Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
TINGKAT MOTIVASI MASYARAKAT LULUSAN SEKOLAH LANJUT TINGKAT ATAS DALAM PROSES PENINGKATAN ANGKA PARTISIPASI KASAR PERGURUAN TINGGI DI DESA LINGKONONG KECAMATAN SOMPAK KABUPATEN LANDAK Oleh: YUSTINUS ASEM NIM. E11112038 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Tahun 2015 Abstrak Tujuan penelitian ini yang pertama, untuk mengetahui sejauhmana tingkat motivasi masyarakat lulusan Sekolah Lanjut Tingkat Atas dalam proses peningkatan Angka Partisipasi Kasar di Perguruan Tinggi di Desa Lingkonong. Kedua, untuk menggambarkan bentuk-bentuk motivasi masyarakat lulusan Sekolah Lanjut Tingkat Atas dalam peningkatan Angka Partisipasi Kasar di Perguruan Tinggi. ketiga, untuk menganalisis kendalakendala tingkat motivasi masyarakat lulusan Sekolah Lanjut Tingkat Atas dalam proses peningkatan Angka Partisipasi Kasar di Perguruan Tinggi. penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, kurangnya motivasi dari dari pemerintah dan Orang Tua untuk memberikan pedoman kepada Anak Muda lulusan Sekolah Lanjut Tingkat Atas untuk melanjutkan di Perguran Tinggi. kedua, tingkat motivasi masyarakat lulusan Sekolah Lanjut Tingkat Atas masih kurang dalam proses peningkatan Angka Pastisipasi Kasar di Perguruan Tinggi: misalnya kurangnya keterlibatan antar masyarakat setempat dalam memberikan sosialisasi dan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar dan Indeks Prestasi Manusia yang di pengaruhi oleh antar lain kurangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di wilayah tersebut. Ketiga, kendala dalam proses peningkatan Angka Partisipasi Kasar yang di lihat dari tingkat motivasi masyarakat lulusan Sekolah Lanjut Tingkat Atas di pengaruhi beberapa faktor seperti kurangnya tingka motivasi dari keluarga dan pemerintah untuk merubah pola fikir, kurangnya kesadaran masyarakat setempat bahwa persaingan pendidikan sangat penting, kurangnya mata pencaharian keluarga yang menyebabkan Anak Muda tidak mempunyai cara lain selain menafkahi keluarga setelah lulus Sekolah Lanjut Tingkat Atas, dan tidak adanya beasiswa yang di persiapkan oleh pemerintah bagi Anak Muda yang berprestasi. Untuk meningkatkan motivasi masyarakat lulusan Sekolah Lanjut Tingkat Atas dalam proses peningkatan Angka Partisipasi Kasar di Perguruan Tinggi yaitu dengan cara pemerintah ikut ambil alih dengan mengupayakan beasiswa dengan cara ini untuk meningkatkan tersebut, pemerintah dan orang tua ikut berperan dalam mempersiapkan dalam segala hal untuk Anak muda yang akan melanjutkan di Perguruan Tinggi misalnya dengan mempersiapkan keuangan yang matang, memberikan sosialisasi kepada Anak Muda pentingnya pendidikan di Perguruan Tinggi hal ini mengingat di wilayah tersebut masih kurangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Maka, perlu keterkaitan masyarakat setempat baik pemerintah, Orang Tua, serta masyarakat. Kata-Kata Kunci : Motivasi, Proses Peningkatan Angka Partisipasi Kasar, Perguruan Tinggi.
THE MOTIVATION PEOPLE GRADUATE SCHOOL FURTHER LEVEL OF IN THE PROCESS OF AN INCREASE IN THE PARTICIPATION RUDE COLLEGE IN THE VILLAGE LINGKONONG DISTRICT SOMPAK DISTRICT LANDAK Abstract The purpose of this research is the first, to know the extent to which the motivation people graduate school of further level of in the processof an increase in the abusive participation in college in the village Lingkonong. Second, to describe forms motivation people graduate school of further level of in an increase in the abusive participation in college. Third, to analyze the constraints of the motivation people graduate school of further level of in the process of an increase in the abusive participation in college. This study including research
1 YUSTINUS ASEM, NIM. E1111238 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
kualitatif. The results of research suggests that. First, the lack of motivation from the government and the old man to give the guidelines to young children graduate school of further level of up to continue college. Second, the motivation people graduate scholl of further level of still less in the process of an increase in the abusive participation in college: among other lack of any involvement between the local community in give socialization and the importance of education to improve the participation rude and the achievements of the human influenced by among other lack of science and technology in the region. Third, the constraints in the process of an increase in the abusive participation in the look of the motivation people graduate school of further level of influenced several factors such as the lack of motivation level of the family and the government to change the pattern think, the lack of awareness of the local community that competition education is very important, the lack of the livelihood the cause of young people don’t have the means other than to provide for the family after graduating from the school further level of, and the absence of the scholarship in prepare by the government for young people who excel. To improve the motivation people graduate school f further level of in the process of an increase in the abusive participation in college by the way the government to take over to seek a acholarship in this way to improve the participation rude, the government and parents come to play a role in prepare in all things for young people who will continue in college, for example to prepare financial cooked, give socialization to young children the importance of education in college. It is considering in the region is still a lack of science and technology. Then, need in the local community kind the government, the old man, as well as a society. Key words: motivation, the process of an increase in the participation abusive, college.
demokratis, serta tanggungjawab dalam
A. PENDAHULUAN
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Undang-undang
No.20
Tahun
Sejumlah
studi
menunjukkan
3003, tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bahwa jumlah penduduk miskin dan
pendidikan diartikan sebagai usaha dasar
termiskin
dan terencana untuk mewujudkann suasana
banyak. Mereka menjadi bagian dari
belajar dan proses pembelajaran agar
komunitas dengan struktur dan kultur
peserta didik secara aktif mengembangkan
perdesaan. Kira-kira separuh dari jumlah
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
itu benar-benar berada dalam kategori
spritual keagamaan, pengendalian diri,
sangat miskin (the absolut poor). Kondisi
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
mereka sungguh memprihatinkan, antara
serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
lain, ditandai oleh malnutrion, tingkat
masyarakat bangsa dan negara.
pendidikan yang rendah (bahkan sebagian
Selanjutnya Pendidikan
dinyatakan
Nasional
bahwa bertujuan
di
perdesaan
masih
cukup
masih buta huruf), dan rentan terhadap penyakit.
Jumlah
penghasilan
dari
mengembangkan potensi peserta didik agar
kelompok ini hanya untuk cukup untuk
menjadi
makan.
manusia
yang
beriman
dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Sementara itu, sisanya memiliki
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kondisi yang agak lebih baik daripada
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
kelompok dalam kategori sangat miskin 2
YUSTINUS ASEM, NIM. E1111238 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
(the absolut poor) itu, meskipun tentu saja
pendidikan
tetap berkategori miskin, yakni masih
keahlian (profesionalisme). Peningkatan
belum mempunyai pendapatan yang cukup
itu
untuk bebas dari kekurangan. Mereka
pendekatan perluasan sarana dan mutu
masih
pendidikan dalam semua sektor, serta
dililit
Ideologi
oleh
dan
ketidakberdayaan.
teknologi
baru
kejuruan
antara
lain
dan
peningkatan
dilakukan
melalui
yang
peningkatan produktivitas tenaga kerja.
diperkenalkan kepada mereka acapkali
Namun sayangnya, Sekolah-sekolah dan
juga direspon secara negatif, terutama
Perguruan Tinggi masih belum terjangkau
karena tidak memiliki jaminan sosial yang
oleh masyarakat umum.
cukup untuk menghadapi resiko kegagalan.
Perubahan
sosial
adalah
Pemberdayaan masyarakat desa di
transformasi dalam organisasi masyarakat,
atur dalam Undang-undang Desa No. 6
dalam pola berfikir dan dalam perilaku
tahun 2014 pada halaman 4 berbunyi
pada waktu tertentu (Macionis, 1987;638).
“Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah
Sehingga dalam pola berfikir masyarakat
upaya mengembangkan kemandirian dan
perlu
kesejahteraan
masyarakat
dengan
membawa masyarakat tersebut ke jalan
meningkatkan
pengetahuan,
sikap,
yang baik, kelengkapan bahan pangan,
keterampilan,
perilaku,
kemampuan,
kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya
melalui
penetapan
adanya
sandang,
perubahan
serta
yang
bermanfaat
bisa
bagi
perekonomian Negaranya.
kebijakan,
Minimnya pembangunan di Desa
program, kegiatan, dan pendampingan
membuat warga desa kesulitan untuk
yang sesuai dengan esensi masalah dari
mendapatkan informasi terutama IPTEK.
prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
Di tambah lagi dengan kurangnya fasilitas
Masalah lain yang terkait dengan
pembangunan gedung sekolah, meskipun
kemiskinan adalah sindrom inertia (lamban
ada namun gedung tersebut sangat jauh
dan statis) sebagai akibat dari rendahnya
untuk di jangkau. Hal tersebut yang
kualitas
manusia.
membuat masyarakat berpendidikan tidak
Sebenarnya, pemerintah telah berusaha
terlalu perduli asalkan mereka bisa bekerja
membenahi
itu sudah baik bagi mereka.
sumber
dan
daya
menyusun
berbagai
macam kebijaksanaan pendidikan yang
Anak muda merupakan salah satu
diharapkan dapat memicu pengembangan
manusia
sebagai
penggerak
untuk
sumber daya manusia.
membawa kearah mana Negara ini menjadi
Kebijaksanaan itu mencakup usaha
lebih makmur. Namun, dengan kendala
peningkatan keterampilan teknis melalui
serta konflik yang dihadapi anak muda 3
YUSTINUS ASEM, NIM. E1111238 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
khususnya di Perdesaan sangat susah dan
Meskipun mereka bekerja, namun
labil untuk melanjutkan di jenjang sekolah
mereka tidak mempunyai keahlian yang
atau
begitu
perguruan
tinggi
yang
mereka
harapkan.
dalam.
menanam
Adapun
anak
muda
Misanya
karet.
mereka
bisa
hanya
tau
Mereka
yang
nancapkan dan memberi pupuk tanpa
mempunyai perekonomian layak baik dari
mengetahui apa jenis dan takaran yang
warga lainnya namun tidak mempunyai
baik untuk pohon tersebut. Disisi lain
motivasi untuk membawa tempat lahirnya
mereka juga kurang berkomunikasi dengan
berubah dari perekonomian baik, serta
orang di luar. Sehingga ilmu yang di
pemikiran sumber daya manusiannya itu
peroleh pun mayoritas dari tempat mereka
sendiri bisa bersaing.
tinggal.
Di Desa Lingkonong keterbatasan akses Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangat terpuruk dengan belum
B. KAJIAN PUSTAKA
terpasangnya tower sebagai pengakses informasi dan kurangnya sosialisasi dari
1.
Pengertian Motivasi
Pemerintah bahwa Pendidikan di Peguruan Tinggi
sangat
penting.
Kata “motif”, diartikan sebagai
Sehingga
daya upaya yang mendorong seseorang
pembangunan infrastruktur terkendala dan
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat
sangat sukar dalam pembangunan baik
dikatakan sebagai daya penggerak dari
SDM maupun SDA seperti keterbatasan
dalam
akses di perguruan tinggi yang ada di luar.
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
Sebagian besar masyarakat Desa
dan
di
dalam
subjek
untuk
mencapai suatu tujuan (Sardiman, 2014)
Lingkonong hidup dari bercocok tanam,
Menurut Mc. Donald, motivasi
menyandap karet, berkebun sawit, dan
adalah
menanam padi itu lah aktivitas yang terjadi
seseorang
di setiap kehidupan masyarakat di Desa
munculnya “feeling” dan didahului dengan
Lingkonong. Dengan pengahasilan rata-
tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari
rata penduduk di bawah UMR Kabupaten
pengertian yang dikemukakan Mc. Donald
Landak (Rp. 47.000/hari). Sehingga laju
ini mengandung tiga elemen penting.
pertumbuhan
ekonomi
di
perubahan yang
energi
dalam
ditandai
diri
dengan
Desa
Bahwa motivasi itu mengawali
Lingkonong relatif rendah di bandingkan
terjadinya perubahan energi pada diri
dengan Desa-desa lain di Kecamatan
setiap individu manusia. Perkembangan
Sompak.
motivasi
akan
membawa
beberapa 4
YUSTINUS ASEM, NIM. E1111238 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
perubahan
energi
di
“neurophysiological”
dalam
yang
sistem
ada
2.
Konsep Perguruan Tinggi
pada
Menurut
Darmiyati
Zuchdi,dkk
organisme manusia. Karena menyangkut
(2010:2-3) Perguruan Tinggi merupakan
perubahan
lembaga akademik dengan tugas utamanya
energi
manusia
(walaupun
motivasi itu muncul dari dalam diri
menyelenggarakan
manusia),
mengembangkan
penampakannya
akan
menyangkut kegiatan fisik manusia. Motivasi munculnya,
ditandai
Pendidikan ilmu,
dan
pengetahuan,
teknologi, dan seni. Tujuan Pendidikan, dengan
rasa/”feeling”,
afeksi
sejatinya tidak hanya mengembangkan keilmuan,
tetapi
juga
membentuk
seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan
kepribadian, kemandirian, keterampilan
dengan
sosial, dan karakter. Oleh karena itu,
persoalan-persoalan
kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan
berbagai
tingkah-laku manusia.
diimplementasikan
Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
program
dirancang untuk
dan
mewujudkan
tujuan pendidikan tersebut, terutama dalam pembinaan karakter.
sebenarnya merupakan respons dari suatu
Perguruan
Tinggi
merupakan
aksi, yakni tujuan. Motivasi memang
jenjang pendidikan kelanjutan dari jenjang-
muncul dari dalam diri manusia, tetapi
jenjang pendidikan sebelumnya, dari TK,
kemunculannya
karena
SD, SMP, dan SMA. Seseorang tidak
teransang/terdorong oleh adanya unsur
mungkin menjadi mahasiswa di Perguruan
lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan
Tinggi
ini akan menyangkut soal kebutuhan.
sebelumnya.
Motivasi
dapat
juga
dikatakan
tanpa
Menurut
melalui
jenjang-jenjang
Supriora
serangkaian usaha untuk menyediakan
Perguruan
Tinggi
kondisi-kondisi
Pendidikan
penyelenggara
tertentu,
sehingga
(2011:1),
adalah
satuan
pendidikan
seseorang mau dan ingin melakukan
tinggi, peserta didik Perguruan Tinggi
sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan
disebut
berusaha
atau
pendidik Perguruan Tinggi disebut Dosen.
mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi
Menurut jenisnya, perguruan tinggi dibagi
motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor
menjadi dua yaitu Perguruan Tinggi Negeri
dari dari luar tetapi motivasi itu adalah
dan Perguruan Tinggi Swasta. Perguruan
tumbuh didalam diri seseorang.
Tinggi Negeri adalah Perguruan Tinggi
untuk
meniadakan
mahasiswa,
sedangkan
tenaga
yang mengelola dan regulasinya dilakukan oleh Negara, sedangkan Perguruan Tinggi 5 YUSTINUS ASEM, NIM. E1111238 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Swasta adakah Perguruan Tinggi yang
Oleh sebab itu, untuk mencapai
pengelolaan dan regulasinya dilakukan
tujuan tersebut perguruan tinggi memiliki
oleh Swasata.
motto yang dikenal “Tri Darma Perguruan
Perguruan Tinggi adalah satuan Pendidikan
yang
menyelenggarakan
Tinggi” yaitu Pendidikan, penelitian, dan pengabdian.
Pendidikan Tinggi. Tujuan Pendidikan
Perguruan Tinggi dapat berbentuk
Tinggi menurut PP No. 60 Tahun 1999
akademi,
tentang Pendidikan Tinggi (PT), pasal 2,
institut, dan Universitas.
adalah :
a.
a. Menyiapkan
peserta
anggota masyarakat kemampuan
didik
menjadi
Tinggi,
Akademi merupakan perguruan tinggi
terapan,
dan/atau
salah
satu
cabang
atau
sebagian ilmu pengetahuan, teknologi,
propesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan/atau memperkaya
Sekolah
yang menyelenggarakan Pendidikan
yang memiliki
akademik
politeknik,
atau kesenian tertentu. b.
Politeknik
merupakan
khasanah ilmu pengetahuan, teknologi,
tinggi
dan/atau kesenian.
Pendidikan terapan, dalam sejumlah
b. Mengembangkan dan memperluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian
serta
penggunaannya taraf
kehidupan
c.
Sekolah Tinggi merupakan Perguruan Tinggi
meningkatkan
masyarakat
menyelenggarakan
bidang pengetahuan khusus.
mengupayakan
untuk
yang
perguruan
yang
Pendidikan
dan
menyelenggarakan akademik
dan/atau
propesional dalam satu disiplin ilmu
memperkaya kebudayaan nasional.
tertentu.
Dalam peraturan pemerintah No. 33
d.
Institut merupakan Perguruan Tinggi
tahun 1990, juga disebutkan tentang tujuan
yang terdiri atas sejumlah fakultas
Perguruan
menyiapkan
yang menyelenggarakan pendidikan
peserta didik menjadi anggota masyarakat
akademik dan/atau profesional dalam
yang memiliki kemampuan akademik dan
sekelompok disiplin ilmu yang sejenis.
Tinggi
adalah
atau propesional yang dapat menerapkan, mengembangkan,
dan
memperluaskan
e.
Universitas
Fakultas
menyeumbangkan
Pendidikan
taraf
kehidupan
meningkatkan
masyarakat
dan
memperkaya kehidupan nasional.
Perguruan
Tinggi yang terdiri atas sejumlah
ilmu pengetahuan dan kesenian serta untuk
merupakan
yang
menyelenggarakan
Akademik
dan/atau
profesional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu. 6
YUSTINUS ASEM, NIM. E1111238 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Perguruan Tinggi tergolong dalam
baik secara pribadi maupun harapan dari
beberapa kelompok yaitu Perguruan Tinggi
orang tua demi kesuksesan anaknya.
Negeri, Perguruan Tinggi Swasta, dan
Dengan adanya Perguruan Tinggi, maka
Perguruan Tinggi ikatan dinas. Perguruan
maka dapat mempermudah jalan untuk
Tinggi terbagi dalam berbagai pilihan yaitu
menggapai
Pendidikan Sarjana (S-1 sampai S-3) dan
Perguruan Tinggi merupakan salah satu
Pendidikan Diploma (D-1 sampai D-4).
persyaratan yang harus dipenuhi dan
Perguruan Tinggi Negeri yaitu Pendidikan
ditetapkan oleh banyak perusahaan yang
Tinggi yang peraturannya berdasarkan
ada untuk memperoleh sebuah pekerjaan
Pemerintahan
yang
universitas
misalnya
Negeri,
Universitas-
Perguruan
Tinggi
cita-cita
sesuai
karena
dengan
mengikuti
keinginan
dan
bidangnya masing-masing.
Swasta yaitu Pendidikan Tinggi yang yang
Tujuan Pendidikan Tinggi menurut
dibangun secara pribadi atau dari suatu
UU No. 12 Tahun 2012 tentang pendidikan
lembaga
dan
tinggi yaitu pasal 5 disebutkan 4 (empat)
Perguruan
tujuan Pendidikan Tinggi, yaitu sebagai
misalnya
Muhammadiyah,
PGRI
sedangkan
Tinggi ikatan dinas yaitu Pendidikan
berikut :
Tinggi
yang
a.
namun
sudah
berdasarkan
Berkembangnya potensi mahasiswa
kepastian
agar menjadi manusia yang beriman
untuk dapat bekerja secara langsung
dan bertakwa kepada Tuhan Yang
setelah mengikuti Pendidikan tersebut
Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat,
misalnya, STAN, STIS, dan AMG dan
berilmu,cakap,
lain-lain.
terampil, kompeten, dan berbudaya
Tujuan
mendapatkan
Pemerintah
Pendidikan
umum
di
Perguruan Tinggi adalah sebagai usaha membantu
perkembangan
kreatif,
mandiri,
untuk kepentingan Bangsa. b.
kepribadian
Dihasilkan lulusan yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau
mahasiswa agar mampu berperan sebagai
Teknologi
anggota masyarakat dan bangsa serta
kepentingan nasional dan peningkatan
Agama dan untuk menumbuhkan kepekaan
daya saing Bangsa.
Mahasiswa terhadap masalah-masalah dan
c.
untuk
memenuhi
Dihasilkannya ilmu pengetahuan dan
kenyataan-kenyataan sosial yang timbul di
teknologi melalui penelitian yang
dalam Masyarakat Indonesia. (Lukman,
memperhatikan dan menerapkan nilai
2010 : 1).
Humaniora
Tujuan Perguruan Tinggi yaitu agar
agar
bermanfaat
bagi
kemajuan bangsa, serta kemajuan
dapat mewujudkan cita-cita atau harapa, 7 YUSTINUS ASEM, NIM. E1111238 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
d.
peradaban dan kesejahteraan umat
di lakukan. Data yang terkumpul terkait
manusia.
dengan hubungan antara Pemerintah lokal
Terwujudnya
pengabdian
kepada
mengenai peningkatan Angka Partisipasi
masyarakat berbasis penalaran dan
Kasar (APK) di Perguruan Tinggi dimana
karya
akan mengurangi dan mengetahui jumlah
penelitian
dalam
yang
memajukan
bermanfaat kesejahteraan
pengangguran
dan
betapa
pentingnya
umum dan mencerdaskan kehidupan
Pendidikan di Perguruan Tinggi untuk
Bangsa.
kelangsungan hidup di berbagai bidang di
Keterlibatan
Perguruan
Tinggi,
maka pelajar dapat meningkatkan ilmu pengetahuan,
mengembangkan
Masyarakat Desa Lingkonong, Kecamatan Sompak, Kabupaten Landak.
dan
Metode yang digunakan dalam
memperdalam bakat atau keterampilan
penelitian ini adalah kualitatif dengan
yang dimiliki karena dalam Perguruan
menggunakan metode observasi melihat
Tinggi ilmu yang akan dibahas yaitu hanya
langsung
kendala
menjurus pada bidang yang kita inginkan
mendalam
(depth
untuk dapat memperoleh pekerjaan denagn
memperoleh informasi dan data terkait
baik. Perguruan Tinggi berfungsi sebagai
dengan cara pandang masyarakat dalam
Pendidikan terakhir sebelum masuk dalam
meningkatkan Angka Partisipasi Kasar
dunia kerja.
(APK).
C. METODE PENELITIAN
D. SUBJEK
dan
wawancara
interview)
DAN
untuk
OBJEK
PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan
1.
Subjek Penelitian
data sesuai dengan tujuan penelitian. Maka
Dalam penelitian ini yang menjadi
cara ilmiah ini diharapkan data yang akan
subjek penelitian adalah para informan,
didapatkan adalah data yang objektif dan
yaitu kepala Desa Lingkonong, kepala
valid, defenisi objektif berarti semua
Dusun Lingkong, dan masyarakat yang
orang-orang akan memberikan penafsiran
dipikirkan secara logis dianggap dapat
yang
memberikan informasi sesuai dengan fakta
sama,
sehingga
valid
berarti
ketepatan antara data yang terkumpul dengan
data
yang
sesuai
kongkrit masalah yang sedang di teliti.
dengan
sesungguhnya pada objek penelitian yang 8 YUSTINUS ASEM, NIM. E1111238 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
2.
Objek Penelitian Dalam
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat penulis
bagi tujuan tersebut. Seseorang Siswa yang
melakukan penelitian tepat di Kabupaten
akan menghadapi ujian dengan harapan
Landak,
Desa
dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan
Lingkonong. Karena di wilayah Desa
belajar dan tidak akan menghabiskan
tersebut merupakan tempat dimana peneliti
waktunya
harus mengetahui sejauh mana tingkat
membaca komik, sebab serasi deengan
partisipasi masyarakat dalam peningkatan
tujuan.
Angka
penelitian
Kecamatan
Partisipasi
ini
Sompak,
Kasar
(APK)
di
Perguruan Tinggi (PT).
untuk
bermain
kartu
atau
Di samping itu, ada juga fungsifungsi lain. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha
E. FUNGSI MOTIVASI DALAM
karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan
PENDIDIKAN
hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan Perlu ditegaskan, bahwa motivasi
adanya usaha yang tekun dan terutama
bertalian dengan suatu tujuan. Sadirman
didasari adanya motivasi, maka seseorang
(2014). Sehubungan dengan hal tersebut
yang belajar itu akan dapat melahirkan
ada tiga fungsi motivasi :
prestasi yang baik.
Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam ini merupakan motor penggerak dari setiap
F. FUNGSI
PENDIDIKAN
NASIONAL
kegiatan yang akan dikerjakan. Menentukan arah perbuatan, yakni
Fungsi
pendidikan
nasional
ke arah tujuan yang hendak dicapai.
menurut Undang-undang Nomor 20 tahun
Dengan
dapat
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
memberikan arah dan kegiatan yang harus
adalah untuk mengembangkan kemampuan
dikerjakan
dan membentuk watak serta peradaban
demikian
sesuai
motivasi
dengan
rumusan
tujuannya. Menyeleksi
bangsa yang bermartabat dalam rangka perbuatan,
yakni
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
bertujuan untuk berkembangnya potensi
harus
guna
peserta didik agar menjadi manusia yang
mencapai tujuan, dengan menyisihkan
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
dikerjakan
yang
serasi
9 YUSTINUS ASEM, NIM. E1111238 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu
G. FAKTOR
INTERNAL
YANG
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
MEMPENGARUHI
Negara
MASYARAKAT LULUSAN SLTA
yang
demokratis
serta
bertanggungjawab.
DI PERGURUAN TINGGI
Prinsip-prinsip untuk
MOTIVASI
mewujudkan
yang
digunakan
fungsi
pendidikan
1.
Keterbatasan ekonomi
Nasional adalah sebagai berikut.
Kita mengetahui harga sembako
Demokratis dan berkeadilan serta
saat ini sangat mahal dan susah di jangkau
tidak diskriminatif dengan menjunjung
oleh masyarakat kelas mengengah apa lagi
tinggi hak asisi manusia, nilai keagamaan,
di
nilai budaya, dan kemajemukan Bangsa.
berpendudukan kelas bawah penghasilan
Satu
kesatuan
yang
desa
lingkonong
mayoritas
sistematis
Masyarakat juga di bawah Rp.47. 000/hari.
dengan sistem terbuka dan multimakna,
Hal tersebut berdampak pada pembentukan
diselenggarakan
perekonomian
sebagai
suatu
proses
ke
depannya
bagi
pembudayaan dan pemberdayaan peserta
masyarakat lulusan Sekolah Lanjut Tingkat
didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Atas (SLTA) yang akan melanjutkan di
Memberi keteladanan, membangun
Perguruan Tinggi. Kita semua mengetahui
kemauan, dan mengembangkan kreativitas
berapa pembayaran kost mahasiswa dalam
peserta didik dalam proses pembelajaran.
satu bulan berkisar antara Rp.350.000,
Mengembangkan budaya membaca,
hingga Rp.400.000, itu hanya pembayaran
menulis, dan berhitung bagi segenap warga
kost perbulan. Belum lagi uang saku dan
masyarakat.
perlengkapan lainnya hingga mencapai
Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan
semua
komponen
Rp.1.000.000-,atau lebih per bulan hanya untuk biaya perkuliahan di Perguruan
masyarakat melalui peran serta dalam
Tinggi.
penyelenggaraan dan pengendalian mutu
masyarakat
layanan pendidikan (Depdiknas, 2007: 8).
Rp.35.000/hari perbulan
jika di
rata-rata
penghasilan
Desa
Lingkonong
maka
penghasilan
jika
dikalikan
rata-rata
adalah
Rp.1.050.000. Untuk kebutuhan keluarga saya sangat kurang dan bahkan terkadang sebagian besar Masyarakat mengandalkan sayur-sayuran di hutan untuk di konsumsi. Penghasilan tersebut sudah tidak cukup untuk
biaya
untuk
melanjutkan
di 10
YUSTINUS ASEM, NIM. E1111238 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
Perguruan Tinggi maka, sebagian besar
dengan kemampuan. Oleh karena itu sulit
siswa/i lulusan Sekolah Lanjut Tingkat
untuk memisahkan pembicaraan antara
Atas (SLTA) banyak memutuskan untuk
kemauan dan kemampuan, seperti halnya
bekerja buruh dan bahkan merantu ke luar
beberapa Siswa dimana Siswa mempunyai
negeri.
akan
kemauan untuk melanjutkan studi ke
menampilkan potret kehidupan Masyarakat
Perguruan Tinggi tetapi tidak disertai
salah satu di Desa Lingkonong.
dengan
Di
bawah
ini
saya
Jika bisa melihat potret kehidupan
kemampuan
finansial
Orang
tuanya.
masyarakat di salah satu Desa Lingkonong rata-rata pembangunan seperti di atas dan
2.
Keterbatasan informasi
bahkan ada rumah yang hanya melindungi
Di
agar tidak terkena hujan yang saya lakukan
khususnya
teknologi
komunikasi
observasi turun di lapangan untuk melihat
informasi,
mayarakat
bebas
secara
ada
keputusan untuk mengakses informasi
kaitannya dengan keterbatasan ekonomi.
yang tersedia. Bahkan untuk merangsang
Jendela yang hanya di paku menggunakan
penguasaan iptek, Perguruan Tinggi juga
papan, atas rumah juga seperti itu, dapur
telah
mengalami banjir ketika hujan deras
dalam menyusun skripsi, tesis maupun
datang, rumah yang tidak terawat baik
disertasi untuk mengambil data sebagian
dalam dan luar. Hal seperti ini sangat
harus dari internet. Mahasiswa yang lulus
mempengaruhi kehidupan SLTA yang
sarjana juga harus mengapload abstrak
mempunyai
skripsisnya ke internet. Para Dosen yang
langsung
kendala
impian
yang
tinggi
untuk
mendapatkan ilmu. Kemauan
era
mewajibkan
perkembangan
kepada
iptek dan
membuat
mahasiswa
akan naik pangkat/golongan juga harus merupakan
dorongan
mengapload tulisan atau artikel yang
keinginan pada setiap Manusia untuk
diterbitkan
membentuk dan merealisasikan diri dalam
Dengan demikian untuk melaksanakan
arti mengembangkan segenap bakat dan
pembangunan di Desa Masyarakat harus
kemampuannya serta meningkatkan taraf
diperkenalkan dengan Iptek.
kehidupannya. Kemauan berkaitan erat
dalam
jurnal
ke
internet.
Namun berbeda dengan kondisi
dengan bakat dan kemampuannya serta
Masyarakat
meningkatkan
kehidupannya.
pembangunan iptek yang masih sangat
Kemauan berkaitan erat dengan suatu
tertinggal jauh dari apa yang di harapkan
tujuan atau cita-cita tertentu yang ingin
membuat penduduk sangat susah dalam
dicapai dan kemauan selalu berkaitan erat
mengakses
taraf
di
iptek.
Desa
Lingkonong,
Kesusahan
untuk 11
YUSTINUS ASEM, NIM. E1111238 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
berkomunikasi dengan masyarakat luar
kuliah.
perlu perjuangan yang sangat keras. Yaitu,
pembangunan sebagai persyaratan awal
harus mendaki gunung untuk mencari
untuk
sinyal. Meski sudah mendapatkan sinyal,
Perguruan Tinggi. Seperti yang telah kita
masyarakat di sana masih belum bisa
ketahui biaya-biaya pembangunan dalam
mengakses internet karena mereka tidak
perguruan tinggi sangatlah mahal, apabila
mampu
yang
persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka
begitu canggih karena mahalnya harga
pelajar tersebut dinyatakan gagal untuk
smartphone tersebut, untuk kebutuhan
masuk ke Perguruan Tinggi. Maka dari itu
keluarga saja tidak cukup, susah di jangkau
pemerintah harus mengalokasikan dana
karena untuk membeli barang elektronik
dalam bentuk subsidi untuk membantu
harus ke Kota besar yang memakan biaya
lulusan SLTA yang kekurangan dana untuk
yang tidak sedikit untuk biaya transportasi,
melanjutkan Pendidikan Tinggi.
mengakses
smartphone
konsumsi,dll dan di dalam perjalalan waktu habis hingga 4 jam.
Misalnya
saja
melanjutkan
dalam
biaya
pendidikan
di
Seperti telah di ketahui dalam Rencana Kerja Pemerintah ( RKP ) Desa Lingkonong menyatakan bahwa selama
3.
Ketidakadanya
beasiswa
bagi
berdirinya hingga saat ini tidak ada dana khusus
Siswa/i yang berprestasi Menurut Firza Imam Putra (2009)
beasiswa untuk Siswa/i yang
berprestasi.
Menurut
Kepala
Desa
menyatakan bahwa lebih dari 1,1 juta anak
Lingkonong bernama lengkap Junaedi, S.
memilih berhenti belajar di sekolah selama
Pd. K diketika di wawancarai pada bulan
tahun 2007. Artinya, setiap menit ada 4
januari 2016 mengenai Beasiswa adalah
anak putus sekolah di Indonesia. Salah satu
sebagai berikut. Apakah ada beasiswa yang
faktor yang memengaruhi tingginya angka
di berikan kepada Siswa/i yang berprestasi
putus sekolah itu adalah dorongan orang
untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi ?
tua dari keluarga yang tidak mampu.
“ Desa Lingkonong tidak ada
Dengan kondisi demikian, anak kemudian
mendapatkan beasiswa bagi Siswa/i yang
dikondisikan untuk mencari uang dan
berprestasi
menambah penghasilan keluarga
Perguruan Tinggi. Kami Pemerintah Desa
Untuk
melanjutkan
studi
ke
yang
tidak
ekonommi menghalangi
dan
orang
melanjutkan
ke
tidak mengetahui mengapa tidak ada dana
perguruan tinggi dibutuhkan biaya yang sedikit,
untuk
cair.
Sedangkan
sudah
dengan
kondisi
mengajukan
yang
rendah
Kabupaten namun tidak di realisasikan “.
Siswa
untuk
tua
keinginan
kepada
kami
Pemerintah
12 YUSTINUS ASEM, NIM. E1111238 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
H. FAKTOR
EKSTERNAL
MEMPENGARUHI
YANG
MOTIVASI
rendah, yang selanjutnya terjadi kondisi kemiskinan. Masalah lain yang menonjol di
MASYARAKAT LULUSAN SLTA
Negara-negara miskin adalah rendahnya
DI PERGURUAN TINGGI
tingkat kesehatan. Hal ini dapat dilihat 1.
adanya kurang gizi, terjangkitnya penyakit,
Kemiskinan Di
dalam
melakukan
daerah pemukiman yang kotor, kekurangan
pembangunan, negara-negara berkembang
air bersih dan lain-lain. Pada tahun
sangat sulit untuk dimulai dari mana,
sembilan puluhan, angka harapan hidup
karena banyaknya masalah yang dihadapi,
penduduk di Negara-negara miskin sekitar
dan masalah-masalah tersebut saling kait
49 tahun, dibandingkan penduduk negara
mengkait, merupakan suatu lingkaran yang
kaya atau maju dengan angka 73 tahun.
tidak berujung pangkal. Ragnar Nurkse
Demikian halnya masalah Pendidikan yang
(1953);
sangat
(lihat
juga
Gunawan
Sumodiningrat,
1999)
masalah-masalah
yang
negara-negara
berkembang
“Lingkaran
Setan
unsur-unsurnya
menyebutkan dihadapi
Kemiskinan”
adalah:
memprihatinkan,
dimana
kesempatan untuk memperoleh Pendidikan
oleh
sangat terbatas. Prioritas pembangunan
adalah
diarahkan pada penyediaan Pendidikan
yang
sekolah dasar sampai sembilan tahun dapat
produktivitas
sekolah
di
sekolah
dasar.
Walaupun
rendah, pendapatan riel rendah, tabungan
kemajuan telah dicapai, namun angka buta
rendah,
investasi
rendah,
kekurangan
huruf masih cukup tinggi. Hasil studi oleh
modal,
pasar
tidak
sempurna,
PBB pada 31 negara miskin menunjukkan
pembangunan
tidak
dan
bahwa angka buta huruf mencapai 34%
akhirnya
dari total penduduk. Data dari BPS, untuk
menyebabkan terjadinya kemiskinan. Jika
Indonesia sampai tahun sembilan puluhan
lingkaran setan kemiskinan itu diperluas
jumlah buta huruf mencapai sekitar 4%
dan
menjadi
sampai 6%, sedangkan penduduk yang
kemiskinan disebabkan adanya daya beli
menamatkan sekolah dasar mencapai 64%.
rendah. Daya beli rendah disebabkan
Demikian juga angka putus Sekolah yang
penghasilan rendah. Kesempatan kerja
tinggi di Negara miskin, serta kadang-
rendah karena investasi rendah. Investasi
kadang pendidikan yang diadakan tidak
rendah disebabkan tabungan rendah, dan
sesuai dengan kebutuhan pembangunan
tabungan
Negara tersebut.
kelatarbelakangan
diuraikan
rendah
standar, yang
maka
akan
karena
penghasilan
13 YUSTINUS ASEM, NIM. E1111238 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
(SDM) yang rendah yaitu rangking ke 102 2.
Rendahnya pembangunan Sumber
dari sekitar seratus lima puluhan negara-
Daya Manusia ( SDM )
negara di dunia. Malaysia dan Thailand
Menurut
United
Nations
menduduki rangking 50 dan 60. Selama
Development Programme atau UNDP
pembangunan,
Indonesia
(1991),
kerusakan
lingkungan
pengembangan
Sumber
Daya
mengalami yang
Manusia (SDM) didefinisikan sebagai
mengkhawatirkan dan hasil pembangunan
suatu proses peningkatan kemampuan
yang tidak merata. Sedangkan Malaysia
manusia untuk melakukan pilihan-pilihan.
dan Thailand, menyolok adalah kualitas
Pengertian ini memusatkan perhatian pada
Sumber
pemerataan
peningkatan
Indonesia rendah serta dalam menangani
kemampuan manusia (melalui investasi
krisis, Malaysia dan Thailand dapat keluar
pada manusia itu sendiri) dan pada
dari krisis dalam tiga tahun, sedangkan
pemanfaatan
bagi Indonesia sampai saat ini belum
dalam
kemampuan
itu
(melalui
Daya
untuk
menurut analisis para ahli pembangunan,
dan
perluasan peluang kerja).
perbedaannya
Pengertian tersebut mengandung
sumber
daya
krisis.
di
keluar
penghasilan
kemelut
(SDM),
penciptaan kerangka keterlibatan manusia mendapatkan
dari
Manusia
terletak
pada
manusia.
tahun
menjelang
dunia kerja. Melalui Pendidikan dan
konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia,
latihan Manusia diarahkan untuk menjadi
banyak
manusia terampil, berwawasan sehingga
(kuliah) di Perguruan Tinggi ternama
mampu
memafaatkan
setalah
Pada
kualitas
arti bahwa ada keterkaitan Manusia dengan
membuat
1965
Ternyata
Mahasiswa
berakhirnya
Malaysia
belajar
pilihan
untuk
seperti (UGM, ITB, UI dan lain-lain),
kemampuannya
dalam
sampai
kurang lebih tahun sembilan
meneruskan kehidupannya. Manusia tidak
puluhan.
dapat dipisahkan dengan pekerjaan. Oleh
sebaliknya dimana para dosen Perguruan
karena itu Manusia akan terlibat dalam
Tinggi Indonesia yang melanjutkan jenjang
pembangunan,
S2 dan S3 belajar di Perguruan Tinggi di
dengan
harapan
dapat
mengabdikan kemampuannya ikut dalam
Pada
saat
sekarang
terjadi
Malaysia.
proses pembangunan, dalam arti manusia sebagai
subyek,
obyek
dan
dapat
menikmati hasil pembangunan. Indonesia
menempati
rangking
angka kualitas Sumber Daya Manusia 14 YUSTINUS ASEM, NIM. E1111238 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
I.
MASYARAKAT
Selain itu dari hasil penelitian
MENINGKATKAN
terhadap Informan Sekretaris Kecamatan
ANGKA PARTISIPASI KASAR DI
menurut Bapak Abidin, Kepala Desa
PERGURUAN TINGGI
Lingkonong
KENDALA DALAM
Bapak
Junaedi,
Kesos
Kecamatan Bapak Lepinus Ripin, Sp, dan Dalam proses peningkatan Angka
beberapa siswa lulusan SLTA. Hal yang
Partisipasi Kasar (APK) di Perguruan
menjadi dasar kendala masyarakat dalam
Tinggi (PT) tidak-lah hal yang mudah
meningkatkan Angka Partisipasi Kasar
untuk di lakukan mengingat banyaknya
(APK) di Perguruan Tinggi (PT) adalah
kesenjangan sosial yang terjadi di kalangan
sebagai berikut :
Masyarakat bawah hingga atas. Meskipun
a. roda
pelemahan
perekonomian
di
demikian, masyarakat telah mencoba untuk
mana mayoritas penghasilan sebagai
meningkatkannya
kita sebagai makhluk hidup sangat
satunya
adalah
dengan
cara
memberikan
salah
motivasi
membutuhkan
uang
sebagai
alat
kepada siswa/i lulusan SLTA. Namun,
pembayaran yang sah di pergunakan
motivasi tersebut masih di fikirkan terlebih
untuk keperluan sehari-hari.
dahulu
lagi
bagi
Siswa/i
tersebut
b. Pola pikir yang tidak mampu berfikir
mengingat untuk melanjutkan di Perguruan
juga
Tinggi (PT) tidaklah bisa tanpa uang pas-
merencanakan sesuatu atau planning
pasan. Sehingga perlu persiapan agar tidak
jika selesai pendidikan di SLTA
terkendala di tengah jalan serta perlu
mereka
motivasi yang tumbuh kuat dari diri sendiri
melanjutkan di Perguruan Tinggi (PT).
serta dari orang-orang terdekat.
setelah
ketidamapuan
lulusa
SLTA
perekonomian
harus
kendala
untuk
bekerja
atau
c. Tidak bisa merubah diri.
Untuk melanjutkan di Perguruan Tinggi
menjadi
d. Kurangnya sosialisasi dari mahasiswa
adalah
KKM/PPL
bahwa
keluarga
Perguruan
Tinggi
untuk membiayai pendidikan di Perguruan
pendidikan (PT)
di
sangat
bermanfaat.
Tinggi. Sehingga Anak Muda tersebut
e. Takut gagal sebelum mencoba sesuatu.
memilih
f. Kurangnya motivasi dari orang tua,
untuk
bekerja
memenuhi
kebutuhan keluarga. Hal tersebut menjadi
diri sendiri, dan pemerintah.
salah satu juga kendala masyarakat dalam meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) di Perguruan Tinggi (PT) 15 YUSTINUS ASEM, NIM. E1111238 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
Sociodev, Jurnal S-1 Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri Volume 5 Nomor 1 Edisi Maret 2016 http://jurmafis.untan.ac.id
J. 1.
Lingkonong, Kecamatan Sompak, Kabupaten landak, Kantor Balai Desa.
REFERENSI Sumber Buku: (2014)., Pendidikan Perguruan Tinggi,
Mahfud, Choirul, (2006)., Pendidikan Multi Kultural, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Adisasmita Rahardjo, (2006)., Pembangunan Pedesaan Dan Perkotaan, Yogyakarta: Graha Ilmu
Marini, (2010)., Partisipasi Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak Usia Sekolah, Dusun Sari Makmur Desa Mekar Sari Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya.
Agus Wibowo, Karakter Di Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Damsar, (2002)., Sosiologi Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Ekonomi,
Gunawan Sumodiningrat, (1999)., Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Herman Hofi Munawar, (2006)., Indonesia Bnagkit Dari Desa,Pontianak:
Prof. Udin Syaefudin Sa’ud, Ph. D, (2014)., Inovasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta. Prof. Dr. Rully Indrawan, M.si. & Prof. Dr. R. Poppy Yaniawati, M,pd, (2014)., Metodologi Penelitian, Bandung: Refika Aditama.
Daerah
Parwadi Redatin, (2014)., Sosiologi Pembangunan, Pontianak: Untan Press.
Hasbullah, (2007)., Otonomi Pendidikan, Jakarta: Rajagrafindo Persada
Rusdiana Ahmad, (2015)., Kebijakan Pendidikan “Dari Filosofi Ke Implementasi”, Bandung: Pustaka Setia.
Hikmat Harry, (2006)., Strategi Pemberdayaan Masyarakat, BuahbatuBandung: Humaniora Utama Press (HUP).
Soetomo, (2008)., Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Irawan & Suparmoko,(2002)., Ekonomika Pembangunan, BPEFE-Yogyakarta: anggota IKAPI No. 003.
Sunyoto Usman, (2006)., Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jhingan. M. L, (2012)., Ekonomi Pembangunan Dan Perencanaan, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Sugiyo, (2013)., Metode Penelitian Pendidikan : (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif), dan R&D). Bandung: Alvabeta.
Jim Ife & Frank Tesoriore, (2008)., Community development alternatif pengembangan masyarakat di era globalisasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sardiman, (2014)., Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Persatuan Rumpun (PRAYUDA).
Melayu
Junaedi, (2015)., Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP-DES) : Desa 16 YUSTINUS ASEM, NIM. E1111238 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri FISIP Untan
~------------------------~----------------
-
KEMENTERIAN
RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA FAKULTAS ILMU SO SIAL DAN ILMU POLITIK
\
TINGGI
PENGELOLA JURNAL MAHASISWA :..Jalan Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak Kotak Pos 78124 Homepage: h«p:/jurmafis.untan.ac.id
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN UNGGAH / PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika Universitas Tanjungpura, yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
i\~~
.
Nama Lengkap
: ~~~~~~
~:~!et~~: lulus Faknltas/Turusan Program Studi E-mail addresl HP
~ : ISIP / ~.: .... Sil£<~~~~~\~:).~ : ..~~~.I..~~ ..~ ~~.~~ : ~~~~-:\.:s"];A3.l:t
::t~:~;.~~:~~\~~:::::::::::::::::::::: . .
.
demi pengembangan iImu pengetahuan dan pemenuhan syarat administratif kelulusan mahasiswa (Sl), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa -::>,~~c:>.~e._V ..*) pada Program Studi ~~"'~~~'~S Fakultas IImu sosial dan l1mu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang beIjudul**) :
\~~~\:
.\~~\;
~~~~
~~~~
~~~
~~y.~\~\;::-
~~\.~~
~~~~~
\_~\.~~.~~ ~~\~
R~~.t;;"t'.;
.
~
.
'~~~"~~~'~'~~""'\...~~~"""~~¥.-:-~'~"'~~~""'~~~'"~~
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini, Pengelola Jurnal berhak menyimpan, mengalih-media/ format-kan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampilkan/ mempublikasikannya di Internet atau media lain):
c::J c::J
Secarafulltex content artikel sesuai dengan standar penulis jurnal yang berlaku.
untuk kepentingan akademis tanpa tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Pengelola Jurnal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini. Demikian pemyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Pada tanggal ==--
-c~~~ NIM
l2-.\ \\\
~~~
.
1,., ~?~
.
*tulis nama jurnal sesuai prodi masing-masing (publikaIGovernanceIAspirasiISociodevISosiologique) Setelah mendapat persetujuan dari pengelola Jurnal, berkas ini hams di scan dalam format PDF dan dilampirkan pada step4 upload supplementary sesuai proses unggah penyerahan berkas (submission author)