RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL (KEKR) KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN I 2015
Pertumbuhan Ekonomi Regional Pertumbuhan
Pada triwulan I 2015, perekonomian Kalimantan Tengah tumbuh lebih tinggi dibanding triwulan
Ekonomi Kalimantan
sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan tercatat sebesar 7,82% (yoy). Dengan
Tengah Triwulan I 2015 7,82% (yoy)
perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah masih lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan laporan yang tercatat sebesar 4,71% (yoy) dan provinsi lain di pulau Kalimantan (Kalbar 4,75%, Kaltim -1,32%, Kalsel 3,92% (yoy)).
Perkembangan Inflasi Daerah Laju inflasi Kalimantan
Pada triwulan I-2015, inflasi Kalimantan Tengah menunjukkan kinerja sangat baik yaitu pada level -
Tengah tahun 2014
0,05 (ytd) dibandingkan dengan tingkat inflasi pada triwulan I-2014 sebesar 1,06% (ytd). Tingkat
tercatat 5,90%(yoy)
inflasi yang rendah dan stabil ini disebabkan terjaganya pasokan komoditas utama penyumbang inflasi selama triwulan I-2015.
Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Indikator perbankan
Seiring dengan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial yang bertujuan untuk menjaga
dan sistem
stabilitas, makro ekonomi nasional, kinerja sektor perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah
pembayaran di triwulan I 2015 cukup konndusif
pada triwulan I-2015 terpantau tumbuh dan cukup kondusif. Hal tersebut tercermin dari aset total perbankan, DPK, dan kredit yang tumbuh masing-masing sebesar 7,74% (yoy), 7,09% (yoy), dan 11,82% (yoy). Jumlah likuiditas di Kalimantan Tengah terpantau mencukupi dalam mendukung transaksi perekonomian sebagaimana tercermin pada uang kartal yang memadai serta jumlah transaksi non tunai yang mengalami pertumbuhan. Kinerja sistem pembayaran non tunai Kalimantan Tengah sampai dengan triwulan I-2015 cukup kondusif yang terlihat dari perkembangan Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang walaupun melambat namun tetap meningkat dalam nilainya.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
Perkembangan Keuangan Daerah Sesuai dengan siklikalitas, realisasi pendapatan dan
Pada tahun 2015 terdapat kenaikan target pendapatan dan belanja daerah APBD Provinsi Kalimantan Tengah dibandingkan tahun sebelumnya. Dari sisi pendapatan target pendapatan
belanja daerah Provinsi daerah meningkat 9,46% dari Rp3,16 triliun (2014) menjadi Rp3,46 triliun. Sedangkan pada sisi Kalimantan Tengah di belanja daerah juga mengalami peningkatansebesar 5,75% dari Rp3,45 triliun (2014) menjadi triwulan I-2015 masih Rp3,65 triliun pada tahun 2015. rendah sebelumnya.
Prospek Perekonomian dan Inflasi Perekonomian pada triwulan II 2015
Perekonomian Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 diperkirakan didorong oleh semua
diperkirakan barada di
komponen sisi permintaan. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015
kisaran 7,9-8,4% (yoy),
diperkirakan dalam arah yang meningkat dalam kisaran 7,9% - 8,4% (yoy).
dengan laju inflasi pada kisaran 4,65 5,65% (yoy)
Laju inflasi Kalimantan Tengah secara umum diperkirakan berada dalam rentang 4,65% - 5,65% (yoy). Tekanan inflasi yang relatif tinggi diperkirakan akan dari kelompok volatile food dan administered prices, sementara kelompok inti diperkirakan akan relatif stabil.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
2
Tabel Indikator Ekonomi Provinsi Kalimantan Tengah Perekonomian
LAPANGAN USAHA
2011
2012
2013
2014
2015 I
PDRB
7.01%
6.87%
7.38%
6.21%
7.82%
1.65% 18.32% 1.50% 10.53% 6.42% 5.25%
2,62% 11.07% 5.39% 12.03% 5.34% 7.77%
3.46% 15.97% 7.89% 6.06% 5.40% 3.08%
6.71% -2.87% 12.16% 16.07% 4.47% 9.92%
5.14% 11.99% 7.76% 49.58% 3.35% 7.25%
6.10% 3.80% 9.95% 9.98% 30.19% 11.07% 10.17%
7.99% 4.19% 9.62% 9.76% 13.52% 8.21% 5.14%
4.29% 11.52% 6.00% 9.90% 8.55% 6.99% 7.76%
7.68% 2.14% 8.21% 12.08% 6.66% 7.11% 4.54%
8.97% 14.39% 7.73% 7.32% 8.16% 8.87% 6.45%
15 16 17
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya
8.45% 8.59% 10.74% 4.54%
7.33% 8.89% 9.74% 8.16%
7.00% 4.55% 3.77% 4.98%
8.86% 9.67% 8.86% 8.86%
5.18% 3.57% 5.70% 7.19%
1 2 3 4 5 6 7
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi LNPRT Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Inventori Ekspor Luar Negeri Impor Luar Negeri
4.48% 7.89% 6.83% 10.85% -8.45% 7.53% 8.16%
4.88% 8.38% 8.66% 7.03% 5.68% 7.94% 6.70%
4.43% 9.08% 6.64% 3.86% -20.60% 12.33% 5.22%
3.86% 8.83% 6.30% 7.08% 123.99% 2.79% 3.29%
4.0% 0.6% 3.8% 6.2% -46.2% 11.6% 2.6%
6.79 6.45 7.25
7.07 6.63 7.90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
KOMPONEN PENGELUARAN
INFLASI 1 Kalimantan Tengah 2 Palangka Raya 3 Sampit
4.55 5.28 3.60
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
5.85 6.73 4.69
5.90 5.66 6.34
3
Perbankan (miliar rupiah)
Indikator Total Dpk Giro Tabungan Deposito Total Kredit (K) K. Modal Kerja K. Investasi K. Konsumsi Kredit UMKM Share UMKM thd Total LDR NPL
2013 2014 I II III IV I II III 15.590,24 16.387,78 16.899,84 16.182,64 16.749,10 18.680,70 18.862,03 4.776,59 5.031,29 5.252,81 3.629,80 5.227,02 5.989,81 5.909,93 7.324,78 7.511,54 7.977,69 8.923,86 8.210,11 8.560,55 8.682,68 3.488,87 3.844,95 3.669,34 3.628,97 3.311,98 4.130,34 4.269,43 29.060,87 30.586,09 32.194,90 30.826,73 30.318,45 32.169,55 32.589,88 8.254,27 8.656,57 9.467,05 7.644,48 7.453,97 8.361,19 8.366,12 14.228,81 15.064,35 15.480,55 15.734,54 15.181,42 15.692,60 15.736,74 6.577,78 6.865,16 7.247,30 7.447,71 7.683,06 8.115,77 8.487,01 4.033,14 4.364,48 4.704,31 4.891,99 4.990,19 5.395,79 5.577,30 13,88 14,27 14,61 15,87 16,46 16,77 17,11 186,4 186,64 190,5 190,49 181,02 172,21 172,78 0,61 0,55 0,59 0,58 0,82 0,97 0,91
2015 IV I 16.961,09 17.936,31 4.019,71 5.252,93 9.193,38 8.609,43 3.748,00 4.073,95 33.526,85 33.903,45 9.291,55 9.310,31 15.869,55 15.678,51 8.800,43 8.914,63 5.783,30 5.931,41 17,25 17,49 197,67 189,02 0,87 1,01
Sistem Pembayaran (miliar rupiah)
Kliring RTGS Non Tunai Tunai Total Transaksi
I 509,38 3.822,22 4.331,60 1.542,73 5.874,34
2013 II III 538,05 530,44 5.432,43 5.787,75 5.970,48 6.318,19 2.153,63 2.751,25 8.124,11 9.069,44
IV 415,47 6.177,64 6.593,11 3.384,48 9.977,59
I 500,72 4.124,20 4.624,92 1.488,65 6.113,57
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
2014 II III IV 576,60 400,50 521,13 5.038,87 6.588,83 6.204,51 5.615,47 6.989,33 6.725,64 2.258,18 2.970,33 3.448,01 7.873,65 9.959,66 10.173,65
2015 I 731,49 4.248,60 4.980,09 1.942,12 6.922,21
4
BAB I PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Pada
triwulan
I
2015,
perekonomian
Tengah pada triwulan I 2015 terutama
Kalimantan Tengah tumbuh lebih tinggi
didorong oleh akselerasi pada komponen
dibanding triwulan sebelumnya. Pertumbuhan
ekspor
ekonomi pada triwulan laporan tercatat sebesar
permintaan
7,82% (yoy). Dengan perkembangan tersebut,
perlambatan dibanding triwulan sebelumnya.
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah masih
Meski
lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi
(Pembentukan
nasional pada triwulan laporan yang tercatat
mengalami sedikit perlambatan. Konsumsi rumah
sebesar 4,71% (yoy) dan provinsi lain di pulau
tangga dan pemerintah pada triwulan laporan
Kalimantan (Kalbar 4,75%, Kaltim
juga tidak mampu mencatatkan akselerasi kinerja
-1,32%,
Kalsel 3,92% (yoy)). Menguatnya pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah dari sisi permintaan pada periode laporan didorong oleh kinerja
dan
Investasi. yang
tumbuh
lain
Adapun
komponen
reatif
mengalami
cukup
Modal
Tetap
tinggi,
investasi
Bruto)
tercatat
sehingga tercatat mengalami perlambatan.
1.2.1 Konsumsi
komponen ekspor dan investasi yang meningkat
Seluruh komponen konsumsi pada triwulan I
cukup tinggi dibanding periode sebelumnya.
2015 baik konsumsi rumah tangga, LNPRT
Sementara itu dari sisi penawaran kinerja sektor
atau pemerintah mengalami perlambatan
pertambangan, pertanian,
industri pengolahan
dibanding periode sebelumnya. Konsumsi
dan perdagangan besar dan eceran menjadi
pemerintah menjadi komponen konsumsi yang
sumber
mengalami perlambatan terdalam yakni dari
percepatan
pertumbuhan
ekonomi
Kalimantan Tengah.
9,14% (yoy pada triwulan IV 2014 menjadi 3,81% (yoy) pada periode laporan. Sementara itu
1.2 Sisi Permintaan Dari
sisi
permintaan
meningkatnya
konsumsi rumah tangga walaupun mengalami atau
perekonomian
pengeluaran, Kalimantan
perlambatan sedalam
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
namun
komponen
perlembatannya konsumsi
yang
tidak lain.
5
Pada triwulan I 2015, kinerja konsumsi rumah
konsumen. Hal ini juga terkonfirmasi dari hasil
tangga mengalami kondisi perlambatan seiring
survey indeks tendensi konsumen BPS yang
penurunan permintaan. Hasil survey konsumen
menunjukan penurunan angka konsumsi pada
Bank Indonesia menunjukan bahwa pada periode
triwulan
I-2015.
laporan terjadi penurunan level indeks keyakinan Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Tengah dan Nasional
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
Komponen Permintaan 1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 5. Perubahan Inventori 6. Ekspor Luar Negeri 7. Impor Luar Negeri PDRB
2011
2012
2013
4.48% 7.89% 6.83% 10.85% -8.45% 7.53% 8.16% 7.01%
4.88% 8.38% 8.66% 7.03% 5.68% 7.94% 6.70% 6.87%
4.43% 9.08% 6.64% 3.86% -20.60% 12.33% 5.22% 7.38%
2014
Triwulan I 2015 Pertumbuhan Andil 3.86% 3.99% 1.65% 8.83% 0.64% 0.01% 6.30% 3.81% 0.51% 7.08% 6.19% 2.59% 123.99% -46.22% -0.78% 2.79% 11.59% 4.96% 3.29% 2.64% 1.12% 6.21% 7.82% 7.82%
Sumber : BPS, data diolah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
6
Lebih jauh menurut hasil survey konsumen Bank
mencatatkan pertumbuhan sebesar 18,19%
Indonesia pada triwulan I 2015 terjadi shifting
(yoy). Sampai dengan bulan Maret 2015
penggunaan pendapatan. Porsi pendapatan
tercatat jumlah kredit konsumsi yang dicairkan
yang digunakan untuk konsumsi masyarakat
sektor perbankan Kalimantan Tengah mencapai
Kalimantan Tengah pada triwulan I 2015
Rp 7.603 miliar.
mengalami
penurunan
dan
beralih
penggunaannnya untuk tabungan.
Konsumsi lembaga non profit juga tercatat mengalami perlambatan cukup dalam pada
Sementara itu pertumbuhan kredit konsumsi
periode
Grafik 1.2 Indeks Tendensi Konsumen
triwulan
I
2015
juga
Setelah
mencatatkan
Grafik 1.3 Indeks Keyakinan Konsumen
Grafik 1.4 Perkembangan Kredit Konsumsi
pada
laporan.
mencatatkan
Grafik 1.5 Perkembangan Porsi Pendapatan
pertumbuhan
sebesar
5,64%
(yoy)
pada
perlambatan. kredit konsumsi pada periode
triwulan IV 2014, pada periode laporan justru
laporan
sebesar
hanya mengalami pertumbuhan sebesar 0,64%
17,20% (yoy) setelah pada periode sebelumnya
(yoy). Penurunan konsumsi lembaga non profit
mengalami
perlambatan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
7
di awal tahun sesuai dengan pola historis
periode sebelumnya.
serapan anggarannya yang memang diawal
pada triwulan laporan mengalami perlambatan
tahun mengalami penyerapan yang rendah.
sebesar
Konsumsi pemerintah pada triwulan laporan
sebelumnya
3,81%
konsumsi pemerintah
(yoy)
yang
dibanding
mencapai
periode
9,14%
(yoy).
juga mengalami kondisi perlambatan dibanding
1.2.2 Investasi yang
pada peride laporan justru menurun sebesar -
dihitung dari pembentukan modal tetap
47,00% (yoy). Penurunan PMA pada triwulan I
bruto
tinggi
2015 disebabkan adanya beberapa proyek
dibanding periode sebelumnya. PMTB di
besar yang mengalami penundaan sehingga
triwulan I 2015 tercatat tumbuh sebesar 6,19%
nilai realisasinya tercatat tidak sebesar periode
(yoy) lebih tinggi dibanding periode sebelumnya
sebelumnya.
Pada
triwulan
yang
(PMTB)
tumbuh
I
2015
investasi
tumbuh
sebesar
lebih
5,96%
(yoy).
Peningkatan invvestasi pada triwulan I 2015 didorong oleh pertumbuhan penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang begitu tinggi pada peride laporan.
Penurunan pada triwulan I 2015 selain dialami oleh PMA juga dialami oleh kredit investasi. Kredit investasi tercatat mengalami penurunan sebesar -7,22% (yoy) pada triwulan I 2015, penurunan yang terjadi tercatat lebih dalam
Penompang pertumbuhan komponen investasi
dibandingkan pada triwulan IV 2014 yang
pada triwulan I 2015 bersumber dari PMDN.
mengalami penurunan sebesar -5,24% (yoy).
PMDN tercatat meningkat pesat pada triwulan I
Pada akhir Maret 2015 tercatat kredit investasi
2015 sebesar 456,09% (yoy) dibandingkan
di Kalimantan Tengah berada pada angka Rp
triwulan
5.426 miliiar.
sebelumnya
yang
mencatatkan
pertumbuhan negatif sebesar -16,97% (yoy). Beberapa proyek besar di sektor pengadaan listrik dan gas, serta akomodasi dan makan minum mendorong akselerasi pada komponen investasi.
Sementara itu pada triwulan I 2015 impor barang
modal
Kalimantan
Tengah
juga
mengalami perlambatan meskipun tumbuh sangat tinggi. Impor barang modal Kalimantan Tengah
pada
periode
laporan
mengalami
Kondisi berbeda dialami oleh nilai penanaman
pertumbuhan sebesar 162,66% (yoy) atau USD
modal asing (PMA) yang pada triwulan I2015
16,25
justru mengalami pertumbuhan negatif. Setelah
sebelumnya
mencatatkan pertumbuhan yang tinggi pada
sebesar 954,84% (yoy) atau USD 18,28 juta.
juta
melambat yang
dibanding
mencapai
periode
pertumbuhan
triwulan IV 2014 sebesar 21,15% (yoy), PMA
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
8
Grafik 1.6 Perkembangan PMA Kalimantan
Grafik 1.7 Perkembangan PMDN Kalimantan
Tengah
Tengah
Grafik 1.8 Perkembangan PMDN Kalimantan
Grafik 1.9 Perkembangan PMDN Kalimantan
Tengah
Tengah
Neraca perdagangan bersih Kalimantan Tengah
surplus. Disisi lain kondisi surplus yang dialami
pada triwulan I 2015 kembali mengalami defisit.
oleh neraca perdagangan LN Kalimantan Tengah
Akselerasi kinerja ekspor yang tinggi pada
pada triwulan I 2015, namun surplus yang dialami
triwulan I 2015 belum mampu mengubah neraca
negara
perdangan bersih Kalimantan Tengah menjadi
mendorong defisit neraca perdagangan bersih.
Kondisi
neraca
triwulan I 2015 mengalami pertumbuhan positif
perdagangan LN pada triwulan I 2015 tidak
baik dari segi nilai maupun volume. Berdasarkan
terlepas dari pertumbuhan ekspor LN Kalimantan
nilai, Ekspor LN Kalimantan Tengah berdasarkan
Tengah yang mengalami pertumbuhan yang
nilai
tinggi. Ekspor LN Kalimantan Tengah pada
pertumbuhan sebesar 21,06% (yoy) atau sebesar
1.2.3 Investasi
surplus
yang
dialami
oleh
perdagangan
pada
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
triwulan
LN
I
belum
2015
mampu
mengalami
9
USD 334 juta. Sementara itu berdasarkan volume,
pertumbuhan sebesar 53% (yoy) atau 4,27 juta
ekspor
ton.
LN
Kalimantan
Tengah
mengalami
Grafik 1.10 Perkembangan Neraca Perdagangan
Grafik 1.11 Perkembangan Neraca Perdagangan LN
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
10
Grafik 1.10 Perkembangan Volume Ekspor
Grafik 1.11 Perkembangan Nilai Ekspor
Grafik 1.12 Negara Tujuan Ekspor
Tabel 1.2 Komoditi Ekspor
Komoditi Batubara CPO Kayu Olahan Karet Tambang Mineral
65.82 13.12 11.23 7.64 2.24
tersebut
Tengah pada triwulan I 2015 didorong oleh
konsumsi batubara kedua negara itu. Sejalan
tingginya permintaan dari India dan Jepang
dengan itu komoditi batubara pada triwulan I
yang masing-masing memiliki pangsa sebesar
2015 menjadi komoditi yang paling banyak
41,13% dan 22,57%. Tingginya permintaan
diekspor
kedua negara tersebut merupakan buah dari
pangsa sebesar 65,82% atau dengan nilai
kebijakan
mencapai USD 220,08 juta.
masing-masing
negara
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
dari
berdampak
220,088 43,882 37,536 25,547 7,330
Pertumbuhan ekspor luar negeri Kalimantan
energi
yang
Pangsa Nilai Ekspor % USD ribu
Kalimantan
meningkatkan
Tengah
dengan
11
Grafik 1.14 Perkembangan Volume Impor
Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Impor
Grafik 1.16 Perkembangan Negara Impor
Tabel 1.3 Perkembangan Komoditas Impor
Pangsa Nilai Impor % USD ribu
Komoditi Mesin Industri Alat Listrik Barang Olahan Logam Semen Barang Plastik
76.12 12.90 8.90 1.47 0.61
12,374 2,097 1,447 238 98
Impor LN Kalimantan Tengah pada triwulan I
Malaysia pada triwulan I 2015 menjadi negara
2015 berdasarkan nilai mengalami perlambatan
asal impor LN Kalimantan Tengah tertinggi
dibanding
sebesar
dengan pangsa mencapai 61,66%. Tingginya
162,66% (yoy) atau sebesar USD 16,25 juta.
pangsa Malaysia sebagai negara asal impor LN
Disisi lain berdasarkan volume barang impor LN
Kalimantan Tengah tidak terlepas dari tingginya
Kalimantan
Tengah
justru
mengalami
kebutuhan mesin industri dan generator listrik
peningkatan
sebesar
184,11%
(yoy)
Kalimantan
periode
sebelumnnya
atau
Tengah
beberapa
maka dapat disimpulkan bahwa Impor LN
Tengah. Disisi lain mesin Industri pada triwulan I
Kalimantan Tengah pada triwulan I 2015
2015 menjadi komoditi impor LN Kalimantan
didominasi oleh barang-barang
Tengah
volume tinggi.
dengan
investasi
pangsa
di
berjalannya
sebesar 9,16 juta ton. dengan kondisi demikian
memiliki
proyek
seiring
Kalimantan
tertinggi
yaitu
mencapai 76,12% atau sebesar USD 12,37 juta.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
12
1.3 Sisi Penawaran Tabel 1.4 Perkembangan PDRB Penawaran 2010
LAPANGAN USAHA 1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2 Pertambangan dan Penggalian 3 Industri Pengolahan 4 Pengadaan Listrik dan Gas 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6 Konstruksi 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8 Transportasi dan Pergudangan 9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10 Informasi dan Komunikasi 11 Jasa Keuangan dan Asuransi 12 Real Estate 13 Jasa Perusahaan 14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 15 Jasa Pendidikan 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17 Jasa lainnya PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
4.01% 6.83% 9.69% 7.12% 6.78% 6.57% 5.74% 2.98% 9.59% 12.67% 7.36% 9.97% 7.74% 4.82% 4.79% 9.10% 13.10% 6.23%
2011
1.65% 18.32% 1.50% 10.53% 6.42% 5.25% 6.10% 3.80% 9.95% 9.98% 30.19% 11.07% 10.17% 8.45% 8.59% 10.74% 4.54% 7.01%
2012
2013
2,62% 11.07% 5.39% 12.03% 5.34% 7.77% 7.99% 4.19% 9.62% 9.76% 13.52% 8.21% 5.14% 7.33% 8.89% 9.74% 8.16% 6.87%
Q1 2015 Pertumbuhan Pangsa
2014
3.46% 15.97% 7.89% 6.06% 5.40% 3.08% 4.29% 11.52% 6.00% 9.90% 8.55% 6.99% 7.76% 7.00% 4.55% 3.77% 4.98% 7.38%
6.71% -2.87% 12.16% 16.07% 4.47% 9.92% 7.68% 2.14% 8.21% 12.08% 6.66% 7.11% 4.54% 8.86% 9.67% 8.86% 8.86% 6.21%
5.14% 11.99% 7.76% 49.58% 3.35% 7.25% 8.97% 14.39% 7.73% 7.32% 1.79% 8.16% 6.45% 5.18% 3.57% 5.70% 7.19% 7.82%
21.76% 17.96% 14.89% 0.07% 0.08% 8.22% 10.72% 5.90% 1.62% 1.16% 3.22% 1.99% 0.04% 5.53% 4.21% 1.69% 0.93% 100.00%
ANDIL
1.15% 2.07% 1.16% 0.03% 0.00% 0.60% 0.95% 0.80% 0.13% 0.09% 0.06% 0.18% 0.00% 0.29% 0.16% 0.10% 0.07% 7.82%
Sumber : BPS, data diolah
Dari sisi penawaran atau produksi, seluruh sektor ekonomi utama di Kalimantan Tengah
1.3.1 Sektor Pertanian
mengalami kenaikan dibandingkan periode
Pada
sebelumnya.
pada
mengalami perlambatan dibanding triwulan
triwulan I-2015 terutama disebabkan oleh
sebelumnya. Sektor pertanian pada triwulan I
membaiknya
2015 mengalami pertumbuhan sebesar 5,41%
Tingginya
pertumbuhan
sektor
pertambangan
dan
triwulan
I-2015,
sektor
pertanian
penggalian setelah pada sepanjang tahun 2014
(yoy)
mengalami penurunan. Disisi lain sektor industri
sebelumnya sebesar 8,71% (yoy). Perlambatan
pengolahan
sektor pertanian didorong oleh perlambatan
menjadi
sektor
dengan
andil
atau
melambat
dibanding
periode
pertumbuhan tertinggi kedua setalah sektor
kinerja
pertambangan dan penggalian. Sementara itu
perkebunan
sektor pertanian dan kehutanan pada triwulan
komoditas karet justru mengalami kenaikan
I-2015
dibanding
produksi pada triwulan I-2015. Disisi lain kinerja
triwulan sebelumnya dan memberikan andil
subsektor tabama khususnya padi mengalami
terbesar ketiga setelah sektor pertambangan
kondisi perlambatan pada triwulan I-2015.
mengalami
peningkatan
subsektor kelapa
perkebunan sawit.
khususnya
Sementara
itu
dan industri pengolahan.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
13
Penurunan kinerja subsektor perkebunan pada
dibandingkan periode sebelumnya sebesar -
triwulan I-2015 dipengaruhi oleh penurunan
2,02% (yoy).
produksi TBS. Produksi TBS Kalimantan Tengah pada triwulan I 2015 mengalami penurunan sebesar 9,95% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 15,68% (yoy). Kurangnya curah hujan pada triwulan I-2015 menjadi penyebab penurunan produksi TBS
di
Kalimantan
Tengah.
Disisi
lain
sebenarnya ekspor komoditas karet Kalimantan Tengah triwulan
justru I-2015
mengalami
kenaikan
pada
sebesar
16,24%
(yoy)
Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Karet
Kelommpok tabama khususnya komoditas padi pada triwulan II-2015 mengalami perlambatan. Komoditas
padi
mengalami
perlambatan
sebesar 11,98% (yoy) dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 17,53% (yoy). Perlambatan produksi Kalimantan Tengah pada triwulan
I-2015
disebabkan
oleh
adanya
pergeseran masa panen ke triwulan II-2015.
Grafik 1.18 Perkembangan Produksi TBS
Grafik 1.19 Perkembangan Produksi Padi
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
14
1.3.2 Sektor Pertambangan Permintaan komoditas batu bara yang relatif
126,23% (yoy) atau meningkat dibanding
tinggi
periode sebelumnya yang hanya mencapai
menjadi
pendorong
kinerja
sektor
pertambangan padda triwulan I 2015. Sektor
84,32% (yoy).
pertambangan
2014
batubara Kalimantan Tengah mencapai angka
mengalami pertumbuhan negatif, pada triwulan
3,9 juta ton. India dan Jepang merupakan
I 2015 justru mencatatkan pertumbuhan yang
negara tujuan ekspor batu bara Kalimantan
tinggi.
Tengah tertinggi pada triwulan I-2015.
yang
Pertumbuhan
selama
tahun
sektor
pertambangan
pada triwulan I-2015 sebesar 11,99% (yoy) jauh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan 6,01% (yoy).
Berbeda
Pada triwulan I-2015 ekspor
dengan
komoditas
batubara,
komoditas tambang mineral Kalimantan Tengah pada triwulan
I-2015 belum mengalami
Produksi batu bara pada triwulan I-2015
perbaikan. Beroperasinya 11 smelter komoditas
mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi
zircon belum mampu mengembalikan akselerasi
dibanding periode sebelumnya. Produksi batu
kinerja
bara Kalimantan Tengah pada triwulan I-2015
pertambangan mineral pada triwulan I-2015
mengalami pertumbuhan hingga 233% (yoy)
masih mengalami penuruna sebesar -9,95%
meningkat dibandingkan periode sebelumnya
(yoy).
yang hanya mencapai 79% (yoy). Rencana
pertambangan
mineral.
Ekspor
Grafik 1.20 Perkembangan Ekspor Batubara
pembangunan jalur kereta api pengangkut batubara mendorong bertambahnya jumlah perusahaan tambang khususnya perusahaan batubara
yang
Tengah.
Peningkatan
membuat
beroperasi
produksi
di
Kalimantan
jumlah
perusahaan
batubara
Kalimantan
Tengah pada triwulan
Ribu Ton
(yoy), %
I-2015 menembus
angka 4 juta ton. Peningkatan produksi batubara dan tingginya permintaan batubara dari negara mitra dagang mendorong pertumbuhan ekspor batu bara Kalimantan
Tengah
pada
triwulan
I-2015
mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi. Pertumbuhan
ekspor
batubara
Kalimantan
Tengah pada triwulan I2015 mencapai angka
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
15
Grafik 1.21 Perkembangan Produksi Batubara
Grafik 1.22 Perkembangan Ekspor Tambang Mineral
.
1.3.3 Sektor Industri Pengolahan Industri pengolahan pada triwulan I-2015 mengalami
Grafik 1.23 Perkembangan Industri CPO
perlambatan dibanding periode sebelumnya. industri pengolahan
pada
triwulan
I-2015
mengalami
perlambatan sebesar 7,76% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya yang
mengalami
pertumbuhan
sebesar
12,04% (yoy). Perlambatan industri pengolahan pada triwulan laporan dipengaruhi oleh melambatnya kinerja industri CPO dikarenakan rendahnya produksi TBS pada triwulan I-2015. Produksi
CPO
pada
triwulan
laporan
mengalami
Grafik 1.24 Perkembangan IBS
pertumbuhan negatif hingga -45,65% (yoy). Sementara secara angka produksi CPO pada triwulan I-2015 tercatat sebesar 70.55% (yoy). Perlambatan industri pengolahan selain diperlihattkan dari penurunan industri CPO juga dapat terlihat pada angka indeks Industri Besar dan sedang yang juga mengalami perlambatan sebesar 4,26% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai angka 4,46% (yoy).
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
16
BAB II PERKEMBANGAN INFLASI
2.3 Inflasi Menurut Barang dan Jasa 2.2.3 Inflasi Bulanan (mtm) Deflasi mendominasi selama triwulan I-2015, meskipun di awal tahun (Januari) Kalimantan Tengah mengalami inflasi. Penurunan tingkat inflasi yang terjadi disebabkan deflasi pada
Inflasi Kalimantan Tengah rendah dan stabil pada triwulan I-2015
kelompok bahan makanan pada Februari 2015 (-2,27%-mtm) dan Maret 2015 (-
Pada triwulan I-2015, inflasi Kalimantan
1,49%-mtm),
Tengah menunjukkan kinerja sangat baik
Februari
yaitu pada level -0,05 (ytd) dibandingkan
pendidikan, rekreasi, & olahraga pada Januari
dengan tingkat inflasi pada triwulan I-2014
2015
sebesar 1,06% (ytd). Tingkat inflasi yang
transpor,
rendah dan stabil ini disebabkan terjaganya
masing-masing pada Januari 2015 (-4,01%-
pasokan
mtm) dan Februari 2015 (-1,66%-mtm).
komoditas
utama
penyumbang
kelompok
2015
kesehatan
(-0,29%-mtm),
(-0,03%-mtm), komunikasi,
serta &
jasa
pada
kelompok kelompok keuangan
inflasi selama triwulan I-2015. Tabel 2.1 Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang dan Jasa %, mtm NO. 1 2 3 4 5 6 7
KELOMPOK Bahan makanan Makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi , & olahraga Transpor, komunikasi, & jasa keuangan Umum/Total
Apr 0,62 1,03 0,07 0,27 0,90 0,20 (0,05) 0,41
Mei 1,88 0,29 0,69 0,18 0,65 (0,04) (0,05) 0,69
Jun 2,41 0,51 0,38 0,44 0,13 (0,02) 0,74 0,95
2014 Jul Agust (0,43) (0,81) 0,51 0,02 0,19 0,34 0,40 0,01 0,38 0,15 2,17 0,51 0,62 (0,89) 0,30 (0,23)
Sep 0,08 0,64 0,88 (0,02) 0,16 1,04 0,36 0,46
Okt 0,28 0,19 0,80 (0,04) 0,26 0,79 0,08 0,36
Nop 1,14 0,30 0,54 0,09 1,23 0,04 3,19 1,06
Des 1,53 0,80 1,40 0,35 0,56 0,04 5,36 1,80
Jan 3,95 1,21 0,70 0,61 0,95 (0,03) (4,01) 0,73
2015 Feb (2,27) 0,31 0,21 0,82 (0,29) 0,24 (1,66) (0,70)
Mar (1,49) 1,02 0,08 0,05 1,50 0,01 0,13 (0,06)
Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah)
Pada Januari 2015, terjadi inflasi terutama
tersebut belum mampu diimbangi dengan
pada kelompok bahan makanan. Pelaksanaan
ketersedian pasokan yang mencukupi. Di
momen maulid nabi diperkirakan menjadi
samping itu, adanya perubahan perilaku
salah satu penyebab meningkatnya harga
masyarakat pesisir laut Kalimantan Tengah
bahan
utama
dari mengkonsumsi ikan laut ke daging ayam
penyumbang inflasi Kalimantan Tengah, yaitu
ras. Perubahan perilaku tersebut disinyalir
: daging ayam ras. Kebutuhan masyarakat
merupakan dampak musibah jatuhnya salah
0
makanan
komoditas
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
satu
pesawat
penerbangan
menetapkan kenaikan harga BBM pada
Indonesia di Laut Jawa yang dekat dengan
tanggal 1 Maret 2015 lebih kurang 3% atau
pesisir pantai Kalimantan Tengah (Pangkalan
menjadi Rp6.800,00 per liter dari sebelumnya
Bun) sehingga masyarakat pesisir pantai
Rp6.600,00 per liter. Di samping mendorong
enggan
laut.
inflasi pada kelompok transpor, komunikasi &
Fenomena ini ikut mendorong tingginya
jasa keuangan, penetapan tersebut ditengarai
permintaan daging ayam ras pada awal tahun
mendorong inflasi pada kelompok makanan
2015. Sementara itu, penetapan pemerintah
jadi, minuman, rokok, & tembakau serta
terhadap harga BBM pada tanggal 1 Januari
kelompok kesehatan.
untuk
maskapai
menkonsumsi
ikan
2015, yakni penurunan harga BBM 11,4% untuk bensin premium, dan 3,4% untuk
2.1.2
Inflasi Triwulanan (qtq)
minyak solar turut memberikan andil deflasi
Dari delapan periode triwulanan terakhir (dua
pada kelompok transpor, komunikasi, dan
tahun terakhir), deflasi terjadi untuk pertama
jasa keuangan.
kalinya.
Pergerakan
harga
pada
Februari
2015
Komponen
deflasi
adalah
terbesar
pendorong
kelompok
transpor,
menunjukkan deflasi. Kecukupan pasokan
komunikasi, & jasa keuangan (-5,48%-qtq).
bahan makanan menjadi salah satu pemicu
Di sisi lain, terdapat beberapa komponen
utama penurunan harga yang terjadi. Di sisi
yang masih menunjukkan inflasi cukup tinggi,
lain, dampak lanjutan turunnya harga BBM
antara
pada Januari 2015 masih terjadi yang terlihat
minuman, rokok & tembakau (2,57%-qtq),
dari andil deflasi dari komoditas bensin pada
kelompok
dua kota inflasi, yaitu : Palangka Raya dan
kelompok sandang (1,48%qtq). Penurunan
Sampit.
harga BBM di awal tahun memberikan
Deflasi masih terjadi pada Maret 2015
dampak cukup signifikan bagi pergerakan
terutama
harga di Kalimantan Tengah.
terjadi
pada kelompok
bahan
lain
kelompok
kesehatan
makanan
(2,16%-qtq),
jadi, dan
makanan. Namun demikian deflasi yang terjadi tidak sedalam angka deflasi pada Februari
2015.
Pemerintah
kembali
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan Menurut Kelompok Barang dan Jasa %, qtq
NO. 1 2 3 4 5 6 7
KELOMPOK (%, qtq) Bahan makanan Makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi , & olah raga Transpor, komunikasi, & jasa keuangan Umum/Total
I-13 5,35 1,99 1,77 0,67 0,94 0,12 0,70 2,61
II-13 (0,98) 1,41 1,20 (2,11) 1,01 0,74 3,37 0,55
III-13 1,57 2,79 0,66 1,42 0,84 2,20 6,59 2,32
IV-13 1,37 1,42 1,71 0,28 0,12 1,77 0,29 1,16
I-14 0,12 3,69 0,59 1,09 0,57 0,73 0,33 1,06
II-14 4,98 1,83 1,15 0,90 1,69 0,14 0,64 2,07
III-14 IV-14 (1,15) 2,98 1,18 1,29 1,41 2,77 0,39 0,40 0,69 2,06 3,75 0,87 0,07 13,32 0,53 3,25
I-15 0,09 2,57 0,99 1,48 2,16 0,22 (5,48) (0,05)
Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah)
2.1.3
lebih rendah dibandingkan inflasi kelompok
Inflasi Tahunan (yoy)
Pada triwulan I-2015, laju inflasi Kalimantan Tengah sebesar 5,90% (yoy) lebih tinggi dari triwulan I-2014 sebesar 5,18 (yoy). Walaupun inflasi tahunan triwulan I-2015 tergolong rendah dari triwulan sebelumnya (triwulan IV2014), namun secara angka masih lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada triwulan I-2014. Lebih rendahnya tingkat inflasi pada triwulan I-2014 dibandingkan triwulan I-2015 disebabkan rendahnya inflasi pada
kelompok
bahan
makanan
pada
triwulan I-2014 sebesar 2,07%(yoy) jauh
bahan makanan pada triwulan I-2015 yang sebesar 6,96% (yoy). Di samping itu, pada triwulan
I-2015
jika
dilihat
berdasarkan
komponen pembentuk inflasinya, beberapa kelompok komponen inflasi triwulan I-2015 cenderung lebih tinggi dibandingkan pada triwulan
I-2014,
antara
lain
kelompok
perumahan air listrik gas & bahan bakar, kelompok
sandang,
dan
kelompok
kesehatan. Sementara itu, penurunan level inflasi triwulan I-2015 terhadap triwulan IV2015
disebabkan penurunan harga BBM
oelh pemerintah pada awal tahun 2015. Tabel 2.3 Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang dan Jasa NO. 1 2 3 4 5 6 7
KELOMPOK Bahan makanan Makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau Perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, rekreasi , & olah raga Transpor, komunikasi, & jasa keuangan Umum/Total
2013 I 9,28 7,47 3,74 4,36 2,94 5,43 2,30 6,06
II 8,79 6,94 3,85 1,75 3,62 5,54 5,43 6,12
III 9,42 7,94 4,69 1,01 3,72 3,67 11,69 7,36
2014 IV 7,40 7,82 5,45 0,22 2,94 4,90 11,26 6,79
Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah)
0
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
I 2,07 9,61 4,22 0,64 2,56 5,54 10,85 5,18
II 8,22 10,07 4,17 3,74 3,24 4,91 7,93 6,77
III 5,32 8,35 4,94 2,68 3,08 6,51 1,34 4,90
IV 7,00 8,21 6,03 2,81 5,08 5,57 9,96 7,07
%, yoy 2015 I 6,96 7,04 6,45 3,20 6,75 5,04 3,58 5,90
Inflasi tahunan triwulan I-2015 Kalimantan
tahun terakhir, laju inflasi triwulan I-2015
Tengah berada di bawah inflasi nasional. Hal
tergolong paling rendah dan cukup stabil.
tersebut
kinerja
Tekanan inflasi terlihat terjadi pada awal
baik.
triwulan I-2015, dimana kenaikan harga
inflasi
menunjukan Kalimantan
konsistensi
Tengah
sangat
Sementara itu jika dibandingkan dengan pola
kelompok
pergerakan inflasi tahun kalender selama 4
penyumbang
Grafik 2.1 Inflasi Kalimantan Tengah terhadap Inflasi Nasional 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
(%,yoy)
bahan
makanan
menjadi
inflasi
terbesar.
Grafik 2.2 Perbandingan Inflasi Tahun Kalender 2011-2014 8,00
2011
2012
2013
2014
2015
7,00 6,38 5,90
6,00 5,00
4,00 Nasional
3,00
Kalteng
2,00 I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
1,00
2013
2014
2015
Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah)
(1,00)
Jan
Feb Mar Apr Mei
Jun
Jul Agust Sep Okt Nop Des
Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah)
2.2 Inflasi Menurut Kota
Kalimantan Tengah pada Februari 2015 terutama komoditas daging ayam ras. Di
Kedua kota inflasi di Kalimantan Tengah pada
samping itu
triwulan I-2015, yaitu Kota Palangka Raya
Januari 2015 berimbas pada andil inflasi
dan Kota Sampit menunjukkan tekanan
komoditas bensin di Palangka Raya dan
harga
dibandingkan
Sampit. Adapun kenaikan harga BBM pada
triwulan sebelumnya. Inflasi yang rendah
awal Maret 2015 hanya berdampak pada
tersebut dipicu oleh turunnya harga bahan
inflasi Sampit. Inflasi tahunan yang terjadi di
makanan, dan harga BBM. Tercatat deflasi
Palangka Raya dan Sampit masih sesuai
bahan makanan terjadi di dua kota inflasi
dengan arah siklus inflasi pada tahun 2014.
0
yang
lebih
rendah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
penurunan harga BBM pada
Tabel 2.4 Inflasi Tahunan Menurut Kota %, yoy
Kota/Provinsi Palangka Raya Sampit Kalimantan Tengah
III-13 6,97 7,87 7,36
IV-13 6,45 7,25 6,79
I-14 5,30 5,15 5,24
II-14 6,78 6,15 6,56
III-14 5,03 4,43 4,82
IV-14 6,63 7,90 7,07
I-15 5,66 6,34 5,90
Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah)
Inflasi tahunan Palangka Raya dan Sampit
2014, yakni masing-masing sebesar 5,30%
pada triwulan I-2015 masing-masing sebesar
(yoy) dan 5,15% (yoy). Terjadi pergeseran
5,66% (yoy) dan 6,34%(yoy) tergolong
tingkat inflasi pada triwulan I-2015, yaitu dari
rendah namun demikian masih lebih tinggi
sebelumnya tingkat inflasi tertinggi berada di
dibandingkan pada periode yang sama tahun
Palangka
Grafik 2.3 Inflasi Tahunan Dua Kota di Kalimantan Tengah 9,00
Kalimantan Tengah
8,00
Palangka Raya
Sampit
%, yoy
Raya
0,30
5,00
0,20
Palangka Raya
0,17
5,15
4,00 3,00
0,00
5,90
0,03
0,05 0,08 0,00 0,01
-0,01
Bahan Makanan Makanan Jadi
5,24
Sampit
0,12 0,05
0,10
5,66
Sampit.
(%)
6,34 5,30
6,00
di
Grafik 2.4 Andil Inflasi Dua Kota di Kalimantan Tengah Menurut Kelompok Komoditas Tw1-2015 0,20
7,00
bergeser
Perumahan
Sandang
Kesehatan
Pendidikan
-0,04 Transpor
(0,10)
2,00
(0,20)
1,00
(0,30)
(0,20)
I-13
II-13 III-13 IV-13
I-14
II-14 III-14 IV-14
I-15
(0,40) (0,50)
Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah)
(0,46) Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah )
Menurut
kelompok
komoditasnya
dan
Raya yaitu pada kelompok makanan jadi.
apabila dibandingkan antar kota inflasi,
Kota
secara
tertinggi
tahunan
Kota
Palangka
Raya
Sampit
memberikan
pada
kelompok
andil
inflasi
kesehatan.
mengalami penurunan harga terdalam di
Sementara untuk komponen inflasi lainnya
Provinsi Kalimantan Tengah untuk kelompok
antara Kota Palangka Raya dan Kota Sampit
bahan makanan. Di samping itu, kenaikan
menunjukkan arah yang berlawanan dalam
harga tertinggi juga terjadi di Kota Palangka
pergerakan harga pada triwulan I-2015.
Inflasi Kota Kalimantan Beberapa
Kalimantan
pada triwulan I-2015. Kota-kota tersebut
menunjukkan tekanan inflasi tahunan yang
antara lain : Tarakan (9,52%-yoy), Balikpapan
lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional
(8,12%-yoy),
0
kota
inflasi
di
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
Tanjung
(6,72%-yoy),
Banjarmasin
(7,02%-yoy),
Singkawang
inflasi terendah berada di Kota Samarinda
(7,67%-yoy), dan Pontianak (9,21%-yoy).
(5,65%-yoy). Kota Palangka Raya menjadi
Terdapat empat kota inflasi di Kalimantan
kota inflasi terendah kedua di Kalimantan.
selain tingkat inflasinya di atas nasional juga berada di atas inflasi kalimantan secara keseluruhan, yakni : Tarakan, Balikpapan, Singkawang, dan Pontianak. Sementara itu, Grafik 2.5 Inflasi Kota-Kota di Kalimantan
Inflasi yang rendah dan stabil menunjukkan ketersediaan pasokan komoditas di daerah tertentu mampu terjaga dengan baik. Grafik 2.6 Inflasi Provinsi di Kalimantan
Tarakan
Nasional
Samarinda
Kalimantan
Balikpapan Tanjung
Kalimantan Timur
Banjarmasin
Kalimantan Selatan
Singkawang
Kalimantan Tengah
Pontianak Sampit
Kalimantan Barat
Palangka Raya
%, yoy
%, yoy
0
2 I-15
I-14
4 I-13
6
8
10
0,00
12
2,00
2015
I-12
2014
4,00 2013
6,00
8,00
10,00
12,00
2012
Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah)
Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah)
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Faktor
non
fundamental
memberikan
utama penurunan harga. Dengan harga BBM
pengaruh besar terhadap inflasi Kalimantan
yang
rendah
Tengah pada triwulan I-2015. Kelompok
kelompok volatile foods dalam pergerakan
administered prices memberikan dampak
harga yang stabil. Faktor yang bersifat
penurunan harga terbesar selama triwulan I-
fundamental masih relatif terkendali, yang
2015. Penurunan harga BBM di awal tahun
tercermin pada perkembangan inflasi inti
2015 oleh pemerintah menjadi penyebab
yang relatif terkendali.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
ditengarai
mendorong
1
Grafik 2.7 Disagregasi Inflasi Kalimantan Tengah 18
%,yoy
16 14
Inflasi IHK (yoy)
16
Core
14
Adm Price
12
%,yoy
Adm Price
12
9,15
Volatile Foods
10
Grafik 2.8 Kontribusi Inflasi Per Komponen
8
1,54
6,88
6
1,94
4,39
4
8 6 4 2
Volatile Foods
Core
10
6,46
2
1,24
4,83
1,12
1,56
1,42
3,89
3,52
0,96
1,09
1,21
1,38 3,43
3,01
0
0 I
II
III
IV
I
2011
II
III
IV
I
2012
II
III
IV
I
II
2013
III 2014
IV
I 2015
I
II
III
IV
I
2011
II
III
IV
I
II
2012
III
IV
I
2013
II
III
IV
2014
I 2015
Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah)
Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah)
Pada triwulan I-2015, inflasi administered
inflasi volatile foods dan inflasi core (inti) juga
prices menurun menjadi 9,15% (yoy) dari
menurun masing-masing dari 6,89% (yoy)
sebelumnya sebesar 14,14% (yoy) pada
menjadi 6,88% (yoy) dan dari 4,65% (yoy)
triwulan IV-2014. Pada periode yang sama,
menjadi 4,39% (yoy).
2.3.1
Non Fundamental
Administered Prices Kebijakan pemerintah dalam penetapan
dengan
harga BBM mendorong terjadinya deflasi
kategori tersebut yaitu, BBM tertentu, BBM
pada kelompok administered prices di
khusus
triwulan I-2015. Penurunan harga BBM
Kebijakan berlaku mulai tanggal 1 Januari
pada awal tahun tepatnya pada tanggal 1
2015.
Januari
pusat
diberikan subsidi. Sementara BBM khusus
menurunkan tekanan inflasi sejak Januari
penugasan adalah BBM bukan bersubsidi
hingga Maret 2015. Ketetapan penurunan
yang harus didistribusikan ke wilayah-wilayah
harga BBM tersebut yaitu jenis bensin
sudah ditentukan yang terkadang jauh/sulit
premium dan minyak solar masing-masing
sehingga memerlukan effort dari pemerintah.
sebesar
menjadi
BBM umum adalah BBM yang harganya akan
Rp7.600,00), dan 3,33% (Rp7.500 menjadi
mengikuti harga keekonomian pasar dan
Rp7.250).
formula harga jualnya juga ditetapkan oleh
Sejak
2015
oleh
11,84%
akhir
pemerintah
(Rp8.500,00
tahun
2014,
pemerintah
variasi
harga
penugasan, BBM
tertentu
didalamnya,
dan
BBM
yaitu
BBM
tiga
umum. yang
pemerintah.
mengeluarkan kebijakan baru penetapan
Dengan berlakunya mekanisme baru dalam
harga
Pemerintah
penetapan harga BBM, masyarakat terutama
mengklasifikasikan BBM menjadi tiga kategori
pelaku usaha harus segera menyesuaikan diri
0
BBM
bersubsidi.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
agar roda usaha tetap berjalan dengan baik.
demikian pemerintah pusat berjanji bahwa
Harga
akan
penetapan harga BBM tidak sepenuhnya
menyebabkan sulitnya para pelaku usaha
dilepas pada mekanisme pasar, tetapi tetap
untuk
berada dalam campur tangan penetapan
BBM
yang
mengelola
berfluktuasi rencana
bisnisnya
dikarenakan adanya ketidakpastian. Namun
harga oleh pemerintah.
Volatile Foods Pasokan komoditas bahan makanan yang
cabai besar, dan telur ayam ras yang
terjaga dengan baik serta didorong oleh
mengalami penurunan harga. Sementara
penurunan harga BBM oleh pemerintah pusat
komoditas beras, daging ayam ras, dan ikan
menyebabkan
gabus mengalami tekanan kenaikan harga.
andil
deflasi
yang
cukup
signifikan pada triwulan I-2015. Beberapa
Fluktuasi
harga
komoditas utama penyumbang inflasi di
strategis
masyarakat
Kalimantan Tengah, antara lain daging ayam
bagaimana rantai tata niaga dari komoditas-
ras, beras, cabai merah, dan ikan gabus
komoditas tersebut. Semakin panjang rantai
menunjukan tekanan harga yang rendah dan
tata niaga, semakin besar kemungkinan
cenderung
Survei
harga komoditas menjadi tinggi. Gambaran
Pemantauan Harga Bank Indonesia (Grafik
tata niaga komoditas pokok dan strategis
2.9) terlihat hanya komoditas daging sapi,
dijelaskan
stabil.
Dari
hasil
komoditas
pokok
sangat
pada
dan
dipengaruhi
BOKS
2.
Grafik 2.9 Perkembangan Harga Komoditas Bahan Makanan Mingguan 13.500
%, wtw
Rp/kg
13.000
40.000
4,00 0,00
11.500
30.000
10,00
20.000
0,00
-2,00 -4,00
Beras Medium
10.500
Harga Daging Ayam Ras 10.000
5
6
7
8
9
2014
10 11 12
1
2 2015
3
-10,00
Perubahan (wtw)
-6,00 4
20,00
2,00
12.000
11.000
%, wtw
Daging Ayam Ras
Rp/kg
6,00
Harga Beras Medium Perubahan (wtw) Keseimbangan
12.500
8,00
Keseimbangan
-
-20,00 4
5
6
7
8
9
2014
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
10 11 12
1
2
3
2015
1
145.000
%, wtw
Rp/kg
140.000
Daging Sapi
135.000 130.000 125.000
120.000 Harga Daging Sapi Perubahan (wtw) Keseimbangan
115.000 110.000 105.000 4
5
6
7
8
9
10 11 12
1
2014
120.000
2
3
160.000
%, wtw 80,00
Rp/kg
140.000
Perubahan (mtm)
100.000
Ikan Gabus
80.000
20,00
60.000
0,00
40.000 20.000 -
-40,00
40,00
30.000
30,00
25.000
10,00 60.000
5
6
7
Harga Ikan Gabus Perubahan (wtw) Keseimbangan
-20,00 -30,00
6
7
8
9
10
11
12
1
2
3
2015
Telur Ayam Ras
%, wtw
9
10 11 12
2014
1
2
3
10,00
5,00 0,00
20.000
-5,00
Harga Telur Ayam Ras 15.000
Perubahan (wtw)
-10,00
10.000
Keseimbangan
-15,00
-10,00
-
5
8
Rp/kg
0,00
4
-20,00
Cabai Besar 4
20,00
80.000
20.000
40,00
Keseimbangan
2014
%, wtw
40.000
60,00
Harga Cabai Besar
120.000
2015
Rp/kg
100.000
14,00 12,00 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 0,00 -2,00 -4,00 -6,00 -8,00
-20,00
5.000
-25,00
-
-30,00
4
5
6
7
8
9
10 11 12
1
2014
2015
2
3
2015
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
2.3.2
Fundamental
Inti/Core Tekanan terhadap inflasi inti cenderung rendah dan stabil pada triwulan I-2015. Salah satunya didorong oleh kebijakan pemerintah awal tahun 2015 untuk menurunkan harga semen Rp3000/sak bagi produsen semen Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Upaya pemerintah akselerasi
dalam investasi
rangka
mendorong
infrastruktur
tersebut
Interaksi Permintaan dan Penawaran Dari
sisi
permintaan,
pergerakan
harga
dipengaruhi melimpahnya komoditas bahan makanan. Meskipun secara historis di Provinsi Kalimantan Tengah pada triwulan pertama mengalami lonjakan harga tinggi namun hal tersebut bertolakbelakang tingkat inflasi yang terjadi pada triwulan I-2015.
berdampak menjaga laju inflasi inti.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
Dari
sisi
makanan
penawaran, yang
komoditas
merupakan
bahan
jangka pendek. Hal tersebut terkonfirmasi
kebutuhan
dari
hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha
masyarakat memiliki ketersedian pasokan
(SKDU)
Bank
Indonesia,
yang cukup baik sehingga menyebabkan
produksi terpakai cenderung sedikit menurun
tingkat inflasi yang rendah dan stabil. Inflasi
pada triwulan I-2015. Namun demikian,
yang rendah belum mampu mendorong
penurunan
peningkatan produktivitas perusahaan dalam
dikarenakan faktor internal perusahaan.
kapasitas
yaitu
kapasitas
produksi
lebih
Grafik 2.10 Kapasitas Produksi Terpakai terhadap Inflasi Inflasi (yoy)
Kapasitas Produksi
90,00% 80,00% 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00%
8,00% 7,00% 6,00% 5,00% 4,00% 3,00% 2,00% 1,00% 0,00%
Rata-rata sub sektor Makanan, minuman dan tembakau Inflasi (yoy) I
II
III 2014
IV
I 2015
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
Ekspektasi Inflasi Pada triwulan I-2015, masyarakat Kalimantan
Apabila dilihat dari kelompok inflasinya,
Tengah memiliki ekspektasi inflasi yang
komponen makanan jadi, minuman, rokok,
cenderung berfluktuasi. Perkiraan tersebut
dan tembakau menunjukkan kecenderung
ditengarai menjelang Bulan Puasa dan Hari
ekspektasi inflasi yang meningkat untuk 3
Raya Idul Fitri bagi umat muslim yang terjadi
bulan mendatang,
pada akhir triwulan II-2015 dan awal triwulan III-2015.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
Grafik 2.11 Indeks Ekpektasi Harga (IEH) di Kalimantan Tengah
Grafik 2.12 Indeks Ekspektasi Harga (IEH) Makanan Jadi
250,0
250,0
200,0
200,0 150,0
150,0
100,0 100,0
IEH 3 bulan YAD Makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau
50,0 IEH 3 bulan YAD
50,0
IEH 6 bulan YAD
0,0 1
0,0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1
2
2
3
4
5
6
7
2014 2014 Sumber : Bank Indonesia (diolah)
0
8
9
10
11
12
1
2
3
2015
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
2015
3
BOKS 2
PERKEMBANGAN TATA NIAGA KOMODITAS PANGAN Grafik 1. Siklus Inflasi VF Kalimantan Tengah
resiko komoditas inflasi (Grafik 2.) diperoleh
25,00
informasi
bahwa
selama
tahun
2014,
20,00
komoditas-komoditas yang memilik frekuensi
15,00
dan bobot penyumbang inflasi di Kalimantan
10,00
Tengah adalah daging ayam ras, beras, dan ikan patin.
5,00 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2008
2009
2010
2011
2012
2013
Grafik 2. Risk Map Komoditas Penyumbang Inflasi Kalimantan Tengah Tahun 2014
2014 2015
Frekuensi 10
sumber : BPS (diolah)
8
Inflasi pangan sebagai pendorong inflasi di
Cabai Rawit
6
Gabus
Daging Ayam Ras Beras
Nila
Provinsi Kalimantan Tengah sangat penting untuk
dikendalikan.
Dengan
kinerja
pertumbuhan ekonomi yang sangat baik dalam dua tahun terakhir, inflasi yang rendah
Baung
Udang Basah
4
Telur Ayam Ras
0 Saluang 0.5 Cabe Merah 1 Wortel Tongkol Bawang merah Kentang layang Bawang putih Daging Sapi
Patin
3
1.5
2.0
2
5.0 Bobot Kuadran: A : prioritas tinggi B : prioritas sedang C : prioritas sedang D : prioritas rendah
Minyak Goreng
0
dan stabil adalah mutlak dibutuhkan untuk menjaga
roda
perekonomian
daerah
terutama dari sisi daya beli (konsumsi)
Inflasi
masyarakatnya. Selama tujuh tahun terakhir,
pangan baik di Provinsi Kalimanten Tengah
inflasi volatile foods Kalimantan Tengah
maupun di daerah lain tidak terlepas dari
cenderung mengalami pergeseran periode
permasalahan
dan durasi waktu. Pada Grafik 1. tampak
komoditas tersebut. Beberapa permasalahan
durasi waktu semakin kecil pada saat fase
yang dihadapi tersebut antara lain : (a) rantai
ekspansi inflasi.
perdagangan yang panjang, (b) terciptanya
Dengan memperhitungkan andil inflasi setiap komoditas setiap bulannya, maka dari peta
0
yang
bersumber
rantai
dari
tata
komoditas
niaga
dari
pasar oligopoli akibat penentuan harga oleh beberapa pihak saja, (c) disparitas harga antar pelaku usaha dan antar kota, (d) infrastruktur
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
yang
belum
memadai,
(e)
mismatch
masih terbatasnya sistem pergudangan.
preferensi dan produksi-kebutuhan, dan (f) Sebagai ilustrasi dari hasil riset pangan Bank
produksi pangan lokal. Kondisi tata niaga
Indonesia Tahun 2012 (Gambar 2.), provinsi-
komoditas pangan strategis di Kalimantan
provinsi
masih
mayoritas memiliki struktur pasar oligopoli
mendatangkan pasokan pangan dari daerah
dengan rantai distribusi yang bervariasi.
lain di luar Pulau Kalimantan dan negara
(Gambar 2.)
tetangga
di
Pulau
untu
Kalimantan
memenuhi
terbatasnya
Gambar 1. Jalur Distribus Komoditas Pangan di Kalimantan
Gambar 2. Kondisi Tata Niaga Komoditas Pangan Strategis di Kalimantan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
BOKS 2
Pemerintah pusat melalui Peraturan Presiden
produsen), dapat berfungsi sebagai kolektor
No. 26 Tahun 2012 tentang Cetak Biru
(pusat konsolidasi) dan distributor, berada
Pengembangan
pada wilayah dekat Pelabuhan Utama, dan
menyatakan
Sistem
Nasional Pusat
berpotensi untuk dikembangkan menjadi
Distribusi Regional (PDR) yang berfungsi
pusat perdagangan antar pulau. Tahun 2015,
sebagai cadangan penyangga nasional dan
Kementerian
Pusat Distribusi Propinsi (PDP) pada setiap
merencanakan pembangunan dua PDR di dua
provinsi
provinsi,
yang
akan
Logistik
dikembangkan
dapat
digunakan
sebagai
yaitu
Dalam Sumatera
Negeri Selatan,
telah dan
penyangga pada setiap provinsi. Selanjutnya,
Kalimantan Selatan.
PDP akan menjadi penyangga bagi jaringan
Provinsi Kalimantan Tengah sebagai provinsi
distribusi kabupaten/kota. Untuk efisiensi,
yang secara langsung berbatasan dengan
PDR akan ditempatkan dan dikelola oleh PDP
Provinsi Kalimantan Selatan perlu berbenah
yang
Adapun
diri untuk pemanfaatan keberadaan PDR
kriteria penempatan PDR adalah jumlah
tersebut. Sehingga ketika pembangunan dan
penduduk, aksesibilitas, daerah konsumen
operasional PDR terealisasi, maka masyarakat
(bukan penghasil dan bukan daerah
Provinsi Kalimantan Tengah dapat langsung
ditugaskan
sebagai
PDR.
menggunakan fasilitas tersebut. Gambar 3. Konsep Pusat Distribusi Regional dan Pasar Penyeimbang
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
Jika
dilihat
berdasarkan
fungsinya,
Beberapa alternatif yang dapat dilaksanakan
keberadaan PDR hampir memiliki kesamaan
terkait
dengan Pasar Penyeimbang (PP) yang dimiliki
pendekatan pemanfaatan pusat distribusi di
oleh
Tengah.
Provinsi Kalimantan Tengah antara lain : (a)
Perbedaannya adalah pada fungsi jaringan
Dalam jangka panjang diperlukan dukungan
penyangga
komoditas
untuk mendorong terbentuknya PDR dan PDP
pokok dan strategis yang hanya dimiliki oleh
dalam rangka mengatasi hambatan tata
PDR. Sedangkan PP hanyalah tempat/media
niaga komoditas pokok dan strategis, (b)
bertransaksi dengan tingkat harga normal
Dalam jangka pendek, perlunya mendorong
sehingga mampu meredam disparitas harga
percepatan pembentukan PP yang dilengkapi
dari
Untuk
dengan komponen penyangga di setiap
memenuhi ketersedian stok, PP dilengkapi
Kabupaten/Kota. Di sisi lain PP dengan
dengan kandang dan kolam penyangga, serta
komponen penyangga dapat dilihat sebagai
gudang penyimpangan komoditas pokok dan
miniatur PDR/PDP di tingkat Kabupaten/Kota.
Provinsi
Kalimantan
ketersediaan
produsen
ke
stok
konsumen.
pembenahan
tata
niaga
dengan
strategis lainnya.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Penetrasi Perbankan Kalimantan Tengah cukup tinggi pada awal tahun 2015 yang ditopang dengan kelancaran sistem pembayaran yang terjaga.
Kinerja perbankan di Provinsi Kalimantan
demikian
Tengah pada triwulan I-2015 menunjukkan
mengalami sedikit perlambatan. Sementara
peningkatan fungsi intermediasi perbankan
tingkat
terutama
meningkat seiring pertumbuhan ekonomi
ditopang
tumbuhnya
tingkat
kredit/pembiayaan secara signifikan. Namun
indikator aktivitas
Kalimantan
Tengah
perbankan sistem yang
lainnya
pembayaran cukup
baik.
3.1 Kondisi Umum Perbankan Seiring dengan bauran kebijakan moneter
seiring dengan porsi penyaluran kredit yang
dan makroprudensial yang bertujuan untuk
cukup tingggi, kualitas kredit mengalami
menjaga stabilitas, makro ekonomi nasional,
penurunan dari 0,87% menjadi 1,01%. Di sisi
kinerja
Provinsi
UMKM, pangsa penyaluran kredit jenis ini
Kalimantan Tengah pada triwulan I-2015
terhadap total kredit keseluruhan relatif stabil
terpantau tumbuh dan cukup kondusif. Hal
yaitu berada pada level 17,49%.
sektor
perbankan
di
tersebut tercermin dari aset total perbankan, DPK, dan kredit yang tumbuh masing-masing
3.1.1 Kelembagaan
sebesar 7,74% (yoy), 7,09% (yoy), dan
Provinsi Kalimantan Tengah memiliki 22 (dua
11,82% (yoy). Sementara itu, rasio LDR
puluh dua) bank yang terdiri dari 13 (tiga
mencapai
189,02%,
belas) bank umum konvensional, 4 (empat)
tingginya
penetrasi kredit
yang
menunjukkan perbankan di
Provinsi Kalimantan tengah. Namun demikian
bank umum
syariah dan 5 (lima) Bank
Perkreditan Rakyat.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
Tabel 3.1 Perkembangan Kelembagaan Perbankan di Provinsi Kalimantan Tengah Bank
2009
1. Bank Pemerintah - Jumlah Bank - Jumlah Kantor*) 2. Bank Pemerintah Daerah - Jumlah Bank - Jumlah Kantor 3. Bank Swasta Nasional - Jumlah Bank - Jumlah Kantor 4. Bank Perkreditan Rakyat - Jumlah Bank - Jumlah Kantor 5. Bank Syariah - Jumlah Bank - Jumlah Kantor
2010
2011
2012
2013
2015 TW I
2014
4 104
4 106
4 118
4 121
4 122
4 122
4 122
1 32
1 32
1 33
1 34
1 35
1 35
1 35
4 17
5 19
7 28
8 35
8 43
8 43
8 43
2 2
2 2
2 2
4 4
4 4
5 5
5 5
1 1
2 5
2 7
3 11
4 11
4 11
4 11
Sumber : Bank Indonesia
pada triwulan I-2014 menjadi 18,16% (yoy)
3.1.2 Aset Perbankan Perkembangan aset perbankan di Kalimantan Tengah pada triwulan I-2015 menunjukkan perlambatan dibandingkan dengan triwulan I-2014 yang mencapai 11,55% (yoy). Saat ini jumlah
aset
perbankan
baik
bank
konvensional, bank syariah dan BPR mencapai Rp25,86 triliun atau tumbuh 7,74% (yoy). Di
pada periode laporan dengan jumlah aset mencapai Rp848,98miliar. Selanjutnya, aset milik BPR konvensional dan syariah tercatat mengalami kontraksi mencapai 27,03% yoy atau
sebesar
Rp257,24
miliar
jika
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 136,63%.
sisi aset perbankan konvensional, tercatat sebesar
Rp
melambat
24,75
triliun
menjadi
atau
7,63%
tumbuh
(yoy)
jika
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 10,63% (yoy). Sementara
itu,
aset
perbankan
syariah
mengalami penurunan dari 23,82% (yoy) Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
2
Grafik 3.1 Aset Perbankan Konvensional Total Aset (K)
30
kabupaten/kota
% g.konven (yoy)
Rp Triliun
25
di
Provinsi
Kalimantan Tengah.
35
% yoy
lainnya
30
23,00
24,75 25
20
3.1.3 Penghimpunan Dana
20 15
15 10,63
10
7,63
Perlambatan
10
yang
terjadi
pada
aset
5
5
perbankan didorong oleh penurunan kinerja
0
0
penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK)
I
II
III
IV
I
II
2012
III
IV
I
II
2013
III
IV
2014
I 2015
perbankan konvensional yang memiliki share
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
95,52% terhadap total DPK perbankan di Berdasarkan lokasi proyek, komposisi aset total
perbankan
tertinggi
di
provinsi
Kalimantan Tengah secara berurutan terdapat pada Kota Palangka Raya dengan aset sebesar Rp9,40 triliun dengan porsi 36,71% dari
total
aset
perbankan
di
Provinsi
Kalimantan Tengah.
Total Aset (S)
sebesar Rp17,94 triliun atau tumbuh 7,09% (yoy), lebih rendah pada periode yang sama tahun 2014 yaitu sebesar 7,43% (yoy). Di sisi perbankan konvensional, DPK pada periode laporan tercatat sebesar Rp17,13 triliun atau
% yoy
718,50
500 23,82
400
lebih
rendah
80
berhasil dihimpun oleh perbankan syariah
60
pada periode laporan sebesar Rp610,90 miliar
40
atau tumbuh 16,53% (yoy), lebih tinggi
20
dibandingkan triwulan I-2014 yaitu sebesar
848,98
600
(yoy),
6,89% (yoy). Sementara itu, jumlah DPK yang
100
Rp Miliar
700
6,59%
dibandingkan triwulan I-2014 yang tumbuh
% g.Syariah (yoy)
900
Total DPK
perbankan pada triwulan I-2015 tercatat
tumbuh
Grafik 3.2 Aset Perbankan Syariah
800
Provinsi Kalimantan Tengah.
18,16
300 200
0
100 0
12,32% (yoy). Di sisi BPR, penghimpunan
-20 I
II
III
2012
IV
I
II
III
IV
2013
I
II
III
2014
IV
DPK pada triwulan I-2015 tumbuh melambat,
I 2015
yaitu sebesar 26,15% (yoy) atau senilai Rp
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
191,28 miliar lebih rendah dari triwulan Selanjutnya Kabupaten Kapuas dengan aset
I-2014 yang tumbuh sebesar 75,94% yoy
sebesar Rp7,40 triliun atau 28,92%, diikuti
atau Rp 151,63 miliar.
Kabupaten Kotawaringin Timur yang aset
Dilihat dari jenis simpanannya, mayoritas
perbankannya berjumlah Rp2,29 triliun atau
komponen
9,13%. Sedangkan sisanya sebesar Rp6,46
mengalami tren melambat pada triwulan
triliun
atau
25,24%
berada
di
DPK
perbankan
konvensional
I-2015. Masing-masing komponen DPK yang melambat yaitu giro dan tabungan tercatat
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
3
tumbuh sebesar 0,26% (yoy), dan 4,34%
kontraksi sebesar 10,24% (yoy).
(yoy), melambat dari triwulan I-2014 dimana masing-masing tumbuh sebesar 8,90% (yoy), dan 11,04% (yoy). Di sisi lain, deposito merupakan satu-satunya komponen DPK
Di sisi perbankan syariah, tabungan tercatat
yang meningkat pada triwulan I-2015, yaitu
sebesar 12,27% (yoy) pada triwulan I-2015,
sebesar
itu,
yang melambat dari tahun 2014 yaitu sebesar
komponen DPK perbankan syariah di periode
30,29% (yoy). Berdasarkan komposisi DPK di
laporan
Provinsi
22,56% tumbuh
deposito
(yoy). dimana
Sementara tabungan
dan
meningkat sebesar 12,27% (yoy)
dan 29,60% (yoy), sebaliknya giro mengalami Grafik 3.3 Pangsa DPK Perbankan di Kalimantan Tengah
Kalimantan
perbankan syariah
Tengah,
konvensional memiliki
deposito
dan
perbankan
komposisi
terbesar
mengingat produk tabungan adalah jenis DPK yang paling mudah dalam persyaratan dan cara pengambilannya.
22,71 29,29
Giro Tabungan
Grafik 3.4 DPK Perbankan Konvensional
Deposito
Total DPK (K)
% g.konven (yoy)
20 18 48,00
45 Rp Triliun
% yoy
16,07
16
17,13
14
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
12
40 35 30 25
10
20
8
15
6
11,35
4
6,59
10 5
2 0
0 I
II
III
IV
2012
I
II
III
2013
IV
I
II
III
2014
IV
I 2015
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
4
Grafik 3.5 DPK Perbankan Syariah Total DPK (S) 700
% g.Syariah (yoy) % yoy
Rp Miliar
600
100 80
524,24
610,90
500
400
60
40 16,53
300
20
12,32
200
0
100
3.1.4 Penyaluran Kredit dan Pembiayaan
-20
0
-40 I
II
Berdasarkan Laporan Bank Umum (LBU) Bank
triliun atau tumbuh sebesar 11,82% (yoy), lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni sebesar 4,33% (yoy). Di
sisi
perbankan
konvensional,
IV
I
II
2012
Indonesia, kredit perbankan di Kalimantan Tengah pada periode laporan adalah Rp33,90
III
III
IV
I
II
2013
III
IV
I
2014
2015
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
adanya peningkatan kredit dari 3,56% (yoy) pada triwulan I-2014 menjadi 11,15% (yoy) atau sebesar Rp32,61 triliun pada periode laporan.
terlihat Di
sisi
BPR,
penyaluran
kredit
dan
Sejalan dengan hal itu, jumlah pembiayaan
pembiayaan tercatat sebesar Rp191,28 miliar
yang disalurkan perbankan syariah juga
atau tumbuh 26,15% (yoy) pada triwulan
mengalami
I-2015.
peningkatan
pada
periode
laporan yaitu tumbuh 32,58% (yoy) atau sebesar Rp1094,90 miliar, lebih tinggi dari triwulan I-2014 yaitu sebesar 28,41% (yoy). Grafik 3.6 Kredit Perbankan Konvensional Total Kredit (K)
Total Pembiayaan (S)
% g.konven (yoy)
35 30
Grafik 3.7 Pembiayaan Perbankan Syariah
% yoy Rp Triliun
20
29,34 32,61
25
15
1.200
% g.Syariah (yoy)
% yoy
Rp Miliar
120
1.000
1.094,90
825,85
11,15 10
20
800
3,56
60 40
5
400
10 0
5 0
-5 I
II
III
2012
IV
I
II
III
2013
IV
I
II
III
2014
IV
I
32,58 20
28,41
0
200
-20
0
-40 I
II
III
IV
2012
2015
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
100 80
600
15
140
I
II
III
2013
IV
I
II
III
2014
IV
I
2015
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
Pada kredit bank konvensional, komposisi
jenis kredit yang paling mendominasi di
penyaluran kredit berdasarkan penggunaan
Kalimantan Tengah sejak tahun 2012 hingga
pada triwulan I-2015 masih didominasi oleh
triwulan
kredit investasi. Kredit tersebut merupakan
pangsa kredit investasi mencapai 47,59%
I-2015.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
Pada
periode
laporan,
5
atau Rp15,52 triliun, kemudian diikuti kredit
23,25%
modal kerja 26,93% atau Rp8,78 triliun, dan
11,57% (yoy), dan kredit konsumsi tumbuh
kredit konsumsi sebesar 25,49% atau Rp8,31
18,65% (yoy). Berdasarkan penyebaran kredit
triliun.
tersebut
ke kabupaten/kota, Kabupaten Kotawaringin
menunjukkan perlambatan pada triwulan
Timur masih menjadi kabupaten dengan
I-2015 dibandingkan periode sebelumnya
penyerapan
pada seluruh jenis kredit yaitu kredit modal
Kalimantan Tengah yakni sebesar 37,49%.
kerja -0,30% (yoy), kredit investasi -5,86%
Diikuti Kota Palangka Raya yang menyerap
(yoy) dan kredit konsumsi 18,19% yoy. Pada
32,15%, dan Kabupaten Kotawaringin Barat
triwulan I-2014, kredit modal kerja tumbuh
sebesar 9,12%.
Besarnya
pangsa
kredit
Grafik 3.8 Pangsa Kredit Perbankan Konvensional Modal Kerja
Investasi
(yoy),
kredit
kredit
investasi
terbesar
tumbuh
di
Provinsi
Grafik 3.9 Pembiayaan Perbankan Syariah
Konsumsi
K. Modal Kerja
35
K. Investasi
K. Konsumsi
Rp Triliun
8,31
30 7,30
25
25,49
26,93
20 15
15,52
14,89
10 5
8,78
7,15
0
47,59
I
II
III
IV
I
2012
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
II
III
2013
IV
I
II
III
2014
IV
I 2015
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
3.2 Intermediasi dan Risiko Perbankan
rendah,
hal ini mengindikasikan
bahwa
kualitas kredit dapat dijaga dengan baik. Fungsi intermediasi perbankan Kalimantan Tengah tergolong baik, hal ini tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan konvensional pada triwulan I - 2015 yang mencapai 189,03%. LDR yang masih terjaga pada level ini didorong oleh akselerasi pertumbuhan
kredit
yang
lebih
cepat
dibandingkan dengan pertumbuhan DPK. Sementara itu, Non Performing Loan (NPL) kredit yang disalurkan Perbankan Kalimantan Tengah dapat dipertahankan pada level yang
Tingkat NPL gross perbankan Kalimantan Tengah pada periode laporan sebesar 1,01%. Hal ini mencerminkan usaha perbankan dalam
menyeleksi
calon
debitur
sudah
dianggap cukup optimal sehingga repayment capacity atau pengembalian kewajiban dapat dijaga dengan baik. Fungsi intermediasi perbankan syariah juga menunjukan kondisi yang cukup baik yang terlihat dari Financing to Deposito Ratio (FDR) sebesar 179,23% dan didukung dengan Non Performing Financing
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
6
(NPF) yang berada pada level 3,52%.Secara
bawah 5% dan kondisi DPK yang masih
umum, kondisi risiko kredit perbankan di
cukup tersedia untuk memenuhi kebutuhan
Kalimantan
jangka
Tengah
baik
konvensional
maupun syariah masih cukup terkendali yang
pendek,
khususnya
perbankan
konvensional.
tercermin dari NPL dan NPF yang masih di Grafik 3.10 Pangsa Kredit Perbankan Konvensional LDR
NPL
FDR 2,0
250
195
189,02
1,5
190 185
5,0 % 4,5 179,23 4,0 3,5 3,0 3,52 2,5 2,0 1,5 1,0 0,5 0,0 IV I
200
157,53
150
%
181,02
180 175
1,01
1,0
100
0,82
170
NPF
%
%
205 200
Grafik 3.91 Pembiayaan Perbankan Syariah
0,5
165
2,27
50
160 155
-
0,0 I
II
III
IV
I
II
2012
III
IV
I
II
2013
III
IV
I
I
2014
II
III
IV
I
II
2012
2015
III
IV
I
II
2013
III
2014
2015
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
3.3 Perkembangan
Suku Perbankan Konvensional
Bunga
triwulan IV-2014 yang mencapai 10,24% dan 14,20%. Hal ini sejalan dengan stance
Suku bunga kredit bank umum konvensional
kebijakan moneter Bank Indonesia yang
terutama kredit investasi dan kredit modal
cenderung ketat. Meskipun demikian, suku
kerja di wilayah Kalimantan Tengah pada
bunga
periode laporan menunjukkan tren menurun
peningkatan pada triwulan I-2015 yaitu
(Grafik 3.12) yaitu masing-masing sebesar
13,86% dari 13,46% pada triwulan IV-2015.
kredit
konsumsi
mengalami
9,34% dan 12,26%, lebih rendah dari Grafik 3.12
Suku Bunga Konvensional K. Modal Kerja
Kredit
K. Investasi
Perbankan
Grafik 3.103
Suku Bunga Konvensional Giro
K. Konsumsi
Tabungan
DPK
Perbankan
Deposito
8
16 15
13,86
14
6
13
5
13,14
12
12,26
11
7,94
Suku Bunga (%)
7
13,67
9,85
9,34
10
6,50
4
2,03
2
9
2,61
2,23
3
2,03
1
8 I
II
III
2012
IV
I
II
III
2013
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
IV
I
II
III
2014
IV
I 2015
I
II
III
IV
I
II
2012
III
2013
IV
I
II
III
2014
IV
I
2015
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
7
3.4
tersebut
Stabilitas Sistem Keuangan
mengalami
perlambatan
dari
23,73% (yoy) pada triwulan I-2014 menjadi
3.4.1 Ketahanan Sektor UMKM
18,86% (yoy) di triwulan I-2015. Sementara Penyaluran
kredit
Perbankan
Kalimantan
itu, pangsa kredit UMKM terhadap total
Tengah kepada UMKM pada triwulan I-2015
kredit mengalami peningkatan pada triwulan
mengalami
I-2015 yaitu 17,49% (yoy) dari sebelumnya
peningkatan
menjadi
Rp5,93
triliun dari sebelumnya sebesar Rp4,99 triliun
sebesar 16,46% (yoy) pada triwulan I-2014.
pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun
demikian,
pertumbuhan
kredit Grafik 3.125 NPL Kredit UMKM
Grafik 3.114 Pangsa dan Pertumbuhan Kredit UMKM Kredit UMKM 7
Share thd Total
NPL UMKM
Growth
3,50
%
Rp Triliun
45
5,93
6
40
4,99
5
23,73
4
18,86
2,50
30
2,00
25 20
3 2
17,49
16,46
1
15 10
0,50
0,82
II
III
IV
I
II
2012
III
IV
I
2013
II
III
2014
IV
I
I
II
III
IV
I
2012
2015
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
1,01
-
I
3,10 2,71
1,50 1,00
5
-
%
3,00
35
NPL Kredit
II
III
IV
2013
I
II
III
2014
IV
I 2015
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) menjadi pangsa terbesar dari penyaluran Apabila
dilihat
berdasarkan
jenis
penggunaannya, kredit UMKM di Provinsi Kalimantan Tengah masih didominasi kredit modal kerja yang komposisinya mencapai 66,02%. Sisanya sebesar 33,98% digunakan untuk kredit investasi. Kondisi ini memang sesuai dengan sifat UMKM yang lebih membutuhkan
pembiayaan
operasional
kredit
UMKM
perbankan.
Secara
keseluruhan, risiko kredit UMKM Kalimantan Tengah yang tercermin dari NPL cenderung meningkat pada triwulan I-2015 yaitu 3,10% (yoy)
dari
periode
yang
sama
tahun
sebelumnya sebesar 2,71% (yoy), namun peningkatan tersebut masih dibawah level indikatif 5%. Hal ini menggambarkan bahwa
dalam menjalankan aktivitas rutin usahanya.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
8
pada triwulan I-2015 dari periode yang sama
ketahanan sektor UMKM dari sisi keuangan
tahun sebelumnya yaitu dari Rp1,38 triliun
masih terjaga dengan baik pada periode ini.
dan Rp68,89 milyar, meningkat menjadi Rp1,81 triliun dan Rp81,66 milyar. Kualitas
3.4.2 Ketahanan Sektor Rumah Tangga
KPR dan kredit multiguna pada periode
Pada triwulan I-2015, kredit konsumsi di Provinsi
Kalimantan
Tengah
laporan tercatat sebesar 1,92% dan 0,46%.
meningkat
Peningkatan
dibandingkan dengan periode yang sama Rp8,92
triliun.
Kualitas
terjadi
pada
kredit
kepemilikan kendaraan bermotor dan rumah
tahun sebelumnya yaitu dari Rp7,68 triliun menjadi
juga
toko dengan tingkat NPL yang masih rendah,
kredit
hanya kredit multiguna yang mengalami
konsumsi juga masih terjaga pada di level
penurunan NPL (peningkatan kualitas kredit)
yang kondusif tercermin dari rasio NPL yang
dari 0,49% pada triwulan I-2014 menjadi
mencapai 1,01%. Dari sisi penggunaannya,
0,46% pada triwulan I-2015.
tercatat kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit multiguna mengalami peningkatan
Grafik 3.147 Penggunaan Kredit Konsumsi
Grafik 3.136 NPL Kredit Konsumsi Kredit Konsumsi
% NPL Konsumsi 1,80
Rp Triliun 7,68 8,91
1,40
1,20 1,00 1,00
1,07
0,80
0,60
IV
2012
I
II
III
IV
I
2013
Lainnya
II
III
3 2 2
0
III
Rumah Toko
Multiguna
1
0,20 II
Apartemen
Kendaraan
1
0,40
I
Rumah Tinggal
1,60 RP Triliun
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 -
I
IV
II
III
IV
I
2012
2014
II
III
2013
IV
I
II
III
2014
IV
I
2015
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
Grafik 3.158 NPL Penggunaan Kredit Konsumsi NPL Rumah Tinggal
NPL Apartemen
NPL Rumah Toko
NPL Kendaraan
NPL Multiguna
NPL Lainnya
6% 5,16%
5% 4%
3,55% 3% 1,95% 1,65%
2%
1,92% 1,56%
1%
1,65%
0,98% 0,49%
0,40% Tengah Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan 0% II III IV I II III IV I II Triwulan I 2015I 2012
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
2013
2014
0,61% 0,46% III
IV
I 2015
9
Berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank
tangga, khususnya KPR dan kredit multiguna.
Indonesia, diperoleh infomasi bahwa pada
Sementara itu, pendapatan rumah tangga per
triwulan I-2015 perkiraan posisi pinjaman
bulan yang digunakan untuk membayar
untuk durasi 6 bulan mendatang diperkirakan
cicilan
masih membaik sebagaimana tercermin oleh
menurun.
indeks yang masih berada pada kisaran di
penggunaan penghasilan rumah tangga yang
atas 100 (Grafik 3.20). Hal ini sejalan dengan
mengalami penurunan untuk penggunaan
perbaikan kualitas kredit konsumsi rumah
cicilan (Grafik 3.19).
Grafik 3.169
Penggunaan Tangga Konsumsi
Cicilan Pinjaman
Rumah
Tabungan
ini
arah
yang
sesuai
dengan
jenis
Perkiraan posisi pinjaman 6 bln mendatang dibandingkan saat ini (indeks) Rata-rata penda[patan / bln untuk kebutuhan R. Tangga dan cicilan (indeks)
%
200
90
29,2
32,8
38,6
70
Indeks %
180
161,9
160
132,7
120
128,1 122,2
100
likuiditas
di
Feb
Mar
Jul
Jun
Apr
Mei
2014
2015
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
kondusif yang terlihat dari perkembangan
Perkembangan Sistem Pembayaran
Jumlah
Mar
2015
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
3.5
80
Jan
Mar
Jan
2014
Feb
Des
Okt
Nop
Sep
Jul
Agust
Jun
Apr
Mei
Mar
Jan
Feb
10
Jan
56,1
Des
48,5
138,1
141,7
140
Okt
46,1
5,3
Nop
22,3
Sep
30
21,1
Agust
50
-10
Hal
dengan
Grafik 3.20 Ketahanan Keuangan Rumah Tangga
Feb
110
Penghasilan
terindikasi
Real Time Gross Settlement (RTGS) dan
Kalimantan
Tengah
Sistem
Kliring
Nasional
Bank
Indonesia
terpantau mencukupi dalam mendukung
(SKNBI) yang walaupun melambat namun
transaksi
tetap
perekonomian
sebagaimana
meningkat
dalam
nilainya.
tercermin pada uang kartal yang memadai
Sebagaimana pola historisnya, perkembangan
serta
yang
peredaran uang pada tahun 2014 masih
sistem
didominasi oleh aliran uang keluar uang
pembayaran non tunai Kalimantan Tengah
kartal dari Bank Indonesia (outflow). Pada
sampai
triwulan I-2015, total transaksi tunai dan non
jumlah
mengalami
transaksi
non
pertumbuhan.
dengan
triwulan
tunai
Kinerja I-2015
cukup
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
10
tunai di Provinsi Kalimantan Tengah tumbuh
(KPw) BI Provinsi Kalimantan Tengah serta
lebih tinggi 13,23% (yoy) dibandingkan
sistem pembayaran non tunai baik melalui
dengan triwulan I - 2014 yaitu 4,07%. Aliran
kliring dan RTGS cukup mampu dalam
uang kartal masuk (inflow) dan aliran uang
menunjang
kartal keluar (outflow) dari Kantor Perwakilan
Kalimantan
aktivitas
perekonomian Tengah.
Grafik 3.21 Perkembangan Transaksi Pembayaran Kalimantan Tengah (Tunai - Non Tunai)
12.000
Total Transaksi
Rp Miliar
g-Transaksi (yoy) % Pertumbuhan
10.000
35
30 25
8.000
20 15
6.000
10
4.000
5 0
2.000
-5
0
-10 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
3.5.1
tahun - tahun sebelumnya, aliran uang di
Transaksi Tunai
Kalimantan Tengah didominasi oleh aliran Total perputaran aliran uang kartal melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Kalimantan
Tengah
di
triwulan
I-2015 secara kumulatif adalah Rp1.942,12 miliar atau tumbuh 30,46% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi
outflow (net outflow) yaitu jumlah uang yang keluar dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah lebih banyak dibandingkan dengan jumlah uang yang masuk. Total aliran uang masuk (inflow) selama periode triwulan I-2015 tercatat sebesar Rp916,65 miliar atau tumbuh sebesar
-3,51% (yoy). Masih melanjutkan tren di Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
11
73,23%
(yoy),
tumbuh
lebih
tinggi
I-2015 tercatat sebesar Rp1.025,47 miliar
dibandingkan total inflow pada periode yang
atau tumbuh sebesar 6,88% (yoy), tumbuh
sama ditahun sebelumnya yang mengalami
lebih tinggi dibandingkan dengan periode
kontraksi -7,14% (yoy). Sementara itu, Total
yang sama di tahun sebelumnya yang
aliran uang keuar (outflow) pada triwulan
mengalami kontraksi -1,38% (yoy).
Grafik 3.22 Perkembangan Transaksi Tunai Kalimantan Tengah 4.000 3.500
Total
g-Total Transaksi Tunai
% yoy
60
Grafik 3.23 Perkembangan Transaksi Inflow dan Outflow 160
50
140
3.000
40
120
2.500
30
100
2.000
20
1.500
10
1.000
0
Rp Miliar
g-Inflow
% yoy
g-Outflow
80 60 40
500
-10
0
-20 I II 2012
III
IV
I II 2013
III
IV
I II 2014
III
IV
I 2015
20 0 I -202012
III
IV
I 2013
II
III
IV
I 2014
II
III
IV
I 2015
-40
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
3.5.2
II
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
sebelumnya yaitu 2,01% (yoy). Adapun total
Transaksi Non-Tunai
nilai transaksi non tunai yang terdiri dari Terkait dengan tugas BI mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, BI memfasilitasi terselenggaranya transaksi non tunai
(non-cash
transaction).
Transaksi
keuangan secara non tunai pada triwulan laporan tercatat tumbuh sebesar 7,68% (yoy) atau
meningkat
dibandingkan
triwulan
transaksi kliring dan RTGS selama triwulan I 2015 tercatat sebesar Rp4.980,09 miliar atau melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mencapai
Perkembangan
Rp6.725,64
transaksi
pada
miliar. SKNBI
menunjukan adanya peningkatan ,namun di sisi RTGS mengalami pelambatan.
Grafik 3.24 Perkembangan Transaksi Non Tunai Kalimantan Tengah
35
Rp Miliar
g-Non Tunai (yoy)
g-Non Tunai (qtq)
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah% Pertumbuhan Triwulan I 30 2015
50
40
25
30
20
20
15
10
12
3.5.3 Transaksi Kliring dan Real Time
atau tumbuh sebesar 11,00% (yoy)
Gross Settlement (RTGS)
periode triwulan nilai
Transaksi
kliring
pada
triwulan I - 2015
tercatat
sebanyak 27.408 lembar warkat
200
% yoy
Sementara
transaksi kliring sebesar
Rp731,49
Grafik 3.26 Perkembangan Warkat Kliring
g-Kliring Nilai
% yoy
sebelumnya.
miliar atau tumbuh sebesar 46,09% (yoy).
Grafik 3.25 Perkembangan Nilai Kliring g-Kliring Warkat
120
30.000 Warkat Kliring
100
25.000
80
20.000
Nilai
Value (Rp Miliar)
amount of sheet
300 15.000
250
40 20 0 I II 2012
III
IV
I II 2013
III
IV
I II 2014
III
IV*
0 I 2015 -20
-50
-100
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
200 10.000
150 100
5.000
50 -
0
-40
I II 2012
-60
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Grafik 3.27 Perkembangan Total RTGS Kalimantan Tengah
450
350
60
50
500
400
150
100
dari
III
IV
I II 2013
III
IV
I II 2014
III
IV*
I 2015
Grafik 3.28 Pertumbuhan Nilai RTGS Kalimantan Tengah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
13
6.000
Rp Miliar
7.000
Net In From/Keluar
5.000
Total RTGS
g-Value
% Pertumbuhan
Miliar Rp
40 35
6.000
30
To/Masuk
5.000
4.000
25 20
4.000 3.000
15 3.000
2.000
10 5
2.000
0 1.000
1.000
-5
0
0 I 2012
II
III
IV
I 2013
II
III
IV
I 2014
II
III
IV
I 2015
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
-10 I 2012
II
III
IV
I 2013
II
III
IV
I 2014
II
III
IV
I 2015
Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Nilai transaksi total RTGS pada triwulan
triliun meningkat secara tahunan sebesar
I-2015 tumbuh sebesar 3,02% (yoy) atau
1,03%
sebesar Rp4,24 triliun, namun dibandingkan
sebelumnya, namun mengalami penurunan
dengan triwulan IV - 2015 nilai transaksi total
secara
RTGS
mengalami
dibandingkan triwulan sebelumnya. Dengan
penurunan 43,54% (qtq). Transaksi RTGS
demikian, hingga triwulan I-2015 terdapat
keluar Kalimantan Tengah pada triwulan
aliran dana non tunai masuk ke Kalimantan
I-2015
triliun
Tengah secara netto sebesar Rp1,79 triliun
mengalami penurunan 7,19% (yoy), atau
atau mengalami peningkatan sebesar 6,43%
turun 43,54% (qtq) dibandingkan triwulan
(yoy) namun mengalami penurunan 22,39%
sebelumnya. Selanjutnya, nilai RTGS masuk
(qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya.
pada
triwulan
tercatat
I-2015
sebesar
Rp1,03
(yoy)
dari
triwulanan
periode
yang
sama
31,72%
(qtq)
pada triwulan I-2015 adalah sebesar Rp2,83
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
14
BOKS
INKLUSIVITAS KEUANGAN DI KALIMANTAN TENGAH Berdasarkan
data
World
(2012),
Indonesia yang memiliki rekening tabungan
Indonesia, Bangladesh, dan Vietnam adalah
di bank, Lembaga Keuangan Non Bank, dan
negara-negara
Non Lembaga Keuangan. Sedangkan secara
yang
Bank
memiliki
kemajuan
paling pesat dalam hal keuangan inklusif.
perorangan,
Namun
ini
Indonesia yang memiliki tabungan yang
masih
difasilitasi oleh sektor formal (Bank, Lembaga
demikian,
menunjukkan tertinggal
jauh
bahwa
kondisi
saat
Indonesia
dibanding
negara-negara
Keuangan
hanya
Non
36,06%
Bank)
penduduk
maupun
sektor
maju di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan
informal. Kondisi ini sangat jauh tertinggal
hasil Survei Neraca Rumah Tangga Bank
dibandingkan dengan Malaysia yang memiliki
Indonesia (2012), hanya 48% rumah tangga
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
3
rasio kepemilikan rekening tabungan oleh
perbankan yang sangat minim dialami oleh
penduduk dewasanya sebesar 80,67%.
Kabupaten Seruyan, Kabupaten Pulang Pisau,
Kalimantan
Tengah
satu
dan Kabupaten Gunung Mas. Secara rata-
Provinsi di Indonesia memiliki kondisi yang
rata, nilai rasio ketersediaan infrastruktur
tidak
rata-rata
perbankan Kalimantan Tengah masih lebih
nasional. Salah satu parameter atau dimensi
rendah dibandingkan dengan batas terendah
pengukuran
rata-rata
berbeda
perbankan Tengah
dengan
indeks
menunjukkan
sebagai
salah
kondisi
keuangan
ketersediaan
yang masih
inklusif,
kelompok
negara
G20
(G20
infrastruktur
Comparison - Inner Fence Outlier). Bahkan
Kalimantan
Kota Palangka Raya dengan kondisi terbaik
tersedia
di
sangat
rendah.
Rasio
dibandingkan 13 Kabupaten lainnya belum
ketersediaan infrastruktur layanan perbankan
memenuhi standar infrastruktur perbankan
dalam bentuk kantor cabang bank dan
yang ditetapkan oleh IMF (Financial Access
anjungan tunai mandiri dibandingkan dengan
Survey IMF) dan batas terendah kelompok
jumlah
penduduk
negara G20.
sangat
rendah.
orang
dewasa
Kondisi
masih
infrastruktur Dimension 2 : Availability of Banking Services(x)
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Location
Bank ATM Adult Branches(BB) Machines (AM) Population (AP)
Kabupaten Barito Selatan Kabupaten Barito Timur Kabupaten Barito Utara Kabupaten Gunung Mas Kabupaten Kapuas Kabupaten Katingan Kabupaten Kotawaringin Barat Kabupaten Kotawaringin Timur Kabupaten Lamandau Kabupaten Murung Raya Kabupaten Pulang Pisau Kabupaten Sukamara Kabupaten Seruyan Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah
14 8 20 11 21 12 40 32 4 6 7 7 5 52 239
12 6 14 3 24 7 48 72 2 4 3 4 3 122 324
G20 Comparison - Inner Fence Outlier
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
90.462 76.581 87.563 70.821 240.939 107.248 187.245 287.283 49.979 69.517 87.840 35.952 113.882 180.188 1.685.500
BB/AP (in 100,000)
AM/AP (in 100,000)
15,48 10,45 22,84 15,53 8,72 11,19 21,36 11,14 8,00 8,63 7,97 19,47 4,39 28,86 14,18
13,27 7,83 15,99 4,24 9,96 6,53 25,63 25,06 4,00 5,75 3,42 11,13 2,63 67,71 19,22
35,00
205,00
1
Parameter atau dimensi pengukuran indeks
rasio kepemilikan rekening tabungan oleh
keuangan
akses
atau
penduduk
perbankan
oleh
Kabupaten Seruyan, Kabupaten Lamandau,
masyarakat dewasa di Kalimantan Tengah
dan Kabupaten Gunung Mas. Sedangkan
juga menunjukkan nilai yang masih rendah.
untuk Kota Palangka Raya, rasio kepemilikan
Berdasarkan data LBU Bank Indonesia, rasio
rekening tabungan adalah sebesar 2505,52
kepemilikan rekening tabungan perbankan di
untuk setiap 1000 penduduk dewasa atau
Kalimantan Tengah adalah 0,73 rekening
lebih baik dibandingkan dengan rata-rata
untuk setiap penduduk dewasa. Namun
survei FAS-IMF dan batas terendah kelompok
ketimpangan sangat besar terjadi dengan
negara G20.
kepemilikan
inklusif
yaitu
rekening
dewasa
sangat
rendah
di
Dimensi 1 : Akses / Penetrasi No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Location
Deposit Adult Account (DA) Population (AP) 66.130 12.165 117.687 12.790 105.244 15.238 183.832 224.758 7.348 13.709 15.236 6.390 6.106 451.465 1.238.098
Kabupaten Barito Selatan Kabupaten Barito Timur Kabupaten Barito Utara Kabupaten Gunung Mas Kabupaten Kapuas Kabupaten Katingan Kabupaten Kotawaringin Barat Kabupaten Kotawaringin Timur Kabupaten Lamandau Kabupaten Murung Raya Kabupaten Pulang Pisau Kabupaten Sukamara Kabupaten Seruyan Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah
DA/PA
90.462 76.581 87.563 70.821 240.939 107.248 187.245 287.283 49.979 69.517 87.840 35.952 113.882 180.188 1.685.500
731,03 158,85 1.344,03 180,60 436,81 142,08 981,77 782,36 147,02 197,20 173,45 177,74 53,62 2.505,52 734,56 2.200,00
G20 Comparison - Inner Fence Outlier
Parameter atau dimensi berikutnya dalam
dalam
pengukuran indeks keuangan inklusif adalah
nilai/nominal uang dalam bentuk simpanan
rasio
layanan
dan kredit yang kemudian dibandingkan
ekonomi
dengan kekuatan ekonomi masyarakat yang
atau
keuangan
tingkat dalam
penggunaan aktivitas
masyarakat. Salah satu aspek yang digunakan 0
tercermin
pengukuran
dalam
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
nilai
tersebut
Produk
adalah
Domestik
Regional Bruto (PDRB). Kontribusi sektor
wilayah tersebut, diantaranya Kabupaten
keuangan formal di Indonesia terhadap
Katingan
(1,82%),
kegiatan perekonomian nasional Indonesia
(2,55%),
dan
masih rendah dibandingkan dengan negara-
(2,63%). Kondisi terbaik terjadi di wilayah
negara di kawasan Asia. Berdasarkan data
Kabupaten Kotawaringin Timur dengan rasio
World
kredit
kredit perbankan terhadap PDRB mencapai
perbankan terhadap Produk Domestik Bruto
47,31%. Kondisi yang sama juga terjadi pada
Indonesia adalah 37,9%
aspek rasio nilai simpanan dibanding dengan
rendah
Bank
tahun
2013,
dibandingkan
rasio
atau masih lebih
Kabupaten
Sukamara
Pulang
Pisau
Malaysia
PDRB. Secara keseluruhan, rasio total nilai
(124%), Singapura (128,2%) dan China
simpanan dan kredit dibandingkan dengan
(140%). Kondisi Kalimantan Tengah tidak
PDRB Kalimantan
jauh
secara
rendah (56%). Nilai rasio ini masih jauh lebih
nasional dengan kontribusi kredit perbankan
rendah dibanding dengan pencapaian rasio
sebesar 23,1% dari total PDRB Kalimantan
total
Tengah. Bahkan beberapa wilayah kabupaten
terhadap PDRB di negara-negara kawasan
di Kalimantan Tengah menunjukkan rasio
Asia, survei FAS-IMF (175%) dan batas
kredit perbankan sangat minim dibandingkan
terendah kelompok negara G20 (190%).
berbeda
dengan
dengan
Kabupaten
rata-rata
simpanan
Tengah masih sangat
dan
kredit
perbankan
dengan aktivitas ekonomi masyarakat di
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
Dimension 3 : Usage (y) No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Location
Kabupaten Barito Selatan Kabupaten Barito Timur Kabupaten Barito Utara Kabupaten Gunung Mas Kabupaten Kapuas Kabupaten Katingan Kabupaten Kotawaringin Barat Kabupaten Kotawaringin Timur Kabupaten Lamandau Kabupaten Murung Raya Kabupaten Pulang Pisau Kabupaten Sukamara Kabupaten Seruyan Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah
Total Total Credit (TC) (Mio Deposit (TD)(Mio Rp) Rp) 648.080 484.599 105.931 189.763 1.753.563 70.521 2.545.811 5.679.621 153.697 470.203 50.499 37.843 106.989 951.281 13.248.400
858.757 287.462 1.202.111 379.844 1.392.331 567.366 2.047.179 3.059.098 404.184 1.561.780 324.866 279.949 608.983 5.704.043 18.677.953
G20 Comparison - Inner Fence Outlier
0
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
PDRB (Mio Rp) 3.198.798 2.062.466 3.463.603 1.836.827 7.166.823 3.878.334 6.775.652 12.005.718 1.596.255 2.983.672 1.923.018 1.481.377 3.498.418 5.475.731 57.346.692
(TC+TD)/ PDRB 0,47 0,37 0,38 0,31 0,44 0,16 0,68 0,73 0,35 0,68 0,20 0,21 0,20 1,22 0,56 1,90
BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
4.1 APBD Provinsi Kalimantan Tengah
Sesuai dengan siklikalitas, realisasi pendapatan dan belanja daerah Provinsi Kalimantan Tengah di triwulan I-2015 masih rendah
tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dari
Secara
umum,
target
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi
Kalimantan
Tengah
Tahun
Anggaran 2015 meningkat dibandingkan
target anggaran pendapatan dan belanja daerah Provinsi Kalimantan dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.1 Target APBD Provinsi Kalimantan Tengah 2015 (dalam rupiah) NO
URAIAN
APBD P TA.2013
APBD P TA.2014
APBD TA.2015
1
Pendapatan
2,730,453,500,000.00
3,164,139,120,000.00
3,463,600,000,000.00
2
Belanja
3,236,743,389,435.00
3,453,343,953,374.00
3,652,064,714,929.00
3
Surplus/(Defisit)
(506,289,889,435.00)
(289,204,833,374.00)
(188,464,714,929.00)
4
Pembiayaan Netto
506,289,889,435.00
289,204,833,374.00
188,464,714,929.00
Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah
Tabel 4.2 Realisasi APBDProvinsi Kalimantan Tengah TwI-2015 (dalam rupiah)
Jenis Dana Transfer Pendapatan Belanja
Pagu APBD 2015 3.463.600.000.000 3.652.064.714.929
Realisasi Tw I-2015 829.162.147.491 742.829.963.017
% 23,94 20,34
Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah
dari Rp3,45 triliun (2014) menjadi Rp3,65 Pada tahun 2015 terdapat kenaikan target pendapatan
dan
belanja
daerah
triliun pada tahun 2015.
APBD
Provinsi Kalimantan Tengah dibandingkan
Sesuai
tahun sebelumnya. Dari sisi pendapatan
pemerintah baik pusat maupun daerah
target pendapatan daerah meningkat 9,46%
relatif
dari Rp3,16 triliun (2014) menjadi Rp3,46
pertama, perkembangan keuangan daerah
triliun. Sedangkan pada sisi belanja daerah
Provinsi
juga mengalami peningkatansebesar 5,75%
realisasi APBD triwulan I-2015 menunjukkan
0
siklikalitas
masih
rendah
Kalimantan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
realisasi
pada
Tengah
belanja
triwulan
pada
data
telah
terjadinya
sebesar
penyerapan
Rp829,16
miliar
pendapatan
(23,94%)
dan
Indonesia telah dibentuk Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran (TEPA)
belanja Rp742,83 miliar (29,34%) terhadap
sejak
tahun
APBD 2015. (Tabel 4.2)
pengendalian
rangka
percepatan
penyerapan
anggaran, sesuai instruksi Presiden Republik
sebagai
penyerapan
Diharapkan Dalam
2012 melalui
TEPA
upaya
anggaran. penyerapan
anggaran lebih maksimal dan berkualitas dari tahun ke tahun.
4.1.1 Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I-2015 Realisasi Pendapatan Daerah
Demikian pula realisasi retribusi daerah dari
Realisasi pendapatan daerah tahun anggaran
Rp1,57 miliarpada triwulan I-2014 menjadi
2015 per 31 Maret 2015 secara keseluruhan
Rp1,96
telah mencapai Rp829,16miliar atau 23,94%
Sedangkan komponen lain-lain pendapatan
dari
daerah yang sah meningkat dari Rp7,22
target
sebesar
Rp3.463,60
miliar.
miliarpada
miliar
realisasi pendapatan terjadi pada seluruh
Rp25,5.miliar
komponen pendapatan daerah. Peningkatan
Sementara itu, Realisasi pada pajak daerah
realisasi pendapatan asli daerah (PAD) sampai
cenderung
dengan triwulan I-2015 mencapai Rp262,14
Rp248,11
miliar
(yoy)
menjadi
daritriwulan I-2014 sebesar Rp256,96miliar.
laporan
meningkat
2,02%
Tabel 4.2 Realisasi Pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Tw I-2015 (miliar rupiah)
Uraian Pendapatan Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pajak daerah Retribusi daerah Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang sah
triwulan pada
periode
mengalami miliar
Rp234,66
I-2014
laporan.
Berdasarkan komponennya, kenaikan nilai
atau
pada
periode
menjadi laporan.
pelambatan
pada miliar
triwulan pada
dari I-2014
triwulan
Pada triwulan laporan, rasio kemandirian daerah1) menunjukkan adanya pelambatan
34,67% pada triwulan I-2014 menjadi Tw I-2014 Twdari I-2015 741,26 829,16 pada triwulan laporan. Hal ini 31,62% 256,96 262,14 248,11 234,66 1) 1,57 1,96 Rasio kemandirian daerah (desentralisasi fiskal) merupakan 0,05 - perbandingan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap pendapatan daerah secara 7,22 25,5 keseluruhan, semakin tinggi rasio yang dimiliki maka semakin mandiri daerah tersebut.
Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kaimantan Tengah
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
mengindikasikan bahwa adanya penurunan
semakin tinggi nilai rasio maka semakin
pembiayaan
mandiri suatu daerah dalam pembiayaan
fiskal
Provinsi
Kalimantan
Tengah, terutama dalam pembiayaan. Rasio
keuangannya.
kemandirian daerah ini menunjukkan bahwa Tabel 4.3 Alokasi dan Realisasi Dana Perimbangan Tw I-2015 (dalam rupiah)
Jenis Dana Transfer Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Dana Bagi Hasil a. Dana Bagi Hasil Pajak b. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dana Penyesuaian
Pagu 1.280.595.848.000 72.525.848.000 358.806.694.700 159.817.407.700 198.989.287.000 337.647.600.000
Realisasi 426.865.268.000 21.757.788.000 20.136.761.700 17.235.598.650 2.901.163.050 92.105.450.000
% 33,33 30,00 5,61 10,78 1,46 27,28
dengan Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah diperoleh informasi penyebab melambatnya
Sumber: www.djpk.depkeu.go.id
Di
sisi
realisasi
triwulan
Dana
I-2015,
penyerapan
pada
sebesar33,33%,
Perimbanganpada
menunjukan Dana Dana
adanya
Alokasi Alokasi
Umum Khusus
mencapai 30%, Dana Bagi Hasil mencapai 5,61% dan Dana Penyesuaian mencapai 27,28%.
anggaran
triwulan
I-2015
dibandingkan triwulan I-2014 diantaranya adalah 1) Keterlambatan periode lelang dibandingkan tahun 2014 mengingat adanya keterlambatan pengajuan Negeri
2)
dalam
APBD
ke
pengesahan Kementrian
Beberapa
rekanan
dan Dalam belum
mengambil uang muka karena dana akan tersedia pada triwulan II-2015.
Realisasi Belanja Daerah Realisasi belanja daerah Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sampai dengan triwulan I-2015 mencapai Rp715,14 miliar atau sekitar 19,58%
realisasi
dari
target
anggaran
sebesar
Rp3.652,06miliar.
Realisasi
tersebutcenderung dibandingkan yangmencapai
sedikit
realisasi 20,50%
melambat
triwulan
I-2014
atau
sebesar
Rp645,29 miliar. Berdasarkan hasil diskusi
Berdasarkan
komponen
biaya,
realisasi
tertinggi pada triwulan I-2015 terjadi pada komponen belanja tidak langsung yaitu sebesar 21,10% atau mencapai Rp366,73 miliar, sementara realisasi belanja langsung tercatat sebesar 18,20% atau mencapai Rp348,40
miliar.
Hal
ini
berbeda
jika
dibandingkan dengan realisasi belanja pada triwulan I-2014, dimana komponen belanja
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
langsung merupakan yang tertinggi angka
sedangkan realisasi belanja tidak langsung
realisasinya
hanya mencapai 19,60%.
yaitu
mencapai
20,44%,
Tabel 4.4 Realisasi Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Tengah No
Jenis Dana Transfer
2 Belanja 2.1 Belanja Tidak Langsung
Pagu
Realisasi Tw I-2014
%
Pagu
Realisasi Tw I-2015
%
3.218.907.060.000
645.293.423.854
20,05
3.652.064.714.929
715.137.128.698
19,58
1.520.005.101.032
297.979.848.235
19,60
1.738.188.434.929
366.731.818.740
21,10
413.478.671.673
71.448.930.776
17,28
477.350.000.000
88.077.766.250
18,45
a
Belanja Pegawai
b
Belanja Subsidi
21.079.630.000
-
0,00
15.000.000.000
-
0,00
c
Belanja Hibah
294.508.620.000
78.320.657.500
26,59
526.263.600.000
102.520.027.900
19,48
68.776.445.000
-
0,00
80.256.445.000
11.593.000.000
14,44
561.334.380.000,00
104.107.321.027
18,55
465.123.964.010,00
144.412.905.794
31,05
159.162.886.932,00
44.102.938.932
27,71
172.349.425.919,00
19.678.118.796
11,42
d
Belanja Bantuan Sosial Belanja Hasil Pajak Daerah Provinsi Kepada e Pemerintah Kabupaten/Kota Belanja Bantuan Keuangan Kepada f Provinsi/Kabupaten/ Kota dan Pemerintah Desa dan Partai Politik g Belanja Tidak Terduga 2.2 Belanja Langsung
1.664.467.427,00
-
0,00
1.845.000.000,00
450.000.000
24,39
1.698.901.958.968
347.313.575.620
20,44
1.913.876.280.000
348.405.309.958
18,20
74.592.567.680
7.362.153.564
9,87
139.534.510.248
22.717.972.336
16,28
a
Belanja Pegawai
b
Belanja Barang dan Jasa
876.107.665.534
134.603.865.132
15,36
792.941.657.568
120.276.681.990
15,17
c
Belanja Modal
748.201.725.754
205.347.556.923
27,45
981.400.112.184
205.410.655.632
20,93
Sumber: Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah
Selanjutnya, Berdasarkan realisasi belanja
sebesar
SKPD di triwulan I-2015 tercatat BPAD
Disnakertrans 42,27% dan
memiliki realisasi tertinggi yaitu mencapai
40,70%. Sedangkan realisasi terendah terjadi
49,73%,
di Biro Aset sebesar 17,30%.
diikuti oleh Dinas
Perkebunan
43,54%,
Satpol
PP
43,15%,
Diskop UMKM
4.1.2 Realisasi Belanja Pemerintah Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah Realisasi belanja pemerintah kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah hingga triwulan IV2014 mencapai Rp6.637,85 miliar.Total realisasi anggaran belanja kabupaten/kota terhadap total target anggaran kabupaten/kota pada tahun 2014 baru mencapai 53,34%.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
Tabel 4.5Realisasi Belanja APBD Pemerintah Kabupaten/Kota NO.
KAB/KOTA
PAGU DANA
KEUANGAN (Rp)
REALISASI KEUANGAN
FISIK %
1
Kota Palangkaraya
1.098.222.522.067,43
106.299.877.937,00
9,68
10,32
2
Kotawaringin Barat
1.116.680.883.000,00
221.654.473.188,52
19,84
33,76
3
Kotawaringin Timur
1.385.469.618.500,00
378.250.394.554,00
27,3
31,81
4
Kapuas
1.490.668.663.000,00
283.631.272.205,00
19,03
19,9
5
Barito Selatan
943.889.487.169,00
93.098.084.163,00
9,86
10,65
6
Barito Utara
971.377.177.196,00
265.848.159.636,00
19,27
24,18
7
Sukamara
615.065.414.470,84
97.655.738.491,59
15,87
17,78
8
Lamandau
681.604.755.932,00
119.196.006.669,00
17,49
19,17
9
Seruyan
894.253.496.979,76
94.574.577.196,00
10,57
12,49
10
Katingan
1.157.810.099.252,03
166.322.397.490,00
14,37
25,62
11
Gunung Mas
831.093.498.773,00
133.775.069.295,00
16,09
19,75
12
Pulang Pisau
812.513.669.816,73
112.134.430.475,00
13,8
15,14
13
Barito Timur
847.067.250.002,70
111.568.856.971,21
13,17
19,89
14
Murung Raya
1.076.469.273.767,72
189.606.813.590,00
17,73
20,3
Sumber: www.djpk.depkeu.go.id / http://107.167.187.184/simppd/apps/2015/?mode=eis&mod=kabkota
Berdasarkan kabupaten/kota yang memiliki prosentase realisasi belanja terbesar adalah Kabupaten Kotawaringin Timur sebesar 27,30%, diikuti oleh Kabupaten Kotawaringin Barat sebesar 19,84%, dan Kabupaten Barito Utara sebesar 24,18%. Sementara Kota Palangka Raya menjadi kabupaten dengan realisasi terendah sebesar 9,68%, disusul oleh Kabupaten Barito Selatan sebesar 9,86%. Salah satu langkah yang dilakukan untuk mendorong peningkatan penyerapan anggaran adalah melalui pembentukan Tim Evaluasi Penyerapan Anggaran (TEPA) yang melibatkan seluruh kabupaten/kota diharapkan dapat meningkatkan upaya penyerapan anggaran belanja sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi di daerah.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
BAB V KETENAGAKERJAAN DAN KESEHATAN 5.1 Ketenagakerjaan perkembangan
Tengah tercatat meningkat sebesar 3,06%
ketenagakerjaan di Provinsi Kalimantan
(yoy) pada bulan Februari 2015 atau
Tengah
menjadi
Secara
umum,
pada
triwulan
I-2015
1.763.370
orang,
menunjukkan kondisi yang lebih baik.
berdampak
Hal tersebut terkonfirmasi dengan hasil Survei
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) yang
Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS Bulan
meningkat
Februari 2015 dimana jumlah angkatan
Februari 2014 menjadi 73,05% pada bulan
kerja di Provinsi Kalimantan Tengah pada
Februari 2015. Sementara itu, Tingkat
Bulan Februari 2015 mencapai 1.288.063
Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi
orang atau meningkat 3,23% (yoy) dari
Kalimantan Tengah pada Februari 2015
periode Februari 2014 yang berjumlah
sebesar
1.247.770
dibanding TPT Februari 2014 yakni sebesar
orang.
Sejalan
dengan
hal
langsung
sehingga
dari
pada
72,93%
3,14%,
Tingkat
pada
mengalami
bulan
kenaikan
2,71%.
tersebut, jumlah penduduk usia kerja (usia 15 tahun keatas) di Provinsi Kalimantan
Tabel 5.1 Perkembangan Penduduk Berdasarkan Jenis Kegiatan Utama No
Jenis Kegiatan Utama
2012 Februari
2013 Agustus
Februari
2014 Agustus
Februari
2015 Agustus
Februari
1 Penduduk usia >15th
1.569.318
1.581.235
1.593.229
1.691.671
1.711.028
1.740.361
1.763.370
2 Angkatan Kerja
1.157.988
1.105.263
1.157.143
1.158.834
1.247.770
1.193.171
1.288.063
1.126.573
1.070.210
1.136.066
1.124.017
1.213.985
1.154.489
1.247.624
31.415
35.053
21.077
34.817
33.785
38.682
40.439
411.330
475.972
436.086
532.837
463.258
547.210
475.307
73,79
69,90
72,63
68,50
72,93
68,56
73,05
2,71
3,17
1,82
3,00
2,71
3,24
3,14
334.771
382.288
375.627
457.148
416.440
433.065
360.390
Bekerja Penganggur 3 Bukan Angkatan Kerja Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) Tingkat Pengangguran 5 Terbuka (%) 6 Pekerja tidak penuh 4
0
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah
Secara sektoral, mayoritas penyerapan
Perikanansejalan dengan sektor utama
tenaga kerja mengalami peningkatan
daerah
di
perkebunan
periode
laporan,
tercatat
Pertanian.
Perkebunan,
Perburuan
dan
Sektor
kelapa
Tengah sawit
yaitu
dan
karet,
dimana pada periode laporan memiliki
Kehutanan,
Perikanan,
Kalimantan
penyerapan
Sektor
sebesar
melambat
serta Sektor Lembaga Keuangan, Real
bulan Februari 2014. Namun demikian,
Estate, Sewa dan Jasa Perusahaan yang
sektor
mengalami
Pertambangan
hal
tersebut
51,59%
atau
Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi
perlambatan,
dari
43,46%
utama
lain dan
yaitu
Sektor
Penggalian
Sektor
presentasi share yang menurun di bulan
peningkatan komposisi penyerapan yaitu
Februari 2015.Secara historis tiga tahun
masing-masing sebesar 9,11% dan 4,02%
terakhir, penyerapan tenaga kerja terbesar
pada bulan Februari 2015, dari semula
terjadi di sektor Pertanian. Perkebunan,
5,84% dan 2,98% pada bulan Februari
Kehutanan,
2014
dan
tercatat
serta
terlihat pada jumlah tenaga kerja.dan
Perburuan
Industri
dibandingkan
mengalami
. Tabel 5.2Pangsa Kegiatan Utama Penduduk Berdasarkan Sektoral No
Lapangan Kerja Utama
Pertanian, Kehutanan, 1 dan Perikanan Pertambangan dan 2 Penggalian
2013 Februari
%
2014 Agustus
%
Februari
%
2015 Agustus
%
Februari
%
643.783
53,79
596.570
53,07
626.328
51,59
613.186
51,26
533.469
43,46
83.948
7,01
79.988
7,12
70.850
5,84
69.910
5,84
111.778
9,11
25.645
2,14
33.193
2,95
36.150
2,98
69.910
5,84
49.323
4,02
2.112
0,18
1.992
0,18
2.627
0,22
2.830
0,24
7.392
0,60
5 Konstruksi/Bangunan
52.181
4,36
46.685
4,15
60.197
4,96
49.929
4,17
73.085
5,95
Perdagangan, Rumah 6 Makan, dan Jasa Akomodasi
171.076
14,30
155.387
13,82
172.969
14,25
178.791
14,95
211.232
17,21
28.912,0
2,42
35.650,0
3,17
25.353,0
2,09
27.974,0
2,34
21.885,0
1,78
13.327
1,11
17.364
1,54
22.084
1,82
14.973
1,25
15.698
1,28
175.759
14,69
157.188
13,98
197.427
16,26
168.817
14,11
203.762
16,60
1.196.743
100
1.124.017
100
1.213.985
100
1.196.320
100
1.227.624
100
3 Industri 4 Listrik, Gas dan Air
7
Angkutan, Pergudangan dan Komunikasi
Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, 9 Sosial dan Perorangan Total 8
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah
Tabel 5. 3 Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan
No
Jenis Kegiatan Utama
2012-2014 (%) 2013
2014
2015
Februari
Agustus
Februari
Agustus
Februari
1
Berusaha Sendiri
17,89
21,01
18,84
23,12
17,12
2
Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar
19,43
17,33
18,62
15,50
17,54
3
Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar
2,91
3,26
2,22
3,51
3,84
34,56
37,37
38,66
37,13
38,83
1,54
1,32
1,22
1,49
1,31
2,64
2,25
2,64
1,98
3,02
21,03 37,47 62,53
17,46 40,63 59,37
17,80 40,88 59,12
17,27 40,64 59,36
18,34 42,67 57,33
4 5 6 7
Buruh/karyawan/pegaw ai Pekerja bebas di pertanian Pekerja bebas di non pertanian Pekerja tidak dibayar Formal Informal
±59,54%. Namun demikian, semenjak di
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah
tahun 2012 adanya tren peningkatan Berdasarkan status pekerjaan utama,
penduduk yang bekerja di sektor formal
sebagian
di
dibandingkan informal, terlihat dengan
Kalimantan Tengah terserap di sektor
adanya peningkatan pangsa pekerjaan
informal 2.
formal dari tahun ke tahun.
tahun
besar
angkatan
kerja
Secara historis di 3 (tiga)
terakhir,
pangsa
pekerja
di
Kalimantan Tengah yang memiliki status pekerjaan utama formal dan informal relatif
stagnan
yaitu
±40,46%
dan
2
Status pekerjaan informal adalah pekerja yang mempunyai status selain sektor formal yaitu berusaha di bantu buruh tetap/buruh dibayar dan buruh/karyawan/pegawai
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
rumah
tangga
terhadap
ketersediaan
lapangan kerja di triwulan I-2015 masih Selanjutnya,
optimisme
di
tinggi (Grafik5.1). Di samping itu dengan
bidang ketenagakerjaan terus membaik
adanya kenaikan UMR yang terjadi di setiap
sejalan dengan perekonomian Kalimantan
tahunnya,
Tengah yang cukup kondusif di triwulan I-
masyarakat untuk bekerja di Kalimantan
2015. Berdasarkan hasil Survei Konsumen
Tengah. Berdasarkan data rilis BPS dan Dinas
(SK), indeks ketersediaan lapangan terjadi
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalteng, UMP
Kalimantan Tengah pada triwulan I-2015
Provinsi di Kalimantan Tengah pada tahun
mencapai
153,1
dibandingkan
masyarakat
ikut
mendorong
optimisme
atau
melambat
2015 adalah Rp1,89 juta atau meningkat
triwulan
sebelumnya
10% dari tahun 2014 yang berjumlah
sebesar157,7. Meskipun melambat, angka
Rp1,72 juta.
diatas 100 menunjukkan bahwa optimisme Grafik 5.1 Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Ketersediaan lapangan kerja
Indeks
Grafik 5.2 Perkembangan UMR Provinsi Kalteng Kalimantan Tengah
Rp Juta
250
1.896,3
2.000 1.724,0
1.800
200
1.553,1
1.600
157,7
153,1
150
1.400
100
117,5
1.134,6
1.200 1.000
100
800 50
765,9
873,1
1.225,0
986,5
600 400 Mar
Jan
2014
Feb
Des
Okt
Nop
Sep
Jul
Agust
Jun
Mei
Apr
Mar
Jan
Feb
0
2015
samping
investasi
di
itu,
meningkatnya
Kalimantan
0 2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015*
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah (diolah)
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah (diolah)
Di
200
realisasi
Tengah
dua proyek, sementara disisi Penanaman
ikut
Modal Asing (PMA), total realisasi di triwulan
mendorong peningkatan penyerapan tenaga
I-2015 mencapai US$164,05juta dengan 23
kerja di Kalimantan Tengah. Pada triwulan I
realisasi proyek, melambat dari triwulan
2015, di sisi Penanaman Modal Dalam Negeri
sebelumnya yang mencapai US$243,11 ribu
(PMDN), pada periode laporan mencapai
dengan 29 realisasi proyek, namun demikian
Rp639,54 miliar dengan realisasi 10 proyek,
total PMA ini masih tetap mendukung
meningkat dari triwulan sebelumnya yang
perekonomian dan penyerapan tenaga kerja.
mencapai Rp209,60 miliar dengan realisasi
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
5.2 Kesejahteraan Kondisi kesejahteraan masyarakat Kalimantan
bulan Maret 2015 disebabkan oleh indeks
Tengah
yang
antara
lain
diukur
dengan
diterima
oleh
petani
mengalami
pendekatan Nilai Tukar Petani (NTP) - yang
peningkatan pada periode laporan. Hal ini
menggambarkan
tersebut mencerminkan bahwa penerimaan
tingkat
kesejahteraan
petani atas kegiatan produksi yang dilakukan,
yang
serta profil kemiskinan - yang menujukkan
mengalami
banyaknya penduduk yang memiliki tingkat
pengeluaranterutama
pengeluaran
dan/atau memproduksi pertanian juga ikut
di
bawah
kategori
garis
kemiskinan.
diperoleh
dari
kegiatan
perbaikan
bertani
walaupundari untuk
sisi
konsumsi
meningkat, terutama kenaikan BBM yang kesejahteraan
menyebabkan melambungnya harga faktor
masyarakat cenderung melambat namun
input. Namun demikian, Indeks Ekspektasi
tetap
Penghasilan Konsumen pada triwulan I-
Pada
triwulan
I-2015,
kondusif
pertumbuhan
dalam
ekonomi
menopang Kalimantan
2015yang
diperoleh
dari
hasil
Survei
Tengah.Hal tersebut terkonfirmasi melalui
Konsumen menunjukkan adanya peningkatan
penurunan yang terjadi pada Indeks Nilai
yaitu sebesar 151,6 dari 148,1di triwulan
Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan.
sebelumnyasehingga
Pada triwulan I-2015 ini, Nilai Tukar Petani
masyarakat
Kalimantan Tengah tercatat sebesar 99,55%
memenuhi
kebutuhan
atau turun 1,13 % dari triwulan sebelumnya
penghasilan
yang
yang mencapai 98,42%. Peningkatan NTP di
tergolong baik.
0
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
level
Kalimantan
optimisme
Tengah
dalam
hidupnya
melalui
didapatkan
masih
Grafik 5.3Ekspektasi Penghasilan
Grafik 5.4Perkembangan NTP NTP
Ekspektasi Pengahasilan
Indeks
Keterangan
200 180 151,6
148,1
160 140
120
100
100 80
Tw I-2014 Tw II-2014 Tw III-2014
Tw IV-2014 Tw I-2015
Indeks harga yang diterima pertani
111,59
112,47
113,36
114,77
115,97
Indeks yang dibayar petani
108,89
111,10
112,72
116,61
116,49
Konsumsi rumah tangga
110,13
112,69
114,45
118,31
120,5
Bahan makanan
110,53
114,60
116,00
118,69
127,53
Makanan jadi
109,80
111,06
113,64
114,41
115,09
Perumahan
107,82
109,90
111,76
113,60
115,02
Sandang
107,94
108,25
111,66
113,28
114,69
Kesehatan
108,70
109,42
110.91
113,42
113,3
Pendidikan. rekreasi dan olah raga
106,44
107,77
109,77
110,45
110 124,12
Transportasi dan komunikasi
113,75
114,95
115,89
133,64
60
Pengembangan Modal
104,64
105,59
106,89
110,46
109,5
40
Bibit
101,11
101,50
102,64
103,06
107,29
20
Obat-obatan dan pupuk
104,42
105,36
106,87
106,21
110,33
Sewa lahan. pajak dan lainnya
100,68
101,57
102,54
102,90
108,45
Transportasi dan komunikasi
113,02
114,46
115,43
138,34
126,01
Penambahan barang modal
104,73
105,71
106,68
107,92
107,6
Upah buruh tani
102,95
103,58
105,12
106,52
108,87
Nilai Tukar Petani
102,49
101,23
100.56
98,42
99,55
Nilai Tukar Usaha Pertanian
106,64
106,51
106,05
103,90
105,91
2014
Feb
Mar
Jan
Des
Okt
Nop
Sep
Jul
Agust
Jun
Mei
Apr
Mar
Jan
Feb
0
2015
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah (diolah)
Sampai dengan bulan September 2014, jumlah penduduk miskin yang merupakan
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah (diolah)
Grafik 5.5Perkembangan Kemiskinan di Kalimantan Tengah
gabungan dari kota dan desa di Kalimantan Tengah mencapai 148.825 orang atau 6,07% dari total penduduk di Kalimantan Tengah, menurun dibandingkan periode bulan Maret 2014 yang mencapai 149.384 orang atau 6,23%. Sementara itu, garis kemiskinan di Kalimantan Tengah pada September 2014 sebesar
Rp330.869
atau
Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah)
mengalami Grafik 5.6 Indeks Gini
peningkatan sebesar 4,02% dibandingkan dengan garis kemiskinan bulan Maret 2014 yaitu sebesar Rp318.094. Sementara itu, indeks keparahan kemiskinan juga yang sebelumnya menunjukkan tren yang menurun sedikit membaik pada triwulan laporan.Hal ini mengindikasikan bahwa ratarata pengeluaran penduduk miskin masih
Sumber : BPS Kalimantan Tengah (diolah)
cenderung mendekati garis kemiskinan.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
Sejalan
dengan
kondisi
tersebut,
ketimpangan pengeluaran penduduk miskin yang cenderung meningkat sebagaimana terindikasi dari Rasio Gini3 (Grafik 5.6).Kondisi demikian
menjadi
early
warning
bagi
pemerintah daerah untuk terus berupaya dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat
melalui
penciptaan
lapangan
kerja serta pengoptimalan belanja daerah untuk infrastruktur
mendorong
pembangunan
yang mampu meningkatkan
aktivitas perekonomian.
3
Indikator pada Indeks Gini adalah semakin mendekati 1 maka semakin besar ketimpangan dalam distribusi pendapatan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
1
BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
akan menjadi pendorong utama pertumbuhan
6.1 Prospek Ekonomi Makro Regional
panen raya komoditi beras yang diperkirakan akan
investasi di triwulan II 2015. Sementara kegiatan ekspor diperkirakan masih akan meningkat di triwulan
Kalimantan
komponen
sisi
seiring
masih
tingginya
Tengah khususnya untuk komoditas tambang. Dari sisi sektoral, masih tingginya permintaan dari negara
mitra
dagang
akan
mendorong
pertumbuhan sektor pertambangan. Sementara berlangsung di pertengahan April hingga bulan
Tengah
pada
triwulan II 2015 diperkirakan didorong oleh semua
2015
permintaan negara mitra dagang Kalimantan
Mei Perekonomian
II
permintaan.
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan II 2015 diperkirakan dalam arah yang meningkat dalam kisaran 7,9% - 8,4%
akan mendorong pertumbuhan sektor
pertanian. Membaiknya perkiraan perekonomian negara mitra dagang utama Kalimantan Tengah akan mendorong peningkatan ekspor di tahun 2015. Ekonomi global diperkirakan akan terus membaik, didorong
perbaikan
ekonomi
negara
maju,
sementara negara berkembang masih dalam trend
(yoy).
melambat. Dari sisi domestik, diperkirakan pada
Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga akan
tahun 2015 secara keseluruhan ekonomi Indonesia
mengalami peningkatan dibandingkan periode
akan tumbuh stabil di kisaran 5,4% - 5,8% (yoy).
sebelumnya seiring adanya beberapa moment hari
Dengan mempertimbangkan
besar pada triwulan II 2015 yang akan mendorong
global dan domestik, ekonomi Kalimantan Tengah
peningkatan konsumsi.
secara keseluruhan tahun 2015 akan tumbuh pada
Disisi investasi kegiatan
proyek yang bersifat multiyears diperkirakan masih Grafik 6.1 Perkembangan PDRB Kalteng dan Proyeksi
kondisi ekonomi
kisaran 7,7% - 8,2% (yoy). Grafik 6.2 Indeks Tendensi Konsumen dan Perkiraan
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
2
masih akan berlangsung hingga tahun 2017.
6.1.1 Inflasi Bulanan (mtm) Pada
triwulan
permintaan
II-2015,
lokal
komponen
cenderung
sisi
menguat
dibandingkan triwulan I 2015. Komponen sisi permintaan
pada
triwulan
II
2015
akan
didorong oleh peningkatan konsumsi, baik
Sementara itu, proyek pembangunan jalur kereta api batubara Kalimantan Tengah yang semula direncanakan ground breaking pada Maret 2015 diperkirakan akan dilakukan pada bulan Juni 2015.
konsumsi rumah tangga maupun konsumsi
Pada triwulan II 2015 diperkirakan kinerja
pemerintah, serta masih kuatnya sisi investasi.
komponen
Terjadinya peningkatan konsumsi rumah tangga
Tengah akan meningkat sehubungan dengan
padda triwulan II 2015 terindikasi dari hasil
masih
survei
membaiknya
BPS
yang
menunjukan
adanya
ekspor
tingginya
dan
impor
permintaan
perekonomian
Kalimantan ekspor
negara
dan mitra
peningkatan seluruh komponen indeks tendensi
dagang utama Kalimantan Tengah. Tingginya
konsumen.
volume
Disisi
lain
angka
realisasi
ekspor
Kalimantan
Tengah
pada
penyerapan APBD Kalimantan Tengah pada
triwulan I 2015 diperkirakan masih akan
triwulan I 2015 yang masih berada dibawah
berlanjut
target
komoditas batubara yang menjadi pendorong
yang
ditetapkan diperkirakan
akan
pada
triwulan
II
2015.
Ekspor
meningkatkan konsumsi pemerintah di triwulan
utama
II 2015.
Kalimantan Tengah diperkirakan masih dalam
Komponen
investasi
diperkirakan
akan
Kalimantan menguat
dengan
keberlanjutan
bersifat
multiyear
beberapa
proyek
sehubungan
proyek-proyek
dan pada
Tengah
akan
yang
dimulainya
triwulan
II
2015.
Beberapa proyek besar yang masih dalam tahap pembangunan
diantaranya
terminal
Bandara
baru
Tjilik
pembangunan Riwut
kondisi
petumbuhan menguat
komponen
seiring
masih
ekspor tingginya
permintaan dari India dan Jepang. Disisi lain mulai membaiknya perekonomian dunia dan negara
mitra
dagang
Kalimantan
Tengah
seperti Jepang, India dan beberapa negara ASEAN akan mendorong pertumbuhan ekspor ke level yang lebih tinggi.
yang
diperkirakan baru akan selesai pada tahun 2017, pembangunan beberapa hotel besar di kota Palangka Raya dan Sampit (Hotel Neo, Hotel Mercure, dan Hotel Aquarius Sampit) serta pembangunan PLTG Bangkanai yang
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
3
Tabel 6.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara
Pertumbuhan Ekonomi (%) Amerika Serikat Eropa Tiongkok Jepang India
WEO (IMF) Jan-15 2015p 2016p 3.6 3.3 1.2 1.4 6.8 6.3 0.6 0.8 6.3 6.5
WEO (IMF) Mar-15 2015p 2016p 3.2 3.9 1.2 1.6 7.0 6.9 1.3 1.6 6.4 6.7
Keterangan : lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sama dengan perkiraan sebelumnya lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya
Grafik 6.3 Perkembangan Harga CPO
Pada
Triwulan
internasional Batubara)
II
2015,
komoditas
Kalimantan
indeks
utama Tengah
(CPO
Grafik 6.4 Perkembangan Harga Batubara
harga
masih mengalami penurunan. Kebijakan energi
dan
Tiongkok yang mulai mengurangi proyek-
diperkirakan
proyek
yang
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
menggunakan
batubara
4
mendorong penurunan harga batubara di pasar dunia. Disisi lain permintaan Tiongkok terhadap CPO belum menunjukan adanya perbaikan, bahkan pada triwulan I 2015 yang bertepatan dengan adanya Tahun Baru Imlek tercatat tidak ada peningkatan permintaan yang signifikan dari Tiongkok.
6.1.2 Inflasi Bulanan (mtm) Pada Triwulan II 2015, seluruh sektor utama Kalimantan
Tengah
diperkirakan
mengalami
peningkatan seiring adanya faktor musiman dan peningkatan permintaan domestik menjelang perayaan hari besar. Dengan mempertimbangkan perkembangan
tersebut
diperkirakan
Trend penurunan harga CPO dunia yang terjadi
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada
dalam 3 tahun terakhir mendorong pemerintah
triwulan II 2015 7,9 % - 8,4 % (yoy).
pusat melalui Kementerian ESDM pada tanggal kebijakan
Sektor pertanian diperkirakan akan meningkat
mandatori pemanfaatan biodiesel 15 % (B15).
pada triwulan II 2015. Faktor musiman panen
Namun dari informasi yang dihimpun beberapa
raya komoditas padi di beberapa daerah sentra
kontak liaison dari sektor perkebunan dan
seperti Kapuas, Pulang Pisau dan Katingan yang
industri pengolahan diperkirakan bahwa hingga
akan berlangsung pada bulan April hingga
triwulan II 2015 di Kalimantan Tengah belum
pertengahan Mei diperkirakan akan mendorong
ada pengembangan pengolahan CPO sebagai
laju pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan
biodiesel. Biaya pengembangan yang tinggi dan
II 2015. Sementara itu dari subsektor perkebunan,
harga jual yang rendah menjadi penyebab
kecukupan curah hujan pada triwulan II 2015
belum adanya pengolahan CPO untuk biodiesel
diperkirakan akan meningkatkan produksi TBS
di Kalimantan Tengah.
dalam periode tersebut.
23
Maret
Sektor
2015
mengeluarkan
pertambangan
diperkirakan
masih
Industri pengolahan pada triwulan II 2015
menguat pada triwulan II 2015. Masih tingginya
diperkirakan
permintaan komoditas batubara dari India dan
peningkatan produksi TBS di triwulan II akan
Jepang diperkirakan akan menjadi pendorong
mendorong peningkatan produksi CPO seiring
utama pertumbuhan sektor pertambangan.
masih tingginya permintaan dalam negeri
Sementara itu mulai beroperasinya beberapa
terutama menjelang bulan Ramadhan dan Idul
smelter khususnya zircon diperkirakan akan
Fitri.
mendorong
pertumbuhan
akan
meningkat
.
Perkiraan
subsektor
pertambangan mineral di Kalimantan Tengah
Sektor perdagangan besar akan menguat seiring
pada triwulan II 2015.
meningkatnya
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
permintaan
dalam
negeri
5
menjelang beberapa momen hari besar.
Pada
Sektor
konstruksi
di
Kalimantan
Tengah
triwulan II 2015 tercatat beberapa momen hari
diperkirakan akan menguat pada triwulan II 2015.
besar
mendorong
Setelah tumbuh cukup tinggi pada triwulan I
peningkatan konsumsi yakni rangkaian HUT
2015, pada periode selanjutnya sektor konstruksi
Kalimantan Tengah yang diperkirakan akan
diperkirakan masih meningkat seiring masih
melibatkan ±14.000 orang dalam perayaannya
berlangsungnya beberapa proyek besar yang
dan
bersifat multiyear, disisi lain rencana ground
yang
bulan
diperkirakan
Ramadhan
akan
yang
jatuh
pada
pertengahan bulan Juni.
breaking pembangunan jalur kereta api batubara
Kalimantan Tengah yang akan dilaksanakan pada
untuk meredam peningkatan permintaan daging
bulan Juni 2015 akan semakin mendorong
ayam ras dan ikan menjelang bulan Ramadhan.
pertumbuhan sektor ini.
6.2
Peningkatan
tekanan
inflasi
volatile
food
diperkirakan akan terjadi di triwulan II 2015
Prospek Inflasi Daerah
seiring
peningkatan
permintaan
menjelang
Laju inflasi Kalimantan Tengah secara umum
beberapa momen besar. Disisi lain ketersediaan
diperkirakan berada dalam rentang 4,65% -
pasokan pada triwulan II 2015 diperkirakan dapat
5,65% (yoy). Tekanan inflasi yang relatif tinggi
mencukupi
diperkirakan akan dari kelompok volatile food dan
komoditas beras diperkirakan panen raya di
administered prices, sementara kelompok inti
daerah sentra (Pulang Pisau dan Kapuas) yang
diperkirakan akan relatif stabil. Adanya momen
jatuh pada periode April hingga Mei 2015 dapat
beberapa perayaan yang jatuh pada triwulan II
memenuhi permintaan yang tinggi pada triwulan
2015 diperkirakan akan mendorong peningkatan
II 2015. Sementara itu diperkirakan akan terjadi
permintaan.
Provinsi
peningkatan konsumsi daging ayam ras dan ikan
Kalimantan Tengah telah dilakukan beberapa
air tawar menjelang datangnya bulan Ramadhan.
upaya untuk meredam adanya peningkatan
Kelancaran Pasokan dari luar daerah perlu
permintaan diantaranya dengan melaksanakan
diperhatikan dalam rangka memenuhi permintaan
pasar penyeimbang mulai awal Mei hingga satu
yang tinggi pada periode tersebut. Kondisi cuaca
minggu setelah Idul Fitri. Sementara itu kandang
pada triwulan II 2915 diperkirakan dalam kondisi
penyangga dan kolam penyangga disiapkan
yang baik untuk mendukung kegiatan distribusi.
Namun
melalui
TPID
permintaan
yang
ada.
Untuk
Trend kenaikan harga minyak dunia diperkirakan Tekanan
kelompok
administered
prices
masih akan terjadi hingga triwulan II 2015, hingga
diperkirakan masih tinggi pada triwulan II 2015.
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
6
bulan April 2015 tercatat harga minyak dunia
PERTAMINA dapat menimbulkan potensi tekanan
sudah mencapai level 55,70 USD/ Barrel. Disisi
inflasi pada kelompok administered prices.
lain, belum stabilnya pasokan gas LPG 3 kg dari
Kajian Ekonomi dan Keuangan Provinsi Kalimantan Tengah Triwulan I 2015
7