PUTUSAN N0 96/Pdt.G/2007/PTA Mks. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang mengadili perkara perdata agama pada tingkat banding dalam sidang musyawarah majelis hakim telah menjatuhkan putusan atas perkara yang diajukan oleh : 1. PEMBANDING I, umur 35 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, bertempat tinggal di Jl Sultan Hasanuddin No.84 Pangkajene, Kecamatan MaritengngaE, Kabupaten Sidenreng Rappang. 2. PEMBANDING II, umur 33
tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta,
bertempat tinggal di ……., Kabupaten Pinrang.Keduanya diwakili oleh kuasa hukumnya Abdullah ,SH dan Darmin,SH keduanya advokat / pengacara, berkedudukan di Kompleks Perumahan Corawali Blok C No. 90 Pinrang Kabupaten Pinrang berdasarkan Surat Kuasa Khusus yang didaftar dengan No. 15/SK/2006/PA Sidrap tanggal 19 Juli 2006, semula tergugat sekarang pembanding. m e l a w a n. 1. TERBANDING I, 2. TERBANDING II, 3. TERBANDING III, dan 4. TERBANDING IV, semuanya beralamat di……, Kabupaten Sidenreng Rappang,
dalam hal ini diwakili oleh Kuasa
Hukumnya M. Arifin
Hanafi, SH dan Asikin Muhtar, SH
keduanya advokat / pengacara, alamat Jalan. Tala Sallapang Komp.Perumahan Bumi Bosowa Permai Minasa Upa Blok B 4 No. 5, Makassar. berdasarkan Surat Kuasa Khusus yang didaftar dengan No. 13/SK/2006/PA Sidrap tanggal 10 Juni 2006, semula para penggugat sekarang para terbanding. Pengadilan Tinggi Agama Tersebut ; Telah membaca dan mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhubungan dengan perkara ini. TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip semua uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Sidenreng Rappang No. 180/Pdt.G/2006/PA Sidrap tanggal 11 April 2007 M, bertepatan tanggal 23 Rabiulawal 1428 H, yang amarnya berbunyi: Dalam Eksepsi
2
-
Menolak eksepsi para tergugat.
Dalam pokok perkara. 1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian. 2. Menolak permohonan sita penggugat tersebut. 3. Menyatakan AHLI WARIS telah meninggal dunia pada tahun 1980 di Pangkajene. 4. Menyatakan tiga orang isteri almarhum PEWARIS masing-masing : 4.1. ISTERI PEWARIS, meninggal tahun 1982 4.2. ISTERI PEWARIS, meninggal tahun 1967 4.3. ISTERI PEWARIS, meninggal tahun 1993 5. Menetapkan ahli waris almarhum AHLI WARIS, yaitu : 5,1. Dua orang isteri, masing-masing bernama, PEWARIS dan PEWARIS 5.2. TERBANDING I 5.3. TERBANDING III 5.4. TERBANDING II 5.5. TERBANDING IV ( Ahli waris pengganti ). 6. Menyatakan AHLI WARIS telah meninggal dunia pada tahun 2007,
dengan
meninggalkan ahli waris, yaitu 6.1.PEWARIS ( isteri ) 6.2. PEWARIS DARI AHLI WARIS( … dan … ): 7. Menetapkan obyek sengketa berupa : 7.1. Empat petak sawah bergelar Lompo --- terletak di ---, Kabupaten Sidenreng Rappang, dengan batas-batas sebagai berikut : - Utara, dengan --- / --- Timur, dengan tanah --- Selatan, dengan tanah --- / --- Barat, dengan tanah --- / --7.2. Tiga petak tanah sawah bergelar Lompo --- terletak di ---, Kabupaten Sidenreng Rappang, dengan
batas-batas sebagai berikut :
- Utara, dengan tanah --- / --- / --- Timur, dengan tanah--- / --- / --- Selatan, dengan tanah --- / --- Barat, dengan tanah ---/--- / --7.3. Tujuh petak tanah sawah bergelar Lompo --- terletak di ---Kabupaten Sidenreng Rappang,dengan - Utara, dengan tanah --- / --- / --- Timur, dengan tanah --- dan --- Selatan, dengan tanah ---/ --- /---
batas-batas sebagai berikut :
3
- Barat, dengan tanah --- / --Adalah harta bersama almarhum AHLI WARIS bersama dua orang isterinya yaitu PEWARIS dengan PEWARIS, selanjutnya menjadi harta warisan kepada ahli warisnya masing-masing. 8. Menetapkan bagian harta bersama dari objek sengketa point 7 tersebut, yaitu : 8.1. AHLI WARI ( suami ) mendapat ½ bagian 8.2. PEWARIS ( isteri ), mendapat ½ bagian 9. Menetapkan bagian harta bersama I Mendeng dan Hj.Satong tersebut ( point 8,2 ), yaitu masing-masing mendapat ¼ bagian 10. Menetapkan bagian masing-masing ahli waris almarhum H. Paweroi bin Salengke, yaitu : 10.1. Dua orang isteri, PEWARIS dan PEWARIS, mendapat, 6/48 bagian 10.2. TERBANDING I ( anak laki-laki ), mendapat 14/48 bagian 10.3.TERBANDING III ( anak laki-laki ) mendapat 14/48 bagian 10.4.TERBANDING II ( anak perempuan ), mendapat 7/48 bagian 10.5. TERBANDING IV ( ahli waris pengganti ), mendapat 7/48 bagian.
11. Menetapkan bagian masing-masing ahli waris almarhumah I Mendeng, yaitu : 11.1. TERBANDING I ( anak laki-laki ) mendapat 2/4 bagian 11.2. TERBANDING II ( anak perempuan ) mendapat ¼ bagian 11.3. TERBANDING IV ( ahli waris pengganti ), mendapat ¼ bagian 12. Menetapkan bagian masing-masing ahli waris almarhumah Hj. Satong, yaitu : 12.1. PEMBANDING I, mendapat 2/3 bagian 12.2. PEMBANDING II, mendapat 1/3 bagian 13. Menetapkan bagian masing-masing ahli waris almarhum TERBANDING III, yaitu : 13.1.AHLI WARIS ( isteri ), mendapat 3/19 bagian 13.2. AHLI WARIS anak perempuan, mendapat 16/19 bagian 14. Menghukum para tergugat atau siapa saja untuk membagi dan atau menyerahkan harta warisan tersebut kepada penggugat dalam keadaan bebas, kosong, sempurna untuk dibagi kepada masing-masing ahli waris tersebut dan apabila tidak dapat dibagi secara natura, maka akan dijual lelang oleh pejabat yang berwenang dan hasilnya akan dibagi sesuai bagiannya masing-masing.
4
15. Menghukum penggugat dan tergugat untuk membayar biaya perkara ini secara tanggung renteng yang hingga kini berjumlah Rp 2.557,000,- ( Dua juta lima ratus lima puluh tujuh ribu rupiah ) 16. Menolak untuk selain dan selebihnya Menimbang, bahwa terhadap putusan Pengadilan Agama Sidenreng Rappang tersebut pembanding merasa tidak puas, selanjutnya mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Agama Makassar melalui Pengadilan Agama Sidenreng Rappang sesuai akta banding No.180/Pdt.G/2006/PA Sidrap tanggal 9 Mei 2007, karena pemberitahuan isi putusan baru diterimakan pada tanggal 30 April 2007. Bahwa permohonan banding aquo telah diberitahukan secara saksama kepada pihak lawannya pada tanggal 12 Juni 2007 Bahwa baik pembanding maupun terbanding oleh Panitera Pengadilan Agama Sidenreng Rappang telah diberi kesempatan untuk memeriksa berkas perkara seperti ternyata dalam Surat Pemberitahuan memberi kesempatan pihakpihak untuk melihat, membaca dan memeriksa ( Inzage ) berkas perkara masingmasing pada tanggal 5 Juli 2007 dan tanggal 27 Agustus 2007. Bahwa pembanding telah melengkapi berkas permohonan bandingnya dengan memori banding yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Agama Makassar pada tanggal 7 Desember 2007, dan telah disampaikan kepada pihak lawannya pada tanggal 2 Januari 2008. TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara-cara serta memenuhi syarat menurut ketentuan perundang-undangan maka permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima. Dalam Eksepsi. Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi Agama Makassar membaca serta mempelajari secara saksama putusan hakim pertama berita acara serta semua surat yang berhubungan dengan eksepsi maka Pengadilan Tinggi Agama berpendapat bahwa atas dasar-dasar apa yang telah dipertimbangkan oleh hakim pertama dalam putusannya Pengadilan Tinggi Agama tidak sependapat, dan akan membuat pertimbangan sendiri sebagai berikut. Menimbang, bahwa pihak penggugat terbanding dalam perkara ini adalah pihak penggugat pula pada perkara di Pengadilan Negeri Sidenreng Rappang No.5/Pdt.G/1981/PN Sidrap yang telah di putus pada tanggal 15 Juni 1981, kemudian dibanding dan diputus di Pengadilan Tinggi dengan perkara N0.
5
108/1982/PT/ PDT pada tanggal 20 Nopember 1982, selanjutnya dikasasi dan diputus di Mahkamah Agung dengan perkara No. 1627 K/Sip/1983 tanggal 19 September 1984. Putusan Mahkamah Agung tersebut tidak lagi diajukan P . K. sehingga perkara tersebut telah berkekuatan hukum tetap dengan amar yang bersifat positif - bukti T.1, T.2 dan T.3. Menimbang, bahwa pihak tergugat pembanding dalam perkara ini adalah cucu dan anak dari pihak tergugat dalam perkara di Pengadilan Negeri Sidenreng Rappang tersebut di atas ( Tergugat di Pengadilan Negeri itu adalah ibu dan anak bernama PEWARIS dan PEWARIS, keduanya telah meninggal dunia ) sehingga posisi pihak tergugat pun sama, karena mereka adalah ahli waris. Menimbang, bahwa mengenai obyek sengketa dalam perkara ini adalah khusus barang tetap / tidak bergerak, walaupun obyek pada perkara di Pengadilan Negeri Sidereng Rappang tersebut, ada barang bergerak dan ada pula barang tidakbergerak, namun barang yang tidak bergerak tersebut itu pula yang menjadi obyek sengketa di Pengadilan Agama Sidenreng Rappang sekarang, sehingga dinilai obyeknyapun sama Menimbang, bahwa alasan perkara yang diajukan pada Pengadilan Agama sekarang adalah sama dengan alasan perkara pada Pengadilan Negeri Sidenreng Rappang tersebut yaitu alasan warisan, sehingga putusan tersebut telah melekat unsur nebis in idem sebagaimana diatur dalam Pasal 1917 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Menimbang, bahwa mengenai adanya nama penggugat Ida Hamdah Bsc, binti La Wennang, yang pada perkara di Pengadilan Negeri Sidereng Rappang dahulu tersebut tidak ikut menggugat, sehingga perkara yang sekarang menurut pertimbangan hakim pertama tidak termasuk Ne Bis in Idem, tidak dapat dibenarkan. Menimbang, bahwa menurut Pengadilan Tinggi Agama, sebabnya Ida Hamdah Bsc tersebut tidak masuk pihak pada perkara di Pengadilan Negeri dahulu itu, adalah karena memang hukum yang berlaku pada saat itu ( 1981 ), Ida Hamdah, B Sc tidak termasuk ahli waris ( terhijab ) nanti pada tahun 1991 berubah menjadi ahli waris dengan posisi ahli waris pengganti karena orang tuanya La Wennang bin Paweroi meninggal dunia pada tahun 1967 mendahului pewaris, sebagaimana diatur dalam pasal 185 Kompilasi Hukum Islam / Inpres No.1 tahun 1991. Menimbang, bahwa oleh karena putusan perkara di Mahkamah Agung yang berawal dari perkara di Pengadilan Negeri Sidenreng Rappang tersebut telah berkekuatan hukum tetap, sehingga obyek sengketa tidak dapat lagi diperkarakan ulang, oleh pihak-pihak yang pernah terlibat sebagai pihak dalam perkara tersebut, termasuk keturunannya dengan alasan yang sama, oleh karena memperkarakan
6
kembali, berarti tidak mengindahkan azas
kepastian hukum
terhadap
obyek
sengketa yang telah selesai proses hukumnya pada Mahkamah Agung dengan perkara No.1627 K/Sip/1983 tanggal 19 September 1984. Menimbang, bahwa apabila penggugat terbanding tidak menerima putusan Mahkamah Agung tersebut
sebenarnya dahulu masih ada upaya hukum, P.K.
( Peninjauan Kembali ) jika penggugat terbanding yakin bahwa bukti yang berupa sertifikat yang pernah diajukan dahulu itu adalah bukti atas obyek sengketa namun karena upaya Peninjauan Kembali tidak dilakukan maka selesailah sudah upaya hukum bagi penggugat terbanding dalam perkara ini. Menimbang, bahwa kesalahan apapun yang terjadi pada putusan di Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung tersebut di atas, nanti diakhirat kelak baru dapat
dikembalikan ke posisi yang sebenarnya, Hakim
Pengadilan Agama sama sekali tidak dapat memasuki wilayah pembuktian, karena sudah dibuktikan oleh hakim Yudex pacti yang berkompeten, Hakim Pengadilan Agama tidak menanggung dosa apapun bila mengetahui ada kesalahan yang terjadi pada putusan di Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung tersebut. Menimbang, bahwa peralihan hak sesuatu obyek dari orang tua kepada ahli warisnya dengan jalan warisan, tidak dapat digugat waris, kecuali sesama ahli waris dari seorang pewaris, sedangkan perkara ini bukan sesama ahli waris dari seseorang pewaris. Menimbang, bahwa peralihan hak dengan jalan warisan adalah legal sah dan halal walaupun perolehan pewaris atas obyek tersebut illegal / tidak sah,- hanya perlu diketahui bahwa harta yang dapat diwarisi hanyalah harta yang telah bebas dari beban pewaris seperti utang dan wasiat - karena perbuatan pewaris memperoleh harta adalah tanggung jawabnya pewaris sendiri, jika halal ia mendapat pahala dan jika haram ia pula akan mendapat dosanya, bukan kepada siahli waris yang menerima harta warisan tersebut, jadi ahli waris tidak ada pahala maupun dosa menerima warisan tersebut, nanti setelah menerima warisan baru ada pahala atau dosa bagaimana ia memanfaatkan warisan tersebut. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut maka putusan hakim pertama tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan. Dalam pokok perkara. Menimbang,
bahwa
oleh
karena
eksepsi
tergugat
pembanding
dikabulkan,maka pokok perkara tidak diperiksa lebih lanjut. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka putusan hakim pertama tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan.
7
Menimbang, bahwa oleh karena penggugat terbanding kalah dalam perkara ini maka semua biaya perkara dalam dua tingkat peradilan dibebankan kepadanya sesuai pasal 192 ayat ( 1 ) Rbg Mengingat akan pasal-pasal dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan perkara yang bersangkutan. MENGADILI -
Menyatakan permohonan banding pembanding dapat diterima.
-
Membatalkan
putusan
Pengadilan
Agama
Sidenreng
Rappang
Nomor
180/Pdt.G/2006/PA Sidrap tanggal 11 April 2007 M, bertepatan tanggal 23 Rabiulawal 1428 H. Dan dengan mengadili sendiri Dalam Eksepsi -
Mengabulkan eksepsi tergugat.
Dalam Pokok Perkara -
Tidak menerima gugatan penggugat.
-
Menghukum penggugat membayar biaya perkara pada dua tingkat Peradilan dan khusus pada tingkat banding saja sebesar Rp 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah ). Demikianlah putusan ini dijatuhkan dalam sidang musyawarah majelis
hakim Pengadilan Tinggi Agama Makassar pada hari Rabu tanggal 6 Pebruari 2008 M, bertepatan tanggal 28 Muharram 1429 H, yang diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Drs. H. M. Zubair ketua majelis, dihadiri oleh Dra. Hj. Rahmah Umar dan Drs. H. Abuhuraerah,S.H.,M.H. masing-masing hakim anggota yang ditunjuk berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Makassar tanggal 2 Oktober 2007, dibantu oleh Nursiah, BA. Panitera pengganti tanpa dihadiri oleh kedua belah pihak yang berperkara. Hakim Anggota, ttd. Dra. Hj. Rahmah Umar
Ketua Majelis, ttd. Drs. H. M. Zubair
ttd. Drs. H. Abuhuraerah, S.H.,M.H.
Panitera Pengganti, ttd. Nursiah, BA.
8
Perincian biaya : - Administrasi
Rp 69.000,00,-
- Materai
Rp
- Pemberkasan
Rp 75.000,00,-
Jumlah
6.000,00,-
Rp 150.000,00,Untuk salinan Panitera Pengadilan Tinggi Agama Makassar
Supardjiyanto, S.H.
