara tersebut disusun untuk menjadi pedoman awal penentuan tema-tema katekese yang sesuai dengan kebutuhan umat. 2) Menyusun progam Katekese Umat dengan memanfaatkan video Penyejuk Imani Katolik Indosiar: Setelah mengetahui situasi umat dan telah menentukan tema-tema yang sesuai dengan kebutuhan umat, progam katekese umat dapat disusun. Proses penyusunan progam katekese umat dimulai dengan mengajukan beberapa judul video yang sesuai dengan tema yang telah ditentukan kepada Studio Audio Visual. Peneliti mulai menganalisis beberapa video yang dipilih untuk menemukan makna dan kedalaman video untuk dapat dimanfaatkan sebagai media audio-visual. Progam Katekese disusun dengan satuan perencanaan yang sistematis sehingga memudahkan dalam pelaksanaan progam katekese umat. 3) Pelaksanaan progam: Pelaksanaan progam dilakukan dengan beberapa persiapan di antaranya perencanaan progam katekese umat, tempat, waktu, sarana, dan pra sarana. Pembina katekese yang mengatur jalannya proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
katekese adalah peneliti itu sendiri dengan didampingi evaluator yang bertugas untuk memantau dan mengevaluasi jalannya katekese umat. 4) Penelitian: Penelitian dilakukan dengan menyebarkan angket atau kuisioner kepada umat dengan beberapa pertanyaan terkait dengan penelitian. Hasil evaluasi dari umat dan evaluasi dari evaluator serta evaluasi dari pembina katekese digunakan untuk mendeskripsikan proses katekese umat yang telah berlangsung. 5) Merangkum hasil penelitian: Hasil penelitian dirangkum untuk mengetahui manfaat video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audiovisual dalam katekese umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta. 6) Rekomendasi: Berdasarkan hasil dari pelaksanaan progam dan evaluasi, peneliti merekomendasikan progam kegiatan katekese untuk Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta yang dapat dilaksanakan secara berkesinambungan dengan menggunakan bahan dari koleksi Studio Audio Visual Puskat berupa video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah: Bab I: Pada bab ini penulis memaparkan pendahuluan yang berisikan: latar belakang penulisan skripsi, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II: Bab ini membahas kajian teori mengenai video siaran Penyejuk imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta. Bab III: Bab ini membahas kemungkinan penggunaan video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta. Bab IV: Bab ini membahas pelaksanaan, evaluasi dan penelitian progam katekese umat tentang pemanfaatan video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta. Bab V: Bab ini merupakan bab terakhir dari seluruh pembahasan yang berisikan kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II VIDEO SIARAN PENYEJUK IMANI KATOLIK INDOSIAR SEBAGAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM KATEKESE UMAT
Kajian pustaka yang dipaparkan oleh penulis di dalam bab II ini membahas teori yang berkaitan dengan video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat. Tulisan dalam bab ini terdiri dari enam aspek yaitu: Pengertian Media Audio-Visual, Sejarah Video Siaran Penyejuk Imani Katolik (PIK) Indosiar, Komunikasi Media Televisi, Komunikasi dalam Pewartaan Iman, Komunikasi Iman dalam Katekese Umat, dan Media Audio-Visual dalam Berkatekese.
A. Pengertian Media Audio-Visual 1. Media Media adalah sarana yang digunakan untuk menyebarkan informasi kepada khalayak umum. Media digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal. Media yang dikaitkan dengan proses komunikasi mengarah kepada media massa populer yang banyak dijumpai saat ini seperti radio dan televisi. Muncul sebuah keyakinan intuitif bahwa media massa dapat membentuk opini publik, memengaruhi tingkah-laku dan menentukan sistem politik. Selain itu banyak opini publik mengatakan bahwa media membawa banyak informasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mengakibatkan semakin baik kesejahteraan sosial masyarakat (Badmomolin, 2003:47). Efek langsung media massa pada perubahan tingkah laku tidaklah sebesar yang dibayangkan. Kenyataan adanya korelasi antara sumber-penerima informasi bertolak dari asumsi bahwa sang sumber yang berinisiatif memulai komunikasi, namun efektivitas komunikasi ini bergantung pada derajat penerimaan sang penerima informasi itu sendiri (Badmomolin, 2003:49). Media dianggap mampu berpengaruh terhadap perkembangan demokrasi, revolusi industri dan teknologi. Setiap orang memiliki hak suara untuk ikut terlibat berbicara mengenai berbagai hal seperti jalannya pemerintahan dalam suatu negara, maupun ikut berpendapat mengenai urusan-urusan publik. Revolusi teknologi mampu menantang efisiensi media cetak bagi kebutuhan manusia zaman ini sehingga memunculkan aneka media baru seperti film, radio, dan televisi. Energi listrik dan transportasi menjadi dasar munculnya perkembangan radio, film, dan televisi (Rivers, 2003:51). Media Elektronik seperti film, radio, dan televisi memiliki latar belakang sejarah yang berbeda dengan media cetak. Teknologi menjadi sifat dasar dari media elektronik (Rivers, 2003:62).
2. Alasan Penggunaan Media Muncul pertanyaan mengenai alasan mengapa manusia memberikan perhatian terhadap media. Selain itu banyak orang telah tergantung terhadap media sehingga sulit untuk menghindarinya. Media semakin dianggap penting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
untuk digunakan ketika berhubungan dengan kebutuhan atau keinginan-keinginan khalayaknya. Usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosio-ekonomi, dan sebagainya memengaruhi cara orang menggunakan media dan alasan penggunaan media. Banyak faktor lain yang mampu memengaruhi seseorang untuk menggunakan media dan mengambil manfaat dari media di antaranya sikap individual, aspirasi, harapan, ketakutan, dan sebagainya (Rivers, 2003:313).
3. Budaya Media Budaya merupakan pengetahuan, pengalaman-pengalaman, kepercayaankepercayaan, nilai-nilai, perilaku-perilaku, makna-makna, hirarki, agama, waktu dan berbagai obyek material serta segala sesuatu yang diperoleh sekelompok orang dari generasi-generasi baik secara individual maupun kelompok. Konsep tentang budaya adalah hasil dari suatu proses produksi intelektual atau artistik. Konsep tersebut mengarah kepada estetika seperti mengandaikan bahwa hanya sedikit saja atau sekelompok orang di dunia ini yang “berbudaya” dalam arti mempunyai budaya dalam suatu bentuk konkrit (Batmomolin, 2003:27). Konsep tentang budaya mengacu pada kualitas yang dimiliki oleh semua orang di dalam semua kelompok sosial. Budaya berkembang secara evolusioner mulai dari tahap kebuasan (savagery) melewati tahap kebiadaban (barbarism) sampai akhir mencapai tahap peradaban (civilization) dan mengarah pada kesimpulan bahwa semua kelompok manusia mempunyai budayanya sendiri. Budaya dihasilkan dari partisipasi anggota kelompok terhadap kelompok sosialnya. Budaya merupakan hasil perpaduan berbagai hal yang menyangkut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, kebiasaan, dan segala bentuk kepandaian atau ketrampilan yang diperoleh seseorang dari anggotanya dalam kelompok sosial tertentu (Badmomolin, 2003:26-28). Tiap kelompok masyarakat memiliki budayanya sendiri, meskipun sekecil apa pun dan sesederhana apa pun. Setiap manusia merupakan makhluk yang berbudaya, bukan sekedar memiliki budaya melainkan ikut ambil bagian dalam suatu budaya (Badmomolin, 2003:30). Melihat sejarah tentang kehidupan manusia, kita dapat mengamati adanya revolusi komunikasi yang mengubah kualitas hidup dan membawa perubahan sosial di dunia. Budaya media tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan dihasilkan melalui proses perkembangan yang panjang. Perkembangan yang dimaksud mengarah kepada kemajuan di bidang teknologi khususnya teknologi komunikasi dan informasi yang mengarah secara langsung dengan berpengaruh pada
pemahaman
tentang
komunikasi,
hakikat,
fungsi,
dan
tujuannya
(Badmomolin, 2003:31). Budaya media merupakan perpaduan yang memesona antara gambar (image) dan suara (sound) yang dikemas sedemikian rupa, sehingga mampu menciptakan hal-hal yang serba spektakuler dari keseharian manusia. Media yang menjadi contoh konkrit yaitu televisi. Televisi menciptakan budaya yang mendominasi waktu-waktu senggang di antara pekerjaan rutin sehari-hari. Budaya media yang terbentuk memengaruhi pandangan-pandangan politik dan perilaku sosial penikmatnya (Badmomolin, 2003:39).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
4. Audio-Visual Perkembangan
teknologi
dalam
sejarah
kebudayaan
manusia
menghasilkan penemuan di antaranya roda, abjad, percetakan, dan mesin uap mampu merubah sistem komunikasi manusia. Peradaban manusia mulai dipengaruhi oleh penemuan serta membentuk manusia dalam proses kehidupanya. Mulai terjadi peradaban audio-visual sejak ditemukannya listrik. Dalam peradaban ini manusia tidak hanya dibentuk melalui huruf melainkan menembus gambar dan suara. Manusia zaman sekarang menjadi berubah dalam konteks manusia zaman sebelum peradaban audio-visual. Manusia zaman audio-visual telah diperkaya dengan suara dan musik karena pengaruh gagasan-gagasan yang terbawa dalam penemuan listrik. Dapat dikatakan bahwa manusia zaman audio-visual merupakan perpanjangan dari diri manusia yang menyangkut tubuh, sistem urat syaraf, dan perasaan yang membawa perubahan terhadap sikap manusia (Ernestine & Adisusanto, FX., 2001:2).
5. Kemungkinan dan Keterbatasan Audio-Visual Situasi yang terjadi mulai abad ke-20 abad modern sama sekali berbeda dengan situasi yang terjadi pada zaman lampau. Pada zaman lampau orang Kristiani memiliki keterikatan terhadap kata-kata, rumusan-rumusan yang seragam dan teliti, namun pada zaman sekarang mulai abad ke-20 hal semacam ini tidak memiliki arti lagi. Rumusan yang seragam dan logis justru membuat orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
kristiani berpikir dengan kaku, analistis dan logis sedangkan sekarang yang dibutuhkan justru menuntut iman yang hidup, intim, dan pribadi. Tuntutan kebutuhan membuat bahasa audio-visual bermanfaat untuk memberikan kesempatan menyampaikan kata-kata yang teliti serta pengalaman yang menyeluruh. Bahasa yang diungkapkan oleh media audio-visual tidak sama dengan bahasa yang diungkapkan oleh media cetak, bahkan dengan bahasa lisan yang bermaksud menyampaikan inti pokok pembicaraan. Media audio-visual tidak menggunakan bahasa doktrin atau ide-ide, melainkan merangsang perasaan seorang pribadi. Buku yang berjudul Katekese Audio-Visual Seri PUSKAT 378 (Ernestine & Adisusanto, FX., 2001:6) mengungkapkan bahwa: Suara yang disampaikan melalui mike dan amplifier yang baik akan dapat mengungkapkan nafas dan isi hati pemilik suara. Hal ini membuat penyanyi dapat memesonakan orang banyak melalui suaranya. Tidak hanya suara, tetapi gambar-gambar pun juga dapat mengungkapkan perasaan, isi hati, bahkan seluruh pribadi si pembuat, entah pelukis, juru kamera, atau sutradara film. Jika demikian tidak mengherankan bahwa ada orang yang melihat film bukan untuk menikmati ceritera atau isi film tersebut, tetapi untuk memahami atau menyelami pribadi sutradara film tersebut. Pendek kata: melalui bahasa audio-visual kita tidak mau mengungkapkan suatu ide, tetapi mau menyampaikan pengalaman pribadi kepada orang lain. Bahasa audio-visual memiliki keterbatasan dan risiko. Kreativitas, partisipasi, afektivitas, dan kesadaran kritis dituntut dalam bahasa audio-visual. Unsur subyektivitas menjadi peranan yang pokok, unsur subyektivitas mengandung resiko tidak adanya kejelasan, ketelitian, struktur, dan sintese. Meskipun resiko semacam ini selalu terjadi, bahasa audio-visual tidak berhenti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pada gambar atau suara saja sehinga dalam bahasa audio-visual kita juga dapat menjumpai pengetahuan meski tidak seteliti atau selengkap di dalam buku. Sementara itu unsur berpikir juga tidak hilang dalam bahasa audio-visual. Buku yang berjudul Katekese Audio-Visual Seri PUSKAT 378 (Ernestine & Adisusanto, FX., 2001:7) menjelaskan bahwa: Bahkan ada orang yang mengatakan bahwa sebuah film atau sound-slides lebih banyak membuat dia berpikir daripada kotbah atau buku-buku. Hal ini menimbulkan pertanyaan pada diri kami: apakah pada dewasa ini tidak sedang menghilang cara berpikir, yang menekankan gagasangagasan terlalu teliti, kata-kata seragam dan logika yang kaku?
6. Media Siaran Televisi memiliki hubungan terhadap fungsi sosial yang merujuk pada kehidupan sehari-hari, untuk memberikan hiburan terhadap diri sendiri, melepas kebosanan, kontak sosial, dan sebagainya. Dalam buku Media Massa & Masyarakat Modern (Rivers, 2003:315) dilaporkan sebuah penelitian mengenai apa yang sebenarnya dinikmati oleh para pemirsa dan pendengar film-film serial dan opera sabun di radio dan televisi. Muncul jawaban bahwa menikmati siaran tersebut membuat pengurangan beban emosional mereka. Penonton menikmati acara yang menyuguhkan keberuntungan dan kemalangan. Bahkan tidak menutup kemungkinan mampu menjadi sumber nasihat dan rujukan hidup sehari-hari, misalnya mengenai perilaku yang baik. Ada tiga alasan untuk memahami kecenderungan yang dihasilkan oleh media siaran. Rasional atau tidak, ini yang dirasakan oleh jutaan pendengar radio
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan pemirsa televisi. Pertama adalah keinginan pemirsa untuk menerima bujukan bahwa segala sesuatu baik-baik saja. Kedua yaitu pengalihan kesalahan terhadap pihak lain. Ketiga mereka ingin mendengar saran-saran yang mudah untuk dapat merasa bahagia (Rivers, 2003:316).
7. Televisi sebagai Media Audio Visual Media Audio Visual berangkat dari kemajuan teknologi yang berawal dari sejarah masa lalu. Penemuan-penemuan yang dihasilkan menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baru. Penemuan yang dihasilkan dari sejarah masa lalu yang membawa manusia pada masa depan di antaranya seperti: phonograp (1877), gambar bergerak (1884), radio (1920), TV (1924), transistor (1948), video (1956), dan satelit (1957). Berbagai penemuan tersebut merupakan hasil perkembangan manusia ke arah kemajuan dengan usaha yang nyata melalui percobaan dan konsep pemikiran yang kreatif dengan dasar kebutuhan manusia dalam kehidupan. (Iswarahadi, 2003:17). Televisi merupakan benda yang diciptakan manusia sebagai hasil dari teknologi dan mengalami perubahan dalam kemasan, perangkat atau piranti mesin, bahkan tampilan yang dihasilkan. Selain tampilan fisik yang ditunjukkan oleh televisi berlaku pula isi yang ditawarkan televisi kepada penontonnya. Televisi memadukan antara penglihatan (visual) dan pendengaran (audio) yang menghasilkan imajinasi tak terbatas dari kreativitas manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Bahasa yang diungkapkan televisi merupakan bahasa simbolis, cenderung membujuk dan menggetarkan hati dan karenanya menggetarkan seluruh jiwa raga; bahasa yang penuh resonansi dan irama (Iswarahadi, 2003:31). Perpaduan antara visual dan audio menghasilkan media yang penuh dengan bahasa yang terungkap dari cerita, gambar, suara mendorong penikmatnya untuk berorientasi terhadap sesuatu hal. Televisi mempertajam dunia komunikasi kita dengan kombinasi suara dan gambar bergerak, sehingga menghasilkan realitas komunikasi yang mutakhir. Realitas komunikasi yang dihasilkan oleh televisi terletak pada daya cipta dan kemampuan televisi memindahkan realitas pengalaman harian individu ke dalam layar kaca. Kehadiran televisi mengubah cara pandang manusia terhadap semesta, dirinya, dan sesama, pola pikir, cara beraktivitas dan bersenang-senang, gaya hidup dan tingkah laku individu. Orang mampu melihat sebuah dunia lain bahkan dirinya sendiri di suatu lingkungan dengan aktivitas-aktivitas yang sama dengan aktivitas di alam nyata (SFT Widya Sasana, 2010:71).
B. Sejarah Video Siaran Penyejuk Imani Katolik (PIK) Indosiar Seiring dengan berdirinya Indosiar sejak 11 Februari 1995, Studio Audio Visual Puskat (SAV) Puskat mulai memproduksi video siaran televisi Penyejuk Imani Katolik yang pertama. Kesempatan tersebut diberikan untuk mengisi siaran televisi selama dua (2) minggu sekali tanpa dipungut biaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Pada awalnya Indosiar memberikan kesempatan kepada KOMSOS KWI untuk mengisi siaran. Melalui Romo Van Leeuven SCJ, tawaran untuk memproduksi progam siaran bagi Indosiar diterima oleh SAV Puskat. Tayangantayangan awal yang diproduksi SAV Puskat dapat dikatakan belum matang dari segi isi, karena bahan-bahan yang sudah ada lebih cocok untuk pertemuan kelompok daripada untuk siaran TV. Kesempatan yang berharga tidak lekas disia-siakan oleh SAV Puskat, lambat laun video siaran PIK terus dikembangkan dan dikemas dengan cara yang lebih menarik. Dalam videonya SAV Puskat selalu berusaha mewartakan nilainilai religius dengan menggunakan bahasa televisi yang penuh dengan simbol, gambar, nyanyian, dan ceritera. Sajian siaran PIK tidak hanya berfokus pada ajaran-ajaran Gereja melainkan nilai-nilai Injil. Enam (6) nilai Injil yaitu kebahagiaan yang datang dari Allah, perdamaian atau anti kekerasan, kemuliaan Allah, cinta sesama, ketaatan, dan cinta Tuhan pada orang miskin. Keenam nilai Injil tersebut diwartakan untuk membawa kebahagiaan bagi semua orang. Hal ini dipengaruhi oleh visi dan misi SAV Puskat di antaranya: 1) untuk menggali kekayaan tradisi spiritualitas dan kebudayaan demi kebahagiaan bersama; 2) untuk membangun masyarakat religius-pluralis yang cinta damai dan berkeadilan; 3) untuk melestarikan alam semesta dan kebudayaan lokal; dan 4) untuk mengangkat martabat rakyat kecil. Siaran PIK disajikan selama 30 menit. Dari 29 progam PIK yang diteliti pada tahun 1999 terdapat 5 macam format sajian, yaitu: majalah (17), dokumenter (7), film cerita (3), drama musikal (1), dan feature (1). Dalam setiap format tayangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
tersebut juga terdapat berbagai bagian di antaranya komentar presenter, cerita, tarian, nyanyian, wawancara, atau kuis berhadiah. SAV Puskat berusaha untuk menghindari sajian yang melulu head-talking (Iswarahadi, 2002:11). Siaran Penyejuk Imani Katolik (PIK) Indosiar tersebut masih berlangsung hingga penelitian ini dilakukan.
C. Komunikasi Media Televisi 1. Komunikasi Komunikasi merupakan salah satu aksi manusiawi yang spontan dan merupakan tuntutan alamiah dan dasariah dari semua makhluk hidup, termasuk manusia dan kelanjutan eksistensinya. Komunikasi adalah sebuah proses yang dinamis, selalu berubah dan tidak pernah selesai. Komunikasi itu bersifat dinamis dan terus berubah karena kaya akan makna tergantung pada konteks pemahaman komunikasi itu sendiri. Komunikasi berasal dari akar kata bahasa Latin yaitu communicare yang berarti masuk ke dalam relasi, menjalin ikatan atau membuat jadi umum (Batmomolin, 2003:16-17). Pada dasarnya komunikasi bersifat langsung dan tidak langsung atau termediasi. Komunikasi yang bersifat langsung terjadi ketika antara dua pihak secara langsung tanpa melalui sarana atau media yang bersifat artifisial. Komunikasi tidak langsung atau komunikasi termediasi adalah komunikasi yang mengalami proses produksi maupun proses penyaluran dengan perangkat sarana komunikasi massa atau teknologi tertentu (Badmomolin, 2003:20).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Komunikasi tidak langsung menjadi fokus yang up to date untuk diperbincangkan dewasa ini. Komunikasi yang berlangsung lewat sarana dan media komunikasi diciptakan oleh teknologi. Tujuan dasar dari komunikasi adalah untuk merangkul segala yang berbeda-beda ke dalam satu tujuan. Oleh sebab itu, komunikasi berlangsung terus dari yang bersifat pribadi kepada yang lebih umum dan sebaliknya, sehingga terjadi transformasi manusia baik secara pribadi maupun bersama-sama. Komunikasi tidak dapat dipisahkan dengan budaya. Budaya membantu dalam proses komunikasi untuk menentukan pesan-pesan yang ditangkap, makna yang diberikan serta kondisi dan latarbelakang pesan, maupun interprestasi dari pesan. Kenyataan yang terjadi adalah bahwa seluruh aktivitas komunikasi kita bergantung pada budaya yang di dalamnya kita dibesarkan. Budaya merupakan dasar bagi komunikasi. Dapat dikatakan bahwa ketika terdapat perbedaan dalam hal budaya, maka ada pula perbedaan dalam cara berkomunikasi (Batmomolin, 2003:26).
2. Komunikasi Media Televisi Media Komunikasi televisi ada pada era budaya baru dan menjadi faktor dominan karena popularitas dan pesonanya. Pengaruh media komunikasi televisi saat ini sudah tidak dapat diragukan lagi. Media televisi mampu memikat segenap perhatian dengan memengaruhi daya nalar yang ikut tereduksi. Tanpa disadari sebenarnya penonton sedang mengalami proses alienasi yang menjadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
penonton begitu pasif. Di depan televisi seorang pemimpi hampir tidak pernah sadar bahwa ia sedang bermimpi (Batmomolin, 2003:81). Seringkali pada setiap keluarga, televisi mendapat tempat istimewa sebagai bagian dari mereka. Terkadang TV menjadi pusat segala bahkan menjadi patokan dalam rutinitas keluarga. Pada jam-jam tertentu direncanakan untuk melihat progam siaran tertentu. Pesona televisi begitu ampuh menyihir penikmatnya oleh imaginasi yang bersifat audio-video-oral yang mengembangkan bentuk-bentuk komunikasi sensoris multi-dimensional yang memadukan gaya berbahasa dan pesan yang dikomunikasikan secara mudah untuk ditangkap dan dipahami. Gaya bahasa yang ditawarkan TV identik dengan kekhasannya pada logika yang tidak terlalu terikat dan etika yang terbuka (Badmomolin, 2003:84).
D. Komunikasi dalam Pewartaan Iman Komunikasi iman yang diungkapkan dari pewartaan menjadi tujuan pokok Gereja. Komunikasi iman yang dimaksudkan menuju pada komunikasi yang mengarah pada perdamaian sejati. Komunikasi iman yang menyoroti perihal visi komunikasi inklusif perlu diusahakan terus menerus oleh Gereja maupun oleh agama-agama dan masyarakat pada umumnya dalam rangka menciptakan perdamaian sejati (Iswarahadi, Y.I, 2013:57). Nilai-nilai yang dibawa oleh Yesus Kristus dalam Injil Mat. 5:1-12 mengajak kita untuk menghayati “Sabda Bahagia”. Sabda bahagia Yesus menawarkan kebahagiaan yang menghidupkan dan membawa keselamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
melalui sikap sederhana penuh hormat terhadap hal-hal rohani termasuk tubuh kita yang merupakan bait kudus Allah, bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain (Iswarahadi, Y.I, 2013:49). Perdamaian merupakan kerinduan dari manusia sejak dahulu kala bahkan oleh semua makhluk. Oleh sebab itu, pola komunikasi iman menghantarkan manusia menuju perdamaian yang dirindukan di dalam dunia yang semakin berkembang ini. Pola komunikasi iman mengarah pada cita-cita hidup bersama dengan orang lain. Manusia ingin agar dunia ini menjadi tempat ia diakui sebagai pribadi yang merdeka dan diberi kesempatan untuk hidup bersama secara bertanggung jawab. Cita-cita yang begitu luas itu dapat terjadi ketika orang memerhatikan segi kehidupan dan penghayatan hidup (KWI, 1996:8). Tugas mewartakan merupakan bagian dari keterlibatan Gereja dalam tri tugas Yesus yakni tugas nabi, tugas imami, dan tugas rajawi. Tugas nabi yaitu tugas pewartaan, tugas imami merupakan tugas pengkudusan atau perayaan, dan tugas rajawi diartikan sebagai tugas melayani. Gereja terus berusaha memberi makna dan pelayanan bagi hidup manusia (KWI, 1996:382). Tugas pewartaan yang diungkapkan melalui proses komunikasi menjadi aksi manusiawi Gereja untuk menunjukkan eksistensinya. Murid-murid Yesus Kristus merasakan karya keselamatan-Nya melalui relasi komunikasi. Sabda Allah dalam diri Yesus dirasakan sebagai tanda yang manusiawi. Pewartaan para Rasul menjadikan daya untuk membangun Gereja, mereka mendirikan Gereja menurut kehendak Allah berdasarkan peristiwa penyelamatan dalam diri Yesus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Kristus. Tugas pewartaan tidak lain untuk mengaktualisasikan apa yang disampaikan Allah dalam Kristus sebagaimana diwartakan oleh para rasul. Dengan begitu Allah sungguh datang dan menyelamatkan mereka yang mendengarkan pewartaan Gereja (KWI, 1996: 383-386).
E. Komunikasi Iman dalam Katekese Umat 1. Sejarah Singkat Katekese Umat Kata sambutan yang diungkapkan oleh Ketua Komisi Kateketik KWI pada Pembukaan PKKI VIII dalam buku Membangun Komunitas Basis Berdaya Transformatif lewat Katekese Umat (Komisi Kateketik KWI, 2005:6-10) mengajak kita untuk melihat sepintas sejarah singkat Katekese Umat (KU) dari PKKI-I sampai ke PKKI-VIII ini. Katekese Umat (KU) mulai dicetuskan melalui Pertemuan Kateketik antar-Keuskupan
se-Indonesia
pertama
(PKKI-I)
yang
berlangsung
di
Sindanglaya pada tahun 1977. Sebelumnya orang hanya mengenal istilah Katekese Sekolah dan Katekese Luar Sekolah, yang keduanya bersifat informatif, komunikasi searah, dari atas ke bawah sesuai dengan visi Gereja yang hierarkispiramidal. Dengan mulai berkembangnya Gereja sebagai communio, peserta PKKI saat itu merasa bahwa katekese hendaknya mulai bersifat komunikatif. Katekese mulai dilihat sebagai komunikasi iman atau katekese dari umat, oleh umat dan untuk umat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Katekese Umat telah dicetuskan, namun belum terlalu jelas. Di dalam PKKI-II yang dilangsungkan di Klender pada bulan Juni tahun 1980 dirumuskan ciri-ciri KU secara lebih jelas. Setelah Katekese Umat (KU) dilaksanakan di banyak keuskupan Indonesia, muncul kenyataan bahwa keberhasilan KU memiliki kebergantungan pada pembina atau fasilitator KU. Oleh sebab itu pembahasan mengenai Katekese Umat (KU) dilanjutkan di dalam PKKI-III yang dilaksanakan di Mojokerto pada tahun 1984. PKKI-III membicarakan Pembinaan Pembina Katekese Umat. Peserta dalam PKKI-III berkeyakinan bahwa seorang pembina Katekese Umat (KU) yang baik perlu memiliki dedikasi yang kuat, pengetahuan, dan ketrampilan yang memadai dalam berkatekese umat. Melihat zaman yang terus berubah dari segi masyarakat yang majemuk dan kompleks, maka hidup beriman dalam dunia juga terpengaruh oleh arus globalisasi dalam berbagai bidang kehidupan yang penuh dengan tantangan. Katekese umat sebagai salah satu sarana untuk memperteguh iman mulai terkesan agak tertutup. Dalam PKKI-IV bulan Oktober tahun 1988 di Denpasar, Bali, mulai dibicarakan Katekese Umat yang bisa membina iman yang terlibat dalam masyarakat dengan mempergunakan analisis sosial. PKKI-V melanjutkan pergumulan dalam pembahasan di PKKI-IV. Pertemuan ini dilaksanakan di Caringin, Bogor pada tanggal 22 Agustus s/d 1 September 1992 untuk membicarakan Katekese Umat dengan mempergunakan analisis sosial yang tetap dilihat dalam terang injil. Pemahaman yang ingin dikembangkan dalam “terang injil” yaitu menemukan sabda Allah yang hidup dalam situasi konkrit. Kemudian pembahasan tersebut diakhiri dengan latihan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
latihan menggunakan sarana Kitab Suci yang dipraktikkan dalam katekese umat yang berorientasi pada kemasyarakatan. PKKI-IV yang berlangsung pada tahun 1996 di Klender menggumuli katekese umat yang membangun jemaat dengan orientasi Kerajaan Allah. Kemudian dalam PKKI-VII yang berlangsung tanggal 24 s/d 30 Juni 2000 di Sawiran, Jawa Timur, peserta menggumuli persoalan mengenai Katekese Umat dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan kelompok Basis Gerejani (KBG) yang mulai berkembang di banyak Gereja keuskupan sesuai seruan SAGKI 2000. PKKI VIII - PKKI X menggumuli mengenai persoalan Kelompok Basis Gerejani (KBG) dan Katekese Umat (KU) dapat lebih berdimensi sosial politik, ekonomi, budaya, penggunaan media dan lain sebagainya.
2.
Komunikasi Iman dalam Katekese Umat Katekese merupakan sarana untuk bekerjasama dengan karya Allah
melalui Yesus Kristus. Tujuan dari katekese ialah menyadarkan umat akan peristiwa hidup, merasakan dan mengamalkan daya kekuatan Kerajaan Allah serta mewujudkannya dalam hidup secara dinamis. Dinamika komunikasi berkatekese ialah Katekese Umat (KU) yang diungkap melalui pengalaman iman, tindakan iman, dan tindakan Allah (KOMKAT KWI, 1993: 65-66). Komunikasi iman dalam Katekese Umat dirumuskan secara jelas sebagai hasil dari Pertemuan Kateketik antar-Keuskupan se-Indonesia yang kedua (PKKI-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
II) dalam buku Membangun Komunitas Basis Berdaya Transformasif Lewat Katekese Umat (Komisi Kateketik KWI, 2005: 7), antara lain: Katekese Umat adalah komunikasi iman atau tukar pengalaman iman antara kelompok umat, sehingga iman mereka semakin diteguhkan. Di dalam katekese umat penghayatan iman diutamakan walaupun pengetahuan iman tidak diabaikan. Penghayatan iman itu diperteguh dengan bersama-sama melihat hidup nyata dalam terang iman kita kepada Yesus Kristus. Yesus Kristus hendaknya menjadi pola hidup kita. Yang berkatekese umat adalah umat. Penekanan pada umat merupakan salah satu unsur yang memberi arah kepada katekese sekarang. Pemimpin dalam katekese umat hanyalah fasilitator. Peserta KU sederajat dalam berkatekese umat. Tujuan katekese umat ialah supaya peserta sesudah melihat hidup nyata dalam terang iman kepada Yesus Kristus, dapat bermetanonia, lalu berprakarsa untuk mengubah hidup nyata menjadi lebih baik dan Injili. Diharapkan KU punya daya transformatif. Katekese Umat sebagai komunikasi iman juga dijelaskan dalam buku Katekese Umat (Yosep Lalu, 2005:67) bahwa Katekese Umat bertumbuh bersama dengan bergesernya visi Gereja, dari Gereja institusional yang bersifat hirarkis pramidal ke Gereja Umat Allah, Gereja Communio, Gereja Sakramen Keselamatan, Gereja Kaum Miskin, Gereja Pemberdayaan, dan Pemerdekaan. Dalam Gereja institusional katekese bersifat dari atas ke bawah, bersifat informatif, instruksional. Dalam Gereja post konsilier, katekese lebih komunikatif. PKKI II menegaskan tujuan komunikasi iman dalam hubungannya dengan tujuan katekese umat ialah: supaya dalam terang Injil semakin meresapi arti pengalaman hidup sehari-hari; bertobat (metanoia) kepada Allah dan semakin menyadari kehadirannya dalam kenyataan hidup sehari-hari; semakin sempurna beriman, berharap, mengamalkan cinta kasih dan semakin dikukuhkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
hidup Kristiani; semakin bersatu dalam Kristus: makin menjemaat, makin tegas mewujudkan tugas Gereja setempat dan mengokohkan Gereja semesta; sehingga sanggup memberi kesaksian tentang Kristus dalam hidup di tengah masyarakat (Yosep Lalu, 2005:73).
F. Media Audio-Visual Dalam Berkatekese 1. AudioVisual dan Katekese Gereja memiliki tugas pertama-tama untuk memberikan kesaksian iman. Tugas ini merupakan suatu proses yang telah berlangsung sejak lama. Berdasarkan sejarah tugas itu mulai dari berabad-abad lampau berawal dari pewartaan para rasul kepada para calon permandian, sampai dengan masa pelajaran-pelajaran agama pada abad pertengahan, dan zaman katekismus dari abad-16. Selama proses tersebut berlangsung telah terjadi perubahan-perubahan radikal sesuai dengan zamannya yang dipengaruhi oleh peradaban sampai dengan sekarang. Terjadinya perubahan peradaban dipengaruhi oleh perubahan dalam bidang komunikasi. Bila dihubungkan dengan pewartaan timbul pemikiran bila media komunikasi berubah maka cara pewartaan juga berubah. Katekese yang dilakukan oleh Gereja sebelum zaman cetak-mencetak yaitu liturgi. Liturgi merupakan wahyu Allah yang diasimilasikan dalam doa dan pengalaman beriman, serta diungkapkan dengan rumusan-rumusan yang sesuai dengan peradaban oleh teolog-teolog seperti St. Ignatius, St. Thomas Aquinas, dan sebagainya. Pada masa itu iman terasa hidup namun dianggap kacau (Ernestine & Adisusanto, FX., 2001: 4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Pada tahun 1440 Santo Petrus Kanisius menemukan teknik cetakmencetak yang memberikan pertolongan pada zamannya. Kehidupan pada zamannya di abad ke-16 dianggap kacau karena terjadi penyimpanganpenyimpangan yaitu agama merupakan percampuran antara jiarah, devosi, sihir, dan tahyul. Santo Petrus Kanisius hadir untuk membantu memecahkan persoalan tersebut dengan media cetak-mencetak, sehingga orang mampu mengerti apa yang mereka percayai dan hayati. Hal ini digunakan sebagai media untuk menyampaikan warta gembira, yang diungkapkan dalam rumusan-rumusan yang teliti. Terjadi pewartaan iman abad percetakan, namun yang terjadi yaitu muncul pertanyaan bahwa bila kita melihat cara Yesus dalam menyampaikan warta-Nya tentu berbeda dengan yang terjadi pada abad percetakan. Yesus menyampaikan warta gembira melalui cerita-cerita dan sabda-sabda, namun sekarang kita mengenal pewartaan dalam bentuk teologi atau Katekismus tradisionil. Setelah teknik mencetak ditemukan, terjadi perubahan besar. “Sabda Kristus” terkandung dalam kata-kata yang tertulis, ke ulangan-ulangan yang seragam, yang memang dituntut oleh teknik cetak-mencetak. Pemikiran analistis dan logis juga diterapkan dalam mengungkapkan “Sabda Kristus” (Ernestine & Adisusanto, FX., 2001:5).
2. Katekese Audio-Visual Audio-visual bukan sekedar gagasan yang diungkapkan melalui gambar dan suara melainkan perpanjangan elektronik yang menyangkut getaran pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
seseorang. Berdasarkan buku yang berjudul Katekese Audio-Visual Seri PUSKAT 378 (Ernestine & Adisusanto, FX., 2001:7-8) mengungkapkan bahwa: Sehubungan dengan hal ini Pater Pierre Babin mengatakan bahwa katekese audio-visual ialah “pesan sejauh pesan menyeluruh pancaindera, perasaan, badan, gagasanku” (the massage in as much as the Message impresses nysensitivity, my feelings, my body, my ideas) (Pierre Babin, “Catechesis in the Audio-Visual Civilization”, dalam Good Tidings, Vol.XIII, May-June 1974, no.3, hal 360). Santo Yohanes memberikan gagasan mengenai berkatekese audio-visual dalam suratnya yang pertama: “Apa yang telah ada sejak semula yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang firman hidup, itulah yang kami tuliskan kepada kamu” (1 Yoh. 1). Katekese Audio-visual dinyatakan sebagai penyampaian pengalaman pribadi sebagai seorang kristiani dengan tujuan bukan untuk memeroleh pengetahuan intelektual melainkan persaudaraan dengan kelompok orang yang percaya kepada Kristus. Sebagai seorang kristiani, masing-masing memiliki pengalaman yang unik dan pribadi terhadap Kristus. Pengalaman tersebut terhubung dengan kesatuan ajaran Gereja, maka dari itu tidak terletak pada ungkapan-ungkapan yang teliti dan seragam, baik dalam kata-kata maupun gerak-gerik, tetapi dalam kenyataan/fakta adanya kesatuan komunio dan doa. Jelas bahwa katekese audiovisual
bertujuan
untuk
menjalin
persekutuan
kristiani
dengan
cara
mengkomunikasikan pengalaman pribadi tentang Yesus Kristus yang tidak berlawanan dengan kesatuan ajaran Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Penggunaan media audio-visual dalam pewartaan lebih menimbulkan iman dari pada menjelaskannya. Kita sedang menghadapi situasi medium yang lebih mendorong orang-orang ke kreativitas daripada ke keseragaman iman. Medium audio-visual mengajak peserta untuk saling berbicara, menyapa hati antar pribadi, memanggil untuk bertobat, dan mendorong mereka menuju pada tindakan (Ernestine & Adisusanto, FX., 2001:8). Pandangan mengenai karya alat-alat komunikasi sosial sebagai sarana katekese tercurah dalam buku Aetatis Novae: Terbitnya Era Baru (Dewan Kepausan untuk Komunikasi Sosial, 1992:27) yaitu: Kendati semua kebaikan yang dilakukan dan dapat dilakukannya namun media massa, yang dapat menjadi alat yang demikian efektip untuk persatuan dan pemahaman, dan dapat juga kadang-kadang menjadi alat dari suatu pandangan yang tidak tepat mengenai kehidupan, keluarga, agama, dan kesusilaan-suatu pandangan yang tidak menghormati martabat yang sejati dan tujuan dari pribadi manusia. Media massa haruslah menghormati dan ikut ambil bagian dalam perkembangan yang utuh dari pribadi yang mencakup dimensi-dimensi budaya, transendental dan keagamaan dari manusia dan masyarakat.
Media audio-visual menjadi salah satu sarana pewartaan Gereja masa kini. Di dunia modern ini telah banyak pengaruh teknologi mutakhir yang memengaruhi kehidupan manusia, sehingga tidak dapat dipungkiri juga berimbas pada kehidupan Gereja. Gereja yang hadir di dunia mau tak mau harus terbuka pada kenyataan yang terjadi. Artinya Gereja dapat memanfaatkan perkembangan teknologi untuk memperkembangkan Gereja itu sendiri. Pada zaman sekarang teknologi turut membentuk karakter seseorang dalam berkomunikasi dan berelasi. Tayangan televisi yang dibungkus secara menarik mampu menarik minat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
penikmatnya dan terkadang mengesampingkan maksud dan tujuan tayangan tersebut. Hal tersebut sungguh disadari oleh para EO (event organizer) tayangan televisi,
sehingga
mereka
berlomba-lomba
untuk
mempersiapkan
dan
membungkus acara sebaik mungkin dan terus mengembangkan usaha dengan berbagai teknologi informatika yang semakin mendukung kesuksesan event tersebut (Iswarahadi, 2003:75-76). Contoh yang dapat kita ambil mengenai katekese audio visual dari buku Alkitab Deuterokanonika (Konfrensi Waligereja Indonesia, 2010:110) dalam bacaan injil 1Yoh 1:1.3. Isi ayat tersebut adalah: “1 Apa yang telah ada sejak semula yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan, dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup. 3 Itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Apa yang telah kami lihat dan kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus” Semakin jelas bahwa katekese audio-visual muncul dalam rangka mewartakan Kristus yang hidup sehingga semakin mempererat persekutuan sebagai murid Kristus. Oleh sebab itu, tugas katekese audio-visual merupakan usaha dan bentuk pewartaan (kerygma) Gereja melalui panca indra penglihatan dan getaran suara yang dapat menyentuh hati sehingga ketika orang mendengar pewartaan itu tersentuhlah hatinya dan beriman kepada Kristus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Konsekuensi Penggunaan Media Audio-Visual dalam Berkatekese Menurut buku yang berjudul Katekese Audio-Visual Seri PUSKAT 378 (Ernestine & Adisusanto, FX., 2001:9-10), jika kita ingin menggunakan medium audio-visual dalam pewartaan, ada beberapa konsekuensi yang perlu dipikirkan di antaranya: Cara pertama yaitu penyampaian iman tidak dianggap sebagai penyampaian doktrin, namun sebagai suatu pertemuan rohani dengan afektivitas yang otentik. Katekese audio-visual menyampaikan diri sendiri, bukan rumusanrumusan yang seragam. Dalam berkatekese audio-visual iman justru harus dikomunikasikan melalui perasaan dengan getaran pribadi, bukan melalui kalimat-kalimat yang seragam. Berkatekese audio-visual dituntut adanya komunikasi iman timbal-balik antara katekis dan kelompok. Hal ini berarti bahwa kita menghayati iman dalam hati. Mungkin hal ini untuk beberapa orang tidak begitu mudah. Konsekuensi kedua yaitu tempat. Perhitungan tempat dan saat yang paling baik. Tempat yang paling baik adalah lingkungan yang sungguh-sungguh hidup, seperti keluarga, kring, stasi yang baik. Contoh katekese audio visual yang baik salah satunya adalah keluarga, dimana ayah, ibu, dan anak-anak bersamasama memanjatkan doa, yang diungkapkan otentik dan sederhana. Konsekuensi ketiga yaitu bahan/materi katekese audio visual. Tindakan pertama dalam mempersiapkan katekese audio-visual dengan membeli bahan-bahan, maka sikap tersebut tidak bijaksana. Bahaya yang ditimbulkan, kita mampu jatuh ke dalam anggapan bahwa katekese audio-visual adalah suatu sistem atau metode. Hal yang terpenting adalah membentuk seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
katekis dari tipe baru, yang mampu bersikap nyaman dengan tubuhnya sendiri, terbiasa dengan simbol dan peradaban audio-visual (Ernestine & Adisusanto, FX., 2001:10). Ketika kita hendak memilih bahan, pilihlah dengan baik, tujuannya bukan untuk memberikan peserta katekese audio-visual dengan bahan, melainkan mengantarkan mereka untuk mencapai medium yang tepat. Dengan pertolongan medium tersebut, peserta sendiri dapat menciptakan bagi diri sendiri bahasa iman mereka. Untuk mencapai tujuan semacam itu, katekis juga perlu memiliki gambar, slide, kaset, bahkan musik yang tepat (Ernestine & Adisusanto, FX., 2001:11).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III PENELITIAN KEMUNGKINAN PENGGUNAAN VIDEO SIARAN PENYEJUK IMANI KATOLIK INDOSIAR SEBAGAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN PAROKI SANTO ALBERTUS AGUNG JETIS YOGYAKARTA
Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Gereja dalam tugas perutusannya di dunia selalu bertitik tolak dari situasi umum yang dirasakan dan dihayati oleh umat setempat. Pemenuhan kebutuhan secara kontekstual menjadi efisien dan tepat guna. Sejarah perkembangan iman yang terjadi di wilayah maupun lingkungan dalam Gereja juga tidak lepas dari perumusan visi dan misi dalam seluruh usaha terciptanya Kerajaan Allah. Usaha untuk mengenal situasi umum Gereja secara lebih mendalam mampu membantu kita untuk mengenal dan mengetahui perjalanan pertumbuhan iman dalam sebuah kesatuan umat. Proses mengenal memungkinkan kita untuk mampu menemukan pokok-pokok keutamaan yang dapat semakin dikembangkan di tengah hidup umat. Di dalam bab III ini penulis memaparkan penelitian kemungkinan penggunaan video siaran Penyejuk Imani Katolik (PIK) Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta. Aspek-aspek yang diungkap yaitu: Situasi umum yang terjadi di Paroki Santo Albertus Agung Jetis, situasi umum yang terjadi di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan sebagai tempat penelitian berlangsung, analisis kebutuhan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
usulan tema-tema katekese umat, analisis video siaran PIK sebagai media audiovisual dalam kegiatan katekese umat, serta usulan progam katekese umat.
A. Situasi Umum Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta 1. Sejarah Singkat Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta Paroki Santo Albertus Agung Jetis terbentuk dari perubahan status yang panjang. Berawal dari gagasan Pastor Sumaatmadja pada tahun 1952 dalam tugasnya sebagai pastor pembantu di Paroki Kotabaru untuk mengajak umat membagi Kring I Bangirejo, Kring II Gondolayu, dan Kring III Jetis sebagai bagian dari Paroki Kotabaru menjadi satu stasi. Kesepakatan untuk menjadikan Kring I Bangirejo, Kring II Gondolayu, dan Kring III Jetis menjadi stasi mulai muncul pada tahun 1954. Melalui proses yang cukup panjang dan memakan waktu, akhirnya terbentuklah Stasi Jetis Paroki Kotabaru. Reksa pastoral Stasi Jetis Paroki Kotabaru untuk pertama kalinya diberikan kepada Bapak L Soekarno Siswapranata. Setelah terbentuknya stasi yang baru, dampak besar dirasakan dalam hidup beriman umat. Kehidupan terasa semakin hangat dan penuh kebersamaan. Misa mingguan tetap diikuti di Gereja Santo Antonius Kotabaru, namun stasi yang telah terbentuk mendapatkan privilese untuk menyelenggarakan misa hari raya Natal dan Paskah sendiri di daerah yang termasuk dalam stasi Jetis. Lambat laun misa mingguan mulai diserahkan juga kepada stasi (Panitia 50th Gereja St. Albertus Agung Jetis Yogyakarta, 2015: 2-3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Semangat menggereja yang ditunjukkan oleh umat stasi Jetis didengar oleh Mgr. Albertus Soegijapranata SJ, Uskup Agung Semarang. Bentuk perhatian yang diberikan oleh Mgr. Albertus Soegijapranata SJ kepada umat yang terasa sangat bergelora dalam semangat menggereja ditunjukkan dengan menugaskan Rm. Carlo Carri SJ untuk melayani reksa pastoral di stasi Jetis. Rm. Carlo hadir untuk menyiapkan rasul-rasul awam dan melakukan penjajagan untuk melihat kemungkinan membangun paroki dan gereja di stasi Jetis (Panitia 50th Gereja St. Albertus Agung Jetis Yogyakarta, 2015: 4-5). Melalui proses yang panjang dalam berbagai pengalaman, harapan umat stasi Jetis rupanya didengar oleh Tuhan. Gambaran akan terbentuknya Paroki baru mulai dapat terwujud. Pada tahun 1962 mulai dirintis peralihan stasi menjadi paroki
dengan
didampingi
Rm.
Carri,
bapak
Soeparman
dan
bapak
Dibyohardiatmodjo (Panitia 50th Gereja St. Albertus Agung Jetis Yogyakarta, 2015: 8-9). Pada tanggal 02 Agustus 1964 terjadi peristiwa yang penting bagi umat stasi Jetis. Menjelang akhir khotbah Rm. Heribertus Natasusila yang telah satu tahun ditahbiskan untuk melayani stasi Jetis, beliau mengungkapkan bahwa Stasi Jetis telah berdiri sendiri menjadi Paroki Jetis. Mulai saat itu secara organisasi Gereja sudah terpisah dari Paroki Kotabaru dan menjadi Paroki yang otonom, mandiri, dan harus dapat mencukupi kebutuhan diri sendiri (Panitia 50th Gereja St. Albertus Agung Jetis Yogyakarta, 2015:15-16).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Atas izin dari Keuskupan Agung Semarang, sebenarnya sejak bulan Januari 1965, status sebagai Paroki telah dipegang dan telah memiliki buku babtis serta buku data perkawinan secara mandiri. Meskipun telah dinyatakan sebagai Paroki Jetis, hingga kini statuta atau surat keputusan sebagai dokumen resmi dari Keuskupan Agung Semarang yang menyatakan pendirian paroki masih dicari dan belum ditemukan kembali guna mengetahui dengan jelas kapan paroki ini terbentuk (Panitia 50th Gereja St. Albertus Agung Jetis Yogyakarta, 2015:17).
2. Letak Geografis Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta beralamat di Jalan AM. Sangaji nomor 20 Yogyakarta. Paroki ini merupakan bagian dari Keuskupan Agung Semarang Kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.185,80 km2 yang terlelak di bagian Selatan Pulau Jawa. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan bagian tengah yang berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudra Hindia. Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta berada di wilayah Kecamatan Jetis yang memiliki letak geografis di bagian Utara, sedangkan bagian Timur dibatasi oleh Kecamatan Sewon, bagian Selatan dibatasi oleh Kecamatan Pundong, dan bagian Barat dibatasi oleh Kecamatan Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
B. Situasi Umum Umat Cokrodiningratan
di
1. Sejarah dan Perkembangan Cokrodiningratan
Lingkungan
Lingkungan
Santo
Santo
Ignatius
Loyola
Ignatius
Loyola
Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan pada awalnya merupakan bagian dari Lingkungan Bangirejo. Beralihnya lingkungan Kricak dari Paroki Kumetiran ke Paroki Jetis membuat perubahan terjadi. Terbentuknya lingkungan Santo Ignatius Loyola terjadi pada tahun 1964 yang dipimpin oleh Bapak D Soekirman. Peresmian perpisahan lingkungan menjadi dua lingkungan yang baru berlangsung di rumah Bapak Mujiyono dan didampingi oleh Rm. HS. Natasusila, Pr. Setelah memisahkan diri sebagai lingkungan yang baru, Bapak D Soekirman meneruskan perjalanan tugasnya dengan didampingi para sesepuh dan tokoh umat di antaranya Bapak Ph Kartosudarmo, Bapak B Supardi, Bapak Vic Irlan (ketiganya telah dipanggil Tuhan), dan dibantu oleh para ibu serta pemuda. Pada awal berdirinya lingkungan ini, jumlah umat kurang lebih 40 jiwa atau 12 kepala keluarga, serta belum memiliki nama pelindung lingkungan. Pada bulan Oktober 1964 diadakan doa rosario penuh dalam rangka memuliakan Bunda Maria, tradisi ini terus dilestarikan sampai sekarang. Ujub khusus yang tersemat ketika itu untuk mencari dan memilih nama santo pelindung lingkungan dengan membacakan riwayat orang kudus setiap harinya. Pada akhirnya di bulan November 1964 nama santo pelindung lingkungan yaitu Santo Ignatius Loyola disepakati dan diresmikan oleh Rm. HS Natasusila, Pr. Peresmian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dilakukan di kediaman Bapak B Supardi. Peringatan nama santo pelindung lingkungan Santo Ignatius Loyola selalu dirayakan setiap tanggal 31 Juli dengan mengadakan aneka kegiatan antara lain misa kudus, lomba membaca kitab suci, lomba memasak, dan sebagainya. Perkembangan lingkungan ini tidak lepas dari keterlibatan beberapa tokoh. Beberapa tokoh yang telah terlibat sebagai pengurus lingkungan sampai dengan sekarang di antaranya Bapak D Soekirman, Bapak B Soepardi (ayah Pastur Susilo Wijoyo,Pr di Jakarta), Ibu Waliyem dan segenap umat setempat. Kepengurusan Lingkungan selalu berganti sesuai masa bakti di antaranya: Bapak Soekirman, Bapak B Supardi, Bapak D Soekirman, Bapak RJS Hadisucipto, Bapak D Soekirman, Bapak FX Kawit Suwondo, Bapak P Pariyatmo, Bapak Ignatius Setya MR, Bapak V Suparjono, Bapak B Harry Sutrisno, Bapak Walveridus Sumarwanto, Bapak H Seno Biruci, dan kepengurusan terakhir ketika penelitian ini ditulis pada tahun 2016 jabatan ketua lingkungan diberikan kepada Bapak Wahyu. Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan mengalami berbagai dinamika sebagai satu kesatuan umat dalam Gereja dan memiliki budaya spiritual yang terbangun sejak awal hingga saat ini. Pada awal terbentuknya Paroki Jetis, lingkungan ini dianggap sebagai tempat para aktivis pembangunan gereja. Para aktivis menggerakkan umat untuk ikut terlibat dalam pembangunan gereja dengan segala peran serta mengupayakan kesatuan umat untuk tetap rukun. Kemajuan
dan
perkembangan
lingkungan
Santo
Ignatius
Loyola
Cokrodiningratan terjadi di berbagai bidang antara lain: jumlah umat semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
bertambah, kesadaran untuk hidup menjemaat, umat semakin memiliki kesadaran untuk melibatkan diri dalam berbagai macam kegiatan, prestasi yang dicapai dalam berbagai lomba yang diadakan paroki berupa tanda penghargaan di antaranya: piala, Kitab Suci, Kitab Mazmur, buku Kidung Adi, dan piagam (Panitia 50th Gereja St. Albertus Agung Jetis Yogyakarta, 2015:99-102).
2. Situasi Umum Umat Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan a. Jumlah Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Berikut ini tabel mengenai jumlah umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin umat, menurut data yang tercantum dalam buku Laporan Pelaksanaan Tugas Umat Khatolik
Masa
Bakti
2013-2015
(Lingkungan
St.
Ignatius
Loyola
Cokrodiningratan Paroki St. Albertus Agung Jetis Yogyakarta, 2015:12): Tabel 1. Jumlah Umat berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Umat No 1 2 3 4 5 6 7
Kelompok Umur Umur 1-5 6-12 13-17 Remaja 18 tahun ke atas Produktif (A) Produktif (B) Lanjut Usia/lansia JUMLAH
L 4 6 9 8 13 20 12 72
P 2 7 6 4 5 28 29 81
Jumlah 6 13 15 12 18 48 41 153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
b. Situasi Sosial dan Ekonomi Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan
Umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan terdiri dari masyarakat asli dan pendatang dengan suku Jawa yang mendominasi. Hubungan antar agama di masyarakat sekitar terjalin dengan baik. Sikap saling menghormati dan rukun dapat dirasakan, terbukti karena tidak terjadi konflik antar agama yang menyebabkan ancaman bagi masyarakatnya. Bahasa yang sering digunakan oleh umat di lingkungan adalah bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Sikap gotongroyong dan kekeluargaan sangat terjaga dalam hubungan antar pribadi umat di lingkungan khususnya bagi mereka yang terkena musibah. Situasi
ekonomi
umat
di
lingkungan
Santo
Ignatius
Loyola
Cokrodiningratan adalah masyarakat kelas menengah dan masyarakat kelas menengah ke atas. Pekerjaan umat beragam mulai dari wiraswasta, pegawai swasta, TNI/POLRI, pegawai negeri, pensiunan, buruh, dan ibu rumah tangga.
3. Karya-karya pastoral Cokrodiningratan
di
Lingkungan
Santo
Ignatius
Loyola
Beberapa kegiatan pastoral yang sering dilakukan umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan di antaranya: a. Kunjungan Orang sakit: Kegiatan ini sering dilakukan untuk memberikan perhatian kepada sesama umat di lingkungan maupun umat di luar lingkungan yang memiliki kerabat dekat dengan umat yang ada. Biasanya ibu-ibu lingkungan yang aktif dalam kegiatan ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
b. Rosario: kegiatan ini sangat diminati oleh sebagian besar umat dan menjadi kerinduan serta budaya yang sudah dibangun sejak lama. Biasanya dilakukan pada bulan-bulan tertentu dan rutin dilaksanakan sebulan penuh tanpa putus. c. Taun Tunas Iman: kegiatan yang dibentuk untuk memerhatikan dan mengembangkan iman anak-anak. d. Mudika: kegiatan organisasi kepemudaan yang didukung oleh para orang tua e. Kepedulian Sesama: kegiatan ini merupakan kegiatan insidental seperti orang meninggal, musibah, dll. Umat selalu membangun rasa kekeluargaan dan kepekaan satu dengan yang lain.
C. Analisis Kebutuhan dan Usulan Tema-Tema Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta 1. Analisis Kebutuhan Umat Berdasarkan survai yang dilakukan pada 09 April 2016 melalui wawancara dengan Ketua Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan, peneliti menemukan beberapa kekhasan yang dimiliki oleh lingkungan berdasarkan kebiasaan umat di antaranya kepedulian umat terhadap sesama yang sakit dan terkena bencana, kegiatan doa rosario yang menjadi kebiasaan rutin dalam bulan tertentu, kepedulian terhadap anak-anak serta remaja calon penerus Gereja, serta kebiasaan untuk saling memimpin dalam berbagai kesempatan seperti doa maupun katekese. Dalam perjalanan hidup umat di lingkungan telah mengalami berbagai pengalaman iman bersama, seiring dengan proses yang dialami tentu pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
terjadi konflik di antara umat. Salah satu umat pernah meminjam sejumlah uang dari kas lingkungan, namun pada saat jatuh tempo tidak segera mengembalikan peminjaman uang kas dan menghindari diri dari pertemuan bersama bahkan menjaga jarak dari komunitas hidup beriman. Hal tersebut justru menjadi buah bibir di tengah umat lingkungan dan menjauhkan relasi pribadi. Konflik yang pernah dialami oleh umat tidak menimbulkan pertikaian dan perpecahan karena umat masih menjaga sikap bijaksana. Umat berusaha untuk tidak memanaskan suasana, agar tetap terjalin suasana rukun dan damai serta tidak menyinggung perasaan salah satu pihak. Beberapa konflik yang terjadi justru dapat diselesaikan secara kekeluargaan. Harapan yang ingin dikembangkan oleh umat di lingkungan ini salah satunya yang mendesak adalah memberi perhatian besar kepada anak-anak dan remaja. Melihat perkembangan zaman yang semakin maju, umat ingin membantu para anak-anak dan remaja untuk mendapat bekal dalam menghadapi tantangan dunia yang semakin baru dan penuh dengan perubahan cara pandang dan fasilitas serba modern. Jika kesatuan umat di lingkungan tempat mekarnya Gereja dapat ikut terlibat dalam membekali para anak-anak dan remaja, tujuan yang diharapkan untuk mampu mendidik dan mengawal iman anak dan remaja agar semakin kuat di tengah tantangan yang ada dapat diwujudkan. Harapan besar untuk mendidik iman anak dan remaja bertitik tolak dari pengalaman. Fenomena mengenai anak-anak yang semakin akrab dengan perangkat elektronik seperti handphone dan jaringan internet. Segala macam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
informasi mampu meningkatkan kemungkinan masuknya hal negatif seperti pornografi, kekerasan, dan ancaman yang tidak sesuai dengan usia anak. Informasi yang dapat di akses dengan bebas dan tak terbatas, menjadi ancaman bagi anak yang belum mengerti cara untuk mempergunakan media secara bijaksana dan tepat guna. Orangtua terkadang sibuk dengan pekerjaan sehingga tidak memiliki waktu untuk memerhatikan perkembangan iman anak dan menganggap bahwa pendidikan di sekolah cukup untuk memenuhi itu semua. Muncul gagasan bahwa pendidikan dan pengembangan iman di lingkungan dapat menjadi solusi yang tepat untuk tetap mengawal anak dan remaja pada masa pertumbuhannya. Pada suatu ketika para OMK (Orang Muda Katolik) di lingkungan Santo Ignatius Loyola membuat sebuah video rekaman perjalanan kebersamaan sebagai satu lingkungan kesatuan Gereja. Ada kerinduan dalam diri mereka untuk bersama menumbuhkan semangat iman, namun keterbatasan juga masih mengiringi perjalanan para orang muda di antaranya: kesibukan masing-masing, kewajiban sekolah yang menyita waktu, dan kesempatan untuk berkumpul. Para orang muda cenderung lebih senang dengan kegiatan yang bersifat perayaan dan bukan kegiatan yang berkesinambungan dan bersifat rutin. Untuk dapat menarik perhatian para orang muda perlu kegiatan yang menarik dan meyenangkan namun kegiatan semacam itu jarang terjadi. Belum ditemukan solusi agar para orang muda dapat lebih aktif dan memiliki semangat besar untuk menghidupkan iman bersama namun sudah ada usaha dengan membentuk kepengurusan baru untuk Orang Muda Katolik pada tahun 2016 dan mempersiapkan rencana ke depan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
melalui beberapa kegiatan yang bermaksud sebagai sarana pengolah kedewasaan iman.
2. Usulan Tema-Tema Katekese Umat Di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta
Melihat analisis kebutuhan umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta, penulis memberikan usulan tema-tema katekese umat di antaranya: a. Membangun Solidaritas Terhadap Sesama Kekhasan yang sering dilakukan oleh umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan di antaranya kebiasaan berdoa rosario bersama, kunjungan orang sakit, dan lain sebagainya merupakan wujud untuk membangun sebuah kesatuan Gereja. Kegiatan tersebut menjadi sarana bagi umat untuk membangun solidaritas sebagai sesama manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan. Tema ini cukup menarik jika diangkat untuk diperbincangkan bersama, sehingga diharapkan semakin tumbuh dorongan ke arah positif bagi umat dalam memelihara kesatuan iman bersama. b. Pendidikan Iman bagi Anak dan Remaja Dewasa ini para anak-anak dan remaja membutuhkan sapaan dan bimbingan dalam masa pertumbuhannya. Perhatian yang besar perlu diusahakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
oleh orangtua dan lingkungan tempat mereka bertumbuh agar dapat menunjang perkembangan iman semakin mekar dan bersemi. Model-model katekese untuk mendidik iman anak dan remaja dibutuhkan umat untuk mendorong umat mewujudkan cita-cita bersama. Beberapa usulan tema di atas menjadi pedoman dalam menentukan video siaran PIK (Penyejuk Imani Katolik) Indosiar. Beberapa video siaran PIK (Penyejuk Imani Katolik) Indosiar yang terpilih akan digunakan sebagai media audio-visual dalam proses katekese umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta.
D. Analisis video siaran PIK sebagai Media Audio-Visual dalam Kegiatan Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta Analisis video siaran Penyejuk Imani Katolik yang akan dikemukan oleh penulis dilandaskan pada kebutuhan umat yang ditemukan dari hasil survai dan wawancara. Hasil kebutuhan umat yang dirumuskan menghasilkan rumusan tematema yang menjadi acuan pemilihan koleksi video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar. Penulis memberikan alasan-alasan mengenai pilihan video Penyejuk Imani Katolik yang terpilih untuk digunakan sebagai media audio-visual dalam katekese umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan mengingat banyaknya koleksi yang dimiliki SAV Puskat sejak tahun 1995 sampai dengan 2016 ketika penelitian ini ditulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
1. Video Penyejuk Imani Katolik Indosiar yang Terpilih sebagai Media Audio-Visual dalam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta
Sesuai dengan hasil dari wawancara dan survai di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan, peneliti merumuskan dua tema yang dijadikan acuan untuk pemilihan video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar. Tema yang dirumuskan berdasarkan hasil wawancara dan survai adalah membangun solidaritas terhadap sesama dan pendidikan bagi anak dan remaja. Tema tersebut akan didukung dengan koleksi video siaran Penyejuk Imani Katolik yang paling cocok dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Koleksi video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar telah diproduksi sejak tahun 1995 sampai dengan tahun 2016 saat penelitian ini ditulis dan masih terus bertambah. Peneliti memilih dua koleksi video dengan judul “Membangun Semangat Sosial” dan “Melayani Orang Muda dan Lansia”. Kedua video siaran tersebut terpilih karena isi yang diungkapkan dalam tayangan sangat cocok dengan kebutuhan yang dirumuskan dalam hasil wawancara dan survai. Penggunaan video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual diterapkan dalam proses katekese umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Analisis Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar digunakan sebagai media audio-visual dalam proses Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan. Sebelum digunakan sebagai media dalam proses katekese, penulis melakukan analisis video untuk dapat menemukan nilai yang terkandung serta memahami berbagai hal yang berkaitan dengan video tersebut. a. Membangun Solidaritas terhadap Sesama 1) Judul yang terpilih
: “Membangun Semangat Sosial”
2) Tanggal Siaran
: 03 April 2011 + 10 April 2011
3) Nomor Siaran PIK
: 88
4) Kesan dan Makna yang didapat dalam Video Progam Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar Kesan dan makna pertama yang menyentuh muncul dari siaran pembukaan, diawali dengan sebuah lagu yang dibawakan oleh anak-anak. Lirik yang terkandung menggetarkan hati dan mengingatkan akan kisah domba yang hilang. Kita menjadi ingat bahwa Tuhan selalu mencari kita ketika jalan yang kita tempuh salah, Tuhan bagaikan gembala yang kehilangan dombanya sehingga selalu akan dicarinya. Ekspresi anak-anak memberi semangat awal yang baik untuk kemasan tayangan ini. Ketika menyaksikan progam ini, perasaan yang muncul adalah tertarik dan terpanggil untuk memahami sapaan Tuhan dalam setiap sesi yang ada pada tayangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Progam ini semakin memberi semangat ketika melihat liputan siswasiswi SMA yang tinggal di sebuah dusun tepencil dan jauh dari fasilitas. Melalui aktivitas yang mereka lakukan justru mendorong mereka untuk menemukan berbagai nilai hidup. Ternyata kebahagiaan dapat mereka alami di tengah kesederhanaan dan keterbatasan. Lagu yang mereka nyanyikan semakin menjelaskan perasaan nyaman dan bahagia berada di tempat itu, meski jauh dari fasilitas modern seperti yang mereka miliki di tempat asal mereka. Kepedulian terhadap yang miskin sangat terasa digambarkan melalui liputan ini. Kesan yang menonjol dalam perjalanan tayangan muncul pada sesi wawancara dengan seorang motivator. Pembicaraannya mengingatkan diri kita yang seringkali enggan untuk peduli terhadap sesama kita dan tidak memiliki semangat sosial. Menyemangati diri sendiri saja terkadang kita kesulitan, apalagi untuk mewujudkan semangat sosial. Kesempatan ini memberikan solusi bagi kita untuk berefleksi, menjauhkan diri dari setan pikiran yang menghalangi untuk memilih sikap yang baik. Kesadaran muncul ketika mengamati perbincangan yang santai dan sederhana namun mengandung sindiran berbotot untuk mengubah diri seseorang dengan daya inspirasinya. Liputan mengenai kegiatan sosial memberikan inspirasi baru bagi kita karena bertolak dari kepedulian sosial terhadap masalah-masalah yang muncul di sekitar kita. Romo Carolus OMI memberikan contoh sikap yang tepat dalam mewujudkan kepedulian sosial. Tindakan nyata menjadi solusi yang tepat untuk mewujudkan aksi nyata mengatasi masalah-masalah sosial. Akibat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
kepedulian yang dilakukan oleh Romo Carolus OMI mampu menggerakkan banyak orang untuk ikut peduli. Kesan yang menarik dari sesi ini adalah tindakan nyata yang dapat kita wujudkan dapat mengubah sesuatu dan memberikan inspirasi bagi orang lain untuk ikut terlibat mewujudkan kepedulian sosial. Keseluruhan tayangan video Penyejuk Imani Katolik “Membangun Semangat Sosial” mendorong kita untuk memiliki semangat sosial yang nyata terhadap alam dan sesama manusia. Nyanyian akhir yang disajikan sangat menyentuh hati, mengajak kita memahami dan mengerti apa yang perlu kita lakukan untuk masa depan yang lebih baik. Sajian penutup dengan menggunakan lagu sangat menarik dan lebih efektif untuk menyentuh sisi perasaan penonton. 5) Bagian-Bagian Penting dari Keseluruhan Tayangan
Bagian–bagian yang terdapat dalam keseluruhan tayangan dimulai dengan pembukaan, pertama disuguhkan nyanyian pembuka yang dikemas dengan menarik, dipersembahkan oleh anak-anak TK Marsudirini Surakarta Jawa Tengah. Nyanyian dengan judul “Domba yang Hilang” menjadi lagu pengantar yang dipilih sesuai dengan tema yang diangkat. Lirik yang diungkapkan memiliki makna sebagai pengantar awal bagi penonton agar dapat masuk ke dalam isi pembahasan tema yang disuguhkan secara menarik dalam setiap prosesnya. Kemudian bagian kedua yaitu pengantar yang diberikan oleh presenter. Kalimat ungkapan yang diucapkan oleh presenter tidak lepas dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
makna yang terkandung dalam sajian lagu pembukaan. Presenter semakin memperjelas makna lagu tersebut dan mengarahkan peserta pada tujuan bingkai keseluruhan tayangan. Bagian ketiga diisi dengan liputan kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswi SMA Marsudirini Bekasi yang tinggal di sebuah dusun Kendal Ngisor Banyu Biru Jawa Tengah. Kegiatan itu bermaksud untuk mengajak para siswa-siswi mengenal dan merasakan hidup di masyarakat sederhana dan menemukan nilai-nilai kehidupan melalui kebersamaan yang terjalin. Komentar pihak-pihak yang terkait semakin menunjukkan maksud dan inti kegiatan yang dilaksanakan. Bagian Isi dimulai dengan pengantar singkat dari presenter untuk mengajak penonton berfikir ke arah perubahan dengan liputan wawancara dengan seorang motivator. Kemudian proses penyajian dilanjutkan dengan kuis berhadiah yang mampu mendorong minat dan keterlibatan penonton dalam proses penyajian. Selanjutnya dilanjutkan dengan liputan kegiatan Sosial dengan menghadirkan tokoh yang mampu memberikan inspirasi yaitu Romo Carolus OMI yang telah membangun jembatan untuk mengatasi masalah banjir, siswa yang mendapat beasiswa kambing dengan cara beternak dan memanfaatkan hasilnya, penanaman satu miliyar pohon untuk mengatasi masalah global warming dengan melibatkan rakyat kecil untuk membuat bibit pohon serta merawat sehingga semua ikut terpanggil utuk menjaga lingkungan. Bagian Penutup diisi dengan kesimpulan dari keseluruhan proses dan inti dari sajian yang dibawakan oleh presenter acara. Sajian ditutup dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
sebuah lagu yang dibawakan oleh Krisna dengan lirik yang menyentuh dan mendorong untuk menemukan inspirasi serta semangat sosial. 6) Simbol-simbol dalam Tayangan Simbol yang muncul dalam tayangan video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar ketika menghadirkan bintang tamu seorang motivator bernama Krisna Murti yang menulis sebuah buku berjudul “Tundukkan Setan Pikiranmu, Jadilah Malaikat Kehidupan”. Buku yang ditulis berisikan tips untuk dapat mendorong pembacanya menemukan sendiri cara untuk membuat sebuah pilihan untuk berbuat baik terhadap diri sendiri dan berbuat baik terhadap hidup. Presenter mengatur proses pembicaraan agar dapat terarah sesuai tujuan. Bintang tamu diberikan pertanyaan-pertanyaan agar dijawab sesuai maksud yang ingin disampaikan. Bintang tamu sengaja untuk memainkan peran dalam sikapnya agar memberikan contoh nyata dalam ungkapan yang ditunjukkan dalam tayangan. Motivator seakan mengungkapkan keluhan terhadap kehidupan dengan sikap yang lemas dan malas untuk berbicara kepada presenter, kemudian presenter menanggapi si motivator kemudian mulailah proses pembicaraan yang mengarahkan penonton untuk memahami ide yang sederhana melalui tips dalam buku. 7) Manfaat yang Diperoleh serta Kebutuhan yang Terpenuhi Kebutuhan yang dapat diperoleh dalam video siaran Penyejuk Imani Katolik nomor 88 dengan judul “Membangun Semangat Solidaritas” bagi umat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan di antaranya memberikan dorongan semangat untuk semakin mempertahankan solidaritas antar umat di lingkungan maupun sesama di masyarakat, memberikan sapaan bagi umat yang belum terpanggil untuk memiliki semangat solidaritas, mengingatkan akan kasih Tuhan seperti gambaran seorang gembala yang selalu mencari domba yang hilang, memberikan inspirasi kerukunan antar agama dan kesatuan umat manusia, memberikan inspirasi bentuk-bentuk solidaritas yang dapat diwujudkan bersama baik dalam kepedulian lingkungan maupun persekutuan jemaat, serta ikut membangun kehidupan yang baik demi terwujudnya kesejahteraan bersama. 8) Siapa yang diuntungkan oleh progam semacam ini? Pihak-pihak yang diuntungkan oleh tayangan siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar yaitu semua pemirsa yang mengalami manfaat dari isi tayangan. Pemirsa penikmat televisi tidak hanya berasal dari umat Katolik saja, sehingga memungkinkan umat berbeda agama dapat menyaksikan tayangan tersebut. Sejauh dapat bermanfaat secara positif, tayangan ini dapat menguntungkan masyarakat luas. Tayangan Penyejuk Imani Katolik dikemas menarik dalam siaran televisi. Siaran yang dikemas sejauh ini tidak menyinggung pihak tertentu, tidak menampilkan kekurangan maupun keburukan pihak tertentu, dan cenderung bersifat memersatukan, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan dalam tayangan video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
b. Pendidikan Bagi Anak dan Remaja 1) Judul yang terpilih
: “Melayani Orang Muda dan Lansia”
2) Tanggal Siaran
: 07 Agustus 2011 + 14 Agustus 2011
3) Nomor Siaran PIK
: 97
4) Kesan dan Makna yang didapat dalam Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar
Kesan dan makna yang didapat dari tayangan video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar dimulai dari nyanyian yang bermakna mendalam sebagai ungkapan kepada Tuhan bahwa kita ingin untuk memancarkan kasih yang berasal dari-Nya. Kita hendak mempersembahkan segala bakti kepada seluruh umat sebagai ungkapan permohonan keselamatan dan berkat. Memulai untuk masuk ke dalam tema melayani yang dikhususkan bagi orang muda dan lansia. Presenter mengajak kita untuk membedakan pelayanan pastoral bagi orang muda dan lansia. Sebuah liputan kegiatan Kemah Go Green menggambarkan salah satu cara pastoral orang muda yang kreatif dan sesuai dengan intensitas para orang muda. Melalui beberapa pihak semakin ditegaskan tujuan serta proses acara yang berlangsung sehingga semakin mengarahkan penonton
untuk menimba inspirasi dalam pembinaan orang
muda melalui kegiatan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Aksi nyata yang ingin ditunjukkan merupakan ciri khas para orang muda yang masih kuat dan tangguh untuk membuat perubahan. Dalam rangka ulang tahun Karya Kepausan Misioner Indonesia, acara semacam ini merupakan kegiatan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
positif dan bermafaat bagi perkembangan orang muda. Anak merupakan masa depan Gereja, sehingga kita patut untuk mendampingi mereka. Melalui komentar dari peserta, kita mampu menyimpulkan manfaat yang dapat mereka peroleh di antaranya dapat berkumpul dengan sesama orang muda, sehingga memiliki banyak teman dan berdinamika bersama dengan gembira, menjadi lebih mandiri karena diajarkan untuk mengurus diri dan bertanggung jawab, melakukan aksi tanam pohon yang mampu mengatasi masalah lingkungan di kemudian hari, memupuk persaudaraan sebagai sesama karena kesempatan ini, mendapat ilmu-ilmu yang bermanfaat seperti teknik menanam, merawat, dll. Para pendamping juga belajar untuk mendampingi orang muda dengan berbagai karakter. Bentuk pendampingan kepada orang muda dapat diwujudkan melalui berbagai aksi yang kreatif dan aktif. Pelayanan bagi lansia tentu tidak dapat dilakukan seperti pendampingan kepada orang muda karena terhambat oleh fisik. Talk Show bersama Romo Paroki Gereja Kristus Raja Baciro memberikan inspirasi kepada kita untuk memberikan bentuk pelayanan yang cocok bagi para lansia. Keterbatasan yang dimiliki oleh lansia menuntut mereka untuk dapat lebih bersyukur akan keterbatasan yang ada. Doa menjadi pilihan yang tepat untuk pendampingan para lansia di masa tua. Orang muda dan lansia memiliki latar belakang yang berbeda, sehingga sulit untuk dipersatukan, meskipun sulit namun sesungguhnya mampu bersatu jika mereka dapat saling memahami, duduk bersama dan menerima segala kelebihan dan keterbatasan masing-masing. Setiap orang mampu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
memberikan karya kepada Gereja dalam bentuk talenta yang tidak terbatasi oleh apa pun. Kuis yang disuguhkan memberikan hadiah bagi para penonton yang beruntung. Tentu rasa bahagia dapat dirasakan oleh pemenang. Hadiah yang diberikan juga bermanfaat, berupa buku yang semakin mendukung refleksi atas tayangan ini. Rubrik “Sayur Lodeh Kehidupan” memberikan inspirasi bagi kita untuk dapat menggerakkan kaum muda dengan metode yang kreatif melalui seorang tokoh yang berhasil menggerakkan kaum muda melalui Komunitas orang muda. Semangat yang dimiliki orang muda untuk berkarya dikembangkan dalam komunitas ini. Tokoh yang ditimba inspirasinya dalam kisah hidup yang dijalaninya merupakan seorang selibat yaitu Bapak Ivo Yerun Meruk. Dahulu merupakan frater yang berhenti menjalankan panggilannya karena memilih jalan hidup yang lain. Tokoh ini mengajak kita untuk memahami orang muda dari sudut pandang yang berbeda. Sebagian besar menganggap bahwa orang muda yang jauh dari Gereja, dan menganggap orang muda enggan aktif dalam kegiatan
Gereja.
Orang
muda
justru
diberikan
keterbukaan
untuk
mengembangkan potensi secara luas sesuai dengan dunia mereka. Sebuah kata-kata mutiara yang menarik di akhir acara diambil dari kutipan ayat yang tidak disebutkan oleh presenter dari kitab Amsal yang isinya “Hiasan orang muda ialah Kekuatannya, dan Keindahan orang tua ialah Ubannya”. Kita dapat menggunakan potensi yang ada pada diri kita sesuai dengan keistimewaan yang kita miliki. Jangan pernah berhenti untuk memancarkan kasih dan mempersembahkan diri kepada Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
5) Bagian-Bagian Penting dari Keseluruhan Tayangan Bagian-bagian dari keseluruhan tayangan di antaranya bagian pembukaan meliputi: nyanyian pembukaan “Tuhan Ingin Ku Memancarkan” yang dinyanyikan oleh Paduan Suara Gema Nafiri Bandung yang dipimpin oleh Agustinus Suprapto, dan pengantar singkat yang dibawakan oleh presenter Romo L. Heri Purnawan, MSF. Bagian isi meliputi liputan kegiatan Kemah Seribu Anak SEKAMI Palasari, Bali, Pengantar dari presenter, Talk Show dengan Rm Gregorius Suprayitno, Pr yang berkarya di Paroki Gereja Kristus Raja Baciro, DIY, kuis berhadiah yang dibawakan oleh presenter, pengantar kembali oleh presenter, sajian rubrik “Sayur Lodeh Kehidupan” yang ditemani oleh Rm. Teguh Budiarto, SJ., sebagai pembawa acara yang sedang berkunjung ke tempat tokoh inspiratif. Bagian penutup meliputi: inti sajian yang dibawakan oleh presenter secara singkat, dan nyanyian penutup dengan judul “Menarilah Matahari” yang dinyanyikan oleh Joan Bagas dan Vincentia Ratih. 6) Simbol-simbol dalam Tayangan Simbol yang muncul dalam tayangan yaitu menghadirkan seorang tokoh inspiratif di antaranya seorang romo paroki yang memberikan kepedulian kepada para lansia dan seorang mantan frater yang berhasil mengelola komunitas orang muda. Pelayanan mereka berangkat dari latar belakang yang berbeda namun menunjukkan simbol tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Romo memberikan kepedulian terhadap lansia untuk dapat membantu mereka mengatasi segala keterbatasan yang dimiliki di masa tua untuk mendorong mereka bersyukur. Romo menulis sebuah buku untuk menjadi tuntunan para lansia menemukan syukur di dalam hidupnya manakala terkadang para lansia susah untuk berdoa seperti di waktu muda dan terkadang bimbang dan susah untuk memahami situasi yang ada pada dirinya. Seorang Selibat yang juga mantan seorang frater ingin menegaskan bahwa pilihan untuk menjalani hidup dengan bertanggung jawab merupakan tindakan yang baik. Pelayanan kepada orang muda tentu berbeda dengan para lansia, pengembangan potensi secara luas dan kreatif merupakan ciri-ciri orang muda, sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa para orang muda yang kurang aktif di Gereja tidak memberikan diri untuk ikut serta melayani. Justru dengan pengembangan potensi, mereka akan berkembang secara luas dan bergerak dalam bidangnya masing-masing. 7) Manfaat yang Diperoleh serta Kebutuhan yang Terpenuhi Manfaat yang diperoleh dari tayangan ini di antaranya penonton memperoleh inspirasi untuk pengembangan iman para orang muda dan lansia yang sesuai dengan potensi mereka, memberikan semangat untuk mencintai lingkungan hidup; merawat serta melestarikannya, mampu memiliki dorongan untuk menyatukan para orang muda dengan lansia meskipun tidak mudah, menimba inspirasi dari para tokoh yang ditayangkan dalam video sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
dengan kebutuhan masing-masing, dan memberi semangat untuk melayani di tengah-tengah umat. 8) Siapa yang diuntungkan oleh tayangan semacam ini? Pihak yang diuntungkan dalam tayangan semacam ini adalah seluruh penonton yang mampu mengambil sisi positif untuk diterapkan bagi diri sendiri, sesama di masyarakat, Gereja, maupun lingkungan hidup.
E. Usulan Progam Katekese Umat Usulan progam ini merupakan usaha tindak lanjut penggunaan video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta. Penulis perlu memikirkan, merencanakan, serta menguraikan secara jelas usulan progam katekese agar kegiatan dapat terencana dengan baik sesuai tujuan yang dikendalikan. Persiapan akan diuraikan dalam satuan perencanaan kegiatan yang direncanakan dalam dua tema yang terpilih sesuai dengan kebutuhan umat yang ditemukan melalui survai dan wawancara serta diintegrasikan dengan video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar yang terpilih. Progam direncanakan dalam dua pertemuan sehingga dapat terlaksana secara efektif. Di bawah ini akan dikemukakan secara rinci susunan perencanaan progam kegiatan katekese umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
1. Pemikiran Dasar Progam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan a. Membangun Solidaritas terhadap Sesama Progam Katekese Umat yang dirancang bagi umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan. Progam ini dimaksudkan untuk mendampingi umat menemukan spiritualitas dalam membangun semangat sosial, sehingga muncul semangat untuk mewujudkan solidaritas khususnya dalam hidup bersama sebagai satu kesatuan umat beriman di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan. Progam yang disusun berangkat dari kebutuhan umat untuk semakin meningkatkan kesadaran hidup beriman dan memelihara semangat sosial. Seluruh usaha yang telah dilakukan oleh umat untuk memelihara kesatuan hidup beriman di lingkungan melalui berbagai kegiatan rutin bersama dapat menjadi titik tolak dalam menemukan spiritualitas dan semangat baru. Kesadaran akan iman yang harus selalu dipupuk agar tidak layu dan mati, umat perlu menerima pendampingan sebagai usaha menumbuhkan iman dan menyegarkan kembali semangat umat dalam mewujudkan semangat sosial dalam hidup bersama. b. Pendidikan bagi Anak dan Remaja Umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan memiliki harapan besar untuk dapat mendampingi anak-anak dan remaja dalam perkembangan iman ditengah arus zaman yang semakin berkembang. Cara-cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
untuk memberi pendampingan bagi anak dan remaja dianggap sulit untuk ditemukan terlebih untuk mengikuti kegiatan formal, mereka cenderung kurang berminat untuk ikut ambil bagian. Dalam kegiatan yang bersifat perayaan, para anak dan remaja menunjukkan keterlibatannya, namun setelah kegiatan selesai mereka mulai menghilang dan sibuk dengan kegiatan masing-masing. Akibat dari keadaan yang terjadi, kebersamaan dan pendidikan iman sulit untuk terbangun secara baik. Progam Katekese Umat yang dirancang bagi umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan ingin mengajak mereka untuk memiliki kesadaran untuk memberikan pelayanan bagi anak-anak dan remaja agar mampu untuk mendorong mereka menemukan kedewasaan iman dengan cara yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan minat yang kontekstual bagi mereka.
2. Tujuan Progam Katekese Umat Progam Katekese Umat yang dilaksanakan di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan memiliki dua (2) tema yang dirancang dalam dua (2) pertemuan. Tujuan yang di rumuskan yaitu: Tabel 2. Progam Katekese Umat No 1.
Tema Membangun Solidaritas
Mendorong
Tujuan peserta untuk
terhadap Sesama
semangat sosial sehingga mampu mewujudkan
membangun
solidaritas nyata dalam kesatuan hidup beriman di
Lingkungan
Santo
Ignatius
Loyola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Cokrodiningratan. 2.
Pendidikan bagi Anak Mendorong peserta untuk mau melayani anakdan Remaja
anak dan remaja dan mendorong mereka menemukan kedewasaan iman dengan cara yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan dan minat yang kontekstual bagi mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
3. Progam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Tabel 3. Satuan Perencanaan Progam Katekese umat dengan Tema Membangun Solidaritas terhadap Sesama Pertemuan 1 Hari, Tanggal Pelaksanaan: Sabtu, 09 Juli 2016 Waktu
Pusat Musik Liturgi Yogyakarta, 2006:356
15 Menit
Koleksi SAV Puskat: Video PIK No.88 -
30 Menit
Pelaksanaan
Judul Pertemuan
Tujuan
Uraian Materi
Metode
1
19.00 – 19.05
Pembukaan & Pengantar Tema
19.05 – 19.25
Menonton Video PIK Indosiar No.88
- Sapa dan salam - Lagu Pembukaan - Doa Pembukaan - Pengantar tema & tujuan - Video PIK Indosiar No. 88 “ Membangun Semangat Sosial”
Menyanyi, Informasi, Ceramah, berdoa
2
Membuka proses katekese dan memberikan arahan mengenai tema serta tujuan katekese Mengajak peserta untuk menonton video dan mencermati bagianbagian dalam tayangan
3
19.25 – 19.50
Pendalaman Video
- Pertanyaan Tuntunan - Sharing
Refleksi, Sharing, Diskusi
Handout, Pengalaman Hidup
4
19.50 – 20.05
Menggali iman dalam Kitab Suci
Mengajak peserta mendalami video&merefleksikan nilai-nilai hidup yang terkandung secara bersama Mengajak peserta untuk menggali kekayaan iman Kristiani dalam
- Mendengarkan bacaan kitab suci
Mendenga rkan
Teks bacaan Lembaga kitab suci: Alkitab Injil Luk. Indonesia,
Menonton video
Sarana
Sumber Bahan
No
Teks lagu Madah Bakti No 162: Awalilah LCD& Proyektor, Speaker
25 Menit
15 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
5
20.05 – 20.20
Renungan & Pendalaman Kitab Suci
6
20.20 – 20.45
Membangun Niat
7
20.45 – 21.00
Penutup & Snack
Kitab Suci Injil Luk. 15:3-7 Mengajak peserta untuk mendalami bacaan kitab suci dan merenungkan secara bersama-sama
15:3-7 - Pertanyaan pendalaman - Sharing pendalaman kitab suci - Renungan Kitab Suci - Pertanyaan tuntunan - Membangun Aksi Bersama
Mendorong peserta untuk menemukan aksi nyata untuk membangun solidaritas terhadap sesama Mengajak peserta untuk - Doa Penutup menutup proses - Lagu Penutup katekese umat dengan - Snack doa penutup
2010: 94
Informasi, Handout Diskusi, Sharing, Refleksi & renungan
-
15 Menit
Informasi, diskusi
Handout
-
25 Menit
Berdoa, bernyanyi, makan
Teks lagu penutup Madah bakti No 777 Salurkan Rahmat Kristus, snack
Pusat Musik Liturgi Yogyakarta, 2006:848849
15 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 4. Satuan Perencanaan Progam Katekese umat dengan Tema Pendidikan bagi Anak dan Remaja
Pertemuan 2 Hari, Tanggal Pelaksanaan: Selasa, 09 Agustus 2016 Judul Pertemuan
Tujuan
Uraian Materi
Metode
Sarana
Sumber Bahan
Waktu
Teks Lagu Madah Bakti No. 167: Pujilah Tuhan LCD&Pr oyektor, Speaker
Pusat Musik Liturgi Yogyakarta, 2006:359
15 Menit
Koleksi SAV Puskat: Video PIK No.97 -
30 Menit
No
Pelaksanaan
1
19.00 – 19.05
Pembukaan & Pengantar Tema
Membuka proses katekese dan memberikan arahan mengenai tema serta tujuan katekese
- Sapa dan salam Informasi, - Lagu Ceramah Pembukaan - Doa Pembukaan - Pengantar tema & tujuan
2
19.05 – 19.25
Menonton Video PIK Indosiar No.97
Mengajak peserta untuk menonton video dan mencermati bagianbagian dalam tayangan
Menonton video
3
19.25 – 19.50
Pendalaman Video
Refleksi, Sharing, Diskusi
Handout, Pengala man hidup
4
19.50 – 20.05
Menggali iman dalam Kitab Suci
Mengajak peserta mendalami video dan merefleksikan nilai-nilai hidup yang terkandung secara bersama Mengajak peserta untuk menggali kekayaan iman Kristiani dalam bacaan
- Video PIK Indosiar No. 97 “Melayani Orang Muda & Lansia” - Pertanyaan Tuntunan - Sharing
- Mendengarkan
Mendengar kan
Teks bacaan kitab
Lembaga Alkitab Indonesia,
25 Menit
15 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
injil Mark. 10:13-16
5
20.05 – 20.20
Renungan & Mengajak peserta untuk Pendalaman Kitab mendalami bacaan kitab Suci suci dan merenungkan secara bersama
6
20.20 – 20.45
Membangun Niat
7
20.45 – 21.00
Penutup & Snack
- Pertanyaan pendalaman - Sharing pendalaman kitab suci - Renungan Kitab Suci - Pertanyaan tuntunan - Membangun Aksi Bersama
Mendorong peserta untuk menemukan aksi nyata untuk membangun solidaritas terhadap sesama Mengajak peserta untuk - Doa Penutup menutup proses katekese - Lagu Penutup umat dengan doa penutup - Snack
Informasi, Diskusi, Sharing, Refleksi & renungan
suci injil Mark. 10:13-16 Handout
2010:55
-
15 Menit
Informasi, diskusi
Handout
-
25 Menit
Berdoa, bernyanyi, makan
Teks lagu penutup Madah bakti No. 463, snack
Pusat Musik Liturgi Yogyakarta, 2006:585
15 Menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
4. Satuan Pendampingan a. Pertemuan 1 1) Pembukaan & Pengantar Tema - Sapa & Salam “Selamat Malam Bapak, Ibu, dan saudara sekalian yang terkasih di dalam Kristus, perkenalkan nama saya ...... sungguh bahagia pada kesempatan yang baik ini, saya dapat berkumpul bersama dengan umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan, untuk membingkai pertemuan ini dalam sebuah katekese umat. Marilah Kita buka katekese umat pada malam hari ini dengan lagu pembukaan.”
- Lagu Pembukaan Madah Bakti No 162 (Awalilah) Awalilah Kurban-mu pada Tuhan, siapkanlah hatimu. Curahkanlah hati nurani kita, persatukanlah dengan-Nya Mohon kuat dalam percaya, besarkan pengharapanmu. Mohon kunia dan ramat Tuhan, agar cinta Tuhan dan teman.
- Doa Pembukaan “Dalam Nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus, amin. Tuhan Yesus yang maha baik, kami bersyukur karena pada malam hari ini, kami dapat berkumpul bersama dalam semangat kasih-Mu. Curahkanlah roh kudus-Mu pada diri kami masing-masing, agar kami mampu membuka hati kami untuk menerima sabdaMu dalam seluruh rangkaian pertemuan katekese umat untuk membangun solidaritas terhadap sesama kami. Kobarkanlah semangat kami untuk dapat mewujudkan dalam kehidupan nyata agar kasih-Mu sungguh mampu kami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
rasakan melalui sesama kami. Semua harapan dan permohonan kami haturkan ke hadirat-Mu. Dalam Nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus, amin.”
- Pengantar Tema & Tujuan “Pada pertemuan pertama ini mengangkat tema “Membangun Solidaritas terhadap Sesama”. Kita dianugrahi oleh Allah menjadi satu kesatuan umat di tempat ini, ketika sesama kita terkena musibah kita akan segera mengulurkan tangan kasih untuk menyalurkan kepedulian kita. Seringkali kita mengalami situasi sulit untuk mewujudkan solidaritas terhadap sesama, berbagai macam hambatan menghalangi semangat sosial kita. Marilah kita siapkan hati kita untuk memberikan diri dengan penuh kasih untuk menyambut Kasih Tuhan agar kita didorong untuk membangun semangat sosial sehingga mampu mewujudkan solidaritas nyata dalam kesatuan hidup beriman khususnya di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan.” “Saya akan mengajak kita semua yang berkumpul di tempat ini untuk menyaksikan sebuah video dari tayangan Penyejuk Imani Katolik Indosiar No.88 “Membangun Semangat Sosial”. Marilah kita saksikan video ini dengan mencermati bagian-bagian yang terkait dengan tema kita dan setelah kita menyaksikan video tersebut, kita akan mendalami secara bersama-sama dan sharing akan pengalaman hidup kita bersama. Selamat Menyaksikan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
2) Menonton Video & Pendalaman Video - Pertanyaan Tuntunan Pendalaman Video a) Bagaimana perasaan bapak/Ibu setelah menyaksikan video “Membangun Semangat Sosial”? b) Bagian video apa yang menarik bagi anda? Mengapa? c) Pesan apa yang dapat anda temukan dari video “Membangun Semangat Sosial”?
3) Menggali Iman dalam Kitab Suci - Pertanyaan tuntunan Pendalaman Kitab Suci a) Adakah ayat Kitab Suci yang menarik menurut Bapak/Ibu terkait dengan diskusi kita pada malam hari ini? b) Refleksikanlah pesan dan makna yang terkandung dalam ayat kitab suci tersebut!
- Contoh Teks Kitab Suci Injil Lukas 15: 3 – 7 3
4
Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? 5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, 6 dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetanggatetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
7
Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." - Contoh Renungan dan Pendalaman Kitab Suci “Bapak dan Ibu yang terkasih di dalam Kristus, dalam perjalanan hidup seringkali kita mengalami masa sulit dalam menjalani panggilan kita sebagai murid Yesus. Kita sering tersesat, mengalami hambatan, krisis iman, kurang bersemangat bagaikan domba yang hilang.” “Kita sungguh menyadari, bahwa kita selalu mendapat cara untuk bangkit dari masa sulit itu. Jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan dapat melalui sesama maupun dorongan dari dalam diri sendiri. Sifat dasar kita sebagai manusia adalah makhluk sosial. Manusia diciptakan oleh Allah untuk dapat saling melengkapi, kehadiran orang lain membantu kita untuk mewujudkan kebahagiaan. Kita selalu terkait dengan orang lain dan saling membutuhkan untuk dapat bertahan hidup.” “Manusia terkadang jatuh sehingga lebih mengutamakan kepentingan pribadi. Akibat dari sifat ini mampu membuat relasi kita terhadap orang lain menjadi tidak seperti yang diharapkan. Ada saat ketika kita membutuhkan orang lain, dan sebaliknya orang lain membutuhkan kita.” “Ayat ke 4 mengungkapkan bahwa jikalau kita memiliki seratus ekor domba
dan
kehilangan
seekor
diantaranya,
hendaklah
kita
tidak
meninggalkan yang sembilan puluh sembilan, kemudian pergi mencari yang sesat itu sampai menemukannya. Sebagai kesatuan umat Allah atau dapat kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
bahasakan sebagai domba Allah, Ia akan mencari kita yang tersesat meskipun hanya salah satu dari kita yang hilang. Allah sungguh gembira manakala dombanya yang tersesat dapat ditemukannya kembali. Pada ayat ke 5 mengungkapkan betapa bahagianya Allah oleh karena dombanya yang hilang telah ditemukannya kembali. Kita patut untuk bersikap seperti Allah memperlakukan dombanya, jika sesama kita sedang mengalami krisis iman dan berjalan di jalan yang sesat, kita perlu membantu sesama kita untuk kembali kepada Allah dan memperoleh sukacita dari Allah.” “Betapa besar kasih Allah kepada kita domba-dombanya sehingga kita selalu digiring oleh Allah untuk memperoleh kesempatan bertobat dan kembali kepada-Nya. Kasih Allah yang sungguh besar hendaknya mampu mendorong kita untuk menyadari diri bahwa kasih yang telah Allah berikan hendaknya dibagikan kepada semua orang. Kesadaran bahwa kita dicintai oleh Allah semoga
mampu menumbuhkan
semangat
sosial
untuk
mewujudkan keadilan, kesejahteraan, kemerdekaan batin bagi sesama kita terutama yang miskin dan membutuhkan sapaan kita.” 4) Membangun Niat - Pertanyaan Tuntunan Niat a)
Harapan-harapan apa yang muncul dari diri Bapak/Ibu dalam pendalaman iman malam ini?
b) Peserta diajak untuk mendoakan bersama seluruh harapan dan niat baik yang telah didiskusikan secara bersama-sama dalam doa umat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
5) Penutup & Snack - Doa Penutup “Dalam Nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Amin. Tuhan Yesus yang maha baik, terimakasih atas berkat-Mu dalam pertemuan kami malam ini. Engkau mengajarkan kami untuk memiliki sikap solidaritas kepada sesama kami, engkau menciptakan diri kami untuk saling melengkapi sehingga kami dapat saling memberi dan menerima dengan penuh cinta. Tuntunlah langkah kami untuk dapat mewujudkan dengan nyata dalam kehidupan kami. Berkatilah kami pula agar api semangat yang engkau berikan malam ini tak akan mudah padam karena kelemahan kami. Semua ini kami serahkan dengan perantaraan Kristus Tuhan Kami. Dalam Nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Amin.”
- Lagu Penutup Madah bakti No 777 (Salurkan Rahmat Kristus) Bait 1 Salurkan rahmat Kristus Tuhan, sampaikan cinta kasih Tuhan Bagi sesama yang kesepian, bagi yang lapar dan dahaga Tunjukkan jalan bagi yang sesat, hiburlah orang yang menderita Bait 2 Salurkan rahmat Kristus Tuhan, sampaikan cinta kasih Tuhan Bagi yang miskin, bagi yang sara, bagi yang sakit dan berduka Bangkitlah daya semangat karya, membangun dunia bagi sesama Bait 3 Salurkan rahmat Kristus Tuhan, sampaikan cinta kasih Tuhan Bagi yang malas, bagi yang lupa, bagi yang hampa putus asa Luruskan jalan bagi yang sesat, semakin nyata istana Bapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
b. Pertemuan 2 1) Pembukaan & Pengantar Tema - Sapa & Salam “Selamat Malam Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari yang terkasih di dalam Kristus. Kembali lagi kita berkumpul di tempat ini untuk melakukan katekese umat pada pertemuan yang kedua. Sungguh berbahagia saya dapat berjumpa kembali dengan umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan dan diberikan kesempatan untuk memberikan katekese umat dalam dua pertemuan. Dalam pertemuan terakhir ini marilah kita membuka hati kita dengan penuh kegembiraan dan memulai kegiatan kita dengan menyanyikan lagu pembukaan dalam teks lagu Madah Bakti No 167.”
- Lagu Pembukaan Madah Bakti No. 167 (Pujilah Tuhan) Bait 1 Pujilah Tuhan, hai umat beriman, mari bernyanyi dan mengucap syukur. Persembahkanlah di alar yang luhur, kurban pujian. Bait 2 Di ufuk langit surya sudah terbit, menghalau kabut dan gelap gulita, di lambangkannya Kristus Tuhan kita, yang telah bangkit. Bait 3 Kristuslah jalan serta kebenaran, marilah kita mengikuti Dia, hingga akhirnya jadi satu warga,di rumah Bapa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
- Doa Pembukaan “Dalam Nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Amin. Ya Yesus yang maha baik, kembali kami berkumpul ke hadirat-Mu untuk mengucap syukur serta merasakan berkat yang engkau berikan atas diri kami. Trimakasih Yesus engkau memberikan kami kesehatan dan waktu untuk dapat berkumpul sebagai murid-Mu dalam kesatuan umat-Mu. Kami anak-anak-Mu rindu akan kehadiran-Mu yang menenangkan jiwa dan raga kami. Hadirlah ditengahtengah kami, agar kami engkau selamatkan. Bantulah kami untuk mewujudkan harapan kami malam ini dalam membangun sikap melayani bagi anak-anak dan remaja agar mereka mampu menemukan kedewasaan iman mereka dengan cara yang tepat. Semua doa dan harapan kami panjatkan dengan perantaraan Kristus Tuhan kami. Dalam Nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Amin.”
- Pengantar Tema & Tujuan “Pada pertemuan kedua ini, kita mengangkat tema “Pendidikan bagi anak dan Remaja”. Kita memiliki harapan besar untuk dapat mendampingi anak-anak dan remaja dalam perkembangan imannya. Di zaman ini, cara-cara untuk memberi pendampingan bagi anak dan remaja mulai sulit untuk ditemukan. Anak-anak dan remaja kurang menikmati kegiatan yang bersifat formal seperti sifat dasar dalam dunia mereka yang aktif. Tujuan dari pertemuan kita malam ini, ingin mengajak kita untuk membangun sikap melayani khsuusnya bagi anak-anak dan remaja dan mencari cara dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
memberikan pendampingan bagi mereka sesuai dengan kebutuhan dan minat yang kontekstual bagi mereka.” “Marilah kita saksikan sebuah video Penyejuk Imani Katolik Indosar No. 97 dengan judul “Melayani Orang Muda dan Lansia”. Cermatilah bagianbagian dalam video yang sesuai dengan tema yang kita angkat pada malam hari ini, selamat menyaksikan.”
2) Menonton Video & Pendalaman Video - Pertanyaan Tuntunan a) Bagaimana perasaan bapak/Ibu setelah menyaksikan video “Melayani Orang Muda dan Lansia”? b) Bagian video apa yang menarik bagi anda? Mengapa? c) Pesan apa yang dapat anda temukan dari video “Melayani Orang Muda dan Lansia”?
3) Menggali Iman dalam Kitab Suci - Pertanyaan tuntunan Pendalaman Kitab Suci a) Adakah ayat Kitab Suci yang menarik menurut Bapak/Ibu terkait dengan diskusi kita pada malam hari ini?
b) Refleksikanlah pesan dan makna yang terkandung dalam ayat kitab suci tersebut!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
- Contoh Ayat Kitab Suci Markus 10:13- 16 13
Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. 14 Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. 15 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." 16 Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.
- Contoh Renungan Kitab Suci “Anak-anak dan remaja merupakan pribadi yang sedang bertumbuh dan berkembang dalam tubuh dan iman. Siapa yang akan meneruskan Kerajaan Allah di dunia? Mereka adalah anak-anak dan remaja.” “Marilah kita cermati ayat ke 13, dalam ayat tersebut menceritakan para orang-orang membawa anak-anak mendekati Yesus, namun para murid Yesus tidak senang mereka mendekati Yesus sehingga memarahi orang-orang itu. Yesus justru memberikan peringatan keras kepada para murid-Nya dan menyuruh mereka untuk membiarkan orang-orang itu mendekati-Nya. Pernahkah kita berbuat seperti yang dilakukan para murid Yesus saat itu? Menjauhkan anak-anak dan remaja untuk dekat pada-Nya? sebenarnya dengan menghalangi anak-anak dan remaja dalam perkembangan imannya menutup jalan kita masuk ke dalam Kerajaan Allah.” “Pada ayat ke 15 disebutkan “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya". Anak-anak dan remaja memiliki kekhasannya sendiri, jujur, apa adanya dalam mengimani Allah dan spontan tanpa syarat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Mereka memiliki cara-cara sendiri dalam mengungkapkan imannya. Apa yang dapat kita usahakan untuk mendorong anak-anak dan remaja untuk semakin dekat dengan Allah?, tentu dengan cara sesuai dengan kekhasan anak-anak dan remaja, dengan keistimewaan yang mereka miliki sesuai minat dan bakat yang mereka miliki.”
4) Membangun Niat a) Harapan-harapan apa yang muncul dari diri Bapak/Ibu dalam pendalaman iman malam ini? b) Peserta diajak untuk mendoakan bersama seluruh harapan dan niat baik yang telah didiskusikan secara bersama-sama dalam doa umat.
5) Penutup & Snack - Doa Penutup “Dalam Nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Amin. Ya Yesus yang baik, Terimakasih atas berkat-Mu sepanjang hari ini sehingga kami dapat merasakan kasih-Mu melalui perjalanan hidup serta rejeki yang engkau berikan. Melalui pertemuan ini, kami diajak untuk membangun sikap melayani khususnya bagi anak-anak dan remaja yang berada disekitar kami. Mereka sungguh memerlukan bimbingan dan perhatian besar karena merekalah penerus Kerajaan-Mu kelak. Mampukanlah kami ya Yesus agar kami dapat membangun
suasana
yang
semakin
mendorong
mereka
menemukan
kedewasaan imannya. Semua doa dan harapan ini kami haturkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
perantaraan Kristus Tuhan Kami. Dalam Nama Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Amin.”
- Lagu Penutup Madah Bakti 463 (Yesus Mengutus) Bait 1 Yesus mengutus murid-Nya pergi berdua-dua Masuk-keluar kota, menjelajah semua desa Bawa kabar gembira, bagi yang miskin papa Di tangan Sang pencipta, semua kan dapat berkah Reff: Kembali kita pulang, bekerja di ladang Tuhan, menaburkan yang baik di dalam hati orang, menaburkan yang baik, di dalam hati orang. Bait 2 Madah-kan lagu syukurmu, Tuhan di tengah kita Apa yang kau takuti, Tuhanlah penguat kita. Angkat, pujilah nama-Nya, kitalah pusaka-Nya Ditangan-Nya hiburan dan keselamatan kita
5. Panduan Evaluator Progam Katekese Umat Penulis memberikan pedoman bagi evaluator untuk membantu dalam pelaksanaan tugasnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh petugas evaluator di antaranya: a. Petugas evaluator adalah seorang yang ditunjuk untuk mengamati jalannya progam dan memberikan penilaian serta pendapat berkaitan dengan pertanggung jawaban progam yang dilaksanakan. b. Evaluator perlu mengetahui secara mendalam mengenai progam yang telah disusun sehingga mampu mengontrol jalannya pelaksanaan progam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
c. Penilaian yang dilakukan oleh evaluator berkaitan dengan situasi yang terbangun dalam progam, ketersampaian tema dan tujuan sesuai dengan progam, kemampuan pembawa progam, hasil dari progam yang dilaksanakan. Berikut ini indikator penilaian bagi evaluator terhadap progam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta: a. Persiapan Sarana & Materi sebelum Pelaksanaan Progam b. Sikap dan penyampaian materi oleh pemimpin katekese umat c. Situasi dan kondisi peserta dalam proses katekese umat d. Ketersampaian tema dan tujuan dalam pertemuan katekese umat e. Terfasilitasinya komunikasi iman di tengah umat f. Catatan khusus dan pesan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV PELAKSANAAN, EVALUASI DAN PENELITIAN PROGAM KATEKESE UMAT DENGAN MEMANFAATKAN VIDEO SIARAN PENYEJUK IMANI KATOLIK INDOSIAR SEBAGAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN PAROKI SANTO ALBERTUS AGUNG JETIS YOGYAKARTA
A. Pelaksanaan Progam Katekese Umat dengan Memanfaatkan Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai Media Audio-Visual di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta dan Evaluasi Proses Katekese Umat 1. Laporan Pelaksanaan Progam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta Pelaksanaan progam katekese umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan dilakukan dalam dua pertemuan dengan tema yang berbeda. Laporan pelaksanaan disusun oleh penulis dengan mengemukakan terlebih dahulu hasil dari pertemuan yang terjadi meliputi kenyataan proses, suasana yang terbangun, keterlibatan yang terjadi, serta hal-hal tak terduga, dan hasil evaluasi progam yang terlaksana oleh petugas evaluator. a. Pertemuan Pertama: “Membangun Solidaritas Terhadap Sesama” Pelaksanaan progam katekese umat yang pertama telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 09 Juli 2016 bersama dengan umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan pukul setengah lima sore (16.30) sampai dengan pukul setengah tujuh malam (18.30) waktu Indonesia Barat dan dilanjutkan dengan makan
bersama
yang
bertempat
di
kediaman
Ibu
Dwisanto.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan menyambut positif kehadiran peneliti untuk mengisi katekese umat dalam rangka penelitian tugas akhir studi. Persiapan telah peneliti lakukan sebelum pelaksanaan bersama dengan para pengurus lingkungan sehingga proses teknis pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Peneliti bersyukur karena banyak umat yang hadir dalam kegiatan ini, sehingga peneliti merasa diterima dan merasakan sikap keterbukaan yang ditunjukkan oleh umat untuk berproses bersama. Pelaksanaan kegiatan katekese umat mengalami perubahan berdasarkan perencanaan yang dibuat. Perbedaan terjadi pada waktu pelaksanaan yang dilangsungkan pada sore hari, sedangkan pada satuan persiapan direncanakan pada malam hari. Pelaksanaan dilakukan atas persetujuan pengurus lingkungan dan umat, sehingga peneliti melakukan beberapa penyesuaian dan tetap melaksanakan kegiatan tanpa mengurangi maksud dan tujuan yang hendak dicapai. Jumlah umat yang hadir di pertemuan pertama progam katekese umat, yaitu dua puluh enam (26) umat. Peneliti mempersiapkan beberapa sarana yang dibutuhkan untuk mendukung jalannya kegiatan di antaranya televisi layar datar yang digunakan untuk memutar video siaran Penyejuk Imani Katolik, tata letak tikar untuk duduk umat, teks lagu, dan pengarahan bagi evaluator pelaksanaan progam katekese umat. Komunikasi yang baik terhadap pengurus lingkungan maupun pemilik rumah tempat dilaksanakannya kegiatan dirasa mampu membantu jalannya proses kegiatan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Berdasarkan hasil evaluasi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
petugas evaluator, sarana telah dipersiapkan dengan baik oleh peneliti serta materi mampu untuk dikuasai, sehingga menandakan bahwa persiapan yang dilakukan oleh peneliti cukup baik. Keseluruhan acara dapat berjalan sesuai rencana berkat perencanaan yang matang. Mengawali proses katekese umat, peneliti mengalami perasaan gelisah dan gugup karena umat yang dihadapi sebagian besar adalah orang tua dan lansia. Peneliti tidak mengenal banyak umat, sehingga membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan mengenal karakter umat. Peneliti mencoba menyapa mereka dan menjelaskan maksud dan tujuan dari proses katekese umat yang akan berlangsung. Meskipun peneliti merasakan hal-hal tersebut, petugas evaluator justru mengungkapkan bahwa sikap yang ditunjukkan peneliti sangat tenang dan menguasai keadaan serta ramah terhadap umat. Materi yang disampaikan sesuai dengan tahapan yang direncanakan. Peneliti juga dianggap mampu untuk melihat dan menghayati materi dengan baik, sehingga umat terlihat antusias mengikuti proses katekese umat. Proses katekese umat diawali dengan doa pembukaan dan pengantar singkat berkaitan dengan tema dan tujuan kegiatan. Setelah memberikan pengantar, umat diajak untuk menyaksikan video Penyejuk Imani Katolik No 88 dengan judul “Membangun Semangat Sosial”. Umat tampak memperhatikan dengan baik tayangan itu, seketika umat mengungkapkan ekspresi muka seperti tersenyum, tertawa, kagum dan komentar-komentar lisan terkait dengan suasana yang terbangun dalam alur cerita yang disuguhkan. Berdasarkan hasil evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
dari petugas evaluator, situasi dan kondisi peserta terlihat antusias serta kebersamaan terasa hangat satu dengan yang lain. Situasi dan kondisi semacam ini sangatlah mendukung untuk melaksanakan proses katekese umat. Setelah menyaksikan video Penyejuk Imani Katolik Indosiar No 88, umat diajak untuk mendalami video dengan tuntunan beberapa pertanyaan lisan yang diutarakan kepada umat. Beberapa pertanyaan yang diberikan terkait dengan perasaan yang muncul ketika menyaksikan video serta bagian-bagian video yang menarik hati umat. Jawaban yang dikemukan umat sangat bervariasi seturut dengan pendapat masing-masing, namun keberagaman ungkapan umat semakin memperkaya pengalaman umat dengan didukung video PIK No 88. Pendapat salah seorang umat yaitu ibu Dwisanto mengenai bagian yang menarik dalam video muncul pada bagian liputan kegiatan sosial yang ditunjukkan oleh Rm. Carolus OMI. Ibu Dwisanto merasa tersentuh karena beliau begitu peduli terhadap alam sekitar, sehingga mampu melakukan berbagai tindakan nyata seperti membangun bendungan, menanam 1000 pohon, dan lain sebagainya. Salah seorang umat menyampaikan bahwa tidak mampu untuk mendengar dan melihat dengan jelas karena masalah kesehatan, sehingga beliau menunjukkan keterlibatannya hanya dengan hadir dan hal ini menjadi tantangan bagi peneliti untuk dapat memberi semangat kepada salah seorang umat yang mengalami keterbatasan. Hal lain yang diungkapkan peserta mengenai kegelisahan akan kebaikan yang ditunjukkan oleh Romo Carolus yang tidak lain adalah orang asing yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
bukan berasal dari negeri Indonesia justru memiliki kepedulian yang besar terhadap bangsa ini. Keprihatinan yang ditunjukkan oleh beliau menuntunnya untuk melakukan sesuatu yang bermakna. Beliau seakan ikut merasakan penderitaan yang terjadi di tengah masyarakat Cilacap yang ditunjukkan dalam tayangan di antaranya banjir, sulitnya air bersih untuk hidup sehari-hari, dan lain sebagainya. Ungkapan lain ditunjukkan oleh ibu Erni yang mengatakan tertarik pada bagian video seorang bapak memukul batu untuk membangun jalan pada liputan kegiatan sosial yang dilakukan Romo Carolus OMI di Cilacap. Ibu tersebut merasa sedih dan merasakan kepedihan karena banyak orang yang masih hidup dalam kesusahan dengan memikul beban berat serta pekerjaan yang kasar. Mengingat keadaan yang terjadi di negeri ini terutama permasalahan korupsi yang semakin merajalela membuat hati ibu tersebut semakin pedih karena ketidakadilan yang terjadi. Pendapat selanjutnya diungkapkan juga oleh ibu Ninik yang tertarik dengan bagian video mengenai Live In para siswa-siswi SMA. Tayangan itu memunculkan pendapat dari beliau bahwa kegiatan semacam itu sangat berguna untuk mendidik kita semakin mampu berbaur, mengolah solidaritas terhadap sesama, tidak mudah putus asa, dan teguh. Hal-hal semacam ini sangat menarik untuk kita membangun solidaritas yaitu peduli terhadap sesama yang miskin seperti yang tergambar dalam liputan kehidupan para masyarakat yang tinggal di sebuah dusun terpencil. Umat sungguh-sungguh serius dalam menanggapi setiap proses katekese. Mereka memunculkan banyak nilai-nilai dalam hidup sehari-hari melalui pengalaman hidup sehingga muncul harapan untuk melakukan perubahan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
memperbaiki diri, dan mengembangkan hal-hal yang berkaitan dengan solidaritas seperti di lingkungan masyarakat, hubungan antar sesama, dan berbagai keterlibatan Gereja. Umat kemudian diajak untuk meneguhkan sharing bersama mengenai pengalaman hidup dan pendalaman nilai-nilai hidup yang didukung video PIK No 88 dengan kekayaan iman kristiani yaitu kitab suci. Umat diajak untuk merenungkan makna dari sharing yang dibingkai dalam tema “Membangun Solidaritas terhadap Sesama” dengan mengingat ayat-ayat di dalam kitab suci. Ayat-ayat yang muncul dari umat berkaitan dengan sharing mengenai nilai-nilai hidup. Ibu Santo mengungkapkan seruan Amsal 1:7 “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”. Beliau mengatakan bahwa ayat ini dianggap mengena karena ketika kita takut akan Allah, maka akan ada penguasaan diri, sehingga setiap orang dihindarkan oleh perbuatan tercela yang dapat merugikan orang lain. Injil Lukas 15:3-7 “Perumpamaan tentang domba yang hilang” yang muncul dalam koleksi video PIK 88 direfleksikan oleh ibu Ninik Sugianti. Beliau kembali mengingat akan perbuatan yang dilakukan oleh Romo Carolus OMI yang telah membangun jalan-jalan dan jembatan serta mendampingi para masyarakat untuk ikut terlibat dalam kegiatan sosial. Perbuatan ini mengingatkan kita mengenai sikap gembala yang selalu melindungi domba-dombanya. Sang gembala tidak membiarkan dombadombanya hilang dan melakukan bermacam cara agar domba yang dikasihi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
kembali. Sikap gembala dapat diibaratkan sebagai Romo Carolus OMI yang senantiasa terlibat untuk menggembalakan domba-dombanya agar tetap berada bersama dengannya membangun hidup yang sejahtera, berusaha untuk memperjuangkan kesejahteraan masyarakat dengan ikut melibatkan masyarakat secara nyata dan tidak membiarkan mereka untuk menderita dalam keterbatasan dan kemiskinan. Peserta diajak untuk merumuskan niat yang muncul ketika diingatkan kembali akan pengalaman hidup serta beberapa ayat kitab suci yang muncul dalam sharing dan refleksi iman. Kemudian secara bersama-sama peserta diajak untuk mendoakan doa umat dengan ditutup doa “Bapa Kami”. Kesan yang menarik ketika mengisi katekese umat yaitu ungkapan yang muncul dari salah satu umat untuk berbicara dari hati ke hati dengan peneliti. Beliau merasa malu jika harus mengungkapkan sharing di depan umum bersama banyak orang, sehingga memohon sedikit waktu untuk dapat bertukar pengalaman dan memohon solusi kepada peneliti. Peneliti merasa bahwa katekese umat ini sungguh dapat menyentuh hati setiap pribadi sehingga dapat membantu umat semakin mendalami. Sikap yang peneliti lakukan adalah mendengarkan salah satu umat tersebut dengan penuh keterbukaan. Suasana kekeluargaan sungguh terasa justru ketika proses katekese umat telah usai, umat sangat dekat dan saling menyapa satu dengan yang lain. Ada kegiatan yang dirancang oleh umat berkaitan dengan solidaritas terhadap sesama yaitu merencanakan untuk menjenguk salah seorang umat yang sedang sakit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Pengalaman mengisi katekese umat sangat berkesan bagi peneliti. Kesempatan tersebut sungguh bermanfaat dalam proses belajar peneliti untuk menjadi seorang katekis yang harus siap dalam segala kemungkinan dan memiliki kemampuan lebih dalam pengetahuan. Peneliti terdorong untuk semakin meningkatkan kemampuan diri. Dinamika yang tercipta antara peneliti dengan umat di lingkungan dapat menyentuh hati peneliti, sehingga muncul perasaan syukur dan kepuasan batin tersendiri bagi peneliti. Tema dan tujuan dari pertemuan pertama dirasa telah tersampaikan dengan baik kepada umat yang hadir berdasarkan pengamatan dari evaluator. Progam
katekese
umat
juga
dirasa
mampu
membantu
umat
untuk
mengembangkan dan memfasilitasi komunikasi iman di tengah umat. Umat terlihat puas dengan pertemuan yang diadakan oleh peneliti. Kesempatan menyaksikan video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar terasa menarik dan mampu membantu mereka untuk mengembangkan iman. Beberapa catatan khusus dan pesan di antaranya penyampaian materi yang dibawakan oleh peneliti dapat semakin dikembangkan dengan bahasa-bahasa yang sederhana dan mudah diterima oleh umat sesuai dengan kehidupan seharihari. Katekese dengan menggunakan video atau film sangatlah menarik untuk digunakan. Umat mengungkapkan ketertarikannya pada proses katekese umat dengan memanfaatkan media tersebut karena memudahkan mereka untuk memaknai pengalaman hidup serta proses mengamati bagian video merupakan langkah yang menyenangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
b. Pertemuan Kedua: “Pendidikan bagi Anak dan Remaja” Pelaksanaan progam katekese umat yang kedua telah dilaksanakan pada hari Selasa, 09 Agustus 2016 bersama dengan umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan pukul setengah lima sore (16.30) sampai dengan pukul setengah tujuh malam (18.30) waktu Indonesia Barat. Kegiatan dilaksanakan di Balai Dusun Cokrodiningratan Yogyakarta dengan dihadiri oleh dua puluh tujuh (27) peserta. Sebagai
pemimpin
katekese
umat,
peneliti
merasa
memeroleh
pengalaman yang sungguh luar biasa untuk membawakan sebuah proses katekese seperti kesempatan pertama. Hal yang berbeda dari pelaksanaan kedua ini adalah kesiapan mental dan materi yang peneliti bawakan. Peneliti mulai dapat percaya diri untuk membawakan materi kepada umat. Peneliti dapat belajar dari kekurangan yang terjadi di kesempatan yang pertama untuk diperbaiki pada pelaksanaan progam yang kedua. Berdasarkan hasil evaluasi dari petugas evaluator, sikap pemimpin terlihat tenang dan lebih siap dalam membawakan materi serta selalu ramah memberikan senyuman kepada para umat. Sarana yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu LCD-Proyektor, speaker, laptop, wireles, serta pengeras suara. Pemanfaatan media audio-visual berupa materi video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar dapat diterapkan secara baik sesuai dengan harapan. Persiapan sebelum pelaksanaan sangat dibutuhkan untuk menghindarkan kemungkinan hal-hal tak terduga yang terjadi selama proses berlangsung. Menurut petugas evaluator sarana dan materi telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
dipersiapkan dengan baik oleh peneliti. Koordinasi dengan ketua lingkungan mengenai sarana yang digunakan telah dipersiapkan dengan baik. Proses katekese yang berlangsung tidak diawali dengan nyanyian seperti yang direncanakan, tetapi langsung dibuka dengan doa pembukaan. Pemimpin katekese mengantar umat untuk memahami maksud dan tujuan yang hendak dicapai dalam pertemuan ini dengan menghubungkan hal-hal sederhana yang terjadi di sekitar kehidupan umat dan menangkap peristiwa yang sedang hangat diperbincangkan dan mengajak umat untuk tanya jawab secara sederhana. Situasi dan kondisi umat dalam keadaan siap dan antusias untuk mengikuti kegiatan, sikap saling menghargai dan kekeluargaan sungguh terasa di antara mereka. Setelah umat mendapat pengantar singkat, pemimpin mengajak umat untuk menyaksikan tayangan video Penyejuk Imani Katolik koleksi nomer 97 berjudul “Melayani Orang Muda dan Lansia” serta memberi arahan untuk memberikan perhatian pada bagian video yang dianggap menarik, menggetarkan hati, memunculkan kerinduan, mengingatkan umat pada pengalaman pribadi, dan nilai-nilai yang terkandung. Umat memerhatikan dengan sungguh-sungguh tayangan tersebut dan memberikan respons yang beragam melalui sharing bersama. Sharing justru muncul berhubungan dengan pergulatan hidup umat sendiri akan imannya. Seorang umat mengajukan pernyataan bahwa ia sulit untuk membangun hidup rohani yang baik, meskipun telah dewasa. Kemudian ia mengajukan pertanyaan kepada pemimpin akan solusi untuk dapat membantu ia dalam perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
hidupnya. Pemimpin menghantar seluruh umat untuk memerhatikan pertanyaan yang diajukan oleh salah satu umat tersebut dan menanyakan kepada mereka untuk memberikan solusi berdasarkan pengalaman hidup masing-masing ketika menghadapi kekeringan dalam hidup rohani dan beranjak bangkit untuk berubah. Umat aktif untuk menjawab solusi yang dapat dilakukan jika mengalami kekeringan hidup rohani, sehingga komunikasi umat sungguh tercipta dari proses sharing ini. Setelah menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan umat dan mencoba mengolah bersama dengan sesama umat beriman, umat diajak untuk mendalami pengalaman tersebut dalam terang sabda Tuhan dengan salah satu bacaaan dari injil Markus 10: 13-16. Umat diajak menemukan sendiri makna dan hubungan yang ada dari injil tersebut dengan pergulatan hidup umat sendiri. Pemimpin katekese memberikan kesimpulan dari jawaban umat. Seluruh proses katekese umat ditutup dengan doa umat bersama dengan memberikan waktu bagi mereka berdoa secara bergilir dalam waktu yang terbuka dan ditutup doa bapa kami. Proses katekese umat selesai dilaksanakan dan dilanjutkan snack bersama serta pengumuman lingkungan. Tema dan tujuan pertemuan katekese umat dirasa telah tersampaikan dengan baik berdasarkan hasil pengamatan evaluator terlihat dari antusias dan sharing umat yang sangat mendalam tentang tema dan arah dari tujuan pertemuan. Progam katekese dalam pertemuan kedua ini mampu memfasilitasi komunikasi iman di tengah umat. Katekese semacam ini merupakan hal yang menarik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
mampu membuat umat tersentuh untuk berproses dalam pendewasaan imannya dan membawa penyegaran pada umat, sehingga tidak bosan dengan katekese biasa yang dianggap monoton dan kurang menarik. Catatan khusus dan pesan yang diungkapkan oleh petugas evaluator atas proses katekese umat yang terjadi pada pertemuan kedua lebih kepada tempat dan situasi pelaksanaan yang terjadi di balai dusun. Bersamaan dengan kegiatan katekese umat dilaksanakan berdekatan dengan kegiatan lomba-lomba dalam memperingati kemerdekaan Indonesia, sehingga suasana terasa bising dan mengganggu konsentrasi. Meskipun terjadi hambatan dari luar, umat tetap memberikan perhatian yang positif. Sarana wireless membantu peneliti sebagai pemimpin katekese untuk berbicara dengan jelas.
2. Hasil Wawancara dengan Narasumber terkait dengan Evaluasi Progam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta Evaluasi pelaksanaan progam Katekese Umat dilakukan dalam bentuk wawancara terhadap beberapa tokoh-tokoh umat. Wawancara ini dimaksudkan agar dapat memberikan evaluasi secara lebih mendalam, lengkap, dan jelas terkait dengan fokus-fokus penelitian yang ingin dibuktikan. Berikut ini evaluasi progam katekese umat dari hasil wawancara dengan narasumber yaitu: Narasumber: (1) Christina Enny Purwanti; (2) Ibu Dwisanto P: Ketika menyaksikan video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar, apakah Bapak/Ibu menemukan nilai-nilai hidup atau nilai-nilai injil (misalnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
kebahagiaan dari Allah, kedamaian/anti kekerasan, kemuliaan Allah, cinta sesama, ketaatan, dan cinta Tuhan pada orang miskin)?
N(1): Ya, memang yang ditayangkan dari video betul-betul mengungkapkan jiwa sosial misalnya pepatah umum seperti toleransi dan solidaritas terhadap sesama seumpama ada bencana. Seperti romo yang memerhatikan orang-orang kecil, membuat waduk dan lahan pertanian, segala bentuk tindakan yang merasakan adalah orang-orang kecil. Para siswa Marsudirini yang hidup dan tinggal di kediaman
penduduk
desa
juga
diajak
untuk
merasakan
keprihatinan,
kesederhanaan dan belajar peduli terhadap orang miskin. N(2): Iya, seperti Romo Carolus yang melakukan banyak kegiatan penghijauan dan pembangunan dilakukan untuk sesama dan sekitarnya. Siswa-siswi di Marsudirini juga diajak untuk memahami keprihatinan sesama. P: Bagaimana sikap Bapak/Ibu ketika mengikuti Katekese Umat? Apa bentuk keterlibatan yang anda tunjukkan?
N(1): Bentuk keterlibatan yang mungkin saya lakukan dengan ikut bersharing, lebih dari pada itu memberi contoh kepada anak ketika di kehidupan nyata mengenai nilai-nilai hidup yang didapatkan. N(2): Saya orang yang banyak bicara sehingga maunya ikut terlibat dan menanggapi segala yang terjadi dalam proses katekese.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
P: Menurut Bapak/Ibu, apakah Katekese Umat itu? N(1): Mengungkapkan pengalaman masing-masing, keterlibatan umat untuk mengungkapkan pengalaman pribadi, menambah pengalaman pribadi, dapat memancing umat yang datang agar semakin mewarnai katekese untuk semua misalnya uneg-uneg yang dipendam kemudian dikupas. N(2): Katekese umat bagi saya penambahan pengetahuan, penambahan penghayatan dalam melaksanakan aturan Tuhan Yesus P: Menurut pendapat Bapak/Ibu, apakah katekese umat perlu dilakukan secara rutin? Mengapa?
N(1): Saya menyoroti mengenai emban babtis kurang memberi bimbingan jadi kadang jika orangtua kurang memberi semangat untuk kegiatan rohani membuat anak jadi tidak aktif di gereja, saya rasa katekese umat bagus untuk dilakukan memberi banyak pengetahuan, jadi lebih tahu, mau bicara dan berani, umat jadi saling mengenal dan saling mengerti. Bantuan panduan untuk melakukan proses katekese dapat memudahkan peserta sehingga ada bahan yang bagus dan jelas. N(2): Sebetulnya iya karena kita perlu berkembang entah dengan pendalaman iman bersama, kelompok, maupun secara pribadi mungkin dengan membaca kitab suci atau majalah gereja. Saya sebetulnya berharap teman-teman tidak cukup hanya ke gereja tetapi juga melakukan macam-macam pendalaman semacam ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
P: Apakah materi Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar mampu mendukung Katekese Umat?
N(1): Sangat mendukung karena ada banyak contoh-contoh sehingga cocok untuk anak-anak muda. N(2): Membantu sekali karena kadang jika hanya mendengarkan masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Kalau disertai video, sharing, pendalaman kita dapat meresapkan iman meskipun mungkin jauh dalam pelaksanaan yang penting ada keinginan membangun. Meskipun baru harapan atau keinginan, kita menjadi terbantu untuk mendalami dan mencoba meresapkan dan mencoba melaksanakan meskipun sedikit-sedikit. P: Apa yang perlu ditingkatkan dalam penggunaan materi video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar dalam proses Katekese Umat?
N(1): Sudah baik dan menarik N(2): Karena waktu yang terbatas jadi orang-orang gelisah, jadi butuh waktu yang panjang. Video sudah cukup baik, yang perlu ditingkatkan bagaimana memancing peserta untuk menanggapi apa yang telah ditayangkan misalnya dengan ilustrasi sedikit. Umat cenderung pasif sehingga perlu dipancing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
B. Penelitian tentang Manfaat Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai Media Audio-Visual dalam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta Untuk mengetahui seberapa besar manfaat Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai Media Audio-Visual dalam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta, perlu dilakukan penelitian dengan beberapa tahapan di antaranya perencanaan progam katekese umat, pelaksanaan progam katekese umat, persiapan penelitian, serta pelaksanaan penelitian di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta. Berikut ini beberapa pembahasan mengenai pokok-pokok yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan sebelum melaksanakan penelitian di antaranya:
1. Persiapan Penelitian a. Permasalahan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang diangkat, berikut ini dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1) Apa yang dimaksud dengan media audio-visual? 2) Materi apa yang termuat dalam video siaran Penyejuk Imani Katolik di Indosiar? 3) Apa yang dimaksud dengan katekese umat?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
4) Sejauh mana manfaat video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta? 5) Apa yang perlu diusahakan agar materi video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar semakin bermanfaat sebagai media audio-visual dalam katekese umat?
b. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Pemahaman umat tentang media audio-visual. 2) Pemahaman umat tentang arti dan seluk beluk materi video siaran Penyejuk Iman Katolik di Indosiar. 3) Pemahaman umat tentang arti katekese umat. 4) Pemahaman dan pengalaman umat tentang manfaat video siaran Penyejuk Imani Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta. 5) Usaha yang perlu dilakukan agar materi video siaran Penyejuk Imani Indosiar semakin bermanfaat sebagai media audio-visual dalam katekese umat.
c. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif yang dipadukan untuk saling melengkapi. Teknik pengumpulan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
yang akan diusahakan untuk melaksanakan penelitian di antaranya wawancara, angket (kuesioner), dan observasi.
d. Tempat & Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis, Yogyakarta dan dilaksanakan pada 09 Agustus 2016.
e. Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis, Yogyakarta yang telah mengikuti progam katekese umat dengan didukung video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio visual, sesuai dengan rancangan peneliti.
f. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada tahap awal adalah observasi dengan melibatkan orang yang memiliki peran dalam kehidupan yang ada di lingkungan orang-orang yang diamati. Kemudian peneliti mengadakan wawancara dengan beberapa pihak yang dianggap mampu dan dapat dipercaya untuk memberikan informasi secara lebih mendalam dan terperinci sesuai tujuan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner yaitu suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu yang diberikan kepada sekelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data. Penggunaan kuisioner diharapkan mampu mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan penelitian dan reliabilitas serta validitas yang tinggi dalam waktu yang relatif pendek dan dengan biaya yang rendah (Muri, 2014: 199).
g. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan upaya berlanjut, berulang, dan sistematis yaitu pada saat pengumpulan data dan setelah data terkumpul (Zainal, 2012:171). Analisis data dilakukan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian berupa temuan penelitian melalui proses pengumpulan data. Dalam survai dan wawancara dilakukan analisis data kualitatif hasil temuan,
sehingga
dapat
menyusun
sajian
secara
sistematis
guna
menginterprestasikan dan menarik kesimpulan. Analisis data dengan kuisioner dilakukan ketika responden telah mengisi jawaban atas pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab oleh responden.
h. Variabel Penelitian Variabel memiliki kedudukan yang penting di dalam kerangka penelitian yang digunakan (Muri, 2014:103). Variabel merupakan suatu fenomena yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
bervariasi atau suatu faktor yang jika diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi (Zainal, 2012:185).
1) Variabel Berkaitan dengan judul skripsi yang diambil, penulis mengelompokkan variabel yang tercangkup dalam penelitian dalam tabel kisi-kisi berikut ini:
Tabel 5. Kisi-kisi Penelitian No 1 2 3
Variabel Media Audio-Visual Materi Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar Katekese umat
No Item
Nomor Butir
K.Terbuka K.Terbuka K.Terbuka
1,2,3,4,5,6 7,8,9,10
11,12,13,14, 15,16,17,18,19 ,20 Total Jumlah Butir
Jumlah Butir 6 4 10
20 Butir
2) Penyusunan Kisi-kisi Kisi-kisi kuesioner ini dibuat dalam bentuk pernyataan, masing-masing jawaban disediakan alternatif jawaban yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Tabel 6. Kuesioner Penelitian Manfaat Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual dalam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta
Variabel
Aspek Penilaian
Sub Variabel
Pernyataan Kuisioner
1.Media
Pengetahuan
Media adalah sarana yang digunakan untuk menyebarkan informasi
Audio
tentang media
kepada khalayak umum.
Visual
audio-visual
SS
Yang termasuk media di antaranya radio, televisi, film, video, koran, majalah, dll. Media
Audio-Visual
merupakan
kemajuan
teknologi
S
RR
No
TS
Item
1
2
yang
menggabungkan suara dan gambar yang membantu imajinasi tak
3
terbatas dari manusia. Video siaran Penyejuk Imani Katolik (PIK) Indosiar merupakan salah satu contoh media audio-visual. Penggunaan
Media Audio-Visual mampu memberikan hiburan terhadap diri
media audio-
sendiri, melepas kebosanan, mendukung kontak sosial, dan
visual
4
5
sebagainya. Penggunaan media audio-visual seperti video siaran (PIK) Indosiar dapat mendukung proses Katekese Umat di lingkungan
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Variabel
Sub Variabel
Pernyataan Kuisioner
Pengetahuan
Siaran PIK yang ditayangkan oleh stasiun TV Indosiar pada hari
Video
tentang materi
minggu pukul 04.30 WIB merupakan sajian yang menarik karena
Siaran
Video Siaran
menampilkan cerita, nyanyian, kuis, talk show, dokumenter, dll.
2. Materi
Penyejuk Imani Katolik
Penyejuk Imani Katolik (PIK) Indosiar
Indosiar
Siaran PIK Indosiar merupakan tayangan televisi yang mewartakan nilai-nilai religius.
Aspek Penilaian SS
S
RR
No
TS
Item
7
8
Siaran PIK tidak hanya berfokus pada ajaran dan tradisi Gereja Katolik saja melainkan juga menyajikan berbagai nilai-nilai hidup
9
sehari-hari. Manfaat video
Ketika menyaksikan video siaran PIK Indosiar, saya menemukan
siaran Penyejuk
nilai-nilai injil yang terkandung di antaranya: kebahagiaan yang
Imani Katolik
bersumber dari Allah, kedamaian/anti kekerasan, kemuliaan Allah,
(PIK) Indosiar
cinta sesama, ketaatan, dan cinta Tuhan pada orang miskin.
3. Katekese
Pemahaman
Katekese umat adalah proses komunikasi iman yang membantu
Umat
tentang katekese
umat untuk meresapi pengalaman hidup dalam terang sabda,
umat
mengukuhkan hidup kristiani umat, serta mendorong untuk bertobat.
10
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Sub Variabel
Pernyataan Kuisioner
Pengalaman
Katekese umat membantu saya untuk bertukar pengalaman hidup,
mengikuti
merefleksikan iman, mengarahkan tindakan iman bersama dengan
katekese umat
Aspek Penilaian SS
S
RR
No
TS
Item
12
sesama umat beriman Setelah mengikut proses katekese umat saya semakin meresapi arti pengalaman hidup sehari-hari, semakin menyadari kehadiran Allah, didorong untuk mengamalkan cinta kasih, makin menjemaat, siap
13
menjalankan tugas Gereja, dan dikukuhkan dalam iman Kristiani.
Setelah mengikuti proses katekese umat, ada perubahan positifSdi dalam hidup saya yang mengarah pada pertobatan
14
Saya semakin terbantu untuk menggali kekayaan Kitab Suci melalui kegiatan Katekese Umat
Ketika mengikuti katekese umat, saya ikut aktif terlibat seperti sharing, menjawab pertanyaan, berefleksi, menyanyi, dan bertanya.
15
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Sub Variabel
Pernyataan Kuisioner
Upaya
Katekese umat perlu diprogamkan secara rutin sebagai bentuk
peningkatan
komunikasi iman agar umat dapat meresapi pengalaman hidup
penggunaan
sehari-hari.
materi video PIK
Katekese umat perlu dikemas secara menarik dan bervariasi dengan
Indosiar untuk
tema-tema materi video PIK Indosiar yang relevan dengan
katekese umat
kebutuhan hidup beriman.
Aspek Penilaian SS
S
RR
No
TS
Item
17
18
Materi video PIK Indosiar dapat membantu proses katekese sesuai dengan pergulatan iman umat.
19
Materi Video Siaran PIK Indosiar sebaiknya sudah disimak terlebih dahulu dalam kesempatan khusus sebelum pertemuan katekese umat dilaksanakan.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
2. Laporan Hasil Penelitian tentang Manfaat Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai Media Audio-Visual dalam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta
a. Laporan Kuesioner Kuesioner yang telah dibagikan kepada umat pada tanggal 09 Agustus 2016 di Lingkungan Santo Ignatius Cokrodiningratan merupakan serangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik penelitian yang diangkat oleh penulis. Kuesioner tersebut diisi oleh umat sesuai dengan pendapat dan pengalamannya dan data tersebut dihimpun oleh penulis untuk membuktikan seberapa besar presentase penilaian atas pertanyaan yang dibuat. Berikut ini laporan hasil kuesioner tersebut.
1) Pengetahuan dan Peranan Media Audio-Visual Pada bagian ini akan dipaparkan pemahaman umat mengenai media audio visual dengan sub variabel yaitu pengetahuan tentang media audio-visual dan penggunaan media audio-visual.
Tabel 7. Pengetahuan dan Peranan Media Audio-Visual (N = 27) No Item (1) 1
Pernyataan (2) Media adalah sarana yang digunakan untuk menyebarkan informasi kepada khalayak umum.
Jawaban = Persen % SS S RR TS (3) (4) (5) (6) 14 13 = = 52% 48%
Jumlah Umat (7) 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
2
3
4
5
6
Yang termasuk media di antaranya radio, televisi, film, video, koran, majalah, dll Media audio-visual merupakan kemajuan teknologi yang menggabungkan suara dan gambar yang membantu imajinasi tak terbatas dari manusia. Video siaran Penyejuk Imani Katolik (PIK) Indosiar merupakan salah satu contoh media audio-visual Media audio-visual mampu memberikan hiburan terhadap diri sendiri, melepas kebosanan, mendukung kontak sosial, dan sebagainya. Penggunaan media audiovisual seperti video siaran (PIK) Indosiar dapat mendukung proses katekese umat di lingkungan.
12 = 44% 15 = 55%
14 = 52% 11 = 41%
1 = 4% -
-
27
1 = 4%
27
16 = 59%
11 = 41%
-
-
27
18 = 67%
8 = 29%
1 = 4%
-
27
19 = 70%
7 = 26%
1 = 4%
-
27
Sehubungan dengan pernyataan pada item soal nomor 1 mengenai media adalah sarana yang digunakan untuk menyebarkan informasi kepada khalayak umum, sebanyak 14 umat (52%) menjawab sangat setuju dan 13 umat (48%) menjawab setuju. Pada pernyataan item soal nomor 2, yang termasuk media di antaranya radio, televisi, film, video, koran, majalah, dll., sebanyak 12 umat (44%) menjawab sangat setuju, 14 umat (52%) menjawab setuju, dan 1 umat (4%) menjawab ragu-ragu. Menyangkut pernyataan item soal nomor 3 bahwa media audio-visual merupakan kemajuan teknologi yang menggabungkan suara dan gambar yang membantu imaginasi tak terbatas dari manusia, sebanyak 15 umat (55%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
menjawab sangat setuju, 11 umat (41%) menjawab setuju, dan 1 umat (4%) menjawab tidak setuju. Pada pernyataan item soal nomor 4 tentang video siaran Penyejuk Imani Katolik (PIK) Indosiar merupakan salah satu contoh media audio-visual, sebanyak 16 umat (59%) menjawab sangat setuju dan 11 umat (41%) menjawab setuju. Sehubungan dengan pernyataan item soal nomor 5 tentang media audiovisual mampu memberikan hiburan terhadap diri sendiri, melepas kebosanan, mendukung kontak sosial, dan sebagainya, sebanyak 18 umat (67%) menjawab sangat setuju, 8 umat (29%) menjawab setuju, dan 1 umat (4%) menjawab raguragu. Menyangkut pernyataan item soal nomor 6 mengenai penggunaan media audio-visual seperti video siaran (PIK) Indosiar dapat mendukung proses katekese umat di lingkungan, sebanyak 19 umat (70%) menjawab sangat setuju, 7 umat (26%) menjawab setuju, dan 1 umat (4%) menjawab ragu-ragu.
2) Materi Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar Pada bagian ini akan dipaparkan pemahaman umat mengenai materi video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar dengan sub variabel yaitu pengetahuan tentang materi video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar dan manfaat video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tabel 8. Materi Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar (N = 27) No Item (1) 7
8
9
10
Pernyataan (2) Siaran PIK yang ditayangkan oleh stasiun TV Indosiar pada hari minggu pukul 04.30 WIB merupakan sajian yang menarik karena menampilkan cerita, nyanyian, kuis, talk show, dokumenter, dll. Siaran PIK Indosiar merupakan tayangan televisi yang mewartakan nilai-nilai religius. Siaran PIK tidak hanya berfokus pada ajaran dan tradisi Gereja Katolik saja melainkan juga menyajikan berbagai nilai-nilai hidup sehari-hari. Ketika menyaksikan video siaran PIK Indosiar, saya menemukan nilai-nilai injil yang terkandung di antaranya: kebahagiaan yang bersumber dari Allah, kedamaian/anti kekerasan, kemuliaan Allah, cinta sesama, ketaatan, dan cinta Tuhan pada orang miskin.
Jawaban = Persen % SS S RR TS (3) (4) (5) (6) 16 11 = = 59% 41%
Jumlah Umat (7) 27
14 = 52%
13 = 48%
27
16 = 59%
10 = 37%
1 = 4%
27
15 = 56%
12 = 44%
15 = 56%
27
Mengenai pernyataan item soal nomor 7 tentang video siaran PIK yang ditayangkan oleh stasiun TV Indosiar pada hari minggu pukul 04.30 WIB merupakan sajian yang menarik karena menampilkan cerita, nyanyian, kuis, talk show, dokumenter, dll., sebanyak 16 umat (59%) menjawab sangat setuju dan 11 umat (41%) menjawab setuju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Menyangkut pertanyaan item soal nomor 8 tentang video siaran PIK Indosiar merupakan tayangan televisi yang mewartakan nilai-nilai religius, sebanyak 14 umat (52%) menjawab sangat setuju dan 13 umat (48%) menjawab setuju. Sehubungan dengan pernyataan item soal nomor 9 mengenai video siaran PIK tidak hanya berfokus pada ajaran dan tradisi Gereja Katolik saja melainkan juga menyajikan berbagai nilai-nilai hidup sehari-hari, sebanyak 16 umat (59%) menjawab sangat setuju, 10 umat (37%) menjawab setuju, dan 1 umat (4%) menjawab ragu-ragu. Pada item soal nomor 10 yang menyatakan ketika menyaksikan video siaran PIK Indosiar menemukan nilai-nilai injil yang terkandung di antaranya: kebahagiaan yang bersumber dari Allah, kedamaian/anti kekerasan, kemuliaan Allah, cinta sesama, ketaatan, dan cinta Tuhan pada orang miskin, sebanyak 15 umat (56%) menjawab sangat setuju dan 12 umat (44%) menjawab setuju.
3). Pemahaman dan Proses Katekese Umat Pada bagian ini akan dipaparkan pemahaman umat mengenai materi video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar dengan sub variabel yaitu pemahaman tentang katekese umat, pengalaman mengikuti katekese umat, serta upaya peningkatan penggunaan materi video Penyejuk Imani Katolik Indosiar untuk katekese umat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Tabel 9. Pemahaman dan Proses Katekese Umat (N =27) No Item (1) 11
12
13
14
15
16
Pernyataan (2) Katekese umat adalah proses komunikasi iman yang membantu umat untuk meresapi pengalaman hidup dalam terang sabda, mengukuhkan hidup kristiani umat, serta mendorong untuk bertobat. Katekese umat membantu saya untuk bertukar pengalaman hidup, merefleksikan iman, mengarahkan tindakan iman bersama dengan sesama umat beriman. Setelah mengikut proses katekese umat saya semakin meresapi arti pengalaman hidup sehari-hari, semakin menyadari kehadiran Allah, didorong untuk mengamalkan cinta kasih, makin menjemaat, siap menjalankan tugas Gereja, dan dikukuhkan dalam iman Kristiani. Setelah mengikuti proses katekese umat, ada perubahan positif di dalam hidup saya yang mengarah pada pertobatan. Saya semakin terbantu untuk menggali kekayaan Kitab Suci melalui kegiatan katekese umat. Ketika mengikuti katekese umat, saya ikut aktif terlibat seperti sharing, menjawab pertanyaan, berefleksi, menyanyi, dan bertanya.
Jawaban = Persen % SS S RR TS (3) (4) (5) (6) 13 13 1 = = = 48% 48% 4%
Jumlah Umat (7) 27
16 = 59%
11 = 41%
-
-
27
14 = 52%
13 = 48%
-
-
27
16 = 59%
11 = 41%
-
-
27
15 = 55%
11 = 41%
1 = 4%
-
27
15 = 55%
11 = 41%
1 = 4%
-
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
17
18
19
20
Katekese umat perlu diprogamkan secara rutin sebagai bentuk komunikasi iman agar umat dapat meresapi pengalaman hidup sehari-hari. Katekese umat perlu dikemas secara menarik dan bervariasi dengan tema-tema materi video PIK Indosiar yang relevan dengan kebutuhan hidup beriman. Materi video PIK Indosiar dapat membantu proses katekese sesuai dengan pergulatan iman umat. Materi Video Siaran PIK Indosiar sebaiknya sudah disimak terlebih dahulu dalam kesempatan khusus sebelum pertemuan katekese umat dilaksanakan.
17 = 63%
10 = 37%
-
-
27
17 = 63%
10 = 37%
-
-
27
21 = 78%
6 = 22%
-
-
27
19 = 70%
3 = 11%
-
5 = 19%
27
Mengenai pernyataan item soal nomor 11 tentang katekese umat sebagai proses komunikasi iman yang membantu umat untuk meresapi pengalaman hidup dalam terang sabda, mengukuhkan hidup kristiani umat, serta mendorong untuk bertobat, sebanyak 13 umat (48%) menjawab sangat setuju, 13 umat (48%) menjawab setuju, dan 1 umat (4%) menjawab ragu-ragu. Pada pernyataan item soal nomor 12 tentang “katekese umat yang membantu saya untuk bertukar pengalaman hidup, merefleksikan iman, mengarahkan tindakan iman bersama dengan sesama umat beriman”, sebanyak 16 umat (59%) menjawab sangat setuju dan 11 umat (41%) menjawab setuju. Pada pernyataan item soal nomor 13 bahwa “setelah mengikut proses katekese umat, saya semakin meresapi arti pengalaman hidup sehari-hari, semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
menyadari kehadiran Allah, didorong untuk mengamalkan cinta kasih, makin menjemaat, siap menjalankan tugas Gereja, dan dikukuhkan dalam iman Kristiani”, sebanyak 14 umat (52%) menjawab sangat setuju dan 13 umat (48%) menjawab setuju. Pada pernyataan item soal nomor 14 bahwa setelah mengikuti proses katekese umat, ada perubahan positif di dalam hidup yang mengarah pada pertobatan, sebanyak 16 umat (59%) menjawab sangat setuju dan 11 umat (41%) menjawab setuju. Pada pernyataan item soal nomor 15 tentang umat terbantu untuk menggali kekayaan Kitab Suci melalui kegiatan katekese umat, sebanyak 15 umat (55%) menjawab sangat setuju, 11 umat (41%) menjawab setuju, dan 1 umat (4%) menjawab ragu-ragu. Mengenai pernyataan item soal nomor 16 bahwa ketika mengikuti katekese umat, ikut aktif terlibat seperti sharing, menjawab pertanyaan, berefleksi, menyanyi, dan bertanya, sebanyak 15 umat (55%) menjawab sangat setuju, 11 umat (41%) menjawab setuju, dan 1 umat (4%) menjawab ragu-ragu. Pada pernyataan item soal nomor 17 mengenai katekese umat perlu diprogamkan secara rutin sebagai bentuk komunikasi iman agar umat dapat meresapi pengalaman hidup sehari-hari, sebanyak 17 umat (63%) menjawab sangat setuju dan 10 umat (37%) menjawab setuju. Pada pernyataan item soal nomor 18 tentang katekese umat perlu dikemas secara menarik dan bervariasi dengan tema-tema materi video PIK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Indosiar yang relevan dengan kebutuhan hidup beriman, sebanyak 17 umat (63%) menjawab sangat setuju dan 10 umat (37%) menjawab setuju. Pada pernyataan nomor 19 bahwa materi video PIK Indosiar dapat membantu proses katekese sesuai dengan pergulatan iman umat, sebanyak 21 umat (78%) menjawab sangat setuju dan 6 umat (22%) menjawab setuju. Pada pernyataan nomor 20 tentang materi video siaran PIK Indosiar sebaiknya sudah disimak terlebih dahulu dalam kesempatan khusus sebelum pertemuan katekese umat dilaksanakan, sebanyak 19 umat (70%) menjawab sangat setuju, 3 umat (11%) menjawab setuju, dan sebanyak 5 umat (19%) menjawab tidak setuju.
b. Kesimpulan Hasil Penelitian Berdasarkan pemaparan perolehan hasil dari kuesioner yang telah dibagikan pada tanggal 09 Agustus 2016 di Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Media Audio-Visual Dalam sub variabel pertama yaitu pengetahuan audio-visual, disimpulkan bahwa umat telah memiliki pengetahuan tentang audio-visual meliputi: media sebagai sarana yang digunakan untuk menyebarkan informasi kepada khalayak umum, bentuk media di antaranya adalah radio, televisi, film, video, koran, majalah, dll, serta media audio-visual merupakan kemajuan teknologi yang menggabungkan suara dan gambar yang membantu imaginasi tak terbatas dari manusia salah satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
contoh adalah video siaran Penyejuk Imani Katolik (PIK) Indosiar. Pada sub variabel kedua yaitu penggunaan media audio-visual disimpulkan bahwa umat memahami penggunaan media audio-visual bahwa mampu memberikan hiburan terhadap diri sendiri, melepas kebosanan, mendukung kontak sosial, sehingga penggunaan media audio-visual dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses katekese umat di lingkungan.
2) Materi Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar Berdasarkan sub variabel pertama yaitu pengetahuan tentang materi video siaran Penyejuk Imani Katolik (PIK) Indosiar, umat memahami pengetahuan tentang materi video siaran PIK Indosiar. Video siaran PIK ditayangkan oleh stasiun TV Indosiar pada hari minggu pukul 04.30 WIB dan merupakan sajian yang menarik karena menampilkan cerita, nyanyian, kuis, talk show, dokumenter, dll. Selain itu siaran PIK merupakan tayangan televisi yang mewartakan nilai-nilai religius. Siaran PIK tidak hanya berfokus pada ajaran dan tradisi Gereja Katolik saja melainkan juga menyajikan berbagai nilai-nilai hidup sehari-hari. Pada sub variabel kedua yaitu manfaat video siaran PIK Indosiar, umat sudah mengetahui tentang manfaat video siaran PIK Indosiar saat menyaksikan video siaran PIK Indosiar dapat ditemukan nilai-nilai injil yang terkandung di antaranya: kebahagiaan yang bersumber dari Allah, kedamaian/anti kekerasan, kemuliaan Allah, cinta sesama, ketaatan, dan cinta Tuhan kepada orang miskin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
3) Katekese Umat Berdasarkan sub variabel pertama yaitu pemahaman tentang katekese umat, umat sudah memiliki pemahaman mengenai katekese umat. Katekese umat merupakan proses komunikasi iman yang membantu umat untuk meresapi pengalaman hidup dalam terang sabda, mengkukuhkan hidup kristiani umat, serta mendorong umat untuk bertobat. Pada sub variabel kedua yaitu pengalaman mengikuti katekese umat, umat sudah memiliki pengalaman mengikuti katekese umat. Katekese umat mampu membantu mereka untuk bertukar pengalaman hidup, merefleksikan iman, mengarahkan tindakan iman bersama dengan sesama umat beriman. Selain itu ketika mengikuti proses katekese umat semakin dapat meresapi arti pengalaman hidup sehari-hari, makin menyadari kehadiran Allah, di dorong untuk mengamalkan cinta kasih, makin menjemaat, siap menjalankan tugas Gereja, dan dikukuhkan dalam iman Kristiani. Umat juga mengalami perubahan positif yang mengarah kepada pertobatan. Umat semakin terbantu untuk menggali kekayaan Kitab Suci melalui kegiatan katekese umat. Ketika mengikuti katekese umat, umat menunjukkan keterlibatan aktif seperti saat sharing, menjawab pertanyaan, berefleksi, bernyanyi dan bertanya. Berdasarkan sub variabel ketiga tentang upaya peningkatan penggunaan materi video PIK Indosiar, kegiatan katekese umat perlu diprogamkan secara rutin sebagai bentuk komunikasi iman agar umat dapat meresapi pengalaman hidup sehari-hari. Katekese umat juga perlu dikemas secara menarik dan bervariasi dengan tematema materi video PIK Indosiar yang relevan dengan kebutuhan hidup beriman. Materi video PIK Indosiar juga dirasa dapat membantu poses katekese umat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
sesuai dengan pergulatan iman umat. Penggunaan materi video siaran PIK Indosiar sebaiknya sudah disimak terlebih dahulu dalam kesempatan khusus sebelum pertemuan katekese umat dilaksanakan.
c. Refleksi Pastoral Kateketis
1) Aspek Pastoral Kateketis dari Media Audio-Visual Penulis bertolak dari instruksi pastoral “Aetatis Novae” yang menyoroti sebuah era baru dalam berkomunikasi menggunakan media. Komunikasi merupakan sesuatu yang penting dalam menjalankan kegiatan pastoral. Penggunaan media audio-visual merupakan perwujudan instruksi pastoral tersebut. Gagasan mengenai instruksi pastoral ini berangkat dari dokumen Communio et Progressio yang terbit sebelumnya mengenai visi komunikasi sebagai suatu jalan menuju kedamaian dan keadilan. Karya di bidang media menjadi evangelisasi baru dan dianggap sebagai rahmat. Oleh sebab itu rahmat tersebut perlu diterima sebagai hal positif dan terbuka. Komunikasi pada zaman sekarang yang melibatkan media menunjukkan eksistensi iman yang hidup dan membangkitkan semangat (Sri Paus Yohanes Paulus II, 1992:12-13). Penulis menyoroti semangat umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan yang terbuka pada kemajuan teknologi. Bentuk keterbukaan tersebut ditunjukkan dalam segala bentuk kegiatan. Media audio-visual yang disadari mampu mendukung terciptanya komunikasi yang menarik dan relevan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
mulai diterapkan dalam berbagai kesempatan. Umat di lingkungan tersebut telah memberanikan diri bertransformasi menjadi paguyuban iman yang visioner. Media audio-visual yang dimanfaatkan untuk kepentingan komunikasi umat ternyata memiliki dampak dan manfaat positif. Pada praktik katekese umat yang telah dilaksanakan oleh penulis membuktikan hal tersebut. Umat terbantu untuk memperoleh wawasan/pengetahuan, informasi, bahkan pengalaman nyata secara instant. Jika dibandingkan dengan proses katekese umat tanpa bantuan media audio-visual seperti model tradisional yang hanya mengandalkan dinamika dan pengalaman umat setempat dan berhenti sampai di situ, katekese model baru dengan memanfaatkan media audio-visual tentu lebih efektif dan efisien untuk memperdalam iman umat.
2) Aspek Pastoral Kateketis dari Materi Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar Penulis memaparkan pada bagian pendahuluan mengenai perkembangan teknologi yang saat ini semakin memengaruhi perubahan dalam cara mewartakan nilai-nilai religius di Indonesia. Video Siaran Penyejuk Imani Katolik (PIK) sebagai hasil karya dari Studio Audio Visual Puskat, Sinduharjo, Yogyakarta (SAV Puskat) yang disiarkan sejak Februari 1995 di stasiun televisi Indosiar telah membuktikan cara baru dalam mewartakan nilai-nilai religius di zaman modern. Panggilan khas Gereja bagi umatnya untuk mewartakan Injil merupakan kesadaran yang hidup dari iman. Rahmat dan panggilan yang khas ini dihadapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
pada situasi baru dunia yang sedang akrab dengan perkembangan teknologi. Sikap Gereja yang terbuka menjadi pilihan yang tepat untuk menanggapi keadaan yang terjadi dan pasti akan memengaruhi kehidupan umatnya. Alat-alat komunikasi sosial mulai dikembangkan dalam usaha pewartaan Injil sehingga muncul berbagai cara-cara pemanfaatan media untuk melayani pribadi-pribadi, berdialog dengan dunia, pengabdian terhadap kemajuan, serta sebagai usaha memersatukan gerejani, dan perkembangan evangelisasi baru. Isi dari sajian video siaran PIK Indosiar jelas membawa visi dan misi yang berhubungan dengan pewartaan dengan aspek-aspek yang mendukung di antaranya: 1) untuk menggali kekayaan tradisi spiritualitas dan kebudayaan demi kebahagiaan bersama; 2) untuk membangun masyarakat religius-pluralis yang cinta damai dan berkeadilan; 3) untuk melestarikan alam semesta dan kebudayaan lokal; dan 4) untuk mengangkat martabat rakyat kecil. Nilai-nilai Injil yang diwartakan yaitu kebahagiaan yang datang dari Allah, perdamaian atau anti kekerasan, kemuliaan Allah, cinta sesama, ketaatan, dan cinta Tuhan pada orang miskin. Keenam nilai Injil tersebut diwartakan untuk membawa kebahagiaan bagi semua orang. Progam sajian siaran Penyejuk Imani Katolik di Indosiar mengungap isi yang mengarah pada kegiatan katekese dengan kemasan menarik dan kreatif untuk disuguhkan kepada penikmat televisi. Video siaran PIK Indosiar dipilih oleh penulis untuk dijadikan bagian dari materi progam katekese umat. Begitu besarnya nilai-nilai yang terkandung dari video siaran PIK Indosiar yang terus menerus ditayangkan setiap minggunya semakin memiliki ragam variasi yang kaya akan iman. Penulis mendasarkan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
pada kegiatan katekese yang senantiasa dilakukan untuk menjalin komunikasi iman, maka penulis perlu membuat adanya tujuan yang tepat dengan tema yang jelas, sehingga perkembangan iman dapat diketahui kemajuannya. Untuk itu pemilihan tema-tema yang relevan dengan kebutuhan umat, baik yang mendesak maupun menjadi visi dan misi ke depan dapat dirumuskan. Begitu pula video siaran PIK Indosiar yang dimanfaatkan sebagai bagian dari materi katekese umat perlu dipersiapkan dengan cara memilih koleksi tema yang cocok dari sekian banyak koleksi yang ada. Pemilihan tema video siaran PIK Indosiar yang cocok terbukti mendukung umat untuk menemukan tuntutan kebutuhan imannya.
3). Aspek Pastoral Kateketis dari Katekese Umat Berdasarkan pengalaman penulis dalam setiap tahap penulisan skripsi ini, penulis beranjak dari keadaan kongkrit yang terjadi di tengah umat di antaranya situasi, masalah sosial, perdebatan, kebiasaan, budaya, dan kontak sosial antar umat yang terjadi di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan. Permasalahan yang muncul dari umat melalui hasil survai dan wawancara terhadap beberapa pihak yang terkait seperti ketua lingkungan dan umat yang aktif memunculkan hal-hal pokok yaitu perhatian terhadap solidaritas bagi sesama dan keprihatinan mengenai pendidikan bagi anak dan remaja. Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan telah akrab dengan media elektronik yang dimanfaatkan menjadi pendukung dalam setiap kegiatan pastoral di lingkungan, sehingga penulis mendapatkan kemudahan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
merancang progam katekese umat dengan memanfaaatkan materi video PIK Indosiar sebagai media audio-visual. Lepas dari pada itu umat di lingkungan tersebut senang dengan hal yang baru dan menarik perhatian serta terbuka pada perkembangan zaman. Ketertarikan tersebut berawal dari umat yang masih muda dan tumbuh pada era modern. Para umat yang telah lanjut usia mencoba memahami kemajuan yang ada dalam berkatekese dan ikut memperbaharui diri dengan cara-cara baru. Sinergi antara orang muda yang hidup di era modern dengan umat yang lanjut usia dapat membawa kemajuan terhadap perkembangan lingkungan. Penulis tidak dapat membandingkan keadaan yang terjadi di lingkungan lain jika sinergi tidak terjadi antara orang muda yang hidup di era modern dengan umat yang lanjut usia yang hidup di era lama. Munculnya dua pokok permasalahan yang terjadi di tengah umat, menantang penulis dalam proses belajar menjadi calon guru maupun katekis untuk menyumbangkan pemikiran dan upaya-upaya katekese dalam sebuah progam. Progam katekese umat yang telah dirancang oleh penulis memiliki tujuan untuk mengajak umat bersama-sama duduk untuk bertukar pengalaman, pemikiran serta gagasan, dan memunculkan hal-hal baru demi kemajuan bersama. Progam katekese umat yang disusun oleh penulis memanfaatkan materi video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar untuk mendukung proses katekese umat yang hendak dilaksanakan. Pelaksanaan progam katekese umat yang telah dirancang oleh penulis merupakan usaha untuk mengajak umat mengatasi permasalahan, tantangan, dan kerinduan yang terjadi di lingkungan. Tema-tema yang telah diangkat oleh penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
menyoroti temuan dua hal pokok yaitu membangun solidaritas dan pendidikan bagi anak dan remaja. Dua hal ini merupakan fondasi dengan membawa harapan yang mengarah pada tindakan nyata. Tanggapan umat sungguh positif dan sesuai dengan harapan yang ada. Melalui hasil penelitian, penulis dapat mengatakan bahwa video siaran PIK Indosiar sebagai media audio-visual sungguh bermanfaat jika diterapkan dalam katekese umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan. Bacaan Injil Matius 7: 24-27 (Konfrensi Waligereja Indonesia, 2010:8) yang berbicara mengenai “Dua Macam Dasar” yaitu: “24
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. 25 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. 26 Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. 27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya. 27 Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."
Dalam Injil tersebut diceritakan bahwa Yesus memberi penilaian kepada seorang bijaksana yang mendengarkan perkataan Tuhan untuk membangun rumahnya di atas batu, sehingga bencana tidak dapat merobohkan rumahnya. Seorang
bodoh
yang
mendengarkan
perkataan
Tuhan
namun
tidak
melaksanakannya, ia membangun rumahnya diatas pasir sehingga robohlah rumanya akibat bencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Penulis merefleksikan sabda Tuhan ini dalam prespektif pewartaan sebagai sebuah panggilan dan patut ditanggapi dengan bijaksana. Tidak dipungkiri bahwa pewartaan terus berkembang, terbukti dari munculnya pembaharuan dan usaha-usaha baru untuk menciptakan pewartaan yang relevan sesuai jamannya, maka sikap yang tepat dan bijaksana perlu ditanamkan di dalam diri setiap umat terutama bagi para pelaku pewartaan seperti guru agama Katolik dan katekis. Panggilan untuk pewartaan yang telah kita dengar dihadapkan pada perspektif perubahan jaman ke arah kemajuan teknologi, kita dituntut untuk bersikap
terbuka
dan
menyesuaikan
diri,
agar
tidak
rubuh
akibat
bencana(tantangan baru, permasalahan baru, perubahan budaya), dan mampu dengan kokoh berpegang diri mewartakan kerajaan Allah dengan penuh sukacita. Dalam bacaan Injil Matius 28-16 “Perintah Untuk Memberitakan Injil” (Konfrensi Waligereja Indonesia, 2010:40)
mengingatkan penulis kepada
panggilan para guru agama Katolik dan katekis dalam tugas pewartaan. 16
Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. 17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. 18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. 19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, 20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." Guru agama Katolik dan katekis merupakan sosok-sosok yang memegang peranan dalam tugas pewartaan dan selalu mengusahakan diri untuk senantiasa bergulat dengan berbagai hal berkaitan dengan iman umat. Kesadaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
untuk mengusahakan kemampuan diri dalam menggunakan alat-alat komunikasi yang berbasis teknologi menjadi tuntutan baru bagi mereka. Kesadaran tersebut dirasa penting karena cepatnya arus perkembangan teknologi yang disadari telah masuk keseluruh lapisan kemasyarakatan. Kemampuan dan keterbukaan yang mumpuni akan membantu calon guru agama Katolik maupun katekis untuk mengembangkan karya pewartaan di tengah umat. Jika kesadaran mengenai karya alat-alat komunikasi sosial mampu untuk diterapkan oleh guru agama Katolik dan katekis, maka pewartaan injil yang menjadi tugas mereka akan mengarah pada kebaharuan dan mampu menjawab tuntutan mengenai iman yang hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Pada bagian penutup ini penulis hendak memaparkan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan “Manfaat Video Siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai Media Audio-Visual dalam Katekese Umat di Lingkungan Santo Ignatius
Loyola
Cokrodiningratan
Paroki
Santo
Albertus
Agung
Jetis
Yogyakarta”. Bagian kesimpulan memuat seluruh hasil keseluruhan dalam penulisan skripsi, sedangkan bagian saran memuat berbagai hal yang dapat dikembangkan terkait dengan penggunaan materi video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di Lingkungan tempat umat berkembang dalam kesatuan Gereja.
A. Kesimpulan Media audio-visual adalah sarana komunikasi yang menggabungkan antara suara (audio) dan suara (visual), sehingga memungkinkan adanya kreativitas dari segi isi dan nilai-nilai yang dibawakannya. Penggunaan media audio-visual mampu menghantarkan informasi secara efektif dan cepat, meskipun tergantung juga kepada sang penerima informasi itu sendiri. Ketergantungan manusia terhadap media mampu dilihat dari berbagai revolusi komunikasi dari jaman ke jaman yang mengubah budaya dan cara hidup manusia dengan adanya teknologi yang semakin maju. Media audio-visual menjadi wajar untuk dimanfaatkan sedemikian rupa dengan tujuan seperti kesejahteraan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
pemenuhan kebutuhan bagi penggunanya. Meskipun media audio-visual menjadi suatu sumbangan yang positif bagi manusia, ada pula keterbatasan dan tuntutan yang mengiringi di antaranya kreativitas, partisipasi, afektivitas, dan kesadaran kritis manakala digunakan untuk kepentingan-kepentingan yang mengandung tujuan tersendiri. Tayangan televisi nasional Indosiar dengan progam siaran Penyejuk Iman Katolik (PIK) setiap hari minggu pagi merupakan salah satu contoh media audio-visual. Siaran televisi seringkali menyuguhkan hiburan dan menyentuh kehidupan sehari-hari penikmatnya bahkan mampu menjadi sumber nasihat dan rujukan hidup. Begitu pula dengan progam siaran PIK Indosiar, menyuguhkan tayangan yang menarik dan menghibur sekaligus menyampaikan nilai-nilai religius dalam setiap kemasanya. Video siaran PIK Indosiar dapat digunakan sebagai sarana pendukung di dalam katekese umat. Katekese umat sendiri merupakan kesempatan yang digunakan oleh umat untuk saling berkomunikasi di dalam iman atau bertukar pengalaman iman bertolak dari kenyataan hidup sehari-hari dengan diterangi sabda Tuhan. Tujuannya supaya umat semakin meresapi arti pengalaman dan dewasa di dalam iman. Kegiatan katekese umat sudah sering dilakukan oleh umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan, di antara dari mereka telah cukup mengetahui makna dan tujuan dari katekese umat. Kebermanfaatan penggunaan materi video siaran PIK Indosiar sebagai sarana pendukung dalam katekese umat dibuktikan melalui progam yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
dilaksanakan di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan. Melalui progam yang telah terlaksana tersebut, penulis mampu merumuskan kesimpulan bahwa materi video siaran PIK Indosiar sebagai media audio-visual dapat mendukung proses katekese umat. Penggunaan materi video siaran PIK dalam proses katekese umat mampu menarik perhatian, membangkitkan minat, dan merangsang umat untuk dapat menghubungkan tema yang diangkat dengan realitas kehidupan. Keterlibatan yang ditunjukkan umat dalam proses katekese dapat dilihat melalui dinamika yang terjadi pada saat kegiatan berlangsung seperti sharing, pendalaman kitab suci, menjawab pertanyaan, berefleksi, menyanyi, dan bertanya. Pemilihan koleksi video siaran PIK Indosiar perlu disesuaikan dengan kebutuhan yang ada agar mampu membawa perubahan/berdaya trasformatif. Materi video siaran PIK yang digunakan sebagai sarana pendukung proses katekese umat membawa dampak positif, sehingga perlu untuk ditingkatkan penggunaannya. Terlebih dahulu kegiatan katekese umat perlu untuk diprogamkan secara rutin dan berkesinambungan supaya memfasilitasi umat dalam meningkatkan kedewasaan hidup beriman. Proses katekese yang menarik dengan dukungan materi video siaran PIK akan menambah minat dan ragam variasi, sehingga umat tidak jenuh dengan proses katekese umat. Efektivitas penggunaan materi video siaran PIK sebagai sarana pendukung katekese umat dapat dikemas dengan memberi kesempatan kepada umat menyimak terlebih dahulu video siaran PIK dalam kesempatan khusus. Kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengupas secara lebih mendalam isi dari video dan sharing pengalaman umat. Setelah umat mendalami materi video PIK yang terpilih,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
kemudian dilanjutkan dengan komunikasi iman secara lebih mendalam dengan menggali kekayaan iman kristiani. B. Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran bagi lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta, bagi studio audio-visual PUSKAT sebagai tempat produksi materi video Penyejuk Imani Katolik Indosiar, serta Progam Studi Ilmu Pendidikan Agama Katolik Sanata Dharma sebagai lembaga pendidikan yang mencetak calon-calon guru Agama dan Katekis. Untuk menunjang kegiatan katekese umat di lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta, maka perlu dilakukan usaha-usaha sebagai berikut:
1. Sebaiknya para katekis semakin meningkatkan kemampuan diri dalam menggunakan sarana-sarana baru yang berbasis teknologi untuk penunjang kegiatan katekese umat di lingkungan. 2. Untuk para umat yang lanjut usia semoga semakin terbuka terhadap perkembangan teknologi, sehingga mampu menciptakan sinergi yang positif demi perkembangan iman bersama. 3. Untuk para anak-anak dan orang muda yang hidup di era modern sebaiknya semakin bijaksana dalam memanfaatkan sarana komunikasi, sehingga tidak terjerumus pada hal-hal negatif dan membawa diri ke arah yang lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Bagi Studio Audio-Visual PUSKAT sebagai tempat produksi materi video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar beberapa harapan penulis yaitu: 1. Sebaiknya meningkatkan promosi dan melakukan pengenalan khusus mengenai hasil produksinya di Gereja Katolik seluruh Indonesia, sehingga dapat semakin dikenal dan dicintai oleh umat Katolik. 2. Membuat akses yang semakin mudah bagi umat yang memiliki kepentingan dalam lingkup Gereja untuk memanfaatkan materi video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai sarana pewartaan kabar gembira. Untuk Program Studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yaitu: 1. Mengajak seluruh dosen dan karyawan dalam memanfaatkan perkembangan teknologi khususnya media audio-visual sebagai sarana berkatekese dalam berbagai kegiatan akademik di kampus maupun pembelajaran di luar kampus. 2. Sebaiknya mahasiswa dapat memanfaatkan materi video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai sarana berkatekese dalam praktik di lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
DAFTAR PUSTAKA
Batmomolin, Lukas dan Fransisca Hermawan. (2003). Budaya Media. Flores NTT: Nusa Indah. Bungin, Burhan. (2003). Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. DOKPEN KWI. (1992). Aetatis Novae: Terbitnya Suatu Era Baru. (Seri Dokumen Gerejawi. 26). Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. Ernestine OP & Adisusanto, FX., (2001). Katekese Audio Visual. Seri PUSKAT 378. Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Kateketik Puskat. Iswarahadi, SJ. (2002). Membangun Iman dan Persahabatan: Refleksi atas Hasil Penelitian Progam PIK. (Seri Pastoral 335). Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta. ____________. (2003). Beriman dengan Bermedia. Yogyakarta: Kanisius. ____________. (2013). Media Pewartaan Iman: Usaha Mencari Model Pewartaan Iman pada Zaman Digital. Yogyakarta: Kanisius. Paus Fransiskus (2013). Evangelii Gaudium: Sukacita Injil. Jakarta: Departemen Dokumentasi dan Penerangan Konfrensi Waligereja Indonesia. Lingkungan Santo Ignatius Loyola Cokrodiningratan (2015). Laporan Pelaksanaan Tugas Umat Katolik Masa Bakti 2013-2015. Yogyakarta. Panitia 50th Gereja St. Albertus Agung Jetis Yogyakarta (2015). Panitia 50th Gereja St. Albertus Agung Jetis Yogyakarta. Yogyakarta: Paroki Santo Albertus Agung Jetis. Prof. Dr. A. Muri Yusuf, M.Pd (2014). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP. Komisi Kateketik KWI. (2005). Membangun Komunitas Basis Berdaya Transformatif lewat Katekese Umat. Jakarta: KOMKAT KWI. Konferensi Waligereja Indonesia (1996). Iman Katolik: Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius. Konfrensi Waligereja Indonesia (2010). ALKITAB DEUTEROKANONIKA. Jakarta: Percetakan Lembaga Alkitab Indonesia. KOMKAT KWI, (1993). Model-model Katekese Umat Dengan Metode Analisis Sosial. Yogyakarta: Kanisius. Konsili Vatikan Kedua (1971). Instruksi Pastoral “Communio Et Progressio” Perihal Alat-Alat Komunikasi Sosial. Flores: Penerbitan Nusa Indah Rivers, William L., Peterson, Theodore., & Jensen, Jay W. (2003). Media Massa & Masyarakat Modern. Edisi Kedua. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Sri Paus Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Trandendae: Penyelenggaraan Katekese. (Seri Dokumen Gerejawi no. 28). Jakarta: SMT Mardi Yuana. Studio Audio Visual PUSKAT. (2001). Penelitian Penilaian Pemirsa terhadap PIK di Indosiar. Yogyakarta: Studio Audio Visual PUSKAT. Seri Filsafat Teologi Widya Sasana (2010). Iman dan Pewartaan di Era Multimedia. Malang: SFT Widya Sasana. Yoseph Ispuroyanto, SJ. (1999). A Case Study of TV for Evangelization: The SAV PUSKAT Catholic Programs on Indosiar. Volume I. Philippines: Univercity of the Philippines Diliman, Quezon City. Yosef lalu, Pr. (2005). Katekese Umat. Jakarta: Komisi Kateketik KWI. Zainal, Arifin. (2012). Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1: Surat Ijin Penelitian
(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2: Hasil Evaluasi Penelitian dari Petugas Evaluator
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran...
(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran...
(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran...
(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran...
(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran...
(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran...
(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran...
(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3: Contoh Lembar Kuesioner KUESIONER PENELITIAN MANFAAT VIDEO SIARAN PENYEJUK IMANI KATOLIK INDOSIAR SEBAGAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM KATEKESE UMAT DI LINGKUNGAN SANTO IGNATIUS LOYOLA COKRODININGRATAN PAROKI SANTO ALBERTUS AGUNG JETIS YOGYAKARTA A. Kata Pengantar Kuesioner ini dimaksudkan untuk mencari dan menghimpun data dari lapangan sehubungan dengan penelitian mengenai manfaat penggunaan materi video siaran Penyejuk Imani Katolik Indosiar sebagai media audio-visual dalam katekese umat di lingkungan santo Ignatius Loyola Cokrodingratan Paroki Santo Albertus Agung Jetis Yogyakarta. Maka dari itu, pada kesempatan ini saya meminta kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisikan kuesioner ini sesuai dengan pengalaman dan pendapat dari Bapak/Ibu. B. Identitas Responden Jenis Kelamin No Kuesioner
: L / P (Lingkari jawaban) :
C. Petunjuk Pengisian 1. Bacalah setiap pertanyaan kuesioner dengan cermat 2. Berilah tanda (√) untuk menjawab pertanyaan kuesioner sesuai dengan pendapat, pengetahuan, dan pengalaman anda 3. Aspek penilaian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan di antaranya: a. Sangat Setuju = SS b. Setuju = S c. Ragu-ragu = R d. Tidak Setuju = TS 4. Singkatan dan Istilah yang terdapat dalam kuesioner yaitu “Penyejuk Imani Katolik Indosiar” = “PIK Indosiar” 5. Selamat mengisi kuesioner, terimakasih atas partisipasi anda.
No
Pertanyaan Kuisioner
1
Media adalah sarana yang digunakan untuk menyebarkan informasi kepada khalayak umum. Yang termasuk media di antaranya radio, televisi, film, video, koran, majalah, dll. Media Audio-Visual merupakan kemajuan teknologi yang menggabungkan suara dan gambar yang membantu imajinasi tak terbatas dari manusia.
2 3
(10)
Aspek Penilaian SS S R TS R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Pertanyaan Kuisioner
4
Video siaran Penyejuk Imani Katolik (PIK) Indosiar merupakan salah satu contoh media audio-visual. Media Audio-Visual mampu memberikan hiburan terhadap diri sendiri, melepas kebosanan, mendukung kontak sosial, dan sebagainya. Penggunaan media audio-visual seperti video siaran (PIK) Indosiar dapat mendukung proses Katekese Umat di lingkungan. Siaran PIK yang ditayangkan oleh stasiun TV Indosiar pada hari minggu pukul 04.30 WIB merupakan sajian yang menarik karena menampilkan cerita, nyanyian, kuis, talk show, dokumenter, dll. Siaran PIK Indosiar merupakan tayangan televisi yang mewartakan nilai-nilai religius. Siaran PIK tidak hanya berfokus pada ajaran dan tradisi Gereja Katolik saja melainkan juga menyajikan berbagai nilai-nilai hidup sehari-hari.
5 6 7
8 9
10
11
12 13
Ketika menyaksikan video siaran PIK Indosiar, saya menemukan nilai-nilai injil yang terkandung di antaranya: kebahagiaan yang bersumber dari Allah, kedamaian/ anti kekerasan, kemuliaan Allah, cinta sesama, ketaatan, dan cinta Tuhan pada orang miskin. Katekese umat adalah proses komunikasi iman yang membantu umat untuk meresapi pengalaman hidup dalam terang sabda, mengkukuhkan hidup kristiani umat, serta mendorong untuk bertobat. Katekese umat membantu saya untuk bertukar pengalaman hidup, merefleksikan iman, mengarahkan tindakan iman bersama dengan sesama umat beriman Setelah mengikut proses katekese umat saya semakin meresapi arti pengalaman hidup sehari-hari, semakin menyadari kehadiran Allah, didorong untuk mengamalkan cinta kasih, makin menjemaat, siap menjalankan tugas Gereja dan dikukuhkan dalam iman Kristiani.
14
Setelah mengikuti proses katekese umat, ada perubahan positif di dalam hidup S saya yang mengarah pada pertobatan.
15
Saya semakin terbantu untuk menggali kekayaan Kitab Suci melalui kegiatan Katekese Umat.
16
Ketika mengikuti katekese umat, saya ikut aktif terlibat seperti sharing, menjawab pertanyaan, berefleksi, menyanyi, dan bertanya.
17
Katekese umat perlu diprogamkan secara rutin sebagai bentuk komunikasi iman agar umat dapat meresapi pengalaman hidup sehari-hari.
(11)
Aspek Penilaian SS S R TS R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No
Aspek Penilaian
Pertanyaan Kuisioner SS
18
Katekese umat perlu dikemas secara menarik dan bervariasi dengan tema-tema materi video PIK Indosiar yang relevan dengan kebutuhan hidup beriman.
19
Materi video PIK Indosiar dapat membantu proses katekese sesuai dengan pergulatan iman umat.
20
Materi Video Siaran PIK Indosiar sebaiknya sudah disimak terlebih dahulu dalam kesempatan khusus sebelum pertemuan katekese umat dilaksanakan.
Tuhan Yesus Memberkati Progam Studi Ilmu Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
(12)
S
RR
TS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4: Contoh Hasil Kuesioner
(13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran...
(14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran...
(15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5: Presensi Progam Katekese Umat
(16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran...
(17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6: Dokumentasi Penelitian a. Progam Katekese Umat Pertama
Foto 1 Umat menonton tayangan video PIK Indosiar No. 88
Foto 2 Sharing dan Pendalaman Iman
(18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Foto 3 Persiapan Pemimpin Katekese Umat & Petugas Evaluator
Foto 4 Snack dan Makan Bersama Umat di Lingkungan Santo Ig. Loyola Cokrodiningratan
(19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Progam Katekese Umat Kedua & Penelitian
Foto 1 Umat Menonton video siaran PIK Indosiar No. 97
Foto 2 Sharing dari Umat Lingkungan Santo Ig. Loyola Cokrodiningratan
(20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Foto 3 Pemimpin Katekese Umat, Peserta, dan Evaluator
Foto 4 Umat Berdoa
(21)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Foto 5 Umat Mengisi Kuesioner
Foto 6 Umat Mengisi Kuesioner
(22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7 : Surat keterangan selesai Penelitian
(23)