PEDOMAN PEMBUATAN SOP A Pengertian
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengen berbagai proses penyelenggaraan ak vitas organisasi, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan (Permenpan No. 035 tahun 2012). B Tujuan Penyusunan
Agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif, konsisten/ seragam da aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.
C Manfaat a.Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas b. Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan c. Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannya. D Petunjuk Pengisian 1 Logo - Logo yang dipakai adalah logo Pemerintah kabupaten/kota, dan lambang Puskesmas.
Logo Puskesmas Logo Pemkot Singkawang (Permenkes no.75 th.2014) 2 Kotak Kop / Heading - Heading hanya dicetak halaman pertama - Kotak FKTP diberi Logo pemerintah daerah, dan nama Puskesmas - Kotak Judul diberi Judul /nama SOP sesuai proses kerjanya -
Nomor Dokumen: diisi sesuai dengan ketentuan penomeran yang berlaku di Puskesmas/FKT yang bersangkutan, dibuat sistematis agar ada keseragaman No. Revisi: diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf. Tanggal terbit: diberi tanggal sesuai tanggal terbitnya atau diberlakukannya terse Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan jugatanggal total halaman untuk SOPSOP tersebut
(misal 1/5). Namun, di tiap halaman selanjutnya dibuat footer misalnya pada halaman kedua: 2/5, halaman terakhir: 5/5 - Ditetapkan Kepala FKTP: diberi tandatangan Kepala FKTP dan nama jelasnya 3 Isi SOP - Pengertian : -
-
-
-
diisi definisi judul SOP, dan berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin su dipahami atau menyebabkan salah pengertian/ menimbulkan multi persepsi Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci: “ Sebagai acuan / pedoman ……”. Kebijakan : berisi kebijakan Kepala FKTP yang menjadi dasar dibuatnya SOP tersebut, misalnya untuk SOP imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas No 005/2014 tentang Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Referensi : berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP, bisa berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain sebagai bahan pustaka Prosedur : bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu
-
Unit Terkait : berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses kerja tersebut. E Syarat penyusunan SOP - Perlu ditekankan bahwa SOP harus ditulis oleh mereka yang melakukan pekerjaan tersebut ata oleh unit kerja tersebut. Tim atau panitia yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas/FKTP hanya untuk menanggapi dan mengkoreksi SOP tersebut -
SOP harus merupakan flow charting dari suatu kegiatan Di dalam SOP harus dapat dikenali dengan jelas siapa melakukan apa, dimana, kapan, dan me
- SOP jangan menggunakan kalimat majemuk. Subjek, predikat dan objek SOP harus jelas - SOP harus menggunakan kalimat perintah/ instruksi bagi pelaksana dengan bahasa yang dike - SOP harus jelas, ringkas, dan mudah dilaksanaka F Evaluasi SOP - Evaluasi SOP dilakukan terhadap isi maupun penerapan SOP - Evaluasi SOP dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal dua tahun sekali yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja - Hasil evaluasi: SOP masih tetap bisa dipergunakan, atau SOP tersebut perlu diperbaiki/direvisi Perbaikan/revisi isi SOP bisa dilakukan sebagian atau seluruhnya - Perbaikan/ revisi perlu dilakukan bila: a. Alur SOP sudah tidak sesuai dengan keadaan yang ada b.Adanya perkembangan Ilmu dan Teknologi (IPTEK) pelayanan kesehatan c. Adanya perubahan organisasi atau kebijakan baru d.Adanya perubahan fasilitas - Peraturan Kepala FKTP tetap berlaku meskipun terjadi penggantian Kepala FKTP Referensi : "PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA" Depkes RI,2015
OP
lis yang dibakukan mengenai kapan harus dilakukan,
if, konsisten/ seragam dan menuhan standar yang
ekerjaannya.
mbang Puskesmas.
ng berlaku di Puskesmas/FKTP
l diberlakukannya tersebut. halaman untuk SOPSOP tersebut alnya pada halaman kedua:
a jelasnya
ang istilah yang mungkin sulit i persepsi
ai acuan / pedoman ……”.
rsebut, misalnya untuk SOP Puskesmas No 005/2014
rbentuk buku, peraturan
ngkah kegiatan untuk
es kerja tersebut.
ukan pekerjaan tersebut atau a Puskesmas/FKTP hanya
apa, dimana, kapan, dan mengapa.
objek SOP harus jelas a dengan bahasa yang dikenal pemakai
hun sekali yang dilakukan
but perlu diperbaiki/direvisi.
n Kepala FKTP
TINGKAT PERTAMA"
Diagram Alir/ bagan alir (Flow Chart)
Di dalam penyusunan prosedur maupun instruksi kerja sebaiknya dalam langkahlangkah kegiatan dilengkapi dengan diagram alir/ bagan alir untuk memudahkan dalam pemahaman langkahlangkahnya. Adapun bagan alir secara garis besar dibagi menjadi dua macam, yaitu diagram alir makro dan diagra 1 Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari proses yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol, yaitu simbol balok:
2 Diagram alir mikro, menunjukkan rincian kegiatan-kegiatan dari tiap tahapan diagram makro, bentuk simbol sebagai berikut: o Awal kegiatan:
o Akhir kegiatan:
o Simbol Keputusan:
?
Ya
Tidak
o Penghubung:
o Dokumen :
o Arsip :
angkah kegiatan n langkah-
lir makro dan diagram alir mikro. proses yang ingin
n diagram makro,
FORMAT SOP JUDUL SOP No.Dokumen No.Revisi SOP Tanggal Terbit Halaman
: : : :
UPT.Puskesma s Singkawang Timur I Pengertian* Tujuan* Kebijakan* Referensi* Prosedur * Diagram alir (jika dibutuhkan) Unit terkait*
* Wajib tersedia dalam form SPO
Penambahan seperti Alat/Bahan,Dokumen terkait dsb, disesuaikan dgn kebutuhan
P
EDITA ACU,SKM 19590807 198210 2 003
rkait dsb, disesuaikan dgn kebutuhan
Layanan klinis memuat jika terjadi pengulangan pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan, atau pemberian obat, petugas kesehatan wajib memberitahu kepada dokter yang bersangkutan No.Dokumen : No.Revisi : SOP Tanggal Terbit : Halaman : UPT.Puskesmas Singkawang Timur I
Pengertian
Tujuan
Layanan klinis yang memuat jika terjadi pengulangan pemeriksaan penunjang dia tindakan, atau pemberian obat, petugas kesehatan wajib memberitahu dokter yan bersangkutan merupakan jenis layanan di puskesmas yang diberikan kepada pasie menghindari terjadinya kesalahan pemeriksaan, tindakan dan terapi pemberian ob pasien.
Sebagai pedoman petugas dalam memberikan informasi kepada dokter pemeriksa sudah mendapatkan pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan, atau pemberia sehingga tidak terjadi pengulangan layanan dan pasien mendapatkan layanan opt
Kebijakan Referensi Alat dan Bahan
1. WIRELESS 2. LIST PASIEN 3. BUKU REGISTER POLI UMUM DAN ALAT TULIS 4. INFORMED CONSENT 5. ALAT MEDIS: STETOSKOP, SPHYGMOMANOMETER, TIMBANGAN, TERMOMETER, MICROTOICE, GV SET, HECTING SET, SIRKUM SET, KIE. 6. BLANKO RUJUKAN 7. PRINTER
Prosedur
1. Petugas dari masing-masing unit pelayanan mengidentifikasi kebutuhan pasien 2. Petugas melakukan kajian sesuai dengan standar profesi yang telah dilakukan.
3. Petugas melakukan pencatatan hasil kajian pada rekam medis sesuai dengan st yang telah dilakukan meliputi :
a. Data sosial yang meliputi, nama pasien, nama kepala keluarga, pekerjaan pasie
alamat, jenis kelamin dan tanggal lahir, agama, nomor rekam medis dan nomor ka jaminan yang ada.
b. Data anamnesa (data subyektif) yang mencakup keluhan pasien, riwayat pengo sebelumnya, riwayat penyakit keluarga, riwayat alergi dan atau alergi obat.
c. Data pemeriksaan fisik (data obyektif) yang meliputi hasil pemeriksaan vital sig
(tekanan darah, nadi, respirasi, suhu, tinggi badan, dan berat badan) hasil pemeri
spesifik yang mengacu dan sesuai dengan keluhan pasien serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjang kajian pasien.
d. Data diagnosis yang berupa diagnosis klinis pasien beserta kode ICD X pada ka besar penyakit.
e. Data terapi yang berupa jenis obat, jumlah obat yang diberikan dan cara pemak
obat. f. Data penunjang lain seperti rujukan ke unit lain, dan edukasi yang diberikan.
g. Petugas mencatat semua hasil kajian pasien yang ada di rekam medis sesuai de standar profesi yang telah dilakukan.
h. Petugas membaca dan memberikan informasi kepada dokter pemeriksa bila ter pengulangan pemeriksaan penunjang diagnostik, tindakan, atau pemberian obat
EDITA ACU,SKM 19590807 198210 2 003
langan pemeriksaan penunjang diagnostik, atan wajib memberitahu dokter yang kesmas yang diberikan kepada pasien untuk n, tindakan dan terapi pemberian obat kepada
informasi kepada dokter pemeriksa jika pasien diagnostik, tindakan, atau pemberian obat, an pasien mendapatkan layanan optimal.
S
ETER, TIMBANGAN, TERMOMETER,
mengidentifikasi kebutuhan pasien.
andar profesi yang telah dilakukan.
pada rekam medis sesuai dengan standar profesi
ma kepala keluarga, pekerjaan pasien,
a, nomor rekam medis dan nomor kartu
akup keluhan pasien, riwayat pengobatan
at alergi dan atau alergi obat.
meliputi hasil pemeriksaan vital sign
dan, dan berat badan) hasil pemeriksaan
uhan pasien serta hasil pemeriksaan pasien beserta kode ICD X pada kasus 10
obat yang diberikan dan cara pemakaian
ain, dan edukasi yang diberikan.
n yang ada di rekam medis sesuai dengan
asi kepada dokter pemeriksa bila terjadi tik, tindakan, atau pemberian obat