PUTUSAN NOMOR 04/Pdt.G/2008/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara perdata agama dalam tingkat banding dalam sidang musyawarah majelis telah menjatuhkan putusan atas perkara yang diajukan oleh ; PEMBANDING, umur 36 tahun agama Islam, pekerjaan Mahasiswa / ibu rumah tangga, alamat di Kabupaten Maros, semula penggugat konvensi / tergugat rekonvensi dan kuasa dari
saudaranya Andi Kurniati binti Andi
Muhammad, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 17 April 2007, sekarang pembanding. melawan 1. TERBANDING , umur 45 tahun, agama Islam, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil ( Guru SD ) bertempat tinggal di Kabupaten Maros, yang pada tingkat banding ini diwakili oleh kuasa hukumnya Fatimah, M.Padang S.H., advokat / penasehat hukum yang berkantor di Kompleks Perumahan Bumi Permata Sudiang Blok A2, / 17 Makassar, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 12 Desember 2007 semula tergugat konvensi / penggugat rekonvensi, sekarang terbanding. 2. TURUT TERBANDING I, umur 42 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal
Kabupaten Maros, semula penggugat
konvensi/tergugat rekovensi dan kuasa dari Andi Kurniati binti Andi Muhammad, sekarang turut
terbanding I.
3. TURUT TERBANDING II, umur 34 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Kabupaten Bone, semula diwakili oleh kedua saudaranya tersebut diatas, selaku penggugat konvensi / tergugat rekonvensi sekarang turut terbanding II. Pengadilan Tinggi Agama tersebut . Telah membaca dan mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhubungan dengan perkara ini TENTANG DUDUK PERKARANYA
2
Mengutip semua uraian tentang hal ini, sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Maros Nomor 49 /Pdt.G/2007/PA Mrs. tanggal 26 September 2007 M, bertepatan tanggal 14 Ramadhan 1428 H, yang amarnya berbunyi : DALAM KONVENSI DALAM EKSEPSI: - Menolak eksepsi tergugat DALAM POKOK PERKARA -
Mengabulkan gugatan penggugat sebagian.
-
Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan oleh Panitera / Jurusita atas obyek sengketa yang dikabulkan serta memerintahkan untuk mengangkat yang selebihnya.
-
Menentukan para ahli waris almarhum PEWARIS yaitu : 1. …………………………. ( isteri ) 2. …………………………. ( saudara ); 3. ………………………….. ( saudara) ; 4. ………………………….. ( saudara );
-
Menyatakan obyek sengketa berupa : 1. Sebidang tanah luas ± 1 ha. yang di atasnya rumpun bambu, yang terletak di Kabupaten Maros, dengan batas-batas: - Sebelah utara dengan sungai - Sebelah selatan dengan sawah – dan --; - Sebelah timur dengan sungai; - Sebelah barat dengan sungai; 2. Sisa uang Rp.15.000.000,-( Lima belas juta rupiah ) atas penjualan obyek sengketa tanah kebun terletak di Kabupaten Maros; seluas 70 are yang belum dibayarkan oleh -- . adalah harta warisan almarhum PEWARIS
yang harus dibagi kepada ahli
warisnya . - Menentukan pembagian harta warisan tersebut sebagai berikut : 1. ISTERI memperoleh ¼ bagian; 2. SAUDARA memperoleh 1/3 x ¾ bagian; 3. SAUDARA memperoleh 1/3 x ¾ bagian; 4. SAUDARA memperoleh 1/3 x ¾ bagian; -
Menyatakan obyek sengketa berupa:
3
1. 1 (satu ) buah rumah tinggal dalam perhitungan tahap penyelesaian 60 % type 36, luas 9 x 14 m², terletak di Kabupaten Maros; dengan batas-batas: - Sebelah utara dengan rumah --; - Sebelah selatan dengan rumah --; - Sebelah timur dengan rumah --; - Sebelah barat dengan Gudang --; 2. Sisa uang pesangon Alm. PEWARIS sebesar Rp.36.650.000 ( tiga puluh enam juta enam ratus lima puluh ribu rupiah ); adalah harta bersama dalam perkawinan Alm. PEWARIS dengan tergugat. -
Menentukan pembagian harta bersama tersebut sebagai berikut : 1. ISTERI memperoleh ½ bagian harta bersama ditambah
( ¼x½ )
bagian harta warisan = 5/8 bagian. 2. SAUDARA memperoleh 1/3 x 3/8 bagian. 3. SAUDARA memperoleh 1/3 x 3/8 bagian 4. SAUDARA memperoleh 1/3 x 3/8 bagian. - Menghukum tergugat untuk melakukan pembagian dan pemisahan atas harta bersama dan harta warisan Alm. PEWARIS tersebut kemudian menyerahkan kepada penggugat bagiannya masing-masing. - Menyatakan bahwa apabila pembagian dan pemisahan tersebut tidak memungkinkan dilakukan secara riil, maka akan dilakukan penjualan lelang dengan perantaraan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Makassar. - Menolak gugatan penggugat untuk selain dan selebihnya.
DALAM REKONVENSI DALAM EKSEPSI - Menolak eksepsi tergugat. DALAM POKOK PERKARA. -
Menolak gugatan penggugat.
DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI -Menghukum tergugat konvensi / penggugat rekonvensi untuk membayar biaya perkara yang hingga kini diperhitungkan sebesar Rp.1.686.000 ( satu juta enam ratus delapan puluh enam ribu rupiah )
4
Menimbang, bahwa terhadap Putusan Pengadilan Agama Maros tersebut. Pembanding merasa tidak puas, selanjutnya mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Agama Makassar melalui Pengadilan Agama Maros sesuai Akta banding No 49/Pdt.G/2007/PA Mrs., tanggal 5 Oktober 2007. Menimbang, bahwa permohonan banding a quo telah diberitahukan secara saksama kepada pihak lawannya pada tanggal 10 Oktober 2007. Menimbang, bahwa pembanding telah melengkapi permohonan bandingnya dengan memori banding yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Agama Maros pada tanggal 21 Nopember 2007 dan telah di sampaikan pula kepada pihak lawannya pada tanggal 22 Nopember 2007. Menimbang, bahwa terbanding telah pula mengajukan kontra memori banding yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Agama Maros pada tanggal 14 Desember 2007 dan telah disampaikan kepada pihak pembanding pada tanggal 19 Desember 2007. Menimbang, bahwa baik pembanding maupun terbanding, oleh Panitera Pengadilan Agama Maros telah diberi kesempatan untuk memeriksa berkas perkara banding seperti ternyata dalam Surat Pemberitahuan memberi kesempatan pihakpihak untuk melihat,membaca dan memeriksa ( Inzage ) berkas perkara masingmasing pada tanggal 11 Desember 2007 dan telah dilaksanakan oleh kuasa tergugat. terbanding pada tanggal 14 Desember 2007 kecuali pembanding tidak datang memeriksa.
TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding pembanding diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara-cara serta memenuhi syarat menurut ketentuan perundang-undangan, maka permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima. DALAM KONVENSI DALAM EKSEPSI. Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi Agama membaca serta mempelajari secara saksama putusan hakim pertama, berita acara serta semua surat yang berhubungan dengan eksepsi, maka Pengadilan Tinggi Agama berpendapat bahwa atas dasar-dasar apa yang telah dipertimbangkan oleh hakim pertama dalam
5
putusannya Pengadilan Tinggi Agama tidak sependapat dan akan membuat pertimbangan sendiri sebagai berikut. Menimbang, bahwa surat kuasa yang dipakai oleh penggugat konvensi / tergugat rekonvensi dalam perkara ini masih bersifat umum dari sisi wilayah penggunaannya, pada hal semestinya surat kuasa yang dipakai untuk berperkara di Pengadilan haruslah bersifat khusus dan dengan rinci Pengadilan Tinggi Agama berpendapat bahwa surat kuasa tersebut. hanya dapat dipakai pada tingkat Pengadilan Agama Maros saja tidak menjangkau Pengadilan yang lebih tinggi. Menimbang, bahwa demikian pula surat kuasa tanggal 17 April 2007 tersebut ada dua orang penerima kuasa ( SAUDARA ) dari seorang pemberi kuasa ( SAUDARA ) sedangkan pada Akta permohonan banding hanya satu orang yang bermohon yaitu SAUDARA saja, dan tidak ada ditemukan surat kuasa dari SAUDARA kepada SAUDARA sehingga posisi pihak penggugat dalam perkara ini pada tingkat banding harus diperbaiki menjadi pihak turut terbanding I dan turut terbanding II yang pada posisi awalnya mereka menempati posisi penggugat konvensi / tergugat rekonvensi. Menimbang, bahwa mengenai pertimbangan hakim pertama tentang eksepsi adanya paman atau anak paman Almarhum PEWARIS yang dikatakan tidak secara jelas menentukan hubungan kekerabatan antara almarhum PEWARIS dengan orang-orang yang didalilkan sebagai paman, sehingga eksepsi dinyatakan ditolak,pertimbangan tersebut tidak dapat dibenarkan. Menimbang, bahwa didalam berita acara tanggal 4 Juni 2007 penggugat menjawab eksepsi tergugat tersebut. bahwa mengenai masalah siapa saja yang harus menggugat dalam perkara ini, bukan urusan tergugat, yang jelas dalam perkara ini penggugat konvensi mempunyai kepentingan hukum terhadap tergugat konvensi, dan yang perlu disalahkan apabila masih ada ahli waris lain yang ada hubungannya dengan perkara ini yang penggugat tidak gugat. Menimbang, bahwa menurut Pengadilan Tinggi Agama jawaban penggugat konvensi tersebut adalah merupakan pengakuan, karena penggugat tetap bertahan bahwa gugatannya tidak cacat yuridis ( Plurium Litis Consertium ) sehingga tidak mau merobah gugatan tersebut. Menurut penggugat yang perlu disalahkan apabila ada ahli waris lain yang ada hubungannya dengan perkara ini yang tidak digugat, oleh karena itu gugatan penggugat adalah tetap merupakan gugatan yang kurang lengkap pihaknya dan ini merupakan salah satu bentuk error in persona dan sesuai
6
putusan Mahkamah Agung Reg. Nomor 537/K/AG/1996 tanggal 5 Oktober 1998 pihak yang berhak terhadap warisan, tetapi tidak mau ikut menggugat, ia harus tetap diikutkan dalam perkara dalam posisi sebagai turut tergugat,tujuannya agar pembagian porsi para ahli waris tidak ada yang dirugikan. Menimbang, bahwa pertimbangan hakim pertama dalam eksepsi tersebut diatas adalah merupakan dukungan kepada jawaban penggugat yang keliru, karena tidak mau mengakui kesalahan gugatannya yang cacat tersebut.Sehingga dengan demikian pertimbangan tersebut ikut menjadi keliru. menurut Pengadilan Tinggi Agama hubungan kekerabatan antara almarhum PEWARIS dengan PAMAN dan lain-lain yang disebutkan dalam eksepsi tersebut adalah paman (sudah jelas) Paman ( ‘am ) boleh saudara laki-laki dari ayah almarhum
/ pewaris yang sekandung
atau seayah saja. Jika paman sudah meninggal, maka anaknya lagi paman yang laki-laki ( Ibn ‘am ) semuanya adalah ahli waris dengan posisi ashabah. Menimbang, bahwa istilah tidak secara jelas dapat dibenarkan apabila tergugat menyatakan dalam eksepsinya masih ada ahli waris lain yang tidak diikutkan dalam perkara akan tetapi tergugat menyatakan masih ada paman yang tidak ikut, istilah paman menurut Pengadilan Tinggi Agama sudah rinci dan baku dalam susunan ahli waris. seperti ayah, ibu, datuk, anak, suami, isteri, paman dan sebagainya hakimlah nanti yang menelusuri dengan pertanyaan siapa namanya berapa jumlahnya dan sebagainya sesuai kebutuhan. Menimbang, bahwa sebenarnya jawaban yang dibutuhkan oleh eksepsi tergugat. terbanding hanyalah apakah benar ada atau tidak ada paman / anak paman yang masih hidup, Akan tetapi jawaban penggugat pembanding ternyata lain, pada hal apabila dijawab ada atau tidak tentu diselesaikan dengan perbaikan gugatan atau dengan pembuktian. Dalam hal ini seakan lebih memahami hukum mawaris sehingga gugatan tidak perlu diperbaiki, oleh karena itu Pengadilan Tinggi Agama menilai penggugat tidak menjawab eksepsi tersebut, sehingga nilainya
sama
dengan pengakuan. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka eksepsi tergugat terbanding dapat dikabulkan. DALAM POKOK PERKARA Menimbang, bahwa oleh karena eksepsi tergugat dikabulkan, maka menurut hukum pemeriksaan terhadap pokok perkara tidak perlu dimasuki lagi.
7
Menimbang, bahwa walaupun Pengadilan Tinggi Agama tidak memasuki pemeriksaan pokok perkara, namun dipandang perlu mengoreksi sedikit, agar kedepan hakim pertama tidak keliru memakai pasal-pasal dan istilah dalam ilmu faraid / mawaris. Menimbang, bahwa mengenai pertimbangan hakim pertama yang menempatkan tiga orang perempuan bersaudara dari alamarhum PEWARIS sebagai asabah adalah keliru. Oleh karena dalam ilmu faraid tidak ada perempuan yang menjadi ashabah dengan sendirinya ( ashabah binafsih ) yang boleh perempuan mendapat bagian ashabah apabila ada ahli waris lain yang menjadikan ia ashabah, apakah ia ashabah bil ghair atau ashabah ma’al ghair. Menimbang, bahwa bagian tiga perempuan bersaudara, tetap mendapat bagian waris 2/3 ( dua pertiga ), jika memang tidak ada ahli waris lain kecuali isteri dan tiga orang saudara perempuan tersebut, maka tiga orang bersaudara itu mendapat tambahan bagian rad, sehingga ketiganya mendapat tambahan 1 ( satu ) bagian yang semula mendapat 8 bagian menjadi 9 bagian dari pokok masalah 12 ( dua belas ) atau 9/12, sedang isteri tetap mendapat ¼ atau 3/12 bagian sehingga jumlahnya bulat menjadi 12/12, dasar hukumnya bukan pasal 182 Kompilasi Hukum Islam akan tetapi pasal 192 Kompilasi Hukum Islam. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas maka putusan hakim pertama tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan. Dalam rekonvensi. Menimbang, bahwa oleh karena gugatan konvensi tidak diterima maka berdasarkan hukum gugatan rekonvensipun harus tidak diterima. dan jika penggugat rekonvensi tetap ingin memperkarakan obyek gugatannya, maka ia harus mengajukan tersendiri, oleh karena gugatan rekonvnensi itu pada hakekatnya adalah sengketa tersendiri. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka gugatan dalam rekonvensi harus dinyatakan tidak dapat diterima. Dalam konvensi dan rekonvensi. Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini bukan sengketa perkawinan maka berdasarkan pasal 192 ayat (1) Rbg, semua biaya perkara dalam dua tingkat Peradilan dibebankan kepada penggugat konvensi / tergugat rekonvensi / pembanding secara tanggung renteng, karena dianggap kalah dalam perkara ini.
8
Mengingat akan pasal-pasal dari Peraturan Perundang-undangan yang berkenaan dengan perkara yang bersangkutan MENGADILI -
Menyatakan permohonan banding pembanding dapat diterima.
- Membatalkan Putusan Pengadilan Agama Maros Nomor 49/Pdt.G/2007/PA Mrs tanggal 26 September 2007 M, bertepatan tanggal 14 Ramadhan 1428 H. Dan dengan mengadili sendiri, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut Dalam konvensi Dalam eksepsi -
Mengabulkan eksepsi tergugat
-
Menyatakan gugatan penggugat mengidap cacat formil dalam bentuk eroor in persona / plurium litis consortium ( gugatan kurang pihak ).
Dalam pokok perkara. -
Menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima.
Dalam rekonvensi -
Menyatakan gugatan rekonvensi tidak dapat diterima.
Dalam konvensi dan rekonvensi -
Menghukum penggugat konvensi / tergugat rekonvensi / pembanding membayar biaya perkara pada dua tingkat Peradilan dan khusus pada tingkat banding saja sebesar Rp 150.000,00. ( seratus lima puluh ribu rupiah ). Demikianlah putusan ini dijatuhkan dalam sidang musyawarah majelis
hakim Pengadilan Tinggi Agama Makassar pada hari Rabu tanggal 9 April 2008 M, bertepatan tanggal 2 Rabiulakhir 1429 H, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Drs.H.M.Zubair, Ketua majelis, dihadiri oleh Dra. Hj. Rahmah Umar dan Drs. H. Abuhuraerah, S.H, M.H, masing-masing hakim anggota yang ditunjuk berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Makassar tanggal 14 Januari 2008 dibantu oleh Drs. Juddah S panitera pengganti tanpa dihadiri oleh para pihak yang berperkara. Hakim Anggota,
Ketua Majelis,
9
Dra.Hj.Rahmah Umar
Drs.H.M.Zubair
Drs.H.Abuhuraerah,S.H.,M.H.
Panitera Pengganti
Drs. Juddah. S. Perincian biaya: - Materai
Rp. 6.000,00,-
- Pemberkasan
Rp.144.000.00,-
Jumlah
Rp. 150.000.00,Untuk Salinan. Panitera Pengadilan Tinggi Agama Makassar.
Supardjiyanto, S.H. AMP. AMAR PUTUSAN PERKARA NOMOR A. Tanggal Putusan
: 4/Pdt.G/2008/PTA Mks. :
B. Amara Putusan Lengkap : MENGADILI -
Menyatakan permohonan banding pembanding dapat diterima.
- Membatalkan putusan Pengadilan Agama Maros Nomor 49/Pdt.G/2007/PA Mrs tanggal 26 September 2007 M, bertepatan tanggal 14 Ramadhan 1428 H. Dan dengan mengadli sendiri, sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut Dalam konvensi Dalam eksepsi -
Mengabulkan eksepsi tergugat
-
Menyatakan gugatan penggugat menginap cacat formil dalam bentuk eroor in persona / plurium litis consortium ( gugatan kurang pihak ).
10
Dalam pokok perkara. -
Menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima.
Dalam rekonvensi -
Menyatakan gugatan rekonvensi tidak dapat diterima.
Dalam konvensi dan rekonvensi -
Menghukum penggugat konvensi / tergugat rekonvensi / pembanding membayar biaya perkara pada dua tingkat peradilan dan khusus pada tingkat banding saja sebesar Rp 150.000,00. ( seratus lima puluh ribu rupiah ). Ketua Majelis
Drs. H. M. Zubair
