Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012
Asesmen Ekonomi Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan II 2012 tercatat sebesar 7,25%, mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 7,63%. Pendorong utama pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau masih didorong oleh sektor utama perekonomian, yaitu sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Sementara laju peningkatan tertinggi terjadi pada sektor bangunan, serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang memiliki pertumbuhan diatas 10%. Pada sisi permintaan, akselerasi yang cukup tinggi pada investasi menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau. Laju pertumbuhan ekonomi yang berada diatas 7% (yoy) masih didukung tingkat konsumsi dan investasi yang masih kuat. Peningkatan kepecayaan pelaku usaha untuk berinvestasi di Kepulauan Riau menjadikan pendorong peningkatan perekonomian, hal ini didukung oleh peringkat Indonesia yang masuk Investment Grade (layak investasi) oleh Fitch d
Namun demikian kondisi perekonomian global yang belum membaik menjadi
faktor penghambat perecepatan pertumbuhan perekonomian. Hal ini disebabkan masih belum pulihnya perekonomian Uni Eropa yang hingga kini masih belum menunjukan arah perbaikan. Sementara kondisi perekonomian Amerika berada pada kondisi yang menurun dan belum menunjukkan kondisi yang membaik. Di lain pihak, kondisi perekonomian Cina dan India juga menunjukan perekonomian yang menurun. Pertumbuhan Ekonomi Sektoral dan Penggunaan year on year Tw.II
KOMPONEN PENGGUNAAN Konsumsi Rumah Tangga Konsumsi Lembaga Swasta Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Ekspor Barang dan Jasa Impor Barang dan Jasa SEKTOR EKONOMI Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel & Restoran Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa P'an Jasa-Jasa PDRB (termasuk migas)
2011 Tw-III
2012 Tw-IV
Tw-I
Tw.II
3,98%
-1,33%
2,68%
-0,61%
0,09%
5,39%
6,37%
3,92%
5,28%
5,67%
7,13%
7,81%
8,21%
6,50%
5,58%
12,64%
14,60%
13,05%
16,82%
15,54%
7,22%
4,90%
3,36%
7,37%
6,83%
7,04%
6,15%
6,54%
10,76%
11,42%
4,34%
4,27%
3,44%
2,77%
2,46%
0,37%
1,88%
3,58%
4,63%
7,01%
9,41%
6,90%
5,35%
7,10%
5,25%
9,45%
14,94%
11,23%
11,05%
7,11%
14,29%
10,78%
10,13%
11,01%
11,68%
10,07%
7,46%
7,49%
9,12%
10,97%
5,93%
11,84%
10,26%
9,02%
9,15%
9,31%
7,86%
8,34%
7,76%
8,55%
6,47% 6,97%
8,89%
7,52%
7,91%
8,76%
7,21%
6,34%
7,63%
7,25%
Sumber : BPS Kepulauan Riau
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2012
1
Asesmen Inflasi Inflasi Kepulauan Riau pada triwulan II-2012 mengalami peningkatan dari 0,30% (qtq) pada triwulan sebemunya menjadi 0,54% (qtq). Peningkatan laju inflasi tersebut didorong oleh peningkatan harga pada subkelompok bumbu-bumbuan dan sayuran, karena berkurangnya pasokan komoditas tersebut dari daerah sentra produksi. Inflasi Kota Batam selama triwulan II-2012 sebesar 0,64% (qtq), mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,23% (qtq). Peningkatan tersebut terjadi karena terjadinya penurunan pasokan komoditas cabe merah, kacang panjang, dan bawang dari daerah sentra produksi menyebabkan peningkatan harga untuk komoditas tersebut. Jika dilihat secara tahunan, laju inflasi tahunan (year on year) pada triwulan II-2012 sebesar 3,41% (yoy). Secara tahunan, kelompok pengeluaran yang berkontribusi besar terhadap inflasi Kota Batam terjadi pada kelompok bahan makanan; pendidikan, rekreasi, dan olahraga; perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar; serta makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau. Berdasarkan penggolongannya ke dalam kelompok pengeluaran masyarakat, kelompok yang mengalami peningkatan harga pada triwulan ini terutama terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau; serta kelompok perumahan, listrik, gas & air bersih dengan laju masing-masing sebesar 0,91% (qtq) dan 0,44% (qtq). Dengan andil masing-masing sebesar 0,21% dan 0,10%. Sementara kelompok yang mengalami penurunan harga terjadi pada kelompok bahan makanan; dan kelompok sandang. Terjadinya deflasi pada kelompok bahan makanan didorong oleh penurunan harga pada komoditas ikan segar dan sayur-sayuran akibat peningkatan pasokan, sementara penurunan sandang karena penurunan harga emas seiring penurunan harga emas dunia. Laju Inflasi IHK Triwulanan Kota Batam
Sumber: BPS, diolah
Perkembangan Inflasi Kota Tanjungpinang
Sumber: BPS, diolah
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2012
2
Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran Perkembangan
perbankan
secara
umum
menunjukkan
trend
peningkatan
dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Tingkat kepercayaan masyarakat mengalami peningkatan yang tercermin dari naiknya dana pihak ketiga yang dihimpun oleh perbankan. Fungsi intermediasi perbankan juga mengalami peningkatan dengan kualitas kredit yang masih terjaga yang terindikasi dari masih rendahnya rasio kredit bermasalah. Pada
triwulan
II-2012,
perkembangan
indikator
perbankan
secara
umum
menunjukkan trend yang meningkat. Volume usaha perbankan di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan kedua 2012 mengalami peningkatan 18,69% (yoy) sehingga tercatat sebesar Rp31,79 triliun. Sementara itu tingkat kepercayaan masyarakat yang tercermin dari penghimpunan dana pihak ketiga sampai triwulan II-2012 tercatat Rp25,61 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 19,78% (yoy). Intermediasi yang dilakukan oleh perbankan triwulan kedua 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 29,88% (yoy) sehingga menjadi sebesar Rp20,98 triliun. Peningkatan kredit tersebut juga diiringi peningkatan rasio kredit bermasalah dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,04% menjadi 2,74% pada triwulan laporan. Grafik Indikator Utama Bank Umum di Provinsi Kepulauan Riau
Perkembangan NPL dan LDR Bank Umum di Provinsi Kepulauan Riau
85,00%
35,000.00
Total Asset
30,000.00
Total Dana
Total Kredit
LDR
80,00%
25,000.00
20,000.00 15,000.00
3,00%
75,00%
2,00%
70,00%
1,00%
65,00%
0,00%
JAN MAR MEI JULI SEP NOV JAN MAR MEI
10,000.00
4,00%
NPL
5,000.00
Sumber: Bank Indonesia
MEI
JUNI
APR
FEB
MAR
JAN
DEC
NOV
SEP
OKT
JULI
AGUST
MEI
JUNI
APR
FEB
MAR
JAN
-
2011
2012
Sumber: Bank Indonesia
Transaksi pembayaran tunai pada triwulan II 2012 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pergeseran awal Ramadhan yang jatuh pada bulan Juli berpengaruh pada peningkatan transaksi tunai pada semester awal tahun 2012. Sementara itu, volume dan nilai transaksi melalui instrumen uang giral terus menunjukkan trend peningkatan di banding periode sebelumnya. Secara umum perkembangan transaksi tunai di Provinsi Kepulauan Riau dipengaruhi oleh siklus transaksi di masyarakat yang biasanya mengalami peningkatan di triwulan II dan triwulan III kemudian menunjukkan kecenderungan turun di triwulan IV dan triwulan I. Meski Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2012
3
demikian pada triwulan II-2012 transaksi tunai di Provinsi Kepulauan Riau mengalami peningkatan yang cukup signifikan yang tercermin dari peningkatan transaksi inflow (uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia melalui setoran bank dan penukaran masyarakat). Dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, transaksi inflow tercatat sebesar 106,04% (yoy) atau secara nominal tercatat sebesar Rp546 miliar. Perkembangan Inflow-Outflow Uang Kartal Di Kepulauan Riau 2,500
Perkembangan Pemusnahan Uang Kantor Bank Indonesia Batam
250,00%
Inflow (Rp milyar) Outflow (Rp milyar)
2,000
Inflow (growth yoy)
200,00%
2 per. Mov. Avg. (Outflow (Rp milyar))
150,00%
1,500
100,00% 1,000
50,00% 500
0,00%
-
Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. Tw. I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 2008
2009
2010
2011
-50,00% Tw. I Tw. Tw. I Tw. Tw. I Tw. Tw. I III III III -100,00% 2009
2012
Sumber: Bank Indonesia
2010
2011
2012
Sumber: Bank Indonesia
Dalam rangka menjaga ketersediaan uang dengan kondisi yang layak edar, Bank Indonesia tetap melakukan kebijakan clean money policy secara konsisten yaitu dengan melakukan pemusnahan terhadap uang kartal yang sudah tidak layak edar dan kegiatan penukaran kepada masyarakat. Pada triwulan laporan Bank Indonesia di Provinsi Kepulauan Riau telah memusnahkan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) dengan jumlah nominal mencapai Rp98,19 milyar atau turun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp216,89 milyar.
Asesmen Keuangan Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kepri Tahun Anggaran 2012 yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar Rp2,250 triliun. Angka ini lebih tinggi dibanding APBD Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2011 yang tercatat sebesar Rp 2,21 triliun setelah perubahan. Berdasarkan data dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aset Daerah (BKKD) Pemerintan Provinsi Kepulauan Riau, realisasi penerimaan daerah pada triwulan II2012 diperkirakan sebesar Rp1,13 miliar atau 55,66%. Pencapaian penerimaan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian triwulan yang sama tahun 2011 yang tercatat 53,37% dari target tahun anggaran berjalan.
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2012
4
Sementara itu, realisasi belanja daerah sampai dengan triwulan II-2012 tercatat 60,66% dari target tahun anggaran 2012. Realisasi ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada triwulan II-2011 yang tercatat sebesar 17,73% dari target tahun anggaran berjalan. Realisasi belanja daerah diperkirakan akan kembali meningkat pada triwulan ketiga sampai dengan triwulan akhir tahun 2012. Perkembangan Realisasi Penerimaan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Realisasi belanja daerah sampai dengan triwulan II-2012 tercatat 60,66% dari target tahun anggaran 2012. Realisasi ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pada triwulan II-2011 yang tercatat sebesar 17,73% dari target tahun anggaran berjalan. Realisasi belanja daerah diperkirakan akan kembali meningkat pada triwulan ketiga sampai dengan triwulan akhir tahun 2012. Perkembangan Realisasi Pengeluaran Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau
Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aset Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2012
5
Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Daerah Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau yang relatif tinggi berdampak positif pada penyerapan tenaga kerja yang tercermin dari penurunan tingkat pengangguran. Peningkatan jumlah angkatan kerja yang bekerja tersebut dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk yang bekerja di sektor wiraswasta. Struktur tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Riau juga mengalami perubahan dimana sebelumnya Sektor Industri Pengolahan mendominasi dengan pangsa yang cukup besar, pada Februari 2012 BPS mencatat Sektor Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi mengalami peningkatan yang signifikan sehingga menjadi sektor yang dominan dalam struktur tenaga kerja di Provinsi Kepulauan Riau. Secara umum nilai ITK di Kepri pada triwulan II-2012 sebesar 108,23 yang menunjukkan adanya kenaikan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan survey, indeks kaitan inflasi dengan konsumsi makanan sehari-hari tercatat mengalami peningkatan yang cukup siginifikan dari 103,74 pada triwulan II-2011 menjadi 114,78 pada triwulan II-2012. Kesejahteraan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau yang diukur dari Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan II-2012 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. NTP Provinsi Kepulauan Riau tercatat 105,18 lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 103,88.
Prospek Ekonomi dan Inflasi Pertumbuhan perekonomian Kepulauan Riau pada triwulan III-2012 diperkirakan mengalami percepatan pertumbuhan dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya. Pendorong
utama
peningkatan
pertumbuhan
adalah
sektor
industri
dan
sektor
perdagangan, hotel, dan restoran, yang diperkuat dengan masih diminatinya Kepulauan Riau sebagai daerah tujuan investasi seiring masuknya Indonesia sebagai Investment Grade Level oleh lembaga pemeringkat Fitch melakukan
promosi
investasi
diperkirakan
. Selain itu strategi BP Batam untuk membawa
dampak
positif
terhadap
peertumbuhan perekonomian Kepulauan Riau. Proyeksi IMF atas dunia pada tahun 2012 tidak mengalami perubahan atas proyeksi pada triwulan sebelumnya. Sementara semakin memburuknya kondisi perekonomian
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2012
6
Amerika menyebabkan penurunan proyeksi perekonomian negara tersebut oleh IMF. Pelemahan perekonomian negara tersebut diperkirakan menyebabkan investor melakukan investasi kepada daerah di negara berkembang seperti Kepulauan Riau. Sektor utama pemicu pertumbuhan Kepulauan Riau pada triwulan III-2012 diperkirakan masih berasal dari sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Pada triwulan III-2012, laju pertumbuhan perekonomian Kepulauan Riau diproyeksi pada kisaran 7,52±1%, meningkat dibanding triwulan II-2012 yang tercatat sebesar 7,25% (yoy). Selanjutnya pada akhir tahun 2012, Bank Indonesia Batam memproyeksikan Provinsi Kepulauan Riau akan mengalami pertumbuhan 6,91±1%, lebih tinggi dari laju pertumbuhan tahun 2011 yang tercatat sebesar 6,67%. LajuPertumbuhanEkonomiKepulauan Riau Pertumbuhan Nilai Ekspor dan Impor 2011 Tw-IV KOMPONEN PENGGUNAAN - Konsumsi Rumah Tangga - Konsumsi Lembaga Swasta - Konsumsi Pemerintah - Pembentukan Modal Tetap Bruto - Ekspor Barang dan Jasa - Impor Barang dan Jasa
year on year 2012 TW-I TW-II
year over year Tw-III (P) 2012(P)
2,68% 3,92% 8,21% 13,05% 3,34% 6,54%
-0,61% 5,28% 6,50% 16,82% 7,37% 10,76%
0,09% 5,67% 5,58% 15,54% 6,83% 11,42%
3,44% 6,83% 8,10% 13,65% 7,17% 10,85%
3,84% 5,51% 10,72% 15,43% 19,23% 5,85%
SEKTOR EKONOMI - Pertanian 3,44% - Pertambangan & Penggalian 3,58% - Industri Pengolahan 5,35% - Listrik, Gas & Air Bersih 11,23% - Bangunan 10,13% - Perdagangan, Hotel & Restoran 7,49% - Pengangkutan & Komunikasi 10,26% - Keuangan, Persewaan & Jasa P'an 8,34% - Jasa-Jasa 7,52% PDRB (termasuk migas) 6,30%
2,67% 4,63% 7,13% 11,05% 11,01% 9,12% 9,23% 7,76% 7,91% 7,63% 7,63%
2,46% 7,01% 5,25% 7,11% 11,68% 10,97% 9,15% 8,55% 8,76% 7,25%
3,63% 6,41% 6,14% 9,01% 9,79% 10,80% 9,81% 6,52% 6,90% 7,52%
4,84% -1,93% 5,86% 9,32% 9,95% 10,25% 9,97% 6,31% 7,24% 7,77% 6,91%
Sumber : BPS ProvinsiKepulauan Riau ; Keterangan: (P)Proyeksi Bank Indonesia Batamdalamkisaran ±1%
Sumber : DSM - BI
Akselerasi tertinggi pertumbuhan pada triwulan III-2012 diperkirakan berasal dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran seiring dengan peningkatan aktifitas masyarakat pada saat Ramadhan dan Idul Fitri 1433 H. Sedangkan pendorong ekonomi utama pada triwulan III-2012 diperkirakan masih berasal dari sektor industri yang tumbuh 6,14% (yoy). Membaiknya pertumbuhan sektor industri diperkirakan berasal dari peningkatan aktivitas produksi seiring dengan peningkatan impor barang produksi dan masuknya investor baru pada awal tahun 2012. Sementara masih belum membaiknya kondisi perekonomian global dan masuknya Indonesia sebagai negara dengan peringkat layak investasi, diperkirakan menjadi faktor pemicu peningkatan investasi Kepulauan Riau pada triwulan III-2012. Dengan masuknya Indonesia pada investment grade level akan menyebabkan peningkatan likuiditas dan menyebabkan peluang penurunan suku bunga. Dengan adanya penurunan suku bunga, cost of borrowing akan lebih rendah dan akan meningkatkan aktivitas sektor riil termasuk peningkatan pertumbuhan sektor industri manufaktur. Selain itu gencarnya promosi investasi yang dilakukan oleh BP Batam diperkirakan turut memberikan dampak positif bagi perekonomian Kepulauan Riau.
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2012
7
Perkiraan inflasi pada dua kota di Kepulauan Riau yang menjadi sampel pengukuran inflasi Nasional oleh BPS, yaitu Kota Batam dan Kota Tanjungpinang kecenderungan yang berbeda. Laju inflasi kota Batam pada triwulan III-2012 diperkirakan melambat akibat peningkatan yang terjadi pada tahun ini tidak sebesar laju peningkatan tahun sebelumnya, hal ini menyebabkan proyeksi tahunan berada pada kisaran 2,90±1% (yoy). Kota Tanjungpinang pada triwulan III-2012 juga diperkirakan mengalami peningkatan dengan proyeksi inflasi sebesar3,46±1% (yoy). Peningkatan ini diperkirakan berasal dari sisi permintaan seiring dengan peningkatan permintaan masyarakat dan faktor ekspektasi.
Laju lnflasi Kota Batam
Sumber : BPS Kota Batam Ket. : Inflasi Mei & Juni adalah angka proyeksi Bank Indonesia Batam
Laju Inflasi Kota Tanjung Pinang
Sumber : BPS Kota Tanjungpinang Ket. : Inflasi Mei & Juni adalah angka proyeksi Bank Indonesia Batam
Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.I-2012
8