PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERANAN SPIRITUALITAS IGNASIAN TERHADAP SEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI CALON KATEKIS
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh: Robertus Sarmahalam Saragih NIM: 111124040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur skripsi ini saya persembahkan Kepada Allah Bapa, Putera, dan Roh Kudus Kepada Bunda Maria Untuk Ayah dan Ibu yang selalu mendoakan saya Untuk Sahabat-sahabat terbaik Prodi PAK 2011, dan pihak-pihak yang selalu mendukung dalam cinta dan kasih serta perhatian
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” (Flp 1:21)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Judul skripsi PERANAN SPIRITUALITAS IGNASIAN TERHADAP SEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA PRODI PAK UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI CALON KATEKIS dipilih berdasarkan kenyataan bahwa pemahaman para mahasiswa Prodi PAK terhadap semangat St. Ignatius Loyola masih terbilang kurang terutama wawasan dan pengetahuan akan spiritualitas St. Ignatius Loyola. Padahal, Universitas Sanata Dharma sebagai lembaga yang berpedoman akan pedagogi Ignasian. Selain itu, motivasi panggilan untuk menjalani proses studi di Prodi PAK juga menjadi perhatian bersama karena tidak sedikit para mahasiswa yang memilih prodi PAK dengan keterpaksaan dan bukan dari pilihan hati nurani sendiri. Keterlibatan para mahasiswa Prodi PAK dalam kegiatan lingkungan maupun paroki pun juga menjadi sorotan. Dalam prosesnya, para mahasiswa akan mengalami dinamika bersama umat dalam pelayanannya melalui mata kuliah yang dijalani. Para mahasiswa Prodi PAK belum sungguh-sungguh menghayati perannya sebagai calon pewarta yang akhirnya nanti menjadi pemimpin untuk membawa umat untuk tumbuh dan berkembang bersama demi iman mereka kepada Kristus. Persoalan pokok pada skripsi ini adalah bagaimana para mahasiswa Prodi PAK bisa kembali menemukan jati diri dalam panggilannya sebagai calon katekis dan mantap akan panggilannya sehingga mampu meningkatkan semangat pelayanannya untuk melayani umat dengan sepenuh hati dan tanpa batas. Selain itu, sebagai lembaga yang berpedoman pada pedagogi Ignasian, perlu untuk para mahasiswa meningkatkan wawasan akan sosok St. Ignatius Loyola terutama dalam spiritualitasnya. Oleh karena itu, untuk mengkaji lebih lanjut persoalan yang dihadapi para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma, penulis melakukan pengamatan, penyebaran kuesioner dan studi pustaka yang bersumber dari Kitab Suci, dokumen-dokumen Gereja, dan juga pandangan-pandangan para ahli. Hal ini diperlukan untuk memperoleh gagasan pemikiran untuk membuat usulan program pendampingan yang sesuai dengan corak kehidupan umat sehingga mereka semakin mampu meningkatkan keterlibatan mereka dalam hidup menggereja dan bermasyarakat. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa para mahasiswa Prodi PAK perlu menambah pengetahuan dan wawasan serta memberi perhatian lebih akan Spiritualitas Ignasian karena pemahaman mereka masih terbilang kurang bahkan kurang menghayati. Selain itu, pengolahan hati untuk mantap sebagai katekis juga dialami oleh sebagian besar para mahasiswa karena tidak sedikit yang merasa putus asa menjalani proses sehingga berdampak pula pada keterlibatan mereka untuk aktif dalam hidup menggereja. Namun para mahasiswa Prodi PAK memiliki harapan melalui kegiatan rekoleksi demi peningkatan hidup menggereja mereka. Maka dari itu, penulis dalam skripsi ini mengusulkan suatu program pendampingan iman melalui rekoleksi Latihan Rohani sebagai upaya untuk meningkatkan semangat pelayanan dalam hidup menggereja. Dengan demikian cita-cita para mahasiswa Prodi PAK untuk melayani tanpa batas dan lebih dekat dengan Kristus dapat terwujud. viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
The title of this undergraduate thesis is THE ROLE OF THE IGNATIAN SPIRITUALITY TOWARDS THE SPIRIT OF SERVICE THE STUDENTS OF CATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION DEPARTMENT OF SANATA DHARMA UNIVERSITY AS CATECHIST CANDIDATES. This title was chosen based on the fact that the students of PAK' understanding of the spirit St. Ignatius Loyola is relatively less, especially the insight and knowledge of the spirituality of St. Ignatius Loyola. In fact, Sanata Dharma University as an institution applies the Ignatian pedagogy. In addition, the motivation to study in PAK also becomes a common concern because there are many students who chose Prodi PAK involuntary and not of choice of their own conscience. PAK students involvement in environmental activities as well as in the parish was also in the spotlight. In the process, the students will experience the dynamics with the people in his ministry through the courses undertaken. The students of PAK did not truly live up to its role as a potential cathechist who eventually became a leader to bring people to grow and develop together for the sake of their faith in Christ. A key issue in this thesis is how the students of PAK can re-discover the identity of their vocation as catechists and happy with their vocation to enhance the spirit of service to serve the people wholeheartedly and without limits. Additionally, as an institution based on the Ignatian pedagogy, the students need to improve insight from the figure of St. Ignatius Loyola, especially from Ignatian spirituality. Therefore, to further assess the problems faced by the students of PAK Sanata Dharma University, the author made observations, questionnaires and literature that comes from Scripture, Church documents, and also the views of experts. It is necessary to have a mentoring program to increase their involvement in the church and society. Based on the results of the research, the students of PAK need to increase their knowledge and insight and to give more attention to Ignatian Spirituality for their understanding is still somewhat less even less to live. In addition, the heart processing as catechists was also experienced by most students because there are many who feel desperate to undergo the process so that it will have impact on their active involvement in life of the church and society. But the students of PAK have hope through recollection in order to improve their lives. Therefore, the author in this paper proposes a mentoring program through recollection of the Spiritual Exercises in an effort to boost the spirit of service in life of the church. Thus the ideals of the students of PAK to serve indefinitely and closer to Christ can be realized.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah atas rahmat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PERANAN SPIRITUALITAS IGNASIAN TERHADAP SEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI CALON KATEKIS.
Skripsi ini diajukan guna memberikan
sumbangan pemikiran, gagasan, dan inspirasi bagi siapapun yang memilki kerinduan dalam meningkatkan semangat melayanai tanpa batas dan lebih dekat dengan Kristus. Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mengalami pendampingan, dukungan, motivasi, serta perhatian. Di mana semuanya ini, penulis yakini sebagai karya Tuhan dalam membimbing serta memampukan penulis hingga pada tahap akhir dengan penuh kesetiaan. Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Dr. B. Agus Rukiyanto, S.J, selaku dosen pembimbing utama, dosen pembimbing akademik, dan dosen penelitian yang telah setia membimbing, mengarahkan, dan selalu memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi dari awal hingga akhir.
2.
P. Banyu Dewa H.S.,S.Ag.,M.Si., selaku dosen penguji II yang telah meluangkan waktu untuk mempelajari dan memberi masukan sehubungan dengan skripsi ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.
Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd., selaku dosen penguji III dan sekretaris panitia penguji yang telah meluangkan waktu untuk mempelajari dan memberikan masukan demi semakin baiknya skripsi ini.
4.
Para dosen Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang setia mendukung dan membagikan cinta kasih, pengetahuan serta pengorbanan selama penulis menjalani masa studi.
5.
Staf dan karyawan Prodi PAK yang turut memberi perhatian dan dukungan bagi penulis.
6.
Para mahasiswa Prodi PAK yang telah meluangkan waktu memberikan jawaban dan mencurahkan isi hati saat penulis melaksanakan penelitian.
7.
Bapak, mamak, kakak, abang, dan adikku yang selalu memotivasi, mendoakan dan berkorban bagi penulis selama menjalani masa studi.
8.
Sahabat-sahabat terbaik Malvin Roy, Didimus Matheus Nurak, Ignatius Dwi Cahyo Jiwandono, Br. Begright Gultom, Stefani Bui Moron, Laurentius Anang Widhi Prakosa yang telah memberikan ide, gagasan maupun motivasi selama penulis studi dan menyelesaikan skripsi.
9.
Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2011 yang telah menjadi cinta untuk berjuang bersama-sama dan selalu turut serta dalam membentuk pribadi serta menjadi bagian hidup penulis.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang selama ini dengan ketulusan hati memberikan motivasi, doa maupun kerjasama sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
MOTTO .........................................................................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .........................................
vii
ABSTRAK ....................................................................................................
viii
ABSTRACT ..................................................................................................
ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................
x
DAFTAR ISI ................................................................................................
xiii
DAFTAR SINGKATAN ..............................................................................
xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang…….........................................................................
1
B. Rumusan Masalah……....................................................................
5
C. Tujuan Penulisan……......................................................................
5
D. Manfaat Penulisan……....................................................................
6
E. Metode Penulisan…….....................................................................
7
F. Sistematika Penulisan……...............................................................
7
BAB II. SPIRITUALITAS IGNASIAN DAN SEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA PRODI PAK…..........................................
9
A. Latar Belakang Hidup Serta Panggilan Santo Ignatius Loyola …..
10
B. Pengertian Spiritualitas……………………………. .....................
14
1. Pengertian Spiritualitas secara Umum……………....................
14
2. Spiritualitas Ignasian ……………………………………….. ...
17
3. Kekhasan Spiritualitas St. Ignatius Loyola …………………....
25
C. Semangat Pelayanan sebagai Warisan St. Ignatius Loyola ….........
33
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma ………………………………….........
36
1. Pengertian Pelayanan secara Umum ………………..................
36
2. Arti dan Makna Semangat dalam Pelayanan ………….............
38
3. Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma …………………………………….
42
E. Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma ……........
46
1. Sejarah Prodi PAK ………………………………....................
46
2. Visi dan Misi Prodi PAK …………………………...................
49
a. Visi Prodi PAK ………………………………......................
49
b. Misi Prodi PAK ………………………………......................
50
BAB III PENELITIAN ATAS PERANAN SPIRITUALITAS IGNASIAN TERHADAP SEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA PRODI PAK UNIVERSITAS SANATA DHARMA …………… ...................................... 51 A. Situasi Umum Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ……………......................
52
B. Penelitian Mengenai Peranan Spiritualitas Ignasian terhadap Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta …......................................
54
1. Metodologi Penelitian …………………………………............
55
a. Tujuan Penelitian …................................................................
55
b. Jenis Penelitian…....................................................................
55
c. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………
56
d. Responden Penelitian ………………………………….........
56
e. Instrumen Penelitian …………...............................................
57
f. Teknik Analisis Data …………………..................................
57
2. Variabel Penelitian …………………….....................................
58
a. Definisi Konseptual …............................................................
58
b. Definisi Operasional …...........................................................
58
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang Penghayatan Spiritualitas Ignasian bagi Para Mahasiswa Prodi PAK dalam Memaknai Semangat Pelayanan sebagai Calon Katekis ……………………….............................................
62
1) Hasil Penelitian ……………….................................................
62
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Pemahaman Spiritualitas Ignasian........................................
62
b. Makna Spiritualitas Ignasian ………………………………
64
c. Arti Panggilan Katekis …………………………………….
65
d. Pengertian Semangat Pelayanan …………………………...
66
e. Makna Semangat Pelayanan ……………………………….
67
f. Latar Belakang Kuliah di Prodi PAK ……………………..
69
g. Kesulitan dan Tantangan yang dihadapi Selama Menempuh Proses Studi di Prodi PAK …………………...
71
h. Cara Mengatasi Kesulitan Selama Studi di Prodi PAK …..
72
i. Hubungan Antara Makna Spiritualitas Ignasian dan Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK sebagai Calon Katekis ………………...............................................
74
j. Harapan Mahasiswa Prodi PAK …………………………..
76
2) Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………
78
a. Pemahaman Spiritualitas Ignasian ........................................
78
b. Makna Spiritualitas Ignasian ………………………………
79
c. Arti Panggilan Katekis …………………………………….
81
d. Pengertian Semangat Pelayanan …………………………...
82
e. Makna Semangat Pelayanan ……………………………….
83
f. Latar Belakang Kuliah di Prodi PAK ……………………...
83
g. Kesulitan dan Tantangan yang dihadapi Selama Menempuh Proses Studi di Prodi PAK ……………………
85
h. Cara Mengatasi Kesulitan Selama Studi di Prodi PAK ……
86
i. Hubungan Antara Makna Spiritualitas Ignasian dan Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK sebagai Calon Katekis ………………................................................
87
j. Harapan Mahasiswa Prodi PAK …………………………...
89
D. Kesimpulan Hasil Penelitian …......................................................
90
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV USULAN PROGRAM REKOLEKSI LATIHAN ROHANI DALAM KEGIATAN PEMBINAAN SPIRITUALITAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA PRODI PAK UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI CALON KATEKIS …………………………………………...... .
95
A. Latar Belakang Kegiatan Rekoleksi Latihan Rohani dalam Pembinaan Spiritualitas Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma ............................................................
96
B. Program Rekoleksi Latihan Rohani Untuk Meningkatkan Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma sebagai Calon Katekis .......................
98
1. Latar Belakang Program............................................................
98
2. Tujuan Pemilihan Program ........................................................
100
3. Usulan Program Kegiatan Rekoleksi Latihan Rohani ..............
100
a. Tema Umum ........................................................................
101
b. Peserta …………………………………………………….
101
c. Tempat dan Waktu ………………………………………..
102
d. Metode Rekoleksi …………………………………………
102
e. Sarana ……………………………………………………..
102
f. Pendamping ……………………………………………….
103
g. Matriks Program Rekoleksi ……………………………….
104
h. Susunan Acara …………………………………………….
106
i. Contoh Salah Satu Persiapan Tema I ……………………..
108
1) Pemikiran Dasar ……………………………………....
108
2) Tujuan Pertemuan Sesi I ………………………………
110
3) Materi ………………………………………………....
111
4) Sumber Bahan ………………………………………...
111
5) Metode ………………………………………………..
111
6) Sarana …………………………………………………
112
7) Langkah-langkah dalam sesi I ………………………..
112
(a) Sharing pengalaman perjalanan menuju Pentingsari ………………………………………...
xvi
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(b) Pengantar ………………………………………….
112
(c) Pengolahan sesi I : “Menghayati Spiritualitas Ignasian” ………………………………………….
113
(d) Penjelasan Mengenai Materi ……………………...
114
(e) Mendalami Kitab Suci …………………………….
114
(f) Pengolahan dari Pendalaman Kitab Suci ………....
115
(g) Mengusahakan Suatu Aksi yang Konkret ………...
116
(h) Gerak dan lagu …………………………………....
117
KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................
119
A. Kesimpulan….................................................................................
119
B. Saran…............................................................................................
121
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
123
BAB V
LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Permohonan Izin Penelitian ...................................
(1)
Lampiran 2: Contoh Kuesioner Tertutup …………….........................
(2)
Lampiran 3: Teks Lagu ……………………. .......................................
(9)
Lampiran 4: Teks Kitab Suci……………………………………….. ..
(10)
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Teks Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Yoh
: Yohanes
Kor
: Korintus
Mat
: Matius
Luk
: Lukas
B. Singkatan Dokumen Gereja LR
: Latihan Rohani Buku pegangan bagi mereka yang tertarik pada kesucian. Ditulis oleh Ignatius Loyola pada tahun 1523.
C. Singkatan Lain PAK
: Pendidikan Agama Katolik
St
: Santo
KWI
: Konferensi Waligereja Indonesia
Koptari
: Konferensi Pemimpin Tarekat Religius Indonesia
INSADHA
: Inisiasi Sanata Dharma
KBP
: Karya Bakti Paroki
MAWI
: Majelis Agung Wali Gereja Indonesia
SJ
: Serikat Jesus
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
AKKI
: Akademi Kateketik Katolik Indonesia
STFK
: Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik Pradnyawidya
FKIP
: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
USD
: Universitas Sanata Dharma
SK
: Surat Keputusan
xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Tuhan ke dunia adalah untuk saling melengkapi, saling menghargai, saling menghormati satu sama lain. Tuhan menghendaki adanya cinta sesama manusia. Saling berbagi, saling tolong menolong, melayani satu sama lain merupakan semangat kita sebagai umat kristiani. Pelayanan terhadap sesama dan perbuatan baik terhadap sesama akan menghadirkan buah-buah rohani yang sangat luar biasa yakni kedamaian, persaudaraan erat, tenteram, suasana cinta kasih antar umat manusia, dan lain sebagainya. Akan tetapi, dalam kehidupan masa kini yang terjadi malah justru sebaliknya. Perpecahan di mana-mana, perang, kriminalitas tinggi, iri hati, dengki, nafsu, keegoisan, berusaha untuk mendapatkan sesuatu dengan cara yang tidak baik, kesombongan akan jabatan, korupsi, dll. Semua itu adalah semangat yang justru hidup pada masa kini. Yesus dalam perutusan-Nya mewartakan kabar gembira juga menghadapi masalah yang sama seperti di atas. Namun, Yesus menghadapinya dengan semangat yang baru yaitu semangat cinta kasih, kesederhanaan, pengorbanan dan kerendahan hati yang bertentangan dengan semangat dunia pada masa itu. Sebagai pengikut Kristus, sudah menjadi tanggung jawab kita bersama untuk intropeksi diri dan memulai dengan memaknai apa yang menjadi semangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Tuhan Yesus selama hidup-Nya. Pewartaan kabar gembira harus dilanjutkan sehingga semua orang dipertemukan dengan Yesus yang Maha Pengasih. Dalam Kitab Suci banyak kisah yang menunjukkan semangat Yesus dalam pewartaan-Nya, dalam dunia dengan semangat yang bertentangan. Menurut kesaksian Kitab Suci dunia ini: “dunia yang jatuh dan yang berada di dalam kebinasaan”- dikasihi oleh Tuhan Allah. Begitu besar kasih-Nya kepada dunia, sehingga Anak-Nya sendiri Ia korbankan untuk menyelamatkannya (Yoh 3:16). Dalam Kristus, Anak-Nya, Ia mendamaikan dunia dengan diri-Nya (2 Kor 5:19) dan memenangkannya (Yoh 16:33). Dalam dunia, Kerajaan yang Ia datangkan, sedangkan merealisasikan diri-Nya. Dunia ialah ladang, dimana anak-anak Kerajaan Allah ditaburkan (Mat 13:38). Dunia ialah ruang untuk pewartaan Injil Kerajaan Allah (Mat 24:14). Semangat Yesus di atas, kita kenal saat ini sebagai spiritualitas. Spiritualitas adalah cara bagaimana pengalaman kita akan Allah membentuk cara kita dalam memandang dunia, juga cara kita berinteraksi dengan dunia. Misalnya, seseorang memiliki pengalaman kasih bersama Tuhan dalam kehidupannya maka ia akan memandang dunia sebagai anugerah kasih dari Tuhan. Gereja yang telah ada dalam kurun waktu yang sangat lama telah melahirkan banyak orang dan kelompok yang sungguh menghayati spiritualitas Tuhan Yesus atau Bunda Maria dengan cara yang berbeda. Misalnya, kelompok Xaverian, Fransiskan, Dehonian, Ignasian, dan lain sebagainya. Kelompok ini pada intinya memiliki cara-cara yang berbeda dalam mengimani semangat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Tuhan Yesus Kristus atau Bunda Maria. Seperti kesederhanaan-Nya, hidup doaNya, karya-Nya, dan lain sebagainya. Spiritualitas yang mengimani semangat dari Tuhan Yesus itu sendiri di antaranya adalah spiritualitas Ignasian yang terinspirasi dari semangat St. Ignatius Loyola. Dasar dari spiritualitas Ignasian ini secara khusus berpijak pada sosok, pribadi dan hidup Yesus sendiri serta relasiNya dengan dunia. Singkatnya, bagaimana Yesus yang kita kenal dalam Kitab Suci bertindak, berkarya, mengajar dan berelasi dengan orang-orang di sekitarnya, dan menjadi sumber inspirasi dalam hidup kita. Pola hidup rohani yang demikian inilah yang membuat Santo Ignatius Loyola akhirnya sungguh merasa dekat dan sungguh menjadi sahabat Yesus sendiri. Persahabatan dengan Yesus inilah yang memberi makna dan tujuan dalam hidupnya. Dalam Spiritualitas Ignasian persahabatan dengan Yesus yang demikian ini merupakan hal yang fundamental. Hal inilah yang juga menjadi landasan Universitas Sanata Dharma yang berpedoman pada semangat St. Ignatius Loyola dan juga sebagai pusat studi Ignasian. Universitas Sanata Dharma yang terdiri dari macam-macam program studi terutama program studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) mendidik para mahasiswa menjadi seorang calon pewarta atau katekis atau guru agama serta terjun dalam kalangan umat. Prodi PAK memiliki mahasiswa yang beraneka ragam dari sabang sampai merauke sehingga bisa disebut sebagai Indonesia Mini karena semua suku sebagian besar ada di prodi ini. Di PAK banyak sekali diberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
bekal untuk menggapai suatu cita-cita mulia itu karena pendidikan yang diberikan sangat mendukung seseorang untuk menjadi seorang pewarta. Tapi, kenyataannya pun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Banyak mahasiswa PAK yang memilih prodi ini dikarenakan terpaksa dan dorongan dari orang tua. Jarang sekali ditemukan memilih prodi ini memang sebagai apa yang dicita-citakan. Keadaan awal mahasiswa yang terpaksa dan tidak berminat kuliah di prodi PAK serta proses perjalanan kuliah dalam menanggapi panggilan Allah sebagai
katekis
merupakan
permasalahan
utama
yang harus
dihadapi.
Permasalahan itu sangat berkaitan dengan semangat pelayanan mahasiswa PAK itu sendiri. Permasalahan itu ibarat salib yang harus dipikul oleh masing-masing mahasiswa. Selain itu, di dalam prosesnya seringkali juga kita menemukan kenyataankenyataan yang menjadi masalah yang harus dihadapi. Misalnya, keikutsertaan para mahasiswa dalam kegiatan menggereja mulai dari lingkungan, organisasi, komunitas, sosial, dan lain sebagainya. Dalam kegiatan di kampus misalnya, partisipasi mahasiswa dalam bakti kampus, kegiatan dalam organisasi HIMKA serta antusias dalam mengikutinya, dan lain sebagainya. Semua ini juga merupakan kurang adanya semangat dalam diri para mahasiswa dalam pelayanan serta pilihannya di prodi PAK. Maka dari itu, belajar dari sosok Tuhan Yesus itu sendiri melalui kepribadian dan juga spiritualitas St. Ignatius Loyola, sebagai calon pewarta hendaknya spiritualitas Ignasian membawa semangat pelayanan yang tinggi kepada para mahasiswa PAK di tengah-tengah umat nantinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Berdasarkan uraian di atas penulis ingin mengetahui seberapa besar peranan spiritualitas Ignasian terhadap semangat pelayanan para mahasiswa PAK sebagai calon katekis/ guru/ pewarta. Dalam rangka ini penulis memberi judul skripsi:
“PERANAN
SPIRITUALITAS
IGNASIAN
TERHADAP
SEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI CALON KATEKIS”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan beberapa permasalahan antara lain: 1.
Apa yang dimaksud dengan spiritualitas Ignasian?
2.
Apa itu semangat pelayanan bagi para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis?
3.
Seberapa besar peranan spiritualitas Ignasian dalam membantu para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma untuk meningkatkan serta menghayati semangat pelayanan sebagai calon katekis di zaman sekarang?
4.
Usaha apa yang dapat dilakukan agar spiritualitas Ignasian ini dapat lebih meningkatkan semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis?
C. Tujuan Penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.
Menggali lebih mendalam semangat spiritualitas Ignasian yang menjadi semangat para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis dalam mewartakan Sabda Allah.
2.
Mengetahui lebih mendalam akan semangat pelayanan bagi para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis.
3.
Mengetahui bagaimana para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma meningkatkan serta menghayati spiritualitas St. Ignatius Loyola dalam karya pelayanan.
4.
Memberi sumbangan bagaimana agar para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma bisa lebih memiliki semangat pelayanan sebagai calon katekis lewat spiritualitas St. Ignatius Loyola.
D. Manfaat Penulisan Penulisan ini dapat memberi manfaat: 1.
Bagi penulis semakin memahami spiritualitas Ignasian itu sendiri dan mampu menjadi semangat dalam meningkatkan karya pelayanan sebagai calon pewarta nantinya.
2.
Membantu para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma untuk semakin menghayati panggilannya sebagai calon katekis.
3.
Bagi Program Studi PAK Universitas Sanata Dharma sebagai wadah atau lembaga menimba ilmu bagi para calon katekis dapat memberi sumbangan dan meningkatkan kualitas serta mutu pendidikan terutama dari para pendidik maupun seluruh pihak yang berperan sehingga terus menghasilkan benihbenih dari para mahasiswa yang menimba ilmu di prodi PAK ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
4.
Memberi sumbangan bagi para pelayan atau umat yang memiliki hati dan siapa saja yang terlibat dalam karya pelayanan agar senantiasa memiliki semangat melayani dan setia dalam pelayanan yang dilakukan.
E. Metode Penulisan Metode
yang
dipakai
penulis
adalah
deskriptif
analitis
yaitu
menggambarkan secara faktual keadaan yang terjadi dalam upaya meningkatkan semangat para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma melalui penghayatan spiritualitas Ignasian. Kemudian penulis ingin mengetahui secara mendalam penghayatan spiritualitas Ignasian melalui para mahasiswa dengan menggunakan penelitian kualitatif yang dilengkapi dengan instrumen berupa kuesioner. Setelah itu, penulis membuat program latihan rohani sebagai usulan program untuk mendalami spiritualitas Ignasian supaya dapat meningkatkan semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma. Penulisan ini juga didukung oleh berbagai sumber dan referensi dalam bentuk buku-buku yang membantu penulis dalam mengembangkan proses karya ilmiah tersebut.
F. Sistematika Penulisan Tulisan ini mengambil judul “Peranan Spiritualitas Ignasian Terhadap Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Sebagai Calon Katekis. Kemudian dikembangkan menjadi 5 bab, yaitu: Bab I merupakan pendahuluan. Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan permasalahan,tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Bab II Kajian Pustaka Pada bagian pertama, penulis mendeskripsikan tentang latar belakang hidup St. Ignatius Loyola. Pada bagian kedua, akan dideskripsikan tentang pengertian spiritualitas yang terdiri dari pengertian spiritualitas secara umum, spiritualitas Ignasian dalam terang kitab suci, spiritualitas St. Ignatius Loyola, dan kekhasan spiritualitas St. Ignatius Loyola. Pada bagian ketiga dalam kajian pustaka ini dideskripsikan mengenai semangat pelayanan sebagai warisan St. Ignatius Loyola.
Pada bagian keempat akan
dideskripsikan tentang spiritualitas Ignasian dalam semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma. Pada bagian kelima akan dideskripsikan mengenai para mahasiswa Prodi PAK yang terdiri dari sejarah Prodi PAK dan visi misi Prodi PAK Universitas Sanata Dharma. Pada bagian terakhir akan dideskripsikan tentang mengenai katekis yang terdiri dari pengertian katekis, spiritualitas katekis, dan tugas katekis. Bab III: Penelitian atas penghayatan spiritualitas Ignasian bagi para mahasiswa Prodi PAK dalam memaknai semangat pelayanan sebagai katekis: Bab ini
penulis akan mendeskripsikan mengenai: metodologi penelitian, variabel
penelitian, hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan hasil penelitian serta refleksi atau keterbatasan penelitian. Bab IV: Bab ini mendeskripsikan tentang Usulan Program Latihan Rohani dalam usaha mempertahankan spiritualitas Ignasian dalam semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma. Bab V : Penutup : Bab ini mendeskripsikan kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II SPIRITUALITAS IGNASIAN DAN SEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA PRODI PAK Pada bab II ini, penulis akan menguraikan mengenai spiritualitas Ignasian sebagai peranan untuk meningkatkan semangat pelayanan bagi para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma. Pokok permasalahan yang akan diangkat dalam bab II ini adalah apa yang dimaksud dengan spiritualitas Ignasian. Bab II merupakan kajian pustaka. Penulis pada bab ini membagi menjadi lima pokok bahasan, yakni pada pokok bahasan pertama penulis menguraikan tentang latar belakang hidup St. Ignasius Loyola. Kemudian pada pokok bahasan kedua berisikan tentang pengertian spiritualitas. Dalam pokok bahasan ini akan dijelaskan mengenai pengertian spiritualitas secara umum, spiritualitas St. Ignasius Loyola, dan kekhasan spiritualitas St. Ignasius Loyola itu sendiri. Pokok bahasan ketiga akan dijelaskan mengenai semangat pelayanan sebagai warisan dari St. Ignasius Loyola. Bahasan keempat penulis akan menguraikan tentang semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma. Pokok bahasan ini berisikan pengertian pelayanan secara umum, arti dan makna semangat dalam pelayanan, serta semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma itu sendiri. Dan pada pokok bahasan kelima, akan dijelaskan mengenai para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma, mencakup sejarah Prodi PAK, visi dan misi Prodi PAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
A. Latar Belakang Hidup Serta Panggilan Santo Ignatius Loyola Dalam bukunya yang berjudul “Ensiklopedi Gereja” (Heuken, 2004:68), mengatakan bahwa Ignatius dari Loyola lahir dari keluarga bangsawan Basque (Spanyol Utara) dan dididik di istana kerajaan, tempat ia mengejar karir sebagai orang istana dan perwira. Ignatius adalah anak bungsu. Jumlah kakaknya tidak diketahui dengan tepat, tetapi dalam proses beatifikasi disebut dua belas (menurut Ribadeneira 7 laki-laki dan 5 perempuan). Ayahnya bernama Beltran Yanez de Onaz, ibunya Marina Sankhez de Licona. Waktu mempertahankan benteng Pamplona melawan tentara Perancis, Inigo (nama baptisnya) menjadi jiwa pertahanan. Ia baru menyerah, ketika kakinya kena peluru (1521). Untuk menghabiskan waktu berjam-jam dalam kesendirian dan kebosanan di kamarnya, Ignatius minta beberapa buku untuk dibaca. Hanya dua buku yang dapat ditemukan dalam seluruh rumah yaitu buku tentang kehidupan Kristus dan buku lain tentang kehidupan para kudus. Meskipun buku-buku ini tidak sesuai dengan seleranya, Ignatius toh mulai membacanya juga. Lama-kelamaan ia mulai tertarik ( Jou, 1991: 33). Selama pemulihan kesehatannya di Puri Loyola, ia tidak dapat memperoleh bacaan lain kecuali suatu riwayat orang-orang kudus serta buku Hidup Kristus karya Ludolf dari Saksen. Lama-kelamaan cita-cita hidupnya berubah: Inigo ingin menjadi “tentara Kristus” yang menonjol di pengabdiannya (Heuken, 2004: 69). Pada akhir bulan Februari 1522 dengan alasan untuk membicarakan beberapa masalah dengan mantan atasannya, Ignatius meninggalkan rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Saudaranya yang menjadi imam dan dua orang pelayannya menemaninya. Di tengah perjalanan, ia mengajak saudaranya untuk melewatkan malam dengan berdoa di dalam gereja Aranzazu di muka patung Maria, pelindung daerah itu. Di sini Ignatius mengucapkan kaul kemurnian dan memohon pertolongan Maria agar dapat melaksanakannya ( Jou, 1991: 37). Ada tiga tahap dalam perjuangan rohaninya. Dalam tahap pertama, peziarah ini menjalani denda dosa dengan berpuasa dan berdoa lama. Ia berdoa tujuh jam setiap harinya. Ia mengalami kedamaian dan kegembiraan dalam hatinya. Dalam tahap kedua, perjuangan lebih sulit. Ignatius mulai merasa waswas tentang kehidupannya di masa lalu, dosa-dosanya dan pengakuan dosanya. Ia takut jangan-jangan ia telah memilih jalan yang salah, kadang-kadang ia digoda oleh pikiran untuk bunuh diri. Semakin lebih banyak ia berdoa dan berpuasa, semakin ia merasa sedih dan hampa. Tidak ada seorang pun dapat memberinya pertolongan. Sekali waktu ia mendapatkan penglihatan: seekor ular dengan banyak mata berputar-putar dan bergulung di udara. Meskipun penglihatan ini memberinya rasa bahagia, ia kemudian tahu penampakan itu adalah olah roh jahat. Penderitaan batinnya pada tahap ini berlangsung selama empat bulan. Tiba-tiba semua kegelisahan dan keragu-raguannya hilang dan mulailah tahap ketiga. Suatu hari sewaktu duduk di pinggir sungai, ia merasa seakan-akan suatu cahaya semakin bersinar dalam jiwanya. Kesedihan dan ketakutan lenyap dan yang ada di sekitarnya hanyalah terang, kegembiraan dan kedamaian. Pada saat itu ia lalu mengerti segala sesuatu tentang ajaran-ajaran iman Kristen, dan memahami dengan cara khusus misteri Tri Tunggal Maha Kudus. Meskipun ia belum belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
apa pun, ia mulai menulis sebuah buku tentang misteri yang mahaluhur itu. Akibat dari pengalamannya yang luar biasa ini, Ignatius lalu mengurangi laku denda atas segala dosanya, merasa lebih percaya diri, dan mulai menolong orang lain agar semakin dekat pada Tuhan. Ia menulis semua pengalamannya dalam sebuah buku lain, yang ia selesaikan bertahun-tahun lamanya. Bukunya ini merupakan pegangan bagi mereka yang tertarik pada kesucian. Buku ini kemudian menjadi bestseller. Judul buku ini “Latihan Rohani” ( Jou, 1991: 40-41). Ia melepaskan segala miliknya dan mencari suatu tempat yang sepi, menjalankan matiraga keras dan mengalami penampakan-penampakan mistik dekat kota Manresa. Ia mulai mencatat pengalamannya, yang menjadi inti karyanya yang termasyhur, yaitu Exercitia spiritualia: Latihan Rohani. Setelah berziarah ke Yerusalem (1523), ia mulai belajar dari sekolah rendah sampai memperoleh gelar Magister artes (MA) di Universitas Paris (1535). Waktu belajar, Ignasius (sejak 1526) mulai mengumpulkan teman-teman mahasiswanya dan menyemangati mereka dengan bantuan Latihan Rohani. Akhirnya, bersama enam teman ia mengikat diri dengan kaul kemurnian, kemiskinan dan pengabdian di Tanah Suci di Gereja Montmorte (1534) di Paris. Sahabat pertama adalah Petrus Faber dari pegunungan Alpen bagian Prancis. Sahabat kedua adalah Fransiskus Xaverius dari bagian utara Spanyol. Sahabat ketiga dan keempat adalah dua mahasiswa Spanyol yang sangat mengagumi Ignatius. Namanya adalah Jakobus Lainez dan Alphonso Salmeron. Sahabat kelima adalah seorang Spanyol yang bernama Nicolas Alphonso de Babadilla. Sedangkan sahabat Ignatius yang terakhir adalah seorang Portugis yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
bernama Simon Rodrigues. Pada bulan Juli 1534 di masa libur, ketujuh sahabat itu mengadakan pertemuan untuk memutuskan bentuk hidup mana yang akan mereka ikuti. Mereka semua sampai pada suatu keputusan untuk mengucapkan kaul kemiskinan dan kemurnian serta pergi berziarah ke Tanah Suci. Seiring berjalannya waktu dalam pewartaannya Ignatius pun menemukan banyak sahabat di berbagai pelosok negara ( Jou, 1991:69-71). Karena perang, maka pelayaran ke Palestina ditunda-tunda terus, sehingga mereka melaksanakan keputusan alternatif untuk menawarkan jasa mereka kepada Sri Paus. Sebelum tersebar ke tempat yang jauh satu sama lain, mereka mengadakan pertimbangan bersama dengan keputusan untuk membentuk suatu serikat dan memilih Ignatius sebagai pembesar mereka yang pertama (1539). Dasar Serikat Jesus ini disahkan Paulus III di bulla kepausan “Regimini militantis ecclesiae: kepada pemerintahan Gereja yang berjuang” (1540). Pada tahun-tahun berikutnya, Ignatius menyusun Konstitusi Serikat Jesus dengan menuangkan cita-cita Latihan Rohaninya ke dalam aturan hidup Serikat Jesus. Anggota-anggotanya dididik baik dan bersemangat tinggi untuk bersamasama memajukan “kemuliaan Allah yang semakin besar – Ad maiorem Dei gloriam” – di antara manusia di seluruh bumi. Selain itu, Ignatius memimpin Serikat Jesus yang berkembang cepat dan mencapai ± 1.000 anggota sebelum Ignatius meninggal (1556). Ia mendirikan Collegium Romanum dan terlibat di beberapa karya amal antara lain untuk membebaskan wanita-wanita dari pelacuran. Ignatius dinyatakan kudus pada 1622. Makamnya di Gereja Il Gesu di Roma (Heuken, 2004:68-69).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
B. Pengertian Spiritualitas 1.
Pengertian Spiritualitas secara Umum Spiritualitas berasal dari akar kata spare (Latin) yang memiliki arti:
menghembus, meniup, mengalir. Dari kata kerja spare terjadi pembentukan kata benda spiritus atau spirit, yang memiliki arti: hembusan, tiupan, aliran angin. Kata itu kemudian mengalami perkembangan arti menjadi: udara, hawa yang dihisap, nafas hidup, nyawa, roh, hati, sikap, perasaan, kesadaran diri, kebesaran hati, keberanian. Dari arti kata itu sendiri, spiritualitas dapat dipahami sebagai sumber semangat untuk hidup, bertumbuh, dan berkembang dalam semua bidang kehidupan di dunia ini, baik secara pribadi maupun bersama orang lain, yang diperoleh di dalam perjumpaan dengan Allah, diri sendiri dan sesama (Artanto, 2012:7-8). Spiritualitas adalah istilah agak baru yang menandakan “kerohanian” atau “hidup rohani”. Kata ini menekankan segi kebersamaan, bila dibandingkan dengan kata yang lebih tua, yaitu “kesalehan”, yang menandakan hubungan orang perorangan dengan Allah. Selain itu spiritualitas dapat diterapkan pada aneka bentuk kehidupan rohani, misalnya “spiritualitas modern” atau spiritualitas kaum awam”. Spiritualitas mencakup dua segi, yakni askese atau usaha melatih diri secar teratur supaya terbuka dan peka terhadap sapaan Allah. Segi lain adalah mistik sebagai aneka bentuk dan tahap pertemuan pribadi dengan Allah. Askese menandakan jalan dan mistik tujuan hidup keagamaan manusia. Dasar hidup rohani dan semua bentuk spiritualitas sejati adalah Roh (Spiritus; Lat) yaitu Roh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Kristus seperti tampaknya dalam Injil. Orang yang peka akan mengalami buah kehadiran Roh dalam hatinya (Heuken, 2002:11). Makna “rohani” melebihi kesanggupan untuk berhubungan dengan Tuhan atau menyadari dari yang Ilahi dalam lingkup hidup. Manusia terpanggil untuk benar-benar mengenal Dia yang hadir dalam batinnya. Memang, Tuhan di manamana dan tiada sesuatu di luar jangkauan-Nya. Tetapi, kehadiran Tuhan “dalam” batin manusia bermakna khusus: kehadiran yang bersifat pribadi itu bukan masalah jarak yang dapat diukur. Kehadiran dan hubungan antar pribadi berlandaskan kodrat manusia sebagai makhluk yang berakal budi dan berkehendak bebas, sehingga dapat mengerti dan mencinta. Berkat kodrat rohani inilah hubungan “erat” satu sama lain dapat dijalin antar manusia dan Tuhan Yang adalah Roh semata. Hubungan pribadi dijalin oleh kasih, dan dengan mengasihi baru mengerti. Maka, spiritualitas menyangkut keberadaan orang beriman sejauh dialami sebagai anugerah Roh Kudus yang meresapi seluruh dirinya (Heuken, 2002: 11). Ciri khas spiritualitas adalah sebagai sebuah kompas etis atau kecerdasan moral. Tingkat inteligensi dapat mengukur prestasi seseorang, apakah orang itu akan berhasil dalam pendidikan dan kehidupannya atau tidak, namun ini lebih berorientasi kepada kesuksesan pribadi. Sedangkan sukses dalam spiritualitas lebih menunjuk pada perhatian kepada sesama. Lihat Markus 12:30-31a, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.” Kemudian hukum yang kedua: “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Dengan demikian, spiritualitas berhubungan dengan pencarian makna hidup seseorang, alasan keberadaannya, dan alasan untuk bertindak. Spiritualitas adalah seluruh kenyataan hidup yang mencerminkan nilainilai hidup berdasarkan iman yang dihayati, sikap-sikap atau keutamaankeutamaan hidup yang mendukung untuk mewujudkan nilai-nilai hidup tersebut, dan tingkah laku, pilihan-pilihan konkret beserta tindakan-tindakan untuk mewujudkan nilai-nilai hidup tersebut (Konferensi Pemimpin Tarekat Religius Indonesia, 1987: 4). Spiritualitas sama saja dengan kerohanian. Untuk memahami kerohanian dalam konteks, kiranya perlu juga memahami maksud ungkapan situasi dan zaman dalam perspektif pengalaman manusia, terutama sebagai kemungkinan untuk melahirkan gerakan hidup serta kerohanian. Dengan kata lain, waktu atau zaman lebih disadari dan dimengerti secara kualitatif bukan kuantitatif. Dari segi kualitatif, maka zaman dan waktu mengandung situasi, kecenderungan, tantangan serta peluang serta gerak perjalanan hidup yang diakibatkan oleh peristiwa sejarah. Dari kenyataan itulah orang banyak mengerti maksud dari tanda-tanda zaman, sebagaimana dipakai oleh Kitab Suci dan Gereja. Kalau demikian zaman sebagai kenyataan historis mengandung realitas-realitas yang ikut mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan serta perubahan kehidupan. Kerohanian yang benar, sebagai buah dari tindakan Allah, selalu bergerak pada pertumbuhan, perkembangan dan perubahan menuju ke yang lebih benar dan baik dan lebih indah, meski melalui peristiwa-peristiwa yang menyakitkan. Dengan kekuatan life-force, yang datang dari dunia Ilahi kerohanian mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
bentuk inkarnatorinya sesuai dengan keadaan dan kebutuhan zaman. Sebagaimana zaman
sendiri
berkembang
dan
berubah,
kerohanian
juga
mengalami
perkembangan dan perubahan sesuai dengan konteksnya.Bahkan menurut kebutuhan konteks, daya hidup rohani dibangkitkan (Darminta, 2007: 67).
2.
Spiritualitas Ignasian Spiritualitas Ignasian tidak akan lepas dari tradisi Gereja yang hidup pada
permulaan abad ke- 16, sewaktu Ignatius belajar berdoa dari Pater Benediktin Jean Chanson di Montserrat dan mengenal buku Garcia de Cisneros “Ejercitatorio de la vida spiritual” yang dipinjam dan dibacanya selama tinggal disana, sejak ia datang naik keledai berziarah pada tanggal 21 Maret 1522. Kalau Ignatius kemudian membangun bangunan baru dalam hidup doa, ia menimba unsur-unsur Kristiani dari tradisi Gereja, seperti dihayati dalam hidup para kudus, dan berupa macam ragam pengungkapan ajaran Injil dalam kehidupan membiara. Tetapi Ignatius sebagai seorang pribadi dengan riwayat hidup dan panggilan sendiri mengolah pengalamannya dalam bentuk baru, yang kemudian mendapatkan tempat di dalam Gereja (Soenarja, 1980:2). Berikut
adalah
doa
yang
ditekankan
oleh
St.
Ignatius
dalam
spiritualitasnya (A. Soenarja, 1979: 2-8): 1.
Pembedaan Roh Discretio Spirituum, pembedaan Roh dalam Latihan Rohani kemudian
berkembang menjadi salah satu unsur pokok, yang dilatihkan tahap demi tahap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
hingga orang yang sungguh telah mendalami latihan rohani, juga menjadi mahir dalam membedakan bermacam-macam roh.
2.
Dambaan Suci Doa dengan dambaan suci dilanjutkan oleh Ignasius kepada para skolastik:
cita-cita mereka mau berkarya bagi Tuhan selama studi dapat secara efisien dan nyata disalurkan lewat dambaan dan keinginan suci.
3.
Pemeriksaan batin Sejak semula Ignatius yang merasa dirinya pendosa besar, memusatkan
usahanya dalam doa pemeriksaan batin. Ia membuat teori tentang dosa kecil, dosa besar, khusus dosa yang melawan kemurnian dalam pikiran: sesuatu soal amat pelik, yang menimbulkan kesangsian para teolog di zaman itu karena Ignatius sendiri orang yang tidak terdidik di bidang ini. Tetapi mereka membiarkan, dan tidak merubah apa-apa. Ignatius menyusun cara melakukan pemeriksaan batin umum dan khusus, yang menjadi dasar bimbingan hidup rohani bersama dengan tiga cara berdoa.
4.
Tiga cara berdoa Tiga cara berdoa itu diajarkan kepada orang-orang sederhana yang
dijumpainya. 1)
Berenung dan berpikir tentang sepuluh perintah Allah, tujuh dosa pokok, lima perintah gereja dan meneliti dirinya merupakan cara doa pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2)
Cara berdoa kedua berupa renungan kata demi kata mengenai salah satu doa biasa seperti Bapa Kami, Salam Maria, Aku percaya.
3)
Cara doa ketiga ialah mengucapkan doa biasa kalimat demi kalimat menurut irama pernafasan. Inilah skema paling dasar yang digunakan oleh Ignatius untuk
mengajarkan cara doa, menurut pikirannya sejak semula, cara yang akan mengubah
seluruh
manusia
dalam
praktek
hidupnya.
Ignatius
sendiri
menggunakan cara itu, sebagai cara memberikan Latihan Rohani yang paling sederhana kepada orang yang tidak berpendidikan. Dari sejarah kita tahu bahwa skema ini digunakan juga oleh St. Franciscus Xaverius dalam mengajar orangorang Kristen, yang ditobatkan sepanjang pantai selatan India dan di kepulauan Maluku. Dengan cara doa itu ia membangun jemaat Kristen di mana-mana. Latihan Rohani dalam kerangkanya yang lebih lengkap, dibangun oleh Ignatius setelah pengalaman-pengalaman yang diperoleh di Manresa. Ignatius sudah belajar “berefleksi” dan “mulai berpikir-pikir tentang hal-hal yang berhubungan dengan Tuhan”: Inilah praktek meditasi.
5.
Praktek Meditasi Praktek meditasi atau doa diatur dengan metode tertentu berlangsung lewat
tiga daya: ingatan, pikiran, kehendak. Dengan pengalaman mistik tentang susunan dunia di tepi sungai Cardoner tentang Tritunggal, tentang Penciptaan dengan kebiasaannya mengaku dan menyambut setiap minggu, membaca kisah sengsara di waktu Misa, dengan pengalaman dosa begitu dahsyat dan malam gelap yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
ditandai skrupel. Ia membaca catatan-catatan yang kemudian disusun dalam serangkaian doa: Latihan Rohani Minggu I: dalam Kehidupan Rohani sejalan dengan yang dinamakan: “Via Purgativa” (jalan pembersihan atau pentobatan).
6.
Metanoia Metanoia, perubahan arah berpikir harus tercapai dengan latihan-latihan
minggu ini. Metanoia adalah karakteristik, ciri khas retret Ignasian minggu I. Meditasi-meditasi berat tentang Azas dan Dasar Hidup manusia tentang dosa, tentang neraka yang dapat ditambah dengan aturan-aturan tambahan yang cermat: dalam hal doa Ignatius tidak mau menyerahkan segala pada usaha sendiri saja. Disini
beda
Ignatius
dengan
banyak
pembimbing
retret,
yang
rajin
mempersiapkan khotbah menarik, tetapi menyerahkan cara pengolahannya kepada para pendengar/peserta sendiri. Ignatius memberi dan menganjurkan tuntutan meditasi singkat, tetapi mengenai pelaksanaannya doanya ia mendetail, dengan persiapan sebelum dan sesudah tidur, mengheningkan diri, sikap, pengolahan bahan, wawancara dan refleksi tentang keseluruhan. Pertanggungjawaban kepadap pembimbing dipusatkan kepada garis pelaksanaan dan gerakan roh, yang dirasakan, dialami selama meditasi.
7.
Wawancara Wawancara dengan Kristus dan mengalihkan pengolahan bahan dari
pikiran menjadi perasaan hati pada taraf hubungan pribadi. Aspek hubungan pribadi ini tidak pernah dilupakan Ignatius, tetapi ajaran ini justru tidak jarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
ditelantarkan dalam bimbingan, dengan bahaya, bahwa orang hanya dibekali dengan cara meditasi kering, karena ditelanjangi unsur afektifnya yang amat penting.
8.
Kontemplasi Minggu II Via Illuminativa (jalan penerangan) dalam intinya mengajarkan
cara baru yang disebut kontemplasi, dalam latihan mengenai Penjelmaan dan Kelahiran Kristus dan kemudian diteruskan selama latihan-latihan tentang kehidupan Kristus di medan masyarakat. Ignatius seperti dalam meditasi Minggu I dalam doa kontemplasi menyiapkan pribadi yang berlatih dengan disuruh mengfantasikan “tempat peristiwa” dan disitu menampilkan pribadi-pribadi yang bergerak, bertindak, berbicara dan yang berkontemplasi sendiri ikut ambil peranan kecil, sedang Yesus selalu ada di tengah, menjadi pusat perhatian. Dengan berkontemplasi berulang-ulang tentang kehidupan Yesus, orang ingin belajar mengenal, mencintai, dan meneladan Tuhan dan Penebus kita ini buah kontemplasi yang diharapkan. Mulai Minggu II seluruh Doa Latihan Rohani berpusat pada Kristus.
9.
Ulangan Doa ulangan (latihan III dan IV setiap hari dalam minggu II) tanpa
mengambil bahan baru, selama Retret Agung banyak sekali digunakan oleh Ignatius. Hal ini harus orang artikan sebagai usaha peresapan kenyataan, yang telah diperoleh dari kontemplasi. Sekali lagi manusia menyaksikan praktek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Ignatius yang dirumuskan dalam patokan: Bukannya pengetahuan melimpah yang memberikan kepuasan kepada jiwa, melainkan dapat merasakan dan mencicipi kenyataan sedalam-dalamnya. Ignatius tidak mementingkan banyaknya ilham yang diperoleh tetapi mengenakan pemikiran dan perasaan Kristus. Unsur cita dan rasa lebih penting, berbagai hidup dengan Kristus. Pendoa di dalam ulangan-ulangan ini sengaja menjadi lebih pasif, menunggu Rahmat Tuhan dan menerimanya dalam bentuk dan sesuai waktu yang direncanakan olehNya.
10. Pengarahan panca indera Pengarahan panca indera sebagai latihan V setiap harinya merupakan latihan, doa pasif, di mana panca indera angan-angan mau mencicipi apa yang sudah dikontemplasikan dan diulang-ulang sepanjang hari. Latihan ini lebih menuju pada doa iman (prayer of faith) dan doa keheningan (prayer of quiet).
11. Pemilihan Apa pemilihan juga merupakan doa? Bagi Ignatius keputusan yang menyangkut kesempurnaan hidup, kesempurnaan bertindak perlu diketemukan dalam doa. Di samping mempertimbangkan alasan pro-kontra, berdasarkan data dan fakta selengkap-lengkapnya, dengan hati lepas-bebas, sikap terbuka, hanya ingin mengikuti Kristus dan mencari kehendak Tuhan, orang melakukan kontemplasi dan melihat apa yang dirasai sebagai gerakan Tuhan di dalam hatinya. Dorongan mana yang diberikan tenang, damai, kepuasan dan kesatuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dengan Kristus, yang dirasa berkenan kepada Tuhan setiap kali orang merenung dan berdoa.
Ignatius
menggunakan cara
ini
untuk menentukan jalan
kesempurnaan hidup dalam kemiskinan total, sewaktu ia menyusun konstitusinya. Dari buku hariannya terbukti bahwa ia melewatkan waktu dari 2 februari- 12 maret 1544 untuk menemukan kehendak Tuhan dalam doa, kurban misa, pengamatan gerakan dan hiburan, sampai menemukan keputusannya yang definitif.
Baru setelah dianggap selesai dan sempurna, dengan rasa puas ia
mengakhiri pilihan pada tanggal 12 Maret 1544 dengan kata-kata: “Saya sudah menentukan hari ini mengambil keputusan” selesai!
12. Penegasan dalam Roh Cara ini yang dikenal dengan istilah “Pembedaan Roh” atau “penegasan dalam Roh” ini sekarang banyak dipelajari dan dilatihkan sebagai sarana yang membantu untuk menentukan sikap, menjatuhkan pilihan di masa pos Vatikan, di masa imam, religius, awam kerap dihadapkan dengan keputusan yang besar tanggung jawabnya.
13. Doa persatuan ikut sengsara, ikut mulia Minggu III dan IV merupakan puncak dalam Via Unitiva “jalan persatuan” lewat sengsara dan kebangkitan Kristus. Bahan kontemplasi bergerak sekitar karya penebusan sebagai akhir hidup Kristus. Di sini perubahan sikap dalam kontemplasi dijelaskan tidak hanya “memandang atau bahkan tidak cukup “ikut memainkan peranan” seperti dalam kontemplasi minggu II, tetapi pendoa harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
terlibat ikut ambil bagian secara langsung dalam sengsara Kristus: ia harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk ikut menderita, bersedih dan meratap, menyadari keinginan Kristus untuk menderita, bagaimana ke-Allahan-Nya menyembunyikan diri. Sebaliknya dalam minggu IV pendoa harus menanggapi keinginan Yesus, yang merasa terdorong untuk membagikan kegembiraan kebangkitan-Nya, orang membiarkan sukacita dan cinta dalam perjumpaan dengan Kristus, bangkit meresapi seluruh diri pribadinya. Ke-Allahan yang tersembunyi dalam sengsara, di sini nampak bersinar cerah dan Kristus memainkan peranan-Nya sebagai Penghibur. Dalam doa ini orang pasif membiarkan Tuhan bergerak dan ia sendiri menerima, meresapi, dan menikmati.
14. Kontemplasi Cinta Sebagai rangkuman seluruh Latihan Rohani dan doa Ignasian masih harus kami tambahkan “kontemplasi untuk mendapatkan Cinta”. Di sini pendoa berdiri di tengah-tengah alam sebagai manusia yang diciptakan, ditebus, dan dirahmati, bertanya-tanya, apa yang dapat dilakukan sebagai balasan cinta yang begitu besar, yang dari Tuhan tercurah kepadanya. Setiap makhluk, setiap peristiwa yang selalu berarti rahmat setiap hari dalam hidupnya, mengundang doa, setiap kali mengulang-ulang, “Terimalah ya Tuhan dan ambillah….semua itu pemberianMu, kepadaMu, ya Tuhan, kupersembahkan…..” Dengan pengalaman ini sebetulnya terungkap seluruh dinamika doa Ignasius: atas- tengah- huruf. Cinta yang mendorongnya untuk memilih sesuatu harus “dari atas”. Tetapi lewat “tengah”, yakni lewat Kristus. Kristus adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sungguh-sungguh Pengantara. Yesus, sungguh Allah dan sungguh manusia, adalah Pengantara antara yang “di atas” dan “huruf”. Dan dengan “huruf” tidak hanya dimaksudkan huruf buku misa, tetapi seluruh realita Gereja dan dunia. Melalui Kristus cinta Allah, hidup dan kekuatan Allah, mengalir ke dalam segala makhluk di muka bumi. Sikap inilah yang merupakan ciri khas doa dan mistik Ignasius. St. Ignasius mengalami Allah dalam gerakan cinta yang turun dari “atas” melalui Kristus di “tengah” sampai ke “huruf” di bawah. Dan gerakan ini tidak hanya diterima saja. Ignasius mengharapkan “rahmat supaya diterima di bawah panji Kristus” supaya dapat ikut dengan karya Allah dalam Kristus (Jacobs, 1980: 4041). St. Ignatius melalui Latihan Rohani menuntun ke arah melalui Kontemplasi untuk Mendapatkan Cinta. Di sini orang dilatih untuk merasakan dalam iman bahwa segala sesuatu merupakan pancaran kasih Tuhan. Dengan demikian, orang diharapkan mampu menemukan Tuhan dalam segala hal yang artinya bahwa Tuhan yang tak lain adalah Sang Kasih itu sendiri. Dengan demikian, manusia diharapkan mau menyerahkan diri untuk diuasai oleh cinta Allah.
3.
Kekhasan Spiritualitas St. Ignatius Loyola Baik melalui bapa-bapa pengakuan maupun dengan buku-buku yang
dibacanya Ignatius berhubungan erat dengan ordo-ordo kontemplatif dan dengan para pater Dominikan (yang juga sangat mementingkan kontemplasi). Dan di kalangan mereka timbullah suatu gerakan baru, yang disebut “Devosi Modern”. Mereka menyebut diri “modern” karena dua alasan: pertama, oleh karena mereka mencari pembaharuan hidup rohani bukan dalam hal-hal yang luar biasa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
melainkan dalam menunaikan tugas-tugas yang biasa. Kedua, karena mereka menekankan untuk itu perhatian untuk hidup rohani pribadi, dan bukan acara kebiaraan ( Jacobs, 1980:16). Dengan tepat St. Ignatius disebut guru doa batin. Bukunya “Latihan Rohani” membantu banyak orang dalam usaha mereka untuk bermeditasi dan berkontemplasi. Dan dalam gerakan pembaharuan hidup rohani dewasa ini, dengan perhatian yang begitu besar pada aneka ragam bentuk doa, tentu timbullah juga pertanyaan mengenai bentuk doa yang “khas Ignasian”. Ada juga yang menekankan hubungan antara hidup doa dan kerasulan. Ada lagi yang berkata bahwa St. Ignatius sama sekali tidak mempunyai bentuk doa yang khusus, hanya mengintegrasikan bentuk-bentuk yang tradisional dalam kerangka “Latihan Rohani”. Ada juga yang menarik perhatian pada hubungan antara meditasi dan kontemplasi. Sebaiknya orang bertanya kepada St. Ignatius sendiri, khususnya melihat buku “Latihan Rohani”. Yang mengesan pertama-tama bahwa Ignatius sering tidak membedakan dengan jelas antara meditasi dan kontemplasi. Keduanya disebut bersama-sama atau tanpa membedakannya dengan jelas. Tetapi dari lain pihak bahwa pada umumnya disebut “kontemplasi” segala renungan mengenai “Misteri hidup Kristus Tuhan kita”, sedangkan kata “meditasi” dipakai terutama untuk renungan mengenai dosa dan neraka. Daripada itu seolah-olah dapat disimpulkan bahwa meditasi biasanya mengenai diri orangnya sendiri, sedangkan kontemplasi dipakai untuk renungan tentang misteri Kristus. Kedua latihan terakhir ini memang lebih menyangkut orangnya sendiri, khususnya sejauh mempersiapkan diri untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
“menyelidiki dan mohon penjelasan guna mengetahui dengan hidup atau status manakah Yang Maha Agung mau dilayani oleh manusia”. “Kontemplasi
untuk
memperoleh
cinta” sebenarnya
tidak hanya
merenungkan hidup dan misteri Kristus. Dan tidak begitu jelas pula mengapa Ignatius berkata: “Ia menampakkan diri kepada Yusuf dari Arimatea, sebagaimana dengan layak dimeditasikan” atau “Ratu kita naik keledai, sebagaimana dapat dimeditasikan dengan layak”. Di sini kata “meditasi” lebih baik diterjemahkan dengan “renungan”, dan kiranya mencakup apa yang disebut “kontemplasi” juga. Sebaliknya renungan “atas doa Bapa Kami” disebut “kontemplasi”. Dan cara berdoa yang kedua secara umum diterangkan sebagai “mengkontemplasikan arti masing-masing kata dari sebuah doa”. Khususnya dari contoh terakhir ini kiranya kelihatan bahwa perbedaan utama antara meditasi dan kontemplasi bukanlah perbedaan bahan renungan (mengenai diri sendiri atau mengenai Kristus). Memang betul bahwa kontemplasi diadakan mengenai misteri hidup Kristus, tetapi tekanan ada pada misteri. Perbedaan antara meditasi dan kontemplasi terletak pada hubungan dengan misteri (Jacobs, 1980:29-30). Kontemplasi sendiri merupakan suatu ungkapan yang sedemikian kaya. Pada dasarnya kontemplasi merupakan anugerah hidup dari Allah, dan setiap anugerah Allah melampaui batas-batas konsep manusia. Usaha pemahaman manusia selalu terbatas dan tidak pernah akan habis menggali anugerah ini. Kontemplasi berarti melekat pada pribadi-pribadi ilahi. Melekat artinya hidup dan bergerak menuju dan melekat pada pribadi-pribadi ilahi. Itu berarti suatu hubungan langsung antara Allah dan manusia tanpa pengantara barang-benda dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
konsep-konsep. Hubungan dengan Allah seperti itu melibatkan seluruh pribadi manusia. Melekat dalam hati mencakup cinta tahan uji kepada Tuhan. Hubungan seperti itu, suatu hubungan penyerahan total dan cinta tahan uji, mengandaikan adanya pemahaman dan pengenalan dengan Tuhan lewat pengalaman dan hidup di bawah gerakan-gerakan Roh. Memiliki keutamaan cinta berarti ikut ambil bagian hidup Allah, dan berarti pula ambil bagian dalam kegiatan cinta Allah. Allah ingin memberikan segala-galanya yang dimiliki sampai memberikan Putera-Nya yang terkasih dan Roh-Nya. Cinta orang Kristen dengan demikian tertuju kepada Allah dan manusia. Dia mencintai Allah dan mencintai citra-Nya. Memberikan diri bersama Tuhan, dalam Tuhan dan seperti Tuhan itulah keutamaan cinta. Maju dalam cinta berarti maju dalam pemberian diri. Melekat pada Tuhan dalam cinta kasih berarti tiada henti-hentinya ingin memberikan diri kepada Allah dan sesama. Iman, harapan, dan cinta merupakan sumber hidup kontemplasi, yang berarti semakin melekatkan hidup menuju kepada Tuhan. Ketiga keutamaan itu satu realitas, yaitu realitas satu pribadi anak Allah yang menerima kebijaksanaan dan kekuatan Roh dan karenanya kemampuan baru untuk melihat dan kemampuan baru untuk mencinta. Sumbernya ialah Roh Kudus yang hidup dalam setiap orang. Rahmat Roh Kudus ini mengubah manusia menjadi anak Allah, sampai dapat menyebut Allah ‘Bapa’. Kehadiran Roh Kudus ini mengajar manusia untuk mencintai dengan membuat manusia hamba Allah dan sesama (Darminta, 1983:28-30).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
a.
Karya-karya Pelayanan St. Ignatius Loyola Dalam pembahasan sebelumnya, telah penulis uraikan mengenai perjalanan
panggilan Ignatius bepergian naik turun melangkah berbagai negara dan mengatasi banyak kesulitan. Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan karya-karya pelayanan Ignatius memenangkan pertempuran Tuhan melalui sahabat-sahabatnya yang tersebar di penjuru dunia. Dia akan berjuang melalui pelayanan sederhana, dengan meneladan Yesus yang datang ke dunia untuk melayani. 1.
Pengalaman Memberi Pakaian Kepada Orang Miskin di Montserrat (Februari 1522) Ia berjalan ke Montserrat. Dalam hati ia berpikir, seperti biasa, mengenai
hal-hal yang akan dilakukannya demi kasih kepada Allah. Ia mengambil keputusan untuk jaga malam sebagai ksatria, tanpa duduk atau berbaring, tetapi kadang-kadang berdiri dan kadang-kadang berlutut, di muka altar Bunda Maria di Montserrat. Di situ ia juga mau menanggalkan pakaiannya dan mengenakan persenjataan Kristus. Sehari sebelum pesta Santa Maria bulan Maret tahun 1522, malam hari dengan diam-diam ia mencari seorang miskin. Ia menanggalkan pakainnya dan memberikannya kepada orang miskin itu. Ia sendiri mengenakan pakaian yang dicita-citakan. Ia berlutut di depan altar Bunda Maria sepanjang malam, sekali berlutut, lain kali berdiri dengan tongkat di tangannya. Pagi-pagi buta ia berangkat supaya tidak diketahui orang. Ia mengambil jalan simpang lewat sebuah desa yang disebut Manresa. Pengalaman ini ia catat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dalam sebuah buku yang memberikan banyak penghiburan baginya. Tiba-tiba ada seorang menyusulnya dan bertanya apakah dia memberikan pakaian kepada orang miskin dan Ignatius menjawab benar demikian. Air mata mulai keluar karena kasihan kepada orang miskin itu. Kasihan karena Ignatius tahu bahwa mereka pasti menghajarnya sebab mengira orang miskin itu telah mencuri pakaiannya. Ignatius berusaha keras menghindari penghormatan dari orang-orang ( Camara, 1996:23-25).
2.
Meminta-minta dan Membagikan Makanannya Kepada Pengemis Manresa (Maret 1522-Februari 1523) Di Manresa ia berkeliling minta sedekah setiap hari. Ia berpantang daging
dan tidak minum anggur, juga tidak mau kalau diberi. Seringkali di siang bolong ia melihat dari dekat sesuatu di langit, yang memberinya banyak penghiburan karena amat indah, luar biasa. Dia senang sekali dan amat terhibur melihat itu. Bila hal itu menghilang, ia merasa amat tidak senang ( Camara, 1996:26-31). Di Manresa, Ignatius tinggal di beberapa tempat, di kamar yang disediakan oleh pater-pater Dominikan di dalam biara mereka, di sebuah rumah sakit, di sebuah gua dan beberapa rumah pribadi. Beberapa wanita yang baik hati menyediakan makan dan memperhatikan kebutuhan Ignasius lainnya. Ignasius juga pergi berkeliling setiap hari untuk meminta-minta dan membagikan makanannya kepada pengemis-pengemis lain. Sedikit demi sedikit orang-orang di tempat itu mulai menunjukkan kasih sayang kepadanya. Selain meminta-minta, ia mereka lihat sering berdoa lama. Anak-anak memanggilnya “orang suci” atau “orang yang berpakaian goni”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Maksud kedatangannya di Manresa adalah untuk tinggal beberapa hari di sebuah rumah sakit dan menuliskannya dalam buku hariannya pengalamanpengalaman rohaninya di Montserrat ( Jou, 1991: 39-40).
3.
Mengajar Agama kepada Anak-anak di Azpeitia (1537) Dengan mengendarai kuda dari Paris ke Spanyol sampailah ia di Azpeitia,
kampung halamannya di daerah Bask. Tetapi ia tidak tinggal di tempat keluarganya. Sekali lagi ia memilih tinggal di rumah sakit di antara para pengemis dan orang-orang sakit. Dengan ini ia ingin memperbaiki contoh jelek yang pernah ia perbuat pada waktu mudanya. Hatinya penuh kedamaian dan kegembiraan, tetapi saudaranya tidak menyetujui, karena keadaan seperti itu mengkhawatirkan dan lagi mencemarkan nama baik keluarganya. Ignatius melakukan segala sesuatu dengan tujuan meluaskan kerajaan Allah: percakapan mengenai perkara-perkara rohani, pelajaran agama untuk anak-anak dan orang-orang sederhana, pekerjaan sosial. Ia memerangi kebobrokan moral dan perjudian (Betancor, 1991: 86-87).
4.
Di Venetia, Ignatius Memberikan Latihan Rohani Kepada Banyak Orang Selama di Venetia, Ignatius menggunakan sebagian besar waktunya untuk
memberikan latihan rohani. Seorang sarjana muda ingin mengadakan retret, tetapi ia takut dibohongi oleh Ignatius, karena telah mendengar kabar yang tidak baik tentang Ignatius. Akhirnya ia mengambil risiko meskipun hanya setengah hati. Ia termasuk jenis orang yang menuntut jaminan sebelum mulai mengikuti Kristus. Ia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
datang dengan bersenjatakan buku dan sejumlah argument, tetapi kendatipun membawa semua itu Tuhan telah menghancurkan pertahanannya. Ignatius membuktikan dirinya sebagai alat Tuhan untuk menolong pemuda itu membuka dirinya kepada Cinta Ilahi. Akhirnya Hoces menjawab panggilan Tuhan dengan kemurahan hati yang besar (Betancor, 1991: 91-92).
5.
Pelayanan di Roma (1541) Pada tanggal 28 Agustus 1541, empat bulan sesudah pemilihannya sebagai
Superior Jenderal, Ignatius pergi ke sebuah gereja untuk berdoa bagi kesehatan Codure yang jatuh sakit. Sementara dalam perjalanan dia berhenti berdoa dan berkata kepada teman yang menemaninya “Codure telah meninggalkan dunia”. Sebagai superior Jenderal Serikat Yesus, Ignatius memikul dua tugas utama: menulis konstitusi, sebagaimana telah diperintahkan oleh Sri Paus dan memimpin sahabat-sahabatnya dalam karya mereka bagi Gereja. Di samping itu, dia meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan pribadi di kota Roma. Pada waktu di Roma banyak remaja pria dan wanita yang terlantar di jalanjalan kota karena mereka telah kehilangan orang tua mereka akibat terjadi banyak perang dan wabah yang sedang menjalar. Ignatius dengan sepenuh hati bekerja sama dengan mereka yang telah membangun rumah untuk anak-anak yang terlantar itu. Tugas lain dari Ignatius adalah mendamaikan kelompok-kelompok yang sedang berselisih. Sebuah kasus penting yang berhasil dia tangani adalah mengatasi salah paham antara Sri Paus dengan raja Portugal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Ignatius membuktikan dirinya sebagai seorang Katekis yang ulung. Pada waktu terpilih sebagai superior Jenderal, tindakan pertama yang ia kerjakan adalah mengajar katekismus kepada anak-anak di Roma. Dia biasa mengumpulkan mereka di sebuah sudut jalan, dan mengajarkan iman Katolik kepada mereka, meskipun bahasa Italianya jelek. Karya penting lain yang dikerjakan oleh Ignatius adalah menulis surat sebagaimana telah diceritakan sebelumnya. Kurang lebih tujuh ribu surat atas namanya telah dipublikasi. Banyak dari surat-surat ini tidak ditulis oleh Ignatius sendiri, tetapi oleh sekretarisnya dengan bimbingan dan pertolongannya. Suratsurat yang dikirim adalah surat-surat untuk para Yesuit, para sahabat dan bahkan para raja dan pangeran. Karena pengalamannya dalam menulis surat, ia merasa adanya kebutuhan untuk memberi petunjuk praktis tentang cara-cara menulis surat. Suatu karya Ignatius yang disyukuri oleh kaum muda adalah didirikannya sekolah-sekolah Yesuit. Gagasan untuk mendirikan sekolah-sekolah itu pelanpelan berkembang dalam pikirannya sesuai dengan petunjuk Tuhan mengenai pengabdian mana yang dituntut dari padanya ( Jou, 1991:105-132).
C. Semangat Pelayanan sebagai Warisan St. Ignatius Loyola Hidup dan karya Ignatius mempunyai satu tujuan, yaitu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Untuk tujuan itu ia membimbing orang-orang lain dengan “latihan-latihan
rohani”.
Latihan
rohani
adalah
retret
yang
bertujuan
mempersiapkan dan mengajak peserta untuk mencari dan menemukan kehendak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tuhan mengenai hidupnya. Dengan kata lain menolongnya untuk mengikuti Kristus lebih dekat. “Mencari dan menemukan kehendak Tuhan” adalah pengalaman hidup yang dasariah dan menentukan, diperoleh lewat doa dan lewat pertolongan manusia. Ignatius sendiri telah memperoleh pengalaman itu di Manresa Spanyol. Pada tahun-tahun terakhir di Roma ia menyempurnakannya agar bermanfaat bagi orang lain (Betancor, 1991:100). Ignatius adalah seorang mistikus besar. Ia terus-menerus menyadari kehadiran Tuhan dan bersatu dengan-Nya. Ia juga seorang pemimpin sejati. Cara pemerintahannya benar-benar rohani namun selalu menyentuh pengalaman hidup yang nyata. Ia adalah seorang bapa tanpa cenderung menjadi paternalistis. Di samping itu, Tuhan telah memberikan kepadanya orang-orang besar di antara para sahabatnya. Sebagai bapa serikat, Ignatius berpendapat bahwa hukum cinta seharusnya sudah cukup. Tetapi ia merasakan kebutuhan ditulisnya konstitusi, sebagai sarana untuk mempertahankan kesetiaan dalam mengabdi Tuhan. Oleh karena itu, konstitusi merupakan perwujudan visi asli yang dianugerahkan kepada Ignatius dan sahabat-sahabatnya. Visi asli itu untuk zaman sekarang yang dihayati sebagai panggilan untuk melayani iman dan menegakkan keadilan bukan hanya bagi yang tertahbis tapi bagi semua orang yang mengarungi kehidupan (Betancor, 1991:103104). Demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar dan demi keselamatan manusia, Ignatius berkehendak, agar putera-puteranya pergi ke tempat dimana kepentingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
yang lebih universal diharapkan dapat tercapai dan ke tempat dimana mereka yang ditinggalkan menderita yang lebih membutuhkan pertolongan (Seri Inter/Nos: 1518). Pemberian Tuhan itu bukan hanya karya penciptaan, tetapi juga penebusan dan
anugerah
pribadi.
Maka
dengan
sewajarnya
bagaimana
Ignatius
mengungkapkan rasa kagum bahwa Tuhan “selalu begitu lembut dan murah hati terhadapku”, “bagaimana Dia, Sang Pencipta, sampai mau menjadi manusia, dan bagaimana Ia dari hidup baka sampai kematian yang fana, mati demikian untuk dosa-dosaku”. Rasa kagum ini tidak berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Santo Paulus: “aku hidup dalam iman akan Putera Allah yang mengasihi aku dan menyerahkan diri untuk aku” (Galatia 2:20). Seperti Santo Paulus begitu juga Ignatius kena oleh kasih Allah dalam Kristus: “Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita, karena Kristus mati bagi kita, malahan pada waktu kita sendiri masih berdosa” (Roma 5:8). Paulus berkata bahwa Allah “mengutus Putera-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa” (Roma 8:3), artinya dalam Kristus Allah turun sampai kelemahan setiap manusia. Menurut Ignatius seluruh rencana keselamatan Allah diarahkan sedemikian rupa sehingga “Tuhan lahir dalam kemiskinan yang paling berat, dan sesudah mengalami begitu banyak penderitaan, lapar, haus, panas, dingin, keaiban dan penghinaan, akhirnya mati di kayu salib” (Jacobs, 1980: 34-35).
Pada sub bagian ini terdapat 3 inti tentang pembahasan Spiritualitas Ignasian. Pertama, latar belakang hidup serta panggilan Santo Ignatius Loyola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Disini dibahas akan biografi singkat Santo Ignatius mulai dari keluarga, perjalanan pendidikan, dan juga pertobatan Santo Ignatius menjadi seorang rasul sejati. Perjuangan dan pelayanan tanpa batas yang dilakukan oleh Santo Ignatius sehingga membentuk suatu cita-cita yang sungguh-sungguh diinginkannya yaitu Latihan Rohani sebagai bentuk kontemplasi doa terhadap Yesus Kristus. Kedua, dibahas tentang pengertian dan inti dari spiritualitas itu sendiri bahwa spiritualitas adalah sumber semangat untuk hidup, bertumbuh, dan berkembang dalam semua bidang kehidupan di dunia ini yang kita peroleh di dalam perjumpaan dengan Allah, sesama dan diri sendiri. Selanjutnya, dilengkapi dengan pembahasan mengenai spiritualitas Ignasian itu sendiri bahwa spiritualitas Ignasian itu tak lepas dari 14 macam doa yang ditekankan oleh St. Ignatius dalam spiritualitasnya. Lalu, dibahas juga kekhasan Spiritualitas St. Ignatius yaitu iman, harapan, dan cinta merupakan sumber hidup kontemplasi. Terakhir, dibahas pula karya-karya pelayanan St. Ignatius selama hidupnya yang sungguh mengutamakan Tuhan dan juga sesama. Ketiga, dibahas mengenai semangat pelayanan sebagai warisan dari St. Ignatius Loyola bahwa intinya adalah demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar melalui Latihan Rohani.
D. Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi Ilmu Pendidikan Agama Katolik (PAK) Universitas Sanata Dharma 1.
Pengertian Pelayanan secara Umum Pelayanan adalah sebagai “perbuatan yang baik”, pengabdian dan juga
bantuan kepada Tuhan dan sesama. Iman, pengharapan, dan kasih adalah inti dari pelayanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Pelayanan kasih adalah bagian tak terpisahkan dari jati diri kristiani, sesuatu yang sejak awal hingga kini senantiasa selalu terus dihidupkan. Pelayanan kasih menyatakan dan mewartakan kasih Kristus, kasih dari hati-Nya yang tertikam, yang karenanya mengalirkan aliran-aliran air hidup (Yoh 7: 38) jika dia menimba kasih Allah dari Hati Yesus yang senantiasa terbuka. Maka, pelayanan kasih hanya akan utuh membawakan kasih Allah jika senantiasa diteguhkan dalam perjumpaan dengan Tuhan, sebab di dalamnya dinyatakan kasih Allah, dan dengannya diterima perutusan untuk mengasihi sesama ( Krispurwana, 2010: 162164). Di samping pelayanan dengan pengertiannya yang luas tersebut di atas di dalam Perjanjian Baru juga dikemukakan adanya pelayanan dengan pengertian yang sempit atau khusus. Pelayanan dalam pengertiannya yang disebut belakangan diartikan sebagai pelayanan kepada orang-orang yang sangat membutuhkan bantuan, yakni pelayanan kepada orang-orang miskin, orang-orang yang sakit, orang-orang yang tidak memiliki tempat tinggal, orang-orang yang terhukum, dan seterusnya. Pelayanan menjadi Injil dalam aksi, yang tidak hanya dilihat sebagai bagian
kehidupan
sehari-hari,
namun
lebih
sebagai
sumbernya.
Iman,
pengharapan, dan kasih adalah inti dari pelayanan. Pelayanan murah hati adalah bentuk pelayanan yang keluar dari hati yang sungguh mau memberi. Semua dilakukan demi semakin dirasa-dilaksanakannya semangat Gereja yang melayani. Namun begitu, pelayanan yang murah hati tidak dimaksudkan sebagai sebuah pelayanan yang semau gue, yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mengindahkan konsensus bersama, yang a-yuridis. Pelayanan yang murah hati adalah pelayanan demi kebaikan bersama, ut bonum commune. Jika demikian, pelayanan yang murah hati haruslah berada dalam koridor tata penggembalaan yang ditumbuh-mekarkan. Pelayanan murah hati harus dilihat dan ditempatkan dalam konteks yang luas, yakni dalam keseluruhan cita-cita Gereja semesta untuk mewartakan karya keselamatan Allah melalui Kristus dalam dunia. Dalam Injil Lukas 6:36 telah dikemukakan bahwa “Bukankah kita mesti murah hati, sama seperti Bapa adalah murah hati” (Suharyo. 2009: 69).
2.
Arti dan Makna Semangat dalam Pelayanan Semangat dalam melayani itu tidak akan habisnya karena sikap itu tumbuh
hanya dalam diri orang yang ingin tergerak akan keutamaan Kerajaan Allah. Semangat itu juga identik dengan sikap rendah hati yang mau berkorban demi sesama dan demi Allah itu sendiri. Motivasi pelayanan hendaknya berangkat dari ketulusan dan bukan dari semangat mencari pengakuan. Dalam Injil Lukas, Yesus menyampaikan kebenaran kepada kita bahwa para pelayan yang harus rela melayani tuannya merupakan hal yang sudah sewajarnya dilakukan. Tidak ada pelayan yang serba minta ucapan terima kasih dari majikannya atau serba mau minta cuti dan istirahat. Tentu dari pihak majikan, perlu ada ungkapan terima kasih itu dan gaji yang sesuai. Tetapi dari pihak si pelayan, ia harus melakukan segala sesuatu karena itu memang telah menjadi tugasnya. Melakukan dengan tulus sebagai rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
tanggung jawab dan panggilan hidupnya inilah yang menjadi jiwa semangat pelayanan kristiani (Martasudjita, 2015: 27). Keutamaan melayani dengan rendah hati yang paling tampak dan mudah untuk diteladani adalah peristiwa Yesus membasuh kaki para murid-Nya pada waktu perjamuan malam terakhir. Menjadi rendah hati merupakan perpaduan antara sikap hati yang menempatkan orang lain lebih dari diriku, sekaligus tindakan tangan untuk melayani. Melayani dengan rendah hati juga berarti siap menjadi orang nomor dua atau orang di balik layar atau orang yang berbuat, tetapi siap untuk tidak diperhitungkan peranannya. Lalu, sang Guru bersabda, “apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan” (Lukas 17:10). Betapa dahsyat dan menggetarkan apabila keutamaan ini sungguh dihayati. Keutamaan melayani dengan rendah hati memerlukan latihan yang terus- menerus sekaligus mohon rahmat untuk diberi sikap rendah hati. St. Ignasius Loyola dalam doa-doanya seringkali memohon agar ia diberi rahmat menjadi rendah hati, bahkan ia mohon agar diperkenankan merasakan kerendahan sebagaimana dialami oleh Yesus Kristus sendiri (Mintara, 2014:84-85). Pelayanan berarti kerjasama, di dalamnya semua orang merupakan subjek yang ikut bertanggung jawab. Yang pokok adalah harkat, martabat, harga diri, bukan kemajuan dan bantuan sosial-ekonomis, yang hanyalah sarana. Tentu sarana-sarana juga penting, dan tidak bisa dilewatkan begitu saja, namun yang pokok ialah sikap pelayanan itu sendiri. Orang Kristen dituntut supaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
mengembangkan sikap pelayanan, sebagai intisari sikap Kristus, bukan hanya dalam orang yang melayani, melainkan juga dalam dia yang dilayani, membantu orang supaya menyadari dan menghayati, bahwa kemerdekaan itu kesempatan melayani seorang akan yang lain. Saling melayani, sebagai prinsip dasar kehidupan bersama dalam masyarakat itu tidak gampang. Gereja dipanggil menjadi pelopor pelayanan, hadir pada orang lain sebagai sesamanya. Itulah hidup Kristus, itulah panggilan Gereja (KWI, 1996:450). Kita dipanggil dan menyanggupkan diri untuk melayani Kerajaan Allah yang hadir dalam kenyataan hidup manusia. Kerajaan Allah untuk masa kini disadari sebagai daya kekuatan untuk mengubah situasi sosial manusia yang ditandai oleh ketidakadilan, dalam segala bentuknya. Oleh karena itu, kita bila ingin setia kepada pelayanan Kerajaan Allah, mau tidak mau harus ikut serta di dalam usaha membangun situasi sosial yang lebih baik. Spiritualitas pelayanan ini hanya dimengerti dalam usaha kita bekerja sama dengan kekuatan Kerajaan Allah yang sedang bergulat untuk tumbuh dalam kenyataan sosial masyarakat (Konferensi Pemimpin Tarekat Religius Indonesia, 1987: 5). Solidaritas dengan sesama berlandaskan pada solidaritas Allah Bapa dengan semua manusia dalam diri Putera-Nya yang menjelma menjadi manusia. Allah mewahyukan solidaritas-Nya dalam manusia. Sejak saat ini solidaritas antar manusia bukan humanisme horizontal belaka. Solidaritas berakar dalam keputusan ilahi untuk menyatukan Diri dengan nasib dan dengan demikianlah menyatukan semua dalam dimensi yang sangat mendalam. Kristus telah disalibkan untuk manusia, menyerahkan seluruh kebebasan nyawa dan masa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
depan demi banyak orang. Dalam Sakramen Permandian orang beriman ditanamkan dalam wafat Kristus ini demi keselamatan semua orang. Maka seluruh diri dan kehidupannya diikatkan pada cinta kasih Kristus, yang memuncak pada cinta-Nya akan sesama manusia (Sekretariat Nasional KM/CLC, 1973: 20). Jadi, tak mungkin seorang Kristen sejati yang tidak merasa solider dengan sesama, khususnya dengan mereka yang lapar, terlantar, ditekan, disiksa, ditipu, yang tidak sempat untuk maju, untuk hidup layak sesuai dengan martabat seorang makhluk yang dipanggil Allah supaya hidup bersama-Nya untuk selama-lamanya. Bagaimana solidaritas dengan sesama kita terwujud? Iman harus mendorong orang untuk mendengar dan memperhatikan sesama, supaya setiap orang jangan berpikir secara ideologis, artinya memegang kepada “kebenaran” yang menguntungkan setiap golongan. Dalam berpikir haruslah bersifat terbuka, mempertimbangkan alasan, permintaan, tuntutan, keberatan dari sesama dengan tidak berat sebelah. Itulah solidaritas dalam berpikir (Sekretariat Nasional KM/CLC, 1973: 21). Melayani Tuhan: Pelayanan kepada Tuhan menjadi cita-cita besar yang terwujud dalam pelayanan kepada sesama dan alam lingkungan. Pelayanan ini menjadi dasar untuk terus- menerus berjuang menghadirkan Kerajaan Allah dalam dunia. Kerendahan hati, humilis, humus, tanah yang subur: Kerendahan hati menjadi keutamaan dasar, menjadi tanah yang subur yang mampu memberi kemakmuran, tempat semua keutamaan lain tumbuh secara baik. Juga menjadi dasar penggerak pelayanan yang partisipatif, sebagaimana dipikirkan dalam Arah Dasar Umat Allah Keuskupan Agung Semarang (Suharyo, 2009: 40).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3.
Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Universitas Sanata Dharma merupakan sebuah lembaga yang memiliki
karakter oleh pendidikan Jesuit. Karakter yang dimaksud adalah competence (kompetensi), conscience (suara hati), dan compassion (hasrat berbela rasa). Disingkat 3C. Dari situ orang dapat mengetahui apa yang dimaksud competence, conscience, dan compassion. 3C ini dimaksudkan untuk melahirkan pribadipribadi dan pemimpin yang berjiwa Ignasian yang merupakan implementasi dari Pedagogi Ignasian. Dan itulah yang dipilih Universitas Sanata Dharma secara konsisten sebagai Universitas Jesuit di Indonesia dalam membentuk karakter mahasiswa. Pedagogi Ignasian itu bersumber pada kharisma St. Ignatius itu sendiri, pendiri Serikat Jesus, dimana ini diwujudkan dalam ranah pendidikan. Dan Pedagogi Ignasian menekankan langkah-langkah beruntun yang terdiri: konteks, pengalaman, refleksi, evaluasi, tindakan. Konteks disini bertujuan untuk memahami akan situasi masyarakat zaman sekarang serta bagi pendidikan perlu bagi para mahasiswa untuk mengenal pribadi dan juga lingkungan yang mendukung pembelajaran dalam keterlibatan pada nilai-nilai. Unsur yang kedua yaitu pengalaman. Pengalaman merupakan unsur kunci dalam pendidikan. Pengalaman bertujuan untuk mengembangkan kemampuan belajar yang semakin kompleks. Refleksi merupakan kunci dalam paradigma Pedagogi Ignasian. Refleksi merupakan proses dimana para mahasiswa membuat pengalaman belajar menjadi miliknya, memperoleh makna dan arti dari pengalaman pembelajaran untuk dirinya sendiri dan orang lain. Tindakan memuat sikap, prioritas, komitmen,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kebiasaan dari manusia sehingga dia bertindak bagi orang lain. Seperti St. Ignatius, terlibat untuk pelayanan yang lebih baik bagi Tuhan dan sesama. Sedangkan, evaluasi adalah pertumbuhan manusia dalam sikap, prioritas, dan tindakan-tindakan konsisten dengan pribadi bagi yang lain dan lainnya. Dari ini semua Sanata Dharma meringkasnya dalam kalimat “cerdas humanis’. Maksudnya adalah gabungan dari 3C, dimana itu merupakan bagian dari spiritualitas Ignasian yang terwujud dalam arah pendidikan Serikat Yesus seperti menjadi manusia bagi sesama (man and woman for and with others), perhatian pribadi (cura personalis), semangat keunggulan (magis), dan dialogis. Jadi, cerdas humanis merupakan segala upaya daya manusia untuk mengolah dan menerapkan segala kemampuan yang dimiliki untuk mengembangkan kehidupan manusia (Tim INSADHA, 2011:85-86). Para mahasiswa Prodi PAK adalah mahasiswa yang secara khusus belajar tentang pendidikan agama Katolik yang dididik dan menjadi wadah bagi pengembangan iman untuk nantinya menjadi seorang katekis atau guru agama. Para mahasiswa Prodi PAK perlu memahami, mengerti, menyadari visi dan misi dari lembaga tersebut. Selama menempuh pendidikan di prodi PAK mahasiswa diajarkan oleh banyak hal dan mendapatkan pendampingan diantaranya pendampingan akademik, pendampingan spiritualitas, dan juga pendampingan kepribadian. Semua pendampingan ini dimaksudkan dengan tujuan untuk membentuk karakter masing-masing mahasiswa agar mampu menemukan jati diri dan menyadari panggilannya sebagai seorang katekis. Sesuai dengan sasaran prodi PAK itu sendiri yakni semakin mantapnya jati diri PAK. Sasaran ini diarahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
untuk mengembangkan prodi PAK agar lebih berperan dalam pewartaan Gereja Indonesia sesuai visi dan misinya. Melalui peningkatan kualitas pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, prodi PAK semakin berkembang sebagai lembaga pendidikan katekis dan pengembang karya katekese di Indonesia. Semangat melayani bagi para mahasiswa Prodi PAK sendiri secara konkret dapat dilihat dari setiap pendampingan dan juga dinamika dalam menempuh studi di lembaga ini, di antaranya dalam setiap pembinaan spiritualitas bagaimana mahasiswa bisa melayani sesama secara sosial dan juga memupuk persaudaraan sebagai satu angkatan, di mata kuliah Pendampingan Iman Anak bagaimana mahasiswa mampu melayani anak-anak dengan penuh sukacita dan juga belajar mencintai anak-anak sebagai anugerah Tuhan. Selain itu, mahasiswa juga diberi kesempatan untuk melayani umat secara langsung baik di paroki maupun lingkungan melalui kegiatan SCP (Shared Christian Praxis) atau pendalaman iman. Disini mahasiswa bisa melihat langsung situasi umat dan permasalahan-permasalahannya. Sebagai puncaknya, mahasiswa akan lebih dalam lagi melihat situasi umat melalui Karya Bakti Paroki (KBP) yang sungguh dinanti-nanti oleh para mahasiswa. Semua itu adalah dinamika yang dijalani oleh mahasiswa Prodi PAK yang sungguh memberi kekuatan dan motivasi untuk terus berjalan di jalan Tuhan. Selain itu, masih banyak sekali dinamika yang akan dijalani oleh para mahasiswa yang mampu memberikan nilai-nilai kehidupan yang bermakna. Di Prodi
PAK secara khusus diselenggarakan program pembinaan
spiritualitas yang dikoordinasi oleh Koordinator Bidang Spiritualitas. Spiritualitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dimengerti sebagai semangat hidup dan perjuangan yang menjadi cara pandang atau
pendekatan
dalam
pengelolaan
hidup.
Spiritualitas
yang
hendak
ditumbuhkembangkan di Prodi PAK, sebagaimana di Universitas Sanata Dharma dan universitas Yesuit lainnya, adalah Spiritualitas Ignasian, semangat hidup dan perjuangan sebagaimana diwariskan oleh Santo Ignatius Loyola. Pola penumbuhkembangan Spiritualitas Ignasian di Prodi PAK mengacu pada dinamika Latihan Rohani yang telah disesuaikan dengan kebutuhan khusus mahasiswa Prodi PAK dan kebutuhan Universitas Sanata Dharma pada umumnya, yakni: a.
Membangun kekaguman kepada realitas dunia yang secara hakiki mengungkapkan keagungan Penciptanya (kosmologi Kristiani – asas dan dasar Latihan Rohani, khususnya pembedaan tujuan dan sarana)
b.
Membangun kesadaran akan penyimpangan yang terus terjadi akibat kedosaan (misteri kedosaan- pembedaan Roh, Latihan Rohani, khususnya etos kerja)
c.
Mendorong untuk terlibat khususnya di dalam proses penebusan yang terus berlangsung melalui disiplin ilmu yang ada (misteri penebusan- Panggilan Raja, Latihan Rohani, khususnya Etika Profesi)
d.
Serta mendorong pengembangan diri yang selaras dengan realitas penciptaan tersebut, ialah semakin menjadi “men and women for/ with others” (anthropologi kristiani/ alter Christi contemplativus ad amorem/ Kontemplasi untuk mendapatkan cinta, Latihan Rohani, khususnya pemaknaan hidup) (Staf Dosen Prodi PAK, 2010: 29).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Para mahasiswa Prodi PAK dalam menanggapi panggilan Allah sebagai seorang katekis tentu menjalani sebuah proses, bukan sekali jadi. Terkadang para mahasiswa pun masih bingung apakah benar ini jalannya menanggapi panggilan Allah atau tidak. Sebagai mahasiswa Prodi PAK haruslah perlu disadari bahwa panggilan itu berasal dari Allah. Sebelum dan selama mencari kebenaran akan panggilannya tersebut mahasiswa diajak untuk mengenal Kristus, karena pada dasarnya menjadi seorang katekis nantinya adalah mewartakan Kerajaan Allah di tengah umat. Belajar dari teladan Santo Ignatius, para mahasiswa nanti tentu diharapkan semoga juga menjadi pemimpin di tengah umat. Pemimpin yang diharapkan adalah mampu hidup di tengah-tengah umat, berjalan bersama umat demi kebersamaan dan kemuliaan Allah yang besar, dan juga bersemangat kristiani. Para mahasiswa pun juga perlu belajar dan meneladani Santo Ignasius dari Loyola yang bertobat menjadi pengikut Kristus setelah melawan Kristus.
E. Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma 1.
Sejarah Prodi PAK Penulisan sejarah Prodi PAK berikut ini adalah tulisan yang diambil
penulis dari buku Panduan Program Studi PAK tahun 2010. Pada tahun 1959 Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (sekarang KWI) merencanakan usahausaha untuk meningkatkan pelayanan di bidang pendalaman hidup beriman dan untuk memperbaharui pelaksanaan katekese di Indonesia. MAWI menyerahkan rencana tersebut kepada P.F. Heselaars SJ yang kemudian bekerjasama dengan P.C. Carry SJ. Pada tahun 1960 P.Heselaars SJ mendirikan Pusat Kateketik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dengan kegiatan-kegiatan antara lain, menerbitkan buku-buku, mengadakan penataran para guru dan ceramah-ceramah untuk kelompok-kelompok kategorial lainnya. Pada saat itu telah disadari bahwa kurangnya tenaga-tenaga lapangan yang terdidik dapat memperlambat usaha memperbaharui katekese. Maka pada tanggal 1 Agustus 1962 didirikanlah YAYASAN AKADEMI KATEKETIK KATOLIK INDONESIA (AKKI) yang menyelenggarakan pendidikan tinggi Kateketik dan disahkan dengan Akte Notaris R.M. Soerjanto Partaningrat SH nomor 3 tanggal 3 April 1964 di Yogyakarta. Pusat Kateketik beserta AKKI pada mulanya bertempat di Jl. P. Senopati 20 Yogyakarta. Pada tahun 1968 atas prakarsa Bapak Justinus Kardinal Darmoyuwono Pr, kedua lembaga tersebut menempati gedung sendiri di Jl. Abubakar Ali 1, Yogyakarta. Tempat yang baru ini dapat memenuhi kebutuhan akan ruang-ruang kuliah, perpustakaan dan ruang baca, kesekretariatan, kantor kerja staf, laboratorium audio visual, sanggar-sanggar kesenian, aula, ruang pameran dan ruang rekreasi. Pada tanggal 11 Mei 1965 AKKI memperoleh status terdaftar dari menteri PTIP dengan SK No. 108/B.Swt/P/65. Pada tahun 1966 diselenggarakan ujian tingkat
Sarjana
Muda
untuk
pertama
kalinya.
Setelah
beberapa
kali
menyelenggarakan ujian Negara, pada tanggal 31 Desember 1969 AKKI memperoleh kenaikan status dari terdaftar menjadi diakui dari Menteri P dan K dengan SK No. 0170 Tahun 1969. Pada tahun 1969 dibuka tingkat sarjana lengkap yang mendorong perubahan nama lembaga. Maka pada tanggal 31 Maret 1971 dengan Akte Notaris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
R.M. Soerjanto Partaningrat SH, AKKI berubah nama menjadi SEKOLAH TINGGI KATEKETIK PRADNYAWIDYA. Pada tanggal 23 juni 1971 tingkat sarjana SEKOLAH TINGGI KATEKETIK PRADNYAWIDYA memperoleh status terdaftar dari Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen P dan K dengan SK No. 227/DPT/B/71. Pada semester gasal tahun akademik 1984-1985 dilaksanakan proses perubahan jenjang dan program pendidikan, serta dilakukan penataan kembali nama unit jurusan/ program studi dengan status diakui di lingkungan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V, DIY. Berdasarkan prose itu, Sekolah Tinggi Kateketik Pradnyawidya yang semula terdiri dari dua unit yaitu sarjana muda dan sarjana penuh dipadukan ke dalam bentuk baru berupa program sarjana satu (S1) dengan
nama
SEKOLAH
TINGGI
FILSAFAT
KATEKETIK
PRADNYAWIDYA. Program sarjana 1 ini berstatus diakui dengan SK Mendikbud No. 043/0/1985 tertanggal 28 januari 1985. STFK Pradnyawidya memperoleh penetapan kembali status diakui pada tanggal 14 mei 1986 dengan SK Mendikbud No. 0362/0/1986. Pada tahun akademik 1991/1992, tepatnya tanggal 26 Desember 1991, STFK Pradnyawidya memperoleh status disamakan dengan SK No. 660/0/1991. Dengan adanya peraturan dari pemerintah bahwa hanya lulusan dari LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) atau yang memiliki akta mengajar dapat secara sah menjadi guru, maka STFK Pradnyawidya memerlukan perubahan jalur dari jalur non kependidikan menjadi jalur kependidikan. Perubahan tersebut mengantar STFK Pradnyawidya ke dalam proses merger kepada FKIP USD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Setelah melalui proses merger yang cukup lama, berdasar SK Mendikbud No. 08/D/O/1995 tertanggal 14 Februari 1995 STFK Pradnyawidya berubah menjadi Fakultas Ilmu Pendidikan Agama (FIPA), Jurusan Pendidikan Agama Katolik, Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma dengan status disamakan. Berdasarkan SK BAN PT Depdikbud RI No 002/BAN-PT/AK-II/XII/1998 tertanggal 22 Desember 1998 FIPA USD telah terakreditasi dengan mendapat nilai B. Pada tahun 1999, pemerintah mengadakan penataan kembali nama-nama program studi di lingkungan PTS di seluruh Indonesia yang membuat status FIPA USD berubah menjadi program studi dengan nama program studi “Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik” (IPPAK) dan menjadi bagian FKIP USD. Pada tahun 2003 PAK mengajukan akreditasi. Berdasarkan SK BAN PT Depdiknas RI nomor 014/ BAN-PT/Ak-VII/S1/IV/2004 IPPAK mendapat peringkat A. Pada tahun 2008 IPPAK kembali mengajukan akreditasi. Berdasarkan SK BAN PT Depdiknas RI nomor 015/BAN-PT/Ak-XII/S1/VI/2009 IPPAK kembali mendapat peringkat A (Staf Dosen Prodi PAK USD, 2010: 1-3).
2.
Visi dan Misi Prodi PAK
a.
Visi Prodi PAK Prodi PAK sebagai lembaga pendidikan mendidik calon Sarjana
Pendidikan Agama Katolik yang beriman tangguh dan professional demi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat.
b.
Misi Prodi PAK
1.
Mendidik kaum muda menjadi Sarjana Pendidikan Agama Katolik yang dapat berprofesi sebagai Guru Agama Katolik, katekis, dan Pengembang karya katekese dalam konteks Gereja Indonesia.
2.
Mengembangkan karya katekese dalam Gereja demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat.
Keseluruhan bab II membahas kajian teori tentang Spiritualitas Ignasian dan Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK yang dimulai dengan latar belakang hidup serta panggilan Santo Ignatius Loyola. Latar belakang hidup serta panggilannya membentuk spiritualitas yang berpengaruh kepada semangat pelayanan sebagai warisan yang abadi. Hal-hal di atas coba dihubungkan dengan semangat para mahasiswa Prodi PAK yang menjadi bagian dari lembaga pendidikan yang berasaskan pedagogi Ignasian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB III PENELITIAN ATAS PERANAN SPIRITUALITAS IGNASIAN TERHADAP SEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA PRODI PAK UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI CALON KATEKIS Dalam bab ketiga skripsi ini berisi situasi umum para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma, penelitian tentang peranan spiritualitas Ignasian terhadap semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis, hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan hasil penelitian. Pada bab III ini, penulis memaparkan menjadi dua pokok bahasan. Pada pokok bahasan pertama penulis memaparkan tentang situasi umum para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Kemudian pada pokok bahasan kedua penulis membahas penelitian mengenai peranan spiritualitas Ignasian terhadap semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pokok bahasan pertama berisi gambaran umum mengenai situasi para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Kemudian, pada pokok bahasan kedua berisi mengenai persiapan penelitian, laporan dan pembahasan hasil penelitian, pendalaman lebih lanjut hasil penelitian menurut masing-masing variabel dan kesimpulan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
A. Situasi Umum Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma adalah mahasiswa yang secara khusus belajar tentang pendidikan Agama Katolik yang dididik untuk menjadi katekis atau guru agama. Para mahasiswa Prodi PAK perlu memahami, mengerti, menyadari visi dan misi dari lembaga kekhususan tersebut.Selama belajar di Prodi PAK para mahasiswa mendapatkan pendampingan dari lembaga ini
yang
meliputi
pendampingan
akademik,
spiritualitas,
dan
juga
kepribadian.Pendampingan ini dimaksudkan untuk membentuk karakter masingmasing mahasiswa agar mampu menemukan jati diri dan menyadari panggilannya sebagai katekis. Selama menjalani proses belajar di Prodi PAK ada berbagai permasalahan yang dihadapi oleh para mahasiswa, diantaranya mulai awal masuk kuliah, tugastugas yang dihadapi, motivasi dalam mengikuti perkuliahan, hubungan relasi dengan pacar atau teman dekat, dosen serta karyawan, masalah ekonomi keluarga, hingga proses menyelesaikan tugas akhir. Tak jarang ada mahasiswa Prodi PAK yang memilih kuliah di prodi ini karena terpaksa dan bukan berdasarkan dengan pilihan sejatinya.Biasanya bagi mereka yang terpaksa karena tuntutan kongregasi, orang tua atau tidak diterima di program studi yang diinginkan dan prodi PAK dijadikan sebagai pelarian.Namun, banyak juga mahasiswa Prodi PAK yang benar-benar berminat kuliah di Prodi PAK berdasarkan pilihan hatinya. Tidak hanya sampai disitu, permasalahan belum berhenti karena para mahasiswa Prodi PAK masih dihadapkan pada permasalahan dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
perkuliahan baik dari semester I hingga semester VIII, yang sering membuat para mahasiswa menjadi jenuh, stress dan pada akhirnya memilih keluar dari prodi PAK karena tidak sanggup. Permasalahan itu berasal dari berbagai aspek terutama dari aspek lingkungan tempat tinggal, keluarga, maupun ekonomi baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya.Namun, bagi mahasiswa yang sukses menyelesaikan perkuliahannya sampai mendapatkan gelar sarjana adalah mahasiswa yang mampu memecahkan berbagai permasalahan dengan mencari solusi yang dibutuhkan. Para mahasiswa Prodi PAK dalam menanggapi panggilan Allah sebagai calon katekis tentu membutuhkan sebuah proses. Tak jarang para mahasiswa Prodi PAK masih ragu apakah pilihannya sudah benar atau tidak menjadi seorang katekis. Hal ini sangat dirasakan oleh para mahasiswa yang sudah mengalami secara langsung kehidupan Gereja dan keadaan katekis yang didapatkan selama mengikuti Karya Bakti Paroki (KBP), maupun dari pengetahuan dan pengalaman lain. Hal tersebut juga mempengaruhi mahasiswa menanggapi panggilan sebagai calon katekis. Para mahasiswa Prodi PAK sungguh menyadari bahwa panggilan ini berasal dari Allah sendiri.Selama menjalani panggilan tersebut mahasiswa diajak untuk mengenal Kristus, karena sebagai katekis nantinya ialah untuk mewartakan Kristus di tengah masyarakat. Dan sebagai lembaga yang berpusat pada Universitas Sanata Dharma yang sungguh mendalami akan pedagogi Ignasian, para mahasiswa hendaknya menyadari panggilan itu salah satunya melalui semangat St Ignatius yang sungguh berkobar-kobar mengikuti Kristus di masa hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Pedagogi Ignasian itu bersumber pada kharisma St. Ignatius itu sendiri, pendiri Serikat Jesus, dimana ini diwujudkan dalam ranah pendidikan. Dan Pedagogi Ignasian menekankan langkah-langkah beruntun yang terdiri: konteks, pengalaman, refleksi, evaluasi, tindakan. Hidup dan karya Ignatius mempunyai satu tujuan, yaitu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Untuk tujuan itu ia membimbing orang-orang lain dengan “latihan-latihan rohani”. Latihan rohani adalah retret yang bertujuan mempersiapkan dan mengajak peserta untuk mencari dan menemukan kehendak Tuhan mengenai hidupnya. Dengan kata lain menolongnya untuk mengikuti Kristus lebih dekat.Belajar dari teladan Santo Ignatius, para mahasiswa nanti tentu diharapkan semoga juga menjadi pemimpin di tengah umat.Pemimpin yang diharapkan adalah mampu hidup di tengah-tengah umat, berjalan bersama umat demi kebersamaan dan kemuliaan Allah yang besar, dan juga bersemangat kristiani.
B. Penelitian Mengenai Peranan Spiritualitas Ignasian terhadap Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Penelitian tentang peranan spiritualitas Ignasian terhadap semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berisi tentang metodologi penelitian dan variabel penelitian. Metode penelitian meliputi tujuan, jenis, tempat dan waktu, responden penelitian, instrument dan teknik analisis data. Sedangkan variabel penelitian meliputi definisi konseptual, definisi operasional dan kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
1.
Metodologi Penelitian
a.
Tujuan Penelitian
1) Menggali peranan spiritualitas Ignasian terhadap semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK dalam menjalani proses studi di Prodi PAK sebagai calon katekis. 2) Menggali peranan spiritualitas Ignasian dan konsekuensinya bagi para mahasiswa dalam proses studi di Prodi PAK untuk menanggapi panggilan Tuhan sebagai calon katekis. 3) Menemukan kebutuhan atau program pembinaan dalam rangka menghayati spiritualitas Ignasian.
b. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan ,menggunakan metode deskriptif analitis yang didukung dengan data-data kuantitatif. Metode deskriptif analitis adalah metode yang menggambarkan dan menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil penelitian melalui kuesioner dengan para mahasiswa Prodi PAK dan didukung dengan studi pustaka. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya (Moleong, 1991: 3).
c.
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada awal bulan Februari hingga awal bulan Maret
2016 di Program Studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Jalan Ahmad Jazuli 2, Tromolpos 75, Yogyakarta.
d. Responden Penelitian Pengambilan sampel dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan dan pengambilan sampel untuk tujuan tertentu.Dalam purposive sampling, pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sutrisno Hadi, 2004:90).Teknik purposive sampling ini ditujukan untuk para mahasiswa Prodi PAK. Responden dalam penelitian ini adalah para mahasiswa Prodi PAK angkatan 2012 dan 2013 yang berjumlah 104 orang. Dalam penelitian ini, penulis mengambil responden sebanyak 30 orang, dengan rincian semester VI dan VIII masing-masing 15 orang. Pemilihan responden ini penulis pandang dapat mewakili sekaligus menjadi sumber data karena mereka adalah orang-orang yang sudah mengalami proses studi di Prodi PAK dan dianggap mengetahui spiritualitas Ignasian dan tantangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
e.
Instrumen Penelitian Pada penelitian ini penulis menggunakan kuesioner sebagai metode
pengumpulan data.Kuesioner digunakan dengan tujuan mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan. Di samping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta (Riduwan, 2004: 71). Berdasakan cara menjawab kuesioner dibedakan menjadi kuesioner terbuka, tertutup dan semi terbuka (Dapiyanta, 2011: 23). Bentuk kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini ada dua bentuk yaitu pertama bentuk tertutup dengan daftar pertanyaannya diajukan kepada responden dalam bentuk pilihan. Kedua bentuk semi terbuka yaitu pertanyaannya atau daftar isiannya sebagian sudah disediakan jawaban dan sebagian lain diserahkan kepada responden. Alasan menggunakan kedua kuesioner ini adalah untuk membatasi persoalan serta mengarahkan pandangan dan keyakinan responden kearah persoalan yang dikehendaki peneliti.
f.
Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil kuesioner. Data penelitian diolah penulis dengan cara membuat tabel distribusi frekwensi relatif dengan maksud menghitung jumlah jawaban yang dipilih responden dibagi jumlah total responden yang diteliti, dan dikalikan seratus (Sutrisno Hadi, 1986: 229).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Rumus yang digunakan dalam penghitungan kuesioner semi terbuka dan tertutup adalah: f N f=
X 100%
Frekwensi atau banyaknya responden yang memilih alternatif jawaban
tertentu pada setiap item. N=
Jumlah Responden
100 = Bilangan Konstanta
2.
Variabel Penelitian Adapun variabel yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah
menyangkut pengertian dan makna spiritualitas Ignasian bagi para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai calon katekis. a.
Definisi Konseptual Spiritualitas Ignasian adalah semangat pelayanan melalui doa yang
ditekankan oleh Santo Ignatius untuk meneguhkan iman melalui latihan rohani. b. Definisi Operasional Spiritualitas Ignasian berupa latihan rohani yang terdiri dari meditasi untuk diri sendiri dan kontemplasi untuk mengungkapkan misteri Kristus. Panggilan sebagai katekis adalah suatu proses menanggapi undangan dari Allah yang telah memilihnya untuk ikut ambil bagian dalam rencana keselamatanNya dengan bersaksi dan mewartakan kabar gembira di tengah masyarakat. Dalam hal ini para mahasiswa perlu menghayati spiritualitas Ignasian untuk menjalankan panggilannya sebagai salah satunya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Kisi-kisi dalam penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 1. Kisi-kisi Variabel
Dimensi
Indikator
Item
Arti dan makna 1) Pemahaman spiritualitas spiritualitas Ignasian Ignasian
Mahasiswa dapat 1 dan 2 menjelaskan spiritualitas Ignasian dari pengetahuan yang didapatkan selama menempuh proses studi di Prodi PAK.
2) Makna spiritualitas Ignasian
Mahasiswa dapat 3 dan 4 menemukan makna spiritualitas Ignasian bagi dirinya sendiri dan dalam kehidupan sehari-hari
Semangat pelayanan mahasiswa PAK sebagai katekis
3) Arti panggilan Mahasiswa menjelaskan katekis panggilan Prodi katekis
mampu 5 dan 6 arti menjadi
calon 4) Pengertian semangat pelayanan
5) Makna semangat pelayanan
Mahasiswa mampu 7 dan 8 menjelaskan arti dan unsur penting dari semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK sebagai calon katekis Mahasiswa mampu 9 dan menemukan dan menjelaskan makna 10 semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK sebagai calon katekis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Program Pendampingan Mahasiswa
Mahasiswa dapat 6) Latar menjelaskan latar belakang kuliah di belakang pada saat mengambil keputusan Prodi PAK untuk kuliah di Prodi PAK dapat 7) Kesulitan dan Mahasiswa membagikan tantangan yang dihadapi pengalamanpengalaman terutama selama menyangkut tantangan menempuh dan kesulitan selama proses studi di proses studi di Prodi Prodi PAK PAK khususnya dalam menanggapi panggilan sebagai calon katekis. Mahasiswa dapat 8) Cara menemukan cara mengatasi mengatasi persoalan kesulitan yang dihadapi selama selama studi proses studi di Prodi di Prodi PAK PAK melalui spiritualitas roh dan iman akan Kristus. 9) Hubungan Mahasiswa mampu antara makna menghayati spiritualitas panggilannya sebagai Ignasian dan calon katekis dilihat semangat dari spiritualitas pelayanan Ignasian berperan para dalam semangat mahasiswa pelayanan yang telah Prodi PAK didapatkan para sebagai calon mahasiswa Prodi PAK. katekis 10) Harapan Mahasiswa dapat mahasiswa menemukan program Prodi PAK pendampingan untuk mempermudah menghayati spiritualitas Ignasian lewat semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK yang akan
11 dan 12
13 dan 14
15 dan 16
17 dan 18
19 dan 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
diterapkan dalam dinamika serta proses studi di Prodi PAK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang Penghayatan Spiritualitas Ignasian bagi para mahasiswa Prodi PAK dalam memaknai semangat pelayanan sebagai calon katekis 1) Hasil Penelitian Pada akhir bulan Maret 2016 penulis telah melakukan penelitian melalui kuesioner yang telah disebar ke semester VI dan VIII prodi PAK Universitas Sanata Dharma. Dalam penelitian ini, peneliti telah melakukan penelitian dengan menyebarkan kuesioner pada 30 responden. Hasil penelitian yang penulis laporkan meliputi; pemahaman Spiritualitas Ignasian, makna Spiritualitas Ignasian, arti panggilan katekis, pengertian semangat pelayanan, makna semangat pelayanan, latar belakang kuliah di Prodi PAK, kesulitan dan tantangan yang dihadapi selama menempuh proses studi di Prodi PAK, cara mengatasi kesulitan selama studi di Prodi PAK, hubungan antara makna Spiritualitas Ignasian dan semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK sebagai calon katekis, harapan mahasiswa Prodi PAK.
a.
Pemahaman Spiritualitas Ignasian Pada bagian ini memaparkan sejauh mana para mahasiswa dapat
menjelaskan Spiritualitas Ignasian dari pengetahuan yang didapatkan selama menempuh proses studi di Prodi PAK. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel. 2. Pemahaman Spiritualitas Ignasian (N=30) No Soal (1) 1
2
Pernyataan (2) Spiritualitas Ignasian adalah semangat pelayanan melalui doa yang ditekankan oleh Santo Ignatius untuk meneguhkan iman melalui latihan rohani Pembedaan Roh, dambaan suci, dan pemeriksaan batin adalah beberapa doa yang sungguh ditekankan St. Ignatius dalam spiritualitasnya.
Alternatif Jawaban
Jumlah
(3) Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
(4) 16 14 0 0
Persen % (5) 53,33 46,67 00,00 00,00
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
11 18 1 0
36,67 60,00 03,33 00,00
Dari tabel 2, diketahui sejauh mana para mahasiswa Prodi PAK memahami Spiritualitas Ignasian secara umum. Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner didapat keterangan bahwa pada pernyataan mengenai pengertian Spiritualitas Ignasian lebih dari separuh total responden yaitu sebanyak 16 (53,33%) sangat setuju apabila Spiritualitas Ignasian adalah semangat pelayanan melalui doa yang ditekankan oleh Santo Ignatius untuk meneguhkan iman melalui Latihan Rohani. Sedangkan kurang dari separuh total responden, yaitu 14 (46,67%) menyatakan setuju. Masih pada pokok pemahaman Spiritualitas Ignasian dari tabel 2, kurang dari separuh responden menyatakan sangat setuju yaitu 11 (36,67%) bahwa pembedaan Roh, dambaan suci, dan pemeriksaan batin adalah beberapa doa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sungguh ditekankan St. Ignatius dalam spiritualitasnya. Sedangkan lebih dari separuh total responden memilih setuju yaitu 18 (60,00%) dan satu responden menyatakan kurang setuju. b.
Makna Spiritualitas Ignasian Pada bagian ini memaparkan sejauh mana para mahasiswa dapat
menemukan makna Spiritualitas Ignasian bagi dirinya sendiri dan dalam kehidupan sehari-hari yang terungkap dalam tabel 3. Tabel 3.Makna spiritualitas Ignasian (N=30) No Soal (1) 3
4
Pernyataan (2) Spiritualitas Ignasian memiliki satu tujuan dalam hidup dan karya St. Ignatius yaitu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Spiritualitas Ignasian ingin mengajak orang beriman untuk lebih dekat kepada Kristus.
Alternatif Jawaban
Jumlah
(3) Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
(4) 18 12 0 0
Persen % (5) 60,00 40,00 00,00 00,00
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
17 12 1 0
56,67 40,00 03,33 00,00
Berdasarkan pengolahan data pada tabel 3 mengenai makna Spiritualitas Ignasian diperoleh keterangan bahwa pada pernyataan Spiritualitas Ignasian memiliki satu tujuan dalam hidup dan karya St. Ignatius yaitu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar menunjukkan lebih dari separuh responden yaitu sebanyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
18 (60,00%) menyatakan sangat setuju. Kurang dari separuh responden yaitu sebanyak 12 (40,00%) memilih setuju. Pada pernyataan bahwa Spiritualitas Ignasian ingin mengajak orang beriman untuk lebih dekat kepada Kristus menunjukkan lebih dari separuh responden memilih sangat setuju yaitu sebanyak 17 (56,67%) sedangkan kurang dari separuh responden yaitu 12 (40,00%) menyatakan setuju dan satu responden memilih kurang setuju. c.
Arti Panggilan Katekis Pada bagian ini ingin mengetahui sejauh mana para mahasiswa mampu
menjelaskan arti panggilan menjadi katekis pada tabel 4. Tabel 4.Arti panggilan katekis (N=30) No Soal (1) 5
6
Pernyataan (2) Arti panggilan menjadi katekis adalah panggilan itu berasal dari Allah dan kita diajak untuk lebih mengenal Allah. Arti pelayanan seorang katekis adalah panggilan untuk menjadi pewarta Kerajaan Allah di tengahtengah umat.
Alternatif Jawaban
Jumlah
(3) Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
(4) 16 13 1 0
Persen % (5) 53,33 43,33 03,33 00,00
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
17 12 1 0
56,67 40,00 03,33 00,00
Berdasarkan pengolahan data pada tabel 4 mengenai arti panggilan katekis diperoleh keterangan bahwa pada pernyataan arti panggilan menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
katekis adalah panggilan itu berasal dari Allah dan kita diajak untuk lebih mengenal Allah menunjukkan lebih dari separuh responden yaitu sebanyak 16 (53,33%) menyatakan sangat setuju. Kurang dari separuh responden yaitu sebanyak 13 (43,33%) memilih setuju dan satu responden yang memilih kurang setuju. Pada pernyataan bahwa arti pelayanan seorang katekis adalah panggilan untuk menjadi pewarta Kerajaan Allah di tengah-tengah umat menunjukkan lebih dari separuh responden memilih sangat setuju yaitu sebanyak 17 (56,67%) sedangkan kurang dari separuh responden yaitu 12 (40,00%) menyatakan setuju dan satu responden memilih kurang setuju. d.
Pengertian Semangat Pelayanan Pada tabel 5 akan dijelaskan mengenai sejauh mana para mahasiswa
mampu menjelaskan arti dan unsur penting dari semangat pelayanan para mahasiswa PAK sebagai calon katekis. Tabel 5.Pengertian semangat pelayanan (N=30) No Soal (1) 7
8
Pernyataan (2) Iman, harapan, dan kasih merupakan inti dari semangat pelayanan. Saya sudah mempraktekkan sikap dan tindakan untuk saling melayani terutama kepada Allah
Alternatif Jawaban (3) Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Selalu Kadang-kadang Tidak Selalu Tidak Pernah
Jumlah (4) 17 12 1 0 7 22 1 0
Persen % (5) 56,67 40,00 03,33 00,00 23,33 73,33 03,33 00,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dan sesama calon katekis.
sebagai
Berdasarkan pengolahan data pada tabel 5 mengenai pengertian semangat pelayanan diperoleh keterangan bahwa pada pernyataan iman, harapan, dan kasih merupakan inti dari semangat pelayanan menunjukkan lebih dari separuh responden yaitu sebanyak 17 (56,67%) menyatakan sangat setuju. Kurang dari separuh responden yaitu sebanyak 12 (40,00%) memilih setuju dan satu responden yang memilih kurang setuju. Pada pernyataan bahwa saya sudah mempraktekkan sikap dan tindakan untuk saling melayani terutama kepada Allah dan sesama sebagai calon katekis menunjukkan kurang dari separuh responden yaitu 7 (23,33%) selalu mempraktekkan, sedangkan lebih dari separuh responden yaitu 22 (73,33%) kadang-kadang mempraktekkan
dan
satu
responden
yang
tidak
selalu
mempraktekkan. e.
Makna Semangat Pelayanan Pada tabel 6 memaparkan tentang sejauh mana para mahasiswa mampu
menemukan dan menjelaskan makna semangat pelayanan para mahasiswa PAK sebagai calon katekis. Tabel 6.Makna semangat pelayanan (N=30) No Soal (1)
Pernyataan
Alternatif Jawaban
Jumlah
(2)
(3)
(4)
Persen % (5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
9
10
Arti dari semangat adalah sikap yang tumbuh dalam diri pribadi untuk bergerak dan berubah. Keutamaan dalam semangat pelayanan adalah sikap rendah hati yang mau berkorban demi sesama dan demi Allah sendiri.
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
12 17 1 0
40,00 56,67 03,33 00,00
Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju
17 13 0 0
56,67 43,33 00,00 00,00
Berdasarkan pengolahan data pada tabel 6 mengenai makna semangat pelayanan diperoleh keterangan bahwa pada pernyataan arti dari semangat adalah sikap yang tumbuh dalam diri pribadi untuk bergerak dan berubah menunjukkan kurang dari separuh responden yaitu 12 (40,00%) menyatakan sangat setuju. Lebih dari separuh responden yaitu sebanyak 17 (56,67%) memilih setuju dan satu responden yang memilih kurang setuju. Pada pernyataan bahwa keutamaan dalam semangat pelayanan adalah sikap rendah hati yang mau berkorban demi sesama dan demi Allah sendiri menunjukkan lebih dari separuh responden memilih sangat setuju yaitu sebanyak 17 (56,67%) sedangkan kurang dari separuh responden yaitu 13 (43,33%) menyatakan setuju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
f.
Latar Belakang Kuliah di Prodi PAK Pada bagian ini akan memaparkan tentang sejauh mana para mahasiswa
dapat menjelaskan latar belakang pada saat mengambil keputusan untuk kuliah di Prodi PAK yang tertuang pada tabel.7. Tabel 7.Latar belakang kuliah di Prodi PAK (N=30) Pernyataan Jumlah No Alternatif Jawaban Soal (1) (2) (3) (4) 11 Alasan saya a. Dorongan dari orang tua 8 memilih kuliah di dan keluarga Prodi PAK b. Keinginan dan motivasi 17 dari diri sendiri c. Keterpaksaan dan tidak ada 3 jalan lain Jawaban lain: - Menjemput kesempatan 1 yang disediakan oleh Dispendikbud melalui program beasiswa - Terdorong untuk dapat 1 melayani di daerah terpencil dengan mendapat bekal yang cukup sesuai bidangnya
12
Tujuan saya kuliah di Prodi PAK
a. Ingin menggapai cita-cita terutama menjadi guru agama atau katekis b. Untuk membentuk pribadi yang mempunyai karakter c. Ingin lebih dekat dengan Tuhan
Persen % (5) 26,67 56,67 10,00
03,33
03,33
11
36,67
11
36,67
4
13,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Jawaban lain: - Menjawab keprihatinan dari pelayanan pastoral di paroki St. Yohanes Penginjil Linggang Melapeh - Lebih ingin mengetahui tentang pendidikan agama
1
03,33
3
10,00
Berdasarkan tabel 7 mengenai alasan memilih kuliah di Prodi PAK, menyatakan bahwa dorongan dari orang tua dan keluarga ada 8 (26,67%) mahasiswa, menyatakan keinginan dan motivasi dari diri sendiri ada 17 (56,67%) mahasiswa, menyatakan keterpaksaan dan tidak ada jalan lain ada 3 (10,00%), sedangkan jawaban lainnya ada 1 (03,33%) yang menyatakan menjemput kesempatan yang disediakan oleh Dispendikbud melalui program beasiswa, terdorong untuk dapat melayani di daerah terpencil dengan mendapat bekal yang cukup sesuai bidangnya juga ada 1 (03,33%). Berdasarkan tabel 7 juga mengenai tujuan kuliah di Prodi PAK, menyatakan bahwa ingin menggapai cita-cita terutama menjadi guru agama atau katekis ada 11 (36,67%) mahasiswa, ada juga yang menyatakan untuk membentuk pribadi yang mempunyai karakter dengan jumlah yang sama yaitu 11 (36,67%), menyatakan bahwa ingin lebih dekat dengan Tuhan ada 4 (13,33%), sedangkan jawaban lainnya ada yang menyatakan untuk menjawab keprihatinan dari pelayanan pastoral di paroki St. Yohanes Penginjil Linggang Melapeh yang berjumlah 1 (03,33%), lebih ingin mengetahui tentang pendidikan agama ada 3 (10,00%) mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
g.
Kesulitan dan Tantangan yang dihadapi selama Menempuh Proses Studi di Prodi PAK Pada bagian ini akan memaparkan tentang sejauh mana para mahasiswa
dapat membagikan pengalaman-pengalaman terutama menyangkut tantangan dan kesulitan selama proses studi di Prodi PAK khususnya dalam menanggapi panggilan sebagai calon katekis. Untuk lebih jelas akan dilihat pada tabel 8. Tabel 8.Kesulitan dan tantangan yang dihadapi selama menempuh proses studi di Prodi PAK (N=30) Pernyataan Jumlah No Alternatif Jawaban Soal (1) (2) (3) (4) 13 Kesulitan selama a. Sulit memahami setiap 3 kuliah di Prodi materi dalam mata kuliah PAK yang diberikan 18 b. Kemalasan dalam diri yang selalu menghambat proses perkuliahan 9 c. Sulit memahami karakter dosen dalam proses perkuliahan
Persen % (5) 10,00
60,00
30,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
14
Tantangan selama a. Tantangan mengendalikan kuliah di Prodi diri sendiri dan memotivasi PAK diri b. Pergaulan selama menempuh proses studi c. Pembagian waktu dalam studi maupun kegiatankegiatan lain
15
50,00
3
10,00
12
40,00
Berdasarkan tabel 8 mengenai kesulitan selama kuliah di Prodi PAK, menyatakan bahwa sulit memahami setiap materi dalam mata kuliah yang diberikan ada 3 (10,00%) mahasiswa, menyatakan kemalasan dalam diri yang selalu menghambat proses perkuliahan ada 18 (60,00%) mahasiswa, menyatakan sulit memahami karakter dosen dalam proses perkuliahan ada 9 (30,00%), Berdasarkan tabel 8 juga mengenai tantangan selama kuliah di Prodi PAK, menyatakan bahwa tantangan mengendalikan diri sendiri dan memotivasi diri ada 15 (50,00%) mahasiswa, ada juga yang menyatakan pergaulan selama menempuh proses studi ada 3 (10,00%), menyatakan bahwa pembagian waktu dalam studi maupun kegiatan-kegiatan lain ada 12 (40,00%).
h.
Cara Mengatasi Kesulitan Selama Studi di Prodi PAK Pada tabel 9 memaparkan tentang sejauh mana para mahasiswa dapat
menemukan cara mengatasi persoalan yang dihadapi selama proses studi di Prodi PAK melalui spiritualitas roh dan iman akan Kristus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 9.Cara mengatasi kesulitan selama studi di Prodi PAK (N=30) Pernyataan Jumlah No Alternatif Jawaban Soal (1) (2) (3) (4) 15 Cara mengatasi a. Berkomunikasi dengan 6 kesulitan selama keluarga untuk mencari kuliah di Prodi solusi dari setiap masalah PAK b. Meminta saran atau sharing 16 pengalaman dari teman maupun kakak tingkat c. Berkomunikasi dengan 6 Allah lewat doa dan tindakan d. Jawaban lain 2
16
Sikap dalam menghadapi tantangan selama kuliah di PAK
a. b. c. d.
Putus asa dan menyerah Termotivasi dan optimis Bersyukur Jawaban lain
1 11 14 4
Persen % (5) 20,00
53,33
20,00
06,67
03,33 36,67 46,67 13,33
Berdasarkan tabel 9 mengenai cara mengatasi kesulitan selama kuliah di PAK, menyatakan berkomunikasi dengan keluarga untuk mencari solusi dari setiap masalah ada 6 (20,00%) mahasiswa, menyatakan meminta saran atau sharing pengalaman dari teman maupun kakak tingkat ada 16 (53,33%) mahasiswa, menyatakan berkomunikasi dengan Allah lewat doa dan tindakan ada 7 (20,00%), sedangkan jawaban lainnya (A, B, dan C selalu saya lakukan, sharing dengan teman dan dengan orang tua serta Tuhan) ada 2 (06,67%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Berdasarkan tabel 9 juga mengenai sikap dalam menghadapi tantangan selama kuliah di PAK, bahwa hanya satu responden yang menyatakan putus asa dan menyerah. Sedangkan, ada 11 (36,67%) mahasiswa yang menyatakan termotivasi dan optimis, ada juga yang menyatakan bersyukur sebanyak 14 (46,67%) mahasiswa. Sedangkan jawaban lainnya (B, dan C serta membuat komitmen dan semangat, biasa saja, jalani saja sampai selesai, menyerahkan semuanya pada Tuhan) ada 4 (13,33%).
i.
Hubungan Antara Makna Spiritualitas Ignasian dan Semangat Pelayanan para Mahasiswa PAK sebagai Calon Katekis Pada tabel 10 memaparkan tentang sejauh mana para mahasiswa mampu
menghayati panggilannya sebagai calon katekis dilihat dari Spiritualitas Ignasian berperan dalam semangat pelayanan yang telah didapatkan para mahasiswa PAK. Tabel 10.Hubungan antara makna Spiritualitas Ignasian dan semangat pelayanan para mahasiswa PAK sebagai calon katekis (N=30) Pernyataan Jumlah No Alternatif Jawaban Soal (1) (2) (3) (4) 17 Cara menghayati a. Terlibat aktif dalam 11 Spiritualitas kegiatan pelayanan baik di Ignasian selama paroki maupun lingkungan kuliah di PAK b. Menjalin relasi yang baik 10 terhadap seluruh keluarga besar PAK c. Berusaha untuk memahami 6 setiap pendampingan dalam mata kuliah di PAK
Persen % (5) 36,67
33,33
20,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
18
Peranan penghayatan Spiritualitas Ignasian bagi pelayanan sebagai mahasiswa PAK
d. Jawaban lain
3
10,00
a. Mewujudkan iman, harapan, dan kasih lewat Latihan Rohani dalam kehidupan sehari-hari b. Mengerti bahwa umat menjadi tolak ukur utama dalam pelayanan c. Berperan dalam perubahan diri menjadi lebih baik lagi d. Jawaban lain
16
53,33
3
10,00
9
30,00
2
06,67
Berdasarkan tabel 10 mengenai cara menghayati Spiritualitas Ignasian selama kuliah di PAK yang menyatakan bahwa terlibat aktif dalam kegiatan pelayanan baik di paroki maupun lingkungan ada 11 (36,67%) mahasiswa, menyatakan menjalin relasi yang baik terhadap seluruh keluarga besar PAK ada 10 (33,33%) mahasiswa, menyatakan berusaha untuk memahami setiap pendampingan dalam mata kuliah di PAK ada 6 (20,00%), sedangkan jawaban lainnya (berdoa dan refleksi, B dan C, saya tidak menghayati Spiritualitas Ignasian) ada 3 (10,00%). Berdasarkan tabel 10 juga mengenai peranan penghayatan Spiritualitas Ignasian bagi pelayanan sebagai mahasiswa PAK, yang menyatakan bahwa mewujudkan iman, harapan, dan kasih lewat Latihan Rohani dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
sehari-hari ada 16 (53,33%) mahasiswa. Ada 3 (10,00%) yang menyatakan mengerti bahwa umat menjadi tolak ukur utama dalam pelayanan dan yang menyatakan bahwa berperan dalam perubahan diri menjadi lebih baik lagi ada 9 (30,00%) sedangkan jawaban lainnya (tidak ada, A, B, dan C menjadi penghayatan saya dalam pelayanan) ada 2 (06,67%).
j.
Harapan Mahasiswa PAK Pada tabel 11 memaparkan tentang sejauh mana para mahasiswa dapat
menemukan
program
pendampingan
untuk
mempermudah
menghayati
spiritualitas Ignasian lewat semangat pelayanan para mahasiswa PAK yang akan diterapkan dalam dinamika serta proses studi di PAK. Tabel 11.Harapan mahasiswa PAK (N=30) Pernyataan Jumlah No Alternatif Jawaban Soal (1) (2) (3) (4) 19 Terobosan yang a. Mengunjungi tempat1 harus dilakukan tempat bersejarah yang untuk menjadi sejarah pewartaan mempermudah St. Ignatius menghayati b. Melaksanakan kegiatan doa 17 Spiritualitas yang ditekankan oleh St. Ignasian di PAK Ignatius dalam Latihan Rohani c. Mengikuti seminar atau 8 kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan spiritualitas St. Ignatius d. Jawaban lain 4
Persen % (5) 03,33
56,67
26,67
13,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
20
Poin-poin yang harus diperhatikan dalam melaksanakan terobosan yang diusulkan untuk mempermudah menghayati Spiritualitas Ignasian di PAK
a. Menumbuhkan semangat dan tekad dalam diri b. Membangun kesadaran bersama untuk tergerak hatinya c. Memperkaya wawasan terutama wawasan tentang St. Ignatius d. Jawaban lain
8
26,67
16
53,33
5
16,67
1
03,33
Berdasarkan tabel 11 mengenai terobosan yang harus dilakukan untuk mempermudah menghayati Spiritualitas Ignasian di PAK hanya ada satu responden yang menyatakan bahwa mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang menjadi sejarah pewartaan St. Ignatius, yang menyatakan bahwa melaksanakan kegiatan doa yang ditekankan oleh St. Ignatius dalam Latihan Rohani ada 17 (56,67%) mahasiswa, yang menyatakan mengikuti seminar atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan spiritualitas St. Ignatius ada 8 (26,67%), sedangkan jawaban lainnya (spiritualitas diganti dengan latihan Ignatian, dosen memberi contoh yang baik dalam hal sederhana, A, B, dan C saling berkaitan, mengubah cara pandang) ada 4 (13,33%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Berdasarkan tabel 11 juga mengenai poin-poin yang harus diperhatikan dalam melaksanakan terobosan yang diusulkan untuk mempermudah menghayati Spiritualitas Ignasian di PAK, yang menyatakan bahwa menumbuhkan semangat dan tekad dalam diri ada 8 (26,67%) mahasiswa. Ada 16 (53,33%) mahasiswa yang menyatakan bahwa membangun kesadaran bersama untuk tergerak hatinya, yang menyatakan bahwa memperkaya wawasan terutama wawasan tentang St. Ignatius ada 5 (16,67%) mahasiswa. Sedangkan jawaban lainnya ada yang menyatakan bahwa seperti LKI (Latihan Kepemimpinan Ignatian).
2) Pembahasan Hasil Penelitian Pada bagian ini merupakan pembahasan hasil penelitian mengenai peranan Spiritualitas Ignasian terhadap semangat pelayanan para mahasiswa PAK Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis.
a.
Pemahaman Spiritualitas Ignasian Hasil penelitian terhadap pemahaman akan Spiritualiatas Ignasian
menunjukkan bahwa lebih dari separuh total responden yaitu 16 (53,33%) menyatakan sangat setuju bahwa Spiritualitas Ignasian adalah semangat pelayanan melalui doa yang ditekankan oleh Santo Ignatius untuk meneguhkan iman melalui Latihan Rohani. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebagian besar para mahasiswa PAK cukup memahami tentang arti dari Spiritualitas Ignasian itu sendiri. Sebanyak 18 (60,00%) lebih dari separuh responden menyatakan setuju bahwa pembedaan roh, dambaan suci, dan pemeriksaan batin adalah beberapa doa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
yang sungguh ditekankan St. Ignatius dalam spiritualitasnya. Dalam hal ini, sebagian besar para mahasiswa cukup mengetahui dan memahami serta mengerti akan 3 dari 14 doa yang sungguh ditekankan oleh St. Ignatius dalam spiritualitasnya. Hasil penelitian di atas merupakan pembahasan dari variabel I tentang pemahaman
Spiritualitas
Ignasian.
Pada
pokok
pembahasan
mengenai
pemahaman Spiritualitas Ignasian menunjukkan bahwa sebagian besar para mahasiswa PAK cukup memahami arti Spiritualitas Ignasian dalam kaitannya dengan semangat pelayanan. Para mahasiswa PAK mengerti bahwa Spiritualitas Ignasian adalah semangat pelayanan melalui doa yang ditekankan oleh Santo Ignatius untuk meneguhkan iman melalui Latihan Rohani. Disini juga para mahasiswa cukup mengerti akan Latihan Rohani sebagai landasan dan praktek doa sebagai jalan untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Begitu juga dengan 3 dari 14 doa yang ditekankan oleh St. Ignatius, para mahasiswa PAK sebagian besar cukup paham akan hal itu. Meskipun begitu masih ada yang menyatakan kurang setuju. Bagi mahasiswa yang menyatakan kurang setuju berarti belum memahami bahkan belum mengerti akan doa yang sungguh ditekankan oleh St. Ignatius dalam spiritualitasnya. b.
Makna Spiritualitas Ignasian Hasil penelitian terhadap makna akan Spiritualitas Ignasian menunjukkan
bahwa lebih dari separuh total responden yaitu 18 (60,00%) menyatakan sangat setuju bahwa Spiritualitas Ignasian memiliki satu tujuan dalam hidup dan karya St. Ignatius yaitu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Hal tersebut dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
diartikan bahwa sebagian besar para mahasiswa PAK cukup memahami tentang Spiritualitas Ignasian memiliki satu tujuan yaitu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar dan juga kata-kata ini juga menjadi populer di kalangan umat beriman serta menjadi semboyan yang khas dari kaum Jesuit. Sebanyak 17 (56,67%) lebih dari separuh responden menyatakan sangat setuju bahwa Spiritualitas Ignasian ingin mengajak orang beriman untuk lebih dekat kepada Kristus. Dalam hal ini, sebagian besar para mahasiswa cukup mendalami, mengetahui, dan merasakan akan tujuan dari Spiritualitas Ignasian yang ingin mengajak orang beriman untuk lebih dekat kepada Kristus. Hasil penelitian di atas masih merupakan pembahasan dari variabel I tentang peranan Spiritualitas Ignasian. Pada pokok pembahasan mengenai makna Spiritualitas Ignasian menunjukkan bahwa sebagian besar para mahasiswa PAK cukup menyadari dengan baik akan makna Spiritualitas Ignasian dalam kaitannya dengan semangat pelayanan. Para mahasiswa PAK mengerti bahwa Spiritualitas Ignasian memiliki satu tujuan dalam hidup dan karya St. Ignatius yaitu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Dalam hal ini para mahasiswa PAK sebagian besar cukup mengerti akan tujuan dari Spiritualitas Ignasian yang sangat khas tersebut. Sama halnya dengan realita dalam kehidupan sehari-hari bahwa intinya Spiritualitas Ignasian ingin mengajak orang beriman lebih dekat dengan Kristus. Tetapi, masih ada responden yang menyatakan kurang setuju tentang hal ini karena mungkin mempunyai alasan lain yang lebih menguatkan pendapatnya tentang makna Spiritualitas Ignasian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
c.
Arti Panggilan Katekis Hasil penelitian terhadap arti panggilan katekis menunjukkan bahwa lebih
dari separuh total responden yaitu 16 (53,33%) menyatakan sangat setuju bahwa arti panggilan menjadi katekis adalah panggilan itu berasal dari Allah dan kita diajak untuk lebih mengenal Allah. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebagian besar responden cukup memahami tentang arti panggilan menjadi katekis yaitu panggilan yang berasal dari Allah dan diajak untuk lebih mengenal Allah. Sebanyak 17 (56,67%) lebih dari separuh responden menyatakan sangat setuju bahwa arti pelayanan seorang katekis adalah panggilan untuk menjadi pewarta Kerajaan Allah di tengah-tengah umat. Dalam hal ini, sebagian besar para mahasiswa cukup mengerti bahkan sudah bisa memahami arti pelayanan seorang katekis yaitu panggilan untuk menjadi pewarta Kerajaan Allah di tengah-tengah umat. Tentu disini ada perbedaan antara panggilan dan juga pelayanan seorang katekis. Hasil penelitian di atas merupakan pembahasan dari variabel 2 tentang semangat pelayanan para mahasiswa PAK sebagai calon katekis. Berdasarkan hasil yang diperoleh, boleh dikatakan bahwa para mahasiswa PAK cukup memahami serta menghayati baik arti panggilan menjadi seorang katekis dan juga arti pelayanan bagi seorang katekis. Meskipun begitu tetap saja ada responden yang kurang setuju akan arti panggilan menjadi katekis dan juga pelayanan seorang katekis. Boleh dikatakan bahwa mahasiswa tersebut belum terlalu menghayati panggilan maupun pelayanan menjadi seorang katekis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
d.
Pengertian Semangat Pelayanan Hasil penelitian terhadap pengertian semangat pelayanan menunjukkan
bahwa lebih dari separuh total responden yaitu 17 (56,67%) menyatakan sangat setuju bahwa iman, harapan, dan kasih merupakan inti dari semangat pelayanan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebagian besar responden cukup memahami tentang inti dari semangat pelayanan. Sebanyak 22 (73,33%) lebih dari separuh responden memilih kadang-kadang dalam mempraktekkan sikap dan tindakan untuk saling melayani terutama kepada Allah dan sesama sebagai calon katekis. Hasil ini memperlihatkan bahwa sebagian besar para mahasiswa masih belum menyadari akan pentingnya semangat pelayanan sebagai calon katekis. Hasil penelitian diatas masih merupakan pembahasan dari variabel 2 tentang semangat pelayanan para mahasiswa PAK sebagai calon katekis. Berdasarkan hasil yang diperoleh, boleh dikatakan bahwa para mahasiswa PAK cukup memahami akan inti dari semangat pelayanan yaitu iman, harapan, dan kasih. Namun, dalam prakteknya masih banyak dari para mahasiswa PAK yang belum menyadari akan pentingnya semangat dalam pelayanan tersebut sebagai calon katekis. Artinya, bahwa para mahasiswa PAK dalam mengikuti kegiatankegiatan menggereja baik di paroki maupun di lingkungan masih kurang terlibat aktif dan lain sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
e.
Makna Semangat Pelayanan Hasil penelitian terhadap makna semangat pelayanan menunjukkan bahwa
lebih dari separuh total responden yaitu 17 (56,67%) menyatakan setuju bahwa arti dari semangat adalah sikap yang tumbuh dalam diri pribadi untuk bergerak dan berubah. Hal tersebut dapat diartikan bahwa sebagian besar responden cukup mengerti tentang arti dari semangat. Sebanyak 17 (56,67%) lebih dari separuh responden menyatakan sangat setuju bahwa keutamaan dalam semangat pelayanan adalah sikap rendah hati yang mau berkorban demi sesama dan demi Allah sendiri. Hasil ini memperlihatkan bahwa sebagian besar para mahasiswa PAK cukup memahami akan keutamaan dalam semangat pelayanan yaitu sikap rendah hati yang mau berkorban demi sesama dan demi Allah sendiri. Hasil penelitian diatas masih merupakan pembahasan dari variabel 2 tentang semangat pelayanan para mahasiswa PAK sebagai calon katekis. Berdasarkan hasil yang diperoleh, boleh dikatakan bahwa sebagian besar para mahasiswa PAK cukup memahami akan arti dari semangat dan keutamaan dalam semangat pelayanan.Namun, masih ada responden yang kurang setuju akan arti dari semangat itu sendiri. Mungkin bagi yang menyatakan kurang setuju mempunyai pandangan lain akan arti dari semangat sesuai dengan wawasannya.
f.
Latar Belakang Kuliah di PAK Hasil penelitian mengungkapkan lebih dari separuh jumlah responden
17(56,67%) alasan memilih kuliah di PAK karena terdorong dari keinginan dan motivasi dari diri sendiri. Hal ini penulis pahami bahwa sebagian besar para
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
mahasiswa PAK memilih prodi ini bukan karena keterpaksaan melainkan berasal dari hati dan mantap untuk kuliah di PAK. Tetapi, tetap saja ada para mahasiswa PAK yang memilih alasan yang beranekaragam diantaranya dorongan dari orang tua, ada keterpaksaan dan menjadikan PAK sebagai jalan keluar terakhir,dan menjemput kesempatan yang disediakan oleh Dispendikbud melalui program beasiswa. Hasil ini penulis memahami bahwa tidak sedikit pula dari para mahasiswa mengalami keterpaksaan untuk kuliah di PAK terutama karena dorongan dari orang tua, tarekat atau kongregasi, guru, dan lain-lain bukan berasal dari keinginan diri sendiri. Di samping itu mengenai tujuan kuliah di PAK terdapat jawaban-jawaban yang seimbang dan merata. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 11(36,67%) responden yang menjawab ingin menggapai cita-cita terutama menjadi guru agama atau katekis. Jawaban ini sama dengan responden yang menjawab bahwa tujuan kuliah di PAK yaitu untuk membentuk pribadi yang mempunyai karakter 11(36,67%). Jawaban di atas, menurut penulis bahwa sebagian besar para mahasiswa PAK cukup termotivasi dan mampu menghayati tujuan mereka untuk kuliah di PAK. Tetapi, ada satu responden yang menyatakan bahwa tidak ada tujuan ketika memilih kuliah di PAK. Hasil ini bagi penulis merupakan bahwa masih ada yang menjadikan PAK sebagai pelarian karena tidak ada jalan lain dan tidak ada tujuan. Jadi, bagi para mahasiswa yang menjalankan seperti itu mungkin merasa jenuh dan bosan kuliah di PAK. Tetapi, semua butuh proses. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi keluarga besar PAK untuk lebih giat lagi memperhatikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
para mahasiswa agar termotivasi untuk kuliah di PAK dan menyadari bahwa jalan untuk kuliah di PAK tidak salah.
g.
Kesulitan dan Tantangan yang dihadapi selama Menempuh Proses Studi di PAK Hasil penelitian di atas mengungkapkan bahwa lebih dari separuh jumlah
responden yaitu 18 (60,00%) mengalami kesulitan selama kuliah di PAK karena adanya kemalasan dalam diri yang selalu menghambat proses perkuliahan. Hal ini bagi penulis merupakan kesulitan yang menjadi faktor utama penghambat para mahasiswa ketika menjalani kuliah di PAK. Menurut penulis, sebagian besar para mahasiswa mungkin merasa jenuh dan bosan dengan tugas-tugas yang diberikan, materi-materi yang sulit untuk dipahami, dan juga karakter dosen yang tidak sesuai dengan keinginan. Maka dari itu, faktor-faktor ini jelas memicu kemalasan dalam diri mahasiswa terutama bagi mereka yang tidak menemukan jalannya di PAK. Di samping itu mengenai tantangan selama kuliah di PAK terdapat jawaban-jawaban yang hampir seimbang. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 15 (50,00%) responden yang menjawab bahwa tantangannya adalah tantangan mengendalikan diri sendiri dan memotivasi diri, sedangkan yang menjawab bahwa tantangan selama kuliah di PAK adalah pembagian waktu dalam studi maupun kegiatan-kegiatan lain yaitu 12 (40,00). Hasil ini bagi penulis menggambarkan dua sisi yang berbeda bahwa tantangan selama kuliah di PAK itu berasal dari dalam diri dan luar diri. Memang selama kuliah para mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
disibukkan dengan berbagai macam kegiatan bukan hanya dari intern kampus saja, melainkan juga tidak sedikit para mahasiswa ikut terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi, sebuah kepanitiaan, seminar, dll. Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan dan juga pergaulan serta mempererat persaudaraan sebagai mahasiswa.
h.
Cara Mengatasi Kesulitan Selama Studi di PAK Hasil penelitian di atas mengungkapkan bahwa lebih dari separuh jumlah
responden yaitu 16 (53,33%) memilih meminta saran atau sharing pengalaman dari teman maupun kakak tingkat sebagai cara untuk mengatasi kesulitan selama kuliah di PAK. Hal ini bagi penulis merupakan sesuatu yang sungguh baik dan benar-benar menjadi solusi bagi para mahasiswa. PAK memang memiliki ciri khas yang dipandang baik oleh prodi-prodi lain karena kekeluargaannya yang sangat erat. Hal ini pula yang tampak dalam setiap kegiatan-kegiatan pendampingan selama menjalani proses di PAK baik antar angkatan maupun relasi dengan karyawan dan juga para dosen. Selain itu, tidak lupa juga para mahasiswa sebagian juga menemukan solusi melalui berkomunikasi dengan Allah lewat doa serta tidak melupakan keluarga untuk tetap selalu berkomunikasi dengan mereka karena bagaimanapun juga keluarga terutama orang tua tetap berperan besar dalam kesuksesan setiap para mahasiswa yang menjalani proses studi di PAK. Di samping itu mengenai sikap dalam menghadapi tantangan selama kuliah di PAK terdapat jawaban-jawaban yang hampir seimbang. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
hasil penelitian terdapat 14 (46,67%) responden yang menjawab bahwa sikapnya adalah bersyukur. Bagi penulis, maksudnya adalah sebagian besar para mahasiswa mensyukuri apa yang terjadi dalam dirinya. Dengan kata lain, para mahasiswa menerima semua tantangan tersebut bukan sebagai hambatan melainkan sebagai bentuk kerja keras yang setia dilakukan untuk bisa sukses di PAK. Sedangkan, sebanyak 11 (36,67%) responden menyatakan termotivasi dan optimis sebagai sikap dalam menghadapi tantangan selama kuliah di PAK. Di antaranya, kerja keras dan menciptakan kegembiraan diri, membina komitmen dan semangat, belajar dengan sungguh-sungguh. Tetapi, ada satu responden yang menyatakan putus asa dan menyerah. Menurut penulis, yang menyatakan hal tersebut mungkin karena merasa terbebani, merasa lelah, dan juga merasa bahwa sekarang yang terpenting hanya menjalaninya saja sampai selesai.
i.
Hubungan Antara Makna Spiritualitas Ignasian dan Semangat Pelayanan Para Mahasiswa PAK Sebagai Calon Katekis Hasil penelitian di atas mengungkapkan hasil yang hampir seimbang di
pernyataan cara menghayati Spiritualitas Ignasian selama kuliah di PAK. Permasalahannya adalah sebagian besar dari responden merasa belum menghayati Spiritualitas Ignasian bahkan tidak sedikit yang kurang tahu akan Spiritualitas Ignasian. Hal ini tampak dalam ketika penulis mengamati saat responden mengerjakan kuesioner ini. Sebanyak 10 (33,33%) kurang dari separuh responden menyatakan bahwa cara menghayati Spiritualitas Ignasian dengan menjalin relasi yang baik terhadap seluruh keluarga besar PAK. Sebanyak 11 (36,67%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
responden juga menjawab dengan cara terlibat aktif dalam kegiatan pelayanan baik di paroki maupun lingkungan. Hal ini merupakan sesuatu yang positif untuk harus dilaksanakan dalam pewartaan karena sebagai calon katekis relasi dan juga pelayanan adalah sesuatu yang selalu ditemui di tengah-tengah umat. Jadi, dalam hal ini para mahasiswa cukup selektif dalam mengemukakan jawabannya karena para mahasiswa cukup memahami tugas dan karya panggilan seorang katekis. Di samping itu, mengenai peranan penghayatan Spiritualitas Ignasian bagi pelayanan sebagai mahasiswa PAK sebanyak 16 (53,33%) lebih dari separuh responden menyatakan bahwa mewujudkan iman, harapan, dan kasih lewat Latihan Rohani dalam kehidupan sehari-hari berperan bagi pelayanan sebagai mahasiswa PAK. Bagi penulis, para mahasiswa sudah cukup mengerti dan memahami setiap karya pelayanan yang dilakukan selama kuliah di PAK. Tentu saja hal ini berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang ada di PAK mulai dari pembinaan spiritualitas di setiap semester, retret dan juga rekoleksi, Karya Bakti Paroki (KBP), Camping Rohani, dll. Kegiatan-kegiatan ini merupakan tolak ukur bagi para mahasiswa untuk bisa memaknai Spiritualitas Ignasian lewat pengalaman sehari-hari. Memang tidak secara spesifik dijelaskan dalam setiap kegiatan tersebut. Tetapi, peranan para dosen untuk membimbing dan juga kesadaran dari para mahasiswa untuk belajar memaknai dan juga menghayati Spiritualitas Ignasian tentu bisa menjadi proses karena kembali lagi kepada pedagogi Ignasian yang terpancar di Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
j.
Harapan Mahasiswa PAK Hasil penelitian di atas mengungkapkan bahwa sebanyak 17 (56,67%)
lebih dari separuh responden menyatakan bahwa melaksanakan kegiatan doa yang ditekankan oleh St. Ignatius dalam Latihan Rohani menjadi terobosan yang harus dilakukan untuk mempermudah menghayati Spiritualitas Ignasian di PAK. Bagi penulis, jawaban ini merupakan pemahaman dan juga harapan yang sungguhsungguh diharapkan terjadi sebagai penghayatan kita kepada Yesus melalui St. Ignatius. Hal ini pula yang belum terlalu terlihat jelas dilakukan di prodi PAK karena selama ini belum ada kegiatan-kegiatan seperti Latihan Rohani dilaksanakan di prodi PAK. Meskipun begitu, tidak ada alasan apabila Latihan Rohani ini bisa dilaksanakan dan diwujudkan karena bagi penulis sendiri belum terlalu paham akan Latihan Rohani itu sendiri. Di samping itu, mengenai poin-poin yang harus diperhatikan dalam melaksanakan terobosan di atas adalah sebanyak 16 (53,33%) lebih dari separuh responden menyatakan bahwa membangun kesadaran bersama untuk tergerak hatinya menjadi poin utama. Poin ini tentu menjadi sangat penting karena menurut penulis sebagai prodi PAK yang dipandang akan kekeluargaannya yang beraneka ragam tentu kesadaran bersama menjadi poin yang harus diperhatikan sebagai wujud penghayatan bersama akan Spiritualitas Ignasian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
D. Kesimpulan Hasil Penelitian Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui gambaran secara umum para mahasiswa semester VI dan semester VIII, sejauh mana para mahasiswa Prodi PAK memahami peranan Spiritualitas Ignasian terhadap semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis. Pertama, sebagian besar mahasiswa semester VI dan semester VIII telah memahami arti dari Spiritualitas Ignasian bahwa Spiritualitas Ignasian itu adalah doa yang ditekankan oleh St. Ignatius agar semakin meneguhkan iman terutama melalui latihan rohani. Kedua, sebagian besar mahasiswa semester VI dan semester VIII juga telah menyadari dengan baik akan makna Spiritualitas Ignasian dalam kaitannya dengan semangat pelayanan. Makna Spiritualitas Ignasian itu sungguh berkaitan dengan tujuan mulia yang dikemukakan oleh St. Ignatius yaitu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Dengan memahami makna Spiritualitas Ignasian ini semakin meneguhkan iman umat beriman terkhusus para mahasiswa Prodi PAK yang menjalani proses studi agar mantap dalam panggilannya sebagai calon katekis. Ketiga, sebagian besar mahasiswa semester VI dan semester VIII telah cukup memahami arti panggilan seorang katekis. Sejak masa studi, para mahasiswa sebagai calon katekis perlu menghidupi panggilannya sebagai katekis. Selaras dengan visi dan misi Prodi PAK. Visi Prodi adalah terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Sedangkan misi Prodi adalah mendidik kaum muda menjadi katekis dalam konteks Gereja Indonesia yang memasyarakat dan mengembangkan karya katekese dalam Gereja demi masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat. Tetapi, memang perlu refleksi lebih mendalam dan juga sosialisasi yang lebih baik karena di zaman sekarang panggilan menjadi seorang katekis itu semakin berkurang. Keempat, mahasiswa semester VI dan semester VIII sudah cukup paham dan mengerti inti dari semangat pelayanan. Tentu pada saat terjun ke umat, seorang katekis harus sungguh-sungguh menghayati imannya kepada Kristus dan selalu setia mewartakan kabar gembira di tengah-tengah umat. Namun, para mahasiswa Prodi PAK masih kurang terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan pelayanan. Hal inilah yang patut menjadi perhatian bersama dengan menyadari kembali arti panggilan seorang katekis tersebut sehingga dengan kehadiran para katekis, umat semakin terbantu untuk beriman kepada Kristus. Kelima, mahasiswa semester VI dan semester VIII memahami akan arti dari semangat itu sendiri. Semangat itu tumbuh dari dalam diri sendiri dan merupakan motivasi yang ingin diciptakan seseorang untuk bergerak dan berubah. Keenam, mahasiswa semester VI dan semester VIII memiliki latar belakang kuliah di Prodi PAK yang beranekaragam. Alasan memilih kuliah di Prodi PAK sebagian besar karena terdorong dari keinginan dan motivasi dari diri sendiri. Adanya motivasi dari diri sendiri akan membantu mahasiswa dalam proses studi sehingga mereka terbantu dalam memahami karya pelayanan dari sosok seorang katekis dan membentuk karakter serta jatidiri dari seorang katekis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Ketujuh, mahasiswa semester VI dan semester VIII merasakan dan juga mengalami kesulitan dan juga tantangan selama menjalani kuliah di Prodi PAK. Faktor utama para mahasiswa mengalami kesulitan karena kemalasan dalam diri. Faktor ini memang akan selalu terjadi di diri para mahasiswa karena tak jarang para mahasiswa merasa bosan dengan mata kuliah atau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Prodi PAK. Kemalasan memang juga menjadi penyakit bagi kaum muda khususnya dan hanya diri sendiri jugalah yang bisa mengatasi kemalasan tersebut. Sedangkan, tantangan dibagi menjadi dua yaitu tantangan dalam diri dan juga dari luar diri bahwa para mahasiswa semester VII dan semester VIII merasa sulit mengendalikan diri menjadi tantangan terbesar bagi mereka. Sedangkan, tantangan dari luar adalah sulit membagi waktu antara kegiatan akademik maupun non akademik. Kedelapan, mahasiswa semester VI dan semester VIII mempunyai cara agar bisa mengatasi kesulitan dan tantangan tersebut untuk bisa menjalani proses studi dengan bahagia dan juga penuh motivasi. Sebagian besar menyatakan bahwa meminta saran atau sharing pengalaman dari teman maupun kakak tingkat merupakan caranya. Sharing pengalaman memang menjadi ciri khas dari prodi PAK karena selain refleksi, sharing pengalaman menjadi pendampingan yang baik agar para mahasiswa semakin mantap akan panggilannya sebagai calon katekis. Sedangkan, bersyukur dan juga kerja keras menjadi sikap serta usaha yang sungguh ingin ditanamkan dari para mahasiswa selama menjadi proses studi di Prodi PAK. Meskipun, dalam perjalanannya tidak sedikit yang mengundurkan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
tetapi tidak sedikit pula yang masih bertahan dan kuncinya adalah kerja keras dan komitmen. Kesembilan, para mahasiswa semester VI dan semester VIII cukup menemukan hubungan antara makna Spiritualitas Ignasian dan semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK sebagai calon katekis. Tetapi, perlu menambah wawasan yang lebih lagi untuk dipelajari oleh para mahasiswa karena minimnya pengetahuan tentang Spiritualitas Ignasian itu sendiri. Pelayanan menjadi tolak ukur utama sebagai calon pewarta. Maka dari itu terlibat dalam pelayanan baik di paroki maupun di lingkungan menjadi Latihan Rohani yang sungguh-sungguh bisa dilakukan oleh para mahasiswa Prodi PAK karena prodi PAK sendiri pun sudah menyediakan wadah yang jelas untuk para mahasiswa agar semakin mantap akan panggilan. Kesepuluh, para mahasiswa semester VI dan semester VIII memiliki harapan yang besar berkaitan dengan Spiritualitas Ignasian. Harapan itu sehubungan dengan Latihan Rohani, doa, pelayanan, wawasan, dan juga motivasi. Harapan itu akan menjadi nyata apabila diawali dengan membangun kesadaran pribadi dan juga bersama untuk melaksanakan pelayanan dengan sepenuh hati dan tanpa batas sehingga kerajaan Allah sungguh terpancar nyata dalam hidup semua orang beriman.
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, dan juga penulis menarik kesimpulan dari hasil penelitian, penulis dapat merangkum bahwa para mahasiswa Prodi PAK sungguh-sungguh memiliki harapan besar agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Spiritualitas Ignasian itu mampu dihayati oleh segenap para mahasiswa dan juga mampu berperan dalam semangat pelayanan sebagai calon katekis di kehidupan umat. Selain itu, para mahasiswa Prodi PAK mengharapkan program pendampingan yang dapat membantu menghayati dan memaknai Spiritualitas Ignasian dalam semangat pelayanan dan juga memantapkan panggilan sebagai calon katekis. Program atau usulan kegiatan yang ditemukan oleh penulis berdasarkan hasil penelitian terhadap para mahasiswa Prodi PAK terutama semester VI dan semester VIII
yaitu program Retret Latihan Rohani dalam
kegiatan pembinaan spiritualitas bagi para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma. Sedangkan, usulan program kegiatan yang lain diserahkan pada pihak kampus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
BAB IV USULAN PROGRAM REKOLEKSI LATIHAN ROHANI DALAM KEGIATAN PEMBINAAN SPIRITUALITAS SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA PRODI PAK UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI CALON KATEKIS
Pada bab III penulis telah memaparkan hasil penelitian mengenai peranan Spiritualitas Ignasian terhadap semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK sebagai calon katekis. Berdasarkan penelitian dapat dilihat bahwa: pertama, tingkat kedalaman pemahaman dan penghayatan para mahasiswa Prodi PAK terhadap Spiritualitas Ignasian sudah cukup baik. Kedua, para mahasiswa Prodi PAK hanya perlu menambah pengetahuan dan wawasan serta memberi perhatian lebih akan Spiritualitas Ignasian. Ketiga para mahasiswa Prodi PAK memiliki harapan besar berkaitan dengan Latihan Rohani, doa, pelayanan, wawasan, dan juga motivasi. Pada bab IV ini, penulis memaparkan upaya dalam wujud usulan program yang diharapkan dapat semakin meningkatkan semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK terkhusus lebih menghayati pelayanan dalam Spiritualitas Ignasian berdasarkan kajian pustaka pada bab II dan hasil penelitian bab III.Pada bab IV ini juga penulis memberikan usulan program yaitu program Rekoleksi Latihan Rohani dalam kegiatan pembinaan spiritualitas bagi para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma agar panggilan dan juga pewartaan sebagai calon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
katekis semakin diteguhkan. Penulis akan membagi bab IV ini dalam dua bagian. Pertama, latar belakang kegiatan Rekoleksi Latihan Rohani dalam pembinaan spiritualitas para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma. Kedua, program Rekoleksi Latihan Rohani untuk meningkatkan semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis.
A. Latar Belakang Kegiatan Rekoleksi Latihan Rohani dalam Pembinaan Spiritualitas Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma
Kegiatan rekoleksi Latihan Rohani yang diadakan untuk para mahasiswa Prodi PAK memang belum pernah dilaksanakan sebelumnya. Kegiatan rekoleksi Latihan Rohani ini penulis usulkan bagi semua angkatan para mahasiswa Prodi PAK dalam mata kuliah pembinaan spiritualitas. Tujuan umum diadakannya rekoleksi Latihan Rohani ini adalah untuk semakin memahami dan menghayati Spiritualitas Ignasian dan juga mengupayakan untuk meningkatkan semangat pelayanan para mahasiswa Prodi PAK sebagai calon katekis. Penulis mempunyai program yaitu kegiatan rekoleksi Latihan Rohani, maksudnya adalah kegiatan yang bersumber pada doa serta meditasi St. Ignatius dalam spiritualitasnya untuk lebih meneguhkan iman kita terutama karena kita adalah umat berdosa. Kegiatan retret ini bisa dilaksanakan di dalam kompleks kampus ataupun di luar kampus. Tetapi, alangkah baiknya kegiatan ini diadakan di luar kampus terutama di alam terbuka agar kita bisa semakin bersatu dengan Allah lewat alam dan mampu semakin membantu kita untuk berkomunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
dengan Tuhan. Mengenai tempat akan diserahkan kembali kepada masing-masing angkatan. Kegiatan rekoleksi Latihan Rohani untuk para mahasiswa Prodi PAK ini berangkat dari pengalaman hidup para mahasiswa itu sendiri. Peserta rekoleksi diajak untuk memperdalam pengertian batin tentang Kristus agar semakin baik dalam mengikuti dan mengabdi-Nya. Peserta rekoleksi dibimbing untuk membiarkan dirinya semakin dikuasai oleh cinta Tuhan, kemudian dibimbing untuk memilih jalan hidup yang konkret, pribadi, menyeluruh sebagai jawaban kepada cinta Tuhan. Puncak Latihan Rohani adalah kontemplasi untuk mendapatkan cinta Ilahi. Rekoleksi Latihan Rohani diadakan untuk semakin memahami dan juga menghayati iman kepada Kristus dalam pelayanan sebagai calon katekis. Hasil penelitian pada bab III menunjukkan sebagian besar sudah baik dalam hal pemahaman saja, tetapi mengenai semangat pelayanan terutama keterlibatan dalam hidup menggereja masih begitu banyak yang belum terlibat. Oleh karena itu kegiatan rekoleksi Latihan Rohani ini diadakan untuk merefleksikan kembali teladan Yesus Kristus dalam hidup-Nya agar para mahasiswa Prodi PAK semakin mantap dan tergerak ikut serta dalam karya pelayanan-Nya. Spiritualitas Ignasian tidak bisa dipahami hanya sebatas teori saja melainkan bagaimana pengolahan di dalam hati masing-masing pribadi dan setelah itu mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan rekoleksi Latihan Rohani ini dipilih menjadi program yang diusulkan oleh penulis. Dalam kegiatan rekoleksi ini penulis mengusulkan tema-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
tema yang sebisa mungkin meneguhkan motivasi para mahasiswa Prodi PAK untuk semakin memperbaharui iman mereka, sehingga nantinya para mahasiswa Prodi PAK semakin semangat dalam karya perutusan sebagai pewarta Kerajaan Allah.
B. Program Rekoleksi Latihan Rohani Untuk Meningkatkan Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma sebagai Calon Katekis Berdasarkan hasil penelitian pada bab III, penulis mengusulkan program yaitu rekoleksi Latihan Rohani untuk para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma. Dengan program ini diharapkan para mahasiswa PAK semakin semangat dalam pelayanan sebagai calon katekis.
1.
Latar Belakang Program Para mahasiswa Prodi PAK sebagian besar adalah pribadi yang masih
mempunyai semangat yang tinggi dan juga berjiwa muda baik dalam hal kepribadian maupun kerohanian. Dalam perkembangan itulah harus seimbang antara pemahaman dan juga praktek agar bisa sejalan. Berangkat dari pedagogi Ignasian yang menjadi landasan Universitas Sanata Dharma, yaitu 3 C (Compassion, competence, dan conscience) menjadikan pribadi yang utuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Kegiatan rekoleksi ini ingin mewujudkan para mahasiswa Prodi PAK agar dapat menjadi pribadi yang utuh, iman yang terus diolah sebagai umat yang beriman kepada Kristus. Dalam kegiatan rekoleksi, pemilihan materi dan penyampaian materi harus lebih kreatif dan sesuai dengan konteks zaman sekarang agar para mahasiswa semakin mampu menemukan Tuhan yang bersemangat dalam pelayanan sebagai calon katekis. Penulis melihat sebagian besar para mahasiswa masih terkurung akan pemahaman belaka. Maka dari itu, melalui kegiatan rekoleksi ini penulis mengajak para mahasiswa Prodi PAK untuk menumbuhkan kembali semangat pelayanan itu melalui teladan Yesus Kristus demi perkembangan pribadi yang utuh dengan cara salah satunya adalah menghayati Spiritualitas Ignasian. Para mahasiswa diajak untuk terlibat dari awal rangkaian kegiatan ini sampai selesai dengan tujuan agar para mahasiswa benar-benar mengalami apa yang terjadi di lapangan secara langsung sehingga para mahasiswa mampu merefleksikan pengalamannya itu demi perkembangan diri mereka. Oleh karena itu, penulis mengusulkan program kegiatan rekoleksi Latihan Rohani ini dilaksanakan secara berulang-ulang atau lebih dari satu kali agar proses refleksi dan internalisasi berjalan lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
2.
Tujuan Pemilihan Program Tujuan dari program ini adalah membantu para mahasiswa Prodi PAK
untuk semakin mampu menemukan Tuhan yang bersemangat dalam pelayanan sebagai calon katekis sehingga para mahasiswa semakin terlibat dalam karya perutusan Allah.
3.
Usulan Program Kegiatan Rekoleksi Latihan Rohani
Dalam membuat program rekoleksi ini penulis akan menyusun langkah-langkah rekoleksi agar mampu berjalan dengan baik. Sebelumnya penulis akan melakukan koordinasi dengan koordinator Pembinaan Spiritualitas Prodi PAK, bahwa program ini bukan menghilangkan mata kuliah Pembinaan Spiritualitas melainkan sebagai bagian dari inisiatif para mahasiswa untuk memperkaya wawasan dalam mata kuliah Pembinaan Spiritualitas. Penulis mengusulkan tempat untuk mengadakan kegiatan rekoleksi ini di Wisma USD di Pentingsari. Lokasi tersebut menurut penulis cocok untuk mengadakan kegiatan ini. Selain itu waktu untuk rekoleksi ini penulis mengusulkan di luar jam perkuliahan khususnya pada saat penutupan pembinaan spiritualitas di akhir setiap semester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
a.
Tema Umum Tema umum untuk rekoleksi ini adalah Membangun Kesadaran
Bersama Dalam Semangat Pelayanan sebagai Calon Katekis dengan Menghayati Spiritualitas Ignasian. Tujuan dari tema ini dharapkan bahwa para mahasiswa PAK semakin mantap dalam menjalani panggilan dan semakin kokoh dalam iman untuk melayani umat dengan sepenuh hati.
b.
Peserta Peserta kegiatan rekoleksi ini adalah para mahasiswa Prodi PAK semester
VI dan VIII (tahun ke 3 dan 4). Menurut penulis, rekoleksi ini ditujukan kepada semester VI dan VIII karena para mahasiswa tersebut sudah memiliki pengalaman bersama umat dan juga rekoleksi ini membantu mereka semakin mantap untuk menjadi seorang katekis. Meskipun begitu, rekoleksi ini tidak menutup kemungkinan untuk dilaksanakan oleh semester lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
c.
Tempat dan Waktu
Tempat
: Wisma USD Pentingsari, Kaliurang
Waktu
: Bulan Mei 2017
d.
Metode Rekoleksi Metode dalam rekoleksi Latihan Rohani ini adalah meditasi, sharing
pengalaman baik pribadi maupun kelompok, diskusi dan tanya jawab, serta refleksi pribadi.
e.
Sarana Kitab Suci, Madah Bakti, Buku Doa, alat tulis Buku Panduan Latihan Rohani (bagi pendamping) Multimedia : laptop, LCD, wireless, speaker Alat musik : Gitar atau keyboard Perlengkapan games atau permainan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
f.
Pendamping Pendamping dalam rekoleksi Latihan Rohani ini bisa dipilih dan diatur
oleh koordinator bidang Pembinaan Spiritualitas prodi PAK, dengan bantuan dari masing-masing dosen Pembinaan Spiritualitas dari tiap semester.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g.
Matriks Program Rekoleksi Tema Umum
: Membangun Kesadaran Bersama Dalam Semangat Pelayanan sebagai Calon Katekis dengan
Menghayati Spiritualitas Ignasian Tujuan Umum
: Membantu para mahasiswa Prodi PAK USD untuk semakin kokoh dalam iman, kokoh dalam
panggilan sebagai calon katekis sehingga semakin terlibat dalam karya perutusan Allah salah satunya melalui spiritualitas Ignasian. Tabel. 12 Matriks Program Rekoleksi No
(1) 1
Tema
Tujuan Tema
(2)
Judul
Tujuan
Pertemuan
Pertemuan
(4)
(5)
(3)
Materi
(6)
Spiritualitas
mahasiswa PAK Ignatius
para
tentang
Ignasian
untuk
mahasiswa
kisah
PAK
Ignatius
wawasan memahami
spiritualitas dan nya
untuk
(7)
Video
Membantu para Teladan St. Membantu
menambah
Sarana
Sumber Bahan
Menghayati
kembali dalam
Metode
(8)
Informas Kitab i
Suci
St. Sharing
Laptop
Diskusi
LCD
(9) Yoh 6: 5259 Gerak
semakin
dalam
atau
Wireles
dan
mantap
pelayanann
tanya
Speaker
Lagu
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
spiritualitas
dalam
Ignasian
panggilan
ya
jawab
Hand
Materi
Refleksi
Out
“Hari ini
salah satunya
tentang
kurasa
dengan
Spiritualitas
bahagi
menghayati
Ignasian
a”
spiritualitas Ignasian 2
Mengikuti
Meneguhkan Video
Informasi Kitab
panggilan
motivasi
Permaina
para
tentang
mahasiswa
mantap
Sharing
LCD
PAK sebagai
dalam
Diskusi
Wireles
“Pang
panggilannya
calon katekis
panggilan
Refleksi
Speaker
gilan
sebagai
agar
Hand
mu”
Membantu para
Kristus Lebih mahasiswa PAK Dekat
untuk
semakin
kokoh
dan
mantap
dalam
calon
Inilah pilihan dan jalan hidupku
mau Materi
n
pribadi
katekis dan siap
mengikuti
tentang
dan
melayani
Kristus lebih
Mengikuti
kelompok
dekat
Kristus
umat
dengan sepenuh hati
Lebih Dekat
Suci Laptop
Out
Lukas 10: 38-42 Lagu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
h.
Susunan Acara Tabel. 13 Jadwal Rekoleksi Latihan Rohani Para Mahasiswa PAK- USD Perjalanan ke Pentingsari No 1
Waktu
Kegiatan
Keterangan
08.00-09.00 Berkumpul di kampus Koordinator kelompok dan
masuk
kelompok
dalam
masing-masing
masing-
masing 2
09.00-12.00 Berangkat
menuju
Wisma Pentingsari 3
12.00-13.00 Makan Siang
4
13.00-15.00 Istirahat Siang
Sesi I “Menghayati Spiritualitas Ignasian” 15.00-16.30
Bangun, mandi, snack
Panitia
dan registrasi peserta
menyiapkan meja
dan
presensi 16.30-18.00
Sharing dari
pengalaman Panitia dan para Perkenalan perjalanan pendamping
menuju Pentingsari
rekoleksi
pendamping dan pendamping memimpin sesi sharing pengalaman ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
18.00-18.30
Refleksi Pribadi
18.30-19.00
Makan Malam
19.00-21.30
Sesi I “Menghayati Tim Spiritualitas Ignasian”
Pendamping Rekoleksi
21.30-22.00
Meditasi
Malam: Pendamping
“Sadar akan dosa dan rekoleksi cintakasih Allah” 22.00-22.30
Doa/Ibadat malam
22-30
Tidur Malam
Sesi II “Mengikuti Kristus Lebih Dekat” 05.00-05.30
Bangun Pagi dan
Panitia
Koordinator
beres-beres
bertugas
secara pribadi
membangunkan peserta
05.30-06.00
Meditasi Pagi
Pendamping
“Pilihanku
Rekoleksi
membawaku semakin dekat dengan Allah” 06.00-06.30
Sharing pengalaman selama meditasi
06.30-07.00
Doa atau Ibadat Pagi
07.00-07.30
Sarapan Pagi
Pendamping Rekoleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
07.30-08.30
Sesi II
Tim
Peserta diajak
“Mengikuti
Pendamping
untuk
Kristus Lebih
Rekoleksi
mendalami
Dekat” 08.30-09.30
Pleno Kelompok
09.30-10.00
Refleksi
materi sesi II
Keseluruhan materi secara pribadi 10.00-11.00
Snack dan persiapan misa penutup rekoleksi
11.00-12.00
Misa penutup rekoleksi
12.00-
Makan Siang dan persiapan pulang
i.
Contoh Salah Satu Persiapan Tema I
1) Pemikiran Dasar Ignatius dari Loyola merupakan salah seorang Putera Gereja, yang digunakan oleh Tuhan untuk mengadakan pembaharuan hidup. Dia dikenal sebagai mistikus, pendiri tarekat religius, pendidik iman bagi semua orang. Namun, harus diakui bahwa tidaklah mudah untuk memahami warisan rohani yang ditinggalkannya bagi Gereja. Ignatius memiliki cinta yang besar terhadap Allah, Kristus, dan Gereja. Dia juga memiliki keprihatinan besar terhadap sesama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
dalam mengabdi Tuhan. Hidup dan karya Ignatius mempunyai satu tujuan, yaitu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Latihan Rohani adalah retret yang bertujuan mempersiapkan dan mengajak peserta untuk mencari dan menemukan kehendak Tuhan mengenai hidupnya, dengan kata lain menolongnya untuk mengikuti Kristus lebih dekat. Universitas Sanata Dharma adalah sebuah lembaga yang memiliki pedagogi Ignasian yang berlandaskan kepada Ignatius itu sendiri. Sedangkan, Prodi PAK adalah bagian di dalamnya. Para mahasiswa Prodi PAK adalah calon pewarta, kaum muda yang secara khusus terpanggil menjadi seorang katekis yang sungguh terlibat di dalam dinamika kehidupan umat. Pengetahuan dan tindakan nyata haruslah berjalan secara bersama-sama. Para mahasiswa Prodi PAK perlu menambah wawasan tentang Gereja dan umat Allah. Salah satunya melalui teladan St. Ignatius. Sebagai calon pewarta, perlulah kita meneladan St. Ignatius melalui spiritualitasnya yang sungguh melayani umat seperti mengabdi kepada Tuhan dengan sepenuh hati dan tanpa batas. Hal inilah yang masih harus dihayati oleh para mahasiswa Prodi PAK. Para mahasiswa Prodi PAK dengan memahami spiritualitas Ignasian agar bisa semakin mantap dalam menghayati panggilannya sebagai calon katekis. Kita akan semakin diteguhkan melalui terang Injil Yohanes 6:52-59 tentang “Roti Hidup”. Perikop ini menegaskan bahwa kita harus memaknai Yesus secara lebih dalam. Yesus mengorbankan hidup-Nya, Ia menumpahkan darah-Nya sebagai penebusan atas dosa-dosa kita, supaya kita selamat, supaya kita memperoleh hidup kekal. Tubuh dan darah-Nya kita santap sebagai jaminan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
kehidupan kekal setiap kali kita menyambut-Nya dalam perayaan ekaristi. Maka dari itu, Tubuh dan Darah Kristus harus kita hidupi di dalam menapaki jalan kehidupan ini. Selain itu, dengan merayakan ekaristi, dengan menyambut Tubuh dan Darah-Nya, kita tinggal di dalam Dia dan Dia di dalam kita, dan kita hidup oleh-Nya. Seperti itulah tujuan kita hidup. Dengan meneladani St. Ignatius kita pun juga semakin menghayati panggilan sebagai calon katekis. Semua kehidupan itu sesungguhnya adalah suatu karunia dari Allah yang menciptakan, menopang, memelihara dan mengasihi umat-Nya dengan mendalam sekali. Manakala kita berada dalam kesulitan atau merasa was-was dan khawatir, kita dapat menemukan penghiburan dalam iman, bahwa Allah Bapa kita semua mempunyai hasrat mendalam untuk memenuhi segala kebutuhan dan keperluan kita. Dengan mendalami materi pada rekoleksi ini diharapkan semoga para mahasiswa Prodi PAK semakin menemukan panggilannya untuk setia mengikuti Kristus lebih dekat.
2) Tujuan Pertemuan Sesi I Sesi I
: Menghayati Spiritualitas Ignasian
Tujuan sesi I
: Membantu para mahasiswa Prodi PAK untuk kembali
menambah wawasan dan memahami spiritualitas Ignasian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
3) Materi
Menonton film tentang kisah St Ignatius dalam pelayanannya
Gerak dan lagu “Hari ini Kurasa Bahagia”
Penyampaian materi tentang “Spiritualitas Ignasian”
Diskusi kelompok
Refleksi pribadi dan kelompok
4) Sumber Bahan
Buku Latihan Rohani
Pengalaman peserta
Yohanes 6: 52-59
5) Metode
Informasi
Sharing
Diskusi kelompok
Tanya jawab
Refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
6) Sarana
Hand Out power point
LCD
Speaker
Wireless
7) Langkah-langkah dalam sesi I (a) Sharing pengalaman perjalanan menuju Pentingsari Langkah awal dimulai dengan sharing pengalaman peserta rekoleksi memulai perjalanan dari kampus menuju Pentingsari. Dalam langkah awal ini pendamping memberikan panduan beberapa pertanyaan untuk membantu peserta dalam mengolah hasil pengalamannya. Contoh panduan pertanyaan:
Apa saja yang anda persiapkan untuk memulai perjalanan ini?
Pengalaman apa yang anda temukan baik itu membahagiakan, bermakna, miris, ataupun menyedihkan selama perjalanan dari kampus menuju Pentingsari?
Bagaimana anda menanggapi pengalaman tersebut?
(b) Pengantar Teman-teman para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma, kita berkumpul di tempat ini sebagai umat beriman untuk mengadakan rekoleksi dengan tujuan membantu para mahasiswa Prodi PAK untuk semakin mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
menemukan Tuhan yang bersemangat dalam pelayanan sebagai calon katekis sehingga para mahasiswa semakin terlibat dalam karya perutusan Allah. Sesi I ini mempunyai tema yaitu “Menghayati Spiritualitas Ignasian”, dimana sebagai suatu lembaga yang memegang teguh pedagogi Ignasian diharapkan pun juga mampu menemukan panggilan sejati kita sebagai pewarta untuk melayani umat Allah tanpa batas. Setelah bersama-sama kita mendengar sharing pengalaman dari temanteman kita selama melakukan perjalanan dari kampus menuju tempat ini, banyak sekali pengalaman bermakna yang teman-teman temukan. Semoga sharing pengalaman ini memampukan kita sebagai calon katekis nantinya untuk teguh dalam iman, melihat dunia sekarang dan mau melayani umat dengan sepenuh hati serta tentunya untuk mengikuti Kristus lebih dekat.
(c) Pengolahan sesi I : “Menghayati Spiritualitas Ignasian” Setelah kegiatan diawali dengan sharing pengalaman, maka sesi I siap untuk dimulai. Pendamping mengajak peserta untuk menonton video atau film tentang kisah St. Ignatius dalam spiritualitasnya. Lalu, pendamping membagi peserta menjadi 5-6 kelompok dan mendiskusikan inti dari film yang telah dilihat dengan dibantu beberapa pertanyaan penuntun:
Cuplikan film tadi menceritakan tentang apa?
Tulislah sebanyak-banyaknya makna apa yang bisa teman-teman dapatkan dari St. Ignatius terutama dalam spiritualitasnya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Dapatkah teman-teman menghubungkan kaitannya antara spiritualitas Ignasian dengan spiritualitas seorang pewarta? Jelaskan!
(d) Penjelasan Mengenai Materi Dalam cuplikan film tadi diceritakan mengenai masa muda Ignatius dan pada akhirnya menjadi pengikut Kristus yang setia. Dari kisah ini dapat diambil in tinya bahwa Ignatius mempunyai impian-impian besar tentang pengabdian kepada Tuhan. Beliau rela pergi kemana saja untuk menemukan Tuhan. Dia seseorang yang lahir untuk berjuang demi Tuhan dan sesama. Ignatius merasa terpanggil untuk melayani Tuhan melalui sesama dengan sepenuh hati. Disini kita kembali merefleksikan kembali panggilan kita sebagai calon pewarta. Apakah kita sudah siap untuk diutus untuk melayani sesama? Maka kita semua harus menanggapinya dengan rendah hati dan kesanggupan yang mendalam.
(e) Mendalami Kitab Suci Peserta diajak untuk membaca dan mendalami teks Kitab Suci yang diambil dari Yohanes 6: 52-59. Setelah peserta membaca, kemudian peserta diajak untuk mendalami teks tersebut dengan bantuan pertanyaan:
Ayat mana yang berkesan menurut anda?
Inspirasi apa yang anda dapatkan dari teks tersebut?
Tuhan memanggil umat-Nya dengan berbagai banyak cara. Tetapi, bagi kita tidak mudah untuk menanggapi panggilan yang diberikan oleh Tuhan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
bahkan kita pun sering menyia-nyiakannya. Bagi kita sebagai calon katekis juga tidak mudah untuk menerima itu. Kita harus menaklukkan tantangan terbesar yaitu ada di dalam diri kita sendiri. Maka dari itu, dengan terus-menerus merenungkan sabda Allah dengan semangat syukur, kita akan memperoleh visi agung atas sejarah keselamatan dan melihat semua kejadian dan peristiwa dalam terang dan perspektif baru. Dan jawaban kita akan selalu, “Tuhan, inilah aku, panggillah aku, utuslah aku.”
(f) Pengolahan dari Pendalaman Kitab Suci Pengalaman rela berkorban merupakan salah satu ajaran yang diberikan oleh Kristus sendiri. Kita bisa melihat semasa hidupnya Yesus, selalu menekankan hukum cinta kasih. Hukum cinta kasih diwujudkan Yesus dalam pengorbanan-Nya di kayu salib. Dia rela mati demi menebus dosa kita manusia dan pada akhirnya Yesus bangkit dengan penuh sukacita membawa harapan bagi kita Hal ini dapat kita lihat tadi dalam injil bagaimana Yesus mengajarkan agar kita tinggal di dalam Dia dan Dia tinggal di dalam diri kita sertai memaknai pengorbanan-Nya. Di dalam Injil tadi, kita sudah diteguhkan bahwa berkorban demi sesama merupakan suatu tindakan yang amat luhur. Memberikan diri seutuhnya kepada sesama tidak memandang status maupun kedudukan. Roti Hidup yang merupakan lambing dari tubuh Yesus memberi arti agar kita sebagai calon pewarta juga mampu meningkatkan kembali semangat pelayanan kita kepada sesama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
mengolah kembali panggilan kita di tempat ini agar kita semakin mantap untuk jalan bersama Dia.
(g) Mengusahakan Suatu Aksi yang Konkret
Teman-teman yang terkasih, dari pengajaran Tuhan Yesus tentang Roti Hidup di dalam Injil Yohanes memberikan gambaran kepada kita bahwa lewat pengorbanan-Nya yang sungguh-sungguh agung hanya demi kita, supaya kita beroleh hidup kekal. Semua itu Dia lakukan karena Dia sangat mencintai kita. Bahkan Dia mengajarkan kita agar selalu tinggal di dalam Dia dan Dia di dalam kita, dan kita hidup oleh-Nya. Melalui kepribadian-Nya kembali lagi kita diutus demi Tuhan dan sesama. Dalam hidup, demi sesama kita melayani dengan sepenuh hati agar mencapai kehidupan yang kekal bersama Tuhan. Maka dari itu, panggilan sebagai seorang katekis adalah panggilan yang sungguh mulia namun tidak mudah karena panggilan itu berasal dari hati kita sendiri untuk semakin mantap mengikuti-Nya sehingga kita pun semakin teguh dalam meningkatkan semangat pelayanan kita terhadap sesama. Memikirkan niat-niat yang bisa kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari terutama menjalani proses di Prodi PAK agar semakin mantap dalam panggilan dan juga meningkatkan semangat pelayanan kita terhadap sesama salah satunya melalui teladan St. Ignatius, rasul Yesus baik pribadi, kelompok, atau bersama. Pertanyaan penuntun untuk membantu peserta membuat niat-niat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
1. Tindakan apa yang hendak kita lakukan sebagai niat bersama supaya kita dapat meningkatkan semangat pelayanan terhadap Tuhan dan sesama sehingga kita pun semakin mantap diutus untuk mengikuti Kristus lebih dekat? Selanjutnya peserta diberi kesempatan untuk hening memikirkan sendirisendiri tentang niat-niat pribadi/kelompok bersama, kalau ada bisa didiskusikan bersama untuk menentukan niat bersama agar mereka semakin memperbaharui sikap kelompok sebagai orang yang bersama berjuang, baik di rumah, kampus, lingkungan, maupun paroki. (h) Gerak dan lagu Hari ini kurasa bahagia Berkumpul bersama saudara seiman Tuhan Yesus tlah satukan kita Tanpa memandang di antara kita Reff:
Bergandengan tangan dalam kasih dalam satu hati Berjalan dalam terang kasih Tuhan Kau saudaraku….kau sahabatku Tiada yang dapat memisahkan kita…oooo (2x) fine
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, kesimpulan dari hasil penelitian, dan juga usulan program Rekoleksi Latihan Rohani penulis dapat merangkum bahwa para mahasiswa Prodi PAK sungguh-sungguh memiliki harapan besar agar Spiritualitas Ignasian itu mampu dihayati oleh segenap para mahasiswa dan juga mampu berperan dalam semangat pelayanan sebagai calon katekis di kehidupan umat. Selain itu, melalui program Rekoleksi Latihan Rohani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
ini para mahasiswa Prodi PAK sungguh-sungguh mamp mengolah kembali panggilannya menjalani proses studi di Prodi PAK dan mengolah kembali imannya agar mampu meningkatkan semangat pelayanan tanpa batas demi Tuhan dan sesama sehingga pada akhirnya para mahasiswa Prodi PAK siap untuk diutus untuk mengenal dan mengikuti Kristus lebih dekat. Semoga kegiatan Rekoleksi Latihan Rohani ini mampu menjadi awal untuk para mahasiswa bangkit dan mampu berinisiatif untuk menemukan segala macam kegiatan-kegiatan yang semakin meneguhkan iman agar kegiatan ini tidak berhenti disini saja melainkan terus-menerus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian akhir dari penulisan ini yang berjudul “Peranan Spiritualitas Ignasian Terhadap Semangat Pelayanan Para Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma sebagai Calon Katekis”. penulis mencoba melihat secara keseluruhan dilihat dari rumusan penulisan dan tujuan penulisan ini dengan dikuatkan dari hasil penelitian. Kemudian pada bagian berikutnya berisi saran bagi semua pihak yang terkait dengan penulisan karya tulis ini.
A. Kesimpulan Universitas Sanata Dharma sebagai lembaga yang bernaung dan berpegang pada pedagogi Ignasian sungguh jelas mengharapkan para mahasiswa untuk meraih sukses demi masa depan mereka. Begitupun dengan prodi PAK sebagai wadah bagi calon pewarta mengharapkan pula agar para mahasiswa Prodi PAK menjadi pribadi yang utuh, pribadi yang siap untuk diutus dan setia melayani tanpa batas untuk mencintai Allah dan sesama. Dengan meneladani Spiritualitas Ignasian, semoga menjadi motivasi terbaik yang bisa dilakukan oleh para mahasiswa Prodi PAK dalam menjalani proses selama kuliah di Prodi PAK bahkan setelah selesai dari Prodi PAK mampu siap untuk diutus dengan meneladani Spiritualitas Ignasian. Tentu, semua itu kembali lagi kepada diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
sendiri untuk setia mengikuti Kristus lebih dekat atau menjauh karena setiap manusia itu harus menentukan pilihannya sendiri. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sudah cukup mampu memahami tentang Spiritualitas Ignasian tetapi perlu untuk ditingkatkan lagi (53,33%). Memang, berdasarkan hasil penelitian juga sebagian besar para mahasiswa memilih kuliah di Prodi PAK berdasarkan pilihan sendiri (56,67%). Tetapi, hal itu juga diiringi dengan kesulitan dan tantangan yang dihadapi oleh para mahasiswa Prodi PAK selama kuliah di Prodi PAK. Sebagian besar para mahasiswa (60,00 %) mengalami kesulitan karena adanya kemalasan dari diri sendiri. Hal inilah yang penulis tangkap bahwa para mahasiswa belum sepenuhnya siap untuk menjalani proses studi di Prodi PAK bahkan belum mantap akan panggilan sebagai calon katekis atau guru agama. Maka dari itu, para mahasiswa Prodi PAK belum sepenuhnya menghayati pilihannya bahkan kurang berinisiatif untuk melaksanakan karya pelayanan dalam prosesnya. Maka dari itu perlunya pendampingan secara lebih menyeluruh tidak hanya pemahaman saja melainkan bagaimana mengolah hati agar menjadi pribadi yang berkembang dalam iman. Prodi PAK telah menyediakan segala sarana bagi para mahasiswa untuk berkembang secara rohani maupun jasmani. Program rekoleksi Latihan Rohani sebagai usulan program dari penulis diharapkan sungguh membantu para mahasiswa untuk kembali mengolah hati dan kembali menghayati panggilannya sebagai calon katekis yang berasal dari pengalaman pribadi dan juga refleksi. Program rekoleksi Latihan Rohani ini juga diharapkan menjadi kegiatan yang sungguh bermanfaat dan menjadi variasi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
kegiatan-kegiatan di Prodi PAK yang mungkin monoton dan itu-itu saja sehingga perlu ada variasi dalam kegiatan. Dengan kegiatan ini pun pada akhirnya semoga para mahasiswa jelas mantap akan panggilannya dan setia untuk mengikuti Kristus lebih dekat untuk melakukan pelayanan tanpa batas.
B. Saran Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas, penulis mencoba memberikan beberapa saran sebagai hasil refleksi selama ini dan diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang terkait terkhusus untuk para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma. Bagi pihak koordinator Pembinaan Spiritualitas diharapkan untuk menindaklanjuti program yang penulis usulkan yaitu rekoleksi Latihan Rohani yang dilaksanakan pada bulan Mei 2017. Proses pelaksanaan rekoleksi ini dilaksanakan di akhir penutupan spiritualitas. Program ini diyakini mampu memotivasi para mahasiswa Prodi PAK untuk menemukan kembali panggilannya agar lebih dekat dengan Kristus. Hal ini didasari bahwa pertumbuhan dan perkembangan Gereja tergantung dari keterlibatan umat dalam dinamika kehidupan Gereja itu sendiri. Selain itu, hendaknya pihak kampus juga memberikan dorongan dan juga motivasi atau pendekatan inspirasi kepada para mahasiswa akan semangat pelayanan terutama menekankan pribadi Yesus sehingga para mahasiswa juga merasa terbantu dan semakin mengolah panggilannya demi Tuhan dan sesama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Sedangkan, bagi para mahasiswa Prodi PAK Universitas Sanata Dharma diharapkan memahami pembinaan spiritualitas bukan hanya sekedar sebagai mata kuliah semata, tetapi sebagai salah satu bentuk pengembangan diri dalam menyadari, mengolah hati dan memantapkan panggilan sebagai katekis. Selain itu, para mahasiswa Prodi PAK juga mampu berinisiatif untuk terus-menerus mengusahakan aksi konkret demi meningkatkan semangat pelayanan terhadap Tuhan dan sesama. Melalui rekoleksi Latihan Rohani, semoga menjadi awal bagi para mahasiswa untuk semakin aktif bersama-sama menciptakan berbagai macam kegiatan yang sungguh-sungguh mampu meneguhkan iman. Para mahasiswa Prodi PAK dalam menjalani dinamika di kampus mapun kehidupan sehari-hari tetap memperhatikan perkembangan imannya, tidak hanya dalam pemikiran saja melainkan hati dan perbuatan juga harus berjalan secara seimbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
DAFTAR PUSTAKA Betancor, Antonio. (1991). Ikut Serta di Jalan Peziarah. Yogyakarta: Kanisius. Buku Panduan INSADHA Mahasiswa Baru TA 2011/2012. (2011). Bangkitlah Menjadi Intelektual Muda Berkarakter. Yogyakarta. Da Camara, Luis Goncalves, P. (1996). Wasiat dan Petuah ST. IGNATIUS. Yogyakarta: Kanisius. Darminta, J. (1983). Hidup Bersama Allah. Yogyakarta: Kanisius. Heuken, A. (1979). Ensiklopedi Orang Kudus. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka Heuken, A. (2004). Ensiklopedi Gereja. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. Ignatius Loyola, terjemahan oleh: Darminta, J. (1993). Latihan Rohani. Yogyakarta. Kanisius. Jou Albert. (1991). Lahir Untuk Berjuang. Yogyakarta: Kanisius. Kiswara, C. (1991). Ignasius Siapakah Kau? Yogyakarta: Kanisius. Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik. Yogyakarta dan Jakarta Pusat. KANISIUS dan OBOR. Konferensi Pemimpin Tarekat Religius Indonesia. (1987). Spiritualitas Pelayanan. Jakarta. Krispurwana, Cahyadi. (2010). Gereja dan Pelayanan Kasih. Yogyakarta: Kanisius. Martasudjita Emanuel. (2015). Jalan Pelayanan Kasih. Yogyakarta: Kanisius. Mintara Sufiyanta, A. (2014). Roh Sang Guru: Spiritualitas Guru Kristiani. Jakarta: OBOR. Moleong, Lexy J. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sekretariat Nasional KM/CLC. (1973). Cukup Sosialkah Gereja? Jakarta. Sekretariat Nasional KM/CLC. Soenarja, P.A. (1980). Spiritualitas Ignasian. Yogyakarta. Suharyo Ignatius. (2009). Pelayan yang Rendah Hati. Yogyakarta: KANISIUS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 18 Maret 2016 No Hal Lampiran
: 112/FKIP/III/2016 : Permohonan Izin Penelitian :-
Kepada Yth. Kaprodi PAK Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikn Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Dengan Hormat, Menanggapi Surat Romo, tertanggal 15 Maret 2016, no. 068/PAK/III/2016, perihal seperti pada pokok surat, dengan ini kami memberikan ijin untuk melakukan penelitian di Program Studi PAK, JIP, FKIP kepada : Nama NIM Program Studi Judul Penelitian
Waktu Penelitian
: Robertus Sarmahalam Saragih : 111124040 : PAK :Peranan Spiritualitas Ignasian Terhadap Semangat Pelayanan Para Mahasiswa PAK Universitas Sanata Dharma sebagai Calon Katekis : Bulan Maret 2016
Demikianlah ijin kami berikan, agar mahasiswa yang bersangkutan dapat berkoordinasi lebih dulu sebelum penelitian dilakukan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih. Hormat kami, Dekan FKIP
Rohandi, Ph. D.
Tembusan: 1. Mahasiswa Ybs. 2. Arsip.
(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2: Contoh Kuesioner Penelitian Pengantar Salam damai Kristus, Teman-teman mahasiswa PAK yang terkasih dalam Kristus, pada kesempatan ini perkenankanlah saya memohon kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini. Jawablah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengalaman anda. Keterbukaan dan kejujuran anda sangat penting dan sungguh diharapkan dan dijamin kerahasiaan kuesioner ini. Atas kerjasama anda, saya ucapkan terimakasih. Tuhan memberkati.
Petunjuk pengisian kuesioner: 1. 2.
Bacalah secara cermat dan teliti sebelum mengerjakan soal-soal di bawah ini. Untuk nomor 1-10 silakan pilih salah satu jawaban yang sesuai dengan keadaan dan apa yang anda alami dengan memberi tanda silang ( X ) pada jawaban tersebut.
Contoh: 1. Jenis kelamin anda? a. Laki-laki b. Perempuan
3.
Untuk nomor 11-20, anda dapat memilih lebih dari satu jawaban ( bisa 2, 3, atau semuanya ). Dan seandainya jawaban yang anda inginkan tidak terdapat dalam alternatif jawaban yang telah tersedia, silahkan anda mengisi sendiri pada alternatif jawaban yang ada titik-titiknya.
Contoh: 2. Selain Latihan Rohani sebagai doa spiritualitas Ignasian, kegiatan apa yang akan anda lakukan sebagai bentuk spiritualitas Ignasian dalam kehidupan sehari-hari? a. Membaca dan merenungkan kisah St Ignatius b. Devosi kepada St. Ignatius Loyola c. Peduli kepada sesama d. ................................... (jawaban ditulis di sini) ===============Selamat Mengerjakan================= (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INSTRUMEN PENELITIAN PERANAN SPIRITUALITAS IGNASIAN TERHADAP SEMANGAT PELAYANAN PARA MAHASISWA PAK UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI CALON KATEKIS
Identitas Responden
Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan
Usia sekarang a. Di bawah 25 tahun b. Di atas 25 tahun
Pemahaman spiritualitas Ignasian 1. Spiritualitas Ignasian adalah semangat pelayanan melalui doa yang ditekankan oleh Santo Ignatius untuk meneguhkan iman melalui latihan rohani. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
2.
Pembedaan Roh, dambaan suci, dan pemeriksaan batin adalah beberapa doa yang sungguh ditekankan St. Ignatius dalam spiritualitasnya. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Makna Spiritualitas Ignasian 3.
Spiritualitas Ignasian memiliki satu tujuan dalam hidup dan karya St. Ignatius yaitu demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
4.
Spiritualitas Ignasian ingin mengajak orang beriman untuk lebih dekat kepada Kristus. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
Arti Panggilan Katekis 5.
Arti panggilan menjadi katekis adalah panggilan itu berasal dari Allah dan kita diajak untuk lebih mengenal Allah. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
6.
Arti pelayanan seorang katekis adalah panggilan untuk menjadi pewarta Kerajaan Allah di tengah-tengah umat. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
(4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengertian Semangat Pelayanan 7.
Iman, harapan, dan kasih merupakan inti dari semangat pelayanan. a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
8.
Apakah anda sudah mempraktekkan
sikap dan tindakan untuk saling
melayani terutama kepada Allah dan sesama sebagai calon katekis? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak selalu d. Tidak pernah
Makna Semangat Pelayanan 9.
Apakah anda setuju bahwa arti dari semangat adalah sikap yang tumbuh dalam diri pribadi untuk bergerak dan berubah? a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
10. Apakah anda setuju bahwa keutamaan dalam semangat pelayanan adalah sikap rendah hati yang mau berkorban demi sesama dan demi Allah sendiri? a. Sangat setuju b. Setuju c. Kurang setuju d. Tidak setuju
(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Latar Belakang Kuliah di PAK 11. Mengapa anda memilih kuliah di PAK? a. Dorongan dari orang tua dan keluarga b. Keinginan dan motivasi dari diri sendiri c. Keterpaksaan dan tidak ada jalan lain d. …………………………………………………………………………
12. Apa tujuan anda kuliah di PAK? a. Ingin menggapai cita-cita terutama menjadi guru agama atau katekis b. Untuk membentuk pribadi yang mempunyai karakter c. Ingin lebih dekat dengan Tuhan d. ………………………………………………………………………….
Kesulitan dan tantangan yang dihadapi selama menempuh proses studi di PAK 13. Apa kesulitan anda selama kuliah di PAK? a. Sulit memahami setiap materi dalam mata kuliah yang diberikan b. Kemalasan dalam diri yang selalu menghambat proses perkuliahan c. Sulit memahami karakter dosen dalam proses perkuliahan d. …………………………………………………………………………
14. Apa tantangan anda selama kuliah di PAK? a. Tantangan mengendalikan diri sendiri dan memotivasi diri b. Pergaulan selama menempuh proses studi c. Pembagian waktu dalam studi maupun kegiatan-kegiatan lain d. …………………………………………………………………………
(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Cara Mengatasi Kesulitan Selama Studi di PAK 15. Bagaimana anda mengatasi kesulitan selama kuliah di PAK? a. Berkomunikasi dengan keluarga untuk mencari solusi dari setiap masalah b. Meminta saran atau sharing pengalaman dari teman maupun kakak tingkat c. Berkomunikasi dengan Allah lewat doa dan tindakan d. ………………………………………………………………………..
16. Bagaimana sikap anda menghadapi tantangan selama kuliah di PAK? a. Putus asa dan menyerah b. Termotivasi dan optimis c. Bersyukur d. ………………………………………………………………………..
Hubungan antara makna spiritualitas Ignasian dan semangat pelayanan para mahasiswa PAK sebagai calon katekis 17. Bagaimana anda menghayati spiritualitas Ignasian selama kuliah di PAK? a. Terlibat aktif dalam kegiatan pelayanan baik di paroki maupun lingkungan b. Menjalin relasi yang baik terhadap seluruh keluarga besar PAK c. Berusaha untuk memahami setiap pendampingan dalam mata kuliah di PAK d. ...............................................................................................................
18. Apa peranan penghayatan spiritualitas Ignasian bagi pelayanan anda sebagai mahasiswa PAK? a. Mewujudkan iman, harapan, dan kasih lewat latihan rohani dalam kehidupan sehari-hari b. Mengerti bahwa umat menjadi tolak ukur utama dalam pelayanan c. Berperan dalam perubahan diri menjadi lebih baik lagi d. ..................................................................................................................
(7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Harapan Mahasiswa PAK 19. Menurut anda apa terobosan yang harus dilakukan untuk mempermudah menghayati spiritualitas Ignasian di PAK? a.
Mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang menjadi sejarah pewartaan St. Ignatius
b.
Melaksanakan kegiatan doa yang ditekankan oleh St. Ignatius dalam Latihan Rohani
c.
Mengikuti seminar atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan spiritualitas St. Ignatius
d.
………………………………………………………………………….
20. Apa poin-poin yang harus diperhatikan dalam melaksanakan terobosan yang anda usulkan untuk mempermudah menghayati spiritualitas Ignasian di PAK? a.
Menumbuhkan semangat dan tekad dalam diri
b.
Membangun kesadaran bersama untuk tergerak hatinya
c.
Memperkaya wawasan terutama wawasan tentang St. Ignatius
d.
…………………………………………………………………………
(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3: Teks Lagu “Hari ini Kurasa Bahagia” Hari ini kurasa bahagia Berkumpul bersama saudara seiman Tuhan Yesus tlah satukan kita Tanpa memandang di antara kita Reff: Bergandengan tangan dalam kasih dalam satu hati Berjalan dalam terang kasih Tuhan Kau saudaraku….kau sahabatku Tiada yang dapat memisahkan kita…oooo (2x) fine
(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4: Teks Kitab Suci “Roti Hidup” (Yohanes 6: 52-59) 6: 52 Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.” 6: 53 Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. 6: 54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. 6: 55 Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. 6: 56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. 6: 57 Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. 6: 58 Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.” 6:59
Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah
ibadat.
(10)