NOMOR: 2/PDT/2017/PT MDN
UT AR A
P U T U S A N
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai
1. UBA SIAGIAN,
ER A
berikut dalam perkara antara:
laki-laki, umur ± 50 tahun, agama Kristen, pekerjaan bertani, beralamat di Dusun Sigaol, Sipagabu,
UM AT
Desa
Kecamatan
Nassau,
Kabupaten Toba Samosir, selanjutnya disebut sebagai Pembanding I semula Tergugat I ;
2. TUMPAK SIAGIAN, laki-laki, umur ± 42 tahun, pekerjaan bertani, agama Kristen, beralamat di Dusun Sigaol, Sipagabu,
Kecamatan
Nassau,
IS
Desa
Kabupaten Toba Samosir, selanjutnya disebut
GG
sebagai Pembanding II semula Tergugat II; Lawan
N
TIN
OSMAN PASARIBU, tempat / tgl. Lahir Parsoburan, 04 Oktober 1953, pekerjaan pensiunan PNS, alamat Desa Sei Buah
Keras
Kabupaten
Kecamatan Batu
Medang
Bara,
Deras
Nomor
Hp.
081397721847, selanjutnya disebut sebagai Terbanding semula Penggugat;
ILA
Pengadilan Tinggi Tersebut ; Setelah membaca berkas perkara tanggal 5 Oktober 2016 Nomor:
AD
36/Pdt.G/2016/PN-Blg dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara
PE
NG
tersebut; TENTANG DUDUK PERKARA Menimbang, bahwa Penggugat melalui surat gugatannya tertanggal 01 Juni 2016 yang telah didaftarkan pada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Balige
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 1 dari 21 Halaman
UT AR A
pada tanggal 02 Juni 2016 di bawah register perkara Nomor 36/Pdt.G/2016/PN Blg. telah mendalilkan hal-hal berikut :
1. Bahwa tanah pekuburan yang terletak di Saba Pittu/Sisakkalan Dusun Sigaol, Desa Sipagabu Kecamatan Nassau TOBASA, asal usul adalah
disediakan marga-marga keturunan Raja Borbor yaitu marga Pasaribu,
Tarihoran, Lubis dan marga Gurning. Dimana luas tanah pekuburan -
ER A
tersebut ±4 Ha. Dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Timur adalah Benteng yang terbuat dari tanah setinggi ± 1,5 M. Panjang ± 200 M.
Sebelah Selatan adalah tanah terjal / jurang.
-
Sebelah Barat adalah Benteng yang terbuat dari tanah setinggi ± 1,5
UM AT
-
M. Panjang ± 200 M. -
Sebelah Utara adalah tanah terjal dan aliran sungai Aek Hirta.
-
Selanjutnya disebut : TANAH PERKARA.
2. Bahwa
tanah
perkara
/
tanah
pekuburan
yang
dimaksud
sudah
hingga sekarang.
IS
dimanfaatkan masyarakat Dusun Sigaol sejak 200 an tahun yang silam
3. Bahwa PARA TERGUGAT, baik Tergugat I maupun tergugat II telah
GG
mengalih fungsikan tanah pekuburan/tanah perkara tersebut menjadi kebun karet untuk milik pribadi mereka (Tergugat I dan II). Karena itu saya sebagai Penggugat sangat keberatan kalau tanah pekuburan itu dijadikan kebun
TIN
karet, apalagi untuk milik pribadi. Sebab nenek moyang kami menyediakan lahan pekuburan itu adalah untuk kepentingan masyarakat bukan untuk kepentingan pribadi. 4. Banyak kuburan manusia, termasuk kuburan para kakek/nenek Penggugat
N
persis persis ditanami pohon karet oleh PARA PENGGUGAT. Hal ini merupakan penghinaan besar bagi kami para ahli waris.
ILA
5. Bahwa Para Tergugat pernah melarang kemenakan Penggugat, yaitu: Olo Pasaribu, anak dari Ammat Pasaribu
yang meninggal dunia pada akhir
AD
bulan Februari yang lalu untuk dikubur di tanah perkara tersebut, hal ini secara moral sangat merugikan kami. Tetapi melalui perdebatan yang sengit, Olo Pasaribu dapat di kebumikan di tanah perkara tersebut.
PE
NG
6. Bahwa Para Tergugat adalah perampas hak azasi manusia karena : -
Tergugat I dan II melarang orang yang meninggal untuk di kubur di pemakaman umum.
-
Bahwa Para Tergugat yaitu Uba Siagian dan Tumpak Siagian melarang kami, marga keturunan Raja Borbor, Boru, Bere dan
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 2 dari 21 Halaman
yang
bermukim
di
Dusun
UT AR A
Ibebere
Sigaol/Pamaratan
untuk
membentuk SERIKAT PARADATON. Padahal sepengetahuan saya
bahwa negara menjamin kemerdekaan setiap warga negara Indonesia untuk berserikat dan berkumpul.
7. Bahwa Tergugat II Tumpak Siagian sudah pernah menandatangani Surat Perdamaian di kantor Polres Toba samosir di Porsea pada bulan Oktober
ER A
2012, supaya Tumpak Siagian jangan membuat keributan lagi di masyarakat, dimana Tumpak Siagian memobilisasi masyarakat untuk menghalangi Paian Panjaitan/br. Tarihoran mengadakan pesta pernikahan putranya. Walau Tumpak Siagian sudah pernah menanda tangani Surat
UM AT
Perdamaian tidak membuat keributan di masyarakat, malah makin menjadijadi, antara lain menanami pohon karet di atas kuburan orang yang meninggal, termasuk di atas kuburan keluarga si Penggugat dan juga melarang orang yang meninggal dunia di kubur di pemakaman umum tersebut.
Oleh
karena
itu
kepada
Bapak
Hakim
yang
memeriksa/memutuskan perkara ini kami mohon supaya Tumpak Siagian
IS
(Tergugat II) diberi hukuman setimpal dengan perbuatannya. Foto copy Surat Perdamaian terlampir.
GG
8. Bahwa perbuatan Para Tergugat yang telah mengalih fungsikan tanah pekuburan umum menjadi kebun karet milik pribadi tanpa permisi dari Para Ahli waris yang dikubur di tanah pekuburan tersebut hal ini dapat di kwalifisir
TIN
perbuatan melawan hukum (Onrecht matigeedaad). 9. Bahwa oleh karena perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Para Tergugat telah mengakibatkan kerugian bagi Penggugat. Kerugian tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
N
KERUGIAN IN MATERIL Bahwa akibat perbuatan Para Tergugat yaitu menanam pohon karet di atas
ILA
kuburan keluarga Penggugat, maka saya sebagai ahli waris merasa terhina oleh Para Tergugat. Karena itu Penggugat merasa dirugikan yang tidak
AD
ternilai dengan uang akan tetapi cukup kami nilai sebesar Rp.300.000.000,(Tiga ratus juta rupiah).
PE
NG
10. Bahwa oleh dalil-dalil Penggugat tidak dapat dibantah Para Tergugat, saya mohon agar putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu, meskipun ada banding, Kasasi (Verzet).
11. Bahwa oleh karena Para Tergugat adalah pihak yang dikalahkan dalam perkara ini, maka wajar dan pantas bila Majelis Hakim yang memeriksa dan
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 3 dari 21 Halaman
UT AR A
memutus perkara ini menghukum Para Tergugat agar membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini.
Berdasarkan apa yang telah saya uraikan di atas, saya memohon kepada
Bapak Ketua Pengadilan Negeri Balige berkenan memanggil kedua belah
pihak agar hadir pada suatu hari di persidangan yang ditentukan untuk itu, seraya memberi keputusan yang amarnya berbunyi :
ER A
MENGADILI
1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan dalam hukum bahwa tanah perkara/tanah pekuburan yang terletak di Saba Pittu/Sisakkalan Dusun Sigaol, Desa Sipagabu, Kecamatan
UM AT
Nassau TOBASA adalah milik masyarakat di Dusun Sigaol dan bukan milik UBA SIAGIAN (Tergugat I) dan TUMPAK SIAGIAN (Tergugat II). Oleh karena itu barang siapa anggota masyarakat yang meniggal dunia dari Dusun Sigaol maka dapat dikebumikan di tanah pekuburan tersebut. 3. Menghukum Para Tergugat yaitu menghentikan usaha kebun karet di lahan pekuburan Saba Pittu / Sisakkalan seluas ± 4 Ha.
IS
4. Menghukum para tergugat agar menebang sendiri pohon karet yang ditanami di atas tanah perkara yang dimaksud.
GG
5. Menghukum Para Tergugat agar jangan mengganggu Serikat Paradaton keturunan Borbor Marsada, Boru, Bere dohot Ibebere di Dusun Sigaol, Desa Sipagabu.
TIN
6. Menghukum para tergugat dengan membayar ganti rugi harga diri kepada si Penggugat sebesar Rp. 300.000.000,- (Tiga ratus juta rupiah). 7. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu, meskipun ada banding Kasasi atau Verzet (Uit Baar Bijvoorraad).
N
8. Menghukum Para Tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini.
ILA
ATAU :
Apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara ini berpendapat
AD
lain, mohon putusan yang seadil-adil (ex aquo et bono). Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, para Tergugat
telah mengajukan jawaban tertanggal 12 Juli 2016 yang berbunyi sebagai
PE
NG
berikut : Hormat Kami Yang Mulia Hakim 1. Tidak Benar
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 4 dari 21 Halaman
UT AR A
Karena Dusun Sigaol adalah Dusun marga Siagian Desa Sipagabu Kecamatan Nassau Kabupaten Toba Samosir adalah TANAH ADAT. Sejak ada
dusun sigaol, Desa Sipagabu kecamatan Nassau adalah dusun marga Siagian sekaligus Raja Huta (SIPUKKA HUTA) yang mempunyai TANAH ADAT dan
PEKUBURAN SISAKKALAN. Yang diakui sah Raja- raja Siagian, Raja-raja
Marga, Pengetua-pengetua Adat, Raja-raja Lunggu, di Bius Lumban Pinasa,
setempat Kepala Desa dan BPD.
ER A
dan Juga Raja-raja Hombar Balok (Batas Adat ) dan yang diakui Pemerintah
Sisakkalan yang terletak di Saba Pintu adalah TANAH ADAT marga Siagian di Dusun Sigaol Desa Sipagabu Kecamatan Nassau yang dijadikan
UM AT
menjadi tanah pekuburan. Dan juga ladang tanaman masyarakat Dusun Sigaol. Tanah pekuburan yang terletak di Saba Pintu adalah salah satu pekuburan yang dijadikan oleh marga Siagian sekaligus. Raja huta (Sipukka huta) menjadi pekuburan Dusun Sigaol untuk warga yang meninggal dunia, dan di pekuburan Sisakkalan yang terletak di Saba Pintu itu, dikebumikan RAJA PUASA SIAGIAN bersama istrinya br Pane, Raja yang ketiga di Dusun Sigaol
IS
yang diberi Jabatan Kepala Rodi di jaman Belanda (menurut cerita ayah kami waktu hidup) dan di pekuburan itu juga dikebumikan Kakek Nenek/ Ayah ibu
GG
kami.
Kami tidak mentiadakan bahwa marga Tarihoran, Pasaribu dan marga yang lain dikebumikan di Pekuburan Sisakkalan yang terletak di Saba Pintu itu.
TIN
Marga Gurning dengan sepengetahuan kami tidak ada di kebumikan di pekuburan Sisakkalan itu. Hormat kami yang Mulia Hakim
2. Tidak benar dan tidak setuju
N
Karena kami tidak ada tujuan merugikan orang. Sisakkalan yang terletak di Saba Pintu adalah TANAH ADAT marga Siagian di Dusun Sigaol Desa
ILA
sipagabu Kecamatan Nassau, ditanah Sisakkalan itu disediakan oleh marga Siagian. Tanah Pekuburan dan tanah perladangan masyarakat Dusun Sigaol karena ada tanah adat marga Siagian diluar tanah pekuburan. Maka kami tidak
AD
menanami pekuburan dan kami tidak merusak pekuburan. Hormat kami yang Mulia Hakim
PE
NG
3. Tidak benar dan tidak setuju dusun adat dan perkuburan mempunyai aturan adat.
Karena ada aturan dusun dan aturan adat yang disepakati marga Siagian sekaligus Raja Huta dan pengetua-pengetua adat sesudah dijadikan Dusun Sigaol dusun marga Siagian (Siagian Sipukka Huta). Diwaktu dulu di Desa Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 5 dari 21 Halaman
UT AR A
Sipagabu Kecamatan Nassau maka warga Dusun Sigaol yang meninggal dunia yang boleh dikebumikan adalah warga yang
menghargai aturan dusun dan
aturan adat. Sebab tanah tempat pendirian rumah dan tanah untuk pertanian, perkebunan yang dimiliki warga Dusun Sigaol adalah TANAH ADAT marga
Siagian, tanpa dibeli dari marga Siagian di waktu dulu. Hanya yang diminta marga Siagian : SATU DI DALAM DUSUN, SATU DI DALAM ADAT (Sada di
ER A
parhutaon sada di paradation).
Hormat Kami yang mulia Hakim 4. Tidak Benar, tidak setuju
Karena ada memutar balikkan fakta sejarah, sejak ada Dusun Sigaol Dusun
UM AT
Marga Siagian di Desa Sipagabu Kecamatan Nassau marga Siagian lah Raja Huta di Dusun Sigaol (SIPUKKA HUTA DUSUN SIGAOL) dari dulu sampai sekarang ini.
Walaupun ada marga Tarihoran dan Pasaribu di Dusun Sigaol itu adalah teman sedusun marga Siagian (Dongan Sahuta).Tidak pernah menjadi Raja Huta (Sipukka Huta) di Dusun Sigaol, tetapi dari marga Tarihoran tetap kami hormati
IS
menjadi pengetua sekaligus Tokoh Adat didusun Sigaol. Oleh karena itu, kalau ada orang pendatang yang meninggal dunia maupun dikebumikan di pekuburan
GG
SISAKKALAN diberitahukanlah kepada marga Siagian sekaligus Raja Huta dan Pengetua-pengetua sekaligus Raja Adat yang ada di Dusun Sigaol Dusun Marga Siagian.
TIN
Hormat Kami yang mulia Hakim
5. Tidak Jelas, Tidak Benar, Tidak Setuju Karena dusun tidak jelas dan Adat Dusun ditiadakan, Ada nasehat baik dari pendahulu :
N
Kalau seorang Raja berkunjung ke suatu dusun Rajalah yang dikunjunginya, seperti nasehat itulah dusun. Kalau sudah terbentuk dusun terbentuklah tanah
ILA
adat, terbentuklah tanah perkuburan, dan terbentuk juga kesatuan adat kampung dusun satu didalam Dusun satu didalam adat. Dusun Sigaol sudah terbentuk dusun marga Siagian sekaligus Siagian raja huta Sigaol (SIPUKKA
AD
HUTA SIGAOL) di Desa Sipagabu Kecamatan Nassau yang menyediakan tanah untuk tempat tinggal warga di Dusun Sigaol, dan menyediakan tanah adat
PE
NG
untuk pertanian, perkebunan warga Dusun Sigaol, dan menjadikan Sisakkalan yang terletak di saba pintu menjadi tanah pekuburan Dusun Sigaol, dan membentuk satu adat dusun yang dibentuk oleh marga Siagian sekaligus raja huta dan Pengetua Raja marga, sekaligus tokoh adat di Dusun Sigaol. Oleh karena itu, kalau warga Dusun Sigaol melakukan Upacara Adat harus diketahui Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 6 dari 21 Halaman
UT AR A
oleh marga Siagian sekaligus Raja Adat di Dusun Sigaol dari sejak dulu sampai sekarang. (MARTONGGO RAJA, MARARIA RAJA).
Maka tentang keluarga yang mau menggali (Mangongkal Holi) tulang belulang
orang yang sudah meninggal di pekuburan Sisakkalan itu : bertanyalah siapa
pemilik Dusun Sigaol, kami jawab dengan pasti : Dusun Sigaol adalah Dusun marga Siagian, Desa Sipagabu, Kecamatan Nassau.
6. Tidak jelas dan tidak setuju
ER A
Hormat Kami yang mulia Hakim
Karena mengalihfungsikan serikat adat menjadi adat dusun . Ada kata pepatah : Lain Lubuk Lain Ikannya.
UM AT
Serikat Adat ada dua bagian tempat : 1. Serikat Adat dikota, diperantauan 2. Serikat adat di Dusun
1. Sepengetahuan kami Serikat Adat diperkotaan, perantauan adalah berkumpulnya beberapa marga untuk membentuk sebuah serikat adat , dengan tujuan untuk membudayakan adat, tetapi serikat adat itu, tidak
IS
disebut ada Raja Huta (Sipukka Huta) tetapi yang disebut adalah : Raja Adat atau Pengetua adat.
dusun adalah : berkumpulnya
GG
2. Sepengetahuan kami serikat adat di
beberapa marga yang disebut : Dongan tubu, hahanggi, boru, bere, boru bere untuk membentuk suatu kerukunan, yang saling tolong menolong
TIN
dalam melaksanakan adat. Tetapi serikat adat itu tidak terlepas dari adat dusun yang ditempatinya. Kalau serikat adat tersebut melakukan pesta adat, harus diberitahukan kepada dusun yang ditempatinya. Oleh karena itu, tanah pekuburan yang ada diperkotaan / perantauan
N
disebut pekuburan umum, tetapi tanah pekuburan yang di Dusun tanah pekuburan marga yang membentuk dusun (sipukka Huta). Serikat adat
ILA
yang dibentuk Bor-bor Marsada, boru, bere,dan ibebere di Dusun Sigaol, Desa Sipagabu, Kecamatan Nassau, tidak jelas, karena menimbulkan
PE
NG
AD
keresahan dan perpecahan ditengah-tengah masyarakat Dusun Sigaol, secara umum di masyarakat Dusun Sipagabu, dan Serikat adat itu tidak menjaga keutuhan dusun dan keutuhan adat, dan juga serikat adat itu tidak menghargai aturan dusun dan aturan adat di Dusun Sigaol, dusun marga Siagian, di Desa Sipagabu Kecamatan Nassau. Karena serikat adat yang dibentuk oleh Borbor Marsada, boru, bere, dan ibebere di Dusun Sigaol, dusun marga Siagian Adalah : Membentuk adat didalam adat membentuk dusun di dalam dusun.
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 7 dari 21 Halaman
UT AR A
“Mambahen Adat dibagasan adat, mambahen huta dibagasan Huta” itulah yang terjadi sekarang ini di Dusun Sigaol dusun marga Siagian sejak dulu sampai sekarang, di Desa Sipagabu Kecamatan Nassau.
Padahal Adat itu harta yang tak ternilai, yang membawa kita hidup dalam kerukunan dan hidup dalam kedamaian .
ER A
Hormat kami yang Mulia Hakim
7. Kami adalah masyarakat lemah, miskin, hidup di dalam kesusahan dan penderitaan yang hidup dalam bertani, tidak mengetahui hukum . Menimbang, bahwa atas Jawaban Para Tergugat, Penggugat telah
UM AT
mengajukan Replik tertanggal 19 Juli 2016 sedangkan Para Tergugat mengajukan Duplik secara lisan yang pada pokoknya tetap dengan Jawabannya semula ;
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Pengadilan Negeri Balige telah menjatuhkan putusan tanggal 5 Oktober 2016 Nomor:
IS
36/Pdt.G/2016/PN-Blg, yang amarnya sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian ; 2. Menyatakan dalam hukum bahwa tanah perkara / tanah pekuburan yang
GG
terletak di Saba Pittu / Sisakkalan Dusun Sigaol, Desa Sipagabu, Kecamatan Nassau TOBASA dengan batas batas sebagai berikut : Sebelah Timur adalah Parik (benteng tanah) yang terbuat dari tanah setinggi ± 1,5
TIN
M. Panjang ± 200 M, Sebelah Selatan adalah tanah terjal / jurang, Sebelah Barat adalah Benteng yang terbuat dari tanah setinggi ± 1,5 M. Panjang ± 200 M dan Sebelah Utara adalah tanah terjal dan aliran sungai Aek Hirta adalah milik masyarakat di Dusun Sigaol dan bukan milik UBA SIAGIAN
N
(Tergugat I) dan TUMPAK SIAGIAN (Tergugat II) oleh karenanya siapa saja
ILA
masyarakat yang meninggal dunia dari Dusun Sigaol dapat dikebumikan di tanah pekuburan tersebut ;
3. Menghukum Para Tergugat untuk menghentikan usaha kebun karet di lahan
AD
pekuburan Saba Pittu / Sisakkalan seluas ± 4 Ha ;
PE
NG
4. Menghukum Para Tergugat agar menebang sendiri pohon karet yang ditanami di atas tanah perkara yang dimaksud ;
5. Mememerintahkan
Para
Tergugat
agar
tidak
mengganggu
Serikat
Paradaton keturunan Borbor Marsada, Boru, Bere dohot Ibebere di Dusun Sigaol, Desa Sipagabu ;
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 8 dari 21 Halaman
UT AR A
6. Menghukum Para Tergugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul
dalam perkara ini sejumlah Rp. 2.311.000,- (dua juta tiga ratus sebelas ribu rupiah) ; 7. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;
Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Permohonan Banding Nomor
ER A
36/Pdt.G/2016/2016/PN-Blg, tanggal 18 Oktober 2016 yang dibuat oleh ROBIN NAINGGOLAN, SH, MH Panitera Pengadilan Negeri Balige yang menerangkan
bahwa Tergugat I, II telah menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor 36/Pdt.G/2016/PN-Blg, tanggal 5 Oktober 2016 dan telah
Nopember 2016; Menimbang,
bahwa
UM AT
diberitahukan kepada Terbanding semula Penggugat pada tanggal 21
Pembanding
semula
Tergugat
I,
II
telah
mengajukan memori banding tanggal 9 Nopember 2016 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Balige tanggal 9 Nopember 2016 dan Memori Banding tersebut telah diserahkan kepada Terbanding semula Penggugat pada
IS
tanggal 21 Nopember 2016;
GG
Menimbang, bahwa Terbanding semula Penggugat telah mengajukan Kontra Memori Banding tanggal 1 Desember 2016 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Balige pada tanggal 2 Desember 2016 dan
TIN
Kontra Memori Banding tersebut telah diserahkan masing-masing kepada Pembanding semula Tergugat I, II pada tanggal 6 Desember 2016; Menimbang, bahwa Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Balige pada
N
tanggal 22 Maret 2016 telah memberitahukan kepada Para Pembanding semula Tergugat I dan II dan pada tanggal 21 Nopember 2016 telah memberitahukan
ILA
kepada Terbanding semula Penggugat untuk memberikan kesempatan kepada pihak-pihak tersebut diatas guna mempelajari berkas perkara (inzage) dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak setelah diterimanya
AD
pemberitahuan ini
masing-masing, sebelum berkas perkara dikirim ke
PE
NG
Pengadilan Tinggi Medan ; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang bahwa permohonan banding dari Pembanding semula Tergugat I, II telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 9 dari 21 Halaman
UT AR A
persyaratan yang ditentukan oleh Undang-undang dalam pasal 7 UU No. 20 Tahun 1947 dan pasal 199 RBG, oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima ;
Menimbang bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding telah memeriksa dan meneliti serta mencermati dengan seksama berkas perkara beserta turunan
ER A
resmi putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor 36/Pdt.G/2016/PN-Blg tanggal 5 Oktober 2016 ;
Menimbang bahwa para Pembanding semula Tergugat I dan II menolak
UM AT
putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor 36/Pdt.G/2016/PN-Blg tanggal 5 Oktober 2016 tersebut dengan alasan yang selengkapnya seperti tersebut dalam memori bandingnya 9 Nopember 2016 yang pada pokoknya sebagai berikut:
I. Tentang Posita Gugatan Penggugat dan fakta-fakta Persidangan: -
Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh para
IS
Tergugat menerangkan bahwa tanah pekuburan Saba Pittu/Sisakkalan Dusun Sigaol, Desa Sipagabu, Kecamatan Nassau, Kabupaten Toba Samosir asal-usulnya disediakan oleh marga Siagian selaku sipungka
GG
huta (pendiri kampung) karena marga Siagian lah yang paling berhak atas tanah perkampungan di Dusun Sigaol termasuk memberikan tanah pekuburan umum untuk penduduk Dusun Sigaol yang notabene sekarang
-
TIN
menjadi objek terperkara; Bahwa
batas-batas
tanah
perkara
sebagaimana
dalam gugatan
Penggugat adalah keliru karena batas-batas dari tanah perkeburan Saba
N
Pittu/Sisakkalan Dusun Sigaol, Desa Sipagabu belum pernah ditentutan dari dahulu, sehingga dengan demikian gugatan Penggugat mengandung
ILA
cacat formil
-
Bahwa lokasi pekuburan yang para Pembanding tanami dengan karet
PE
NG
AD
budang persid berada diatas kuburan tetapi diluar kuburan dan para
-
Pembanding tidak pernah mengklaim bahwa tanah pekuburan umum tersebut milik pribadi para pembanding melainkan sudah menjadi milik bersama penduduk Dusun Sigaol Bahwa para pembanding tidak pernah melarang penduduk Dusun Sigaol untuk dikuburkan di tanah pekuburan umum tersebut dan apabila ada penduduk dusun Sigaol meninggal yang ingin dikuburkan disana para pembanding tidak pernah merasa keberatan dan bersedia menebang
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 10 dari 21 Halaman
UT AR A
tanaman karet milik para Pembanding apabila memang diperlukan untuk itu; -
Bahwa
para
Pembanding
pernah
melarang
Terbanding/semula
Penggugat untuk membentuk serikat Peradatan marga Pasaribu yakni
Borbor Marsada yang jelas-jelas sangat berbeda visi dan misinya dengan Peradatan marga Siagian selaku sipungka huta, tunggane huta, raja huta
-
ER A
dan sisuan bulu di Dusun Sigaol Desa Sipagabu
Bahwa para Pembanding mengetahui dan tidak mengingkari bahwa salah satu hak asasi manusia adalah hak untuk berserikat dan berkumpul karena konstitusi Negara Republik Indonesia yakni UUD 1945 juga
berlaku disetiap daerah -
UM AT
mengakui dan menjamin keberadaan hukum adat yang hidup dan masih
bahwa sudah seharusnya keturunan Borbor Marsada menghormati hukum adat yang berlaku di Bius Lumban Pinasa termasuk hukum adat yang berlaku di Dusun Sigaol Desa Sipagabu namun pada kenyataannya mereka tidak lagi menghargai adat huta/lunggu maupun bius yang ada.
IS
Mereka seolah-olah mempunyai huta/lunggu maupun bius yang baru, terpisah dari huta lunggu ataupun bius Lumban Pinasa Bahwa hal tersebut diatas sudah pernah dibicarakan pada musyawarah
GG
-
desa di Sipagabu yang dihadiri oleh Uspika Kecamatan Nassau dan Raja Bius Lumban Pinasa
bahwa kesimpulan musyawarah pada waktu itu menyatakan bahwa
TIN
-
Serikat Borbor Marsada tidak dapat diterima di Bius Lumban Pinasa sebab visi dan misinya bertentangan dengan adat yang ada di Bius Lumban Pinasa, sebab huta tidak boleh dibentuk dalam huta ataupun
N
lunggu didalam lunggu, apalagi bius didalam bius. Hal ini dapat diibaratkan Negara berdiri di dalam Negara. Maka dengan demikian kami
ILA
tidak menyetujui Serikat Peradatan borbor marsada di Dusun Sigaol
Bahwa benar para Pembanding menanam karet di luar kuburan bukan dijadikan untuk milik pribadi melainkan hanya menikmati hasil atas tanah
PE
NG
-
AD
dengan kata lain tidak kami akui
tersebut dan sebelum menanam para Pembanding ada meminta ijin dari keturunan marga Siagian yang nota bene selaku sipungka huta (pembuka kampung) Dusun Sigaol sehingga dengan demikian perbuatan Tergugat yang menanam karet diatas tanah perkara (diluar kuburan) bukanlkah merupakan perbuatan melawan hukum;
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 11 dari 21 Halaman
UT AR A
-
Bahwa dalil gugatan Penggugat mengenai kerugian yang dialami oleh
Terbanding akibat perbuatan Terbanding yang mengusahai tanah perkara
adalah
mengada-ngada
dan
tidak
dapat
dibuktikan
kebenarannya sepanjang mengenai kerugian tersebut; 1. Gugatan Penggugat mengandung Cacat Formil. -
Bahwa gugatan Penggugat mengandung cacat formil karena kurang
ER A
pihak seharusnya semua ahli waris/keturunan dari Borbor Marsada harus diikutkan sebagai Penggugat dalam perkara ini -
Bahwa sepanjang pengetahuan Para pembanding, batas dan luas dari tanah pekuburan umum yang nota bene menjadi tanah perkara, sejak
UM AT
dahulu hingga sekarang belum ditentukan, sehingga dengan demikian dalil gugatan Penggugat yang menyebutkan luas dan batas-batas dari tanah perkara adalah salah dan keliru
Berdasarkan uraian-uraian sebagaimana telah para pembanding uraikan diatas maka kami memohon kepada Yang mulia Bapak Ketua Pengadilan Tinggi Medan cq Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan
berbunyi sebagai berikut:
IS
mengadili perkara ini agar berkenan menjatuhkan putusan yang amarnya
GG
1. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Balige tanggal 5 Oktober 2016 Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Blg 2. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau dinyatakan tidak
TIN
dapat diterima (Niet Onvantkelijk Verklaard) 3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara dalam perkara ini;
N
Menimbang bahwa atas Memori Banding dari Para Pembanding semula Tergugat I dan II, Terbanding semula Penggugat mengajukan Kontra Memori
ILA
Banding yang pada pokoknya sebagai berikut :
Balige telah turun ke lapangan (tanah perkara yang dimaksud) dan beliau
AD NG PE
Bahwa Majelis Hakim dan Panitera pengganti dari Pengadilan Negeri
telah menyaksikan (melihat) kebenaran barang bukti di lapangan, yaitu adanya kuburan keluarga dari Penggugat serta ratusan kuburan manusia dari Dusun Sigaol terdapat di pekuburan tersebut.
Bahwa Majelis Hakim dari Pengadilan Negeri Balige telah melihat adanya pohon karet di atas lahan pekuburan yang dimaksud. Dan pohon karet
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 12 dari 21 Halaman
UT AR A
yang ditanami para pembanding sudah hampir menutupi lahan pekuburan yang dimaksud yang luasnya ± 4 Ha.
Bahwa para pembanding/tergugat juga telah mengakui kepada Ketua Majelis Hakim sewaktu sidang ke lapangan, merekalah yang menanami pohon karet di areal pekuburan yang dimaksud.
Bahwa lahan pekuburan Saba Pittu/Sisakkalan yang dimaksud adalah
ER A
milik masyarakat Dusun Sigaol, Desa Sipagabu yang dulunya disediakan marga-marga keturunan Raja Borbor yaitu Pasarlbu, Tarihoran dan ada juga marga Gurning.
Bahwa para pembanding/tergugat selalu mengatakan. marga Siagian
UM AT
pendiri Dusun Sigaol, sama sekali tidak benar, karena jauh sebelum marga Siagian yaitu sekitar abad XVII keturunan Raja Borbor yaitu Pasaribu, Tarihoran, dan juga marga Gurning sudah bermukim terlebih dahulu di Dusun Sigaol. Kalau UBA SIAGIAN selalu bersikeras mengatakan bahwa marga Siagian pendiri Dusun Sigaol, lalu timbul beberapa pertanyaan, antara lain :
IS
1. Siapa nama marga Siagian itu si pendiri Huta Sigaol ? 2. Kapan marga Siagian mendirikan Dusun Sigaol ?
GG
3. Marga Siagian yang dimaksud si Pembanding pertama datang ke Dusun Sigaol, sudah adakah manusia yang bermukim di Dusun Sigaol di jumpainya ?
Kalau UBA SIAGIAN mengatakan bahwa keluarga Raja Lela Siagian
TIN
yaitu boru Sihombing Nababan dan 2 orang putranya yaitu Guru Pinondang dan Raja Panaji si pendiri Dusun Sigaol, itu tidak benar
N
karena tidak ada bukti. Misalnya dibuktikan dari persawahan atau perladangan/kebun kopi ini sama sekali tidak ada sebagai bukti. Karena
ILA
tidak ada di persawahan atau perladangan keturunan Raja Lela Siagian kecuali yang dibeli dari kami keturunan Raja Borbor yaitu Pasaribu dan
PE
NG
AD
Tarihoran. Keluarga Raja Lela Siagian datang ke Dusun Sigaol dan bermukim disebelah Selatan Dusun Sigaol yaitu Banjar Sibide, itu juga mereka tidak lama tinggal atau menetap disana, karena keluarga Raja Lela Siagian membuka perkampungan ke arah Barat Dusun Sigaol, yaitu Dusun Sipagabu yang sekarang, karena di Dusun Sigaol tidak ada lagi lahan untuk diusahai karena sudah habis di usahai marga Pasaribu dan Tarihoran.
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 13 dari 21 Halaman
UT AR A
Kalau UBA SIAGIAN menyatakan bahwa Raja Puasa Siagian yang mendirikan Dusun Sigaol itu juga tidak benar, karena Raja Puasa adalah
yang dijemput kakek kami Raja BUTTU PASARIBU dart Desa Sipange karena mereka (Raja Puasa) adalah adik ipar kakek kami Raja Buttu. (Isteri
Raja
/marpariban).
Puasa Jadi
dengan Raja
Puasa
Buttu
adalah
Siagian
tidak
sepengambilan
benar
pendiri
ER A
perkampungan Sigaol.
Raja
Menurut pesan sejarah yang kami terima secara turun temurun, mulai nenek moyang kami sampai kepada orang tua kami, bahwa yang mendirikan perkampungan Sigaol adalah marga-marga dari keturunan
UM AT
Raja Borbor, yaitu marga Pasaribu dan marga Tarihoran serta turut juga marga Gurning dari Lobu Gurning Porsea.
Mereka yang pertama sekali manusia menginjakkan kaki di Dusun Sigaol ialah Raja AMBIT TUA PASARIBU datang dari Haunatas Laguboti, Raja TARHUTIK TARIHORAN dari Lumban Tarihoran Porsea, dan juga marga Gurning dari Lobu Gurning Porsea. Mereka merantau ke arah
IS
Timur Habinsaran yaitu ke Dusun Sigaol yang sekarang. Mereka bermukim dl satu tempat dan mendirikan pondok sebagai tempat berteduh
lalu
membuka
persawahan/perladangan
GG
tinggal/tempat
kemudian memberi nama tempat tinggal tersebut Lobu Sigaol, diambil dari salah satu nama perkampungan di Patane Porsea. Tetapi tidak lama
TIN
kemudian Raja Tarhutik Tarihoran membentuk Lobu di sebelah Tenggara Lobu Sigaol, demikian juga marga Gurning membentuk Lobu disebelah Timur Lobu Sigaol yang diberi nama Lobu Lobu Gurning. Kegiatan pembentukan perkampungan Sigaol ini diperkirakan pada akhir
N
abad ke XVII masehi. Setelah berdiri 3 (tiga) tempat perkampungan, maka mereka bermusyawarah untuk penyediaan lahan pekuburan. Dan
ILA
mereka sepakat bahwa pekuburan dibuat di pertengahan ketiga pemukiman tersebut, itulah pekuburan umum yang sekarang yang
Dibawah ini kami buat sketsa ketiga pemukiman itu dan pekuburan umum Saba Pittu/Sisakkalan.
PE
NG
AD
terletak di Saba Pittu/Sisakkalan.
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 14 dari 21 Halaman
UT AR A ER A UM AT
Mengenai tapal batas tanah pekuburan tersebut, jelas telah ditentukan sejak semula, yaitu :
- Sebelah Timur di buat benteng dari tanah setinggi ± 1.5 Meter sepanjang ± 200 Meter.
- Sebelah Barat juga ada benteng yang terbuat dari tanah setinggi ± 1.5 Meter
IS
dan panjangnya ± 200 Meter.
- Sebelah Selatan berbatasan dengan batas alam atau tanah terjal atau jurang.
GG
- Sebelah Utara berbatasan juga dengan batas alam atau tanah terjal dan aliran sungai Aek Hirta.
Pembanding mengatakan "Tidak pernah ditentukan yang mana batas tanah
TIN
pekuburan umum Saba Pittu/Sisakkalan". Pernyataan ini salah besar karena para penyedia pekuburan tersebut telah menentukan batas-batas tanah pekul uran tersebut sejak semula dengan maksud menjaga kelestarian lahan pekuburan tersebut. Karena sekiranya tidak dibuat batas-batas pekuburan itu
N
tadi, maka segeralah terjadi seperti yang dibuat Uba Siagian dan adiknya Tumpak Siagian yaitu mereka sitergugat/sipembanding menanami pohon/kebun
ILA
karet di atas lahan pemakaman Saba Pittu/Sisakkalan yang diperkarakan ini. Mengapa hanya si Osman Pasaribu bertindak sebagai si Penggugat ?, maka jawabannya adalah :
AD
1. Bahwa hal ini kami lakukan adalah melalui musyawarah dari orang-orang yang tergabung dalam serikat adat "Borbor Marsada, boru, bere dohot
PE
NG
ibebere" di Dusun Sigaol dan sekitarnya, dan juga didukung beberapa orang anak perantau dari Dusun Sigaol dan sekitarnya (surat keterangan dukungan masyarakat terlampir).
2. Bahwa saya yang bertindak sebagai si Penggugat yaitu OSMAN PASARIBU adalah salah seorang ahli waris dari marga Pasaribu si pendiri/penyedta Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 15 dari 21 Halaman
UT AR A
lahan pekuburan Saba Pittu/Sisakkalan tersebut dan hal ini telah di musyawarahkan dengan teman-teman yang lain,
Mengapa dibentuk/didirikan serikat paradaton "Borbor Marsada, Boru, Bere,
dohot Ibebere" di Dusun Sigaol ?, maka jawabannya ialah : "Karena UBA SIAGIAN yaitu sang Raja Huta sudah bertindak semena-mena terhadap orang lain". Dimana sang si Raja Huta yang dihormati sebagai si Raja Adat atau
ER A
Parsinabung (tokoh adat dari marga Siagian) telah bekerja sama dengan adik kandungnya Tumpak Siagian (tergugat II) mengalih fungsikan tanah pekuburan Saba Pittu/Sisakkalan menjadi kebun karet miliknya pribadi. Maka kami para ahli waris dari orang yang dikubuf di pekuburan tersebut merasa sakit hati
UM AT
kepada si Raja Adat tersebut, karena itu kami tidak mau lagi duduk bersama dalam setiap kegiatan adat dengan kelompok sang Raja Huta Uba Siagian dan adiknya Tumpak Siagian (tergugat II)
Raja Huta Uba Siagian dan kelompoknya sangat marah dengan terbentuknya serikat paradaton Borbor Marsada, boru, bere, dohot ibebere di Dusun Sigaol. Kelompok Uba Siagian sering mengganggu kalau ada pesta kelompok Borbor
IS
Marsada. Dan tidak hanya sampai disitu Uba Siagian sang Raja Huta/Pengetua adat marga Siagian melarang orang yang meninggal dunia untuk dimakamkan
GG
di pekuburan Saba Pittu/Sisakkalan seperti OLO PASARIBU yang meninggal dunia awal tahun atau Januari lalu, dilarang oleh Uba Siagian dikuburkan dl pemakaman tersebut (surat keterangan terlampir).
TIN
Akan tetapi saya sipenggugat yaitu Osman Pasaribu sangat merasa kesal atas perbuatan
sang
Raja
Huta
tersebut,
beliau
tidak
menyadari
karena
perbuatannyalah maka sebagian masyarakat tidak mau lagi sejalan dengan beliau dalam kegiatan adat di Dusun Sigaol. Padahal sebelum Uba Siagian
N
menjadi Raja Huta kehidupan masyarakat sangat kondusif * UBA SIAGIAN selalu berusaha untuk membubarkan serikat adat "Borbor
ILA
Marsada, Boru, Bere, dohot Ibebere" yang terbentuk di Dusun Sigaol, tetapi hal itu tidak mungkin dapat dibubarkan karena berserikat dan berkumpul adalah hak setiap orang yang dilindungi oleh undang-undang, asal serikat dan organisasi
AD
tersebut lidak bertentangan dengan Pancasila dan undang-undang yang berlaku di
Negara
yang
tercinta
ini.
Oleh
karena
itu
saya
selaku
si
PE
NG
Penggugat/Terbanding atas nama serikat adat Borbor Marsada, boru, bere dohot ibebere yang ada di Dusun Sigaol, Desa Sipagabu, Kecamatan Nassau, Kabupaten
Toba
Samosir
memohon
kepada
Majelis
Hakim
yang
memeriksa/memutuskan perkara ini supaya mengukuhkan serikat paradaton
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 16 dari 21 Halaman
UT AR A
"Borbor Marsada, Boru, Bere, dohot Ibebere" yang terbentuk di Dusun Sigaol, Desa Sipagabu, Kecamatan Nassau, Kabupaten Toba Samosir.
* Diakui atau tidak diakui oleh Raja-raja adat marga Siagian yang ada di Dusun Sigaol dan dimana sajapun berada, namun serikat adat kami "Borbor Marsada,
Boru, Bere, dohot Ibebere" harus tetap kami jalankan di Dusun Sigaol, Desa Sipagabu, Kecamatan Nassau Toba Samosir. Kelompok Uba Siagian sama
ER A
sekali tidak boleh lagi menghalangi kami kelompok "Borbor Marsada, Boru, Bere, dohot Ibebere", apalagi sudah ada perjanjian antara pihak kelompok Uba Siagian dengan pihak Borbor Marsada, Boru, Bere, dan Ibebere yang dibuat dan ditanda tangani di Kantor Polres Toba Samosir di Porsea pada bulan
UM AT
Oktober 2012 yang lalu (fotocopy surat perjanjian damai terlampir). Kami kelompok Borbor Marsada tidak pernah melanggar perjanjian damai yang telah disepakati di Kantor Polres Toba Samosir di Porsea pada akhir tahun 2012 yang ialu tetapi pihak dari Uba Siagian lah yang melanggar perjanjian tersebut, antara lain :
Melarang jasad OLO PASAKIBU dikebumikan di pemakaman umum Saba
IS
Pittu/Sisakkalan.
UBA SIAGIAN malah meningkatkan usaha penanaman kebun karet di
GG
pekuburan Saba Pittu/Sisakkalan, dimana sebelumnya surat perjanjian damai dibuat lahan pekuburan masih sebagian yang ditanami, akan tetapi sejak perjanjian damai dibuat dan ditanda tangani kedua belah pihak, penanaman
TIN
pohon karet terus berlanjut oleh TUMPAK SIAGIAN, orang yang menanda tangani surat perjanjian damai tersebut. Perlu juga kami jelaskan disini bahwa Tumpak Siagian inilah yar.g memobilisasi seluruh marga Siagian di Desa Sipagabu untuk menghalangi pesta pernikahan
N
BINDUR PANJAITAN dengan Boru HUTAPEA, yaitu putra Bapak Paian Panjaitan/boru Tarihoran pada bulan September 2012. Karena itu maka Paian
ILA
Panjaitan mengadukan Tumpak Siagian/dkk ke Polres Toba Samosir di Porsea, tetapi pihak Polres menganjurkan supaya berdamai dan akhirnya kedua belah pihak berdamai dan dibuatlah surat perjanjian damai(fotocopy terlampir).
AD
* Visi dan misi serikat paradaton "Borbor Marsada, Boru, Bere, dohot Ibebere" sama sekali tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
PE
NG
berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercinta ini. Akan tetapi Visi dan Misi serikat adat kami "Borbor Marsada, Boru, Bere, dohot Ibebere" tentu berbeda dengan paradaton marga Siagian yang dipimpin sang Raja Penguasa diktator Uba Siagian. Kami katakan demikian karena karakter si Pengetua Adat ini mirip paham komunis di jaman orde lama, antara lain : Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 17 dari 21 Halaman
UT AR A
- Menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan (orang yang meninggal duniapun
dilarang
dikuburkan
di
pekuburan
umum),
pemakaman ini dapat ditanami pohon karet.
supaya
lahan
- Memaksakan kehendak kepada orang lain (Raja Huta Uba Siagian memusuhi
orang yang melarangnya menanami pohon karet di pekuburan umum, barang siapa yang melarangnya akan dikeluarkan dari lunggu paradcton yang
ER A
dipimpinnya).
- Memaksakan kehendak kepada orang lain (Raja Huta Uba Siagian memusuhi orang yang melarangnya menanami pohon karet di pekuburan umum, barang siapa yang melarangnya akan dikeluarkan dari lunggu paradaton yang
UM AT
dipimpinnya).
Kami sipenggugat ketakutan sama karakter yang dimiliki si Raja Huta ini. Mengingat Uba Siagian dan Tumpak Siagian asal-usulnya adalah dari keluarga yang tidak bersih lingkungan, dimana orang tuanya 4 orang bersaudara ini adalah tokoh PKI yang berpengaruh di jaman Orde lama. Yang kita takutkan bahwa virus-virus ajaran komunis masih belum semua hilang dari otaknya,
IS
maka kedua orang ini selalu membuat hal-hal yang tidak diinginkan masyarakat. Sebagai kesimpulan disini terbanding (sipenggugat) membuat pernyataan,
GG
antara lain :
1. Bahwa penggugat sama sekali tidak mau lahan pekuburan Saba Pittu/Sisakkalan dijadikan kebun oelh pembanding (tergugat) dengan dalih
TIN
apapun.
2. Kami (penggugat/terbanding) sama sekali tidak mau bahwa keluarga/orang
yang
dikebumikan
dipekuburan
tersebut
jasad
dijadikan
pembanding sebagai pupuk kompos untuk tanaman pohon karet si
N
pembanding.
3. Kami serikat paradaton "Borbor Marsada, Boru, Bere, dohot Ibebere" akan
ILA
tetap beraktifitas di Dusun Sigaol. Karena visi dan misi serikat adat kami sama sekali tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Oleh karena itu melalui Kontra Memori Banding ini kami memohon dengan
AD
hormat kepada majelis hakim tinggi yang memeriksa perkara perdata ini dapat memperkuat/mengukuhkan
keputusan
Pengadilan
Negeri
Balige
PE
NG
No.36/Pdt.6/2016/PNBLG tertanggal 05 Oktober 2016. Dan sebelumnya kami/penggugat/terbanding mengucapkan ribuan terima kasih kepada yang terhormat Majelis Hakim Tinggi yang memeriksa/memutuskan perkara ini.
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 18 dari 21 Halaman
UT AR A
Menimbang, bahwa setelah membaca dan mempelajari dengan
seksama berkas perkara tersebut beserta surat-surat yang terlampir, salinan
resmi putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Blg., tangggal 5 Oktober 2016, Memori Banding dari Pembanding semula Tergugat I dan II dan Kontra Memori Banding dari Terbanding semula Penggugat
Pengadilan Tinggi dapat menyetujui pertimbangan dan putusan Majelis Hakim
ER A
Tingkat Pertama dalam perkara tersebut sudah tepat dan benar dan diambil alih sebagai pertimbangan Pengadilan Tinggi sendiri dalam memeriksa dan memutus perkara ini;
UM AT
Menimbang, bahwa oleh karena didalam keberatan Pembanding semula Tergugat I dan II didalam memori bandingnya, serta Kontra Memori Banding dari Terbanding semula Penggugat, tidak ada hal yang dapat melemahkan atau membatalkan putusan Pengadilan Tingkat Pertama tersebut, karena semuanya telah dipertimbangkan dengan tepat dan benar oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama, oleh karenanya Memori Banding dan Kontra Memori
IS
Banding tersebut tidak dipertimbangkan lagi oleh Pengadilan Tinggi; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka
GG
putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Blg, tanggal 5 Oktober 2016 beralasan hukum untuk dikuatkan; Menimbang, bahwa oleh karena para Pembanding semula Tergugat I
TIN
dan II tetap berada dipihak yang kalah, maka harus dihukum membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan untuk
tingkat
banding
ditetapkan
sebesar tersebut dalam diktum putusan ini ;
N
Mengingat Ketentuan pasal 283 Rbg dan Undang-Undang No.48 Tahun
ILA
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, dan Peraturan Perundang-undangan yang bersangkutan
PE
NG
AD
lainnya;
MENGADILI:
1. Menerima permohonan banding dari Pembanding I, II semula Tergugat I, II tersebut ;
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 19 dari 21 Halaman
UT AR A
2. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor 36/Pdt.G/2016/PN.Blg., tanggal 5 Oktober 2016 yang dimohonkan banding tersebut ;
3. Menghukum Pembanding semula Tergugat I, II untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding
ER A
ditetapkan sejumlah Rp.150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari: SENIN, tanggal: 20 MARET 2017 oleh kami: SABAR TARIGAN SIBERO, S.H, M.H sebagai Hakim Ketua Majelis,
sebagai
UM AT
ADI SUTRISNO, S.H, M.H dan DALIUN SAILAN, S.H, M.H masing-masing Hakim Anggota
yang ditunjuk berdasarkan Penetapan
Ketua
Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 02/PDT/2017/PT Medan, tanggal: 10 Januari 2017, putusan tersebut diucapkan pada
hari: JUMAT, tanggal: 31 MARET
2017 dalam persidangan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh HERMAN Panitera Pengganti, tanpa dihadiri oleh para
IS
SEBAYANG, S.H. sebagai
pihak yang berperkara maupun oleh para kuasa hukumnya masing-masing ;
TIN
GG
HAKIM ANGGOTA MAJELIS
dto
HAKIM KETUA MAJELIS
dto SABAR TARIGAN SIBERO, S.H, M.H
N
1. ADI SUTRISNO, S.H, M.H
ILA
dto
PE
NG
AD
2. DALIUN SAILAN, S.H, M.H PANITERA PENGGANTI dto HERMAN SEBAYANG, S.H. Perincian biaya perkara: Meterai ---------------- : Rp
6.000,-
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 20 dari 21 Halaman
UT AR A
Redaksi ---------------- : Rp
5.000,-
Pemberkasan ---------: Rp 139.000.-
PE
NG
AD
ILA
N
TIN
GG
IS
UM AT
ER A
Jumlah----------------- : Rp.150.000,- (Seratus lima puluh ribu rupiah).
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 2/PDT/2017/PT MDN halaman 21 dari 21 Halaman