PUTUSAN Nomor 139 /Pdt.G/2010/PTA Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding dalam sidang musyawarah majelis telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : PEMBANDING, umur 62
tahun, agama Islam, pekerjaan petani, tempat
tinggal di Jl. Kabupaten Sidenreng Rappang selanjutnya disebut sebagai Penggugat/ Pembanding.
Melawan TERBANDING I, agama Islam, bertempat tinggal di Kabupaten Sidenreng Rappang, selanjutnya disebut Tergugat I/Terbanding I. TERBANDING II, agama Islam, bertempat di Kabupaten Sidenreng Rappang, selanjutnya disebut Tergugat II/Terbanding II. TERBANDING III, agama Islam, bertempat tinggal di Kabupaten Sidenreng Rappang,
selanjutnya
disebut
sebagai
Tergugat
III/
Terbanding III. Pengadilan Tinggi Agama tersebut. Telah membaca dan mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhubungan dengan perkara ini.
TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip segala uraian sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Sidenreng Rappang Nomor 145/Pdt.G/2010/ PA.Sidrap. tanggal 21 September 2010 M, bertepatan dengan tanggal 22 Sya’ban 1431 H, yang amarnya berbunyi sebagai berikut Dalam Konpensi - Menolak gugatan penggugat tersebut. Dalam Rekonpensi. - Menolak gugatan rekonpensi para penggugat tersebut. Dalam Konpensi dan Rekonpensi
1
- Menghukum penggugat konpensi/ tergugat rekonpensi membayar biaya perkara ini sejumlah Rp 3.041.000,- ( tiga juta empat puluh satu ribu rupiah). Membaca
akta permohonan banding yang dibuat oleh Panitera
Pengadilan Agama Sidenreng Rappang pada hari Kamis, tanggal 30 September 2010 telah mengajukan permohonan banding atas putusan Pengadilan Agama Sidenreng Rappang Nomor 145/Pdt.G/2010/PA Sidrap, tanggal 21 September 2010 M, bertepatan dengan tanggal 22 Sya’ban 1431 H, permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada para pihak terbanding pada hari Senin, tanggal 4 Oktober 2010. Menimbang, bahwa pembanding telah mengajukan memori banding tanggal 3 Oktober 2010 yang diterima oleh Pengadilan Agama Sidenreng Rappang tanggal 5 Oktober 2010 dan telah diberitahukan
kepada para
terbanding pada tanggal 8 Oktober 2010, dan para terbanding telah mengajukan kontra memori banding tanggal 17 Oktober 2010 yang diterima oleh Pengadilan Agama Sidenreng Rappang tanggal 18 Oktober 2010. Menimbang, bahwa Pembanding dan Terbanding telah diberi kesempatan untuk memeriksa berkas perkara ( inzage)
sesuai surat
pemberitahuan Panitera Pengadilan Agama Sidenreng Rappang tertanggal 15 Oktober 2010 dan kedua belah pihak telah memenuhi panggilan tersebut.
TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa permohonan banding pembanding telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara serta syarat sebagaimana yang telah ditentukan menurut peraturan perundang-undangan yang belaku, karenanya permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima. Menimbang,
bahwa
pembanding
dalam
memori
bandingnya
mengajukan keberatan-keberatan yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Hakim tingkat pertama dalam pertimbangan dan putusannya lebih menekankan pada
Hukum Acara Perdata semata tanpa didasarkan
pada syariat Islam atau hukum faraidh sementara pokok gugatan adalah perkara kewarisan, sehingga asas keadilan terabaikan. 2. Hakim tingkat pertama keliru dalam menilai tergugat/terbanding hanya didasarkan
keterangan saksi
pada keterangan orang lain,
2
tanpa melihat, mendengar atau mengalami sendiri (Testimonium de auditu ). 3. Hakim tingkat pertama keliru dalam melakukan pemeriksaan terutama dalam hal pembuktian karena penggugat/pembanding tidak diberi kesempatan untuk mengajukan tambahan saksi. 4. Hakim Tingkat pertama tidak konsisten dalam menerapkan Hukum acara dimana tergugat/terbanding dalam jawaban dan kontra memori banding tidak menggunakan tanda tangan hanya membubuhkan cap jempol. 5. Hakim Tingkat pertama dalam menilai dan mempertimbangkan alat bukti hanya ditujukan
terhadap alat bukti penggugat /pembanding
tanpa menilai dan mempertimbangkan alat bukti tergugat/terbanding. Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi Agama setelah mempelajari berkas perkara yang dimohonkan banding, alasan dan dasar hukum pertimbangan tingkat pertama, dan telah memperhatikan keberatan-keberatan pembanding dan kontra memori banding, Pengadilan Tinggi Agama berpendapat bahwa atas dasar apa yang telah diputuskan oleh tingkat pertama kecuali yang menyangkut
ahli waris adalah sudah tepat dan benar dan
Pengadilan Tinggi Agama mengambil alih pertimbangannya menjadi pertimbangan sendiri
dan mengenai keberatan-keberatan pembanding
Pengadilan Tinggi Agama akan mempertimbangkan sebagai berikut : Menimbang, bahwa keberatan pembanding pada point satu diatas yang menyatakan bahwa tingkat pertama hanya menekankan kepada hukum acara dan seterusnya, memang ada benarnya namun tidak dapat dijadikan dasar untuk membatalkan putusan, karena memang harus demikian karena Hukum Faraidh merupakan Hukum materil dan untuk melaksanakan Hukum materil tersebut harus dengan Hukum Acara, untuk itu sebelum menetapkan obyek sengketa sebagai budel warisan dan siapa ahli waris serta bagiannya masingmasing terlebih dahulu dibuktikan melalui Hukum Acara pembuktian. Menimbang, bahwa demikian pula keberatan pembanding pada point nomor 2 (dua) yang berkaitan
dengan
point nomor 5 (lima) yang pada
pokoknya menyangkut nilai pembuktian, juga tidak dapat diterima karena dalam perkara a quo dimana gugatan penggugat dibantah oleh tergugat, maka bukti-bukti penggugatlah yang harus dipertimbangkan dan dinilai terlebih
3
dahulu, bilamana bukti-bukti penggugat tidak dapat membuktikan gugatannya, maka bukti-bukti yang diajukan oleh tergugat tidak perlu dipertimbangkan lagi. Menimbang, bahwa terhadap keberatan pembanding pada point nomor 3 ( tiga), yang menyatakan penggugat tidak diberi kesempatan mengajukan bukti tambahan
tidak dapat diterima
persidangan tidak terdapat kalimat Majelis
untuk menambah
karena berdasarkan Berita Acara
dimana penggugat meminta
kepada
saksi-saksinya dan Berita Acara persidangan
tersebut merupakan bukti otentik yang harus dijadikan dasar dalam hal yang berkaitan dengan proses persidangan. Menimbang, bahwa mengenai keberatan pembanding dalam point nomor 4 ( empat) yang menyatakan bahwa tingkat pertama tidak konsisten dalam menerapkan hukum acara karena tergugat hanya menggunakan cap jempol pada jawaban dan kontra memori banding, keberatan tersebut juga tidak diterima karena ketentuan penggunaan cap jempol pada umumnya dilakukan dalam hal pembuatan surat gugatan , lagi pula jawaban tersebut telah disampaikan dipersidangan dan penggugat telah menerima dan memberikan replik terhadap jawaban tersebut. Menimbang, bahwa namun demikian terhadap putusan Pengadilan Agama yang tidak mengabulkan
tuntutan penggugat yang menyangkut
penetapan ahli waris almarhum Haji
Sanre dan almarhumah I Bangka.
Pengadilan Tinggi Agama tidak sependapat dengan pertimbangan
sebagai
berikut: Menimbang, bahwa berdasarkan dalil-dalil gugatan penggugat serta jawaban para tergugat, maka kedua belah pihak sepakat bahwa almarhum Haji Sanre dan almarhumah I Bangka adalah suami isteri telah meninggal dunia dan meninggalkan 4 orang anak kandung sebagai ahli waris, masing-masing : -
Haji Terrang bin Haji Sanre,( penggugat ).
-
Pasuloi bin Haji Sanre, ( tergugat I ).
-
Caponding bin Haji Sanre, (tergugat II ).
-
Cambolong binti Haji Sanre, (tergugat III) Menimbang, bahwa oleh karena itu tuntutan penggugat sebagaimana
dalam petitum angka 3 meminta agar penggugat dan para tergugat ditetapkan sebagai ahli waris dari almarhum Haji Sanre dan almarhumah I Bangka, patut dikabulkan.
4
Menimbang, bahwa demikian pula Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama
tidak sependapat dengan format putusan Majelis Hakim tingkat
pertama tentang adanya rekonpensi dalam pertimbangan hukum dan amar putusan, karena dalam jawaban tertulis para tergugat tidak ada satupun kalimat tentang adanya gugatan rekonpensi, suatu gugatan rekonpensi harus disertai dengan posita dan petitum, dengan demikian hal-hal yang berkaitan dengan rekonpensi baik dalam pertimbangan maupun dalam amar putusan harus ditiadakan. Menimbang, bahwa dengan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Makassar dapat menguatkan putusan hakim tingkat pertama dengan menambah dan memperbaiki amar putusan tingkat pertama, sebagaimana akan disebutkan dalam amar putusan ini. Menimbang, bahwa dengan demikian berdasarkan ketentuan Pasal 192 ayat (1) R.Bg penggugat /pembanding dibebankan untuk membayar biaya perkara pada tingkat pertama dan pada tingkat banding. Memperhatikan pasal-pasal dari peraturan perundang-undangan dan dalil-dalil syar’i yang berkaitan dengan perkara tersebut.
MENGADILI 1. Menyatakan permohonan banding pembanding dapat diterima. 2. Menguatkan putusan Pengadilan Agama Sidenreng Rappang Nomor 145/Pdt.G/2010/ PA.Sidrap. tanggal 21 September 2010 M., bertepatan tanggal 22 Sya’ban 1431 H. Dengan perbaikan amar, sehingga selengkapnya berbunyi sebagai berikut : 2.1. Mengabulkan gugatan penggugat sebagian. 2.2. Menetapkan ahli waris almarhum Haji Sanre dan almarhumah I Bangka yaitu : - Haji Terrang bin Haji Sanre. - Pasuloi bin Haji Sanre. - Caponding bin Haji Sanre. - Cambolong binti Haji Sanre. 2.3. Menolak gugatan penggugat selebihnya.
5
2.4. Menghukum kepada pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat pertama dan tingkat banding
dan untuk tingkat banding
sejumlah Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah) Demikian diputuskan dalam sidang musyawarah majelis hakim Pengadilan Tinggi Agama Makassar pada hari Rabu, tanggal 22 Desember 2010 M, bertepatan dengan tanggal 16 Muharram 1432 H. yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Drs. M. Alwi Mallo, M.H., ketua majelis,
Dra. Hj. Aisyah Ismail S.H., M.H.. dan
Drs.H.
Amiruddin Tjiama, S.H., hakim anggota yang ditunjuk berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Makassar tanggal 12 November 2010, dibantu oleh Dra. Hj. Bungaliah
Panitera Pengganti, tanpa dihadiri kedua
belah pihak berperkara.
Hakim Anggota,
Ketua Majelis,
ttd,
ttd,
Dra. Hj. Aisyah Ismail, S.H., M.H.
Drs. M. Alwi Mallo. M.H.
ttd,
Drs. H. Amiruddin Tjiama, S.H
Panitera Pengganti,
ttd,
Dra.Hj. Bungaliah.
Perincian Biaya : - Materai
Rp.
6.000,00.
- Redaksi
Rp.
5.000,00
- Biaya proses penyelesaian perkara
Rp. 139.000.00
Jumlah
Rp. 150.000,00.-
6
7